Kti erna dahlia

62
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN KOMPLIKASI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KAB. MUNA PERIODE JANUARI JULI TAHUN 2016 Karya Tulis Ilmiah Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan diAkademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Oleh: Erna Dalia PSW.1B.2013.0009 YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA KABUPATEN MUNA 2016

Transcript of Kti erna dahlia

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYIDENGAN KOMPLIKASI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

KAB. MUNA PERIODE JANUARI – JULITAHUN 2016

Karya Tulis Ilmiah

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikandiAkademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna

Oleh:

Erna DaliaPSW.1B.2013.0009

YAYASAN PENDIDIKAN SOWITEAKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA

KABUPATEN MUNA2016

LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah

Identifikasi Karakteristik Ibu yang Melahirkan Bayi dengan Komplikasidi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna

Periode Januari – JuliTahun 2016

Telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah

Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna

Raha, Juli 2016Pembimbing I Pembimbing II

Sartina, SST Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes

Mengetahui,Direktur Akbid Paramata RahaKabupaten Muna

Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes

LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah

Identifikasi Karakteristik Ibu yang Melahirkan Bayi dengan Komplikasidi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna

Periode Januari – JuliTahun 2016

Telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah

Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna

Raha, Juli 2016Pembimbing I Pembimbing II

Sartina, SST Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes

Mengetahui,Direktur Akbid Paramata RahaKabupaten Muna

Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes

LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah

Identifikasi Karakteristik Ibu yang Melahirkan Bayi dengan Komplikasidi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna

Periode Januari – JuliTahun 2016

Telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah

Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna

Raha, Juli 2016Pembimbing I Pembimbing II

Sartina, SST Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes

Mengetahui,Direktur Akbid Paramata RahaKabupaten Muna

Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes

LEMBAR PENGESAHAN

Proposal penelitian ini telah disetujui dan diperiksa oleh Tim Penguji ProposalAkademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna

TIM PENGUJI

1. Sutriawati, SKM., M. Kes (……………………………….)

2. Sartina, SST (……………………………….)

3. Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes (……………………………….)

Raha, Juli 2016

Pembimbing I Pembimbing II

Sartina, SST Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes

Mengetahui,Direktur Akbid Paramata RahaKabupaten Muna

Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes

LEMBAR PENGESAHAN

Proposal penelitian ini telah disetujui dan diperiksa oleh Tim Penguji ProposalAkademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna

TIM PENGUJI

1. Sutriawati, SKM., M. Kes (……………………………….)

2. Sartina, SST (……………………………….)

3. Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes (……………………………….)

Raha, Juli 2016

Pembimbing I Pembimbing II

Sartina, SST Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes

Mengetahui,Direktur Akbid Paramata RahaKabupaten Muna

Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes

LEMBAR PENGESAHAN

Proposal penelitian ini telah disetujui dan diperiksa oleh Tim Penguji ProposalAkademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna

TIM PENGUJI

1. Sutriawati, SKM., M. Kes (……………………………….)

2. Sartina, SST (……………………………….)

3. Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes (……………………………….)

Raha, Juli 2016

Pembimbing I Pembimbing II

Sartina, SST Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes

Mengetahui,Direktur Akbid Paramata RahaKabupaten Muna

Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes

RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS DIRI :

Nama : Erna Dalia

NIM : Psw.2013.IB.0009

Tempat / TanggalLahir : Lasunapa, 15 Desember 1994

JenisKelamin : Perempuan

Suku / Bangsa : Muna / Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Desa Lasunapa

II. PENDIDIKAN

A. SD : SD Negeri 7 Katobu 2001 – 2007

B. SMP : SMP Negeri 7 Raha 2007– 2010

C. SMA : SMA Negeri 2 Raha 2010– 2013

D. Sejak tahun 2013 mengikutiPendidikan Diploma III Akademi Kebidanan

Paramata Raha Kabupaten Muna dan Insya Allah akan menyelesaikannya

tahun 2016

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Tidak ada kata yang paling indah selain mengucap puji dan syukur kepada

Sang Maha Pencipta Allah SWT, karena hanya karena rahmat dan ridhoNya sehingga

Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul ”Identifikasi Karakteristik Ibu yang melahirkan

Bayi dengan Komplikasi di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Periode

Januari-Juli tahun 2016, dapat diselesaikan pada waktunya”.

Penghargaan yang tinggi dan ucapan terimakasih yang tiada henti penulis

haturkan kepada Ibu Sartina, SST selaku Pembimbing I dan Rosminah Mansyarif,

S.Si.T., M.Kes. selaku Pembimbing II atas kesediaannya baik berupa waktu,

bimbingan, motivasi, petunjuk, pengarahan dan dorongan baik moril maupun materil

yang begitu sangat berharga.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, tidak terlepas dari bantuan

berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini dengan penuh kerendahan

hati, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Bapak La Ode Muhlisi, M.Kes selaku Ketua Yayasan Pendidikan Sowite

Kabupaten Muna yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

mengikuti pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna.

2. Ibu Sutriawati, SKM, M. Kes selaku penguji Karya Tulis Ilmiah atas keikhlasan

dan bimbingannya yang sangat berharga dan tiada henti.

3. Seluruh jajaran Dosen dan para Staf Akademi Kebidanan Paramata Raha yang

telah memberikan petunjuk dan bimbingan selama mengikuti pendidikan dan

penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Kepala Ruangan Rekam Medik Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna

yang telah banyak membantu penulis dalam pengambilan Data untuk penyusunan

karya tulis ilmiah ini.

5. Orang tuaku Ayahanda La Dalia dan Ibunda Wa Runa yang paling kucintai, yang

telah memberikan segala dukungan baik moril maupun material serta do’a restu

dan kasih sayangnya yang tidak pernah putus selama mengikuti pendidikan di

Akademi Kebidanan Paramata Raha hingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

Semoga Allah tetap menjaga orang-orang yang paling kucintai dalam balutan

rohmat dan hidayah-Nya.

6. Teman-teman seangkatan yang namanya tak dapat saya sebutkan satu per satu,

terima kasih atas semangat yang kalian berikan selama ini.

Semoga Allah SWT, memberikan imbalan yang setimpal atas segala

kebaikan dalam mewujudkan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa

Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari sempurna baik dari segi materi maupun

penulisannya

Wassalamu `alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Raha, Juli 2016

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman Judul................................................................................................. i

Lembar Persetujuan.......................................................................................... ii

Lembar Pengesahan.......................................................................................... iii

Riwayat Hidup.................................................................................................. iv

Kata Pengantar................................................................................................. v

Daftar Isi.......................................................................................................... vii

Daftar Tabel...................................................................................................... ix

Daftar Lampiran................................................................................................ x

Intisari............................................................................................................... xi

Bab I Pendahuluan................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 3

1. Tujuan Umum....................................................................... 3

2. Tujuan Khusus ..................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 4

1. Manfaat Teoritis.................................................................... 4

2. Manfaat Praktis ..................................................................... 4

Bab II Tinjauan Pustaka ........................................................................... 6

A. Telaah Pustaka ………………………………………………… 6

1. Ibu yang melahirkan………………………………………… 6

2. Bayi ……………………………………………… 7

3. Komplikasi pada bayi baru lahir ………………………… 7

4. Karakteristik Ibu….……………………………..……………26

B. Landasan Teori…………………………………………………. 28

C. Kerangka Konsep ……………………………………………. 30

D. Pertanyaan Penelitian…………………………………………… 30

Bab III Metode Penelitian .......................................................................... 31

A. Jenis Penelitan ........................................................................... 31

B. Subjek Penelitian ........................................................................ 31

1. Populasi ................................................................................ 31

2. Sampel ................................................................................. 31

C. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 31

D. Identifikasi Variabel Penelitian.............................................. 31

E. Definisi Operasional ................................................................... 32

F. Instrumen Penelitian .................................................................. 32

G. Pengolahan dan Cara Analisis Data ........................................... 32

1. Pengolahan data ................................................................... 32

2. Analisis data ......................................................................... 34

H. Jalannya Penelitian ..................................................................... 35

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan……………………………….. 36

A. Hasil Penelitian………………………………………………... 36

B. Pembahasan…………………………………………………….. 41

1. Umur……………………………………………………….. 41

2. Paritas………………………………………………………. 42

3. Gestasi………………………………………………………. 44

Bab V Kesimpulan dan Saran………………………………………….… 46

A. Kesimpulan……………………………………………………… 46

B. Saran……………………………………………………………… 46

Daftar Pustaka................................................................................................ 48

Lampiran – Lampiran

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Defenisi Operasional dan Kriteria Obyektif……………………… 33

Tabel 2. Distribusi Frekuensi berdasarkan Umur…………………………. 40

Tabel 3. Distribusi Frekuensi berdasarkan Paritas……………………….. 41

Tabel 4. Distribusi Frekuensi berdasarkan Gestasi………………………. 41

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam karya tulis ilmiah ini tidak terdapatkarya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruantinggi, disepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yangpernah dan tulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacudalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Raha, Juli 2016

Erna Dalia

INTISARI

Erna Dalia(Psw.2013.IB.0009) “Identifikasi Karakteristik Ibu yang melahirkan Bayidengan Komplikasi di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Periode Januari-Juli Tahun 2016” di bawah bimbingan Sartina dan Rosminah Mansyarif.

Latar belakang: beberapa penyebab kematian bayi dapat bermula dari masakehamilan. Penyebab bayi yang terbanyak adalah di sebabkan karena pertumbuhanjanin yang lambat, kekurangan gizi pada janin, kelahiran prematur, dan berat badanlahir rendah (BBLR) sedangkan penyebab lainnya yang cukup banyak terjadi adalahkejadian kurangnya oksigen dalam rahim (hipoksia intrauterus) dan kegagalan nafassecara spontan dan teratur saat lahir atau beberapa saat lahir, berdasarkan data yangdiperoleh dari Rekam medik Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna PeriodeJanuari-Juli sebanyak 58 orang. Berdasarkan Umur, Beresiko sebanyak 31 orang,tidak beresiko sebanyak 27 orang, Berdasarkan Paritas, < 2 sebanyak 43 orang, ≥ 2sebanyak 15 orang, Berdasarkan Gestasi, Beresiko sebanyak 17 orang, Tidak beresikosebanyak 41 orang

Metode penelitian: Penelitian ini merupakan jenis penelitian Deskriptif teknikpengambilan sampel dengan menggunakan teknik Total Sampling.

Hasil penelitian: Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 58responden Ibu yang melahirkan Bayi Komplikasi dengan Umur berisko sebanyak 31Orang (53,45%), paritas ≤ 2 sebanyak 43 orang (74,14), gestasi tidak beresikosebanyak 41 orang (70,68%).

Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 58 respondenIbu yang melahirkan Bayi Komplikasi dengan Umur berisko (53,45%), umur tidakberesiko (46,55%), ibu yang melahirkan bayi komplikasi dengan paritas ≤ 2 (74,14),paritas ≥ 2 (58,86%), ibu yang melahirkan bayi komplikasi dengan gestasi beresiko(29,31%), gestasi tidak beresiko (70,68%).

Kata kunci: komplikasi Bayi, Paritas, Umur dan Gestasi

Daftar Pustaka :15 (2009 – 2016)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Periode setelah lahir merupakan awal kehidupan yang tidak menyenangkan

bagi bayi.Hal itu disebabkan oleh lingkungan kehidupan sebelumnya (intrauterus)

dengan kehidupansekarang (ekstrauterus ) yang sangat berbeda. Bayi yang dilahirkan

prematur ataupun bayi yangdilahirkan dengan penyulit/komplikasi, tentu proses

adaptasi kehidupan tersebut menjadi lebihsulit untuk dilaluinya. Bahkan sering kali

menjadi pemicu timbulnya komplikasi lain yangmenyebabkan bayi tersebut tidak

mampu melanjutkan kehidupan ke fase berikutnya(meninggal). Bayi seperti ini yang

disebut dengan istilah bayi resiko tinggi (Vhe Key, 2013)

Dalam profil kesehatan Indonesia dijelaskan bahwa beberapa penyebab

kematian bayi dapat bermula dari masa kehamilaan. Penyebab bayi yang terbanyak

adalah disebabkan karena pertumbuhan janin yang lambat, kekurangan gizi pada

janin, kelahiran premature, dan berat badan lahir rendah (BBLR) sedangkan

penyebab lainnya yang cukup banyak terjadi adalah kejadian kurangnya oksigen

dalam rahim (hipoksia intauterus) dan kegagalan nafas secara spontan dan teratur

saat lahir atau beberapa saat setelah lahir (Hamzah, 2013)

Survei Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2012 menyebutkan bahwa

kematian bayi masih pada angka 32 per 1000 kelahiran hidup,dan hal tersebut terjadi

pada minggu pertama kelahirannya, paling besar diakibatkan karena gangguan pada

sistem pernafasannya yang mencapai 36,9%. Salah satu penyebab gangguan sistem

pernafasan pada bayi adalah RDNyang mencapai 14% .

Berdasarkan data tahun 2013 di Kabupaten Muna jumlah bayi lahir hidup

5899 bayi dan dengan jumlah bayi lahir mati 70 bayi. Jumlah kejadian kematian bayi

0-7 hari adalah 41 bayi yang disebabkan oleh asfiksia 8 bayi (19,51%), BBLR 2 bayi

(4,88%), kelainan konegenital 6 bayi (14,63%) dan lain – lain 25 bayi (60,98%),.

Pada tahun 2014 jumlah bayi lahir hidup 5647 dan dari jumlah tersebut kasus RDN

pada tahun ini tidak ada dengan jumlah bayi lahir mati 66 bayi. Jumlah kejadian

kematian bayi 0-7 hari 44 bayi yang disebabkan oleh asfiksia 11 (25%), BBLR 13

bayi (29,54%) dan lain – lain 20 bayi (45,45%). Sedangkan pada tahun 2015 jumlah

bayi lahir hidup 4245 dengan jumlah bayi lahir mati 58 bayi. Dimana jumlah kejadian

kematian bayi 16 bayi yang disebabkan oleh asfiksia 11 (66,67%), BBLR 5 bayi

(33,33%)(Dinkes Kab. Muna, 2015)

Berdasarkan survey data awal di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten

Muna bahwa tahun 2014 jumlah bayi baru lahir 319 orang, jumlah kematian 26

orang yang disebabkan oleh BBLR 13 orang (50%), prematuritas 4 orang (15,38%),

RDN 3 orang (11,53%), bayi cukup bulan 1 orang (3,84%), asfiksia 2 orang

(7,69%), curiga sepsis 1 orang (3,84%), HDN 1 orang (3,84%) dan kejang

neonatorum 1 orang (3,84%). Pada tahun 2015 jumlah bayi baru lahir 542 orang

jumlah kematian 25 orang yang disebabkan oleh BBLR 8 orang (32%), RDN 5

orang (20%), asfiksia 3 orang (12%), sepsis neonatorum 2 orang (8%), dehidrasi

berat 2 orang (8%), kejang neontaorum 1 orang(4%), bayi cukup bulan 2 orang (8%),

labio palatokisis bilateral 1 orang (4%), UBS dispnue 1 orang (4%) sedangkan pada

tahun 2016 periode Januari – Mei jumlah neonatus yaitu 196 bayi. Pada periode ini

jumlah kematian bayi baru lahir 11 orang yang disebabkan oleh BBLR , sepsis

neonatorum, asfiksia,bayi cukup bulan, suspek HDN serta premature (RSUD Kab.

Muna, 2014 s.d 2015)

Berdasarkan hal yang telah dikemukakan tersebut bahwa kematian akibat

komplikasi masih banyak di Kabupaten Muna, maka hal ini diperlukan deteksi dini

dan pencegahan awal untuk mengurangi kematian setiap tahunnya. Oleh sebab itu

pengenalan faktor harus dipahami agar mengurangi angka morbiditas dan mortalitas

dari kejadian komplikasi pada bayi, karena jika diberikan asuhan dengan cepat maka

dapat tertolong, namun bila tidak dapat ditangani dengan baik maka akan terjadi

komplikasi dan kematian yang semakin banyak. Berdasarkan hal tersebut, maka

penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Identifikasi Karakteristik Ibu

yang Melahirkan Bayi dengan Komplikasi di Rumah Sakit Umum Daerah Kab.

Muna periode Januari – Juli tahun 2016”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah “Karakteristik Ibu yang Melahirkan Bayi dengan Komplikasi di Rumah

Sakit Umum Daerah Kab. Muna periode Januari – Juli tahun 2016.”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui karakteristik ibu yang melahirkan bayi dengan komplikasi di

Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Muna periode Januari – Juli tahun 2016

2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui karakteristik ibu yang melahirkan bayi dengan komplikasi

berdasarkan umur di Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Muna Periode Januari

– Juli tahun 2016

2. Mengetahui karakteristik ibu yang melahirkan bayi dengan komplikasi

berdasarkan usia gestasi di Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Muna periode

Januari – Juli tahun 2016

3. Mengetahui karakteristik ibu yang melahirkan bayi dengan komplikasi

berdasarkan paritas di Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Muna periode

Januari – Juli tahun 2016

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya konsep atau teori yang

menyokong perkembangan ilmu pengetahuan khusus serta sebagai referensi bagi

peneliti selanjutnya dan sumbangan pengembangan dan penyempurnaan ilmu

pengetahuan yang sudah ada yang terkait dengan karakteristik ibu yang

melahirkan bayi dengan komplikasi.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi Rumah sakit

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumber informasi

penentu kebijakan baik di Rumah sakit , Departemen Kesehatan, Dinas

Kesehatan, dalam menyusun perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program

kesejahteraan ibu dan anak yang terkait dengan permasalahan ibu yang

melahirkan bayi dengan komplikasi di Rumah Sakit Umum Daerah Kab.

Muna periode Januari – Juli tahun 2016

b. Manfaat bagi pendidikan

Sebagai tambahan literatur dan referensi bagi mahasiswa kebidanan dalam

rangka peningkatan pengetahuan khususnya tentang ibu yang melahirkan bayi

dengan komplikasi di Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Muna periode Januari

– Juli tahun 2016

c. Manfaat bagi peneliti

Sebagai wahana latihan untuk menambah wawasan dalam pembuatan Karya

Tulis Ilmiah dan bahan pengetahuan bagi peneliti tentang permasalahan bayi

khususnya yang berhubungan dengan ibu yang melahirkan bayi dengan

komplikasi di Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Muna periode Januari – Juli

tahun 2016

d. Manfaat bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian diharapkan menjadi salah satu sumber informasi dalam

memperkaya wawasan ilmu pengetahuan dan bahan kepustakaan sekaligus

dapat dijadikan acuan untuk penelitian yang berhubungan ibu yang

melahirkan bayi dengan komplikasi di Rumah Sakit Umum Daerah Kab.

Muna periode Januari – Juli tahun 2016

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Ibu yang melahirkan

Melahirkan adalah ujung dari proses penantian yang panjang selama

kehamilan. Pada manusia usia kehamilan hingga melahirkan rata-rata 280 hari.

Ada perbedaan penyebutan untuk menggambarkan usia kehamilan, dokter

kandungan menyebut 40 minggu dihitung dari hari pertama mens terakhir dan

berpedoman bahwa 1 bulan adalah 28 hari. Orang awam sering menyebut 9 bulan

10 hari dengan anggapan 1 bulan 30 hari.Semuanya tepat, tergantung dari mana

pedoman atau patokan yang dianut. Persalinan adalah proses keluarnya janin dari

dalam rahim ke dunia luar.

Proses Persalinan dapat dilakukan melalui jalan lahir/vagina (persalinan

pervaginam) atau persalinan melalui sayatan pada dinding perut dan dinding

rahim (persalinan perabdominam) atau dikenal dengan bedah sesar (seksio

sesarea).Pada manusia 90 % persalinan dapat dilakukan melalui jalan lahir, hanya

sebagian kecil yang membutuhkan persalinan melalui operasi/ bedah sesar.

Persalinan melalui vagina sering kali awam disebut persalinan normal.

Memang benar namun ada perbedaan antara persalinan normal dengan persalinan

spontan. Pada persalinan pervaginam dapat dilakukan secara spontan

(menggunakan tenaga dan usaha ibu sendiri) atau menggunakan bantuan alat

khusus. Sedangkan pada persalinan normal adalah persalinan spontan pada

presentasi kepala (kepala keluar lebih dahulu) (Anonim, 2010)

2. Bayi

Bayi adalah masa tahapan pertama kehidupan seorang manusia setelah

terlahir dari rahim seorang ibu.Pada masa ini, perkembangan otak dan fisik bayi

selalu menjadi perhatian utama, terutama pada bayi yang terlahir prematur

maupun bayi yang terlahir cukup bulan namun memiliki berat badan rendah. Baik

ibu maupun bapak dan orang-orang terdekat si bayi juga harus selalu mengawasi

serta memberikan perawatan yang terbaik bagi bayi sampai bayi berumur 1 tahun

(Iwansyah, 2012)

3. Komplikasi pada bayi baru lahir

a. Berat badan lahir rendah (BBLR)

1) Pengertian

Bayi berat badan lahir rendah (BBLR), adalah bayi yang lahir dengan

berat badan kurang dari 2500 gr. Umumnya bayi yang normal berat

badannya telah mencapai 2500 gr pada usia kehamilan sekitar 38 minggu.

2) Penyebab

Bayi berat badan lahir rendah terjadi karena adanya gangguan

pertumbuhan bayi sewaktu dalam kandungan yang disebabkan oleh

penyakit ibu, seperti adanya kelainan plasenta, infeksi hypertensi dan

keadaan-keadaan lain yang mengakibatkan suplai makan ke bayi jadi

berkurang

3) Penanganan

(a) Prematuritas murni

Yaitu bayi dengan berat badan lahir rendah dengan masa gestasi

kurang dari 37 minggu

(1) Berat lahir kurang dari 1500 gr

Dirawat dalam inkubator, pertahankan suhu tubuh antara 36,5 –

370C. Bila tidak ada SGNN dapat diberi minum peroral susu

rendah laktosa/ ASI dengan menghisap sendiri atau dengan pipa

nasogastric

(2) Berat lahir lebih dari 1500 gr

Tanpa asfiksia, tidak ada tanda-tanda sindroma gawat napas

neonatus (SGNN) dan reflek isap baik rawat gabung dengan

metode kangguru dan langsung diberi ASI/LLM

(b) Dismatur

Yaitu berat badan lahir rendah dengan masa kehamilannya atau masa

gestasinya lebih dari 37 minggu:

Berat lahir kurang dari 1500 gr.

Dirawat dalam inkubator, pertahankan suhu tubuh antara 36,5 –

370C. Bila refleks hisap baik dan tidak ada SGNN dan refleks

hisap baik langsung diberi minum LLM/ASI peroral lebih dini (2

jam setelah lahir).Bila refleks hisap kurang diberikan minum

melalui pipa nasogastrik.

Berat lahir lebih dari 1500 gr

Tanpa asfiksia, tidak ada tanda-tanda SGNN dan reflek hisap baik

rawatgabung dan langsung diberi LLM/ASI lebih dini (2 jam

setelah lahir).

(c) Bayi dengan masa gestasi kurang dari 37 minggu dan kecil untuk masa

kehamilan.

Penatalaksanaannya sama dengan bayi prematur dengan berat lahir kurang dari

1500 gr. Tindak lanjut:

(1) Observasi ketat TTV dan kemampuan minum serta pertambahan berat badan

(2) Awasi komplikasi yang mungkin timbul:Hypotermia, hypoglemia,

hypokalsemia, polisitemia, hyperbilirubinea, pendarahan peri-intra

ventikuler, perdarahan paru dan enterokolitis nekrotikan dan infeksi.

b. Sindroma Gawat Napas

1) Pengertian

Kegawatan pernapasan adalah keadaan kekurangan oksigen yang terjadi

dalam jangka waktu relatif lama sehingga mengaktifkan metabolism anaerob

yang menghasilkan asam laktat.Apabila keadaan asidosis memburuk dan

terjadi penurunan aliran darah ke otak maka akan terjadi kerusakan otak dan

organ lain. Selanjutnya dapat terjadi depresi pernapasan yang

dimanifestasikan dengan apneu yang memanjang dan bahkan dapat

menyebabkan kematian

Kegawatan pernapasan dapat terjadi pada bayi aterm maupun pada bayi

preterm, yaitu bayi dengan berat lahir cukup maupun dengan berat lahir

rendah (BBLR).Bayi dengan BBLR yang preterm mempunyai potensi

kegawatan lebih besar karena belum maturnya fungsi organ-organ tubuh.

Kegawatan pernapasan ini menimbulkan dampak negatif bagi tubuh

bayi berupa terjadinya kekurangan oksigen pada tubuh (hipoksia ). Tubuh

bayi akan beradaptasi dengan cara mengaktifkan metabolism anaerob yang

menghasilkan asam laktat.Apabila hipoksia berlanjut, gerakan akan berhenti,

denyut jantung mulai menurun dan tonus otot neuromuskuler berkurang

secara berangsur-angsur. Pada fase ini akan terjadi apneu primer. Apabila

hipoksia berlanjut, denyut jantung terus menurun, tekanan darah akan

semakin menurun, bayi tidak bereaksi terhadap rangsangan dan tidak

menunjukkan upaya pernapasan secara spontan. Pada fase iniakan terjadi

apneu sekunder dan akan terjadi kematian bila tidak segera dilakukan

resusitasi dengan pernapasan buatan.

Secara klinis keadaan apneu primer atau apneu sekunder sulit

dibedakan.Hal ini berarti bahwa dalam menghadapi bayi dengan kondisi

apneu, harus dianggap bahwa bayi mengalami apneu sekunderdan harus

segera dilakukan resusitasi.Resusitasi bertujuan memberikan ventilasi yang

adekuat, pemberian oksigen dan curah jantung yang cukup untuk

menyalurkan oksigen ke otak, jantung dan alat vital lainnya. Tindakan

resusitasi mengikuti tahapan yang dikenal sebagai ABC Resusitasi yaitu:

A : Airway, mempertahankan saluran napas terbuka melliputi kegiatan

meletakkan bayi dengan posisi sedikit ekstensi, menghisap mulut dan hidung

bayi.

B : Breathing,memberikan napas buatan meliputi kegiatan melakukan

rangsang taktil untuk memulai pernapasan, melakukan ventilasi tekanan

positif dengan sungkup dan balon.

C : Circulation,mempertahankan sirkulasi (peredaran) darah meliputi

kegiatan mempertahankan sirkulasi darah dengan cara kompres dada.

4) Etiologi

Penyebab kegagalan pernapasan pada neonatus yang terdiri dari faktor

ibu, faktor plasenta, faktor janin dan faktor persalinan.

a) Faktor ibu

Meliputi hipoksia pada ibu, usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari

35 tahun, gravida empat atau lebih, sosial ekonomi rendah, maupun

penyakit pembuluh darah ibu yang mengganggu pertukaran gas janin

seperti hipertensi, penyakit jantung, diabetes mellitus dan lain-lain.

b) Faktor plasenta

Meliputi solusio plasenta, perdarahan plasenta, plasenta kecil, plasenta

tipis, plasenta tida menempel pada tempatnya.

c) Faktor janin atau neonatus

Meliputi tali pusat menumbung, tali pusat melilit leher, kompresi tali pusat

antara janin dan jalan lahir, gemeli, prematur, kelainan kongenital pada

neonatus dan lain-lain.

d) Faktor persalinan

Meliputi partus lama, partus dengan tindakan dan lain-lain.

c. Hiperbilirubinemia

1) Pengertian

Hiperbilirubinemia adalah berlebihnya kadar bilirubin dalam darah

lebih dari 10 mg% pada minggu pertama yang mengakibatkan jaundice, warna

kuning yang terlihat jelas pada kulit, mukosa, sklera dan urin, serta organ lain,

sedangkan pada bayi normal kadar bilirubin serum totalnya 5mg%.

2) Etiologi

Hiperbilirubinemia dapat disebabkan oleh bermacam-macam

keadaan.Penyebab yang tersering ditemukan disini adalah hemolisis yang

timbul akibat inkompatibilitas golongan darah ABO atau defisiensi enzim

G6PD. Hemolisis ini dapat timbul karena adanya perdarahan tertutup (sefal

hematoma, perdarahan subaponeoratik) atau inkompatilibitas golongan darah

Rh. Infeksi memegang peranan penting dakam terjadinya Hiperbilirubinemia:

keadaan ini terutama terjadi pada penderita sepsis dan gastroenteritis.

Beberapa faktor lain yag juga nmerupakan penyebab Hiperbilirubinemia

adalah hipoksia atau anoksia, dehidrasi dan asidosis, hipoglikemia dan

polisitemia.

Kejadian yang sering ditemukan adalah apabila terdapat penambahan

beban bilirubin pada sel hepar yang terlalu berlebihan. Halini dapat ditemukan

bila terdapat peningkatan penghancuran eritrosit, polisitemia, memendeknya

umur eritrosit janin atau bayi, meningkatnya bilirubin dari sumber lain atau

terdapatnya peningkatan sirkulasi enterohepatik.

Keadaan lain yang memperlihatkan peningkatan kadar bilirubin adalah

apabila ditemukan gangguan konjugasi hepar (defisiensi enzim glukoronil

transferase) atau bayi yang menderita gangguan eksresi, misalnya penderita

hepatitis neonatal atau sumbatan saluran empedu intra atau ekstra

hepatik.Pada derajat tertentu, bilirubin iniakan bersifat toksit dan merusak

jaringan tubuh.Toksisitas ini terutama ditemukan pada bilirubin indirek yang

bersifat sukar larut dalam air tapi mudah larut dalam lemak.Sifat ini

memungkinkan terjadinya efek patologik pada sel otak ini disebut kernikterus

atau ensefalopati biliaris.

Bilirubin indirek akan mudah melalui sawar darah otak apabila pada

bayi terdapat keadaan imaturitas, berat badan lahir rendah, hipoksia ,

hiperkarbia, hipoglikemia dan kelainan susunan saraf pusat yang terjadi

karena trauma atau infeksi.

3) Klasifikasi

(a) Ikterus fisiologis

Ikterus yang timbul pada hari kedua dan ketiga serta tidak mempunyai

dasar patologis dan tidak ada kemungkinan menjadi kernikterus. Ikterus

akan menghilang dengan sendirinya pada minggu pertama kelahiran bayi

atau pada hari ke 10.

Bayi dapat diklasifikasikan pada ikterus fisiologis jika:

(1) Iktrus timbul pada hari kedua dan ketiga

(2) Kadar bilirubin indirek tidak melebihi dari 10 mg% pada bayi cukup

bulan dan 12,5 mg% pada bayi kurang bulan

(3) Peningkatan kecepatan kadar bilirubin idak melebihi 5 mg% per hari

(4) Kadar bilirubin indirek tidak melebihi 1 mg%

(5) Tidak berhubungan pada keadaan patologis

(b) Ikterus patologis

Bayi dapat diklasifikasikan pada ikterus patologis jika:

(1) Ikterus terjadi dalam 24 jam pertama setelah kelahiran

(2) Kadar bilirubin melebihi 10 mg% pada bayi cukup bulan atau 12,5

mg% pada bayi kurang bulan

(3) Peningkatan kadar bilirubin lebih dari 5 mg% per hari. Ikterus

menetap setelah dua minggu pertama

(4) Kadar bilirubin direk melebihi 1 mg%

(5) Berkaitan dengan proses hemolitik

4) Penatalaksanaan

Hiperbilirubinemia ringan tidak memerlukan pengobatan. Bayi dianjurkan

untuk lebih banyak menyusu sehingga mempercepat pembuangan isi usus

dan dapat mengurangi penyerapan kembali bilirubin dari usus sehingga

menurunkan kadar bilirubin dalam darah. Jika kadar bilirubin sangat

tinggi dianjurkan dengan terapi tukar yaitu darah bayi ditukar dengan

darah segar untuk membuang bilirubin dalam darah bayi pada darah

sebelumnya.

d. Hipotermia dan hipertermia

1) Hipotermia

a) Pengertian

Suhu normal pada neonatus berkisar antara 360C-37,500C pada suhu

ketiak. Gejala awal hipotermia apabila suhu <360C atau kedua kaki dan

tangan teraba dingin. Bila seluruh tubuh bayi teraba dingin, maka bayi

sudah mengalami hipotermia sedang (suhu 320C - <360C). Disebut

hipotermia berat bila suhu tubuh <320C. Untuk mengukur suhu tubuh

pada hipotermia diperlukan thermometer ukuran rendah (low reading

thermometer) sampai 250C. Disamping sebagai suatu gejala, hipotermia

dapat merupakan awal penyakit yang berakhir dengan kematian.

Yang menjadi prinsip kesulitan sebagai akibat hipotermia adalah

meningkatnya konsumsi oksigen (terjadi hipoksia ), terjadinya metabolik

asidosis sebagai konsekuensi glikolisis dengan akibat hipoglikemia.

Hilangnya kalori tampakdengan turunnya berat badan yang dapat

ditanggulangi dengan meningkatkan intake kalori.

b) Etiologi dan faktor presipitasi

Prematuritas, asfiksia, sepsis, kondisi neurologil seperti meningitis dan

perdarahan cerebral, pengeringan yang tidak adekuat setelah kelahiran,

eksposure suhu lingkungan yang dingin.

c) Tanda-tanda klinis hipotermia :

(1) Hipotermia sedang

Kaki teraba dingin, kemampuan menghisap lemah, tangisan lemah,

kulit berwarna tidak rata atau disebut kutis marmorata.

(2) Hipotermia berat

Sama dengan hipotermia sedang, ditambah dengan pernapasan lambat

dan tidak teratur, bunyi jantung lambat, kadang timbul asidosis

metabolic

(3) Stadium lanjut hipotermia

Muka, ujung kaki dan tangan berwarna merah terang, bagian tubuh

lainnya pucat, kulit mengeras, merah dan timbul edema terutama pada

punggung, kaki dan tangan (sklerema)

d) Penanganan

Penanganan hipotermia ditujukan untuk:

(1) Mencegah hipotermia

(2) Mengenal bayi dengan hipotermia

(3) Mengenal resiko hipotermia

(4) Tindakan pada hipoermia

2) Hipertermia

a) Pengertian

Keadaan ini terjadi bila bayi diletakkan dekat dengan sumber panas,

dalam ruangan yang udaranya panas, terlalu banyak pakai dan selimut.

b) Gejala hipertermia pada bayi baru lahir:

Suhu tubuh bayi >37,50C frekuensi panas bayi lebih 60 kali permenit

terdapatnya tanda-tanda dehidrasi seperti berat badan menurun, tugor

kulit kurang, jumlah urin berkurang

e. Asfiksia

1) Pengertian

Asfiksia neonatorum adalah keadaan bayi baru lahir yang tidak dapat bernapas

secara spontan dan teratur dalam 1 menit setelah lahir.

2) Etiologi

a) Faktor ibu

Biasanya terjadi pada bayi yang dilahirkan ibu dengan komplikasi, seperti

diabetes mellitus, preeklamsia berat, eritroblastosis fetalis, kelahiran

kurang bulan.

b) Faktor janin

Faktor yang terdapat pada janin atau bayi seperti adanya gangguan aliran

ke tali pusat yang menumbung atau tali pusat melilit leher.Terjadinya

depresi pernapasan pada bayi karena obat atau analgetik yang diberikan

pada ibuadanya gangguan tumbuh kembang intrauterin dan kelainan

bawaan (aplasia paru, atresia saluran nafas), asfiksianeonatus akan terjadi

apabila saat lahir mengalami gangguan pertukaran gas dan transport O2

sehingga bayi kekurangan persediaan O2 dan kesulitan pengeluaran CO2

Pada bayi dengan asfiksia bisa terjadi sindrom gangguan

napas.Aspirasi mekonium, infeksi dan kejang merupakan komplikasi yang

sering terjadi pasca asfiksia.Pada bayi dengan asfiksia dapat pula

ditemukan komplikasi lain yaitu gangguan fungsi jantung, renjatan

neonatus, gangguan fungsi ginjal, lebih merupakan indikator maturitas

tumbuh kembang bayi.

Akibat yang mungkin muncul pada bayi asfiksia secara

keseluruhan mengalami kematian 10-20%, sedangkan 20-45% dari yang

hidup mengalami kelainan neurologi, kira-kira 60%-nya dengan gejala

sisa berat. Sisa normal. Gejala sisa neurologik berupa cerebral palsy,

mental retardasi, epilepsi, microceflus, hidrocefalus dan lain-lain.

c) Penatalaksanaan

(1) Resusitasi dengan langkah mengikuti ABC yaitu:

A: pertahankan perjalanan napas bebas, jika perlu dengan intubasi

endotrakeal.

B: bangkitkan napas spontan dengan stimulasi taksil dan tekanan positif

menggunakan ambu bag and mask atau lewat pipa endotrakeal

C: pertahankan sirkulasi jika perlu dengan konpresi dada dan obat-obatan

(2) Pada asfiksia ringan, berikan bantuan napas dengan oksigen 100% melalui

bag and mask selama 15-30 detik.

(3) Pada asfiksia berat dapat terjadi syok kardiogenik. Pada keadaan ini diberikan

dopamin per infus 5-20 mg/KgBB/mnt.

(4) Bila terdapat riwayat pemberian analgesik narkotik pada ibu hamil berika

narcan 0,1 mg/KgBB dapat diberikan secara subkutan intramuskular,

intravena atau melalui pipa endotrakeal.

(5) Pemeriksaan penunjang, laboratorium biasanya ditemukan penurunan kadar

hematokrit dan peninggian trombosit akibat hiperaktivitas sumsum tulang.

Fungsi lumbal untuk menunjukan adanya cairan spinal yang bercampur darah

disertai dengan peninggian jumlah sel darah merah dan protein, serta

penurunan glukosa. Untuk memantau berbagai perubahan yang terjadi akibat

pendarahan.

f. Kejang

1) Pengertian

Kejang pada neonatus didefinisikan sebagai suatu gangguan terhadap

fungsi neurilogis seperti tingkah laku, motorik, atau fungsi

otonom.Kebanyakan kejang pada BBL timbul selama beberapa hari. Sebagian

kecil dari bayi tersebut akan mengalami kejang lanjutan dalam kehidupan

kelak. Kejang pada neonatus relatif sering dijumpai dengan manifestasi klinis

yang bervariasi. Timbulnya sering merupakan gejala awal dari gangguan

neurologi dan dapat terjadi gangguan pada kognitif dan perkembangan jangka

panjang

2) Etiologi

a) Bayi tidak menangis pada waktu lahir adalah penyebab yang paling sering.

Timbul dalam 24 jam kehidupan pada kebanyakan kasus.

b) Pendarahan otak, dapat timbul sebagai akibat dari kekurangan oksigen

atau trauma pada kepala. Pendarahan subdural yang biasanya diakibatkan

oleh trauma dapat menimbulkan kejang.

c) Gangguan metabolik.

(1) Kekurangan kadar gula darah (Hipoglikemia), sering timbul dengan

gangguan pertumbuhan daam kandungan dan pada bayi dengan ibu

penderita diabetes melitus (DM). Jangka waktu antara hipoglikemia

dan waktu sebelum pemberian awal pengobatan merupakan waktu

timbulnya kejang.

(2) Kekurangan kalsium (hipokalsemia), sering ditemukan pada bayi

berat badan lahir rendah, bayi dengan ibu penderita DM, bayi

asfiksia, bayi dengan ibu penderitqa hiperparatiroidisme.

(3) Kekurangan natrium (Hiponatremia)

(4) Kelebihan natrium (Hipernatremia), biasanya timbul bersamaan

dengan dehidrasi atau pemakaian bikarbonat berlebihan.

(5) Kelainan metabolik lain seperti:

(a) Ketergantungan piridoksin mengakibatkan kejang yang resistan terhadap

antikonvulsan. Bayi dengan kelainan ini mengalami kejang intrauterin

dan lahir dengan meconium staining.

(b) Gangguan asam amino, kejang pada bayi dngan gangguan asam amino

sering disertai dengan manivestasi neurologi. Hyperamonemia dan

asidosis sering timbul pada gangguan asam amino.

g. Infeksi

Infeksi sekunder akibat bakteri atau nonbakteri dapat timbul pada bayi dalam

kandungan, selama persalinan, atau pada periode perinatal.

1) Macam – macam infeksi bakteri

a) Infeksi bakteri

Meningitis akibat infksi group B streptococus, escherechcoli, atau listeria

monocytogenes sering menyertai kejang selama minggu pertama

kehidupan

b) Infeksi non bacterial

Penyebab non bakterial seperti toxoplasmosis dan infeksi oleh herpes

simpleks, cytomegalovirus dan rubella dapat menyebabkan infeksi

intrakranial dan kejang.

2) Penatalaksanaan

Bayi yang mengalami kejang dapat dilakukan tindakan diantaranya:

(a) Memasukkan tong spatel atau sudip lidah yang telah dibungkus dengan

kassa steril pada saat bayi kejang agar jalan napas tidak tertutup oleh lidah

(b) Mengurangi rangsangan pada bayi seperti cahaya

(c) Memberikan pengobatan anti kunvulsan

(d) Untuk menghindari infeksi dapat diberikan antibiotik serta perawatan tali

pusat dengan menggunakan teknik septik

h. Kelainan atau cacat bawaan

1) Labioskizis

a) Pengertian

Labioskizis adalah suatu kelainan bawaan terdapatnya celah pada bibir

atau ketidaksempurnaan penyambungan bibir selama masa perkembangan

janin dimasa kehamilan.

b) Faktor penyebab:

(1) Faktor herediter

Faktor ini menyangkut dengan mutasi gen, kelainan kromosom pada

saat pembentukan bibir dalam masa kehamilan pada saat embrio,

biasanya terjadi pada trimester I kehamilan.Resiko lebih tinggi pada

bayi yang memiliki saudara kandung atau orang tua yang mengalami

kelainan ini, dapat diturunkan baik melewati ayah maupun ibu.

(2) Faktor lingkungan

Faktor ini berkaitan dengan usia ibu, ibu mengkonsumsi obat-obatan

pada saat kehamilan seperti fenstitin, flufenamat, nutrisi ibu yang jelek

pada saat kehamilan, infeksi oleh virus rubella pada saat kehamilan,

terpapar radiasi, strees emosional yang tinggi, trauma pada trimester I

kehamilan serta pada ibu yang mengalami hyperemesis gravidarum

berat.

c) Penanganan

Pada bayi dengan kelainan bawaan bibir sumbing harus menjalani

operasi. Operasi dapat dilakukan jika telah memenuhi syarat, yaitu berat badan

bayi lebih dari 5 kg, haemoglobin lebih dari 10 gr% serta umur harus lebih dari

10 minggu atau 3 bulan. Penanganan bayi dengan bibir sumbing melibatkan

banyak multi disiplin ilmu dan tenaga ahli diantaranya ahli bedah plasik, ahli

THT, dokter gigi untuk memantau kelainan pertumbuhan gigi, terapi untuk

memanau perkembangan berbicara anak, psikolog untuk mengatasi masalah

psikologi anak terutama menyangkut rasa rendah diri pada anak.

Bayi yang mengalami bibir sumbing akan mengalami gangguan fungsi

berupa kesulitan menghisap ASI, terutama jika kelainan mencapai langi-langi

mulut. Jika keadaan demikian penanganan dalam memenuhi kebutuhan ASI ibu

dapat dilakukan dengan memompa ASI terlebih dahulu, kemudian diberikan

dengan sendok atau dengan botol berlubang pada bayi dengan posisi tubuhnya

ditegakkan serta menempel pada dada ibu.

2) Labiopalatoskizis

a) Pengertian

Labiopalatoskizis adalah suatu kelainan bawaan terdapatnya celah bibir

serta pada garis tengah palato atau ketidaksempurnaan penyambungan bibir

sampai ke langit-langit selama masa perkembangan janin dimasa

kehamilan.

b) Faktor penyebab

Faktor penyebab hampir sama dengan labiokizis yaiu terjadinya kegagalan

pada fase embrio dimasa kehamilan. Faktor hereditas (mutasi gen dan

kromosom) serta faktor lingkungan.

c) Penanganan

Bayi akan menjalani operasi setelah memenuhi persyaratan yang sama dengan

Labioskizis, serta melibatkan banyak atau multi disiplin ilmu. Pembedahan

pada palato dilakukan pada waktu 6 bulan atau 5 tahun, atau dapat juga

dilakukan pada usia 6 bulan dan 2 tahun tergantung pada derajat kecacatan

awal.

i. Hydrocephalus

1) Pengertian

Hydrocephalus adalah keadaan patologis otak yang mengakibatkan

bertambahnya cairan serebro spinal (CSS) dengan atau penuh tekanan

intrakranial yang meninggi sehingga terjadi pelebaran ruangan tempat

mengalirnya cairan serebro spinal tersebut.

2) Klasifikasi:

a) Hydrocephalus yang didapat secara kongenital

Merupakan hydrocephalus yang diderita bayi sejak bayi dilahirkan.

Keadaan ini mengakibatkan otak bayi terbentuk kecil pada saat lahir

karena desakan oleh banyaknya cairan didalam kepala bayi yang

mengakibatkan tingginya tekanan intrakranial sehingga pertumbuhan sel

otak bayi menjadi terganggu.

b) Hydrocephalus yang didapat setelah bayi lahir

Merupakan hydrocephalus yang didapat oleh bayi setelah lahir yang

disebabkan oleh penyaki-penyakit tertentu seperti TBC yang menyerang

otak. Pada hydrocephalus yang didapat setelah lahir, pembentukan otak

telah sempurna, tetapi kemudian terjadi tekanan intrakranial sehingga

pertumbuhan dan perkembangan otak terganggu.

3) Penanganan

(a) Non pembedahan

Pemberian asetazolamida dan isosorbide atau furasemid untuk

mengurangi cairan serebro spinal.

(b) Pembedahan

Pengangkatan yang menyebabkan obstruksi seperti neoplasma,

kistahematoma. Sebagian besar bayi dengan hydrocephalus

memerlukan pemasangan shunt. Pemasangan shunt yang bertujuan

untuk mengalirkan cairan serebro spinal yang berlebihan dari ventikel

ke ruang ekstra kranial, misal ke rongga peritonium, atrium kanan dan

rongga pleura.

3. Karakteristik ibu

a. Umur

Usia reproduksi yang optimal bagi seorang ibu adalah 20-35 tahun.

Pada usia kurang dari 20 tahun, rahim dan panggul ibu belum tumbuh

mencapai ukuran dewasa dan pada usia lebih dari 35 tahun organ kandungan

sudah tua sehingga jalan lahir telah kaku dan mudah terjadi komplikasi

Menurut hasil penelitian Nyoman Nuada Di RS Sanglah Denpasar pada tahun

1999 ditemukan 84% ibu yang melahirkan bayi komplikasi berusia kurang

dari 20 tahun dan usia lebih dari 35 tahun (umur risiko tinggi) (Intan, 2009)

b. Gestasi

Usia gestasi (usia kehamilan) adalah istilah umum yang digunakan

selama masa kehamilan untuk menggambarkan seberapa jauh perkembangan

kehamilan tersebut dan diukur dalam satuan minggu, sejak hari pertama siklus

menstrual wanita hingga waktu tertentu (National Institute of Health, 2013).

Pada masa gestasi ini dibutuhkan nutrisi yang cukup memenuhi kebutuhan

nutrisi bagi perkembangan janin yang sempurna (Abu-Saad dan Fraser, 2010).

Adapun klasifikasi bayi berdasarkan usia gestasi adalah sebagai berikut

(Hatfield, 2014

1) Preterm infant atau bayi prematur, yaitu bayi yang lahir pada usia tidak

mencapai 37 minggu.

2) Term infantatau bayi cukup bulan (mature/atermyaitu bayi yang dilahirkan

pada umur kehamilan antara37-42 minggu.

c) Post term infantatau bayi lebih bulan (posterm/postmatureyaitu bayi yang

lahir pada usia kehamilan sesudah 42 minggu.

Berdasarkan penelitian Yuliva, dkk. (2009)di RSUP DR. M. Djamil

Padang diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara usia

kehamilan dengan berat lahir bayi (p value=0.038) dan hal tersebut

menunjukan hubungan yang kurang kuat (r=0.113) serta berpola positif.

Artinyasemakin tua umur kehamilan, maka semakin berat bayi yangdilahirkan

dan sebaliknya, apabila semakin muda umur kehamilan berpotensi

menyebabkan kurang sempurna pertumbuhan dan perkembangan dari organ-

organ tubuh janin didalam kandungan yang berakibat beratbayi yang

dilahirkan akan berkurang. Selain itu, usia kehamilan < 36 minggu merupakan

faktor yang berpengaruh terhadap BBLR (Mumbare, dkk., 2012). Akan tetapi,

hasil penelitian tersebut berlawanan dengan hasil penelitian Jammeh, dkk.

(2011), di mana bayi yang dilahirkan pada usia< 37 minggu tidak

berhubungan dengan kejadian BBLR.

c. Paritas

Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah dialami oleh ibu sebelum

kehamilan atau persalinan. Paritas dikelompokkan menjadi 4 golongan yaitu:.

1) Nulipara, golongan ibu dengan paritas 0 (wanita yang belum pernah

melahirkan bayi).

2) Primipara, golongan ibu dengan paritas 1 (ibu yang telah pernah melahirkan

bayi sebanyak 1 kali)

3) Multipara, golongan ibu dengan paritas 2-5 (ibu yang telah pernah melahirkan

bayi sebanyak 2 hingga 5 kali)

4) Grande Multipara, golongan ibu dengan paritas >5 (ibu yang telah pernah

melahirkan bayi sebanyak lebih dari 5 kali) (Intan, 2009)

B. Landasan Teori

Melahirkan adalah ujung dari proses penantian yang panjang selama

kehamilan. Pada manusia usia kehamilan hingga melahirkan rata-rata 280 hari. Ada

perbedaan penyebutan untuk menggambarkan usia kehamilan, dokter kandungan

menyebut 40 minggu dihitung dari hari pertama mens terakhir dan berpedoman

bahwa 1 bulan adalah 28 hari. Orang awam sering menyebut 9 bulan 10 hari dengan

anggapan 1 bulan 30 hari.Semuanya tepat, tergantung dari mana pedoman atau

patokan yang dianut. Persalinan adalah proses keluarnya janin dari dalam rahim ke

dunia luar.

Bayi – bayi dengan risiko tinggi diantaranya BBLR , Sindroma Gawat Napas,

Hiperbilirubinemia, Hipotermia dan hipertermia, Asfiksia, Kejang, Infeksi, kelainan

atau cacat bawaan, Hydrocephalus

Umur adalah usiareproduksi yang optimal bagi seorang ibu adalah 20-35

tahun. Pada usia kurang dari 20 tahun, rahim dan panggul ibu belum tumbuh

mencapai ukuran dewasa dan pada usia lebih dari 35 tahun organ kandungan sudah

tua sehingga jalan lahir telah kaku dan mudah terjadi komplikasi Menurut hasil

penelitian Nyoman Nuada Di RS Sanglah Denpasar pada tahun 1999 ditemukan 84%

ibu yang melahirkan bayi komplikasi berusia kurang dari 20 tahun dan usia lebih dari

35 tahun (umur risiko tinggi) (Intan, 2009)

Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah dialami oleh ibu sebelum

kehamilan atau persalinan. Paritas dikelompokkan menjadi 4 golongan yaitu:.,

Nullipara, golongan ibu dengan paritas 0 (wanita yang belum pernah melahirkan

bayi), primipara, golongan ibu dengan paritas 1 (ibu yang telah pernah melahirkan

bayi sebanyak 1 kali), multipara, golongan ibu dengan paritas 2-5 (ibu yang telah

pernah melahirkan bayi sebanyak 2 hingga 5 kali) ,grande multipara, golongan ibu

dengan paritas >5 (ibu yang telah pernah melahirkan bayi sebanyak lebih dari 5 kali)

(Intan, 2009). Paritas menurut BKKBN, jumlah anak lahir hidup dikelompokkan

menjadi 2, yaitu: 0-2 orang paritas rendah dan 3 orang atau lebih paritas tinggi.

Keputusan untuk menambah jumlah anak diserahkan kepada keputusan suami istri

dan disesuaikan dengan standar BKKBN yaitu jumlah anak kurang sama dengan dua

(Nurhan, R, 2013)

Usia gestasi (usia kehamilan) adalah istilah umum yang digunakan selama

masa kehamilan untuk menggambarkan seberapa jauh perkembangan kehamilan

tersebut dan diukur dalam satuan minggu, sejak hari pertama siklus menstrual wanita

hingga waktu tertentu (National Institute of Health, 2013). Pada masa gestasi ini

dibutuhkan nutrisi yang cukup memenuhi kebutuhan nutrisi bagi perkembangan janin

yang sempurna (Abu-Saad dan Fraser, 2010).

C. Kerangka Konsep

Gambar 1. Kerangka Konsep

Keterangan :

: Variabel Independent

: Variabel Dependent

: Hubungan variabel yang diteliti

D. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran ibu yang melahirkan bayi dengan komplikasi berdasarkan

umur di Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Muna Periode Januari – Juli tahun

2016?

2. Bagaimana gambaran ibu yang melahirkan bayi dengan komplikasi berdasarkan

paritas di Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Muna periode Januari – Juli 2016?

3. Bagaimana gambaran ibu yang melahirkan bayi dengan komplikasi berdasarkan

Gestasi di Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Muna periode Januari – Juli tahun

2016

Ibu yang melahirkan bayidengan komplikasi

Umur

Paritas

Gestasi

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yakni penelitian yang

menggambarkan dan menerangkan masalah penelitian yang terjadi yakni

mengidentifikas karakteristik Ibu yang melahirkan bayi dengan komplikasi di RSUD

Kabupaten Muna (Nursalam, 2016).

B. Subyek Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian adalah semua ibu yang melahirkan dengan bayi

komplikasidi RSUD Raha Kabupaten Muna pada tahun 2016 periode Januari –

Juni sebanyak 58 orang

2. Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik total sampling

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di RSUD Kabupaten Muna pada tanggal 28-30 Juli

2016.

D. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel dependent dalam penelitian ini adalah Bayi komplikasi,sedangkan variabel

independen dalam penelitian ini yaitu umur, paritas dan gestasi

E. Defenisi Operasional dan Kriteria Obyektif

Definisi Operasional dan Kriteria Obyektif dapat memudahkan pada Tabel 1

Tabel 1.Defenisi Operasional dan Kriteria Obyektif

No

VariabelDefenisi

operasionalKriteria obyektif

Alatukur

Skala

1. 1.

DependentBayi dengankomplikasi

Bayi – bayi yanglahir dengankomplikasi yangtertulis di bukurekam mediksesuai diagnosadokter,Asfiksia,BBLR,Premature,Sepsis,RDN,

Cheklist Nominal

2. 2.

IndependentUmur

Umur ibu yangtercatat di bukurekam medik

Tidak berisiko : 20-35Beresiko : <20 dan > 35

Cheklist Nominal

a. Paritas Jumlah anak ibuyang hidup yangtercatat d bukurekam medik

<2 orang paritasrendah>3 orang paritastinggi

Cheklist Nominal

b. Gestasi Umur kehamilanibu yang tercatatdi buku rekammedik

Aterm : 37 – 42mingguPreterm dan posterm: < 37 dan > 42minggu

Cheklist Nominal

F. Instrumen Penelitian

Untuk pengambilan data dalam penelitian ini yaitu data sekunder dengan cara

pengambilan data melalui rekam medik. Alat pengumpulan data yang digunakan

adalah lembar checklist .

G. Pengoalahan dan Cara Analisis Data

1. Pengolahan Data

Proses pengolahan data (data processing) ini terdiri dari 3 (tiga) jenis kegiatan,

yakni :

a. Memeriksa data (Editing Data)

Memeriksa data hasil pengumpulan data, yang berupa daftar

pertanyaan, kartu, buku dan lain-lain. Kegiatan ini meiputi hal-hal berikut:

1) Perhitungan dan penjumlahan

Adalah menghitung lembaran-lembaran kuisioner atau daftar

pertanyaan yang telah diisi dan kembali.Kegiatan ini dimaksudkan untuk

mengetahui apakah jumlahnya telah sesuai dengan jumlah yang

disebarkan atau ditentukan.

2) Koreksi

Yang termasuk kegiatan koreksi ini adalah untuk melihat hal-hal

sebagai berikut :

a) Memeriksa kelengkapan data

b) Memeriksa kesinambungan data

c) Memeriksa keseragaman data

b. Memberi Kode (Coding Data)

Untuk memudahkan pengolahan data, maka semua jawaban atau

data hasil penelitian dianggap sangat perlu untuk disederhanakan agar

supaya pada saat pengolahan data dapat dilakukan dengan mudah. Salah

satu cara untuk menyederhanakan data hasil penelitian tersebut adalah

dengan memberikan simbol-simbol tertentu untuk masing-masing data

yang sudah diklasifikasikan.

c. Tabulasi Data (tabulating)

Yang dimaksud dengan tabulasi data, yakni menyusun dan

mengorganisir data sedemikian rupa, sehingga akan dapat dengan mudah

untuk dilakukan penjumlahan, disusun dan disajikan dalam bentuk tabel

atau grafik. Dalam pelaksanaannya dilakukan dengan cara manual

elektronis/komputerisasi (Putri Ariani, A, 2014)

2. Analisis Data

Dalam penelitian ini menggunakan analisis univariat yaitu untuk

mendeskripsikan kategori sampel terkait dengan variabel penelitian dalam

bentuk presentase dengan menggunakan rumus statistik:

P = fn x 100%Keterangan :

P = Presentase

f = Jumlah jawaban yang benar

n = Jumlah soal (Putri Ariani, A, 2014)

H. Jalannya Peneiltian

Jalannya penelitian yang telah dilakukan dibagi dalam beberapa tahap, yaitu:

1. Tahap Persiapan

Pelaksanaan penelitian dimulai dengan mempersiapkan/mengurus izin penelitian

kepada institusi dan melaporkannya di KesBang Pol sebelum memulai kegiatan

pengumpulan data di lapangan.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Membawa surat izin penelitian kepada Kepala Rumah Sakit Umum Daerah

Kabupaten Muna, kemudian melakukan pengambilan data penelitian di Ruang

Kebidanan pada tanggal 17 Juli 2016. Responden dalam penelitian ini adalah ibu

yang melahirkan bayi dengan komplikasi yang tercatat dalam buku register di

Ruangan Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna berjumlah 58

responden. Kemudian data sekunder dipindahkan kelembar cheklis untuk

mengetahui jumlah massing-masing faktor penyebab kejadian ibu yang

melahirkan bayi komplikasi di Ruangan Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah

Kabupaten Muna Tahun 2016. Setelah data sekunder dikumpulkan kemudian

diolah dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sesuai variabel yang

diteliti.

3. Tahap Akhir

a. Menyusun laporan hasil penelitian yang meliputi hasil penelitian dan

pembahasan berdasarkan variable yang diteliti dan data yang ada dihubungkan

dengan teori-teori yang terkait

b. Data yang dikumpulkan kemudian diolah, dianalisis dan disajikan secara

deskriptif dalam bentuk narasi dan tabel

c. Penyajian hasil penelitian dalam bentuk tertulis dilanjutkan dengan ujian hasil

penelitian dan perbaikan atau revisi sesuai hasil ujian hasil

d. Penyerahan laporan hasil penelitian yang telah diperbaiki atau revisi kepada

Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna

4. Tahap Pengolahan Data

Data yang dikumpulkan kemudian diolah, dianalisis dan disajikan secara

deskriptid sederhana dalam bentuk narasi, tabel dan gambar.

5. Tahap Penulisan Laporan

Pada tahap ini disajikan laporan sebagai tahap akhir penulisan ini

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

a. Letak Geografis

Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Propinsi Sulawesi

tenggara terletak di ibukota kabupaten tepatnya di jalan Sultan Syahrir

Kelurahan Laende Kecamatan Katobu Kabupaten Muna Propinsi Sulawesi

Tenggara. Lokasi ini mudah dijangkau dengan kendaraan umum dengan batas

sebagai berikut, sebelah utara Jl. Basuki Rahmat, sebelah TimurJl.Sultan

Hasanudin, sebelah selatanJl. Laode Pandu, sebelah BaratJl. Ir. Juanda

b. Sejarah Singkat

Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna didirikan pada masa

penjajahan Belanda oleh mantri yang berkebangsaan Belanda. Pada saat itu

mantri berkebangsaan belanda hanya dibantu oleh seorang asistennya dan dua

orang perawat. Setelah 11 tahun berlalu mantri tersebut pulang kembali ke

negerinya dan tepat pada tahun 1928 beliau diganti oleh seorang dokter dari

Jawa yang bernama dokter Soeparjo. Masyarakat muna mengenal dokter

Soeparjo dengan sebutan dokter jawa. Beliau tamatan dari sekolah belanda

yaitu Nederlandhes In Launshe Aonzen School (NIAS).

Masa kepemimpinan dokter Soeparjo hanya berlangsung selama tujuh

tahun, kemudian beliau digantikan oleh dokter berkebangsaan Belanda

bernama dokter Hyaman. Selang 5 tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1940

seorang dokter asal China bernama dokter Pang Ing Ciang menggantikan

kepemimpinan dokter Hyaman. Pada masa kepemimpinan dokter Pang Ing

Ciang sangat disukai oleh masyarakat Muna sebab beliau sangat

memperhatikan kesehatan masyarakat Muna pada saat itu.

Pada tahun 1949, saat peralihan pemerintahan Belanda ke pemerintahan

Republik Indonesia masa pemerintahan dokter Pang Ing Cian berakhir dan

beliau diganti oleh dokter berkebangsaan Belanda bernama dokter Post.

Dokter Post mempunyai dua orang asisten sehingga sebagian besar

pekerjaannya diserahkan pada kedua asistennya. Namun kepemimpinan

dokter Post tidak berlangsung lama, beliau hanya satu tahun lamanya.

Pada tahun 1950 dokter Post digantikan oleh dokter Lemens yang

berasal dari Belgia. Dokter Lemens memimpin selama 10 tahun yakni pada

tahun 1950 sampai dengan tahun 1960. Pada tahun 1965 dilakukan rehabilitasi

yang di prakarsai oleh Bupati Muna Laode Rasyid, SH. Ini merupakan

rehabilitasi pertama selama Rumah sakit tersebut didirikan tahun 1965-1970.

Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna dipimpin oleh dokter Ibrahim

Ahtar Nasution. Masa kepemimpinannya berlangsung selama 3 tahun dan

sejak itu tahun masa kepemimpinan Rumah Sakit Umum Kabupaten Muna

ditetapkan setiap 3 tahun sekali memimpin.

Saat ini Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna dijadikan sebagai

salah satu rumah sakit yang merupakan lahan praktek dan kajian ilmiah bagi

mahasiswa Akademi Keperawatan Kabupaten Muna dan Mahasiswa Akademi

Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna.

c. Lingkungan Fisik

Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Propinsi Sulawesi Tenggara

berdiri diatas lahan seluas 10.740 Ha.

d. Fasilitas pelayanan kesehatan

Fasilitas/sarana pelayanan kesehatan yang ada di Rumah Sakit Umum

Daerah Kabupaten Muna Propinsi Sulawesi Tenggara adalah Pelayanan

kesehatan rawat jalan yakni poliklinik penyakit dalam, poliklinik umum,

poliklinik kebidanan dan penyakit kandungan, poliklinik gigi dan mulut, poli

anak, poli mata, poliklinik bedah, poliklinik saraf, poliklinik dalam, instalasi

rehabilitasi medik, dan instalasi gawat darurat, poliklinik mata, poliklinik

THT, dan poliklinik psikiatri. Pelayanan kesehatan rawat inap yakni

kebidanan dan kandungan, perawatan bayi/perinatologi dan perawatan umum,

ICU. Pelayanan medik yakni fisioterapi, rontgen, apotik, laboratorium klinik

dan instalasi gizi.

e. Ketenagaan

Jumlah ketenagaan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna

saat ini adalah 449 orang (terdiri atas paramedis dan non paramedis). Dengan

jumlah bidan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna adalah

sebesar128 orang, yang bekerja di Ruang kebidanan sebesar38 orang dan

terdapat 2 orang dokter ahli kandungan.

2. Analisis Data

Data sekunder register di Ruang Bersalin RSUD Kabupaten Muna tahun

Periode Januari - Juni tahun 2016, terdapat 58 kasus ibu yang melahirkan bayi

dengan komplikasi. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 58 orang dengan

kasus ibu yang melahirkan dengan komplikasi.

Data yang diperoleh dengan cara manual dan komputerisasi,selanjutnya

hasil pengolahan data disajikan dalam bentuk tabel. Analisis data terdiri atas

analisis univariat.Analisis univariat untuk mendeskripsikan masing-masing

variabel dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Hasil pengolahan data diuraikan

dianalisi secara univariatsecara deskriptif sederhana berupa presentasi.

Distribusi frekuensi ibu yang melahirkan bayi dengan komplikasi

berdasarakan umur, paritas, dan gestasi di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum

Daerah Kabupaten Muna Periode Januari - Juni tahun 2016 dapat dilihat pada

tabel sebagai berikut:

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Ibu yang Melahirkan Bayi denganKomplikasi berdasarkan Umur di Ruang Kebidanan

Rumah Sakit Umum Daerah Kab. MunaPeriode Januari - Juni tahun 2016

Umur ibu Frekuensi (f) Presentase (%)Beresiko 31 53,45

Tidak beresiko 27 46,55Jumlah 58 100

Berdasarkan Tabel 2. memperlihatkan bahwa dari jumlah 58 ibu yang

melahirkan bayi dengan komplikasi berdasarkan umur beresiko sebesar

(53,45%), tidak beresiko sebesar (46,55%).

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Ibu yang Melahirkan Bayi denganKomplikasi berdasarkan Paritas di Ruang Kebidanan

Rumah Sakit Umum DaerahKab. MunaPeriode Januari - Juni tahun 2016

Paritas Frekuensi (f) Presentase (%)≤ 2 43 74,14

≥ 3 15 25,86

Jumlah 58 100Berdasarkan Tabel 3. memperlihatkan bahwa dari jumlah 58 ibu yang

melahirkan bayi dengan komplikasi berdasarkan paritas ≤ 2sebesar

(74,14%), tidak paritas ≥ 2sebesar (25,86%).

Tabel 4.Distribusi Frekuensi Ibu yang Melahirkan Bayi denganKomplikasi berdasarkan Gestasi di Ruang Kebidanan

Rumah Sakit Umum Daerah Kab. MunaPeriode Januari - Juni tahun 2016

Usia gestasi Frekuensi (f) Presentase (%)Beresiko

(<37minggu >42

minggu)

17 29,31

Tidakberesiko(aterm)

41 70,68

Jumlah 58 100

Berdasarkan Tabel 4. memperlihatkan bahwa dari jumlah 58 ibu

yang melahirkan bayi dengan komplikasi berdasarkan usia gestasi beresiko

sebesar (29,31%), dan tidak beresiko sebesar (70,68%)

B. Pembahasan

1. Umur

Berdasarkan hasil penelitian bahwa dari jumlah 58 ibu yang melahirkan

bayi dengan komplikasi berdasarkan umur beresiko (<20 tahun, >35 tahun) tidak

beresiko sebesar (46,55%). Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh

Intan (2009) usia reproduksi yang optimal bagi seorang ibu adalah 20-35 tahun.

Pada usia kurang dari 20 tahun, rahim dan panggul ibu belum tumbuh mencapai

ukuran dewasa dan pada usia lebih dari 35 tahun organ kandungan sudah tua

sehingga jalan lahir telah kaku dan mudah terjadi komplikasi.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Nyoman Nuada Di RS Sanglah

Denpasar pada tahun 2ditemukan 84% ibu yang melahirkan bayi komplikasi

berusia kurang dari 20 tahun dan usia lebih dari 35 tahun (umur risiko tinggi).

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian Jammeh, dkk.

(2011), di mana bayi yang dilahirkan pada usia < 37 minggu tidak berhubungan

dengan kejadian BBLR. Namun penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian

Yuliva, dkk. (2009) di RSUP DR. M. Djamil Padang diketahui bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antara usia kehamilan dengan berat lahir bayi (p

value=0.038) dan hal tersebut menunjukan hubungan yang kurang kuat (r=0.113)

serta berpola positif. Artinya semakin tua umur kehamilan, maka semakin berat

bayi yangdilahirkan dan sebaliknya, apabila semakin muda umur kehamilan

berpotensi menyebabkan kurang sempurna pertumbuhan dan perkembangan dari

organ-organ tubuh janin didalam kandungan yang berakibat berat bayi yang

dilahirkan akan berkurang. Selain itu, usia kehamilan < 36 minggu merupakan

faktor yang berpengaruh terhadap BBLR (Mumbare, dkk., 2012).

2. Paritas

Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah dialami oleh ibu sebelum

kehamilan atau persalinan. Paritas dikelompokkan menjadi 4 golongan yaitu

Nulipara, golongan ibu dengan paritas 0 (wanita yang belum pernah melahirkan

bayi), primipara, golongan ibu dengan paritas 1 (ibu yang telah pernah melahirkan

bayi sebanyak 1 kali), multipara, golongan ibu dengan paritas 2-5 (ibu yang telah

pernah melahirkan bayi sebanyak 2 hingga 5 kali) , grande multipara, golongan

ibu dengan paritas >5 (ibu yang telah pernah melahirkan bayi sebanyak lebih dari

5 kali) (Intan, 2009). Paritas menurut BKKBN, jumlah anak lahir hidup

dikelompokkan menjadi 2, yaitu: 0-2 orang paritas rendah dan 3 orang atau lebih

paritas tinggi. Keputusan untuk menambah jumlah anak diserahkan kepada

keputusan suami istri dan disesuaikan dengan standar BKKBN yaitu jumlah anak

kurang sama dengan dua (Nurhan, R, 2013)

Menurut Institute Medicine dalam Sastrawinata (2004) menyatakan ibu

dengan paritas tinggi (melahirkan lebih dari 3 kali) cenderung mengalami

komplikasi dalam kehamilan yang akhirnya berpengaruh pada hasil persalinan.

Ibu dengan paritas di atas 3, secara fisik sudah mengalami kemunduran untuk

menjalani kehamilan yang tidak mudah. Paritas tinggi merupakan paritas rawan

karena banyak kejadian obstetri patologi yang bersumber pada paritas tinggi,

antara lain preeklampsi, perdarahan antenatal sampai atonia uteri. Hal ini

disebabkan pada ibu yang lebih dari satu kali mengalami kehamilan dan

persalinan fungsi reproduksi telah mengalami penurunan (Sunitri, 2008).

Berdasarkan hasil penelitian bahwa dari jumlah 58 ibu yang melahirkan

bayi dengan komplikasi berdasarkan paritas ≤ 2 sebesar (74,14%), ≥ 2 sebesar

(25,86%).

3. Usia Gestasi

Penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh National Institute

of Health, (2013) usia gestasi (usia kehamilan) adalah istilah umum yang

digunakan selama masa kehamilan untuk menggambarkan seberapa jauh

perkembangan kehamilan tersebut dan diukur dalam satuan minggu, sejak hari

pertama siklus menstrual wanita hingga waktu tertentu Pada masa gestasi ini

dibutuhkan nutrisi yang cukup memenuhi kebutuhan nutrisi bagi perkembangan

janin yang sempurna. Selain menurut Abu-Saad dan Fraser (2010) klasifikasi bayi

berdasarkan usia gestasi adalah preterm infant atau bayi prematur, yaitu bayi yang

lahir pada usia tidak mencapai 37 minggu., term infant atau bayi cukup bulan

(mature/aterm yaitu bayi yang dilahirkan pada umur kehamilan antara 37 -42

minggu, post term infant atau bayi lebih bulan (posterm/postmature yaitu bayi

yang lahir pada usia kehamilan sesudah 42 minggu.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa dari jumlah 58 ibu yang melahirkan

bayi dengan komplikasi berdasarkan usia gestasi beresiko sebesar (29,31%), dan

tidak beresiko sebesar (70,68%). Pada waktu lahir bayi mempunyai berat badan

sekitar 2 kg dan panjang badan 50 cm secara umum berat bayi lahir yang normal

yaitu antara 2500-4000 gram, jika kurang dari 2500 gram dikatakan berat badan

lahir rendah, klasifikasi bayi menurut umur kehamilan dibagi dalam 3 kelompok

yaitu bayi kurang bulan yaitu bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37

minggu, bayi cukup bulan yaitu bayi dengan masa kehamilan 37 minggu sampai

dengan 42 minggu, dan bayi lebih bulan yaitu dengan masa kehamilan mulai 42

minggu atau lebih. Penentuan masa gestasi, penting untuk menentukan apakah

kehamilan cukup bulan atau justru telah lewat waktu. Ini erat kaitannya dengan

tingkat morbiditas dan mortalitas janin. Bayi yang memang belum cukup bulan,

sangat rentan terhadap ancaman kematian kalau harus dilahirkan sebelum

waktunya mengingat organ-organ tubuhnya belum berkembang sempurna.

Hal ini disebabkan dari Data yang diperoleh bahwa ibu yang melahirkan

bayi komplikasi yang cukup bulan mengalami perdarahan antepartum,

preeklampsi berat, eklamsia, serta hipertensi,. Dan faktor dari persalinan yaitu,

persalinan buatan/persalinan anjuran, dan partus lama yaitu persalinan lebih dari

18 jam.

BAB V

KEIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa :

1. Gambaran karakteristik ibu yang melahirkan bayi dengan komplikasi berdasarkan

umur di Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Muna Periode Januari – Juli tahun

2016 sebagian besar pada umur berisiko sebesar (53,45%).

2. Gambaran karakteristik ibu yang melahirkan bayi dengan komplikasi berdasarkan

usia gestasi di Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Muna periode Januari – Juli

tahun 2016 yang terbanyak pada usia gestasi tidak beresiko sebesar (70,68%).

3. Gambaran karakteristik ibu yang melahirkan bayi dengan komplikasi berdasarkan

paritas di Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Muna periode Januari – Juli tahun

2016 yang terbanyak pada paritas ≤ 2 sebesar (74,14%).

B. Saran

Dari 3 karakteristik ibu yang melahirkan bayi dengan komplikasi yaitu: Asfiksia,

BBLR, Premature, Sepsis, RDN di harapkan bisa terjadi penurunan agar tidak

terjadi kasus yang bisa menimbulkan angka morbiditas dan mortalitas bayi, maka

Penulis menyarankan Petugas Rumah Sakit memberikan pelayanan yang baik lagi

bagi bayi baru lahir dengan komplikasi di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten

Muna. Dan di harapkan bagi peneliti berikutnya dapat meneliti lebih lanjut

tentang ibu yang melahirkan bayi dengan komplikasi dengan menggunakan

metode dan sampel yang lebih luas.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim(2010) Ibu Yang Melahirkanhttp://drprima.com/kehamilan/proses-melahirkanpersalinan-pada-manusia.html

Hamzah, Asiah(2013). Sosiologis Pengasuhan Anak. Makassar : Katalog Dalamterbitan (KDT)

Iwansyah (2012) Gambaran Pengetahuan Ibu Terhadap Efek samping ImunisasiDasar Pada Bayi Umur 0-9 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Kassi-KassiKelurahan MappalaKota Makassar. http://iwansyah.com/2013/09/Gambaran- Pengetahuan -Ibu –Terhadap- Efek samping- Imunisasi Dasar -Pada –Bayi- Umur 0-9 Bulan- Di Wilayah- Kerja -Puskesmas -Kassi-Kassi -Kelurahan Mappala–Kota- Makassar.html Diakses tanggal 18 juli 2016

Manuaba, Suryasaputra SKD., Manuaba, Chandaranita., Manuaba, Fajar., Manuaba,IBG. (2010) Buku Ajar Ginekologi.Jakarata : EGC

Muslihatun, Wafi Nur. (2010) Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita.Yogyakarta :Fitramaya

Nugroho, Taufan. (2010) Kasus Emergency Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika

Nurhan, R (2013) Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Keikutsertaan Pasangan UsiaSubur Dalam Keluarga Berencana (KB) di RT 06 RW 01 Desa PerawangBarat Kec. Tualang tahun 2013. Dharma HusadaPekanbaru.http://midwifeeline.co.id/2013 07 01 archive.html. Diakses tanggal18 Juli 2016

Prawiroharjdo, Sarwono (2009). Ilmu kebidanan . Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Putri Ariani, Ayu (2014) Aplikasi Metodologi Penelitian Kebidanan dan KesehatanReproduksi. Jakarta : Nuha Medika

Ragil Mumbare, (2013) Karakteristik Ibu yang Melahirkan Bayi dengan Berat BadanLahir Rendah (BBLR) di Rumah Sakit Krakatau Medika Tahun 2013.http://dokumen.tips/documents/karakteristik-ibu-yang-melahirkan-bayi-dengan- bblr-di-rskm-tahun-2013,html.Diakses tanggal 20 Juli 2016

Ranie (2013) Soap Ikterus. http://askep-ikterus.2012.ranie

Sudarti dan Afroh Fauziah (2013) Neonatus dengan Risiko Tinggi . Yogyakarta :Nuha Medika

Vhe Key (2013). Deteksi Dini Komplikasi “Pada Bayi Baru Lahir’http://vhecxkey.com/2013/04/deteksi-dini-komplikasi-pada-bayi-baru.htmlDiakses tanggal agustus 2016

Master Tabel

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYIDENGAN KOMPLIKASI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

KAB.MUNA PERIODE JANUARI – JULITAHUN 2016

NoIbu yang melahirkanBayidengankomplikas

i

Umur Paritas GestasiBeresiko Tidak

beresikoRendah Tinggi Beresiko Tdk

bersiko

1 Ny. WD √ √ √2 Ny. H √ √ √3 Ny. S √ √ √4 Ny. A √ √ √5 Ny. I √ √ √6 Ny. Y √ √ √7 Ny. E √ √ √8 Ny. H √ √ √9 Ny. R √ √ √

10 Ny. J √ √ √11 Ny. WD √ √ √12 Ny. Y √ √ √13 Ny. S √ √ √14 Ny. H √ √ √15 Ny. F √ √ √16 Ny. H √ √ √17 Ny. S √ √ √18 Ny. H √ √ √19 Ny. H √ √20 Ny. L √ √ √21 Ny. M √ √22 Ny. F √23 Ny. F √ √24 Ny. A √ √ √25 Ny. S √ √ √26 Ny. E √ √ √27 Ny. I √ √ √28 Ny. N √ √ √29 Ny. N √ √ √30 Ny. L √ √ √31 Ny. S √ √ √

32 Ny. M √ √ √33 Ny. Z √ √ √34 Ny. H √ √ √35 Ny. U √ √ √36 Ny. Z √ √ √37 Ny. W √ √ √38 Ny. W √ √ √39 Ny. W √ √ √40 Ny. H √ √ √41 Ny. S √ √ √42 Ny. W √ √43 Ny. M √ √ √44 Ny. R √ √ √45 Ny. S √ √ √46 Ny. L √ √ √47 Ny. G √ √ √48 Ny. S √ √ √49 Ny. H √ √ √50 Ny. A √ √ √51 Ny. W √ √ √52 Ny. S √ √ √53 Ny. Y √ √ √54 Ny. R √ √ √55 Ny. S √ √ √56 Ny. H √ √ √57 Ny. S √ √ √58 Ny. H √ √ √