KTI BPJS.docx

32
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah hak dasar setiap individu dan semua warga negara berhak mendapat pelayanan kesehatan termasuk masyarakat miskin (Pasal 28H UUD 1945). Kesadaran tentang pentingnya jaminan perlindungan sosial terus berkembang hingga perubahan UUD 1945 pada Pasal 34 ayat 2, menyebutkan bahwa Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi masyarakat. Dengan terbitnya Undang- Undang RI Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) menjadi suatu bukti yang kuat bahwa pemerintah memiliki komitmen yang besar dalam mewujudkan kesejahteraan sosial bagi seluruh masyarakat (Sitorus, 2014). Pengetahuan masyarakat yang semakin meningkat, akan berpengaruh terhadap meningkatnya tuntutan masyarakat

Transcript of KTI BPJS.docx

Page 1: KTI BPJS.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan adalah hak dasar setiap individu dan semua warga negara berhak

mendapat pelayanan kesehatan termasuk masyarakat miskin (Pasal 28H UUD 1945).

Kesadaran tentang pentingnya jaminan perlindungan sosial terus berkembang hingga

perubahan UUD 1945 pada Pasal 34 ayat 2, menyebutkan bahwa Negara

mengembangkan sistem jaminan sosial bagi masyarakat. Dengan terbitnya Undang-

Undang RI Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)

menjadi suatu bukti yang kuat bahwa pemerintah memiliki komitmen yang besar

dalam mewujudkan kesejahteraan sosial bagi seluruh masyarakat (Sitorus, 2014).

Pengetahuan masyarakat yang semakin meningkat, akan berpengaruh

terhadap meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan kesehatan, di

samping itu menyelenggarakan pelayanan kesehatan juga banyak disorot oleh

masyarakat mengenai kinerja tenaga kesehatan selain masyarakat juga mengkritisi

berbagai aspek yang terdapat dalam pelayanan kesehatan terutama pelayanan

kebidanan. Pelayanan kesehatan di desa, sumber daya manusia terbanyak yang

berinteraksi secara langsung dengan masyarakat adalah bidan, sehingga kualitas

pelayanan yang dilaksanakan oleh bidan dapat dinilai sebagai indikator baik atau

buruknya kualitas pelayanan kesehatan di desa .

Page 2: KTI BPJS.docx

Menurut Gita (2013) menjelaskan bahwa Derajat Kesehatan atau Tingkat

Kesehatan adalah skala yang dapat mengukur sehat atau sakitnya keadaan fungsi dan

struktur jasmani mental sosial seseorang. Faktor-faktor yang mempengaruhi derajat

kesehatan yaitu faktor perilaku, faktor lingkungan, faktor keturunan, dan faktor

pelayanan kesehatan.

Indonesia telah lama memiliki sistem penjaminan kesehatan, namun sistem

yang ada saat ini belum dapat memenuhi hak warga negara untuk memperoleh

pelayanan kesehatan secara adil dan merata. Sebagai contoh adalah Jaminan

Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Kemenkes RI sejak tahun 2005 telah

melaksanakan program jaminan kesehatan sosial. Saat itu Kemenkes memiliki

program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin (JPKMM) yang

lebih dikenal dengan program Askeskin. Askeskin berjalan dari tahun 2005 hingga

2007 kemudian berubah nama menjadi program Jamkesmas pada tahun 2008. Namun

demikian masih ada masalah yang ditemui dalam pelaksanaanya, antara lain soal

kepersetaan, pelayanan, dan pendanaan (Wibowo, 2014:71)

Untuk mengatasi masalah diatas, muncul Badan Penyelenggaraan Jaminan

Sosial (BPJS) yaitu badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program

jaminan sosial. BPJS adalah hasil peleburan PT Askes akan bertransformasi menjadi

BPJS Kesehatan dan PT Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan. Manfaat BPJS

meliputi pelayanan promotif, preventif, pelayanan kuratif, rehabilitatif termasuk obat

dan bahan medis. Dengan adanya BPJS ini harapan pemerintah seluruh masyarakat

bisa menjadi peserta BPJS ini (Wibowo, 2014:73)

Page 3: KTI BPJS.docx

Menurut Sekretariat Republik Indonesia di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah,

jumlah peserta JKN sebanyak 1.357.483 jiwa yang terdiri PBI atau eks peserta

Jamkesmas sebanyak 766.712 jiwa, peserta eks Jamkesda 472.589 jiwa, eks peserta

Askes sebanyak 77.734 jiwa, dan eks peserta Jamsostek sebanyak 40.448 jiwa.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 7 Februari 2015

di Desa Kalikudi diperoleh data jumlah penduduk di desa Kalikudi sebanyak 7.339

jiwa, untuk jumlah peserta BPJS sebanyak 1.595 jiwa / 21,73 %, sedangkan di Dusun

Klapagading untuk peserta BPJS sebanyak 158 jiwa.

Berdasarkan hasil wawancara pada waktu studi pendahuluan, pandangan

masyarakat desa terhadap pelayanan BPJS masih kurang baik, hal ini di tandai

dengan banyaknya masyarakat yang belum memahami layanan Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan sedikitnya para pengguna kartu BPJS untuk

mengunakan BPJS. Beberapa hal yang banyak dikeluhkan masyarakat di antaranya

kurangnya sosialisasi, terutama di kabupaten/kota karena banyak masyarakat di

daerah tidak mendapatkan informasi terkait BPJS tersebut.

Melalui wawancara pada 15 Kepala Keluarga di Dusun Klapagading terdapat 4

Kepala Keluarga yang sudah mempunyai BPJS sedangkan 11 Kepala Keluarga

pernah mendengar tentang BPJS tetapi kurang mengetahui manfaat dari BPJS. Bagi

mereka BPJS masih kurang diminati karena kurangnya pengetahuan, rendahnya

pendidikan, faktor ekonomi dan masih banyaknya Kepala Keluarga yang

menganggap bahwa adanya BPJS hanya menambah pengeluaran dengan biaya yang

dikeluarkan setiap bulannya.

Page 4: KTI BPJS.docx

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “ Gambaran Tingkat Pengetahuan Kepala Keluarga Tentang Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Di Desa Kalikudi Kecamatan Adipala

Kabupaten Cilacap Tahun 2015 ”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut

“Bagaimanakah gambaran tingkat pengetahuan kepala keluarga tentang BPJS di desa

Kalikudi Kecamatan Adipala Kabupaten Cilacap Tahun 2015 ?”.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan tingkat pengetahuan kepala

keluarga tentang BPJS di Desa Kalikudi Kecamatan Adipala Kabupaten Cilacap

Tahun 2015.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan terutama

tentang BPJS.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Bidan

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan bagi bidan untuk

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terhadap pelaksanaan BPJS.

Page 5: KTI BPJS.docx

b. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman

secara langsung dalam melaksanakan penelitian dengan menerapkan teori yang

diperoleh dari institusi pendidikan.

c. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan ilmu yang berguna dan sebagai

bahan pembelajaran dan memperkaya ilmu pengetahuan dari hasil penelitian.

d. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan masyarakat dan memudahkan

masyarakat untuk mendapatkan layanan kesehatan sesuai kebutuhan

Page 6: KTI BPJS.docx

. BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. KERANGKA KONSEP

Input proses output

Keterangan :

: Area yang diteliti

: Area yang tidak diteliti

Bagan 3.1

Kerangka Konsep Penelitian

Kepala Keluarga Tingkat pengetahuan

- Baik

- Cukup

- Kurang

Mendeskripsikan tingkat pengetahuan kepala keluarga tentang BPJS

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

1. Sosial ekonomi2. Kultur (budaya & agama)3. Pendidikan4. Pengalaman

Page 7: KTI BPJS.docx

B. Identifikasi Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Identifikasi Variabel

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari

orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik

kesimpulanya (Sugiyono, 2011).Variabel dalam penelitian ini adalah

variabel tunggal, yaitu pengetahuan kepala keluarga tentang BPJS.

2. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang

dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan.

Definisi operasional ini penting dan diperlukan agar pengukuran variabel

atau pengumpulan data (variabel) itu konsisten antara sumber data

(responden) yang satu dengan responden yang lain. (Notoatmodjo, 2010:

111-112).

Page 8: KTI BPJS.docx

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional

Cara Ukur Hasil Ukur Skala

Tingkat pengetahuan kepala keluarga tentang BPJS

Tingkat pengetahuan kepala keluarga yang diperoleh dari pernyataan yang diajukan tentang BPJS meliputi :

1) Pengertian BPJS

2) Asas-asas BPJS

3) Ruang lingkup BPJS

4) Manfaat BPJS

5) Kepesertaan

6) Pembiayaan BPJS

7) Pelayanan BPJS

Menggunakan kuesioner tentang pegetahuan BPJS sebanyak 24 item dan masing-masing jawaban terdiri dari jawaban benar dan jawaban salah. Bila jawaban sesuai kunci diberi skor 1 dan bila jawaban tidak sesuai dengan kunci diberi skor 0

- Baik :76-100% dari jawaban benar

- Cukup : 56-75% dari jawaban benar

- Kurang : <56% dari jawaban benar

Ordinal

Page 9: KTI BPJS.docx

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. DESAIN PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode

penelitian deskriptif bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang akurat dari

sejumlah karakteristik masalah yang diteliti. Penelitian deskriptif berguna untuk

mendapatkan makna baru, menggambarkan kategori suatu masalah, menjelaskan

suatu kejadian dari sebuah fenomena. Oleh karena itu data dapat dikumpulkan

dengan menggunakan interview, observasi, atau kuesioner (Suyanto, 2011: 33).

Pendekatan dalam penelitian menggunakan cross sectional. Cross sectional

yaitu data yang dikumpulkan sesaat atau data diperoleh saat ini juga. Cara ini

dilakukan dengan melakukan survei, wawancara, atau dengan menyebarkan

kuesioner pada responden penelitian (Suyanto, 2011: 50)

B. POPULASI DAN SAMPEL

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Subjek penelitian berupa

benda. Semua benda yang memiliki sifat (atribut) atau ciri, adalah subjek

yang bisa diteliti (Machfoedz, 2013: 47). Populasi dalam penelitian adalah

semua kepala keluarga di Desa Kalikudi Kecamatan Adipala tahun 2015

yaitu 1.416 kepala keluarga.

Page 10: KTI BPJS.docx

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil dengan

menggunakan teknik sampling, jumlahnya ditentukan oleh rumus atau suatu

formula, dengan tujuan untuk mewakili populasi dalam suatu uji olah data

dari suatu penelitian tertentu (Machfoedz, 2013: 48). Supaya hasil penelitian

sesuai dengan tujuan, maka penentuan sampel yang ditetapkan harus sesuai

dengan kriteria yang telah ditetapkan. Kriteria ini berupa kriteria inklusi dan

eksklusi (Saryono, 2010: 63). Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

a. Kriteria inklusi

1) Berpendidikan SD-SMP

2) Kepala Keluarga yang belum pernah mendapatkan pendidikan

kesehatan tentang BPJS dan belum menggunakan BPJS

3) Kepala keluarga yang berdomisili di desa Kalikudi

4) Bersedia menjadi responden

b. Kriteria eksklusi

1) Tidak tamat SD-SMP

2) Kepala keluarga yang pernah mendapatkan pendidikan kesehatan

tentang BPJS dan menggunakan BPJS

3) Kepala keluarga yang tidak berdomisili di desa Kalikudi

4) Tidak bersedia menjadi responden

Page 11: KTI BPJS.docx

3. Besar sampel

Menurut Notoatmodjo, (2010: 126) menjelaskan bahwa untuk

menetapkan besarnya atau jumlah sampel suatu penelitian tergantung pada

sumber-sumber yang dapat digunakan untuk menentukan batas maksimal

dari besarnya sampel dan kebutuhan dari rencana analisis yang menentukan

batas minimal dari besarnya sampel. Besar sampel dalam penelitian ini

menggunakan rumus sebagai berikut :

n= N

1+N (d2)

Keterangan :

n = Besar sampel

N = Besar Populasi

d = Penyimpangan terhadap populasi atau derajat ketepatan yang diinginkan

: 10 % (0,10) (Notoatmodjo, 2005 : 92)

Perhitungan besar sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Diketahui :

1. Presisi (d= 0,10 )

2. Besar populasi (N= 1416 )

n= 1416

1+1416 ( 0,102 )

n= 14161+1416 (0,01 )

Page 12: KTI BPJS.docx

n= 14161+14,16

= 141615,16

=93,4

n=93,4+10 %=102,7dibulatkan menjadi 103

Dengan perhitungan tersebut, maka sampel yang diambil sebesar

103 kepala keluarga dan ditambahkan 10% untuk menjaga adanya

responden yang keluar dari sampel, sehingga sampel yang digunakan

dalam penelitian ini sebanyak 103 kepala keluarga.

4. Teknik pengambilan sampling

Teknik pemilihan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah Cluster random sampling yaitu kelompok yang dapat diartikan

kelompok subjek atau kesatuan analisis (unit dasar) yang berdekatan satu

sama lain secara geografis (Machfoedz, 2013: 54).

Pemilihan sampel dilakukan dengan langkah sebagai berikut :

a. Menentukan cluster

Sampel dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi 7 dusun yaitu :

Dusun Glempang, Dusun Kalipomahan, Dusun Klapagading, Dusun

Pejaten, Dusun Semingkir, Dusun Pedudutan, dan Dusun Peturusan.

b. Memilih sampel

Dari 7 dusun tersebut akan diambil sejumlah sampel. Cara menghitung

jumlah sampel tiap dusun dengan memakai rumus sebagai berikut :

Rumus= Jumlahkepala keluarga per dusunJumlah seluruh kepalakeluarga

× sampel

Page 13: KTI BPJS.docx

Dari rumus tersebut, maka jumlah sampel setiap dusun di desa Kalikudi

Kecamatan Adipala adalah sebagai berikut :

No Dusun Jumlah

populasi

Perhitungan

Sampel

Jumlah

sampel

1. Dusun Glempang 182 1821416

× 10313

2. Dusun Kalipomahan 151 1511416

× 10311

3. Dusun Klapagading 101 1011416

× 1038

4. Dusun Pejaten 222 2221416

× 10316

5. Dusun Semingkir 298 2981416

× 10321

6. Dusun Pedudutan 244 2441416

× 10318

7. Dusun Peturusan 218 2181416

× 10316

Jumlah 1.416 103

C. TEMPAT PENELITIAN

Penelitian ini telah dilakukan di Desa Kalikudi Kecamatan Adipala

Cilacap.

D. WAKTU PENELITIAN

Page 14: KTI BPJS.docx

Penelitian ini dilakukan pada waktu bulan Maret-Juni 2015.

E. ETIKA PENELITIAN

Sebelum melakukan penelitian ini, peneliti telah mengajukan surat ijin

penelitian kepada Ketua STIKES, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap, dan Kepala Desa Kalikudi.

Kemudian penelitian dilakukan setelah peneliti mendapatkan rekomendasi.

Menurut Notoatmodjo (2010: 202) menyatakan bahwa peneliti dalam

menjalankan tugas penelitian hendaknya memegang teguh sikap ilmiah

(scientific attitude) serta berpegang teguh pada etika penelitian. Milton (1999,

dalam Notoatmodjo 2010: 203-204) menyatakan ada empat prinsip yang harus

dipegang teguh peneliti dalam melaksanakan penelitian, yaitu :

1. Kerahasiaan

Peneliti tidak membuat identitas subyek penelitian demi kepentingan

privasi atau kerahasiaan, nama baik dan aspek hukum serta psikologis,

secara langsung maupun tidak langsung atau efeknya dikemudian hari.

2. Objektifitas

Peneliti bersifat objektif dalam setiap proses penelitian sehingga laporan

yang dihasilkan merupakan hasil interpretasi empiris terhadap data bukan

interpretasi subjektif peneliti.

3. Kehati-hatian

Page 15: KTI BPJS.docx

Etika ini diperlukan untuk menghindarkan peneliti terjebak dalam

kealpaan dan kesalahan dalam penelitian, seperti mengumpulkan data,

mencatat data dan lain-lain.

4. Legalitas

Peneliti harus mengetahui aspek-aspek legal yang diatur dalam hukum

dan kebijakan pemerintah setempat.

F. ALAT PENGUMPULAN DATA

1. Alat Ukur

Alat pengumpulan data untuk mendapatkan data tingkat pengetahuan

Kepala Keluarga tentang BPJS dengan menggunakan kuesioner yang

dirancang oleh peneliti dengan melihat tinjauan pustaka yang ada. Kuesioner

pada penelitian ini terdiri dari dua bagian. Kuesioner yang pertama berisi

tentang data identitas responden, kuesioner kedua berisi tentang tingkat

pengetahuan Kepala Keluarga tentang BPJS yang meliputi definisi, tujuan,

manfaat, kepesertaan, pembiayaan, dan pelayanan.

Tabel 4.1 Kisi-kisi kuesioner Tingkat Pengetahuan Kepala Keluarga Tentang BPJS

No. PernyataanJumlah

pernyataanJenis pernyataan No. Pernyataan

1. Pengertian BPJS 2Favourable : 1 1Unfavorable : 1 2

2. Manfaat BPJS 2Favourable : 1 6Unfavorable : 1 7

Page 16: KTI BPJS.docx

3. Kepesertaan 2Favourable : 1 8Unfavorable : 1 11

4. Pelayanan BPJS 7Favourable : 4 15,17,19, 21Unfavorable : 3 16, 18, 22,

5. Pembiayaan BPJS 5Favourable : 3 9, 12,14Unfavorable : 2 10,13

6. Asas-asas BPJS 2Favourable : 1 3Unfavorable : 1 4

7.Ruang lingkup

BPJS2

Favourable : 1 5Unfavorable : 1 20

8. Pembentukan BPJS 2Favourable : 1 23Unfavorable : 1 24

Total 24

2. Uji Instrumen Penelitian

Sebelum kuesioner digunakan untuk penelitian, terlebih dahulu

dilakukan uji instrumen untuk mengetahui validitas dan reliabilitas alat ukur.

Pada penelitian ini hanya dilakukan uji validitas yaitu suatu indeks yang

menunjukan sejauh mana suatu alat peraga dapat dipercaya atau dapat

diandalkan dan tetap konsisten apabila dilakukan dua kali atau lebih

terhadap gejala yang sama (Setiawan & Saryono 2011 : 136).

Dalam penelitian ini uji validitas dilakukan dengan dosen pembimbing.

Secara teknis pengujian validitas isi dapat dibantu menggunakan kisi-kisi

instrumen. Dalam kisi-kisi itu terdapat variabel yang diteliti, indikator

sebagai tolak ukur dan nomor butir (item) pertanyaan atau pernyataan yang

telah dijabarkan dari indikator. Dengan kisi-kisi instrumen itu maka penguji

validitas dapat dilakukan dengan mudah dan sistematis (Sugiyono, 2011:

353).

Page 17: KTI BPJS.docx

Validitas yang digunakan pada penelitian ini adalah validitas konstruk,

yaitu validasi yang digunakan untuk melihat struktur instrumen penelitian,

apakah sudah sesuai dengan teori yang digunakan dalam penelitian tersebut.

Salah satu cara validasi yaitu dengan melakukan telaah pada ahli dan dosen

pembimbing.

G. PROSEDUR PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data penelitian ini diperoleh dari :

1. Data Primer

Data pimer atau data tangan pertama adalah data yang diperoleh secara

langsung dari subjek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau

alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang

dicari (Azwar, 2010: 91). Data primer ini didapat langsung dari responden,

berdasarkan kuesioner yang dibagikan kepada respoden, meliputi data

karakteristik responden dan data tentang tingkat pengetahuan kepala

keluarga tentang BPJS. Kuesionernya menggunakan skala Guttman (B,S)

sebanyak 24 pernyataaan.

2. Data Sekunder

Data sekunder atau tangan kedua adalah data yang diperoleh dari pihak

lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya. Data

Page 18: KTI BPJS.docx

sekunder berupa data tentang jumlah kepala keluarga di desa Kalikudi

Kecamatan Adipala Tahun 2015.

H. PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA

1. PENGOLAHAN DATA

Menurut Suyanto (2011: 60-61) sebelum melaksanakan analisa data

beberapa tahapan harus dilakukan terlebih dahulu untuk mendapatkan data

yang valid sehingga saat menganalisa data tidak mendapat kendala.

Tahapan tersebut terdiri dari :

a) Cleaning

Tahapan ini dilakukan pada saat mengumpulkan data kuesioner dari

responden ketika memeriksa lembar observasi. Pada tahapan cleaning

ini dilakukan untuk memeriksa kembali apakah ada jawaban responden

atau hasil observasi yang ganda atau belum dijawab. Jika ada sampaikan

kepada responden untuk mengisi atau memperbaiki jawaban. Jika hal ini

tidak dilakukan dan terdapat jawaban ganda atau lembar observasi

belum terisi maka kuesioner tersebut gugur, sebab peneliti tidak boleh

mengisi jawaban.

b) Skoring

Tahap ini dilakukan setelah ditetapkan skor atau hasil observasi

sehingga setiap jawaban responden dapat berindikator. Tidak ada

pedoman baku untuk skoring, namun skoring harus diberikan dengan

Page 19: KTI BPJS.docx

konsisten. Selain itu perlu diperhatikan dengan seksama terhadap

pertanyaan dalam kuesioner yang bersifat negatif. Hasil yang didapat

setelah dilakukan coding terdapat jawaban responden adalah melakukan

skoring yaitu dengan menjumlahkan jawaban yang benar. Pada

penelitian ini untuk pernyataan favourable, jika jawab benar skor 1 dan

jika jawab salah skor 0. Untuk pernyataan unfavorable jika jawab benar

skor 0, dan jika jawab salah skor 1. Sehingga dapat diperoleh kategori

tingkat pengetahuan yaitu :

1. Baik jika, skor 76%-100% dari jawaban benar

2. Cukup jika, skor 56%-75% dari jawaban benar

3. Kurang jika, skor <56% dari jawaban benar

c) Coding

Tahapan memberikan kode pada jawaban responden terdiri dari :

a. Memberi kode identitas responden untuk menjaga kerahasiaan

identitas responden dan mempermudah proses penelusuran biodata

responden bila diperlukan.

b. Menetapkan kode untuk skoring jawaban responden atau hasil

observasi yang telah dilakukan.

Coding dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Baik diberi kode 3

2) Cukup diberi kode 2

Page 20: KTI BPJS.docx

3) Kurang diberi kode 1

d) Entering

Memasukan data yang telah diskor kedalam computer seperti ke dalam

spread sheet program Excel atau ke dalam program SPSS

( Statistical Product and Service Solutions).

2. ANALISIS DATA

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisa deskriptif.

Menurut Sugiyono (2009: 124), analisa deskriptif adalah suatu prosedur

pengolahan data dengan menggambarkan dan meringkas data dengan cara

ilmiah alam bentuk tabel atau grafik. Jenis analisa data salah satunya yaitu

menggunakan analisis univariate. Analisis data dalam penelitian ini

menghasilkan presentase variabel tingkat pengetahuan kepala keluarga

tentang BPJS. Untuk menentukan presentase digunakan rumus :

P = XN

x 100%

Dimana P = Persentase

X = Jumlah jawaban benar

N = Jumlah nilai maksimal

Hasil pengukuran tingkat pengetahuan yang diperoleh dari jawaban

responden dibagi dalam kategori sebagai berikut (Arikunto, 2006)

Page 21: KTI BPJS.docx

pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diinterprestasikan dengan skala

yang bersifat kualitatif, yaitu :

1) Pengetahuan baik : skor 76%-100%

2) Pengetahuan cukup : skor 56%-75%

3) Pengetahuan kurang baik : skor <56%