KSI.doc

15
Bagian Ilmu Penyakit Mata Laporan Kasus Fakultas Kedokteran Umum Universitas Mulawarman Katarak Senil Stadium Imatur Okuli Dextra Disusun Oleh : Bayu Novianda NIM. 04.45390.00180.09 Pembimbing : dr. Tri Hendro P, Sp.M 0

Transcript of KSI.doc

Page 1: KSI.doc

Bagian Ilmu Penyakit Mata Laporan Kasus

Fakultas Kedokteran Umum

Universitas Mulawarman

Katarak Senil Stadium Imatur Okuli Dextra

Disusun Oleh :

Bayu Novianda

NIM. 04.45390.00180.09

Pembimbing :

dr. Tri Hendro P, Sp.M

Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik

Pada Bagian Ilmu Kedokteran Penyakit Mata

Fakultas Kedokteran Umum

Universitas Mulawarman

Samarinda

2011

0

Page 2: KSI.doc

BAB I

PENDAHULUAN

Katarak adalah keadaan kekeruhan yang terjadi pada lensa mata. Katarak

terjadi apabila lensa mata berubah menjadi keruh akibat berbagai penyebab antara

lain genetik, kongenital, metabolik, traumatik, toksik, senilis, yang paling banyak

dijumpai adalah katarak senilis. Katarak senile adalah semua kekeruhan lensa yang

terdapat pada usia lanjut, yaitu usia diatas 40 tahun.1,2

Katarak senilis (age-related cataract) merupakan penyebab kebutaan dan

penurunan visus terbanyak pada usia tua. Jumlah penderita katarak diseluruh dunia

saat ini lebih dari 15 juta dan akan mencapai 40 juta pada tahun 2025.3

Berdasarkan riset tahun 2007, prevalensi nasional kebutaan di Indonesia

sebesar 0,9%, dengan penyebab utama adalah katarak. Prevalensi kasus katarak di

Indonesia pada tahun 2007 sebesar 1,8%. Angka ini mengalami peningkatan

dibandingkan dengan data tahun 2001, yaitu 1,2%. Penelitian di Amerika Serikat

mengidentifikasikan adanya katarak pada 10% penduduk. Angka ini meningkat 50%

untuk mereka yang berusia 65 hingga 74 tahun. Untuk warga yang berusia lebih dari

75 tahun, angka prevalensinya 70%.4

Katarak memberikan gejala berupa penurunan penglihatan secara perlahan-

lahan, pandangan berasap, pandangan silau saat siang hari ataupun sinar. Operasi

katarak merupakan satu-satunya cara untuk mencegah kebutaan akibat katarak yang

dilakukan seluruh spesialis mata di Indonesia, baik di Rumah Sakit maupun secara

massal.5

Pada laporan kasus ini akan dipaparkan bagaimana mendiagnosis dan

penanganan pada pasien katarak senil imatur.

1

Page 3: KSI.doc

BAB IILAPORAN KASUS

Anamnesa (autoanamnesa) dan pemeriksaan fisik dilakukan pada hari Jumat,

12 Agustus 2011.

Identitas Pasien

Nama : Ny.H

Umur : 60 tahun

Agama : Islam

Pekerjaan : IRT

Alamat : Handil Bakti jl. Flamboyan RT 01

Anamnesa

Keluhan Utama : mata kanan kabur

Riwayat penyakit Sekarang :

Mata kanan terasa kabur seperti berkabut secara perlahan-lahan dan makin

memburuk sejak sekitar satu tahun terakhir. Pasien tidak pernah mengeluh mata

merah, melihat silau, penglihatan berbayang dua, melihat kilatan halilintar, nyeri

mata, sakit kepala, keluar air mata berlebihan, kotoran mata yang banyak, riwayat

sakit mata yang lama, atau terbentur pada mata. Pasien tidak mengalami gangguan

penglihatan jarak dekat.

Sebelumnya mata kiri pasien sudah dilakukan operasi 1 bulan yang lalu.

Sehingga penglihatan mata kiri sudah lebih baik, hanya tinggal mata kanan pasien

saja yang masih kabur. Namun setelah operasi pasien mengeluhkan mata kiri

menjadi merah, nyeri pada mata dan keluar air mata berlebihan. Namun sudah

diberikan terapi beberapa minggu ini keluhan tersebut sudah berkurang.

Riwayat penyakit dahulu :

Riwayat hipertensi namun tidak rutin mengkonsumsi obat antihipertensi

Pasien tidak memiliki riwayat penyakit diabetes mellitus.

2

Page 4: KSI.doc

Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Kompos mentis

Tanda vital :

Nadi : 84 kali/menit

Respirasi : 20 kali/menit

Tekanan darah: 150/90 mmHg

Suhu : 36.9 °C

Status generalisata :

Kepala leher : dalam batas normal

Thorax : dalam batas normal

Abdomen : dalam batas normal

Ekstremitas : dalam batas normal

Status Oftalmologi

Pemeriksaan Oculi Dextra Oculi Sinistra

Visus 6/18 6/12

Posisi bola mata Ortoforia Ortoforia

Pergerakan bola mata Baik ke segala arah Baik ke segala arah

Silia Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan

Palpebra superior Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan

Palpebra inferior Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan

Konjungtiva tarsus Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan

Konjungtiva bulbi Tidak ada kelainan Hiperemis pada daerah bekas

jahitan

Kornea Jernih Jernih

COA Kedalaman dangkal Kedalaman cukup

Pupil Bulat, regular, 4 mm

Refleks cahaya langsung (+)

Refleks cahaya tak langsung (+)

Bulat, regular, 4 mm

Refleks cahaya langsung (+)

Refleks cahaya tak langsung (+)

Shadow test (+) -

3

Page 5: KSI.doc

Iris Warna coklat Warna coklat

Lensa Keruh pada setengah bagian

lensa lensa

Terdapat pigmen iris yang

menempel di bagian depan

TIO (Palpasi) Tn Tn

Funduskopi Refleks fundus (+), nonuniform Refleks fundus (+), uniform

Vitreus Jernih Jernih

Diagnosis Kerja :

Katarak senil stadium imatur OD + pseudophakia OS

Diagnosis Penyakit Penyerta

Hipertensi Grade I

Penatalaksanaan :

Catarlens drop 3 gtt 1 OD

Tindakan bedah jika sudah matang

Prognosis :

Ad bonam

4

Page 6: KSI.doc

BAB III

PEMBAHASAN

Pada kasus ini pasien berumur 60 tahun. Menurut literature, katarak senil

adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu usia diatas 40

tahun. Pada penelitian Framingham Eye ditemukan kasus katarak senile pada usia

45-64 tahun sebanyak 492,2 kasus per 100.000 dan 40,8 kasus per 100,000 pada usia

85 tahun dan lebih.1,2,6

Jenis kelamin pada pasien ini adalah perempuan. Hal ini sesuai dengan

literatur menurut Sperduto dan Hiller menyatakan bahwa katarak ditemukan lebih

sering pada wanita dibanding pria. Pada penelitian lain oleh Nishikori dan

Yamomoto, rasio pria dan wanita adalah 1:8 dengan dominasi pasien wanita yang

berusia lebih dari 65 tahun dan menjalani operasi katarak.6

Pekerjaan pasien adalah Ibu rumah tangga. Beberapa penelitian telah

dilakukan untuk mengidentifikasi faktor risiko untuk perkembangan katarak senil.

Berbagai penyebab yang berpengaruh adalah kondisi lingkungan (seperti ultraviolet),

penyakit sistemik, diet, dan usia.6

Pada pasien ini, katarak paling mungkin terjadi karena proses degeneratif atau

bertambahnya usia seseorang dan juga hipertensi, karena pada anamnesis didapatkan

bahwa pasien tidak memiliki riwayat trauma pada mata dan tidak ada riwayat

pemakaian obat-obatan seperti kortikosteroid.

Diagnosis pada pasien ini ditegakkan berdasarkan anamnesa dan

pemeriksaan fisik. Berdasarkan anamnesis didapatkan, mata kanan kabur seperti

berkabut secara berangsur-angsur sejak 1 tahun terakhir. Berdasarkan pemeriksaan

fisis kedua mata didapatkan, visus mata kanan 6/18, kekeruhan pada setengah bagian

lensa, COA dangkal, shadow test (+), dan pada funduskopi didapatkan reflex fundus

(+), nonuniform

Keluhan pasien sesuai menurut literatur gejala subyektif: 3,7

Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek.

Peka terhadap sinar atau cahaya.

Seperti ada titik gelap di depan mata

5

Page 7: KSI.doc

Dapat melihat dobel pada satu mata. Diplopia monokuler yaitu penderita melihat

dua bayangan yang disebabkan oleh karena refraksi dari lensa sehingga benda-

benda yang dilihat penderita akan menyebabkan silau.

Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca.

Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu. Penderita mengeluh adanya

bercak-bercak putih yang tak bergerak.

Kesulitan melihat pada malam hari, benda yang menyilaukan

Melihat lingkaran di sekeliling cahaya (halo) atau cahaya terasa menyilaukan

mata

Penurunan ketajaman penglihatan secara progresif (bahkan pada siang hari)

Visus mundur yang derajatnya tergantung lokalisasi dan tebal tipisnya kekeruhan.

Bila kekeruhan tipis, kemunduran visus sedikit atau sebaliknya, dan kekeruhan

terletak di ekuator, tak ada keluhan apa-apa.

Sering berganti kaca mata.

Sukar mengerjakan pekerjaan sehari-hari.

Penglihatan menguning

Untuk sementara jelas melihat dekat.

Pada stadium permulaan penderita mengeluh miopi, hal ini terjadi karena proses

pembentukan katarak sehingga lensa menjadi cembung dan refraksi power mata

meningkat, akibatnya bayangan jatuh di depan retina.

Katarak senil dapat dibagi menjadi 4 stadium yaitu insipient, imatur, matur,

dan hipermatur.8 Pada kasus ini didapatkan lensa mata kanan keruh pada setengah

bagian lensa, COA dangkal, shadow test (+), reflek fundus (+) sehingga

diklasifikasikan ke dalam stadium imatur.

Pada kasus ini tindakan yang perlu dilakukan adalah pembedahan ketika

katarak telah matang. Hal ini sesuai dengan literature, pembedahan dilakukan jika

penderita tidak dapat melihat dengan baik dengan bantuan kaca mata untuk

melakukan kegiatannya sehari-hari atau bila katarak ini menimbulkan penyulit

seperti glukoma dan uveitis dan juga jika dari hasil pemeriksaan visus dengan hitung

jari dari jarak 3 m didapatkan hasil visus 3/60. Pembedahan lensa dengan katarak

dilakukan bila mengganggu kehidupan sosial atau atas indikasi medis lainnya.1

6

Page 8: KSI.doc

Untuk katarak yang masih ringan, dengan harapan proses pengeruhan dapat

dihentikan atau diperlambat, diberikan pula pengobatan medikamentosa. Obat yang

dikenal dipasaran antara lain Catalin atau Catarlent.9

Menurut Eye Care America (2007), disebutkan bahwa antioksidan menetralisir

kerusakan yang terjadi pada sel yang disebabkan oleh radikal bebas dan berhubungan

dengan katarak jika kerusakan oksidatif yang terjadi pada lensa akan memicu

terjadinya formasi pembentukan katarak. 8

Pada mata kiri pasien yang telah dilakukan operasi mengeluhkan adanya mata

merah, keluar air mata berlebihan dan nyeri pada mata yang keluhan tersebut sudah

berkurang sekarang. Pada pemeriksaan didapatkan hiperemi pada tempat jahitan. Hal

ini disebabkan reaksi inflamasi pada mata. Pasca operasi katarak akan terjadi reaksi

inflamasi pada mata. Hal ini dapat disebabkan karena tindakan operasi, pemasangan

pseudofakia dan penjahitan di insisi limbal. Pengamatan tanda-tanda inflamasi pada

mata setelah katarak antara lain hiperemi konjungtiva, edema kornea, dan adanya

flare dan sel pada bilik mata depan. Tanda-tanda inflamasi yang terjadi pasca operasi

sebagian besar menghilang pada minggu 6 dan 8, dan pada minggu 10 pasca operasi

sudah tidak didapatkan tanda-tanda inflamasi.10

Prognosis pada pasien ini ad bonam mata karena penglihatan masih bisa

kembali normal.

7

Page 9: KSI.doc

BAB IV

KESIMPULAN

Telah dilaporkan seorang perempuan dengan usia 60 tahun. Dari anamnesa

dan pemeriksaan fisik dapat ditentukan diagnosa kerja sementara adalah katarak senil

imatur OD + pseudofakia OS, diagnosis penyakit penyerta adalah hipertensi grade I.

Penatalaksanaan pada pasien ini adalah catarlent 3 gtt 1 OD. Penanganan pada pasien

ini telah sesuai dengan teori penatalaksanaan katarak. Prognosa pada pasien ini

adalah ad bonam.

8

Page 10: KSI.doc

Daftar Pustaka

1. Ilyas, S. Ilmu Penyakit Mata. Edisi III. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2008. Hal. 189, 200-211

2. Cahyani, E., dkk. Kadar Asam Urat Serum pada Penderita Katarak Penelitian Kasus Kontrol. Cermin Dunia Kedokteran. 2001. No.132, hal.32,33.

3. Hutasoit, H. Prevalensi Kebutaan Di Kabupaten Tapanuli Selatan. [Online] 2009. [Diakses 29 Maret 2011]. HYPERLINK http://library.usu.ac.id/ index.php.

4. Wikipedia. Cataract. [Online] 2010. [Diakses 29 Maret 2011]. HYPERLINK http://en.wikipedia.org/wiki/cataract.

5. Shock, JP. & Harper, RA. Lensa. Joko S, (Ed.). Jon, T. & Brahm, U. (Alih Bahasa). Oftalmologi Umum. Edisi XIV. Jakarta: Widya Medika. 2000. Hal. 175.

6. St Luke’s. Cataract. [Online] 2010. [Diakses 29 Maret 2011]. HYPERLINK http://www.stlukescataract.com.

7. Chitkara, DK., et al. Pathopysiology and Epidemiology of Cataract. Myronn, Y. et al. (Eds.). Ophthalmology. Edisi II. USA : Mosby. 2004. Hal. 26-270.

8. Ocampo, VVD. Cataract, Senile. [Online] 2008. [Diakses 29 Maret 2011]. HYPERLINK http://www.emedicine.com.

9. Wijana, N. Ilmu Penyakit Mata 3rd Ed. Jakarta. 1993

10. Suhardjo. Beberapa Komplikasi Pasca Bedah Katarak Dengan pemasangan Pseudofakos Di RSUP dr. Sardjito. Berkala Ilmu Kedokteran. Vol. 27. No. 1. 1995; 33-38

9