Kronologi perjanjian hudaibiyah

18
KRONOLOGI PERJANJIAN HUDAIBIYAH DALAM TAFSIR PERADABAN Lilik Alfiatin Nafi’ah Zuhaida Naila Shofa

Transcript of Kronologi perjanjian hudaibiyah

Page 1: Kronologi perjanjian hudaibiyah

KRONOLOGI PERJANJIAN

HUDAIBIYAH DALAM TAFSIR

PERADABAN

Lilik Alfiatin Nafi’ah

Zuhaida Naila Shofa

Page 2: Kronologi perjanjian hudaibiyah

KRONOLOGI

Ketika kaum muslimin semakin kuat di Jazirah Arabia, mereka berpikir

untuk mendapatkan hak mereka yaitu beribadah di Masjidil-Haram yang

sejak enam tahun lamanya terhalang oleh kaum musyrikin.

Hingga pada suatu saat Rasulullah bermimpi memasuki kota Mekah

serta menunaikan umrah dan thawaf disana. maka esok harinya Rasulullah

beritakan hal tersebut kepada para sahabat, lalu beliau perintahkan mereka

untuk bersiap-siap melakukan safar untuk umrah.

Page 3: Kronologi perjanjian hudaibiyah

Pada hari Senin bulan Dul Qa’idah tahun ke-6 Hijriah berangkatlah

Rasulullah bersama 1400 orang sahabat tanpa senjata perang kecuali

pedang di dalam sarungnya. Isteri yang ikut bersama Rasulullah saat

itu adalah Ummu Salamah. Setibanya di Dulhulaifah, Rasulullah mulai

melakukan ihram untuk umrah.

Page 4: Kronologi perjanjian hudaibiyah

kaum kafir Quraisy yang mendengar kedatangan Rasulullah sepakat

menghalangi kedatangan beliau apapun caranya.

Rasulullah mengubah rute perjalanannya, sampai akhirnya beliau

singgah di sebuah tempat bernama Hudaibiyah. Di tempat tersebut

Rasulullah menyatakan dengan tegas kepada Badil bin Warqa’ al Khuza’I –

orang yang bersedia menjadi penengah antara kaum muslimin dan orang

kafir – bahwa kedatangannya semata-mata ingin menunaikan umrah,

bukan untuk berperang.

Page 5: Kronologi perjanjian hudaibiyah

kaum Quraisy mengirim utusannya untuk mengetahui hal

sebenarnya. Rasulullah kembali menegaskan hal tersebut kepada

utusan tadi.

Rasulullah yang ingin mengetahui sikap kaum kafir Quraisy. Maka

diutuslah Utsman bin Affan.

Setibanya di Mekkah, Utsman segera menyampaikan misinya

kepada para pembesar Quraisy.

Page 6: Kronologi perjanjian hudaibiyah

PENAHANAN UTSMAN

BIN AFFAN

Kaum kafir quraisy bermusyawarah untuk menetapkan jawaban yang akan

disampaikan kepada Rasulullah. Karena itu, mereka menahan Utsman bin Affan hingga

ketetapannya berhasil diputuskan, lalu melalui beliau akan disampaikan kepada Rasulullah.

Namun karena penahanan tersebut berlarut-larut, tersiarlah kabar di kalangan para

sahabat yang menunggu di Hudaibiyah bahwa Utsman bin Affan dibunuh.

Mendengar berita tersebut, Rasulullah segera meminta para sahabatnya melakukan

baiat, untuk menuntut balas atas kematian Utsman. Maka mereka berbaiat di bawah

sebuah pohon. Baiat tersebut dikenal sejarah sebagai Baitur-Ridwan.

Page 7: Kronologi perjanjian hudaibiyah

Allah SWT menyatakan hal tersebut

“Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia

kepadamu di bawah pohon” (QS. AL Fath:18)

Ketika kaum Quraisy mengetahui adanya baiat tersebut, mereka segera mengutus

Suhail bin Amr untuk mengadakan perjanjian dengan Rasulullah.

Page 8: Kronologi perjanjian hudaibiyah

ISI PERJANJIAN HUDAIBIYAH1. Tahun ini (6 H), Rasulullah harus kembali (tidak boleh melaksanakan umrah). Tahun depan beliau

dan kaum Muslimin boleh memasuki Mekkah dan tinggal disana selama tiga hari. Mereka hanya

boleh membawa persenjataan musafir sedangkan pedang-pedang mereka harus dimasukkan ke

dalam sarung. Pada saat itu kaum Quraisy tidak boleh menghalanginya.

2. Menghentikan peperangan dari kedua belah pihak selama 10 tahun dan mewujudkan keamanan di

tengah masyarakat.

3. Siapa yang menjalin persekutuan dengan Muhammad dan kaum Quraisy, maka dia termasuk

bagian dari kedua pihak tersebut. Maka penyerangan yang diarahkan kepada suku-suku tersebut

dianggap sebagai penyerangan kepada sekutunya.

4. Siapa yang kabur dari kaum Quraisy (Mekkah) dan mendatangi Muhammad (ke Madinah) maka

harus dikembalikan (ekstradisi), sedangkan yang kabur dari Muhammad kepada kaum Quraisy,

tidak dikembalikan.

Page 9: Kronologi perjanjian hudaibiyah

TAFSIR QS. AL-FATH AYAT 1

Kata fatahna terambil dari kata fataha yang diartikan “membuka” dari yang

tertutup. Makna kata ini kemudiaan berkembang menjadi kemenangan, karena dalam

kemenangan tersirat sesuatu yang diperjuangkan menghadapi sesuatu yang dihalangi

dan ditutup.

Para ulama berbeda pendapat tentang makna fath ini. Ada yang memahaminya

sebagai kemenangan dan penyelesaian sengketa antara kaum muslimin dan kaum

musyrikin dengan Penandatanganan Perjanjian Hudaibiyah.

Page 10: Kronologi perjanjian hudaibiyah

Sayyid Quthb menyebut sekian banyak fath yang diraih, bermula dari janji setia

yang dilakukan oleh para sahabat dan yang mengantar mereka meraih ridha Allah

sehingga janji setia itu dinamakan Baiatur Ridwan, disusul dengan Perjanjian

Hudaibiyah, dan aneka fath yang sesudahnya. Disana ada kemenangan di bidang

dakwah.

Kemenangan lainnya adalah kemenangan territorial. Kaum muslimin setelah

perjanjian itu berhasil menaklukkan sisa-sisa kekuatan Yahudi dengan menguasai

benteng mereka yang terkuat di Khaibar serta meraih harta rampasan perang yang

sangat banyak.

Page 11: Kronologi perjanjian hudaibiyah

Yang ketiga kemenangan dalam bidang politik. Karena dengan perjanjian

Hudaibiyah itu kaum musyrikin mengakui eksistensi kaum muslimin, mengizinkan mereka

menjalankan syariat agama di kota Mekkah selama tiga hari agar kaum muslimin benar-

benar merasa aman dan tenteram ketika melaksanakan ibadah. Satu pengakuan dan hasil

yang tidak pernah diduga oleh yang paling optimis sekalipun.

Dan yang tidak kalah pentingnya adalah kemenangan immaterial yang diraih oleh

kaum muslimin dengan Baiatur Ridwan yang mencurahkan ridha Allah kepada mereka

lalu memberi gambaran yang sangat indah tentang identitas pengikut-pengikut Nabi

sebagaimana terbaca pada akhir surah ini. Demikian lebih kurang uraian Sayyid Quthub

dalam tafsirnya.

Page 12: Kronologi perjanjian hudaibiyah

Banyak riwayat sahabat yang menegaskan bahwa fath yang dimaksud di sini adalah

Perjanjian Hudaibiyah ituu. Sayyidina Umar misalnya – yang pada mulanya bersikap keras

menyangkut beberapa butir perjanjian Hudaibiyah – setelah turunnya ayat di atas bertanya

kepada Rasulullah: “Apakah ini yang dinamakan fath (kemenangan) ya Rasulullah?” Nabi

saw menjawab: “Ya. demi jiwaku yang ada dalam genggaman tangan-Nya. Ini adalah fath.”

Sekian banyak riwayat lain yang senada maknanya dengan ini, misalnya ucapan al

Bara’ Ibn ‘Azib yang berkata bahwa: “Kalian menganggap bahwa fath Mekkah adalah fath

yang dimaksud ayat ini, sedang kami (sahabat-sahabat nabi) menilai Bai’atur Ridhwan yang

terjadi pada hari Hudaibiyah itulah yang dimaksud.

Page 13: Kronologi perjanjian hudaibiyah

TAFSIR AL-MUMTAHANAH

AYAT 10

“Hai orang-orang yang beriman, apabila datang kepadamu perempuan-perempuan mukminah yang berhijrah,

maka ujilah mereka – Allah lebih mengetahui tentang keimanan mereka; maka jika kamu telah mengetahui

mereka bahwa mereka wanita-wanita mukminah, maka janganlah kamu kembalikan mereka kepada orang-orang

kafir. Mereka tidak halal bagi mereka dan mereka tidak halal (juga) bagi mereka. Dan berikanlah kepada mereka

apa yang telah mereka bayar; dan tiada dosa atas kamu mengawini mereka – apabila kamu bayar kepada mereka

mahar-mahar mereka. Janganlah kamu tetap berpegang pada tali (perkawinan) perempuan-perempuan kafir; dan

mintalah apa yang telah kamu bayar; dan hendaklah mereka pun meminta apa yang telah mereka bayar.

Demikianlah hukum Allah yang ditetapkannya di antara kamu. Dan Allah maha Mengetahui lagi Maha

Bijaksana.”

Page 14: Kronologi perjanjian hudaibiyah

Ayat di atas menjelaskan bahwa perempuan-perempuan yang hendak bergabung

dengan kaum mukminah yang telah berhijrah, maka mereka harus diuji terlebih

dahulu sebelum diterima menjadi bagian dari kaum mukmin Madinah.

Adapun ujian yang dimaksud antara lain dengan menyuruhnya bersumpah

bahwa kehadiran mereka benar-benar tulus demi Allah, bukan karena alasan ingin

berpisah dengan suami, lalu menikahi seseorang yang dicintai, atau karena ingin

terhindar dari beban atau sanksi yang seharusnya dipikulnya. Meskipun sudah diuji,

sesungguhnya manusia tidak mampu mengetahui secara pasti. Hanya Allah yang

mengetahui secara pasti kadar keimanan manusia. (Tafsir Az amakhsyari).

Page 15: Kronologi perjanjian hudaibiyah

PELAJARAN DAN HIKMAH

PERJANJIAN HUDAIBIYAH

Secara umum perjanjian ini menunjukkan diakuinya keberadaan muslimin di

Madinah dan ini merupakan kemenangan tersendiri bagi kaum muslimin, sebab

sebelumnya kaum kafir Quraisy berupaya memerangi dan menumpas mereka

sampai ke akar-akarnya.

adanya perjanjian tersebut dapat menghalangi keangkuhan dan kedzaliman kaum

musyrikin yang selalu berupaya menyerang kaum muslimin.

adanya perjanjian tersebut, membuka peluang yang sangat besar bagi kaum

muslimin untuk melancarkan dakwahnya yang selama ini banyak disibukkan oleh

peperangan-peperangan bersama kaum Quraisy.

Page 16: Kronologi perjanjian hudaibiyah

Adapun pasal yang menyatakan bahwa penduduk Mekkah yang

kabur ke Madinah harus dikembalikan oleh Rasulullah ke Mekkah,

sedangkan penduduk Madinah yang kabur ke Mekkah tidak

dikembalikan.

Sedangkan kaum muslimin di Mekkah jika dia hendak kabur, maka

Madinah bukanlah satu-satunya tujuan untuk itu. Bumi Allah amatlah

luasnya, maka dia dapat mencarinya selain Madinah.

Page 17: Kronologi perjanjian hudaibiyah

Di kalangan para sahabat sendiri pada awalnya timbul keberatan denga nisi perjanjian

tersebut. Karena secara lahir, perjanjian tersebut berpihak kepada kaum musyrikin.

Namun akhirnya mereka menyadari bahwa keputusan Rasulullah akan selalu

mendatangkan kemaslahatan, karena semuanya berasal dari Allah. Apalagi tidak lama

kemudian Allah menurunkan ayatNya:

“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata” (QS AL Fath:1)

Maka bergembiralah para sahabat dengan kabar gembira kemenangan yang gilang

gemilang.

Page 18: Kronologi perjanjian hudaibiyah

TERIMA KASIH