Kritik seni ppt

27
ESTETI KA Oleh : Widyastuti Utami Citra Putri Merdekawati Sari Narulita Fatimah Cahyani P. Kelas : A JURUSAN BAHASA JEPANG | UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

Transcript of Kritik seni ppt

ESTETIKA

Oleh :

Widyastuti Utami

Citra Putri Merdekawati

Sari Narulita

Fatimah Cahyani P.

Kelas : A

JURUSAN BAHASA JEPANG | UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

Kritik Seni

Kritik Seni

Teori kritik seni mencakup segala sesuatu yang berhubungan dengan persyaratan dan metodologi yang diperlukan dalam kegiatan mengapresiasi seni.  2 pendekatan yang dilakukan untuk membangun teori kritik seni : 1. Berakar pada pendekatan filsafat metafisis yang melahirkan tipe kritik yang bersifat dogmatis 2. Pendekatan empiric modern yang menggunakan data objektif sebagai basis penilaian karya seni 

Sampai sekarang eksistensi kritik seni masih menjadi perdebatan.

Ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai kritik seni.

•  Dewey : kritik seni seharusnya merupakan aktivitas evaluasi, karya seni adalah objek pengamatan estetik, kritik tidak perlu sampai pada penyimpulan nilai, penghakiman, karena dengan deskripsi dan pembahasan yang lengkap sudah mencukupi bagi penangkapan makna estetis.

•  Aschner, dkk : kritik sebagai usaha pemahaman dan penikmatan karya seni. Kritik sebagai kajian rincidan apresiatif dengan analisis yang logis dan argumentatif untuk menafsirkan karya seni. Aktivitas evaluasi kritik harus sampai pada pernyataan nilai baik dan buruk. Bahkan sampai penentuan kedudukan karya seni dalam konteks karya yang sejenis.

• Kuspit : aktivitas kritik merupakan seni tersendiri, artinya seorang kritikus adalah individu kreatif yang mengungkap makna seni.

Tujuan kritik seni :• Evaluasi seni• Apresiasi seni• Pengembangan seni ke taraf yang lebih kreatif

dan inovatif.

Fungsi kritik seni :• Bagi masyarakat kritik seni berfungsi untuk

memperluas wawasan seni.• Bagi seniman kritik tampil sebagai ‘cambuk’

kreativitas.

Dalam kritik seni terdapat 3 asumsi penting :• Kritik sebagai apresiasi seni• Kritik sebagai aktivitas penghakiman• Kritik sebagai aktivitas seni tersendiri

1. Alat Kritik SeniTingkat kepakaran seorang kritikus menuntut keahlian dan persyaratan tersendiri, sehingga bobot penilaian yang

dilakukannya cukup meyakinkan bagi para pembaca.• Seorang kritikus harus mempunyai cita rasa seni yang

terbuka, artinya mempunyai kapasitas menghargai kreativitas artistic yang sangat beragam.

• Seorang kritikus memerlukan studi formal di lembaga tinggi kesenian, khususnya tentang sejarah kesenian dan sejarah kebudayaan.

• Seorang kritikus harus berpengalaman mengamati dan menghayati seni secara orisinal, baik di studio, gedung pertunjukan, sanggar, maupun di museum.

• Seorang kritikus harus mampu secara imajinatif merekapitulasi factor teknik karya seni, sehingga mengetahui bagaimana proses pembuatan karya yang menjadi objek kritiknya.

• Seorang kritikus perlu mengetahui betul peristilahan seni, style seni, fungsi seni, opini penting para seniman dan pakar estetika secara periodic, di samping memahami konteks sosial dan kebudayaan yang melatarbelakangi kreasi seorang seniman.

• Seorang kritikus harus paham betul perbedaan antara niat artistic dengan hasil atau pencapaian artistic, sehingga mampu melihat kesenjanagn antar keduanya.

• Seorang krirtikus harus mampu melawan bias atau simpati terhadap karya seniman yang dikenalnya secara pribadi.

• Seorang kritikus harus memiliki keadaan kritis.

• Seorang kritikus seni profesional harus memiliki temperamen judicial, dalam praktiknya ini berarti kemampuan menilai seni dengan cara yang tidak tergesa – gesa.

Tipe Kritik Seni (Feldman)

d. Kritik Popular

a. Kritik Jurnalist

ik

b. Kritik Pedagog

ik

c. Kritik Ilmiah

3. Penyajian Kritik Seni

Kritikus yang baik secara sadar memahami

bentuk, proses, bahkan sistem yangdigunakannya untuk mencapaikesimpulan dari kritiknya. MenurutFeldman (1967:469) dalam teori

kritikseni dikenal empat tahap untukmenyajikan kritik seni.

a. Deskripsi• Deskripsi adalah suatu proses pengumpulan

data karya seni yang tersaji langsung kepada pengamat.

• Kritikus dituntut untuk menyajikan keterangan secara objektif yang bersumber pada fakta yang terdapat pada karya seni.

• Dalam pembuatan deskripsi, kritikus perlu menghindari interpretasi pada karya seni yang sedang dikritiknya.

• Deskripsi berarti menguraikan fakta seni sesuai dengan kenyataan sebenarnya, tanpa tafsiran yang sifatnya ilusif dan imajinatif.

b. Analisis

• Pada tahap ini tugas kritikus adalah menguraikan kualitas elemen seni.

• Hasil analisis karya seni ini selanjutnya akan menjadi fakta objektif para kritikus dalam menafsirkan karya seni.

• Pada dasarnya tahap analisis adalah mengkaji kualitas unsur pendukung dari subject matter yang telah dihimpun pada tahap deskripsi.

c. Interpretasi• Proses mengemukakan arti atau makna karya

seni dari hasil deskripsi dan analisis yang cermat.

• Tidak bermaksud untuk menilai karya seni, kritikus berada dalam posisi untuk memutuskan apa makna seni, tema karya, masalah artistik, masalah intelektual karya seni, dan akhirnya menyimpulkan karya seni sebagai satu kesatuan yang utuh.

• Kritikus bertolak dari data deskripsi dan analisis yang telah dilakukan untuk menghasilkan sebuah hipotesis tentang karya seni yang bersangkutan. Namun, objek seni adalah hasil karya manusia yang tidak bisa lepas dari aspek sistem nilai penciptanya. Oleh karena itu, karya seni tidak dapat dipisahkan dari wahana ide senimannya.

• Pentingnya sosok seorang kritikus, menemukan gagasan apa yang terdapat pada sebuah karya seni dan selanjutnya mengungkap apa makna dari karya seni tersebut.

• Pernyataan seniman ditempatkan sebagai material yang perlu dikonfirmasikan dengan metode analisis dan interpretasi kritikus. Kebenaran sebuah pernyataan harus dapat diamati pada karya seni. Jika tidak, maka kritikus dapat melihat adanya kesenjangan antara aspek konseptual dengan prestasi atau pencapaian artistik.

• Penghayatan terhadap kualitas formal sebuah karya seni yang terorganisasi menjadi satu kesatuan dan kesatuan tersebut yang menjadi makna karya yang harus ditemukan oleh seorang kritikus.

• Salah satu masalah sentral dalam estetika dan kritik seni adalah tidak adanya jalan untuk menghindari persepsi seni organisisme manusia.

d. EvaluasiTahapan dalam kritik untuk menentukan

kualitas suatu karya seni bila dibandingkan dengan karya lain yang

sejenis. Mengevalusi atau menilai secara kritis dapat

dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:• Mengkaitkan sebanyak-banyaknya karya

yang dinilai dengan karya yang sejenis• Menetapkan tujuan atau fungsi karya yang

ditelaah• Menetapkan sejauh mana karya yang

ditetapkan “menyimpang” dari yang telah ada sebelumnya

• Menelaah karya yang dimaksud dari segi kebutuhan khusus dan segi pandang tertentu yang melatarbelakanginya

• Evaluasi karya seni dengan metode kritis berarti menetapkan rangking sebuah karya dalam hubungannya dengan karya lain yang sejenis untuk menentukan kadar artistik dan faedah estetiknya.

• Dalam aktivitas ini dikenal model evaluasi dengan studi komparatif historis.

• Kritikus perlu mengenali dengan seksama sebanyak mungkin gaya artistik, aliran seni, pengaruh komunikasi dalam pertukaran artistik modern, perluasan lahan kreativitas, serta orisinalitas dalam sejarah kesenian.

• Membandingkan karya sekarang dengan karya terbaik di masa lampau dalam tipologi dan konsep seni yang sama bukan berarti mengimitasi masa lampau.

Pendekatan

FormalistikPendekatan Ekspresivistik

Pendekatan Instrumentalistik

Jenis Penilaian Kritik Seni

•Kriteria untuk menentukan ekselensi karya seni:

Manificant form (kapasitas bentuk seni yang melahirkan emosi estetik bagi pengamat seni.

•Pada dasarnya, kehidupan seni memiliki dunianya sendiri.

Pendekatan Formalistik (1)

• Artinya, terlepas sama sekali dari realitas kehidupan keseharian yang kita alami.

•Seseorang cukup menggunakan bekal cita rasanya dalam mengapresiasi bentuk, warna, dan ruang 3 dimensional.

•Clive Bell “Art is be art, must be independent and self suficient”

•Ia mempertentangkan metode kritisme formalis dengan teori seni imitasi yang menekankan hubungan seni dengan pengalaman manusia di luar seni.

Pendekatan Formalistik (2)

•Jadi, kritik seni formalis mendasarkan kriteria ekselensi seni pada kualitas integratif tatanan formal karya yang mengutamakan relasi antar unsur visual yang terjalin padu dalam sebuah karya seni.

•Roger Fry menggunakan istilah plastic drama

•Menurutnya, unsur desain terdiri atas garis, volume, cahaya, bayang, dan warna.

Pendekatan Formalistik (3)

LANJUT…

Pendekatan ekspresivistik (1)

Kritik seni ekspresivisme menentukan kadar keberhasilan seni atau kemampuannya membangkitkan emosi secara efektif, intensif, dan penuh gairah.

Karya seni yang baik dapat menggetarkan perasaan jauh lebih kuat dari pada perasaan keseharian pada saat kita melihat realitas yang sama.

Pendekatan ekspresivistik (2)

Salah satu kriteria dalam melakukan analisis seni apresiasi dan penilaiannya memakai kriteria pengalaman individual seniman.(Ekspresi diri, komunikasi emosi, dan pembahasan pengalaman estetik).

Menganggap karya seni sebagai sarana komunikasi dan rekaman pengalaman seniman.

LANJUT…

Pendekatan Instrumentalistik (1)

• Kreasi artistik tidak terletak pada kemampuan seniman untuk mengolah material ataupun pada masalah internal karya seni.

• Keberhasilan karya seni berurusan dengan akibat dari gagasan yang diekspresikan lewat seni kepada masyarakat.

• Perasaan keindahan lebih bermakna jika seseorang menyerapnya secara tak sadar, namun tujuan seninya dapat tercapai dan bermanfaat, baik secara intelektual maupun emosional.

Pendekatan Instrumentalistik (2)

• Seni sebagai sarana untuk memajukan dan mengembangkan tujuan moral , agama, politik, dan bebrbagai tujuan psikologi dalam kesenian.

• Contoh karya instrumentalis : karya yang dibuat atas pesanan para pendeta, gereja, hartawan, bangsawan, istana, dan kelas elit lainnya.

• Secara ekstrim menekankan peran seni untuk mengiustrasikan gagasan politik dan sosial.

Pendekatan Instrumentalistik (3)

• Kesulitan penafsiran seni instrumentalis dalam sejarah penialaian adalah kenyattan bahwa seni dapat dikagumi dengan alasan yang berbeda.

• Contoh: Patung zaman Romaneska dan candi-candi.

Kritik marxis : menggunakan seni untuk perjuangan kelompok, perjuangan buruh di bawah tekanan kaum kapitalis.

Formalistik

Mengutamakan keindahan

bentuk seni.

Instrumentalistik

Menekankan pada tujuan

dan manfaatnya

bagi masyarakat

Perbedaan ketiga jenis penilaian

Ekspresivistik

Menekankan pada ekspresi

pribadi

ありがとうございます