KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA...

123
KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA PERSEPEKTIF AL-GHÂZALI DALAM KITAB IHYÂ ‘ULŪM AL-DĪN Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag) Oleh: Maulana Iskandar NIM 1112034000036 PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR‟AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440/2019 M

Transcript of KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA...

Page 1: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA

PERSEPEKTIF AL-GHÂZALI

DALAM KITAB IHYÂ ‘ULŪM AL-DĪN

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar

Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh:

Maulana Iskandar

NIM 1112034000036

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR‟AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440/2019 M

Page 2: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap
Page 3: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap
Page 4: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap
Page 5: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

i

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam skripsi ini berpedoman

pada buku Pedoman Penulisan Skripsi yang diterbitkan oleh Fakultas Ushuluddin

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015.

1. Konsonan

Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

tidak dilambangkan ا

B Be ب

T Te خ

Ts te dan es ث

J Je ج

H h dengan garis di bawah ح

Kh ka dan ha خ

D De د

Dz de dan zet ر

R Er ر

Z Zet ز

S Es س

Sy es dan ye ش

S es dengan garis di bawah ص

ḏ ض de dengan garis di bawah

ṯ ط te dengan garis di bawah

ẕ ظ zet dengan garis di bawah

koma terbalik di atas hadap kanan „ ع

Gh ge dan ha غ

F Ef ف

Q Ki ق

K Ka ك

L El ل

Page 6: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

ii

M Em م

N En ى

W We و

H Ha

Apostrof ` ء

Y ye ي

2. Vokal Tunggal

Vokal dalam bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari

vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Untuk vokal

tunggal alih aksaranya adalah sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

A Fathah

I Kasrah

U ḏ و ammah

Adapun untuk vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

Ai a dan i ي

Au a dan u و

3. Vokal panjang

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

Ā a dengan garis di atas ا

Ī i dengan daris di atas ي

Ū u dengan garis di atas و

Page 7: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

iii

4. Kata Sandang

Kata sandang yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengan huruf,

yaitu alif dan lam, dialih aksarakan menjadi huruf /l/, baik diikuti huruf

syamsiyyah maupun qamariyyah. Contoh: al-syamsiyyah bukan asy-syamsiyyah,

al-rijāl bukan ar-rijāl.

5. Tasydīd

Huruf yang ber-tasydīd ditulis dengan dua huruf serupa secara berturut-

turut, seperti السح = al-sunnah.

6. Ta marbūṯ ah

Jika ta marbūṯ ah terdapat pada kata yang berdiri sendiri, maka huruf

tersebut dialih-aksarakan menjadi huruf /h/, seperti أتو هريرج = Abū Hurairah.

7. Huruf Kapital

Huruf kapital digunakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam Ejaan

Yang Disempurnakan (EYD). Jika nama didahulukan oleh kata sandang, maka

yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf

awal atau kata sandangnya, seperti الثخاري = al-Bukhāri.

Beberapa ketentuan lain dalam EYD sebetulnya juga dapat diterapkan

dalam alih aksara ini, misalnya ketentuan mengenai huruf miring (italic) atau

cetak tebal (bold). Jika menurut EYD, judul buku itu ditulis dengan cetak miring,

maka demikian halnya dalam alih aksaranya. Demikian seterusnya.

Berkaitan dengan penulisan nama, untuk nama-nama tokoh yang berasal dari

dunia Nusantara sendirim disarankan tidak dialihaksarakan meskipun akar

katanya berasal dari bahasa Arab. Misalnya ditulis Abdussamad al-Palimbani,

tidak „Abd al-Samad al-Palimbânî, Nuruddin al-Raniri, tidak Nûr al-Dîn al-Rânirî

Page 8: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

iv

ABSTRAK

Maulana Iskandar: Kritik Sanad Dan Matan Hadis Etika Berbicara

Persepektif Al-Ghâzali Dalam Kitab Ihyâ ‘Ulūm Al-Dīn

Berbicara merupakan salah satu fungsi penting bagi setiap manusia,

berbicara adalah adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan.

Dengan berbicaralah pertama-tama di penuhi kebutuhan berkomunikasi dengan

lingkungan sekitar. Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak pernah luput dari

peran lisan untuk berbicara yakni sarana untuk berkomunikasi dengan yang

lainnya. Berbicara ibarat dua mata pedang yang pada sisi lain bisa membawa

manfaat dan di sisi lain bisa membawa mudharat.

Dalam kitab Ihyâ`„Ulûm al-Dîn karya Imam al-Ghazali terdapat

pembahasan yang membahas tentang bahaya lisan, salah satu poinnya adalah etika

berbicara khususnya bab mencela dan mencaci maki. Dalam hal etika berbicara

tentunya kita harus menjaga berbicara dengan tidak mencela dan menyakiti.

Namun dalam berbicara juga harus memperhatikan etika-etika agar tidak

menyinggung pihak lain khusunya bab etika berbicara dalam mencela. Penelitian

ini dilakukan dengan menggunakan library research yaitu dengan mengumpulkan

data-data yang terdapat dalam sumber primer yaitu kitab Ihyâ` „Ulûm al-Dîn dan

sumber sekunder yaitu buku-buku, kitab Rijal al-Hadis dan kitab-kitab takhrij

hadis, artikel, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan pembahasan

penelitian ini.

Dalam kajian terhadap hadis Nabi, penulis menemukan hadis-hadis yang

berhubungan dengan larangan berbicara yang terdapat dalam kitab Ihyâ` „Ulûm

al-Dîn pada bab Bahaya Lisan. Dari sekian banyak hadis Nabi yang menjadi

pembahasan tentang etika berbicara mecaci maki, penulis hanya meneliti 4 hadis

sebagai sampel dari 15 hadis etika berbicara mecaci maki yang terdapat dalam

kitab Ihyâ` „Ulûm al-Dîn. Setelah ditelusuri kualitas hadis tersebut melalui metode

takhrij hadis, ditemukanlah sebagai berikut: hadis pertama menjelaskan bahwa

Nabi juga melakukan berbicara akan tetapi Nabi berkata tentang kebenaran dan

kualitas hadis adalah shahih. hadis kedua menjelaskan bahwa nabi menegaskan

pada umatnya: takutlah kalian terhadap perkataan kotor karena sesungguhnya

Allah SWT tidak menyukai kata-kata kotor dan berkata kotor. dan kualitas hadis

tersebut adalah dhaif, hadis ketiga menjelaskan bahwa nabi bersabda Seorang

mukmin bukanlah orang yang suka mencela, melaknat, berperprasangka buruk,

dan mengucapkan ucapan yang kotor. Dan kualitas hadis adalah shahih, hadis

keempat menjelaskan bahwa nabi mengatakan bahwa Sifat pemalu dan sedikit

bicara adalah dua cabang keimanan, sedangkan ucapan buruk dan banyak bicara

adalah dua cabang kemunafikan. Dan kualitas hadisnya adalah shahih

Page 9: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

v

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Yang senantiasa melimpahkan segala nikmat dan pertolongannya kepada penulis.

Berkat izin dari-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Shalawat serta

salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw. Semoga kita

termasuk umatnya yang istiqamah menjalani perintahnya, dan mendapatkan

syafa‟ at pada hari kiamat kelak.

Penulis menyadari betul bahwa skripsi yang berjudul Kritik Sanad Dan

Matan Hadis Etika Berbicara Persepektif Al-Ghâzali Dalam Kitab Ihyâ

‘Ulūm Al-Dīn. Ini tidak akan selesai jika hanya mengandalkan daya yang penulis

miliki. Ada banyak sosok, kerabat, dan orang-orang yang secara langsung maupun

tidak langsung telah banyak membantu penulis. Maka dalam pengantar skripsi ini

penulis mengucapkan banyak terimaksih kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, M.A.,selaku Rektor UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Yusuf Rahman, MA., selaku Dekan Fakultas Ushuluddin UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta jajarannya.

3. Ibu Dr. Lilik Ummi Kaltsum, MA., Selaku Ketua Jurusan Ilmu al-

Qur‟an dan Tafsir dan Ibu Dra. Banun Binaningrum, M.Pd., selaku

Sekretaris Jurusan Ilmu al-Qur‟ an dan Tafsir Fakultas Usshuluddin UIN

Syarif Hidyatullah Jakarta.

4. Ibu Dr. Faizah Ali Syibromalisi selaku dosen pembimbing akademik

yang telah memberikan banyak nasihat dan kemudahan bagi penulis

dalam mengurus administrasi dan penyelesaian skripsi.

Page 10: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

vi

5. Bapak Drs. Harun Rasyid, MA selaku dosen pembimbing yang telah

bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan, dan

mengoreksi dalam penulisan skripsi ini.

6. Bapak Dr. M. Suryadinata, MA., Bapak Dr. Ahmad Fudhaili, M.Ag., Ibu

Lisfa Sentosa Aisyah, MA., selaku tim penguji skripsi.

7. Seluruh Dosen Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

yang telah dengan tulus dan ikhlas memberikan ilmu dan pengalaman

berharga kepada penulis.

8. Pimpinan dan segenap karyawan Perpustakaan Utama, Perpustakaan

Fakultas Ushuluddin, dan Perpustakaan Sekolah Pascasarjana UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

9. Kedua orang tua tercinta, Bapak Sunandar dan Ibu Darsinah, yang selalu

mendoakan kebaikan dalam setiap aktifitas penulis, yang tidak akan

mampu terbalaskan dengan apapun. Juga tidak henti-hentinya

memberikan motivasi, menginspirasi nasihat-nasihat istimewa kepada

penulis untuk menyelesaikan skripsi ini yang dengan sabar menunggu

dalam menyelesaikan masa studi penulis. Juga kakak dan adik-adik

tercinta yang selalu memberikan senyuman berkat merekalah aku

semangat menyelesaikan Skripsi ini, kepada Mba Rindih Ulandari, Mas

Rinto Agus Salam, Aji Muhammad Iskandar, dan Nur Saidatina. Serta

ponakanku M. Fadilah Abiya dan Kirena Safira Nabila Ayu.

10. Habibati Najiyah yang selalu memberikan support, kekuatan serta

semangat dalam menyusun skripsi ini hingga selesai.

Page 11: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

vii

11. Ibu Mertua Umi Suparmi Ningsih (Zaenab) dan Bapak Mertua Abi

Jajang Suparman (Ahmad Faishal) yang selalu memberikan sumbangsih

motivasi serta Doa kepada penulis.

12. KH. Ahmad Nur Satria (Kyai Shoim) selaku guru kemahabahan dan

spiritual, yang selalu memberikan arahan, wejangan kehidupan kepada

penulis dalam menyusun skripsi.

13. Teman-teman angkatan 2012 Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir, terkhusus bagi

kawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap selalu terjaga dan

takkan retak walaupun jarak memisahkan kita. Dan kawan-kawan

seperjuangan diskusi dan ngopi Asep muhammad fajaruddin, Ali

Muharam, Riswan sulaiman, Ahmad Nur kholis, M. Arif Maulana.

14. Kawan-kawan Pasukan Inti Pagar Nusa Jakarta pusat, Istikmal Tegal,

Istikmal Jabodetabek yang telah banyak berkontribusi dalam membangun

keintelektualan penulis dengan kajian dan diskusi, serta kesadaran

penulis agar selalu peka dan peduli terhadap lingkungan, baik lokal

maupun nasional.

Semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat dan menambah

wawasan dalam pemahaman hadis dan perkembanganya. Di lain waktu,

semoga tulisan ini tersempurnakan oleh siapapun yang berminat

mengkaji materi ini. Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan yang

telah di lakukan dengan pahala yang berlipat ganda, di dunia dan di

akhirat. Amin

Jakarta, 06 Mei 2019

Page 12: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

viii

DAFTAR ISI

PEDOMAN TRANSLITERASI……………………………………………… i

ABSTRAK……………………………………………………………………. iv

KATA PENGANTAR………………………………………………………… v

DAFTAR ISI…………………………………………………………….......... viii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusuan Masalah.................................................... 11

1. Pembatasan Masalah........................................................................... 11

2. Perumusan Masalah ............................................................................ 12

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................... 12

1. Tujuan Penelitian ................................................................................ 12

2. Manfaat Penelitian .............................................................................. 13

D. Tinjauan Pustaka ..................................................................................... 13

E. Metodologi Penelitian ............................................................................. 15

1. Metodologi Penelitian ........................................................................ 15

a. Jenis Penelitian ............................................................................ 15

b. Metode Pembahasan .................................................................... 15

c. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 15

d. Pengolahan Analisa Data ............................................................. 17

2. Teknik Penulisan ................................................................................ 18

F. Sistematika Penulisan ............................................................................. 19

BAB II SEKILAS TENTANG IMAM AL-GHAZALI.................................. 20

A. Biografi al-Ghazali…………………………………………………….. 20

B. Karya-karya Al-Ghazali……………………………………………….. 25

C. Pengaruh Pemikiran Al- Ghazali (Pasca Sepeninggalanya)................... 30

D. Tinjauan kitab Ihyâ „Ulūm Al-Dīn......................................................... 31

E. Etika Berbicara dalam Kitab Ihyâ „Ulūm Al-Dīn.................................. 34

BAB III KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA

BERBICARA DALAM KITAB IHYA ULUM AL-DIN

(Bab Mencaci Maki, Berkata Kotor Dan Cabul)........................................... 39

A. Hadis ke-1............................................................................................... 44

1. Teks dan Takhrij Hadis.................................................................... 44

Page 13: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

ix

2. Skema Sanad ....................................................................................46

3. Kritik Sanad dan Penilaian Hadis.....................................................47

4. Kritik Matan Hadis.......................................................................... 68

B. Hadis ke-2 ...............................................................................................69

1. Teks dan Takhrij Hadis ....................................................................69

2. Skema Sanad ...................................................................................71

3. Kritik Sanad dan Penilaian Hadis.....................................................72

4. Kritik Matan Hadis ...........................................................................78

C. Hadis ke-3 ...............................................................................................79

1. Teks dan Takhrij Hadis ....................................................................79

2. Skema Sanad ....................................................................................81

3. Kritik Sanad dan Penilaian Hadis.....................................................82

4. Kritik Matan Hadis ...........................................................................105

D. Hadis ke-4 ...............................................................................................106

1. Teks dan Takhrij Hadis .....................................................................106

2. Skema Sanad .....................................................................................108

3. Kritik Sanad dan Penilaian Hadis ......................................................109

4. Kritik Matan Hadis ............................................................................115

BAB IV PENUTUP ...........................................................................................116

A. Kesimpulan .............................................................................................116

B. Saran-saran ..............................................................................................117

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 118

Page 14: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah ciptaan Tuhan yang didesain secara sempurna melebihi

dari makhluk-makhluk lainnya. Ciri sempurna yang menjadi pembeda dengan

makhluk-makluk lainnya adalah ditinjau dari sisi akalnya. Dengan akal manusia

mampu melakukan segala aktivitas kesehariannya melalui pertimbangan dan

keputusan daya pikirnya secara cepat dan tepat.Artinya melalui daya pikir,

manusia mampu mengetahui dan memahami apa yang dipikirkan. Sedangkan

hasil yang diperoleh daya pikir tersebut adalah ilmu atau pengetahuan, yang

kemudian mengejawantah dalam prilaku atau tindakan.1 Salah satu tindakan

manusia, bahkan yang sering dilakukan oleh dirinya adalah tindakan bertutur atau

berbicara. Berbicara merupakan suatu konsep yang memiliki batasan tersendiri.

Sehingga tidak heran jika banyak pakar atau ahli yang telah mengemukakan

pendapatnya tentang batasan berbicara dari sudut pandang dan kapasitasnya yang

berbeda-beda.

Secara umum, berbicara merupakan proses penuangan gagasan dalam

bentuk ujaran-ujaran. Ujaran-ujaran yang muncul merupakan perwujudan dari

gagasan yang sebelum berada pada tataran ide. Hal ini sesuai yang dikatakan oleh

Suhendar, Berbicara adalah proses perubahan wujud pikiran atau perasaan

1Amroeni Drajat, “Suhrawardi” Kritik Falsafah Peripatetik, (Yogyakarta, LKis, 2005),

hal. 01. Selanjutnya disebut: Amroeni Drajat, “Suhrawardi” Kritik Falsafah Peripatetik

Page 15: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

2

menjadi wujud ujaran.2 Ujaran yang dimaksud adalah bunyi-bunyi bahasa yang

bermakna. Kebermaknaan menjadi suatu keniscayaan jika bunyi bahasa tersebut

ingin dikategorikan sebagai aktivitas berbicara.

Kepribadian seseorang dapat dilihat dari segi pembicraannya. Ketika

seseorang berbicara pada saat itu dia sedang mengekspresikan dirinya. Dari

bahasa yang digunakan pembicara, dapat diketahui mentalnya. Kemarahan,

kesedihan, kebahagiaan, bahkan ketidakjujuran seseorang tidak dapat

disembunyikan selama dia masih berbicara. Hal ini sejalan dengan pendapat Ton

Kartapati yang mengatakan bahwa berbicara merupakan ekspresi diri. dengan

berbicara seseorang dapat menyatakan kepribadiannya, dan pikirannya, berbicara

dengan dunia luar, atau hanya sekedar pelampiasan uneg-uneg.3

Berbicara juga tidak hanya melibatkan kerjasama alat-alat ucap secara

harmonis untuk menghasilan bunyi bahasa, tetapi berbicara juga melibatkan aspek

mental. Kemampuan mengaitkan bahasa dengan bunyi bahasa (dalam hal ini kata)

yang tepat merupakan hal yang cukup mendukung keberhasilan berbicara. Dalam

hal ini, diperlukan keseimbangan antara tumpukan-tumpukan gagasan yang ada

dalam pikiran dengan kemampuan menentukan kata yang tepat. Ibarat sebuah

saluran, gagasan-gagasan yang ada dalam pikiran dan perasaan pembicara

memerlukan saluran yang baik agar gagasan tersebut dapat keluar dengan baik

dan sempurna.

2M.E. Suhendar, Sari Mata Kuliah MKDU Bahasa Indonesia I, (Bandung: Pioner jaya,

1992), hal. 20. Selanjutnya disebut: Sari Mata Kuliah MKDU Bahasa Indonesia I 3Ton Kartapati, Bunga Rampai Asas-asas Penerapan dan Komunikasi, (Jakarta: Aksara,

1991), hal. 9

Page 16: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

3

Berbicara juga harus memperhatikan ruang dan waktu. Tempus dan lokus

terjadinya pembicaraan memiliki efek makna pembicaraan. Topik-topik yang

lazim diperbincangkan di rumah, tempat kerja, atau tempat hiburan, akan kurang

sopan jika dibicarakan di majelis ta‟lim atau di masjid. Orang-orang yang

mendengar percakapan tersebut, akan mempersepsikan kurang baik terhadap

orang yang terlibat dalam percakapan tersebut. Demikian pula waktu juga akan

mempengaruhi makna ucapan seseorang. Misalnya mengucapkan

“assalamu‟alaikum” bagi seseorang yang berkunjung pada saat siang atau sore

hari, berbeda dengan pada waktu tengah malam.

Manusia sebagai mahluk sosial, menjadikan aktivitas berbicara sebagai

sarana untuk membangun konsep diri, eksistensi diri, kelangsungan hidup,

memperoleh kebahagiaan, dan menghindari tindakan represif serta ketegangan.4

Demikian pula orang lain mengungkapkan keinginannya melalui bahasa lisan di

situ terjadi suatu kesepahaman bahwa di antara mereka saling membutuhkan.

Selain itu, berbicara tentu tidak lepas dari bahasa, dan bahasa memiliki

fungsi ekspresif atau bisa digunakan untuk mengekspresikan perasaan pembicara

kepada orang lain, seperti perasaan simpatik, empatik, antipati dan sebagainya.

Dengan bahasa yang penuh kasih sayang, seorang mengungkapkan perasaan

kepada orang lain dengan penuh santun, kasih dan bijak, begitu pula sebaliknya.

Dalam rangka melakukan interaksi atau hubungan komunikasi, sesorang

tidak hanya berkaitan dengan masalah cara berbicara secara efektif, melainkan

juga mempertimbangkan etika berbicara. Dalam al-Qur‟an Allah ternyata telah

4Deddy Mulyana, Ilmu komunikasi : Suatu Pengantar, (Bandung: Remaja Rosda Karya,

2001) hal. 10

Page 17: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

4

memberikan perhatian yang cukup besar terhadap masalah etika berbicara ini.

Bahkan ucapan yang baik dipandang lebih mulia dari pada shadaqah yang disertai

dengan menyakiti hati pihak penerima. Hal ini sebagaimana firman Allah yang

tersebut di bawah ini:

“Perkataan mulia dan memberi maaf itu lebih baik dari pada shodaqoh

yang yang diiringi tindakan yang menyakiti. Allah maha kaya dan maha

Penyantun”. (QS. Al-Baqoroh: 263)5

Sementara dalam Surat al-Baqarah dengan ayat yang berbeda, Allah juga

memerintahkan hambanya untuk berkata baik kepada sesama manusia:

Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu):

janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu

bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah

kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat.

kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada

kamu, dan kamu selalu berpaling (QS. Al Baqoroh ayat 83) 6

5Tim Depag RI, Al-Qur‟an dan Tafsirnya, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2009), Cet.

ke-3, jilid. 1, hal. 390 6Tim Depag RI, Al-Qur‟an dan Tafsirnya, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2009), Cet.

ke-3, jilid. 1, hal. 140

Page 18: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

5

Selain berkata baik, Allah juga memerintahkan untuk berkata benar

sebagaimana dinyatakan dalam ayat sebagai berikut:

“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan

ucapkanlah perkataan yang benar”. (QS. Al-Ahzab: 70)7

Terkait dengan ayat tersebut, Hamka memberikan pandangan bahwa di

antara sikap hidup karena iman dan taqwa adalah jika kata-kata yang terucap itu

tepat.8 Dalam kata-kata yang tepat itu terkandung kata-kata yang benar.

Sementara Hasbi ash-Shidiqi berpendapat bahwa ucapakanlah perkataan-

perkataan yang benar yang mengandung kebijakan bagimu, dan jauhilah ucapan-

ucapan yang salah, yang menyebabkan kamu mendapatkan adzab di akhirat

kelak.9 Dengan perkataan yang tepat atau baik yang terucapkan dengan lisan dan

didengar banyak orang, maka akan tersebar luas informasi dan pengaruh yang

besar bagi jiwa dan dan pikiran manusia. Artinya kalau ucapan itu baik, maka

akan baik pengaruhnya, demikan pula sebaliknya.10

Al-Qur‟an menyuruh kita untuk selalu berkata benar. Kejujuran

melahirkan kekuatan, sementara kebohongan mendatangkan kelemahan. Biasa

7Tim Depag RI, Al-Qur‟an dan Tafsirnya, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2009), Cet.

ke-3, jilid. 1, hal. 46 8Hamka, Tafsir Al-Azhar, (Jakarta: Pustaka Panji Mas, 1986), hal. 109

9Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shidiqi, Tafsir Al-qur‟anul Majid An-Nuur, (Semarang:

Pustaka Rizki Putra, 2000), hal. 3315 10

M. Quraish Syihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur‟an,

(Jakarta: Lentera Hati, 2002), hal. 33

Page 19: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

6

berkata benar mencerminkan keberanian. Bohong sering lahir karena rendah diri,

pengecut, dan ketakutan. Dalam firman Allah SWT :

“Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-

orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka Itulah orang-

orang pendusta.”11

(QS. An-Nahl:105)

Nabi Muhammad saw dengan mengutip al-Qur'an menjelaskan orang

beriman tidak akan berdusta. Dalam perkembangan sejarah, umat Islam sudah

sering dirugikan karena berita-berita dusta. Berita-berita dusta tentang Nabi sangat

berbahaya, karena umat Islam merujuk pada Nabi dalam perilaku mereka. Sunah

Nabi menjadi dasar hukum yang kedua setelah al-Qur‟an. Oleh karena itu, ilmu-

ilmu hadis sangat berharga untuk memelihara kemurnian Islam. Studi kritis

terhadap sejarah Rasulullah akan disambut oleh setiap muslim yang mencintai

kebenaran dan sekaligus dibenci oleh orang-orang yang mau mencemari Islam.

Perintah berkata baik dan benar dalam al-Qur‟an dan hadis menjadi sebuah

indikasi wajibnya bagi muslim mengaplikasikan sifat kejujuran dan perkataan

benar yang dalam konsep al-Qur‟an dikenal dengan istilah qaulan sadidan.

Meski demikian, realitasnya tidak sedikit perselisihan, konflik, perhelatan,

permusuhan dan pertengkaran yang disebabkan oleh perkataan buruk yang tidak

terkontrol. Bahkan tidak jarang pertumpahan darah yang mengerikan muncul dari

kata-kata yang tercela dan menyakitkan. Dalam sabda Rasulallah, Ia menegaskan

melalui hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari di bawah ini :

11

Kementrian Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, (Jakarta: PT. Sinergi Pustaka

Indonesia, 2012), hal. 380

Page 20: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

7

“Diriwayatkan oleh Abu Hurairoh r.a bahwa Rosulallah saw. bersabda:

“Barang siapa beriman kepada Allah swt. dan hari kiamat, maka ia hendaknya

berkata hanya perkara yang baik atau diam, dan barang siapa beriman kepada

Allah dan hari kiamat, maka ia hendaklah tidak menyakiti tetangganya, dan

barang siapa beriman kepada Allah dan hari kiamat, maka muliakanlah

tamunya”.12

Dalam riwayat lain di tegaskan bahwa Nabi Muhammad saw. bersabda

tentang bahaya berbicara yang bisa menyebabkan dirinya tertimpa musibah besar

di neraka jika berbicara salah:

“Telah menceritakan kepada saya Ibrahim bin Hamzah, telah

menceritakan kepada saya Ibn Abi Hazim dari Yazid dari Muhammad bin Ibrahim

dari „Isa bin Tholhah bin „Ubaidillah dari Abu Hurairah r.a bahwa ia mendengar

Rosulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya seorang hamba, bisa jadi ia

mengungkapkan suatu kalimat (satu kata) yang tampak dari perkataannya bahwa

12

Abū „Abd Allāh Muḥ ammad ibn Ismā„īl ibn Ibrāhīm ibn al-Mughīrah ibn Bardizbah

al-Ju„fī al-Bukhārī, Shahih Bukhari, (Beirut: Dar Ibn Katsir, 1989), Juz. 1, hal. 11

Page 21: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

8

ia akan tergelincir ke dalam neraka yang sangat jauh (sangat dalam) sejarak

timur dan barat”.13

Memandang hadits-hadits tersebut jelaslah bahwa islam memberikan

perhatian khusus terhadap pembicaraan, bahkan dipandang sebagai salah satu

perkara yang akan menyelamatkan manusia, baik di dunia maupun di akhirat.

Pembicaraan yang dimaksud tentunya adalah pembicaraan yang penuh etika,

sehingga proses komunikasi akan berjalan dengan baik dan terciptanya jalinan

hubungan yang harmonis antara komunikator (Pembicara) dan komunikan

(pendengar)

Dalam kitab Ihyâ „Ulūm Al-Dīn al-Ghazali banyak menyinggung

persoalan berbicara baik dari sisi tatanan moral-etik maupun dari segi efeknya.

Hal ini mengingat betapa signifikan dalam pergaulan sosial untuk memelihara dan

menjaga perasaan antar sesama manusia, melalui ujaranyang harus disampaikan

kepada pihak lawan bicara. Al-Ghazali banyak mengutip hadits Nabi mengenai

bagaimana seharusnya berbicara yang baik dan benar, atau bahkan sebaiknya

diam jika harus menyakiti pihak lain dengan ungkapan kata-kata. Situasi dan

kondisi tersebut tentunya pernah dialami pada masa para sahabat, sehingga hal itu

menjadi perhatian Nabi untuk memerintahkan berbicara secara proporsional

sesuai perintah Allah dan apa yang telah dicontohkan oleh Nabi.

Menyikapi problem tersebut, al-Ghazali mengutip hadits yang semakna

dengan hadits di atas, bahwa Nabi Muhammad saw. pernah bersabda sebagai

berikut:

13

Abū „Abd Allāh Muḥ ammad ibn Ismā„īl ibn Ibrāhīm ibn al-Mughīrah ibn Bardizbah al-

Ju„fī al-Bukhārī, Shahih Bukhari (Beirut: Dar Ibn Katsir, 1989), Juz.1 , hal. 118

Page 22: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

9

Rasulullah bersabda Barang siapa yang beriman kepada allah dan hari

akhir maka hendaklah berkata baik atau lebih baik diam.”14

Lisan adalah instrumen berbicara untuk menerjemahkan apa yang

terkandung dalam hati dan akalnya.15

Orang-orang yang beriman, menurutnya

lebih mengedepankan sisi hatinya, sehingga ketika akan berbicara selalu

mempertimbangkan isi hati dan akalnya, agar yang tersampaikan mengandung

kebenaran dan kebijaksanaan. Berbeda dengan orang-orang munafik yang selalu

menyembunyikan kebenaran hati, lalu berbicara sesuai selera lidahnya. Makna

baik dan benar dalam berbicara di sini tentu berkaitan erat dengan konteks moral-

etik. Adapun etika yang dimaksud dalam kajian ini adalah yang berdimensi moral

dan khususnya bersandarkan pada Hadits-hadits Nabi. Berkaitan dengan etika

bebicara bagaimanapun juga seorang muslim harus berpedoman pada sumber

utama Islam, yakni al-Qur‟an dan sunnah Nabi. Sebab akhlak Nabi sebagaimana

yang telah dikatakan oleh Aisyah yang diriwayatkan oleh imam Hambal adalah

al-Qur‟an.16

Dengan demikian penulis berinisiatif untuk meneliti hadis hadis yang

berada di dalam kitab ihya ulum al-din khususnya dalam poin etika berbicara

dalam bab mencaci maki berkata keji serta cabul, karena kitab ini sering di sajikan

dalam pembelajaran oleh kyai/ustadz kepada masyarakat atau para santri dengan

14

Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali, Ihya Ulum Ad-Din, (Semarang:

Karya Toha Putra, t.th), Juz. 03, hal. 106 15

Abu hamid muhammad bin muhammad Al-Ghazali, Ihya Ulum Ad-Din, (Semarang:

Karya Toha Putra, tt), Juz. 03, hal. 101 16

Muhammad Nawawi al-Jawi, Muraqi al-Ubudiyyah, (Jakarta: Dar al-Kutub al-

Islamiyah,2007), hal. 46

Page 23: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

10

harapan masyarakat dan santri dapat memiliki moral yang tinggi. Akan tetapi

yang patut di perhatikan juga adalah apakah hadis hadis tersebut dapat di amalkan

atau tidak.

Penulis akan mencoba meneliti apa saja bahaya lisan yang di paparkan al

ghazali dalam kitabnya, dan dalam penelitian penulis, hal ini akan menjelaskan

bagaimana kritik sanad hadis etika berbicara khusunya bab mencaci maki berkata

keji serta cabul dalam kitab ihya ulum al-din, mengangkat konsep skripsi ini

merupakan hal yang cukup relevan. Karena seperti yang kita saksikan mengenai

fenomena kekinian, masyarakat Indonesia sedang berada dalam suasana euforia,

saling melaporkan kesalahan pihak lain yang masih bersifat asumtif, bebas

berbicara serta mencaci maki tentang apa saja, terhadap siapapun, dengan cara

bagaimanapun. Hal ini dimungkinkan terjadi, setelah mengalami kehilangan

kebebasan bicara selama beberapa dekade di masa Orde Baru. Memasuki era

reformasi hingga kini, orang menemukan suasana kebebasan berbicara sehingga

tidak jarang cara maupun muatan pembicaraan bersebarangan dengan etika

ketimuran, bahkan etika Islam, sebagai agama yang dianut mayoritas penduduk

Indonesia. Melalui pengkajian ini diharapkan dapat diketahui secara jelas

bagaimana sebaiknya bagi kita, khususnya umat Islam dalam etika berbicara yang

baik sebagaimana dianjurkan dalam al-Qur‟an dan Hadits Rasulallah.

Berdasarkan pembahasan secara deskriptif di atas, maka penulis akan

mengajukan penelitian tentang

“KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA PERSPEKTIF

AL-GHAZALI DALAM KITAB IHYA ‘ULUM AL-DIN ”

Page 24: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

11

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Masalah berbicara merupakan masalah yang cukup luas dan penting dalam

kehidupan bermasyarakat, dan di dalam hadis banyak sekali yang menjelaskan

mengenai bahaya lisan. Namun demikian untuk menghindari pembahasan yang

tidak mengarah kepada maksud dan tujuan dari penulisan skripsi, maka penulis

perlu membatasi permasalahan skripsi ini, yang di maksud etika berbicara disini

adalah lebih menitik beratkan pada poin afatul al-lisan (bahaya lisan) dalam bab

“mencaci maki berkata keji serta cabul”, menurut penulis pembahasan poin ini

menarik jika di telusuri lebih dalam, karena banyak orang orang yang

meremehkan tentang berbicara dari segi mencaci maki serta mengatakan kata yag

kotor.

Di dalam kitab ihya ulum al-din terdapat 15 hadis hadis tentang etika

berbicara mengenai bab mencaci maki berkata keji serta cabul akan tetapi penulis

akan membatasi 4 hadis saja yang akan di teliti kualitasnya kritik sanad dan matan

karena ke empat hadis tersebut menarik untuk dibahas lebih lanjut dalam skripsi

ini dan tentu kualitas hadis tersebut masih dipertanyakan di dalam kitab ihya ulum

al-din itu sendiri, adapun kitab rujukan hadis yang diutamakan adalah al-kutub al-

Sittah selain Sahih al-Bukhari dan Sahih Muslim,yaitu Sunan Abu Dawud, Sunan

al-Tirmidzi, Sunan al-Nasai, Sunan Ibnu Majjah. Jika hadis tersebut tidak terdapat

pada kitab kitab tersebut, maka merujuk kepada al- Kutub al-Tis‟ah di tambah

Kitab al-Muwatta, Musnad Imam Ahmad dan Sunan al-Darimi.

Page 25: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

12

Berikut hadis-hadis yang alan di teliti tersebut :

١

٢

٣

٤

2.Perumusan Masalah

Dari pembatasan tersebut, kemudian penulis merumuskan permasalahan

utama dalam skripsi ini di rumuskan dengan :

Bagaimana kualitas kritik sanad dan matan hadis di atas yang terdapat dalam kitab

ihya‟ ulum al-din tentang etika berbicara khusunya dalam bab mencaci maki

berkata keji serta cabul ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian:

Pertama, mengetahui secara mendalam hadis tentang etika dalam hal

berbicara mencaci maki berkata keji serta cabul melalui pandangan al ghazali.

Kedua, agar dapat mengungkapkan data-data hadis yang berkaitan dengan

berbicara pada point mencaci maki berkata keji serta cabul, dan juga

membuktikan data kualitas hadis yang terdapat dalam kitab ihya ulum al-din.

ketiga, untuk memenuhi tugas akhir perkuliyahan untuk mencapai gelar

kesarjanaan strata satu (S-1) Sarjana Agama (S.Ag) pada Jurusan Ilmu Al- Qur‟an

dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Page 26: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

13

2. Manfaat Penelitian

Sedangkan manfaat penelitian ini adalah memberikan pengetahuan dan

informasi umum mengenai etika berbicara khususnya mengenai bab mencaci

maki berkata keji serta cabul. dengan harapan dapat menjadi kajian keislaman

khususnya di bidang hadis. Di harapkan dapat memberikan masukan yang berarti

bagi masyarakat luas maupun masyarakat akademis dalam memahami konsep

etika berbicara yang baik dalam kehidupan sehari-hari. kemudian penelitain ini di

harapkan mendorong umat islam untuk tidak berbicara yang tidak sepantasnya di

lakukan dan menyakiti hati orang lain, sekaligus penulis memberikan sumbangsih

dalam khazanah ilmu pengetahuan islam.

D. Tinjauan Pustaka (Literature Review)

Telaah pustaka berikut untuk mendisplay karya terdahulu yang terkait atau

diduga memiliki kaitan dengan topik yang akan dibahas. Hal ini diproyeksikan

untuk memperoleh kepastian orisinilitas serta jaminan tidak adanya duplikasi

dengan penulisan atau penelitian terdahulu. Diakui ada beberapa tulisan atau

penelitian terdahulu yang membahas tentang persoalan berbicara, namun dari sisi

yang berbeda. Selanjutnya hasil penelusuran ini akan menjadi acuan penulis untuk

tidak mengangkat persoalan yang sama, sehingga kajian ini tidak dianggap

sebagai hasil plagiasi dari kajian sebelumnya.

Sepanjang penelaahan penulis, belum ada penelitian ilmiah yang secara

spesifik mengkaji masalah kritik hadis etika berbicara persepektif al-Ghazali

dalam kitab ihya ulum al-Din. Namun demikian, banyak peneliti lain yang

menyinggung masalah berbicara dalam arti tertentu, meskipun dari sudut pandang

Page 27: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

14

yang berbeda. Diantara yang penulis temukan adalah, Buku “Bahaya Lisan”.17

Buku ini sedikit banyak menyinggung bagaimana efek dari perbuatan lidah,

namun murni terjemahan dari ihya „ulum al-Din ke bahasa Indonesia. Skripsi oleh

Dikalustian Rizkiputra 18

dengan judul “Bahaya Lisan dan Pencegahannya dalam

al-Qur‟an”, tahun 2011, no. 2886, namun konten dalam skripsi ini hanya

himpunan ayat-ayat Qur‟an yang barkaitan dengan bahaya lisan. Skripsi oleh

Zainuri dengan judul : Studi Kualitas Hadits dalam Ihyâ` Ulûm al-Dîn”, tahun

2014.19

Dalam skripsi ini, isi hanya dibatasi pada pembicaraan yang sifatnya

sendau gurau dan akibatnya. Skripsi oleh Eneng Maria Ulfa 20

dengan judul “Etika

Menjaga Lisan Dalam Al Qur‟an; Kajian Terhadap Qs. Al-Nisa Ayat 114 Dan

Qs. Al- Hujaraat Ayat 12”, tahun 2005, no.429, skripsi ini sendiri adalah hanya

kajian dari beberapa ayat al qur‟an saja yang tercantum dalam judul. Skripsi oleh

Amir Mu‟min Sholihin 21

dengan judul “ Etika Komunikasi Lisan Menurut Al

Qur‟an : Kajian Tafsir Tematik” tahun 2011, Dalam skripsi ini hanya

menjelaskan fokus dalil dalil al qur‟an bukan pada hadis nabi. Buku karya Imam

al-Ghazali, ”Bahaya Lidah”, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), isi buku Bahaya

Lidah karya Imam al-Ghazali ini hanya menerjemahkan apa yang ada di kitab

Ihyâ` Ulûm al-Dîn menjadi bahasan Indonesia saja.

17

Al-Ghazali, Bahaya Lisan, terj. Said Ali bin al-Qahatami, (Jakarta: Aqwam Jembatan

Ilmu, 2006) 18

Dikalustian Rizkiputra, Bahaya Lisan dan Pencegahannya Dalam al-Qur‟an, (Skripsi

Ilmu Al- Qur‟an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011) 19

Zaenuri, Kualitas Hadits dalam Kitab Ihya „Ulum al-Din, (Skripsi Ilmu Al- Qur‟an dan

Tafsir Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014) 20

Eneng Maria Ulfa, Etika Menjaga Lisan Dalam Al Qur‟an; Kajian Terhadap Qs. Al-

Nisa Ayat 114 Dan Qs. Al- Hujaraat Ayat 12, (Skripsi Ilmu Al- Qur‟an dan Tafsir Fakultas

Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2005) 21

Amir Mu‟min Sholihin, Etika Komunikasi Lisan Menurut Al Qur‟an : Kajian Tafsir

Tematik, (Skripsi Ilmu Al- Qur‟an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2011)

Page 28: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

15

Mencermati karya-karya di atas, tidak terlihat adanya duplikasi, meski

terdapat kesepadanan makna, istilah, Hadits, bahkan kesamaan literatur yang

dikaji, tetapi sudut pandang maupun fokusnya berbeda jauh.

E. Metodologi Penelitian

1. Metodologi Penelitian

a. Jenis Penelitian

Sumber penelitian skripsi ini adalah library Research, dalam arti semua

sumber data berasal dari bahan-bahan tertulis yang berkaitan dengan topik yang

dibahas., Karena studi ini menyangkut al-Hadits, khususnya dalam perspektif al-

Ghazali, maka sumber utama dan pertama sumber primer22 yang dijadikan rujukan

adalah Kitab ihya „ulum ad-Din karya Imam al-Ghazali.23

b. Metode Pembahasan

Dalam pembahasan skripsi ini menggunakan pendekatan deskriptif-

analitis.24

Yaitu pengumpulan data dan beberapa pendapat ulama dan pakar untuk

kemudian di teliti dan dianalisa sehingga menjadi sebuah kesimpulan.

c. Metode pengumpulan data

Pengumpulan data berdasarkan dua Sumber, yaitu sumber premier yang

dalam penelitian ini adalah kitab ihya ulum al-Din karya al-Ghazali yang di

dalamnya terdapat hadis sebanyak 15 hadis berkaitan dengan tema skripsi ini

dengan bab afatu al-lisan khususnya etika berbicara, dalam hadis hadis yang

22

Sumber primer merupakan sumber data yang secara langsung memberikan data kepada

pengumpul data. Selengkapnya lihat Sugiyono, Memahami Penulisan Kualitatif, (Bandung: CV.

Afabeta, 2005), hal. 62 23

Abi Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali, Ihya Ulum Ad-Din, jilid III

(Beirut: Daar al-Salam, Kairo ,2002) juz 2 h.987 24

Metode deskriptif adalah menguraikan secara sistematis seluruh konsep yang akan

dikaji. selengkapnya lihat Anton Bakker dan Achmad Charris Zubair, Metode Penulisan Filsafat,

(Yogyakarta: Kanisius, 1994), hal. 65

Page 29: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

16

tercantum pada kitab ihya ulum al-din tidak ada keterangan terkait rangkaian

periwayat, keterangan shahih atau tidaknya hadis tersebut. Dalam hal ini perlu

adanya penelitian terkait rangkaian dan kualitas sanad dari setiap hadis yang di

cantumkan agar di ketahui apakah hadis-hadis tersebut shahih tidaknya.adapun

jumlah hadis yang akan di teliti ada 4 hadis yang di ambil,penulis merujuk pada

sugiono25

, untuk menentukan sampelyang akan di gunakan dalam penelitian,

terdapat berbagai teknik sampling yang di gunakan. Diantaranya Probability

Sampling dan Non Probability Sampling.

Peneliti memilih teknik Sampling Puposive26

yang termasuk dalam

kategori Non Probability Sampling. adapun pengertian teknik Non Probability

Sampling adalah teknik yang tidak memberi peluang atau kesempatan bagi setiap

unsure atau anggota populasi untuk di pilih menjadi sample.27

Kedua yaitu sumber sekundernya adalah kitab-kitab Rijal al-Hadis, kitab –

kitab takhrij hadis, kitab-kitab hadis serta data pendukung berupa buku-buku,

yang berkaitan dengan skripsi ini.28

Pendekatan seperti ini digunakan untuk

menguraikan hadits-hadits yang berkaitan dengan etika berbicra dalam kitab ihya

25

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,kualitatifdan R&D),

(Bandung : Alfabeta, 2010),h, 117. 26

Teknik penentuan sample dengan pertimbangan tertentu, pemilihan sekelompok subjek

dalam Purposive Sampling. Di dasarkan atas cirri tertentu yang di pandang mempunyai sangkut

paut yang erat dengan cirri-ciri populasi yang sudah di ketahui sebelumnya. maka dengan kata

lain, unit sampel yang di hubungi disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang di terapkan

berdasarkan tujuan penelitian atau permasalahan penelitian. Lihat Sugiono, Metode Penelitian

Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,kualitatifdan R&D), (Bandung : Alfabeta, 2010),h, 212. 27

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,kualitatifdan R&D),

(Bandung : Alfabeta, 2010),h, 212. 28

Sumber sekunder adalah sumber data yang tidak secara langsung memberikan data

kepada pengumpul data, namun mengutip dari sumber lain, sehingga tidak bersifat orisinil atau

otentik karena sudah diperoleh sumber kedua dan ketiga. Lihat Sugiyono, Memahami Penulisan

Kualitatif, hal. 62

Page 30: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

17

ulum al-Din. Pendekatan analitis ditujukan untuk membentuk analisis-analisis

secara konfrehensif bagi masalah yang dikaji.29

d.Pengolahan dan Analisa Data

dalam pengolahan data, langkah pertama yang di tempuh adalah mentakhrij hadis

hadis yang terdapat dalam kitab ihya ulum al-Din untuk menunjukan sumber dan

hadis yang bersangkutan adapun metode takhrij hadis yang di gunakan dalam

penelitian ini adalah

Pertama, Metode takhrij dengan mengetahui kata-kata yang jarang di

gunakan dari suatu bagian matan hadis, menggunakan kitab Al-Mu‟jam al-

Mufahras li Alfazh al-Hadits al-Nabawi karya AJ wensick. 30

dan menggunakan

kitab Mausû‟ah Atrâf al-Hadîts al-Nabâwî al-Syarîf karya Muhammad Sa‟id ibn

Basyuni.

langkah kedua yaitu menyusun sanad dalam sebuah skema sanad (dengan

tujuan memudahkan pembacaan jaringan sanad hadis yang sedang di teliti).31

Langkah ketiga yaitu melakukan kritik sanad dan matan, yakni segala

syarat atau kkriteria yang harus di penuhi oleh sanad hadis yang berkualitas

sahih.32

Adapun dalam melakukan kritik Keshahihan hadis, menurut al- Nawawi,

bahwa yang di sebut sebagai hadis shahih adalah hadis yang bersambung

29

Metode Analitis adalah metode yang digunakan untuk melakukan investigasi secara

konseptual berdasarkan data-data yang ada, kemudian diklasifikasikan sesuai konteks

permasalahan, dengan tujuan untuk memperoleh kejelasan atas data yang sebenarnya. Lihat Lois O

Kastoff, Pengantar Filsafat, terj. Suyono Sumargono, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1992), hal. 18 30

Mahmud al-Thahan, Usl al-Takhrij wa Dirasah al-Asanid, (Riyadh : Maktabah al-

Ma‟arif 1991) , h.35 31

Hasaan As‟ari Ulama‟i, melacak Hadis Nabi Saw : Cara cepat mencari Hadis dari

Manual hingga Digital, (Semarang : RASAIL, 2006) h. 25 32

Syuhudi Ismail, Kaidah Keshahihah Sanad Hadis : Tela‟ah Kritis dan Tinjauan dengan

Pendekatan Ilmu Sejarah, (Jakarta : Bulan Bntang, 2004 ) h. 123

Page 31: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

18

sanandnya oleh rawi-rawi yang „adil dan dhabit serta terhindar dari syadz dan

illat.33

Dalam kritik sanad hadis berikut beberapa hal yang akan di telusuri terkait

periwayat hadis :

1. Mencatat semua nama lengkap perawi dalam sanad yang akan di teliti,

mencatat biografi masing masing periwayat ( tahun lahir wafat guru dan

murid dan sighat (kata-kata) dalam proses Tahamul wa al-ada‟ al-hadits

(menerima dan menyampaikan hadis) hal ini di lakukan mengetahui

persambungan sanad hadis.

2. Pendapat para ulama hadis berupa penerapan kaidah al-jarh wa al- ta‟dil.

Hal ini di lakukan mengetahui keadilan dan kedhabitan para periwayat

hadis.34

3. terkait syarat terhindar dari syad dan illat, sekiranya unsur sanad

bersambung dan rawi dabt telah di laksanakan dengan semestinya, niscaya

umsur terhindar dari syadz dan „illat telah terpenuhi juga.35

2. Tekhnik penulisan

Dalam penyusunan skripsi ini mengambil dari referensi Buku“Pedoman

Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2017

”yang disusun oleh Tim UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.36

33

Hasaan As‟ari Ulama‟i, melacak Hadis Nabi Saw.,h.26-30, dan lihat Hasaan As‟ari

Ulama‟i, melacak Hadis Nabi Saw h.128 34

Hasaan As‟ari Ulama‟i, melacak Hadis Nabi Saw : Cara cepat mencari Hadis dari

Manual hingga Digital, (Semarang : RASAIL, 2006) h. 26-30 35

Syuhudi Ismail, Kaidah Keshahihah Sanad Hadis : Tela‟ah Kritis dan Tinjauan dengan

Pendekatan Ilmu Sejarah, (Jakarta : Bulan Bntang, 2004 ) h. 123 36

Tim Penyusun, Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta 2017, (Jakarta: Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan UIN Jakarta, 2017).

Page 32: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

19

F. Sistematika Penulisan

Skripsi ini di susun dalam beberapa bab dsn setiap bab terdari dari

beberapa bab dan setiap babnya terdiri dari beberapa subbab yang sesuai dengan

keperluan kajian yang akan di lakukan. Dengan tujuan untuk mendapatkan hasil

yang utuh dan sistematis dengan perincian sebagai berikut

Bab pertama adalah pendahuluan, memuat seputar tentang latar belakang

masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfat penelitian,

metode penelitian, Kajian Pustaka, dan Sistematika Penulisan. Bab ini berusaha

memberikan gambaran singkat tentang masalah yang akan di bahas pada bab-bab

selanjutnya.

Bab kedua akan menguraikan riwayat hidup singkat Al-Ghazali, karya-

karya utama Al-Ghazali, serta pengaruhnya terhadap perkembangan pemikiran

Islam secara luas (pasca sepeninggalan-nya), tinjauan kitab Ihya Ulum al-Din, dan

dan etika berbicara dalam kitab Ihya Ulum al-Din.

Bab ketiga adalah Membahas menegenai takhrij hadis, dan skema sanad

dan kritik sanad dan matan hadis dalam kitab ihya ulum al-din.

Bab keempat adalah penutup yang merinci sejumlah simpulan dari

keseluruhan skripsi ini, terkait kualitas sanad dan hadis-hadis etika berbicara

dalam kitab ihya ulum al-Din.

Page 33: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

20

BAB II

SEKILAS TENTANG IMAM AL-GHAZALI

A.Biografi Al-Ghazali

Nama lengkap dari Imam Al-Ghazali adalah Abu Hamid Muhammad bin

Muhammad at-Thusi al-Ghazali. Beliau lahir di Thus, Khurasan, suatu tempat di

kira-kira sepuluh mil dari Naizabur, Persia. Beliau lahir pada tahun 450 Hijriyah,

Bertepatan dengan 1059 M di Ghazalah suatu kota kecil yang terletak di Thus

yang merupakan salah satu pusat ilmu pengetahuan di dunia islam.37

Dan beliau

wafat pada tahun 505 Hijriyah bertempat di tanah kelahirannya tersebut.38

Al Ghazali di kenal sebagai seorang ahli ketuhanan dan seorang filosof

besar di masa hidupnya. Beliau pun juga di kenal sebagai seorang yang masyhur

dalam ahli fiqih dan tasawuf yg tidak ada tandinganya di masa itu. Sehingga karya

tulisanya yg berupa kitab Ihya Ulum al- din di pakai oleh seluruh dunia islam

hingga saat ini.39

Ayahnya tergolong orang yang shaleh dan hidupnya yang serba sederhana.

Kesederhanaanya di nilai dari sikap hidup yang tidak mau makan kecuali atas dari

usahanya sendiri yang ia peroleh. Ayahnya juga sering berkomunikasi dengan

para ulama pada majelis-majelis pengajian. Ayahnya juga sangat pemurah dalam

memberikan sesuatu yang di miliki kepada ulama yang di datangi sebagai rasa

simpatik dan terima kasih. Sebagai orang yang sangat dekat dan menyenangi

ulama, ia berharap anaknya suatu saat nanti menjadi ulama‟ yang ahli dalam

37

Tim Penyusun Ensiklopedi Islam, Enslikopedi Islam. (Jakarta : Van Hoeve Letiar Baru,

1997), Cet. Ke 4, hal. 25 38

A.Mudjab Mahali, Pembinaan Moral Di Mata Al-Ghazali,BPFE : Yogyakarta, 1984,

hal 1 39

A.Mudjab Mahali, Pembinaan Moral Di Mata Al-Ghazali,BPFE : Yogyakarta, 1984,

hal 1

Page 34: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

21

agama.40

Ayahnya sebelum wafat menitipkan anaknya (Imam Al-Ghazali) kepada

teman ayahnya, seorang ahli tasawuf untuk mendapatkan bimbingan dan

didikan.41

Walaupun beliau di besarkan dalam keadaan keluarga yang sederhana

tidak menjadikan beliau merasa rendah atau malas. Justru beliau semangat dalam

mempelajari berbagai ilmu pengetahuan, dan di perkirakan beliau hidup dalam

kesederhanaan sebagai seorang sufi sampai usia 15 tahun (450-456) Hijriyah.42

Sebelum dia meninggal dunia, dia menitipkan kedua anaknya kepada

seorang sufi (sahabat karibnya) sambil mengungkapkan kalimat bernada

menyesal: ”Nasib saya sangat malang, karena tidak mempunyai ilmu

pengetahuan, saya ingin supaya kemalangan saya dapat ditebus oleh kedua

anakku ini. Peliharalah mereka dan pergunakanlah sampai habis harta warisan

yang aku tinggalkan ini untuk mengajar mereka.”43

Akan tetapi hal ini tidak berjalan lama. Harta warisan yang ditinggalkan

untuk kedua anak itu habis, sufi yang juga menjalani kecenderungan hidup

sufistik yang sangat sederhana ini tidak mampu memberikan tambahan nafkah.

Maka al-Ghazali dan adiknya diserahkan ke suatu madrasah yang menyediakan

biaya hidup bagi para muridnya. Di madrasah inilah al-Ghazali bertemu dengan

Yusuf al-Nassaj, seorang guru sufi kenamaan pada saat itu, dan dari sini pulalah

awal perkembangan intelektual dan spiritualnya yang kelak akan membawanya

40

Syamsul Rijal, Bersama Al-Ghazali Filosof Alam (Upaya Meneguhkan Keimanan),

Arruz : Yogyakarta, 2003, hal.50 41

Imam Al-Ghazali, Pembuka Pintu Hati, (Bandung : MQ Publishing, 2004), Cet. 1, hal.4 42

Imam Al-Ghazali, Pembuka Pintu Hati, (Bandung : MQ Publishing, 2004), Cet. 1, hal.4 43

Zaky Mubarak, Al-Akhlāk “Inda al-Ghazāli (Mesir: Dar al-Kitab al-Arabiy al-Taba‟at

al-Nasyr, 1968), h. 47

Page 35: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

22

menjadi ulama terkenal di dunia Islam bahkan sampai disebut sebagai Hujjatul

Islam dan Zain ad-Dîn.44

Dia mulai memasuki pendidikan di daerahnya yaitu belajar kepada Ahmad

ibnu Muhammad al-Razkani al-Thusi. Setelah dirasa cukup, dia pindah ke Jurjan

dan memasuki pendidikan yang dipimpin oleh Abu Nashr al-Isma‟ili dengan mata

pelajaran yang lebih luas meliputi semua bidang agama dan bahasa. Setelah tamat

di sini, dia kembali ke Thus dan mengkaji ulang atas semua yang telah

dipelajarinya sambil belajar tasawuf dengan syekh Yusuf al-Nassaj (wafat 487 H).

Al-Ghazali belajar pada gurunya tersebut selama 20 tahun.45

Setelah dua atau tiga tahun dia di Thus, dia berangkat kembali

melanjutkan pelajaran ke Nisyapur dan belajar pada Abul Ma‟al al-Juwaini (wafat

478 H) yang bergelar Imam al-Haramain, dalam beberapa ilmu keislaman. Di

Nisyapur dia juga melanjutkan pelajaran tasawwuf kepada Syekh Abu Ali al-

Fādhil ibnu Muhammad ibnu Ali al-Farmadi (wafat 477 H). Di samping belajar

tersebut dia juga mulai mengajar dan menulis dalam ilmu fiqhi. Pada tahun 478

H/1085 M, al-Ghazali pergi ke kampus Nizam al-Mulk, yang menarik banyak

sarjana dan di sana dia diterima dengan kehormatan dan kemuliaan. Pada suatu

saat yang tidak bisa dijelaskannya secara khusus, tetapi dapat dipastikan sebelum

perpindahannya dari Baghdad, al-Ghazali mengalami fase skeptisisme, dan

menimbulkan awal pencarian yang penuh semangat terhadap sikap intelektual

yang lebih memuaskan dan cara hidup yang lebih berguna.46

Paham ini kemudian

dianut oleh para sarjana Eropa pada masa berikutnya.47

44

Abu Hamid al-Ghazali, Ihya „Ulum al-Din, (Juz I; Beirut: Dar al-Fikr, 1991), h. 3. 45

Abu Hamid al-Ghazali, Ihya „Ulum al-Din, (Juz I; Beirut: Dar al-Fikr, 1991), h. 3. 46

M. Amin Abdullah, Antara al-Ghazali dan Kant, Filsafat Etika Islam (Cet.II; Bandung:

Mizan, 2002), h. 28-29.

Page 36: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

23

Setelah Imam al-Juwaini wafat dan pelajaran tasawuf sudah cukup

dikuasainya, dia pindah ke Mu‟askar mengikuti berbagai forum diskusi dan

seminar di kalangan ulama dan intelektual.

Pada tahun 483 H/1090 M, dia diangkat menjadi Guru Besar di

Universitas Nizamiyah Baghdad, tugas dan tanggung jawabnya itu dia laksanakan

dengan sangat berhasil. Selama di Baghdad selain mengajar, juga mengadakan

bantahan-bantahan terhadap pikiran-pikiran golongan batiniyah, ismailiyah,

filsafat dan lain-lainya.48

Para mahasiswa sangat menyukai kuliah-kuliah yang disampaikan oleh al-

Ghazali oleh karena begitu dalam dan luas ilmu pengetahuan yang dimilikinya.

Para mahasiswa yang jumlahnya ratusan tersebut sering terpukau dengan kuliah-

kuliah yang disampaikan. Bahkan para ulama dan masyarakat pun mengikuti

perkembangan pikiran dan pandangannya, sehingga tidak heran jika dia menjadi

sangat masyhur dan popular dalam waktu yang relatif tidak lama.

Al-Ghazali mencapai kejayaan tertinggi sebagai ulama dilihat dari segi

lahirnya saja, tetapi dari segi batinnya ia mulai mengalami krisis intelektual dan

kerohanian yang amat dalam. Keraguannya pada persoalan-persoalan yang ada

mulai muncul dan ilmu-ilmu yang tadinya diajarkan mulai dikritiknya. Dia merasa

kekosongan dalam uraian-uraian dan pikiran-pikiran di kalangan para fuqaha.

Pemikiran di kalangan ahli kalam mengenai perkara-perkara doktrinal tidak

47

Hasyimsyah Nasution, Filsafat Islam (Cet. III; Jakarta: Gaya Media Pratama, 2002), h.

78 48

A. Hanafi, Filsafat Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1996), h. 197

Page 37: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

24

memberinya keyakinan karena hal tersebut hanya membawa agama pada sistem

ortodoksi dan perbincangan yang ada menjadi sangat dangkal.49

Pada tahun 488 H/1095 M ia menderita penyakit jiwa yang membuat

dirinya secara fisik tak dapat lagi memberi kuliah. Beberapa bulan kemudian ia

meninggalkan Baghdad dengan dalih untuk melaksanakan haji, tetapi sebenarnya

itu hanya dalih untuk meninggalkan status guru besarnya dan karirnya secara

keseluruhan selaku ahli hukum dan teolog.50

Perjalanannya setelah meninggalkan

Baghdad dan pergolakan batinnya menuju sufistik, akan dijelaskan pada

pembahasan selanjutnya.

Akhir kehidupan beliau dihabiskan dengan kembali mempelajari hadis dan

berkumpul dengan ahlinya. Berkata Imam Adz-Dzahābi, “Pada akhir

kehidupannya, beliau tekun menuntut ilmu hadis dan berkumpul dengan ahlinya

serta menelaah shahihain (Shahīh Bukhāri dan Muslim). Seandainya beliau

berumur panjang, niscaya dapat menguasai semuanya dalam waktu singkat.

Beliau belum sempat meriwayatkan hadits dan tidak memiliki keturunan kecuali

beberapa orang putri.”51

Abul Faraj Ibnu al-Jauzi menceritakan tentang kisah kematian imam al-

ghazali, bahwa hari senin dini hari menjelang subuh,beliau bangkit dari tempat

tidurnya lalu menunaikan sholat shubuh.setelah itu menyuruh seorang pria untuk

membawakan kain kafan,setelah kain kafan itu di berikan kepadanya,beliau

mengangkatnya hingga ke mata lalu beliau berkata.”perintah tuhan di titahkan

49

Muhammad Uthman el-Muhammady, Pemurnian Tasawuf oleh Imam Al-Ghazali,

www/Scribd/com/doc/2917072/ (22 februari 2019). 50

M. Amin Abdullah, Antara al-Ghazali dan Kant, Filsafat Etika Islam (Cet.II; Bandung:

Mizan, 2002), h. 28-29 51

Kholid Syamhudi, Imam al-Ghazali, http://www.muslim.or.id (22 februari 2019).

Page 38: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

25

untuk di ta‟ati.”setelah itu,beliau meluruskan kakinya dan bernafas untuk yang

terakhir kalinya.

Imam Al-ghazali meninggal dunia dalam usia 55 tahun pada hari senin

tanggal 14 jumadil akhir tahun 505 H (1111 M) di Thus.dan beliau meninggalkan

tiga orang anak laki laki yang bernama Hamid.yang telah meniggal dunia sebelum

Imam Al-Ghazali. Karena anak laki lakinya inilah kemudian Imam Al-Ghazali di

beri gelar (bapaknya si Hamid) “Abu Hamid”.52

B. Karya – Karya Utama Al-Ghazali

Imam Al-Ghazali adalah seorang ulama‟ yang teku belajar,mengajar dan

tekun dalam beribadah dan juga dikenal sebagai sosok intelektual multidimensi

dengan penguasaan ilmu multidisiplin. Hampir karya - karya imam al ghazali dari

semua aspek keagamaan dikajinya secara mendalam. Tidak heran jika berbagi

gelar disandingkan kepadanya. Ia dikenal dengan Hujjatul Islam (Pembela Islam),

juga „Alim al-Ulama‟ (doktor keislaman) dan Warits al-Anbiya‟ (pewaris para

Nabi).53

Sebagai tokoh besar Al ghazali mempunyai tulisan-tulisan yang cukup

banyak. Ali al-Jumbulati.54

menyebutkan karya Al ghazali sebanyak 70 buah,

sementara menurut Abdurrahman Badawi dalam bukunya Muallafah Al-Ghazālī

menyebutkan karya al-Ghazālī mencapai 457 judul. Al-Washiti dalam al-

Thobaqot al-„Aliyah fi Manaqib al-Syafi‟iyah menyebutkan 98 judul buku.

Musthofa Ghollab menyebut angka 228 judul buku. Al-Subki dalam al-Thobaqot

a-Syafi‟iyah menyebut 58 judul buku. Thasy Kubro Zadah dalam Miftah al-

52

Zainudin Dkk, Seluk Beluk Pendidikan Dari Al-Ghazali. (Jakarta : Bumi

Aksara,1991).h.10 53

Hussein Bahreisj, Ajaran-ajaran Akhlaq Imam Ghozali, (Surabaya, Al-Ikhlas, 1981)

h.12 54

Ali al-Jumbulati, Perbandingan Pendidikan Islam, (Kudus: al hikmah,1990), h.133

Page 39: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

26

Sa‟adah wa Misbah al-Siyadah menyebut angka 80 judul.55

Michael Allard,

seorang orientalis barat,56

menyebutkan angka 404 judul. Sedangkan Fakhruddin

al-Zirikli dalam al-„A‟lam menyebut kurang lebih 200 judul buku. Kitab tersebut

terdiri dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan

Menurut Waryono Abdul Ghafur, periodesasi kronologis penulisan karya

karya imam Al ghazali, secara garis besar dibagi menjadi dua; Periode Baghdad

dan sebelumnya, serta periode pasca Bagdad sampai meninggal. Karya tulis yang

dihasilkan pada periode Baghdad dan sebelumnya adalah; Mizan al-„Amal, al-

„Iqtisad fi al-I‟tiqad, Mahkan Naza fi al-Manthiq, al-Musfazhiri fi al-Rad „ala al-

Batiniyyah, Hujjat al-Haq, Qawasim al-Batiniyyah, Jawab Mafsal al-Khilaf, al-

Durj al-Marqum bi al-Jadawil, Mi‟yar al-„Ilmi, Mi‟yar al-„Uqul, Maqasid al-

Falasifah,Tahafut al-Falasifah, al-Mankhul fi al-Ushul, al-Basit, al-Wasit, al-

Wajiz, Khulasaf al-Mukhtasar, Qawa‟id al-Qawa‟id, „Aqaid al-Sughra, Ma‟khaz

al-Khilaf, Lubnab al-Nazar, Tahsin al-Ma‟khadh, al-Mabadi wa al-Ghayat,

Muqaddamat al-Qiyas, Shifa al-Ghali/‟Alil fi al-Qiyas wa al-Ta‟wil, al-Lubab al-

Muntakhal fi al-Jidal dan Ithbat al-Nazar

Adapun karya tulis yang dihasilkan periode pasca Baghdad sampai

meninggal adalah; al-Risalah al-Qudsiyyah, Ihya „Ulum al-Din, al-Rad al-Jami‟ li

Ilahiyat Isa bi Sharih al-Injil, Kimiya al-Sa‟adah, al-Maqasad al-Asna fi Asma‟

Allah al-Husna, al-Madnun bihi „ala Ghair Ahlih, al-Tibr al-Masbuk fi Nasihat al-

Muluk, Bidayat al-Hidayah, Mafsal al-Khilaf fi Usul al-Din, Jawahir al-Quran, al-

55

Asrorun Ni‟am Sholeh, Reorientasi Pendidikan Islam,( Jakarta: Elsas,tt),h.42 56

Orientalis menurut sebagian sumber adalah Ilmuan barat yang memang sengaja

mendalami islam dan mengkajinya dengan maksud mencari kelemahan. Ada Dalam khazanah

Islam dikenal istilah auksidentalisme yang pertama kali digagas oleh Hassan Hanafi.

Page 40: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

27

Arba‟in fi Usul al-Din, Asrar al-Ittiba‟ al-Sunnah, al-Qistas al-Mustaqim, Asrar

Mu‟amalat al-Din, Faysal al-Tafriqah bayn al-Islam wa al-Zanadiqah, al-Munqiz

min al-Dhalal, Qanun al-Ta‟wil, al-Risalah al-Laduniyyah, al-Hikmah fi

Makhluqat Allah, al-Mustasfa fi „ilmi al-Ushul, al-„Imla „an Mushkil al-Ihya,

Ma‟arij al-Quds, Misykat al-Anwar, al-Darurah al-Fakhirah fi Kasyf „Ulum al-

Akhirah, Mi‟raj al-Saliqin, Tabliis Iblis, Ayyuha al-Walad, Kitab al-Akhlaq al-

Abrar wa al-Najah min al-Shar, al-Gayah al-Quswa, Iljam al-„Awam „an „Ilm al-

Kalam dan Minhaj al-„Abidin.57

Jika diklasifikasikan sesuai dengan dengan bidang ilmu pengetahuannya,

antara lain : Teologi Islam (ilmu kalam), hukum Islam (fikih), tasawuf, filsafat,

akhlak dan autobiografi. Sebagaian besar karangannya itu ditulis dalam bahasa

Arab dan Persia.58

1. karya imam al ghazali Bidang Teologi

a. Al-Munqidh min adh-Dhalal (penyelamat dari kesesatan) kitab ini

merupakan sejarah perkembangan alam pikiran Al Ghazali sendiri dan

merefleksikan sikapnya terhadap beberapa macam ilmu serta jalan

mencapai Tuhan.

b. Al-Iqtishad fi al-I`tiqad (modernisasi dalam aqidah)

c. Al ikhtishos fi al „itishod (kesederhanaan dalam beri‟tiqod)

d. Al-Risalah al-Qudsiyyah

e. Kitab al-Arba'in fi Ushul ad-Din

f. Mizan al-Amal

g. Ad-Durrah al-Fakhirah fi Kasyf Ulum al-Akhirah

57

Waryono Abdul Ghafur, M.Ag, Kristologi Islam ,(Semarang,Jalabia,2003) h.63 58

Ahmad Hanafi, Pengantar Filsafat Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1996),h.136.

Page 41: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

28

2. karya imam al ghazali Bidang Tasawuf

a. Ihya Ulumuddin (Kebangkitan Ilmu-Ilmu Agama), merupakan karyanya

yang terkenal. menghidupkan kembali ilmu-ilmu agama). Kitab ini

merupakan karyanya yang terbesar selama beberapa tahun ,dalam keadaan

berpindah-pindah antara Damakus, Yerusalem, Hijaz, Dan Thus yang

berisi panduan fiqh,tasawuf dan filsafat.

b. Kimiya as-Sa'adah (Kimia Kebahagiaan)

c. Misykah al-Anwar (The Niche of Lights /(lampu yang bersinar), kitab ini

berisi pembahasan tentang akhlak dan tasawuf.

d. Minhaj al abidin (jalan mengabdikan diri terhadap Tuhan)

e. Akhlak al abros wa annajah min al asyhar (akhlak orang-orang baik dan

kesalamatan dari kejahatan).

f. Al washit (yang pertengahan)

g. Al wajiz (yang ringkas).

h. Az-zariyah ilaa‟ makarim asy syahi‟ah (jalan menuju syariat yang mulia)

3. karya imam al ghazali Bidang Filsafat

a. Maqasid al-Falasifah (tujuan para filusuf), sebagai karangan yang pertama

dan berisi masalah-masalah filsafat

b. Tahafut al-Falasifah, buku ini membahas kelemahan-kelemahan para

filosof masa itu, yang kemudian ditanggapi oleh Ibnu Rusd dalam buku

Tahafut al-Tahafut (The Incoherence of the Incoherence).

Page 42: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

29

4. karya imam al ghazali Bidang Fiqih

a. Al-Mushtasfa min `Ilm al-Ushul

b. Al mankhul minta‟liqoh al ushul (pilihan yang tersaing dari noda-noda

ushul fiqih).

c. Tahzib al ushul (elaborasi terhadap ilmu ushul fiqiha).

5. karya imam al ghazali Bidang Logika

a. Mi`yar al-Ilm (The Standard Measure of Knowledge/ kriteria ilmu-ilmu).

b. al-Qistas al-Mustaqim (The Just Balance)

c. Mihakk al-Nazar fi al-Manthiq (The Touchstone of Proof in Logic)

d. Al-ma‟arif al-aqliyah (pengetahuan yang nasional)

e. Assrar ilmu addin (rahasia ilmu agama)

f. Tarbiyatul aulad fi islam (pendidikan anak di dalam islam)

beberapa karya-karya imam al ghazali lain yang tidak termasuk dalam ke-

lima bidang tersebut seperti : al-hibr al-masbuq fi nashihoh al-muluk (barang

logam mulia uraian tentang nasehat kepada para raja). Syifa al-qolil fi bayan

alsyaban wa al-mukhil wa masalik al- ta‟wil (obat orang dengki penjelasan

tentang hal-hal samar serta cara-cara penglihatan ), Yaaqut al- ta‟wil (permata

ta‟wil dalam menafsirkan al qur‟an) dan lain-lain.59

Al-Ghazālī menggunakan

bahasa dan metode yang berbeda dalam menulis sebuah kitab berdasarkan objek

yang dihadapinya. Jika kitab itu ditulis untuk kalangan awam, maka bahasa dan

metodenya berbeda dengan kitab yang ditulis untuk kalangan khawas, kalangan

filosof, dan yang semisalnya. Karenanya, tidaklah mengherankan bila antara satu

kitab dengan kitab lainnya yang ditulis al-Ghazālī terdapat perbedaan-perbedaan.

59

Hasyim Nasution, Filsafat Islam, ( Jakarta : Gaya Media Pratama, tth ), hal. 155

Page 43: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

30

C. Pengaruh Pemikiran Al- Ghazali (Pasca Sepeninggalanya)

Menurut yusuf Qhardhwi yang mengutip kitab ma‟arijul al-kuds di

dalamnya terdapat penjelasan bahwa akal tidak akan mendapat petunjuk kecuali

dengan syara dan syara tidak akan jelas kecuali dengan akal. Akal bagaikan

landasan sedangkan syara bagaikan bangunan. Al-Ghazali itu menentang filsafat,

berfilsafat itu menggunakan logika.

Filsafat menurut al-ghazali terbagi enam bagian, ilmu pasti, ilmu logika,

ilmu alam, ilmu ketuhanan, ilmu politik, dan ilmu akhlak. Menurut al-

ghazali,secara teoritis akal dan syara tidak bertentangan secara hakiki dari segi

praktis tidak ada hakikat agama yang bertentangan dengan hakikat ilmiah.60

Menurut Al-ghazali akal bagaikan penglihatan sehat,sedangkan Al-Quran

bagaikan matahari yang menebarkan sinarnya yang saling membutuhkan.Mereka

bagaikan orang yang melihat cahaya matahari dengan menutup kelopak mata

tidak ada bedanya antara orang seperti ini dengan orang buta‟. Akal tidak

mungkin menetapkan suatu kebenaran yang di nafikan syara dan syara tidak akan

membawa suatu keyakinan yang tidak dapat di terima oleh akal.

Selanjutnya Al-ghazali menjelaskan bahwa akal dan syara memiliki

keistimewaan dan memiliki bidang kompetensi yang tidak pernah di langgar nya.

Apa yang tidak dapat di tetapkan oleh akal, tidak dapat di tetapkan oleh syara.61

Al-ghazali berpendapat bahwa tugas akal adalah untuk membenarkan syara lewat

penetapan pencipta alam, kenabian yang di berikan kepada hamba yang dipilih-

nya. Al-ghazali melihat bahwa dalam bidang amaliah ini ada bidang yang haram

60

S.Praja, Juhaya. Pengantar Filsafat Islam. (Bandung: Pustaka Setia,2009) hlm.156 61

S.Praja, Juhaya. Pengantar Filsafat Islam. (Bandung: Pustaka Setia,2009) hlm.157

Page 44: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

31

yang dimasuki akal. Yaitu mengetahui hukum terinci dari ibadat-ibadat syari‟ah

akal tidak dapat memahami mengapa sujud dalam shalat jumlahnya dua kali lipat

ruku. Ilmu logika (akal) menurut al-ghazali merupakan instrumen untuk

memahami dalil-dalil syariat.

Pengaruh filsafat dalam diri beliau begitu kentalnya. Beliau menyusun

buku yang berisi celaan terhadap filsafat, seperti kitab At Tahafut yang

membongkar kejelekan filsafat. Akan tetapi beliau menyetujui mereka dalam

beberapa hal yang disangkanya benar. Hanya saja kehebatan beliau ini tidak

didasari dengan ilmu atsar dan keahlian dalam hadits-hadits Nabi yang dapat

menghancurkan filsafat. Beliau juga gemar meneliti kitab Ikhwanush Shafa dan

kitab-kitab Ibnu Sina. Hal ini jelas terlihat dalam kitabnya Ihya‟ Ulumuddin

Sehingga Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, Perkataannya di Ihya

Ulumuddin pada umumnya baik. Akan tetapi di dalamnya terdapat isi yang

merusak, berupa filsafat, ilmu kalam, cerita bohong sufiyah dan hadits-hadits

palsu. Demikianlah Imam Ghazali dengan kejeniusan dan kepakarannya dalam

fikih, tasawuf dan ushul, tetapi sangat sedikit pengetahuannya tentang ilmu hadits

dan sunah Rasulullah yang seharusnya menjadi pengarah dan penentu kebenaran.

D. Tinjauan kitab Ihya Ulum al-Din

Al-gozali membagi kitabnya pada empat bagian yaitu: Pertama Rub „Al-

Ibadat. Bagian mengenai ibadah ini terdiri dari sepulu pembahasan yaitu, kitab

Ilmu, kitab Kaidah-kaidah I‟tikat, kitab Rahasia (Hikmah) bersuci, kitab Hikmah

solat, kitab Hikmah zakat, kitab Hikmah puasa, kitab Haji, kitab Adab pembacaan

Page 45: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

32

Al-Qur‟an, kitab Dzikir dan do‟a, dan kitab tartib wirid pada masing-masing

waktunya.62

Kedua, Rub Al-Adat, bagian kedua ini merupakan pembahasan yang

terkait dengan pekerjaan sehari-hari. Terdapat sepuluh hal adat yang dibahas pada

bagian ini, yaitu: kitab adab makan, kitab adab perkawinan, kitab hukum

berusaha, kitab halal dan haram, kitab adab berteman dan bergaul, kitab uzlah

(Pengasingan diri), kitab adab musafir, kitab mendengar dan merasa, kitab amar

ma‟ruf nahi munkar, dan kitab adab kehidupan dan akhlak kenabian.63

Ketiga, Rub Al-Muhlikat, bagian ketiga ini merupakan bahasan yang

terkait dengan perbuatan-perbuatan yang membinasakan. Ada sepuluh bab yang

mengisi pada bagian bab ini, yaitu: kitab menguraikan keajaiban hati, kitab latihan

diri, kitab bahaya hawa nafsu perut dan kemaluan, kitab bahaya lidah, kitab

bahaya marah, kitab dendam dan dengki, kitab tercelanya dunia, kitab tercelanya

harta dan kikir, kitab tercelanya sifat suka kemegahan dan cari muka, kitab

tercelanya sifat takabbur dan menyombongkan diri, dan kitab sifat tertipu dengan

kesenangan duniawi.64

Keempat, Rub Al-Munziat, bagian keempat ini merupakan seperempat

bagian terakhir yang ada dalam kitab ihya ulum al-din. Isinya terkait dengan

perbuatan yang dianggap melpaskan dari perbuatan yang tercela, atau dengan kata

lain budi pekerti yang terpuji. Ada sepuluh bab dalam bagian ini, yaitu: kitab

tobat, kitab sabar dan syukur, kitab, tajud dan harap, kitab fakir dan zuhud, kitab

62

Abu Hamid Algozali, Ihya Ulum Al-din, Tahqiq: Badawi Thibanah, Juz 1 (Pengarang:

Krya Thoha Putra, pt) 63

Abu Hamid Algozali, Ihya Ulum Al-din, Tahqiq: Badawi Thibanah, Juz 1 (Pengarang:

Krya Thoha Putra, pt), hal. 389 64

Abu Hamid Algozali, Ihya Ulum Al-din, Tahqiq: Badawi Thibanah, Juz 1 (Pengarang:

Krya Thoha Putra, pt), hal. 402

Page 46: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

33

tauhid dan tawakkal, kitab cinta, kasih, rindu, lembut hati dan rela, kitab niat

benar dan ikhlas, kitab muroqqobah dan menghitung amalah, kitab tafakur dan

kitab ingat mati.65

Ada 15 hadis yang menjelaskan tentang etika berbicara dalam bab mencaci

maki, berkata keji dan cabul yang terdapat dalam kitab ihya ulum al-din, adapun

redaksi semua hadis adalah sebagai berikut:

No. Teks Hadis

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

65

Abu Hamid Algozali, Ihya Ulum Al-din, Tahqiq: Badawi Thibanah, Juz 1 (Pengarang:

Krya Thoha Putra, pt), hal. 535

Page 47: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

34

15.

Dan berikut adalah redaksi hadis yang dipilih untuk diteliti berdasarkan

tema etika berbicara dalam hal mencaci maki berkata keji dan cabul:

١

٢

٣

٤

E. Etika Berbicara dalam Kitab ihya ulumuddin

Tiada hari kita tanpa berbicara, karena itu menjadi salah satu cara manusia

saling berkomunikasi. Dan pastinya tiada luput pula kita dalam berbicara entah

yang di sengaja atau tidak, yang disadari atau tidak. Ada saja yang penting atau

tidak penting yang dibicarakan setiap harinya. Hingga tanpa sadar kita telah

melebihi batasnya.

Persoalan lisan dimasukan al-Ghazali ke dalam bagian al-muhlikaat,

bagian ketiga dari tetralogi dalam Ihya „Ulum al-Din. Lisan, dalam konsep al-

Ghazali adalah alat wicara apa yang terdapat di dalam hati. Kata al-Ghazali,

Page 48: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

35

(Allah) telah penuhi hati manusia dengan gudang-gudang ilmu dan Dia

sempurnakannya. Kemudian, Allah turunkan tabir untuk apa yang ada dalam hati

itu sebagai bagian dari kasih sayang-Nya. Allah rentangkan dari hati berupa

lisan yang mewicarakan apa yang terkandung dalam hati dan pikiran. Lewat

lisan dapat menyingkap tabir yang dia turunkan tadi. Sehingga, lisan bisa

berucap kebenaran. Bersyukur atas apa yang dikaruniai. Dimudahkan untuk

mengungkapkan ilmu yang didapat dan berbicara dengan baik.”66

Metode berbicara menurut Imam Al Ghazali bahwa bahaya lisan itu sangat

besar sekali dan tiada suatu yang dapat menyelamatkannya melainkan berkata

dengan baik. Dalam sabda Rosulallah, Ia menegaskan melalui hadits yang

diriwayatkan oleh Imam Bukhori di bawah ini :

Diriwayatkan oleh Abu Hurairoh r.a bahwa Rosulallah saw. bersabda:

“Barang siapa beriman kepada Allah swt. dan hari kiamat, maka ia hendaknya

berkata hanya perkara yang baik atau diam, dan barang siapa beriman kepada

Allah dan hari kiamat, maka ia hendaklah tidak menyakiti tetangganya, dan

barang siapa beriman kepada Allah dan hari kiamat, maka muliakanlah tamunya

(Riwayat Bukhori dan Muslim).67

66

Abi Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali, Ihya Ulum Ad-Din, jilid III

(Beirut: Daar al-Salam, Kairo ,2002) juz 2 h.987 67

Muhammad bin Isma‟il bin al-Mugirah al-Bukhari, Shahih Bukhari, (Beirut: Dar Ibn

Katsir, 1989), Juz. 20, hal. 11

Page 49: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

36

kemampuan berbicara adalah salah satu kelebihan yang Allah berikan

kepada manusia, untuk berkomunikasi dan menyampaikan keinginan-keinginanya

dengan sesama manusia. Ungkapan yang keluar dari mulut manusia bisa berupa

ucapan baik,buruk serta keji.

Etika berbicara dalam kitab ihya ulum al-din terdapat di dalam bab Afatul

al-Lisan dan ada 20 larangan bahaya berbicara dalam bab ini di antaranya

berbicara yang tidak perlu, berlebihaan dalam berbicara, melibatkan diri dalam

pembicaraan yang bathil, berbantahan dan perbedatan, pertengkaran, menekan

ucapan, berkata keji, jorok dan mencaci maki, kutukan, nyanyian dan syair,

sendau gurau, ejekan/cemoohan, menyebarkan rahasia, janji palsu, bohong dalam

berbicara dan bersumpah, bergunjing, adu dhomba, perkataan yang berlidah dua,

menyanjung, kurang cermat dalam berbicara, melibatkan diri secara bodoh pada

beberapa pengetahuan dan pertanyaan yang menyulitkan.68

Dalam hal ini penulis Menurut al-Ghazali, ini adalah kelebihan lisan yang

tidak dimiliki anggota tubuh manapun. Mari kita perhatikan pernyataan beliau

soal terbatasnya anggota tubuh yang lain

“Sesungguhnya mata hanya bisa menerima warna dan gambar/citra yang wujud,

68

Abi Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali, Ihya Ulum Ad-Din, jilid III

(Beirut: Daar Al-Fikr,2002) hal.116

Page 50: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

37

telinga hanya menerima suara, tangan hanya bisa menyentuh yang konkrit/fisik,

begitu juga dengan anggota tubuh yang lain.”69

Sementara, kalau lisan dalam berbicara, menurut al-Ghazali adalah

anggota tubuh yang lapang untuk selalu bergerak, bahkan tidak ada akhirnya.

Lisan bisa sangat lancar digunakan untuk kebaikan, di saat yang sama untuk

kejahatan. Di bagian lain, al-Ghazali menegaskan kalau lisan adalah organ yang

tidak ada kata lelah untuk bergerak (la ta‟ba fi ithlaaqihi), tidak membutuhkan

energi (dalam jumlah besar) untuk menggeraknya (la mu‟nata fi tahriikihi),

banyak orang yang menyepelakan untuk mengendalikan dampak buruk dari

ucapan (qad tasaahala al-khalqu fi al-ihtiraaz „an aafatihi wa ghawaailihi), dan

lisan menjadi alat terbaik bagi setan untuk menjerumuskan manusia (a‟zhamu

aalatin li al-syaithaan fi istighwaai al-lisaan).

Setelah berbicara soal ini, al-Ghazali menyatakan bahwa ia bersyukur

dianugerahi Allah untuk mengendalikan lisan serta diberi kemampuan

menjelaskan persoalan-persoalan soal bahaya lisan ini. Ada banyak sekali yang

berhasil beliau inventarisir terkait soal lisan. Dari mulai berbicara yang tidak

manfaat, debat, bersenandung, joke/gurauan, lain orang lain ucapan, sampai hal

yang mendalam seperti larangan orang awam berbicara atau mempersoalkan sifat-

sifat Allah terlalu dalam.

Manusia dianugerahi kemampuan untuk berbicara lewat lisan. Lisan,

adalah seperangkat bagian tubuh yang memiliki kemampuan luar biasa berupa

berbicara. Terbangun atas mulut, lidah, sampai pita suara, kita bisa mengeluarkan

suara. Setelah kita mengenal yang namanya bahasa, lalu kita mulai mengucap

69

Abi Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali, Ihya Ulum Ad-Din, jilid III

(Beirut: Daar al-Salam, Kairo ,2002) juz 2 h.987

Page 51: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

38

kata, lalu kalimat. Dari situ, kita dapat berinteraksi dengan orang dengan aneka

ragam bentuk. Ciptaan Allah yang luar biasa ini, meniscayakan segera dua hal,

mengarahkannya untuk hal yang baik atau yang buruk. Baik dan buruk adalah dua

pilihan yang senantiasa melekati kita sebagai manusia selama hidup di dunia.70

70

Muhammad Masrur, Khazanah Perspektif al-Ghazali, Peneliti di el-Bukhari Institute,

Alumni Pesantren Ilmu Hadis Darus-Sunnah dan Dirasat Islamiyah UIN Jakarta

Page 52: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

39

BAB III

KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA DALAM

KITAB IHYA ULUM AL-DIN

(Bab Mencaci Maki, Berkata Kotor Dan Cabul)

Dalam Kitab Ihya Ulum al-Din karya Imam al-Ghazali, fokus penelitian

penulis yang berkaitan dengan subab etika berbicara bab mencaci maki, berkata

kotor dan cabul, adapun jumlahnya ada 15 hadis, dan yang akan dicantumkan

sebanyak 4 hadis yang berkaitan dengan tema. Jadi, dalam penelitian ini, hadis

yang akan ditelusuri dan diteliti kesahihan sanadnya yaitu sebanyak 5 hadis.

Adapun metode yang digunakan dalam menelusuri keberadaan hadis yaitu

menggunakan metode takhrij hadis. Pengertian takhrij yang diperlukan untuk

maksud kegiatan penelitian hadis lebih lanjut ialah penelusuran atau pencarian

hadis dari berbagai kitab sebagai sumber asli dari hadis yang bersangkutan, yang

di dalam sumber itu dikemukakan secara lengkap matan dan sanad hadis yang

bersangkutan.71

Metode takhrîj hadîts yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Metode takhrîj dengan mengetahui lafaz pertama dari matan hadis,

menggunakan kitab Mausû‟ah Atrâf al-Hadîts al-Nabâwî al-Syarîf karya

Muhammad Sa‟id ibn Basyuni. Kitab ini memuat indeks lafaz pertama

matan hadis yang terdapat dalam 150 kitab.72

Berikut ini salah satu contoh

cara membaca rumus yang terdapat di dalam kitab ini, yaitu:

71

Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi, (Jakarta: Bulan Bintang, 2007), h.

41. 72

Abu Hajar Muhammad al-Sa‟id bin Basyuni Zaghlul, Mausû‟ah Atrâf al-Hadîts al-

Nabawwî al-Syarîf, Juz 1, (Beirut: Dâr al-Kutub al-„Ilmiyyah, t.t.), h. 16-21.

Page 53: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

40

(dibaca: hadis dengan lafaz tersebut terdapat dalam Kitab

Ittihâf Sâdat al Mutqîn, juz atau jilid ke-6, halaman 550).73

2. Metode takhrij dengan mengetahui kata-kata yang jarang digunakan dari

suatu bagian matan hadis, menggunakan kitab Mu‟jam al-Mufahras li

Alfâz al-Hadîts al-Nabâwî karya A.J. Wensinck.74

Kitab ini memuat

indeks kata yang terdapat dalam sembilan sumber hadis atau Kutub al-

Tis‟ah. Berikut ini salah satu contoh cara membaca rumus yang terdapat di

dalam kitab ini, yaitu:

81ادب خ : (dibaca: hadis dengan lafaz tersebut terdapat dalam Kitab

Sahîhal-Bukhârî, Kitab Adab, nomor urut bab 18). Hal ini berlaku untuk

selain Kitab Sahîh Muslim, karena untuk kitab ini, nomor urut bab dibaca

sebagai nomor urut hadis.

3. Jika tidak ditemukan pada dua metode takhrij di atas, akan saya lakukan

pencarian melalui Maktabah al-Syamilah. Seperti hanya pada hadis

pertama.

Setelah semua hadis terkumpul, langkah selanjutnya yaitu menyusun

skema sanad hadis dan dilanjutkan dengan kritik sanad hadis. Dalam melakukan

kritik sanad hadis, menurut al-Nawawi, bahwa yang disebut sebagai hadis sahîh

adalah hadis yang bersambung sanadnya oleh rawi-rawi yang „adil dan dâbit serta

terhindar dari syâz dan „illat.75

73

Keterangan nama-nama kitab yang dimaksud di dalam rumus terdapat dalam bagian

Muqaddimah Kitab Mausû‟ah Atrâf al-Hadîts al-Nabawwî al-Syarîf pada juz ke-1 halaman 16-

21. 74

Mahmud al-Thahhan, Usl al-Takhrîj wa Dirâsah al-Asânid, (Riyadh: Maktabah al-

Ma‟arif, 1991), h. 35. 75

Hasan Asy‟ari Ulama‟I, Melacak Hadis Nabi Saw., h. 26-30, dan lihat Syuhudi Ismail,

Kaidah Kesahihan Sanad, h. 128.

Page 54: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

41

Berikut ini kriteria dari kelima syarat tersebut:

1. Sanad bersambung. Yaitu tiap-tiap periwayat dalam sanad hadis menerima

riwayat hadis dari periwayat terdekat sebelumnya; keadaan itu berlangsung

demikian sampai akhir sanad dari hadis itu. Jadi, seluruh rangkaian

periwayat dalam sanad, mulai dari periwayat yang disandari oleh al-

mukharrij (penghimpun riwayat hadis dalam karya tulisnya) sampai

kepada periwayat tingkat sahabat yang menerima hadis yang bersangkutan

dari Nabi Saw., bersambung dalam periwayatan.76

2. Rawi „adil. Yaitu orang yang lurus agamanya, baik pekertinya dan bebas

dari kefasikan dan hal-hal yang menjatuhkan keperwiraannya.77

Menurut

Ibnu al-Sam‟anî, harus memenuhi syarat: selalu memelihara perbuatan taat

dan menjauhi perbuatan maksiat, menjauhi dosa-dosa kecil yang dapat

menodai agama dan sopan santun, tidak melakukan perkara-perkara

mubah yang dapat menggugurkan iman kepada kadar dan mengakibatkan

penyesalan, dan tidak mengikuti pendapat salah satu mazhab yang

bertentangan dengan dasar syara‟.78

3. Rawi dâbit. Yaitu orang yang kuat ingatannya.79

Orang yang benar-benar

sadar ketika menerima hadis, paham ketika mendengarnya dan

menghafalnya sejak menerima sampai menyampaikannya. Perawi harus

76

Syuhudi Ismail, Kaidah Kesahihan Sanad Hadis: Telaah Kritis dan Tinjauan dengan

Pendekatan Ilmu Sejarah, (Jakarta: Bulan Bintang, 2014), h. 131. 77

Muhammad „Ajaj al-Khathib, Ushul al-Hadits: Pokok-pokok Ilmu Hadits, (Jakarta:

Gaya Media Pratama, 2013), h. 276. 78

Fatchur Rahman, Ikhtisar Mushthalahul Hadits, h. 119. 79

Fatchur Rahman, Ikhtisar Mushthalahul Hadits, h. 121.

Page 55: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

42

hafal dan mengerti apa yang diriwayatkannya (bila ia meriwayatkan dari

hafalannya) serta memahaminya (bila meriwayatkannya secara makna).80

4. Terhindar dari syâz. Yaitu hadis yang diriwayatkan oleh orang

tsiqah(orang adil dan teliti), namun riwayatnya itu berbeda dengan yang

diriwayatkan oleh orang yang lebih tsiqah darinya.81

Menurut al-Syafi‟i,

suatu hadis tidak dinyatakan sebagai hadis yang mengandung syâz bila

hadis itu hanya diriwayatkan oleh seorang periwayat yang tsiqah, sedang

periwayat tsiqah lainnya tidak meriwayatkan hadis itu. Barulah suatu hadis

dinyatakan mengandung syâz, bila hadis yang diriwayatkan oleh seorang

periwayat yang tsiqah tersebut bertentangan dengan hadis yang

diriwayatkan oleh banyak periwayat yang juga bersifat tsiqah.82

Jika

periwayatan seorang yang da‟îf bertentangan dengan periwayatan orang

tsiqah, maka tidak dinamakan syâz.83

5. Terhindar dari „illat. Yaitu hadis yang mengandung cacat tersembunyi

yang mencemari validitas hadis tersebut, misalnya meriwayatkan hadis

secara muttasil (bersambung) terhadap hadis yang mursal (yang gugur

seorang sahabat yang meriwayatkannya) atau terhadap hadis munqati‟

(yang gugur salah seorang rawinya) dan sebaliknya.84

Menurut Ibnu al-

Salah dan al-Nawawî yaitu sebab yang tersembunyi yang merusakkan

kualitas hadis. Keberadaannya menyebabkan hadis yang pada lahirnya

80

Muhammad „Ajaj al-Khathib, Ushul al-Hadits: Pokok-pokok Ilmu Hadits, h. 276-277. 81

M. Abduh Almanar, Pengantar Studi Hadis, (Jakarta: Referensi, 2012), h. 156. 82

Syuhudi Ismail, Kaidah Kesahihan Sanad Hadis, h. 144. 83

Abdul Majid Khon, Ulumul Hadis, h. 171. 84

M. Abduh Almanar, Pengantar Studi Hadis, h. 157 dan Fatchur Rahman, Ikhtisar

Mushthalahul Hadits, h. 122-123.

Page 56: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

43

tampak berkualitas sohih menjadi tidak sahih, karena hadis yang ber‟illat

tampak berkualitas sahih.85

Berikut beberapa hal yang akan ditelusuri terkait periwayat hadis:

1. Mencatat semua nama lengkap periwayat dalam sanad yang diteliti,

mencatat biografi masing-masing periwayat (tahun lahir/wafat, guru dan

murid), dan sighat (kata-kata) dalam proses tahammul wa al-ada‟ al-

hadîts (menerima dan menyampaikan hadis). Hal ini dilakukan dalam

rangka mengetahui persambungan sanad hadis; dan

2. Pendapat para ulama hadis berupa penerapan kaidah al-jarh wa al-ta‟dil86

.

Hal ini dilakukan dalam rangka mengetahui ke‟adilan dan kedâbitan para

periwayat hadis.87

3. Terkait syarat terhindar dari syâzdan „illat, sekiranya unsur sanad

bersambung, rawi dabt telah dilaksanakan dengan semestinya, niscaya

unsur terhindar dari syâz dan „illat telah terpenuhi juga.88

85

Syuhudi Ismail, Kaidah Kesahihan Sanad Hadis, h. 152-153. 86

Jika di dalam penilaian al-jarh wa al-ta‟dîl, terdapat perlawanan antara jarhdan ta‟dîl

(ta‟arud) dalam seorang rawi, yakni sebagian ulama menta‟dilkan dan sebagian lain menjarhkan,

maka di dalam karya tulis ini, penulis mendahulukan jarh secara mutlak, walaupun jumlah

mu‟addilnya lebih banyak daripada jarhnya. Sebab bagi jarhtentu mempunyai kelebihan ilmu

yang tidak diketahui oleh mu‟addil, dan kalau jarrih dapat membenarkan mu‟addil tentang apa

yang diberitakan menurut lahirnya saja, sedang jarrih memberitakan urusan batiniyah yang tidak

diketahui oleh mu‟addil. Pendapat ini dipegang oleh jumhur ulama. Lihat: Fatchur Rahman,

Ikhtisar Mushthalahul Hadits, h. 312-313 dan Muhammad „Ajaj al-Khathib, Ushul al-Hadits:

Pokok-pokok Ilmu Hadits, h. 241. 87

A. Hasan Asy‟ari Ulama‟I, Melacak Hadis Nabi Saw. Cara Cepat Mencari Hadis dari

Manual hingga Digital, (Semarang: RaSAIL, 2006), h. 26-30. 88

Syuhudi Ismail, Kaidah Kesahihan Sanad Hadis, h. 177-178.

Page 57: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

44

A. Hadis pertama

1. Teks hadis dan Takhrij Hadis

Dalam kegiatan takhrij ini penulis menelusuri melalui penggalan lafadz

matan hadis dengan menggunakan kitab al-Mu‟jam al-Mufahras li Alfazh al-

Hadits al-Nabawi, dengan penelusuran kata داعة ditemukan data sebagai berikut

۵٧ بر ,ت89

٢,٣٤٣,٣٦٣ ,حم90

Dari hasil takhrij di atas, berikut ini adalah teks hadis yang berhasil di

temukan di dalam kitab-kitab rujukan yang di temukan (tidak semua informasi

dari rumus takhrij yang terdapat hadis yang di maksud di dalam rujukan.

a. Redaksi hadis dari kitab Sunan al-Tirmidzi

89

Winsink, al-Mu‟jam al-Mufahras Liahfaz al-Hadits al-Nabawi, (Leiden : Beiril, 1936),

Juz 1, h.89 90

Winsink, al-Mu‟jam al-Mufahras Liahfaz al-Hadits al-Nabawi, (Leiden : Beiril, 1936),

Juz 3, h.253 91

Muhammad bin Isa bin Saurah bin Musa bin al-Dlahhak, Sunan Tirmidzi (Kairo : Daar

el-Hadis,2010),Juz.IV, h. 357

Page 58: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

45

Artinya : “Telah menceritakan kepada kami Abbas bin Muhammad Ad

Duri Al Baghdadi, telah menceritakan kepada kami Ali bin Al Hasan, telah

mengabarkan kepada kami Abdullah bin Mubarak dari Usamah bin Zaid dari

Sa'id Al Maqburi dari Abu Hurairah ia berkata; Mereka (para sahabat) berkata,

Sesungguhnya rasulullah bersabda: "Sesungguhnya aku tidaklah mengatakan

sesuatu kecuali yang benar.”

b. Redaksi hadis berdasarkan riwayat Ahmad bin Hambal

Artinya : Yunus telah menceritakan kepada Laits dari Muhammad dari

Sa'id bin Abi Sa'id dari Abu Hurairah dari Rasulullah shallallahu 'alaihi

wasallam, beliau bersabda: "Aku tidak berkata kecuali kebenaran,” sebagian

sahabatnya berkata; "Sesungguhnya engkau bercanda dengan kami wahai

Rasulullah, " maka beliau bersabda: "Aku tidak berkata kecuali kebenaran”

92

Ahmad ibn Muhammad ibn Hanbal, Musnad Imam Ahmad ibn Hanbal (Beirut: al-

Maktabah al-Islamī, 1398) Juz 14, h.185

Page 59: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

46

2. Skema Sanad

(W.57 H)

(w.123 H)

( W.153 H) ( W.148 H)

( w. 181 H) ( w. 175 H)

(W. 215 H) (w. 207 H)

( W.271 H)

( w.279 H)

(w.241 H)

Page 60: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

47

3. Kritik Sanad dan Penilaian Hadis

Dalam kritik sanad hadis ini, penulis menelusuri sanad yang dari jalur al-

Tirmidzi, adapun rincian sanadnya adalah sebagai berikut:

1. Al-Tirmidzi93

Nama lengkapnya adalah Imam al-Hafidz Abu Isa Muhammad bin Isa bin

Saurah bin Musa bin ad-Dahhak As-Sulami at-Tirmidzi, salah seorang ahli

hadits kenamaan, dan pengarang berbagai kitab yang masyur wafat pada 279 H

di kota Tirmiz.

Guru-gurunya: Imam Bukhari, Imam Muslim, Abu Dawud, Qutaibah bin Saudi

Arabia‟id, Ishaq bin Musa, Abbas bin Muhammad bin Hatim, Mahmud bin

Gailan. Said bin Abdur Rahman, Muhammad bin Basysyar, Ali bin Hajar,

Ahmad bin Muni‟, Muhammad bin al- Musanna.

Murid-murid beliau di antaranya ialah Makhul ibnul-Fadl, Muhammad bin

Mahmud Anbar, Hammad bin Syakir, Ai-bd bin Muhammad an-Nasfiyyun, al-

Haisam bin Kulaib asy-Syasyi, Ahmad bin Yusuf an-Nasafi, Abul-Abbas

Muhammad bin Mahbud al-Mahbubi.

Sighat tahammul wa al-ada‟ : haddatsana

Pendapat ulama Hadis :

Al- Dhahabi : al-Hafiz

Ibn Hajar : ahad al- aimmah

93

Jamâl al-Dîn Abû al-Hajjâj Yûsuf al-Mizyi, Tahdzîb al-Kamâl fȋ Asmâ` al-Rijâl, jilid 14

(Beirut: Mu`assasah Risalah, 1983), h. 250-253

Page 61: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

48

2. Abbâs bin Muhammad94

Nama lengkapnya: Abbas bin Muhammad bin Hatim bin Waqid al-Dauri, Abu

al- Fadhli al-Baghdadi, Maula Bani Hasyim, asli Khawarizimi. Wafat pada

tahun 271 H.

Guru-gurnya: Ahmad bin Hanbal, Ishaq bin Mashur al-Sululi, Abi Ma‟mar

Ismail bin Ibrahim al-Hudzali, Hasan bin Musa al-Asyyab, Husain bin Ali al-

Ju‟fi, Husain bin Muhammad al-Marwazi, Khalid bin Makhlad, Khalaf bin

Tamim Sa‟ di bin Amir a-Dhuba‟i, Sulaiman bin Daud al-Hasyimi, Ali bin al-

Hasan bin Syaqiq al-Marwazi, Muhammad bin Qosim al-Asadi, Abi

Salamah Musa bin Ismail dan Yahya bin Ishaq al-Sailahini.

Murid-muridnya: al-Arba‟ah, Al-Tirmidzi, Abu Husai Ahmad bin Ja‟far bin

Muhammad bin Ubaidillah ibn Munadi, Abu Abbas Ahmad bin Umar bin Suroj

al-Qodhi, Abu Husain Ahmad bin Yahya bin Utsman al-Adami dan Ismail bin

Muhammad al- Shoffari.

Sighat tahammul wa al-ada‟ : haddatsana

Pendapat Ulama:

Abdurrahman bin Abi Hatim al-Rozi : shaduq

Al- Nasai: Tsiqah.

3. Ali bin al-Hasan95

Nama lengkapnya adalah Ali bin al-Hasan bin Syaqiq bin Dinar bin Misy‟ab

al-Abdi, Abu Abdurrahman maula Abdul Qais. Wafat pada tahun 215 H.

94

Jamâl al-Dîn Abû al-Hajjâj Yûsuf al-Mizyi, Tahdzîb al-Kamâl fȋ Asmâ` al-Rijâl, (Beirut:

Mu`assasah Risalah, 1983),Juz 14 h. 245-249 95

Jamâl al-Dîn Abû al-Hajjâj Yûsuf al-Mizyi, Tahdzîb al-Kamâl fȋ Asmâ` al-Rijâl, (Beirut:

Mu`assasah Risalah, 1983),Juz 17 h. 440

Page 62: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

59

Guru-gurunya: Ibrahim bin Sa‟id, Ibrahim bin Tahman, Israil bin Yunus, Ja‟far

bin Sulaiman al-Dhuba‟ i, Husain bin Waqid, Hamad bin Zaid, Kharijah bin

Mush‟ab, Sufyan bin Uyaynah, Syarik bin Abdullah, Abdullah bin Mubarak,

Abdul Warats bin Sa‟id, Awan bin Musa, Qois bin Rabi‟, Abi Bakr bin Ayyasy,

Abi Hamzah al-Sukkari, Abi Munib al-Ataki.

Murid-muridnya: al-Bukhori, Ibrahim bin Ya‟ qub al-Juzajani, Ahmad bin

Hanbal al-Marwazi, Ahmad bin Hanbal, Ahmad bin Yassar al-Marwazi,

Hisyam bin Abi Daaroh, Abu Khoisyamah Zuhair bin Harb, Abbas bin

Muhammad ad-Dauri, Abu Bakar Abdullah bin Muhammad bin Abi

Syaibah, Muhammad bin Hatim bin Yazi , Ali bin Hasan bin Syaqiq dan

Muhammad bin Musa bin Hatim.

Sighat tahammul wa al-ada‟ : ahbarana

Pendapat Ulama:

Abu Daud: Syaqiq

Abu Hatim: Dia lebih dicintai dari Ali bin Husain.

4. Abdullah bin Mubârak (w.181 H)96

Guru-guru Abdullah bin Mubârak bin Wâdih al-Handzalî al-Tamîmî,

diantaranya adalah: Abân bin Taghlîb, Abân bin Abdullah, Abân bin Yazîd,

Ibrâhîm bin Saad, Ibrâhîm bin Tahmân, Ibrâhîm bin Abî Ablah, Ibrâhîm bin

Uqbah, Ibrâhîm bin Nâfi, Ibrâhîm bin Nasyît, Usâmah bin Zaid al-Laitsî,

Ismâ‟ îl bin Muslim al-Abd, Aswad bin Syaibân, Basyîr bin Muhâjir, Basyîr

Abî Ismâ‟îl, Habîb bin Sulaim, Harmalah Ja‟far m bin Imrân, Hazm bin

96

Jamâl al-Dîn Abû al-Hajjâj Yûsuf al-Mizyi, Tahdzîb al-Kamâl fȋ Asmâ` al-Rijâl, (Beirut:

Mu`assasah Risalah, 1983),Juz 20 h. 552

Page 63: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

60

Mihrân, Hasan bin Amr, Usamah bin Said, Zubair bin Abdullah, Zuhair bin

Muâwiyah, Sa‟îd bin Ayyûb, Saîd bin Iyyas, dan Abî Sinân Sa‟îd bin Sinân

Adapun murid-muridnya adalah: Abû Ishâq Ibrâhîm bin Ishâq, Ibrâhîm bin

Syammâs, Abdullah al-Khalâl, Ibrâhîm bin Musyajjar, Ahmad bin Jamîl,

Ahmad bin al-Hajjâj, Bisyr bin al-Sariyy, Bisyr bin Muhammad, Hasan bin

Rabî, Hasan bin Arafah, Hasan bin Îsâ, Husain bin Hasan, Alî bin Hasan, Sa‟îd

bin Rahmah, Sa‟îd bin Sulaimân, Salamah bin Sulaimân.

Sighat tahammul wa al-ada‟ : „an

Komentar ulama hadis terhadapnya:

Ahmad bin Hanbal : ia adalah seorang yang hafidz

Abû Hâtim : ia adalah faqih,alim, ahli ibadah, zuhud, pemberani, dan penyair

Ahmad bin Muharraz : ia adalah seorang yang pemberani

5. Usamah bin Zaid (w.153 H)97

Guru-guru Usamah bin Zaid al-Laitsi, Abu Zaid al-Madani: Aban bin Salih,

Ibrahim bin Abdullah bin Hunain, Ishaq maula Zaidah, Ba‟jah bin Abdullah bin

Badr al-Juhani, Ja‟far bin Amr bin Ja‟far bin Amr bin Umiyyah adh- Dhumri,

Hafsh bin Ubaidillah bin Anas bin Malik, Salim bin Saroj, Sa‟id bin Abi Sa‟id

al-Maqburi, Sa‟id bin Musayyab, Sulaiman bin Yassar, Salih ibn Kaisan,

Safwan bin Sulaim, Abdullah ibn Hanin, Abdullah bin Rafi‟ dan Qasim bin

Muhammad bin Abi Bakr al-Shidiq.

Murid-muridnya: Abû Samrah Anas bin Iyadh al-Laitsi, Ayyûb bin Suwaib al-

ramli, Ja‟far bin Aun, Hatim bin Ismail al-Madani, Abu Usamah Hammad bin

Usamah, Abdullah bin Mubarok, Abdullah bin Wahab, Abdul aziz bin

97

Jamâl al-Dîn Abû al-Hajjâj Yûsuf al-Mizyi, Tahdzîb al-Kamâl fȋ Asmâ` al-Rijâl, (Beirut:

Mu`assasah Risalah, 1983),Juz 10 h. 556

Page 64: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

61

Abdullah bin Abi Salamah al-Majisyun, Utsman bin Amr bin Faris dan Isa bin

Yunus.

Sighat tahammul wa al-ada‟ : „an

Pendapat Ulama:

Abu Bakr al-Atsram: Tsiqah98

6. Sa‟id al-Maqburi

Nama lengkap beliau adalah Sa‟id bin Abi Sa‟id, Kaisaan al-Maqburi, Abu

Sa‟id al-Madani. Wafat pada tahun 123 H.

Guru-gurunya: Anas bin Malik, Basyir bin Muharir, Jabir bin Abdullah, Jubair

bin Muth‟im, Salim maula an-Nashrobin, Said bin Abi Waqash, Syarik bin Abi

Namir, Abdullah bin Rofi maula Umu Salamah, Urwah bin Zubair, Atho

maula ibn Abi Ahmad, Ka‟ab bin Ujroh, Yazid bin Hurmuz dan Abi Ishaq al-

Qurasyi.

Murid-muridnya: Ibrahim bin Thohman, Abu Ishaq Ibrahim bin Fadhli al-

Makhzumi, Usamah bin Zaid al-Laitsi, Ishaq bin Abi Furot, Ismail bin

Umayyah, Ayyub bin Musa, Khalifah bin Ghoib al-Laitsi, Daud bin Khalid al-

Laitsi, Zaid bin Abi Unaisah, Abu Hazim Salamah bin Dinar al-Madani,

Syu‟bah bin Hajjaj, Abdullah bin Abdul Aziz al-Laitsi, Ali bin Urwah ad-

Damasqi, Laits bin Sa‟id, Muhammad bin Ajlan dan Abu Uwais al-Ashbahi.

Sighat tahammul wa al-ada‟ : „an

Pendapat Ulama:

Abdullah bin Ahmad bin Hanbal: shalih

Utsman bin Sa‟id ad-Darimi: tsiqah

98Jamâl al-Dîn Abû al-Hajjâj Yûsuf al-Mizyi, Tahdzîb al-Kamâl fȋ Asmâ`al-Rijâl,

(Beirut: Mu`assasah Risalah, 1983),Juz 15 h. 347-354

Page 65: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

62

Ali bin al-Madini: Tsiqah

Abu Hatim: Saduq

7. Abu Hurairah

Nama lengkapnya adalah al-Dausi al-Yamani,99 salah satu sahabat Rasulullah,

seorang sahabat yang hafidz, ada beberapa perbedaan tentang namanya, ada

yang menyebutnya Ibn Ghanam, Abdullah Ibn Amir, Ibn Shakhir, beliau wafat

pada tahun 57 H.100

Guru-gurunya adalah: Rasulullah, Abu Bakar, Umar, Fadhl bin Abbas,

Sa‟id bin Musayyab, Usamah bin Zaid, Abu Rafi‟.

Adapun murid-murid beliau diantaranya: Abu Qais Ziyad bin Rabbah, Salim

bin Abdullah, Abu Sa‟id al-Maqburi, Abu Sannan, Amir bin Sa‟ad, Mujahid,

Ikrimah, Abu al-Walid, Sa‟id bin Sam‟an.

Sighat tahammul wa al-ada‟ : „an

Penilaian para ulama hadis terhadapnya, Ibnu Mas‟ud berkata bahwa Abu

Hurairah adalah sahabat yang banyak meriwayatkan hadis dan ia shalih. Jabir

bin Abdullah berkata ia adalah Hafidz.

Kesimpulan pribadi penilaian Abu Hurairah adalah berdasarkan penelusuran

melalui kitab rijal hadis bahwa ia adalah salah satu sahabat Nabi yang banyak

meriwayatkan hadis dan ia shalih, sedangkan kullu shahabah udul (semua

sahabat adalah udul).

99

Syihabuddin Ahmad bin Faharis Ibn Hajar al-„Atsqalani Al –Ishabah fi Tamyiz as-

Shahabah Juz 1, ( Daar Kutub al-Ilmiyyah, 1852) 100

Jamaluddin Abi al-Hajjaj Yusuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal Juz 12, (Beirut:

Mu`assasah Risalah, 1988), h. 290

Page 66: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

63

Penilaian Hadis

Kriteria kesahihan hadis terdapat beberapa syarat yaitu: bersambungnya sanad,

diriwayatkan oleh perawi yang dhabit, tidak ada kejanggalan (Syadz) maupun

cacat (illat)101

. Sesuai dengan penjelasan kritik hadis diatas dapat disimpulkan

bahwa: pertama, semua sanad mempunyai hubungan antara guru dan murid

sehingga bisa di pastikan bahwa semuanya adalah bersambung sanadnya dari

awal hingga akhir (ittishal al-sanad); kedua, ditinjau dari segi intelektual

(dhabith) para perawi pada hadis tersebut baik (tam al-dhabt); ketiga, ditinjau

dari segi kredibilitas semua sanad dari hadis tersebut di pandang positif (ta‟dil),

jadi kualitas hadis tersebut adalah shahih.

Adapun penelusuran pada riwayat Ahmad bin Hanbal sebagai berikut:

1. Ahmad bin Hanbal102

Kunyah beliau Abu Abdillah, namanya Ahmad bin Muhammad bin Hambal

bin Hilal bin Asad Al Marwazi Al Baghdadi. Ayah beliau seorang komandan

pasukan di Khurasan di bawah kendali Dinasti Abbasiyah. Kakeknya mantan

Gubernur Sarkhas di masa Dinasti Bani Umayyah, dan di masa Dinasti

Abbasiyah menjadi da‟i yang kritis.103

Wafat pada tahun 241 H.

Guru-guru Beliau: Imam Ahmad bin Hanbal berguru kepada banyak ulama,

jumlahnya lebih dari dua ratus delapan puluh yang tersebar di berbagai negeri,

seperti di Makkah, Kufah, Bashrah, Baghdad, Yaman dan negeri lainnya. Di

antara merekaadalah: Ismail bin Ja‟far, Abbad bin Abbad Al-Ataky, Umari bin

101

Dr.Bustamin M. SI, Metode Kritik Hadis, di terbitkan oleh Lembaga Penelitian UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010 102

Jamâl al-Dîn Abû al-Hajjâj Yûsuf al-Mizyi, Tahdzîb al-Kamâl fȋ Asmâ`al-Rijâl,

(Beirut: Mu`assasah Risalah, 1983), h. 347-354 103

Muqaddimah kitab Ahmad bin Hanbal, Musnad li Imam Ahmad bin Hanbal,

Beirut:1996

Page 67: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

64

Abdillah bin Khalid Abu Muhammad al-Mu‟dib, Husyaim bin Basyir bin

Qasim bin Dinar As-Sulami, Imam Asy-Syafi‟i, Waki‟bin Jarrah, Ismail bin

Ulayyah, Sufyan bin Uyainah, Abdurrazaq, dan Ibrahim bin Ma‟qil.

Sighat tahammul wa al-ada‟ : hadatsana

2. Yunus

Nama lengkapnya adalah Yunus bin Muhammad bin Muslim al-Baghdadi, Abu

Muhammad al-Mu‟dib. Wafat pada tahun 207 H.

Guru-gurunya: Harb bin Maymun al-Kabir, Hamad bin Zaid, Salih bin Ruman,

Laits bin Sa‟ad, Fulaih bin Sulaiman, Mush‟ab bin Hayan, Mu‟ tamar

sulaiaman Hayaj bin Bisthom dan Ya‟ qub bin Abdullah a-Qummi.

Murid-muridnya: Ibrahim bin Ya‟qub al-Juzjani, Ahmad bin Hanbal, Hajjaj

bin Sya‟ir, Abbas bin Muhammad al-Dauri, Ali ibn Madani, Mujahid bin

Musa, Muhammad bin Ismail bin Ulayyah dan Ya‟qub bin Syaibah al-Sadusi.

Sighat tahammul wa al-ada‟ : hadatsana

Komentar Ulama:

Utsman bin Sa‟id: Tsiqah

Ya‟qub bin Syaibah: Tsiqah

Abu Hatim: Saduq

Ahmad bin Khalil: Saduq104

3. Laits105

Nama lengkap: Laits bin Sa‟ad bin Abdurrahman al-Fahmi, Abu al-Harits al-

Mishri, maula Abdurrahman bin Khalid. Wafat pada tahun 175 H.

104

Jamâl al-Dîn Abû al-Hajjâj Yûsuf al-Mizyi, Tahdzîb al-Kamâl fȋ Asmâ`al-Rijâl,

(Beirut: Mu`assasah Risalah, 1983),Juz 24 h. 376 105

Jamâl al-Dîn Abû al-Hajjâj Yûsuf al-Mizyi, Tahdzîb al-Kamâl fȋ Asmâ` al-Rijâl,

(Beirut: Mu`assasah Risalah, 1983),Juz 14 h. 249

Page 68: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

65

Guru-gurunya: Ibrahim bin Abi Ablah, Ayyub bin Musa, Bakr bin Sawadah,

Jafar bin Rabiah, Harits bin Yazid al-Hadhromi, al-Harits bin Ya‟qub, Khalil bin

urroh, Muhammad bin Ajlan, Mu‟awiyah bin Salih dan Hisyam bin Urwah.

Murid-muridnya: Ahmad bin Abdullah bin Yunus, Yunus bin Muhammad al-

Mu‟adib, Adam bin Abi Iyas, Asyhab bin Abdul Aziz, Hajjaj bin Muhammad,

Daud bin Manshur an-Nasai, Sa‟id bin al-Hakam bin Abi Maryam, Abdullah bin

Abdul Hakam, Abdullah bin Mubarak, Yunus bin Muhammad al-Muadib.

Sighat tahammul wa al-ada‟ : hadatsana

Pendapat Ulama:

Ahmad bin Saad: Tsiqah Tsubut

Abu Daud: Tsiqoh

Ali bin al-Madani: Tsubut al- Ijli: Tsiqah

Ibnu Khirosy: Saduq

4. Muhammad (w.148 H)106

Nama lengkapnya: Muhammad bin Ajlan al-Qurasyi, Abu Abdullah al-

Madani, Maula Fatimah bintu Walid bin Utbah. wafat pada tahun 148 H.

Guru-gurunya: Abaan bin Salih, Ibrahim bin Abdullah bin Hunain, Anas bin

Malik, Bukair bin Abdullah bin Asyaj, Roja bin Haywah, Zaid bin Aslam,

Sa‟id bin Abi Sa‟id al-Maqburi, Sulaiman Abi Hazim al-Asyja‟i, Suhail bin Abi

Salih, Ashim bin Umar bin Qotadah dan Ubaidullah bin Miqsam.

Murid-muridnya: Ibrahim bin Abi Ablah al-Maqdasi, Asbath bin Muhammad

al- Qurasyi, Ismail bin Ja‟far, Bakr bin Mudar, Hatim bin Ismail, Laits bin

Sa‟ad, Ma‟di bin Sulaiman dan Yahya bin Ayyub al-Mishri.

106

Jamâl al-Dîn Abû al-Hajjâj Yûsuf al-Mizyi, Tahdzîb al-Kamâl fȋ Asmâ`al-Rijâl,

(Beirut: Mu`assasah Risalah, 1983), h.567

Page 69: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

66

Sighat tahammul wa al-ada‟ : „an

Pendapat Ulama:

Salih bin Ahmad bin Hanbal: Tsiqah

Abdullah bin Ahmad bin Hanbal: Tsiqah

Uyaynah: Tsiqah

Ishaq: Tsiqah

Abu Hatim dan al-Nasai: Tsiqah

5. Said al-Maqburi107

Nama lengkap beliau adalah Sa‟id bin Abi Sa‟id, Kaisaan al-Maqburi, Abu S a‟id

al-Madani. Wafat pada tahun 123 H.

Guru-gurunya: Anas bin Malik, Basyir bin Muharir, Jabir bin Abdullah, Jubair

bin Muth‟im, Salim maula al-Nashrabin, Sa‟id bin Abi Waqash, Syarik bin

Abdullah bin Abi Namir, Abdullah bin Rafi‟ maula Umu Salamah, Urwah bin

Zubair, Atha maula ibn Abi Ahmad, Ka‟ab bin Ujroh, Yazid bin Hurmuz dan

Abi Ishaq al-Qurasyi.

Murid-muridnya: Ibrahim bin Thahman, Abu Ishaq Ibrahim bin Fadhli al-

Makhzumi, Usamah bin Zaid al-Laitsi, Ishaq bin Abi Furat, Ismail bin

Umayyah, Ayyub bin Musa, Khalifah bin Ghaib al-Laitsi, Daud bin Khalid al-

Laitsi, Zaid bin Abi Unaisah, Abu Hazim Salamah bin Dinar al-Madani,

Syubah bin Hajjaj, Abdullah bin Abdul Aziz al-Laitsi, Ali bin Urwah ad-

Damasqi, Laits bin Said, Muhammad bin Ajlan dan Abu Uwais al-Ashbahi.

Sighat tahammul wa al-ada‟ : „an

107Jamâl al-Dîn Abû al-Hajjâj Yûsuf al-Mizyi, Tahdzîb al-Kamâl fȋ Asmâ`al-Rijâl,

(Beirut: Mu`assasah Risalah, 1983), h.432

Page 70: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

67

Pendapat Ulama:

Abdullah bin Ahmad bin Hanbal: tsiqah

Utsman bin Sa‟id al-Darimi: tsiqah

Ali bin al-Madini: Tsiqah

Abu Hatim: Saduq

6. Abu Hurairah108

Nama lengkapnya adalah al-Dausi al-Yamani, salah satu sahabat Rasulullah,

seorang sahabat yang hafidz, ada beberapa perbedaan tentang namanya, ada

yang menyebutnya Ibn Ghanam, Abdullah Ibn Amir Ibn Shakhir, beliau wafat

pada tahun 57 H.

Guru-gurunya adalah: Rasulullah, Abu Bakar, Umar, Fadhl bin Abbas,

Sa‟id bin Musayyab, Usamah bin Zaid, Abu Rafi.

Adapun murid-murid beliau diantaranya: Abu Qais Ziyad bin Rabbah, Salim

bin Abdullah, Abu Sa‟id al-Maqburi, Abu Sannan, Amir bin Sa‟ad, Mujahid,

Ikrimah, Abu al-Walid, Sa‟id bin Sam‟an.

Sighat tahammul wa al-ada‟ : „an

Penilaian para ulama hadis terhadapnya, Ibnu Mas‟ud berkata bahwa Abu

Hurairah adalah sahabat yang banyak meriwayatkan hadis dan ia shalih. Jabir

bin Abdullah berkata ia adalah Hafidz.

Kesimpulan pribadi penilaian Abu Hurairah adalah berdasarkan penelusuran

melalui kitab rijal hadis bahwa ia adalah salah satu sahabat Nabi yang banyak

meriwayatkan hadis dan ia shalih, sedangkan kullu shahabah udul (semua

sahabat adalah udul).

108

Jamâl al-Dîn Abû al-Hajjâj Yûsuf al-Mizyi, Tahdzîb al-Kamâl fȋ Asmâ`al-Rijâl,

(Beirut: Mu`assasah Risalah, 1983), Juz.34 h. 366

Page 71: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

68

Penilaian Kualitas Hadis

Kriteria kesahihan hadis terdapat beberapa syarat yaitu: bersambungnya sanad,

diriwayatkan oleh perawi yang dhabit, tidak ada kejanggalan (Syadz) maupun

cacat (illat)109

. Sesuai dengan penjelasan kritik hadis diatas dapat disimpulkan

bahwa: pertama, semua sanad mempunyai hubungan antara guru dan murid

sehingga bisa di pastikan bahwa semuanya adalah bersambung sanadnya dari

awal hingga akhir (ittishal al-sanad); kedua, ditinjau dari segi intelektual

(dhabith) para perawi pada hadis tersebut baik (tam al-dhabt); ketiga, ditinjau

dari segi kredibilitas semua sanad dari hadis tersebut di pandang positif (ta‟dil),

jadi kualitas hadis tersebut adalah shahih.

4. Kritik Matan

Kandungan hadis di atas adalah tentang pernyataan nabi bahwa nabi tidak

pernah mengatakan apa-apa kecuali kebenaran. Dalam kritik matan ini penulis

akan menjabarkan dengan berbagai pendekatan yaitu :

a. Pendekatan melalui bahasa110

Bahasa yang di gunakan oleh nabi Muhammad SAW adalah bahasa yang

sopan, tidak bertele-tele dalam pemakaian bahasa Arab, serta fokus dalam satu

masalah yang di bahas dalam hadis tersebut. Memperhatikan matan hadis

diatas bahwa matan hadis di atas menjelaskan tentang pernyataan bahwa nabi

tidak pernah mengatakan apa-apa kecuali kebenaran.

109

Dr.Bustamin M. SI, Metode Kritik Hadis, di terbitkan oleh Lembaga Penelitian UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010 110

Bustamin, M. Isa H. A. Salam, Metodologi Kritik Matan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada), 2004, h. 71

Page 72: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

69

b. Teks matan

Hadis di atas juga sesuai dengan kaidah bahasa Arab, Seperti contoh

contoh lafadz kemasukan huruf nida‟ yaitu اي dan dibaca nashab

karena ia merupakan susunan idafah, jadi mudafnya ( ) harus di baca

nashab.

B. Hadis Kedua

1. Teks hadis dan Takhrij Hadis

Langkah awal melakukan kritik hadis adalah takhrij hadis, dalam kegiatan

takhrij ini penulis menelusuri melalui penggalan lafadz matan hadis dengan

menggunakan kitab al-Mu‟jam al-Mufahras li Alfazh al-Hadits al-Nabawi,

dengan penelusuran kata فحص ditemukan data sebagai berikut:

٢٥د. لثاس 111

Dari hasil takhrij di atas, berikut ini adalah teks hadis yang berhasil di

temukan di dalam kitab-kitab rujukan yang di temukan (tidak semua informasi

dari rumus takhrij yang terdapat hadis yang di maksud di dalam rujukan :

111

Winsink, al-Mu‟jam al-Mufahras Liahfaz al-Hadits al-Nabawi, (Leiden: Beiril, 1936),

Juz 1, h.109

Page 73: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

70

Redaksi hadis dari kitab sunan Abi Daud :

112

Sulaiman bin al-Asy‟ats bin Syadad bin Amrin bin Amir, Sunan Abi Daud ( Kairo:

Daar el- Hadis, 2010 ), juz 4 hal. 57

Page 74: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

71

2. Skema sanad

(W.160 H)

(W. 172 H)

(W. 204 H)

(W. 275 H)

Keterangan :

Sanad yang di teliti

hanya dari jalur Abu

Daud karena

berdasarkan pada

hasil pencarian hanya

dari jalur ini, hadis

ini di riwayatkan dan

hanya terdiri dari

satu jalur.

Page 75: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

72

3. Kritik Sanad dan Penilaian Hadis

Dalam penelitian hadis ke dua ini, yang akan di teliti adalah jalur yang di

riwayatkan oleh Abu Dawud dan dari segi matan, hadis yang di temukan memiliki

redaksi matan yang mirip dengan apa yang terdapat dalam kitab ihya ulum al-Din.

Berikut data periwayat dari Jalur Abu Daud :

1. Abu Daud113

Nama lengkap : sulaiman bin al-Asy‟ats bin Syadad bin „Amar bin Amir, atau

sulaiman bin al-Asy‟ats bin Basyr bin Syadad atau Sulaiman bin al- Asy‟ats

bin Ishaq bin Basyir bin Syadad, Ibnu „Amr bin Imran al-Azdi Abu Daud al-

Sijjistani al-Hafiz.

Rihlah yang dilakukan yaitu irak, khurasan, syam, mesir, hijaz dan lainya. lahir

pada tahun 202 H dan Wafat pada Bulan syawal tahun 275 H, di Basrah.

Guru-Gurunya : Ibrahim bin Basyar al- Ramadi, Harun bin Abdullah,

Ibrahim bin Ziyad sabalan, Muhammad bin Amru bin Bakr, Abu iwanah al-

Wasithi, Usman bin Muhammad bin Abi Syaybah, Ali bin Al Madini.

Murid Muridnya : al-Tirmidzi, Ibrahim bin Hammad bin Ibrahim bin Yunus al-

Aquli dan Abu Hamid Ahmad bin Ja‟far al- Asy‟ari al-Asbahani.

Sighat tahammul wa al-ada‟ : haddatsana

Pendapat ulama :

Abu Hatim bin Hibban : Fiqhan,‟ilman,Hifdzin, Muskan, Wara‟an,Itqana

\

113

Jamal al-Din Abi al-Hajaj Yusuf al-Mizi, Tahdzhib al-Kamil fi Asma al-Rijal (Beirut :

Muassasah al-Risalah,1983) Juz 2 hal.684

Page 76: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

73

2. Harun bin Abdullah114

Nama lengkap : Harun bin Abdullah bin Marwan atau di sebut juga dengan

Harun bin Abdullah bin Bazaz. Lahir pada tahun 243 H dan wafat pada tahun

172 H di Baghdad.

Guru-gurunya : Ishaq bin Isa bin Thaba‟I, Aswad bin Amir, Basir bin Hasan al-

Basri, Ja‟far bin Aun, Hajaj bin Muhammad, Hasan bin Musa, Abdul Malik

bin Amru, Hasan bin Ali al-Ja‟fi, Abi Usamah Hamad bin Usamah, Sulaiman

bin Harib, Abi Dawud Sulaiman, Sulaiman bin Dawud al- Hasami, Siyar bin

Hatim.

Murid-muridnya : Jamaah Sawi al-Bukhari, Ibrahim bin Ishaq al- Harbi,

Ibrahim bin Musa al-Jauzi, Sulaiman bin al-Asy‟ats, Abu Abbas Ahmad bin

Muhammad bin Kalid, Baqi bin Mukhalid al- Andalusi, Zakaria bin Yahya,

Abu Qasim Abdullah, Abu bakar Abdullah, Muhammad bin Washah, Abu

Hatim.

Sighat tahammul wa al-ada‟ : haddatsana

Pendapat ulama :

Ibrahim al-Harbi : Shaaduq

Abu Hatim al-Razi : Shaaduq

Abu Hatim bin Hibban : Tsiqah

Abu „ali al-Ghasati: Syuyuh Muslim

Ahmad bin Syuaib : Tsiqah

Ibnu Hajar al- Asqalani : Tsiqah

Adzahabi : Tsiqah

114

Jamal al-Din Abi al-Hajaj Yusuf al-Mizi, Tahdzhib al-Kamil fi Asma al-Rijal (Beirut :

Muassasah al-Risalah,1983) Juz 2 hal.684

Page 77: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

74

3. Abu Amir115

Nama lengkap : Abdul Malik bin Amru atau Abdul Malik bin Amru al- Qiyasi.

Wafat pada tahun 204 H.

Guru- gurunya : Ibrahim bin Ismail, Ibrahim bin Tahman, Hisyam bin Said al-

Qarsyi al-Madani, Ibrahim bin Fadhal al-Mahzumi, Ibrahim bin Nafi‟, Isra‟il

bin Yunus, Aflah bin Said, Aiman bin Nabil al-Maki, Ayub bin Tsabit, Hamid

bin salamah.

Murid- muridnya : Ahmad bin Hasan, Ahmad bin Hambal, ahmad bin Said al-

Darimi, Ahmad bin Usman al- Aufali, Harun bin Abdullah bin Marwan,

Abu Mas‟ud ahmad bin al-Farat al-Razi, Hajaj bin Syair, Hasan bin Abi Rabi,

Hasan bin ali, Abu Huzaimah, Sulaiman bin Abdul Ghailani, Abas Bin Abdul

A‟dzim.

Sighat tahammul wa al-ada‟ : haddatsana

Penilaian ulama :

Abu Hatim al-Razi : Shaduq

Abu Hatim bin Hibban al-Bastani : Tsiqah

Abu Hafidz : Tsiqah

Ahmad bin Syuaib : Tsiqah

Ahmad bin Abdullah : Tsiqah

Ishaq bin Rahaiwah : Tsiqah

Ibnu Hajar al- Asqalani : Tsiqah

Muhammad bin Said : Tsiqah

Yahya bin Ma‟in : Tsiqah

115

Jamal al-Din Abi al-Hajaj Yusuf al-Mizi, Tahdzhib al-Kamil fi Asma al-Rijal (Beirut :

Muassasah al-Risalah,1983) Juz 2 hal.684

Page 78: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

75

4. Hisyam bin Said116

Nama lengkap : Hisyam bin Said al- Qarsyi al-Madani Abu ibad. Kunyahnya

abu „ibad. wafat pada tahun 160 H di Madinah.

Guru-gurunya : Hasim bin Abi Nasir, Ziyad, Zaid bin Aslam, Sa‟id bin Abi

Said, Sa‟id bin Abi Halal, Qais bin Bisri , Abi Hazam bin Abi Hilal, Sulaiman

bin al-Farsi, Abdullah bin ali, umar bin Asyid, Amru bin Syuaib, Amru bin

Usman, Qais bin Basir.

Murid-Muridnya : Asbat bin Muhammad al- Qarsi, Basir bin Umar al- zahrani,

Ja‟far bin Aun, Abdul Malik bin Amru, Hasan bin Siwar, Himad bin Khalid,

Zaid bin Abi Zarqa‟, Safyan al-Sauri, Abdullah bin Umar, abdullah bin

Muslimah, Abdullah bin Nafi‟.

Sighat tahammul wa al-ada‟ : haddatsana

Pendapat ulama :

Abu ahmad bin „adi al-Jarjaqi : Dhaif

Abu qashim bin Yaskul : Shalih Hadis

Abu Ja‟far al- Aqili : Dhaif

Abu Hatim Al-Razi : Dhaif

5. Qais bin Bisri

Nama lengkap : Qais bin Bisri bin Qais atau Qais bin bisri al- Taglibi al-Syami.

Guru-Gurunya : Ayahnya bisri bin Qais dan satu majelis dari abi darda‟.

Muridnya : Hisyam bin Sa‟di al-Madani

Sighat tahammul wa al-ada‟ : „an

116

Jamal al-Din Abi al-Hajaj Yusuf al-Mizi, Tahdzhib al-Kamil fi Asma al-Rijal (Beirut :

Muassasah al-Risalah,1983) Juz 2 hal.376

Page 79: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

76

Pendapat ulama:

Abu Hatim al-Razi : Hadis Kuat

Abu Hatim bin Hibban al-Basti : tsiqah

Abu ja‟far al- Asqalani : maqbul

6. Abihi117

Nama lengkap : Bisri bin Qais al- Taglibi

Guru-gurunya : Harim bin Fatiq al-Asadi, Bisri bin Qais al- Taglibi, Sahil ibnu

Handhaliyah, Muawiyyah bin Abi Safyan, Abi Darda‟.

Murid- Muridnya : Qais bin bisri al- Taglibi al-Syami, Hasim bin Mas‟ud al-

Farsi

Sighat tahammul wa al-ada‟ : ahbarana

Pendapat ulama :

Abu Hatim bin Hibban al-Basti : tsiqah

Ibnu Hajar al- Asqalani : shaduuq

Mushanaif Tahriri Taqrib al-Tahdib : Majhul

7. Ibnu Handhaliyah

Nama lengkap : Sahil bin Amru bin „Adi bin Zahid bin Hisyam bin Harisah

atau Sahil bin Handhaliyah al-Anshori

Gurunya : Nabi Muhammad SAW

Murid- muridnya ; Bisri Bin Qais, Qasim Abu Abdul Rahman, Abu Kabsyah

al-Shululi.

Sighat tahammul wa al-ada‟ : qala

Pendapat ulama :

117

Jamal al-Din Abi al-Hajaj Yusuf al-Mizi, Tahdzhib al-Kamil fi Asma al-Rijal (Beirut :

Muassasah al-Risalah,1983) Juz 2 hal.376

Page 80: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

77

Abu qasim bin „Asyakir : Tarihu Damsyiq

Abu Hatim al-Razi : lahu shahabah

Abu Hatim bin Hibban al-Basti : lahu shahabah

Al- Bukhari : lahu shahabah

Al-Mazi : lahu shahabah

Muhammad bin Said : sanduuq

Penilaian Kualitas Hadis

Kriteria kesahihan hadis terdapat beberapa syarat yaitu: bersambungnya sanad,

diriwayatkan oleh perawi yang dhabit, tidak ada kejanggalan (Syadz) maupun

cacat (illat)118

. Sesuai dengan penjelasan kritik hadis diatas dapat disimpulkan

bahwa pertama, semua sanad mempunyai hubungan antara guru dan murid

sehingga bisa di pastikan bahwa semuanya adalah bersambung sanadnya dari

awal hingga akhir (ittishal al-sanad); kedua, ditinjau dari segi intelektual

(dhabith) para perawi pada hadis tersebut baik (tam al-dhabt), namun salah

saerorang sanad yakni Hisyam bin Said al- Qarsyi al-Madani Abu ibad

dinilai lemah hafalannya oleh kritikus hadis; ketiga, ditinjau dari segi

kredibilitas semua sanad dari hadis tersebut di pandang positif (ta‟dil), jadi

kualitas hadis tersebut adalah shahih. Jadi kualitas hadis tersebut adalah Dhaif

karena ada salah seorang perawi dalam sanad hadis tersebut yang dinilai lemah

hafalannya.

118

Dr.Bustamin M. SI, Metode Kritik Hadis, di terbitkan oleh Lembaga Penelitian UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010

Page 81: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

78

4. Kritik Matan

Kandungan hadis di atas adalah tentang pernyataan nabi bahwa

menegaskan pada umatnya: Takutlah kalian terhadap perkataan kotor karena

sesungguhnya Allah Swt tidak menyukai kata-kata kotor dan berkata kotor.

Dalam kritik matan ini penulis akan menjabarkan dengan berbagai pendekatan

yaitu :

a. Pendekatan melalui bahasa119

Bahasa yang di gunakan oleh nabi Muhammad SAW adalah bahasa yang

sopan, tidak bertele-tele dalam pemakaian bahasa Arab, serta fokus dalam satu

masalah yang di bahas dalam hadis tersebut. Memperhatikan matan hadis

diatas bahwa matan hadis di atas Menjelaskan bahwa nabi menegaskan pada

umatnya: Takutlah kalian terhadap perkataan kotor karena sesungguhnya Allah

Swt tidak menyukai kata-kata kotor dan berkata kotor.

b. Teks matan

Hadis di atas juga sesuai dengan kaidah bahasa Arab, Seperti contoh

contoh lafadz I‟rabnya kemasukan Dhamir Munfasil mabni

dhamah mahal Nashab menjadi Maf‟ul Bih dari Fi‟il yang wajib di buang. Dan

wawu huruf Athaf (ada yang menyebut wawu Ma‟iyah pada sebagian

tempat ). Dan lafadz menjadi Maf‟ul Bih jumlah Ma‟thuf ini Athaf pada

jumlah sebelumnya laa mahalla minal iraab.

119

Bustamin, M. Isa H. A. Salam, Metodologi Kritik Matan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada), 2004, h. 71

Page 82: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

79

C. Hadis Ketiga

1. Teks hadis dan Takhrij Hadis

Dalam kegiatan takhrij ini penulis menelusuri melalui penggalan lafadz

matan hadis dengan menggunakan kitab al-Mu‟jam al-Mufahras li Alfazh al-

Hadits al-Nabawi, dengan penelusuran kata طعي ditemukan data sebagai berikut:

٤٣, ٤۸ ۥخ ,تر 120

٤١٦ ,٤٣٥حم ا, 121

٢٤٣, ١٩٣: ١٣هق 122

a. Redaksi hadis berdasarkan riwayat al-Tirmidzi

Artinya :” Di ceritakan dari Muhammad bin yahya al-Basri al-Azdi,

berkata di ceritakan dari muhammad bin sabiq dari israil, dari „amasy dari

ibrahim dari al-Qamah, dari abdillah berkata, rasulullah bersabda Seorang

mukmin bukanlah orang yang suka mencela, melaknat, berperprasangka buruk,

dan mengucapkan ucapan yang kotor.”

120

Winsink, al-Mu‟jam al-Mufahras Liahfaz al-Hadits al-Nabawi, (Leiden: Beiril, 1936),

Juz 1, h.79 121

Winsink, al-Mu‟jam al-Mufahras Liahfaz al-Hadits al-Nabawi, (Leiden: Beiril, 1936),

Juz 1, h.523 122

Winsink, al-Mu‟jam al-Mufahras Liahfaz al-Hadits al-Nabawi, (Leiden: Beiril, 1936),

Juz 4, h.834 123

Muhammad bin Isa bin Saurah bin Musa bin al-Dlahhak, Sunan Tirmidzi (Kairo: Daar

el-Hadis,2010),Juz.III, h. 739

Page 83: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

80

b. Redaksi hadis berdasarkan riwayat Ahmad bin Hambal

Artinya : “Di ceritakan dari muhammad bin sabiq dari israil, dari „amasy

dari ibrahim dari al-Qamah, dari abdillah berkata, rasulullah bersabda Seorang

mukmin bukanlah orang yang suka mencela, melaknat, berperprasangka buruk,

dan mengucapkan ucapan yang kotor.ibnu sabiq berpesan dengan suka mencela

kecuali melaknat”

c. Redaksi hadis berdasarkan riwayat al-Baihaqi

Artinya : “telah mengabarkan abu abdillah al-Hafidz, dari abu Bakr

Ahmad bin Ishaq al-Fiqiyah, dari Muhammad Ghalib bin Harib, Di ceritakan

pula dari muhammad bin sabiq dari israil, dari „Amasy dari ibrahim dari al-

Qamah, dari abdillah berkata, rasulullah bersabda Seorang mukmin bukanlah

orang yang suka mencela, melaknat, berperprasangka buruk, dan mengucapkan

ucapan yang kotor.ibnu sabiq berpesan dengan suka mencela kecuali melaknat”

124

Ahmad ibn Muhammad ibn Hanbal, Musnad Imam Ahmad ibn Hanbal (Beirut: al-

Maktabah al-Islamī, 1398) Juz VI, h.390 125

Imam Al-Hafith Al-Mutaqin Abu Bakr Ahmed ibn Al-Hussein ibn Ali ibn Musa Al

Khusrujardi Al-Baihaqi, Sunan al-Kubra Li al-Baihaqi (Beirut : dar al-fikr,1994 ) j. X, h. 411

Page 84: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

81

2. Skema Sanad

(W. 32 H)

(W. 61 H)

(w. 50 H)

(W. 60 H)

(W. 160 H)

(W. 213 H)

(W. 148 H) (W. 221 H)

(W. 297 H)

(W. 283 H)

(W. 342 H)

(W. 405 H)

(W. 458 H)

Page 85: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

82

3. Kritik sanad dan penilaian hadis

Dalam kritik sanad ini, penulis menelusuri sanad yang dari Jalur al

Tirmidzi, adapun rincian sanadnya adalah

1. Al-Tirmidzi126

Nama lengkapnya adalah Imam al-Hafidz Abu Isa Muhammad bin Isa bin

Saurah bin Musa bin ad-Dahhak As-Sulami at-Tirmidzi, salah seorang ahli

hadits kenamaan, dan pengarang berbagai kitab yang masyur wafat pada 279 H

di kota Tirmiz.

Guru-gurunya: Imam Bukhari, Imam Muslim, Abu Dawud, Qutaibah bin Saudi

Arabia‟id, Ishaq bin Musa, Abbas bin Muhammad bin Hatim, Mahmud bin

Gailan. Said bin Abdur Rahman, Muhammad bin Yahya, Muhammad bin

Basysyar, Ali bin Hajar, Ahmad bin Muni‟, Muhammad bin al- Musanna.

Murid-murid beliau di antaranya ialah Makhul ibnul-Fadl, Muhammad bin

Mahmud Anbar, Hammad bin Syakir, Ai-bd bin Muhammad an-Nasfiyyun, al-

Haisam bin Kulaib asy-Syasyi, Ahmad bin Yusuf an-Nasafi, Abul-Abbas

Muhammad bin Mahbud al-Mahbubi.

Sighat tahammul wa al-ada‟ : haddatsana

Pendapat ulama Hadis :

Al- Dhahabi : al-Hafiz

Ibn Hajar : ahad al- aimmah

126

Jamâl al-Dîn Abû al-Hajjâj Yûsuf al-Mizyi, Tahdzîb al-Kamâl fȋ Asmâ` al-Rijâl, jilid

14 (Beirut: Mu`assasah Risalah, 1983), h. 250-253

Page 86: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

83

2. Muhammad bin Yahya al-Azdi al-Bashri

Nama lengkapnya adalah Muhammad bin Yahya bin „Abd al-Karim bin Nafi‟,

al-Azdi Abu Abdillah bin Abi Hatim al-Bashri. Tinggal di Baghdad. Wafat

pada tahun 252 H.127

Guru-gurunya: Ayahnya, Hijaj bin Muhammad, „Abd al-Shamad bin „Abd al-

Warits, Abu Badr Syuja‟ bin al-Walid, Muhammad bin Sabiq, Muhammad

bin Ishaq, Dawud bin al-Habr, Khalid bin Abu Yazid al-„Arani, Husain bin

Muhammad al-Muruzi, Rawah bin Harun, Harun bin Imar, dan Zakariya bin

„Adi.

Murid-muridnya: Abu Dawud dalam kitab al-Qadr, al-Tirmidzi, Ibn Majah,

Ibrahim al-Harbi, Ibn Abi „Ashim, „Abbas al-Tarqafi, Abdullah bin Quhthubah

al-Shalahi, Ahmad bin Yahya bin Zuhair al-Tusturi, Harb al-Karamani, Ibn Abi

Dunya, „Ali bin „Abbas al-Bajili, „Amru bin Bahir, Muhammad bin Ishaq bin

Khuzaimah, Muhammad bin Ishaq al-Tsaqafi, Ibn Abi Daud, Ibn Sha‟id, Abu

„Urubah, Abu Hamid Muhammad bin Harun al-Hudrumi, dan al-Husain bin

Ismail al-Mahamili.

Sighat tahammul wa al-ada‟ : haddatsana

Pendapat Ulama :

Abu Hatim bin Hiban al-Basti : Tsiqah

Ibnu Hajar al- Asqalani : Tsiqah

Al- Darqathi : Tsiqah

Musalamah bin Qasim al- Andalusi : Tsiqah

127

Jamal al-Din Abi al-Hajaj Yusuf al-Mizi, Tahdzhib al-Kamil fi Asma al-Rijal (Beirut :

Muassasah al-Risalah,1983) Juz 9, h. 517

Page 87: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

84

3. Muhammad bin Sabiq128

Nama lengkapnya adalah Muhammad bin Sabiq al-Tamimi al-Baghdadi. Wafat

pada tahun 213 H.

Guru-gurunya: Ibrahim bin Thahaman, Israil bin Yunus, Khasyaraj bin

Nabatah, Rabi‟ Abi Said Al Basri, Zaidah bin Qadamah, Syarik bin Abdullah,

Abi Muawiyah Syaiban bin Abdul Rahman, A‟shim bin Muhammad bin Zaid

Al Amri, Abi Zubaid Abtsar bin Qashim, „Isya bin Dinar Al Muadzin.

Murid- muridnya : ibrahim bin Abdul Rahman, Ahmad bin Ibrahim, Ahmad

bin Hambal, Muhammad bin Yahya al- Azdi, Ahmad bin Khalid al-Hilali,

Ahmad bin Khaisamah, Ahmad bin Ziyad, Ishaq bin Hasan, Abu Ja‟far Ahmad

bin Musa, „Asad bin Umar, Ahmad bin Ali al-Hasan.

Sighat tahammul wa al-ada‟ : haddatsana

Pendapat Ulama :

Abu Hatim bin Hiban al-Basti : Tsiqah

Ahmad bin Hambal : Tsiqah

Ahmad bin Syuaib : laisa bihi ba‟sa

Ahmad bin Abdullah al-Ajali : Tsiqah

Ibnu Hajar al-Asqalani : shaduuq

Al- Dzahabi : Tsiqah

128

Jamâl al-Dîn Abû al-Hajjâj Yûsuf al-Mizyi, Tahdzîb al-Kamâl fȋ Asmâ` al-Rijâl,

(Beirut: Mu`assasah Risalah, 1983), Juz 26 h. 323

Page 88: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

85

4. Israil129

Nama lengkapnya Israil bin Yunus bin Abi Ishaq Al- Hamdani Al Syabi‟i Abu

Yusuf al- Kufi saudaranya Isya bin Yunus. Wafat pada tahun 160 H.

Guru gurunya : Ibrahim bin Abdul A‟la, Ibrahim bin Muhajir, Adam bin

Sulaiman, Adam bin A‟la, Sulaiman al-„amasy, Ismail bin Sulaiman al-Asraq,

Ismail bin Sami‟, Ismail bin Abdul Rahman, Al Sadi, Ash‟ast bin Abi Al-

Sya‟tsa‟, Tsiyar bin Abi Fakhtah, Jabir bin Yazid al-Ja‟fi.

Murid-muridnya : Ahmad bin Khalid al-Wahabi, Ahmad bin Abdullah bin

Yunus, Adam bin Abi Iyas, Ishaq bin Mansur, Muhammad bin Sabiq al-

Baghdadi, Asad bin Musa, Ismail bin Ja‟far al- Madani, Muhammad bin

Katsir, Abu Hamam Muhammad bin Mahbub.

Sighat tahammul wa al-ada‟ : „an

Pendapat Ulama :

Abu Hatim al-Razi : Tsiqah Shaduuq

Abu Hatim bin Hiban al-Basti : Tsiqah

Abu Abdullah al- Hakim : Tsiqah Hujjah

Abu Isa al- Tirmidzi : Tsiqah

Ahmad bin Hambal : Tsiqah

Ahmad bin Syuaib : laisa bihi ba‟sa

5. „Amasy130

Nama lengkapnya Sulaiman bin Mahram al- Asdi al- Kahli al- „Amasy. Wafat

pada tahum 60 H.

129

Jamâl al-Dîn Abû al-Hajjâj Yûsuf al-Mizyi, Tahdzîb al-Kamâl fȋ Asmâ` al-Rijâl,

(Beirut: Mu`assasah Risalah, 1983), Juz 23, h. 260 130

Jamâl al-Dîn Abû al-Hajjâj Yûsuf al-Mizyi, Tahdzîb al-Kamâl fȋ Asmâ` al-Rijâl,

(Beirut: Mu`assasah Risalah, 1983), Juz 30 h,193

Page 89: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

86

Gurunya-gurunya : Aban bin Ayyash, Ibrahim al-Nakhai, Ismail bin Rija‟ Al-

Zubaidi, Anas bin Malik, Tamim bin Salamah, Mundzir bin Al-Tsaury, Musa

bin Abdullah, Nafi‟ Abi Dawud Al-Amy, Halil bin Yusuf, Yahya bin Syam,

Abi Sufyan Thalhah bin Naïf, Abi Hazim Salman, Abi Wail Syauqi Bin

Salamah, Abi Qais‟abd al-Rahman bin Tsanarani Al-Ady, Qais bin Abi Hazim,

Qais bin Abi Hazim, Qais bin Muslim, Abi Umair Bin al-Hamdani.

Murid muridnya : Abu Ishaq Ibrahim bin Muhammad, Asbath bin Muhammad,

Ishaq bin Yusuf, Israil bin Yunus, Jabir Bin Nuh, Jarir Bin Hazim,Ja‟far bin

Aun, Jarir bin „Abd al-Hamid, Hasan bin „Ausy, Hasim bin Bashir.

Sighat tahammul wa al-ada‟ : „an

Penilain ulama :

Yahya bin ma‟in: tsiqah

Muhammad bin ishaq bin khuzaimmah : shahih

Abu hatim al-Razy: tsiqah

Ahmad bin syuaib : tsiqah

Ahmad bin „abdullah al-„jli : tsiqah

6. Ibrahim131

Nama lengkap : Ibrahim bin Yazid bin Qiyas bin Aswad bin Amru bin Rabi‟ah

al- Nakha‟i. Wafat pada tahun 50 H.

Guru-gurunya : Khalil al-Aswad, Khaisamah bin Abd al-Rahman, Rabi‟ bin

Khasim, Abi al-Sya‟tsa‟ Salim bin Aswad al- Maharibi, Sahim bin Manjab,

Suwaida bin Ghaflah, Arayah bin Artah, Sarayah bin al-Kharis, Abas bin

Rabi‟ah, Abi Mu‟mar Abdullah bin Sakharabah al-Azdi.

131

Jamâl al-Dîn Abû al-Hajjâj Yûsuf al-Mizyi, Tahdzîb al-Kamâl fȋ Asmâ` al-Rijâl,

(Beirut: Mu`assasah Risalah, 1983), Juz 23,h, 515

Page 90: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

87

Murid muridnya : Ibrahim bin Muhajir al-Bajali, Kharis bin yazid al-„Akali, al-

Khar bin Maskin, Hasan bin Abdullah al- Nakha‟I, Hakim bin „Utaibah, Hakim

bin Jabir, Hamid bin Abi Sulaiman, Zaid bin al-Yami, Zubair bin „Adi, Abu

Mu‟sar Ziyad bin Khalib, Sulaiman al-„Amasy, Samak bin Harib.

Sighat tahammul wa al-ada‟ : „an

Pendapat ulama :

Abu hatim bin hiban al-busti : tsiqah

Abu zar‟ah al-razi : alim di bidang ilmu islam dan fiqih

Abu said al‟alani : shahih

Ahmad bin Abdullah al-ajali : shalih

Ibnu hajar al-asqolani : tsiqah

Al dzahabi : ahli fiqih

Al mazi : ahli fiqih

Sulaiman bin mahran al-a‟masy : ahli hadis

7. „Alqamah132

Nama lengkap : Al-Qamah bin Qais bin Abdullah bin Malik bin al-Qamah bin

Salamani bin Kahil bin Bakar bin „Auf bin Khauf bin Nahi‟. Wafat pada tahun

61 H.

Guru gurunya : Hudaifah bin al-Yaman, Halid bin Walid, Habab bin al-Arath,

Said bin Abi Waqos, Sulaiman al-Faris, Salamah bin Yazid al-Ja‟fi, Sarayah

bin Artha al- Naha‟i, Abdillah bin Mas‟ud, Ustman Bin Affan, Ali Bin Abi

Thalib

132

Jamâl al-Dîn Abû al-Hajjâj Yûsuf al-Mizyi, Tahdzîb al-Kamâl fȋ Asmâ` al-Rijâl,

(Beirut: Mu`assasah Risalah, 1983), Juz 20 h. 343

Page 91: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

88

Murid Muridnya : Ibrahim Bin Mas‟ud Al-Naha‟i, Ibrahim Bin Yazid al-

Nakha‟i, Basir bin Urwah Al-Naha‟i, Hasan al-A‟rani, Abi Dzibyan Hasidin,

Rayah Abu Matsna, Salamah bin Kahaili, Amir al-Syuabi, Abu al-Zanad

Abdullah.

Sighat tahammul wa al-ada‟ : „an

Pendapat ulama:

Abu hatim bin hiban al-busti : tsiqah

Ahmad bin hambal : tsiqah

Ibnu hajar al asqalani : tsiqah

Adzarqhatni : tsiqah

Ustman bin said adzarimi : tsiqah

Ali bin al madani : tsiqah

Yahya bin main : tsiqah

8. „Abdillah133

Nama lengkap : Abdillah bin Mas‟ud bin Habib bin Samah bin Mahzum, bin

Shahilah bin Kahal bin Harist bin Tamim bin Said bin Mudrikah bin Ilyas bin

Mudzir. Wafat pada tahun 32 H.

Guru-gurunya : Nabi Muhammad SAW, Said bin Muad al-Anshari, Safwan

bin Asal al-Muradi, Umar bin Khatab.

Murid-muridnya : Al-Ahnaf bin Qiyas, Al-Qamah bin Qais, Aswad bin Yazid,

Anas bin Malik, Bara‟ bin Azib, Bara‟ bin Najiyah, Balad bin Ashamah, Jabir

bin Abdul Al-Anshari, Harist bin Suwaida al-Tamimi, Haris bin Abdullah al-

Uwara, Harist bin Madzrib al-Ibadi.

133

Jamâl al-Dîn Abû al-Hajjâj Yûsuf al-Mizyi, Tahdzîb al-Kamâl fȋ Asmâ` al-Rijâl,

(Beirut: Mu`assasah Risalah, 1983), h, 550

Page 92: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

89

Pendapat ulama :

Abu hatim bin hiban al-busti : tsiqah

Ibnu abi hatim al-razi : ahli fiqh

Ibnu hajar al asqalani: tsiqah

Adzahabi : tsiqah

Al-mazi : tsiqah

Penilaian Hadis

Kriteria kesahihan hadis terdapat beberapa syarat yaitu: bersambungnya sanad,

diriwayatkan oleh perawi yang dhabit, tidak ada kejanggalan (Syadz) maupun

cacat (illat)134

. Sesuai dengan penjelasan kritik hadis diatas dapat disimpulkan

bahwa: pertama, semua sanad mempunyai hubungan antara guru dan murid

sehingga bisa di pastikan bahwa semuanya adalah bersambung sanadnya dari

awal hingga akhir (ittishal al-sanad); kedua, ditinjau dari segi intelektual

(dhabith) para perawi pada hadis tersebut baik (tam al-dhabt); ketiga, ditinjau

dari segi kredibilitas semua sanad dari hadis tersebut di pandang positif (ta‟dil),

jadi kualitas hadis tersebut adalah shahih.

Adapun penelusuran pada riwayat Jalur Ahmad bin Hanbal sebagai berikut:

1. Ahmad bin Hanbal135

Kunyah beliau Abu Abdillah, namanya Ahmad bin Muhammad bin Hambal

bin Hilal bin Asad Al Marwazi Al Baghdadi. Ayah beliau seorang komandan

pasukan di Khurasan di bawah kendali Dinasti Abbasiyah. Kakeknya mantan

134

Dr.Bustamin M. SI, Metode Kritik Hadis, di terbitkan oleh Lembaga Penelitian UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010 135

Jamâl al-Dîn Abû al-Hajjâj Yûsuf al-Mizyi, Tahdzîb al-Kamâl fȋ Asmâ` al-Rijâl,

(Beirut: Mu`assasah Risalah, 1983),Juz 18 h, 180

Page 93: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

90

Gubernur Sarkhas di masa Dinasti Bani Umayyah, dan di masa Dinasti

Abbasiyah menjadi da‟i yang kritis.136

Wafat pada tahun 241 H.

Guru-guru Beliau: Imam Ahmad bin Hanbal berguru kepada banyak ulama,

jumlahnya lebih dari dua ratus delapan puluh yang tersebar di berbagai negeri,

seperti di Makkah, Kufah, Bashrah, Baghdad, Yaman dan negeri lainnya. Di

antara merekaadalah: Ismail bin Ja‟far, Abbad bin Abbad Al-Ataky, Umari bin

Abdillah bin Khalid Abu Muhammad al-Mu‟dib, Muhammad bin Sabiq al-

Tamimi, Husyaim bin Basyir bin Qasim bin Dinar As-Sulami, Imam Asy-

Syafi‟i, Waki‟bin Jarrah, Ismail bin Ulayyah, Sufyan bin Uyainah, Abdurrazaq,

dan Ibrahim bin Ma‟qil.

Sighat tahammul wa al-ada‟ : hadatsana

2. Muhammad bin Sabiq137

Nama lengkapnya adalah Muhammad bin Sabiq al-Tamimi al-Baghdadi. Wafat

pada tahun 213 H.

Guru-gurunya: Ibrahim bin Thahaman, Israil bin Yunus, Khasyaraj bin

Nabatah, Rabi‟ Abi Said Al Basri, Zaidah bin Qadamah, Syarik bin Abdullah,

Abi Muawiyah Syaiban bin Abdul Rahman, A‟shim bin Muhammad bin Zaid

Al Amri, Abi Zubaid Abtsar bin Qashim, „Isya bin Dinar Al Muadzin.

Murid- muridnya : ibrahim bin Abdul Rahman, Ahmad bin Ibrahim, Ahmad

bin Hambal, Muhammad bin Yahya al- Azdi, Ahmad bin Khalid al-Hilali,

Ahmad bin Khaisamah, Ahmad bin Ziyad, Ishaq bin Hasan, Abu Ja‟far Ahmad

bin Musa, „Asad bin Umar, Ahmad bin Ali al-Hasan.

136

Muqaddimah kitab Ahmad bin Hanbal, Musnad li Imam Ahmad bin Hanbal,

Beirut:1996 137

Jamâl al-Dîn Abû al-Hajjâj Yûsuf al-Mizyi, Tahdzîb al-Kamâl fȋ Asmâ` al-Rijâl,

(Beirut: Mu`assasah Risalah, 1983), Juz 34 h, 449

Page 94: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

91

Sighat tahammul wa al-ada‟ : haddatsana

Pendapat Ulama :

Abu Hatim bin Hiban al-Basti : Tsiqah

Ahmad bin Hambal : Tsiqah

Ahmad bin Syuaib : tsiqah

Ahmad bin Abdullah al-Ajali : Tsiqah

Ibnu Hajar al-Asqalani : shaduuq

Al- Dzahabi : Tsiqah

4. Israil138

Nama lengkapnya Israil bin Yunus bin Abi Ishaq Al- Hamdani Al Syabi‟i Abu

Yusuf al- Kufi saudaranya Isya bin Yunus. Wafat pada tahun 160 H.

Guru gurunya : Ibrahim bin Abdul A‟la, Ibrahim bin Muhajir, Adam bin

Sulaiman, Adam bin A‟la, Sulaiman al-„amasy, Ismail bin Sulaiman al-Asraq,

Ismail bin Sami‟, Ismail bin Abdul Rahman, Al Sadi, Ash‟ast bin Abi Al-

Sya‟tsa‟, Tsiyar bin Abi Fakhtah, Jabir bin Yazid al-Ja‟fi.

Murid-muridnya : Ahmad bin Khalid al-Wahabi, Ahmad bin Abdullah bin

Yunus, Adam bin Abi Iyas, Ishaq bin Mansur, Muhammad bin Sabiq al-

Baghdadi, Asad bin Musa, Ismail bin Ja‟far al- Madani, Muhammad bin

Katsir, Abu Hamam Muhammad bin Mahbub.

Sighat tahammul wa al-ada‟ : „an

Pendapat Ulama :

Abu Hatim al-Razi : Tsiqah Shaduuq

Abu Hatim bin Hiban al-Basti : Tsiqah

138

Jamâl al-Dîn Abû al-Hajjâj Yûsuf al-Mizyi, Tahdzîb al-Kamâl fȋ Asmâ` al-Rijâl,

(Beirut: Mu`assasah Risalah, 1983), Juz 30 h, 551

Page 95: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

92

Abu Abdullah al- Hakim : Tsiqah Hujjah

Abu Isa al- Tirmidzi : Tsiqah

Ahmad bin Hambal : Tsiqah

5. „Amasy139

Nama lengkapnya Sulaiman bin Mahram al- Asdi al- Kahli al- „Amasy. Wafat

pada tahum 60 H.

Gurunya-gurunya : Aban bin Ayyash, Ibrahim al-Nakhai, Ismail bin Rija‟ Al-

Zubaidi, Anas bin Malik, Tamim bin Salamah, Mundzir bin Al-Tsaury, Musa

bin Abdullah, Nafi‟ Abi Dawud Al-Amy, Halil bin Yusuf, Yahya bin Syam,

Abi Sufyan Thalhah bin Naïf, Abi Hazim Salman, Abi Wail Syauqi Bin

Salamah, Abi Qais‟abd al-Rahman bin Tsanarani Al-Ady, Qais bin Abi Hazim,

Qais bin Abi Hazim, Qais bin Muslim, Abi Umair Bin al-Hamdani.

Murid muridnya : Abu Ishaq Ibrahim bin Muhammad, Asbath bin Muhammad,

Ishaq bin Yusuf, Israil bin Yunus, Jabir Bin Nuh, Jarir Bin Hazim,Ja‟far bin

Aun, Jarir bin „Abd al-Hamid, Hasan bin „Ausy, Hasim bin Bashir.

Sighat tahammul wa al-ada‟ : „an

Penilain ulama :

Yahya bin ma‟in: tsiqah

Muhammad bin ishaq bin khuzaimmah : shahih

Abu hatim al-Razy: tsiqah

Ahmad bin syuaib : tsiqah

Ahmad bin „abdullah al-„jli : tsiqah

139

Jamâl al-Dîn Abû al-Hajjâj Yûsuf al-Mizyi, Tahdzîb al-Kamâl fȋ Asmâ` al-Rijâl,

(Beirut: Mu`assasah Risalah, 1983), Juz 34 h, 449

Page 96: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

93

6. Ibrahim140

Nama lengkap : Ibrahim bin Yazid bin Qiyas bin Aswad bin Amru bin Rabi‟ah

al- Nakha‟i. Wafat pada tahun 50 Hijriyah.

Guru-gurunya : Khalil al-Aswad, Khaisamah bin Abd al-Rahman, Rabi‟ bin

Khasim, Abi al-Sya‟tsa‟ Salim bin Aswad al- Maharibi, Sahim bin Manjab,

Suwaida bin Ghaflah, Arayah bin Artah, Sarayah bin al-Kharis, Abas bin

Rabi‟ah, Abi Mu‟mar Abdullah bin Sakharabah al-Azdi.

Murid muridnya : Ibrahim bin Muhajir al-Bajali, Kharis bin yazid al-„Akali, al-

Khar bin Maskin, Hasan bin Abdullah al- Nakha‟I, Hakim bin „Utaibah, Hakim

bin Jabir, Hamid bin Abi Sulaiman, Zaid bin al-Yami, Zubair bin „Adi, Abu

Mu‟sar Ziyad bin Khalib, Sulaiman al-„Amasy, Samak bin Harib.

Sighat tahammul wa al-ada‟ : „an

Pendapat ulama :

Abu hatim bin hiban al-busti : tsiqah

Abu zar‟ah al-razi : alim di bidang ilmu islam dan fiqih

Abu said al‟alani : shahih

Ahmad bin Abdullah al-ajali : shalih

Ibnu hajar al-asqolani : tsiqah

Al dzahabi : ahli fiqih

Al mazi : ahli fiqih

140

Jamâl al-Dîn Abû al-Hajjâj Yûsuf al-Mizyi, Tahdzîb al-Kamâl fȋ Asmâ` al-Rijâl,

(Beirut: Mu`assasah Risalah, 1983), Juz 23 h, 886

Page 97: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

94

7. „Alqamah141

Nama lengkap : Al-Qamah bin Qais bin Abdullah bin Malik bin al-Qamah bin

Salamani bin Kahil bin Bakar bin „Auf bin Khauf bin Nahi‟. Wafat pada tahun

61 H.

Guru gurunya : Hudaifah bin al-Yaman, Halid bin Walid, Habab bin al-Arath,

Said bin Abi Waqos, Sulaiman al-Faris, Salamah bin Yazid al-Ja‟fi, Sarayah

bin Artha al- Naha‟i, Abdillah bin Mas‟ud, Ustman Bin Affan, Ali Bin Abi

Thalib

Murid Muridnya : Ibrahim Bin Mas‟ud Al-Naha‟i, Ibrahim Bin Yazid al-

Nakha‟i, Basir bin Urwah Al-Naha‟i, Hasan al-A‟rani, Abi Dzibyan Hasidin,

Rayah Abu Matsna, Salamah bin Kahaili, Amir al-Syuabi, Abu al-Zanad

Abdullah.

Sighat tahammul wa al-ada‟ : „an

Pendapat ulama:

Abu hatim bin hiban al-busti : tsiqah

Ahmad bin hambal : tsiqah

Ibnu hajar al asqalani : tsiqah

Adzarqhatni : tsiqah

Ustman bin said adzarimi : tsiqah

Ali bin al madani : tsiqah

Yahya bin main : tsiqah142

141

Jamâl al-Dîn Abû al-Hajjâj Yûsuf al-Mizyi, Tahdzîb al-Kamâl fȋ Asmâ` al-Rijâl,

(Beirut: Mu`assasah Risalah, 1983), Juz 16 h, 454 142

Jamâl al-Dîn Abû al-Hajjâj Yûsuf al-Mizyi, Tahdzîb al-Kamâl fȋ Asmâ` al-Rijâl,

(Beirut: Mu`assasah Risalah, 1983), Juz 16 h, 454

Page 98: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

95

8. „Abdillah bin Mas‟ud143

Nama lengkap : Abdillah bin Mas‟ud bin Habib bin Samah bin Mahzum, bin

Shahilah bin Kahal bin Harist bin Tamim bin Said bin Mudrikah bin Ilyas bin

Mudzir. Wafat pada tahun 32 H.

Guru-gurunya : Nabi Muhammad SAW, Said bin Muad al-Anshari, Safwan

bin Asal al-Muradi, Umar bin Khatab.

Murid-muridnya : Al-Ahnaf bin Qiyas, Al-Qamah bin Qais, Aswad bin Yazid,

Anas bin Malik, Bara‟ bin Azib, Bara‟ bin Najiyah, Balad bin Ashamah, Jabir

bin Abdul Al-Anshari, Harist bin Suwaida al-Tamimi, Haris bin Abdullah al-

Uwara, Harist bin Madzrib al-Ibadi.

Sighat tahammul wa al-ada‟ : „an

Pendapat ulama :144

Abu hatim bin hiban al-busti : tsiqah

Ibnu abi hatim al-razi : ahli fiqh

Ibnu hajar al asqalani: tsiqah

Adzahabi : tsiqah

Al-mazi : tsiqah

Penilaian Hadis

Kriteria kesahihan hadis terdapat beberapa syarat yaitu: bersambungnya sanad,

diriwayatkan oleh perawi yang dhabit, tidak ada kejanggalan (Syadz) maupun

cacat (illat)145

. Sesuai dengan penjelasan kritik hadis diatas dapat disimpulkan

143

Jamâl al-Dîn Abû al-Hajjâj Yûsuf al-Mizyi, Tahdzîb al-Kamâl fȋ Asmâ` al-Rijâl,

(Beirut: Mu`assasah Risalah, 1983), Juz 18 h, 645 144

Jamâl al-Dîn Abû al-Hajjâj Yûsuf al-Mizyi, Tahdzîb al-Kamâl fȋ Asmâ` al-Rijâl,

(Beirut: Mu`assasah Risalah, 1983), Juz 18 h, 645 145

Dr.Bustamin M. SI, Metode Kritik Hadis, di terbitkan oleh Lembaga Penelitian UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010

Page 99: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

96

bahwa: pertama, semua sanad mempunyai hubungan antara guru dan murid

sehingga bisa di pastikan bahwa semuanya adalah bersambung sanadnya dari

awal hingga akhir (ittishal al-sanad); kedua, ditinjau dari segi intelektual

(dhabith) para perawi pada hadis tersebut baik (tam al-dhabt); ketiga, ditinjau

dari segi kredibilitas semua sanad dari hadis tersebut di pandang positif (ta‟dil),

jadi kualitas hadis tersebut adalah shahih.

Selanjutnya penelusuran pada riwayat Jalur al-Baihaqi sebagai berikut:

1. Al-Baihaqi146

Nama lengkap : Imam Al-Hafizh Al-Muttaqin Abu Bakar Ahmad bin Al-

Husain bin Ali bin Musa Al-Khusrauijrdi Al-Khurasani Al-Baihaqi. Baihaq

adalah sejumlah perkampungan di wilayah Naisabur. Beliau adalah seorang

ulama besar dari Khurasan (desa kecil di pinggiran kota Baihaq) dan penulis

banyak kitab terkenal. Wafat pada tahun 458 H.

Guru- gurunya : Imam Abul Hassan Muhammad bin Al-Husain Al-Alawi, Abu

Abdillah Al-Hakim, pengarang kitab al-Mustadrak „ala Ash-Shahihain, Abu

Tahir Az-Ziyadi, Abu Abdur-Rahman al-Sulami, Abu Bakr bin Furik, Abu Ali

Al-Ruthabari, Hilal bin Muhammad Al-Hafar, Ibnu Busran, Al-Hasan bin

Ahmad bin Farras, Ibnu Ya‟qub Al-Ilyadi.

Murid- muridnya : Abu Ismail Al-Anshari, Ismail bin Ahmad bin Al-Husain,

Abu Al-Hasan bin Ubaidillah bin Muhammad bin Ahmad, Abu Zakariya

Yahya bin Mandah Al-Hafidz, Abu Ma‟ali Muhammad bin Ismail Al-Farisi,

Abdul Jabbar bin Abdul Wahhab Ad-Dahhan, Abdul Jabbar bin Muhammad

146

Jamâl al-Dîn Abû al-Hajjâj Yûsuf al-Mizyi, Tahdzîb al-Kamâl fȋ Asmâ` al-Rijâl,

(Beirut: Mu`assasah Risalah, 1983), Juz 19 h, 766

Page 100: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

97

Al-Khuwairi, Abdul Hamid bin Muhammad Al-Khuwairi, Abu Bakar

Abdurrahman bin Abdullah bin Abdurrahman Al-Bahir.

Sighat tahammul wa al-ada‟ : hadatsana

Pendapat ulama :

Imam Haramain : Pembelaan Madzhab Syafi‟i

At-Taj As-Subki : Kuat hafalanya, ahli ushul, zuhud

Abdul-Ghaffar Al-Farsi Al-Naisaburi : ahli hadis dan ushu al-fiqh

Adzahabi : Shahih Hadis

2. Abu Abdillah al-Hafidz147

Nama lengkap : Muhammad bin Adbillah bin Handawiyah bin Nu‟im bin al-

Hakim al-Naisaburi. Wafat pada tahun 405 H.

Guru-gurunya : Muhammad bin Ya‟qub al-„Asam, Muhammad bin Ali al-

Muzakir, Al- Daruqutni, Ibnu Hibban, al-Hasan bin Ya‟qub al-Bukhari, Abu

Ali al-Naisaburi, Ahmad bin Ishaq bin Ayub bin Yazid, Muhammad bin al-

Qasim al-Ataki, Ismail bin Muhammad al-Razi, Abu Ja‟far Muhammad bin

Muhammad bin Abdillah al-Baghdadi al-Jamal, Ali bin Hamsad al-Adl.

Murid- muridnya : Abu al-Falah bin Ubay al-Fawari, Abu al-A‟la al-Wasiti,

Muhammad bin ahmad bin Ya‟qub, Abu Zarr al-Hirawi, Abu Ya‟la al-Khalili,

Abu Bakar al-Baihaqi, Abu Qasim al-Qusairi, Abu Shaleh al-Muadzin, Az-

Zaki Abdul Hamid al-Bukhari, Usman bin Muhammad al-Mahmahi.

Sighat tahammul wa al-ada‟ : ahbarana

Pendapat ulama :

Abu Said bin al- Musama‟I : Hafidz

147

Jamâl al-Dîn Abû al-Hajjâj Yûsuf al-Mizyi, Tahdzîb al-Kamâl fȋ Asmâ` al-Rijâl,

(Beirut: Mu`assasah Risalah, 1983), Juz 14 h,179

Page 101: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

98

Abu Ya‟li al-Khalili : tsiqah

Ibnu al- Imad al Hanbali : tsiqah

Ibnu Hajar al- Asqalani : shaduuq

Al- Suyuthi : Tsiqah

3. Abu Bakr Ahmad bin Ishaq al-Faqiyah148

Nama lengkap : Ahmad bin Ishaq bin Ayub bin Yazid bin Abdul Rahman bin

Nuh, Ahmad bin Ishaq al- Shibghi. Wafat pada tahun 342 H.

Guru-gurunya : Ahmad bin Abdul Rahman al-Farsi, Ahmad bin Yunus al-

Tamimi, Ahmad bin Umar al-Waki‟I, Muhammad bin Ghalib al-Tamar,

Akhwash bin Jawab, Asad bin Musa al-Dhabi, Ibrahim bin Abdillah, Ishaq bin

Ibrahim, Hasan bin Aswad al-„Ajali, Hasan bin Muhammad al-„Ajali.

Murid- muridnya : Ahmad bin Sunan al-Qathan, „Ubadah bin Shamat al-

Anshari, Ahmad bin Hasan al-Naishaburi, Ahmad bin Abdullah al-Bahasthi,

Ahmad bin Muhammad al-Mathuni, Ismail bin Ishaq al-Qadhi, Hasan bin Ali,

Abdul Rahman bin Muhammad al- Naishaburi, Abdullah bin Yusuf, Umar

bin Ahmad.

Sighat tahammul wa al-ada‟ : anba‟a

Pendapat ulama :

Abu abdillah al-Hakim : Imam Muqadim satu usia dengan abdillah al-Hakim

Abu ya‟li al-Khalili : Tsiqah

Ibnu Katsir al-Damsiq : ahlu fiqh syafiiyah

Al-Dzahabi : imam alamah hadis

Abdul Rauf al-Manawi : ahlu Fiqh wa al-Hadis

148

Jamâl al-Dîn Abû al-Hajjâj Yûsuf al-Mizyi, Tahdzîb al-Kamâl fȋ Asmâ` al-Rijâl,

(Beirut: Mu`assasah Risalah, 1983), Juz 18 h, 647

Page 102: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

99

4. Muhammad bin Gharib bin Harib149

Nama lengkap : Muhammad bin Gharib bin Harib, Muhammad bin Ghalib al-

Tamar. Wafat pada tahun 283 H.

Guru- gurunya : Ahmad bin Abi Bakr al-Farsi, Ahmad bin Hanbal, ahmad bin

Janab al-Mashishi, Ahmad bin syayab al-Haithi, Ahmad bin Yunus al-Tamimi,

Ahmad bin Abdul Malik al-Asadi, ahmad bin Ubaidah, Muhammad bin

Sabiq al-Tamimi, Muhammad bin Ja‟far, Muhammad bin Sa‟id al-Bahali.

Murid-muridnya : Abdul Rahman bin Nuh, Ahmad bin Ja‟far al-Qath‟I,

Ahmad bin Qasim al-Maiti, Abu Ya‟la al-Mushali, Abdullah bin Muhammad

al-Fiqiyah, Abdullah bin Ali al-Hilal, Abdullah bin Ishaq al-Baghawi,

Abdullah bin Muhammad bin Ahmad.

Sighat tahammul wa al-ada‟ : anba‟a

Pendapat Ulama :

Abu Faraj Ibnu al-Jauzi : Tsiqah

Abu Hatim bin Hibban al-Basthi : Tsiqah

Abu Abdillah al-Hakim : Tsiqah

Ibnu Abi Hatim al-Razi : shaduuq

Ibnu „Imad al-Hanbali : Tsiqah

5. Muhammad bin Sabiq150

Nama lengkapnya adalah Muhammad bin Sabiq al-Tamimi al-Baghdadi. Wafat

pada tahun 213 H.

149

Jamâl al-Dîn Abû al-Hajjâj Yûsuf al-Mizyi, Tahdzîb al-Kamâl fȋ Asmâ` al-Rijâl,

(Beirut: Mu`assasah Risalah, 1983), Juz 13 h, 177 150

Jamâl al-Dîn Abû al-Hajjâj Yûsuf al-Mizyi, Tahdzîb al-Kamâl fȋ Asmâ` al-Rijâl,

(Beirut: Mu`assasah Risalah, 1983), Juz 34 h, 449

Page 103: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

100

Guru-gurunya: Ibrahim bin Thahaman, Israil bin Yunus, Khasyaraj bin

Nabatah, Rabi‟ Abi Said Al Basri, Zaidah bin Qadamah, Syarik bin Abdullah,

Abi Muawiyah Syaiban bin Abdul Rahman, A‟shim bin Muhammad bin Zaid

Al Amri, Abi Zubaid Abtsar bin Qashim, „Isya bin Dinar Al Muadzin.

Murid- muridnya : ibrahim bin Abdul Rahman, Muhammad bin Gharib bin

Harib, Ahmad bin Hambal, Muhammad bin Yahya al- Azdi, Ahmad bin

Khalid al-Hilali, Ahmad bin Khaisamah, Ahmad bin Ziyad, Ishaq bin Hasan,

Abu Ja‟far Ahmad bin Musa, „Asad bin Umar, Ahmad bin Ali al-Hasan.

Sighat tahammul wa al-ada‟ : tsana

Pendapat Ulama :

Abu Hatim bin Hiban al-Basti : Tsiqah

Ahmad bin Hambal : Tsiqah

Ahmad bin Syuaib : laisa bihi ba‟sa

Ahmad bin Abdullah al-Ajali : Tsiqah

Ibnu Hajar al-Asqalani : shaduuq

Al- Dzahabi : Tsiqah

6. Israil151

Nama lengkapnya Israil bin Yunus bin Abi Ishaq Al- Hamdani Al Syabi‟i Abu

Yusuf al- Kufi saudaranya Isya bin Yunus. Wafat pada tahun 100 H.

Guru gurunya : Ibrahim bin Abdul A‟la, Ibrahim bin Muhajir, Adam bin

Sulaiman, Adam bin A‟la, Sulaiman al-„amasy, Ismail bin Sulaiman al-Asraq,

Ismail bin Sami‟, Ismail bin Abdul Rahman, Al Sadi, Ash‟ast bin Abi Al-

Sya‟tsa‟, Tsiyar bin Abi Fakhtah, Jabir bin Yazid al-Ja‟fi.

151

Jamâl al-Dîn Abû al-Hajjâj Yûsuf al-Mizyi, Tahdzîb al-Kamâl fȋ Asmâ` al-Rijâl,

(Beirut: Mu`assasah Risalah, 1983), Juz 30 h, 551

Page 104: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

101

Murid-muridnya : Ahmad bin Khalid al-Wahabi, Ahmad bin Abdullah bin

Yunus, Adam bin Abi Iyas, Ishaq bin Mansur, Muhammad bin Sabiq al-

Baghdadi, Asad bin Musa, Ismail bin Ja‟far al- Madani, Muhammad bin

Katsir, Abu Hamam Muhammad bin Mahbub.

Sighat tahammul wa al-ada‟ : „tsana

Pendapat Ulama :

Abu Hatim al-Razi : Tsiqah Shaduuq

Abu Hatim bin Hiban al-Basti : Tsiqah

Abu Abdullah al- Hakim : Tsiqah Hujjah

Abu Isa al- Tirmidzi : Tsiqah

Ahmad bin Hambal : Tsiqah

Ahmad bin Syuaib : laisa bihi ba‟sa

7. „Amasy152

Nama lengkapnya Sulaiman bin Mahram al- Asdi al- Kahli al- „Amasy. Wafat

pada tahum 60 H.

Gurunya-gurunya : Aban bin Ayyash, Ibrahim al-Nakhai, Ismail bin Rija‟ Al-

Zubaidi, Anas bin Malik, Tamim bin Salamah, Mundzir bin Al-Tsaury, Musa

bin Abdullah, Nafi‟ Abi Dawud Al-Amy, Halil bin Yusuf, Yahya bin Syam,

Abi Sufyan Thalhah bin Naïf, Abi Hazim Salman, Abi Wail Syauqi Bin

Salamah, Abi Qais‟abd al-Rahman bin Tsanarani Al-Ady, Qais bin Abi Hazim,

Qais bin Abi Hazim, Qais bin Muslim, Abi Umair Bin al-Hamdani.

152

Jamâl al-Dîn Abû al-Hajjâj Yûsuf al-Mizyi, Tahdzîb al-Kamâl fȋ Asmâ` al-Rijâl,

(Beirut: Mu`assasah Risalah, 1983), Juz 34 h, 449

Page 105: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

102

Murid muridnya : Abu Ishaq Ibrahim bin Muhammad, Asbath bin Muhammad,

Ishaq bin Yusuf, Israil bin Yunus, Jabir Bin Nuh, Jarir Bin Hazim,Ja‟far bin

Aun, Jarir bin „Abd al-Hamid, Hasan bin „Ausy, Hasim bin Bashir.

Sighat tahammul wa al-ada‟ : „an

Penilain ulama :

Yahya bin ma‟in: tsiqah

Muhammad bin ishaq bin khuzaimmah : shahih

Abu hatim al-Razy: tsiqah

Ahmad bin syuaib : tsiqah

Ahmad bin „abdullah al-„ajli : tsiqah

8. Ibrahim153

Nama lengkap : Ibrahim bin Yazid bin Qiyas bin Aswad bin Amru bin Rabi‟ah

al- Nakha‟i. Wafat pada tahun 50 Hijriyah.

Guru-gurunya : Khalil al-Aswad, Khaisamah bin Abd al-Rahman, Rabi‟ bin

Khasim, Abi al-Sya‟tsa‟ Salim bin Aswad al- Maharibi, Sahim bin Manjab,

Suwaida bin Ghaflah, Arayah bin Artah, Sarayah bin al-Kharis, Abas bin

Rabi‟ah, Abi Mu‟mar Abdullah bin Sakharabah al-Azdi.

Murid muridnya : Ibrahim bin Muhajir al-Bajali, Kharis bin yazid al-„Akali, al-

Khar bin Maskin, Hasan bin Abdullah al- Nakha‟I, Hakim bin „Utaibah, Hakim

bin Jabir, Hamid bin Abi Sulaiman, Zaid bin al-Yami, Zubair bin „Adi, Abu

Mu‟sar Ziyad bin Khalib, Sulaiman al-„Amasy, Samak bin Harib.

Sighat tahammul wa al-ada‟ : „an

Pendapat ulama :

153

Jamâl al-Dîn Abû al-Hajjâj Yûsuf al-Mizyi, Tahdzîb al-Kamâl fȋ Asmâ` al-Rijâl,

(Beirut: Mu`assasah Risalah, 1983), Juz 23 h, 886

Page 106: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

103

Abu hatim bin hiban al-busti : tsiqah

Abu zar‟ah al-razi : alim di bidang ilmu islam dan fiqih

Abu said al‟alani : shahih

Ahmad bin Abdullah al-ajali : shalih

Ibnu hajar al-asqolani : tsiqah

Al dzahabi : ahli fiqih

Al mazi : ahli fiqih

Sulaiman bin mahran al-a‟masy : ahli hadis

9. „Alqamah154

Nama lengkap : Al-Qamah bin Qais bin Abdullah bin Malik bin al-Qamah bin

Salamani bin Kahil bin Bakar bin „Auf bin Khauf bin Nahi‟. Wafat pada tahun

61 H.

Guru gurunya : Hudaifah bin al-Yaman, Halid bin Walid, Habab bin al-Arath,

Said bin Abi Waqos, Sulaiman al-Faris, Salamah bin Yazid al-Ja‟fi, Sarayah

bin Artha al- Naha‟i, Abdillah bin Mas‟ud, Ustman Bin Affan, Ali Bin Abi

Thalib

Murid Muridnya : Ibrahim Bin Mas‟ud Al-Naha‟i, Ibrahim Bin Yazid al-

Nakha‟i, Basir bin Urwah Al-Naha‟i, Hasan al-A‟rani, Abi Dzibyan Hasidin,

Rayah Abu Matsna, Salamah bin Kahaili, Amir al-Syuabi, Abu al-Zanad

Abdullah.

Sighat tahammul wa al-ada‟ : „an

Pendapat ulama:

Abu hatim bin hiban al-busti : tsiqah

154

Jamâl al-Dîn Abû al-Hajjâj Yûsuf al-Mizyi, Tahdzîb al-Kamâl fȋ Asmâ` al-Rijâl,

(Beirut: Mu`assasah Risalah, 1983), Juz 16 h, 454

Page 107: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

104

Ahmad bin hambal : tsiqah

Ibnu hajar al asqalani : tsiqah

Adzarqhatni : tsiqah

Ustman bin said adzarimi : tsiqah

Ali bin al madani : tsiqah

Yahya bin main : tsiqah

10. „Abdillah155

Nama lengkap : Abdillah bin Mas‟ud bin Habib bin Samah bin Mahzum, bin

Shahilah bin Kahal bin Harist bin Tamim bin Said bin Mudrikah bin Ilyas bin

Mudzir. Wafat pada tahun 32 H.

Guru-gurunya : Nabi Muhammad SAW, Said bin Muad al-Anshari, Safwan

bin Asal al-Muradi, Umar bin Khatab.

Murid-muridnya : Al-Ahnaf bin Qiyas, Al-Qamah bin Qais, Aswad bin Yazid,

Anas bin Malik, Bara‟ bin Azib, Bara‟ bin Najiyah, Balad bin Ashamah, Jabir

bin Abdul Al-Anshari, Harist bin Suwaida al-Tamimi, Haris bin Abdullah al-

Uwara, Harist bin Madzrib al-Ibadi.

Sighat tahammul wa al-ada‟ : „an

Pendapat ulama :

Abu hatim bin hiban al-busti : tsiqah

Ibnu abi hatim al-razi : ahli fiqh

Ibnu hajar al asqalani: tsiqah

Adzahabi : tsiqah

Al-mazi : tsiqah

155

Jamâl al-Dîn Abû al-Hajjâj Yûsuf al-Mizyi, Tahdzîb al-Kamâl fȋ Asmâ` al-Rijâl,

(Beirut: Mu`assasah Risalah, 1983), Juz 18 h, 645

Page 108: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

105

Penilaian Hadis

Kriteria kesahihan hadis terdapat beberapa syarat yaitu: bersambungnya sanad,

diriwayatkan oleh perawi yang dhabit, tidak ada kejanggalan (Syadz) maupun

cacat (illat)156

. Sesuai dengan penjelasan kritik hadis diatas dapat disimpulkan

bahwa: pertama, semua sanad mempunyai hubungan antara guru dan murid

sehingga bisa di pastikan bahwa semuanya adalah bersambung sanadnya dari

awal hingga akhir (ittishal al-sanad); kedua, ditinjau dari segi intelektual

(dhabith) para perawi pada hadis tersebut baik (tam al-dhabt); ketiga, ditinjau

dari segi kredibilitas semua sanad dari hadis tersebut di pandang positif (ta‟dil),

jadi kualitas hadis tersebut adalah shahih.

4. Kritik Matan

Kandungan hadis di atas adalah tentang pernyataan nabi bahwa nabi

bersabda Seorang mukmin bukanlah orang yang suka mencela, melaknat,

berperprasangka buruk, dan mengucapkan ucapan yang kotor. Dalam kritik

matan ini penulis akan menjabarkan dengan berbagai pendekatan yaitu :

a. Pendekatan melalui bahasa157

Bahasa yang di gunakan oleh nabi Muhammad SAW adalah bahasa yang

sopan, tidak bertele-tele dalam pemakaian bahasa Arab, serta fokus dalam satu

masalah yang di bahas dalam hadis tersebut. Memperhatikan matan hadis

diatas bahwa matan hadis di atas Menjelaskan bahwa nabi bersabda Seorang

mukmin bukanlah orang yang suka mencela, melaknat, berperprasangka buruk,

dan mengucapkan ucapan yang kotor.

156

Dr.Bustamin M. SI, Metode Kritik Hadis, di terbitkan oleh Lembaga Penelitian UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010 157

Bustamin, M. Isa H. A. Salam, Metodologi Kritik Matan, (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada), 2004, h. 71

Page 109: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

106

b. Teks matan

Hadis di atas juga sesuai dengan kaidah bahasa Arab, Seperti contoh

contoh lafadz kemasukan huruf jar yang mengejerkan pada isim dhomir

yaitu huruf . Makna dan kegunaan dari huruf jar adalah sebagai اإللصاق

(bertemu secara langsung), baik secara hakikat atau majaz, االستعاح (sebagai

alat), lafadh setelah ba‟ sebagai sebab hasilnya makna, السثثيح (menjadi sebab),

lafadh setelah ba‟ menjadi sebab lafadh sebelumnya, التعذيح (menjadi

muta‟addi), القسن (sebagai sumpah), adalah huruf asalnya, العوض (sebagai ganti

sesuatu), الثذل (sebagai pilihan dua perkara), الوصاحثح, الظرفيح (beserta), هي“هعى

عي هعى ,(sebagian) التثعيضيح (memulai asalnya tempat/waktu), االستعالء (menjadi

luhur), التأكيذ (menguatkan).

C. Hadis Keempat

1. Teks Hadis dan Takhrij Hadis

Dalam kegiatan takhrij ini penulis menelusuri melalui penggalan lafadz

matan hadis dengan menggunakan kitab al-Mu‟jam al-Mufahras li Alfazh al-

Hadits al-Nabawi, dngn penelusuran kata ditemukan data sebagai berikut : 158

٣٥ بر ,ت

158

Winsink, al-Mu‟jam al-Mufahras Liahfaz al-Hadits al-Nabawi, (Leiden : Beiril, 1936),

Juz 1, h.89

Page 110: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

107

Dari hasil takhrij di atas, berikut ini adalah teks hadis yang berhasil di

temukan di dalam kitab-kitab rujukan yang di temukan (tidak semua informasi

dari rumus takhrij yang terdapat hadis yang di maksud di dalam rujukan :

Redaksi hadis dari kitab sunan Tirmidzi :

Artinya : “di ceritakan dari ahmad bin Mani‟ berkata dan di ceritakan

pula yazid bin harun, dari ghasan bin Mathrif dari hasan bin A‟thiyah dari abi

Umamah,dari nabi muhammad SAW bersabda: Sifat pemalu dan sedikit bicara

adalah dua cabang keimanan, sedangkan ucapan buruk dan banyak bicara

adalah dua cabang kemunafikan.”

159

Muhammad bin Isa bin Saurah bin Musa bin al-Dlahhak, Sunan Tirmidzi (Kairo : Daar

el-Hadis,2010),Juz.III, h. 375

Page 111: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

108

2. Skema sanad

(W. 86 H)

(W. 130 H)

(W. 161 H)

(W. 206 H)

(W. 244 H)

(W. 279 H)

Keterangan :

Sanad yang di teliti

hanya dari jalur al-

Tirmidzi karena

berdasarkan pada

hasil pencarian hanya

dari jalur ini, hadis

ini di riwayatkan dan

hanya terdiri dari

satu jalur.

Page 112: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

109

3. Kritik Sanad dan Penilaian Hadis

Dalam kritik sanad hadis ini, penulis menelusuri sanad yang dari Jalur al-

Tirmidzi, adapun rincian sanadnya adalah sebagai berikut:

1. Al-Tirmidzi 160

Nama lengkapnya adalah Imam al-Hafidz Abu Isa Muhammad bin Isa bin

Saurah bin Musa bin ad-Dahhak As-Sulami at-Tirmidzi, salah seorang ahli

hadits kenamaan, dan pengarang berbagai kitab yang masyur lahir pada 279 H

di kota Tirmiz.

Guru-gurunya: Imam Bukhari, Imam Muslim, Abu Dawud, Qutaibah bin Saudi

Arabia‟id, Ishaq bin Musa, Abbas bin Muhammad bin Hatim, Mahmud bin

Gailan. Said bin Abdur Rahman, Muhammad bin Yahya, Muhammad bin

Basysyar, Ali bin Hajar, Ahmad bin Muni‟, Muhammad bin al- Musanna.

Murid-murid beliau di antaranya ialah Makhul ibnul-Fadl, Muhammad bin

Mahmud Anbar, Hammad bin Syakir, Ai-bd bin Muhammad an-Nasfiyyun, al-

Haisam bin Kulaib asy-Syasyi, Ahmad bin Yusuf an-Nasafi, Abul-Abbas

Muhammad bin Mahbud al-Mahbubi.

Sighat tahammul wa al-ada‟ : hadatsana

Pendapat ulama hadis:

Al- Dzahabi : al-Hafiz

Ibn Hajar : ahad al-aimmah

160

Jamâl al-Dîn Abû al-Hajjâj Yûsuf al-Mizyi, Tahdzîb al-Kamâl fȋ Asmâ` al-Rijâl, jilid

14 (Beirut: Mu`assasah Risalah, 1983), h. 250-253

Page 113: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

110

2. Ahmad bin Mani‟161

Nama lengkapnya : Ahmad bin Muni‟ bin Abdul Rahman atau Ahmad bin

Mani‟ al-Baghawi lahir pada tahun 244 H, wafat pada tahun 160 H di kota

Baghdad.

Guru-gurunya : Asbad bin Muhammad, Ishaq bin Isa bin Thabai, Ishaq bin

Yusuf, Ismail bin Aliyah, Hasan bin Sawar, Yazid bin Harun al-Wasthi,

Hasan bin Musa al-Mardi, Hamid bin Khalid, Dawud bin Zabarqan.

Murid-Muridnya : Jama‟ah sawi al-Bukhari, Al-Tirmidzi , Abu Ya‟li ahmad

bin „ali al-Matsna, Abu Ya‟qub Ishaq bin Ibrahim bin Hambal al-Abahani,

Ja‟far bin ahmad bin Nasir al-Hafidz, Hasan bin Muhammad bin Ziyad al-Baqi,

Hasan Ghaira Mansub, Ibnu Bantahi abu Qasim Abdullah bin Muhammad bin

Abid, Abdullah bin Muhammad bin Najiyah, Qasim bin Zakaria, Muhammad

bin Ahmad bin Muhammad.

Sighat tahammul wa al-ada‟ : hadatsana

Pendapat Ulama :

Abu Hatim al-Razi : Shuduuq

Abu Hatim bin Hibban al-Basti : tsiqah

Abu Ya‟li al- Kholili : tsiqah

Ahmad bin Syuaib An-Nasai : tsiqah

Ibnu Hajar al-asqalani : tsiqah

161

Jamâl al-Dîn Abû al-Hajjâj Yûsuf al-Mizyi, Tahdzîb al-Kamâl fȋ Asmâ` al-Rijâl, jilid

14 (Beirut: Mu`assasah Risalah, 1983),Juz 15, h. 334

Page 114: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

111

3.Yazid bin Harun162

Nama lengkap : Yazid bin Harun bin Zadi bin Tsabit atau Yazid bin Harun al-

Wasthi. Wafat pada tahun 206 H.

Guru-gurunya ; Aban bin Abi iyas, Aban bin Yazid al-Thar Ibrahim bin Said

al-Zuhri, Azhar bin Sunan al-Qarsi, Ishaq bin Yahya, Israil bin Yunus,

Zakariya bin Abi Zaidah, Sulaiman al-Tamimi, Muhammad bin Mathruf bin

Dawad, Saiban bin Abdurahman, abdul rahman bin Abdul Mas‟ud, Ismail bin

Abi Khalid

Murid-Muridnya : Ibrahim bin Ya‟qub, Ahmad bin Ibrahim, Ahmad bin

Hanbal, Ahmad bin Hanbal, Ahmad bin Khalid al-Khalil, Ahmad bin Khalid,

Ahmad bin Sulaiman, Ahmad bin Mani‟ al-Baghawi, Ahmad bin Abdul

Rahman al-Saqati, Ahmad bin Abdullah bin bin Idris al-Darsi, Abu Ja‟far bin

ahmad bin U‟baid, Abu Mas‟ud ahmad al-Farats.

Sighat tahammul wa al-ada‟ : hadatsana

Pendapat Ulama :

Abu Bakar bin Abu Suaibah : Hafidz

Abu Hatim al- Razi : tsiqah

Abu Hatim bin Hibban al-Basti : tsiqah

Abu Abdullah al-Hakim : mustadrak tsabit

Ahmad bin Hambal : Shahih Hadist

162

Jamâl al-Dîn Abû al-Hajjâj Yûsuf al-Mizyi, Tahdzîb al-Kamâl fȋ Asmâ` al-Rijâl, jilid

14 (Beirut: Mu`assasah Risalah, 1983),Juz 23 h. 667

Page 115: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

112

4. Abi Ghasan163

Nama lengkap : Muhammad bin Mathruf bin Dawad bin Mathruf bin Abdullah

bin Sariyah al-Laist Abu Ghasan al-Madani. Wafat pada tahun 161 H.

Guru-gurunya : Aban bin Abi „Iyas, Hijaj bin Farafasah, Hasan bin „athayah,

Dawad bin Farahij, Zaid bin Aslam, Abi Hazam Salamah bin Dinar al-Madani,

Sahil bin Hasan al-Kalbi, Sahil bin Abi Shalih, Shafwan bin Salim, Abdul

Rahman bin Haramlah, Abi Hasin bin Usman bin Ashim al-Asadi.

Murid- muridnya : Ibrahim bin Abia „abalah, Adam bin Abi Iyas, Hajaj bin Abi

Sulaiman al-Raini, Hajaj bin Muhammad al-Auri, Hasan bin Musa, Hasan bin

Muhammad, Rawad bin Jarah al-Asqalani, Yazid bin Harun bin Zadi, Said

bin Abi Ja‟bar al- Zubaidi, Said bin Abi Maryam al-Masri, Safyan Sauri.

Sighat tahammul wa al-ada‟ : „an

Pendapat Para Ulama :

Ibrahim bin Ya‟qub al-Jauzajati : tsiqah

Abu Qasim al-Yaskuwal : la ba‟sa bihi

Abu Hatim al-Razi : tsiqah

Abu Hatim bin Hibban al-Basti : tsiqah

Abu Daud al-Sajastati : Laisa ba‟sa bihi

5. Hasan bin Athiyah164

Hasan bin Athayah al-Maharabi al-Syami al- Dhamsiqi. Wafat pada tahun 130

H.

163

Jamâl al-Dîn Abû al-Hajjâj Yûsuf al-Mizyi, Tahdzîb al-Kamâl fȋ Asmâ` al-Rijâl, jilid

14 (Beirut: Mu`assasah Risalah, 1983), Juz 21 h. 665 164

Jamâl al-Dîn Abû al-Hajjâj Yûsuf al-Mizyi, Tahdzîb al-Kamâl fȋ Asmâ` al-Rijâl, jilid

14 (Beirut: Mu`assasah Risalah, 1983), Juz.20 h. 114

Page 116: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

113

Guru-gurunya : Khalid bin Mu‟adzan, Sa‟id bin al-Musaiba, Abi amamah

shadi bin „Ajali al-Bahali, Abi Qalabah Abdullah bin Zaid al-Jarami, Abdul

Rahman bin Sabith al-Jam‟hi, Umar bin Syuaib, „Anabsah bin Abi shafyan,

Qashim bin Mukhaimarah, Muhammad bin Abi „Aisyah, Muhammad bin

Mukandar, Abi Ubaidillah Muslim bin Maskum, Muslim bin Zaid.

Murid- muridnya : Abu Mu‟id Hafidz bin Ghilan, Rabi‟ bin Hadiyan, Abdul

Rahman bin Tsabit bin Tsauban, Abdul Rahman bin Umar Auzai, Abu Wahab

Ubaidillah bin Ubaidi al- Kalami, Abu Ghasan Muhammad bin Mathrif al-

Madani.

Sighat tahammul wa al-ada‟ : „an

Pendapat Ulama :

Abu Ja‟far al-Asqalani : tsiqah

Abu Hatim bin Hiban al-Basti : tsiqah

Ahmad bin Hanbal : tsiqah

Ahmad bin Abdullah al-„Ajali : tsiqah

Ibnnu Hajar al-Asqalani : tsiqah

6. Abi Amamah165

Nama lengkap : Shadi bin „Ajalan bin Wahab bin Ibnu Umru Abu Amamah al

Bahali sahabat nabi Muhammad SAW. Lahir pada tahun 86 H.

Guru-gurunya : Nabi Muhammad SAW, „Ubadah bin Shamad, Usman bin

Affan, Ali bin Abi Thalib, Umar bin Yasir, Umar bin Khatab, Amru bin

Abasah, Muadz bin Hanbal, Abi Darda‟, Abi Ubaidah bin Jarah.

165

Jamâl al-Dîn Abû al-Hajjâj Yûsuf al-Mizyi, Tahdzîb al-Kamâl fȋ Asmâ` al-Rijâl, jilid

14 (Beirut: Mu`assasah Risalah, 1983),Juz.19 h.188

Page 117: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

114

Murid-Muridnya : Azhar bin Said al-Harazi, Asad bin Wada‟ah, Ayub bin

Sulaiman, al-Shami, Hatim bin Haris al-Tha‟I, Hasan bin Athayah, al-Shami,

Hasin bin Aswad al-Halali, Khalid bin Mu‟adzan, Rasyid bin Said al-Maqra‟I,

Raja‟ bin Haiwah al-Kindi, Zaid bin Artha al-Fazari, Salim bin Abi Jaid.

Sighat tahammul wa al-ada‟ : „an

Pendapat para Ulama :

Abu Hatim bin Hiban al-Basti : Sahabat yang terkenal

Ibnu Hajar al-Asqalani : Sahabat yang Mashur

Adzahabi : Sahabat yang terkenal

Penilaian Hadis

Kriteria kesahihan hadis terdapat beberapa syarat yaitu: bersambungnya sanad,

diriwayatkan oleh perawi yang dhabit, tidak ada kejanggalan (Syadz) maupun

cacat (illat)166

. Sesuai dengan penjelasan kritik hadis diatas dapat disimpulkan

bahwa: pertama, semua sanad mempunyai hubungan antara guru dan murid

sehingga bisa di pastikan bahwa semuanya adalah bersambung sanadnya dari

awal hingga akhir (ittishal al-sanad); kedua, ditinjau dari segi intelektual

(dhabith) para perawi pada hadis tersebut baik (tam al-dhabt); ketiga, ditinjau

dari segi kredibilitas semua sanad dari hadis tersebut di pandang positif (ta‟dil),

jadi kualitas hadis tersebut adalah shahih.

4. Kritik Matan

Kandungan hadis di atas adalah Menjelaskan bahwa nabi mengatakan

bahwa Sifat pemalu dan sedikit bicara adalah dua cabang keimanan, sedangkan

166

Dr.Bustamin M. SI, Metode Kritik Hadis, di terbitkan oleh Lembaga Penelitian UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010

Page 118: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

115

ucapan buruk dan banyak bicara adalah dua cabang kemunafikan. Dalam kritik

matan ini penulis akan menjabarkan dengan pendekatan yaitu :

a. Pendekatan melalui bahasa167

Bahasa yang di gunakan oleh nabi Muhammad SAW adalah bahasa yang

sopan, tidak bertele-tele dalam pemakaian bahasa Arab, serta fokus dalam satu

masalah yang di bahas dalam hadis tersebut. Memperhatikan matan hadis

diatas bahwa matan hadis di atas Menjelaskan bahwa nabi mengatakan bahwa

Sifat pemalu dan sedikit bicara adalah dua cabang keimanan, sedangkan

ucapan buruk dan banyak bicara adalah dua cabang kemunafikan

b. Teks matan

Hadis di atas juga sesuai dengan kaidah bahasa Arab, Seperti contoh

contoh lafadz kemasukan huruf jar yang mengejerkan pada isim

dhomir yaitu huruf . Makna dan kegunaan dari huruf jar adalah sebagai

Menurut sebagian besar ulama‟ Bashrah, Min tidak ditambahkan kecuali

dengan dua syarat, yaitu; pertama hendaknya lafadz yang dijerkan berupa Isim

Nakirah, kedua hendaknya didahului oleh Nafi atau yang serupa Nafi (Nahi)

الثياى ,(sebagian) التثعيط ,(memulai tujuan dari tempat/waktu) االتتذاء

(menjelaskan jenis), التأكيذ (menguatkan), dianggap sebagai tambahan, الثذل

(sebagai pilihan dua perkara), والتعليل السثثيح, الظرفيح (menjadi sebab), عي”هعى

167

Bustamin, M. Isa H. A. Salam, Metodologi Kritik Matan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada), 2004, h. 71

Page 119: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

116

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian terhadap 4 hadis yang terdapat dalam kitab Ihyâ`

„Ulûm al-Dîn karya, Karya Abu Hamid Muhammad bin Muhammad at-Thusi al-

Ghazali dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Hadis pertama : Menjelaskan bahwa Nabi juga melakukan berbicara akan

tetapi Nabi berkata tentang kebenaran dan kualitas hadis yang mukharijnya

Ahmad bin Hanbal dan al-Tirmidzi tersebut adalah shahih.

2. Hadis kedua : Menjelaskan bahwa nabi menegaskan pada umatnya:

Takutlah kalian terhadap perkataan kotor karena sesungguhnya Allah Swt

tidak menyukai kata-kata kotor dan berkata kotor. dan kualitas hadis yang

mukharijnya Abu Dawud tersebut adalah dhaif

3. Hadis ketiga : Menjelaskan bahwa nabi bersabda Seorang mukmin

bukanlah orang yang suka mencela, melaknat, berperprasangka buruk, dan

mengucapkan ucapan yang kotor. Dan kualitas Hadis yg mukharijnya al-

Tirmidzi, Ahmad bin Hanbal dan al-Baihaqi tersebut adalah shahih

4. Hadis Keempat : Menjelaskan bahwa nabi mengatakan bahwa Sifat

pemalu dan sedikit bicara adalah dua cabang keimanan, sedangkan ucapan

buruk dan banyak bicara adalah dua cabang kemunafikan. Dan kualitas

hadis yang mukharijnya al-Tirmidzi tersebut adalah shahih

Page 120: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

117

B. Saran-saran

Dari hasil uraian tentang hadis senda gurau yang menjadi tema dalam

skripsi ini, penulis akan memberikan saran kepada para pembaca:

a. Hendaknya lebih hati-hati dalam menjaga lisan ketika berucap

b. Tidak terlalu berlebihan dalam berbicara yg tidak penting dan berkata

kotor serta keji dan cabul , karena menyebabkan sakit hati jika sampai

terjadi saling mengolok-olok

c. lidah itu sangat tajam, tajamnya lebih dari pedang, pandai pandailah

menjaga asal jangan omongin orang, karena dari omongan bisa

menimbulkan salah faham, karena dari omongan bisa menimbulkan

kerusuhan dalam menjaga tali persaudaraan sesame muslim maupun non

muslim.

Penulis sepenuhnya sadar masih banyak terjadi kesalahan di dalam skripsi

ini, untuk itu diharapkan untuk para pembaca meneliti lebih lanjut mengenai judul

atau tema skripsi ini.

Page 121: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

118

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M.Amin, Antara al-Ghazali dan Kant, Filsafat Etika Islam Bandung:

Mizan, 2002

Abu al-Fidâ, Ismail bin Amr bin Katsir al-Dimasyqi. Tafsir al-Qur‟an al-Azhim

Ibnu Katsir , Beirut : Dar al-Fikr, 1992

al-Asy‟ats, Sulaiman bin Syadad bin Amrin bin Amir, Sunan Abi Daud Kairo:

Daar el- Hadis, 2010.

Bahreisj, Hussein. Ajaran-ajaran Akhlaq Imam Ghozali. Surabaya : Al-Ikhlas,

1981

al-Bukhari, Muhammad bin Isma‟ilibn al-Mugirah, Shahih Bukhari, Beirut: Dar

Ibn Katsir, 1989.

Bustamin, Metode Kritik Hadis, diterbitkan oleh Lembaga Penelitian UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. 2010

Drajat, Amroeni, “Suhrawardi” Kritik Falsafah Peripatetik, Yogyakarta, LKis,

2005

al-Ghazali, Bahaya Lidah, terj. Said Ali bin al-Qahatami, Jakarta: Aqwam

Jembatan Ilmu, 1992.

_______, Ihya Ulum Ad-Din, Semarang: Karya Toha Putra, t.th

_______, Ihya „Ulum al-Din, Beirut: Dar al-Fikr, 1991.

_______, Ihya Ulum Ad-Din, Beirut: Daar al-Salam, Kairo ,2002

al-Hafith, Imam Al-Mutaqin Abu Bakr Ahmed ibn Al-Hussein ibn Ali ibn Musa

Al Khusrujardi Al-Baihaqi, Sunan al-Kubra Li al-Baihaqi Beirut : dar al-

fikr,1994

Hamka, Tafsir Al-Azhar, Jakarta: Pustaka Panji Mas, 1986

Hanafi, Ahmad. Filsafat Islam Jakarta: Bulan Bintang, 1996

Hanbal, Ahmad Muqaddimah kitab, Musnad li Imam Ahmad bin Hanbal.

Beirut:1996

Hasan, Asy‟ari Ulama‟I. Melacak Hadis Nabi Saw.: Cara Cepat Mencari Hadis

dari Manual hingga Digital. Semarang: RaSAIL, 2006.

Hasbi Ash-Shidiqi, Teungku Muhammad, Tafsir Al-qur‟anul Majid An-Nuur,

Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2000

Page 122: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

119

Ibn Hanbal, Ahmad ibn Muhammad, Musnad Imam Ahmad ibn Hanbal (Beirut:

al-Maktabah al-Islamī, 1398

Ismail, M. Syuhudi. Kaidah kesahihan Sanad Hadis: Telaah Kritis dan Tinjaun

dengan Pendekatan Ilmu Sejarah. Jakarta: Bulan Bintang: 2014

Ismail, M. Syuhudi, Metodologi Penelitian Hadis Nabi, Jakarta: Bulan Bintang,

2007

al-Jazwi, Muhammad Nawawi, Muraqi al-Ubudiyyah, Jakarta: Dar al-Kutub al-

Islamiyah, 2007

Juhaya, S.Praja. Pengantar Filsafat Islam. Bandung : Pustaka Setia, 2009.

al-Jumbulati , Ali. Perbandingan Pendidikan Islam. Kudus : al-Hikmah, 1990.

Kartapati, Ton. Bunga Rampai Asas-asas Penerapan dan Komunikasi, Jakarta:

Aksara, 1991

Kementrian Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya. Jakarta: PT. Sinergi Pustaka

Indonesia, 2012

Mahali, A.Mudjab. Pembinaan Moral Di Mata Al-Ghazali,BPFE : Yogyakarta,

1984

al-Maraghi, Ahmad Musthafa. Tafsir al-Maraghi. Kairo: Mustafa al-Babi al-

Halabi, 1382 H/1962.

Mubarak, Zaky. Al-Akhlāk Inda al-Ghazāli. Mesir: Dar al-Kitab al-Arabiy al-

Taba‟at al-Nasyr, 1968

Muhammad Masrur, Khazanah Perspektif al-Ghazali, Peneliti di el-Bukhari

Institute, Alumni Pesantren Ilmu Hadis Darus-Sunnah dan Dirasat

Islamiyah UIN Jakarta

al-Mizî, Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl.

Beirut: Muassasah al-Risalah, 1983

Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung: Remaja Rosda

Karya, 2001

Nasution, Hasyim. Filsafat Islam. Jakarta: Gaya Media Pratama, 2002

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D), Bandung: Alfabeta, 2010.

Suhendar, M.E. Sari Mata Kuliah MKDU Bahasa Indonesia I, Bandung: Pioner

jaya, 1992

Page 123: KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS ETIKA BERBICARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45696/1/MAULANA ISKANDAR-FUF.pdfkawan- kawan TH A, semoga silaturrahim kita tetap

120

al-Tahhân, Mahmûd. Dasar-Dasar Ilmu Takhrij dan Studi Sanad, ter. Mahmûd

Tahhân. Semarang: Dina Utama, 1995.

al-Tahhân, Mahmûd. Usûl al-Takhrij wa Dirasat al-Asaanid. Riyadh: Maktabah

al-Ma‟arif, 1991.

al-Thabari, Muhammad bin Yazid bin Jarir bin Khalid Abu Ja‟far. Tafsir al-

Qurtubi, Beirut : Dar al-Fikr, 1984.

Tim Depag RI, Al-Qur‟an dan Tafsirnya. Jakarta: Departemen Agama RI, 2009.

Tim Penyusun Ensiklopedi Islam, Enslikopedi Islam. Jakarta : Van Hoeve Letiar

Baru, 1997.

Tim Penyusun, Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta 2017, Jakarta: Biro Administrasi Akademik dan

Kemahasiswaan UIN Jakarta, 2017.

al-Tirmidzî, Abî „Îsâ Muhammad bin „Îsâ. Sunan al-Tirmidzî. Beirut: Dâr al-

„Arabî al-Islamî, 1998.

Rijal, Syamsul. Bersama Al-Ghazali Filosof Alam Upaya Meneguhkan Keimanan,

Yogyakarta : Arruz , 2003.

Sholeh, Asrorun Ni‟am. Reorientasi Pendidikan Islam. Jakarta: Elsas,tt

Syihab, M. Quraish. Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur‟an,

Jakarta: Lentera Hati, 2002

Winsink. Al-Mu‟jam al-Mufahras Li Alfāz al-Hâdîts al-Nabawiyyah. Leiden:

Maktabah Baril, 1936 M.

Zainudin, Seluk Beluk Pendidikan Dari Al-Ghazali. Jakarta : Bumi Aksara, 1991.