KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH...

169
KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH DEMONSTRAN KARYA N.RIANTIARNO (STUDI ANALISIS WACANA KRITIS) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : Tri Amirullah NIM: 109051000212 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M

Transcript of KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH...

Page 1: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL

PADA NASKAH DEMONSTRAN KARYA N.RIANTIARNO (STUDI ANALISIS WACANA KRITIS)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh :

Tri Amirullah

NIM: 109051000212

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H/2014 M

Page 2: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

ANALISIS WACANA KRITIK DAN PERUBAHAN SOSIAL

PADA NASKAH DEMONSTRAN KARYA N.RIANTIARNO

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana Komunikasi Islam

(S.Kom.I)

Oleh :

Tri Amirullah

NIM: 109051000212

Di Bawah Bimbingan

Dr. Rulli Nasrullah, M.Si

NIP. 19750318200801 1 008

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H/2014 M

Page 3: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupaan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar srata satu (S1) di Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalan penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti kaya ini bukan hasil karya saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 22 September 2014

Tri Amirullah

Page 4: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

i

ABSTRAK

Tri Amirullah

109051000212

Analisi Wacana Kritik dan Perubahan Sosial Pada Naskah Demonstran

Karya N.Riantiarno

Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama kritik

terhadap kepemimpinan dan imlplikasinya, penyampaian kritik sosial dinilai

cukup efektif melalui pertunjukan seni terutama melalui seni drama teater.

Penyampaian sebuah pesan akan memiliki dampak yang yang lebih positif karena

seni yang notabene nya adalah sebuah hiburan maka akan memiliki dua manfaat,

yaitu mendidik dan menghibur.

Dari penjelasan di atas, kemudian peneliti merumuskan sebuah

permasalahan sebagai objek pembahasan skripsi ini yaitu, Bagaimana

penyampaian wacana kritik dan perubahan sosial yang terkandung dalam naskah

Demonstran karya N.Riantiarno? Bagaimana Penyusunan wacana kritik sosial

dilihat dari kognisi sosial dan konteks sosial?

Kritik sosial yang terkandung dalam naskah Demonstran karangan

N.Riantiarno ini, lebih banyak menitik beratkan kepada kisah seorang mantan

aktifis yang dipaksa kembali turun kejalan. Kritik yang diangkat adalah mengenai

gaya kepemimpinan dan keadaan sosial politik yang berlangsung belakangan ini.

Secara kajian teori, peneliti mengambil teoir Tim Dant mengenai kritik

sosial dan Robert H. Lauer mengenai perubahan sosial yang keduanya ternyata

adalah dua hal yang saling berhubungan antara kaitanya dengan kritik dan

perubahan.

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

analisis wacana Teun A van Dijk dengan penjabaran secara teks, kognisi dan

konteks sosial yang merupakan salah satu alternatif dalam menganalisis dengan

pendekatan kualitatif.

Dalam memformulasikan kritik sosial, penulis naskah di dalam cerita ini

menyampaikan pesan sesuai dengan judulnya yaitu melalui jalan demonstrasi.

Dalam analsisis kognisi sosial pengarang merupakan sumber utama dalam

terbentuknya cerita. Kemudian pada proses analisis melalui pendekatan konteks

sosial adlaah melihat bagaimana kecedurungan faktor eksternal yang dapat

mempengaruhi cerita. Dalam naskah Demonstran ini menguraikan bagaimana

cerita seorang mantan aktifis sukses yang ketenarannya dipakai sebagai

akomodasi politik demi kepentingan golongan partai tertentu.

Page 5: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT karena

berkat rahmat, hidayah serta inayah Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

Sholawat dan salam peneliti sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW yang

telah membawa Al-Qur’an dan Hadist Nya.

Dalam penelitian skripsi, peneliti menyadari bahwa hasil yang diperoleh

jauh dari kesempurnaan, diharapkan kritik dan saran yang membangun kepada

semua pihak demi kesempurnaan penelitian ini. Dan dalam proses penyusunan,

peneliti mendapatkan banyak bantuan, petunjuk, bimbingan, serta motivasi dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah sepatutnya peneliti mengucapkan terima

kasih kepada :

1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Bapak Dr. H. Arief

Subhan, M.A, Wakil Dekan I Bidang Akademik, Bapak Dr. Suparto,

M.Ed, Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, Bapak Drs. Jumroni,

M.Si, serta Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan, Bapak Dr. H.

Sunandar, M.A.

2. Bapak Rachmat Baihaky, M.A selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam dan Ibu Umi Musyarofah, M.A selaku Sekretaris Jurusan

Komunikasi dan Penyiaran Islam.

3. Bapak Noor Bekti, SE, M. Si. selaku Penasehat Akademik yang telah

memberi saran mengenai judul skripsi.

4. Bapak Dr. Rulli Nasrullah M,Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang

telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan

masukan dalam penelitian skripsi ini.

Page 6: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

iii

5. Para dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah

mewariskan ilmu kepada peneliti selam masa perkuliahan. Semoga ilmu

yang diberikan bermanfaat bagi peneliti dan masyarakat serta menjadi

amal sholeh yang akan terus mengalir.

6. Bapak N. Riantiarno selaku penulis naskah dan semua pekerja seni di

Teater Koma yang dengan baik hati menerima & memberikan izin untuk

melakukan penelitian, serta Rangga Bhuana dan Randhika yang membantu

peneliti mencari data.

7. Keluarga tercinta Ayahku Mardi Patin yang memberikan pelajaran

berharga bahwa dari manapun asal kita setiap orang berhak mendapatkan

hidup yang lebih baik dan Ibuku Sri Mumpuni yang mengajari sebuah

makna cinta kasih, yang membuatku bertahan dari hidup yang terkadang

memihak. Kepada Mardiyanto, Maryanti Astuti dan Rahman Arif juga

keponakan tercinta Erisca Amanda, Satrio Almer, Zhafira dan Akbar

terima kasih atas segala perhatiannya, kita hanya perlu menjadi sesuatu

yang sangat berarti yang perlu orang lain kenang suatu saat nanti.

8. Teman-teman seperjuangan KPI.F 2009. Aryo Bimo Lukito, Abbil

Arqham, Gitarama Mahardhika, Fahrizal, Sukma Indrawan, Edy Laras

Kasman, Eron Sumantri, Imam Muzni, Azhari Surya Atmaja, Kamaludin,

Apriza Ramdhan, Faqihuddin Ahmad, Sadam Hussein, Andika Eka Cahya,

Muhammad Anas, Rizki Fadhila, Ilham Kurniawan, Popi Ramadhana,Yuli

Astuti, Yunita Dwi Rahmayanti, Silvi Arivianti, Finti Fatimah, dan Suci.

Semua yang terjadi 5 tahun belakangan ini adalah sebuah lembaran yang

mengajari sisi indah dari toleransi dan persahabatan.

Page 7: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

iv

9. Teman-teman angkatan 2009, khususnya Aldi Haryo Sidik dan M Iqbal

Zhulfhami dan Fitri Hanani terima kasih atas segala dukungan dan

perhatian yang luar biasa kepada peneliti.

10. Kepada keluarga besar KPA KHALNUS, Sigit Ferdiansyah, Ray Sapta,

Rafli Teguh (alm), Alawi Al-hasan, Thomas Alvin Gea, Yose Rizal, Ani

Agustiani, Nurul Qudsi Hidayah, Aftinike Theresya dan Diajeng

Restuning. Juga kepada keluarga Besar Teater Batara Rangga

Armayansyah dan Ana Sulitianawati, kalian semua memberikan warna

indah dalam kehidupan.

11. Kepada semua pihak baik yang terlibat langsung maupun tidak langsung

yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Namun tidak mengurangi rasa

hormat, peneliti hanya bisa mengucapkan terima kasih atas segala bantuan

dan dukungannya. Semoga Allah senantiasa membalas semua kebaikan

dan keikhlasan yang telah diberikan kepada peneliti, Amin.

Jakarta, 15 September 2014

Tri Amirullah

Page 8: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah .................................................. 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................. 8

D. Metodologi Penelitian ................................................................ 9

E. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 9

F. Sistematika Penulisan ................................................................ 16

BAB II KERANGKA TEORI

A. Drama Secara Umum ................................................................. 17

B. Kritik dan Perubahan Sosial ....................................................... 33

C. Analisis Wacana ......................................................................... 37

1. Pengertian Analisis Wacana ................................................. 37

2. Analsis Wacana Teun a Van Dijk ......................................... 43

D. Drama Sebagai Medium Wacana ............................................... 57

E. Wacana Kepemimpinan Dalam Islam ........................................ 60

BAB III GAMBARAN UMUM TEATER KOMA DAN PROFIL

N.RIANTIARNO

A. Sejarah Teater Koma ................................................................... 68

B. Profil Teater Koma ...................................................................... 73

C. Menyutradarai Teater Koma ....................................................... 77

BAB IV TEMUAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Wacana Kritik Sosial Pada Naskah Demonstran ........................ 80

1. Struktur Makro ...................................................................... 80

a. Kritik Sosial Kepemimpinan ........................................... 81

Page 9: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

vi

b. Kritik dan Perubahan Sosial ............................................ 96

B. Super Struktur ............................................................................. 109

C. Mikro Struktur ............................................................................. 136

1. Semantik ................................................................................ 136

2. Sintaksis ................................................................................ 140

3. Stilistik .................................................................................. 143

4. Retoris ................................................................................... 144

D. Analisis Naskah Melalui Pendekatan Kognisi Sosial ................. 146

E. Analisis Naskah Melalui Pendekatn Konteks Sosial .................. 149

BAB V KESIMPULAN

A. Kesimpulan ................................................................................. 152

B. Saran-saran .................................................................................. 154

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 156

LAMPIRAN

Page 10: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam mempraktekan komunikasi manusia membutuhkan media

tertentu. Secara minimal komunikasi membutuhkan sarana berbicara seperti

mulut, bibir dan hal-hal yang berkaitan dengan bunyi ujaran. Ada kalanya

dibutuhkan tangan dan anggota tubuh lain (komunikasi non verbal) untuk

mendukung komunikasi lisan. Ditinjau secara lebih luas dengan penyebaran

komunikasi yang lebih luas pula, maka dipergunakanlah peralatan (media)

komunikasi seperti televise, surat kabar, radio, lukisan, patung dan lain-lain.1

Salah satu unsur kebudayaan yang sangat berperan dalam kehidupan manusia

adalah kesenian. Sehingga terkadang kebudayaan dan kesenian menjadi tolok

ukur untuk mengetahui tingkat peradaban suatu komunitas. Pola perubahan

yang menjadi harapan muncul dari segi afektif dan kognitif yang

mempengaruhi kehiduan sosial. Kesenian bukan hanya dimanfaatkan dan

digunakan sebagai media penyampaian pesan atau sebagai media komunikasi.

Tetapi juga menjadi sarana sekaligus metode untuk mempengaruhi komunikan

dalam menerima pesan komunikasi.

Seni salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan karya

yang dapat menyentuh jiwa spriritual manusia. Karya seni merupakan suatu

wujud ekspresi yang bernilai dan dapat dirasakan secara visual maupun audio.

Seni terdiri dari musik, tari, rupa dan drama/sastra. Kata art memiliki sejarah

1 Totok Djuroto, Manajemen Penerbitan Pers, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000),

Page 11: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

2

yang panjang, pada awalnya art berasal dari arten (latin), berarti keterampilan,

kecakapan skill. Arti ini masih tetap dipergunakan hingga saat kini. Namun

demikian, di Eropa abad pertengahan art dipakai untuk merujuk pada muatan

kurikulum pendidikan yang terdiri dari grammar, logic, rhetoric, artimhetic,

geometry, music dan astronomy. Di dalam sebuah pertunjukan kesenian

biasanya memiliki nilai-nilai kehidupan tertentu atau mengandung pesan

moral kehidupan. Pada dasarnya masyarakat awam lebih mudah untuk

menangkap sebuah nilai melalu suatu hal yg sifatnya menghibur, seperti dalam

penyampaian nilai moral atau nilai agama lebih efektif bila menggunakan

metode bercerita.

Seiring dengan kebudayaan barat yang sangat mempengaruhi

perkembangan media komunikasi mengasilkan sebuah anggapan bahwa

penyampaian sebuah pesan umumnya diketahui hanya melalui media cetak

dan elektronik. Penciptaan kritik sosial salah satunya dapat diterapkan melauli

pertunjukan seni drama teater. Teater adalah sebuah tempat gedung

pertunjukan atau auditorium. Dalam arti umum teater ialah segala tontonan

yang dipertunjukan di depan orang banyak. Teater juga dapat diartikan sebagai

drama, sebuah kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan di atas

pentas dengan media percakapan, gerak dan laku berdasarkan yang telah

tertulis pada naskah.

Pemilihan bahasa dalam sebuah drama dapat mengartikan atau

mengisyaratkan suatu pesan. Beda hal nya seni drama perunjukan teater dan

seni rupa, bahasa rupa merupakan bahasa manusia yang paling tua

dibandingkan dengan bahasa verbal, sebab melihat sesuatu yang bersifat rupa

Page 12: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

3

telah ada sebelum lahir kata-kata ketentuan bahasa rupa diperlihatkan dengan

jelas oleh manusia prasejarah sebagaimana pendapat Clarie Holt mengatakan

bahwa garis-garis yang mengayun pada dinding gua, bagaikan kata-kata yang

disusun dalam satu hubungan tematik yang jelas.2

Begitu juga dengan seni drama teater yang memadukan bahasa rupa

(non verbal) dan bahasa Verbal. Kesenian drama menjadi media yang paling

mudah dan mulus berkaitan dengan seni sebagai media komunikasi dalam

penyampaian kritik sosial. Sebuah permasalahan yang muncul disebabkan

karena kepentingan sosial yang berbeda dari setiap golongan (maksud

golongan disini adalah para pejabat politik), keadaan sosial politik yang sangat

tidak karuan di Indonesia dewasa ini menyebabkan sebuah kekhawatiran

masyarakat terhadap keberlangsungan hidup, keamanan dan rasa percaya

terhadap pemimpin kelak dikemudian hari. Dari sekian banyaknya golongan

kepentingan memberikan sebuah penafsiran tentang keadilan yang relative dan

bersifat subyektif.

Uraian tersebut yang kemudian menimbulkan protes keras atau kritik,

mengkritik ketidak benaraan dalam masyarakat. Kritik dapat dilakukan oleh

siapa saja, kritik bisa dilakukan oleh para ilmuan, baik ilmuan bidang sosial,

poltik, ekonomi, agama, serta dibidang pendidikan. Namun, kritik tidak

melulu dilakukan oleh para ilmuan dapat pula dilakukan oleh ahli seni atau

sering disebut juga seniman. Istilah kritik, memiliki arti harfiah yang dapat

diperoleh melalui kamus bahasa Indonesia adalah kecaman atau tanggapan

yang sering disertai oleh argumentasi baik maupun buruk tentang suatu karya,

2 Claire Holt, Art in Indonesia, Ithaca, (New York: Cornell University, Press, 1967), h. 6.

Page 13: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

4

pendapat, situasi maupun tindakan seorang kelompok.3 Istilah sosial sering

dikaitkan dengan hal-hal yang berhubungan dengan manusia dalam

masyarakat, seperti kehidupan kaum miskin di kota, kehidupan kaum berada,

kehidupan kaum nelayan dan seterusnya.4

Kritik sosial adalah salah satu bentuk komunikasi dalam masyarakat

yang bertujuan atau berfungsi sebagai control terhadap jalannya sebuah sistem

sosial atau proses bermasyarakat.5 Menurut Susetiawan kritik sosial itu ada

karena ketimpangan sosial, kebijakan pemerintah yang tidak merakyat,

korupsi, dan berbagai konflik yang lain di masyarakat. Konflik dan kritik

sosial tidak perlu dipahami sebagai tindakan yang akan membuat proses

disintregasi, tetapi dapat memberi kontribusi terhadap harmonisasi sosial.

Harmoni sosial maksudnya terdapat keseimbangan kepentingan di masyarakat

walaupun esensinya beda.6

Kesenian dalam hal ini menangkap sebuah fenomena yang nampaknya

masyarakat sudah bosan dan jenuh untuk menghadapinya, sikap skeptisme

yang semakin menjalar membuat para seniman memikirkan sebuah gerakan

untuk paling tidak membuka wawasan mereka dari hal yang sebenarnya patut

kita perjuangkan dan dari hal yang tidak menyenangkan yang seharusnya kita

lawan, berkaitan dengan kritik sosial yang disampaikan pada pertunjukan

drama seni teater oleh sanggar Teater Koma yang berdiri sejak 1 maret 1977

3 Susetiawan, “Harmoni, Stabilitas Politik, dan Kritik Sosial”. (Yoyakarta 1997, UII

Press), h. 4. 4 Bambang Rudiyanto, Pranata Sosial, Dosen Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Andalas, Padang; Dosen Sekolah Bisnis Manajemen Institut Teknologi

Bandung. 5 Akhmad Zaini Akbar, Kritik Sosial, Pers dan Politik Indonesia, (Yogyakarta 1997: UII

Press 1999), cet. 2, h. 47. 6 Susetiawan, “Harmoni, Stabilisasi Politik dan Kritik Sosial”. (Yogyakarta 1997, UII

Press), h. 27.

Page 14: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

5

telah konsisten menampilkan banyak pertunjukan seni drama yang bertemakan

kritik sosial. Kelompok teater yang independen dan bekerja lewat berbagai

pentas yang mengkritisi situasi sosial politik di tanah air pernah harus

menghadapi pelarangan pentas serta pencekalan dari pihak berwenang. Namun

kelompok teater tersebut senantiasa berupaya bersikap opitmis. Berharap

teater ini berkembang dengan sehat, bebas dari interes politik praktis dan

menjadi tontonan yang dibutuhkan berbagai kalangan masyarakat.

Peran kesenian drama teater dalam kehidupan sosial dan politik sangat

berpengaruh. Bukan hanya sebagai pengawas melainkan sebagai media

penyadaran masyarakat terhadap penyimpangan dan ketimpangan yang di

tanah air ini. Dengan kata lain kesenian bisa menjadi pihak yang aktif dalam

membantu proses perbaikan tatanan sosial dengan berbagai nilai positif yang

terkandung disetiap pementasan dan pertunjukannya. Artinya masyarakat

dapat mendapatkan media yang baik untuk menerima kritik yang sifatnya

menghibur. Teater juga dapat diyakini sebagai salah satu jalan menuju

keseimbangan batin dan jembatan bagi terciptanya kebahagiaan manusiawi

yang jujur. Bercermin lewat teater yang diyakini pula sebagai salah satu cara

untuk mengasah daya akal sehat, daya budi dan hati nurani.

Permasalahann yang diangakat oleh kelompok seni drama Teater

Koma dalam judul “Deonstran” karya N. Riantiarno ini menjadi sangat

menarik untuk diteliti karena persoalan tersebut telah menjadi rahasia umum

yang diketahui oleh mayarakat, juga beberapa peristiwa yang digambarkan

kembali dalam pementasan tersebut. Seperti yang telah diketahui oleh ribuan

warga Indonesia terhadap kinerja para aparatur pemerintahan. Dari

Page 15: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

6

penanganan kasus korupsi yang pemberitaannya kian marak karna kebanyakan

tersangkanya adalah para pejabat pemerintahan, konspirasi yang dilakukan

oleh para golongan dan partai politik yang menghalalkan segala cara demi

tercapainya kepentingan juga pemberdayaan dan kesejahteraan sosial yang

tidak merata.

Dalam memandang persoalan tersebut tentunya tidak bisa hanya dilhat

dari satu aspek, oleh karena itu peneliti dalam skripsi ini akan memaparkan

tinjauan tentang kritik sosial yang dilihat dari berbagai macam aspek guna

memberikan pengetahuan tentang permasalahan yg sebenarnya sedang

dihadapi di tanah air ini tidak hanya membahas peristiwa atau kehidupan di

lingkungan sekitar yang dikemas dalam bentuk kesenian yang sarat akan nilai-

nilai moral, pendidikan dan kemanusiaan atau human interest. Sehingga para

penonton atau audience dalam pertunjukan tersebut tidak terkesan jenuh.

Dalam memahami penyampaian pesan juga akan terasa lebih ringan dengan

bahasa yang sederhana namun penuh makna.

Penelitian mengenai naskah yang di dalamnya terdapat kritikan

terhadap kasus serta peristiwa yang ada di tanah air ini menjadi penting karna

naskah ini memiliki nilai sosial yang tinggi. Isi dari naskah ini memiliki

kedekatan (proximity) yang tinggi terhadap keberlangsungan masyarakat

dalam menanggapi berbagai peristiwa yang belakangan terjadi dalam

kaitannya dengan sosial dan juga politik. Naskah dan pertunjukan ini juga

dapat berpengaruh terhadap pola pikir masyarakat dalam menentukan pilhan

tahun Pemilu 2014 karna pementasan ini berlangsung pada 1-15 Maret

berdekatan satu bulan sebelum pemilihan umum legislatif pada 9 April 2014.

Page 16: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

7

Berangkat dari latar belakan diatas, perlu kiranya dilakukan penelitian

lebih mendalam pada aspek cerita pertunjukan ini, guna memahami pesan apa

yang sebenarnya hendak disampaikan melalui sekenario yang ditulis. Dengan

pendekatan wacana Teun A. Van djik sebagai mata pisau, serta untuk

memeberikan apresiasi terhadap karya seorang pekerja seni yang tentunya

memiliki ideologi dan pemikiran tertentu dalam memandang realitas

kehidupan. Kemudian dijadikan sebagai isu untuk ditonjolkan kepada

masyarakat. Penelitian diberi judul “Kritik Kepemimpinan dan Perubahan

Sosial Pada Naskah Demonstran Karya N.Riantiarno (Studi Analisis

WAcana Kritis)” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui wacana dan

nilai-nilai yang dibangun pada pementasan tersebut untuk menyampaikan

sebuah kritik pada kasus dan konflik yang terjadi di Tanah Air dewasa ini.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatsan Masalah

Merujuk pada latar belakang yang peneliti telah paparkan

sebelumnya, maka dalam hal ini dibuat pembatasan masalah. Untuk lebih

memfokuskan penulisan penelitian ini dibatasi hanya pada seputar naskah

pementasan teataer yang berjudul “Demonstran”.

2. Perumusan Masalah

Untuk mengetahui permasalahan yang akan diteliti, maka peneliti

akan merumuskan beberapa masalah sebagai berikut:

a. Bagaimana kontruksi wacana pada level teks pada naskah teater

Demonstran?

Page 17: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

8

b. Bagaimana konteks sosial, dan kognisis sosial yang dibangun dalam

penyampaian kritik sosial pada naskah teater Demonstran?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk meneliti dan mengetahui kritik sosial yang dibangun pada

naskah teater Demonstran.

b. Untuk meneliti dan mengetahui kognisi serta konteks sosial yang

melatarbelakangi keluarnya wacana dalam naskah teater Demonstran.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

a. Manfaat akademis

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memperkaya

wawasan dalam penelitian tekstual, khususnya dalam menggunakan

metode analisis wacana. Juga dapat memberikan gambaran kepada

siapa saja yang akan melakukan penelitian seputar naskah teater. Serta

dapat mempermudah dan membantu mahasiswa dalam melakukan

penelitian menggunakan analisis wacana.

b. Manfaat praktis

Kajian tentang kausa bahasa ini diharapkan dapat memberi

kontribusi positif dalam penelitian yang berkaitan dalam bidang seni.

Juga penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan untuk

memperkaya wawasan bagi para praktisi seni pertunjukan.

Page 18: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

9

D. Tinjauan Pustaka

Beberapa skripsi mahasiswa/I yang mengangkat dan menggunakan

metode wacana dantaranya:

Analisis Wacana Pemberitaan Harian Republika Tentang

Makanan CAlon Haji Berformalin Karya Yusuf Gandang Pamuncak,

Analisis Wacana Teun Van Djik Berita Tentang Calon Presiden RI

2009 Partai Keadilan Sejahtera di Harian Republika karya Mochamad

Arifin, Analisis Wacana Citra Perempuan Dalam Tabloid Nova Edisi

Khusus Kecantikan Tanggal 21-27 november 2011 karya Tiara

Mustika. Dari ketiga judul skripsi tersebut memiliki focus penelitian

terhadap telaah pemberitaan metode analisis yang digunakan adalah

metode analisis wacana Teun A. van Djik. Dari ketiga skrisi tersebut

memiliki perbedaan dengan skripsi peneliti yaitu dari segi kasus yang

diteliti, dan media yang menjadi objek penelitiannya.

E. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode penelitian tentang naskah teater Demonstran dari teater

koma karya N. Riantiarno ini menggunakan metode penelitian kualitatif

deskripstif dengan metode analisis wacana Teun A. van Djik. Peneliti

menganalisis teks drama Demosntran karya N. Riantiarno lalu

menyimpulkan hasil dari temuan analisis tersebut. Hasil penelitian ini

bersifat deskriptif. Dalam mengamati kasus dari berbagai sumber data

yang digunakan untuk menelti, menguraikan, dan menjelaskan secara

komperhensif, berbagai aspek individu, kelompok suatu program atau

peristiwa secara sistematis.7 Dengan menggunakan metode kualitatif

7 Rachmat Kiryanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi. (Jakarta: 2007), Cet. Ke. 2, h. 102

Page 19: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

10

deskriptif peneliti berusaha melukiskan secara sistematis fakta atau

karakteristik bidang tertentu secara faktual dan cermat.8

Ciri lain dalam metode analisis kualitatif deskriptif adalah titik

berat pada observasi dan suasana alamiah (natural setting). Peneliti

bertindak sebagai pengamat. Peneliti hanya membuat kategori pelaku,

mengamati gejala dan mencatatnya dalam buku observasinya. Hasil

penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu memberikan gambaran tentang

bagaimana naskah teater Demonstran karya N. Riantiarno mengkonstruksi

permsalahan dan kritik sosial. Analisis wacana tidak cukup hanya

didasarkan pada analisis teks semata, karena teks hanya hasil daru suatu

praktek yang harus diamati.9 Analisis wacana merupakan salah satu

alternatif dari analisis isi selain kuantitatif yang dominan dan banyak

dipakai. Jika analisis kuantitatif lebih memfokuskan pada sisi komunikasi

yang tampak (tersurat/manifest/nyata). Sedangkan untuk menjelaskan hal-

hal yang tersirat (latent), misalnya ideologi apa yang ada di balik suatu

berita, maka dilakukan riset analisis isi kualitatif. Dalam perkembangan

Ilmu Komunikasi, metode analisis kualitatif berkembang menjadi

beberapa varian metode, analisis wacana salah satunya disamping analisis

framing dan semiotic.10

Pretense analisis wacana adalah pada muatan,

nuansa dan makna latent (tersembunyi) dalam teks media.11

Wacana oleh Van Djik digambarkan mempunyai tiga dimensi/

bangunan: teks, kognisi sosial dan konteks sosial. Inti analisis Van Djik

8 Jalaludin Rachmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya, 2005), h. 22. 9 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media ( Yogyakarta: Lkis, 2001 ),

10 Rachmat Kiryanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi. (Jakarta: 2007), Cet. Ke. 2, h. 62

11 Alex Sobur, Analisis Teks Media. (Bandung: Rosadakarya. 2004), Cet. Ke. 4, h. 70

Page 20: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

11

adalah menggabungkan ketiga dimensi wacana tersebut kedalam satu

kesatuan analisis. Dalam dimensi teks, yang diteliti adalah bagaimana

struktur teks dan bagaimana strategi wacana yang dipakai untuk

menegaskan suatu tema tertentu. Pada level kognisi sosial, dipelajari

prosoes produksi naskah yang melibatkan kognisi individu dan pembuat

naskah. Sedangkan aspek ketiga menjelaskan dan memepelajari bangunan

wacana yang berkembang dimasyarakat akan suatu masalah, dalam

penelitian ini tentu saja berkenaan dengan sebuah kritik sosial dan

kaitannya dengan perubahan yg sekarang ini marak diperbincangkan.

Analisis Van Djik disini menggabungkan analisis tekstual yang

memusatkan perhatian selalu kepada teks.

2. Subjek dan Objek Penelitian

Untuk melakukan penelitian ini, yang menjadai subjek penelitian

adalah kritik sosial dalam pementasan drama. Objek yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah “Naskah Drama yang Berjudul Demonstran Karya N.

Riantiarno”. Peneliti memilih naskah tersebut karena menilai bahwa ada

relevansi dan tujuan yang dimaksud terhadap realitas kehidupan sosial dan

politik di Indonesia.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan teknik atau cara-cara yang

digunakan peneliti untuk mengumpulkan data. Pada riset kualitatif ini

yang peneliti pakai adalah observasi teks dan dokumentasi. Penelitian ini

Page 21: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

12

dengan sengaja memilih forman (atau dokumen atau bahan-bahan visual

lain) yang dapat memeberikan jawaban terbaik pertanyaan penelitian.12

a. Obesrvasi Teks

Analisis wacana lebih menekankan pada pemaknaan teks dari

pada penjumblahan unit kategori, dasar dari analisis wacana adalah

interpretasi, karena analisis wacana merupakan bagian dari metode

interpretative yang mengandalkan penafsiran peneliti, setiap teks pda

dasarnya dapat dimaknai berbeda, dan ditafsirkan secara beragam.13

Dalam hal ini peneliti mengamati dan memeperhatikan secara

menyeluruh dengan disesuaikan pada kerangka analisis wacana yang

dikemukakan oleh Teun Van Djik.

b. Dokumentasi

Peneliti mengumpulkan dan mempelajari data melalui literature

dan sumber bacaan, seperti buku-buku yang relevan dengan masalah

yang dibahas dan mendukung penelitian. Prosedur dokumentasi ini

dilakukan karena merupakan sumber yang stabil, dan sangat berguna

untuk penguatan terhadap bahan penelitian.

4. Pengolahan Data

Dalam pengolahan data peneliti menggabungkan hasil melalui

pengumpulan data kemudian diolah melalui kajian analisis wacana Teun

Van Djik. Dalam penelitian ini mata pisau yang diangkat adalah metode

analisis wacana, model ini kerap disebut kognisi sosial, istilah ini

12

John W. Creswell, Desain Penelitian: Pendekatan kualitatif dan Kuantitatif, (Jakarta:

KIK Press, 2003) h. 143 13

Sobur, Alex, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Semiotik

dan Framing (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), cet. Ke. 4, h. 11

Page 22: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

13

sebenarnya diadopsi dari pendekatan psikologis sosial, terutama untuk

menjelaskan struktur dan terbentuknya teks.

Berikut prosedur pengolahan data yang akan dilakukan ole peneliti:

a. Pengamatan Struktur Makro

Untuk analisis data teks dalam mengamati struktur makro,

peneliti memecah tulisan tersebut menjadi makrostruktur sesuai

dengan urutan paragraf. Setelah menemukan makrostruktur tingkat

pertama yang merupakan tema per paragraf, peneliti mereduksi untuk

mendapatkan makrostruktur dengan tingkatan yang lebih tinggi yaitu

makrostruktur tingkat kedua. Pengeliminasian terakhir menjadikan

makrostruktur tingkat ketiga merupakan tema dari berita tersebut.

b. Pengamatan Struktur Mikro

Untuk analisis data teks dalam mengamati superstruktur dan

struktur mikro, peneliti memberikan nomor pada tiap lima barisnya hal

ini diperuntukan agar mempermudah pencarian kalimat atau tulisan

yang dimaksud. Setelah itu peneliti meneliti elemen skema untuk

mengamati superstruktur serta meneliti elemen latar, detail maksud,

bentuk kalimat, koherensi, leksikon, dan grafis untuk mengamati

struktr mikro.

c. Analisis Kognisis Sosial

Untuk analisis kognisi sosial peneliti melakukan observasi

dokumen terkait untuk mengetahui latar belakang dan wawasan

penulis naskah dalam menyampaian pesan. Setelah itu diolah untuk

mengetahui kognisi pembuat berita.

Page 23: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

14

d. Analisis Konteks Sosial

Untuk analisis konteks sosial peneliti menelusuri literature

yang berkembang dimasyarakat mengenai keadaan sosial politik di

Indonesia. Setelah itu diolah untuk mengetahui wawasan khalayak

tentang kritik sosial yang telah disampaikan.

5. Analisis Data

Melihat pengkonstruksian yang dilakukan di dalam naskah

“Demonstran” mengenai kritik sosial, peneliti menggunakan metode

analisis wacana Teun A. Van Djik. Wacana oleh Van Djik digambarkan

mempunyai dimensi/bangunan: teks, kognisis sosial, dan konteks sosial.

Inti analisis Van Djik adalah mengabungkan ketiga dimensi wacana

tersebut kedalam satu kesatuan analisis. Dalam dimensi teks, yang akan

diteliti adalah bagaimana struktur teks dan strategi wacana yang dipakai

untuk menegasakan suatu tema tertentu. Pada level kognisi sosial

depelajari proses produksi teks berita yang melibatkan kognisi individu

dan wartawan. Sedangkan aspek ketiga mempelajari bangunan wacana

yang berkembang dalm masyarakat akan suatu masalah.14

Pada penelitian ini, peneliti mencoba mengemukakan tentang

pesan dari pertunjukan teater yang bertemakan kriik sosial yaitu

“Demonstran” yang diproduksi pada tahun 2013-2014 dan dipentaskan

pada tanggal 1-15 Maret 2014. Untuk melihat pesan tersebut, peneliti

mencoba menganalisa unsur dari pertunjukan tersebut yaitu melalui narasi

(sekenario/naskah) yaitu dengan menganalisis teks sekenario pertunjukan

14

Eriyanto, Op. Cit., Analisis Wacana Pengantar Teks Media, h. 4.

Page 24: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

15

teater “Demostran” melalui teks tersebut akan diketahui pesan yang

terkandung dalam pertunjukan tater tersebut. Selanjutnya, penelitian ini

akan menggunakan beberapa referensi dan sumber-sumber yang terkait

dengan penelitian, yang akan mendukung penelitian ini.

Analisis data teks yang dikemukakan Van Djik dapat digambarkan

sebagai berikut:

Tabel 1.1

Struktur/Elemen Wacana Model Van Djik

Struktur Wacana Hal yang Diamati Elemen

Struktur Makro Tematik (apa yang dikatakan) Topik

Seperstruktur Skematik (bagaimana pendapat

disususn dan dirangkai)

Skema

Strukur Mikro Semantik (makna yang ingin

ditekankan dakm teks berita)

Latar, Detail, Maksud,

Pra-anggapan,

Nominalisasi.

Sruktur Mikro Sintaksis (bagaimana pendapat

disamaikan)

Bentuk Kalimat,

Koherensi, Kata ganti.

Struktur Mikro Stilistik (pilihan kata apa yang

dipakai)

Leksikon

Struktur Mikro Retoris (bagaimana dan

dengan cara apa penekanan

dilakukan)

Grafis, Metafora,

Ekspresi

Peneliti juga menganalisis data untuk mendapatkan konteks sosial.

Hal ini dilakuakn agar peneliti mengetahui wawasan yang berkembang di

masyarakat, wacana yang diyakini oleh masyarakat, serta pengetahuan

masyarakat tentang sebuah kritik sosial. Konteks sosial memperlihatkan

bagaimana teks itu dihubungkan lebih jauh dengan struktur sosial.

Page 25: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

16

F. Sistematika Penulisan

Penelitian yang akan dibahas terdiri dari lima bab dan masing-masing

bab terdiri dari sub bab, yakni :

BAB I PENDAHULUAN membahas tentang latar belakang

masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodelogi

penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI membahas pada ruang lingkup

krangka teori yang akan membangun struktur wacana terhadap objek

penelitian. Berdasarkan kerangka teori dalam bab ini, maka terdapat beberapa

poin pembahasan yaitu: pembahasan mengenai analisis wacana serta ruang

lingkupnya dan yang paling utama adalah pendalaman teori-teori wacana

model Teun A. Van Djik.

BAB III GAMBARAN UMUM PROFIL Teater Koma membahas

sekilas tentang biografi sanggar Teater Koma, hasil karya Teater Koma, dan

sekilas tentang naskah “Demonstran”.

BAB IV ANALISIS PENELITIAN membahas hasil penelitian yang

berisi tentang analisis lirik sekenario/naskah “Demonstran” karya N.

Riantiarno yang dibawakan oleh Teater Koma.

BAB V PENUTUP membahas kesimpulan dan saran-saran.

Page 26: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

17

BAB II

KERANGKA TEORI

A. Drama Secara Umum

1. Pengertian Drama

Setiap orang tentu mengenal drama. Drama merupakan proyeksi

kehidupan manusia yang ditampilkan dalam bentuk pementasan. Sebagai

interpretasi kehidupan, drama erat hubungannya dengat berita yang terjadi

di kehidupan nyata masyarakat. Drama juga disebut sebagai potret

kehidupan, baik potret suka duka, pahit manis, maupun hitam putih

kehidupan manusia. Dewasa ini, drama mengalami banyak perkembangan.

Berbagai jenis drama banyak dipentaskan. Baik di lingkungan sekolah,

maupun di lingkungan masyarakat. Pentas drama semakin berkembang

setelah drama dijadikan sebagai salah satu tujuan pembelajaran.1 Juga

sebagai media penyampaian kritik sosial.

Drama, begitulah orang mengenalnya untuk pertama kali. Di

Indonesia drama ini mempunyai istilah tersendiri yang kita kenal dengan

kata sandiwara.2 Drama ialah kesenian yang bersifat nyata untuk dilihat,

didengar dan dimengerti akan motifasi yang dituju, apa yang

diketengahkan seni drama tidak jauh beda dengan kejadian disekeliling

kita, ada adegan lucu sedih juga ketegangan yang mencekam.3 Kata drama

berasal dari bahasa yunani “draomai” yang berarti berbuat, berlaku,

bertindak, dan beraksi. Drama juga berarti perbuatan. Ada orang yang

1 Bintang Angkasa Putra, Drama Teori dan Pementasan, (Yogyakarta: PT Intan Sejati,

2012) 2 Adhy Asmara dr, Apresiasi Drama, (Yogyakarta: Nur Cahya, 1979)

3 Djoddy M, Mengenal Permainan Seni Drama, (Surabaya: Arena Ilmu)

Page 27: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

18

menganggap drama sebagai lakon yang menyedihkan, mengerikan

sehingga dapat diartikan sebagai sandiwara tragedi.4

Namun Djoddy M dalam bukunya yang berjudul Mengenal

Permainan Seni Drama beranggapan lain, dia mendefinisikan darama itu

sendiri melalui sejarah, yaitu DROOMMA yang berarti lingkaran atau

tempat untuk berkumpul hal demikian mengingatkan kita pada cara-cara

kuno dalam hal pendidikan budi pekerti dari seorang GURU (Pendeta,

Filsuf, Satria) untuk menerima ajaran kehidupan.5 Sedangkan drama dalam

buku Dramaturgi memiliki tiga pengertian.

Pertama, drama adalah kwualitet komunikasi, situasi aksi (segala

apa yang terlihat dalam pentas) yang menimbulkan perhatian, rasa kagum

dan ketegangan pada pendengar/penonton. Kedua, menurut Moulton

drama adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak (life presented in

action). Maka dalm drama itu kita melihat kehidupan manusia

diekspresikan secara langsung dimuka kita sendiri. Dalam kutipan

Branden Mathews “konflik dari sifat manusia merupakan sumber pokok

dari drama”, Ferdinand Brundtierre ”drama haruslah melahirkan kehendak

manusia dengan aksi”, dan Balthazar Verhagen “drama adalah kesenian

melukis sifat dan sikap manusia dengan gerak”. Ketiga, drama adalah

cerita konflik manusia dalam bentuk dialog, yang diproyeksi dalam bentuk

pementasan dengan menggunakan percakapan dan aksi di hadapan

penonton (audience).6

4 Ma’ruf Ch, DramaTurgi dan Dasar Phantomim, (Ponorogo: Teater Islam Darusalam,

cet-1 1986) 5 Djoddy M, Mengenal Permainan Seni Drama, (Surabaya: Arena Ilmu), h. 13.

6 Ma’ruf Ch, DramaTurgi dan Dasar Phantomim, (Ponorogo: Teater Islam Darusalam,

cet-1 1986), h. 3-4.

Page 28: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

19

Demikian pula menurut Ki Hajar Dewantara. Definisi secara bahasa,

sandiwara (drama) adalah pengajaran yang dilakukan dengan perlambangan.

Sandiwara sebagai pengganti kata ‘toneel” dan ‘toneel’ sebagai pengganti kata

‘drama’. Sebenarnya kata sandiwara lebih kena daripada kata toneel (bahasa

belanda). Yang artinya tidak lain adalah pertunjukan. Kata sandiwara

mengalami kemerosotan, bahkan kata tersebut menimbulkan rasa hina atau

ejekan. Karena seringkali terdapat hal-hal yang kurang baik. Seperti contoh

kata seorang guru atau seorang bapak kepada anaknya. “jangan main

sandiwara kamu!”.7 Maka dari itu pemilihan kata lebih cenderung kepada

drama untuk merepresentasikan sebuah seni aksi (akting).

Menurut asal kata dan istilah-istilah yang sering kita ketahui dari

drama, beberapa pengertian bisa kita dapatkan.8

a. Drama, drama berarti gerak. Atau dalam baha Inggris lebih lanjut kata

drama ini sebagai action atau a thing done. Arti lain dari drama ini adalah

suatu konflik sikap dan sifat manusia dalam bentuk dialog yang

diproyeksikan pada pentas dengan menggunakan percakapan dan gerak.

b. Sandiwara, istilah kata ini terbentuk dari kata sandhi (rahasia) dan warah

(ajaran) yang diambil dari bahasa jawa. Jadi sandiwara adalah suatu

pengajaran yang diberikan secara rahasia atau perlambangan karena

disampaikan secara tidak langsung lewat sebuah bentuk tontonan.

c. Tonil, toneel berasal dari bahasa belanda yang mempunyai arti

pertunjukan. Istilah ini mulai dikenal di negara kita pada masa penjajahan

sekitar sebelum perang dunia ke II. Tapi pada akhirnya banyak orang yang

7 Ma’ruf Ch, DramaTurgi dan Dasar Phantomim, (Ponorogo: Teater Islam Darusalam,

cet-1 1986), h. 5 8 Adhy Asmara dr, Apresiasi Drama, (Yogyakarta: Nur Cahya, 1979)

Page 29: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

20

men-sinonimkan dengan komidi, terutama pada bentuk komidi bangsawan

dan komidi stambul.

d. Komidi, pada saat itu orang mengatakan komidi selalu identik dengan

komidi stambul, yaitu suatu bentuk drama yang kebanyakan ceritanya

diangkat dari Negara-negara Istambul (bekas ibu negara Turki) dalam

setiap pertunjukannya. Jika komidi bangsawan adalah komidi yang hanya

disajikan dan dipertunjukan untuk kaum bangsawan, karena di dalamnya

ada cerminan kemewahan yang menyolok.

e. Lakon, istilah drama yang berasal dari bahasa jawa ini, memiliki arti

perjalanan cerita (biasanya dikenakan dalam pementasan wayanag). Di

Indonesia sendiri istilah ini tidak begitu terkenal. Hanya dipakai pada

beberapa tempat saja seperti di Bali, Jawa, dan Madura.

f. Teater, berasal dari bahasa yunani yaitu Theraton. Yang diturunkan dari

kata theaomai yang artinya ta’jub melihat atau memandang. Tapi pada

akhirnya kini teater itu sendiri kemudian mewakili tiga pengertian. Yaitu:

1) Sebagai gedung tempat pertunjukan, panggung yaitu sejak jaman

Thucydides (471-395) dan Plato (428-348). Jelasnya disini teater

sebagai gedung tempat pertunjukan dimana sandiwara (drama)

diadakan.

2) Sebagai publik atau auditorium. Pengertian ini dikenal pada jaman

Herodotus (490/480-224).

3) Sebagai suatu bentuk karangan tonil.

Dalam arti kata yg luas, teater adalah segala macam jenis tontonan

yang dipertunjukan dihadapan orang banyak. Misalnya wayang orang,

Page 30: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

21

ketoprak, ludruk, srandul, membai, randai, mayong, arja, rangda, reog, lenong,

topeng, dagelan, pantommim, tari, sulapan, akrobatik dan sebagainya. Dalam

arti kata sempit, drama ialah kisah hidup dan kehidupan manusia yang

diceritakan, diproyeksikan diatas pentas. Disajikan dengan media percakapan,

gerak dan laku, dengan atau tanpa dekor dan didasari pada naskah tertulis

(sebagai hasil sastra) atau secara lisan, improvisasi dengan atau tanpa musik,

nyanyian maupun tarian.9

Dari beberapa definisi mengenai drama dan beberapa istilah yang

melatarbelakangi gambaran umum sebuah drama. Peneliti menarik

kesimpulan bahwa drama, adalah seni gabungan dari seni gerak, tari, dan aksi

disajikan dalam satu pementasan disaksikan oleh orang banyak yang latar

ceritanya berasal dari dinamika kehidupan manusia. Disampaikan bisa melalui

kelompok (kwalitet) ataupun perorangan (monologue).

2. Jenis Drama

Drama di Indonesia mengalami beberapa tahap perkembangan, mulai

dari jenis drama tradisional, drama klasik, drama transisi, dan drama modern.

Selain itu, drama dibagi menjadi beberapa jenis. Pembagian drama tersebut

berdasarkan tiga keriteria, yaitu berdasarkan penyajian lakon, berdasarkan

sarana pertunjukan, dan berdasarkan keberadaan naskah.10

a. Jenis drama berdasarkan jenis penyajian lakon.

Berdasarkan jenis penyajian lakon drama dapat dibedakan menjadi

delapan jenis bagian, yaitu:

9 Adhy Asmara dr, Apresiasi Drama, (Yogyakarta: Nur Cahya, 1979) h. 10-12

10 Bintang Angkasa Putra, Drama Teori dan Pementasan, (Yogyakarta: PT Intan Sejati,

2012)

Page 31: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

22

1) Tragedi

Tragedi atau duka, merupakan drama yang menceritakan kisah

yang penuh kesedihan. Tragedi disebut juga dengan drama duka.

Pelaku utama dalam drama tragedi dari awal sampai akhir pertunjukan

selalui menemui kegagalan dalam memperjuangkan nasibnya. Drama

tragedi diakhiri dengan kedudukan yang mendalam atas apa yang

menimpa pelakunya (sad ending). Saat menonton drama tragedi

penonton seolah-olah ikut menanggung derita yang dialami pelaku

utamanya. Oleh karena itu penonton seringkali merasa sedih. Bahkan

ikut menangis ketika menyaksikan drama tragedi.

2) Komedi

Komedi disebut juga dengan drama sukacita. Komedi

merupakan drama ringan yang sifatnya menghibur. Dalam cerita drama

komedi terdapat dialog kocak yang bersifat menyindir dan bisaanya

berakhir dengan kebahagiaan (happy ending). Sebagian orang

mengatakan bahwa komedi adalah drama gelak. Meskipun memiliki

unsur tawa, drama komedi tetap mempertahankan nilai-nilai dramatik,

seperti setting, alur, konflik, dan lakon. Kelucuan drama komedi sering

mengandung sindiran dan kritik kepada anggota masayarakat tertentu

secara tersirat. Namun drama komedi yang sama dapat dinilai berbeda

oleh beberapa penonton. Penonton yang satu dapat mengatakan drama

komedi tersebut lucu. Sebaliknya, penonton lain mengatakan drama

komedi tersebut tidak lucu.

Page 32: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

23

3) Tragekomedi

Tragekomedi adalah perpaduan antara drama komedi dan

komedi. Isi drama tragekomedi berisi dengan penuh kesedihan, tetapi

juga mengandung hal-hal yang menggelitik dan menimbulkan tawa.

Suasana suka dan duka bergantian mengiringi drama tragekomedi. Saat

menonton drama tragekomedi penonton dapan merasakan kesedihan

dan kegembiraan yang mendalam. Contoh tragekomedi yaitu, “Api”

karya Usmar Ismail, “Opera Kecoa” karya N.Riantiarno, dan “Saija

dan Adinda” karya Max Havelaar/Multatuli.

4) Melodrama

Melodrama merupakan drama yang menampilkan lakon tokoh

sentimental, mendebarkan hati, dan menghacurkan. Cerita-cerita dalam

melodrama terkesan berlebihan sehingga kurang meyakinkan

penonton. Selain itu, penampulan alur dan penokohan dalam

melodrama kurang dipertimbangkan secara cermat. Tokoh-tokoh

dalam melodrama umumnya merupakan tokoh hitam putih atau

stereotip. Maksudnya adalah jika dalam melodrama ada seorang tokoh

jahat (hitam), tokoh tersebut seluruhnya digambarkan selalu bersifat

buruk. Begitu juga sebaliknya, tokoh baik (putih) merupakan tokoh

pujaan yang selalu luput dari kesalahan luput dari kekurangan dan

seluruh sifat buruk manusia.

5) Dagelan (farce)

Dagelan merupakan jenis drama yang memiliki lakon lucu.

Dagelan bersifat entertain sehingga tujuan utamanya yaitu menghibur.

Page 33: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

24

Dagelan sering disebut komedi murahan karena isi dagelan ringan,

kasar, dan cenderung vulgar. Jika melodrama dihubungkan dengan

tragedi, dagelan berhubungan dengan komedi. Meskipun dapat

dikatakan hampir sama namun pada prinsipnya berbeda. Dagelan

memiliki perbedaan yang mendasar dengan komedi.

Jika dalam komedi terdapat lakon lucu tetapi tetap

mempertahankan nilai-nilai dramatik lain halnya dengan dagelanyang

alur dramatiknya bersifat longgar, mudah berubah, dan banyak timbul

improvisasi. Dalam dagelan, sekenario tidak begitu diperhatikan.

Kekuatan kata-kata dan tindakan merupakan hal utama yang

membangkitkan kelucuan.

6) Opera

Opera adalah drama yang dialognya beruopa nyanyian dengan

iringan musik. Lagu. yang dinyanyikan antara pemain satu dan pemain

yang lain berbeda. Opera lebih mementingkan nyanyian dan musik

daripada lakonnya. Salah satu contoh opera yaitu drama yang berjudul

“Yulius Caesar” (terjemahan Muh. Yasmin S.H). Ada istilah lain yang

bersifat ahmpir sama dengan opera, yaitu operet. Operet adalah drama

sejenis opera tetapi lebih pendek.

7) Tablo

Tablo merupakan jenis drama yang mengutamakan gerak. Jalan

cerita tablo dapat dimengerti melalui gerakan-gerakan yang dilakukan

para tokoh, seperti pantomime. Untuk memperkuat cerita, gerakan-

gerakan yang dilakukan tablo bisaanya diiringi bunyi-bunyian

pengiring.

Page 34: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

25

8) Sendatari

Sendatari adalah gabungan antara seni drama dan seni tari.

Rangkaian cerita dan adegannya diwujudkan dengan gerakan dalam

bentuk tarian yang diiringi musik. Sendatari tidak mengandung dialog.

Hanya saja kadang-kadang dibantu narasi singkat agar para penonton

mengetahui peristiwa yang sedang dipentaskan. Penyajian lakon

sebagian besar diangkat dari kisah klasik, seperti kisah “Mahabarata”

karya Vyasa dan “Ramayana” karya walmiki.11

b. Jenis Drama Berdasarkan Sarana Pertunjukan

Berdasarkan sarana atau alat yang digunakan untuk menyampaikan

cerita kepada penonton, drama dibagi menjadi lima, yaitu:12

1) Drama Panggung

Drama panggung dimainkan oleh para pemain panggung

pertunjukan. Penonton berada disekitar panggung dan dapat menikmati

drama secara langsung. Setiap aksi dan ekspresi pemain drama juga

dapat dilihat langsung oleh para penonton. Drama panggung didukung

oleh tata rias, tata bunyi, tata lampu dan tata dekor yang

menggambarkan isi drama yang dipentaskan.

2) Drama Radio

Drama radio merupakan jenis drama yang disiarkan di radio.

Berbeda dengan drama panggung yang dapat ditonton saat dimainkan,

drama radio tidak dapat ditonton. Drama radio dapat disiarkan secara

11

Bintang Angkasa Putra, Drama Teori dan Pementasan, (Yogyakarta: PT Intan Sejati,

2012), h. 13-15 12

Bintang Angkasa Putra, Drama Teori dan Pementasan, (Yogyakarta: PT Intan Sejati,

2012)

Page 35: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

26

langsung dan dapat direkam terlebih dahulu dan disiarkan pada waktu

yang dikehendaki. Bahkan, dapat pula disiarkan secara berulang-ulang

sesuai permintaan dan selera masyarakat. Dalam penyajiannya terdapar

beberapa hal yang perlu diperhatikan, musik pengiring dan jenis suara

sangat menentukan kualitas dan keberhasilan siaran drama karena

radio hanya dapat didengar secara auditif.

Karakter pemain juga harus dapat terdengar berbeda karena

hanya melalui suara, karakter atau tokoh dan watak pemain harus dapat

tertangkap oleh pendengarnya.

3) Drama Televisi

Drama televisi bersifat visual dan auditif. Drama televisi dapat

ditayangkan secara langsung atau direkam dahulu, kemudian

ditayangkan kapan saja sesuai dengan program acara televisi tersebut.

Kelebihannya adalah dalam hal penampilan alur cerita. Jika drama

panggung dan radio jarang menampilkan alur mundur (flash back),

drama tv akan banyak memunculkan alur mundur. Tujuannya untuk

menghidupkan lakon dan menciptakan variasi cerita.

4) Drama Film

Drama film hampir sama dengan drama tv. Jika drama tv

ditampilkan di layar kaca, drama film ditampilkan menggunakan layar

lebar dan bisaanya dipertunjukan dibioskop.

5) Wayang

Ciri khas tontonan drama adalah cerita dan dialog. Oleh karena

itu, banyak anggapan yang menyatakan semua bentuk tontonan yang

Page 36: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

27

mengandung cerita disebut drama, teramasuk tontonan wayang kulit

dan wayang golek (boneka kecil) yang dimainkan oleh dalang.

Wayang banyak bercerita mengenai acaran agama maupun epos (cerita

kepahlawanan) yang mengedepankan sifat kesatriaan, keprajuritan dan

ajaran moralitas yang tinggi.

c. Jenis Drama Berdasarkan Ada atau Tidaknya Naskah

Berdasarkan ada atau tidaknya naskah, drama dibagi menjadi dua

jenis, yaitu:

1) Drama Tradisional

Drama tradisional adalah drama berkembang pada zaman

dahulu dan masih terpengaruh kuat dengan adat. Drama tradisional

sering ditampilkan dengan lakon tanpa naskah. Keberhasilan

pertunjukan sangat ditentukan oleh kepiawaian dan kreatifitas para

pemain. Semua pemain dituntut mampu memerankan lakonya dengan

baik.

2) Drama Modern

Seiring perkembangan zaman, kesenian drama semakin

berkembang hingga munculnya berbagai jenis drama modern. Drama

modern mampu mengalahkan keberadaan drama tradisional karena

struktur dan unsur drama modern lebih lengkap dari drama tradisional.

Penyajian drama modern lebih terarah dengan menampilkan tujuan

yang lebih jelas. Selain itu unsur pembanguan juga sangat

diperhatikan.

Page 37: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

28

Unsur pembangunan pementasan drama meliputi naskah,

pemain, sutradara, make up, kostum, dekor, lighting, dan tata musik.

Naskah yang berisi dialog para pemain merupakan hal utama yang

harus diperhatikan. Sebelum mengadakan pementasan, pemain wajib

menghafal dialog dan melakukan berbagai latihan (gerak ekpresi)

seperti yang tertuilis dalam nasakah. Dialog yang sudah dihafalkan

dengan disertai gerak-gerik atau akting. Tidak jarang sebelum

pementasan, para pemain diharuskan berlatih berulang-ulang hingga

benar-benar dapat memerankan tokoh yang dimainkan dengan penuh

penjiwaan.

Itulah beberapa jenis drama berdasarkan penyajian lakon, sarana

pertunjukan, dan keberaaan naskah. Selain jenis-jenis tersebut, ada beberapa

jenis drama lain. Contohnya sebagai berikut:

a. Pantomime (drama yang dilakonkan dengan gerak isyarat penganti dialog).

b. Monolog (drama yang dilakoni oleh seorang tokoh).

c. Drama Kloset (drama yang lebih enak untuk dibaca daripada dipentaskan).

d. Drama pendidikan (drama yang menyampaikan ajaran moral serta pesan

pendidikan).

e. Drama teaterikal (drama yang tujuan utmanya untuk dipentaskan).

f. Drama adat (drama yang menampulkan adat istiadat suatu daerah).

g. Drama lingkungan (drama yang lakonya sering mengajak penonton

berdialog).

h. Drama sejarah (drama yang berisi cerita sejarah).

i. Drama romantik (drama yang dialognya menggunakan bahasa puitis).

Page 38: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

29

3. Aliran Drama

Dari waktu ke waktu drama berkembang sesuai tuntutan sosial

masyarakat penikmatnya. Drama yang lahir pada tahun 1980-an tentu tentu

berbeda dengan drama masa sekarang, baik dari segi struktur, bahasa, gaya

panggung, gaya penyampaian, maupun alirannya. Setiap aliran drama tentu

mempunyai cirri. Berikut beberapa aliran drama dengan ciri masing-masing:13

a. Aliran Klasik dan Neo Klasik

Aliran klasik merupakan aliran yang tunduk pada aturan yang

bersifat konvensional. Aliran ini bersumber pada Hukum Trilogi

Aristoteles yang meliputi adanya kesatuan waktu, tempat, dan kejadian.

Jadi, sebuah drama dikatakan beraliran klasik jika ketiga unsur tersebut

terpenuhi dengan baik, bahkan mendominasi struktur lain. Contoh drama

beraliran klasik adalah Mahabarata dan Ramayana. Sejalan dengan

pengertian tersebut, di dalam buku Dramaturgi dan Dasar pantomin

menjelaskan cirri-ciri drama klasik sebagai berikut:14

1) Materi berdasarkan motif yunani/romawi: baik cerita klasik maupun

sejarah.

2) Ditulis dalam sajak berirama.

3) Akting bergaya deklamasi.

4) Laku statis, monolog sangat panjang (untuk memberi kesempatan

berdeklamasi yang berlebih-lebihan), akibatnya lakon dramatis

terlambat.

13

Bintang Angkasa Putra, Drama Teori dan Pementasan, (Yogyakarta: PT Intan Sejati,

2012) 14

Ma’ruf Ch, DramaTurgi dan Dasar Phantomim, (Ponorogo: Teater Islam Darusalam,

cet-1 1986)

Page 39: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

30

5) Tunduk kepada trilogy Aristoteles.

Aliran Neoklasik merupakan yang berkonsep sebab akibat.

Kekuasaan Tuhan sangat dominan di dalam cerita drama beraliran neo

klasik. Drama aliran ini bisaanya religius.

b. Aliran Romantisme

Cirri aliran romantisme ini critanya bersifat fantastis. Selain itu,

dalam drama beraliran romantisme terdapat anggapan bahwa nasib

seorang ditentukan oleh diri sendiri dan takdirnya. Sedangkan dalam buku

Dramaturgi dan Dasar Pantomim member penjelasan bahwa aliran ini

berkembang pada akhir abad ke 18, sukar untuk memberi penjelasan

secara umum, yang jelas drama romantik berkembang dengan klasik, tidak

mematuhi draa hukum yang tetap. Berikut ciri-ciri drama aliran

romantisme:15

1) Kebebasan bentuk.

2) Isi yang fantastis, seringkali tidak logis.

3) Materi: bunuh-membunuh, teriakan-teriakan dalam gelap, korban

pembunuhan yang hidup kembali, tokoh-tokohnya sentimental.

4) Dipentingkan keindahan bahasa.

5) Dalam penyutradaraan segi visual ditonjolkan.

6) Aktingnya bernafsu, bombastis, dan mimik yang berlebihan.

Tokoh tokoh yang mempelopri adalah, Alfred de Musset, Heinrich

Von Kleist dramanya: Prinz Fredrich vn Hamburg, Christian Dietriech

Grabbe, dramanya “Hannibal”.

15

Ma’ruf Ch, DramaTurgi dan Dasar Phantomim.

Page 40: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

31

c. Aliran Realisme

Aliran realisme menggambarkan cerita yang bersifat nyata.

Ceritanya dalam drama beraliran ini terkesan lebih mudah ditangkap

karena berhubungan dengan kejadian sehari-hari. Contoh drama beraliran

realisme, yaitu “Paman Vanya” karya Anton Checkov, “Matinya Seorang

Pedagang” karya Arthur Miller, dan “Musuh Masyarakat” karya Hendrik

Ibsen.16

Aliran realismee umumnya berusaha mencapai ilusi atas

penggambaran kenyataan. Drama realis bertujuan tidak untuk menghibur

melulu, tetapi meng Aliran mukakan problem dari suatu masa. Problem

ini bisa berasal dari luar (soal sosial) dan kontradiksi yang dialami

manusia (soal psikologis), maka dari itu drama realisme dibedakan

menjadi ada dua macam, yaitu:17

1) Realisme Sosial

Biasanya problem sosial dan psikologis saling mempengaruhi,

jarang bisa dipisahkan. Tetapi dalam drama realistis masalah sosial

dapat dipisahkan dari masalah psikologis. Ciri-cirinya sebagai berikut:

a) Peran utama biasanya rakyat jelata, petani, buruh dan pelaut.

b) Aktingnya wajar seperti yang dilihat dalam kehidupan sehari-hari.

c) Banyak memakai bahasa sehari-hari.

2) Realisme psikologis

Mengangkat alur ceritanya berdasarkan problema yang lebih

spesifik ke aspek psikologis, biasanya pergolakan batin dan

kontradiksi yang dialami manusia, ciri-cirinya sebagai berikut:

16

Bintang Angkasa Putra, Drama Teori dan Pementasan, (Yogyakarta: PT Intan Sejati,

2012) 17

Ma’ruf Ch, DramaTurgi dan Dasar Phantomim, (Ponorogo: Teater Islam Darusalam,

cet-1 1986)

Page 41: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

32

a) Lakunya bebas

b) Dalam pementasan banyak ditonjolkan sifat-sifat seseorang seperti

pejabat, dan orang tua.

c) Ceritanya banyak mengisahkan keadaan yang terjadi dan dialami

pada diri seseorang.

d. Aliran symbolisme

Drama-drama beraliran sembolisme menyajikan cerita tentang

kenyataan lain dibalik kenyataan yang tampak. Dengan kata lain

menampilkan sisi lain dari sebuah sudut pandang pementasan.

e. Aliran Ekspresionisme

Aliran ini adalah aliran drama yang menonjolakan faktor psikis

atau kejiwaan para tokoh daripada penggambaran kejadianya. Teater-teater

pada zaman masakini terdapat pada gedung-gedung yang tertutup. Tata

sinar, dekorasi dalam teaer dikembangkan dan menempati kedudukan yang

cukup penting. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:

1) Kebanyakan ceritanya berisi suatu emosi.

2) Aktingnya lebih modern dibandingkan pada masa realisme.

3) Peralatanya cukup lengkap.

4) Terapat jarak antara penonton dan pemain.

f. Aliran Naturalisme

Aliran naturalisme merupakan perkembangan dari aliran realisme.

Akan tetapi, drama beraliran ini lebih menekankan pada unsur fisik alam.

Sebagai contoh, sebuah pementasan drama mengambil setting pedesaan,

maka suasana panggung benar-benar dibuat mendekati aslinya. Drama

beralian naturalisme cenderung terkesan hidup dan tidak dibuat-buat.

Page 42: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

33

g. Aliran Eksistensialisme

Aliran eksistensialisme ini lebih menekankan pada penggambaran

tokoh sebagai individu yang bertanggung jawab atas dirinya sendiri dan

memiliki kemauan dan kebebasan.

h. Aliran Absurd

Aliran absurd berkisah tentang tidak adanya kebenaran mutlak

dalam kehidupan ini. Manusia adalah “Tuhan” bagi dirinya sendiri.

Contoh drama beraliran absurd, misalnya “Kursi-kursi” dan “Mata

Pelajar” karya Lonesco.18

B. Kritik Dan Perubahan Sosial

Krititsme seperti diungkapkan oleh Rayamond Williams “Fault

Finding” atau temuan kesalahan. Dia menemukan asal terminologi dalam

bahasa Yunani Kritos, ‘a judge’. Sebuah dugaan dari ‘fault finding’ membawa

kepada sebuah pendapat yang negatif, contohnya sesuatu yang salah bisa saja

dibenarkan dan bisa saja harus lebih baik dari yang dibenarkan. Namun

Theodor Ardono menemukan asal kata dari Yunani yang berbeda yaitu berasal

dari kata Kirno, ‘to decide’ and ‘crisis’. Sebuah kritikan adalah salah satu

penempatan dalam membuat sebuah justifikasi yang mana memutuskan

apakah sesuatu itu bagus atau tidak, yang memberi poin kepada yang bersalah

kemudian membenarkan untuk menuju hal yang lebih baik.

Kritik menyediakan sebuah sistem “checks and balance” yang

mencegah dari penyimpangan menuju kelaliman. Kritik dapat membangun

18

Bintang Angkasa Putra, Drama Teori dan Pementasan, (Yogyakarta: PT Intan Sejati,

2012) h. 22-24

Page 43: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

34

sebuah kemungkinan untuk perlawanan, yaitu membangun sebuah pandangan

dan opini. Apa yang implisit disisni dari arti kritik bukan hanya untuk

menemukan kesalahan tetapi membentuk sebuah garis perlawanan.

Tim Dant mengatakan bahwa “Kita mengkritisi apa yang kita tidak

setujui. Ketika kita tidak setuju terhadap pendapat atau tindakan orang lain

dan menanyakan ‘mengapa?’, kita sudah mengkritisi mereka”. Untuk menjadi

kritis, hal pertama yang kita lakukan adalah membangun sebuah perspektif,

sebuah pandangan atau pendapat pada seperti apa dunia ini dan bagaimana

seharusnya, termasuk bagaimana kita dan orang lain seharusnya bertindak.

Yang ke dua, memberikan sebuah alasan mengapa persepektif atau pendapat

itu tepat, dan yang ke tiga melibatkan kecakapan dalam berbicara atau

mengemukakan pandangan dan alasan mengenai yang orang lain dengar atau

baca.19

Mengkritisi menempatkan kita di dalam sebuah situasi ketertarikan

yang sangat luas dan sebuah hubungan antara ketertarikan kita pada hal

tersebut dengan persepektif yang kita gunakan ketika kita mengkritik. Objek

dari sebuah kritikan bisa saja sebuah tindakan dari individu yang lain atau bisa

dari sebuah kebisaaan banyak orang. Krikitkan juga termasuk sebuah refleksi,

sebuah kebalikan dan jawaban dari sebuah kejadian dan tindakan yang telah

terjadi. 20

Kritik lebih berkonotasi negatif. Dalam KBBI (kamus besar bahasa

Indonesia) disebutkan arti kritik sebagai kecaman atau tanggapan, kadang-

kadang disertai uaraian pertimbangan akan baik dan buruknya suatu hasil

19

Tim Dant, Critical Social Theory: Culture, society and Critique, (London: SAGE

Publication, 2003) 20

Tim Dant, Critical Social Theory: Culture, society and Critique, (London: SAGE

Publication, 2003)

Page 44: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

35

karya. Kritik juga sering dikaitkan dengan masalah sosial. Istilah sosial dalam

KBBI disebutkan dalam dua pengertian yaitu, berkenaan dengan masyarakat

dan suka memperhatikan kepentingan umum.

Sementara itu sosial memiliki arti “having to do with human beings

living together as a group in a situation that they have dealing with another”

(Webster, 1983:1723). Berdasarkan dari defenisi dua kata tersebut. Dengan

kata lain dapat dikatakan, kritik sosial adalah membandingkan serta

mengamati secara teliti dan melihat perkembangan serta secara cermat tentang

baik atau buruknya kualitas masyarakat. Adapun tindakan mengkritiki dapat

dilakukan oleh siapapun termasuk susastrawan, dan kritik sosial merupakan

suatu variable penting untuk memelihara sistem sosial dalam masyarakat.

Kritik sosial selalu berkaitan dengan sebuah perubahan, terutama pada

perubahan sosial. Seperti yang dikatakan Wilbert Moore misalnya, bahwa

perbahan sosial adalah perubahan penting dari struktur sosial. Dalam hal ini

yang dimaksud dengan struktur sosial adalah pola-pola perilaku dan interaksi

sosial21

. Dewasa ini yang melatarbelakangi perubahan sosial dapat

dipengaruhi oleh faktor sistem sosial yang kaku, ketimpangan sosial yang

mencolok, fragmentasi komunitas dan kepentingan terselubung22

.

Dalam menyampaikan sebuah kritik sosial harus dibarengi dengan

ideologi yang mumpuni untuk dapat memepengaruhi dan menimbulkan efek.

Seperti yang dikatakan Lerner “ide adalah senjata paling ampuh” dan manusia

memiliki ide baik untuk memahami maupun untuk mengendalikan kehidupan

21

Wilbert E. Moore,Order and Change; Essaysin Comparative Sociology, New York,

John Wiley & Sons, 1967 : 3 22

Robert H. Lauer, Perspektif Tentang Perubahan Sosial, (Jakarta : PT Rineka Cipta)

2001

Page 45: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

36

mereka. Terkadang ide juga dapat menjelma menjadi tukang sihir yang

menguasai diri dan menyebabkan manusia melaksanakan perintahnya23

.

Kedua hal tersebut, antara Kritik dan Perubahan adalah dua hal yang

saling berkaitan. Awal dari adanya “social changes” adalah berawal dari

sebuah kontruski kritik yang dibangun untuk mempengaruhi dan memberikan

respon terhadap penyimpangan. Dalam kaitanya antara perubahan dan kritik,

perubahan adalah wujud dari sintesis atas bertemunya tesis dan antithesis.

Seperti teori dialektik Hegel, pemikiran seperti ini sebelumnya pernah

digunakan juga oleh Socrates, filsuf kuno yang menyatakan bahwa untuk

mencari kebenaran harus melalui dialog (debat atau diskusi). Kemudian

didukung oleh sistematika teori Hegel jika Tesis dibantah oleh Antitesis,

kemudian melahirkan Sintesis baru.24

Isi tesis, antithesis dan sintesis berbeda-

beda tergantung dari sifat dan aspek-aspek kenyataan dimana pengertian ini

diterapkan. Sesuai dengan judul peneliti, dialektik yang dimaksud adalah

mengenai kritik sosial terhadap kepemimpinan dan kebijakan politik dalam

naskah Demonstran, kemudian meneliti sintesa apa yang muncul dan menjadi

makna dari perubahan.

C. Analisis Wacana

1. Pengertian Analisis Wacana

Ada beberapa macam pengertian analisi wacana yang dipahami

oleh masyarakat. Hal ini tergantung pada keilmuan yang dianut oleh

seseorang. Wacana dipakai dalam berbagai macam jenis keilmuan.

Diantaranya psikologi, sosiologi, politik, studi bahasa, sastra dan

23

Max Lener, Ideas are Weapon, New York, Viking Press. 1939 dikutip dari buku

Perspektif Perubahan Sosial. 24

Darsono, Karl Marx Ekonomi dan Aksi Politik, (Jakarta : Diadit Media) 2007

Page 46: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

37

komunikasi. Pemakaian istilah “wacana” seringkali diikuti oleh beragam

macam definisi. Dalam hal ini wacana yang digunakan adalah dilihat dari

definisi keilmuan komunikasi.25

Secara etomologi istilah wacana berasal dari bahasa Sangsekerta

wac/wak/uak yang memiliki arti kata ‘berkata’ atau ‘berucap’. Kemudian

kata tersebut mengalami perubahan menjadi wacana. Kata ‘ana’ yang

berbentuk sufiks (akhiran) yang bermakna ‘membendakan’ (nominalisasi).

Dengan demikian, kata wacana dapat dikatakan sebagai perkataan atau

tuturan.26

Namun, istilah wacana diperkenalkan dan digunakan oleh para

ahli linguistic (ahli bahasa) di Indonesia sebagai terjemahan dari istilah

bahasa Inggris, ‘discourse’. Kata discourse sendiri berasal dari bahasa

latin, discursus (lari kesana lari kemari). Kata ini diturunkan dari kata ‘dis’

(dan/dalam arah yang berbeda-beda) dan kata ‘curere’ (lari).27

Analisis wacana adalah suatu pencarian prinsip-prinsip yang

digunakan oleh komunikator dari persepektif mereka, ia tidak

memperdulikan ciri atau sifat psikologis tersembunyi atau fungsi otak,

namun terhadap problema percakapan sehari-hari yang kita kelola dan kita

pecahkan.28

Analisis wacana adalah dua kata yang memiliki arti. Menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) analisis adalah penyelidikan

terhadap suatu peristiwa, penjelasan yang telah dikaji sebaik-baiknya,

25

Eriyanto, Analisis Wacana., h. 1-3 26

Dedy Mulyana, Kajian wacana: Teori, Metode Aplikasi, dan Prinsip-Prinsip Analisis

Wacana, (Yogyakarta:Tiara Wacana, 2005), h. 3 27

Dede Oetomo, Kelahiran dan Perkembangan Analisis Wacana, (Yogyakarta:

Kanisisus, 1993), h. 3 28

Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 48-49

Page 47: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

38

penguraian suatu pokok atas berbagai bagian, serta penguraian karya sastra

atau unsur-unsurnya untuk memahami peretalia antar unsur tersebut.29

Dalam buku Eriyanto yang berjudul “Analisis Wacana Pengantar Analisis

Teks Media” menjelasakan wacana dari berbagai pendapat para tokoh.

Diantaranya bersumber dari (Roger Flower 1977) wacana adalah

komunikasi lisan atau tulisan yang dilihat dari sudut pandang kepercayaan

dan nilai.

Secara lebih sederhana wacana berarti objek atau ide yang

diperbincangkan secara terbuka kepada publik sehingga menimbulkan

pemahaman tertentu yang tersebar luas.30

Sobur merangkum pengertian

wacana dari berbagai pendapat ahli sebagai “rangkaian ujar atau rangkaian

tindak tutur yang mengungkapkan suatu hal (subjek) yang disajikan secara

teratur, sistematis, dalam satu kesatuan yang koheren, dibentuk oleh unsur

segmental maupun nonsegmental bahasa“. Lalu jika dirumuskan, analisis

wacana adalah studi tentang struktur pesan dalam komunikasi.

Marianne W. Jorgensen dan Louise J. Philips mendefinisikan cara

tertentu untuk membicarakan dan memahami dunia ini.31

J.S Badudu

dalam tulisan Eriyanto, menyebutkan definisi wacana yaitu: 1. Rentetan

kalimat yang berkaitan, yang menghubungkan proposisi yang satu dengan

proposisi lainya, membentuk satu kesatuan sehingga terbentuklah makna

yang serasi diantara kalimat-kalimat itu. 2. Kesatuan bahasa yang

terlengkap dan tertinggi atau terbesar diatas kalimat atau klausa dengan

29

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, cet.ke-1 1988), h.

32 30

Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 11. 31

Marianne W. Jorgensen dan Louise J. Philips, Analisis Wacana Teori dan Praktik,

Pustaka Pelajar, Yogyakarta, cet- 5, h. 2.

Page 48: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

39

koherensi dan kohensi yang tinggi yang berkesinambungan, yang mampu

mempunyai awal dan akhir yang nyata, disampaian secara lisan atau

tertulis.32

Menurut Eriyanto, pada studi analisis tekstual. Analisis wacana

termasuk ke dalam paradigma kritis yang melihat pesan/teks sebagai

petarungan kekuasaan, sehingga teks dipandang sebagai suatu dominasi

kelompok kepada kelompok yang lain.33

Ada beberapa tokoh yang mengenalkan model-model analisis

wacana. Model Roger Fowler dkk., model Theo van Leeuwen, model Sara

Mills, model Teun A. Van Dijk, dan model Norman Fairclough.

Dari model-model yang disebutkan diatas, terdapat persamaan dan

perbedaannya. Secara singkat, persamaan dari masing-masing model

adalah pada ideoligi sebagai posisi penting dari analalisis semua model.

Kekuasaan (power) juga menjadi bagian sentral. Poin penting dari analisis

semua model adalah kemungkinan besar bahwa wacana dapat

dimanipulasi oleh kelompok dominan atau kelas yang berkuasa dalam

masyarakat untuk memperbesar kekuasaannya. Selain persamaan tersebut,

unit Bahasa juga persaman yang digunakan sebagai alat untuk mendeteksi

ideologi dalam teks.

Perbedaan dari model-model tersebut terlihat pada tingkatan

kerangka analisis. Tingkatan tersebut terdiri dari tingkatan Mikro yang

menganalisis unsur bahasa pada teks. Kedua, Kognisi yang menganalisis

pada diri individu sebagai penghasil atau pemroduksi teks. Dan tingkatan

Ketiga, Konteks, yaitu analisis struktur sosial, ekonomi, politik, dan

32

Eriyanto, Analisis Wacana, h. 2. 33

Ibid, h. 18.

Page 49: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

40

budaya masyarakat. Model Roger Flowerdkk., Theo van Leeuwen, dan

Sara Mills memusatkan penelitianya ditingkatan mikro dan makro.

Sementara pada model Van Dijk menggunakan ketiga tingkatan dalam

kerangka analisisnya.34

Model Roger Flower, berfokus pada struktur dan fungsi bahasa,

dimana tata bahasa itu menyediakan alat untuk dikomunikasikan kepada

khalayak. Flower dan kawan-kawan meletakan tata bahasa dan praktik

pemakaianya tersebut untuk mengetahui praktik ideologi.

Theo van Leeuwen menganalisis bagaimana suatu kelompok atau

seseorang dimarjinalkan posisinya dalam suatu wacana. Kelompok yang

dominan lebih memegang kendali dalam menafsirkan peristiwa dan

pemaknaannya, sementara kelompok lain yang possisinya lebih rendah

cenderung terus menerus sebagai objek yang digambarkan berlawanan.

Sara Mills lebih fokus kepada pemberitaan yanag berkaitan dengan

feminism, oleh karena itu, penelitian model Sara Mills disebut sebagai

perspektif feminis. Titik dari analisis wacana ini adalah menunjukan

bagaimana wanita digambarkan dan dimarjinalkan dalam teks berita, dan

bagaimana bentuk pola pemarjinalan itu dilakukan.

Sedangkan Van Dijk dan Fairclough menghubungkan teks mikro

dengan konteks masyarakat yang makro. Fairclough menitik beratkan

perhatiannya melihat bahasa sebagai praktik kekuasaan. Dari model-model

yang disebutkan di atas, model Van Dijk yang paling banyak digunakan.

Hal ini didasarkan pada Van Dijk yang menggabungkan elemen-elemen

34

Eriyanto, Analisis Wacana., h 342-356

Page 50: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

41

wacana sehingga lebih praktis digunakan. Penelitian ini menggunakan

model penelitian Van Dijk.

Aalisis wacana Van Dijk melihat penelitian analisis wacana tidak

cukup hanya didasarkan pada analisis teks semata. Disini perlu dilihat pula

bagaimana suatu teks diproduksi, sehingga dapat diketahui bagaimana teks

bisa menjadi seperti itu. Model Van Dijk ini sering disebut sebagai kognisi

sosial.35

Analisis model Van Dijk melihat bagaimana struktur sosial,

dominasi, dan kelompok kekuasaan yang ada dalam masyarakat dan

bagaimana kognisi/pikiran dan kesadaran yang membentuk dan

berpengaruh terhadap teks tertentu. Wacana oleh Van Dijk digambarkan

mempunyai tiga dimensi/bangunan: teks, kognisi sosial, dan konteks

sosial. Inti dari model ini adalah menggabungkan ketiga dimensi wacana

tersebut ke dalam satu kesatuan analisis.

2. Analisis Wacana Model Teun A. Van Dijk

Teun Adrianus van Dijk adalah seorang sarjana biang linguistik teks,

analisis wacana dan analisis kritis. Van Dijk lahir di Naaldwijk, Belanda pada

tanggal 7 Mei 1943. Sejak 1980-an karyanya dalam analisis wacana

difokuskan terutama pada studi tentang reproduksi diskrusif rasisme dengan

apa yang dia sebut ‘elite simbolik’ (politikus, wartawan, sarjana, penulis),

studi tentang berita di pers dan pada teori ideologi dan konteks. Teun A. Van

Dijk adalah seorang professor studi wacana di Universitas Amsterdam dari

35

Eriyanto, OP. Cit., Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 23.

Page 51: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

42

tahun 1968 hingga 2004 dan hingga tahun 1999 ia telah mengajar di Pompeu

Fabra University, Barcelona.

Meski penelitian-penelitian wacana yang sering diteliti oleh Van Dijk

adalah mengenai rasialisme namun tidak menutup kemungkinan terhadap

objek penelitian berupa teks berita atau teks sekenario dan naskah. Seperti

objek penelitian terhadap naskah drama “Demonstran” ini. Penelitian dalam

skripsi ini menggunakan tokoh Teun A. van Dijk, maka harus diketahui

terminologis yang terdapat dalam buku “Crtical Discourse Analysis” dalam

pembahasan mengenai “What is Discourse?”:

Discourse analysis are, “key to define the concept of discourse.” Such as

the definition would have to consist of the whole discipline of discourse studies, in the

same way of linguistic provides many definitions of the definition of ‘languages’. In the

may view, it hardly makes to define fundamental notion such as ‘discourse, language,

cognition, interaction, power, or society. To understand these nations, we need whole

theories or discipline of the objects or phenomena we are dealing with. This, discourse is

a multidimentional sosial phenomenon. It is the same tune in linguistic (verbal

grammatical), object (meaningful sequences of words or sentences), an action (as an

assertion or a threat), a form of sosial interaction (like conversation), a sosial practice

(such as a lecture), a mental representation (a meaning, a mental model, an opinion,

knowledge), an interactional communicative event or activity (like parliamentary m), a

cultural product (like a telenovela), or even an economic commodity that is being sold

and bought (like a novel). In other words, a more or less complete ‘definition’ of the

notion of ‘discourse’ would involve many dimentions of consist of many other

fundamental notions that need definition, that is theory, such as meaning, interaction and

cognition.36

Proses produksi dan pendekatan ini sangat identik dengan Van Dijk,

yang melibatkan suatu proses yang disebut sebagai kognisi sosial. Istilah ini

diadopsi dari pendekatan di lapangan dalam ilmu psikologi sosial, terutama

36

Teun van Dijk, Critical Discourse Studies: A Sociocognitive Approach, (London; Sage,

2002), h. 66-67

Page 52: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

43

untuk menjelaskan struktur dan proses terbentuknya suatu teks.37

Van Dijk

menjelaskan dalam karyanya yang berjudul Principles of Critical Discourse

Analysis

“Whereas of management of discourse access represents one of the crucial

sosial dimentions of dominance, that is, who is allowed to say/write/hear/read what

to/from whom, where, when and how we have stressed that modern power has a major

cognitive dimension.”38

Studi analisis wacana ini berasal dari analisis linguistik kritis.

Merambah kepada ilmu sosial lainya, seperti analis semiotik kritis, bahasa,

wacana, komunikasi, dan ilmu sosial lainya. Meski awalnya berasal dari

bahasan wacana linguistik, tetapi tidak menutup kesempatan kepada ilmu

sosial lainya untuk diteliti.

Van Dijk juga memfokuskan kajiannya pada peranan strategis wacana

dalam proses distribusi dan reproduksi, pengaruh hegemoni atau kekuasaan

tertentu. Salah satu elemen paling penting dalam proses analisa relasi

kekuasaan atau hegemoni dengan wacana adalah pola-pola akses terhadap

wacana publik yang tertuju kepada kelompok-kelompok masyarakat. Secara

teoritis, bisa dikatakan agar relasi antara suatu hegemoni dengan wacana bisa

terlihat dengan jelas, maka kita membutuhkan hubungan kognitif dari bentuk-

bentuk masyarakat, ilmu pengetahuan, ideologi dan beragam representasi

sosial lain yang terkait dengan pola pikir sosial, hal ini juga mengaitkan

individu dengan masyarakat, serta struktur sosial mikro dengan makro.39

37

Yoce Aliah Darma, Analisis Wacana Kritis, (Bandung: Yrama Widya) cet ke-2. 2013.

H. 86. 38

Teun A. van Dijk, Discourse and Society: Principles of Critical Discourse Analysis,

(London. Newbury Park and New Delhi), vol. 4(2) 1993 h. 257. 39

Teun A. van Dijk, Discourse and Society: Vol.4 (2). (London Highburry Park and New

Delhi: Sage, 1993), h. 249

Page 53: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

44

Menurut Van Dijk, analisis wacana memiliki tujuan ganda yaitu

sebuah teori sistematis yang deskriptif, kemudian struktur dan strategi di

berbagai tingkatan dan wacana lisan tertulis yang dilihat baik secara objek

tekstual juga sebagai bentuk praktik sosial budaya antar tindakan dan

hubungan. Sifat teks ini berbicara dengan relevan pada struktur kognitif,

sosial, budaya, dan sejarah konteks. Momentum penting dari pendekatan

tersebut terletak pada fokus khusus yang terkait pada isu sosial-politik, dan

menyampaikan secara eksplisit cara penyalah gunaan kekuasaan kelompok

dominan yang mengakibatkan ke tidaksetaraan dan delegitimasi.40

Wacana oleh Van Dijk digambarkan mempunyai tiga dimensi yaitu

teks, kognisis sosial, dan konteks sosial. Van Dijk menggabungkan ketiga

dimensi wacana tersebut kedalam suatu kesatuan analisis. Dalam teks, yang

diteliti adalah bagaimana struktur teks dan strategi wacana dipakai untuk

menegaskan suatu tema tertentu. Kognisis sosial mempelajari proses induksi

teks yang melibatkan individu dari penulis. Sedangkan aspek ketiga yaitu

konteks sosial yang mempelajari bangunan wacana yang berkembang dalam

masyarakat akan suatu masalah. Model analisis Van Dijk ini bisa digambarkan

sebagai berikut.41

40

Teun Van Dijk, Menganalisis Rasisme Melalui Analisis Wacana MElalui Beberapa

Metodologi Relektif, artikel diakses pada 17 maret 2014 dari http.//www.discourse.org 41

Yoce Aliah Darma, Analisis Wacana Kritis. H. 88.

Page 54: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

45

Teks

Kognisi Sosial

Konteks Sosial

Sumber; Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,

Yogyakarta, Lkis, 2001, h. 225.

Gambar2.1

Model Analisis Wacana van Dijk

a. Teks

Van dijk melihat suatu teks terdiri atas beberapa struktur/tingkatan

yang masing-masing bagian saling mendukung. Ia membaginya kedalam

tiga tingkatan. Pertama, struktur makro. Ini merupakan makna umum dari

suatu teks yang dapat diamati dengan melihat topik atau tema yang

dikedepankan dalam suatu berita. Kedua, superstruktur. Ini merupakan

struktur wacana yang berhubungan dengan kerangka suatu teks,

bagaimana bagian-bagian teks tersusun secara utuh. Ketiga, struktur

mikro. Adalah makna wacana yang dapat diamati melalui bagian kecil dari

suatu teks yakni kata-kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, paraphrase,

dan gambar.

Page 55: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

46

Tabel 2.2

Struktur Analisis van Dijk

Struktur Makro

Makna global dari suatu teks yang dapat diamati dari topik/tema yang

diangkat oleh suatu teks

Superstruktur

Kerangka suatu teks, seperti bagian pendahuluan, isi, penutup, dan

kesimpulan.

Struktur Makro

Makna lokal dari suatu teks yang dapat diamati dari pilihan kata, kalimat, dan

gaya yang dipakai oleh suatu teks.

Sumber: Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,

Yogyakarta, LKiS 2001, h. 227

Menurut van Dijk, meskipun terdisri atas berbagai elemen, semua

elemen merupakan suatu kesatuan, saling mendukung. Tabel di atas

menunjukan struktur analisis teks van Dijk, berikut adalah penjelasan

elemen-elemen yang dianalisa melalui struktur tersebut:42

1) Tematik

Elemen tematik menunjuk pada gambaran umum dari suatu

teks. Sering disebut juga sebagai gagasan inti, ringkasan, atau yang

42

Eriyanto, Analisis Wacana, h. 225

Page 56: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

47

utama dari suatu teks. Topik menggambarkan apa yang ingin

diungkapkan oleh penulis dalam naskahnya. Topik menunjukan

konsep dominan, sentral, dan paling penting dari isi suatu tulisan. Oleh

karena itu, ia sering disebut sebagai tema/topik.

Topik ini akan didukung oleh subtopik satu dengan subtopik

yang lainnya yang saling mendukung terbentuknya topik umum.

Subopik ini juga didukung oleh serangkaian fakta yang ditampilkan,

yang menunjuk dan menggambarkan subtokpik, sehingga dengan sub

bagian yang saling mendukung antara bagian satu dengan bagian

lainya. Teks secara keseluruhan membentuk teks yang koheren dan

utuh. Gagasan van Dijk ini didaasarkan pada suatu mental pikir

tertentu. Kognisi atau mental ini seara jelas dapat dilihat pada topik

yang dimunculkan. Karena topik ini dapat dipahami sebagai mental

atau kognisi penulis, tidak heran jika semua elemen dalam berita

mengacu dan mendukung kepada topik yang diangkat.

2) Skematik

Teks atau wawancara umumnya mempunyai skema atau alur dari

pendahuluan sampai akhir. Alur tersebut menunjukan begaimana bagian-

bagian dalam teks disusun dan diurutkan sehingga membentuk kesatuan

arti. Jika dalam berita umumnya mempunyai kategori skema besar.

Pertama, summary yang umumnya ditandai dengan dua elemen yakni

judul dan lead begitu juga dengan sebuah drama teater. Elemen skema ini

merupakan elemen skema yang dipandang paling penting. Judul dan lead

Page 57: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

48

umumnya mempunyai tema yang ingin ditampilkan. Lead ini umumnya

sebagai pengantar ringkasan apa yang ingin dikatakan. Kedua, story yakni

isi secara keseluruhan dalam sebuah naskah. Isi ini juga mampunyai dua

subkategori. Yang pertama berupa situasi, yakni proses atau jalannya

peristiwa, sedang yang kedua adalah sebuah komentar ditampilkan dalam

teks. Subkategori situasi yang menggambarkan kisah atau peristiwa

umunya terdisri atas dua bagian. Yang pertama mengenai episode atau

kisah utama dari peristiwa tersebut, dan yang kedua latar untuk

mendukung episode yang disajikan kepada khalayak. Sedangkan

subkategori komentar yang menggambarkan bagaimana pihak-pihak yang

terlibat memberikan komentar atas suatu peristiwa terdiri atas dua bagian.

Pertama, reaksi atau komentar verbal dari tokh yang ada dalam cerita

drama tersebut. Kedua, kesimpulan dari komentar beberapa tokoh.

Menurut van Dijk, arti penting skematik adalah strategi penulis

untuk pendukung topik tertentu yang ingin disampaikan dengan menyusun

bagian-bagian dengan urutan-urutan tertentu. Skematik memberikan

tekanan mana yang didahulukan dan bagian mana yang bisa kemudian

sebagai strategi untuk menyembunyikan informasi penting. Upaya

penyembunyian itu dilakukan dengan menepatkan bagian di akhir agar

terkesan kurang menonjol.

3) Latar

Latar merupakan bagian isi naskah yang dapat dipengaruhi

semantik (arti) yang ingin ditampilkan. Seorang sutradara ketika menulis

naskah biasanya mengemukakan latar belakang atas peristiwa yang dtulis.

Page 58: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

49

Latar yang dipilih menentukan kea rah mana panangan masyarkat akan

dibawa. Latar umumnya ditampilkan di awal. Oleh karena itu latar

membantu menyelidiki bagaimana seorang memberi pemaknaan atas suatu

peristiwa. Latar peristiwa itu dipakai untuk menyediakan dasar kehendak

ke mana makna teks dibawa. Ini merupakan cerminan ideologis, di mana

penulis naskah dapat menyajikan latar belakang dapat juga tidak,

tergantung kepada kepentingan mereka.

4) Detail

Elemen wacana detail berhubungan dengan control informasi yang

ditampilkan seseorang. Komunikator akan menampilkan secara berlebihan

informasi yang menguntungkan dirinya atau citra yang baik. Sebaliknya, ia

akan menampilkan informasi dalam jumlah sedikit kalau hal itu merugikan

kedudukannya. Elemen detail merupakan strategi bagaimana penulis

naskah mengekspresikan sikapnya dengan cara yang implicit. Dari detail

bagian mana yang akan dikembangkan dan mana yang disampaikan

dengan detail yang besar, akan mengembangkan bagaimana wacana yang

dikembangkan oleh media.

5) Maksud

Elemen wacana maksud, hampir sama dengan elemen wacana

detail. Dalam detal, informasi yang menguntungkan komunikator akan

diuraikan dngan detail yang pannjang, elemen maksud melihat informasi

yang menguntungkan kommunkator akan diuraikan secara eksplisit dan

jelan. Sebaliknya informasi yang merugikan akan diuraikan secara samar,

implicit dan tersembunyi. Tujuan akhirnya adalah pubilk hanya disajikan

informasi yang menguntungkan komunikator.

Page 59: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

50

6) Koherensi

Koherensi adalah pertalian atau jalinan antarkata, atau kalimat

dalam teks. Dua kalimat yang menggambarkan fakta yang berbeda apat

dihubungkan sehingga tampak koheren. Sehingga fakta yang tidak

berhubungan sekalipun tidak dapat menjadi berhubungan ketika seorang

menghubungkannya. Koherensi merupakan elemen wacana untu melihat

bagaimana seorang secara strategis mengunakan wacana untuk

menjelaskan suatu fakta atau peristiwa. Apakah peristiwa itu dipandang

saling terpisah, berhubungan atau malah sebab akibat. Pilihan-pilihan

mana yang diambil ditentukan oleh sejauh mana kepentingan komunikator

terhadap sesuatu.

7) Koherensi kondisional

Koherensi kondisional diantaranya ditandai dengan pemakaian

anak kalimat sebagai penjelas. Di sini ada dua kalimat, dimana kalimat

kedua adalah penjelasan atau keterangan dari proposisi kalimat pertama.,

yang dihubungkan dengan kata penghubung (konjungsi). Kelimat kedua

fungsinya dalam kalimat hanya sebagai penjelas (anak kalimat) sehingga

ada atau tidak ada anak kalimat itu tidak akan mengurangi arti kalimat.

Arti kalimat itu menjadi cermin kepentingan komunikator karena ia dapat

memberi keterangan yang baik dan yang buruk terhadap suatu pertanyaan.

Koherensi dalam banyak hal seringkali menggambarkan kepada kita

bagaimana sikap penulis atas peristiwa, kelompok, atau seorang yang

ditulis. Bagaimana sikat tersebut dilekatkan dan tanpa disadari mengiringi

pembaca pada pemahaman dan pemaknaan tertentu.

Page 60: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

51

8) Koherensi pembeda

Koherensi pembeda berhubungan dengan pertanyaan bagaimana

dua peristiwa dihubungkan/dijelaskan, maka koherensi pembeda

berhubungan dengan pertanyaan bagaimana dua peristiwa atau fakta itu

hendak dibedakan. Dua buah peristiwa dapat dibuat seolah-olah saling

bertentangan dan bersebrangan dengan menggunakan koherensi ini. Efek

pemakaian koherensi pembeda ini bermacam-maca,. Akan tetapi, yang

terlihat nyata adalah bagaimana pemaknaan yang diterima oleh khalayak

berbeda. Karena satu fakta atau realitas dibandingan dengan realitas yang

lain.

9) Pengingkaran

Elemen wacana pengingkaran adalah bentuk praktik wacana yang

menggambarkan bagaimana proses penyembunyian apa yang ingin

diekspresika secara eksplisit. Dalam arti yang umum pengingkaran

menunjukan seorang penulis menyetujui sesuatu, padahal tidak setuju

dengan memberikan argumentasi atau fakta yang emnyangkal persetujuan

tersebut. Dengan kata lain, pengibgkaran merupakan bentuk strategi

wacana bahawa penyampaian pendapat kepada khalayak dilakukan tidak

secara tegas.

10) Bentuk Kalimat

Bentuk kalimat adalah segi sintaksis yang berhubungan dengan

cara berpikir logis yaitu prinsip kasualitas. Dimana ia menyatakan apakah

A yang menjelaskan B, ataukah B yang menjelaskan A. logika kasualitas

ini jika diterjemahkan kedalam bahasa menjadi susunan objek (yang

Page 61: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

52

menerangkan) dan predikat (yang diterangkan). Bentuk kalimat ini bukan

hanya persoalan teknis kebenaran tata bahasa, tetapi menentukan makna

yang dibentuk oleh susunan kalimat. Dalam kalimay yang berstruktur

aktif, seorang menjadi subjek dari pernyataan, sedangkan dalam kalimat

pasif seorang menjadi objek dari pernyataanya.

11) Kata Ganti

Elemen kata ganti merupakan elemen untuk memanipulasi bahas

dengan menciptakan suatu komunitas imajinatif. Kata ganti merupakan

alat yang dipakai oleh komunikator untuk menunjukan dimana posisi

seseorang dalam wacana. Dalam mengungkapkan sikapnya, seorang dapat

menggunakan kata ganti “saya” atau “kami” yang menggambarkan bahwa

sikap tersebut merupakan sikap resmi komunikator semata-mata. Akan

tetapi, ketika memakai kata ganti “kita” menjadikan sikap tersebut sebagai

representasi dari sikap bersama dalam suatu komunitas tertentu. Batas

antara komunikator dengan khalayak sengaja dihilangkan untuk

menunjukan apa yang menjadi sikap komunitas secara keseluruhan.

Pemakaian katganti yang jamak seperti “kita” atau “kami” mempunyai

implikasi menumbuhkan solidaritas, aliansi serta mengurangi kritik dan

oposisi.

12) Leksikon

Elemen ini memandang bagaimana seseorang melakukan kata atas

berbagai kemungkinan kata yang tersedia. Pemilihan kata tersebut bukan

dilakukan secara kebetulan, tetapi juga seara ideologis emnunjukan

bagaimana pemaknaan seorang terhadap fakta/realitas. Pemilihan kata-kata

Page 62: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

53

yang dipakai menunjukan sikap dan ideologi tertentu. Peristiwa sama

dapat digambarkan dengan pilihan kata yang berbeda-beda.

13) Hiperbola

Dalam suatu wacana, pokok pesan tidak hanya disampaikan

melalui pesan teks, tetapi juga kiasan, ungkapan, hiperbola, yang

dimaksud dari ornament atau bumbu dari sebuah cerita. Akan tetapi,

pemakaian hiperbola tentu saja bisa menjadi petunjuk utama untuk

memaknai dan mengerti akan isi suatu teks.

b. Kognisi Sosial

Van Dijk memahami peristiwa lewat skema. Skema

menggambarkan bagaimana seorang menggunakan informasi yang

tersimpan dalam memorinya dan bagaimana peristiwa dipahami,

ditafsirkan dan dimasukan sebagai bagian dari pengetahuan kita tentang

suatu realitas. Skema yang dapat digunakan dalam analisis ini adalah 1)

skema person: bagaimana seorang menggambarkan dan memandang orang

lain; 2) skema diri: bagaimana diri sendiri dipahami, dipandang dan

digambarkan oleh seseorang; 3) skema peran: bagaimana seseorang

memandang dan menggambarkan peranan dan posisi yang ditempati

seorang dalam masyaakat; 4) skema peristiwa: setiap peristiwa yang kita

tafsirkan dan dimaknai oleh skema tertentu.

Analisis wacana tidak hanya membatasi perhatiannya pada struktur

teks saja, tetapi juga bagaimana teks itu diproduksi. Van Dijk menyebut

sebagai kognisi sosial. Untuk mengetahui bagaimana makna tersembunyi

dari suatu teks, diperlukan analisis kognusi dan konteks sosial. Pendekatan

Page 63: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

54

kognitif didasarkan pada asumsi bahwa teks tidak mempunyai makna,

tetapi makna itu diberikan oleh pemakai bahasa atau lebih tepatnya proses

kesadaran mental dari pemakai bahasa.43

Salah satu elemen yang

terpenting dalam kognisi sosial adalah memori. Secara umum memori

terdapat dua jenis yaitu memori jangka pendek, yang digunakan untuk

mengingat peristiwa, kejadian dengan durasi yang pendek. Yang kedua

adalah memori jangka panjang, yakni memori yang digunakan untuk

mengingat atau mengacu ke peristiwa yang terjadi pada kurun waktu yang

lama. Dan yang paling relevan dengan kognisi sosial adalah memori

jangka panjang.

c. Konteks Sosial

Dalam menganalisis wacana perlu dianalisis bagaimana wacana

berkembang dalam masyarakat. Penelitian dilakukan dengan menganalisis

bagaimana wacana tersebut berkembang di masyarakat lewat buku-buku,

pidato dan sebagainya. Titik penting Dari dimensi ini adalah untuk

menunjukan bagaimana makna yang dihayati bersama, kekuasaan sosial

diproduksi lewat praktik diskursus dan legitimasi. Menurut Van Dijk,

dalam analisis mengenai masyarakat ini ada dua poin penting:

1) kekuasaan (power)

Yang umumnya didasarkan pada kepemilikan atas sumber-

sumber yang bernilai. Dan poin yang kedua yaitu akses, mereka yang

lebih berkuasa mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk

mempunyai akses pada media untuk mempengaruhi kesadaran

43

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h.259.

Page 64: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

55

khalayak. Selain kontrol yang bersifat langsung kemudian fisik

kekuasaan itu dipahami oleh van Dijk sebagai bentuk persuasif.

Tindakan seseorang untuk secara tidak langsung mengontrol dengan

jalan mempengaruhi kondisi mental, seperti kepercayaan, sikap dan

pengetahuan.

2) Akses (acces)

Analisis wacana van Dijk memberi perhatian yang besar pada

akses, bagaimana akses di antara masing-masing kelompok dalam

masyarakat. Kelompok elit mempunyai akses yang lebih besar

dibandingkan dengan kelompok yang tidak berkuasa. Oleh karena itu,

mereka yang lebih berkuasa mempunyai kesempatan lebih besar untuk

mempengaruhi kesadaran khalayak. Akses yang lebih besar bukan

hanya memberi kesempatan untuk mengontrol kesadaran, tetapi juga

menentukan topik apa dan isi wacana apa yang disebarkan dan

didiskusikan kepada khalayak.44

D. Drama Sebagai Medium Wacana

Sebuah tulisan adalah sebuah wacana. Tetapi, apa yang dinamakan

wacana tidak perlu hanya sesuatu yang tertulis seperti yang diterangkan dalam

kamus Webster, sebuah pidato adalah wacana juga. Jadi, kita mengenal

wacana lisan dan wacana tertulis. Ini sejalan dengan pendapat Henry Guntur

Tarigan bahwa “istilah wacana mencakup bukan hanya percakapan atau

obrolan

44

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h 259.

Page 65: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

56

Pembatasan yang paling utama dalam sebuah seni adalah sebuah hal

yang tidak bisa ditawar lagi oleh seorang seniman sebagai pengorbanan yang

cukup tinggi. Sebab drama bukan hanya sebagai seni tapi juga sebagai ilmu.

Karna itu untuk melibatkan drama sebagai sebuah ilmu ada persyaratan yang

mutlak yang harus dilakukan oleh seniman drama. Disamping itu pula harus

memahami dan menyadari bahwa ilmu akan selalu berkembang. Oleh karena

itu deperlukan itelegensi (kecerdasan) yang cukup tinggi, yang harus ditempa

terus menerus untuk kepentingan perkembangan ilmu pengetahuan.

Keindahan dalam seni adalah kenikmatan yang diiterima oleh pikiran

akibat pertemuan antara subjek dengan objeknya. Tidak hanya menerima,

supaya sampai pada tingkat keindahan seperti ini pikiran harus dilatiih dengan

jalan dibantu sedikit atau banyak pengetahuan tentang seni. Sebagai salah satu

karya seni, teater memang beda dengan sebuah karya novel, roman atapun

lukisan. Sebab seni itu secara relatif tidak merubah apa-apa. Sedangkan tearer

justru sebaliknya. Teater baru dianggap exist pada saat aktor melakukannya

dalam sebuah petunjukan seni.45

Teater atau drama sebagai medium dakwah adalah variasi baru dalam

penyampaian syiar islam dengan cara yang lebih kontemporer untuk mendifusi

ajaran islam. Karena drama menjadi aliran baru yg cukup menarik perhatian

masyarakat ketimbang tontonan lain yang mainstream. Drama menyajikan

sebuah gaya pertunjukan baru dengan materi pertunjukan yang sifatnya

dinamis namun mewakili kehidupan yang terjadi sehari-hari. Drama di

Indonesia dalam penyampaiannya memerlukan gaya baru yang lebih ringan

45

Adhy Asmara dr, Apresiasi Drama, (Yogyakarta: Nur Cahya, 1979)

Page 66: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

57

dan dapat dinikmati secara umum, tidak melulu melalui khotbah dan majelis

ta’lim, pertunjukan drama adalah salah satu cara terbaru.

Menurut Keir Elam di dalam bukunya The Semiotic of Theater and

Drama, bahwa dalam definisi semiotika, Teater sebenarnya digunakan untuk

menunjukan sebuah fenomena yang kompleks yang dihubungkan dengan

transaksi antara performer to audience yang dimaksudkan dalam proses

komunikasi dari makna sebuah pertunjukan itu sendiri dengan tujuan tertentu

yang ingin disampaikan. kemudian Drama dalam arti lain adalah sebuah

makna yang artinya konstruksi dan sifatnya tidak nyata diwakili oleh sebuah

pertunjukan yang telah diatur secara khusus.46

Secara Bahasa dapat disimpulkan bahwa drama sebagai medium

wacana adalah istilah yang dapat digunakan untuk menjelaskan konstruksi

wacana yang dibangun dan meneliti pesan dan makna sebuah dari wacana

yang diangkan dari sebuah pertunjukan. Laswell membuat sebuah pernyataan

seperti berikut : “Who says what in wich chanel to whon in hat effect”.

Paradigma tersebut menunjukan bahwa komunikasi meliputi lima unsur

sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan. Yaitu, komunikator, pesan,

media, komunikasi, dan efek. Dari paradigma tersebut dapat diartikan bahwa

komunikasi adalah sebuah proes penyampaian pesan yang dilakukan melalui

media yang menimbulkan efek. 47

Dalam hal ini, sistem sebuah wacana yang paling penting adalah

bahasa dan teks yang meliputi gaya dan pemakaian bentuk kalimatnya. Aspek

tersebut sangat dominan dalam proses penyampaiannya. Pada dasarnya ketika

46

Keir Elam, The Semiotic of Theater and Drama, (London and New York: Routledge,

1987) 47

Morissan dan Andy Corry Wardhany. Teori Komunikasi. hal. 27.

Page 67: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

58

kita berbicara, menulis atau membaca sebuah hal kita sudah menggunakan

mental kita dalam basis kognitif yang disebut “an interface between social

beliefs and discourse” ini dapat diasumsikan jika wacana yang diangkat pada

sebuah teks akan menimbulkan efek dimana reperesesntasi dari produksi

wacana sesuai dengan proporsisi dari si penerima berita.48

Menurut Saussure, dia berpendapat bahwa ada yang namanya penanda

dan petanda. Dengan kata lain, penanda dikatakan sebagai bunyi atau coretan

yang mempunyai makna. Bisa diartikan aspek material dari bahasa.

Contohnya adalah apa yang dikatakan atau didengar dan apa yang dibaca

maupun ditulis. Wacana dan pertanda menurutnya adalah gambaran mental,

konsep dan pikiran yang bisa disebut aspek mental dan bahasa. Kedua unsur

ini tidak bisa dipisahkan. Saussure menyatakan bahwa penanda dan pertanda

merupakan kesatuan seperti dua sisi dari selembar kertas.49

E. Wacana Kepemimpinan Dalam Islam

Pemimpin adalah orang yang menjalankan kepemimpinan, dalam Al

Qur’an banyak dijumpai istilah kepemimpinan salah satunya adalah imamah.

Kepemimpinan dalam islam pada dasarnya adalah prinsip kepercayan.

Seringkali merupakan sebuah kontrak sosial (eksplisit) antara pemimpn dan

yang dipimpin. Sebuah kontrak yang mengisyaratkan intergritas dan keadilan.

Dalam islam kepimimpinan bukanlah milik segolongan kaum elit.50

Tetapi

menjadi kewajiban bagi setiap muslim. Rasulullah Saw bersabda:

48

Teun A. van Dijk, Journal Political and Ideologi. (www.discourse.org) 49

Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, hal 39–40. 50

Ahmadi Sofyan, Islam of Leadership (Jakarta: Lintas Pustaka, 2006), h. 30.

Page 68: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

59

“setiap dari kamu adalah pemimpin dan setiap kamu akan diminta

pertanggung jawaban atas kepemimpinannya “ (H.R Bukhari)

Pemilihan pemimpin merupakan suatu proses pemilihan (musyawarah)

secara sukarela yang melibatkan setiap kelompok. Dalam proses ini secara

samar terlihat bahwa kepemimpinan merupakan sebuah proses dimana

pemimpin berperan sebagai pemandu keinginan pengikutnya. Ini berarti

seorang pemimpin tidak dapat bertindak sendiri atau memaksakan suatu

kehendak tanpa bermusyawarah dengan pengikutnya.

Menurut perspektif Islam, ada dua peran yang dimainkan oleh seorang

pemimpin, yaitu:51

1. Pelayan, pemimpin adalah pelayan bagi para pengikutnya, maka ia wajib

memberikan kesejahteraan bagi para pengikutnya (rakyat)

2. Pemandu, pemimpin adalah pemandu yang memberikan arahan pada

pengikutnya untuk menunjukan jalan yang terbaik bagi pengikutnya agar

selamat sampai tujuan.

Menurut Rafik Beekun dan Jamal Bawadi dalam “The Leadership

Process in Islam”, dalam melakukan fungsinya sebagai pemimpin atau

pengikut, seorang muslim akan melewati empat tahapan proses dalam

pembangunan spiritualnya. Keempat tahapan itu akan mempengaruhi perilaku

pemimpinnya, antara lain:52

1. Imam, meyakini pada kepercayaan kepada keesaan Allah dan kenabian

Muhammad Saw. Pemimpin yang beriman selalu meyakini bahwa apa

51

Ahmadi Sofyan, Islam of Leadership (Jakarta: Lintas Pustaka, 2006) 52

Ahmadi Sofyan, Islam of Leadership (Jakarta: Lintas Pustaka, 2006)

Page 69: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

60

yang meruakan kepunyaan Allah, termasuk kekuasaan yang diamanahkan

dari rakyat.

2. Islam, berarti pencapaian kedamaian bersama Allah. Al Maududi dalam

bukunya: “Gerakan islam: Dinamika Nilai, Kekuasaan dan Perubahan”

mengatakan bahwa iman adalah benih dan Islam adalah buahnya. Karena

iman tersebut, maka seorang pemimpin yang mempraktekan islam tidak

akan pernah merasa dirinya sebagai seseorang yang paling berkuasa.

3. Taqwa, seorang yang tunduk kepada Allah memiliki kesadaran dalam

hatinya untuk selalu melakukan apa yang diperintahkan dan menjauhi apa

yang dilarang.

4. Ihsan, adalah kecintaan kepada Allah. Kecintaan ini memotivasi seseorang

untuk berbuat hanya pada tindakan yang diridhoi Allah SWT. Kecintaan

kepada Allah akan membuat seseorang pemimpin berlaku atau berbuat

yang terbaik, semampu yang ia bisa.

Kata "to lead" diambil dari ekspresi Viking yang menyebutkan

kepemimpinan adalah kemampuan meyakinkan orang supaya bekerja sama

pada pimpinannya sebagai tim untuk mencapai atau melakukan suatu tujuan

tertentu.53

G.R Terry mengemukakan beberapa teori kepemimpinan, Saladin

termasuk dalam Teori Kelakuan Pribadi yaitu kepemimpinan akan muncul

berdasarkan kualitas pribadi atau kelakuan para pemimpinnya. Teori ini

menyatakan bahwa seorang pemimpin melakukan tindakan berbeda dalam

berbagai situasi yang berbeda pula.

53

Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin. Islamic Leadership. ( Jakarta: Bumi Aksara. 2009)

hal. 106.

Page 70: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

61

Dasar kepemimpinan dalam Islam adalah pada manusia itu sendiri,

manusia terlahir sebagai pemimpin dan kelak akan dimintai pertanggung

jawabannya berkaitan dengan kepemimpinan. Rasulullah SAW bersabda. “

Pemimpin suatu kaum adalah pengabdi mereka” (HR. Abu Na’im). Pemimpin

adalah pelayan ummat orang yang bertugas dan diamanahkan untuk

melaksanakan tugas-tugas kepemimpinan, membimbing dan mengajak ke arah

yang lebih baik.

Dengan adanya kepemimpinan, maka ada pula tipe kepemimpinan

yang terbagi menjadi empat jenis, antara lain adalah otoriter, Laissez-faire,

demokratis dan Pseudo-demokratis. Tipe otoriter dalam kepemimpinan ini,

pemimpin bertindak sebagai diktator terhadap anggota kelompoknya. Baginya

itu adalah menggerakkan dan memaksa kelompok. Batasan kekuasaan

pemimpin otoriter hanya dibatasi oleh undang-undang. Bawahan harus patuh

dan setia secara mutlak.

Sedangkan tipe Laissez-faire, sebenarnya pemimpin tidak memberikan

kepemimpinannya, dia membiarkan bawahannya berbuat sekehendaknya.

Untuk para pemimpin tipe demokratis, pemimpin ikut berbaur di

tengah anggota kelompoknya. Hubungan pemimpin dengan anggota bukan

sebagai majikan dengan bawahan, tetapi lebih seperti kakak dengan saudara-

saudaranya. Dalam tindakan dan usaha-usahanya ia selalu berpangkal kepada

kepentingan dan kebutuhan kelompoknya, dan mempertimbangkan

kesanggupan dan kemampuan kelompoknya.

Dan yang terakhir adalah tipe Pseudo-demokratis. Tipe ini disebut juga

semi demokratis atau manipulasi diplomatik. Pemimpin yang bertipe pseudo-

Page 71: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

62

demokratis hanya tampaknya saja bersikap demokratis padahal sebenarnya dia

bersikap otokratis. Misalnya jika ia mempunyai ide-ide, pikiran, atau konsep

yang ingin diterapkan di lembaga pendidikannya, maka hal tersebut akan

dibicarakan dan dimusyawarahkan dengan bawahannya, tetapi situasi diatur

dan diciptakan sedemikian rupa sehingga pada akhirnya bawahan didesak agar

menerima ide atau pikiran tersebut sebagai keputusan bersama. Bisa dikatakan

sebagai pemerintahan otoriter yang halus54

Sun Tzu menyatakan bahwa kepemimpinan adalah hal yang sangat

mutlak dalam membangun negara menuju yang lebih baik. Menurutnya,

kepemimpinan mengacu pada kualitas yang harus dimiliki dalam memimpin.

Kualitas tersebut mencakup kebijaksanaan, kepercayaan diri, belas kasihan,

keberanian dan keteguhan. Selain itu, kepemimpinan mencakup juga sistem

imbalan dan ancaman hukuman, logistik dan sebagainya. Hal mendasar ini

harus dimengerti sepenuhnya oleh setiap pemimpin. Baginya, mereka yang

mengerti akan semua hal tadi akan selalu menang, dan apabila ada salah satu

bagian yang tidak mengerti pasti akan kalah.55

1. Kepemimpinan Dalam Islam

Dalam pandangan Islam, At-Tabrasi dalam tafsirnya

mengemukakan bahwa kata imam mempunyai makna yang sama dengan

khalifah. Hanya saja kata imam digunakan untuk keteladanan. Karena ia

54

Dr. Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, (Jakarta: Rajawali Pers. 2008) hal.

72-79. 55

Sun Tzu, diterjemahkan Danan Priyatmoko, The Art of War, (Jakarta: PT Elex Media

Komputindo. 1993) hal. 41-43

Page 72: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

63

diperoleh dari kata yang mengandung arti depan, berbeda dengan khalifah

yang terambil dari kata "belakang".

Para pakar, setelah menelusuri Al Qur'an dan Hadits menetapkan

empat sifat yang harus dipenuhi oleh nabi yang pada hakikatnya pemimpin

utamanya. Yang pertama Ash Shidq yang berarti kebenaran dan

kesungguhan dalam bersikap, berucap, serta berjuang melaksanakan

tugasnya. Ke dua, Amanah, yaitu kepercayaan yang menjadikan dia

memeliharaa sebaik-baiknya apa yang diserahkan kepadanya, baik dari

Tuhan maupun dari orang-orang yang dipimpinnya. Ke tiga, Fathanah,

yaitu kecerdasan yang melahirkan kemampuan menghadapi dan

menanggulangi persoalan yang muncul seketika sekalipun. Ke empat,

Tabligh, yaitu penyampaian yang jujur dan bertanggung jawab atau

diistilahkan dengan keterbukaan.56

Ciri pemimpin menurut islam mempunyai beberapa kategori, yaitu

adalah setia, antara pemimpin dan orang yang dipimpin terikat kesetiaan

kepada Allah. Terikat pada tujuan, ketika diberi amanah sebagai pemimpin

dalam melihat tujuan bukan saja berdasarkan kepentingan kelompok.

Menjunjung tinggi syariat dan akhlak islam, seorang pemimpin yang baik jika

ia merasa terikat dengan peraturan islam akan bisa menjadi pemimpin selama

ia tidak menyimpang dari syariah. Memegang teguh amanah, seorang

pemimpin ketika menerima kekuasaan menganggap sebagai amanah yang

disertai oleh tanggung jawab.57

2. Prinsip kepemimpinan menurut Islam

56

Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin. Islamic Leadership. 112-113. 57

Ibid, hal. 136.

Page 73: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

64

a. Musyawarah

Mengutamakan musyawarah sebagai prinsip yang harus

diutamakan dalam kepemimpinan Islam. Seperti dalam Al Qur’an

berbunyi:

"Maka, berkat rahmat Allah, engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut

terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar,

tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah

mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah

dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah

membulatkan tekap, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah

mencintai orang yang bertawakal"58

Dalam hal urusan yang dibahas dalam musyawarah dalam ayat

tersebut maksudnya adalah urusan peperangan dan hal hal duniawi

lainnya, seperti urusan politik, ekonomi, kemasyarakatan dan lainnya. Hal

ini adalah indikator bahwa pemimpin muslim tidak boleh membedakan

pendapat dari segi latar belakang kepercayaannya. Karena seorang muslim

diajarkan untuk menghargai sesama manusia tanpa pandang apa pun.

b. Adil

Pemimpin yang adil tidak berat sebelah dan tidak memihak. Seperti

dalam Al Qur’an berbunyi:

58

Surat Ali Imran (3) ayat 159

Page 74: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

65

"Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak

menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia

hendaknya kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik

yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar,

Maha Melihat”59

c. Kebebasan berpikir

Seperti dalam Al Qur’an berbunyi:

"Dan sesunngguhnya Kami telah menjelaskan berulang-ulang kepada

manusia dalam Al Qur'an ini dengan bermacam-macam perumpamaan.

Tetapi menusia adalah memang yang paling banyak membantah"60

Manusia diberikan akal untuk berpikir bebas tentang fenomena

yang terjadi dalam hidupnya. Berpikir bebas bagi pemimpin Islam tidak

lain untuk mensejahterakan rakyatnya.61

59

Surat An Nisa(4) ayat 58 60

Surat Al Kahfi (18) ayat 54 61

Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin. Islamic Leadership, hal. 191.

Page 75: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

68

BAB III

GAMBARAN UMUM TEATER KOMA DAN PROFIL N.RIANTIARNO

A. Sejarah Teater Koma

Pada tanggal 1 Maret 1977, selasa, di Jakarta dua belas seniman yang

mempunyai itikad yan sama, mendirikan kelompok Teater Koma. Tekad

mendirikan kelompok teater antara lain didorong oleh keinginan

menghadirkan tontonan teater yang diharapkan memliki warna berbeda

dengan kelompok teater yang pernah ada. Teater Koma belajar dari kelompok-

kelompok teater terdahulu. Mingkin bentuk pementasannya gabungan dari

bentuk teater yang sudah pernah ada. Tapi bisa saja bentuknya malah berbeda

sama sekali. Titik tolak pembentukan kelompok, didorong oleh kegelisahan

pencarian berbagai kemungkinan lain dan upaya mewujudkannya di atas

pentas. Teater Koma menganggap, karya pentas teater yang ada selama ini,

belum seluruhnya selesai.1

Teater Koma bisa juga disebut teater tanpa selesai. Pencarian wujud

dan isi teater yang lebih karya warna, akan menjadi prioritas utama. Dalam

menjalani karirnya Teater Koma mempunyai dua tujuan pokok yang menjadi

landasan dalam bekerja yaitu pertama, membentuk kelompok menjadi wadah,

yang berupaya mencari berbagai kemungkinan lain untuk perkembangannya.

Naskah drama yang digali kandungan idenya, lebih diutamakan karya penulis

Indonesa. Kemudian akan diarahkan menuju perencanaan pementasan. Kedua,

menciptakan calon seniman dan pekerja seni yang tangguh. Pembinaan

1 Sejarah Teater Koma http://teterkoma.org/index.php?option=com_content&

view=article&id=44&Itemid=61 dikutip tgl. 5 Mei 2014

Page 76: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

69

terhadap calon seniman dilakukan secara tidak resmi. Intim dan spontan, tapi

intensif melalui diskusi. Kemudian juga diundang seniman dan budayawan di

luar kelompok untuk memandu pembahasan sebuah topik yang punya

keterkaitan dengan seni budaya. Akan diselenggarakan pula latihan dasar, olah

tubuh, nafas, vokal dan berbagai pengetahuan teater.2

Pegangan yang menciptakan kegembiraan dalam bekerja adalah

kerjasama yang saling menghargai. Tidak perlu berikrar yang terlalu muluk,

misal “hidup dan matiku hanya untuk teater” atau omong kosong lain yang

sloganitas. Para anggota diminta untuk tidak berharap banyak dari teater,

terutama dari segi pemenuhan materi. Dengan kesungguhan hati, meski dalam

keterbatasan, karya teater yang baik juga bisa dilahirkan. Anggota kelompok

yang terlanjur memiliki pekerjaan di luar teater, kerjanya tidak boleh

terganggu. Tapi begitu ikrar terlibat dalam kegiatan, dia harus menyediakan

(mengelola) waktunya dengan sepenuh hati. Artinya, dia harus mencari akal

agar semua jadwal tidak terganggu.

Untuk membuktikan hal itu, Teater Koma menggelar produksinya

yang pertama berjudul Rumah Kertas, awal Agustus 1977, di Teater Tertutup

TIM. Dalam buklet pementasan, Teguh Karya, pemimpin-guru-sutradara

teater dan film yang sangat dihormati ini, menulis kata pengantar yang

berjudul Prospek. Salah satu anjurannya yang kemudian menjadi pegangan

adalah “bikin dan lahirkan pembaruan-pembaruan”.3

Hingga 2014, sudah menggelar 132 pementasan termasuk Demonstran

yang dipentaskan pada 1-15 Maret 2014. Seiring melakukan kiprah

2 Sejarah Teater Koma http://teterkoma.org/index.php?option=com_content&view=

article&id=44&Itemid=61 dikutip tgl. 5 Mei 2014 3 Sejarah Teater Koma http://teterkoma.org/index.php?option=com_content&view=

article&id=44&Itemid=61 dikutip tgl. 5 Mei 2014

Page 77: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

70

kreatifitasnya di pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki, TVRI, dan

Gedung Kesenian Jakarta. Perkumpulan kesenian yang bersifat non-provit ini,

mengawali kegiatan dengan 12 seniman (kemudian disebut sebagai angkatan

pendiri). Kini kelompok didukung oleh sekitar 30 anggota aktif dan 50

anggota yang langsung bergabung jika waktu dan kesempatanyya

memungkinkan.4

Teater Koma banyak mementaskan karya N. Riantiarno, antara lain;

Rumah Kertas, Maaf.maaf.maaf., J.J, Kontes 1980, Trilogi Opera Kecoa (Bom

Waktu, Opera Kecoa, Opera Julini), Opera Primadona, Sampek Engtay, Banci

Gugat, Konglomerat Buriswara, Pialang Segi Tiga Emas, Suksesi, RSJ atau

Rumah Sakit Jiwa, Semar Gugat, Opera Ular Putih, Opera Sembelit, Samson

Delila, Presiden Burung-Burung, Repulbik Bagong, Republik Togog, Tanda

Cinta, dan Demonstran. Selain itu Teater Koma juga menggelar beberapa

karya dramawan kelas dunia; The Comedy of Error dan Romeo Juliet karya

William Shakespeare, Woyzeck/Georg Buchner, The Three Penny Opera dan

The Good Person of Shechzwan/Berlot Brecht, Orang Kaya Baru Kena Tipu-

Doea Dara-si Bakil-Tartuffe/Moliere, Woman in Parliament/Aristophanes,

The Crucible/Arthur Miller, The Mariage of Figaro/Beaumarcahise, Animal

Farm/George Owell, Ubu Roi/Alfred Jarre, The Robber/Friedrich Schiller,

The Visit/Der Besuch der Alten Damme/Kunjungan Cinta/Friedrich

Durrenmatt, What about Leonardo?/Kenapa Leonardo?/ Evald Flisar.5

4 Sejarah Teater Koma http://teterkoma.org/index.php?option=com_content&view

=article&id=44&Itemid=61 dikutip tgl. 5 Mei 2014 5 Sejarah Teater Koma http://teterkoma.org/index.php?option=com_content&view

=article&id=44&Itemid=61 dikutip tgl. 5 Mei 2014

Page 78: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

71

Pentas-pentas Teater Koma agaknya kena di hati masayarakat.

Mengikat kalbu sehingga mereka rela menjadi penonton setia. Menurut sebuah

survey yang dilakukan oleh Koma sendiri, penonton Teater Koma yang

menonton hingga saat ini berjumblah sekitar 50% dari seluruh jumlah

penonton. Ternyata telah terjadi regenerasi pula di kalangan penonton. Tiga

generasi (kakek, anak, cucu) sering menonton bersama. Hal yang sangat

mengharukan dan tentu sangat menggembirakan. Dalam perjalanan memang

banyak terjadi hal-hal yang memperihatinkan. Antara lain interograsi aparat

terhadap N. Riantiarno, kecurigaan, pencekalan dan pelarangan, juga ancaman

bom. Apa boleh buat, semua itu diikhlaskan sebagai sebuah dinamika

perjalanan kreatifitas ber-teater dan sejauh ini masih bisa dilakoni dengan

tenang dan damai.

Teater Koma, kelompok teater independen yang bersifat non-profit (nir

laba). Anggotanya tidak hidup dari penghasilan kelompok, tak mengandalkan

perolehan dari pagelaran. Sebagian besar memiliki pekerjaan lain diluar

kelompok. Bagi sebagian anggota yang memilih teater sebagai “jalan hidup”

akibat kegiatanya (yang nyaris tidak menghasilkan uang) diyakini sebagai

resiko dari sebuah pilihan. Bukan jaminan Teater Koma didatangi banyak

penonton, ataupun keberhasilan dalam meraih sponsor. Seluruh biaya

produksi, jika dihitung secara benar dan terperinci, selalu tidak akan bisa

ditutup dari hasil perolehan karcis dan penonton sekalipun.

Teater Koma adalah paguyuban kesenian, bukan perusahaan.

Kegiatannya tetap bersifat amatir, dalam pengertian ‘anggotanya tidak

memperoleh hasil dari pekerjaannya sebagai penopang biaya hidup sehari-

Page 79: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

72

hari’. Mereka mensubsidi sendiri kegiatnya, sebuah ‘hobi serius’ yang

dilakoni secara dedikatif, ikhlas dan gembira. Pada kenyataanya, setiap kali

merancang produksi, modal awal kadang dirogoh dari kantong pribadi, atau

‘bantingan’ (ditanggung bersama). Dan itulah yang masih tetap terjaga hingga

saat ini.

Meski banyak yang menganggap menajemen Teater Koma patut

diacungi jempol, kondisi keuangan kelompok, serupa dengan grup teater yang

ada di tanah air. Selalu pusing kepala setiap kali merencanakan produksi baru.

Keikhlasan hati para anggota dalam menyikapi kondisi tersebut, juga

kesetiaan para penonton hadir dalam pentas dengan memebeli karcis,

merupakan modal utama. Barangkali, hal ini pula yang membuat Teater Koma

mampu bertahan. Dalam kondisi dan situasi sesulit apapun, para anggota

berikrar terus merancang kegiatan dan senantiasa berupaya kreatif.

Teater Koma, kelompok teater yang independen dan bekerja lewat

berbagai pentas yang mengkritisi situasi atau kondisi sosial dan politik di

tanah air. Sebagai akibatnya, harus menghadapi larangan pentas serta

pencekalan dari pihak yang berwenang. Berbagai upaya juga dilakukan lewat

‘program apresiasi’ (PASTOJAK, Pasar Tontonan Jakarta, yang digelar

selama sebulan penuh di PKJ-TIM, Agustus 1997, diikuti oleh 24 kelompok

kesenian dari dalam dan luar negeri). Kelompok senantiasa berupaya bersikap

optimis. Berharap teater berkembang dengan sehat, bebas dari interest-politik

praktis dan menjadi tontonan yang dibutuhkan berbagai kalangan masyarakat.6

6 Sejarah Teater Koma http://teterkoma.org/index.php?option=com_content&view=

article&id=44&Itemid=61 dikutip tgl. 5 Mei 2014

Page 80: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

73

Teater Koma yakin, teater bisa menjadi slah satu jembatan menuju

suatu keseimbangan batin dan jalan bagi terciptanya kebahagiaan yang

manusiawi. Jujur, bercermin lewat teater, diyakini pula sebagai salah satu cara

untuk mengasah daya akal sehat, daya budi dan hati nurani. Teater Koma

adalah kelompok kesenian yang konsisten dan produktif. Pentas-pentasnya

sering digelar lebih dari dua minggu oleh karna itu dengan minat dari

masyarakat yang banyak menjadikan Teater Koma sebagai salah satu grup

teater yang mempunyai pengaruh besar dalam dunia teater.

B. Profil Teater Koma

Teater Koma adalah salah satu grup teater yang bisa dikatakan sebagai

teater yang paling popular saat ini. Teater ini merupakan teater yang banyak

menginspirasi banyak seniman maupun dramawan dalam dunia seni peran.

Dapat dilihat dari pendiri sekaligus sutradaranya Nano Riantiarno yang

merupakan salah satu penggagas teater kritikan selain Rendra. Disamping itu

teater ini memiliki banyak aktor-aktor yang sudah mempuni dalam dunia

akting teater sehingga tokoh yang diperankan terlihat seperti sesungguhnya.

Teater ini berada di daerah Bintaro, tepatnya di jalan Cempaka Raya

No. 15. Galeri teater ini mudah dijumpai karena berada di pinggir jalan yang

sangat strategis untuk kegiatan teater ini. Keberadaan teater ini juga didukung

oleh sikap dari masyarakat sekitar. Terlihat dari hubungan kekerabatan yang

baik dari anggota Teater Koma kepada masyarakat di daerahnya. Suasana

galeri yang artistic sangat mendukung bagi para aktor Teater Koma

mengeluarkan energi positif dalam setiap latihan. Dalam struktur

Page 81: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

74

organisasinya Teater Koma tidak terlalu seperti organisasi pada umumnya

yang bersifat formal.

Teater Koma mempunyai stuktur yang sangat sederhana, namun dalam

pelaksanaan sistem organisasinya, Teater Koma menjalankan asas

kekeluargaan dan gotong royong kepada anggotanya. Dapat terbentuk bahwa

struktur yang terdapat di Teater Koma ialah tidak terlalu sulit. Dimulai dari

adanya pimpinan sekaligus pendiri Teater Koma ini juga berperan sebagai

sutradara yang menciptakan karya-karyanya utnuk diproduksi kedalam

pertunjukan teater. Ratna Riantiarno yang bertugas sebagai manager sangat

berperan dari setiap pertunjukan Teater Koma. Untuk melaksanakan

pertnjukan, Teater Koma mendapatkan dana melalui sponsor untuk menunjang

kegiatan pementasannya. Ada pula sekertaris di sini yang bertugas mengurus

keperluan yang dibutuhkan oleh Teater Koma dari penulisan naskah hingga

perlengkapan. Yang terakhir adalah terdapatnya Humas yang bertugas

mempublikasikan pertunjukan teater melalui media cetak maupun online.

Dengan usia Teater Koma yang saat ini sudah menginjak 36 tahun,

teater ini sudah banyak memberikan karya-karyanya bagi bidang dunia seni

teater Indonesia. Banyaknya pengalaman yang sudah dirasakan Teater Koma

maka dapat dilihat pertunjukan Teater Koma yang semakin matang dalam

mementaskan seni teater. Selain itu di galeri ini juga terdapat poster-poster

produksi pertunjukan yang telah dimainkan oleh Teater Koma sejak 1977

hingga sekarang 2014. Karya pertama yang dipentaskan oleh Teater Koma

adalah cerita “Rumah Kertas” karya N. Riantiarno. Disamping itu juga untuk

menghormati rekan-rekan seperjuanganya dalam dunia seni peran tertempel

Page 82: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

75

photo-photo almarhum Rendra dan sebagian aktor lainya dalam dunia seni

teater.

Teater Koma bukan merupakan akademi maupun lembaga pendidikan

yang formal dalam dunia seni peran. Teater ini merupakan suatu perkumpulan

atau kelompok kesenian yang berkumpul untuk mempertunjukan seni teater.

Seperti halnya sosio-edukasi, teater ini membimbing aktor maupun

penontonya dalam seni pertunjukan. Dalam kesempatan ini penulis melihat

bahwa selain komitmenya membawakan tema kritikan politik. Dengan melihat

pertunjukan dari Teater Koma masayarakat dapat melihat situasi politik

ataupun aspirasi politik dari rakyat yang disampaikan daam pertunjukan teater

dengan bahasa dan cerita yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat dengan

baik.

Dengan melihat sejarah teataer ini, dapat diketahui bahwa perjalanan

teater ini tidaklah mudah hingga menjadi seperti saat ini banya pengalaman

yang sudah dialami Teater Koma maupun N. Riantiarno dalam membangun

Teater Koma dalam dunia seni. Sekilas merupakan gambaran umum mengenai

Teater Koma. Dari penulusuran penulis, penulis melihat melihat sesuatu yang

unik mengenai galeri Teater Koma. Galeri ini terdapat di halaman belakang

rumah N. Riantiarno. Apabila melihat sekilas dari luar tidak terlihat

keberadaan galeri ini. Galeri atau sanggar ini cukup kompetitif dalam latihan

teater. Dengan bangunan permanen yang dilengkapi panggung yang

berornamen seni membuat sanggar ini sangat artistic dan nyaman dalam

proses latihan seni peran Teater Koma.

Page 83: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

76

Sanggar yang berdiri sejak tahun 1994 ini masih terlihat kokoh dengan

arsitektur ala Jawa. Sebelum menjalani latihan di sanggar ini Teater Koma

melaksanakan kegiatannya di Setiabudi. Sejak kediaman tempat tinggal N.

Riantiarno pindah, maka rumah yang dibuat sekaligus memilki sanggar ini

menjadi tempat kegiatan bagi Teater Koma. Sanggar ini memiliki

perlengkapan yang lengkap dari perpustakaan kecil milik N. Riantiarno,

penyimpanan kostum, dan properti-properti yang digunakan saat pementasan.

Namun juga kendala tetap dialami oleh sanggar ini yaitu keterbatasan luas dan

atap yang seperti layaknya rumah biasa dapat menghambat latihan produksi

teater ini. Tidak jarang juga mereka masih melakukan latihan di luar sanggar.

Dalam setiap kegiatan produksinya teater ini tidaklah selalu mudah.

Namun kendala tersebut dapat dipecahkan melalui mekanisme kerjasama yang

baik. Sejak awal didirikan, grup teater ini lambat atau cepat ternyata dapat

membentuk masyarakatnya sendiri. Mereka lahir atau terbentuk mulanya

memang hanya sebagai penonton biasa. Belum ada keterkaitan, sebagaimana

halnya penonton bioskop. Akan tetapi, lambat laun para penonton itu secara

alamiah menyeleksi kelompoknya sendiri. Kemudian sebagian besar dari

mereka merasa terikat oleh kebutuhan yang sama dimana terdapat rasa satu

keinginan yang sama.

Dengan hasil dari setiap produksi yang bisa dikatakan hampir

sempurna ini teater tersebut selalu dinantikan oleh para penggemar seni teater.

Bahkan baru setelah pementasan selesai tidak sedikit ada yang menanyakan

kapan produksi cerita selanjutnya. Dengan sikap konsisten yang seperti ini

Teater Koma dapat sedikitnya memproduksi 1 karya dalam setahun. Jadi

Page 84: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

77

untuk saat ini Teater Koma seolah-olah masih memegang hegemoni dalam

dunia teater karena teater ini banyak menginspirasi bagi kelompok teater-

teater lain dan juga masyarakat.

C. Menyutradarai Koma

Teater Koma merupakan suatu wadah dalam dunia teater yang

didirikan oleh Nano Riantiarno. Selain pendiri Teater Koma N. Riantiarno

juga merupakan Sutradara dalam Teater Koma. Pementasan-pementasan yang

dilakukan Teater Koma banyak mengangkat cerita yang diusung oleh N.

Riantiarno. Beliau lahir di Cirebon tanggal 6 Juni 1949. Berteater sejak 1965,

di Cirebon. Tamat SMA, 1967 melanjutkan kuliah di Akademi Teater

Nasional Indonesia, ATNI, Jakarta. Bergabung dengan Teguh Karya dan

mendirikan Teater Populer, 1968. Masuk Sekolah TInggi Filsafat Drikarya,

1971.

Dengan sejarah singkatnya, N. Riantiarno telah mendirikan Teater

Koma sejak 1 Maret 1977 hingga sekarang telah mementaskan sebanyak 132

produksi panggung. Selain memproduksi panggung teater beliau juga aktif

dalam menulis banyak sekenario film dan televisi. Karya sekenarionya,

‘Jakarta Jakarta’, meraih Piala Citra pada Festival Film Indonesia di Ujung

Pandang, 1978. Karya sinetronya, ‘Karina’ meraih Piala Vidia pada Festival

Film Indonesia di Jakarta, 1987. Meraih hadiah sayembara Penulisan Naskah

Drama Dewan Kesenian Jakarta (1972-1973-1974-1975 dan 1998). Juga

Page 85: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

78

merebut hadiah Sayembara Naskah Drama Anak-anak dari Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, 1978, berjudul ‘Jujur Itu’.7

Dua novelnya, ‘Ranjang Bayi’ dan ‘Percintaan Senja’ meraih hadiah

Sayembara Novelet Majalah FEMINA dan Sayembara Novel Majalah Kartini.

Pada 1993, dianugerahi Hadiah Seni, Piagam Kesenian dan Kebudayaan dari

Departemen P&K, atas nama Pemerintah Republik Indonesia. Film layar lebar

perdana karyanya, ‘Cemeng 2005’ (The Last Primadona), 1995, diproduksi

oleh Dewan Film Nasional Indonesia. Pada 1999 meraih penghargaan dari

Forum Film Bandung untuk serial film televisi berjudul ‘Kupu-kupu Ungu’

sebagai Penulis Sekenario Terpuji 1999. Forum yang sama mematok televisi

karyanya (berkisah tentang pembaruan), ‘Cinta Terhalang Tembok’ sebagai

Film Miniseri Televisi Terbaik, 2002.8

Salah satu lahirnya teater karena kebutuhan mewujudkan rasa estetik

keindahan. Kebutuhan yang lain adalah ‘ingin menyampaikan sesuatu’.

Pementasan, sebagai jawaban dari ‘keinginan menyampaikan sesuatu’ itu,

sebaiknya lahir karena kebutuhan yang sifatnyalebih kultural. Jika kebutuhan

‘menyampaikan sesuatu’ itu hanya terdorong oleh sesuatu yang diluar

kesenian, materi misalnya, maka boleh dibilang kegiatan ini tengah menggali

lubang kuburnya sendiri. Seperi yang diungkapkan N. Riantiarno:

“Saya punya pengalaman unik saat melakoni masa persiapan produksi

Rumah Kertas, pentas perdana Teater Koma itu. Ajakan-ajakan saya kepada

beberapa seniman tak dipercaya begitu saja. Niat mendirikan kelompok teater

7 Profil N. Riantiarno dikutip http://teaterkoma.org/index.php?option=com_conten&

viewarticle&id=44&Itemid=61&limitstart=3 pada tanggal 6 Mei 2014 pukul 17.10 8 Profil N. Riantiarno dikutip http://teaterkoma.org/index.php?option=com_conten&

viewarticle&id=44&Itemid=61&limitstart=3 pada tanggal 6 Mei 2014 pukul 17.10

Page 86: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

79

baru, nyaris dicurigai. Seakan-akan saya hendak mendirikan partai baru.

Ketika beberapa seniman kemudian ikrar bergabung, masalah yang timbul

berbeda pula. Setiap saat, kemampuan saya bersutradara selalu diuji. Nasakah

yang sudah ada, bahkan seringkali drama karya saya sendiri tidak begitu

memuaskan dan harus selalu dikoreksi.”9

Di lapangan, banyak benturan yang ditemui. Sebagai penulis,

pendekatan yang beliau lakukan lebih condong kepada imajinasi. Padahal,

kenyataannya panggung dan kemampuan pembiayaan harus diperhitingkan

pula. Sebagai sutradara, memang harus menimbang banyak hal dari berbagai

sudut. Salah satunya dengan dapat merombak naskah yang disesuaikan

dembali kepada realita yang terjadi dilapangan. Dengan peristiwa kreatif itu

N. Riantiarno menganggap hal itu semua sebagai aspek pendidikan dalam

membangun seni drama yang dipenuhi nilai dan norma yang diterima

masyarakat. Selain itu juga dengan menyerap semua fenomena realita sosial

yang terjadi di masyarakat menjadikannya sebagai pembelajaran.

9 Profil N. Riantiarno dikutip http://teaterkoma.org/index.php?option=com_conten&

viewarticle&id=44&Itemid=61&limitstart=3 pada tanggal 6 Mei 2014 pukul 17.10

Page 87: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

80

BAB IV

TEMUAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Wacana kritik sosial pada naskah Demonstran

Dalam bab ini akan dibahas mengenai temuan dan analisis dalam

naskah Demonstran. Metode analisa yang dipakai adalah metode analsisis

wacana Teun Van Dijk. Sebagai sebuah kajian dan analisis, pada bab ini

peneliti mencoba memaparkan wacana hasil temuan data, peneliti akan

mendeskripsikan dan memaparkan potongan-potongan kalimat yang

mengandung kritik sosial kepemimpinan.

Berdasarkan teorinya, Van djik melakukan tiga tahapan analisa, yaitu

analisis pada dimensi teks, kognisi sosial, dan dimensi konteks sosial. Dalam

menganalisis teks, yang menjadi pusat pengamatan adalah intelektualitas atau

kajian seputar teks untuk menceritakan atau menggambarkan strukutr

pragmatik atau struktur kebahsaan dalam naskah Demonstran. Selanjutnya

dalam menganalisis seputar teks, pada metode analisis wacana Teun Van Djik

kajian teks ini dibagi menjadi tiga tahapan analisis, yaitu pada tingkatan

struktur makro (temantik) , superstruktur (skematik), dan yang terakhir adalah

struktur mikro yang terdiri dari semantik, sintaksis, stilistik, dan retoris.

Berikut ini penjelasan hasil analisis dan temuan data dalam pembagian tiga

level teks tersebut dalam naskah Demosntran.

1. Struktur Makro

Dalam struktur makro bagian atau elemen yang menjadi pusat

pembahasan adalah unsur tematik. Temantik atau tema ini adalah sebuah

gambaran umum terhadap suatu tulisan yang hendak disampaikan oleh

Page 88: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

81

penulisnya dalam suatu teks, dapat juga dikatakan sebagai premis umum

atau gagasan inti dan ringkasan utama sebuah teks. Dalam tulisan Alex

Sobur yang mengutip Keraf, mengatakan bahwa tema adalah suatu amanat

utama yang disampaikan oleh penulis melalui penulisannya.1

Tema dan topik dikatan demikian karena sifatnya menunjukan

konsep dominan, sentral dan paling penting dari suatu teks. Dalam naskah

Demonstran, penulis menemukan beberapa tema besar yang mengandung

kritik sosial kepemimpinan, diantaranya adalah:

a. Kritik sosial kepemimpinan.

Asumsi ini dapat ditemukan pada adegan pertama pertunjukan.

Di dalam naskah ketika Sabar, Alun dan Satpam berkumpul di kredo

pasar, Sabar yang memulai percakapan dengan muatan dialognya

menceritakan keluh kesah rakyat yang sangat mengidamkan sosok

pemimpin yang mampu menaungi rakyat kecil dan mampu menerima

dan mengakomodir aspirasi mereka. Seperti dalam kutipan dialognya :

“..Zaman ini Zaman panik. Orang orang jadi serakah dan gampang curiga.

Sebagian besar kita, kena penyakit jiwa dan janji-janji bohong simpang siur di langit.

Isu lebih digemari disbanding pidato dan humor menemukan tuahnya disbanding

penderitaan. Yang tidak pro langsung dianggap kontra. Usul dan pendapat sering

dianggap kritikan. Tapi anehnya, si pengkritik sering tidak tahan kritikan.

Zaman ini Zaman bingung. Yang kecewa berkeliaran dimana-mana. Pegangan amat

rapuh. Tuhan teralu jauh dan nabi-nabi palsu tersebut pengikut. Orang-orang kaya

berkuasa dengan uangnya. Mereka sanggup membeli hati nurani para pejuang.

Ekonomi dan teknologi jadi tujuan utama. Pendidikan sangat mahal dan kesenian

kadang ada tapi sia-sia, malah lebih dianggap hiburan.

Inilah kredo orang bingung di zaman panik. Dilantunkan ketika bumi gonjang

ganjing dan sepertinya langit akan segera menimpa kepala. Inilah Kredo orang panik

di zaman bingung.” (babak 1)

1 Drs . Alex Sobur, M. Si, Analisis Teks Media (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2006), cet. Ke-4, h. 75.

Page 89: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

82

Tema kepemimpinan yang terdapat pada dialog ini umumnya

menjelaskan secara implisit bagaimana seharusnya menjadi pemimpin

yang ideal, sesuai dengan syarat-sayarat yang perlu dimiliki oleh

pemimpin. Bentuk sesungguhnya dalam proses kepemimpinan adalah

mengarahkan atau menjadi role model. Persoalan utama dari pemikiran

Sabar mengenai dialog yang disampaikannya adalah, mengapa begitu

sulitnya untuk membedakan mana pemimpin yang baik dan benar-benar

baik. Sabar men-Generalisir bahwa hampir semua pemimpin meng-obral

tema kesederhanaan dan kerakyatan. Seperti yang sudah terjadi bahwa

rakyat dijadikan sebagai agen suara ketika pemilu berlangsung menjadi

lahan emas untuk digali simpati dan empatinya kemudian menjadi

kambing hitam di setiap implikasi kegagalan dalam kepemimpinannya.

Seharusnya Pemimpin Negara dan pemerintah harus membentuk

suatu sistem yang solid dalam proses memperoleh kepercayaan dan

paradigma positif dari masyarakat yang dipimpin. Soliditas tidak

ditentukan secara (kuantitatif) angka seberapa banyak anggota yang

bergabung melainkan secara kualitas (kualitatif) pada masing-masing

anggotanya. Ini bisa menajadi sebuah arti penting yang menjadikan

pemimpin sebagai role model yang isnpiratif. Gagasan tersebut didasari

dari pengamatan peneliti pada proses pemilu 2014 baik pada saat

pemilihan Legislatif maupun pemilihan Presiden.

Dalam babak pertama ini Sabar sebagai lakon yang sentral semakin

terlihat keresahaannya mengenai kritik sosisal, menjadikan tema krisis

kepemimpinan pada babak ini semakin nampak, dengan didukung oleh

stimulus yang diberikan oleh Alun dalam dialognya, yaitu:

Page 90: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

83

“SABAR : Ini zaman serba tidak sabar. Zaman serba melompat. Inilah

zaman putus asa. Zaman antara tidur dan banggun. Zaman

serba menunduk karna terlalu sering melihat hp. Ini zaman

cermin pecah.

ALUN : Dimuliakanlah namamu ya kemunafikan! (TERIAK)

Pemimpi-i-i-nn!

SABAR : Jadi bersembunyi dimana kamu? Keadilan?

ALUN : Kursi.

SABAR : Ketika mentalitas abdi Negara ditanyakan kembali dan

korupsi merajalela, apa kamu peduli?

ALUN : Komisi.

SABAR : Ketika utang dibikin macet dan para penghutang Negara itu

jadi isu nasional yang tidak menasional, apa komentar

kamu?”(Babak 1).

Ditengah situasi seperti sekarang ini, nampaknya ketegasan

pemimpin dalam mengambil keputusan adalah problematika bangsa yang

harus segera dituntaskan. Cukup bisa dipahami bahwa penggalan dialog

diatas menggambarkan bahwa mentalitas abdi Negara (pemimpin) masih

patut dipertanyakan. Memberikan keadilan hanya kepada golongan

tertentu yang memiliki kekuasaan poliitik sedangkan hukum adalah milik

orang-orang yang rela berbuat kriminal lantaran untuk bertahan hidup dari

himpitan ekonomi. Dalam dialog tersebut seharusnya menjadi cermin

bahwa masyarakat butuh sosok inspirasional leader.

Perlu dicatat bahwa kritik sosial kepemimpinan dalam tatanan

sistem demokrasi belakangan ini memberikan sebuah jawaban bahwa

seharusnya masyarakat dapat secara bebas mengkritisi proses

perjalanannya baik dalam wujud demonstrasi, tulisan pada media cetak

maupun online. Untuk memberikan alasan mengapa dan apa yang menjadi

masalah. Pusat perhatian analisa temantik pada dialog ini adalah gaya

kepemimpinan yang sudah menyimpang dari tatanan demokrasi. Salah

Page 91: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

84

satunya yang berkaitan dengan dialog Sabar, minusnya nilai

kepemimpinan pada pemerintahan saat ini yaitu menyangkut tidak

meratanya persamaan hak dalam segala bidang, kemerdekaan yang tidak

menyeluruh merupakan implikasi ke tidak tegasan sebuah Leader dalam

menjalankan keputusan.

Dalam mengambil keputusan, pemimpin juga harus

memperhitungkan seberapa sering dia harus berhubungan dengan rakyat,

tidak selalu membedakan hubungan antara masayarakat politik dan

masyarakat publik. Keterkaitan masyarakat publik dalam proses policy

decide sangat berdampak pada prososes jalannya sistem pemerintahan

yang demokratif.

Seorang pemimpin yang efektif adalah seseorang yang dengan

kekuasaanya dapat mempengaruhi pengikutnya untuk mencapai

achievement yang memuaskan, dalam berbagai situasi para pemimpin

dapat menggunakan bentuk-bentuk kekuasaan atau pemanfaatan

kekuasaan yang berbeda untuk mempengaruhi bawahan dan rakyat. Ada

beberapa hal penting yang harus dimiliki oleh seorag pemimpin, yaitu

integritas, responsibilitas, knowledge, komitmen, kepercayaan

(confidence) dan kemampuan untuk meyakinkan orang lain melalu

komunikasi (communication).

Sabar dan Alun pada babak pertama ini, dalam dialognya dapat

dilihat bahwa mereka ibarat memposisikan diri sebagai cawan air yang

telah penuh ter-isi oleh tetesan air hitam yang meluber. Tema pada babak

ini tidak menjabarkan sebuah tunutan terhadap pemimpin, tetapi tentang

Page 92: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

85

bagaimana seharusnya moral pemimpin yang mau memperjuangkan nilai

dan kepentingan masyarakat luas. Bukan mengkebiri dan membatasi

kebebasan berdemokrasi.

Hal lain yang juga dapat dilihat pada babak pertama ini adalah

mengenai kecendurungan abused of power oleh pemimpin sebagai

“Immamah dan Khalifah”. Pemimpin seharusnya dapat diartikan juga

sebagai perisai bagi rakyat, yang akan melindungi rakyat dari berbagai

ancaman. Dialog Sabar mengemukakan kontradiksi terhadap realitas yang

sedang terjadi sekarang ini, yaitu:

“SABAR : Ketika buruh-buruh diperlakukan lebih buruk dari kuda, dan

para TKW kita dilecehkan seksualnya, apa tindakan kamu?

ALUN : Kita hilang..

SABAR : Ketika hakim-hakim malah adu tinju, artis-artis berebutan

jadi politikus. Mengapa kamu tidak bertindak dan melulu

hanya pidato, pidato dan pidato?

ALUN : (TERIAK) Pemimpi-i-i-nn!

SABAR : Ketika kebebasan dikebiri, demokrasi dikekang dan

kreatifitas dibendung, ketika partai-partai enggan berbeda

suara karena ada imbalanya dan wakil-wakil rakyat besar

gajinya tapi gentar berfikir untuk rakyat, siapa masih sanggup

membela rakyat?

ALUN : (MENJAJAKAN) Opini obral, seribu tiga!

SABAR : Ketika sebuah sistem digelar agar masa depan rakyat berubah

menjadi robot yang dikekang dan patuh, masih beranikah kita

punya nurani?”(Babak 1).

Dalam konteks kritik sosial kali ini dapat mengacu pada dialog

Sabar yang pertama yaitu sebuah tema perjuangan kelas dimana ideologi

kelas ditentukan oleh kedudukan dan kepentingan. Buruh, TKW dan

pemilik modal sama-sama sedang memeperjuang kelas, bedanya hanya

kepentingan dan wewenang kedua kelas ini sangat kontradiktif. Buruh dan

Page 93: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

86

TKW adalah kelas yang hak nya dirampas oleh kelas pemilik modal atau

alat produksi yang besar. Hal ini retan sekali terjadi belakangan ini karena

sistem kepemimpinan yang mudah di-intervensi asing dengan mengatas

namakan pembangunan.

Kemudian pada dialog Sabar berikutnya adalah mengenai

mentalitas pemimpin dan para calon pemimpin. Peneliti disini tidaklah

mencoba untuk membentangkan rincian dari pertikaian tersebut.

Meskipun memang dapat dikatakan bahwa pertikaian yang ada pada

dialog tersebut semata hanya soal politk seseorang untuk memperoleh

kedudukan. Namun kritik yang ingin disampaikan adalah merujuk pada

kecenderungan seorang pemimpin yang dalam menyelesaikan masalah

selalu hanya mengedepankan dialog dan mufakat tanpa adanya tindakan

tegas dan punishment untuk pelanggar.

Begitu juga pada dialog berikutnya yang disampaikan Sabar

menyangkut kebebasan berdemokrasi. Kini tanpa disadari kita memang

hidup di era semua individu menginginkan kebebasan. Menurut peneliti

justru pengebirian kebebasan dan pembatasan demokrasi tidak hanya

terjadi pada masa orde baru. Kini di era pasca reformasi justru makna

tersebut menjadi anti klimaks.

Beberapa dampaknya yaitu, tensi per-politikan yang semakin

memanas karna banyak menyalah artikan sebuah makna dari demokrasi,

kebebasan berpendapat yang sudah tidak beretika dapat dilihat dari nafsu

para pejabat yg ngotot ingin pendapatnya didengar saat sidang di gedung

DPR, kemudian demonstrasi mahasiswa yang seharusnya menjadi sarana

Page 94: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

87

penyampaian aspirasi justru malah menggangu stabilitas keamanan dan

kenyamanan masyarakat dan yang terakhir adalah meningkatnya

kerusuhan di masyarakat. Itu semua karena pemimpin dan para

pemerintah masih belum mampu menjalankan undang-undang dengan

sebagai mana mestinya.

Digambarkan pula pada dialog berikutnya keresahan dan gundah

sang Sabar, bagaimana dia takut untuk menatap masa depan yang seolah-

olah sudah tau nantinya akan berakhir seperti apa, seakan-akan semua

sudah di-setting sedemikian rupa agar rakyat menjadi boneka mainan bagi

para pemimpin. Karena pemimpin searusnya berada pada posisi yang

menentukan perjalanan pengikutnya (rakyat). Apabila rakyat memiliki

pemimpin yang prima, produktif dan cakap dalam pembangkitan daya

juang maka dapat dipastikan rakyat akan mencapai titik keberhasilan.

Dalam pandangan islam mengenai hal tersebut sangat sekali jelas

digambarkan melalu firman Allah dalam Al-Quran ( Qs. 17 : 16):

“dan jika kami berkehendak membinasakan suatu negeri, maka kami

perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah (kaum elit dan

konglomerat) di negeri itu (untuk menaati Allah), akan tetapi mereka melakukan

kedurhakan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnyalah berlaku terhadapnya

perkataan (ketentuan kami), kemudian kami hancurkan negeri itu sehancur-

hancurnya.”

Tentu jika melirik pada presepktif islami tentang sebuah

kepemimpinan, ayat tersebut ada korelasinya dengan dialog sabar pada

hampir keseluruhan babak pertama. Dari proses hingga implikasi tertera

Page 95: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

88

pada ayat tersebut. Oleh karena itu, dalam memilih peimpin diharapkan

masyarakat mempunyai calon pilihan yang kredibel, mengenali

pemimpinya dengan baik supaya tidak lagi memilih pemimpin seperti

memilih kucing dalam karung. Barangkali salah satu caranya adalah

sosialisai mengenai arah tujuan kepemimpinan yang dapat menyentuh

seluruh lapisan masyarakat.

Dengan lebih ringkas Sabar menjelaskan sebuah pergeseran drastis

mengenai makna kepemimpinan, dapat dikatakan bahwa setiap manusia

mempunyai jurang pemisah masing-masing antara kemauan (ideologi)

dan realitas kehidupan. Hal itu seharusnya menjadi tempat seorang

pemimpin untuk memposisikan diri sebagai penyambung lidah akyat,

penyambung harapan rakyat dan penyambung asa rakyat. Agar dapat

meyakinkan bahwa harapan perubahan menuju arah kebaikan itu masih

ada.

Kemudian dalam Al’Quran bagaimana kita seharunya memilih

pemimpin dijelaskan melalui firman Allah pada Q. S Ibrahim (14:4) :

“Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya,

supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka. Maka Allah

menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa

yang Dia kehendaki. Dan Dialah Tuhan Yang Maha Kuasa lagi Maha

Bijaksana”

Page 96: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

89

Disini dapat peneliti kaitkan dengan pemimpinan yang mampu

memahami kehendak dan memperhatikan penderitaan rakyat. Lalu pada

Q. S. At-Taubah (9:128):

“sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaumu sendiri,

terasa berat baginya penderitaanmu lagi sangat mengharapkan kebaikan bagi

kamu, sangat penyantun dan penyayang bagi kaum mukmin.”

Dalam ayat tersebut, jika dikaitkan dengan dialog Sabar pada

babak pertama adalah mengenai sikap pemimpin juga harusnya bisa

mampu memahamu Bahasa penderitaan rakyatnya dan mengerti

kesusahan mereka. Karena pertanggung jawaban atas pemilihan seorang

mimpin akan dikembalikan kepada siapa yang mengangkatnya berikut

juga implikasinya.

Digambarkan pula bahwa pemimpin adalah bukan mengenai

kedudukan dan soal posisi strategis untuk memegang kendali atas orang

banyak. Pandangan tersebut yang mengakibatkan banyak orang justru

mengejar menjadi pemimpin dengan menghalalkan segala cara, seperti

pada proses pemilu presiden 2014 yang banyak ditemukan fakta

kampanye hitam dan kampanye negatif. Parahnya isu yang diangkat

banyak yang menyangkut soal SARA. Bisa dibayangkan mentalias

pemimpin yang seperti itu nantinya akan berujung seperti apa.

Tentang dialog lain pada naskah ini yang menyangkut kritik sosial

dan kepemimpinan ada pada babak ke 5 yaitu dialog yang terjadi di

malam hari saat Jiran, Niken dan Wiluta bersama-sama datang ke rumah

Page 97: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

90

Topan untuk mengajak kembali turun kejalan, Mereka bertiga adalah

akktifis senior anak buah Topan. Pada bagian adegan ini Niken

mengajukan pertanyaan kepada topan, yaitu:

“NIKEN :Alat musyawarah itu selalu satu arah. Dari penguasa. Dan

mufakat adalah perintah. Rakyat tidak diberi hak untuk

bermusyawarah, mereka hanya wajib menjalankan perintah.

Siapa berani melawan arah penguasa dan perintah pejabat?

Rakyat?” (Babak 5).

Babak tersebut memaparkan sebuah kekecewaan Niken terhadap

ceriminan gaya kepemimpinan yang tidak demokratif. Padahal, selama

pemimpin masih dalam jaring-jaring demokrasi yang transparan dan

kembali pada filosofi demokrasi “dari rakyat untuk rakyat” tatanan sosial

akan menjalankan mekanismenya dengan baik. Bukan memberikan

kebijakan-kebijakan yang justru membelenggu kebebasan rakyat. Jika

terus demikian, tidak mengherankan jika kemudian proses demokrasi

harus dibayar dengan banyak demonstrasi yang kadang cenderung

berujung kerusuhan.

Pada dialog diatas, ter-gambarkan pula sebuah hegemoni penguasa

(pemimpin) dalam menentukan sebuah kebijakan tanpa kompromi namun

selalu sarat dengan birokrasi yang rumit, peneliti beranggapan bahwa

birokrasi adalah bentuk keterasingan rakyat, karena birokrasi dijadikan

sebuah perantara antara rakyat dengan kebutuhannya. Ketika rakyat sudah

dipengaruhi oleh birokrasi maka rakyat sudah tidak saling menghargai

melainkan saling memanfaatkan untuk memenuhi kebutuhannya.

Pada babak ke lima ini, Topan digambarkan adalah seseorang

mantan aktifis yang sudah pensiun dari aktifitasnya sebagai seorang

Page 98: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

91

demonstran dan kini menjadi seorang pedagang juga pengusaha yang

sangat sukses, jadi ajakan ketiga mantan anak buahnya agar mau kembali

kejalan menimpin mereka kembali dalam bentuk demonstrasi selalu

ditolak dengan alasan-alasan yang cukup realistis untuk ukuran seorang

pengusaha. Namun penolakan topan kepada Jiran, Niken dan Wiluta

dianggapnya sebagai bentuk penghianatan.

Topan menganggap demonstrasi sudah bukan jamannya lagi untuk

memberikan alasan kepada pemimpin supaya mau mendengarkan aspirasi

mereka, meng-atas namakan “demonstrasi adalah perjuangan rakyat untuk

mendapatkan kembali haknya” menurut Topan itu adalah slogan yang

semu, tidak menemukan arah pasti, gagasan yang justru masih dapat

diperdebatkan. Kemudian ketiga mantan anak buahnya tersebut

menganggap jika Topan sebagai pemimpin sudah tidak lagi dapat

memberikan arah karena telah terlalu lama asik bersama pengusaha

menghitung laba.

Seperti yang dikutip dalam naskah demonstran, percakapan antara

Topan dengan Jiran, Niken dan Wiluta pada babak ke-lima:

“TOPAN :Tidak bisa, maaf. Saya sudah tua. Saya tidak sanggup lagi jadi

Robin Hood. Apa yang pernah saya lakukan, dulu, dan apa

yang kalian lakukan sekarang ini, itu permainan anak muda.

Saya? Lihat, perut sudah gendut, nafas ngos-ngosan, mata

tidak awas lagi. Saya sudah sejarah. Kekuatan saya habis.

NIKEN :Jadi, Abang tidak mau turun lagi kejalan memimpin kami?

WILUTA :Apa abang kuatir, kedudukan dan kekayaan abang bisa

terganggu? Hidup abang sekarang memang sudah enak.

Padahal ini semua hasil dari perjuangan abang, dulu, sebagai

demonstran, masa lupa?

TOPAN :Tenanglah sedikit… jangan paksa saya.

Page 99: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

92

NIKEN :Lalu kemana lagi kami harus pergi? Kami tidak punya

pemimpin, kami hanya punya semangat. Kami bergerak

kurang teratur. Kami ingin diatur oleh tokoh yang mampu

menghadapi apa saja. Tokoh yang selalu ada di barisan paling

depan, tokoh yang dikenal sebagai Sang Topan. Abang.

WILUTA :Semua bekas aktifis tidak mau memimpin kami.

NKEN :Mereka bilang, hanya buang-buang energi, sia-sia. Ini

gerakan yang mereka anggap, sudah tidak ada gunanya.

WILUTA :Hanya abang harapan kami.

TOPAN :Ya, maaf saja, kalian juga sudah terlalu tua. Tidak mungkin lagi.

WILUTA :Maksudnya, kamu tidak bisa? Inilah saatnya, Abang..

TOPAN :Maaf…

NIKEN :Tidak sangka, sekarang abang sudah jadi penakut.

TOPAN :Saya berhak memilih untuk bilang tidak atau ya. Sekarang,

saya atur jalan hidup saya sendiri. Saya sudah finish…

NIKEN :Egois. Hanya nasib sendiri, yang abang pertimbangkan.

Abang tahu Negara makin berengsek. Tapi abang diam saja.

Jujur juga, saya menyesal ketemu abang sekarang. Pandangan

saya tentang abang hancur berantakan.

TOPAN :Apa boleh buat. Itu 20 tahun yang lalu… zaman berubah.

NIKEN : Minggu lalu abang bicara di koran, abang selalu siap jika

terpaksa harus turun ke jalan lagi. Sekarang ini waktunya.

TOPAN :Niken, pengusaha harus butuh publikasi. Masa kamu tidak

paham? Saya pengusaha. Itu bagian dari strategi. Tapi jika

kenyataan yang harus dihadapi diduga akan sangat pahit, kita

harus cepat-cepat menghindar. Ketika korupsi tidak bisa

dilawan lagi, kita….

NIKEN :Lari? Betul.

TOPAN :Realitas harus dihadapi dengan realistis. Pengusaha tak

pernah bermimpi, dia menghitung untung rugi.

WILUTA :Demi keuntungan pribadi.

TOPAN :Demi usaha agar tetap bisa survive. Kepala harus tetap

dingin. Zaman spontanitas otot dan emosi, sudah lewat.

Sekarang zaman otak dan strategi. Pikiran. Akal. Hitungan

langah adalah uang. Waktu, sangat berharga.

WILUTA :Ah, jadi kami sudah merampok waktu berharga abang.

TOPAN :Wiluta, Niken, maaf, saya betul-betul tidak bisa ikut. Kondisi

tidak memungkinkan. Saya bukan aktivis lagi.

Page 100: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

93

JIRAN :Abang tidak perlu lagi turun lagi ke jalan, sebab kami tidak

punya uang untuk membeli payung kalau abang kepanasan.

Abang cukup mengatur strategi dan konsep pergerakan. Abang

akan lebih banyak duduk di markas saja. Katakanlah, kalau

gerakan demonstrasi itu bisa diibaratkan PT, maka abang

adalah dirut nya. Kami semua, karyawan operasionalnya.

Abang tidak perlu repot membersihkan got, cukup abang

pertintahkan, kami yang akan bekerja. Sayangnya, bekerja di

PT Demonstrasi tidak ada gaji.” (babak 5).

Dari cuplikan dialog pada babak ke-lima di atas, dari jawaban-

jawaban yang dilontarkan oleh mantan anak buahnya, maka dapat peneliti

katakana bahwa musuh besar dari idealisme adalah harta. Sejauh ini

dalam dinamika demokrasi mungkin banyak pengusaha yang justru turut

ikut andil dalam bursa pencalonan presiden (pemimpin). Namun, dibalik

penyalonannya terdapat kecenderungan yang mengarah kepada

kepentingan-kepentingan yang bertolak belakang dengan kepentingan

masyarakat luas, konsistensinya dengan tujuan kemakmuran dan

kesejahteraan rakyat masih dipertanyakan.

Sementara itu, demonstrasi yang dijalankan oleh ketiga mantan

anak buahnya Jiran, Niken dan Wiluta bukan sebagai kekuatan pendobrak

atas ke-laliman penguasa dan pemerintah. Sebab fungsinya hanyalah

sebagai penguat tuntutan. Walaupun pada era reformasi, ini adalah cara

jitu saat itu untuk meruntuhkan rezim akan tetapi kerusuhan bukan

menjadi role model dalam merubah sistem dengan cara yang singkat atau

revolusi, terlalu beresiko dan tidak ada jaminan untuk perubahan menuju

arah yang lebih baik.

Page 101: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

94

Kemudian masih di dalam rumah Topan, ketiga anak buahnya terus

mendesak agar sang pemimpinnya mau kembali lagi ikut turun ke-jalan.

Upaya yang dilakukan Jiran, Niken dan Wiluta saat itu berakhir sia-sia.

Topan masih menganggap tujuan mereka kurang jelas dan ter-arah,

sepertinya pengetahuan Topan sebagai seorang pemimpin kala itu

dijadikan senjata untuk menolak ajakan dengan jawaban yg realistis.

Lebih terkesan sebagai seorang pemimpin yang mencari dalih, alasan dan

mengelak ketika diajak untuk berbuat sesuatu demi orang banyak

(masyarakat).

Seperti dalam cuplikan dialog pada babak ke-lima yaitu

percakapan antara Topan dan Jiran:

TOPAN :Siapa rakyat? Siapa mereka itu? Apa kalian benar-benar tahu

apa yang mereka inginkan? Bilang sama saya! Siapa Rakyat?

BILANG!

NIKEN :Rakyat adalah…

TOPAN :Ya siapa mereka?

NIKEN :Rakyat adalah…

TOPAN :Kalian tidak tahu siapa rakyat. Bagaimana bisa berjuang kalau

kalian tidak tahu untuk apa? Untuk siapa? Yang kalian rasa,

belum tentu dirasakan oleh semua orang. Kalian rakyat,

mereka yang digusur juga rakyat, orang miskin dan orang kaya

itu – rakyat, saya rakyat, bahkan para pejabat juga rakyat. Tapi

siapa rakyat sejati, itu yang harus kalian cari. Kalian terlalu

percaya unjuk rasa itu satu-satunya cara untuk menyelesaikan

masalah. Padahal seringkali sebaliknya.

JIRAN :Interogasi? Indoktrinisasi? Intimidasi? Kami mendatangi

gedung DPR bersama para petani yang resah karena sawah

mereka akan dibikin jadi apartemen dan padang golf. Kami

ingin bertanya, mengapa ada rencana macam itu. Dan

mengapa ganti rugi yang ditawarkan sangat rendah. Semeter

tanah, dihargai sama dengan sekilo ubi kayu. Tapi, orag-orang

desa itu dihadang dengan kekerasan. Dan abang tahu, tidak

Page 102: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

95

satu koran pun yang berani memuat beritanya. Dan abang pasti

bisa menduga mengapa justru pers ketakutan. Derita petani itu

menjadi sangat penting.

NIKEN :Untuk apa cerita, Jiran. Dia sudah tidak punya kuping lagi.

JIRAN :Kami percaya, unjuk rasa adalah salah satu cara agar tuntutan

diperhatikan. Lalu, biarakan kebenaran menentukan jalannya.

WILUTA :Jalan kebenaran selalu kasar, terlalu banyak rambu-rambunya.

TOPAN :Terlalu banyak kebenaran, sulit memilih mana yang paling asli.

NIKEN :Lagi-lagi wejangan . Dalih. Dalih!

TOPAN :hanya emosi, kalian hanya mengikuti emosi. Unjuk rasa jika

dijalankan dengan emosi, hasilnya bisa jadi cuman anarki.

JIRAN :Emosi? Mengapa abang rela buka kedok? Betul. Abang sudah

jadi tumpul. Kemana perginya solidaritas abang yang dulu

terkenal sangat kental itu? HILANG? HILANG? HILANG?

NIKEN : Jiran… sudah. Cukup!

JIRAN :Siapa yang menentukan harga-harga? Siapa yang menipu dan

menghisap darah? Pabrik-pabrik siapa yang seenaknya berak

limbah tanpa ada sangsinya?

WILUTA : Jiran

JIRAN :Siapa yang giat menimbun kekayaan tapi dapat tepuk tangan

meriah setiap kali mereka mengguntung pita pembukaan

acara-acara sosial?

Jenis presiden macam apa yang ada sekarang ini? Masa dia

marah sama mentri, terus ngomong di televisi? Supaya rakyat

mendengar? Tidak ada yang mendengar. Bahkan mentrinya

sendiri berlagak seperti tidak tahu menahu. Rakyat capek

mendengarkan itu. Di Zaman dulu, bahkan ada seorang

presiden memanggil mentri itu ke rumah, lalu dimarahi.

Kalau mentrinya tidak setuju, ya saya pecat. Di zaman

presiden pertama, malah ada diskusi, karena mentrinya pinter-

pinter.

NIKEN :Jiran, untuk apa memberi tahu dia lagi?

WILUTA :Siapa sudi mendengar pengulangan? Tapi itulah kenyatan.

JIRAN :(TIDAK PEDULI)

Mereka bilang, sedang memerangi kebodohan dan

kemiskinan, padahal mereka justru sedang menyebarkan

kedua penyakit itu.

Kami, adalah orang-orang konyol yang sering diejek seperti

itu. Padahal kami Cuma mengingatkan masih banyak

Page 103: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

96

persoalanyang belum diselesaikan. Kita wajib

menyelesaikannya.

Hingga beberapa cuplikan dialog di atas terdapat banyak pesan

kritik sosial terhadap kepemimpinan. Dapat peneliti katakan jika kejadian-

kejadian yang digambarkan diatas dapat diasumsikan bahwa kritik sosial

adalah sebagai pemantik dari awal sebuah perubahan.

b. Kritik dan Perubahan Sosial

Tentang kritik sosial dan perubahan dapat ditemukan dalam bagian

cerita drama ini. Bagian ini tidak berpretensi untuk menjelaskan secara

urut kritik-kritik yang mengarah dan meyebabkan perubahan sosial

mengingat pembahasan pada naskah drama ini tidak menggunakan skema

dan mekanisme yang sistematis dari alur cerita pertama ke alur cerita

berikutnya yang saling mengaitkan. Melainkan menjabarkan dengan

memberikan sketsa adegan dan dialog yang mengandung kritik dengan

pembahasan mengenai perubahan sosial.

Pada babak ke-sebelas dengan setting adegan yang terjadi di

malam hari di ballroom hotel mewah sedang berlangsung reuni para

mantan aktifis dan pejabat partai yang diantara mereka saling

menyembunyikan kepentingannya masing-masing. Di dalam ballroom

dihadiri oleh Mantan demontsran 1-6, Pejabat T, Bujok, Topan dan Bunga.

Mantan demonstran 1-6 adalah para sahabat dekat Topan saat mereka

masih sama-sama menjadi seorang aktifis. Pejabat T adalah seorang peabat

tinggi partai yang memiliki kepentingan untuk pencalonan diri sebagai

presiden dan Bujok adalah ajudan kepercayaanya. Lalu Bunga adalah istri

Topan.

Page 104: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

97

Persoalan utama yang mendasari tema pada sub-bab ini mengenai

perubahan sosial adalah mengapa begitu sulitnya menyerukan sebuah

perubahan tatanan baru yang bisa menyimpulkan apa yang dimaui

masyarakat luas, agar mereka tahu kemana harus menyalurkan keinginan

dan kemauannya. Dengan mengkrtisi dan mengkoreksi, perubahan harus

menjadi solusi.

Seperti yang ada pada cuplikan dialog dalam naskah Demonstran,

yaitu percakapan antara Pejabat T dan Bujok:

“BUJOK : Perubahan yang mendasar.

PEJABAT-T : Betul. Perubahan mendasar. Dari segala sisi. Bagaimana bisa

dibilang mereka seakan-akan tengah menanggulangi

persoalan? Urusan yang menyangkut korupsi Proyek olahraga

itu saja susah, sulit ditangani. Masih mulur-mungkret.

Tersangka, seperti sembunyi di mana-mana. Urusan yang

menyangkut korupsi kader partai, kok didiamkan. Nah,

bahkan bank yang menangani utang sekian triliyun itu pun,

malah dibiarkan beku begitu saja. Lenyap!

BUJOK : Harus ada perubahan. Hanya partai, jawabannya!

PEJABAT-T : Betul, ada perubahan. Partai. Saya sudah bilang, urusan

seperti ini, memang harus ada yang nekad bertindak. Jangan

dikira semua bisa ditangani dengan omongan doang.

Tindakan. Itu perlu. Dikiranya segala urusan bisa ditangani

dengan membikin lagu-lagu. Harusnya ditanggulangi dengan

berbagai cara, eh, dia malah bikin konser.

BUJOK :Betul. Dan lihatlah para calo pejabat itu. Ketika mau diplih

rakyat, mereka pasang foto di jalanan. Siapa yang lihat?

Semua orang takut karena wajah mereka ternyata… mereka

bukan pemimpin. Rasanya, siapapun menghambat jalannya

revolusi, harus dihukum.

PEJABAT-T :Betul. Setuju. Tapi bagaimana mungkin dihukum? Mereka

masih bersembunyi dibawah payung partai. Semua seakan

dilindungi.

BUJOK :Partai kita harus berkuasa. Untuk menandingi partai tempat

kumpulnya orang-orang yang korupsi. Ya, Jendral, partai kita.

Page 105: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

98

Jika cuman itu itu satu-satunya jalan, kenapa tidak?

Kekuasaan!

PEJABAT-T :Selalu itu saja yang dipikirkan, partai, partai! Memangnya

gampang? Lihat, berapa partai yang sekarang di negeri kita?

Banyak sekali. Partai, bukan tindakan cerdas. Kecuali, kalau

sangat terpaksa.

TOPAN :Partai apa pun, malah bisa membikin perkelahian baru. Untuk

kita, saya lebih setuju jika ada dua atau tiga partai saja.

PEJABAT-T :Ya, ya, itu pandangan Bujok. Namanya juga pandangan?

Benar atau tidak, kita bisa lihat nanti, ya`kan? Dan saya sudah

bikin partai!

BUJOK :Harus ada yang menandingi. Pikiran harus diubah.” (Babak 11).

Hingga akhirnya berlaih keadegan berikutnya, pada babak ke

sebelas dengan cuplikan dialog diatas dalam mencapai sebuah perubahan

tidak terlepas dari sebuah konflik dan aktifitas kritis dan mengkritisi.

Topan yang pada babak tersebut sebagai tamu undangan bersama Bunga,

dibujuk oleh Pejabat T untuk merumuskan sebuah formula perubahan

dengan melalui perjuangan partai. Namun kepentingan tetaplah

kepentingan, Pejabat T akan memanfaatkan popularitas Topan dalam

kampanye-nya.

Secara keseluruhan dialog pada babak ke-11 memang secara

eksplisit memaparkan sebuah seruan untuk perubahan dapat dilihat pada

saat awal Bujok mengataan “perubahan yang mendasar” kemudian

dilanjutkan oleh Pejabat T. peneliti dapat sedikit menyimpulkan bahwa

tema pada dialog tersebut sangat relevan dengan kondisi Indonesia

sekarang ini, dari kasus yang diangkat dan kritik kepada perkembangan

partai yang memenangkan dua periode pemilu tahun 2006 dan 2009 yang

Page 106: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

99

era berkuasanya akan habis pada 2014. Memberikan sebuah alasan akan

munculnya langkah perubahan.

Dalam kondisi semacam itu, kemudian jika melihat kebelakang

saat tirani orde baru yang terjadi lebih kurang selama 32 tahun runtuh oleh

rentetan keberanian dan kritis dalam menyuarakan sebuah kepentingan

perubahan, hingga akhirnya terjadi reformasi yang dipelopori oleh gerakan

mahasiswa 1998 saat itu. Ini adalah sebagai bentuk warisan dari sebuah

depresi besar di era orde baru yang nampaknya harus tetap dipandang

sebagi sebuah bingkai intelektual bagi perubahan sosial di Indonesia.

Kritik sosial terhadap kepemimpinan yang memberikan alasan

untuk sebuah perubahan juga terdapat pada babak ke-12, saat itu setting

malam hari berada di sebuah jalanan kawasan kumuh dengan tema adegan

“Mencari Rakyat Sejati” . Setelah sebuah drama musikal dengan latar para

gelandangan dan tuna wisma, juga bandit-bandit kelas teri. Dunia gelap

yang tersisa hanya harapan. Pada saat itu sisa malam hanya diisi dengan

nyanyi dangdut dan jogetan. Hidup yang keras seakan dicoba untuk

dilupakan.

Dialog tersebut hanya dilakukan oleh Niken dan Wiluta setelah

melihat adegan drama musikal, berikut cuplikan dialognya :

“NIKEN :Apa mereka rakyat sejati?

WILUTA :Agar mereka bisa hidup lebih baik, adalah bagian dari

perjuanga kita.

NIKEN :Yang jelas, mereka rakyat. Sejati atau bukan itu perkara lain.

NIKEN :Rakyat itu siapa?

WILUTA :Rakyat itu kita..

NIKEN :Kita?

Page 107: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

100

JIRAN :Rakyat adalah mereka yang punya hak untuk berkuasa. Tapi

sering, kali tanpa kita sadari, hak itu mendadak sudah beralih

tangan ke genggaman para penguasa. Dan para penguasa,

yang juga pemimpin partai, punya anak bego pun bisa dibikin

jadi pemimin partai. Gak apa goblok, tapi pemimpin partai.

Para penguasa itu sering bilang, kekuasan mereka adalah

barang pinjaman dari rakyat, tapi kenyataan, rakyat sering

dijadikan budak dan kambing hitam.

NIKEN :Jadi, kita tega dibikin budak dan kambing hitam?

WILUTA :Tapi harkat mereka, dibikin seolah-olah naik.

JIRAN :Rakyat punya hak waris, tapi untuk mempertahankan hidup,

mereka wajib membayar dengan sangat mahal.

NIKEN :Siapa menikmati hasil dari tujuan?

WILUTA : Penguasa.

NIKEN : Jadi, hanya selalu mereka yang sealu berkuasa.

JIRAN : Kepentingan rakyat sering jadi dalih kepentingan para

penguasa. Tapi kue hasil dari dalih itu, hanya sebagian kecil

saja yang sampai ke tangan rakyat.

NIKEN : Aku ingat dongeng kanak-kanak

(MENYANYI PERLAHAN)

Dua ekor kelinci berebut roti

Lalu mereka minta tolong kera

Agar diputuskan siapa berhak dapat bagian

Sang kera memotong roti menjadi dua

Ditimbang sebelah lalu digigit perlahan

Lagi, ditimbang sebelah lalu digigit

Begitu seterusnya hingga roti habis

Sang kere tertawa kenyang

Dua kelinci tak pernah dapat bagian

JIRAN : Ya, rakyat sering kali jadi kelinci. Yang langsung bisa

dipotong.” (babak ke-12).

Untuk tema seperti ini tepatnya pada babak ke-12 dapat

digambarkan dalam diri seorang Jiran. Dalam naskah ini Jiran memamng

digambarkan sebagai seorang yang sangat kritis dan memiliki jiwa sosial

tinggi, tidak jauh berbeda dengan dua teman aktifisnya Wiluta dan Niken.

Page 108: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

101

Jiran lebih vokal dan memiliki keberanian yang lebih dalam mengutarakan

maksudnya. Pada dialog diatas Jiran mencoba untuk meyakinkan dirinya

mengenai konsep sebuah perubahan apa dan siapa yang harus dirubah

dalam proses perubahan itu. Pertanyaan yang dilontarkan oleh Topan

membuatnya berfikir keras mengenai arti dari rakyat sejati dan siapa

mereka sebenarnya.

Kemuadian Jiran sebagai tokoh central dalam tema perubahan ini

dikuatkan pula dalam beberapa dialognya yang lain, yaitu :

“NIKEN : Tapi di mana harus kita cari rakyat sejati?

JIRAN : Kita akan terus mencarinya. Sampai ketemu. Karena

pencarian kita belum sampai ujung.

NIKEN : Lalu, di mana ujung yang paling ujung?

JIRAN : Kita harus mencarinya.

NIKEN : Sampai kapan?

JIRAN : Entah. Dasar perjuangan adalah menemukan rakyat sejati,

dan tujuan perjuangan adalah mewujudkan apa saja yang di

kehendaki oleh mereka. Rakyat sejati! Tak tahu, apa bisa

ketemu.

WILUTA : Prihatin. Prihatin.” (babak 12).

Hal ini ditunjukan kepada Jiran, memang karena pada awal

pergerakannya tidak memiliki arah dan target yang pasti untuk

diperjuangkan. Saat dia bertemu Topan untuk mengajaknya memimpin

justru Jiran diberi wejangan-wejangan dan dalih atas pergerakanya

memperjuangkan rakyat yang masih semu itu membuat rasa pesimisme

muncul. Untuk mendapatkan arti sebuah perubahan Jiran harus

mengetahui sebenarnya rakyat yang akan mereka bela. Karena gambaran

objek perjuangannya yang semu justru melemahkan tujuan yang akan

dicapai.

Page 109: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

102

Hakikatnya perubahan adalah perpindahan dari satu tatanan

menuju tatanan baru yang diharapkan lebih baik dari sebelumnya. Pada

awalnya perubahan yang mendasar yang harus dilakukan adalah pada

sebuah konsep dan gagasan dari munculnya ide perubahan. Jiran

menemukan konsep dan gagasan yang melandaskan memperjuangkan

rakyat sebagai pondasi utama. Peneliti tidak melihatnya sebagai kesalahan

melainkan menimbulkan sebuah persepsi yang dijelaskan sebelumnya

pada tema pertama bahwa rakyat selalu diposisikan sebagai kambing

hitam.

Rakyat dalam konteks kedudukan paling rendah adalah sebagai

pelaksana atas kebijakan politik dan rakyat dalam konteks kedudukan

paling tinggi adalah sebagai perumus dan penggagas kebijakan tersebut.

Jadi semua adalah sama-sama rakyat, jadi perubahan itu untuk rakyat yang

seperti apa?. Jelas disampaikan oleh Sabar mengenai kritik perubahan.

Dialog ini muncul di akhir babak ke 12 sebelum transisi ke adegan

berikutnya, yaitu :

“ALUN : (BERTANYA-TANYA) Apakah Anda, rakyat sejati?

SABAR : Ssst, salah. Pertanyaannya, apakah Anda rakyat?

ALUN : (BERTANYA-TANYA) Apakah Anda …. rakyat? (ALUN

DAN SABAR MENUNGGU JAWABAN. DIAM LAMA)

SABAR : Rakyat adalah penonton yang selalu menonton peristiwa

dengan diam. Rakyat, memang bukan pemain. Tapi mereka

pemain!

ALUN : Dan rakyat sejati?

SABAR : Rakyat sejati, ya mereka yang blaburd-blubard.

ALUN : Lho, kok, masa mereka itu blaburd-blubard.

SABAR : Ya, jelas, blaburd-blubard.

ALUN : Mereka cuma bisa blaburd-blubard, pidato-pidato doang ..

Page 110: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

103

SABAR : Saya tidak suka keadaan ini, tidak suka. Bikin prihatin.

Menyedihkan.”(babak ke-12).

Dari kutipan-kutipan dialog di atas maka dapat digambarkan

bahwa tuntutan perubahan harus tetap dilakukan berdampingan dengan

mencari tahu siapa sebenarnya objek yang menjadi pertimbangan dalam

sebuah perjuangan setelah alasan kebobrokan mental para pemimpin yang

harus segera diubah. Dari tatan moral dan nilai demokrasi yang harus tetap

dijadikan pedoman dalam pemerintahan di Indonesia. Aktifitas semacam

ini bisa saja menjadi landasan agar sebuah konsep dan gagasan perubahan

lebih sistematis. Tidak terburu-buru lantaran terpengaruh oleh sisi

emosionalitas dalam menentukan langkah, karena seharusnya ide tersebut

muncul dari proses aktifitas pemikiran yang rasional dan ilmiah.

Sementara itu, menurut peneliti akutnya kelemahan konsep

perubahan seperti yang sudah peneliti jelaskan di paragraf sebelumnya

merupakan sebuah produk dari sikap apatis dan ada kaitannya juga dengan

minimnya pengetahuan. Ini adalah sebuah sintesa dari kemajemukan

asupan-asupan yang diberikan oleh media. Masing-masing disibukan oleh

pemenuhan kepentinganya sendiri. Sebenarnya masalah tersebut dapat

peneliti katakan juga sebagai persoalan elementer yang harus diubah.

Peneliti dapat memberikan sebuah pandangan bahwa perubahan

adalah kerja kolektif bukan perorangan maka dari itu dibutuhkan

kerjasama dari berbagai pihak. Walaupun dalam prosesnya, perubahan

tersebut selalu ada intervensi dari golongan-golongan yang ingin hajatnya

tercapai. Pandangan ini dapat dilihat pula pada naskah Demonstran ketika

Page 111: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

104

terjadi perselisihan antara Pejabat T denngan Topan. konflik ini

disebabkan karena Topan sebagai mantan demonstran dan aktifis merasa

dimanfaatkan popularitasnya oleh pejabat T yang sebentar lagi akan

mencalonkan diri sebagai seorang presiden dengan membuat patung

Topan sang demonstran untuk menarik simpati masyarakat. Namun Topan

sadar bahwa patung dengan wujud dirinya dan diikuti patung orang-orang

dibelakangnya seperti mengikuti komando dari Topan dan menurutnya itu

merupakan hal yang berlebihan.

Topan protes keras kepada Pejabat T mengenai patung tersebut

yang dianggapnya berpotensi menjadi berhala politik dan segera meminta

untuk lekas dihancurkan. Namun Pejabat T menolak keras usulan tersebut

dan menganggap itu adalah sebuah hinaan. Karena pembangunan patung

tersebut dianggap Pejabat T adalah sebagai sebuah strategi kampanye.

Kritikan mulai bermunculan menerpa Topan mengenai patung tersebut,

dan Pejabat T tetap membiarkan patung berdiri kokoh. Topan mengancam

akan segera merobohkan sendiri patung tersebut bersama dengan teman-

teman aktifis lainnya.

Perdebatan antara Topan dan Pejabat T terjadi pada babak ke-24

saat pagi hari di ruang club house. Konflik yang menggambarkan sebuah

kondisi ketika sikap oportunis golongan yang memanfaatkan popularitas

orang lain demi kelancaran tujuan dan kepentingan mereka dengan

mengatas namakan sebuah perubahan, Berikut cuplikan dialognya :

“TOPAN : Saya tidak ingin dijadikan berhala. Jangan lagi orang

menghormati saya, karena perkara demontrasi itu. Saya ingin,

patung tentang saya itu dihancurkan. Saya ada di depan patung

itu. Wajah saya, muka saya. Dan itu sangat tidak bagus. Para

Page 112: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

105

mahasiswa itu yang berjuang. Saya ikut bersama mereka.

Berjuang bersama mereka. Patung itu, maaf, sangat

mengganggu saya.

PEJABAT-T : Patung itu sudah didirikan, dengan upacara yang sangat

bagus. Mana mungkin dihancurkan? Ya ‘kan? Lalu, saya harus

bilang apa kepada masyarakat? Dan jangan lupa, setiap tahun,

perjuangan Sang Topan Pembela Bangsa, selalu kita

pentaskan. Itu yang tidak pernah kita lupakan. Setiap tahun,

Sang Topan menjadi inti cerita. Dari sejak demonstrasi dua

puluh tahun lalu itu, sampai sekarang. Mana mungkin kami

bisa melupakan Sang Topan? Demi masa depan!

BUJOK :Tidak mungkin bisa dilupakan. Sang Topan menjadi

inspirasi bangsa.

TOPAN : Bapak tidak perlu menyuruh orang menghancurkan patung

itu. Saya yang akan menghancurkannya. Dan untuk

sementara, patung itu akan kami tutup. Sampai ada patung

lain yang sesuai. Saya akan menghubungi pematung yang

mampu membikin patung yang seharusnya ada.

PEJABAT-T : Tidak bisa begitu. Patung itu didirikan dengan berbagai

maksud. Ada hubungannya dengan masa depan bangsa ini.

Tidak apa-lah muka patung itu seperti Bung Topan. Bisa saja

muka orang sama. Ya ‘kan? Jangan dihiraukan. Anggap orang

lain. Pembela Bangsa lain-lah. Kenapa harus repot? Kalau

patung itu dihancurkan, lalu nanti bagaimana saya harus

bicara kepada DPR? Masyarakat? Dan pers? Jangan coba

main-main. Patung itu sangat penting.

BUJOK : Anggap saja, Bung Topan adalah orang lain. Dan dia itulah

yang sekarang ini menjadi inspirasi bangsa ini.

TOPAN : Saya bicara kepada dia, bukan kepada Anda. Mengapa Anda

harus ikut bicara? Apa Anda ikut juga memutuskan perkara

ini?

BUJOK : Maaf.

TOPAN : Saya hanya minta izin untuk mengganti patung itu. Dalam

tempo pendek, patung yang lain sudah akan ada di situ.

PEJABAT-T : Tidak bisa, tidak akan saya izinkan.

TOPAN : Biarpun saya memintanya dengan sangat?

PEJABAT-T : Bung Topan, patung itu menjadi bagian dari strategi saya.

Untuk memimpin bangsa ini, saya harus memiliki berbagai

cara yang, katakan saja, paling ampuh. Patung itu, menjadi

Page 113: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

106

salah satunya. Ada banyak cara lain, tapi patung itu menjadi

salah satunya. Orang harus mencintai pahlawan. Dan salah

satu pahlawan itu, sekarang ini, adalah Bung Topan. Dalam

pemilihan presiden, yang sebentar lagi akan dilakukan, saya

harus ada di depan rakyat. Jika orang tahu saya ada di depan

mereka, maka rakyat akan memilih saya. Karena sekarang ini,

saya adalah yang satu-satunya memimpin mereka. Para

pemimpin lain ketinggalan, karena mereka jauh dari rakyat.

TOPAN : Silahkan Jendral jadi presiden. Segala rencana Jendral tidak

akan saya ganggu. Patung itu sangat tidak cocok.

PEJABAT-T : Tidak bisa. Patung harus tetap berdiri, sampai kapan pun.

Bujok, suruh tentara menjaga patung ini. Jangan sampai ada

yang berani membongkar patung-patung itu. Siapa pun dia.

Bahkan juga Anda.” (babak ke-24).

Melalui ajudan kepercayaan Pejabat T yaitu Bujok membuat

sebuah konspirasi untuk menjebak Topan masuk kedalam sebuah

demonstrasi, Bujok menyamar menjadi mahasiswa dan menyerukan

sebuah perubahan memimpin mereka untuk melakukan aksi penetangan

terhadap penuntasan kasus-kasus yang terjadi dan mengajak anak buah

Jiran, Wiluta dan Niken untuk melancarkan aksi. Pada saat itu kelompok

mereka belum memiliki peimpin yang diplot sebagai leader demosntrasi.

Aksi ini sebenarnya bertujuan untuk mengeksekusi Topan agar tidak

banyak melakukan protes mengenai Patung dirinya dan mencegah Topan

melakukan kritikan lain yang menyangkut keberlangsungan hajat Pejabat

T. Topan pun terjebak dan akhirnya mati.

Gambaran konflik tersebut menunjukan bahwa akan

kecenderungan mengenai intervensi dalam aktifitas perubahan. Salah

satunya dengan memanfaatkan isu-isu yang mendasar dan kompleks yang

Page 114: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

107

bisa menyebabkan emosi para aktifis untuk melakukan aksi mudah

terpancing, berikut cuplikan dialog yang ada pada babak ke-22, yaitu:

“BUJOK : Seorang profesor, pakar ekonomi kita, menyatakan blak-

blakan, bahwa 60% lebih Anggaran Belanja negara kita bocor

di tengah jalan. Berapa itu? Berapa itu? Saudara-saudara pasti

hanya bisa menggelengkan kepala dan prihatin ‘astagafiruullah

alazim’,

BUJOK : Puluhan kali. Karena hanya itu yang kita bisa. Geleng-

geleng kepala! Saudara-saudara, sekian trilyun, yang

seharusnya kita nikmati dalam wujud pembangunan sejahtera,

lenyap seperti dimakan setan. Lenyap tak tentu rimba. Jadi

ajang makanan para koruptor! (TERIAK) Koruptor !!

KOOR : (SEMUA TERIAK) Koruptor !!

BUJOK : Dan sementara bagian terbesar rakyat kita, tetap lapar

melarat, melata seperti kadal, mereka disana, senang, berpesta-

pora dan aman-tentram-damai-sentosa sampai anak cucu

mereka kelak. Genjot koruptor! Berantas korupsi sampai habis

!!

SEMUA : Genjot koruptor!

BUJOK : Dan saya ingin tanya: siapa yang sudah korupsi? Jelas bukan

kita, bukan rakyat kecil, bukan kita, tapi mereka! Mereka yang

memiliki kekuasaan dan kesempatan untuk korupsi. Siapa

mereka? Siapa?

KOOR : Mereka!

BUJOK : Penguasa!

KOOR : Penguasa!!

BUJOK : Inilah saatnya kita berjuang!

KOOR : Rakyat berjuang! Rakyat berjuang!

BUJOK : Sejak dulu, kampus adalah ajang ampuh, wadah

berkumpulnya para calon intelektual dan cendikia. Tempat

lahirnya banyak pemimpin bangsa. Kampus adalah candra

dimuka, tempat kita dibangkitkan kesadaran politiknya.

Gerakan pembaruan lahir di kampus. Hampir seluruh

pemimpin kita lahir di sini! Tapi sekarang silakan tengok!

Sekali lagi, maaf saja, astagafirullah alazim.

SEMUA : astagfirullah alazim

Page 115: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

108

BUJOK : Sedih saya. Kenapa? Karena dengan teror yang sistematis,

saudara-saudara sudah jadi bonsai. Dikondisikan untuk jadi

bonsai dan rela dijadikan bonsai.

KOOR : Bonsai! Bonsai! Bonsai!

BUJOK : Apa saudara-saudara punya keberanian untuk bersikap?

Tidak. Untuk bebas berpendapat? Tidak. Tidak gentar

berpolitik? Tidak. Sudi menggerakan suatu pembaruan? Sama

sekali tidak, tidak, tidak! Dan, inilah yang harus jadi prioritas

perjuangan saudara-saudara. Kenapa? Karena masa depan

bangsa dan negara ada di tangan saudara-saudara!” (babak ke-

22).

Dari kutipan-kutipan dialog diatas maka dapat digambarkan bahwa

secara keseluruhan tema yang diangkat mengenai kepemimpinan dan

perubahan sosial adalah dua hal yang berkaitan satu sama lain. Kelaliman

dan konflik adalah pemicu/pemantik kemudian pergerakan demonstrasi

adala aplikasinya. Walaupun dalam kisah diatas terjadi akhir yang anti

klimaks yaitu dengan tewasnya Topan sebagai demonstran.

INTERPRETASI

Pada naskah ini, idealisme seorang Topan sebagai seorang

demonstran masih sama seperti saat ia muda hanya jalannya dan

segmentasi perjuangannya sudah berbeda. Kritik sosial yang dibangun

pada tema ini berawal dari sebuah keadaan sosial yang penuh dengan

kontradiksi. Seperti dikatakan Karl Marx bahwa kesadaran sosial itu

dilahirkan dari keadaan sosial. Kesadaran sosial yaitu ide, gagasan dan

pikiran yang ada pada manusia. Merupakan sebuah realitas dari interaksi

manusia dalam kegiatannya.2 Ini sangat bersangkut paut dengan alur

munculnya kritik sosial pada naskah ini. Terutama kritik sosial

2 Darsono, Karl Marx Ekonomi dan Aksi Politik, (Jakarta : Diadit Media) 2007

Page 116: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

109

kepemimpinan yang juga disinggung dalam tema awal ini, dalam islam

tentu sistem kepemimpinan yang harus dijalankan adalah dengan

menerapkan hukum syariah seperti yang diterangkan dalam Al Qur’an

surat Annur ayat 1:

“(Ini adalah) satu surat yang Kami turunkan dan Kami wajibkan (menjalankan

hukum-hukum yang ada di dalam)nya, dan Kami turunkan di dalamnya ayat ayat

yang jelas, agar kamu selalu mengingatinya.”

B. Superstruktur (skematik)

Skematik adalah sebuah wacana yang pada umumnya memiliki alur

cerita dari awal sampai akhir. Dimana para pembaca disuguhkan bacaan yang

telah di-setting sedemikian rupa oleh penulis sehingga memberikan nuansa

yang berbeda disetap alurnya. Menurut Alex Sobur dalam tulisannya

mengatakan bahwa strukur skematis atau superstrukur menggambarkan bentuk

umum dari suatu teks. Bentuk wacana umum itu disusun dengan sejumlah

kategori atau pembagian umum seperti pendahuluan isi, kesimpulan,

pemecahan masalah, penutup, dan sebagainya.3

Jika topik dan tema telah membeberkan dan menunjukan makna umum

dari suatu wacana yang diangkat pada naskah Demonstran ini. Maka

kemudian struktur skematis akan menjelaskan sebuah bentuk umum dari suatu

teks. Para pembaca akan diberikan sebuah tahapan dan kerangka dari alur

cerita pada naskah Demonstran ini. Menceritakan dari awal hingga bagian

3 Alex Sobur, M. Si, Analisis Teks Media (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2006), cet.

Ke- 4, h 76.

Page 117: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

110

akhir secara sistematis dari awal mengkosntruksi satu peristiwa (adegan) ke

peristiwa (adegan) yang lainnya sehingga membentuk sebuah kesatuan cerita.

Dalam konteks penyajian cerita, setiap pertunjukan drama memiliki

banyak model menyajian alur. Dari penyajian alur maju, alur mundur, alur

campuran, alur jamak alur erat, alur longgar alur tertutup, alur terbuka, alur

bawahan dan alur menanjak. Namunn dalam bagian skematis kali ini peneliti

hanya akan meberikan penjelasan dari point penting yang ada disetiap alur

atau biasa disebut plot.

Bagian dari plot drama meliputi enam tahapan yaitu,

1). pemaparan (eksposisi) adalah bagian dimana pebebera dari

sebuah cerita atau sebagai pengantar ke dalam situasi awal dari lakon

atau cerita yang disajikan. Biasanya waktu, tempat, aspek-aspek

psikologis dari situasi tokoh disampaikan pada bagian ini. Tentu saja

bagian ini sebagai peng-introduksi-an dari awal kejadian dan

rangsangan sebuah konflik.

2). Penggawatan (konflik) adalah sebuah insiden permulaan,

bagian ini adalah dasarnya dari konflik sebuah drama. Ia adalah tenaga

perangsang (exiting force).

3). Penanjakan laku (rising action) disini adalah bagian dari

penjelasan sebuah motif. Sebagai pembawa kepada rentetan berikutnya

dimana konflik itu kian menjadi.

4). Klimaks adalah bagian ketika sebuah titik perselisihan yang

paling ujung yang bisa dicapai oleh sebuah konfrontasi lakon

Page 118: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

111

protagonist-antagonis. Ada dua kemungkinan saat sampai pada titik ini

konflik bisa semakin menghebat atau menurun.

5). Peleraian atau biasa juga disebut sebagai antiklimak adalah

bagian yang menyajkan ketegangan konflik yang sudah tidak

tertahankan. Kemudian mulailah diketengahkan suatu pemecahan

konlfik.

6). Penyelesaian (conclusion) pada bagian ini biasanya

berfungsi sebagai bagian yang mengakhiri segenap kejadian dalam

lakon dan memberikan sebuah jawaban yang diperlukan public yang

telah mengikuti segala persoalan dan menyaksikan konflik-konflik di

dalamnya.4

Kemudian dalam buku Dramaturgi dijelaskan pula istilah mengenai

plot dari Aristoteles filsuf yunani dan seorang sastrawan jerman Gustav

Freytag pada dasarnya arti dari istilah yang mereka kemukakan itu secara

umum menjelaskan mengenai plot, pada penggunaan istilahnya saja yang

berbeda. Aristoteles memilki empat istilah Dramatik Plot yaitu, protatis

(permulaan), epitasio (jalinan kejadian), catastatis (klimaks), catastrophes

(penutupan). Kemudian Gustav Freytag memiliki tujuh istilah yaitu,

exposition (eksposisi), complication (komplikasi), climax (klimaks),

resolution (resolusi), conclusion (konklusi), catastrophe (penutupan) dan

denoument (pelurusan).5

4 Adhy Asmara dr, Apresiasi Drama, (Yogyakarta: Nur Cahya, 1979)

5 Ma’ruf Ch, DramaTurgi dan Dasar Phantomim, (Ponorogo: Teater Islam Darusalam,

cet-1 1986)

Page 119: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

112

Pada tahap ini di dalam sebuah pertunjuakan teater melalui naskah

Demontstran telah diceritakan dari awal hingga akhir sebuah plot yang

berkesinambungan hingga membentuk sebuah kesatuan yang padu dari sebuah

cerita. Makna yang terkandung dalam cerita sangat mudah untuk ditangkap

walaupun akan menimbulkan penafsiran yang berbeda dari setiap penonton

yang menonton pertunjukan. Berkaitan dengan tema yang diangkat pada

penelitian ini yaitu mengenai sebuah kritik sosial dan sebuah perubahan sosial

peneliti ingin memberikan sebuah analiasa skematik melalui perpaduan dari

patern skema pada disiplin ilmu skematik dengan dramatik plot yang

dikemukakan oleh Aristoteles.

Agar lebih mudah untuk meyampaiakan pesan mengenai kritik sosial

dan perubahan. Kedua hal tersebut memiliki keterkaitan satu sama lain pada

tahapan yang memberikan penjelasan bahwa sebuah ideologi mempengaruhi

sebuah perubahan. Ideologi kali ini dimaksudkan pada ideologi dalam kritik

sosial dan pengaplikasiannya. Naskah Demonstran karya N. Riantiarno

memberikan sebuah cerita yang menggambarkan kesinambungan dua hal

tersebut yaitu kritik sosial dan perubahan.

Dalam skematik biasanya menggunakan tiga stuktur yaitu Babak

pertama, Konflik dan Resolusi. Dengan ditambahkan teori Aristoteles, peneliti

akan memberikan sebuah improvisasi dengan menambahkan spesifikasi

disetiap strukturnya yaitu pada babak pertama akan ditambahkan Protatis

(perkenalan), pada babak konflik, akan ditambahkan Catasitas (klimaks) dan

Epitasitas atau Rising Action (komplikasi). Kemudian pada babak resolusi

Page 120: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

113

akan ditambahkan Catastrophe yang di dalamnya terdapat Conclusion

(konklusi) dan Denoument (pelurusan).

1. Babak Pertama

Di babak pertama ini penulis naskah Demonstran menceritakan

sebuah awalan yang unik, tokoh utama tidak diperkenalkan langsung.

Melainkan penjelasan terlebih dahulu mengenai kondisi sosial Indonesia

belakangan ini oleh Sabar dan Alun. Menceritakan sebuah latar belakang

demokrasi yang kian carut marut kala itu. Penyampaian yang dilakukan

oleh mereka berdua. Melalui bahasa yang menjadi alat komunikasi

melahirkan sebuah pendapat mempersatukan jiwa untuk sebuah

pencapaian tertinggi sebuah kedaulatan rakyat.

Kemudian dialanjutkan dengan munculnya Niken, Jiran dan

Wiluta. Pada babak ini mereka bertiga mendapati kendala mengenai

sahabatnya yang ditahan oleh aparat kepolisian akibat dari aksinya yang

anarkis. Topan sang Demonstran yang kini sudah sejahtera karena

keuntungan aksi yang telah dia lakukan dimasa lalu enggan membantu

mereka bertiga dengan dalih sudah bukan umur dan masanya kini hanya

seorang pengusaha sukses. Penolakan tersebut dianggap sebuah

penghianatan lantaran Topan adalah mantan ketua pimpinan yang

dianggapnya selalu vokal dalam beraksi.

Di babak pertama juga digambarkan para sahabat-sahabat topan

pada masa perjuangan yang pada naskah ini disebut sebagai mantan

demonstran. Mereka ada enam orang dan semuanya telah hidup mewah.

Mereka selalu mengadakan perkumpulan rutin guna hanya untuk bincang-

Page 121: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

114

bincang, nostalgia atau pamer barang mewah yang baru mereka dapat.

Enam orang mantan demonstran ini masih menganggap bahwa topan

adalah pemimpin mereka. Ini adalah wujud dari sebuah moral yang baik

bahwa mereka tidak melupakan pemimpin yang memperjuangkan mereka

hingga hidup mewah.

Cita-cita demokrasi menurut Topan telah tercapai setelah

perjuangan kerasnya dulu berbuah manis sekarang. Namun ketenaran

topan dimanfaatkan oleh oknum tertentu yaitu oleh Pejabat T dan Bujok.

Mereka berdua memanfaatkan dalil perubahan dan menunggangi

ketenaran Topan agar kepentingannya menjadi presiden terwujud. Disini

penonton mulai menemukan titik konflik dari sebuah cerita. Dengan segala

upaya Pejabat T membujuk Topan agar mau untuk menjadi bahan

propagandanya. Sampai pada bagian ini peneliti menjelaskan sebuah

peristiwa di babak awal yang memicu ke babak konflik.

Sesuai dengan penjelasan diawal pada pembahasan skematik,

peneliti akan menambahkan sebuah protatis atau perkenalan.

a. Protatis

Protatis atau perkenalan pada bagian ini adalah dimaksudkan

untuk menjelaskan karakter tokoh-tokoh yang ada dalam sebuah cerita.

Sejauh pada penjelasan di babak pertama peneliti menemukan peran-

peran sentral yang diperkenalkan pada adegan-adegan yang

berlangsung. Memproduksi opini untuk kemudian diangkat sebagai

sebuah pesan kritik sosial. Pada masing-masing tokoh menggabarkan

keadaan yang relevan dengan kondisi saat ini. Hanya saja diimbuhi

Page 122: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

115

oleh peran Topan yang menjadi pembeda dan penyeimbang tokoh-

tokkoh lain.

Bunga adalah istri Topan yang pada cerita ini disinyalir

memiliki hubungan spesial dengan Pejabat T adalah mantan aktifis

juga, sosok yang lembut terhadap Topan namun memiliki watak dan

idealisme yang kuat. Jiran, Niken dan Wiluta adalah sahabat topan,

mereka memiliki karakter yang berbeda Jiran digambarkan pada cerita

ini sebagai sosok yang agak pendiam berbeda dengan Niken dan

Wiluta yang arogan selalu menggebu untuk menyerukan sebuah aksi.

Sabar dan Alun juga bisa dikatakan menjadi sosok karakter

penyeimbang, namun beda halnya dengan topan yang masuk dalam

inti pokok sebuah cerita Sabar dan Alun seolah-olah sebagai dewa

yang disetiap adegan selalu memberi petuah-petuah. Kemudaian ada

Pejabat T dengan sosok jenaka yang sangat ambisius bersama Bujok

yang lebih mudah dikatakan sebagai kacung dari Pejabat T. Kemudian

beberapa adegan yang diselipkan dengan musik bersamaan dengan

munculnya koor. Itu adalah beberapa pengenalan dari tokoh-tokoh

yang penting di dalam naskah ini.

Penjelasan tersebut adalah perkenalan dari permulaan sebuah

peran dan motif. Babak pertama yang menjelaskan pelukisan dari

cerita. Dalam adegan perkenalan ini banyak sekali terdapat penjelasan-

penjelasan mengenai pesan apa yang sebenarnya ingin disampaikan.

Pada cerita ini eksposisi berlangsung dalam keadaan yang seimbang

karena ini adalah pengantar menuju babak konflik. Peneliti akan

Page 123: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

116

memberikan contoh dialog dari bagian babak pertama sebuah protatis

dan eksposisi.

Pada babak pertama mencangkup protatis dan eksposisi yang

menggambarkan sebuah kritik sosial kepimipinan, yaitu :

“SABAR : Zaman ini Zaman panik. Orang orang jadi serakah dan

gampang curiga. Sebagian besar kita, kena penyakit jiwa dan

janji-janji bohong simpang siur di langit. Isu lebih digemari

disbanding pidato dan humor menemukan tuahnya disbanding

penderitaan. Yang tidak pro langsung dianggap kontra. Usul

dan pendapat sering dianggap kritikan. Tapi anehnya, si

pengkritik sering tidak tahan kritikan.

Zaman ini Zaman bingung. Yang kecewa berkeliaran dimana-

mana. Pegangan amat rapuh. Tuhan teralu jauh dan nabi-nabi

palsu tersebut pengikut. Orang-orang kaya berkuasa dengan

uangnya. Mereka sanggup membeli hati nurani para pejuang.

Ekonomi dan teknologi jadi tujuan utama. Pendidikan sangat

mahal dan kesenian kadang ada tapi sia-sia, malah lebih

dianggap hiburan.

Inilah kredo orang bingung di zaman panik. Dilantunkan

ketika bumi gonjang ganjing dan sepertinya langit akan segera

menimpa kepala. Inilah Kredo orang panik di zaman bingung.”

(babak 1)

Pada babak tersebut digambarkan mengenai latar belakang yang

mendasar dari sebuah cerita perkenalan melalui penyamapaian fakta

menarik yang terjadi dewasa ini. Krisis kepemiminan yang coba

disampaikan oleh Sabar menjadi isu menarik walaupun adegan ini hanya

sebagai intermezzo dan pembuka wawasan menuju iklim lain yang akan

dimasuki pada cerita ini. Sabar dan Alun seperti hidup di dua alam, dia

tidak nyata tapi dia ada. Pada bagian tersebut, Sabar memeberikan sebuah

perkenalan melalui isu yang sangat relevan dengan kenyataan.

Page 124: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

117

Kemudian ada dialog Topan dengan Wiluta, yaitu :

“TOPAN : Tidak bisa, maaf. Saya sudah tua. Saya tidak sanggup lagi

jadi Robin Hood. Apa yang pernah saya lakukan, dulu, dan

apa yang kalian lakukan sekarang ini, itu permainan anak

muda. Saya? Lihat, perut sudah gendut, nafasngos-ngosan,

mata tidak awas lagi. Saya sudah sejarah. Kekuatan saya habis.

NIKEN : Jadi, Abang tidak mau turun lagi kejalan memimpin kami?

WILUTA : Apa abang kuatir, kedudukan dan kekayaan abanf bisa

terganggu? Hidup abang sekarang memang sudah enak.

Padahal ini semua hasil dari perjuangan abang, dulu, sebagai

demonstran, masa lupa?

TOPAN : Tenanglah sedikit… jangan paksa saya.

NIKEN : Lalu kemana lagi kami harus pergi? Kami tidak punya

pemimpin, kami hanya punya semangat. Kami bergerak

kurang teratur. Kami ingin diatur oleh tokoh yang mampu

menghadapi apa saja. Tokoh yang selalu ada di barisan paling

depan, tokoh yang dikenal sebagai Sang Topan. Abang.

WILUTA : Semua bekas aktifis tidak mau memimpin kami.”(babak 5)

Pada dialog tersebut mengandung kontradiksi antagonis, kedua

belah pihak sama-sama mempertahankan argumentasinya. Awal mula

sebuah perdebatan yang mengarah kepada pecahnya sebuah kesatuan.

Karena dalam cerita ini Wiluta, Niken dan Jiran adalah mantan anak buah

Topan. Penjelasan singkat dari kedua pihak memberikan gambaran bahwa

berikutnya akan ada perdebatan-perdebatan lain untuk memaksa Topan

kembali turun ke jalan. Disini juga menggambarkan sosok karakter aktifis

yang arogan dan keras kepala.

Berikutnya, dialog lanjutan pada babak ke 5, yaitu :

“NIKEN : Alat musyawarah itu selalu satu arah. Dari penguasa. Dan

mufakat adalah perintah. Rakyat tidak diberi hak untuk

brmusyawarah, mereka hanya wajib menjalankan perintah.

Siapa berani melawan arah penguasa dan perintah pejabat?

Rakyat?

Page 125: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

118

TOPAN : Siapa rakyat? Siapa mereka itu? Apa kalian benar-benar tahu

apa yang mereka inginkan? Bilang sama saya! Siapa Rakyat?

BILANG!

NIKEN : Rakyat adalah…

TOPAN : Ya siapa mereka?

NIKEN : Rakyat adalah…

TOPAN : Kalian tidak tahu siapa rakyat. Bagaimana bisa berjuang

kalau kalian tidak tahu untuk apa? Untuk siapa? Yang kalian

rasa, belum tentu dirasakan oleh semua orang. Kalian rakyat,

mereka yang digusur juga rakyat, orang miskin dan orang kaya

itu – rakyat, saya rakyat, bahkan para pejabat juga rakyat. Tapi

siapa rakyat sejati, itu yang harus kalian cari. Kalian terlalu

percaya unjuk rasa itu satu-satunya cara untuk menyelesaikan

masalah. Padahal seringkali sebaliknya.

JIRAN : Interogasi? Indoktrinisasi? Intimidasi? Kami mendatangi

gedung DPR bersama para petani yang resah karena sawah

mereka akan dibikin jadi apartemen dan padang golf. Kami

ingin bertanya, mengapa ada rencana macam itu. Dan

mengapa ganti rugi yang ditawarkan sangat rendah. Semester

tanah, dihargai sama dengan sekilo ubi kayu. Tapi, orag-orang

desa itu dihadang dengan kekerasan. Dan abang tahu, tidak

satu Koran pun yang berai memuat beritanya. Dan abang pasti

bisa mendugamengapa justru pers ketakutan. Derita petani itu

menjadi sangat penting.” (babak 5)

Pada adegan kali ini lebih menonjolkan kepada Jiran yang awal

kemunculannyua lebih banyak sebagai pengikut dari Wiluta dan Niken.

Kali ini Jiran menyerukan suaranya untuk mengajak sang Topan Turun ke

jalan. Tersampaikan juga secara implisit sebuah penjelasan mengenai

kondisi birokrasi yang tidak memihak rakyat kecil, pada dialog terakhir

Jiran dijadikan sebuah perkenalan untuk memasuki babak konflik dengan

warna lain dari isu-isu yang diangkat pada cerita ini. Sejauh ini

kemajemukan sebuah isu yang disampaikan menambah exitment baru

untuk berimajinasi apa yang selanjutnya akan terjadi.

Page 126: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

119

Kemudian ada dialog yang keberadaannya hanya sebagai

pengenalan dan tokoh-tokoh dalam adegan ini sebagai media untuk

memunculkan trigger pada babak konflik. Berikut dialognya :

“MANTAN-1 : Jangan jadi direktur, apalagi direktur utama. Atau yang

sifatnya berhubungan dengan tugas-tugas persahaan.

Komisaris, apa lagi komisaris utama. Bahaya. Jadi apa saja

asal di luar perusahaan. Tapi yang penting, kita berkuasa. Ada

hukumnya. Bisa dicarikan. Penting dan berkuasa, tapi harus

selalu berada di luar perusahan.

MANTAN-3 : Penting dan berkuasa.

MANTAN-1 : Jika duitnya datang dari pemerintah, ah itu bagus. Kita semua

akan mengurusnya disini. Di komisi. Uang dari pemerintah

bisa langsung dilipatgandakan, dengan berbagai cara. Nah,

disitu kita main.

MANTAN-6 : Nopp nopo tokorogo somoto

MANTAN-7 : Cici kili piti himiti jiji

MANTAN-6 : Qolomojo totologo kolojo

MANTAN-5 : Ah, paham saya, paham. Kita terima segala tapi diluar

perusahaan.

MANTAN-4 : Hal-hal yang seperti itu apa bisa diatur?

MANTAN-1 : Bisa, bisa. Kita yang akan mengaturnya di komisi. Nanti

akan diurus oleh yang memang sering menangani perusahaan.

Uang itu pasti akan dipencar dan disebar. Dan ingat, jangan

sampai ada kwitansi atau bukti yang bisa membuat kita punya

hubungan dengan perusahaan. Tanpa kwitansi, tanpa bukti

pengeluaran.

MANTAN-2 : Caranya?

MANTAN-1 : Ah, pakai tanya-tanya. Pasti tahu semua diatur. Tanya saja

yang sama Pak Ketua. Pasti dia sudah tahu bagaimana

mengaturnya.

MANTAN-2 : Heheh, saya kira ada cara lain. Kalau begitu, kita semua tahu.

MANTAN-3 : Penting dan berkuasa, ini yang utama.

(MUNCUL PEJABAT-T, BUJOK, TOPAN, BUNGA DAN

PENATA RAMBUT)

PEJABAT-T : Sang Topan tokoh sepanjang masa. Legenda hidup dari

zaman perjuangan menumbangkan tirani yang sangat tiran it.

Luar bisaa. Anda sama sekali tidak berubah. Semua sama,

Page 127: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

120

masih seperti dulu. Tubuh atletis. Gaya tetap garang. Apa

kabar?

TOPAN : Baik, Jendral.

PEJABAT-T : Bunga, apa kabar?

BUNGA : Baik, Jendral.

PEJABAT-T : Perkenalkan, Bujok. Sahabat saya. Di rumah, dia ini sudah

seperti family. (MEREKA BERSALAMAN) Ah, keadaan ini

sudah harus segera diubah. Tidak bisa kita kita biarkan terus

begini. Suasananya berengsek. Yang kacau malah dibiarkan

merajalela. harus ada perubahan.

TOPAN : Perubahan, Jendral?

BUJOK : Perubahan yang mendasar.

PEJABAT-T : Betul. Perubahan mendasar. Dari segala sisi. Bagaimana bisa

dibilang mereka seakan-akan tengah menanggulangi

persoalan? Urusan yang menyangkut korupsi Proyek olahraga

itu saja susah, sulit ditangani. Masih mulur-mungkret.

Tersangka, seperti sembunyi di mana-mana. Urusan yang

menyangkut korupsi kader partai, kok didiamkan. Nah, bahkan

bank yang menangani utang sekian triliyun itu pun, malah

dibiarkan beku begitu saja. Lenyap!

BUJOK : Harus ada perubahan. Hanya partai, jawabannya!

PEJABAT-T : Betul, ada perubahan. Partai. Saya sudah bilang, urusan

seperti ini, memang harus ada yang nekad bertindak. Jangan

dikira semua bisa ditangani dengan omongan doang.

Tindakan. Itu perlu. Dikiranya segala urusan bisa ditangani

dengan membikin lagu-lagu. Harusnya ditanggulangi dengan

berbagai cara, eh, dia malah bikin konser.

BUJOK : Betul. Dan lihatlah para calo pejabat itu. Ketika mau diplih

rakyat, mereka pasang foto di jalanan. Siapa yang lihat?

Semua orang takut karena wajah mereka ternyata… mereka

bukan pemimpin. Rasanya, siapapun menghambat jalannya

revolusi, harus dihukum.

PEJABAT-T : Betul. Setuju. Tapi bagaimana mungkin dihukum? Mereka

masih bersembunyi dibawah payung partai. Semua seakan

dilindungi.

BUJOK : Partai kita harus berkuasa. Untuk menandingi partai tempat

kumpulnya orang-orang yang korupsi. Ya, Jendral, partai kita.

Jika cuman itu itu satu-satunya jalan, kenapa tidak?

Kekuasaan!

Page 128: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

121

PEJABAT-T : Selalu itu saja yang dipikirkan, partai, partai! Memangnya

gampang? Lihat, berapa partai yang sekarang di negeri kita?

Banyak sekali. Partai, bukan tindakan cerdas. Kecuali, kalau

sangat terpaksa.

TOPAN : Partai apa pun, malah bisa membikin perkelahian baru.

Untuk kita, saya lebih setuju jika ada dua atau tiga partai saja.

PEJABAT-T : Ya, ya, itu pandangan Bujok. Namanya juga pandangan?

Benar atau tidak, kita bisa lihat nanti, ya`kan? Dan saya sudah

bikin partai!

BUJOK : Harus ada yang menandingi. Pikiran harus diubah.” (babak

11)

Dari dialog pada babak ke 11 tersebut, dapat peneliti jelaskan

bahwa penampilan para Mantan Demonstran hanya sebagai pelengkap dari

rangkaian-rangkaian peristiwa supaya lebih berwarna. Adegan ini lebih

bertujuan sebagai pemicu konflik yang akan terjadi di babak berikutnya.

Dapat dilihat dari dialog Pejabat T dengan topan mengenai perubahan

yang hanya dapat dialakukan melalui aktifitas di partai politik. Bujok yang

sebagai ajudan sang calon presiden hanya mengikuti apa yang dikatakan

oleh Pejabat T tidak jarang juga sesekali memberi opininya, begitupun

Bunga yang sepanjang adegan pada babak ini tidak banyak memiliki

percakapan penting. Hanya sebagai pendamping Topan suaminya.

Itu adalah beberpa cuplikan dialog yang mengambarkan sebuah

perkenalan di babak pertama dalam term semantik. Peneliti menambahkan

improvisasi dengan memberi serta protatis sebagai eksposisi. Sehingga

menjabarkan secara spesifik apa yang sebenarnya yang terkandung ada

pada babak pertama. Protatis memberikan pendapat imbuhan yang masih

sesuai dengan pattern semantik.

Page 129: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

122

2. Konflik

Pada taraf ini peneliti akan menjelaskan sebuah konflik dalam

artian dramatik. Pada dasarnya poin dramatik pada bagian ini dapat

ditemukan dalam banyak bagian, ada beberapa konflik yang mengikuti

konflik utama dari cerita ini. Insiden permulaan konflik ini berkembang

dengan baik sesuai dengan jalan ceritanya masing-masing. Seperti konflik

antara Topan dengan istrinya Bunga yang dicurigai memiliki hubungan

dengan Pejabat T, konflik antara Topan dengan tiga mantan anak buahnya

Jiran, Niken dan Wiluta. Juga konflik yang dimiliki Topan dengan Pejabat

T lantaran tindakannya yang memanfaatkan ketenaran Topan untuk

kepentingan partainya.

Pada awalnya Topan yang memutuskan telah pensiun dari dunia

demonstrasi dan memilih pelabuhan hidup untuk menjadi seorang

pengusaha berjalan sangat lancar dan menghasilkan kekayaan yang

berlimpah untuk menghidupi dirinya dan Bunga sang istri. Kemudian di

sisi lain mantan anak buahnya Jiran, Wiluta dan Niken masih lengket

kakinya dengan jalan demonstrasi. Hingga suatu saat mereka bertiga

datang kerumah Topan mengajaknya kembali turun ke jalan agar dapat

memimpin lagi untuk mengkritisi pemerintah yang saat itu dianggapnya

sangat lalim, disampaikan pula pada dialog mereka mengenai keburukan

pemerintah yang relevan dengan realitas per-politikan di Indonesia, berikut

cuplikan dialog yang menjadi awal konflik :

“TOPAN : Tidak bisa, maaf. Saya sudah tua. Saya tidak sanggup lagi

jadi Robin Hood. Apa yang pernah saya lakukan, dulu, dan

apa yang kalian lakukan sekarang ini, itu permainan anak

Page 130: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

123

muda. Saya? Lihat, perut sudah gendut, nafasngos-ngosan,

mata tidak awas lagi. Saya sudah sejarah. Kekuatan saya habis.

NIKEN : Jadi, Abang tidak mau turun lagi kejalan memimpin kami?

WILUTA : Apa abang kuatir, kedudukan dan kekayaan abanf bisa

terganggu? Hidup abang sekarang memang sudah enak.

Padahal ini semua hasil dari perjuangan abang, dulu, sebagai

demonstran, masa lupa?

TOPAN : Tenanglah sedikit… jangan paksa saya.

NIKEN : Lalu kemana lagi kami harus pergi? Kami tidak punya

pemimpin, kami hanya punya semangat. Kami bergerak

kurang teratur. Kami ingin diatur oleh tokoh yang mampu

menghadapi apa saja. Tokoh yang selalu ada di barisan paling

depan, tokoh yang dikenal sebagai Sang Topan. Abang.

WILUTA : Semua bekas aktifis tidak mau memimpin kami.

NKEN : Mereka bilang, hanya buang-buang energy sia-sia. Ini

gerakan yang mereka anggap, sudah tidak ada gunanya.

WILUTA : Hanya abang harapan kami.

TOPAN : Ya, maaf saja, kalian juga sudah terlalu tua. Tidak mungkin lagi.

WILUTA : Maksudnya, kmau tidak bisa? Inilah saatnya, Abang..

TOPAN : Maaf…

NIKEN : Tidak sangka, sekarang abang sudah jadi penakut.

TOPAN : Saya berhak memilih untuk bilang tidak atau ya. Sekarang,

saya atur jalan hidup saya sendiri. Saya sudah finish…

NIKEN : Egois. Hanya nasib sendiri, yang abang pertimbangkan.

Abang tahu Negara makin berengsek. Tapi abang diam saja.

Jujur juga, saya menyesal ketemu abang sekarang. Pandangan

saya tentang abang hancur berantakan.

TOPAN : Apa boleh buat. Itu 20 tahun yang lalu… zaman berubah.

NIKEN : Minggu lalu abang bicara dikoran, abang selalu siap jika

terpaksa harus turun ke jalan lagi. Sekarang ini waktunya.

TOPAN : Niken, pengusaha harus butuh publikasi. Masa kamu tidak

paham? Saya pengusaha. Itu bagia dari strategi. Tapi jika

kenyataan yang harus dihadapi diduga akan sangat pahit, kita

harus cepat-cepat menghindar. Ketika korupsi tidak bisa

dilawan lagi, kita….

NIKEN : Lari? Betul.

TOPAN : Realitas harus dihadapi dengan realistis. Pengusaha tak

pernah bermimpi, dia menghitung untung rugi.

WILUTA : Demi keuntungan pribadi.

Page 131: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

124

TOPAN : Demi usaha agar tetap bisa survive. Kepala harus tetap

dingin. Zaman spontanitas otot da emosi, sudah lewat.

Sekarang zaman otak dan strategi. Pkiran. Akal. Hitungan

langah adalah uang. Waktu, sangat berharga.

WILUTA : Ah, jadi kami sudah merampok waktu berharga abang.

TOPAN : Wiluta, Niken, maaf, saya betul-betul tidak bisa ikut. Kondisi

tidak memungkinkan. Saya bukan aktivis lagi.

JIRAN : Abang tidak perlu lagi turun lagi ke jalan, sebab kami tidak

punya uang untuk membeli paying kalau abang kepanasan.

Abang cukup mengatur strategi dan konsep pergerakan. Abang

akan lebih banyak duduk di markas saja. Katakanlah, kalau

gerakan demonstrasi itu bisa diibaratkan PT, maka abang

adalah dirut-nya. Kamu semua, karyawan operasionalnya.

Abang tidak perlu repot membersihkan got, cukup abang

pertintahkan, kami yang akan bekerja. Sayangnya, bekerja di

PT Demonstrasi tidak ada gaji.”(babak 5)

Menelik dari cuplikan diatas, konflik awal yang menjadi permulaan

ini adalah sebagai rentetan-rentetan konflik yang saling berhubungan satu

sama lain sehingga membuat alur cerita dalam naskah ini sangat bewarna.

Sindiran yang disampaikan pada tiap dialognya membuka pikiran para

penonton pada saat itu jika pemerintahan yang dijalankan belakangan ini

sudah terlalu banyak lubang hitamnya. Setelah itu lanjut lagi ada beberapa

cuplikan dialog yang menjadi penerus konflik pada bagian ini. Berikut

dialognya :

“NIKEN : Alat musyawarah itu selalu satu arah. Dari penguasa. Dan

mufakat adalah perintah. Rakyat tidak diberi hak untuk

brmusyawarah, mereka hanya wajib menjalankan perintah.

Siapa berani melawan arah penguasa dan perintah pejabat?

Rakyat?

TOPAN : Siapa rakyat? Siapa mereka itu? Apa kalian benar-benar tahu

apa yang mereka inginkan? Bilang sama saya! Siapa Rakyat?

BILANG!

NIKEN : Rakyat adalah…

Page 132: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

125

TOPAN : Ya siapa mereka?

NIKEN : Rakyat adalah…

TOPAN : Kalian tidak tahu siapa rakyat. Bagaimana bisa berjuang

kalau kalian tidak tahu untuk apa? Untuk siapa? Yang kalian

rasa, belum tentu dirasakan oleh semua orang. Kalian rakyat,

mereka yang digusur juga rakyat, orang miskin dan orang kaya

itu – rakyat, saya rakyat, bahkan para pejabat juga rakyat. Tapi

siapa rakyat sejati, itu yang harus kalian cari. Kalian terlalu

percaya unjuk rasa itu satu-satunya cara untuk menyelesaikan

masalah. Padahal seringkali sebaliknya.

JIRAN : Interogasi? Indoktrinisasi? Intimidasi? Kami mendatangi

gedung DPR bersama para petani yang resah karena sawah

mereka akan dibikin jadi apartemen dan padang golf. Kami

ingin bertanya, mengapa ada rencana macam itu. Dan

mengapa ganti rugi yang ditawarkan sangat rendah. Semester

tanah, dihargai sama dengan sekilo ubi kayu. Tapi, orag-orang

desa itu dihadang dengan kekerasan. Dan abang tahu, tidak

satu Koran pun yang berai memuat beritanya. Dan abang pasti

bisa mendugamengapa justru pers ketakutan. Derita petani itu

menjadi sangat penting.

NIKEN : Untuk apa cerita, Jiran. Dia sudah tidak punya kuping lagi.

JIRAN : Kamu percaya, unjuk rasa adalah salah satu cara agar

tuntutan diperhatikan. Lalu, biarakan kebenaran menentukan

jalannya.

WILUTA : Jalan kebenaran selalu kasar, terlalu banyak rambu-rambunya.

TOPAN : Terlalu banyak kebenaran, sulitmemilih mana yang paling asli.

NIKEN : Lagi-lagi wejangan . Dalih. Dalih!

TOPAN : hanya emosi, kalian hanya mengikuti emosi. Unjuk rasa jika

dijalankan dengan emosi, hasilnya bisa jadi cuman anarki.

JIRAN : Emosi? Mengapa abang rela buka kedok? Betul. Abang

sudah jadi tumpul. Kemana perginya solidaritas abang yang

dulu terkenal sangat kental itu? HILANG? HILANG?

HILANG?

NIKEN : Jiran… sudah. Cukup!

JIRAN : Siapa yang menentukan harga-harga? Siapa yang menipu dan

menghisap darah? Pabrik-pabrik siapa yang seenaknya berak

limbah tanpa ada sangsinya?

WILUTA : Jiran

Page 133: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

126

JIRAN : Siapa yang giat menimbun kekayaan tapi dapat tepuk tangan

meriah setiap kali mereka mengguntung pita pembukaan

acara-acara sosial?

Jenis presiden macam apa yang ada sekarang ini? Masa dia

marah sama mentri, terus ngomong di televise? Supaya rakyt

mendengar? Tidak ada yang mendengar. Bahkan mentrinya

sendiri berlagak seperti tidak tahu menahu. Rakyat capek

mendengarkan itu. Di Zaman dulu, bahkan ada seorang

presiden memanggil mentri itu ke rumah, lalu dimarahi.

Kalau mentrinya tidak setuju, ya saya pecat. Di zaman

presiden pertama, malah ada diskusi, karena mentrinya pinter-

pinter.

NIKEN : Jiran, untuk apa memberi tahu dia lagi?

WILUTA : Siapa sudi mendengar pengulangan? Tapi itulah kenyatan.

JIRAN :(TIDAKPEDULI)

Mereka bilang, sedang memerangi kebodohan dan kemiskinan,

padahal mereka justru sedang menyebarkan kedua penyakit

itu.

Kami, adalah orang-orang konyol yang sering diejek seperti

itu. Padahal kami Cuma mengingatkan masih banyak

persoalanyang belum diselesaikan. Kita wajib

menyelesaikannya.”(babak 5)

Kemudian konflik berikutnya terjadi antara Topan dengan Bunga

sang istri tercintanya, awal mula dari terkuaknya konflik ini adalah saat

Pejabat T yang mulai mendekati Topan demi kepentingan kampanye

partainya. Saat itu Topan yang belum mengetahui jika dirinya sedang

diolah untuk menjadi kendaraan politiknya membiarkan saja Pejabat T

terus berkomunikasi secara intensif dengan Bunga hingga akhirnya

terbongkarlah hubungan tersebut. Bunga selalu menolak mengenai

statement yang memojokan dirinya dengan Pejabat T dan berdalih bahwa

hubungan tersebut adalah sebatas antara Anak dan Ayah angkat. Berikut

adalah cuplikan dialognya :

Page 134: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

127

“BUNGA : Demi Tuhan, tidak ada yang terjadi. Kami hanya saling

memegang dan saling memberikan perhatian. Beberapa kali

dia mencium pipiku, sudah itu sudah. Bahkan ciuman dengan

mulut pun kami belum pernah. Beberapa kali pelukan. Tapi itu

hanya pelukan sayang. Tak ada rasa atau keinginan untuk

saling memiliki. Memang dia sering terlihat manja. Ya, betul,

kadang dia memelukku.

TOPAN : (DIAM SAJA) ..

BUNGA : Ya, aku memperhatikan dia. Apa salah? Sejak kami pertama

dulu berhubungan, dia betul-betul sudah tidak mampu berbuat

apa-apa. Kami hanya saling menyayangi.

TOPAN : (DIAM SAJA) ..

BUNGA : Dia tidak punya apa-apa lagi. Dia lumpuh. Orang mengira

dia sehat, padahal tidak. Bahkan ingin punya anak pun, dia

sudah tidak mampu lagi. Seorang anak dari isterinya, sekolah

di luar negeri. Sampai sekarang, isterinya tidak dia ceraikan.

Masih tinggal serumah. Meski begitu, dia menyayangi aku.

Isterinya juga tahu. Abang tetap nomor satu.

TOPAN : Ah, ya. Nomor satu.

BUNGA : Tidak ada orang lain yang aku cintai, hanya abang.

TOPAN : Dia tidak?

BUNGA : Hanya abang. Jangan sampai abang merasa, aku seakan-akan

meninggalkan abang. Tidak akan.

TOPAN : Aku hanya merasa, rasanya, kau sudah meninggalkan aku.

Tapi kalau salah, lupakan. Atau kau memang sudah

meninggalkan aku?

BUNGA : Bagiku, Abang selalu menjadi nomor satu. Kapan pun, di

mana pun, dalam keadaan apa pun, Abang selalu menjadi

nomor satu. Ketika kami berhubungan dulu, aku menjadi aman

karena dia tidak mampu berbuat apa-apa. Dia hanya minta

agar apa pun yang menjadi kelemahannya jangan sampai

diketahui oleh umum. Dan aku harus memperhatikan dia.

TOPAN : Ya, memperhatikan dia ..

BUNGA : Ya, memperhatikan dia ..

TOPAN : Memperhatikan dia, dan segalanya ..

BUNGA : Hanya memperhatikan saja. Apa itu salah?

TOPAN : Kau punya suami.

BUNGA : Aku hanya memperhatikan dia. Cuma itu. Salah?

TOPAN : Sudahlah. Aku tak mau bicara itu lagi.

Page 135: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

128

BUNGA : Jangan aku dianggap lain.

TOPAN : Bunga, stop! Stop!

BUNGA : Aku Bunga-mu yang dulu. Sampai sekarang masih seperti

dulu. Aku tidak pernah berubah. Inilah aku, dulu dan sekarang,

tetap sama.

TOPAN : (TERIAK) Diam! Coba, dengar aku!

BUNGA : (TERIAK) Aku harus mendengar apa?

TOPAN : Kalau dulu dia mampu bikin apa-apa, apa kau masih

melanjutkan? Ah, kamu masih tetap bersamanya, sampai

sekarang. BUNGA : Jangan bilang begitu ..

TOPAN : Baru sekarang kau bilang dia tidak mampu berbuat apa-apa.

Kalau dia mampu berbuat apa-apa, mana kutahu? Aku tidak

tahu apa yang terjadi selama kau bersama dia. Kalapun kau

bohong ..

BUNGA : Aku tak pernah bohong.

TOPAN : Aku tidak tahu. Baru sekarang kau bilang, dia tak mampu

berbuat apa-apa. Sekarang aku ingin dengar, coba saja, jika

dulu dia mampu berbuat apa-apa, apa kau masih tetap

berhubungan? Apakah masih?

BUNGA : Tidak.

TOPAN : Ah, apa yang ada dalam hatimu? Kenapa bicara lain?

BUNGA : Dia lain. Dia luar biasa. Dia negarawan. Guruku. Aku

anaknya, paling tidak dia menganggap aku seperti itu.

Sekarang, aku menganggap dia ayahku, apa itu salah? Apa

yang aku lakukan? Aku tidak berbuat apa-apa. Anggap ini

hubungan biasa saja. Dan dulu, kalau ternyata dia mampu

berbuat apa-apa, tentu saja aku akan hati-hati. Aku tidak akan

mau ada bersama dia.

TOPAN : Sudahlah ..

BUNGA : Aku bersumpah, jika dia mampu berbuat begitu, aku akan

hati-hati. Aku akan lebih mengajakmu, supaya kita hanya

berteman saja.

TOPAN : Bagaimana kau bisa tahu, dia mampu? Ataupun tidak

mampu? Sudahlah, Bunga. Jika kau merasa sudah harus

dihentikan, hentikan. Tapi kalau kau masih terus

berhubungan dengan dia, terserahlah. Itu putusanmu. Aku

tidak mau bicara lagi. BUNGA : Tidak ada yang salah. Dia

ayahku.

TOPAN : Ya, sudah. Dia ayahmu. Dan aku ini apa?

Page 136: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

129

BUNGA : Abang kekasihku, cintaku, suamiku. Apa itu tidak cukup.

TOPAN : Bunga, apa yang tadi kuucapkan keluar dari dalam hati.

Hatiku. Kau sesungguhnya tahu apa yang harus dilakukan.

Kau bukan anak kecil lagi. Dan kau sudah

mengucapkannya tadi. Dia ayahmu atau gurumu, atau

apalah namanya, aku tak peduli. (PERGI. HATINYA

SANGAT PILU).”(babak 23)

Cuplikan dialog diatas adalah konflik tambahan dalam cerita ini

sehingga membuat alur tidak membosankan, insiden yang terdapat pada

adegan tersebut menggambarkan kegusaran Topan yang setelah kesekian

kali melihat Bunga dekat dengan Pejabat T.

Lalu ada juga konflik utama yang terdapat pada cerita ini yaitu

konflik antara Topan dan Pejabat T. mereka bersitegang mengenai

pemaknaan simbol dari patung yang didirikan oleh Pejabat T patung

tersebut adalah patung Topan Sang Demonstran, topan tidak bisa

membiarkan dirinya menjadi akomodasi politik Pejabat T dia sadar bahwa

nantinya patung tersebut menjadi berhala demokrasi yang harus selalu

diwujudkan melalui aksi dan demonstrasi. Topan meminta untuk segera

patung itu dirobohkan namun Pejabat T menolaknya.

Oleh karena itu akhirnya Topan memutuskan kembali turun kejalan

bersama mantan anak buahnya. Pejabat T yang merasa elektabilitasnya

akan terancam dengan runtuhnya patung tersebut kemudian membuat

sebuah langkah konspirasi untuk menjebak Topan. Perselisihan tersebut

memecah belah hubungan yang tadinya antara Topan dan Pejabat T sangat

dekat menjadi panas dan runyam ditambah kecemburuannya terhadap

istirnya yang dekat dengan Pejabat T, dan untuk menghentikannya Topan

Page 137: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

130

harus kembali rela berpeluh dan berpanas-panasan kembali

berdemonstrasi.

Berikut adalah dialog pada bagian konflik antara Topan, Bujok dan

Pejabat T :

“TOPAN : Saya tidak ingin dijadikan berhala. Jangan lagi

orang menghormati saya, karena perkara demontrasi

itu. Saya ingin, patung tentang saya itu dihancurkan.

Saya ada di depan patung itu. Wajah saya, muka saya.

Dan itu sangat tidak bagus. Para mahasiswa itu yang

berjuang. Saya ikut bersama mereka. Berjuang

bersama mereka. Patung itu, maaf, sangat

mengganggu saya.

PEJABAT-T : Patung itu sudah didirikan, dengan upacara yang

sangat bagus. Mana mungkin dihancurkan? Ya ‘kan?

Lalu, saya harus bilang apa kepada masyarakat? Dan

jangan lupa, setiap tahun, perjuangan Sang Topan

Pembela Bangsa, selalu kita pentaskan. Itu yang tidak

pernah kita lupakan. Setiap tahun, Sang Topan

menjadi inti cerita. Dari sejak demonstrasi duapuluh

tahun lalu itu, sampai sekarang. Mana mungkin kami

bisa melupakan Sang Topan? Demi masa depan!

BUJOK : Tidak mungkin bisa dilupakan. Sang Topan

menjadi inspirasi bangsa.

TOPAN : Bapak tidak perlu menyuruh orang menghancurkan

patung itu. Saya yang akan menghancurkannya. Dan

untuk sementara, patung itu akan kami tutup. Sampai

ada patung lain yang sesuai. Saya akan menghubungi

pematung yang mampu membikin patung yang

seharusnya ada.

PEJABAT-T : Tidak bisa begitu. Patung itu didirikan dengan

berbagai maksud. Ada hubungannya dengan masa

depan bangsa ini. Tidak apa-lah muka patung itu

seperti Bung Topan. Bisa saja muka orang sama. Ya

‘kan? Jangan dihiraukan. Anggap orang lain. Pembela

Bangsa lain-lah. Kenapa harusrepot? Kalau patung itu

dihancurkan, lalu nanti bagaimana saya harus bicara

Page 138: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

131

kepada DPR? Masyarakat? Dan pers? Jangan coba

main-main. Patung itu sangat penting.

BUJOK : Anggap saja, Bung Topan adalah orang lain. Dan

dia Itulah yang sekarang ini menjadi inspirasi bangsa

ini.

TOPAN : Saya bicara kepada dia, bukan kepada Anda.

Mengapa Anda harus ikut bicara? Apa Anda ikut juga

memutuskan perkara ini?

BUJOK : Maaf.

TOPAN : Saya hanya minta izin untuk mengganti patung itu.

Dalam tempo pendek, patung yang lain sudah akan

ada di situ.

PEJABAT-T : Tidak bisa, tidak akan saya izinkan.

TOPAN : Biarpun saya memintanya dengan sangat?

PEJABAT-T : Bung Topan, patung itu menjadi bagian dari strategi

saya. Untuk memimpin bangsa ini, saya harus

memiliki berbagai cara yang, katakan saja, paling

ampuh. Patung itu, menjadi salah satunya. Ada

banyak cara lain, tapi patung itu menjadi salah

satunya. Orang harus mencintai pahlawan. Dan salah

satu pahlawan itu, sekarang ini, adalah Bung Topan.

Dalam pemilihan presiden, yang sebentar lagi akan

dilakukan, saya harus ada di depan rakyat. Jika orang

tahu saya ada di depan mereka, maka rakyat akan

memilih saya. Karena sekarang ini, saya adalah yang

satu-satunya memimpin mereka. Para pemimpin lain

ketinggalan, karena mereka jauh dari rakyat.

TOPAN : Silahkan Jendral jadi presiden. Segala rencana

Jendral tidak akan saya ganggu. Patung itu sangat

tidak cocok.

PEJABAT-T : Tidak bisa. Patung harus tetap berdiri, sampai

kapan pun. Bujok, suruh tentara menjaga patung ini.

Jangan sampai ada yang berani membongkar patung-

patung itu. Siapa pun dia. Bahkan juga Anda.

BUJOK : Siap. Saya catat, Jendral. Patung itu, tak boleh

diganggu. Begitu ..

PEJABAT-T : Maaf. Ada orang lain yang harus saya temui

sekarang ini. Maaf ..

TOPAN :…(MARAH. HANYA MENGANGGUK DAN PERGI)

Page 139: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

132

BUJOK : Jadi pahlawan, tidak mau. Apa yang dia mau?

PEJABAT-T : Apa yang harus kita lakukan? Dia bisa

mempengaruhi yang lain.

BUJOK : Saya sudah tahu caranya. Dia harus jadi tumbal.

PEJABAT-T : Semua harus bagus. Jangan sampai gerakan kita

terhambat. Saya merasa, rakyat sudah memilih saya.

Sayalah pemimpin itu. Presiden.”(babak 24)

Jaminan bagi terhindarnya Topan dari pragmatisme Pejabat T adalah

dengan melawannya, dan caranya adalah berdemonstrasi. Lalu Pejabat T juga

mengantisipasi citra dia yang terancam oleh aksi topan di jalan dengan

membuat konspirasi yang telah di-setting sedemikian rupa untuk menjebak

Topan kedalamnya kemudian dieksekusi. Sikap tidak sportif tersebut

tercermin dalam dinamika perpolitikan Indonesia halnya seperti kasus

penculikan terhadap pihak oposisi kerap menjadi tren di era orde baru.

Pada cerita ini tokoh yang menjadi central dan pusat adalah Topan,

oleh karena akar masalah banyak yang timbul darinya. Sementara itu

tingginya tensi yang didapat pada bagian ini memberikan sebuah benang

merah kemana cerita ini akan berjalan. Seolah-olah seperti rangkaian yang

menjadi satu dari konflik-konflik yang terjadi sebelumnya. Hinggga pada

akhirnya Topan mengumpulkan bala bantuan dan bersama Jiran, Wiluta dan

Niken. Sebuah kabar segar bagi mereka bahwa Topan Sang Demonstran mau

kembali turun ke jalan.

Pesan yang akan disampaikan disini menjadi beragam namun tetap

akan peneliti kerucutkan. Oleh karena itu penjelasan skematik pada bagian ini

menjeleaskan terlebih dahulu rentetan peristiwa-peristiwa yang menjadi

pemicu konflik. Kemudian akan kembali dijabarkan melalui penjelasan pada

Page 140: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

133

bagian Epitasis dan Catasitaisis sesuai dengan penjelasan di awal bagian-

bagian skematika.

1) Epitasis

Epitasis atau jalinan kejadian yang menimbulkan rangkaian

kerumitan kali ini digambarkan pada awal mula Jiran Niken dan Wiluta

mengajak topan untuk kembali turun ke jalan. Di dalam sebuah perjuangan

memang harus ada pemimpin yang mampu mengarahkan anak buahnya ke

arah dan pola yang benar. Disisni mereka bertiga masih menganggap

bahwa Topan masih yang terbaik dan hanya dia yang mampu memipin

sebuah pergerakan. Namun berulang kali Topan mengingatkan kepada

mereka bahwa demonstrasi sudah bukan jamanya lagi kini adalah jaman

otak dan kecurangan yang berlaku. Dan juga penolakan Topan sangat

realistis bahwa dia kini adalah pengusaha kaya dan sukses, tidaklah

berlebihan jika kini dia ingin menikmati hasil jerih payahnya dahulu.

Setelah terlewatinya masa muda yang penuh dengan perjuangan

dan demonstrasi. Kini hidupnya bersama sahabat-sahabatnya yang juga

mantan aktifis sangat sejahtera. Namun, dibalik ketenarannya tersebut

muncul lah Pejabat T yang mencoba memanfaatkan ketenaraanya dengan

membuat patung berhala untuk mencari simpati masa demi

kepentingannya di pilpres mendatang. Ini adalah bagian kedua dari jalinan

konflik yang terjadi. Kerumitan yang muncul terjadi akibat dari elaborasi

sebuah masalah-masalah yang diangkat pada cerita ini.

Kemudian masalah yang muncul berikutnya disambungkan

kembali melalui Bunga yang semakin hari bertambah dekat dengan

Page 141: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

134

Pejabat T. Selanjutnya sebagai sebuah langkah pemulus agar aksinya tidak

mendapat hambatan yang berarti, Pejabat T selalu mengajak Topan beserta

istrinya untuk berlibur atau sekedar makan malam. Disitulah mulai

kecurigaan Topan, berawal dari kecurigaan tersebutlah akumulasi dari

konflik-konflik mulai terbangun. Membuat sebuah komplikasi yang

diwujudkan dari satu peristiwa ke peristiwa selanjutnya berjalan selaras

hingga bertemu titik klimaksnya.

2) Catastatis

Catastasis atau klimaks pada bagian ini terdapat pada saat topan

yang mulai geram dengan tingkah laku Pejabat T, puncaknya adalah ketika

Topan mendapati patungnya telah berdiri megah ditengah kota dan

masyarakat menganggap bahwa patung ini sejajar dengan patung

pahlawan lainnya yang ada di Jakarta. Itulah hal yang ditakuti Topan,

merasa dirinya belum sejajar dengan patung pahlawan lainnya karna dia

bukan pahlawan dan hanya seorang mantan aktifis. Topan merasa resah

akan hal itu dan mulai melakukan aksi dengan bantuan para anak buahnya

untuk berdemonstrasi agar patungnya segera dirobohkan.

Penguraian kejadian mulai tergambar pada bagian klimaks ini, dari

rentetan awal insiden hingga memuncaknnya sebuah konflik. Sesuai

dengan ruh dari skematik, pada tahap konflik atau klimaks ini terfokus

pada adegan-adegan utama saja. Implikasi yang terjadi dari bom waktu

yang telah di-setting pada awal bagian sampai akhirnya menunggu untuk

meledak. Sangat jelas terlihat klimaks dari konflik iniberpusat pada Topan

yang menggebu-gebu untuk berdemo kembali.

Page 142: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

135

3. Babak Resolusi

Pada babak akhir dari cerita ini atau babak penyelesaian, penulis cerita

memposisikan Topan seagai korban demokrasi yang kotor. Setelah sekian

lama dia berjuang kini hanya dibalas leh penghianatan. Semenjak dia

ditunggangi oleh partai politik, hidupnya memasuki sebuah kondisi yang

membuatnya gundah. Memang tidak sepatutnya Topan menolak ajakan para

mantan anak buahnya di awal cerita. Karena akhirnya tidak Topan saja yang

dijadikan sebuah akomodasi untuk modal kampanya, Jiran, Niken dan Wiluta

juga dimanfaatkan oleh Pejabat T. Setelah terbongkarnya maksud asli Pejabat

T baru lah Topan mau bergabung.

Kini pada babak akhir ada kekuatan lain yang timbul dari konflik

antara Topan dan Pejabat T yang telat diketahui oleh Jiran, Wiluta dan Niken.

Mereka terjebak pada sebuah konspirasi. Pejabat T memerintahkan Bujok di

akhir cerita untuk menjadi penyusup di kalangan demonstran bahkan dia juga

sempat mengumpulkan masa. Hingga akhirnya dia lah yang menjadi dalang

tewasnya Topan Sang Demonstran. Topan ditembak ditengah-tengah

demonstrasi yang tengah berlangsung. Hingga ada upacara pemakaman dan

pelantikan Pejabat T sebagai presiden, tidak ada yang tahu jika pembunuhnya

adalah berasal dari oknum Pejabat T juga.

a. Catastrophe

Pada bagian ini catastrophe yang dimaksud adalah ending of story

yang berakhir duka dapat disaksikan saat kematian Topan yang dibunuh

oleh Bujok orang keepercayaan Pejabat T. Dengan demikian para pengikut

Page 143: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

136

Topan hanya bisa mengenang patungnya saja tanpa bisa menghakimi siapa

pelaku pembunuhan pempinnya itu.

b. Denouement

Disini denouement berperan sebagai pelurus dari sebuah cerita atau

bagian yang memberikan penjelasan mengenai kesimpulan dari peristiwa-

peristiwa yang terjadi selama adegan berlangsung. Kisah ini tidak

mengisahkan sebuah happy ending yang membuat penonton keluar dengan

perasaan berbunga-bunga. Justru penulis naskah sengaja membuat akhiran

sepert ini sebagai pemicu untuk dapat lebih mengkritisi dan peka terhdap

aksi pemimpinya kelak. Semua mendapat jatahnya masing-masing.

Penutupan cerita yang diakhiri dengan upacara pelantikan Pejabat T

sebagai presiden lalu diselipkan pidato dan berakhir melalui iringan

nyanyian dari pemain musik dan pemeran di pertunjukan tersebut semakin

dramatis.

C. Mikro struktur

Pada bentuk ini akan diarahkan pada beberapa elemen antara lain :

Semantik, (apa arti atau pendapat yang ingin disampaikan?, Sintaksis,

(bagaimana pendapat disampaikan?), Stilistik, (pilihan kata yang dipakai?),

Retoris, (bagaimana bagaimana dan dengan cara apa pendapat disampaikan?).

1. Semantik

Elemen ini merupakan instrument penting dalam analisis wacana

sebuah teks karena menyangkut makna yang ditekankan. Dalam

pengertian umum, semantik adalah disiplin ilmu bahasa yang menelaah

Page 144: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

137

makna suatu lingual, baik makna lesikal ataupun makna gramatikal.6

Dapat diartikan juga sebagai makna lokal, yaitu makna yang muncul dari

hubungan antar kalimat, hubungan antar posisi yang membangun makna

tertentu dalam suatu bangunan teks. Dalam semantik terkandung beberapa

unsur, yaitu :

a. Latar

Latar adalah merupakan bagian dari sebuah teks yang dapat

mempengaruhi arti isi pesan yang akan disampaikan. latar juga dapat

diartikan sebagai unsur wacana yang menjadi pondasi isi yang kuat

untuk menjadi alasan pembenaran yang diajukan dalam suatu teks, ini

merupakan bentuk edukatif seorang komunikator dalam menyajikan

latar belakang. Latar belakang juga merupakan penjabaran singkat

ideologis komunikator dalam kepentingan penulisannya.

Latar dari naskah Demonstran ini menggambarkan sebuah

fenomena sosial yang terjadi pada atmosfer perpolitikan Indonesia dan

juga sebuah kondisi sosial masarakat yang terjadi belakangan ini.

Terdapat sebuah kontradiksi dasar yang terjadi saat munculnya

kepentingan-kepentingan yang berbeda antara satu dengan yang

lainnya. Latar belakang dinamika sosial intelektual juga terdapat dalam

naskah ini, dimana status mahasiswa saat menjalankan demonstrasi

dilabel sebagai aksi onar dan arogansi. Beberapa faktor yang

mempengaruhi sebuah latar yang akan disampaikan oleh penulis

6 Drs. Alex Sobur, M. Si, Analisis Teks Media (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2006).

Cet. Ke-4, h. 78

Page 145: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

138

naskah Demonstran. Kontradiksi pokok yang dijadikan sebuah poros

dari bagian latar ini.

b. Detail

Pada bagian ini sangat akan terlihat subjektifisme seorang

pengarang naskah, seperti dikatakan Alex Sobur yaitu bahwa Detail

berhubungan dengan kontrol informasi yang ditampilkan seorang

komunikator. Komunikator akan menampilkan secara berlebihan

informasi yang menguntungkan dirinya atau citra yang baik.

Sebaliknya, ia akan menampilkan informasi dalam jumlah sedikit

(bahkan kalau perlu tidak disampaikan) kalau itu mengganggu

kedudukannya.7 Sebuah ekspresi yang diinterpretasikan sebagai

pondasi dan denotasi hal yang sangat individual. Peneliti mencoba

memahami kategori interpretasi dari kombinasi structural sehingga

peneliti akan dapat memahami sebuah formula dari bahasa yang

menjadi tujuan semantik ini.

Pada naskah ini secara umum penulis naskah banyak

memberikan kritik yang meliputi tatanan pemerintah kepemimpinan

dan dinamika sosial yang tidak disampaikan oleh satu tokoh saja.

Meskipun Topan adalah tokoh utama dalam naskah ini ada juga

beberapa pesan yang sangat baik yang juga disampaikan oleh tokoh

lain. Pada naskah Demonstran, N. Riantiarno, dalam hal ini adalah

komunikator, menampilkan sebuah pesan detail yang menyampaikan

7 Drs. Alex Sobur, M. Si, Analisis Teks Media (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2006).

Cet. Ke-4, h. 78

Page 146: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

139

mengenai keprihatinannya terhadap para pekerja seni belakangan ini.

Seperti yang dikatakan oleh Mantan-2 dalam dialognya :

“Oo. Bikin bingung orang saja. Kita ini aktivis, mas. Jangan pakai bahasa

seniman ah, nanti jadi bingung sendiri. Bahasa kita bahasa kongkrit, bahasa

tinju dan yel-yel, bukan bahasa simbolik. Pakai mengutip blaburd-blaburd

segala. Jangan ngaco, ah. “ (babak 9).

Menurut peneliti, pada bagian ini ditemukan pandangan yang

berbeda yaitu seorang penulis naskah yang mencoba mengontrol

sebuah informasi dari fenomena yang sama namun melalui

penempatan tokoh yang berbeda seolah-olah ini bisa untuk diri

sendirinya juga. Karena dalam hal ini tidak adanya paradigm, model

dan sudut pandang yang diterima secara khusus, ini sifatnya universal.

Semua interpretasi akan ber-aneka ragam. Disini letak kemampuan dan

kegeniusan pengarang sehingga informasi memiliki makna yang kuat

namun samar dalam penafsirannya.

“Rakyat adalah penonton yang selalu menonton peristiwa dengan diam. Rakyat,

memang bukan pemain. Tapi mereka pemain!” (babak 12)

“Sabar. Sabar. Di mana kamu? Sabaaaaarrrr !!! Bagaimana? Umur sudah

berabad-abad, kelakuan masih kayak anak ingusan. Selalu begini. Kalau

sandiwara berkembang dan panas, dia hilang. Padahal kita pasti akan jadi saksi

mata. Itu peranan kita”(babak 20)

Kemudian pada bagian ini makna yang disampaikan adalah

mengenai peran para seniman di polemik masyarakat. Kedua cuplikan

dialog itu merupakan dialog Alun dan Sabar. Pada bagian ini secara

detail seorang pengarang memposisikan dirinya dan memnyampaikan

sebuah argumetasi melalui kedua tokoh tersebut.

Page 147: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

140

c. Maksud

Maksud merupakan elemen yang melihat teks atau cerita yang

dibuat oleh pengarang disampaikan secara eksplisit atau implisit.

Elemen maksud dalam naskah Demonstran ini akan diuraikan

informasi yang disampaikan secara eksplisit dan jelas. Dapat dilihat

dari cuplikan dialog berikut :

“Seorang profesor, pakar ekonomi kita, menyatakan blak-blakan, bahwa 60%

lebih Anggaran Belanja negara kita bocor di tengah jalan. Berapa itu? Berapa

itu? Saudara-saudara pasti hanya bisa menggelengkan kepala dan prihatin

‘astagafiruullah alazim’, Puluhan kali. Karena hanya itu yang kita bisa. Geleng-

geleng kepala! Saudara-saudara, sekian trilyun, yang seharusnya kita nikmati

dalam wujud pembangunan sejahtera, lenyap seperti dimakan setan. Lenyap tak

tentu rimba. Jadi ajang makanan para koruptor! (TERIAK) Dan sementara

bagian terbesar rakyat kita, tetap lapar melarat, melata seperti kadal, mereka

disana, senang, berpesta-pora dan aman-tentram-damai-sentosa sampai anak

cucu mereka kelak. Genjot koruptor! Berantas korupsi sampai habis !! (babak

22)

Dari ungkapan diatas, dialog yang disampaikan oleh Bujok saat

dia melakukan pergerakan dan berorasi di depan mahasiswa

pengikutnya, mengungkapkan bahwa informasi tersebut diuraikan

dengan sangat jelas sehingga tidak perlu lagi penafsiran atau mencari

kesimpulan mengenai makna dari teks tersebut, sehingga akan nampak

mudah untuk dimengerti oleh pembaca dan penonton.

2. Sintaksis

Sintaksis adalah pembicaraan mengenai unit bahasa kalimat.8

Dalam hal ini adalah bagaimana sebuah kata atau kalimat disusun

sehingga menjadi satu kesatuan arti. Strategi untuk menampilkan diri

8 Jos Daniel Parera, Sintaksis (Jakarta : Gramedia, 1993), cet.ke-2, h. 1.

Page 148: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

141

sendiri secara positif dan lawan secara negatif, itu juga dilakukan

dengan memanipulasi politik menggunakan sintaksis (kalimat).

Kemudian unsur-unsur dari sintaksis adalah sebagai berikut :

a. Koherensi

Koherensi adalah pertalian antar kata atau kalimat dan koherensi,

dapat secara mudah diamati diantaranya dari kata hubung yang dipakai

untuk menghubungkan fakta atau proposisi. Kata hubung atau

konjungsi yang dipakai (dan, akibat, tetapi, lalu, karena, meskipun).

Hal ini dapat terlihat pada kutipan :

“Kita akan terus mencarinya. Sampai ketemu. Karena pencarian kita belum

sampai ujung.” (babak 12)

“Rakyat sejati adalah mereka yang jadi sasaran dalam kita berjuang, dalam kita

melakukan unjuk rasa, tetapi siapa mereka, Abang mengira aku tidak tahu, dan

memang betul, aku tidak tahu. Jadi, selama ini, maaf saja, ternyata aku masih

belum tahu untuk apa ikut berjuang.”(babak 19)

Penempatan kata ‘karena’ merupakan kata penghubung yang

bermakna menjelaskan. Penggunaan kata penghubung memberikan arti

bahwa perjuangan untuk mencari siapa sebenarnya rakyat sejati belum

selesai. Sedangkan kata ‘tetapi’ pada dialog berikutnya yang

digunakan sebagai kata penghubung berfungsi sebagai penjelasan

bahwa pencarianan yang dilakukan oleh Jiran, Wiluta dan Niken

mengalami kebuntuan karena sangat sulit menafsirkan apa itu dan

siapa rakyat sejati.

Lalu, penempatan kata ‘dan’ pada keterangan diatas

mempunyai fungsi sebagai kata hubung yang menyatakan tambahan

Page 149: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

142

atas kalimat sebelumnya. cuplikan dialog Niken dan Topan, bermakna

penekanan, penjelasan sebelumnya bahwa mereka mengalami

kebuntuan dalam pencarian rakyat sejati.

b. Bentuk kalimat

Bentuk kalimat adalah segi sintaksis yang berhubungan dengan

cara berpikir logis, yaitu prinsip kasualitas. Menjelaskan tentang porsi-

porsi yang diatur dalam satu rangkaian kalimat. Logika kasualitas

adalah menjelaskan susunan atau struktur kalimat yang terdiri dari

subjek, predikat, dan objek. Kalimat berikut dapat menjelaskan dan

membedakan sebuah bentuk kalimat :

“Dulu, Abang juga pernah mimpi sanggup mengubah dunia” (babak 5)

Dari kutipan di atas maka dapat dijabarkan sebagai berikut :

Dulu, Abang juga pernah mimpi sanggup mengubah dunia.

Ket.wakt S P O

Dari keterangan di atas, dapat terlihat bahwa pengarang mencoba

untuk mengikuti Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Sang pengarang

juga mencoba untuk menempatkan proposisi mana yang lebih tepat

digunakan di awal ataupun diakhir kalimat.

c. Kata ganti

Kata ganti merupakan alat yang digunakan oleh komunikator untuk

menunjukan dimana poros seseorang di dalam sebuah wacana. Dalam

menggunakan sikapnya seseorang dapat menggunakan kata ganti

“Saya” atau “Kami” yang menggambarkan bahwa sikap tersebut

merupakan sikap resmi komunikator semata-mata.

Page 150: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

143

Kata ganti yang digunakan pada naskah Demonstran ini adalah

kata “Kami”, berikut dapat dilihat dalam kutipan dialog :

“Lalu kemana lagi kami harus pergi? Kami tidak punya pemimpin, kami hanya

punya semangat. Kami bergerak kurang teratur. Kami ingin diatur oleh tokoh

yang mampu menghadapi siapa saja. Tokoh yang selalu ada di barisan paling

depan, tokoh yang dikenal sebagai Sang Topan. Abang.” (babak 5)

Kata ganti “Kami” di atas, menggambarkan bahwa ini adalah

pesan pengarang sebagai pemilik karakter, yang direpresentasikan oleh

tokoh yang ada di dalam naskah tersebut. Disini juga terlihat bahwa

penulis naskah ingi menyerukan bahwa “kami” disini adalah milik

semua orang yang sedang berjuang.

3. Stilistik

Stilistik adalah cara yang digunakan pengarang untuk menyatakan

maksud melalui pemilihan kata yang digunakan. Pusat perhatian

stilistika adalah style. Gaya bahasa disini adalah mencakup struktur

kalimat, majas, citraan, dan sebagainya. Seperti terdapat pada kutipan

berikut :

“Emosi? Mengapa Abang rela buka kedok? Betul. Abang sudah jadi tumpul.

Kemana perginya solidaritas Abang yang dulu terkenal sangat kental itu?

Hilang? Hilang? Hilang?” (babak 5)

“Siapa yang menentukan harga-harga? Siapa yang menipu dan menghisap

darah? Pabrik-pabrik siapa yang seenaknya berak limbah tanpa ada

sangsinya?” (babak 5)

Dengan kutipan gaya Bahasa seperti cuplikan diatas dengan

menggunakan kata “kental” pada contoh dialog yang pertama, maka

peneliti bisa sampaikan bahwa pengarang ingin menunjukan bahwa

sifat dan sikap solidaritas yang dimiliki Topan dulu terhadap para

Page 151: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

144

sesama aktifis dalam berjuang sangat erat meskipun sekarang dia

dikenal sebagai pengusaha kaya yang sukses.

Kemudian gaya bahasa yang ada pada contoh dialog ke dua, yaitu

penggunaan kata “penghisap darah” menggunakan majas hiperbola atau

melebih-lebihkan kasus yang dilakukan oleh pemerintah pada saat itu

agar lebih terkesan dramatis. Lalu kata “berak limbah” cukup bisa

dipahami bahwa bagian ini adalah digunakan untuk menjelaskan sektor

industri yang main kotor tanpa mementingkan ekosistem sekitar tempat

pabrik-pabrik mendirikan dan membuang limbahnya. Dilanjutkan

dengan kalimat yang menjelaskan bahwa kegiatan yang merugikan

tersebut masih cukup marak terjadi dan pemerintah khususnya

pemimpin kurang peka terhadap hal tersebut.

4. Retoris

Strategi dalam level retoris adalah gaya yang diungkapkan seorang

pengarang ketika menyampaikan pesan melalui menulis dan berbicara.

Miisalnya pemakaian kata yang berlebihan (hiperbolik), atau bertele-

tele. Biasanya bagian retroris menyatakan sesuatu dengan sebuah

intonasi dan penekanan. Contoh ekspresi lain adalah pada penampilan

huruf tebal pada judul “DEMONSTRAN” yang sangat bermakna

untuk mengajak dan memberontak.

Elemen hiperbola, kalimat yang mendukung kiasan, ungkapan

yang dilebih-lebihkan. Semuanya digunakan memperjelas pesan utama,

agar lebih mudah untuk memahami dan mengingat isi pesan tersebut.

Berikut kutipannya :

Page 152: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

145

“Kalau tidak sinting, mana berani kita bikin beginian? Mana berani di bawah

todongan bedil kita bilang: “Mas, yang merdeka itu kok cuma sampeyan, kita

‘nggak?” Alla, sampeyan juga sama sintingnya, kok.” (babak 17)

Berdasarkan data-data yang peneliti temukan pada analisis teks di

atas, maka peneliti dapat sampaikan secara keseluruhan mengenai kritik

sosial kepemimpinan dan kaitannya dengan perubahan sosial yang ada

di dalam naskah Demonstran karya N. Riantiarno ini. Banyak

menyoroti tentang polemik kehidupan bangsa khususnya pemerintahan

dan kepemimpinan. Perjuangan moral nampaknya sulit untuk segera

memperoleh hasil. Karena di dalam naskah ini ukuran baik buruk masih

sangat umum dan luas.

INTERPRETASI

Dalam makro sturktur, penjelasan bagian dari kategori struktur

wacana telah dijelaskan secara umum. Secara khusus juga telah terlihat

bahwa kondisi dan koherensi Bahasa diformulasikan sebagai topik dari

pembahasan. Pada naskah ini terdapat beberapa dialog yang

diungkapkan memiliki makna dan maksud secara implisit. Perihal kritik

sosial yang diangkat peneliti menemukan bahwa penyampaian pesan

yang dilakukan menggunakan Bahasa dan kalimat memiliki perannya

masing-masing. Timing yang tepat saat penyampaian dialog juga sangat

tepat.

Elemen elemen yang terkandung pada kategori semantik,

menjelaskan bagaimana kemampuan retotis dari pemilihan kata dan

Page 153: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

146

penggunaan kalimat sangat lugas disampaikan, terutama pada dialog-

dialog panjang yang dialkukan Topan.

Dari semua yang telah dijelaskan diatas, perlu diklarifikasi atas

status yang mana sebagai topik pembahasan dan topik wacana.

Demikian juga naskah ini mencoba untuk menjawab pertanyaan “dalam

posisi seperti apa kita mengatakan bahwa sebuah kalimat adalah

‘mengandung sesuatu’?” van Dijk menjelaskan dalam buku Text and

context mengenai makro struktur bahwa, topik memerlukan sebuah

rangkaian secara keseluruhan. Itu dapat dilihat dari penjabaran dan

penjelasan elemen-elemen yang terkandung didalamnya.9

D. Analisis Naskah Demonstran Melalui Pendekatan Kognisi Sosial

Dalam analisi naskah Demontran dengan melalui pendekatan

kognisi sosial tidak hanya difokuskan pada teks semata, tetapi juga

melihat dari pandangan pengarang naskah Demontran yaitu N.

Riantiarno dari segi kognisi sosial.

Pada analisis kognisi sosial difokuskan pada bagaiman sebuah teks

diproduksi, dipahami dan ditafsirkan. Dari judul “Demonstran” ini

diambil karena berangkat dari akar sebuah perubahan yang hanya bisa

dilakukan dengan perlawanan, meskipun hakikatnya merupakan

kontraksi terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah selama ini. Di sini

dapat diamati dan ditafsirkan ideologi dan ide penulis dalam memahami

cerita, serta tokoh-tokoh yang terdapat di dalam naskah tersebut.

9 Teun A van Dijk, Teks and Context, (New York: Longman Group, 1992)

Page 154: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

147

Pada naskah Demonstran ini penulis berusaha menunjukan sebuah

kisah tentang seorang mantan aktifis yang vokal dalam berorasi di

mimbar, bebas untuk mengkritik kepemimpinan pemerintah saat itu

namun di dalam cerita ini Topan sang mantan aktifis diposisikan

sebagai saudagar pengusaha kaya. Penulis memandang sebuah polemik

mahasiswa masa pasca reformasi yang aksi dan demonstrasinya lebih

cenderung ke arah anarkisme atas nama perubahan.

Naskah Demonstran ini berisi bahasa yang sangat lugas, hingga

mudah dicerna dan dipahami, mengandung kisah yang menggugah hati

serta mendapat sambutan yang luar bisa dari para penonton ketika

selesai menonton pertunjukan ini.

Menurut peneliti, penulis dalam proses penggarapan naskah ini

dibalut penuh dengan pandangan objektif mengenai dinamika sosial,

poltik dan ekonomi. Banyak pelajaran yang bisa dipetik untuk dijadikan

pola pikir yang kritis dan stigma yang ditampilkan pada naskah ini

mengajarkan kita bahwa selamanya poitik akan selalu kotor. Bersamaan

dengan itu, secara dialog juga ada beberapa pesan yang secara eksplisit

dapat langsung ditangkap dan ditafsirkan yaitu mengenai langkah yang

perlu segera diambil oleh pemerintah (pemimpin) untuk memberi

jaminan rasa aman bahwa masa depan bangsa tidak separah yang

selama ini rakyat bayangkan. Jadi yang terpenting bukanlah dialog dan

musyawarah dari usaha untuk menyelesaikan masalah ini melainkan

tindakan konkret.

Page 155: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

148

Naskah Demonstran banyak menggambarkan dan menceritakan

gejolak yang dialami Topan, terlihat kental sekali konflik yang terjadi

antara Topan dan Pejabat T yang awalnya adalah kolega politik yang

baik. Perlawanan yang dilakukan Topan banyak mengandung pesan

kritik begitu juga dialog yang terjadi antara Topan dan anak buahnya

mengenai ajakan kembali turun kejalan untuk kembali memimpin

demonstrasi. Penulis menggambarkan situasi semacam ini memang

masih tetap diharapkan, kehadirannya untuk menjaga era reformasi

tidak didominasi oleh kepentingan-kepentingan sempit partai. Penulis

juga mampu memberi pelajaran berharga bahwa mengenai

kepemimpinan dan dukungan moral hendaknya selalu diberikan

terhadap mereka yang berpotesi untuk memihak kepada rasa keadilan

(sense of justice).

INTERPRETASI

Menurut penelti, pemahaman mengenai kepemimpinan dalam

naskah ini tidak selalu sempurna seperti halnya digambarkan dalam

nasakh ini ketika semua orang ingin menjadi pemimpin dan memahami

kepemimpinan dalam arti sempit sehingga para tafsiran pemimpin

adalah sebatas memimpin Negara, wilayah perusahaan dsb. Ke-tidak

sadaran inilah yang megakibatkan orang selalu membatasi diri dengan

pemimpin seperti munculnya jargon “saya ini rakyat kecil” padahal

secara individu dia adalah pemimpin juga untuk dirinya. Sesuai dengan

firman Allah di QS. Al-baqarah Ayat 30 :

Page 156: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

149

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya

Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata:

"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan

membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami

senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?"

Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu

ketahui"

Pada bagian kognisi sosial menjelaskan adanya hubungan antara

wacana dan sosial meskipun hubungannya secara tidak langsung namun

harus ditempatkan pada satu rangka, yaitu dalam proses sosial, politik

dan reproduksi budaya. Van Dijk dalam sebuah jurnal yang ditulisnya

menjelaskan bahwa proses dari reproduksi dan hubungan dari sebuah

dominasi tidak hanya diikutsertakan oleh teks dan pembicaraan atau

rumor, tapi juga terbagi dari representasi terhadap “social mind”. 10

E. Analisis Naskah Demonstran Melalui Pendekatan Konteks Sosial

Menurut Van Dijk bahwa konteks sosial adalah bagian terakhir

dari analisis wacana. Peneliti sudah menjelaskan sebelumnya, bahwa

konteks sosial adalah faktor eksternal yang mempengaruhi cerita atau

teks. Sehingga faktor tersebut menjadi inspirasi dan salah satu alasan

bagi penulis dalam menuangkan pemikiriannya pada naskah ini.

10

Teun van Dijk, Discourse and Cognition in Society (jurnal, di-download di situs

www.discourse.org )

Page 157: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

150

Kemudian penulis dalam hal ini juga menggambarkan fenomena

yang diperparah oleh keadaan dan mental para pemimpin yang kerap

menunggangi aksi mereka (mahasiswa) sebagai alat propaganda.

Kapabilitas antara mahasiswa sebagai agen perubahan dan penerus

bangsa berbanding lurus dengan para pemerintah yang memiliki mental

kenegaraan yang patut dipertanyakan. Sementara itu mitos perjuangan

yang begitu luhur juga mulai luntur karena kini mereka tak layak lagi

seprti yang diharapkan. Krisis kepemimpinan makin tidak bisa ditutup-

tutupi.

Mengenai makna demonstrasi pada naskah ini, penulis melihat

faktor eksternal berupa gerakan mahasiswa yang selama ini merupakan

sebagai wujud keperihatinan terhadap kondisi bangsa dan juga

merupakan babak paling dramatis tentang dinamika sosial dan politik

bangsa. Ini menjadi indikasi akar pertumbuhan yang mendorong penulis

untuk menggarap naskah Demonstran. Biasanya pembahsan yang

berbau politik akan terasa sangat kaku dan membosankan namun

penulis mengemasnya dengan ditampilkan juga dagelan-dagelan yang

menghibur agar tidak melulu serius.

Kemudian selain Topan yang menjadi Tokoh utam dalam naskah

ini, Sabar dan Alun sangat berperan di dalam cerita meskipun perannya

diluar alur namun kaitanya dengan kisah ini sangat relevan. Mereka

berdua menjadi penyeimbang sebuah cerita, kemunculannya selalu

tidak terduga kadang saat interval kadang pula saat adegan inti

berlangsung. Disini terlihat kecerdikan penulis yang mampu

Page 158: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

151

mengelaborasikan berbagai macam aspek masyarkat yang terlibat di

dalam naskah Demonstran.

Peneliti juga melihat konteks sosial lain yang melatar belakangi

penulisan naskah ini. Dalam membangun sebuah kritik pada naskah ini

penulis sangat jelih melihat fenomena yang berlangsung belakangan ini,

adalah mengenai sikap para partai politik yang sering mengatur

permainan dalam suatu gelanggang usaha untuk mengurus keperluan

dan kepentingannya. Sering mencari tunggangan politik praktis. Pesan

yang disampaikan juga menjadi lebih umum, yaitu mengenai sebuah

tuntutan politik, ekonomi, hukum, pemberantasan korupsi, kolusi dan

nepotisme bukan hanya disuarakan oleh mahasiswa. Semua kalangan

juga harus angkat bicara soal itu, hal tersebut dapat dilihat dari adegan

Julini dan Tuminah.

INTERPRETASI

Dalam konteks sosial pada naskah Demonstran tersirat dengan

jelas bagaimana N. Riantiarno menuliskan dan menggambarkan

keadaan masyarakat belakangan ini yaitu mengenai kehidupan politik

yang sering kali tidak murni untuk rakyat. Dinamika perpolitikan yang

perlu dikritisi, baik dari segi kepemimpinan maupun teknisnya karna

implikasi yang dapat merubah tatanan sosial.

Dalam hal konteks sosial di dalam naskah ini produksi sebuah

gagasan mengenai kritik diimbangi juga dengan pengaruh luar bukan

sekedar ideologi pengarang. Kemudian hal ini memberikan gambaran

Page 159: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

152

bahwa hubungan luar juga sangat berpengaruh maka dari itu van Djik

menjelaskan jika property dari konteks menekankan kepada ke-

dinamisan kharakter. Disini menjelaskan bahwa seorang pengarang

naskah harus memiliki fleksibilitas dalam mencangkup dan menerima

stimulus dari luar untuk membangun sebuah wacana. Kemudian van

Djik mengatakan bahwa “A context is not just possible world-state, but

at least a sequence of world states. Moreover,these situations do not

remain identical in time, but change”11

11

Teun van Dijk, Text and Context,(jurnal, di-download di situs www.discourse.org )

Page 160: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

152

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah peneliti melakukan penelitian dan melakukan analisis

permasalahan-permasalaan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumya,

maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:

1. Dalam skripsi ini peneliti mencoba untuk mengelaborasikan dari

keterkaitan antara kritik sosial dan perubahan khususnya dalam

perkembangan kepemimpinan belakangan ini. Secara lebih spesifik

peneliti menggunakan teori analisis wacana Teun Van Dijk untuk

menganalisa sebuah teks atau wacana yang dibangun. Ditinjau dari

struktur tematik, dari naskah Demonstran, tema utama yang menjadi

determinasi adalah mengenai kritik terhadap kepemimpinan. Di dalamnya

banyak disebutkan dialog-dialog yang mengandung pesan tersebut,

pelanggaran yang menumbuhkan anarkisme. Seperti yang dikatakan

Thomas Hobbes “Homo Homini Lupus, Bulkum Omihium Contra Omnus”

yang artinya adalah manusia akan menjadi pemangsa manusia lainya.

Dalam hal ini perang melawan kelaliman menjadi wajib demi perubahan

dan runtuhnya sebuah hegemoni. Kepemimpinan dalam Islam adalah

Sunnatullah, yang telah menjadikan manusia sebagai pemimpin. Oleh

karena itu Islam memandang bahwa kepemimpinan memilki posisi yang

sangat strategis dalam terwujudnya masyarakat yang rukun, disitulah peran

pemimpin sebenarnya seperti dalam (QS. 34 : 15) “Apabila kamu

mengadakan perjalanan secara berkelompok, maka tunjuklah salah satunya

Page 161: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

153

sebagai Imam (pemimpin perjalanan). Kemudian ditinjau dari skematik,

skema atau alur tulisan dalam naskah dibagi menjadi tiga babak yaitu

babak pertama yang menjelaskan mengenai sebuah pengenalan dan

preposisi dalam naskah lalu babak kedua yang menggambarkan sebuah

konflik yang terjadi hingga mencapai titik klimaks dan yang terakhir

adalah babak resolusi yaitu ending of story yang menjelaskan kesimpulan

atau pelurus sebuah cerita yang pada naskah ini akhir ceritanya adalah sad

ending. Kemudian sintaksis sebagai kata penghubung dalam naskah ini

berfungsi sebagimana mestinya sebuah kalimat. Selanjutnya tunjauan dari

segi sintaksis bentuk kalimat yang menghubungkan antara gaya

kepemimpinan dan proses dalam memperolehnya menjadi poros. Untuk

stilistik yang digunakan pada naskah ini cukup menggunakan bahasa yang

lugas dalam pemilihan katanya. Kemudian sudut pandang retoris dalam

naskah Demonstran ini menggunakan judul yang dicetak tebal untuk

menekankan makna sebenarnya yang ada di dalam naskah.

2. Dalam analisis naskah melalui pendekatan kognisi sosial ini difokuskan

pada bagaimana sebuah teks dirilis, dipahami, dan ditafsirkan. Dalam

penulisan naskah Demonstran, pengarang merupakan sumber utama yang

mempunyai peran dalam terbentuknya cerita. Ini diambil karena telah

banyak fenomena dari polemik politik dan kepemimpinan yang berujung

pada gagalnya sebuah kebijakan. Dalam naskah ini penulisan dialog yang

menggunakan pemilihan bahasa dan ditambah dengan adegan jenaka

menjadi nilai posistif untuk dapat memberikan pemahaman dengan cara

yang mudah ditangkap.

Page 162: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

154

3. Dari segi konteks sosial, melihat bagaimana suatu teks dihubungkan lebih

jauh dari struktur sosial dan pengetahuan yang berkembang dimasyarakat

atas suatu wacana. Konteks sosial dilakukan untuk dapat menghubungkan

sebuah pesan yang akan disampaikan, oleh karena itu dalam konteks

wacana yang muncul didasari dari berbagai macam peristiwa. Kekuatan

kepimipinan demokratif yang menjadi absolut lantaran intervensi dari

berbagai macam kepentingan.

B. Saran-saran

Dalam sebuah penciptaan kesempurnaan hanya milik Allah, dan

kekurangan adalah mutlak milik makhluknya. Maka dalam hal ini peneliti

menyampaikan beberapa saran yang berkenaan dengan naskah Demonstran

karya N. Riantiarno.

1. Bagi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dalam

hal ini adalah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Jurusan

Komunikasi Penyiaran Islam. Untuk lebih membebaskan para

mahasiswanya dalam tema dan pemilihan objek skripsi agar menambah

khasanah ilmu di lingkungan akademis. Keharusan sebuah unsur Islam

dalam pemilihan judul justru akan membatasi pola pikir mahasiswa, latar

belakang kampus Islam ini seharusnya tidak menjadi pagar ilmu yang

masuk. Kasarnya, kalau sampai demikian pihak kampus tentu memiliki

kearifan yang dapat membatasi hal tersebut tanpa harus melarang ilmu

yang akan diterima. Kemudian dalam pemilihan teori dan metode analisis,

agar pihak fakultas lebih memperhatikan dan memberikan materi yang

Page 163: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

155

seharusnya dipelajari agar mahasiswa tidak menemui hambatan dalam

pemahamanya.

2. Bagi pengarang, diharapkan agar dapat meningkatkan kreatifitasnya dan

terus menunjukan eksistensi di bidang kesenian pertunjukan drama teater.

Agar konten yang ingin disampaikan lebih memiliki arti untuk kehidupan

masyarakat umum dan semoga selama perjalanan karirnya tidak disusupi

oleh kepentingan yang lain yang menyebabkan nilai murni sebuah

kesenian terhapus.

3. Untuk penonton dan penikmat hiburan kesenian, hendaknya tidak sekedar

menikmati untuk mengisi waktu luang atau menjadikan sebuah opsi

pelarian saja. Namun membantu untuk melakukan sesuatu agar para

pekerja seni lebih diperhatikan dan dihimbau juga untuk para penikmat

seni untuk menelaah sebuah makna dari setiap pertunjukan seni yang

mungkin dapat merubah hidup anda setelah memahaminya.

Page 164: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

156

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Akhmad Zaini, Kritik Sosial, Pers dan Politik Indonesia, Yogyakarta

1997: UII Press 1999, cet. 2

Asmara, Adhy, Apresiasi Drama, Yogyakarta: Nur Cahya, 1979

Andy Corry Wardhany, dan Morissan. Teori Komunikasi.

Bintang Angkasa Putra, Drama Teori dan Pementasan, (Yogyakarta: PT

Intan Sejati, 2012)

Creswell, John W., Desain Penelitian: Pendekatan kualitatif dan

Kuantitatif, Jakarta: KIK Press, 2003

Dijk, T. v. (2002). Critical Discourse Studies: A Sociocognitive Approach.

London: Sage.

Dijk, T. A. (1993). Discourse and Society. London: Sage.

Dijk, T. A. (1993). Discourse and Society: Principles of Critical Discourse

Analysis. (London. Newbury Park and New Delhi), : vol. 4(2).

Dijk, T. A. (n.d.). Journal Political and Ideology. www.discourse.org .

Dijk, T. A. (1992). Teks and Context. New York: Longman Group.

Dijk, T. v. (2002). Critical Discourse Studies: A Sociocognitive Approach.

London: Sage.

Dijk, T. v. (n.d.). Discourse and Cognition in Society. www.discourse.org .

Dijk, T. V. (n.d.). Menganalisis Rasisme Melalui Analisis Wacana Melalui

Beberapa Metodologi Relektif. www.discourse.org .

Dijk, T. v. (2002). TCritical Discourse Studies: A Sociocognitive Approach.

London: Sage.

Page 165: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

157

Darma, Yoce Aliah, Analisis Wacana Kritis, Bandung: Yrama Widya, cet

ke-2. 2013

Darsono, Karl Marx Ekonomi dan Aksi Politik, Jakarta : Diadit Media, 2007

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, cet.ke-

1 1988

Djoddy M, Mengenal Permainan Seni Drama, Surabaya: Arena Ilmu

Djuroto, Totok, Manajemen Penerbitan Pers, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2000

Elam, Keir, The Semiotic of Theater and Drama, London and New York:

Routledge, 1987

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, Yogyakarta:

Lkis, 2001

Holt, Claire, Art in Indonesia, Ithaca, New York: Cornell University, Press,

1967

Jorgensen, Marianne W. dan Philips, Louise J., Analisis Wacana Teori dan

Praktik, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, cet- 5

Kartono, Kartini, Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta: Rajawali Pers.

2008

Kiryanto, Rachmat, Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: 2007, Cet.

Ke. 2

Lauer, Robert H., Perspektif Tentang Perubahan Sosial, Jakarta : PT Rineka

Cipta, 2001

Lener, Max, Ideas are Weapon, New York, Viking Press. 1939 dikutip dari

buku Perspektif Perubahan Sosial.

Ma’ruf Ch, DramaTurgi dan Dasar Phantomim, Ponorogo: Teater Islam

Darusalam, cet-1 1986

Moore, Wilbert E., Order and Change; Essaysin Comparative Sociology,

New York, John Wiley & Sons, 1967

Mulyana, Dedy, Kajian wacana: Teori, Metode Aplikasi, dan Prinsip-

Prinsip Analisis Wacana, Yogyakarta:Tiara Wacana, 2005

Oetomo, Dede, Kelahiran dan Perkembangan Analisis Wacana,

Yogyakarta: Kanisisus, 1993

Page 166: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

158

Parera, Jos Daniel, Sintaksis, Jakarta : Gramedia, 1993, cet.ke-2

Putra, Bintang Angkasa, Drama Teori dan Pementasan, Yogyakarta: PT

Intan Sejati, 2012

Rachmat, Jalaludin, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: PT. Remaja

Rosda Karya, 2005

Rudiyanto, Bambang, Pranata Sosial, Dosen Antropologi Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas, Padang; Dosen Sekolah Bisnis

Manajemen Institut Teknologi Bandung.

Sobur, Alex, Analisis Teks Media, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006,

cet. Ke-4

Sobur, Alex, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis

Wacana, Semiotik dan Framing, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006, cet. Ke.

4

Sofyan, Ahmadi, Islam of Leadership, Jakarta: Lintas Pustaka, 2006

Susetiawan, “Harmoni, Stabilisasi Politik dan Kritik Sosial”. Yogyakarta

1997, UII Press

Tim Dant, Critical Social Theory: Culture, society and Critique, London:

SAGE Publication, 2003

Tzu, Sun, diterjemahkan Danan Priyatmoko, The Art of War, Jakarta: PT

Elex Media Komputindo. 1993

Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin. Islamic Leadership. Jakarta: Bumi

Aksara. 2009

http://teterkoma.org/

www.discourse.org

Page 167: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 168: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama
Page 169: KRITIK KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA NASKAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27104/3/TRI... · Naskah Demonstran mengandung unsur kritik sosial terutama