KRISIS HIPERTENSI

50
KRISIS HIPERTENSI

Transcript of KRISIS HIPERTENSI

Page 1: KRISIS HIPERTENSI

KRISIS HIPERTENSI

Page 2: KRISIS HIPERTENSI

LATAR BELAKANGLATAR BELAKANG Hipertensi Hipertensi Masalah kesehatan masyarakat Masalah kesehatan masyarakat

duniadunia Beberapa penulis Beberapa penulis 1% dari penderita 1% dari penderita

hipertensi akan mengalami krisis hipertensihipertensi akan mengalami krisis hipertensi Majalah the Lancet dan WHO Majalah the Lancet dan WHO Kejadian Kejadian

krisis hipertensi akan m↑ dari 0,26% th 2000 krisis hipertensi akan m↑ dari 0,26% th 2000 0,29% th 2025 pd penduduk dewasa di 0,29% th 2025 pd penduduk dewasa di duniadunia

Untuk mencegah kerusakan organ akibat Untuk mencegah kerusakan organ akibat krisis hipertensi di Indonesia perlu dilakukan krisis hipertensi di Indonesia perlu dilakukan upaya pengenalan dini dan penatalaksanaan upaya pengenalan dini dan penatalaksanaan krisis hipertensi yang disepakati bersama.krisis hipertensi yang disepakati bersama.

Page 3: KRISIS HIPERTENSI

DEFINISIDEFINISI

Krisis hipertensiKrisis hipertensi Suatu keadaan peningkatan tekanan Suatu keadaan peningkatan tekanan

darah yang mendadak (sistole ≥180 darah yang mendadak (sistole ≥180 mmHg dan/atau diastole ≥120 mmHg), pd mmHg dan/atau diastole ≥120 mmHg), pd penderita hipertensi, yg membutuhkan penderita hipertensi, yg membutuhkan penanggulangan segera.penanggulangan segera.

Page 4: KRISIS HIPERTENSI

KLASIFIKASI KRISIS HIPERTENSIKLASIFIKASI KRISIS HIPERTENSI

1.1. Hipertensi Hipertensi emergensiemergensi Kenaikan TD mendadak yg disertai Kenaikan TD mendadak yg disertai

kerusakan organ target yang progresif. kerusakan organ target yang progresif. Di perlukan tindakan penurunan TD yg Di perlukan tindakan penurunan TD yg segera dalam kurun waktu menit/jam.segera dalam kurun waktu menit/jam.

2.2. Hipertensi Hipertensi urgensiurgensi Kenaikan TD mendadak yg tidak Kenaikan TD mendadak yg tidak

disertai kerusakan organ target. disertai kerusakan organ target. Penurunan TD harus dilaksanakan Penurunan TD harus dilaksanakan dalam kurun waktu 24-48 jam.dalam kurun waktu 24-48 jam.

Page 5: KRISIS HIPERTENSI

MANIFESTASI KLINIS KRISIS HIPERTENSIMANIFESTASI KLINIS KRISIS HIPERTENSI

1.1. Bidang neurologiBidang neurologi:: Sakit kepala, hilang/ kabur Sakit kepala, hilang/ kabur

penglihatan, kejang, defisit neurologis penglihatan, kejang, defisit neurologis fokal, gangguan kesadaran (somnolen, fokal, gangguan kesadaran (somnolen, sopor, coma).sopor, coma).

2.2. Bidang mataBidang mata:: Funduskopi berupa perdarahan retina, Funduskopi berupa perdarahan retina,

eksudat retina, edema papil.eksudat retina, edema papil.3.3. Bidang kardiovaskularBidang kardiovaskular Nyeri dada, edema paru.Nyeri dada, edema paru.

Page 6: KRISIS HIPERTENSI

4.4. Bidang ginjalBidang ginjal::

Azotemia, proteinuria, oligouria.Azotemia, proteinuria, oligouria.

5.5. Bidang obstetriBidang obstetri

Preklampsia dg gejala berupa gangguan Preklampsia dg gejala berupa gangguan penglihatan, sakit kepala hebat, kejang, penglihatan, sakit kepala hebat, kejang, nyeri abdomen kuadran atas, gagal nyeri abdomen kuadran atas, gagal jantung kongestif dan oliguri, serta jantung kongestif dan oliguri, serta gangguan kesadaran/ gangguan gangguan kesadaran/ gangguan serebrovaskuler. serebrovaskuler.

Page 7: KRISIS HIPERTENSI

FAKTOR RISIKOFAKTOR RISIKO

Penderita hipertensi yg tidak meminum Penderita hipertensi yg tidak meminum obat atau minum obat anti hipertensiobat atau minum obat anti hipertensi

KehamilanKehamilan Penggunaan NAPZAPenggunaan NAPZA Penderita dg rangsangan simpatis yg Penderita dg rangsangan simpatis yg

tinggi seperti luka bakar berat, tinggi seperti luka bakar berat, phaechromocytoma, penyakit kolagen, phaechromocytoma, penyakit kolagen, penyakit vaskuler, trauma kepala.penyakit vaskuler, trauma kepala.

Penderita hipertensi dengan penyakit Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjalparenkim ginjal

Page 8: KRISIS HIPERTENSI

PENDEKATAN AWAL PD KRISIS HIPERTENSIPENDEKATAN AWAL PD KRISIS HIPERTENSI

AnamnesisAnamnesis

R/ hipertensi (awal hipertensi, jenis R/ hipertensi (awal hipertensi, jenis obat anti obat anti

hipertensi, keteraturan konsumsi hipertensi, keteraturan konsumsi obat).obat).

Ganguan organ (kardiovaskuler, Ganguan organ (kardiovaskuler,

serebrovaskular, serebrovaskular, serebrovaskular, serebrovaskular,

renovaskular, dan organ lain).renovaskular, dan organ lain).

Page 9: KRISIS HIPERTENSI

Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik

Sesuai dengan organ target yang terkena Sesuai dengan organ target yang terkena

Pengukuran TD di kedua lenganPengukuran TD di kedua lengan

Palpasi denyut nadi di keempat Palpasi denyut nadi di keempat ekstremitasekstremitas

Auskultasi untuk mendengar ada/ tidak Auskultasi untuk mendengar ada/ tidak bruit bruit

pembuluh darah besar, bising jantung dan pembuluh darah besar, bising jantung dan ronki ronki

paru.paru.

Pemeriksaan neurologis umumPemeriksaan neurologis umum

Pemeriksaan funduskopiPemeriksaan funduskopi

Page 10: KRISIS HIPERTENSI

Pemeriksaan laboratorium awal dan penunjangPemeriksaan laboratorium awal dan penunjang

Pemeriksaan laboratorium awal:Pemeriksaan laboratorium awal:

a. Urinalisisa. Urinalisis

b. Hb, Ht, ureum, kreatinin, gula darah dan b. Hb, Ht, ureum, kreatinin, gula darah dan

elektrolit.elektrolit. Pemeriksaan penunjang: ekg, foto toraksPemeriksaan penunjang: ekg, foto toraks Pemeriksaan penunjang lain bila Pemeriksaan penunjang lain bila

memungkinkan:memungkinkan:

CT scan kepala, ekokardiogram, CT scan kepala, ekokardiogram, ultrasonogram.ultrasonogram.

Page 11: KRISIS HIPERTENSI

PENETAPAN DIAGNOSTIKPENETAPAN DIAGNOSTIK

Walau biasanya pd krisis hipertensi Walau biasanya pd krisis hipertensi ditemukan TD ≥180/120 mmHg ditemukan TD ≥180/120 mmHg perlu diperhatikan kecepatan perlu diperhatikan kecepatan kenaikan TD tersebut dan derajat kenaikan TD tersebut dan derajat gangguan organ target yang terjadi.gangguan organ target yang terjadi.

Page 12: KRISIS HIPERTENSI

TATALAKSANA KRISIS HIPERTENSITATALAKSANA KRISIS HIPERTENSI

Penatalaksanaan krisis hipertensi Penatalaksanaan krisis hipertensi sebaiknya dilakukan di rumah sakit, sebaiknya dilakukan di rumah sakit, namun dapat dilaksanakan di tempat namun dapat dilaksanakan di tempat pelayanan primer sebagai pelayanan pelayanan primer sebagai pelayanan pendahuluan dengan pemberian obat anti pendahuluan dengan pemberian obat anti hipertensi oral.hipertensi oral.

Page 13: KRISIS HIPERTENSI

TATALAKSANA HIPERTENSI EMERGENSITATALAKSANA HIPERTENSI EMERGENSI

Harus dilakukan di RS dg fasiltas pemantauan Harus dilakukan di RS dg fasiltas pemantauan yg memadaiyg memadai

Pengobatan parenteral diberikan secara bolus Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkinatau infus sesegera mungkin

TD harus diturunkan dalam hitungan menit TD harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan langkah sbb:sampai jam dengan langkah sbb:

a. 5 menit s/d 120 menit pertama TD rata-rata a. 5 menit s/d 120 menit pertama TD rata-rata

(mean arterial blood pressure) diturunkan 20-(mean arterial blood pressure) diturunkan 20-

25%.25%.

Page 14: KRISIS HIPERTENSI

b. 2 s/d 6 jam kemudian TD b. 2 s/d 6 jam kemudian TD diturunkan sampai 160/100 mmHg.diturunkan sampai 160/100 mmHg.

c. 6-24 jam berikutnya diturunkan c. 6-24 jam berikutnya diturunkan sampai <140/90 mmHg bila tidak sampai <140/90 mmHg bila tidak ada gejala iskemia organ.ada gejala iskemia organ.

Page 15: KRISIS HIPERTENSI

OBAT-OBATAN YANG DIGUNAKAN PADA OBAT-OBATAN YANG DIGUNAKAN PADA HIPERTENSI EMERGENSIHIPERTENSI EMERGENSI

Clonidin (catapres) Clonidin (catapres) IV (150 mcg/ampul)IV (150 mcg/ampul)

a. Ckonidin 900 mcg dimasukkan dalam cairan a. Ckonidin 900 mcg dimasukkan dalam cairan

infus glucosa 5% 500cc dan diberikan infus glucosa 5% 500cc dan diberikan

dengan mikrodrip 12 tetes/ menit, setiap 15 dengan mikrodrip 12 tetes/ menit, setiap 15

menit dapat dinaikkan 4 tetes sampai TD yg menit dapat dinaikkan 4 tetes sampai TD yg

diharapkan tercapai.diharapkan tercapai.

b. Bila TD target tercapai pasien diobservasi b. Bila TD target tercapai pasien diobservasi

selama 4 jam kemudian diganti dg tablet selama 4 jam kemudian diganti dg tablet

clonidin oral sesuai kebutuhanclonidin oral sesuai kebutuhan..

Page 16: KRISIS HIPERTENSI

c. Clonidin tidak boleh dihentikan c. Clonidin tidak boleh dihentikan mendadak, tetapi diturunkan mendadak, tetapi diturunkan perlahan-lahan oleh karena bahaya perlahan-lahan oleh karena bahaya rebound phenomen, dimana TD naik rebound phenomen, dimana TD naik secara cepat bila obat dihentikan.secara cepat bila obat dihentikan.

Page 17: KRISIS HIPERTENSI

Diltiazem (Herbesser) Diltiazem (Herbesser) IV (10 mg dan 50 mg/ampulIV (10 mg dan 50 mg/ampul) )

a. Diltiazem 10 mg IV diberikan dalam 1-3 a. Diltiazem 10 mg IV diberikan dalam 1-3 menit menit

kemudian diteruskan dg infus 50 mg/jam kemudian diteruskan dg infus 50 mg/jam

selama 20 menit.selama 20 menit.

b. Bila TD telah turun >20% dari awal, dosis b. Bila TD telah turun >20% dari awal, dosis

diberikan 30 mg/jam sampai target tercapai. diberikan 30 mg/jam sampai target tercapai.

c. Diteruskan dg dosis maintenance 5-10 c. Diteruskan dg dosis maintenance 5-10 mg/jam mg/jam

dg observasi 4 jam kemudian diganti dg dg observasi 4 jam kemudian diganti dg tablet tablet

oral.oral.

Page 18: KRISIS HIPERTENSI

Nicardipin (Perdipin)Nicardipin (Perdipin) IV (12 mg dan 10 mg/ampul) IV (12 mg dan 10 mg/ampul)

a. Nicardipin diberikan 10-30 mcg/kgBB bolus.a. Nicardipin diberikan 10-30 mcg/kgBB bolus.

b. Bila TD tetap stabil diteruskan dengan 0,5-6 b. Bila TD tetap stabil diteruskan dengan 0,5-6

mcg/kgBB/menit sampai target TD tercapai.mcg/kgBB/menit sampai target TD tercapai. Labetalol (Normodyne) Labetalol (Normodyne) IVIV

Diberikan 20-80 mg IV bolus setiap 10 menit atau Diberikan 20-80 mg IV bolus setiap 10 menit atau dapat diberikan dalam cairan infus dg dosis 2 mg dapat diberikan dalam cairan infus dg dosis 2 mg menit.menit.

Nitroprusside (Nitropress, Nipride) Nitroprusside (Nitropress, Nipride) IVIV

Diberikan dlm cairan infus dg dosis 0,25-10.00 Diberikan dlm cairan infus dg dosis 0,25-10.00 mcg/kg/menit.mcg/kg/menit.

Page 19: KRISIS HIPERTENSI

KRISIS HIPERTENSI PD KEADAAN KRISIS HIPERTENSI PD KEADAAN KHUSUSKHUSUS

Krisis hipertensi pd gangguan otakKrisis hipertensi pd gangguan otak

1.1. StrokeStroke

A. Infark: aterotrombotik, kardioembolik, A. Infark: aterotrombotik, kardioembolik,

lakunar.lakunar.

TD sistolik >220 mmHg dan diastolik TD sistolik >220 mmHg dan diastolik

>120 mmHg. Pengukuran dilakukan dua >120 mmHg. Pengukuran dilakukan dua

kali dalam jangka waktu 30 menitkali dalam jangka waktu 30 menit

Tidak ada tanda-tanda yg meningkatkan TD Tidak ada tanda-tanda yg meningkatkan TD

seperti nyeri kepala/artikular, kandung kemih seperti nyeri kepala/artikular, kandung kemih

penuh.penuh.

Page 20: KRISIS HIPERTENSI

Obat anti hipertensi parenteral diberikan Obat anti hipertensi parenteral diberikan sesuai sesuai

prosedur dengan batas penurunan prosedur dengan batas penurunan maksimal maksimal

TD 20-25% dari mean arterial blood TD 20-25% dari mean arterial blood pressure.pressure.

Jika TD sistolik 180-220 mmHg dan TD Jika TD sistolik 180-220 mmHg dan TD

diastolik 105-120 mmHg, dilakukan diastolik 105-120 mmHg, dilakukan

penatalaksanaan seperti terapi pd penatalaksanaan seperti terapi pd hipertensi hipertensi

urgensi.urgensi.

Page 21: KRISIS HIPERTENSI

b. Perdarahan: perdarahan intraserebral, b. Perdarahan: perdarahan intraserebral,

perdarahan subarachnoid, pecahnya Arteriovenous perdarahan subarachnoid, pecahnya Arteriovenous

Malformation (AVM).Malformation (AVM). TD sistolik >220 mmHg dan diastolik >120 mmHg. TD sistolik >220 mmHg dan diastolik >120 mmHg.

Pengukuran dilakukan dua kali dalam jangka waktu Pengukuran dilakukan dua kali dalam jangka waktu 30 menit30 menit..

Tidak ada tanda-tanda lain yg Tidak ada tanda-tanda lain yg meningkatkan TD seperti nyeri kepala/ meningkatkan TD seperti nyeri kepala/ artikular, kandung kemih penuh.artikular, kandung kemih penuh.

Page 22: KRISIS HIPERTENSI

Obat anti hipertensi parenteral Obat anti hipertensi parenteral diberikan sesuai diberikan sesuai

prosedur tatalaksana krisis prosedur tatalaksana krisis hipertensi dg batas penurunan TD hipertensi dg batas penurunan TD 20-25% dari mean arterial blood 20-25% dari mean arterial blood pressure.pressure.

Target TD adalah sistolik 160 Target TD adalah sistolik 160 mmHg dan diastolik 90 mmHg.mmHg dan diastolik 90 mmHg.

Page 23: KRISIS HIPERTENSI

Obat Dosis Mulai kerja

Lama kerja

Efek samping

Keterangan

Labetolol 20-80 mg iv bolus setiap 10 menit at 2 mg/menit, infus kontinyu

5-10 menit 3-6 jam Nausea, vomtus ,hipotensi, blok atau gagal jantung,kerusakan hati, bronkospasme

Terutama untuk kegawatdaruratan hipertensi, kecuali pd gagal jantung

Nikardipin 5-15 mg/jamInfus kontinyu

5-15 menit Sepanjang infus berjalan

Takikardi Larut dalam air, tidak sensitif terhadap cahaya

Diltiazem 5-40 µg/kg/menit infus kontinyu

5-10 menit 4 jam Blok nodus A-V, denyut prematur atrium, terutama usia lanjut

Krisis hipertensi

Tabel No. 1. Obat-obat parenteral untuk terapi emergensi hipertensi pada stroke akut

Page 24: KRISIS HIPERTENSI

2. Ensefalopati hipertensi2. Ensefalopati hipertensi TD sistolik >220 mmHg dan diastolik >120 TD sistolik >220 mmHg dan diastolik >120

mmHg. Pengukuran dua kali dalam jangka mmHg. Pengukuran dua kali dalam jangka waktu 30 menit.waktu 30 menit.

Terdapat gangguan kesadaran, retinopati dg Terdapat gangguan kesadaran, retinopati dg papiledema, peningkatan tekanan intrakranial papiledema, peningkatan tekanan intrakranial sampai kejang.sampai kejang.

Tidak ada tanda-tanda lain yg meningkatkan TDTidak ada tanda-tanda lain yg meningkatkan TD Obat antihipertensi parenteral diberikan sesuai Obat antihipertensi parenteral diberikan sesuai

prosedur tatalaksana hipertensi krisis dg batas prosedur tatalaksana hipertensi krisis dg batas penurunan TD 20-25% dari MAP.penurunan TD 20-25% dari MAP.

Page 25: KRISIS HIPERTENSI

3. Cedera kepala dan Tumor intrakranial3. Cedera kepala dan Tumor intrakranial

Terdapat gejala tekanan intrakranial yg Terdapat gejala tekanan intrakranial yg meningkat seperti: sakit kepala hebat, muntah meningkat seperti: sakit kepala hebat, muntah proyektil/ tanpa penyebab gastrointestinal, proyektil/ tanpa penyebab gastrointestinal, papiledema (sembab papil), kesadaran papiledema (sembab papil), kesadaran menurun.menurun.

TD sistolik >220 mmHg dan diastolik >120 TD sistolik >220 mmHg dan diastolik >120 mmHg . Pengukuran 2x dlm jangka waktu 30 mmHg . Pengukuran 2x dlm jangka waktu 30 menit.menit.

Tidak ada tanda-tanda lain yg meningkatkan TDTidak ada tanda-tanda lain yg meningkatkan TD

Page 26: KRISIS HIPERTENSI

Obat anti hipertensi parenteral diberikan sesuai Obat anti hipertensi parenteral diberikan sesuai prosedur tatalaksana hipertensi krisis dg batas prosedur tatalaksana hipertensi krisis dg batas penurunan TD 20-25% dari MAP.penurunan TD 20-25% dari MAP.

Khusus untuk tumor intrakranial hipofisis perlu Khusus untuk tumor intrakranial hipofisis perlu dilakukan pemeriksaan hormonal dan dilakukan pemeriksaan hormonal dan penatalaksanaan sesuai dg hipertensi krisis penatalaksanaan sesuai dg hipertensi krisis dengan gangguan endokrindengan gangguan endokrin..

Page 27: KRISIS HIPERTENSI

KRISIS HIPERTENSI PADA PENYAKIT JANTUNGKRISIS HIPERTENSI PADA PENYAKIT JANTUNG

Krisis Hipertensi dan Diseksi aorta Krisis Hipertensi dan Diseksi aorta

DefinisiDefinisi

Suatu kondisi akibat robekan pada dinding aorta Suatu kondisi akibat robekan pada dinding aorta

sehingga lapisan dinding aorta terpisah dan sehingga lapisan dinding aorta terpisah dan

darah dapat masuk ke sela-sela lapisan dinding darah dapat masuk ke sela-sela lapisan dinding

pembuluh darah aortapembuluh darah aorta..

Page 28: KRISIS HIPERTENSI

MANIFESTASI KLINISMANIFESTASI KLINISKeluhan dapat bervariasiKeluhan dapat bervariasi

1.1. Nyeri khas Aorta: onset mendadak, nyeri teriris Nyeri khas Aorta: onset mendadak, nyeri teriris sudah maksimal dirasakan saat awal, lokasi sudah maksimal dirasakan saat awal, lokasi nyeri sesuai lokasi dimana robekan aorta tadi.nyeri sesuai lokasi dimana robekan aorta tadi.

2.2. Rasa nyeri dada seperti nyeri dada khas infark Rasa nyeri dada seperti nyeri dada khas infark miokard, bila proses diseksi menjalar ke ostium miokard, bila proses diseksi menjalar ke ostium arteri koronaria.arteri koronaria.

3.3. Rasa nyeri leher disertai pandangan kabur, bila Rasa nyeri leher disertai pandangan kabur, bila proses diseksi ekstensi ke arteri karotis.proses diseksi ekstensi ke arteri karotis.

4.4. Sinkope merupakan petanda komplikasi yg fatal, Sinkope merupakan petanda komplikasi yg fatal, spt tamponade jantung, hipoperfusi serebri.spt tamponade jantung, hipoperfusi serebri.

Page 29: KRISIS HIPERTENSI

DIAGNOSISDIAGNOSIS

Kecurigaan diagnosa Diseksi Aorta berdasarkan Kecurigaan diagnosa Diseksi Aorta berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik cukup unruk anamnesa dan pemeriksaan fisik cukup unruk menatalaksana sebagai diseksi aorta.menatalaksana sebagai diseksi aorta.

Diagnosa pasti dengan pencitraan:Diagnosa pasti dengan pencitraan:

1. Ekokardiografi transesofageal (TEE)1. Ekokardiografi transesofageal (TEE)

2. CT scan dengan kontras.2. CT scan dengan kontras.

3. Magnetic Resonance Imaging (MRI)3. Magnetic Resonance Imaging (MRI)

Page 30: KRISIS HIPERTENSI

Prinsip tatalaksana/ sasaran tekanan darahPrinsip tatalaksana/ sasaran tekanan darah

Atasi rasa nyeri dg morfin iv. Menurunkan TD Atasi rasa nyeri dg morfin iv. Menurunkan TD diastolik segera (dalam 10-20 menit) dg target diastolik segera (dalam 10-20 menit) dg target TD sistolik 110-120 mmHg dan frekwensi nadi TD sistolik 110-120 mmHg dan frekwensi nadi 60 x/mnt.60 x/mnt.

β-blocker merupakan obat pilihan utama untuk β-blocker merupakan obat pilihan utama untuk mengurangi shear stress dan mengontrol TDmengurangi shear stress dan mengontrol TD

Terapi medikamentosa dapat dilakukan pd Terapi medikamentosa dapat dilakukan pd diseksi aorta desenden tanpa komplikasi ke diseksi aorta desenden tanpa komplikasi ke organ lain (hipoperfusi ginjal, ekstremitas dan organ lain (hipoperfusi ginjal, ekstremitas dan mesenterika)mesenterika)

Setelah pasien stabil, idealnya 24-48 jam, obat Setelah pasien stabil, idealnya 24-48 jam, obat IV diganti dengan oral.IV diganti dengan oral.

Page 31: KRISIS HIPERTENSI

Tabel No.1 Obat-obat intravena Diseksi Aorta yg Tabel No.1 Obat-obat intravena Diseksi Aorta yg ada di Indonesiaada di Indonesia

OBAT DOSIS Bolus DOSIS PEMELIHARAAN

Penyekat Beta Propanolol 1 mg IV setiap 3-5

menit(max 6.15 mg/kgBB)

2-6 mg IVSetiap 4-6 jam

Kalsium Antagonis Diltiazem Verapamil

0,25 mg/kg IV dalam 2 menit setelah 15 menit 0,35 mg/kg IV

0,075-0,1 s/d 2,5-5 mg/kgSelama 2 menit

5 mg/jam dapat dititrasi 2,5-5 mg/jam, max 15 mg/jam

5-15 mg/jam IV drip

Page 32: KRISIS HIPERTENSI

Krisis Hipertensi dengan Krisis Hipertensi dengan edema paruedema paru

DefinisiDefinisi

Suatu keadaan timbulnya tanda dan Suatu keadaan timbulnya tanda dan gejala gagal jantung yang disertai gejala gagal jantung yang disertai dengan peningkatan tekanan darah dengan peningkatan tekanan darah dan gambaran rontgen toraks sesuai dan gambaran rontgen toraks sesuai dengan edema paru.dengan edema paru.

Page 33: KRISIS HIPERTENSI

Manifestasi KlinisManifestasi Klinis

Keluhan/ gejalaKeluhan/ gejala::

1. Sesak Nafas1. Sesak Nafas

2. Orthopnea2. Orthopnea

3. Dyspnea d’effort3. Dyspnea d’effort

Page 34: KRISIS HIPERTENSI

Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik

1.1. TD sesuai definisi krisis hipertensiTD sesuai definisi krisis hipertensi

2.2. Frekwensi pernafasan meningkatFrekwensi pernafasan meningkat

3.3. Pada pemeriksaan jantung Pada pemeriksaan jantung ditemukan S3 dan/ atau S4 gallop.ditemukan S3 dan/ atau S4 gallop.

4.4. Pada pemeriksaan paru suara nafas Pada pemeriksaan paru suara nafas ekspirasi memanjang disertai ronchi ekspirasi memanjang disertai ronchi basah halus seluruh lapangan paru.basah halus seluruh lapangan paru.

5.5. Peningkatan tekanan vena jugularis.Peningkatan tekanan vena jugularis.

Page 35: KRISIS HIPERTENSI

DIAGNOSISDIAGNOSIS

1.1. Peningkatan tekanan darah sesuai Peningkatan tekanan darah sesuai krisis hipertensikrisis hipertensi

2.2. Gejala dan tanda gagal jantungGejala dan tanda gagal jantung

3.3. Edema paru pada foto thoraxEdema paru pada foto thorax

Page 36: KRISIS HIPERTENSI

Prinsip Tatalaksana dan Sasaran Prinsip Tatalaksana dan Sasaran Tekanan DarahTekanan Darah

1.1. O2 dengan target saturasi 02 perifer > 95%, O2 dengan target saturasi 02 perifer > 95%, bila perlu dapat digunakan CPAP atau ventilasi bila perlu dapat digunakan CPAP atau ventilasi mekanik non-invasif bahkan ventilasi mekanik mekanik non-invasif bahkan ventilasi mekanik invasif.invasif.

2.2. Pemberian Nitroglycerin sublingual, bila perlu Pemberian Nitroglycerin sublingual, bila perlu dilanjutkan dg pemberian drip.dilanjutkan dg pemberian drip.

3.3. Pemberian diuretik loop IV (Furosemid)Pemberian diuretik loop IV (Furosemid)

4.4. Pemberian obat anti hipertensi IV at sublingualPemberian obat anti hipertensi IV at sublingual

5.5. Bila tidak ada kontra indikasi morfin IV dapat Bila tidak ada kontra indikasi morfin IV dapat dipertimbangkan.dipertimbangkan.

Page 37: KRISIS HIPERTENSI

Target penurunan TD sistolik atau Target penurunan TD sistolik atau diastolik sebesar 30 mmHg dalam diastolik sebesar 30 mmHg dalam beberapa menit.beberapa menit.

Sasaran akhir TD sistolik < 130 Sasaran akhir TD sistolik < 130 mmHg dan TD diastolik < 80 mmHg.mmHg dan TD diastolik < 80 mmHg.

Sebaiknya dicapai dalam 3 jamSebaiknya dicapai dalam 3 jam

Page 38: KRISIS HIPERTENSI

Tabel No 2 Obat-obat parenteral untuk penanganan hipertensi emergensi Tabel No 2 Obat-obat parenteral untuk penanganan hipertensi emergensi pd edema paru dan sindroma koroner akutpd edema paru dan sindroma koroner akut

Obat Golongan

Dosis Onset kerja

Masa kerja

Efek samping

Sodiumnitroprusid

VasodilatorArteri & vena

0,25-10Mg/kg/mnt

Segera stlh distop

1-2 mnt

Mual, hipotensi,keracunan tiosianat, methemoglobinemia dan sianida.

Nitrogliserin

Vasodilator:Arteri & vena

5-300 mcg/mnt

1-5 mnt 3-5 mnt

Sakit kepala, mual, takikardia, muntah toleransi

Isosorbid dinitrat

Vasodilator:Arteri & vena

1- 10 mg/jam

1-5 mnt 3-5 mnt

Sakit kepala,mual, takikardia, muntah, toleransi

Nikardipin

Kalsiumantagonis

5-15mg/jam

5-15menit

30-40 menit

Hipotensi,takikardi,mual muntah, muka merah

Furosemide

Diuretik loop

20-40 mg 10-20 mnt

4-6 jam

HipokalemiHipovolemia

Page 39: KRISIS HIPERTENSI

Krisis Hipertensi pd Sindroma Koroner AkutKrisis Hipertensi pd Sindroma Koroner Akut

DefinisiDefinisi

Krisis hipertensi yang terjadi pada Krisis hipertensi yang terjadi pada pasien dengan sindroma koroner akut. pasien dengan sindroma koroner akut.

Sindroma koroner akut tdd Sindroma koroner akut tdd ::

1. angina pektoris tidak stabil, 1. angina pektoris tidak stabil,

2. Infark miokard non ST elevasi 2. Infark miokard non ST elevasi

3. Infark miokard dengan ST elevasi3. Infark miokard dengan ST elevasi

Page 40: KRISIS HIPERTENSI

Manifestasi KlinisManifestasi Klinis

KeluhanKeluhan

NyeriNyeri dada dg penjalaran ke leher atau dada dg penjalaran ke leher atau lengan kiri dengan durasi lebih dari 20 lengan kiri dengan durasi lebih dari 20 menit dan dapat disertai dg gejala menit dan dapat disertai dg gejala sistemik berupa keringat dingin, mual dan sistemik berupa keringat dingin, mual dan muntah dan pemeriksaan fisik tidak muntah dan pemeriksaan fisik tidak ditemukan tanda-tanda gagal jantung.ditemukan tanda-tanda gagal jantung.

Temuan KlinisTemuan Klinis

Pemeriksaan fisik dapat normal atau Pemeriksaan fisik dapat normal atau tanda-tanda gagal jantungtanda-tanda gagal jantung

Page 41: KRISIS HIPERTENSI

DiagnosisDiagnosis

1. Anamnesis1. Anamnesis

2. EKG2. EKG

3. Enzim petanda kerusakan otot 3. Enzim petanda kerusakan otot jantung jantung

(CKmb, Troponin T)(CKmb, Troponin T)

Page 42: KRISIS HIPERTENSI

Prinsip tatalaksana dan Sasaran Tekanan DarahPrinsip tatalaksana dan Sasaran Tekanan Darah

1.1. Penyekat Beta dan nitrogliserin merupakan anjuran Penyekat Beta dan nitrogliserin merupakan anjuran utama.utama.

2.2. Bila tidak terkontrol dapat diberikan gol kalsium Bila tidak terkontrol dapat diberikan gol kalsium antagonis parenteral, nicardipin dan diltiazem bila tidak antagonis parenteral, nicardipin dan diltiazem bila tidak ada kontraindikasi.ada kontraindikasi.

3.3. Sasaran TD sistolik adalah <130 mmHg dan TD Sasaran TD sistolik adalah <130 mmHg dan TD diastolik < 80 mmHg.diastolik < 80 mmHg.

4.4. Penurunan TD harus dilakukan secara bertahap.Penurunan TD harus dilakukan secara bertahap.

5.5. Penurunan TD perlu pemantauan ketat agar TD Penurunan TD perlu pemantauan ketat agar TD diastolik tidak lebih rendah dari 60 mmHg, karena diastolik tidak lebih rendah dari 60 mmHg, karena dapat mengakibatkan iskemia miokard bertambah dapat mengakibatkan iskemia miokard bertambah berat.berat.

Page 43: KRISIS HIPERTENSI

KRISIS HIPERTENSI PADA PENYAKIT GINJALKRISIS HIPERTENSI PADA PENYAKIT GINJAL

Stenosis arteri renalis dicurigai biladitemukan:Stenosis arteri renalis dicurigai biladitemukan:

1.1. Ditemukan hipertensi sebelum usia 30 th khususnya Ditemukan hipertensi sebelum usia 30 th khususnya jika tidak ada riwayat hipertensi di keluarga.jika tidak ada riwayat hipertensi di keluarga.

2.2. Ditemukan hipertensi berat (hipertensi stadium II Ditemukan hipertensi berat (hipertensi stadium II dengan TD > 160/100 mmHg) setelah usia > 50.dengan TD > 160/100 mmHg) setelah usia > 50.

3.3. Ditemukan hipertensi yg refrakter dan sulit Ditemukan hipertensi yg refrakter dan sulit dikendalikan dengan obat kombinasi lebih dari 3 dikendalikan dengan obat kombinasi lebih dari 3 macam ( termasuk diuretik)macam ( termasuk diuretik)

Page 44: KRISIS HIPERTENSI

4. Terjadinya peningkatan TD tiba-tiba pd 4. Terjadinya peningkatan TD tiba-tiba pd keadaan pasien hipertensi yg terkontrol keadaan pasien hipertensi yg terkontrol baik sebelumnya.baik sebelumnya.

5. Hipertensi maligna ( hipertensi dg 5. Hipertensi maligna ( hipertensi dg keterlibatan gangguan organ lain seperti keterlibatan gangguan organ lain seperti gagal ginjal akut, perdarahan retina, gagal ginjal akut, perdarahan retina, gagal jantung, dan kelainan neorologis.gagal jantung, dan kelainan neorologis.

6. Peningkatan plasma kreatinin dalam 6. Peningkatan plasma kreatinin dalam waktu singkat setelah pemberian waktu singkat setelah pemberian golongan obat ACEI/ARBgolongan obat ACEI/ARB

Page 45: KRISIS HIPERTENSI

Pemeriksaan penunjang diagnostikPemeriksaan penunjang diagnostik

1.1. Arteriografi ginjal (pemeriksaan Arteriografi ginjal (pemeriksaan baku emas)baku emas)

2.2. Magnetic resonance angiography.Magnetic resonance angiography.

3.3. Computed tomography Computed tomography angiography.angiography.

4.4. Duplex doppler ultrasonography.Duplex doppler ultrasonography.

Page 46: KRISIS HIPERTENSI

KRISIS HIPERTENSI PD GANGGUAN KRISIS HIPERTENSI PD GANGGUAN ENDOKRINENDOKRIN

Krisis FeokromositomaKrisis Feokromositoma Keganasan pd kelenjar adreno-medulari Keganasan pd kelenjar adreno-medulari

menyebabkan terjadi krisis hipertensi, karena menyebabkan terjadi krisis hipertensi, karena kelebihan produksi epinefrin dan non epinefrin kelebihan produksi epinefrin dan non epinefrin dilepaskan ke dalam peredaran darah. Juga dilepaskan ke dalam peredaran darah. Juga karena stimulasi beta reseptor ginjal oleh kadar karena stimulasi beta reseptor ginjal oleh kadar katekolamin yg tinggi menyebabkan katekolamin yg tinggi menyebabkan dilepaskannya renin yg pd akhirnya dilepaskannya renin yg pd akhirnya meningkatkan tekanan arterimeningkatkan tekanan arteri

Page 47: KRISIS HIPERTENSI

Diagnosis feokromositoma Diagnosis feokromositoma ditegakkan dengan pemeriksaan ditegakkan dengan pemeriksaan katekolamin plasma, katekolamin katekolamin plasma, katekolamin urine dan atau metabolitnya dalam urine dan atau metabolitnya dalam urine 24 jam urine 24 jam

( seperti metanefrin dan VMA= Vanil ( seperti metanefrin dan VMA= Vanil mandelic acid).mandelic acid).

Feokromositoma jarang ditemukan, Feokromositoma jarang ditemukan, tetapi merupakan penyebab yang tetapi merupakan penyebab yang penting pada krisis hipertensi.penting pada krisis hipertensi.

Page 48: KRISIS HIPERTENSI

KRISIS HIPERTENSI PADA KEHAMILANKRISIS HIPERTENSI PADA KEHAMILAN

Keadaan yg menyertai krisis hipertensi adalah Keadaan yg menyertai krisis hipertensi adalah preeklampsi.preeklampsi.

Dapat ditemukan gangguan penglihatan, sakit Dapat ditemukan gangguan penglihatan, sakit kepala hebat, nyeri abdomen kuadran atas, kepala hebat, nyeri abdomen kuadran atas, gagal jantung kongestif dan oliguri sampai gagal jantung kongestif dan oliguri sampai gangguan serebrovsaskuler.gangguan serebrovsaskuler.

Bila terjadi kejang penderita masuk stadium Bila terjadi kejang penderita masuk stadium eklampsia.eklampsia.

Page 49: KRISIS HIPERTENSI

Krisis hipertensi hanya dapat diakhiri Krisis hipertensi hanya dapat diakhiri dengan proses persalinan dan dengan proses persalinan dan penanggulangan dilakukan sesuai penanggulangan dilakukan sesuai penanggulangan krisis hipertensi dg penanggulangan krisis hipertensi dg perhatian khusus pd kehamilan.perhatian khusus pd kehamilan.

Keputusan untuk melakukan terminasi Keputusan untuk melakukan terminasi kehamilan/ proses persalinan kehamilan/ proses persalinan dilakukan oleh ahli medis di bidang dilakukan oleh ahli medis di bidang kebidanan. (Obstruksi ginekolog)kebidanan. (Obstruksi ginekolog)

Page 50: KRISIS HIPERTENSI

HIPERTENSI KRISIS PD PENGGUNA NAPZAHIPERTENSI KRISIS PD PENGGUNA NAPZA

Sejumlah obat/ senyawa yg termasuk Sejumlah obat/ senyawa yg termasuk NAPZA dapat menimbulkan krisis NAPZA dapat menimbulkan krisis hipertensi, terutama pada pasien yg sudah hipertensi, terutama pada pasien yg sudah hipertensi.hipertensi.

Senyawa tersebut adalah, kokain, Senyawa tersebut adalah, kokain, amfetamin, metamfetamin, phencyclidine.amfetamin, metamfetamin, phencyclidine.

Penanganan disesuaikan dengan Penanganan disesuaikan dengan penatalaksanaan krisis hipertensi.penatalaksanaan krisis hipertensi.