krenasi pada ikan

download krenasi pada ikan

of 9

Transcript of krenasi pada ikan

A. Tujuan Adapun tujuan dalam praktikum ini adalah untuk mengetahui apa itu krenasi dan hemolisi pada eritrosit ikan dan bagaimana bisa terjadi proses tersebut. B. Landasan Teori 1. Eritrosit (Sel Darah Merah)

Sel darah merah, eritrosit (en:red blood cell, RBC, erythrocyte) adalah jenis sel darah yang paling banyak dan berfungsi membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh lewat darah dalam hewan bertulang belakang. Bagian dalam eritrosit terdiri dari hemoglobin, sebuah biomolekul yang dapat mengikat oksigen. Hemoglobin akan mengambil oksigen dari paru-paru dan insang, dan oksigen akan dilepaskan saat eritrosit melewati pembuluh kapiler. Warna merah sel darah merah sendiri berasal dari warna hemoglobin yang unsur pembuatnya adalah zat besi. Pada manusia, sel darah merah dibuat di sumsum tulang belakang, lalu membentuk kepingan bikonkaf. Di dalam sel darah merah tidak terdapat nukleus. Sel darah merah sendiri aktif selama 120 hari sebelum akhirnya dihancurkan. Sel darah merah atau yang juga disebut sebagai eritrosit berasal dari Bahasa Yunani, yaitu erythros berarti merah dan kytos yang berarti selubung/sel)

2.

Fungsi lain

Eritrosit secara umum terdiri dari hemoglobin, sebuah metalloprotein kompleks yang mengandung gugus heme, dimana dalam golongan heme tersebut, atom besi akan tersambung secara temporer dengan molekul oksigen (O2) di paru-paru dan insang, dan kemudian molekul oksigen ini akan di lepas ke seluruh tubuh. Oksigen dapat secara mudah berdifusi lewat membran sel darah merah. Hemoglobin di eritrosit juga membawa beberapa produk buangan seperti CO2 dari jaringan-jaringan di seluruh tubuh. Hampir keseluruhan molekul CO2 tersebut dibawa dalam bentuk bikarbonat dalam plasma darah. Myoglobin, sebuah senyawa yang terkait dengan hemoglobin, berperan sebagai pembawa oksigen di jaringan otot. Warna dari eritrosit berasal dari gugus heme yang terdapat pada hemoglobin. Sedangkan cairan plasma darah sendiri berwarna kuning kecoklatan, tetapi eritrosit akan berubah warna tergantung pada kondisi hemoglobin. Ketika terikat pada oksigen, eritrosit akan berwarna merah terang dan ketika oksigen dilepas maka warna erirosit akan berwarna lebih gelap, dan akan menimbulkan warna kebiru-biruan pada pembuluh darah dan kulit. Metode tekanan oksimetri mendapat

keuntungan dari perubahan warna ini dengan mengukur kejenuhan oksigen pada darah arterial dengan memakai teknik kolorimetri. Ketika eritrosit berada dalam tegangan di pembuluh yang sempit, eritrosit akan melepaskan ATP yang akan menyebabkan dinding jaringan untuk berelaksasi dan melebar. Eritrosit juga melepaskan senyawa S-nitrosothiol saat hemoglobin terdeoksigenasi, yang juga berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah dan melancarkan arus darah supaya darah menuju ke daerah tubuh yang kekurangan oksigen. Eritrosit juga berperan dalam sistem kekebalan tubuh. Ketika sel darah merah mengalami proses lisis oleh patogen atau bakteri, maka hemoglobin di dalam sel darah merah akan melepaskan radikal bebas yang akan menghancurkan dinding dan membran sel patogen, serta membunuhnya. 1. Darah Ikan Darah merupakan salah satu komponen sistem transport yang sangat vital keberadaannya. Fungsi vital darah di dalam tubuh antara lain sebagai pengangkut zat-zat kimia seperti hormon, pengangkut zat buangan hasil metabolisme tubuh, dan pengangkut oksigen dan karbondioksida. Selain itu, komponen darah seperti trombosit dan plasma darah memiliki peran penting sebagai pertahanan pertama dari serangan penyakit yang masuk ke dalam tubuh. Gambaran darah suatu organisme dapat digunakan untuk mengetahui kondisi kesehatan yang sedang dialami oleh organisme tersebut. Penyimpangan fisiologis ikan akan menyebabkan komponen-komponen darah juga mengalami perubahan. Perubahan gambaran darah dan kimia darah, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, dapat menentukan kondisi kesehatannya. Hemoglobin merupakan protein yang terdiri dari protoporfirin, globin dan besi yang bervalensi 2 (ferro). Satu gram hemoglobin dapat mengikat sekitar 1,34 ml oksigen. Kadar hemoglobin yang rendah dapat dijadikan sebagai petunjuk mengenai rendahnya kandungan protein pakan, defisiensi vitamin atau ikan mendapat infeksi. Sedangkan kadar tinggi menunjukkan bahwa ikan sedang berada dalam kondisi stress (Wells, 2005 dalam Kuswardani, 2006). Hematokrit merupakan persentase volume eritrosit (sel darah merah) dalam darah ikan. Hasil pemeriksaan terhadap hematokrit dapat dijadikan sebagai salah satu patokan untuk menentukan keadaan kesehatan ikan, nilai hematokrit kurang dari 22% menunjukkan terjadinya anemia. Kadar hematokrit ini bervariasi tergantung pada faktor nutrisi, umur ikan, jenis kelamin, ukuran tubuh dan masa pemijahan (Kuswardani, 2006). Eritrosit (sel darah merah) merupakan sel yang paling banyak jumlahnya. Inti sel eritrosit terletak sentral dengan sitoplasma dan akan terlihat jernih kebiruan dengan pewarnaan Giemsa (Chinabut et al., 1991 dalam Mulyani, 2006). Pada ikan teleost, jumlah normal eritrosit adalah 1,05106 3,0106 sel/mm3 (Robert, 1978 dalam Mulyani, 2006). Seperti halnya pada hematokrit, kadar eritrosit yang rendah menunjukkan terjadinya anemia. Sedangkan kadar tinggi menandakan bahwa ikan dalam keadaan stress (Wedemeyer dan Yasutake, 1977 dalam Purwanto, 2006).

Leukosit (sel darah putih) mempunyai bentuk lonjong atau bulat, tidak berwarna, dan jumlahnya tiap mm3 darah ikan berkisar 20.000-150.000 butir, serta merupakan unit yang aktif dari sistem pertahanan (imun) tubuh. Sel-sel leukosit akan ditranspor secara khusus ke daerah terinfeksi. Leukosit terdiri dari dua macam sel yaitu sel granulosit (terdiri dari netrofil, eusinofil, dan basofil dan sel agranulosit) dan sel granulosit (terdiri dari limfosit, trombosit, dan monosit) (Purwanto, 2006). Limfosit memiliki peranan dalam respon imunitas dan monosit merupakan sel makrofag yang berperan penting dalam memfagosit mikroorganisme patogen. Sedangkan trombosit sangat berperan dalam proses pembekuan darah dan berfungsi untuk mencegah kehilangan cairan tubuh pada kerusakan-kerusakan di permukaan (Nabib dan Pasaribu, 1989 dalam Mulyani, 2006). Berbeda dengan ketiga sel di atas, netrofil sangat aktif dalam membunuh bakteri dan jumlahnya besar dalam nanah (Carboni, 1997 dalam Mulyani, 2006). Sel-sel tersebut bersirkulasi dalam darah dan cairan limfa. C. Alat dan bahan 1. Alat:

Serangkaian tabungan reaksi dan raknya Mikroskop Pipet ujungnya panjang

1. Bahan:

Darah ikan Antikoagulan Larutan NaCl 0,3%,0,65%, 0,8%, 0,9%, 3% Saponin Urenum

Prosedur1. Tampunglah darah ikan sebanyak 30cc pada tabung kaca yang sudah diberikan antikoagulan 2. Isilah tabung reaksi dengan, serangkain larutan yang berbeda konsetrasinya dengan volume yang sama (5 ml). Tambhkan pada masing-masing tabung reaksi 5 tetes darah, kemudian tunggu sekitar 5 memnit 3. Miringkan perlahan-perlahan tabung reaksi, agar darah tidak rusak karena perlakuan fisik. Setelah homogen amati secara makroskopis dan mikroskopis. 4. Pengamatan secara makroskopis, meliputi warna, kebeningan 5. Pengamatan secara mikroskopis, mengamati adanya krensi atau hemolisa pada eritrosit, dengan cara mengambil setetes larutan yang ada pada masing-masing tabung reaksi, teteskan pada objek gelas dan amati dibawa mikroskop 6. Jawablah pertanyaan berikut :

a). Apa yang dimaksud dengan krenasi dan hemolisa b). Apa yang dimaksud larutan isotonis, hipotonis, dan hipertoniks 1. Hasil Penelitian 2. Pengamatan I Perlakuan : Darah Ikan diteteskan langsung pada kaca preparat dan ditambahkan NaCl 0,90%. Hasil Pengamatan Pada Mikroskop : Terlihat sel darah merah ikan nila yang memiliki inti yang terletak di tengah sel darah merah (Eritrosit). 1. Pengamatan II Tabung Reaksi I (0,3%) II(0,65%) III(0,8%) IV(0,9%) V(3%) Makrokopis Merah muda Merah muda Merah muda Merah Homogen muda (hemoglobin dan NaCl 3% bercampur) bening Mikrokopis Krenasi Krenasi Krenasi Non Hemolisa krenasi (mengembang dan pecah) (pengerutan) (pengerutan) (pengerutan) dan hemolisa Pengamatan Jawaban : a). Krenasi adalah pengerutan sel darah merah - Hemolisis adalah mengembangnya sel darah merah, hingga dapat menyebabkan pecahnya sel darah merah. b). Larutan isotonic adalah larutan untuk mengembalikan keadaan semula dari sel darah merah yang mengalami krenasi. - Larutan hipotonis adalah larutan yang dapat menyebablkan sel darah merah mengembang dan pecah. Pecahnya eritrosit disebabkan air mengalirke dalam sel darah merah. - Larutan hipertonis adalah larutan yang menyebabkan air mengalir keluar sel darah merah dan sel darah merah mengalami pengerutan.

Gambar 1. Eritrosit nila dengan campuran 0,9% NaCl dan Memiliki inti

Gambar 2. Makrokopis Dari Campuran NaCl dan Sel Darah Merah

Gambar3. Sel darah merah saat hemolisa 1. Pembahasan

Kita ketahui bahwa sel darah merah atau eritrosit adalah jenis sel darah yang paling banyak dan berfungsi membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh lewat darah dalam hewan bertulang belakang. Di dalam sel darah merah tidak terdapat nukleus. Pernyataan tersebut berbeda dengan darah pada ikan nila. Pada darah ikan nila, setelah dilakukan pengamatan dengan perlakukan penambahan NaCl 0,90% terlihat jelas bahwa sel darah merah pada ikan nila memiliki inti di tengahnya. Ketika pengamatan kedua darah ikan nila yang di masukan ke 5 tabung reaksi yang berbeda. Setiap tabung reaksi tersebut berisi larutan NaCl yang berbeda konsentrasinya mulai dari NaCl

0,3%,0,65%, 0,8%, 0,9%, 3%. Sebelum homogen darah masih menggumpal di bawah sehingga ditunggu 5 menit sampai darah homgen. Pengamatan sel pada mikroskop ternyata sel darah merah ada yang mengalami pengerutan (krenasi) dan ada yang mengalami pengembungan (hemolisa) yang dapat menyebabkan pencahnya sel darah merah . Hemolisis adalah pecahnya membran eritrosit, sehingga hemoglobin bebas ke dalam medium sekelilingnya (plasma). Kerusakan membran eritrosit dapat disebabkan oleh antara lain penambahan larutan hipotonis ke dalam darah, penurunan tekanan permukaan membran eritrosit, zat/unsur kimia tertentu, pemanasan atau pendinginan, serta rapuh karena ketuaan dalam sirkulasi darah. Apabila medium di sekitar eritrosit menjadi hipotonis (karena penambahan larutan NaCl hipotonis) medium tersebut (plasma dan larutan) akan masuk ke dalam eritrosit melalui membran yang bersifat semipermiabel dan menyebabkan sel eritrosit menggembung. Bila membran tidak kuat lagi menahan tekanan yang ada di dalam sel eritrosit itu sendiri, maka sel akan pecah, akibatnya hemoglobin akan bebas ke dalam medium sekelilingnya. Adapun karekteristik dari larutan hipotonik adalah sebagai berikut : Memiliki tekanan osmotic lebih rendah dari sel darah merah Menyebabkan air mengalirke dalam sel darah merah Menyebabkan hemolisis: sel darah mengembang dan dapat pecah Peristiwa hemolisa atau hemolisis terjadi pada larutan NaCl berkosentrasi diatas 0,9% yaitu pada NaCl 3 %. Hal ini menyebabkan warna atau keadaan campuran larutan NaCl dan tetesan darah ikan nila homogen, disebabkan bercampurnya larutan NaCl dan hemoglobin. Sedangkan krenasi adalah kontraksi atau pembentukan nokta tidak normal di sekitar pinggir sel setelah dimasukkan ke dalam larutan hipertonik, karena kehilangan air melalui osmosis. (sel memiliki larutan dengan konsentrasi yang lebih rendah dibandingkan larutan di sekitar luar sel), osmosis (difusi air) menyebabkan pergerakan air keluar dari sel, menyebabkan sitoplasma berkurang volumenya. Sebagai akibatnya, sel mengecil. Hal ini terjadi pada tabung reaksi dengan penambahan larutan NaCl berkosentrasi tinggi dibawah 0,9% yaitu NaCl 0,3%, 0,65%, dan 0,8% yang keadaan campuran larutan dan darah adalah semakin tinggi konsentrasi NaCl, semakin mendekati homogen (jernih). Krenasi sel darah merah terjadi karena lingkungan hipertonik, Adapun karekteristik dari larutaan hipertonik adalah sebagai berikut : Memiliki tekanan osmotic lebih besar dari sel darah merah. Menyebabkan air mengalir keluar sel darah merah Menyebabkan krenasi:penyusutan sel darah merah Sebaliknya bila eritrosit berada pada medium yang hipertonis, maka cairan eritrosit akan keluar menuju ke medium luar eritrosit (plasma), akibatnya eritrosit akan keriput (krenasi). Keriput ini

dapat dikembalikan dengan cara menambahkan cairan isotonis ke dalam medium luar eritrosit (plasma). Karekteristik larutan isotonic adalah sebagai berikut : Memiliki tekanan osmotic sama dengan tekanan osmotik sel darah merah. 5.0% glukosa atau 0.90% NaCl biasa digunakan untuk keperluan medis karena memberikan tekanan osmotik sama dengan yang dimiliki sel darah merah

Gambar (a).Krenasi G. Kesimpulan

Gambar (b). Hemolisis

Adapun kempulan dari pengamatan ini adalah sebaga berikut : 1). Sel darah ikan nila memiliki inti. 2). NaCl pada konsentrsi 0,9% merupakan larutan isotonic bagi sel dara merah karena dapat mengembalikan sel darah merah yang mengalami krenasi atau pengerutan kembali seperti semula. 3). NaCl pada kosentrasi 0,3%, 0,65% dan 0,8% atau di bawah 0,9% akan menyebabkan sel darah merah mengerut. Hal ini dikarenakan air mengalir keluar sel darah merah, sehingga krenasi atau:penyusutan sel darah merah. Larutan yang menyebakan krenasi adalah larutan hipertonik. 4). NaCl 3% pada konsetrasi di atas 0,9% atau larutan hipotonik dapat menyebabkan sel darah merah mengembang dan pecah. Karena air masuk ke dalam sel dan menyebabkan sel mengembang. H. Daftar Pustaka Anonim. 2010. Eritrosit (Online),(http://id.wikipedia.org/wiki/eritrosit , diakses pada tanggal 8/10/2010).

Anonim. 2010. Hemolisis (Online),(http://id.wikipedia.org/wiki/hemolisis , diakses pada tanggal 8/10/2010). Anonim. 2010. Krenasi (Online),(http://id.wikipedia.org/wiki/krenasi , diakses pada tanggal 8/10/2010). Aria,Perwira. 2008. Darah Ikan (Online),( http://maswira.wordpress.com/2008/09/17/darah-ikan2/ , diakses pada tanggal 8/10/2010)) Vitasari. 2010. Larutan Dan Koloid (Online), (http://blog.ums.ac.id/vitasari/files/2010/05/kuliah9_larutan-dan-koloid.pdf , diakses pada tanggal 08/10/2010)