kredit, efisiensi peningkatan Optimalisasi Bank...

1

Transcript of kredit, efisiensi peningkatan Optimalisasi Bank...

Page 1: kredit, efisiensi peningkatan Optimalisasi Bank …bigcms.bisnis.com/file-data/1/3892/eb3b3750_Jun18-Clip...Suasana pembangunan proyek Tol Kunciran-Serpong, Tangerang Selatan, Jumat

12 PERBANKANKontan Senin, 23 Juli 2018

rasio pencadangann

Rasio Pencadangan Masih Tinggi Karena Bank Menjaga Risiko KreditJAKARTA. Perbankan masih hati-hati mengantisipasi risiko kredit bermasalah. Itu tercermin dari pe-ningkatan rasio pencadangan atau coverage ratio, lantaran bank terus memupuk pencadangan guna me-nahan laju kredit bermasalah.

PT Bank Mandiri Tbk mencatat coverage ratio sebesar 136% di se-mester I-2018, atau lebih tinggi di-bandingkan posisi 135% di paruh pertama tahun lalu. Dalam satu ta-hun terakhir, bank milik pemerin-

tah ini terus menjaga coverage ratio di atas 135%.

Rohan Hafas, Sekretaris Perusa-haan Bank Mandiri menjelaskan, pihaknya tetap menjaga coverage ratio secara konservatif, meskipun rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) semester I-2018 merupakan posisi terendah sejak kuartal I-2016.

"NPL turun, tetapi Bank Mandiri komitmen untuk menjaga coverage ratio 136,1%," katanya Jumat (20/7).

Adapun biaya pencadangan yang dibentuk Bank Mandiri turun men-jadi Rp 7,9 triliun per Juni 2018, dari Rp 9,3 triliun dari periode yang sama tahun lalu.

Setali tiga uang, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) juga menca-tatkan peningkatan dari sisi covera-ge ratio. Bank berkode saham BBNI ini memiliki coverage ratio sebesar 150,2% di semester I-2018, atau naik dari posisi 147,2% di periode yang sama tahun lalu.

Anggoro Eko Cahyo, Direktur Keuangan BNI, mengatakan cove-rage ratio berada di level stabil di angka 150% pada akhir 2018. Posisi ini sengaja dilakukan BNI agar da-pat menahan laju NPL yang dipatok rendah yakni 2,1% sampai 2,2%.

Menurutnya, penetapan penca-dangan ini merupakan langkah pre-emptive dan konservatif BNI yang dimaksudkan untuk mengantisipasi kemungkinan penurunan kualitas aset di masa-masa mendatang.

Sedangkan, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) memiliki cove-rage ratio 41,72% di akhir Juni 2018. Nixon Napitupulu, Direktur Mana-jemen Resiko BTN mengatakan, pencadangan tersebut untuk mene-kan laju NPL KPR non subsidi dan kredit konstruksi.

Hingga akhir 2018, BTN mematok coverage ratio berada di level 41% hingga 45%.

Marshall Sautlan

Perbankan terus

memupuk

pencadangan guna

menahan laju kredit

bermasalah dan

mengantisipasi

penurunan kualitas.

BCA Kucurkan Kredit ke Pengelola Tol

KONTAN/Carolus Agus Waluyo

Suasana pembangunan proyek Tol Kunciran-Serpong, Tangerang Selatan, Jumat (20/7). Bank Central Asia (BCA) Tbk menyalurkan kredit sindikasi sebesar Rp 735,9 miliar dari jumlah total plafon pembiayaan sebesar Rp 3,3 triliun ke PT Marga Trans Nusantara (MTN) untuk membangun ruas jalan tol Kunciran-Serpong sepanjang 11,20 km.

Bank Besar Kuasai Profit dan KreditROA bank BUKU IV bertengger di angka 2,96%

JAKARTA. Gempuran bank besar terhadap bank kecil se-makin kencang. Tidak hanya kredit, bank besar lebih gen-car meraup keuntungan di-banding bank kecil hanya se-dikit mengais untung.

Saat ini, terjadi ketimpang-an rasio profitabilitas atau re-turn on asset (ROA) antara bank besar dengan bank kecil. Lihat saja, data Lembaga Pen-jamin Simpanan (LPS) per Mei 2018, ROA bank kecil ma-sih di bawah 2%.

Berbeda jauh dengan rasio profitabilitas bank BUKU IV bertengger di angka 2,96% per Mei 2018. Angka ini jauh lebih tinggi dari rata-rata rasio pro-fitabilitas sebesar 2,34%.

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) termasuk bank de-ngan rasio profit tinggi. Bank berkode saham BBNI ini men-catat ROA sebesar 2,73% di kuartal II-2018, dari posisi 2,72% pada kuartal II-2017.

Optimalisasi ekspansi kredit menjadi penopang pendapatan bank. Bukti-nya, pendapatan bunga bersih tumbuh 12,%. Ang-goro Eko Cahyo, Direk-tur Keuangan BNI me-ngatakan, pihaknya akan terus menjaga rasio pro-fitabilitas.

Di samping kredit, BBNI akan menjalankan

strategi menjaga efisiensi bia-ya operasional, serta menjaga kualitas aset dan menekan biaya Cadangan Kerugian Pe-nurunan Nilai (CKPN) demi mendukung pencapaian laba.

Jan Hendra, Sekretaris Per-usahaan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) optimistis tren ROA akan positif. "Biasanya akan meningkat di semester kedua," kata Jan kepada KON-

TAN, Jumat (20/7). Bank swasta papan atas ini memi-liki ROA sebesar 3,4% di kuar-tal I-2018.

Gerakan meningkatan pen-dapatan non bunga turut men-jaga rasio profitabilitas. Frans

Alimhamzah, Direktur Bisnis Banking PT Bank CIMB Niaga Tbk bilang, untuk menjaga ROA, lebih mengarah ke fee based income.

Sebagai bank daerah, Ferdi-an Satyagraha, Direktur Ke-uangan PT Bank Pembangun-an Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) menuturkan, akan meningkatkan profit. melalui kenaikan dana murah. Hingga akhir Desember 2018, Bank Jatim akan menjaga ROA di atas 3%.

Optimalisasi Bank Kecil

Bank kecil cukup punya nyali bersaing dengan bank besar. Ferry Koswara, Direk-tur PT Bank of India Indone-sia Tbk bilang, akan konsen-trasi di kredit ritel dan menja-ga kredit bermasalah untuk menjaga rasio profitabilitas. Saat ini, ROA sebesar 1% di kuartal kedua.

Senada, PT Bank Mayora dan PT Bank Dinar Indonesia Tbk akan meningkatkan kre-

dit dan menjaga kualitas kredit untuk meningkat-kan ROA. Masing-masing menargetkan ROA 0,84%-0,53% di akhir tahun.

Henky Suryaputra, Di-r e k t u r K e u a n g a n PT Bank Sahabat Sam-poerna menuturkan, ra-sio profitabilitas diperki-rakan berkisar 1% pada semester II- 2018. n

Galvan Yudistira

aturan spin oFFn

Modal Menjadi Penghalang Realisasi Spin-off UUSJAKARTA. Upaya pemisahan (spin-off) unit usaha syariah (UUS) dari induk usaha sulit terealisasi. Syarat modal men-jadi kendala UUS melepaskan diri dari bank umum konven-sional. Akibatnya, UUS mem-perpanjang rencana penera-pan spin-off.

Salah satunya, UUS dari PT Bank CIMB Niaga Tbk memu-tuskan untuk melakukan spin-off pada 2022. Artinya, setahun sebelum batas pemi-sahan usaha berakhir pada tahun 2023.

Pandji Djajanegara, Direk-tur Syariah Banking CIMB Ni-aga mengatakan, pihaknya masih ingin memaksimalkan kerjasama dengan induk. Saat ini, CIMB Niaga Syariah sudah

memiliki tim dan organisasi yang mempersiapkan rencana spin-off ini.

"Perhitungan internal maka total retained earning sampai dengan 2022 cukup untuk menjadi bank BUKU III kalau spin-off," katanya, kepada KONTAN Jumat (20/7). Arti-nya, CIMB Niaga Syariah me-nargetkan memiliki modal inti lebih dari Rp 5 triliun.

PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) masih menimbang kapan akan melakukan spin- off UUS, tahun depan atau 2023. Iman Nugroho Soeko, Direktur Keuangan dan Trea-sury BTN mengatakan, masih menghitung modal inti yang aman bagi BTN untuk mele-pas UUS.

Sementara itu, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) ter-halang melakukan spin-off lantaran modal. Ferdian Sat-yagraha, Direktur Keuangan Bank Jatim mengatakan, pi-haknya telah menyuntikan modal senilai Rp500 miliar kepada UUS-nya guna mem-persiapkan spin-off.

Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Suma-tera Utara (Bank Sumut) Edie Rizliyanto masih optimis da-pat mengejar target spin-off UUS pada 2019. Bank Sumut sudah menyiapkan penyerta-an modal sebesar Rp 270 mili-ar untuk spion-off.

Maizal Walfajir

Selain

peningkatan

kredit, efisiensi

dan kualitas

dorong rasio

profitabilitas.

Nilai Tukar USD/IDR di 10 Bank Besar

Jual Beli Rata-rata

Bank Rakyat Indonesia (BRI) 14.540 14.450 14.495

Bank Mandiri 14.575 14.350 14.462

Bank Central Asia (BCA) 14.650 14.350 14.500

Bank Negara Indonesia (BNI) 14.655 14.405 14.530

Bank Tabungan Negara (BTN) 14.625 14.425 14.525

CIMB Niaga 14.600 14.300 14.450

Bank Panin 14.510 14.475 14.492

OCBC NISP 14.522 14.448 14.485

Bank Maybank Indonesia 14.655 14.355 14.505

Bank Danamon 14.620 14.250 14.435

Rata-rata seluruh bank 14.595 14.380 -

Sumber : Situs Bank, per Jumat (20/7)

ROA PERBANKAN

Kategori Bank Mei 2017 Mei 2018 ∆ (bps)

Bank UMUM 2,4 2,34 -6

BUKU IV 2,88 2,96 8

BUKU III 2,09 1,82 -27

BUKU II 1,79 1,58 -21

BUKU I 1,82 1,7 -12

Satuan : % Sumber : LPS

langgeng
Typewriter
23 Juli 2018, Kontan | Hal. 12