KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA...

85
1 KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 20 TANGERANG Oleh: ALFIYANI NIM: 105011000172 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010

Transcript of KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA...

Page 1: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

1

KREATIVITAS GURU

DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 20

TANGERANG

Oleh:

ALFIYANI NIM: 105011000172

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010

Page 2: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

2

ABSTRAK

Alfiyani. KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 20

TANGERANG. Dibawah bimbingan Dra. Heny Narendrani Hidayati, M.Pd.

Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Kreativitas adalah suatu kemampuan untuk menciptakan suatu hal-hal baru

ataupun menggabungkan unsur-unsur yang sudah ada yang nantinya dapat

menyelesaikan suatu permasalahan. Dari pengetrtian tersebut dapat diambil

beberapa kata yang menjadi kata kuncinya yakni menciptakan, hal-hal baru,

menggabungkan dan unsur-unsur yang ada. Tentunya setiap orang mempunyai

potensi kreatif, namun terkadang orang tersebut tidak menyadarinya, dalam dunia

pendidikan kreativitas sangatlah dibutuhkan terutama untuk para pendidik. Karena

apabila pendidik atau guru tersebut kreatif, bisa dilihat bahwa nantinya potensi

kreatif dalam diri siswa pun akan terlihat dan dapat memotivasi siswa untuk lebih

giat belajar. Penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui apakah kreativas

seorang guru dapat memotivasi siswa pada pembelajaran pendidikan agama Islam

(PAI) serta faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat dalam

mempengaruhi kreativitas. Metode penulisan penelitian ini menggunakan metode

deskriptif analisis yaitu memaparkan secara mendalam dengan apa adanya secara

obyektif sesuai dengan data yang dikumpulkan. Dari hasil penelitian ini pun

didapat bahwa kreativitas guru itu dapat memotivasi siswa dimana ini dapat

terlihat dari prosentase jawaban siswa yang menjawab “sering” guru pendidikan

agama Islam (PAI) memotivasi siswa untuk membaca buku yang berkaitan

dengan palajaran sebanyak (36,1%). Serta sebanyak (51,2%) siswa menjawab

“selalu” memperhatikan guru ketika menjelaskan materi pelajaran pendidikan

agama Islam (PAI).

Page 3: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah swt Tuhan semesta alam, berkat

rahmat, taufik daninayah-Nya, maka skripsi ini dapat diselesaikan. Sholawat serta

salam semoga tetap tercurahkan kepada kekasih Allah, pejuang agama Islam dan

teladan yang terbaik yaitu Nabi Muhammad saw beserta keluarga, sahabatnya dan

kepada seluruh umat Islam di seluruh alam.

Karya tulis yang sederhana ini merupakan skripsi yang diajukan kepada

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan Islam.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan, walaupun waktu, tenaga dan pikiran

telah diperjuangkan dengan segala keterbatasan kemampuan yang penulis miliki

demi selesainya skripsi ini dan bermanfaat bagi penulis serta bagi pembaca

sekalian.

Sebelumnya penulis mengucapkan terima kasih dan hormat yang

setinggi-tingginya kepada kedua orang tua tercinta, dengan curahan cinta dan

kasih sayangnya, kerja kerasnya serta doa yang selalu dipanjatkan yang telah

mengantarkan penulis sehingga dapat menyelesaikan pendidikan S1 di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta dan menjadi sarjana. Semoga semua jasa yang diberikan

menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah selalu menjaga

dan memberikan rahmat, hidayah beserta karuniaNya kepada mereka.

Selama penyusunan skripsi ini dan selama penulis belajar di Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam, penulis banyak

mendapatkan bantuan, motivasi serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh Karena

itu, penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang tak terhingga

kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendiidkan Agama Islam Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan beserta staf-stafnya.

Page 4: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

ii

3. Ibu Heny Narendrany Hidayati, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi

yang telah meluangkan waktu, mencurahkan tenaga, perhatian, pengertian,

kesabaran dan kemudahan dalam memberikan bimbingan dan arahan yang

sangat berharga bagi penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini

4. Segenap bapak dan ibu dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah memberikan ilmu pengetahuan dan pengalamannya kepada penulis

selama menjalankan kuliah.

5. Ibu Dra. Nuraini Ahmad sebagai penasehat akademik yang telah

membimbing penulis selama menjadi mahasiswa.

6. Kepada orang tua penulis, bapak dan emak tercinta beserta seluruh

keluarga yang telah mencurahkan kasih sayang dan memberikan dukungan

kepada penulis. Kakak (Wahyuri), adik (Isni), yang memberi kritikan dan

semangat sampai akhir pengerjaan karya tulis ini. Tak lupa pula kepada

keluarga besar bapak Riman.

7. Kepada teman-teman seperjuangan PAI angkatan 2005 khususnya kelas E

yang selama ini selalu saling melengkapi, memberikan pengalaman dan

yang selalu menghiasi hari-hariku selama aktif kuliah

8. Kepada keluarga besar SHT komisariat UIN yang dengan candanya

memberi penyegaran serta semangat.

9. Kepada orang terbaik “jelek” yang dengan sabar, memberi motivasi dan

membantu pembuatan skripsi ini.

10. Untuk someone (si sabuk hijau) yang ada di dalam hati selalu, yang telah

menjadi sandaran hati.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak

membantu pembuatan skripsi ini. “ Jai Ho”

Kepada semua pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini, penulis

mengucaokan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya semoga Allah swt

membalas kebaikan dan bantuan yang telah mereka berikan selama penulisan.

Apabila terdapat kekurangan dan kekhilafan dalam penulisan skripsi ini mohon

dimaafkan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik

Page 5: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

iii

dari sistematika, bahasa maupun dari segi materi. Atas dasar ini, komentar

, saran dan kritik dari pembaca sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat

membuka cakrawala yang lebih luas bagi pembaca serta menambah pengetahuan

dan semoga bermanfaat untuk kita semua. Amiin….

Jakarta, 17 September 2010

Penulis

Page 6: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................. 4

C. Pembatasan Masalah ............................................................ 4

D. Perumusan Masalah ............................................................. 5

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................ 5

BAB II ACUAN TEORITIK

A. Kreativitas Guru

1. Pengertian ....................................................................... 7

2. Faktor-Faktor dan Komponen Kreativitas ..................... 10

3. Peranan Serta Tugas Guru .............................................. 12

4. Ciri-ciri guru yang Baik ................................................. 14

5. Ciri-ciri Guru yang kreatif ............................................. 15

6. Pengaruh Kreativitas Guru Terhadap Siswa .................. 17

B. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian ....................................................................... 20

2. Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam .................. 22

3. Fungsi dan Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam ... 24

4. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam untuk SMP ...... 25

C. Motivasi

1. Pengertian ........................................................................ 27

2. Jenis-jenis Motivasi ......................................................... 28

D. Siswa

1. Pengertian ....................................................................... 28

2. Remaja ............................................................................ 29

Page 7: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

v

3. Ciri-ciri Remaja .............................................................. 31

E. Pengaruh Kreativitas Guru Terhadap Motivasi Siswa .......... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. 35

B. Metode Penelitian ................................................................. 35

C. Unit Analisis ........................................................................ 36

D. Instrumen Penelitian ............................................................. 36

E. Tekhnik pengumpulan Data ................................................. 42

F. Tekhnik Analisis Data .......................................................... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Temuan Penelitian ................................................................ 43

B. Pembahasan Tentang Temuan Penelitian ............................. 66

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................... 71

B. Saran ..................................................................................... 73

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 72

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 8: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan menjadi salah satu masalah yang penting bagi kehidupan

suatu bangsa, karena hal tersebut pendidikan mendapat perhatian dari berbagai

lapisan elemen, baik dari keluarga, masyarakat, pemerintah dan sekolah.

Untuk itu pemerintah melakukan usaha dan upaya untuk memantapkan

pembangunan di bidang pendidikan Nasional. Sebab pendidikan itu sendiri

merupakan kebutuhan yang pokok bagi setiap bangsa. Dengan pendidikan

diharapkan terciptanya manusia Indonesia yang bertaqwa kepada Tuhan,

berpengetahuan, cakap dan terampil agar nantinya dapat membangun

kemajuan suatu bangsa. Hal ini sejalan dengan apa yang tercantum dalam

Undang-Undang Sisdiknas yang tertuang pada Bab II pasal 3, ditegaskan

bahwa pendidikan Nasional Bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan

menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.1

Dalam hal ini, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peseta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

1 Undang-Undang Republik Indonesia, No. 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional,

(Bandung: Citra Umbara, 2003), hal.7

Page 9: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

2

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.2

Dalam bidang pendidikan terdapat komponen-komponen yang

saling berkaitan untuk mencapai keberhasilan tujuan pendidikan itu sendiri.

Komponen-komponen itu diantaranya adalah kurikulum, sarana dan prasarana,

tenaga pengajar, siswa, kegiatan belajar mengajar dan lainnya. Guna

mewujudkan keberhasilan pendidikan yang berkualitas, maka komponen-

komponen tersebut harus disiapkan dengan baik. Seperti halnya penerapan

sistem pendidikan yang dilakukan dalam suatu proses belajar mengajar yang

dilaksanakan seefektif, efisien dan terarah.

Guru dalam hal ini mempunyai peranan yang penting, karena guru

merupakan salah satu kunci keberhasilan pelaksanaan pendidikan. Selain itu,

kelengkapan sarana dan prasarana pendidikan untuk meningkatkan kualitas

guru yang nantinya dapat menghasilkan suatu hal yang sesuai dengan tujuan

pendidikan yang ingin dicapai.

Berkenaan dengan kependidikan, Prof. H.M Arifin M.ed mengatakan

bahwa proses kependidikan merupakan rangkaian membimbing, mengarahkan

potensi hidup manusia yang berupa kemampuan-kemampuan dasar dan

kemampuan-kemampuan belajar, sehingga terjadilah perubahan di dalam

kehidupan pribadinya sebagai makhluk individual, sosial, serta hubungan

dengan alam sekitar dimana ia hidup.3

Guru sebagai pengajar berperan dalam mencerdaskan kehidupan

bangsa dan berfungsi sebagai komunikator, motivator, informator dan

fasilitator.

Sebagai komunikator, guru dalam mengajarkan bahan-bahan ilmu

pengetahuan mengalihkan sikap dan keterampilan kepada siswa dan menuntun

mereka mudah menyerap dan mengembangkan ilmu yang dipelajarinya.

2 www.wikipedia.com

3 M. Arifin, Filsafat Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), Cet.3, hal.4

Page 10: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

3

Sebagai motivator, guru senantiasa memberikan, menumbuhkan minat

serta motivasi kepada siswa agar secara terus menerus mempelajari ilmunya

dan tetap semangat belajar.

Sebagai informator, guru berusaha memberikan berbagai informasi

yang berhubungan dengan mata pelajaran serta pengetahuan yang relevan

sesuai dengan situasi dan kondisi yang terus berkembang.

Sebagai fasilitator, guru berupaya untuk menjadi alat atau

memfasilitasi siswa untuk mempermudah dan memperlancar proses belajar.

Dalam kegiatan belajar mengajar guru harus mampu melaksanakan

fungsi-fungsinya sebagai komunikator, motivator, informator dan fasilitator

dengan baik, sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai seoptimal

mungkin. Selain itu, guru juga harus mempunyai keterampilan dalam

menyampaikan suatu informasi kepada para siswa dengan pemilihan metode

dan media yang sesuai. Karena itu sebagai seorang guru yang dikatakan juga

sebagai seniman harus mampu menciptakan suasana yang nyaman dengan

berbagai ke kreativitasannya.

Pada kenyataannya pendidikan walaupun sudah menggunakan sistem

KTSP, yang lebih menekankan pada ke aktifan siswa serta guru dalam artian

saling berinteraksi yang tentu saja disini menuntut ke kreativan seorang guru

untuk menarik agar siswanya aktif, namun dalam kegiatan yang berlangsung

masih banyak guru yang hanya berperan sebagai sumber informasi atau

penyampai materi, sedangkan siswa sebagai penerima. Apabila materi telah

selesai disampaikan kepada siswa maka selesailah tugas guru, tanpa

memperhatikan apakah siswa mengerti atau tidak, dan dalam hal ini siswa

merasa sulit dan jenuh menerima pelajaran pendidikan agama Islam.

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam akan berhasil apabila guru

menyampaikan pembelajaran dengan baik, dimana diorientasikan sesuai

dengan kebutuhan siswa, serta mengaktualisasikan segenap potensi yang

dimilikinya yaitu potensi kreativ.

Dengan potensi kreativ yang dimilikinya, guru Pendidikan Agama

Islam dituntut untuk mengembangkan suatu hal yang baru dalam proses

Page 11: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

4

belajar mengajar yang nantinya diharapkan siswa dapat lebih bersemangat

mengikuti pelajaran dan mempunyai pikiran-pikiran kreativ.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis ingin mengetahui

PENGARUH KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP SISWA DI SMPN 20

TANGERANG.

B. Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan, dapat

diidentifikasi permasalahannya sebagai berikut:

1. Bagaimana kreativitas guru dalam pembelajaran Pendidikan Agama

Islam?

2. Apakah guru sudah menjalankan fungsinya sebagai komunikator,

motivator, informator dan fasilitator?

3. Apakah pengajaran guru yang kreativ mempermudah siswa menerima

pelajaran?

4. Apakah pengajaran guru yang kreatif memotivasi siswa dalam

pembelajaran pendidikan agama Islam?

5. Apakah guru Pendidikan Agama Islam yang kreativ lebih baik

mengajarnya dari guru Pendidikan Agama Islam yang tidak memiliki

kreativitas dalam mengajar?

6. faktor apa saja yang mendukung kreativitas guru dalam pembelajaran

pendidikan agama Islam?

7. faktor apa saja yang menghambat kreativitas guru dalam pembelajaran

pendidikan agama Islam?

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi permasalahan yang ada, maka agar pembahasan

tidak terlalu meluas, penulis disini perlu membatasi permasalahan yang ada,

pembatasan masalah tersebut adalah sebagai berikut:

Page 12: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

5

a. Kreativitas yang dimaksud ialah kemampuan untuk mencipta sehingga

mampu memecahkan suatu masalah dengan jalan keluar yang baru

ataupun dengan menggabungkan hal-hal yang sudah ada.

b. Kreativitas guru yang dimaksud adalah kemampuan untuk menghasilkan

cara-cara baru dalam proses pengajaran yang disesuaikan dengan fungsi

guru itu sendiri yakni salah satunya sebagai motivator.

c. Siswa yang dimaksud disini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 20

Tangerang, karena pada saat itu siswa sedang dalam fase remaja, dimana

fase remaja memang sedang mencari dan memerlukan bimbingan tentang

masalah keagamaannya, baik dari keluarga maupun dari guru.

D. Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari pembahasan ini yaitu:

1. Bagaimana kreativitas guru dalam pembelajaran pendidikan Agama Islam?

2. Bagaimana efektivitas pengajaran guru yang kreatif memotivasi siswa

dalam pembelajaran pendidikan agama Islam?

3. faktor apa saja yang mempengaruhi kreativitas guru dalam pembelajaran

pendidikan agama Islam?

4. faktor apa saja yang menghambat kreativitas guru dalam pembelajaran

pendidikan agama Islam?

E. Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Mengenai tujuan penelitian ini, ada beberapa hal yang penulis

inginkan dari penyusunan skripsi ini, yaitu:

a. Untuk mengetahui sejauh mana kreativitas guru dalam pembelajaran

Pendidikan Agama Islam

b. Untuk mengetahui efektivitas pengajaran guru yang kreativ dalam

mempermudah siswa menerima pelajaran.

c. Untuk mengetahui faktor apa saja yang berpengaruh dalam kegiatan

pembelajaran pendidikan agama Islam

Page 13: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

6

d. Untuk mengetahui faktor yang menghambat kreativitas guru dalam

kegiatan pembelajaran pendidikan agama Islam.

2. Manfaat Penelitian

Dari permasalahan yang ada, penulis mengharapkan agar

penelitian ini dapat bermanfaat untuk di masa mendatang, beberapa

manfaat diantaranya:

a. Dapat berguna bagi guru maupun pengelola pendidikan dalam

mengembangkan kegiatan belajar mengajar bidang study Pendidikan

Agama Islam demi kualitas pendidikan yang lebih baik di masa yang

akan datang .

b. Dapat meningkatkan potensi kreatif yang dimiliki guru agar nantinya

peserta didik dapat memenuhi baik kebutuhan pribadinya maupun

masyarakat.

Page 14: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

7

BAB II

ACUAN TOERITIK

A. Kreativitas Guru

1. Pengertian

a. Kreativitas

Ditinjau dari segi bahasa (etimologi) kata kreartivitas berasal

dari bahasa Inggris “to creat” yang berarti menciptakan, menimbulkan

dan membuat. Dari kata to creat berbentuk kata benda “creativity”

yang berarti daya cipta,1 dalam bahasa Latin kreativitas berasal dari

kata “creare” yang berarti melahirkan, menghasilkan atau mencipta.

Kreativitas sendiri adalah kemampuan untuk mencipta,

kemampuan mencapai pemecahan atau jalan keluar yang sama sekali

baru, asli dan imajinatif terhadap masalah yang bersifat pemahaman,

filosofis, estetis ataupun yang lainnya.2 Dalam Kamus Besar Ilmu

Pengetahuan, Save M. Dagun menyatakan bahwa “kreativitas adalah

kemampuan dalam memecahkan masalah dengan memberikan jalan

keluar yang baru, asli, imajinatif terhadap masalahnya yang bersifat

1 John M Echols, Hasan Sadilly, Kamus Bahasa Inggris-Indonesia, (Jakarta: Gramedia,

2000), h. 154 2 Sudarsono, Kamus Filsafat dan Psikologi, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), h. 133

Page 15: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

8

pemahaman, filosofis, estetis maupun yang lainnya.3 Kemudian dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia, kreativitas berarti “kemampuan untuk

mencipta”.4

Menurut Conny Semiawan,dkk. Mengemukakan “kreativitas

adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru atau melihat

hubungan-hubungan baru antar unsur data atau hal-hal yang sudah ada

sebelumnya.5 Sedangkan menurut Clark Moustakis, sebagaimana

dikutip oleh Utami Munandar “kreativitas adalah pengalaman

mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam

bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri, dengan alam dan

dengan orang lain.6

Dari berbagai pendapat pakar yang mengemukakan tentang

pengertian kreativitas itu sendiri, maka penulis disini dapat

menyimpulkan bahwasanya kreativitas itu memiliki kata kunci yakni

menciptakan, hal-hal baru, menggabungkan dan unsur-unsur yang ada.

Dari beberapa kata kunci yang telah disimpulkan maka dapat menjadi

sebuah pemahaman bahwasannya kreativitas itu ialah suatu

kemampuan untuk menciptakan suatu hal-hal baru ataupun

menggabungkan unsur-unsur yang sudah ada yang nantinya dapat

menyelesaikan suatu permasalahan.

b. Guru

Menurut pandangan tradisional guru adalah seorang yang

berdiri di depan kelas untuk menyampaikan ilmu pengetahuan.

Menurut ahli pendidikan, “Teacher is person who cause a person to

know or be able to do something or give a person knowledge or

skill”.(Roestiyah, 1982:182).

3 Save M. Degun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, (Jakarta:LPKN, 2000), h.540

4 Kamus Besar Bahasa Indonesia

5 Conny Semiawan, dkk,. Memupuk Bakat dan Kreativitas Siswa Sekolah Menengah,

(Jakarta: Gramedia, 1990), h. 8 6 Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: Pusat Perbukuan

Depdiknas dan PT. Rineka Cipta, 2004), Cet.2, h.18

Page 16: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

9

Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, guru adalah

seorang yang mempunyai gagasan yang harus diwujudkan untuk

kepentingan anak didik, sehingga menjunjung tinggi, mengembangkan dan

menerapkan keutamaan yang menyangkut agama, kebudayaan dan

keilmuan.7

Berdasarkan beberapa pengertian yang telah dikemukakan dapat

disimpulkan bahwa guru itu mempunyai pengertian seseorang yang

memiliki pengetahuan ataupun kemampuan yang diajarkan kepada anak

didik sehingga mereka dapat mengembangkan dan menerapkannya.

Dikatakan juga beberapa uraian yang memaparkan beberapa

prinsip yang berlaku umum tentang ciri-ciri guru yang baik. Diantaranya:

1) Memahami dan menghormati anak didik

2) Menghormati bahan pelajaran yang diberikannya

3) Menyesuaikan metode mengajar dengan bahan pelajaran

4) Menyesuaikan bahan pelajaran dengan kesanggupan individu

5) Mengaktifkan siswa dalam konteks belajar

6) Memberi pengertian dan bukan hanya kata-kata belaka

7) Menghubungkan pelajaran dengan kebutuhan siswa

8) Mempunyai tujuan tertentu dengan tiap pelajaran yang diberikannya

9) Jangan terikat oleh satu buku teks (textbook)

10) Tidak hanya mengajar dalam arti menyampaikan pengetahuan saja

kepada anak didik, melainkan senantiasa mengembangkan pribadinya.8

Memang bukan hal yang mudah untuk menjadi seorang pendidik

yang baik, namun setidaknya dari beberapa prinsip tentang ciri-ciri guru

yang baik harus kita miliki.

7 Syafrudin Nurudin, M.Pd, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum,

(Jakarta:Quantum Teaching, 2005), Cet. 3, h.6-7 8 Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, h.172-176

Page 17: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

10

2. Faktor-Faktor dan Komponen-Komponen Kreativitas

a. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kreativitas

Dalam pengembangan kreativitas, seseorang akan sangat

dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor pendukung maupun faktor

penghambat. Faktor tersebut bisa dari dalam guru dan dapat pula berasal

dari luar guru, sebagaimana diungkapkan oleh Robert W Olson.

Faktor Penghambat:

Intern : 1. Adanyan transfer kebiasaan

2. Takut gagal

3. Ketidakmampuan mengenal masalah

4. Pendirian yang tidak tetap

5. Terlalu cepat berpuas diri

Ekstern : 1. Waktu yang terbatas

2. Lingkungan

3. Kritik yang dilancarkan orang lain

Faktor Pendukung:

Intern : 1. Adanyan motivasi untuk mengenal masalah

2. Berani dan percaya diri

3. Adanyan motiasi untuk selalu terbuka terhadap gagasan

sendiri dan orang lain

Ekstern : 1. Adanyan dukungan dari lingkungan

2. Materi yang cukup

3. Waktu luang

4. Adanyan kesempatan untuk mendapatkan pengetahuan9

9 Robert W. Olson, Seni Berfikir Kreatif, Sebuah Pedoman Praktis, (Jakarta: Erlangga,

1992), h.25-41

Page 18: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

11

b. Komponen Kreativitas

Kreativitas itu penting dalam pendidikan, karena mengemukakan

empat alasan:

1) Karena dengan berkreasi orang dapat mewujudkan dirinya dan

perwujudan diri termasuk salah satu kebutuhan pokok dalam hidup

manusia.

2) Kreativitas merupakan kemampuan untuk melihat bermacam-macam

kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah.

3) Bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat tetapi juga

memberikan kepuasan kepada individu.

4) Kreativitaslah yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas

hidupnya.10

Dalam upaya pengembangan kreativitas dan menjaga agar usaha

pengembangan itu berjalan lancar, maka perlu diperhatikan komponen-

komponen untuk membangun kreativitas dan cara untuk mengembangkan

kreativitas.

1) Komponen-Komponen Membangun Kreativitas

a) Kreativitas memerlukan kesehatan jasmani dan rohani

b) Kreativitas memerlukan pertumbuhan pribadi yang seimbang

antara jasmani dan rohani

c) Kreativitas memerlukan kemerdekaan berfikir dan bekerja

d) Keadaan atau trauma batin akan tercermin dari penampilan dan

tutur kata yang diucapkan seseorang.

2) Cara-Cara Mengembangkan Kreativitas

a) Kreativitas memerlukan informasi pengetahuan sebagai bahan

untuk berfikir, maksudnya segala macam informasi khusus atau

umum. Informasi yang khusus tentang sesuatu akan memberikan

informasi peluang yang bervariasi.

10

Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, h. 45-46

Page 19: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

12

b) Produktivitas yang diperoleh dengan menggarap kreativitas tidak

langsung membawa atau menghasilkan produk aktif, justru dapat

menghasilkan atau mencetuskan ide dan resep untuk bekerja.

c) Kreasi yang memberi peluang yang bervariasi juga menawarkan

pilihan yang bervariasi, sehingga kelak banyak pilihan.11

3. Peranan Serta Tugas Guru

Guru sebagai seorang pendidik, pembina generasi muda yang tujuan

akhirnya dapat memajukan kehidupan bangsa dan negara sudah sepantasnya

harus menjadi suri tauladan. Karena dimanapun baik di dalam maupun di luar

sekolah guru akan selalu menjadi sorotan dan contoh teladan baik bagi

masyarakat pada umumnya dan bagi anak didik pada khususnya.

Peranan guru amatlah sangat luas karena guru tidak hanya berperan di

dalam sekolah saja, tapi di keluarga dan juga masyarakat guru memiliki

peranan yang sangat penting.

Menurut Tohirin dalam bukunya tentang psikologi pendidikan agama

Islam disebutkan peranan guru, baik peranannya di sekolah, keluarga serta di

masyarakat yakni sebagai berikut:

a. Di sekolah, guru berperan sebagai perancang atau perencana, pengelola

pengajaran dan pengelola hasil belajar siswa

b. Di keluarga, guru berperan sebagai family educator

c. Di masyarakat, guru berperan sebagai sosial developer, sosial motivator,

sosial inovator dan sosial agen.12

Adapun penjelasan dari peran guru di atas adalah sebagai berikut:

a. perancang atau perencana, adalah perumusan tentang apa yang akan

dilaksanakan dalam proses pembelajaran yang akan dilakukan untuk

mencapai tujuan yang hendak dicapai.

11

Samuel, MP,. Mari Mempertinggi Kreativitas, (Jakarta:PT. Gunung Agung, 1987), h.

161-162 12

Tohirin, MS, M.Pd., Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta:PT.

Raja Grafindo Persada, 2002), Ed.1., h. 165-166

Page 20: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

13

b. pengelola pengajaran, adalah kemampuan mengelola suatu sistem

pembelajaran dimana hal itu menyangkut perencanaan, pelaksanaan dan

pengendalian.

c. pengelola hasil belajar, adalah mengolah hasil belajar peserta didik untuk

mengetahi perubahan ataupan hasil dari proses pembelajaran yang telah

dilakukan

d. family educator, adalah pendidik bagi keluarga yakni mengajarkan, namun

juga melaksanakan proses pembelajaran bagi keluarga untuk mencapai

tujuan yang diinginkan.

e. sosial developer, adalah guru memiliki peranan sebagai pembina

masyarakat dimana dalam kehidupan bermasyarakat apa yang dilakukan

guru menjadi sebuah teladan dan secara tidak langsung sikap guru tersebut

dapat membina masyarakat.

f. sosial motivator adalah motivator bagi masyarakat untuk menggerakkan

ataupun sebagai pendorong bagi adanya suatu kegiatan untk memajukan

masyarakat itu sendiri.

g. sosial inovator, adalah penemu masyarakat yang dimaksudkan penemu

adalah mengemukakan gagasan-gagasan baru ataupun ide-ide terhadap

suatu rencana yang bermanfaat bagi lingkungan masyarakat.

h. sosial agen adalah anggota masyarakat yang sama-sama ikut

berkecimpung daam kehidupan sosial bermasyarakat.

Dari penjelasan diatas dapat dilihat bahwa peranan guru memang sangat

berpengaruh baik di lingkungan keluarga, sekolah ataupun masyarakat. Namun

perlu kita sadari bahwasannya seorang guru sama halnya seperti masyarakat

pada umumnya yang menjalani kewajiban-kewajibannya yang sesuai sebagai

anggota masyarakat.

Peranan guru artinya keseluruhan tingkah laku yang harus dilakukan

guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru. Guru mempunyai peranan

yang amat luas, baik di sekolah, keluarga maupun masyarakat. Di sekolah

guru berperan sebagai perancang atau perencana, pengelola pengajaran dan

Page 21: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

14

pengelola hasil pembelajaran siswa. Peranan guru di sekolah ditentukan oleh

kedudukannya sebagai orang dewasa, sebagai pengajar dan pendidik serta

sebagai pegawai. Di dalam keluarga guru berperan sebagai family educator.

Sedangkan di tengah-tengah masyarakat, guru berperan sebagai sosial

developer (Pembina masyarakat), sosial motivator (pendorong masyarakat),

sosial innovator (penemu masyarakat) dan sebagai sosial agent (agen

masyarakat).13

Sebagai seorang guru yang mempunyai peranan penting dalam

kemajuan pendidikan suatu bangsa maka dalam hal ini, ada beberapa tugas

yang diembannya baik dalam dunia pendidikan maupun tugasnya dalam

proses belajar mengajar, diantaranya yaitu:

a. Sebagai orang yang mengkomunikasikan ilmu pengetahuan

b. Sebagai model atau teladan

c. Sebagai penggerak (motivator) masyarakat

d. Sebagai demonstrator

e. Sebagai mediator dan fasilitator

f. Sebagai evaluator.14

4. Ciri-Ciri Guru yang Baik

Dalam proses pembelajaran pada satuan pendidikan manapun, guru

memiliki peran yang penting dan strategis yang tidak dapat digantikan oleh

siapapun termasuk teknologi. Karena hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa

ada beberapa kriteria ataupun ciri-ciri yang dapat menunjukkan bahwa guru

itu baik. Diantaranya yaitu:

a. Guru memiliki kompetensi pedagogic, yakni:

1) Kemampuan dalam mengelola pembelajaran

2) Kemampuan pemahaman terhadap peserta didik

3) Kemampuan perancangan pembelajaran

13

Tohirin, MS, M.Pd., Psikologi Pembelajaran Pendidikan agama Islam, (Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada, 2002), Ed.1, h. 165-166 14

Abuddin Nata, MA, Fauzan MA., Pendidikan Dalam Perspektif Hadis, Cet.1, h.217-

225

Page 22: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

15

4) Kemampuan pelaksana pembelajaran yang mendidik dan dialogis

5) Kemampuan pemanfaatan teknologi pembelajaran

6) Kemampuan dalam mengevaluasi hasil belajar

7) Kemampuan pengembangan peserta didik

b. Guru memiliki kompetensi kepribadian, yakni:

1) Guru memiliki kepribadian yang mantap, stabil dan dewasa

2) Disiplin, arif dan bijaksana

3) Menjadi teladan bagi peserta didik

4) Berakhlak mulia

c. Guru memiliki kompetensi profesional

1) Memahami jenis-jenis materi pembelajaran

2) Mengurutkan materi pembelajaran

3) Mengorganisasikan materi pembelajaran

4) Mendayagunakan sumber pembelajaran

5) Memilih dan menentukan materi pembelajaran

d. Guru memiliki kompetensi sosial

1) Bergaul dan berkomunikasi secara evektif

2) Dapat mengerti keadaan sekitar15

5. Ciri-Ciri Guru yang Kreatif

Halman (1967), berpendapat bahwa pendekatan pengajaran guru

kreatif dapat dilakukan dengan memperhatikan saran-saran sebagai berikut:

a. Guru yang kreatif memperlakukan proses belajar mengajar dengan

memprakarsai belajar sendiri (self-initiared learning) pada sebagian siswa.

Prinsip yang dipandang baik dalam proses belajar mengajar dilaksanakan,

tetapi semua itu dilakukan dalam rangka menginduksi respon yang kreatif

dari siswa, seperti melakukan aktivitas untuk mendorong siswa

menyelidiki sendiri, melaksanakan eksperimen dan mengambil

kesimpulan sementara terhadap eksperimen yang dilakukan tersebut.

15

E. Mulyasa, M.Pd., Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2008), Cet. 3., h. 75-173

Page 23: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

16

b. Guru yang kreatif menciptakan lingkungan belajar yang tidak otoriter,

kondisi yang bebas memberikan fasilitas kepada siswa untuk berkreatif,

jenis kebebasan yang diperlukan agar siswa menjadi kreatif adalah

kebebasan yang berkenaan dengan psikologi, simbolik dan kebebasan

untuk mengungkapkan pengalaman secara spontan.

c. Guru yang kreatif mendorong siswa belajar lebih banyak (over learn)

untuk memperkaya mereka dengan informasi, mengimajinasikan dan

memberi makna dari informasi itu. Siswa harus dapat menerima kenyataan

bahwa dalam proses belajar mengajar seperti ini mereka harus memiliki

disiplin keras kepada diri mereka sendiri.

d. Guru yang kreatif mendorong proses berfikir kreatif siswa. Dia

memberikan rangsangan kepada siswa untuk mencari hubungan-hubungan

yang baru antar data, mengimajinasikannya, mencari pemecahan-

pemecahan masalah yang sedang dihadapi, membuat perkiraan secara

cepat, menemukan ide-ide sampingan untuk membentuk ide-ide baru. Dia

mendorong siswa untuk mengungkapkan hubungan-hubungan yang tidak

mungkin antar elemen-elemen, dalam rangka menemukan suatu teori yang

tidak masuk akal atau menyimpang dari yang biasa.

e. Guru yang kreatif dapat menunda keputusan. Dia tidak menutup

kemungkinan diadakannya penyelidikan dan mengumumkan hasil

penyelidikan tersebut. Dia menunda untuk mengakhiri penyelesaian pokok

persoalan. Dia memelihara fleksibilitas kesimpulan dari sebuah hasil

penyelidikan.

f. Guru yang kreatif mempromosikan fleksibilitas intelektual (promote

intellectual flexibility) diantara siswa. Dia mendorong siswa untuk

mengangkat posisi observasi yang mereka lakukan untuk memvariasikan

pendekatan menuju masalah-masalah yang akan dipecahkan.

g. Guru yang kreatif mendorong individu untuk mengevaluasi sendiri

kemajuan hasil belajarnya (encourages self-evaluation).

h. Guru yang kreatif menolong siswa untuk menjadi orang yang lebih

sensitive terhadap suasana hati dan perasaan orang lain, terhadap semua

Page 24: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

17

stimulus (rangsangan) yang datangnya dari luar, terhadap masalah yang

bersifat sosial dan yang bersifat pribadi, masalah umum bahkan terhadap

masalah sehari-hari.

i. Guru yang kreatif mengetahui bagaimana menggunakan pertanyaan, tetapi

pertanyaan tersebut harus bersifatoperasional dan terbuka (Open-Ended),

bermakana bagi siswa serta jawabannya bukan bersifat fakta. Pertanyaan

operasional bertitik pangkal kepada usaha yang kreatif dari siswa untuk

memecahkan jawaban dari pertanyaan tersebut.

j. Guru yang kreatif membantu siswa dalam menanggulangi frustasi dan

kegagalan. Perhatian orang yang kreatif berbeda dengan perhatian orang

yang kurang kreatif terhadap kesanggupan mereka untuk menerima dan

menyesuaikan diri mereka pada suatu ketidak pastian.

k. Guru yang kreatif memberikan kesempatan kepada siswa untuk

memanipulasi materi, ide-ide, konsep-konsep, alat-alat dan struktur-

struktur. Keahlian adalah suatu unsur yang diperlukan dalam kreativitas

yang bersifat pribadi, bilamana hal itu berhubungan dengan keahlian

menggunakan kata-kata seperti bersajak atau mengarang, menggunakan

warna seperti menggambar, menggunakan nada seperti dalam bernyanyi

dan menggnakan kayu seperti pertukangan.

l. Guru yang kreatif mendorong siswa untuk melihat masalah secara

keseluruhan lebih baik dari pada melihat suatu masalah sepotong-potong.16

6. Pengaruh Kreativitas Guru Terhadap Siswa

Selama ini kita tahu apa itu kreatif, yakni sesuatu yang bias diartikan

baru, mencipta ataupun asli, yang menghasilkan keistimewaan-keistimewaan

tertentu. Namun yang pasti setiap manusia mempunyai kemampuan ataupun

potensi kreatif yang mungkin mereka sadari ataupun tidak. Dalam hal

pendidikan, guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam hal

pengajaran ataupun penyampai materi harus dan memang dituntut kreatif.

16

Yeti, Pengaruh Pemberian Motivasi Oleh Kepala Sekolah Terhadap Kreativitas

Mengajar Guru di MTsN 3 Pondok Pinang, Skripsi Kependidikan Islam (Jakarta : UIN Syarif

Hidayatullah, 2006), h.31-33

Page 25: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

18

Mengapa dituntut harus, karena semakin majunya perkembangan zaman,

sudah barang tentu menuntut pendidikan yang lebih maju, karena itu potensi

kreatif dalam pengajaran benar-benar dituntut menghasilkan anak didik yang

mempunyai pemikiran-pemikiran kreatif.

Dalam pembelajaran di kelas, guru menjumpai berbagai macam anak

dengan karakteristik mereka yang sangat beragam, seperti yang sudah

dijelaskan bahwa setiap manusia memiliki potensi kreatif. Jadi, tugas guru

tidak hanya masuk kelas, menyampaikan materi pelajaran, memberikan tugas,

kemudian selesai. Tetapi guru mempunyai tugas bagaimana dari anak didik

yang mempunyai karakteristik yang beragam dapat aktif dan memiliki

pemikiran yang kreatif.

Sebelum menularkan kekreativannya terhadap anak didik, maka guru

sebagai pendidik harus mengetahui potensi kreatif yang harus dimiliki, dimana

potensi kreatif itu dapat dikembangkan yang membutuhkan beberapa cara,

diantaranya:

a. Harus mempunyai berbagai informasi pengetahuan sebagai acuan berpikir,

karena dengan adanya berbagai pengetahuan, maka guru itu sendiri dapat

menawarkan beberapa alternatif jawaban yang tentu saja dari informasi

pengetahuan yang ia miliki.

b. Produktivitas dari apa yang ada, dimana ini bisa berupa ide-ide awal yang

mungkin sebelumnya tidak berarti apa-apa, kemudian ide tersebut nantinya

bisa berubah menjadi sesuatu pemikiran yang mempunyai keistimewaan-

keistimewaan.

Karena kreativitas itu bukan benar-benar menciptakan sesuatu yang

tidak ada menjadi ada, melainkan menghasilkan dari sesuatu yang ada menjadi

hal yang baru dan asli dari hasil pemikiran orang yang menciptanya, disitulah

letak kesepakatan dari semua pakar tentang kreativitas, yakni baru dan asli.

Dalam membangun kreativitas yang ada, tentunya terdapat berbagai

faktor baik dari dalam ataupun dari luar yang mendukung ataupun sebaliknya

yang menghambat kreativitas itu sendiri untuk dioptimalkan.

Page 26: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

19

Faktor pendukung dan penghambat kreativitas itu sendiri bisa dilihat

dari kepribadian guru itu sendiri sebagai pangkal yang nantinya bisa

berdampak kepada anak didik dalam pembelajaran yang aktif dan kreatif.

Kepribadian yang sesungguhnya adalah abstrak (maknawi), sukar

dilihat atau diketahui secara nyata, yang dapat diketahui adalah penampilan

atau bekasnya dalam segala segi dan aspek kehidupan. Misalnya dalam

tindakannya, ucapan, caranya bergaul, berpakaian dan dalam menghadapi

setiap persoalan atau masalah, baik yang ringan maupun yang berat.17

Sebagai seorang guru tentunya kepribadian yang ia miliki ialah

kepribadian terpadu, dimana segala unsur dalam pribadinya bekerja seimbang

dan serasi. Karena itu ia mampu bekerja secara optimal dan segala

permasalahan dapat ia selesaikan dan dipahaminya secara objektif

sebagaimana adanya.

Guru ataupun orang tua ialah model untuk setiap anak didik. Disini

seperti apapun tingginya daya intelektual seorang guru namun apabila ia tidak

dapat melakukan penyampaian-penyampaian materi pembelajaran maka

proses belajar mengajar pun tidak akan efektif, bahkan bisa jadi proses belajar

mengajar yang ada berjalan monoton dan membosankan.

Berbeda dengan guru yang menggunakan daya kreatifnya dalam

mengajar, pastinya suasana belajar akan lebih hidup namun tetap kondusif.

Guru yang memiliki peran sebagai motivator, fasilitator, komunikator dan

informator harus bisa menjalankan peran itu dengan baik, tentunya dengan hal

yang menarik namun mengena kepada tujuan pendidikan itu sendiri.

Kebanyakan siswa SMP (anak usia remaja) lebih menyukai berbagai

tantangan, guru yang kreatif dalam pembelajarannya lebih menekankan

kepada memberikan tantangan daripada tekanan terhadap anak didik yang

berupa sebuah tugas. Karena tantangan itu sendiri memberikan kesempatan

anak memperoleh kepercayaan terhadap kemampuan-kemampuan untuk

berfikir. Tantangan disini nantinya akan membangkitkan rasa keingintahuan

yang dapat berdampak kepada motivasi siswa untuk belajar. Tentu saja

17

Zakiah Darajat, Kepribadian Guru, (Jakarta:Pt. Bulan Bintang, 2005), Cet.4, h.9

Page 27: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

20

tantangan yang diberikan harus sesuai dengan kematangan dan pengalaman

siswa.

B. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian

a. Pendidikan Islam

Oemar Muhammad al-Toumy al-Syaebani dalam Arifin

(1987:13) menyatakan bahwa pendidikan Islam adalah usaha

mengubah tingkah laku individu dilandasi oleh nilai-nilai islami dalam

kehidupan pribadinya atau kehidupan kemasyarakatannya dan

kehidupan dalam alam sekitar melalui proses kependidikan.

Mohammad Fadil al-Djamaly, juga dalam Arifin (1987:16)

menyatakan bahwa pendidikan Islam adalah proses yang mengarahkan

manusia kepada kehidupan yang baik dan mengangkat derajat

kemanusiannya, sesuai dengan kemampuan dasar (fitrah) dan

kemampuan ajarnya (pengaruh dari luar). Imam Bawani (1987:122)

menyatakan bahwa pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani dan

rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju kepada

terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.18

b. Pendidikan Agama Islam

Menurut Zakiah Darajat bahwa pendidikan Agama Islam

adalah “pendidikan melalui ajaran-ajaran Islam, yaitu berupa

bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah

selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan

mengamalkan ajaran-ajaran Islam yang telah diyakininya secara

menyeluruh serta menjadikan Agama Islam itu sebagai suatu

pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di

dunia dan akhirat.19

18

Tohirin, Ms, M.Pd., Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, h.9-10 19

Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), Cet.3, h.25

Page 28: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

21

Sedangkan menurut Samsul Nizar bahwa pendidikan

mempunyai 3 makna, yaknial-ta’lim, al-tarbiyah dan al-ta’dib. Al-

ta’lim berarti pengajaran yang bersifat pemberian atau penyampaian

pengertian, pengetahuan dan keterampilan. Selanjutnya kata al-

tarbiyah berarti mengasuh, mendidik, memelihara, bertanggungjawab,

memberi makna, mengembangkan, membesarkan, menumbuhkan dan

memproduksi serta menjinakkannya, baik yang menyangkut aspek

jasmani maupun rohani.

Dari pandangan di atas, memberikan pengertian bahwa term al-

tarbiyah mencakup semua aspek pendidikan yaitu aspek kognitif,

afektif dan psikomotorik. Baik mencakup aspek jasmaniah maupun

rohaniah, secara harmonis dan integral. Sedangkan kata al-ta’dib

berarti kepada proses mendidik yang lebih tertuju pada pembinaan dan

penyempurnaan akhlak atau budi pekerti peserta didik. Orientasi al-

ta’dib lebih berfokus pada upaya pembentukan pribadi muslim yang

berakhlak mulia.20

Pendapat diatas jelas bahwa definisi pendidikan Agama Islam

dilihat dari tiga kata tersebut yakni al-tarbiyah, al-ta’lim dan al-ta’dib,

ketiganya sama-sama ingin memberikan pengetahuan pada anak didik

agar mereka dapat menjadi manusia yang sempurna dan dapat hidup

kreatif dan mandiri.

Dari pengertian-pengertian yang telah diungkapkan oleh para

ahli, dapat penulis simpulkan pengertian pendidikan agama Islam,

yaitu proses bimbingan jasmani dan rohani agar dapat memahami,

menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam untuk mengarahkan

kepada pembentukan manusia yang berakhlak mulia.

20

Samsul Nizar, Pengantar Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta: Media

Pratama, 2001), Cet.1, h. 85-91

Page 29: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

22

2. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Agama Islam

Dalam Undang-Undang Sisdiknas yang tertuang dalam Bab II pasal 3,

ditegaskan bahwa pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung

jawab.21

Tujuan pendidikan itu biasanya dikaitkan dengan pandangan hidup

yang diyakini kebenarannya oleh penyusun tujuan tersebut. Pandangan hidup

ini berupa agama ataupun aliran filsafat tertentu, pendidikan hanyalah suatu

alat yang digunakan untuk memperpanjang hidupnya atau baik sebagai

individu maupun sebagai masyarakat, oleh karenanya tujuan pendidikan

haruslah berpangkal pada filsafat dan pandangan hidup yang berdasarkan

agama.22

Menurut Prof. H. M Arifin, menyatakan bahwa tujuan utama

Pendidikan Agama Islam adalah membina dan mendasari kehidupan anak

didik dengan nilai-nilai agama dan sekaligus mengajarkan ilmu Agama Islam,

sehingga ia mampu mengamalkan syariat Islam secara benar sesuai

pengetahuan agama.23

Zakiah Darajat membagi tujuan pendidikan Agama

Islam ini kedalam empat bagian, yaitu tujuan umum, tujuan akhir, tujuan

sementara dan tujuan operasional. Sebagai tujuan umum pendidikan Islam

meliputi sikap, tingkah laku, penampilan kebiasaan dan pandangan.

Tujuan sementara dari pendidikan Islam menurut beliau proses

pendidikan itu sendiri yang dianggap sebagai tujuan akhirnya adalah insan

kamil yang akan mati dan menghadap Tuhannya. Sedangkan yang menjadi

tujuan sementara yang dimaksud oleh Zakiah Darajat ialah tujuan yang akan

dicapai setelah anak didik diberi sejumlah pengalaman tertentu yang

21

UU Republik Indonesia, No.20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung:

Citra Umbara, 2003), h.7 22

Hasan Langgulung, Azas-Azas Pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1987), h.

305 23

Muzyyin Arifin, Pendidikan Islam Dalam Arus Dinamika Masyarakat (suatu

pendekatan filosofis, pedagogis dan cultural), h.9

Page 30: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

23

direncanakan dalam suatu kurikulum pendidikan formal. Tujuan operasional

adalah tujuan praktis yang akan dicapai dengan sejumlah kegiatan pendidikan

tertentu.24

Setelah kita ketahui tujuan-tujuan pendidikan agama Islam yang

disebutkan di atas, maka kesannya mempunyai satu tujuan yakni menjadi

seorang manusia yang beriman yang nantinya akan kembali kepada sang

pencipta Ilahi Rabbi. Selain itu tujuan pendidikan agama Islam juga mendasari

kehidupan anak agar sesuai dengan ajaran Islam yang bermanfaat bagi dirinya,

lingkungan dan masyarakat.

Selain tujuan terdapat pula fungsi dari pendidikan agama Islam itu

sendiri, diantaranya yakni:

a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan kaetakwaan peserta

didik kepada Allah swt yang lebih ditanamkan terlebih dahulu

dilingkunagn keluarga

b. Penanaman nilai agama Islam, sebagai pedoman hidup untuk mencapai

kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat

c. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kelemahan-

kelemahan dan kekurangan-kekurangan peserta didik dalam keyakinan,

pemahaman dan pengamalan agama Islam dalam kehidupan sehari-hari

d. Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya

baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah

lingkungannya sesuai dengan agama Islam

e. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya

atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat

perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya

f. Pengajaran tentang ilmu pengetahuan agama Islam secara umum, system

dan fungsionalnya

g. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat

khusus di bidang pendidikan agama Islam agar bakat tersebut dapat

24

Zakiah Darajat, Ilmu Pengetahuan Islam, h.30-33

Page 31: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

24

dikuasai secara optimal, sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya

sendiri dan orang lain.25

3. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

H. M Arifin menyatakan bahwa ruang lingkup pendidikan Agama

Islam mencangkup kegiatan-kegiatan kependidikan yang dilakuakn secara

konsisten dan berkesinambungan dalam bidang atau lapangan hidup manusia

yang meliputi :

a. Lapangan hidup keagamaan, agar perkembangan pribadi manusia sesuai

dengan norma-norma ajaran Islam.

b. Lapangan hidup berkeluarga, agar berkembang menjadi keluarga yang

sejahtera.

c. Lapangan hidup ekonomi, agar dapat berkembang menjadi sistem

kehidupan yang bebas dari penghisapan manusia oleh manusia.

d. Lapangan hidup kemasyarakatan, agar terbina masyarakat yang adil dan

makmur di bawah ridho dan ampunan Allah SWT.

e. Lapangan hidup politik, agar supaya tercipta sistem demokrasi yang sehat

dan dinamis sesuai ajaran Islam.

f. Lapangan hidup seni budaya, agar menjadikan kehidupan manusia penuh

keindahan dan kegairahan yang tidak gersang dari nilai-nilai moral agama.

g. Lapangan hidup pengetahuan, agar berkembang menjadi alat untuk

mencapai kesejahteraan hidup umat manusia yang dikendalikan oleh

iman.26

Dari uraian diatas, dapat dilihat dengan jelas bahwa kependidikan

agama Islam mencakup semua lingkup kehidupan manusia, yang kesemuanya

itu di dasari oleh dasar keimanan. Artinya, setiap lapangan hidup manusia tak

lepas dari nilai-nilai ajaran Islam dimana nantinya kehidupan akan berjalan

selaras antara kebahagiaan dunia dan akhirat.

25

Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi:

Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), Cet.1

h.72-73 26

H. M Arifin., Ilmu Pendidikan Islam, h.12

Page 32: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

25

4. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam untuk SMP

Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat.

Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang

bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari betapa pentingnya peran agama

bagi kehidupan umat manusia maka nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap

pribadi menjadi sebuah keharusan, yang ditempuh melalui pendidikan baik

pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.

Pendidikan agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual

dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia

mencakup etika, budi pekerti dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan

agama.

Pembelajaran pendidikan agama Islam untuk siswa SMP disini lebih

menekankan kepada nilai-nilai moralitas atau keagamaan, dimana pada siswa

SMP itu sendiri berada pada tahap fase remaja. Pada tahap inilah siswa

memerlukan sosok pengajar yang mampu membimbing, mengayomi dalam

memenuhi pengetahuannya tentang keagamaan.

Secara rinci dapat dijelaskan tujuan pendidikan agama Islam di SMP /

MTs yaitu untuk:

a. Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan dan

pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan serta

pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia

muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah

swt.

b. Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berkhlak mulia

yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif,

jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan

ecara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam

komunitas sekolah.

Page 33: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

26

Dalam kaitannya untuk pemenuhan pengetahuan tentang keagamaan

serta tujuan dari pendidikan agama Islam di SMP maka tidak hanya guru

sebagai pendidik yang berperan, tetapi semua unsur juga sangat diperlukan

peranannya. Karena itu tidak hanya unsure sekolah saja, melainkan orang tua

siswa dan masyarakat sangat penting dalam mendukung keberhasilan

pencapaian tujuan pendidikan agama Islam.

Pembelajaran pendidikan agama Islam untuk SMP meliputi beberapa

aspek, yaitu :

a. Alquran Hadist : hukum bacaan alif lam syamsiah dan qomariah,

bacaan nun dan mim mati, bacaan qolqolah dan

ra, bacaan mad dan waqaf, memahami ajaran

beberapa surat Alquran (surah At-tin dan surah

Jngan Al-Insyirah).

b. Aqidah : iman kepada Allah, sifat-sifat-Nya, asmaul

husna, serta rukun iman yang lainnya seperti

iman kepada Malaikat, iman kepada kitab-kitab

Allah, iman kepada Rasul, iman kepada hari

akhir, iman kepada qada dan qadhar.

c. Akhlak : perilaku terpuji, menghindari perilaku tercela,

hukum Islam tentang hewan sebagai sumber

makanan.

d. Fiqh : Thaharah, shalat munfarid dan jamaah, shalat

jum’at, shalat jama dan qashar, shalat sunnah,

macam-macam sujud, puasa, zakat, hukum

Islam tentang penyembelihan hewan.

e. Sejarah Kebudayaan Islam: sejarah nabi Muhammad saw, sejarah dakwah

Islam, sejarah perkembangan Islam di

Nusantara, sejarah tradisi Islam Nusantara.

Page 34: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

27

C. Motivasi

1. Pengertian Motivasi

Motivasi adalah berpangkal dari kata motif, yang dapat diartikan

sebagai daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk

melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan.

Menurut MC. Donald, perubahan energi dalam diri seseorang yang

ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan

terhadap adanya tujuan.27

Pengertian dasar motivasi adalah keadaan

internal organisme (baik manusia ataupuin hewan) yang mendorongnya

untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini, motivasi berarti pemasok

daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah (Gleitman,

1986;reber,1988).28

Istilah motivasi (dari perkataan motivate-motivation), beberapa ahli

mengungkapkan beberapa pengertiannya, diantaranya sebagai berikut:

S Nasution, MA mengemukakan: “To motivate a child to arrange

condition so that the wants to do what he is capable doping”. Memotivasi

murid adalah menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga anak itu mau

melakukan apa yang dapat dilakukannya.

Thomas M. Risk mengemukakan tentang motivasi sebagai berikut:

“We may now define motivation, in a pedagogical sense, as the concion

effort on the part of the teacher to establish in students motives leding to

sustained activity toward the learning gods”. Motivasi adalah usaha yang

disadari oleh pihak guru untuk menimbulkan motif-motif pada diri murid

yang menunjang kegiatan ke arah tujuan-tujuan belajar.29

27

Sudjana S., Manajemen Program Pendidikan Untuk Pendidikan Luar Sekolah dan

Pengembangan SDM, (Bandung: Falah Production, 2000), Cet.3., h. 161 28

Muhibbin syah,M.Ed., Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 1995), Cet.2., h. 136 29

Zakiah Daradjat,dkk., Metodik Khusus pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi

aksara, 1995), Cet.1., h. 140

Page 35: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

28

2. Jenis-jenis Motivasi

Motivasi dibagi menjadi 2 jenis, yakni sebagai berikut:30

a. Motivasi Intrinsik

Yakni motivasi yang timbul dari sikap individu seperti kebutuhan,

bakat, kemauan, minat dan harapan yang terdapat pada diri seseorang.

Sebagai missal, seseorang yang gemar membaca tidak memerlukan

orang lain yang memotivasinya tetapi ia sendiri butuh, berminat atau

berkemauan untuk mencari sumber-sumber bacaan dan rajin

membacanya.

b. Motivasi Ekstrinsik

Yakni motivasi yang datang dari luar diri seseorang, timbul karena

adanya stimulus (rangsangan) dari luar lingkungannya. Sebagai

contoh, seseorang yang berlatih atletik karena terangsang oleh gelar

kejuaraan, hadiah dan meningkatkan nama baik organisasi olah raga

yang ia masuki

D. Siswa

1. Pengertian Siswa

Siswa atau kata lainnya peserta didik atau anak didik, dalam ilmu

pendidikan merupakan tanggung jawab pendidik. Setiap anak disebut anak

didik sebab sebutan anak didik harus dikaitkan dengan seorang pendidik

tertentu. Pendidik itu sendiri adalah seseorang yang bertanggung jawab

terhadap pendiidk si anak.

Menurut Langeveld, anak didik adalah anak atau orang belum

dewasa atau belum memperoleh kedewasaan, atau seseorang yang masih

menjadi tanggung jawab seorang pendidik.31

30

Sudjana S., Manajemen Program Pendidikan Untuk Pendidikan Luar Sekolah dan

Pengembangan SDM., Cet.3., h. 161-163 31

Syam Noor, dkk., Pengantar Dasar-dasar Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional,

1981), Cet.1., h.32

Page 36: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

29

Sifat khas anak didik dapat di kemukakan sebagai berikut:

a. Anak didik adalah seseorang yang belum dewasa atau belum

memperoleh kedewasaan, ia masih menjadi tanggung jawab tertentu

b. Anak didik adalah anak yang sedang berkembang sejak lahir sampai

meninggal anak mengalami perkembangan. Karena itu pendidik harus

membantu membimbing pekerjaan anak baik perkembangannya

jiwanya, penguasaan diri terhadap lingkunngan sosialnya

c. Dasar hakiki anak didik adalah dapat dididik. Berdasarkan UUSP

nomor 2 tahun 1989,

d. Pasal 1 ayat 6 yang termasuk faktor anggota anak didik seseorang ini

mencakup pengertian “peserta didik” yaitu anggota masyarakat yang

berusaha mengembangkan dirinya melalui peoses pendidikan pada

jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu, anggota masyarakat yang

peserta didik tersebut dapat dirinci menjadi siswa, mahasiswa, warga

belajar dan anak didik.

2. Remaja

Masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa

anak menuju masa dewasa, dimana pada masa ini individu mengalami

perubahan, baik perubahan psikis maupun fisik.

Definisi tentang masa remaja memerlukan pertimbangan tentang

usia dan pengaruh faktor sosial-sejarah. Dengan batasan tersebut remaja

(adolescence) diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa

anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan

sosial-emosional.32

Harold Alberty (1957:86) menyatakan bahwa periode masa remaja

itu kiranya dapat di definisikan secara umum sebagai suatu periode dalam

32

John W. Santrock, Adolescence Perkembangan Remaja, (Jakarta: Erlangga, 2003)

Ed.6, h.26

Page 37: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

30

perkembangan yang dijalani seseorang yang terbentang sejak berakhirnya

masa kanak-kanaknya sampai datangnya awal masa dewasanya.33

Masa ini adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa

dewasa, masa ini berasal dari kata Latin “puberscere” dan berarti “bulu

kemaluan” yang baru tumbuh disekitar kemaluan. Istilah lain adalah

“adolesens” (Latin adolescere = menjadi dewasa).34

Orang Barat menyebut

remaja dengan istilah “puber’, sedangkan orang Amerika menyebutnya

“adolesensi”. Keduanya merupakan transisi dari masa anak-anak menjadi

dewasa. Sedangkan di Negara kita ada yang menggunakan istilah “akil

balig”, “pubertas”, dan yang paling banyak menyebutnya “remaja”.35

Remaja dalam Bahasa Arab disebut Muraahaqah yang secara

terminology dapat di definisikan sebagai berikut:

“Fase pertumbuhan ketiga yang dialami oleh manusia dalam

kehidupannya dari masa kanak-kanak hingga tua. Ia menjadi fase

yang menjadi pembatas antara fase kanak-kanak dengan fase

pemuda. Dan, ia mempunyai karakteristik sebagai fase yang

memiliki pertumbuhan yang cepat dalam seluruh arah

pertumbuhan, baik fisik, kejiwaan, rasio maupun sosial”.36

Sedangkan mayoritas psikolog berpendapat bahwa kata

muraahaqah itu berasal dari bahasa Latin, Dr. Musthafa Fahmi berkata,

“Kata muraahaqah diambil dari bahasa Latin yaitu kata adolecere.

Dan pengertiannya adalah proses bertahap menuju kematangan fisik,

seksual, rasio dan emosi.37

Dari beberapa uraian diatas tentang pengertian remaja penulis

menyimpulkan bahwa masa remaja ialah masa peralihan dari anak-anak

33

Abin Syamsuddin Makmun M.A, Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem

Pengajaran Modul, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), Cet.8, h.130 34

Muh Said dan Junimar Affan, Psikologi Dari Zaman ke Zaman, (Bandung: Jemmars,

1990), Ed.2, h.146 35

Zulkifli.L, Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), Cet.5,

h.63-64 36

M. Sayyid Muhammad Az-Za’Balawi, Pendidikan Remaja Antara Islam dan Ilmu

Jiwa, (Jakarta: Gema Insani Press, 2007), Cet.1, h.2 37

M. Sayyid Muhammad Az-Za’Balawi, Pendidikan Remaja Antara Islam dan Ilmu

Jiwa, h. 4

Page 38: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

31

menuju dewasa yang ditandai dengan pertumbuhan cepat baik fisik,

seksual,rasio, emosi dan sosial. Pertumbuhan yang dimaksud ialah mulai

berfungsinya organ-organ seksual, terjadi perubahan-perubahan di anggota

badan yang menandakan suatu ciri-ciri adanya pertumbuhan, emosinya

juga bisa lebih dikendalikan, lingkungan sosial pun sudah mulai lebih

meluas dan kebanyakan lebih senang berteman berkelompok.

3. Ciri-Ciri Remaja

Pertumbuhan remaja ditandai dengan pertumbuhan yang cepat dan

kematangan dari setiap fungsi organ-organ tubuh, tidak hanya pada fisik saja

tetapi pada kejiwaan dan seksual pun mengalami pertumbuhan. Dari kesemua

arah pertumbuhan baik fisik, kejiwaan dan sosial ditandai dengan ciri-ciri

tertentu, ciri-ciri itu diantaranya sebagai berikut :

a. Fisik dan Perilaku Psikomotorik

1) Laju perkembangan secara umum berlangsung sangat pesat

2) Proporsi ukuran tinggi dan berat badan sering kurang seimbang

3) Munculnya ciri-ciri sekunder (tumbuh bulu-bulu pada pubic region,

otot mengembang pada bagian tertentu)

4) Mulai aktifnya sekresi kelenjar jenis (menstruasi pada wanita dan

polusi pada pria pertama kali)

b. Bahasa dan Perilaku Kognitif

1) Berkembang penggunaan bahasa sandi

2) Menggemari literatur yang mengandung segi erotik, fantastik dan

erotik

3) Pengamatan dan tanggapan bersifat realisme krisis

4) Kecakapan dasar intelektual umumnya menjalani laju pertumbuhan

yang terpesat

c. Perilaku sosial, Moralitas dan Religius

1) Kecenderungan ambivalensi keinginan menyendiri

2) Keinginan bergaul dengan banyak teman tetapi bersifat temporer

3) Adanya kebergantungan yang kuat kepada kelompok sebaya

Page 39: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

32

4) Mengidentifikasikan dirinya dengan tokoh-tokoh moralitas yang

dipandang tepat dengan tipe idolanya

5) Mengenai eksistensi dan sifat kemurahan dan keadilan Tuhan mulai

dipertanyakan secara kritis dan skeptis.

d. Perilaku Afektif, Konatif dan Kepribadian

1) Lima kebutuhan dasar (fisik, rasa aman, afiliasi sosial, penghargaan,

perwujudan diri) mulai menunjukkan arah kecenderungan

2) Reaksi-reaksi dan emosinya masih labil dan belum terkendali

3) Merupakan masa kritis dalam rangka menghadapi kritis identitasnya

yang sangat dipengaruhi oleh kondisi psikososialnya, yang akan

membentuk kepribadiannya.38

E. Pengaruh Kreativitas Guru Terhadap Motivasi Siswa

Semua anak di sekolah memerlukan seorang sosok guru yang baik,

karena guru yang baik dapat menentukan tujuan dan sasaran belajar yang

tentunya sesuai dengan tujuan dan harapan yang diinginkan oleh sekolah

ataupun lembaga pendidikan tersebut. Selain dari pada itu, seorang guru

mempunyai dampak yang besar yang tidak hanya pada prestasi belajar

pendidikan anak, tetapi juga pada sikap anak terhadap sekolah dan kegiatan

belajar pada umumya.

Bahkan guru-guru yang sangat baik ataupun yang buruk dapat lebih

kuat mempengaruhi anak dari pada orang tua, karena guru lebih mempunyai

banyak waktu dan kesempatan dalam memberikan rangsangan kepada anak.

Seorang guru juga dapat melumpuhkan ataupun memacu terhadap motivasi,

minat, keinginan serta semangat anak dalam belajar.

Seperti yang telah dikemukakan di pembahasan yang lalu

bahwasannya guru yang kreatif lebih memberikan dorongan ataupun motivasi

dalam proses pembelajaran, yakni dalam hal mendorong siswa belajar lebih

banyak, mendorong siswa berfikir kreatif, mendorong siswa untuk

38

Abin Syamsuddin Makmun M.A, Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem

Pengajaran Modul, h.132-135

Page 40: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

33

mengevaluasi sendiri kemajuan hasil belajarnya, serta dorongan-dorongan

ataupun motivasi-motivasi yang lainnya.

Selain dari pada itu, salah satu fungsi guru itu sendiri adalah sebagai

motivator bagi siswa yang senantiasa memberikan, menumbuhkan semangat

kepada siswa agar secara terus menerus mempelajari ilmu pengetahuan dan

berkeinginan tetap semangat untuk belajar.

Dilihat dari fungsi guru sebagai motivator bagi siswa maka sudah tentu

motivasi dalam diri siswa terbangun. Motivasi itu sendiri memiliki pengertian

yakni yang menurut MC. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri

seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan di dahului dengan

tanggapan terhadap tujuan.

Motivasi dibagi menjadi 2 jenis, yakni sebagai berikut:39

1. Motivasi Intrinsik

Yakni motivasi yang timbul dari sikap individu seperti kebutuhan, bakat,

kemauan, minat dan harapan yang terdapat pada diri seseorang. Sebagai

missal, seseorang yang gemar membaca tidak memerlukan orang lain yang

memotivasinya tetapi ia sendiri butuh, berminat atau berkemauan untuk

mencari sumber-sumber bacaan dan rajin membacanya.

2. Motivasi Ekstrinsik

Yakni motivasi yang datang dari luar diri seseorang, timbul karena adanya

stimulus (rangsangan) dari luar lingkungannya. Sebagai contoh, seseorang

yang berlatih atletik karena terangsang oleh gelar kejuaraan, hadiah dan

meningkatkan nama baik organisasi olah raga yang ia masuki.

Selain dari pada itu ada juga pendapat yang dikemukakan oleh Winkel

(1989; 94) bentuk motivasi ekstrinsik itu diantaranya adalah: (1) belajar

demi memenuhi kewajiban, (2) belajar demi menghindari hukuman yang

diancamkan, (3) belajar demi memperoleh hadiah, (4) belajar demi

39

Sudjana S., Manajemen Program Pendidikan Untuk Pendidikan Luar Sekolah dan

Pengembangan SDM, (Bandung: Falah Production, 2000), Cet.3., h. 161-163

Page 41: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

34

meningkatkan gengsi, (5) belajar demi memperoleh pujian dari orang yang

penting seperti orang tua dan guru.40

Dari pembahasan yang telah dikemukakan di atas, penulis dapat

mengambil kesimpulan bahwasannya guru yang kreatif mempunyai pengaruh

terhadap motivasi belajar siswa. Motivasi yang ada pada siswa dengan

senirinya dapat menambah semangat belajar dan pada akhirnya siswa dapat

menguasai pelajaran yang diterimanya.

40

Martinis Yamin., Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Gaubg Persada

Press, 2004), Cet. 2, hal. 85-86

Page 42: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

35

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat yang akan dijadikan untuk melakukan kegiatan penelitian

adalah SMP Negeri 20 Tangerang, yang terletak di Jl. Nuri Raya Perumnas 1

Tangerang. Waktu yang dibutuhkan penulis dalam kegiatan penelitian ini

adalah selama bulan Februari 2010.

B. Metode Penelitian

Setiap penelitian memerlukan cara atau metode untuk mendapatkan

segala informasi yang terkait dengan judul penelitian. Demikian pula halnya

dalam penulisan skripsi ini, penulis memerlukan metode penelitian dalam

mengumpulkan data, fakta dan informasi tentang pengaruh kreativitas guru

terhadap siswa dalam pembelajaran pendidikan agam Islam di SMP Negeri 20

Tangerang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif

analisis, yaitu memaparkan secara mendalam dengan apa adanya secara

obyektif sesuai dengan data yang dikumpulkan.

Untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan, metode pengumpulan

data yang penulis gunakan antara lain :

1. Penelitian kepustakaan (Library Research) digunakan untuk memperoleh

data-data dan teori-teori yang berasal dari buku-buku bacaan ataupun

Page 43: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

36

sumber lainnya yang sesuai dengan judul yang terkait mengenai pengaruh

kreativitas guru terhadap siswa dalam pembelajaran pendidikan agama

Islam.

2. Penelitian lapangan (Field Research) digunakan untuk memperoleh fakta,

data dan informasi yang lebih obyektif mengenai pengaruh kreativitas guru

terhadap siswa dalam pembelajaran pendidikan agama Islam.

C. Unit Analisa

Unit analisa adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai

subjek penelitian.1 Dalam penelitian ini subjek yang digunakan adalah siswa-

siswi Sekolah menengah Pertama Negeri 20 Tangerang dan yang menjadi

populasinya ialah seluruh siswa-siswi kelas VIII yang berjumlah 280 siswa.

Karena pengertian sampel itu sendiri menururt Cholid Narbuko dan

Abu Achmadi dalam bukunya Metodologi Penelitian adalah sebagian

individu yang diselidiki dari keseluruhan individu penelitian2, maka penulis

hanya menggunakan sekitar 30% dari jumlah populasi sebanyak 280 untuk

dijadikan sampel. Dalam hal ini sampel berjumlah 84 siswa.

Sedangkan dalam pengambilan sampel dari tiap-tiap kelas dilakukan

dengan menggunakan tekhnik random sampling dengan cara ordinal, yakni

mengambil sampel dengan memilih nomor-nomor yang genap.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur

fenomena alam maupun sosial yang di amati.3

Dalam penelitian mengenai pengaruh kreativitas guru terhadap siswa

dalam pembelajaran pendidikan agama Islam instrumen penelitiannya

menggunakan angket dalam bentuk non test

1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 2002), h.. 121 2 Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara,

2004), Cet.6., h. 107 3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian … h. 128

Page 44: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

37

Angket yang digunakan menurut jenis penyusunan itemnya adalah tipe

pilihan, dimana responden hanya tinggal memilih salah satu jawaban yang

sudah tersedia. Angket atau quesioner ini diperuntukkan kepada siswa untuk

memperoleh informasi yang relevan secara serentak.

Sedangkan instrument non test dalam bentuk wawancara

diperuntukkan kepada guru bidang study pendidikan agama Islam yang

bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai pengaruh kreativitas guru

terhadap siswa dalam pembelajaran agama Islam. Menurut prosedurnya

wawancara yang digunakan ialah wawancara bebas terpimpin yang sasarannya

adalah perorangan kepada masing-masing guru bidang study pendidikan

agama Islam.

Tabel 1

Kisi-kisi Quisioner

Pengaruh Kreativitas Guru Terhadap Motivasi Siswa Dalam Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam Untuk Siswa kelas VIII

SMP Negeri 20 Tangerang

No. Pertanyaan

Pokok

Sub Pertanyaan

pokok

Indikator No.

Item

Jum

Item

1. Kreativitas guru

dalam

pembelajaran

pendidikan

agama Islam

Ciri-ciri guru

kreatif

Self intiared

learning

Lingkungan

belajar tidak

otoriter

Over learn

Mendorong

berfikir kreatif

Menunda

keputusan

Fleksibilitas

intelektual

Encourage self-

1

2, 3

4

5

6

7

8

1

2

1

1

1

1

1

Page 45: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

38

evaluation

Sensitive

terhadap stimulus

Menggunakan

pertanyaan

dengan baik

Menanggulangi

frustasi

Kesempatan

untuk

memanipulasi

ide-ide

Melihat masalah

secara

keseluruhan

9

10

11

12

13

1

1

1

1

1

2. Motivasi siswa

dalam

pembelajaran

agama Islam

Motivasi Intrinsik Keinginan untuk

belajar

Senang

mengikuti

pelajaran

Menyelesaikan

tugas

Mengembangkan

bakat

Meningkatkan

pengetahuan

14

15

16

17

18

1

1

1

1

1

Motivasi

ekstrinsik

Hukuman

Hadiah

Persaingan

19

20

21

1

1

1

3. Faktor-faktor

yang

mempengaruhi

3.1 Faktor

Pendukung

Page 46: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

39

kreativitas 3.1.1 Intern

3.1.2 Ekstern

3.2 Faktor

penghambat

3.2.1 Intern

3.2.2 Ekstern

Ada motivasi

untuk mengenal

masalah

Berani

Percaya diri

Terbuka terhadap

gagasan orang

lain

Dukungan dari li

ngkungan

Materi yang

cukup

Waktu luang

Kesempatan

mendapat

pengetahuan

Transfer

kebiasaan

Takut gagal

Tak mampu

mengenal

masalah

Pendirian tidak

tetap

Terlalu cepat

berpuas diri

Waktu terbatas

Lingkungan

22,

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

2

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

Page 47: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

40

Kritik orang lain 37

38

39,

40

1

1

2

Tabel 2

Kisi-kisi Wawancara

Pengaruh Kreativitas Guru Terhadap Motivasi Siswa dalam Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam Untuk Guru Bidang Study

Pendidikan Agama Islam

No. Pertanyaan

Pokok

Sub Pertanyaan

pokok

Indikator No.

Item

Jum

Item

1. Kreativitas guru

dalam

pembelajaran

pendidikan

agama Islam

Ciri-ciri guru

kreatif

Self intiared

learning

Lingkungan

belajar tidak

otoriter

Mendorong

berfikir kreatif

dan over learn

Fleksibilitas

intelektual

Sensitive

terhadap stimulus

dan

menanggulangi

frustasi

Menggunakan

pertanyaan

dengan baik

1

2

3

4

5

6

1

1

1

1

1

1

Page 48: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

41

2. Motivasi siswa

dalam

pembelajaran

agama Islam

Motivasi Intrinsik Berkeinginan,

senang dan

menyelesaikan

tugas pelajaran

Mengembangkan

bakat

Meningkatkan

pengetahuan

7

8

9

1

1

1

Motivasi

ekstrinsik

Hukuman ,hadiah

dan persaingan

10 1

3. Faktor-faktor

yang

mempengaruhi

kreativitas

3.1 Faktor

Pendukung

3.1.1 Intern

3.1.2 Ekstern

3.2 Faktor

penghambat

Ada motivasi

untuk mengenal

masalah

Berani dan

percaya diri

Dukungan dari li

ngkungan

waktu luang dan

kesempatan

mendapat

pengetahuan

Transfer

kebiasaan

Waktu terbatas

11

12

13

14

15

16

1

1

1

1

1

1

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini,

penulis menggunakan beberapa cara, yaitu:

Page 49: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

42

1. Angket atau Quesioner

Yaitu dengan cara menyebarkan kepada responden yang menjadi

obyek penelitian yakni perwakilan dari seluruh siswa kelas VIII SMP

Negeri 20 Tangerang yang berjumlah 84 siswa dengan jumlah item

pertanyaan sebanyak 30, yang memiliki alternatif jawaban yang beragam.

Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam angket yang diajukan kepada

responden guna untuk mengetahui pengaruh kreativitas guru terhadap

siswa.

2. Wawancara

Yaitu proses tanya jawab secara langsung antara peneliti dengan

interviewer yakni guru bidang study pendidikan agama Islam. Wawancara

ini menurut prosedurnya termasuk ke dalam wawancara bebas terpimpin,

dimana pewawancara sudah membuat pokok-pokok masalah yang akan

diteliti sesuai dengan permasalahan terkait yaitu pengaruh kreativitas guru

terhadap siswa dalam pembelajaran pendidikan agama Islam.

F. Teknik Analisis Data

Data-data yang telah terkumpul yang diperoleh dan terkumpul melalui

angket maka diolah lagi melalui tahap editing dan tabulasi. Data yang telah

diolah di analisa secara kuantitatif melalui distribusi frekuensi dengan

memberikan presentasi, dalam hal ini penulis menggunakan rumus sebagai

berikut :

P = F x 100%

N

Keterangan:

P : Angka prosentase untuk setiap jawaban

F : Frekuensi jawaban

N : Jumlah responden

100% : Bilangan tetap (konstanta)

Page 50: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

43

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Temuan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mengambil data dari siswa kelas VIII-1

sampai dengan kelas VIII-6 yang seluruhnya berjumlah 288 siswa, namun

yang dijadikan sample sebagai responden dalam penelitian ini diambil hanya

sebanyak 30% dari jumlah keseluruhan siswa kelas VIII-1 sampai dengan

kelas VIII-6 yakni sebanyak 86 siswa. Kemudian penulis memberikan angket

kepada responden untuk mendapatkan data tentang kreativitas guru dalam

memotivasi siswa dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP

Negeri 20 Tangerang. Angket yang penulis ajukan berjumlah 40 item

pertanyaan dengan berbagai alternative jawaban yang dapat responden pilih

sesuai dengan jawabannya.

Selain dengan angket, penulis juga mengadakan wawancara kepada

guru bidang study PAI (pendidikan agama Islam) untuk mendapatkan data

tentang kreativitas guru itu sendiri dalam memotivasi siswa khususnya pada

pelajaran PAI. Adapun hasil wawancara yang dilakukan itu untuk

memperjelas informasi dari siswa yang diperoleh melalui angket.

Tekhnik yang digunakan penulis dalam pengumpulan data pada

penelitian ini adalah menggunakan angket dengan cara disebarkan kepada

responden. Kemudian data yang diperoleh dari siswa melalui angket tersebut

Page 51: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

44

diolah dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dengan menggunakan rumus

prosentase, yaitu:

P = F x 100%

N

Keterangan:

P : Angka prosentase untuk setiap jawaban

F : Frekuensi jawaban

N : Jumlah responden

100% : Bilangan tetap (konstanta)

Setelah hasil angket didapatkan, kemudian dimasukkan ke tabulasi

untuk memproses kembali mengubah data instrumen penelitian (angket)

menjadi angka (prosentase), dengan rumus yang telah disebutkan. Langkah

selanjutnya adalah menghitung seperti apa tingkat kreativitas dalam

memotivasi siswa kelas VIII dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di

SMP Negeri 20 Tangerang.

Untuk mengetahui tingkat kreativitas guru dalam memotivasi siswa

kelas VIII dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP Negeri 20

Tangerang, penulis menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1. memberikan skor pada masing-masing alternatif jawaban

a. untuk jawaban A (selalu atau sangat sesuai) diberi skor 4

b. untuk jawaban B (sering atau sesuai) diberi skor 3

c. untuk jawaban C (kadang-kadang atau kurang sesuai) diberi skor 2

d. untuk jawaban D (tidak pernah atau tidak sesuai) diberi skor 1

2. Membuat rentangan skor

skor maksimum yaitu jumlah skor pada angket kreativitas guru

memotivasi siswa dalam pembelajaran PAI (pendidikan agama Islam),

dikalikan 4. sedangkan skor minimum di dapat dari jumlah soal dikalikan

1. oleh karena jumlah butir soal pada angket berjumlah 40 maka dari situ

dapat diketahui skor maksimumnya ialah berjumlah 160, dan skor

Page 52: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

45

minimumnya yaitu berjumlah 40. setelah skor maksimum dan minimum

telah diketahui maka dapat dihitung daerah jangkauan (range) untuk

mengetahui rentangan skala, yaitu menggunakan rumus:

R = X maks – X min

Keterangan :

Xmaks : skor maksimal

Xmin : skor minimal

Dengan menggunakan rumus tersebut, maka dapat dihitung jangkauan

(range) yakni sebagai berikut:

R = Xmaks – Xmin

= 160 – 40

= 120

Dari hasil perhitungan tersebut, kemudian dibuat menjadi tiga kelompok,

yaitu rendah, sedang dan tinggi. Maka rentangan skor menjadi:

121 – 160 : kreativitas guru baik dalam memotivasi siswa

80 –120 : kreativitas guru sedang atau cukup baik dalam memotivasi

siswa

40 – 80 : kreativitas guru kurang dalam memotivasi siswa

Page 53: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

46

Tabel 1

Guru PAI mendorong siswa untuk mengambil kesimpulan ataupun

pemahaman sendiri dari suatu materi

Alternatif jawaban F Prosentase %

Sangat sesuai 25 29,1 %

Sesuai 42 48,8 %

Kurang sesuai 19 22,1 %

Tidak sesuai 0 0 %

Total 86 100 %

Dari data di atas dapat diketahui sebanyak (48,8 %) siswa menjawab

bahwa guru “sesuai” mendorong siswa untuk mengambil kesimpulan ataupun

pemahaman sendiri dari suatu materi, sedangkan (29,1 %) siswa menjawab

“sangat sesuai”, (22,1 %) siswa menjawab “kurang sesuai” dan tidak ada (0 %)

siswa yang menjawab “tidak sesuai”. Ini membuktikan bahwa guru PAI

mendorong siswa untuk mengambil kesimpulan ataupun pemahaman sendiri.

Tabel 2

Guru PAI membuat kondisi belajar yang menyenangkan

Alternatif jawaban F Prosentase %

Selalu 25 29,1 %

Sering 33 38,4 %

Kadang-kadang 28 32,5 %

Tidak pernah 0 0 %

Total 86 100 %

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa guru PAI membuat kondisi

belajar yang menyenangkan. Hal ini dapat dilihat dari jawaban siswa yaitu: (38,4

%) siswa menjawab “sering”, sedangkan yang menjawab “selalu” sebanyak (29,1

%) dan yang menjawab “kadang-kadang” (32,5 %) dan tidak ada (0 %) yang

menjawab “tidak pernah.

Page 54: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

47

Tabel 3

Guru PAI membebaskan siswa untuk bertanya ataupun menjawab

pertanyaan yang diajukan

Alternatif jawaban F Prosentase %

Selalu 37 43,1 %

Sering 33 38,4 %

Kadang-kadang 15 17,4 %

Tidak pernah 1 1,2 %

Total 86 100 %

Berdasarkan tabel di atas, sebagian besar responden yaitu (43,1 %) siswa

menjawab bahwa guru PAI “selalu” membebaskan siswa untuk bertanya ataupun

menjawab pertanyaan yang diajukan, kemudian yang menjawab “sering”

sebanyak (38,4 %) dan sebagian kecilnya (17,4%) menjawab “kadang-kadang”,

serta hanya sedikit sekali (1,2 %) yang menjawab “tidak pernah”.

Tabel 4

Guru PAI memotivasi siswa untuk membaca buku yang berkaitan dengan

pelajaran

Alternatif jawaban F Prosentase %

Selalu 29 33,7 %

Sering 31 36,1 %

Kadang-kadang 20 23,2 %

Tidak pernah 6 7 %

Total 86 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tabel prosentase siswa yang

menjawab “selalu” sebanyak (33,7 %). Hal ini menunjukkan bahwa guru PAI

memotivasi siswa untuk membaca buku, sedangkan yang menjawab “sering”

Page 55: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

48

sebanyak (36,1 %) dan sebanyak (23,2 %) siswa yang menjawab “kadang-

kadang”, serta hanya sedikit sekali (7%) yang menjawab “tidak pernah”.

Tabel 5

Guru PAI membimbing siswa mencari hubungan-hubungan baru antar

permasalahan

Alternatif jawaban F Prosentase %

Selalu 8 9,3 %

Sering 44 51,2 %

Kadang-kadang 22 25,6 %

Tidak pernah 12 13,9 %

Total 86 100 %

Dari tabel di atas diketahui bahwa sebanyak (51,2 %) siswa menjawab

“sering”, kemudian sebanyak (25,6 %) siswa yang menjawab “kadang-kadang”

dan sebanyak (9,3 %) siswa menjawab “selalu”, serta sebanyak (13,9%) siswa

menjawab “tidak pernah”.

Berdasarkan hasil prosentase tersebut penulis menyimpulkan bahwa guru

PAI sering membimbing siswa mencari hubungan-hubungan baru antar

permasalahan.

Tabel 6

Guru PAI terbuka terhadap jawaban-jawaban siswa

Alternatif jawaban F Prosentase %

Sangat sesuai 21 24,4 %

Sesuai 54 62,8 %

Kurang sesuai 10 11,6 %

Tidak sesuai 1 1,2 %

Total 86 100 %

Page 56: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

49

Berdasarkan tabel diatas sebagian besar siswa yaitu (62,8 %) menjawab

“sesuai” bahwa guru PAI mereka terbuka terhadap jawaban-jawaban siswa,

kemudian sebagian kecilnya (24,4 %) menjawab “sangat sesuai” dan (11,6 %)

menjawab “kurang sesuai” dan hanya sedikit (1,2 %) siswa yang menjawab “tidak

sesuai”.

Tabel 7

Guru PAI menyarankan siswa untuk berdiskusi dalam menemukan jawaban

Alternatif jawaban F Prosentase %

Sangat sesuai 16 18,6 %

Sesuai 43 50 %

Kurang sesuai 20 23,3 %

Tidak sesuai 7 8,1 %

Total 86 100 %

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebanyak (50%) siswa menjawab

“sesuai” bahwa guru PAI menyarankan mereka untuk berdiskusi dalam

menemukan jawaban, (18,6%) siswa menjawab “sangat sesuai”, (23,3%) siswa

menjawab “kurang sesuai”, dan (8,1%) atau tidak ada siswa yang “tidak sesuai”.

Berdasarkan tabel diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa guru PAI

menyarankan kepada siswanya untuk berdiskusi dalam menemukan jawban..

Tabel 8

Guru PAI memberikan kesempatan siswa untuk menilai diri sendiri

Alternatif jawaban F Prosentase %

Selalu 34 39,5 %

Sering 37 43,1 %

Kadang-kadang 12 13,9 %

Tidak pernah 3 3,5 %

Total 86 100 %

Page 57: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

50

Dari tabel di atas dilihat sebanyak (43,1 %) siswa menjawab “sering”

bahwa guru PAI memberikan kesempatan untuk mereka menilai diri mereka

sendiri, kemudian sebanyak (39,5 %) siswa menjawab “selalu” dan sebanyak

(13,9 %) siswa yang menjawab “kadang-kadang” , serta sedikit (3,5 %) siswa

yang menjawab “tidak pernah”. Ini membuktikan bahwa guru PAI membiasakan

siswanya untuk jujur dalam menilai diri sendiri.

Tabel 9

Guru PAI membimbing siswa untuk menjadi orang yang peka terhadap

orang lain

Alternatif jawaban F Prosentase %

Selalu 33 38,4 %

Sering 30 34,9 %

Kadang-kadang 18 20,9 %

Tidak pernah 5 5,8 %

Total 86 100 %

Berdasarkan tabel prosentase di atas, sebagian besar yaitu (38,4 %) siswa

menjawab bahwa guru PAI membimbing siswa untuk menjadi orang yang peka

terhadap orang lain, kemudian sebagian lagi sebanyak (34,9 %) siswa menjawab

“sering”, dan (20,9 %) menjawab “kadang-kadang, dan sedikit sekali (5,8 %) yang

menjawab “tidak pernah”.

Page 58: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

51

Tabel 10

Guru PAI memberikan pertanyaan siswa bersemangat untuk menjawabnya

Alternatif jawaban F Prosentase %

Selalu 26 30,2 %

Sering 42 48,9 %

Kadang-kadang 15 17,4 %

Tidak pernah 3 3,5 %

Total 86 100 %

Dari tabel di atas, yakni siswa yang menjawab “sering” sebanyak (48,9 %)

yang menjawab “selalu” sebanyak (30,2 %) sedangkan yang menjawab “kadang-

kadang” sebanyak (17,4 %) dan sedikit (3,5 %) siswa yang menjawab “tidak

pernah”. Sesuai dengan hasil tabel prosentasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa

pada saat guru PAI memberikan pertanyaan, siswa antusias untuk menjawabnya.

Tabel 11

Guru PAI memberikan waktu atau kesempatan untuk siswa curhat

Alternatif jawaban F Prosentase %

Sangat sesuai 14 16,3 %

Sesuai 37 43,1 %

Kurang sesuai 28 32,5 %

Tidak sesuai 7 8,1 %

Total 86 100 %

Dari data di atas sebanyak (43,1 %) siswa menjawab “sesuai” bahwa guru

PAI memberikan waktu atau kesempatan untuk siswa curhat, sedangkan sebanyak

(32,5 %) siswa yang menjawab “kurang sesuai” dan sebanyak (16,3 %) siswa

menjawab “sangat sesuai” dan sedikit (8,1 %) siswa yang menjawab “tidak

sesuai”.

Page 59: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

52

Tabel 12

Guru PAI menggunakan alat peraga untuk menjelaskan suatu materi

Alternatif jawaban F Prosentase %

Selalu 7 8,1 %

Sering 12 13,9 %

Kadang-kadang 39 45,3 %

Tidak pernah 28 32,5 %

Total 86 100 %

Berdasarkan tabel prosentase di atas, dapat dilihat bahwa guru PAI (45,3

%) “kadang-kadang” menggunakan alat peraga untuk menjelaskan materi. Siswa

yang menjawab “tidak pernah” (32,5 %), namun ada juga yang menjawab

“sering” sebanyak (13,9 %) dan yang mengatakan “selalu” sebanyak (8,1 %).

Hal ini disimpulkan bahwa guru tidak selalu menggunakan alat peraga dalam

menjelaskan materinya, mungkin hanya pada beberapa materi saja.

Tabel 13

Guru PAI menjelaskan materi dengan jelas

Alternatif jawaban F Prosentase %

Sangat sesuai 54 62,8 %

Sesuai 29 33,7 %

Kurang sesuai 3 3,5 %

Tidak sesuai 0 0 %

Total 86 100 %

Dari data prosentase di atas, siswa sebanyak (62,8 %) menjawab “sangat

sesuai” bahwa guru PAI menjelaskan materi dengan jelas. Sebagian besar lagi

(33,7 %) siswa menjawab “sesuai” dan sedikit sekali (3,5 %) siswa yang

menjawab “kurang sesuai” dan “tidak sesuai” tidak ada (0 %) siswa yang

menjawab.

Page 60: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

53

Dari data tersebut, penulis menyimpulkan bahwa guru PAI menjelaskan

materinya dengan jelas, dan siswa memahami apa yang dijelaskan oleh guru.

Tabel 14

Saya belajar sendiri atas kemauan saya sendiri

Alternatif jawaban F Prosentase %

Selalu 27 31,4 %

Sering 22 25,6 %

Kadang-kadang 33 38,4 %

Tidak pernah 4 9,6 %

Total 86 100 %

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak (38,4 %) siswa menjawab

“kadang-kadang”, kalau mereka belajar atas kemauannya sendiri (31,4 %) siswa

menjawab “selalu”, (25,6 %) siswa menjawab “sering” dan (9,6 %) siswa yang

menjawab “tidak pernah”. Dari hasil tersebut penulis menyimpulkan bahwasannya

siswa belajar atas kemauannya sendiri kadang-kadang, tetapi tidak sedikit juga

siswa yang belajar atas kemauannya sendiri.

Tabel 15

Ketika guru menjelaskan materi PAI saya memperhatikan

Alternatif jawaban F Prosentase %

Selalu 44 51,2 %

Sering 21 24,4 %

Kadang-kadang 21 24,4 %

Tidak pernah 0 0

Total 86 100 %

Dari tabel tersebut, siswa yang menjawab “selalu” sebanyak (51,2 %) itu

diartikan bahwa siswa memperhatikan guru pada saat guru sedang menjelaskan

Page 61: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

54

materi pelajaran, siswa yang menjawab “sering” sebanyak (24,4 %) dan siswa

yang menjawab “kadang-kadang” sebanyak (24,4 %) juga, dan tidak ada (0%)

siswa yang menjawab “tidak pernah”.

Tabel 16

Saya berusaha menyelesaikan tugas PAI dengan sebaik-baiknya

Alternatif jawaban F Prosentase %

Selalu 45 52,3 %

Sering 21 24,4 %

Kadang-kadang 19 22,1 %

Tidak pernah 1 1,2 %

Total 86 100 %

Dari data di atas, dilihat bahwa siswa berusaha untuk menyelesaikan

tugas-tugas PAI dengan sebaik-baiknya. Hal tersebut dapat disimpulkan dari data

yang terkumpul, yakni siswa yang menjawab “selalu” sebanyak (52,3 %), siswa

yang menjawab “sering” (24,4 %), dan yang menjawab “kadang-kadang” (22,1

%) dan sedikit sekali yang menjawab “tidak pernah” (1,2 %). Dari hasil tabel

prosentasi, penulis menyimpulkan bahwa siswa memang berusaha dalam

menyelesaikan tugas-tugas PAI yang diberikan gurunya dengan sebaik-baiknya.

Tabel 17

Saya mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan di luar sekolah

Alternatif jawaban F Prosentase %

Selalu 14 16,3 %

Sering 20 23,2 %

Kadang-kadang 44 51,2 %

Tidak pernah 8 9,3 %

Total 86 100 %

Page 62: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

55

Dilihat dari data tabel frekuensi siswa menjawab “kadang-kadang”

sebanyak (51,2 %) kalau mereka mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan di luar

sekolah, siswa yang menjawab “sering” yakni sebanyak (23,2 %) yang mengikuti

kegiatan keagamaan di luar sekolah, sedangkan siswa yang menjawab “selalu”

sebanyak (16,3 %) dan sedikit yang menjawab “tidak pernah” yakni sebanyak (9,3

%).

Tabel 18

Saya membaca buku yang berhubungan dengan PAI

Alternatif jawaban F Prosentase %

Selalu 5 5,8 %

Sering 19 22,1 %

Kadang-kadang 58 67,4 %

Tidak pernah 4 4,7 %

Total 86 100 %

Berdasarkan tabel di atas, sebagian besar responden yaitu (67,4 %) siswa

menjawab bahwa mereka “kadang-kadang” membaca buku yang berhubungan

dengan PAI, kemudian sebagian kecilnya (22,1 %) menjawab “sering”, dan (5,8

%) menjawab “selalu”, serta hanya sedikit (4,7 %) yang menjawab “tidak

pernah”.

Tabel 19

Jika tidak mengerjakan tugas guru PAI memberikan hukuman

Alternatif jawaban F Prosentase %

Selalu 18 20,9 %

Sering 41 47,7 %

Kadang-kadang 13 15,1 %

Tidak pernah 14 16,3 %

Total 86 100 %

Page 63: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

56

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa ternyata guru PAI menghukum

siswa jika tidak mengerjakan tugas. Hal ini dapat dilihat dari jawaban siswa,

yaitu: (47,7 %) siswa menjawab “sering” sedangkan yang menjawab “selalu”

sebanyak (20,9 %) kemudian yang menjawab “kadang-kadang” (15,1 %) dan

yang menjawab “tidak pernah” (16,3 %).

Tabel 20

Guru PAI memberikan pujian ataupun nilai plus kalau dapat menjawab

pertanyaan

Alternatif jawaban F Prosentase %

Selalu 23 26,7 %

Sering 37 43,1 %

Kadang-kadang 19 22,1 %

Tidak pernah 7 8,1 %

Total 86 100 %

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak (43,1%) siswa menjawab

“sering” diberikan pujian atau nilai plus jika menjawab pertanyaan, sedangkan

untuk yang menjawab “selalu” sebanyak (26,7%), siswa menjawab “kadang-

kadang” (25,6%), dan (8,1%) siswa yang menjawab “tidak pernah”. Dari hasil

tabel tersebut penulis menyimpulkan bahwasannya siswa belajar sering untuk

diberi pujian atau nilai plus karna dapat menjawab pertanyaan dari guru.

Tabel 21

Saya belajar lebih giat agar prestasi saya lebih baik dari teman-teman

Alternatif jawaban F Prosentase %

Selalu 38 44,2 %

Sering 26 30,2 %

Kadang-kadang 21 24,4 %

Tidak pernah 1 1,2 %

Total 86 100 %

Page 64: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

57

Berdasarkan tabel di atas, sebagian besar yaitu (44,2 %) siswa menjawab

bahwa siswa “selalu” belajar lebih giat agar prestasinya lebih baik, kemudian

sebagian kecilnya (30,2 %) menjawab “sering” dan (24,4 %) menjawab “kadang-

kadang”, serta hanya sedikit sekali (1,2 %) yang menjawab “tidak pernah”.

Tabel 22

Saya belajar lebih giat untuk lebih memahami materi PAI

Alternatif jawaban F Prosentase %

Sangat sesuai 38 44,2 %

Sesuai 17 19,8 %

Kurang sesuai 31 36 %

Tidak sesuai 0 0

Total 86 100 %

Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa siswa belajar lebih giat agar

dapat memahami materi PAI (pendidikan agama islam). Hal ini dapat dilihat dari

jawaban siswa, yakni: (44,2%) yang menjawab “sangat sesuai”, sedangkan yang

menjawab “sesuai” sebanyak (19,8%), dan siswa yang menjawab “tidak sesuai”

tidak ada (0%), tetapi ada juga siswa yang menjawab “kurang sesuai” sebanyak

(36%).

Tabel 23

Materi yang tidak dipahami saya diskusikan dengan teman atau guru

Alternatif jawaban F Prosentase %

Sangat sesuai 20 23,2 %

Sesuai 43 50 %

Kurang sesuai 17 19,8 %

Tidak sesuai 6 7 %

Total 86 100 %

Page 65: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

58

Dari data di atas daapt diketahui bahwasannya siswa mendiskusikan materi

yang tidak di pahaminya dengan teman atau guru. Hal tersebut diketahui dari

siswa yang menjawab “sesuai” sebanyak (50%), dan yang menjawab “sangat

sesuai” sebanyak (23,2 %), sedangkan siswa yang menjawab kurang sesuai

sebanyak (19,8%) dan sedikit siswa yang menjawab “kurang sesuai” (7 %).

Tabel 24

Berani mengungkapkan gagasan-gagasan atau ide-ide suatu masalah

Alternatif jawaban F Prosentase %

Selalu 24 27,9 %

Sering 32 37,2 %

Kadang-kadang 18 20,9 %

Tidak pernah 12 14 %

Total 86 100 %

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa (37,2 %) siswa menjawab “sering”

bahwasannya mereka berani mengungkapkan gagasan-gagasan baru, (27,9 %)

siswa menjawab “selalu”, (20,9 %) siswa menjawab “kadang-kadang”, sedangkan

sedikit yang menjawab “tidak pernah” yaitu (14 %). Hal ini dapat disimpulkan

bahwasannya siswa berani mengungkapkan gagasan-gagasannya dalam

penyelesaian suatu masalah.

Tabel 25

Saya percaya akan kemampuan diri sendiri

Alternatif jawaban F Prosentase %

Selalu 50 58,1 %

Sering 19 22,1 %

Kadang-kadang 17 19,8 %

Tidak pernah 0 0 %

Total 86 100 %

Page 66: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

59

Dari data di atas sebagian besar siswa percaya akan kemampuan dirinya

sendiri. Hal ini dapat dilihat dari siswa yang menjawab “selalu” sebanyak (58,1

%) sedangkan siswa yang menjawab “sering” yakni (22,1 %) dan sedikit yang

menjawab “kadang-kadang” (19,8 %) dan tidak ada siswa yang menjawab “tidak

sesuai” (0 %).

Tabel 26

Walaupun berbeda pendapat saya tetap menghargainya

Alternatif jawaban F Prosentase %

Sangat sesuai 29 33,7 %

Sesuai 47 54,6 %

Kurang sesuai 9 10,5 %

Tidak sesuai 1 1,2 %

Total 86 100 %

Siswa menghargai pendapat teman-temannya dan guru walaupun itu

berbeda. Hal tersebut dapat disimpulkan dari banyaknya siswa yang menjawab

“sesuai” yakni sebesar (54,6 %), siswa yang menjawab “sangat sesuai” (33,7%),

siswa yang menjawab “kurang sesuai” (10,5%) dan hanya sedikit siswa yaitu (1,2

%) yang menjawab “tidak sesuai”.

Tabel 27

Orang tua mendukung kegiatan keagamaan yang saya lakukan

Alternatif jawaban F Prosentase %

Sangat sesuai 60 69,8 %

Sesuai 23 26,7 %

Kurang sesuai 3 3,5 %

Tidak sesuai 0 0 %

Total 86 100 %

Dilihat dari hasil tabel prosentase jawaban siswa diatas, dapat disimpulkan

bahwa sebagian besar siswa sebanyak (69,8 %) “sangat sesuai” menjawab bahwa

Page 67: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

60

orang tua mendukung kegiatan keagamaan yang mereka lakukan, (26,7 %) siswa

menjawab “sesuai” (3,5 %) siswa menjawab “kurang sesuai”, dan (0 %) siswa

menjawab “tidak sesuai”.

Tabel 28

Saya membaca buku untuk memperkaya pengetahuan

Alternatif jawaban F Prosentase %

Selalu 19 22,1 %

Sering 23 26,7 %

Kadang-kadang 44 51,2 %

Tidak pernah 0 0 %

Total 86 100 %

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebanyak (51,2 %) siswa menjawab

“kadang-kadang” bahwa mereka banyak membaca buku untuk memperkaya

pengetahuan, (26,7 %) siswa menjawab “sering”, (22,1 %) siswa menjawab

“selalu”, dan (0 %) atau tidak ada siswa yang “tidak pernah”. Berdasarkan tabel di

atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa siswa kurang membaca buku untuk

memperkaya pengetahuan.

Tabel 29

Saya dapat berdiskusi kapanpun dengan teman-teman

Alternatif jawaban F Prosentase %

Selalu 17 19,8 %

Sering 47 54,6 %

Kadang-kadang 21 24,4 %

Tidak pernah 1 1,2 %

Total 86 100 %

Dalam pemanfaatan waktu siswa mempunyai waktu bebas untuk

mendiskusikan materi pelajaran dengan teman-teman, hal ini disimpulkan dari

hasil tabel prosentase siswa yakni yang menjawab “sering” sebanyak (54,6 %)

siswa yang menjawab “selalu” (19,8 %) dan tidak banyak (24,4 %) siswa yang

Page 68: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

61

menjawab “kadang-kadang”, dan sedikit sekali siswa yang menjawab “tidak

pernah” (1,2 %).

Tabel 30

Saya dapat dengan bebas mencari apa yang saya perlukan untuk menambah

pengetahuan

Alternatif jawaban F Prosentase %

Sangat sesuai 18 20,9 %

Sesuai 44 51,2 %

Kurang sesuai 21 24,4 %

Tidak sesuai 3 3,5 %

Total 86 100 %

Dilihat dari hasil prosentase diatas, siswa yang menjawab “sesuai”

(51,2%), siswa yang menjawab “sangat sesuai” sebanyak (20,9%) sedangkan

siswa yang menjawab “kurang sesuai” sebanyak (24,4%) dan sedikit yang

menjawab “tidak sesuai” (3,5%).

Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan bahwa siswa diberi kebebasan

untuk mencari apa yang mereka perlukan untuk menambah pengetahuan mereka

dan hanya beberapa siswa saja yang tidak mempunyai waktu atau kebebasan

dalam menambah pengetahuan.

Tabel 31

Saya hanya menerima penjelasan dari guru tanpa mencari alasan lain

Alternatif jawaban F Prosentase %

Sangat sesuai 7 8,1 %

Sesuai 27 31,4 %

Kurang sesuai 44 51,2 %

Tidak sesuai 8 9,3 %

Total 86 100 %

Berdasarkan data di atas, sebagian besar (51,2 %) siswa menjawab

“kurang sesuai”, sebagian lagi sebanyak (31,4 %) siswa menjawab “sesuai”

Page 69: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

62

sedangkan siswa yang menjawab “tidak sesuai” sebanyak (9,3 %) dan siswa yang

menjawab “sangat sesuai” sebanyak (8,1 %). Dari hasil tersebut dapat

disimpulkan kadang-kadang siswa menerima begitu saja penjelasan dari guru,

namun tidak sedikit juga siswa yang mencari jawaban-jawaban lain dari

pertanyaan yang diajukan gurunya tersebut.

Tabel 32

Guru agama Islam saya menjelaskan tanpa memberi kesempatan siswa

untuk bertanya

Alternatif jawaban F Prosentase %

Selalu 5 5,8 %

Sering 3 3,5 %

Kadang-kadang 21 24,4 %

Tidak pernah 57 66,3 %

Total 86 100 %

Dari data prosentase di atas didapatkan hasil yakni: sebanyak (66,3 %)

siswa menjawab “tidak pernah”, sebanyak (24,4 %) siswa menjawab “kadang-

kadang”, dan sedikit (3,5 %) siswa yang menjawab “sering” dan siswa yang

menjawab “selalu” sebanyak (5,8 %). Hal ini menunjukkan bahwa guru PAI

(pendidikan agama Islam) menjelaskan materi dan memberi kesempatan kepada

siswa untuk bertanya tentang materi yang mereka belum mengerti.

Tabel 33

Saya sering takut salah dalam melakukan apapun

Alternatif jawaban F Prosentase %

Selalu 7 8,1 %

Sering 20 23,3 %

Kadang-kadang 54 62,8 %

Tidak pernah 5 5,8 %

Total 86 100%

Page 70: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

63

Dari data di atas, siswa sebanyak (62,8 %) menjawab bahwa mereka

“kadang-kadang” sering takut salah dalam melakukan apapun, dan sebanyak (23,3

%) menjawab “sering” kemudian sedikit (5,8 %) yang menjawab “tidak pernah”

dan (8,1 %) yang menjawab “selalu”.

Tabel 34

Penjelasan dari guru kurang bisa saya pahami

Alternatif jawaban F Prosentase %

Selalu 0 0 %

Sering 13 15,1 %

Kadang-kadang 8 9,3 %

Tidak pernah 65 75,6 %

Total 86 100 %

Berdasarkan data diatas, sebagian besar (75,6 %) siswa menjawab “tidak

pernah” penjelasan dari guru kurang bisa dipahami, sebagian lagi (15,1 %) siswa

menjawab “sering” dan sedikit (9,3 %) yang mengatakan “kadang-kadang”, dan

tidak ada (0 %) siswa yang menjawab “selalu”. Hal ini menunjukkan bahwa guru

PAI mampu menyampaikan materi pelajaran dengan baik.

Tabel 35

Saya melakukan sesuatu, saya sering merasa bingung untuk mengambil

keputusan

Alternatif jawaban F Prosentase %

Selalu 6 7 %

Sering 24 27,9 %

Kadang-kadang 54 62,8 %

Tidak pernah 2 2,3 %

Total 86 100 %

Page 71: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

64

Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar (62,8 %) siswa

“kadang-kadang merasa bingung untuk mengambil keputusan pada saat

melakukan sesuatu, sebagian lagi sebanyak (27,9%) siswa menjawab “sering” dan

sedikit (2,3 %) yang menjawab “tidak pernah” dan (7 %) yang menjawab selalu.

Tabel 36

Saya merasa cukup dengan nilai yang saya peroleh

Alternatif jawaban F Prosentase %

Selalu 22 25,6 %

Sering 16 18,6

Kadang-kadang 39 45,3 %

Tidak pernah 9 10,5 %

Total 86 100 %

Dari data di atas, disimpulkan bahwa sebanyak (45,3 %) siswa menjawab

“kadang-kadang”, mereka merasa cukup dengan nilai yang mereka peroleh.

Sebagian lain sebanyak (25,6 %) menjawab “selalu”, dan sebanyak (18,6%) siswa

menjawab “sering”, serta yang menjawab “tidak pernah” sebanyak (10,5 %).

Penulis menyimpulkan bahwa siswa merasa cukup dengan nilai yang mereka

peroleh.

Tabel 37

Saya tidak mempunyai waktu luang untuk berdiskusi dengan teman-teman

Alternatif jawaban F Prosentase %

Selalu 1 1,2 %

Sering 6 7 %

Kadang-kadang 44 51,2 %

Tidak pernah 35 40,6 %

Total 86 100 %

Page 72: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

65

Berdasarkan data prosentase di atas, dihasilkan sebanyak (51,2 %) siswa

menjawab “kadang-kadang” sebanyak (40,6 %) siswa menawab “tidak pernah”,

kemudian sedikit sekali (1,2 %) siswa yang menjawab “selalu” dan yang

menjawab “sering” sebayak (7 %). Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa

kebanyakan dari siswa mempunyai waktu luang untuk berdiskusi dengan teman-

temannya.

Tabel 38

Keluarga kurang memberi saya kebebasan untuk berkreasi

Alternatif jawaban F Prosentase %

Selalu 3 3,5 %

Sering 11 12,8 %

Kadang-kadang 26 30,2 %

Tidak pernah 46 53,5%

Total 86 100 %)

Dari data tabel prosentase diatas, disimpulkan bahwa sebagian besar (53,5 %)

siswa menjawab “tidak pernah”, sebagian lainnya (30,2 %) siswa menjawab

“kadang-kadang” dan sedikit sekali (3,5 %) siswa yang menjawab “selalu” serta

yang menjawab “sering” sebanyak (12,8 %).

Tabel 39

Apabila ada yang mengatakan sesuatu yang jelek terhadap apa yang saya

kerjakan, saya langsung menyerah

Alternatif jawaban F Prosentase %

Selalu 0 0 %

Sering 5 5,8 %

Kadang-kadang 24 27,9 %

Tidak pernah 57 66, 3 %

Total 86 100 %

Page 73: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

66

Dilihat dari tabel prosentase di atas dihasilkan sebanyak (66,3 %)

siswa menjawab “tidak pernah” menyerah apabila ada yang mengatakan

sesuatu yang jelek terhadap apa ia kerjakan, sebagian lainnya (27,9 %)

menjawab “kadang-kadang”, serta sedikit sekali (5,8 %) yang menjawab

“sering” dan tidak ada (0 %) siswa yang menjawab “selalu”.

Tabel 40

Kritikan orang lain bagi saya hanya membuat saya menyerah

Alternatif jawaban F Prosentase %

Sangat sesuai 0 0 %

Sesuai 6 7 %

Kurang sesuai 27 31,4 %

Tidak sesuai 53 61,6 %

Total 86 100 %

Dari data diatas dihasilkan sebanyak (61,6 %) siswa menjawab “tidak

sesuai” kalau kritikan orang lain membuat mereka menyerah, sebagian lainnya

(31,4 %) menjawab “kurang sesuai”, sedikit sekali (7 %) siswa yang

menjawab “sesuai” dan tidak ada (0 %) siswa yang menjawab “sangat sesuai”.

B. Pembahasan Tentang Temuan Penelitian

Berdasarkan penelitian yang penulis telah lakukan melalui angket

yang telah disebarkan kepada responden atau siswa tentang kreativitas guru

dalam memotivasi siswa pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di

SMP Negeri 20 Tangerang, dapat diketahui bahwa penerapan system belajar

yang guru telah terapkan, berhasil membuat siswa lebih antusias dalam

mengikuti kegiatan belajar mengajar. System yang guru pendidikan Agama

Islam (PAI) terapkan ialah yang mengacu kepada potensi kreativitas yang

guru miliki. Hal ini berarti membuktikan bahwasannya kreativitas itu dapat

menunjang keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Itu semua bisa dilihat dari

sebagian responden mengatakan bahwa mereka dilatih untuk mengambil

kesimpulan ataupun pemahaman sendiri dari suatu materi yang mereka

Page 74: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

67

pelajari, tidak hanya itu responden juga mengatakan bahwa guru Pendidikan

Agama Islam (PAI) dalam mengajar selalu menciptakan suasana belajar yang

menyenangkan. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara penulis kepada

guru bidang study Pendidikan Agama Islam (PAI) itu sendiri, yang

menjelaskan bahwasannya guru Pendidikan Agama Islam (PAI) menerapkan

agar siswanya lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar khususnya di dalam

kelas, karena memang seusia mereka itu sifatnya masih mencari-cari

jawabannya sendiri. Ini juga di dukung dengan situasi kelas yang

menyenangkan, kondisif, atau biasa disebut “sersan” (serius santai). Guru

Pendidikan Agama Islam (PAI) juga menjelaskan “bahwa kalau kita terlalu

serius pada saat belajar, siswa akan merasa tegang yang nantinya malah

membuat tidak konsentrasi, jadi harus diselingi dengan humor ataupun

candaan-candaan yang disesuaikan dengan keadaan”1. Dari penerapan system

belajar yang kreatif dapat mendorong siswa itu sendiri untuk berfikir kreatif

dalam menjawab suatu permasalahan pada materi keagamaan yang tentunya

sangat berkaitan dengan kehidupan mereka sehari-hari. Dari pembelajaran

Pendidikan Agama Islam (PAI) yang kreatif pastinya sedikit atau banyak

memiliki pengaruh terhadap keadaan diri siswa iru sendiri, baik terhadap diri

sendiri maupun terhadap lingkungan ataupun orang lain yang disekitarnya.

Kemudian sebagai guru Pendidikan Agama Islam (PAI) sudah pasti tentu

mengajarkan hal-hal yang berdampak kepada akhlak siswa itu sendiri yakni

dalam pengajarannya guru Pendidikan Agama Islam (PAI) menanamkan agar

siswa mempunyai perasaan yang peka terhadap orang lain disekitarnya

sebanyak 38,4% responden menjawab selalu, hal ini karena siswa diberikan

waktu untuk bercerita atas masalah-masalah yang mereka hadapi, 43,1%

sesuai dengan jawaban siswa. Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) juga

menerangkan bahwa mereka memberikan waktunya kapanpun, dimanapun

1 Deden finanda, wawancara pribadi denagn guru bidang study Pendidikan Agama Islam

(PAI) SMP Negeri 20 Tangerang, 9 Maret 2010

Page 75: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

68

siswa ingin bertanya tentang permasalahan-permasalahan yang mereka

hadapi,2 yang pastinya tidak mengganggu jam pelajaran.

Kreativitas guru juga membuat siswa termotivasi dalam belajar, karena

dengan kreativitas pengajaran yang guru ciptakan itu membuat belajar

semakin bervariasi, tidak monoton dan membosankan. Motivasi itu sendiri

penulis lihat sudah tumbuh dalam diri siswa itu sendiri, hal ini lah yang

penting agar siswa giat dalam belajar. Ini terbukti dari sebagian responden

mengatakan bahwa mereka belajar atas kemauan diri sendiri, selanjutnya

mereka juga mengatakan senang mengikuti pelajaran dengan selalu

memperhatikan ketika guru menjelaskan pelajaran 51,2%, responden juga

menjawab selalu menyelesaikan tugas pendidikan agama islam dengan baik

52,3%. Kemudian motivasi dari luar diri siswa pun terlihat member motivasi

juga terhadap keberhasilan siswa dalam belajar, hal ini terbukti dari sebagian

besar responden mengatakan bahwa guru melaksanakan perannya sebagai

pendidik yakni seperti memberikan hadiah atau penghargaan, hukuman dan

menciptakan suasana agar siswa bersaing dalam mencapai prestasi yang

sebaik-baiknya dengan teman-teman mereka. Hal ini terlihat sekitar 43,1%

responden menjawab sering diberikan penghargaan yakni berupa nilai plus

bila dapat menjawab pertanyaan dengan baik, 47,7% responden menjawab

sering diberikan hukuman jika tidak mengerjakan tugas yang guru berikan, hal

ini tentu saja hukuman yang membangun semangat siswa dan 44,2% selalu

siswa belajar lebih giat agar prestasinya lebih baik dari teman-teman.

Hasil dari temuan penelitian diperkuat dengan hasil wawancara

penulis kepada guru bidang syudy Pendidikan Agama Islam (PAI) yang

mengatakan bahwa kesemangatan siswa dalam mengikuti pelajaran memang

besar, namun tidak dipungkiri bahwa masih ada 1, 2 orang siswa yang masih

merasa malas.3

2 Deden finanda, wawancara pribadi denagn guru bidang study Pendidikan Agama Islam

(PAI) SMP Negeri 20 Tangerang, 9 Maret 2010 3 Deden finanda, wawancara pribadi denagn guru bidang study Pendidikan Agama Islam

(PAI) SMP Negeri 20 Tangerang, 9 Maret 2010

Page 76: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

69

Faktor yang mendukung dalam mempengaruhi kreativitas siswa

yang timbul dari dalam diri siswa seperti rasa kepercayaan diri, berani dan

lapang dada dalam keterbukaan terhadap gagasan orang lain, sebanyak 37,2%

menjawab sering mengungkapkan gagasan-gagasan ataupun ide-ide baru yang

mereka temukan dari suatu permasalahan, 58,1% siswa lebih banyak

menjawab selalu percaya pada kemampuan diri mereka sendiri, tanpa harus

berpatokan ataupun hanya mengikuti jawaban teman, dari hasil wawncara

guru menjelaskan bahwa gagasan-gagasan yang siswa ungkapkan ditampung

terlebih dahulu tanpa harus mengatakan benar atau salah, itu dimaksudkan

agar siswa berani dan percaya diri pada kemampuannya sendiri4. Selain

daripada faktor yang berasal dari diri siswa, faktor pendukung dari luar diri

siswa (lingkungan) juga amat membantu. Diantara dukungan dari luar yakni

lingkungan keluarga ataupun sekolah, seperti halnya faktor yang berasal dari

lingkungan keluarga yakni diberikannya kebebasan oleh orang tua untuk

berdiskusi dengan teman 54,6%, selalu didukungnya kegiatan ekstrakulikuler

keagamaan yang siswa ikuti 69,8%. Faktor pendukung dari lingkungan

keluarga maupun sekolah menjadi motivasi besar terhadap pengaruh

kreativitas siswa yang nantinya akan berkembang.

Selain faktor pendukung, ada faktor yang dapat menghambat dalam

menumbuhkembangkan kreativitas siswa, faktor penghambat itu baik yang

berasal dari dalam diri siswa ataupun dari luar diri siswa. Faktor tersebut

antara lain selalu adanya perasaan takut gagal 8,1%, pendirian yang selalu

tidak tetap 7%, terkadang merasa cukup apa yang sudah diperoleh 45,3%. Itu

semua adalah faktor penghambat yang bersal dari dalam diri siswa, yang

berasal dari luar diri siswa seperti keterbatasan waktu yang selalu siswa

rasakan dalam belajar 1,2%, keluarga yang kurang mendukung kegiatan

53,5% responden menjawab tidak pernah, dan kritikan dari orang lain yang

terkadang membuat siswa tidak semangat 27,9%. Walaupun dilihat kecil

pengaruh penghambat dari kreativitas, namun itu tetap harus di perbaiki agar

nantinya tidak bertambah tinggi prosentasenya.

4 Deden finanda, wawancara pribadi denagn guru bidang study Pendidikan Agama Islam

(PAI) SMP Negeri 20 Tangerang, 9 Maret 2010

Page 77: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

70

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah melakukan penelitian dan melakukan pengolahan data yang telah

terkumpul, selanjutnya penulis akan memberikan kesimpulan dan saran terhadap

data yang penulis peroleh.

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang sudah terkumpul dan diinterpretasikan, maka

penulis dapat memperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Kreativitas guru di SMP Negeri 20 Tangerang dapat dinilai cukup baik,

walaupun masih belum terlaksana dengan baik namun kreativitas guru

dalam pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI) sedikit banyak telah

dapat diwujudkan oleh sekolah tersebut. ini semua dapat terlihat dari

bagaimana guru menerapkan cara pengajarannya kepada siswa dalam

menyampaikan materi pelajaran, dimana cara pengajaran yang guru

terapkan merupakan ciri-ciri dari guru yang kreatif.

2. Pengajaran guru yang kreatif tentunya dapat memotivasi siswa dalam

belajar, tidak terkecuali dengan pembelajaran pendidikan agama Islam

(PAI) yang dalam penelitian ini dapat dijelaskan dan diambil

kesimpulannya bahwa memang kreativitas guru dalam mengajar

pendidikan agama Islam (PAI) di SMP Negeri 20 Tangerang ini dapat

memotivasi siswa untuk lebih bersemangat dalam belajar.

Page 78: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

71

3. Dalam pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI) faktor-faktor yang

mempengaruhi kreativitas ada dua, yang pertama ialah faktor pendukung

baik intern ataupun ekstern yang meliputi rasa percaya diri, berani, terbuka

terhadap gagasan orang lain, dukungan dari lingkungan, waktu luang dan

materi yang cukup.

B. Saran

Dilihat dari kesimpulan yang telah penulis jelaskan, maka untuk

kemajuan dunia pendidikan dimasa yang akan datang, penulis menyarankan

baik kepada guru, pihak sekolah maupun kepada orang tua siswa. Yakni:

1. Untuk para guru diharapkan agar menggunakan potensi kreatif yang

dimilikinya, Karena kreativitas itu penting untuk kelangsungan dan

kemajuan belajar siswa yang nantinya bisa berdampak demi kemajuan

pendidikan.

2. Bagi pihak sekolah penulis menyarankan agar kemampuan kreatif dari

tenaga pengajar perlu di tingkatkan, seperti dengan mengadakan study

banding, kegiatan lokakarya antar guru, pelatihan-pelatihan motivator

pembangkit kreativitas.

3. Kepada orang tua diharapkan untuk mengawasi anak dalam menggunakan

waktu luangnya sebagai ajang berkreasi.

Page 79: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

72

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, M,. Filsafat Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 1993

., Ilmu pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1993

Arifin Muzyyin, Pendidikan Islam Dalam Arus Dinamika Masyarakat (suatu

pendekatan filosofis, pedagogis dan cultural)

Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 2002

Az-za’ Balawi M Sayyid Muhammad, Pendidikan Remaja Antara Islam dan Ilmu

Jiwa, Jakarta: Gema Insani Press, 2007

Darajat Zakiah, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2006

, Kepribadian Guru, Jakarta: PT. Bulan Bintang, 2005

, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1995

Degun, M. Save, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, Jakarta: LPKN, 2000

Echols John, dan Hasan Sadilly, Kamus Bahasa Inggris-Indonesia, Jakarta:

Gramedia, 2000

L. Zulkifli, Psikologi Perkembangan , Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005

Langgulung Hasan, Atas-atas Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1987

Majid Abdul dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,

Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2004

Makmun Abin Syamsudin, Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran

Modul, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005

Mulyasa E, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2008

MP. Samuel, Mari Mempertinggi Kreativitas, Jakarta: PT. Gunung Agung, 1987

Munanadar Utami, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, …

, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, Jakarta: Pusat Perbukuan

Depdiknas dan PT. Rineka Cipta, 2004

Page 80: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

73

Narbuko Cholid dan Abu Ahmadi, Metodologi penelitian, Jakarta: Bumi Aksaa,

2004

Nizar Samsul, Pengantar Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Islam, Jakarta:

Media Pratama, 2001

Noor Syam, Pengantar Dasar-Dasar Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1981

Nurudin Syafrudin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Jakarta:

Quantum Teaching, 2005

Olson, W Robert, Seni Berfikir Kretif, Sebuah Pedoman Praktis, Jakarta:

Erlangga, 1992

S. Sudjana, Manajemen Program Pendidikan Untuk Pendidikan Luar Sekolah dan

Pengembangan SDM, Bandung: Falah Production, 2000

Said Muh dan Junimar Affan, Psikologi Dari Zaman ke Zaman, Bandung:

Jemmars, 1990

Santrock, W.John, Adolescence Perkembangan Remaja, Jakarta: Erlangga, 2005

Semiawan Conny, dkk, Memupuk Bakat dan Kreativitas Siswa Sekolah

Menengah, Jakarta: Gramedia, 1990

Sudarsono, Kamus Filsafat dan Psikologi, Jakarta: Rineka Cipta, 1993

Syah Muhibbin, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 1995

Tohirin, Psikologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2002

UURI, No. 2 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Bandung: Citra Umbara,

2003

Yamin Martimis, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta: Gaung

Persada Press, 2004

Page 81: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

74

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 82: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

75

PEDOMAN WAWANCARA

Pertanyaan

1. Dalam pengajaran PAI bapak/ibu menggunakan sistem belajar seperti apa?

Apakah efektif?

2. Agar siswa betah belajar di dalam kelas, situasi belajar seperti apa yang

biasanya bapak/ibu ciptakan?

3. Menurut pendapat bapak/ibu apakah berfikir kreatif itu penting bagi

siswa?

4. Apakah dalam kegiatan belajar mengajar PAI siswa sering diajak

berdiskusi ?

5. Selain sebagai seorang guru, apakah bapak/ibu juga sering dijadikan

tem[at curhat bagi para siswa?

6. Apakah bapak/ibu sering melakukan tanya jawab ketika selesai

menerangkan materi PAI?

7. Menurut bapak/ibu bagaimana antusias siswa dalam mengikuti pelajaran

PAI?

8. Apakah siswa banyak yang mengikuti kegiatan keagamaan di sekolah?

9. Apa dan bagaimana cara bapak/ibu dalam meningkatkan pengetahuan

siswa terhadap PAI?

10. Apakah ada penghargaan dan hukuman apabila siswa dengan baik

mengerjakan tugas-tugasnya ataupun melakukan kesalahan? Seperti apa?

11. Bagaimana caranya bapak/ibu menjelaskan materi PAI agar siswa mudah

memahaminya?

12. Sebagai guru, bagaimana caranya bapak/ibu menumbuhkan rasa berani

dan percaya diri siswa agar mau mengungkapkan gagasan-gagasan mereka

terhadap materi PAI yang telah dijelaskan?

13. Apakah sekolah menyediakan sarana prasarana untuk meningkatkan

kreativitas siswa?

14. Apakah bapak/ibu memberi kesempatan siswa untuk bertanya di luar jam

pelajaran?

15. Dengan menggunakan metode ceramah, apakah cukup untuk

menyampaikan materi PAI?

16. Waktu jam pelajaran di sekolah apakah bapak/ibu rasakan itu sudah

cukup?

Page 83: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

76

1. Dalam pengajaran PAI bapak/ibu menggunakan system belajar seperti

apa? Apakah efektif?

Jawab: untuk saya pribadi setiap mengajar PAI karma memang yang

sekarang khusus menggunakan system belajar KTSP, maka saya

pun menggunakan system belajar KTSP. Keefektifan itu sendiri

sangat efektif karena dalam KTSP itu anak-anak sendiri yang lebih

digiatkan yang sifatnya itu mereka mencari tahu sendiri, bagaimana

mereka mengolah apa yang telah mereka temukan jawaban dari

permasalahan dan kita sebagai pengajar tinggal menambahkan

penjelasan tersebut. Seperti itu.

2. Agar siswa betah belajar di dalam kelas, situasi belajar seperti apa yang

biasanya bapak/ibu ciptakan?

Jawab: kalau untuk situasi kelas, kita boleh tegang atau lebih tepatnya

“sersan” serius tapi santai. Kadang-kadang kita boleh serius,

terkadang kita juga bias santai, karena kalau kita terlalu serius

anak-anak pun akan merasa tegang bias jadi tidak konsentrasi. Jadi

bias kita ciptakan humor sedikit, ya disesuaikan dengan keadaan.

3. Menurut bapak/ibu apakah berfikir kreatif itu penting bagi siswa?

Jawab: harus, jangan sampai anak-anak itu mempunyai sifat yang hanya

menerima apa yang diberikan oleh guru tanpa tahu proses dan

pemahamannya. Jadi biarkan pikiran anak berkembang, tapi

dengan tuntunan dan bimbingan.

4. Apakah dalam kegiatan belajar mengajar PAI siswa sering diajak

berdiskusi?

Jawab: Harus, setiap ada pertanyaan di diskusikan bareng, pertama biarkan

mereka menjawab dengan pemahaman mereka masing-masing,

nanti kemudian baru jawaban-jawaban dari mereka kita simpulkan

5. Selain sebagai seorang guru, apakah bapak/ibu juga sering dijadikan

tempat curhat bagi para siswa?

Jawab: Sering, mereka sering menjadikan saya tempat curhat, saya

mempersilahkan mereka yang mau bercerita, baik itu masalah

pribadi atau pelajaran. Pasti kita Bantu.

Page 84: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

77

6. Apakah bapak/ibu sering melakukan Tanya jawab ketika selesai

menerangkan materi PAI?

Jawab:

7. Menurut bapak/ibu bagaimana antusias siswa dalam mengikuti pelajaran

PAI?

Jawab: Kesemangatan itu ada, ya tapi 1 atau 2 orang ada juga anak-anak

yang males, acuh tak acuh, namun itu semua tergantung

pembawaan kita juga di dalam kelas.

8. Apakah siswa banyak yang mengikuti kegiatan keagamaan di sekolah?

Jawab: Banyak, kegiatan keagamaan itu sendiri diantaranya adalah

pengajian, kesenian islam seperti marawis, itu tergabung di dalam

kegiatan yang dinamakan rohis.

9. Apa dan bagaimana cara bapak/ibu dalam meningkatkan pengetahuan

siswa terhadap PAI?

Jawab: Kalau untuk meningkatkan pengetahuan keagamaan, saya pribadi

harus lebih banyak membaca buku, sering mengikuti pengajian.

Dan untuk siswa kita bias menjelaskan lebih jelas agar mereka

paham dan pengetahuan mereka tentang PAI dapat meningkat.

10. Apakah ada penghargaan dan hukuman apabila siswa dengan baik

mengerjakan tugas-tugasnya ataupun melakukan kesalahan? Seperti Apa ?

Jawab: Pastinya ada, bagi anak yang mengerjakan tugasnya dengan baik,

maka sudah tentu ia akan mendapat nilai tambah. Sedangkan yang

melakukan kesalahan, pastinya ada hukuman. Namun hukuman itu

kita sesuaikan dengan kesalahan yang dilakukan, seperti

merangkum atau yang lainnya. Tapi tidak dengan kekerasan.

11. Bagaimana caranya bapak/ibu menjelaskan materi PAI agar siswa mudah

memahaminya?

Jawab: pertama dengan ceramah, setelah selesai dijelaskan maka siswa

diberi kesempatan untuk bertanya. Atau kita menjelaskannya

dengan bercerita.

Page 85: KREATIVITAS GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3700/1/ALFIYANI... · menjadi amal saleh serta diterima Allah swt. dan semoga Allah

78

12. Sebagai guru, bagaimana caranya bapak/ibu menumbuhkan rasa berani

dan percaya diri siswa agar mau mengungkapkan gagasan-gagasan mereka

terhadap materi PAI yang telah dijelaskan?

Jawab: kita harus menekankan bahwa otak manusia itu sangat istimewa,

ketika mereka menjawab tidak harus disalahkan atau dibenarkan,

namun kita tampung jawaban-jawaban mereka terlebih dahulu.

Karena dengan begitu mereka berani mengungkapkan gagasan-

gagasan mereka. Karena kalau disalahkan mereka nantinya akan

merasa takut dan akhirnya tidak mau mengungkapkan gagasan-

gagasan yang mereka ingin ungkapkan.

13. Apakah sekolah menyediakan sarana prasarana untuk meningkatkan

kreativitas siswa?

Jawab: Alhamdulillah pihak sekolah sangat peduli, sangat mendukung dan

menyediakan sarana prasarana. Selain itu sekolah juga memberikan

dukungan berupa dukungan financial untuk kegiatan keagamaan di

sekolah (rohis).

14. Apakah bapak/ibu memberikan kesempatan siswa untuk bertanya diluar

jam pelajaran?

Jawab: sangat. Tidak masalah bagi kita mau di luar jam pelajaran atau

mungkin di luar sekolah. Karena kalau ada yang bertanya kenapa

kita tidak menjawab.

15. Dengan menggunakan metode ceramah, apakah cukup untuk

menyampaikan materi PAI?

Jawab: Kurang, cara atau metode pelajaran yang baik ialah ceramah

sedikit dan diskusi yang banyak. Karena apabila dengan ceramah

mereka akan mengantuk dan merasa bosan.

16. Waktu jam pelajaran di sekolah apakah bapak.ibu rasakan itu sudah

cukup?

Jawab: Kalau dibilang cukup, saya rasa kurang. Karena hanya 3 jam saja,

padahal minimal waktu untuk pelajaran PAI 5 jam.