KREASI ILUSTRASI BUKU KISAH RORO JONGGRANG KARYA TIRA...
Transcript of KREASI ILUSTRASI BUKU KISAH RORO JONGGRANG KARYA TIRA...
i
KREASI ILUSTRASI BUKU KISAH RORO JONGGRANG
KARYA TIRA IKRANEGARA SEBAGAI PENYAMPAI
PESAN MORAL BAGI REMAJA
Proyek Studi
Diajukan dalam rangka menyelesaikan Studi Strata I untuk memperoleh gelar Sarjana Seni Rupa
Oleh
Fandy Akhmad
2411414032
JURUSAN SENI RUPA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019
ii
iii
SURAT PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam proyek studi dengan judul
“Kreasi Ilustrasi Kisah Roro Jonggrang Karya Tira Ikranegara Sebagai Penyampai
Pesan Moral Bagi Remaja” adalah benar-benar hasil karya sendiri dan tidak
menjiplak karya ilmiah orang lain, baik seluruhnya atau sebagian. Pendapat atau
temuan orang lain yang terdapat dalam proyek studi ini dikutip atau dirujuk sesuai
kode etik ilmiah.
Semarang, 1 Desember 2018
Fandy Akhmad
NIM. 2411414032
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
“Rendah hatilah, tapi jangan rendah diri”
(Emha Ainun Nadjib)
Karya ini dipersembahkan untuk:
1. Seluruh Keluarga saya, sahabat, teman-
teman yang saya cintai. Terima kasih
atas limpahan kasih sayang, doa dan
dukungannya.
2. Almamater Universitas Negeri
Semarang.
v
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan kasih dan karunia-Nya sejak awal berproses hingga penulis
dapat menyelesaikan proyek studi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana.
Dalam usaha menyelesaikan proyek studi ini, penulis telah banyak
mendapat bantuan dan dukungan dari bapak/ibu dosen, keluarga, teman-teman
seperjuangan. Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. M. Jazuli, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni yang telah
yang telah memberikan kemudahan dalam kegiatan akademis penulis di
Universitas Negeri Semarang.
2. Dr. Syakir, M.Sn., selaku Ketua Jurusan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan
Seni Universitas Negeri Semarang serta dosen pembimbing I atas
kesabaran dan waktunya sehingga penulis dapat menyelesaikan proyek
studi ini, serta telah memberikan fasilitas administratif, selama menempuh
studi di Jurusan Seni Rupa.
3. Eko Haryanto, S.Pd., M.Ds., selaku dosen wali prodi Seni Rupa
Konsentrasi Desain Komunikasi Visual rombel B angkatan 2014 yang
telah memberikan arahan, serta ilmunya kepada penulis.
4. Rahina Nugrahani, S.Sn, M.Ds., selaku dosen pembimbing II atas waktu,
bimbingan, arahan, saran dan ilmunya sehingga penulis dapat
menyelesaikan proyek studi ini.
vi
5. Bapak/ibu dosen Jurusan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas
Negeri Semarang yang telah membekali penulis dengan ilmu pengetahuan
dan seni selama kuliah.
6. Keluarga tercinta yang selalu memberikan semangat, motivasi dan kasih
sayang yang melimpah serta doa demi keberhasilan pendidikan penulis.
7. Sahabat-sahabat Desain Komunikasi Visual angkatan 2014 yang namanya
tidak bisa disebutkan satu persatu, penulis ucapkan terimakasih atas
bantuan, partisipasi dan dukungannya baik moril maupun materiil dalam
pengerjaan proyek studi ini.
Penulis menyadari bahwa proyek studi ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis mohon kritik dan saran untuk
kesempurnaan proyek studi ini.
Semarang, 1 Desember 2018
Fandy Akhmad
NIM. 2411414032
vii
SARI
Akhmad, Fandy. 2018. Kreasi Ilustrasi Buku Cerita Kisah Roro Jonggrang Karya Tira Ikranegara Sebagai Penyampai Pesan Moral Bagi Remaja. Proyek Studi. Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Dr. Syakir, M.Sn., Pembimbing II Rahina Nugrahani, S.Sn, M.Ds.
Kata kunci: Buku Cerita, Roro Jonggrang, Ilustrasi, Remaja.
Cerita rakyat merupakan warisan berharga yang disampaikan secara turun-temurun dan tidak dapat dipisahkan dari suatu komunitas. Cerita rakyat tersebut selain indah juga mengandung nilai - nilai yang berhubungan dengan moral kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, cerita rakyat merupakan salah satu bentuk jati diri dalam peradaban sebuah bangsa sehingga patut untuk dilestarikan. Salah satunya adalah kisah Roro Jonggrang. Buku cerita bergambar merupakan salah satu karya seni yang dapat dijadikan sebagai media komunikasi yang kuat karena dalam buku cerita bergambar terdapat ilustrasi yang berkaitan dengan cerita yang ingin disampaikan yang disertai dengan narasi mengenai cerita tersebut. Memvisualisasikan kisah Roro Jonggrang ke dalam buku cerita bergambar dapat menjadi sarana untuk mengabadikan dan menyampaikan pesan-pesan yang terkandung dalam kisah Roro Jonggrang bagi remaja. Tujuan proyek studi ini adalah untuk menghasilkan rancangan (dummy) buku cerita bergambar kisah Roro Jonggrang yang berfungsi sebagai media penyampai pesan moral bagi remaja.
Media yang digunakan adalah digital print pada kertas Ivory 260 gsm untuk cover dan kertas kertas CTS 120 gram untuk isi buku. Teknik berkarya dilakukan mulai dari pembuatan sketsa layout dan ilustrasi yang akan diterapkan dengan menggunakan komputer dan bantuan pen tablet pada software Adobe Photosop CS6. Kemudian dilakukan proses pewarnaan dan selanjutnya dilayout dan memberikan teks narasi dengan software Adobe Illustrator CC 2014. Kemudain dicetak dan dijilid menjadi sebuah buku cerita bergambar. Proses berkarya meliputi: (1) Pencarian Ide, (2) Penetapan Tujuan, (3) Analisis Khalayak Sasaran, (4) Pra Produksi, meliputi perancangan konten buku cerita bergambar, penggambaran karakter, pembuatan storyboard (5) Produksi, meliputi pembuatan sketsa, proses pewarnaan, layout dan pemberian teks, konsultasi karya, print out dan finishing (6) Pasca Produksi.
Dalam pembuatan keseluruhan karya memperhatikan elemen-elemen dan prinsip-prinsip desain. Karya yang dihasilkan adalah sebuah buku cerita bergambar tentang kisah Ramayana dengan ukuran 21 cm x 29,7 cm, buku terdiri atas 2 halaman cover, 1 halaman pembuka, 1 halaman profil dan 15 halaman sequence. Karakteristik karya ilustrasi yang dibuat menggunakan pendekatan realistis.
Karya proyek studi ini sudah menghasilkan sebuah rancangan (dummy) buku cerita bergambar Kisah Roro Jonggrang dan menyampaikan pesan moral yang terdapat dalam kisah Roro Jonggrang bagi remaja. Buku cerita ini diharapkan dapat menarik minat genarasi muda untuk mempelajari lebih dalam mengenai kisah Roro Jonggrang. Buku ini juga diharapkan dapat memberikan inspirasi dan motivasi kepada ilustrator lain untuk menciptakan karya dalam bentuk buku cerita dengan pemilihan tema yang berbeda dan lebih kreatif serta bervariasi lagi.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
PERNYATAAN .............................................................................................. ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ iii
PRAKATA ...................................................................................................... iv
SARI ................................................................................................................ vi
DAFTAR ISI .................................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvii
BAB 1: PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1. Alasan Pemilihan Tema ....................................................................... 1
1.2. Alasan Pemilihan Jenis Karya .............................................................. 2
1.3. Tujuan Pembuatan Proyek Studi .......................................................... 5
1.4. Manfaat Pembuatan Karya Proyek Studi ............................................. 5
BAB 2 : LANDASAN KONSEPTUAL ........................................................ 7
2.1. Tinjauan Kreasi .................................................................................. 7
2.1.1. Proses Kreasi ........................................................................... 7
2.2. Tinjauan Desain Komunikasi Visual .................................................. 8
2.2.1. Unsur Desain ............................................................................ 9
2.2.2. Prinsip Desain .......................................................................... 11
2.3.Tinjauan Ilustrasi ................................................................................. 12
2.3.1. Jenis-Jenis Ilustrasi .................................................................. 14
2.3.2. Fungsi Ilustrasi ......................................................................... 16
ix
2.4. Tinjauan Buku ..................................................................................... 17
2.4.1. Unsur-Unsur Pembentuk Gambar Pada Buku Ilustrasi............ 19
2.5. Kisah Roro Jonggrang ......................................................................... 22
2.5.1. Sinopsis Kisah Roro Jonggrang Karya Tira Ikranegara........... 22
2.5.2. Tokoh dalam Kisah Roro Jonggrang ....................................... 23
2.5.3. Pesan Moral Kisah Roro Jonggrang ........................................ 24
2.6. Remaja ................................................................................................ 25
2.6.1. Pengertian Remaja ............................................................. 25
2.6.2. Karakteristik Remaja ......................................................... 26
BAB 3 : METODE BERKARYA ................................................................. 29
3.1. Media .................................................................................................. 29
3.1.1. Bahan ...................................................................................... 29
3.1.2. Alat ........................................................................................... 29
3.2. Teknik Berkarya ................................................................................. 32
3.3. Proses Berkarya .................................................................................. 32
3.3.1. Pencarian Ide ............................................................................ 32
3.3.2. Penetapan Tujuan ..................................................................... 33
3.3.3. Analisis Khalayak Sasaran ....................................................... 33
3.3.4. Pengumpulan Data ................................................................... 35
3.3.5. Pra Produksi ............................................................................. 36
3.3.5.1. Perancangan Konten Buku Cerita Bergambar ............. 36
3.3.5.2. Pembentukan Tokoh .................................................... 37
3.3.5.3. Pembuatan Storyline .................................................... 37
x
3.3.6. Produksi ................................................................................... 38
3.3.6.1. Proses Kreatif ............................................................... 38
3.3.6.2. Layout dan Pemberian Teks ......................................... 43
3.3.6.3. Konsultasi Karya .......................................................... 43
3.3.6.4. Print-out dan Finishing ................................................ 43
3.3.7. Pasca Produksi ......................................................................... 43
3.3.8. Bagan Proses Berkarya ............................................................ 45
3.4. Strategi Media .................................................................................... 45
BAB 4 : DESKRIPSI DAN ANALISIS KARYA ........................................ 47
4.1. Buku Cerita Kisah Roro Jonggrang .................................................... 47
4.1.1. Cover Depan dan Belakang...................................................... 48
4.1.1.1. Spesifikasi Karya ......................................................... 48
4.1.1.2. Deskripsi ...................................................................... 48
4.1.1.3. Analisis Karya .............................................................. 49
4.1.2. Halaman Pembuka ................................................................... 53
4.1.2.1. Spesifikasi Karya ......................................................... 53
4.1.2.2. Deskripsi ...................................................................... 54
4.1.2.3. Analisis Karya .............................................................. 54
4.1.3. Sequence 1 ............................................................................... 57
4.1.3.1. Spesifikasi Karya ......................................................... 57
4.1.3.2. Deskripsi ...................................................................... 57
4.1.3.3. Analisis Karya .............................................................. 58
4.1.4. Sequence 2 ............................................................................... 62
xi
4.1.4.1. Spesifikasi Karya ......................................................... 62
4.1.4.2. Deskripsi ...................................................................... 63
4.1.4.3. Analisis Karya .............................................................. 63
4.1.5. Sequence 3 ............................................................................... 68
4.1.5.1. Spesifikasi Karya ......................................................... 68
4.1.5.2. Deskripsi ...................................................................... 69
4.1.5.3. Analisis Karya .............................................................. 69
4.1.6. Sequence 4 ............................................................................... 73
4.1.6.1. Spesifikasi Karya ......................................................... 73
4.1.6.2. Deskripsi ...................................................................... 73
4.1.6.3. Analisis Karya .............................................................. 74
4.1.7. Sequence 5 ............................................................................... 78
4.1.7.1. Spesifikasi Karya ......................................................... 78
4.1.7.2. Deskripsi ...................................................................... 79
4.1.7.3. Analisis Karya .............................................................. 79
4.1.8. Sequence 6 ............................................................................... 84
4.1.8.1. Spesifikasi Karya ......................................................... 85
4.1.8.2. Deskripsi ...................................................................... 85
4.1.8.3. Analisis Karya .............................................................. 85
4.1.9. Sequence 7 ............................................................................... 90
4.1.9.1. Spesifikasi Karya ......................................................... 91
4.1.9.2. Deskripsi ...................................................................... 91
4.1.9.3. Analisis Karya .............................................................. 91
xii
4.1.10. Sequence 8 ............................................................................... 96
4.1.10.1. Spesifikasi Karya ......................................................... 96
4.1.10.2. Deskripsi ...................................................................... 96
4.1.10.3. Analisis Karya .............................................................. 97
4.1.11. Sequence 9 ............................................................................... 102
4.1.11.1. Spesifikasi Karya ......................................................... 102
4.1.11.2. Deskripsi ...................................................................... 102
4.1.11.3. Analisis Karya .............................................................. 103
4.1.12. Sequence 10 ............................................................................. 107
4.1.12.1. Spesifikasi Karya ......................................................... 108
4.1.12.2. Deskripsi ...................................................................... 108
4.1.12.3. Analisis Karya .............................................................. 108
4.1.13. Sequence 11 ............................................................................. 112
4.1.13.1. Spesifikasi Karya ......................................................... 112
4.1.13.2. Deskripsi ...................................................................... 113
4.1.13.3. Analisis Karya .............................................................. 113
4.1.14. Sequence 12 ............................................................................. 117
4.1.14.1. Spesifikasi Karya ......................................................... 118
4.1.14.2. Deskripsi ...................................................................... 118
4.1.14.3. Analisis Karya .............................................................. 118
4.1.15. Sequence 13 ............................................................................. 123
4.1.15.1. Spesifikasi Karya ......................................................... 123
4.1.15.2. Deskripsi ...................................................................... 123
xiii
4.1.15.3. Analisis Karya .............................................................. 124
4.1.16. Sequence 14 ............................................................................. 128
4.1.16.1. Spesifikasi Karya ......................................................... 128
4.1.16.2. Deskripsi ...................................................................... 128
4.1.16.3. Analisis Karya .............................................................. 129
4.1.17. Sequence 15 ............................................................................. 133
4.1.17.1. Spesifikasi Karya ......................................................... 134
4.1.17.2. Deskripsi ...................................................................... 134
4.1.17.3. Analisis Karya .............................................................. 134
4.1.18. Halaman Profil ......................................................................... 139
4.1.18.1. Spesifikasi Karya ......................................................... 139
4.1.18.2. Deskripsi ...................................................................... 139
4.1.18.3. Analisis Karya .............................................................. 140
4.2. Analisis Pesan Moral yang Terkandung dalam Kisah Roro
Jonggrang ........................................................................................... 141
BAB 5 : PENUTUP ........................................................................................ 143
5.1. Simpulan ............................................................................................. 144
5.2. Saran ................................................................................................... 144
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 145
LAMPIRAN .................................................................................................... 149
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Peralatan yang digunakan ........................................................... 31
Gambar 3.2 Komik dan fanart sebagai inspirasi gambar ............................... 36
Gambar 3.3 Buto Rambut Geni ...................................................................... 38
Gambar 3.4 Sketsa Bondowoso ...................................................................... 39
Gambar 3.5 Warna Dasar Bondowoso ........................................................... 40
Gambar 3.6 Arah Cahaya Bondowoso ........................................................... 41
Gambar 3.7 Penambahan warna gelap terang Bondowoso ............................ 42
Gambar 3.8 Bondowoso Final ....................................................................... 42
Gambar 3.9 Bagan Proses Berkarya ............................................................... 45
Gambar 4.1 Cover depan dan belakang buku cerita Kisah Roro Jonggrang .. 47
Gambar 4.2 Proses Pewarnaan Cover Depan ................................................. 49
Gambar 4.3 Proses Perancangan Cover Belakang ......................................... 50
Gambar 4.4 Halaman Pembuka ...................................................................... 53
Gambar 4.5 Proses Perancangan Halaman Pembuka ..................................... 55
Gambar 4.6 Sequence 1 .................................................................................. 57
Gambar 4.7 Proses Pewarnaan dan Layout Sequence 1 ................................. 59
Gambar 4.8 Sequence 2 .................................................................................. 62
Gambar 4.9 Proses Pewarnaan dan Layout Ilustrasi Sequence 2 ................... 64
Gambar 4.10 Sequence 3 ................................................................................ 68
Gambar 4.11 Proses Pewarnaan dan Layout Sequence 3 ............................... 70
Gambar 4.12 Sequence 4 ................................................................................ 73
Gambar 4.13 Proses Pewarnaan Sequence 4 .................................................. 75
xv
Gambar 4.14 Hasil Layout Sequence 4........................................................... 75
Gambar 4.15 Sequence 5 ................................................................................ 78
Gambar 4.16 Proses Pewarnaan Ilustrasi Sequence 5 .................................... 80
Gambar 4.17 Hasil Layout Sequence 5........................................................... 81
Gambar 4.18 Sequence 6 ................................................................................ 84
Gambar 4.19 Proses Pewarnaan dan Layout Ilustrasi Sequence 6 ................. 86
Gambar 4.20 Sequence 7 ................................................................................ 90
Gambar 4.21 Proses Pewarnaan dan Layout Sequence 7 ............................... 92
Gambar 4.22 Sequence 8 ................................................................................ 96
Gambar 4.23 Proses Pewarnaan dan Layout Sequence 8 ............................... 98
Gambar 4.24 Sequence 9 ................................................................................ 102
Gambar 4.25 Proses Pewarnaan dan Layout Sequence 9 ............................... 104
Gambar 4.26 Sequence 10 .............................................................................. 107
Gambar 4.27 Proses Pewarnaan dan Layout Sequence 10 ............................. 109
Gambar 4.28 Sequence 11 .............................................................................. 112
Gambar 4.29 Proses Pewarnaan dan Layout Sequence 11 ............................. 114
Gambar 4.30 Sequence 12 .............................................................................. 117
Gambar 4.31 Proses Pewarnaan dan Layout Sequence 12 ............................. 119
Gambar 4.32 Sequence 13 .............................................................................. 123
Gambar 4.33 Proses Pewarnaan Sequence 13 ................................................ 124
Gambar 4.34 Hasil Layout Sequence 13......................................................... 125
Gambar 4.35 Sequence 14 .............................................................................. 128
Gambar 4.36 Proses Pewarnaan dan Layout Sequence 14 ............................. 129
xvi
Gambar 4.37 Sequence 15 .............................................................................. 133
Gambar 4.38 Proses Pewarnaan dan Layout Sequence 15 ............................. 135
Gambar 4.39 Halaman Profil .......................................................................... 139
Gambar 4.40 Proses dan Hasil Layout Halaman Profil .................................. 140
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Storyline .......................................................................................... 37
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Alasan Pemilihan Tema
Cerita rakyat merupakan warisan berharga yang disampaikan secara turun-
temurun dan tidak dapat dipisahkan dari suatu komunitas. Setiap komunitas dari
berbagai daerah di Indonesia memiliki cerita rakyat yang beranekaragam, baik
dalam bentuk mitos, legenda ataupun dongeng. Cerita rakyat tersebut selain indah
juga mengandung nilai - nilai yang berhubungan dengan moral kehidupan sehari-
hari. Kisah asal usul suatu masyarakat maupun nilai - nilai budaya yang mereka
anut juga dapat diketahui melalui cerita rakyat. Oleh sebab itu, cerita rakyat
merupakan salah satu bentuk jati diri dalam peradaban sebuah bangsa sehingga
patut untuk dilestarikan. Cerita rakyat sendiri memiliki banyak jenisnya, seperti
fabel, legenda, mitos, epos, cerita jenaka, dan sage.
Kisah Roro Jonggrang merupakan contoh cerita rakyat yang melatar
belakangi asal usul candi Prambanan di Jogjakarta. Banyak manfaat dapat
diperoleh dengan mendengarkan cerita kisah Roro Jonggrang. Salah satunya, kita
dapat memperoleh pengalaman dan pembelajaran melalui peristiwa- peristiwa
yang dialami tokoh-tokohnya. Pesan dalam cerita kadang diungkapkan secara
langsung, tetapi terkadang pula diungkapkan secara tidak langsung melalui
tingkah laku tokoh-tokohnya.
Seiring dengan berjalannya waktu, minat generasi zaman sekarang akan
cerita rakyat nusantara khususnya kisah Roro Jonggrang perlahan–lahan mulai
2
berkurang. Cerita rakyat berasal dari tradisi yang disampaikan dari generasi ke
generasi melalui lisan. Namun ketika banyak hiburan atau banyak perhatian lain
bagi masyarakat, cerita rakyat perlahan luntur. Remaja saat ini mulai
meninggalkan cerita rakyat dan lebih menyukai menonton film bioskop dan
bermain video games atau membaca cergam, komik dan novel. Bahkan saat ini
banyak remaja yang sangat mengidolakan tokoh-tokoh superhero luar negeri yang
lebih modern dari pada sekadar membaca buku cerita rakyat khususnya kisah
Roro Jonggrang. Padahal kalau mereka mau membaca, sebenarnya cerita kisah
Roro Jonggrang sangat menarik dan memberi inspirasi tentang nilai–nilai
kepahlawanan dan kebajikan yang ada di dalamnya. Kurangnya kesadaran
masyarakat dan secara khusus remaja untuk melestarikan kebudayaan tradisional
Indonesia, jika hal ini dibiarkan begitu saja maka lama-kelamaan kebudayaan
tersebut akan hilang dan tergeser oleh kemajuan zaman.
Beranjak dari pernyataan di atas, maka muncul ide untuk memperkenalkan
dan mempopulerkan kembali cerita kisah Roro Jonggrang yang disajikan secara
menarik dan interaktif agar pesan moral dari cerita tersebut dapat tersampaikan
kepada pembaca.
1.2. Alasan Pemilihan Jenis Karya
Karya seni ilustrasi memiliki beragam jenis, buku cerita bergambar
merupakan salah satu bagian dari karya seni ilustrasi. Istilah ilustrasi diambil dari
bahasa Inggris illustration dengan bentuk kata kerjanya to illustrate dan dari
bahasa Latin illustrare yang berarti membuat terang. Muharrar (2003: 2)
3
mendefinisikan ilustrasi sebagai gambar atau alat bantu yang membuat sesuatu
(seperti buku atau ceramah) menjadi lebih jelas, lebih bermanfaat atau menarik,
sedangkan dalam arti luas ilustrasi didefinisikan pula sebagai gambar yang
bercerita. Sedangkan buku cerita bergambar berisi tentang penggambaran sebuah
kejadian atau ide, baik berupa fakta maupun bersifat imajinatif agar mudah
dicerna atau dipahami pembaca.
Komunikasi berdasarkan proses penyampaiannya dibedakan menjadi dua
yaitu komunikasi secara langsung dan komunikasi tidak langsung. Komunikasi
langsung merupakan komunikasi yang terjadi ketika adanya interaksi antara
seseorang dengan orang lain yang proses pemberian informasinya diberikan
secara langsung melalui dialog tatap muka ataupun melalui perantara media
seperti telepon, handphone, dan lain sebagainya. Sedangkan komunikasi tidak
langsung proses penyampaian informasi terjadi satu arah serta menggunakan
media penyalur seperti halnya buku, koran, majalah, dan lain sebagainya.
Buku cerita bergambar merupakan media yang unik, karena
menggabungkan unsur-unsur seperti teks dan ilustrasi yang dipadupadankan
dalam bentuk yang kreatif sehingga dapat menarik perhatian semua orang dari
segala usia, karena memiliki kelebihan yaitu mudah dipahami. Dalam hal ini
ilustrasi lebih mempunyai peran yang dominan, karena dengan ilustrasi yang lebih
dominan dapat merangsang pembaca untuk berimajinasi dan turut merasakan apa
yang terjadi dalam cerita yang dibaca.
Buku cerita bergambar merupakan salah satu karya seni yang dapat
dijadikan sebagai media komunikasi yang kuat karena dalam buku cerita
4
bergambar terdapat ilustrasi yang berkaitan dengan cerita yang ingin disampaikan
yang disertai dengan narasi mengenai cerita tersebut, dengan demikian para
pembaca dapat dengan mudah menerima informasi atau pesan yang hendak
disampaikan melalui buku cerita bergambar.
Buku cerita bergambar dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk
pendidikan, sarana untuk advertising dan sebagai sarana hiburan, hal tersebut
ditunjang dengan bentuknya yang relatif mudah untuk dibawa kemana-mana
sehingga informasi yang berada di dalam buku dapat dinikmati di berbagai
tempat. Selain sebagai media komunikasi, sebuah buku cerita bergambar juga
dapat berfungsi sebagai benda koleksi, karena buku cerita bergambar adalah karya
seni yang terdiri dari sampul muka sampai sampul belakang, yang berisi antara
teks dan ilustrasi yang dipadupadankan secara baik dengan mempertimbangkan
prinsip-prinsip desain.
Memviusalisasikan kisah Roro Jonggrang ke dalam buku cerita bergambar
dapat menjadi sarana untuk mengabadikan dan menyampaikan pesan-pesan yang
terkandung dalam kisah Roro Jonggrang bagi masyarakat dan secara khusus bagi
remaja, karena dalam buku cerita bergambar dapat memvisualisasikan cerita Roro
Jonggrang secara tertulis dan dengan disertai ilustrasi mengenai cerita yang
disampaikan.
Ilustrasi dalam buku cerita bergambar mempunyai peranan yang dominan,
karena ilustrasi yang hendak diterapkan dalam buku cerita bergambar harus
mampu menarik minat para remaja untuk membaca buku tersebut. Beranjak dari
hal tersebut ilustrasi dalam buku cerita bergambar divisualisasikan dengan
5
menggunakan pendekatan semi realistis, dengan penggambaran tokoh-tokoh yang
ada dalam kisah Roro Jonggrang dengan proporsi yang ideal dan mengacu pada
ciri-ciri khusus yang dimiliki tokoh tersebut, seperti aksesoris yang dipakai tokoh,
mulai dari mahkota, pakaian, senjata sampai bentuk fisik. Ilustrasi juga
memvisualisasikan suasana dan keadaan yang terjadi dalam cerita sehingga
memberikan informasi yang akurat dari teks narasi yang natinya akan mengisi
buku, selain itu juga diberikan penambahan berbagai efek visual untuk
mendapatkan ilustrasi yang dapat merangsang pembaca untuk berimajinasi dan
menikmati suasana dalam buku cerita bergambar tersebut, dan menarik minat
genarasi muda untuk mempelajari lebih dalam tentang kisah Roro Jonggrang.
1.3. Tujuan Pembuatan Proyek Studi
Proyek studi ini bertujuan menghasilkan rancangan (dummy) buku cerita
bergambar kisah Roro Jonggrang yang berfungsi sebagai media penyampai pesan
moral bagi remaja.
1.4. Manfaat Pembuatan Proyek Studi
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dalam pembuatan karya “Kreasi
Ilustrasi Buku Kisah Roro Jonggrang Karya Tira Ikranegara Sebagai Penyampai
Pesan Moral Bagi Remaja ” antara lain:
1.4.1. Bagi penulis, dapat digunakan sebagai dokumentasi dalam perjalanan
kreatifnya dan berguna sebagai acuan dalam meningkatkan kreativitas dan
inovasi penulis dalam pembuatan karya ilustrasi di kemudian hari.
6
1.4.2. Bagi para desainer/ilustrator, dapat menambah referensi atau ide dalam
karyanya yang nantinya dapat dinikmati oleh masyarakat pada umumnya.
Bentuk referensi dapat berupa ide maupun visualisasi karya ilustrasi yang
dibuat oleh penulis.
1.4.3. Bagi lembaga akademik, karya ini dapat digunakan sebagai penambah
wawasan mahasiswa Jurusan Seni Rupa dalam mengembangkan karya
buku cerita bergambar dan dapat di gunakan sebagai referensi di Jurusan
Seni Rupa FBS UNNES
1.4.4. Bagi pembaca, dapat menambah wawasan, pengetahuan dan mendapat
manfaat dari pesan-pesan moral yang terkandung di dalamnya.
7
7
BAB 2
LANDASAN KONSEPTUAL
2.1. Tinjauan Kreasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata kreasi adalah hasil daya
cipta, hasil khayal buah pikir atau kecerdasan akal manusia. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, kreasi adalah: (1) hasil daya cipta; hasil daya khayal
(penyair, komponis, pelukis, dan sebagainya), (2) ciptaan buah pikiran atau
kecerdasan akal manusia (http://kbbi.web.id/ 27 Februari 2018). Menurut Guilford
kreasi merupakan kemampuan atau kecakapan yang ada pada diri seseorang yang
erat kaitannya dengan bakat.
2.1.1. Proses Kreasi
Proses kreasi seni mempunyai ciri khusus antara lain seperti di bawah ini :
2.1.1.1. Unik
Unik artinya berbeda dengan yang lain, yang belum pernah dibuat
orang sebelumnya, baik dalam hal ide, teknik dan media. Sebuah karya
seni sebaiknya tidak meniru orang lain. karya lain dapat digunakan sebagai
pemicu munculnya gagasan.
2.1.1.2. Individual
Artinya memiliki kekhususan ciri dari seniman pembuatnya, yang
berbeda dengan seniman lain karena perbedaan pandangan, penghayatan,
pengalaman dan teknik dalam membuat karya seni.
8
2.1.1.3. Ekspresif
Karya seni harus mempunyai ekspresi, artinya karya seni hendaknya
merupakan hasil curahan batin berupa penjabaran dari ide, renungan,
perasaan atau pengalaman seniman.
2.1.1.4. Universal
Universal berarti dapat diterima atau dapat dinikmati oleh semua orang.
2.1.1.5. Survival (Tahan Lama)
Nilai seni dalam suatu karya seni dapat dinikmati sepanjang masa
karena nilai estetikanya bersifat konsisten. (https://estetika-
indonesia.blogspot.com/ 28 Februari 2018).
2.2. Tinjauan Desain Komunikasi Visual
Graphic Design atau Desain Grafis adalah suatu istilah penamaan yang
mengacu pada latar dua matra atau dua dimensi yang bervariasi baik format dan
kompleksitasnya (Preble dan Sarah, 1985:211). Sedangkan Graphic
Communication atau Grafis Komunikasi lebih menekankan pada aspek
komunikasi yang terkandung di dalamnya (Feldman, 1987:62). Sedangkan dari
sudut media karena sifat keberadaannya yang kasat mata maka hal ini sering
diistilahkan dengan Visual Communication Design atau Desain Komunikasi
Visual (Basuki, 2000:1).
Desain Komunikasi Visual dapat dipahami sebagai ilmu yang bertujuan
mempelajari konsep-konsep komunikasi serta ungkapan kreatif melalui berbagai
media untuk menyampaikan pesan dan gagasan secara visual dengan mengelola
9
elemen-elemen grafis yang berupa bentuk dan gambar, tatanan huruf, serta
komposisi warna serta layout. Dengan demikian gagasan bisa diterima oleh orang
atau kelompok yang menjadi 4 sasaran penerima pesan. Oleh karena itu fokus dari
Desain Komunikasi Visual ialah kata komunikasinya (Wahyuningsih, 2013:3).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Desain Komunikasi Visual
adalah mengkomunikasikan suatu informasi ataupun gagasan melalui media kasat
mata berupa elemen-elemen grafis.
2.2.1. Unsur Desain
Desain yang menekankan fungsi tanpa keindahan atau estetika, akan tidak
menarik sehingga tidak komunikatif. Menarik atau indah bisa dinilai dengan
menggunakan mata (lahir) atau dengan hati (batin). Desain bisa menarik karena
indah dipandang atau konsepnya yang kreatif. Oleh sebab itu kualitas rasa seni
seseorang pasti berbeda pula tergantung pada kemampuan mata sebagai penilai.
Dalam desain terdapat beberapa unsur yang harus diperhatikan secara
seksama. Berikut ini adalah elemen-elemen desain :
2.2.1.1. Garis
Garis mempunyai peranan sebagai garis, mempunyai peranan
sebagai lambang, garis mempunyai peranan untuk menggambarkan
sesuatu secara representatif, dimana garis merupakan medium untuk
menerangkan kepada orang lain.Setiap garis yang tergores mempunyai
kekuatan tersendiri dan membutuhkan pemahaman. Maka untuk melihat
suatu garis dibutuhkan rasa yang menghubungkan lewat mata batin kita.
10
Kita harus melatih daya sensitivitas kita untuk mengungkap setiap getaran
yang terdapat pada setiap goresan (Toekio, 1987:70).
2.2.1.2. Bidang
Menurut pendapat Irawan dan Tamara (2013:23), beberapa garis
berbeda arah atau saling berpotongan akan membentuk bidang atau pola
(pattern). Bidang bersifat dua dimensi atau bermatra dua, karena tidak
memiliki kedalaman (depth). Namun, bidang memiliki ukuran atau luasan.
2.2.1.3. Shape
Bidang atau shape adalah suatu bidang kecil yang ada karena
dibatasi oleh sebuah garis (kontur) dan adanya warna yang berbeda dari
gelap terang yang terdapat pada arsiran atau karena adanya tekstur. Shape
merupakan suatu bidang kecil yang terjadi karena dibatasi oleh sebuah
kontur (garis) dan atau dibatasi oleh adanya warna yang berbeda atau oleh
gelap terang pada arsiran atau karena adanya tekstur (Kartika, 2004:41).
2.2.1.4. Tekstur
Menurut Irawan dan Tamara (2013:25), tekstur adalah keadaan
fisik permukaan bahan yang penghayatannya dirasakan dengan indra
peraba. Tekstur ini berpengaruh terhadap psikis yang sangat berpengaruh
bagi para ahli desain. Oleh karena itu, tekstur sangatlah penting bagi para
ahli desain.
2.2.1.5. Warna
Kartika (2004:49) mengungkapkan bahwa warna begitu dekat
dengan kehidupan manusia sehingga dalam proses berkesenian warna
11
memiliki tiga peranan yaitu warna sebagai warna, warna sebagai
representasi alam, warna sebagai lambang/simbol, dan warna sebagai
simbol ekspresi.
2.2.1.6. Tipografi
Menurut Sihombing (2001:58) tipografi merupakan representasi
visual dari sebuah bentuk komunikasi verbal dan merupakan properti
visual yang pokok dan efektif.
2.2.2. Prinsip Desain
Ada tujuh prinsip desain yang perlu diperhatikan oleh para desainer dalam
mendesain sesuatu yaitu keseimbangan, dominasi, proporsi, irama, keserasian,
dan kesatuan (Sunaryo, 1993: 12).
2.2.2.1. Keseimbangan
Keseimbangan merupakan prinsip desain yang paling banyak
menuntut kepekaan perasaan. Penyusunan komposisi harus mengontrol
susunan benda atau unsur rupa tersebut secara keseluruhan sebagai satu
kesatuan secara cermat dan penuh perasaan.
2.2.2.2. Dominasi
Dominasi yaitu menonjolkan salah satu unsur tertentu pada sebuah
karya dengan tujuan menarik perhatian atau menjadi pusat perhatian (Sidiq
dan Prajitno, 1981: 49-50). Dominasi merupakan peran dalam
menampilkan bagian tertentu dari suatu objek untuk dijadikan sebagai
pusat perhatian. Pusat perhatian adalah fokus dari suatu susunan warna
atau gambar.
12
2.2.2.3. Proporsi
Proporsi secara umum dapat diartikan sebagai perbandingan antara
bagian satu dengan yang lain. Hubungan yang dimaksud tentunya sangat
berkaitan dengan ukuran besar kecilnya bagian dan berapa luas bagian,
serta panjang pendeknya desain.
2.2.2.4. Irama
Pola yang diciptakan dengan mengulangi dan membuat variasi dari
unsur grafis yang ada. Menggunakan bidangan di antaranya (unsur grafis)
untuk memberikan kesan gerak.
2.2.2.5. Keserasian
Keserasian merupakan bentuk kesesuaian antara bagian yang satu
dengan bagian lain yang dipadukan. Keserasian mencakup dua jenis, yaitu
keserasian fungsi dan bentuk.
2.2.2.6. Kesatuan
Kesatuan adalah kohesi, konsistensi, ketunggalan atau keutuhan,
yang merupakan isi pokok dari komposisi. Kesatuan merupakan
keterpaduan unsur-unsur untuk menyelaraskan bagian keseluruhan.
2.3. Tinjauan Ilustrasi
Secara etimologis, istilah ilustrasi yang diambil dari bahasa inggris
illustration dengan bentuk kata kerjanya to illustrate (Salam, 2017:2). Dalam
bahasa Belanda (ilustratte) diartikan sebagai hiasan dengan gambar atau
13
pembuatan sesuatu yang jelas. Rata-rata ilustrasi dalam buku dalam bentuk kartun
(Nurhadiat, 2004:54).
Dalam pengertiannya yang luas, ilustrasi didefinisikan sebagai gambar yang
bercerita (Gruger dalam Salam 2017:2) sebuah definisi yang mencakup beragam
gambar di dinding gua pada zaman prasejarah sampai pada gambar komik surat
kabar yang terbit hari ini. Ilustrasi memang secara tradisional telah digunakan
untuk menggambarkan benda, suasana, adegan, atau ide yang diangkat dari teks
buku atau lembaran-lembaran kertas (Salam, 1993:2).
Sebuah definisi ilustrasi dalam arti yang lebih sempit dikemukakan oleh
Thoma (1982:2), bahwa lukisan dan ilustrasi berkembang sepanjang jalur yang
sama dalam sejarah, dalam banyak hal, keduanya sama. Secara tradisional,
keduanya mengambil inspirasi dari karya-karya kesusasteraan. Hanya saja lukisan
dibuat untuk menghiasi naskah, untuk membantu menjelaskan ceritera atau
mencatat peristiwa.
Dalam definisi lain disebutkan kata ilustrasi bersumber dari kata (illusion).
Sebagai bentuk pengandaian yang terbentuk dalam pikiran manusia akibat banyak
sebab. Ilustrasi dapat tumbuh sebagai suatu ekspektasi dari ketidakmungkinan dan
tak berbeda jauh dengan angan-angan, bersifat maya atau virtual. Ilustrasi dapat
hadir dalam berbagai diverikasi. Bisa melalui tulisan, gambar maupun bunyi
(Fariz, 2009:14).
Ilustrasi merupakan elemen yang dirasakan paling penting sebagai daya tarik
dalam perancangan buku. Ilustrasi akan membantu pembaca untuk berimajinasi
sewaktu membaca buku, sehingga pembaca seperti tidak merasa sedang membaca
14
sebuah buku yang bertemakan sejarah. Kata ilustrasi bisa dilihat dari bahasa
inggris illustration, memiliki arti gambar, foto, ataupun lukisan. Gambar ilustrasi
adalah gambar yang menceritakan atau memberikan penjelasan pada cerita atau
naskah tertulis. Ilustrasi dalam perkembangan secara lebih lanjut ternyata tidak
hanya berguna sebagai sarana pendukung cerita, tetapi dapat juga menghiasi
ruang kosong. Misalnya dalam majalah, koran, tabloid, dan lain-lain. Ilustrasi bisa
berbentuk macam-macam, seperti karya seni sketsa, lukis, grafis, karikatural, dan
akhir-akhir ini bahkan banyak dipakai image bitmap hingga karya foto (Soedarso,
2014:566).
Pearsall (dalam Mujiyono dan Syakir, 2007:4) memberi batasan gambar
berasal dari istilah bahasa Inggris drawing yang jika diterjemahkan adalah seni
menghadirkan obyek atau bentuk dengan garis dan bayangan. Wallschlaeger dan
Snyder (dalam Mujiyono dan Syakir, 2007:4) berpendapat bahwa gambar adalah
proses visual untuk menggambarkan atau menghadirkan figur dan bentuk pada
sebuah permukaan dengan menggunakan pensil, pen atau tinta untuk
menghasilkan titik, garis, nada warna, tekstur, dan lain sebagainya sehingga
mampu memperjelas bentuk image.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa ilustrasi adalah
proses penciptaan karya atau gambar hasil buah pikir atau pemikiran manusia
dengan tujuan untuk menghiasi atau menerangkan suatu cerita.
2.3.1. Jenis-Jenis Ilustrasi
Menurut pendapat Muharrar (2013:3), bahwa ilustrasi menurut
perkembangannya dari pengiring teks ke bidang yang lebih luas begitu rumit dan
15
bervariasi sehingga pembatasan yang tegas dalam pembagian bidang-bidang
ilustrasi adalah tidak mungkin. Namun lain halnya dengan apa yang dikemukakan
oleh Salam dalam (Muharrar, 2003), ia membagi ilustrasi menjadi beberapa jenis,
antara lain :
2.3.1.1. Ilustrasi Buku Ilmiah (non-fiksi), Ilustrasi Buku Kesustraan, Ilustrasi
Buku Anak-anak, Ilustrasi Buku Komik.
2.3.1.2. Ilustrasi Editorial merujuk pada ilustrasi yang dibuat untuk menyajikan
pandangan (opini) dimuat disurat kabar atau majalah, jenisnya antara
lain : Ilustrasi Kolom, Komik Strip, Karikatur, Kartun.
2.3.1.3. Ilustrasi Busana (merujuk pada ilustrasi yang dibuat untuk
memperkenalkan atau menjual produk busana yang sedang mode).
2.3.1.4. Ilustrasi Televisi (Ilustrasi yang dibuat untuk kepentingan siaran
televisi. Dapat berupa sket sederhana sampai ilustrasi yang mendetail
dan berwarnawarni, ilustrasi televisi didesain untuk siaran televisi).
2.3.1.5. Ilustrasi Animasi (Ilustrasi ini menampilkan unsur rupa atau gambar
dan gerak. Penggabung antara ilustrasi dan film membawa pada
penemuan ilustrasi animasi).
2.3.1.6. Seni Klip (Clip Art) merupakan ilustrasi yang dibuat untuk mendukung
suatu tulisan, tetapi tidak memiliki biaya untuk membelinya. Seni klip
merupakan seni siap saji dimana dapat ditempatkan pada layout tanpa
harus meminta izin atau membayar royalti pada orang lain, seni ini
dapat berbentuk cetakan atau digital.
16
2.3.1.7. Ilustrasi Cover, Kalender, Kartu Ucapan, Perangko, Poster, dan lain
sebagainya. (Ilustrasi ini dibuat untuk memenuhi maksud dan tujuan
dari benda-benda dimana ia ditampilkan).
2.3.2. Fungsi Ilustrasi
Ilustratif merupakan salah satu sifat yang ada dalam sebuah ilustrasi.
Adapun fungsi dari ilustratif adalah sebagai berikut (Arifin dan Kusrianto,
2009:70-71) :
2.3.2.1. Fungsi Deskriptif
Fungsi deskriptif dari ilustrasi adalah menggantikan uraian
tentang sesuatu secara verbal dan naratif dengan menggunakan kalimat
panjang. Dengan ilustrasi dapat dimanfaatkan untuk melukiskan
sehingga lebihcepat dan lebih mudah untuk dipahami.
2.3.2.2. Fungsi Ekspresif
Ilustrasi dapat memperlihatkan dan menyatakan sesuatu
gagasan, maksud, perasaan, situasi atau konsep yang abstrak menjadi
yata secara tepat dan mengena sehingga mudah dipahami.
2.3.2.3. Fungsi Analitis atau Struktural
Ilustrasi dapat menunjukkan rincian bagian demi bagian dari
suatu benda atau sistem atau proses secara detail, sehingga lebih
mudah untuk dipahami.
2.3.2.4. Fungsi Kualitatif
Ilustrasi yang biasa digunakan antara lain daftar atau table,
grafik, kartun, foto, gambar, sketsa, skema, dan simbol.
17
2.4. Tinjauan Buku
Buku adalah kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi satu
pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar. Setiap sisi dari sebuah
lembaran kertas pada buku disebut sebuah halaman (http://id.wikipedia.org/wiki/
buku). Islami (2010:7-9) mengemukakan bahwa buku cerita bergambar
merupakan media yang unik, karena menggabungkan unsur-unsur seperti teks dan
gambar yang dipadupadankan dalam bentuk yang kreatif sehingga dapat menarik
perhatian. Buku cerita bergambar merupakan sebuah kesatuan cerita yang disertai
dengan gambar-gambar yang berfungsi sebagai penghias dan pendukung cerita
yang dapat membantu proses pemahaman terhadap isi cerita tersebut (Pratama,
2012:33).
Suwarno (2011: 77) menyebutkan mengenai bagian-bagian penyusun buku
secara umum. Struktur atau bagian-bagian buku secara umum tersebut adalah
cover. Cover atau sampul buku merupakan bagian pelindung paling luar buku
yang berguna untuk penyajian judul halaman publikasi, nama penulis, penerbit
yang disertai gambar grafis untuk mendukung daya tarik pembaca. Berdasarkan
peletakan atau posisinya maka cover atau sampul buku terdiri dari cover depan,
merupakan tampilan depan atau muka buku yang terletak di bagian awal buku.
Cover belakang, merupakan cover yang terletak pada bagian akhir atau belakang
buku yang menjadi penutup buku. Punggung buku, biasanya ada pada buku-buku
yang tebal dimana terletak pada samping atau antara cover depan dan belakang
sebagai pelindung ketebalan buku. Endorsement, merupakan kalimat dukungan
yang diberikan oleh pembaca awal yang ditulis pada cover buku bagian belakang
18
sebagai bentuk penguatan dan daya pikat sebuah karya cetak. Lidah cover, dibuat
untuk kepentingan estetika terbitan atau juga menunjukkan keeksklusifan dan
sesuatu yang berbeda dari buku. Lidah cover biasa berisi foto beserta riwayat
hidup penulis atau ringkasan buku yang biasa juga disebut dengan telinga buku
atau jaket buku.
Halaman preliminaries ini merupakan halaman pendahuluan yang sangat
perlu disertakan sebelum informasi atau isi utama buku disampaikan,
peletakannya tepat diantara cover dan isi buku. Halaman preliminaries dapat
terdiri atas halaman judul, berisi judul, sub-judul, nama penulis, nama
penerjemah, hingga penerbit. Banyak juga buku yang menambahkan halaman
prancis atau halaman kulit ari yang hanya berisi judul buku saja. Halaman kosong,
biasanya terletak dibalik halaman prancis yang tidak memuat informasi apapun.
Beberapa penerbit memanfaatkan halaman ini untuk menampilkan undang-
undang hak cipta. Catatan hak cipta (Copyright), pada halaman ini memuat judul
buku, nama penulis/pengarang/penerjemah, pemilik hak cipta hingga tim
publikasi seperti desainer sampul dan ilustrasi. Halaman tambahan, halaman
tambahan berisi prakata atau kata pengantar dari penulis dan kemudian daftar isi.
Bagian isi adalah bagian yang memuat dan membahas informasi atau
materi inti dari buku tersebut. Beberapa bagian yang menyusun Bagian Inti atau
isi ini antara lain pendahuluan, merupakan sebagai awalan sebelum pembaca
membaca pokok permasalahan sehingga pembaca mengetahui mengapa pokok
permasalahan tersebut perlu dibahas. Judul Bab, sebuah buku biasanya terdiri dari
beberapa bab dimana masing-masing bab membahas mengenai topik umum
19
tertentu. Alinea, atau paragraf ini merupakan bagian dimana penulis menuangkan
isi atau apa yang hendak disajikan. Perincian, deskripsi mengenai objek agar
pembaca tidak bingung terhadap objek yang sedang dibahas, biasanya untuk objek
atau istilah asing. Kemudian ada kutipan, ilustrasi, judul lelar, biasanya
ditempatkan diatas atau dibawah teks biasanya berisi judul buku atau judul bab
atau nama pengarang sebuah buku. Inisial, penegasan awalan huruf atau kalimat
pada masing-masing bab dilakukan dengan mencetak tebal dan membuat ukuran
sebuah huruf lebih besar dari huruf lainnya.
Bagian Postliminary ini merupakan bagian akhir untuk menutup isi buku.
Diletakan antara bagian utama dengan cover belakang buku. Bagian postliminary
ini terdiri atas catatan penutup, daftar istilah atau glossary, lampiran, indeks,
berupa daftar istilah yang terdapat dalam buku yang disertai dengan halaman
kemunculan istilah tersebut tanpa disertai arti dan disusun secara alfabetis agar
mempermudah pencarian. Kemudian ada daftar pustaka dan biografi penulis.
2.4.1. Unsur – Unsur Pembentuk Gambar Pada Ilustrasi Buku
Unsur-unsur yang terdapat pada sebuah cerita bergambar menurut
Nugroho (2012:5) :
2.4.1.1. Warna
Warna dalam cerita bergambar dapat mengungkapkan subjek
secara objektif, pembaca dapat lebih menyadari bentuk fisik suatu objek
yang berwarna daripada hitam putih.
20
2.4.1.2. Efek Visual
Efek visual adalah kesan yang digambarkan untuk menekankan
pengambaran emosi, karakter, suasana, dan gerak dari tokoh dalam
cerita bergambar.
2.4.1.3. Narasi
Narasi biasanya digunakan untuk menerangkan tentang waktu,
tempat, dan situasi.
2.4.1.4. Tokoh
Tokoh adalah pemeran yang terdapat dalam suatu cerita, dalam
cerita bergambar tokoh akan menjadi pusat perhatian pembaca cerita
karena cerita akan bergulir diseputar tokoh. Ada beberapa tokoh :
1) Protagonis
Tokoh yang menjadi sentral cerita, ada dua macam protagonis,
yaitu protagonis pemeran utama dan protagonis pemeran pembantu. Hal
ini disebabkan seperti halnya manusia dalam kehidupan nyata, seorang
tokoh digambarkan mempunyai interaksi dengan orang lain, protagonis
pembantu biasanya adalah teman dari pemeran utama.
2) Antagonis
Tokoh yang menjadi rival atau tandingan dari tokoh utama.
Tokoh antagonis biasanya menimbulkan konflik bagi pemeran utama
dan atau pemeran pembantu, yang kadang kala menjadi sumber cerita.
21
3) Figuran
Figuran merupakan tokoh-tokoh yang tidak berperan besar,
misalnya orang-orang yang berada di sekitar tokoh utama dan di tengah
kota. Figuran tidak memberikan sumbangan besar bagi isi cerita, namun
tetap ada untuk mendukung suasana atau jalan cerita.
2.4.1.5. Efek
Ada dua macam efek, yaitu efek tulisan dan efek gambar :
1) Efek tulisan
Efek tulisan yaitu efek yang ditampilkan dalam bentuk tulisan
yang menyatakan bunyi-bunyi tertentu. Menggunakan berbagai macam
jenis huruf untuk menyesuaikan tulisan dengan bunyi yang diwakili.
2) Efek gambar
Efek gambar yaitu efek yang diaplikasikan dalam gambar untuk
penyampaian cerita. Efek ini dikenakan pada tokoh atau pada latar
belakang. Walaupun gambar sama, efek yang berbeda dapat
menghasilkan suasana yang berbeda.
2.4.1.6. Latar Belakang
Latar belakang berkaitan erat dengan tema cerita. Latar belakang
harus mampu menggambarkan suasana atau keadaan di sekitar tokoh
sekaligus mendukung cerita.
22
2.5. Kisah Roro Jonggrang
2.5.1. Sinopsis Kisah Roro Jonggrang Karya Tira Ikranegara
Di Jawa Tengah, pada zaman dahulu ada sebuah kerajaan bernama
Pengging. Sang raja mempunyai seorang putera bernama Joko Bandung. Joko
Bandung adalah seorang pemuda perkasa, namun sayangnya Joko Bandung yang
sudah dewasa itu belum mau berumah tangga. Joko Bandung baru akan menikah
setelah negeri Prambanan jatuh dalam kekuasaan Pengging. Pada waktu itu
Pengging sedang perang melawan Prambanan. Namun, dalam penaklukan
Prambanan tidaklah mudah, pasukan Pengging sampai terdesak dalam medan
perang. Saat itu Joko Bandung meminta izin untuk ikut berperang melawan
Prambanan.
Di kerajaan Prambanan sendiri dikuasai oleh Prabu Baka. Prabu Baka
mempunyai kesaktian tinggi, tubuhnya tinggi besar sehingga sebagian besar orang
menganggapnya sebagai keturunan raksasa. Anehnya sang Prabu mempunyai
seorang puteri berwajah cantik bernama Roro Jonggrang. Walaupun ayahnya
berwujud seperti raksasa tinggi besar dan ditakuti rakyatnya, namun Roro
Jonggrang sangat menyayangi ayahnya.
Dalam perjalanan ke medan perang, Joko Bandung bertemu dengan
raksasa penghuni hutan bernama Bondowoso. Dengan segala kesaktian yang
dimiliki Joko Bandung, akhirnya Bondowoso kalah dan bersatu dengan Joko
Bandung. Setelah mereka bersatu, nama Joko Bandung berubah menjadi Bandung
Bondowoso.
23
Setelah sampai ke medan pertempuran, Bandung Bondowoso bertemu
dengan Prabu Baka dan terjadilah pertempuran yang mengakibatkan kalahnya
Prabu Baka. Setelah mengalahkan Prabu Baka, Bandung Bondowoso pergi ke
kerajaan Prambanan dan bertemu dengan putri dari Prabu Baka yang bernama
Roro Jonggrang.
Terpikat dengan kecantikan Roro Jonggrang, Bandung Bondowoso pun
berniat untuk memperistrinya. Namun, Roro Jonggrang memberikan syarat yang
amat berat yaitu dibuatkan 1000 candi dalam waktu 1 malam dan Bandung
Bondowoso menyanggupinya. Namun ketika 1000 candi itu akan rampung, Roro
Jonggrang berbuat curang dan mengakibatkan dikutuknya Roro Jonggrang
menjadi batu oleh Bandung Bondowoso
2.5.2. Tokoh dalam Kisah Roro Jonggrang
Seperti layaknya sebuah cerita, dalam Asal Mula Candi Roro Jonggrang
karya Tira Ikranegara ini terdapat pula berbagai tokoh, diantaranya adalah :
2.5.2.1. Roro Jonggrang
Roro Jonggrang adalah puteri dari Prabu Baka yang berkuasa di
daerah Prambanan. Kecantikan dan keanggunan Roro Jonggrang membuat
seorang pria dari daerah Pengging yang bernama Bandung Bondowoso
ingin memperistrinya. Roro Jonggrang merupakan putri yang menyayangi
ayahnya yaitu Prabu Baka.
2.5.2.2. Joko Bandung/Bandung Bondowoso
Joko Bandung adalah anak dari Prabu Dhama Maya dari kerajaan
Pengging. Joko Bandung sangat berbakti kepada ayahnya, sampai dia
24
menawarkan diri untuk maju ke medan perang mengalahkan kerajaan
Prambanan.
2.5.2.3. Prabu Dhama Maya
Raja Dama Maya merupakan raja dari kerajaan pengging, ayah dari
Jaka Bandung. Raja Dama Maya adalah raja yang tegas, sakti, dan
mencintai anaknya.
2.5.2.4. Prabu Baka
Raja Baka merupakan raja dari kerajaan baka, ayah dari Roro
Jonggrang. Raja Baka memiliki wujud yang menyeramkan dengan
badannya yang besar serupa dengan raksasa. Namun dibalik itu semua,
Raja Baka merupakan raja yang sangat menyayangi anaknya Roro
Jonggrang.
2.5.2.5. Bondowoso
Bondowoso adalah nama raksasa yang menghadang Jaka Bandung
di tengah hutan. Bandawasa memiliki banyak pasukan jin, yang nantinya
pasukan ini akan membantu Jaka Bandung untuk membuat 1000 candi.
Dalam kisahnya, Bandawasa nantinya akan bersatu dengan Jaka Bandung.
2.5.3. Pesan Moral Kisah Roro Jonggrang
Nilai menurut kamus besar bahasa Indonesia berarti sifat-sifat yang
penting atau berguna bagi kemanusiaan, sedangkan moral memiliki arti ajaran
tentang baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban.
Dalam kisah Roro Jonggrang terdapat nilai moral yang dapat diperoleh dan patut
dicontoh untuk dijadikan pelajaran yaitu teguh pendirian dan patriotisme.
25
Teguh pendirian memiliki arti tetap dan tidak berubah-ubah hati,
berpegang teguh dengan apa yang diyakini dan dipercayai. Sedangkan patriotisme
adalah sikap yang berani, pantang menyerah dan rela berkorban demi bangsa dan
negara. Dalam kisah Roro Jonggrang ini, teguh pendirian dan patriotisme terdapat
pada sequence ketika diserangnya kerajaan Prambanan oleh kerajaan Pengging.
Prabu Boko dalam mempertahankan kerajaannya sampai harus kalah ditangan
Bandung Bondowoso. Kemudian untuk menjaga dan bukti kesetiaanya terhadap
kerajaan Prambanan dan juga ayahnya Prabu Boko, Roro Jonggrang sampai
dikutuk akibat perbuatannya yang tidak ingin dipersunting oleh Bandung
Bondowoso.
2.6. Remaja
2.6.1. Pengertian Remaja
Kata remaja mempunyai banyak arti yang berbeda-beda. Ada yang
mengartikan remaja sebagai sekelompok orang yang sedang beranjak dewasa,
ada juga yang mengartikan remaja sebagai anak-anak yang penuh dengan
gejolak dan masalah, ada pula yang mengartikan remaja sebagai sekelompok
anak-anak yang penuh dengan semangat dan kreatifitas.
Dari beberapa pengertian di atas, secara psikologi remaja dalam bahasa
aslinya disebut dengan adolescence, berasal dari bahasa Latin adolescere yang
berarti tumbuh untuk mencapai kematangan atau dalam perkembangan menjadi
dewasa (Ali.M dan Asrori.M, 2006:9). Masa remaja, menurut Mappiare (1982:27)
berlangsung antara umur 12-21 tahun bagi wanita dan 13-22 tahun bagi pria.
26
Rentan waktu usia remaja biasanya dibedakan atas tiga, yaitu: 12-15 tahun adalah
masa remaja awal, 15-18 tahun adalah masa remaja pertengahan dan 18-22 tahun
adalah masa remaja akhir (Desmita, 2008:190).
2.6.2. Karakteristik Remaja
Root (dalam Al-Mighwar, 2006:17) berpendapat bahwa masa puber adalah
suatu tahap dalam perkembangan saat terjadi kematangan alat-alat seksual dan
tercapai kemampuan reproduksi. Tahap ini disertai dengan perubahan-perubahan
dalam pertumbuhan dan perkembangan somatis dan perspektif psikologis, seperti
pertumbuhan dan perkembangan fisik, kognitif, emosi, dan psikososial.
2.6.2.1. Pertumbuhan dan perkembangan fisik
Pertumbuhan dan perkembangan fisik pada remaja meliputi
perubahan progresif yang bersifat internal maupun eksternal.
Perubahan internal meliputi perubahan ukuran alat pencernaan
makanan, bertambahnya besar dan berat jantung dan paru-paru, serta
bertambah sempurnanya sistem kelenjar endoktrin atau kelamin dan
berbagai jaringan tubuh. Adapun perubahan eksternal meliputi
bertambahnya tinggi dan berat badan, bertambahnya proporsi tubuh,
bertambahnya ukuran besarnya organ seks, dan munculnya tanda-
tanda kelamin sekunder seperti pada laki-laki tumbuh kumis dan
janggut, jakun, bahu dan dada melebar, suara berat, tumbuh bulu di
ketiak, di dada, di kaki, di lengan, dan di sekitar kemaluan, serta otot-
otot menjadi kuat. Sedangkan pada perempuan, tumbuhnya payu dara,
pinggul membesar, suara menjadi halus, tumbuh bulu di ketiak dan di
27
sekitar kemaluan (Ali.M dan Asrori.M, 2006:20).
2.6.2.2. Perkembangan kognitif
Perkembangan kognitif pada remaja menurut Jean Piaget (Desmita,
2008:195) adalah telah mencapai tahap pemikiran operasional formal
(formal operational thought) yaitu sudah dapat berpikir secara abstrak
dan hipotesis, serta sudah mampu berpikir tentang sesuatu yang akan
atau mungkin terjadi. Mereka juga sudah mampu memikirkan semua
kemungkinan secara sistematik (sebab-akibat) untuk memecahkan dan
menyelesaikan masalah-masalah.
2.6.2.3. Perkembangan Emosi
Perkembangan emosi pada remaja menurut Granville Stanley Hall
(Al-Mighwar, 2006:69) belum stabil sepenuhnya atau masih sering
berubah-ubah. Kadang-kadang mereka semangat bekerja tetapi tiba-
tiba menjadi lesu, kadang-kadang mereka terlihat sangat gembira tiba-
tiba menjadi sedih, kadang-kadang mereka terlihat sangat percaya diri
tiba-tiba menjadi sangat ragu. Hal ini disebabkan karena mereka
memiliki perasaan yang sangat peka terhadap rangsangan dari luar.
2.6.2.4. Perkembangan Psikososial
Perkembangan psikososial yang terjadi pada remaja yaitu, remaja
mulai mencari identitas jati dirinya. Remaja mulai menyadari adanya
rasa kesukaan dan ketidak sukaan atas sesuatu, sudah mempunyai
tujuan-tujuan yang ingin dicapai di masa depan, sudah mempunyai
kekuatan dan hasrat untuk mengontrol kehidupan sendiri. Dalam
28
menjalin hubungan relasi, remaja lebih banyak menghabiskan waktu
dengan teman sebayanya dari pada dengan orang tuanya, sehingga
lebih terjalin kedekatan secara pribadi dengan teman sebaya daripada
dengan orang tua. Hal itu membuat mereka lebih suka bercerita
masalah-masalah pribadi seperti masalah pacaran dan pandangan-
pandangan tentang seksualitas kepada teman sebayanya. Sedangakan
masalah-masalah yang mereka ceritakan kepada orang tua hanya
seputar masalah sekolah dan rencana karir. (Desmita, 2008:217-222).
143
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Proyek Studi ini menghasilkan sebuah rancangan buku cerita bergambar
“Kisah Roro Jonggrang” dan menyampaikan pesan moral yang terdapat dalam
kisah Roro Jonggrang bagi remaja. Pesan moral dalam kisah Roro Jonggrang
adalah teguh pendirian dan semangat patriotisme. Untuk menghasilkan karya
buku yang artistik, menarik dan informatif sebagai media penyampai pesan moral
bagi remaja, dalam pembuatan keseluruhan karya ini harus memperhatikan
elemen-elemen dan prinsip-prinsip desain, antara lain elemen visual yang
dominan berupa ilustrasi yang merupakan salah satu elemen yang penting.
Sebagai elemen visual, gambar ilustrasi menjadi fokus utama dalam pembuatan
buku. Selain gambar ilustrasi juga didampingi unsur teks narasi guna memberikan
informasi mengenai alur cerita. Gambar ilustrasi dan teks narasi kemudian
diaplikasikan ke dalam layout buku cerita bergambar ini berdasarkan prinsip-
prinsip desain. Dalam pembuatan karya ini menggunakan bantuan software Adobe
Phothosop CS6 dan Adobe Illustrator CC 2014. Diharapkan nantinya penyebaran
karya ini akan semakin luas sehingga remaja yang menjadi sasaran utama dapat
menambah wawasan, pengetahuan dan mendapat manfaat dari pesan-pesan yang
terkandung di dalam kisah Roro Jonggrang.
144
5.2 Saran
Sasaran utama dari diciptakannya buku cerita bergambar ini adalah
remaja, dengan harapan bahwa dengan adanya buku cerita ini dapat menarik
remaja untuk mempelajari lebih dalam mengenai kisah Roro Jonggrang. Dengan
adanya proyek studi ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi yang berarti
bagi akademisi UNNES dalam bidang ilustrasi pada khususnya. Bagi ilutrator
harus memperhatikan alokasi waktu penciptaan karya sehingga karya dapat
selesai tepat waktu dengan hasil yang maksimal. Selain itu, melalui karya ini
diharapkan dapat memberikan inspirasi dan motivasi kepada ilustrator lain untuk
menciptakan karya dalam bentuk buku cerita dengan pemilihan tema yang
berbeda dan lebih kreatif serta bervariasi lagi.
145
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku :
Ali, M. & Asrori, M.(2006). Psikologi Remaja, Perkembangan Peserta Didik.
Jakarta: Bumi Aksara.
Al-Mighwar, M. (2006). Psikologi Remaja. Bandung: CV Pustaka Setia.
Andi, Mappiare. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.
Arifin, S. & Kusrianto, A. 2009. Sukses Menulis Buku Ajar & Referensi.
Grasindo.Jakarta.
Basuki, Freddy Adiono. 2000. Komunikasi Grafis untuk Sekolah Menengah
Kejuruan Bidang Keahlian Seni Rupa dan Kriya, Jakarta: Pusat
Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Desmita, R. 2008. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.
Fariz. 2009. Living in Harmony: Jati Diri, Ketekunan, dan Norma.
Jakarta: PT.Kompas Media Nusantara.
Feldman, Edmund Burke. 1987. Varieties of Visual Experience. Prentice Hall,
Inc., Englewood Cliffs, N.J.
Ikranegara, Tira. 2007. Dongeng Pengantar Tidur Asal Mula Candi Roro
Jonggrang. Media Pustaka.
Irawan, Bambang dan Tamara, Pricilla. 2013. Dasar-dasar Desain. Jakarta: Griya
Kreasi.
146
Islami, Maulid Alam. 2010. Perancangan Cergam Memecah Matahari. Laporan
Pengantar Proyek Tugas Akhir Jurusan Desain Komunikasi Visual
Fakultas Desain. Universitas Komputer Indonesia.
Kartika, Darsono Sony. 2004. Seni Rupa Modern. Bandung: Rekayasa Sains.
Kupperschmidt, B. R.; 2000; Multigeneration Employees: Strategies for Effective
Management; The Health Care Manager, 19(1), 65.
Mannheim, K. 1952. The Problem of Generations. Essays on the Sociology of
Knowledge, 24(19), 276-322–24.
Muharrar, Syakir. 2003. Tinjauan Seni Ilustrasi. Paparan Bahan Ajar. Jurusan
Seni Rupa dan Desain Universitas Negeri Semarang.
Nugroho, Indra Yulianto Catur. 2012. Perancangan Buku Cerita Bergambar
Dewa Ruci Sebagai Media Edukasi Bagi Anak-Anak. Laporan Pengantar
Proyek Tugas Akhir Program Studi DIII Desain Komunikasi Visual
Fakultas Sastra dan Seni Rupa. Universitas Sebelas Maret.
Nurhadiat, Dedi. 2004. Pendidikan Seni Rupa. Jakarta: PT Grasindo.
Pratama, Febrian Eriyanto Aji. 2012. Perancangan Buku Cerita Bergambar Pilt
Monster Yang Tak Menyeramkan. Laporan Pengantar Proyek Tugas Akhir
Program Studi DIII Desain Komunikasi Visual Fakultas Sastra dan Seni
Rupa. Universitas Sebelas Maret.
Preble, Duane and Sarah. 1985. Artforms. New York: Harper and Row
Publishers.Inc.
Rustan, Surianto. 2010. Layout Dasar dan Penerapannya. Jakarta: Gramedia.
147
Ryder, N. B. 1965. The Cohort as a Concept in the Study of Social Change.
American Sociological Review, 30(6), 843–861.
Salam, Sofyan. 1993. Apakah Ilustrasi itu. Buku Teks. Makassar: FBS IKIP
Ujung Pandang.
Salam, Sofyan. 2017. Seni Ilustrasi: Esensi, Sang Ilustrator, Lintasan, Penilaian.
Makassar: Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar.
Sihombing, Danton. 2001. Tipografi Dalam Desain Grafis. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Sunaryo, Aryo. 2002. Nirmana I. Semarang: Unnes.
Sanyoto, Sadjiman Ebdi. 2009. Nirmana Dasar-Dasar Seni dan Desain.
Yogyakarta: Jalasutra.
Suwarno, Wiji. 2011. Perpustakaan & Buku: Wacana Penulisan & Penerbitan.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Suyanto, Mohammad. 2004. Aplikasi Desain Grafis Untuk Periklanan,
Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
Toekio, Soegeng. 1987. Mengenal Ragam Hias Indonesia. Bandung: Angkasa.
Wahyuningsih, Sri. 2013. Desain Komunikasi Visual. Madura: UTM PRESS.
James F. Engel, dkk, Perilaku Konsumen, Binarupa Aksara, Jakarta, 1994, hlm.
368.
148
Sumber Internet :
https://estetika-indonesia.blogspot.com/2015/12/ciri-cirisifat-proses-kreasi-
seni.html diakses tanggal 28 Februari 2018
https://kbbi.web.id/kreasi diakses tanggal 27 Februari 2018
https://kbbi.web.id/buku diakses tanggal 27 Februari 2018