KR-01 Hotwire Duli Asih Siregar.pdf
-
Upload
duli-siregar -
Category
Documents
-
view
54 -
download
0
description
Transcript of KR-01 Hotwire Duli Asih Siregar.pdf
LAPORAN PRAKTIKUM
Nama/NPM : Duli Asih Siregar/1106068024
Fak/ Program Studi : Teknik/Teknik Elektro
No & Nama Percobaan : KR-01/ Disipasi Kalor Hot Wire
Minggu Percobaan : IV
Tanggal Percobaan :15 Maret 2012
Laboratorium Fisika Dasar
UPP IPD
Universitas Indonesia
Tujuan
Menggunakan hotwire sebagai sensor kecepatan aliran udara.
Alat
1. Kawat pijar (hot wire)
2. Fan
3. Voltmeter dan Ampmeter
4. Adjustable Power Supply
5. Camcoder
6. Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis
Teori
Single normal probe adalah suatu tipe hotwire yang paling banyak digunakan
sebagai sensor untuk memberikan informasi kecepatan aliran dalam arah axial saja.
Probe seperti ini terdiri dari sebuah kawat logam pendek yang halus yang disatukan
pada dua kawat baja. Masing-masing ujung probe dihubungkan ke sebuah sumber
tegangan. Energi listrik yang mengalir pada probe tersebut akan didisipasi oleh kawat
menjadi energi kalor. Besarnnya energy listrik yang terdisipasi sebanding dengan
tegangan, arus listrik yang mengalir di probe tersebut, dan lamanya waktu arus listrik
mengalir.
π· = π. π.βπ
Dimana: P = daya (watt)
V = tegangan (volt)
I= arus listrik (Ampere)
t = waktu (s)
Bila probe dihembuskan udara, maka akan merubah nilai resistansi kawat
sehingga merubah besarnya arus listrik yang mengalir. Semakin cepat udara yang
mengalir, maka perubahan resistansi juga semakin besar dan arus listrik yang
mengalir juga berubah.
Jumlah perpindahan panas yang diterima probe dinyatakan oleh overheat ratio
yang dirumuskan sebagai:
πΆπππππππ πππππ = πΉπ
πΉπ
Dimana: Rw = resistansi kawat pada temperatur pengoperasian ( dihembuskan udara)
Ra = resistansi kawat pada temperatur ambient (ruangan)
Hot wire probe harus dikalibrasi untuk menentukan persamaan yang menyatakan
hubungan antara tegangan kawat (wire voltage, E) dengan kecepatan referensi
(reference velocity, U) setelah persamaan diperoleh, kemudian informasi kecepatan
dalam setiap percobaan dapat dievaluasi menggunakan persamaan tersebut.
Persamaan yang didapat berbentuk persamaan linear atau persamaan polynomial.
Cara kerja
Eksperimen rLab dilakukan dengan mengklik tombol rLab
1. Mengaktifkan tombol rLab (mengklik ikon video pada halaman web rLab)
2. Memberikan aliran udara dengan kecepatan 0 m/s, dengan mengklik pilihan
drop down pada ikon βatur kecepatan aliranβ
3. Menghidupkan motor penggerak kipas dengan mengklik radio button ikon
βmenghidupkan power supply kipas.
4. Mengukur tegangan dan arus listrik di kawat hot wire dengan cara mengklik
ikon βukurβ.
5. Mengulangi langkah 2 hingga 4 untuk kecepatan 70, 110, 150, 190, dan 230
m/s.
Tugas dan Evaluasi
1. Berdasarkan data yang didapat, buatlah grafik yang menggambarkan
hubungan tegangan hot wire dengan kecepatan aliran angin
2. Berdasarkan pengolahan data, buatlah grafik yang menunjukkan hubungan
Tegangan hotwire dengan Kecepatan aliran angin.
3. Buatlah persamaan kecepatan angin sebagai fungsi dari tegangan hotwire.
4. Berdasarkan percobaan dan data yang didapat, apakah kita dapat
menggunakan hotwire sebagai pengukur kecepatan angin?
5. Berilah analisis dari hasil percobaan ini.
A. HASIL PENGAMATAN
Waktu Kec Angin V-HW I-HW
1 0 2.112 54.0
2 0 2.112 54.0
3 0 2.112 53.9
4 0 2.112 53.9
5 0 2.112 53.9
6 0 2.112 53.9
7 0 2.112 53.9
8 0 2.113 53.9
9 0 2.113 53.9
10 0 2.113 53.9
1 70 2.067 54.0
2 70 2.068 54.1
3 70 2.067 54.1
4 70 2.069 54.1
5 70 2.066 54.2
6 70 2.067 54.3
7 70 2.065 54.3
8 70 2.066 54.4
9 70 2.068 54.5
10 70 2.069 54.6
1 110 2.049 55.6
2 110 2.048 55.5
3 110 2.048 55.4
4 110 2.047 55.5
5 110 2.048 55.4
6 110 2.047 55.5
7 110 2.047 55.5
8 110 2.048 55.4
9 110 2.048 55.4
10 110 2.048 55.4
1 150 2.039 56.7
2 150 2.039 56.2
3 150 2.039 55.9
4 150 2.039 55.7
5 150 2.039 55.4
6 150 2.040 55.1
7 150 2.039 55.0
8 150 2.039 54.8
9 150 2.040 54.7
10 150 2.039 54.6
1 190 2.035 55.9
2 190 2.034 56.0
3 190 2.034 56.3
4 190 2.034 56.6
5 190 2.035 56.9
6 190 2.035 57.3
7 190 2.035 57.4
8 190 2.034 57.3
9 190 2.034 57.3
10 190 2.034 57.1
1 230 2.031 56.2
2 230 2.031 56.4
3 230 2.031 56.7
4 230 2.032 57.1
5 230 2.031 57.5
6 230 2.031 57.5
7 230 2.031 57.4
8 230 2.031 57.1
9 230 2.031 56.8
10 230 2.031 56.2
Tabel 1
B. PENGOLAHAN DATA
a) Tegangan pada kec.angin= 0 m/s
waktu kec.angin V-HW I-HW
1 0 2.112 54
2 0 2.112 54
3 0 2.112 53.9
4 0 2.112 53.9
5 0 2.112 53.9
6 0 2.112 53.9
7 0 2.112 53.9
8 0 2.112 53.9
9 0 2.112 53.9
10 0 2.112 53.9
tabel 2
grafik 1
b) Tegangan pada kec.angin=70 m/s
waktu kec.angin V-HW I-HW
1 70 2.067 54
2 70 2.068 54.1
3 70 2.067 54.1
y = 2.112RΒ² = 3E-16
2.111155
2.115590
0 5 10 15
Tega
nga
n (V
olt
)
waktu (s)
Hubungan waktu dan tegangan pada kecepatan angin= 0
Series1
Linear (Series1)
4 70 2.069 54.1
5 70 2.066 54.2
6 70 2.067 54.3
7 70 2.065 54.3
8 70 2.066 54.4
9 70 2.068 54.5
10 70 2.069 54.6
grafik 2
c) Tegangan pada kec.angin= 110 m/s
waktu kec.angin V-HW I-HW
1 110 2.049 55.6
2 110 2.048 55.5
3 110 2.048 55.4
4 110 2.047 55.5
y = 1E-05x + 2.067RΒ² = 0.000
2.064
2.065
2.066
2.067
2.068
2.069
2.07
0 5 10 15
Tega
nga
n (V
olt
)
waktu (s)
Hubungan waktu dan tegangan pada Kec.angin= 70
Series1
Linear (Series1)
5 110 2.048 55.4
6 110 2.047 55.5
7 110 2.047 55.5
8 110 2.048 55.4
9 110 2.048 55.4
10 110 2.048 55.4
Grafik 3
d) Tegangan pada kec.angin=150 m/s
waktu kec.angin V-HW I-HW
1 150 2.039 56.7
2 150 2.039 56.2
3 150 2.039 55.9
y = -6E-05x + 2.048RΒ² = 0.084
2.0465
2.047
2.0475
2.048
2.0485
2.049
2.0495
0 5 10 15
Tega
nga
n (V
olt
)
waktu (s)
Hubungan waktu dan tegangan pada Kec.angin= 110
Series1
Linear (Series1)
4 150 2.039 55.7
5 150 2.039 55.4
6 150 2.04 55.1
7 150 2.039 55
8 150 2.039 54.8
9 150 2.04 54.7
10 150 2.039 54.6
Grafik 4
e)Tegangan pada kec.angin=190m/s
waktu kec.angin V-HW I-HW
1 190 2.035 55.9
2 190 2.034 56
3 190 2.034 56.3
4 190 2.034 56.6
5 190 2.035 56.9
y = 5E-05x + 2.038RΒ² = 0.121
2.0388
2.039
2.0392
2.0394
2.0396
2.0398
2.04
2.0402
0 5 10 15
Tega
nga
n (V
olt
)
waktu (s)
Hubungan waktu dan tegangan pada Kec.angin= 150
Series1
Linear (Series1)
6 190 2.035 57.3
7 190 2.035 57.4
8 190 2.034 57.3
9 190 2.034 57.3
10 190 2.034 57.1
grafik 5
e) Tegangan pada kecepatan angin= 230
waktu (s) kec.angin V-HW I-HW
1 230 2.301 56.2
2 230 2.301 56.4
3 230 2.301 56.7
4 230 2.301 57.1
y = -4E-05x + 2.034RΒ² = 0.045
2.0338
2.034
2.0342
2.0344
2.0346
2.0348
2.035
2.0352
0 5 10 15
Tega
nga
n (V
olt
)
waktu (s)
Hubugan waktu dan tegangan pada Kec.angin= 190
Series1
Linear (Series1)
5 230 2.301 57.5
6 230 2.301 57.5
7 230 2.301 57.4
8 230 2.301 57.1
9 230 2.301 56.8
10 230 2.301 56.2
grafik 5
Hubungan tegangan dan kecepatan aliran Hotwire
kecepatan angin rata-rata tegangan
0 2.112
70 2.067
110 2.047
150 2.039
y = 2.301RΒ² = 6E-17
2.300079
2.304911
0 5 10 15
Tega
nga
n (V
olt
)
waktu (s)
Chart Title
Series1
Linear (Series1)
190 2.034
230 2.301
grafik 6
Persamaan kecepatan angin dan tegangan hotwire
Hubungan daya dan energi listrik dinyatakan dengan:
π. πΌ. π‘ = π π. πΌ. π‘ = πΉ. π
dari persamaan tersebut kita ketahui bahwa rumus untuk jarak ialah:
π = π£. π‘
Dimana: π = jarak tegangan hotwire dengan kipas
π£ = kecepatan angin (m/s)
π‘ = waktu (s)
maka: π. πΌ. π‘ = πΉ.π£. π‘
π. πΌ = πΉ. π£
y = 0.0009x + 2.041RΒ² = 0.147
2
2.05
2.1
2.15
2.2
2.25
2.3
2.35
0 50 100 150 200 250
Tega
nga
n (V
olt
)
kecepatan angin
Hubungan tegangan dan kecepatan angin
Series1
Linear (Series1)
π =πΉ.π£
πΌ
dari persamaan tersebut, hubungan tegangan dan waktu dapat kita hitung dengan
perhitungan Least Square.
π¦ = ππ₯ + π
No. X Y Xy x2 y2
1 0 2.112 0 0 4.46
2 70 2.067 144.69 4900 4.27
3 110 2.047 225.17 12100 4.19
4 150 2.039 305.85 22500 4.16
5 190 2.034 386.46 36100 4.14
6 230 2.301 529.23 52900 5.29
π = 6 π₯ =6π=1 750 π¦ =6
π=1 12.6 π₯π¦ =6π=1 1591.4 π₯26
π=1 =128500 π¦2 =6π=1 26.51
π =π π₯ππ¦π β ( π₯π)( π¦π)
6π=1
6π=1
6π=1
π π₯π2 β ( π₯π)
6π=1
26π=1
π =6 1591.4 β 750 12.6
6 128500 β 750 2
π = 0.00047
π = π₯π
2 π¦π β ( π₯π)( π₯ππ¦π)6π=1
6π=1
6π=1
61
π π₯π2 β ( π₯π)
6π=1
26π=1
π = 128500 12.6 β 750 1591.4
6 128500 β (750)2
π = 2.041
Kesalahan:
πΏπ¦2 =1
(π β 2) π¦π
2π
π=1β
π₯π2( π¦π)
ππ=1
2ππ=1 β 2( π₯π
π=1 π)( π₯ππ¦π)( π¦π) + π( π₯ππ¦π)
ππ=1
2ππ=1
ππ=1
π π₯π2 β ( π₯π)
2ππ=1
ππ=1
πΏπ¦ = 0.17
Maka kesalahan relative terhadap π =
πΏπ = πΏπ¦ π
π( π₯π2) β ( π₯π
ππ=1 )2π
π=1
πΏπ = 0.17 0.007 = 1.2 Γ 10β3
kesalahan relative terhadap π =
πΏπ = πΏπ¦ π₯π
2ππ=1
π π₯π2π
π=1 β ( π¦π)2ππ=1
πΏπ = 0.17 4.5 = 0.77
Maka persamaan untuk tegangan hotwire dan kecepatan angin dinyatakan dalam:
π¦ = 0.00047π₯ + 2.041
Dimana: π¦ = tegangan hotwire (ππππ‘)
π₯ = kecepatan angin (π/π )
Dari persamaan tersebut, kita dapat mencari tegangan kawat pijar pada setiap
kecepatan angin. Misalnya apabila kita memasukkan nilai kecepatan angin x = 150,
maka nilai tegangan y = 2.116 Volt. Dari persamaan tersebut dapat dikatan bahwa
tegangan hotwire cocok digunakan sebagai sensor kecepatan angin.
ANALISA
Dalam percobaan KR01-Hotwire ini terdapat tiga hal yang perlu dianalisis,
yaitu analisis terhadap percobaan, grafik, dan hasil. Analisis terhadap ketiga hal
tersebut sangat penting dilakukan untuk mengembangkan pola pemikiran terhadap
kemungkinan-kemungkinan yang tejadi selama percobaan dilakukan, dan bagaimana
pengaruhnya terhadap hasil dari pengolahan data.
1) Analisa Percobaan
Dalam percobaan rLab kali ini tujuan eksperimen adalah menggunakan
hotwire (kawat pijar) sebagai sensor kecepatan angin. Sebuah kawat dialiri listrik
diberi angin dengan kecepatan bervariasi, yaitu 0 m/s, 70 m/s, 110 m/s, 150 m/s, 190
m/s, dan 230 m/s, kawat mengalami perubahan tegangan pada setiap kecepatan
angin. Pada saat kecepatan angin dinaikkan dari 0 hingga 70, nilai tegangan pada
kawat pijar berkurang, sementara nilai arus listrik yang mengalir bertambah besar,
begitu seterusnya ketika kecepatan angin diperbesar, nilai tegangan semakin kecil dan
nilai arus semakin besar.
Dari percobaan ini dapat kita ketahui bahwa kawat pijar yang dialiri listrik
diberi gaya oleh angin sehingga memperkecil nilai resistansi (tahanan) dalam kawat.
Hal tersebut dapat kita lihat melalui:
π. πΌ = πΉ.π£
dimana arus listrik dan tegangan berbanding terbalik sehingga semakin besar
kecepatan angin, gaya dan arus semakin besar, sedangkan tegangan semakin kecil.
2) Analisa grafik
Dalam percobaan KR-01 ini dapat dilihat beberapa grafik yang menunjukkan
hubungan waktu dengan tegangan, dan hubungan tegangan dan kecepatan angin.
Pada gafik hubungan waktu dan kecepatan angin, yaitu pada grafik 1 dapat
dilihat grafik mengandung garis lurus dimana x=0 yang artinya tegangan sama
dengan nol sehingga tidak ada perubahan nilai tegangan terhadap nilai waktu,
sedangkan pada grafik 5 tidak ada perubahan tegangan terhadap waktu. Sementara itu
pada grafik lain yang juga menunjukkan hubungan tegangan dan waktu, yaitu pada
kecepatan angin 70, 110,150, dan 190, dihasilkan kurva yang berbeda-beda. Fungsi
dari tiap-tiap kurva dihitung secara least square menunjukkan hubungan kecepatan
angin (x) dengan tegangan (y). Kemiringan garis (fungsi) dalam grafik tersebut ada
yang menurun dan naik seiring pertambahan waktu. Secara umum, grafik yang
ditampilkan menunjukkan nilai yang fluktuatif untuk tegangan.
Untuk grafik yang menunjukkan hubungan tegangan dan kecepatan angin
didapatkan dari perhitungan secara least square terhadap rata-rata tegangan pada
setiap kecepatan angin . Perhitungan tersebut menghasilkan grafik yang menurun dari
kecepatan angin=0 m/s hingga 190m/s, namun pada kecepatan angin=230 m/s, nilai
tegangan naik. Dari grafik tersebut juga dihasilkan garis lurus yaitu fungsi yang
dihitung dari least square tadi. Fungsi yang dihasilkan oleh grafik hubungan tegangan
dan kecepatan angin tersebut menunjukkan hasil yang berbeda dibanding grafik-
grafik sebelumnya dimana fungsi yang dihasilkan menyatakan semakin besar
kecepatan angin semakin besar pula tegangannya. Kesalahan mungkin disebabkan
pada data tegangan ketika kecepatan angin sama dengan 230 m/s yang jauh berbeda
dari nilai tegangan lain. Dari grafik terlihat bahwa kurva menurun dari tegangan awal
saat kec.angin sama dengan nol, akan tetapi kurva justru berbalik arah naik menuju
sumbu y positif. Mungkin disinal letak kesalahan percobaan terjadi dimana saat
percobaan terjadi, alat pencatat nilai tegangan kurang sensitif.
3) Analisis Hasil
Dari hasil percobaan ini diketahui hubungan tegangan dan kecepatan angin
yang dinyatakan dalam π¦ = 0.00047π₯ + 2.041 dimana y merepresentasikan nilai
tegangan listrik yang mengaliri kawat pijar, sementara x mewakili nilai kecepatan
angin. Dengan hasil tersebut kita dapat mencari nilai tegangan pada nilai kecepatan
angin berapapun. Namun, apabila kita memasukkan kembali salah satu nilai
kecepatan, maka nilai tegangan yang dihasilkan tidak akan sama persis sama seperti
yang tercantum di dalam tabel.
Dari perhitungan kesalahan relatif menghasilkan nilai yang sangat kecil,
artinya kemampuan alat ukur dalam percobaan ini cukup akurat karena peralatannya
merupakan sistem yang dikomputerisasi, akan tetapi tidak menjadi jaminan bahwa
tidak terjadi kesalahan teknis selama alat mencatat data perubahan tegangan hotwire,
misalnya kurang sensitifnya alat mengkalibrasi nilai tegangan pada kawat. Kesalahan
lain bisa terjadi karena human error misalnya kesalahan pada perhitungan akibat
pembulatan nilai berulang kali atau diakibatkan koneksi internet yang lambat
sehingga mengganggu kendali jarak jauh.
Kesimpulan:
1. Dari percobaan KR01 Hotwire ini dapat diketahui bahwa kawat pijar yang
dialiri listrik dapat dijadikan sensor dalam mengukur kecepatan angin.
2. Tegangan yang mengaliri kawat sebagian akan didisipasikan oleh angin
menjadi kalor, akibatnya tegangan yang mengaliri kawat akan berkurang.
3. Kesalahan yang mungkin terjadi pada saat percobaan dapat disebabkan
kesalahan pengambilan data oleh komputer.
4. Dari perolehan grafik secara umum dapat dikatakan bahwa semakin besazr
kecepatan angin, semakin kecil pulalah nilai tegangan, yang artinya nilai
tegangan berbanding terbalik dengan nilai kecepatan angin.