kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web...

133
PARTISIPASI MASYARAKAT SULAWESI TENGGARA DALAM PEMILIHAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 2014 DR. M. Najib Husain, S.Sos, M.Si Abstrak Penelitian ini dilatar belakangi oleh penurunan angka partisipasi masyarakat Sulawesi Tenggara dalam pemilihan Presiden 2014. Melalui penelitian ini diharapkan dapat diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat. Guna mengungkap hal itu, maka penelltian dirancang menggunakan metode kuantitatif sebagai pendekatan utama dan kualitatif sebagai pendekatan pelengkap. Teknik pengambilan data dilakukan dengan cara menyebarkan angket kepada responden dengan teknik purposive multi stage random sampling. Hasil penelitian berdasarkan uji statistic ditemukan partisipasi politik dipengaruhi oleh beberapa faktor: pertama, faktor kesadaran politik; kedua, situasi; ketiga, afiliasi partai dan organisasi; keempat, kinerja pemerintah dan pembangunan; kelima, vote buying dan; keenam, kinerja penyelenggara Pemilu. Kata Kunci: Partisipasi Masyarakat, Pemilihan Presiden, Sulawesi Tenggara 1

Transcript of kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web...

Page 1: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

PARTISIPASI MASYARAKAT SULAWESI TENGGARA DALAM PEMILIHAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 2014

DR. M. Najib Husain, S.Sos, M.Si Abstrak

Penelitian ini dilatar belakangi oleh penurunan angka partisipasi masyarakat

Sulawesi Tenggara dalam pemilihan Presiden 2014. Melalui penelitian ini

diharapkan dapat diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi

masyarakat. Guna mengungkap hal itu, maka penelltian dirancang menggunakan

metode kuantitatif sebagai pendekatan utama dan kualitatif sebagai pendekatan

pelengkap. Teknik pengambilan data dilakukan dengan cara menyebarkan angket

kepada responden dengan teknik purposive multi stage random sampling. Hasil

penelitian berdasarkan uji statistic ditemukan partisipasi politik dipengaruhi oleh

beberapa faktor: pertama, faktor kesadaran politik; kedua, situasi; ketiga, afiliasi

partai dan organisasi; keempat, kinerja pemerintah dan pembangunan; kelima,

vote buying dan; keenam, kinerja penyelenggara Pemilu.

Kata Kunci: Partisipasi Masyarakat, Pemilihan Presiden, Sulawesi Tenggara

1

Page 2: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Salah satu hal yang selalu ditunggu dan dihitung selain hasil pemilu adalah

angka partisipasi pemilih di dalam penyelenggaraan pemilu. Tingkat partisipasi

pemilih, setidaknya akan menggambarkan sejauh mana partisipasi politik warga

dalam kontestasi suatu pemilu. Bahkan di Negara Amerika Latin, partisipasi politik

menjadi indikator menilai kualitas demokrasi sebuah negara.1 Selain itu, angka

partisipasi pemilih juga menjadi ukuran seberapa kuat legitimasi seseorang dalam

menjalankan kepemimpinannya.

Pada sisi yang lain, partisipasi pemilih dalam proses penyelenggaraan

pemilu tidak hanya bisa dilihat ketika masyarakat pemilih datang ke TPS untuk

memberikan suaranya. Tetapi lebih dari itu, keterlibatan masyarakat untuk turut

berpartisipasi dalam seluruh tahapan pemilu seperti melaporkan adanya

kecurangan pemilu, turut memantau proses rekapitulasi penghitungan suara,

mendukung salah satu kandidat, melakukan survei tentang pemilu, juga

merupakan bagian dari bentuk partisipasi masyarakat yang penting dalam proses

penyelenggaraan pemilu.

1 DAVID ALTMAN and ANÍBAL PÉREZ-LIÑÁN, Assessing the Quality of Democracy: Freedom, Competitiveness and Participation in Eighteen Latin American Countries. Democratization, Vol.9, No.2, Summer 2002, pp.85–100

2

Page 3: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

Dalam hal angka partisipasi pemilih, Indonesia merupakan salah satu

Negara yang mengalami pasang surut. Pemilu era orde baru yang

diselenggarakan dalam rezim otoritarian partisipasi pemilih tampak relatif tinggi,

bila dibandingkan dengan angka partisipasi Pemilih era reformasi. Era reformasi

dan demokratisasi yang diharapkan dapat mendorong kenaikan partisipasi, pada

kenyataannya berkebalikan. Fenomena ini salah satunya tampak pada

penyelenggaraan Pemilu 2014, dimana tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu

Presiden (Pilpres) 9 Juli 2014 mengalami penurunan dibandingkan dengan Pemilu

Legislatif (Pileg) April 2014. Tren penurunan angka partisipasi ini hampir terjadi di

semua wilayah, tidak terkecuali Sulawesi Tenggara. KPU Sulawesi Tenggara

mencatat angka partisipasi pemilih pada Pemilu legislatif mencapai 72,34 %.

Selanjutnya, angka partisipasi pada pemilihan Presiden mengalami penurunan

hingga mencapai 62,49 %.

1.2. Rumusan Masalah

Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penurunan partisipasi masyarkat

dalam Pemilihan Presiden 2014?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan formal dari riset kepemiluan ini adalah untuk melaksanakan tugas

KPU RI dan KPU Provinsi Sulawesi Tenggara tentang pelaksanaan Riset

Partisipasi dalam Pemilu. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui

3

Page 4: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarkat dalam Pemilihan Presiden

2014?

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun kegunaan penelitian adalah menjadi bahan dalam penyusunan

kebijakan berupa penetapan peraturan dan penyusunan program yang berbasis

pada argumen empirik dan rasional berdasarkan temuan ilmiah. Karena itu, hasil

penelitian ini, diharapkan menjadi dasar perumusan gagasan sebagai rekomendasi

kebijakan bagi para pihak yang berkepentingan (stakeholders). Dalam konteks

manfaat praktis, hasil penelitian ini diharapkan memberikan konstribusi praktis bagi

para penyelenggara pemilu dan peneliti berupa upaya-upaya meningkatkan

partisipasi masyarakat dalam pemilihan umum.

1.5. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan hasil penelitian ini terbagi dalam 5 bagian, yaitu: Bab

1 berisi Pendahuluan yaitu meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan. Bab 2 berisi

Tinjauan Pustaka yang mengungkapkan uraian kajian teori, konsep, asas, norma,

atau doktrin yang relevan dengan tema dan masalah hukum yang diteliti. Bab 3

berisi Metodologi Penelitian yang menggambarkan metodologi penelitian. Bab 4

berisi Pembahasan yang mendeskripsikan gambaran umum objek penelitian, hasil

4

Page 5: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

survei, analisis dan pembahasan masalah yang diteliti. Bab 5 berisi Penutup yang

meliputi simpulan dan rekomendasi.

5

Page 6: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

BAB II

KAJIAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teori

2.1.1. Konsep Partisipasi Politik

Sebagai kajian teoritis didalam penelitian ini, peneliti mengajukan beberapa

teori yang dapat mendukung judul dan permasalahan penelitian. Sehubugan

dengan hal itu terlebih dahulu menguraikan konsep partisipasi politik. Miriam

Budiarjo (1992:183) mengartikan partisipasi politik sebagai kegiatan seseorang

atau kelompok orang untuk ikut secara serta aktif dalam kehidupan politik, yaitu

dengan jalan memilih pemimpin negara dan secara langsung atau tidak langsung

mempengaruhi kebijaksanaan pemerintah (public policy). Budiarjo menyebutkan

bahwa kegiatan partisipasi politik dapat mencakup tindakan seperti memberikan

suara dalam pemilu, menghadiri rapat umum, menjadi anggota suatu partai politik

atau kelompok kepentingan, mengadakan pendekatan atau hubungan (contacting)

dengan pejabat pemerintah dan sebagainya.

Michael Rush dan Philip Althoff (1997:124) yang menguraikan bentuk

partisipasi politik disertai dengan hierarkinya sebagaimana terlihat dalam gambar

berikut ini :

6

Page 7: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

Gambar 2.1 Bentuk-Bentuk Partisipasi Politik dan Hierarkinya

Sum

Lain pula dengan Frank L. Wilson yang mengidentifikasi bentuk-bentuk

partisipasi sebagi berikut:

7

Menduduki jabatan politik atau administratifMencari jabatan atau administratifKeanggotan aktif suatu organisasi politikKeangotaan pasif suatu organisasi politikKeanggotaan aktif suatu organisasi semu politik (quasi political)

Keanggotaan pasif suatu organisasi semu politik (quasi-political)Partisipasi dalam rapat umum, demonstrasi, dan sebagainyaPartisipasi dalam diskusi politik informal minat umum dalam politik

Page 8: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

Gambar 2.2 Piramida Partisipasi Politik

Sumber: Budiarjo,1994:189

Sumber : Budiarjo, 1994:189

Huntington (1990:16) berpendapat bahwa : “bentuk partisipasi politik

berdasarkan perilaku yang terdiri dari kegiatan pemilihan, lobbing, kegiatan

organisasi, mencari koneksi (contacting) dan tindakan kekerasan ”. Berkaitan

dengan hal tersebut di atas, Mas’oed (1995:46) membagi partisipasi politik ke

8

Pejabat Umum

Pejabat Partai

Sepenuh waktu,

Petugas kampanye

Aktif dalam partai/kelompok kepentingan

Aktif dalam proyek-proyek

Menghadiri rapat umum

Anggota kelompok kepentingan

Usaha meyakinkan orang

Orang Apolitis

Aktivis

Partisipan

Pengamat

Page 9: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

dalam dua bentuk yaitu, partisipasi politik dalam bentuk yang konvensional yang

merupakan bentuk partisipasi “normal” dalam demokrasi modern. Sementara

partisipasi politik yang non konvensional yaitu menggunakan cara-cara yang

illegal. Kedua bentuk tersebut diuraikan dalam gambar sebagai berikut :

Tabel 2.1. Bentuk-Bentuk partisipasi Politik

Konvensional Non- Konvensional- Pemberian Suara (Voting)- Diskusi Politik- Kegiatan Kampanye- Membentuk dan bergabung

dalam Kelompok Kepentingan- Komunikasi individual dengan

pejabat politik dan administratif

- Pengajuan petisi- Berdemonstrasi- Konfrontasi- Mogok - Tindak kekerasan politik

terhadap harta-benda (perusakan, pengeboman, pembakaran)

- Tindakan kekerasan politik terhadap manusia (penculikan, pembunuhan)

- Perang gerilya dan revolusiSumber : Mas’oed ,1995:45

Berdasarkan bentuk partisipasi politik tersebut, maka partisipasi yang

konvensional biasanya terdapat di negara-negara demokrasi modern sedangkan

partisipasi politik yang non konvensional menggunakan kekerasan yang sifatnya

revolusioner, biasanya terdapat dinegara yang kurang stabil. Dalam penelitian ini

hanya membahas bentuk partisipasi politik konvensional, khususnya dalam

pemberian suara saja (pemilihan).

Pemberian suara merupakan suatu bentuk partisipasi aktif yang paling luas

tersebar. Kegiatan pemberian suara dapat dianggap sebagai bentuk partisipasi

9

Page 10: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

politik aktif yang paling kecil, karena itu menuntut suatu keterlibatan minimal.

Pemberian suara dalam Pemilihan Presiden dimaksudkan untuk memilih siapa

Calon Presiden. Pemberian suara dalam Pilpres secara langsung diwujudkan

dengan memberikan suara pada pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden

yang didukungnya atau ditunjukkan dengan perilaku masyarakat dalam memilih

pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden.

2.1.1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi PemilihFaktor-faktor yang diperkirakan mempengaruhi tinggi rendahnya partisipasi

politik seseorang yaitu kesadaran politik, situasi, afiliasi partai dan organisasi,

kinerja pemerintah dan pembangunan, vote buying, kinerja penyelenggara Pemilu

dan faktor kandidat.

a. Kesadaran politik

Kesadaran politik ialah kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga

negara. Hal ini menyangkut pengetahuan seseorang tentang lingkungan

masyarakat dan politik, dan menyangkut minat dan perhatian seseorang terhadap

lingkungan masyarakat dan politik tempat dia hidup. Berkaitan dengan itu Jeffry

M. Paige (dalam Surbakti, 1992:144) menyebutkan bahwa: “Apabila seseorang

memiliki kesadaran politik dan kepercayaan kepada pemerintah yang tinggi maka

partisipasi politik cenderung aktif. Sebaliknya, apabila kesadaran politik dan

kepercayaan kepada pemerintah rendah maka partisipasi politik cenderung pasif-

tertekan (apatis)”.

10

Page 11: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

b. Situasi

Menurut Ramlan Surbakti, situasi politik juga dipengaruhi oleh keadaan

yang mempengaruhi aktor secara langsung seperti cuaca, keluarga, kehadiran

orang lain, keadaan ruang, suasana kelompok, dan ancaman.2

c. Vote Buying

Vote buying menurut Schaffer3, merupakan pertukaran ekonomi sederhana.

Dalam konsep ini perilaku vote atau pilihan lebih dipahami sebagai interaksi

menjual atau membeli suara pemilih (voters) yang dilakukan oleh kandidat

(terhadap voters). Praktek dari vote buying biasanya berbentuk pemberian atau

hadiah terutama dalam bentuk uang, barang berharga, atau janji disertai dengan

pesan-pesan simbolik yang bertujuan mempengaruhi perilaku penerima. Bentuk

vote buying bukan hanya pemberian suap, tapi juga pembayaran untuk membiayai

jalan-jalan atau membiayai penyelenggara pemilihan. Termasuk didalamnya

situasi ketika pemilih diberi iming-iming atau janji seperti pemberian uang jika

memilih kandidat tertentu.

d. Afiliasi Politik dan Organisasi

Afiliasi berarti tergabung dalam suatu kelompok atau kumpulan. Afiliasi

politik dapat dirumuskan sebagai keanggotaan atau kerjasama yang dilakukan

individu atau kelompok yang terlibat ke dalam aliran-aliran politik tertentu. Afiliasi

2 Ramlan Surbakti. 1992. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia3 Frederic Charles Schaffer, “What is Vote Buying?,” in Prepared for MIT International Conference, (Cambrigde: Department of Political Science MIT, 2002), 2-3

11

Page 12: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

politik mendorong tumbuhnya kesadaran dan kedewasaan politik masyarakat

untuk menggunakan hak politiknya secara bebas dan bertanggungjawab dalam

melakukan berbagai aktifitas politik, seperti ikut dalam partai politik dalam

pemerintahan, ikut dalam proses pengambilan dan pelaksanaan keputusan

politik.4

e. Kinerja Penyelenggara Pemilu

Pemilu diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan

Pengawas Pemilu (Bawaslu). KPU bertugas menyelenggarakan pemilu dan

Bawaslu bertugas mengawasi penyelenggaraan pemilu. Persoalan rendahnya

partisipasi diantaranya disebabkan oleh rendahnya kinerja penyelenggara Pemilu

dalam melakukan sosialisasi politik dan penyadaran politik, serta proses

pembuatan DPT yang mengalami berbagai permasalahan. Hal ini membuat

banyak masyarakat yang tidak tercantum dalam DPT.

f. Kinerja Pemerintah dan Pembangunan

Kinerja pemerintah ialah penilaian seseorang terhadap prestasi pemerintah.

Penilaian kinerja pemerintah berkaitan dengan perbaikan keadaan ekonomi dan

khususnya dalam menyediakan lapangan pekerjaan untuk rakyatnya. Selain itu

penilaian terhadap kinerja pemerintah berkaitan pula dengan kemampuan

pemerintah dalam memecahkan masalah-masalah sosial dan ekonomi seperti

4 B.N. Marbun. 1996. Kamus Politik. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

12

Page 13: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

sempitnya lapangan pekerjaan, mahalnya harga sembako, langkanya air bersih,

dan lainnya.

g. Faktor Kandidat

Faktor kandidat dapat dilihat dari dua dimensi yaitu kualitas instrumental

dan kualitas simbolis.5 Kualitas instrumental meliputi kompetensi menejerial dan

kompetensi fungsional. Kompetensi menejerial adalah kemampuan kandidat

dalam merencanakan, mengendalikan, mengorganisai dan memecahkan masalah

untuk mencapai satu tujuan. Sedangkan kompetensi fungsional adalah keahlian

tertentu yang dianggap penting dalam melaksanakan tugas seperti pendidikan dan

pengalaman. Dimensi simbolis meliputi prinsip hidup kandidat, aura emosional,

aura inspirasional dan aura sosial. Yang biasanya dilihat dari dimensi ini antara

lain integritas, keterbukaan, kepedulian terhadap sesama, tanggung jawab,

keteladanan, reputasi dan cara bicara kandidat.6

5 Hugh A Bone dan Austin Ranney, Politics and Voters, (USA: McGraw-Hill, 1981), hlm. 96 Adman Nursal, Political Marketing: Strategi Memenangkan Pemilu (Jakarta Gramedia, 2004), hlm.,208-209.

13

Page 14: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Tipe Penelitian

Penelitian ini memadukan tipe penelitian kuantitatif dan kualitatif.

Rancangan penelitian kuantitatif yang digunakan termasuk dalam tipe

eksplanatory research. Ciri utama tipe penelitian ini yakni termasuk rumpun

kuantitatif dengan tujuan menjelaskan fenomena atau pola hubungan diantara

konsep (Kothary, 2004). Selanjutnya tipe kualitatif digunakan untuk melengkapi

rancangan kuantitatif, guna mengungkapkan faktor-faktor mempengaruhi perilaku

pemilih

3.2. Populasi dan Sampel

3.2.1. Populasi

Penelitian ini membatasi kriteria populasi yakni para pemilih yang tidak

menggunakan hak pilihnya dalam pemilihan presiden tahun 2014 di Sulawesi

Tenggara yaitu sejumlah 686.102 pemilih.

3.2.2. Sampel

Besar sampel dalam penelitian ini adalah 100 responden, yang berarti

tingkat kepercayaannya 95 % dan margin of errornya 10 %. Rumus besar sampel

dan margin of error (MoE) dapat dilihat dan diaplikasikan dalam penelitian ini dapat

dilihat sebagai berikut :

14

Page 15: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

n = N / N.d² + 1 (Bungin, 2008)

Di mana :

n : Jumlah Sampel

N : Banyak Anggota Populasi

d : Margin of error

Berangkat dari rumus diatas, hasil perhitungan sebagai berikut :

.686102/(686102).(0,1)² + 1 = 99,98 = 100.

Penarikan sampel dalam penelitian ini memadukan dua teknik yaitu

purposive sampling dan multistage random sampling. Purposive sampling

digunakan untuk memilih sampel Kabupaten/Kota dengan pertimbangan mewakili

wilayah kepulauan dan daratan (geografi) serta kabupaten dan kota (daerah urban

dan rural). Atas pertimbangan itu, maka dipilih Kota Kendari yang mewakili wilayah

daratan sekaligus daerah perkotaan (urban). Sementara untuk wilayah kepulauan

dipilih Kabupaten Muna sekaligus mewakili wilayah kabupaten (pedesaan/rural).

Multistage random sampling digunakan untuk menentukan sampel di tingkat

kecamatan (PPK), Desa/Kelurahan (PPS), TPS dan responden. Guna menentukan

Kecamatan (PPK) terpilih terlebih dahulu dilakukan acak sederhana di tingkat

Kab/Kota dengan memilih masing-masing lima kecamatan, sehingga total akan

terpilih 10 kecamatan. Selanjutnya guna menentukan PPS terpilih dilakukan

pengacakan PPS dengan mengambil masing-masing 2 PPS tiap kecamatan,

15

Page 16: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

sehingga total akan terpilih 20 PPS. Selanjutnya acak sederhana kembali

dilakukan guna menentukan jumlah TPS dengan mengambil 1 TPS tiap PPS,

sehingga total terpilih 20 TPS. Setelah diketahui TPS terpilih, maka dilakukan

pengacakan untuk menentukan responden. Pada masing masing-masing TPS

diambil 5 responden secara acak, sehingga total ada 100 responden yang akan

diwawancarai.

3.3.Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan dua variabel yakni berupa variabel bebas

dan variabel terikat. Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah kesadaran

politik, situasi, vote buying, kinerja penyelenggara Pemilu, afiliasi partai dan

organisasi, kinerja pemerintah dan pembangunan, serta faktor kandidat.

Sedangkan variabel terikatnya adalah partisipasi pemilih.

3.4. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

angket/kuesioner dan wawancara. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data

melalui daftar pertanyaan yang diisi oleh responden sendiri. Jenis kuesioner yang

digunakan dalam penelitian ini merupakan gabungan dari kuesioner tertutup dan

terbuka di mana untuk setiap pertanyaan telah disediakan jawabannya, dan

beberapa bagian pertanyaan juga mempunyai penjelasan dari responden atas

jawaban yang diberikan.

16

Page 17: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

Jumlah instrumen yang digunakan tergantung pada jumlah variabel

penelitian yang telah dikembangkan menjadi indikator. Dari indikator-indikator

inilah dibuat pertanyaan dalam kuesioner. Sementara itu wawancara dipergunakan

untuk menghimpun dan mengkaji data berkenaan dengan faktor yang

mempengaruhi partisipasi pemilih.

Sementara itu, untuk pengukuran data untuk masing–masing variable bebas

dilakukan dengan memberi skor pada tiap-tiap jawaban dari butir pertanyaan dari

kuesioner. Pemberian skor dalam penelitian ini berdasarkan skala likert. Bentuk

skala likert yang digunakan dalam instrumen adalah sebagai berikut :

1. Sangat setuju diberi skor 5

2. Setuju diberi skor 4

3. Ragu-ragu/kadang-kadang/netral diberi skor 3

4. Tidak setuju diberi skor 2

5. Sangat tidak setuju diberi skor 1

3.5.Operasionalisasi Variabel

Tabel. 3.1. Operasionalisasi Variabel

No

Variabel Indikator

Skala Pengukuran

1 PARTISIPASI POLITIK (Y)

Pengetahuan tentang pemilihan Presiden 2014

Nominal

Keikutsertaan dalam pemilihan Presiden tahun 2014

Nominal

Keikutsertaan dalam pemilihan Nominal

17

Page 18: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

legislatif tahun 2014Keikutsertaan dalam pemilihan Presiden tahun 2009

Nominal

Pengetahuan tentang jumlah pasangan calon presiden dalam pemilihan presiden 2014

Nominal

Pemilihan presiden berlangsung jujur dan adil

Nominal

2 KESADARAN POLITIK (X1)

Pentingnya pemilihan Presiden OrdinalKeikutsertaan dalam pemilihan Presiden dan wakil Presiden dapat menciptakan kehidupan yang lebih baik

Ordinal

Pemilihan presiden mampu melahirkan pemimpin yang amanah dan lebih baik

Ordinal

3

SITUASI (X2)

Pemilih berada ditempat pada hari H pemilihan

Ordinal

Kondisi kesehatan pemilih pada hari H pemilihan

Ordinal

Kondisi cuaca pada hari H pemilihan OrdinalKondisi keamanan pada hari H pemilihan

Ordinal

Aktivitas/kegiatan pemilih pada hari H pemilihan

Ordinal

Ancaman atau intimidasi terhadap pemilih

Ordinal

4 AFILIASI PARTAI DAN ORGANISASI (X3)

Keanggotaan partai NominalPosisi keanggotaan partai NominalKeanggotaan organisasi NominalPosisi keanggotaan organisasi Nominal

5 KINERJA PEMERINTAH DAN PEMBANGUNAN (X4)

Kepuasan terhadap kinerja presiden (pemerintah) sebelumnya

Ordinal

Kondisi infrastruktur 5 tahun terakhir OrdinalKondisi perekonomian 5 tahun terakhir OrdinalKondisi pembangunan 5 tahun terakhir Ordinal

18

Page 19: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

6

VOTE BUYING (X5)

Pemilih ditawari uang/barang/bantuan saat pemilihan Presiden 2014

Ordinal

Pemilih menerima uang/barang/bantuan saat pemilihan Presiden 2014

Ordinal

Pemilih ditawari uang/barang/bantuan saat pemilihan legislatif 2014

Ordinal

Pemilih menerima uang/barang/bantuan saat pemilihan legislatif 2014

Ordinal

7 KINERJA PENYELENGGARA PEMILU (X6)

Melihat dan mendengar sosialiasasi pemilihan presiden yang diselenggarakan oleh KPU/PPK/PPS

Ordinal

Mengikuti dan menghadiri sosialiasasi pemilihan presiden yang diselenggarakan oleh KPU/PPK/PPS

Ordinal

Adanya informasi tentang jadwal pelaksanaan pemilihan Presiden dari KPPS/pemerintah setempat

Ordinal

Adanya kartu panggilan memilih dari petugas KPPS/pemerintah setempat pada pemilihan presiden 2014

Ordinal

8 FAKTOR KANDIDAT (X7)

Hal-hal ideal yang harus dimiliki oleh seorang Presiden dan wakil Presiden

Ordinal

Kualitas kandidat OrdinalPertimbangan gender Ordinal

Gender kandidatNominal

3.6.Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu:

19

Page 20: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

Ho = Kesadaran politik, situasi, vote buying, kinerja penyelenggara Pemilu,

afiliasi partai dan organisasi, kinerja pemerintah dan pembangunan, serta

faktor kandidat secara bersama-sama (stimulant) berpengaruh terhadap

partisipasi pemilih.

Ha = Kesadaran politik, situasi, vote buying, kinerja penyelenggara Pemilu,

afiliasi partai dan organisasi, kinerja pemerintah dan pembangunan, serta

faktor kandidat secara bersama-sama (stimulant) tidak berpengaruh

terhadap partisipasi pemilih.

Ho = Kesadaran politik, situasi, vote buying, kinerja penyelenggara Pemilu,

afiliasi partai dan organisasi, kinerja pemerintah dan pembangunan, serta

faktor kandidat masing-masing (parsial) berpengaruh terhadap partisipasi

pemilih.

Ha = Kesadaran politik, situasi, vote buying, kinerja penyelenggara Pemilu,

afiliasi partai dan organisasi, kinerja pemerintah dan pembangunan, serta

faktor kandidat masing-masing (parsial) tidak berpengaruh terhadap

partisipasi pemilih.

3.7.Prosedur

Angket yang berisi pengukuran semua variabel diberikan kepada responden

yang sudah terpilih sebagai peserta atau sampel penelitian. Pengisian angket

dipandu langsung oleh peneliti. Kepada responden dikemukakan maksud

20

Page 21: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

penelitian dan diminta kesediaan mereka berpartisipasi secara sukarela dalam

pengisian angket. Mereka diharapkan mengisi angket sejujur mungkin dengan

jaminan penuh akan kerahasiaan jawaban dan identitas mereka. Data yang

bersifat kualitatif terkumpul dari wawancara dengan responden, selain bersumber

dari penjelasan atas jawaban dari pertanyaan yang sudah disediakan dalam

angket atau kuesioner.

3.8.Teknik Analisis

Pertama-tama akan dilakukan analisis reliabilitas terhadap pengukuran

variabel dengan teknik Alpha Cronbach, guna mengetahui konsistensi internalnya.

Setelah itu dilakukan analisis validitas. Selanjutnya untuk menjawab permasalahan

penelitian sesuai dengan model teoretik yang telah dikemukakan, dilakukan

analisis dengan teknik regression analysis. Hasil persamaan struktural dilaporkan

dalam bentuk koefisien regresi.

3.8.1. Regresi Linier Berganda

Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis regresi linier berganda.

Analisis ini fungsi utamanya untuk mengetahui pengaruh variabel X (dua atau lebih

dari dua) terhadap variabel Y. Adapun model penelitian yang dibangun dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ŷ = a + b1.X1 + b2.X2 + b3.X3 + b4.X 4 + b5.X5 + b6.X6+ b7.X7

Keterangan:

21

Page 22: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

Ŷ : Partisipasi pemilih

X1 : Kesadaran politik

X2: Situasi

X3: Afiliasi partai dan organisasi

X4 : Kinerja pemerintah dan pembangunan

X5: Vote buying

X6: Kinerja penyelenggara Pemilu

X7: Faktor kandidat

a : Konstanta

b : Koefisien regresi

3.8.2. Uji Koefisien Regresi Secara Individu (t-test)

Secara parsial, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t-test. Menurut

Ghozali (2005) uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh

satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variabel

dependen.

Kriteria hipotesis yang diajukan adalah :

- Ho : bi = 0 (tidak ada pengaruh antara variabel independen terhadap

variabel dependen secara stimulan)

- Ha : bi ≠ 0 (ada pengaruh antara variabel independen terhadap variabel

dependen secara stimulan)

22

Page 23: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

- Ho : bi = 0 (tidak ada pengaruh antara variabel independen terhadap

variabel dependen secara parsial)

- Ha : bi ≠ 0 (ada pengaruh antara variabel independen terhadap variabel

dependen secara parsial)

Dengan menggunakan taraf signifikansi = 5%, sehingga kriteria pengujiannya

adalah:

1) Apabila sig. t < 0,05, maka Ho ditolak.

2) Apabila sig. t > 0,05, maka Ho diterima

3.8.3. Analisis Koefisien Determinasi (R2 )

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai (R2 ) yang

kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen memberikan variasi variabel

dependen. Secara umum koefisien determinasi untuk data silang (crossection)

relatif rendah karna adanya variasi yang besar antara masing-masing

pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya

mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi.

23

Page 24: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Daftar Pemilih Tetap di Sulawesi Tenggara

Sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya bahwa daftar pemilih tetap

(DPT) Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 merupakan hasil dari

pemutakhiran daftar pemilih sementara (DPS) dan pencocokan penelitian (coklit)

daftar pemilih sementara (DPS) yang selanjutnya menjadi daftar pemilih

sementara hasil pemutakhiran (DPSHP) yang telah dilakukan oleh PPS dan

Pantarlih berdasarkan tanggapan masyarakat terhadap pengumuman daftar

pemilih sementara (DPS) dan hasil verikasi pemilih yang terdaftar dalam DPTb,

DPK, dan DPKTb pada Pemilu DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD

Kabupaten/Kota serta penambahan Pemilih Pemula.

Atas dasar tersebut di atas, KPU Kabupaten/Kota dengan dibantu PPK

kemudian menyusun menjadi daftar pemilih tetap (DPT). Daftar pemilih tetap

(DPT) tersebut disusun kembali kedalam rekapitulasi daftar pemilih tetap (DPT)

oleh KPU kabupaten/kota untuk disampaikan kepada KPU Provinsi Sulawesi

Tenggara.

KPU Provinsi Sulawesi Tenggara berdasarkan rekapitulasi dari masing-

masing KPU Kabupaten/Kota menindaklanjuti dengan menyusun rekapitulasi

daftar pemilih tetap (DPT) tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara. Rekapitulasi tingkat

24

Page 25: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

provinsi tersebut selanjutnya disampaikan kepada KPU sebagai bahan KPU

menyusun rekapitulasi daftar pemilih tetap (DPT) tingkat nasional.

Berdasarkan gambaran di atas, rekapitulasi daftar pemilih tetap (DPT)

Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 di Provinsi Sulawesi Tenggara

yang dikeluarkan oleh KPU Provinsi Sulawesi Tenggara melalui Rapat Pleno

Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilihan Umum Presiden dan Wakil

Presiden Tahun 2014 tanggal 11 Juni 2014 adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 : DPT PILPRES TAHUN 2014

NO NAMA KABUPATEN/KOTA

JML KEC

JML DESA/KEL

JML TPS

JUMLAH PEMILIH

1. Bombana 22 138 323 107.444

2. Buton 21 242 574 205.545

3. Buton Utara 6 90 145 43.071

4. Kolaka 20 213 819 245.245

5. Kolaka Utara 15 133 333 106.771

6. Konawe 30 375 566 190.999

7. Konawe Selatan 22 352 441 195.398

8. Konawe Utara 10 145 161 44.027

9. Kota Baubau 8 43 254 114.266

10. Kota Kendari 10 64 572 243.680

11. Muna 33 236 387 221.411

12. Wakatobi 8 100 274 80.875

TOTAL 205 2.131 4.849 1.798.732 Sumber : KPU Sultra

25

Page 26: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

Tabel 1 di atas menunjukkan, bahwa jumlah pemilih dalam daftar pemilih

tetap (DPT) Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 di Provinsi Sulawesi

Tenggara sebanyak 1.798.732 pemilih. Hasil rekapitulasi daftar pemilih tetap

(DPT) tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara tersebut selanjutnya disampaikan ke

KPU dan ditetapkan sebagai rekapitulasi daftar pemilih tetap (DPT) Nasional

dalam Keputusan KPU Nomor477/Kpts/KPU/TAHUN 2014 tanggal 13 Juni 2014.

4.2. Daftar Pemilih Khusus di Sulawesi Tenggara DPT Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014 dilengkapi juga dengan

DPTb dan DPK. DPK adalah daftar pemilih yang memuat pemilih yang tidak

memiliki identitas kependudukan dan/atau pemilih yang tidak terdaftar dalam DPS,

DPT dan DPTb. DPK Pilpres 2014 ditetapkan oleh KPU Prov. Sultra. Dalam hal

menetapkan DPK, KPU Prov. Sultra dibantu oleh PPS, PPK dan KPU

Kabupaten/Kota. Tanggal 2 Juli 2014, KPU Prov. Sultra melakukan Rapat Pleno

Terbuka Rekapitulasi Daftar Pemilih Khusus (DPK) Pemilihan Umum Presiden dan

Wakil Presiden Tahun 2014 dengan mengundang Saksi dari Pasangan Calon

Peserta Pemilu dan Bawaslu Prov. Sultra. Rapat Pleno tersebut dihadiri oleh

Komisioner KPU RI yaitu Bapak Hadar Navis Gumay. Berikut rincian DPK Prov.

Sultra dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 :

26

Page 27: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

Tabel 4.2 : Daftar Pemilih Khusus

No. Kabupaten/Kota Jumlah Kec.

Jumlah Desa/

KelurahanJumlah

TPSJumlah Pemilih

L P L + P1 BOMBANA 6 11 15 37 40 772 BUTON 6 30 46 227 292 5193 BUTON UTARA 6 46 52 125 110 2354 KOLAKA 10 26 49 103 92 1955 KOLAKA UTARA 5 12 14 28 35 636 KONAWE 2 11 13 33 22 55

7 KONAWE SELATAN 1 1 1 1 1 2

8 KONAWE UTARA - - - - - -

9 KOTA BAUBAU 4 7 18 16 23 3910 KOTA KENDARI 8 16 44 234 176 41011 MUNA 8 12 12 15 14 2912 WAKATOBI 6 15 20 22 27 49

TOTAL 62 187 284 841 832 1.673 Sumber : KPU Sultra

Tabel di atas, menggambarkan bahwa jumlah pemilih dalam daftar pemilih

khusus (DPK) Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 di Provinsi

Sulawesi Tenggara sebanyak 1.673 yang tersebar di 11 Kabupaten/Kota. 1

Kabupaten tidak memiliki DPK yaitu Kabupaten Konawe Utara.Hasil rekapitulasi

daftar pemilih khusus (DPK) tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara tersebut

selanjutnya disampaikan kepada perwakilan Partai Politik Peserta Pemilu dan

Bawaslu Provinsi.

Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 memiliki

karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan penyelenggaraan pemilu lainnya

baik pemilihan gubernur dan wakil gubernur maupun pemilihan umum anggota

DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota. Hal ini dapat dilihat dari

27

Page 28: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

segi kompetisi dan kontestansi pasangan calon yang hanya diikuti dua pasang

calon yang turut mempengaruhi besarnya kemungkinan pergesakan antar

pendukung pasangan calon akibat kampanye hitam baik sebelum maupun

sesudah pemungutan suara.

Pemungutan dan penghitungan suara merupakan salah satu bagian dari

tahapan, program dan jadual dalam pelaksanaan pemilihan Presiden dan Wakil

Presiden pada pemilu tahun 2014, dilihat dari segi pelaksanaannya tidak memiliki

perbedaan dengan pemungutan dan penghitungan suara Pemilu Anggota DPR,

DPD, dan DPRD Tahun

Rapat rekapitulasi penghitungan suara Pemilihan Umum Presiden dan

Wakil Presiden Tahun 2014 dilaksanakan hari Jum’at tanggal 18 Juli 2014

pukul 09.00 Wita sampai selesai. Adapun hasil rekapitulasi penghitungan sebagai

berikut :

Tabel 4.3 : Jumlah Pemilih Dalam DPT

No Kabupaten/Kota Jumlah Pemilih1 Bombana 107.444 2 Buton 205.545 3 Buton Utara 43.071 4 Kolaka 245.245 5 Kolaka Utara 106.771 6 Konawe 190.999 7 Konawe Selatan 195.398 8 Konawe Utara 44.027

28

Page 29: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

9 Kota Baubau 114.266 10 Kota Kendari 243.680 11 Muna 221.411 12 Wakatobi 80.875

Jumlah 1.798.732 Sumber : KPU Sultra

Berdasarkan tabel 4.3. menunjukkan bahwa jumlah pemilih dalam daftar

pemilih tetap di Sulawesi Tenggara pada pemilihan presiden dan wakil presiden

2014 adalah 1. 798.732 pemilih, di mana pemilih yang terbanyak di Kota Kendari

sebanyak 243.680 dan yang terendah di kabupaten Buton Utara sebanyak 43. 071

pemilih. Untuk lebih jelas jumlah pemilih dalam DPT yang menggunakan hak pilih

dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.4 : Jumlah Pemilih Dalam DPTYang Tidak Menggunakan Hak Pilih

No Kabupaten/Kota Jumlah Pemilih1 Bombana 41.819

2 Buton 82.434

3 Buton Utara 15.672

4 Kolaka 91.024

5 Kolaka Utara 38.461

6 Konawe 54.881

7 Konawe Selatan 59.056

8 Konawe Utara 11.599

9 Kota Baubau 49.610

29

Page 30: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

10 Kota Kendari 97.870

11 Muna 107.749

12 Wakatobi 35.927

Jumlah 686.102Sumber : KPU Sultra

Berdasarkan tabel 4.4. menunjukkan bahwa jumlah pemilih dalam daftar

pemilih di Sulawesi Tenggara pada pemilihan presiden dan wakil presiden 2014

yang tidak menggunakan hak pilihnya adalah 686.102 pemilih, di mana pemilih

yang terbanyak yang tidak menggunakan hak pilihnya ada di Kabupaten Muna

sebanyak 107.749 dan yang terendah di Kabupaten Konawe Utara sebanyak

11.599 pemilih. Untuk lebih jelas jumlah surat suara yang digunakan dalam DPT

dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.5 : Jumlah Surat Suara Yang Digunakan

Oleh Pemilih Dalam DPT

No Kabupaten/Kota Jumlah Pemilih1 Bombana 65.625

2 Buton 123.111

3 Buton Utara 27.399

4 Kolaka 154.221

5 Kolaka Utara 68.310

6 Konawe 136.118

7 Konawe Selatan 136.342

8 Konawe Utara 32.428

9 Kota Baubau 64.656

10 Kota Kendari 145.810

30

Page 31: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

11 Muna 113.662

12 Wakatobi 44.948

Jumlah 1.112.630Sumber : KPU Sultra

Berdasarkan tabel 4.5. menunjukkan bahwa Jumlah Surat Suara Yang

Digunakan Oleh Pemilih Dalam DPT di Sulawesi Tenggara pada pemilihan

presiden dan wakil presiden 2014 adalah 1.112.630, di mana surat suara yang

terbanyak digunakan adalah di Kabupaten Kolaka sebanyak 154.221 dan yang

terendah di Kabupaten Buton Utara sebanyak 27.399 surat suara. Untuk lebih

jelas jumlah surat suara yang sah, dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.6 Jumlah Suara Sah

No Kabupaten/Kota Jumlah Pemilih1 Bombana 66.4912 Buton 123.9603 Buton Utara 28.1474 Kolaka 157.2805 Kolaka Utara 69.4226 Konawe 137.0387 Konawe Selatan 136.8928 Konawe Utara 32.5239 Kota Baubau 66.16110 Kota Kendari 153.350

31

Page 32: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

11 Muna 116.03412 Wakatobi 46.053

Jumlah 1.133.351

Sumber : KPU Sultra

Berdasarkan tabel 4.6. menunjukkan bahwa jumlah surat suara yang sah

Yang Digunakan Oleh Pemilih Dalam DPT di Sulawesi Tenggara pada pemilihan

presiden dan wakil presiden 2014 adalah 1.133.351, di mana surat suara sah

terdapat di Kabupaten Kolaka sebanyak 157.280 dan yang terendah di

Kabupaten Buton Utara sebanyak 28.147 surat suara.

Berdasarkan hasil penghitungan suara rekapitulasi KPU kabupaten/kota

yang dibacakan oleh Ketua KPU Kabupaten/Kota, hasil rekapitulasi perolehan

suara Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 untuk masing-

masing ke 2 (dua) pasangan calon sebagai berikut :

Tabel 4.7 : Hasil Rekapitulasi Penghitungan Suara Tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara

NO KABUPATEN/KOTA

H. PRABOWO SUBIANTO

DAN Ir. H. M. HATTA

RAJASA

Ir. H. JOKO WIDODO

DAN Drs. H. M. JUSUF

KALLA

JUMLAH

1 Bombana 25.165 41.326 66.491

2 Buton 54.793 69.167 123.9603 Buton Utara 11.008 17.139 28.1474 Kolaka 64.694 92.586 157.280

32

Page 33: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

5 Kolaka Utara 15.394 54.028 69.4226 Konawe 79.500 57.538 137.0387 Konawe Selatan 62.741 74.151 136.892

8 Konawe Utara 14.245 18.278 32.523

9 Kota Baubau 28.461 37.700 66.16110 Kota Kendari 72.705 80.645 153.35011 Muna 67.604 48.430 116.03412 Wakatobi 14.824 31.229 46.053

  JUMLAH TOTAL 511.134 622.217 1.133.351

PROSENTASE 45,10% 54,90% 100,00%

Sumber : KPU Sultra

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa ada sepuluh Kab/Kota di Sulawesi Tenggara

yang menempatkan pasangan calon presiden Ir. H. JOKO WIDODO DAN Drs. H.

M. JUSUF KALLA sebagai pasangan yang memperoleh suara terbanyak, dan

terdapat dua kabupaten yang menempatkan pasangan calon presiden H.

PRABOWO SUBIANTO DAN Ir. H. M. HATTA RAJASA sebagai peraih suara

terbanyak yaitu pada Kabupaten Konawe dan Kabupaten Muna. Dari hasil

rekapitulasi penghitungan suara dari dua pasangan calon tersebut di atas,

Selanjutnya dapat diketahui peringkat perolehan suara pasangan calon presiden

dan wakil presiden sebagai berikut :

Tabel 4.8 : Peringkat Suara Pemilih Provinsi Sulawesi Tenggara Dua Calon Presiden dan Wakil Presiden Indonesia Tahun 2014

33

Page 34: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

NO PASANGAN CALONJUMLAH SUARA PROSENTASE PERINGKAT

1. Ir. H. JOKO WIDODO DAN Drs. H. M. JUSUF KALLA

622.217 54,90% 1

2. H. PRABOWO SUBIANTO DAN Ir. H. M. HATTA RAJASA

511.134 45,10% 2

Jumlah 1.133.351 100,00%

Sumber : KPU Sultra

4.3. Gambaran Umum Lokasi Penelitian di Kota KendariInformasi tertulis tentang kota Kendari pertama kali diperoleh dari tulisan

Vosmaer (berkebangsaan Belanda) tahun 1831 yang mendatangi teluk Kendari

pada 9 mei 1832 lalu membuat petanya. Sejak saat itu teluk yang saat ini dinamai

teluk Kendari, dikenal dengan Vosmaer Baai (Teluk Vosmaer). Peristiwa 9 mei

tersebut kemudian diperingati sebagai hari jadi kota Kendari yang diperingati

setiap tahun.

Dalam catatan berikutnya, Vosmaer kemudian kembali datang ke teluk

Kendari pada 1832, lalu mendirikan Lodge (loji) atau kantor dagang dan istana

untuk Raja Ranomeeto (Lakina Laiwoi) bernama Tebau, yang sebelumnya

bermukim diwilayah lepo-lepo. Sumber Inggris (Heeren, 1972) menyatakan para

pelayar Bugis dan Bajo melakukan aktivitas perdagangan di Teluk Kendari dengan

penduduk setempat (Suku Tolaki) yang bermukiman disebelah selatan dan

34

Page 35: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

sebelah barat Teluk Kendari pada akhir abad ke-18. Awalnya sebagai kota

pelabuhan sekaligus berfungsi sebagai pusat Kerajaan Laiwoi pada 1832 ketika

dibangunnya iatana Raja di sekitar Teluk Kendari. Dimasa pemerintahan Belanda,

kota Kendari merupakan Ibukota Kewedanan dan Ibukota Onder Afdeeling Laiwoi

dengan luas wilayah kurang lebih 31.420 km.

Setelah Indonesia merdeka, dimana Sulawesi Tenggara masih bergabung

dengan Provinsi Sulawesi Selatan, kota kendari pertama kali tumbuh sebagai

Ibukota kecamatan dan selanjutnya berkembang menjadi Ibukota kabupaten

daerah Tingkat II berdasarkan Undang-undang nomor 29 Tahun 1959. Dengan

luas kota saat itu kurang lebih 31.400 km.

Dengan terbitnya Perpu Nomor 2 Tahun 1964 Jo,Undang-undang Nomor 13

Tahun 1964, Kota Kendari ditetapkan sebagai Ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara

yang terdiri dari 2 (dua) wilayah kecamata, yakni Kecamatan Kendari dan

Kecamatan Mandongan dengan luas wilayah kuragang lebih 75,76 km.

Seiring dengan perkembangan kota dan pemerintahan, berdasarkan

peraturan pemerintah nomor 19 tahun 1978, Kendari menjadi Kota administratif

yang meliputi tiga kecamatan yakni Kecamatan Kendari, Mandonga, dan Poasia

dengan 26 kelurahan dengan luas wilayah kurang lebih 18.790 Ha.

Kota Kendari kemudian menjadi daerah Otonom berdasarka Undang-

undang Nomor 6 Tahun 1995 tanggal 27 september, dtetapkan menjadi Kota

35

Page 36: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

Madya daerah Tingkat II Kedari, denfan luas wilayah mengalami perubahan

menjadi 295.89 km. Selanjutnya untuk mengetahui nama-nama Walikota Kendari,

sejak terbentuknya Kota Administratif Kendari hingga saat ini, yang menjadi

Walikota dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.9 : Nama-Nama Walikota Kendari

NO NAMA TAHUN

1 H. Mansyur Pamadeng 1978 - 1979

2 Drs. H.M Antero Hamra 1980 - 1985

3 Drs. H. Anas Bunggasi 1985 - 1988

4 H. Ady Mangilep (Plt) 1988 - 1991

5 Drs. H. Andi Kaharuddin (Plt) 1991 - 1992

6 Drs. H. Usman Sabara (Plt) 1992 - 1993

7 Drs. H. L.M. Salihin Sabora 1993 - 1995

8 Kol. (Inf) A. Rasyid Hamzah (Plt) 1995

9 Drs. Lasjkar Koedoes (Pj) 1995 - 1996

10 Drs. H. Mansyhur Masie Abunawas 1996 - 2001

11 Drs. H. Andi Kaharuddin (Pj) 2001 - 2002

12 Drs. H. Mansyhur Masie Abunawas 2002 - 2007

13 Drs. Ir. H. Asrun, M.Eng, Sc 2007 - 2012

14 Drs. Ir. H. Asrun, M.Eng, Sc 2012- 2017

Sumber : Pemerintah Kota Kendari.

4.3.1. Letak Geografis

36

Page 37: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

Kota Kendari terletak di Jazirah Tenggara Pulau Sulawesi. Wilayh

daratannya sebagian besar terdapat didaratan, mengelilingi Teluk Kendari dan

terdapat satu pulau, yaitu pulau Bungkutoko, secara Goegrafis teretak dibagian

selatan garis khatulistiwa berada diantara 3 54’30” – 4 3’11” Lintang Selatan dan

122 23’ – 112 39’ Bujur Timur

Wilayah Kota Kendari berbatasan dengan :

Sebelah Utara : Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe

Sebelah Timur : Laut Kendari

Sebelah Selatan : Kecamatan Moramo dan Kecamatan Konda,

Kabupaten Konawe Selatan

Sebelah Barat : Kecamatan Ranomeeto, Kabupaten Konawe Selatan

dan Kecamatan Sampara, Kabupaten Konawe.

4.3.2. Pemerintahan

Berdasarkan Perda Nomor 1 Tahun 2003 telah dimekarkan menjadi 10

kecamatan dengan jumlah kelurahan setelah pemekaran pada bulan oktober 2006

sebanyak 64 kelurahan. Rincian kecamatan dengan luas wilayah dan jumlah

kelurahan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.10 : Nama Kecamatan, Luas Wilayah dan Jumlah Kelurahan

37

Page 38: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

di Kota Kendari

NO KECAMATANLUAS WILAYAH

(Ha)

JUMLAH

KELURAHAN

1 Kendari 1.956 9

2 Kendari Barat 2.298 9

3 Mandonga 2.336 6

4 Puuwatu 4.271 6

5 Kadia 910 5

6 Wua-Wua 1.235 4

7 Baruga 4,958 4

8 Kambu 12.235 4

9 Poasia 4.352 4

10 Abeli 4.961 13

Total 39.512 64

Sumber : Pemerintah Kota Kendari.

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa Kecamatan Kambu yang terluas dan

memiliki paling banyak kelurahan sebanyak 13 kelurahan, dan kecamatan yang

terkecil adalah kecamatan Kadia dengan kelurahan sebanyak 5.

4.3.3 Penduduk

38

Page 39: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

Tabel 4.11 : Jumlah pendududk Kota Kendariberdasarkan hasil proyeksi sensus 2013 :

NO KECAMATAN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

1 Mandonga 19.624 19.553 39.177

2 Baruga 10.451 10.44 20.981

3 Puuwatu 15.467 14.594 30.061

4 Kadia 21.175 21.34 42.515

5 Wua Wua 13.455 12.986 26.441

6 Poasia 13.801 13.257 27.068

7 Abeli 12.433 11.874 24.307

8 Kambu 14.856 14.539 29.395

9 Kendari 13.925 13.761 27.686

10 Kendari Barat 23.932 23.183 46.505

Kota Kendari 158.599 155.527 314.126

Sumber : Pemerintah Kota Kendari.

Tabel 4.11. menunjukaan bahwa kecamatan yang memiliki jumlah penduduk

terbanyak pada Kecamatan Kendari Barat sebanyak 46.505 jiwa, adapun

kecamatan yang jumlah penduduk terkecil pada Kecamatan Baruga dengan

jumlah penduduk sebanyak 20.981 jiwa.

4.3.3. Politik

39

Page 40: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

Kota Kendari dipimpin Walikota Dr. H. Asrun, M.Eng. Sc yang berasan dari

Partai Amanat Nasional (PAN) dengan wakilnya H. Musadar Mapasomba, Sp.,Mp

seorang akademisi yang dikenal sebagai kader Partai Keadilan Sejahtera atau

PKS.

Berdasarkan hasil pemilihan umum legislatif 2014, Kota Kendari menjadi

Lumbung PAN sehungga menjadi pemenang dengan perolehan suara sebesar

34.902 suara atau 20,25 % karena sebagai pemenang pemilu, maka ketua DPRD

Kota Kendari Abdul RaSak Sp juga berasal dari PAN. Secara lengkap perolehan

suara partai politik di Kota Kendari pada pemilu legislatif 2014 dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 4.12 : Perolehan Suara Partai Politik dan Jumlah Kursi di Kota Kendari

NO PARPOL PEROLEHAN

SUARA

JUMLAH KURSI

1 NasDem 12.791 3

2 PKB 8.143 1

3 PKS 16.664 4

4 PDIP 19.206 5

5 Partai Golkar 13.157 4

6 Partai Gerindra 17.091 5

7 Partai Demokrat 18.050 4

8 PAN 34.902 8

9 PPP 7.713 1

10 Partai Hanura 11.264 2

40

Page 41: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

11 PBB 9.169 1

12 PKPI 4.212 -

JUMLAH 172.361 35

Sumber : KPU Kota Kendari

Tabel 4.12 menunjukkan bahwa di Kota Kendari 35 Kursi, di mana Partai

yang terbanyak memperoleh kursi yaitu Partai Amanat Nasional (PAN) dengan

jumlah kursi sebanyak 8 buah, dan ada tiga partai dengan jumlah kursi hanya satu

yaitu Partai : PBB, PKB dan PPP.

4.4. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Di Kota KendariPemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) di kota kendari

adalah bagian yang tidak terpishkan bagi pelaksanaan Pilpres yang berlangsung

secara nasional. Hal itu sebagaimana disebutkan pada pasal 3 ayat (2) Undang-

undang nomor 42 tahun 2008 tentang pemilihan umum Presiden dan Wakil

Presiden yaitu pemilu Presiden dan Wakil Presiden dilaksanakan diselurauh

wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai satu kesatuan daerah

pemilihan.

Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden secara langsung mulai

diselenggarakan sejak 2004, Khusus di Kota Kendari pelaksanaannya secara

umumberlangsung baik, dan sesuai dengan azas penyelenggaraannya yakni

41

Page 42: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

dilaksanakan secara efektif dan efisien berdasarkan asas langsung, umum, bebes,

rahasia, jujur, dan adil.

Hal yang cukup mengembirakan bahwa partisipasi pemilih dalam Pilpres

sejak 2004, 2009, dan terlebih pada Pilpres 2014 menunjukan peningkatan yang

signifikan. Ini menunjukan bahwa makin tingginya kesadaran mmasyarakat untuk

menggunakan hak pilihnya dalam menentukan pemimpin nasional bangsa ini.

Setelah melalui proses pemilihan hingga pada putaran terakhir yang diikuti

dua pasang calon Presiden dan Wakil Presiden yakni, Hj Megawati Soekarno Putri

berpasangan dengan KH A Hasyim Muzadi dan Pasangan H Susilo bambang

Yudhoyono dengan H Muhammad Jusuf Kalla, diperoleh perolehan suara sebagai

berikut :

Tabel 4.13 : Perolehan Suara Capres dan Cawapres Tahun 2014

NONAMA PASANGAN

CAPRES DAN CAWAPRES

PEROLEHAN

SUARA

PERSEN-

TASE

1 Hj. Megawati – KH. A Hasyim Muzadi 14.480 13,93%

2 Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono – H.

Muh. Jusuf Kalla

88.160 85,15%

3 Suara tidak sah 901 0,87%

Jumlah 103.541 100 %

Sumber : KPU Kota Kendari 2004

Dari data tersebut menunjukan pada Pilpres 2004, pasangan SBY – Jk

menjadi pemenang di Kota Kendari. Menurut sejumlah pengamat, kemenangan

42

Page 43: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

SBY – JK tidak terlepas dari sosok Muh. Jusuf kalla yang memiliki kedekatan

psikologis dan primordial pemilih yang ada di Kota kendari.

Sedangkan data perbandingan jumlah pemilih dengan angka golput dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.14 : Jumlah Pemilih dan Angka Golput Tahun 2004

NO DATA PEMILIH JUMLAH PRESENTASE

1 Pemilih yang menggunakan hak pilih 103.541 65.44 %

2 Pemilih yang tidak menggunakan hak

pilihnnya

54.679 34.56 %

Jumlah

Diolah dari data KPU Kota Kendari

Tabel 4.14 menunjukkan jumlah Golput pada pemilihan 2004 sebanyak

34,56 % jumlah yang tergolong tinggi untuk wilayah Kota Kendari. Adapun

Pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2009 diikuti tiga pasangan

capres dan cawapres yakni Hj Megawati Soekarno Putri berpasangan dengan H

Prabowo Subianto, Dr. H Susilo Bambang Yudhoyono berpasangan dengan prof

Dr. Boediono, dan pasangan H Muh Jusuf Kalla berpasangan dengan H Wiranto.

Setelah proses pemungutan suara, perolehan masing-masing pasangan

capres-cawapres untuk daerah Kota Kendari dapat dilihat tabel sebagai berikut :

Tabel 4.15 : Perolehan Suara dari Capres dan Wapres Tahun 2009

KECAMATAN MEGAWATI SBY JK SUARA

43

Page 44: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

PRABOWO BOEDIONO WIRANTO TIDAK SAH

Kendari 446 6.754 6.150 497

Kendari Barat 969 10.920 10.831 635

Mandonga 660 9.360 8.343 592

Puuwatu 401 7.825 5.326 426

Wua Wua 443 6.402 4.619 243

Kadia 667 10.047 8.198 424

Baruga 357 4.138 3.559 292

Kambu 377 4.920 5.813 307

Poasia 313 5.390 5.363 344

Abeli 265 5.817 5.065 514

Jumlah 4.898 71.573 63.268 4.274

Presentase 3,51 % 51,21 % 45,28 %

Sumber : KPU Kota Kendari 2009

Pada pilpres 2009 di wilayah Kota Kendari dimenangkan pasangan H.

Susilo Bambang Yudhoyono dengan Boediono dari persaingan pasangan H. M.

Jusuf Kalla dengan H. Wiranto. Kemenangan SBY – Boediono sangan ditentukan

dengan pencitraan yang baik selama kepemimpinan pada periode pertama SBY

banyak melahirkan program yang pro rakyat, sehingga walaupun figur JK memiliki

kedekatan Kultural dengan masyarakat Kota Kendari belum bisa mengalahkan

kepopuleran dan keterpilihan SBY. Partisipasi pemilih pada pilpres 2009 dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.16 : Jumlah Pemilih dan Angka Golput Tahun 2009

44

Page 45: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

NO

URU

T

DATA PEMILIH JUMLAH PRESESNTASE

1 Pemilih yang menggunakan hak pilih 1.144.013 69,34 %

2Pemilih yang tidak menggunakan hak

pilih63.683 30,66 %

Jumlah 207.696 100 %

Sumber : Diolah dari data KPU Kota Kendari 2009

Proses pelaksanaan pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden 2014

yang diikuti dua pasangan calon yakni Prabowo Subianti – Hatta Rajasa dan Joko

Widodo – Jusuf Kalla. Seperti didaerah lainnya, pada pilpres 2014 ini animo

masyarakat mengikuti pilpres cukup besar karena melalui pilpres ini masyarakat

Indonesia secara umum dan masyarakat Kota Kendari secara khusus menaruh

harapan besar terhadap penyelenggaraan pesta demokrasi tersebut bisa

menghasilkan presiden dan wakil presiden terpilih yang benar-benar peduli dengan

rakyatnya, dan benar-benar bekerja untuk rakyatnya.

Animo masyarakat dapat dilihat dari kemeriahan masyarakat Kota Kendari

mengikuti setiap tahapan pemilihan umum presiden dan wakil presiden 2014. Kota

Kendari merupakan Ibukota Provinsi, maka akses informasi begitu mudah

diperoleh. Dikantor-kantor, pasar-pasar, pusat perbelanjaan bahkan warung kopi,

hampir setiap hari ramai dibicarakan tentang figur-figur yang akan bersaing

merebut kursi RI-1 dan RI-2. Belum lagi peran media, baik media nasional maupun

45

Page 46: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

media lokal, media cetak dan elektronik turut memberikan sumbangsih terhadap

kemeriahan terhadap penyelenggaraan pesta demokrasi pemilihan umum presiden

dan wakil presiden 2014.

Kehadiran tim kampanye kedua pasangan capres dan cawapres secara

resmi ditandai dengan adanya Surat Keputusan (SK), yakni untuk pasangan Tim

kampanye Prabowo – Hatta berdasarkan surat keputusan tim kampanye Prabowo

-Hatta provinsi Sultra Nomor : KEP-001/Timkamda-Sultra/VI/VI/2014 tentang

pengesahan tim kampanye Prabowo – Hatta Kota Kendari tertanggal 07 Juni 2014.

Berdasarkan SK tersebut Ketua Tim kampanye Prabowo – Hatta kota kendari

adalah Dr. Ir. H. Asrun, M. Eng. Sc, yang juga ketua DPD PAN Kota Kendari dan

Walikota Kendari.

Sedangkan Tim kampanye Joko Widodo – Jusuf Kalla didasarkan pada SK

Tim kampanye sosial Joko Widodo – Jususf kalla nomor :

029.11/KPTS/JKW-JK/Kota Kendari/V/2014 tentang Tim Kampanye Ir. H. Jiko

Widodo – Drs. H. M Jusuf Kalla Kota Kendari.berdasarkan SK tersebut yang

menjadi Ketua Tim Kampanye Joko Widodo – Jusuf kalla Di Kota Kendari adalah

Drs. H. Masyhur Masie Abunawas M.Si dari partai NasDem dan juga mantan

Walikota Kendari.

Kedua Tim kampanye pasangan calon presiden dan wakil presiden tidak

begitu kelihatan dalam melaksanakan aktivitas kampanye, justru dinamika

46

Page 47: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

lapangan tampak menonjol daripada relawan masing-masing pasangan capres,

dinamika yang nyata dilapangan dengan berbagai aksi-aksi simpatik untuk meraih

simpatik publik. Karena relawan tidak masuk dalam Tim Kampanye yang

didaftarkan kepada KPU Kota, maka panwaslu hanya menghimbau agar Tim

Kampanye dapat mengontrol para relawan yang ada, serta para relawan menaati

peraturan yang berlaku dalam hidup bermasyarakat dan bernegara demi ketertiban

dan ketentraman masyarakat.

Walaupun suasana politik penuh hingar bingar, namun suasana sosial

politik tetap kondusif dan tertib hingga pelaksanaan pemungutan suara . suasana

panas hanya terjadi di media sosial khususnya di grup facebookesrs yang

melibatkan publik Sultra yakni Sultra Watch, Sultra Smart, Wahli Sultra, HMI

Cabang Kendar, dan grup lainnya.

Sosok Jokowi yang dinilai relatif merakyat, ditambah JK yang memiliki

kedekatan kultural dengan masyarakat kota Kendari akhirnya pasangan ini

memenangkan Pilpres dik Kota Kendari, walaupun pasangan Prabowo-Hatta

diusung partai-partai besar termasuk parpol penguasa di kota Kendari (PAN, Partai

Golkar, Partai Gerindra, PKS, PPP, dan PBB). Perolehan suara hasil Pilpres 2014

di Kota Kendari dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.17 : Perolehan Suara Capres dan Wapres Tahun 2014

KECAMATAN PRABOWO-HATTA JOKOWI-JK JUMLAHKendari 6.397 7.410 13.807

47

Page 48: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

Kendari Barat 9.274 12.711 21.985Mandonga 8.626 10.097 18.723Puuwatu 8.297 8.003 16.300Wua Wua 7.120 8.880 14.000Kadia 9.703 10.143 19.846Baruga 4.871 5.547 10.418Kambu 6.205 6.121 12.326Poasia 6.554 7.268 13.822Abeli 5.658 6.465 12.123Jumlah 72.705 80.645 153.350Presentase 47,41 % 52,59 % 100 %

Sumber : Diolah dari data KPU Kota Kendari 2009

Tabel 4.17 menunjukkan bahwa dari sepuluh kecamatan yang ada di Kota

Kendari, hanya Kecamatan Kambu Yang jumlah perolehan suara Prabowo-Hatta

mengalahkan Jokowi-JK yaitu 6.205 berbanding 6.121. Berdasarkan tabel

tersebut dapat dilihat grafik perolehan suara pilpres 2014 di Kota Kendari sebagai

berikut :

Gambar 4.1. Suara Capres dan Wapres Tahun 2014

Sedangkan data partisipasi pemilih pada pilpres 2014 di Kota Kendari adalah sebagai berikut :

48

90.000

8.0000 80,645

70.000 72,705

60.000

50.000

40.000

30.000

20.000

10.000

0

PRABOWO-HATTA JOKOWI-JK

GUKKFGYJD

(47,41 %)

Page 49: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

Tabel 4.18 : Jumlah Pemilih dan Angka Golput Tahun 2014

NO URUT DATA PEMILIH JUMLAH PRESENTASE

1 Pemilih yang menggunakan hak pilih

154.019 61,06 %

2 Pemilih yang tidak menggunakan hak pilih

98.219 38,94 %

JUMLAH 252.238 100 % Sumber : Diolah dari data KPU Kota Kendari 2009

Tabel 4.18 menunjukkan ada peningkatan jumlah Golput dibandingkan

tahun 2004 di mana jumlah golput di Kota Kendari sebanyak 34.56 % lalu tahun

2009 sebanyak 30,66 % dan tahun 2014 meningkat menjadi 38,94 %. Data hasil

pilpres dari 2004 hingga 2014 di Kota Kendari menunjukan bahwa pemilih di Kota

Kendari terus mengalami peningkatan, dari angka partisipasi pemilih cenderung

fluktuaktif, sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.19 : Perbandingan jumlah pemilih, partisipasi pemilih dan angka golput pada pilpres di Kota Kendari

PARAMETER PILPRES 2004 PILPRES 2009 PILPRES 2014JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

Jumlah pemilih 158.220 - 207.696 - 252.238 %Pemilih yang memilih

103.541 65,44 144.013 69,34 154.019 38,94

Golput 54.679 34,56 63.683 30,66 98.219 38,94 Sumber : Diolah dari data KPU Kota Kendari 2009

4.5. Gambaran Umum Lokasi Penelitian di Kabupaten Muna

49

Page 50: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

Kabupaten Muna adalah salah satu Kabupaten di provinsi Sulawesi

Tenggara, dengan Ibu kota di Raha. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 4.887 km²

dan berpenduduk sebanyak 225.035 jiwa (Data Agregat Kependudukan

Kabupaten Muna 2015). terletak di jazirah sulawesi bagian tenggara, meliputi

bagian pesisir timur dan utara pulau muna dan sebagian kecil wilayah pesisir barat

pulau buton serta pulau-pulau kecil yang tersebar di sekitar kawasan tersebut,

terletak di bagian selatan khatulistiwa pada garis lintang 4º06 - 5.15° LS dan

120.00° – 123.24° BT.

Luas daratan Kabupaten Muna seluas 3.865 km² atau 386.500 ha,

berbatasan dengan:

Sebelah Utara : Kabupaten Konawe Selatan dan Selat Tiworo

Sebelah Selatan : Kabupaten Buton Tengah

Sebelah Barat : Kabupaten Muna Barat

Sebelah Timur : Kabupaten Buton Utara dan Pulau Kajuangi

Kondisi topografi pada umumnya merupakan dataran rendah dengan

ketinggian rata-rata kurang dari 100 meter di atas permukaan laut, wilayah muna

bagian selatan terdiri dari tanah podsolik merah dan kuning. Kabupaten Muna

pada umumnya beriklim tropis dengan suhu rata-rata antara 25º C – 27º C. Musim

hujan terjadi antara bulan Nopember dan bulan Maret, dimana pada bulan tersebut

angin bertiup dari Benua Asia dan Samudera Pasifik mengandung banyak uap air

50

Page 51: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

yang menyebabkan terjadinya hujan di wilayah Indonesia, sedangkan musim

kemarau terjadi antara bulan Mei dan bulan Oktober, pada bulan ini angin bertiup

dari Benua Australia yang sifatnya kering dan sedikit mengandung uap air.

Secara administratif sampai dengan Pelaksanaan Pemilihan Umum

Presiden dan wakil presiden tahun 2014, Kabupaten Muna terdiri dari 33

kecamatan definitif, selanjutnya terbagi atas 220 desa, 39 kelurahan dan 1 unit

pemukiman transmigrasi (UPT). Akan tetapi pada tanggal 23 Juli tahun 2014

terjadi pemekaran Kabupaten Muna Barat sehingga saat ini Kabupaten Muna

hanya terdiri dari 22 Kecamatan dengan 150 desa/kelurahan.

4.5.1. Jumlah Penduduk

Berikut ini adalah tabel Data Jumlah Penduduk Kabupaten Muna sesuai

dengan Data Agregat Kependudkan PerKecamatan

Tabel 4.20 : Data Jumlah Penduduk Kabupaten Muna sesuai

dengan Data Agregat Kependudkan PerKecamatan

NO KECAMATAN JENIS KELAMIN PENDUDUK(JIWA)

LAKI-LAKI(JIWA)

PEREMPUAN(JIWA)

1 NAPABALANO 5.937 5.970 11.9072 MALIGANO 3.069 2.984 6.0533 WAKORUMBA SELATAN 2.454 2.452 4.9064 LASALEPA 5.432 5.467 10.8995 BATALAIWORU 7.807 7.902 15.7096 KATOBU 16.402 16.983 33.3857 DURUKA 6.378 6.505 12.8838 LOHIA 7.793 7.973 15.7669 WATOPUTE 6.488 6.633 13.121

51

Page 52: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

10 KONTUNAGA 4.043 4.231 8.27411 KABANGKA 5.064 5.008 10.07212 KABAWO 6.458 6.712 13.17013 PARIGI 6.119 6.209 12.32814 BONE 2.885 2.930 5.81515 TONGKUNO 8.594 8.747 17.34116 PASIR PUTIH 2.222 2.342 4.56317 KONTUKOWUNA 2.070 2.151 4.22118 MAROBO 3.354 3.343 6.69719 TONGKUNO SELATAN 3.122 3.272 6.39420 PASIKOLAGA 2.119 2.096 4.21521 BATUKARA 1.296 1.343 2.63922 TOWEA 2.359 2.318 4.677JUMLAH TOTAL 111.465 113570 225.035

Sumber : KPU kabupaten Muna

Tabel 4.20 menunjukkan di Kabupaten Muna terdapat 22 Kecamatan, di mana

kecamatan yang terbanyak penduduk adalah kecamatan Katobu dengan jumlah jiwa

sebanyak 33.385, adapun kecamatan yang terendah jumlah penduduknya kecamatan

Batukara yang berjumlah 2.639 jiwa.

Sekitar 60-70% mata pencaharian penduduk Kabupaten Muna adalah petani.

Jumlah pencari kerja yang terdaftar pada dinas tenaga kerja dan transmigrasi sebanyak

12.596 orang, berhasil ditempatkan selama tahun 2015 sebanyak 573 orang dan

dihapuskan sebanyak 2.726 orang. Dengan demikian sisa pencari kerja tahun 2015

sebanyak 9.297 orang.

4.5.2 Sarana dan Prasarana

4.5.2.1 Pendidikan

Pada tahun ajaran 2014/2015 jumlah sekolah Taman Kanak-kanak (TK)

bertambah 24 unit, yaitu dari 122 tahun 2013/2014 menjadi 146 unit tahun 2014/2015,

jumlah guru bertambah dari 315 orang tahun 2013/2014 menjadi 339 orang tahun

52

Page 53: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

2014/2015. Demikian pula jumlah murid mengalami kenaikan dari 3.670 orang tahun

2013/2014 menjadi 6.906 orang tahun 2014/2015 atau naik sebesar 88,17 persen. Rasio

antara guru terhadap sekolah TK adalah 47 orang, rasio murid terhadap sekolah ratarata

47 orang dan murid terhadap guru rata-rata 20 orang. Rasio murid terhadap sekolah rata-

rata 3 orang dan murid terhadap guru rata-rata 20 orang. Jumlah Sekolah Dasar pada

tahun ajaran 2014/2015 berjumlah 362 unit, jumlah guru sebanyak 2.567 orang,

sedangkan jumlah murid sebanyak 52.137 orang. Rasio guru terhadap sekolah pada

tahun ajaran 2014/2015 rata-rata 7 orang setiap sekolah, rasio murid terhadap sekolah

rata-rata 144 orang, sedangkan rasio murid terhadap guru rata-rata 20 orang.

Pada tahun ajaran 2013/2014 jumlah sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP)

berjumlah 60 unit meningkat menjadi 65 unit tahun ajaran 2014/2015, guru berjumlah

1.324 orang dan murid sebanyak 16,934. Rasio antara guru dan sekolah rata-rata 20

orang per sekolah, rasio murid terhadap sekolah rata-rata 261 orang dan rasio murid

terhadap guru rata rata 13 orang.

Jumlah Sekolah Tanjutan Tingkat Atas (SLTA) pada tahun ajaran 2014/2015

berjumlah 14 unit, jumlah guru 857 orang dan murid sebanyak 11.976 orang. Rasio guru

per sekolah pada tahun ajaran 2014/2015 ratarata 24 orang, rasio murid terhadap sekolah

rata-rata 24 orang, rasio murid sekolah rata-rata 292 orang dan murid terhadap guru rata-

rata 14 orang.

Jumlah perguruan tinggi tahun ajaran 2014/2015 sebanyak 7 (tujuh) unit dengan

jumlah mahasiswa sebanyak 2.265 orang dan tenaga pengajar/dosen tetap dan tidak

tetap sebanyak 359 orang.

53

Page 54: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

4.5.2.2 Kesehatan

Jumlah fasilitas kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan

Puskesmas Plus) pada tahun 2004 berjumlah 127 unit . Fasilitas kesehatan tersebut terdiri

dari Rumah Sakit sebanyak 1 unit, Puskesmas 19 unit, Puskesmas Pembantu 100 unit

dan Puskemas Plus 7 unit. Tenaga kesehatan (tenaga medis dan paramedis) tahun 2005

berjumlah 554 orang yang terdiri atas tenaga dokter 33 orang, bidan 73 orang, perawat

325 orang, SKM/Apoteker 15 orang dan tenaga kesehatan lainnya 94 orang.

4.5.2.3 Agama

Pada tahun 2014 terlihat bahwa jumlah sarana peribadatan sebanyak 493 buah

yang terdiri atas masjid 350 buah, langgar/surau/mushallah 97 buah, gereja 24 buah dan

pura/vihara 22 buah.

4.5.2.4 Transportasi

Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan

menggunakan bus DAMRI dan mini bus, dari ibukota ke kecamatan dan pedesaan pada

umumya menggunakan mobil angkot, adapun untuk dalam kota biasanya dengan

menggunakan Ojek, mobar (motor barang) dan Bentor ataupun kendaraan pribadi seperti

mobil dan motor. Panjang jalan di Kabupaten Muna tahun 2014 tercatat sepanjang 1.224,2

km yang terdiri atas jalan provinsi sepanjang 268,5 km untuk jalan provinsi dan jalan

abupaten sepanjang 955,7 km. di mana jalan provinsi sudah termasuk bagian bagian dari

jalan kabupaten. Sekitar 91% jalan di Kabupaten Muna rusak parah, terutama jalanan

Kabupaten yang tak kunjung ada perbaikan. Masyarakat yang bermukim disepnjang jalan

Kabupaten mengekspresikan rasa kekesalannya dengan meletakan batang kayu di pinggir

54

Page 55: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

jalan, menanam pisang di tengah jalan karena jalan yang berlubang cukup parah,

sehinggah bisah di tanami pohon pisang.

4.6. Pelaksanaan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 di Muna

Dalam pemilihan umum Tahun 2014 ada bebarapa jenis pemilih yaitu Daftar

Pemilih Tetap (DPT), Daftar Pemilih Tambahan (DPTb), Daftar Pemilih Khusus (DPK) dan

Daftar Pemilih Khusus Tambahan (DPKTb) (Penggunaan KTP atau indentitas lain lain

atau paspor). Daftar pemilih tetap yaitu pemilih yang ditetapkan oleh KPU setelah

melakukan pendataan dan diumumkan. Kemudian Daftar Pemilih Tambahan yaitu pemilih

yang terdaftar setelah pengumuman DPT sehingga dia masuk tambahan. Kemudian

Daftar Pemilih Khusus adalah mereka yang pindah memilih dengan menggunakan form

A5. Dan terakhir adalah Daftar Pemilih Khusus Tambahan adalah mereka yang

menggunakan KTP atau identitas lainnya meskipun tidak terdaftar dalam tiga kategori

daftar pemilih di atas.

Pemilihan umum Presiden Dan Wakil Presiden Tahun 2014 di Kabupaten Muna,

pemilih yang terdaftar dalam daftar pemilih tetap yaitu 221.411 orang. Jumlah daftar

pemilih yang terdaftar dalam daftar pemilih Tambahan (DPtb) yaitu 221 orang. Pemilih

terdaftar dalam Daftar Pemilih Khusus (DPK) yaitu sebesar 29 orang. Pemilih Khusus

Tambahan (DPKTb) /pengguna KTP atau identitas lain atau paspor 2954 orang. Total dari

semua pemilih yang terdaftar dalam semua kategori itu adalah 224.615 orang yang terdiri

dari laki-laki 107.284 orang dan pemilih perempuan sebanyak 117.331 orang.

Dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 di Kabupaten

Muna, pemilih yang datang ke lokasi TPS tetap masih dapat dikatakan banyak karena

55

Page 56: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

masih diatas 50% lebih, meskipun disbanding sebelunya justru semakin jauh dari angka

100% dan menunjukkan kurangnya partisipasi masyarakat untuk hadir dalam pemilu. Hal

ini bisa dilihat jumlah pemilih yang terdaftar yaitu sebanyak 224.615 orang dan yang

datang ke lokasi TPS untuk melakukan pemungutan suara sebanyak 116.835 orang atau

sekitar 52,02 %. Jika dibanding Pileg 3 bulan sebelumnya terjadi penurunan kehadiran

pemilih sekita 10,46%

Tabel 4.21 :Jumlah Pemilih Yang Menggunakan Hak Pilih dalam Pilpres 2014

NO KECAMATAN JUMLAHDAFTARPEMILIH

JUMLAHKEHADIRAN

PEMILIH

PERSENTASE(%)

1. MAGINTI 5969 3540 59,312. TIWORO TENGAH 4870 3262 66,983. TIWORO KEPULAUAN 5092 3087 60,624. SAWERIGADI 4981 2781 55,835. KUSAMBI 8884 4495 50,606. NAPABALANO 8453 4355 51,527. MALIGANO 4219 2368 56,138. WAKORUMBA SELATAN 3337 1754 52,569. LASALEPA 7695 4560 59,2610. BATALAIWORU 12550 5016 39,9711. KATOBU 28276 12939 45,7612. DURUKA 9185 5131 55,8613. LOHIA 11604 5600 48,2614. WATOPUTE 9356 5118 54,7015. KONTUNAGA 5896 3233 54,8316. BARANGKA 5094 2689 52,7917. LAWA 6519 3194 49,0018. KABANGKA 7807 4523 57,9419. KABAWO 9901 4800 48,4820. PARIGI 8811 4254 48,2821. BONE 4572 2446 53,5022. TONGKUNO 12394 5430 43,8123. PASIR PUTIH 3030 1889 62,3424. KONTUKOWUNA 3186 1741 54,6525. MAROBO 4797 2576 53,7026. TONGKUNO SELATAN 4702 2281 48,51

56

Page 57: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

27. PASIKOLAGA 3286 1663 50,6128. BATUKARA 1607 1065 66,2729. WADAGA 4312 2234 51,8130. NAPANO KUSAMBI 3359 1916 57,0431. TOWEA 3287 2124 64,6232. TIWORO SELATAN 4032 2312 57,3433. TIWORO UTARA 3552 2459 69,23

(sumber : Formulir DB1-PPWP)

Tabel 4.21 menunjukkan bahwa ada 69,23 pemilih yang menggunakan hak

pilihnya dan terdapat 30,77 yang tidak menggunakan hak pilihnya pada pemiihan

presiden dan wakil presiden tahun 2014. Besarnya jumlah golput pada Kota

kendari dan Kabupaten Muna yang menjadi rujukan peneliti menetapkan dua

lokasi tersebut, sekaligus mewakili wilayah daratan dan kepulauan.

4.7. Deskripsi respondenUntuk melihat apakah responden dalam survei ini cukup mencerminkan

populasi, maka penting melakukan identifikasi terhadap responden. Hal-hal yang

dideskripsikan adalah persentase usia, status pernikahan, pendidikan, pekerjaan,

agama dan penghasilan.

Rentang usia responden dirasa perlu untuk diketahui. Tabel di bawah ini

menggambarkan hal tersebut.

Tabel. 4.22. Pemetaan Responden Berdasarkan Usia

Golongan Usia Frekuensi Persentase (%)19-29 Tahun 60 60

30-39 Tahun 22 22

40-60 Tahun 16 16

57

Page 58: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

>60 Tahun 2 2

Total 100 100

Sumber: Olahan Data 2016

Tabel 4.22, menujukan rentangan usia responden berkisar antara 19-65

tahun. Rentangan usia tersebut dikategorikan menjadi empat kelompok yaitu 17-

29 tahun, 30 – 39 tahun , 40 – 60 tahun dan diatas 60 tahun. Hasil analisis data

menujukkan responden yang paling banyak terpilih (sasaran sampel) adalah

penduduk berusia antara 19 - 29 tahun dengan total 60 %. Selanjutnya responden

usia 30 – 39 berada pada posisi kedua dengan perolehan 22 %. Selanjutnya usia

40 – 60 tahun berada di peringkat ke tiga sebesar 16 %. Penduduk yang berusia

diatas 60 tahun menduduki peringkat terakhir dengan jumlah 2 %. Untuk diketahui

bahwa responden dipilih dalam penelitian ini adalah mereka yang tidak

berpartispasi dalam pemilihan presiden 2014 (tidak memilih). Dengan demikian,

hasil analisis ini sekaligus menujukkan bahwa kalangan muda merupakan

penduduk yang paling banyak tidak memilih pada pemilihan presiden tahun 2014.

Selanjutnya identifikasi responden dilakukan berdasarkan status

pernikahan. Tabel dibawah ini menujukan gambaran responden berdasarkan

status pernikahan:

Tabel. 4.23. Responden Berdasarkan Status Pernikahan

STATUS PERNIKAHAN FREKUENSI PERSENTASE (%)Menikah 52 52

Belum Menikah 42 42

58

Page 59: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

Janda/Duda 6 6

Total 100 100

Sumber: Olahan Penelitian, 2016.

Tabel di atas menunjukan berdasarkan status pernikahan, responden paling

banyak adalah mereka yang sudah menikah/berkeluarga dengan jumlah 52 %,

belum menikah 42 % dan janda/duda sebesar 6 %. Selanjutnya dapat diketahui

tingkat pendidikan respoden dalam penelitian ini, lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel berikut ini.

Tabel. 4.24. Tingkat Pendidikan Responden

TINGKAT PENDIDIKAN FREKUENSI PERSENTASE

TIDAK TAMAT SD 4 4 %

TAMAT SD ATAU SEDERAJAT 8 8 %

TAMAT SMP ATAU SEDERAJAT 9 9 %

TAMAT SMA ATAU SEDERAJAT 45 45 %

59

Page 60: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

TAMAT D1/D2 2 2 %

TAMAT D3 1 1 %

TAMAT D4/S1 28 28 %

TAMAT S2/S3 3 3 %

Total 100 100 %

Tabel 4.24 menunjukkan, tingkat pendidikan responden paling banyak

adalah SMA atau sederajat (45 %), disusul dengan tamatan D4/S1 (28 %), tamat

SMP atau sederajat 9 %, tamat SD atau sederajat (8 %), tidak tamat SD (4 %),

tamat S2/S3 (3 %) dan tamat D3 (1 %). Berdasarakan tabel di atas menujukkan

mayoritas responden pernah mengenyam pendidikan.

Selanjutnya penting juga untuk melihat gambaran responden dari jenis

pekerjaannya. Di bawah ini adalah penggolongan responden berdasarkan jenis

pekerjaannya.

Tabel.4.25. Jenis Pekerjaan Responden

Jenis Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)Petani/Nelayan/Penggarap 2 2

Petani/Nelayan Pemilik 1 1

Buruh/Tukang (Kayu/Batu) 7 7

Pedagang Kecil 17 17

Pedagang Besar 1 1

Pengusaha 6 6

Pns/Pensiunan Guru 2 2

60

Page 61: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

Pns/Pensiunan Non Guru 3 3

Pejabat 1 1

Profesional 2 2

Ibu Rumah Tangga 17 17

Mahasiswa/Pelajar 30 30

Tidak Bekerja 11 11

Total 100 100

Berdasarkan tabel di atas terlihat responden yang paling banyak berasal

dari kalangan pelajar (30 %), pedangan kecil dan ibu rumah tangga masing-

masing 17 %, buruh/tukang kayu (7 %). Mereka yang berlatar belakang pengusaha

sebanyak 6 %, pensiunan PNS/pensiunan guru (3 %), PNS/pensiunan non guru (2

%). Selanjutnya, responden yang berpforesi sebagai pejabat, petani dan

pedangang besar masing-masing 1 %.

Selanjutnya, deskripsi responden akan dilihat berdasarkan agamanya

karena di data KPU tidak ditampilkan persentase agama pemilih.

Tabel. 4.26. Persentase Responden Beradasarkan Agama

Agama Frekuensi Persentase (%)

Islam 99 99

Protestan 1 1

Total 100 100

Sumber: Olahan Penelitian, 2016

61

Page 62: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

Dari data di atas, diketahui bahwa responden mayoritas beragama Islam

(99 %) dan 1 % beragama protestan.

Selanjutnya penting pula untuk mengetahui persentase responden

berdasarkan penghasilan rumah tangga. Tabel di bawah ini menampikan

persentase penghasilan responden.

Tabel.4.27. Penghasilan Responden

Penghasilan Frekuensi Persentase (%)< 1.000.000 56 56

1.000.000-2.000.000 29 29

> 2.000.000 15 15

Total 100 100

Data diatas menujukkan bahwa mayoritas responden memiliki penghasilan

di bawah satu juta (56 %), selanjutnya resonden yang memiliki penghasilan satu

sampai dua juta rupia sebanyak 29 % dan mereka yang memiliki penghasilan

diatas dua juta berjumlah 15 %.

Lebih lanjut, penting pula untuk mengetahui sumber informasi yang dimiliki

oleh responden pada saat pemilihan presiden. Gambar di bawah ini menampilkan

sumber informasi responden.

Gambar. 4. 2. Sumber Informasi

62

Page 63: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

TELEVISI

RADIO

SURAT KABAR

HP/TELEPON

MAJALAH

LAINNYA

0 10 20 30 40 50 60 70

60

20

8

6

5

1

Data di atas menerangkan bahwa mayoritas responden yang di survey

mendapatkan informasi dari televise (60 %, radio 20 %, surat kabar 8 %,

HP/Telepon 6 %, majalah 5 % dan media lain 1 %.

4.8.Pemilu dan Partisipasi Pemilih di Sulawesi Tenggara

63

Page 64: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

Keikusertaan masyarakat Sulawesi Tenggara dalam pemilihan telah

berlangsung sejak Pemilu pertama tahun 1955. Saat itu Sulawesi Tenggara masih

menjadi bagian dari Provinsi Sulawesi Selatan. Penyelenggaran Pemilu 2014 di

Sulawesi Tenggara menghadirikan beberapa catatan penting diantaranya

berkaitan dengan penurunan angka partisipasi pemilih.

Tabel. 4.27. Tren Partisipasi Pemilih Pada Pemilu Legislatif dan Pemilihan Presiden 2014 di Sulawesi Tenggara

KAB/KOTA TINGKAT PARTISIPASIPILCALEG PILPRES

KOTA KENDARI 72,86 61,21KONAWE SELATAN 80,86 70,04BOMBANA 74,89 61,58MUNA 62,48 52,07BUTON UTARA 80,61 64,26BUTON 64,38 60,15KOTA BAUBAU 64,69 57,49WAKATOBI 67,29 56,41KOLAKA 74,68 63,53KOLAKA UTARA 72,13 64,53KONAWE 81,05 71,66KONAWE UTARA 84,14 74,14SULAWESI TENGGARA 72,34 62,49Sumber: KPU Sultra, 2014

Tabel 4.27 menunjukkan bahwa partisipasi pemilih pemilihan presiden 2014

lebih rendah dari pemilihan legislatif tahun 2014, paling terendah untuk pemilihan

presiden pada Kabupaten Muna yang mencapai 52,07 % sedangkan yang tertinggi

terdapat di Kabupaten Konawe Utara.

4.9. Faktor Penurunan Partisipasi Pemilih4.9.1. Kesadaran Politik

64

Page 65: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

Berdasarkan hasil jawaban responden yang menanyakan tentang

pengetahuan penyelenggaraan pemilihan Presiden 2014, mayoritas responden

menjawab mengetahui akan adanya pemilihan presiden pada tahun tersebut.

Gambar. 4.3. Pengetahuan tentang Pemilihan Presiden

98%

2%

TAHU TIDAK TAHU

Sumber: Olahan Penelitian, 2016

Selanjutnya pertanyaan angket yang menanyakan apakah responden ikut

memilih pada pemilihan legislatif 2014. Mayoritas responden menjawab tidak

memilih (81 %) pada Pemilu legislatif 2014, sebaliknya hanya 19 % yang

menjawab ikut memilih pada Pemilu legislatif 2014. Hal ini menujukkan bahwa

mereka yang tidak memilih pada pemilihan presiden 2014 adalah mereka yang

juga tidak memilih pada pemilihan legislatif 2014.

Gambar. 4.4 Keiksertaan Pada Pemilu Legislatif 2014

65

Page 66: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

19%

81%

IKUT TIDAK IKUT

Selanjutnya mayoritas responden yang menyatakan yang tidak memilih

pada pemilihan Presiden 2014 juga tidak pernah memilih pada Pemilihan Presiden

2009 (86 %), selebihnya hanya 14 % yang pada Pemilihan Presiden 2009 ikut

memilih. Data ini menggambarakan bahwa mayoritas yang tidak ikut memilih pada

pemilihan Presiden 2014 adalah mereka yang juga tidak memilih pada

penyelenggara pemilu-pemilu sebelumnya. Dimungkinkan mereka yang tidak

pernah memilih ini adalah adalah ‘spesialisasi golput’ dalam pemilu atau bisa jadi

pada saat pemilihan legislatif 2014 dan Pilpres 2009 para pemilih ini belum

terdaftar sebagai pemilih, karena usia yang belum cukup atau masih menjadi

anggota TNI/Polri.

Gambar. 4.5. Keiksertaan Pada Pemilu Legislatif 2014

66

Page 67: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

IKUT14%

TIDAK IKUT86%

Lebih lanjut, berdasarkan jawaban respoden yang menanyakan tentang

jumlah pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden, mayoritas dari mereka

mengetahui jumlah pasangan calon presiden dan wakil presiden.

Gambar. 4.6. Pengetahuan Jumlah Pasangan Calon Presiden dan

Wakil Presiden

TAHU58%

TIDAK TAHU42%

Berdasarkan jawaban responden, mayoritas dari mereka menyatakan tidak

tahu ketika ditanyakan apakah penyelenggaraan pemilihan presiden telah

berlangsung jujur dan adil (63 %). Sebalikan responden yang menilai pemilihan

67

Page 68: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

presiden telah berlangsung jujur dan adil sebanyak 9 %, selebihnya sebanyak 28

% menganggap pemilihan Presiden tidak berlangsung jujur dan adil.

Gambar. 4.7. Pandangan Respoden tentang Piplres Yang Berlangsung

Jujur Dan Adil

9%

28%

63%

JUJUR DAN ADIL PENUH KECURANGAN TIDAK TAHU

Selanjutnya pernyataan responden bahwa Pemilu merupakan hak setiap

warga negara untuk memberikan suaranya dalam setiap pesta demokrasi,

mayoritas responden menyatakan sangat tidak setuju (47 %) dan tidak setuju (43

%). Selebihnya yang menyatakan setuju dan sangat setuju jumlahnya sangat kecil

yaitu 4 % dan 6 %.

Gambar.4.8. Pemilu Merupakan Hak Setiap Warga Negara Untuk Memberikan Suaranya Dalam Setiap Pesta Demokrasi

68

Page 69: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

SANGAT SETUJU

SETUJU

TIDAK SETUJU

SANGAT TIDAK SETUJU

6

4

43

47

Senada dengan itu, pernyataan responden tentang apakah setuju dengan

mekanisme pergantian kepemimpinan di Indonesia, mayoritas responden

menjawab tidak setuju (37 %) dan sangat tidak setuju (41 %). Selebihnya 6 %

menjawab ragu-ragu dan masing-masing 8 % responden menjawab setuju dan

sangat setuju. Data ini menggambarkan bahwa mereka yang tidak memilih tampak

tidak memiliki kesadaran sebagai warga negara. Mereka juga tampak tidak setuju

dengan proses demokrasi.

69

Page 70: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

Gambar. 4.9. Pernyataan Responden tentang Mekanisme Pergantian Kepemimpinan di Indonesia

SANGAT SETUJU

SETUJU

RAGU-RAGU

TIDAK SETUJU

SANGAT TIDAK SETUJU

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45

8

8

6

37

41

Rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pemilihan Presiden

juga terlihat dari jawaban responden yang mayoritas menjawab ragu-ragu dan

tidak setuju bahwa pemilihan mampu melahirkan pemimpin yang lebih baik dari

sebelumnya.

Gambar. 4.10. Pendapat Responden tentang Pemilihan Mampu Melahirkan Pemimpin Yang Lebih Baik

SANGAT SETUJU

SETUJU

RAGU-RAGU

TIDAK SETUJU

SANGAT TIDAK SETUJU

0 5 10 15 20 25 30 35

11

15

32

25

17

70

Page 71: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

Lebih lanjut, kesadaran masyarakat akan petingnya Pemilihan Presiden

tergambar pula pada mayoritas jawaban responden yang menganggap pemilihan

presiden tidak penting bagi kehidupan mereka.

Gambar. 4.11. Pendapat Responden tentang Pentingya Pemilihan Presiden Bagi Kehidupan Mereka

SANGAT PENTING

PENTING

RAGU-RAGU

TIDAK PENTING

SANGAT TIDAK PENTING

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45

13

10

20

41

16

Rendahnya kesadaran politik terlihat pula dari pendapat mayoritas

responden yang tidak yakin bahwa keikusertaan mereka dalam pemilihan akan

berdampak pada kehidupan mereka.

Gambar. 4.12. Pendapat Masyarakat tentang Keikusertaan Dalam Pemilihan Akan Berdampak Pada Kehidupan Mereka

SANGAT SETUJU

SETUJU

RAGU-RAGU

TIDAK SETUJU

SANGAT TIDAK SETUJU

0 5 10 15 20 25 30 35

13

21

23

33

10

71

Page 72: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

4.9.2. Situasi

Berdasrkan hasil jawaban responden yang menanyakan apakah pada hari

H pemilihan presiden 2014 berada ditempat/sesuai alamat, mayoritas responden

menjawab tidak berada ditempat (54 %). Selebihnya sebanyak 46 % responden

berada ditempat.

Gambar. 4.13. Pernyataan Responden tentang Keberadaan Pemilih

Saat Pemilihan

SEDANG BERADA DITEMPAT

46%TIDAK BERADA DITEMPAT

54%

Pada hari H pemilihan presiden mayoritas responden menjawab sedang

terganggu kesehatannya (71 %), selebihnya sebanyak 29 % dalam kondisi sehat.

72

Page 73: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

Gambar. 4. 14. Pernyataan Responden tentang Kondisi Kesehatan

saat hari H Pemilihan

Sehat29%

Tidak Sehat71%

Saat pemilihan presiden berlangsung, mayoritas responden menjawab

bahwa kondisi cuaca di tempat tingga mereka sedang tidak baik (65 %) dan hanya

35 % yang menyatakan cuaca dalam keadaan baik.

Gambar. 4.15. Pernyaan Responden tentang Kondisi Cuaca

Saat Hari H Pemilihan

BAIK35%

TIDAK BAIK65%

73

Page 74: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

Konidisi keamanan pada saat hari pemilihan presiden, mayoritas responden

menajawab di lingkungkan mereka dalam keadaan aman (52 %), selebihnya

sebanyak 48 % menyatakan tidak aman.

Gambar 4.16. Kondisi Kemanan Saat Pemilihan Presiden

Tidak Aman48%Aman

52%

Selanjutnya jawaban responden yang menanyakan apakah

bapak/ibu/saudara pada saat hari H pemilihan presiden tahun 2014 memiliki acara

keluarga. Mayoritas responden menjawab tidak memiliki acara keluarga (68 %),

selebihnya sebanyak 32 % memiliki acara keluarga.

74

Page 75: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

Gambar. 4.17. Aktifitas/Kegiatan Responden Pada Pemilihan Presiden

Ya, ada acara keluarga32%

Tidak memiliki acara keluarga

68%

Selanjutnya jawaban responden, saat ditanyakan apakah pada saat hari

pemilihan bertepatan dengan kerja kantoran, jualan atau aktivitas lain. Mayoritas

responden menjawab pemilihan presiden tidak bertepatan dengan kegiatan kantor,

jualan atau aktivitas lain (51 %). Sedangkan sebanyak 49 % menjawab sedang

bekerja di kantor, jualan dan aktivitas lain.

75

Page 76: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

Gambar. 4.18. Pernyataan Responden tentang Pemilihan Presiden Yang bertepatan dengan kerja kantoran, jualan dan aktivitas lain.

Ya, Bertepatan49%Tidak Bertepatan

51%

Tanggapan responden apakah pada hari pemilihan mendapatkan ancaman

atau intimidasi, mayoritas responden menjawab tidak dalam kondisi terancam atau

diintimidasi (91 %). Selebihnya 9 % menjawab sedang dalam kondisi terancam

atau diintimidasi.

76

Page 77: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

Gambar. 4.19. Pernyataan Responden tentang ancaman dan intimidasi

saat pemilihan

Tidak Mendapat Ancaman

91%

Mendapat Ancaman9%

4.9.3. Vote Buying

Salah satu faktor yang mempengaruhi partisipasi pemilih adalah praktek jual

beli suara (vote buying). Praktek ini biasanya diperankan oleh tim sukes pasangan

calon dengan memberikan uang, barang atau bantuan kepada pemilih. Terkait

dengan hal itu, pada saat pemilihan presiden 2014 responden pernah ditawari

uang/barang/bantuan untuk memilih calon presiden tertentu. Sebanyak 39 %

mengaku selalu ditawari uang/barang/bantuan, 20 % sering ditawari, 15 %

menjawab kadang-kadang ditawari, 14 % menjawab jarang dan hanya 12 % yang

menjawab tidak pernah ditawari.

77

Page 78: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

Gambar. 4.20. Tanggapan Responden tentang praktek vote buying

SELALU39%

SERING20%

KADANG-KADANG15%

JARANG14%

TIDAK PERNAH12%

Lebih lanjut praktek vote buying menurut jawaban responden paling banyak

diberikan saat malam hari sebelum pemilihan berlangsung(68 %), pagi hari 20 %

dan saat sebelum ke TPS 12 %.

Gambar. 4.21. Waktu Berlangsung Vote Buying

Malam Hari68%

Pagi Hari20%

Sebelum ke TPS12%

Jawaban responden yang menanyakan apakah pernah menerima uang dari

tim sukses agar memilih salah satu pasangan calon Presiden, mayoritas

78

Page 79: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

responden menjawab tidak pernah menerima uang (88 %), sisanya sebanyak 12

% menyebut pernah menerima uang.

4.22. Sikap Responden atas tawaran uang

Tidak Pernah Mener-ima88%

Pernah Menerima12%

Sebaliknya jawaban responden atas pertanyaan apakah pernah menerima

barang dari tim sukses pasangan calon, mayoritas responden menjawab pernah

menerima (90 %) dan sebanyak 10 % tidak pernah menerima. Barang yang

ditawarkan diantaranya baju dan sticker pasangan calon.

Gambar. 4.23. Sikap Responden Atas Tawaran Barang

Pernah Menerima90%

Tidak Pernah Menerima10%

79

Page 80: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

Selanjutnya jawaban responden atas pertanyaan apakah pernah dijanjikan

bantuan berupa program dari tim sukses pasangan calon presiden, mayoritas

responden menjawab pernah dijanjikan 66 %, selebihnya 34 % menjawab tidak

pernah dijanjikan.

Gambar. 4.24. Jawaban Responden atas Janji/Tawaran Program Pemerintah

SELALU66%

TIDAK PERNAH34%

4.9.4. Kinerja Penyelenggara Pemilu

Kinerja penyelenggara Pemilu merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi tinggi rendahnya partisipasi pemilih.Guna meningkat partisipasi

pemilih, penyelenggara Pemilu sangat perlu mensosoisalisasikan tahapan, jadwal

hingga prosedur pemilihan. Langkah sosialisasi dapat dilakukan dengan

menyebarluaskan informasi melalui media massa, melakukan pertemuan

langsung, menempelkan poster atau papan pengumuman ditempat umum.

Berkaitan dengan penilaian atas kinerja penyelenggara Pemilu diajukan beberapa

80

Page 81: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

pertanyaan diantaranya, apakah pernah melihat atau mendengar sosialisasi

pemilihan Presiden oleh penyelenggara Pemilu melalui media massa atau non

media massa. Mayoritas responden menjawab jarang melihat penyelenggara

Pemilu mensosialisasikan pemilihan presiden (48 %) dan sebanyak 20 % tidak

pernah melihat sosialisasi pemilihan presiden.

Gambar. 4.25. Sosialiasi Pemilihan Presiden oleh Penyelenggara Pemilu

SELALU22%

SERING5%

KADANG-KADANG5%

JARANG48%

TIDAK PERNAH20%

Selanjutnya sebanyak 78 % responden mengaku pernah

mengikuti/menghadiri sosialisasi pemilihan Presiden yang diselenggarakan oleh

KPU.

81

Page 82: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

Gambar. 4.26. Menghadiri Sosialisasi Pemilihan Presiden oleh KPU

SELALU78%

TIDAK PERNAH22%

Lebih lanjut jawaban responden atas pertanyaan apakah pernah

mengecek/melihat daftar pemilih tetap yang dikeluarkan oleh KPU, mayoritas

responden menjawab tidak pernah mengecek/mellihat 58 %, selebihnya sebanyak

42 % menyatakan pernah melihat daftar pemilih tetap yang dikeluarkan oleh KPU.

Gambar. 4.27. Melihat Daftar Pemilih Tetap

PERNAH42%

TIDAK PERNAH58%

Selanjutnya jawaban responden atas pertanyaan apakah mendapat

informasi tentang jadwal pemilihan, mayoritas responden menjawab mengetahui

82

Page 83: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

jadwal pemilihan presiden (69 %), hanya 31 % responden yang menjawab tidak

mendapatkan informasi.

Gambar. 4.28. Informasi Jadwal Pemilihan Presiden

SELALU69%

TIDAK PERNAH31%

Lebih lanjut mayoritas responden mengaku menerima kartu panggilan untuk

memilih (69 %), dan sebanyak 31 % tidak menerima kartu panggilan.

Gambar. 4.29. Menerima Kartu Panggilan Memilih

MENERIMA69%

TIDAK MENERIMA31%

83

Page 84: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

4.9.5. Afiliasi Partai dan Organisasi

Keaktifan dalam partai politik dan organisasi akan mempengaruhi tingkat

partisipasi seseorang untuk memilih atau tidak memilih dalam pemilihan Presiden

2014. Berkaitan dengan itu, dalam penelitian ini diajukan sejumlah pertanyaan

guna mengukur korelasi antara afiliasi politik dan partipasi pemilih. Pertanyaan

yang diajukan diantarnya apakah setiap orang perlu aktif dalam partai politik.

Mayoritas responden menjawab perlu aktif (45 %), sedangkan 44 % menjawab

tidak perlu aktif dan 11 % menjawab ragu-ragu.

Gambar. 4.30. Perlu Aktif Dalam Partai Politik

PERLU AKTIF56%

TIDAK PERLU AKTIF44%

Selanjutnya jawaban responden yang menanyakan apakah setiap orang

perlu aktif di organisasi tertentu. Mayoritas responden menjawab tidak perlu (56 %)

dan 44 % menjawab perlu aktif.

84

Page 85: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

Gambar. 4.31. Perlu Aktif Dalam Organisasi

TIDAK PERLU AKTIF56%

PERLU AKTIF44%

Lebih lanjut jawaban responden yang menanyakan apakah pernah menjadi

anggota partai tertentu. Mayoriratas responden menjawab tidak pernah (58 %) dan

sisanya sebanyak 42 % menjawab pernah menjadi anggota partai tertentu.

Gambar. 4.32. Pernah Ikut Menjadi Anggota Partai

PERNAH IKUT42%

TIDAK PERNAH IKUT58%

Selanjutnya apakah partai yang diikuti memberikan dukungan pada calon

presiden tertentu dalam pemilihan presiden 2014. Jawaban mayoritas responden

85

Page 86: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

menyebut bahwa partai yang diikuti memberikan dukungan pada pemilihan

presiden 2014 (94%), sedangkan sebanyak 6 % responden menjawab partai yang

mereka ikuti tidak memberikan dukungan pada pemilihan Presiden 2014.

Gambar. 4.33. Partai Pilihan Memberikan Dukungan Pada Pemilihan Presiden

TIDAK MENDUKUNG6%

MENDUKUNG94%

4.9.6. Kinerja Pemerintah dan Pembangunan

Kinerja pemerintah dan pembangunan merupakan salah satu faktor yang

dapat mempengaruhi tingkat partisipasi pemilih. Semakin baik kinerja pemerintah

dan pembangunan dimungkinkan akan berpengaruh pada peningakatan partisipasi

pemilih. Sebaliknya jika kinerja pemerintah dan pembangunan dinilai buruk, maka

dimungkinkan menurunkan tingkat partisipasi pemilih. Guna mengukur kinerja

pemerintahan dan pembangunan, maka diajukan beberapa pertanyaan

diantaranya apakah responden puas dengan kinerja Presiden sebelumnya.

Mayoritas jawaban responden mengaku puas dengan kinerja presiden sebelumnya

(86 %), sebaliknya sebanyak 14 % mengaku tidak puas dengan kinerja presiden.

86

Page 87: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

Gambar. 4.34. Kepuasan atas Kinerja Presiden

PUAS86%

TIDAK PUAS14%

Lebih lanjut mayoritas responden menilai kondisi infrastruktur selama lima

tahun terakhir dianggap sudah baik (87 %), hanya 13 % responden yang

menjawab tidak baik.

Gambar. 4. 35. Penilaian Kondisi Infrastruktur

BAIK87%

TIDAK BAIK13%

Mayoritas responden juga menilai bahwa kondisi perekonomian selama lima

tahun terakhir sudah baik (94 %), hanya 6 % responden yang menjawab tidak baik.

87

Page 88: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

Gambar. 4.36. Penilaian Kondisi Perekonomian

BAIK94%

TIDAK BAIK6%

4.9.7. Faktor Kandidat

Dalam banyak studi tentang partispasi pemilih, faktor kandidat atau figur

sering dianggap sebagai faktor yang paling menentukan dalam kemenangan

pasangan calon pemimpin. Secara common sense anggapan tersebut masuk

akal karena dalam pemilihan Presiden pemilih memilih orang bukan partai. Oleh

sebab itu, faktor kandidat tidak bisa dikesampingkan dalam konteks Pemilihan

Presiden 2014 sebagai salah satu variabel dalam penelitian ini. Variabel kandidat

di sini diturunkan menjadi beberapa yaitu penilaian masyarakat mengenai

pendidikan, kejujuran, kemampuan menyelesaikan masalah, integritas serta

kualitas kandidat.

Hasil survey menujukan pendapat mayoritas responden tentang tingkat

pendidikan calon presiden pada pemilihan Presiden 2014 dinilai sudah baik (88 %),

sisanya sebanyak 12 % responden menjawab tidak baik.

88

Page 89: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

Gambar. 4.37. Penialian Tingkat Pendidikan Calon Presiden

BAIK88%

TIDAK BAIK12%

Selanjutnya penilain responden tentang kejujuran calon presiden,mayoritas

responden menjawab jujur (66 %), sedangkan yang menjawab tidak jujur sebanyak

34 %.

Gambar. 4.38. Penilaian Kejujuran Calon Presiden

JUJUR60%

TIDAK JUJUR40%

Lebih lanjut penilaian responden atas kemampuan calon Presiden dalam

menyelelasikan masalah bangsa, mayoritas responden menjawab tidak yakin (60

%), selebihnya sebanyak 40 % menjawab mampu menyelesaikan masalah.

89

Page 90: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

Gambar. 4.39. Penliaian Kemampuan Menyelesaikan Masalah

MAMPU40%

TIDAK MAMPU60%

Selanjutnya penilaian responden tentang kepedulian yang dimiliki oleh calon

Presiden terhadap masyarakat, mayoritas responden menjawab calon presiden

tidak peduli terhadap masyarakat (90 %), dan hanya 10 % yang menyatakan

memiliki kepedulian terhadap masyarakat.

Gambar. 4.40. Penilaian Kepedulian terhadap Masyarakat

PEDULI10%

TIDAK PEDULI90%

4.10. Hasil uji analisis regresiPerhitungan koefisien regresi pada penelitian ini menggunakan analisis

regresi berganda dengan melihat pengaruh parsial pada model regresinya.

90

Page 91: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

Berdasarkan hasil output analisis maka dapat dilihat pengaruh antar variabel

sebagai berikut :

Tabel.4.28. Pengaruh Antar Variabel

Pengaruh Antar Variabel Koefisien

Beta

t hitun

g

Sig Ket.

Kesadaran politik (x1) --partisipasi politik .147 2.343

.008

Signifikan

Situasi (X2) --partisipasi politik .319 3.203

.002

Signifikan

Afiliasi partai dan organisai (X3) -- partisipasi politik -.146 2.63

3.00

6Signifikan

Kinerja pemerintah dan pembangunan (X4) --partisipasi politik -.074 2.77

8.00

9Signifikan

Vote Buying (X5) --partisipasi politik -.252 2.877

.005

Signifikan

Kinerja penyelenggara Pemilu (X6) --partisipasi politik -.338 3.18

0.00

2Signifikan

Faktor kandidat (X7)--partisipasi politik -.075 -.840 .403

Tidak signifikan

A.622.387

R SquareR

Didapatkan koefisien determinasi (R Square) untuk model regresi ini

sebesar 0,387 atau 38,7 %. Artinya keragaman data yang dapat dijelaskan oleh

model regresi dalam penelitian adalah sebesar 38.7 %, dengan kata lain informasi

yang terkandung dalam data sebesar 38,7 % dapat dijelaskan oleh model tersebut.

Sedangkan sisanya sebesar 61,3 % dijelaskan oleh variabel lain yang belum

terdapat dalam model atau error.

91

Page 92: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

4.10.1. Pengaruh Kesadaran Politik Terhadap Partisipasi PolitikHasil analisis untuk pengujian hipotesis tentang pengaruh kesadaran politik

terhadap partisipasi politik didapatkan nilai t hitung sebesar 2,343 dengan p –value

sebesar 0.008. Karena nilai p-value < alpha 0,05 (0,008 < 0,05), dan nilai t hitung >t

tabel (2,343 > 1,96) menunjukkan bahwa faktor kesadaran politik terhadap

partisipasi politik ditemukan berpengaruh signifikan. Koefisien beta bertanda positif

(0,319) mengindikasikan bahwa semakin tinggi kesadaran politik seseorang maka

ia semakin berpartisipasi dalam kegiatan politik. Sehingga hipotesis yang

menyatakan bahwa kesadaran politik berpengaruh terhadap partisipasi politik

dapat diterima.

4.10.2. Pengaruh Situasi Terhadap Partisipasi Politik Hasil analisis untuk pengujian hipotesis tentang pengaruh situasi terhadap

partisipasi politik didapatkankan nilai t hitung sebesar 3,203 dengan p –value sebesar

0.002. Karena nilai p-value < alpha 0,05 (0,002 < 0,05), dan nilai t hitung >t tabel

(3,203 > 1,96) menunjukkan bahwa faktor situasi berpengaruh siginifikan terhadap

partisipasi politik sesorang. Koefisien beta bertanda positif (0,147)

mengindikasikan bahwa semakin didukung oleh situasi yang baik, maka partisipasi

politik ikut pula mengalami peningkatan. Sehingga hipotesis yang menyatakan

bahwa situasi berpengaruh terhadap partisipasi politik dapat diterima.

92

Page 93: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

4.10.3. Pengaruh Afiliasi Partai dan Organisasi Terhadap Partisipasi Politik

Hasil analisis untuk pengujian hipotesis tentang pengaruh afiliasi partai dan

organisasi terhadap partisipasi politik didapatkan nilai t hitung sebesar 2,633 dengan

p –value sebesar 0.006. Karena nilai p-value < alpha 0,05 (0,006 < 0,05), dan nilai

t hitung >t tabel (2,633 > 1,96) menunjukkan bahwa faktor afiliasi politik dan organisasi

ditemukan berpengaruh signifikan terhadap partisipasi politik. Koefisien beta

bertanda negatif (- 0,146) mengindikasikan bahwa semakin kurang afiliasi politik

dan organisasi akan semakin menurunkan partisipasi politik seseorang. Sehingga

hipotesis yang menyatakan bahwa afiliasi partai dan organisasi berpengaruh

terhadap partisipasi politik dapat diterima.

4.10.4. Pengaruh Kinerja Pemerintah dan Pembangunan Terhadap Partisipasi Politik

Hasil analisis untuk pengujian hipotesis tentang pengaruh kinerja

pemerintah dan pembangunan terhadap partisipasi politik didapatkan nilai t hitung

sebesar 2,778 dengan p –value sebesar 0.009. Karena nilai p-value < alpha 0,05

(0,009 < 0,05), dan nilai t hitung >t tabel (2,778 > 1,96) menunjukkan bahwa faktor

kinerja pemerintah dan pembangunan ditemukan berpengaruh signifikan terhadap

partisipasi politik. Koefisien beta bertanda negatif (- 0,074) mengindikasikan bahwa

semakin rendah kinerja pemerintah dan pembangunan akan menurunkan

partisipasi politik seseorang. Sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa kinerja

93

Page 94: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

pemerintah dan pembangunan berpengaruh terhadap partisipasi politik dapat

diterima.

4.10.5. Pengaruh Vote Buying Terhadap Partisipasi PolitikHasil analisis untuk pengujian hipotesis tentang pengaruh vote buying

terhadap partisipasi politik didapatkan nilai t hitung sebesar 2,877 dengan p –value

sebesar 0.005. Karena nilai p-value < alpha 0,05 (0,005 < 0,05), dan nilai t hitung >t

tabel (2,877 > 1,96) menunjukkan bahwa faktor vote buying ditemukan berpengaruh

signifikan terhadap partisipasi politik. Koefisien beta bertanda negatif (- 0,252)

mengindikasikan bahwa semakin kurang vote buying, semakin menurunkan

partisipasi politik seseorang. Sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa vote

buying berpengaruh terhadap partisipasi politik dapat diterima.

4.10.6. Pengaruh Kinerja Penyelenggara Pemilu Terhadap Partisipasi Politik

Hasil analisis untuk pengujian hipotesis tentang pengaruh kinerja

penyelengara Pemilu terhadap partisipasi politik menyebutkan nilai t hitung sebesar

3,180 dengan p –value sebesar 0.002. Karena nilai p-value < alpha 0,05 (0,002 <

0,05), dan nilai t hitung >t tabel (3,180 > 1,96) menunjukkan bahwa faktor kinerja

penyelengara Pemilu ditemukan berpengaruh signifikan terhadap partisipasi politik

ditemukan berpengaruh signifikan. Koefisien beta bertanda negatif (- 0,338)

mengindikasikan bahwa semakin kurang kinerja penyelenggara Pemilu, maka

partisipasi politik ikut mengalami penurunan. Sehingga hipotesis yang menyatakan

94

Page 95: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

bahwa kinerja penyelenggara Pemilu berpengaruh terhadap partisipasi politik

dapat diterima.

4.10.7. Pengaruh Faktor Kandidat Terhadap Partisipasi PolitikHasil analisis untuk pengujian hipotesis tentang pengaruh faktor kandidat

ditemukan tidak berpengaruh terhadap partisipasi politik dimana didapatkan nilai t

hitung sebesar - 0,840 dengan p –value sebesar 0.403. Karena nilai p-value < alpha

0,05 (- 0,840 < 0,05), dan nilai t hitung >t tabel (0,840 > 1,96) menunjukkan bahwa

faktor kandidat terhadap partisipasi politik tidak berpengaruh. Sehingga hipotesis

yang menyatakan bahwa faktor kandidat berpengaruh terhadap partisipasi politik

dapat ditolak.

95

Page 96: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

BAB VKESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1. KesimpulanHasil penelitian menunjukkan partisipasi politik sangat dipengaruhi oleh

faktor kesadaran politik, situasi, afiliasi partai dan organisasi, kinerja pemerintah

dan pembangunan, vote buying dan kinerja penyelenggara Pemilu. Sementara

faktor kandidat tidak berpengaruh terhadap partispasi politik.

5.2. Rekomendasi a. Tingkat partisipasi pemilih yang ditunjukkan dengan kehadiran pemilih di

lokasi TPS untuk memberikan hak suaranya masih rendah meskipun masih pada

angka diatas 50% namun masih sangat jauh dari angka 100%. Trend partisipasi

pemilih masih cenderung lebih tinggi pada pemilihan umum legislatif dibanding

Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden sehingga KPU harus bekerjasama

dengan partai politik untuk mendorong masyarakat dalam memberikan hak suaranya

di TPS seperti yang dilakukan pada pemilihan umum legislatif.

b. KPU Provinsi Sulawesi Tenggara harus memiliki perhatian serius pada faktor-

faktor yang mempengaruhi peningkatan partisipasi politik masyarakat khususnya

yang bisa mendorong tingkat kehadiran pemilih untuk memilih dan melakukan

langka-langkah kongkrit untuk peningkatan partisipasi tersebut.

c. KPU perlu memiliki program untuk bekerjasama dengan berbagai stakeholder,

khususnya lembaga pendidikan, baik tingkat menengah maupun perguruan tinggi

untuk melakukan pembinaan mengenai kesadaran berpolitik dalam rangka

mewujudkan kecerdasan politik.

96

Page 97: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

d. Partisipasi politik bukan saja dapat dilihat atau dinilai hanya dari partisipasi

pada saat pemungutan suara. Partisipasi politik konvensional yang terkait

dengan pemilu/elektoral dapat juga dilihat dari bagaimana partisipasi politik

masyarakat dalam memberikan sumbangan mereka kepada para calon

presiden/wakil presiden atau aktivitas mereka dalam membantu para

kandidat selama masa kampanye. Hal ini menjadi fenomena menarik dalam

pesta demokrasi di Indonesia, sehingga perlu mendapatkan perhatian

dalam dari KPU untuk melakukan riset pada dimensi lain dalam bentuk

partisipasi masyarakat.

97

Page 98: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

Daftar PustakaAltman, David and Aníbal Pérez-Liñán, Assessing the Quality of Democracy:

Freedom, Competitiveness and Participation in Eighteen Latin American

Countries. Democratization, Vol.9, No.2, Summer 2002.

Bandura, A. 1977. Social Learning Theory. Printice Hall inc. The United State of

Amerika.

Baron, R.A., Byrne, D., N.R, Branscombe. 2006. Social Psychology. Eleventh

Edition. Pearson Education. United States of Amerika.

Berlo, D.K. 1960. The Process of Communication : An Introduction to Theory and

Practice. United States Of America.

Bungin, Burhan, 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi,

Kebijakan Publik dan Ilmu-Ilmu Sosial Lainya. Jakarta: Graha Ilmu.

Cresswell, J.W. 2003. Research Design : Qualitative, Quantitative, and Mixed

Methods Approaches. Sage Publications.London.

Denzin, Norman K and Licoln Yvonna S. 2009. HandBook of Qualitative Research. (Di

terjemahan Dariyatno, Badrus Samsul Fata, Abi, John Rinaldi). Pustaka Pelajar.

Yogyakarta.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, Badan

Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Kothari, C.R, 2004. Research Metodology Methods and Techniques. Second

Revised Edition. New Delhi:New Age International (P) Limited, Publishers.

98

Page 99: kpud-sultraprov.go.idkpud-sultraprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/Laporan... · Web viewTransportasi Untuk melayani angkutan darat dari ibukota kabupaten ke provinsi dengan menggunakan

Ramadanil, Fadli. Dkk, Desain Partisipasi Masyarakat Dalam Pemantauan Pemilu.

Kemitraan Dan Perludem: 2015.

99