SKRIPSIrepository.upstegal.ac.id/561/1/Strategi KPU Kab. Tegal... · 2020. 2. 7. · Lampiran 3...
Transcript of SKRIPSIrepository.upstegal.ac.id/561/1/Strategi KPU Kab. Tegal... · 2020. 2. 7. · Lampiran 3...
“ STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TEGAL
DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI PEMILIH DI PEMILIHAN
UMUM KEPALA DAERAH 2018 ”
SKRIPSI
Diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata I untuk mencapai Gelar Sarjana
Ilmu Pemerintahan pada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas
Pancasakti Tegal
Oleh :
Nama : PUPUT LESTARI
NPM : 2115500042
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
2019
i
“ STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TEGAL
DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI PEMILIH DI PEMILIHAN
UMUM KEPALA DAERAH 2018 ”
SKRIPSI
Diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata I untuk mencapai Gelar Sarjana
Ilmu Pemerintahan pada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas
Pancasakti Tegal
Oleh :
Nama : PUPUT LESTARI
NPM : 2115500042
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
2019
ii
iii
iv
v
MOTTO
“ Berhasil denga kemampuan diri sendiri lebih terhormat dari pada dikasihani”
“ Memberi Lebih Bahagia Dari Semua Kebahagiaan Yang Diterima ”
“ Bermanfaat untuk orang lain “
Dan katakanlah : Ya Tuhanku, tambahkanlah
kepadaku ilmu pengetahuan
(Q.S. Thaha : 114)
vi
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap rasa syukur yang tak terhingga kepada
Allah SWT, Kupersembahkan karya ini kepada :
Ibu Eti Kurniati dan Bapak Alm. Soheri Tercinta,
terimakasih atas doa’a, kasih sayang serta
pengorbanan selama ini, yang telah mendidik dengan
penuh kesabaran,dan selalu memberikan semangat
sehingga dapat menyelesaikan karya ini.
Mamak Sopiah dan Bapak Saliman Tercinta,
terimakasih atas semua do’a dan dukungannya.
Suamiku tersayang Imam Mustofa, terimakasih atas
kasih sayang, pengorbanan dan do’a serta dukungan
untuk bisa terus belajar demi meraih cita –cita
Kedua adiku M. Khotibul Umam dan M Nur Iskandar,
menjadi penyemangat dalam setiap langkahku
Seluruh Dosen yang telah dengan sabar membimbing
dan mengarahkan aku hingga aku berhasil
Almamater tercinta, Universitas
vii
KATA PENGANTAR
Saya memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Proposal Skripsi dengan
judul “Strategi Komisi Pemilihan Umum Dalam Meningkatkan Partisipasi
Pemilih di Pemilihan Umum Kepala Daerah Tahun 2018 “ Penulis menyadari
dalam pembuatan Proposal Skripsi ini banyak sekali kesalahan dan kekeliruan,
tetapi berkat bimbingan dan arahan dari semua pihak akhirnya proposal ini dapat
terselesaikan. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih kepada :
a. Dr. Burhan Eko Purwanto, M.Hum., Rektor Universitas Pancasakti Tegal
yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan studi di Universitas
Pancasakti Tegal.
b. Dr. Nuridin, SH. MH., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Pancasakti Tegal yang telah memberikan izin pelaksanaan
penelitian.
c. Agus Setio Widodo, S.IP, M.Si., Ketua Program Studi Ilmu Pemerintahan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pancasakti Tegal yang telah
membantu dalam kelancaran skripsi ini.
d. Drs. Sana Prabowo, M.Si dan Dra.Hj.Oemi Hartati,M.Si dosen pembimbing
yang telah memberikan bimbingan, saran, dan motivasi yang sangat
bermanfaat kepada penulis demi terselesaikannya skripsi ini.
viii
e. Dra. Erni Rosyanti, M.Si, selaku dosen wali yang telah memberikan arahan,
bimbingan, dan motivasi selama penulis melaksanakan studi di Universitas
Negeri Semarang.
f. Bapak/Ibu dosen dan staf TU Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang
telah membekali ilmu pengetahuan dan membantu terkait dengan administrasi
selama penulis menuntut ilmu di Universitas Pancasakti Tegal.
g. Kedua Orangtua dan Keluarga Tercinta yang telah memberikan dorongan
baik berupa Materil maupun Spiritual.
h. Suami tercinta Imam Mustofa, yang selalu memberi semangat dan dukungan
serta do’a.
i. KPU Kabupaten Tegal yang telah membantu dan mempermudah penulis
dalam melakukan penelitian .
j. Teman-teman yang selalu memberikan dukungan dan semangat.
k. Semua pihak yang telah memberikan semangat dan membantu
terselesaikannya proposal ini, baik secara langsung maupun tidak langsung,
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan proposal ini
masih jauh dari sempurna, disebabkan keterbatasan pengetahuan penulis.Semoga
proposal ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu.
Tegal, 23 Juli 2019
Penulis
ix
ABSTRAK
STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TEGAL
DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI PEMILIH DI PEMILIHAN
UMUM KEPALA DAERAH 2018
(Studi pada Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Tegal)
OLEH
PUPUT LESTARI
Strategi merupakan cara yang dilakukan oleh KPU Kabupaten Tegal dalam
meningkatkan partisipasi pemilih di Pemilihan Umum Kepala Daerah 2018.
Adapun teknis pelaksanaannya merujuk pada Peraturan Komisi Pemilihan Umum
Nomor 8 Tahun 2017 tentang sosialisasi dan partisipasi masyarakat dalam
pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau
Walikota dan Wakil Walikota. Penelitian ini membahas mengenai strategi KPU
Kabupaten Tegal dan faktor penghambat serta pendukung yang dihadapi oleh
KPU dalam meningkatkan partisipasi pemilih. Tujuan dalam penelitian ini untuk
menganalisis strategi KPU dan kendala apa saja yang dihadapi KPU Kabupaten
Tegal dalam meningkatkan partisipasi pemilih. Tipe penelitian ini adalah tipe
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Fokus penelitian ini adalah Peninjauan
kembali faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi strategi saat ini,
Pengukuran Kinerja dan Pengambilan Langkah Korektif menggunakan teori Fred
R. David. Teknik pengumpulan data terdiri dari wawancara dan kuisioner. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa strategi KPU dalam meningkatkan partisipasi
pemilih di Kabupaten Tegal belum sepenuhnya berhasil. Di lihat dari angka
partisipasi pemilih walaupun tahun 2018 amgka partisipasi naik dari yang
sebelumnya 60 % menjadi 66% namun belum mencapai target dari KPU RI
sebesar 75%. Meskipun partisipasi meningkat terdapat faktor penghambat yaitu
sosialisasi kurang maksimal, masyarakat yang pasif. Adapun saran peneliti yaitu :
KPU lebih maksimal dalam melakukan sosialisasi dan penyuluhan pendidikan
pemilih.
Kata Kunci : Strategi, Partisipasi Masyarakat, Pemilihan Umum
x
ABSTRACT
TEGAL DISTRICT GENERAL ELECTION COMMISSION STRATEGY
IN IMPROVING VOTER PARTICIPATION IN 2018 REGIONAL HEAD
ELECTION
(Study on the General Election Commission of Tegal Regency)
BY
PUPUT LESTARI
The strategy is the method adopted by the Tegal Regency Election Commission in
increasing voter participation in the 2018 Regional Head General Election. The
technical implementation refers to the General Election Commission Regulation
Number 8 of 2017 concerning socialization and public participation in the election
of Governor and Deputy Governor, Regent and Deputy Regent, and / or Mayor
and Deputy Mayor. This study discusses the strategies of Tegal Regency KPU and
the inhibiting and supporting factors faced by KPU in increasing voter
participation. The purpose of this research is to analyze the KPU's strategy and
any obstacles faced by the Tegal Regency KPU in increasing voter participation.
This type of research is descriptive type with a qualitative approach. The focus of
this study is a review of external and internal factors that influence current
strategies, Performance Measurement and Corrective Steps Taking using Fred R.
David's theory. Data collection techniques consisted of interviews and
questionnaires. The results of the study indicate that the KPU's strategy in
increasing voter participation in Tegal Regency has not been fully successful. It
can be seen from the voter participation rate even though in 2018 the participation
rate rose from the previous 60% to 66% but had not yet reached the target of the
RI KPU of 75%. Although participation increases there are inhibiting factors,
namely less optimal socialization, passive society. The researchers' suggestions
are: KPU is more maximal in conducting voter education dissemination and
education.
Keywords: Strategy, Community Participation, General Election
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN …………………………………………… ii
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………. iii
LEMBAR PERNYATAAN…………………………………………… iv
HALAMAN MOTTO………………………………………………….. v
HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………….. vi
KATA PENGANTAR…………………………………………………. vii
ABSTRAK……………………………………………………………... ix
ABSTRACT……………………………………………………………. x
DAFTAR ISI…………………………………………………………... xi
DAFTAR TABEL……………………………………………………… xiv
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………. xvii
DAFTAR DIAGRAM…………………………………………………. xix
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………… xix
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
I.1 Latar Belakang ...................................................................... 1
I.2 Rumusan Masalah ................................................................. 10
I.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 13
II.1 Kerangka Teori ....................................................................... 13
II.2 Definisi Konsep ....................................................................... 42
xii
II.3 Pokok Penelitian…. .......................................................... 43
II.5 Alur Pikir……………………………………………………. 45
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 46
III.1 Jenis dan Tipe Penelitian ....................................................... 46
III.2 Jenis dan Sumber Data ….....………............................ ....... 49
III.3 Informan Penelitian .......................................................... 51
III.4 Teknik Pengumpulan Data ................................................. 52
III.5 Metode Analisis Data ......................................................... 56
III.6 Sistematika Penulisan .......................................................... 58
BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN ……………..………. 59
IV.1. Gambaran Umum Daerah Kabupaten Tegal ………..……… 59
IV.2. Gambaran Umum KPU Kabupaten Tegal ………..……… 61
IV.2.1 Visi dan Misi KPU Kab. Tegal 62
IV.2.2 Struktur Organisasi KPU Kab. Tegal 63
IV.2.3 Tugas, Fungsi dan Wewenang KPU Kab.Tegal 64
BAB V HASIL PENELITIA …………… 76
V.1. Identitas Responden dan Informan……………………….. 78
V.2. Hasil Penelitian ...........................………………………. 82
V.3. Analisis Strategi KPU………………………………............... 97
V.4. . Hambatan – Hambatan yang ditemui.............................. 106
V.5. Solusi Yang Dapat di Lakukan ………………………........... 107
BAB VI PENUTUP …………………………………………………. 108
xiii
1. Kesimpulan …………………………………………….. 108
2. Saran …………………………………………………. 110
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………….. 111
LAMPIRAN-LAMPIRAN ………………………………………….. 113
xiv
DAFTAR TABEL
No. Tabel Jenis Tabel Halaman
Tabel IV.01 Luas wilayah Kabupaten Tegal 52
Tabel IV.02 Stuktur organisasi Kabupaten Tegal 56
Tabel IV.03 Daftar Nama Pegawai KPU Kabupaten Tegal 57
Tabel V.01 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 72
Tabel V.02 Responden Berdasarkan Usia 73
Tabel V.03 Responden Berdasarkan Pendidikan 74
Tabel V.04 Distribusi Frekuensi Prosentase Koordinasi Anggota
KPU Kab. Tegal 76
Tabel V. 05 Distribusi Frekuensi Prosentase Kualitas SDM KPU
Kab. Tegal 77
Tabel V.06 Distribusi Frekuensi Prosentase Pemanfaatan Teknologi
IT oleh KPU Kab. Tegal 79
Tabel V. 07 Distribusi Frekuensi Prosentase Kreatifitas KPU Kab.
Tegal dalam mensosialisasikan Pilkada 2018 80
Tabel V. 08 Distribusi Frekuensi Prosentase Kesesuaian kinerja
KPU Kab. Tegal dengan peraturan – peraturan baru
terkait pilkada serentak
81
Tabel V. 09 Distribusi Frekuensi Prosentase Pengenalan calon
peserta Pilkada 2018 82
Tabel V. 10 Distribusi Frekuensi Prosentase Pelaksanaan sosialisasi
KPU Kab. Tegal di seluruh wilayah Kab. Tegal 83
Tabel V. 11 Distribusi Frekuensi Prosentase ” Pemberianpendidikan
pemilih kepada seluruh masyarakat di Kabupaten Tegal 85
Tabel V. 12 Distribusi Frekuensi Prosentase “ Ketepatan waktu
penyelesaian tahapan Pilkada 2018
86
Tabel V.13 Distribusi Frekuensi Prosentase “ Persiapan sarana
danprasarana KPU Kabupaten Tegal dalam sosialisasi
Pilkada 2018 ”
87
Tabel V.14 Distribusi Frekuensi Prosentase Keterbukaan KPU Kab.
Tegal dalam menerima masukan dan saran
88
xv
Tabel V.15 Distribusi Frekuensi Prosentase “ Pembaharuan DPT
secara berkesinambungan
89
Tabel V.16 Rentang Skala 91
Tabel V.17 Hasil rentang skala Jawaban Responden Per Item
Pernyataan Peninjaua ulang faktor – faktor eksternal dan
internal yang menjadi landasan bagi strategi saat ini
92
Tabel V.18 Hasil rentang skala Jawaban Responden Per Item
Pernyataan Pengukuran Kinerja
93
Tabel V.19 Hasil rentang skala Jawaban Responden Per Item
Pernyataan Pengambilan Langkah Korektif.
94
Tabel V.20 Rentang Skala Variabel “ Strategi KPU Kab. Tegal “
97
xvi
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Jenis Gambar Halaman
Gambar I.1 Tingkat Partisipasi Pemilu di Kabupaten Tegal 4
Gambar IV.1. Peta Administrasi Kabupaten Tegal 99
Gambar V. 01 Prosentasi Jenis Kelamin Responden 72
Gambar V. 02 Prosentase Usia Responden 73
Gambar V. 03 Prosentase Pendidikan Responden 74
xvii
DAFTAR SKEMA
No skema Jenis Skema Halaman
Skema II.1 Alur pikir 84
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Angket/Kuesioner
Lampiran 2 Surat Ijin Riset dari Fakultas
Lampiran 3 Berita Acara Bimbingan Skripsi
Lampiran 4 Berita Acara Ujian Skripsi
1
BAB I
1.1 Latar Belakang Masalah
Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut pemilu adalah sarana
kedaulatan rakyat untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, anggota
Dewan perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil presiden, dan untuk memilih
anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang dilaksanakan secara
langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
Pemilihan umum (Pemilu) merupakan sarana pesta demokrasi dalam suatu
negara yang menganut paham demokrasi. Pemilu menjadi sarana
pembelajaran dalam mempraktikan cara berdemokrasi bagi rakyat serta
dengan diadakannya pemilu masyarakat bisa ikut menetukan dan memilih
wakil – wakil pemimpinnya yang akan menetukan nasib bangsa pada kurun
waktu lima tahun kedepan. Menurut UU No 7 Tahun 2017 Tentang
Penyelenggaraan Pemilihan Umum, pemilu di Indonesia menganut asas
“Luberjurdil“ (Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur dan Adil ).
Asas tersebut tidak hanya mengikat kepada pemilih ataupun peserta
pemilu, tetapi juga penyelenggara pemilu. Pemilu di Indonesia awalnya
ditujukan untuk memilih anggota lembaga perwakilan (DPR, DPRD Provinsi,
dan DPRD Kabupaten/Kota). Pemilihan presiden dan wakil presiden (pilpres)
yang semula dilakukan oleh MPR, akhirnya disepakati untuk dilakukan
langsung oleh rakyat.
2
Kesepakatan itu merupakan perwujudan dari amandemen keempat UUD
1945 pada tahun 2002. Pilpres yang dipilih langsung oleh rakyat diadakan
pertama kali pada pemilu tahun 2004. Berdasarkan Undang-Undang Nomor
22 Tahun 2007, 2 pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah
(pemilukada) juga dimasukkan sebagai bagian dari rezim pemilu.
Sistem pemilihan langsung ini memberi peluang kepada masyarkat untuk
terlibat langsung dalam proses keputusan politik melalui sistem demokrasi
langsung ini. Pemerintah bersama DPR membahas dan mengesahkan Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagai
pengganti dari Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah. Tindak lanjut dari pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 ini, diselenggarakannya pilkada langsung.
Pemilu kepala daerah langsung dalam hal ini pertama kalinya
dilaksanakan pada Juni 2004. Pada akhir Tahun 2015 ini, untuk pertama
kalinya pilkada serentak dilaksanakan. Akhir 2015 adalah gelombang pertama
pilkada serentak. Pilkada serentak gelombang kedua berlangsung Februari
2017, sedangkan gelombang ketiga diselenggarakan kan pada Juni 2018.
Partisipasi politik dalam negara demokrasi merupakan indikator
implementasi penyelenggaraan kekuasaaan negara tertinggi yang absah oleh
rakyat (kedaulatan rakyat), yang dimanifestasikan keterlibatan mereka dalam
pesta demokrasi (Pemilu). Makin tinggi tingkat partisipasi politik
mengindikasikan bahwa rakyat mengikuti dan memahami serta melibatkan
diri dalam kegiatan kenegaraan. Sebaliknya tingkat partisipasi politik yang
3
rendah pada umumnya mengindikasikan bahwa rakyat kurang menaruh
apresiasi atau minat terhadap masalah atau kegiatan kenegaraan. Rendahnya
tingkat partisipasi politik rakyat direfleksikan dalam sikap golongan putih
(golput) dalam pemilu.
Kabupaten Tegal menjadi peserta pilkada serentak gelombang 3 ( tiga )
yang diselenggarakan pada bulan juni tahun 2018 dengan peserta yang
berjumlah 3 ( tiga ) bakal pasang calon untuk Calon Bupati dan Wakil Bupati
dan bakal pasangan calon untuk pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur
yang berjumlah 2 (dua ) pasang. Melihat data yang penulis dapatkan dari
Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Tegal berupa foto copy salinan sertifkat
rekapitulasi penghitungan suara dari setiap kecamatan di tingkat
Kabupaten/Kota dalam pemilihan Bupati dan Wakil bupati tahun 2108, bisa
dilihat bahwa jumlah Daftar Pemilih Tetap sejumlah 1.171.029 jiwa dan yang
menggunakan hak pilihnya hanya sejumlah 751.505 jiwa.(KPUD Kab. Tegal )
Tingkat partisipasi pada pemilu di Kabupaten Tegal mengalami pasang
surut terlihat dari Tabel I.01 berikut ini :
4
KPU Kab. Tegal
Dari data diatas dapat dilihat bahwa partisipasi pemilih di setiap pemilu
yang diadakan di Kab. Tegal mengalami pasang surut, jika dilihat dari data
partisipasi pilkada di tahun sebelumnya yaitu tahun 2014 jumlah angka
partisipasi 63 %, jika dibandingkan dengan pilkada tahun 2018 dengan jumlah
partisipasi masyarakat yang mencapai 65%, partisipasi cenderung meningkat
namun angka tersebut belum mencapai target dari KPU RI dengan target
angka capaian 75 %, hal ini di katakan pula oleh ketua KPUD Kab. Tegal
‘Sukartono mengatakan bahwa tingkat partisipasi masyarakat di Kabupaten
Tegal sebesar 65 % dan angka tersebut belum memenuhi target dari KPU RI
yakni 75 %, namun dibandingkan dengan pilbup tahun sebelumnya pilbup
2018 mengalami peningkatan 5%”. ( Radartegal.com ).
Komisi Pemilihan Umum sudah melakukan tugas dan tanggung jawab
dalam menjalankan hajatnya sebagai penyelenggara pemilu sesuai dengan
0
10
20
30
40
50
60
70
Gubernur Bupati Legislatif Presiden
54.7757.31
62.09 63.13
48.25
57.71
63.75 62.1565 65
Tingkat partisipasi pemilu di Kab. Tegal
2008
2009
2013
2014
2018
5
Undang – Undang yang berlaku yaitu UU No 7 Tahun 2017 Tentang
Penyelenggaraan Pemilihan Umum. Komisi Pemilihan Umum dalam rangka
mensuksekan pemilukada 2018 telah melakukan berbagai macam cara untuk
menciptakan pemilukada yang hangat dan ceria, agar masyarakat juga antusias
dalam mengikuti proses pemilukada di Kabupaten Tegal melalui teknis yang
tertuang dalam PKPU No.8 Tahun 2017 tentang Sosialisasi, Pendidikan
Pemilih dan Partisipasi Masyarakat dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil
Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati dan/atau Walikota dan Wakil Walikota.
Ari Pradhanawati (2005:10) mengungkapkan bahwasannya demokrasi
tidak akan ada tanpa civil society yang kuat. Kalimat tersebut sangat
menggambarkan bahwasannya partisipasi masyarakat dalam perayaan
demokrasi sangatlah penting. Maka dari itu dibutuhkan strategi- strategi untuk
menarik dan menyadarkan masyarakat akan pentingnya keikutsertaan dalam
proses pemilihan.
Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan, dalam pengembangannya
konsep mengenai strategi harus terus memiliki perkembangan dan setiap
orang mempunyai pendapat atau definisi yang berbeda mengenai strategi.
Strategi dalam suatu badan organisasi sangatlah di butuhkan untuk pencapaian
visi dan misi yang sudah di terapkan oleh suatu, maupun untuk pencapaian
sasaran atau tujuan, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang.
Dalam hal ini KPU Kab. Tegal memiliki strategi tersendiri untuk menarik
masyarakat agar ikut serta berpartisipasi dalam mensukseskan Pemilukada
serta meningkatkan pelayanan agar mempermudah masyarkat untuk
6
mengetahui berbagai macam informasi tentang Pemilukada, adapun
strateginya yaitu melakukan soisalisasi dengan berbagai macam cara, melalui
tatap muka maupun melalui media sosial lainnya. Serangkaian upaya atau
strategi yang dilakukan KPU Kab. Tegal dalam melakukan sosialisasi di
tempat keramaian seperti pasar dan tempat pariwisata dimana dalam kegiatan
sosialisasi tersebut para petugas mensosialisasikan tentang Pemilihan kepala
daerah yang akan dilaksanakan pada tanggal 27 Juni 2018 dengan membagi –
bagikan sovenir yang bertemakan Pemilihan Kepada Daerah.
Untuk lebih jelasnya berikut adalah bentuk sosialisasi yang dilakukan oleh
KPU Kab. Tegal yaitu :
a. Sosialisasi dalam bentuk penyuluhan.
b. Sosialisasi melalui media massa cetak.
c. Sosialisasi melalui media massa elektronik.
d. Sosialisasi melalui pemasangan alat peraga sosialisasi dan penyebaran
bahan sosialisasi.
Adapun penjelasan dari setiap bentuk sosialisasi yang dilakukan adalah
sebagai berikut :
a. Sosialisasi Dalam Bentuk Penyuluhan
Penyuluhan kepada pemilih pemula, dilakukan dengan mendatangi
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) sederajat yang ada di Kabupaten
Tegal. Dalam hal ini KPU Kabupaten Tegal menginstruksikan kepada seluruh
Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) untuk bekerjasama dengan sekolah-
sekolah SLTA sederajat di masing-masing kecamatan melakukan penyuluhan
7
terhadap pelajar tentang pentingnya berpartisipasi dalam Pilkada, kegiatan ini
dilakukan dengan menjadi pembina upacara bendera pada hari Senin ataupun
langsung mendatangi kelas sekolah untuk menyampaikan sosialisasi Pilkada.
Bukan hanya di tingkat pemilih pemula saja KPU Kab. Tegal juga
mengadakan Pendidikan Pemilih yang di berikan pada masyarakat Kabupaten
Tegal dengan mengelompokan sesuai Dapilnya masing-masing yang
diharapakan akan memberi pengetahuan kepada masyarakat agar mampu
menentukan dan menyuarakan hak pilihnya.
b. Sosialisasi Melalui Media Massa Cetak
Sosialisasi melalui media massa cetak dilaksanakan oleh KPU Kabupaten
Tegal dengan cara menerbitkan iklan sosialisasi, pengumuman-pengumuman,
peraturan-peraturan dan berita-berita seputar kegiatan KPU Kabupaten Tegal
dan penyelenggaraan Pilkada di Kabupaten Tegal. Dalam hal ini KPU
Kabupaten Tegal bekerjasama dengan media massa cetak lokal untuk
menyebarluaskan informasi pilkada kepada masyarakat Tegal. Adapun media
cetak lokal yang aktif melakukan sosialisasi Pilkada di Kabupaten Tegal
adalah Harian Radar Tegal dan Suara Merdeka.
c. Sosialisasi Melalui Media Massa Elektronik
Sosialisasi melalui media massa elektronik dilakukan dengan cara
menerbitkan iklan sosialisasi, pengumuman-pengumuman, peraturan-
peraturan dan berita-berita seputar kegiatan KPU dan pelaksanaan Pilkada di
Kabupaten Tegal melalui Radio dan Jejaring Sosial. Stasiun Radio yang
digandeng oleh KPU Kabupaten Tegal dalam hal ini adalah Radio Slawi FM,
8
Radio CBS, Darussalam FM, Roshinta FM, Star FM sementara media online
yang digandeng oleh KPU Kabupaten Tegal adalah Radar Tegal.com, Pantura
Pos Online, Suara Merdeka.com, Kabar Beritaku.com Tribun news.com, Sinar
Pagi News.com. Khusus di radio, KPU Kabupaten Tegal juga beberapa kali
melakukan talkshow seputar perkembangan dan aturan Pilkada.
Selain itu KPU Kabupaten Tegal juga aktif melakukan sosialisasi melalui
website resmi KPU Kabupaten Tegal dengan alamat www.kabtegal-kpu.go.id
serta jejaring facebook KPU Tegal.
d. Sosialisasi Melalui Pemasangan Alat Peraga dan Bahan Sosialisasi
Sosialisasi melalui Alat Peraga dilakukan dalam beberapa tahap dan
beberapa jenis, berikut ini adalah rician Alat Peraga Sosialisasi yang dibuat
oleh KPU Kabupaten Tegal, yaitu:
1. Baliho Sosialisasi Tahapan dan Jadwal .
2. Sosialisasi Tahapan dan Jadwal dengan cara menempelkan Peraturan
KPU No. 2 Tahun 2015 tentang Tahapan dan Jadwal Penyelenggaraan
Pilkada di setiap desa/kelurahan di tempelkan di papan-papan
pengumuman desa/kelurahan.
3. Spanduk Sosialisasi Pendaftaran Pemilih.
4. Baliho Sosialisasi Pendaftaran Pemilih di setiap kecamatan;
5. Spanduk sosialisasi untuk setiap desa/kelurahan.
6. Baliho ajakan memilih atan, khusus kecamatan yang besar jumlah
nduduknya maka dibuat 2 unit.
9
7. Brosur ajakan memilih yang disebar ke seluruh desa/kelurahan serta di
tempat-tempat keramaian seperti pasar.
8. Poster ajakan memilih yang disebar ke seluruh desa/kelurahan.
9. Specimen Surat Suara yang disebar ke seluruh desa/kelurahan.
Dan juga KPU melakukan beberapa ifent lagi seperti acara ngontel
bareng, jalan sehat dan juga penayangan secara langsung acara debat publik
di salah satu Televisi Nasional. Semua kegiatan itu dimaksudkan untuk
mensosialisakan tentang Pilkada yang akan berlagsung pada tanggal 27 Juni
2018.
Strategi yang telah dirumuskan dan diimplementasikan oleh KPU
Kabupaten Tegal tersebut supaya dapat menumbuhkan dan memberikan ruang
bagi masyarakat agar secara aktif terlibat dalam setiap tahapan hingga
pelantikan calon terpilih.
Dari semua permasalahan yang ada diatas, maka diadakan penelitian untuk
mengetahui apa dan bagaimana strategi KPU Kabupaten Tegal dalam
meningkatkan partisipasi masyarakat. Hal tersebutlah yang membuat peneliti
tertarik melakukan penelitian mengenai “ STRATEGI KOMISI
PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TEGAL DALAM
MENINGKATKAN PARTISIPASI PEMILIH DI PEMILIHAN UMUM
KEPALA DAERAH 2018 ”
10
I.2. Rumusan Masalah
Ciri sebuah negara demokratis adalah seberapa besar negara melibatkan
masyarakat dalam perencanaan maupun pelaksanaan pemilihan umum. Sebab
partisipasi politik masyarakat (pemilih) merupakan aspek penting dalam sebuah
tatanan negara demokrasi. Dalam hubungannya dengan demokrasi, partisipasi
politik berpengaruh terhadap legitimasi oleh masyarakat terhadap jalannya suatu
pemerintahan.
Dalam Pemilu misalnya partisipasi politik berpengaruh terhadap legitimasi
masyarakat kepada calon atau pasangan calon yangterpilih. Setiap masyarakat
memiliki preferensi dan kepentingan masing-masing untuk menentukan pilihan
mereka dalam pemilu. Bisa dikatakan bahwa masa depan pejabat publik yang
terpilih dalam suatu Pemilu tergantung pada preferensi masyarakat sebagai
pemilih. Tidak hanya itu, partisipasi politik masyarakat dalam Pemilu dapat
dipandang sebagai evaluasi dan kontrol masyarakat terhadap pemimpin atau
pemerintahan.
Begitu pentingnya partisipasi masyarakat dalam sebuah pemilu sehingga
berbagai macam strategi dilakukan oleh KPU untuk memaksimalkan tingkat
partisipasi masyarakat dalam Pemilu, berbagai macam bentuk atau cara KPU
dalam melakukan sosialisasi baik itu secara tatap muka maupun lewat media serta
melakukan peningkata pelayanan dan mempermudah akses pelayanan kepada
masyarakat sehingga masyarakat bisa dengan mudah mengakses segala informasi
yang berkaitan dengan Pemilukada, semua upaya yang dilakukan KPU tidak
berbanding lurus dengan hasil dari kehadiran peilih pada Pemilukada 2018, dari
11
jumlah DPT 1.171.029 jiwa, yang menggunakan hak pilihnya hanya sejumlah
751.505 jiwa.
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka permasalahan
dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah strategi KPU dalam meningkatkan partisipasi pemilih pada
pemilihan kepala daerah 2018 di Kabupaten Tegal ?
2. Apa sajakah faktor penghambat dalam meningkatkan partisipasi pemilih di
pemilihan kepala daerah 2018 di Kabupaten Tegal ?
3. Bagaimana solusi yang tepat untuk memaksimalkan partisipasi masyarakat
dalam pemilihan kepala daerah 2018 di Kabupaten Tegal ?
I.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
I.3.I.Tujuan Penelitian
Tujuan-tujuan dari penulisan penelitian ini yaitu:
1. Untuk mendeskripsikan strategi KPU dalam meningkatkan partisipasi
pemilih pada pemilihan kepala daerah 2018 di Kabupaten Tegal.
2. Untuk mendeskripsikan faktor penghambat dalam meningkatkan
partisipasi pemilih di pemilihan kepala daerah 2018 di Kabupaten
Tegal.
3. Untuk mendeskripsikan solusi yang tepat untuk memaksimalkan
partisipasi pemilih pada Pemilihan kepala daerah 2018 di Kabupaten
Tegal.
12
I.3.2.Manfaat Penulisan
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Dapat dijadikan informasi untuk melakukan kajian/penelitian lebih
lanjut tentang Manajemen Strategi ataupun berkaitan dengan masalah lain.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Dapat menjadi masukan atau bahan informasi bagi penulis yang
ingin mendalami studi tentang strategi.
b. Bagi Mayarakat
Bagi masyarakat Kab. Tegal supaya menjadi masukan bagi pemilih
yang akan memilih dengan mengetahui pendidikan politik sejak
dini agar mampu berpartisipasi dalam menggunakan hal pilihnya
untuk menentukan calon pemimpin yang berkualitas di masa
depan.
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka merupakan uraian tentang teori- teori yang digunakan
untuk menjelaskan masalah penelitian sekaligus juga menjadi landasan teori
dalam penelitian agar dapat diketahui bagaimana hubungan dan dimana posisi
pengetahuan yang telah ada, perlu adanya ulasan terhadap bahan – bahan pustaka
yang relevan dengan topik masalah yang diangkat untuk memungkinkan pembaca
meningkatkan imajinasinya dari segi tujuan dan hasil penelitian.
II.1 Kerangka Teori
Dalam sebuah tulisan ilmiah kerangka teori adalah hal yang sangat
penting, karena dalam kerangka teori tersebut akan dimuat teori – teori
yang relevan dalam menjelaskan masalah yang sedang di teliti. Kemudian
kerangka teori ini digunakan sebagai landasan teori atau dasar pemikiran
dalam penelitian yang dilakukan. Karena itu adalah hal yang sangat
penting bagi seorang peneliti untuk menyusun kerangka teori yang
memuat pokok – pokok pemikiran yang akan menggambarkan dari sudut
mana suatu masalah akan disoroti.
II.1.1 Definisi Strategi
Strategi merupakan hal penting bagi kelangsungan hidup
dari suatu perusahan untuk mencapai sasaran atau tujuan
perusahaan yang efektif dan efisien, perusahaan harus bisa
14
menghadapi setiap masalah-masalah atau hambatan yang datang
dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan.
Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan, dalam
pengembangannya konsep mengenai strategi harus terus memiliki
perkembangan dan setiap orang mempunyai pendapat atau
definisi yang berbeda mengenai strategi. Strategi dalam suatu
badan organisasi sangatlah di butuhkan untuk pencapaian visi dan
misi yang sudah di terapkan oleh suatu, maupun untuk pencapaian
sasaran atau tujuan, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan
jangka panjang.
Menurut David (2011:18-19) Strategi adalah sarana
bersama dengan tujuan jangka panjang yang hendak dicapai.
Strategi bisnis mencakup ekspansi georafis, diversifikasi, akusisi,
pengembangan produk, penetrasi pasar, pengetatan, divestasi,
likuidasi, dan usaha patungan atau joint venture. Strategi adalah
aksi potensial yang membutuhkan keputusan manajemen puncak
dan sumber daya perusahaan dalam jumlah besar. Jadi strategi
adalah sebuah tindakan aksi atau kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang atau perusahaan untuk mencapai sasaran atau tujuan
yang telah di tetapkan.
Menurut Tjiptono (2006:3) istilah strategi berasal dari
bahasa Yunani yaitu strategia yang artinya seni atau ilmu untuk
menjadi seorang jendral. Strategi juga bisa diartikan suatu
15
rencana untuk pembagian dan penggunaan kekuatan militer pada
daerah – daerah tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.
Sedangkan Menurut Pearce II dan Robinson (2008:2),
strategi adalah rencana berskala besar, dengan orientasi masa
depan, guna berinteraksi dengan kondisi persaingan untuk
mencapai tujuan Perusahaan dari definisi tersebut, dapat di
simpulkan bahwa pengertian dari Strategi adalah sebuah tindakan
proses perencanaan untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan,
dengan melalukan hal-hal yang besifat terus menerus sesuai
keputusan bersama dan berdasarkan sudut pandang kebutuhan
pelanggan.
Rangkuti (2013:183) berpendapat bahwa strategi adalah
perencanaan induk yang komprehensif, yang menjelaskan
bagaimana perusahaan akan mencapai semua tujuan yang telah di
tetapkan berdasarkan misi yang telah di tetapkan sebelumnya.
Menurut Stoner, Freeman, dan Gilbert. Jr (2005), konsep
strategi dapat di definisikan berdasarkan dua perspektif yang
berbeda yaitu : (1) dari perspektif apa suatu organisasi ingin
dilakukan (intens to do), dan (2) dari perspektif apa yang
organisasi akhirnya lakukan (eventually does).
Dari definisi tersebut penulis menyimpulkan bahwa
pengertian strategi adalah hal hal yang perusahaan ingin lakukan
untuk mencapai suatu tujuan yang telah di tetapkan sebelumnya.
16
Dalam buku Analisis SWOT Teknis Membedah Kasus Bisnis,
Rangkuti (2013:3-4) mengutip pendapat dari beberapa ahli
mengenai strategi, di antaranya :
1. Chandler : Strategi merupakan alat untuk mencapai
tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka
panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi
sumber daya.
2. Learned, Christensen, Andrews, dan Guth : Strategi
merupakan alat untuk menciptakan keunggulan bersaing.
Dengan demikian salah satu fokus strategi adalah
memutuskan apakah bisnis tersebut harus ada atau tidak.
3. Argyris, Mintzberg, Steiner dan Miner : Strategi
merupakan respons secara terus-menerus maupun adaptif
terhadap peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan
dan kelemahan internal yang dapat memengaruhi
organisasi.
4. Porter : Strategi adalah alat yang sangat penting untuk
mencapai keunggulan bersaing.
5. Andrews, Chaffe : Strategi adalah kekuatan motivasi
untuk stakeholders, seperti stakeholders, debtholders,
manajer, karyawan, konsumen, komunitas, pemerintah,
dan sebagainya, yang baik secara langsung maupun tidak
langsung menerima keuntungan atau biaya yang
17
ditimbulkan oleh semua tindakan yang dilakukan oleh
perusahaan.
6. Hamel dan Prahalad : Strategi merupakan tindakan yang
bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus
menerus dan dilakukan berdasarkan sudut pandang
tentang apa yang diharapkan pelanggan di masa depan.
Dengan demikian, perencanaan strategi hampir selalu
dimulai dari “apa yang dapat terjadi”, bukan dimulai dari
“apa yang terjadi”.
Terjadinya kecepatan inovasi pasar baru dan perubahan pola
konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies).
Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang
dilakukan.
Dari definisi-definisi di atas maka dapat di simpulkan
bahwa strategi adalah alat untuk mencapai tujuan atau keunggulan
bersaing dengan melihat faktor eksternal dan internal suatu
organisasi. Organisasi melakukan tindakan yang dapat
menjadikan keuntungan baik untuk organisasi maupun pihak lain
yang berada di bawah naungan organisasi tersebut.
Strategi yang baik dan tepat memiliki proses yang lebih
terperinci. Menurut David (2011:6) Proses manajemen strategi
terdiri atas tiga tahap: perumusan strategi, penerapan strategi, dan
penilaian strategi. Tahapan tersebut, yaitu :
18
1. Perumusan Strategi
Perumusan strategi terdiri dari:
a. Pengembangan Visi dan Misi.
b. Identifikasi peluang dan ancaman eksternal suatu organisasi
c. Kesadaran akan kekuatan dan kelemahan internal
d. Penetapan tujuan jangka panjang
e. Pencarian strategi-strategi aternatif
f. Pemilihan strategi tertentu untuk mencapai tujuan
Isu – isu perumusan strategi mencakup penentuan bisnis apa yang
akan dimasuki, bisnis apa yang tidak akan di jalankan, bagaimana
mengalokasikan sumber daya, perlukah ekspansi atau
diversifikasi operasi dilakukan, perlukah perusahaan terjun ke
pasar internasional, perlukah mager atau penggabungan usaha
dibuat, dan bagaimana menghindari pengambilalihan yang
merugikan. Karena tidak ada organisasi yang memiliki sumber
daya yang tak terbatas, para penyusun strategi harus memutuskan
strategi alternatif mana yang akan paling menguntungkan
perusahaan.
2. Penerapan Strategi
Pada tahap penerapan strategi mengharuskan perusahaan
untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan,
memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumber daya,
19
sehingga strategi strategi yang telah di rumuskan dapat di
jalankan.
Tahap penerapan strategi terdiri dari :
a. Pengembangan budaya yang suportif pada strategi
b. Penciptaan struktur organisasional yang efektif
c. Pengerahan ulang upaya-upaya pemasaran
d. Penyiapan anggaran
e. Pengembangan serta pemanfaatan sistem informasi
f. Pengaitan kompensasi karyawan dengan kinerja organisasi
Sering kali dianggap sebagai tahap paling sulit dalam manajemen
strategis, penerapan atau implementasi strategi membutuhkan
disiplin, komitmen, dan pengorbanan personal. Penerapan strategi
yang berhasil bergantung pada kemampuan manajer untuk
memotivasi karyawan, yang lebih merupakan seni daripada
pengetahuan. Strategi tersebut dirumuskan, namun bila tidak di
terapkan tidak ada gunanya.
3. Penilaian Strategi
Penilaian strategi adalah tahap terakhir dalam manajemen
strategis. Manajer mesti tahu kapan ketika strategi tertentu tidak
berjalan dengan baik, penilaian atau evaluasi strategi merupakan
cara utama untuk memperoleh informasi semacam ini. Tahap
aktivitas penilaian strategi tediri dari :
20
a. Peninjauan ulang faktor-faktor eksternal dan internal yang
menjadi landasan bagi strategi saat ini
b. Pengukuran kinerja
c. Pengambilan langkah korektif
Penilaian strategi di perlukan karena apa yang berhasil saat ini
tidak perlu berhasil nanti. Keberhasilan senantiasa menciptakan
persoalan baru dan berbeda, organisasi yang mudah berpuas diri
akan mengalami kegagalan.
4. Dimensi-dimensi Strategi
Terdapat empat dimensi pokok yang terkandung dalam strategi
menurut Robbins
(2010: 125) yaitu:
a. Inovasi. Strategi inovasi secara khusus dilakukan oleh
perusahaan – perusahaan yang mengutamakan inovasi sebagai
sumber keunggulan bersaing. Tidak semua perusahaan atau
organisasi melakukan strategi inovasi, tetapi pada saat-saat
tertentu barangkali strategi ini dirumuskan untuk meningkatkan
kinerja organisasi. Misalnya perombakan birokrasi pada suatu
badan pemerintahan barangkali membutuhkan strategi inovasi
yang bersifat khusus dalam rangka memperbaiki layanan.
b. Diferensiasi Pasar. Strategi diferensiasi pasar ditujukan untuk
menciptakan loyalitas konsumen melalui suatu produk atau jasa
yang bersifat unik, dalam arti berbeda dari yang telah ada di
21
pasar. Strategi ini tidak mesti dengan menciptakan produk atau
jasa yang berkelas tinggi atau mahal, melainkan sesuatu yang
memiliki nilai tambah yang berbeda dari produk-produk atau jasa
yang sudah ada. Strategi ini biasanya diperkuat dengan iklan,
segmentasi pasar, dan permainan pasar (pricing)
c. Jangkauan (Breadth). Strategi jangkauan adalah penetapan
ruang lingkup pasar yang akan dilayani oleh organisasi: ragam
atau jenis konsumen, cakupan geografisnya, dan jenis produk atau
jasa yang akan ditawarkan. Ada organisasi yang sengaja memilih
fokus jangkauan yang terbatas, misalnya hanya untuk kategori
konsumen, wilayah, atau produk dan jasa tertentu, ada pula yang
mengembangkan jangkauannya seluas-luasnya dengan tujuan
menguasai pangsa pasar.
d. Pengendalian Biaya (Cost-control). Strategi pengendalian biaya
adalah sejauh mana perusahaan mengontrol biaya atau anggaran
secara ketat. Strategi ini penting, khususnya ketika pengelola
organisasi harus mengalokasikan sumber daya yang terbatas
untuk mencapai secara maksimum tujuan-tujuan organisasi.
Keempat dimensi tersebut merupakan unsur-unsur penting yang
selalu dicermati oleh penyusun strategi. Jadi, ketika
mengembangkan strategi seorang pengelola organisasi perlu
memutuskan apakah organisasi mengedepankan inovasi atau
cukup menggunakan proses atau mekanisme konvensional.
22
5. Tipe-tipe strategi
Setiap organisasi pesti memiliki strategi untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan. Tipe strategi yang digunakan
dalam suatu organisasi tidaklah sama. Ada beberapa strategi yang
digunakan dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan. Menurut Kooten dalam Salusu
(2006:104-105), tipe-tipe strategi meliputi:
1) Corporate Strategy (Strategi Organisasi)
Strategi ini berkaitan dengan misi, tujuan, nilai-nilai, dan inisiatif-
inisiatif strategi yang baru. Pembatasan-pembatasan diperlukan,
yaitu mengenai apa yang dilakukan dan untuk siapa.
2) Program Strategy (Strategi Program)
Strategi ini lebih memberi perhatian pada implikasi-implikasi dari
suatu program tertentu. Kira-kira apa dampaknya apabila suatu
program tertentu dilancarkan atau diperkenalkan (apa dampaknya
bagi sasaran organisasi)
3) Resource support strategy (Strategi Pendukung Sumber Daya)
Strategi sumber daya ini memusatkan perhatian pada
memaksimalkan sumbersumber daya esensial yang tersedia guna
meningkatkan kualitas kinerja organisasi. Sumber daya tersebut
dapat berupa tenaga, keuangan, teknologi dan sebagainya.
4) Institusional Strategy (Strategi Kelembagaan)
23
Fokus dari strategi institusional ialah mengembangkan
kemampuan organisasi untuk melaksanakan inisiatif-inisiatif
strategi. Berkaitan dengan penelitian ini, tipe strateginya adalah
strategi organisasi. Hal tersebut dikarenakan strategi organisasi
merupakan suatu pernyataan mengenai arah dan tindakan yang
diinginkan oleh organisasi di waktu yang akan datang. Strategi
organisasi meliputi kebijakan, program dan kegiatan manajemen
untuk melaksanakan misi organisasi. Seperti yang di ungkapkan
oleh (Akdon, 2011:150) Tipe organisasi ini mencakup bagaimana
sasaran kinerja harus dipenuhi, bagaimana suatu organisasi akan
memperbaiki kinerja pelayanannya dan bagaimana suatu
organisasi akan melaksanakan misinya
II.I.2 Pengertian Partisipasi Masyarakat
Menurut kamus besar bahasa indonesia pasrtisipasi
merupakan perihal turut berperan serta dalam satu kegiatan,keikut
sertaan, peran serta. Partisipasi bisa diartikan sebagai keterlibatan
seseorang secara sadar ke dalam interaksi sosial dalam situasi
tertentu. Dengan pengertian itu, seseorang bisa berpartisipasi bila
ia menemukan dirinya dengan atau dalam kelompok, melalui
berbagai proses berbagi dengan orang lain dalam hal nilai, tradisi,
perasaan, kesetiaan, kepatuhan dan tanggungjawab bersama (Ach.
Wazir Ws et al 1999: 29).
24
Pendapat Tjokroamidjojo (1992) mengartikan partisipasi
sendiri sebagai keterlibatan dalam proses penentuan arah, strategi
dan kebijaksanaan pembangunan yang di lakukan pemerintah.
Lain halnya dengan Midgley dalam Muluk (2007)
mengungkapkan bahwa partisipasi masyarakat berkonotasi the
direct involvement of ordinari people in local affairs. Partisipasi
masyarakat berarti adanya keterlibatan masyarakat biasa dalam
urusan-urusn setemoat secara langsung. Midgley memperjelas
pengertian partisipasi masyarakat ini dengan mengacu pada salah
satu definisi yang termuat dalam resolusi PBB pada awal 1970an
sebagai berikut “Penciptaan peluang yang memungkinkan semua
anggota masyarakat untuk berkontribusi secara aktif dalam proses
pembangunan dan mempengaruhinya serta menikmati manfaat
pembangunan tersebut secara merata”.
Partisipasi masyarakat adalah keikutsertaan masyarakat
dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di
masyarakat, pemilihan dan pengambilan keputusan tentang
alternatif solusi untuk menangafni masalah, pelaksanaan upaya
mengatasi masalah, dan keterlibatan masyarakat dalam proses
mengevaluasi perubahan yang terjadi (Isbandi,2007:27).
Pada kalimat diatas sudah dijelaskan berbagai pengertian
partisipasi menurut para ahli. Selanjutnya adalah pengertian
partisipasi politik menurut para ahli.
25
a. Partisipasi Politik
Selanjutnya adalah pengertian partisipasi politik menurut para
ahli. Menurut Huntington dan Nelson menjelaskan bahwa
partisipasi politik adlah kegiatan warga negara yang bertindak
sebagai pribadi ,yang dimaksud untuk mempengaruhi pembuatan
keputusan oleh pemerintah, partisipasi bisa bersifat individual
atau kolektif terorganisir atau sepontan, berkelanjutan atau
sporadik, secara damai atau dengan kekerasan, legal atau ilegal,
efektif atau tidak efektif.
Verba, Schlozman dan Brady 1995 Partisipasi politik dapat
diartikan sebagai bentuk perhatian terhadap peranan penting
kelompok masyarakat dalam hubungannya dengan keterlibatan
dalam kegiatan politik.
Selanjutnya Ramlan Surbakti sebagaimana yang dikutip
oleh Cholisin (2007:150) memberikan definisi singkat mengenai
partisipasi politik sebagai bentuk keikutsertaan warga negara
biasa dalam menentukan segala keputusan yang menyangkut atau
mempengaruhi hidupnya.
Menurut Miriam Budiarjo, (dalam Cholisin 2007:150)
menyatakan bahwa partisipasi politik secara umum dapat
didefinisikan sebagai kegiatan seseorang atau sekelompok orang
untuk ikut secara aktif dalam kehidupan politik, yaitu dengan
jalan memilih pemimpin Negara dan langsung atau tidak langsung
26
mempengaruhi kebijakan publik (public policy). Kegiatan ini
mencakup tindakan seperti memberikan suara dalam pemilihan
umum, mengahadiri rapat umum, menjadi anggota suatu partai
atau kelompok kepentingan, mengadakan hubungan (contacting)
dengan pejabat pemerintah atau anggota perlemen, dan
sebagainya.
Oleh sebab itu, di negara-negara demokrasi pada
umumnyadianggap bahwa partisipasi masyarakatnya lebih
banyak, maka akan lebih baik. Dalam implementasinya tingginya
tingkat partisipasi menunjukkan bahwa warga negara mengikuti
dan memahami masalah politik dan ingin melibatkan diri dalam
kegiatankegiatan itu. Sebaliknya, tingkat partisipasi yang rendah
pada umumnya dianggap sebagai tanda yang kurang baik, karena
dapat ditafsirkan bahwa banyak warga tidak menaruh perhatian
terhdap masalah kenegaraan (Miriam Budiardjo, 2008: 369).
Ahli yang lain juga menyebutkan pengertian partisipasi
politik:
1) Keith Fauls
Keith Fauls (1999:133) memberikan definisi partisipasi
politik sebagai keterlibatan secara aktif (the active
engagement) dari individu atau kelompok ke dalam proses
pemerintahan. Keterlibatan ini mencakup keterlibatan
27
dalam proses pengambilan keputusan maupun berlaku
oposisi terhadap pemerintah.
2) Herbert McClosky dalam International Encyclopedia
of the Social Sciences
Herbert McClosky (1972: 252) memberikan definisi
partisipasi politik sebagai kegiatan-kegiatan sukarela dari
warga masyarakat melalui mana mereka mengambil bagian
dalam proses pemilihan penguasa, dan secara langsung atau
tidak langsung, dalam proses pembentukan kebijakan
umum.
3) Samuel P. Huntington dan Joan M. Nelson dalam
No Easy Choice: Political Participation in Developing
Countries
Huntington dan Nelson (1997: 3) partisipasi politik
sebagai kegiatan warga negara yang bertindak sebagai
pribadi-pribadi, yang dimaksud sebagai pembuatan
keputusan oleh pemerintah.
Partisipasi bisa bersifat individual atau kolektif,
terorganisir atau spontan, mantap atau secara damai
atau kekerasan, legal atau illegal, efektif atau tidak
efektif.
Dari pendapat yang dikemukankan oleh para ahli di atas
dapat ditarik kesimpulan bahwa partisipasi politik
28
adalah hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan
seseorang atau sekelompok orang dalam hal penentuan
atau pengambilan kebijakan pemerintah baik itu dalam
hal pemilihan pemimpin ataupun penentuan sikap
terhadap kebijakan publik yang dibuat oleh pemerintah
untuk di jalankan, yang dilakukan secara langsung atau
tidak langsung dengan cara konvensional ataupun
dengan cara non konvensional atau bahkan dengan
kekerasan (violence)
b. Fungsi Partispasi Politik
Menurut Robert Lane (Suharno, 2004: 107) partisipasi
politik memiliki empat fungsi partisipasi politik bagi
individu-individu yaitu;
1. Fungsi pertama sebagai sarana untuk mengejar
kebutuhan ekonomi, partisipasi politik seringkali
muncul dalam bentuk upaya-upaya menjadikan arena
politik untuk memperlancar usaha ekonominya ataupun
sebagai sarana untuk mencari keuntungan material.
2. Fungsi kedua sebagai sarana untuk memuaskan suatu
kebutuhan bagi penyesuaian sosial, yakni memenuhi
kebutuhan akan harga diri, meningkatnya status sosial,
dan merasa terhormat karena dapat bergaul dengan
pejabat-pejabat terkemuka dan penting. Pergaulan yang
29
luas dan bersama pejabat-pejabat itu pula yang
mendorong partisispasi seseorang untuk terlibat dalam
aktivitas politik. Orang - orang yang demikian itu
merasa puas bahwa politik dapat memenuhi kebutuhan
terhadap penyesuaian sosialnya.
3. Fungsi ketiga sebagai sarana untuk mengejar nilai-
nilai khusus, orang berpartisipasi dalam politik karena
politik dianggap dapat dijadikan sarana bagi pencapaian
tujuan-tujuan tertentu seperti untuk mendapatkan
pekerjaan, mendapatkan proyek-proyek, tender-tender,
dan melicinkan karier bagi pejabatnya.
c. Faktor-faktor Partisipasi Politik
Partisipasi politik merupakan suatu aktivitas tentu
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Ramlan
Surbakti (1992:140) menyebutkan dua variable penting
yang mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat partisipasi
politik seseorang. Pertama, aspek kesadaran politik
terhadap pemerintah (sistem politik). Yang dimaksud
dalam kesadaran politik adalah kesadaran hak dan
kewajiban warga negara. Misalnya hak politik, hak
ekonomi, hak perlindungan hukum, kewajiban ekonomi,
kewajiban sosial dll. Kedua, menyangkut bagaimana
penilaian serta apresiasi terhadap kebijakan pemerintah
dan pelaksanaan pemerintahnya. Selain itu ada faktor
yang berdiri sendiri (bukan variable independen).
Artinya bahwa rendah kedua faktor itu dipengaruhi oleh
faktor-faktor lain, seperti status sosial, afiliasi politik
30
orang tua, dan pengalaman beroganisasi. Yang dimaksud
status sosial yaitu kedudukan seseorang berdasarkan
keturunan, pendidikan, pekerjaan, dan lain-lain.
Selanjutnya status ekonomi yaitu kedudukan seseorang
dalam lapisan masyarakat, berdasarkan pemilikan kekayaan.
Seseorang yang mempunyai status sosial dan ekonomi tinggi
diperkirakan tidak hanya mempunyai pengetahuan politik, akan
tetapi memiliki minat serta perhatian pada politik dan kepercayaan
terhadap pemerintah (Ramlan Surbakti, 2006:144-145).
Selanjutnya menurut Myron Weimer partisipasi politik di
pengaruhi oleh beberapa hal, seperti yang dikutip oleh Mohtar
Mas’oed dan Collin MacAndrews (2011:56-57)
1) Modernisasi
Modernisasi disegala bidang akan berimplikasi pada
komensialisme pertanian, industrial, meningkatkan arus urbanisasi,
peningkatan kemampuan baca tulis, perbaikan pendidikan dan
pengembangan media massa atau media komunikasi secara luas.
2) Terjadi perubahan struktur kelas sosial
Terjadinya perubahan kelas struktur kelas baru itu sebagai akibat
dari terbentuknya kelas menengah dan pekerja baru yang meluas
era industralisasi dan modernisasi.
3) Pengaruh kaum intelektual dan meningkatnya komunikasi massa
modern Ide-ide baru seperti nasionalisme, liberalisme,
membangkitkan tuntuntan-tuntutan untuk berpartisipasi dalam
pengambilan suara.
4) Adanya konflik diantara pemimpin-pemimpin politik
Pemimpin politik yang bersaing merebutkan kekuasaan sering kali
untuk mencapai kemenangannya dilakukan dengan cara mencari
dukungan massa.
5) Keterlibatan pemerintah yang semakin luas dalam unsur
ekonomi,sosial dan budaya
31
Meluasnya ruang lingkup aktivis pemerintah ini seringkali
merangsang timbulnya tuntutan-tuntutan organisasi untuk ikut serta
dalam mempengaruhi pembuatan keputusan politik.
Sementara itu menurut Milbrath yang dikutip oleh Michael
Rush dan Althof (1989:168) memberikan alasan bervariasi
mengenai partisipasi seseorang, yaitu:
Pertama, berkenaan dengan penerimaan perangsang politik.
Milbrath menyatakan bahwa keterbukaan dan kepekaan seseorang
terhadap perangsang politik melalui kontak-kontak pribadi,
organisasi dan melalui media massa akan memberikan pengaruh
bagi keikutseertaan seseorang dalam kegiatan politik.
Kedua, berkenaan dengan karekteristik sosial seseorang. Dapat
disebutkan bahwa status ekonomi, karekter suku, usia jenis kelain
dan keyakinan (agama). Karakter seseorang berdasarkan faktor-
faktor tersebut memiliki pengaruh yang relatif cukup besar
terhadap partisipasi politik.
Ketiga, yaitu menyingkat sifat dan sistem partai tempat individu
itu hidup. Seseorang yang hidup dalam negara yang demokratis,
partaipartai politiknya cenderung mencari dukungan massa dan
memperjuangkan kepentingan massa, sehingga massa cenderung
berpartisipasi dalam politik.
Keempat, yaitu adanya perbedaan regional. Perbedaan ini
merupakan aspek lingkungan yang berpengaruh terhadap
perbedaaan watak dan tingkah laku individu. Dengan perbedaan
regional itu pula yang mendorong perbedaan perilaku politik dan
partisipasi politik.
Partisipasi pemilih pemula dalam pilbup langsung memang
erat kaitanya dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Banyak pertimbangan dalam menggunakan hak pilihnya. Bisa
melihat dari sisi visi misi kandidat yang bagus meskipun tidak ada
jaminan setelah kandidat terpilih. Selain itu berupa acuan yang
32
digunakan untuk memilih adalah mereka kandidat yang
memberikan uang, dan kandidat yang diusung oleh partai yang
dianggap pemilih pemula sesuai dengan kriterianya.
Pada perilaku pemilih yang rasional pemilih akan
menentukan pilihannya berdasarkan isu politik dan kandidat yang
diajukan serta kebijakan yang dinilai menguntungkan baginya yang
akan ia peroleh apabila kandidat pilihannya terpilih. Pemilih yang
rasional tidak hanya pasif dalam berpartisipasi tetapi aktif serta
memiliki kehendak bebas.
d. Tipologi Partisipasi Politik
A. Rahman H.I (2007: 288) menyatakan bahwa secara umum
tipologi partisipasi sebagai kegiatan dibedakan menjadi:
1) partisipasi aktif, yaitu partisipasi yang berorientasi pada proses
input dan output.
2) partisipasi pasif, yaitu partisipasi yang berorientasi hanya pada
output, dalam arti hanya menaati peraturan pemerintah, menerima
dan melaksanakan saja setiap keputusan pemerintah.
3) golongan putih (golput) atau kelompok apatis, karena
menggapsistem politik yang ada menyimpang dari yang dicita-
citakan.
Milbrath dan Goel yang dikutip oleh Cholisin (2007: 152)
membedakan partisipasi politik menjadi beberapa kategori yakni :
1) Partisipasi politik apatis orang yang tidak berpartisipasi dan
menarik diri dari proses politik.
2) Partisipasi politik spector orang yang setidak-tidaknya pernah
ikut memilih dalam pemilihan umum.
3) Partisipasi politik gladiator mereka yang secara aktif terlibat
dalam proses politik, yakni komunikator, spesialis mengadakan
kontak tatap muka, aktivis partai dan pekerja kampanye dan aktivis
masyarakat.
4) Partisipasi politik pengritik
33
Orang-orang yang berpartisipasi dalam bentuk yang tidak
konvensional.
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa orientasi
partisipasi politik aktif terletak pada input dan output politik.
Sedangkan partsipasif terletak pada outputnya saja. Selain itu juga
ada anggapan masyarakat dari sistem politik yang ada dinilai
menyimpang dari apa yang dicita-citakan sehingga lebih menjurus
kedalam partisipasi politik yang apatis. Pemberian suara dalam
pilbup merupakan salah satu wujud partisipasi dalam politik yang
terbiasa. Kegiatan ini walaupun hanya pemberian suara, namun
juga menyangkut semboyan yang diberikan dalam kampanye,
bekerja dalam membantu pemilihan, membantu tempat
pemungutan suara dan lain-lain.
Sedangkan Olsen yang dikutip Oleh A. Rahman H.I (2007:
289) memandang partisipasi sebagai dimensi utama startifikasi
sosial.Ia membagi partisipasi menjadi enam lapisan, yaitu
pemimpin politik, aktivitas politik, komunikator (orang yang
menerima dan menyampaikan ide-ide, sikap dan informasi lainnya
kepada orang lain), warga masyarakat, kelompok marginal (orang
yang sangat sedikit melakukan kontak dengan sistem politik) dan
kelompok yang terisolasin(orang yang jarang melakukan
partisipasi politik).
Partisipasi politik juga dapat dikategorikan berdasarkan
jumlah pelaku yaitu individual dan kolektif.individual yakni
seseorang yang menulis surat berisi tuntutan atau keluhan kepada
pemerintah.Sedangkan yang dimaksud partisipasi kolektif ialah
kegiatan warganegara secara serentak untuk mempengaruhi
penguasa seperti kegiatan dalam proses pemilihan umum.
Partisipasi kolektif dibedakan menjadi dua yakni partisipasi
kolektif yang konvensional yang seperti melakukan kegiatan dalam
34
proses pemilihan umum dan partisipasi politik kolektif
nonkonvensional (agresif) seperti pemogokan yang tidak
sah,melakukan hura-hura, menguasai bangunan umum.
Partisipasi politik kolektif agresif dapat dibedakan menjadi
dua yaitu aksi agresif yang kuat dan aksi agresif yang lemah. Suatu
aksi agresif dikatakan kuat dilihat dari tiga ukuran yaitu bersifat
anti rezim (melanggar peraturan mengenai aturan partisipasi politik
normal), mengganggu fungsi pemerintahan dan harus merupakan
kegiatan kelompok yang dilakukan oleh monoelit. Sedangkan,
partisipasi politik kolektif agresif yang lemah adalah yang tidak
memenuhi ketiga syarat tersebut diatas.
Di negara-negara berkembang partisipasi politik cenderung
digerakan secara meluas dan diarahkan untuk kepentingan
pembangunan. Orang-orang yang melakukan demonstrasi atau
memberikan suara dengan jalan tersebut tampaknya merupakan
wujud nyata dari partisipasi politik yang mudah serta mengudang
perhataian dari berbagai kalangan.
d. Bentuk Partisipasi Politik
Paige dalam Cholisin (2007:153) merujuk pada tinggi
rendahnya kesadaran politik dan kepercayaan pemerintah (sistem
politik menjadi empat tipe yaitu partisipasi aktif, partisipasi pasif
tertekan (apatis), partisipasi militan radikal , dan partisipasi pasif.
Partisipasi aktif, yaitu apabila seseorang memiliki kesadaran politik
dan kepercayaan kepada pemerintah tinggi. Sebaliknya jika
kesadaran politik dan kepercayaan kepada pemerintah rendah maka
partisipasi politiknya cenderung pasif-tertekan (apatis). Partisipasi
militan radikal terjadi apabila kesadaran politik tinggi tetapi
kepercayaan kepada pemerintah sangat rendah. Dan apabila
kesadaran politik sangat rendah tetapi kepercayaan terhadap
pemerintah sangat tinggi maka partisipasi ini disebut tidak aktif
(pasif).
35
Berbagai bentuk-bentuk partisipasi politik yang terjadi di
berbagai Negara dapat dibedakan dalam kegiatan politik yang
berbentuk konvensional dan nonkonvensional termasuk yang
mungkin legal (petisi) maupun ilegal (cara kekerasan atau
revolusi). Bentuk bentuk dan frekuensi partisipasi politik dapat
dipakai sebagai ukuran untuk menilai stabilitas sistem politik,
integritas kehidupan politik, kepuasan atau ketidak puasan warga
negara.
Bentuk-bentuk partisipasi politik yang dikemukakan oleh
Almond yang dikutip oleh Mohtar Mas’oed (2011:57-58) yang
terbagai dalam dua bentuk yaitu partisipasi politik konvensional
dan partisipasi politik non konvensional. Adapun rincian bentuk
partisipasi politik konvensional dan non konvensional.
1) Partisipasi politik konvensional
a. Pemberian suara atau voting
b. Diskusi politik
c. Kegiatan kampanye
d. Membentuk dan bergabung dalam kelompok kepentingan
e. Komunikasi individual dengan pejabat politik atau administratif
2) Partisipasi politik nonkonvensional
a. Pengajuan petisi
b. Berdemonstrasi
c.. Konfrontasi
d. Mogok
e. Tindak kekerasan politik terhadap harta benda :
pengrusakan, pemboman, pembakaran
f. Tindakan kekerasan politik terhadap manusia:
penculikan, pembunuhan, perang gerilya, revolusi.
36
e. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi
Angell (dalam Ross, 1967: 130) mengatakan
partisipasi yang tumbuh dalam masyarakat dipengaruhi
oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kecenderungan seseorang dalam berpartisipasi, yaitu:
1. Usia
Faktor usia merupakan faktor yang memengaruhi sikap
seseorang terhadap kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang
ada. Mereka dari kelompok usia menengah ke atas dengan
keterikatan moral kepada nilai dan norma masyarakat yang
lebih mantap, cenderung lebih banyak yang berpartisipasi
daripada mereka yang dari kelompok usia lainnya.
2. Jenis kelamin
Nilai yang cukup lama dominan dalam kultur berbagai
bangsa mengatakan bahwa pada dasarnya tempat
perempuan adalah “di dapur” yang berarti bahwa dalam
banyak masyarakat peranan perempuan yang terutama
adalah mengurus rumah tangga, akan tetapi semakin lama
nilai peran perempuan tersebut telah bergeser dengan
adanya gerakan emansipasi dan pendidikan perempuan
yang semakin baik.
3. Pendidikan
Menurut Fitra Endi Firnanda Sosialisasi yang baik adalah
melalui jalan pendidikan politik, karena dapat mendorong
37
masyarakat untuk berubah dari budaya politik parokial-
kaula menjadi budaya politik partisipan. Dikatakan sebagai
salah satu syarat mutlak untuk berpartisipasi. Pendidikan
dianggap dapat memengaruhi sikap hidup seseorang
terhadap lingkungannya, suatu sikap yang diperlukan bagi
peningkatan kesejahteraan seluruh masyarakat.
4. Pekerjaan dan penghasilan
Hal ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena
pekerjaan seseorang akan menentukan berapa penghasilan
yang akan diperolehnya. Pekerjaan dan penghasilan yang
baik dan mencukupi kebutuhan sehari-hari dapat
mendorong seseorang untuk berpartisipasi dalam kegiatan-
kegiatan masyarakat. Pengertiannya bahwa untuk
berpartisipasi dalam suatu kegiatan, harus didukung oleh
suasana yang mapan perekonomian.
5. Lamanya tinggal
Lamanya seseorang tinggal dalam lingkungan tertentu dan
pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan tersebut
akan berpengaruh pada partisipasi seseorang. Semakin lama
ia tinggal dalam lingkungan tertentu, maka rasa memiliki
terhadap lingkungan cenderung lebih terlihat dalam
partisipasinya yang besar dalam setiap kegiatan lingkungan
tersebut.
38
Menurut Tjokroamidjojo (1996) mengungkapkan
bahwa faktor-faktor yang perlu mendapatkan perhatian
dalam partisipasi masyarakat adalah:
a. Faktor kepemimpinan, dalam menggerakan partisipasi
sangat diperlukan pimpinan yang berkualitas.
b. Faktor komunikasi, gagasan-gagasan ide, kebijaksanaan
dan rencana-rencana baru akan mendapatkan dukungan bila
diketahui dan dimengerti oleh masyarakat.
c. Faktor pendidikan, dengan tingkat pendidikan yang
memadai, maka masyarakat akan dapat memberikan
partisipasi yang diharapakan
Dari tiga uraian di atas faktor kepemimpinan menjadi faktor
yang sangat mempengaruhi masyarakat untuk
berpartisipasi, dalam pembangunan dapat berhasil jika
pemimpin mampu memberikan pengertian kepada
masyarakat untuk membangun suatu program-program
yang nantinya bisa menghasilkan pembangunan yang lebih
baik sehingga nantinya dapat berjalan dengan efektif.
II.1.3 Pemilihan Umum Kepala Daerah
Seperti yang tertulis pada PKPU No.5 Tahun 2015 Pasal 1 yang
menyebutkan bahwa Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan
Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota, selanjutnya disebut
Pemilihan, adalah pelaksanaan kedaulatan rakyat di wilayah provinsi dan
39
kabupaten/kota untuk memilih Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan
Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota secara langsung dan
demokratis.”
Secara universal Pemilihan Umum adalah instrumen mewujudkan
kedaulatan rakyat yang bermaksud membentuk pemerintahan yang absah
serta sarana mengartikulasikan aspirasi dan kepentingan rakyat”
(Tricahyo, 2009:6).
Menurut Ramlan (1992:181) pilkada adalah sebuah mekanisme
penyeleksian serta pendelegasian. Atau penyerahan kedaulatan kepada
orang atau partai yang dipercayai.
Pemilihan umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
(Pemilukada) merupakan instrumen yang sangat penting dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah berdasarkan prinsip demokrasi di
daerah, karena disinilah wujud bahwa rakyat sebagai pemegang kedaulatan
menentukan kebijakan kenegaraan. Mengandung arti bahwa kekuasaan
tertinggi untuk mengatur pemerintahan Negara ada pada rakyat. Melalui
Pemilukada, rakyat dapat memilih siapa yang menjadi pemimpin dan
wakilnya dalam proses penyaluran aspirasi, yang selanjutnya menentukan
arah masa depan sebuah negara.
Berdasarkan uraian diatas Pemilukada adalah kesempatan bagi
masyarakat untuk memilih pemimpin yang ada didaerah mereka, terutama
rakyat yang memiliki hak pilihnya sesuai dengan kedaulatan dan asas yang
ada didalam pembukaan UUD 1945.
40
Adapun dalam penyelenggaraan Pemilukada, meliputi beberapa
asas:
1. Langsung
Pemilihan umum harus dilaksanakan secara langsung, tidak
boleh diwakilkan. Hal ini dilakukan demi mengurangi resiko
kecurangan yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak
bertanggung jawab. Pemilu berasaskan “langsung” juga berfungsi
sebagai media edukasi politik partisipatif bagi masyarakat. Dengan
adanya pemilu langsung ini dapat meminimalisir masyarakat
supaya tidak golput/apatis. Pendidikan politik yang baik melalui
pemilu dapat meningkatkan peran masyarakat dalam mewujudkan
pemerintahan yang demokratis
2. Umum
Pemilu bersifat umu, yaitu pemilihan umum dapat diikuti
oleh seluruh warga negara yang telah memiliki hak menggunakan
suara tanpa terkecuali. Semua warga negara yang hidup dalam
lingkungan negara yang menganut sistem demokrasi
pemilihanumum bukanlah hal yang tabu, oleh karena itu pemilhan
umum dilaksanakan oleh seluruh warga negara yang telah memiliki
hak pilih. Suara yang dimilikin oleh pemilih bersifat rahasia,
artinya tidak boleh diumbar apalagi diumumkan kepada orang lain.
3. Bebas
41
Dalam praktek sistem demokrasi dengan masyarakat yang
partisipan, pemilihan umum dilaksanakan secara bebas. Dalam hal
ini berarti, pemilu dilakukan tanpa adanya paksaan dari pihak
manapun. Pemilih bebas memilih calon pemimpin terbaik menurut
mereka tanpa adanya intervensi dari orang lain. Hal ini merupakan
hak yang sangat dilindungi dalam masyarakat demokrasi karena
satu suara saja akan sangat berpengaruh dalam hasil pemilu.
4. Rahasia
Rahasia berarti suara yang diberikan oleh ppemilih bersifat
rahasia dan tertutup dan tidak boleh diketahui oleh pihak manapun
kecuali si pemilih itu sendiri. Pentingnya pemilu berasa rahasia
adalah untuk menghindari konflik karena berbeda pendapat anatara
pemilih satu dengan pemilih lain. Selain itu, pemilu bersifat privasi
bagi seorang pemilih karena menentukan pilihan tidak boleh ada
campur tangan dari siapa pun.
5. Jujur
Asas jujur dalam pemilu artinya bahwa pemilu yang baik
dan berdasarkan demokrasi adalah dengan dilaksanakan sesuai
dengan aturan yang telah ditentukan. hal ini dimaksudkan untuk
memastikan bahwa pemilih dalam pemilu benar-benar
menggunakan hak suaranya dalam memilih pemimpin. Karena satu
suara sangat menentukan hasil pemilu. Tanpa adanya asas “jujur”
42
dalam pemilu, pesta demokrasi yang partisipatif tidak akan
berjalan dengan baik.
6. Adil
Asas adil dalam pemilu adalah perlakuan yang sama
terhadap peserta pemilu dan pemilih. Asas yang adil harus
dilaksanakan sebaik-baiknya supaya tidak ada pengistimewaan
ataupun diskriminasi terhadap kelompok-kelompok tertentu. Asas
yang adil ini tidak hanya unruk peserta pemilu dan pemilih, namun
juga untuk penyelenggara pemilu.
Dari asas-asas diatas maka dapat disimpulkan bahwa Jika ke enam
asas tersebut benar-benar berjalan dengan baik, maka penyelenggaraan
pemilu pun akan berjalan dengan lancar. Sehingga pesta demokrasi yang
di dambakan rakyat benar-benar terwujud demi membangun bangsa yang
sejahtera adil dan makmur.
43
II.2 Definisi Konsepsional
Definisi konsepsional merupakan pilihan peneliti atas teori yang
digunakan berdasarkan kerangka teori yang ditawarkan sesuai dengan
kriteria obyek penelitian, dimana dalam hal ini peneliti akan
menggambarkan keterkaitan antar konsep secara abstrak, sehingga
keterkaitan antar konsep tersebut menjadi lebih mudah untuk dipahami.
Konsep ini tidak lepas dari teori yang sudah dipilih sebagai alat atau dasar
analisis penelitian.
Berdasarkan pengertian diatas, maka konsep dapat diartikan
sebagai suatu penelitian yang berupa definisi yang mana definisi tersebut
akan menggambarkan secara abstrak suatu gejala sosial yang menjadi
objek penelitian. Menurut David strategi dapat dinilai dengan \melihat
bagia _ bagian di bawah ini, antara lain yaitu :
a. Peninjauan ulang faktor-faktor eksternal dan internal yang
menjadi landasan bagi strategi saat ini
b. Pengukuran kinerja
c. Pengambilan langkah korektif
44
II.3. Pokok-Pokok Penelitian
Pokok-pokok penelitian merupakan skup atau ruang lingkup
penelitian. Hal ini dibuat agar penelitian tidak terlalu luas,juga tidak terlalu
sempit sehingga proses penteorian yang akan mengikuti penelitian juga
memenuhi ketepatannya. Dari uraian diatas maka peneliti mengajukan
beberapa pokok – pokok penelitian sebagai berikut :
1. Strategi apa saja yang dilakukan KPU Kab. Tegal dalam
meningkatkan partisipasi pemilih dalam Pilkada 2018.
2. Hambatan apa saja yang ditemui KPU Kab. Tegal dalam
mensosialisasikan Pilkada 2018.
3. Bagaimanakah solusi yang tepat untuk meningkatkan partisipasi
masyarakat pada Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Tegal 2018
45
II.4 Alur Pikir Penelitian
PK
PU
N
o
8
Tah
un
2
017
Ten
tan
g
Sosi
alis
asi
dan
P
arti
sipas
i
Mas
yah
aru
srak
at
dal
am
Pem
ilih
ian
Gu
ber
nur
dan
w
akil
G
uber
nur,
B
up
ati
dan
W
akil
ra
kya
t d
alam
P
emil
ihia
n
Gu
ber
nur
dan
w
akil
G
uber
nur
, B
up
ati
dan
Wak
il B
up
ati
dan
/ata
u W
alik
ota
dan
Wak
il w
alik
ota
Str
ate
gi
KP
U
Kab
.
Teg
al
dala
m
men
ing
katk
an
part
isip
asi
masy
ara
kat
dala
m p
ilkada 2
01
8
1.
Men
ingkat
kan
Pel
ayan
an k
epad
a
mas
yara
kat
2.
Sosi
alis
asi
a.S
osi
alis
asi
dal
am
ben
tuk
pen
yulu
han
.
b.
Sosi
alis
asi
mel
alui
med
ia
mas
sa
ceta
k.
c.S
osi
alis
asi
mel
alui
med
ia
mas
sa
elek
tron
ik.
3.
Sosi
alis
asi
mel
alui
pem
asan
gan
alat
per
aga
sosi
alis
asi
dan
pen
yebar
an b
ahan
sosi
alis
asi.
4.
Pag
elar
an S
eni
dan
Buday
a
5.
Jala
n s
ehat
dan
Ngon
tel
Bar
eng
6.
Lom
ba
Mura
l
Ham
bata
n
terk
ait
st
rate
gi
KP
U
dala
m
men
ing
katk
an
par
tisi
pas
i
masy
ara
kat
dala
m
pem
ilih
an
kep
ala
daer
ah 2018 den
gan ta
rget
dari
KP
U R
I se
bes
ar
75%
.
Men
emu
kan
cara
yang
tep
at
bagi
KP
U
Kab
. T
egal
dala
m
men
ing
katk
an
par
tisi
pasi
masy
ara
kat
pada P
ikada d
i K
ab
.
Teg
al
tahu
n 2
01
8
UU
No.
7 Ta
hu
n
2017
Ten
tan
g
Pem
ilu.
An
gka
Par
tisi
pas
i po
litik
nai
k
Pe
milu
Suks
es
46
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
III.1 Jenis Penelitian
Di dalam suatu penelitian biasanya menggunakan jenis penelitian
tertentu yang diangap paling sesuai oleh peneliti sehingga untuk
mengklasifikasikan suatu penelitian menjadi lebih mudah. Oleh karena
itu pada penelitian kali ini penulis mengunakan jenis penelitian deskriptif
kualitatif.
Kemudian menurut Moleong (2004:4) mengemukakan bahwa
penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang di alami oleh subjek peneliti, misalnya
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik dan
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai
metode alamiah. Kualitatif sebagai suatu tradisi dalam ilmu pengetahuan
yang bergantung pada pengamatan seseorang. Pengamatan tersebut
berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan
peristilahannya.Pada penyelesaian suatu masalah yang dihadapi
metodologi penelitian mempunyai peranan yang sangat penting dalam
penelitian ilmiah disini diperlukan suatu metode yang sesuai dengan
masalah yang akan diteliti sebelumnya, sehingga memperoleh hasil yang
diharapkan.
47
Sugiyono (2006), membedakan penelitian tujuan, pendekatan,
tingkat eksplanasi,serta analisis dan jenis datanya. Menurut tingkat
eksplanasinya, Sugiyono (2006) mengelompokkan penelitian menjadi:
a. Penelitian Eksplorer (Eksploratif)
Penelitian ini bersifat menjelajah, bertujuan untuk memperdalam
pengetahuan suatu gejala tertentu atau mendapat ide-ide baru
mengenai gejala-gejala itu dengan maksud untuk mendapatkan
penemuan masalah secara lebih terperinci atau untuk
mengembangkan hipotesis.
b. Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif bersifat menggambarkan. Dalam bukunya Prof.
Sugiono, Penelitian Deskriptif adalah penelitian yang dilakukan
untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau
lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau
menghubungkan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain.
c. Penelitian Komparatif
Penelitian komparatif merupakan suatu penelitian yang bersifat
membandingkan.
d. Penelitian Asosiatif atau hubungan
Penelitian asosiatif merupakan suatu penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih.
Metode analisis deskriptif yang dikemukakan oleh Sugiono (2011: 79)
“adalah metode yang digunakan untuk mengambarkan atau menganalisis
48
suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan
yang lebih luas”.
Digunakannya metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif,
dimaksudkan untuk membuat deskripsi, gambaran secara sistematis,
faktual, dan akurat mengenai suatu objek, suatu set kondisi pada masa
sekarang serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Metode
penelitian dirasakan perlu, guna memperoleh data yang akurat dan
pengembangan pengetahuan serta menguji suatu kebenaran di dalam
pengetahuan tersebut dan ini akan menentukan nilai ilmiah atau tidaknya
suatu hasil penelitian yang telah dilakukan. Penggunaan metode
deskriptif didasarkan pada asumsi bahwa penelitian ini bermaksud untuk
mendapatkan keterangan atau gambar secara aktual dan faktual terhadap
gejala sosial, dalam arti bahwa penelitian tersebut memusatkan pada
pemecahan masalah yang terjadi pada masa sekarang, yaitu Strategi apa
saja yang dilakukan KPU Kab. Tegal untuk meningkatkan partisipasi
masyarakat pada pilkada 2018 di Kabupaten Tegal.
Peneliti berusaha menggambarkan hasil penelitian atau fenomena-
fenomena yang diteliti, kemudian digambarkan ke dalam bentuk uraian-
uraian yang menunjukan bagaimana Strategi yang dilakukan oleh KPU
Kab. Tegal untuk meningkatkan partisipasi masyarakat pada pilkada
2018 di Kabupaten Tegal. Oleh karena itu, selama proses penelitian,
peneliti akan lebih banyak berkomunikasi dengan subjek penelitian yaitu
KPU Kabupaten Tegal sebagai pelaksana pilkada serentak, Masyarakat
49
Kabupaten Tegal sebagai peserta pemilu tahun 2018. Selajutnya dalam
penelitian ini peneliti akan lebih banyak menguraikan secara deskriptif
hasil temuan-temuan di lapangan.
III.2 Sumber dan Jenis Data
Sumber-sumber yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini
bersumber pada dua jenis data, yaitu:
1. Data Primer
Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari
sumbernya, melalui wawancara langsung dengan responden dan
pihak-pihak yang terkait dengan masalah yang diteliti. Dalam hal
ini penulis melakukan wawancara mendalam dengan komisoner
KPU Kab. Tegal sebagai pelaksana pilkada di Kabupaten Tegal
dan Masyarakat Kab. Tegal sebagai peserta pemilu 2018.
2. Data Sekunder
Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak
langsung langsung. Data ini diperoleh melalui monografi, laporan-
laporan, dokumen-dokumen, brosur-brosur dan data-data lain yang
telah dipublikasikan baik dalam surat kabar maupun media massa
yang lain. Data sekunder ini sendiri dapat diklasifikasikan menjadi
3 yaitu :
a. Bahan Hukum Primer
Bahan hukum primer yaitu bahan yang bersumber dari
peraturan perundang-undangan dan dokumen hukum yang
50
mempunyai kekuatan hukum yang mengikat karena dibuat dan
diumumkan secara resmi oleh pembentuk hukum negara.
Bahan-bahan hukum primer dalam penelitian ini terdiri dari:
a. Undang-Undang Dasar 1945
b. Undang-Undang nomor 15 tahun 2011 tentang
Penyelenggara Pemilu
c. Undang-undang nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah.
d. UU No.7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum
e. PKPU 5 Tahun 2015 Tentang Sosialisasi dan partisipasi
dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati
dan Wakil Bupati, Dan atau Walikota dan Wakil Walikota
Menjadi Undang-Undang.
b. Bahan Hukum Sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian
kepustakaan dengan mempelajari literatur-literatur hal-hal
yang bersifat teoritis, dan karya ilmiah yang berkaitan dengan
permasalahan.
c. Bahan Non-Hukum
Data tersier yaitu bahan yang memberikan definisi, petunjuk
maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan
sekunder, meliputi kamus umum, jurnal-jurnal, artikel-artikel
di internet dan hasil penelitian yang berkaitan dengan masalah
yang akan dibahas dan diteliti dalam penelitian ini.
51
III.3 Informan Penelitian
1. Sumber Informasi
Informan yaitu sejumlah narasumber dan orang yang dimintai
keterangan berkaitan dengan data yang tidak diperoleh secara tidak
langsung dari sumber utama. Penelitian ini, menggunakan beberapa
sumber informasi / pemilihan informan yang berhubungan dengan
masalah yang akan diteliti.
2. Pemilihan informan
Menurut pendapat Spradley dalam Faisal (1990:45) informan
harus memiliki beberapa kriteria yang perlu dipertimbangkan yaitu :
1. Subjek yang telah lama dan intensif menyatu dengan suatu
kegiatan atau medan aktivitas yang menjadi sasaran atau
perhatian penelitian dan ini biasanya ditandai oleh kemampuan
memberikan informasi di luar kepala tentang sesuatu yang
ditanyakan.
2. Subjek masih terikat secara penuh serta aktif pada lingkungan dan
kegiatan yang menjadi sasaran atau penelitian.
3. Subjek mempunyai cukup banyak waktu dan kesempatan unuk
dimintai informasi.
4. Subjek yang dalam memberikan informasi tidak cenderung diolah
atau dikemas terlebih dahulu dan mereka relatif masih lugu dalam
memberikan informasi.
Penentuan informan pada penelitian ini dilakukan dengan teknik
Probability sampling adalah Metode pengambilan sampel secara
52
random atau acak. Dengan cara pengambilan sampel ini. Seluruh
anggota populasi diasumsikan memiliki kesempatan yang sama untuk
terpilih menjadi sampel penelitian
Adapun kriteria dan informan yang ditunjuk atau dipilih dalam
penelitian ini adalah informan yang mengerti mengenai peraturan dan
tata cara terkait pilkada serentak. Sehingga dalam penelitian ini dapat
ditentukan yang bertindak sebagai narasumber adalah dengan rincian
sebagai berikut:
a. Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Tegal sebagai
pelaksana Pilkada tahun 2018,
b. Masyarakat Kabupaten Tegal sebagai peserta pemilu tahun 2018
Untuk melengkapi informasi yang akan di dapat dari informan, agar
menjadikan kroscek siapa saja yang dianggap tahu apa yang akan di
teliti, maka akan diambil dari 75 Responden yang terdiri dari
komisioner dan staff sekretariat KPU Kabupaten Tegal, dan
Masyarakat sebagai peserta pilkada tahun 2018 di Kabupaten Tegal.
III.4 Metode Pengumpulan Data
Data adalah bahan keterangan tentang sesuatu objek penelitian
yang lebih menekankan pada aspek materi, segala sesuatu yang hanya
berhubungan dengan keterangan tentang suatu fakta yang ditemui
peneliti di lokasi penelitian
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan studi
kepustakaan, teknik wawancara, dan observasi, yaitu:
53
a. Metode Angket (Kuesioner)
Adalah teknik pengumpulan data dengan membuat pertanyaan
yang ada hubungannya dengan penelitian, dan pertanyaan tersebut
akan diajukan kepada responden yang terdiri dari komisioner dan
staff sekretariat KPU Kabupaten Tegal, Masyarakat sebagai peserta
pemilu tahun 2018 di Kabupaten Tegal untuk diisi sesuai dengan
jawaban yang telah disediakan dalam keadaan sebenarnya. Dalam
penelitian ini penulis menggunakan pertanyaan skala likert untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok
tentang fenomena social (Sugiyono, 2002:73) yang alternative
jawaban tujuanya dibuat dengan system tingkatan atau skala.
Contohnya sangat baik, baik, kurang baik, tidak baik, sangat tidak
baik. Untuk kepentingan analisis, maka jawaban itu dapat diberi
skor sebagai berikut :
Skor 5 : Sangat Setuju
Skor 4 : Setuju
Skor 3 : Ragu – Ragu
Skor 2 : Kurang Setuju
Skor 1 : Tidak Setuju
b. Studi kepustakaan
Studi kepustakaan adalah pengumpulan data yang diperoleh dengan
cara membaca, mengutip buku-buku, peraturan perundang-
54
undangan yang berlaku serta literatur yang berhubungan atau
berkaitan dengan penulisan.
c. Observasi
Nasution (1988) dalam buku Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D (Sugiyono, 2011:226) mengemukakan bahwa,
observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan
hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia
kenyataan yang diperoleh melalui observasi. (Marshall, 1995:226)
menyatakan bahwa melalui observasi, peneliti belajar tentang
perilaku, dan makna dari perilaku tersebut. Metode ini digunakan
apabila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses
kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak
terlalu besar.
Pengambilan data menggunakan observasi dimaksudkan untuk
melakukan pengamatan dan pencatatan terhadap gejala – gejala
yang berkaitan dengan proses pilkada serentak tahun 2018 di Kota
Tegal.
d. Wawancara
Teknik wawancara merupakan suatu proses interaksi dan
komunikasi verbal dengan tujuan untuk mendapatkan informasi
penting yang diinginkan, yaitu dengan cara mengajukan sejumlah
pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula.
55
Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat
dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu (Esterberg,
2002:231) dalam buku Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data
apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila
peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada
laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya
pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi.
Wawancara dilakukan dengan wawancara terbuka, yaitu kondisi
dimana para subjek penelitian tahu bahwa mereka sedang
diwawancarai dan mengetahui maksud dan tujuan dari wawancara.
Peneliti dalam melakukan wawancara berpedoman pada pedoman
wawancara, agar apa yang ditanyakan kepada narasumber tidak
melenceng dari tujuan penelitian. Peneliti menggunakan pedoman
wawancara hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan
ditanyakan.
Teknik wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk
memperoleh informasi secara langsung dari sumber yang dipercaya
dan relevan tentang strategi yang dilakukan oleh KPU Kab. Tegal
56
untuk meningkatkan partisipasi masyarakat di pilkada Kab. Tegal
tahun 2018.
e. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu metode pengumpulan data mengkaji dokumen-
dokumen baik berupa buku referensi maupun peraturan atau pasal
yang berhubungan dengan penelitian ini guna melengkapi materi-
materi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan
penulis. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang. Dalam hal dokumen (Bogdan, 240)
menyatakan bahwa hasil penelitian dari observasi atau wawancara,
akan lebih kredible/dapat dipercaya apabila didukung oleh foto-
foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada.
Metode dokumentasi dapat mendukung data-data dalam penelitian
agar lebih valid. Dokumentasi tersebut bisa begitu berharga
sehingga penelitian bahkan bisa mengambil foto-foto pada situs
studi kasus. Foto-foto ini akan membantu memuat karakteristik-
karakteristik kasus penting bagi para pengamat luar.
III.5 Metode Analisis Data
Analisis data merupakan langkah selanjutnya untuk mengolah hasil
penelitian menjadi suatu laporan. Analisis data adalah proses
pengoraganisasian dan pengurutan data dalam pola, kategori dan uraian
57
dasar, sehingga akan dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan
hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.
Menurut Sugiyono dalam Iskandar (2008:221), analisis data adalah
proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari
hasil pengamatan, wawancara, catatan lapangan, dan studi dokumentasi
dengan cara mengotanisasikan data ke sintesis, menyusun ke dalam pola,
memilih mana yang penting dan mana yang akan dipelajari, dan
membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun
orang lain.
Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif
menggunakan rentang skala untuk menjawab tentang Strategi KPU
Kab.Tegal tahun 2018. Data-data yang diperoleh dari hasil kuesioner dan
wawancara selanjutnya diolah dengan menggunakan rentang skala untuk
mengetahui hasil dari keberhasilan strategi maka penulis menggunakan
rumus :
Rentang Skala (RS) = 𝑛 (𝑚−1)
𝑚
(Sumber : Sugiyono, 2011:99)
Dimana : n = Jumlah Sampel
m = Jumlah alternative tiap jawaban item
58
III.6 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
I.2 Rumusan Masalah dan Ruang Lingkup
I.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Dasar Teori
II.2 Definisi Konsep
II.3 Pokok – Pokok Penelitian
II.4 Alur Pikir
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III.1 Jenis Penelitian
III.2 Sumber dan Jenis Data
III.3 Informan Penelitian
III.4 Metode Pengumpulan Data
III.5 Metode Analisis Data
III.6 Sistematika Penulisan
59
BAB IV
DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
IV.1 Gambaran Umum Kabupaten Tegal
Kabupaten Tegal merupakan salah satu daerah kabupaten yang secara
geografis terletak di Propinsi Jawa Tengah dengan Ibu Kota Slawi. Luas wilayah
Kabupaten Tegal adalah 878,79 km2 yang berupa daratan dan lautan seluas
121,50 km2. Secara administrasi, wilayah Kabupaten Tegal terdiri dari 18
wilayah Kecamatan, 6 Kelurahan, dan 281 Desa.
Gambar IV.1 Peta kabupaten tegal
Secara geografis, Kabupaten Tegal terletak pada posisi 1080 57’ 6” -1090
21’ 30” Bujur Timur dan 6050’ 41” -7015’ 30” Lintang Selatan dengan batas
wilayah sebagai berikut:
a.Sebelah Utara: Kota Tegal dan Laut Jawa
b.Sebelah Timur: Kabupaten Pemalang
c.Sebelah Selatan: Kabupaten Brebes dan Kabupaten Banyumas
d.Sebelah Barat: Kabupaten Brebes.
60
Sedangkan jumlah penduduk di Kabupaten Tegal adalah 1.424.891,
dengan Kepadatan penduduk di Kabupaten Tegal tahun 2015 mencapai 1.621
jiwa/km2.Kepadatan penduduk di 18 kecamatan cukup beragam dengan
kepadatan penduduk tertinggi terletak di Kecamatan Adiwerna dengan
kepadatan sebesar 6.054 jiwa/km2 dan terendah di Kecamatan Kedungbanteng
yaitu sebesar 461 jiwa/km2 secara rinci dapat dilihat pada Tabel IV.2
Kecamatan Luas
Wilayah(km2)
Jumlah
penduduk
Kepadatan
penduduk
1. Margasari 86,84 95.685 1102
2. Bumijawa 88,55 84.415 953
3. Bojong 58,52 61.981 1059
4. Balapulang 74,91 81.915 1094
5. Pagerbarang 43,00 52.606 1223
6. Lebaksiu 40,95 83.843 2047
7. Jatinegara 79,62 54.063 679
8. Kedungbanteng 87,62 40.387 461
9. Pangkah 35,51 100.753 2837
10. Slawi 13,63 71.348 5235
11. Dukuhwaru 26,58 59.453 1991
12. Adiwerna 23,86 119.595 6052
13. Dukuhturi 17,48 88.912 5089
14. Talang 18,37 100.780 5252
15. Tarub 26,82 77.945 2906
16. Kramat 38,49 109.453 2844
17. Suradadi 55,73 81.518 1463
18. Warureja 62,31 60.239 967
Jumlah 878,79 1.424.891 1621
Sumber : Proyeksi Penduduk - BPS Kabupaten Tegal
61
IV.2 Gambaran Umum KPU Kabupaten Tegal
Kantor KPU Kabupaten Tegal terletak di lingkungan pusat Pemerintahan
Kabupaten Tegal, tepatnya di sebelah timur alun-alun Pemerintahan Kabupaten
Tegal dan bersebelahan dengan Kantor Badan Pusat Statistik ( BPS ) Kabupaten
Tegal. KPU Kabupaten Tegal menempati Gedung ex Kantor Dinas Sosial Cabang
Provinsi Jawa Tengah sejak tahun 2003 sampai dengan sekarang, dimana saat ini
sedang dilakukan pengembangan fasilitas gedung berupa pembangunan Musholla,
untuk lebih menunjang kegiatan ibadah di lingkungan Sekretariat KPU Kabupaten
Tegal.
KPU Kabupaten Tegal dipimpin oleh seorang Ketua Nurokhman, S.Ag.
M.S.I. Dalam keterbukaan informasi, KPU Kabupaten Tegal membuka akses
kepada publik yang membutuhkan informasi seputar penyelenggaraan pemilu.
Pengelolaan informasi di Lingkungan KPU Kabupaten Tegal terus ditingkatkan
untuk menghasilkan layanan informasi yang berkualitas. Hal tersebut turut
didukung dengan adanya pembentukan struktur Pejabat Pengelola Informasi dan
Dokumentasi (PPID) serta pengelolaan website KPU Kabupaten Tegal dengan
alamat www.kab-tegal.kpu.go.id.
Melalui arah kebijakan serta sasaran strategis yang ditetapkan KPU RI,
KPU Kabupaten Tegal berupaya turut serta mewujudkan visi menjadi
penyelenggara pemilu yang profesional, berintegritas dan mandiri untuk
terwujudnya pemilu yang berkualitas. Tata kelola pemerintahan yang baik (good
governance) akan sulit terwujud apabila tidak diimbangi dengan adanya
pemerintahan yang bersih dan berwibawa (clean government). Untuk itu sejalan
dengan nafas reformasi birokrasi yang telah dicanangkan pemerintah pusat, KPU
Kabupaten Tegal terus meningkatkan kualitas tata kelola organisasinya, baik
dalam hal akuntabilitas anggaran, penguatan kelembagaan maupun peningkatan
kapasitas dan kualitas penyelenggaraan pemilu.
62
IV.2.1 Visi dan Misi KPU Kabupaten Tegal
a. Visi Komisi Pemilihan Umum adalah “Terwujudnya Komisi
Pemilihan Umum sebagai Penyelenggara Pemilihan Umum
yang memiliki integritas, profesional, mandiri, transparan
dan akuntabel, demi terciptanya demokrasi Indonesia yang
berkualitas berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia”.
b. Misi
1. Membangun lembaga penyelenggara Pemilu yang
memiliki kompetensi, kredibilitas dan kapabilitas dalam
menyelenggarakan Pemilihan Umum.
2. Menyelenggarakan pemilihan umum untuk memilih
anggota DPR, DPD, dan DPRD, Presiden dan Wakil Presiden
serta Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara
langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil, akuntabel,
edukatif dan beradab.
3. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemilihan umum
yang bersih, efisien dan efektif.
4. Melayani dan memperlakukan setiap peserta pemilihan
umum secara adil dan setara, serta menegakkan peraturan
pemilihan umum secara konsisten sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
5. Meningkatkan kesadaran politik rakyat untuk berpartisipasi
aktif dalam pemilihan umum demi terwujudnya cita-cita
masyarakat Indonesia yang demokratif
63
IV.2.2 Struktur Organisasi KPU Kabupaten Tegal
Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Tegal merupakan lembaga pemerintah yang
bersifat hierarkis vertikal, Struktur Organisasi Komisi Pemilihan Umum
Kabupaten Tegal berdasarkan peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 22
Tahun 2008 tentang Perubahan Peraturan Komisi Pemilihan Umum No 06 Tahun
2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal KPU,
Sekretariat KPU Provinsi dan Sekretariat KPU Kab/Kota.
Pada Tahun 2018 KPU Kabupaten Tegal mempunyai 29 Pegawai dari berbagai
macam latar belakang tingkat pendidikan, berdasarkan jenjang pendidikan
pegawai KPU Kabupaten Tegal dapat diklasifikasikan kedalam 3 ( Tiga )
tingkatan, antara lain : SMA, SI, S2. Total pegawai KPU Kabupaten Tegal adalah
sebagai berikut :
1. Ketua dan Anggota KPU Kabupaten Tegal sebanyak 5 Pegawai
2. PNS Organik Sekretariat KPU Kabupaten Tegal sebanyak 14 Pegawai
3. PNS diperbantukan pada Sekretariat KPU Kabupaten Tegal sebanyak 5
Pegawai
4. Pegawai pemerintahan Non PNS ( Kontrak ) sebanyak 5 Pegawai.
64
Struktur Organisasi
Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Tegal
Struktur Organisasi
Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Tegal
KETUA KPU
NUROKHMAN S.Ag M.Si
Ketua Divisi Keuangan , Umum, Logistik dan Rumah Tangga
ANGGOTA KPU
M. FASIHIN, SE.MM
Divisi Penyelenggaraan Pemilu
ANGGOTA KPU HIMAWAN TRI. P,
S.Sos
Divisi Sosdiklih Parmas dan SDM
ANGGOTA KPU ADI PURWANTO, ST
Divisi Perencanaan Data dan Informasi
ANGGOTA KPU IKA ANDREIAS TUTI,
S.Pd. I
Divisi Hukum dan Pengawasan
SEKRETARIS KPU Kab. TEGAL
Drs. SUJADI
NIP. 196506051992081004
KASUBBAG
PROGRAM DAN DATA
ARIEF SYARIFUDIN, SIP
NIP. 197906082008111002
KASUBBAG
TEKNIS PEMILU DAN HUPMAS
SUMITO, S.AP, MM
NIP. 196710071989031006
KASUBBAG
HUKUM
VITA NILA ANDRIANI, SH
NIP. 198004252009102001
KASUBBAG KEUANGAN, UMUM DAN LOGISTIK
NELLY FARDILAH ATIQOH, SE
NIP. 19830121201012004
65
Daftar Nama Pegawai KPU Kab. Tegal
NO NAMA JABATAN
1 Drs. Sujadi Sekretaris
2 Arif Syaefudin, S. IP Ka Subbag Program dan Data
3 Sumito, S. AP, MM Ka Subag Teknis dan Hupmas
4 Vita Nila Andriani, SH Ka Subbag Hukum
5 Handy Agung Pramono, SE Ka Subbag Keuangan, Umum dan Logistik
6 Zaenal Abidin Staf Ka Subbag Keuangan, Umum dan Logistik
7 Nelly Fardillah Atiqoh, SE Staf Ka Subbag Keuangan, Umum dan Logistik
8 Yudho Bakhtiar Ibrahim, SE Staf Ka Subbag Keuangan, Umum dan Logistik
9 Ersita Yulia Wariasmi, A. Md Staf Ka Subbag Keuangan, Umum dan Logistik
10 Budi Leksono Staf Subbag Teknis teknis dan Hupmas
11 Alim Priyana Staf Subbag Teknis teknis dan Hupmas
12 Aris Munandar Staf Subbag Keuanagn, Umum dan Logistik
13 Puthut Sugeng Widodo Staf Subbag Keuanagn, Umum dan Logistik
14 Ibnu Arif Nugroho Staf Subbag Program dan Data
15 Winarso Staf Subbag Teknis dan Hupmas
16 Slamet Ristyanto Staf Subbag Keuanagn, Umum dan Logistik
17 Mabruri Staf Subbag Keuanagn, Umum dan Logistik
18 Dwi Prayudi Tenaga Kontrak ( Pengemudi )
19 Mas Roro Ristia Widi N Tenaga Kontrak ( Operator Komputer )
20 Dwi Kurnianto Tenaga Kontrak ( Satpam )
21 Rosadi Tenaga Kontrak ( Satpam )
22 Sugeng Raharjo Tenaga Kontrak ( Satpam )
IV.2.2 Tugas, Fungsi, dan Wewenang KPU Kabupaten Tegal
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011
tentang Penyelenggara Pemilu, tugas dan wewenang KPU
Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan Pemilu Anggota DPR,
DPD dan DPRD meliputi:
1. Menjabarkan program dan melaksanakan anggaran serta
menetapkan jadwal di kabupaten/kota;
66
2. Melaksanakan semua tahapan penyelenggaraan di
kabupaten/kota berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
3. Membentuk PPK, PPS, dan KPPS dalam wilayah kerjanya;
4. Mengoordinasikan dan mengendalikan tahapan
penyelenggaraan oleh PPK, PPS dan KPPS dalam wilayah
kerjanya;
5. Menyampaikan daftar pemilih kepada KPU Provinsi;
6. Memutakhirkan data pemilih berdasarkan data kependudukan
yang disiapkan dan diserahkan oleh pemerintah dengan
memperhatikan data pemilu dan/atau pemilihan gubernur,
bupati dan walikota terakhir dan menetapkannya sebagai
daftar pemilih;
7. Menetapkan dan mengumumkan hasil rekapitulasi
penghitungan suara Pemilu Anggota DPRD Kabupaten/Kota
berdasarkan hasil rekapitulasi penghitungan suara di PPK
dengan membuat berita acara rekapitulasi suara dan sertfikat
rekapitulasi suara;
8. Melakukan dan mengumumkan rekapitulasi hasil
penghitungan suara Pemilu Anggota DPR, Anggota DPD,
dan Anggota DPRD Provinsi di kabupaten/kota yang
bersangkutan berdasarkan berita acara hasil rekapitulasi
penghitungan suara di PPK;
9. Membuat berita acara penghitungan suara dan sertifikat
penghitungan suara serta wajib menyerahkannya kepada
saksi peserta Pemilu, Panwaslu Kabupaten/Kota dan KPU
Provinsi;
10. Menerbitkan keputusan KPU Kabupaten/Kota untuk
mengesahkan hasil Pemilu Anggota Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Kabupaten/Kota dan mengumumkannya;
67
11. Mengumumkan calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Kabupaten/Kota terpilih sesuai dengan alokasi jumlah
kursi setiap daerah pemilihan di kabupaten/kota yang
bersangkutan dan membuat berita acaranya;
12. Menindaklanjuti dengan segera temuan dan laporan yang
disampaikan oleh Bawaslu Kabupaten/Kota;
13. Mengenakan sanksi administrasi dan/atau menonaktifkan
sementara anggota PPK, anggota PPK, anggota PPS,
sekretaris KPU Kabupaten/Kota dan pegawai sekretariat
KPU Kabupaten/Kota yang terbukti melakukan tindakan
yang mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan
Pemilu berdasarkan rekomendasi Panwaslu Kabupaten/Kota
dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan;
14. Menyelenggarakan sosialisasi penyelenggaraan pemilu
dan/atau yang berkaitan dengan tugas dan wewenang KPU
Kabupaten/Kota kepada masyarakat;
15. Melakukan evaluasi dan membuat laporan setiap tahapan
penyelenggaraan pemilu;
16. Melaksanakan tugas dan wewenang dan lain yang diberikan
oleh KPU dan KPU Provinsi dan/atau peraturan perundang-
undangan.
Adapun tugas dan wewenang KPU Kota Tegal dalam
penyelenggaraan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden yaitu:
1. Menjabarka program dan anggaran serta menetapkan jadwal
di kabupaten/kota;
2. Melaksanakan semua tahapan penyelenggaraan di
kabupaten/kota berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
3. Membentuk PPK, PPS, dan KPPS dalam wilayah kerjanya;
68
4. Mengoordinasikan dan mengendalikan tahapan
penyelenggaraan oleh PPK, PPS dan KPPS dalam wilayah
kerjanya;
5. Memutakhirkan data pemilih berdasarkan data kependudukan
yang disiapkan dan diserahkan oleh pemerintah dengan
memperhatikan data pemilu dan/atau pemilihan gubernur,
bupati dan walikota terakhir dan menetapkannya sebagai
daftar pemilih;
6. Menyampaikan daftar pemilih kepada KPU Provinsi;
7. Melakukan rekapitulasi hasil penghitungan suara Pemilu
Anggota DPRD Kabupaten/Kota berdasarkan hasil
rekapitulasi penghitungan suara di PPK dengan membuat
berita acara rekapitulasi suara dan sertfikat rekapitulasi suara;
8. Membuat berita acara penghitungan suara dan sertifikat
penghitungan suara serta wajib menyerahkannya kepada
saksi peserta Pemilu, Bawaslu Kabupaten/Kota dan KPU
Provinsi;
9. Menindaklanjuti dengan segera rekomendasi Panwaslu
Kabupaten/Kota atas temuan dan laporan adanya dugaan
pelanggaran pemilu;
10. Mengenakan sanksi administrasi dan/atau menonaktifkan
sementara anggota PPK, anggota PPK, anggota PPS,
sekretaris KPU Kabupaten/Kota dan pegawai sekretariat
KPU Kabupaten/Kota yang terbukti melakukan tindakan
yang mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan
pemilu berdasarkan rekomendasi Panwaslu Kabupaten/Kota
dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan;
11. Melaksanakan sosialisasi penyelenggaraan pemilu dan/atau
yang berkaitan dengan tugas dan wewenang KPU
Kabupaten/Kota kepada masyarakat;
69
12. Melakukan evaluasi dan membuat laporan setiap tahapan
penyelenggaraan pemilu;
13. Melaksanakan tugas dan wewenang dan lain yang diberikan
oleh KPU dan KPU Provinsi dan/atau peraturan perundang-
undangan.
Selain itu tugas dan wewenang KPU Kabupaten/Kota dalam
penyelenggaraan pemilihan bupati/walikota dan pemilihan
gubernur meliputi:
1. Merencanakan program, anggaran dan jadwal pemilihan
bupati/walikota;
2. Menyusun dan menetapkan tata kerja KPU Kabupaten/Kota,
PPK, PPS dan KPPS dalam pemilihan bupati/walikota
dengan memperhatikan pedoman dari KPU dan/atau KPU
Provinsi;
3. Menyusun dan menetapkan pedoman teknis untuk setiap
tahapan penyelenggaraan pemilihan bupati/walikota
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;
4. Membentuk PPK, PPS dan KPPS dalam pemilihan gubernur
serta pemilihan bupati/walikota dalam wilayah kerjanya;
5. Mengoordinasikan, menyelenggarakan dan mengendalikan
semua tahapan penyelenggaraan Pemilihan berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan dengan
memperhatikan pedoman dari KPU dan/atau KPU Provinsi;
6. Menerima daftar pemilih dari PPK dalam penyelenggaraan
pemilihan bupati/walikota;
7. Memutakhirkan data pemilih berdasarkan data kependudukan
yang disiapkan dan diserahkan oleh Pemerintah dengan
memperhatikan data pemilu dan/atau pemilihan gubernur dan
bupati/walikota terakhir dan menetapkannya sebagai daftar
pemilih;
70
8. Menerima daftar pemilih dari PPK dalam penyelenggaraan
pemilihan gubernur dan menyampaikannya kepada KPU
Provinsi;
9. Menetapkan calon bupati/walikota yang telah memenuhi
persyaratan;
10. Menetapkan dan mengumumkan hasil rekapitulasi
penghitungan suara pemilihan bupati/walikota berdasarkan
rekapitulasi hasil penghitungan suara dari seluruh PPK di
wilayah kabupaten/kota yang bersangkutan;
11. Membuat berita acara penghitungan suara serta membuat
sertifikat penghitungan suara dan wajib menyerahkannya
kepada saksi peserta pemilihan, Bawaslu Kabupaten/Kota
dan KPU Provinsi;
12. Menerbitkan keputusan KPU Kabupaten/Kota untuk
mengesahkan hasil pemilihan bupati/walikota dan
mengumumkannya;
13. Mengumumkan calon bupati/walikota terpilih dan dibuatkan
berita acaranya;
14. Melaporkan hasil pemilihan bupati/walikota kepada KPU
melalui KPU Provinsi;
15. Menindaklanjuti dengan segera rekomendasi Panwaslu
Kabupaten/Kota atas temuan dan laporan adanya dugaan
pelanggaran pemilihan;
16. Mengenakan sanksi administratif dan/atau menonaktifkan
sementara anggota PPK, anggota PPS, sekretaris KPU
Kabupaten/Kota dan pegawai Sekretariat KPU
Kabupaten/Kota yang terbukti melakukan tindakan yang
mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan
pemilihanm berdasarkan rekomendasi Panwaslu
Kabupaten/Kota berdasarkan Panwaslu Kabupaten/Kota
dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan;
71
17. Melaksanakan sosialisasi penyelenggaraan pemilihan
gubernur, bupati dan walikota dan/atau yang berkaitan dengan
tugas KPU Kabupaten/Kota kepada masyarakat;
18. Melaksanakan tugas dan wewenang yang berkaitan dengan
pemilihan gubernur berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan pedoman KPU dan/atau KPU
Provinsi;
19. Melakukan evaluasi dan membuat laporan penyelenggaraan
pemilihan bupati/walikota;
20. Menyampaikan hasil pemilihan bupati/walikota kepada
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Menteri Dalam
Negeri, bupati/walikota, dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Kabupaten/Kota; dan
21. Melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diberikan oleh
KPU, KPU Povinsi dan/atau yang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya pada
penyelenggaraan pemilu anggota DPR, DPD dan DPRD, Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden serta pemilihan gubernur dan
pemilihan bupati, KPU Kota Tegal berkewajiban:
1. Melaksanakan semua tahapan penyelenggaraan pemilu
dengan tepat waktu;
2. Memperlakukan peserta pemilu dan pasangan calon presiden
dan wakil presiden, calon gubernur, bupati dan walikota
secara adil dan setara;
3. Menyampaikan semua informasi penyelenggaraan pemilu
kepada masyarakat;
4. Melaporkan pertanggungjawaban penggunaan anggaran
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
5. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban semua kegiatan
penyelenggaraan pemilu kepada KPU melalui KPU Provinsi;
72
6. Mengelola, memelihara dan merawat arsip/dokumen serta
melaksanakan penyusutannya berdasarkan jadwal retensi
arsip yang disusun oleh KPU Kabupaten/Kota dan lembaga
kearsipan Kabupaten/Kota berdasarkan pedoman yang
ditetapkan KPU dan ANRI;
7. Mengelola barang inventaris KPU Kabupaten/Kota
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;
8. Menyampaikan laporan periodik mengenai tahapan
penyelenggaraan pemilu kepada KPU dan KPU Provinsi serta
menyampaikan tembusannya kepada Bawaslu;
9. Membuat berita acara pada setiap rapat pleno KPU
Kabupaten/Kota dan ditandatangai oleh ketua dan anggota
KPU Kabupaten/Kota;
10. Menyampaikan data hasil pemilu dari tiap-tiap TPS pada
tingkat kabupaten/kota kepada peserta pemilu paling lama 7
(tujuh) hari setelah rekapitulasi di kabupaten/kota;
11. Melaksanakan keputusan DKPP; dan
12. Melaksanakan kewajiban lain yang diberikan KPU, KPU
Provinsi dan/atau peraturan perundang-undangan.
Kinerja Sekretariat KPU Kabupaten Tegal mengacu pada
fungsi-fungsi administrasi yang didukung dengan kemampuan
manajemen serta profesionalitas personilnya sebagaimana diatur
dalam Peraturan KPU Nomor 6 Tahun 2008. Dukungan
sekretariat sangat diperlukan KPU Kabupaten Tegal dalam tugas
dan wewenangnya melaksanakan program kerja organisasi yang
mencakup:
1. Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis
lainnya;
2. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur KPU;
3. Program penguatan kelembagaan demokrasi dan perbaikan
proses politik.
73
Kelancaran pelaksanaan program di atas tak lepas dari
pengaturan lebih lanjut di tingkat Kabupaten Tegal melalui
penerbitan regulasi, baik yang mengikat secara internal maupun
eksternal terutama saat tahapan penyelenggaraan pemilu. Dengan
berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku,
KPU Kabupaten Tegal menerbitkan sejumlah keputusan.
Berdasarkan jumlah produk hukum pada tahun 2015, KPU
Kabupaten Tegal telah menerbitkan 33 keputusan yang terdiri
dari 9 keputusan Ketua dan 24 keputusan Sekretaris KPU
Kabupaten Tegal. Dibandingkan Tahun 2013 dan Tahun 2014,
jumlah tersebut mengalami penurunan yang signifikan mengingat
tidak ada tahapan penyelenggaraan pemilu di Tingkat Kabupaten
Tegal pada tahun 2015.
KERANGKA KELEMBAGAAN
Selaras dengan agenda KPU RI, KPU Kabupaten Tegalnjuga
mempersiapkan kerangka kelembagaan sehingga kualitas
penyelenggaraan pemilu untuk lima tahun kedepan dapat lebih
ditingkatkan. Kerangka kelembagaan tersebut meliputi organisasi
KPU Kabupaten Tegal itu sendiri, hubungan antar lembaga
penyelenggara pemilu di tingkat kabupaten dan badan ad hoc,
serta sumber daya manusia dilingkungan KPU Kabupaten Tegal.
Adapun upaya – upaya yang dapat dilakukan dalam rangka
pengetahuan kelembagaab KPU Kabupaten Tegal yakni :
a. Penguatan koordinasi kerja antar lembaga penyelenggara
pemilu baik di tingkat pusat maupun badan ad hoc serta
panitia penyelenggara pemilu Kabupaten Tegal
b. Penataa tugas fungsi dan kewenangan setiap sub bagian
lingkungan KPU Kabupaten Tegal.
c. Penyempurnaan hubungan tata kerja inter maupun antar
sub bagian dan lembaga agar tata laksana organisasi yang
lebih transparan, sinergis, harmonis, efektif dan efisien.
74
d. Peningkatan Kualitas dan Kuantitas aparatur KPU yang
profesional, berintegrasi, berkinerja sehingga dapat
melaksanakan visi dan misi Organisasi KPU dengan baik.
e. Penguatan pendidikan dan pelatihan bagi pemilih sebagai
upaya meningkatkan kesadaran masyarakat.
f. Pemutakhiran data pemilih melalui koordinasi dan
kerjasama secara efektif dengan stakeholder s dan atau
pihak ketiga
g. Penguatan kerjasama dengan Lembaga Pemerintah dan
non pemerintah.
Dalam kaitannya dengan lembaga di luar KPU, hal – hal
yang dipersiapkan KPU Kabupaten Tegal untuk
meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemilu adalah
dengan cara membangun kerjasama yang baik dengan
lembaga yang terkait baik langsung maupun tidak
langsung dalam setiap tahapan pemilu. Lembaga tersebut
diantanranya sebagai berikut :
a. Lembaga perbankan untuk penyediaan dan
pemanfaatan jasa perbankan
b. Dishubkominfo Kabupaten Tegal untuk pemasangan
alat peraga kampanye Pilkada 2018
c. Pengadilan Negri Kabupaten Tegal untuk kerjasama
pembuatan surat keterangan tidak pernah dipidana
untuk penyelenggara tingkat kecamatan dan desa
d. Polres Tegal untuk kerjasama pembuatan SKCK
untuk penyelenggara di tingkat kecamatan dan desa
e. Puskesmas untuk kerjasama pembuatan surat
keterangan sehat untuk penyelenggara di tingkat
kecamatan dan desa
f. Dinas Pendidikan Kabupaten Tegal untuk Perekrutan
badan penyelenggara pemilu ( ad hoc )
75
g. IDI ( Ikatan Dokter Indonesia ) dan RSUD dr. Soesilo
Kab. Tegla untuk kerjasama pemeriksaan kesehatan
jasmani dan rohani paslon Bupati dan Wakil Bupati
Tegal.
h. Media Massa untuk sosialisasi dan penyebaran
informasi pemilu.
76
BAB V
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif yang berjudul
Strategi KPU Kabupaten Tegal Dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih di
Pemilihan Umum Kepala Daerah 2018. Yang mana dalam penelitian Kualitatif
Deskriptif penulis memilih responden dengan memilih orang – orang yang
melakukan kegiatan yang ada dalam penelitian, hal ini agar tingkat kepercayaan
dan validitas dari penelitian ini memiliki kepercayaan bagi para pembaca.
Adapun tujuan dari penelitian yaitu untuk mengetahui sejauh mana
efektifitas dari strategi – strategi yang KPU Kabupaten Tegal jalankan mampu
menarik dan meningkatkan partisipasi masyarakat Kabupaten Tegal untuk ikut
serta dan berpartisipasi dalam Pemilihan Kepada Daerah 2018, dan hambatan apa
saja yang di temui KPU Kab. Tegal dalam menjalankan strategi yang sudah
disiapkan untuk memaksimalkan partisipasi dalam Pemilihan serta apa saja solusi
yang tepat untuk mengatasi hambatan atau permasalahan yang ada dalam
Pemilihan Kepala Daerah tahun 2018 di Kabupaten Tegal.
Maka untuk mencapai hasil dari penelitian diatas yaitu penilaian strategi
yang dilakukan KPU Kab. Tegal, maka terdapat 3 ( tiga ) pokok – pokok
penelitian yang terdiri dari Peninjauan kembali faktor eksternal dan internal yang
menjadi landasan bagi strategi saat ini, pengukuran kinerja dan pengambilan
langkah korektif. Dari ketiga pokok penelitian diatas dimaksudkan untuk menilai
seberapa efektif strategi KPU Kab. Tegal dalam meningkatkan partisipasi Pemilih
di pemilihan Kepala Daerah tahun 2018 di Kabupaten Tegal.
Untuk menganalisis hasil penelitian “Strategi KPU Kabupaten Tegal
Dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih di Pemilihan Umum Kepala Daerah
2018” menggunakan instrumen angket atau kuisioner tertutup dengan jumlah
responden sebanyak 75 responden yang terdiri dari Komisioner KPU Kab. Tegal
dan staff kesekretariatan KPU Kab. Tegal serta Masyarakat Kabupaten tegal
sebagai peserta Pemilu. Penelitian ini dilakukan di KPU Kab. Tegal dan
77
Masyarakat Kabupaten Tegal, pemilihan lokasi tersebut merupakan yang terkait
dalam proses Pilkada 2018 di Kabupaten Tegal. Responden dalam penelitian ini
terdiri dari 75 responden yang dipilih secara acak dengan populasi dibagi menjadi
kelompok kewilayahan yang kemudian memilih wakil – wakil dalam tiap
kelompok , dalam penelitian ini dimaksudkan untuk setiap lembaga diwakili oleh
beberapa orang untuk menjadi responden dalam penelitian ini, sehingga
responden dipilih dengan teknik Cluster sampling ( samplingrumpun ) yaitu
teknik penentuan sample yang dibagi kedalam kelompok kewilayahannya
kemudian dipilih wakil untuk setiap kelompoknya dengan pembagian sebagai
berikut : KPU Kab. Tegal = 20 orang, Masyarakat Kabupaten Tegal = 55.
Untuk melengkapi data yang diperoleh dari kuisioner maka diambil pula
infoman yang tahu banyak mengenai penelitian ini yang berjumlah 5 orang
dengan teknik wawancara, informan yang diambil yaitu Komisioner KPU Kab.
Tegal divisi SDM dan sosdiklih, Staff kesekretarian KPU Kab. Tegal dan
Masyarakat Kab. Tegal.
Angket atau kuisioner yang dibagi kepada responden terdiri dari
pertanyaan dengan ketentuan skor ( nilai ) sebagai berikut :
a. Skor 5 bila respoden menjawab sangat setuju
b. Skor 4 bila responden menjawab setuju
c. Skor 3 bila responden menjawab ragu – ragu
d. Skor 2 bila responden menjawab kurang setuju
e. Skor 1 bila responden menjawab tidak setuju
Analisis data yang digunakan adalah rentang skala yang untuk menjawab
tentang Strategi KPU Kabupaten Tegal Dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih
di Pemilihan Umum Kepala Daerah 2018. Data – data yang diperoleh dari hasil
kuisioner dan wawancara selanjutnya diolah dengan menggunakan rentang skla
untuk mengetahui hasil dari keberhasilan strategi KPU dalam meningkatkan
partisipasi Pemilih di Pemilihan Kepala Daerah 2018. Oleh karena itu penulis
menggunakan rumus :
78
Rentang Skala (RS) = 𝑛 (𝑚−1)
𝑚
(Sumber : Sugiyono, 2011:99)
Dimana : n = Jumlah Sampel
m = Jumlah alternative tiap jawaban item
Untuk mengawali laporan hasil penelitian ini, penulis terlebih dahulu akan
menguraikan identitas responden sebagai berikut :
V.1 Identitas Responden dan Informan
Penelitian ini dilakukan di KPU Kab. Tegal dan masyarakat
Kabupaten Tegal yang terkait dalam proses Pemilihan Kepala Daerah
2018. Di bawah ini data responden yang diperoleh dari kuisioner untuk
mengetahui strategi KPU Kab. Tegal dalam meningkatkan partisipasi
masyarakat di Pemilihan Kepala Daerah 2018 sebagai berikut :
A. Jenis Kelamin Responden
Jenis kelamin responden yang diperoleh dari kuisioner disajikan dalam
2 data yaitu diagram dan tabel.
1. Jenis kelamin disajikan dalam diagram
Diagram V. 01
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
79
Sumber : Identitas angket responden
Berdasarkan diagram V.01 jenis kelamin 75 responden, yang berjenis
kelamin Laki – laki 40 orang atau 53,4 %,responden perempuan 35 orang
atau 46,6 %
2. Jenis kelamin disajikan dengan tabel
Tabel V.01
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Laki – Laki 40 53,4 %
Perempuan 35 46,6 %
Jumlah 75 100 %
Sumber : Identitas angket responden
Berdasarkan Tabel V.01 jenis kelamin 75 responden, yang berjenis
kelamin Laki – laki 40 orang atau 53,4 %,responden perempuan 35 orang
atau 46,6 % .
B. Usia
Prosentase
Laki - laki
Perempuan
80
Usia responden yang diperoleh dari kuisioner disajikan dalam 2 data
yaitu diagram dan tabel.
1. Usia disajikan dalam digram
Diagram V. 02
Responden Berdasarkan Usia
Sumber : Identitas angket responden
Berdasarkan diagram V. 02 diatas 75 responden dengan usia 17- 34
tahun berjumlah 30 orang atau 40 %, usia 35 – 52 tahun berjumlah
29 orang atau 38,6 %, responden usia 53 – 70 tahun berjumlah 16
orang atau 21,4 %.
2. Usia disajikan dalam tabel
Prosentase Usia
17-34
35-52
53-70
81
Tabel V.02
Responden Berdasarkan Usia
Umur Jumlah Prosentase
17 – 34 30 40 %
35 - 52 29 38.6 %
53 – 70 16 21,4 %
Jumlah 75 100%
Sumber : Identitas angket responden
Berdasarkan tabel V. 02 diatas 75 responden dengan usia 17- 34 tahun
berjumlah 30 orang atau 40 %, usia 35 – 52 tahun berjumlah 29 orang
atau 38,6 %, responden usia 53 – 70 tahun berjumlah 16 orang atau
21,4 %.
C. Pendidikan
Pendidikan responden yang diperoleh dari kuisioner disajikan dalam 2
data yaitu diagram dan tabel
1. Pendidikan disajikan dalam bentuk diagram
Diagram V.03
Responden Berdasarkan Pendidikan
Sumber : Identitas angket responden
Prosentase Pendidikan
SD
SMP
SMA
S1
82
Berdasarkan diagram V. 03 diatas 75 responden dengan pendidikan
SD berjumlah 10 orang atau 13,4 %, SMP berjumlah 19 orang atau
25,4 %, SMA 26 orang atau 34,6 % dan S1 berjumlah 20 orang
atau 26,6 %.
2. Pendidikan disajikan dalam bentuk tabel
Tabel V. 03
Responden Bedasarkan Pendidikan
Umur Jumlah Prosentase
SD 10 13,4%
SMP 19 25,4%
SMA 26 34,6%
S1 20 26,6%
Jumlah 75 100%
Sumber : Identitas angket responden
Berdasarkan tabel V. 03 diatas 75 responden dengan pendidikan
SD berjumlah 10 orang atau 13,4 %, SMP berjumlah 19 orang atau
25,4 %, SMA 26 orang atau 34,6 % dan S1 berjumlah 20 orang
atau 26,6 %.
V.2 Hasil Penelitian
Dalam hasil penelitian ini ada beberapa indikator yang dijadikan
sebagai alat ukur dalam Strategi KPU Kabupaten Tegal Dalam
Meningkatkan Partisipasi Pemilih di Pemilihan Umum Kepala Daerah
2018 diantaranya meliputi :
1. Peninjaua ulang faktor – faktor eksternal dan internal yang menjadi
landasan bagi strategi saat ini terdidi dari 5 pertanyaan
2. Pengukuran Kinerja yang terdiri dari 5 pertanyaan
3. Pengambilan langkah korektif yang terdiri dari 2 pertanyaan.
Dari hasil kuisioner juga diperkuat dengan beberapa pertanyaan
yang oleh informan pada saat interview atau wawancara. Indikator –
83
indikator diatas dapat dipahami sebagai aspek untuk mengukur
keberhasilan strategi KPU Kab. Tegal dalam meningkatkna partisipasi
pemilih di pemilihan umum kepala daerah 2018. Ketiga indikator tersebut
di jabarkan kedalam 12 pertanyaan dengan lima jawaban yang
berperingkat, dari jawababn yang berperingkat sanagat positif yaitu
dengan skor 5 dan peringkat yang sangat negatif yaitu skor 1. Untuk lebih
jelasnya penulis akan memaparkan indikator tersebut menggunakan tabel
satu persatu berdasarkan hasil pernyataan yang sudah diolah.
A. Peninjauan kembali faktor – faktor internal dan eksternal yang
menjadi landasan bagi strategi saat ini.
Aspek – aspek peninjauan kembali faktor – faktor internal dan
eksternal yang menjadi landasan bagi strategi saat ini, yang
dilakukan oleh KPU Kab.Tegal dalam menjalankan strategi untuk
menngkatkan partisipasi pemilih di pemilihan kepala daerah 2018
diukur dengan 5 pertanyaan antara lain yaitu :
84
Pertanyaan pertama adalah : Seluruh anggota KPU Kab. Tegal
saling berkoordinasi satu sama lain untuk mensosialisasikan
pilkada di Kab. Tegal tahun 2018. Dengan hasil jawaban sebagai
berikut.
Tabel V.04
Distribusi frekuensi prosentase “Koordinasi anggota KPU Kab.
untuk mensosialisasikan pilkada di Kab. Tegal tahun 2018”
Sumber angket penelitian “Peninjauan kembali faktor – faktor internal dan
eksternal yang menjadi landasan bagi strategi saat ini “ nomor 1 setelah
diinterpretasikan
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui dari 75 responden Peninjauan
kembali faktor – faktor internal dan eksternal yang menjadi landasan bagi strategi
saat ini dengan berkoordinasi satu sama lain untuk mensosialisasikan pilkada di
Kab. Tegal tahun 2018, responden yang menjawab sangat baik sebanyak 15 orang
atau sebanyak 20 %, responden yang menjawab baik sebanyak 34 orang atau
sebanyak 45,4 %, responden yang menjawab ragu – ragu sebanyak 15 orang atau
sebanyak 20 %, responden yang menjawab kurang baik sebanyak 7 orang atau
sebanyak 9,3 %, responden yang menjawab tidak baik sebanyak 4 orang atau
sebanyak 5,3 %. Dengan demikian berdasarkan tabel diatas dapat dikatakan dari
75 responden menyatakan bahwa KPU Kab.Tegal sudah bisa meninjau kembali
faktor – faktor internal dan eksternal yang menjadi landasan bagi strategi saat ini
yaitu dengan berkoordinasi antara satu sama lain untuk mensosialisasikan Pilkada
2018, sehingga kategori koordinasi dalam mensosialisasikan Pilkada 2018 adalah
“Baik”
No Tanggapan Jawaban Frekuensi Jawaban Skor Prosentase
1 Sangat Baik 15 75 20 %
2 Baik 34 136 45,4 %
3 Ragu-ragu 15 45 20 %
4 Kurang Baik 7 14 9,3 %
5 Tidak Baik 4 4 5,3 %
Jumlah 75 274 100 %
85
Pertanyaan kedua adalah : KPU Kab. Tegal memiliki Sumber Daya Manusia
yang profesional di bidangnya masing – masing dalam mensukseskan pilkada
2018. Dengan hasil jawaban sebagai berikut.
Tabel V. 05
Distribusi frekuensi prosentase “ Kualitas SDM KPU Kab. Tegal “
Sumber angket penelitian “Peninjauan kembali faktor – faktor internal dan
eksternal yang menjadi landasan bagi strategi saat ini “ nomor 2 setelah
diinterpretasikan
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui dari 75 responden Peninjauan
kembali faktor – faktor internal dan eksternal yang menjadi landasan bagi strategi
saat ini dengan mempertimbangkan kualitas Sumber Daya Manusia yang dimiliki
KPU Kab. Tegal dalam mensukseskan Pilkada di Kab. Tegal tahun 2018,
responden yang menjawab sangat mampu sebanyak 12 orang atau sebanyak 16 %,
responden yang menjawab mampu sebanyak 55 orang atau sebanyak 73,3%,
responden yang menjawab sedang - sedang sebanyak 3 orang atau sebanyak 4%,
responden yang menjawab kurang mampu sebanyak 4 orang atau 5,4 %, dan
responden yang menjawab tidak mampu ada 1 orang atau sebanyak 1,3%. Dengan
demikian berdasarkan tabel diatas dapat dikatakan dari 75 responden menyatakan
bahwa KPU Kab.Tegal memiliki Sumber Daya Manusia yang profesional di
bidangnya masing – masing dalam mensukseskan Pilkada 2018 di Kabupaten
Tegal. Sehingga kategori KPU Kab. Tegal memiliki Sumber Daya Manusia yang
profesional dalam mensukseskan Pilkada 2018 adalah “ Mampu “
No
Tanggapan
Jawaban Frekuensi
Jawaban
Skor Prosentase
1 Sangat Mampu 12 60 16 %
2 Mampu 55 220 73,3 %
3 Cukup Mampu 3 9 4 %
4 Kurang Mampu 4 8 5,4 %
5 Tidak Mampu 1 1 1,3 %
Jumlah 75 298 100 %
86
Pertanyaan ketiga adalah : Apakah KPU Kab. Tegal sudah
memanfaatkan teknologi informatika untuk sarana sosialisasi dengan baik.
Dengan hasil jawaban sebagai berikut :
Tabel V. 06
Distribusi frekuensi prosentase “Pemanfaatan Teknologi IT oleh KPU Kab.
Tegal“
Sumber angket penelitian “Peninjauan kembali faktor – faktor internal dan
eksternal yang menjadi landasan bagi strategi saat ini “ nomor 3 setelah
diinterpretasikan
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui dari 75 responden Peninjauan
kembali faktor – faktor internal dan eksternal yang menjadi landasan bagi strategi
saat ini dengan memanfaatkan teknologi informatika untuk sarana sosialisasi
Pilkada di Kab. Tegal tahun 2018, responden yang menjawab sangat mampu
sebanyak 11 orang atau sebanyak 14,6 %, responden yang menjawab mampu
sebanyak 45 orang atau sebanyak 60 %, responden yang menjawab ragu – ragu
sebanyak 13 orang atau sebanyak 8 %, responden yang menjawab kurang mampu
sebanyak 6 orang atau 12 %. Dengan demikian berdasarkan tabel diatas dapat
dikatakan dari 75 responden menyatakan bahwa KPU Kab.Tegal telah mampu
memanfaatkan teknologi informatika untuk sarana sosialisasi dalam
mensukseskan Pilkada 2018 di Kabupaten Tegal. Sehingga kategori KPU Kab.
Tegal memanfaatkan teknologi informatika untuk sarana sosialisasi dalam
mensukseskan Pilkada 2018 adalah “ Mampu “
No
Tanggapan
Jawaban Frekuensi
Jawaban
Skor Prosentase
1 Sangat Mampu 11 55 14,6 %
2 Mampu 45 180 60 %
3 Ragu-ragu 13 39 17,4 %
4 Kurang Mampu 6 12 8 %
5 Tidak Mampu
Jumlah 75 286 100 %
87
Pertanyaan Keempat adalah : KPU Kab. Tegal mensosialisasikan
Pilkada 2018 dengan cara yang unik dan menarik. Dengan hasil jawaban
sebagai berikut:
Tabel V. 07
Distribusi Frekuensi Prosentase “ Kreatifitas KPU Kab. Tegal dalam
mensosialisasikan Pilkada 2018”.
Sumber angket penelitian “Peninjauan kembali faktor – faktor internal dan
eksternal yang menjadi landasan bagi strategi saat ini “ nomor 4 setelah
diinterpretasikan
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui dari 75 responden Peninjauan
kembali faktor – faktor internal dan eksternal yang menjadi landasan bagi strategi
saat ini dengan melakukan sosialisasi Pilkada 2018 dengan cara yang unik dan
menarik, responden yang menjawab sangat mampu sebanyak 7 orang atau
sebanyak 9,4 %, responden yang menjawab mampu sebanyak 41 orang atau
sebanyak 54,6%, responden yang menjawab ragu – ragu sebanyak 24 orang atau
sebanyak 32%, responden yang menjawab kurang mampu sebanyak 3 orang atau
4 %. Dengan demikian berdasarkan tabel diatas dapat dikatakan bahwa dari 75
responden menyatakan bahwa KPU Kab.Tegal mampu melakukan sosialisasi
Pilkada 2018 dengan cara yang unik dan menarik untuk mensukseskan Pilkada
2018 di Kabupaten Tegal. Sehingga kategori KPU Kab. Tegal melakukan
sosialisasi Pilkada 2018 dengan cara yang unik dan menarik untuk mensukseskan
Pilkada 2018 adalah “ Mampu “
No Tanggapan Jawaban Frekuensi Jawaban Skor Prosentase
1 Sangat Mampu 7 35 9,4 %
2 Mampu 41 164 54,6 %
3 Ragu-ragu 24 72 32 %
4 Kurang Mampu 3 6 4 %
5 Tidak Mampu
Jumlah 75 277 100 %
88
Pertanyaan Kelima adalah : KPU Kab. Tegal sebagai pelaksana pilkada
tahun 2018 sudah bekerja sesuai dengan peraturan – peraturan baru terkait
pilkada serentak. Dengan hasil jawaban sebagai berikut:
Tabel V. 08
Distribusi Frekuensi Prosentase “Kesesuaian kinerja KPU Kab. Tegal dengan
peraturan – peraturan baru terkait pilkada serentak ”
Sumber angket penelitian “Peninjauan kembali faktor – faktor internal dan
eksternal yang menjadi landasan bagi strategi saat ini “ nomor 5 setelah
diinterpretasikan
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui dari 75 responden. Peninjauan
kembali faktor – faktor internal dan eksternal yang menjadi landasan bagi strategi
saat ini, KPU Kab. Tegal sebagai pelaksana pilkada tahun 2018 sudah bekerja
sesuai dengan peraturan – peraturan baru terkait pilkada serentak, responden yang
menjawab sangat sesuai sebanyak 18 orang atau sebanyak 24 %, responden yang
menjawab sesuai sebanyak 44 orang atau sebanyak 58,6%, responden yang
menjawab ragu – ragu sebanyak 10 orang atau sebanyak 13,4%, responden yang
menjawab kurang sesuai sebanyak 1 orang atau 1,4 %, responden yang menjawab
tidak sesuai sebanyak 2 orang atau sebanyak 2,6 %. Dengan demikian
berdasarkan tabel diatas dapat dikatakan bahwa dari 75 responden menyatakan
bahwa KPU Kab. Tegal sebagai pelaksana pilkada tahun 2018 sudah bekerja
sesuai dengan peraturan – peraturan baru terkait pilkada serentak untuk
mensukseskan Pilkada 2018 di Kabupaten Tegal. Sehingga kategori KPU Kab.
Tegal sebagai pelaksana pilkada tahun 2018 sudah bekerja sesuai dengan
No Tanggapan Jawaban Frekuensi Jawaban Skor Prosentase
1 Sangat Sesuai 18 90 24 %
2 Sesuai 44 176 58,6 %
3 Ragu-ragu 10 30 13,4 %
4 Kurang Sesuai 1 2 1,4 %
5 Tidak Sesuai 2 2 2,6 %
Jumlah 75 300 100 %
89
peraturan – peraturan baru terkait pilkada serentak untuk mensukseskan Pilkada
2018 adalah “ Sesuai“.
B. Pengukuran Kinerja
Aspek – aspek pengukuran kinerja, yang dilakukan oleh KPU Kab.Tegal
dalam menjalankan strategi untuk meningkatkan partisipasi pemilih di
pemilihan kepala daerah 2018 diukur dengan 5 pertanyaan antara lain
yaitu :
Pertanyaan keenam adalah : KPU Kab. Tegal sebagai pelaksana pilkada
tahun 2018 telah melakukan kampanye pengenalan calon peserta Pilkada
2018 dengan baik.
Tabel V.09
Distribusi Frekuensi Prosentase “ Pengenalan calon peserta Pilkada 2018”
Sumber angket penelitian “Pengukuran Kinerja “ nomor 6 setelah
diinterpretasikan
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui dari 75 responden.
Pengukuran Kinerja KPU Kab. Tegal sebagai pelaksana pilkada tahun 2018 telah
melakukan kampanye pengenalan calon peserta Pilkada 2018, responden yang
menjawab sangat mampu sebanyak 8 orang atau sebanyak 10,6 %, responden
yang menjawab mampu sebanyak 53 orang atau sebanyak 70,6 %, responden
yang menjawab ragu – ragu sebanyak 7 orang atau sebanyak 9,4 %, responden
yang menjawab kurang mampu sebanyak 7 orang atau sebanyak 9,4 %. Dengan
demikian berdasarkan tabel diatas dapat dikatakan dari 75 responden menyatakan
No Tanggapan Jawaban Frekuensi Jawaban Skor Prosentase
1 Sangat Mampu 8 40 10,6 %
2 Mampu 53 212 70,6 %
3 Ragu-ragu 7 21 9,4 %
4 Kurang Mampu 7 14 9,4 %
5 Tidak Mampu
Jumlah 75 287 100 %
90
bahwa KPU Kab.Tegal telah melakukan kampanye pengenalan calon peserta
Pilkada 2018 dengan baik dalam mensukseskan Pilkada 2018 di Kabupaten Tegal.
Sehingga kategori KPU Kab. Tegal sebagai pelaksana pilkada tahun 2018 telah
melakukan kampanye pengenalan calon peserta Pilkada 2018 dengan baik adalah
“ Mampu “
Pertanyaan Ketujuh adalah : KPU Kab. Tegal telah melaksanakan
sosialisasi di seluruh wilayah Kab. Tegal dengan baik
Tabel V.10
Distribusi Frekuensi Prosentase ” Pelaksanaan sosialisasi KPU Kab. Tegal di
seluruh wilayah Kab. Tegal “
Sumber angket penelitian “Pengukuran Kinerja “ nomor 7 setelah
diinterpretasikan
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui dari 75 responden. Pengukuran
Kinerja KPU Kab. Tegal telah melaksanakan sosialisasi di seluruh wilayah Kab.
Tegal, responden yang menjawab sangat baik sebanyak 3 orang atau sebanyak 4
%, responden yang menjawab baik sebanyak 27 orang atau sebanyak 36 %,
responden yang menjawab ragu – ragu sebanyak 18 orang atau sebanyak 24 %,
responden yang menjawab kurang baik sebanyak 19 orang atau sebanyak 25,4 %,
responden yang menjawab tidak baik sebanyak 8 orang atau sebanyak 10 %.
Dengan demikian berdasarkan tabel diatas dapat dikatakan dari 75 responden
menyatakan bahwa KPU Kab. Tegal telah melaksanakan sosialisasi di seluruh
wilayah Kab. Tegal dengan baik. Sehingga kategori KPU Kab. Tegal telah
No Tanggapan Jawaban Frekuensi Jawaban Skor Prosentase
1 Sangat Baik 3 15 4 %
2 Baik 27 108 36 %
3 Ragu-ragu 18 54 24 %
4 Kurang Baik 19 38 25,4 %
5 Tidak Baik 8 8 10,6 %
Jumlah 75 223 100 %
91
melaksanakan sosialisasi di seluruh wilayah Kab. Tegal dengan baik adalah “
Ragu - ragu “
Pertanyaan Kedelapan adalah : KPU Kab. Tegal memberikan
pendidikan pemilih di seluruh kalangan masyarakat di Kabupaten Tegal
dengan baik.
Tabel V.11
Distribusi Frekuensi Prosentase ” Pemberianpendidikan pemilih kepada seluruh
masyarakat di Kabupaten Tegal”
Sumber angket penelitian “Pengukuran Kinerja “ nomor 8 setelah
diinterpretasikan
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui dari 75 responden Pengukuran
Kinerja KPU Kab. Tegal yang telah melaksanakan Pendidikan Pemilih di seluruh
wilayah Kab. Tegal, responden yang menjawab sangat aktif sebanyak 10 orang
atau sebanyak 13,4 %, responden yang menjawab aktif sebanyak 30 orang atau
sebanyak 45,4%, responden yang menjawab kadang - kadang sebanyak 20 orang
atau sebanyak 26,6%, responden yang menjawab kurang aktif sebanyak 11 orang
atau 12 %, dan responden yang menjawab tidak aktif ada 4 orang atau sebanyak
2,6%. Dengan demikian berdasarkan tabel diatas dapat dikatakan dari 75
responden menyatakan bahwa KPU Kab. Tegal secara aktif melaksanakan
Pendidikan Pemilih di seluruh wilayah Kab. Tegal dengan baik. Sehingga kategori
KPU Kab. Tegal telah melaksanakan Pendidikan Pemilih di seluruh wilayah Kab.
Tegal dengan baik adalah “ Aktif “
No Tanggapan Jawaban Frekuensi Jawaban Skor Prosentase
1 Sangat Aktif 10 50 13,4 %
2 Aktif 30 120 45,4 %
3 Kadan – kadang 20 80 26,6 %
4 Kurang Aktif 11 33 12 %
5 Tidak Aktif 4 4 2,6 %
Jumlah 75 287 100 %
92
Pertanyaan Kesembilan adalah : Tahapan dalam pemilihan kepala daerah telah
dilaksanakan KPU Kab. Tegal dengan baik dan tepat waktu.
Tabel V.12
Distribusi Frekuensi Prosentase “ Ketepatan waktu penyelesaian tahapan Pilkada
2018”
Sumber angket penelitian “Pengukuran Kinerja “ nomor 9 setelah
diinterpretasikan
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui dari 75 responden Pengukuran
Kinerja yaitu dengan pelaksanaan tahapan dalam pemilihan kepala daerah telah
dilaksanakan KPU Kab. Tegal, responden yang menjawab sangat mampu
sebanyak 15 orang atau sebanyak 20 %, responden yang menjawab mampu
sebanyak 24 orang atau sebanyak 32%, responden yang menjawab ragu – ragu
sebanyak 7 orang atau sebanyak 9,4%, responden yang menjawab kurang mampu
sebanyak 3 orang atau 4 %, responden yang menjawab tidak mampu sebanyak 2
orang atau sebanyak 2,6 %. Dengan demikian berdasarkan tabel diatas dapat
dikatakan bahwa dari 75 responden menyatakan bahwa Tahapan dalam pemilihan
kepala daerah telah dilaksanakan KPU Kab. Tegal dengan baik dan tepat waktu.
Sehingga kategori Tahapan dalam pemilihan kepala daerah telah dilaksanakan
KPU Kab. Tegal dengan baik dan tepat waktu adalah “ Mampu “
No Tanggapan Jawaban Frekuensi Jawaban Skor Prosentase
1 Sangat Mampu 15 75 20 %
2 Mampu 24 192 32 %
3 Ragu-ragu 7 21 9,4 %
4 Kurang Mampu 3 6 4 %
5 Tidak Mampu 2 2 2,6 %
Jumlah 75 296 100 %
93
Pertanyaan Sepuluh adalah : KPU Kabupaten Tegal sebagai pelaksana
pilkada tahun 2018 telah mempersiapkan instrumen atau sarana prasarana
terkait pelaksanaan sosialisasi dalam pilkada dengan baik.
Tabel V.13
Distribusi Frekuensi Prosentase “ Persiapan sarana dan prasarana KPU Kabupaten
Tegal dalam sosialisasi Pilkada 2018 ”
Sumber angket penelitian “Pengukuran Kinerja “ nomor 10 setelah
diinterpretasikan
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui dari 75 responden Pengukuran
Kinerja yaitu dengan terselesaikanya tahapan dalam pemilihan kepala daerah oleh
KPU Kab. Tegal, responden yang menjawab sangat mampu sebanyak 8 orang
atau sebanyak 10,6 %, responden yang menjawab mampu sebanyak 53 orang atau
sebanyak 70,6 %, responden yang menjawab ragu – ragu sebanyak 10 orang atau
sebanyak 13,4%, responden yang menjawab kurang mampu sebanyak 3 orang
atau 4 %, responden yang menjawab tidak mampu sebanyak 1 orang atau
sebanyak 1,4 %. Dengan demikian berdasarkan tabel diatas dapat dikatakan
bahwa dari 75 responden menyatakan Tahapan dalam pemilihan kepala daerah
telah dilaksanakan KPU Kab. Tegal dengan baik dan tepat waktu. Sehingga
kategori Tahapan dalam pemilihan kepala daerah telah dilaksanakan KPU Kab.
Tegal dengan baik dan tepat waktu adalah “ Mampu “
No Tanggapan Jawaban Frekuensi Jawaban Skor Prosentase
1 Sangat Mampu 8 40 10,6 %
2 Mampu 53 212 70,6 %
3 Ragu-ragu 10 30 13,4 %
4 Kurang Mampu 3 6 4 %
5 Tidak Mampu 1 1 1,4 %
Jumlah 75 289 100 %
94
C. Pengambilan Langkah Korektif
Aspek – aspek Pengambilan Langkah Korektif, yang dilakukan
oleh KPU Kab.Tegal dalam menjalankan strategi untuk
meningkatkan partisipasi pemilih di pemilihan kepala daerah
2018 diukur dengan 2 pertanyaan antara lain yaitu
Pertanyaan Kesebelas adalah : KPU Kab. Tegal terbuka dalam menerima
masukan dan saran dari masyarakat maupun instansi terkait dalam ranah
pemilu.
Tabel V.14
Distribusi Frekuensi Prosentase Keterbukaan KPU Kab. Tegal dalam menerima
masukan dan saran
Sumber angket penelitian “Pengambilan Langkah Korektif “ nomor 11 setelah
diinterpretasikan
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui dari 75 responden.
Pengambilan Langkah Korektif yang dilakukan KPU Kab. Tega dengan terbuka
dalam menerima masukan dan saran dari masyarakat maupun instansi terkait
dalam ranah pemilu, responden yang menjawab sangat baik sebanyak 13 orang
atau sebanyak 17,4 %, responden yang menjawab baik sebanyak 40 orang atau
sebanyak 53,4 %, responden yang menjawab ragu – ragu sebanyak 17 orang atau
sebanyak 22,6%, responden yang menjawab kurang baik sebanyak 5 orang atau
6,6 %. Dengan demikian berdasarkan tabel diatas dapat dikatakan bahwa dari 75
responden menyatakan bahwa KPU Kab. Tegal terbuka dalam menerima masukan
No Tanggapan Jawaban Frekuensi Jawaban Skor Prosentase
1 Sangat Baik 13 65 17,4 %
2 Baik 40 160 53,4 %
3 Ragu-ragu 17 51 22,6 %
4 Kurang Baik 5 10 6,6 %
5 Tidak Baik
Jumlah 75 286 100 %
95
dan saran dari masyarakat maupun instansi terkait dalam ranah pemilu. Sehingga
kategori KPU Kab. Tegal terbuka dalam menerima masukan dan saran dari
masyarakat maupun instansi terkait dalam ranah pemilu adalah “ Baik “
Pertanyaan Keduabelas adalah : KPU Kab. Tegal sebagai pelaksana
pilkada tahun 2018 melakukan validitas DPT secara berkesinambungan
dalam menghadapi pemilu
Tabel V.15
Distribusi Frekuensi Prosentase “ Pembaharuan DPT secara berkesinambungan “
Sumber angket penelitian “Pengambilan Langkah Korektif “ nomor 12 setelah
diinterpretasikan
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui dari 75 responden. Pengambilan
Langkah Korektif yang dilakukan KPU Kab. Tegal dengan melakukan validitas
DPT secara berkesinambungan dalam menghadapi pemilu, responden yang
menjawab sangat setuju sebanyak 10 orang atau sebanyak 13,4 %, responden
yang menjawab setuju sebanyak 50 orang atau sebanyak 66,6 %, responden yang
menjawab ragu – ragu sebanyak 12 orang atau sebanyak 16%, responden yang
menjawab kurang setuju sebanyak 3 orang atau 4 %. Dengan demikian
berdasarkan tabel diatas dapat dikatakan bahwa dari 75 responden menyatakan
bahwa KPU Kab. Tegal sebagai pelaksana pilkada tahun 2018 melakukan
validitas DPT secara berkesinambungan dalam menghadapi pemilu. Sehingga
kategori KPU Kab. Tegal sebagai pelaksana pilkada tahun 2018 melakukan
No Tanggapan Jawaban Frekuensi Jawaban Skor Prosentase
1 Sangat setuju 10 50 13,4 %
2 Setuju 50 200 66,6 %
3 Ragu-ragu 12 36 16 %
4 Kurang setuju 3 6 4 %
5 Tidak Setuju
Jumlah 75 294 100 %
96
validitas DPT secara berkesinambungan dalam menghadapi pemilu adalah “
Setuju “
Hasil Wawancara Pendalaman Hambatan Yang di Hadapi KPU Kab.
Tegal
Dalam poin pertanyaan nomer Tujuh ditemukan hambatan meskipun KPU Kab.
Tegal sudah semaksimal mungkin dalam melakukan sosialisasi di seluruh
kalangan masyarakat tidak menutup kemungkinan masih ada daerah atau wilayah
yang belum secara langsung dikunjungi anggota KPU Kab. Tegal untuk dilakukan
sosialisasi serta tanggapan masyarakat kepada tim KPU Kab. Tegal dalam
melakukan sosialisasi masih cenderung apatis dan menganggap sosialisasi yang
dilakukan KPU Kab. Tegal adalah salah satu kampanye dari peserta Pilkada, hal
ini ditunjukan dengan hasil wawancara dengan Kasubag Teknis Pemilu dan
Humas KPU Kab. Tegal dibawah ini :
Pertanyaan yang penulis ajukan kepada informan adalah apasaja kesulitan yang
KPU Kab. Tegal hadapi dalam melakukan sosialisasi di masyarakat ?
Bapak Sumito, S.AP, MM ( Kasubag Divisi Teknis Pemilu dan Humas ) pada
tanggal 17 Juli 2019 menerangkan bahwa :
1.Tanggapan masyarakat pada saat KPU Kab. Tegal melakukan sosialisasi masih
banyak masyarakat yang salah persepsi, mereka menganggap bahwa KPU Kab.
Tegal adalah salah satu parpol yang sedang berkampanye sehingga masyarakat
mengharapkan sesuatu seperti uang, kaos dan lainnya, bukan hal yang mudah
untuk mengubah budaya yang sudah tertanam di benak masyarakat tentang money
politik,walau itu dilarang namun pada kenyataannya masih banyak masyarakat
yang mengharapkanya.
2. KPU Kab. Tegal secara teratur melakukan sosialisasi di setiap kalangan lapisan
masyarakat Kabupaten Tegal, namun ada beberapa tanggapan masyarakat kurang
antusias karena ada dari kalangan masyarakat yang sudah jenuh dengan Pemilu
merasa, dibohongi dengan pilihan mereka, akibatnya mereka acuh dan memilih
untuk menjalankan aktifitas lainnya dari pada mendengarkan himbauan –
97
himbauan yang dilakukan oleh KPU Kab. Tegal dan kemudian melibatkan diri
dalam pesta demokrasi.
3. Masih banyaknya warga Kabupaten Tegal yang merantau atau bekerja di luar
kota yang menyebabkan angka kehadiran saat pencoblosan berkurang.
V.3 Analisis Strategi KPU Kab. Tegal Dalam Meningkatkan
Partisipasi Pemilih di Pemilihan Kepada Daerah 2018.
Aspek –aspek dalam ruanglingkup strategi KPU Kab. Tegal dalam
meingkatkan partisipasi pemilih di pemilhan kepala daerah 2018, dilihat
dari Peninjaua ulang faktor – faktor eksternal dan internal yang menjadi
landasan bagi strategi saat ini, Pengukuran Kinerja, Pengambilan langkah
korektif untuk menjawab strategi yang dilakukan oleh KPU Kab. Tegal
dalam meningkatkan partisipasi pemilih di pilkada 2018. Maka penulis
menggunakan Rentang Skala untuk menggolongkan hasil yang sudah ada
sebagai berikut :
A. Rekapitulasi Jawaban Responden “ Strategi KPU Kab. Tegal dalam
meningkatkan partisipasi pemilih di Pilkada 2018”
Rekapitulasi hasil dari jawaban responden mengenai Strategi KPU
Kab. Tegal dalam meningkatkan partisipasi pemilih di Pilkada 2018.
Hasil dari perolehan data 12 jawaban item pertanyaan terhadap 75
responden , maka selanjutnya direkapitulasi untuk menguji variabel “
Strategi KPU Kab. Tegal dalam meningkatkan partisipasi Pemilih “
sebelumnya di cari nilai rata –rata rentang skala per item jawaban
dalam indikator dengan cara sebagai berikut.
Skor terendan = Bobot terendah x Jumlah sempel =
1 x 75 = 75
Skor Tertinggi = Bobot tertinggi x Jumlah sempel =
5 x 75 = 375
Untuk menentkan rentang skala maka menggunakan rumus :
98
Rentang Skala (RS) = 𝑛 (𝑚−1)
𝑚
(Sumber : Sugiyono, 2011:99)
Dimana : n = Jumlah Sampel
m = Jumlah alternative tiap jawaban item
Maka menjadi :
(RS) = 75 (5−1)
5 = 60
B. Hasil Rentang Skala
Berikut adalah hasil dari penghitungan rentang skala .
Tabel V.16
Rentang Skala
No Rentang Skala ( RS ) Kriteria
1 315 – 375 Sangat Baik
2 255 – 315 Baik
3 196 – 255 Ragu Ragu
4 135 – 195 Kurang Baik
5 75 – 135 Tidak Baik
Sumber : Rentang Skala angket responden
Dari tabel V. 16 Rentang skala dengan skor 315 – 375 memiliki kriteria Sangat
Baik, 255 – 315 kriteria Baik, 196 – 255 kriteria Ragu – Ragu, 135 – 195 kriteria
Kurang Baik, 75 – 135 kriteria Tidak Baik.
99
Tabel V. 17
Hasil rentang skala Jawaban Responden Per Item Pernyataan
Peninjaua ulang faktor – faktor eksternal dan internal yang menjadi landasan bagi
strategi saat ini
Indikator
Peninjau
an ulang
faktor –
faktor
eksternal
dan
internal
yang
menjadi
landasan
bagi
strategi
saat ini
Item Pernyataan
Hasil
Perhitugan
Rentang
Skala Kriteria
1. Seluruh anggota KPU Kab.
Tegal saling berkoordinasi
satu sama lain untuk
mensosialisasikan pilkada di
Kab. Tegal tahun 2018.
274
255 – 315
Baik
2. KPU Kab. Tegal memiliki
Sumber Daya Manusia yang
profesional di bidangnya
masing – masing dalam
mensukseskan pilkada 2018.
298
255 – 315
Baik
3. Apakah KPU Kab. Tegal
sudah memanfaatkan
teknologi informatika untuk
sarana sosialisasi dengan
baik
286
315 – 375
Baik
4. KPU Kab. Tegal
mensosialisasikan Pilkada
2018 dengan cara yang unik
dan menarik.
277
255 – 315
Baik
5. KPU Kab. Tegal sebagai
100
pelaksana pilkada tahun 2018
sudah bekerja sesuai dengan
peraturan – peraturan baru
terkait pilkada serentak.
299
255 – 315
Baik
Tabel V. 18
Hasil rentang skala Jawaban Responden Per Item Pernyataan
Pengukuran Kinerja
Indikator Item Pernyataan
Hasil
Perhitungan Rentang Skala Kriteria
Pengukuran
Kinerja
6. KPU Kab. Tegal
sebagai pelaksana pilkada
tahun 2018 telah
melakukan kampanye
pengenalan calon peserta
Pilkada 2018 dengan baik.
287 255 – 315 Baik
7. KPU Kab. Tegal telah
melaksanakan sosialisasi
di seluruh wilayah Kab.
Tegal dengan baik.
223 195 – 255 Ragu – ragu
8. KPU Kab. Tegal
memberikan pendidikan
pemilih di seluruh
kalangan masyarakat di
Kabupaten Tegal dengan
287 255 – 315 Baik
101
Tabel V. 19
Hasil rentang skala Jawaban Responden Per Item Pernyataan
Pengambilan Langkah Korektif.
baik
9. Tahapan dalam
pemilihan kepala daerah
telah dilaksanakan KPU
Kab. Tegal dengan baik
dan tepat waktu.
296 255 – 315 Baik
10. KPU Kabupaten Tegal
sebagai pelaksana pilkada
tahun 2018 telah
mempersiapkan instrumen
atau sarana prasarana
terkait pelaksanaan
sosialisasi dalam pilkada
dengan baik
289 255 – 315 Baik
Indikator Item Pernyataan
Hasil
Perhitungan Rentang Skala Kriteria
102
Dari tabel diatas dapat dilihat skor perolehan masing – masing item yaitu :
1. Seluruh anggota KPU Kab. Tegal saling berkoordinasi satu sama lain
untuk mensosialisasikan pilkada di Kab. Tegal tahun 2018 dengan
perolehan skor 274 yang berada pada rentang skala 255 – 315 dengan
kategori penilaian Baik
2. KPU Kab. Tegal memiliki Sumber Daya Manusia yang profesional di
bidangnya masing – masing dalam mensukseskan pilkada 2018. Dengan
perolehan skor 298 yang berada pada rentang skala 255 – 315 dengan
kategori penilaian Baik
3. Apakah KPU Kab. Tegal sudah memanfaatkan teknologi informatika
untuk sarana sosialisasi dengan baik. Dengan perolehan skor 286 yang
berada pada rentang skala 255 – 315 dengan kategori penilaian Baik
Pengambilan
langkah
Korektif
11. KPU Kab. Tegal
terbuka dalam
menerima masukan
dan saran dari
masyarakat maupun
instansi terkait dalam
ranah pemilu.
286 255 - 315 Baik
12. KPU Kab. Tegal
sebagai pelaksana
pilkada tahun 2018
melakukan validitas
DPT secara
berkesinambungan
dalam menghadapi
pemilu
.
294 255 - 315 Baik
103
4. KPU Kab. Tegal mensosialisasikan Pilkada 2018 dengan cara yang unik
dan menarik. Dengan perolehan skor 277 yang berada pada rentang skala
255 – 315 dengan kategori penilaian Baik
5. KPU Kab. Tegal sebagai pelaksana pilkada tahun 2018 sudah bekerja
sesuai dengan peraturan – peraturan baru terkait pilkada serentak. Dengan
perolehan skor 299 yang berada pada rentang skala 255 – 315 dengan
kategori penilaian Baik
6. KPU Kab. Tegal sebagai pelaksana pilkada tahun 2018 telah melakukan
kampanye pengenalan calon peserta Pilkada 2018 dengan baik. Dengan
perolehan skor 287 yang berada pada rentang skala 255 – 315 dengan
kategori Baik
7. KPU Kab. Tegal telah melaksanakan sosialisasi di seluruh wilayah Kab.
Tegal dengan baik. Dengan perolehan skor 223 yang berada pada rentang
skala 195 – 225 dengan kriteria penilaian Ragu – Ragu
8. KPU Kab. Tegal memberikan pendidikan pemilih di seluruh kalangan
masyarakat di Kabupaten Tegal dengan baik. Dengan perolehan skor 287
yang berada pada rentang skala 255 – 315 dengan kriteria penilaian Baik
9. Tahapan dalam pemilihan kepala daerah telah dilaksanakan KPU Kab.
Tegal dengan baik dan tepat waktu. Dengan perolehan skor 296 yang
berada pada rentang skala 255 – 315 dengan kriteria penilaian Baik
10. KPU Kabupaten Tegal sebagai pelaksana pilkada tahun 2018 telah
mempersiapkan instrumen atau sarana prasarana terkait pelaksanaan
sosialisasi dalam pilkada dengan baik. Dengan perolehan skor 289 yang
berada pada rentang skala 255 -315 dengan kriteria penilaian Baik
11. KPU Kab. Tegal terbuka dalam menerima masukan dan saran dari
masyarakat maupun instansi terkait dalam ranah pemilu. Dengan
perolehan skor 286 yang berada pada rentang skala 255 – 315 dengan
kriteria penilaian Baik
12. KPU Kab. Tegal sebagai pelaksana pilkada tahun 2018 melakukan
validitas DPT secara berkesinambungan dalam menghadapi pemilu.
104
Dengan perolehan skor 294 yang berada pada rentang skala 255 – 315
dengan kriteria penilaian Baik.
Setelah mencari nilai skor rata – rata per-item jawaban dari pernyataan masing –
masing indikator kemudian digolongkan pada rentang skala, maka direkapitulasi
keseluruhan hasil dari aspek – aspek di dalam ruang lingkup Strategi KPU Kab.
Tegal dalam meningkatkan Partisipasi Pemilih di Pemilihan Kepala Daerah 2018,
meliputi peninjauan kembali faktor eksternal dan internal yang menjadi landasan
bagi strategi saat ini, Pengukuran Kinerja dan Pengambilan Langkah Korektif
untuk menguji Variabel “ Strategi KPU Kab.Tegal “. Dengan cara mencari total
skor ∑X1 + ∑X2 + ......+ ∑X12, jadi ( ∑X ) = 266 + 298 +.....+ 294 = 3.396. Nilai
maksimum ( max ) Untuk fariabel Strategi KPU Kab. Tegal ( ∑X ) diperoleh melalui
jumlah item pernyataan dikalikan nilai tertinggi dikalikan jumlah responden sebanyak 75
responden, jadi diperoleh 12 x 5 x 75 = 4.500, sedangkan nilai minimum ( min ) untuk
variabel Strategi KPU Kab. Tegal ( ∑X ) diperoleh melalui jumlah item pernyataan
dikalikan nilai terendah dikalikan jumlah responden, jadi diperoleh 12 x 1 x 75 = 900.
Range merupakan jumlah nilai maksimum ( max ) dikurangi nilai minimum
= 4.500 – 900 = 3.600, selanjutnya dengan mengetahui range nilai dari jawaban
responden maka dapat dientukan Rentang Skala ( RS ) pengukuran yaitu range dibagi
skala pengukuran = 3600 / 5 = 720, Rentang Skala (RS ) digunakan untuk menentukan
rentang penilaian dalam kategori “ Strategi KPU Kab. Tegal “ yang ditentukan dalam
standar derajat penilaian berikut :
Tabel V.20
Rentang Skala Variabel “ Strategi KPU Kab. Tegal “
No Rentang Skala ( RS ) Kriteria
1 3780 – 4500 Sangat Baik
2 3060 – 3779 Baik
3 2340 – 3059 Ragu Ragu
4 1620 – 2339 Kurang Baik
5 900 – 1619 Tidak Baik
Sumber data primer yang telah diolah tahun 2019
105
Dari tabel diatas dapat di simpulkan rentang skala 3780 – 4500 kriteria
Sangat Baik, skala 3060 - 3779 Baik, skala 2340 – 3058 kriteria Ragu – Ragu, skala 1620
– 2339 kriteria Kurang Baik dan skala 900 – 1619 kriteria penilaian Tidak Baik.
Dari kategori penilaian sukses atau tidaknya KPU dalam melakukan
sosialisasi untuk meningkatkan partisipasi pemilih di pemilihan kepala daerah tahun 2018
dapat dilihat dari perolehan skor yang sudah ada. Total skor perolehan data terhadap
Variabel “ Strategi KPU Kab. Tegal “( ∑X ) yaitu 3.396. Dengan menggunakan rentang
skala maka dapat dilihat pengukuran Strategi dari penilaian aspek –aspek di dalam
Strategi KPU Kab. Tegal yang meliputi Peninjauan kembali faktor – faktor eksternal dan
internal yag menjadi landasan bagi strategi saat ini, pengukuran kinerja dan Pengambilan
langkah korektif maka dapat ditarik kesimpulan mengenai Variabel Strategi KPU Kab.
Tegal berada pada kategori ” Baik “ sebagai berikut :
1. Berdasarkan tabel rentang skala maka dapat diambil kesimpulan mengenai “
Strategi KPU Kab. Tegal “ diambil dari beberapa aspek – aspek perindikator di
dalam penilaian strategi mengenai Peninjauan kembali faktor eksternal dan
internal yang menjadi landasan bagi strategi saat ini dari 75 responden dengan
perolehan skor : Pertanyaan 1 skor 266 kriteria Baik, pertanyaan 2 skor 298
kriteria Baik, pertanyaan 3 skor 286 kriteria Baik, pertanyaan 4 skor 277 kriteria
Baik dan pertanyaan 5 skor 299 dengan kriteria Baik, sehingga dapat di
kategorikan ”Baik”
2. Berdasarkan tabel rentang skala maka dapat diambil kesimpulan mengenai “
Strategi KPU Kab. Tegal “ diambil dari beberapa aspek –aspek perindikator di
dalam penilaian strategi mengenai Pengukuran Kinerja dari 75 responden dengan
perolehan skor : Pertanyaan 6 skor 287 kriteria Baik, pertanyaan 7 skor 274
kriteria Baik, pertanyaan 8 skor 226 kriteria Baik, pertanyaan 9 skor 296 kriteria
Baik dan pertanyaan 10 skor 289 dengan kriteria Baik, sehingga dapat di
kategorikan ”Baik”
3. Berdasarkan tabel rentang skala maka dapat diambil kesimpulan mengenai “
Strategi KPU Kab. Tegal “ diambil dari beberapa aspek –aspek perindikator di
dalam penilaian strategi mengenai Pengambilan Langkah Korektif dari 75
responden dengan perolehan skor : Pertanyaan 11 skor 286 kriteria Baik,
pertanyaan 12 skor 294 kriteria Baik, sehingga dapat di kategorikan ”Baik”
106
V.4 Hambatan – hambatan yang ditemui dalam Pemilihan Kepala Daerah (
Pilkada ) Tahun 2018 di Kabupaten Tegal.
Untuk mengetahui hambatan –hambatan yang ditemui oleh KPU Kab. Tegal
sebagai penyelenggara Pilkada 2018 dapat dilihat melalui kuisioner dan
wawancara. Hambatan yang ditemui oleh KPU Kab. Tegal sebagai
penyelenggara Pilkada 2018 antara lain adalah :
1.Tanggapan masyarakat pada saat KPU Kab. Tegal melakukan sosialisasi
masih banyak masyarakat yang salah persepsi, mereka menganggap bahwa
KPU Kab. Tegal adalah salah satu parpol yang sedang berkampanye
sehingga masyarakat mengharapkan sesuatu seperti uang, kaos dan
lainnya, bukan hal yang mudah untuk mengubah budaya yang sudah
tertanam di benak masyarakat tentang money politik,walau itu dilarang
namun pada kenyataannya masih banyak masyarakat yang
mengharapkanya.
2. KPU Kab. Tegal secara teratur melakukan sosialisasi di setiap kalangan
lapisan masyarakat Kabupaten Tegal, namun ada beberapa tanggapan
masyarakat kurang antusias karena ada dari kalangan masyarakat yang
sudah jenuh dengan Pemilu merasa dibohongi dengan pilihan mereka,
akibatnya mereka acuh dan memilih untuk menjalankan aktifitas lainnya
dari pada mendengarkan himbauan – himbauan yang dilakukan oleh KPU
Kab. Tegal dan kemudian melibatkan diri dalam pesta demokrasi.
3. Masih banyaknya warga Kabupaten Tegal yang merantau atau bekerja
di luar kota karena sebagian besar masyarakat matapencahariannya adalah
Warteg dan Pelaut atau Nelayan yang menyebabkan angka kehadiran saat
pencoblosan berkurang.
107
V.5 Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi hambatan pada pelaksanaan
Pemilihan Kepala Daerah tahun 2018 di Kabupaten Tegal
Partisipasi pemilih dalam sebuah pemilihan sangatlah penting untuk
mensukseskan jalannya suatu pemilihan. Makin tinggi tingkat partisipasi politik
mengindikasikan bahwa rakyat mengikuti dan memahami serta melibatkan diri
dalam kegiatan kenegaraan. Sebaliknya tingkat partisipasi politik yang rendah
pada umumnya mengindikasikan bahwa rakyat kurang menaruh apresiasi atau
minat terhadap masalah atau kegiatan kenegaraan. Rendahnya tingkat partisipasi
politik rakyat direfleksikan dalam sikap golongan putih (golput) dalam pemilu.
Untuk mengatasi rendahnya tingkat partisipasi politik antara lain yaitu
memberikan pendidikan politik diseluruh kalangan masyarakat dengan lebih
maksimal lagi agar masyarakat sadar tentang pentingnya pemilu untuk
menghasilkan pemimpin yang berkualitas supaya mampu memimpin bangsa
Idonesia menjadi yang lebih baik lagi, dengan memberikan pendidikan politik
akan memperkuat ideologi masyarakat serta mampu mengubah sudut pandang
masyarakat tentang money politik yang masih diharapkan oleh beberapa kalangan
masyarakat terutama pada kalangan masyarakat dengan tingkat pendidikan yang
rendah. Kemudian disamping pemberian pendidikan politik kepada masyarakat
juga dari pihak pemerintah mampu membenahi sistem pemerintahan dengan yang
lebih baik lagi, memperlihatkan kepada masyrakat keberhasilan dalam
pembangunan serta keterbukaan dan kemudahan akses yang luas kepada
masyarakat sehingga masyarakat percaya kepada pemerintah.
Banyaknya masyarakat Kabupaten Tegal yang merantau di luar kota
juga menjadi masalah dalam partisipasi Pemilu hal ini mungkin bisa diatasi
dengan adanya kerjasama anatara KPU, Pemerintah Daerah dan Pengurus
Organisasi Warteg atau pekerja lainnya agar bisa menghimbau anggota di
dalamnya untuk bisa pulang pada saat hari pencoblosan.
108
BAB VI
PENUTUP
VI.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Strategi KPU Kabupaten
Tegal dalam meingkatkan Partisipasi Pemilih di Pemilihan Kepala Daerah Tahun
2018 di Kabupaten Tegal, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
a. Dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat dalam Pemilu
dipengaruhi oleh Faktor Internal dan Faktor Eksternal dimana faktor
internal meliputi kinerja dari KPU Kab. Tegal dalam melaksanakan
rangkaian kegiatan dalam Pilkada dan Faktor Eksternal yang meliputi
faktor – faktor diluar KPU Kab. Tegal. Melihat dari aspek – aspek Strategi
KPU Kab. Tegal dilihat dari peninjauan kembali faktor eksternal dan
internal yang menjadi landasan strategi saat ini, pengukuran kinerja serta
pengambilan langkah korektif dari 75 responden rata – rata menyatakan
Strategi KPU Kab. Tegal dalam meningkatkan partisipasi pemilih sudah
dikategorikan Baik. Kesimpulan ini didapatkan dari total skor masing –
masing pertanyaan dan tiap indikator yang kemudian di totalkan lagi
menggunakan rumus rentang skala (RS ) yang dapat dibuktikan hasil
perhitungannya pada halaman 96 dan didapatkan hasil 3.396 dengan hasil
baik dan memperlihatkan bahwa skor tersebut berada di dalam klasifikasi
“ Baik “ yang terlihat pada tabel halaman 97, namun faktor eksternal juga
turut mempengaruhi prosentasi partisipasi masyarakat dalam Pilkada 2018,
hal ini dapat digambarkan dengan adanya kendala yang merupakan faktor
eksternal dari KPU Kab. Tegal.
b. Terdapat beberapa kendala yang berkaitan dengan sosialisasi yang
dilakukan KPU Kab. Tegal sebagai pelaksana Pilkada 2018 yaitu :
1. Tanggapan masyarakat pada saat KPU Kab. Tegal melakukan
sosialisasi masih banyak masyarakat yang salah persepsi, mereka
menganggap bahwa KPU Kab. Tegal adalah salah satu parpol yang
109
sedang berkampanye sehingga masyarakat mengharapkan sesuatu
seperti uang, kaos dan lainnya, bukan hal yang mudah untuk
mengubah budaya yang sudah tertanam di benak masyarakat tentang
money politik,walau itu dilarang namun pada kenyataannya masih
banyak masyarakat yang mengharapkanya.
2. Masih rendahnya pemahaman masyarakat terhadap pendidikan politik
yang berpengaruh terhadap penguatan ideologi yang bisa mengurangi
money politik di lingkungan masyarakat.
3. Masih bnayak masyarakat Kab.Tegal yang merantau di luar kota yang
menyebabkan rentahnya angka kehadiran pada saat pencoblosan.
c. Solusi yang diperlukan KPU Kab. Tegal untuk mengatasi kendala atau
permasalaha yang ada pada Pilkada 2018 adalah :
1. Penguatan kembali koordinasi seluruh jajaran anggota KPU Kab.
Tegal dari tingkat atas sampai tingkat desa yaitu PPS dan KPPS untuk
lebih aktif dalam mensosialisasikan dan memberi pemahaman tentang
pentingnya Pemilihan Kepala daerah.
2. Dilakukannya penyuluhan pendidikan politik kepada seluruh kalangan
masyarakat supaya bisa menguatkan idiologi masyarakat serta mampu
memberi pandangan yang mengubah pola fikir dan budaya tidak baik
yang sudah ada.
3. Membutuhkan kerjasama anatara KPU, Pemerintah Daerah dan
Pengurus Organisasi Warteg atau pekerja lainnya agar menghimbau
anggota yang termasuk didalamnya bisa pulang pada saat hari
pencoblosan.
110
VI.2 Saran
Berdasarkan Kesimpulan penelitian maka peneliti memberikan rekomendasi (
saran ) sebagai berikut :
a. Untuk meningkatan partisipasi pemilih di setiap pemilu dan bukan hanya
pada pemilihan kepala daerah saja dibutuhkan kerjasama dari berbagai
pihak untuk ikut serta dalam mensukseskan Pemilu, memperbaiki kualitas
SDM dari bagian pusat hingga ke ingkat dasar seperti PPS dan KPPS akan
mempengaruhi hasil dari partisipasi masyarakat. Kemudian yang sanagat
penting adalah memberikan pendidikan dan pemahaman politik akan
membuat masyarakat sadar dan faham tentang arti pentingnya partisipasi.
Perbaikan pengetahuan masyarakat tentang pemilu agar menciptakan
pemilih yang berkualitas sehingga memberikan hasil pemimpin yang
berkualitas pula.
111
DAFTAR PUSTAKA
Ainur Rohman, Fadillah Putra dan Heri Setiono.2012.Partisipasi Warga Dalam
Pembangunan dan Demokrasi. Jakarta:Program Sekolah Demokrasi
Budiarjo, Miriam. 1981. “Partisipasi dan Partai Politik: Sebuah Bunga Rampai”.
Jakarta: PT. Gramedia.
Bryson M. John, M. Miftahudin.2007. Perencanaan Strategis.Jakarta :Pustaka
Pelajar.
David Fred R. Konsep Manajemen Strategis. 2017. Jakarta: Salemba Empat
Pradhanawati Ari.2005. Pilkada Langsung, Tradisi Baru Demokrasi Lokal.
Surakarta: Konsorsium Monitoring Dan Pemberdayaan Institusi Publik
(KOMPIP).
Moleong, Lexy. J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosda
Karya. Bandung
Rangkuti Freddy.2013. Analisis SWOT Teknis Membedah Kasus Bisnis.
Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.
Siagian P. Sondang. 2003. Manajemen Stratejik. Jakarta:PT. Bumi Aksara.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Soeharno, S.Pd.,M.Si. 2004. Diktat Kuliah Sosiologi Politik. DIKTAT
Haryono Dwi. 2018. Strategi KPU Dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih di
Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Samarinda Tahun 2015 :Jurnal
Administrative Reform, Vol 6, No 2.
112
Fitra Endi Fernanda, Holilulloh, Yunisca Nurmalisa.2016. Persepsi Pemilih
Pemula Pada Pilikada Serentak Di Desa Way Mili.
Loina Lalolo Krina Perangin-angin dan Munawaroh Zainal. 2018. Partisipasi
Pemilih Pemula Dalam Bingkai Jejaring Sosial Di Media Sosial. Tangerang
UU No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah
UU No.7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum
PKPU No.5 Tahun 2015 Tentang Sosialisasi dan Partisipasi Masyarakat Dalam
Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati,dan/atau
Walikota dan Wakil Walikota.
.
Keputusan KPU Kabupaten Tegal Nomor 14/PP.02.3-Kpt/3328/Kab/IX/2017
Tentang Pedoman Teknis Sosialisasi, Pendidikan Pemilih dan Partisipasi
Masyarakat dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Tegal Tahun 2018
Peraturan KPU Nomor 8 Tahun 2017 tentang Sosialisasi, Pendidikan Pemilih dan
Partisipasi Masyarakat dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati
dan Wakil Bupati dan/atau Walikota dan Wakil Walikota;
Farhan, Zul. 2018. “Partisipasi Pemilih di Pilbup Tegal 65 % “. 09 Juli 2018.
Radar Tegal
https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=academi+edu+jurn
al&btnG=
https://doaj.org/
113
KUESIONER STRATEGI
PILKADA DI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2018
Judul Penelitian :
STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TEGAL
DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI PEMILIH DI PEMILIHAN
UMUM KEPALA DAERAH 2018.
1. Identitas Responden
Nama :
Jenis Kelamin : L / P
Pekerjaan (Jabatan) :
Pendidikan Terakir :
Alamat :
2. Petunjuk Pengisian Kuesioner :
Dalam rangka penyusunan skripsi guna memenuhi syarat menyelesaikan
studi program S1 di Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik (FISIP) Program
Studi Ilmu Pemerintahan Universitas Pancasakti Tegal, peneliti memohon
kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kuisioner mengenai Efektivitas
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Tahun 2018 di Kabupaten Tegal.
Bapak/Ibu dapat menjawab pertanyaan kuisioner yang telah disiapkan oleh
peneliti dengan memberikan tanda silang () pada kolom yang telah
disiapkan dan memberikan jawaban dibawahnya pada pertanyaan terbuka.
Mengingat keberhasilan penelitian ini akan sangat bergantung kepada
kelengkapan jawaban, dimohon dengan sangat agar Bapak/Ibu dapat
memberikan jawaban dengan lengkap, jujur dan benar.
114
3. Pertanyaan Kuesioner
1) Strategi KPU Kab. Tegal Dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih di
Pemilihan Umum Kepala Daerah 2018
A. Peninjauan ulang faktor – faktor eksternal dan intenal yang menjadi
landasan bagi strategi saat ini.
6. Seluruh anggota KPU Kab. Tegal saling berkoordinasi satu sama
lain untuk mensosialisasikan pilkada di Kab. Tegal tahun 2018.
a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Ragu – Ragu
d. Kurang Setuju
e. Tidak Setuju
7. KPU Kab. Tegal memiliki Sumber Daya Manusia yang profesional
di bidangnya masing – masing dalam mensukseskan pilkada 2018.
a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Ragu – Ragu
d. Kurang Setuju
e. Tidak Setuju
8. Apakah KPU Kab. Tegal sudah memanfaatkan teknologi
informatika untuk sarana sosialisasi dengan baik..?
a. Sangat baik
b. Baik
c. Ragu – Ragu
d. Kurang Baik
e. Tidak Baik
9. KPU Kab. Tegal mensosialisasikan Pilkada 2018 dengan cara yang
unik dan menarik.
a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Ragu – Ragu
115
d. Kurang Setuju
e. Tidak Setuju
10. KPU Kab. Tegal sebagai pelaksana pilkada tahun 2018 sudah
bekerja sesuai dengan peraturan – peraturan baru terkait pilkada
serentak.
a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Ragu – Ragu
d. Kurang Setuju
e. Tidak Setuju
B. Pengukuran Kinerja
11. KPU Kab. Tegal sebagai pelaksana pilkada tahun 2018 telah
melakukan kampanye pengenalan calon peserta Pilkada 2018
dengan baik.
a. Sangat Baik
b. Baik
c. Ragu – Ragu
d. Kurang Baik
e. Tidak Baik
12. KPU Kab. Tegal telah melaksanakan sosialisasi di seluruh wilayah
Kab. Tegal dengan baik.
a. Sangat Baik
b. Baik
c. Ragu – Ragu
d. Kurang Baik
e. Tidak Baik
13. KPU Kab. Tegal memberikan pendidikan pemilih di seluruh
kalangan masyarakat di Kabupaten Tegal dengan baik
a. Sangat Baik
b. Baik
c. Ragu – Ragu
116
d. Kurang Baik
e. Tidak Baik
14. Tahapan dalam pemilihan kepala daerah telah dilaksanakan KPU
Kab. Tegal dengan baik dan tepat waktu.
a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Ragu – ragu
d. Kurang Setuju
e. Tidak Setuju
15. KPU Kabupaten Tegal sebagai pelaksana pilkada tahun 2018 telah
mempersiapkan instrumen atau sarana prasarana terkait
pelaksanaan sosialisasi dalam pilkada dengan baik
a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Ragu – Ragu
d. Kurang Setuju
e. Tidak Setuju
C. Pengambilan Langkah Korektif
16. KPU Kab. Tegal terbuka dalam menerima masukan dan saran dari
masyarakat maupun instansi terkait dalam ranah pemilu.
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Ragu – Ragu
d. Kurang Setuju
e. Tidak Setuju
17. KPU Kab. Tegal sebagai pelaksana pilkada tahun 2018 melakukan
validitas DPT secara berkesinambungan dalam menghadapi pemilu
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Ragu – Ragu
d. Kurang Setuju
e. Tidak Setuju
117
2) Solusi terkait pilkada 2018 di Kabupaten Tegal
1. Menurut anda apa saja solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi
hambatan yang di temui tersebut?
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.............................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
....................................