KPU DKI Mengklaim Jumlah Surat Suara Mencukupigelora45.com/news/SP_20170216_03.pdf · terjadi di...

1
3 Suara Pembaruan Kamis, 16 Februari 2017 Utama [JAKARTA] Tim pemenang- an pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot) meng- aku menerima banyak laporan banyaknya warga yang tidak bisa menggunakan hak pilihnya. Berdasarkan kesaksian warga, di TPS sebetulnya masih ada sisa surat suara, namun petugas tidak membolehkan warga untuk menggunakan haknya. Hal tersebut disampaikan Sekretaris Tim Pemenangan Basuki-Djarot, Ace Hasan Syadzily di Rumah Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (15/2). Ia mengatakan, adanya hal tersebut, yakni menghalangi seseorang menggunakan hak pilihnya dapat dikategorikan pelanggaran berat. “Kami sudah minta kum- pulkan data secara otentik untuk kami tindak lanjuti dan telusuri,” ujar Ace. Ia mengatakan, pihaknya antara lain menerima laporan tersebut dari sekelompok ibu-i- bu yang datang ke Rumah Lembang. Mereka membawa formulir C6, tetapi di TPS-nya, mereka tidak bisa menggunakan hak suaranya. Ia mencontohkan di salah satu TPS di Pantai Mutiara, pihaknya menemukan ada banyak calon pemilih yang tertahan di TPS. Padahal, mere- ka telah mempunyai e-KTP sebagai syarat untuk terdaftar dalam daftar pemilih. Seorang warga Cijantung, Jakarta Timur, Andini, menu- turkan, dirinya tidak terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pilgub DKI Jakarta 2017. Sehari sebelum pemungutan suara, Andini mendapati nama- nya dan suaminya tidak terdaf- tar di DPT sehingga tidak mendapat undangan. “Padahal KTP saya Jakarta. Tinggal di Jakarta sudah sejak lahir. Baru kali ini saya dan suami tidak terdaftar,” ujarnya. Pada Rabu (15/2), dia mendatangi TPS 16 yang ber- lokasi di RT 12, RW 03, Kelurahan Cijantung, Kecamatan Pasar Rebo, dengan berbekal KTP. Namun, dia tidak bisa menyalurkan hak pilihnya. Tidak hanya Andini dan sang suami, ada banyak warga yang berna- sib sama karena tidak terdaftar di DPT. “Saya ke TPS jam 12.00 sesuai ketentuan. Banyak seka- li orang yg tidak terdaftar. Katanya ada jatah (surat suara) 2,5% dari total DPT di RT yang sebanyak 606 orang. Lalu bagaimana kami yang tidak terdaftar? Disuruh ke TPS lain yang masih satu RW. Tapi kami malas karena takut hal serupa terjadi lagi. Apalagi antrenya panjang sekali,” ujar ibu dua anak ini. Andini mengaku kecewa karena tak bisa mencoblos. Padahal dia sangat ingin ber- partisipasi dalam Pilgub kali ini. “Herannya, masih ada surat suara tersisa, tapi kami dilarang untuk mendapatkan hak kami,” kata Andini. Dirinya hanya bisa berharap agar hak suaranya dan suaminya tidak disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tak bertang- gung jawab. “Salam empat jari sajalah. Semoga siapa pun yang terpilih dapat menjadikan Jakarta lebih baik,” harapnya. Kasus yang sama juga terjadi di Rumah Susun Sewa Sederhana (Rusunawa) Marunda. Sejumlah warga yang tidak bisa menggunakan hak pilihnya, melayangkan protes kepada petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di TPS 30 Rusunawa Marunda. Menanggapi peristiwa ter- sebut, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Jakarta Utara, Abdul Muin beralasan peristiwa tersebut sebetulnya dapat dicegah asalkan masya- rakat memiliki kepedulian ter- hadap hak konstitusinya sejak awal. “Kami sudah melakukan sosialisasi sejak jauh-jauh hari agar warga secara aktif meme- riksa apakah dirinya sudah terdaftar dalam DPT atau belum, dan sesegera mungkin mengu- rus KTP elektronik. Namun, selalu seperti biasa warga baru peduli dan protes saat hari pemilihan,” ujarnya, Kamis (16/2) pagi. Untuk kasus di Rusunawa Marunda, Abdul Muin menje- laskan, yang dipermasalahkan warga bukannya kertas suara yang habis di TPS 30 sehingga membeludak ke TPS 28 yang masih berada di satu lingkung- an Rusunawa. “Di Rusun Marunda bukan kertas suaranya yang kurang. Yang kurang itu adalah form DPTb (Daftar Pemilih Tambahan), di mana form itu merupakan pernyataan pemilih pengguna KTP biasa, sehingga harus di fotokopi terlebih dahu- lu oleh petugas KPPS,” kata Muin. Namun, karena waktu pencoblosan menipis dan men- dekati pukul 13.00 WIB, TPS 30 akhirnya mengalihkan ke TPS 28, sehingga sempat ter- jadi kericuhan sesaat karena antrean menjadi panjang. “Ini biasanya disebabkan karena banyak pemilih peng- guna KTP biasa atau Suket (surat keterangan), sehingga keku- rangan form yang wajib diisi. Kertas suara sebenarnya cukup di semua TPS yang ada di Rusunawa Marunda,” lanjutnya. Jumlah Mencukupi Menanggapi hal tersebut, Ketua KPU DKI Jakarta Sumarno memastikan jumlah kertas suara pada hari pemu- ngutan suara bisa mengakomo- dasi jumlah pemilih. Diungkapkan, jumlah surat suara yang dicetak yakni 7.292.619 lembar. Jumlah tersebut meru- pakan akumulasi dari jumlah warga yang masuk DPT, yakni 7.108.589 pemilih, ditambah 2,5% surat suara tambahan dari jumlah DPT per TPS, serta 2.000 surat suara untuk mengantisi- pasi terjadinya pemungutan suara ulang. Sumarno mengaku belum menerima pengaduan adanya TPS yang kekurangan atau kehabisan surat suara, sehingga menolak warga yang hendak menggunakan hak suaranya. Terkait adanya, ada keluh- an pemilih yang tidak bisa menggunakan haknya untuk memilih karena tidak ada kertas suara, Sumarno mengatakan, seharusnya Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) mengarahkan pemilih untuk menggunakan hak suaranya di TPS lain apa- bila surat suara di TPS pemilih yang bersangkutan terdaftar habis atau kurang. Untuk mengantisipasi ter- ulangnya kasus tersebut, Komisioner KPU Provinsi DKI Jakarta Betty Epsilon Idroos mengungkapkan, pihaknya akan menggunakan DPT saat ini yang kemudian akan diakumulasikan dengan DPT Baru (DPTB) yang didata di TPS saat pemungutan suara. Hal ini akan digunakan sebagai basis data jumlah pemi- lih jika pilgub harus dilakukan dua putaran, di mana pemu- ngutan suara akan dilakukan pada 19 April 2017. Dengan demikian, lanjutnya, DPT pada putaran kedua nanti adalah DPT yang ada saat ini ditambah dengan DPT Baru atau DPTB. DPTB didapatkan saat di TPS, di mana warga yang tak terdaftar di DPT kemudian mengisi DPTb. Dia menambahkan, meng- hadapi putaran kedua, KPU DKI Jakarta juga tetap akan menggelar penajaman visi misi dalam kampanye selama dela- pan hari. KPU juga tetap akan mengadakan debat kandidat bagi pasangan calon yang lolos ke putaran kedua. Perihal cuti bagi pasangan petahana, KPU belum bisa memutuskan hal tersebut kare- na KPU masih menunggu proses rekapitulasi penghitung- an suara selesai. “Kalau sudah rampung semua baru akan ada aturan perihal cuti bagi gubernur petahana,” tutur Betty. Sementara itu, terkait rekap- itulasi suara, Sumarno meng- ungkapkan, sejak pemungutan suara ditutup pada Rabu (15/2) pukul 13.00 WIB, pihaknya langsung merekapitulasi dengan cara memindai formulir C1. Setelah dipindai, formulir C1 itu akan diunggah ke Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng). Setelah data hasil pemungutan suara diunggah petugas operator, masyarakat bisa mengetahui hasilnya mela- lui situs https://pilkada2017. kpu.go.id/hasil/t1/dki_jakarta. [RIA/VEN/D-14/C-7] Banyak Pemilih Ahok Tak Bisa Gunakan Hak Suara KPU DKI Mengklaim Jumlah Surat Suara Mencukupi [JAKARTA] Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta diminta memperbaiki daftar pemilih tetap (DPT) untuk pelaksa- naan Pilkada berikutnya. Hal ini lantaran berdasar pemantauan Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Jakarta, DPT menjadi persoalan utama yang muncul dalam pelaksanaan pemungutan suara, Rabu (15/2). Ketua KIPP Jakarta, Rindang Adrai mengungkapkan, dari pantauan di lapang- an, pihaknya menemukan persoalan terka- it lonjakan Pemilih Tambahan. Akibatnya KPPS (Kelompok Penyelenggaraan Pemungutan Suara) kekurangan form untuk DPTb (Daftar Pemilih Tambahan). “Selain itu kami juga menemukan adanya ketidakjelasan informasi dari KPPS kepada pemilih bila terjadi kekurangan surat suara di TPS,” kata Rindang, Rabu (15/2) malam. Dikatakan, KIPP juga menemukan masih adanya Alat Peraga Kampanye (APK) yang ditemukan di sekitar TPS. Padahal, dalam aturannya, radius 50 meter di sekitar TPS harus steril dari APK. Terdapat juga indikasi Petugas KPPS yang telah menjabat lebih dari dua periode. “Kami juga menemukan jumlah surat suara yang diterima KPPS, tidak sesuai dengan jumlah dalam berita acara penye- rahan surat suara,” ungkapnya. KIPP juga menemukan warga DKI Jakarta yang tidak memiliki e-KTP. Proses perekrutan oleh PPS juga kami temukan tidak cermat dan teliti, sehingga pemaham- an KPPS di lapangan yang satu dengan lainnya berbeda. “Terdapat sekitar 60 warga eks-gusur- an Bukit Duri di Rusun Rawa Bebek, Jakarta Timur, yang melakukan pencob- losan tanpa melampirkan A5. Hal ini menandakan tidak taat prosedur. Kami juga masih menemukan kurangnya pemahaman KPPS, sehingga pemilih yang terdaftar di DPT dan tidak membawa form A6 (undang- an) diminta untuk mencoblos pada jam 12.00 -13.00 WIB,” paparnya. Atas berbagai temuan ini, Rindang menyatakan, pihaknya merekomendasikan sejumlah hal agar pelaksanaan Pilgub DKI lebih baik lagi. KIPP Jakarta, kata Rindang, meminta kepada KPU DKI agar memper- barui data DPT. “Kami juga meminta Bawaslu Provinsi DKI Jakarta agar lebih tegas dalam mela- kukan pengawasan serta menindaklanjuti laporan dari masyarakat,” katanya. Meski menemukan sejumlah persoalan KIPP Jakarta menilai pelaksanaan pemu- ngutan suara Pilkada DKI secara keselu- ruhan berlangsung lancar, aman dan damai. Hal ini, kata Rindang menandakan kede- wasaaan pemilih di DKI Jakarta. [F-5] Jadi Persoalan, KPU DKI Harus Perbaiki DPT ANTARA/WIDODO S JUSUF Petugas KPPS melakukan penghitungan perolehan suara Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Tahun 2017 dengan dihadiri sejumlah saksi dan panwaslu di TPS 10 Kelurahan Kebon Manggis, Jakarta, Rabu (15/2). Pilkada DKI Jakarta diikuti tiga pasang calon gubernur dan wakil gubernur yakni nomor urut 1 Agus Yudhoyono dan Sylviana Murni, nomor urut 2 Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Syaiful Hidayat dan nomor urut 3 Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.

Transcript of KPU DKI Mengklaim Jumlah Surat Suara Mencukupigelora45.com/news/SP_20170216_03.pdf · terjadi di...

3Sua ra Pem ba ru an Kamis, 16 Februari 2017 Utama

[JAKARTA] Tim pemenang-an pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot) meng-aku menerima banyak laporan banyaknya warga yang tidak bisa menggunakan hak pilihnya. Berdasarkan kesaksian warga, di TPS sebetulnya masih ada sisa surat suara, namun petugas tidak membolehkan warga untuk menggunakan haknya.

Hal tersebut disampaikan Sekretaris Tim Pemenangan Basuki-Djarot, Ace Hasan Syadzily di Rumah Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (15/2). Ia mengatakan, adanya hal tersebut, yakni menghalangi seseorang menggunakan hak pilihnya dapat dikategorikan pelanggaran berat.

“Kami sudah minta kum-pulkan data secara otentik untuk kami tindak lanjuti dan telusuri,” ujar Ace.

Ia mengatakan, pihaknya antara lain menerima laporan tersebut dari sekelompok ibu-i-bu yang datang ke Rumah Lembang. Mereka membawa formulir C6, tetapi di TPS-nya, mereka tidak bisa menggunakan hak suaranya.

Ia mencontohkan di salah satu TPS di Pantai Mutiara, pihaknya menemukan ada banyak calon pemilih yang tertahan di TPS. Padahal, mere-ka telah mempunyai e-KTP sebagai syarat untuk terdaftar dalam daftar pemilih.

Seorang warga Cijantung,

Jakarta Timur, Andini, menu-turkan, dirinya tidak terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pilgub DKI Jakarta 2017. Sehari sebelum pemungutan suara, Andini mendapati nama-nya dan suaminya tidak terdaf-tar di DPT sehingga tidak mendapat undangan.

“Padahal KTP saya Jakarta. Tinggal di Jakarta sudah sejak lahir. Baru kali ini saya dan suami tidak terdaftar,” ujarnya.

Pada Rabu (15/2), dia mendatangi TPS 16 yang ber-lokasi di RT 12, RW 03, Kelurahan Cijantung, Kecamatan Pasar Rebo, dengan berbekal KTP. Namun, dia tidak bisa menyalurkan hak pilihnya. Tidak hanya Andini dan sang suami, ada banyak warga yang berna-sib sama karena tidak terdaftar di DPT.

“Saya ke TPS jam 12.00 sesuai ketentuan. Banyak seka-li orang yg tidak terdaftar. Katanya ada jatah (surat suara) 2,5% dari total DPT di RT yang sebanyak 606 orang. Lalu bagaimana kami yang tidak terdaftar? Disuruh ke TPS lain yang masih satu RW. Tapi kami malas karena takut hal serupa terjadi lagi. Apalagi antrenya panjang sekali,” ujar ibu dua anak ini.

Andini mengaku kecewa karena tak bisa mencoblos. Padahal dia sangat ingin ber-partisipasi dalam Pilgub kali ini. “Herannya, masih ada surat suara tersisa, tapi kami dilarang

untuk mendapatkan hak kami,” kata Andini.

Dirinya hanya bisa berharap agar hak suaranya dan suaminya tidak disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tak bertang-gung jawab. “Salam empat jari sajalah. Semoga siapa pun yang terpilih dapat menjadikan Jakarta lebih baik,” harapnya.

Kasus yang sama juga terjadi di Rumah Susun Sewa

Sederhana (Rusunawa) Marunda. Sejumlah warga yang tidak bisa menggunakan hak pilihnya, melayangkan protes kepada petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di TPS 30 Rusunawa Marunda.

Menanggapi peristiwa ter-sebut, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Jakarta Utara, Abdul Muin beralasan peristiwa tersebut sebetulnya dapat dicegah asalkan masya-rakat memiliki kepedulian ter-hadap hak konstitusinya sejak awal. “Kami sudah melakukan sosialisasi sejak jauh-jauh hari agar warga secara aktif meme-riksa apakah dirinya sudah terdaftar dalam DPT atau belum, dan sesegera mungkin mengu-rus KTP elektronik. Namun, selalu seperti biasa warga baru peduli dan protes saat hari pemilihan,” ujarnya, Kamis (16/2) pagi.

Untuk kasus di Rusunawa Marunda, Abdul Muin menje-laskan, yang dipermasalahkan warga bukannya kertas suara yang habis di TPS 30 sehingga membeludak ke TPS 28 yang masih berada di satu lingkung-an Rusunawa.

“Di Rusun Marunda bukan kertas suaranya yang kurang. Yang kurang itu adalah form DPTb (Daftar Pemilih Tambahan), di mana form itu merupakan pernyataan pemilih pengguna KTP biasa, sehingga harus di fotokopi terlebih dahu-lu oleh petugas KPPS,” kata Muin.

Namun, karena waktu pencoblosan menipis dan men-dekati pukul 13.00 WIB, TPS 30 akhirnya mengalihkan ke TPS 28, sehingga sempat ter-jadi kericuhan sesaat karena antrean menjadi panjang.

“Ini biasanya disebabkan karena banyak pemilih peng-guna KTP biasa atau Suket (surat keterangan), sehingga keku-rangan form yang wajib diisi. Kertas suara sebenarnya cukup di semua TPS yang ada di Rusunawa Marunda,” lanjutnya.

Jumlah MencukupiMenanggapi hal tersebut,

Ketua KPU DKI Jakarta Sumarno memastikan jumlah kertas suara pada hari pemu-ngutan suara bisa mengakomo-das i jumlah pemi l ih . Diungkapkan, jumlah surat suara yang dicetak yakni 7.292.619 lembar. Jumlah tersebut meru-pakan akumulasi dari jumlah warga yang masuk DPT, yakni 7.108.589 pemilih, ditambah 2,5% surat suara tambahan dari jumlah DPT per TPS, serta 2.000 surat suara untuk mengantisi-pasi terjadinya pemungutan suara ulang.

Sumarno mengaku belum menerima pengaduan adanya TPS yang kekurangan atau kehabisan surat suara, sehingga menolak warga yang hendak menggunakan hak suaranya.

Terkait adanya, ada keluh-an pemilih yang tidak bisa menggunakan haknya untuk memilih karena tidak ada kertas suara, Sumarno mengatakan, seharusnya Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) mengarahkan pemilih untuk menggunakan hak suaranya di TPS lain apa-bila surat suara di TPS pemilih yang bersangkutan terdaftar habis atau kurang.

Untuk mengantisipasi ter-ulangnya kasus tersebut, Komisioner KPU Provinsi DKI Jakarta Betty Epsilon Idroos mengungkapkan, pihaknya akan menggunakan DPT saat ini yang

kemudian akan diakumulasikan dengan DPT Baru (DPTB) yang didata di TPS saat pemungutan suara. Hal ini akan digunakan sebagai basis data jumlah pemi-lih jika pilgub harus dilakukan dua putaran, di mana pemu-ngutan suara akan dilakukan pada 19 April 2017.

Dengan demikian, lanjutnya, DPT pada putaran kedua nanti adalah DPT yang ada saat ini ditambah dengan DPT Baru atau DPTB. DPTB didapatkan saat di TPS, di mana warga yang tak terdaftar di DPT kemudian mengisi DPTb.

Dia menambahkan, meng-hadapi putaran kedua, KPU DKI Jakarta juga tetap akan menggelar penajaman visi misi dalam kampanye selama dela-pan hari. KPU juga tetap akan mengadakan debat kandidat bagi pasangan calon yang lolos ke putaran kedua.

Perihal cuti bagi pasangan petahana, KPU belum bisa memutuskan hal tersebut kare-na KPU masih menunggu proses rekapitulasi penghitung-an suara selesai. “Kalau sudah rampung semua baru akan ada aturan perihal cuti bagi gubernur petahana,” tutur Betty.

Sementara itu, terkait rekap-itulasi suara, Sumarno meng-ungkapkan, sejak pemungutan suara ditutup pada Rabu (15/2) pukul 13.00 WIB, pihaknya langsung merekapitulasi dengan cara memindai formulir C1.

Setelah dipindai, formulir C1 itu akan diunggah ke Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng). Setelah data hasil pemungutan suara diunggah petugas operator, masyarakat bisa mengetahui hasilnya mela-lui situs https://pilkada2017.kpu.go.id/hasil/t1/dki_jakarta. [RIA/VEN/D-14/C-7]

Banyak Pemilih Ahok Tak Bisa Gunakan Hak SuaraKPU DKI Mengklaim Jumlah Surat Suara Mencukupi

[JAKARTA] Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta diminta memperbaiki daftar pemilih tetap (DPT) untuk pelaksa-naan Pilkada berikutnya. Hal ini lantaran berdasar pemantauan Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Jakarta, DPT menjadi persoalan utama yang muncul dalam pelaksanaan pemungutan suara, Rabu (15/2).

Ketua KIPP Jakarta, Rindang Adrai mengungkapkan, dari pantauan di lapang-an, pihaknya menemukan persoalan terka-it lonjakan Pemilih Tambahan. Akibatnya KPPS (Kelompok Penyelenggaraan Pemungutan Suara) kekurangan form untuk DPTb (Daftar Pemilih Tambahan).

“Selain itu kami juga menemukan adanya ketidakjelasan informasi dari KPPS kepada pemilih bila terjadi kekurangan surat suara di TPS,” kata Rindang, Rabu (15/2) malam.

Dikatakan, KIPP juga menemukan masih adanya Alat Peraga Kampanye (APK) yang ditemukan di sekitar TPS. Padahal, dalam aturannya, radius 50 meter di sekitar TPS harus steril dari APK. Terdapat juga indikasi Petugas KPPS yang telah menjabat lebih dari dua periode.

“Kami juga menemukan jumlah surat suara yang diterima KPPS, tidak sesuai dengan jumlah dalam berita acara penye-rahan surat suara,” ungkapnya.

KIPP juga menemukan warga DKI Jakarta yang tidak memiliki e-KTP. Proses perekrutan oleh PPS juga kami temukan tidak cermat dan teliti, sehingga pemaham-an KPPS di lapangan yang satu dengan lainnya berbeda.

“Terdapat sekitar 60 warga eks-gusur-an Bukit Duri di Rusun Rawa Bebek, Jakarta Timur, yang melakukan pencob-losan tanpa melampirkan A5. Hal ini menandakan tidak taat prosedur. Kami juga masih menemukan kurangnya pemahaman KPPS, sehingga pemilih yang terdaftar di DPT dan tidak membawa form A6 (undang-an) diminta untuk mencoblos pada jam 12.00 -13.00 WIB,” paparnya.

Atas berbagai temuan ini, Rindang menyatakan, pihaknya merekomendasikan sejumlah hal agar pelaksanaan Pilgub DKI lebih baik lagi. KIPP Jakarta, kata Rindang, meminta kepada KPU DKI agar memper-barui data DPT.

“Kami juga meminta Bawaslu Provinsi DKI Jakarta agar lebih tegas dalam mela-kukan pengawasan serta menindaklanjuti laporan dari masyarakat,” katanya. Meski menemukan sejumlah persoalan KIPP Jakarta menilai pelaksanaan pemu-ngutan suara Pilkada DKI secara keselu-ruhan berlangsung lancar, aman dan damai. Hal ini, kata Rindang menandakan kede-wasaaan pemilih di DKI Jakarta. [F-5]

Jadi Persoalan, KPU DKI Harus Perbaiki DPT

ANTARA/Widodo S JuSuf

Petugas KPPS melakukan penghitungan perolehan suara Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur dKi Jakarta Tahun 2017 dengan dihadiri sejumlah saksi dan panwaslu di TPS 10 Kelurahan Kebon Manggis, Jakarta, Rabu (15/2). Pilkada dKi Jakarta diikuti tiga pasang calon gubernur dan wakil gubernur yakni nomor urut 1 Agus Yudhoyono dan Sylviana Murni, nomor urut 2 Basuki Tjahaja Purnama dan djarot Syaiful Hidayat dan nomor urut 3 Anies Baswedan dan Sandiaga uno.