KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ±...

84
KPHP MODEL TANAH LAUT RENCANA PENGELOLAAN JANGKA PANJANG KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI MODEL TANAH LAUT (UNIT VII) TAHUN 2014 - 2023 KABUPATEN TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN (UNIT VII KALIMANTAN SELATAN) Pelaihari - Oktober 2014

Transcript of KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ±...

Page 1: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

KPHP MODEL TANAH LAUT

RENCANA PENGELOLAAN JANGKA PANJANG

KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI MODEL TANAH LAUT (UNIT VII)

TAHUN 2014 - 2023

KABUPATEN TANAH LAUT

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

(UNIT VII KALIMANTAN SELATAN)

Pelaihari - Oktober 2014

Page 2: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

PEMERINTAH KABUPATEN TANAH LAUT

DINAS KEHUTANAN UPT KPHP MODEL TANAH LAUT

Jl. A. Syairani No. 36 Telp / Fax. (0512) 21256 PELAIHARI – 70814

Email : [email protected]

RENCANA PENGELOLAAN JANGKA PANJANG

KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI

MODEL TANAH LAUT (UNIT VII)

TAHUN 2014 – 2023

KABUPATEN TANAH LAUT

PROPINSI KALIMANTAN SELATAN

PELAIHARI, OKTOBER 2014

Page 3: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

ii

LEMBAR PENGESAHAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG

KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI

MODEL TANAH LAUT TAHUN 2014 – 2023

KABUPATEN TANAH LAUT

PROPINSI KALIMANTAN SELATAN

Disusun Oleh :

Heru Wibowo, SP

NIP. 19730723 199903 1 008

Diketahui Oleh :

Kepala Dinas Kehutanan

Propinsi Kalimantan Selatan

Ir. H. Rachmadi Kurdi, MSi

NIP. 19580114 198403 1 007

Kepala Dinas Kehutanan

Kabupaten Tanah Laut

Ir. H. Akhmad Hairin, MP

NIP. 19680129 199303 1 007

Disahkan di : Jakarta

Pada Tanggal :

a.n. Menteri Kehutanan Republik Indonesia

Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Kehutanan Regional III

Dr. Ir. I. Nyoman Yuliarsana, M.Agr.Sc

NIP. 19560721 198203 1 002

Page 4: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

iii

PETA PENETAPAN WILAYAH

KPHP MODEL TANAH LAUT

Page 5: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

iv

RINGKASAN EKSEKUTIF

Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Model Tanah Laut

merupakan KPH Unit VII Propinsi Kalimantan Selatan (Keputusan Menteri

Kehutanan Nomor SK.78/Menhut-II/2010 tanggal 10 Pebruari 2010) yang

berada di Kabupaten Tanah Laut. Secara geografis Kabupaten Tanah Laut

terletak antara 03o 30’ – 04o 11’ Lintang Selatan (LS) dan 114o 30’ – 115o

23’ Bujur Timur (BT) dengan batas sebelah Utara Kabupaten Banjar,

sebelah Barat dan sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah

Timur berbatasan dengan Kabupaten Tanah Bumbu.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor :

SK.440/Menhut-II/2012 tanggal 09 Agustus 2012, Wilayah KPHP Model

Tanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ±

15.862 hektar, Hutan Produksi Terbatas (HPT) ± 5.289 hektar dan

Hutan Produksi Tetap (HP) seluas ± 71.490 hektar.

Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPH-JP)

merupakan salah satu yang harus dipersiapkan organisasi KPH sesuai

amanat PP No. 6 tahun 2007 jo. PP No. 3 tahun 2008, Permenhut No.

P.6/Menhut-II/2010 dan Permendagri No.61 Tahun 2010.

RPH-JP merupakan rencana induk pengelolaan hutan untuk

periode 2015 – 2024, dengan tujuan; (1). menetapkan visi dan misi, (2).

menetapkan proyeksi rencana pengembangan, dan (3). menyusun

rencana kegiatan strategis yang terukur dengan tata waktu sesuai skala

prioritas untuk mewujudkan pengelolaan hutan secara efisien dan lestari

berlandaskan sinergitas basis ekologi, ekonomi dan sosial.

Kondisi biofisik di KPHP Model Tanah Laut meliputi : (1). DAS, terdiri

dari 8 (delapan) DAS yang berpengaruh terhadap kondisi tata air di

Page 6: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

v

Kabupaten Tanah Laut. (2). Iklim tipe iklim C dengan curah antara 2.000 –

2.500 mm/tahun dan suhu berkisar antara 20 º C - 35º C sehingga

Kabupaten Tanah Laut pada umumnya tidak tidak mengalami kekurangan

air; (3). Geologi, dataran wilayah Kabupaten Tanah Laut terbentuk dari

beberapa bahan batuan induk dan batuan beku seperti bahan aluvial,

organik aluvial, endapan dan endapan metamorft (4). Jenis Tanah

didominasi latosol (29,17 %), podsolik (32,98 %), alluvial (32,26 %) dan

organosol (5,59 %) mempunyai tingkat kesuburan tanah rendah, sedang

sampai baik, termasuk tanah peka erosi; (5). Kelerengan bervariatif dari

klasifikasi landai sampai sangat curam; dan (6). Ketinggian tempat

kawasan hutan bervariasi mengingat lokasi yang bergunung dari

ketinggian 25-800 M dpl, bergelombang, landai, berbukit, sampai terjal

bergunung.

Potensi yang terdapat pada wilayah KPH : (1). Potensi Kayu pada hutan

produksi massa tegakan untuk semua jenis pohon pada seluruh sample

adalah 633,971 m3 dengan nilai volume rata-rata 70,441 m3/ha; (2).

Potensi Non Kayu diantaranya rotan, getah karet, madu dan potensi

lainnya. Untuk poensi non kayu sementara ini belum ada data detail,

sehingga perlu dilakukan inventarisasi; (3). Flora, terdapat berbagai jenis

anggrek dendrobium serta anggrek hutan lainnya akan tetapi belum

pernah dilakukan inventarisasi; (4). Fauna di kawasan masih cukup

banyak dan bervariasi jenisnya, seperti kijang, rusa, kancil, babi hutan,

kucing hutan, monyet dan sebagainya. Potensi ini juga perlu dilakukan

inventarisasi karena data detail kondisi terkini keberadaannya belum

terinventarisir; (5) Potensi Landscape/bentang alam. Kondisi alam yang

berbukit dan bergunung merupakan potensi wisata alam dengan

panorama pemandangan alam dan air terjunnya.

Page 7: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

vi

Permasalahan yang dihadapi : (1). Aspek Ekologi; belum dilaksanakan tata

hutan, rendahnya potensi dan kualitas hutan dengan luas kawasan kritis

38.924,03 ha (1/3 luas wilayah KPH); (2). Sosial Ekonomi; sebagian besar

mata pencaharian masyarakat dalam bidang pertanian/perkebunan dan

perdagangan maka desakan terhadap kawasan cukup besar karena

ketersediaan lahan yang minim maka aktivitas masyarakat makin

mengarah ke dalam kawasan hutan; (3). Sosial Budaya; lunturnya nilai-

nilai kearifan lokal, merebaknya budaya jual beli (ganti rugi) garapan

hutan, lemahnya penegakan hukum, rendahnya pengetahuan dan

keterampilan, belum dilibatkannya peran para tokok agama/Tuan Guru

dalam penyuluhan; (4). Aspek Kelembagaan; terbatasnya kualitas dan

kuantitas SDM serta sarana prasarana, belum adanya regulasi yang

mengatur penerimaan dan bagi hasil kemitraan kehutanan pada wilayah

tertentu; walaupun sudah dibentuk kelompok dalam bentuk kelompok tani

hutan akan tetapi belum mempunyai legalitas sah dan belum adanya

koperasi sebagai lembaga usaha ekonomi masyarakat.

Visi KPHP Model Tanah Laut adalah “Terwujudnya Pengelolaan Kawasan

Hutan Yang Optimal, Akuntabel Dan Selaras”. Untuk mewujudkan visi

tersebut maka misi yang dilakukan : (1). Peningkatan dan optimalisasi

sumberdaya manusia dan sarana prasarana. (2). Meningkatkan fungsi dan

manfaat hutan bagi kesejahteraan masyarakat dan pelestarian lingkungan.

(3). Mewujudkan dan menjamin keberadaan eksistensi sumberdaya hutan

melalui pemanfaatan kawasan hutan. (4). Melaksanakan pengelolaan

sumberdaya hutan sesuai azas kelestarian dan optimalisasi manfaat. (5).

Mencegah peningkatan lahan kritis melalui pola regenerasi hutan dan

lahan yang berwawasan sosial dan lingkungan dengan rehabilitasi hutan

dan lahan. (6). Menjamin distribusi pemanfaatan hasil hutan secara adil

dan merata serta mewujudkan neraca kayu yang seimbang.

Page 8: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

vii

Capaian yang ingin dicapai dalam RPHJP KPHP Model Tanah Laut Tahun

2014 -2023 diantaranya : (1). Terbangunnya kelembagaan yang

profesional, efektif dan efisien; (2). Terbangunnya database berbasih blok

dan petak; (3). Teridentifikasi dan terinventarisasinya potensi hutan dan

kawasan hutan wilayah KPH; (4). Terbinanya kelompok tani hutan dan

koperasi sebagai lembaga usaha kelompok; (5). Berkurangnya konflik

tenurial; (6). Menurunya kejadian kebakaran hutan; (7). Terwujudnya

pengembangan obyek wisata dan jasa lingkungan melalui kemitraan;

(8). Terlaksanya reboisasi dan pengkayaan hutan secara partisipatif;

(9). Tersusunya rencana pengembangan usaha KPH dan kemitraan

pemanfaatan kayu dan non kayu serta jasa lainya pada wilayah tertentu;

(10). Tertatanya blok dan petak.

Page 9: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita kesempatan

untuk terus berkarya dan berbuat yang terbaik dalam kehidupan kita,

khususnya dengan selesainya Dokumen Rencana Pengelolaan Hutan

Jangka Panjang 10 Tahun KPHP Model Tanah Laut.

Rencana Jangka Panjang ini memuat tentang latar belakang disusunnya

pekerjaan, maksud dan tujuan kegiatan, keadaan umum, analisa data

serta program kerja pengelolaan secara umum dalam kawasan KPHP

Model Tanah Laut.

Semoga RPHJP KPH ini dapat memberikan gambaran dan pemahaman

tentang kondisi KPHP Model Tanah Laut serta dapat melaksanakan RPHJP

KPH ini dengan baik sesuai dengan rencana yang telah disusun.

Pleihari, Oktober 2014

Penyusun

Page 10: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

ix

DAFTAR ISI Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... ii

PETA PENATAPAN KPHP MODEL TANAH LAUT ................................... iii

RINGKASAN EKSEKUTIF .................................................................. iv

KATA PENGANTAR .......................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xiv

BAB I. PENDAHULUAN ........................................................ 1

1.1. Latar Belakang .................................................... 1

1.2. Tujuan Pengelolaan ............................................. 5

1.3. Sasaran .............................................................. 5

1.4. Ruang Lingkup .................................................... 5

1.5. Batas Pengertian ................................................. 5

BAB II. DESKRIPSI KAWASAN ............................................. 8

2.1. Risalah Wilayah KPH .......................................... 8

2.2. Potensi wilayah KPH .......................................... 19

2.3. Sosial Budaya ................................................... 24

2.4. Pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan Hutan ...... 28

2.5. Posisi Areal Kerja dalam RTRW dan Pembangunan

Daerah ............................................................... 30

2.6. Isu Strategis, Kendala dan Permasalahan ............. 31

BAB III. VISI DAN MISI PENGELOLAAN HUTAN ................... 36

3.1. Pernyataan Visi .................................................. 36

3.2. Pernyataan Misi ............................................... 37

3.3. Pernyataan Tujuan ............................................ 38

Page 11: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

x

BAB IV. ANALISIS DAN PROYEKSI ....................................... 39

4.1. Analisa Data dan Informasi ................................ 39

4.2. Proyeksi Kondisi Wilayah .................................... 48

BAB V. RENCANA KEGIATAN STRATEGIS .......................... 49

5.1. Inventarisasi ..................................................... 49

5.2. Pemanfaatan Hutan pada Wilayah Tertentu ......... 51

5.3. Pemberdayaan Masyarakat ................................. 51

5.4. Pembinaan dan Pemantauan .............................. 54

5.5. Rehabilitasi Pada Areal Kerja Di Luar Ijin ............. 54

5.6. Pembinaan dan Pemantauan Rehabilitasi dan

Reklamasi Di Dalam Areal Yang Berijin ................ 57

5.7. Rencana Penyelenggaraan Perlindungan Hutan

Dan Konservasi Alam ......................................... 57

5.8. Rencana Penyelenggaraan Koordinasi Dan

Sinkronisasi Antar Pemegang Ijin ....................... 58

5.9. Koordinasi dan Sinergi Dengan Instansi Terkait ..... 59

5.10. Rencana Penyediaan dan Peningkatan Kapasitas

Sumberdaya Manusia ........................................ 59

5.11. Penyediaan Pendanaan ....................................... 60

5.12. Pengembangan Data Base ................................. 60

5.13. Rencana Rasionalisasi Wilayah Kelola .................. 61

5.14. Review Rencana Pengelolaan ............................. 61

5.15. Pengembangan Investasi ................................... 62

BAB VI. PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN 64

6.1. Pembinaan ....................................................... 64

6.2. Pengawasan ..................................................... 64

6.3. Pengendalian .................................................... 65

Page 12: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

xi

BAB VII. PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN .......... 66

7.1. Koordinasi Kegiatan ............................................ 66

7.2. Pelaksanaan Kegiatan ......................................... 66

7.3. Pemantauan dan Evaluasi .................................. 66

7.4. Pelaporan ......................................................... 67

BAB III. PENUTUP ................................................................ 68

Page 13: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Tabel Data Iklim ......................................................... 13

Tabel 2. Tabel Rata – rata Curah Hujan dan Hari Hujan

Per Bulan ................................................................... 14

Tabel 3. Tabel Kondisi Penataan Batas Kawasan ......................... 15

Tabel 4. Tabel Pembagian Blok ................................................. 17

Tabel 5. Tabel Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan .......... 18

Tabel 6. Tabel Penutupan Lahan .............................................. 19

Tabel 7. Tabel Jumlah dan Penyebaran Penduduk ................. 24

Tabel 8. Tabel Struktur Perekonomian ..................................... 26

Tabel 9. Tabel Presentase pemeluk agama .............................. 26

Tabel 10. Tabel Jumlah Kepala Keluarga menurut tingkat

Sejahtera ................................................................... 27

Tabel 11. Tabel Jumlah sarana kesehatan ................................. 27

Tabel 12. Tabel Persomil KPHP .................................................. 34

Tabel 13. Kondisi Sosial Masyarakat berdasarkan Usia ................. 42

Tabel 14. Tabel Analisa SWOT ................................................... 46

Tabel 15. Tabel Analisa Proyeksi ................................................. 48

Tabel 16. Tabel Rencana Biaya dan Inventarisasi Potensi Tegakan .. 50

Tabel 17. Tabel Pola Pemanfaatan Hutan Dalam Pemberdayaan

Masyarakat ................................................................ 52

Tabel 18. Tabel Rencana dan Biaya Kegiatan Rehabilitasi,

pengayaan, dan perlindungan pembinaan ................ 56

Tabel 19. Tabel Rencana dan Biaya Kegiatan Pemeliharaan dan

Pengamanan ............................................................. 58

Tabel 20. Tabel Kondisi Sumber Daya Manusia .......................... 59

Page 14: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Gambar Aspek yang terkait dalam managemen KPHP .... 45

Page 15: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Peta Wilayah KPHP Model Tanah Laut .......................... 70

Lampiran 2. Peta Penutupan Lahan ................................................ 71

Lampiran 3. Peta Daerah Aliran Sungai (DAS) .................................. 72

Lampiran 4. Peta Sebaran Potensi Wilayah KPHP Model Tanah Laut .. 73

Lampiran 5. Peta Penataan Hutan .................................................. 74

Lampiran 6. Peta Penggunaan Lahan .............................................. 75

Lampiran 7. Peta Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu ............. 76

Lampiran 8. Peta Ijin Pinjam Pakai Kawasan Hutan .......................... 77

Lampiran 9. Peta Jenis Tanah ......................................................... 78

Lampiran 10. Peta Iklim .................................................................. 79

Lampiran 11. Peta Geologi ................................................................ 80

Lampiran 12. Peta Pemanfaatan Hutan Pada Wilayah Tertentu ........... 81

Lampiran 13. Peta Lahan Kritis ........................................................ 82

Lampiran 14. Peta Kelas Lereng ....................................................... 83

Lampiran 15. Peta Transformasi Kawasan Hutan ................................ 84

Lampiran 16. Perijinan penggunaan kawasan ................................... 85

Lampiran 17. Matrik Rencana Usulan Perubahan RTRW ..................... 86

Page 16: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2014 - 2023 KPHP Model Tanah Laut (Unit VII Kalimantan Selatan)

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Umum

Sumberdaya hutan merupakan sumberdaya yang dapat diperbaharui

(renewable resources), walaupun demikian, degradasi dan

deforestasi telah banyak mengurangi sumberdaya hutan secara

drastis. Sejak tahun 1970, sasaran utama kegiatan pengusahaan

hutan produksi pada waktu itu adalah untuk menghasilkan kayu

bulat secara maksimal untuk tujuan eksport, guna memperoleh

devisa yang sebanyak-sebanyaknya namun kurang memperhatikan

aspek kelestarian sumberdaya hutannya. Sedangkan era tahun

2000an, terjadi banyaknya perubahan fungsi lahan hutan menjadi

kebun, tambang dan lainnya.

Banyak penyebab terjadinya degradasi dan deforestasi tersebut.

Salah satunya yang mempunyai peranan penting adalah hampir

semua kawasan hutan di luar Pulau Jawa seolah-olah tidak diketahui

jelas siapa pemilik dan pengelola kawasan tersebut, hal ini

membuktikan bahwa belum nampaknya format pengelolaan hutan

berkelanjutan yang diikuti dengan pekerjaan nyata di lapangan,

sehingga terjadi pemanfaatan sumber daya hutan yang tidak

terkendali dan penyerobotan lahan hutan oleh sektor lain (pertanian,

perkebunan, pemukiman, dan lain-lain).

Melihat situasi lemahnya pengelolaan kawasan hutan negara di

tingkat lapangan (kenyataanya open access) yang secara jelas

menjadi penyebab berbagai kelemahan dan kegagalan pelaksanaan

program pembangunan kehutanan, maka Kementerian Kehutanan

Page 17: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2014 - 2023 KPHP Model Tanah Laut (Unit VII Kalimantan Selatan)

2

segera mewujudkan Pengelolaan Hutan Berkelanjutan (PHB) seperti

yang diamanatkan UU Nomor : 41/1999 pada sebagian besar

kawasan hutan khususnya di luar Pulau Jawa melalui Peraturan

Pemerintah Nomor : 6 Tahun 2007 jo. PP Nomor : 3 Tahun 2008

tentang Pembangunan KPH (Kesatuan Pengelolaan Hutan), yang

mana dalam peraturan tersebut telah disebutkan dengan jelas bahwa

hutan di Indonesia memiliki tiga fungsi pokok yaitu; hutan

konservasi, hutan lindung dan hutan produksi. Pada kawasan yang

didominasi hutan konservasi dibentuk unit Kesatuan Pengelolaan

Hutan Konservasi (KPHK), pada kawasan yang didominasi hutan

produksi dibentuk unit Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP)

dan pada kawasan yang didominasi hutan lindung dibentuk unit

Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL).

Aspek Perencanaan

Perencanaan pengelolaan kawasan adalah konsep, arah dan strategi

pengelolaan yang didukung oleh keadaan ril pontensi dan konsidi

kawasan sekarang untuk mencapai pengelolaan berkelanjutan.

Perencanaan merupakan suatu masalah bagaimana mengubah posisi

pada saat ini ke posisi yang diinginkan pada waktu yang yang akan

datang. Perencanaan menentukan keadaan posisi/prestasi sekarang

dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai posisi yang

diinginkan.

Kegiatan penataan hutan dalam KPH seperti yang diatur dalam

Peraturan Pemerintah Nomor : 6 Tahun 2007 meliputi tata batas,

inventarisasi hutan, pembagian ke dalam blok atau zona, pembagian

petak dan anak petak dan pemetaan. Perencanaan pengelolaan

hutan dalam KPH seperti yang diatur dalam Peraturan Direktur

Jenderal Planologi Kehutanan Nomor : P.5/VII-WP3H/2012 tentang

Page 18: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2014 - 2023 KPHP Model Tanah Laut (Unit VII Kalimantan Selatan)

3

Petunjuk Teknis Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan

Hutan pada Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) dan

Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP), maka dibagi atas dua

perencanaan yaitu perencanaan jangka panjang dan perencanaan

jangka pendek. Perencanaan jangka panjang memuat unsur-unsur;

tujuan yang akan dicapai KPH; kondisi yang dihadapi; dan strategi

serta kelayakkan pengembangan pengelolaan hutan, yang meliputi

tata hutan, pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan,

rehabilitasi dan reklamasi hutan, dan perlindungan hutan dan

konservasi alam. Perencanaan jangka pendek pengelolaan meliputi;

tujuan pengelolaan hutan lestari dalam skala KPH yang

bersangkutan; evaluasi hasil rencana jangka pendek sebelumnya;

target yang akan dicapai; basis data dan informasi; kegiatan yang

akan dilaksanakan; status neraca sumber daya hutan; pemantauan

evaluasi, dan pengendalian kegiatan; dan partisipasi para pihak.

Kesatuan Pengusahaan Hutan Produksi (KPHP)

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 230/Kpts-

II/2003 Tentang Pembentukan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi

menyebutkan bahwa secara definisi KPHP adalah suatu kesatuan

manajemen terkecil dari kawasan hutan produksi yang dikelola

berdasarkan azas kelestarian dan azas perusahaan, agar kegiatan-

kegiatan pengusahaan hutan dapat terselenggara dengan baik.

KPHP berfungsi sebagai:

• Satu kesatuan kelestarian, yaitu untuk tempat

diselenggarakannya pengaturan hasil yang telah memperhatikan

kelestarian fungsi lingkungan dan manfaat sosial ekonomi

masyarakat sekitar hutan, sehingga setiap tahun dari kesatuan

ini akan diperoleh hasil yang sama (sustained yield principle)

Page 19: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2014 - 2023 KPHP Model Tanah Laut (Unit VII Kalimantan Selatan)

4

atau dengan banyaknya hasil yang terus meningkat (progressive

sustained yield principle).

• Satu kesatuan usaha (bisnis) yang berarti bahwa kesatuan ini

dalam setiap daurnya harus diperoleh keuntungan (finansial dan

ekonomi) atau setidak-tidaknya diperoleh pendapatan yang sama

dengan pengeluaran (biaya) yang diperlukan untuk seluruh

kegiatan pengusahaan hutan.

Wujud KPHP itu sendiri idealnya berupa suatu hamparan lahan hutan

yang secara geografis terpusat (tidak terpencar) yang terdiri dari

satu atau lebih tipe tegakan, mengandung atau akan ditanami

tumbuhan pohon (vegetasi) berada dalam satu kesatuan Daerah

Aliran Sungai (DAS), dan biasanya berbentuk kesatuan kepemilikan

dan/atau kesatuan perencanaan pengelolaan hutan untuk keperluan

menerapkan suatu preskripsi manajemen hutan dengan tujuan

pengusahaan hutan yang tertentu.

Pada prinsipnya perencanaan ini akan mencakup beberapa elemen

penting dalam pengelolaan kawasan KPHP yakni ;

• Isu-isu kawasan yang menyangkut pemanfaatan kawasan sesuai

dengan karakteristik dan tujuan pengelolaan (zonasi).

• Institusi pengelola; kewenangan institusi, struktur organisasi,

SOP, job description, institusi mitra (masyarakat, unit

manajemen, regulator)

• Pengembangan ekonomi; dalam hal ini pemanfaatan sumber

daya dan kawasan hutan sebagai sumber daya ekonomi daerah.

• Isu-isu lingkungan; seperti perlindungan daerah aliran sungai,

catchment area, perlindungan flora dan fauna, penyerap karbon

dll

Page 20: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2014 - 2023 KPHP Model Tanah Laut (Unit VII Kalimantan Selatan)

5

• Sosial kemasyarakatan; menyangkut peran serta masyarakat,

pemberdayaan masyarakat, peningkatan kapasitas masyarakat

dan lain-lain.

• Rehabilitasi; menyangkut perbaikan lahan-lahan kritis dalam

kawasan.

1.2. Tujuan Pengelolaan

Tujuan penyusunan Rencana Pengelolaan 10 (sepuluh) tahun Unit

KPHP Model Tanah Laut untuk diperolehnya landasan dan arahan

umum bagi pengelolaan sumber daya kawasan hutan produksi dan

lindung berbasis lingkungan dengan memperhatikan aspek usaha,

sosial ekonomi dan budaya masyarakat setempat.

1.3. Sasaran

Sasaran penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang

KPHP Model Tanah Laut mencakup arahan rencana pengelolaan

potensi sumber daya kawasan hutan produksi dan lindung untuk

jangka waktu 10 tahun dengan memperhatikan aspek-aspek

ekonomis dan sosial yang berwawasan lingkungan.

1.4. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penyusunan rencana pengelolaan jangka panjang

KPHP ini merupakan pengumpulan data-data sekunder kawasan, cek

lapangan untuk mendapatkan data-data primer dan penggalian

masalah sosial ekonomi, analisis spasial dengan menggunakan

Sistem Informasi Geografis dan pembuatan peta-peta zonasi serta

penyusunan dokumen perencanaan yang meliputi seluruh kawasan

Unit KPHP Model Tanah Laut.

Page 21: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2014 - 2023 KPHP Model Tanah Laut (Unit VII Kalimantan Selatan)

6

1.5. Batasan Pengertian

• Hutan merupakan suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan

lahan berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi pepohonan

dalam persekutuan alam dan lingkungannya dimana yang satu

dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.

• Kawasan Hutan sebagai Wilayah tertentu yang ditunjuk dan/atau

ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya

sebagai hutan tetap.

• Pengelolaan Hutan merupakan kegiatan yang meliputi tata hutan

dan penyusunan rencana pengelolaan hutan; pemanfaatan

hutan; penggunaan kawasan hutan; rehabilitasi dan reklamasi

hutan; perlindungan hutan dan konservasi alam.

• Pemanfaatan hutan sebagai kegiatan untuk memanfaatkan

kawasan hutan, memanfaatkan jasa lingkungan, memanfaatkan

hasil hutan kayu dan bukan kayu serta memungut hasil hutan

kayu dan bukan kayu secara optimal dan adil untuk

kesejahteraan masyarakat dengan tetap menjaga kelestariannya.

• Penggunaan kawasan hutan merupakan penggunaan untuk

kepentingan pembangunan di luar kehutanan tanpa mengubah

status dan fungsi pokok kawasan hutan.

• Rehabilitasi hutan dan lahan merupakan upaya untuk

memulihkan, mempertahankan, dan meningkatkan fungsi hutan

dan lahan sehingga daya dukung, produktivitas dan peranannya

dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga.

• Reklamasi hutan merupakan usaha untuk memperbaiki atau

memulihkan kembali lahan dan vegetasi hutan yang rusak agar

dapat berfungsi secara optimal sesuai dengan peruntukannya.

• Perlindungan hutan merupakan usaha untuk mencegah dan

membatasi kerusakan hutan, kawasan hutan dan hasil hutan,

Page 22: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2014 - 2023 KPHP Model Tanah Laut (Unit VII Kalimantan Selatan)

7

yang disebabkan oleh perbuatan manusia, ternak, kebakaran,

daya-daya alam, hama dan penyakit, serta mempertahankan dan

menjaga hak-hak negara, masyarakat dan perorangan atas

hutan, kawasan hutan, hasil hutan, investasi serta perangkat

yang berhubungan dengan pengelolaan hutan.

• Tata Batas dalam wilayah KPH adalah penataan batas dalam

wilayah kelola KPH berdasarkan pembagian Blok dan petak.

• Inventarisasi hutan merupakan rangkaian kegiatan pengumpulan

data untuk mengetahui keadaan dan potensi sumber daya hutan

serta lingkungannya secara lengkap.

• Blok adalah bagian wilayah KPH yang dibuat relatif permanen

untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengelolaan.

• Petak merupakan bagian dari blok dengan luasan tertentu dan

menjadi unit usaha pemanfaatan terkecil yang mendapat

perlakuan pengelolaan atau silvikultur yang sama.

• Kesatuan Pengelolaan Hutan selanjutnya disebut KPH sebagai

wilayah pengelolaan hutan sesuai fungsi pokok dan

peruntukannya yang dapat dikelola secara efisien dan lestari.

• Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung selanjutnya disebut KPHL

sebagai KPH yang luas wilayahnya seluruh atau sebagian besar

terdiri dari kawasan hutan lindung.

• Kesatuan pengelolaan hutan produksi selanjutnya disebut KPHP

sebagai KPH yang luas wilayahnya seluruh atau sebagian besar

terdiri dari kawasan hutan produksi.

• Wilayah tertentu merupakan wilayah hutan yang situasi dan

kondisinya belum menarik bagi pihak ketiga untuk

mengembangkan usaha pemanfaatannya.

• Menteri adalah Menteri yang diserahi tugas dan bertanggung

jawab di bidang kehutanan.

Page 23: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2014 - 2023 KPHP Model Tanah Laut (Unit VII Kalimantan Selatan)

8

BAB II. DESKRIPSI KAWASAN

2.1 Risalah Wilayah KPH

(a) Informasi letak,

Kabupaten Tanah Laut merupakan Kabupaten yang terletak

paling selatan dari Propinsi Kalimantan Selatan dengan ibukota

Pelaihari. Kabupaten Tanah Laut luas wilayahnya 3.631,53 km²

(SK Gubernur) atau hanya 9,71% dari luas wilayah Provinsi

Kalimantan Selatan dengan 11 Kecamatan.

Secara geografis Kabupaten Tanah Laut terletak antara 03o 30’

– 04o 11’ Lintang Selatan (LS) dan 114o 30’ – 115o 23’ Bujur

Timur (BT) dengan batas sebelah Utara Kabupaten Banjar,

sebelah Barat dan sebelah Selatan berbatasan dengan Laut

Jawa, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Tanah

Bumbu. Berdasarkan letak KPHP Model Tanah Laut, kondisi fisik

daratan, topografi, geologi, jenis tanah dan iklim tentunya

sangat berpengaruh terhadap pengelolaan wilayah di kemudian

hari.

Keadaan Fisik Lokasi

Keadaan wilayahnya terdiri dari dataran tinggi dan bergunung-

gunung, dataran rendah, serta pantai dan rawa. Jenis tanahnya

sangat beragam yaitu latosol (29,17 %), podsolik (32,98 %),

alluvial (32,26 %) dan organosol (5,59 %). Dari segi

pemanfaatannya, lahan tersebut terdiri dari pemukiman,

persawahan, tegalan, kebun campuran, perkebunan, alang-

alang/semak dan hutan. Melihat dari luas wilayah yang ada

Page 24: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2014 - 2023 KPHP Model Tanah Laut (Unit VII Kalimantan Selatan)

9

dengan penggunaan lahan seluas 92.814 ha (24.6 %) untuk

kawasan hutan, 71.288 ha (19,2 %) untuk lahan perkebunan,

51.122 ha (13,7 %) untuk lahan sawah dan tegalan serta

sisanya 4.157 ha (1,11 %) untuk kawasan pemukiman dan lain-

lain, maka Kabupaten Tanah Laut telah menyiapkan beragam

potensi yang masih dan dapat dikelola untuk kepentingan

peningkatan kesejahteraan masyarakat

Topografi

Ditinjau dari segi topografinya, Wilayah Kabupaten Tanah Laut

didominasi oleh dataran rendah yang landai, yang membentang

dari Barat ke Timur, mulai dari arah Selatan (Pantai Laut Jawa)

kearah Utara (pedalaman), dan bergelombang hingga

bergunung di daerah pedalaman yang berbatas dengan

Kabupaten Banjar. Secara umum dapat dikatakan bahwa

topografi wilayah Kabupaten Tanah Laut dapat di bagi atas 2

(dua) bagian besar, yaitu:

1. Bagian selatan merupakan dataran rendah yang landai

hingga berombak. Bentangan daerah ini memanjang dari

Timur ke Barat dengan lebih melebar di bagian Barat yang

terdiri dari rawa-rawa dan daerah aliran sungai, muara

sungai dan Pantai Laut Jawa.

2. Bagian utara, merupakan daerah yang bergelombang,

berbukit dan bergunung sampai ke perbatasan dengan

Kabupaten Banjar. Pada wilayah ini terdapat beberapa

puncak, yaitu:

Page 25: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2014 - 2023 KPHP Model Tanah Laut (Unit VII Kalimantan Selatan)

10

• Puncak Gunung Kemuning (750 m dpl)

• Puncak Gunung Batu Karo (621 m dpl)

• Puncak Gunung Batu Belerang (921 m dpl)

• Puncak Gunung Kematian (951 m dpl)

• Puncak Gunung Batu Mandi (901 m dpl)

• Puncak Gunung Sekupang (1.051 m dpl)

• Puncak Gunung Haur Bonak (744 m dpl)

• Puncak Gunung Aur Bunek (1.150 dpl)

• Puncak Gunung Condong (553 m dpl)

Ditinjau dari sudut ketinggian tempat (elevasi), wilayah

Kabupaten Tanah Laut dibagi 6 (enam) kelas elevasi , yaitu

kelas 0 - 7 meter, 7 - 25 meter, 25 - 100 meter, 100 - 500

meter, 500 – 1000 meter dan diatas 1000 meter.

Kelas ketinggian (elevasi) lahan yang paling luas di Kabupaten

Tanah Laut adalah kelas elevasi 0 - 7 meter dpl, yaitu mencapai

58.240 Ha (15.6 % dari luas daratan). Kelas ketinggian yang

paling kecil luasnya adalah kelas elevasi di atas 1.000 meter

dpl, yaitu 13.661 Ha (3,7% dari luas daratan). Kelas elevasi

ketinggian 0-7 meter dpl terdapat di seluruh kecamatan, kecuali

Kecamatan Batu Ampar dan Kecamatan Tambang Ulang

sedangkan kelas elevasi ketinggian di atas 500 meter terdapat

di Kecamatan Kintap, Jorong, Pelaihari dan Bati-Bati.

Kemiringan/kelerengan suatu lahan berkaitan dengan kepekaan

tanah terhadap erosi tanah, Semakin tinggi/terjal lerengnya

maka tanah semakin peka terhadap erosi. Bila dilihat dari

kemiringan tanahnya, wilayah Kabupaten Tanah Laut dapat

dibedakan dalam 5 (lima) kelompok, yaitu sebagai berikut :

Page 26: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2014 - 2023 KPHP Model Tanah Laut (Unit VII Kalimantan Selatan)

11

1. Kelerengan 0o – 8o, sebagian besar tersebar di wilayah

selatan membentang dari bagian Barat hingga Timur,

dengan luas 71.675,29 Ha (77,37 % dari luas KPHP)

2. Kelerengan 8o – 15o, sebagian besar tersebar di wilayah

bagian Tengah, membentang dari bagian Barat hingga

Timur, dengan luas 6.199,93 Ha (6,69 % dari luas KPHP).

3. Kelerengan 15o – 25o, sebagian besar tersebar di wilayah

bagian Tengah, membentang dari bagian Barat hingga

Timur, dengan luas 6.893,52 Ha (7,44 % dari luas KPHP)

4. Kelerengan 25o – 45o, sebagian besar tersebar di wilayah

bagian Tengah, membentang dari bagian Barat hingga

Timur, dengan luas 6.900,90 Ha (7,45 % dari luas KPHP)

5. Kelerengan > 45o, sebagian besar tersebar di wilayah bagian

Tengah dan Utara, membentang dari bagian Barat hingga

Timur, dengan luas 10.690 Ha (1,05 % dari luas KPHP)

Terlihat bahwa wilayah KPHP Model Tanah Laut didominasi

Kelerengan 0o – 8o, sebagian besar tersebar di wilayah selatan

membentang dari bagian Barat hingga Timur, dengan luas

71.675,29 Ha.

Geologi

Morfologi wilayah di Kabupaten Tanah Laut dapat dibagi

menjadi 4 (empat) satuan morfologi yaitu satuan morfologi

dataran, dataran bergelombang, perbukitan dan pegunungan.

Satuan morfologi dataran menempati bagian ujung Selatan dan

ujung Barat. Ketinggian berkisar antara 0 – 10 mdpl. Satuan ini

berupa endapan alluvium rawa dan pantai yang tersusun dari

batuan sediment kwarter. Satuan morfologi dataran

Page 27: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2014 - 2023 KPHP Model Tanah Laut (Unit VII Kalimantan Selatan)

12

bergelombang menempati bagian Barat dan Selatan, yaitu ;

sekitar jalur jalan raya Bati-bati – Pelaihari – Asam-asam;

Pelaihari – Batakan dan Pelaihari – Takisung. Ketinggian

berkisar antara 10 – 50 mdpl. Satuan ini tersusun oleh batuan

sediment kwarter dan tersier. Satuan morfologi perbukitan

menempati bagian tengah merupakan kaki dari Pegunungan

Meratus. Ketinggian berkisar antara 50 – 250 mdpl. Satuan ini

tersusun oleh batuan metamorf dan sediment serta sebagian

kecil batuan beku. Sebagai salah satu sektor penting dalam

perekonomian, pertambangan diharapkan dapat mempercepat

pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Tanah laut. Terdapat

beraneka ragam deposit bahan tambang seperti : Batu bara,

Bijih besi, Mangan, Bijih Nikel, Batu Kromit dan Emas.

Tanah

Jenis tanah yang ada di wilayah Kabupaten Tanah Laut adalah

jenis tanah podsolik, latosol, alluvial dan gleisol. Kabupaten

Tanah Laut didominasi oleh jenis tanah Aluvial, Podsolik dan

Latosol sedangkan jenis tanah Gleisol hanya sebagian kecil

saja, dan tersebar di 6 (enam) kecamatan, yaitu Kecamatan

Kurau, Bati-Bati, Takisung, Tambang Ulang, Pelaihari dan

Panyipatan.

Iklim

Kabupaten Tanah Laut termasuk daerah beriklim tropis basah

karena tidak terdapat perbedaan musim yang jelas. Hujan turun

merata sepanjang tahun dengan bulan-bulan relative basah

antara bulan Desember – Februari dan bulan-bulan relative

kering antara bulan Juni – Agustus. Berdasarkan hasil

penelitian, curah hujan bagian timur/pantai sebesar 2,324

Page 28: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2014 - 2023 KPHP Model Tanah Laut (Unit VII Kalimantan Selatan)

13

mm/tahun dengan rata-rata hari hujan 150 hari/tahun dan di

bagian barat sampai dengan perbatasan kabupaten curah hujan

berkisar antara 2.500 – 3.000 mm/tahun dan di wilayah timur

berkisar antara 2.000 – 2.500 mm/tahun berdasarkan data

curah hujan rata-rata bulanan dan perhitungan evapotranspilasi

bulanan, maka Kabupaten Tanah Laut setiap bulannya tidak

mengalami kekurangan air.

Kabupaten Tanah Laut memiliki suhu maksimum rata-rata

berkisar antara 34,0º C sampai 35,0º C dan suhu minimum

rata-rata berkisar antara 20,1º C sampai 22,2º C dengan rata-

rata temperatur udara setiap bulan berkisar antara 26,0º C

sampai 27,3º C.

Tabel 1. Data Iklim

Bulan Kelembaban %

Rata-rata

Kecepatan

(Knots/ Jam)

Penyinaran Matahari

(%)

8 jam 12 jam

Januari 80,8 3,00 15,8 12,8

Februari 77,1 2,30 22,1 19,2 Maret 80,4 2,20 18,8 14,5 April 82,0 2,60 11,4 8,5 Mei 80,6 2,40 15,4 11,7

Juni 85,2 1,70 11,9 9,9

Juli 84,3 1,80 27,7 21,8

Agustus 83,8 2,20 9,4 7,8 September 84,7 1,90 17,4 14,2

Oktober 82,2 2,20 9,4 7,5

Nopember 84,2 1,80 8,2 7,0

Desember 81,7 3,70 13,8 10,8

Sumber Data : Tanah Laut Dalam Angka 2011

Page 29: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2014 - 2023 KPHP Model Tanah Laut (Unit VII Kalimantan Selatan)

14

Tabel 2. Rata-rata Curah Hujan dan Hari Hujan Per Bulan

Tahun 2010

Bulan Curah Hujan (mm) Jumlah Hari

Hujan

Januari 198,0 11,0

Februari 141,0 9,0

Maret 68,0 6,0

April 62,0 6,0

Mei 215,0 8,0

Juni 202,0 10,0

Juli 195,0 13,0

Agustus 201,0 12,0

September 202,0 9,0

Oktober 210,0 9,0

Nopember 488,6 14,0

Desember 263,0 10,0

Sumber Data : : Tanah Laut Dalam Angka 2011

(b) Luas,

Wilayah Unit KPHP Model Kabupaten Tanah Laut secara

administrasi terletak menyebar di tujuh kecamatan Kabupaten

Tanah Laut, antara lain Kecamatan Bajuin, Kecamatan Batu

Ampar, Kecamatan Jorong, Kecamatan Kintap, Kecamatan

Pelaihari, Kecamatan Panyipatan dan Kecamatan Tambang

Ulang. Batas-batas KPHP Tanah Laut, sesuai Surat Penetapan

dari Menteri Kehutanan Nomor : SK.440/Menhut-II/2012 pada

tanggal 9 Agustus 2012, Luas KPHP Tanah Laut meliputi

Kawasan Hutan Lindung seluas ± 15.862 hektar, Kawasan

Hutan Produksi seluas ± 71.490 hektar, Kawasan Hutan

Produksi Terbatas seluas ±5.289 hektar dengan jumlah total

seluas ± 92.641 hektar.

Page 30: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2014 - 2023 KPHP Model Tanah Laut (Unit VII Kalimantan Selatan)

15

(c) Batas,

Batas Wilayah KPH berdasarkan analisa peta, secara

keseluruhan sesuai dengan peta penunjukan kawasan hutan

kalimantan selatan.

Seiring berjalannya waktu, berdasarkan analisa peta terjadi

perubahan luasan kawasan hutan yang disebabkan oleh adanya

perubahan sebagai berikut :

1. Berubahnya batas kabupaten tanah laut – kabupaten tanah

bumbu, dan

2. Telah dilaksanakannya tata batas dan penetapan kawasan

hutan pada beberapa areal.

Berdasarkan data dari dinas kehutanan kabupaten tanah laut,

telah dilakukan penataan batas pada beberapa lokasi sebagai

berikut:

Tabel 3. Kondisi Penataan Batas Kawasan Hutan

No Wilayah Kawasan Lokasi/Kec. Luas (Ha) Keterangan

I Hutan Lindung

1. Gn Langkaras Desa Ambungan/

Pelaihari 1.357,965 Penetapan

2. Gn. Batu Desa Tebing

Siring/ Bajuin 309,760 Penetapan

3. Gn. Damarwulan Desa Panggung/

Pelaihari

60,009 Penetapan

4. Pancar Desa Tebing

Siring/ Pelaihari 21,975 Penetapan

5. Gn. Bukit Panti Desa Sungai Jelai/

Tambang Ulang 609,099 Penetapan

6. Gn. Belanda Desa Martadah/

Tambang Ulang

109,795 Penetapan

7. Gn. Lintang I Desa Martadah/

Tambang Ulang 1.275,148 Penetapan

8. Gn. Lintang II Desa Martadah/

Tambang Ulang 44,602 Penetapan

9. Gn. Lintang III Desa Martadah/

Tambang Ulang

47,528 Penetapan

10. Gn. Batukora Desa Pamalongan

/ Kec. Bajuin 2.188 Tata Batas

Page 31: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2014 - 2023 KPHP Model Tanah Laut (Unit VII Kalimantan Selatan)

16

11. Gn. Batubesawar Desa Sungai

Bakar/ Kec. Bajuin

2.316,527 Tata Batas

12. Gn. Bukit Batagah/

Damargusang Desa Bentok Darat/ Kec. Bati-

Bati

297,984 Tata Batas

13. Gn. Dadaringan Desa Sungai

Riam/ Kec.

Pelaihari

1.699,45 Tata Batas

14. Gn. Talok Dalam Desa Panyipatan/

Kec. Panyipatan

726,508 Tata Batas

15. Gn. Birah Desa Tanjung

Dewa/ Kec.

Panyipatan

1.589,018 Tata Batas

16. HL. Kurau Desa Raden/ Kec.

Kurau 171,616 Penunjukan

17. HL. Tambang

Ulang

Desa Pulau Sari

dan Desa Tb. Ulang/ Kec. Tb.

Ulang

106,644 Penunjukan

18. Gn. Keramaian Desa Panjaratan /

Kec. Pelaihari

720,529 Penunjukan

19. HL. Batu Ampar Desa Jilatan dan Desa Tajau

Pecah/ Kec. Batu

Ampar

255,302 Penunjukan

II Hutan Produksi

Tetap

1. HP Tanjung Desa Tanjung/

Kec. Bajuin 456,83 Penunjukan

2. HP Sabuhur

Panyipatan

Desa Sabuhur/

Kec. Jorong dan Desa Panyipatan/

Kec. Panyipatan

27.484,50 Penunjukan

3. HP Asam –Asam Kintap

Desa Asam-asam/ Kec. Jorong dan

Desa Kintap/ Kec. Kintap

40.389,27 Penunjukan

4. HP Pandan Sari Desa Pandan Sari/

Kec. Kintap

2.478,24 Penunjukan

5. HP Pamalongan Desa

Pamalongan/ Kec.

Bajuin

844,76 Penunjukan

III Hutan Produksi

Terbatas

1. HPT Kintap Kec. Kintap 5.283,34 Tata Batas

Page 32: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2014 - 2023 KPHP Model Tanah Laut (Unit VII Kalimantan Selatan)

17

(d) Pembagian blok/ zona

Pembagian blok pada KPH Tanah laut digolongkan menjadi 2

golongan, sebagaimana tabel 4 berikut :

Tabel 4. Pembagian Blok Pada KPH

No Kawasan/Blok Luas (Ha) Ket.

I Kawasan Hutan Lindung

a. Blok Inti/Perlindungan 4.823,11

b. Blok Pemanfaatan 8.740,62

c. Blok Khusus 2.297,48

II Kawasan Hutan Produksi

a. Blok Inti/Perlindungan 5.560,66

b. Blok Pemberdayaan 7.053,65

c. Blok Khusus 1.000

d. Blok Wilayah Tertentu 12.240,55

Dari wilayah kph yang tidak dibebani ijin, dibuat menjadi petak-

petak pengelolaan sebanyak 632 petak

(e) Aksesibilitas kawasan,

Kabupaten Tanah Laut memiliki beberapa sarana dan prasarana

penunjang diantaranya jalan darat dan pelabuhan. Panjang

jalan menurut jenis permukaan di Kabupaten Tanah Laut tahun

2009 - 2010 dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5 . Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan di Kabupaten

Tanah Laut Tahun 2007 - 2009.

No. Jenis Permukaan 2009 2010

1. Aspal 415,05 435,48

2. Kerikil 268,76 257,53

3. Tanah 162,84 153,64

4. Tidak dirinci 56,39 56,39

J u m l a h 903,04 903,04

Sumber : Tanah Laut Dalam Angka 2011.

Page 33: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2014 - 2023 KPHP Model Tanah Laut (Unit VII Kalimantan Selatan)

18

Adapun jalan di dalam kawasan hutan berupa jalan tanah

dengan dan tanpa pengerasan sepanjang ± 178 Km, yang pada

umumnya merupakan jalan eks HPH.

(f) Sejarah wilayah KPHP

Wilayah KPHP Tanah Laut merupakan kawasan hutan lindung,

kawasan hutan produksi tetap dan kawasan hutan produksi

terbatas yang berada di Kabupaten Tanah Laut.

Sejarah pembentukan KPHP Tanah Laut adalah sebagai berikut:

1. Penetapan KPH wil VII Kalimantan Selatan

Wilayah KPHP Tanah Laut berdasarkan peta penetapan

wilayah KPHL/KPHP Propinsi Kalimantan Selatan sesuai

Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.78/Menhut-II/2010

tanggal 10 Pebruari 2010 merupakan Unit VII Propinsi

Kalimantan Selatan.

2. Organisasi KPHP Model Tanah Laut

Organisasi KPHP Model Tanah Laut dibentuk dengan

Peraturan Bupati Nomor : 48 Tahun 2011 tentang

Pembentukan, Organisasi Dan Tata Kerja Unit Pelaksana

Teknis Kesatuan Pengelolaan Hutan Kabupaten Tanah Laut

3. Usulan KPHP Tanah Laut menjadi KPHP Model

Sesuai dengan Surat Bupati Kabupaten Tanah Nomor :

522/369/Dishut/2012 tanggal 26 Maret 2012 tentang Usulan

KPHP Tanah Laut, Luas Wilayah KPH Model adalah

93.368,294 ha.

4. Penetapan KPHP Model Tanah Laut

KPHP Tanah Laut dikuatkan dengan Keputusan Menteri

Kehutanan Nomor SK.440/Menhut-II/2012 tentang

Penetapan Wilayah KPHP Model Tanah Laut Kabupaten

Tanah Laut Propinsi Kalimantan Selatan.

Page 34: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2014 - 2023 KPHP Model Tanah Laut (Unit VII Kalimantan Selatan)

19

2.2 Potensi Wilayah KPH

(a) Informasi penutupan vegetasi, Tabel 6. Penutupan Lahan KPHP

Kriteria Penutupan Lahan Luas

HL Tubuh Air 4,02

Semak Belukar 3.099,73

Semak Belukar Rawa 16,43

Hutan Lahan Kering Sekunder / Bekas

Tebangan 1.265,31

Hutan Tanaman 1.082,91

Pertanian Lahan Kering Campur Semak 1.446,20

Perkebunan / Kebun 250,56

Pertanian Lahan Kering 8.210,03

Rawa 5,17

Sawah 24,65

Tanah Terbuka 396,85

Tambang 59,35

15.861,21

HP Tubuh Air 0,10

Semak Belukar 16.979,41

Semak Belukar Rawa 4.771,19

Hutan Mangrove Primer 37,22

Hutan Lahan Kering Primer 255,08

Hutan Lahan Kering Sekunder / Bekas

Tebangan 10.508,51

Hutan Tanaman 22.431,22

Pertanian Lahan Kering Campur Semak 1.594,46

Perkebunan / Kebun 3.758,33

Pertanian Lahan Kering 4.026,81

Tanah Terbuka 3.638,04

Tambang 3.657,31

71.657,67

HPT Semak Belukar 2.980,91

Pertanian Lahan Kering Campur Semak 2.118,57

Tambang 190,29

5.289,77

Page 35: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2014 - 2023 KPHP Model Tanah Laut (Unit VII Kalimantan Selatan)

20

(b) Informasi Kondisi Daerah Aliran Sungai

Daerah Aliran Sungai yang selanjutnya disebut DAS adalah

suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan

sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung,

menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan

ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat

merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai

dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas

daratan. (PP No 37 tentang Pengelolaan DAS, Pasal 1)

Hutan mempunyai peranan penting dalam mengkonservasi

DAS. Dengan semakin berkurangnya hutan, maka timbul

berbagai masalah dalam pengelolaan DAS, karena hutan

mempunyai sifat:

• Meredam tingginya debit sungai pada musim hujan, dan

berpotensi memelihara kestabilan aliran air sungai pada

musim kemarau

• Mempunyai serasah yang tebal sehingga memudahkan air

meresap ke dalam tanah dan mengalirkannya secara

perlahan ke sungai. Selain itu, lapisan serasahnya juga

melindungi permukaan tanah dari gerusan aliran

permukaan sehingga erosi pada tanah hutan sangat

rendah.

• Mempunyai banyak pori makro dan pipa di dalam tanah

yang memungkinkan pergerakan air secara cepat ke

dalam tanah.

Karena sifat-sifat hutan yang mengutungkan tersebut, maka

hutan perlu dipertahankan. Apabila hutan sudah terlanjur

dibuka (terutama pada bagian DAS yang peka erosi),

penggunaan lahannya perlu diusahakan supaya mendekati

Page 36: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2014 - 2023 KPHP Model Tanah Laut (Unit VII Kalimantan Selatan)

21

bentuk hutan. Sistem agroforestri pada dasarnya ditujukan

untuk mengembalikan berbagai fungsi hutan.

Daerah Aliran Sungai (DAS) yang melintasi/berada di wilayah

KPH terdapat 9 DAS, terdiri dari :

1. DAS Maluka,

2. DAS Tabunio,

3. DAS Takisung,

4. DAS Senipah,

5. DAS Sebuhur,

6. DAS Swarangan,

7. DAS Asam-Asam,

8. DAS Kintap, dan

9. DAS Satui.

Berdasarkan macam – macam DAS dibedakan menjadi dua :

• DAS gemuk: DAS jenis ini memiliki daya tampung yang

besar, adapun sungai yang memiliki DAS seperti ini

cenderung mengalami luapan air yang besar apabila

terjadinya hujan di daerah hulu.

• DAS kurus: DAS jenis ini bentuknya sempit, sehingga daya

tampungnya pun kecil. Manakala hujan turun di daerah hulu,

tidak terjadi luapan air yang tidak terlalu hebat.

Bentuk DAS ada tiga jenis, yaitu:

• Bentuk Bulu Ayam: DAS bentuk bulu ayam memiliki debit

banjir sekuensial dan berurutan. Memerlukan waktu yang

lebih pendek untuk mencapai mainstream. Memiliki topografi

yang lebih curam daripada bentuk lainnya.

• Bentuk Kipas: DAS berbentuk kipas memiliki debit banjir

yang terakumulasi dari berbagai arah sungai dan memiliki

waktu yang lebih lama daripada bentuk bulu ayam untuk

mencapai mainstream. Memiliki topografi yang relatif landai

daripada bulu ayam.

Page 37: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2014 - 2023 KPHP Model Tanah Laut (Unit VII Kalimantan Selatan)

22

• Bentuk parallel / Kombinasi: DAS bentuk kombinasi memiliki

debit banjir yang terakumulasi dari berbagai arah sungai di

bagian hilir. Sedangkan di bagian hulu sekuensial dan

berurutan.

Berdasarkan definisi diatas, DAS yang terdapat di KPH

mayoritas termasuk dalam DAS kurus dengan bentuk

parallel/kombinasi.

Secara umum kondisi DAS di KPH bentuknya sempit dengan

daya tampung kecil, bagian hulu curam makin ke hilir makin

landai. Bentuk DAS bagian hulu bulu ayam makin ke hilir

membentuk kipas.

(c) Potensi kayu,

Berdasarkan hasil survey, melalui kegiatan Inventarisasi KPHP

Model Kabupaten Tanah Laut pada 9 plot di tiga Kecamatan di

Kabupaten Tanah Laut, antara lain 3 plot di Kecamatan Bajuin,

3 plot di Kecamatan Batu Ampar, 3 plot di Kecamatan Kintap,

yang masing-masing luasnya 1 Ha dengan metode Sistematik

Sampling dengan Awal Random (Systematic Sampling with

Random Start) dengan jarak antara plot sejauh 625 meter,

massa tegakan untuk semua jenis pohon pada seluruh sample

adalah 633,971 m3 dengan nilai volume rata-rata 70,441

m3/ha.

(d) Potensi non kayu,

Potensi non kayu yang ada di KPH belum bisa diketahui secara

detil mengingat belum pernah dilakukan inventarisasi, untuk itu

dalam rencana pengelolaan ini kegiatan inventarisasi akan

dilakukan dalam waktu dekat (tahun 2015). Untuk informasi

potensi non kayu yang terdapat di wilayah KPH, terdapat rotan,

getah karet, madu, dan sebagainya.

Page 38: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2014 - 2023 KPHP Model Tanah Laut (Unit VII Kalimantan Selatan)

23

Untuk meningkatkan potensi non kayu, baik KPH maupun Dinas

Kehutanan akan mengembangkan budidaya lebah madu

sebagai produk unggulan kabupaten. Disamping itu juga

direncanakan untuk pengembangan gaharu dan minyak atsiri

(Ylang-ylang, kayu putih, sereh wangi dan nylam)

(e) Keberadaan flora dan fauna langka, serta

Dari kegiatan lapangan dan informasi dari masyarakat, pada

KPH masih terdapat potensi flora maupun fauna baik yang

langka maupun endemik setempat. Mengingat sampai saat ini

belum ada dilakukan inventarisasi flora dan fauna maka kondisi

rill dan detil flora dan fauna di KPH belum terinventarisir.

(f) Potensi jasa lingkungan

Jasa lingkungan yang ada di KPH berupa sumber air, akan

tetapi sampai saat ini belum ada penelitian/data

kecukupan/debit air yang berasal dari wilayah KPH. Untuk itu

kedepannya akan dilakukan inventarisasi potensi air dan kondisi

ketersediaan air pada KPH.

(g) Wisata alam

Bentang alam hutan lindung yang ada pada KPHP Tanah Laut

yang bergelombang dan berbukit-bukit merupakan suatu

potensi wisata alam. Kegiatan wisata alam yang biasa dilakukan

berupa Trail adventure yang berada/melintasi wilayah

perbukitan di KPH.

Selain daripada itu di wilayah KPH juga terdapat potensi wisata

berupa :

1. Wisata Alam Gunung Keramaian

2. Goa Macan / Liang Babau

3. Air Terjun Bajuin

4. Air Terjun Balangdaras

Page 39: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2014 - 2023 KPHP Model Tanah Laut (Unit VII Kalimantan Selatan)

24

5. Air Terjun Hamindrai

6. Air Terjun Habulu

7. Air Terjun Lalaran

2.3 Sosial Budaya

(a) Demografi

Kabupaten Tanah Laut yang terdiri dari 11 kecamatan pada

tahun 2010 berdasarkan hasil SP2010 mempunyai jumlah

penduduk 293.333 jiwa dilihat dari perbandingan per-

kecamatan maka yang terbanyak penduduknya adalah

Kecamatan Pelaihari dengan tingkat kepadatan penduduknya

sendiri mencapai 165 jiwa per km2 (Tanah Laut Dalam Angka

Tahun 2011). Untuk lebih jelas mengenai jumlah dan

penyebaran penduduk tiap-tiap kecamatan di wilayah

Kabupaten Tanah Laut dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini :

Tabel 7. Jumlah dan Penyebaran Penduduk di Setiap Kecamatan di Wilayah Kabupaten Tanah Laut

No.

Kecamatan

Jumlah

Penduduk (Jiwa)

Luas Daerah

(Km2)

Desa

1 Panyipatan 21.151 336,00 10

2 Takisung 27.998 343,00 12

3 Kurau 11.578 127,00 11

4 Bumi Makmur 11.831 141,00 11

5 Bati – Bati 38.645 234,75 14

6 Tambang Ulang 14.925 160,75 9

7 Pelaihari 63.895 379,45 20

8 Bajuin 15.957 196,30 9

9 Batu Ampar 23.233 548,10 14

10 Jorong 29.002 628,00 11

11 Kintap 38.118 537,00 14

Kabupaten Tanah Laut 296.333 3.631,35 135

Sumber: Tanah Laut dalam Angka Tahun 2011

Page 40: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2014 - 2023 KPHP Model Tanah Laut (Unit VII Kalimantan Selatan)

25

Berdasarkan data tersebut diatas jumlah penduduk Kecamatan

Pelaihari paling banyak yakni sekitar 63.895 jiwa dengan luas

daerah 379,45 km2, sedangkan Kecamatan Karau memiliki

jumlah penduduk paling sedikit yakni sekitar 11.578 jiwa

dengan luas daerah 127,00 km2.

Berdasarkan hasil analisa pada peta administrasi Kabupaten

Tanah Laut dan Peta Penunjukan Kawasan hutan menurut

Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.435/Menhut-II/2009

tanggal 23 Juli 2009, maka diketahui hal-hal sebagai berikut:

a. Secara umum semua pemukiman dan desa yang termasuk

dalam kawasan hutan sudah dikeluarkan dari kawasan hutan

(enclave) sehingga tidak ada lagi desa atau kampung yang

berstatus kawasan hutan.

b. Identifikasi desa atau pemukiman ini dilakukan karena belum

ada batas desa definitif desa yang resmi dari pemerintah

Kabupaten Tanah Laut maupun dari pemerintah Provinsi

Kalimantan Selatan

c. Penentuan pemukiman atau desa yang dekat dengan

kawasan hutan adalah yang termasuk dalam radius paling

sedikit 0,1 km dari batas wilayah kawasan hutan

Walaupun sudah tidak ada lagi pemukiman atau desa yang

berada dalam kawasan hutan namun tetap mempunyai

interaksi dengan hutan baik dalam hal pemanfaatan kawasan

untuk perladangan, perkebunan, dan peternakan (kandang

sapi). Hasil identifikasi yang dilakukan Fakultas Kehutanan

Unlam (2011), ada 34 desa di sekitar kawasan hutan yang

memiliki interaksi yang kuat dengan hutan.

Page 41: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2014 - 2023 KPHP Model Tanah Laut (Unit VII Kalimantan Selatan)

26

(b) Sosial-Ekonomi

Secara Sosial Ekonomi, masyarakat di Kabupaten Tanah Laut

mayoritas memiliki mata pencaharian sebagai petani dan

pedagang. Adapun struktur perekonomian masyarakat

Kabupaten Tanah Laut disajikan pada tabel .

Tabel 8. Struktur Perekonomian Kabupaten tanah Laut

No Sektor Ekonomi Persentase (%) Ket

1 Pertanian 28,44

2 Perdagangan 22,77

3 Industri 19,72

4 Pertambangan 10,79

5 Jasa 10,35

6 Keuangan 3,71

7 Bangunan 2,00

8 Angkutan 1,80

9 Listrik dan Air 0,15

(c) Sosial-Budaya

Tabel 9. Presentase pemeluk agama di Kabupaten Tanah Laut

No Pemeluk Agama Persentase (%) Ket

1 Islam 98,09

2 Katolik 0,34

3 Protestan 1,04

4 Hindu 0,43

5 Budha 0,09

6 Lainnya 0,01

Page 42: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2014 - 2023 KPHP Model Tanah Laut (Unit VII Kalimantan Selatan)

27

(d) Kesehatan dan kesejahteraan Masyarakat

Tabel 10. Jumlah Kepala Keluarga menurut tingkat Sejahtera

Tahun Pra - Sejahtera Sejahtera

I

Sejahtera

II

Sejahtera

III

Sejahtera

Plus Jumlah

2002 5.712 21.741 22.855 11.617 353 62.278

2003 5.188 22.016 24.547 11.572 319 63.642

2004 4.856 21.988 27.159 11.060 344 65.407

2005 4.661 22.556 27.152 11.773 347 66.489

2006 5.868 17.089 23.322 22.317 696 69.292

2007 5.319 16.379 25.516 24.839 499 72.552

2008 5.156 14.871 27.588 27.060 839 20.372

2009 5.115 15.348 30.698 27.012 814 78.988

2010 6.102 14.898 30.409 29.051 1.258 81.718

2011 5.789 14.882 30.480 32.604 1.189 84.944

Tabel 11. Jumlah sarana kesehatan menurut kecamatan

No Kecamatan Puskesmas Pustu Posyandu Pusling

1 Panyipatan 2 4 24 2

2 Takisung 1 9 28 1

3 Kurau 2 6 26 2

4 Bumi Makmur 0 0 0 0

5 Bati-bati 2 4 26 2

6 Tambang Ulang 1 2 19 1

7 Pelaihari 2 11 48 2

8 Bajuin 2 6 23 2

9 Batu Ampar 1 7 22 1

10 Jorong 2 7 25 2

11 Kintap 2 4 32 2

Jumlah 17 60 273 17

Page 43: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2014 - 2023 KPHP Model Tanah Laut (Unit VII Kalimantan Selatan)

28

2.4 Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan

(a) Pemanfaatan Hutan;

IUPHHK-HTI yang terdapat di wilayah KPHterdiri dari 2

perusahaan, yaitu :

1. IUPHHK-HT PT. Inhutani III

Dasar perijinan adalah Keputusan Menteri Kehutanan

No.SK.358/Menhut-II/2005 tentang Pemberian IUPHHK – HT

kepada PT. Inhutani III Unit Pelaihari atas areal hutan

produksi seluas 27.500 hektar di Propinsi Kalimantan Selatan

tanggal 13 Oktober 2005. Berdasarkan administrasi wilayah,

lokasi berada di Kecamatan Jorong dan Kecamatan

Panyipatan.

2. IUPHHK-HT PT. Hutan Rindang Banua

Dasar perijinan adalah Keputusan Menteri Kehutanan No.

352/Menhut-II/2014 tentang Perubahan kedua atas

kepmenhut No. 196/Kpts-II/1998 tanggal 27 Pebruari 1998

tentang pemberian HPHTI pulp atas areal hutan seluas

268.585 hektar di Propinsi Dati I Kalimantan Selatan kepada

PT. Menara Hutan Buana. Berdasarkan overlay dari lokasi ijin

tersebut terhadap wilayah Kabupaten Tanah Laut, total

luasan ijin sekitar 64.335,05 hektar dengan rincian berada di

dalam kawasan hutan 29.678,21 Hektar dan berada di luar

kawasan hutan sekitar 34.656,84 Hektar. Wilayah IUPHHK-

HT PT. Hutan Rindang Banua berada di Kecamatan Jorong

dan Kecamatan Kintap.

Page 44: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2014 - 2023 KPHP Model Tanah Laut (Unit VII Kalimantan Selatan)

29

(b) Penggunaan Kawasan Hutan

Penggunaan kawasan hutan berupa Ijin Prinsip, IPPKH (Ijin

Pinjam Pakai Kawasan Hutan) eksplorasi dan eksploitasi yang

terdapat di wilayah KPH diantaranya :

1. PT. Arutmin Indonesia

2. PT. Jorong Barutama Gresstone

3. PT. Wahana Baratama Minning

4. PT. Amanah Anugerah Adi Mulya,

5. PT. Indoasia Cemerlang

6. PT. Mandiri Citra Bersama

7. PT. Indonesia Mineral & Coal Minning

8. PT. Ananda Puteri Lestari

9. PT. Mitra Cakra Akabdi

10. CV. Rizki Dinda

11. CV. Fariz Motor

12. PT. Pelsart Tambang kencana

13. PD. Baratala Tuntung Pandang

14. PT. Surya Sakti Darma Kencana (SSDK)

15. CV. Wira Bara Sakti

16. PT. Intibuana Indah Selaras

17. CV. Geo Minning Resources

18. CV. Mineral General Resorces

19. KUD Tani Jaya Murni

20. PT. Duta Dharma Utama

Adapun kondisi perijinan penggunaan kawasan secara detil di

sajikan pada lampiran 16 dokumen RPHJP ini.

Page 45: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2014 - 2023 KPHP Model Tanah Laut (Unit VII Kalimantan Selatan)

30

(c) Penggunaan lainnya

Penggunaan kawasan di wilayah kerja KPH lainnya berupa

perkebunan masyarakat, pertambangan tanpa ijin dan

perkebunan besar swasta nasional (PBSN).

Untuk perkebunan swasta yang berada di dalam wilayah KPH

ada yang sudah memiliki ijin berupa HGU dan Ijin

pencadangan/Ijin Lokasi. Kondisi perkebunan yang berada di

dalam kawasan pada umumnya terjadi karena adanya

perubahan kawasan hutan dari non kawasan menjadi kawasan

hutan. Wilayah perkebunan yang bersinggungan dengan

keberadaan KPH (sebagian berada di dalam kawasan hutan),

diantaranya :

1. PBN PT. Perkebunan Nusantara XIII

2. PBSN PT. Bridgestone Kalimantan Plantation

3. PBSN PT. Sentosa Sukses Utama

4. PBSN PT. Sinar Surya Jorong

5. PBSN PT. Gawi Makmur Kalimantan.

6. PBSN PT. Smart Tbk. (Sinar Mas Group)

7. PBSN PT. Kintap Jaya Wattindo.

8. PBSN PT. Indoraya Everlatex

9. PBSN PT. Malindo Jaya Diraja

2.5 Posisi Areal Kerja dalam RTRWP dan perspektif tata ruang

wilayah provinsi, kabupaten, dan pembangunan daerah.

Mengingat sampai saat ini kondisi RTRWP/K masih dalam tahap

revisi, maka untuk batas-batas kawasan hutan mengacu pada

Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 435/Menhut-II/2009 tentang

penunjukan kawasan hutan Propinsi Kalimantan Selatan. KPH

sebagai unit pelaksana teknis tingkat tapak juga mengacu pada

keputusan tersebut. Berdasarkan draft rencana revisi RTRWP/K,

Page 46: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2014 - 2023 KPHP Model Tanah Laut (Unit VII Kalimantan Selatan)

31

terdapat wilayah KPH yang diusulkan untuk di keluarkan dari

kawasan dan ada yang disesuaikan dengan hasil tata batas. Hal ini

karena menurut pemerintah daerah terdapat wilayah-wilayah

kawasan yang sudah tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya di

lapangan. Rencana perubahan wilayah kawasan hutan yang berada

di dalam wilayah kerja KPH sebagaimana matrik yang ada pada

lampiran rencana pengelolaan ini.

2.6 Isu Strategis, Kendala dan Permasalahan

(a) Isu Strategis

Landasan Kebijakan.

KPHP dibentuk dengan tujuan menata dengan baik kawasan

hutan agar terjamin kelestariannya, sebagai landasan kebijakan

pembentukan KPHP maka Menteri Kehutanan mengeluarkan

keputusan Nomor : 200/Kpts-II/1991 tentang penetapan

pembentukan KPHP melalui proses identifikasi, delineasi, dan

rancang bangun untuk kemudian ditetapkan, ditata dan

disiapkan rencana jangka panjang sebelum dilaksanakan di

lapangan. Keputusan menteri tersebut kemudian ditindak lanjuti

dengan keputusan Direktur Jenderal Pengusahaan Hutan

Nomor : 383/Kpts/IV-Prog/1994 tentang Petunjuk Teknis

Pembentukan KPHP dan surat edaran Direktur Jenderal

Pengusahaan Hutan Nomor : 1855/Kpts-IV/Prog/1994 tentang

Identifikasi dan Delineasi Kawasan Hutan Produksi Dalam

Rangka Pembentukan KPHP. SK Menteri Kehutanan tersebut

kemudian dilengkapi dan disempurnakan dengan Kepmenhut

Nomor : 257/Kpts-IV/1995 tentang Pedoman Pembentukan

KPHP dan perubahan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor :

200/Kpts-II/1991.

Page 47: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2014 - 2023 KPHP Model Tanah Laut (Unit VII Kalimantan Selatan)

32

Arah Kebijakan Nasional

Usaha untuk memperbaiki keadaan hutan Indonesia

memberikan kemajuan paska masa eksploitasi besar- besaran

era tahun 70 an hingga akhir tahun 90-an dengan

dicanangkannya program penyelesaian masalah kehutanan

melalui program-program prioritas. Pada tahun 2005 sampai

dengan tahun 2009 telah direncanakan pencapaian rencana

strategik dalam 5 kebijakan prioritas melalui Keputusan Menteri

Kehutanan Nomor : SK.456/Menhut-VII/2004. Kemudian

dipertegas dengan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor :

P.10/Menhut-II/2011 tentang 6 Kebijakan Prioritas Bidang

Kehutanan Dalam Program Pembangunan Nasional Kabinet

Indonesia Bersatu II yang meliputi; Pemantapan Kawasan

Hutan, Rehabilitasi Hutan dan Peningkatan Daya Dukung DAS,

Pengamanan Hutan dan Pengendalian Kebakaran Hutan,

Konservasi Keanekaragaman Hayati, Revitalisasi Pemanfaatan

Hutan dan Industri Kehutanan serta Pemberdayaan Masyarakat

di Sekitar Hutan. Dalam 6 kebijakan prioritas tersebut

semuanya sangat releven dengan tujuan dari implementasi

pembentukan KPHP.

Otonomi Daerah

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor : P 6 Tahun 2007

pemerintah daerah diberikan kewenangan yang cukup luas,

pada pasal 8 menyiratkan bahwa organisasi KPHL dan KPHP

dalam suatu wilayah kabupaten/kota ditetapkan oleh

pemerintah kabupaten/kota bersangkutan, sedangkan

organisasi KPHL dan KPHP lintas kabupaten kota ditetapkan

oleh pemerintah provinsi. Dalam hal ini hak, wewenang dan

Page 48: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2014 - 2023 KPHP Model Tanah Laut (Unit VII Kalimantan Selatan)

33

kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus

sendiri urusan pemerintahan yang menjadi inti otonomi daerah

tampaknya diberi tempat dalam pembentukan KPH. Selain itu,

pemerintah daerah juga diberi kewenangan untuk

mengeluarkan berbagai izin di seluruh kawasan hutan, seperti

IUPK, IUPJL, IUPHHBK, dan IPHHK. Bupati diberi kewenangan

untuk mengeluarkan izin-izin tersebut dalam KPH yang berada

dalam wilayah kabupaten, dan gubernur untuk KPH lintas

kabupaten. Namun demikian, tentu saja baik pembentukan

organisasi maupun pengeluaran izin didasarkan atas standar

dan kriteria yang ditetapkan oleh pemerintah pusat, seperti

yang juga disebutkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor : P 6

Tahun 2007. Dalam pemberian izin-izin tersebut, baik menteri,

gubernur, maupun bupati harus menyampaikan tembusan

kepada kepala KPH dan kepala pemerintahan pada tingkat yang

berbeda.

(b) Kendala

Dalam rangka menunjang keberlangsungan KPH sebagai suatu

unit organisasi tingkat tapak yang melaksanakan pengelolaan

wilayah, tentunya sangat diperlukan dukungan dari semua

pihak. Dukungan yang diperlukan dapat dari Pemerintah Pusat

berupa regulasi dan NSPK yang mendukung beroperasinya KPH

yang sampai saat ini terkadang masih belum sepenuhnya

mendukung keleluasaan KPH dalam kegiatannya.

Pemerintah Propinsi juga sangat diperlukan dukungannya,

terutama dalam dukungan teknis, biaya dan tenaga ahli dalam

membantu berjalannya KPH yang merupakan suatu Unit dalam

organisasi pemerintah daerah.

Page 49: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2014 - 2023 KPHP Model Tanah Laut (Unit VII Kalimantan Selatan)

34

Pemerintah Daerah/Kabupaten pada dasarnya sudah

mendukung dalam anggaran, akan tetapi untuk penambahan

tenaga/pegawai di KPH sampai saat ini juga mengalami

kesulitan mengingat rekrutmen pegawai masih tergantung

dengan formasi dan alokasi dari Pemerintah Pusat.

(c) Permasalahan

Dalam pembangunan KPH dukungan dana sangat diperlukan

mengingat sangat besarnya dana yang diperlukan untuk

mencapai suatu kondisi KPH yang ideal (tertata dan dapat

menghasilkan produk). Untuk itu perlu adanya

sharing/perimbangan anggaran baik dari pemerintah pusat,

pemerintah propinsi maupun dari pemerintah daerah.

Dalam operasional KPH sangat tergantung dengan kondisi SDM

yang ada di KPH baik jumlah (kuantitas) dan juga kompetensi

(kualifikasi kualitas). Kondisi SDM di KPHP Tanah Laut sampai

saat ini berjumlah 7 orang, sebagaimana tabel berikut :

Tabel 12. Personil KPHP Tanah Laut

No Jabatan Jumlah Keterangan

1 Kepala KPH 1 PNS

2 KSBTU 1 PNS

3 Ka.RPH 1 PNS

4 Tenaga Teknis 4 Kontrak

(SKMA 2 org, Basarhut 2 org)

Jumlah 7

Untuk kewilayahan, pada KPHP cukup banyak permasalahan

yang kompleks dan sudah terjadi sejak lama, utamanya adalah

tidak konsistennya perubahan kawasan dan belum semua ditata

batas. Padahal, pada beberapa wilayah yang sudah di tata

batas pun masih banyak terdapat permasalahan, apalagi pada

wilayah kawasan yang belum di tata batas. Hal ini menimbulkan

Page 50: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2014 - 2023 KPHP Model Tanah Laut (Unit VII Kalimantan Selatan)

35

kurang mantapnya batas kawasan dan lemahnya legitimasi

kawasan hutan. Disamping itu juga belum sadarnya masyarakat

akan fungsi kawasan hutan itu sendiri hingga banyak aktivitas

masyarakat di dalam kawasan hutan yang dapat mengganggu

fungsi utama dari kawasan hutan.

Berdasarkan analisa dan pengamatan di lapangan, fungsi

kawasan hutan di dalam wilayah KPH terkadang masih

dianggap rancu bila melihat kondisi sebenarnya. Sehubungan

dengan hal tersebut Pemerintah Daerah melalui mekanisme

perubahan RTRW berencana mengajukan usulan perubahan

kawasan hutan yang tentunya juga akan berpengaruh terhadap

luasan wilayah KPHP Tanah Laut. Adapun rencana perubahan

kawasan hutan yang pernah di rencanakan pemerintah daerah

sebagaimana matrik yang terdapat pada lampiran 17 Rencana

pengelolaan ini.

Page 51: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2014 - 2023 KPHP Model Tanah Laut (Unit VII Kalimantan Selatan)

36

III. VISI DAN MISI PENGELOLAAN HUTAN

3.1. Visi KPHP Model Tanah Laut

Unit Pelaksana Teknis KPHP Model Tanah Laut secara hierarki

merupakan unit pelaksana teknis di bawah Dinas Kehutanan Tanah

Laut, sehingga alokasi anggaran pelaksanaan KPHP masih menjadi

tanggung jawab Dinas Kehutanan Tanah Laut. Secara organisasi

KPHP Tanah Laut belum merumuskan visi dan misi sendiri sehingga

visi dan misi KPHP Tanah Laut masih mengacu kepada visi dan misi

Dinas Kehutanan Kabupaten Tanah Laut.

Yang menjadi Visi adalah “Terwujudnya Pengelolaan

Kawasan Hutan Yang Optimal, Akuntabel Dan Selaras”

Dalam visi ini, yang dimaksudkan dengan optimal adalah bahwa

dalam pengelolaan hasil hutan di usahakan secara optimal dan

dengan memperhatikan kelestarian sumberdaya yang ada.

Akuntabel mempunyai maksud bahwa dalam semua kegiatan KPH

kedepannya harus terencana, terukur, terorganisir dan profesional

sehingga dapat meningkatkan fungsi dan manfaat hutan secara

lestari bagi pemerintah daerah dan kesejahteraan masyarakat.

Selaras dimaksudkan bahwa dalam pengelolaan wilayah KPH tetap

memperhatikan kebijakan pemerintah pusat, daerah dan kabupaten

sehingga terjadi keselarasan program kerja bidang kehutanan dari

semua pihak.

KPHP Tanah Laut pada tahun 2024 diharapkan dapat memberikan

kontribusi positf bagi peneriman Pemerintah Kabupaten Tanah Laut

dengan cara-cara yang tidak melangar ketentuan pengelolan hutan

yang lestari dan dengan melibatkan masyarakat di sekitar kawasan

hutan. Secara sumberdaya manusia (SDM) KPHP Model Tanah Laut

Page 52: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2014 - 2023 KPHP Model Tanah Laut (Unit VII Kalimantan Selatan)

37

yang secara manajerial dan teknis diharapkan mampu melakukan

pengelolan hutan yang efisien dan efektif.

3.2. Misi KPHP Model Tanah Laut

Guna mencapai visi tersebut, diperlukan Misi – Misi sebagai berikut :

• Peningkatan dan optimalisasi sumberdaya manusia dan sarana

prasarana. Misi ini bertujuan untuk memenuhi jumlah maupun

kualitas/kompetensi pegawai dalam melaksanakan pengelolaan

hutan. Disamping itu sarana dan prasarana penunjang juga perlu

ditingkatkan untuk menunjang operasional pengelolaan kawasan

hutan agar tetap terjaga kelestariannya.

• Meningkatkan fungsi dan manfaat hutan bagi kesejahteraan

masyarakat dan pelestarian lingkungan. Misi ini mengandung

maksud agar fungsi hutan yang salah satunya adalah

meningkatkan tata air tanah akan memberikan manfaat bagi

kehidupan dan kesejahteraan masyarakat luas melalui program

Hutan Tanaman Rakyat (HTR), Hutan Kemasyarakatan (HKm),

Hutan desa (HD) dan kegiatan kemitraan lainnya.

• Mewujudkan dan menjamin keberadaan eksistensi sumberdaya

hutan melalui pemanfaatan kawasan hutan. Misi ini bertujuan

untuk meningkatkan kapasitas kawasan hutan sebagai dasar

penyiapan prakondisi pengelolaan sumberdaya hutan secara

lestari.

• Melaksanakan pengelolaan sumberdaya hutan sesuai azas

kelestarian dan optimalisasi manfaat. Misi ini dimaksudkan dalam

pengelolaan hutan agar sesuai dengan pola-pola pelestarian

sehingga keberlanjutan dan manfaat fungsi hutan tersebut dapat

dioptimalkan.

• Mencegah peningkatan lahan kritis melalui pola regenerasi hutan

dan lahan yang berwawasan sosial dan lingkungan dengan

Page 53: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2014 - 2023 KPHP Model Tanah Laut (Unit VII Kalimantan Selatan)

38

rehabilitasi hutan dan lahan. Misi ini bertujuan untuk mengurangi

lahan kritis di dalam wilayah KPH dengan cara penanaman,

reboisasi dan penghijauan dengan kemitraan bersama masyarakat

sehingga keberadaan kawasan hutan tetap terjaga dan

masyarakat dapat meningkatkan kesejahteraannya.

• Menjamin distribusi pemanfaatan hasil hutan secara adil dan

merata serta mewujudkan neraca kayu yang seimbang. Misi ini

mempunyai tujuan agar hasil hutan dapat dimanfaatkan seadil-

adilnya tanpa mengorbankan kelangsungan ketersediaan bahan

baku sehingga perlu pengkajian ketersediaan potensi bahan baku

kayu dan kebutuhan akan kayu bagi industri kehutanan.

3.2. Capaian/Tujuan

Sedangkan capaian/tujuan yang diharapkan dapat diperoleh setelah

2023, diantaranya :

• Terbangunnya kelembagaan yang profesional, efektif dan efisien;

• Terbangunnya database berbasis blok dan petak;

• Teridentifikasi dan terinventarisasinya potensi hutan dan kawasan

hutan wilayah KPH;

• Terbinanya kelompok tani hutan dan koperasi sebagai lembaga

usaha kelompok;

• Berkurangnya konflik tenurial;

• Menurunya kejadian kebakaran hutan;

• Terwujudnya pengembangan obyek wisata dan jasa lingkungan

melalui kemitraan;

• Terlaksanya reboisasi dan pengkayaan hutan secara partisipatif;

• Tersusunya rencana pengembangan usaha KPH dan kemitraan

pemanfaatan kayu dan non kayu serta jasa lainya pada wilayah

tertentu;

• Tertatanya blok dan petak.

Page 54: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2014 - 2023 KPHP Model Tanah Laut (Unit VII Kalimantan Selatan)

39

IV. ANALISIS DAN PROYEKSI

4.1 Analisis Data dan Informasi

4.1.1 Ekologi

Hasil analisa GIS yang didasarkan pada data kondisi

bio-geo-fisik wilayah dan potensi sumber daya hutan serta

data Digital Elevation Model (DEM) mendapatkan informasi

tentang Daerah Aliran Sungai (dapat sebagai batas wilayah

ekologis) dan pola alirannya, sebaran dan potensi sumber

daya hutan, dan area lain yang bernilai konservasi.

Dari hasil analisa data daerah aliran sungai, pola

aliran, jalan yang ada, dan luas petak yang ideal dapat

dibuat batas-batas petak sebagai unit managemen terkecil.

Jumlah petak yang dibuat pada KPH Model Tala ini

mencapai 673 buah dengan luasan yang bervariasi

dengan total luas 41.215,8 ha. Selanjutnya petak-petak

tersebut dikelompokkan kedalam unit yang lebih besar yang

disesuaikan dengan rencana jangka panjang yang didisain

yaitu selama 10 tahun. Dengan demikian, diharapkan dalam

1 tahun volume kerja mencapai lebih kurang 4.121 ha.

Disamping itu, areal yang telah ditentukan sebagai

kawasan lindung berdasarkan analisa GIS dan peraturan

RTRW dikeluarkan untuk dilakukan kegiatan rehabilitasi jika

tidak berpenutupan. Hasil analisa data survey potensi hutan

didapat sebagai berikut:

• massa tegakan di wilayah Unit KPHP Model Tanah Laut

untuk semua jenis pohon, diperoleh nilai volume total

Page 55: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2014 - 2023 KPHP Model Tanah Laut (Unit VII Kalimantan Selatan)

40

dari seluruh sample yang diinventarisasi adalah

633,971 m3 dengan nilai volume rata-rata 70,441

m3/ha. Untuk varian total diperoleh nilai 4166,591 dan

varian rata-rata adalah 462,955.

• Analisa pendugaan nilai maksimum dan minimum

untuk volume pohon dengan tingkat kepercayaan 95%

diperoleh nilai minimum 20,770 m3/ha dan nilai

maksimum 120,058 m3/ha.

Flora dan fauna yang langka berdasarkan hasil

inventarisasi lapangan tidak ditemukan, sehingga kegiatan-

kegiatan yang sifatnya konservasi flora dan fauna langka

tidak dilakukan.

4.1.2 Ekonomi

4.1.2.1 Potensi ekonomi sumber daya alam

Dari data statistik diketahui bahwa komoditas

utama perkebunan yang dikembangkan oleh

masyarakat pada kecamatan Pelihari adalah Karet

seluas 719 ha dengan produksi 174,03 ton,

Kelapa Dalam seluas 333 ha dengan produksi

106,95 ton, Kelapa Hibrida seluas 31 ha dengan

produksi 12,03 ton dan Kelapa Sawit 3 588 ha

dengan produksi 2 215,10 ton. Pada kecamatan

Tambang Ulang yaitu budidaya Karet 662,5 ha

dengan produksi 150,5 ton pertahun, Kelapa Sawit

892 ha dan Kelapa Lokal 67 ha dengan produski

22,6 ton pertahun. Pada kecamatan Panyipatan

yaitu budidaya Karet 829 ha dengan produksi

175,75 ton, Kelapa dalam 363 ha dengan

Page 56: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2014 - 2023 KPHP Model Tanah Laut (Unit VII Kalimantan Selatan)

41

produksi 145,95 ton dan Kelapa hibrida 3 ha

dengan produksi 0,93 ton. Pada Kecamatan Batu

Ampar mengembangkan budidaya Karet 824 ha

dengan produksi 164,8 ton, Kelapa dalam 45 ha

dengan produksi 54 ton dan Kelapa hibrida 94

ha dengan produksi 112,8 ton, selain itu cengkeh

112 ha dengan produksi 50,4 ton. Pada

kecamatan Jorong yaitu budidaya Karet 974 ha

dengan produksi 194,55 ton, Kelapa Hibrida 74 ha

dengan produksi 15,57 ton dan Kelapa lokal 176

ha dengan produksi 33,03 ton. Pada kecamatan

Kintap yaitu budidaya Karet 891 ha dengan

produksi 132,60 ton, Kelapa Hibrida 48 ha

dengan produksi 8,83 ton dan Kelapa lokal 40

ha dengan produksi 286,00 ton.

Analisa prediksi potensi pasokan kayu di KPHP VII

Tanah Laut berdasarkan laporan Rencana Jangka

Panjang Pengembangan Industri Lestari Berbasis

Kayu Di Propinsi Kalimantan Selatan, ITTO PD

397/06 Rev.3 (I) Sustainable Development of The

Wood Based Industry in South Kalimantan Tahun

2010 dengan asumsi bahwa seluruh ruang untuk

produksi kayu telah dapat dimanfaatkan secara

maksimum oleh suatu pengusahaan hutan,

mencapai 635.031 m3/tahun dimana hal ini belum

termasuk pasokan dari kebun dan hutan rakyat.

Page 57: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2014 - 2023 KPHP Model Tanah Laut (Unit VII Kalimantan Selatan)

42

4.1.2.2 Perkembangan usaha dan investasi

Dalam kawasan KPHP terdapat beberapa investasi

dalam bidang kehutanan, dimana investasi

tersebut bergerak di bidang pembangunan hutan

tanaman industri baik untuk tujuan sumber kayu

serat bagi industri pulp ataupun kayu

pertukangan. Investasi di dalam kawasan KPHP

adalah IUPHHK PT. Hutan Rindang Banua dan PT.

Inhutani III.

4.1.3 Sosial Masyarakat

Keadaan sosial masyarakat berdasarkan struktur usia

sebagaimana tabel 13. berikut :

No Usia Status Jumlah Jiwa Ket

1 Kecamatan Pelaihari

0 - 14 Belum Produktif 22.593

15 - 59 Produktif 45.518

60 – 70+ Kurang Produktif 10.250

2 Kecamatan Tambang Ulang

0 - 14 Belum Produktif 4.362

15 - 59 Produktif 8.393

60 – 70+ Kurang Produktif 619

3 Kecamatan Panyipatan

0 - 14 Belum Produktif 7.006

15 - 59 Produktif 12.800

60 – 70+ Kurang Produktif 1.362

4 Kecamatan Batu Ampar

0 - 14 Belum Produktif 6.211

15 - 59 Produktif 13.095

60 – 70+ Kurang Produktif 1.392

5 Kecamatan Jorong

0 - 14 Belum Produktif 8.302

15 - 59 Produktif 16.492

60 – 70+ Kurang Produktif 1.093

6 Kecamatan Kintap

0 - 14 Belum Produktif 9.933

15 - 59 Produktif 17.876

60 – 70+ Kurang Produktif 1.378

Page 58: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2014 - 2023 KPHP Model Tanah Laut (Unit VII Kalimantan Selatan)

43

Potensi usia produktif pada kawasan KPH Model Tala

ini mencapai 114.174 orang. Berdasarkan hasil survey

sosial di lapangan, permasalahan sosial yang paling

mendasar adalah penguasaan dan pengakuan lahan oleh

masyarakat banyak terjadi di kawasan KPHP model Tala ini.

Lahan-lahan hutan tersebut digunakan masyarakat untuk

kepentingan perumahan, perladangan, perkebunan rakyat

dan penggembalaan ternak bahkan sistem kandang dalam

areal yang luas. Sehingga, potensi gangguan terhadap

pelaksanaan pengelolaan hutan ke depan perlu menjadi

perhatian, tetapi dengan adanya pendekatan secara intensif

ke masyarakat diharapkan gangguan ini menjadi minimal.

4.1.4 Permasalahan lainnya

Permasalahan lainnya yang ditemukan di lapangan

seperti adanya penebangan liar (Bangli), pertambangan

tanpa ijin (PETI) dan penggunaan kawasan hutan bagi

peruntukannya lainnya (peternakan, perkebunan).

Kegiatan-kegiatan ini jelas akan mengganggu proses

pengelolaan hutan secara berkelanjutan.

4.1.5 SWOT

Pada ruang-ruang yang tidak dibebani Ijin usaha

pemanfaatan dalam kawasan KPHP akan dilakukan arahan

pengelolaan berdasarkan analisa SWOT yang mencakup

beberapa aspek yaitu ekologi (penutupan lahan), ekonomi

dan sosial kemasyarakatan. Dalam ilustrasi diagram berikut

digambarkan tentang fungsi yang harus dijalankan oleh

managemen Unit KPHP Model Tanah Laut dengan berbagai

Page 59: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2014 - 2023 KPHP Model Tanah Laut (Unit VII Kalimantan Selatan)

44

permasalahan yang harus diselesaikan agar Unit KPHP

Model Tanah Laut dapat berjalan optimal dan

berkelanjutan.

Page 60: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Unit KPHP Model Tanah Laut 45

Gambar 1. Aspek-aspek yang terkait

dalam managemen KPHP

PEMEGANG HAK

PENGELOLAAN

• Status perijinan

• Progress operasional

• Klaim areal

KAWASAN

• Penataan (BKPH, petak)

• Ruang kegiatan (rehabilitasi,

perlindungan , produksi,

pemberdayaan masyarakat)

MASYARAKAT

• Kelembagaan

• Persepsi, sikap dan

partisipasi

• Skema pemberdayaan

(HKM, HTR, HD, KBR)

SUMBER DAYA MANUSIA

• Quantity & Quality

• Fasilitas

• Anggaran

KPHP Tanah Laut

• Rehabilitasi

• Pembinaan

• Konservasi

• Produksi (kayu, HHBK, jasa)

Page 61: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2014 - 2023 KPHP Model Tanah Laut (Unit VII Kalimantan Selatan)

46

Tabel 15. Analisa SWOT Unit KPHP Model Tanah Laut

INTERNAL

EKSTERNAL

Strength:

• Terdapat IUPHHK-HT

(50% dari total areal

KPHP)

• Masih terdapat tutupan

lahan hutan primer dan

sekunder

• Terdapat pemukiman di

dalam dan sekitar KPHP

• Terdapat kawasan

lindung

• Terdapat Potensi

Ekowisata

Weaknesses:

• Terdapat kawasan

hutan lindung

• Areal terbuka perlu

rehabilitasi 12.406 ha

oleh managemen KPHP

• organisasi KPHP belum

berjalan lancar

Opportunities:

• Minat investasi HTI

cukup besar

• Tersedia dana

rehabilitasi dari

pemerintah pusat dan

daerah serta

perusahaan kehutanan

dan pertambangan

• Memiliki potensi pasar

karbon

• Terdapat unit penelitian

kehutanan (BPK)

• Adanya kebijakan pusat

dan daerah yang

mendorong partisipasi

masyarakat dalam

pengelolaan hutan

Strategi SO:

• Mendorong unit

IUPHHK-HT untuk

pelaksanaan PHPL

• Memfasilitasi konflik

antara masyarakat

dengan pihak

kehutanan dan IUPHHK

• Mempertahankan areal

tutupan lahan hutan

primer dan sekunder

• Pemberdayaan

masyarakat perdesaan

hutan dalam

pengelolaan hutan

berkelanjutan

• Mempertahankan

kawasan hutan lindung

untuk kepentingan

ekologi, sosial,

ekowisata dan carbon

trade

• Kerjasama riset

rehabilitasi lahan

Strategi WO:

• Promosi investasi di

bidang hutan tanaman

• Memperlancar jalannya

pelaksanaan KPHP

• Program

pengembangan HHBK

dan rehabilitasi lahan

dengan masyarakat

• Perencanaan program

rehabilitasi

Page 62: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2014 - 2023 KPHP Model Tanah Laut (Unit VII Kalimantan Selatan)

47

Threaths:

• Potensi mineral yang

berimbas pada minat

investasi bidang

tambang

• Aksesibilitas cukup

masif

• Klaim penggunaan dan

penguasaan kawasan

hutan oleh masyarakat

untuk kegiatan

peladang berpindah,

perkebunan rakyat

(karet dan sawit), dan

penggembalaan sapi

• Penebangan liar dan

pertambangan tanpa

izin sangat tinggi

Strategi ST:

• Membatasi skema

pinjam pakai kawasan

• Memfasilitasi konflik

antara masyarakat

dengan unit

managemen

• Intensifikasi Penyuluhan

Kehutanan sampai

tingkat grass root

• Penataan hutan secara

partisipatif

• Penegakan hukum

tanpa pandang bulu

Strategi WT:

• Memperkuat kegiatan

perlindungan dan

rehabilitasi hutan

• Pengembangan

kegiatan perhutanan

sosial

• Mempertahankan fungsi

kawasan lindung

• Melaksanakan tata

batas luar

Page 63: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2014 - 2023 KPHP Model Tanah Laut (Unit VII Kalimantan Selatan)

48

4.2 Proyeksi Kondisi Wilayah

Berdasarkan hasil sintesa data dan analisa SWOT, maka

disusun strategi dan proyeksi pengelolaan KPHP Tanah Laut dalam

10 tahun mendatang untuk dapat melaksanakan pengelolaan hutan

berkelanjutan, sebagai berikut;

Tabel 15. Analisa Proyeksi

STRATEGI PROYEKSI

• Mendorong unit IUPHHK-HT untuk pelaksanaan PHPL

• Promosi investasi di bidang hutan tanaman

• Membatasi skema pinjam pakai kawasan • Memperkuat kegiatan perlindungan

hutan • Inventarisasi & Pengembangan HHBK • Memfasilitasi konflik antara masyarakat

dengan unit managemen melalui penataan hutan secara partisipatif dan pengembangan pola kemitraan

• Pengembangan kegiatan perhutanan sosial

• Pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan kehutanan

• Penganggaran kegiatan rehabilitasi lahan dalam RPH oleh UPT Kehutanan, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten serta pihak swata pemegang konsensi pertambangan dan kehutanan

• Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan hutan

• Intensifikasi Penyuluhan Kehutanan sampai tingkat grass root

• Mempertahankan kawasan hutan lindung untuk kepentingan ekologi, sosial, ekowisata dan carbon trade

• Upaya penegakan hukum (law enforcement)

• Pemegang hak pengelolaan areal telah beroperasi dan berproduksi

• Kawasan lindung dalam KPHP tetap terjaga dan terpelihara dari aktifitas ilegal

• Program rehabilitasi telah berjalan dengan progresif

• Telah terbentuk mekanisme penyelesaian konflik lahan dengan masyarakat

• Telah memproduksi HHBK yang bernilai ekonomis tinggi

• Masyarakat telah dilibatkan dalam kegiatan kehutanan

• Tidak ada aktifitas ilegal dalam KPHP • Tidak terjadi aktifitas ilegal dalam

KPHP • Sebagai kawasan tujuan wisata alam • Menjadi KPHP penghasil HHBK

bernilai ekonomis tinggi • Ada investor baru bidang hutan

tanaman • KPHP Model Tala menjadi benchmark

kegiatan rehabilitasi lahan • Masyarakat telah diberdayakan dalam

kegiatan kehutanan • Areal padang alang-alang dan belukar

telah direhabilitasi • Skema pinjam pakai kawasan

dipertimbangkan

Page 64: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2014 - 2023 KPHP Model Tanah Laut (Unit VII Kalimantan Selatan)

49

V. RENCANA KEGIATAN STRATEGIS

5.1. Inventarisasi

Secara umum, tujuan inventarisasi pada tahap awal untuk

mengetahui potensi isi ruang secara keseluruhan, seperti aspek bio-

fisik, sosial ekonomi dan lingkungan. Berdasarkan hasil survai,

melalui kegiatan Inventarisasi KPHP Model Kabupaten Tanah Laut

pada 9 plot di tiga Kecamatan di Kabupaten Tanah Laut, antara lain

3 plot di Kecamatan Bajuin, 3 plot di Kecamatan Batu Ampar, 3 plot

di Kecamatan Kintap, yang masing-masing luasnya 1 Ha dengan

metode Sistematik Sampling dengan Awal Random (Systematic

Sampling with Random Start) dengan jarak antara plot sejauh 625

meter, massa tegakan untuk semua jenis pohon pada seluruh

sample adalah 633,971 m3 dengan nilai volume rata-rata 70,441

m3/ha.

Rencana inventarisasi lanjutan merupakan inventarisasi

potensi per petak per tahun, untuk mengetahui lebih rinci potensi

bio-fisik, sosekbud dan lingkungan dalam petak dan anak petak.

Untuk potensi dan sebaran tegakan, lebih dahulu dilakukan

startifikasi awal untuk bahan survey lapagan. Output inventarisasi

ini untuk menentukan apakah area tersebut merupakan hutan

produktif atau tidak. Jika hutan tersebut tidak produktif dan dengan

kelas lereng 0-15% maka perlu dilakukan rehabilitasi dengan atau

tanpa terasering, atau jika kelas lereng lebih >15% areal tidak

dibolehkan ditebang hasbis, cukup dilakukan pengayaan. Dalam hal

ini, jika area tersebut merupakan hutan produktif maka perlu

dipelihara dan diperkaya hingga masak tebang, kemudian dapat

dilakukan penebangan yang didahului dengan permohonan ijin

Page 65: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2014 - 2023 KPHP Model Tanah Laut (Unit VII Kalimantan Selatan)

50

kepada menteri. Adapun rencana kegiatan inventarisasi disajikan

pada tabel berikut.

Tabel 16. Rencana Biaya dan Inventarisasi Potensi Tegakan Pada Unit KPHP

Model Tanah Laut berdasarkan luasan

Th.

Keg. Penutupan

RPH

Luas Biaya I II III

HL HP HPT HL HL HP

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Ht 614.5 614.5 153,625,000.0

2 Hs 667.8 1.4 669.2 167,300,000.0

Ht 14.1 14.1 3,525,000.0

3 Hs 592.5 169.0 761.5 190,375,000.0

4 Hs 4.8 1655.1 1659.9 414,975,000.0

Ht 369,6 369.6 92.400.000,0

5 Hp 0.3 0.3 75,000.0

Hs 503.0 503.0 125,750,000.0

Ht 590.4 84.5 674.9 168,725,000.0

6 Ht 849.2 849.2 212,300,000.0

7 Hp 0.1 0.1 25,000.0

Hs 3513.1 3513.1 878,275,000.0

Ht 109.8 109.8 27,450,000.0

8 Hs 1287.2 1287.2 321,800,000.0

9 Ht 9.7 9.7 2,425,000.0

10 Hp

Hs 2088.7 2088.7 522,175,000.0

Keterangan :

Hp Hutan Lahan Kering Primer

Hs Hutan Lahan Kering Sekunder / Bekas Tebangan

Ht Hutan Tanaman

Page 66: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2014 - 2023 KPHP Model Tanah Laut (Unit VII Kalimantan Selatan)

51

5.2. Pemanfaatan Hutan Pada wilayah Tertentu

Wilayah Tertentu merupakan suatu wilayah hutan yang situasi dan

kondisinya belum menarik bagi pihak ketiga untuk mengembangkan

pemanfaatannya, berada di luar ijin pemanfaatan dan penggunaan

kawasan hutan.

Di dalam areal kerja KPHP Model Tanah Laut berdasarkan analisa

peta di ketahui jumlah luasan wilayah tertentu pada kawasan hutan

produksi sekitar 14.056,20 hektar. Dari luasan tersebut, seluas

1.057,06 hektar direncanakan untuk pemanfaatan hutan tanaman

dan sisanya seluas 12.999,14 hektar masih berupa hutan alam

maka direncanakan pemanfaatan hutan alam.

Mengingat untuk melakukan kegiatan penanaman pada hutan

tanaman dan pemanfaatan pada hutan alam memerlukan dana

yang sangat besar maka direncanakan akan dilakukan dengan pola

kemitraan KPH dengan masyarakat maupun KPH dengan pihak

ketiga lainnya. Data terakhir potensi hutan alam yang ada sekitar

70 m3/ha dengan taksiran total potensi 909.939,80 m3. Dari potensi

yang demikian besar tentunya KPH dapat menjadi salah satu

pemasok bahan baku kayu dan juga dapat meningkatkan

pendapatan daerah dan negara.

5.3. Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat desa hutan disesuaikan dengan kegiatan

perlindungan, pembinaan, pengayaan dan rehabilitasi serta

kegiatan lainnya yang sedang berjalan. Dalam hal ini, melibatan

masyarakat dalam proses kegiatan tersebut secara intens mulai dari

perencanaan hingga evaluasi untuk memudahkan dan

memperlancar realisasi kegiatan.

Page 67: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2014 - 2023 KPHP Model Tanah Laut (Unit VII Kalimantan Selatan)

52

Bentuk-bentuk kegiatan pemberdayaan masyarakat di dalam dan

sekitar hutan dapat diimplementasikan dalam bentuk Hutan Desa,

Hutan Kemasyarakatan, dan Kemitraan dengan merujuk kepada

Peraturan Pemerintah Nomor : 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan

dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutan

dan Penggunaan Kawasan Hutan. Selain itu kegiatan pemberdayaan

masyarakat di dalam dan sekitar hutan, yang di dalam kawasan

tersebut terdapat kegiatan bisnis non-kehutanan dapat pula

diimplementasikan dalam pola-pola kemitraan di bawah “payung”

Corporate Social Responsibility (CSR) dan Community Development.

Tabel 17. Pola Pemanfaatan Hutan Dalam Pemberdayaan Masyarakat di

Sektor Kehutanan

Pola

Pemanfaatan

Hutan

Lokasi Jenis

Pemanfaatan Jenis Kegiatan

1 2 3 4

Hutan Desa Kawasan

Hutan

Lindung

Pemanfaatan

kawasan

Budidaya tanaman obat., tanaman hias,

jamur, perlebahan, penangkaran satwa

liar dan hijauan makanan ternak.

Pemanfaatan jasa

lingkungan

Pemanfaatan jasa aliran air, Wisata

alam, perdagangan karbon.

Pemungutan hasil

hutan bukan

kayu.

Pemungutan rotan, madu, getah, buah

atau biji, daun, gaharu, kulit kayu,

tanaman obat, dan umbi-umbian

dengan jumlah paling banyak 20 (dua

puluh) ton untuk setiap kepala

keluarga.

Kawasan

Hutan

Produksi

Pemanfaatan

kawasan

Budidaya tanaman obat, tanaman hias,

jamur, perlebahan, penangkaran satwa,

budidaya sarang burung walet.

Pemanfaatan dan

pemungutan hasil

hutan kayu.

Usaha pemanfaatan/pemungutan hasi

hutan kayu alam, usaha pemanfaatan

hasil hutan kayu restorasi hutan alam.

Pemanfaatan dan

pemungutan

hasil hutan bukan

kayu.

Pemanfaatan / pemungutan rotan,

sagu, nipah, bambu, yang meliputi

kegiatan penanaman. pemanenan,

pengayaan, pemeliharaan,

Page 68: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2014 - 2023 KPHP Model Tanah Laut (Unit VII Kalimantan Selatan)

53

Pola

Pemanfaatan

Hutan

Lokasi Jenis

Pemanfaatan Jenis Kegiatan

1 2 3 4

pengamanan, dan pemasaran hasil.

Pemanfaatan getah, kulit kayu, daun,

buah atau biji, gaharu yang meliputi

kegiatan pemanenan, pengayaan,

pemeliharaan, pengamanan, dan

pemasaran hasil.

Hutan

Kemasyarakatan

(HKm)

Hutan

Lindung

Pemanfaatan

kawasan

Budidaya tanaman obat, tanaman hias,

jamur, perlebahan, penangkaran satwa,

budidaya sarang burung walet.

Pemungutan hasil

hutan bukan

kayu.

Pemungutan rotan, madu, getah, buah

atau biji, daun, gaharu, kulit kayu,

tanamanobat, dan umbi-umbian

dengan jumlah paling banyak 20 (dua

puluh) ton untuk setiap kepala

keluarga.

Hutan

Produksi

Pemanfaatan

kawasan

Budidaya tanaman obat, tanaman hias,

jamur, Budidaya lebah, Penangkaran

satwa, Budidaya sarang burung walet.

Pemanfaatan dan

pemungutan

hasil hutan kayu.

Usaha pemanfaatan/pemungutan hasil

hutan kayu pada hutan alam dan hutan

tanaman.

Pemanfaatan dan

pemungutan

hasil hutan bukan

kayu.

Usaha pemanfaatan/pemungutan hasil

hutan bukan kayu pada hutan alam

dan hutan tanaman.

Pola Kemitraan

(HTR)

Kawasan

Hutan

Lindung

Kemitraan

Pemanfaatan

kawasan

Kemitraan Budidaya tanaman obat,

tanaman hias, jamur, Budidaya lebah,

Penangkaran satwa, Budidaya sarang

burung walet.

Kemitraan

Pemungutan hasil

hutan bukan

kayu.

Pemungutan rotan, madu, getah, buah

atau biji, daun, gaharu, kulit kayu,

tanaman obat, dan umbi-umbian

dengan jumlah paling banyak 20 (dua

puluh) ton untuk setiap kepala

keluarga.

Hutan

Produksi

Kemitraan

pemanfaatan

kawasan

Kemitraan Budidaya tanaman obat,

tanaman hias, jamur, Budidaya lebah,

Penangkaran satwa, Budidaya sarang

burung walet.

Kemitraan

Pemanfaatan dan

pemungutan

Kemitraan usaha pemanfaatan/

pemungutan hasil hutan kayu pada

Page 69: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2014 - 2023 KPHP Model Tanah Laut (Unit VII Kalimantan Selatan)

54

Pola

Pemanfaatan

Hutan

Lokasi Jenis

Pemanfaatan Jenis Kegiatan

1 2 3 4

hasil hutan kayu hutan alam dan hutan tanaman

Kemitraan

pemanfaatan dan

pemungutan

hasil hutan bukan

kayu.

Kemitraan usaha pemanfaatan hasil

hutan bukan kayu pada hutan alam;

dan hutan tanaman

5.4. Pembinaan dan Pemantauan Pemanfaatan Hutan dan

Penggunaan Kawasan Hutan Pada Areal Yang Berijin

Pembinaan dan pemantauan pemanfaatan hutan dan penggunaan

kawasan hutan pada areal yang berijin dilakukan KPH dengan

periode tertentu, triwulan, semester maupun tahunan. Pembinaan

dan pemantauan ini merupakan kontrol terhadap para pemegang

ijin yang telah diberi kewenangan untuk melaksanakan kegiatannya

dalam areal yang telah ditetapkan sehingga kegiatannya dapat

terkendali sesuai aturan dan prosedur yang berlaku. Hal ini juga

untuk memonitor perkembangan aktivitas perijinan yang diberikan

dan membatasi terjadinya penyalahgunaan ijin yang diberikan.

Walaupun demikian, kewenangan KPH hanya sebatas pengawasan

dan monitoring sesuai RKU/RKT dari pihak yang telah memiliki ijin.

Untuk ijin pemanfaatan yang terdapat di KPH Tanah Laut berupa

IUPHHK-HTI sebanyak 2 perusahaan, sedangkan Ijin Penggunaan

Kawasan berupa IPPKH terdapat 6 perusahaan.

5.5. Rehabilitasi Pada Areal Kerja Di Luar Ijin

Kegiatan rehabilitasi, pengayaan, pembinaan dan perlindungan

disajikan seperti pada Tabel 17. Kegiatan dilapangan yang terkait

dengan penanaman yakni penanaman pada areal perlindungan

Page 70: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2014 - 2023 KPHP Model Tanah Laut (Unit VII Kalimantan Selatan)

55

(kawasan lindung), penanaman untuk pengayaan pada areal hutan

sekunder dan penanaman untuk rehabilitasi.

Kegiatan rehabilitasi dan pengayaan merupakan kegiatan

rehabilitasi lahan di dalam dan di luar kawasan dengan

menggunakan sumber anggaran DAK DR pemerintah pusat, DR

merupakan singkatan dari dana reboisasi yang digunakan untuk

membiayai program rehabilitasi hutan dan lahan (hutan yang rusak

dan lahan kritis). Reboisasi adalah upaya menghutankan kembali

lahan kritis yang tidak produktif di dalam kawasan hutan.

Rehabilitasi hutan dan lahan dalam pengertian memperbaiki dan

memulihkan kondisi hutan dan lahan melalui penanaman kembali.

Program ini merupakan upaya pemerintah untuk mengatasi

kerusakan hutan yang dikhawatirkan berdampak pada masalah

ekologi dan sosial ekonomi terutama masyarakat di sekitar hutan.

Program ini merupakan tanggung jawab pemerintah bersama

masyarakat. Oleh sebab itu dalam rangka menunjang kegiatan

tersebut maka pemerintah menyediakan dana yang berfungsi

sebagai perangsang.

Page 71: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2014 - 2023 KPHP Model Tanah Laut (Unit VII Kalimantan Selatan)

56

Tabel 18. Rencana dan Biaya Kegiatan rehabilitasi, pengayaan, dan

perlindungan pembinaan per tahun

Keterangan : a=Perlindungan; b=Pembinaan; c=Pengayaan; d=Rehabilitasi

Untuk membiayai kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan sumber

dana berasal dari konvergensi kegiatan pemerintah pusat, dana

alokasi khusus (DAK) dan dana pihak ketiga lainnya. Rehabilitasi

lahan pada hutan sekunder adalah kegiatan pengayaan atau

dibiarkan tumbuh secara alami yang diperlukan adalah

pemeliharaan dan pengamanan. Jika dilakukan pengayaan, maka

luas areal yang ditanami untuk pengayaan diasumsikan 30% dari

luas areal.

RPH ThnHL HP HPT

Totala b c d b c d b d

I 1 937.2 706.0 122.5 315.6 2081.3 3,882.1

2 161.5 665.4 761.8 52.4 1.1 354.2 5.3 1.2 2002.9 4,245.43 439.0 594.9 260.5 424.7 169.3 42.0 1930.4 1,149.5

4 4.8 1847.0 281.4 2133.2 1,069.3

5 604.2 564.5 1327.8 2496.5 5,045.6

6 1047.1 1003.0 2050.1 3,811.4

7 245.2 3487.7 133.6 3866.5 507.7

8 596.9 1247.4 1448.0 9.6 510.0 3811.9 7,440.49 856.2 238.5 2027.2 700.6 3822.5 3,568.6

10 2135.2 1607.3 76.3 1416.2 5235.0 11,489.3

0.0

II 1 677.5 677.5 0.0

2 553.9 80.3 634.2 305.1

3 646.0 44.4 690.4 168.74 526.1 0.0 526.1 0.0

5 637.3 637.3 0.0

6 458.9 458.9 0.0

0.0

III 1 5.2 1324.4 1329.6 0.0

2 1421.2 193.5 1614.7 735.33 976.5 976.5 0.0

4 4.0 1308.2 1312.2 0.0

5 549.7 766.3 1316.0 2,911.9

6 387.6 756.9 4.0 1148.5 2,876.2

Total 9.2 11005.0 1265.1 3569.7 3953.2 9452.2 6751.4 2118.4 2628.0 40752.2 49,206.6

*Biaya (Rp.) dlm juta

Page 72: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2014 - 2023 KPHP Model Tanah Laut (Unit VII Kalimantan Selatan)

57

Kegiatan pembinaan dilakukan pada lokasi yang terdapat kegiatan

pertanian dan perkebunan yang dilakukan oleh masyarakat dalam

kawasan hutan. Kegiatan pembinaan seperti rekayasa sosial,

penyiapan kelembagaan masyarakat (Kelompok tani hutan dan

kelembagaan desa) dan peningkatan kapasitas masyarakat dalam

pembangunan hutan berbasis masyarakat dan lain-lain. Selain itu

perlu dilakukan fasilitasi kegiatan fisik seperti alokasi pendanaan

untuk pengadaan bibit (agroforestri), penyiapan lahan, penanaman

dan pemeliharaan paling tidak sampai tahun ke-3.

Kegiatan perlidungan dapat berupa kegiatan rehabilitasi dan

perlidungan pada kawasan lindung.

5.6. Pembinaan dan Pemantauan Rehabilitasi dan Reklamasi Di

Dalam Areal Yang Berijin

Pembinaan dan pemantauan rehabilitasi dan reklamasi di dalam

areal yang berijin di dalam wilayah KPHP Model Tanah Laut hanya

bersifat pengawasan dan monitoring. Hal ini karena rehabilitasi dan

reboisasi hutan dalam kawasan yang sudah dibebani ijin

sepenuhnya dibebankan kepada pemegang ijin untuk melakukan

rehabilitasi dan reboisasi dimana sudah ada rencana rehabilitasi dan

reklamasi pada areal ijinnya.

5.7. Rencana Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam

Setelah kegiatan penanaman dilakukan, maka peran kegiatan

pemeliharaan dan pengamanan menjadi sangat penting untuk

menjaga agar asset ini tidak rusak. Kegiatan pemeliharaan dan

pengamanan mengikuti tabel 17 di atas, hanya hanya berbeda

biaya satuan dan tahun kegiatan, maksudnya tanaman tahun

pertama dipeliharan pada tahun kedua, dan seterusnya.

Page 73: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2014 - 2023 KPHP Model Tanah Laut (Unit VII Kalimantan Selatan)

58

Diasumsikan biaya pemeliharaan dan pengamanan adalah 20% dari

biaya penanaman. Dengan demikian, berikut ini disajikan tabel

rencana dan biaya kegiatan pemeliharaan dan pengamanan.

Tabel 19. Rencana dan Biaya Kegiatan Pemeliharaan dan Pengamanan

5.8. Rencana Penyelenggaraan Koordinasi dan Sinkronisasi

Antar Pemegang Ijin

Dalam penyelenggaraan koordinasi dan sinkronasi antar pemegang

ijin, KPH selaku pemangku wilayah akan bertindak sebagai

fasilitator dan mediator dalam merundingkan berbagai

permasalahan yang terjadi antar pemegang ijin. Mediasi dan

fasilitasi KPH akan dilakukan;

• Bila terjadi tumpang tindih kawasan

• Pelaksanaan tata batas bersama antar pemegang ijin

• Klaim atas lahan oleh masyarakat dalam kawasan

RPH ThnHL HP HPT

Totala b c d b c d b d

I 2 937.2 706.0 122.5 315.6 2081.3 388.2

3 161.5 665.4 761.8 52.4 1.1 354.2 5.3 1.2 2002.9 424.5

4 439.0 594.9 260.5 424.7 169.3 42.0 1930.4 115.0

5 4.8 1847.0 281.4 2133.2 106.9

6 604.2 564.5 1327.8 2496.5 504.6

7 1047.1 1003.0 2050.1 381.1

8 245.2 3487.7 133.6 3866.5 50.89 596.9 1247.4 1448.0 9.6 510.0 3811.9 744.0

10 856.2 238.5 2027.2 700.6 3822.5 356.9

II 2 677.5 677.5 0.0

3 553.9 80.3 634.2 30.5

4 646.0 44.4 690.4 16.9

5 526.1 0.0 526.1 0.0

6 637.3 637.3 0.0

III 2 5.2 1324.4 1329.6 0.0

3 1421.2 193.5 1614.7 73.5

4 976.5 976.5 0.0

5 4.0 1308.2 1312.2 0.0

6 549.7 766.3 1316.0 291.2

Biaya (Rp.) dlm juta

Page 74: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2014 - 2023 KPHP Model Tanah Laut (Unit VII Kalimantan Selatan)

59

• Pelaksanaan program-program tanggung jawab sosial pemegang

ijin terhadap masyarakat

5.9. Koordinasi dan Sinergi dengan Instansi dan Stakeholder

Terkait

Koordinasi dan sinergi dengan Instansi dan Stakeholders terkait,

merupakan salah satu prasyarat keberhasilan KPHP dalam

mewujudkan visi dan misi pengelolaannya, mengingat adanya

keterbatasan-keterbatasan baik dari sisi SDM dan Kelembagaan,

Kewenangan serta Akses Pendanaan. Kedepannya KPH akan

berkoordinasi dengan pihak perkebunan baik pemerintah maupun

swasta mengingat sudah banyak wilayah KPH yang menjadi kebun,

disamping itu menjajaki program perusahaan perkebunan demi

menyokong kegiatan di dalam KPH.

5.10. Rencana Penyediaan dan Peningkatan Kapasitas SDM

Saat ini ketersedian SDM untuk pelaksanaan pengelolaan Unit KPHP

Model Tanah Laut seperti yang disajikan pada tabel berikut.

Tabel 19. Kondisi Sumber Daya Manusia di Unit KPHP Model Tanah Laut

No Jabatan Struktural Staff Kekurangan

Rencana Realisasi Rencana Realisasi Struktural Staff

1 Kepala 1 1 1 0 0 1

2 KSBTU 1 1 2 0 0 2

3 Ka.RPH 3 1 9 0 2 9

4 Ka.Seksi 3 0 9 0 3 9

Jumlah 8 3 21 0 5 21

Sumber: Kolom realisasi adalah sesuai dengan Perbub 48 tahun 2011. Kolom rencana adalah usulan sesuai kebutuhan sementara KPH Model

Tanah Laut.

Dari tabel tersebut diatas dapat dilihat masih terdapat kekurangan

tenaga dalam pelaksanaan pekerjaan KPH. Meskipun demikian,

Page 75: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2014 - 2023 KPHP Model Tanah Laut (Unit VII Kalimantan Selatan)

60

tenaga yang tersedia tersebut juga masih memerlukan 'upgrade'

kemampuan, terutama dalam hal membangun dan memperkaya isi

database yang telah dibuat agar dapat menjadi sebuah alat

Decision Support System (DSS). DSS inilah salah alat bantu yang

cukup efektif dalam membantu KKPH dan KRPH dalam mengelola

KPH.

Agar memiliki kompetensi sebagaimana tersebut di atas, maka

organisasi KPH harus diisi oleh personel yang memiliki kompetensi

di bidang pengelolaan hutan, yaitu yang memenuhi syarat

kompetensi kerja yang diterbitkan oleh lembaga sertifikasi profesi

(LSP) di bidang kehutanan atau pengakuan oleh Menteri

(penjelasan Pasal 8 ayat (1) PP 6/2007). Ketentuan mengenai

Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) mengacu pada UU No 13 Tahun

2003 tentang Ketenagakerjaan.

5.11. Penyediaan Pendanaan

Pendanaan dalam penyelenggaraan KPH menurut pada pasal 10 PP

6/2007 sebagai berikut :

• Pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah

kabupaten/kota sesuai kewenangannya bertanggung jawab

terhadap pembangunan KPH dan infrastrukturnya.

• Dana bagi pembangunan KPH bersumber dari APBN, APBD dan

sumber dana lain yang tidak mengikat sesuai ketentuan

peraturan dan perundang-undangan.

5.12. Pengembangan Database

Database merupakan kebutuhan yang sangat vital dalam sebuah

organisasi KPH, database ini berguna untuk memantau dinamika

perkembangan situasi yang ada dalam wilayah pengelolaan KPH,

Page 76: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2014 - 2023 KPHP Model Tanah Laut (Unit VII Kalimantan Selatan)

61

sehingga perencanaan pengelolaan dan pembangunan dalam

wilayah KPH dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan dinamika

perkembangan dalam wilayah pengelolaan. Database yang

dimaksud tidak sekedar database biasa, tetapi diarahkan menjadi

sebuah database management system (DBMS) dan nantinya

diarahakan menjadi DSS.

Pengembangan database yang akan dilakukan oleh KPHP antara

lain;

• Terbangunnya sistem database berbasis GIS, dimana tujuannya

adalah agar tersedia data numerik dan data spasial kehutanan

dalam wilayah pengelolaan KPHP.

• Inventarisasi potensi hutan kayu dan non kayu dalam wilayah

pengelolaan KPHP

• Inventarisasi kondisi sosial dan ekonomi wilayah pengelolaan

KPHP.

5.13. Rencana Rasionalisasi Wilayah Kelola

Rencana rasionalisasi wilayah kelola KPHP akan dilakukan

dikemudian hari apabila terjadi perubahan kawasan hutan dan

terbitnya perijinan pada kawasan wilayah kelola KPHP. Hal ini untuk

menjamin keakuratan data, batas dan kekuatan hukum wilayah

kelola KPH.

5.14. Review Rencana Pengelolaan

Review pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan dalam

pengelolaan kawasan oleh unit KPHP dilakukan melalui monitoring

antara target dan realisasi yang dicapai untuk semua kegiatan

dalam kawasan. Terutama jika banyak target yang tidak terealisasi

maka managemen KPHP dapat mengkaji kendala-kendala yang

menyebabkan tidak terealisasinya target-target tersebut, sehingga

Page 77: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2014 - 2023 KPHP Model Tanah Laut (Unit VII Kalimantan Selatan)

62

dapat dirumuskan kembali strategi dan prioritas untuk pencapaian

target rencana. Sebaiknya pengkajian ini dilakukan setiap tahun

terhadap target dan realisasi, namun minimal pengkajian ini

dilakukan 5 tahun sekali.

5.15. Pengembangan Investasi

Sesuai dengan fungsi dari KPH menurut Pasal 9 ayat (1) PP No

6/2007 yang salah satu diantaranya “Membuka peluang investasi

guna mendukung tercapainya tujuan pengelolaan hutan”, maka

managemen Unit KPHP Model Tanah Laut memiliki peluang untuk

melakukan promosi investasi bidang kehutanan dalam kawasan

kelola utamanya pada petak-petak yang belum memiliki ijin

pemanfaatan. Pengembangan investasi ini bukan hanya terbatas

pada produk kehutanan kayu namun dapat pula berupa hasil hutan

bukan kayu bernilai ekonomis tinggi lainnya seperti gaharu, nilam

dan lain-lain agar terjadi pemanfaatan berlapis seluruh sumber

daya hutan dalam ruang Unit KPHP Model Tanah Laut ini.

Untuk bisnis KPH, direncanakan berupa kayu dan non kayu (HHBK).

Komoditas kayu yang ada di KPHP Tanah Laut berupa kayu alam

yang berasal dari hutan produksi seluas ± 12.999,14 hektar dan

rencana produksi kayu dari hutan tanaman seluas 1.057,06 hektar.

Potensi kayu alam berdasarkan hasil survei biogeofisik tahun 2012

nilai volume rata-rata 70,441 m3/ha. Jika di kalikan dengan luasan

yang ada total potensi kayu alam sekitar 909.939,80 m3. Dari

perhitungan tersebut diketahui bahwa potensi kayu di KPHP Tanah

Laut cukup besar, akan tetapi karena akses jalan belum ada serta

kondisi wilayah yang berbukit menuju lokasi dimaksud maka belum

bisa dilakukan pemanfaatan dan bahkan ada beberapa lokasi yang

tidak direkomendasikan untuk di manfaatkan. Untuk itu kedepannya

Page 78: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2014 - 2023 KPHP Model Tanah Laut (Unit VII Kalimantan Selatan)

63

perlu dilaksanakan inventarisasi lebih detil lagi untuk menentukan

potensi sebenarnya yang dapat di manfaatkan.

Potensi kayu tanaman eks kegiatan kehutanan di wilayah tertentu

KPH belum ada mengingat kawasan tertentu pada hutan produksi

masih mayoritas berupa hutan sekunder dengan wilayah yang

memungkinkan untuk dilakukan penanaman sekitar 1.057,06 Ha,

adapun jenis yang cocok di budidayakan berupa Sengon, Mahoni

dan Jabon.

Untuk HHBK pada wilayah tertentu belum terinventarisir hingga

perlu di lakukan inventarisasi untuk mengetahui HHBK yang dapat

dimanfaatkan/diproduksi. Walau demikian pihak Dinas Kehutanan

dan KPHP sedang mengembangkan tanaman atsiri (ylang – ylang)

dan madu hutan budidaya sebagai produk HHBK unggulan.

Disamping itu juga akan dikembangkan komoditas gaharu dan

minyak atsiri sereh wangi, kayu putih dan nilam.

Untuk lebih terencananya bisnis KPH maka perlu dibuat secara

khusus Rencana Bisnis yang lebih detil yang dapat menunjukan

potensi sebenarnya dan analisa usaha serta prospek berdasarkan

jenis komoditas.

Page 79: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2014 - 2023 KPHP Model Tanah Laut (Unit VII Kalimantan Selatan)

64

VI. PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

6.1. Pembinaan

Secara internal kawasan pengelolaan managemen di Unit KPHP

Model Tanah Laut memiliki fungsi pembinaan sesuai PP Nomor : 6

Tahun 2007 terutamanya pembinaan terhadap masyarakat dalam

kawasan ataupun pembinaan terhadap unit managemen yang

memiliki ijin pemanfaatan kawasan. Wujud pembinaan itu sendiri

dapat berupa arahan teknis pelaksanaan kegiatan kepada unit

managemen dalam kawasan ataupun sebagai fasilitator masyarakat

dalam kawasan dalam hal sinergi pembangunan kehutanan dengan

peningkatan pendapatan masyarakat.

Unit KPHP Model Tanah Laut merupakan sebuah organisasi yang

berbentuk Unit Pelaksana Teknis sehingga dalam melaksanakan

kegiatannya memerlukan dukungan pembinaan dari instansi lain

yang berada di atasnya secara hierarki seperti Dinas Kehutanan

Propinsi Kalimantan Selatan, Dinas Kehutanan Kabupaten Tanah

Laut, Bappeda Propinsi Kaliamantan Selatan, Bappeda Kabupaten

Tanah Laut, serta beberapa balai kehutanan yang ada di daerah

seperti BPKH Wilayah V dan BP2HP Wilayah XI. Berdasarkan tugas

pokok dan fungsi dari masing-masing institusi tersebut terdapat

fungsi pembinaan terhadap unit pelaksana teknis.

6.2. Pengawasan

Secara organisasi Unit KPHP Model Tanah Laut merupakan unit

pelaksana teknis daerah milik Dinas Kehutanan Kabupaten Tanah

Laut, karena masih relatif baru dan belum berdiri sendiri maka

Page 80: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2014 - 2023 KPHP Model Tanah Laut (Unit VII Kalimantan Selatan)

65

organisasi ini sepenuhnya masih merupakan tanggung jawab Dinas

Kehutanan Kabupaten Tanah Laut baik secara koordinasi kegiatan

dan penganggaran. Segala bentuk rencana kegiatan Unit KPHP

Model Tanah Laut harus melalui koordinasi dengan Dinas Kehutanan

Kabupaten Tanah Laut. Organisasi Unit KPHP Model Tanah Laut

memiliki tanggung jawab pelaksanaan kegiatan sesuai dengan

target yang telah direncanakan, sehingga sebagai pengawas

langsung kegiatan KPHP yakni Dinas Kehutanan Kabupaten Tanah

Laut, selain institusi lain yang memiliki relevansi kegiatan KPHP

secara hierarki seperti Dinas Kehutanan Propinsi, Bappeda, BPKH,

BPDAS dan BP2HP.

Akan tetapi sebagai organisasi pemangku kawasan hutan produksi

memiliki wewenang untuk melakukan pengawasan terhadap unit-unit

managemen baik unit managemen HTI ataupun pertambangan yang

beroperasi di dalam kawasan KPHP.

6.3. Pengendalian

Idealnya segala bentuk operasional kegiatan Unit KPHP Model Tanah

Laut harus mengikuti tugas pokok dan fungsi serta visi dan misi yang

diemban sebagai sebuah organisasi, namun sebagai organisasi baru

yang belum mandiri maka tugas pokok dan fungsi serta visi dan misi

yang diemban masih mengacu kepada organisasi induk yaitu Dinas

Kehutanan Kabupaten Tanah Laut. Kegiatan operasional Unit KPHP

Model Tanah Laut secara anggaran dikendalikan oleh pos-pos

anggaran yang telah dianggarkan oleh Dinas Kehutanan Kabupaten

Tanah Laut, serta besarnya wewenang kegiatan operasional

lapangan dikendalikan oleh tugas pokok dan fungsi serta visi dan

misi Dinas Kehutanan Kabupaten Tanah Laut.

Page 81: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2014 - 2023 KPHP Model Tanah Laut (Unit VII Kalimantan Selatan)

66

VII. PEMANTAUAN, EVALUASI DAN

PELAPORAN

7.1. Koordinasi Kegiatan

Dalam pengelolaan KPHP secara keseluruhan ada beberapa kegiatan

utama menjadi prioritas yaitu; rehabilitasi lahan, pemantapan

kawasan, pemberdayaan masyarakat, pusat penelitian & ilmu

pengetahuan dan produksi hasil hutan kayu & non kayu. Dalam

pelaksanaannya pengelolaan KPHP ini selain menjadi otoritas UPT

namun juga melibatkan beberapa institusi yang memiliki

kewenangan, relevansi dan kepentingan pada masing-masing

kegiatan utama tersebut.

Untuk kegiatan rehabilitasi lahan UPT berkoordinasi dengan Balai

Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS). Kegiatan pemantapan

kawasan utamanya tentang tata batas UPT berkoordinasi dengan

Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) dan Dinas Kehutanan.

Kegiatan penegakan hukum dalam kawasan UPT berkoordinasi

dengan Kepolisian dan satuan POLHUT.

7.2. Pelaksana Kegiatan

UPT sebagai otoritas pengelola KPHP bertindak sebagai pelaksana

berbagai kegiatan yang direncanakan dan dianggarkan sesuai

dengan tahun anggaran berjalan.

7.3. Pemantauan dan Evaluasi

Pemantauan dan evaluasi kegiatan pengelolaan KPHP tingkat

kabupaten dilakukan oleh Bupati melalui Kepala Dinas Kehutanan

Kabupaten Tanah Laut. Pada tingkat propinsi kegiatan pemantauan

Page 82: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2014 - 2023 KPHP Model Tanah Laut (Unit VII Kalimantan Selatan)

67

dan evaluasi dilakukan oleh Gubernur melalui Kepala Dinas

Kehutanan Propinsi Kalimantan Selatan dan Bappeda Propinsi

Kalimantan Selatan. Pada tingkat nasional pemantauan dan evaluasi

dilakukan oleh Menteri Kehutanan melalui UPT Kementerian

Kehutanan yang relevan di Kalimantan Selatan seperti BPDAS Barito,

BP2HP Wilayah XI, BKSDA dan BPKH Wilayah V.

7.4. Pelaporan

Segala kegiatan pengelolaan baik kemajuan kegiatan,

masalah/kendala kegiatan serta hasil-hasil kegiatan dilaporkan

secara berkala oleh UPT kepada Dinas Kehutanan Kabupaten Tanah

Laut selaku instansi diatas UPT KPHP secara hierarki.

Page 83: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2014 - 2023 KPHP Model Tanah Laut (Unit VII Kalimantan Selatan)

68

VIII. PENUTUP

Secara umum keadaan KPHP pada saat ini, ada beberapa hal yang

penting untuk mempercepat pelaksanaan Unit KPHP Model Tanah Laut di

lapangan agar lebih terarah dan tepat sasaran antara lain:

• 'Upgrade' potensi SDM tenaga pelaksana KPHP, agar dapat

membaca, memahami, mengerti dan dapat mengaplikasi rencana

yang telah tertuang dalam database berbasis GIS yang telah

dibuat.

• Meningkatkan potensi SDM tenaga pelaksana KPHP bagaimana

agar dapat mengembangkan database ini menjadi sebuah

database management system hingga lebih jauh lagi menjadi DSS

dalam KPHP Model ini.

• Identifikasi dan assessment detail untuk masing-masing RPH yang

telah direncanakan dari segi tata ruang, potensi kawasan, sosial

ekonomi masyarakat serta ekologi sehingga dapat ditentukan titik

berat dan prioritas pengelolaan kawasan untuk masing-masing

RPH.

• Analisa kebutuhan sumber daya manusia pengelola untuk masing-

masing RPH beserta sarana dan prasarananya guna

memperhitungkan perkiraan beban tetap anggaran tahunan

pemerintah dalam pengelolaan Unit KPHP Model Tanah Laut.

• Sosialisasi secara menyeluruh dan intensif kepada masyarakat

dalam kawasan dan pemangku kewenangan administratif dalam

kawasan (kecamatan, kelurahan/desa) tentang keberadaan

managemen di Unit KPHP Model Tanah Laut guna memberikan

penjelasan tentang posisi masyarakat dalam kawasan KPHP serta

memperjelas hal-hal yang dapat dilakukan bersama antara

masyarakat dalam kawasan dengan managemen KPHP. Apabila

Page 84: KPHP MODEL TANAH LAUTkph.menlhk.go.id/.../1496197783RPHJP_KPHP_TANAH_LAUT.pdfTanah Laut seluas ± 92.641 hektar yang terdiri dari Hutan Lindung (HL) ± 15.862 hektar, Hutan Produksi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2014 - 2023 KPHP Model Tanah Laut (Unit VII Kalimantan Selatan)

69

diperlukan dapat dilakukan kegiatan pemetaan partisipatif dengan

masyarakat untuk mengurangi konflik klaim atas lahan di masa

mendatang.

• Identifikasi interest dan persepsi masyarakat di dalam kawasan

tentang pola-pola pencaharian sehari-hari agar dapat bersinergi

dengan program-program kehutanan yang akan dilaksanakan oleh

managemen KPHP.

• Pembentukan kelembagaan masyarakat serta pelatihan-pelatihan

yang perlu oleh managemen KPHP dengan tujuan agar masyarakat

setempat dapat menjadi mitra KPHP dalam pengelolaan kawasan

Unit KPHP Model Tanah Laut.