KPH40-0005

3
Departemen Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak Standard Operating Procedures TATA CARA PENYELESAIAN BAGI HASIL PENERIMAAN PAJAK SEMENTARA Revisi : Nomor : KPH40-0005 Tanggal : Halaman : 1 dari 3 A. Deskripsi: Bagi Hasil Pajak adalah bagian daerah yang berasal dari penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, Pajak Penghasilan Pasal 25 dan Pasal 29 Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri (WPOPDN), & Pajak Penghasilan Pasal 21. Bagi Hasil Sementara ditetapkan paling lambat 2 (dua) bulan sebelum tahun anggaran yang bersangkutan dilaksanakan didasarkan atas rencana penerimaan BHS PPh WPOPDN dan PPh Pasal 21. B. Dasar Hukum: 1. Pasal 13 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan C. Surat Edaran Terkait: Tidak Ada D. Pihak yang terkait: 1. Direktur Jenderal 2. Direktur 3. Kepala Subdit Administrasi dan Evaluasi Penerimaan 4. Kepala Seksi Pembukuan dan Rekonsiliasi 5. Pelaksana Seksi Pembukuan dan Rekonsiliasi 6. Kantor Wilayah/ Kantor Pelayanan Pajak E. Formulir yang digunakan: 1. Surat Permohonan dari KPP/Kanwil tentang Bagi hasil Sementara (BHS) PPh WPOPDN dan pasal 22 2. Peraturan Menteri Keuangan tentang Dana Bagi Hasil Sementara (BHS) tahun sebelumnya 3. Kertas Kerja Bagi Hasil Definitive (BHS) tahun sebelumnya

Transcript of KPH40-0005

Page 1: KPH40-0005

Departemen Keuangan Republik IndonesiaDirektorat Jenderal Pajak

Standard Operating ProceduresTATA CARA PENYELESAIAN

BAGI HASIL PENERIMAAN PAJAK SEMENTARA

Revisi : Nomor : KPH40-0005

Tanggal : Halaman : 1 dari 3

A. Deskripsi:

Bagi Hasil Pajak adalah bagian daerah yang berasal dari penerimaan Pajak Bumi dan

Bangunan, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, Pajak Penghasilan Pasal 25 dan

Pasal 29 Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri (WPOPDN), & Pajak Penghasilan Pasal

21. Bagi Hasil Sementara ditetapkan paling lambat 2 (dua) bulan sebelum tahun anggaran

yang bersangkutan dilaksanakan didasarkan atas rencana penerimaan BHS PPh WPOPDN

dan PPh Pasal 21.

B. Dasar Hukum:

1. Pasal 13 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan

C. Surat Edaran Terkait:

Tidak Ada

D. Pihak yang terkait:

1. Direktur Jenderal

2. Direktur

3. Kepala Subdit Administrasi dan Evaluasi Penerimaan

4. Kepala Seksi Pembukuan dan Rekonsiliasi

5. Pelaksana Seksi Pembukuan dan Rekonsiliasi

6. Kantor Wilayah/ Kantor Pelayanan Pajak

E. Formulir yang digunakan:

1. Surat Permohonan dari KPP/Kanwil tentang Bagi hasil Sementara (BHS) PPh

WPOPDN dan pasal 22

2. Peraturan Menteri Keuangan tentang Dana Bagi Hasil Sementara (BHS) tahun

sebelumnya

3. Kertas Kerja Bagi Hasil Definitive (BHS) tahun sebelumnya

Page 2: KPH40-0005

Departemen Keuangan Republik IndonesiaDirektorat Jenderal Pajak

Standard Operating ProceduresTATA CARA PENYELESAIAN

BAGI HASIL PENERIMAAN PAJAK SEMENTARA

Revisi : Nomor : KPH40-0005

Tanggal : Halaman : 2 dari 3

F. Dokumen yang dihasilkan:

1. Draf/usulan bagi hasil sementara (BHS) WPOPDN dan PPh pasal 21 yang diusulkan

untuk menjadi Peraturan Menteri Keuangan tentang Bagi Hasil Sementara PPh Pasal 21

dan PPh WPOPDN.

G. Prosedur Kerja:

1. Direktorat PKP membuat rencana Bagi hasil sementara (BHS) berdasarkan data

pembagian definif tahun sebelumnya.

2. Kantor Wilayah DJP/Kepala KPP mengajukan permohonan Bagi hasil sementara

(BHS) kepada Dirjen Pajak c.q. Direktorat PKP.

3. Direktur PKP menugaskan Kepala Subdit Administrasi dan Evaluasi Penerimaan untuk

melakukan penghitungan BHS.

4. Kepala Subdit Administrasi dan Evaluasi Penerimaan menugaskan Kepala Seksi

Pembukuan dan Rekonsiliasi untuk melakukan penghitungan dan membuat draf/usulan

BHS.

5. Kasi Pembukuan dan Rekonsoliasi Dit. PKP meneliti dan mengevaluasi permohonan

dari Kanwil. Data permohonan tersebut selanjutnya dimasukkan dalam kertas kerja

penghitungan Dana Bagi Hasil Pajak PPh WPOPDN dan PPh ps 21. BHS yang telah

selesai dan telah disetujui oleh Dirjen Pajak selanjutnya dikirim ke Ditjen Perimbangan

Keuangan (PK).

6. Kepala Subdit Administrasi dan Evaluasi Penerimaan menelaah dan menyetujui draf

BHS.

7. Direktur Potensi, Kepatuhan dan Penerimaan menyetujui Draf BHS.

8. Pelaksana Seksi Pembukuan dan Rekonsiliasi mengirimkan BHS kepada Direktur

Jenderal.

9. Direktur Jenderal Pajak menyetujui dan menandatangani BHS.

10. Pelaksana Seksi Pembukuan dan Rekonsiliasi mengirimkan BHS yang telah disetujui

oleh Dirjen Pajak ke Ditjen Perimbangan Keuangan (PK) sesuai dengan SOP Tata Cara

Penyampaian Dokumen di Kantor Pusat.

11. Proses selesai.

Jangka Waktu Penyelesaian:

Paling lama 2 (dua) bulan sebelum tahun anggaran yang bersangkutan dilaksanakan

Page 3: KPH40-0005

Departemen Keuangan Republik IndonesiaDirektorat Jenderal Pajak

Standard Operating ProceduresTATA CARA PENYELESAIAN

BAGI HASIL PENERIMAAN PAJAK SEMENTARA

Revisi : Nomor : KPH40-0005

Tanggal : Halaman : 3 dari 3

H. Bagan Arus (Flow Chart):

TATA CARA PENYELESAIAN BAGI HASIL PENERIMAAN PAJAK SEMENTARA

DirekturJenderalPelaksana

Kepala SeksiPembukuan dan

Rekonsiliasi

Kepala SubditAdministrasi dan

EvaluasiPenerimaan

DirekturKanwil/KPP

Mulai

PermohonanBHS Menugaskan

Menugaskan

Melakukanpneghitungan BHSmembuat draf dankertas kerja BHS

Draf BHS dankertas kerja Menelaah dan

menyetujui Menyetujui Menyetujui danmenandatangani

BHS

SOP Tata CaraPenyampaianDokumen di

KPDJP

Selesai