KPD riw SCa

40
LAPORAN JAGA COASS OBSGYN Kamis, 21 Februari 2013

description

aaed

Transcript of KPD riw SCa

TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN JAGA COASS OBSGYNKamis, 21 Februari 20131Daftar Pasien MasukNoIdentitasDiagnosisTerapi1Ny. Dwi Rahayu0117985622 tahunG1P0A0UK 41+3 mingguDKP e.c.panggul sempit KPD 10 jam pada primigravida hamil postdate bdpSCTP-em2Ny. Yuli Setianingsih0117989723 tahunG1P0A0UK 41+2 mingguKPD 12 jam pada primigravida hamil postdate bdpPersalinan per vaginam (induksi oksitoksin)3Ny. Retno Sugiyatmi0117985730 tahunG2P1A0UK 40 mingguKPD 12 jam pada sekundigravida hamil aterm bdp + riwayat SC 16 bulan yang laluRe SCTP-emInsersi IUD4Ny. Yuli Hastuti0117989834 tahunG2P1A0UK 41 mingguSekundigravida hamil postdate bdpPersalinan per vaginam (induksi misoprostol)NoIdentitasDiagnosisTerapi5Ny. Nur Khotimah0117990719 tahunG1P0A0UK 27+3 mingguPartus Imaturus IminensTokolitik (Terbutalin Sulfat)6Ny. Tin Pudyastuti0117984622 tahunG1P0A0UK 41 mingguPrimigravida hamil postdate bdpPersalinan per vaginam (induksi oksitoksin)7Ny. Maryati0117987130 tahunG1P0A0UK 41 mingguPrimigravida hamil postdate bdpPersalinan per vaginam (induksi oksitoksin)8Ny. Fransiska0117845521 tahunG2P1A0UK 39 mingguKPD 15 jam pada sekundigravida hamil aterm bdpPersalinan per vaginam (induksi oksitoksin)NoIdentitasDiagnosisTerapi9Ny. Lestari0117845521 tahunG2P1A0UK 38 mingguFetal compromised, KPD 3 hari pada sekundigravida hamil aterm bdpSCTP-em10Ny. Purwanti0117927530 tahunG2P1A0UK 41+2 mingguSekundigravida hamil postdate dp kala I fase latenPersalinan per vaginam11Ny. Mujia Astuti0117992130 tahunG2P1A0UK 38+1 mingguPER presbo pada sekundigravida hamil aterm dp kala I fase aktifPersalinan per vaginam12Ny. Dewi Srining S.0117992635 tahunG2P1A0UK 40+2 mingguKPD 13 jam pada sekundigravida hamil aterm bdpPersalinan per vaginam (induksi oksitoksin)NoIdentitasDiagnosisTerapi13Ny. Nur Hayati0117993330 tahunG2P1A0UK 42 mingguSekundigravida hamil posterm bdp + riwayat SCRe SCTP elektif14Ny. Mufarrohah0117994418 tahunG1P0A0UK 38+5 mingguKPD 20 jam pada primigravida hamil aterm dp kala I fase latenPersalinan per vaginam15Ny. Purwanti0117995228 tahunG2P1A0UK 38+3 mingguKPD 16 jam pada sekundigravida hamil aterm dp kala I fase latenPersalinan per vaginam16Ny. Ira Marviana0116673128 tahunG1P0A0UK 38 mingguKPD 10 jam pada primigravida hamil aterm bdpPersalinan per vaginamLaporan Kasus A. Identitas pasienNama: Ny. RSUmur : 30 tahunAlamat: BanjarsariPekerjaan : Ibu Rumah TanggaTanggal Masuk : 21 Februari 2013Tanggal Pemeriksaan : 21 Februari 2013No. RM : 01179857I. ANAMNESISB. Keluhan utama Pasien datang dengan keluhan keluar air ketuban.C. Riwayat penyakit sekarangSeorang G2P1A0 30 tahun, UK 40 minggu datang dengan keluhan keluar air ketuban. Pasien merasa hamil 9 bulan lebih, gerak janin masih dirasakan, kenceng-kenceng teratur belum dirasakan, air ketuban sudah dirasakan keluar sejak 12 jam SMRS, jernih, lendir darah (-).D. Riwayat penyakit dahuluRiwayat DM: disangkalRiwayat hipertensi: disangkalRiwayat sakit asma: disangkalRiwayat sakit jantung: disangkalRiwayat alergi : disangkalRiwayat operasi: (+), SC 16 bulan yang laluE. Riwayat haidMenarche : 13 tahunLama haid: 6-7 hariSiklus haid : 28 hariF. Riwayat perkawinanMenikah 1 kaliLama : 3 tahunF. Riwayat KBKB (-)

Status generalisKeadaan Umum: Baik, gizi kesan cukupTanda vital :Tek. Darah : 120/80 mmHgFrek. Napas : 20x/menitNadi : 88 x/menitSuhu : 36,50 C

II. PEMERIKSAAN FISIK

Konjungtiva pucat (-/-) Sklera Ikterik (-/-)Abdomen :Supel, NT (-), teraba janin tunggal intra uterin, preskep, puki, kepala masuk panggul 37 mingguUK > 37 mingguDKP, letak lintang, terminasiBila terdapat infeksi beratTanda-tanda infeksisc

SECTIO CAESARIA Seksio sesaria ialah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding uterus.

Definisi

Sectio sesaria klasik/korporalInsisi memanjang pada korpus uteri. Bila hamil lagi, harus di SC karena ada kemungkinan ruptur uterus. Mudah dilakukan. Bahaya peritonitis lebih besar.

Sectio sesaria transperitoneal profundaInsisi pada segmen bawah rahim. Bila hamil lagi, bisa lahir pervaginam. Perdarahan luka insisi tidak banyak. Bahaya peritonitis lebih kecil. Jaringan parut yang terbentuk lebih kuat sehingga bahaya ruptur uteri kecil. Luka dapat sembuh sempurna karena segmen bawah rahim sedikit kontraksi.

Sectio sesaria ekstraperitonealTanpa membuka peritoneum parietalis, tidak membuka cavum abdomen

Jenis

1. Indikasi Medis a) Power misalnya daya mengejan lemah, ibu berpenyakit jantung atau penyakit menahun lain yang mempengaruhi tenaga. b) Passanger Diantaranya, anak terlalu besar, anak mahal dengan kelainan letak lintang, primi gravida diatas 35 tahun dengan letak sungsang, anak tertekan terlalu lama pada pintu atas panggul, dan anak menderita fetal distress syndrome (denyut jantung janin kacau dan melemah). c) Passage Kelainan ini merupakan panggul sempit, trauma persalinan serius pada jalan lahir atau pada anak, adanya infeksi pada jalan lahir yang diduga bisa menular ke anak, umpamanya herpes kelamin (herpes genitalis), condyloma lota (kondiloma sifilitik yang lebar dan pipih), condyloma acuminata (penyakit infeksi yang menimbulkan massa mirip kembang kol di kulit luar kelamin wanita), hepatitis B dan hepatitis C.

Indikasi

2. Indikasi Ibu a) Usia Ibu yang melahirkan untuk pertama kali pada usia sekitar 35 tahun, memiliki resiko melahirkan dengan operasi. Apalagi pada wanita dengan usia 40 tahun ke atas misalnya tekanan darah tinggi, penyakit jantung, kencing manis, dan preeklamsia. b) Tulang Panggul Cephalopelvic diproportion (CPD) adalah ukuran lingkar panggul ibu tidak sesuai dengan ukuran lingkar kepala janin yang dapat menyebabkan ibu tidak melahirkan secara alami. c) Persalinan Sebelumnya dengan sectio caesarea Sebenarnya, persalinan melalui bedah caesar tidak mempengaruhi persalinan selanjutnya harus berlangsung secara operasi atau tidak. Apabila memang ada indikasi yang mengharuskan dilakukannya tindakan pembedahan, seperti bayi terlalu besar, panggul terlalu sempit, atau jalan lahir yang tidak mau membuka, operasi bisa saja dilakukan.

d) Faktor Hambatan Jalan Lahir misalnya jalan lahir yang kaku sehingga tidak memungkinkan adanya pembukaan, adanya tumor dan kelainan bawaan pada jalan lahir, tali pusat pendek, dan ibu sulit bernafas. e) Kelainan Kontraksi Rahim Jika kontraksi rahim lemah dan tidak terkoordinasi (inkordinate uterine action) atau tidak elastisnya leher rahim sehingga tidak dapat melebar pada proses persalinan, menyebabkan kepala bayi tidak terdorong, tidak dapat melewati jalan lahir dengan lancar. f) Ketuban Pecah Dini Robeknya kantung ketuban sebelum waktunya dapat menyebabkan bayi harus segera dilahirkan. Kondisi ini membuat air ketuban merembes ke luar sehingga tinggal sedikit atau habis. g) Rasa Takut Kesakitan Umumnya, seorang wanita yang melahirkan secara alami akan mengalami proses rasa sakit, yaitu berupa rasa mulas disertai rasa sakit di pinggang dan pangkal paha yang semakin kuat dan menggigit. Kondisi tersebut karena keadaan yang pernah atau baru melahirkan merasa ketakutan, khawatir, dan cemas menjalaninya. Hal ini bisa karena alasan secara psikologis tidak tahan melahirkan dengan sakit. Kecemasan yang berlebihan juga akan mengambat proses persalinan alami yang berlangsung.

3. Indikasi Janin a) Ancaman Gawat Janin (fetal distress) Detak jantung janin melambat, normalnya detak jantung janin berkisar 120- 160. Namun dengan CTG (cardiotography) detak jantung janin melemah, lakukan segera sectio caesarea segara untuk menyelematkan janin. b) Bayi Besar (makrosemia) c) Letak Sungsang Letak yang demikian dapat menyebabkan poros janin tidak sesuai dengan arah jalan lahir. Pada keadaan ini, letak kepala pada posisi yang satu dan bokong pada posisi yang lain. d) Faktor Plasenta - Plasenta previa Posisi plasenta terletak dibawah rahim dan menutupi sebagian atau selruh jalan lahir. - Plasenta lepas (Solution placenta) Kondisi ini merupakan keadaan plasenta yang lepas lebih cepat dari dinding rahim sebelum waktunya. Persalinan dengan operasi dilakukan untuk menolong janin segera lahir sebelum ia mengalami kekurangan oksigen atau keracunan air ketuban.

- Plasenta accreta Merupakan keadaan menempelnya plasenta di otot rahim. Pada umumnya dialami ibu yang mengalami persalinan yang berulang kali, ibu berusia rawan untuk hamil (di atas 35 tahun), dan ibu yang pernah operasi (operasinya meninggalkan bekas yang menyebabkan menempelnya plasenta.

e) Kelainan Tali Pusat - prolapsus tali pusat (tali pusat menumbung) keadaan penyembulan sebagian atau seluruh tali pusat. Pada keadaan ini, tali pusat berada di depan atau di samping atau tali pusat sudah berada di jalan lahir sebelum bayi. - Terlilit tali pusat Lilitan tali pusat ke tubuh janin tidak selalu berbahaya. Selama tali pusat tidak terjepit atau terpelintir maka aliran oksigen dan nutrisi dari plasenta ke tubuh janin tetap aman.

1. Infeksi puerperalKomplikasi yang bersifat ringan seperti kenaikan suhu tubuh selama beberapa hari dalam masa nifas yang bersifat berat seperti peritonitis, sepsis.2. PerdarahanPerdarahan banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika cabang arteria uterine ikut terbuka atau karena atonia uteri.3. Komplikasi lain seperti luka kandung kemih, kurang kuatnya jaringan parut pada dinding uterus sehingga bisa terjadi ruptur uteri pada kehamilan berikutnyaKomplikasiDAFTAR PUSTAKAPrawirohardjo. S, Ilmu Kebidanan, Ed. III, cet.II, Jakarta, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 1992,hal.365-376.

Mochtar. R, Sinopsis Obstetri I, Ed. II, Jakarta, EGG, 1989,hal.300-311. Bagian Obstetri & Ginekologi Fak. Kedokteran Universitas Sumatera Utara/R.S Dr. Pringadi Medan, Pedoman Diagnosis dan Therapi Obstetri-Ginekologi R.S. Dr. Pringadi Medan, 1993, halo 6-10,

Bagian Obstetri & Ginekologi Fak.Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung, Obstetri Patologi, Ed. 1984, Elstar Offset Bandung, halo 110-120.