koversi

download koversi

of 16

Transcript of koversi

  • 8/7/2019 koversi

    1/16

    KONVERSI

    PESERTA KELUARGA BERENCANA

    MENURUT JENIS KONTRASEPSI

    BADAN KOORDINASI K ELUARGA BERENCANA NASIONAL

    TAHUN 2006

    1

  • 8/7/2019 koversi

    2/16

    2

    KONVERSI PESERTA KB MENURUT JENIS KONTRASEPSI

    I. LATAR BELAKANG

    Sampai saat ini masih terdapat anggapan bahwa pemenuhan permintaanmasyarakat dalam pelayanan kontrasepsi atau pencapaian peserta KB semata-mataditentukan oleh jumlah seluruh peserta KB yang dapat dicapai. Dengan masih adanyaanggapan ini maka apabila jumlah pencapaian peserta KB sudah sama dengan perkiraanpermintaan masyarakat menjadi peserta KB (PPM-KB) yang ditetapkan dianggap apayang dikerjakan telah berhasil dengan baik.

    Pola pikir yang hanya berorientasi pada pencapaian peserta KB secara kuantitatifbisa menyebabkan misleading terhadap tujuan program untuk mengendalikan dan ataumenurunkan fertilitas. Hal ini disebabkan bahwa hasil pencapaian itu akan memiliki

    dampak yang berbeda-beda dan mungkin malah tidak signifikan terhadap penurunanfertilitas, meskipun angka total atau persentase pencapaian peserta KB terhadap PPM-KBtelah terpenuhi. Ini dapat terjadi karena melupakan faktor komposisi jenis kontrasepsiyang dipakai peserta KB atau mix kontrasepsinya yang merupakan salah satu cerminandari kualitas peserta KB.

    Seperti telah ditahui bahwa meskipun masing-masing jenis kontrasepsi secaralaboratoris atau dari aspek teknis memiliki tingkat efektivitas yang tinggi dan hampir sama,akan tetapi efektivitas kontrasepsi juga dipengaruhi antara lain oleh perilaku dan tingkatsocial budaya pemakainya. Misalnya di negara-negara maju, kontrasepsi Pil dan Kondommerupakan alat kontrasepsi favorit dan dipandang sangat efektif. Namun di negara

    berkembang seperti Indonesia kontrasepsi Pil, misalnya, dipandang kurang efektif karenabanyak pemakainya kurang disiplin sehingga sering lupa bahwa pil harus diminum setiaphari, demikian juga dengan kontrasepsi Kondom.

    Di pihak lain, continuation rate (angka kelangsungan) dari setiap jenis kontrasepsiberbeda-beda. Misalnya kontrasepsi jangka pendek umumnya memiliki continuation rateyang rendah di bandingkan dengan metode kontrasepsi jangka panjang. Sehinggameskipun suatu wilayah memiliki tingkat pencapaian yang tinggi, akan tetapi bilapersentase peserta KB yang memakai alat kontrasepsi jangka pendek tinggi maka patutdikhawatirkan bahwa akan banyak terjadi drop-out sehingga dampak fertilitas yangdiharapkan tidak akan tercapai.

    Sekaitan dengan itu, PPM-KB dapat dikatakan tercapai manakala dapat memenuhiaspek kuantitatif (jumlah) dan aspek kualitatif (komposisi jenis kontrasepsi peserta KB).Jika pencapaian peserta KB lebih banyak terdiri dari peserta yang menggunakan jeniskontrasepsi yang mempunyai tingkat kelangsungan dan efektivitas lebih rendahdibandingkan dengan PPM yang telah ditetapkan, meskipun secara kuantitas sudah

  • 8/7/2019 koversi

    3/16

  • 8/7/2019 koversi

    4/16

    Variabel-varibel tersebut adalah:

    (10) Mortalitas janin tidak sengaja (aborsi spontan)(11) Mortalitas janin disengaja (aborsi sengaja)

    Dari teori intermediate variables tersebut kemudian beberapa ahlimenyederhanakannya. Diantaranya adalah John Bongaarts (1978, 1980), dan bersamaJ. Potter (1983) berusaha mengidentifikasikan dari 11 variabel terbut yang mudahdioperasionalkan dalam kebijakan. Teorinya dikenal sebagai faktor-faktor penentufertilitas atau proximate Determinants, yaitu:

    (1) Pola perkawinan(2) Pemakaian kontrasepsi dan efektivitasnya(3) Aborsi sengaja(4) Post-partum infecundability, termasuk pola menyusui(5) Frekuensi sanggama

    (6) Aborsi tidak sengaja(7) sterilitas

    Dari berbagai variabel proxi tersebut, 4 variabel proxi pokok dianggap sangatdominan pengaruhnya terhadap perubahan fertilitas dan sangat praktis untuk dilakukanpengukuran. Keempat variabel tersebut adalah:

    (1) Pola perkawinan(2) Pemakaian kontrasepsi dan efektivitasnya(3) Aborsi(4) Post-partum infecundability termasuk pola menyusui

    III. METODE PENYUSUNAN PERKIRAAN PERMINTAAN MASYARAKAT MENJADIPESERTA KB

    Sejak Repelita V, penyusunan PPM-KB menggunakan Metode Bongaarts yangdikembangkan dari teori variabel antara. Perkiraan perubahan fertilitas dengan MetodeBongaart didasarkan pada berbagai faktor yang berpengaruh. Faktor yang berpengaruhterhadap penurunan fertlitas ini disebut sebagai variabel proxi yang perumusannyasebagai berikut:

    TFR = Cm x Cc x Ca x Ci x TF

    Dengan:

    TFR : adalah Total Fertility Rates

    4

  • 8/7/2019 koversi

    5/16

    Cm : Indeks proporsi kawinCm = 1 jika semua wanita usia subur (WUS) KawinCm = 0 jika semua WUS tidak kawin.

    Cc : Indeks pemakaian kontrasepsi

    Cc = 1 jika semua WUS tidak memakai alat kontrasepsiCc = 0 jika semua WUS memakai kontrasepsi dengan efektivitas 100%

    Ca : Indeks aborsiCa = 1 jika tidak ada aborsiCa = 0 jika semua kehamilan dilakukan aborsi

    Ci : Indeks postpartum infecundabilityCi = 1 jika tidak ada postpartumCi = 0 jika masa postpartum tidak terhingga

    TF : Total Fecundity RateTF akan sama dengan TFR jika tidak ada pengaruh Dari pola perkawinan,kontrasepsi, aborsi dan postpartum

    Persamaan tersebut menunjukan bahwa 4 variabel proxi yaitu Cm, Cc, Ca dan Cimasing-masing mempunyai nilai antara 0 dan 1. Berdasarkan persamaan tersebut,kemudian diaplikasikan ke dalam model PPM-KB, mengingat rasio dari sasaran fertilitasatau TFR (t) dan fertilitas tahun dasar atau TFR (o) dapat diidentifikasi dan diestimasisebagai berikut :

    Cm(t) x Cc(t) x Ca(o) x Ci(t) x TF(t)

    TFR(t) = TFR(0) x ------------------------------------------Cm(o) x Cc(o) x Ca(o) x Ci(o) x TF(o)dengan:

    t : menunjukan tahun proyeksio : tahun dasar dari proyeksi

    Dengan asumsi tidak ada perubahan pada TF dan Ci serta aborsi dilarang,sehingga TF(t) = TF(0), Ci(t) = Ci(0), Ca(t) = Ca(0), maka persamaan menjadi

    Cm(t) x Cc(t)

    TFR(t) = TFR(0) x ---------------Cm(o) x Cc(o)

    5

  • 8/7/2019 koversi

    6/16

    Indek Cc diperkirakan dari prevalensi kontrasepsi PUS dan nilai efektivitaskontrasepsi ditimbang dengan persamaan:

    Cc = 1 - (1,08 x u x e)

    dengan:

    1,08 : Indek penyesuai sterilitasu : prevalensi kontrasepsi PUSe : efektivitas kontrasepsi ditimbang

    Dengan demikian persamaan perkiraan fertilitas adalah:

    Cm(t) x {1 - [1,08 x u(t) x e(t)]}TFR(t) = TFR(0) x --------------------------------------

    Cm(o) x [1- {1,08 x u(0) x e(0)]}

    Untuk memperkirakan proporsi penurunan fertilitas (Proportional Reduction inFertility = PRF) menggunakan formulu:

    Cm(t) x {1 - [1,08 x u(t) x e(t)]}PRF = 1 - --------------------------------------

    Cm(o) x [1- {1,08 x u(0) x e(0)]}

    Selain digunakan untuk memperkirakan fertilitas atau dalam hal ini TFR, MetodeBongaarts juga dapat digunakan untuk memperkirakan proporsi peserta KB aktif (PA)terhadap PUS pada tahun t (ut) dengan formula :

    1 {K [1 - PRF] x [1 [1,08 x u(o) x e(o)]}u(t) = ---------------------------------------------------------

    1.08 x e(t)dengan:

    u(t) : proyeksi peserta KB aktif (prevalensi) tahun ke (t).PRF : proporsi penurunan fertilitasK : indeks proporsi kawinet : efektivitas kontrasepsi tertimbang tahun ke (t)

    e0 : efektifitas kontrasepsi tertimbang tahun 0 (dasar)

    Dari persamaan tersebut jelaslah bahwa prevalensi kontrasepsi untuk tahun yangakan datang diestimasikan berdasarkan keinginan penurunan tingkat fertilitas yang akandicapai.

    6

  • 8/7/2019 koversi

    7/16

    7

    IV. KONVERSI PESERTA KB

    A. Konversi Peserta KB Baru

    Sebagaimana telah disebutkan di depan bahwa tingkat daya lindung pemakaian

    kontrasepsi terhadap kemungkinan terjadinya kehamilan pada peserta KB baru sangatdipengaruhi oleh jenis kontrasepsi yang digunakan. Kontrasepsi yang mempunyaiefektivitas dan tingkat kelangsungan lebih tinggi akan memberikan daya lindung lebihbesar dalam jangka waktu tertentu. Sementara itu tingkat kelangsungan pemakaian alatkontrasepsi yang digunakan ditentukan oleh 4 (empat) unsur yaitu: (1) angka kegagalankontrasepsi, (2) penghentian pemakaian kontrasepsi karena ingin hamil, (3)terjadinya efek samping hingga menyebabkan penghentian pemakaian kontrasepsi,dan (4) karena sebab lainnya. Sekaitan dengan itu maka konversi peserta KB baru yangmenggunakan jenis kontrasepsi yang satu dengan lainnya ditentukan oleh tingkatkelangsungan kontrasepsi yang digunakan. Karena secara laboratorium efektivitassetiap jenis kontrasepsi dapat dianggap sama.

    Berikut disajikan contoh perbandingan angka kelangsungan pemakaiankontrasepsi di seluruh Indonesia untuk setiap jenisnya berdasarkan tingkat kelangsungan12 bulan (1 tahun) hasil SDKI 2002-2003. Hasil perbandingan tingkat kelangsunganantarkontrasepsi ini berfungsi sebagai faktor pengali dalam melakukan konversi setiap

    jenis kontrasepsi.

    Tabel : 1TINGKAT KELANGSUNGAN PEMAKAIAN KONTRASEPSI 12 BULAN

    PER JENIS KONTRASEPSI DAN PERBANDINGAN ANTARKONTRASEPSIINDONESIA, HASIL SDKI TAHUN 2002-2003

    KONTRASEPSI KONTAP IMPLANT IUD SUNTIKAN PIL KONDOM

    CONT. RATE 0,996 0,973 0,911 0,816 0,681 0,612

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

    KONTAP 1,024 1,093 1,221 1,463 1,627

    IMPLANT 0,977 1,068 1,192 1,429 1,590

    IUD 0,915 0,936 1,116 1,338 1,489

    SUNTIKAN 0,819 0,839 0,896 1,198 1,333

    PIL 0,684 0,700 0,748 0,835 1,113KONDOM 0,614 0,629 0,672 0,750 0,899

  • 8/7/2019 koversi

    8/16

    8

    KETERANGAN TABEL 1:

    1. Angka yang berada di atas kotak-kotak kosong diagonal merupakan faktor pengaliatau angka konversi antara jenis kontrasepsi secara vertikal terhadap jeniskontrasepsi secara horizontal.

    Contoh : - angka 1,024 pada kolom (3) mempunyai arti 1 perserta Kontapsama nilainya dengan 1,024 peserta Implant.

    - angka 1,093 pada kolom (4) mempunyai arti 1 perserta Kontapsama nilainya dengan 1,093 peserta IUD.

    - angka 1,068 pada kolom (4) mempunyai arti 1 perserta Implantsama nilainya dengan 1,068 peserta IUD.

    - angka 1,116 pada kolom (5) mempunyai arti 1 perserta IUD samanilainya dengan 1,116 peserta Suntikan.

    - dan seterusnya.

    2. Demikian pula angka yang berada di bawah kotak-kotak kosong diagonalmerupakan faktor pengali atau angka konversi antara jenis kontrasepsi secaravertikal terhadap jenis kontrasepsi secara horizontal.

    Contoh : - angka 0,977 pada kolom (2) mempunyai arti 0,977 perserta Kontapsama nilainya dengan 1 peserta Implant.

    - angka 0,936 pada kolom (3) mempunyai arti 0,936 perserta Implantsama nilainya dengan 1 peserta IUD.

    - angka 0,896 pada kolom (4) mempunyai arti 0,896 perserta IUDsama nilainya dengan 1 peserta Suntikan

    - angka 0,835 pada kolom (5) mempunyai arti 0,835 perserta

    Suntikan sama nilainya dengan 1 peserta Pil.- dan seterusnya.

    Contoh Penerapan

    Untuk memudahkan pemahaman, diberikan contoh pencapaian peserta KB baruuntuk setiap jenis kontrasepsi sebanyak 1.000 peserta sebagaimana terlihat pada kotak-kotak diagonal berwarna hitam pada Tabel 2.

  • 8/7/2019 koversi

    9/16

    9

    Tabel : 2CONTOH PENGHITUNGAN KONVERSI PER JENIS KONTRASEPSI

    BERDASARKAN ANGKA KELANGSUNGAN PEMAKAIAN KONTRASEPSI12 BULAN HASIL SDKI TAHUN 2002-2003

    KONTRASEPSI KONTAP IMPLANT IUD SUNTIKAN PIL KONDOM

    CONT. RATE 0,996 0,973 0,911 0,816 0,681 0,612

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

    KONTAP 1.000 1.024 1.093 1.221 1.463 1.627

    IMPLANT 977 1.000 1.068 1.192 1.429 1.590

    IUD 915 936 1.000 1.116 1.338 1.489

    SUNTIKAN 819 839 896 1.000 1.198 1.333

    PIL 684 700 748 835 1.000 1.113

    KONDOM 614 629 672 750 899 1.000

    KETERANGAN TABEL 2:

    Angka yang berada di sebelah kanan dan kiri kotak-kotak hitam diagonalsecara horizontal merupakan jumlah peserta KB baru yang setara dengan pencapaian1.000 (dalam kotak-kotak hitam diagonal).

    Contoh:- Angka 1.024 (kolom 3 kontrasepsi Implant) pada baris kontrasepsi Kontap

    mempunyai arti 1.000 perserta Kontap sama nilainya dengan 1.024 pesertaImplant. Dengan kata lain: jika ingin mengalihkan pencapaian PB Kontap kePB Implant maka setiap 1.000 PB Kontap harus diganti dengan 1.024 PBImplant (jumlah PB yang harus dicapai semakin besar).

    Cara penghitungan:

    0,996 (CR Kontap)1.024 = -------------------------- x 1.000 (pencapaian PB Kontap)

    0,973 (CR Implant)

    - Angka 977 (kolom 2 kontasepsi Kontap) pada baris kontrasepsi Implantmempunyai arti 1.000 perserta Implat sama nilainya dengan 977 pesertaImplant. Dengan kata lain: jika ingin mengalihkan pencapaian PB Implant kePB Kontap maka setiap 1.000 PB Implant harus diganti dengan 977 PBKontap (jumlah PB yang harus dicapai semakin kecil).Cara penghitungan:

  • 8/7/2019 koversi

    10/16

    10

    0,973 (CR Implant)977 = -------------------------- x 1.000 (pencapaian PB Implant)

    0,996 (CR Kontap)

    - dan seterusnya.

    Lebih lanjut, berdasarkan angka kelangsungan pemakaian setiap jenis kontrasepsi,dapat diperkirakan besarmya peserta KB baru yang akan tetap menggunakan kontrasepsisampai dengan tahun berikutnya. Contoh perhitungan disajikan dalam Tabel 3.

    Jumlah pencapaian PB tahun 2004 sebagaimana disajikan dalam Tabel 3 sebesar4.131.712 peserta. Berdasarkan angka kelangsungan pemakaian kontrasepsi 1 tahunhasil SDKI tahun 2002-2003 untuk setiap jenis kontrasepsi, maka dapat diperkirakanpeserta yang akan tetap memakai kontrasepsi sampai dengan tahun berikutnya (tahun2005).

    Tabel : 3PERKIRAAN PESERTA KB BARU TAHUN 2004 YANG AKAN TETAP

    MEMAKAI KONTRASEPSI SAMPAI DENGAN TAHUN 2005

    JENISPENCAPAIAN PB 2004 TK. KELANG- TETAP PAKAI 2005

    JUMLAHTIDAK

    KONTRASEPSI Absolut % SUNGAN Absolut % PAKAI LAGI

    (1) (2) (3) (4) (5)=(2)x(4) (6) (7)=(2)-(5)

    KONTAP 52.983 1,28 0,996 52.771 1,62 212

    IMPLANT 202.772 4,91 0,973 197.297 6,06 5.475

    IUD 210.845 5,10 0,911 192.080 5,90 18.765

    SUNTIKAN 2.384.503 57,71 0,816 1.945.754 59,77 438.749

    PIL 1.211.596 29,32 0,681 825.097 25,35 386.499

    KONDOM 69.013 1,67 0,612 42.236 1,30 26.777

    JUMLAH 4.131.712 100,00 3.255.235 100,00 876.477

    Keterangan kolom-kolom Tabel 3Kolom 2 : Jumlah pencapaian PB tahun 2004 menurut jenis kontrasepsiKolom 3 : Persentase pencapaian PB tahun 2004 menurut jenis kontrasepsiKolom 4 : Angka kelangsungan pemakaian kontrasepsi 12 bulan hasil SDKI 2002-

    2003Kolom 5 : Perkiraan jumlah peserta yang masih tetap menggunakan kontrasepsi pada

    tahun 2005. Angka ini merupakan hasil kali kolom (2) dengan (4).Kolom 6 : Persentase peserta yang masih tetap menggunakan kontrasepsi pada

    tahun 2005.Kolom 7 : Perkiraan jumlah peserta yang sudah tidak menggunakan kontrasepsi

  • 8/7/2019 koversi

    11/16

    11

    pada tahun 2005 menurut jenis kontrasepsi. Angka ini merupakan hasilpengurangan kolom (2) dengan kolom (5).

    B. Konversi Peserta KB Aktif

    Konversi peserta KB aktif dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kesesuaianpencapaian peserta KB aktif sampai dengan periode waktu tertentu terhadap PPMmenjadi peserta KB aktif yang telah ditetapkan, baik dari segi kuantitas maupunkualitasnya. Karena untuk mencapai sasaran fertilitas (TFR) yang telah ditetapkan makapengertian pencapaian PPM peserta KB aktif harus mencakup aspek kuantitas (jumlah)maupun kualitas (komposisi jenis kontrasepsi). Dengan kata lain, meskipun dari segi

    jumlah (persentase Peserta KB aktif terhadap PUS) tercapai, namun jika pencapaiandimaksud mempunyai kualitas lebih rendah (persentase pemakaian kontrasepsi jangkapanjang lebih kecil) daripada PPM yang telah ditetapkan maka dikatakan "PPM tidaktercapai", demikian sebaliknya.

    Sebagaimana pada peserta KB baru, konversi peserta KB aktif juga didasarkanpada angka kelangsungan pemakaian setiap jenis kontrasepsi. Guna memudahkanpemahaman penghitungan konversi peserta KB aktif diberikan contoh PPM-PA tahun2004 dan pencapaian peserta KB aktif Indonesia pada bulan September 2004 sepertidisajikan dalam Tabel 4.

    Tabel : 4PPM- PA TAHUN 2004 DAN PENCAPAIAN BULAN SEPTEMBER 2004

    MENURUT JENIS KONTRASEPSI, SELURUH INDONESIA

    KONTRASEPSI PPM PENCAPAIAN

    Absolut Persentase Absolut Persentase

    (1) (2)

    (3) (5) (6)

    IUD 5.016.800

    18,46 3.882.326 14,36

    IMPLANT 3.253.500

    11,97 2.235.390 8,27

    KONTAP 1.561.200

    5,74 1.388.359 5,13

    SUNTIKAN 8.856.200

    32,59 11.886.517 43,95

    PIL 6.650.100

    24,48 7.424.335 27,46

    KONDOM 1.837.200

    6,76 223.378 0,83

    JUMLAH 27.175.000

    100,00 27.040.305 100,00

    Tahap pertama: menghitung angka kelangsungan (CR) pemakaian kontrasepsiditimbang, baik untuk PPM maupun pencapaiannya sebagaimanadisajikan dalam Tabel 5.

  • 8/7/2019 koversi

    12/16

    12

    Tabel : 5ANGKA KELANGSUNGAN PEMAKAIAN KONTRASEPSI DITIMBANGPPM-PA DAN PENCAPAIAN BULAN SEPTEMBER 2004, INDONESIA

    KONTRASEPSI JENIS KONTRASEPSI CR 12 BULAN

    CR DITIMBANG

    PPM Pencapaian PPM Pencapaian

    (1) (2) (3) (4) (5) = (2)x(4) (6) = (3)x(4)IUD 18,46 14,36 0,911 16,82 13,08

    IMPLANT 11,97 8,27 0,973 11,65 8,05

    KONTAP 5,74 5,13 0,996 5,72 5,12

    SUNTIKAN 32,59 43,95 0,816 26,59 35,86

    PIL 24,48 27,46 0,681 16,67 18,70

    KONDOM 6,76 0,83 0,612 4,14 0,51JUMLAH 100,00 100,00 81,59 81,32

    Keterangan kolom-kolom Tabel 5.

    Kolom 2 : persentase jenis kontraspesi PPM-PA tahun 2004Kolom 3 : persentase jenis kontraspesi pencapaian PA bulan September 2004Kolom 4 : Angka kelangsungan pemakaian kontrasepsi 12 bulan hasil SDKI 2002-

    2003Kolom 5 : Angka kelangsungan pemakaian kontrasepsi ditimbang PPM-PA, yang

    merupakan hasil kali kolom (2) dengan kolom (4)Kolom 6 : Angka kelangsungan pemakaian kontrasepsi ditimbang pencapaian PA

    bulan September, yang merupakan hasil kali kolom (3) dengan kolom (4)

    Tabel 5 memperlihatkan bahwa angka kelangsungan pemakaian kontrasepsiditimbang PPM-PA sebesar 81,59 persen sedangkan pencapaian bulan September 200481,32 persen. Angka kelangsungan pemakaian kontrasepsi ditimbang pencapaian bulanSeptember lebih rendah menunjukkan bahwa kualitas pencapaian di bawah PPM,sehingga dampak terhadap fertilitas juga lebih kecil. Sebagai konsekuensi dari kualitaspencapaian yang lebih rendah dibandingkan dengan PPM maka untuk menghasilkandampak terhadap fertilitas yang sama dengan PPM diperlukan jumlah pencapaian yanglebih banyak.

  • 8/7/2019 koversi

    13/16

    13

    Tahap kedua: menghitung angka konversi sebagai faktor pengali untukmenetapkan jumlah yang harus dicapai pada bulan September2004 sesuai dengan komposisi jenis kontrasepsinya, sepertidisajikan dalam Tabel 6.

    Tabel : 6FAKTOR PENGALI BERDASARKAN PPM-PA TAHUN 2004 DAN

    PENCAPAIAN BULAN SEPTEMBER 2004, INDONESIA

    KONTRASEPSI CR DITIMBANG MIX CR MIX CR I CR 12 BULAN FAKTOR PENGALI

    (1) (2) (3) =

    (2)/81,32x100

    (4) =

    (3)x81,59/100

    (5) (6) = (4)/(5)

    IUD 13,08 16,08 13,11 0,911 14,39

    IMPLANT 8,05 9,90 8,08 0,973 8,30

    KONTAP 5,12 6,30 5,14 0,996 5,16

    SUNTIKAN 35,86 44,10 35,98 0,816 44,09

    PIL 18,70 23,00 18,77 0,681 27,56

    KONDOM 0,51 0,62 0,51 0,612 0,83

    JUMLAH 81,32 100,00 81,59 100,33

    Keterangan kolom-kolom Tabel 6.Kolom 2 : angka kelangsungan pemakaian kontrasepsi ditimbang pencapaian

    September, diambil dari kolom 5 Tabel 5.

    Kolom 3 : persentase angka kelangsungan pencapaian September (kolom 2) perjenis kontrasepsi tehadap jumlahnya.

    13,08Contoh perhitungan: IUD = --------- x 100 = 16,08

    81,32

    8,05Implant = --------- x 100 = 9,90

    81,32

    Kolom 4 : angka kelangsungan pemakaian kontrasepsi ditimbang pencapaianSeptember per jenis kontrasepsi disesuaikan dengan jumlah angkakelangsungan ditimbang PPM sebesar 81,59 persen.

    16,08 x 81,59Contoh perhitungan: IUD = -------------------- = 13,11

    100

    9,90 x 81,59Implant = -------------------- = 8,08

    100

  • 8/7/2019 koversi

    14/16

    14

    Kolom 5 : Angka kelangsungan pemakaian kontrasepsi 12 bulan hasil SDKI 2002-2003

    Kolom 6 : Faktor pengali sebagai konversi jumlah PA yang harus dicapai bulanSeptember sesuai dengan jenis kontrasepsi yang dipakai. Angka perjenis kontrasepsi merupakan hasil bagi antara kolom (4) dengan kolom

    (5).Jumlah dari seluruh kontrasepsi sebesar 100,33 menunjukkan:dengan komposisi kontrasepsi seperti pencapaian bulan September2004, untuk memberikan dampak terhadap penurunan fertilitas sesuaidengan PPM yang telah ditetapkan, maka pencapaian bulanSeptember harus 100,33 persen atau 1,0033 kali lipat dari jumlahPA yang dicapai bulan September.

    Tahap ketiga: menetapkan jumlah PA yang harus dicapai berdasarkan faktorpengali yang diperoleh.

    Jumlah PA yang harus dicapai bulan September 2004 adalah:

    27.040.305 x 1,0033 = 27.129.538 peserta.

    Dengan asumsi pencapaian sampai dengan bulan Desember 2004 (akhir tahunanggaran) jenis kontrasepsi sama dengan pencapaian bulan September, maka jumlahPA yang harus dicapai bulan Desember 2004 harus 1,0033 kali lebih tinggi daripadajumlah PPM yang telah ditetapkan sebanyak 27,175.000, atau:

    27.175.000 x 1,0033 = 27.264.678 peserta.

    Tahap keempat: menetapkan jumlah PA yang seharusnya dicapai menurut jeniskontrasepsi, baik pada bulan September 2004 maupunDesember 2004.

    Dengan asumsi pencapaian PA menurut jenis kontrasepsi bulan Septembertidak berubah hingga bulan Desember 2004, maka jumlah PA menurut jeniskontrasepsi yang harus dicapai seperti disajikan dalam Tabel 7.

  • 8/7/2019 koversi

    15/16

    15

    Tabel : 7PESERTA KB AKTIF YANG HARUS DICAPAI

    PADA BULAN SEPTEMBER 2004 DAN DESEMBER 2004MENURUT JENIS KONTRASEPSI, SELURUH INDONESIA

    JENIS PENC. SEPT. 2004 JUMLAH PA HARUS DICAPAI

    KOTRASEPSI (Persentase) SEPT. 2004 DESEMBER 2004

    (1)

    (2) (3)=(2)/100X27.129.538

    (4)=(2)/100X27.264.678

    IUD 14,36 3.895.802 3.915.208IMPLANT 8,27 2.243.613 2.254.789KONTAP 5,13 1.391.745 1.398.678SUNTIKAN 43,95 11.923.432 11.982.826

    PIL 27,46 7.449.771 7.486.880KONDOM 0,83 225.175 226.297JUMLAH 100,00 27.129.538 27.264.678

    Keterangan kolom-kolom Tabel 7Kolom 2 : persentase pencapaian PA bulan pencapaian September, diambil dari

    kolom 6 Tabel 4.Kolom 3 : jumlah PA yang harus dicapai pada bulan September 2004 per jenis

    kontrasepsi.

    14,36

    Contoh perhitungan: IUD = --------- x 27.129.538 = 3.895.802100

    8,27Implant = --------- x 27.129.538 = 2.243.613

    100

    Kolom 4 : jumlah PA yang harus dicapai pada bulan Desember 2004 per jeniskontrasepsi.

    14,36Contoh perhitungan: IUD = --------- x 27.264.678 = 2.915.208

    100

    8,27Implant = --------- x 27.264.678 = 2.254.789

    100

    Berdasarkan perkiraan jumlah PA yang harus dicapai per jenis kontrasepsipada bulan September 2004 dan Desember 2004, maka dapat diketahui tambahan PAyang harus dipenuhi untuk memberikan dampak terhadap TFR yang sama denganPPM pada dua periode tersebut. Lihat Tabel 8.

  • 8/7/2019 koversi

    16/16

    16

    Tabel : 8TAMBAHAN PESERTA KB AKTIF YANG HARUS DICAPAIPADA BULAN SEPTEMBER 2004 DAN DESEMBER 2004MENURUT JENIS KONTRASEPSI, SELURUH INDONESIA

    JENIS KON- SEPTEMBER 2004 DESEMBER 2004

    TRASEPSI PENCAPAIAN SEHARUSNYASELISIH PPM SEHARUSNYA SELISIH

    (1) (2) (3) (4)=(3)-(2)

    (5) (6) (7)=(6)-(5)IUD 3.882.326 3.895.802 13.476

    5.016.800

    3.915.208 -1.101.592

    IMPLANT 2.235.390 2.243.613 8.223

    3.253.500

    2.254.789 -998.711

    KONTAP 1.388.359 1.391.745 3.386

    1.561.200

    1.398.678 -162.522

    SUNTIKAN 11.886.517 11.923.432 36.915

    8.856.200

    11.982.826 3.126.626

    PIL 7.424.335 7.449.771 25.436 6.650.100

    7.486.880 836.780

    KONDOM 223.378 225.175 1.797

    1.837.200

    226.297 -1.610.903

    JUMLAH 27.040.305 27.129.538 89.233

    27.175.000

    27.264.678 89.678

    Keterangan kolom-kolom Tabel 8.Kolom 2 : pencapaian jumlah PA bulan September 2004Kolom 3 : jumlah PA yang harus dicapai pada bulan September 2004Kolom 4 : selisih atau kekurangan pencapaian jumlah PA bulan September 2004

    akibat kualitas pencapaian lebih rendah daripada PPMKolom 5 : PPM jumlah PA tahun anggaran 2004

    Kolom 6 : jumlah PA yang harus dicapai pada bulan Desember 2004Kolom 7 : selisih atau kekurangan pencapaian jumlah PA bulan Desember 2004

    akibat kualitas pencapaian lebih rendah daripada PPM

    PENUTUP

    Konversi peserta KB menurut jenis kontrasepsi ini lebih difokuskan untukmelakukan evaluasi terhadap pemenuhan permintaan masyarakat dalam ber-KBdalam kaitannya dengan dampaknya terhadap angka kelahiran atau fertilitas. Agarupaya pemenuhan permintaan masyarakat dalam ber-KB dapat memberikan dampakterhadap fertilitas sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan, seyogyanya secara

    berkala (triwulanan dan atau semesteran) perlu dilakukan evaluasi. Diharapkan tatacara konversi yang disajikan dalam buku ini dapat membantu upaya evaluasidimaksud.