Kotrimoksazol

8
-Kotrimoksazol Farmakodinamik Efek terhadap mikroba Mikroba yang peka terhadap kotrimoksazol Salmonella pneumoniae,Corynebacterium diphteriae,Streptococcus pyogenes , Streptococcus viridans ,Serratia ,E.coli dan Shigella Mekanisme kerja Berdasarkan kerjanya pada dua tahap yang berrutan dalam reaksi enzimatik untuk membentuk asam tetrahidrofolat. Sulfonamid menghambat masuknya molekul PABA ke dalam molekul asam folat. Trimetoprim menghambat terjadinya reaksi reduksi dari hidrofolat menjadi tetrahidrofolat Resistensi bakteri Frekuensi terjadinya resistensi terhadap kotrimoksazol lebih rendah dari pada terhadap masing-masing obat karena mikroba yang resisten terhadap salah satu komponen masih peka terhadap komponen yang lainnya Farmakokinetik Untuk mendapatkanefek sinergi diperlukan perbandingan kadar optimal dari kedua obat.Untuk kebanyakan kuman,rasio kadar sulfametosazol :trimetoprim yang optimal adalah 20:1.Trimetoprim mempunyai volume distribusi yang 9x lebih besar dari pada sulfametoksazol karena sifatnya yang lipofilik.Trimetoprim cepat terdistribusi kedalam jaringan dan kira-kira 40% terikat pada protein plasma dengan adanya sulfametoksazol.Kira-kira 65% sulfametoksazol terikat pada protein plasma.Obat dapat masuk kesaliva dan CSS lebih mudah.Sampai 60% trimetoprim dan sulfametoksazol dieksresi melalui urin dalam 24 jam setelah pemberian. Efek samping Menimbulkan megaloblastik,leukopenia,trombositopenia 75%efek samping terjadi pada kulit

description

hffygydftydtruytriry6ury6uriftydr6syrsdtyd

Transcript of Kotrimoksazol

Page 1: Kotrimoksazol

-Kotrimoksazol

Farmakodinamik

Efek terhadap mikroba

Mikroba yang peka terhadap kotrimoksazol Salmonella pneumoniae,Corynebacterium diphteriae,Streptococcus pyogenes , Streptococcus viridans ,Serratia ,E.coli dan Shigella

Mekanisme kerja

Berdasarkan kerjanya pada dua tahap yang berrutan dalam reaksi enzimatik untuk membentuk asam tetrahidrofolat. Sulfonamid menghambat masuknya molekul PABA ke dalam molekul asam folat. Trimetoprim menghambat terjadinya reaksi reduksi dari hidrofolat menjadi tetrahidrofolat

Resistensi bakteri

Frekuensi terjadinya resistensi terhadap kotrimoksazol lebih rendah dari pada terhadap masing-masing obat karena mikroba yang resisten terhadap salah satu komponen masih peka terhadap komponen yang lainnya

Farmakokinetik

Untuk mendapatkanefek sinergi diperlukan perbandingan kadar optimal dari kedua obat.Untuk kebanyakan kuman,rasio kadar sulfametosazol :trimetoprim yang optimal adalah 20:1.Trimetoprim mempunyai volume distribusi yang 9x lebih besar dari pada sulfametoksazol karena sifatnya yang lipofilik.Trimetoprim cepat terdistribusi kedalam jaringan dan kira-kira 40% terikat pada protein plasma dengan adanya sulfametoksazol.Kira-kira 65% sulfametoksazol terikat pada protein plasma.Obat dapat masuk kesaliva dan CSS lebih mudah.Sampai 60% trimetoprim dan sulfametoksazol dieksresi melalui urin dalam 24 jam setelah pemberian.

Efek samping

Menimbulkan megaloblastik,leukopenia,trombositopenia 75%efek samping terjadi pada kulit Gejala-gejala saluran cerna :mual,muntah,diare jarang terjadi Glositis dan stomatitis relatif sering Reaksi susunan saraf pusat berupa sakit kepala,depresi,dan halusinasi disebabkan oleh

sulfonamid

Kontraindikasi

Tidak dianjurkan untuk mengobati :

Faringitis oleh S.pyogenes

Infeksi genitalia

-Kloramfenikol

Page 2: Kotrimoksazol

Farmakodinamik

Efek anti mikroba

Bekerja dengan menghambat sisntesis protein kuman. Obat ini terikat pada ribosom subunit 50s dan menghambat enzim peptidil transferase sehingga ikatan peptida tidak terbentuk pada proses sintesis protein kuman. Umumnya bersifat bakteriostatik.Pada konsentrasi yang tinggi kloramfenikol kadang bersifat bersifat bakterisid terhadap kuman-kuman tertentu

Spektrum antibakteri kloramfernikol: Brucella ,Bartonella ,C.diphteriae ,Listeria ,Treponema ,kuman anaerob,Rickettsia ,Chlamydia ,Mycoplasma.

Resistensi

Terjadi melalui inaktivasi obat oleh asetil transferase yang diperantai oleh faktor R.

Resistensi terhadap P.aeruginosa ,Proteus dan Klebsiella terjadi karena perubahan permeabilitas membran yang mengurangi masuknya obat kedalam sel bakteri

Beberapa strain D.pneumoniae, H.influenza dan N.meningtidis dan P.mirabilis, S.aureus umumnya sensitif,sedang Enterobactericeae banyak yang telah resisten

Farmakokinetik

Untuk pemberian secara oral

Kloramfenikol diserap dengan cepat.Kadar puncak dalam darah terccapai dalam 2 jam.Untuk anak biasanya diberikan bentuk ester kloramfenikol palmitat atau stearat yang rasanya tidak pahit.Bentuk ester ini akan mengalami hidrolisis dalam usus dan membebaskan kloramfenikol.Dalam waktu 24 jam,80-90% kloramfenikol yang diberikan secara oral telah dieksresikan melalui ginjal

Untuk pemberian secara parenteral

Digunakan kloramfenikol suksinat yang akan di hidrolisis dalam jaringan dan membebaskan kloramfenikol.Masa paruh eliminasinya pada orang dewasa kurang lebih 3 jam,pada bayi berumur kurang dari 2 minggu sekitar 24 jam.Kira-kira 50% kloramfenikol dalam terikat dengan albumin.Didistribusikan secara baik keberbgai jaringan tubuh,termasuk jaringan otak,cairan serebrospinal dan mata.Bentuk aktif kloramfenikol dieksresi terutama melalui filtrat glomerulus sedangkan metabolitnya dengan sekresi tubulus

Kontra indikasi

Kloramfenikol di kontraindikasikan untuk neonatus,pasien dengan gangguan faal hati dan pasien yang hipersensitif terhadapnya.

Page 3: Kotrimoksazol

Efek samping

1. Reaksi hematologik

Ada 2 bentuk,yang pertama ialah reaksi toksik dengan manifestasi depresi sumsum tulang.Bnetuk yang kedua adalah anemia aplastik dengan pansitopenia yang irreversibel dan memiliki prognosis sangat buruk.

2. Reaksi saluran cerna

Bermanifestasi dalam bentuk mual,muntah,glositis,diare,dan enterokolitis

3. Sindrom Gray

Pada neonatus,terutama bayi prematur yang mendapat dosis tinggi(200mg/kgBB) dapat timbul sindrom gray.

-Kuinolon

Asam Nalidiksat adalah prototip antibiotika golongan Kuinolon lama yang dipasarkan sekitar tahun 1960. Walaupun obat ini mempunyai daya antibakteri yang baik terhadap kuman gram negatif, tetapi eliminasinya melalui urin berlangsung terlalu cepat sehingga sulit dicapai kadar pengobatan dalam darah.

Karena itu penggunaan obat Kuinolon lama ini terbatas sebagai antiseptik saluran kemih saja.

Pada awal tahun 1980, diperkenalkan golongan Kuinolon baru dengan atom Fluor pada cincin Kuinolon ( karena itu dinamakan juga Fluorokuinolon). Perubahan struktur ini secara dramatis meningkatkan daya bakterinya, memperlebar spektrum antibakteri, memperbaiki penyerapannya di saluran cerna, serta memperpanjang masa kerja obat.

Golongan Kuinolon ini digunakan untuk infeksi sistemik. Yang termasuk golongan ini antara lain adalah Spirofloksasin, Ofloksasin, Moksifloksasin, Levofloksasin, Pefloksasin, Norfloksasin, Sparfloksasin, Lornefloksasin, Flerofloksasin dan Gatifloksasin.

Farmakodinamik

Mekanisme Kerja

Pada saat perkembang biakkan kuman ada yang namanya replikasi dan transkripsi dimana terjadi pemisahan double helix dari DNA kuman menjadi 2 utas DNA. Pemisahan ini akan selalu menyebabkan puntiran berlebihan pada double helix DNA sebelum titik pisah.

Hambatan mekanik ini dapat diatasi kuman dengan bantuan enzim DNA girase. Peranan antibiotika golongan Kuinolon menghambat kerja enzim DNA girase pada kuman dan bersifat bakterisidal, sehingga kuman mati.

Page 4: Kotrimoksazol

Spektrum antibakteri

Kuinolon lama aktif pada kuman gram negatif, seperti : E.coli, Proteus, Klebsiella, Enterobacter. Fluorokuinolon baru (moksifloksasin, gatifloksasin), aktif pada kuman gram positif dan negatif, serta kuman-kuman atipik (mycoplasma, chlamydia).

Resistensi

Mutasi gen gyrase A, perubahan permukaan sel, peningkatan mekanisme pemompaan obat keluar (efflux)

Farmakokinetik

Asam naliksidat diserap baik oleh saluran cerna, tapi diekskresi cepat oleh ginjal. Obat ini tidak bermanfaat untuk infeksi sistemik. Fluorokuinolon diserap lebih baik melalui saluran cerna dibanding asam nalidiksat. Ofloksasin, Levofloksasin, Gatifloksasin, dan Moksifloksasin adalah fluorokuinolon yang diserap baik sekali pada pemberian oral.

Pefloksasin adalah fluorokuinolon yang absorpsinya paling baik dan masa paruh eliminasinya paling panjang. Bioavailabilitasnya pada pemberian oral dan parenteral sama. Penyerapan siprofloksasin dan fluorokuinolon terhambat bila diberikan bersama antasida. Fluorokuinolon dapat mencapai kadar tertinggi dalam jaringan prostat. Siprofloksasin dan Ofloksasin mencapai kadar tinggi dalam cairan serebrospinal bila ada meningitis. Fluorokuinolon masa paruh eliminasinya panjang, sehingga obat cukup diberika 2x1 hari.

Efek Samping dan Interaksi Obat

Golongan antibiotika Kuinolon umumnya dapat ditoleransi dengan baik. Efek sampingnya yang terpenting ialah pada saluran cerna dan susunan saraf pusat.

Manifestasi pada saluran cerna,terutama berupa mual dan hilang nafsu makan, merupakan efek samping yang paling sering dijumpai.

Efek samping pada susunan syaraf pusat umumnya bersifat ringan berupa sakit kepala, vertigo, dan insomnia.

Efek samping yang lebih berat dari Kuinolon seperti psikotik, halusinasi, depresi dan kejang jarang terjadi. Penderita berusia lanjut, khususnya dengan arteriosklerosis atau epilepsi, lebih cenderung mengalami efek samping ini.

Enoksasin menghambat metabolisme Teofilin dan dapat menyebabkan peningkatan kadar Teofilin. Siprofloksasin dan beberapa Kuinolon lainnya juga memperlihatkan efek ini walaupun tidak begitu dramatis.

1.Penggunaan Klinik

Page 5: Kotrimoksazol

Infeksi saluran kemih

Seperti Prostatitis, Uretritis, Servisitis dan Pielonfritis.

Infeksi saluran cerna

Seperti demam Tifoid dan Paratifoid

Infeksi saluran nafas bawah

seperti Bronkitis, Pneumonia, Sinusitis

Penyakit yang ditularkan melalui hubungan kelamin

Gonore

Infeksi jaringan lunak dan tulang

Seperti Osteomielitis. Untuk infeksi pasca bedah oleh kuman enterokokus Ps. aeroginosa atau stafilokokus yang resisten terhadap Beta Laktam atau Aminoglikosid.

2.Sediaan di Pasaran

a. Spirofloksasin

Antibiotika Kuinolon ini tersedia dalam bentuk tablet dengan kandungan Spirofloksasin 250 mg, 500 mg, 750 mg bahkan ada yang 1.000 mg. Juga tersedia dalam bentuk infus dengan kandungan Spirofloksasin 200 mg/100 ml.

b. Ofloksasin

Antibiotika Kuinolon ini tersedia dalam bentuk tablet dengan kandungan Ofloksasin 200 mg dan 500 mg. Juga tersedia dalam bentuk infus dengan kandungan Ofloksasin 200 mg/100 ml.

c. Moksifloksasin

Antibiotika Kuinolon ini tersedia dalam bentuk tablet dengan Moksifloksasin kandungan 400 mg. Juga tersedia dalam bentuk infus dengan kandungan Moksifloksasin 400 mg/250 ml.

d. Levofloksasin

Page 6: Kotrimoksazol

Antibiotika Kuinolon ini tersedia dalam bentuk tablet dengan kandungan Levofloksasin 250 mg dan 500 mg. Juga tersedia dalam bentuk infus dengan kandungan Levofloksasin 500 mg/100 ml.

e. Pefloksasin

Antibiotika Kuinolon ini tersedia dalam bentuk tablet dengan kandungan Pefloksasin 400 mg. Juga tersedia dalam bentuk infus dengan kandungan Pefloksasin 400 mg/125 ml dan ampul dengan kandungan Pefloksasin 400 mg/5 ml.

f. Norfloksasin

Antibiotika Kuinolon ini tersedia dalam bentuk tablet dengan kandungan 400 mg.

g. Sparfloksasin

Antibiotika Kuinolon ini tersedia dalam bentuk tablet dengan kandungan 200 mg.

h. Lornefloksasin

Antibiotika Kuinolon ini tersedia dalam bentuk tablet dengan kandungan 400 mg.

i. Flerofloksasin

Antibiotika Kuinolon ini tersedia dalam bentuk tablet dengan kandungan 400 mg. Juga tersedia dalam bentuk infus dengan kandungan 400 mg/100 ml.

j. Gatifloksasin

Antibiotika Kuinolon ini tersedia dalam bentuk tablet dengan kandungan 400 mg. Juga tersedia dalam bentuk vial untuk ijeksi dengan kandungan 400 mg/40 ml.