Kota Sehat (Palembang)

20
KOTA SEHAT (Analisis Kota Palembang sebagai Kota Sehat) Oleh : Kelompok 6 (Harun Alrasyid, dkk) PENDAHULUAN Organisasi Kesehatan Sedunia (World Health Organization/WHO) menyatakan bahwa pertumbuhan di kota akan menjadi ancaman kesehatan yang paling utama pada abad ke-21 ini. Penduduk yang tinggal di kota proporsinya meningkat dari 5% menjadi 50% selama dua abad. Pada tahun 2030 diperkirakan dua pertiga penduduk akan tinggal di kota. Pada masa mendatang urbanisasi yang terjadi lebih banyak proporsi lanjut usia dibandingkan saat kini. Proses urbanisasi mencerminkan banyak hal: pembangunan industrialisasi, ketidak pastian akan tersedianya makanan yang cukup di perdesaan, kepengungsian akibat konflik, kerusakan lingkungan hidup, keterbatasan lapangan kerja, dan keinginan untuk menikmati hidup yang lebih baik. Pertumbuhan penduduk yang cepat di perkotaan merefleksikan sebuah kombinasi dari kemiskinan di perdesaan dan tingginya jumlah penduduk di perkotaan. (Hidayat, et.al 2003) Pendekatan kota sehat pertama kali dikembangkan di Eropa oleh WHO pada tahun 1980-an sebagai strategi menyongsong Ottawa Charter For Health Promotion yang dikeluarkan pada tahun 1986.(14) Penekanan dari pendekatan ini adalah kesehatan untuk semua dapat dicapai dan langgeng jika semua aspek sosial, ekonomi, lingkungan, dan budaya diperhatikan. Oleh karena itu, konsep kota sehat tidak hanya terfokus kepada pelayanan kesehatan tetapi kepada aspek menyeluruh yang mempengaruhi kesehatan masyarakat, baik jasmani, rohani dan sosial. Untuk itulah WHO sudah menetapkan sepuluh criteria sebuah kota sehat : 1. Harus bersih dan aman. 2. Mampu menyediakan dan mempertahankan ketersediaan makanan, air, energi, dan pembuangan sampah yang efisien. 3. Melalui diversifikasi, mengembangkan ekonomi inovatif yang dapat memenuhi kebutuhan dasar penduduk untuk memperoleh makanan, air, tempat tinggal, pendapatan, keamanan dan pekerjaan. 4. Mempunyai dukungan kuat masyarakat, di mana berbagai organisasi saling bekerja sama untuk memperbaiki kesehatan.

Transcript of Kota Sehat (Palembang)

Page 1: Kota Sehat (Palembang)

KOTA SEHAT

(Analisis Kota Palembang sebagai Kota Sehat)

Oleh : Kelompok 6 (Harun Alrasyid, dkk)

PENDAHULUAN

Organisasi Kesehatan Sedunia (World Health Organization/WHO) menyatakan bahwa

pertumbuhan di kota akan menjadi ancaman kesehatan yang paling utama pada abad ke-21 ini.

Penduduk yang tinggal di kota proporsinya meningkat dari 5% menjadi 50% selama dua abad.

Pada tahun 2030 diperkirakan dua pertiga penduduk akan tinggal di kota. Pada masa mendatang

urbanisasi yang terjadi lebih banyak proporsi lanjut usia dibandingkan saat kini. Proses

urbanisasi mencerminkan banyak hal: pembangunan industrialisasi, ketidak pastian akan

tersedianya makanan yang cukup di perdesaan, kepengungsian akibat konflik, kerusakan

lingkungan hidup, keterbatasan lapangan kerja, dan keinginan untuk menikmati hidup yang lebih

baik. Pertumbuhan penduduk yang cepat di perkotaan merefleksikan sebuah kombinasi dari

kemiskinan di perdesaan dan tingginya jumlah penduduk di perkotaan. (Hidayat, et.al 2003)

Pendekatan kota sehat pertama kali dikembangkan di Eropa oleh WHO pada tahun

1980-an sebagai strategi menyongsong Ottawa Charter For Health Promotion yang dikeluarkan

pada tahun 1986.(14) Penekanan dari pendekatan ini adalah kesehatan untuk semua dapat dicapai

dan langgeng jika semua aspek sosial, ekonomi, lingkungan, dan budaya diperhatikan. Oleh

karena itu, konsep kota sehat tidak hanya terfokus kepada pelayanan kesehatan tetapi kepada

aspek menyeluruh yang mempengaruhi kesehatan masyarakat, baik jasmani, rohani dan sosial.

Untuk itulah WHO sudah menetapkan sepuluh criteria sebuah kota sehat :

1. Harus bersih dan aman.

2. Mampu menyediakan dan mempertahankan ketersediaan makanan, air, energi, dan

pembuangan sampah yang efisien.

3. Melalui diversifikasi, mengembangkan ekonomi inovatif yang dapat memenuhi

kebutuhan dasar penduduk untuk memperoleh makanan, air, tempat tinggal, pendapatan,

keamanan dan pekerjaan.

4. Mempunyai dukungan kuat masyarakat, di mana berbagai organisasi saling bekerja sama

untuk memperbaiki kesehatan.

Page 2: Kota Sehat (Palembang)

5. Mendorong setiap warga negara untuk bekerja sama dalam penyusunan kebijakan yang

berpengaruh terhadap kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan penduduk.

6. Menyediakan kegiatan hiburan dan rekreasi yang dapat memfasilitasi interaksi dan

komunikasi antar warga negara.

7. Menghargai budaya masa lalu dan warisan leluhur serta kekhususan dari berbagai adat

penduduk, tanpa membedakan agama maupun suku bangsa.

8. Menghormati kesehatan sebagai komponen integral dari pembuatan kebijakan publik dan

memberikan hak kepada setiap penduduk untuk mengadopsi perilaku hidup yang lebih

sehat.

9. Secara terus menerus berupaya memperbaiki kualitas pelayanan kesehatan.

10. Tempat di mana setiap penduduk dapat hidup lebih lama dengan kesehatan yang baik

dan penderitaan sakit yang minimal.

KOTA SEHAT DI INDONESIA

Di Indonesia pada tahun 1998 mulai dilakukan gerakan kota sehat di berbagai kota, dan

pada tahun 1999 Departemen Kesehatan menyusun rencana pembangunan kesehatan menuju

Indonesia Sehat 2010 yang memperkenalkan Paradigma Sehat. Di tiap kabupaten dan kota dapat

dijumpai berbagai masalah kesehatan yang dapat digolongkan dalam enam masalah kesehatan,

yaitu:(9) (i) masalah penyakit menular, (ii) masalah penyakit tidak menular, (iii) masalah

kesehatan lingkungan, (iv) masalah kesehatan mental, (v) masalah yang berkaitan dengan

bencana, dan (vi) masalah yang berkaitan dengan kelompok tertentu (ibu, anak, remaja, lanjut

usia, dan pekerja perempuan).

Gambar 1. Alur Penyelenggaraan Indonesia Sehat 2010 (DPTL Depkes)

Page 3: Kota Sehat (Palembang)

Penyelenggaraan KAB/KOTA SEHAT merupakan Pendekatan terpadu, menyeluruh,

lintas sektor dan masyarakat sebagai pelaku utama yang telah dikembangkan WHO diberbagai

negara sejak Tahun 1980 an. Penyelenggaraan kegiatan ini merupakan operasionalisasi

pembangunan berkelanjutan, pembangunan berwawasan lingkungan dan Pembangunan

berwawasan kesehatan.

Kota sehat di Indonesia dimulai Tahun 1998, dengan dikeluarkannya Keputusan

Mendagri yang menetapkan 6 kab/kota sebagai daerah percontohan ( Cianjur, Balikpapan,

Bandar Lampung, Pekalongan, Malang, Jakarta Timur). Tahun 1999 dilanjutkan dengan

ditetapkan 8 kawasan pariwisata sehat di Berastagi, Nongsa, Anyer, Baturaden, Kotagede,

Senggigi, Tana Toraja, Bunaken. Kemudian pada tahun 2006 berkembang di 167 kab/kota

(41,2%) dari 405 Kab/Kota. Tahun 2008 sudah 205 kab/kota (46%) yg menyelenggarakan

kab/kota sehat dari 445 kab/kota yg ada. Dari 205 Kab/Kota yang menyelenggarakan sudah

ada 57 Kab/Kota yang menerima Swasti Saba (Penghargaan untuk kota sehat).

KOTA PALEMBANG

Kota Palembang merupakan kota tertua di Indonesia berumur setidaknya 1382 tahun jika

berdasarkan prasasti Sriwijaya yang dikenal sebagai prasasti Kedudukan Bukit. Menurut Prasasti

yang berangka tahun 16 Juni 682. Pada saat itu oleh penguasa Sriwijaya didirikan Wanua di

daerah yang sekarang dikenal sebagai kota Palembang. Menurut topografinya, kota ini dikelilingi

oleh air, bahkan terendam oleh air. Air tersebut bersumber baik dari sungai maupun rawa, juga

air hujan. Bahkan saat ini kota Palembang masih terdapat 52,24 % tanah yang yang tergenang

oleh air (data Statistik 1990). Berkemungkinan karena kondisi inilah maka nenek moyang orang-

orang kota ini menamakan kota ini sebagai Pa-lembang dalam bahasa melayu Pa atau Pe sebagai

kata tunjuk suatu tempat atau keadaan; sedangkan lembang atau lembeng artinya tanah yang

rendah, lembah akar yang membengkak karena lama terendam air (menurut kamus melayu),

sedangkan menurut bahasa melayu-Palembang, lembang atau lembeng adalah genangan air. Jadi

Palembang adalah suatu tempat yang digenangi oleh air (Depdargi, 2011)

Palembang merupakan ibukota Provinsi Sumatera Selatan yang memiliki luas wilayah

369,22 Km2 dan jumlah penduduk sekitar 1.611.309 Jiwa. Saat ini Palembang sangat berbeda

dibandingkan dengan dahulu karena banyaknya prestasi yang sudah diraih mulai dari sector

Page 4: Kota Sehat (Palembang)

ekonomi hingga kesehatan. KOTA Palembang mampu menorehkan prestasi di tingkat dunia

dengan menyabet predikat sebagai kota terbersih yang berwawasan lingkungan dan

berkelanjutan se-Asia Tenggara (ASEAN Environmentally Sustainable City Award). Selain itu

masih banyak lagi prestasi yang diperoleh Kota Palembang termasuk sukses dalam

Penyelenggaran ASEAN GAMES. Kita akan membahas mengenai kelayakan Kota Palembang

menjadi Kota Sehat berdasarkan Indikator yang disampaikan oleh World Health Organization

(WHO).

PALEMBANG SEBAGAI KOTA SEHAT

Indikator 1 : Harus bersih dan aman.

Kota Palembang yang identik dengan slogan kota bersih, aman,rapi,dan indah (BARI)

setiap harinya terus mengalami perkembangan yang pesat. Pembangunan disegala bidang telah

menjadikan kota Palembang menjadi kota yang besar dan layak dikatakan sebagai kota

internasional karena dengan berbagai prestasinya. Hal ini dapat dibuktikan,di mana sepanjang

mata memandang di pinggir jalan Kota Palembang, berjajar pohon-pohon besar dan bunga-bunga

hias yang dengan setia menjaga kualitas udara agar tetap baik dan layak untuk dinikmati seluruh

penduduknya. (Harian Seputar Indonesia)

Saat malam hari, ribuan lampu jalan dan ratusan lampu hias semakin membuat Kota

Palembang tampak indah dengan warna-warni lampu yang tergantung di tiang dan pohon.

Bahkan pada tahun 2005 Palembang sempat mendapat predikat kota terkotor, namun Kota

Palembang berhasil menjadi kota yang bersih dan berhasil meraih Piala Adipura tiga tahun

berturut-turut, yaitu 2007, 2008, dan 2009. (Sriwijaya Post)

Dulu boleh saja Palembang dicap sebagai salah satu kota paling kotor, khususnya di area

Pasar Tradisional 16 Ilir dan wilayah Jembatan Ampera tapi sekarang dapat dilihat kedua

wilayah tersebut telah disulap menjadi sebuah ruang terbuka dengan taman-taman kota yang

cukup meneduhkan di tengah terik matahari, Benteng Kuto Besak (BKB) yang dahulu terkenal

kotor dan rawan kini justru menjadi tempat favorit untuk berbagai konser dan pameran besar.

Tim penilai dari ASEAN Working Group on Environmentally Sustainable Cities

(AWGESC) terkesan akan bersihnya lingkungan kota Palembang, kebersihan ini tentu saja

bukan berdasarkan yang tampak di mata saja. Panitia dari AWGESC juga mencari tahu konsep

Palembang membersihkan lingkungan kotanya. Diperoleh bukti bahwa sampah yang dibuang

Page 5: Kota Sehat (Palembang)

melalui sistem pembuangan limbah yang teratur, sanitasi yang semakin baik, serta pemerintah

dan masyarakat yang sadar akan kebersihan. Dipilihnya Palembang oleh pemerintah Indonesia

telah disiapkan sejak tahun 2006 lalu. Mulanya dipilih 18 kota besar dan berpotensi besar untuk

diajukan ke panitia antara lain Kota Denpasar, Medan dan Pekanbaru namun di tahun 2007

ketiga kota tersebut pamornya menurun saat penilaian Adipura (Penghargaan untuk kota-kota

terbersih di Indonesia).

Di saat itulah Kota Palembang justru muncul dan mulai diperhitungkan, selain menerima

Piala Adipura dua kali berturut-turut, Palembang juga mendapat penghargaan dari Departemen

Pekerjaan Umum untuk penataan sistem pengairan, drainase, dan penataan sistem lokasi

pemukiman kumuh. Penghargaan sebagai kota terbersih di ASEAN mendorong pemerintah kota

Palembang untuk juga meluncurkan semboyan ‘Palembang sebagai Kota Internasional yang

Berbudaya Religius dan Mandiri’. (Palembang Tribunnews)

Terhitung triwulan pertama dari Januari hingga Maret 2011, angka kriminalitas

Palembang tertinggi didominasi oleh kasus pencurian dan curanmor. Dimana angka curanmor

didominasi dari wilayah Kertapati, SU 1, Plaju, Sukarame, IT I, dan II, serta IB I. (Sriwijaya TV)

Secara umum tingkat kriminalistas di Palembang tidak terlalu tinggi namun dalam beberapa

tahun terakhir banyak kejadian pencurian maupun penjambretan khususnya di Transportasi

Umum. Hasirnya Trasmusi dapat menjadi jalan keluar dari permasalah penjambretan di malam

hari.

Indikator 2 : Mampu Menyediakan dan Mempertahankan Ketersediaan Air, Energi, dan

Pembuangan Sampah yang Efisien

a. Mampu Menyediakan dan Mempertahankan Ketersediaan Air

Salah satu poin dalam syarat untuk menjadi kota sehat adalah mampu menyediakan

dan mempertahankan ketersediaan air bersih bagi warganya. Kota Palembang merupakan

salah satu dari sekian banyak kota metropolitan yang ada di Indonesia. Untuk menjadi kota

metropolitan yang sehat, maka Kota Palembang harus mampu untuk menyediakan air bersih

bagi seluruh warganya tanpa terkecuali.

Berikut adalah table kebutuhan air bersih Kota Palembang tahun 2002:

Page 6: Kota Sehat (Palembang)

KEBUTUHAN SARANA DAN PRASARANA AIR BERSIH KOTA PALEMBANG

Sesuai dengan standar kota Metropolitan, yaitu kebutuhan air bersih 185 l/dt/org, Kota

Palembang dengan jumlah penduduk 1.471.443 membutuhkan 272.216.955 lt/hr. Jumlah ini

didapatkan dari jumlah penduduk x 185 l/orang/hari. Namun PDAM Kota Palembang baru

dapat memproduksi sebanyak 250.128.000 l/hari. Sehingga masih dibutuhkan kapasitas

produksi sebanyak 22.088.955 l/hr.

Berdasarkan kutipan dan data di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Kota Palembang

belum mampu untuk menyediakan dan mempertahankan ketersediaan air bersih bagi

warganya.

Apalagi bila musim kemarau panjang melanda, seperti yang di alami Indonesia baru-

baru ini. Hampir semua wilayah Indonesia mengalami kesulitan air bersih, tak terkecuali

Kota Palembang. Seperti tertera pada Berita I, masih banyak warga Palembang yang

kesulitan untuk mendapatkan air bersih, terutama bagi mereka yang tinggal dipinggiran Kota

Palembang. Bahkan untuk mendapatkan air bersih, mereka harus membelinya dari pedagang

air bersih keliling. Hal ini mungkin perlu menjadi perhatian bagi Pemerintah Kota

Palembang untuk dapat menyalurkan air bersih bagi seluruh warga Kota Palembang, bukan

hanya bagi warga yang ada di Kota Palembang saja, melainkan juga bagi warga yang ada di

pinggiran Kota Palembang.

b. Mampu Menyediakan dan Mempertahankan Ketersediaan Energi

Dilihat dari Berita III dan IV, maka dapat disimpulkan bahwa Kota Palembang telah

mampu menyediakan dan mempertahankan ketersediaan energi bagi penduduk yang ada di

Kota Palembang.

Semua penduduk yang ada di Kota Palembang telah memiliki aliran listrik dirumah

mereka masing-masing, kalaupun terjadi pemadaman listrik hal ini mungkin dikarenakan

adanya kegiatan perbaikan dan perawatan gardu listrik. Serta kemungkinan pemadaman

terjadi karena ada suatu bencana, bias berupa kebakaran ataupun karena bencana lainnya.

Page 7: Kota Sehat (Palembang)

Sedangkan untuk pasokan BBM, sejauh ini yang saya amati dan sumber dari berita V

jumlah pasokan BBM yang ada dikota Palembang masih bias dikatakan masih mampu

memenuhi kebutuhan BBM warga Kota Palembang.

Mungkin yang belum dapat dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Palembang adalah

pemanfaatan sampah yang ada di TPA sebagai sumber energi, karena gas metan yang

dihasilkan oleh sampah yang ada dapat dijadikan sebagai sumber energi alternatif, baik untuk

energi listrik maupun bahan bakar.

c. Mampu Menyediakan dan Mempertahankan Pembuangan Sampah yang Efektif

Berdasarkan fakta pada Berita II, diperolah informasi bahwa sampah yang diproduksi

oleh penduduk Kota Palembang adalah sebanyak 600ton/hari. Tentu saja jumlah sampah

tersebut tidaklah sedikit. Namun armada untuk menganggkut sampah ke TPA saat ini hanya

berjumlah kurang lebih 100 truk. Jumlah ini tentu saja sangat tidak seimbang dengan jumlah

sampah yang dihasilkan.

Jika dilihat dari Berita II, maka dapat kita ambil kesimpulan bahwa Pemerintah Kota

Palembang belum dapat mengelola masalah sampah yang ada di Kota Palembang dangan

efektif dan efisien. Hal ini dapat dilihat dari cara pengelolaan samapah yang dilakukan,

sampah yang ada hanya dikumpulkan dan ditimbun di dua TPA yang ada, tanpa adanya

upaya pengelolaan lebih lanjut. Wacana untuk mengelola sampah berupa pemanfaatan gas

metan yang dihasilkan sampah masih belum berjalan dan masih berupa wacana saja.

Indikator 3 : Melalui diversifikasi, mengembangkan ekonomi inovatif yang dapat

memenuhi kebutuhan dasar penduduk untuk memperoleh makanan, air, tempat tinggal,

pendapatan, keamanan dan pekerjaan.

Pembangunan perkotaan diselenggarakan untuk mewujudkan lingkungan fisik dan sosial

ekonomi perkotaan yang berkualitas dan terpelihara serta mampu mendukung pembangunan

yang berkelanjutan. Dalam rangka mewujudkan kondisi tersebut, ditempuh kebijaksanaan

menetapkan dan menerapkan baku mutu lingkungan, menetapkan dan memasyarakatkan

peraturan pengendalian pencemaran lingkungan di daerah perkotaan, dan menumbuhkan

kesadaran masyarakat untuk memelihara lingkungannya; melembagakan pembangunan

Page 8: Kota Sehat (Palembang)

perkotaan yang mengacu pada rencana tata ruang kota yang berkualitas dan operasional;

mengendalikan peruntukan tanah yang sesuai dengan daya dukung lingkungan melalui tertib

administrasi pertanahan; serta memantapkan keamanan dan kesejahteraan lingkungan di

perkotaan melalui penanganan kesenjangan dan konflik sosial serta kriminalitas.

Diversifikasi Kota Palembang umumnya telah memenuhi kebutuhan dasar penduduknya

dengan mengembangkan ekonomi yang inovatif. Ini terlihat dari upaya-upaya diversifikasi kota

Palembang dalam bidang pangan, energy, pemukiman, dan sebagainya.

Pembangunan di bidang perumahan rakyat dan pemukiman akan dilaksanakan dengan

pembangunan rumah-rumah sederhana dan rumah inti, penanganan perbaikan lingkungan kota di kota

Palembang. Sejalan dengan itu akan dilaksanakan penanganan parintisan pemugaran perumahan desa di

sekitar 175 desa, perluasan/pemanfaatan dan peningkatan penyediaan air bersih di kota-kota Palembang,

dan lainnya serta pelayanan air bersih di beberapa IKK. Dalam rangka meningkatkan pembangunan

sarana air bersih, terutama untuk penduduk pedesaan, akan dibangun 25 buah penampungan air dengan

perpipaan, 15 buah sumur artesis, 50 buah perlindungan mata air, 1.100 buah penampungan air hujan,

15.432 buah sumur pompa tangan dangkal dan dalam serta sejumlah sarana air bersih jenis lainnya.

Di bidang pengelolaan sumber alam dan lingkungan hidup serta guna mempertahankan

keseimbangan ekologi, terutama dalam rangka rehabilitasi tanah kritis, akan dilanjutkan kegiatan

penghijauan dan reboisasi. Pelaksanaannya akan diutamakan pada daerah-daerah kritis terutama DAS

Musi. Demikian pula pencegahan pencemaran lingkungan, baik di desa maupun di perkotaan,

pembinaan suaka alam dan hutan-hutan lindung, akan dilanjutkan. Untuk memberi kemudahan

masyarakat memperoleh air bersih, dibangun berbagai jenis sarana air bersih dan dilakukan pula usaha

kesehatan atau lingkungan.

Dalam rangka pembangunan di sektor pertanian, terutama peningkatan produksi pangan, akan

diusahakan peningkatan produksi padi, jagung, ubi-ubian, kacang-kacangan melalui intensifikasi,

ekstensifikasi dan diversifikasi serta rehabilitasi. Dalam rangka peningkatan produksi perkebunan, akan

dilaksanakan melalui usaha-usaha pokok peremajaan/perluasan tanam- an karet, kelapa, kelapa sawit,

coklat, lada, cengkeh, tebu yang akan mencakup areal 109.102 ha, serta intensifikasi dan rehabilitasi

Page 9: Kota Sehat (Palembang)

tanaman kelapa, kopi, lada, cengkeh, tebu, tembakau seluas 39.225 ha. Selain usaha peningkatan

produksi, juga akan diikuti dengan usaha peningkatan mutu serta perbai-kan tata niaga dengan

pengikutsertaan PNP/PTP, perkebunan besar dan lembaga swasta lainnya dengan meningkatkan

peranser-ta koperasi. Peningkatan produksi perikanan laut, akan dilaksanakan melalui kegiatan

penyempurnaan sarana dan prasarana penangkapan ikan di laut, sedangkan pengembangan perikanan

darat, terma- suk perairan umum akan dilaksanakan melalui berbagai peneliti- an agar perikanan darat

yang sudah ada dapat ditingkatkan, di samping penyempurnaan balai-balai benih ikan, penyuluhan per-

ikanan dan pelestarian sumber perikanan.

Pembangunan daerah di Sumatera Selatan akan ditingkatkan dengan tujuan memperluas

kesempatan kerja, mendorong pembagian pendapatan yang lebih merata dan meningkatkan taraf hidup

rakyat pada umumnya.

Berbagai contoh upaya yang akan dilakukan Pemerintah Kota Palembang dalam hal

memenuhi kebutuhan dasar penduduk, seperti ;

1. Meningkatkan Pendapatan Masyarakat, melalui kegiatan :

Penyelarasan ketersediaan lapangan pekerjaan dengan pertumbuhan angkatan kerja.

Menciptakan iklim investasi yang kondusif melalui penyediaan prasaranaa dan sarana yang

memadai.

Mengurangi tingkat ketergantungan terhadap produk dan komoditas antar daerah maupun

negara lain melalui optimasi kualitas dan diversifikasi produk daerah.

2. Memaksimalkan kualitas pelayanan masyarakat, melalui kegiatan :

Pengendalian dan penyediaan sarana prasarana lingkungan permukiman kumuh terutama

yang terdapat di pusat kota dan bantaran sungai.

Pengoptimalan pelayanan pendidikan dan kesehatan masyarakat. Peningkatan kualitas

keamanan dan ketertiban kota.

3. Mengoptimalkan Pengelolaan sumber daya air, baik untuk menanggulangi efek genangan

maupun penyediaan bahan baku air bersih, melalui kegiatan :

Pembangunan yang dilakukan dengan berwawasan lingkungan.

Mengoptimalkan pemeliharaan drainase yang ada.

Penambahan jumlah kolam retensi.

Page 10: Kota Sehat (Palembang)

Pengembangan konsep drainase terpadu dan penetapan area konservasi rawa.

Mulai melaksanakan sistem polder dan pompa pada lokasi-lokasi tertentu.

4. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Transportasi, melalui kegiatan :

Percepatan penyebaran area pusat kegiatan kota (CBD).

Pengembangan kawasan dan tata ruang kota dalam mengantisipasi kebutuhan ruang dan

pola perubahan pengembangan kota internasional.

Meningkatkan keterpaduan penggunaan lahan dengan sistem transportasi dan aksesibilitas

antarwilayah.

Indikator 4 : Mempunyai dukungan kuat masyarakat, di mana berbagai organisasi saling

bekerja sama untuk memperbaiki kesehatan

Program strategis Pemerintah Palembang sangat berpengaruh terhadap pembangunan bidang

kesehatan, sedangkan Program Prioritas Kota Palembang sesuai dengan Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah Tahun 2008-2013 dalam meningkatkan IPM (Indek Pembangunan

Manusia) adalah sebagai berikut :

1. Program Obat dan perbekalan kesehatan

2. Program Peningkatan sarana dan prasarana kesehatan

3. Program Optimalisasi Pelayanan Kesehatan Masyarakat

4. Program Pengawasan Obat dan Makanan

5. Program Peningkatan KB

Angka harapan hidup penduduk kota Palembang mengalami peningkatan sebesar 0,24 persen.

Tahun 2008, angka harapan hidup hanya 70,66 tahun menjadi 70,90 tahun. Kenaikan harapan

hidup tersebut menurut Kepala BPS Kota Palembang, Tarjono karena tingkat kesehatan manusia

di Palembang membaik dari tahun ke tahun. (Palembang Tribunnews)

Indikator 5 : Mendorong setiap warga negara untuk bekerja sama dalam penyusunan

kebijakan yang berpengaruh terhadap kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan

penduduk.

Visi pembangunan Kota Palembang sampai dengan tahun 2013, adalah: “ Palembang Kota

Internasional, Sejahtera dan Berbudaya 2013 ”. Adapun kegiatan tersebut dengan cara

meningkatkan pembangunan yang dapat mendorong setiap warga untuk bekerja sama dalam

Page 11: Kota Sehat (Palembang)

penyusunan kebijakan yang berpengaruh terhadap kehidupan, kesehatan, dan kesejahteraan

penduduk.

1. Kesehatan

Pembangunan kesehatan Kota Palembang diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber

daya manusia serta menuju kesejahteraan dan mempertinggi kesadaran masyarakat akan

pentingnya hidup sehat. Jumlah fasilitas kesehatan seperti Rumah Sakit, Puskesmas,

Puskesmas Pembantu, Klinik bersalin dan puskesmas keliling pada tahun 2010 masing-

masing berjumlah 26 unit, 39 Unit, 70 Unit, 32 unit dan 20. Di samping prasarana komputer,

sebanyak 23 puskesmas di kota Palembang juga memiliki jaringan dalam gedung puskesmas

atau Local Area Network (LAN), jaringan ini berfungsi untuk menghubungkan antar

komputer yang ada di puskesmas sehingga saling dapat berkomunikasi.Untuk mempercepat

penyebarluasan data dan informasi Dinas Kesehatan Kota Palembang dan 15 Puskesmas

telah terhubung melalui jaringan Intranet, dengan adanya jaringan ini maka pelaporan 15

puskesmas tersebut dapat dikirim melalui intranet tersebut, disamping itu jaringan intranet ini

juga dapat digunakan untuk komunikasi VOIP dan Monitoring puskesmas melalui kamera

CCTV.

2. Kesejahteraan

Meningkatnya kualitas air bersih/air minum. Keluarga yang menggunakan air bersih adalah

air yang memenuhi syarat kesehatan yang digunakan dalam kegiatan rumah tangga pada

kurun waktu tertentu. Target Keluarga yang menggunakan Air Bersih di tahun 2011

sebanyak 184.999 keluarga atau 90%, di tahun 2011 setelah dilakukan pendataan diperoleh

keluarga yang menggunakan air bersih sebanyak 272.318 keluarga atau 92,04 %, dengan

capaian indikator kinerja sasaran sebesar 102.27% berkategori baik sekali. Pencapaian

indikator tidak terlepas dari kinerja PDAM Tirta Musi Palembang yang meningkatkan sarana

dan prasarana serta pendistribusian air bersih ke masyarakat. Selain itu ada Program

Pengembangan Industri Kecil dan Menengah dan Pengembangan Sentra-Sentra Industri

Potensial, seperti pemberdayaan Kampung Mandiri yang dilakukan oleh pihak swasta dan

Pemerintah (pnpm mandiri).

Kesejahteraan sosial

Dalam menggambarkan keadaan sosial daerah, diperlukan data mengenai banyaknya fasilitas

sosial atau bersumber-sumber kesejahteraan sosial dan masalah-masalah sosial terdapat di

Page 12: Kota Sehat (Palembang)

daerah tersebut. Salah satu fasilitas sosial tersebut adalah panti asuhan. Jumlah panti asuhan

yang dikelola swasta dan pemerintah di Kota Palembang sebanyak 7 (tujuh) panti dengan

jumlah penghuni sebanyak 431 orang.

Selanjutnya keberhasilan kinerja bidang pendidikan secara makro dilihat dari indikator

Angka Melek Huruf, maka Angka Melek Huruf di Kota Palembang terus menerus

mengalami peningkatan seperti gambar di bawah ini :

Indikator 6 : Menyediakan kegiatan hiburan dan rekreasi yang dapat memfasilitasi

interaksi dan komunikasi antar warga negara.

Rasio antara jumlah penduduk dengan tempat rekreasi di Palembang adalah 43

berbanding 1.4 juta jiwa (1 / 32.558 jiwa). Sementara rasio jumlah penduduk dengan tempat

rekreasi di Sydney adalah 219 berbanding 4.3 juta jiwa (1 / 19.634 jiwa).

Arsitektur Palembang lebih didominasi oleh bangunan peninggalan Kerajaan Sriwijaya,

selain itu juga terdapat Jembatan Ampera yang dibangun untuk menghubungkan hulu dan hilir

wilayah Sungai Musi. Sementara Sydney, arsitekturnya lebih kepada nuansa arsitektur

internasional dengan ciri khas gedung bertingkat yang sarat dengan teknologi canggih. Sydney

memiliki taman terbuka hijau yang lebih banyak dibanding Palembang. Regulasi yang didukung

Page 13: Kota Sehat (Palembang)

warga Sydney tentang taman terbuka hijau memungkinkan warganya untuk berekreasi

mendapatkan udara segar berkualitas lebih baik dibanding Palembang. Wisata alam Sydney lebih

banyak dibanding Palembang. Wisata alam yang banyak terdapat di Sydney adalah beberapa

pantai, sementara di Palembang hanya kawasan Sungai Musi.

Untuk tempat hiburan public, Sydney memiliki pusat-pusat hiburan berupa teater-teater

yang berkelas internasional. Sementara Palembang mengandalkan pusat hiburan seperti wahana

permainan anak yang hanya terkenal di wilayah Sumatra Selatan saja. Palembang memiliki

warisan budaya dan sejarah peninggalan Kerajaan Sriwjaya. Sementara Sydney, warisan budaya

dan sejarahnya dikumpulkan dalam beberapa museum yang menceritakan perkembangan

peradaban Negara persemakmuran Inggris.

TEMPAT REKREASI DAN HIBURAN KOTA PALEMBANG

JENIS WISATA NAMA OBJEK WISATA

Arsitektur

Jembatan Ampera, Masjid Agung SMB II, Jakabaring

Sport City (JSC), Masjid Muhammad Cheng Ho,

Monumen Perjuangan Rakyat

Alam dan Taman Sungai Musi, Hutan Wisata Punti Kayu, Pulau Kemaro,

Taman Kambang Iwak

Hiburan Waterboom OPI Jakabaring, The Amazon Waterpark

CitraGrand City, Fantasy Island

Situs Budaya

Benteng Kuto Besak, Museum Sultan Mahmud

Badaruddin II, Makam Sultan Agung, Taman Purbakala

Kerajaan Sriwijaya, Taman Purbakala Bukit Siguntang,

Museum Balaputradewa, Museum Tekstil, Kampung

Kapitan, Kawah Tengkurep, Taman Purbakala Bukit

Siguntang, Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya

Pusat

Perbelanjaan

Palembang Indah Mall, Pasar 16, Palembang Square,

International Plaza, Palembang Trade Centre, JM

Page 14: Kota Sehat (Palembang)

Pasaraya, Megahria, Bandung, Ramayana (±20)

TEMPAT REKREASI DAN HIBURAN KOTA SYDNEY, AUSTRALIA

Arsitektur

Convention and Exhibition Centre · Finger Wharf · Hyde Park

Barracks · Queen Victoria Building · Observatory · Mint · Opera

House · Harbour Bridge · Sydney Tower · Town Hall · War

Memorial · The Toaster · Kirribilli House · Parliament House ·

World Square · General Post Office (No. 1 Martin Place) ·

Warragamba Dam · Chifley Tower · Citigroup Centre · Deutsche

Bank Place · Governor Phillip Tower

Alam dan

Taman

Bicentennial Park, Centennial Park · Chinese Garden of

Friendship · The Domain · Hyde Park · Royal Botanic Gardens ·

Sydney Park · Moore Park · Ku-ring-gai Chase · Sydney

Harbour National Park · Blue Mountains National Park · Royal

National Park, Bondi · Manly · Elouera Beach · Palm Beach ·

Avalon · Newport · Dee Why · Coogee · Maroubra · Cronulla ·

North Cronulla · Fort Denison · Cockatoo Island · Garden

Island · Goat Island · Shark Island

Hiburan

Entertainment Centre · Star City Casino · Fox Studios Australia ·

Entertainment Quarter · State Theatre · Capitol Theatre · Lyric

Theatre · Star Theatre · Plaza Theatre · Luna Park

Situs Budaya

Art Gallery of New South Wales · Australian Museum ·

Australian National Maritime Museum · Museum of

Contemporary Art · Museum of Sydney · Powerhouse Museum ·

Sydney Aquarium · Taronga Zoo · State Library ·

Conservatorium of Music

Page 15: Kota Sehat (Palembang)

Pusat

Perbelanjaan

Lotus Pad, Ray white, World Square, Mary’s Street, Funkis, Egg

Record, Black Lace, Small Spaces, Paper 2, The Latin Store, Nudi

Jeans Concept Store, dll (±150)

Indikator 7 : Menghargai budaya masa lalu dan warisan leluhur serta kekhususan dari

berbagai adat penduduk, tanpa membedakan agama dan suku bangsa.

Pada dasarnya, Kota Palembang telah termasuk salah satu kota yang memenuhi kriteria

kota sehat poin ke 7, yaitu menghargai budaya masa lalu dan warisan leluhur serta kekhususan

dari berbagai adat penduduk, tanpa membedakan agama dan suku bangsa.

Salah satu upaya pemerintah kota Palembang dalam mewujudkan kriteria kota sehat

poin ke 7 tersebut adalah membangun beberapa museum bersejarah di Kota Palembang yang

menyimpan berbagai benda-benda bersejarah ataupun warisan-warisan dari para leluhur

terdahulu, diantaranya Museum Balaputra Dewa, Museum Sultan Mahmud Badaruddin II,

Museum Tekstil, Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya, Taman Purbakala Bukit Siguntang,

Kawah Tengkurep dan Monumen Perjuangan Rakyat. Museum-museum tersebut dibuat dengan

tujuan untuk mengenang ataupun mengabadikan warisan para leluhur yang merupakan bagian

dari sejarah masa lalu yang tentunya tidak boleh dilupakan.

Keterangan letak museum-museum di Kota Palembang :

Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya, sebuah site peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang

terletak di tepian Sungai Musi. Terdapat sebuah prasasti batu peninggalan Kerajaan di

area ini.

Taman Purbakala Bukit Siguntang, terletak di perbukitan sebelah barat Kota Palembang.

Di tempat ini terdapat banyak peninggalan dan makam-makam kuno Kerajaan Sriwijaya.

Monumen Perjuangan Rakyat, terletak di tengah kota, berdekatan dengan Masjid Agung

dan Jembatan Ampera. Sesuai dengan namanya di dalam bangunan ini terdapat benda-

benda peninggalan sejarah pada masa penjajahan.

Museum Balaputradewa, sebuah museum yang menyimpan banyak benda - benda

peninggalan Kerajaan Sriwijaya.

Page 16: Kota Sehat (Palembang)

Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, terletak di dekat Jembatan Ampera dan Benteng

Kuto Besak dan dulunya merupakan salah satu peninggalan Keraton Palembang

Darussalam. Didalamnya terdapat banyak benda - benda bersejarah Kota Palembang.

Museum Tekstil, terletak di Jl. Merdeka museum ini menyimpan benda - benda tekstil

dari seluruh kawasan di Provinsi Sumatera Selatan.

Kawah Tengkurep merupakan sebuah komplek makam raja-raja Palembang yang terletak

di Kelurahan 3 Ilir, kecamatan Ilir Timur II Palembang.

Selain itu, bukti penghargaan kota Palembang lainnya terhadap budaya masa lalu dan

warisan leluhur adalah pemeliharaan benda-benda bersejarah peninggalan leluhur seperti

Jembatan Ampera (Amanat Penderitaan Rakyat) dan BKB (Benteng Kuto Besak). Pemerintah

terus berupaya menjaga kelestarian benda-benda peninggalan leluhur tersebut sebagai identitas

budaya kota Palembang, khususnya. Tidak hanya sampai disitu, tetapi pemerintah juga terus

melakukan revitalisasi terhadap kerusakan-kerusakan yang timbul, baik yang disebabkan oleh

waktu (penuaan) ataupun disebabkan oleh perilaku merusak masyarakat kota Palembang. Seperti

yang terjadi pada jembatan ampera beberapa waktu yang lalu, yang dilakukan perbaikan karena

terjadi kerusakan akibat ditabrak oleh kapal tongkang pengangkut batu bara sehingga sempat

menyebabkan jembatan ampera mengalami kebakaran.

Perbaikan juga terus dilakukan pada peninggalan leluhur lainnya, yaitu BKB (Benteng

Kuto Besak). Pemerintah kota Palembang berusaha menjadikan BKB sebagai salah satu daya

tarik wisata masyarakat kota Palembang sehingga dilakukanlah berbagai upaya mengadakan

fasilitas-fasilitas wisata tertentu yang dapat membuat masyarakat tertarik dan ingin mengunjungi

tempat tersebut. Hal ini dilakukan pemerintah juga dengan tujuan agar masyarakat kota

Palembang dapat mengetahui bahwa mereka mempunyai tempat-tempat peninggalan leluhur dan

menumbuhkan minat untuk mempelajarinya lebih dalam, menghargai dan menjaga dengan baik

peninggalan-peninggalan leluhur tersebut.

Sementara budaya menghargai kekhususan dari berbagai adat penduduk, tanpa

membedakan agama dan suku bangsa, juga telah terbentuk di kota Palembang. Terbukti di dalam

kehidupan nyata, kota Palembang terdiri dari berbagai suku, seperti suku batak, suku jawa, suku

sumatera dan sebagainya. Juga terdiri dari beragam agama, islam, kristen, hindu, budha dan lain-

Page 17: Kota Sehat (Palembang)

lain. Namun jarang sekali ditemukan konflik-konflik antar suku apalagi konflik antar umat

beragama. Hal ini dikarenakan masyarakat kota Palembang yang mampu menghargai komitmen

satu sama lain sehingga terjalin keharmonisan dalam mencapai tujuan kebaikan bersama.

Dari sisi keharmonisan agama, dapat dilihat di kota Palembang, banyak masjid-masjid

dibangun tetapi juga tidak sedikit pembangunan gereja, wihara ataupun kelenteng dilakukan.

Masyarakat kota Palembang mampu menghargai kepercayaan yang dianut masing-masing dan

mampu saling mendukung demi terciptanya keselarasan hidup.

Indikator 8 & 9

Nilai Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS) dari 33 indikator yang ada sebanyak 23

(dua puluh tiga ) indikator mencapai target dan 10 (sepuluh) indikator yang belum mencapai

taget 100% yaitu :

1. Rasio Puskesmas per satuan penduduk ditargetkan 1 Puskesmas melayani 35.000

penduduk dan baru tercapai 1 Puskesmas melayani 37.000 penduduk (95 %)

2. Cakupan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) Target 70 % baru tercapai 64 % (91 %)

3. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani, dari target 80 % baru tercapai 65

% (78,75%)

4. Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani target 80% baru tercapai

33,60% (42%)

5. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada anak usia 6 – 24 bulan

keluarga miskin target 100 % terrealisasi 8,7 % (8,7%)

6. Cakupan Desa/ Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) target 100 %

terrealisasi 94,4 % (94,4 %) atau dari 107 kelurahan yang baru UCI 99 kelurahan

7. Cakupan penemuan dan penanganan TB dari target 80 % tercapai 61,9 % (62,5 %)

8. Penemuan dan penanganan diare target 100 % tercapai 76,9 % (76,9 %), sedangan

untuk penanganannya tercapai 100 %

9. Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin dari target 100% yang berobat

ke Puskesmas 63,0%

10. Tingkat Pelayanan Administrasi perkantoran dari target anggaran belanja langsung 100

% tercapai 96,9 % .

Page 18: Kota Sehat (Palembang)

KENDALA YANG DIHADAPI

Berdasarkan hasil pencapaian kinerja, kami menyadari bahwa pencapaian

tingkat kinerja belum maksimal. Hal ini disebabkan adanya beberapa kendala, antara lain:

Penyebab tidak tercapainya target indikator kinerja adalah sebagai berikut :

1. Alokasi dana untuk pembangunan baru Puskesmas dengan sumber dana APBD Kota

Palembang terbatas, Tahun 2010 hanya dibangun 1 (satu) buah Puskesmas Baru.

2. Alokasi Dana untuk Tahun 2010 untuk pengembangan SIK tidak tersedia pada APBD

Tahun 2010 hanya terdapat untuk service jaringan komputer dan SIK.

3. Target Cakupan penanganan komplikasi kebidanan terlalu tinggi 80% (dari 20% ibu

yang komplikasi kebidanan sebagai denominator terlalu tinggi karena dari ibu hamil 20%

tersebut terdapat ibu hamil dengan faktor resiko dan komplikasi kebidanan) yaitu

seebanyak 6.796 orang (80%) sedangkan kasus resiko tinggi yang ditemukan sebanyak

4.283 orang (63 %).

4. Target Cakupan Neonatus dengan komplikasi yang ditetapkan 15% sebagai denominator

untuk indikator ini terlalu tinggi yaitu 4.759 orang (80%) sedangkan kasus komplikasi

yang ditangani sebanyak 1.600 orang (33,6 %) dan banyak petugas kesehatan yang belum

memahami arti komplikasi neonatus.

5. Target Universal Child Immunization (UCI) belum tercapai dikarenakan masih ada

masyarakat yang belum mengerti manfaat pentingnya Immunisasi bagi bayi, balita dan

ibu hamil terutama yang jauh dari sarana kesehatan.

6. Dana untuk pengadaan MP-ASI untuk balita gakin umur 6–24 bulan sangat terbatas baik

dari Pusat, Propinsi maupun daerah.

7. Masyarakat miskin belum seluruhnya memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan di

Puskesmas dan Puskesmas Pembantu untuk mengobati penyakitnya dan umumnya

berobat apabila sudah sakit.

8. Pada Tahun 2010 pernah stop droping obat OAT (Obat Anti Tuberculosis) dan

regensia, tidak semua penderita TB berobat ke Puskesmas atau Rumah Sakit dengan

Strategi DOTS (Diretcly Observer Treatment Short Course),

9. Penemuan Penderita Diare adalah jumlah penderita yang datang dan dilayani di

sarana kesehatan dan kader di satu wilayah tertentu dalam waktu satu tahun, Capaian atas

Page 19: Kota Sehat (Palembang)

indikator kegiatan P2 Diare 86,34 % dari target 100%. Target ini dicapai dengan

melaksanakan penemuan kasus dan diobati hingga sembuh dari 63.400 kasus ditemukan

dan disembuhkan 54.738 kasus (86,34%) yang selebihnya sebanyak 13,6 % dirujuk ke

rumah sakit dan kematian yang diakibatkan oleh penyakit diare tidak ada (0).

10. Adanya beberapa kegiatan yang mengalami perubahan alokasi dana sehingga

belum bisa dilaksanakan dan APBD-P baru disahkan pada Nopember 2010 dan ada

beberapa kegiatan yang tidak terserap, misalnya dana dinas ke luar kota hal tersebut

dikarenakan ada beberapa kegiatan koordinasi yang dilaksanakan hanya melalui

telphone, fax atau e-mail dan ada beberapa kegiatan pusat dilaksanakan di Palembang

sehingga dana konsultasi keluar daerah tidak digunakan serta sisa dana yang tidak

terserap merupakan dana selisih dari pengadaan barang dan jasa.

Langkah – langkah yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Kota Palembang untuk

mengatasi kendala :

1. Melakukan koordinasi dan advokasi ke Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi

Sumatera Selatan serta Pemerintah Kota Palembang untuk menambah alokasi dana

untuk pembangunan Puskesmas baru atau meningkatkan status Puskesmas Pembantu

menjadi Puskesmas yang dilakukan secara bertahap.

2. Merencanakan alokasi dana untuk melengkapi puskesmas dengan sistem informasi

kesehatan (SIK) yang baik secara bertahap.

3. Melaksanakan koordinasi dan advokasi dengan Pusat dan Propinsi dalam menentukan

target komplikasi kebidanan yang ditangani terlalu tinggi dikarenakan status kesehatan

ibu hamil di Kota Palembang semakin baik, sehingga perlu peninjauan kembali target

yang ditetapkan.

4. Melaksanakan koordinasi dan advokasi dengan Pusat dan Propinsi dalam menentukan

target Cakupan Neonatus dengan komplikasi yang ditangani terlalu tinggi dikarenakan

status kesehatan Neonatus di Kota Palembang semakin baik, sehingga perlu peninjauan

kembali target yang ditetapkan dan terus melakukan bimbingan teknis dan supervisi

untuk memberikan pemahaman kepada petugas kesehatan tentang kasus komplikasi

neonatus.

5. Meningkatkan koordinasi lintas sektor (Rumah Sakit, Dokter Praktek Swasta) dan

Page 20: Kota Sehat (Palembang)

memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya memberikan

immunisasi kepada bayi dan ibu hamil.

6. Memotivasi masyarakat untuk memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan dan

melaksanakan supervisi ke tempat pelayanan kesehatan untuk meningkatkan kualitas

pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

7. Melaksanakan koordinasi dan advokasi dengan Pusat, Propinsi, dan Pemerintah

Kota Palembang untuk menambah alokasi dana MP-ASI, dan prioritas pemberian MP-

ASI kepada Balita Kurang Gizi dari Keluarga Miskin.

8. Meningkatkan koordinasi lintas sektor dengan Rumah Sakit, Dokter Praktek Swasta

dalam penanggulangan masalah TB dengan system DOTS DOTS (Direcly Observer

Treatment Short Course), dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pemahaman

penyakit TB dan Pola Hidup Bersih dan Sehat dalam mencegah penyakit TB.

9. Peningkatan pemahaman masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan

lingkungan dan berperilkau hidup sehat untuk mencegah penyakit diare.

10. Membuat dan merencanakan kegiatan prioritas yang berdampak pada kesehatan

masyarakat yang berdasarkan data (evidene base)