KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

90
KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN SIFAT KIMIA TANAH TERHADAP PRODUKSI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN BONATUA LUNASI SKRIPSI OLEH : LISMA ENITA SIMBOLON 140301021 AGROTEKNOLOGI ILMU TANAH PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2018 Universitas Sumatera Utara

Transcript of KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

Page 1: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DANSIFAT KIMIA TANAH TERHADAP PRODUKSI KOPI ARABIKA DI

KECAMATAN BONATUA LUNASI

SKRIPSI

OLEH :

LISMA ENITA SIMBOLON140301021

AGROTEKNOLOGI – ILMU TANAH

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA2018

Universitas Sumatera Utara

Page 2: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DANSIFAT KIMIA TANAH TERHADAP PRODUKSI KOPI ARABIKA DI

KECAMATAN BONATUA LUNASI

SKRIPSI

OLEH :

LISMA ENITA SIMBOLON140301021

AGROTEKNOLOGI – ILMU TANAH

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar SarjanaDi Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara Medan.

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA2018

Universitas Sumatera Utara

Page 3: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

Judul : Korelasi-Regresi Ketinggian Tempat, Kemiringan Lereng dan Sifat KimiaTanah Terhadap Produksi Kopi Arabika di Kecamatan Bonatua Lunasi

Nama : Lisma Enita SimbolonNIM : 140301021Prodi : AgroteknologiMinat Studi : Ilmu Tanah

Disetujui Oleh :

Komisi Pembimbing

Ketua Komisi Pembimbing Anggota Komisi Pembimbing

(Ir. Bintang, MP) (Dr. Mariani Br. Sembiring, SP., MP.)NIP. 19600703 198601 2 001 NIP 19740610 200812 2 002

MengetahuiKetua Jurusan Agroteknologi

( Dr. Ir. Sarifuddin, MP )NIP 196509031993031014

Universitas Sumatera Utara

Page 4: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

i

ABSTRACTLISMA ENITA SIMBOLON, 2018: Correlations of Elevation, Slope andSoil Chemistry Properties Toward Arabica Coffee Productionin Subdistrict of Bonatua Lunasi. Supervised by Ir. Bintang, MP. andDr. Mariani Br. Sembiring SP, MP. This research aims to determine thecorrelations of elevation, slope and soil chemical properties toward ArabicaCoffee Production in Subdistrict of Bonatua Lunasi. Coffee is one of thecommodities which reaches the world market with a high economic value but haddecreases production in Subdistrict of Bonatua Lunasi where the area hasdifferent land characteristics that are influenced by topographic conditions suchas elevation and slope so the research needs to be conducted. This research wasconducted from June to September 2018. Data was obtained by a survey systemand data samples were taken purposely random sampling. The number of samplesis 32 out of 8 SPL (land map units) through from overlaying of elevation mapsand slope maps with a scale of 1: 80,000. with 6 soil chemical parameters weresoil pH, organic Carbon, Available Phosphate, Cation Exchange Capacity, andBase Saturation (K, Ca, Mg, Na). Data were tested by correlation analysis andlinear regression. The results show that the elevation and slope related toproduction have a significant effect and generally soil chemical properties inrelation to production have no significant effect.Keywords: Arabica Coffee, Elevation, Slope, Soil Chemical Properties, Purposive

Random Sampling.

Universitas Sumatera Utara

Page 5: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

ii

ABSTRAK

LISMA ENITA SIMBOLON, 2018: Korelasi-Regresi Ketinggian Tempat,Kemiringan Lereng Dan Sifat Kimia Tanah Terhadap Produksi Kopi ArabikaDi Kecamatan Bonatua Lunasi. Dibimbing oleh Ir. Bintang, MP danDr. Mariani Br. Sembiring S.P.,M.P. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuikorelasi-regresi ketinggian tempat, kemiringan lereng dan sifat kimia tanahterhadap produksi kopi Arabika di Kecamatan Bonatua Lunasi. Kopi merupakansalah satu komoditas yang mencapai pasar dunia dengan nilai ekonomi yangcukup tinggi namun mengalami penurunan produksi di Kecamatan Bonatua Lunasidimana daerah tersebut memiliki karakteristik lahan yang berbeda-beda yangdipengaruhi oleh kondisi topografi seperti ketinggian tempat dan kemiringan lerengsehingga perlu diadakan penelitian. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Junisampai dengan bulan September 2018. Data diperoleh dengan sistem survei dansampel data diambil secara acak sengaja (Purposive Random Sampling). Jumlahsampel sebanyak 32 dari 8 SPL (satuan peta lahan) melalui hasil overlay petaketinggian tempat dan peta kemiringan lereng dengan skala 1 : 80.000. dengan 6parameter kimia tanah yaitu pH, C-organik, P-tersedia, KTK dan Kejenuhan Basa(K, Ca, Mg, Na). Data diuji dengan analisis korelasi dan regresi linier. Pada hasilpenelitian menunjukkan bahwa ketinggian tempat dan kemiringan lerenghubungannya terhadap produksi berpengaruh nyata serta sifat kimia tanah secaraumum hubungannya terhadap produksi berpengaruh tidak nyata.Kata kunci: Kopi Arabika, Ketinggian Tempat, Kemiringan Lereng, Sifat Kimia

Tanah, Purposive Random Sampling.

Universitas Sumatera Utara

Page 6: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

iii

RIWAYAT HIDUPLisma Enita Simbolon dilahirkan di Tambun Raya pada tanggal 29 April

1996. Anak terakhir dari 4 (empat) bersaudara. Lisma dari Ayah Allen Simbolon

dan Ibu Lesteria Purba.

Tahun 2014 penulis lulus dari SMA Negeri 3 Pematangsiantar dan pada tahun

yang sama masuk ke Fakultas Pertanian USU melalui ujian tertulis Seleksi Nasional

Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) di Program Studi Agroekoteknologi,

dan memilih minat Ilmu Tanah pada semester VII, Departemen Agroteknologi,

Fakultas Pertanian.

Selama memulai perkuliahan, penulis aktif sebagai anggota Ikatan

Mahasiswa Ilmu Tanah (IMILTA) Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

Medan; Anggota Forum Komunikasi Himpunan Mahasiswa Ilmu Tanah Indonesia

(FOKUSHIMITI); Anggota Ikatan Mahasiswa Agroekoteknologi

(HIMAGROTEK) FP USU. Selain itu penulis juga mengikuti Seminar Nasional

seperti Soil Quality for Life Quality, Industrialisasi Pertanian Sebagai Strategi

Menghadapi MEA dan Ketahanan Pangan, Erupsi Gunung Berapi dan Upaya

Penanggulangannya terhadap Lahan Pertanian Indonesia, serta pernah menjadi pantia

pelaksana kegiatan Pertemuan Wilayah Forum Komunikasi Himpunan Mahasiswa

Ilmu Tanah Indonesia (FOKUSHIMITI) Wilayah I yang dilaksanakan di Medan.

Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di PT. Socfindo Kebun

Negeri Lama pada bulan Juli 2017.

Universitas Sumatera Utara

Page 7: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena

begitu besar Kasih Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan baik dan tepat pada waktunya.

Adapun judul dari Skripsi ini adalah “Korelasi-Regresi Ketinggian

Tempat, Kemiringan Lereng Dan Sifat Kimia Tanah Terhadap Produksi

Kopi Arabika Di Kecamatan Bonatua Lunasi”. Tujuan dari Penelitian ini

adalah untuk mengetahui korelasi-regresi Ketinggian Tempat, Kemiringan Lereng

dan sifat kimia tanah terhadap produksi kopi Arabika di Kecamatan Bonatua

Lunasi.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu

Ir. Bintang, MP selaku ketua komisi pembimbing dan kepada Ibu

Dr. Mariani Br. Sembiring S.P.,M.P. selaku anggota komisi pembimbing yang telah

membimbing penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang turut

membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini terdapat banyak kekurangan.

Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan

usulan penelitian ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh

pihak yang membutuhkan.

Medan, November 2018

Penulis

Universitas Sumatera Utara

Page 8: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

v

DAFTAR ISI

ABSTRACT ..................................................................................................... i

ABSTRAK ....................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iv

DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. viii

PENDAHULUANLatar Belakang ........................................................................................ 1Tujuan Penelitian .................................................................................... 2Kegunaan Penulisan ................................................................................ 3

TINJAUAN PUSTAKATanaman Kopi Arabika (Coffea arabica L.)....................................................... .4

Sifat Kimia Tanah .................................................................................. 5pH ........................................................................................................... 5C-Organik................................................................................................ 6Kapasitas Tukar Kation (KTK) ............................................................... 7P-Tersedia................................................................................................ 8Kejenuhan Basa....................................................................................... 9

Analisis Kimia Tanah.......................................................................................... 10Analisis Data ....................................................................................................... 11

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAHAN DAN METODETempat dan Waktu Penelitian ............................................................................. 13Bahan dan Alat .................................................................................................... 13Metode Penelitian................................................................................................ 13Pelaksanaan Penelitian ........................................................................................ 15

Persiapan ................................................................................................. 15Pelaksanaan di Lapangan ........................................................................ 15

Parameter Yang Diamati ..................................................................................... 16Analisis Data ....................................................................................................... 17

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil ........................................................................................................ 21Produksi Kopi Arabika .................................................................. 21Sifat Kimia Tanah.......................................................................... 21Analisis Korelasi............................................................................ 22Analisis Regresi Linear.................................................................. 25

Pembahasan............................................................................................. 27

Universitas Sumatera Utara

Page 9: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

vi

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan ............................................................................................. 31

Saran........................................................................................................ 31

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara

Page 10: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

vii

DAFTAR TABEL

No Keterangan Halaman

1 Kelas Kandungan C-Organik 8

2 Nama-Nama Desa di Setiap Satuan Peta Lahan (SPL) yangDitanami Kopi Arabika di Kecamatan Bonatua Lunasi

14

3 Berat Rata-rata 100 Butir Biji Merah dan Berat 100 Butir BijiKering Kopi Arabika di Kecamatan Lumban Julu, KabupatenToba Samosir

21

4 Data Hasil Analisis Sifat Kimia Tanah Kecamatan BonatuaLunasi, Kabupaten Toba Samosir

22

5 Notasi Korelasi Ketinggian Tempat, Kemiringan Lereng danSifat Kimia Tanah Terhadap Produksi Kopi Arabika diKecamatan Bonatua Lunasi, Kabupaten Toba Samosir

24

6 Analisis Regresi Linear Ketinggian Tempat, KemiringanLereng dan Sifat Kimia Tanah Terhadap Berat 100 Biji MerahKopi Arabika

25

7 Analisis Regresi Linear Ketinggian Tempat, KemiringanLereng dan Sifat Kimia Tanah Terhadap Berat 100 Biji KeringKopi Arabika

26

Universitas Sumatera Utara

Page 11: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

viii

DAFTAR GAMBAR

No Teks Halaman

1 Peta Administrasi Kecamatan Bonatua Lunasi 14

Universitas Sumatera Utara

Page 12: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

ix

DAFTAR LAMPIRAN

No Keterangan Halaman

1 Peta Administrasi Kecamatan Bonatua Lunasi 35

2 Peta Ketinggian Tempat di Kecamatan Bonatua Lunasi 36

3 Peta Kemiringan Lereng di Kecamatan Bonatua Lunasi 37

4 Satuan Peta Lahan (SPL) Kecamatan Bonatua Lunasi 38

5 Peta Lokasi Pengambilan Sampel Sesuai Satuan Peta Lahan(SPL) Kecamatan Bonatua Lunasi

39

6 Regresi Linear Ketinggian Tempat dengan Berat 100 Butir BijiMerah

40

7 Regresi Linear Ketinggian Tempat dengan Berat 100 ButirBiji Kering

41

8 Regresi Linear Kemiringan Lereng dengan Berat 100 ButirBiji Merah

42

9 Regresi Linear Kemiringan Lereng dengan Berat 100 Butir BijiKering

43

10 Regresi Linear pH dengan Berat 100 Butir Biji Merah 44

11 Regresi Linear pH dengan Berat 100 Butir Biji Kering 45

12 Regresi Linear C-Organik dengan Berat 100 Butir Biji Merah 46

13 Regresi Linear C-Organik dengan Berat 100 Butir Biji Kering 47

14 Regresi Linear K dengan Berat 100 Butir Biji Merah 48

15 Regresi Linear K dengan Berat 100 Butir Biji Kering 49

16 Regresi Linear Ca dengan Berat 100 Butir Biji Merah 50

17 Regresi Linear Ca dengan Berat 100 Butir Biji Kering 51

18 Regresi Linear Mg dengan Berat 100 Butir Biji Merah 52

19 Regresi Linear Mg dengan Berat 100 Butir Biji Kering 53

20 Regresi Linear Na dengan Berat 100 Butir Biji Merah 54

21 Regresi Linear Na dengan Berat 100 Butir Biji Kering 55

22 Regresi Linear P-Tersedia dengan Berat 100 Butir Biji Merah 56

23 Regresi Linear P-Tersedia dengan Berat 100 Butir Biji Kering 57

24 Regresi Linear KTK dengan Berat 100 Butir Biji Merah 58

25 Regresi Linear KTK dengan Berat 100 Butir Biji Kering 59

26 Regersi Linear Kejenuhan Basa dengan Berat 100 Butir BijiMerah

60

27 Regersi Linear Kejenuhan Basa dengan Berat 100 Butir BijiKering

61

Universitas Sumatera Utara

Page 13: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

x

28 Nilai Statistik Ketinggian Tempat, Kemiringan Lereng, SifatKimia Tanah dan Produksi Kopi Arabika Kecamatan BonatuaLunasi

62

29 Data Produksi Kopi Arabika Kecamatan Bonatua Lunasi. 63

30 Data Kondisi Lahan Kopi Arabika Kecamatan Bonatua Lunasi. 64

31 Data Hasil Analisis Tanah 65

32 Kriteria Penilaian Hasil Analisis Tanah 69

33 Gambar Kegiatan Penelitian 70

Universitas Sumatera Utara

Page 14: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tanaman kopi merupakan salah satu komoditas yang mencapai pasar

dunia dengan nilai ekonomi yang cukup tinggi serta menjadi salah satu sumber

devisa negara Indonesia. Namun kenyataannya, saat ini terjadi deplesi produksi

kopi khususnya kopi arabika. BPK Pertanian Kecamatan Bonatua Lunasi

mencatat bahwa terjadi penurunan produksi tanaman kopi yang disebabkan

karena terjadinya penurunan luas lahan untuk pertanaman kopi Arabika

dari tahun ke tahun hingga pada tahun 2016 hanya tersisa 25,7 Ha

(BPS Kapubaten Toba Samosir, 2017)

Pertanaman kopi Arabika di Kabupaten Bonatua Lunasi terdapat pada

kawasan dengan ketinggian tempat yang beragam antara 924-1.600 m dpl dengan

produksi yang bervariasi di semua lokasi (BPS Kapubaten Toba Samosir, 2017).

Perbedaan hasil produksi tanaman kopi sangat didukung oleh mutu fisik biji. Pada

beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa ketinggian tempat, kemiringan

lereng dan teknologi budidaya yang dilakukan mempengaruhi produksi kopi

Arabika. Pada ketingian dan kemiringan lereng yang berbeda terjadi perbedaan

faktor iklim yang mempengaruhi sifat fisik dan kimia tanah yang produktivitas

tanaman (Supriadi dkk, 2016).

Sifat kimia tanah mempengaruhi produksi tanaman kopi. Berkurangya

aktifitas ion dalam tanah dapat mengakibatkan terjadinya defisiensi hara yang

dapat menyebabkan tanaman kopi mengalami penurunan produksi. Sifat kimia

tanah tersebut dapat dianalisis dan diuji dengan menggunakan bahan-bahan kimia

sehingga dapat digunakan sebagai rekomendasi dalam budidaya tanaman. Dengan

Universitas Sumatera Utara

Page 15: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

2

demikian pengelolaan dan teknik budidaya tanaman kopi dapat lebih efisien

(Wilson dkk, 2015).

Produksi tanaman kopi dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan

tumbuh. Faktor lingkungan tumbuh tanaman meliputi kandungan sifat kimia

tanah, unsur hara tanah dan karakteristik lahan termasuk dalam faktor lingkungan

tumbuh. Beberapa sifat kimia dan hara tanah seperti pH, C- organik, K, Ca, Mg,

Na, P-Tersedia dan KTK akan dianalisis di laboratorium sehinggan dapat

ditentukan apakah hal tersebut mempengaruhi mutu fisik biji kopi

(Martins et al, 2016).

Tanaman kopi memiliki kebutuhanunsur hara yang tinggi, terutama untuk

berbunga dan penetapan buah, ketidakseimbangan hara akan sangat

mempengaruhi hasil biji dan produksi tanaman. Informasi mengenai sifat kimia

tanah dapat dijadikan pedoman dalam pemilihan lokasi penanaman kopi dan

menentukan dosis pupuk yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan tanaman

(Pascawijaya dkk, 2015).

Dari hasil penelitian Supriadi dkk (2016) telah membuktikan pengaruh

sifat kimia tanah terhadap mutu fisik kopi maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian hubungan korelasi sifat kimia tanah terhadap mutu fisik biji kopi

arabika di Kecamatan Bonatua Lunasi dengan metode survey.

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahuikorelasi ketinggian tempat dan sifat kimia tanah

terhadap mutu fisik biji kopi Arabika di Kecamatan Bonatua Lunasi

Universitas Sumatera Utara

Page 16: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

3

Kegunaan Penulisan

- Sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara.

- Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

Universitas Sumatera Utara

Page 17: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

4

TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabicaL.)

Kopi arabika (Coffea arabicaL.) merupakan kopi yang paling banyak di

kembangkan di dunia maupun di Indonesia khususnya. Kopi ini termasuk ke

dalam genus Coffea dengan famili Rubiaceae (suku kopi – kopian) yang ditanam

pada dataran tinggi yang memiliki iklim kering sekitar 1350-1850 m dari

permukaan laut dengan suhu rata-rata 15-24ºC. Sedangkan di Indonesia sendiri

kopi ini dapat tumbuh dan berproduksi pada ketinggian 800 – 1750 m dari

permukaan laut (Sihombing, 2011).

Kondisi lingkungan tanaman kopi yang paling berpengaruh terhadap

produktivitas adalah ketinggian tempat. Penanaman kopi arabika pada lahan

dataran rendah produktivitasnya akan menurun dan lebih rentan terhadap penyakit

karat daun, dan tipe curah hujan. Sebab itu, jenis tanaman kopi yang ditanam

harus disesuaikan dengan kondisi tinggi tempat dan curah hujan di daerah

setempat (Ernawati, dkk, 2008).

Ketinggian tempat mempengaruhi kondisi iklim dan lingkungan

sekitarnya. Semakin tinggi permukaan suatu wilayah maka suhu jadi lebih rendah

atau lebih dingin. Pada kondisi dingin, suhu yang relatif tinggi pada musim panas

dapat merangsang inisiasi bunga.Fungsi suhu pada kondisi ini yaitu mematahkan

dormansi kuncup sehingga mempengaruhi produksi akhir yang dihasilkan oleh

tanaman. Dengan banyaknya jumlah bunga yang dihasilkan maka produksi kopi

akan semakin banyak (Karim dan Hifnalisa, 2008).

Kemiringan lereng sangat mempengaruhi produksi tanaman. Lahan

dengan lereng yang semakin curam makin berpotensi besar mengalami pengikisan

Universitas Sumatera Utara

Page 18: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

5

permukaan tanah (erosi) dikarenakan kecepatan aliran air permukaan yang sangat

besar. Pada umumnya lereng dengan kemiringan <25% akan mendukung

pertumbuhan tanaman kopi, sebaliknya lereng dengan kemiringan >25% akan

mudah mengalami erosi karena kekuatan aliran permukaan yang besar. Kekuatan

aliran permukaan yang besar menyebabkan volume air yang mengalir menjadi

semakin besar yang dapat mengikis tanah. Pengikisan tanah secara terus menerus

dapat merusak kandungan hara tanah, karena material-material tanah yang

terangkut oleh air. Material tanah yang mengandung hara tanah, bahan organik

maupun serasah yang ada di permukaan tanah yang diperlukan oleh tanaman akan

terangkut sehingga kondisi tanah tidak mendukung untuk pertumbuhan tanaman.

Hal ini tentunya akan mengurangi produksi kopi (Kustantini, 2014).

Tanaman kopi Arabika menghendaki tanah gembur, subur, dan kaya bahan

organik. Kopi Arabika dapat tumbuh baik pada tanah dengan kelerengan kurang

dari 45%, kedalaman efektif lebih dari 100 cm, tekstur tanah lempung berpasir

(loamy) dengan struktur lapisan atas remah. Selain itu tanaman kopi Arabika juga

menghendaki tanah dengan sifat kimia seperti Kadar bahan organik > 3,5% atau

kadar C > 2%; Nisbah C/N 10-12; Kapasitas Tukar Kation (KTK) > 15 me-1100 g

tanah; pH tanah 5,5 - 6,5 (PPKKI, 2008)

Tanaman kopi Arabika mulai berbuah pada umur 2,5-3 tahun dimana

dalam buah tersebut berisi 2 bakal biji. Secara umum karakteristik biji kopi

Arabika memiliki rendemen lebih kecil dari jenis kopi lain (18-20%), bentuk yang

agak memanjang dengan bidang cembung tidak terlalu tinggi, ujung biji mengilap

tetapi apabila dikeringkan secara berlebihan akan menjadi retak atau pecah dan

Universitas Sumatera Utara

Page 19: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

6

celah tengah (center cut) di bagian datar (perut) tidak lurus memanjang kebawah

tetapi berlekuk (Rukmana, 2014).

Mutu biji kopi dinilai atas dasar keseragaman yang meliputi aspek-aspek

seperti warna rata (egaal), segar dan tidak boleh mengandung biji berkulit ari

(huidig); ukuran biji masing-masing sortimen seragam dengan penggolongan biji

besar ( >7,00 mm), biji sedang ( 6,25-7,00 mm), biji kecil (5,35-6,25 mm) dan biji

kriel (5,25 mm) (Rukmana, 2014).

Sifat Kimia Tanah

pH

pH tanah cenderung dikaitkan dengan kumpulan dari berbagai kondisi

tanah, salah satunya adalah dapat menjadi indikator ketersediaan unsur hara,

ketersediaan unsur mikro, mempengaruhi pertumbuhan dan aktivitas organisme

dalam tanah. Oleh karena itu, pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh

berbagai faktor pengaruh, salah satunya adalah derajat kemasaman tanah.Untuk

mengetahui derajat kemasaman tanah dapat dilakukan dengan mengukur pH tanah

(Mukhlis dkk, 2011).

Pertumbuhan dan produksi optimal dari tanaman menghendaki pH

tertentu, dan sangat jarang menemukan pH tanah yang sesusai dengan kebutuhan

tanaman.Tetapi pH tanah tidak dapat diubah dengan mudah, karena tanah

memiliki sanggaan (buffer), yang merupakan suatu sifat umum dari campuran

asam basa dengan garamnya.Tanaman kopi menghendaki reaksi yang agak

masam dengan pH 5,5-6,5. Tetapi hasil yang baik sering kali diperoleh pada tanah

yang lebih masam, dengan catatan keadaan fisiknya baik.Pada umumnya tanah

yang lebih masam kandungan mineralnya lebih rendah (Cibro dkk, 2012).

Universitas Sumatera Utara

Page 20: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

7

Reaksi tanah (pH) dapat dijadikan indikator kesuburan tanah. Kondisi pH

tanah optimum untuk ketersediaan unsur hara adalah sekitar 6,0−7,0. Pada pH

kisaran 7 semua unsur hara makro dapat tersedia secara maksimum dan unsur hara

mikro tersedia tidak maksimum. Unsur hara mikro dibutuhkan dalam jumlah yang

relatif sedikit sehingga pada pH kisaran 7,0 akan menghindari toksisitas. Pada

reaksi tanah (pH) di bawah 6,5 akan terjadi defisiensi P, Ca, Mg dan toksisitas B,

Mn, Cu dan Fe. Sementara itu pada pH 7,5 akan terjadi defisiensi P, B, Fe, Mn,

Cu, Zn, Ca, Mg dan toksisitas B juga Mo (Hanafiah, 2004).

Terdapat dua jenis kemasaman tanah, yaitu kemasaman potensial dan

kemasaman aktif. Kemasaman potensial adalah kemasaman yang berasal dari ion-

ion H+ yang terjerap oleh kompleks liat yang dapat dipertukarkan dan

menyebabkan terbentuknya kemasaman potensial, sedangkan ion H+ yang dapat

dipertukarkan berdisosiasi menjadi ion H+ bebas yang merupakan sumber

kemasaman aktif. Kemasaman aktif inilah yang mempengaruhi pertumbuhan

tanaman (Sutedjo, 2008).

C-Organik

C-organik tanah menunjukkan kadar bahan organik yang terkandung

didalam tanah. Jumlah kandungan bahan organik yang terdapat dalam tanah tanah

sangat menentukan interaksi yang terjadi dalam ekosistem tanah. Bahan organik

tanah mempunyai peranan yang sangat penting dalam tanah terutama pada

kesuburan tanah, serta sifat-sifat fisik, kimia, dan biologi yang secara langsung

maupun tidak langsung dipengaruhi pula oleh bahan organik tanah (Istomo 1994).

Kandungan bahan organik dalam bentuk C-Organik di tanah harus

dipertahankan tidak kurang dari 2 persen agar kandungan bahan organik dalam

Universitas Sumatera Utara

Page 21: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

8

tanah tidak menurun dengan waktu akibat proses dekomposisi mineralisasi.

Kandungan bahan organik antara lain sangat erat berkaitan dengan KTK

(kapasitas tukar kation) serta dapat meningkatkan KTK tanah (Musthofa, 2007).

Tingkat karbon organik tanah dikendalikan oleh berbagai faktor, yaitu

iklim, tanah, vegetasi dan waktu dan dapat mencapai tingkat ekuilibrium dalam

kondisi lingkungan tertentu (keseimbangan lingkungan). Perubahan dalam

penyimpanan karbon organik tanah dikendalikan oleh keseimbangan antara input

dan kehilangan karbon (kehilangan melalui mineralisasi karbon dioksida, dan

erosi). Perbedaan antara karbon organik tanah pada tingkat keseimbangan

lingkungan dan tingkat kehilangan saat ini adalah penyerapan karbon organik

tanah potensial, yaitu, C potensial, karena secara teoritis jumlah ini dapat

dikembalikan ke tanah (Izzuddin, 2012).

Tabel Kelas Kandungan C-Organik

Kelas C-organik NilaiSangat Rendah < 1 0Rendah 1 – 2 1Sedang 2,1 – 3 2Tinggi 3,1 – 5 3Sangat Tinggi >5 (gambut) 4

Sumber : Hardjowigeno dan Widiatmaka (2007)

Kapasitas Tukar Kation (KTK)

Kapasitas tukar kation tanah adalah kemampuan koloid tanah dalam

menjerap dan mempertukarkan kation. Kapasitas tukar kation total adalah jumlah

muatan negatif tanah dari permukaan koloid tanah yang merupakan situs

pertukaran kation-kation. Kapasitas tukar kation dinyatakan dalam miliekuivalen

per 100 gram tanah (Tan, 1991).

Universitas Sumatera Utara

Page 22: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

9

Tanah-tanah dengan kandungan bahan organik atau kadar liat tinggi

mempunyai KTK lebih tinggi dari pada tanah-tanah dengan kandungan bahan

organik rendah atau tanah-tanah berpasir. Nilai KTK tanah sangat beragam serta

tergantung pada sifat dan ciri tanah tersebut. Besar kecilnya KTK tanah

dipengaruhi oleh reaksi tanah, tekstur atau jumlah liat, jenis mineral liat, bahan

organik, dan pengapuran atau pemupukan (Hardjowigeno, 2003).

Nilai KTK suatu tanah dipengaruhi oleh tingkat pelapukan tanah,

kandungan bahan organik tanah dan jumlah kation basa dalam larutan

tanah.Tanah dengan kandungan bahan organik tinggi memiliki KTK yang lebih

tinggi, demikian pula tanah-tanah muda dengan tingkat pelapukan baru dimulai

dari tanah-tanah dengan tingkat pelapukan lanjut mempunyai nilai KTK rendah

(Eviati dan Sulaeman, 2008).

P-Tersedia

P tersedia merupakan unsur hara P dalam tanah yang dapat larut dalam air

dan asam sitrat. Bentuk P dalam tanah dapat dibedakan berdasarkan kelarutan dan

ketersediaannya di dalam tanah, P yang dapat larut dalam air adalah bentuk P

yang dapat diserap tanaman. Fosfor yang ada di dalam tanah dalam bentuk

organik dan anorganik. Bentuk organik P ditemukan dalam bahan organik dan

humus. Fosfor dalam bahan organik dilepaskan melalui proses mineralisasi

melibatkan organisme tanah. Aktivitas mikroba ini sangat dipengaruhi oleh

kelembaban tanah dan suhu. Fosfor anorganik bermuatan negatif di sebagian besar

tanah. Fosfor bereaksi dengan besi (Fe) bermuatan positif, aluminium (Al), dan

kalsium (Ca) untuk membentuk zat relatif tidak larut (Sutedjo, 2008).

Universitas Sumatera Utara

Page 23: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

10

Ketersediaan fosfor didalam tanah ditentukan oleh banyak faktor, tetapi

yang paling penting adalah pH tanah. Pada tanah ber-pH rendah, fosfor akan

bereaksi dengan ion besi dan aluminium. Reaksi ini membentuk besi fosfat atau

aluminium fosfat yang sukar larut dalam air sehingga tidak dapat digunakan oleh

tanaman (Damanik dkk, 2010).

Pada tanah ber pH tinggi, fosfor akan bereaksi dengan ion kalsium. Reaksi

ini membentuk ion kalsium fosfat yang sifatnya sukar larut dan tidak dapat

digunakan oleh tanaman. Dengan demikian, tanpa memperhatikan pH tanah

pemupukan fosfat tidak akan berpengaruh bagi pertumbuhan tanaman

(Hartatik dan Idris, 2008).

Kejenuhan Basa

Nilai kejenuhan basa (KB) tanah merupakan presentase dari total KTK

yang diduduki oleh kation-kation basa, yaitu Ca, Mg, Na, dan K. Nilai KB sangat

penting untuk mempertimbangkan pemupukan dan memprediksi kemudahan

unsur hara tersedia bagi tanaman.Jumlah maksimum kation yang dapat dijerap

tanah menunjukkan besarnya nilai kapasitas tukar kation tanah tersebut. Kation-

kation basa merupakan unsur yang diperlukan tanaman. Kejenuhan basa selalu

dihubungkan sebagai petunjuk mengenai kesuburan sesuatu tanah. Kemudahan

dalam melepaskan ion yang dijerat untuk tanaman tergantung pada derajat

kejenuhan basa. Di samping itu basa-basa umumnya mudah tercuci, sehingga

tanah dengan kejenuhan basa tinggi menunjukkan bahwa tanah tersebut

belum banyak mengalami pencucian dan merupakan tanah yang subur

(Hardjowigeno, 2007).

Universitas Sumatera Utara

Page 24: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

11

Nilai KB berhubungan erat dengan pH dan tingkat kesuburan tanah.

Kemasaman akan menurun dan kesuburan akan meningkat dengan meningkatnya

KB. Laju pelepasan kation terjerap bagi tanaman tergantung pada tingkat

kejenuhan basa tanah. Kejenuhan basa tanah berkisar 50% - 80% tergolong

mempunyai kesuburan sedang dan dikatakan tidak subur jika kurang dari 50%.

Hal ini didasarkan pada sifat tanah dengan kejenuhan basa 80% akan

membebaskan kation basa dapat dipertukarkan lebih mudah dari tanah dengan

kejenuhan basa 50% (Simanjuntak dkk, 2015).

Analisis Kimia Tanah

Analisis tanah merupakan salah satu cara untuk menilai status hara dalam

menilai kesuburan hara, yang mempunyai konsep bahwa tanaman akan respon

terhadap pemupukan bila kadar hara tersebut kurang atau jumlah yang tersedia

tidak cukup untuk pertumbuhan yang optimal, sehingga dari analisa ini akan

diperoleh hasil yang dapat berfungsi sebagai dasar untuk memonitor sistem

produksi, mengukuer kecenderungan dan rekomendasi pemupukan. Analisis tanah

dapat dilakukan di laboratorium (Suganda et al, 2006).

Sifat kimia tanah berhubungan dengan ketersediaan unsur hara dalam

tanah. Parameter kimia tanah secara umum dapat diukur secara kuantitatif sepertu

pH tanah, kapasitas tukar kation tanah, kejenuhan basa dan kandungan unsur hara

dalam tanah. Hasil pengukurannya diinterpretasikan berdasarkan kriteria yang

berlaku dalam standar penilaian sifat kimia tanah. Hasil penilaiannya bisa

dikelompokkan dalam kriteria rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Kriteria

ini sangat penting terkait dengan upaya pengelolaan yang harus dilakukan

(Nurhidayati, 2017).

Universitas Sumatera Utara

Page 25: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

12

Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat menawarkan metode intepretasi

tanah didasarkan pada kombinasi data data hasil uji seperti pH, N-total, P-tersedia,

Kapasitas Tukar Kation, C-organik, Ketersediaan unsur hara lainnya seperti K,

Na, Mg lalu dilakukan uji korelasi atau hubungan antara hasil uji dengan respon

tanaman (Winarso, 2005).

Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi dan korelasi

menggunakan software SPSS 16.0.Data diuji dengan menggunakan analisis korelasi

untuk melihat hubungan antara sifat kimia tanah dengan produksi kopi dan hubungan

antara sifat kimia tanah tersebut, dengan menggunakan rumus :

T0 = Rxy √n-2√(1-R2

xy)

Dengan :

T0 = nilai korelasi; Rxy = koefiesien korelasi; n = jumlah sampel

Analisis regresi bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel X terhadap Y,

sementara analisis korelasional bertujuan untuk mengetahui tingkat keeratan

hubungan variabel X terhadap Y. Tingkat hubungan tersebut dapat dibagi menjadi

tiga kriteria, yaitu mempunyai hubungan positif, mempunyai hubungan negatif dan

tidak mempunyai hubungan. Model yang diasumsikan adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2

Dengan:

Y = variabel respon

a = intersep dari garis sumbu Y

b = koefisien regresi linear

X = variabel bebas (ketinggian tempat dan sifat kimia tanah).

Universitas Sumatera Utara

Page 26: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

13

Produksi yaitu berupa berat 100 biji merah (g) dan berat 100 biji kering (g)

merupakan variabel respon dalam persamaan menggunakan SPSS dengan kata lain

(Y), ketinggian tempat merupakanvariabel bebas dengan kata lain (X1), sifat kimia

tanah merupakan variabel bebas (X2). Analisis korelasi berfungsi nuntuk

mengetahui hubunganantara dua atau lebih variabel independen (x1,x2,x3)

terhadap variabel dependen (y) secara serentak. Besarnya nilai R berkisar antara

0-1 yang berarti semakin kecil besarnya R, maka hubungan kedua variabel

semakin lemah. Sebaliknya jika R semakin mendekati 1, maka hubungan kedua

variable semakin kuat. Metode analisis data yang digunakan untuk nilai R yang

menunjukkan tingkat atau kategori pengaruh X terhadap Y (Pramesti, 2013).

Hasil analisis korelasi dan regresi dapat berlawanan dengan fakta

sebenarnya. Hal ini dapat terjadi karena kesalahan dalam pengambilan contoh

tanah atau data, keadaan tanah pada lahan sampel masih memiliki sifat dan

karakteristik tanah yang beragam, lahan yang berlereng, keadaan lahan sampel

masih membutuhkan konservasi yang lebih lanjut dan kurangnya sampel data

yang dibutuhkan untuk analisis hubungan regresi (Wilson, 2015).

Metode analisis data yang digunakan untuk nilai R yang menunjukkan

tingkat atau kategori pengaruh X terhadap Y, Sugiyono (2007) memberi nilai

sebagai berikut :

0,00 - 0,199 = Sangat rendah

0,20 - 0,399 = Rendah

0,40 - 0,599 = Sedang

0,60 - 0,799 = Kuat

0,80 - 1,000 = Sangat kuat

Universitas Sumatera Utara

Page 27: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

14

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Lokasi Penelitian

Kecamatan Bonatua Lunasi memiliki luas wilayah 57,74 km² berada pada

2°29’- 2°39’ Lintang Utara dan 99°02’ - 99°15’ Bujur Timur. Kecamatan Bonatua

Lunasi berada diatas sekitar 922 hingga 1.600 meter dari permukaan laut.

Adapun daerah-daerah yang berbatasan dengan Kecamatan Bonatua

Lunasi adalah :

Sebelah Utara : Kabupaten Simalungun

Sebelah Selatan : Kecamatan Porsea

Sebelah Barat : Kecamatan Lumban Julu

Sebelah Timur : Kecamatan Porsea dan Kecamatan Parmaksian

Dari total luas wilayah Kecamatan Bonatua Lunasi, sekitar 21,25 persen

merupakan areal persawahan dan selebihnya merupakan tanah kering,

bangunan/perumahan dan pekarangan penduduk.

Gambar 3.1. Peta Administrasi Kecamatan Bonatua LunasiSumber: BPS Kabupaten Toba Samosir, 2017

Universitas Sumatera Utara

Page 28: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

15

Tabel 3.1. Nama-Nama Desa Setiap Satuan Peta Lahan (SPL) yang DitanamiKopi Arabika di Kecamatan Bonatua Lunasi

SPL Keterangan Desa

I Inceptisol, 922-1000, 0-3%Silamosik, Sidabihon, Naga TimbulTimur, Lumban Sangkalan

II Inceptisol, 922-1000, 3-8%Silamosik, Sidabihon, Naga TimbulTimur, Lumban Sangkalan, LumbanLobu

III Inceptisol, 922-1000, 8-15%Silamosik, Sidabihon, Naga TimbulTimur, Lumban Sangkalan, LumbanLobu, Partoruan Lumban Lobu

IV Inceptisol, 922-1000,15-30%Sidabihon, Naga Timbul Timur,Lumban Sangkalan, Harungguan

V Inceptisol, 1000-1100, 3-8%Lumban Sangkalan, Lumban Lobu,Partoruan Lumban Lobu, Silombu,Sinar Sabungan, Sibadihon

VI Inceptisol, 1000-1100, 8-15 %

Sidabihon, Naga Timbul, NagaTimbul Timur, Lumban Sangkalan.Harungguan, Pardolok LumbanLobu, Lumban Lobu, PartoruanLumban Lobu, Silombu, SinarSabungan, Sibadihon

VII Inceptisol, 1000-1100, 15-30 %

Sidabihon, Naga Timbul, NagaTimbul Timur, Lumban Sangkalan.Harungguan, Pardolok LumbanLobu, Lumban Lobu, PartoruanLumban Lobu, Silombu, SinarSabungan, Sibadihon

VIII Inceptisol, 1100-1200, 15-30 %

Sidabihon, Naga Timbul,Harungguan, Pardolok LumbanLobu, Silombu, Sinar Sabungan,Sibadihon

Universitas Sumatera Utara

Page 29: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

16

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di areal lahan kopi Arabika yang berlokasi di

Kecamatan Bonatua Lunasi, Kabupaten Toba Samosir yang berada pada

2029’- 2039’ Lintang Utara dan 990 02’- 99015’ Bujur Timur dengan ketinggian

tempat 922 - 2124m di atas permukaan laut. Penelitian ini dilaksanakan pada

bulan April 2018 sampai dengan Juli 2018.

Bahan dan Alat

Adapun bahan yang akan digunakan pada penelitian ini adalah: peta lokasi

penelitian, sampel tanah yang di ambil dari lokasi penelitian, buah kopi arabika

yang diambil dari lokasi penelitian dan bahan – bahan kimia untuk analisa di

laboratorium.

Adapun alat yang di gunakan untuk penelitian ini adalah GPS (Global

Position System) untuk mengetahui titik koordinat lokasi penelitian, cangkul atau

bor tanah untuk mengambil sampel tanah, ember plastik untuk mengaduk tanah,

kantong plastik sebagai tempat sampel tanah, karet gelang untuk mengikat

kantongan, karung goni sebagai tempat seluruh sampel daun, timbangan untuk

mengukur berat buah kopi, spidol untuk menandai sampel tanah, kamera serta alat

tulis untuk keperluan tulis menulis.

Metode Penelitian

Metodeyang digunakandalam penelitian ini adalah Metode Surveidengan

purposive sampling yang diuji dengan uji korelasional dengan mengidentifikasi

hubungan antara variabel dengan produksi kopi Arabika.Untuk penentuan jumlah

sampel dalam penelitian ini, lokasi pengambilan sampel dilapangan didasarkan

Universitas Sumatera Utara

Page 30: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

17

pada kelas ketinggian tempat, kemiringan lahan sebagai dasar penentuan SPL

(Satuan Peta Lahan) dalam pengambilan sampel tanah dan biji tanaman kopi di

Kecamatan Bonatua Lunasi.

Terdapat 3 kelas ketinggian tempat sebagai berikut:

T1 : 922-1000 m dpl

T2 : 1000-1100 m dpl

T3 : 1100- 1200 m dpl

Untuk kemiringan lereng (Slope) dengan4 kelas yaitu:

L1 : 0-3 % (datar)

L2 : 3-8 % (sangat landai)

L3 : 8-15 % (landai)

L4 : 15-30 % (agak curam)

Maka diperoleh sebanyak 8 SPL, dimana setiap SPL akan diwakili oleh 2

kebun petani yang berbeda dan setiap kebun akan diwakili oleh 2 sampel tanah

dan biji kopi. Dengan demikian diperoleh jumlah banyaknya sampel (n) yang

diambil dari lapangan adalah 32 sampel sudah memenuhi syarat untuk mengitung

korelasi.

Universitas Sumatera Utara

Page 31: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

18

Pelaksanaan Penelitian

Dalam pelaksaan penelitian ini di lakukan beberapa tahapan. Adapun

tahapan kegiatan yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Persiapan

Sebelum pelaksanaan pekerjaan di lapangan, terlebih dahulu di lakukan

konsultasi dengan komisi pembimbing , penyusunan usulan penelitian, pengadaan

peralatan, pengadaan peta, studi literatur dan penyusunan rencana kerja yang

berguna untuk mempermudah pekerjaan secara sistematis sehingga di dapatkan

hasil sesuai yang di harapkan.

2. Pelaksanaan di Lapangan

Pekerjaan di mulai dengan survey pendahuluan, yaitu dengan mengadakan

orientasi lapangan untuk menentukan lokasi pelaksanaan penelitian, di lanjutkan

dengan pelaksanaan survei utama dengan pengambilan contoh tanah dan buah

kopi .

Penentuan Pohon Sampel

Ditentunkan pohon tanaman kopi yang umur dan pengelolaannya relatif

seragam, dan masih berproduksi dengan baik kemudian pengambilan

sampel dilakukan secara acak.

Pengambilan Buah Kopi

Pengambilan buah kopi yang telah matang (merah) dilakukan dari setiap

titik sampel sebanyak 100 biji kemudian di timbang menjadi berat basah

dari setiap titik sampel pengamatan. Buah yang telah di kumpulkan

dibersihkan dari kulit lalu dikeringkan untuk penentuan persen berat

keringnya.

Universitas Sumatera Utara

Page 32: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

19

Pengambilan Sampel Tanah

Pengambilan sampel tanah dilakukan secara komposit pada tiap kelas yang

ditentukan. Pengambilan sampel tanah dibawah tajuk tanaman kopi pada

kedalaman 0 – 20 cm. Metode yang digunakan yaitu random sampling,

Urutan kerjanya sebagai berikut:

1. Ditentukan titik pengambilan contoh tanah secara acak.

2. Sampel tanah diambil dengan bor tanah, cangkul, atau sekop pada

kedalaman 0-20 cm. Contoh tanah diaduk merata dalam ember plastik.

3. Sampel tanah dibersihkan dari tanaman, akar dan binatang yang

terbawa.

4. Sampel tanah yang sudah siap untuk dianalisis dimasukkan kedalam

kantongan plastik sebanyak yang dibutuhkan.

Parameter yang Diukur

1. Sifat Kimia Tanah

Sifat kimia tanah yang akan diukur adalah

- pH Tanah, metode Elektrometri

- C-Organik, metode metode Ammonium Asetat pH 7

- Kapasitas Tukar Kation (KTK), metode Ammonium Asetat pH 7

- Basa dapat ditukarkan (Ca, Mg, K, dan Na), metode Ammonium Asetat pH 7

- P- tersedia, metode Spectrophotometry

- Kejenuhan Basa

Universitas Sumatera Utara

Page 33: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

20

2. Mutu Fisik Biji Kopi

Mutu fisik biji kopi yang akan diukur adalah

- Berat basah 100 biji kopi (g)

Berat 100 biji kopi berwarna merah ditimbang dalam berat basah

- Berat kering 100 biji kopi (g)

Berat 100 biji kopi ditimbang dalam berat kering setelah dibersihkan dari

kulit.

Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan analisis korelasi dan regersi

menggunakan SPSS.

Universitas Sumatera Utara

Page 34: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

21

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Produksi Kopi Arabika

Dari hasil pengamatan dilapangan, di peroleh data produksi kopi Arabika

di Kecamatan Bonatua Lunasi, Kabupaten Toba Samosir seperti pada Tabel 5.1

berikut ini.

Tabel 5.1. Berat Rata-rata 100 Butir Biji Merah dan Berat 100 Butir Biji KeringKopi Arabika di Kecamatan Bonatua Lunasi Kabupaten Toba Samosir.

SPLRata-rata jumlah biji merah dan berat 100 butir biji kering

Berat 100 Butir Biji Merah (g) Berat 100 Butir Biji Kering (g)I 173,50 68,36II 158,72 62,43III 151,54 60,21IV 151,41 52,88V 174,46 68,64VI 172,61 67,19VII 154,52 60,07VIII 166,72 62,72

Dari Tabel 5.1 diatas dapat diketahui bahwa produksi kopi Arabika

tertinggi terdapat pada Satuan Peta Lahan (SPL) V dengan berat 100 butir biji

merah sebesar 174,46 gram dan berat 100 butir biji kering kopi Arabika sebesar

68,64 gram. Untuk produksi kopi Arabika terendah terdapat pada Satuan Peta

Lahan (SPL) IV dengan berat 100 butir biji merah sebesar 151,41 gram dan berat

100 butir biji kering kopi Arabika sebesar 52,88 gram.

Sifat Kimia Tanah

Dari hasil pengamatan di lapangan dan analisis sifat kimia tanah yang

telah dilakukan di laboratorium, diperoleh hasil seperti pada Tabel 5.2 berikut.

Universitas Sumatera Utara

Page 35: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

2222

Tabel 5.2. Data Hasil Analisis Sifat Kimia Tanah Kecamatan Bonatua Lunasi, Kabupaten Toba Samosir

SPL KeteranganSifat Kimia Tanah

pHC-Organik

(%)K

(me/100g)Ca

(me/100g)Mg

(me/100g)Na

(me/100g)P Tersedia

(mg/kg)KTK

(me/100g)KejenuhanBasa (%)

IInceptisol, 922-1000,0-3%

3,72 0,22 0,14 0,27 0,33 0,2 53,81 10,12 0,093

IIInceptisol, 922-1000,3-8%

3,84 0,58 0,21 0,44 0,29 0,19 49,36 9,51 0,119

III Inceptisol, 922-1000,8-15%

3,63 1,47 0,56 0,13 0,47 0,24 32,68 17,61 0,080

IVInceptisol, 922-1000,15-30%

3,71 0,85 1,66 0,46 0,71 0,21 154,05 10,69 0,284

VInceptisol, 1000-1100,3-8%

3,81 0,82 0,51 0,51 0,68 0,2 169,71 11,5 0,165

VIInceptisol, 1000-1100,8-15 %

4,06 1,3 0,11 0,31 0,3 0,18 60,73 14,04 0,064

VIIInceptisol, 1000-1100,15-30 %

4,03 1,71 0,3 1,35 0,8 0,2 40,81 21,36 0,124

VIIIInceptisol, 1100-1200,15-30 %

4,11 1,24 0,4 2,36 0,81 0,23 17,52 22,19 0,171

Universitas Sumatera Utara

Page 36: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

23

Dari Tabel 5.2 di atas dapat diketahui nilai hasil analisis sifat kimia tanah

yakni pH tertinggi terdapat pada Satuan Peta Lahan (SPL) VIII sebesar 4,11 dan

terendah pada SPL III sebesar 3,63; C-Organik tertinggi terdapat pada Satuan Peta

Lahan (SPL) VII sebesar 1,71% dan terendah pada SPL I sebesar 0,22%; K

tertinggi terdapat pada Satuan Peta Lahan (SPL) IV sebesar 1,66 me/100g dan

terendah pada SPL VI sebesar 1,66 me/100g; Ca tertinggi terdapat pada Satuan

Peta Lahan (SPL) VIII sebesar 2,36 me/100g dan terendah pada SPL III sebesar

0,13 me/100g; Mg tertinggi terdapat pada Satuan Peta Lahan (SPL) VIII sebesar

0,81 me/100g dan terendah pada SPL II sebesar 0,29 me/100g.

Nilai Na tertinggi terdapat pada Satuan Peta Lahan (SPL) III sebesar 0,24

me/100g dan terendah pada SPL VI sebesar 0,18 me/100g; P-Tersedia tertinggi

terdapat pada Satuan Peta Lahan (SPL) V sebesar 169,71 mg/kg dan terendah

pada SPL VIII sebesar 17,52 mg/kg; KTK tertinggi terdapat pada Satuan Peta

Lahan (SPL) VIII sebesar 22,19 me/100g dan terendah pada SPL II sebesar 9,51

me/100g. Kejenuhan basa tertinggi terdapat pada Satuan Peta Lahan (SPL) IV

sebesar 0,284% dan terendah pada SPL VI sebesar 0,064%.

Analisis Korelasi

Dari hasil analisis SPSS diperoleh nilai korelasi ketinggian tempat,

kemiringan lereng dan sifat kimia tanah terhadap berat 100 butir biji merah kopi

arabika serta berat 100 butir biji kering kopi arabika di Kecamatan Bonatua

Lunasi Kabupaten Toba Samosir. Melalui nilai signifikasi yang ada pada masing

masing tabel koefisien korelasi (lampiran 6-29), maka dapat dilihat signifikasi

nyata dan tidak nyata pada Tabel 5.3 sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

Page 37: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

24

Tabel 5.3. Notasi Korelasi Ketinggian Tempat, Kemiringan Lereng dan SifatKimia Tanah Terhadap Produksi Kopi Arabika di KecamatanBonatua Lunasi, Kabupaten Toba Samosir.

Parameter Berat 100 Butir Biji Merah Berat 100 Butir Biji KeringKetinggian Tempat 0.372* 0.371*Kemiringan Lereng -0.792** -0.792**

pH 0.288 tn 0.285 tn

C-Organik -0.395* -0.397*K -0.515* -0.510*Ca 0.012 tn 0.011 tn

Mg -0.253 tn -0.252 tn

Na -0.415* -0.412*P-Tersedia 0.114 tn 0.117 tn

KTK -0.224 tn -0.226 tn

Kejenuhan Basa -0.294 tn -0.296 tn

Dari Tabel 5.3 di atas dapat dilihat bahwa ketinggian tempat berkorelasi

positif dan nyata pada taraf uji 0.05 terhadap berat 100 butir biji merah dan berat

100 butir biji kering kopi arabika dengan koefisien korelasi sebesar 0.372 dan

0.372 digolongkan rendah. Sebaliknya kemiringan lereng berkorelasi negatif dan

nyata pada taraf uji 0.01 terhadap berat 100 butir biji merah dan berat 100 butir

biji kering kopi dengan koefisien korelasi sebesar -0.792 digolongkan kuat.

Dari Tabel 5.3 di atas dapat dilihat bahwa beberapa sifat kimia tanah

berkorelasi nyata dan sebagian berkorelasi tidak nyata terhadap berat 100 butir biji

merah kopi dan berat 100 butir biji kering kopi arabika. pH berkorelasi positif

tidak nyata terhadap berat 100 butir biji merah dan berat 100 butir biji kering kopi

dengan koefisien korelasi sebesar 0.288 dan 0.285 digolongkan rendah.

C-Organik berkorelasi negatif dan nyata pada taraf uji 0.05 terhadap berat 100

butir biji merah dan berat 100 butir biji kering kopi dengan koefisien korelasi

sebesar -0.395 dan -0.397 digolongkan rendah.

Keterangan :* = Korelasi nyata taraf uji 0,05** = Korelasi sangat nyata taraf uji 0,01tn = Tidak Nyata

Universitas Sumatera Utara

Page 38: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

25

Dari Tabel 5.3 di atas dapat dilihat bahwa beberapa sifat kimia tanah

berkorelasi nyata dan sebagian berkorelasi tidak nyata terhadap berat 100 butir biji

merah kopi dan berat 100 butir biji kering kopi arabika. Hara K berkorelasi

negatif sangat nyata pada taraf Uji 0.01 terhadap berat 100 butir biji merah dan

berat 100 butir biji kering kopi dengan koefisien korelasi sebesar -0.515 dan

-0.510 digolongkan sedang. Ca berkorelasi tidak nyata terhadap berat 100 butir

biji merah dan berat 100 butir biji kering kopi dengan koefisien korelasi sebesar

0.012 dan 0.011 digolongkan sangat rendah. Mg berkorelasi negatif tidak nyata

terhadap berat 100 butir biji merah dan berat 100 butir biji kering kopi dengan

koefisien korelasi sebesar -0.253 dan -0.252 digolongkan rendah. Na berkorelasi

negatif nyata pada taraf uji 0.05 terhadap berat 100 butir biji merah dan berat 100

butir biji kering kopi dengan koefisien korelasi sebesar -0.415 dan -0.412

digolongkan sedang.

Dari Tabel 5.3 di atas dapat dilihat bahwa beberapa sifat kimia tanah

berkorelasi nyata dan sebagian berkorelasi tidak nyata terhadap berat 100 butir biji

merah kopi dan berat 100 butir biji kering kopi arabika. P-Tersedia berkorelasi

tidak nyata terhadap berat 100 butir biji merah dan berat 100 butir biji kering kopi

dengan koefisien korelasi sebesar 0.114 dan 0.117 digolongkan sangat rendah.

KTK berkorelasi negatif tidak nyata terhadap berat 100 butir biji merah dan berat

100 butir biji kering kopi dengan koefisien korelasi sebesar -0.224 dan -0.226

digolongkan rendah.Kejenuhan Basa berkorelasi negatif tidak nyata terhadap berat

100 butir biji merah dan berat 100 butir biji kering kopi dengan koefisien korelasi

sebesar -0.294 dan -0.291 digolongkan rendah.

Universitas Sumatera Utara

Page 39: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

26

Analisis Regresi Linear Ketinggian Tempat, Kemiringan Lereng dan SifatKimia Tanah Terhadap Berat 100 Butir Biji Merah Kopi Arabika

Pada hasil penelitian analisis regresi linear ketinggian tempat, kemiringan

lereng dan sifat kimia tanah hubungannya terhadap berat 100 butir biji merah kopi

arabika (lampiran) dapat dilihat pada Tabel 5.4 berikut

Tabel 5.4. Analisis Regresi Linear Ketinggian Tempat, Kemiringan Lereng danSifat Kimia Tanah Terhadap Berat 100 Biji Merah Kopi Arabika

Data R R2 F SigKetinggian Tempat 0.372 0.139 4.825 0.036Kemiringan Lereng 0.792 0.627 50.500 0.000

pH 0.288 0.083 2.712 0.110C-Organik 0.395 0.156 5.542 0.025

K 0.515 0.265 10.810 0.003Ca 0.012 0.00014 0.004 0.948Mg 0.253 0.064 2.050 0.163Na 0.415 0.172 6.246 0.018

P-Tersedia 0.114 0.013 0.397 0.533KTK 0.224 0.050 1.589 0.217

Kejenuhan Basa 0.294 0.087 2.843 0.102

Berdasarkan hasil analisis regresi linear pada Tabel 5.4 dapat dilihat nilai R

square tertinggi terdapat pada nilai kemiringan lereng sebesar 0.627 yang berarti

kemiringan lereng mempengaruhi sebesar 62,7% produksi kopi dan sisanya

dipengaruhi oleh faktor lain; untuk karakteristik lahan dan pada hara K sebesar

0.265 atau sebesar 2,65% mempengaruhi produksi kopi untuk sifat kimia tanah.

Sedangkan nilai R square terendah terdapat pada nilai ketinggian tempat sebesar

0.139 atau sebesar 13,9% mempengaruhi produksi kopi untuk karakteristik lahan

dan pada hara Ca sebesar 0.00014 atau sebesar 0,014% mempengaruhi produksi

kopi untuk sifat kimia tanah. Hal ini dapat dipengaruhi karena setiap daerah

sampel memiliki kemampuan tanah dan kandungan unsur hara serta faktor

lingkungan yang berbeda.

Universitas Sumatera Utara

Page 40: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

27

Berdasarkan hasil analisis regresi linear pada Tabel 5.4 dapat dilihat nilai

bahwa nilai F tertinggi adalah Kemiringan Lereng sebesar 50.500 untuk

karakteristik lahan dan pada hara K sebesar 10.810 untuk sifat kimia tanah.

Sedangkan nilai F terendah terdapat pada nilai ketinggian tempat sebesar

4.825untuk karakteristik lahan dan pada hara Ca sebesar 0.004 untuk sifat kimia

tanah. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemiringan lereng dan hara K lebih besar

pengaruhnya terhadap berat 100 butir biji merah kopi dibandingkan karakteristik

lahan sifat kimia tanah lainnya.

Analisis Regresi Linear Ketinggian Tempat, Kemiringan Lereng dan SifatKimia Tanah Terhadap Berat 100 Butir Biji Kering Kopi Arabika

Pada hasil penelitian analisis regresi linear ketinggian tempat, kemiringan

lereng dan sifat kimia tanah hubungannya terhadap berat 100 butir biji kering kopi

arabika (lampiran) dapat dilihat pada Tabel 5.5 berikut

Tabel 5.4. Analisis Regresi LinearKetinggian Tempat, Kemiringan Lereng danSifat Kimia Tanah Terhadap Berat 100 Biji Kering Kopi Arabika

Data R R2 F SigKetinggian Tempat 0.371 0.138 4.785 0.037Kemiringan Lereng 0.792 0.627 50.478 0.000

pH 0.285 0.081 2.644 0.114C-Organik 0.397 0.158 5.610 0.024

K 0.510 0.260 10.566 0.003Ca 0.011 0.00012 0.003 0.953Mg 0.252 0.064 2.041 0.163Na 0.412 0.170 6.133 0.019

P-Tersedia 0.117 0.014 0.415 0.524KTK 0.226 0.051 1.613 0.214

Kejenuhan Basa 0.291 0.085 2.777 0.106

Berdasarkan hasil analisis regresi linear pada Tabel 5.5 dapat dilihat nilai R

square tertinggi terdapat pada nilai kemiringan lereng sebesar 0.627 yang berarti

kemiringan lereng mempengaruhi sebesar 62,7% produksi kopi dan sisanya

dipengaruhi oleh faktor lain; untuk karakteristik lahan dan pada hara K sebesar

Universitas Sumatera Utara

Page 41: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

28

0.260 atau sebesar 2,6% mempengaruhi produksi kopi untuk sifat kimia tanah.

Sedangkan nilai R square terendah terdapat pada nilai ketinggian tempat sebesar

0.138 atau sebesar 13,8% mempengaruhi produksi kopi untuk karakteristik lahan

dan pada hara Ca sebesar 0.00012 atau sebesar 0,012% mempengaruhi produksi

kopi untuk sifat kimia tanah. Hal ini dapat dipengaruhi karena setiap daerah

sampel memiliki kemampuan tanah dan kandungan unsur hara serta faktor

lingkungan yang berbeda.

Berdasarkan hasil analisis regresi linear pada Tabel 5.5 dapat dilihat nilai

bahwa nilai F tertinggi adalah Kemiringan Lereng sebesar 50.478 untuk

karakteristik lahan dan pada hara K sebesar 10.566 untuk sifat kimia tanah.

Sedangkan nilai Fterendah terdapat pada nilai ketinggian tempat sebesar 4.785

untuk karakteristik lahan dan pada hara Ca sebesar 0.003 untuk sifat kimia tanah.

Hal tersebut menunjukkan bahwa kemiringan lereng dan hara K lebih besar

pengaruhnya terhadap berat 100 butir biji kering kopi dibandingkan karakteristik

lahan sifat kimia tanah lainnya.

Pembahasan

Berdasarkan tabel korelasi menunjukkan bahwa variabel ketinggian

tempat terhadap berat biji 100 merah dan berat 100 biji kering adalah

berhubungan positif dan berpengaruh nyata pada taraf uji 0.05 dan berhubungan.

Hal ini membuktikan bahwa adanya linearitas pada hubungan dua variabel

tersebut, yang berarti semakin tinggi permukaan tanah, maka produksi tanaman

kopi akan semakin tinggi pula. Perbedaan ketinggian tempat mempengaruhi

kondisi iklim dan lingkungan sekitarnya. Semakin tinggi permukaan suatu

wilayah maka suhu jadi lebih rendah atau lebih dingin sehingga mempengaruhi

Universitas Sumatera Utara

Page 42: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

29

produksi tanaman kopi. Menurut Ernawati, dkk (2008) jenis tanaman kopi yang

ditanam harus disesuaikan dengan kondisi tinggi tempat dan curah hujan di daerah

setempat, dimana semakin tinggi permukaan suatu wilayah maka suhujadilebih

rendah dan dapat merangsang inisiasi bunga sehingga mempengaruhi produksi

akhir.

Perbedaan ketinggian tempat juga mempengaruhi sifat kimia tanah. Dari

hasil analisis menunjukkan bahwa beberapa sifat kimia tanah cenderung

meningkat ketika ketinggian tanah juga semakin tinggi seperti pH, C-Organik, dan

KTK namun beberapa sifat kimia lainnya seperti cenderung menurun seiring

dengan meningkatnya ketinggian tanah atau bahkan memiliki nilai yang bervariasi

untuk semua ketinggian tempat. Dalam Sipahutar dkk, (2014) dijelaskan bahwa

ketinggian tempat memberikan pengaruh terhadap beberapa komponen iklim

seperti suhu, kelembapan udara, dan curah hujan sehingga komponen iklim

tersebut mempengaruhi keadaan tanah baik proses pelapukan maupun reaksi di

dalam tanah.

Berdasarkan tabel korelasi menunjukkan bahwa variabel kemiringan

terhadap berat biji 100 merah dan berat 100 biji kering adalah berpengaruh nyata

pada taraf uji 0.01 dan berhubungan negatif. Hal ini membuktikan bahwa adanya

linearitas pada hubungan dua variabel tersebut, yang berarti semakin besar

kemiringan lereng, maka produksi tanaman kopi akan semakin menurun hal ini

didukung dalam Kustantini (2014) yang menyatakan bahwa lahan dengan lereng

yang semakin curam makin berpotensi besar mengalami pengikisan permukaan

tanah (erosi) dikarenakan kecepatan aliran air permukaan yang sangat besar.

Pengangkutan material tanah oleh air akan mengurangi kandungan tanah termasuk

Universitas Sumatera Utara

Page 43: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

30

hara dalam tanah yang mendukung untuk pertumbuhan dan produksi tanaman

kopi.

Namun pada beberapa hasil analisis peningkatan kemiringan lereng justru

diikuti dengan peningkatan nilai sifat kimia seperti pH, C-Organik dan KTK, hal

ini dapat terjadi pada batas kemiringan lereng tertentu (< 30%) juga dipengaruhi

oleh vegetasi kondisi lahan. Pada lahan penelitian, diikuti dengan jarak yang

semakin dekat ke areal hutan dan lahan daerah tersebut didominasi oleh tanaman

tahunan, tanah yang dekat dengan kawasan hutan selalu mendapat suplai bahan

organik secara terus menerus dan perakaran dari tanaman tahunan mengurangi

pengikisan lapisan tanah sehingga pengangkutan lapisan permukaan tanah oleh air

rendah dan hara tanah tetap tersedia.

Berdasarkan tabel korelasi menunjukkan bahwa variabel pH terhadap berat

biji 100 merah dan berat 100 biji kering adalah berhubungan postitif namun

berpengaruh tidak nyata. Hal berarti bahwa semakin tinggi pH tanah, maka

produksi tanaman kopi akan semakin tinggi pula. Pengaruh yang tidak nyata dapat

terjadi karena nilai pH tanah pada lahan sampel tidak memenuhi nilai pH optimal

untuk pertumbuhan dan produktivitas kopi. Hal ini sejalan dengan literatur

Hanafiah (2004) yang menyatakan bahwa lahan yang memenuhi pH optimal

sangat mendukung untuk pertumbuhan dan produksi tanaman. Tanaman kopi

menghendaki reaksi yang agak masam dengan pH 5,5-6,5.

C-Organik berpengaruh nyata pada taraf 0.05 dan berhubungan negatif

terhadap berat biji 100 merah dan berat 100 biji kering. Hal ini membuktikan

bahwa adanya linearitas pada hubungan dua variabel tersebut, yang berarti

semakin tinggi C-Organik tanah maka produksi tanaman kopi akan semakin

Universitas Sumatera Utara

Page 44: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

31

menurun. Masalah seperti ini dapat terjadi disebabkan karena lahan pengambilan

sampel masih memiliki karakteristik sifat kimia yang sama atau homogen serta

jumlah bahan organik yang sangan rendah secara menyeluruh pada lahan

pengambilan sampel (sebesar 0.22-1.71 pada hasil analisis). Istomo (1994)

menyatakan bahwa C-organik tanah menunjukkan kadar bahan organik yang

terkandung didalam tanah.Jumlah kandungan bahan organik yang terdapat dalam

tanah tanah sangat menentukan interaksi yang terjadi dalam ekosistem tanah.

P-Tersedia berhubungan positif namun berpengaruh tidak nyata terhadap

berat biji 100 merah dan berat 100 biji kering namun garis regresi pada grafik

yang mengarah ke kanan atas. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi kandungan

P-Tersedia pada tanah, maka produksi tanaman kopi akan semakin tinggi pula.

Hubungan yang tidak nyata bisa terjadi karena salah satu faktor ketersediaan

fosfor di dalam tanah yang paling penting yakni pH tanah dimana kondisi pH

tanah di lokasi pengambilan sampel yang rendah. Pada pH yang rendah unsur Al,

Fe dan Mn meningkat yang akhirnya dapat mengikat P dan menjadi bentuk yang

tidak tersedia bagi tanaman. Hal ini sesuai dengan literatur Hartatik dan Idris

(2008) yang menyatakan bahwa tanpa memperhatikan pH tanah pemupukan fosfat

tidak akan berpengaruh bagi pertumbuhan tanaman.

KTK berhubungan negatif dan berpengaruh tidak nyata terhadap berat biji

100 merah dan berat 100 biji kering. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi KTK

pada tanah, maka produksi tanaman kopi akan semakin menurun. KTK tanah

tidak dapat dipakai untuk mengukur kesuburan tanah, hal ini sesuai dengan

literatur Mukhlis et al. (2011) menyatakan bahwa semakin besar KTK suatu tanah

maka semakin besar pula aktivitas koloidnya untuk mengadsorpsi dan

Universitas Sumatera Utara

Page 45: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

32

mempertukarkan kation. Namun nilai KTK suatu tanah tidak dapat dipakai untuk

mengukur kesuburan tanah dikarenakan ion yang terjerap dan dipertukarkan

belum tentu adalah ion yang dibutuhkan oleh tanaman kopi pada lahan sampel.

Oleh sebab itu digunakan kejenuhan basa sebagai parameter untuk menentukan

tingkat kesuburan tanah.

Kejenuhan Basa berhubungan negatif dan berpengaruh tidak nyata

terhadap berat biji 100 merah dan berat 100 biji kering. Hal ini berarti bahwa

semakin tinggi Kejenuhan Basa pada tanah, maka produksi tanaman kopi akan

semakin menurun. Hubungan yang tidak nyata dimungkinkan karena

pengaplikasian pupuk yang belum mengikuti kaidah pemupukan, akibat

ketidakseimbangan pemupukan ini menyebabkan nilai kejenuhan basa tanah tidak

berimbang serta terjadi dikarenakan jika tingkat kesuburan tanah daerah penelitian

rendah. Hal ini sesuai dengan literatur Wilson (2015) yang menyatakan bahwa

keadaan tanah pada lahan sampel masih memiliki sifat karakteristik tanah yang

beragam, lahan yang berlereng, keadaan lahan sampel masih membutuhkan

konservasi yang lebih lanjut dapat menyebabkan sifat kimia tanah khususnya

P-Tersedia tidak berpengaruh nyata terhadap produksi kopi.

Analisis regresi linear menunjukan kemiringan lereng menjadi karateristik

lahan yang paling besar mempengaruhi berat 100 butir biji merah dan berat 100

butir biji kering kopi arabika serta hara K menjadi sifat kimia tanah yang paling

besar mempengaruhi berat 100 butir biji merah dan berat 100 butir biji kering

kopi arabika. Hal ini menunjukan bahwa kemiringan lereng dan hara K sangat

berperan penting terhadap produksi kopi Arabika karena kemiringan lereng akan

mempengaruhi kondisi lapisan permukaan tanah untuk penyerapan hara oleh

Universitas Sumatera Utara

Page 46: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

33

tanaman dan hara Ksangat mempengaruhi produksi tanaman sebagai salah satu

unsur hara essential bagi tanaman.

Beberapa sifat kimia tanah berhubungan negatif dan tidak nyata terhadap

berat 100 biji merah dan berat 100 biji kering kopi arabika padahal pada

kenyataannya unsur hara tanah tersebut mempengaruhi pertumbuhan dan produksi

kopi. Hal ini dapat disebabkan karena terdapat kesalahan dalam pengambilan data

jumlah produksi atau pada lahan tersebut memiliki keragaman pada karakteristik

kimia tanah yang cukup tinggi serta faktor-faktor lainnya seperti perbedaan umur

tanaman yang beragam, karakteristik lahan seperti ketinggian tempat dan

kemiringan lereng yang cukup tinggi serta perbedaan faktor lingkungan. Hal ini

sesuai dengan literature Wilson et al. (2015) yang mengatakan faktor-faktor yang

dapat terjadi sehingga sifat kimia tanah tidak berpengaruh nyata terhadap produksi

kopi yaitu terjadinya kesalahan dalam pengambilan contoh tanah atau data,

keadaan tanah pada lahan sampel masih memiliki sifat dan karakteristik tanah

yang beragam, lahan yang berlereng, keadaan lahan sampel masih membutuhkan

konservasi yang lebih lanjut dan kurangnya sampel data yang dibutuhkan untuk

analisis hubungan regresi.

Universitas Sumatera Utara

Page 47: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

34

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Karakteristik lahan yang paling berpengaruh terhadap produksi kopi Arabika

adalah kemiringan lereng sebesar 62% sementara ketinggian tempat hanya

berpengaruh sebesar 13%

2. Sifat kimia tanah yang paling berpengaruh terhadap produksi kopi Arabika

adalah ketersediaan unsur hara K sebesar 26% dan di dukung dengan sifat

kimia lainya berupa Na 17%, C-Organik 15%, pH dan Kejenuhan Basa 8%,

Mg 6%, KTK 5%, P-Tersedia 1% serta Ca sebesar 0,14 %

Saran

Sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan untuk menghitung produktivitas

kopi arabika (Ton/Ha/Tahun) dengan penambahan jumlah sampel untuk penelitian

sifat kimia tanah pada lahan pertanaman Kopi Arabika di Kecamatan Bonatua

Lunasi.

Universitas Sumatera Utara

Page 48: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kabupaten Toba Samosir, 2017. Kecamatan Bonatua LunasiDalam Angka 2017.

Barus, B. J. A., Razali, dan Gantar, S. 2015. Evaluasi Kesesuaian Lahan untukTanaman Kopi Arabika (Coffea arabica L var Kartika Ateng ) DiKecamatan Muara Kabupaten Tapanuli Utara. Fakultas Pertanian USU,Medan. Jurnal Online Agroekoteknologi . ISSN No. 2337- 6597 Vol.3.No.4 (528) :1459 – 1467

Cibro, G. F., Purba, M., dan Mukhlis. 2012. Kesesuaian Lahan Untuk TanamanJeruk (Citrus Sp.) Dan Kopi Arabika (Coffea Arabica) Di KecamatanSiempat Rube Kabupaten Pakpak Bharat. Fakultas Pertanian USU,Medan. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol. 1, No. 1

Damanik, M. M. B., B. E. Hasibuan., Fauzi., Sarifuddin dan H. Hanum. 2010.Kesuburan Tanah dan Pemupukkan. Universitas Sumatera Utara.Medan.

Ernawati, R. R., Arief, R. W., dan Slameto. 2008. Teknologi Budidaya KopiPoliklonal. BPPP. Bogor.

Eviati dan Sulaeman. 2009. Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air, dan Pupuk.Balai Penelitian Tanah, Bogor. ISBN 978-602-8039-21-5.http://balittanah.litbang.deptan.go.id. Diakses pada 29 Januari 2018.

Hanafiah, K.A., 2004. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Palembang.

Izzuddin. 2012. Perubahan Sifat Kimia Dan Biologi Tanah Pasca KegiatanPerambahan Di Areal Hutan Pinus Reboisasi Kabupaten HumbangHasundutan Provinsi Sumatera Utara. [Skripsi]. Fakultas KehutananInstitut Pertanian Bogor.

Karim dan Hifnalisa. 2008. Kajian Awal Varietas Kopi Arabika BerdasarkanKetinggian Tempat di Dataran Tinggi Gayo. Agrista1.

Martins, L.D., Wagner, N.R., Lindomar, S.M., Sebastião, B.B., Tafarel, V.C.,Daniel, S.F., Adan, D.C., Márcio, A.P., Paulo, E.T., Marcelo, A.T.,José, F.T., Fabio, L.P., and José, C.R., 2016. Genotypes of coniloncoffee can be simultaneously clustered for efficiencies of absorptionand utilization of N, P and K. African Journal of Agricultural Research.

Mukhlis. 2014. Analisis Tanah Tanaman. Edisi Kedua. USU Press. Medan

Mukhlis., Sariffudin dan H. Hanum. 2011. Kimia Tanah Teori dan Aplikasi.Universitas Sumatera Utara Press. Medan.

Universitas Sumatera Utara

Page 49: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

Nurhidayati. 2017. Kesuburan dan Kesehatan Tanah, Suatu Pengantar PenilaianKualitas Tanah Menuju Pertanian Berkelanjutan. Intrans Publishing.Malang

Pascawijaya, R., Darsiharjo, dan Jupri. 2015. Evaluasi Kesesuaian Lahan UntukTanaman Kopi (Coffea Arabica) Di Desa Sirnajaya. DepartemenPendidikan Geografi, UPI. Antologi Geografi Volume 3 Nomor 2

Pinatih, I. D. A., Tati, B. K., dan Ketut, D. S. 2015. Evaluasi Status KesuburanTanah Pada Lahan Pertanian di Kecamatan Denpasar Selatan. FakultasPertanian, Universitas Udayana, Denpasar. E-Jurnal AgroekoteknologiTropika ISSN: 2301-6515 Vol. 4, No. 4

Pramesti, G. 2013. Aplikasi SPSS dalam penelitian. Elex Media Komputindo.Jakarta.

Purba, A. H. R., Posma, M., dan Asmarlaili, S. H. 2013. Evaluasi KesesuaianLahan Pada Tanah Entisol Di Kecamatan Lintong Nihuta KabupatenHumbang Hasundutan Untuk Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica).Fakultas Pertanian USU Medan. Jurnal Online Agroekoteknologi ISSNNo. 2337- 6597 Vol.2, No.1: 1-12

Rayes, M.L. 2007. Metode Inventarisasi Sumber Daya Lahan. Penerbit Andi.Yogyakarta.

Rukmana, H.R. 2014. Untung Selangit dari Agribisnis Kopi. Lily Publisher.Yogyakarta.

Sembiring, S. A., Posma, M., dan Kemala, S. L. 2015. Kajian Jumlah Biji Basahdan Berat Bji Basah Kopi Robusta (Coffea robusta Lindl.) PadaBeberapa Ketinggian, Kemiringan Lereng dan Jenis Tanah diKecamatan Silima Pungga-Pungga Kabupaten Dairi. Fakultas PertanianUSU, Medan. Jurnal Agroekoteknologi . E-ISSN No. 2337- 6597 Vol.4.No.1 (580) :1857- 1864

Sihite, L., Posma, M., dan Supriadi. 2015. Hubungan Ketinggian Tempat DanKemiringan Lereng Tehadap Produksi Kopi Arabika Sigarar Utang DiKecamatan Lintong Nihuta. Fakultas Pertanian USU, Medan. JurnalOnline Agroekoteaknologi . ISSN No. 2337- 6597 Vol.3, No.2 : 666-673.

Silaban, S. H., Bintang, S., dan Posma, M. 2016. Evaluasi Kesesuaian Lahanuntuk Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica), Kentang (Solanumtuberosum L.) Kubis (Brassica oleraceae L.) Dan Jeruk (Citrus Sp.) DiKecamatan Harian Kabupaten Samosir. Fakultas Pertanian USU,Medan. Jurnal Agroekoteknologi . E-ISSN No. 2337- 6597 Vol.4. No.3(602) :2055 – 2068

Universitas Sumatera Utara

Page 50: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

Simanjuntak, C., Posma, M., dan Mariani, S. 2015. Evaluasi Kesesuaian Lahandengan Metode Limit untuk Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica)dan Kopi Robusta (Coffea robusta Lindl.) di Kecamatan SilimaPungga-pungga Kabupaten Dairi. Fakultas Pertanian USU, Medan.Jurnal Online Agroekoteknologi . ISSN No. 2337- 6597 Vol.3, No.2 :433 – 445

Sinaga, M. I. H., Hardy, G., dan Alida, L. Hubungan Ketinggian Tempat dan C-organik Tanah Dengan Infeksi FAM Pada Perakaran Tanaman Kopi(Coffea Sp) di Kabupaten Dairi. Fakultas Pertanian USU, Medan.Jurnal Online Agroekoteknologi. E-ISSN No. 2337- 6597 Vol.3. No.4(543) :1575- 1584

Sipahutar, A.H., Marbun, P., & Fauzi. (2014). Kajian C-organik, N dan Phumitropepts pada ketinggian tempat yang berbeda di KecamatanLintong Nihuta. Fakultas Pertanian USU, Medan. Jurnal OnlineAgroekoteknologi, 2(4), 1332–1338.

Suganda, H. Rachman, A. Sutono. 2006. Petunjuk pengambilan contoh tanahdalam sifat fisika tanah dan metode analisisnya. Balai BesarSumberdaya lahan pertanian. Bogor.

Supriadi, H., Enny, R., dan Juniaty, T. 2016. Korelasi Antara Ketinggian Tempat,Sifat Kimia Tanah, Dan Mutu Fisik Biji Kopi Arabika Di DataranTinggi Garut. Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar.J-TIDP 3(1),45–52. http://balittri.litbang.pertanian.go.id/korelasi-antara-ketinggian-tempat-sifat-kimia-tanah-dan-mutu-fisik-biji-kopi-arabika-di-dataran-tinggi-garut. Diakses pada 29 Januari 2018.

Sutedjo, M. M. 2008. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta : Rineka Cipta

Wilson, Supriadi, Hardy, G. 2015. Evaluasi Sifat Kimia Tanah pada Lahan Kopidi Kabupaten Mandailing Natal. Fakultas Pertanian USU, Medan.Jurnal Online Agroekoteknologi 2337- 6597 Vol.3, No.2 : 642- 648

Winarso, S. 2005. Kesuburan Tanah; Dasar Kesehatan dan Kualitas Tanah. EdisiPertama. Penerbit Gava Media. Yogyakarta.

Universitas Sumatera Utara

Page 51: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

35

Lampiran 1. Peta Administrasi Kecamatan Bonatua Lunasi

LA

MP

IRA

N

Universitas Sumatera Utara

Page 52: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

36

Lampiran 2. Peta Ketinggian Tempat di Kecamatan Bonatua Lunasi 36

Universitas Sumatera Utara

Page 53: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

37

Lampiran 3. Peta Kemiringan Lereng di Kecamatan Bonatua Lunasi

37

Universitas Sumatera Utara

Page 54: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

38

Lampiran 4. Satuan Peta Lahan (SPL) Kecamatan Bonatua Lunasi

38

Universitas Sumatera Utara

Page 55: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

39

Lampiran 5. Peta Lokasi Pengambilan Sampel Sesuai Satuan Peta Lahan (SPL) Kecamatan Bonatua Lunasi 39

Universitas Sumatera Utara

Page 56: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

40

Lampiran 6. Regresi Linear Ketinggian Tempat dengan Berat 100 Butir BijiMerah

Model Summaryb

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error of the

EstimateDurbin-Watson

1 .372a .139 .110 .66715 .111

a. Predictors: (Constant), Berat 100 Butir Biji Merah

b. Dependent Variable: Ketinggian Tempat

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 2.147 1 2.147 4.825 .036a

Residual 13.353 30 .445

Total 15.500 31

a. Predictors: (Constant), Berat 100 Butir Biji Merah

b. Dependent Variable: Ketinggian Tempat

Coefficients

ModelUnstandardized

CoefficientsStandardizedCoefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1(Constant) -2.672 1.960 -1.363 .183

Berat 100 Butir BijiMerah

.026 .012 .372 2.197 .036

a. Dependent Variable: Ketinggian Tempat

Universitas Sumatera Utara

Page 57: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

41

Lampiran 7. Regresi Linear Ketinggian Tempat dengan Berat 100 Butir BijiKering

Model Summaryb

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error of the

EstimateDurbin-Watson

1 .371a .138 .109 .66753 .112

a. Predictors: (Constant), Berat 100 Butir Biji Kering

b. Dependent Variable: Ketinggian Tempat

ANOVAb

ModelSum ofSquares df Mean Square F Sig.

1 Regression 2.132 1 2.132 4.785 .037a

Residual 13.368 30 .446

Total 15.500 31

a. Predictors: (Constant), Berat 100 Butir Biji Kering

b. Dependent Variable: Ketinggian Tempat

Coefficientsa

ModelUnstandardized

CoefficientsStandardizedCoefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1(Constant) -2.639 1.953 -1.351 .187

Berat 100 Butir BijiKering

.067 .031 .371 2.187 .037

a. Dependent Variable: Ketinggian Tempat

Universitas Sumatera Utara

Page 58: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

42

Lampiran 8. Regresi Linear Kemiringan Lereng dengan Berat 100 Butir BijiMerah

Model Summaryb

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error of the

EstimateDurbin-Watson

1 .792a .627 .615 .70491 .448

a. Predictors: (Constant), Berat 100 Butir Biji Merah

b. Dependent Variable: Kemiringan Lereng

ANOVAb

ModelSum ofSquares df Mean Square F Sig.

1 Regression 25.093 1 25.093 50.500 .000a

Residual 14.907 30 .497

Total 40.000 31

a. Predictors: (Constant), Berat 100 Butir Biji Merah

b. Dependent Variable: Kemiringan Lereng

Coefficientsa

ModelUnstandardized

CoefficientsStandardizedCoefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1(Constant) 17.190 2.071 8.301 .000

Berat 100 Butir BijiMerah

-.090 .013 -.792 -7.106 .000

a. Dependent Variable: Kemiringan Lereng

Universitas Sumatera Utara

Page 59: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

43

Lampiran 9. Regresi Linear Kemiringan Lereng dengan Berat 100 Butir BijiKering

Model Summaryb

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error of the

EstimateDurbin-Watson

1 .792a .627 .615 .70500 .455

a. Predictors: (Constant), Berat 100 Butir Biji Kering

b. Dependent Variable: Kemiringan Lereng

ANOVAb

ModelSum ofSquares df Mean Square F Sig.

1 Regression 25.089 1 25.089 50.478 .000a

Residual 14.911 30 .497

Total 40.000 31

a. Predictors: (Constant), Berat 100 Butir Biji Kering

b. Dependent Variable: Kemiringan Lereng

Coefficientsa

ModelUnstandardized

CoefficientsStandardizedCoefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1(Constant) 17.128 2.063 8.304 .000

Berat 100 Butir BijiKering

-.230 .032 -.792 -7.105 .000

a. Dependent Variable: Kemiringan Lereng

Universitas Sumatera Utara

Page 60: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

44

Lampiran 10. Regresi Linear pH dengan Berat 100 Butir Biji MerahModel Summaryb

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error of the

EstimateDurbin-Watson

1 .288a .083 .052 .16741 .160

a. Predictors: (Constant), Berat 100 Butir Biji Merah

b. Dependent Variable: pH

ANOVAb

ModelSum ofSquares df Mean Square F Sig.

1 Regression .076 1 .076 2.712 .110a

Residual .841 30 .028

Total .917 31

a. Predictors: (Constant), Berat 100 Butir Biji Merah

b. Dependent Variable: pH

Coefficientsa

ModelUnstandardized

CoefficientsStandardizedCoefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1(Constant) 3.055 .492 6.212 .000

Berat 100 Butir BijiMerah

.005 .003 .288 1.647 .110

a. Dependent Variable: pH

Universitas Sumatera Utara

Page 61: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

45

Lampiran 11. Regresi Linear pH dengan Berat 100 Butir Biji KeringModel Summaryb

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error of the

EstimateDurbin-Watson

1 .285a .081 .050 .16758 .162

a. Predictors: (Constant), Berat 100 Butir Biji Kering

b. Dependent Variable: pH

ANOVAb

ModelSum ofSquares df Mean Square F Sig.

1 Regression .074 1 .074 2.644 .114a

Residual .843 30 .028

Total .917 31

a. Predictors: (Constant), Berat 100 Butir Biji Kering

b. Dependent Variable: pH

Coefficientsa

ModelUnstandardized

CoefficientsStandardizedCoefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1(Constant) 3.068 .490 6.257 .000

Berat 100 Butir BijiKering

.012 .008 .285 1.626 .114

a. Dependent Variable: pH

Universitas Sumatera Utara

Page 62: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

46

Lampiran 12. Regresi Linear C-Organik dengan Berat 100 Butir Biji MerahModel Summaryb

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error of the

EstimateDurbin-Watson

1 .395a .156 .128 .43841 .294

a. Predictors: (Constant), Berat 100 Butir Biji Merah

b. Dependent Variable: C-Organik

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 1.065 1 1.065 5.542 .025a

Residual 5.766 30 .192

Total 6.831 31

a. Predictors: (Constant), Berat 100 Butir Biji Merah

b. Dependent Variable: C-Organik

Coefficientsa

ModelUnstandardized

CoefficientsStandardizedCoefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1(Constant) 4.050 1.288 3.145 .004

Berat 100 Butir BijiMerah

-.019 .008 -.395 -2.354 .025

a. Dependent Variable: C-Organik

Universitas Sumatera Utara

Page 63: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

47

Lampiran 13. Regresi Linear C-Organik dengan Berat 100 Butir Biji KeringModel Summaryb

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error ofthe Estimate

Durbin-Watson

1 .397a .158 .129 .43798 .297

a. Predictors: (Constant), Berat 100 Butir Biji Kering

b. Dependent Variable: C-Organik

ANOVAb

ModelSum ofSquares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1.076 1 1.076 5.610 .024a

Residual 5.755 30 .192

Total 6.831 31

a. Predictors: (Constant), Berat 100 Butir Biji Kering

b. Dependent Variable: C-Organik

Coefficientsa

ModelUnstandardized

CoefficientsStandardizedCoefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1(Constant) 4.053 1.281 3.163 .004

Berat 100 Butir BijiKering

-.048 .020 -.397 -2.369 .024

a. Dependent Variable: C-Organik

Universitas Sumatera Utara

Page 64: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

48

Lampiran 14. Regresi Linear K dengan Berat 100 Butir Biji MerahModel Summaryb

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error of the

EstimateDurbin-Watson

1 .515a .265 .240 .41576 .385

a. Predictors: (Constant), Berat 100 Butir Biji Merah

b. Dependent Variable: K

ANOVAb

ModelSum ofSquares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1.869 1 1.869 10.810 .003a

Residual 5.186 30 .173

Total 7.054 31

a. Predictors: (Constant), Berat 100 Butir Biji Merah

b. Dependent Variable: K

Coefficientsa

ModelUnstandardized

CoefficientsStandardizedCoefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1(Constant) 4.495 1.221 3.680 .001

Berat 100 Butir BijiMerah

-.025 .007 -.515 -3.288 .003

a. Dependent Variable: K

Universitas Sumatera Utara

Page 65: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

49

Lampiran 15. Regresi Linear K dengan Berat 100 Butir Biji KeringModel Summaryb

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error of the

EstimateDurbin-Watson

1 .510a .260 .236 .41701 .387

a. Predictors: (Constant), Berat 100 Butir Biji Kering

b. Dependent Variable: K

ANOVAb

ModelSum ofSquares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1.837 1 1.837 10.566 .003a

Residual 5.217 30 .174

Total 7.054 31

a. Predictors: (Constant), Berat 100 Butir Biji Kering

b. Dependent Variable: K

Coefficientsa

ModelUnstandardized

CoefficientsStandardizedCoefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1(Constant) 4.445 1.220 3.643 .001

Berat 100 Butir BijiKering

-.062 .019 -.510 -3.250 .003

a. Dependent Variable: K

Universitas Sumatera Utara

Page 66: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

50

Lapiran 16. Regresi Linear Ca dengan Berat 100 Butir Biji MerahModel Summaryb

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error of the

EstimateDurbin-Watson

1 .012a .000144 -.033 .72976 .150

a. Predictors: (Constant), Berat 100 Butir Biji Merah

b. Dependent Variable: Ca

ANOVAb

ModelSum ofSquares df Mean Square F Sig.

1 Regression .002 1 .002 .004 .948a

Residual 15.976 30 .533

Total 15.979 31

a. Predictors: (Constant), Berat 100 Butir Biji Merah

b. Dependent Variable: Ca

Coefficientsa

ModelUnstandardized

CoefficientsStandardizedCoefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1(Constant) .588 2.144 .274 .786

Berat 100 Butir BijiMerah

.001 .013 .012 .066 .948

a. Dependent Variable: Ca

Universitas Sumatera Utara

Page 67: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

51

Lapiran 17. Regresi Linear Ca dengan Berat 100 Butir Biji KeringModel Summaryb

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error of the

EstimateDurbin-Watson

1 .011a .000121 -.033 .72977 .150

a. Predictors: (Constant), Berat 100 Butir Biji Kering

b. Dependent Variable: Ca

ANOVAb

ModelSum ofSquares

df Mean Square F Sig.

1

Regression .002 1 .002 .003 .953a

Residual 15.977 30 .533

Total 15.979 31

a. Predictors: (Constant), Berat 100 Butir Biji Kering

b. Dependent Variable: Ca

Coefficientsa

ModelUnstandardized

CoefficientsStandardizedCoefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1(Constant) .603 2.135 .282 .780

Berat 100 Butir BijiKering

.002 .033 .011 .059 .953

a. Dependent Variable: Ca

Universitas Sumatera Utara

Page 68: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

52

Lampiran 18. Regresi Linear Mg dengan Berat 100 Butir Biji MerahModel Summaryb

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error of the

EstimateDurbin-Watson

1 .253a .064 .033 .21122 .298

a. Predictors: (Constant), Berat 100 Butir Biji Merah

b. Dependent Variable: Mg

ANOVAb

ModelSum ofSquares

df Mean Square F Sig.

1

Regression .091 1 .091 2.050 .163a

Residual 1.338 30 .045

Total 1.430 31

a. Predictors: (Constant), Berat 100 Butir Biji Merah

b. Dependent Variable: Mg

Coefficientsa

ModelUnstandardized

CoefficientsStandardizedCoefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1(Constant) 1.436 .621 2.314 .028

Berat 100 Butir BijiMerah

-.005 .004 -.253 -1.432 .163

a. Dependent Variable: Mg

Universitas Sumatera Utara

Page 69: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

53

Lampiran 19. Regresi Linear Mg dengan Berat 100 Butir Biji KeringModel Summaryb

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error of the

EstimateDurbin-Watson

1 .252a .064 .032 .21126 .300

a. Predictors: (Constant), Berat 100 Butir Biji Kering

b. Dependent Variable: Mg

ANOVAb

ModelSum ofSquares Df Mean Square F Sig.

1 Regression .091 1 .091 2.041 .163a

Residual 1.339 30 .045

Total 1.430 31

a. Predictors: (Constant), Berat 100 Butir Biji Kering

b. Dependent Variable: Mg

Coefficientsa

ModelUnstandardized

CoefficientsStandardizedCoefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1(Constant) 1.430 .618 2.314 .028

Berat 100 Butir BijiKering

-.014 .010 -.252 -1.429 .163

a. Dependent Variable: Mg

Universitas Sumatera Utara

Page 70: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

54

Lampiran 20. Regresi Linear Na dengan Berat 100 Butir Biji MerahModel Summaryb

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error of the

EstimateDurbin-Watson

1 .415a .172 .145 .01754 .536

a. Predictors: (Constant), Berat 100 Butir Biji Merah

b. Dependent Variable: Na

ANOVAb

ModelSum ofSquares

df Mean Square F Sig.

1

Regression .002 1 .002 6.246 .018a

Residual .009 30 .000

Total .011 31

a. Predictors: (Constant), Berat 100 Butir Biji Merah

b. Dependent Variable: Na

Coefficientsa

ModelUnstandardized

CoefficientsStandardizedCoefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1(Constant) .335 .052 6.497 .000

Berat 100 Butir BijiMerah

.0001 .0001 -.415 -2.499 .018

a. Dependent Variable: Na

Universitas Sumatera Utara

Page 71: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

55

Lampiran 21. Regresi Linear Na dengan Berat 100 Butir Biji KeringModel Summaryb

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error of the

EstimateDurbin-Watson

1 .412a .170 .142 .01757 .539

a. Predictors: (Constant), Berat 100 Butir Biji Kering

b. Dependent Variable: Na

ANOVAb

ModelSum ofSquares df Mean Square F Sig.

1 Regression .002 1 .002 6.133 .019a

Residual .009 30 .000

Total .011 31

a. Predictors: (Constant), Berat 100 Butir Biji Kering

b. Dependent Variable: Na

Coefficientsa

ModelUnstandardized

CoefficientsStandardizedCoefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1(Constant) .333 .051 6.485 .000

Berat 100 Butir BijiKering

-.002 .001 -.412 -2.476 .019

a. Dependent Variable: Na

Universitas Sumatera Utara

Page 72: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

56

Lampiran 22. Regresi Linear P-Tersedia dengan Berat 100 Butir Biji MerahModel Summaryb

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error of the

EstimateDurbin-Watson

1 .114a .013 -.020 54.69754 .313

a. Predictors: (Constant), Berat 100 Butir Biji Merah

b. Dependent Variable: P-Tersedia

ANOVAb

ModelSum ofSquares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1189.221 1 1189.221 .397 .533a

Residual 89754.631 30 2991.821

Total 90943.852 31

a. Predictors: (Constant), Berat 100 Butir Biji Merah

b. Dependent Variable: P-Tersedia

Coefficientsa

ModelUnstandardized

CoefficientsStandardizedCoefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1(Constant) -28.796 160.695 -.179 .859

Berat 100 Butir BijiMerah

.621 .984 .114 .630 .533

a. Dependent Variable: P-Tersedia

Universitas Sumatera Utara

Page 73: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

57

Lampiran 23. Regresi Linear P-Tersedia dengan Berat 100 Butir Biji KeringModel Summaryb

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error of the

EstimateDurbin-Watson

1 .117a .014 -.019 54.68155 .312

a. Predictors: (Constant), Berat 100 Butir Biji Kering

b. Dependent Variable: P-Tersedia

ANOVAb

ModelSum ofSquares df Mean Square F Sig.

1

Regression 1241.684 1 1241.684 .415 .524a

Residual 89702.168 30 2990.072

Total 90943.852 31

a. Predictors: (Constant), Berat 100 Butir Biji Kering

b. Dependent Variable: P-Tersedia

Coefficientsa

ModelUnstandardized

CoefficientsStandardizedCoefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1(Constant) -30.575 159.986 -.191 .850

Berat 100 Butir BijiKering

1.616 2.507 .117 .644 .524

a. Dependent Variable: P-Tersedia

Universitas Sumatera Utara

Page 74: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

58

Lapiran 24. Regresi Linear KTK dengan Berat 100 Butir Biji MerahModel Summaryb

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error of the

EstimateDurbin-Watson

1 .224a .050 .019 4.82101 .223

a. Predictors: (Constant), Berat 100 Butir Biji Merah

b. Dependent Variable: KTK

ANOVAb

ModelSum ofSquares df Mean Square F Sig.

1 Regression 36.935 1 36.935 1.589 .217a

Residual 697.265 30 23.242

Total 734.200 31

a. Predictors: (Constant), Berat 100 Butir Biji Merah

b. Dependent Variable: KTK

Coefficientsa

ModelUnstandardized

CoefficientsStandardizedCoefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1(Constant) 32.450 14.164 2.291 .029

Berat 100 Butir BijiMerah

-.109 .087 -.224 -1.261 .217

a. Dependent Variable: KTK

Universitas Sumatera Utara

Page 75: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

59

Lampiran 25. Regresi Linear KTK dengan Berat 100 Butir Biji KeringModel Summaryb

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error of the

EstimateDurbin-Watson

1 .226a .051 .019 4.81919 .225

a. Predictors: (Constant), Berat 100 Butir Biji Kering

b. Dependent Variable: KTK

ANOVAb

ModelSum ofSquares df Mean Square F Sig.

1 Regression 37.463 1 37.463 1.613 .214a

Residual 696.737 30 23.225

Total 734.200 31

a. Predictors: (Constant), Berat 100 Butir Biji Kering

b. Dependent Variable: KTK

Coefficientsa

ModelUnstandardized

CoefficientsStandardizedCoefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1(Constant) 32.503 14.100 2.305 .028

Berat 100 Butir BijiKering

-.281 .221 -.226 -1.270 .214

a. Dependent Variable: KTK

Universitas Sumatera Utara

Page 76: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

60

Lampiran 26. Regersi Linear Kejenuhan Basa dengan Berat 100 Butir Biji MerahModel Summaryb

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error of the

EstimateDurbin-Watson

1 .294a .087 .056 .06490 .507

a. Predictors: (Constant), Berat 100 Butir Biji Merah

b. Dependent Variable: Kejenuhan Basa

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression .012 1 .012 2.843 .102a

Residual .126 30 .004

Total .138 31

a. Predictors: (Constant), Berat 100 Butir Biji Merah

b. Dependent Variable: Kejenuhan Basa

Coefficientsa

ModelUnstandardized

CoefficientsStandardizedCoefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1(Constant) .457 .191 2.398 .023

Berat 100 Butir BijiMerah

-.002 .001 -.294 -1.686 .102

a. Dependent Variable: Kejenuhan Basa

Universitas Sumatera Utara

Page 77: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

61

Lampiran 27. Regresi Linear Kejenuhan Basa dengan Berat 100 Butir Biji KeringModel Summaryb

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error of the

EstimateDurbin-Watson

1 .291a .085 .054 .06497 .507

a. Predictors: (Constant), Berat 100 Butir Biji Kering

b. Dependent Variable: Kejenuhan Basa

ANOVAb

ModelSum ofSquares

df Mean Square F Sig.

1

Regression .012 1 .012 2.777 .106a

Residual .127 30 .004

Total .138 31

a. Predictors: (Constant), Berat 100 Butir Biji Kering

b. Dependent Variable: Kejenuhan Basa

Coefficientsa

Model

UnstandardizedCoefficients

StandardizedCoefficients

t Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) .452 .190 2.380 .024

Berat 100 Butir BijiKering

-.005 .003 -.291 -1.666 .106

a. Dependent Variable: Kejenuhan Basa

Universitas Sumatera Utara

Page 78: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

62

Lampiran 28. Nilai Statistik Ketinggian Tempat, Kemiringan Lereng, Sifat KimiaTanah dan Produksi Kopi Arabika Kecamatan Bonatua Lunasi.

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Ketinggian Tempat 1.6250 .70711 32

Kemiringan Lereng 2.5000 1.13592 32

pH 3.8638 .17197 32

C-Organik 1.0238 .46942 32

K .4863 .47703 32Ca .7287 .71794 32

Mg .5488 .21477 32

Na .2063 .01897 32

P-Tersedia 72.3338 54.16339 32

KTK 14.6275 4.86661 32

Kejenuhan Basa .1362 .06680 32

Berat 100 Butir Biji Merah 1.6293E2 9.97898 32

Berat 100 Butir Biji Kering 63.6981 3.91740 32

Universitas Sumatera Utara

Page 79: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

63

Lampiran 29. Data Produksi Kopi Arabika Kecamatan Bonatua Lunasi.No

SPLKoordinat

No SampelTanaman

Berat 100 BijiMerah (g)

Berat 100 BijiMerah Rata-rata (g)

Berat 100 Bijikering (g)

Berat 100 Bijikering rata-rata (g)

SPLI

N02'30.122'E099'07.812'

1 169,32

173,5

66,05

68,36

N02'30.255'E099'07.798'

2 177,26 69,34

N02'31.706'E099'07.551'

3 178,75 70,09

N02'31.610'E099'07.523'

4 168,67 65,97

SPLII

N02'30.246'E099'07.322'

5 161,22

158,72

62,99

62,43

N02'30.362'E099'07.231'

6 155,87 60,84

N02'31.594'E099'06.932'

7 159,36 62,33

N02'31.704'E099'06.894'

8 158,43 61,88

SPLIII

N02'30.694'E099'06.417'

9 148,23

151,54

58,14

60,21

N02'30.826'E099'06.343'

10 150,07 58,60

N02'30.571'E099'08.122'

11 154,88 60,48

N02'30.632'E099'08.255'

12 152,98 59,74

SPLIV

N02'31.062'E099'08.049'

13 152,04

151,41

59,37

52,88

N02'31.070'E099'08.191'

14 148,69 58,32

N02'30.571'E099'08.122'

15 151,74 59,27

N02'31.964'E099'07.702'

16 153,17 59,90

SPLV

N02'32.019'E099'05.987'

17 179,11

174,46

69,91

68,64

N02'32.116'E099'06.054'

18 177,26 69,26

N02'32.196'E099'04.887'

19 170,57 66,71

N02'32.122'E099'04.775'

20 170,9 67,01

SPLVI

N02'31.292'E099'05.993'

21 172,58

172,61

67,51

67,19

N02'31.388'E099'05.672'

22 169,88 66,27

N02'32.563'E099'05.162'

23 173,46 68,03

N02'32.686'E099'05.209'

24 174,52 68,15

SPLVII

N02'31.405'E099'05.128'

25 155,26

154,52

60,63

60,07

N02'31.324'E099'05.222'

26 151,23 59,06

N02'30.936'E099'08.701'

27 152,17 59,42

N02'31.026'E099'08.778'

28 159,42 62,29

SPLVIII

N02'31.210'E099'09.403'

29 165,78

166,72

64,70

62,72

N02'31.243'E099'09.496'

30 162,89 63,71

N02'32.299'E099'07.364'

31 169,75 66,30

N02'32.426'E099'07.379'

32 168,46 66,07

Universitas Sumatera Utara

Page 80: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

64

Lampiran 30. Data Kondisi Lahan Kopi Arabika Kecamatan Bonatua Lunasi.

NoSPL Nama Petani

JarakTanam (m)

LuasLahan(m2)

PopulasiTanaman Kopi

Umur Tanaman(Tahun)

Riwayat PenggunaanPupuk Kimia

SPL I

Ibu br. Hutauruk1,5x1,5 301,76 134 10 Organik

Pak AgnesSimangunsong 1,5x1,5 1005,85 447 10 Organik

SPLII

E. Aritonang1,5x1,5 301,76 134 10 Organik

RomantiButar-Butar 1,5x1,5 704,1 313 10 Organik

SPLIII

BerlianaButar-Butar 1,5x1,5 301,76 134 7 Organik

AgamSitumorang 1,5x1,5 301,76 134 7 Organik

SPLIV

Ibu br. Sitorus1,5x1,5 301,76 134 8 Organik

Ibu br. Sitorus1,5x1,5 402,34 179 8 Organik

SPLV

Bp. Sirait1,5x1,5 301,76 134 7 Organik

Ibu br. Siahaan1,5x1,5 301,76 134 7 Organik

SPLVI

Ibu br. Siagian1,5x1,5 301,76 134 10 Organik

Bp. Tambun1,5x1,5 301,76 134 10 Organik

SPLVII

Ibu br. Manurung1,5x1,5 301,76 134 7 Organik

Ibu br. Manurung1,5x1,5 301,76 134 7 Organik

SPLVIII

Bp. Siahaan1,5x1,5 301,76 134 7 Organik

Ibu br. Manurung1,5x1,5 402,34 179 7 Organik

Universitas Sumatera Utara

Page 81: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

65

Lampiran 31. Data Hasil Analisis Sifat Kimia Tanah Kecamatan Bonatua Lunasi, Kabupaten Toba Samosir

65

Universitas Sumatera Utara

Page 82: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

662

266

Universitas Sumatera Utara

Page 83: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

6767

Universitas Sumatera Utara

Page 84: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

6868

Universitas Sumatera Utara

Page 85: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

69

Lampiran 32. Kriteria Penilaian Hasil Analisis Tanah

(Sumber: Balai Penelitian Tanah, 2009)

Universitas Sumatera Utara

Page 86: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

70

LAMPIRAN GAMBAR

Gambar 1. Salah Satu Lahan Kopi Arabika Kecamatan Bonatua Lunasi

Gambar 2. Pengambilan Titik Koordinat Pengambilan sampel menggunakan GPS

Universitas Sumatera Utara

Page 87: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

71

Gambar 3. Pengambilan Sampel Biji Kopi

Universitas Sumatera Utara

Page 88: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

72

Gambar 4. Pengambilan Sampel Tanah

Gambar 5. Pencampuran/Pengkompositan Sampel Tanah

Gambar 6. Penimbangan Berat Biji Merah Kopi

Universitas Sumatera Utara

Page 89: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

73

Gambar 7. Proses Penggilingan Biji Merah

Gambar 8. Pengeringan Biji yang sudah dibersihkan dari Kulit Merah

Universitas Sumatera Utara

Page 90: KORELASI-REGRESI KETINGGIAN TEMPAT, KEMIRINGAN LERENG DAN …

74

Gambar 9. Penimbangan Biji Kering Kopi

Gambar 10. Foto Bersama Salah Satu Petani Kopi di Kecamatan Bonatua Lunasi

Universitas Sumatera Utara