KORBAN PERDAGANGAN...

95

Transcript of KORBAN PERDAGANGAN...

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KORBAN PERDAGANGAN ORANG

2018

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya

Laporan Kinerja Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan

Orang Tahun Anggaran 2018 ini dapat diselesaikan.

Laporan Kinerja (LAKIN) ini secara garis besar memuat gambaran rencana,

pelaksanaan kegiatan dan hasil yang telah dicapai serta kendala yang dihadapi

selama pelaksanaannya berikut strategi pemecahannya untuk menjadi bahan

masukan dan acuan bagi perbaikan kinerja di masa yang akan datang.

Laporan Kinerja (LAKIN) Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban

Perdagangan Orang Tahun 2018 ini disusun berdasarkan 2 (dua) fungsi utama yaitu:

pertama, Laporan Kinerja ini sebagai sarana untuk pertanggungjawaban; kedua,

sebagai sarana evaluasi atas pencapaian kinerja Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna

Sosial dan Korban Perdagangan Orang dalam peningkatan kinerja pada tahun

mendatang.

Laporan Kinerja (LAKIN) Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban

Perdagangan Orang dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya

Jakarta, Desember 2018

DIREKTUR REHABILITASI SOSIAL TS dan KPO

DR. SONNY W. MANALU, MM

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KORBAN PERDAGANGAN ORANG

2018

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... i

IKHTISAR EKSEKUTIF ..................................................................................................... iv

BAB I :

PENDAHULUAN ................................................................................................................. 1

A. GAMBARAN UMUM ............................................................................................ 1

1. Tugas Pokok ........................................................................................................ 1

2. Fungsi ................................................................................................................. 1

3. Struktur Organisasi ……………………………………………………………. 2

4. Unit Pelaksana Teknis ………………………………………………………….7

5. Dekonsentrasi …………………………………………………………………..8

B. DASAR HUKUM ................................................................................................... 8

C. ASPEK STRATEGIS ............................................................................................ 10

F. SISTEMATIKA PENYAJIAN ............................................................................. 12

BAB II :

PERENCANAAN KINERJA .............................................................................................. 14

A. Rencana Pembangunan Jangka Menengah nasional……………………………..14

B. Rencana Strategis 2015-2019 ................................................................................ 14

1. Arah Kebijakan ................................................................................................. 16

2. Tujuan Strategis Tahun 2015-2019 ............................................................... 17

3. Sasaran Strategis Tahun 2018 ........................................................................ 17

4. Indikator Kinerja Utama (IKU) ....................................................................... 19

5. Penetapan Kinerja ……………………………………………………………. 21

BAB III :

AKUNTABILITAS KINERJA ........................................................................................... 24

A. Capaian Kinerja Tahun 2018 ................................................................................. 24

B. Analisis Capaian Kinerja ....................................................................................... 28

C. Realisasi Anggaran ................................................................................................ 55

D. Perbandingan akumulasi capaian Kinerja ............................................................. 75

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KORBAN PERDAGANGAN ORANG

2018

iii

BAB V :

PENUTUP ........................................................................................................................... 76

A. Kesimpulan ............................................................................................................ 76

B. Saran ...................................................................................................................... 76

LAMPIRAN - LAMPIRAN

Lampiran 1

Rencana Kinerja Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial Tahun 2018 .............................

Lampiran 2

Penetapan Kinerja Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial Tahun 2018 ...........................

Lampiran 3

Indikator Kinerja Utama Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial Tahun 2018 .................

Lampiran 4

Indikator Kinerja Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial Tahun 2018 .............................

Lampiran 5

Capaian Kinerja Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial Tahun 2018 ...............................

Lampiran 6

Realisasi Anggaran Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial Tahun 2018- ........................

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KORBAN PERDAGANGAN ORANG

2018

iv

Laporan Kinerja (LAKIN) Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan

Korban Perdagangan Orang berisi laporan capaian kinerja (performance result)

dengan mengacu pada Rencana Strategis Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial

dan Korban Perdagangan Orang yang didalamnya menyajikan dan melaporkan

kegiatan yang dilakukan berdasarkan tugas dan fungsi Kementerian Sosial khususnya

di bidang Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang selama

pelaksanaan kegiatan tahun anggaran 2018.

Laporan Kinerja (LAKIN) dimaksudkan sebagai laporan Direktorat

Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang untuk

mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan visi dan misi

yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan dan sasaran dalam Rencana Kinerja

Tahunan dan Penetapan Kinerja serta Pengukuran Kinerja Tahun 2018 sebagai

umpan balik untuk memacu perbaikan kinerja Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna

Sosial dan Korban Perdagangan Orang di tahun mendatang dengan memuat hasil

analisis capaian kinerja terutama sasaran yang bersifat strategis dengan indikator

kinerja yang terukur dan akuntabel.

Selama tahun 2018, sasaran-sasaran strategis yang berhasil dicapai oleh

Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang adalah

sebagai berikut :

NO. SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR

KINERJA PROGRAM

SASARAN KEGIATAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA

TARGET

CAPAIAN SATUAN

Meningkatnya keberfungsian sosial PMKS dan kelompok marjinal lainnya

Persentase (%) Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang yang mampu memanfaatkan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar

Meningkatnya Penyelenggaraan Rehabilitasi Sosial bagi Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang

Jumlah Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang yang mendapatkan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar dan fasilitasi hak dasar

12.450

11.537

Orang

Jumlah Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang yang

1.550 1.868 Orang

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KORBAN PERDAGANGAN ORANG

2018

v

NO. SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR

KINERJA PROGRAM

SASARAN KEGIATAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA

TARGET

CAPAIAN SATUAN

mendapatkan fasilitasi askses usaha

Tercapainya target melebihi 100% pada sasaran-sasaran strategis sebagaiman

tersebut diatas disebakan oleh perencanaan yang matang, sosialisasi yang intensif,

koordinasi yang terus-menerus, serta sistem seleksi penerima manfaat dan

pendampingan yang baik.

Tidak tercapainya target 100 % di sebabkan karena tidak tercaainya target

pemulangan WNI-M KPO deportasi dari Malaysia sebanyak 10.000 dan hanya

terealisasi sebanyak 7.920 orang di karenakan adanya perubahan kebijakan dari

pemerintah Malaysia terhadap anggaran pemulangan WNI-M KPO dari Indonesia

yang semula dianggarkan sampai ke tanjung pinang kepri menjadi pulang secara

mandiri.

Dalam mewujudkan tujuan dan sasaran strategis, Direktorat Pelayanan dan

Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang ditunjang dengan

alokasi anggaran sebesar Rp 99.818.520.000,- [Sembilan Puluh Sembilan Milyar

delapan ratus delapan belas juta lima ratus dua puluh ribu rupiah). Adapun realisasi

anggaran Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan orang

adalah sebesar Rp 94.035.589.477,- (Sembilan puluh empat ,ilyar tiga puluh lima juta

lima ratus delapan puluh Sembilan ribu empat raus tujuh puluh tujuh rupiah) atau

94,21 % , dengan rincin sebaga berikut:

NO. SATKER TARGET ANGGARAN

TARGET REALISASI % ANGGARAN REALISASI %

TOTAL 15.041 13.238 88,01%

99.818.520.000 94.035.589.477 94,21%

1. PUSAT 12.420 10.590 85,27%

45.542.283.000 41.408.860.390 90,92%

2. UPT 1.391 1.418 101,94%

46.587.159.000 45.831.179.738 98,38%

3. DEKON 1.230 1.230 100,00%

7.689.078.000 6.795.549.349 88,38%

Besarnya sisa anggaran tersebut sebagian besar disebabkan : (1)

Pengembalian sisa LS perjalanan (karena tiket harus real cost); (2)tidak terpenuhinya

target pemulangan WNI-M KPO deportasi Malaysia dikarenanya perubahan kebijakan

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KORBAN PERDAGANGAN ORANG

2018

vi

dari pemerintah Malaysia untuk tidak mengganggarkan pemulangan WNI, sehingga

target hanya bisa tercapai jika pulang mandiri (3) Jumlah LKS yang menangani

permasalahan Tuna Susila dan Korban Perdagangan Orang terbatas, sehingga

sebagian anggaran untuk LKS dikembalikan ke Negara atau tidak terpakai (4) ada

beberapa Dinas Sosial propinsi yang belum maksimal dalam melaksanakan anggaran

yang diberikan.

Dari pelaksanaan kegiatan selama tahun anggaran 2018, ditemukan berbagai

permasalahan yang menjadi kendala, antara lain : (1) Adanya revisi anggaran

dikarenakan kebijakan pimpinan; (2) Banyaknya jenis PMKS yang menjadi tanggung

jawab Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial (delapan Jenis PMKS) tidak

sebanding dengan alokasi anggaran sehingga sulit untuk mengoptimalkan target

kuantitatif maupun kualitatif; (3) Kesulitan dalam mendapatkan data by name by

address yang valid dan akurat; (4) Kurang optimalnya jaringan kerja antara sektor

terkait dalam penanganan masalah tuna sosial; (5) Kurangnya peran serta

masyarakat/Orsos dalam dalam penanganan masalah tuna sosial.

Meskipun target dapat tercapai 100% dalam pelaksanaan kegiatan, namun

masih memiliki kendala-kendala. Untuk mengatasi kendala tersebut, dilakukan

beberapa pemecahan masalah sebagai berikut : (1) Melakukan Revisi sesuai dengan

aturan dan Bagan Akun Standard; (2) Melakukan kegiatan dalam bentuk

pengembangan Model dengan harapan model tersebut dapat dijadikan acuan oleh

Pemerintah Daerah dalam penanganan PMKS sejenis ; (3) Direktorat Rehabilitasi

Sosial Tuna Sosial pro aktif melakukan komunikasi baik lisan maupun tertulis kepada

Pemerintah Daerah dan Lembaga Kesejahteraan Sosial Tuna Sosial dan Korban

Perdagangan Orang untuk mengirimkan hasil updating data; (4) Mendorong dan

memotivasi pemerintah daerah untuk mengalokasikan dana guna mendukung

kegiatan penanganan masalah tuna sosial dan (5) Mencari sumber-sumber baru

sebagai mitra serta Menumbuhkan partisipasi masyarakat.

Adapun capaian outcome rehabilitasi sosial tuna sosial dan korban perdagangan

orang pada tahun 2018 adalah sebagai berikut:

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KORBAN PERDAGANGAN ORANG

2018

vii

Kegiatan Outcome target Capaian

Meningkatnya keberfungsian sosial PMKS dan kelompok marjinal lainnya

Terpenuhinya kebutuhan dan hak dasar tuna sosial dan korban perdagangan orang

11.537

2.443

Meningkatnya akses tuna sosial dan korban perdagangan orang dalam mendapatkan fasilitas akses usaha

1.868

374

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO

2018

Laporan Kinerja

Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. GAMBARAN UMUM

Berdasarkan Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor

20/HUK/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Sosial RI, tugas

pokok dan fungsi Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan KPO adalah

sebagai berikut:

1. Tugas Pokok

Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang

mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk melaksanakan perumusan dan

pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria,

serta pemberian bimbingan teknis dan supervisi serta evaluasi dan

pelaporan di bidang rehabilitasi sosial tuna sosial dan korban perdagangan

orang.

2. Fungsi

Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan

Korban Perdagangan orang menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

a. Perumusan kebijakan di bidang rehabilitasi sosial gelandangan dan

pengemis, tuna susila, bekas warga binaan lembaga pemasyarakatan,

korban perdagangan orang, tindak kekerasan, eks tuna susila, dan

pelayanan sosial orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dan kelompok

minoritas;

b. Pelaksanaan kebijakan di bidang rehabilitasi sosial gelandangan dan

pengemis, tuna susila, bekas warga binaan pemasyarakatan, korban

perdagangan orang, korban tindak kekerasan, eks tuna susila, dan

pelayanan sosial orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dan kelompok

minoritas;

c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang rehabilitasi

sosial gelandangan dan pengemis, bekas warga binaan pemasyarakatan,

korban perdagangan orang, korban tindak kekerasan, eks tuna susila dan

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO

2018

Laporan Kinerja

Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 2

pelayanan sosial orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dan kelompok

minoritas;

d. Pemberian bimbingan teknis di bidang rehabilitasi sosial gelandangan

dan pengemis, bekas warga binaan pemasyarakatan, korban

perdagangan orang, korban tindak kekerasan, eks tuna susila, dan

pelayanan sosial orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dan kelompok

minoritas;

e. Evaluasi dan Pelaporan pelaksanaan kebijakan di bidang rehabilitasi

sosial gelandangan dan pengemis, bekas warga binaan lembaga

pemasyarakatan,korban perdagangan orang, korban tindak kekerasan,

eks tuna susila, dan pelayanan sosial orang dengan HIV/AIDS (ODHA)

dan kelompok minoritas; dan

f. Pelaksanaan urusan tata usaha, perencanaan program dan anggaran,

kepegawaian, dan rumah tangga Direktorat.

3. Struktur Organisasi

STRUKTUR DAN SUSUNAN ORGANISASI

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO

2018

Laporan Kinerja

Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 3

Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan KPO, terdiri dari :

a. Subdirektorat Rehabilitasi Sosial Gelandangan dan Pengemis;

b. Subdirektorat Rehabilitasi Korban Perdagangan Orang dan Tindak

Kekerasan;

c. Subdirektorat Rehabilitasi Sosial Bekas Warga Binaan Pemasyarakatan;

d. Subdirektorat Rehabilitasi Sosial Tuna Susila dan Orang dengan HIV/AIDS

dan Kelompok Minoritas; dan

e. Subbagian Tata Usaha.

Dengan rincian tugas sebagai berikut :

a. Subdirektorat Rehabilitasi Sosial Gelandangan dan Pengemis.

Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan

kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta

pemberian bimbingan teknis, dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di

bidang rehabilitasi sosial gelandangan dan pengemis.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut diatas Subdirektorat

Rehabilitasi Sosial Gelandangan dan Pengemis menyelenggarakan fungsi :

1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang rehabilitasi sosial

gelandangan dan pengemis;

2. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang rehabilitasi sosial

gelandangan dan pengemis;

3. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang

rehabilitasi sosial gelandangan dan pengemis;

4. Penyiapan pemberian bimbingan teknis di bidang rehabilitasi sosial

gelandangan dan pengemis; dan

5. Penyiapan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang rehabilitasi sosial

gelandangan dan pengemis.

Subdirektorat Rehabilitasi Sosial Gelandangan dan Pengemis terdiri dari:

a. Seksi Pemulihan; yang bertugas melakukan melakukan penyiapan

bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma,

standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO

2018

Laporan Kinerja

Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 4

Supervisi, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang

Pengembangan kemampuan; dan

b. Seksi Pengembangan Kemampuan, yang bertugas melakukan

penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan

norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan

teknis dan supervisi, evaluasi, dan Pelaporan di bidang pengembangan

kemampuan.

b. Subdirektorat Rehabilitasi Sosial Korban Perdagangan Orang Dan

Korban Tindak Kekerasan.

Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan

kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta

pemberian bimbingan teknis, dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi,

dan pelaporan di bidang rehabilitasi sosial korban perdagangan orang dan

korban tindak kekerasan.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut diatas, Subdirektorat

Rehabilitasi Sosial korban perdagangan orang dan tindak kekerasan

menyelenggarakan fungsi :

1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang rehabilitasi sosial Korban

perdagangan orang dan Tindak kekerasan;

2. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang rehabilitasi sosial korban

perdagagangan orang dan tindak kekerasan;

3. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di

bidang rehabilitasi sosial korban perdagangan orang dan tindak

kekerasan;

4. Penyiapan bahan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang

rehabilitasi sosial korban perdagangan dan korban tindak kekerasan;

dan

5. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang rehabilitasi sosial

korban perdagangan orang dan korban tindak kekerasan.

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO

2018

Laporan Kinerja

Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 5

Subdirektorat Rehabilitasi Sosial korban perdagangan orang dan tindak

kekerasan terdiri dari:

1. Seksi Rehabilitasi Sosial korban perdagangan orang bertugas

melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,

penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian

bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan

pelaporan di bidang rehabilitasi sosial korban perdagangan orang; dan

2. Seksi Rehabilitasi Sosial Korban Tindak Kekerasan bertugas melakukan

penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan

norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan

teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di

bidang rehabilitasi sosial korban tindak kekerasan.

c. Subdirektorat Rehabilitasi Sosial Sosial Bekas Warga Binaan

Pemasyarakatan

Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan

kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta

pemberian bimbingan teknis, dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi,

dan pelaporan di bidang rehabilitasi sosial bekas warga binaan

pemasyarakatan.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut diatas, Subdirektorat

Rehabilitasi Sosial Sosial Bekas Warga Binaan Pemasyarakatan

menyelenggarakan fungsi:

1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang rehabilitasi sosial bekas

warga binaan pemasyarakatan;

2. Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang rehabilitasi sosial

bekas warga binaan pemasyarakatan;

3. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di

bidang rehabilitasi sosial bekas warga binaan pemasyarakatan;

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO

2018

Laporan Kinerja

Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 6

4. Penyiapan bahan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang

rehabilitasi sosial bekas warga binaan pemasyarakatan; dan

5. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan di bidang

rehabilitasi sosial bekas warga binaan pemasyarakatan.

Subdirektorat Rehabilitasi Sosial Sosial Bekas Warga Binaan

Pemasyarakatan terdiri dari :

1. Seksi Reintegrasi Sosial, Penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan

kebijakan, penyusunan norma,standard,prosedure,dan kriteria,

pemberian bimbingan teknis dan supervisi serta pemantauan, evaluasi,

dan pelaporan di bidang reintegrasi sosial; dan

2. Seksi Pengembangan Kapasitas, mempunyai tugas melakukan penyiapan

bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma,

standar, serta pemanatauan, evaluasi, dan pelaporan dibidang

pengembangan Kapasitas.

d. Subdirektorat Rehabilitasi Sosial Sosial Tuna Susila dan Orang Dengan

HIV/AIDS

Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan

kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta

pemberian bimbingan teknis, dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi dan

pelaporan di bidang rehabilitasi sosial tuna susila dan orang dengan

HIV/AIDS dan Kelompok Minoritas.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana diatas, Subdirektorat Rehabilitasi

Sosial Tuna Susila dan Orang Dengan HIV/AIDS menyelenggarakan fungsi :

1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang rehabilitasi sosial eks tuna

susila, orang dengan HIV/AIDS dan kelompok minoritas;

2. Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang rehabilitasi sosial

eks tuna susila, Orang dengan HIV/AIDS dan kelompok minoritas;

3. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di

bidang rehabilitasi sosial eks tuna susila, kelompok minoritas, dan

orang dengan HIV/AIDS ;

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO

2018

Laporan Kinerja

Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 7

4. Penyiapan pemberian bimbingan teknis supervisi di bidang rehabilitasi

sosial eks tuna susila, kelompok minoritas, dan orang dengan

HIV/AIDS; dan

5. Penyiapan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan

kebijakan di bidang rehabilitasi sosial eks tuna susila, kelompok

minoritas, orang dengan HIV/AIDS.

Subdirektorat Rehabilitasi Sosial Orang Dengan HIV/AIDS terdiri dari :

1. Seksi Rehabilitasi Sosial Tuna Susila dan kelompok minoritas yang

bertugas melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan

kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta

pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan,

evaluasi,dan pelaporan di bidang rehabilitasi sosial tuna susila dan

Kelompok minoritas; dan

2. Seksi Rehabilitasi Sosial Orang dengan HIV/AIDS mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan

penyusunan norma standart, prosedure dan kriteria pemberian

bimbingan teknis dan supervisi serta pemantauan, evaluasi, dan

pelaporan dibidang rehabilitasi sosial orang dengan HIV/AIDS.

e. Subbagian Tata Usaha

Mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha, kepegawaian, dan rumah

tangga Direktorat.

4. Unit Pelayanan Teknis

Direktorat Rehabilitasi sosial tuna sosial dan korban perdagangan orang

mempunyai 5 unit peleksana teknis yaitu

1. Panti Rehsos Wanita Tuna Susila “Mulya Jaya” Jakarta

2. Panti Rehsos Gelandangan dan Pengemis “Pangudi Luhur” Bekasi

3. Panti Rehsos Orang Dengan HIV “ Bahagia” Medan

4. Panti Rehsos Orang Dengan HIV “Wasana Bahagia” Ternate

5. Loka Rehsos Orang Dengan HIV “Kahuripan” Sukabumi

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO

2018

Laporan Kinerja

Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 8

5. Dekonsentrasi

Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan KPO memberikan dana

dekonsentrasi kepada 34 Provinsi dengan anggaran sebesar

Rp. 7.689.078.000,- (tujuh milyar enam ratus delapan puluh sembilan juta

tujuh puluh delapan ribu rupiah) dan target sebanyak 1.215 orang.

B. DASAR HUKUM

Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan KPO merupakan salah satu

unit teknis Kementerian Sosial RI dan bertanggung jawab langsung kepada

Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial yang melaksanakan tugasnya berlandaskan

peraturan perundang-undangan, antara lain:

1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2OO4 tentang Perbendaharaan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO4 Nomor 5);

2. Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1984 tentang

Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi

Terhadap Wanita.

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara.

4. Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan Antar Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2007 tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang.

6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2015 tentang APBN

2016.

7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2009 tentang

Kesejahteraan Sosial.

8. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1984 Tentang Penghapusan Segala Bentuk

Diskriminasi terhadap Perempuan (Convention of the elimination of all form

of discrimination against Women) (Lembaran Negara Tahun 1984 Nomor 29,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 3277)

9. Undang-undang Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberatasan Tindak

Pidana Perdagangan Orang

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO

2018

Laporan Kinerja

Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 9

10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan

dan Kinerja Instansi pemerintah (Lembaran negara Republik Indonesia

Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4614);

11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1980 tentang

Penanggulangan Gelandangan dan Pengemis.

12. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan

Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019

13. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

14. Peraturan Presiden Republik Indonesia., Nomor 165 Tahun 2014 tentang

Penataan Tugas dan Fungsi Kabinet Kerja (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 339);

15. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan

Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi

Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah

terakhir dengan Peraturan presiden Nomor 135 Tahun 2014

16. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 1983 tentang

Koordinasi Penanggulangan Gelandangan dan Pengemis.

17. Peraturan Bersama Menteri Hukum dan HAM, Menteri Tenaga Kerja dan

Transmigrasi dan Menteri Sosial Nomor :19 Tahun 2014, Nomor :11 Tahun

2014 dan Nomor : 04 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Program

Pelatihan Kerja Bagi warga Binaan Pemasyarakatan Serta Rehabilitasi Sosial

dan Reintegrasi Sosial Bekas Warga Binaan Pemasyarakatan.

18. Peraturan Menpan dan RB Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis

Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan

Kinerja Instansi Pemerintah

19. Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor: 20/HUK/2015 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Sosial RI.

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO

2018

Laporan Kinerja

Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 10

C. ASPEK STARTEGIS

Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan

Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 dimana Direktorat Jenderal rehabilitasi

Sosial telah menetapkan 3 prioritas yaitu : 1) Ketelantaran 2) Kecacatan 3)

Ketunaan Sosial. Prioritas yang terkait tugas dan fungsi Direktorat Rehabilitasi

Sosial Tuna Sosial adalah prioritas ketiga ketunaan sosial. Ketunaan Sosial,

meliputi warga masyarakat yang mengalami gangguan fungsi sosial akibat

ketidakmampuan melakukan penyesuaian sosial, yaitu (a) tuna susila; (b) anak

berhadapan dengan hukum/nakal; (c) anak yang membutuhkan perlindungan

khusus; (d) korban penyalahgunaan napza; (e) gelandangan; (f) pengemis; (g)

orang dengan HIV/AIDS; (h) bekas narapidana. Berdasarkan hal tersebut diatas

dan Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor: 20/HUK/2015 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Sosial RI, PMKS tuna sosial yang menjadi

kewenangan Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan

Orang meliputi: Gelandangan, pengemis, korban perdagangan orang dan tindak

kekerasan, bekas warga binaan pemasyarakatan, tuna susila dan orang dengan

HIV/AIDS serta kelompok minoritas dalam hal ini adalah waria.

Permasalahan ketunaan sosial sering kali dipacu oleh perubahan sikap dan

tingkah laku, pola dan gaya hidup serba instan serta memburu kesenangan sesaat

diantaranya terjadinya persaingan tenaga kerja yang sangat ketat menuntut

keahlian dan keterampilan tertentu disamping adanya tuntutan pemenuhan

kebutuhan dasar yang sangat mendesak. Fenomena tersebut merangsang

tumbuhnya berbagai penyakit masyarakat yang kronis, perilaku menyimpang,

ketunasusilaan, gelandangan, pengemis, perilaku kriminal dan sebagainya.

Pada sudut lain meningkatnya jumlah keluarga miskin dan angka putus

sekolah di berbagai tingkat pendidikan, menurunnya kesempatan kerja dan

maraknya berbagai konflik sosial dan politik yang muncul diberbagai wilayah.

Keadaan ini diperparah dengan terjadinya transisi sistem pemerintahan yang

bersifat sentralisasi ke desentralisasi dan era perdagangan bebas (AFTA). Dalam

situasi ini masih banyak implementasi konsep kebijakan yang membutuhkan

waktu cukup lama dalam penerapannya. Keadaan ini membuat sebagian

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO

2018

Laporan Kinerja

Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 11

masyarakat tidak terkendali dan berusaha untuk survive dengan cara instan,

seperti mengemis, mencuri, memalak, menipu, menodong, melacur,

mengeksploitasi anak dan perempuan untuk tujuan seks, perdagangan orang dan

tindak kekerasan dan lain - lain cara mencari nafkah yang melanggar hukum dan

norma - norma sosial dan agama.

Selanjutnya program tersebut diimplementasikan dalam kegiatan teknis

melalui satuan kerja operasional baik satuan kerja kantor pusat dan satuan kerja

unit pelayanan teknis (panti/non panti), satuan kerja perangkat daerah serta

mengakomodasikan kegiatan yang bersifat intervensi pada basis masyarakat

dengan menitikberatkan pada pendekatan kewilayahan yang bertujuan untuk

meningkatkan keberfungsian dan keberdayaan potensi penyandang masalah dan

mitra kerja, dalam rangka pencapaian kesejahteraan sosial yang lebih tersruktur.

Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang

sesuai tugas dan fungsinya telah melaksanakan berbagai kegiatan program searah

dengan kebijakan Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial dalam kegiatan

penanganan masalah tuna sosial dengan mendayagunakan potensi dan sumber

kesejahteraan sosial (PSKS) yang tersedia. Seiring dengan perkembangan situasi

dan kondisi permasalahan tuna sosial terdapat penyesuaian penyebutan beberapa

PMKS pada penanganan permasalahan tuna sosial. Hal ini bertujuan untuk

menghindari adanya “stigma dan labeling” terhadap PMKS, sehingga upaya

penanganan masalah tuna sosial dilakukan melalui kegiatan rehabilitasi sosial

bertujuan untuk :

a. Memberikan pelayanan, memulihkan dan mengentaskan penyandang masalah

sosial tuna sosial agar dapat hidup secara wajar.

b. Menggali dan memanfaatkan potensi sumber kesejahteraan sosial untuk

peningkatan dan pemerataan pelayanan sosial serta mengembangkan

kepedulian dan tanggung jawab sosial masyarakat.

c. Meningkatkan kualitas dan profesionalitas sumber daya manusia

penyelenggara rehabilitasi sosial tuna sosial dan Korban perdagangan orang.

d. Memberikan perlindungan dan advokasi sosial bagi tuna sosial dan korban

perdagangan orang.

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO

2018

Laporan Kinerja

Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 12

D. SISTEMATIKA PENYAJIAN

Pada dasarnya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAPORAN KINERJA) ini

adalah untuk mengkomunikasikan pencapaian kinerja Direktorat Rehabilitasi

Sosial Tuna Sosial & KPO selama tahun 2018. Capaian kinerja (performance

result) 2018 tersebut diperbandingkan dengan Rencana Kinerja (performance

plan) 2018 sebagai tolak ukur keberhasilan tahunan organisasi. Dengan pola

pikir tersebut, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang

disusun dengan sistematika penyajian sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas penjelasan umum organisasi,

dengan aspek strategis organisasi serta isu strategis.

Bab II Perencanaan Kinerja 2018, menjelaskan ringkasan/ikhtisar perjanjian

kinerja Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial & KPO tahun 2015-

2019.

Bab III Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan analisis pencapaian kinerja

Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan KPO dikaitkan dengan

pertanggung jawaban publik terhadap pencapaian strategis untuk tahun

2018.

Bab IV Penutup, menjelaskan kesimpulan dari Laporan Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan

Korban Perdagangan Orang menguraikan rekomendasi yang diperlukan

untuk perbaikan kinerja di masa yang akan datang.

Lampiran :

1. Rencana Kinerja Tahunan tahun 2018 Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial

& Korban Perdagangan Orang

2. Indikator Kinerja tahun 2018 Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan

Korban Perdagangan Orang.

3. Indikator Kinerja Utama tahun 2018 Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial

Korban Perdagangan Orang.

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO

2018

Laporan Kinerja

Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 13

4. Penetapan Kinerja tahun 2018 Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan

Korban Perdagangan Orang.

5. Perjanjian Kinerja tahun 2018 Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan

Korban Perdagangan Orang

6. Capaian Kinerja tahun 2018 Direktorat rehabilitasi sosial tuna sosial dan korban

perdagangan orang

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO

2018

Laporan Kinerja

Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 14

BAB II :

PERENCANAAN KINERJA

Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya agar efektif, efisien dan

akuntabel, Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang

berpedoman pada dokumen perencanaan yang terdapat pada :

a. RPJMN 2015-2019;

b. Renstra Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial 2015-2019;

c. Penetapan Kinerja Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan KPO Tahun

2018.

A. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019

merupakan tahap ketiga dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Nasional (RPJPN) 2015-2025 yang ditetapkan melalui Undang-Undang Nomor 17

Tahun 2007. Visi Pembangunan Nasional Jangka Panjang 'terwujudnya Indonesia

yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong. Upaya

mencapai visi jangka panjang tersebut harus disusun secara sistematik dan

berkesinambungan, terorganisir, dan dilaksanakan dengan penuh ketekunan,

disiplin, dan kerja keras yang dinyatakan dalam rumusan misi dan sasaran .

Misi pembangunan 2015 - 2019 adalah :

1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah,

menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumberdaya maritim,

dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.

2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan dan demokratis

berlandaskan negara hukum

3. Mewujudkan politik luar negeri bebas aktif dan memperkuat jati diri sebagai

negara maritim

4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang mandiri, maju, dan

sejahtera

5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO

2018

Laporan Kinerja

Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 15

6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan

berbasiskan kepentingan nasional

7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan

Pembukaan UUD 1945 mengamanatkan untuk melindungi segenap bangsa

Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan

kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan

ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan

sosial. Dengan amanah diatas maka Rencana Pembangunan Jangka Menengah

2015 - 2019 ini juga diarahkan untuk menjadi sebuah rencana kerja jangka

menengah yang bersifat menyeluruh. Persoalan yang bersifat lintas sektor harus

ditangani secara holistik dan tidak terfragmentasi sehingga dapat menyelesaikan

persoalan yang sebenarnya. Pencapaian kinerja pembangunan tersebut menjadi

komitmen semua pihak khususnya instansi pemerintah untuk dapat

merealisasikannya secara sungguh-sungguh untuk kepentingan rakyat dan bangsa

Indonesia.

Sementara itu ada juga 9 program unggulan yang diberi nama nawacita, salah

satunya tentang komitmennya dalam pemberantasan korupsi. Komitmen inilah

yang saat ini dinantikan seluruh rakyat Indonesia agar Presiden Jokowi

mengambil langkah tegas menyelamatkan KPK.

Berikut 9 program unggulan Presiden yang di sebut dengan “Nawa Cita” :

1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan

memberikan rasa aman pada seluruh warga negara

2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintah

yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya

3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan

desa dalam kerangka negara kesatuan

4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan

hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya

5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia

6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO

2018

Laporan Kinerja

Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 16

7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor sektor

strategis ekonomi domestic

8. Melakukan revolusi karakter bangsa

9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia

B. Rencana Strategis Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban

Perdagangan Orang Tahun 2015-2019

Renstra Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan

Orang tahun 2015-2019 telah disusun tetapi masih menunggu penyempurnaan

yang akan disesuaikan dengan unit eselon satu Direktorat Jenderal Rehabilitasi

Sosial dan renstra Kementerian Sosial RI sehingga ditetapkan oleh Direktur

Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang sebagai berikut :

1. Arah Kebijakan

Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan KPO sudah memiliki Renstra

2015-2019 yang telah ditetapkan oleh Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna

Sosial dan Korban Perdagangan Orang.

Adapun arah dari Renstra 2015-2019 adalah sebagai berikut :

a. Memujudkan perlindungan sosial yang komprehensif melalui rehabilitasi

sosial tuna sosial dan korban perdagangan orang berbasis komunitas

dan pelayanan dalam lembaga / Panti sebagai alternative terakhir.

b. Mewujudkan pengembangan penghidupan yang berkelanjutan dalam

rangka peningkatan kapasitas dan keterampilan tuna sosial dan korban

perdagangan orang melalui pendampingan dan bantuan stimulant.

c. Mewujudkan perluasan pelayanan dasar melalui pemenuhan kebutuhan

dasar, fasilitasi akses hak dasar dan inklusivitas bagi PMKS tuna sosial

dan korban perdagangan orang pada setiap aspek kehidupan.

2. Tujuan Strategis Tahun 2015-2019

Adapun tujuan strategis Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban

Perdagangan Orang adalah sebagai berikut :

a. Meningkatnya kemampuan kelompok marginal lainnya dalam pemenuhan

hak dasar dan inklusivitas

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO

2018

Laporan Kinerja

Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 17

b. Meningkatnya kualitas, kuantitas dan jangkauan di bidang rehabilitasi sosial

tuna sosial dan korban perdagangan orang.

c. Penguatan Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia (SDM) Penyelenggara

Kesejahteraan Sosial

3. Sasaran Strategis Tahun 2018

Berdasarkan tujuan di atas, dalam menjabarkan sasaran-sasaran strategis

yang akan dicapai pada tahun 2018. Sasaran strategis dan indikator kinerja

sebagai alat ukur keberhasilan sasaran strategis selama tahun 2015 - 2019

adalah sebagai berikut :

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Progam Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Utama

Meningkatnya keberfungsian sosial PMKS dan kelompok marjinal lainnya

Persentase (%) tuna sosial dan korban perdagangan orang yang mampu memanfaatkan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar

Meninggkatnya penyelenggaraan rehabilitasi sosial bagi tuna sosial dan korban perdagangan orang

Jumlah tuna sosial dan korban perdagangan orang yang mendapatkan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar dan fasilitasi hak dasar

Jumlah tuna sosial dan korban perdagangan orang yang mendapatkan fasilitasi akses usaha

Kelompok sasaran tersebut adalah sebagai berikut :

1. Gelandangan dan pengemis

2. Bekas warga binaan pemasyarakatan (BWBP)

a. Eks napi

b. Keluarga napi

3. Tuna Susila.

a. WTS (Wanita Tuna Susila)

4. HIV dan AIDS

a. ODHA (orang dengan HIV dan AIDS)

b. ADHA (anak dengan HIV dan AIDS)

c. Keluarga ODHA dan ADHA

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO

2018

Laporan Kinerja

Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 18

5. Kelompok Minoritas Waria penyandang PMKS

a. Waria

b. Keluarga waria

c. Lingkungan sosial

6. Korban Perdagangan Orang

7. Korban Tindak Kekerasan

8. Orang tua, keluarga dan masyarakat, yang berperan sebagai pendukung

pelayanan sosial bagi penyandang masalah tuna sosial.

9. Kelompok-kelompok dilingkungan luar keluarga penerima pelayanan,

seperti kelompok perkumpulan warga, tokoh masyarakat, tokoh agama,

adat dll.

10.Lembaga pemerintahan setempat, organisasi sosial/ LSM, Yayasan,

Perguruan Tinggi, dunia usaha, media massa, organisasi profesi, pemuka

masyarakat, relawan sosial maupun warga masyarakat lainnya yang peduli

terhadap permasalahan tuna sosial.

4. Indikator Kinerja Utama (IKU)

Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan KPO telah menetapkan Indikator

Kinerja Utama (IKU) secara berjenjang, sebagai ukuran keberhasilan

organisasi dalam mencapai sasaran strategis organisasi. Indikator kinerja

utama ditetapkan dengan memilih indikator-indikator kinerja yang ada di

dalam Renstra Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan KPO tahun 2015-

2019, sebagai berikut :

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Progam

Sasaran Kegiatan

Indikator Kinerja Utama

Kegiatan

Meningkatnya keberfungsian sosial PMKS dan kelompok marjinal lainnya

Persentase (%) tuna sosial dan korban perdagangan orang yang mampu memanfaatkan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar

Meningkatnya penyelenggaraan rehabilitasi sosial bagi tuna sosial dan korban perdagangan orang

Jumlah tuna sosial dan korban perdagangan orang yang mendapatkan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar dan fasilitasi hak dasar

Pemberian bantuan jaminan hidup berupa permakanan dalam rehabilitasi sosial gelandangan dan pengemis melalui pengembangan model “Desaku Menanti”

Pemulangan WNI-M KPO deportasi dari Malaysia

Rehabilitasi dan perlindungan KTK di RPTC Bambu Apus

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO

2018

Laporan Kinerja

Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 19

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Progam

Sasaran Kegiatan

Indikator Kinerja Utama

Kegiatan

Rehabilitasi sosial korban trafficking perempuan di RPSW

Rehabilitasi dan perlindungan sosial waria di Rumah singgah waria

Rehabilitasi sosial Eks WTS melalui supporting penutupan lokalisasi

Rehabilitasi sosial wanita tuna susila di Panti Rehsos Wanita Tuna Susila “Mulya Jaya” Jakarta

Rehabilitasi sosial gelandangan dan pengemis di Panti Rehsos Eks Gelandangan dan Pengemis “Pangudiluhur” Bekasi

Rehabilitasi sosial Orang dengan HIV di Panti Rehsos ODH “Wasana Bahagia” Ternate

Rehabilitasi sosial Orang dengan HIV di Panti Rehsos ODH “Bahagia” Medan

Rehabilitasi sosial Orang dengan HIV di Loka Rehsos ODH “Kahuripan” Sukabumi

Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan orang melalui dana dekonsentrasi di 34 Provinsi

Jumlah tuna sosial dan korban perdagangan orang yang mendapatkan fasilitasi akses usaha

Rehabilitasi Sosial Gepeng melalui pengembangan model “Desaku Menanti”

Rehabilitasi Sosial Gepeng melalui usaha kemandirian

Rehabilitasi Sosial Gepeng melalui pengembangan usaha

Rehabilitasi Sosial BWBP melalui progam agrobisnis

Rehabilitasi Sosial BWBP melalui usaha kemandirian

Rehabilitasi Sosial

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO

2018

Laporan Kinerja

Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 20

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Progam

Sasaran Kegiatan

Indikator Kinerja Utama

Kegiatan

BWBP melalui pengembangan usaha

Rehabilitasi Sosial Korban Tindak Kekerasan melalui usaha kemandirian

Rehabilitasi Sosial Tuna Susila melalui usaha kemandirian

Rehabilitasi Sosial Tuna Susila melalui supporting penutupan lokalisasi

Rehabilitasi Sosial ODHA melalui usaha kemandirian

Rehabilitasi Sosial ODHA melalui pengembangan usaha

Rehabilitasi sosial wanita tuna susila di Panti Rehsos Wanita Tuna Susila “Mulya Jaya” Jakarta

Rehabilitasi sosial gelandangan dan pengemis di Panti Rehsos Eks Gelandangan dan Pengemis “Pangudiluhur” Bekasi

Rehabilitasi sosial Orang dengan HIV di Panti Rehsos ODH “Wasana Bahagia” Ternate

Rehabilitasi sosial Orang dengan HIV di Panti Rehsos ODH “Bahagia” Medan

Rehabilitasi sosial Orang dengan HIV di Loka Rehsos ODH “Kahuripan” Sukabumi

Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan orang melalui dana dekonsentrasi di 34 Provinsi

C. Penetapan Kinerja

Rencana kinerja (Performance Plan) tahun 2018 merupakan penjabaran lebih

lanjut dari Renstra Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial, di dalamnya memuat

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO

2018

Laporan Kinerja

Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 21

seluruh target kinerja yang hendak dicapai pada tahun 2018. Rencana Kinerja

Tahun 2015 merupakan tahun pertama dari periode Renstra 2015 – 2019 yang

disusun berdasarkan Renstra Kementerian Sosial RI. Berdasarkan atas rencana

kinerja tahunan tersebut, selanjutnya menyusun Rencana Kerja Kegiatan dan

Anggaran Kementerian Lembaga (RKA/KL). Setelah mendapatkan persetujuan

anggaran selanjutnya Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban

Perdagangan Orang telah menyusun Penetapan Kinerja Tahun 2018 secara

berjenjang sesuai dengan kedudukan, tugas, dan fungsi. Penetapan kinerja

tersebut merupakan tolok ukur evaluasi akuntabilitas kinerja unit organisasi

yang bersangkutan pada akhir tahun 2018 dan akan dilaporkan dalam LAPORAN

KINERJA tahun 2018 sekaligus sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan

pencapaian tujuan dan sasaran organisasi; menciptakan tolok ukur kinerja sebagi

dasar evaluasi kinerja aparatur; dan sebagai dasar pemberian reward atau

penghargaan dan sanksi.

Penetapan Kinerja Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban

Perdagangan Orang adalah sebagai berikut:

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Progam

Sasaran Kegiatan

Indikator Kinerja Utama

Target Satuan

Meningkatnya keberfungsian sosial PMKS dan kelompok marjinal lainnya

Persentase (%) tuna sosial dan korban perdagangan orang yang mampu memanfaatkan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar

Meningkatnya penyelenggaraan rehabilitasi sosial bagi tuna sosial dan korban perdagangan orang

Jumlah tuna sosial dan korban perdagangan orang yang mendapatkan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar dan fasilitasi hak dasar

12.420 Orang

Jumlah tuna sosial dan korban perdagangan orang yang mendapatkan fasilitasi akses usaha

1.550 Orang

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO

2018

Laporan Kinerja

Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 22

BAB III :

AKUNTABILITAS KINERJA

Pada Bab ini akan dibahas tentang pertanggungjawaban penetapan kinerja sebagai

komitmen dari Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan KPO di Tahun 2018.

A. Capaian Kinerja

Pengukuran tingkat capaian kinerja Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan

Korban Perdagangan Orang tahun 2018, dilakukan dengan cara membandingkan

antara target dengan realisasi masing-masing indikator kinerja sasaran Tahun

2018. Dari hasil pengukuran kinerja tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam

1(satu) tahun secara umum Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan KPO

telah mencapai keberhasilan, yang ditunjukkan dari pencapaian target indikator

kinerja sasaran strategis pada tahun 2018.

Terkait dengan pencapaian target indikator kinerja sasaran strategis pada tahun

2018 Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial & KPO mempunyai realisasi

capaian kinerja sebanyak 15.041 orang atau sebesar 88,01 %. Dengan realisasi

anggaran sebesar Rp 94.035.589.477,- atau sebesar 94,21 %.

Tabel Capaian Target dan Anggaran tahun 2018

NO. SATKER TARGET ANGGARAN

TARGET REALISASI % ANGGARAN REALISASI %

TOTAL 15.041

13.238 88,01%

99.818.520.000 94.035.589.477 94,21%

1. PUSAT 12.420

10.590 85,27%

45.542.283.000 41.408.860.390 90,92%

2. UPT 1.391

1.418 101,94%

46.587.159.000 45.831.179.738 98,38%

3. DEKON 1.230

1.230 100,00%

7.689.078.000 6.795.549.349 88,38%

Berkaitan dengan pengukuran meningkatnya rehabilitasi sosial terhadap

penyandang masalah tuna sosial dan KPO, maka sasaran strategis, indikator

kinerja, target dan realisasinya dapat digambarkan sebagai berikut :

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO

2018

Laporan Kinerja

Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 23

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Progam

Sasaran Kegiatan

Indikator Kinerja Utama

Kegiatan Target Realisasi

Meningkatnya keberfungsian sosial PMKS dan kelompok marjinal lainnya

Persentase (%) tuna sosial dan korban perdagangan orang yang mampu memanfaatkan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar

Meningkatnya penyelenggaraan rehabilitasi sosial bagi tuna sosial dan korban perdagangan orang

Jumlah tuna sosial dan korban perdagangan orang yang mendapatkan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar dan fasilitasi hak dasar

Pemberian bantuan jaminan hidup berupa permakanan dalam rehabilitasi sosial gelandangan dan pengemis melalui pengembangan model “Desaku Menanti”

200 193

Pemulangan WNI-M KPO deportasi dari Malaysia

10.000 7.970

Rehabilitasi dan perlindungan KTK di RPTC Bambu Apus

750 593

Rehabilitasi sosial korban trafficking perempuan di RPSW

35 37

Rehabilitasi dan perlindungan sosial waria di Rumah singgah waria

50 50

Rehabilitasi sosial Eks WTS melalui supporting penutupan lokalisasi

450 61

Rehabilitasi sosial wanita tuna susila di Panti Rehsos Wanita Tuna Susila “Mulya Jaya” Jakarta

280 280

Rehabilitasi sosial gelandangan dan pengemis di Panti Rehsos Eks Gelandangan dan Pengemis “Pangudiluhur” Bekasi

770 770

Rehabilitasi sosial Orang dengan HIV di Panti Rehsos ODH “Wasana Bahagia” Ternate

141 151

Rehabilitasi sosial Orang dengan HIV di Panti Rehsos ODH “Bahagia” Medan

100 100

Rehabilitasi sosial Orang dengan HIV di Loka Rehsos ODH “Kahuripan” Sukabumi

120 117

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO

2018

Laporan Kinerja

Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 24

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Progam

Sasaran Kegiatan

Indikator Kinerja Utama

Kegiatan Target Realisasi

Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan orang melalui dana dekonsentrasi di 34 Provinsi

1.215 1.215

Jumlah tuna sosial dan korban perdagangan orang yang mendapatkan fasilitasi akses usaha

Rehabilitasi Sosial Gepeng melalui pengembangan model “Desaku Menanti”

50 KK 50 KK

Rehabilitasi Sosial Gepeng melalui usaha kemandirian

200 200

Rehabilitasi Sosial Gepeng melalui pengembangan usaha

150 150

Rehabilitasi Sosial BWBP melalui progam agrobisnis

50 50

Rehabilitasi Sosial BWBP melalui usaha kemandirian

250 250

Rehabilitasi Sosial BWBP melalui pengembangan usaha

100 100

Rehabilitasi Sosial Korban Tindak Kekerasan melalui usaha kemandirian

100 100

Rehabilitasi Sosial Korban Perdagangan Orang melalui usaha kemandirian

- 300

Rehabilitasi Sosial Tuna Susila melalui usaha kemandirian

- 389

Rehabilitasi Sosial Tuna Susila melalui supporting penutupan lokalisasi

450 61

Rehabilitasi Sosial ODHA melalui usaha kemandirian

200 214

Rehabilitasi Sosial Kelompok Minoritas (waria) melalui usaha kemandirian

- 4

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO

2018

Laporan Kinerja

Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 25

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Progam

Sasaran Kegiatan

Indikator Kinerja Utama

Kegiatan Target Realisasi

Rehabilitasi sosial wanita tuna susila di Panti Rehsos Wanita Tuna Susila “Mulya Jaya” Jakarta

280 280

Rehabilitasi sosial gelandangan dan pengemis di Panti Rehsos Eks Gelandangan dan Pengemis “Pangudiluhur” Bekasi

770 770

Rehabilitasi sosial Orang dengan HIV di Panti Rehsos ODH “Wasana Bahagia” Ternate

141 151

Rehabilitasi sosial Orang dengan HIV di Panti Rehsos ODH “Bahagia” Medan

100 100

Rehabilitasi sosial Orang dengan HIV di Loka Rehsos ODH “Kahuripan” Sukabumi

120

117

Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan orang melalui dana dekonsentasi di 34 Provinsi

1.215 1.215

Tabel diatas dicapai oleh masing – masing pelaksana kegiatan dengan capaian sebagai

berikut :

NO. SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI SATUAN

DIREKTUR REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KORBAN PERDAGANGAN ORANG

Meningkatnya Penyelenggaraan Rehabilitasi Sosial bagi Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang

1. Jumlah Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang yang mendapatkan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar dan fasilitasi hak dasar

12.420 10.538 Orang

2. Jumlah Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang yang mendapatkan fasilitasi akses usaha

1.550 1.550 Orang

KASUBDIT REHABILITASI SOSIAL GELANDANGAN DAN PENGEMIS

Terwujudnya Rehabilitasi Sosial dalam pemenuhan kebutuhan dasar bagi Gelandangan dan Pengemis

1. Jumlah dokumen program dan kegiatan subdit rehabilitasi sosial gelandangan dan pengemis berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku

6 7 Dokumen

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO

2018

Laporan Kinerja

Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 26

2. Jumlah dokumen kebijakan bidang rehabilitasi sosial bagi gelandangan dan pengemis

1 1 Dokumen

3. Jumlah gelandangan dan pengemis yang terpenuhi kebutuhan dasarnya

400 400 Orang

Terwujudnya Rehabilitasi Sosial dalam fasilitas hak dasar bagi gelandangan dan Pengemis

4. Jumlah gelandangan dan pengemis yang terverifikasi dan tervalidasi

400 400 Orang

5. Jumlah gelandangan dan pengemis yang terfasilitasi hak dasarnya

400 400 Orang

6. Jumlah gelandangan dan pengemis yang mendapatkan akses usaha

400 400 Orang

7. Jumlah lembaga penyelenggaraan rehabilitasi sosial bagi gelandangan dan pengemis yang terverifikasi dan tervalidasi

6 6 Lembaga

8. Jumlah lokasi rehabilitasi sosial gelandangan pengemis yang terverifikasi dan tervalidasi

6 6 Lokasi

Terwujudnya Aparatur Sipil Negara (ASN) yang kompeten subdit rehabilitasi sosial gelandangan dan pengemis

9. Persentase tingkat kehadiran pegawai subdit rehabilitasi sosial gelandangan dan pengemis

98 98 Persen

10. Nilai SKP ASN subdit rehabilitasi sosial gelandangan dan pengemis

BAIK BAIK

Terkelolanya anggaran subdit rehabilitasi sosial gelandangan dan pengemis yang efisien dan akuntabel

11. Persentase penyerapan anggaran subdit rehabilitasi sosial gelandangan dan pengemis

99 97,07 Persen

KASI PEMULIHAN

Terwujudnya Pemulihan dalam pemenuhan kebutuhan dasar bagi Gelandangan dan Pengemis

1. Jumlah dokumen program dan kegiatan seksi pemulihan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku

2 3 Dokumen

2. Jumlah dokumen kebijakan bidang rehabilitasi sosial bagi gelandangan dan pengemis

- -

3. Jumlah gelandangan dan pengemis yang terpenuhi kebutuhan dasarnya

200 200 Orang

Terwujudnya Pemulihan dalam fasilitas hak dasar bagi gelandangan dan Pengemis

4. Jumlah gelandangan dan pengemis yang terverifikasi dan tervalidasi

200 200 Orang

5. Jumlah gelandangan dan pengemis yang terfasilitasi hak dasarnya

200 200 Orang

6. Jumlah gelandangan dan pengemis yang mendapatkan akses usaha

200 200 Orang

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO

2018

Laporan Kinerja

Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 27

7. Jumlah lembaga penyelenggaraan rehabilitasi sosial bagi gelandangan dan pengemis yang terverifikasi dan tervalidasi

3 3 Lembaga

8. Jumlah lokasi rehabilitasi sosial gelandangan pengemis yang terverifikasi dan tervalidasi

3 3 Lokasi

Terwujudnya Aparatur Sipil Negara (ASN) yang kompeten seksi Pemulihan

9. Persentase tingkat kehadiran pegawai seksi Pemulihan

98 98 Persen

10. Nilai SKP ASN seksi Pemulihan Baik Baik

Terkelolanya anggaran seksi Pemulihan yang efisien dan akuntabel

11. Persentase penyerapan anggaran seksi Pemulihan

99 97 Persen

KASI PENGEMBANGAN KAPASITAS

Terwujudnya pengembangan kapasitas dalam pemenuhan kebutuhan dasar bagi Gelandangan dan Pengemis

1. Jumlah dokumen program dan kegiatan seksi pengembangan kapasitas berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku

4 4 Dokumen

2. Jumlah dokumen kebijakan bidang rehabilitasi sosial bagi gelandangan dan pengemis

1 1 Dokumen

3. Jumlah gelandangan dan pengemis yang terpenuhi kebutuhan dasarnya

200 200 Orang

Terwujudnya pengembangan kapasitas dalam fasilitas hak dasar bagi gelandangan dan Pengemis

4. Jumlah gelandangan dan pengemis yang terverifikasi dan tervalidasi

200 200 Orang

5. Jumlah gelandangan dan pengemis yang terfasilitasi hak dasarnya

200 200 Orang

6. Jumlah gelandangan dan pengemis yang mendapatkan akses usaha

200 200 Orang

7. Jumlah lembaga penyelenggaraan rehabilitasi sosial bagi gelandangan dan pengemis yang terverifikasi dan tervalidasi

3 3 Lembaga

8. Jumlah lokasi rehabilitasi sosial gelandangan pengemis yang terverifikasi dan tervalidasi

3 3 Lokasi

Terwujudnya Aparatur Sipil Negara (ASN) yang kompeten seksi pengembangan Kemampuan

9. Persentase tingkat kehadiran pegawai seksi pengembangan Kemampuan

98 98 Persen

10. Nilai SKP ASN seksi pengembangan Kemampuan

BAIK BAIK

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO

2018

Laporan Kinerja

Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 28

Terkelolanya anggaran seksi pengembangan Kemampuan yang efisien dan akuntabel

11. Persentase penyerapan anggaran seksi pengembangan Kemampuan

99 97 Persen

KASUBDIT REHABILITASI SOSIAL BWBP

Terwujudnya Rehabilitasi Sosial dalam pemenuhan kebutuhan dasar bagi Bekas Warga Binaan Permasyarakatan

1. Jumlah dokumen program dan kegiatan subdit rehabilitasi sosial Bekas Warga Binaan Permasyarakatan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku

6 6 Dokumen

2. Jumlah dokumen kebijakan bidang rehabilitasi sosial bagi Bekas Warga Binaan Permasyarakatan

1 1 Dokumen

3. Jumlah Bekas Warga Binaan Permasyarakatan yang terpenuhi kebutuhan dasarnya

400 400 Orang

Terwujudnya Rehabilitasi Sosial dalam fasilitas hak dasar bagi Bekas Warga Binaan Permasyarakatan

4. Jumlah Bekas Warga Binaan Permasyarakatan yang terverifikasi dan tervalidasi

400 400 Orang

5. Jumlah Bekas Warga Binaan Permasyarakatan yang terfasilitasi hak dasarnya

400 400 Orang

6. Jumlah Bekas Warga Binaan Permasyarakatan yang mendapatkan akses usaha

400 400 Orang

7. Jumlah lembaga penyelenggaraan rehabilitasi sosial bagi Bekas Warga Binaan Permasyarakatan yang terverifikasi dan tervalidasi

8 8 Lembaga

8. Jumlah lokasi rehabilitasi sosial Bekas Warga Binaan Permasyarakatan yang terverifikasi dan tervalidasi

7 7 Lokasi

Terwujudnya Aparatur Sipil Negara (ASN) yang kompeten subdit rehabilitasi sosial Bekas Warga Binaan Permasyarakatan

9. Persentase tingkat kehadiran pegawai subdit rehabilitasi sosial Bekas Warga Binaan Permasyarakatan

98 98 Persen

10. Nilai SKP ASN subdit rehabilitasi sosial Bekas Warga Binaan Permasyarakatan

BAIK BAIK

Terkelolanya anggaran subdit rehabilitasi sosial Bekas Warga Binaan Permasyarakatan yang efisien dan akuntabel

11. Persentase penyerapan anggaran subdit rehabilitasi sosial Bekas Warga Binaan Permasyarakatan

99 99,60 Persen

KASI REINTEGRASI SOSIAL BWBP

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO

2018

Laporan Kinerja

Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 29

Terwujudnya Reintegrasi Sosial BWBP dalam pemenuhan kebutuhan dasar bagi Bekas Warga Binaan Permasyarakatan

1. Jumlah dokumen program dan kegiatan seksi Reintegrasi Sosial BWBP berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku

3 3 Dokumen

2. Jumlah dokumen kebijakan bidang rehabilitasi sosial bagi Bekas Warga Binaan Permasyarakatan

1 1 Dokumen

3. Jumlah Bekas Warga Binaan Permasyarakatan yang terpenuhi kebutuhan dasarnya

250 250 Orang

Terwujudnya Reintegrasi Sosial BWBP dalam fasilitas hak dasar bagi Bekas Warga Binaan Permasyarakatan

4. Jumlah Bekas Warga Binaan Permasyarakatan yang terverifikasi dan tervalidasi

250 250 Orang

5. Jumlah Bekas Warga Binaan Permasyarakatan yang terfasilitasi hak dasarnya

250 250 Orang

6. Jumlah Bekas Warga Binaan Permasyarakatan yang mendapatkan akses usaha

250 250 Orang

7. Jumlah lembaga penyelenggaraan rehabilitasi sosial bagi Bekas Warga Binaan Permasyarakatan yang terverifikasi dan tervalidasi

5 5 Lembaga

8. Jumlah lokasi rehabilitasi sosial gelandangan pengemis yang terverifikasi dan tervalidasi

4 4 Provinsi

Terwujudnya Aparatur Sipil Negara (ASN) yang kompeten seksi Reintegrasi Sosial BWBP

9. Persentase tingkat kehadiran pegawai seksi Reintegrasi Sosial BWBP

98 98 Persen

10. Nilai SKP ASN seksi Reintegrasi Sosial BWBP

BAIK BAIK

Terkelolanya anggaran seksi Reintegrasi Sosial BWBP yang efisien dan akuntabel

11. Persentase penyerapan anggaran seksi Reintegrasi Sosial BWBP

99 99 Persen

KASI PENGEMBANGAN KAPASITAS

Terwujudnya Pengembangan Kapasitas BWBP dalam pemenuhan kebutuhan dasar bagi Bekas Warga Binaan Permasyarakatan

1. Jumlah dokumen program dan kegiatan Seksi Pengembangan Kapasitas BWBP berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku

3 3 Dokumen

2. Jumlah dokumen kebijakan bidang rehabilitasi sosial bagi Bekas Warga Binaan Permasyarakatan

- -

3. Jumlah Bekas Warga Binaan Permasyarakatan yang terpenuhi kebutuhan dasarnya

150 150 Orang

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO

2018

Laporan Kinerja

Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 30

Terwujudnya Pengembangan Kapasitas BWBP dalam fasilitas hak dasar bagi Bekas Warga Binaan Permasyarakatan

4. Jumlah Bekas Warga Binaan Permasyarakatan yang terverifikasi dan tervalidasi

150 150 Orang

5. Jumlah Bekas Warga Binaan Permasyarakatan yang terfasilitasi hak dasarnya

150 150 Orang

6. Jumlah Bekas Warga Binaan Permasyarakatan yang mendapatkan akses usaha

150 150 Orang

7. Jumlah lembaga penyelenggaraan rehabilitasi sosial bagi Bekas Warga Binaan Permasyarakatan yang terverifikasi dan tervalidasi

3 3 Lembaga

8. Jumlah lokasi rehabilitasi sosial BWBP yang terverifikasi dan tervalidasi

3 3 Provinsi

Terwujudnya Aparatur Sipil Negara (ASN) yang kompeten Seksi Pengembangan Kapasitas BWBP

9. Persentase tingkat kehadiran pegawai Seksi Pengembangan Kapasitas BWBP

98 98 Persen

10. Nilai SKP ASN Seksi Pengembangan Kaspasitas BWBP

Baik Baik

Terkelolanya anggaran Seksi Pengembangan Kapasitas BWBP yang efisien dan akuntabel

11. Persentase penyerapan anggaran Seksi Pengembangan Kapasitas BWBP

99 99 Persen

KASUBDIT REHABILITASI SOSIAL KPO DAN KTK

Terwujudnya Rehabilitasi Sosial dalam pemenuhan kebutuhan dasar bagi Korban Perdagangan Orang dan Korban Tindak Kekerasan

1. Jumlah dokumen program dan kegiatan subdit rehabilitasi sosial Korban Perdagangan Orang dan Korban Tindak Kekerasan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku

7 7 Dokumen

2. Jumlah dokumen kebijakan bidang rehabilitasi sosial bagi Korban Perdagangan Orang dan Korban Tindak Kekerasan

1 1 Dokumen

3. Jumlah Korban Perdagangan Orang dan Korban Tindak Kekerasan yang terpenuhi kebutuhan dasarnya

10.785 8.900 Orang

Terwujudnya Rehabilitasi Sosial dalam fasilitas hak dasar bagi Korban Perdagangan Orang dan Korban Tindak Kekerasan

4. Jumlah Korban Perdagangan Orang dan Korban Tindak Kekerasan yang terverifikasi dan tervalidasi

10.785 8.910 Orang

5. Jumlah korban perdagangan orang dan korban tindak kekerasan yang terfasilitasi hak dasarnya

10.785 8.910 Orang

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO

2018

Laporan Kinerja

Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 31

6. Jumlah Korban Perdagangan orang dan korban tindak kekerasan yang mendapatkan akses usaha

100 400 Orang

7. Jumlah lembaga penyelenggaraan rehabilitasi sosial bagi Korban Perdagangan Orang dan Korban Tindak Kekerasan yang terverifikasi dan tervalidasi

27 33 Lembaga

8. Jumlah lokasi rehabilitasi sosial Korban Perdagangan Orang dan Korban Tindak Kekerasan yang terverifikasi dan tervalidasi

34 34 Lokasi

Terwujudnya Aparatur Sipil Negara (ASN) yang kompeten subdit rehabilitasi sosial Korban Perdagangan orang dan Korabn Tindak Kekerasan

9. Persentase tingkat kehadiran pegawai subdit rehabilitasi sosial Korban Perdagangan Orang dan Korban Tindak Kekerasan

98 98 Persen

10. Nilai SKP ASN subdit rehabilitasi sosial Korban Perdagangan Orang dan Korban Tindak Kekerasan

BAIK BAIK

Terkelolanya anggaran subdit rehabilitasi sosial Korban Perdagangan Orang dan Korban Tindak Kekerasan yang efisien dan akuntabel

11. Persentase penyerapan anggaran subdit rehabilitasi sosial Korban perdagangan orang dan korban tindak kekerasan

99 86,57 Persen

KASI REHABILITASI SOSIAL KORBAN PERDAGANGAN ORANG

Terwujudnya rehabilitasi sosial dalam pemenuhan kebutuhan dasar bagi korban perdagangan orang

1. Jumlah dokumen program dan kegiatan seksi korban perdagangan orang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku

3 3 Dokumen

2. Jumlah dokumen kebijakan bidang rehabilitasi sosial bagi korban perdagangan orang

1 1 Dokumen

3. Jumlah korban perdagangan orang yang terpenuhi kebutuhan dasarnya

10.000 8.270 Orang

Terwujudnya rehabilitasi sosial dalam fasilitas hak dasar bagi korban perdagangan orang

4. Jumlah korban perdagangan orang yang terverifikasi dan tervalidasi

10.000 8.270 Orang

5. Jumlah korban perdagangan orang yang terfasilitasi hak dasarnya

10.000 8.270 Orang

6. Jumlah korban perdagangan orang yang mendapatkan akses usaha

- 300 Orang

7. Jumlah lembaga penyelenggaraan rehabilitasi sosial bagi korban perdagangan orang yang terverifikasi dan tervalidasi

- 6 Lembaga

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO

2018

Laporan Kinerja

Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 32

8. Jumlah lokasi rehabilitasi sosial korban perdagangan orang yang terverifikasi dan tervalidasi

16 27 Lokasi

Terwujudnya Aparatur Sipil Negara (ASN) yang kompeten seksi rehabilitasi sosial

9. Persentase tingkat kehadiran pegawai seksi rehabilitasi sosial korban perdagangan orang

98 98 Persen

10. Nilai SKP ASN seksi rehabilitasi sosial BAIK BAIK

Terkelolanya anggaran seksi rehabilitasi sosial yang efisien dan akuntabel

11. Persentase penyerapan anggaran seksi rehabilitasi sosial

99 86 Persen

KASI REHABILITASI SOSIAL KORBAN TINDAK KEKERASAN

Terwujudnya Rehabilitasi Sosial dalam pemenuhan kebutuhan dasar bagi Korban Tindak Kekerasan

1. Jumlah dokumen program dan kegiatan seksi Rehabilitasi Sosial Korban Tindak Kekerasan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku

4 4 Dokumen

2. Jumlah dokumen kebijakan bidang rehabilitasi sosial bagi Korban Tindak Kekerasan

- -

3. Jumlah Korban Tindak Kekerasan yang terpenuhi kebutuhan dasarnya

785 630 Orang

Terwujudnya Rehabilitasi Sosial bagi Korban Tindak Kekerasan yang mendapatkan fasilitas hak dasar

4. Jumlah jumlah korban tindak kekerasan yang diberi Rehabilitasi sosial di RPTC, RPSW dan masyarakat

885 730 Orang

5. Jumlah Korban Tindak Kekerasan yang mendapatkan hak dasar, makan dan sandang

885 730 Orang

6. Jumlah korban tindak kekerasan yang mendapatkan hak dasar melalui akses usaha

100 100 Orang

7. Jumlah lembaga penyelenggaraan rehabilitasi sosial bagi Korban Tindak Kekerasan yang terverifikasi dan tervalidasi

27 27 Lembaga

8. Jumlah lokasi rehabilitasi sosial Korban Tindak Kekerasan yang terverifikasi dan tervalidasi

34 34 Lokasi

9. Persentase tingkat kehadiran pegawai seksi Rehsos KTK

98 98 Persen

Terwujudnya Aparatur Sipil Negara (ASN) yang kompeten seksi rehsos KTK

10. Nilai SKP ASN seksi rehabilitasi sosial Korban Tindak Kekerasan

BAIK BAIK

Terkelolanya anggaran seksi rehsos KTK yang efisien dan akuntabel

11. Persentase penyerapan anggaran seksi Rehsos KTK

99 86 Persen

KASUBDIT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN ODHA

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO

2018

Laporan Kinerja

Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 33

Terwujudnya pengembangan kapasitas dalam pemenuhan kebutuhan dasar bagi TS & ODHA

1. Jumlah dokumen program dan kegiatan seksi pengembangan Rehabsos TS & ODHA berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku

10 10 Dokumen

2. Jumlah dokumen kebijakan bidang rehabilitasi sosial bagi TS dan ODHA

2 2 Dokumen

3. Jumlah TS dan ODHA yang terpenuhi kebutuhan dasarnya

700 738 Orang

Terwujudnya pengembangan kapasitas dalam fasilitas hak dasar bagi TS & ODHA

4. Jumlah TS da ODHA yang terverifikasi dan tervalidasi

700 738 Orang

5. Jumlah TS da ODHA yang terfasilitasi hak dasarnya

700 738 Orang

6. Jumlah TS dan ODHA yang mendapatkan akses usaha

650 664 Orang

7. Jumlah lembaga penyelenggaraan rehabilitasi sosial bagi TS dan ODHA yang terverifikasi dan tervalidasi

7 12 Lembaga

8. Jumlah lokasi rehabilitasi sosial TS dan ODHA yang terverifikasi dan tervalidasi

6 12 Lokasi

Terwujudnya Aparatur Sipil Negara (ASN) yang kompeten Subdit Rehabsos TS dan ODHA

9. Persentase tingkat kehadiran pegawai Subdit Rehabsos TS dan ODHA

98 98 Persen

10. Nilai SKP ASN Subdit Rehabsos TS dan ODHA

BAIK BAIK

Terkelolanya anggaran Subdit Rehabsos TS dan ODHA yang efisien dan akuntabel

11. Persentase penyerapan anggaran Subdit RehabsosTS dan ODHA

99 89,69 Persen

KASI REHABILITASI SOSIAL TUNA SUSILA DAN KELOMPOK MINORITAS

Terwujudnya pengembangan kapasitas dalam pemenuhan kebutuhan dasar bagi TS dan KM

1. Jumlah dokumen program dan kegiatan seksie pengembangan Rehabsos TS dan KM berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku

4 4 Dokumen

2. Jumlah dokumen kebijakan bidang rehabilitasi sosial bagi TS dan KM

1 1 Dokumen

3. Jumlah TS dan KM yang terpenuhi kebutuhan dasarnya

500 504 Orang

Terwujudnya pengembangan kapasitas dalam fasilitas hak dasar bagi TS dan KM

4. Jumlah TS dan KM yang terverifikasi dan tervalidasi

500 504 Orang

5. Jumlah TS dan KM yang terfasilitasi hak dasarnya

500 504 Orang

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO

2018

Laporan Kinerja

Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 34

6. Jumlah TS dan KM yang mendapatkan akses usaha

450 450 Orang

7. Jumlah lembaga penyelenggaraan rehabilitasi sosial bagi TS dan KM yang terverifikasi dan tervalidasi

4 8 Lembaga

8. Jumlah lokasi rehabilitasi sosial TS dan KM yang terverifikasi dan tervalidasi

4 8 Lokasi

Terwujudnya Aparatur Sipil Negara (ASN) yang kompeten seksie Rehabsos TS dan KM

9. Persentase tingkat kehadiran pegawai seksie Rehabsos TS dan KM

98 98 Persen

10. Nilai SKP ASN seksie Rehabsos TS dan KM

BAIK BAIK

Terkelolanya anggaran seksi Rehabsos TS dan KM yang efisien dan akuntabel

11. Persentase penyerapan anggaran seksie Rehabsos Ts dan KM

99 89 Persen

KASI REHABILITASI SOSIAL ORANG DENGAN HIV-AIDS

Terwujudnya pengembangan kapasitas dalam pemenuhan kebutuhan dasar bagi ODHA

1. Jumlah dokumen program dan kegiatan seksi pengembangan Rehabsos ODHA berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku

6 6 Dokumen

2. Jumlah dokumen kebijakan bidang rehabilitasi sosial bagi ODHA

1 1 Dokumen

3. Jumlah ODHA yang terpenuhi kebutuhan dasarnya

200 234 Orang

Terwujudnya pengembangan kapasitas dalam fasilitas hak dasar bagi ODHA

4. Jumlah ODHA yang terverifikasi dan tervalidasi

200 234 Orang

5. Jumlah ODHA yang terfasilitasi hak dasarnya

200 234 Orang

6. Jumlah ODHA yang mendapatkan akses usaha

200 214 Orang

7. Jumlah lembaga penyelenggaraan rehabilitasi sosial bagi ODHA yang terverifikasi dan tervalidasi

3 4 Lembaga

8. Jumlah lokasi rehabilitasi sosial ODHA yang terverifikasi dan tervalidasi

2 4 Lokasi

Terwujudnya Aparatur Sipil Negara (ASN) yang kompeten seksi Rehabsos ODHA

9. Persentase tingkat kehadiran pegawai seksi Rehabsos ODHA

98 98 Persen

10. Nilai SKP ASN seksi Rehabsos ODHA BAIK BAIK

Terkelolanya anggaran seksi Rehabsos ODHA yang efisien dan akuntabel

11. Persentase penyerapan anggaran seksi Rehabsos ODHA

99 89 Persen

KASUBBAG TATA USAHA

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO

2018

Laporan Kinerja

Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 35

Terwujudnya layanan perkantoran, tata usaha, dan rumah tangga direktorat RSTS dan KPO yang efektif

1. Jumlah laporan administrasi kepegawaian

1 1 Laporan

2. Jumlah layanan Perkantoran 12 12 Bulan

3. Jumlah laporan pengelolaan Rumah Tangga direktorat RSTS dan KPO dan operasional layanan perkantoran

1 1 Laporan

4. Jumlah laporan pengadaan perangkat pengolah data, pengadaan peralatan dan fasilitas perkantoran dan komunikasi

1 1 Laporan

Terwujudnya Aparatur Sipil Negara (ANS) Subbagian Tata Usaha Direktorat RSTS dan KPO yang kompeten

5. Persentase tingkat kehadiran pegawai 98 98 Persen

6. Nilai SKP ASN subbag Tata Usaha BAIK BAIK

Terkelolanya anggaran Subbagian Tata Usaha Direktorat RSTS dan KPO yang efisien dan akuntabel

7. Persentase penyerapan anggaran Subbag Tata Usaha

96 91 Persen

Terwujudnya Aparatur Sipil Negara (ASN) yang kompeten Subbagian Tata Usaha Direktorat RSTS dan KPO

8. Persentase tingkat kehadiran pegawai Subbagian Tata Usaha Direktorat RSTS dan KPO

98 98 Persen

9. Nilai SKP ASN Subbagian Tata Usaha Direktorat RSTS dan KPO

BAIK BAIK

B. Analisis Capaian Kinerja

Sasaran Strategis Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial :

Meninggkatn Penyelenggaraan Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban

Perdagangan Orang

Indikator Kinerja I : Jumlah Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang

yang mendapatkan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar dan fasilitasi hak

dasar

Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan KPO pada tahun 2018 telah

menyelenggarakan rehabilitasi sosial kepada para penyandang masalah

kesejahteraan sosial tuna sosial dan KPO (PMKS TS & KPO) dalam pemenuhan

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO

2018

Laporan Kinerja

Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 36

kebutuhan dasar dan fasilitasi hak dasar dengan target sebanyak 12.420 orang

dengan realisasi sebanyak 11.537 orang atau sebesar 92,89 % dengan rincian

sebagai berikut :

1) Pemberian bantuan jaminan hidup berupa permakanan dalam

rehabilitasi sosial gelandangan dan pengemis melalui pengembangan

model “Desaku Menanti”

Pemberian bantuan jaminan hidup berupa permakanan dalam rehabilitasi

sosial gelandangan dan pengemis melalui pengembangan model “Desaku

Menanti” merupakan pengembalian gelandangan dan pengemis dari kota ke

desa dengan memperhatikan dan memberikan perlindungan hak-hak

dasarnya.

Dalam Pelaksanaan kegiatan Pengembangan Model Desaku Menanti warga

binaan juga diberikan bantuan berupa jaminan hidup kepada keluarga

dengan indeks sebesar Rp. 25.000,-/orang/hari selama 2 bulan. Dengan

target sebanyak 200 orang dengan realisasi sebanyak 193 orang hal ini

dikarenakan dari 50 KK tidak semuanya mempunyai istri dan anak.

2) Pemulangan WNI – Migran Korban perdagangan orang deportasi dari

Malaysia.

Pemulangan WNI – Migran Korban perdagangan orang dan keluarganya dari

Malaysia melalu Tanjung Pinang dan Pontianak ke daerah asal, tahun 2018

ditargetkan sebanyak 10.000 orang dan terealisasi sebanyak 7.970 orang

atau sebesar 79.7 %.

Tidak tercapainya target pemulangan WNI M KPO deportasi dari Malaysia

dikarenakan adanya perubahan kebijakan pemerintah Malaysia terhadap

WNI M KPO. Pemerintah Malaysia tidak menganggarkan anggaran

pemulangan lagi sehingga mereka pulang mandiri.

Peralihan target dari pemulangan sebanyak 10.000 terdiri dari :

a) Pemulangan WNI M KPO deportasi dari Malaysia sebanyak 4.960

orang

b) Pemberian bantuan jadup kepada WNI M KPO sebanyak 3.010 orang

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO

2018

Laporan Kinerja

Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 37

3) Rehabilitasi sosial dan Perlindungan Korban Perdagangan orang dan

korban tindak kekerasan di RPTC Bambu Apus Jakarta

Korban Perdagangan orang dan Korban Tindak Kekerasan yang Rehabilitasi

sosial dan hak dasar melalui RPTC Bambu Apus Jakarta untuk tahun 2018

ditargetkan sebanyak 750 orang dan terealisasi sebanyak 593 orang atau

tercapai 80 %, korban adalah rujukan dari Bareskrim Polri, BNP2TKI,

Kemenaker, LBH Apik, Komnas Perempuan, Kementerian Luar Negeri, Dinas

Sosial dan Masyarakat.

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO

2018

Laporan Kinerja

Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 38

4) Rehabilitasi Sosial Perempuan Korban Perdagangan Orang yang

dieksploitasi seksual di RPSW Pasar Rebo Jakarta

Perempuan Korban Perdagangan orang yang di eksploitasi seksual yang

mendapatkan Rehabilitasi sosial dan hak dasar melalui RPSW Pasar Rebo

Jakarta untuk tahun 2018 ditargetkan sebanyak 35 orang dan terealisasi

sebanyak 37 orang atau tercapai 106 %, korban adalah rujukan dari

Bareskrim Polri, Kementerian Luar Negeri, Dinas Sosial dan Masyarakat.

Rehabilitasi Sosial di Rumah Perlindungan Sosial Wanita memberikan

perlindungan kepada para perempuan korban trafiking yang di eksploitasi

seksual serta pendampingan dalam pemulihan trauma korban.

Target sasaran di rumah Perlindungan sosial wanita di pasar rebo adalah

perempuan yang menjadi korban perdagangan orang dan dieksploitasi

seksual yang kemudian dirujuk dari berbagai instansi terkait dan LKS yang

menangani korban kasus trafiking. Biasanya penerima manfaat paling

banyak dari rujukan Bareskrim Polri, Dinas Sosial Provinsi, dan LKS.

Rehabilitasi sosial di rumah perlindungan sosial wanita berupa pemberian

kebutuhan dasar, pemeriksaan dan pengobatan IMS, bimbingan mental, fisik,

sosial dan keterampilan, khusus keterampilan diperuntukkan bagi korban

yang mau mempunyai keterampilan. Tetapi rehabilitasi utamanya adalah

memulihkan traumatisnya dan meyiapkan diri korban untuk kembali ke

keluarga dan masyarakat melalui manajemen kasus, Case Conference dan

tracing terhadap keluarga korban agar proses reintegrasi menjadi lebih

terarah.

5) Rehabilitasi Sosial melalui Rumah Singgah Waria

Kelompok Minoritas Waria yang terehabilitasi sosial yang mendapatkan

Pelayanan Dan Rehabilitasi Sosial Melalui Rumah Singgah dengan target

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO

2018

Laporan Kinerja

Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 39

pada tahun 2018 sebanyak 50 orang, dan dilaksanakan telah teralisasi

sebanyak 50 orang atau sebesar 100 %.

Rehabilitasi sosial melalui rumah singgah diberikan Permakanan, kebutuhan

akan akses kesehatan, kebutuhan sehari-hari, bimbingan psikososial, mental,

spiritual, dan Komunikasi Informasi dan Edukasi.

Tujuan dari program kegiatan rehabilitasi sosial melalui rumah singgah

adalah :

- Terpenuhinya kebutuhan dasar bagi penyandang masalah

kesejahteraan sosial bagi waria terlantar.

- Memberikan perlindungan bagi penyandang masalah kesejahteraan

sosial bagi waria terlantar.

- Meningkatnya kualitas hidup waria melalui pelayanan dan rehabilitasi

sosial melalui rumah singgah.

- Berkurangnya stigma dan diskriminasi bagi penyandang masalah

kesejahteraan sosial bagi waria terlantar

Dalam pelaksanaan rumah singgah waria yang menjadi sasaran dalam

mendapatkan manfaat dari rumah singgah adalah waria dengan kriteria

sebagai berikut:

- Terlantar di pinggir jalan

- Kehilangan tempat tinggal akibat kondisi darurat

- Tidak mempunyai tempat tinggal/tinggal di kolong jembatan

- Membutuhkan perlindungan sementara yang berkaitan dengan

kebutuhan dasar dan kesehatan.

6) Rehabilitasi Sosial tuna susila dalam rangka supporting penutupan

lokalisasi.

Rehabilitasi sosial tuna susila dalam rangka supporting penutupan lokalisasi

mempunyai target sebanyak 450 orang di 5 lokasi dalam tahun berjalan

Provinsi yang mengajukan supporting penutupan lokalisasi Provinsi

Kalimantan Tengah yang ditutup di 3 (tiga) lokalisasi diantaranya lokalisasi

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO

2018

Laporan Kinerja

Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 40

Duku Mola, Sei Pakit dan Simpang Kodok dengan jumlah tuna susila

sebanyak 61 orang.

Hal ini disebabkan sampai dengan pertengahan tahun tidak ada lagi daerah /

Provinsi / Kab / Kota yang mengajukan supporting penutupan lokalisasi

sehingga sisa target direvisi menjadi rehabilitasi sosial tuna susila melalui

usaha kemandirian dengan target sebanyak 389 orang di 6 lokasi.

Tujuan Penanganan dan pemberdayaan eks wanita tuna susila untuk

perubahan sikap terkait dengan perilaku pekerja malam ke pekerjaan yang

lebih produktif dan mandiri.

7) Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial melalui Tanggap Darurat

Target PMKS Tuna Sosial yang terehabilitasi sosial melalui kegiatan Tuna

Sosial Yang Mendapatkan Rehabilitasi Sosial Melalui Kegiatan Tanggap

Darurat sebanyak 35 orang dengan realisasi sebanyak 52 orang. Adapun jenis

tuna sosial tersebut meliputi perempuan korban traffiking dan ODHA

terlantar. Penanganan melalui tanggap darurat dilakukan melalui kerjasama

dengan Tim Reaksi Cepat (TRC). TRC adalah tim yang dibentuk oleh Direktur

Jenderal Rehabilitasi Sosial dalam rangka penanganan kasus atau masalah

dalam situasi darurat secara cepat, tepat dan terukur untuk mencegah

meluasnya masalah. Masalah yang ditangani meliputi :

a. Situasi darurat adalah keadaan luar biasa dan mendesak yang

mengakibatkan terjadinya penderitaan, baik fisik maupun mental yang

disebabkan oleh bencana atau perlakuan salah.

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO

2018

Laporan Kinerja

Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 41

b. Bencana adalah sesuatu yang menyebabkan (menimbulkan)

kesusahan, kerugian, atau penderitaan baik yang disebabkan oleh alam

maupun konflik sosial.

c. Eksploitasi adalah tindakan pemaksaan terhadap seseorang secara

melawan hukum untuk mencari keuntungan, baik material maupun

immaterial.

d. Tindak kekerasan adalah perlakuan dengan sengaja atau tidak sengaja

baik verbal maupun nonverbal yang ditujukan untuk mencederai atau

merusak orang lain, baik berupa perlakuan fisik, mental, sosial, maupun

seksual yang bertentangan dengan nilai-nilai dan norma-norma dalam

masyarakat dan yang berdampak trauma psikologis bagi korban.

8) Rehabilitasi Sosial Odha Non Potensial di Shelter ODHA Surakarta

Kegiatan ini adalah tentang ODHA Non Potensial yang mendapatkan bantuan

pelayanan sosial melalui bantuan nutrisi di Provinsi, Provinsi Jawa Tengah

(Sheelter Lentera).

Target yang mendapatkan jaminan hidup sebanyak 20 orang dan

terealisasikan sebanyak 20 orang atau sekitar 100 %.

Kegiatan yang dilakukan melalui pemberian nutrisi bagi ODHA anak berupa:

permakanan, obat-obatan selama 365 hari dengan tujuan untuk pemulihan

kesehatan ODHA non potensial.

9) Rehabilitasi Sosial gelandangan dan pengemis di Panti Rehsos Eks

Gelandangan dan Pengemis “Pangudi Luhur” Bekasi

Rehabilitasi Sosial gelandangan dan pengemis di Panti Rehsos Eks

Gelandangan dan Pengemis “Pangudi Luhur” Bekasi dilaksanakan dengan

target sebanyak 740 orang, dengan target dalam Panti sebanyak 500 orang

(2 angkatan) dan target penjangkauan sebanyak 240 orang.

Sampai dengan akhir tahun realisasi kinerja mencapai 770 orang atau sekitar

100 %.

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO

2018

Laporan Kinerja

Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 42

10) Rehabilitasi Sosial wanita tuna susila di Panti Rehsos Wanita Tuna

Susila “Mulya Jaya” Jakarta

Rehabilitasi Sosial wanita tuna susila di Panti Rehsos Wanita Tuna Susila

“Mulya Jaya” Jakarta dilaksanakan dengan target sebanyak 280 orang (2

angkatan), dengan target dalam panti sebanyak 160 orang dan target

penjangkauan sebanyak 120 orang.

Sampai dengan akhir tahun capaian kinerja mencapai 100 % atau sebanyak

280 orang terealisasi.

11) Rehabilitasi Sosial Orang Dengan HIV di Panti Rehabilitasi Sosial Orang

dengan HIV “Wasana Bahagia” Ternate

Target rehabilitasi sosial Orang dengan HIV dan AIDS adalah sebanyak 151

orang dan telah terealisasi sebanyak 151 orang atau sekitar 100 %.

Rehabilitasi Sosial ODHA di Panti Rehabilitasi Sosial Orang dengan HIV

“Wasana Bahagia” Ternate memberikan pemenuhan kebutuhan dasar bagi

klien, pemberian bimbingan sosial, fisik, mental dan keterampilan,

pemberian bantuan stimulan UEP dengan tujuan agar mereka dapat mandiri

dan dapat berperan aktif kembali ketika kembali ke keluarga dan

masyarakat. Selain pelayanan tersebut diatas dilaksanakan juga pelayanan

after care, untuk memantau keberhasilan penerima manfaat setelah kembali

ke lingkungan keluarga dan masyarakat melalui kegiatan home visit,

reintegrasi sosial dengan keluarga dan bimbingan lanjut.

Dalam kegiatan penjangkauan tersebut di berikan bimbingan Komunikasi,

Informasi dan Edukasi bagi ODHA agar mereka dapat hidup mandiri dan

tidak menularkan ke masyarakat.

12) Rehabilitasi Sosial Orang Dengan HIV dan AIDS di Panti Rehabilitasi

Sosial Orang dengan HIV “Bahagia” Medan

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO

2018

Laporan Kinerja

Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 43

Target rehabilitasi sosial Orang dengan HIV dan AIDS adalah sebanyak 100

orang dan telah terealisasi sebanyak 100 orang atau sekitar 100 %.

Rehabilitasi Sosial ODHA di Panti Rehabilitasi Sosial Orang dengan HIV

“Bahagia” Medan memberikan pemenuhan kebutuhan dasar bagi klien,

pemberian bimbingan sosial, fisik, mental dan keterampilan, pemberian

bantuan stimulan UEP dengan tujuan agar mereka dapat mandiri dan dapat

berperan aktif kembali ketika kembali ke keluarga dan masyarakat. Selain

pelayanan tersebut diatas dilaksanakan juga pelayanan after care, untuk

memantau keberhasilan penerima manfaat setelah kembali ke lingkungan

keluarga dan masyarakat melalui kegiatan home visit, reintegrasi sosial

dengan keluarga dan bimbingan lanjut.

Dalam kegiatan penjangkauan tersebut di berikan bimbingan Komunikasi,

Informasi dan Edukasi bagi ODHA agar mereka dapat hidup mandiri dan

tidak menularkan ke masyarakat.

13) Rehabilitasi Sosial Orang Dengan HIV dan AIDS di Loka Rehabilitasi

Sosial Orang dengan HIV “Kahuripan” Sukabumi

Target rehabilitasi sosial Orang dengan HIV dan AIDS adalah sebanyak 200

orang dan telah terealisasi sebanyak 117 orang atau sekitar 97,5 %.

Rehabilitasi Sosial ODHA di Loka Rehabilitasi Sosial Orang dengan HIV

“Kahuripan” Sukabumi memberikan pemenuhan kebutuhan dasar bagi klien,

pemberian bimbingan sosial, fisik, mental dan keterampilan, pemberian

bantuan stimulan UEP dengan tujuan agar mereka dapat mandiri dan dapat

berperan aktif kembali ketika kembali ke keluarga dan masyarakat. Selain

pelayanan tersebut diatas dilaksanakan juga pelayanan after care, untuk

memantau keberhasilan penerima manfaat setelah kembali ke lingkungan

keluarga dan masyarakat melalui kegiatan home visit, reintegrasi sosial

dengan keluarga dan bimbingan lanjut.

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO

2018

Laporan Kinerja

Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 44

Dalam kegiatan penjangkauan tersebut di berikan bimbingan Komunikasi,

Informasi dan Edukasi bagi ODHA agar mereka dapat hidup mandiri dan

tidak menularkan ke masyarakat.

14) Rehabilitasi sosial Tuna Sosial dan KPO melalui dana dekonsentrasi

Rehabilitasi bagi PMKS Tuna Sosial dan KPO yang di laksanakan di daerah

(34 provinsi) dilakukan dengan anggaran dekonsentrasi. Target yang akan

dicapai adalah sebanyak 1.230 orang. Sampai dengan akhir tahun realisasi

mencapai 1.230 orang atau 100 %.

Indikator Kinerja II : Jumlah Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang

yang mendapatkan fasilitasi akses usaha

Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan KPO pada tahun 2018 telah

menyelenggarakan rehabilitasi sosial kepada para penyandang masalah

kesejahteraan sosial tuna sosial dan KPO (PMKS TS & KPO) yang mendapatkan

fasilitasi akses usaha dengan target sebanyak 1.550 orang dengan realisasi

sebanyak 1.550 orang atau sebesar 100% dengan rincian sebagai berikut :

1) Rehabilitasi Sosial Gepeng melalui Desaku menanti

Kementerian Sosial mengembangkan sebuah model Rehabilitasi Sosial

Gelandangan dan Pengemis Terpadu berbasis Desa yang diberi nama

“Program Desaku Menanti” ini merupakan program terobosan dalam

penanganan Gelandangan dan Pengemis yang komprehensip dan

mengedepankan keterpaduan dalam rehabilitasi sosial Gelandangan dan

Pengemis.

Untuk tahun 2018 Program Pengembangan Model Desaku Menanti

dilaksanakan di 1 (satu) Provinsi, yaitu Kabupaten Karangasem – Bali dengan

target sebanyak 50 KK.

Kegiatan Pengembangan Model “Desaku Menanti” dilakukan dengan

beberapa tahapan antara lain:

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO

2018

Laporan Kinerja

Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 45

Tahapan Koordinasi dengan Provinsi setempat dan LKS yang ditunjuk

sebagai pelaksana kegiatan

Tahapan Verifikasi dan validasi

Tahapan Pengolahan Data untuk menetapkan calon warga binaan yang

layak dan tepat menerima bantuan

Tahap Bimbingan Rehabilitasi Sosial dan Keterampilan

Tahap Pelaksanaan Kegiatan Desaku Menanti

Tahap supervise, Monitoring dan evaluasi

Pelaksanaan kegiatan Pengembangan Model Desaku Menanti melakukan

Tahapan Rehabilitasi Sosial yang dilaksanakan selama 6 bulan. Selama 2

bulan penerima manfaat diberikan bimbingan fisik, mental, sosial dan

keterampilan dengan indeks sebesar Rp. 1.000.000,- /KK, serta diberikan

bantuan berupa jaminan hidup kepada keluarga dengan indeks sebesar Rp.

25.000,-/orang/hari, Bantuan bahan baku rumah sebesar Rp. 30.000,000,- ,

bantuan modal kemandirian dengan indeks sebesar Rp. 5.000.000,-/orang,

Bantuan Peralatan Rumah Tangga sebesar Rp. 1.500.000,-/orang.

Untuk mendukung kegiatan tersebut LKS pendamping mendapatkan bantuan

operasional sebesar Rp. 15.000.000,-

No. Kota -Propinsi LKS

Pendamping Target Capaian Jenis usaha

1. Kabupaten Karangasem – Bali

Bhakti Laksana

50 KK 50 KK 1. Membuat

PENYERAHAN BANTUAN PELETAKAN BATU PERTAMA

PROSES PEMBANGUNAN SECARA SWADAYA FOTO BERSAMA DENGAN BUPATI KARANGASEM

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO

2018

Laporan Kinerja

Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 46

2) Rehabilitasi Sosial gelandangan pengemis melalui usaha kemandirian

Pemberian Usaha Ekonomi Produktif bagi Gelandangan Pengemis dan

Pemulung melalui Usaha Kemandirian untuk tahun 2018 ditargetkan

sebanyak 200 orang dan terealisasi sebanyak 200 orang atau tercapai 100

%, pemberian bantuan usaha kemandirian bagi gelandangan pengemis ini

dilakukan di 3 Provinsi yaitu:

No. Propinsi LKS Pendamping

Target Capaian Jenis usaha

1. Jawa Barat GANK 100 orang 100 orang 1. Jualan pulsa & asesories hp : 1 org

2. Kuliner : 26 org 3. Sembako : 33 org 4. Service hp : 3 org 5. Ternak ayam : 4 org 6. Ternak bebek : 5 org 7. Ternak ikan mas & nila :

11 org 8. Ternak domba : 5 org 9. Budidaya jamur tiram : 8

org 10. Rongsok : 4 org

2. Jawa Tengah

L – Paskah 50 orang 50 orang 1. Dagang Kelontong dll 12 orang

2. Dagang Makanan 29 orang 3. Ternak Kambing 3 orang 4. Nelayan 1 orang 5. Tambal Ban 2 orang 6. Bubut Kayu 1 orang 7. Laundry 1 orang 8. Reparasi Sofa 1 orang

3. Sulawesi Selatan

Ummi Nahriya 50 Orang 50 Orang

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO

2018

Laporan Kinerja

Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 47

3) Rehabilitasi Sosial gelandangan pengemis melalui pengembangan

usaha

Gelandangan dan Pengemis yang sudah direhabilitasi melalui pengembangan

UEP untuk tahun 2018 ditargetkan sebanyak 150 orang dan terealisasi

sebanyak 150 orang atau tercapai 100 %, pemberian bantuan pengembangan

UEP bagi gelandangan pengemis ini dilakukan di 2 Provinsi yaitu:

No. Propinsi LKS Pendamping

target Capaian Jenis usaha

1. DKI Jakarta Bakti Nurul Iman

100 orang

100 orang

DAGANG SEMBAKO

DAGANG GADO-GADO DAGANG NASI UDUK

DAGANG LAWUH MATANG

DAGANG MINUMAN

WARUNG KOPI +INDOMIE

DAGANG BAN DAN OLIE BENGKEL

DAGANG SOSIS BAKAR DAN

SEBLAK

DAGANG GORENGAN

DAGANG KUE

DAGANG SAYURAN

DAGANG MAKANAN BURUNG KERAJINAN

DAGANG BALON

PAKAIAN

DAGANG PULSA

35

1 14

5

5

15

3

6

4

1

1

1

1 1

1

1

ORANG

ORANG ORANG

ORANG

ORANG

ORANG

ORANG

ORANG

ORANG

ORANG

ORANG

ORANG

ORANG ORANG

ORANG

ORANG

2. NTB Anak Bangsa 50 Orang

50 Orang 1. Dagang = 23 2. Ternak =18 3. Pengepul = 2 4. Pengrajin kulit = 2 5. Bengkel = 2 6. Konter HP = 1 7. Bertani = 2

4) Rehabilitasi Sosial BWBP melalui Program Agrobisnis

Maksud

Kegiatan pelatihan agrobisnis dimaksudkan untuk mempersiapkan, melatih

dan memotivasi BWBP agar dapat mandiri menentukan bidang usaha yang

dipilih sesuai dengan pelatihan agrobisnis yang telah dipelajari.

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO

2018

Laporan Kinerja

Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 48

Tujuan

1. Melatih dan mempersiapkan BWBP menjadi petani di masa depan yang

tangguh dan mampu mengembangkan usahanya di bidang agrobisnis

sesuai dengan pelatihan yang didapat.

2. Melatih dan memotivasi BWBP untuk meningkatkan taraf hidupnya

melalui usaha di bidang agrobisnis.

3. Mengembangkan jiwa kewirausahaan, kemandirian dan kepemimpinan

bagi BWBP melalui usaha di bidang agrobisnis.

4. Menggali dan meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan

kemampuan BWBP di bidang agrobisnis.

Pelaksanaan Kegiatan

1. LKS mengajukan proposal pengembangan usaha kemandirian di bidang

agrobisnis (pertanian dan peternakan terpadu) sesuai dengan

persyaratan yang telah ditetapkan, dan harus di rekomendasi oleh

Dinas Sosial Provinsi, serta ditujukan kepada Direktur RSTS dan KPO.

2. Petugas dari Subdit Rehsos BWBP melakukan validasi data melalui

kegiatan verifikasi data ke BWBP yang diusulkan dalam proposal.

3. Setelah melakukan verifikasi data, Subdit BWBP melaksanakan

pengolahan data untuk menetapkan BWBP yang akan mengikuti

program pengem-bangan usaha kemandirian di bidang agrobisnis

(pertanian dan peternakan terpadu).

4. Setelah dibuat SK penetapan peserta kegiatan pengembangan usaha

kemandirian di bidang agrobisnis, Subdit Rehsos BWBP melakukan

koordinasi dengan Pusdiklat Pertanian Terpadu “Karya Nyata” tentang

pelaksanaan pelatihan agrobisnis untuk BWBP dari Provinsi Banten.

5. Selanjutnya Subdit Rehsos BWBP melakukan pemanggilan kepada

BWBP untuk mengikuti pelatihan agrobisnis selama 15 hari di Pusdiklat

Pertanian Terpadu “Karya Nyata”.

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO

2018

Laporan Kinerja

Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 49

Bekas Warga Binaan Pemasyarakatan (BWBP) yang mendapatkan

rehabilitasi melalui pengembangan usaha kemandirian di bidang

agrobisnis pada tahun 2018 mempunyai target sebanyak 50 orang, yang

tersebar di 1 (satu) provinsi, dan terealisasi 100 %, dengan rincian sebagai

berikut :

No. Propinsi Target Capaian Jenis usaha 1. Banten 50 orang 50 orang 1. Ternak kambing, 40 orang

2. Ternak lele, 10 orang

5) Rehabilitasi Sosial BWBP melalui usaha kemandirian

Bekas Warga Binaan Pemasyarakatan (BWBP) yang mendapatkan

rehabilitasi dan perlindungan sosial pada tahun 2018 mempunyai target

sebanyak 400 orang, yang tersebar di 9 (sembilan) provinsi, dan terealisasi

sebanyak 400 orang atau sebesar 100 % dengan rincian sebagai berikut :

No. Propinsi Target Capaian Jenis usaha 1. Sulteng (Kab. Poso) 35 orang 35 orang 1. Peternakan, 28 orang

2. Dagang, 5 orang 3. Bengkel, 1 orang 4. Menjahit, 1 orang

2. Sulawesi Selatan

(Makassar) 40 orang 40 orang 1. Peternakan, 33 orang

2. Warungan, 3 orang 3. Jual sayur, 2 orang 4. Bengkel motor, 2 orang

3. Gorontalo

(Kab. Boalemo)

46 orang 46 orang 1. Pertanian, 46 orang

4. Gorontalo (Kab. Pohuwato)

90 orang 90 orang 1. Pertanian, 78 orang 2. Ternak sapi, 7 orang 3. Warungan/dagang… 5 orang

5. Kalbar (Singkawang) 39 orang 39 orang 1. Warung/kue/pakaian, 21 orang

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO

2018

Laporan Kinerja

Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 50

No. Propinsi Target Capaian Jenis usaha

2. Jasa: bengkel/cuci mtr, 9 orang 3. Ternak kambing/ayam, 5 orang 4. Nelayan, 1 orang 5. Perkebunan, 3 orang

6) Rehabilitasi Sosial BWBP melalui pengembangan usaha

Bekas Warga Binaan Pemasyarakatan (BWBP) yang mendapatkan

rehabilitasi melalui pengembangan usaha pada tahun 2018 mempunyai

target sebanyak 100 orang, yang tersebar di 4 (empat) provinsi, dan

terealisasi 100 %, dengan rincian sebagai berikut :

7) Rehabilitasi Sosial Korban Tindak Kekerasan dan Korban Perdagangan

Orang melalui usaha kemandirian

Pemberian Usaha Ekonomi Produktif bagi Korban Tindak Kekerasan dan

Korban Perdagangan Orang melalui Usaha Kemandirian untuk tahun 2018

ditargetkan sebanyak 100 orang dan terealisasi sebanyak 100 orang atau

tercapai 100 %, pemberian bantuan usaha kemandirian bagi Korban tindak

kekerasan dan Korban Perdagangan Orang ini dilakukan di 1 Provinsi yaitu:

No Propinsi LKS Pendamping

Target Capaian Jenis usaha

1. Yogyakarta Rifka Anisa 100 orang

100 orang 1. Makanan,Minuman, Kue, 40 orang

2. Perdagangan 6 orang 3. Toko Kelontong 13 orang 4. Menjahit 13 orang 5. Laundry 14 orang 6. Salon 5 orang 7. Peternakan 3 orang

No. Propinsi Target Capaian Jenis usaha 1. Jawa Barat 9 orang 9 orang 1. Peternakan, 5 orang

2. Pertanian, 3 orang 3. Jasa, 1 orang

2. Jawa Timur 8 orang 8 orang 1. Peternakan, 7 orang

2. Dagang, 1 orang

3. Sulawesi Barat 51 orang 51 orang 1. Peternakan, 41 orang 2. Pertanian, 4 orang 3. Warung dagang, 3 orang

4. Nusa Tenggara

Barat 32 orang 32 orang 1. Peternakan, 30 orang

2. Dagang, 2 orang

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO

2018

Laporan Kinerja

Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 51

No Propinsi LKS Pendamping

Target Capaian Jenis usaha

8. EO 1 orang 9. Clothing desain 1 orang 10. Budidaya anggrek 1 orang 11. Percetakan batako 1 orang 12. Toko bunga 1 orang 13. Pulsa 1 orang

Pemberian Usaha Ekonomi Produktif bagi Korban Perdagangan Orang

melalui Usaha Kemandirian untuk tahun 2018 dilakukan di 4 Provinsi yaitu:

No. Propinsi LKS Pendamping

Target Capaian Jenis usaha

1. Jawa Barat. Kab. Majalengka

Mawar Persada

50 orang 50 orang 1. Warung sembako =,23 orang 2. Bengkel motor = 1 orang 3. Peternakan - 12 orang, 4. Kreditan = 5 orang 5. Home industry = 9 orang

2. Jawa Barat, Kab. Cirebon

Balqis 50 orang 50 orang 1. Penjual online = 2 orang 2. Menjahit, 1 orang 3. Pengrajin celengan = 1 orang 4. Home industry = 5 orang 5. Dagang = 41 orang

3. Jawa Barat, Kab.Bogor

Kesuma 50 orang 50 orang 1. Berkebun = 1 orang 2. Konter pulsa = 2 orang 3. Menjahit = 1 orang 4. Toko baju & mainan = 2 orang 5. Bengkel = 1 orang 6. Jual bubur dan mie ayam = 2 orang 7. Jual rongsokan = 1 orang 8. Ternak = 16 orang 9. Toko sembako = 21 orang 10. Catering = 1 orang 11. Kreditan = 2 orang

4. JLampung Nurani Bunda

50 orang 50 orang 1. Toko sembako = 23 orang 2. Menjahit, 1 orang 3. Ternak = 7 orang 4. Konter pulsa = 3 orang

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO

2018

Laporan Kinerja

Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 52

No. Propinsi LKS Pendamping

Target Capaian Jenis usaha

5. Makanan ternak =1 orang 6. Membuat taman = 1 orang 7. Warung makan = 3 orang 8. Pertanian = 2 orang 9. Reklame = 1 orang 10. Jual hasil bumi = 2 orang 11. Jual baju = 2 orang 12 Jual alat rumah tangga = 3 orang 13. Las = 1 orang

5. NTT Kab. TTU

Pah Timor 50 orang 50 orang 1. Jualan = 13 orang 2. Ternak = 33 orang 3. Menjahit = 1 orang 4. Pertukangan = 2 orang 5. Pembuatan kue = 1 orang

6. Jawa Tengah, Semarang

KJ HAM 50 orang 50 orang 1. Jualan buah = 2 orang 2. Jualan Makanan = 4 orang 3. Catering = 4 orang 4. Jual tabung gas = 1 orang 5. Merajut dan menjahit = 5 orang 6. Toko kelontong = 7 orang 7. Jual ikan = 1 orang 8. Printing kaos = 1 orang 9. Ternak = 24 orang 10. Salon = 1 orang

8) Rehabilitasi Sosial Tuna Susila melalui usaha kemandirian

Pemberian Usaha Ekonomi Produktif bagi tuna susila melalui Usaha

Kemandirian untuk tahun 2018 ditargetkan sebanyak 389 orang dan

terealisasi sebanyak 100 orang atau tercapai 100 %, pemberian bantuan

usaha kemandirian bagi tuna Susila ini dilakukan di Provinsi DKI Jakarta,

Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, Lampung, dan Kalimantan Selatan yaitu:

No Propinsi Target Capaian Keterangan 1 DKI Jakarta 63 orang 63 orang 2 Jawa Barat 90 orang 90 orang 3 Jawa Tengah 60 orang 60 orang 4 Banten 50 orang 50 orang 5 Lampung 60 orang 60 orang 6 Kalimantan

Selatan 66 orang 66 orang

Tujuan dari program kegiatan rehabilitasi sosial adalah :

- Tidak kembali lagi ke profesi yang lama

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO

2018

Laporan Kinerja

Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 53

- Kemandirian untuk berwiraswasta

- Mempunyai penghasilan yang baru

- Meningkatnya kualitas hidup melalui pelayanan dan rehabilitasi sosial.

Dalam pelaksanaan program kegiatan ini yang menjadi sasaran dalam

mendapatkan manfaat dari bantuan dengan kriteria sebagai berikut:

- Eks Wanita Tuna Susila

9) Rehabilitasi Sosial Eks Tuna Susila melalui Supporting Penutupan

Lokalisasi

Penanganan dan pemberdayaan eks wanita tuna susila yang telah keluar dari

lokalisasi di Provinsi Kalimantan Tengah yang ditutup di 3 (tiga) lokalisasi

diantaranya lokalisasi Duku Mola, Sei Pakit dan Simpang Kodok, dengan

target sebanyak 61 orang dengan persentase sebesar 100 %.

Tujuan Penanganan dan pemberdayaan eks wanita tuna susila untuk

perubahan sikap terkait dengan perilaku pekerja malam ke pekerjaan yang

lebih produktif dan mandiri.

Penanganan dan pemberdayaan eks wanita tuna susila dilakukan melalui

tahapan pemberian bimbingan sosial dan keterampilan serta pemberian

bantuan UEP.

Penyerahan Bantuan Kepada Eks Tuna Susila Penghuni Eks Lokalisasi di Provinsi Kalimantan

Tengah

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO

2018

Laporan Kinerja

Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 54

10) Rehabilitasi Sosial ODHA melalui Usaha Kemandirian

ODHA yang mendapatkan rehabilitasi sosial melalui usaha kemandirian

berjumlah 214 orang. Kegiatan ini dilaksanakan di 2 provinsi, yaitu di

Provinsi Jawa Barat dan Kalimantan Selatan di 3 LKS (LKS Resik, PKBI dan

Borneo Plus). Dengan rincian sebagai berikut :

No. Propinsi Target Capaian Keterangan 1. Jawa Barat 89 orang 89 orang 2.

Kalimantan Selatan PKBI

75 orang 50 orang

3. Kalimantan Selatan Borneo Plus

50 orang 50 orang

Adapun tujuan dari kegiatan Rehabilitasi Sosial ODHA melalui Usaha

Kemandirian adalah :

- Mampu menjaga kualitas hidup ODHA.

- Menguasai satu atau lebih keterampilan bagi ODHA dan Kelompok

Minoritas.

- Mampu melaksanakan berbagai kegiatan yang produktif.

- Menjaga pola perilaku positif.

- Mempunyai motivasi dan keinginan untuk meningkatkan kemandirian.

- Mampu menjalin relasi sosial yang positif dengan keluarga dan

lingkungan masyarakat.

- Menerima ODHA dan Kelompok Minoritas terlibat dalam kehidupan

bermasyarakat

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO

2018

Laporan Kinerja

Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 55

- Tidak memberikan stigma dan diskriminasi

- Mempunyai pengetahuan dan pemahaman tentang HIV AIDS.

- Memiliki pengetahuan, kemampuan dan keterampilan perawatan

ODHA di rumah.

- Mampu melakukan pelayanan sosial sesuai dengan tahapan proses

pelayanan.

- Mampu membantu pemecahan permasalahan biopsikososial ODHA dan

Kelompok Minoritas.

11) Rehabilitasi Sosial di Unit Pelaksana Teknis

Rehabilitasi sosial di Unit Pelaksana Teknis Direktorat RSTS dan KPO selain

memberikan layanan kebutuhan dasar juga diberikan layanan akses terhadap

usaha, antara lain :

12) Rehabilitasi sosial Tuna Sosial dan KPO melalui dana dekonsentrasi

Rehabilitasi bagi PMKS Tuna Sosial dan KPO yang di laksanakan di daerah

(34 provinsi) dilakukan dengan anggaran dekonsentrasi. Target yang akan

dicapai adalah sebanyak 4.348 orang.

Sampai dengan akhir tahun realisasi mencapai ……. orang atau 100 %.

Adapun tahapan dalam pelaksanaan Pelayananan, Perlindungan dan

Rehabilitasi Sosial yang didukung dengan sistem penganggaran tersebut

meliputi :

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO

2018

Laporan Kinerja

Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 56

Kegiatan Bimbingan dan Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan KPO yang

meliputi :

a. Rehabilitasi Sosial Gelandangan dan Pengemis

b. Rehabilitasi Sosial Tuna Susila

c. Korban Perdagangan Orang

d. Korban Tindak Kekerasan

e. Rehabilitasi Sosial Bekas Warga Binaan Pemasyarakatan

f. Rehabilitasi Sosial Orang dengan HIV dan AIDS dan Kelompok

Minoritas

Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut dari tiap provinsi hanya

mendapatkan 1 (satu) prioritas penanganan saja dengan tahapan

sebagai berikut:

Pendataan dan seleksi

Rehabilitasi dan bimbingan sosial

Pemberian bantuan

Pendampingan

Kegiatan penunjang yang berupa kegiatan Kegiatan Administrasi dan

laporan serta penyusunan Program dan Anggaran daerah untuk tahun

2018

Kegiatan Sinkronisasi Program antara kegiatan pusat, daerah dan LKS

yang menangani PMKS Tuna Sosial.

Dengan terlaksananya kegiatan Pelayanan, Perlindungan dan Rehabilitasi

Sosial bagi PMKS Tuna Sosial dan KPO, diharapkan proses Rehabilitasi bagi

Tuna Sosial dan KPO dapat dilakukan secara maksimal.

Rincian dari target dan anggaran daerah adalah sebagai berikut:

NO PROVINSI PAGU TARGET

1 DINAS SOSIAL PROVINSI DKI JAKARTA 210.000.000

2 DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA BARAT 275.000.000

3 DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH 275.000.000

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO

2018

Laporan Kinerja

Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 57

4 DINAS SOSIAL PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

315.000.000

5 DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TIMUR 322.000.000

6 DINAS SOSIAL ACEH 177.000.000

7 DINAS SOSIAL PROVINSI SUMATERA UTARA

315.000.000

8 DINAS SOSIAL PROVINSI SUMATERA BARAT

235.000.000

9 DINAS SOSIAL PROVINSI RIAU 177.000.000

10 DINAS SOSIAL, KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL PROVINSI JAMBI

205.000.000

11 DINAS SOSIAL PROVINSI SUMATERA SELATAN

171.500.000

12 DINAS SOSIAL PROVINSI LAMPUNG 210.000.000

13 DINAS SOSIAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

360.000.000

14 DINAS SOSIAL PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

220.000.000

15 DINAS SOSIAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

195.000.000

16 DINAS SOSIAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

171.500.000

17 DINAS SOSIAL DAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

220.000.000

18 DINAS SOSIAL DAERAH PROPINSI SULAWESI TENGAH

220.000.000

19 DINAS SOSIAL PROVINSI SULAWESI SELATAN

244.500.000

20 DINAS SOSIAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA

171.500.000

21 DINAS SOSIAL PROVINSI MALUKU 180.000.000

22 DINAS SOSIAL PROVINSI BALI 180.000.000

23 DINAS SOSIAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

222.000.000

24 DINAS SOSIAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

230.000.000

25 DINAS SOSIAL, KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PROVINSI PAPUA

270.000.000

26 DINAS SOSIAL PROVINSI BENGKULU 171.500.000

27 DINAS SOSIAL PROPINSI MALUKU UTARA 195.000.000

28 DINAS SOSIAL PROVINSI BANTEN 190.000.000

29 DINAS SOSIAL PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

190.000.000

30 DINAS SOSIAL PROVINSI GORONTALO 197.700.000

31 DINAS SOSIAL PROVINSI KEPULAUAN RIAU

411.378.000

32 DINAS SOSIAL PROVINSI PAPUA BARAT 195.000.000

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO

2018

Laporan Kinerja

Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 58

33 DINAS SOSIAL PROVINSI SULAWESI BARAT

195.000.000

34 DINAS SOSIAL PROVINSI KALIMANTAN UTARA

171.500.000

TOTAL 7.689.078.000

Output Sasaran :

1. Terbantunya pengembangan usaha ekonomi produktif bagi PMKS Tuna

Sosial dan KPO sebagai upaya peningkatan usaha.

2. Terehabilitasinya PMKS Tuna Sosial dan KPO ke dalam/luar panti dalam

rangka memenuhi kebutuhan hak dasar dalam memperoleh rehabilitasi

sosial

3. Terbantunya PMKS Tuna Sosial dan KPO dalam panti melalui keterampilan

kerja di panti sebagai hak pemenuhan kebutuhan hak dasar.

4. Terpenuhinya kebutuhan dasar WNI-M Korban Perdagangan Orang dan

keluarganya yang pulang dari Malaysia ke daerah asal

Outcome Sasaran :

Rehabilitasi sosial tuna sosial dan korban perdagangan orang mempunyai

outcome terhadap Kementerian Sosial sebagai berikut :

1. Terpenuhinya kebutuhan dan hak dasar tuna sosial dan korban perdagangan

orang

Indikator untuk mencapai outcome kebutuhan dasar adalah :

a) Berat badan PMKS sebelum dan setelah rehab

b) Kebersihan penampilan fisik PMKS sebelum dan setelah rehab

c) Kesehatan jasmani sebelum dan sesudah rehab

d) PMKS yang mampu melakukan aktifitas pokok perawatan diri seperti

makan, minum, mandi, berpakaian, berpindah tempat, ke toilet, dan

mencuci tanpa atau dengan hanya sedikit bantuan orang lain.

Indikator untuk mencapai outcome hak dasar adalah : PMKS yang

memperoleh Akta Lahir, KTP, Surat Nikah dan KK sebagai hasil dari

pendampingan.

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO

2018

Laporan Kinerja

Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 59

2. Meningkatnya akses tuna sosial dan korban perdagangan orang dalam

mendapatkan fasilitas akses usaha

Indikator untuk mencapai outcome tersebut adalah :

a) Kemampuan keterampilan sebelum dan sesudah di rehab

b) Kemampuan sosial setelah dan sebelum di rehab

c) Kemampuan usaha sebelum dan setelah di rehab

d) Kondisi psikologis sebelum dan sesudah di rehab

Tabel Capaian Outcome rehabilitasi sosial tuna sosial dan korban

perdagangan orang

Kegiatan Outcome Target Capaian

Meningkatnya keberfungsian

sosial PMKS dan kelompok

marjinal lainnya

Terpenuhinya kebutuhan dan hak

dasar tuna sosial dan korban

perdagangan orang

12.420 10.538

Meningkatnya akses tuna sosial dan

korban perdagangan orang dalam

mendapatkan fasilitas akses usaha

1.550 1.550

Perbandingan Antara Target Dan Realisasi Kinerja Tahun Ini

Analisis capaian kinerja Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan

Korban Perdagangan Orang untuk tahun 2018 sebagai berikut :

SASARAN

STRATEGIS

INDIKATOR

KINERJA

PROGRAM

SASARAN

KEGIATAN

INDIKATOR KINERJA

UTAMA TARGET CAPAIAN SATUAN

Meningkatnya

keberfungsian

sosial PMKS dan

kelompok

marjinal lainnya

Persentase (%)

Tuna Sosial dan

korban

perdagangan

orang yang

mampu

memanfaatkan

bantuan

pemenuhan

kebutuhan

dasar

Meningkatnya

penyelenggaraan

rehabilitasi sosial

bagi tuna sosial

dan korban

perdagangan

orang

Jumlah tuna sosial dan

korban perdagangan orang

yang mendapatkan bantuan

pemenuhan kebutuhan

dasar dan fasilitasi hak

dasar

12.420 10.538 Orang

Jumlah tuna sosial dan

korban perdagangan orang

yang mendapatkan fasilitasi

akses usaha

1.550 1.550 Orang

Perbandingan dan Akumulasi Capaian Target 2010 – 2018

Analisis capaian kinerja Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial untuk tahun

2010 – 2018 adalah sebagai berikut :

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO

2018

Laporan Kinerja

Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 60

SASARAN STRATEGIS REALISASI TAHUN

2010 – 2017

REALISASI

TAHUN 2018

TOTAL REALISASI

2010 – 2018

Meningkatnya keberfungsian

sosial PMKS dan kelompok

marjinal lainnya

96.391 106.929 10.538

Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2018 dengan Target RPJMN

Perbandingan realisasi kinerja tahun 2018 dengan target RPJMN adalah

sebagai berikut :

SASARAN

STRATEGIS

INDIKATOR

KINERJA

PROGRAM

SASARAN

KEGIATAN

INDIKATOR KINERJA

UTAMA RPJMN CAPAIAN %

Meningkatnya

keberfungsian

sosial PMKS dan

kelompok

marjinal lainnya

Persentase (%)

Tuna Sosial dan

korban

perdagangan

orang yang

mampu

memanfaatkan

bantuan

pemenuhan

kebutuhan

dasar

Meningkatnya

penyelenggaraan

rehabilitasi sosial

bagi tuna sosial

dan korban

perdagangan

orang

Jumlah tuna sosial dan

korban perdagangan orang

yang mendapatkan bantuan

pemenuhan kebutuhan

dasar dan fasilitasi hak

dasar

108.853 10.538 9.68

Jumlah tuna sosial dan

korban perdagangan orang

yang mendapatkan fasilitasi

akses usaha

34.403 1.550 4,51

Berdasarkan table diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa capaian

kinerja Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan

Orang dalam hal pemenuhan kebutuhan dasar dan fasilitasi hak dasar baru

mencapai 9,68 %, sedangkan capaian dalam hal mendapatkan akses usaha bru

mencapai 4,51 %.

Perbandingan Realisasi Tahun 2018 dengan Standart Nasional

Capaian Standar Nasional dalam rehabilitasi sosial adalah keberfungsian sosial

bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial tuna sosial dan korban

perdagangan orang. Sampai saat ini belum ada satu instrument yang dibuat

untuk mengukur keberfungsian sosial, tetapi keberhasilan penangangan tuna

sosial dan KPO dapat dilihat dari beberapa media nasional yang memuat

hasilnya.

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO

2018

Laporan Kinerja

Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 61

Analisis Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan Kinerja Tahun 2018

Keberhasilan program dan kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka

penangangan masalah sosial khususnya tuna sosial dan korban perdagangan

orang banyak didukung oleh beberapa factor antara lain :

a. Komitmen yang kuat dari seluruh personel di Direktorat Rehabilitasi

Sosial Tuna Sosial dan KPO.

b. Dukungan Menteri Sosial dan Dirjen Rehabilitasi Sosial dalam

meningkatkan potensi yang ada di Direktorat RSTS dan KPO.

c. Adanya beberapa program dan kegiatan di Direktorat RSTS dan KPO

yang menjadi Progam Prioritas Nasional dan Prioritas Kementerian,

antara lain :

Prioritas Nasional

Rehabilitasi Sosial Bekas Warga Binaan Pemasyarakatan Teroris

Prioritas Kementerian

Rehabilitasi sosial orang dengan HIV- Aids

Penangangan korban tindak kekerasan

Pemulangan WNI-M KPO

Rehabilitasi sosial gelandangan dan pengemis melalui

pengembangan model “Desaku Menanti”

Supporting penutupan lokalisasi bagi eks wanita tuna susila dalam

rangka Indonesia Bebas Lokalisasi Prostitusi Tahun 2019

Kegagalan Program Direktorat RSTS dan kpo lebih banyak disebabkan oleh :

a. Keterbatasan anggaran

b. Lembaga kesejahteraan sosial yang menangani PMKS Tuna Sosial dan

Korban Perdagangan Orang masih terbatas

c. Adanya kebijakan Pemerintah Malaysia yang memberhentikan alokasi

anggaran untuk pemulangan WNI M KPO ke tanjung pinang sehingga

tidak tercapainya target pemulangan WNI M KPO yang dideportasi dari

Malaysia.

Efesiensi Penggunaan Sumber Daya

Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan orang

mempunyai efesiensi sumber daya sebagai berikut :

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO

2018

Laporan Kinerja

Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 62

SASARAN

STRATEGIS

INDIKATOR

KINERJA

PROGRAM

SASARAN

KEGIATAN

INDIKATOR KINERJA

UTAMA

CAPAIAN

KINERJA

2018 (%)

PENYERAPAN

ANGGARAN

(%)

Meningkatnya

keberfungsian

sosial PMKS

dan kelompok

marjinal lainnya

Persentase (%)

Tuna Sosial dan

korban

perdagangan

orang yang

mampu

memanfaatkan

bantuan

pemenuhan

kebutuhan

dasar

Meningkatnya

penyelenggaraan

rehabilitasi sosial

bagi tuna sosial

dan korban

perdagangan

orang

Jumlah tuna sosial dan

korban perdagangan orang

yang mendapatkan

bantuan pemenuhan

kebutuhan dasar dan

fasilitasi hak dasar

84,85 90,92

Jumlah tuna sosial dan

korban perdagangan orang

yang mendapatkan

fasilitasi akses usaha

100 90,92

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO

2018

Laporan Kinerja

Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 63

BAB V :

PENUTUP

Pelaksanaan laporan kinerja memiliki tujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada

publik. Oleh karena itu, Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan KPO dalam

melaksanakan pembangunan kesejahteraan sosial menganggap bahwa penyusunan

Laporan Kinerja merupakan bagian integral dari proses pembangunan yang perlu

dilaksanakan secara berkala, sebagai wujud tanggung jawab dan evaluasi terhadap

upaya peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat. LAPORAN KINERJA ini

diharapkan dapat berperan sebagai alat kendali, alat penilai kualitas kinerja, serta

alat pendorong terwujudnya pemerintahan yang bersih dan berwibawa.

A. Kesimpulan

Dari Laporan Kinerja Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan KPO yang

telah disusun ini, dapat disimpulkan bahwa :

1. Pelaksanaan program dan kegiatan Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial

dan KPO dapat berjalan dengan baik, lancar dan mencapai hasil yang

diharapkan.

2. Program dan kegiatan yang dilaksanakan Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna

Sosial dan KPO telah meletakkan dasar-dasar bagi pengembangan program di

masa yang akan datang.

3. Kinerja Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan KPO pada tahun 2018

ini cukup baik yaitu dengan realisasi progam mencapai 100% dengan

realisasi keuangan mencapai 90, 92 %.

B. Saran

Melihat ke depan permasalahan kesejahteraan sosial tuna sosial dan KPO terus

meningkat dan semakin kompleks, maka disarankan :

1. Peningkatan SDM pelaksana rehabilitasi sosial tuna sosial dan KPO di

lapangan agar lebih profesional dalam menjalankan tugas-tugasnya.

2. Peningkatan sarana dan prasarana perlu dilakukan untuk menunjang

penyelenggaran rehabilitasi sosial tuna sosial agar lebih optimal.

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO

2018

Laporan Kinerja

Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 64

3. Peningkatan koordinasi agar terbentuk jejaring yang kuat sehingga tercipta

sinergi dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan.

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO

2018

Laporan Kinerja

Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 65

LAMPIRAN - LAMPIRAN

Lampiran 1 Rincian Program dan Kegiatan Direktorat

Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan KPO tahun

2018

Lampiran 2 Rencana Kinerja Direktorat Rehabilitasi Sosial

Tuna Sosial dan KPO tahun 2018

Lampiran 3 Penetapan Kinerja Direktorat Rehabilitasi Sosial

Tuna Sosial dan KPO tahun 2018

Lampiran 4 Indikator Kinerja Utama Direktorat Rehabilitasi

Sosial Tuna Sosial dan KPO tahun 2018

Lampiran 5 Indikator Kinerja Direktorat Rehabilitasi Sosial

Tuna Sosial dan KPO tahun 2018

Lampiran 6 Capaian Kinerja Direktorat Rehabilitasi Sosial

Tuna Sosial dan KPO tahun 2018

Lampiran 7 Realisasi Anggaran Direktorat Rehabilitasi Sosial

Tuna Sosial dan KPO tahun 2018

RENCANA KINERJA TAHUNAN UNIT SATUAN KERJA : DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KORBAN PERDAGANGAN ORANG TAHUN ANGGARAN : 2018

NO Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target

(1) (2) (3) (4)

Meningkatnya Penyelenggaraan Rehabilitasi Sosial bagi Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang

Jumlah Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang yang mendapatkan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar dan fasilitasi hak dasar

12.420

Jumlah Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang yang mendapatkan fasilitasi akses usaha

1.550

Kegiatan Anggaran

Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang

Rp. 45.542.283.000,-

Jakarta, Januari 2018

Menyetujui, Dirjen Rehabilitasi Sosial

Edi Suharto

Direktur Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial Dan Korban Perdagangan Orang

Sonny W Manalu

RENCANA KINERJA TAHUNAN PUSAT, UPT DAN DEKON

UNIT SATUAN KERJA : REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KORBAN PERDAGANGAN ORANG TAHUN ANGGARAN : 2018

NO Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target

(1) (2) (3) (4)

Meningkatnya Penyelenggaraan Rehabilitasi Sosial bagi Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang

Jumlah Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang yang mendapatkan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar dan fasilitasi hak dasar

15.041

Jumlah Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang yang mendapatkan fasilitasi akses usaha

1.550

Kegiatan Anggaran

Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang

Rp. 99.818.520.000,-

Jakarta, Januari 2018

Menyetujui, Dirjen Rehabilitasi Sosial

Edi Suharto

Direktur Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial Dan Korban Perdagangan Orang

Sonny W Manalu

KEMENTERIAN SOSIAL RI

JALAN SALEMBA RAYA NOMOR 28 JAKARTA PUSAT 10430 TELEPON 3103591 LAMAN : http://yanrehsos.depsos.go.id

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2018

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KORBAN PERDAGANGAN ORANG

Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Sonny W Manalu Jabatan : Direktur Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial Dan Korban Perdagangan Orang Selanjutnya disebut pihak pertama Nama : Edi Suharto Jabatan : Dirjen Rehabilitasi Sosial Selaku atasan pihak pertama, selanjutnya disebut pihak kedua Pihak pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggung jawab kami. Pihak kedua akan melakukan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi. Jakarta, Januari 2018

PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA, Dirjen Rehabilitasi Sosial

Edi Suharto

Direktur Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial Dan Korban Perdagangan Orang

Sonny W Manalu

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018 DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KORBAN PERDAGANGAN

ORANG

NO Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target

(1) (2) (3) (4)

Meningkatnya Penyelenggaraan Rehabilitasi Sosial bagi Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang

Jumlah Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang yang mendapatkan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar dan fasilitasi hak dasar

12.420

Jumlah Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang yang mendapatkan fasilitasi akses usaha

1.550

Kegiatan Anggaran

Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang

Rp. 45.542.283.000,-

Jakarta, Januari 2018

Menyetujui, Dirjen Rehabilitasi Sosial

Edi Suharto

Direktur Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial Dan Korban Perdagangan Orang

Sonny W Manalu

KEMENTERIAN SOSIAL RI

Jalan Salemba Raya No. 28 Jakarta Pusat 10430

Telepon 3103591 Laman : https://www.depsos.go.id

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Sonny W Manalu Jabatan : Direktur Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial Dan Korban Perdagangan Orang Selanjutnya disebut pihak pertama Nama : Edi Suharto Jabatan : Dirjen Rehabilitasi Sosial Selaku atasan pihak pertama, selanjutnya disebut pihak kedua Pihak pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggung jawab kami. Pihak kedua akan melakukan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi. Jakarta, Januari 2018

PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA, Dirjen Rehabilitasi Sosial

Edi Suharto

Direktur Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial Dan Korban Perdagangan Orang

Sonny W Manalu

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018 DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KORBAN PERDAGANGAN

ORANG

NO Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target

(1) (2) (3) (4)

Meningkatnya Penyelenggaraan Rehabilitasi Sosial bagi Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang

Jumlah Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang yang mendapatkan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar dan fasilitasi hak dasar

12.420

Jumlah Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang yang mendapatkan fasilitasi akses usaha

1.550

Kegiatan Anggaran

Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang

Rp. 45.542.283.000,-

Jakarta, Januari 2018

Menyetujui, Dirjen Rehabilitasi Sosial

Edi Suharto

Direktur Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial Dan Korban Perdagangan Orang

Sonny W Manalu

INDIKATOR KINERJA UTAMA

UNIT SATUAN KERJA : DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KORBAN PERDAGANGAN ORANG TAHUN ANGGARAN : 2018

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Progam

Sasaran Kegiatan

Indikator Kinerja Utama

Kegiatan Target

Meningkatnya keberfungsian sosial PMKS dan kelompok marjinal lainnya

Persentase (%) tuna sosial dan korban perdagangan orang yang mampu memanfaatkan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar

Meningkatnya penyelenggaraan rehabilitasi sosial bagi tuna sosial dan korban perdagangan orangs

Jumlah tuna sosial dan korban perdagangan orang yang mendapatkan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar dan fasilitasi hak dasar [12.420 orang]

Pemberian bantuan jaminan hidup berupa permakanan dalam rehabilitasi sosial gelandangan dan pengemis melalui pengembangan model “Desaku Menanti”

200

Pemulangan WNI-M KPO deportasi dari Malaysia

10.000

Rehabilitasi dan perlindungan KTK di RPTC Bambu Apus

750

Rehabilitasi sosial korban trafficking perempuan di RPSW

35

Rehabilitasi dan perlindungan sosial waria di Rumah singgah waria

50

Rehabilitasi sosial Eks WTS melalui supporting penutupan lokalisasi

450

Rehabilitasi sosial wanita tuna susila di Panti Rehsos Wanita Tuna Susila “Mulya Jaya” Jakarta

280

Rehabilitasi sosial gelandangan dan pengemis di Panti Rehsos Eks Gelandangan dan Pengemis “Pangudiluhur” Bekasi

770

Rehabilitasi sosial Orang dengan HIV di Panti Rehsos ODH “Wasana Bahagia” Ternate

141

Rehabilitasi sosial Orang dengan HIV di Panti Rehsos ODH “Bahagia” Medan

100

Rehabilitasi sosial Orang dengan HIV di Loka Rehsos ODH “Kahuripan” Sukabumi

120

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Progam

Sasaran Kegiatan

Indikator Kinerja Utama

Kegiatan Target

Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan orang melalui dana dekonsentrasi di 34 Provinsi

1.215

Jumlah tuna sosial dan korban perdagangan orang yang mendapatkan fasilitasi akses usaha [1.550 orang]

Rehabilitasi Sosial Gepeng melalui pengembangan model “Desaku Menanti”

50 KK

Rehabilitasi Sosial Gepeng melalui usaha kemandirian

200

Rehabilitasi Sosial Gepeng melalui pengembangan usaha

150

Rehabilitasi Sosial BWBP melalui progam agrobisnis

50

Rehabilitasi Sosial BWBP melalui usaha kemandirian

250

Rehabilitasi Sosial BWBP melalui pengembangan usaha

100

Rehabilitasi Sosial Korban Tindak Kekerasan melalui usaha kemandirian

100

Rehabilitasi Sosial Korban Perdagangan Orang melalui usaha kemandirian

-

Rehabilitasi Sosial Tuna Susila melalui usaha kemandirian

-

Rehabilitasi Sosial Tuna Susila melalui supporting penutupan lokalisasi

450

Rehabilitasi Sosial ODHA melalui usaha kemandirian

200

Rehabilitasi Sosial Kelompok Minoritas (waria) melalui usaha kemandirian

-

Rehabilitasi sosial wanita tuna susila di Panti Rehsos Wanita Tuna Susila “Mulya Jaya” Jakarta

280

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Progam

Sasaran Kegiatan

Indikator Kinerja Utama

Kegiatan Target

Rehabilitasi sosial gelandangan dan pengemis di Panti Rehsos Eks Gelandangan dan Pengemis “Pangudiluhur” Bekasi

770

Rehabilitasi sosial Orang dengan HIV di Panti Rehsos ODH “Wasana Bahagia” Ternate

141

Rehabilitasi sosial Orang dengan HIV di Panti Rehsos ODH “Bahagia” Medan

100

Rehabilitasi sosial Orang dengan HIV di Loka Rehsos ODH “Kahuripan” Sukabumi

120

Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan orang melalui dana dekonsentasi di 34 Provinsi

1.215

Direktur Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang

DR. Sonny W. Manalu, MM

NIP. 19610901 199103 1 002

CAPAIAN KINERJA

UNIT SATUAN KERJA : DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL TAHUN ANGGARAN : 2018

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Progam

Sasaran Kegiatan

Indikator Kinerja Utama

Kegiatan Target Realisasi

Meningkatnya keberfungsian sosial PMKS dan kelompok marjinal lainnya

Persentase (%) tuna sosial dan korban perdagangan orang yang mampu memanfaatkan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar

Meningkatnya penyelenggaraan rehabilitasi sosial bagi tuna sosial dan korban perdagangan orang

Jumlah tuna sosial dan korban perdagangan orang yang mendapatkan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar dan fasilitasi hak dasar [12.450 orang]

Pemberian bantuan jaminan hidup berupa permakanan dalam rehabilitasi sosial gelandangan dan pengemis melalui pengembangan model “Desaku Menanti”

200 193

Pemulangan WNI-M KPO deportasi dari Malaysia

10.000 7.970

Rehabilitasi dan perlindungan KTK di RPTC Bambu Apus

750 593

Rehabilitasi sosial korban trafficking perempuan di RPSW

35 37

Rehabilitasi dan perlindungan sosial waria di Rumah singgah waria

50 50

Rehabilitasi sosial Eks WTS melalui supporting penutupan lokalisasi

450 61

Rehabilitasi sosial wanita tuna susila di Panti Rehsos Wanita Tuna Susila “Mulya Jaya” Jakarta

280 280

Rehabilitasi sosial gelandangan dan pengemis di Panti Rehsos Eks Gelandangan dan Pengemis “Pangudiluhur” Bekasi

770 770

Rehabilitasi sosial Orang dengan HIV di Panti Rehsos ODH “Wasana Bahagia” Ternate

141 151

Rehabilitasi sosial Orang dengan HIV di Panti Rehsos ODH “Bahagia” Medan

100 100

Rehabilitasi sosial Orang dengan HIV di Loka Rehsos ODH “Kahuripan” Sukabumi

120 117

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Progam

Sasaran Kegiatan

Indikator Kinerja Utama

Kegiatan Target Realisasi

Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan orang melalui dana dekonsentrasi di 34 Provinsi

1.215 1.215

Jumlah tuna sosial dan korban perdagangan orang yang mendapatkan fasilitasi akses usaha [1.550 orang]

Rehabilitasi Sosial Gepeng melalui pengembangan model “Desaku Menanti”

50 KK 50 KK

Rehabilitasi Sosial Gepeng melalui usaha kemandirian

200 200

Rehabilitasi Sosial Gepeng melalui pengembangan usaha

150 150

Rehabilitasi Sosial BWBP melalui progam agrobisnis

50 50

Rehabilitasi Sosial BWBP melalui usaha kemandirian

250 250

Rehabilitasi Sosial BWBP melalui pengembangan usaha

100 100

Rehabilitasi Sosial Korban Tindak Kekerasan melalui usaha kemandirian

100 100

Rehabilitasi Sosial Korban Perdagangan Orang melalui usaha kemandirian

- 300

Rehabilitasi Sosial Tuna Susila melalui usaha kemandirian

- 389

Rehabilitasi Sosial Tuna Susila melalui supporting penutupan lokalisasi

450 61

Rehabilitasi Sosial ODHA melalui usaha kemandirian

200 214

Rehabilitasi Sosial Kelompok Minoritas (waria) melalui usaha kemandirian

- 4

Rehabilitasi sosial wanita tuna susila di Panti Rehsos Wanita Tuna Susila “Mulya Jaya” Jakarta

280 280

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Progam

Sasaran Kegiatan

Indikator Kinerja Utama

Kegiatan Target Realisasi

Rehabilitasi sosial gelandangan dan pengemis di Panti Rehsos Eks Gelandangan dan Pengemis “Pangudiluhur” Bekasi

770 770

Rehabilitasi sosial Orang dengan HIV di Panti Rehsos ODH “Wasana Bahagia” Ternate

141 151

Rehabilitasi sosial Orang dengan HIV di Panti Rehsos ODH “Bahagia” Medan

100 100

Rehabilitasi sosial Orang dengan HIV di Loka Rehsos ODH “Kahuripan” Sukabumi

120

117

Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan orang melalui dana dekonsentasi di 34 Provinsi

1.215 1.215

Direktur Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan

Korban Perdagangan Orang

DR. Sonny W. Manalu, MM

NIP. 19610901 199103 1 002

REALISASI ANGGARAN

KEGIATAN : REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KORBAN PERDAGANGAN ORANG UNIT SATUAN KERJA : DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO TAHUN ANGGARAN : 2018

No Nama Satker Ket

Total Barang Modal Bansos

1

DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KORBAN PERDAGANGAN ORANG

PAGU

28.740.283.000

675.000.000

16.127.000.000

45.542.283.000

REALISASI

24.659.029.590

669.980.800

16.079.850.000

41.408.860.390

PERSENTASE (85.80%) (99.26%) (99.71%) (90.92%)

SISA

4.081.253.410

5.019.200

47.150.000

4.133.422.610

REALISASI ANGGARAN

KEGIATAN : REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KORBAN PERDAGANGAN ORANG UNIT SATUAN KERJA : UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT) TAHUN ANGGARAN : 2018

No Nama Satker

Pagu Anggaran Realisasi Anggaran Total

B.Pegawai B.Barang B.Modal B.BanSos B.Pegawai B.Barang B.Modal B.BanSos Total Pagu Total Realisasi Sisa Persen

Realisasi

1

LOKA REHABILITASI SOSIAL ORANG DENGAN HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS "KAHURIPAN" DI SUKABUMI

1.744.578.000 2.382.791.000 575.000.000 500.000.000 1.737.075.796 2.312.688.900 567.095.000 485.000.000 5.202.369.000 5.101.859.696 100.509.304 98,07

2

BALAI REHABILITASI SOSIAL ORANG DENGAN HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS "BAHAGIA" DI MEDAN

3.628.648.000 3.233.829.000 375.000.000 440.000.000 3.514.872.159 3.151.776.722 373.930.000 435.000.000 7.677.477.000 7.475.578.881 201.898.119 97,37

3

BALAI REHABILITASI SOSIAL ORANG DENGAN HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS "WASANA BAHAGIA" DI TERNATE

3.416.592.000 4.504.437.000 675.000.000 492.000.000 3.297.810.455 4.409.445.787 652.302.633 492.000.000 9.088.029.000 8.851.558.875 236.470.125 97,40

4

BALAI REHABILITASI SOSIAL EKS GELANDANGAN DAN PENGEMIS "PANGUDI LUHUR" DI BEKASI

5.436.067.000 6.148.892.000 324.750.000 1.012.220.000 5.404.857.398 6.142.020.220 319.902.800 1.011.712.550 12.921.929.000 12.878.492.968 43.436.032 99,66

5

BALAI REHABILITASI SOSIAL EKS WANITA TUNA SUSILA "MULYA JAYA" DI JAKARTA

5.718.706.000 4.763.649.000 475.000.000 740.000.000 5.462.030.338 4.681.673.554 474.270.000 738.195.000 11.697.355.000 11.356.168.892 341.186.108 97,08

REALISASI ANGGARAN

KEGIATAN : REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KORBAN UNIT SATUAN KERJA : DEKONSENTRASI

NO SATUAN KERJA PAGU REALISASI

1 019029 DINAS SOSIAL PROVINSI DKI JAKARTA Rp 210.000.000 Rp 206.328.000

2 029005 DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA BARAT Rp 275.000.000 Rp 270.972.000

3 039004 DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Rp 275.000.000 Rp 272.773.000

4 049015 DINAS SOSIAL PROVINSI D.I. YOGYAKARTA Rp 315.000.000 Rp 315.000.000

5 059015 DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TIMUR Rp 322.000.000 Rp 322.000.000

6 069007 DINAS SOSIAL ACEH Rp 177.000.000 Rp 133.773.200

7 079004 DINAS SOSIAL PROVINSI SUMATERA UTARA Rp 315.000.000 Rp 305.581.988

8 089030 DINAS SOSIAL PROVINSI SUMATERA BARAT Rp 235.000.000 Rp 233.176.500

9 099019 DINAS SOSIAL PROVINSI RIAU Rp 177.000.000 Rp 159.280.000

10 109010 DINAS SOSIAL, KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL PROVINSI JAMBI Rp 205.000.000 Rp 174.957.500

11 119010 DINAS SOSIAL PROVINSI SUMATERA SELATAN Rp 171.500.000 Rp 156.571.000

12 129017 DINAS SOSIAL PROVINSI LAMPUNG Rp 210.000.000 Rp 210.000.000

13 139012 DINAS SOSIAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT Rp 360.000.000 Rp 359.150.000

14 149018 DINAS SOSIAL PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Rp 220.000.000 Rp 168.509.000

15 159009 DINAS SOSIAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Rp 195.000.000 Rp 161.104.210

16 169008 DINAS SOSIAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Rp 171.500.000 Rp 154.180.000

17 179010 DINAS SOSIAL DAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA Rp 220.000.000 Rp 179.270.000

18 189014 DINAS SOSIAL DAERAH PROPINSI SULAWESI TENGAH Rp 220.000.000 Rp 185.070.000

19 199008 DINAS SOSIAL PROVINSI SULAWESI SELATAN Rp 244.500.000 Rp 243.380.000

20 209014 DINAS SOSIAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA Rp 171.500.000 Rp 171.500.000

21 219019 DINAS SOSIAL PROVINSI MALUKU Rp 180.000.000 Rp 180.000.000

22 229012 DINAS SOSIAL PROVINSI BALI Rp 180.000.000 Rp 160.925.000

23 239021 DINAS SOSIAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Rp 222.000.000 Rp 210.761.000

24 249018 DINAS SOSIAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Rp 230.000.000 Rp 179.628.000

25 259024 DINAS SOSIAL, KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PROVINSI PAPUA Rp 270.000.000 Rp 254.650.000

26 269020 DINAS SOSIAL PROVINSI BENGKULU Rp 171.500.000 Rp 144.825.500

27 289017 DINAS SOSIAL PROPINSI MALUKU UTARA Rp 195.000.000 Rp 195.000.000

28 299014 DINAS SOSIAL PROVINSI BANTEN Rp 190.000.000 Rp 180.740.000

29 309017 DINAS SOSIAL PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Rp 190.000.000 Rp 115.536.463

30 319012 DINAS SOSIAL, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK PROVINSI GORONTALO Rp 197.700.000 Rp 193.980.600

31 329002 DINAS SOSIAL PROVINSI KEPULAUAN RIAU Rp 411.378.000 Rp 410.654.695

32 339001 DINAS SOSIAL PROVINSI PAPUA BARAT Rp 195.000.000 Rp 94.212.000

33 340012 DINAS SOSIAL PROVINSI SULAWESI BARAT Rp 195.000.000 Rp 185.260.000

34 417731 DINAS SOSIAL PROVINSI KALIMANTAN UTARA Rp 171.500.000 Rp 50.721.000

RENCANA AKSI DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KORBAN PERDAGANGAN ORANG

TAHUN ANGGARAN 2018

NO. SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR

KINERJA PROGRAM

SASARAN KEGIATAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA

KEGIATAN TARGET

REALISASI PENANGG

UNG JAWAB

PELAKSANA WAKTU PELAKSANAAN

LOKASI

Meningkatnya keberfungsian sosial PMKS dan kelompok marjinal lainnya

Persentase (%) Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang yang mampu memanfaatkan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar

Meningkatnya Penyelenggaraan Rehabilitasi Sosial bagi Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang

Jumlah Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang yang mendapatkan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar dan fasilitasi hak dasar [18.990 Orang]

Pemberian bantuan jaminan hidup berupa permakanan dalam Rehabilitasi Sosial gelandangan Pengemis melalui pengembangan model “desaku Menanti”

200 orang

193 Orang Dir. RSTS dan KPO

Subdit RS Gepeng

Januari s/d Desember 2018

Karang Asem Bali

Pemulangan WNI-M KPO deportasi dari Malaysia

10.000 orang

8.270 orang

Dir. RSTS dan KPO

Subdit RS KPO dan KTK

Januari s/d Desember 2018

34 Provinsi

Rehabilitasi dan perlindungan KTK di RPTC Bambu Apus

750 orang

593 orang

Dir. RSTS dan KPO

Subdit RS KPO dan KTK

Januari s/d Desember 2018

34 Provinsu dan Luar Negeri

NO. SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR

KINERJA PROGRAM

SASARAN KEGIATAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA

KEGIATAN TARGET

REALISASI PENANGG

UNG JAWAB

PELAKSANA WAKTU PELAKSANAAN

LOKASI

Rehabilitasi Sosial Korban Trafiking Perempuan di RPSW

35 orang

37 orang

Dir. RSTS dan KPO

Subdit RS KPO dan KTK

Januari s/d Desember 2018

34 Provinsu dan Luar Negeri

Rehabilitasi dan Perlindungan Sosial Waria di Rumah Singgah waria

50 orang 54 orang Dir. RSTS dan KPO

Subdit RS TS dan ODHA

Januari s/d Desember 2018

DKI Jakarta, DEpok dan

Bogor

Rehabilitasi Sosial TS dan KPO melalui kegiatan kedaruratan

35 orang 52 orang Dit RSTS dan KPO

Subbag Tata Usaha

Januari s/d Desember 2018

Sesuai kebutuhan

Rehabilitasi Sosial Sosial Eks WTS melalui supporting penutupan lokalisasi

450 orang

61 orang Dir. RSTS dan KPO

Subdit RS TS dan ODHA

Januari s/d Desember 2018

Rehabilitasi Sosial Wanita Tuna Susila di PSKW “MUlya Jaya “ Jakarta

280 orang

280 orang Ka Panti PSKW “Mulya Jaya” Jakarta

Ka Panti PSKW “Mulya Jaya” Jakarta

Januari s/d Desember 2018

34 Provinsi

NO. SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR

KINERJA PROGRAM

SASARAN KEGIATAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA

KEGIATAN TARGET

REALISASI PENANGG

UNG JAWAB

PELAKSANA WAKTU PELAKSANAAN

LOKASI

Rehabilitasi Sosial Gepeng di PSBK “Pangudi Luhur” Bekasi

740 orang

770 orang Ka Panti PSBK “Pangudi Luhur” Bekasi

Ka Panti PSBK “Pangudi Luhur” Bekasi

Januari s/d Desember 2018

34 Provinsi

Rehabilitasi Sosial ODH di PSRS ODH “Wasana Bahagia” Ternate

151 orang

151 orang Ka Panti PSRS ODH “Wasana Bahagia” Ternate

Ka Panti PSRS ODH “Wasana Bahagia” Ternate

Januari s/d Desember 2018

Ternate Malut Maluku Papua Papua Barat dan pulau Sulawesi NTT

Rehabilitasi Sosial ODH di PSRS ODH “Bahagia” Medan

100 orang

100 orang

Ka Panti PSRS ODH “Bahagia” Medan

Ka Panti PSRS ODH “Bahagia” Medan

Januari s/d Desember 2018

Wilayah Sumatera dan Kalimantan

Rehabilitasi Sosial ODH di PSRS ODH “Kahuripan” Sukabumi

120 orang

117 orang Ka Panti PSRS ODH “Kahuripan” Sukabumi

Ka Panti PSRS ODH “Kahuripan” Sukabumi

Januari s/d Desember 2018

Wilayah Pulau Jawa, Bali, NTB

Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang melalui dana dekonsentrasi di 34 Provinsi

1.230 orang

1.230 orang

Kepala Dinas tiap Propvinsi

Kasi RSTS dan KPO Dinas Sosial Provinsi

Januari s/d Desember 2018

34 Provinsi

NO. SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR

KINERJA PROGRAM

SASARAN KEGIATAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA

KEGIATAN TARGET

REALISASI PENANGG

UNG JAWAB

PELAKSANA WAKTU PELAKSANAAN

LOKASI

Jumlah Tuna

Sosial dan Korban Perdagangan Orang yang mendapatkn fasilitasi askses usaha [1.550] orang]

Rehabilitasi Sosial Gepeng melalui pengembangan model desaku menanti

50 orang

50 orang

Dir. RSTS dan KPO

Subdit RS Gepeng

Januari s/d Desember 2018

Karang Asem Bali

Rehabilitasi sosial gepeng melalui usaha kemandirian

200 orang

200 orang Dir. RSTS dan KPO

Subdit RS Gepeng

Januari s/d Desember 2018

Rehabilitasi Sosial Gepeng melalui pengembangan usaha

150 orang

150 orang Dir. RSTS dan KPO

Subdit RS Gepeng

Januari s/d Desember 2018

Rehabilitasi Sosial BWBP melalui program agrobisnis

50 orang 50 orang Dir. RSTS dan KPO

Subdit RS BWBP

Januari s/d Desember 2018

Rehabilitasi Sosial BWBP melalui usaha kemandirian

200 orang

200 orang Dir. RSTS dan KPO

Subdit RS BWBP

Januari s/d Desember 2018

NO. SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR

KINERJA PROGRAM

SASARAN KEGIATAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA

KEGIATAN TARGET

REALISASI PENANGG

UNG JAWAB

PELAKSANA WAKTU PELAKSANAAN

LOKASI

Rehabilitasi Sosial BWBP melalui pengembangan usaha

150 orang

150 orang Dir. RSTS dan KPO

Subdit RS BWBP

Januari s/d Desember 2018

Rehabilitasi Sosial Korban Tindak kekerasan melalui usaha kemandirian

100 orang

100 orang Dir. RSTS dan KPO

Subdit RS KPO dan KTK

Januari s/d Desember 2018

DI Jogjakarta

Rehabilitasi Sosial Tuna susila melalui usaha kemandirian

‘- orang 389 orang Dir. RSTS dan KPO

Subdit RS TS dan ODHA

Januari s/d Desember 2018

Lampung Banten

Rehabilitasi Sosial eks Tuna Susila melaui supporting penutupan lokalisasi

450 orang

61 orang Dir. RSTS dan KPO

Subdit RS TS dan ODHA

Januari s/d Desember 2018

Rehabilitasi Sosial ODHA melalui usaha kemandirian

200 orang

234 orang Dir. RSTS dan KPO

Subdit RS TS dan ODHA

Januari s/d Desember 2018

Rehabilitasi Sosial Wanita Tuna Susila di

280 orang

280 orang Ka Panti PSKW “Mulya

Ka Panti PSKW “Mulya Jaya”

Januari s/d Desember 2018

34 Provinsi

NO. SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR

KINERJA PROGRAM

SASARAN KEGIATAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA

KEGIATAN TARGET

REALISASI PENANGG

UNG JAWAB

PELAKSANA WAKTU PELAKSANAAN

LOKASI

PSKW “MUlya Jaya “ Jakarta

Jaya” Jakarta

Jakarta

Rehabilitasi Sosial Gepeng di PSBK “Pangudi Luhur” Bekasi

740 orang

770 orang Ka Panti PSBK “Pangudi Luhur” Bekasi

Ka Panti PSBK “Pangudi Luhur” Bekasi

Januari s/d Desember 2018

34 Provinsi

Rehabilitasi Sosial ODH di PSRS ODH “Wasana Bahagia” Ternate

151 orang

151 orang Ka Panti PSRS ODH “Wasana Bahagia” Ternate

Ka Panti PSRS ODH “Wasana Bahagia” Ternate

Januari s/d Desember 2018

Ternate Malut Maluku Papua Papua Barat dan pulau Sulawesi

Rehabilitasi Sosial ODH di PSRS ODH “Bahagia” Medan

100 orang

100 orang

Ka Panti PSRS ODH “Bahagia” Medan

Ka Panti PSRS ODH “Bahagia” Medan

Januari s/d Desember 2018

Wilayah Sumatera dan Kalimantan

Rehabilitasi Sosial ODH di PSRS ODH “Kahuripan” Sukabumi

120 orang

117 orang Ka Panti PSRS ODH “Kahuripan” Sukabumi

Ka Panti PSRS ODH “Kahuripan” Sukabumi

Januari s/d Desember 2018

Wilayah Pulau Jawa, Bali, NTB dan NTT

Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang melalui dana dekonsentrasi

1.230 orang

1.230 orang

Kepala Dinas tiap Propvinsi

Kasi RSTS dan KPO Dinas Sosial Provinsi

Januari s/d Desember 2018

34 Provinsi

NO. SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR

KINERJA PROGRAM

SASARAN KEGIATAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA

KEGIATAN TARGET

REALISASI PENANGG

UNG JAWAB

PELAKSANA WAKTU PELAKSANAAN

LOKASI

di 34 Provinsi

Jumlah Anggaran Kegiatan Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang :

Rp. 99.818.520.000,-

Direktur Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban

Perdagangan Orang

DR. Sonny W. Manalu, MM

NIP. 19610901 199103 1 002