Korban lakalantas bisa gugat pemerintah

4

Click here to load reader

Transcript of Korban lakalantas bisa gugat pemerintah

Page 1: Korban lakalantas bisa gugat pemerintah

BURUKNYA JALAN RAYA DI KECAMATAN RAIJUA

“Korban Lakalantas Akibat Jalan Rusak

Bisa Gugat Pemerintah”

(Pasal 273, UU RI 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan)

(Berhubungan dengan Kerusakan Jalan di Kecamatan Raijua, Kab. Sabu Raijua)

Oleh: Elkana Goro Leba, S. Sos

Mahasiswa Program Pascasarjana

Program Studi Manajemen dan Kebijakan Publik (MKP)

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL)

Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta

Jalan rusak dan berbatu-batu sejak tahun 2012 (penetapan anggaran APBD untuk

perbaikan jalan sejak 2011) sering membuat pengguna jalan di Kecamatan Raijua, Kabupaten

Sabu Raijua gregetan dan harus penuh waspada, apa lagi bila terjadi kecelakaan Lalu Lintas

(Lakalantas), pasti ada kerugian materi seperti biaya perbaikan kendaraan karena mungkin

ada bagian kendaraan yang rusak dan boros Bahan Bakar Minyak (BBM), bahkan tidak

jarang korban luka. Namun kini pengguna jalan bisa menggugat Penyelenggara Sarana dan

Prasarana (Pemerintha) dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Sabu Raijua bila terjadi

Lakalantas akibat kerusakkan jalan atau infrastruktur jalan raya yang buruk dan tak kunjung

diperbaiki. Ini berita menarik bagi pengguna jalan di Kecamatan Raijua. Sebab selama ini

sepertinya pengguna jalan tidak pernah sadar dan bahkan mungkin tidak pernah tahu tentang

hal ini. Selama ini pengguna jalan hanya menjalankan kewajibannya dan tidak tahu haknya

sebagai pengguna jalan padahal mereka juga berhak mendapatkan fasilitas yang layak dari

Page 2: Korban lakalantas bisa gugat pemerintah

pemerintah dan pemerintah daerah (Pemkab. Sarai). Dan pemerintah pun sepertinya tidak

pernah jalankan kewajibannnya, dalam hal ini mengganti rugi para pengguna jalan yang

alami kecelakaan akibat jalan rusak yang tak kunjung diperbaiki. Jalan yang rusak dibiarkan

bertahun-tahun tidak diperbaiki oleh Pemkab Sarai yang merupakan penyelenggara terhadap

fasilitas jalan raya.

Namun, kini ada harapan baru yang datang dari UNDANG-UNDANG REPUBLIK

INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN

ANGKUTAN JALAN. Dalam ketentuan PIDANA Pasal 273 tertera bahwa “Setiap

penyelenggara Jalan yang tidak dengan segera dan patut memperbaiki Jalan yang rusak

yang mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat

(1) sehingga menimbulkan korban luka ringan dan/atau kerusakan Kendaraan dan/atau

barang dipidana dengan penjara paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak

Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah)”. Ketetuan selanjutnya Pasal 273 tersebut yang

dapat kita lihat adalah sanksi pidana untuk Penyelenggara Jalan yang tidak dengan segera dan

patut memperbaiki Jalan yang rusak, yaitu:

1) Setiap penyelenggara Jalan yang tidak dengan segera dan patut memperbaiki Jalan yang

rusak yang mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas sebagaimana dimaksud dalam Pasal

24 ayat (1) sehingga menimbulkan korban luka ringan dan/atau kerusakan Kendaraan

dan/atau barang dipidana dengan penjara paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling

banyak Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah).

2) Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan luka berat,

pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling

banyak Rp24.000.000,00 (dua puluh empat juta rupiah).

3) Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan orang lain

meninggal dunia, pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau

denda paling banyak Rp120.000.000,00 (seratus dua puluh juta rupiah).

4) Penyelenggara Jalan yang tidak memberi tanda atau rambu pada Jalan yang rusak dan

belum diperbaiki sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (2) dipidana dengan pidana

penjara paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak Rp1.500.000,00 (satu juta

lima ratus ribu rupiah).

Siapa Penyelenggara jalan?

Page 3: Korban lakalantas bisa gugat pemerintah

Dalam UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sama sekali

tidak mendefinisikan Penyelenggara itu siapa. Tetapi Merujuk pada UNDANG-UNDANG

REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2004 TENTANG JALAN, Pada Pasal

15 dan 16 Penyelenggara itu adalah:

1) Pemerintah (Kementerian Pekerjaan Umum) yaitu Jalan Nasional

2) Pemerintah Provinsi (Dinas Pekerjaan Umum) yaitu Jalan Provinsi

3) Pemerintah Kabupaten (Dinas Pekerjaan Umum) yaitu Jalan Kabupaten dan Jalan Desa

4) Pemerintah Kota (Dinas Pekerjaan Umum) yaitu Jalan Kota

Kewajiban Penyelenggara Jalan Kembali ke Undang-udang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

menerangkan bahwa Kewajiban Penyelenggara Jalan adalah sebagai berikut:

1. Pasal 24: Memperbaiki Jalan yang rusak dan memberi tanda atau rambu pada Jalan yang

rusak.

2. Pasal 238 ayat (1): Menyediakan dan/atau memperbaiki pengaturan, sarana, dan

Prasarana Lalu Lintas.

3. Lintas Pasal 238 ayat (2): Menyediakan alokasi dana untuk pencegahan dan penanganan

Kecelakaan Lalu

4. Pasal 239 ayat (1): Mengembangkan program asuransi Kecelakaan Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan.

5. Pasal 239 ayat (2): Membentuk perusahaan asuransi Kecelakaan Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan.

Hak Korban Menurut Pasal 240 dan Pasal 241 UU No. 22 Tahun 2009 korban Lakalantas

mempunyai hak sebagi berikut:

Korban Kecelakaan Lalu Lintas berhak mendapatkan:

1. Pertolongan dan perawatan dari pihak yang bertanggung jawab atas terjadinya

Kecelakaan Lalu Lintas dan/atau Pemerintah;

2. Ganti kerugian dari pihak yang bertanggung jawab atas terjadinya Kecelakaan Lalu

Lintas; dan

3. Santunan Kecelakaan Lalu Lintas dari perusahaan asuransi.

Page 4: Korban lakalantas bisa gugat pemerintah

Penyelenggara Jalan (Pemkab Sarai) tidak pernah jalankan Kewajibannya Merujuk pada paparan di atas, dengan jelas korban, yakni masyarakat Kecamatan

Raijua mempunyai hak untuk mendapatkan bahkan menuntut fasilitas yang layak dari

pemerintah dan pemerintah Kabupaten Sabu Raijua juga mempunyai kewajiban untuk

memperbaiki fasilitas jalan yang rusak dan atau mengganti kerugian korban lakalantas yang

selama ini tidak pernah dijalankan.

Semoga dengan tulisan saya ini, membuka mata dan hati pemerintah Kabupaten Sabu

Raijua untuk menjalankan Kewajibannya dan juga masyarakat Sabu Raijua terutama

Kecamatan Raijua menuntut Hak mereka untuk mendapatkan fasilitas jalan yang layak dari

pemkab Sarai.