KORAMIL

download KORAMIL

of 11

Transcript of KORAMIL

ESSAYOPTIMALISASI PERAN KORAMIL DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN DIWILAYAH TUGASNYA MELALUI TEHNIK BERKOMUNIKASI

Pendahuluan :peran koramil sangatlah penting bagi pembangunan diwilayah penugasan masing masing yang sudah menjadi tanggungjawab dalam melaksanakan tugas nya dalam hal pembinaan bimbingan teritorial yaitu dalam hal kaitannya peran membantu perkembangan dan kemajuan pembangunan dengan upaya melalui tehnik komunikasi sebagai landasan pokok dalam jalinan silaturahmi dengan para tokoh adat , tokoh masyarakat, serta ketua pemuda dan masyarakat setempat dengan tujuan agar hubungan sosial tetap berjalan dengan solid dan sempurna dengan demikian pembangunan di wilayah akan berjalan dengan lancar atas kerjasama dan dukungan serta kebersamaan antara pihak Koramil dan masyarakat setempat. Dalam doktrin Angkatan Darat Kartika Eka Paksi dicantumkan salah satu fungsi utama Angkatan Darat adalah Binter. Implementasi dari pemberdayaan wilayah pertahanan oleh Angkatan Darat diselenggarakan melalui kegiatan Binter, yaitu suatu bentuk kegiatan yang dilakukan secara terpadu dengan melibatkan komponen bangsa lainnya.TNI Angkatan Darat salah satunya melaksanakan tugas memberdayakan wilayah pertahanan dan kekuatan pendukungnya yang dilaksanakan oleh kekuatan kewilayahan seperti Kodam, Korem, Kodim hingga Koramil, yang dilakukan secara terus menerus dalam kerangka Sistim Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta dan memantapkan kemanunggalan TNI Rakyat. Untuk melaksanakan tugas pokoknya, Korem 081/DsJ dengan segenap jajaran, (baik jajaran Kodim dan Bapras Korem) dititik beratkan pada pembinaan dan pemeliharaan Ipoleksosbudhankam. Hal ini sesuai dengan tugas pokok Korem 081/DsJ diantaranya menyelenggarakan pembinaan teritorial di wilayah, menyelenggarakan pembinaan kesiapan operasional, menyelenggarakan fungsi kegarnizunan sesuaikebijakan Pangdam V/Brw dan melaksanakan pengamanan daerah, instansi, obyek vital serta pengamanan VVIP/VIP. Korem 081/DsJ memilki satuan jajaran diantaranya 9 Kodim, mulai Kodim 0801/Pacitan, Kodim 0802/Ponorogo, Kodim 0803/Madiun, Kodim 0804/Magetan, Kodim 0805/Ngawi, Kodim 0806/Trenggalek, Kodim 0807/Tulungagung, Kodim 0808/Blitar dan Kodim 0810/Nganjuk. Secara Geografi wilayah jajaran Korem 081/DsJ memiliki medan yang berfariasi yaitu medan datar, pegunungan dan pantai sehingga rawan terhadap bencana alam dan penyusupan khususnya dari pantai. Dari sisi Demografi, wilayah Korem 081/DsJ memiliki jumlah pertumbuhan penduduk yang tinggi, hal tersebut menimbulkan kerawanan terhadap kepadatan/bertambahnya penduduk secara signifikan dan berpeluang terhadap tingginya angka pengangguran. Selanjutnya Kodim jajaran Korem 081/DsJ memiliki kondisi sosial yang bervariasi, walaupun tidak ada penonjolan, namun tetap perlu menjadi perhatian terkait rawan terhadap ancaman SARA, aksi terorisme, gesekan antar legislatif, eksekutif dan yudikatif, krisis ekonomi, kriminal dan rendahnya rasa cinta terhadap tanah air serta wawasan kebangsaan.

Bertolak dari latar belakang permasalahan tersebut diatas, maka dalam essay ini sistematika pembahasan akan terfokus pada temuan identifikasi masalah yang dirumuskan dengan pertanyaan sebagai berikut : Bagaimana peran Dansatkowil dalam mewujudkan rasa aman dan nyaman di wilayah tanggung jawabnya saat ini ? Apa faktor-faktor yang mempengaruhi Dansatkowil, baik secara internal maupun eksternal yang dapat memunculkan kekuatan dan peluang yang harus dimanfaatkan semaksimal mungkin serta kelemahan dan kendala yang hrus dieleminir ? Bagaimana peran Dansatkowil dalam mewujudkan rasa aman dan nyaman di wilayah tanggung jawabnya yang diharapkan ? Bagaimana upaya optimalisi dan metoda untuk mewujudkan rasa aman dan nyaman diwilayah tanggung jawabnya ?

Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan diatas maka penulis menggunakan kerangka analisis yang dimulai dari landasan pemikiran yang penulis jadikan acuan dalam pembahasan tulisan ini adalah berawal dari nila-nilai mendasar dari sejarah perjuangan Indonesia, yang mana sejak dahulu TNI bersama segenap komponen masyarakat selalu bahu membahu dalam menegakkan kedaulatan dan menjaga keutuhan wilayah NKRI sampai dengan mengisi kemerdekaan sesuai dengan cita-cita dan tujuan nasional. Demikian halnya sebagaimana yang tertuang dalam Undang-undang RI No 34 tahun 2004 tentang TNI pasal 7 ayat (2) poin b 8 Menetapkan bahwa tugas TNI dalam OMSP adalah Melaksanakan

memberdayakan wilayah pertahanan dan kekuatan pendukungnya secara dini sesuai dengan sistem pertahanan semesta . Pasal 8 d, menyatakan Angkatan Darat bertugas pemberdayaan wilayah pertahanan di darat . Dari pengalaman historis dan landasan diatas, dapat menjadi sumber inspirasi dan motivasi pengabdian bagi prajurit TNI termasuk didalamnya prajurit TNI AD yang bertugas di Komando Kewilayahan, untuk selalu bersatu, berkomunikasi dan berinteraksi dengan segenap komponen masyarakat melalui kegiatan-kegiatan Binter, sehingga akhirnya dapat mempengaruhi dan mengajak masyarakat untuk ikut berperan serta dalam bidang pertahanan negara didarat untuk mewujudkan rasa aman dan nyaman.

PERAN DANSATKOWIL DALAM MEWUJUDKAN RASA AMAN DAN NYAMAN SAAT INI

Terkait permasalahan diatas, bagaimana peran Dansatkowil yang sudah dilakukan bersama masyarakat setempat untuk mewujudkan rasa aman dan nyaman diwilayah tanggung jawabnya. Selama hakekat ancaman sebagai mana yang tertera diatas masih terjadi/masih ada dimasing-masing wilayah tanggung jawabnya maka rasa aman dan nyaman belum terwujud. Belum terwujudnya secara maksimal rasa aman dan nyaman diwilayah dapat terlihat dari, sebagai berikut : Pertama; Bidang Geografi. 1) Kerusakan lingkungan masih terjadi dibeberapa tempat diwilayah Korem 081/DsJ, diantaranya pembalakan dan penambangan liar serta pencemaran lingkungan (walaupun intensitasnya masihkecil) hal tersebut terjadi dikarenakan beberapa faktor, yaitu: kurang tanggapnya pemerintah daerah dalam menyikapi perubahan alam/lingkungan, walaupun Dansatkowil sudah berupaya

namun belum maksimal. 2)

Bencana alam yang terjadi sudah dapat diprediksikan dan bersifat rutin

setiap tahun, diantaranya banjir dan tanah longsor. Hal tersebut dikarenakan kurang peduli pejabat terkait umumnya dan masyarakat setempat khususnya. Pejabat terkait dan Satkowil belum maksimal memberdayakan kemampuan yang ada, masyarakat masih cendrung apatis dan terbawa kebiasaan serta kebutuhan perekonomian. 3) Membuka daerah terisolir dimasing-masing daerah khususnya daerah terpencil berupa jalan/jembatan. Pemahaman masyarakat setempat terkait hal tersebut bahwa membuka daerah terisolir hanya dapat dilakukan oleh satkowil melalui TMMD. Pemahaman tersebut salah, Satkowil belum maksimal dalam mensosialisasikan terkait kegiatan karya bhakti. Kedua ; Bidang Demografi. 1) Jumlah penduduk diwilayah Korem masih relatif tinggi. Upaya Dansatkowil terkait dengan program keluarga berencana sudah dilaksanakan namun pemberdayaan diwilayah belum maksimal. Hal itu terkait keberadaan BKKBN belum terwadahi dimasing-masing daerah sehingga masih ada pemerintah daerah kurang memperhatikan permasalahan tersebut. Di sisi lain BKKBN dianggap program dari pemerintah pusat menjadi kekurang pedulian pemerintah daerah dan masyarakat setempat dalam mengadapi lonjakan jumlah penduduk. 2) Tingginya angka pengangguran. Dengan tingginya angka kelahiran dan rendahnya tingkat perekonomian mengakibatkan angka pengangguran meningkat. Di beberapa wilayah masih terbatasnya lapangan pekerjaan sehingga perlunya keterlibatan Dansatkowil secara maksimal dalam memfasilitasi lapangan pekerjaan melalui pemerintah daerah setempat dan pihak wirausaha. Ketiga ; Bidang Kondisi Sosial. 1) Idiologi. Kerawanan berkembangnya faham yang bertentangan dengan Pancasila yang bersifat radikal kiri menjadikan situasi dan kondisi negara semakin berpotensi menimbulkan kerawanan terhadap Idiologi Pancasila dan Keamanan Nasional. Disamping itu, gejala radikal kanan akhir-akhir ini telah menimbulkan perasaan kekhawatiran/ketakutan masyarakat khususnya pada aksi-aksi kelompok dan golongan yang kerap memojokkan kelompok minoritas. Di sisi lain demokratisasi dengan kebebasan yang nyaris tanpa batas serta berkembangnya faham imperialisme (politik menjajah pihak/kelompok lain), feodalisme (faham tentang penguasaan tentang penguasaan atas tanah/daerah), liberalisme (faham yang menekankan kebebasan individu/partikelir) dan kapitalisme (sistim perekonomian yang berdasarkan hak milik partikelir yang menekankan kebebasan dalam lapangan produksi, kebebasan untuk membelanjakan pendapatan, bermonopoli) sehingga soliditas dan solidaritas antar masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara semakin longgar, kurangnya rasa kesetiakawanan/kekompakan sehingga akhirnya akan menuai/muncul sikap acuh tak acuh, egois serta arogan. Hal itu semua belum ditindak lanjuti oleh para Dansatkowil diwilayah tanggung jawabnya secara maksimal. 2) Politik. Undang-undang nomor 10 tahun 2008 pasal 318 telah mengamanatkan bahwa anggota TNI tidak menggunakan haknya untuk memilih pada Pemilu tahun 2009. Netral berasal dari kata netral yang berarti tidak berpihak, tidak ikut atau tidak membantu salah satu pihak. Jadi netralitas TNI adalah TNI bersikap netral dalam kehidupan berpolitik dan tidak melibatkan diri pada kegiatan politik paktis. Dengan demikian bukan berarti para Dansatkowil bersikap masa bodoh/apatis terhadap perkembangan perpolitikan diwilayah tanggung jawabnya. Kondisi pemilu tahun 2009 membuka peluang munculnya banyak partai yang tidak seimbang oleh kedewasaan berpolitik masyarakat sehingga mengakibatkan meluasnya gesekan antar partai politik yang dapat mengganggu semangat persatuan dan kesatuan bangsa. Demikian halnya hubungan antar legislatif, eksekutif dengan yudikatif terkadang

kurang harmonis dikarenakan kepentingan tertentu. 3) Ekonomi. Krisi ekonomi sudah berjalan cukup lama, walaupun ada perubahan dibeberapa sisi namun belum mengembalikan kondisi ekonomi secara utuh. Hal ini harus menjadi kerja keras semua unsur terkait, khususnya diwilayah-wilayah tertentu yang berpengaruh langsung terkait dengan keberadaan otonomi daerah. Peran Dansatkowil dalam memberdayakan sisi ekonomi sangat penting dan perlu ditingkatkan. Permasalahan yang ada di wilayahwilayah masih banyak sumbu-sumbu ekonomi yang belum diberdayakan dan masih terdapat daerahdaerah terisolir yang masih tertinggal/tertutup. Persoalan lain khususnya di daerah-daerah yang memiliki industri khususnya menengah keatas, banyak yang belum siap mengantisipasi persaingan global serta masuknya tenaga kerja asing yang profesional sehingga akan berpengaruh terhadap tenaga kerja lokal. 4) Sosial budaya. Sosial budaya merupakan persoalan yang banyak bersentuhan langsung dengan dengan kehidupan masyarakat setempat. Dengan kata lain persoalan ini juga akan banyak dihadapi oleh insan disatuan kewilayahan. Diantara persoalan yang sering terjadi diwilayah yaitu aksi-aksi unjukrasa, pengaruh budaya asing yang tidak terkendali, fanatisme agama yang sempit, persoalan pendidikan dan lain sebagainya. Peran Dansatkowil disini bila tidak maksimal akan sangat terlihat dan menjadikan atensi komando atas. Kerjasama dengan lintas sektoral, dinas terkait sangat diperlukan khususnya dengan pihak kepolisian. 5) Pertahanan dan Keamanan. Akhir-akhir ini banyak disorot tentang keberadaan aksi terorisme di beberapa daerah. Demikan halnya dengan wilayah Korem 081/DsJ, berpeluang dijadikan daerah untuk konsolidasi kelompok teroris dan dapat juga menjadi basis serta sasaran aksi teroris. Kepedulian seluruh aparat keamanan dan semua pihak diwilayah sangat menentukan tingkat keamanan dan kenyamanan wilayah tersebut. Hinga saat ini masih ada beberapa tempat/wilayah yang terdapat indikasi pernah digunakan oleh kelompok-kelompok teroris untuk berdomisili. Hal tersebut menunjukkan belum maksimalnya para Dansatkowil menggunakan potensi yang ada untuk mewujudkan rasa aman dan nyaman.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

Dengan telah mempelajari peran Dansatkowil dalam mewujudkan rasa aman dan nyaman saat ini melalui pembinaan teritorial, selanjutnya permasalahan yang muncul adalah Apa faktor yang mempengaruhi Dansatkowil, baik secara internal maupun eksternal yang dapat memunculkan kekuatan dan peluang yang harus dimanfaatkan semaksimal mungkin serta kelemahan dan kendala yang harus dieleminir ? Faktor-faktor yang berpengaruh tersebut hendaknya dipedomani untuk mendukung peningkatan kemampuan dan diwaspadai supaya tidak menjadi faktor penghambat dalam mencapai keberhasilan tugas. Adapun faktor yang dimaksud adalah : a. Faktor Internal. 1) Kekuatan. a) Keberadaan aparat komando kewilayahan di masing-masing daerah masih solid, sehingga untuk menindaklanjuti kebijaksanaan pimpinan berjalan dengan baik. b) Kelengkapan Piranti lunak yang ada sangat mendukung pelaksanaan tugas dilapangan. 2) Kelemahan. a) Keberadaan pejabat khususnya Dansatkowil diwilayah. b) masih belum maksimal dan cendrung larut dengan kondisi yang terdapat

Sarana dan prasarana untuk mendukung pelaksanaan tugas diwilayah masih terbatas

sehingga sebagian besar Satkowil harus bersandar dengan pemerintah daerah setempat untuk kelancaran

dalam pelaksanaan tugas pokok.

b.Faktor Eksternal. 1) Peluang.

a)

Metoda Binter yang

dilakukan selama ini oleh insan teritorial untuk mewujudkan Kemanunggalan TNI rakyat, yang berarti bahwa kondisi kejiawaan dimana rakyat telah merasa bersama, senasib seperjuangan dengan TNI AD khususnya Satuan komando kewilayahan, baik secara lahir maupun batin merupakan kekuatan guna membangkitkan semangat rakyat untuk ikut serta dalam bidang pertahanan negara didarat. b) Sebagian besar masyarakat masih menghendaki keberadaan Satuan komando kewilayahan dengan segala kegiatan Binternya yang disesuaikan dengan tuntutan reformasi. 2) Kendala. a) Masih ada sekelompok

masyarakat yang tidak setuju dengan keberadaan satuan komando kewilayahan karena keberadaan Satkowil disalah gunakan oleh pihak/kelompok tertentu dimasa lalu sehingga menumbuhkan ketidak percayaan masyarakat dengan segala aktifitasnya, disisi lain ada kelompok-kelompok tertentu yang khawatir aktivitasnya di wilayah diketahui oleh Satkowil. b) Kebijakan-kabijakan pemerintah pusat

dan daerah yang belum mendukung pelaksanaan Binter di wilayah.

PERAN DANSATKOWIL DALAM MEWUJUDKAN RASA AMAN DAN NYAMAN YANG DIHARAPKAN

Setelah mengenali peran Dansatkowil dalam mewujudkan rasa aman dan nyaman saat ini dan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam mewujudkan rasa aman, maka pertanyaan berikut yang timbul adalah, Bagaimana peran yang diharapkan dari Dansatkowil dalam mewujudkan rasa aman dan nyaman tersebut ? Peran yang diharapkan dari Dansatkowil adalah dapat mewujudkan rasa aman dan nyaman dengan cara lebih aktif dan komplek dengan melakukan salah satu metoda Binter yaitu Komunikasi Sosial. Komunikasi sosial dilakukan dengan segenap komponen masyarakat dan aparat pemerintah di daerah guna terwujudnya saling pengertian dan kebersamaan, sehinga dengan demikian Dansatkowil mampu mewujudkan rasa aman dan nyaman diwilayah tanggung jawabnya. Pertama; Bidang Geografi. 1) Untuk mencegah terjadinya kerusakan lingkungan dibeberapa tempat diwilayah Korem 081/DsJ, Dansatkowil mengkomunikasikan /melibatkan dinas/instansi terkait diantaranya pihak perhutani, pertambangan, pengairan, badan metreologi dan geofisika serta kepolisian setempat, untuk bersama-sama memberikan penyuluhan dimulai dari daerah-daerah yang tingkat kerawanan/kerusakan lingkungannya tinggi. Berikutnya dilanjutkan kedaerah-darah lain yang belum diadakan penyuluhan. Para Babinsa berperan penting dalam menghadirkan para warganya, yang kedudukannya jauh dari lokasi penyuluhan agar disiapkan kendaraan sehingga lokasi tidak menjadi hambatan. Yang terpenting adalah penyesuaian waktu antara penyuluh dan masyarakat (sebagai audien) sehingga tidak mengganggu aktivitasnya masing-masing. Wujud pemahaman tersebut harus ditindak lanjuti oleh anggota Satkowil dan Muspika setempat dengan pengecekan langsung dilapangan terkait, hasilnya masyarakat merasa ikut bertanggung jawab terhadap lingkungannya. 2) Dansatkowil dengan mempedomani peta Bencana alam sudah dapat mengambil langkah-langkah antisipasi terkait kerawanan tersebut. Bencana alam yang rutin terjadi adalah tanah longsor dan banjir, hal tersebut diakibatkan minimnya pemahaman penghijauandan masyarakat penebangan yang terbatas liar, kondisi tanah yang labil diikuti dengan

terhadap

lingkungannya

(khususnya

masyarakat

pegunungan), kepedulian terhadap sampah sangat kurang dan perubahan/pengikisan terhadap tanah. Dansatkowil dengan komponen/instansi terkait berupaya dengan maksimal memberikan pemahaman terhadap masyarakat setempat dan melaksanakan kegiatan fisik berupa penghijauan, memasang tandatanda larangan, memperluas daya tampung air sungai oleh dinas PU setempat. Hal tersebut dilakukan secara rutin dan tercatat oleh satkowil setempat sehingga perkembangannya akan terukur. 3) Untuk membuka daerah terisolir dimasing-masing wilayah, diperlukan kesepakatan antara pemerintah daerah setempat, masyarakat yang daerahnya terisolir dan satuan kewilayahan setempat. Dansatkowil dapat memfasilitasi keinginan masyarakat atau menyarankan kepada pemerintah daerah dan masyarakat untuk membuka daerah terisolir baik itu berupa jalan maupun jembatan. Dalam hal ini satuan kewilayahan dengan semaksimal mungkin membangun/membentuk rasa kebersamaan dengan masyarakat setempat sehingga keberadaan Satkowil sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Kedua ; Bidang Demografi. 1) Jumlah penduduk masih relatif tinggi, diharapkan Dansatkowil memberdayakan satuannya dan badan/pemerintahdaerah setempat untuk mengambil langkah-langkah dalam meminimalisir jumlah penduduk. Pemberdayaan keluarga berencana dimulai dari tingkat masyarakat setempat yang jumlah angka kelahirannya tinggi selanjutnya ditempat-tempat lain secara merata. Kegiatan yang telah dilakukan selama ini diantaranya pengenalan dan pemasangan alat kontrasepsi. Hal itu belum cukup, perlu ada pemahaman khusus berkaitan kepentingan membentuk keluarga berencana baik melalui tokoh agama, adat setempat dan tenaga medis, sehingga masyarakat memahami/sadar secara

mutlak selanjutnya pengenalan dan pemasangan alat kontrasepsi. Untuk mendapatkan peserta KB Dansatkowil dapat mengerahkan para Babinsa untuk ( menjemput bola) mendatangi akseptor KB, dengan transportasi yg telah disiapkan oleh masing-masing kecamatan. 2) Pengaruh lainnya yaitu

tingginya angka pengangguran. Dengan tingginya angka kelahiran dan rendahnya tingkat perekonomian mengakibatkan angka pengangguran meningkat. Di beberapa wilayah masih terbatasnya lapangan pekerjaan sehingga perlunya keterlibatan Dansatkowil secara maksimal dalam memfasilitasi lapangan pekerjaan melalui pemerintah daerah setempat dan pihak wirausaha. Banyak home industri dan lahan tidur yang dapat dikembangkan oleh masyarakat pengangguran. Yang terpenting adalah memberikan penyadaran kepada masyarakat pengangguran sehingga tidak melakukan tindak kriminal. Peran serta Pemerintah daerah sangat dibutuhkan. Ketiga ; Bidang Kondisi Sosial. 1) Idiologi. Dansatkowil beserta perangkatnya dan instansi terkait melakukan penyuluhan terkait Bahaya laten Komunis, Wawasan Kebangsaan , Bela negara dan Cinta tanah air kepada seluruh komponen masyarakat terutama anak bangsa yang masih duduk di bangku sekolah. Selama ini program pembekalan /penyuluhan tersebut dilakukan sekali dalam satu tahun anggaran. Kedepan dapat dilakukan sepanjang tahun sesuai waktu yang telah dikoordinasikan. 2) Politik. Dengan keterbatasan ruang gerak prajurit TNI AD dalam berpolitikan, tidak menjadikan aparat kewilayahan tidak dapat berbuat apa-apa. Satkowil dapat memfasilitasi permasalahan perpolitikan yang menyentuh kehidupan/kepentingan masyarakat setempat. Dansatkowil beserta seluruh aparat kewilayahan memonitor, mencatat dan

melaporkan perkembangan kegiatan perpolitikan yang terdapat di daerah masing-masing serta dapat memfasilitasi hal-hal khusus bersama unsur terkait untuk kepentingan masyarakat banyak ( selama tidak masuk ranah politik). 3) Ekonomi. Peran Dansatkowil dalam memberdayakan sisi ekonomi sangat

penting dan perlu ditingkatkan. Permasalahan yang ada di wilayah-wilayah masih banyak sumbu-sumbu ekonomi yang belum diberdayakan dan masih terdapat daerah-daerah terisolir yang masih tertinggal/tertutup. Dalam hal ini keterlibatan komponen terkait sangat diperlukan sehingga secara sinergis dapat bersama-sama aparat teritorial mengangkat tingkat perekonomian masyarakat setempat melalui : memberdayakan home industri dimasing-masing wilayah sesuai dengan potensi yang ada, membuka daerah-daerah terisolir sehingga nadi perekonomian dapat dinikmati seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah daerah setempat bersama aparat kewilayahan memberikan pembekalan kepada pemuda/pemudi yang akan mendaftar sebagai tenaga kerja. 4) Sosial budaya. Keberadaan Satkowil sangat dibutuhkan dalam menghadapi persoalan-persoalan yang sering terjadi diwilayah yaitu aksi-aksi unjukrasa, pengaruh budaya asing yang tidak terkendali, fanatisme agama yang sempit, persoalan pendidikan dan lain sebagainya. Peran Dansatkowil disini harus lebih maksimal, karena persoalan tersebut sangat dirasakan oleh masyarakat dan cendrung masyarakat dijadikan korban. Hal ini harus segera disikapi satuan kewilayahan bersama komponen terkait dan unsur kepolisian untuk mengambil langkah-langkah preventif. Disinilah perlu kejelian masing-masing komponen dalam menyelesaikan indikasi persoalan sehingga tidak membuat persoalan baru dan tidak ada kepentingankepentingan lain. Proses musyawarah/ mufakat tetap di kedepankan untuk mengurai persoalan-persoalan yang ada. 5) Pertahanan dan Keamanan. Kepedulian seluruh aparat keamanan dan semua pihak

diwilayah sangat menentukan tingkat keamanan dan kenyamanan wilayah tersebut. Kerjasama TNI dan Polri dalam menumpas aksi teroris yang telah dibakukan oleh pemerintah menjadi titik awal dalam mengungkap keberadaan kelompok teroris di masing-masing wilayah. Satkowil memiliki keterbatasan tertentu terkait dengan penanganan terorisme khususnya alat perlengkapan. Beberapa waktu yang lalu di masing-masing Satkowil telah terbentuk Desk anti Teror, namun keberadaannya timbul tenggelam. Untuk menghadapi kelompok terorisme dan keterbatasan sarana prasarana yang ada maka masingmasing Kowil perlu memberdayakan kembali Desk Anti Teror serta bertukar informasi dengan unsur kepolisian di wilayah dalam rangka mengungkap keberadaan kelompok terorisme dan permasalahan tindakan kriminal di wilayah tangung jawab masing. Tindakan non fisik lainnya yaitu dengan melibatkan tokoh-tokoh agama/pimpinan pondok dalam memberikan penyadaran terhadap kelompokkelompok teroris/cikal bakal teroris yang mengatasnamakan agama (fanatisme agama yang sempit) dalam memperjuangkan sesuatu hal.

OPTIMALISASI PERAN DANSATKOWIL DALAM MEWUJUDKAN RASA AMAN DAN NYAMAN

Setelah memahami peran Dansatkowil dalam mewujudkan rasa aman dan nyaman saat ini dan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam mewujudkan rasa aman tersebut, serta peran yang diharapkan dari Dansatkowil, maka selanjutnya yang menjadi persoalan adalah bagaimana upaya optimalisasi dan metoda yang tepat untuk mewujudkan rasa aman dan nyaman di wilayah tanggung jawabnya masingmasing ?

Adapun upayanya adalah sebagai berikut : Pertama. Tujuan. Untuk membentuk Satkowil bersama seluruh komponen masyarakat memiliki pemahaman yang sama terkait dalam mewujudkan rasa aman dan nyaman di wilayah tanggung jawab . Kedua. Sasaran. Seluruh komponen di wilayah dapat mengeliminir setiap persoalan yang terjadi di wilayah sehingga harapan untuk mendapatkan rasa aman dan nyaman dapat

terwujud. Ketiga. Subyek.

a. Pangdam V/Brw. 1) Merumuskan tujuan dan sasaran strategis satuan

dalam jajaranya serta mengawasi, pelaksanaan kegiatan dan melakukan kajian serta masukan tentang tugas, peran dan fungsi Satkowil di daerah. 2) Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan pembinaan territorial di wilayah. b. Danrem 081/DsJ. Menjabarkan tujuan dan sasaran strategis melalui pemberian tugas pokok kepada satuan yang berada dalam komandonya serta melaksanakan pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas satuan yang berada dibawah komandonya. c. Dandim . 1) Ikut bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas pembinaan territorial diwilayah tanggung

jawabnya. 2) Dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada Danrem 081/DsJ. Empat. Obyek. Seluruh komponen masyarakat mulai dari unsur di pemerintahan hingga

masyarakat biasa.

Lima. Metoda.

a. Bhakti TNI. 1)

Melaksanakan bhakti TNI dalam

rangka percepatan pembangunan didaerah serta sebagai wujud kepedulian TNI dalam rangka percepatan pembangunan yang bertujuan mengatasi kesulitan rakyat. rangka Rakyat. mencapai sasaran pembinaan wilayah guna 2) Merupakan salah satu sasaran dalam menciptakan kemanunggalan TNI

3) Wujud kegiatannya berupa, kegiatan percepatan pembangunan, kegiatan bantuan

kemanusiaan, ikut membantu menangani masalah-masalah social atas permintaan instansi terkait dan atau inisiatif sendiri, tetapi terkoordinasi dan terkendali yang berhubungan dengan penyiapan wilayah pertahanan dan kekuatan pendukungnya. b. Pembinaan ketahanan wilayah. 1) Menumbuhkan

partisipasi masyarakat dalam perlawanan rakyat guna mewujudkan tercapainya sistem pertahanan semesta yang handal. 2) Mencegah dan menetralisir berbagai ancaman yang mungkin terjadi dilingkungan masyarakat. 3) Memadukan Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Pertahanan dan c. Komunikasi sosial. 1) Sebagai sarana komunikasi untuk

Rencana Tata Ruang Wilayah.

memelihara dan meningkatkan keeratan hubungan dengan segenap komponen bangsa serta meningkatkan kemanungalan TNI- Rakyat dalam rangka Pertahanan Negara. 2) Sebagai sarana

sosialisasi dalam rangka menunjang tugas TNI AD bidang pertahanan negara. 3) Sebagai sarana untuk menyamakan visi, misi dan interpretasi antar berbagai komponen bangsa dalam rangka pertahanan negara. 4) Sebagai sarana koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplikasi (KISS) dalam menunjang kegiatan Binter TNI AD. Enam. Sarana dan Prasarana. a. Sarana yang digunakan adalah piranti

lunak yang ada di satuan kewilayahan serta instansi terkait yang memiliki kopetensi dalam mewujudkan pertahanan nasional serta sistem pertahanan semesta. b. Prasarana. Prasarana yang digunakan

adalah semua fasilitas yang tersedia di saatuan kewilayahan serta pemerintahan daerah yang dapat dimanfaatkan penggunaannya dalam rangka meningkatkan pertahanan wilayah guna terwujudnya pertahanan negara yang tangguh. Tujuh. Upaya. a. Optimalisasi Peran

Dansatkowil kedalam. 1) Melakukan pembinaan terhadap anggota Satkowil agar selalu mengamalkan sikap territorial dalam bergaul dengan masyarakat. Pengamalan sikap teritorial adalah sebagai wujud

nyata penghayatan dan pengamalan Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan Delapan Wajib TNI dalam bentuk kesadaran dan tigkah laku, tindak tanduk dan cara seseorang prajurit berhubungan dengan segenap lapisan masyarakat untuk mewujudkan kemanunggalan TNI-Rakyat. Dansatkowil menerapkan pengawasan terhadap anggota Satkowil dan keluarganya terutama pada saat diluar jam dinas, karena anggota Satkowil berdomisili diluar asrama yang jauh dari pengawasan. Dengan demikian diperlukan upaya keluar yang dapat membantu pengawasan langsung maupun tidak langsung dengan cara menciptakan kerjasama dengan aparat dan instansi lain baik militer maupun sipil, serta dengan tokohtokoh masyarakat terutama di daerah dimana anggota Satkowil berdomisili. 2) Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas anggota Satkowil dilapangan. Para Babinsa melaksanakan tugas bersentuhan langsung dengan komponen masyarakat, sehingga dari segi fisik dan mental para Babinsa harus lebih siap baik dari segi penampilan, sikap, tuturkata dan lainnya yang mendukung. Evaluasi dapat dilakukan melalui sesama para Babinsa sesuai kriteria diatas, Disisi lain evaluasi dapat melibatkan para tokoh masyarakat di tempat para Babinsa melaksanakan tugas sehari-hari. Banyak manfaat manfaat yang dapat diambil dari hasil evaluasi tugas dilapangan, paling tidak ini sebagai pengalaman yang sangat berharga untuk meningkatkan profesionalisme tugas kedepan. b. Optimalisasi peran Dansatkowil

keluar. 1) Menyusun jadwal pertemuan dengan tokoh masyarakat untuk melakukan komunikasi social dalam diwilayah. rangka mendapatkan permasalahan-permasalahan yang terdapat

2) Mengkoordinasikan program-program yang serasi dan terpadu antara aparat pemerintah

mengenai sumber daya alam yang masih dapat diperbaiki. 3) Melaksanakan karya bhakti, operasi bhakti dan Komsos TNI sesuai program yang dialokasikan diwilayah, sehingga sasaran dalam rangka pemeliharaan sumber daya alam dapat tercapai sesuai dengan harapan. 4) Melakukan kegiatan yang dapat dijadikan contoh tauladan bagi masyarakat, sehingga masyarakat secara sadar ikut berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam pelestarian sumber daya alam. 5) Membantu usaha-usaha

keseimbangan antara luas lahan pertanian dengan jumlah penduduk yang mayoritas hidupnya dari sektor pertanian sehingga tetap tersedianya lapangan kerja bagi para petani. menggalakan pertanian. 7) program pembangunan desa disektor 6) Membantu produksi

sarana/prasarana

Membantu menggalakan prakarsa, swadaya dan usaha-usaha dibidang produksi

barang dan jasa, kerajinan tangan/home industri, perbengkelan, konveksi dan lain-lain dengan memanfaatkan sumber dan potensi wilayah yang tersedia. 8) Membantu menggalakan sukap hidup ulet, hemat, rajin agar tercapai kehidupan masyarakat yang lebih luas. 9) Membantu intensifikasi dan

ekstensifikasi usaha-usaha wirasuasta, koperasi produksi melalui pengetrapan kemajuan teknologi dengan memanfaatkan 10) semaksimal mungkin bantuan dan proteksi yang diberikan

pemerintah.

Ikut serta mengamankan dan menggalakan usaha-usaha pemda dibidang

pengamanan kegiatan ekonomi, bimbingan, proteksi, bantuan permodalan, pemasaran dan lailain. 11) Melakukan kegiatan yang dapat dijadikan contoh tauladan bagi masyarakat, sehingga

masyarakat diharapkan secara sadar ikut berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam pelestarian sumber daya alam. 12) Membantu usaha-usaha pemeliharaan dan peningkatan sarana perhubungan

termasuk pengamanannya. 13) Membantu memberikan penyuluhan dan bimbingan kepada badanbadan usaha yang bergerak dibidang transfortasi. 14) Pendataan secara terus menerus terhadap jenis,

alokasi dan kemampuan usaha dibidang produksi barang, perdagangan, transfortasi dan lainlain. 15) Membantu usaha-usaha Pemda dibidang pemeliharaan dan pengamanan terhadap sarana Membantu perkembangan

perhubungan, transfortasi, usaha-usaha produksi barang dan jasa. 16) gabungan usaha-usaha sejenis untuk lebih

memperkokoh persatuan dan kekompakan dalam

pelaksanaan usaha-usaha tersebut misalnya : Organda. 17) Melakukan kegiatan yang dapat dijadikan contoh tauladan bagi masyarakat, sehingga masyarakat diharapkan secara sadar ikut berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam pengembangan sistem distribusi. 18) Melaksanakan koordinasi dengan

pemerintah daerah dalam pengembangan wilayah untuk mengalokasikan tempat untuk satuan-satuan kewilayahan yang disesuaikan dengan pengembangan wilayah. Misalnya , apabila ada pengembangan wilayah pada tingkat Kabupaten/Kota maka harus disiapkan lahan untuk pembangunan pangkalan setingkat Kodim, apabila ada pengembangan kecamatan, maka harus disiapkan lahan untuk pembangunan koramil. kedatangan para anggota TNI Koramil 06 yang dikomando langsung oleh Kapten Inf. Pirno ke Desa Harjowinangun Barat mendapat respon positif dari warga desa tersebut. Pasalnya para warga yang sedang bekerja bhakti dalam pembangunan membuat jalan lingkar desa menjadi semangat dan spirit bagi para warga. Kedatangan TNI kali ini selain membantu masyarakat juga memberikan spirit motivasi dalam menjaga kerukunan antar warga, memberikan pembinaan territorial, membantu pemerintah desa dalam memajukan daerah serta meningkatkan perekonomian warga melalui pengabdiannya terhadap Negara. Jelas Kapten Inf. Pirno. Selaku camat Tersono Bp. Drs. Darsono juga menuturkan bahwa dalam kegiatan pembangunan jalan lingkar desa tersebut diharapkan dapat m,emudahkan akses jalan transportasi, meningkatkan nilai jual tanah, ekonomi nilai pertanianpun juga meningkat. Jauh sebelum pelaksanaannya pun pemerintah desa sudah melakukan koordinasi dengan warga, ternyata tingkat kesadaran yang dimiliki oleh warga masyarakat sangat tinggi sekali. Bisa dibayangkan jika tanah yang mereka miliki terpotong guna pembuatan badan jalan, Warga sama sekali tidak meminta sepeserpun ganti rugi, mereka ikhlas memberikan beberapa meter lahan mereka guna pembuatan pembangunan jalan tersebut. Semua itu karena telah ada komunikasi musyawarah warga desa dengan pamong pemerintah desa hingga tingkat kecamatan. Swadaya yang dimiliki masyarakat sangat tinggi, hampir semua elemen masyarakat berbaur ikut membuat pembangunan jalan tersebut walaupun baru hanya sebatas badan jalan. Rencana kedepan warga masyarakat akan berupaya gotong royong agar jalan yang mereka buat sudah di beri makadam hingga pengaspalan secara bertahap. Sebagian jalan yang telah mereka buatpun juga baru sampai makadam. Pembangunan jalan memang membutuhkan banyak anggaran, warga masyarakat sadar jika biaya anggaran yang akan mereka butuhkan tidaklah sedikit, hal serupa dijelaskan oleh Bp. Kades Joni Yusro selaku Kepala Desa Harjowinangun Barat yang dulu dikenal dengan dukuh Tempuran hasil pemekaran

dari dukuh Tempuran dan Pakis Tersono, bahwa pembangunan jalan ini jika menunggu bantuan dari pemerintah tingkat kabupaten tidaklah mungkin, dikarenakan keadaan anggaran daerah devisit. Maka dari itu Bp. Joni Yusro mengajak para warga masyarakatnya untuk swadaya bergotong royong demi terciptanya cita-cita mereka dalam pembuatan pembangunan jalan lingkar agar tingkat perekonomian warga masyarakat juga meningkat. Nilai jual tanah tinggi serta hasil pertanian mereka mudah diakses melalui adanya jalan tersebut. Program PNPM yang diberikan pemerintah hanya sebatas pembangunan yang bersifat tidak menyeluruh mengingat anggaran yang membengkak, maka dari itu watga masyarakat swadaya bergotong royong agar cita-cita pembuatan pembangunan jalan dapat tercapai. Jika anggaran program PNPM semua dicurahkan ke jalan, maka hasil pembangunan tidak merata, pada tahun 2008 program anggaran PNPM telah di curahkan dalam pembangunan irigasi persawahan, tapi pada tahun kali ini warga betul-betul bekerja keras gotong royong secara swadaya. Lebih hebatnya lagi masyarakat Harjowinangun tidak membeda-bedakan status profesi maupun pangkat jabatan, mereka berkomunikasi dengan baik, saling bekerjasama. Itulah bentuk kerukunan warga kami. Tandas Bp. Drs. Darsono selaku camat Tersono. Kegiatan yang dilakukan oleh warga masyarakat Harjowinangun Barat ini dapat dijadikan contoh bagi warga masyarakat sekitar hingga khalayak umum, yang mana tingkat kesadaran, kerukunan, kerjasama dalam bergotong royong serta komunikasi yang baik dapat tercipta kehidupan yang lebih maju

KESIMPULAN DAN SARAN

/penutup....