koprasi

45
PERMASALAHAN YANG DIHADAPI UKM DAN IMPLEMENTASINYA OLEH : KELOMPOK 7 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA KOPERASI DAN UMKM

description

koprasi

Transcript of koprasi

Page 2: koprasi

ANGGOTA KELOMPOK 7PEDRICK ADE ANGGARA(1006205048)

MADE ARI PRAMANA(1006205078)

NI PUTU MILAN NOVITA HANDAYANI(1206305142)

NI PUTU SUMI DYASTARI(1206305153)

I GUSTI LANANG AGUNG ADNYANA(1206205193)

IDA AYU RATIH PRADNYANITI(1206305160)

NI WAYAN LINDA NALURITHA SARI (1306205201)

NI WAYAN WITA CAPRIANI (1306205202)

NI MADE PUTRI SRI RAHAYU(1306205203)

Page 3: koprasi

PETA KONSEP

BAB I PENDAHULUAN

BAB II PEMBAHASAN

BAB III PENUTUP

Page 4: koprasi

1.1 LATAR BELAKANG

Pembangunan dan pertumbuhan Usaha

Kecil dan Menengah (UKM) merupakan

salah satu motor penggerak pertumbuhan

ekonomi.

Saat ini mayoritas pelaku usaha UKM terus

tumbuh dan berkembang secara signifikan dan

menjadi sektor usaha yang mampu menjadi

penopang stabilitas perekonomian nasional.

Page 5: koprasi

1.1 LATAR BELAKANG

Jumlah UKM di Indonesia hingga tahun 2011 mencapai sekitar 52 juta• Mampu

menyumbang 60% dari PDB

• Mampu menampung 97% tenaga kerja

Berdasarkan data tersebut,

walaupun perkembangan

UKM terus meningkat,

tidak menutup kemungkinan

UKM mengalami

berbagai macam

permasalahan.

Page 6: koprasi

Berdasarkan latar belakang tersebut, adapun rumusan masalah dalam

penulisan ini yaitu

Bagaimana permasalahan

UKM yang dihadapi serta implementasi kebijaksanaan

nya di Indonesia ?

1.2 RUMUSAN MASALAH

Page 7: koprasi

Tujuan

Penulisan

Untuk

mengetahu

i

permasala

han UKM

yang

dihadapi

serta

implement

asi

kebijaksan

aannya di

Indonesia.

Manfaat Penulisan

Manfaat Teoritis• Penulisan ini diharapkan

dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan dan informasi mengenai permsalahan UKM dan kebijaksanaan bagi mahasiswa/i.Manfaat Praktis

• Penulisan ini diharapkan dapat menjadi dasar pertimbangan serta sumbangan pemikiran bagi pihak UKM serta instansi terkait mengenai permasalahan dan kebijaksaan UKM.

1.3 TUJUAN DAN MANFAAT PENULISAN

Page 8: koprasi

PETA KONSEP

BAB I PENDAHULUAN

BAB II PEMBAHASAN

BAB III PENUTUP

Page 9: koprasi

Usaha Mikro• Usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan

usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro.

Usaha Kecil• Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan

oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil.Usaha Menengah

• Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan.

Menurut UU No 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

2.1 PENGERTIAN UKM

Page 10: koprasi

Kriteria Usaha Mikro

Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000

(tidak termasuk tanah dan bangunan

tempat usaha)

Memiliki hasil penjualan

tahunan paling banyak

Rp300.000.000

Kriteria Usaha Kecil

Memiliki kekayaan bersih

lebih dari Rp50.000.000 - Rp500.000.000 (tidak termasuk

tanah dan bangunan

tempat usaha) Memiliki hasil

penjualan tahunan lebih

dari Rp300.000.000,

- Rp2.500.000.00

0

Kriteria Usaha

MenengahMemiliki

kekayaan bersih lebih dari

Rp500.000.000 -

Rp10.000.000.000 (tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha)Memiliki hasil

penjualan tahunan lebih

dari Rp2.500.000.00

0 - Rp50.000.000.0

00

2.2 KRITERIA UKM

Page 11: koprasi

Umumnya, permasalahan yang dihadapi oleh UKM bersifat multidimensional

2.3 SIFAT PERMASALAHAN

1)FAKTOR INTERNAL

2) FAKTOR EKSTERNAL

Page 12: koprasi

2.3 SIFAT PERMASALAHAN Kurangnya

Permodalan dan Terbatasnya

Akses Pembiayaan

Kualitas Sumber Daya Manusia

(SDM)

Lemahnya Jaringan Usaha

dan Kemampuan Penetrasi Pasar

Mentalitas Pengusaha UKM dan Kurangnya Transparansi

1) FAKTOR INTERNAL

Page 13: koprasi

1) FAKTOR INTERNALKurangnya

Permodalan dan Terbatasnya

Akses Pembiayaan

Kualitas Sumber Daya Manusia

(SDM)

Lemahnya Jaringan Usaha

dan Kemampuan Penetrasi Pasar

Mentalitas Pengusaha UKM dan Kurangnya Transparansi

• Permodalan merupakan faktor

utama pengembangan usaha.

• Kurangnya permodalan UKM

dikarenakan umumnya usaha

perorangan atau perusahaan yang

sifatnya tertutup dan

mengandalkan modal dari si

pemilik yang terbatas.

• Modal pinjaman dari lembaga

keuangan bank atau nonbank

lainnya sulit diperoleh karena

persyaratan yang rumit serta

ketersediaan agunan.

Page 14: koprasi

1) FAKTOR INTERNALKurangnya

Permodalan dan Terbatasnya

Akses Pembiayaan

Kualitas Sumber Daya Manusia

(SDM)

Lemahnya Jaringan Usaha

dan Kemampuan Penetrasi Pasar

Mentalitas Pengusaha UKM dan Kurangnya Transparansi

• Keterbatasan kualitas SDM

usaha kecil baik dari segi

pendidikan formal maupun

pengetahuan dan

keterampilan.

• Sehingga usaha tersebut sulit

untuk berkembang dengan

optimal.

• Relatif sulit untuk mengadopsi

perkembangan teknologi

terbaru

Page 15: koprasi

1) FAKTOR INTERNALKurangnya

Permodalan dan Terbatasnya

Akses Pembiayaan

Kualitas Sumber Daya Manusia

(SDM)

Lemahnya Jaringan Usaha

dan Kemampuan Penetrasi Pasar

Mentalitas Pengusaha UKM dan Kurangnya Transparansi

• Dikarenakan usaha kecil

mayoritas usaha keluarga

sehingga mempunyai

jaringan usaha yang sangat

terbatas

• Kemampuan penetrasi pasar

yang rendah akibat produk

yang dihasilkan jumlahnya

sangat terbatas dan kualitas

kurang kompetitif.

Page 16: koprasi

1) FAKTOR INTERNALKurangnya

Permodalan dan Terbatasnya

Akses Pembiayaan

Kualitas Sumber Daya Manusia

(SDM)

Lemahnya Jaringan Usaha

dan Kemampuan Penetrasi Pasar

Mentalitas Pengusaha UKM dan Kurangnya Transparansi

• Ritme kerja UKM umumnya

bersifat santai dan kurang aktif

sehingga seringkali menjadi

penyebab hilangnya

kesempatan dan semangat

yang ada.

• Kurangnya transparansi antara

generasi awal pembangun UKM

tersebut terhadap generasi

selanjutnya. Banyak informasi

dan jaringan yang

disembunyikan dan tidak

diberitahukan kepada pihak

yang selanjutnya menimbulkan

kesulitan usaha

Page 17: koprasi

Iklim Usaha Belum Sepenuhnya Kondusif

Terbatasnya Sarana dan Prasarana Usaha

Pungutan Liar

Implikasi Otonomi Daerah

Implikasi Perdagangan Bebas

Sifat Produk dengan Ketahanan Pendek

Terbatasnya Akses Pasar

Terbatasnya Akses Informasi

2.3 SIFAT PERMASALAHAN

2) FAKTOR EKSTERNAL

Page 18: koprasi

• Walaupun kebijakan terus disempurnakan tetapi pelaksanaannya belum kondusif. Terlihat masih terjadi persaingan yang kurang sehat serta keluhan prosedur perizinan dengan biaya mahal dan lama serti memihak pengusaha besar

Iklim Usaha Belum Sepenuhnya Kondusif

• Akibat kurangnya IPTEK dan lokasi usaha banyak yang tidak strategis.

Terbatasnya Sarana dan Prasarana Usaha

• Prakek liar dari taktik masyarakat yang mengeruk keuntungan sehingga menambah biaya usaha.

Pungutan Liar

• Mempunyai implikasi terhadap pelaku bisnis kecil dan menengah berupa pungutan baru yang dikenakan pada UKM sehingga menurunkan daya saing UKM.

• Adanya semangat kedaerahan yang berlebihan mampu menciptakan kondisi yang kurang menarik.

Implikasi Otonomi Daerah

2) FAKTOR EKSTERNAL

Page 19: koprasi

Kesulitan Pemasara

n

Keterbatasan

Finansial

Keterbatasan SDM

Masalah Bahan Baku

Keterbatasan

Teknologi

2.4 MACAM PERMASALAHAN YANG DIHADAPI UKM

Page 20: koprasi

• Harus bersaing dalam perdagangan bebas sehingga UKM dituntut untuk melakukan proses produksi dengan produktif dan efisien, serta dapat menghasilkan produk yang sesuai dengan frekuensi pasar global dengan standar kualitas

Implikasi Perdagangan Bebas

• Banyaknya produk-produk yang dihasilkan UKM Indonesia mudah rusak dan tidak tahan lama.

Sifat Produk dengan Ketahanan Pendek

• Menyebabkan produk yang dihasilkan tidak dapat dipasarkan secara kompetitif baik di pasar nasional maupun internasional.

Terbatasnya Akses Pasar

• Minimnya informasi yang diketahui oleh UKM, menimbulkan kesulitan dalam berkompetisi dalam kancah lebih luas.

Terbatasnya Akses Informasi

2) FAKTOR EKSTERNAL

Page 21: koprasi

Adanya tekanan – tekanan persaingan, baik di

pasar domestik maupun internasional

Adanya Krisis keuangan yang menimbulkan

biaya serta akses ke kredit bank menjadi

sulit,Akibatnya UKM tidak memiliki sumber daya

produksi yang cukup untuk paling tidak

mempertahankan volume produksi dan

memperbaiki kualitas.Sehingga sulit meningkatkan atau bahkan

mempertahankan tingkat daya saing mereka

di pasar domestik maupun pasar

internasional.

2.4 MACAM PERMASALAHAN YANG DIHADAPI UKM

1. KESULITAN PEMASARAN

Page 22: koprasi

2.4 MACAM PERMASALAHAN YANG DIHADAPI UKM

1. KESULITAN PEMASARAN2. KETERBATASAN

FINANSIAL

Umumnya menghadapi 2 masalah utamaMobilisasi modal awal

(star – up capital)

Dimana sering tidak

cukup untuk kegiatan

produksi.

Akses ke modal kerja dan finansial jangka

panjang untuk investasi sulit

diperolehHal ini disebabkan oleh

pengusaha yang tinggal

di daerah yang relatif

terisolasi, persyaratan

terlalu berat, urusan

administrasi terlalu

bertele – tele dan kurang

informasi mengenai skim

– skim perkreditan yang

ada dan prosedurnya

Page 23: koprasi

2.4 MACAM PERMASALAHAN YANG DIHADAPI UKM

2. KETERBATASAN FINANSIAL

3. KEKURANGAN SDM

Umumnya SDM yang digunakan sebatas untuk dapat menyelesaikan produk tanpa melihat keahlian yang dimiliki

Sehingga kurangnya aspek entrepreneurship, manajemen, teknik produksi, pengembangan produksi, engineering design, quality control, organisasi bisnis, akuntansi, data processing, teknik pemasaran, dan penelitian pasar.Sedangkan semua keahlian ini sangat dibutuhkan untuk mempertahankan atau memperbaiki kualitas produk, meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam produksi, memperluas pangsa pasar dan menembus pasar baru.

Page 24: koprasi

2.4 MACAM PERMASALAHAN YANG DIHADAPI UKM

3. KEKURANGAN SDM4. MASALAH BAHAN BAKU

Disebabkan oleh banyak faktor seperti:

Akses

memperoleh

bahan baku

yang sulit

Bahan baku

yang langka

atau mahal.

Adanya

depresiasi

nilai tukar

rupiah

terhadap mata

uang asing

Page 25: koprasi

2.4 MACAM PERMASALAHAN YANG DIHADAPI UKM

4. MASALAH BAHAN BAKU5. KETERBATASAN

TEKNOLOGI

Akibat keterbatasan modal investasi untuk membeli mesin – mesin baru

Keterbatasan informasi mengenai perkembangan teknologi atau mesin – mesin dan alat – alat produksi baru

Keterbatasan SDM yang dapat mengoperasikan mesin – mesin baru atau melakukan inovasi – inovasi dalam produk maupun proses produksi.

Page 26: koprasi

Bentu

k Kele

mbagaan u

ntu

k Pe

rum

usa

n d

an Im

ple

menta

si

Kebija

ksanaan U

KM

1) Arah Kebijaksanaan UKM

2) Struktur Pemerintah pada Tingkat Nasional dan Regional

2.5 BENTUK KELEMBAGAAN UNTUK PERUMUSAN DAN IMPLEMENTASI

KEBIJAKSANAAN UKM

Page 27: koprasi

• Menciptakan suatu lingkungan usaha

yang kondusif untuk pembangunan

dan peningkatan daya saing UKM

dengan cara menghilangkan semua

distorsi pasar melalui deregulasi dan

pengurangan beban birokrasi

• Arah kebijaksanaan dinyatakan dalam

GBHN dan Kerangka Kerja Menegkop

dan UKM

Tujuan utama dari kebijaksanaan

UKM

1) Arah Kebijaksanaan UKM

Page 28: koprasi

Sistem ekonomi kerakyatan yang didasarkan pada mekanisme pasar dengan suatu persaingan yang adil dan memperhatikan pertumbuhan ekonomi, keadilan, prioritas pada sosial), kualitas hidup, lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.

Penciptaan iklim bisnis yang kondusif untuk memberdayakan UKM sehingga menjadi efisien, produktif dan kompetitif.

Kebijaksanaan peningkatan kapasitas UKM yang bertujuan untuk membuat UKM mampu bersaing di pasar bebas dengan pelaku – pelaku bisnis lainnya.

1) Arah Kebijaksanaan UKM

1

2

3

Page 29: koprasi

Pada Tingkat Nasional

2) Struktur Pemerintah pada Tingkat Nasional dan Regional

Umumnya Struktur Pemerintahan tentu dibagi menjadi :

Eksekutif

Melaksanakan dan

mengkoordinasi manajemen dan

pelaksanaan fungsi oleh

departemen perwakilan kunci

yang bertanggung jawab untuk

setiap elemen

Legislatif

DPR membentuk 9 komisi adalah

termasuk persiapaan, diskusi, dan

penyempurnaan dari undang – undang yang

diusulkan dalam bidangnya

masing – masing

Yudikatif

Pengawasan setiap

pelaksanaan seluruh lembaga

Page 30: koprasi

Pada Tingkat Regional

2) Struktur Pemerintah pada Tingkat Nasional dan Regional

Pelaksanaan akan dilimpahkan sebagai berikut

Indonesia dibagi dalam lebih dari 30 propinsi, dan setiap propinsi dikelola oleh seorang Gubernur dan Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah (DPRD).

lebih dan 200 kabupaten dan lebih dari 55 kotamadya atau kota, dikepalai masing – masing oleh Bupati. dan walikota

Pada tingkat lebih rendah, ada banyak kecamatan dan desa. Mengelola sesuai prinsip – prinsip dari otonomi.

Page 31: koprasi

Peraturan menteri negara koperasi dan usaha kecil dan menengah republik indonesia

Nomor : 02/per/M.Kukm/i/20082007

Pedoman pemberdayaan business development services-provider (BDS-P)

Untuk pengembangan koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah (KUMKM)

Business Development

Services/Layanan

Pengembangan Bisnis (BDS/LPB)

Lembaga yang

memiliki kompetensi

dan kemampuan

untuk melakukan kegiatan layanan

pengembangan bisnis

UMKM

Dimana

2.6 PETUNJUK TEKNIS PERKUATAN BUSINESS DEVELOPMENY SERVICES DALAM PENGEMBANGAN

SENTRA USAHA KECIL DAN MENENGAH

Page 32: koprasi

1) Tujuan dan Sasaran dari BDS-P

Meningkatkan kemampuan BDS-P dalam melakukan

layanan pengembangan bisnis

sesuai kebutuhan UMKM;

Meningkatkan kinerja bisnis UMKM yang

memperoleh layanan pengembangan bisnis.

a) Tujuan Pemberdayaan BDS-P :

Page 33: koprasi

2) Fungsi dan Tugas Pokok BDS-P

BDS-P berfung

si

Sebagai

lembaga

penyedia

layanan

pengembang

an bisnis sesuai dengan kebutu

han KUMKM

• Bimbingan-konsultasi layanan pengembangan bisnis;

• Pendampingan bisnis; • Memfasilitasi akses

terhadap sumber daya produktif antara lain: modal, pasar, teknologi, manajemen dan informasi

BDS-P mempunyai tugas pokok :

Page 34: koprasi

Meningkatnya peran aktif pemerintah, pemerintah provinsi/DI, pemerintah kabupaten/kota, perguruan tinggi, dunia usaha dan pihak-pihak terkait lainnya, dalam memberdayakan BDS-P untuk

pengembangan KUMKM di daerah.

Meningkatnya jumlah dan kinerja bisnis KUMKM, termasuk penumbuhan usaha baru;

Meningkatnya jumlah dan kualitas tenaga konsultan/pendamping KUMKM pada

BDS-P;

Meningkatnya jumlah dan kualitas BDS-P yang profesional dan BDS-P unggulan;

b) Sasaran Pemberdayaan BDS-P :

Page 35: koprasi

3) Kelembagaan BDS-P

Pelaksanaan fungsi dan tugas layanan pengembangan bisnis KUMKM dapat dilaksanakan oleh :

Perorangan oleh tenaga ahli/tenaga konsultan/tenaga pendamping KUMKM secara perseorangan dalam wadah BDS-P;

Lembaga BDS-P dalam bentuk antara lain, yayasan, perseroan terbatas, koperasi, perguruan tinggi dan organisasi kemasyarakatan

Page 36: koprasi

4) Kegiatan Pemberdayaan BDS-P

Kegiatan pemberdayaan BDS-P meliputi :

Penciptaan iklim usaha

antara lain, koordinasi

dan pengembangan

kebijakan di bidang

layanan pengembangan

bisnis

Pembinaan dan pengembangan antara lain, pengembangan standar kompetensi,

sertifikasi, peningkatan kualitas tenaga

ahli/tenaga konsultan/tenaga

pendamping KUMKM, dukungan insentif, serta monitoring dan evaluasi

Page 37: koprasi

5) Pengembangan BDS-P Unggulan

Secara selektif BDS-P diarahkan untuk

tumbuh menjadi BDS-P unggulan, yang

mampu mendorong pengembangan UKM sentra dan/atau UKM

lainnya.

BDS-P unggulan memiliki kriteria umum yaitu

profesional, mandiri dan memiliki jaringan kerjasama usaha.

BDS-P unggulan didorong dan difasilitasi untuk mampu melakukan

layanan pengembangan bisnis secara produktif

bagi kemanfaatan KUMKM, dan dapat menjadi

penghela bagi BDS-P lainnya

Page 38: koprasi

6) Fasilitasi Program

BDS-P dapat memperoleh pendapatan (fee) jasa layanan pengembangan bisnis dari KUMKM yang dibina.

Dukungan dan fasilitasi bersumber dari APBN/APBD dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat, sesuai dengan kewajaran, kepatutan dan kemampuan keuangan negara.

BDS-P yang aktif melakukan kegiatan layanan pengembangan bisnis dan kinerjanya dinilai baik, dapat memperoleh dukungan dan fasilitasi dari Pemerintah,

Pemerintah Daerah, Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha.

Page 39: koprasi

7) Organisasi Penyelenggara

Organsiasi penyelenggara pemberdayaan BDS-P untuk pengembangan KUMKM terdiri dari

Organisasi penyelenggara tingkat Pemerintah Pusat Cq. Kementerian Negara Koperasi dan UKM, dilaksanakan oleh Deputi Menteri Negara Bidang

Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha;

Organisasi penyelenggara tingkat Pemerintah Daerah Cq. Dinas/Badan yang membidangi Koperasi dan UKM Provinsi/Kabupaten/Kota

Page 40: koprasi

8) Monitoring dan Evaluasi

Dalam rangka optimalisasi pelaksanaan program pemberdayaan BDS-P untuk pengembangan KUMKM• Perkembangan organisasi dan

kelembagaan• Pelaksanaan kegiatan layanan

pengembangan bisnis kepada UKM;

• Perkembangan kinerja UKM binaan BDS-PBDS-P menyampaikan laporan

perkembangan layanan bisnis kepada Dinas/Badan yang membidangi Koperasi dan UKM Kabupaten/Kota, Provinsi, berisi

Dinas/Badan yang membidangi Koperasi dan UKM Provinsi menyampaikan laporan perkembangan BDS-P kepada Kementerian Negara Koperasi dan UKM Cq. Deputi Menteri Negara Bidang Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha.Deputi Menteri Negara Bidang Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha menyampaikan laporan perkembangan BDS-P kepada Menteri Negara Koperasi dan UKM.

Page 41: koprasi

PETA KONSEP

BAB I PENDAHULUAN

BAB II PEMBAHASAN

BAB III PENUTUP

Page 42: koprasi

Pada umumnya, permasalahan yang dihadapi oleh usaha kecil dan menengah (UKM) bersifat multidimensional, antara lain meliputi permasalahan dari faktor internal dan eksternal

Macam-macam permasalahan UKM seperti: kesulitan pemasaran, keterbatasan finansial, keterbatasan SDM, masalah bahan baku, keterbatasan teknologi.

Arah kebijaksanaan UKM yaitu: sistem ekonomi kerakyatan yang didasarkan pada mekanisme pasar, penciptaan iklim bisnis yang kondusif serta kebijaksanaan peningkatan kapasitas UKM.

Petunjuk Teknis Perkuatan Business Development Services sesuai dengan Peraturan Menteri yang berfungsi sebagai lembaga penyedia layanan pengembangan bisnis sesuai dengan kebutuhan KUMKM dengan tugas pokok a) Bimbingan-konsultasi; b) Pendampingan bisnis; c) Memfasilitasi akses sumber daya

3.1 KESIMPULAN

Page 43: koprasi

Perlunya keterlibatan

aktif dari pemerintah

dan pelaku UKM untuk

mengembangkan baik

dari kebijaksanaan

serta pemasaran

terhadap UKM agar

dapat dikenal oleh

seluruh masyarakat.

3.2 SARAN

Page 44: koprasi

SESI DISKUSI

Page 45: koprasi

TERIMA

KASIH