Konvensi Azimuth

7
LAPORAN GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM GEOLOGI PRAKTIKUM 1 KONVENSI AZIMUTH Dosen Pembimbing : Heri Prabowo, S.T., M.T. Disusun Oleh : Afdhal Husnuzan 1102364 S1 TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2012

Transcript of Konvensi Azimuth

Page 1: Konvensi Azimuth

LAPORAN GEOLOGI STRUKTUR

LABORATORIUM GEOLOGI

PRAKTIKUM 1

KONVENSI AZIMUTH

Dosen Pembimbing : Heri Prabowo, S.T., M.T.

Disusun Oleh :

Afdhal Husnuzan

1102364

S1 TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2012

Page 2: Konvensi Azimuth

KONVENSI AZIMUTH

A. Dasar Teori Singkat

1. Jurus (Strike)

Jurus adalah sudut antara garis horizontal pada suatu struktur

bidang dengan utara sebenarnya. Jurus merupakan besaran sudut yang

diukur dalam satuan derajat (0) dengan menggunakan kompas. Setiap

sudut yang diukur dengan menggunakan kompas disebut arah (baearing

atau azimuth).

Jurus suatu struktur bidang dapat dideskripsikan dengan dua cara.

Cara pertama dikenal sebagai konvensi kuadran dan cara kedua untuk

mendeskripsikan jurus dikenal sebagai konvensi azimuth.

2. Kemiringan (Dip)

Kemiringan sebenarnya (true dip) dari suatu struktur bidang adalah

sudut antara struktur bidang tersebut dan sebuah bidang horizontal yang

diukur pada bidang vertikal tertentu. Bidang vertikal yang tertentu ini

memiliki orientasi yang tepat tegak lurus dengan garis jurus. Pada sebuah

struktur bidang, kemiringan sebenarnya selalu merupakan kemiringan

lereng yang paling besar, dan arah kemiringan sebenarnya merupakan arah

yang tepat tegak lurus jurus. Arah kemiringan sebenarnya selalu

ditentukan pada arah turun lereng (downslope).

Kemiringan yang diukur pada bidang vertikal yang tidak tegak

lurus garis jurus disebut sebagai kemiringan semu (apparent dip). Besar

kemiringan semu harus selalu lebih kecil dari pada besar kemiringan

sebenarnya. Besar kemiringan semu yang diukur pada bidang vertikal

yang mengandung garis jurus adalah nol derajat (00).

Page 3: Konvensi Azimuth

Gambar. Diagram blok yang memperlihatkan arti dari kemiringan

(a) Kemiringan sebenarnya (δ), dengan arah panah menunjukkan arah kemiringan dan

(b) kemiringan semu (α).

Kemiringan dideskripsikan sebagai sudut yang memiliki besar

antara 00 dan 90

0. Bidang dengan kemiringan 0

0 adalah bidang horizontal,

sedangkan bidang dengan kemiringan 900

adalah bidang vertikal. Pada

umumnya, kemiringan antara 00 dan 20

0 dianggap sebagai kemiringan

landai (shallow), kemiringan antara 200 dan 50

0 dianggap sebagai

kemiringan sedang (moderate), dan kemiringan antara 500 dan 90

0

dianggap sebagai kemiringan terjal (steep). Untuk lapisan terbalik

(overturned), kemiringan tetap dideskripsikan sebagai sebuah sudut yang

lebih kecil daripada 900, tetapi pada peta digunakan simbol yang berbeda.

Dalam konvensi azimuth, seluruh kemungkinan arah dibagi ke

dalam 3600, dengan arah utara ditetapkan memiliki nilai 0

0 atau 360

0.

Karena pengukuran jurus selalu berputar dari arah utara ke timur (searah

jarum jam), maka jurus dalam konvensi azimuth dapat dideskripsikan

secara keseluruhan dalam angka, tanpa harus menyebutkan singkatan mata

angin. Namun, untuk membedakan pengukuran jurus dengan pengukuran

besaran lainnya yang menggunakan satuan derajat, dalam konvensi

azimuth singkatan mata angin tetap disertakan dalam penulisan jurus.

Page 4: Konvensi Azimuth

B. Simbol Strike and Dip

Gambarkanlah simbol strike and dip dari beberapa konvensi

azimuth berikut:

1. N 700 E/ 30

0

2. N 50 E/ 15

0

3. N 1300 E/ 32

0

4. N 2500 E/ 25

0

5. N 1960 E/ 63

0

6. N 2930 E/ 42

0

7. N 2300 E/ 40

0

8. N 3100 E/ 50

0

9. N 350

0 E/ 22

0

10. N 3250 E/ 9

0

No. Azimuth Simbol

01. N 700 E/ 30

0

02. N 50 E/ 15

0

Page 5: Konvensi Azimuth

03. N 1300 E/ 32

0

04. N 2500 E/ 25

0

05. N 1960 E/ 63

0

06. N 2930 E/ 42

0

Page 6: Konvensi Azimuth

07. N 2300 E/ 40

0

08. N 3100 E/ 50

0

09. N 3500 E/ 22

0

10. N 3250 E/ 9

0

Page 7: Konvensi Azimuth