KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP...

114
KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP PERKEMBANGAN PEMBERLAKUAN HUKUM ISLAM DI INDONESIA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.) ANNISA MUTIARA NIM: 1113044000024 PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 2017 M / 1439 H

Transcript of KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP...

Page 1: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP

PERKEMBANGAN PEMBERLAKUAN HUKUM ISLAM

DI INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.)

ANNISA MUTIARA

NIM: 1113044000024

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

2017 M / 1439 H

Page 2: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

KONTRIBUSI PEMTKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAPPERKEMBANGAN PEMBERLAKUAN HUKUM ISLAM

DI INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum (S.H.)

Oleh:

. Annisa Mutiara

NIM: 1173044000024

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNTVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H12017 M

i

NIP.19670608 199403 1 005

Page 3: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI TIiALIB

TERHADAP PERKEMBANGAN PEMBERLAKUAN HUKUM ISLAM DI

INDONESIA telah diajukan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan

Hukum Program Studi Hukum Keluarga Universitas Islam X"g".l Syarif

Hidayatullah Jakarta pada tanggal 20 April 2017. Skripsi ini telah diterima untuk

memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Program Strata Satu (S-I) pada

Program Studi Hukum Keluarga.

Jakarta,20 Apnl20l7

Mengesahkan

PANITIA UJIAN MUNAQASYAH

1. Ketua : Dr. H. Abdul Halim. M.Ae.

NIP. 19670 608 tgg4031 005

2. Sekretaris : Arip Purkon. M.A.

NIP. 19790427 2003121 002

3. Pembimbing: Dr. H. Abdul Halim. M.Ag.

NrP. 19670608 199403 1 005

: Dr. Hj. Azizah. M.A.4. Penguji I

5. Penguji II

NIP. 19630409 t98902 2 001

: Dr. H. Ahmad Tholabi Kharlie. M.

Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

9691216 199603 I 001

fif|Da'v-co -t-c;*t

NIP. 19760801 200312 1 001

.... .)

'-<4'...,-.,..)

.)

Page 4: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil kaya asli saya yang diajukan untuk memenuhi/

persyaratan memperoleh gelar strata I di Universitas Islam Negeri (UIN)

S yarif Hidayatullah J akarta.

Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam

Negeri Of$ Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2.

a

lakarta,lT A

Annisa MutiaraNrM. tt13044000024

ilt

Page 5: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

iv

ABSTRAK

Annisa Mutiara, NIM 1113044000024, KONTRIBUSI PEMIKIRAN

SAJUTI THALIB TERHADAP PERKEMBANGAN PEMBERLAKUAN

HUKUM ISLAM DI INDONESIA, Program Studi Hukum Keluarga Fakultas

Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 1439

H/2017 M. ix + 75 halaman + 26 lampiran.

Studi ini penting dilakukan untuk melihat dan menganalisis konstribusi

pemikiran Sajuti Thalib dalam pemberlakuan hukum Islam di Indonesia yaitu

teori Receptio a Contrario yang digagasnya, dengan mencari akar-akar historis

munculnya teori Receptio a Contrario dan melihat sejauh mana implikasi atau

pengaruh teori tersebut dalam perkembangan hukum Islam di Indonesia. dengan

demikian akan memperjelas dinamika dan perkembangan hukum Islam di

Indonesia serta perkembangan antara relasi hukum adat dan hukum Islam dalam

koneks ke-Indonesiaan.

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dengan objek penelitian yaitu

Sajuti Thalib namun terbatas pada pemikirannya, khususnya tentang hubungan

hukum adat dan hukum Islam (teori Receptio a Contrario). Metode penelitian ini

adalah dengan menganalisis pemikiran Sajuti Thalib dengan berdasar pada sumber

data penelitian yaitu sumber primer (primary resources) yakni tulisan-tulisan serta

buku-buku karya Sajuti Thalib yang berkaitan dengan teori Receptio a Contrario,

dan sumber sekundernya adalah buku-buku, jurnal, makalah yang berkaitan

dengan pembahasan serta dengan wawancara mendalam (indept intreview) dengan

pihak-pihak terkait, yakni pihak keluarga dan pihak murid yang pernah diajar

Sajuti Thalib.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Sajuti Thalib banyak terpengaruh

oleh latar belakang kepribadiannya yang bersifat lembut dan bijaksana dalam

menanggapi berbagai persoalan serta latar belakang pendidikannya yang

mengedepankan agama Islam. Teori Receptio a Contrario sangat sejalan dengan

konsep ‘urf dan maslahah mursalah dalam ilmu ushul fiqh. Dalam

perkembangannya teori ini sangat berpengaruh menyadarkan masyarakat tentang

pentingnya memberlakukan hukum Islam bagi masyarakat Islam Indonesia serta

dalam pembangunan hukum Nasional.

Kata Kunci : Konstribusi Pemikiran, Sajuti Thalib, Hukum Islam.

Pembimbing : Dr. H. Abdul Halim, M.Ag.

Daftar Pustaka : 1974-2016

Page 6: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

v

KATA PENGANTAR

Segala puji kehadirat Allah SWT. Tuhan semesta alam. Yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan

skripsi yang berjudul “KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB

TERHADAP PERKEMBANGAN PEMBERLAKUAN HUKUM ISLAM DI

INDONESIA”

Shalawat berlantunkan salam semoga selalu tercurahkan kepada manusia

yang membawa risalah kebenaran yakni baginda Nabi besar Muhammad Saw.,

keluarga serta para sahabatnya yang mulia yang merupakan panutan bagi seluruh

umat manusia di dunia.

Skripsi ini tidak akan bisa selesai tanpa adanya bantuan bimbingan,

arahan, dukungan, dan kontribusi dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih dan penghargaan setinggi-

tingginya kepada:

1. Dr. H. Asep Saepuddin Jahar, M.A. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta beserta Wakil

Dekan I, II, dan III Fakultas Syariah dan Hukum.

2. Dr. H. Abdul Halim, M.Ag., Ketua Program Studi Hukum Keluarga UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Sekaligus pembimbing skripsi penulis yang

selalu mendukung dan memotivasi penulis untuk terus belajar dan segera

menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

3. Arip Purkon, S.HI., M.A. Sekretaris Program Studi Hukum Keluarga UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 7: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

vi

4. Maskufa, M.A. selaku Penasehat Akademik penulis, yang telah sabar

mendampingi dan memotivasi penulis hingga semester akhir ini.

5. Para dosen pengajar di Fakultas Syariah dan Hukum yang telah

memberikan ilmunya kepada penulis, beserta seluruh staf dan karyawan

yang telah dengan ramah memberi pelayanan fasilitas secara maksimal

kepada penulis.

6. Keluarga dan murid Alm. H. Sajuti Thalib, S.H. yang bersedia

meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam mengumpulkan

data-data penelitian skripsi ini, Bapak Sukri Sayuti (Anak Alm. H. Sajuti

Thalib, S.H), Ibu Supriaty (Menantu Alm. H. Sajuti Thalib, S.H), Dr. Hj.

Fal Arovah Windiani, M.H. (Murid dan asisten Alm. H. Sajuti Thalib, S.H

di UMJ), Farida Prihatini, S.H., M.H., CN. (Murid dan asisten Alm. H.

Sajuti Thalib, S.H di UI). Dan kepada tokoh yang pemikirannya menjadi

objek penelitian skripsi ini H. Sajuti Thalib, S.H (Allahu yarham), semoga

kita dapat meneladani sikap beliau dalam menjalani hidup.

7. Yang teristimewa yaitu orang tua penulis, H. Sukiin Kadir dan Hj.

Junainah serta seluruh keluarga penulis yang telah dengan sabar mendidik

dan memberi kasih sayangnya kepada penulis selama ini. Semoga selalu

diberi keberkahan oleh-Nya. Amin.

8. Seluruh teman-teman mahasiswa Hukum Keluarga angkatan 2013, yang

telah menemani penulis dalam menempuh pendidikan di Program Studi

Hukum Keluarga UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 8: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

vii

9. Seluruh keluarga HMI Hukum Keluarga, khususnya kepada kakanda Andi

Asyraf Rahman, S.Sy., S.H. yang telah dengan sabar mendidik,

menasihati, mengayomi, dan menyemangati penulis sampai pada

penyusunan skripsi ini. Kepada yunda Eka Kurnia Maulida, S.Sy., S.H.,

yang telah menjadi sosok teladan pejuang perempuan yang tangguh.

Kepada kanda Jejen Sukrillah Sanusi, S.Sy, M.H., kanda Hidayatulloh

Asmawi, S.HI., M.H., ketum Irpan, S.H., kanda Hira Hidayat, S.Sy., S.H.,

kanda Hendrawan, S.Sy. yang selalu memberikan nasihatnya kepada

penulis. Kepada para srikandi tangguh Mella Rosdiyana, Fachra Irfania

Aprilliani, Fatiah Khadijah, Siti Juariatunnuriah yang selalu menemani.

Kawan-kawan seperjuangan Khuzaifi Amir, Nur Rahmat Farhan Jamil,

Sidik, Ilham, Neng, Riyadh, Ulhaq, Ody, dan masih banyak lagi kader

yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

10. Kawan-kawan KKN Kacamata, Dimas, Laras, Tika, Tanzil, Firda, Hendri,

Rasyid, Zacky, Fadil, Idris, dan masyarakat Desa Pamagersari, Jasinga.

Penulis menyadari perlu adanya perbaikan dalam skripsi ini, maka dari itu

kritik dan saran yang datang dari para pembaca akan penulis perhatikan dengan

baik. Semoga apa yang telah penulis sajikan ini dapat bermanfaat bagi kita semua

dan semoga kita selalu dalam lindungan, rahmat dan berkah-Nya. Amin.

Ciputat, 17 April 2017

Annisa Mutiara

Page 9: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN................................................................................ i

LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................. iii

ABSTRAK......................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ....................................................................................... v

DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 5

C. Pembatasan Masalah ...................................................................... 6

D. Rumusan Masalah .......................................................................... 6

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................... 6

F. Metode Penelitian .......................................................................... 7

G. Review Studi Terdahulu............................................................... 11

H. Sistematika Penulisan .................................................................. 11

BAB II SKETSA SOSIAL INTELEKTUAL SAJUTI THALIB

A. Asal-usul Keluarga dan Pendidikan ............................................. 13

B. Aktifitas dan Karir Sajuti Thalib di Bidang Hukum .................... 18

1. Karier Sebagai Aparat Negara................................................. 18

2. Karier dalam Bidang Hukum dan Pendidikan......................... 19

3. Sajuti Thalib sebagai Tokoh Muhammadiyah ........................ 21

C. Sosok Pribadi Sajuti Thalib ......................................................... 22

D. Karya-karya Intelektual Sajuti Thalib.......................................... 22

1. Karya Berkaitan dengan Hukum Islam ................................... 23

2. Karya di Luar Hukum Islam.................................................... 26

BAB III TEORI- TEORI PEMBERLAKUAN HUKUM ISLAM DI

INDONESIA

A. Periode Pemberlakuan Hukum Islam di Indonesia Pada Masa

Kolonial Belanda.......................................................................... 28

1. Teori Receptie in Complexu .................................................... 28

a. Konsep Teori Receptie in Complexu .................................. 28

b. Penggagas Teori Receptie in Complexu ............................. 28

c. Pengaruh Teori Receptie in Complexu ............................... 30

2. Teori Receptie ......................................................................... 32

a. Konsep Teori Receptie ....................................................... 32

b. Penggagas Teori Receptie................................................... 32

c. Pengaruh Teori Receptie..................................................... 34

B. Periode Pemberlakuan Hukum Islam di Indonesia Pasca

Kemerdekaan ............................................................................... 36

Page 10: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

ix

1. Teori Receptie Exit................................................................ 36

a. Konsep Teori Receptie Exit .............................................. 36

b. Penggagas Teori Receptie Exit ......................................... 37

2. Teori Receptio a Contrario ................................................... 38

a. Konsep Teori Receptio a Contrario ................................. 38

b. Penggagas Teori Receptio a Contrario ............................ 38

C. Periode Pemberlakuan Hukum Islam dalam Hukum Nasional

1. Teori Eksistensi..................................................................... 39

2. Teori Konstitusi Akomodasi ................................................. 40

a. Konsep Teori Konstitusi................................................... 41

b. Konsep Teori Akomodasi................................................. 41

BAB IV TEORI RECEPTIO A CONTRARIO DALAM

PERKEMBANGAN HUKUM ISLAM DI INDONESIA

A. Pemikiran Teori Receptio a Contrario Sajuti Thalib................... 43

1. Substansi Teori Receptio a Contrario ..................................... 43

2. Dasar Kelahiran Teori Receptio a Contrario .......................... 45

a. Pertimbangan Sosiologis .................................................. 45

b. Perubahan Hukum Adat Menyesuaikan Hukum Islam

dan Perkembangan Zaman ............................................... 48

c. Penelitian-penelitian Sajuti Thalib di Masyarakat ........... 50

B. Implikasi Teori Receptio a Contrario terhadap Perkembangan

Hukum Islam dalam Tata Hukum di Indonesia ........................... 51

1. Hubungan dan Pengaruh Teori Receptio a Contrario dengan

Teori Sebelumnya ................................................................... 51

2. Pro-Kontra di Kalangan Ahli Hukum ..................................... 53

3. Peranan dalam Pembentukan Hukum Nasional ...................... 55

C. Studi Kritis Terhadap Pemikiran Sajuti Thalib............................ 57

1. Relasi Antara Hukum Adat dan Hukum Islam........................ 57

2. Hukum Kewarisan Adat dan Hukum Kewarisan Islam .......... 61

3. Hukum Perkawinan Islam ....................................................... 67

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................. 70

B. Saran-saran................................................................................... 71

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 73

LAMPIRAN-LAMPIRAN.............................................................................. 80

Page 11: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia dalam peta pemikiran Islam dunia, adalah suatu negara yang unik

dan menarik. Selain sebagai negara berpenduduk muslim terbesar dunia, di dalam

kehidupan mayoritas masyarakatnya terdapat paradigma pemikiran menyangkut

masalah kenegaraan, kebangsaan, dan perspektif keagamaan yang beragam.

Berdasarkan fakta historis, hukum Islam telah berlaku di Indonesia sejak agama

Islam masuk ke Indonesia. Penerapan hukum Islam di Indonesia mulai dapat

dilihat dalam sejarah kehidupan kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara. Di sinilah

Islam ditanamkan, yang kemudian membawa pengaruh ke masyarakatnya.1

Dilihat dari segi pluralisme penduduk, masyarakat Indonesia memiliki adat

istiadat dan lebih tepat disebut hukum kebiasaan (customary law) atau sering

disebut hukum adat. Dari segi pluralisme agama, terdapat nilai-nilai agama dan

lebih spesifik lagi hukum Islam sebagai agama yang diyakini sebagian besar

masyarakatnya.

Sebagai negara bekas jajahan kolonial Belanda, Indonesia mewarisi pula

hukum peninggalan penjajah2 atau sering disebut hukum Barat (hukum sipil).

3

Keragaman ini yang menyebabkan terbukanya konflik dan perbedaan dalam

memandang suatu persoalan kenegaraan, kebangsaan dan bahkan perbedaan

1Warkum Sumitro, Perkembangan Hukum Islam di Tengah Dinamika Sosial Politik

Di Indonesia, (Malang: Bayumedia Publishing, 2005), h.16 2A. Qodri Azizy, Hukum Nasional Eklektisisme Hukum Islam & Hukum Umum,

Jakarta: Teraju, 2004, h. 138-139. 3Subekti, Law in Indonesia, (Jakarta: Yayasan Proklamasi Center for Strategic and

International Studies, 1982), h.6.

Page 12: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

2

dalam memandang implementasi hukum Islam dalam negara kesatuan Republik

Indonesia.4

Lahirnya konflik dan pergumulan antara sistem hukum di Indonesia terjadi

sebagai konsekuensi dari tingginya pluralism masyarakat dan sistem hukum yang

ada melahirkan tiga sistem atau mazhab hukum di Indonesia, yaitu; [1] hukum

adat, [2] hukum Islam, dan [3] hukum Barat (hukum sipil). 5

Karena itu beralasan

bila dikatakan bahwa sistem hukum Indonesia merupakan satu dari sekian banyak

sistem hukum yang lebih rumit di dunia.

Dalam perjalanannya, konflik itu berujung pada lahirnya kebijakan

menyingkirkan hukum Islam dan membenturkan dengan sub sistem hukum lain

yang bertujuan untuk membangun image seolah-olah bahwa telah terjadi konflik

dan pertarungan besar antara hukum adat, hukum Islam dan hukum Belanda di

Indonesia. Kondisi objektif ini sebagai alasan untuk mengatakan sebenarnya yang

berlaku bagi masyarakat adalah hukum adat, sedangkan hukum Islam baru

berlaku bilamana telah diterima hukum adat. Dalam sejarah politik hukum

Indonesia ini kemudian dikenal teori Receptie,6 bahwa bagi rakyat pribumi pada

dasarnya berlaku hukum adat, hukum Islam berlaku jika norma hukum Islam itu

telah diterima oleh masyarakat sebagai hukum adat. Teori ini tertuang dalam

4Abdul Halim, Politik Hukum Islam di Indonesia: Kajian Posisi Hukum Islam dalam

Politik Hukum Pemerintahan Orde Baru dan Era Reformasi, (Jakarta: Badan Litbang &

Diklat Departemen Agama RI, 2008), h. 98. 5Subekti, Law in Indonesia, (Jakarta: Yayasan Proklamasi Center for Strategic and

International Studies, 1982), h.6. 6Teori yang menyatakan hukum yang berlaku di Indonesia adalah hukum adat asli

meskipun ke dalam hukum adat ada masuk unsur-unsur hukum Islam. Hukum Islam akan

mempunyai kekuatan bila mana diterima hukum adat. Yang muncul ke permukaan bukan

hukum Islam, tetapi hukum adat yang telah diresepsi. Tokoh terkenal aliran ini adalah

Christian Snouck Hurgronje (1857-1936).

Page 13: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

3

pasal 134 ayat 2 Indiche Straaftregeling (IS). Teori ini membawa perubahan yang

sangat drastis dan berhasil meminimalisasi hukum Islam dari masyarakat

Indonesia.7 Sebagai antitesa dari teori Carel Frederik Winter tentang Receptie in

Complexu8 yang netral mendapat pengakuan dalam dalam bentuk undang-undang

berupa Reglement op het beleid der Regeering van Nederlandsch Indie yang

disingkat dengan Regeeringsreglement (R.R.) tahun 1855 dalam Stbl. Belanda

1854: 129 atau Stbl. Hindia Belanda 1855, terdapat dalam pasal 75 R.R. ayat (2)

dan (3).9

Teori Receptie tersebut dianggap mencederai hukum Islam yang telah

lama berlaku di masyarakat. Teori ini mendapat banyak penentangan dari para

ahli hukum Indonesia, salah satunya adalah Hazairin yang menyebut teori

tersebut dengan “teori Iblis“ menurutnya pasal II aturan peralihan Undang-

Undang Dasar 1945 setelah Indonesia merdeka, maka seluruh peraturan

perundang-undangan pemerintah Hindia Belanda yang mendasarkan pada teori

Receptie dianggap tidak berlaku lagi, dan harus exit dari peraturan perundang-

undangan yang berlaku di Indonesia karena bertentangan dengan Al-Qur’an dan

7Rahmat Rosyadi dan Rais Ahmad, Formalisasi Syariat Islam dalam Perspektif Tata

Hukum Indonesia, (Bogor: Galia Indonesia, 2006), h. 75-81. 8Teori ini mengatakan bahwa di Indonesia yang berlaku adalah hukum Islam.

Pendapat ini muncul disekitar tahun 1800, oleh Carel Frederik Winter (1799-1859), Salomon

Keyzer (1823-1868). Mr. Lodewyk Christian Van Den Berg (1845-1927). Lihat Sajuti Thalib,

Receptio a Contrario: Hubungan Hukum Adat dengan Hukum Islam, (Jakarta: Bina Aksara,

1985), h. 4. 9Sajuti Thalib, Receptio a Contrario: Hubungan Hukum Adat dengan Hukum Islam,

h.7.

Page 14: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

4

As-Sunnah serta tidak sejalan dengan konstitusi Negara Republik Indonesia.

Pemikiran Hazairin ini dikenal dengan teori Receptie Exit.10

Pemikiran tersebut sangat penting sebagai pedoman dalam

mengembalikan pemurnian hukum Islam di Indonesia yang sejalan dengan ajaran

tentang penataan hukum. Salah satu tokoh hukum Islam Indonesia yang juga

mencetuskan teori perkembangan hukum Islam di Indonesia adalah Sajuti Thalib

, ia mengatakan bahwa umat muslim Indonesia telah menyatakan hukum Islam

telah berlaku di Indonesia dan telah mempengaruhi kehidupan masyarakat

Indonesia,11

dan memperkenalkan teori Receptio a Contrario. Teori tersebut

menyatakan bahwa: pertama, bagi orang Islam berlaku hukum Islam; kedua, hal

tersebut sesuai dengan keyakinan dan cita-cita hukum, cita-cita moral; ketiga,

Hukum adat berlaku bagi orang Islam jika tidak bertentangan dengan agama

Islam dan hukum Islam.12

Munculnya teori-teori tersebut di atas menunjukkan

bahwa adanya konflik antara kedua sistem hukum di Indonesia.

Maka dari itu, studi ini penting dilakukan untuk melihat dan menganalisis

posisi dan sumbangan Sajuti Thalib dalam perkembangan teori dan penerapan

hukum Islam di Indonesia serta perubahan dan keberlanjutan (change and

continunity) teori hukum Islam dari satu masa ke masa perkembangan berikutnya.

Dengan demikian akan memperjelas pula dinamika dan perkembangan hukum

Islam serta perkembangan teori relasi adat dan hukum Islam dalam konteks ke-

Indonesiaan.

10

Rahmat Rosyadi dan Rais Ahmad, Formalisasi Syariat Islam dalam Perspektif Tata

Hukum Indonesia, h. 82-83. 11

Ratno Lukito, Pergumulan Antara Hukum Islam dan Adat di Indonesia, (Jakarta:

INIS, 1998), h.1. 12

Raija dan Iqbal Taufik, Dinamika Hukum Islam Indonesia, (Yogyakarta:

Deepublish, 2016), h. 342.

Page 15: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

5

B. Identifikasi Masalah

Masalah-masalah yang menjadi identifikasi peneliti adalah:

1. Bagaimana perkembangan teori penerapan hukum Islam di Indonesia?

2. Bagaimana konflik antara hukum Islam, hukum adat, dan hukum nasional

dalam perkembangan pelembagaan hukum Islam di Indoensia?

3. Apakah teori-teori yang pernah muncul dalam wacana hukum Islam di

Indonesia, seperti teori Receptie in Complexu, teori Receptie, teori

Receptie Exit dan teori Receptie a Contrario masih berlaku atau setidak-

tidaknya masih berpengaruh di Indonesia?

4. Bagaimana pemikiran Sajuti Thalib tentang hukum Islam di Indonesia?

5. Bagaimana konsepsi dasar teori Receptio A Contrario Sajuti Thalib?

6. Apa yang melatarbelakangi pemikiran Sajuti Thalib terkait teori Receptio a

Contrario tersebut?

7. Apa implikasi atau pengaruh teori Receptio A Contrario tersebut dalam

perkembangan hukum Islam di Indonesia?

8. Bagaimana corak pemikiran Sajuti Thalib?

9. Bagaimana posisi Sajuti Thalib dalam bidang hukum Islam di Indonesia?

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Studi ini diberikan batasan masalah agar dapat fokus dan tidak melebar

dari inti utama penelitian ini. Adapun fokus penelitian ini yakni

mendiskusikan kontribusi pemikiran Sajuti Thalib tentang teori Receptio a

Contrario serta pengaruhnya dalam perkembangan hukum Islam di

Indonesia.

Page 16: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

6

2. Rumusan Masalah

Fokus utama penelitian ini adalah;

1. Apa kontribusi pemikiran Sajuti Thalib terhadap perkembangan teori

hukum Islam di Indonesia?

2. Bagaimana latar belakang sosiologis dan politik hukum Islam dari

pemikiran Sajuti Thalib terkait teori Receptio a Contrario tersebut?

3. Apa implikasi dan pengaruh dari teori Receptio a Contrario dalam

perkembangan hukum Islam di Indonesia?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui konstribusi pemikiran Sajuti Thalib dalam pemberlakuan

hukum Islam di Indonesia

b. Untuk mengetahui akar-akar historis munculnya teori Receptio A Contrario

c. Untuk mengetahui implikasi atau pengaruh teori Receptio A Contrario

dalam perkembangan hukum Islam di Indonesia

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah:

a. Dapat menjadi rujukan dalam menambah wawasan bagi mahasiswa,

akademisi, ataupun pembaca lainnya terhadap ilmu pengetahuan khususnya

hukum Islam.

b. Menambah pengetahuan dan wawasan dalam mengembangkan potensi

menulis karya-karya ilmiah khususnya terkait studi penelitian pemikiran

Page 17: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

7

tokoh, sehingga dapat menjadi bekal dan pelajaran yang berguna di masa

yang akan datang.

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif (Qualitative research),

yaitu metode penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati atau

dijadikan sumber informasi. Dalam penelitian kualitatif penggunaan data dan

analisis deskriptif dipilih untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan “mengapa,

alasan apa dan bagaimana terjadinya” dari suatu fenomena sosial dalam

kehidupan masyarakat.13

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sosio-historis,

yaitu pendekatan sosiologis dan pendekatan historis. Pendekatan sosiologis

terutama sosiologi hukum pendekatan yang digunakan untuk mengamati pola-

pola interaksi antara kekuatan-kekuatan politik dan respon politik hukum

masyarakat.14

Pendekatan sosiologis historis yaitu dengan merunut akar-akar

historis secara kritis mengapa tokoh tersebut menggulirkan gagasan tersebut

dan bagaimana latar belakangnya.

3. Objek Penelitian

Penelitian ini adalah studi terhadap pemikiran tokoh yaitu pemikiran

Sajuti Thalib yang terkenal dengan teori Receptio a Contrario.

13

Lexy Moeleong, Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosdakarya, 1995), h.3. 14

Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, Cet. 2, (Bandung: Alumni, 1986), h. 310.

Page 18: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

8

4. Teknik pengumpulan data

Penelitian yang dilakuan dalam skripsi ini merupakan menggunakan data

kepustakaan (library research) yaitu teknik yang digunakan diambil dari

literatur yang sifatnya primer maupun sekunder.15

1. Sumber data primer digunakan dalam penelitian ini adalah tulisan-tulisan

dan buku-buku karangan Sajuti Thalib yakni;

a. Hukum Kekeluargaan Indonesia, diterbitkan oleh Yayasan Penerbit

Universitas Indonesia tahun 1974;

b. Receptie In Complexu, Theorie Receptie, dan Receptio A Contrario,

diterbitkan oleh Fakultas Hukum Universitas Indonesia tahun 1976;

c. Perjalanan Haji tahun 1396 H./1975 M., diterbitkan oleh Bulan Bintang

tahun 1976;

d. Receptio A Contrario (Hubungan Hukum Adat dengan Hukum Islam),

diterbitkan oleh PT. Bina Aksara tahun 1980;

e. Hukum Kewarisan Islam di Indonesia, diterbitkan oleh Sinar Grafika,

tahun 1981;

f. Lima Serangkai Tentang Hukum (Hubungan Antara Hukum Islam

dengan Hukum Tanah, Hukum Kewarisan dan Hukum Pidana),

diterbitkan oleh PT. Bina Aksara, tahun 1983;

g. Hubungan Tanah Adat dengan Hukum Agraria di Minangkabau,

diterbitkan oleh PT. Bina Aksara tahun 1983;

15

Fahmi Muhammad Ahmadi dan Djaenal Aripin, Metode Penelitian Hukum,

(Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h.17-18.

Page 19: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

9

h. Politik Hukum Baru: Mengenai Kedudukan dan Peranan Hukum Adat

dan Hukum Islam dalam Pembinaan Hukum Nasional, diterbitkan oleh

Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN) tahun 1986.

i. Politik Hukum Baru Mengenai Kedudukan dan Peranan Hukum Adat

dan Hukum Islam dalam Pembinaan Hukum Nasional. Diterbitkan oleh

Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Jakarta tahun 1987.

j. Azas Pancasila Bagi Persyarikatan Muhammadiyah, diterbitkan oleh

Korp Immawati Komisariat Fakultas Hukum Universitas

Muhammadiyah Jakarta tahun 1987.

2. Sumber data sekunder dari penelitian ini adalah buku-buku, jurnal, artikel, dan

tulisan lain yang berhubungan dengan pokok bahasan. Dan dibutuhkan pula

wawancara mendalam (indept interview) kepada narasumber terpilih.

Penentuan responden berdasarkan dua klasifikasi yaitu dari pihak keluarga dan

murid-murid yang pernah diajarkannya, yakni; Bapak Sukri Sayuti16

dan Ibu

Supriaty17

mewakili dari pihak keluarga. Dr. Hj. Fal Arovah Windiani, S.H.,

M.H18

dan Farida Prihatini, S.H., M.H., CN.19

mewakili dari pihak murid.

16

Sukri Sayuti adalah anak pertama Sajuti Thalib, paling dekat dengan beliau dan

sering mendampingi beliau melakukan berbagai kegiatan. 17

Supriaty adalah menantu pertama Sajuti Thalib (istri dari Sukri Sayuti). Ia sangat

dekat dengan istri Sajuti Thalib, sehingga sering mendapatkan cerita tentang pribadi Sajuti

Thalib. 18

Arovah Windiani adalah murid sekaligus asisten Sajuti Thalib sewaktu ia kuliah di

Universitas Muhammadiyah Jakarta, ia menjadi asistennya cukup singkat tetapi sosok Sajuti

Thalib begitu melekat dalam jiwanya. 19

Farida Prihatini adalah murid sekaligus asisten Sajuti Thalib sewaktu ia kuliah di

Universitas Indonesia, ia sampai saat ini terus melajutkan ajaran-ajaran Sajuti Thalib yang

pernah diajarkan kepadanya.

Page 20: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

10

5. Metode Analisis Data

Analisis data penelitian ini menggunakan metode deduktif yaitu metode atau

cara berfikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat umum menuju ke satu

pendapat yang bersifat khusus dan metode deskriptif analisis yaitu suatu metode

penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis digunakan

untuk memperoleh data yang jelas.

6. Teknik Penulisan

Teknik penulisan penelitian ini merujuk pada pedoman penulisan skripsi

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012.

F. Review Studi Terdahulu

Studi terhadap perkembangan teori hukum Islam di Indonesia telah banyak

mendapat perhatian para peneliti sebelumnya, baik yang dilakukan sarjana luar

negeri maupun sarjana Indonesia yang sangat banyak jumlahnya. Namun studi

yang terkait langsung dan mendalam terhadap tokoh dan pemikiran dari salah

seorang penggagas teori Receptie a Contrario Sajuti Thalib sejauh pengetahuan

dari peneliti belum pernah ditemukan. Kecuali Sajuti Thalib sendiri yang menulis

bukunya yang berjudul “Receptio a Contrario: Hubungan Hukum Adat dengan

Hukum Islam”. Meskipun secara subtansi pembahasan teori ini memang banyak

tersebar dalam tulisan-tulisan dan buku, namun penjelasannya hanya sedikit saja.

Biasanya terletak dalam sub-bab tersendiri, bergabung dengan teori-teori lain

yang mendahului teorinya dan juga teori setelahnya.

Perbedaannya dengan penelitian penulis adalah penelitian ini lebih

difokuskan kepada satu tokoh yaitu Sajuti Thalib, dan menganalisis pemikirannya

Page 21: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

11

teori Receptio a Contrario, latar belakang munculnya teori tersebut, pengaruhnya

terhadap perkembangan hukum Islam di Indonesia.

E. Sistematika Penulisan

Penellitian skripsi ini terdiri dari lima bab, dimana masing-masing bab

berisikan pembahasan yang berkesinambungan sebagai berikut:

Bab Pertama, berisikan Pendahuluan yang berhubungan erat dengan

permasalahan yang akan dibahas. Identifikasi masalah, mendata dan

mengidentifikasi permasalahan yang berhubungan dengan tema penelitian.

Pembatasan dan perumusan masalah, yang dimaksudkan agar lebih terfokuskan

dalam permasalahan, supaya tidak ada tumpang tindih dengan masalah lain yang

tidak ada kaitannya dengan penelitian. Rumusan masalah, berisikan tentang

uraian masalah yang akan diteliti, yaitu pernyataan tegas mengenai apa yang akan

jadi tema penelitian. Tujuan penelitian, yaitu rumusan mengenai apa sebenarnya

yang ingin diketahui oleh peneliti sehingga menjawab seluruh pertanyaan

penelitian. Manfaat penelitian, diharapkan dari hasil penelitian yang dilakukan

menghasilkan nilai guna penelitian. Metode penelitian,menguraikan bagaimana

cara kerja dan prosedur pelaksanaan penelitian. Review studi terdahulu,

menjelaskan mengenai kajian-kajian terdahulu yang berkaitan dengan tema

penelitian. Sistematika penulisan, menjelaskan sistematika penulisan yang

berisikan deskripsi karya tulisan perbab, uraian tersebut menggambarkan alur dari

bahan skripsi yang akan dijelaskan.

Bab Kedua, Menjelaskan mengenai biografi Sajuti Thalib, mulai dari latar

belakang keluarga dan pendidikan, aktifitas dan karier yang pernah dijalani,

sosok pribadi, dan karya-karya yang dihasilkan.

Page 22: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

12

Bab Ketiga, Kajian pustaka dibahas dalam bab ini, pemaparan kajian teori-

teori pemberlakuan hukum Islam di Indonesia, yakni; Konsep, penggagas dan

pengaruh teori Receptie in Complexu; Konsep, penggagas dan pengaruh teori

Receptie; Konsep dan penggagas teori Receptie Exit; Konsep dan penggagas teori

Receptio a Contrario; Konsep teori Eksistensi, dan Konsep teori Konstitusi

Akomodasi.

Bab Keempat, merupakan bab inti yaitu bahasan utama dalam skripsi ini.

Yakni menganalisis teori Receptio a Contrario, bagaimana landasan histroris

dikemukakannya teori ini, Implikasi pengaruhnya dalam perkembangan hukum

Islam di Indonesia, Hubungan dan Pengaruh Receptio a Contrario terhadap teori

sebelumnya, Pro-kontra teori Receptio a Contrario, dan analisis pemikiran Sajuti

thalib terkait relasi antara hukum Islam dan Adat, hukum kewarisan, dan hukum

Perkawinan.

Bab Kelima, merupkan bab akhir dalam penelitian ini, Terdiri dari penutup

yang berisi kesimpulan dan saran-saran yang bersifat membangun bagi

penyempurnaan penelitian ini.

Page 23: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

13

BAB II

SKETSA SOSIAL INTELEKTUAL SAJUTI THALIB

A. Asal-usul Keluarga dan Pendidikan

Sajuti Thalib lahir pada tanggal 25 Mei 1929 di Maninjau, Kecamatan

Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Bukittinggi, Sumatera Barat. Ia berasal dari

keluarga sederhana, ayahnya bernama Thalib Sutan Mantjajo1 dan ibunya

bernama Siti Naimah.2 Masa kecilnya ia habiskan di Bengkulu, mengikuti

orangtuanya yang bekerja sebagai pedagang pakaian di sana.

Sajuti Thalib mengikuti pendidikan pada Sekolah Rakyat (SR)3

Bengkulu. Kemudian melanjutkan pendidikannya di Mu‟allimin

Muhammadiyah Bengkulu.4 Ia tergabung dalam pandu Hizbul Wathan (HW),

5

berbagai kegiatan kepanduan diikutinya termasuk berkemah, perkemahan

sering dilaksanakan di lapangan sekolah Kebon Ross, juga di Pantai Panjang,

Tebapenanjung. Jiwa kepemimpinannya sudah muncul sejak kecil, ia menjadi

ketua pandu Hizbul Wathan (HW) sejak tingkat Athfal sampai tingkat

1Sutan Mantjajo adalah sebuah gelar kehormatan dalam tradisi adat Minangkabau

(Padang). Jika seseorang menikah dengan perempuan Padang, maka ia akan mendapat

gelar. „Sutan‟ adalah gelar pokoknya, sedangkan gelar di belakangnya disesuaikan

dengan suku ibunya. Sukri Sayuti, Anak Sajuti Thalib, Wawancara Pribadi, Jakarta, 25

Maret 2017. 2Sukri Sayuti, Anak Sajuti Thalib, Wawancara Pribadi, Jakarta, 25 Maret 2017.

3Sekolah tingkat dasar, sekarang namanya berganti menjadi Sekolah Dasar (SD).

4Sajuti Thalib, Perjalanan Haji, Sampul Belakang Buku (Jakarta: Bulan Bintang,

1976). 5Hizbul Wathan pada mulanya adalah nama madrasah yang didirikan oleh KH.

Mas Mansur di Surabaya pada tahun 1916 setelah ia meninggalkan organisasi Nahdlatul

Wathan yang dibentuknya bersama KH. Abdul Wahab Hasbullah. Kemudian nama yang

dalam bahasa Arab berarti Pembela Tanah Air itu diambil oleh Muhammadiyah menjadi

perkumpulan pandunya yang didirikan pada tahun 1918 di Yogyakarta. Kwartir Pusat

Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan, “Kebangkitan HW dan Sejarah Kepanduan di

Indonesia”, diakses pada tanggal 1 April 2017 dari hizbulwathan.or.id/kebangkitan-hw-

dan-sejarah-kepanduan-di-indonesia/.

Page 24: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

14

Pengenal, sedangkan tingkat selanjutnya yaitu tingkat Penghela6 tidak sempat

ia lanjutkan, karena datangnya kolonial Jepang ke Indonesia.7 Pada masa

Pendudukan Jepang semua organisasi kepanduan tidak diperbolehkan, diganti

dengan bentukan seperti Seidenan, Keibodan dan lain-lain (Pergerakan

Indonesia-Jepang).8

Pada zaman Jepang, tahun 1943 ia kembali ke Sumatera Barat dan

meneruskan sekolahnya di Kulliyatul Muballighin Muhammadiyah Padang

Panjang, yaitu sekolah pimpinan Buya Hamka9 yang diresmikan pada tanggal

2 Februari 1936 hasil perubahan nama dari Tabligh School10

pada konferensi

Muhammadiyah yang ke-11,11

pendidikannya selesai pada pertengahan tahun

1945.

6Tingkat Athfal adalah tingkatan paling dasar dalam kepanduan Hizbul Wathan.

Terdapat tiga tingkatan yang harus ditempuh yaitu Athfal Melati I, Athfal Melati II, dan

Athfal Melati Utama, berumur 6-10 tahun atau duduk di bangku Sekolah Dasar. Tingkat

Pengenal adalah tingkatan kedua setelah tingkat Pandu Athfal, ada tiga tingkatan pula

yang harus ditempuh yaitu Pengenal Purwa, Pengenal Madya, dan Pengenal Utama,

berumur 11-16 tahun atau duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. Sedangkan

Pandu Penghela adalah tingkatan paling tinggi setelah tingkatan Pandu Pengenal, terdapat

dua tingkatan yang harus ditempuh yaitu Taruna Melati dan Jaya Melati, berumur 17-20

tahun atau duduk di Sekolah Menengah Atas sampai Perguruan Tinggi. Hizbul Wathan

Kota Yogyakarta “Tingkatan Pandu dan Seragam dalam Hizbul Wathan” diakses pada

tanggal 1 April 2017 dari hwjogja.blogspot.co.id/2010/02/tingkatan-pandu-

seragamnya.html?m=1. 7Sajuti Thalib, Perjalanan Haji (Jakarta: Bulan Bintang, 1976), h. 135.

8Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan, “Kebangkitan HW dan

Sejarah Kepanduan di Indonesia”, artikel diakses pada tanggal 1 April 2017 dari

hizbulwathan.or.id/kebangkitan-hw-dan-sejarah-kepanduan-di-indonesia/. 9Yunan Yusuf, Corak Pemikiran Kalam Tafsir Al-Azhar, (Jakarta : Pustaka

Panjimas, 1990), h. 45-47 10

Sekolah yang didirikan oleh Syekh Abdul Karim Amrullah (Ayah Hamka),

berawal dari pengajian yang dinamainya dengan Surau Jembatan Besi. Yunan Yusuf,

Corak Pemikiran Kalam Tafsir Al-Azhar, h.28 11

Fikrul Hanif Sufyan, Sang Penjaga Tauhid: Studi Protes Tirani Kekuasaan

1982-1985, (Yogyakarta: Deepublish, 2014), h.82.

Page 25: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

15

Pada permulaan masa kemerdekaan ia tergabung dalam tentara pelajar

dan pertahanan rakyat di sekitar Bukittinggi.12

Ia memenuhi panggilan

perjuangan kemerdekaan pada awal-awal masa revolusi itu dengan

menggabungkan diri dalam sebuah pasukan bernama Hizbullah di Padang

Panjang, yang didirikan pada tanggal 5 Desember 1945 oleh Malik Ahmad,

pimpinan Kuliyyatul Mubalighin Muhammadiyah saat itu bersama dengan

Duski Samad. Hizbullah adalah laskar pemuda yang umumnya beranggotakan

murid-murid yang berasal dari Kauman13

, sedangkan komandannya adalah

seluruh staf pengajar Kuliyyatul Mubalighin Muhammadiyah. Komandan

Hizbullah pada saat itu adalah Syamsudin Ahmad, untuk barisan wanita

dinamakan Sabil Muslimat yang dipimpin Syamsiah Syam dan wakilnya

Asyura.14

Sajuti Thalib menjadi pasukan Hizbullah hingga mendapat pangkat

Letnan.15

Dari pengalamannya menjadi tentara pelajar tersebut, ia mendapat

tiga buah penghargaan berupa dua buah Lencana dan satu buah Tanda

12

Sajuti Thalib, Perjalanan Haji, Sampul Belakang Buku. 13

Sebutan lain untuk Madrasah Kuliyyatul Mubalighin Muhammadiyah yang

berada di daerah Kauman, Padang Panjang. Sebagaimana sebutan “Kauman” adalah

sebuah daerah atau tempat para ulama dahulu berdiam diri. Dimana ada Masjid Agung di

situlah pusat pemerintahan, dimana ada pusat pemerintahan atau di belakang Masjid

Agung itu ada daerah namanya Kauman, Para ulama ditempatkan di situ karena manakala

ada orang yang menanyakan tentang Hukum Islam, kepada merekalah kemudian akan

dijelaskan dan penjelasannya itu dilakukan di Serambi Masjid. Arovah Windiani, Murid

Sajuti Thalib, Wawancara Pribadi, Jakarta 15 Maret 2017. 14

Fikrul Hanif Sufyan, Sang Penjaga Tauhid: Studi Protes Tirani Kekuasaan

1982-1985, h.82. 15

Sukri Sayuti, Anak Sajuti Thalib, Wawancara Pribadi, Jakarta, 25 Maret 2017.

Page 26: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

16

Kehormatan Bintang,16

yaitu Satyalancana Perang Kemerdekaan I,17

Satyalancana Perang Kemerdekaan II,18

dan Bintang Perang Gerilya.19

Setelah berakhirnya perang kemerdekaan, ia mendapat kesempatan

belajar lagi dengan bantuan pemerintah sebagai demobilisan pelajar pada

Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta. Ia datang ke Jakarta tanpa

bekal apapun, bersama istrinya bernama Nurbaiti Yakub dan anaknya yang

masih kecil bernama Sukri Sayuti.20

Ia dan istrinya kemudian dikaruniai empat

orang anak, anak yang pertama bernama Sukri Sayuti, anak yang kedua

bernama Supriadi Sayuti, anak ketiga bernama Nazmi Sayuti, dan anak

keempat bernama Nasrul Sayuti.21

16

Tanda kehormatan bintang dikelompokkan menjadi dua, yaitu tanda

kehormatan bintang sipil (bintang kemanusiaan) dan tanda kehormatan bintang militer

(Bintang Gerilya). Wikipedia, “Daftar Tanda Kehormatan di Indonesia” diakses pada

tanggal 31 Maret 2017 dari

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Daftar_tanda_kehormatan_di_Indonesia. Sajuti Thalib

mendapatkan tanda kehormatan bintang militer. 17

Satyalancana Perang Kemerdekaan I diberikan kepada anggota Angkatan

Bersenjata yang mengikuti sepenuhnya persitiwa Perang Kemerdekaan I dari tanggal 20

Juni 1947 sampai dengan 22 Februari 1948, kecuali dalam hal mereka tertawan,

mendapat luka-luka dan invalid. (Pasal 18 ayat 1(a) UU No. 70 tahun 1958). 18

Satyalancana Perang Kemerdekaan II diberikan kepada anggota Angkatan

Bersenjata yang mengikuti sepenuhnya persitiwa Perang Kemerdekaan I dari tanggal 18

Desember 1948 sampai dengan 27 Desember 1949, kecuali dalam hal mereka tertawan,

mendapat luka-luka dan invalid. (Pasal 18 ayat 1(b) UU No. 70 tahun 1958). 19

Bintang Gerilya adalah sebuah tanda kehormatan yang dikeluarkan oleh

Presiden Indonesia kepada setiap warga Negara Republik Indonesia yang menunjukkan

keberanian, kebijaksanaan, dan kesetiaan yang luar biasa dalam mempertahankan

Republik semasa revolusi antara tahun 1945-1950, terutama saat Agresi Militer Belanda I

(20 Juni 1947-22 Februari 1948) dan Agresi Militer Belanda II (18 Desember 1948-27

Desember 1949). Wikipedia, “Bintang Gerilya” diakses pada tanggal 31 Maret 2017 dari

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Bintang_Gerilya 20

Sajuti Thalib mengakhiri masa lajangnya pada usia yang cukup muda, ia

menikah pada usia dua puluh dua tahun, sedangkan istrinya pada usia dua puluh tahun.

Pada saat berangkat ke Jakarta ia sudah mempunyai satu orang anak. Sukri Sayuti, Anak

pertama Sajuti Thalib, Wawancara Pribadi, Jakarta, 25 Maret 2017. 21

Anak yang ketiga dan keempat telah wafat saat penulis melakukan penelitian

skripsi ini. Penulis bertemu dengan anak kedua Sajuti Thalib yang bernama Supriadi

Page 27: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

17

Sajuti Thalib adalah anak ketiga dari empat bersaudara. Kakak yang

pertama bernama KH. M. Rasjid Thalib, seorang pemuka agama di

Palembang, terkenal sebagai Da‟i kondang dan Dosen IAIN Raden Fatah

Palembang. Mantan Kepala Penerangan Propinsi Sumatera Selatan, Tokoh

Masyumi Sumatera Selatan sekitar tahun 1950-an. Pernah menjabat sebagai

ketua Majelis Ulama Indonesia Propinsi Sumatera Selatan dan Ketua

Muhammadiyah Propinsi Sumatera Selatan.22

Kakak yang kedua adalah perempuan bernama Sariah Thalib, anaknya

yang bernama Sumiarty Absyar menikah dengan Drs. H. Ahmad Bidawi

Zubir, seorang lulusan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta (sekarang UIN).

Pernah menjadi Kakanwil Departemen Agama Propinsi Maluku, Propinsi

Sumatera Utara, Propinsi DKI Jaya, dan Propinsi Sumatera Selatan. Dewan

Kurator dan dosen Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur‟an (PTIQ), Dosen

Universitas Assysyafi‟iyah Jakarta, Dosen Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ).

Pendiri dan Ketua Yayasan Pendidikan Islam Ash-Shomadiyah. Sebagai

Urang Sumando23

ia ditetapkan masuk dalam suku Tanjung sebagai anak dari

keluarga Nurbaiti Yakub, istri dari Sajuti Thalib dan diberi gelar suku Tanjung

Sayuti pada tanggal 24 Maret 2017 di kediamannya di Komplek Pertambangan Jl. Duren

Tiga No. 37 C Jakarta Selatan, tepat di samping kediaman Sajuti Thalib sewaktu hidup.

(Jl. Duren Tiga No. 37 Jakarta Selatan). 22

A. Bidawi Zubir, Meniti di atas Buih, , Cet.ke-1, (Jakarta: Penamadani, 2009),

h. 61. 23

Orang yang berasal dari luar suku Minang datang ke dalam lingkungan keluarga

Minang, diminta kesediaannya untuk dimasukkan ke dalam keluarga Minang yang

mempunyai suku, yang patut bersanding dengan suku calon pasangan, dalam hal ini

adalah Sumiarty Absyar yang mempunyai suku Melayu. Lihat A. Bidawi Zubir, Meniti di

atas Buih: Sebuah Otobiografi, h. 66.

Page 28: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

18

“Sutan Mahmud”. Pada saat anak keempatnya lahir, anak ketiganya yang

bernama Ahmad Hamami tinggal di rumah Sajuti Thalib.24

Adik Sajuti Thalib yaitu Drs. H. Amiruddin Thalib, seorang Sarjana

Administrasi, Pejabat Tinggi pada PN Aneka Tambang, Pendiri dan ketua

Yayasan Pendidikan Budi Daya.25

Di Jakarta, Ia sering berpindah-pindah tempat tinggal. Pertama kali

tinggal di Galur, Jakarta Pusat. Kemudian pindah ke Grogol, Jakarta Barat.

Setelah itu pindah ke Jl. Borobudur, Jakarta Pusat. Kemudian pindah lagi ke

Kebayoran, Jakarta Selatan. Setelah itu pindah lagi ke daerah Menteng,

Jakarta Pusat di Jl. Bayuwangi. Kemudian tempat tinggal terakhir di Komplek

Pertambangan Jl. Duren Tiga No. 37 Jakarta Selatan sampai ia wafat pada

tanggal 10 Maret 1992 dalam usia 64 tahun, bertepatan pada hari kesepuluh

bulan Ramadhan saat itu.26

B. Aktifitas dan Karier Sajuti Thalib

1. Karier sebagai Aparat Negara

Selama masa kuliah di Fakultas Hukum Universitas Indonesia, ia

bekerja pada Jawatan Penerangan sebagai wartawan. Setelah lulus, ia

kemudian bekerja pada Jawatan atau Departemen Pertambangan. Pernah

24

Sajuti Thalib merasakan kesulitan ekonomi Bidawi Zubir pada saat itu, dengan

kebijaksanaan dan kepeduliannya Sajuti mengajak Ahmad Hamami, anak ketiga Bidawi

tinggal dirumahnya selama beberapa tahun, untuk membantu meringankan kesulitan

Bidawi saat itu. Perhatian dan kasih sayang selalu diberikan oleh Sajuti Thalib dan

keluarga kepada Ahmad Hamami, ia sering dibelikan mainan bahkan diajak pergi ke

daerah pada saat Sajuti Thalib bertugas. Lihat A. Bidawi Zubir, Meniti di atas Buih, h.

189-190. 25

A. Bidawi Zubir, Meniti di atas Buih, h. 61-62. 26

Sukri Sayuti, Anak pertama Sajuti Thalib, Wawancara Pribadi, Jakarta, 25

Maret 2017.

Page 29: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

19

bekerja juga pada Badan Pimpinan Umum (BPU) Timah (sekarang Badan

Usaha Milik Negara (BUMN) PT. Timah), menduduki jabatan sebagai

Sekretaris. 27

Oleh karena pengalamannya menjadi tentara pelajar dan mendapat

beberapa penghargaan dari beberapa peperangan melawan kolonial

Belanda, Sajuti Thalib termasuk ke dalam anggota Veteran Republik

Indonesia.28

2. Karier dalam Bidang Hukum dan Pendidikan

Setelah lulus pada tahun 1958, dengan memperoleh gelar Meester in de

Rechten (Mr.) (sekarang Sarjana Hukum (S.H.)), ia mengajar pada

Fakultas Hukum Univeritas Indonesia di bawah bimbingan (asisten) Prof.

Dr. Hazairin, S.H. dan Prof. Dr. M. Rasjidi dalam mata kuliah Hukum

Kewarisan dan Hukum Perkawinan Islam.29

Ia kemudian menjadi pengajar utama Hukum Islam II pada Fakultas

Hukum Universitas Indonesia dan mengajar di beberapa Perguruan Tinggi

lainnya diantaranya di Universitas Muhammadiyah Jakarta, Universitas

Kristen Indonesia, Universitas Jayabaya, Universitas Islam Djakarta,

Universitas Pancasila, IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Universitas

Sawerigading, Akademi Geologi dan Pertambangan Bandung, Universitas

Islam Indonesia Yogyakarta, Universitas Sriwijaya Palembang.30

27

Sukri Sayuti, Anak Sajuti Thalib, Wawancara Pribadi, Jakarta, 25 Maret 2017. 28

Sukri Sayuti, Anak Sajuti Thalib, Wawancara Pribadi, Jakarta, 25 Maret 2017. 29

Sajuti Thalib, Perjalanan Haji, Sampul Belakang Buku. 30

Sukri Sayuti, Anak Sajuti Thalib, Wawancara Pribadi, Jakarta, 25 Maret 2017.

Page 30: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

20

Ia memimpin penelitian tentang “Kaidah-Kaidah Hukum Islam yang

Berlaku Dewasa Ini Sebagai Hukum Positif dalam Masyarakat Indonesia”

yang diadakan oleh Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN)31

Departemen Kehakiman pada tahun 1977-1978 dan 1978-1979,

bekerjasama dengan Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Laporan

penelitian tersebut diterbitkan pada bulan Maret tahun 1978 dan akhir

tahun 1979. Pada tahun 1980 sampai tahun 1984, ia menjadi ketua tim

Pengkajian Hukum Islam pada Badan Pembinaan Hukum Nasional

(BPHN) Departemen Kehakiman. Kemudian ia menjadi ketuanya pada

tahun 1984-1985.32

Sajuti sejatinya adalah seorang pengajar atau akademisi. Ia menjadi

salah seorang pendiri Yayasan Budi Daya yang bergerak pada bidang

pendidikan tingkat menengah pertama, tingkat menengah keguruan, dan

tingkat menengah atas (SMP, SMK, SMA) yang diketuai oleh adiknya

31

BPHN merupakan perombakan dari Lembaga Pembinaan Hukum Nasional

(LPHN) yang dibentuk tahun 1958. Lembaga tersebut sering kali mengalami kesukaran-

kesukaran dalam menjalankan tugasnya disebabkan oleh pertentangan-pertentangan

politik dalam tubuhnya, telah menimbulkan gagasan unuk merombak LPHN menjadi

suatu badan yang bersifat operasional dalam pembinaan hukum yang kemudian diberi

nama Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN), Lihat Direktorat Pembinaan Badan

Peradilan Agama Islam Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam

Departemen Agama, Kenang-kenangan Seabad Peradilan Agama di Indonesia, Jakarta,

1982, h. 217. 32

Sajuti Thalib, Receptio A Contrario, Sampul Belakang Buku, (Jakarta: Bina

Aksara, 1985).

Page 31: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

21

Amiruddin Thalib. Ia juga pernah menjadi Hakim Pengadilan Agama di

Jakarta. 33

3. Sajuti Thalib Sebagai Tokoh Muhammadiyah

Sejak kecil Sajuti Thalib hidup dalam ligkungan Muhammadiyah,

Sekolah Agama Kulliyatul Muballigin Muhammadiyah, dan Kepanduan

Muhammadiyah Hizbul Wathan. Selanjutnya ia juga aktif sebagai

pengurus Pimpinan Pusat Muhammadiyah Jakarta sebagai Anggota

Majelis Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan dan pernah menjabat

sebagai Ketua Majelis Wakaf dan Kehartabendaan Pimpinan Pusat

Muhammadiyah Jakarta.34

Keaktifannya dalam Organisasi Muhammadiyah membawa Sajuti

Thalib bersama para akademisi ahli lainnya yaitu Prof. Hazairin, S.H.,

Prof. Mr. Roeslan Saleh, S.H., Prof. Dr. Ismail Sunny, S.H., H. Hartono

Mardjono, S.H., Prof. Bismar Siregar, S.H. dan lainnya mengelola

Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Jakarta yang merupakan

salah satu amal usaha organisasi Muhammadiyah. Didirikan pada tanggal

18 November 1963.35

Pada awal-awal sejak didirikannya, yaitu pada Periode Transisi ia

menjadi Pejabat Sementara Dekan selama kurang lebih satu tahun (1972-

1973). Pada periode ketiga (1973-1975) Sajuti Thalib menjabat sebagai

Pembantu Dekan I. Pada periode keempat (1975-1978) ia menjabat

33Sukri Sayuti, Anak Sajuti Thalib, Wawancara Pribadi, Jakarta, 25 Maret 2017.

34Sukri Sayuti, Anak Sajuti Thalib, Wawancara Pribadi, Jakarta, 25 Maret 2017.

35Buku Panduan Akademik, (Jakarta: Fakultas Hukum Universitas

Muhammadiyah Jakarta, 2016), h. 1.

Page 32: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

22

sebagai Ketua Jurusan Hukum Perdata. Pada periode keenam (1980-1983)

ia menjadi Sekretaris sekaligus merangkap sebagai Ketua Jurusan Hukum

Perdata. Pada periode ketujuh (1983-1986) Sajuti Thalib menjadi Dekan

sekaligus merangkap sebagai Ketua Jurusan Hukum Perdata. Dan menjadi

Dekan untuk dua periode selanjutnya, periode kedelapan (1986-1989) dan

periode kesembilan (1989-1991).36

C. Sosok Pribadi Sajuti Thalib

Sajuti Thalib adalah sosok yang sangat bijaksana, sangat peduli terhadap

keluarga, sanak famili, dan kampung halamannya, ia mempunyai sifat

menolong terhadap sesama.37

Ia suka membantu orang lain dan suka memberi,

pintu rumahnya selalu terbuka untuk siapa saja. Ia sering menampung

keluarganya, keponakan dan temannya di rumahnya ketika mereka belum

mempunyai tempat tinggal. Ia dituakan dan dihormati oleh orang-orang

sekitarnya karena ia juga sebagai seorang ulama, sering memberi khotbah-

khotbah Jum‟at, memimpin pengajian-pengajian, dan juga menjadi imam

masjid, terlebih pada saat shalat taraweh di bulan Ramadhan. Ia mempunyai

pribadi yang rendah hati dan mempunyai prinsip hidup lillȃ ahita’alȃ .38

D. Karya-karya Sajuti Thalib

Selain menerbitkan buku, Sajuti Thalib juga banyak menulis untuk

penerbitan khusus berbagai majalah atau jurnal, makalah untuk seminar dan

36

Buku Panduan Akademik, h. 5-8. 37

A. Bidawi Zubir, Meniti di atas Buih, h. 189. 38

Sukri Sayuti, Anak pertama Sajuti Thalib, Wawancara Pribadi, Jakarta, 25

Maret 2017.

Page 33: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

23

simposium.39

Berikut diantaranya karya-karya Sajuti Thalib dalam bentuk

buku:

1. Karya Berkaitan dengan Hukum Islam

a. Hukum Kekeluargaan Indonesia, diterbitkan oleh Yayasan Penerbit

Universitas Indonesia tahun 1974. Pada awalnya adalah sebuah

tulisan yang kemudian diterbitkan menjadi dua buku. Dalam buku

pertama dibagi pula menjadi dua bagian, bagian pertama adalah

beberapa pengertian umum dan bagian kedua adalah hukum

perkawinan. Sementara buku kedua mengenai hukum kewarisan

secara diterbitkan terpisah pada tahun 1981.40

b. Receptio In Complexu, Theorie Receptie, dan Receptio A Contrario,

diterbitkan oleh Fakultas Hukum Universitas Indonesia tahun 1976.

(diterbitkan sendiri) Teks book ini adalah cikal bakal kelahiran buku

Receptio A Contrario yang pertama kali terbit tahun 1980. Ia

menjelaskan secara detail sejarah hukum dan pemberlakuan Hukum

Islam di Indonesia sejak zaman penjajahan hingga zaman setelah

kemerdekaan dengan mengungkapkan teori-teori yang muncul

bersamaan dengan itu.41

c. Receptio A Contrario (Hubungan Hukum Adat dengan Hukum

Islam), diterbitkan oleh PT. Bina Aksara tahun 1980. Buku ini

merupakan kelanjutan dari tulisan ia sebelumnya berjudul “Receptio

39

Sajuti Thalib, “Analisis Yurisprudensi: Tentang Kewarisan”, Mimbar Hukum

No. 4 Tahun II 1991, h. 126. 40

Sajuti Thalib, Hukum Kekeluargaan Indonesia, (Jakarta: UI Press, 1974), h. xvi. 41

Sajuti Thalib, Receptie In Complexu, Receptie, dan Receptio A Contrario,

(Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1976).

Page 34: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

24

in Complexu, Receptie, dan Receptio a Contrario”, nama-nama teori

itu tetap dimasukkan dalam sub bab pembahasan dalam buku ini,

kemudian ditambahkan penguatan tentang teori Receptio A

Contrario dengan menampilkan hasil putusan Pengadilan Negeri dan

Pengadilan Agama dalam memutus perkara waris, yang bisa

dibandingkan dan dipelajari oleh pembaca. Ditampilkan pula

beberapa hasil penelitian tentang Hukum Perkawinan dan Hukum

Kewarisan yang dilakukan oleh Badan Pembinaan Hukum Nasional

yang mana Sajuti Thalib menjabat sebagai ketua Tim Pengkajian

Hukum Islam BPHN, bekerjasama dengan beberapa Fakultas

Hukum Perguruan Tinggi di Indonesia42

d. Hukum Kewarisan Islam di Indonesia, diterbitkan oleh Sinar

Grafika, tahun 1981. Buku ini merupakan bagian keempat dari buku

Hukum Kekeluargaan Indonesia. Dalam buku ini, ia banyak

mendasarkan tulisannya pada ajaran kewarisan bilateral Prof. Mr.

Dr. Hazairin, dan mengemukakan juga ajaran kewarisan patrilinial

Imam Syafi‟i.43

e. Lima Serangkai Tentang Hukum (Hubungan Antara Hukum Islam

dengan Hukum Tanah, Hukum Kewarisan dan Hukum Pidana),

diterbitkan oleh PT. Bina Aksara, tahun 1983. Buku ini adalah

kumpulan tulisan-tulisan Sajuti Thalib berjumlah lima buah judul

42

Sajuti Thalib, Receptio A Contrario, Cet. IV, (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1985),

h. 49-57 dan 66-77. 43

Sajuti Thalib, Hukum Kewarisan Islam di Indonesia, (Jakarta: PT. Bina Aksara,

1982), h. 2.

Page 35: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

25

tulisan, yang ditulis dalam waktu yang berbeda-beda, dimana dapat

menggambarkan perasaan-perasaan kesadaran hukum dan

perubahan-perubahan pikiran dan pendapat disamping adanya

perubahan-perubahan dan perkembangan hukum itu sendiri.44

f. Politik Hukum Baru: Mengenai Kedudukan dan Peranan Hukum

Adat dan Hukum Islam dalam Pembinaan Hukum Nasional.

Diterbitkan oleh Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN) tahun

1986. Karya ilmiah ini disajikan dengan memaparkan proses

hubungan yang erat di antara hukum adat dan hukum Islam dan

dalam beberapa hal mengaitkannya sebagai perbandingan dari

norma-norma hukum yang ada dalam hukum perdata Barat (B.W.)45

g. Politik Hukum Baru Mengenai Kedudukan dan Peranan Hukum

Adat dan Hukum Islam dalam Pembinaan Hukum Nasional.

Diterbitkan oleh Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah

Jakarta tahun 1987, setahun setelah penerbitan buku dalam judul

yang sama oleh BPHN. Buku ini disusun sebagai teks book pada

Perguruan Tinggi dan Fakultas Hukum khususnya pada lingkungan

Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Jakarta karena buku

ini diterbitkan secara sederhana. Sudut yang diperbincangkan dalam

44

Sajuti Thalib, Lima Serangkai Tentang Hukum, (Jakarta: PT. Bina Aksara,

1983), h. 5. 45

Teuku Muhammad Radhie, Kata Pengantar dalam Politik Hukum Baru, h.viii.

Page 36: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

26

buku ini adalah dari segi politik hukum terhadap pemanfaatan

hukum Islam dan hukum adat dalam penyusunan hukum Nasional.46

2. Karya di Luar Hukum Islam

a. Hukum Pertambangan Indonesia, diterbitkan oleh Akademi

Geologi dan Pertambangan Bandung tahun 1974. Sajuti Thalib

menulis buku ini sebagai bahan perkenalan bagi yang ingin

mengetahui keadaan dan ketentuan-ketentuan sekitar Hukum

Pertambangan di Indonesia, karena dibahas tidak terlalu mendalam

tetapi menunjukkan dan memperkenalkan beberapa persoalan yang

dianggap menonjol dan menarik perhatian. Di dalamnya ia juga

memperbandingkan dan menghubungkan dengan bahan lain yang

mempunyai hubungan di luar Undang-undang Pokok

Pertambangan Indonesia.47

b. Perjalanan Haji tahun 1396 H./1975 M. Diterbitkan oleh penerbit

Bulan Bintang tahun 1976. Buku ini ditulisnya dalam bentuk

catatan harian selama melaksanakan ibadah haji, dari awal

persiapan keberangkatan sampai selesai. Kejadian yang terjadi

sehari-hari bahkan hal-hal terkecil ia tulis, ia berusaha melukiskan

46

Sajuti Thalib, Politik Hukum Baru Mengenai Kedudukan dan Peranan Hukum

Adat dan Hukum Islam dalam Pembinaan Hukum Nasional, (Jakarta: Fakultas Hukum

Universitas Muhammadiyah Jakarta, 1987), h. iii. 47

Sajuti Thalib, Hukum Pertambangan Indonesia, (Bandung: Akademi Geologi

dan Pertambangan Bandung, 1973), h. 3.

Page 37: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

27

apa yang terjadi pada saat itu juga, sehingga perasaan dan

emosinya tergambar jelas pada tulisannya tersebut.48

c. Kuasa Pertambangan di Indonesia, diterbitkan oleh Akademi

Geologi dan Pertambangan Bandung tahun 1977. Buku ini sangat

membantu masyarakat peminat pertambangan yang ingin

menguasai segala sesuatu berkenaan dengan kuasa pertambangan,

terdapat beberapa contoh tentang bermacam kuasa pertambangan

dari bermacam tingkat dan bentuk di seluruh Indonesia.49

d. Hubungan Tanah Adat dengan Hukum Agraria di Minangkabau,

diterbitkan oleh Bina Aksara tahun 1983. Buku ini membantu

menjelaskan perihal Tanah Adat yang ada di Minangkabau dan

polemik pensertifikasiannya.50

e. Azas Pancasila Bagi Persyarikatan Muhammadiyah, diterbitkan

oleh Korp Immawati Komisariat Fakultas Hukum Universitas

Muhammadiyah Jakarta, tahun 1987. Buku ini adalah seri kedua

dari Muhammadiyatologi yaitu salah satu cara pengkajian dalam

ke-Muhammadiyahan. Sajuti Thalib menulis buku ini dalam

rangka mempelajari Persyarikatan Muhammadiyah dari sudut ilmu

hukum.51

48

Sajuti Thalib, Perjalanan Haji, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976), h. 9. 49

Sajuti Thalib, Kuasa Pertambangan di Indonesia, (Bandung: Akademi Geologi

dan Pertambangan Bandung, 1977), h. 3. 50

Sajuti Thalib, Hubungan Tanah Adat dengan Hukum Agraria di Minangkabau,

(Jakarta: PT. Bina Aksara, 1985) 51

Sajuti Thalib, Azas pancasila Bagi Persyarikatan Muhammadiyah, (Jakarta:

Korp Immawati Komisariat Fakultas Hukum UMJ, 1987)

Page 38: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

28

BAB III

TEORI-TEORI

PEMBERLAKUAN HUKUM ISLAM DI INDONESIA

A. Periode Pemberlakuan Hukum Islam di Indonesia Pada Masa Kolonial

Belanda

1. Teori Receptie in Complexu

a. Konsep Teori Receptie in Complexu

Dalam sejarah perkembangan hukum di Indonesia sekitar tahun

1800-an, hukum Islam pernah diakui mempunyai kedudukan sebagai

hukum yang berdiri sendiri atas kekuatannya sendiri dan berlaku pada

masyarakat. Keadaan itu diakui oleh para ahli hukum dan ahli

kebudayaan Belanda bahwa di Indonesia berlaku Hukum Islam. Oleh

karena itu politik hukum dalam Peradilan pun diberlakukan Undang-

undang Agama Islam untuk orang Islam yang ada di Indonesia.1 Karena

melihat fakta di lapangan bahwa orang pribumi yang beragama Islam

memakai dan mengamalkan sepenuhnya hukum Islam.2

b. Penggagas Teori Receptie In Complexu

Carel Frederick Winter adalah seorang ahli tertua mengenal soal-

soal Jawa-Javanici yang lahir dan meninggal di Yogyakarta (1799-1859)

pernah menggambarkan keadaan masyarakat Indonesia pada masa itu

yang memegang teguh dan memberlakukan hukum Islam secara penuh

1Sajuti Thalib, Receptie in Complexu, Receptie, dan Receptio a Contrario,

(Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1976), h. 2. 2Sajuti Thalib, Receptie in Complexu, Receptie, dan Receptio a Contrario, h. 3.

Page 39: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

29

dalam kehidupan sehari-hari. Begitu juga Salomon Keyzer (1823-1868)

seorang maha guru ilmu bahasa dan ilmu kebudayaan Jawa, menulis

banyak tentang Islam di Jawa.3

Kemudian muncul seorang ahli yang lebih terkenal lagi yaitu Prof.

Mr. Lodewyk Willem Christian Van Den Berg (1845-1927). Ia

memperkuat alam pikiran bahwa yang berlaku di Indonesia adalah

hukum Islam untuk orang-orang Islam (mohammedaansche recht)

menurut ajaran Hanafi dan Syafi’i. Ia yang memberi nama teori Receptie

in Complexu.4 Teori ini mengandung pengertian bahwa hukum Islam di

Indonesia ini dipakai sepenuhnya, complexu, lengkap, sempurna, utuh.5

Ia termasuk ahli belanda golongan akhir yang mengakui kenyataan

bahwa hukum Islam berlaku di Indonesia, walaupun pemikirannya lebih

terlihat pada praktek.6

Pada tahun 1892 ia menerbitkan tulisannya tentang hukum keluarga

dan hukum waris Islam di Jawa dan Madura dengan beberapa

penyimpangan. Ia juga mengusahakan sehingga hukum kewarisan dan

perkawinan Islam dijalankan oleh hakim Belanda dengan bantuan

penghulu atau kadhi, serta menerjemahkan buku Fathu Qarib dan

Minhaaj Al-thalibin ke dalam bahasa Perancis dengan perbandingan

dengan terbitan-terbitan lain di Leiden.7

3Sajuti Thalib, Receptie in Complexu, Receptie, dan Receptio a Contrario, h. 3.

4Sajuti Thalib, Receptie in Complexu, Receptie, dan Receptio a Contrario, h. 3.

5Arovah Windiani, Wawancara Pribadi, Jakarta, 15 Maret 2017.

6Sajuti Thalib, Receptie in Complexu, Receptie, dan Receptio a Contrario, h. 4.

7Sajuti Thalib, Receptio a Contrario, (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1985), h. 5-6.

Page 40: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

30

c. Pengaruh Teori Receptie In Complexu

Di Indonesia pada tahun 1870-1887 terkenal Resolutie Der

Indosche Regeering (VOC) berupa suatu kumpulan aturan hukum

perkawinan dan hukum kewarisan menurut hukum Islam untuk

dipergunakan di pengadilan VOC untuk orang Indonesia dikenal dengan

Compendium Freijer. Juga ada kumpulan kesimpulan peraturan hukum

perkawinan dan kewarisan menurut Islam yang dibuat untuk dipakai di

daerah-daerah seperti Cirebon, Semarang dan Makassar.

Kenyataan Undang-undang Agama Islam berlaku bagi penduduk

asli bangsa Indonesia yang sebenarnya telah berjalan lama sebelum tahun

1855 itu dirumuskan dalam bentuk Undang-undang pada tahun 1855.

Dan dengan dikeluarkannya Regeerings Reglement 1855 itu maka

keadaan yang telah ada itu lebih diperkokoh dan diperkuat dengan bentuk

peraturan perundang-undangan.8

Dalam Regeerings Reglement pasal 75 ayat 3 dan ayat 4 berbunyi;

“Oleh hakim Indonesia itu hendaklah diperlakukan Undang-undang

Agama, instelling dan kebiasaan itu jugalah yang dipakai untuk mereka

oleh hakim Eropa pada pengadilan yang lebih tinggi andaikata terjadi

hoger beroep atau permintaan pemeriksaan banding.”

Bahkan dalam pasal 78 Regeerings Reglement Stbl. Hindia belanda

1855: 2 itu ditegaskan lebih lanjut pada ayat 2 bahwa;

”Dalam hal terjadi perkara perdata antara sesama orang Indonesia itu

atau dengan mereka yang dipersamakan dengan mereka maka mereka

tunduk kepada keputusan hakim Agama atau kepala masyarakat mereka

menuntut Undang-undang Agama atau ketentuan-ketentuan lama

mereka.”

8Sajuti Thalib, Receptie in Complexu, Receptie, dan Receptio a Contrario, h. 3.

Page 41: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

31

Sedangkan pada pasal 109 RR Stbl. Hindia Belanda 1855 : 2 ini

dinyatakan bahwa ketentuan termaksud dalam pasal 75 dan 78 itu

berlaku pula bagi mereka yang dipersamakan dengan “inlander” yaitu

orang Arab, orang Moor, orang Cina, dan semua mereka yang beragama

Islam dan orang-orang yang tidak beragama.

Dengan demikian dapat dilihat bahwa pemerintah Belanda dan

Pemerintah Hindia Belanda pada saat itu dengan peraturan perundang-

undangan yang tertulis dan tegas telah mengakui bahwa undang-undang

Islam dengan Istilah Godsdienstige Wetten berlaku bagi orang Indonesia

yang beragama Islam. Hukum yang diperlakukan adalah Hukum Islam

bahkan peradilan yang diperlakukan untuk mereka juga peradilan dengan

Hukum Islam. Disamping itu diakui pula adanya Hakim Kepala

Masyarakat (adat) dengan keputusan yang berdasar kepada ketentuan-

ketentuan lama (adat) mereka yang diungkapkan dengan istilah Gebruken

Der Inlanders atau Oude Herkomsten.9

2. Teori Receptie

a. Konsep Teori Receptie

Penganut teori ini mengemukakan bahwa sebenarnya yang berlaku

di Indonesia adalah Hukum Adat asli. Dalam Hukum Adat ini memang

masuk sedikit-sedikit pengaruh Hukum Islam. Tetapi pengaruh hukum

9Sajuti Thalib, Receptio a Contrario, cet.III, (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1985),

h.4-8.

Page 42: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

32

Islam itu baru mempunyai kekuatan kalau telah diterima oleh hukum

adat, bukan sebagai hukum Islam.10

b. Penggagas Teori Receptie

Cornelis Van Volenhoven yang memulai mengeritik dan menentang

pasal 75 dan 109 RR stbl 1855 : 2. Ia adalah ahli hukum adat, disebut

sebagai orang yang memperkenalkan Het Indische Adatrecht (Hukum

Adat Indonesia). Kemudian muncul tokoh yang lebih terkenal sebagai

penggagas teori ini adalah Christian Snouck Hurgronje. Ia adalah

penasihat pemerintah Hindia Belanda yang berkaitan dengan persoalan-

persoalan agama Islam dan orang-orang pribumi. Ia mendalami hukum

dan Agama Islam pada umumnya dan secara khusus yang ada di

Indonesia. Ia memiliki bakat sebagai peneliti agama karena ayahnya

adalah pendeta JJ. Snouck Hurgronje, ibunya Anna Maria, putri pendeta

Christian De Visser.11

Ia sangat totalitas dalam meneliti, bahkan ia sampai memasuki

Mekkah Mukarramah tanah suci orang Islam untuk mempelajari agama

Islam dengan nama samaran Abdul Gaffar pada tahun 1884-1885,

dengan menyamar sebagai dokter mata dan tukang potret. Ketika belajar

hukum Islam di Mekkah ia bergaul dengan orang-orang Jawa sehingga

10

Sajuti Thalib, Receptie in Complexu, Receptie, dan Receptio a Contrario, h. 6-7 11

Tim Liputan Khusus Daud Beureuh (Tempo, 18-24 Agustus 2003), Daud

Beureuh Pejuang Kemerdekaan Yang Berontak, Cet I. (Jakarta: Tempo, 2011). h.72-80

Page 43: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

33

pergaulannya ini telah memperkenalkannya kepada hukum adat di

Indonesia. 12

Setelah menyelesaikan disertasinya tentang Mekkah. Snouck

mendapat tugas oleh pemerintah Belanda untuk meneliti Aceh.

Kunjungannya ke Aceh sebetulnya sangat singkat, hanya dari 16 Juli

1891 sampai 4 Februari 1892. Namun itu menghasilkan kajian tentang

struktur masyarakat dan adat yang sangat mendalam dan basah. Sejak

saat itu, untuk pertama kalinya terdapat data etnografi adat istiadat Aceh

yang lengkap. Berdasarkan data itu ia menyarankan agar pemerintah

kolonial tidak mengganggu kegiatan ibadah atau ritual masyarakat Aceh

tapi memangkas aktivitas politiknya, itulah konsep Snouck yang kita

kenal “Islam sebagai Agama dan Islam sebagai politik”, dengan makna

bahwa Islam sebagai politik harus diawasi secara ketat, dan Islam sebagai

agama harus dibiarkan. 13

Sesudah mempelajari keadaan di Aceh sekitar tahun 1889, ia

mengadviskan pemerintah Hindia Belanda harus mengatur strategi

menaklukkan Aceh dengan bertolak dari kemampuan memanipulasi

pertentangan yang telah terdapat dalam masyarakat Aceh yaitu antara

kesetiaan kepada agama dan kesetiaan kepada adat yang diwakili oleh

para ulama dan Uleu Balang. Ia menentang pendapat Van Den Berg,

pertentangannya sampai pada soal pengaturan Pengadilan Agama yang

12

Tim Liputan Khusus Daud Beureuh (Tempo, 18-24 Agustus 2003), Daud

Beureuh Pejuang Kemerdekaan Yang Berontak, Cet I. h.72. 13

Tim Liputan Khusus Daud Beureuh (Tempo, 18-24 Agustus 2003), Daud

Beureuh Pejuang Kemerdekaan Yang Berontak, Cet I. h.72-80.

Page 44: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

34

ketika itu telah menerima pikiran-pikiran Van Den Berg. Bahkan ia

mengemukakan suatu jalan pikiran baru yang berlawanan sekali, yang

kemudian pendapatnya ini dikenal orang dengan sebutan Teori Receptie,

bahwa hukum Islam itu baru mempunyai kekuatan kalau dikehendaki dan

diterima oleh hukum adat dan dengan demikian lahirlah hukum itu

sebagai hukum adat bukan sebagai hukum Islam. Di Hindia Belanda

kemudian banyak pengikutnya. 14

Snouck berkeinginan agar orang-orang pribumi rakyat jajahan tidak

ada yang kuat memegang hukum Islam sehingga tidak mudah

dipengaruhi peradaban Barat. Snouck mengemukakan teori ini karena ia

khawatir dengan pengaruh Pan Islamisme yang dipelopori oleh Sayid

Jamaluddin Al-Afghani berpengaruh di Indonesia.15

c. Pengaruh Teori Receptie

Teori ini diimplementasikan melalui perubahan-perubahan

Staatblaad dan R.R secara sistematis, halus dan berangsur-angsur. Semua

perubahan ditujukan pada pasal 75 dan pasal 78 R.R. dimana dimuat di

dalamnya tentang pemberlakuan Hukum Islam di Indonesia yang

perlahan-lahan diperlunak dan kemudian dihilangkan sama sekali,

berikut beberapa tahapannya16

:

1. Pada tahun 1906 dengan Stbl. Belanda 1906 : 364 yang

diperlakukan di Indonesia dalam Stbl. Hindia Belanda 1907 No.

14

Sajuti Thalib, Receptio a Contrario, h. 11-12. 15Ichtianto, “Pengembangan Teori Berlakunya Hukum Islam di Indonesia”, dalam

Hukum Islam di Indonesia: Pertumbuhan dan Perkembangan, h.122-127. 16

Sajuti Thalib, Receptie in Complexu, Receptie, dan Receptio a Contrario, h.7-16

Page 45: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

35

204 kata-kata tegas; “memperlakukan Undang-undang Agama”

diperlunak dengan kata-kata; “diperlakukan untuk orang

Indonesia dan Timur Asing itu yang berkenaan dengan agama dan

kebiasaan mereka”

2. Stbl. Belanda 1919 : No. 286 dan Stbl. Hindia Belanda 1919 No.

621, kata-kata: “memperlakukan peraturan yang berkenaan

dengan agama itu” diperlunak menjadi “memperhatikan peraturan

yang berkenaan dengan agama itu”

3. Pada tahun 1919 pula ditambah sebuah ayat baru berupa ayat (6)

yang menyebutkan bahwa; “bagi Inlander dan Timur Asing

berlaku Hukum Perdata dan Dagang yang berlaku sekarang

ini”mulailah beberapa pihak menafsirkan kata-kata “berlaku

sekarang ini” seagai “hukum adat”.

4. Pasal 109 R.R. Stbl. 1855 : 2 yang berbunyi: “Ketentuan-

ketentuan yang berlaku bagi orang Eropa dan bagi Inlander

berlaku pula bagi yang disamakan dengan mereka” menjadi

“berlakunya ketentuan-ketentuan yang diperuntukkan orang

Eropa itu bagi golongan lain”

5. Sejalan dengan pelemahan peraturan perundang-undangan

tersebut, dilancarkan pula pembunuhan dan pengejaran terus-

menerus terhadap ulama-ulama besar Islam. Hal ini terlihat dalam

perang Aceh tahun 1873-1903.

Page 46: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

36

6. Tahun 1925 adanya perubahan R.R. menjadi Indische

Staatsregeling (I.S.), tak ada perubahan pasal 75 R.R. tersebut

kecuali perubahan kata-kata “algemeene verordening” menjadi

“ordonantie”

7. Pasal 134 ayat (2) I.S. 1925 yang murni sebagai bunyi asalnya

dalam pasal 78 (2) Stbl. 1855 : 2 itu diubah pada tahun 1929

dengan Stbl. 1929 : 221, menjadi:

“Dalam hal terjadi perkara perdata antara sesama orang

Islam akan diselesaikan oleh hakim agama Islam apabila

keadaan tersebut telah diterima oleh hukum adat mereka

dan sejauh tidak ditentukan lain dengan suatu ordonansi”

Inilah yang menjadi sumber formil dari teori Receptie. Keadaan

demikian telah menguasai alam pikiran hukum Indonesia sampai

dilahirkannya Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia.

B. Periode Pemberlakuan Hukum Islam di Indonesia Pasca Kemerdekaan

1. Teori Receptie Exit

a. Konsep Teori Receptie Exit

Munculnya teori ini adalah untuk menentang teori Receptie.

Bahwa dengan lahirnya Undang-undang Dasar Negara Republik

Indonesia itu dengan sendirinya telah menggantikan Undang-undang

Dasar Negara Jajahan Hindia Belanda yang dikenal dengan I.S. itu,

secara otomatis pula menghapus teori Receptie yang diimplementasikan

dalam pasal 134 ayat (2) I.S.17

itu karena bertentangan dengan jiwa

17

Sajuti Thalib, Receptio a Contrario, h. 58-59.

Page 47: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

37

UUD Negara Republik Indonesia khususnya pada pasal 29, maka teori

Receptie harus exit, harus keluar dari Hukum yang ada di Indonesia.18

b. Penggagas Teori Receptie Exit

Prof. Mr. Dr. Hazairin pada tahun 1950 mengarahkan suatu

analisa dan pandangan agar hukum Islam itu berlaku di Indonesia, tidak

berdasar pada hukum adat, tetapi hendaknya disandarkan pada

peraturan perundang-undangan tersendiri. Pada tahun 1963 dalam

bukunya Hukum Kekeluargaan Indonesia ia menegaskan bahwa teori

Receptie Snouck Hurgronye itu adalah teori Iblis.19

Karena jiwa Iblis itu

takabbur,20

ia tidak bisa menerima kenyataan yang ada di Indonesia

bahwa Hukum Islam telah berlaku tanpa melalui hukum adat dan

hukum apapun, namun Belanda untuk kepentingan politiknya sengaja

meminggirkan bahkan Hukum Islam dari Indonesia.21

Berdasar dari pemikirannya tersebut, orang-orang menamainya

teori Receptie Exit. Karena Hazairin tidak mengungkapkan sebuah

nama teori, tetapi hanya mengungkapkan pendapatnya yang menentang

teori Receptie Snouck Hurgronje.

18

Farida Prihatini, Murid Sajuti Thalib, Wawancara Pribadi, Jakarta, 7 April

2017. 19

Sajuti Thalib Receptio A Contrario, h. 59. 20

Takabbur dalam bahasa Indonesia adalah sombong, sebagaimana kisah Iblis

yang tidak mau sujud kepada Adam, a.s. karena merasa dirinya lebih baik daripada

manusia. 21

Arovah Windiani, Wawancara Pribadi, Jakarta, 15 Maret 2017.

Page 48: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

38

3. Teori Receptio a Contrario

a. Konsep Teori Receptio a Contrario

Teori ini juga menentang teori Receptie, dan merupakan kebalikan

dari teori Receptie. Kalau teori Receptie mengungkapkan bahwa hukum

Islam baru berlaku kalau tidak bertentangan dengan hukum adat, maka

Teori Receptio A Contrario adalah hukum adat baru berlaku kalau tidak

bertentangan dengan hukum Islam. Teori ini memperkuat dan

mengembangkan teori sebelumnya yaitu teori Receptie Exit. Teori ini

lebih menjelaskan bahwa hukum Islam itu berlaku dengan sendirinya

tanpa harus melalui hukum adat, bahkan hukum adat baru bisa berlaku

apabila hukum adat itu tidak bertentangan dengan hukum Islam.

b. Penggagas Teori Receptio a Contrario

Teori ini digagas oleh Sajuti Thalib yang mana adalah murid dari

Hazairin. Sajuti Thalib sependapat dengan gurunya itu mengenai teori

Receptie kemudian mengembangkan teori Receptie Exit Hazairin

dengan melihat fakta-fakta yang ada di masyarakat bahwa Hukum

Islam itu hidup dan berlaku di masyarakat tanpa melalui hukum Adat

dan tanpa keluar menjadi hukum lain,22

tidak ada pertentangan antara

Hukum Adat dan Hukum Islam karena sudah terjadi adaptasi dan

asimilasi, sehingga seringkali sulit membedakannya.23

Ini berarti

22

Farida Prihatini, Wawancara Pribadi, Jakarta, 7 April 2017. 23

Arovah Windiani, Wawancara Pribadi, Jakarta,15 Maret 2017.

Page 49: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

39

bahwa hukum adat hanya berlaku kalau tidak bertentangan dengan

hukum agama.24

C. Periode Pemberlakuan Hukum Islam dalam Hukum Nasional

1. Teori Eksistensi

a. Konsep Teori Eksistensi

Teori Eksistensi adalah teori yang menerangkan tentang adanya

hukum Islam di dalam hukum nasional Indonesia. Karena Indonesia

mengakui asas Bhinneka Tunggal Ika yang mewujudkan kehidupan

agama dan kehidupan hukum yang erat dengan keyakinan agama.

Penggagas teori ini adalah Ichtijanto25

, ia melanjutkan teori-teori

yang pernah muncul sebelumnya, yakni teori Receptie Exit dan teori

Receptio a Contrario yang mempengaruhi hukum tertulis Indonesia

dengan mengambil ajaran hukum Islam di dalamnya, maka muncullah

teori Eksistensi ini, karena melihat hukum Islam berada (exist) dalam

hukum nasional Indonesia.

Teori ini mengungkapkan bahwa bentuk eksistensi hukum Islam

dalam hukum nasional Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Ada dalam arti sebagai bagian integral dari hukum nasional

Indonesia.

24

Juhaya S.Praja, dalam Hukum Islam di Indonesia Pemikiran dan Praktek. h.

xiii-xiv. 25

Ichtijanto (alm) lahir pada 10 April 1941 di Magelang, Jawa Tengah. Ia adalah

murid Sajuti Thalib dan Hazairin, pernah menjadi dosen pengajar Hukum Islam pada

Fakultas Pascasarjana Universitas Indonesia, Hukum adat pada IAIN Syarif Hidayatullah

Jakarta (sekarang UIN), dan seorang peneliti bidang agama pada badan Litbang Agama

Departemen Agama. Lihat Hukum Islam di Indonesia: Perkembangan dan Pembentukan.

(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1991), h. 168.

Page 50: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

40

2. Adanya dengan kemandiriannya yang diakui dan kekuatan dan

wibawanya oleh hukum nasional dan diberi status sebagai

hukum nasional.

3. Dalam arti norma hukum Islam berfungsi sebagai penyaring

bahan-bahan hukum nasional Indonesia.

4. Dalam arti sebagai bahan utama dan unsur utama hukum

nasional Indonesia.26

2. Teori Konstitusi dan Akomodasi

Teori ini dikemukakan oleh Abdul Halim,27

ia menilah bahwa pendapat

yang mengatakan bahwa transformasi hukum Islam dalam perundang-

undangan Negara dapat mengancam eksistensi Negara dan Undang-undang

Dasar tahun 1945 adalah tidak relevan, karena dalam membangun sistem

hukum nasional di Indonesia harus bersumber dari tiga sumber hukum yakni

hukum adat, hukum Islam, dan hukum positif (Belanda).

Dicermatinya pula bahwa dalam pembukaan UUD tahun 1945 pasal 29,

dinyatakan Indonesia bukan Negara agama tapi Republik beragama, yakni

Negara mengakui agama resmi yaitu Islam, Katolik, Protestan, Hindu,

Budha, Indonesia bukan Negara sekuler. Dalam kaitannya dengan hukum

Islam sebagai the living law, maka adopsi hukum Islam dalam hukum

26

Ichtijanto, “Hukum Islam ada di dalam hukum Nasional (teori Eksistensi)”

dalam Hukum Islam di Indonesia: Perkembangan dan Pembentukan. h. 137. 27

Abdul Halim lahir di Tanjung Balai, 8 Juni 1967. Adalah seorang Dosen

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, saat ini menjabat sebagai

Ketua Program Studi Hukum Keluarga. Ia aktif dalam mengangapi isu-isu hukum Islam

dalam kajian politik hukum, telah banyak buku diterbitkannya terutama yang berkaitan

dengan poltik hukum Islam. Lihat Abdul halim, Politik Hukum Islam di Indonesia:

Kajian Posisi Hukum Islam dalam Politik Hukum Pemerintahan Orde Baru dan Era

Reformasi, (Jakarta: Badan Litbang & Diklat Departemen Agama RI, 2008), h. 489.

Page 51: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

41

nasional merupakan kewajiban berdasarkan amanah konstitusi melalui

mekanisme politik yang demokratis atau minimal hukum Islam harus

menjadi referensi bagi pembentukan hukum nasional di Indonesia. Proses

transformasi hukum Islam menjadi hukum nasional ini dinamai sebagai teori

konstitusi (constitusion theory) dan teori adopsi (the adoption theory).28

a. Konsep Teori Konstitusi

Teori konstitusi adalah transformasi nilai-nilai hukum agama ke

dalam hukum nasional Indonesia yang merupakan kewajiban konstitusi

Negara unuk membangun sistem hukum nasional melalui mekanisme

konstitusional yang demokratis.

Teori ini dibangun berdasrkan argumen bahwa secara struktural

Undang-undang Dasar 1945 meletakkan porsi agama pada posisi yang

paling tinggi berupa sila pertama dalam Pancasila “Ketuhanan Yang

Maha Esa”. Undang-undang Dasar 1945 mengakui dan menganut ide

Ketuhanan Yang Maha Esa tersebut dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara. Ditegaskan pula secara eksplisit pengakuan ini

dalam Pancasila sila pertama dan dalam UU No.1 tahun 1974 tentang

Perkawinan pasal (2) dijelaskan bahwa “perkawinan adalah sah, apabila

dilakukan menurut masing-masing agama dan kepercayaannya itu”.29

28

Abdul Halim, Politik Hukum Islam di Indonesia: Kajian Posisi Hukum Islam

dalam Politik Hukum Pemerintahan Orde Baru dan Era Reformasi, h. 448. 29

Abdul Halim, Politik Hukum Islam di Indonesia: Kajian Posisi Hukum Islam

dalam Politik Hukum Pemerintahan Orde Baru dan Era Reformasi, h 456.

Page 52: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

42

b. Konsep Teori Akomodasi

Teori akomodasi dibangun atas argumentasi bahwa Negara

berkewajiban untuk mengakomodasi seluruh sub sistem hukum nasional

ke dalam perundang-undangan Negara dengan menggunakan tolak ukur

hukum Islam sebagai hukum yang dianut oleh mayoritas masyarakat

Indonesia.30

Teori Konstitusi dan Akomodasi ini menyatakan bahwa ”Negara

memiliki kewajiban konstitusional untuk mengakomodasi dan menjadikan

hukum Islam sebagai referensi hukum nasional” sehingga semua produk

perundang-undangan dilahirkan oleh Negara harus sejalan dengan

substansi niai-nilai universal Islam dan nilai-nilai hukum Islam atau

sekurang-kurangnya peraturan perundang-undangan nasional tidak

bertentangan dengan hukum Islam yang diyakini mayoritas masyarakat

Indonesia.31

30

Abdul Halim, Politik Hukum Islam di Indonesia: Kajian Posisi Hukum Islam

dalam Politik Hukum Pemerintahan Orde Baru dan Era Reformasi, h.456. 31

Abdul Halim, Politik Hukum Islam di Indonesia: Kajian Posisi Hukum Islam

dalam Politik Hukum Pemerintahan Orde Baru dan Era Reformasi, h.358-359.

Page 53: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

43

BAB IV

TEORI RECEPTIO A CONTRARIO

DALAM PERKEMBANGAN HUKUM ISLAM DI INDONESIA

A. Pemikiran Sajuti Thalib Teori Receptio A Contrario

1. Substansi Teori Receptio A Contrario

Sajuti Thalib mempunyai pendirian bahwa di dalam Negara

Indonesia yang merdeka yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang

Dasar tahun 1945 sudah semestinya orang yang beragama pada dasarnya

taat pada hukum agamanya, sebagaimana yang dimaksudkan pada sila

pertama Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.1 Ia melihat ke

dalam masyarakat bahwa telah hidup suatu keyakinan, yakni hukum

agama Islamlah yang ingin diberlakukan bagi mereka. Hukum adat akan

dilaksanakan hanya jika diperbolehkan oleh ketentuan agama Islam.

Masyarakat Indonesia diajak Sajuti Thalib untuk melihat kebalikan

dari teori Receptie Snouck Hurgronje, bahwa yang ada dalam hubungan

hukum adat dengan hukum Islam adalah kebalikan dari teori Receptie itu.

sebagaimana ia sebutkan dalam bukunya Receptio a Contrario

(Hubungan Hukum Adat dengan Hukum Islam);

“Sekarang yang ada ialah receptio a contrario = hukum adat

baru berlaku kalau tidak bertentangan dengan hukum Islam.

Dengan demikian dalam jiwa masyarakat, telah menang jiwa

Pembukaan dan Pasal 29 Undang-Undang Dasar 1945 dan telah

mengalahkan pasal 134 ayat (2) Indische Staatsregeling itu.” 2

1Ichtianto, “Pengembangan Teori Berlakunya Hukum Islam di Indonesia” dalam

Hukum Islam di Indonesia: Pertumbuhan dan Perkembangan, h. 73. 2Sajuti, Receptio a Contrario: Hubungan Hukum Islam dan Hukum Adat, h. 62.

Page 54: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

44

Teori ini menyadarkan orang-orang yang beranggapan bahwa

hukum Islam yang berlaku di Indonesia itu tidak langsung, tetapi harus

melalui bantuan hukum adat atau hukum lainnya, bahwa anggapan

seperti itu adalah keliru, sedangkan yang benar adalah hukum Islam itu

sudah berlaku di Indonesia secara langsung sebagai hukum Islam, tidak

melalui bantuan hukum adat ataupun hukum lain dan tidak keluar sebagai

hukum yang lain.3

Ada dua aspek yang diperhatikan oleh Islam sejak awal yaitu

agama dan masyarakat atau politik. Islam tidak memisahkan persoalan-

persoalan rohani dan dunia tetapi justru mencakup keduanya. Islam tidak

hanya vertikal, tetapi juga horizontal. Mengatur hubungan manusia

dengan Tuhan dan hubungan manusia dengan sesamanya. Semuanya

diatur oleh Allah dan semua yang diperbuat selama di dunia akan

dipertanggung jawabkan kepada-Nya di akhirat kelak. 4

Aturan-aturan

selain hukum Islam seperti hukum adat, hanya dapat diberlakukan bagi

orang Islam kalau tidak bertentangan dengan Hukum Islam. Karena pada

dasarnya untuk orang Islam berlaku hukum Islam, sedangkan hukum adat

hanya berlaku bagi orang Islam kalau tidak bertentangan dengan

kesadaran batin dan cita-cita hukum Islam.5

3Farida Prihatini, Murid Sajuti Thalib, Wawancara Pribadi, Jakarta, 7 April 2017.

4Deliar Noer, Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942, (Jakarta: LP3S,

1996), h.1. 5Ichtianto, “Pengembangan Teori Berlakunya Hukum Islam di Indonesia” dalam

Hukum Islam di Indonesia: Pertumbuhan dan Perkembangan, h. 85.

Page 55: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

45

2. Dasar Kelahiran Teori Receptio A Contrario

a. Pertimbangan Sosiologis

Sebuah teori tidak bisa berdiri sendiri, ia pasti memiliki sesuatu

yang menyebabkan teori itu lahir. Teori Receptio a Contrario lahir

dengan latar belakang fakta di masyarakat yang tidak

mempertentangkan antara hukum adat dan hukum Islam.

Ketidakadaan pertentangan ini karena antara hukum adat dan hukum

Islam sudah terjadi adaptasi dan asimilasi, sehingga seringkali kita

tidak bisa membedakan. Jika diilustrasikan seperti halnya teh manis,

awalnya teh dan gula adalah suatu zat yang terpisah, kemudian setelah

teh dan gula itu disatukan maka teh akan terasa manis, tanpa terlihat

adanya gula yang nampak.6

Antara hukum Islam dengan hukum adat telah terjalin suatu

jalinan yang kuat dan kokoh. Di beberapa daerah yang Islamnya kuat

dan adatnya kental, ada beberapa ungkapan yang menggambarkan

keadaan masyarakatnya, seperti di Minangkabau dikenal ungkapan

yang berbunyi: “Agamo mangato, adat mamakai”, artinya; agama

yang memberikan ketentuannya dan adat yang melaksanakannya

dalam kenyataan. Bahkan ada ungkapan yang lebih terkenal lagi yaitu

“Adat basandi syara‟, syara‟ basandi kitabullah”, artinya; adat

kebiasaan itu bersendikan agama sedangkan agama itu bersendikan

6Arovah Windiani, Murid Sajuti Thalib, Wawancara Pribadi, Jakarta, 15 Maret

2017.

Page 56: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

46

kitab Al-Qur‟an,7 disini terlihat bahwa dengan sadar masyarakatnya

mengatakan bahwa yang tertinggi kedudukannya dalam hukum adalah

Kitabullah (Al-Qur‟an),8 meskipun hukum adat (the living law) adalah

hukum yang tertua yang ada pada masyarakat,9 karena dalam

ketentuan adat Minangkabau disebutkan “sekali air gadang, sekali

tepian berubah” yang menunjukkan bahwa hukum adat itu dapat

berubah10

tapi hukum Islam karena datangnya dari Allah SWT maka

tidak ada yang bisa merubahnya.11

Di Aceh terkenal sebuah ungkapan; “Adat bak Potue Meureuhom;

Hukom bak Syiah Kuala; Qanun bak Putroe Pahang; Reusam bak

Laksamana; Hukom ngon adat, Lagee zat ngon sifeuet.”Artinya; Adat

berada di tangan Sultan; Hukum berada di tangan Ulama; Reusam

berada di tangan Laksamana; Qanun berada di tangan Putri Pahang;

Hukum dengan adat, seperti zat dengan sifat.12

Di Madura terdapat ungkapan “abantal syahadat, asapo iman,

apayung Allah” Artinya; dalam kehidupan mereka memakai syahadat

7Sajuti Thalib, Politik Hukum Baru Mengenai Kedudukan dan Peranan Hukum

Adat dan Hukum Islam dalam Pembinaan Hukum Nasional, (Jakarta: Badan Pembinaan

Hukum Nasional, 1987), h.15. 8Sajuti Thalib, Receptio a Contrario, Hubungan Hukum Islam dan Hukum Adat

h. 61. 9Farida Prihatini, Murid Sajuti Thalib, Wawancara Pribadi, Jakarta, 7 April 2017.

10Sajuti Thalib, Politik Hukum Baru Mengenai Kedudukan dan Peranan Hukum

Adat dan Hukum Islam dalam Pembinaan Hukum Nasional,, h. 29 11

Farida Prihatini, Murid Sajuti Thalib, Wawancara Pribadi, Jakarta, 7 April

2017. 12

Abdul Halim, Politik Hukum Islam di Indonesia: Kajian Posisi Hukum Islam

dalam Politik Hukum Pemerintahan Orde Baru dan Era Reformasi, (Jakarta, Badan

Litbang dan Diklat Departemen Agama RI, 2008), h.358-359

Page 57: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

47

sebagai alas kepala, berselimut iman, dan berlindung kepada Allah,

niscaya akan selamat. 13

Ungkapan-ungkapan semacam itu membuktikan bahwa hukum

adat dan hukum Islam saling terkait, dan tidak bisa dipisahkan.

Ungkapan tersebut telah lama ada, bahkan sebelum Belanda datang ke

Indonesia. Hal ini terbukti dengan dikokohkannya hubungan antara

kedua hukum itu dalam peraturan perundang-undangan Belanda pasal

75 ayat 3 R.R. 1855. Berupa “de godsdienstige wetten, instellingen en

gebruiken” atau “undang-undang agama dan kebiasaan-kebiasaan”.14

Disini dapat dilihat undang-undang agama didahulukan daripada

kebiasaan-kebiasaan, karena pemerintah Belanda pada waktu itu

masih menganut pendapat bahwa orang Indonesia yang beragama

Islam takluk dan sepenuhnya menjalankan hukum Islam.15

Bahkan,

meskipun pada masa setelahnya hukum Islam disingkirkan melalui

I.S. pasal 134 ayat (2), hukum Islam sejatinya tetap berlaku dan tetap

dijalankan sebagaimana biasanya oleh masyarakat Indonesia yang

beragama Islam.

13

Mahrus Ali, “Akomodasi Nilai-Niai Budaya Masyarakat Madura Mengenai

Penyelesaian Carok dalam Hukum Pidana”, Jurnal Hukum No.1 Vol. 17 Januari 2010, h.

90. 14

Sajuti Thalib, Politik Hukum Baru Mengenai Kedudukan dan Peranan Hukum

Adat dan Hukum Islam dalam Pembinaan Hukum Nasional, h. 15. 15

Mahadi, Uraian Singkat Hukum Adat Sejak RR Tahun 1854, (Bandung: PT.

Alumni, 1987), h.7.

Page 58: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

48

b. Perubahan Hukum Adat Menyesuaikan Hukum Islam dan

Perkembangan Zaman.

Agama bagi orang Indonesia memang bukan tujuan hidup, tetapi

agama adalah sebagian dari hidupnya, maka ada di masyarakat adat di

daerah-daerah yang menempatkan agama sebagai persekutuan hukum

adatnya. Seperti di Lampung, ada ketentuan adat yang tidak akan

menerima seseorang yang tidak beragama Islam sebagai warga

adatnya, yang memeluk agama lain dianggap keluar atau dikeluarkan

dari adat dan kepala keluarga yang bersangkutan harus membayar

denda kotor (pepadun kamah) kepada majelis persidangan adat.16

Dalam hal kewarisan adat Pepadon atau Pepadun Lampung,

dahulu semua harta diserahkan dan dipegang anak laki-laki tertua.

Anak laki-laki tertualah yang menjadi penanggung jawab keluarga

setelah ayahnya meninggal dunia. Sebagai anak laki-laki tertua, ia

mempunyai kewajiban yang besar, membiayai semua keperluan adik-

adiknya, dan menjadi pengganti wali bagi mereka. Rumahnya

kemudian menjadi pusat segala kegiatan keluarga. Tanggung jawab

itu diimbangi dengan menguasai semua harta kekayaan warisan orang

tuanya. Tetapi seiring dengan perkembangan zaman, hal itu tidak lagi

terjadi dan mengakibatkan adanya perubahan kedudukan dan

16

Hilman Hadikusuma, Hukum Ketatanegaraan Adat, (Bandung: Alumni,

1981), h.160-161.

Page 59: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

49

kekuasaan atas harta warisan peninggalan orang tua tersebut yang

tidak lagi seperti dulu.17

Orang Batak Karo mengenal istilah “kawin lari”, biasanya mereka

yang menikah untuk menghindari biaya tinggi, atau tidak disetujui

pernikahnya. Karena telah membuat malu keluarga si perempuan,

mereka harus menebus “kawin lari” itu dengan membawa kepala babi,

orang yang beragama Islam tidak mungkin melakukannya, karena

dalam Islam babi itu haram, apalagi untuk dijadikan semacam

“seserahan”. Namun, adat tersebut tetap dijalankan tetapi disesuaikan

dengan ajaran Islam, kapala babi kemudian diganti dengan ikan mas.18

Di Sumatera Selatan, kawin lari disebut “Sibambangan”, pelarian

tersebut bukan membebaskan mereka untuk bisa tinggal satu rumah

sebelum menikah, karena itu tidak sesuai dengan ajaran Islam, tetapi

dalam prakteknya pihak laki-laki membawa si perempuan ini ke

rumah „tetua‟ (yang dianggap tua) di daerahnya, seperti ke Ketua RT

atau RW.19

Dengan adanya teori ini, membuktikan bahwa hukum Islam itu

ada, dan berlaku pada masyarakat sudah sejak lama, hukum Islam itu

tidak keluar sebagai hukum adat, tetapi hukum Islam memang benar-

17

Sajuti Thalib, Politik Hukum Baru Mengenai Kedudukan dan Peranan Hukum

Adat dan Hukum Islam dalam Pembinaan Hukum Nasional, h. 33-34. 18

Farida Prihatini, Murid Sajuti Thalib, Wawancara Pribadi, Jakarta, 7 April

2017. 19

Farida Prihatini, Murid Sajuti Thalib, Wawancara Pribadi, Jakarta, 7 April

2017.

Page 60: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

50

benar pure hukum Islam, bahkan hukum adat yang menyesuaikan diri

dengan hukum Islam.

c. Penelitian-penelitian Sajuti Thalib di Masyarakat

Kegiatan-kegiatan pembuktian dilakukan Sajuti Thalib sebagai

ketua Tim Pengkajian Hukum Islam Badan Pembinaan Hukum

Nasional (BPHN) bersama dengan beberapa Fakultas Hukum di

Perguruan Tinggi dan laporan penelitian Direkorat Pembinaan

Administrasi Ditjen Pembinaan Badan Peradilan Departemen

Kehakiman.

Penelitian-penelitian tersebut menghasilkan gambaran tentang

cita-cita moral dan cita-cita batin, serta kesadaran hukum masyarakat

yang menginginkan untuk berhukum dengan hukum nasional

Indonesia, pada umumnya berkembang keinginan dan kesadaran batin

untuk orang Islam menaati hukum Islam.20

Maka dapat dihasilkan

pendapat bahwa; [1] Bagi orang Islam berlaku hukum Islam; [2] Hal

tersebut sesuai dengan keyakinan dan cita-cita hukum. cita-cita batin

dan moralnya; [3] Hukum adat berlaku bagi orang Islam kalau tidak

bertentangan dengan agama Islam dan hukum Islam.21

20

Ichtijanto, “Pengembangan Teori Berlakunya Hukum Islam di Indonesia” dalam

Hukum Islam di Indonesia: Pertumbuhan dan Perkembangan, h. 69. 21

Ichtianto, “Pengembangan Teori Berlakunya Hukum Islam di Indonesia” dalam

Hukum Islam di Indonesia: Pertumbuhan dan Perkembangan, h. 71.

Page 61: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

51

B. Implikasi Teori Receptio a Contrario dalam Perkembangan Hukum

Islam di Indonesia

1. Hubungan Teori Receptio a Contrario Terhadap Teori Sebelumnya

Teori Receptio a Contrario adalah bebeda dengan Teori Receptie

Exit. Penulis masih menemukan ada beberapa tulisan yang menyebutkan

bahwa teori Receptio a Contrario dan teori Receptie Exit adalah sama.

Ada juga yang mengatakan bahwa teori Receptio a Contrario adalah

teori Hazairin, ada juga yang menulis bahwa teori Receptio a Contrario

adalah teori Hazairin bersama-sama dengan muridnya Sajuti Thalib.

Padahal jika kita cermati, kedua teori tersebut tentu saja mempunyai

perbedaan dari makna dan pangkal pemikirannya, walaupun memang

tujuannya adalah sama yaitu sama-sama menentang teori Receptie

Snouck Hurgronje.

Perlu kita lihat dari segi penamaan, teori Receptie Exit dinisbahkan

kepada pencetus pemikirannya yaitu Prof. Hazairin yang bermakna

bahwa teori Receptie Snouck Hurgronje itu harus exit dari hukum yang

ada di Indonesia. Teori ini menggunakan kata-kata dalam bahasa Inggris

yaitu „exit‟, yang dalam bahasa Indonesia berarti „keluar‟, maka dapat

diartikan bahwa teori Receptie Snouck Hurgronje itu harus keluar dari

hukum yang ada di Indonesia, dan sudah tidak berlaku lagi karena

bertetangan dengan Undang-undang Dasar 1945 pasal 29 ayat (1) yang

Page 62: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

52

menyebutkan bahwa: “Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha

Esa”.22

Hazairin sebenarnya tidak mengemukakan sebuah nama teori,

nama teori Receptie Exit itu berasal dari pemikirannya yang menyatakan

teori Receptie harus exit dari Indonesia, pemikirannya tersebut kemudian

dikenal orang-orang dengan nama teori Receptie Exit.23

Sedangkan Sajuti

Thalib menggunakan „label‟ untuk teori yang dicetuskannya dengan

nama teori Receptio a Contrario.24

Bahkan Sajuti Thalib sebagai murid

Hazairin tidak menyebutkan adanya nama teori Receptie Exit dalam

tulisannya yang berjudul “Teori Receptie in Complexu, Teori Receptie,

dan Teori Receptio a Contrario” dan “Receptio a Contrario: Hubungan

Hukum Adat dengan Hukum Islam”.

Sajuti Thalib dengan teori yang dikemukakannya teori Receptio a

Contrario mengembangkan apa yang dimaksud Hazairin dalam teori

Receptie Exit yang menentang teori receptie Snouck Hurgronje tersebut.

Ia lebih menjelaskan dan menguatkan pendapatnya bahwa hukum Islam

itu berlaku bagi orang Islam.25

22

Hazairin, Tujuh Serangkai Tentang Hukum, h. 59 23

Arovah Windiani, Murid Sajuti Thalib, Wawancara Pribadi, Jakarta, 25 Maret

2017. Namun Hazairin dalam bukunya Hukum Kekeluargaan Nasional, menyinggung

sedikit nama teori tersebut dalam judul sub bab “Hukum Kewarisan Islam adalah Parental

Individual. Resepsi-teori exit”. Lihat Hazairin, Hukum Kekeluargaan Nasional, (Jakarta:

Tintamas, 1982) h. 35. 24

Arovah Windiani, Murid Sajuti Thalib, Wawancara Pribadi, Jakarta, 25 Maret

2017. 25

Farida Prihatini, Murid Sajuti Thalib, Wawancara Pribadi, Jakarta, 7 April

2017

Page 63: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

53

2. Pro-Kontra Teori Receptio a Contrario di Kalangan Ahli Hukum

Setelah Indonesia merdeka dan lahirnya Undang-undang Dasar

1945, muncullah perdebatan di kalangan ahli hukum apakah Indiche

Staatsregeling (I.S.) masih tetap berlaku di Indonesia atau tidak. Hazairin

adalah yang pertama kali menggebrak dan menentang teori Receptie

diikuti oleh muridnya Sajuti Thalib.

Teori Receptio A Contrario dan Teori Receptie Exit mempunyai

tujuan yang sama, yaitu sama-sama menentang teori Receptie dan

menganggap bahwa I.S. (Undang-undang Hindia Belanda) secara

otomatis telah terhapus dengan adanya Undang-undang Dasar 1945 dan

Pancasila sebagai dasar Negara, maka pihak-pihak yang tidak setuju atau

kontra terhadap argumen Hazairin dan Sajuti Thalib adalah sama.

Sajuti Thalib menyebutkan dalam bukunya Receptio A Contrario

itu bahwa ada pihak-pihak yang masih ingin mempertahankan I.S. pasal

134 ayat (2) yang mengandung teori Receptie itu. Mereka menganggap

bahwa peraturan itu (I.S.) masih tetap berlaku walaupun sudah ada

Undang-undang Dasar 1945,26

dengan alasan demi adanya kepastian

hukum maka peraturan tersebut harus tetap dipertahankan.27

Beberapa ahli hukum terutama yang hidup di perguruan tinggi

banyak mendukung Hazairin dan Sajuti Thalib untuk menentang teori

Receptie ini. Dan pendukung tersebut semakin bertambah hingga

26

Sajuti Thalib, Receptio a Contrario: Hubungan Hukum Islam dan Hukum Adat,

h. 63. 27

Sajuti Thalib, Receptie in Complexu, Receptie, dan Receptio a Contrario, h. 18.

Page 64: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

54

menghasilkan Undang-undang No. 7 tahun 1989 tentang Peradilan

Agama,28

meskipun Undang-undang tersebut dinilai masih menyisakan

suatu masalah. 29

Menurut Ichtijanto dalam Undang-undang No. 7 tahun 1989 tersebut

masih mengandung teori Iblis, karena dimuat ketentuan bahwa pihak-

pihak yang berperkara boleh memilih untuk mengajukan perkara waris

ke Pengadilan Agama atau Pengadilan Negeri. Jika pihak yang

berperkara tersebut memilih berperkara di Pengadilan Negeri sudah pasti

hukum yang dipakai dalam memutuskan perkara adalah hukum adat,

dalam arti mengabaikan hukum kewarisan Islam yang ada, yang

diterapkan dalam pengambilan keputusan di Pengadilan Agama.30

Dalam

perkembangan selanjutnya, lahirlah Garis-garis Besar Haluan Negara

(GBHN) tahun 1999, sejak saat itu hukum Islam mempunyai kedudukan

lebih besar dan tegas untuk berperan sebagai bahan baku dalam hukum

Nasional.31

28

Undang-undang No. 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama kini telah diubah

dengan Undang-undang No. 3 tahun 2006 yang menyatakan bagi orang-orang yang

beragama Islam sudah tidak ada lagi pilihan hukum dalam menyelesaikan persoalan-

persoalan perkawinan, perwakafan, hibah, wasiat, dan kewarisan. Ditambah lagi dengan

infaq, sodaqoh dan zakat. Implikasinya adalah dalam soal kewarisan umat Islam tidak

diperbolehkan lagi mengajukan perkaranya ke Pengadilan Umum. Lihat Kementrian

Agama RI Badan Litbang dan Diklat Puslitbang Kehidupan Keagamaan, Problematika

Hukum Islam Kontemporer, Jakarta, 2012, h. 4. 29

Qadri Azizy, Hukum Nasional: Elektisisme Hukum Islam dan Hukum Umum,

(Jakarta: Teraju, 2004), h. 193. 30

Ichtijanto, “Undang-Undang Nomor 7 Th 1989 Tentang Peradilan Agama

Masih Mengandung Teori Iblis” makalah pada Seminar Sepuluh Tahun Peradilan gama

diselenggarakan oleh kerjasama antara Fakultas Hukum UI dengan PPHIM Departemen

Agama, Jakarta, 1 Desember 1999, h. 2 dan 8. 31

Qadri Azizy, Hukum Nasional: Elektisisme Hukum Islam dan Hukum Umum, h.

202.

Page 65: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

55

3. Peranan Teori Receptio A Contrario dalam Pembentukan Hukum

Nasional

Sebagai filosofi Negara, Pancasila mengandung nilai-nilai

ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, permusyawaratan,

keadilan sosial. Dengan adanya Pancasila ini tidak menjadikan Indonesia

sebagai Negara yang anti terhadap Tuhan dan bukan pula Negara yang

berdasarkan pada suatu agama. Banyak pendapat yang berbeda mengenai

kapan masuknya Islam ke Indonesia, membuktikan bahwa hukum Islam

telah lama berpengaruh terhadap hukum adat atau kebiasaan-kebiasaan

yang telah hidup dalam masyarakat Indonesia.32

Teori Receptio a Contrario Sajuti Thalib ini, mempunyai pengaruh

yang cukup besar bagi masyarakat. Teori ini membuktikan bahwa

sebenarnya dalam praktek kehidupan di masyarakat, hukum Islam itu

sudah diberlakukan, menentang pernyataan Snouck yang mengatakan

bahwa itu hukum Islam jika berlaku hanya dalam sebuah teori belaka,

namun prakteknya tidak. Teori ini semakin menguatkan bahwa

sebenarnya dalam kenyataan kehidupan masyarakat muslim, telah hidup

hukum Islam untuk mengatur kehidupan umatnya, baik untuk cara

menikah, cara membagikan harta waris, penyelenggaraan rumah

tangganya, dan lain-lain. Maka Negara berkewajiban untuk membuat

32

Abdul Karim Munthe, “Islam Sebagai Agama Rahmatan Lil „Alamin”, makalah

disampaikan pada acara Masa Perkenalan calon Anggota HMI Komisariat Fakultas

Syariah dan Hukum Cabang Ciputat, h.15.

Page 66: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

56

peraturan yang dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia yang beragama

Islam tersebut.33

Adanya unifikasi hukum Nasional memang tidak akan bisa tercapai

dalam waktu yang singkat, ini memerlukan proses yang cukup panjang.

Untuk mencapai tahap itu dibutuhkan bantuan dari berbagai pihak

khususnya para ahli hukum, pembuat undang-undang serta kesadaran

masyarakat. Dalam hal yang terakhir ini, pemikiran Sajuti Thalib tentang

teori Receptio a Contrario sangat berperan besar dalam menyadarkan

masyarakat Islam Indonesia dakam menjalankan hukum Islam. Secara

berangsur-angsur masyarakat dan para sarjana hukum yang mula-mula

melekat padanya alam pikiran hukum Belanda utamanya teori Receptie

menjadi sadar bahwa teori Receptie tersebut hanyalah politik hukum

Belanda yang dengan sengaja ingin menyingkirkan hukum Islam dan

menjalankan praktik kristenisasi di Indonesia, namun setelah Indonesia

merdeka Undang-undang Hindia Belanda telah secara otomatis terhapus

digantikan oleh Undang-undang Dasar tahun 1945 dan hukum Islam

harus diberlakukan secara penuh oleh masyarakat yang beragama Islam,

sedangkan pemerintah bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan

rakyat akan kewajibannya taat terhadap agama yang dianutnya.

Dan pada kenyataannya pemerintah dan para pemikir hukum Islam

mengabulkan keinginan masyarakat tersebut. Pada tahun 1974 lahir

Undang-undang No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan yang mengandung

33

Farida Prihatini, Wawancara Pribadi, Jakarta, 7 April 2017

Page 67: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

57

nilai-nilai ke-Islaman. Sajuti Thalib menyebut Undang-undang tersebut

adalah peraturan untuk bersama, karena selain berlaku terhadap orang

Islam tetapi juga berlaku untuk semua warga Negara Indonesia. Dalam

tahap ini, hukum Islam menyangkut hukum perkawinan sudah menjadi

hukum nasional, yang menurut Sajuti merupakan sistem yang terbaik.34

Dalam perkembangannya setelah Undang-undang Perkawinan

tersebut menyusul juga lahirnya peraturan perundang-undangan lainnya

yang mengandung nilai-nilai hukum Islam, bahkan undang-undang yang

khusus diperuntukan bagi orang-orang Islam seperti Undang-undang

tentang Zakat, Undang-undang tentang wakaf, Undang-undang tentang

haji dan lain sebagainya. Bahkan lahir pula Kompilasi Hukum Islam

tahun 1991 yang mana Sajuti Thalib termasuk sebagai tim perumus

dalam bidang kewarisan.35

C. Studi Kritis Terhadap Pemikiran Sajuti Thalib

1. Relasi Hukum Islam dan hukum Adat

Dalam bahasa orang Islam di Indonesia, kata “adat” yang

diturunkan dari bahasa Arab („âdah), adalah kata yang umum digunakan

untuk menunjukkan suatu adat-istiadat, kebiasaan atau praktek-praktek

yang terjadi di masyarakat.36

Sementara hukum adat adalah hukum yang

34

Sajuti Thalib, Politik Hukum Baru, h. 67 35

Sidang Komisi KHI dari www.indolaw.de/Texte/komisi-sidang-KHI. Diakses

pada 30 Maret 2017 36

Ratno Lukito, Pergumulan antara Hukum Islam dan Adat di Indonesia,

(Jakarta: Indonesian-Netherlands Cooperation in Islamic Studies, 1998), h. 27

Page 68: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

58

dijumpai dalam adat sebagai bagian kelengkapannya.37

Antara hukum

Islam dan hukum adat sengaja dipisahkan dan dipertentangkan oleh

politik hukum kolonial Belanda, yang kemudian melahirkan gejolak-

gejolak perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajah, demikian pula

dalam ranah hukum, utamanya yang berkaitan dengan hukum Islam.

Teori Receptio A Contrario hasil buah pemikiran Sajuti Thalib ini,

ternyata sejalan dengan konsep „urf dalam ilmu ushul fiqh. Kaidah

tersebut berbunyi:

العادة هحكوت Artinya: “Adat kebiasaan dapat dijadikan sebagai hukum”

Sebagaimana dijelaskan Abdul Wahab Khallaf, „urf disebut juga

sebagai adat,38

adalah sesuatu yang telah dikenal oleh orang banyak dan

telah menjadi tradisi mereka, baik berupa perkataan, atau perbuatan, atau

keadaan. „Urf yang diperbolehkan untuk dipakai adalah yang tidak

bertentangan dengan syari‟at.39

Hukum adat telah digunakan pada zaman Nabi, sahabat dan tabi‟in.

Imam Abu Hanifah dan para pengikutnya berbeda pendapat mengenai

37

Hazairin, Tujuh Serangkai Tentang Hukum, (Jakarta: Bina Aksara, 1981), h. 42 38

Meskipun secara bahasa artinya berbeda, kata „adah secara bahasa berarti

kebiasaan, adat, atau praktek. Sedangkan kata „urf berarti sesuatu yang telah diketahui.

Namun para fuqâha‟ memahami bahwa kedua kata tersebut tidaklah berlainan. Sehingga

„urf disebut juga sebagai adat. Lihat Ratno Lukito, Pergumulan antara Hukum Islam dan

Adat di Indonesia, h. 5 39

„Urf terdiri dari dua macam yaitu „urf shahih dan „urf fasid. Urf shahih adalah

sesuatu yang saling dikenal oleh manusia dan tidak bertentangan dengan dalil syara‟,

tidak menghalalkan sesuatu yang diharamkan dan tidak pula membatalkan sesuatu yang

wajib. Sedangkan „urf yang fasid adalah sesuatu yang sudah menjadi tradisi manusia

tetapi bertentangan dengan syara‟, atau mengahalalkan sesuatu yang diharamkan dan

membatalkan sesuatu yang wajib. Lihat Abdul Wahab Khallaf, Ilmu Ushul Fiqh,

Penerjemah Moh. Zuhri dan Ahmad Qarib, (Semarang: Dina Utama, 1994), h. 123-124

Page 69: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

59

hukum berdasarkan perbedaan „urf mereka. Imam Syafi‟I ketika turun ke

Mesir merubah sebagian hukum yang pernah menjadi pendapatnya ketika

ia berada di Baghdad, itu terjadi karena perbedaan „urf di masing-masing

tempat tersebut, maka ia mempunyai dua mazhab yaitu mazhab lama

(qaul qadim) dan mazhab baru (qaul jadid). Maka sepanjang adat itu

tidak bertentangan dengan syara‟, wajib diperhatikan dalam

pembentukan hukum, termasuk para hakim dalam peradilannya.40

Kaidah Al-„Adatu Muhakkamah mengandung arti bahwa Adat

merupakan syari‟at yang dikukuhkan sebagai hukum. Dalam konsep urf,

adat hanya diperbolehkan jika tidak bertentangan dengan hukum Islam.41

Pemikiran Sajuti Thalib ini banyak dipengaruhi oleh latar belakang

pendidikan agamanya yaitu Kuliyatul Muballighin Muhammadiyah atau

dikenal juga dengan sebutan Madrasah Thawalib Padang Panjang. Yang

mana dalam studi yang diterapkan di sekolah tersebut sangat terpengaruh

oleh Islam. Ia juga banyak membaca kitab-kitab fiqih dan ushul fiqh

terkenal yaitu As-sulâm, Al-bayân, dan Mabadi Awaliah (pengkajian

permulaan dari fiqih dan ushul fiqh). Pemikiran-pemikiran buku tersebut

terlihat membentuk pola pemikiran Sajuti Thalib dalam menemukan dan

mengemukakan rumusan teori Receptio A Contrario. Kaidah-kaidah itu

antara lain: [1] Pada prinsipnya perintah Tuhan dan Rasul itu wajib; [2]

Larangan pada dasarnya adalah ketidakbolehan dikerjakan (haram); [3]

40

Abdul Wahab Khallaf, Ilmu Ushul Fiqh, Penerjemah Moh. Zuhri dan Ahmad

Qarib, h. 123-124 41

Abdul Wahab Khallaf, Ilmu Ushul Fiqh, Penerjemah Moh. Zuhri dan Ahmad

Qarib, h.124

Page 70: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

60

Adat kebiasaan („urf) dapat dijadikan hukum selama tidak bertentangan

dengan Islam.42

Pemikiran Sajuti Thalib ini ternyata tidak hanya sejalan dengan

kaidah-kaidah ushul fiqh dalam konsep „urf saja, namun juga dengan

konsep maslahah mursalah. Karena sebenarnya „urf tidaklah berdiri

sendiri, melainkan termasuk dari memelihara mashlahah mursalah, yang

dalam pengertiannya yaitu suatu kemaslahatan dimana syara‟ tidak

merealisir kemaslahatan itu, dan tidak ada dalil yang menunjukkan atas

pengakuannya atau pembatalannya. Dalam pengertian tersebut

berkmakna bahwasanya pembentukan hukum tidaklah dimaksudkan

kecuali untuk mewujudkan kemaslahatan orang banyak. Artinya hukum

itu dapat mendatangkan keuntungan bagi mereka, atau menolak

mudharat, atau menghilangkan keberatan bagi mereka. Jumhur ulama

berpendapat bahwa maslahah mursalah adalah hujjah syar‟iyyah yang

dijadikan dasar pembentukan hukum dan bahwasanya kejadian yang

tidak ada hukumnya dalam sumber hukum yang lain (nash atau ijma atau

qiyas atau istihsan) disyari‟atkan padanya hukum yang dikehendaki oleh

kemaslahatan umum. Adapun syarat berhujjah atau menggunakan

maslahah mursalah diantaranya: [1] Ia haruslah merupakan

kemaslahatan yang hakiki, dan bukan suatu yang bersifat dugaan saja; [2]

Bahwa ia adalah kemaslahatan umum, dan bukan kemaslahatan pribadi;

[3] Pembentukan hukum berdasarkan kemaslahatan ini tidak

42

Ichtianto, “Pengembangan Teori Berlakunya Hukum Islam di Indonesia”, dalam

Hukum Islam di Indonesia: Pertumbuhan dan Perkembangan, h. 85

Page 71: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

61

bertentangan dengan hukum atau prinsip yang telah berdasarkan nash

atau ijma‟. 43

Jika diperhatikan mengutamakan kemaslahatan umum adalah

sesuai dengan kepribadian Sajuti Thalib yang sangat peduli dan suka

menolong orang lain, ia selalu mengutamakan kepentingan orang lain

daripada kepentingan dirinya sendiri.44

Dalam melihat sebuah teori, kita bisa melihat kepribadian dari

tokoh pencetus atau yang dinisbahkan kepadanya. Hazairin mempunyai

sikap yang keras,45

maka dia dengan lantang menyatakan bahwa teorinya

Snouck Hurgronje itu teori Iblis, karena Iblis itu mempunyai sifatnya

takabbur,46

ia tidak bisa menerima kenyataan bahwa yang sebenarnya

berlaku di Indonesia ini adalah hukum Islam. Tetapi tidak dengan Sajuti

Thalib yang memiliki sifat lembut, maka dalam menanggapi teorinya

Snouck Hurgronje, ia memang menentang teori receptie tersebut tetapi

dengan menggunakan sebuah istilah lain yang lebih wise, yang pada

43

Abdul Wahab Khallaf, Ilmu Ushul Fiqh, Penerjemah Moh. Zuhri dan Ahmad

Qarib, (Semarang: Dina Utama, 1994), h. 116-120. 44

Sukri Sayuti, Anak Sajuti Thalib, Wawancara Pribadi, Jakarta 15 maret 2017. 45

Diceritakan oleh sahabatnya Mr. S. M. Amin dalam tulisannya “Mengenang

Almarhum Prof. Mr. Dr. Hazairin” Hazairin muda sudah menunjukkan sifat keras dan

tidak dapat diperlakukan sesuka hati oleh orang lain, dalam masa ontgroening atau

perploncoan sering ia protes, tidak segan menolak dengan keras apa yang diperintahkan

oleh mahasiswa senior, bila perlu dengan mengepalkan tinju. Sifatnya ini membuat ia

menonjol dan menarik perhatian orang lain. Lihat Pembaharuan Hukum Islam di

Indonesia In Memoriam Prof. Mr. Dr. Hazairin, (Jakarta: UI Press, 1976), h. 95 46

Takabbur adalah bahasa Arab yang artinya sombong, sebagaimana kisah iblis

tidak mau sujud kepada Adam a.s. karena merasa dirinya lebih baik daripada manusia.

Page 72: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

62

hakikatnya menunjukkan bahwa teori yang dikemukakan oleh Snouck itu

berbanding terbalik dengan fakta di masyarakat.47

2. Hukum Kewarisan Adat dan Hukum Kewarisan Islam

1. Hukum Kewarisan Adat

Di berbagai daerah di Indonesia masih banyak yang menggunakan

pembagian harta peninggalan (waris) menurut kebiasaan (hukum adat)

di daerah tersebut, dan pembagiannya mempunyai sebuah patokan

atau ukuran tertentu, tetapi dalam prakteknya di masyarakat

pembagian harta waris tersebut tidak mengikuti secara mutlak hukum

adat tersebut tetapi dibagi menurut kebutuhan yang diperlukan oleh

ahli waris yang bersangkutan.48

Pembagian harta waris di satu daerah dengan daerah lainnya

memang berbeda-beda satu sama lain, namun dalam hal ini Sajuti

Thalib melihat ada satu asas yang menonjol pada pembagian waris

menurut adat tersebut yaitu asas manfaat atau asas kemanfaatan. Asas

itu dapat dilihat dalam beberapa segi, diantaranya dalam segi

perolehan jumlah setiap ahli waris dan saat penyerahan bagian

warisan.49

Pada dasarnya setiap ahli waris mendapat bagian

warisannya masing-masing. Tetapi dalam prakteknya, asas

kemanfaatan lebih diutamakan daripada jumlah bagian warisan yang

47

Arovah Windiani, Murid Sajuti Thalib, Wawancara Pribadi, Jakarta, 15 Maret

2017. 48

Sajuti Thalib, Lima Serangkai Tentang Hukum, (Jakarta: Bina Aksara, 1983), h.

11 49

Sajuti Thalib, Lima Serangkai Tentang Hukum, h. 12-13.

Page 73: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

63

telah ditetapkan tersebut. Hal demikian dilakukan untuk menghindari

kekakuan dalam jumlah perolehan masing-masing ahli waris.

Kemudian dengan adanya penyerahan harta yang disengajakan

sebelum si pewaris meninggal dunia, harta tersebut dipersamakan

dengan harta warisan, tanpa menunggu si pewaris meninggal dunia

terlebih dahulu. Hal ini disesuaikan apabila pemindahan harta sangat

perlu dan sangat bermanfaat bagi generasi penerusnya. Sajuti Thalib

dalam hal ini melihat adanya asas kemanfaatan yang ditonjolkan,

karena bentuk penyerahan harta tersebut sudah sesuai dengan

pengertian kewarisan dalam hukum adat yang intinya adalah

pemindahan harta kekayaan dari satu generasi kepada generasi

berikutnya.

2. Hukum Kewarisan Islam.

Dalam pengamatan Sajuti Thalib, hukum kewarisan Islam telah

berlaku penuh bagi umat Islam Indonesia terhadap harta kekayaan

yang diperolehnya. Demikian pula hukum kewarisan Islam menganut

asas kemanfaatan, bersamaan dengan asas kepastian hukum dan asas

keadilan yang menempati tempat yang kokoh menurut sistem Islam.

Asas manfaat atau asas kemanfaatan yang dimaksud oleh Sajuti

Thalib dalam hal hukum kewarisan itu disebutkannya sesuai dengan

Asas paling utama dari enam asas yang tercantum dalam Asas-asas

Page 74: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

64

umum Hukum Nasional Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN),

yang termuat dalam ketetapan MPR no. IV/MPR/1978.50

Dalam hukum kewarisan Islam, Sajuti Thalib sangat banyak

menyandarkan pengetahuannya itu dengan ajaran kewarisan bilateral

Hazairin, sebagaimana diakuinya dalam pendahuluan bukunya

berjudul Hukum Kewarisan Islam di Indonesia.51

Selain ajaran

bilateral Hazairin, ia juga banyak menjelaskan ajaran patrilinial

Syafi‟i. Sehingga dapat dikatakan dalam bukunya itu ia

membandingkan antara kedua ajaran tersebut. Namun ia memiliki

pandangan tersendiri bahwa hukum kewarisan adat dan hukum

kewarisan Islam sama-sama menonjolkan adanya asas manfaat dalam

pelaksanaannya.

Asas manfaat, asas kepastian hukum dan asas keadilan merupakan

tiga asas bidang keadilan dalam hukum Islam. Sebagaimana yang

dikemukakan oleh Idris Ramulyo, sebagai berikut:52

a. Azas keadilan, dapat dilihat dalam Al-Qur‟an surah An-Nisa ayat

135:

الذيي ال فسكن أ عل أ ل ذاء لل اهيي بالقسط ش ا ق ا ك ا الزيي اه يأي

إى تلا ا أى تعذل وا فلا تتبعا ال ل ب أ فقيشا فالل الأقشبيي إى يكي غيا أ

ى خبيشا كاى بوا تعول ا فإى الل تعشض أ

50

Sajuti Thalib, Lima Serangkai Tentang Hukum, h.24. 51

Sajuti Thalib, Hukum Kewarisan Islam di Indonesia, (Jakarta, Bina Aksara,

1982), h. 1. 52

Disampaikan oleh Sajuti Thalib Pada Mata Kuliah Hukum Kekeluargaan,

Perorangan FH UI Semester Ganjil 1982/1983. Lihat Idris Ramulyo, Bunga Rampai

Hukum Kekeluargaan & Perorangan dan Hukum Acara Perdata Peradilan Agama,

(Jakarta: Lesbi, 1982), h. 19-21.

Page 75: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

65

Artinya “Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang

yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi Allah biarpun

terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu.

Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu

kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu

karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu

memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka

sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang

kamu kerjakan”

Dan Surah Al-Maidah ayat 8:

ألا يأيها الزيي ءاهىا كىىا قىهيي للـه شهذآء تالقسط ولا يجشهكن شـاى قىم عل

تعذلىا اعذلىا هى أقشب للتقىي واتقىا اللـه إى اللـه خثيش توا تعولىى

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi

orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah,

menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali

kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk

berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat

kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya

Allah Maham Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Dari ayat tersebut dapat diambil pelajaran bahwa keadilan itu

adalah prinsip bagi setiap orang, maka meskipun ada tekanan dari

manapun keadilan harus terus ditegakkan.

b. Azas kepastian hukum, dapat dilihat dalam hadist:

ا ا هي يكلن في هيت التي سشقت فقال ن شأى الوشاة الوخز و عي عائشت اى قشيشا ا ل الله ص؟ فكلو الا اساهت حب سس هي يجتشئ علي ا: ل الله ص؟ فقال سس

ا د الله؟ ثن قام فاختطب فقال: اي ل الله ص: اتشفع في حذ هي حذ اساهت. فقال سس ارا سش ، ن الششيف تشك في ا ارا سش ن كا لك الزيي قبلكن ا الاس، اوا ات هحوذ سشقت لقطعت اى فاطوت ب اين الله، ل الحذ. ا علي ن الضعيف اقاه في

ا يذArtinya: “Dari „Aisyah, ia berkata: Sesungguhnya orang=orang

Quraisy disibukkan oleh kejadian seorang wanita Makhzumiyah

yang mencuri. Mereka berkata, “siapa yang berani

menyampaikan masalah itu kepada Rasulullah Saw. (agar

mendapat keringanan hukuman)”. Lalu diantara mereka ada

yang berkata, “siapa lagi yang berani menyampaikan hal itu

kepada beliau kecuali Usamah kecintaan Rasulullah Saw?”.

Lalu Usamah menyampaikan hal itu kepada beliau. Maka

Rasulullah bersabda kepada Usamah, “Apakah kamu akan

Page 76: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

66

membela orang yang melanggar hukum dari hukum-hukum

Allah?” kemudian beliau berdiri dan berkhutbah. Beliau

bersabda, “Hai para manusia, sesungguhnya yang menyebabkan

hancurnya orang-orang sebelum kalian bahwasanya mereka itu

apabila terhormat di kalangan mereka yang mencuri, mereka

membiarkannya, tetapi jika orang lemah diantara mereka yang

mencuri, mereka menghukumnya, Demi Allah, seandainya

fatimah binti Muhammad mencuri, pasti aku potong tangannya”

(H.R. Muslim)

Hukum qishash, dalam surah Al-Baqarah ayat 178:

يأيها ٱلزيي ءاهىا كتة عليكن ٱلقصاص ف ٱلقتل ٱلحش تٲلحش وٱلعثذ تٲلعثذ وٱلأث

ء فٲتثاع تٲلوعشوف وأداء إليه تإحسي رلك تخفيف لهۥ هي أخيه ش تٲلأث فوي عف

هي ستكن وسحوة فوي ٱعتذي تعذ رلك فلهۥ عزاب ألين

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishash

berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh, orang merdeka

dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita

dengan wanita. Maka barangsiapa yang mendapat suatu

pemafaan dari saudaranya, hendaklah (yang memaafkan)

mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi

maaf) membayat (diyat) kepada yang member maaf dengan cara

yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan

dari tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui

batas sesudah itu, maka baginya siksa yang amat pedih”53

Qishash itu artinya seimbang, maka dikatakan bahwa “nyawa”

yang hilang harus diganti dengan “nyawa”. Namun keputusan yang

dinilai kejam bagi sebagian orang itu, bisa dihilangkan sama sekali

karena adanya azas memaafkan atau azas kemanfaatan yang timbul

karena mementingkan kemaslahatan umum.

3. Azas manfaat atau azas kemanfaatan.

Dalam hal terjadi pembunuhan, jika keluarga yang terbunuh

tersebut memaafkan maka perbuatan tersebut dimaafkan pula, mengapa?

Karena demi kemaslahatan umum. Maksudnya adalah nyawa yang hilang

53

Idris Ramulyo, Bunga Rampai Hukum Kekeluargaan & Perorangan dan

Hukum Acara Perdata Peradilan Agama, (Jakarta: Lesbi, 1982), h. 19-20.

Page 77: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

67

tadi jangan diganti dengan menghilangkan nyawa lagi, dengan perkataan

lain: ”jangan sampai timbul bunuh membunuh”. Karena Allah telah

menjelaskan dalam ayat tersebut untuk memunculkan kemaslahatan

umum, yaitu dengan cara lain yang disebut diyat (ganti rugi).

Azas memaafkan timbul karena menjamin kemaslahatan umum

tapi harus diberi manfaat. Seumpama si terbunuh mempunyai anak dan

istri, maka anak dan istri tersebut dapat memanfaatkan diyat untuk

memenuhi kehidupannya setelah ditinggal suaminya yang merupakan

tulang punggung keluarga. Kemudian setelah memaafkan, terhapus atau

tidaknya tuntutan tergantung pada diyat. Umpamanya bisa saja bagi si

pembunuh, diyatnya itu dengan hukuman seumur hidup.54

Dalam hal ini,

kembali ditemukan pemikiran Sajuti Thalib yang menggunakan

pendekatan metode ushul fiqh yaitu maslahah mursalah.

4. Hukum Perkawinan Islam

Definisi tentang perkawinan yang dikemukakan oleh berbagai ahli

hukum sangatlah beragam. Adapun dengan beragamnya definisi tersebut

bukanlah untuk memperbandingkan satu sama lain tetapi hanya untuk

memudahkan pengertian yang dimaksud oleh perkawinan itu sendiri.

Perkawinan menurut Mahmud Yunus adalah hubungan seksual,

beliau mendasarkan pendapatnya kepada hadist yang berbunyi “dikutuki

Allah yang menikah (setubuh) dengan tangannya (onani)”. (H.R. Abu

54

Idris Ramulyo, Bunga Rampai Hukum Kekeluargaan & Perorangan dan

Hukum Acara Perdata Peradilan Agama, h. 20-21

Page 78: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

68

Daud).55

Menurut Hazairin dalam buku Hukum Kekeluargaan Nasional

inti perkawinan adalah hubungan seksual, menurutnya tidak ada

perkawinan bila tidak ada hubungan seksual, jika tidak ada hubungan

seksual antara suami istri maka tidak perlu ada iddah bagi istri tersebut

untuk menikah dengan laki-laki lain.56

Sedangkan menurut Sajuti Thalib, Perkawinan ialah suatu perjanjian

yang suci, kuat dan kokoh untuk hidup bersama secara syah antara seorang

laki-laki dengan seorang perempuan membentuk keluarga yang kekal,

santun menyantuni, kasih mengasihi, tentram dan bahagia.57

Nampaknya

Sajuti Thalib menyandarkan pengertiannya tentang perkawinan dari

Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan pasal (1) yang

menyatakan bahwa “Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang

pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk

keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan

Yang Maha Esa”.58

Sajuti Thalib juga melihat pada pembahasan tentang iila‟,

menurutnya iila‟ yang ada di tanah Arab biasanya terjadi dalam balas

dendam keluarga, atau peneguhan niat untuk mencapai suatu tujuan.

Orang-orang Arab dahulu sering bersumpah tidak akan mencampuri

55

Idris Ramulyo, Tinjauan Beberapa Pasal Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974

Dari Segi Hukum Perkawinan Islam, (Jakarta: Ind-Hillco, 1985) h. 2 56

Hazairin, Hukum Kekeluargaan Nasional, (Jakarta : Tintamas, 1961) h.61 57

Sajuti Thalib, Hukum Kekeluargaan Indonesia, (Jakarta: UI Press, 1974), h. 47 58

Idris Ramulyo, Tinjauan Beberapa Pasal Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974

Dari Segi Hukum Perkawinan Islam, h. 2

Page 79: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

69

istrinya kalau dendamnya belum terbalas. 59

Di Indonesia iila‟ sering

terjadi di desa-desa, sedangkan di kota-kota tidak begitu diperhatikan.

Maka jika iila‟ itu terjadi ia harus menunggu selama empat bulan untuk

berfikir; Apakah menjatuhkan talaq atau cerai, atau berbaikan dengan

istrinya dengan membayar kaffarat (denda sumpah) menurut ketentuan

dalam Al-Qur‟an. Dalam hal ini Sajuti hanya melihat ketentuan dari Al-

Qur‟an tanpa menjelaskan mekanismenya yang menurut mazhab Syafi‟i

talaq dalam permasalahan iila‟ tidak bisa dengan sendirinya terjadi, tetapi

harus melalui prosedur penjatuhan talaq melalui Pengadilan Agama. 60

Pelaksanaan perkawinan di Indonesia tidak terlepas dari adanya adat

istiadat dari berbagai daerah. Biasanya ketentuan adat mengatur prosesi

dalam perkawinan, seperti mandi tujuh bunga, midodaremi, bleketepe dan

sebagainya.61

Menurut Sajuti Thalib adat tersebut boleh saja dilakukan tapi

dengan suatu ukuran, tolak ukurnya adalah hukum Islam. Apabila adat itu

bertentangan dengan hukum Islam, maka tidak boleh dilaksanakan upacara

adat tersebut, tetapi harus diperbaiki dan diubah sehingga sesuai dan tidak

menyalahi ketentuan agama Islam.62

59

Idris Ramulyo, Tinjauan Beberapa Pasal Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974

Dari Segi Hukum Perkawinan Islam, h. 111. 60

Idris Ramulyo, Tinjauan Beberapa Pasal Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974

Dari Segi Hukum Perkawinan Islam, h. 112. 61

Arovah Windiani, Murid Sajuti Thalib, Wawancara Pribadi, Jakarta, 15 Maret

2017. 62

Sajuti Thalib, Receptio a Contrario, Hubungan Hukum Islam dan Hukum Adat,

h. 54.

Page 80: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

70

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sajuti Thalib adalah salah satu tokoh pemikir hukum Islam di

Indonesia, khususnya dalam pemberlakuan Hukum Islam di Indonesia. Ia

bukan hanya memiliki kemampuan dalam hukum Islam tapi juga dalam

hal yang berkaitan dengannya yaitu hukum Agraria atau Tanah dan juga

hukum Pertambangan.

Latar belakang pemikiran tentang teorinya Receptio a Contrario

adalah berasal dari penglihatannya bahwa di dalam masyarakat itu telah

hidup dan berlaku hukum Islam tanpa melalui hukum adat dan tanpa

bantuan hukum lain. Ia menguatkan teorinya dengan mengadakan

penelitian-penelitian yang menghasilkan kesimpulan bahwa masyarakat

menginginkan hukum Islam berlaku untuk mengatur segala tentang

kehidupannya.

Teorinya ini mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam

perkembangan hukum Islam di Indonesia. Melalui teori ini ia

menyadarkan orang-orang bahwa hukum Islam harus diberlakukan untuk

orang Indonsia yang beragama Islam. Hukum Islam dapat diterapkan

dalam peraturan perundang-undangan dan dapat diberlakukan untuk

kehidupan bermasyarakat tanpa ada yang mengahalanginya lagi. Dan

menjadikan hukum Islam sebagai bahan baku paling utama dalam

pembangunan hukum Nasional, terlihat pada saat in+i sudah banyak

Page 81: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

71

peraturan perundang-undangan yang mengandung nilai-nilai hukum Islam

bahkan khusus untuk orang Islam, seperti undang-undang tentang zakat,

undang-undang tentang wakaf, undang-undang tentang haji, dan lain-lain.

Kewenangan Peradilan Agama saat ini juga sudah mencakup hukum waris,

yang dahulu menjadi kewenangan Peradilan Negeri, bahkan ditambah

dengan kewenangan terkait perkara ekonomi syariah.

Pemikirannya ini berdasarkan dari sisi kepribadiannya yang

mempunyai sifat lembut, suka menolong dan bijaksana dalam menanggapi

segala persoalan. Sehingga banyak orang yang menghormatinya dan

mendukung pemikirannya tersebut. Ia memiliki corak pemikiran

sosiologis-agamis, dalam pemikirannya tentang teori Receptio a Contrario

ia mendasarkan pada pengetahuannya pada ilmu ushul fiqh yaitu konsep

‘urf yaitu adat dapat digunkana sebagai hukum namun hanya adat yang

shahih atau yang sesuai dengan ketentuan hukum Islam yang dapat

dipakai. Dalam menanggapi berbagai persoalan ia selalu mengutamakan

kepentingan orang lain daripada dirinya sendiri (sesuai dengan maslahah

mursalah) dan mengacu kepada Al-Qur’an dan Hadist.

B. Saran-Saran

Dalam rangka mereaktualisasikan hukum Islam, sudah sepatutnya

hukum Islam diutamakan dalam kehidupan seorang muslim. Karena

Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia sudah menjamin

kebebasan beragama dan melakukan perintah menurut agamanya dan

kepercayaannya itu. hukum Islam tidaklah dinomorduakan atau bahkan

Page 82: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

72

disingkirkan sama sekali karena para pejuang-pejuang Islamlah yang

berada di barisan terdepan dalam membela Negara untuk melawan

penjajah.

Akhirnya, tidak ada mawar yang tidak berduri, tak ada gading yang

tak retak, dan tidak ada manusia tidak memiliki kesalahan. Penelitian

kskripsi ini disadari oleh penulis banyak kekurangan, kritik dan saran dari

pembaca sangat diperlukan untuk memperbaiki penulisan ini. Karena

setiap kita memiliki kesempatan untuk memperbaiki apa yang harus

diperbaiki dan bersemangat untuk terus jadi lebih baik.

Page 83: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

73

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Fahmi Muhammad dan Djaenal Aripin. Metode Penelitian Hukum.

Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2010.

Ali, Mohammad Daud. Hukum Islam Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum

Islam di Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers, 2009.

Azizy, Qodri. Hukum Nasional: Elektisisme Hukum Islam & Hukum Umum,

Jakarta. Teraju, 2004.

Direktorat Pembinaan Badan Peradilan Agama Islam. Direktorat Jenderal

Pembinaan Kelembagaan Agama Islam. Departemen Agama. Kenang-

kenangan Seabad Peradilan Agama di Indonesia. Jakarta. 1982.

Djatnika, Rachmat Ed. Hukum Islam di Indonesia Perkembangan dan

Pembentukan, cet I. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset, 1991.

Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Jakarta. Buku Panduan Akademik.

Jakarta, 2016.

Hadikusuma, Hilman. Hukum Ketatanegaraan Adat. Bandung: Alumni, 1981.

Halim, Abdul. Peradilan Agama Dalam Politik Hukum di Indonesia: Dari

Otoriter Konservatif Menuju Konfigurasi Demokratis-Responsif, cet II.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002.

_____, Relasi Politik Islam dan Kekuasaan, Yogyakarta: LKiS Yogyakarta, 2013.

Hazairin, Hukum Kekeluargaan Nasional. Jakarta: Tintamas Indonesia, 1982.

Iqbal, Muhammad. Hukum Islam Indonesia Modern, Dinamika Pemikiran dari

Fiqh Klasik ke Fiqih Indonesia. Tangerang: Gaya Media Pratama, 2009.

Ka’bah, Rifyal. Peradilan Islam Kontemporer. Jakarta: Universitas Yarsi, 2009.

Page 84: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

74

Karim, Abdul. Islam dan Kemerdekaan Indonesia (Membongkar Marjinalisasi

Peranan Islam dalam Perjuangan Kemerdekaan RI), Yogyakara:

Sumbangsih Press Yogyakarta, 2005.

Kementrian Agama RI Badan Litbang dan Diklat Puslitbang Kehidupan

Keagamaan, Problematika Hukum Islam Kontemporer, Jakarta, 2012.

Khallaf, Abdul Wahab. Ilmu Ushul Fiqh cet.1. Penerjemah Moh Zuhri dan

Ahmad Qarib. Semarang: Dina Utama Semarang, 1994.

Lukito, Ratno. Pergumulan Antara Hukum Islam dan Adat di Indonesia. Jakarta:

Indonesian-Netherlands Cooperation in Islamic Studies (INIS), 1998.

Mahadi, Uraian Singkat Hukum Adat Sejak RR Tahun 1854. Bandung: PT.

Alumni, 1987.

Manan, Abdul. Reformasi Hukum Islam di Indonesia: Tinjauan dari Aspek

Metodologis, Legilasi dan Yurisprudensi. Jakarta: Rajawali Pers, 2013.

Moeleong, Lexy. Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya, 1995.

Noer, Deliar. Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942. Jakarta: LP3S,

1996.

Nurudin, Amiur dan Azhari Akmal Tarigan. Hukum Perdata Islam di Indonesia

(Studi Kritis Perkembangan Hukum Islam dari Fikih, UU No. 1/1974

sampai KHI). Jakarta: Kencana, 2004.

Rahardjo, Satjipto. Ilmu Hukum. Cet. 2. Bandung: Alumni, 1986.

Raija dan Iqbal Taufik. Dinamika Hukum Islam Indonesia. Yogyakarta:

Deepublish, 2016.

Page 85: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

75

Ramulyo, Idris. Tinjauan Beberapa Pasal Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

dari Segi Hukum Perkawinan Islam. Jakarta: Ind-Hillco, 1986.

______, Bunga Rampai Hukum Kekeluargaan & Perorangan dan Hukum Acara

Perdata Peradilan Agama. Jakarta: Lesbi, 1982.

Rosyadi, Rahmat dan Rais Ahmad. Formalisasi Syariat Islam dalam Perspektif

Tata Hukum Indonesia. Bogor: Ghalia Indonesia, 2006.

Salma, R. Otje. Ikhtisar Filsafat Hukum. Bandung: Armico, 1987.

Shomad, Abd. Hukum Islam Penormaan Prinsip Syariah dalam Hukum

Indonesia. Jakarta: Kencana, 2010.

Sopyan, Yayan, Islam Negara Transformasi Hukum Perkawinan Islam dalam

Hukum Nasional. Jakarta: PT. Wahana Semesta Intermedia, 2012.

Subekti, Law in Indonesia, Jakarta: Yayasan Proklamasi Center for Strategic and

International Studies, 1982.

Sufyan, Fikrul Hanif. Sang Penjaga Tauhid: Studi Protes Tirani Kekuasaan 1982-

1985. Yogyakarta: Deepublish, 2014.

Suma, Amin. Kedudukan dan Peranan Hukum Islam di Negara Hukum Indonesia.

t.d.

Sumitro, Warkum. Perkembangan Hukum Islam di Tengah Dinamika Sosial

Politik di Indonesia. Malang: Bayumedia Publishing, 2005.

Sunny, Ismail, dkk. Pembaharuan Hukum Islam di Indonesia: In Memorian Prof.

Mr. Dr. Hazairin. Jakarta, UI Press, 1976.

Syarifuddin, Amir. Meretas Kebekuan Ijtihad: Isu-isu Penting Hukum Islam

Kontemporer di Indonesia. Jakarta: Ciputat Press, 2005.

Page 86: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

76

Thalib, Sajuti. Receptio A Contrario Hubungan Hukum Adat dengan Hukum

Islam, cet IV. Jakarta: PT. Bina Aksara, 1985.

______, Politik Hukum Islam di Indonesia: Kajian Posisi Hukum Islam dalam

Politik Hukum Pemerintahan Orde Baru dan Era Reformasi. Jakarta,

Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama RI, 2008.

______, Tinjauan Mengenai Undang-Undang Perkawinan Nomor. 1/1974 dan

Lampiran U.U. Nomor 1/1974 Tentang Perkawinan. Jakarta: Tintamas

Indonesia, 1975.

______, Tujuh Serangkai Tentang Hukum. Jakarta: Bina Aksara, 1981.

______, Perjalanan Haji (Tahun 1396 H./1975 M.), Jakarta: Bulan Bintang, 1976.

______, Azas Pancasila Bagi Persyarikatan Muhammadiyah. Jakarta Korp

Immawati Komisariat Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah

Jakarta, 1987.

______, Hubungan Tanah Adat dengan Hukum Agraria di Minangkabau. Jakarta:

Bina Aksara, 1983.

______, Hukum Kekeluargaan Indonesia. Jakarta: Yayasan Penerbit Universitas

Indonesia, 1974.

______, Hukum Kewarisan Islam di Indonesia. Jakarta : Sinar Grafika,1981.

______, Lima Serangkai Tentang Hukum (Hubungan antara Hukum Islam dengan

Hukum Tanah, Hukum Kewarisan dan Hukum Pidana). Jakarta: PT. Bina

Aksara, 1983.

Page 87: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

77

______, Politik Hukum Baru Mengenai Kedudukan dan Peranan Hukum Adat

dan Hukum Islam dalam Pembinaan Hukum Nasional. Jakarta: Fakultas

Hukum Universitas Muhammadiyah Jakarta, 1987.

______, Politik Hukum Baru: Mengenai Kedudukan dan Peranan Hukum Adat

dan Hukum Islam dalam Pembinaan Hukum Nasional. Jakarta: Penerbit

Badan Pembinaan Hukum Nasional ,1986.

______, Receptio in Complexu, Theorie Receptie, dan Receptio a Contrario.

Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1976.

Tim Liputan Khusus Daud Beureuh (Tempo, 18-24 Agustus 2003). Daud Beureuh

Pejuang Kemerdekaan Yang Berontak. Jakarta, Tempo, 2011.

Wignjosoebroto, Soetandyo. Dari Hukum Kolonial Ke Hukum Nasional: Suatu

Kajian Tentang Dinamika Sosial Politik Dalam Perkembangan Hukum

Selama Satu Setengah Abad di Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 1995.

Yusuf, Yunan. Corak Pemikiran kalam Tafsir Al-Azhar, Sebuah Telaah Tentang

Pemikiran Hamka dalam Teologi Islam, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1990.

Zubir, A. Bidawi. Meniti di atas Buih: Sebuah Otobiografi Drs. H. A. Bidawi

Zubir. Cet. I. Jakarta: Permadani, 2009.

Artikel dan Makalah:

“Sidang Komisi KHI” Artikel diakses pada 30 Maret 2017 dari

www.indolaw.de/Texte/komisi-sidang-KHI.

Page 88: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

78

Abdul Karim Munthe, Islam Sebagai Agama Rahmatan lil’alamin, Makalah

Disampaikan Pada Acara Masa Perkenalan Calon Anggota HMI

Komisariat Fakultas Syariah dan Hukum Cabang Ciputat, Tanggal 28

Maret 2015 di Ciputat, Tangerang Selatan.

Ali, Mahrus. “Akomodasi Nilai-Nilai Budaya Masyarakat Madura Mengenai

Penyelesaian Corak dalam Hukum Pidana”, Jurnal Hukum No.1 Vol. 17

Januari 2010.

Hizbul Wathan Kota Yogyakarta. “Tingkatan Pandu dan Seragam dalam Hizbul

Wathan”. Artikel diakses pada tanggal 1 April 2017 dari

hwjogja.blogspot.co.id/2010/02/tingkatan-pandu-seragamnya.html?m=1.

Ichtijanto, Undang-Undang Nomor 7 TH 1989 Tentang Peradilan Agama Masih

Mengandung Teori Iblis. Makalah Disampaikan Pada Seminar Sepuluh

Tahun Pengadilan Agama, 1 Desember 1999. Jakarta: Kerjasama Fakultas

Hukum Universitas Indonesia dengan PPHIM Departemen Agama, 1999.

Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan. “Kebangkitan HW dan

Sejarah Kepanduan di Indonesia”. Artikel diakses pada tanggal 1 April

2017 dari hizbulwathan.or.id/kebangkitan-hw-dan-sejarah-kepanduan-di-

indonesia/.

Thalib, Sajuti, “Analisis Yurisprudensi: Tentang Kewarisan”. Mimbar Hukum No.

4 Thn. II 1991.

Wikipedia. “Bintang Gerilya”. Artikel diakses pada tanggal 31 Maret 2017 dari

https:// id.m.wikipedia.org/wiki/Bintang_Gerilya_.

Page 89: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

79

Wikipedia. “Daftar Tanda Kehormatan di Indonesia”. Artikel diakses pada tanggal

31 Maret 2017 dari

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Daftar_tanda_kehormatan_di_Indonesia

Wawancara:

Wawancara Pribadi dengan Arovah Windiana, Murid dan Asisten Sajuti Thalib di

UMJ. Jakarta. 15 Maret 2017.

Wawancara Pribadi dengan Sukri Sayuti, Anak Sajuti Thalib. Jakarta. 25 Maret

2017.

Wawancara Pribadi dengan Supriaty, Menantu Sajuti Thalib (Istri Sukri Sayuti).

Jakarta. 25 Maret 2017.

Wawancara Pribadi dengan Farida Prihatini, Murid dan Asisten Sajuti Thalib di

UI. Jakarta. 7 April 2017.

Page 90: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

Jl. Ir. tI. Jrranda No. 95 Ciputat T'airgerang Seiatan

KEl\:$&iruEE]ruANAGAMA i

Ll i\tHvERS{ThS ISLAM NIE,GER.I (Ut}d).S VAruF' TIIDAYATULLAH JAKAR-TA \'

FAKUI-.TAS SY;\RTAH DAF{ HUKUM_ Telp. (027) 74'711537

Website : wrvw. uinj kt. ac.id, Email : humas.l's h(€D uinj kt. a c.i d

j -*s&',j"' ii ffi ffi&rTfilt. i

i ttu#Hffi ffi IL*-^---_,

".,-...."-

Nomor :rJn.OliF4/pp.0O.g / b\1,r zotzI-arnp : i (satu) Berkas ProposalFIHai : I\,Iohon Kesediaan men'iadi Peinbimbing Skripsi

Yang Terhormat,Dr. H. Abdul Halinr, M.AgDosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakaita

As snl at nuolaiku n w arnhtn ntu]lalt u ab ar qkatuh

Tembusan:

Disampaikan dengan hormat kepada:l. Kasubag Akademik & Kemahasiswaan Fakultas Syariah dan Hukum2. Sekretaris Program Studi Flukum Keluarga3. Arsip

Jakarta, 22 Februari 2017 ]vI

25 ]umadil ;\wal 1438

Piurpinan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengharaokar-rkesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing skripsi mahasisu,a:Nama : Annisa MutiaraNIN4 : 11130a4000024

Prodi : Flukum Keluarga (Ahrval S1'akirshiyvah)

iuclul Skripsi : P emikiran s ajuti rlmlih : Teori Receptio A Contrnrio

Beberapa hal yang dapat dipertimbangkan adaiah sebagai berikui:l. Tcpik baha,san dan out lln e dimana perlu dapat diadakan pembal-ran clan peny,empumaarl2. Teknik penulisan slrpaya merujuk kepada buku "Pedoman Penulisan Skripsi Fakrrltas

Svariah dan Hr-rkum tJ{N Si arif I-Iidayatullah lakarta"

Denrikianlah atas kesediaan saudara kami ucapkan terima kasih.

Wgs s nlanrusl sikum w ar cthmatull ahi w ab ar akstult

m Keluarga

,H.A{dul Halir}r, M.AgNIP. 19670608 199403 1 005

Page 91: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

li l'I { I

-. ,",l-,i ii YJ;F,l.lr t'i -.:i.,.:; rt,ji,i,.,,r.-&.'..1 ir,:,G,:J Fi. i ' .l'-

lln/AR{-fu- HI$AY.A'I ULLA*{ "iAli..ir.t i- r,

P7I6[TLTAS SYARIAH DAN HU]KUlvl

,lin. 1r, ii. ..luanda i(o. 95 CipLriat.lakarta 15412, lndonesiaTelp. (62-21) 747 11537,l'.t01$;ls il,x^ (62-21)7491821Website :'.wvw.u injkt.ac. itj ;-m,il : :;'.' [email protected]

Nr:n'lor

Larnpiran

Hal

Uitl.01/FzXiKM.01.03/ 12Q17

Permohonan Data/Wawancara

iakarta,'; t ltiarel 2017

l(epada'/th. Dr. Aropah Windiani, S.H., M.H.

Universitas Muhammadiyah Jakarta

di

Tem pat

Assalammu'alaikum. Wr. Wb.

Dekan i:akultas Syariah clan Hukum UIN Syarif Hidayatullah lakartamenerangkan bahwa :

NamaTempat/TanggalNIMSemesterProgram StudiAiamat

Telp/Hp

adalah benar YangUIN Syarif Hidayatullah

: Annisa Mutiara: Tangerang / 14 Oktober 1995

1113044000024:$: Hukum Keluarga (Ahwal Syakhshiyyah): Jl:Gelatik 3 N0.105 Rt.01 Rw.03 Kel. Sawah Kec. Ciputat

Kab. Tangerang Selatan: 083879130005

bersangkutan mahasiswa Fakultas Syariah dan HukumJakarta yang sedang menyusun skripsi dengan judul:

Pemikiran Sajuti Thalib: Receptlo A Contrario

Untuk melengkapi bahan penulisan skripsi, dimohon kiranya Bapak/lbu dapat menerimayang bersang[utan untuk wawancara serta memperoleh data guna penulisan skripsidimaksud.

Atas kerjasama dan bantuannya, kami ucapkan terima kasih.

Wassal a m u' al ai ku m, Wr.Wb.

Ternbusan :

'1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Kaprodiisekprodi Hukum Keluarga (Ahwal Syakhshiyyah)

agiair Tata Usaha

Guruh, M.Pd,198710 1 001

E*:Eir#{+Erli[.:.I

Page 92: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

Telp. (62-21 ) 747 11537 ,7401925 Fax. (62-21) 7491821Website : www. u injkt.ac. id E-mail : [email protected]

Ntlillr.)1'

l-llrpiriiiiFial

: Ui'J.O1 ,/ ll4,/ K\'f. 0l.03ll07ll2Al7:-'. Perniohotuut Dtttu. tlun ll'atuuttcor{l

Nama"l'empat/ Tanggal lahirNIMSernesterProgram StudiAlamat

No.Flp

Jakar1a. 22 r\,laret 20 1 7

Annisa MutiaraTangerangi 1-1 Oktober 1995

1 i 1 30440000248 (Delapan)Hukum kelr-Larga

J1. Gelatik IIi No. 105 Rt.01 Rrv.0l Ciputat-Tangerang Selatan:083878130005

Kepada Yth.Keluarga (Alm) H. Sajuti Thalib, S.H.di-

Tempat

As s alamu' alaik um, Wr. li/b.

l)ekan Fakultas Syariah dan Flukum UIN Syarif Hidavatullah Jakarla, tnenerangkan

bahrva :

Adalah benar mahasiswa Fakultas Syariah darr Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang sedang menyelesaikan Skripsi dengan Topik / Judul :

"Pemikiran Sajuti Thalib: Receptio A Contrario"

Untuk melengkapi bahan penulisan skripsi, dimohon kiranya Bapak / Ibu dapat menerima

yang bersangkutan untuk waavancara serta memperoleh data guna penulisan proposal skripsi dan

penulisan skripsi dimaskud.

Demikian surat permohonan ini,disampaikan atas perhatian dan kerjasamanya kami

i Ntp. t962o4og 1987101001

Tembusan:

Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Flidayatullah 'Takarta

. irr. lr, ir. iuenr.la ilc. 95 Ciputet Jali::rla 154 lll, lndcnesia

,il

Page 93: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

t.;il i,',", i{,*r I t.n.irs v.\.R,iF' I [ ] fl ,4,.-\'- .

ItrA K.trI L.tr'r\ S 5 Y;\ il':.

.l-r :r.

, ,il ,,q. [ (.J I iqJ'

,l z\Kz\R'I'A"..,:'i HUKUNI

-,':ir. I 6?-2 1 ) 7 47 11 537, 7 4O1 925 F ax. \62-21 \ 7 491 821

i ,'ei;.rite : ',vww.uinjkt.ac.id E-mail : syar-hukuin@yahoo'comJin lr ll JLtarrCa No. 95 Ciputat,.lakaria 15412, lndonesia

i'JomorLarnpireutlial

: I.D"J.0l / F4 r KN'I. 0i .03i/0 ll2.l11:-'. Ptrmo!;ontn Dotu dun ll'iltrfi:tcilr(i

.iakarta. 22 N4aret 2017

Annisa iVlutiara

Tangerang/ 14 Oktober 1995

1 1 130440000248 (Delapan)I:lukum keluargaJl. Gelatik tII No. 105 Rt 0r Rr'v.03 Ciputat-

Tangerang Selatan:083878130005

Keparia Yth.tlapak Strkridi-

'1'ernpat

,,1:; s i r I aruu' a luik ttttt, Il'r. ll'b.

Delian Fakultas S,variah daii Hukum ulN Syarif Hrda-vahtullah Jakarla, menerangkan

bairlr,a :

l.iamaTempati Tanggal lahirNIN{SemesterProglan.r StudiAlamat

No.Hp

Adalah benar mahsiswa Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang sedang menyelesaikan Skripsi dengan Topik / Judul :

o'Pemikiran Sajuti Thalib: Receptio A Contrario"

Untuk melengkapi bahan penulisan skripsi, dimohon kiranya Bapak / Ibu dapat menerima

yang bersangkutan untuk wawancara serta memperoleh data guna penulisan proposal skripsi dan

penulisan skriPsi dimaskud.

Demikian surat permohonan ini disampaikan atas perhatian dan kerjasainanya kami

ucapkan terima kasih.

?l/us s a iamu' al aikum, Wr.Wb'

, Drs. Nkrchammad Guruh' i\lPtlI'NIP. 19620408 1987101 oo1

I ettthttsan :

i)i,lrrn F al<irltas Svariah clan }{ukun UIN Syarif i{idayahtullah Jakarta

Page 94: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

E IIEtuEll t

_t

KTh[fr]NT-f,,R1AN AGAMAUNIVE,RSITAS ISI.AM SIEGERT (UIN)SYARTF HIDAYATULTAI{ JAKARTA

FAI(ULTAS SIARIAH DAN HUKU1VITel|. (021) 14711537

\Yebsite: www.uinjkt.ac.id, Email: humas.fsh(@rrinjkt'ac'id. Ir. i{. .Iuanda No. 95 Ciputat Tangerang Selatan

Nomor : UN.01 / F4 '/ KN{' 01'03i 120i7

Latnpirart : -

Fial '. Permohonan Data dsn'llutt'uncuru

Jakarta. 30 Maret 201?

Kepada Yth.Kepala Bagian Perpustakaan Fakultas Hukum

Universitas Muhammtdiyah Jakartadi-

TemPat

As s a! a mu' a I aik u m, W r.W b.

DekanFakultasSyariahdanHukumUlNSyarifHidayatullahJakarta,menerangkanbah*'a :

NamaTempat/ "fanggal lahir

NINISemesterProgram Studi

Alamat

No.FIp

Adalah benar mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukunr UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang sedang menyelesaikan Skripsi dengan Topik / Judul :

"Pemikiran Sajuti Thalib : Teori Reccptio A Contrario"

Llntuk melengkapi bahan penuiisan skripsi, dimohon kiranya Bapak / Ibu dapar

menerima yang bersangkutan untuk vrawancara seria memper6leh data guna penulisan

proposal skripsi dan penulisan skripsi dimaskud'

Demikian surat permohonan ini disampaikan atas perhatian dan kerjasamanya kami

ucapkan terima kasih'

Lll as s a I a m u' a I a ik um, Wr' llt b'An. Dekan,

mad Guruh, MPd

Annisa Mutiaraf""g.r""gl 14 Oktober i9b51 I 13C44000024B (Delapan)Hukum KeluargaJl. Ceiatik III No.105 Rt.O1 Rw.03 Kel' Sawah

Kec. Ciputat Kota Tangerang Selatan

:083878130005

,Drs.1\I NIP. I

Tembusan :

DekanFakultasSyariahdanHukumUlNSyarifHidayatullahJakarta

08 1987101001

iil

Page 95: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

-:.

-{ ,tt,i\"$H l}{"fl'E,st"{Aiq A GA iVtr,+.

}-i,."i ?.V }iii${TAS ISLAI\,fl NEGER"T {. L. $ h ;$'r,'i', "{F HIDAYATULLA}I JAKA RTA

i?AX<ULIAS SYARIAH DAN HUKUM

.Il. I r'. i-i. .l u rrntlr t'i o. 95 fliprrtat'lit ttgcrittt g Sr'l:rt :r tr \\'e b si te : rr"*v'rr. u i,r.i kt. ac. ia, E nr a i l,,r,r rl:,I]li$; llt,ftJ,::.:i

jrjor.nor

L.ampiranHal

Kepada Yth.tbu FaridaUniversitas Indonesiadi- .

Tempat

A s s alamu' alai kum. W7. Wb.

bahwa:

. UN.O1 / F4 i KM. {t1.031t't002017

.-'. Permohonsfl Data dan l{m+'ancara

.Takarta, 4 April 2017

Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, menerangkan

NamaTempaV Tanggal lahirNIMSemesterProgram StudiAlamat

No.Hp

: Annisa Mutiara: Tangerang/ 14 Oktober 1995:1113044004024: 8 (Delapan): Hukum Keluarga: Jl. Gelatik III No.105 Rt.O1 Rvr. 03 Kel. Sar,vah

Kec. Ciputat Kota Tangerang Selatan' :083878130005

Adalah benar mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum UIli Syarif Hidayatullah Jakarta

yang sedang menyelesaikan Skripsi dengan Topik I Judul :

'oPemikiran Sajuti Thalib : Teori Receptio A Contrario"

Untuk melengkapi bahan penulisan skripsi, dimohon kiranya Bapak / Ibu dapat menerima

yang bersangkutan untuk wawancara serta memperoleh data guna penulisan proposal skripsi dan

penuiisan skripsi dimaskud.

Demikian surat permohonan ini disampaikan atas perhatian dan kerjasamanya kami

ucapkan terima kasih.

Was s alamu' alaikam, Wr. Wb.

Ternbusan.

Deka,: Fakultas Svariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ad Guruh,1987101001

Page 96: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

HASIL WAWANCARA

Narasumber : Dr. Arovah Windiani, S.H., M.H.

Jabatan : Dosen Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Jakarta

Asisten (Alm) H. Sajuti Thalib, S.H. di UMJ

Tempat : Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Jakarta

Hari, tanggal : Rabu, 15 Maret 2017

Keterangan : P (Pewawancara) / N (Narasumber)

P : Sejak kapan Ibu menjadi asisten (Alm) pak Sajuti Thalib?

N : Sejak tahun 1984 sampai tahun 1991. Dulu beliau mengajar Hukum Waris, di

kelas saya yang lulus mata kuliah waris hanya dua orang, saya dan satu orang

teman saya. Ketika itu saya diminta beliau jadi asistennya untuk mata kuliah

Hukum Waris, padahal saya tidak suka mata kuliah itu. Namun pada akhirnya

saya jalani menjadi asisten beliau dan terus belajar. Saya sempat mau berhenti

menjadi asisten, karena pada waktu itu pernah terjadi kebocoran soal ujian,

tapi dengan sifat kebapakannya beliau terus menyemangati saya. Saya dulu

juga sempat mau tidak melanjutkan kuliah karena pada waktu itu ada

beberapa perubahan sistem kuliah, yang juga otomatis berhenti menjadi

asisten, tapi lagi-lagi beliau terus menyemangati saya untuk melanjutkan

kuliah dan menyelesaikan skripsi. Akhirnya saya dua hari selesai

mengerjakan skripsi, kemudian ujianlah saya, saya diuji oleh Pak Sajuti

Thalib, Pak Hartono Mardiyono (Alm) beliau itu pakar politik di Indonesia,

dan Pak Rustam dosen UIN, alhamdulillah lulus. Kemudian melanjutkan S2

di UI, beliau yang mereferensi kesana. Saya terus dibimbing beliau, dalam

proses pembimbingan ini selama saya jadi asisten, nilai kebapakan beliau itu

yang melekat pada saya. Jiwa muda saya dulu kalau menilai orang itu saklek,

kemudian disentuh dengan nilai kebapakan beliau akhirnya menjadi berubah,

beliau pesan ke saya: “Arovah, kalau mau menilai itu bandingkan antara

mahasiswa yang nggak bisa banget, yang setengah bisa, yang pinter, kamu

persentasikan kenapa dia bisa banget, kenapa dia tidak” itu asli dari sisi

kejiwaan. Dalam membina asisten dosen pun beliau sangat berbeda, karena

bagi beliau menilai orang itu bukan untuk sekarang, tapi untuk waktu yang

akan datang, bisa jadi dia hari ini bukan siapa-siapa, tidak bisa dan

sebagainya, tapi di masa depan dia akan jadi orang yang sukses dan

bermanfaat bagi masyarakat. Berbeda sekali dengan anak-anak zaman

sekarang yang hanya mementingkan nilai saja.

P : Selama menjadi asisten bagaimana kesan Ibu terhadap pribadi beliau?

N: Beliau itu mempunyai karakter yang futuristik, orangnya sederhana,

kebapakan, tidak pelit untuk sharing ilmu, suka membantu, bahkan suka

membantu mahasiswa yang kesulitan membayar uang kuliah dengan uang

pribadinya. Tidak ada dia cari uang disini, membantu mahasiswa. Selain jadi

Dekan beliau menjabat juga di PN Timah. Beliau juga sangat memanjakan

isterinya, kalau mau pulang kerja suka membelikan lauk untuk istrinya di

Page 97: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

rumah, tidak mau istrinya itu capek di rumah. Beliau itu sebenarnya sudah

mau jadi doktor, tapi karena waktu menjelang S3 itu beliau menjadi asisten

Hazairin, dan dengan banyaknya kesibukan akhirnya tidak diselesaikan.

Beliau orang yang sangat arif dan bijaksana dalam menanggapi berbagai

persoalan, termasuk dalam melihat teorinya Snouck Hurgronje.

P : Bagaimana menurut Ibu tentang teori Sajuti Thalib Receptio A Contrario?

N: Pada waktu itu Hazairin melihat bahwa teori Snouck Hurgronye yang

menyatakan teori Receptie yang isinya bahwa Hukum Islam baru berlaku

kalau tidak bertentangan dengan Hukum Adat. Hazairin ini berpendapat

bahwa teori ini bertentangan dengan fakta yang ada sehingga dia katakan

bahwa teori Snouck Hurgronye ini sebagai teori Iblis, jiwa Iblis itu kan

takabbur, ia tidak bisa menerima kenyataan atau fakta-fakta yang sebenarnya.

Nah, Sajuti Thalib lebih kebapakkan mengeluarkan teori Receptio A

Contrario yang isinya bahwa teorinya Snouck Hurgronye itu tercounter,

berbanding terbalik dengan fakta di lapangan, karena nyatanya “Adat

bersandi syara‟, syara‟ bersandi Kitabullah”. Materi-materi yang beliau

sampaikan pada waktu perkuliahan-perkuliahan, misalkan Hukum Waris,

beliau mengajarkan dua sistem dalam waris yaitu Patrilineal Syafi‟i dan

Bilateral Hazairin. Tapi kesininya saya tidak bisa dengan hanya dua sistem,

saya tambahkan dengan KHI, saya tambahkan dengan Hukum Adat yang ada.

Pada waktu beliau mengajarkan sistem Bilateral Hazairin, masuklah teorinya

Receptio A Contrario, bahwa penyelesaian waris di Padang terjadi dualisme,

dimana satu sisi menggunakan Hukum Adat dan satu sisi lagi menggunakan

Hukum Islam. Kapan menggunakan Hukum Adat? menggunakan Hukum

Adat itu manakala penyelesaiannya untuk harta pusako tinggi, yaitu yang

punya kepemilikan turun temurun dalam keluarga itu, tapi harta bersama

diselesaikan dengan Hukum Islam. Dua sistem ini tidak pernah berbenturan,

berjalan saja sebagaimana biasanya. Harta pusako tinggi itu seperti Rumah

Gadang, yang diperuntukkan untuk keluarga besar, jadi keluarga besar kalau

kumpul ya di situ, tidak dibagi secara orang-perorangan. Dan yang

menggunakan Hukum Islam adalah harta bersama antara suami dan istri.

Teori Sajuti ini langsung dibuat fakta di masyarakat bahwa tidak ada

kontradiksi antara Adat dan Islam. Contoh lain dalam perkawinan, di dalam

sebuah perkawinan akan terjadi campuran antara Hukum Islam dan Hukum

Adat yang tidak saling bertentangan, misalnya dalam adat Jawa ada prosesi

ritual adat, seperti midodaremi ada bleketepe, mandi tujuh bunga, mandi tujuh

air, itu tetap dijalankan, tetapi begitu akad menggunakan cara Islam. Jadi teori

yang dikemukakan Snouck itu langsung dicut semua karena berbanding

terbalik dengan fakta yang ada di masyarakat dari semua sisi. Karena dalam

hukum kita ada tiga irisan: Hukum Adat, Hukum Islam, Hukum Belanda. Dan

irisan ini bukan bertabrakan, satu sama lain saling beradaptasi, saling

asimilasi, saling mempengaruhi, maka kemudian pada waktu kita membuat

suatu kesatuan Hukum Nasional, ini dimix antara tiga sistem hukum itu.

Page 98: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

P : Apa latar belakang muncul teori ini?

N: Latar belakang teori ini adalah fakta di masyarakat yang tidak

mempertentangkan antara Hukum Adat dan Hukum Islam. Ketidakadaan

pertentangan ini karena antara Hukum Adat dan Hukum Islam sudah terjadi

adaptasi dan asimilasi, sehingga seringkali kita tidak bisa membedakan.

Diibaratkan seperti teh, teh ini rasanya manis, tapi kelihatan tidak gulanya?

awalnya gula dengan teh berbeda, begitu disatukan dan diaduk, manis tanpa

ada gula yang nampak.

P : Apakah teori ini mempunyai pengaruh dari segi politik?

N: Pasti berpengaruh, karena teori ini akan mempengaruhi legislasi Hukum

Nasional. Jadi ada orang yang mempertentangkan, misalkan pada waktu

pembicaraan Undang-Undang Peradilan Agama mereka menyatakan bahwa

tidak seharusnya orang Islam punya Peradilan, tapi karena faktor penduduk,

baca bukunya Daud Ali tatang alasan-alasan mengapa Hukum Islam masuk

ke Hukum Nasional, karena alasan sejarah, alasan konstitusi, alasan

penduduk, alasan yuridis. Jadi artinya bahwa kondisi Hukum Islam itu sudah

matang dalam sistem hukum di Indonesia baik Hukum Adatnya maupun

Hukum Positif yang saat ini berlaku, tidak bisa dipisah-pisahkan, ini yang

unik di Indonesia. Karena pencampuran antara Hukum Adat dan Hukum

Islam sangat signifikan, contoh, ada istilah halal-bihalal atau sekaten.

Sekaten itu asal katanya syahadatain, jadi orang mengucapan syahadat

manakala dia menonton wayang, kalau kita baca literatur-literatur tentang

penyebaran Islam oleh Walisongo itu kan melalui media wayang. Jadi

sebelum nonton wayang masyarakat yang datang ke situ disuruh bersyahadat,

tapi lagam orang jawa itu tidak bisa ngomong „ha‟, jadi „ka‟, „syadatain‟ jadi

„sekaten‟, seperti „pak haji‟ disebut „pak kaji‟, „alhamdulillah‟ disebut

„alkamdulillah‟, „wal‟ashri‟ disebut „wal ngasri‟, itu adalah bagian dari syi‟ar

Islam. Ada orang yang mengartikan dengan Walisongo itu adalah mata angin

yang Sembilan, artinya bahwa di situlah peta dakwah Walisongo pada saat itu

mengikuti mata angin. Kalau kita lihat tradisi Gendang mulai dari Aceh

sampai Papua itu berbeda, padahal itu sebenarnya adalah satu kesatuan,

awalnya dari Aceh itu kan banyak, lama kelamaan sampai di Papua itu

sedikit. Jadi orang melihat itu adalah sebuah asimilasi dan adaptasi antara

agama dan budaya ya seperti itu. Kalau kita lihat hukum Islam masuk ke

Hukum Indonesia itu tidak melalui pertengkaran, ia terjadi smoothing. Atau

jika dilihat masjid-masjid di kota itu ada namanya Masjid Agung, seperti di

Cirebon, Purwokerto, Jogja, dimana ada Masjid Agung di situlah pusat

pemerintahan, dimana ada pusat pemerintahan atau di belakang Masjid

Agung itu mesti ada daerah namanya Kauman. Kauman itu pada zaman dulu

adalah tempat para ulama-ulama berdiam di situ, kenapa ditempatkan di situ?

karena manakala ada orang yang menanyakan tentang Hukum Islam, kepada

merekalah akan dijelaskan dan penjelasannya itu dilakukan di Serambi

Masjid. Jadi Serambi Masjid ini adalah embrio dari Pengadilan Agama yang

ada di Indonesia. Sebenarnya lebih cocok kita menyebut Pengadilan Agama

bukan sebagai Religion Court tetapi sebagai Islamic Court karena kalau kita

Page 99: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

sebut sebagai Pengadilan Agama saja maka semua agama bisa masuk, kenapa

digunakan Pengadilan Agama? karena itu terjadi debat yang panjang, karena

saudara kita dari agama lain juga ingin mendirikan Pengadilan yang sama,

sementara mereka tidak punya syari‟ah, apa yang mau diadili? kalau Islam

kan ada dan embrionya sudah dari dulu sehingga untuk menerima dan

mengakomodasi keinginan mereka, menetralisir pandangan orang terhadap

Agama Islam, maka dibuatlah Pengadilan Agama. Sebagai akademisi anda

jangan menggunakan pemahaman Religion Court sebagai Pengadilan Agama

tapi dengan Islamic Court.

P : Menurut Ibu apa perbedaan pemikiran teori Hazairin dengan teori Sajuti

Thalib?

N : Berbeda dengan Hazairin yang mempunyai sikap yang keras, makanya dia

menyatakan itu teori Iblis. Tapi tidak Sajuti Thalib, beliau menggunakan

sebuah istilah lain yang memang pada hakekatnya menunjukkan bahwa teori

yang dikemukakan oleh Snouck itu berbanding terbalik, tapi dengan cara-cara

beliau sendiri. Jadi gambaran dari istilah yang digunakan Sajuti Thalib adalah

gambaran kepribadian beliau. Beliau menggunakan istilah yang lebih wise.

Kalau Hazairin tidak mengemukakan nama dari sebuah teori, sedangkan

Sajuti Thalib menggunakan „label‟ yaitu Receptio A Contrario. Sama dengan

Christian Lodewijk Van Den Berg yaitu Receptie In Complexu. Jadi

sebenarnya teori itu memang berlaku, tapi yang diinginkan oleh Sajuti Thalib

ini adalah mengcounter teori yang dikemukakan oleh Snouck dengan teori

Receptio A Contrario. Hazairin itu bukan membuat nama sebuah teori, tapi

menunjukkan bahwa teori Snocuk itu teori Iblis.

P : Apakah ada yang kontra dengan teori reception A Contrario Sajuti Thalib?

N: Tidak ada yang kontra. Tidak bisa kita melihat teori itu sebagai berdiri sendiri,

kan pertama misalkan Lodewijk Christian Van Den Berg dia mengeluarkan

teori Receptie In Complexu, kenapa? karena dia melihat fakta di lapangan

bahwa orang Islam, orang pribumi yang beragama Islam mengamalkan

sepenuhnya memakai Hukum Islam, kan In Complexu, lengkap, sempurna,

utuh. Nah, kondisi seperti ini, jadi teori Snouck itu juga ada maksudnya.

Teori Lodewijk Christian Van Den Berg ini, dari teori ini menjadikan hukum

Islam itu eksis, diakui, padahal selama ini Belanda itu selalu membuat image

building di masyarakat bahwa Hukum Islam itu harus dipinggirkan, jadi teori

Receptie In Complexu ini memberikan semangat baru, amunisi baru, bagi

orang-orang Islam untuk melawan penjajah, karena eksis. Nah, supaya atau

menghilangkan semangat anti penjajahan ini Snouck bikin teori, yaitu teori

Receptie. Nah, teori Receptie ini oleh Hazairin ditentang, dia menyatakan

bahwa itu teori iblis tuh! nunjuk, bukan nama (mengungkapkan sebuah nama

teori). Nah, begitu Sajuti Thalib tidak nunjuk, tapi ini (mengungkapkan

sebuah nama teori). Ada lagi nanti Ichtijanto mengeluarkan teori Exit, paham

kan kamu? exit, keluar. Ichtijanto terakhir itu, saya kenal pak Ichtijanto.

Artinya bahwa ngeresep-ngeresep (Receptie In Complexu, Receptie,

Receptio A Contrario) itu sekarang sudah tidak ada lagi, karena sudah ada

Page 100: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

Unifikasi Hukum Nasional. Unifikasi Hukum Nasional ini bahan bakunya

adalah dari Hukum Adat, Hukum Islam, Hukum Belanda, dimix dengan

kebutuhan dan kondisi terkini, makanya jadi Unifikasi Hukum Nasional.

P : Apa kelebihan dan kekurangan dari teori Receptio A Contrario?

N : Saya tidak melihat kekurangan dan kelebihannya, tetapi yang saya pahami

bahwa teori Sajuti Thalib ini adalah hasil dari pemotretan beliau atau fakta

yang kita alami, kita pahami, yang terjadi di masyarakat antara Hukum Islam

dengan Hukum Adat itu sebagai satu kesatuan utuh yang tidak bisa

dipisahkan dan tidak bisa dipilah-pilah, dia sudah menyatu. Nanti kamu bisa

lihat ada sebuah istilah di Aceh itu, kalau saya nggak hafal-hafal masalahnya,

kecuali “Adat bersandi Syara‟, Syara‟ bersandi Kitabullah” kamu bisa lihat

di bukunya pak Daud Ali mengenai istilah yang digunakan oleh orang Aceh

terhadap hubungan Hukum Adat dengan Hukum Islam.

P : Apakah Ichtijanto dengan teorinya itu menyempurnakan teori Receptio A

Contrario Sajuti Thalib?

N : Dia sebenarnya bukan menyempurnakan, sudahlah teori receptie- receptie ini

sudah out of date, masanya sekarang sudah menggunakan Unifikasi. Karena

Receptie A Contario, Receptie, Receptie In Complexu itu kan, karena pada

saat itu kan. Jadi sebuah teori yang memotret kondisi saat itu, sekarang tidak

lagi, jadi sesuai dengan perkembangan zaman.

Jakarta, 15 Maret 2017

Narasumber Pewawancara

(Dr. Hj. Arovah Windiani, S.H., M.H.) (Annisa Mutiara)

Page 101: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

HASIL WAWANCARA

Narasumber : Sukri Sayuti

Anak Pertama (Alm) H. Sajuti Thalib, S.H.

Tempat : Jl. Tebet Timur IV D No. 1

Hari, tanggal : Sabtu, 25 Maret 2017

Keterangan : P (Pewawancara) / N (Narasumber)

P : Sebelumnya sudah pernah ada yang menanyakan biografi (Alm) Pak Sajuti

Thalib?

N : Belum pernah ada.

P : Bagaimana latar belakang keluarga Pak Sajuti Thalib?

N : Beliau dari keluarga sederhana, lahir di Maninjau pada tanggal 25 Mei 1929,

anak ke tiga dari empat bersaudara, anak yang pertama KH. Muhammad

Rasyid Thalib beliau pemuka agama juga di Palembang, pernah menjabat

sebagai ketua MUI di Palembang, yang kedua Sariah Thalib, yang ketiga

Sajuti Thalib, yang keempat Amiruddin Thalib. Tahun 1952 datang ke

Jakarta, sudah menikah dan punya anak satu, datang ke Jakarta pada saat

tidak punya apa-apa, pertama kali tinggal di Galur, Tanah Tinggi, Jakarta

Timur, itu cuma rumah sederhana. Beliau kerja pada Jawatan Penerangan

sebagai wartawan, sambil kuliah di UI. Beliau itu dulunya tentara pelajar,

karena dulunya sebagai tentara pelajar kemudian dapat demobilisan pelajar

kuliah di Fakultas Hukum UI, setelah tamat beliau kerja di Departemen

Pertambangan. Di Jakarta ini sering-sering pindah tempat tinggal ya, kalau

saya urutin dari Galur, ke Grogol di Jl. Makaliwe Gg. IV, di Grogol itu juga

rumah sederhana, udah sering nampung saudara-saudara, adiknya dari

sepupu-sepupu bapak, terus pindah ke Jl. Borobudur, nampung juga adik-

adiknya, satu persatu adik-adiknya dibawa ke Jakarta. Beliau itu pasti

menyambangi adik-adiknya setiap Jum’at pasti dia jalan nengokin kakaknya

yang perempuan, dari Jl. Borobudur itu pindah ke Kebayoran, sudah agak

meningkat kehidupannya, di Grogol itu kira-kira enam tahunanlah, karena

saya SD kelas 1 sampai kelas 4 di situ, kalau bapak mungkin lebih lama, itu

sekitar tahun 60-an, di Grogol itu bapak sering ngasih khotbah Jum’at, beliau

kan jadi Ulama juga ya, ngisi pengajian-pengajian, kalo dulu kan belom rame

kayak sekarang, ada masjidnya di Grogol itu sekarang udah bagus betul itu,

terus dari Grogol itu pindah ke Jl. Borobudur, di Grogol juga nampung adik-

adiknya dan keponakannya, kalau orang Sumatera ini kan keponakan ini kan

yang utama, jadi dia lebih di mengutamakan keponakan daripada anak, jadi

ada istilah : “anak dipangku, keponakan dibimbing” tetap dia memajukan

keponakannya juga. Jadi yang dianut orang Padang ini kan matrilinial, artinya

perempuan lebih utama daripada laki-laki, memang saya nggak tinggal lama

di kampung (Maninjau), katanya kalau di kampung itu anak laki-laki tidur

nggak di rumah ibunya, tidurnya di surau (kalau disini musholla), kalau laki-

laki itu menikah dia harus keluar dari rumah, rumah itu jadi milik istrinya.

Setelah dari Kebayoran tinggalnya di Jl. Bayuwangi Menteng, lalu ke Duren

Page 102: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

Tiga, terakhir tinggal di situ, dulu di situ itu jalannya masih tanah, orang

masih jarang tinggal di situ. Bapaknya Pak Sajuti namanya Thalib Sutan

Mancayo, meninggal Tahun 1948. Profesinya sebagai pedagang pakaian di

Bengkulu. Ibunya bernama Siti Naimah. Ia dan saudara-saudaranya semuanya

disekolahin di sekolah Agama Kulliyyatul Muballighin, disuruh belajar

agama di situ, karena kalo udah belajar agama semua bisa. Istri Pak Sajuti

namanya Nurbaiti Yakub, anaknya ada empat, yaitu Sukri Sayuti, Supriadi

Sayuti, Nazmi Sayuti, dan Nasrul Sayuti, yang ketiga dan terakhir sudah

wafat sekarang. Ini kakaknya ibu Supriaty (istri pak Sukri Sayuti) ini menikah

dengan orang Palembang, Drs. H. A. Bidawi Zubir. Jadi hubungannya dengan

pak Sajuti Thalib adalah keponakan. Beliau deket banget sama pak Sajuti,

sudah dianggap sebagai anak. Beliau empat kali jadi kakanwil Departemen

Agama, pertama di Ambon, Medan, Jakarta, Palembang. Gelarnya Sutan

Mahmud, jadi kalo orang Padang itu kalo menikah suaminya dapet gelar.

Jadi kalau ada pertemuan keluarga yang dipanggil bukan namanya tapi

gelarnya.

P : Bagaimana latar belakang pendidikan dan aktifitas apa saja yang pernah

diikuti Pak Sajuti Thalib?

N : Sekolah Rakyat (SR) di Bengkulu, SMP di Bengkulu, Kuliyatul Muballighin

Muhammadiyah Padang Panjang, Fakultas Hukum Universitas Indonesia

lulus tahun 1958 dengan gelar Mr. Beliau juga aktif ngajar di Universitas

Indonesia sebagai pegajar Utama Hukum Islam II di Fakultas Hukumnya, dan

aktif ngajar juga di Universitas Sawerigading, di deket walikota Jakarta barat,

pusatnya di Makassar, dosen terbang (dosen tidak tetap) di Universitas

Pancasila, UKI, Jayabaya. Di luar kota juga kayak di UII Jogjakarta,

Palembang, ngajar juga di UMJ, bapak itu selain ngajar Hukum Islam juga

ngajar Hukum Perdata. Di Universitas Muhammadiyah Jakarta menjabat

sebagai Dekan Fakultas Hukum, Ketua Majelis Wakaf dan Kehartabendaan.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Jakarta, juga sebagai Anggota Majelis

Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jakarta. Panggilan atau gelarnya dulu Mister (Mr.) kalau sekarang S.H. waktu

lulus dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia tahun 1958. Saya tau karena

saya sering antar bapak. Bapak ini kampungnya di Galapung, dekat dengan

tempat tinggal Buya Hamka di Sungai Batang. Sewaktu tinggal di Kebayoran,

Bapak setiap subuh ke masjid Al-Azhar, tempat Buya Hamka memberi kuliah

subuh, di Jl. Sisingamangaraja Kebayoran Baru.

P : Apa benar Pak Sajuti Thalib pernah jadi asisten Prof. Hazairin?

N : Iya, pernah jadi asisten prof. Hazairin, kalo dulu dengar ceritanya susah sama

dia itu, pak Hazairin itu kan orangnya saklek, jadi apa yang ditanya apa yang

dijawab gitu (harus langsung jawab), satu-satunya asisten Hazairin ya bapak

itu. Asisten paling qualivied, kalau dulu kan kuliah ada tingkat satu, tingkat

dua, sarjana muda. Nah, bapak itu sarjana muda sudah jadi asisten professor.

Page 103: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

P : Apa saja prestasi-prestasi yang pernah diraih?

N: Kita kurang tau, karena beliau tertutup. Beliau nggak pernah cerita kalo dapet

penghargaan. Kan kalo orang lain bangga-banggain kalo dapet sesuatu, beliau

nggak perlu begitu-begituan. Rendah hati orangnya. Tapi kalo bintang sih ada

ya seperti bintang Perang Kemerdekaan I, bintang Perang Kemerdekaan II

dan bintang Perang Gerilya. Beliau pernah jadi Pasukan Hizbullah, sampai

mendapat pangkat Letnan, tapi karena pengen belajar pengen sekolah, beliau

kuliah. Beliau pernah jadi Hakim Pengadilan Agama Jakarta. Beliau itu

administrasinya rapi karena pernah jadi wartawan ya, jadi kalau mau apa-apa

gampang karena berkas semuanya disusun rapi, lengkap. Seperti catatan

waktu beliau haji itu, beliau catat dari sebelum berangkat sampai selesai

semuanya dicatat. Bapak itu selalu berpikir positif dalam segala hal. Ada

yang saya ingat kata Alm. Bapak: “Bila berteman 10 orang, 5 orang suka

sama kita, 5 orang tidak suka”

P : Siapa saja murid-murid beliau?

N : Ada pak Ichtijanto, beliau itu seperti bapak ke Prof. Hazairin, jadi asisten. Pak

Ichtijanto juga begitu ke bapak. Ada juga pak Idris Romulyo. Murid-

muridnya banyak sih, cuma saya nggak begitu hafal, jadi yang deket-deket

aja, sudah banyak yang menginggal kalau sekarang.

P : Kapan Pak Sajuti Thalib meninggal?

N: Tanggal 10 Maret 1992 dalam usia 64 tahun.

P : Kalau istrinya kapan meninggal?

N : Tanggal 21 Desember 2010 dalam usia 80 tahun.

Jakarta, 25 Maret 2017

Narasumber Pewawancara

(Sukri Sayuti) (Annisa Mutiara)

Page 104: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

HASIL WAWANCARA

Narasumber : Supriaty

Menantu (Alm) H. Sajuti Thalib, S.H. / Istri Pak Sukri Sayuti

Tempat : Jl. Tebet Timur IV D No. 1

Hari, tanggal : Sabtu, 25 Maret 2017

Keterangan : P (Pewawancara) / N (Narasumber)

P: Bagaimana sosok Pak Sajuti Thalib di mata keluarga?

N: Beliau itu orangnya sederhana sekali. Jadi dia itu walaupun hanya dapat untuk

makan, selalu dia bawa orang untuk ke rumah, untuk makan sama-sama.

Soalnya saya deket banget ya sama ibu, jadi ibu suka cerita tentang bapak.

Kata ibu “kalau di rumah kita makan singkong empat potong, kita di rumah

cuma satu berdua”, yang lainnya dibagiin ke tetangga, begitu sekali dia

orangnya, luar biasa, sosialnya tinggi banget. Emang dia agama nomor satu

ya, tapi tidak terlalu ortodok, yang penting sholat lima waktu nggak ditinggal,

sama keluarga juga bebas nggak terlalu dikekang, bergaul sama siapapun

nggak dilarang, jadi kita sama dia tuh nyaman banget, sama mertua itu

nyaman banget. Bapak kalo pas sholat teraweh suka jadi imam, nggak pernah

baca suratnya yang panjang-panjang, kalo sekarang orang abis sholat kan ada

ceramah ya kalo dia nggak, panggil anak kecil dua atau tiga anak, suruh maju

ke depan terus ditanya: “sini sama angku, kamu bisa baca surat apa? baca”.

Emang ceramah sih ada ya, Cuma nggak tiap malem. Kata beliau: ”Kita

nggak usah ngadain ceramah tiap malam, karena setiap orang kan butuh di

rumah, butuh tidur, ceramah itu bisa dapat dari rumah, ceramah itu bisa

didapat kalo lagi butuh dia datang”, jadi beliau itu tidak pernah memaksakan

orang lain. Berapa puluh tahun itu di sana (Duren Tiga) itu beliau selalu jadi

imam. Dia kan di sana ngaji ya, cuma nggak ngajar, tapi dia dituakan banget,

sampe orang-orang di sana hormati dia banget, santun banget sama dia,

karena dia banyak memberi. Pak Sajuti itu orangnya lembut, dapat

kelembutan itu dari ibunya. Saya masih ngalamin ketemu nenek.

Kelembutannya itu diturunkan ke anak-anaknya, cuma yang paling luar biasa

memang pak Sajuti.

P : Apa benar beliau suka membantu mahasiswa yang kesulitan membayar uang

kuliah?

N: Kita nggak tau ya karena bapak nggak pernah cerita. Pernah ada salah satu

mahasiswa datang mungkin yang dibantu bapak, mungkin dia kesini mau

ngucapin terimakasih, dia bawa buah, kata bapak: ”bawa pulang ke rumah,

kasih ke ibu kamu, ibumu lebih butuh” nggak mau dia nerima apapun. Kan

kalau mau ujian itu harus bayar dulu uang kuliah ya, kalau belum bayar

nggak bisa ujian, pas anak itu mau bayar kata bapak “udah nanti-nanti aja,

kalau udah lulus udah terserah”. Waktu bapak meninggal, itu ada lebih dari

sepuluh mahasiswa datang nangis menggebu-gebu, kita tanya kan “kenapa

kamu nangis sedemikian rupa?” dia bilang: “saya sekolah, bapak semua yang

biayain” kita keluarga nggak tau dan dia nggak pernah cerita di rumah.

Page 105: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

Mahasiswa kalau datang ke rumah buat ujian lisan di rumah itu, kita keluarga

kadang suka ketawa liatnya, mungkin mereka udah siap mau ditanya apa gitu,

tapi ternyata cuma ditanya “kamu hafal nggak surah An-Nas? coba baca”,

gitu aja ditanyanya udah, itu hebatnya dia, jadi kita tanya “pak kok begitu aja

ditanyanya?” bapak jawab “dia itu pasti udah siap, apa yang mau bapak

tanyain itu udah siap jawabannya, cuma buat apa ditanya lagi, udahlah dia

udah siap itu kita kasih keringanan”. Jadi ya bapak itu luar biasa, itu kalau

kita belanja apa aja ditawar nggak boleh, misalnya ada tukang pisang lewat

kita tanya “berapa pak?” “20 ribu”, itu kalo kita nawar bapak marah, kata

bapak : “kalian tau, orang itu udah tua, pikul-pikul dagangan, istri anaknya

makan dari situ”, karena dia ngerasa hidupnya betul-betul dari nol, prihatin

banget hidupnya. Bapak itu amalannya luar biasa, pintu rumah selalu terbuka

disana, misalnya ada pengemis dateng kan kalo kita mah bilang “maap-maap

aja ya pak” kalau kita ngiranya orang itu pura-pura, kata bapak : “nggak bisa,

orang nggak ada pura-pura, dia betul-betul, dia butuh, ya udah kasih, kalo

kita nggak punya uang, kasih beras”, betul-betul lillahita’ala hidupnya.

Lillahita’ala hidupnya itu udah dari muda.

P : Beliau sangat perhatian sama keluarga ya?

N : Iya, istrinya kalo kemana-mana dianter, kemana-mana ditungguin, dimanjain

banget. Pak Sajuti itu baik banget orangnya, luar biasa, sama keluarga yang

nggak mampu, yang jauh-jauh, dia selalu nengokin, yang tua-tua disamperin,

kayak di Bekasi. Bekasi itu dulu nggak kaya sekarang, jauh, pelosok dan

jalanannya masih tanah. Santun banget dia, sama yang tua dia bantu banget.

Beliau sakit pun nggak mau dibantu, kata ibu beliau sakit itu udah dua bulan

ya sakit di rumah, tapi kalau kita datang seolah kayak nggak sakit, kalo lagi

sakit, ada mahasiswa mau ujian, bangun dia, itu masih ada kursinya (sambil

nunjuk kursi/sofa) kursi peninggalan. Kita anak-anaknya sampe iri gitu, dia

itu hidupnya kayaknya buat orang, jadi artinya kita disuruh cari sendiri. Betul-

betul lillahita’ala hidupnya, nggak pernah mikirin kita nanti bagaimana.

Beliau itu orangnya baik banget, jadi kita kan menantu ada empat ya mbak,

perempuan semua, karena dia anaknya laki-laki semua kan, luar biasa lembut

banget, kita nikahnya urut ya dari anak pertama sampai ke empat. Sebenarnya

bapak itu pengennya kita kumpul semua di rumah di Duren Tiga, tapi karena

ada yang kerja di bank, jadi tinggalnya nggak bisa di Jakarta, jadi kita anak

yang paling tua yang ngurus beliau selama beliau masih ada. Waktu bapak

mau pergi. Adik yang paling kecil kan mau menikah, ibu sama bapak pergi ke

Tanah Abang beli kain, begitu mau pergi sandal ibu hilang sebelah, kata ibu

“kok sandal amak nggak ada ya?” kan kita keluarga manggilnya amak sama

apak, kata bapak “ah itu tandanya apak mau pergi duluan” gitu ngomongnya.

Ngomong sama anak tertuanya, pak Sukri: “Nanti gantiin bapak di pelaminan

salaman sama orang-orang”. Kami sekeluarga tidak ada firasat beliau akan

meninggalkan kami. Beliau meninggal waktu bulan puasa, hari ke-sepuluh.

Kalau istrinya meninggal waktu lagi baca Al-Qur’an.

Page 106: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

P : Apakah beliau punya sifat seperti itu karena didikan dari kecil keluarganya

seperti itu?

N : Tapi keluarga-keluarganya nggak seperti itu saya lihat, adik kandungnya,

kakak kandungnya nggak seperti itu, dia sendiri yang kayak begitu. Kalau

sama dia semua positif, gak ada yang negatif, misalnya ada keponakan nakal,

kata bapak: “biarin aja, nanti juga pas dia besar dia sadar”

Jakarta, 25 Maret 2017

Narasumber Pewawancara

(Supriaty) (Annisa Mutiara)

Page 107: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

HASIL WAWANCARA

Narasumber : Farida Prihatini, S.H., M.H., CN.

Jabatan : Dosen Fakultas Hukum Universitas Indonesia

Asisten (Alm) H. Sajuti Thalib, S.H. di UI

Tempat : Fakultas Hukum Universitas Indonesia

Hari, tanggal : Jum‟at, 7 April 2017

Keterangan : P (Pewawancara) / N (Narasumber)

P : Apa benar Ibu pernah jadi asisten pak Sajuti Thalib? Sejak kapan?

N : Ya benar, pembimbing skripsi saya juga beliau, dari tahun 1986 sampai

beliau meninggal, itu tahun 1992.

P : Beliau mengajar apa disini?

N : Hukum Perkawinan Islam sama Hukum Kewarisan Islam, karena dulu

kurikulumnya masih dipisah antara Hukum Perkawinan sama Hukum

Kewarisan, kalo sekarang sudah digabung jadi satu, jadi Hukum Perdata

Islam kalo sekarang.

P : Dari ajaran-ajaran beliau yang disampaikan di perkuliahan, apa yang melekat

sama Ibu sampai sekarang?

N : Bahwa Hukum Islam itu karena ciptaan Allah ya, jadi memang nggak ada

yang bisa melawan, nggak ada yang bisa merubah, itu udah pasti sempurna,

tidak benar kalau dikatakan bahwa di Indonesia ini yang berlaku Hukum

Adat, Hukum Islam baru berlaku apabila disetujui oleh Hukum Adat, beliau

nggak setuju tuh. Hukum Islam itu memang berlaku, karena apa? karena

memang orang Islam, manusia kalau memang sudah mengakui agamanya,

sudah bersyahadat, sudah beriman pada agama Islam ya harus mengikuti

Hukum Islam, itu beliau selalu terapkan pada kuliah-kuliahnya, dan kami

sekarang juga menjelaskan itu, karena itu sangat penting. Jangan orang

berpikir bahwa Hukum Islam itu berlaku di Indonesia itu nggak langsung,

tapi melalui bantuan Hukum Adat atau hukum lainnya, nggak, sejak Hukum

Islam masuk ke Indonesia, Hukum Islam itu sudah berlaku, karena semua

orang Islam kan harus mengikuti hukum Allah. Hukum Islam itu bukan

hanya vertical ya, tapi juga horizontal, bukan hanya mengatur hubungan

manusia dengan Allah tapi juga mengatur hubungan manusia dengan

sesamanya, dengan dirinya sendiri, dengan orang lain dan alam sekitar

semua diatur oleh Allah dan semua akan dipertanggung jawabkan ke Allah.

Beliau tuh concern sekali sama itu. Beliau tidak setuju dengan pendapatnya

Snouck Hurgronje. Beliau mengikuti pendapat Prof. Hazairin, kebetulan

beliau juga kan muridnya Prof. Hazairin.

P : Apa perbedaan teorinya Prof. Hazairin dengan teori Sajuti Thalib?

N : Teorinya Prof. Hazairin itu teori Receptie Exit, maksudnya apa sih? bahwa

teorinya Snouck itu harus exit dari hukum yang ada di Indonesia, cuma itu

aja kan? kalau Pak Sajuti bilang Receptio A Contrario, kenapa dia bilang

Page 108: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

Contrario? karena melawan teori Receptie, lebih menjelaskan bahwa

Hukum Islam itu berlaku dengan sendirinya tanpa harus melalui Hukum

Adat, bahkan Hukum Adat baru bisa berlaku (bagi orang Islam ya), apabila

Hukum Adat itu tidak bertentangan dengan Hukum Islam, lebih jelas

mana? Lebih jelas Receptio A Contrario, jadi pak Sajuti Thalib itu lebih

menjelaskan lagi apa yang dimaksud dengan teori Receptie Exit dari Prof.

Hazairin.

P : Apakah itu berarti teori Prof. Hazairin mempunyai kelemahan?

N : Bukan kelemahan ya, teori Prof. Hazairin ini cikal bakal dari teori Receptio

A Contrario, jadi diteruskan, dikembangkan, maksudnya sih benar, sudah

benar, tapi kan harus dicari penguatannya, bahwa apa sih yang dimaksud

bahwa teori Receptie itu harus exit dari Indonesia, kalo harus exit terus apa

dong? Oke Receptie hilang, dengan adanya Pengadilan Agama, dengan

adanya peraturan-peraturan, terus kalau hilang apa gantinya? gantinya ya

Receptio A Contrario, pendapat beliau benar tapi belum sempurna, kalau

menurut saya.

P : Jadi pak Sajuti Thalib menyempurnakan teori Receptie Exit Prof. Hazairin?

N : Iya

P : Apakah ada kontra dengan teorinya Sajuti Thalib ?

N : Nggak ada, semua malah bersyukur dengan adanya teori ini, jadi kita Hukum

Islam bisa dibuktikan bahwa udah berlaku, dulu kan ulahnya kolonial

Belanda bahwa semua hukum kewarisan nggak boleh, dikeluarkan dari

kompetensi Peradilan Agama, waktu zaman kolonial Belanda begitu, udah

gitu semua putusan Pengadilan Agama harus disetujui oleh Landraad,

bahkan awalnya nggak boleh lagi, semua landraad, terus terjadi keributan,

karena Landraad kan hakimnya nggak ngerti Hukum Islam, jadi ada

beberapa kasus yang tidak sesuai putusannya dengan Hukum Islam.

Akhirnya orang nggak mau ngikutin, tetep ke Pengadilan Agama, hal waris

dll. Nah, akhirnya Pengadilan Agama dibolehkan walaupun ada gejolak ya,

cuma semua utusan Pengadilan Agama harus di fiat eksekusi oleh Landraad,

walaupun udah diputuskan oleh Pengadilan Agama misalnya,

perkawinannya akan jatuh talak bain kubro tapi misalnya Pengadilan

Landraad tidak menyetujui, maka nggak jadi itu, jadi kan apa disini?

Pengadilan Agama nggak ada „gigi‟, Pengadilan Agama berada di bawah

Landraad, tergantung sama Landraad, ini kan nggak boleh, ini kan akibat

dari teori Receptie jadi begitu, nah dengan adanya teori Receptio A

Contrario kan kemerdekaan kita kan berubah keadaannya, kita kan berdasar

Ketuhanan yang Maha Esa pasal 29, kalau di UI kita semua pakai itu.

P : Tapi bu, dalam buku-bukunya pak Sajuti Thalib disebutkan ada orang-orang

yang masih ingin terus mempertahankan teori Receptie, yang mana teori

tersebut diimplementasikan dalam IS pasal 132 itu ?

N : Iya, namanya ini kan sama aja kayak tujuh kata yang dihilangkan dalam

Pancasila sila pertama, mereka berpendapat bahwa dengan dihilangkan

Page 109: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

tujuh kata maka tidak ada kewajiban orang Islam beribadah, padahal tanpa

ada Pancasila, tanpa ada UUD 1945 pun, misalnya kita bukan orang

Indonesia, tinggalnya di Amerika ya tetep aja kita harus beribadah kan?

sama, teori Receptie juga begitu, karena kurang mengerti, menganggap

bahwa tetep berlaku padahal tidak lagi, buktinya apa? kita punya Pengadilan

Agama yang solid, yang diakui, masuk dalam Undang-Undang Kekuasaan

Kehakiman, salah satunya adalah Peradilan Agama dari beberapa Peradilan,

dan sudah banyak beberapa hukum dari Hukum Islam terutama perdata yang

sudah di formal yuridiskan, ada Undang-undang tentang Zakat, Undang-

undang tentang Wakaf, Undang-undang tentang Perkawinan, kompilasi juga

boleh, KHI, KHES, Undang-undang tentang Perbankan, Undang-undang

tentang Haji, itu membuktikan bahwa tidak ada lagi teori Receptie, karena

memang udah muncul sendiri, udah ada sendiri. Dengan adnya UUD 1945

pasal 29 menyatakan bahwa kan Ketuhanan Yang Maha Esa berarti

pemerintah harus membuat peraturan yang tidak bertentangan dengan

Hukum Agama yang diakui di Indonesia, salah satunya Hukum Islam. Dan

tidak bisa dihindari, harus ada peraturan-peraturan di Pengadilan karena tadi

saya bilang, kita Hukum Islam itu kan komprehensif, semuanya diatur, dari

zaman Rasul juga pernah ada Pengadilan kan, jadi memang kita udah eksis,

nggak ada itu teori Receptie, udah nggak laku.

P : Berarti memang ada orang-orang yang kontra dan ingin tetap

mempertahankan teori Receptie tapi kalah dengan orang-orang yang pro

dengan teori Receptio A Contrario Sajuti Thalib ya?

N : Iya, karena kita yang pro dasarnya kuat, menurut kenyataan kan dengan

kemerdekaan Indonesia, UUD 1945, Pancasila saja sila pertama Ketuhanan

Yang Maha Esa itu kan makna dari UUD 1945, itu menurut Hazairin bahwa

Negara harus membantu, semua peraturan yang ada di Indonesia tidak boleh

bertentangan dengan hukum Agama apapun, bukan hanya Hukum Islam,

Hukum Kristen juga, Hukum Katolik juga, cuma kan kebetulan hanya

Hukum Islam yang mengatur secara keseluruhan, yang membutuhkan

lembaga peradilan, kalo agama lain kan nggak.

P : Bagaimana implikasi teori Receptio A Contrario Sajuti Thalib terhadap

pemberlakuan Hukum Islam di Indonesia?

N : Sangat besar implikasinya. Jadi dengan adanya teori ini membuktikan bahwa

Hukum Islam itu ada, Hukum Islam itu bukan keluar sebagai Hukum Adat,

tapi Hukum Islam memang benar-benar pure Hukum Islam, bahkan Hukum

Adat harus nurut ke Hukum Islam, kan seperti di Minang, “adat bersandi

syara’, syara’ bersandi kitabullah”, belum lagi yang di Aceh, di Gorontalo,

di beberapa daerah yang Islamnya kuat, bahkan pada waktu selisih di

Minang mengenai harta pusako tinggi, harta pusako rendah, mereka

berkumpul akhirnya disepakati, dimana harta pusako rendah yang bisa

dibagi sama dengan mata pencaharian dalam Islam, harta bersama dalam

keluarga, kalo harta pusako tinggi itu yang nggak bisa dibagi, nah itu juga

disesuaikan dengan apa? disesuaikan dengan Hukum Islam. Jadi warisan

Page 110: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

segala itu harus sesuai dengan Hukum Islam, padahal menurut Hukum Adat

kan dari garis Ibu, tapi kan nggak bisa karena Allah bilang nggak begitu,

dari sini terbukti bahwa sebenarnya dalam praktek pun, kan katanya Snouck

itu hanya teori tapi prakteknya nggak, sebenarnya dalam kenyaatan

kehidupan masyarakat muslim, Hukum Islam itu sudah diberlakukan, cara

menikahnya, cara warisnya, penyelenggaraan rumah tangganya, bahkan

bernegara. Nah, negara berkewajiban menyediakan sarana dan prasarana

untuk terselenggaranya itu, salah satunya apa? ada Undang-undang yang

khusus buat orang Islam, Undang-undang zakat kan khusus buat orang

Islam, waris belum ada Undang-undang tapi ada kompilasinya, Undang-

undang wakaf khusus buat orang Islam berarti ada kan, Hukum Adat itu

yang dipake hanya yang tidak bertentangan dengan Hukum Islam,

dibolehkan nggak dalam Islam, adat? boleh, salah satu metode ijtihad apa?

urf, urf kan adat, selama adat itu baik, selama adat itu sudah berlangsung

lama dari dulu, tidak bertentangan dan memang dibutuhkan pada waktu itu

dan belum ada yang lain, boleh dipakai, tapi inget tetap harus yang tidak

bertentangan dengan Hukum Islam. Nah, teori ini malah membangunkan

orang supaya “ini loh yang bener, bukan teori Receptie”, umat Islam

memang wajib menjalankan hukum agamanya, cuma kan tidak semua

hukum diatur oleh Negara, kalau hukum itu tidak memerlukan bantuan

Negara ya nggak perlu diatur, kita sholat kan nggak perlu diatur sama

Negara, ya kan kita nggak butuh peraturan ini, belumlah, mungkin nanti

kalau puasa mungkin siapa tau negara kita berubah, orang Islam yang nggak

puasa misalnya dihaad. Kalau di Aceh kan udah ya karena mereka

menerapkan Qanun, mungkin bisa seperti di Malaysia, pemerintah merasa

itu kan antara dirinya dan tuhannya, jadi nggak perlu diatur, tapi kalo haji

kan harus ikut pemerintah, zakat kan harus ikut pemerintah, wakaf kan

berhubungan dengan pemerintah, dengan Negara, tanahnya, barangnya,

uangnya kan memerlukan lembaga-lembaga yang diatur oleh Negara.

P : Apakah Hukum Adat yang ada sekarang semuanya sudah disesuaikan

dengan Hukum Islam atau masih ada yang bertentangan?

N : Kalau Hukum Adat saya nggak tau ya, karena majority saya bukan di situ,

jadi setau saya untuk umat Islam yang dipakai Hukum Agama, suami saya

orang Batak Karo, orang Karo, mereka mengenal seperti kawin lari, saya

orang Sumatera Selatan namanya Sibambangan, itu walaupun mereka

misalnya menikah untuk menghindari biaya tinggi, atau tidak disetujui,

kalau aslinya, mereka menebus ketimpangan itu karena membuat malu

keluarga si perempuan harus bawa kepala babi, yang muslim nggak

mungkin, tetep dijalankan adatnya tapi disesuaikan, jadi diganti sama ikan

mas, seperti itu, misalnya di Sumatera Selatan namanya Sibambangan,

karena takut minta mas kawin atau mahar yang mahal, mereka lari, lari

bukannya mereka bisa serumah, tapi pihak laki-laki membawa si perempuan

ini ke rumah tetua yang dianggap tua di daerah dia, entah ke RW nya atau

ke apa gitu, jadi adatnya itu dibenarkan, dititipkan di rumah siapa gitu,

bukannya terus langsung satu rumah, kalo satu rumah kan tidak sesuai

Page 111: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

dengan Hukum Agama, banyak Hukum Adat yang sudah disesuaikan

dengan Hukum Islam agar tidak bertentangan, babi tadi diganti sama ikan

mas, karena kan kita nggak mungkin membawa kepala babi, karena itu

haram.

P: Berarti Hukum Adat sudah ada lebih dulu dari Hukum Islam?

N : Iyalah, karena hukum tertua itu memang Hukum Adat kan, dulu kan di

Indonesia ini belum masuk Hukum Islam, walaupun ada yang berpendapat

waktu Rasulullah masih hidup pun Islam sudah ada disini, ada yang bilang

seperti itu, tapi saya belum menemukan literaturnya.

P : Apakah Hukum Adat dan Hukum Islam saat ini sudah banyak yang

disesuaikan?

N : Ya, Hukum Adatnya menyesuaikan dengan Hukum Islam, jadi bisa berjalan

berdampingan, jadi nggak dipertentangkan. Kalo dulu itu kan kolonial

Belanda itu mempertentangkan Hukum Adat dengan Hukum Islam, jadi

kalo kata Prof. Hazairin bilang seperti membelah bambu, Hukum Islam

yang diinjek, Hukum Adat yang diangkat, supaya apa? supaya Hukum Islam

nggak berlaku, kenapa Hukum Islam nggak berlaku? karena mereka Kristen

kan, dan melakukan kristenisasi disini, yang kedua karena Hukum Islam itu

mengajarkan bahwa kita itu merdeka, manusia itu sama dihadapan Allah,

cuma yang membedakan itu ketaqwaannya. Jadi kalo kita lihat sejarah

kemerdekaan yang paling berjuang itu orang mana? orang Islam itu kan.

Karena kita nggak boleh dijajah, kan Allah yang punya kita, dan tidak boleh

kita didzalimi, kita tidak akan menyakiti orang dan kita tidak boleh

menyakiti orang tapi kalau kita disiksa, kita diinjek, kita harus melawan,

kita nggak boleh duluan perang kan.

P : Bagaimana kesan Ibu selama jadi murid dan asisten pak Sajuti Thalib?

N : Beliau orangnya teguh pendiriannya, nggak banyak ngomong, baik, jadi

ilmunya banyak, beliau suka baca, suka nulis, disiplin, dan selalu

mengajarkan kita, beliau sama pak Daud Ali sama, “kalian disini mengajar

bukan hanya sebagai dosen biasa, tapi kita itu membawa ayat-ayat Allah,

membawa ajaran Allah, jadi ada tugas berdakwah juga, jadi makanya lebih

berat mungkin dari dosen lain, jadi kelakuan kita juga harus baik, pekerjaan

kita harus baik, jadi jangan sampai kita menyampaikan sesuatu yang salah”

selalu diwanti-wanti, “hati-hati, hati-hati”.

P : Bagaimana sikap beliau terhadap mahaiswa?

N : Baik, terlalu baik menurut saya mah, beda dengan pak Daud Ali, kalo pak

Daud Ali kan keras orangnya, disiplin sama mahasiswa, kalau beliau nggak,

lembut tapi kalo udah marah kita takut semua, jadi jangan sampe buat salah

lah gitu. Beliau bijaksana, dalam memberi nilai, dalam membimbing, saya

dibimbing beliau, dan menguji kesabaran mungkin karena saya mau diambil

asistennya ya, disuruh nunggu, disuruh apa, tapi nggak pernah nyuruh-

nyuruh sih, cuma duduk aja nungguin beliau.

Page 112: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

P : Beliau sama pak Daud Ali itu seangkatan atau antara murid dan guru?

N : Nggak beda jauh sih kayaknya, tapi lebih tua pak Sajuti.

P : Siapa saja guru-guru pak Sajuti Thalib?

N : Yang saya tau ya, kalau Hukum Islamnya Prof. Rasjidi, Pak Oesman Ralibi,

Prof. Hazairin

P : Siapa saja murid-murid beliau?

N : Banyak, ada bu Neng Djubaedah, Wismar Ain, Sulekin Lubis, bu Wati, saya.

Ada juga Hakim Agung, Nurul Ania. Taher azhary, Idris Ramulyo,

Ichtijanto.

P : Beliau fasih berbahasa asing yang ibu tau?

N: Bahasa Arab, bahasa Belanda.

P : Apakah pak Ichtijanto dengan teori Eksistensinya menyempurnakan teori

Receptio A Contrario Sajuti Thalib?

N : Menguatkan ya, saya bilang sih menguatkan teori Receptio A Contrario.

Bahwa berarti kita memang ada, dan memberikan sumbangan kepada

pembinaan pengembangan Hukum Nasional kita, pemikiran-pemikiran

Hukum Islam itu masuk ke dalam hukum kita.

P : Bagaimana menurut Ibu corak pemikiran Sajuti Thalib?

N : Lebih ke hukumnya, beliau membuktikan bahwa Hukum Islam itu memang

ada dan membuktikan juga bahwa Hukum Islam itu berlaku dengan

sendirinya tanpa harus dibantu oleh hukum lain dan tidak keluar dalam

bentuk hukum lain, beliau tuh kekeuh kalo Hukum Islam itu berlaku di

Indonesia, udah ada pemikirannya, konsekuensi seorang mulim ya harus

menjalankan hukum agamanya. Beliau kekeuh, kuat di situ, karena orang

Islam harus menjalankan Hukum Islam secara kaffah, nggak boleh setengah-

setengah.

Jakarta, 7 April 2017

Narasumber Pewawancara

(Farida Prihatini, S.H., M.H., CN.) (Annisa Mutiara)

Page 113: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

SILSILAH KELUARGA

THALIB SUTAN MANTJAJO SITI NAIMAH

1. RASJID THALIB

2. SARIAH THALIB

3. SAJUTI THALIB NURBAITI YAKUB

4. AMARUDDIN THALIB

1. SUKRI SAYUTI 2. SUPRIADI SAYUTI 3. NAZMI SAYUTI 4. NASRUL SAYUTI

SUPRIATY ICE RINI ERMI

1. SHINTA APRILA NINDYA 1. ANDRI 1. DIRA 1. ADNAN

AHMAD MUSTOPA 2. AHMAD 2. AZHAR

3. ASTI 3. AKMAL

ANANG

1. RAYHAN MIRZA AHMAD

2. ALYSSA ZAHRA RAMADHANTI

1. ATTA

Sumber :

Sukri Sayuti, Anak Pertama Sajuti Thalib, Wawancara Pribadi, 9 April 2017.

Page 114: KONTRIBUSI PEMIKIRAN SAJUTI THALIB TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41775...Konsep Teori Konstitusi..... 41 b. Konsep Teori Akomodasi..... 41 BAB IV TEORI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Annisa Mutiara

NIM : 1113044000024

TTL : Tangerang, 14 Oktober 1995

Program Studi : Hukum Keluarga

Konsentrasi : Peradilan Agama

Alamat : Jl. Gelatik III No. 105 Rt.01 Rw.03 Kel. Sawah

Kec. Ciputat Kota Tangerang Selatan

No. Hp : 03878130005

Nama Ayah : H. Sukiin Kadir

Nama Ibu : Hj. Junainah

Alamat Orangtua : Jl. Gelatik III No. 105 Rt.01 Rw.03 Kel. Sawah

Kec. Ciputat Kota Tangerang Selatan

No. Hp Orangtua : 0811839793