KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

172
KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MEMBINA DISIPLIN BELAJAR SISWA PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 59 JAKARTA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: SEFTI AMINAH NIM: 1110018200038 JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015

Transcript of KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

Page 1: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM

MEMBINA DISIPLIN BELAJAR SISWA PADA SEKOLAH

MENENGAH KEJURUAN NEGERI 59 JAKARTA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

SEFTI AMINAH

NIM: 1110018200038

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015

Page 2: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul Kontribusi Layanan Bimbinngan dan Konseling daramMembina Disiptin Berajar siswa di sMIo{ 59 Jakarta, Jurusan ManajemenPendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, universitas Islam NegeriSyarif Hidayatulah Jakarta telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagaikarya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuanyang ditetapkan oleh fakultas.

Jakart4 5 Januari 2015

Yang mengesahkan,

Pembimbing,

Page 3: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

I- II ]VIBAR PENGESI\ I IAN

Skripsi ber-lLrtlul Ir.orrtribusi Lavanan Birnl;ingan dan I{onsglipg l)rrlarl)lentbirta Disiplin Bela.irtr Sisn'a Pada Sekolah N'lcnengaS Ke1uruap Negq.i 59'lakartr ciisusttt-t oleh SEIrI I AN{INAH Non'rol lnclr-rk Mahasisrva l]100181000ig,tlriilukan kepacla Fakultas Ilnru Tarbiyah clan Keguruan UIN Sl,aril' Iliclar,ltLrllalr'lilkat1a ciatr telah clittvatakart lLrlus clalam Lljian N,lunaclasah pacla tanggal l-i.jrrpuar.il()I i cli haclaltatt tlervan pcngLrii. Karene ittr. pcnrrlis berhak n'rcprpcr.6lclr gclar.Sriljrna S I (S.Pd.) ditlanr birlans N,lana-jenren pendrclikan.

.lakiiria. 27 .lanr-rar r l0l5

Panitia LI.iian N,Iunat;asah

KctLrn Panitia (KetLra .lLrr-Lr.sltn,, pr.ogrant Srudi) f arrggal -lancla 'l-irnglrn

Dr. I-las-r,irn As),'ar-i. Nl. Pcl.

N IP. I 9(r(r 1009 199-l0l I 00.1

Sckretatris (Sekertaris .lur-usnni pr-odi)

Dr. ZahrLrdin. Lc..Vl.PclN IP 1 97i0302 2(X)_i0l I 002

f'en-uLrjr I

DLiltaudhahN l_S- 1VI. Pd.NIl) I9,sI0408 I98I0.1 2 00I

Pcnuu-ji ll

Di'. N,lalzuki N,lahntucl. N,lA.NIP. 19560-504 le8 l0i I 003

)?lIt

JOtb

*/, *'

2B _ (_Q[K

Vlengetalrui

Dekatr FakLrltas Ilntu Tarbiyah clarr Kegurtau

NIP i 9591 020 | 98(r0l 2 001

Page 4: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

Yang bertanda

Nama

NIM

Jurusan

Alamat

Nama Pembimbing I

NIP

Jurusan/Program Studi

Demikian surat pernyataan ini

menerima segala konsekuensi

karya sendiri.

Dr. Salman Tumanggor, M.Pd.

r9550601 198103 I 005

Manajemen Pendidikan

saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap

apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

tangan dibawah ini:

SeftiAminah

1 1 1001 8200038

Manajemen Pendidikan

jl. Kutilang 1 No.70 RT.001 RW.05, Jurang Mangu Timur,

Pondok Aren, Tangerang Selatan.

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul Kontribusi Layanan Bimbingan dan KonselingDalam Membina Disiplin Belajar Siswa di SMKN 59 Jakarta adalah benarhasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:

Jakarta,5 Januari 2015

Yang Menyatakan

Page 5: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

i

ABSTRAK

Sefti Aminah, NIM (1110018200038), Kontribusi Layanan Bimbingan dan

Konseling Dalam Membina Disiplin Belajar Siswa di SMKN 59 Jakarta,

Skripsi Program Strata Satu (S-1), Program Studi Manajemen Pendidikan,

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kontribusi layanan

bimbingan dan konseling yang meliputi empat aspek yaitu aspek layanan dasar,

layanan responsif, layanan perencanaan individual dan dukungan sistem yang ada

di SMKN 59 Jakarta. Aspek-aspek layanan tersebut diharapkan dapat membentuk

sikap disiplin siswa saat belajar dengan mematuhi aturan dan tata tertib yang

berlaku di sekolah.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif

yaitu suatu metode yang bertujuan menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari

fenomena objek yang diteliti, dan juga menggunakan pendekatan kuantitatif

dengan menggunakan presentasi. Untuk pengumpulan data menggunakan metode

wawancara dan angket dengan mewawancarai kepala sekolah, wakil kepala

sekolah, guru BP/BK, guru piket, wali kelas, serta penyebaran angket kepada

siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kontribusi layanan bimbingan dan

konseling dalam membina disiplin belajar di SMKN 59 Jakarta berada pada taraf

baik 75,2% yang meliputi aspek kontribusi layanan bimbingan dan konseling

sebesar 69,4% dengan taraf kategori baik, dan aspek disiplin belajar siswa sebesar

78,8% dengan taraf kategori baik.

Dengan dilakukannya penelitian ini, peneliti memberi masukan agar SMKN

59 Jakarta lebih meningkatkan kerjasama dengan seluruh pihak sekolah agar

layanan bimbingan dan konseling itu sendiri lebih bermanfaat dan dapat

meningkatkan disiplin siswa ketika belajar di sekolah. Koordinasi dengan

orangtua perlu lebih ditingkatkan agar penanganan masalah siswa dapat lebih

mudah terselesaikan dan pelanggaran-pelanggaran dapat dicegah dan

diminimalisir. Jumlah guru BK harus lebih ditingkatkan sesuai jumlah siswa yang

ada di sekolah agar layanan bimbingan dan konseling untuk siswa bisa dapat

dirasakan oleh seluruh siswa dan dapat menciptakan situasi belajar yang lebih

kondusif.

Kata kunci: Layanan Bimbingan dan Konseling, Disiplin Belajar

Page 6: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

ii

ABSTRACT

Sefti Aminah, NIM (1110018200038), the Contributions of Guidance and

Counselling Services in Developing Student Learning Discipline at

Vocational High School 59 Jakarta, Thesis Program Degree of Strata I (S1),

Program Study of Management Education, Faculty of Tarbiyah and

Teacher’s Training, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta,

2015.

This research aims to describe the contribution of guidance and

counselling service which are include four aspects; aspects of basic services,

responsive service, individual planning service and support existing systems in

Vocational High School 59 Jakarta. Those service aspects are expected to form

the attitude of discipline when students learn by obey the rules and code at the

school.

The methods that used in this research is descriptive qualitative, which is a

method that aims to describe the actual conditions of the researched object

phenomenon, and also use a quantitative approach by using the presentation. For

the collection of data, the writer use the method of interview and questionnaire

with the interviewees are the principal, vice principal, guidance and counselling

teacher, teachers on duty, homeroom teacher, and also questionnaire distribution

to the students.

The results showed that the contribution of guidance and counselling

services in developing the discipline of learning in Vocational High School 59

Jakarta are at a good level 75,2% which includes the aspects contribution of

guidance and counselling services amounted to 69.4% is at a good level, and

aspects of the discipline of student learning amounted to 78,8% is at a good level.

By doing this research, the writer give the advices to the Vocational High

School 59 Jakarta to more enhance the cooperation with the stakeholders in order

to services of the counseling and guidance itself is more useful and also can

improve students discipline at learning activities at school. Coordination with the

parent needs to be further improved so that in handling students problem can be

more easily resolved and violations can be prevented and minimized. The number

of guidance and counselling teachers should be further enhanced in according

with the number of students in schools in order to the services of guidance and

counselling for students can be felt by all students and can create a more

conducive learning situation.

Keywords: Services of Guidance and Counselling, Learning Discipline

Page 7: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirohmanirrohim,

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas izin-

Nya akhirnya penyusunan skripsi yang berjudul “KONTRIBUSI LAYANAN

BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MEMBINA DISIPLIN BELAJAR

SISWA DI SMKN 59 JAKARTA” ini dapat penulis selesaikan.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak menemukan kesulitan,

namun dengan bantuan berbagai pihak, kesulitan tersebut dapat diatasi sehingga

skripsi ini dapat diselesaikan walaupun masih jauh dari kesempurnaan.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang

setulus-tulusnya pada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan

skripsi ini, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dra. Nurlena Rifa’i, M.A, Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd., Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Salman Tumanggor, M. Pd., Dosen pembimbing skripsi yang telah

banyak memberikan waktu, arahan, bimbingan, nasehat, motivasi, ilmu dan

kritik yang sangat berarti bagi penulis sehingga skripsi ini bisa terselesaikan

dengan baik.

4. Seluruh dosen jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan segenap

ilmu dan keahlian kepada penulis selama belajar di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

5. Segenap karyawan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah

membantu penulis dalam menyediakan buku-buku yang penulis butuhkan.

6. Drs. H. Ramli, M.Pd., Kepala SMKN 59 Jakarta yang telah mengizinkan

mahasiswa untuk melakukan penelitian.

Page 8: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

iv

7. Sudik Prayitno, S.Pd., Guru BP/BK serta semua guru dan staf SMKN 59

Jakarta yang telah menyediakan kesempatan dan waktunya sehingga

penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik.

8. Kedua orangtua ku (Sugito dan Mahayu), terima kasih banyak atas segala

dukungan baik moral maupun materil, doa, nasehat, kesabaran, kasih sayang

serta pengorbanan yang tak pernah putus, serta kakak dan adik ku

(Abdurrahman, Yanuar, Dewi, Siti), terima kasih untuk dukungan moral dan

materil yang selalu diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

skripsi ini.

9. Khrisna Andhika Putra, yang senantiasa memberikan dukungannya baik

dalam bentuk tenaga mencari referensi, transportasi, motivasi serta doa.

10. Teman-teman Manajemen Pendidikan angkatan 2010 yang telah mendukung,

penulis ucapkan terima kasih, terutama untuk Siti, Fay dan Mecca. Juga

sahabat-sahabat lainnya yang memberikan motivasi, arahan, serta

dukungannya yaitu ade irma, windhy, dan yeti semoga persahabatan kita akan

terus terjalin.

Penulis tak lupa dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya jika dalam

penulisan skripsi ini terdapat hal yang kurang berkenan. Penulis hanya dapat

mendoakan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dengan tulus dalam

penyusunan skripsi ini dan semoga menjadi amal shaleh yang akan dibalas oleh

Allah SWT. Karya tulis ini sangat sederhana ini tentunya masih belum sempurna

oleh karena itu kritik dan saran penulis harapkan. Dan penulis berharap semoga

karya tulis ini bermanfaat bagi diri pribadi khususnya dan para pembaca pada

umumnya. Akhirnya kepada Allah SWT juga segala sesuatunya penulis

kembalikan.

Jakarta, 5 Januari 2015

Penulis

Page 9: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................... iii

DAFTAR ISI ................................................................................................... v

DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................... 6

C. Pembatasan Masalah ................................................................... 6

D. Perumusan Masalah .................................................................... 6

E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6

F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 7

BAB II KAJIAN TEORI

A. Disiplin Belajar Siswa ................................................................ 8

1. Pengertian Disiplin ............................................................. 8

2. Macam-macam Disiplin ...................................................... 9

3. Fungsi Disiplin .................................................................... 10

4. Ciri-ciri Disiplin .................................................................. 11

5. Pengertian Belajar ............................................................... 12

6. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar .......................... 14

7. Pengembangan displin dalam belajar mengajar .................. 15

B. Bimbingan dan Konseling di Sekolah ...................................... 17

1. Pengertian bimbingan dan konseling .................................. 17

2. Tujuan bimbingan dan konseling ........................................ 21

3. Fungsi bimbingan dan konseling ........................................ 22

4. Asas-asas bimbingan dan konseling ................................... 25

Page 10: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

vi

5. Prinsip bimbingan dan konseling ........................................ 30

C. Kontribusi layanan dan kegiatan pendukung BK ..................... 33

1. Layanan bimbingan dan konseling ..................................... 33

2. Kegiatan pendukung bimbingan dan konseling .................. 36

D. Penelitian yang Relevan ........................................................... 38

E. Kerangka Berpikir .................................................................... 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 41

B. Metode Penelitian ....................................................................... 42

C. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................. 42

D. Instrumen Penelitian ................................................................... 43

E. Teknik Pengolahan Data ............................................................. 51

F. Teknik Analisis Data .................................................................. 52

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................ 54

1. Sejarah Singkat SMK Negeri 59 Jakarta ............................. 54

2. Identitas Sekolah .................................................................. 54

3. Visi dan Misi SMK Negeri 59 Jakarta ................................. 54

4. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa

SMK Negeri 59 Jakarta ....................................................... 55

5. Struktur dan mekanisme kerja bimbingan dan konseling .... 57

B. Deskripsi Hasil Penelitian ......................................................... 62

1. Data hasil wawancara .......................................................... 62

2. Data Hasil Angket ................................................................ 76

C. Analisis dan Interpretasi Data ................................................... 98

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................. 104

B. Saran ........................................................................................... 104

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Waktu Penelitian ................................................................. 43

Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Penelitian Siswa ..................................... 45

Tabel 3.3 Pedoman Wawancara Kepala SMKN 59 Jakarta................ 47

Tabel 3.4 Pedoman Wawancara Wakasekbid. kesiswaan................... 47

Tabel 3.5 Pedoman Wawancara Guru BP/BK .................................... 48

Tabel 3.6 Pedoman Wawancara Guru Piket ....................................... 50

Tabel 3.7 Pedoman Wawancara Wali Kelas ....................................... 51

Tabel 3.8 Pedoman Wawancara Staf Kesiswaan ................................ 51

Tabel 4.1 Data Guru SMK Negeri 59 Jakarta ..................................... 55

Tabel 4.2 Data Karyawan SMK Negeri 59 Jakarta ............................. 56

Tabel 4.3 Data Siswa SMK Negeri 59 Jakarta.................................... 57

Tabel 4.4 Guru BK mengadakan kegiatan bimbingan dan konseling

Di sekolah ........................................................................... 76

Tabel 4.5 Guru BK mengadakan layanan orientasi di sekolah ........... 77

Tabel 4.6 Guru BK menjelaskan tata tertib dan peraturan sekolah .... 78

Tabel 4.7 Guru BK menyampaikan materi BK di Sekolah................. 78

Tabel 4.8 Guru BK memberikan pelayanan di sekolah ...................... 79

Tabel 4.9 Warga sekolah terlibat dalam pelayanan BK ...................... 79

Tabel 4.10 Rutinitas guru BK memberikan layanan bimbingan ........... 80

Tabel 4.11 Banyaknya jumlah guru BK ............................................... 81

Tabel 4.12 Guru BK memberikan layanan BK kepada seluruh warga

sekolah ................................................................................ 81

Tabel 4.13 Guru BK membantu permasalahan siswa ........................... 82

Tabel 4.14 Guru BK membantu kemajuan belajar ............................... 83

Tabel 4.15 Guru BK mengembangkan kelompok belajar..................... 83

Tabel 4.16 Guru BK mengadakan konseling kelompok ....................... 84

Tabel 4.17 Guru BK mengadakan konferensi kasus ............................. 84

Page 12: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

viii

Tabel 4.18 Guru BK mengadakan kegiatan layanan penempatan dan

penyaluran ........................................................................... 85

Tabel 4.19 Guru BK memberikan informasi yang bermanfaat saat

belajar ................................................................................. 85

Tabel 4.20 Guru BK memberikan penjelasan cara memanfaatkan

waktu belajar yang baik ...................................................... 86

Tabel 4.21 Guru BK mengadakan tes IQ .............................................. 86

Tabel 4.22 Guru BK memfasilitasi kerjasama dalam PKL ................... 87

Tabel 4.23 Berpakaian rapi sesuai tata tertib ........................................ 87

Tabel 4.24 Memberikan surat keterangan ketika berhalangan hadir .... 88

Tabel 4.25 Membawa sesuatu yang tidak diperbolehkan sekolah ........ 88

Tabel 4.26 Makan di saat jam pelajaran berlangsung ........................... 89

Tabel 4.27 Keluar Sekolah tanpa ijin petugas piket.............................. 89

Tabel 4.28 Melaksanakan peraturan yang diberikan guru di kelas ....... 90

Tabel 4.29 Tidak keluar kelas saat jam pelajaran berlangsung............. 90

Tabel 4.30 Selalu datang tepat waktu ke sekolah ................................. 91

Tabel 4.31 Hadir di kelas sebelum kegiatan belajar dimulai ................ 91

Tabel 4.32 Memperhatikan guru saat menjelaskan materi pelajaran .... 92

Tabel 4.33 Aktif bertanya apabila ada materi yang tidak dimengerti ... 92

Tabel 4.34 Mengunjungi perpustakaan sekolah untuk membaca buku 93

Tabel 4.35 Tetap belajar meski guru berhalangan hadir ....................... 93

Tabel 4.36 Memanfaatkan waktu kosong untuk membaca buku .......... 94

Tabel 4.37 Memanfaatkan waktu luang dengan belajar bersama ........ 94

Tabel 4.38 Mengerjakan tugas yang diberikan guru di kelas ............... 95

Tabel 4.39 Mengikuti remedial mata pelajaran yang nilainya kurang

Memenuhi standar .............................................................. 95

Tabel 4.40 Mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan guru .......... 96

Tabel 4.41 Berbuat usil dalam kelas ..................................................... 96

Tabel 4.42 Memainkan hp saat jam pelajaran berlangsung .................. 97

Tabel 4.43 Mengobrol ketika guru menjelaskan ................................... 97

Tabel 4.44 Hasil analisis Data............................................................... 98

Page 13: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Struktur Organisasi SMK Negeri 59 Jakarta ....................... 58

Gambar 4.2 Mekanisme kerja Bimbingan dan konseling ....................... 59

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Bimbingan dan Konseling ................... 60

Page 14: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Skor Angket Penelitian

Lampiran 2 Hasil Wawancara

Lampiran 3 Angket Penelitian

Lampiran 4 Kerangka Program Bimbingan dan Konseling

Lampiran 5 Fungsi BK dalam Peminatan Peserta Didik

Lampiran 6 Rekapan Daftar Penertiban Siswa (Razia) 2013/2014

Lampiran 7 Daftar Hadir Pemanggilan Orang Tua

Lampiran 8 Laporan Kunjungan Rumah

Lampiran 9 Angka Kredit Pelanggaran dan Poin Penghargaan

Lampiran 10 Buku Catatan Kasus

Lampiran 11 Hubungan Kolaboratif Guru BK dan Guru Mata Pelajaran

Lampiran 12 Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 13 Surat Izin Penelitian

Lampiran 14 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Lampiran 15 Lembar Uji Referensi

Page 15: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perubahan dan tantangan yang terjadi di masyarakat saat ini

memberikan gambaran mengenai tuntutan terhadap perikehidupan manusia

dan potensi yang ada pada diri manusia. Individu dituntut untuk mampu

mengembangkan dan menyesuaikan diri terhadap masyarakat, dan untuk itu

memang manusia telah diperlengkapi dengan berbagai potensi, baik potensi

yang berkenaan dengan keindahan dan ketinggian derajat kemanusiaannya.1

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal sangat berperan penting

dalam meningkatkan berbagai potensi yang dimiliki individu dengan

mendidik individu untuk menghargai perbedaan dan persamaan antar sesama

manusia, memenuhi kebutuhan sosial, mematuhi aturan yang mengikat, dan

menghormati kehidupan beragama seseorang yang memungkinkannya untuk

memenuhi tuntutan masyarakat tersebut. Pemenuhan terhadap tuntutan

perkembangan masyarakat tentunya memerlukan pengembangan individu

warga masyarakat agar individu tersebut mampu menyesuaikan diri baik itu

di lingkungan pendidikan maupun di lingkungan masyarakat.

Pemenuhan terhadap tuntutan di masyarakat terhadap seorang individu

seringkali terjadi ketidaksesuaian dengan apa yang diharapkan dunia

pendidikan saat ini. Para siswa dituntut untuk mampu menyesuaikan diri

dengan nilai dan norma yang ada, membuat suatu rancangan di masa depan

agar bisa mencapai kesuksesan dalam keseluruhan proses belajar di sekolah

dan mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan yang mereka miliki

semaksimal mungkin. Akan tetapi fenomena yang terjadi berbeda dengan

kenyataan, banyak di antara para siswa yang tidak dapat menyesuaikan diri

dan memenuhi tuntutan-tuntutan tersebut.

1Prayitno & Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 2008), h. 25.

Page 16: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

2

Berbagai fenomena perilaku peserta didik dewasa ini seperti tawuran,

penyalahgunaan obat-obatan terlarang dan psikotropika, perilaku seksual

menyimpang, degradasi moral, pencapaian hasil belajar yang tidak

memuaskan, tidak lulus ujian, gagal UAN dan lain sebagainya, menunjukkan

bahwa tujuan pendidikan yang salah satu upaya pencapaiannya melalui proses

pembelajaran, belum sepenuhnya mampu menjawab atau memecahkan

berbagai persoalan tersebut di atas.2

Saat ini, Fenomena perilaku peserta didik yang menyimpang dan marak

terjadi yaitu tawuran, kasus tawuran yang belum lama ini terjadi yaitu

tawuran antar pelajar yang terjadi di kawasan Warung Jambu, Kota Bogor,

Jawa Barat. Polisi mengeluarkan tembakan peringatan untuk membubarkan

massa, Gerombolan pelajar yang naik truk diserang dari belakang saat

mobilnya terjebak lampu merah. Lalu mereka turun dan saling menyerang

balik, terjadilah bentrokan, beberapa dari mereka membawa senjata tajam.3

Kasus lainnya pun ada 36 siswa yang sampai dikeluarkan dari sekolah

wilayah Jakarta Selatan karena ikut tawuran dan membajak sebuah Kopaja

untuk merencanakan tawuran. Pelajar seharusnya lebih disiplin setelah pulang

sekolah langsung pulang kerumah tidak ikut andil dalam aksi tawuran yang

berbahaya. Tugas seorang pelajar seharusnya belajar dan mengerjakan tugas-

tugas yang telah diberikan di sekolah bukan ikut dalam aksi tawuran yang

tentunya merugikan diri mereka sendiri.

Kasus diatas merupakan berbagai masalah dalam dunia pendidikan

yang terjadi di luar sekolah sedangkan kasus yang terjadi di dalam sekolah

saat ini banyak siswa kurang disiplin dalam belajar seperti keluar kelas pada

saat jam pelajaran, keluar tanpa ijin, memainkan handphone saat belajar

merupakan salah satu contoh kurangnya kesadaran siswa dalam

menyesuaikan diri dalam proses pembelajaran di sekolah. Dalam kondisi

seperti itu, harusnya pihak sekolah memberikan bantuan dengan penerapan

2Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (Jakarta: Rajawali Pers,

2009), h.2 3http://news.detik.com/read/2014/02/28/134858/2511330/10/tawuran-pelajar-di-bogor-

polisi-keluarkan-tembakan-peringatan

Page 17: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

3

disiplin kepada para siswanya agar setiap siswa tersebut dapat menyesuaikan

diri secara baik agar terhindar dari perilaku-perilaku menyimpang.

Disiplin adalah adanya kesediaan untuk mematuhi peraturan-peraturan

yang berlaku. Kepatuhan bukan karena paksaan, tetapi kepatuhan atas dasar

kesadaran tentang nilai dan pentingnya mematuhi peraturan-peraturan itu.4

Kesediaan mematuhi aturan-aturan tersebut sudah seharusnya dilakukan para

siswa agar tidak terlibat perilaku menyimpang baik yang terjadi di luar

sekolah maupun di dalam sekolah. Para siswa seharusnya memiliki kesadaran

akan pentingnya mematuhi nilai dan norma baik yang berlaku di sekolah dan

di masyarakat.

Upaya memberikan bantuan kepada siswa agar mampu menyesuaikan

diri secara baik dapat diwujudkan dengan kontribusi layanan bimbingan dan

konseling. Pada dasarnya tujuan umum pelayanan bimbingan dan konseling

itu sendiri sejalan dengan tujuan pendidikan karena bimbingan dan konseling

merupakan bagian integral dari sistem pendidikan. Adapun tujuan pendidikan

nasional sebagaimana yang dijelaskan dalam Undang-Undang Republik

Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II

pasal 3 dijelaskan bahwa :

Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab.5

Pengembangan potensi peserta didik sudah menjadi tujuan dari

pendidikan nasional itu sendiri, karena pendidikan memegang prinsip terbuka

kesempatan untuk memperoleh pendidikan bagi setiap individu tanpa

memandang status sosial, ekonomi, budaya dan agama dalam

mengembangkan segala potensinya. Pada umumnya sekolah memberikan

bantuan kepada siswa dalam menghadapi masalah yang berhubungan dengan

perbedaan individu dengan pola pemikiran, sikap dan perilaku yang berbeda-

4H.M. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h.54.

5Dirjend Pendidikan Dasar dan Menengah, Undang-undang RI No 20 Tahun 2003,

Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Jakarta: tnp, 2003).

Page 18: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

4

beda secara individual dengan kontribusi layanan bimbingan dan konseling

yang ada di sekolah. Berbagai masalah individu yang berbeda terutama dalam

hal tingkah laku harus ditangani melalui layanan bimbingan dan konseling

dalam rangka pemenuhan kebutuhan dalam belajar. Kegiatan belajar itu

sendiri merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan di sekolah,

bimbingan dan konseling di sekolah seringkali dihadapkan pada persoalan-

persoalan mengenai kurangnya disiplin siswa terutama dalam hal belajar.

Untuk itu diperlukan tenaga pendidik yang kompeten di bidang bimbingan

dan konseling untuk membina siswa agar lebih disiplin baik itu di sekolah

maupun di luar sekolah.

Peran bimbingan dan konseling itu sendiri sangat penting terutama

dalam meningkatkan mutu pendidikan, bagaimana bimbingan dan konseling

itu sendiri dapat membangun manusia seutuhnya dari berbagai aspek potensi

yang ada pada dalam diri peserta didik. Dengan adanya bimbingan dan

konseling maka seluruh aspek potensi yang ada pada dalam diri peserta didik

dapat dikembangkan, baik itu aspek akademik, pribadi, sosial, kematangan

intelektual dan sistem nilai. Tenaga pendidik bimbingan dan konseling sendiri

bertugas membimbing, mengajar dan/atau melatih pekerjaan bimbingan di

sekolah yang merupakan salah satu tugas dari tenaga pendidik. Dengan kata

lain, tugas pendidik salah satu di antaranya adalah membimbing agar peserta

didik dapat mengembangkan segala potensinya.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 194 dijelaskan

bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi

peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,

pendidikan dasar, dan pendidikan menengah

Hal tersebut menyatakan bahwa pelayanan bimbingan dan konseling di

sekolah telah diterima dan menjadi suatu pekerjaan yang harus diemban oleh

guru BK sebagai tenaga pendidik di sekolah. Dengan pelayanan bimbingan

dan konseling pula peserta didik dapat dibantu untuk mengembangkan

Page 19: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

5

seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin, sehingga

ia dapat mengatasi kesulitannya dalam permasalahan belajar dan senantiasa

mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang positif. Hal tersebut dapat

dijadikan acuan dalam meningkatkan kesadaran siswa dalam menerapkan

disiplin belajar agar lebih mudah terwujud.

Dengan demikian disiplin dapat dijadikan tolok ukur untuk

meningkatkan kemampuan siswa dengan penerapan aturan moral dan prinsip

dalam mematuhi segala aturan yang berlaku baik tertulis maupun tidak

tertulis dalam tata kehidupan.Disiplin juga dapat membantu siswa untuk

membentuk kemampuan dan pola pikir dalam hidupnya.

Berkaitan dengan disiplin belajar siswa tersebut, berdasarkan

pengamatan yang penulis sudah lakukan, secara umum disiplin belajar di

SMKN 59 Jakarta sudah cukup baik, hanya saja ada beberapa siswa di

sekolah tersebut yang kurang memiliki kesadaran dalam disiplin belajar

seperti, siswa sering ke kantin saat jam pelajaran berlangsung, keluar sekolah

saat ada jam belajar, merokok di area sekolah, memainkan handphone saat

guru sedang mengajar, bermain laptop dan tidak menyimak guru mengajar,

mengumpulkan tugas tidak tepat waktu bahkan tidak mengumpulkan.

Untuk mengatasi permasalahan disiplin belajar siswa di SMKN 59

Jakarta, bentuk kontribusi layanan bimbingan dan konseling dalam

meningkatkan disiplin belajar siswa yang ada di sekolah tersebut yaitu

dengan menggunakanempat aspek layanan berupa layanan dasar, layanan

responsif, layanan perencanaan individual serta dukungan sistem yang di

dalamnya terdapat pelayanan bimbingan pribadi dan konseling kepada siswa

yang bermasalah, melakukan kunjungan rumah, serta penerapan buku poin

penghargaan dan pelanggaran siswa. Dalam hal ini BK bekerjasama dengan

seluruh stakeholder sekolah dan orang tua siswa.

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka penulis tertarik

untuk meneliti lebih lanjut bimbingan dan konseling sebagai karya ilmiah

dengan judul “KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN

Page 20: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

6

KONSELING DALAM MEMBINA DISIPLIN BELAJAR SISWA DI

SMKN 59 JAKARTA”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat diidentifikasi

masalah-masalah yang relevan dengan penelitian ini, yaitu:

1. Kurang seimbangnya guru BK dengan banyaknya siswa.

2. Kurangnya koordinasi antara pihak sekolah dengan orangtua dalam

membina disiplin siswa.

3. Rendahnya kesadaran siswa ikut serta dalam proses pembelajaran ketika

guru menjelaskan.

4. Rendahnya tingkat disiplin belajar siswa untuk tetap belajar ketika guru

berhalangan hadir.

5. Banyaknya siswa yang telat mengumpulkan tugas.

6. Siswa ke kantin dan keluar sekolah saat jam pelajaran berlangsung

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, penulis membatasi masalah

penelitian pada “Kontribusi layanan bimbingan dan konseling dalam

membina disiplin belajar siswa di SMKN 59 Jakarta”

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah diuraikan sebelumnya,

maka masalah yang dapat penulis rumuskan yaitu: “Bagaimana kontribusi

layanan bimbingan dan konseling dalam membina disiplin belajar siswa di

SMKN 59 Jakarta?”

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui tingkat kedisiplinan siswa di SMKN 59 Jakarta Tahun

Ajaran 2014/2015.

Page 21: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

7

2. Untuk mengetahui kontribusi bimbingan dan konseling dalam

meningkatkan disiplin belajar siswa di SMKN 59 Jakarta.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan

pengetahuan mengenai kontribusi layanan bimbingan dan konseling

dalam membina disiplin belajar siswa.

2. Bagi SMKN 59 Jakarta, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan

sebagai bahan informasi dan perbaikan bagi sekolah dalam menerapkan

disiplin belajar siswa berupa pengambilan keputusan yang tepat berkaitan

dengan layanan bimbingan dan konseling yang tepat dalam membina

disiplin siswa di sekolah. Penerapan kedisiplinan siswa dapat dijadikan

acuan bagi kepala sekolah untuk meningkatkan mutu dan prestasi

sekolah.

3. Bagi guru bimbingan dan konseling, hasil penelitian ini dapat

memudahkan guru BK untuk mengembangkan kontribusi layanan

bimbingan konseling dalam rangka meningkatkan disiplin siswa.

Page 22: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

8

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Disiplin Belajar Siswa

1. Pengertian Disiplin

Istilah disiplin berasal dari bahasa Latin “Disciplina” yang

menunjuk kepada kegiatan belajar dan mengajar. Istilah tersebut sangat

dekat dengan istilah dalam bahasa Inggris “Disciple” yang berarti

mengikuti orang untuk belajar di bawah pengawasan seorang pemimpin.

Dalam kegiatan belajar tersebut, bawahan dilatih untuk patuh dan taat pada

peraturan-peraturan, yang dibuat oleh pemimpin.1

Menurut H.M. Alisuf Sabri, disiplin yaitu adanya kesediaan untuk

mematuhi ketentuan atau peraturan-peraturan yang berlaku. Kepatuhan

disini bukanlah karena paksaan, tetapi kepatuhan atas kesadaran tentang

nilai dan pentingnya mematuhi peraturan-peraturan itu.2

Menurut Chester Harris disiplin didefinisikan sebagai berikut :

“Dicipline refers fundamentally to the principle that each organism

learns in some degree to control it self so as to conform to the forces

around it with which it has experiences”.

Definisi tersebut mengandung makna tertentu yang berisi ide. Ada

beberapa unsur pengertian di dalam definisi di atas :

1. Berisi moral yang mengatur tata kehidupan.

2. Pengembangan ego dengan segala masalah intrinsik yang

mengharuskan orang untuk menentukan pilihan.

3. Pertumbuhan kekuatan untuk memberi jawaban terhadap setiap aturan

yang disampaikan

1 Tulus Tu’u, Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa, (Jakarta: PT.Gramedia

Widiasarana Indonesia, 2004). h. 30-31. 2 H.M. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005).h.

54.

Page 23: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

9

4. Penerimaan autoritas eksternal yang membantu seseorang untuk

membentuk kemampuan dan keterbatasan hidup.3

Dari keseluruhan pemaparan mengenai disiplin dapat disimpulkan

bahwa disiplin yaitu berupa aturan moral dan prinsip untuk mematuhi

segala aturan yang berlaku baik tertulis maupun tidak tertulis dalam tata

kehidupan demi menciptakan kondisi yang tertib dan teratur.

2. Macam-Macam Disiplin

Menurut Conny R. Semiawan, disiplin dapat terbagi dalam tiga

macam, diantaranya, meliputi disiplin dalam waktu, belajar, dan bertata

krama.4

a. Disiplin dalam waktu

Kedisiplinan dalam hal ini berarti siswa harus belajar untuk

terbiasa dalam mengatur waktu dalam kehidupan sehari-hari. Peraturan

waktu ini bisa bermula dari perbuatan kecil seperti, datang tepat waktu ke

sekolah, tidak membolos, dan lain-lain.

b. Disiplin dalam belajar

Siswa yang mempunyai kedisiplinan dalam belajar adalah siswa

yang mempunyai jadwal serta motivasi belajar di sekolah dan rumah.

Seperti dalam mengerjakan tugas dari guru dan membaca pelajaran.

c. Disiplin dalam bertata krama

Adapun maksud dari disiplin dalam bertata krama adalah disiplin

yang berkaitan dengan sopan santun, akhlak atau etika siswa, baik kepada

guru, teman, dan lingkungan.

Berdasarkan beberapa macam disiplin diatas, dapat disimpulkan

bahwa disiplin bermula dari hal-hal kecil seperti memanfaatkan waktu

dengan baik, kemudian disiplin dengan memiliki jadwal untuk

mengerjakan segala tugas belajar baik itu di sekolah maupun dirumah,

3 Piet Sahertian, Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, (Surabaya: Usaha

Nasional, 1994). h. 123-124. 4 Conny R. Semiawan, Penerapan Pembelajaran Pada Anak, (Jakarta: PT. Index, 2008).

h. 93.

Page 24: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

10

serta disiplin dalam bertata krama dengan seluruh warga sekolah. Disiplin

membantu anak untuk menyadari apa yang diharapkan oleh lingkungannya

dan bagaimana mencapai apa yang diharapkan orang lain dari dirinya.

3. Fungsi Disiplin

Berikut ini merupakan fungsi disiplin menurut Tulus Tu’u yaitu:

a. Menata kehidupan bersama, disiplin berguna untuk menyadarkan

seseorang bahwa dirinya perlu menghargai orang lain dengan cara

menaati dan mematuhi peraturan yang berlaku. Ketaatan dan

kepatuhan itu membatasi dirinya merugikan pihak lain, tetapi

hubungan dengan sesama menjadi baik dan lancar.

b. Membangun kepribadian, pertumbuhan kepribadian seseorang

biasanya dipengaruhi oleh faktor lingkungan keluarga, lingkungan

pergaulan, lingkungan masyarakat, lingkungan sekolah. Disiplin yang

diterapkan di masing-masing lingkungan tersebut memberi dampak

bagi pertumbuhan kepribadian yang baik. Oleh karena itu, dengan

disiplin, seseorang dibiasakan mengikuti, mematuhi, menaati aturan-

aturan yang berlaku. Kebiasaan itu, lama-kelamaan masuk ke dalam

dirinya sehingga akhirnya menjadi milik kepribadiannya.

c. Melatih kepribadian, sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik

dan berdisiplin tidak terbentuk serta-merta dalam waktu singkat.

Namun, terbentuk melalui satu proses yang membutuhkan waktu

panjang. Salah satu proses untuk membentuk kepribadian tersebut

dilakukan melalui latihan.

d. Pemaksaan, faktor yang mendorong terbentuknya kedisiplinan yaitu

dorongan dari dalam (terdiri dari pengalaman, kesadaran, dan

kemauan untuk berbuat disiplin) dan dorongan dari luar (perintah,

larangan, pengawasan, pujian, ancaman, ganjaran). Disiplin dapat pula

terjadi karena adanya pemaksaan dan tekanan dari luar. Dikatakan

terpaksa, karena melakukannya bukan berdasarkan kesadaran diri,

melainkan karena rasa takut dan ancaman sanksi disiplin.

Page 25: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

11

e. Hukuman, ancaman sanksi/hukuman sangat penting karena dapat

memberi dorongan dan kekuatan bagi siswa untuk menaati dan

mematuhinya, tanpa ancaman hukuman/sanksi, dorongan ketaatan dan

kepatuhan dapat diperlemah. Sanksi itu diharapkan mempunyai nilai

pendidikan. Artinya, siswa menyadari bahwa perbuatan yang salah

akan membawa akibat yang tidak menyenangkan dan harus

ditanggung olehnya.

f. Menciptakan lingkungan kondusif, disiplin sekolah berfungsi

mendukung terlaksananya proses dan kegiatan pendidikan agar

berjalan lancar. Hal itu dicapai dengan merancang peraturan sekolah,

yakni peraturan bagi guru-guru, dan bagi para siswa, serta peraturan-

peraturan lain yang dianggap perlu. Kemudian di implementasikan

secara konsisten dan konsekuen. Dengan demikian sekolah menjadi

lingkungan pendidikan yang aman, tenang, tenteram, tertib dan

teratur.5

4. Ciri-Ciri Disiplin

Menurut Oteng Sutisna, “suatu syarat mutlak bagi disiplin positif

ialah mengkomunikasikan syarat-syarat pekerjaan dan peraturan-peraturan

kepada seluruh anggota. Setiap orang harus mengetahui apa yang

diharapkan oleh manajemen dan atasan langsungnya dari dirinya. Standar

perbuatan yang diharapkan itu biasanya meliputi hal-hal seperti kehadiran

yang baik, pemberitahuan bila tak hadir yang bisa dibenarkan, ketepatan

dalam waktu, kerja sama dengan atasan dan kawan sekerja, standar-standar

sopan santun dan kesusilaan.”6

Adapun ciri-ciri kedisiplinan yang ada di sekolah, sebagai berikut:

a. Patuh pada peraturan sekolah.

b. Teratur dalam kelas

c. Harus tiba pada waktu yang telah ditetapkan

5 Tulus Tu’u, Op. Cit, h. 38-43.

6 Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan (dasar teoritis untuk praktik profesional),

(Bandung: Angkasa, 1993), h.111.

Page 26: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

12

d. Melaksanakan tugas yaitu belajar

e. Mengerjakan pekerjaan rumah

f. Tidak membuat onar dikelas7

Disiplin di sekolah apabila dikembangkan dan diterapkan dengan

baik akan berdampak baik bagi sikap dan perilaku siswa. Dengan adanya

disiplin di sekolah diharapkan dapat menciptakan suasana sekolah yang

aman, tertib dan kondusif. Apabila disiplin diri pada siswa telah melekat

maka dengan kesadaran dirinya siswa akan berhasil dalam belajar.

5. Pengertian Belajar

Secara umum, belajar dapat dimaknai dengan suatu proses bagi

seseorang untuk memperoleh kecakapan, keterampilan, dan sikap. Dalam

perspektif psikologi pendidikan, belajar didefinisikan sebagai suatu

perubahan tingkah laku dalam diri seseorang yang relatif menetap sebagai

hasil dari sebuah pengalaman. Bahkan, Gagne pun mendefinisikan belajar

sebagai suatu proses dimana organisma berubah perilakunya yang

diakibatkan oleh pengalaman.

Belajar dianggap sebagai proses perubahan perilaku sebagai akibat

dari pengalaman dan latihan. Bagi Hilgard, belajar itu adalah proses

perubahan melalui kegiatan atau prosedur latihan di dalam laboratorium

maupun lingkungan alamiah.8

Thorndike, salah seorang pendiri aliran teori belajar tingkah laku,

mengemukakan teorinya bahwa belajar adalah proses interaksi antara

stimulus (yang mungkin berupa pikiran, perasaan, atau gerakan) dan

respons (yang juga bisa berupa pikiran, perasaan atau gerakan). Jelasnya,

menurut Thorndike, perubahan tingkah laku dapat berwujud sesuatu yang

konkret (dapat diamati), atau yang nonkonkret (tidak bisa diamati).9

7 Emile Durkheim, Pendidikan Moral: Suatu Studi Teori dan Aplikasi Sosiologi

Pendidikan, (Jakarta: Erlangga, 1990), h.106. 8 Zurinal & Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan: Pengantar & Dasar-Dasar Pelaksanaan

Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 117. 9 Hamzah B. Uno, Teori motivasi & Pengukurannya, (Jakarta: PT. Bumi Aksara), h. 11.

Page 27: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

13

Belajar sebagai suatu kegiatan dapat didefinisikan ciri-ciri

kegiatannya sebagai berikut:

a. Belajar adalah aktivitas yang menghasilkan perubahan pada diri

individu yang belajar (dalam arti perubahan tingkah laku) baik actual

maupun potensial.

b. Perubahan itu pada dasarnya adalah didapatkannya kemampuan baru

yang berlaku dalam waktu yang relatif lama.

c. Perubahan itu terjadi karena adanya usaha (dengan sengaja).10

Menurut Sumadi Suryabrata, belajar itu di definisikan dengan hal-

hal pokok sebagai berikut:

a. Bahwa belajar itu membawa perubahan (dalam arti behavioral

changes, aktual maupun potensial)

b. Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan

baru.

c. Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha (dengan sengaja).11

Secara singkat dari berbagai pandangan mengenai definisi belajar

yang ada, dapat dirangkumkan bahwa yang dimaksud dengan perubahan

dalam konteks belajar itu dapat bersifat fungsional atau struktural,

material dan behavioral, serta keseluruhan pribadi. Secara serba singkat

dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Belajar merupakan perubahan fungsional. Pendapat ini dikemukakan

oleh penganut paham teori daya yang lebih luas lagi termasuk ke

dalam paham Nativisme. Dalam konteks ini, belajar berarti melatih

daya (mengasah otak) agar ia tajam sehingga ia berguna, untuk

menyayat atau memecah persoalan-persoalan ataupun dalam hidup ini.

2. Belajar merupakan perkayaan materi pengetahuan (material dan atau

perkayaan pola-pola sambutan (response) perilaku baru (behavior).

Pendapat ini dikemukakan oleh para penganut paham Ilmu Jiwa

10

M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional, (Jakarta:

Pedoman Ilmu Jaya, 2007), h.56. 11

Sumadi Suryabrata, Psikologi pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010).

h. 232.

Page 28: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

14

Asosiasi yang lebih jauh lagi paham empirisme. Oleh karena itu,

dalam konteks ini belajar dapat diartikan sebagai suatu proses

pengisian jiwa dengan pengetahuan dan pengalaman yang sebanyak-

banyaknya dengan melalui hafalam (memorizing).

3. Belajar merupakan perubahan perilaku dan pribadi secara

keseluruhan. Pendapat ini dikemukakan oleh para penganut Ilmu Jiwa

Gestalt, yang lebih jauh lagi bersumber pada paham organismic

psychology. Dalam konteks teori ini, belajar bukan hanya bersifat

mekanis dalam kaitan stimulus response (S-R bond), melainkan

perilaku organism sebagai totalitas yang bertujuan.12

Berdasarkan pengertian belajar di atas, penulis menyimpulkan

belajar merupakan perubahan tingkah laku, sikap, kemampuan, dan

keterampilan individu secara keseluruhan yang diakibatkan oleh

pengalaman dan latihan.

6. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa

dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni:

a. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi

jasmani dan rohani siswa;

b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di

sekitar siswa;

c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya

belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa

untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.13

Sedangkan menurut Alisuf Sabri, faktor yang mempengaruhi

proses dan hasil belajar siswa di sekolah yang secara garis besarnya dapat

dibagi dalam dua bagian yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor

12

Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi Pendidikan Perangkat Sistem Pengajaran

Modul, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), h. 159-160 13

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), h.

129.

Page 29: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

15

internal terdiri dari faktor fisiologis dan faktor psikologis, sedangkan

faktor eksternal terdiri dari faktor lingkungan dan faktor instrumental.

a. Faktor lingkungan

Faktor lingkungan siswa dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu

faktor lingkungan alam (non sosial) dan faktor lingkungan sosial.

Yang termasuk faktor lingkungan alam (non sosial) ialah

seperti: keadaan suhu, kelembaban udara, waktu, letak gedung

sekolah, dsb. Sedangkan yang termasuk faktor lingkungan sosial baik

berwujud manusia dan representasinya termasuk budayanya akan

mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa.

b. Faktor instrumental

Faktor instrumental ini terdiri dari gedung/sarana fisik kelas,

sarana/alat pengajaran, media pengajaran, guru dan kurikulum/materi

pengajaran serta strategi belajar mengajar yang digunakan akan

mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa.

c. Faktor internal siswa

Faktor internal terdiri dari faktor fisiologis dan faktor

psikologis.Faktor kondisi fisiologis siswa terdiri dari kondisi

kesehatan dan kebugaran fisik dan kondisi panca inderanya terutama

penglihatan dan pendengaran.

Adapun faktor psikologis yang akan mempengaruhi

keberhasilan belajar siswa adalah faktor: minat, bakat, intelegensi,

motivasi dan kemampuan-kemampuan kognitif seperti: kemampuan

persepsi, ingatan, berpikir, dan kemampuan dasar pengetahuan (bahan

appersepsi) yang dimiliki siswa.14

7. Pengembangan Disiplin dalam Belajar Mengajar

Secara etimologis disiplin berarti to learn (belajar).Jadi

pengembangan konsep disiplin melalui belajar mengajar dimaksudkan

14

M. Alisuf Sabri, Op. Cit, h. 59-60

Page 30: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

16

bahwa melalui belajar mengajar anak dapat mengembangkan disiplin diri

sendiri.

Dalam bukunya Pedagogy of apprised, Paule Preire mengungkapkan

sikap pendidik dalam menciptakan komunikasi semu dan komunikasi

kreatif.

Komunikasi semu akan timbul atas dasar paksaan. Hal itu nampak

dalam situasi mengajar sebagai berikut:

a. Guru mengajar siswa belajar

b. Guru mengetahui segala-galanya dan siswa tidak mengetahui apa-apa

c. Guru berpikir siswa yang dipikirkan

d. Guru berbicara dan siswa mendengarkan dengan setia.

e. Guru memilih dan memaksakan pilihannya siswa menurut serta

menyesuaikan dirinya dengan pilihan guru

f. Guru mendisiplinkan dan siswa didisiplinkan

g. Guru berinteraksi dan murid menyangka telah berinteraksi bila dia

meniru aksi guru

h. Guru memilih isi program dan siswa yang tidak diminta pertimbangan

menyesuaikan dirinya

i. Guru mencampuradukkan otoritas ilmu pengetahuan dengan

kebebasan siswa

j. Guru merupakan subyek dan si terdidik merupakan obyek

Sebaliknya dijelaskan pula bahwa komunikasi yang kreatif dan

disiplin yang timbul dari komunikasi dialogis.

Wujud komunikasi dialogis itu sebagai berikut:

a. Guru belajar dari siswa dan siswa belajar dari guru

b. Guru menjadi partner atau rekan bagi siswa yang melibatkan diri serta

merangsang daya kritis; kreatif serta selektivitas siswa. Ini yang

disebut proses saling memanusiawikan.

c. Manusia dapat mengembangkan dirinya dan kemampuannya untuk

mengerti secara kritis mengenai dirinya sendiri dan dunianya.

Page 31: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

17

Cara ini selalu menyimakkan rahasia realitas yang menentang

manusia dan kemudian menuntut sesuatu terhadap tantangan tersebut.

Respon tersebut membawa manusia dedikasi yang seutuhnya.

Jadi dari uraian di atas dapat terlihat bahwa disiplin tidaklah

sekedar tata aturan belaka, tetapi maknanya menyentuh hakekat

kemanusiaan. Oleh karena itu konsep dasar bagi disiplin adalah

mengungkap penyedaran diri sebagai pribadi yang utuh yang sadar akan

hidup bersama itu harus ada normanya.

Implikasi dari dasar penilaian ini maka semua tata tertib sebaiknya

tidak diterima saja tetapi harus mengerti mengapa harus demikian.15

Pengembangan disiplin dalam belajar mengajar lebih menekankan

pada kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh anak sehingga mereka

dapat mengembangkan disiplin diri sendiri.

B. Bimbingan dan Konseling di Sekolah

1. Pengertian Bimbingan dan Konseling

Bimbingan merupakan terjemahan dari guidance yang di dalamnya

terkandung beberapa makna. Sertzer dan Stone (1966:3) mengemukakan

bahwa guidance berasal dari kata guide yang meempunyai arti to direct,

pilot, manager, or steer, artinya: menunjukkan mengarahkan, menentukan,

mengatur, atau mengemudikan. (Victoria Neufeldt, Ed., 1988:599).16

Rochman Natawidjaja (1987:37) mengartikan bimbingan sebagai

suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara

berkesinambungan supaya individu tersebut dapat memahami dirinya,

sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara

wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga,

masyarakat, dan kehidupan umumnya.17

15

Piet A. Sahertian, Op. Cit, h. 128-129. 16

Anas Salahudin, Bimbingan & Konseling, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2010), h. 13. 17

Syamsu Yusuf & Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, (Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya, 2006), h.6.

Page 32: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

18

Bimbingan adalah memberikan informasi dengan cara menyajikan

pengetahuan yang dapat digunakan untuk mengambil suatu keputusan,

atau memberitahukan sesuatu sambil memberikan nasihat, atau

mengarahkan, menuntun ke suatu tujuan.18

Bimbingan ialah suatu proses pemberian bantuan yang terus-

menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar

tercapai kemandirian dalam pemahaman diri dan perwujudan diri, dalam

mencapai tingkat perkembangan, yang optimal dan penyesuaian diri

dengan lingkungannya. (Moh.Surya, 1988:12).19

Bimbingan sebagai proses layanan yang diberikan kepada individu-

individu guna membantu mereka memperoleh pengetahuan dan

keterampilan-keterampilan yang diperlukan dalam membuat pilihan-

pilihan, rencana-rencana, dan interpretasi-interpretasi yang diperlukan

untuk menyesuaikan diri yang baik. (Smith, dalam McDaniel, 1959)20

Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada

individu atau sekumpulan individu untuk menghindari atau mengatasi

kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya sehingga individu itu dapat

mencapai kesejahteraan hidupnya.21

Bertolak dari definisi bimbingan di atas, penulis menyimpulkan

bimbingan adalah suatu bantuan yang diberikan konselor kepada klien

dalam rangka membantu menyelesaikan masalah, membantu dalam

memperoleh pengetahuan agar lebih terampil demi tercapainya

kesejahteraan hidup.

Sedangkan kata “counseling” berasal dari kata “to counsel” yang

artinya memberikan anjuran atau nasihat kepada seseorang secara bertatap

muka (face to face).Jadi counseling berarti pemberian nasihat kepada

seseorang (yang dibimbing tersebut) secara individual dengan secara face

18

Abu Bakar Baraja, Psikologi Konseling, (Jakarta: Studia Press, 2007), h. 11. 19

Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di

Sekolah, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2008). h.37. 20

Prayitno & Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: PT.Rineka

Cipta, 2008), h. 94. 21

Bimo Walgito, Bimbingan & Konseling, (Yogyakarta: Andi Offset, 2010), h. 7.

Page 33: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

19

to face.Counseling/Konseling ini dikenal sebagai suatu cara dalam

memberikan bimbingan.

Sedangkan istilah konseling yang diadopsi dari bahasa Inggris

“counseling” di dalam kamus artinya dikaitkan dengan kata “counsel”

memiliki beberapa arti, yaitu nasihat (to obtain counsel), anjuran (to give

counsel), dan pembicaraan ( to take counsel), berdasarkan arti di atas,

konseling secara etimologis berarti pemberian nasihat, anjuran, dan

pembicaraan dengan bertukar pikiran.22

Konseling merupakan bantuan yang diberikan kepada individu

untuk memecahkan masalah kehidupannya dengan wawancara dan dengan

cara yang sesuai dengan keadaan yang dihadapi individu untuk mencapai

kesejahteraan hidupnya.23

Robinson (M. Surya dan Rochman N., 1986:25) mengartikan

konseling adalah “semua bentuk hubungan antara dua orang, di mana yang

seorang, yaitu klien dibantu untuk lebih mampu menyesuaikan diri secara

efektif terhadap dirinya sendiri dan lingkungannya.”24

Selanjutnya Rochman Natawidjaja mendefinisikan bahwa:

Konseling merupakan satu jenis layanan yang merupakan bagian terpadu

dari bimbingan. Konseling dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik

antara dua individu, di mana yang seorang (yaitu konselor) berusaha

membantu yang lain (yaitu klien) untuk mencapai pengertian tentang

dirinya sendiri dalam hubungan dengan masalah-masalah yang

dihadapinya pada waktu yang akan datang. (Rochman Natawidjaja,

1987:32).25

Berdasarkan pengertian konseling tersebut, dapat dipahami, bahwa

konseling adalah usaha membantu konseli/klien secara tatap muka dengan

tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap

22

Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (Jakarta: RajaGrafindo

Persada, 2007), h. 21-22. 23

Bimo Walgito, Op. Cit, h. 8. 24

Syamsu Yusuf & Juntika Nurihsan, Op. Cit, h.7. 25

Dewa Ketut Sukardi, Op.Cit. h.38.

Page 34: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

20

berbagai persoalan atau masalah khusus. Dengan kata lain teratasinya

masalah yang dihadapi oleh konseli/klien.

Dari keseluruhan pemaparan pengertian konseling, penulis

menyimpulkan, konseling adalah usaha membantu pemecahan masalah

klien secara bertatap muka agar masalah yang dihadapi dapat

terselesaikan.

Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber

pada kehidupan manusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia sering

menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti dalam

kehidupannya.Persoalan yang satu dapat diatasi, timbul persoalan lain.

Persoalan lain dapat diatasi timbul pula persoalan lain; demikian

seterusnya.26

Bimbingan dan konseling dapat diartikan sebagai seperangkat

program pelayanan bantuan yang dilakukan melalui kegiatan perorangan

dan kelompok untuk membantu peserta didik melaksanakan kehidupan

sehari-hari secara mandiri dan berkembang secara optimal, serta

membantu peserta didik mengatasi masalah yang dialaminya.27

Dari pengertian bimbingan dan konseling yang dikemukakan oleh

para ahli di atas, dapat dinyatakan bahwa bimbingan dan konseling adalah

suatu proses pemberian bantuan kepada individu secara berkelanjutan dan

sistematis, yang dilakukan oleh seseorang yang telah mendapat latihan

khusus untuk itu, dengan tujuan agar individu dapat memahami dirinya,

lingkungannya, serta dapat mengarahkan diri dan menyesuaikan diri

dengan lingkungan untuk mengembangkan potensi dirinya secara optimal

untuk kesejahteraan dirinya dan kesejahteraan masyarakat.

Dari keseluruhan pengertian bimbingan dan konseling, penulis

menyimpulkan bimbingan konseling adalah suatu pemberian bantuan

kepada individu secara terus menerus dan sisstematis dengan suatu

penyelesaian masalah sesuai keadaan klien demi mencapai kesejahteraan.

26

Anas Salahudin, Op. Cit, h. 18. 27

Aip Badrujaman, Teori dan Aplikasi Evaluasi Program Bimbingan Konseling, (Jakarta:

PT.Indeks, 2011). h. 28.

Page 35: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

21

2. Tujuan Bimbingan dan Konseling

Tujuan umum pelayanan bimbingan dan konseling pada dasarnya

sejalan dengan tujuan pendidikan itu sendiri karena bimbingan dan

konseling merupakan bagian integral dari sistem pendidikan. Adapun

tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang dijelaskan dalam Undang-

Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Bab II pasal 3 dijelaskan bahwa :

Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis

serta bertanggung jawab.28

Adapun tujuan khusus bimbingan dan konseling merupakan

penjabaran tujuan umum tersebut yang dikaitkan secara langsung dengan

permasalahan yang dialami oleh individu yang bersangkutan, sesuai

dengan kompleksitas permasalahannya itu. Masalah-masalah inidividu

bermacam ragam jenis, intensitas, dan sangkut-pautnya, serta masing-

masing bersifat unik. Oleh karena itu tujuan khusus bimbingan dan

konseling untuk masing-masing individu bersifat unik pula. Tujuan

bimbingan dan konseling untuk seorang individu berbeda dari (dan tidak

boleh disamakan dengan) tujuan bimbingan dan konseling untuk individu

lainnya.29

Tujuan khusus bimbingan dan konseling di sekolah, diuraikan

H.M. Umar, dkk., (1998:20-21) sebagai berikut:

a. Membantu siswa-siswa untuk mengembangkan pemahaman diri

sesuai dengan kecakapan, minat, pribadi, hasil belajar, serta

kesempatan yang ada.

b. Membantu siswa-siswa untuk mengembangkan motif-motif dalam

belajar, sehingga tercapai kemajuan pengajaran yang berarti.

28

Dirjend Pendidikan Dasar dan Menengah ,Undang-undang RI No 20 Tahun 2003,

Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Jakarta: tnp, 2003). 29

Prayitno & Erman Amti, Op. Cit, h. 114.

Page 36: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

22

c. Memberikan dorongan di dalam pengarahan diri, pemecahan masalah,

pengambilan keputusan, dan keterlibatan diri dalam proses

pendidikan.

d. Membantu siswa-siswa untuk memperoleh kepuasan pribadi dalam

penyesuaian diri secara maksimum terhadap masyarakat.

e. Membantu siswa-siswa untuk hidup di dalam kehidupan yang

seimbang dalam berbagai aspek fisik, mental, dan sosial.30

Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, mereka harus mendapatkan

kesempatan untuk:

a. Mengenal dan memahami potensi, kekuatan, dan tugas-tugasnya,

b. Mengenal dan memahami potensi-potensi yang ada di lingkungannya,

c. Mengenal dan memahami tujuan dan rencana hidupnya serta rencana

pencapaian tujuan tersebut,

d. Memahami dan mengatasi kesulitan-kesulitan sendiri,

e. Menggunakan kemampuannya untuk kepentingan dirinya,

kepentingan lembaga tempat bekerja dan masyarakat.31

Berdasarkan keseluruhan tujuan bimbingan dan konseling tersebut,

penulis menyimpulkan tujuan bimbingan konseling adalah untuk

membantu individu dalam membuat pilihan secara komprehensif di

situasi-situasi tertentu demi perkembangan pribadi siswa.

3. Fungsi Bimbingan dan konseling

Uman Suherman (2008) menyatakan bahwa dasar pemikiran

penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah/madrasah, bukan

semata-mata terletak pada ada atau tidak adanya landasan hukum

(perundang-undangan) atau ketentuan dari atas, namun yang lebih penting

adalah menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik, yang selanjutnya

disebut konseli, agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau

30

Anas Salahudin, Op. Cit, h. 22-23. 31

Anak Agung Ngurah Adhiputra, Bimbingan dan Konseling, (Yogyakarta: Graha Ilmu,

2013). h.13-14.

Page 37: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

23

mencapai tugas-tugas perkembangannya (menyangkut aspek fisik, emosi,

intelektual, sosial, dan moral-spiritual).32

Fungsi bimbingan dan konseling ditinjau dari kegunaan atau

manfaat atau manfaat, ataupun keuntungan-keuntungan apa yang diperoleh

melalui pelayanan dapat dikelompokkan menjadi lima fungsi pokok, yaitu:

a. Fungsi pemahaman

Yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan

pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan

kepentingan pengembangan peserta didik, pemahaman itu meliputi:

1. Pemahaman tentang diri peserta didik, terutama oleh peserta didik

sendiri, orang tua, guru pada umumnya, dan Guru Pembimbing.

2. Pemahaman tentang lingkungan peserta didik (termasuk di

dalamnya lingkungan keluarga dan sekolah), terutama oleh

peserta didik sendiri, orang tua, guru pada umumnya, dan Guru

Pembimbing.

3. Pemahaman tentang lingkungan “yang lebih luas” (termasuk di

dalamnya informasi pendidikan, informasi jabatan/pekerjaan, dan

informasi sosial dan budaya/nilai-nilai), terutama oleh peserta

didik.33

b. Fungsi Pencegahan

Bagi konselor profesional yang misi tugasnya dipenuhi dengan

perjuangan untuk menyingkirkan berbagai hambatan yang dapat

menghalangi perkembangan individu, upaya pencegahan tidak sekadar

merupakan ide yang bagus, tetapi adalah suatu keharusan yang

bersifat etis (Horner & McElhaney, 1993). Oleh karena itu,

pelaksanaan fungsi pencegahan bagi konselor merupakan bagian dari

tugas kewajibannya yang amat penting.

32

Anas Salahudin, Op. Cit, h. 24. 33

Prayitno, Pelayanan Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT. Ikrar Mandiriabadi,

2000), h. 25.

Page 38: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

24

c. Fungsi Pengentasan

Fungsi pengentasan melalui layanan bimbingan dan konseling

berdimensi luas. Pelaksanaannya tidak hanya melalui bentuk layanan

konseling perorangan saja, tetapi dapat pula dengan menggunakan

bentuk-bentuk layanan lainnya, seperti konseling kelompok, program-

program orientasi dan informasi serta program-program lainnya yang

disusun secara khusus bagi klien. Untuk semuanya itu konselor

dituntut menguasai dengan sebaik-baiknya teori dan praktek

bimbingan dan konseling.

d. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan

Fungsi ini berarti bahwa layanan bimbingan dan konseling yang

diberikan dapat membantu para siswa dalam memelihara dan

mengembangkan keseluruhan pribadinya secara mantap, terarah, dan

berkelanjutan. Dalam fungsi ini hal-hal yang dipandang positif dijaga

agar tetap baik dan mantap. Dengan demikian, siswa dapat

memelihara dan mengembangkan berbagai potensi dan kondisi yang

positif dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap dan

berkelanjutan. Fungsi-fungsi tersebut diwujudkan melalui

penyelenggaraan berbagai jenis layanan bimbingan dan pendukung

bimbingan dan konseling untuk mencapai hasil sebagaimana

terkandung di dalam masing-masing fungsi bimbingan dan

konseling.34

e. Fungsi advokasi

Fungsi advokasi yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang

akan menghasilkan teradvokasi atau pembelaan terhadap peserta didik

dalam rangka upaya pengembangan seluruh potensi secara optimal.

Fungsi-fungsi tersebut diwujudkan melalui diselenggarakannya

berbagai jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling untuk

mencapai hasil sebagaimana yang terkandung di dalam masing-

masing fungsi tersebut. Setiap layanan dan kegiatan bimbingan

34

Dewa Ketut Sukardi, Op. Cit, h.43.

Page 39: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

25

konseling yang dilaksanakan harus secara langsung mengacu kepada

satu atau lebih fungsi-fungsi tersebut agar hasil-hasil yang hendak

dicapainya jelas dapat diidentifikasi dan dievaluasi.35

Berdasarkan keseluruhan fungsi bimbingan dan konseling

penulis menyimpulkan fungsi bimbingan dan konseling adalah

pemahaman tentang diri seorang klien, menyingkirkan segala

hambatan yang dialami klien dalam mencapai kesejahteraan,

mengentaskan permasalahan yang dialami klien dan mengembangkan

minat dan bakat yang dimliki klien.

4. Asas-asas bimbingan dan konseling

Pelayanan bimbingan dan konseling adalah pekerjaan professional.

Sesuai dengan makna uraian tentang pemahaman, penanganan, dan

penyikapan (yang meliputi unsur-unsur kognisi, afeksi, dan perlakuan)

konselor terhadap kasus, pekerjaan professional itu harus dilaksanakan

dengan mengikuti kaidah-kaidah yang menjamin efisien dan efektivitas

proses dan lain-lainnya. Dalam penyelenggaraan bimbingan dan konseling

kaidah-kaidah tersebut dikenal dengan asas-asas bimbingan dan konseling,

yaitu ketentuan-ketentuan yang harus diterapkan dalam penyelenggaraan

pelayanan itu.

Asas-asas yang dimaksudkan adalah asas kerahasiaan,

kesukarelaan, keterbukaan, kekinian, kemandirian, keahlian, ahli tangan

dan tut wuri handayani (Prayitno, 1987).

a. Asas Kerahasiaan

Sebagaimana telah diketahui bahwa dalam kegiatan bimbingan

dan konseling, kadang-kadang klien harus menyampaikan hal-hal

yang sangat pribadi/ rahasia kepada konselor. Oleh karena itu konselor

harus menjaga kerahasiaan data yang diperolehnya dari kliennya.

35

Hallen, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005). h.57-58.

Page 40: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

26

Sebagaimana firman Allah swt. Bahwa memelihara amanah dan

menepati janji nerupakan salah satu karakteristik orang beruntung.

Sebagaimana firman Allah dalam surat al Mu’minun/23:8);

Artinya; … Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat

(yang dipikulnya) dan janjinya.36

b. Asas Kesukarelaan

Proses bimbingan dan konseling harus berlangsung atas dasar

kesukarelaan, baik dari pihak si terbimbing atau klien, maupun dari

pihak konselor. Klien diharapkan secara suka dan rela tanpa ragu-ragu

ataupun merasa terpaksa, menyampaikan masalah yang dihadapinya,

serta mengungkapkan segenap fakta, data, dan seluk beluk berkenaan

dengan masalahnya itu kepada konselor, dan konselor juga hendaknya

dapat memberikan bantuan dengan tidak terpaksa, atau dengan kata

lain konselor memberikan bantuan dengan ikhlas.37

c. Asas keterbukaan

Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar

peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan/kegiatan bersikap

terbuka dan tidak berpura-pura, baik di dalam memberikan keterangan

tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi

dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya. Dalam

hal ini Guru Pembimbing berkewajiban mengembangkan keterbukaan

peserta didik (klien). Keterbukaan ini amat terkait pada

terselenggaranya asas kerahasiaan dan adanya kesukarelaan pada diri

peserta didik yang menjadi sasaran layanan/kegiatan. Agar peserta

didik dapat terbuka, Guru Pembimbing terlebih dahulu harus bersikap

terbuka dan tidak berpura-pura.

36

Hallen, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005). h. 63 37

Prayitno & Erman Amti, Op. Cit, h. 114-120.

Page 41: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

27

d. Asas Kekinian

Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar

obyek sasaran layanan bimbingan dan konseling ialah permasalahan

peserta didik (klien) dalam kondisinya sekarang. Layanan yang

berkenaan dengan “masa depan atau kondisi masa lampaupun” dilihat

dampak dan/atau kaitannya dengan kondisi yang ada dan apa yang

dapat diperbuat sekarang.38

e. Asas kemandirian

Salah satu tujuan pemberian layanan bimbingan dan konseling adalah

agar konselor berusaha menghidupkan kemandirian di dalam klien.

Pada tahap awal proses konseling, biasanya klien menampakkan sikap

yang lebih tergantung dibandingkan pada tahap akhir proses

konseling. Sebenarnya sikap ketergantungan klien terhadap konselor

ditentukan respon-respon yang diberikan oleh konselor terhadap

kliennya. Oleh karena itu konselor dan klien harus berusaha untuk

menumbuhkan sikap kemadirian itu di dalam diri klien dengan cara

memberikan respon yang cermat. Sebagaimana firman Allah swt.

Artinya :

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan

kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang

diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang

dikerjakannya….” (QS.Al Baqarah/2 :286).39

f. Asas kegiatan

Usaha layanan bimbingan dan konseling akan memberikan buah

yang tidak berarti, bila individu yang dibimbing tidak melakukan

kegiatan dalam mencapai tujuan-tujuan bimbingan. Hasil-hasil usaha

38

Prayitno, Pelayanan Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT.Mandiriabadi, 2000), h.

31-32. 39

Hallen, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005). h.64-65

Page 42: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

28

bimbingan tidak tercipta dengan sendirinya tetapi harus diraih oleh

individu yang bersangkutan. Para pemberi layanan bimbingan dan

konseling hendaknya menimbulkan suasana individu yang dibimbing

itu mampu menyelenggarakan kegiatan yang dimaksud.

g. Asas kedinamisan

Upaya layanan bimbingan dan konseling menghendaki

terjadinya perubahan pada diri individu yang dibimbing yaitu

perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Perubahan tidaklah

sekadar mengulang-ulang hal-hal lama yang bersifat monoton,

melainkan perubahan yang selalu menuju ke suatu pembaruan, sesuatu

yang lebih maju.40

h. Asas keterpaduan

Pelayanan bimbingan dan konseling menghendaki terjalin

keterpaduan berbagai aspek dari individu yang dibimbing. Untuk itu

konselor perlu bekerja sama dengan orang-orang yang diharapkan

dapat membantu penanggulangan masalah yang dihadapi klien. Dalam

hal ini peranan guru, orang tua dan siswa-siswa yang lain sering kali

sangat menentukan. Konselor harus pandai menjalin kerja sama yang

saling mengerti dan saling membantu demi terbantunya klien yang

mengalami masalah.41

i. Asas kenormatifan

Usaha bimbingan dan konseling tidak boleh bertentangan

dengan norma-norma yang berlaku, baik ditinjau dari norma agama,

norma adat, norma hukum/ negara, norma ilmu, maupun kebiasaan

sehari-hari. Asas kenormatifan ini diterapkan terhadap isi maupun

proses penyelenggaraan bimbingan dan konseling. Seluruh isi layanan

harus sesuai dengan norma-norma yang ada. Demikian pula prosedur,

40

Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di

Sekolah, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2008). h.49. 41

Hallen, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005). h.66.

Page 43: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

29

teknik, dan peralatan yang dipakai tidak menyimpang dari norma-

norma yang dimaksudkan.42

j. Asas keahlian

Asas yang menghendaki agar layanan dan kegiatan bimbingan

dan konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional.

Dalam hal ini, para pelaksana layanan dan kegiatan bimbingan dan

konseling lainnya hendaknya merupakan tenaga yang benar-benar ahli

dalam bimbingan dan konseling. Profesionalitas guru pembimbing

(konselor) harus terwujud, baik dalam penyelenggaraan jenis-jenis

layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling maupun dalam

penegakan kode etik bimbingan dan konseling.

k. Asas alih tangan

Asas yang menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu

menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan

tuntas atas suatu permasalahan siswa (klien) dapat mengalihtangankan

kepada pihak yang lebih ahli. Guru pembimbing (konselor) dapat

menerima alih tangan kasus dari orangtua, guru-guru lain, atau ahli

lain. Demikian pula, sebaliknya guru pembimbing (konselor), dapat

mengalihtangankan kasus kepada pihak yang lebih kompeten, baik

yang berada di dalam lembaga sekolah maupun di luar sekolah.43

l. Asas tutwuri handayani

Asas ini menunjuk pada suasana umum yang hendaknya tercipta

dalam rangka hubungan keseluruhan antara konselor dan klien.Lebih-

lebih di lingkungan di sekolah, asas ini makin dirasakan keperluannya

dan bahkan perlu dilengkapi dengan “ing ngarso sung tulodo, ing

madya mangun karso”.

Asas ini menuntut agar pelayanan bimbingan dan konseling

tidak hanya dirasakan pada waktu klien mengalami masalah dan

menghadap konselor saja, namun di luar hubungan proses bantuan

42

Prayitno & Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 2008), h. 114-120. 43

Anas Salahudin, bimbingan dan konseling, (Bandung: Pustaka setia, 2010). h. 42.

Page 44: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

30

bimbingan dan konseling pun hendaknya dirasakan adanya dan

manfaatnya pelayanan bimbingan dan konseling itu.44

Dari keseluruhan asas bimbingan konseling yang berjumlah 12

tersebut, penulis menyimpulkan pentingnya keseluruhan asas demi tercipta

kemanan dan kenyamanan saat melakukan bimbingan dan konseling saat

bersama konselor. Sehingga ada keterbukaan masalah dan adanya interaksi

yang cukup baik antara klien dan konselor sehingga pemecahan masalah

dapat lebih terselesaikan karena adanya hubungan yang lebih mendalam

antara klien dan konselor.

5. Prinsip bimbingan dan konseling

Dalam hal ini, yang dimaksud dengan prinsip-prinsip adalah hal-

hal yang menjadi pegangan dalam proses bimbingan dan konseling.

Seperti halnya dalam memberikan definisi mengenai bimbingan dan

konseling, di dalamnya mengemukakan prinsip-prinsip bimbingan dan

konseling pun masing-masing ahli mempunyai sudut pandang sendiri-

sendiri terhadap titik berat permasalahannya. Sekedar sebagai bukti, akan

dikemukakan pula beberapa pendapat dari para ahli mengenai masalah ini

Adapun prinsip-prinsip yang menurut Bimo Walgito ajukan adalah

sebagai berikut:

1. Dasar bimbingan dan konseling di sekolah tidak dapat terlepas dari

dasar pendidikan pada umumnya dan pendidikan di sekolah pada

khususnya. Dasar dari pendidikan tidak dapat terlepas dari dasar

negara tempat pendidikan itu dilaksanakan.

2. Tujuan bimbingan dan konseling di sekolah tidak dapat terlepas dari

tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan nasional di Indonesia

tercantum dalam Undang-Undang No.2 Tahun 1989 Bab II Pasal 4

yang berbunyi: “Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan

kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya,

yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang

44

Prayitno & Erman Amti, Op. Cit, h. 114-120.

Page 45: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

31

Maha Esa dan berbudi pekerti Luhur, memiliki pengetahuan dan

keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap

dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan

kebangsaan”. Dengan demikian, tujuan bimbingan dan konseling di

sekolah adalah membantu tercapainya tujuan pendidikan nasional dan

membantu individu untuk mencapai kesejahteraan.

3. Fungsi bimbingan dan konseling dalam proses pendidikan dan

pengajaran ialah membantu pendidikan dan pengajaran. Oleh karena

itu, segala langkah bimbingan dan konseling harus sejalan dengan

langkah-langkah yang diambil, serta harus sesuai dengan tujuan

pendidikan. Dengan adanya bimbingan dan konseling itu, pendidikan

akan berlangsung lebih lancar karena mendapatkan dukungan dari

bimbingan dan konseling.

4. Bimbingan dan konseling diperuntukkan bagi semua individu, baik

anak-anak maupun orang dewasa. Jadi, bimbingan dan konseling tidak

terbatas pada umur tertentu.

5. Bimbingan dan konseling dapat dilaksanakan dengan bermacam-

macam sifat, yaitu secara:

a. Preventif, yaitu bimbingan dan konseling diberikan dengan tujuan

untuk mencegah jangan sampai timbul kesulitan-kesulitan yang

menimpa diri anak atau individu.

b. Korektif, yaitu memecahkan atau mengatasi kesulitan-kesulitan

yang dihadapi oleh anak atau individu

c. Preservatif, yaitu memelihara atau mempertahankan yang telah

baik, jangan sampai mejadi keadaan-keadaan yang tidak baik.

6. Bimbingan dan konseling merupakan proses yang kontinu. Bimbingan

dan konseling harus diberikan secara kontinu dan diberikan oleh

orang-orang yang mempunyai kewenangan dalam hal tersebut.

Dengan demikian, tidak semua orang boleh memberikan bimbingan

dan konseling.

Page 46: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

32

7. Sehubungan dengan hal itu, para guru perlu mempunyai pengetahuan

mengenai bimbingan dan konseling karena mereka selalu berhadapan

langsung dengan murid yang mungkin perlu mendapatkan bimbingan

dan konseling. Kalau keadaan memungkinkan, ada baiknya persoalan

yang dihadapi murid di selesaikan oleh guru sendiri, tetapi kalau tidak

mungkin maka dapat diserahkan kepada pembimbing.

8. Individu yang dihadapi tidak hanya mempunyai kesamaan-kesamaan,

tapi juga mempunyai perbedaan-perbedaan. Perbedaan-perbedaan

yang terdapat pada masing-masing individu harus diperhatikan dalam

memberikan bimbingan dan konseling.

9. Tiap-tiap aspek dari individu merupakan faktor penting yang

menentukan sikap ataupun tingkah laku. Oleh karena itu, pelaksanaan

bimbingan dan konseling harus benar-benar memerhatikan segala

aspek dari individu yang dihadapi.

10. Anak atau individu yang dihadapi adalah individu yang hidup dalam

masyarakat. Oleh karena itu, tidak boleh memandang individu terlepas

dari masyarakatnya, tetapi harus melihat individu beserta latar

belakang sosial, budaya, dan sebagainya.

11. Anak atau individu yang dihadapi merupakan makhluk yang hidup

berkembang dan bersifat dinamis. Oleh karena itu, harus diperhatikan

segi dinamikanya. Segi dinamika inilah yang memungkinkan

pemberian bimbingan dan konseling.

12. Dalam memberikan bimbingan dan konseling, haruslah selalu

diadakan evaluasi. Dengan evaluasi, akan dapat diketahui tepat-

tidaknya bimbingan dan konseling yang tekah diberikan.

13. Sehubungan dengan butir 10, pembimbing harus selalu mengikuti

perkembangan situasi masyarakat dalam arti yang luas, yaitu

perkembangan sosial, ekonomi, kebudayaan, dan sebagainya.

14. Dalam memberikan bimbingan dan konseling, pembimbing harus

selalu ingat untuk menuju kepada kesanggupan individu agar dapat

membimbing diri sendiri.

Page 47: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

33

15. Karena pembimbing berhubungan secara langsung dengan masalah-

masalah pribadi seseorang maka pembimbing harus dapat memegang

teguh kode etik bimbingan dan konseling.45

Dari keseluruhan prinsip yang telah dipaparkan, penulis dapat

mengambil kesimpulan prinsip dalam bimbingan konseling adalah aspek-

aspek yang harus dipegang teguh oleh konselor demi perkembangan anak

atau individu agar segala langkah-langkah bimbingan dan konseling

sejalan dengan tujuan pendidikan nasional.

C. Kontribusi Layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling

1. Layanan Bimbingan dan Konseling

Suatu kegiatan bimbingan dan konseling disebut layanan apabila

kegiatan tersebut dilakukan melalui kontak langsung dengan sasaran

layanan (klien), dan secara langsung berkenaan dengan permasalahan

ataupun kepentingan tertentu yang dirasakan oleh sasaran layanan itu.

Kegiatan yang merupakan layanan itu mengemban fungsi tertentu dan

pemenuhan fungsi tersebut serta dampak positif layanan yang

dimaksudkan diharapkan dapat secara langsung dirasakan oleh sasaran

(klien) yang mendapatkan layanan tersebut.46

a. Layanan orientasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang

memungkinkan peserta didik dan pihak-pihak lain yang dapat

memberikan pengaruh yang besar terhadap peserta didik (terutama

orang tua) memahami lingkungan (seperti sekolah) yang baru

dimasuki peserta didik, untuk mempermudah dan memperlancar

berperannya peserta didik di lingkungan yang baru ini.47

45

Bimo Walgito, Bimbingan & Konseling, (Yogyakarta: Andi Offset, 2010), h. 30-36. 46

Prayitno, Pelayanan Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT. Ikrar Mandiriabadi,

2000), h.35. 47

Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di

Sekolah, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2008). h.60.

Page 48: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

34

b. Layanan informasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang

memungkinkan peserta didik (klien) menerima dan memahami

berbagai informasi (seperti informasi pendidikan dan informasi

jabatan) yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan

pengambilan keputusan untuk kepentingan peserta didik (klien)

c. Layanan penempatan dan penyaluran, yaitu layanan bimbingan dan

konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) memperoleh

penempatan dan penyaluran yang tepat (misalnya

penempatan/penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar,

jurusan/program studi, program latihan, magang, kegiatan ko/ekstra-

kurikuler) sesuai dengan potensi, bakat dan minat, serta kondisi

pribadinya.

d. Layanan bimbingan belajar (pembelajaran), yaitu layanan bimbingan

dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien)

mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar

yang baik, materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan

belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya,

sesuai dengan perkembangan ilmu, teknologi, dan kesenian.48

e. Layanan konseling perorangan, yaitu layanan bimbingan dan

konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) mendapatkan

layanan langsung tatap muka (secara perorangan) dengan Guru

Pembimbing dalam rangka pembahasan dan pengentasan

permasalahan pribadi yang dideritanya.

f. Layanan bimbingan kelompok, yaitu layanan bimbingan dan

konseling yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara

bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai

bahan dari narasumber tertentu (terutama Guru Pembimbing) dan/atau

membahas secara bersama-sama pokok bahasan (topik) tertentu yang

berguna untuk menunjang pemahaman dan kehidupannya sehari-haru

dan/atau untuk perkembangan dirinya baik sebagai individu maupun

48

Ibid, h.62.

Page 49: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

35

sebagai pelajar, dan untuk pertimbangan dalam pengambilan

keputusan dan/atau tindakan tertentu.

g. Layanan konseling kelompok, yaitu layanan bimbingan dan konseling

peserta didik (klien) memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan

pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika

kelompok; masalah yang dibahas itu adalah masalah-masalah pribadi

yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok.

Berdasarkan pada fungsi dan prinsip bimbingan, maka kerangka

kerja layanan bimbingan dan konseling itu dikembangkan dalam suatu

program bimbingan dan konseling yang dijabarkan dalam empat kegiatan

utama yaitu: pertama, layanan dasar bimbingan, kedua, layanan responsif,

ketiga, layanan perencanaan individual, dan keempat, dukungan sistem.

a. Layanan dasar bimbingan, untuk membantu seluruh peserta didik

mengembangkan perilaku efektif dan keterampilan-keterampilan

hidupnya yang mengacu pada tugas-tugas perkembangan peserta

didik.

b. Layanan responsif, untuk membantu memenuhi kebutuhan yang

dirasakan sangat penting oleh peserta didik saat ini. Layanan ini

lebih bersifat preventif atau mungkin kuratif.

c. Layanan perencanaan individual, bertujuan untuk membantu seluruh

peserta didik membuat dan mengimplementasikan rencana-rencana

pendidikan, karir, dan sosial pribadinya. Tujuan utama dari layanan

ini untuk membantu peserta didik memantau dan memahami

pertumbuhan dan perkembangannya sendiri, kemudian

merencanakan dan mengimplementasikan rencana-rencananya itu

atas dasar hasil pemantauan dan pemahamannya itu.

d. Dukungan sistem, yaitu kegiatan-kegiatan manajemen yang

bertujuan untuk memantapkan, memelihara, dan meningkatkan

program bimbingan secara menyeluruh melalui pengembangan

profesional, hubungan masyarakat dan staf, konsultasi dengan guru,

Page 50: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

36

staf ahli/penasehat, masyarakat yang lebih luas, manajemen

program, penelitian, dan pengembangan.49

Dalam konteks pelayanan BK, manajemen pelayanan BK dapat

berarti proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan

aktivitas-aktivitas pelayanan bimbingan dan konseling dan penggunaan

sumber daya-sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.

Manajemen pelayanan BK juga bisa berarti bekerja dengan orang-

orang untuk menentukan, menginterpretasikan dan mencapai tujuan-tujuan

pelayanan bimbingan dan konseling dengan pelaksanaan fungsi-fungsi

perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan

personalia (staffing), pengarahan dan kepemimpinan (leading),dan

pengawasan (controlling).Pelayanan bimbingan dan konseling

meniscayakan manajemen agar tercapai efesiensi dan efektivitas serta

tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.50

2. Kegiatan pendukung bimbingan dan konseling

Selain kegiatan layanan tersebut di atas, dalam bimbingan dan

konseling dapat dilakukan sejumlah kegiatan lain, yang disebut kegiatan

pendukung. Kegiatan pendukung pada umumnya tidak ditujukan secara

langsung untuk memecahkan atau mengentaskan masalah klien, melainkan

untuk memungkinkan diperolehnya data dan keterangan lain serta

kemudahan-kemudahan atau komitmen yang akan membantu kelancaran

dan keberhasilan kegiatan layanan terhadap peserta didik (klien). Kegiatan

pendukung ini pada umumnya dilaksanakan tanpa kontak langsung dengan

sasaran layanan. Di sekolah sejumlah kegiatan pendukung yang pokok

adalah sebagai berikut.

49

Achmad Juntika Nurihsan dan Akur Sudianto, Manajemen Bimbingan dan Konseling

di SMP, (Jakarta: PT. Grasindo, 2005). h. 18-19. 50

Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada, 2007), h.272-273.

Page 51: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

37

a. Aplikasi instrumentasi bimbingan dan konseling

Yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk

mengumpulkan data dan keterangan tentang peserta didik (klien),

keterangan tentang lingkungan peserta didik dan “lingkungan yang

lebih luas”. Pengumpulan data ini dapat dilakukan dengan berbagai

instrumentasi, baik tes maupun non-tes.

b. Penyelenggaraan himpunan data

Yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk

menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan

keperluan pengembangan peserta didik (klien). Himpunan data perlu

diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik, komprehensif,

terpadu, dam sifatnya tertutup.

c. Konferensi kasus

Yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk

membahas permasalahan yang dialami oleh peserta didik (klien)

dalam suatu forum pertemuan yang dihadiri oleh berbagai pihak yang

diharapkan dapat memberikan bahan, keterangan, kemudahan dan

komitmen bagi terentaskannya permasalahan tersebut.

d. Kunjungan rumah

Yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk

memperoleh data, keterangan, kemudahan dan komitmen bagi

terentaskannya permasalahan peserta didik (klien) melalui kunjungan

ke rumahnya. Kegiatan ini memerlukan kerja sama yang penuh dari

orang tua dan anggota keluarga lainnya.

e. Alih tangan kasus

Yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk

mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah

yang dialami peserta didik (klien) dengan memindahkan penanganan

kasus dari satu pihak ke pihak lainnya. 51

51

Prayitno, Pelayanan Bimbingan dan Konseling pada Sekolah Menengah Kejuruan,

(Jakarta: PT. Ikrar Mandiriabadi, 2000), h. 35-39.

Page 52: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

38

D. Penelitian yang relevan

Di bawah ini akan disajikan hasil penelitian yang relevan dengan

penelitian ini antara lain:

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Syafrina Dariza dalam skripsi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (2011), dengan judul

“Peran Guru Bimbingan Konseling Dalam Meningkatkan Disiplin Siswa di

SMP AL-Ghazali Bogor” yang bertujuan untuk meneliti peran guru

bimbingan dan konseling sebagai pembimbing, teladan, pengendali, dan

pengawas menunjukkan bahwa kategori guru bimbingan dan konseling di

sekolah tersebut cukup baik dalam meningkatkan disiplin siswa dengan hasil

11% siswa yang melakukan pelanggaran dan 89% siswa tidak melakukan

pelanggaran. Hal tersebut menunjukan peran guru BK di sekolah sudah cukup

baik meskipun kurangnya pelatihan dalam rangka meningkatkan kualitas guru

BK itu sendiri.

Penelitian berikutnya dilakukan oleh Rusmah Rusnawati dalam skripsi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (2014), dengan judul

“Peran Guru Bimbingan dan Konseling Dalam Meningkatkan Disiplin siswa

di Mts Darul Ma’arif Cipete Jakarta Selatan” yang bertujuan untuk meneliti

peran guru bimbingan dan konseling dalam aspek pembimbing, teladan,

pengendali, dan pengawas menunjukkan secara keseluruhan berada pada taraf

“cukup baik” meskipun belum optimalnya kegiatan disiplin yang dilakukan

oleh guru dikarenakan minimnya jumlah guru BK di sekolah.

Penelitian ini memiliki beberapa kesamaan dan perbedaan dengan

penelitian diatas. Persamaannya yakni sama-sama meneliti bimbingan dan

konseling dan disiplin siswa. Namun ada beberapa perbedaan diantaranya:

1. Penelitian terdahulu meneliti semua aspek peran guru sebagai

pembimbing, teladan, pengendali dan pengawas, sedangkan penelitian ini

berfokus pada aspek layanan dasar, layanan responsif, layanan

perencanaan individual dan dukungan sistem di SMKN 59 Jakarta.

2. Penelitian terdahulu melakukan penelitian peran guru bimbingan dan

konseling dan disiplin siswa, berbeda dengan penelitian ini meneliti dari

Page 53: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

39

segi kontribusi layanan bimbingan dan konseling terutama dalam membina

disiplin belajar siswanya.

E. Kerangka Berpikir

Tugas guru BK yaitu membantu proses pengenalan diri oleh

peserta didik beserta peluang dan tantangan yang ditemukannya dalam

lingkungan, sehingga peserta didik mandiri dalam mengambil keputusan

penting perjalanan hidupnya dalam rangka mewujudkan kehidupan yang

produktif, sejahtera, dan bahagia, serta peduli kepada kemaslahatan umum,

melalui pendidikan.

Untuk mewujudkan peserta didik yang dapat mandiri dan dapat

mencapai tugas perkembangan belajarnya dengan baik maka layanan

bimbingan dan konseling diperlukan di sekolah. Siswa itu sendiri

merupakan individu yang harus dibimbing menuju arah kedewasaan agar

dapat berperilaku sesuai dengan apa yang diharapkan oleh lingkungannya.

Namun dalam realitanya siswa banyak berperilaku melanggar aturan dan

tata tertib, sehingga perkembangannya tidak sesuai dengan apa yang

diharapkan, seperti kurang disiplin siswa pada saat belajar, sering keluar

kelas tanpa ijin, mengobrol saat jam pelajaran, dll.

Layanan BK dalam hal ini mengambil peran penting untung

membuat siswa lebih disiplin dengan layanan orientasi guru BK bisa

menjelaskan peraturan sekolah dan tata tertib yang berlaku di sekolah,

dengan layanan responsif yaitu dengan membantu memenuhi kebutuhan

peserta didik berupa kegiatan bimbingan dan konseling dalam

menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan belajar, kemudian

layanan perencanaan individual yang membantu seluruh peserta didik untuk

membuat dan mengimplementasikan rencana-rencana belajarnya, serta

dukungan sistem untuk meningkatkan layanan bimbingan dan konseling

dalam meningkatkan disiplin siswa terutama dalam hal belajar.

Page 54: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

40

Dalam melakukan layanan bimbingan dan konseling dibutuhkan

koordinasi dan kerjasama seluruh pihak. Dalam menyelesaikan masalah

siswa, seringkali orangtua bersikap kurang peduli terhadap masalah

anaknya, padahal untuk penyelesaian masalah tersebut perlu bantuan dari

pihak orangtua terlebih orangtua lebih mengetahui sikap dan perilaku

anaknya dirumah. Sekolah telah mengupayakan pertemuan dengan orangtua

murid untuk penyelesaian masalah dan dengan mengadakan pertemuan rutin

kepada seluruh orangtua untuk menyelesaikan masalah-masalah siswa di

sekolah. Jumlah guru BK yang hanya terdiri dari satu orang melayani 392

siswa di sekolah dirasa sangat kurang efektif, seharusnya satu guru BK

melayani 150 siswa.

Ketidaksesuaian jumlah guru BK dengan jumlah siswa dan

kurangnya koordinasi dengan orangtua merupakan faktor penentu proses

pendidikan di sekolah. Oleh karena itu guru pembimbing di dalam

menjalankan tugasnya harus bisa berperan sebagai fasilitator yang dapat

membangun semangat belajar siswa, mengidentifikasi kesulitan belajar

siswa, memberikan layanan konseling akademik, bekerjasama dengan

seluruh pihak sekolah dan orang yang berkompeten dalam menyelesaikan

masalah anak didik.

Oleh karena itu, untuk meminimalisir permasalahan dan mencapai

tujuan yang diharapkan oleh sekolah, maka SMKN 59 Jakarta

merencanakan beberapa strategi berupa strategi bimbingan individual,

kelompok, klasikal dengan menggunakan instrument dan media yang

relevan serta menggunakan empat jenis layanan yaitu layanan dasar, layanan

responsif, layanan perencanaan individual, dan dukungan sistem.

Page 55: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

41

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini mengambil tempat di SMKN 59 Jakarta, yang terletak di JL.

Peninggaran Barat I, Kebayoran Lama Utara, Jakarta Selatan. Adapun waktu

pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan Agustus s/d November 2014.

Tabel 3.1

Waktu Penelitian

No Tanggal Kegiatan Sumber Data

1. 5 Agustus 2014 Izin Penelitian Kepala Sekolah, Kepala

Tata Usaha.

2. 1 September 2014 pengumpulan

dokumen

Guru BK

3. 8 – 22 Oktober 2014 Persiapan

instrumen dan

revisi instrumen

4. 12 November 2014 Penyebaran angket Siswa

5. 24 - 28 November

2014

Wawancara Kepala Sekolah, Guru BK,

Wakil Kepala Sekolah

bidang Kesiswaan, Guru

Piket dan Wali kelas

6. 1 Desember 2014 Analisis data dan

penulisan laporan

Page 56: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

42

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang

menggambarkan objek penelitian secara verbal melalui data yang telah

terkumpul dan juga penyebaran angket kepada responden. Pengumpulan data

dilakukan dengan cara penelitian lapangan, yaitu peneliti terjun langsung ke

lokasi penelitian untuk mendapatkan data yang diperlukan.

Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini

adalah:

1. Teknik Wawancara

Teknik ini digunakan untuk mewawancarai kepala sekolah, wakil

kepala sekolah, guru BK, guru piket, dan wali kelas untuk menanyakan

perihal kontribusi layanan bimbingan dan konseling dalam membina disiplin

belajar siswa di SMKN 59 Jakarta.

2. Teknik Angket

Teknik ini diberlakukan dengan tujuan untuk memperoleh data

perwakilan dari seluruh jumlah murid di SMKN 59 Jakarta yang diambil

sebagai sample yaitu 32 orang siswakelas XI jurusan multimedia dan

pemasaran tentang kontribusi layanan bimbingan dan konseling dalam

membina disiplin belajar siswa di SMKN 59 Jakarta.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah suatu kumpulan menyeluruh dari suatu obyek yang

merupakan perhatian peneliti. Obyek penelitian dapat berupa makhluk hidup,

benda-benda, sistem dan prosedur, fenomena, dan lain-lain.

Adapun populasi yang dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas

XI SMKN 59 Jakarta yang berjumlah 129 siswa. Siswa kelas XI sudah

mengalami kestabilan dalam belajar, kelas XII sedang menghadapi persiapan

Page 57: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

43

Ujian Nasional, sedangkan kelas X belum memiliki catatan kasus yang terlalu

banyak.

2. Sampel

Sampel adalah sebagai bagian dari populasi, sebagai contoh yang

diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu.

Dalam pengambilan sampel ini penulis menggunakan pengambilan

sampel dengan cara random sampling yaitu dengan pengambilan sampel

secara acak siswa kelas XI SMKN 59 Jakarta untuk mengambil kesimpulan

terhadap hasil penelitian yang dilakukan. Dari keseluruhan siswa kelas XI

yang berjumlah 129 siswa/i, yang dijadikan responden hanya 25%.

Jadi, besar anggota sampel yang peneliti ambil yaitu:

25 x 129 = 32 orang

100

D. Instrumen Penelitian

Tabel. 3.2

Kisi-Kisi Angket Penelitian Siswa

Variabel Dimensi Indikator Butir

Soal Jumlah

1. Bimbingan

dan

Konseling

a. Pelayanan

Dasar

b. Pelayanan

responsif

bimbingan kelas

Layanan orientasi

Layanan Informasi

Layanan konseling

perorangan

Layanan bimbingan

kelompok

1

2, 3

4, 5, 6,

7

8, 9,

10, 11

12

7

7

Page 58: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

44

c. Layanan

perencanaan

individual

d. Dukungan

sistem

Layanan konseling

kelompok

Layanan

penempatan/penyalur

an

Layanan penguasaan

konten

Aplikasi

instrumentasi

kerjasama/kolaborasi

13, 14

15

16, 17

18

19

3

2

2. Disiplin

Belajar

Siswa

a. Peraturan

sekolah

b. Proses

pembelajaran

Patuh pada peraturan

sekolah.

Teratur dalam kelas

Harus tiba pada waktu

yang telah ditetapkan

Melaksanakan tugas

yaitu belajar

Mengerjakan

pekerjaan rumah

Tidak membuat onar

dikelas

20, 21,

22, 23,

24

25, 26

27, 28

29, 30,

31, 32,

33, 34

35, 36,

37

38, 39,

40

5

2

2

6

3

3

Page 59: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

45

Tabel 3.3

Pedoman Wawancara

Kepala SMK Negeri 59 Jakarta

Fokus Sub Fokus

Kontribusi Layanan

Bimbingan dan Konseling

dalam Membina Disiplin

Belajar Siswa di SMKN 59

Jakarta

1. Kriteria guru BK di sekolah

2. Fasilitas program layanan bimbingan

dan konseling untuk siswa

3. Fasilitas pendukung program

bimbingan dan konseling

4. Pihak yang terlibat dalam membina

disiplin

5. Anggaran operasional dalam

mengembangkan program bimbingan

dan konseling

6. Hubungan kerjasama BK dengan pihak

luar sekolah

7. Pengawasan terhadap kegiatan BK

8. Evaluasi terhadap program kerja

bimbingan dan konseling

Tabel 3.4

Pedoman Wawancara

Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan

Fokus Sub Fokus

Kontribusi Layanan

Bimbingan dan Konseling

dalam Membina Disiplin

Belajar Siswa di SMKN 59

1. Kendala tidak disiplin siswa selama

belajar

2. Penanganan kasus siswa yang kurang

disiplin

Page 60: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

46

Jakarta

3. Keterlibatan orangtua dalam kasus

pelanggaran disiplin

4. Kendala dalam membina siswa agar

lebih disiplin dalam belajar

5. Upaya preventif yang dilakukan agar

siswa lebih disiplin dalam belajar

6. Penanganan siswa yang melakukan

pelanggaran

7. Latar belakang pelanggaran oleh siswa

8. Pihak yang bekerjasama dalam

membina disiplin

9. Evaluasi dan pengawasan yang

dilakukan dalam membina disiplin

Tabel 3.5

Pedoman Wawancara

Guru BP/BK

Fokus Sub Fokus

Kontribusi Layanan

Bimbingan dan Konseling

dalam Membina Disiplin

Belajar Siswa di SMKN 59

Jakarta

1. Pemanfaatan layanan bimbingan dan

konseling di sekolah

2. Konsultasi dengan kunjungan siswa ke

ruang BK

3. Kendala dalam melaksanakan

pelayanan

4. Pendataan masalah siswa dengan buku

penghubung

5. Upaya kerjasama dalam

mengembangkan kualitas layanan

Page 61: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

47

6. Pelayanan bimbingan dan konseling di

SMKN 59

7. Kriteria guru BK dengan latar belakang

pendidikannya

8. Peran BK dalam membentuk disiplin

9. Kesesuaian guru BK dengan banyaknya

siswa di sekolah

10. Pihak yang bekerjasama dalam

mengembangkan kualitas layanan

11. Kendala dalam membina disiplin siswa

12. Peran warga sekolah dalam

meningkatkan disiplin

13. Kerjasama guru mata pelajaran dengan

guru BK terkait masalah disiplin

belajar

14. Fasilitas pendukung dalam

meningkatkan disiplin

15. Standar pelaksanaan layanan BK

16. Sarana dan Prasarana pendukung dalam

melayani kebutuhan siswa

17. Evaluasi guru BK dalam melayani

kebutuhan siswa

18. Kunjungan rumah dalam penyelesaian

kasus pelanggaran

19. Masalah belajar yang dialami siswa

20. Faktor yang melatarbelakangi kurang

disiplin siswa

21. Upaya preventif sekolah terhadap

Page 62: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

48

pelanggaran

22. Upaya mengatasi pelanggaran disiplin

23. Tindak lanjut terhadap pelanggaran

disiplin

24. Konseling kelompok di sekolah

Tabel 3.6

Pedoman Wawancara

Guru Piket

Fokus Sub Fokus

Kontribusi Layanan

Bimbingan dan Konseling

dalam Membina Disiplin

Belajar Siswa di SMKN 59

1. Bentuk ketidakdisiplinan siswa saat

jam belajar

2. Poin pelanggaran yang ada di sekolah

3. Kerjasama guru piket dengan guru BK

di sekolah

4. Kendala dalam melaksanakan piket di

sekolah

5. Mengatasi siswa yang tidak disiplin

selama belajar

6. Upaya antisipasi selama jam pelajaran

berlangsung

7. Tindak lanjut bagi siswa yang

melanggar

Page 63: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

49

Tabel 3.7

Pedoman Wawancara

Wali Kelas

Fokus Sub Fokus

Kontribusi Layanan

Bimbingan dan Konseling

dalam Membina Disiplin

Belajar Siswa di SMKN 59

1. Pelanggaran siswa saat jam belajar

2. Hal yang melatarbelakangi

ketidakdisiplinan siswa

3. Upaya mengatasi siswa yang kurang

disiplin

4. Kegiatan yang dilakukan agar siswa

lebih disiplin

5. Kerjasama wali kelas dengan guru BK

dalam mengatasi permasalahan siswa

6. Kendala wali kelas dan guru BK dalam

mengatasi permasalahan siswa

7. Tindak lanjut apabila pelanggaran telah

terjadi

Tabel. 3.8

Pedoman Wawancara

Staf Kesiswaan

Variabel Dimensi Indikator Butir

Soal

3. Pendidikan

Karakter

dalam

membentuk

disiplin

e. Religius

f. Jujur

Sikap dan perilaku yang patuh dalam

melaksanakan ajaran agama

Upaya agar selalu dapat dipercaya

dalam perkataan, tindakan dan

pekerjaan.

1

2

Page 64: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

50

g. Toleransi

h. Disiplin

i. Kerja keras

j. Kreatif

k. Mandiri

l. Demokratis

m. Rasa ingin

tahu

n. Semangat

kebangsaan

o. Cinta tanah

air

p. Menghargai

prestasi

q. Bersahabat

/komunikatif

r. Cinta damai

s. Gemar

membaca

Sikap dan tindakan dalam menghargai

perbedaan

Perilaku tertib dan patuh pada berbagai

ketentuan dan peraturan.

Upaya sungguh-sungguh dalam

mengatasi berbagai hambatan belajar

dan tugas.

Menghasilkan cara atau hasil baru dari

sesuatu yang telah dimiliki

Tidak bergantung pada orang lain

Menilai sama hak dan kewajiban

dirinya dengan orang lain

Sikap dan tindakan yang selalu

berupaya untuk mengetahui lebih

mendalam

Cara berpikir, bertindak, dan

berwawasan kebangsaan

Sikap kepedulian terhadap bangsa

Mendorong diri untuk menghasilkan

hal yang berguna

Upaya bekerja sama dengan orang lain

Sikap agar orang lain merasa senang

dengan dirinya

Menyediakan waktu untuk membaca

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

Page 65: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

51

t. Peduli

lingkungan

u. Peduli sosial

v. Tanggung

jawab

w. Berani

x. Kritis

Upaya mencegah dan memperbaiki

kerusakan alam

Memberi bantuan kepada orang lain

yang membutuhkan

Melaksanakan tugas dan kewajiban

yang seharusnya dia lakukan

Menghadapi masalah yang ada

Menyikapi hal sebagai bentuk

perbaikan

16

17

18

19

20

E. Teknik Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, maka selanjutnya data tersebut akan diolah dengan

menggunakan teknik pengolahan data sebagai berikut:

1. Editing, yaitu memeriksa data yang telah diisi oleh responden dengan tujuan

untuk validitas jawaban responden.

2. Skoring, yaitu memberikan skor terhadap butir-butir pertanyaan untuk

mempermudah pengolahan data dalam menentukan scoring hasil penelitian.

Pada kuesioner, peneliti menggunakan skala Likert dimana responden sudah

diberikan alternative jawaban yaitu:

SL : Selalu = 4

SR : Sering = 3

KD : Kadang-kadang = 2

TP : TidakPernah = 1

3. Tabulating, membuat tabel-tabel untuk memasukan jawaban responden

kemudian dicari prosentase untuk dianalisa dan melakukan interpretasi data.

Page 66: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

52

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan proses penyederhanaan data ke dalam

bentuk yang mudah dibaca dan diinterpretasikan agar data yang telah terkumpul

dapat dianalisa dan ditarik kesimpulan. Dalam penelitian ini, penulis

menggunakan analisis deskriptif untuk memaparkan hasil yang diperoleh.

Langkah pertama adalah membuat table frekuensi dan kemudian dilengkapi

dengan prosentase. Dalam hal ini penulis menggunakan rumus sebagai berikut:

P = F X 100%

N

Keterangan:

P : Angka prosentase

F : Frekuensi yang sedang dicari prosentasenya

N : Number of case (responden)1

Setelah didapat hasil prosentase dari kuesioner yang disebarkan kepada

siswa, maka yang perlu dibahas selanjutnya adalah nilai mean atau nilai rata-rata.

Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui gambaran (kondisi) masing-masing

aspek yang diteliti berdasarkan jawaban responden. Untuk menentukan

prosentase, peneliti menggunakan rumus sebagai berikut:

P = NS X 100%

NH

Keterangan :

P : Prosentase

NS : Nilai Skor, dapat diketahui dengan membagi skor dengan jumlah

responden.

NH : Nilai Harapan, dapat diketahui dengan mengalikan jumlah item

pertanyaan dengan skor tertinggi.

1 Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja GrafindoPersada, 2003), h. 43

Page 67: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

53

Untuk memberikan penilaian terhadap hasil nilai rata-rata dilakukan

dengan memberikan angka yang kemudian dikonversikan nilai huruf yang

diberi nilai bobot sesuai dengan pedoman interpretasi yang dilakukan

Suharsimi Arikunto dengan kategori sebagai berikut:

1. Sangat Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 81%-100%

2. Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 61%-80%

3. Cukup, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 41-60%

4. Kurang, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 21-40%

5. Kurang sekali, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 0-20%.2

2 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005), h.44.

Page 68: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

54

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat SMK Negeri 59 Jakarta

SMK Negeri 59 Jakarta didirikan tahun 2005, sebelumnya gedung

SMK Negeri 59 ditempatkan di SMK Negeri 18. Kemudian setelah 2

tahun gedung SMK Negeri 59 dibangun di Jl. Peninggaran Barat no.1

Tanah Kusir Kebayoran Lama. Pada tanggal 29 Januari telah menempati

gedung baru 4 lantai yang diresmikan Gubernur DKI Jakarta dengan SK

Gubernur No. 1328 Tahun 2007 tanggal 10 September.

2. Identitas Sekolah

Nama Sekolah : SMK Negeri 59 Jakarta

Status : Negeri

Akreditasi : B

Alamat : Jl. Peninggaran Barat I Kebayoran Lama Utara

Jakarta Selatan

Kode pos : 12240

Telepon : 021 – 7292899

Fax : 021 – 7292889

Email : [email protected]

Tanggal NSS : 18 Juli 2005

3. Visi dan Misi SMKNegeri 59 Jakarta

a. Visi

Menjadi SMK unggul pembentuk SDM berkualitas, berteknologi,

dan berakhlak mulia.

Page 69: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

55

b. Misi

1. Meningkatkan dan membudayakan pembelajaran akhlak mulia

pada warga sekolah.

2. Meningkatkan penyelenggaraan diklat berkualitas.

3. Melaksanakan pembelajaran berbasis teknologi informasi.

4. Bekerja sama dengan DU/DI untuk meningkatkan kualitas

kompetensi siswa dan keterserapan tamatan.

4. Keadaan Guru, Karyawan, dan Siswa SMKNegeri 59 Jakarta

a. Data Guru dan Karyawan

Tabel 4.1

Data Guru SMK Negeri 59 Jakarta

Tahun 2014

No. Nama L/P Status

Kepeg. Tugas Mengajar

Jabatan

Tambahan

Sebagai 1 Drs. H. Ramli, M.Pd. L PNS Matematika Kepala Sekolah

2 Drs. Sukarno, M.M. L PNS Bahasa Indonesia Waka. Kesiswaan

3 Dr. H. Sumiyar, M.Pd. L PNS Matematika Waka. Kurikulum

4 Unwanah, S.Pd. P PNS Bahasa Indonesia Kepala Perpustakaan

5 Supriyono, S.Pd., M.M. L PNS IPS Terpadu Waka. Humas/DUDI

6 Wiwik Wijayanti, S.Pd. P PNS Bahasa Inggris

Pembina OSIS (Staf

Kesiswaan) & Wali

Kelas

7 Widya Milza, S.Pd. L PNS Matematika Ka. Prog.

Multimedia

8 Megayarni Mukhtar, S.Pd. P PNS Produktif Pemasaran Ka. Prog. Pemasaran

9 Elizar Kamal, S.Pd. P PNS Bahasa Inggris Waka. Sarpras

10 Winardi, S.Pd. L PNS Penjaskes Staf Kesiswaan &

Wali Kelas

11 Sudik Prayitno, S.Pd. L PNS BP / BK

12 Mulyakin, S.Kom. L Honorer K K P I

13 Drs. Mukhsin L Honorer Penjaskes

14 Sri Giyanti, S.Pd. P Honorer Fisika Wali Kelas

15 Pambudi Nugroho, S.Kom L Honorer Produktif Multimedia Staf Kurikulum /

Kepala IT

16 Idha Nurhayati, S.Pd. P Honorer Matematika Pembina 9K & Wali

Kelas

17 Agustina D. Obadiri,

S.PAK. P Honorer Pend. Agama Kristen

18 Abdul Hadi, S.Ag. L Honorer Pend. Agama Islam Wali Kelas

Page 70: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

56

19 Tomi Sukito, S.E. L Honorer Produktif Pemasaran

Kepala Laboratorium

Pemasaran & Wali

Kelas

20 Nisban Prayoga, S.Kom. L Honorer Produktif Multimedia

Kepala Laboratorium

Multimedia & Wali

Kelas

21 Nugroho, A.Md.Par., S.Pd. L Honorer Bahasa Inggris

22 Tien Martina, S.Pd. P Honorer Bahasa Inggris

Kepala Laboratorium

Bahasa Inggris &

Wali Kelas

23 Firman Firdaus, S.Sos.I. L Honorer Pend. Agama Islam Staf Kesiswaan &

Wali Kelas

24 Marwati, S.Pd. P Honorer PKn S. Wali Kelas

25 Romlah Muslimah, S.Pd. P Honorer Produktif Pemasaran Wali Kelas

26 Wawang Wangsih, S.Pd. P Honorer Seni Budaya

27 Rusdy Khalid, S.Kom. L Honorer KKPI Staf Sarpras & Wali

Kelas

Tabel 4.2

Data Karyawan SMK Negeri 59 Jakarta

Tahun 2014

No. Nama L/P Status

Kepeg

Ijazah

Tingkat Jurusan Jabatan

1 H. Daryatno, S.E. L PNS S1 Manajemen Kasubag TU

2 Achmad L PNS SMA I P S Bendaharawan

3 Shinta Ellisa, S.Sos. P Honorer S1 Jurnalistik Kepegawaian

4 Tantri Rasmayanti, S.E. P Honorer S1 Ekonomi Mnj. Persuratan

5 Fijiati Ningsih P Honorer SMK Sekretaris Inventaris

6 Dwi Kurnia Rizki P Honorer SMK Akuntansi Kesiswaan

7 Alina Usniyansyah P Honorer SMK Administrasi

Perkantoran Perpustakaan

8 Widodo L Honorer SLTP - Caraka

9 Pepen L Honorer MTs - Caraka

10 Hanafi L Honorer SLTP - Satpam

11 Kusnan L Honorer STM Bangunan Satpam

Page 71: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

57

b. Data Siswa

Dari data yang diperoleh, jumlah siswa di SMKN 59 Jakarta

tahun ajaran 2014/2015 berjumlah 392 orang. Hal ini dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 4.3

Data Siswa SMK Negeri 59 Jakarta

Tahun Ajaran 2014/2015

5. Stuktur dan Mekanisme Kerja Bimbingan dan Konseling

Berikut ini merupakan struktur dan mekanisme kerja bimbingan dan

konseling yang ada di SMKN 59 Jakarta, yaitu sebagai berikut:

KELAS JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER

L P JML L P JML L P JML L P JML

X MM 1 20 12 32 20 12 32 20 12 32 20 12 32

X MM 2 21 11 32 21 11 32 21 11 32 21 11 32

X PM 1 17 18 35 17 18 35 17 18 35 17 18 35

X PM 2 18 17 35 18 17 35 18 17 35 18 17 35

JML 76 58 134 76 58 134 76 58 134 76 58 134

XI MM 1 21 10 31 21 10 31 21 10 31 21 10 31

XI MM 2 21 11 32 21 11 32 21 11 32 21 11 32

XI PM 1 15 16 31 15 16 31 15 16 31 15 16 31

XI PM 2 19 16 35 19 16 35 19 16 35 19 16 35

JML 76 53 129 76 53 129 76 53 129 76 53 129

XII MM 1 26 10 36 26 10 35 26 10 36 26 10 36

XII MM 2 23 7 30 23 7 30 23 7 30 23 7 30

XII PM 1 11 21 32 11 21 32 11 21 32 11 21 32

XII PM 2 12 9 31 12 9 31 12 9 31 12 9 31

JML 82 47 129 82 47 129 82 47 129 82 47 129

JML

SELURUH 234 158 392 234 158 392 234 158 392 234 158 392

Page 72: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

58

1. Struktur Organisasi SMK Negeri 59 Jakarta

STRUKTUR ORGANISASI

SMK NEGERI 59 JAKARTA

KEPALA SEKOLAH

Drs.H. Ramli, M. Pd.

KASUBAG TU

H. Daryatno, S.E.

HANAPI/KUSNAN Juru Bayar

Achmad

Kepeg.

Shinta Ellisa,

S.Sos

Inventaris

Fijiati Ningsih

Kesiswaan

Dwi

Kurnia

Rizki

Persuratan Tantri

Rasmayanti,

S.E

Perpustakaan

Alina

Usniyansyah

Satpam Hanapi &

Kusnan

Caraka

Widodo

& Pepen

Waka Sarpras Elizar Kamal ,

S.Pd.

Waka

Humas/Dudi Drs. Supriyono, MM

Waka Kesiswaan

Drs. Sukarno,

MM.

Waka Kurikulum

Dr. H. Sumiyar,

M. Pd.

Pembina 9K

&UP

Idha

Nurhayati,

S.Pd.

Kaprog

Pemasaran

Megayarni,

S. Pd.

Kaprog

Multimedia

Widya Milza,

S. Pd.

Pembina

Kesiswaan

Wiwik

Wijayanti, S. Pd.

Wali Kelas X Wali Kelas XI Wali Kelas XII

Guru Normatif, Guru Adaptif, Guru Produktif

Osis / Siswa

Gambar 4.1

Page 73: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

59

2. Mekanisme Kerja Bimbingan dan Konseling

MEKANISME KERJA BIMBINGAN DAN KONSELING

TAHUN PELAJARAN : 2014/2015

GURU MATA

PELAJARAN

WALI KELAS GURU

PEMBIMBING

KEPALA

SEKOLAH

DAFTAR NILAI

SISWA

DAFTAR NILAI KARTU

AKADEMIS

ANGKET SISWA

LAPORAN

KEGIATAN

BULANAN BK

DIPERIKSA LAPORAN

KEGIATAN

PELAYANAN

CATATAN

HOME VISIT

CATATAN

KONFERENSI

KASUS

DIPERIKSA

CATATAN

WAWANCARA

NOTULA RAPAT DIPERIKSA

CATATAN

KEJADIAN

(ANEKDOT)

DIKETAHUI BUKU

KEPRIBADIAN DAN

MAP PRIBADI

ANGKET ORANG

TUA

CATATAN

KONSELING

CATATAN

OBSERVASI

SISWA

DIKETAHUI

DIKETAHUI DATA PSIKOTES CATATAN

ANEKDOT

LAPORAN

OBSERVASI SISWA

Gambar 4.2

Page 74: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

60

3. Struktur Organisasi Bimbingan dan Konseling

STRUKTUR ORGANISASI BIMBINGAN KONSELING

SEKOLAH : SMKN 59 JAKARTA TAHUN PELAJARAN : 2014/2015

SISWA

Keterangan:

: GARIS KOORDINASI

: GARIS KOMANDO

Dalam pembuatan program disiplin siswa dimulai dengan perencanaan dan

penyusunan tata tertib dan peraturan di sekolah. Kepala sekolah bekerjasama

dengan komite sekolah membuat dan menerapkan tata tertib dan peraturan

sekolah. Kepala sekolah sebagai penanggung jawab kegiatan pendidikan secara

menyeluruh, khususnya pelayanan bimbingan dan konseling bertugas untuk

mengkoordinir segenap kegiatan yang direncanakan, diprogramkan dan

KOMITE SEKOLAH

ABDUL AZIS SYAM, S. Ag. M.Pd

KEPALA SEKOLAH

Drs. H. Ramli, M.Pd

KOORDINATOR BK

WAKIL KEPALA SEKOLAH

Drs. Sukarno, MM.

KEPALA TU

H. DARYATNO, SE

GURU MATA PELAJARAN

WALI KELAS

GURU PEMBIMBING

Sudik Prayitno, S.Pd

Gambar 4.3

Page 75: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

61

berlangsung di sekolah, sehingga pelayanan pengajaran, latihan, dan bimbingan

dan konseling menjadi suatu kesatuan yang terpadu, harmonis, dan dinamis.

Kepala sekolah bersama dengan wakil kepala sekolah juga bertugas untuk

menyediakan sarana dan prasarana, tenaga dan berbagai fasilitas untuk

kemudahan terlaksananya pelayanan bimbingan dan konseling yang efektif dan

efisien. Kepala sekolah dan wakil kepala sekolah melakukan pengawasan dan

pembinaan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program sebagai bentuk

penilaian dan upaya tindak lanjut pelayanan bimbingan dan konseling.

Guru BK sebagai pelaksana utama layanan bimbingan dan konseling,

bertugas untuk merencanakan program bimbingan dan konseling terutama

program-program layanan dan kegiatan pendukung kemudian melaksanakan

segenap program yang telah direncanakan tersebut dengan pertanggungjawaban

tugas dan kegiatan dalam pelayanan bimbingan dan konseling secara menyeluruh

kepada Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah.

Kepala Tata Usaha bertugas untuk membantu mempersiapkan seluruh

kegiatan BK di sekolah dengan membantu mengadministrasikan seluruh kegiatan

BK, membantu para konselor dalam memelihara data dan serta sarana dan fasilitas

bimbingan dan konseling yang ada.

Guru Mata pelajaran sendiri bertugas untuk membantu guru pembimbing

mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan

konseling, serta pengumpulan data tentang siswa-siswa tersebut. Guru mata

pelajaran juga berpartisipasi dalam penanganan siswa seperti membantu

pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian pelayanan

bimbingan dan konseling serta upaya tindak lanjutnya.

Wali kelas sebagai penanggung jawab kelas bertugas untuk membantu

memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa, khususnya di kelas yang

menjadi tanggung jawabnya untuk mengikuti dan menjalani layanan bimbingan

dan konseling.

Dalam penerapan peraturan sekolah atau tata tertib, adapun penerapan

reward dan punishment dan sanksi poin pelanggaran dan poin penghargaan untuk

para siswa yang berprestasi dan siswa yang mempunyai kasus pelanggaran.Guru

Page 76: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

62

BK bekerjasama dengan wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, guru mata

pelajaran dan wali kelas. Dalam penanganan kasus pertama kali yang menangani

siswa yang melanggar tata tertib diperingatkan oleh guru mata pelajaran, apabila

belum bisa tertangani maka wali kelas yang akan menyelesaikan masalah tersebut.

Apabila wali kelas tidak mampu juga menangani masalah maka guru BK yang

akan mengatasi. Jika pelanggaran sudah dirasakan cukup berat maka wakil kepala

sekolah bidang kesiswaan yang akan menangani masalah tersebut. Masalah yang

sudah terlalu berat maka akan dikenakan sanksi dirumahkan ataupun dikeluarkan.

B. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Data Hasil Wawancara

Dalam pengumpulan data penulis menggunakan teknik wawancara

dan angket. Sebagaimana teori yang telah dijelaskan dalam bab II,

kontribusi layanan bimbingan dan konseling dalam membina disiplin

belajar siswa di SMKN 59 Jakarta secara umum terbagi menjadi empat

jenis yaitu layanan dasar, layanan responsif, layanan perencanaan

individual, serta dukungan sistem.

a. Layanan Dasar Bimbingan

Pelayanan dasar di SMKN 59 Jakarta terdiri dari layanan

bimbingan klasikal, layanan orientasi, dan layanan pengumpulan data.

1. Layanan bimbingan klasikal

Pada layanan bimbingan klasikal guru BK melakukan kontak

langsung dengan para peserta didik di kelas, secara terjadwal guru BK

memberikan layanan bimbingan di kelas. Di SMKN 59 tidak ada jam

pelajaran bimbingan dan konseling karena secara pengajaran di kurikulum

2013 tidak ada jadwal pelajarannya. Berdasarkan hasil wawancara terkait

dengan layanan dasar, menurut Bapak Sudik Prayitno selaku guru

bimbingan dan konseling mengatakan bahwa: “Kalau secara umum sih

untuk tahun ajaran ini ya hampir 50% layanan BK sudah dimanfaatkan,

karena jumlah 390an siswa yang melayani BK nya cuma satu, saya sendiri

Page 77: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

63

kewalahan. Tapi dari keseluruhan sejumlah 200 orang sudah

memanfaatkan konseling individu. Untuk layanan bimbingan karir hampir

semua kelas sudah diberikan. Secara pengajaran di kurikulum 2013 tidak

masuk, pemanfaatannya sih sudah.”1

Pada layanan bimbingan klasikal, fasilitas yang diberikan oleh

kepala sekolah untuk mendukung program kerja BK berdasarkan hasil

wawancara dengan Bapak Ramli selaku Kepala Sekolah, mengatakan

bahwa: “Jelas fasilitas itu sendiri misalnya fasilitas konsultasi, jadi

silahkan jam berapapun dia bisa konsultasi, kemudian BK juga

mendampingi untuk mengatasi berbagai masalah.”2

Dari hasil data terkait bimbingan klasikal, penulis menyimpulkan

bahwa sebagian besar layanan di sekolah berupa bimbingan klasikal hanya

terpenuhi hampir 50% hal ini dikarenakan sudah tidak adanya jadwal mata

pelajaran Bimbingan dan Konseling di dalam kurikulum 2013, guru BK

hanya memanfaatkan jam-jam kosong apabila ada guru yang tidak masuk

maka beliau yang menggantikan dengan jadwal bimbingan ke kelas-kelas.

Untuk mendukung berjalannya layanan, Kepala Sekolah memfasilitasi jam

konsultasi untuk para siswa datang ke ruang BK untuk berdiskusi ataupun

mencurahkan pendapat dan masalah-masalahnya terutama masalah yang

berkaitan dengan belajar. Seharusnya secara terjadwal bimbingan klasikal

sendiri harus memfasilitasi seluruh siswa, apabila hanya memanfaatkan

konsultasi ke ruang BK maka tidak semua siswa dapat memanfaatkan

layanan bimbingan itu sendiri.

2. Layanan Orientasi

Pada layanan orientasi bertujuan untuk memungkinkan peserta

didik dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah,

berupa kerjasama pihak sekolah dalam pengenalan tata tertib yang ada di

sekolah tersebut. Berdasarkan hasil wawancara terkait layanan orientasi

1 Hasil wawancara dengan Bapak Sudik Prayitno (Guru BP/BK), SMKN 59 Jakarta, 24

November 2014. 2 Hasil wawancara dengan Bapak Ramli (Kepala Sekolah), SMKN 59 Jakarta, 24

November 2014.

Page 78: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

64

terutama dalam hal sosialisasi dan penerapan tata tertib, menurut Bapak

Ramli selaku Kepala Sekolah mengatakan bahwa: “Ya, saya kerjasamanya

saya katakan bahwa kepada guru BK tolong diterapkan tata tertibnya

kemudian juga reward dan punishment. Ada reward (penghargaan) kepada

anak-anak yang berprestasi dan juga untuk anak-anak yang baik.”3

Pada layanan orientasi ada sosialisasi preventif agar siswa lebih

disiplin dalam belajar, berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak

Sukarno selaku Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, mengatakan

bahwa: “Kalau upaya pencegahan banyak ya, artinya setiap siswa diberi

jadwal untuk diberikan pengarahan. Ada jadwal setiap siswa itu mungkin

kalau jumlah siswanya sampai 400 itu mungkin jadwal pengarahannya

secara pribadi itu satu bulan satu kali.”4

Dari hasil data terkait layanan orientasi, penulis menyimpulkan

bahwa dalam melaksanakan layanan orientasi kerjasama antara kepala

sekolah dengan guru BK dalam menerapkan tata tertib di sekolah sudah

cukup baik sehingga siswa lebih mengenal dan memahami tata tertib yang

ada di sekolah berupa sistem poin. Di SMKN 59 Jakarta itu sendiri

diterapkan sistem poin penghargaan dan poin pelanggaran. Poin

penghargaan diberikan kepada siswa yang berprestasi dan mampu

melaksanakan tugas belajar mereka sebaik mungkin, kriteria poin

ditentukan oleh sekolah. Sedangkan poin pelanggaran diberikan untuk

siswa yang sering melanggar aturan sekolah, semakin banyak poin

pelanggaran maka semakin banyak sanksi yang akan mereka dapat. Di

SMKN 59 Jakarta sudah ada jadwal pengarahan dalam layanan orientasi

dan sudah terjadwal pengarahan tersebut secara pribadi hingga satu bulan

sekali.

3 Hasil wawancara dengan Bapak Ramli (Kepala Sekolah), SMKN 59 Jakarta, 24

November 2014. 4 Hasil wawancara dengan Bapak Sukarno (Wakil Kepala Sekolah) SMKN 59 Jakarta, 28

November 2014.

Page 79: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

65

3. Layanan Pengumpulan Data

Pada layanan pengumpulan data yaitu berupa kegiatan untuk

mengumpulkan data atau informasi tentang pribadi peserta didik, dan

lingkungan peserta didik. Berdasarkan hasil wawancara terkait dengan

layanan pengumpulan data apabila terjadi pelanggaran disiplin, menurut

Bapak Sudik Prayitno selaku guru BK mengatakan bahwa: “Mengatasi

pelanggaran disiplin dengan orangtua, dengan wakasek kesiswaan sebagai

pelaporan, semua diberi tahu ini poin-poinnya bagaimana menurut

pendapat mereka apakah perlu pembinaan atau diperlakukan sanksi.

Dengan memantau surat perjanjian yang dilakukan wakasek kesiswaan.

Apabila kasus sudah terkumpul dan orangtua sudah diberi tahu semua

hukumannya diputuskan oleh wakasek kesiswaan. Guru BK memantau

sejauh mana siswa melakukan perintah dari surat perjanjian. Koordinasi

dengan orangtua yang paling utama.”5

Apabila ada siswa yang tidak disiplin terutama mengalami

keterlambatan, maka data akan dikumpulkan dan hasilnya dilaporkan ke

wali kelas seperti hasil wawancara dengan Ibu Wiwik, beliau mengatakan

bahwa: “Misalnya masalah keterlambatan, saya kumpulkan di pos dan

saya suruh jalan jongkok sekalian berolahraga biasanya dari 50 jadi 30

orang yang terlambat, berkurang lah istilahnya itu yang keterlambatan 15

menit. Biasanya yang datang lebih lama lagi saya suruh membantu

membersihkan musholla apalagi di hari Jumat. Tapi kalau terlambat sudah

berkali-kali dipanggil orangtua dan hasilnya dilaporkan ke wali kelas, dan

ditindak lanjuti oleh wali kelasnya.”6

Dari hasil data terkait layanan pengumpulan data, penulis

menyimpulkan bahwa layanan ini digunakan sebagai bentuk pelaporan

siswa yang bermasalah serta sebagai wadah pengumpulan informasi yang

diperlukan dalam rangka penilaian pelayanan bimbingan dan konseling.

5 Hasil wawancara dengan Bapak Sudik Prayitno (Guru BK) SMKN 59 Jakarta, 24

November 2014. 6 Hasil wawancara dengan Ibu Wiwik Wijayanti (Guru Piket) SMKN 59 Jakarta, 24

November 2014.

Page 80: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

66

Penanganan masalah siswa yang dirasa sudah terlalu berat dan memiliki

catatan kasus yang sudah cukup banyak dalam pengumpulan data siswa

bermasalah tersebut akandiupayakan tindak lanjutnya.

b. Layanan Responsif

Layanan responsif digunakan untuk membantu memenuhi

kebutuhan yang bersifat preventif dan kuratif. Tugas guru BK di SMKN

59 Jakarta yaitu membantu proses pengenalan diri oleh peserta didik

beserta peluang dan tantangan yang ditemukannya dalam lingkungan,

sehingga peserta didik mandiri mengambil keputusan penting perjalanan

hidupnya (belajar, pribadi, sosial, dan karir) dalam rangka mewujudkan

kehidupan yang produktif, sejahtera, dan bahagia serta peduli kepada

kemaslahatan umum, melalui pendidikan.

Layanan responsif di SMKN 59 Jakarta terdiri dari konseling

individual dan kelompok, referal (rujukan/alih tangan), kolaborasi guru

mata pelajaran/wali kelas, kolaborasi dengan orang tua, kolaborasi dengan

pihak-pihak terkait di luar sekolah/madrasah, konsultasi, konferensi kasus,

kunjungan rumah.

1. Konseling Individual dan Kelompok

Konseling individual dan kelompok merupakan layanan responsif

yang ditujukan untuk membantu peserta didik yang mengalami kesulitan

dan hambatan dalam mencapai tugas perkembangannya. Melalui

konseling, peserta didik (konseli) dibantu untuk menyelesaikan masalah

dengan tepat. Berdasarkan hasil wawancara terkait dengan konseling

individual dan kelompok, menurut Bapak Ramli untuk mendukung

program kerja BK, beliau mengatakan bahwa: “Jelas fasilitas itu sendiri

misalnya fasilitas konsultasi, jadi silahkan jam berapapun siswa bisa

konsultasi, kemudian BK juga mendampingi untuk mengatasi berbagai

masalah.”7 Sedangkan menurut Bapak Sudik Prayitno mengatakan bahwa:

7 Hasil wawancara dengan Bapak Ramli (Kepala Sekolah) SMKN 59 Jakarta, 24

November 2014.

Page 81: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

67

“kalau secara umum sih untuk tahun ajaran ini ya hampir 50% layanan

sudah dimanfaatkan, karena jumlah 390an siswa yang melayani BK-nya

cuma satu, saya sendiri kewalahan. Tapi dari keseluruhan sejumlah 200

orang sudah memanfaatkan konseling individu.”8

Berdasarkan hasil data diatas, penulis menyimpulkan konseling

individu dilakukan dengan fasilitas konsultasi yang telah disediakan

sekolah untuk siswa, jadi jam berapapun siswa bisa konsultasi dengan guru

BK mengenai permasalahan individu siswa kemudian diselesaikan dengan

konseling individu. Untuk konseling kelompok guru BK masuk ke kelas-

kelas untuk membantu siswa-siswa yang mengalami hambatan dalam

mencapai tugas-tugas perkembangannya.

2. Layanan Referal (Rujukan/Alih Tangan)

Layanan referal (rujukan/alih tangan) merupakan salah satu

layanan yang dilakukan apabila konselor merasa kurang memiliki

kemampuan untuk menangani masalah konseli maka dia

mereferal/mengalihtangankan konseli kepada pihak lain yang berwenang.

Berdasarkan hasil wawancara terkait dengan layanan referal/alih

tangan, menurut Bapak Sukarno selaku wakil kepala sekolah bidang

kesiswaan apabila menghadapi kasus penanganan siswa yang kurang

disiplin, beliau mengatakan bahwa: “Tergantung kasusnya, misalkan

pelanggaran berat langsung dikeluarkan misalnya minum-minuman keras,

narkoba itu ya saya langsung keluarkan, tawuran langsung dikeluarkan.

Siswa yang keluar kelas itu diperingatkan, kan pertama kali guru yang

bersangkutan dulu menangani kalau tidak bisa diserahkan ke wali kelas,

kalau wali kelas tidak bisa yang menangani BP. Kalau BP gagal

menangani baru saya sebagai kesiswaan yang menangani kasusnya.”9

Berdasarkan data hasil wawancara, penulis menyimpulkan bahwa

apabila konselor merasa kurang memiliki kemampuan untuk menangani

8 Hasil wawancara dengan Bapak Sudik Prayitno (Guru BK) SMKN 59 Jakarta, 24

November 2014. 9 Hasil wawancara dengan Bapak Sukarno (Wakil Kepala Sekolah) SMKN 59 Jakarta, 24

November 2014.

Page 82: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

68

masalah yang cukup berat maka konselor mengalihtangankan kasus

tersebut ke Wakil Kepala Sekolah bidang kesiswaan untuk diselesaikan

masalahnya lebih lanjut apakah siswa tersebut harus tetap dipertahankan

dengan syarat menandatangani surat perjanjian dan tidak akan mengulangi

pelanggaran, atau akan mendapatkan sanksi dirumahkan atau dikeluarkan

apabila tidak ada perubahan pada diri siswa yang melanggar aturan

sekolah tersebut.

3. Kolaborasi dengan Guru Mata Pelajaran/ Wali Kelas

Kolaborasi dengan guru mata pelajaran/wali kelas merupakan

layanan responsif yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang

peserta didik baik itu prestasi belajar, kehadiran, dan pribadinya.

Kolaborasi guru BK di SMKN 59 Jakarta dalam penanganan siswa yaitu

sebagaimana yang diungkapkan Ibu wiwik yang mengatakan bahwa:

“bentuk kerjasama ya ada, penanganan siswa. Tindak lanjut 3x berturut-

turut melakukan pelanggaran dilakukan penanganan berupa pemanggilan

orang tua.10

Sedangkan menurut Bapak Sudik Prayitno selaku guru BK yang

bekerjasama dengan guru mata pelajaran, beliau mengatakan bahwa: “Ada,

kerjasama bentuknya misalkan pelajaran produktif pemasaran ada siswa

yang masuk tapi tidak masuk jam pelajaran tersebut. Di selesaikan dengan

home visit oleh guru BK atas rekomendasi wali kelas dan guru mata

pelajaran, orangtua dipanggil ke sekolah.”11

Hal senadapun diungkapkan Bapak Tomi Sukito selaku guru

produktif pemasaran dan wali kelas, beliau mengatakan bahwa: “Dalam

mengatasi permasalah siswa kita panggil siswa yang bermasalah alasannya

apa, kita mencari solusinya dengan BK mau diapakan. Kan dia mau kesini

tujuannya juga mau belajar tidak mungkin kita marahi. Anaknya kita

10

Hasil wawancara dengan IbuWiwik Wijayanti (Guru Piket) SMKN 59 Jakarta, 28

November 2014. 11

Hasil wawancara dengan Bapak Sudik Prayitno (Gur`u BP/BK) SMKN 59 Jakarta, 24

November 2014

Page 83: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

69

bicarakan terlebih dahulu baru kita bawa ke guru BK, lalu kita diskusikan

sama-sama.”12

Berdasarkan hasil data diatas, penulis menyimpulkan, kerjasama

dalam mengatasi permasalahan siswa antara guru piket, wali kelas, guru

mata pelajaran dan guru BK sudah cukup baik. Dengan mengumpulkan

data catatan kasus siswa yang ada di sekolah kemudian apabila dirasa

sudah cukup berat maka guru BK bersama dengan wali kelas

membicarakan masalah yang ada pada siswa tersebut kemudian sama-

sama mencari solusi terbaik untuk siswa agar mau berubah. Apabila belum

ada perubahan maka dilakukan konferensi kasus dengan pemanggilan

orangtua sebagai upaya penyelesaian masalah secara bersama-sama.

4. Kolaborasi dengan Orangtua

Kolaborasi dengan orangtua merupakan layanan responsif yang

penting agar proses bimbingan terhadap peserta didik tidak hanya

berlangsung di sekolah/madrasah, tetapi juga oleh orang tua dirumah.

Berdasarkan hasil wawancara terkait dengan kolaborasi dengan orang tua

dalam hal kasus penanganan siswa yang tidak disiplin belajar, menurut

Bapak Sukarno, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan mengatakan

bahwa: “kasusnya itu misalnya terlambat sampai 3x berturut-turut itu

dipanggil orang tua. Di sini maksimal tidak masuk itu 12x, kalau tidak

masuk 12x sudah dikeluarkan oleh sekolah. Setiap 3x tidak masuk

dipanggil orangtua, kalau sampai 12x dikeluarkan”.13

Menurut Bapak Sudik Prayitno pelayanan di sekolah belum cukup

maksimal karena kurang koordinatifnya orangtua, beliau mengatakan

bahwa: “Sepertinya belum maksimal, karena jumlah guru tidak memadai.

Kadang-kadang waktu yang terbatas harus melayani sekian orang, kendala

teknis. Orangtua tidak koordinatif juga, sekolah hanya dianggap seperti

12

Hasil wawancara dengan Bapak Tomi Sukito (Ketua Lab.Pemasaran & Wali kelas), 28

November 2014. 13

Hasil wawancara dengan Bapak Sukarno (Wakil Kepala Sekolah), SMKN 59 Jakarta,

28 November 2014.

Page 84: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

70

penitipan anak, anak tidak dipantau perkembangan belajarnya oleh

orangtua.”14

Menjelaskan lebih lanjut mengenai hambatan dalam membina

siswa agar lebih disiplin, Bapak Sukarno selaku wakil kepala sekolah

mengatakan bahwa: “Hambatannya dari pihak orangtua, orangtua selama

sekolah gratis tidak memperhatikan anak sama sekali. Jadi orangtua tidak

pernah kontrol, dipanggil juga susah kadang-kadang. Karena sekolah

gratis, orangtua kurang perhatian kepada anak dan kepada sekolah. Jadi

seolah-olah semua persoalan ditangani sekolah, padahal itu persoalan

anaknya sendiri, pihak orangtua lepas tangan”.15

Kolaborasi dengan orangtua dalam hal penanganan keterlambatan,

menurut Ibu Wiwik selaku guru piket, mengatakan bahwa: “Ya, kalau

terlambat lagi penanganannya maka kita datangkan orangtua kami mohon

bantuan kepada orangtua untuk keberangkatan pagi tolong diingatkan oleh

orangtua, anak ini dibangunkan pagi dengan sholat shubuh supaya datang

ke sekolahan, apabila masih terlambat orangtua akan diberikan

pengarahan.”16

Berdasarkan hasil data diatas, penulis menyimpulkan bahwa

kolaborasi antara pihak sekolah dengan orangtua masih dirasa kurang. Hal

ini dikarenakan sikap orangtua yang kurang peduli terhadap aktivitas

belajar anaknya di sekolah. Orangtua menganggap anak mereka sudah

menjadi tanggung jawab sekolah sepenuhnya apabila di sekolah, padahal

peran orangtua dirumah juga menentukan kemajuan belajar siswa di

sekolah. Seharusnya orangtua perlu bekerjasama dengan konselor agar

proses bimbingan itu sendiri tidak hanya berlangsung di sekolah saja,

tetapi harus dilakukan oleh orangtuanya dirumah. Orangtua diharapkan

dapat memberitahu kemajuan anaknya dirumah ke sekolah terutama

14

Hasil wawancara dengan Bapak Sudik (Guru BP/BK) SMKN 59 Jakarta, 24 November

2014. 15

Hasil wawancara dengan Bapak Sukarno (Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan)

SMKN 59 Jakarta, 28 November 2014. 16

Hasil wawancara dengan Ibu Wiwik Wijayanti (Guru Piket) SMKN 59 Jakarta, 28

November 2014.

Page 85: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

71

menyangkut kegiatan belajar dan perilakunya sehari-hari saat berada di

rumah.

5. Kolaborasi dengan Pihak-Pihak Terkait Diluar Sekolah

Kolaborasi dengan pihak-pihak terkait diluar sekolah

merupakanlayanan responsif yang berkaitan dengan upaya

sekolah/madrasah untuk menjalin kerjasama dengan unsur-unsur

masyarakat yang dipandang relevan dengan peningkatan mutu pelayanan

bimbingan. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Ramli selaku

Kepala Sekolah terkait dengan kerjasama BK dengan lembaga di luar

sekolah, beliau mengatakan bahwa: “BK secara formal mempunyai

hubungan dengan pihak luar berupa tes IQ setiap tahun ada, BK juga

membantu anak-anak untuk magang. Jadi BK ini membantu anak-anak

agar proses magang disana mempunyai psikologis yang baik, kejiwaan

yang baik.”17

Berdasarkan hasil data diatas, penulis menyimpulkan bahwa

kolaborasi dengan pihak terkait diluar sekolah yaitu BK secara formal

telah menjalin hubungan dengan pihak luar baik itu dalam mengadakan tes

IQ untuk mengukur sejauh mana minat dan bakat siswa, melakukan tes

toefl dan toafl untuk mengukur sejauh mana kemampuan bahasa para

siswa, kemudian menjalin kerjasama dengan perusahaan magang. SMKN

59 Jakarta siswanya melaksanakan magang di kelas 2 di semester genap,

dalam hal ini BK turut membantu proses magang siswa agar mempunyai

psikologis yang baik dan kejiwaan yang baik. BK di sekolah menjalin

kerjasama dengan pihak luar sebagai upaya peningkatan kualitas sekolah

dan peningkatan mutu layanan bimbingan.

6. Kunjungan Rumah

Kunjungan rumah merupakan layanan responsif berupa kegiatan

untuk memperoleh data atau keterangan tentang peserta didik tertentu yang

sedang ditangani, dalam upaya mengentaskan masalahnya, melalui

17

Hasil wawancara dengan Bapak Ramli (Kepala Sekolah) SMKN 59 Jakarta, 24

November 2014.

Page 86: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

72

kunjungan kerumahnya. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak

Sudik terkait dengan kunjungan rumah, beliau mengatakan bahwa: “Tidak

harus semua masalah dilakukan kunjungan rumah, kalau BK hanya

memantau, untuk menyelesaikan bagian kesiswaan dan wali kelas. BK

mengetahui, disitu ada unsur BK, kaitannya dengan pelanggaran, bagian

kesiswaan yang terutama mengetahui.”18

Lebih lanjut Bapak Sudik menyelesaikan masalah disiplin belajar

dengan home visit, beliau mengatakan bahwa: “Bentuknya misalkan

pelajaran produktif pemasaran ada siswa yang masuk tapi tidak masuk jam

pelajaran tersebut. Di selesaikan dengan home visit oleh guru BK atas

rekomendasi wali kelas dan guru mata pelajaran, orangtua dipanggil ke

sekolah.”19

Mengenai biaya operasional dalam kunjungan rumah berdasarkan

hasil wawancara dengan Bapak Ramli selaku Kepala Sekolah, mengatakan

bahwa: “Ada ya untuk guru BK, jadi misalnya untuk kunjungan ke rumah

siswa memang dari sekolah mengadakan, BK berapa kali kemana-mana

sudah kita biayai.”20

Berdasarkan hasil data diatas, penulis menyimpulkan bahwa

sebagai upaya memperoleh data atau keterangan tentang siswa maka guru

BK mengadakan home visit (kunjungan rumah) dalam penyelesaian

masalah. Umumnya masalah yang dihadapi siswa bisa dikarenakan

masalah yang bersifat pribadi berupa masalah pada keluarganya sehingga

memungkinkan guru BK untuk mengadakan kunjungan rumah sebagai

langkah untuk mengentaskan masalah siswa tersebut. Kunjungan rumah

juga dilakukan agar kerjasama dengan pihak orangtua dalam

menyelesaikan masalah belajar siswa menjadi lebih mudah dan dapat

teratasi.

18

Hasil wawancara dengan Bapak Sudik Prayitno (Guru BP/BK) SMKN 59 Jakarta, 24

November 2014. 19

Hasil wawancara dengan Bapak Sudik Prayitno (Guru BP/BK) SMKN 59 Jakarta, 24

November 2014. 20

Hasil wawancara dengan Bapak Ramli (Kepala Sekolah) SMKN 59 Jakarta, 24

November 2014.

Page 87: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

73

Layanan responsif dilakukan dengan konseling individu, setiap

harinya 5-10 siswa konsultasi biasa dan datang langsung ke ruang BK.

Dalam mengembangkan kualitas pelayanan guru BK bekerjasama dengan

kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru-guru teman sejawat dan dari

pihak orangtua yang memberi masukan-masukan. Dalam hal membentuk

disiplin, guru BK memberikan penyadaran kepada siswa dengan

pembinaan melalui pendidikan. Semuanya harus dilakukan secara tepat

dan transparan artinya pendidikan itu dari belajar tentang disiplin berupa

mengelola waktu21

c. Layanan Perencanaan individual

Layanan perencanaan individual itu sendiri bertujuan untuk

membantu seluruh peserta didik memahami pertumbuhan dan

perkembangannya sendiri, kemudian merencanakan dan

mengimplementasikan rencana-rencananya itu atas dasar hasil pemantauan

dan pemahamannya.

Dalam perencanaan individual konselor membantu peserta didik

menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya berdasarkan data atau

informasi yang diperoleh. Pelayanan perencanaan individual ini dapat

dilakukan juga melalui pelayanan penempatan (penjurusan dan

penyaluran), untuk membentuk peserta didik menempati posisi yang

sesuai dengan minat dan bakatnya. Berdasarkan hasil wawancara dengan

Bapak Sudik Prayitno terkait perencanaan individual dengan suatu

evaluasi dalam melayani kebutuhan siswa, beliau mengatakan bahwa:

“evaluasinya yaitu kita pakai layanan segera, dengan menanyakan bahwa

konseling ini bermanfaat atau tidak untuk siswa. Untuk jangka panjangnya

kita mempunyai ukuran-ukuran maksudnya adakah pemanfaatan dan

21

Hasil wawancara dengan Bapak Sudik Prayitno (Guru BP/BK) SMKN 59 Jakarta, 24

November 2014.

Page 88: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

74

apakah ada perubahan bermanfaat saat kelulusan. Harus terukur, kita ada

laporan kegiatannya juga dengan pemanggilan dan tanda tangan.”22

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Ramli selaku Kepala

sekolah terkait dengan layanan perencanaan individual dan penyaluran,

beliau mengatakan bahwa: “BK secara formal mempunyai hubungan

dengan pihak luar berupa tes IQ setiap tahun ada, BK juga membantu

anak-anak untuk magang. Jadi BK ini membantu anak-anak agar proses

magang disana mempunyai psikologis yang baik, kejiwaan yang baik.”23

Fungsi BK di SMKN 59 Jakarta dalam perencanaan individual terutama

dalam peminatan peserta didik yaitu:

a. Memahami diri tentang potensi diri, peminatan belajar yang

diselenggarakan di satuan pendidikan dan peluang pengembangannya.

b. Pengembangan potensinya dan mencapai perkembangan optimal

c. Penyaluran potensi yang dimiliki sesuai dengan program peminatan

yang diselenggarakan di satuan pendidikan dan kesempatan lain yang

ada.

d. Menempatkan dirinya sesuai dengan kondisi satuan pendidikan.

e. Menyesuaikan diri secara dinamis dan konstruktif sesuai peminatannya

dan kondisi lingkungan pembelajarannya.

f. Mencegah agar tidak mengalami kekeliruan pikiran, perasaan, dan

perilaku yang menghambat kelancaran belajar.

g. Mengentaskan masalahnya secara bertanggungjawab

h. Memperbaiki kekeliruan berfikir, berperasaan dan bertindak atau

berkehendak.

i. Menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta

dalam dirinya

22

Hasil wawancara dengan Bapak Sudik Prayitno (Guru BP/BK) SMKN 59 Jakarta, 24

November 2014. 23

Hasil wawancara dengan Bapak Ramli (Kepala Sekolah) SMKN 59 Jakarta, 24

November 2014.

Page 89: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

75

j. Mengembangkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan kesempatan

yang ada dan masa depannya.24

Berdasarkan hasil data diatas, penulis menyimpulkan bahwa

layanan perencanaan individual dilakukan sebagai langkah penyaluran

dan penempatan siswa sesuai dengan minat, bakat, dan

kemampuannya. Dalam hal ini guru BK mengadakan evaluasi saat

kelulusan, apakah siswa tersebut sudah masuk ke jenjang yang sudah

diinginkan atau sudah bekerja sesuai dengan kemampuan yang

dimilikinya. Kepala sekolah bekerjasama dengan BK juga

memfasilitasi pengadaan tes IQ, tes TOEFL dan TOAFL serta

penempatan magang saat berada di kelas XI. Layanan perencanaan

individual di SMKN 59 Jakarta sudah cukup baik, karena telah

melaksanakan layanan penempatan (penjurusan dan penyaluran), untuk

membentuk peserta didik menempati posisi yang sesuai dengan bakat

dan minatnya.

d. Dukungan Sistem

Dukungan sistem merupakan cara pengembangan profesi dengan

memperbaharui pengetahuan dan keterampilannya dengan melakukan

penelitian, mengikuti kegiatan profesi, dan mengikuti aktivitas

peningkatan profesi serta kegiatan pada organisasi profesi. Berdasarkan

hasil wawancara dengan bapak Sudik Prayitno terkait dukungan sistem

dalam mengembangkan kualitas layanannya, beliau mengatakan bahwa:

“Ya dengan mengikuti kegiatan MGMP, mengikuti kegiatan pelatihan

melalui divisi MGBK (Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling).

Ikatan Petugas Guru Bimbingan Sekolah, melalui Asosiasi Bimbingan

Konseling Indonesia.25

24

Hasil Dokumentasi Layanan BK dalam implementasi kurikulum 2013 di SMKN 59

Jakarta. 25

Hasil wawancara dengan Bapak Sudik Prayitno (Guru BP/BK) SMKN 59 Jakarta, 24

November 2014.

Page 90: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

76

Dukungan sistem yaitu adanya buku penghubung yang bersifat

pendataan diri siswa dan pemanggilan orangtua.26

Kemudian dukungan

sistem juga berupa kerjasama dengan semua pihak terutama guru BP,

Pembina OSIS, guru piket dan juga ketua kelas kemudian satpam,

semuanya berkaitan satu sama lain.27

Berdasarkan hasil data diatas, penulis menyimpulkan bahwa

dukungan sistem sudah memadai guru BK untuk memperbaharui

pengetahuan dan keterampilannya. Guru BK di SMKN 59 Jakarta telah

mengembangkan kualitas layanannya dengan mengikuti kegiatan pelatihan

melalui berbagai divisi dalam organisasi profesi dan aktif dalam kegiatan-

kegiatan ilmiah seperti lokakarya, pelatihan, seminar, workshop. Saat ini

guru BK di SMKN 59 Jakarta sedang melanjutkan studi ke program yang

lebih tinggi (Pascasarjana) sebagai bentuk proses pengembangan

profesinya.

e. Pendidikan Karakter dalam Membentuk Disiplin

Mulai tahun 2011, seluruh tingkat pendidikan di Indonesia harus

menyisipkan pendidikan berkarakter. Nilai karakter yang terkandung

dalam pendidikan karakter bangsa yaitu religius, jujur, toleransi, disiplin,

kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat

kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif,

cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung

jawab, berani, dan kritis.

Agar siswa lebih disiplin dalam belajar, siswa harus mempunyai

motivasi dan kerja keras dalam belajar baik itu di sekolah maupun di

rumah. Kerja keras sendiri merupakan salah satu nilai karakter yang

menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai

hambatan belajar. Menurut Firman Firdaus selaku guru mata pelajaran

26

Hasil wawancara dengan Bapak Sudik Prayitno (Guru BP/BK) SMKN 59 Jakarta, 24

November 2014. 27

Hasil wawancara dengan Bapak Sukarno (Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan),

SMKN 59 Jakarta, 28 November 2014.

Page 91: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

77

mengatakan bahwa: “Motivasi itu biasanya datang dalam diri sendiri ya,

biasanya saya berusaha untuk memotivasi siswa dengan memberikan video

dan games-games edukatif dalam belajar terutama video yang memotivasi

sehingga siswa lebih tertarik untuk belajar.”

Dalam membentuk disiplin sikap dan perilaku yang patuh dalam

melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan

ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain

merupakan nilai karakter yang paling utama dalam membentuk pribadi

individu. Di sekolah nilai religius sebagaimana dijelaskan oleh Firman

Firdaus yang mengatakan bahwa: “Ya misalkan untuk membentuk sikap

dan perilaku religius, setiap hari jumat anak perempuan selalu mengikuti

keputrian saat siswa laki-laki shalat jumat, setiap pagi sebelum KBM juga

ada kegiatan baca Al-Quran bersama.”

Kemudian nilai karakter yang selalu ditekankan sebagai perilaku

yang didasarkan pada menjadikan diri sebagai orang yang selalu dapat

dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan yaitu nilai kejujuran.

Dalam nilai kejujuran, Firman Firdaus selaku guru mata pelajaran

mengatakan bahwa: “Saat saya memberikan tugas mata pelajaran

kewirausahaan yaitu tugas product selling dalam pembuatan proposal dan

pengajuan proposal harus ada rincian anggaran yang sesuai, siswa dituntut

untuk jujur dalam hal tersebut.”

Ya biar siswa jujur biasanya saat mata pelajaran saya terkait

dengan tugas product selling siswa secara berkelompok saling berdiskusi

membicarakan product yang akan mereka jual di sekolah. Dalam diskusi

itu kan siswa saling mengutarakan pendapat mereka dan mereka harus

menghargai pendapat satu sama lain.

Untuk membentuk disiplin siswa yaitu berupa tindakan yang

menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan

peraturan, Firman Firdaus selaku guru mata pelajaran mengatakan bahwa:

“Biasanya biar siswa lebih disiplin itu saya mengadakan razia saat jam

belajar. Saya menerapkan sanksi poin kepada siswa yang melanggar

Page 92: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

78

seperti makan saat jam belajar atau pulang sebelum bel sekolah berbunyi

ya maka siswa tersebut akan saya kenakan sanksi poin pelanggaran”

Banyaknya kasus-kasus yang terjadi di sekolah seperti kurang

disiplin disebabkan karena runtuhnya karakter diri yang dimiliki oleh para

siswa. Hal yang dapat dilakukan untuk memperbaiki keadaan tersebut

adalah dengan memperbaiki karakter dari masing-masing individu, melalui

pendidikan karakter. Pendidikan karakter seharusnya dimulai sejak dini,

mulai dari Play Group hingga perguruan tingi. Di sekolah pendidikan

karakter dapat diimplementasikan melalui pembelajaran di kelas dan

melalui kegiatan ekstrakurikuler. Selain itu pihak sekolah harus dapat

bekerja sama dengan orang tua agar penanaman pendidikan karakter dapat

terlaksana dengan optimal.

Untuk membentuk disiplin belajar di sekolah harus ada

pembentukan karakter melalui sikap mandiri dan tanggung jawab siswa

dalam belajar sehingga terlaksananya proses dan kegiatan pendidikan.

Menurut Firman Firdaus selaku guru mata pelajaran mengatakan bahwa:

“Ya, menanamkan sikap mandiri yaitu dengan saat kerja kelompok dan

mengerjakan tugas, pasti di dalam kelompok itu tiap-tiap individu

mempunyai tanggung jawab masing-masing. Tanggung jawab setiap

individu dalam kerja kelompok akan menimbulkan sikap mandiri dalam

diri siswa tersebut untuk mengerjakan tugas yang memang sudah di bagi-

bagi per individu dalam kelompok tersebut.”

Untuk membentuk karakter yang baik dalam diri siswa, sekolah

harus menanamkan sikap peduli lingkungan dan sikap peduli sosial.

Menurut Firman Firdaus selaku guru mata pelajaran, mengatakan bahwa:

“Sikap peduli lingkungan ya dengan mengadakan piket kelas setiap

harinya, kemudian setiap hari jumat selalu mengadakan “jumat bersih”

sehingga siswa lebih peduli terhadap kebersihan lingkungannya. Sekolah

mengembangkan sikap peduli sosial kepada siswa misalkan setiap

Page 93: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

79

memperingati hari anak yatim, sekolah biasanya memberikan santunan

kepada siswa yang yatim/piatu.”28

Diharapkan melalui pembelajaran di kelas dan melalui kegiatan

ekstrakurikuler sikap serta perilaku positif peserta didik dapat terwujud.

Tentunya dengan bantuan dari orang tua masing-masing peserta didik.

Dengan begitu akan dihasilkan generasi penerus bangsa yang bertanggung

jawab, memiliki kecerdasan, kepribadian dan akhlak mulia.

2. Data Hasil Angket

Tabel. 4.4

Guru BK mengadakan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah

No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase

1

a. Selalu 4 5 15,6%

b. Sering 3 15 46,9%

c. Kadang-kadang 2 12 37,5%

d. Tidak Pernah 1 0 0%

Jumlah 10 32 100%

Tabel di atas menunjukan bahwa sebesar 15,6% responden menyatakan

kegiatan bimbingan dan konseling ada dalam mata pelajaran bimbingan dan

konseling, 46,9% responden menyatakan ada di luar jam pelajaran, 37,5%

responden menyatakan kegiatan bimbingan dan konseling ada hanya di waktu

tertentu saja, 0% menyatakan tidak ada kegiatan layanan bimbingan dan

konseling. Data tersebut menunjukan bahwa guru BK sebagian besar melakukan

kegiatan bimbingan dan konseling di luar jam pelajaran. Jam pelajaran BK sedang

terdapat penyesuaian mulai dari adanya jam khusus untuk pelajaran BK hingga

ditiadakannya jam pelajaran tersebut.

28

Hasil wawancara dengan Bapak Firman Firdaus (Staf Kesiswaan) SMKN 59 Jakarta, 19

Januari 2015.

Page 94: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

80

Tabel. 4.5

Guru BK mengadakan layanan orientasi sekolah

No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase

2

a. Selalu 4 13 40,6%

b. Sering 3 3 9,4%

c. Kadang-kadang 2 7 21,9%

d. Tidak Pernah 1 9 28,1%

Jumlah 10 32 100%

Tabel di atas menunjukan bahwa sebesar 40,6% responden menyatakan

selalu, 9,4% responden menyatakan sering, 21,9% responden menyatakan

kadang-kadang, 28,1% menyatakan tidak pernah. Data tersebut menunjukkan

bahwa sebagian besar layanan orientasi sudah dilakukan oleh guru BK dengan

memberikan pemahaman dan menjelaskan situasi dan kondisi berupa tata tertib

dan peraturan sekolah yang harus dipatuhi agar siswa lebih mudah menyesuaikan

diri. Pengenalan sanksi poin pelanggaran dan poin penghargaan pada saat

orientasi dilakukan sebagai langkah membentuk siswa untuk lebih disiplin.

Layanan orientasi tidak hanya dilakukan oleh guru BK saja, tetapi juga dilakukan

oleh pihak kesiswaan danterutama oleh pihak OSIS.

Tabel. 4.6

Guru BK menjelaskan tata tertib dan peraturan sekolah

No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase

3

a. Selalu 4 16 50%

b. Sering 3 9 28,1%

c. Kadang-kadang 2 7 21,9%

d. Tidak Pernah 1 0 0%

Jumlah 10 32 100%

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 16 responden (50%)

menyatakan selalu, 9 responden (28,1%) menyatakan sering, 7 responden (21,9%)

responden menyatakan kadang-kadang, 0% responden menyatakan tidak pernah.

Data tersebut menunjukkan bahwa guru BK telah menjelaskan segala tata tertib

Page 95: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

81

dan peraturan sekolah yang harus dipatuhi oleh para siswa saat berada di sekolah

dan terutama pada saat jam belajar. Tata tertib di sekolah terdapat poin

penghargaan untuk siswa yang berprestasi dan poin pelanggaran untuk siswa yang

melanggar tata tertib sekolah.

Tabel. 4.7

Guru BK menyampaikan materi BK di sekolah

No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase

4

a. Selalu 4 11 34,4%

b. Sering 3 1 3,1%

c. Kadang-kadang 2 19 59,4%

d. Tidak Pernah 1 1 3,1%

Jumlah 10 32 100%

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 11 responden (34,4%)

menyatakan guru BK menyampaikan materi lengkap secara sistematis dan runtut,

1 responden (3,1%) menyatakan guru BK menyampaikan materi lengkap secara

acak, 19 responden (59,4%) menyatakan guru BK menyampaikan materi sesuai

kebutuhan, 1% responden menyatakan guru BK menyampaikan materi secara

insidental. Data tersebut menunjukkan bahwa guru BK menyampaikan materi BK

hanya sesuai dengan kebutuhan di waktu tertentu saja apabila ada jam kosong. Hal

tersebut dikarenakan sudah tidak adanya jam pelajaran khusus untuk BK sehingga

guru BK tidak dapat menyampaikan materi BK di sekolah.

Page 96: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

82

Tabel. 4.8

Guru BK memberikan pelayanan di sekolah

No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase

5

a. Selalu 4 10 31,3%

b. Sering 3 17 53,1%

c. Kadang-kadang 2 4 12,5%

d. Tidak Pernah 1 1 3,1%

Jumlah 10 32 100%

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 10 responden (31,3%)

menyatakan pelayanan BK sangat memuaskan, sebanyak 17 responden (53,1%)

menyatakan pelayanan BK cukup memuaskan, 4 responden (12,5%) menyatakan

pelayanan BK kurang memuaskan, 1 responden (3,1%) responden menyatakan

tidak memuaskan. Data tersebut menunjukkan bahwa guru BK sering memberikan

pelayanan di sekolahdan pelayanannya sudah cukup memuaskan, hal tersebut

dikarenakan pemecahan masalah yang ada sudah cukup terselesaikan dengan

layanan BK. Pelayanan BK di sekolah sudah memfasilitasi konseling individu

untuk para siswa di sekolah.

Tabel. 4.9

Warga sekolah terlibat dalam pelayanan BK

No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase

6

a. Selalu 4 17 53,1%

b. Sering 3 5 15,7%

c. Kadang-kadang 2 0 0%

d. Tidak Pernah 1 10 31,2%

Jumlah 10 32 100%

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 17 responden (53,1%)

menyatakan seluruh warga sekolah terlibat dalam pelayanan BK, sebanyak 5

responden (15,7%) menyatakan wali kelas, guru BK dan guru mata pelajaran

terlibat dalam pelayanan BK, 0 responden (0%) menyatakan wali kelas dan guru

BK tidak terlibat dalam pelayanan BK, 10 responden (31,2%) menyatakan hanya

Page 97: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

83

guru BK yang terlibat dalam pelayanan BK di sekolah. Data tersebut

menunjukkan bahwa seluruh warga sekolah terlibat dalam pelayanan BK,

terutama dalam penyelesaian masalah siswa. Guru BK bekerjasama dengan guru

mata pelajaran, wali kelas, kesiswaan dan petugas piket dalam mencegah dan

mengatasi pelanggaran siswa di sekolah.

Tabel. 4.10

Rutinitas guru BK memberikan layanan bimbingan

No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase

7

a. Selalu 4 30 93,8%

b. Sering 3 1 3,1%

c. Kadang-kadang 2 0 0%

d. Tidak Pernah 1 1 3,1%

Jumlah 10 32 100%

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 30 responden (93,3%)

menyatakan guru BK memberikan layanan bimbingan setiap ada masalah,

sebanyak 1 responden (3,1%) dilakukan seminggu sekali, 0 responden (0%)

menyatakan pelayanan BK dilakukan 2 minggu sekali, 1 responden (3,1%)

responden menyatakan pelayanan BK dilakukan sebulan sekali. Data tersebut

menunjukkan bahwa guru BK sering memberikan pelayanan di sekolah setiap ada

masalah, terutama masalah yang berkaitan dengan disiplin siswa dan pelanggaran

tata tertib, memberikan layanan penempatan, layanan kunjungan rumah

danlayanan penyelesaian masalah lainnya.

Page 98: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

84

Tabel. 4.11

Banyaknya jumlah guru BK

No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase

8

a. Selalu 4 5 15,6%

b. Sering 3 7 21,9%

c. Kadang-kadang 2 15 46,9%

d. Tidak Pernah 1 5 15,6%

Jumlah 10 32 100%

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 5 responden (15,6%)

menyatakan bahwa mereka membutuhkan lebih banyak guru pembimbing

sejumlah 3-4 orang lagi, sebanyak 7 responden (21,9%) menyatakan bahwa

mereka membutuhkan lebih banyak guru pembimbing sejumlah 2-3 orang lagi, 15

responden (46,9%) menyatakan bahwa mereka membutuhkan guru pembimbing

sejumlah 1-2 orang lagi, 5 responden (15,6%) responden menyatakan bahwa

mereka puas dengan guru BK saat ini saja. Data tersebut menunjukkan bahwa

dibutuhkan lebih banyak guru BK lagi untuk melakukan pelayanan. Idealnya satu

guru pembimbing menangani 150 siswa dalam melakukan pelayanannya,

sedangkan di SMKN 59 hanya terdapat satu guru BK yang menangani 390an

siswa.

Tabel. 4.12

Guru BK memberikan layanan BK kepada seluruh warga sekolah

No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase

9

a. Selalu 4 18 56,2%

b. Sering 3 1 3,1%

c. Kadang-kadang 2 7 21,9%

d. Tidak Pernah 1 6 18,8%

Jumlah 10 32 100%

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 18 responden (56,2%)

menyatakan layanan BK berlaku untuk seluruh warga sekolah, sebanyak 1

responden (3,1%) menyatakan layanan BK berlaku untuk guru dan siswa, 7

Page 99: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

85

responden (21,9%) menyatakan layanan BK berlaku untuk siswa saja, 6

responden (18,8%) responden layanan BK berlaku hanya untuk siswa yang

bermasalah. Data tersebut menunjukkan bahwa guru BK sebagian besar telah

memberikan layanan BK kepada seluruh warga sekolah terutama dalam konsultasi

penyelesaian masalah siswa dan pelanggaran tata tertib.

Tabel. 4.13

Guru BK membantu permasalahan siswa

No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase

10

a. Selalu 4 15 46,9%

b. Sering 3 12 37,5%

c. Kadang-kadang 2 2 6,2%

d. Tidak Pernah 1 3 9,4%

Jumlah 10 32 100%

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 15 responden (46,9%)

menyatakan pelayanan BK sangat membantu, sebanyak 12 responden (37,5%)

menyatakan pelayanan BK cukup membantu, 2 responden (6,2%) menyatakan

kurang membantu, 3 responden (9,4%) responden menyatakan tidak membantu.

Data tersebut menunjukkan bahwa guru BK sudah cukup membantu, hal tersebut

dikarenakan pemecahan masalah yang ada sudah cukup terselesaikan dengan

layanan BK, ada beberapa siswa yang merasa belum terbantu dengan guru BK, itu

di sebabkan kurangnya tenaga pembimbing di sekolah yang hanya terdiri dari satu

guru BK yang menangani 390an siswa.

Page 100: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

86

Tabel. 4.14

Guru BK membantu kemajuan belajar

No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase

11

a. Selalu 4 7 21,9%

b. Sering 3 20 62,5%

c. Kadang-kadang 2 1 3,1%

d. Tidak Pernah 1 4 12,5%

Jumlah 10 32 100%

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 7 responden (21,9%)

menyatakan layanan BK sangat membantu, sebanyak 20 responden (62,5%)

menyatakan pelayanan BK cukup membantu, 1 responden (3,1%) menyatakan

layanan BK kurang membantu, 4 responden (12,5%) responden menyatakan tidak

membantu. Data tersebut menunjukan guru BK sudah cukup membantu kemajuan

belajar siswa dengan mengadakan konseling individu apabila siswa mengalami

masalah-masalah dalam belajar.

Tabel. 4.15

Guru BK mengembangkan kelompok belajar

No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase

12

a. Selalu 4 3 9,4%

b. Sering 3 5 15,6%

c. Kadang-kadang 2 11 34,4%

d. Tidak Pernah 1 13 40,6%

Jumlah 10 32 100%

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 3 responden (9,4%) menyatakan

selalu, 5 responden (15,6%) menyatakan sering, 11 responden (34,4%) responden

menyatakan kadang-kadang, 13% responden menyatakan tidak pernah. Data

tersebut menunjukkan bahwa guru BK kurang mengembangkan kelompok belajar,

hal tersebut dikarenakan guru BK hanya bersifat membantu guru yang lain dalam

mengembangkan kelompok belajar.

Page 101: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

87

Tabel. 4.16

Guru BK mengadakan konseling kelompok

No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase

13

a. Selalu 4 3 9,4%

b. Sering 3 4 12,5%

c. Kadang-kadang 2 11 34,4%

d. Tidak Pernah 1 14 43,7%

Jumlah 10 32 100%

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 3 responden (9,4%) menyatakan

selalu, 4 responden (12,5%) menyatakan sering, 11 responden (34,4%) responden

menyatakan kadang-kadang, 14 (43,7%) responden menyatakan tidak pernah.

Data tersebut menunjukkan bahwa guru BK kurang mengadakan konseling

kelompok kepada siswa. Hal tersebut dikarenakan adanya penyesuaian masalah

dengan bentuk konseling yang dilakukan, konseling yang lebih banyak diterapkan

yaitu konseling individu agar penyelesaian masalah siswa yang bersifat pribadi

dapat lebih mudah untuk diselesaikan.

Tabel. 4.17

Guru BK mengadakan konferensi kasus

No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase

14

a. Selalu 4 19 59,4%

b. Sering 3 10 31,2%

c. Kadang-kadang 2 3 9,4%

d. Tidak Pernah 1 0 0%

Jumlah 10 32 100%

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 19 responden (59,4%)

menyatakan selalu, 10 responden (31,2%) menyatakan sering, 3 responden (9,4%)

responden menyatakan kadang-kadang, 0% responden menyatakan tidak pernah.

Data tersebut menunjukkan bahwa guru BK selalu mengadakan konferensi kasus

terhadap siswa yang melanggar tata tertib. Konferensi kasus dilakukan apabila

pelanggaran tata tertib sudah melewati batas poin dan siswa harus diberi sanksi

Page 102: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

88

dirumahkan atau di keluarkan, biasanya konferensi kasus dihadiri oleh wakil

kepala sekolah bidang kesiswaan.

Tabel. 4.18

Guru BK melaksanakan kegiatan layanan penempatan dan penyaluran

No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase

15

a. Selalu 4 8 25%

b. Sering 3 8 25%

c. Kadang-kadang 2 8 25%

d. Tidak Pernah 1 8 25%

Jumlah 10 32 100%

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 8 responden (25%) menyatakan

selalu, 8 responden (25%) menyatakan sering, 8 responden (25%) responden

menyatakan kadang-kadang, 8 responden (25%) menyatakan tidak pernah. Data

tersebut menunjukkan bahwa guru BK melaksanakan kegiatan layanan

penempatan dan penyaluran kepada siswa-siswa tertentu saja yang memiliki nilai

cukup untuk dilakukan layanan penempatan dan penyaluran..

Tabel. 4.19

Guru BK memberikan informasi yang bermanfaat saat belajar

No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase

16

a. Selalu 4 11 34,4%

b. Sering 3 8 25%

c. Kadang-kadang 2 11 34,4%

d. Tidak Pernah 1 2 6,2%

Jumlah 10 32 100%

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 11 responden (34,4%)

menyatakan selalu, 8 responden (25%) menyatakan sering, 11 responden (34,4%)

responden menyatakan kadang-kadang, 2 responden (6,2%) responden

menyatakan tidak pernah. Data tersebut menunjukkan bahwa guru BK sudah

Page 103: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

89

cukup memberikan informasi yang bermanfaat selama belajar, terutama mengenai

jenjang yang ditempuh setelah tamat sekolah.

Tabel. 4.20

Guru BK memberikan penjelasan cara memanfaatkan waktu belajar dengan

baik

No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase

17

a. Selalu 4 12 37,5%

b. Sering 3 9 28,1%

c. Kadang-kadang 2 11 34,4%

d. Tidak Pernah 1 0 0%

Jumlah 10 32 100%

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 12 responden (37,5%)

menyatakan selalu, 9 responden (28,1%) menyatakan sering, 11 responden

(34,4%) responden menyatakan kadang-kadang, 0% responden menyatakan tidak

pernah. Data tersebut menunjukkan bahwa guru BK selalu memberikan

penjelasan mengenai cara memanfaatkan waktu belajar dengan baik

Tabel. 4.21

Guru BK mengadakan tes IQ

No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase

18

a. Selalu 4 3 9,4%

b. Sering 3 2 6,2%

c. Kadang-kadang 2 19 59,4%

d. Tidak Pernah 1 8 25%

Jumlah 10 32 100%

` Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 3 responden (9,4%) menyatakan

selalu, 2 responden (6,2%) menyatakan sering, 19 responden (59,4%) responden

menyatakan kadang-kadang, 8 responden (25%) menyatakan tidak pernah. Data

tersebut menunjukkan bahwa guru BK telah mengadakan tes IQ, tes IQ hanya

diadakan 3 tahun sekali.

Page 104: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

90

Tabel. 4.22

Guru BK memfasilitasi kerjasama dalam praktek kerja lapangan

No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase

19

a. Selalu 4 8 25%

b. Sering 3 4 12,5%

c. Kadang-kadang 2 10 31,25%

d. Tidak Pernah 1 10 31,25%

Jumlah 10 32 100%

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 8 responden (25%) menyatakan

selalu, 4 responden (12,5%) menyatakan sering, 10 responden (31,25%)

responden menyatakan kadang-kadang, 10 responden (31,25%) menyatakan tidak

pernah. Data tersebut menunjukkan bahwa guru BK kurang memfasilitasi

kerjasama dalam praktek kerja lapangan, hal ini dikarenakan praktek kerja

lapangan lebih difasilitasi oleh kepala prodi pemasaran dan kepala prodi

multimedia.

Tabel. 4.23

Berpakaian rapi sesuai tata tertib

No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase

20

a. Selalu 4 28 87,5%

b. Sering 3 3 9,4%

c. Kadang-kadang 2 1 3,1%

d. Tidak Pernah 1 0 0%

Jumlah 10 32 100%

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 28 responden (87,5%)

menyatakan selalu, 3 responden (9,4%) menyatakan sering, 1 responden (3,1%)

responden menyatakan kadang-kadang, 0% responden menyatakan tidak pernah.

Data tersebut menunjukkan sebagian besar siswa sudah berpakaian rapi sesuai

dengan tata tertib yang berlaku di sekolah.

Page 105: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

91

Tabel. 4.24

Memberikan surat keterangan ketika berhalangan hadir di sekolah

No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase

21

a. Selalu 4 22 68,8%

b. Sering 3 3 9,4%

c. Kadang-kadang 2 7 21,8%

d. Tidak Pernah 1 0 0%

Jumlah 10 32 100%

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 22 responden (68,8%)

menyatakan selalu, 3 responden (9,4%) menyatakan sering, 7 responden (21,9%)

responden menyatakan kadang-kadang, 0% responden menyatakan tidak pernah.

Data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memberikan surat

keterangan ketika berhalangan hadir walaupun ada beberapa siswa yang terkadang

tidak memberikan surat keterangan kepada sekolah.

Tabel. 4.25

Membawa sesuatu yang tidak diperbolehkan sekolah

No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase

22

a. Selalu 1 0 0%

b. Sering 2 1 3,1%

c. Kadang-kadang 3 9 28,1%

d. Tidak Pernah 4 22 68,8%

Jumlah 10 32 100%

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 0 responden (0%) menyatakan

selalu, 1 responden (3,1%) menyatakan sering, 9 responden (28,1%) menyatakan

kadang-kadang, 22 responden (68,8%) menyatakan tidak pernah. Data tersebut

menunjukkan bahwa guru BK telah menjelaskan bahwa sebagian besar siswa

tidak diperkenankan membawa sesuatu yang tidak diperbolehkan oleh sekolah.

Page 106: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

92

Tabel. 4.26

Makan di saat jam pelajaran berlangsung

No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase

1

a. Selalu 1 0 0%

b. Sering 2 6 18,8%

c. Kadang-kadang 3 8 25%

d. Tidak Pernah 4 18 56,2%

Jumlah 10 32 100%

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 0% responden menyatakan

selalu, 6 responden (18,8%) menyatakan sering, 8 responden (25%) responden

menyatakan kadang-kadang, 18 responden (56,2%) menyatakan tidak pernah.

Data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tidak makan saat jam

pelajaraan berlangsung dan ada beberapa siswa yang kadang-kadang makan di

saat jam pelajaran berlangsung.

Tabel. 4.27

Keluar sekolah tanpa ijin petugas piket

No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase

24

a. Selalu 1 0 0%

b. Sering 2 8 25%

c. Kadang-kadang 3 7 21,9%

d. Tidak Pernah 4 17 53,1%

Jumlah 10 32 100%

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 0% responden menyatakan

selalu, 8 responden (25%) menyatakan sering, 7 responden (21,9%) responden

menyatakan kadang-kadang, 17 responden (53,1%) menyatakan tidak pernah.

Data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa keluar sekolah dengan

ijin petugas piket, dan sebagian siswa lain kadang-kadang keluar sekolah tanpa

ijin petugas piket.

Page 107: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

93

Tabel. 4.28

Melaksanakan segala peraturan yang diberikan guru di kelas

No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase

25

a. Selalu 4 25 78,1%

b. Sering 3 7 21,9%

c. Kadang-kadang 2 0 0%

d. Tidak Pernah 1 0 0%

Jumlah 10 32 100%

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 25 responden (78,1%)

menyatakan selalu, 7 responden (21,9%) menyatakan sering, 0% responden

menyatakan kadang-kadang, 0% responden menyatakan tidak pernah. Data

tersebut menunjukkan bahwa siswa selalu melaksanakan segala peraturan yang

diberikan oleh guru di kelas berupa aturan-aturan yang diperbolehkan dan tidak

diperbolehkan oleh guru mata pelajaran tersebut ketika jam pelajarannya

berlangsung.

Tabel. 4.29

Tidak pernah keluar kelas saat jam pelajaran sekolah berlangsung

No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase

26

a. Selalu 4 4 12,5%

b. Sering 3 9 28,1%

c. Kadang-kadang 2 11 34,4%

d. Tidak Pernah 1 8 25%

Jumlah 10 32 100%

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 4 responden (12,5%)

menyatakan selalu, 9 responden (28,1%) menyatakan sering, 11 responden

(34,4%) responden menyatakan kadang-kadang, 8 responden (25%) menyatakan

tidak pernah. Data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa keluar kelas

saat jam pelajaran berlangsung karena banyaknya jam pelajaran yang kosong dan

banyak guru yang tidak masuk.

Page 108: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

94

Tabel. 4.30

Selalu datang tepat waktu ke sekolah

No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase

27

a. Selalu 4 20 62,5%

b. Sering 3 7 21,9%

c. Kadang-kadang 2 5 15,6%

d. Tidak Pernah 1 0 0%

Jumlah 10 32 100%

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 20 responden (62,5%)

menyatakan selalu, 7 responden (21,9%) menyatakan sering, 5 responden (15,6%)

responden menyatakan kadang-kadang, 0% responden menyatakan tidak pernah.

Data tersebut menunjukkan bahwa siswa selalu datang tepat waktu ke sekolah,

tetapi ada beberapa siswa yang tidak datang tepat waktu di sekolah.

Tabel. 4.31

Hadir di kelas sebelum kegiatan belajar dimulai

No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase

28

a. Selalu 4 22 68,8%

b. Sering 3 5 15,6%

c. Kadang-kadang 2 5 15,6%

d. Tidak Pernah 1 0 0%

Jumlah 10 32 100%

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 22 responden (68,8%)

menyatakan selalu, 5 responden (15,6%) menyatakan sering, 5 responden (15,6%)

responden menyatakan kadang-kadang, 0% responden menyatakan tidak pernah.

Data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa hadir di kelas sebelum

kegiatan belajar dimulai.

Page 109: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

95

Tabel. 4.32

Memperhatikan guru saat menjelaskan materi pelajaran

No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase

29

a. Selalu 4 19 59,4%

b. Sering 3 8 25%

c. Kadang-kadang 2 5 15,6%

d. Tidak Pernah 1 0 0%

Jumlah 10 32 100%

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 19 responden (59,4%)

menyatakan selalu, 8 responden (25%) menyatakan sering, 5 responden (15,6%)

responden menyatakan kadang-kadang, 0% responden menyatakan tidak pernah.

Data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memperhatikan guru saat

menjelaskan, tetapi masih ada beberapa siswa yang kurang memperhatikan dan

menyimak saat guru menjelaskan.

Tabel. 4.33

Aktif bertanya apabila ada materi yang tidak dimengerti

No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase

30

a. Selalu 4 5 15,6%

b. Sering 3 6 18,8%

c. Kadang-kadang 2 21 65,6%

d. Tidak Pernah 1 0 0%

Jumlah 10 32 100%

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 5 responden (15,6%)

menyatakan selalu, 6 responden (18,8%) menyatakan sering, 21 responden

(65,6%) responden menyatakan kadang-kadang, 0% responden menyatakan tidak

pernah. Data tersebut menunjukkan bahwa siswa kurang aktif selama kegiatan

belajar mengajar terutama kurang aktif apabila ada materi yang tidak dimengerti.

Kurangnya kesadaran siswa untuk lebih mengerti pelajaran dengan bertanya

kepada guru mata pelajaran saat belajar sangat rendah.

Page 110: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

96

Tabel. 4.34

Mengunjungi perpustakaan sekolah untuk membaca buku

No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase

31

a. Selalu 4 8 25%

b. Sering 3 6 18,8%

c. Kadang-kadang 2 15 46,9%

d. Tidak Pernah 1 3 9,3%

Jumlah 10 32 100%

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 8 responden (25%) menyatakan

selalu, 6 responden (18,8%) menyatakan sering, 15 responden (46,9%) responden

menyatakan kadang-kadang, 3 responden (9,3%) responden menyatakan tidak

pernah. Data tersebut menunjukkan bahwa rendahnya minat siswa untuk belajar

terutama dalam membaca buku di perpustakaan sekolah. Hal ini dikarenakan

kurangnya tugas yang diberikan oleh guru kepada siswa untuk mencari referensi

di perpustakaan sekolah.

Tabel. 4.35

Tetap belajar meski guru berhalangan hadir

No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase

32

a. Selalu 4 3 9,4%

b. Sering 3 5 15,6%

c. Kadang-kadang 2 23 71,9%

d. Tidak Pernah 1 1 3,1%

Jumlah 10 32 100%

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 3 responden (9,4%) menyatakan

selalu, 5 responden (15,6%) menyatakan sering, 23 responden (71,9%) responden

menyatakan kadang-kadang, 1 responden (3,1%) menyatakan tidak pernah. Data

tersebut menunjukkan bahwa rendahnya kesadaran siswa untuk tetap belajar

meski guru berhalangan hadir. Siswa lebih memilih untuk mengobrol dan bermain

dengan teman-temannya di kelas dibanding belajar dan meneruskan materi mata

pelajaran yang sedang berlangsung tersebut.

Page 111: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

97

Tabel. 4.36

Memanfaatkan waktu kosong untuk membaca buku

No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase

33

a. Selalu 4 4 12,5%

b. Sering 3 5 15,6%

c. Kadang-kadang 2 22 68,8%

d. Tidak Pernah 1 1 3,1%

Jumlah 10 32 100%

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 4 responden (12,5%)

menyatakan selalu, 5 responden (15,6%) menyatakan sering, 22 responden

(68,8%) responden menyatakan kadang-kadang, 1 responden (3,1%) menyatakan

tidak pernah. Data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kadang-

kadang kurang memanfaatkan waktu kosong untuk membaca buku.

Tabel. 4.37

Memanfaatkan waktu luang dengan belajar bersama teman

No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase

34

a. Selalu 4 7 21,9%

b. Sering 3 7 21,9%

c. Kadang-kadang 2 17 53,1%

d. Tidak Pernah 1 1 3,1%

Jumlah 10 32 100%

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 7 responden (21,9%)

menyatakan selalu, 7 responden (21,9%) menyatakan sering, 17 responden

(53,1%) responden menyatakan kadang-kadang, 1 responden (3,1%) menyatakan

tidak pernah. Data tersebut menunjukkan bahwa siswa kurang dapat

memanfaatkan waktu luang yang ada dengan belajar bersama teman. Siswa lebih

memilih untuk tidak belajar dan membuang-buang waktu kosong tersebut dengan

bermain bersama teman-temannya.

Page 112: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

98

Tabel. 4.38

Mengerjakan tugas yang diberikan guru di kelas

No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase

35

a. Selalu 4 17 53,1%

b. Sering 3 9 28,1%

c. Kadang-kadang 2 6 18,8%

d. Tidak Pernah 1 0 0%

Jumlah 10 32 100%

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 17 responden (53,1%)

menyatakan selalu, 9 responden (28,1%) menyatakan sering, 6 responden (18,8%)

responden menyatakan kadang-kadang, 0% responden menyatakan tidak pernah.

Data tersebut menunjukkan bahwa siswa selalu mengerjakan tugas yang diberikan

guru di kelas. Siswa lebih disiplin dalam belajar dan mengerjakan tugas ketika ada

guru di kelas.

Tabel. 4.39

Mengikuti remedial mata pelajaran yang nilainya kurang memenuhi standar

No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase

36

a. Selalu 4 18 56,2%

b. Sering 3 7 21,9%

c. Kadang-kadang 2 5 15,6%

d. Tidak Pernah 1 2 6,3%

Jumlah 10 32 100%

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 18 responden (56,2%)

menyatakan selalu, 7 responden (21,9%) menyatakan sering, 5 responden (15,6%)

responden menyatakan kadang-kadang, 2 responden (6,3%) menyatakan tidak

pernah. Data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa mengikuti

remedial mata pelajaran yang nilainya kurang memenuhi standar, sedangkan

beberapa siswa lainnya lebih memilih tidak mengikuti remedial.

Page 113: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

99

Tabel. 4.40

Mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru

No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase

37

a. Selalu 4 16 50%

b. Sering 3 9 28,1%

c. Kadang-kadang 2 7 21,9%

d. Tidak Pernah 1 0 0%

Jumlah 10 32 100%

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 16 responden (50%)

menyatakan selalu, 9 responden (28,1%) menyatakan sering, 7 responden (21,9%)

responden menyatakan kadang-kadang, 0% responden menyatakan tidak pernah.

Data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa mengerjakan pekerjaan

rumah yang diberikan guru dan beberapa siswa ada yang kadang-kadang

mengerjakan pekerjaan rumah tersebut.

Tabel. 4.41

Berbuat usil dalam kelas

No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase

38

a. Selalu 1 1 3,1%

b. Sering 2 1 3,1%

c. Kadang-kadang 3 17 53,1%

d. Tidak Pernah 4 13 40,7%

Jumlah 10 32 100%

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 1 responden (3,1%) menyatakan

selalu, 1 responden (3,1%) menyatakan sering, 17 responden (53,1%) responden

menyatakan kadang-kadang, 13 responden (40,7%) menyatakan tidak pernah.

Data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar terkadang siswa di saat belajar

sering berbuat usil kepada teman lainnya, sehingga mengganggu efektivitas

pembelajaran.

Page 114: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

100

Tabel. 4.42

Memainkan hp saat jam pelajaran berlangsung

No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase

39

a. Selalu 1 1 3,1%

b. Sering 2 3 9,3%

c. Kadang-kadang 3 14 46,8%

d. Tidak Pernah 4 14 46,8%

Jumlah 10 32 100%

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 1 responden (3,1%) menyatakan

selalu, 3 responden (9,3%) menyatakan sering, 14 responden (46,8%) responden

menyatakan kadang-kadang, 14 responden (46,8%) menyatakan tidak pernah.

Data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa terkadang memainkan hp

saat jam pelajaran berlangsung.

Tabel. 4.43

Mengobrol ketika guru menjelaskan

No Alternatif Jawaban Skor Frekuensi Presentase

40

a. Selalu 1 2 6,2%

b. Sering 2 2 6,2%

c. Kadang-kadang 3 15 46,9%

d. Tidak Pernah 4 13 40,7%

Jumlah 10 32 100%

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 2 responden (6,2%) menyatakan

selalu, 2 responden (6,2%) menyatakan sering, 15 responden (46,9%) responden

menyatakan kadang-kadang, 13 responden (40,7%) menyatakan tidak pernah.

Data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa terkadang mengobrol dan

mendiskusikan hal-hal diluar pelajaran dengan teman-temannya ketika guru

menjelaskan materi pada saat jam pelajaran berlangsug.

Page 115: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

101

C. Analisis dan Interpretasi Data

Berikut ini data hasil dari penyebaran angket terhadap 32

responden. Dari hasil penyebaran angket tersebut diperoleh data kontribusi

bimbingan dan konseling yang terdiri dari 19 item dengan skor 1690, dan

data disiplin belajar siswa yang terdiri dari 21 item dengan skor 2170.

Selanjutnya data tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.44

Hasil Analisis Data

Aspek

Penelitian Skor

Nilai

Harap

an

Nilai Skor

(NS)

NS x100%

NH

Kategori

Nilai

1. Kontribusi

Layanan

Bimbingan

dan

konseling

1690 19 x 4

=

76

1690:32=

52,8

52,8 x100%= 69,4%

76

BAIK

2. Disiplin

belajar

siswa

2120 21 x 4

=

84

2120:32=

66,25

66,25x100%= 78,8%

84

BAIK

Rata-rata 148,2% = 74,1%

2

BAIK`

Secara keseluruhan pelaksanaan program bimbingan dan konseling

dalam meningkatkan disiplin belajar siswa di SMKN 59 Jakarta dapat

dikatakan baik, sesuai dengan rata-rata perhitungan berdasarkan rumus

kategori tersebut di atas, yaitu :

74,3% + 76,1% = 75,2% (Baik)

2

Page 116: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

102

Dengan ketentuan diatas maka dengan demikian dihasilkan data

hasil angket kontribusi layanan bimbingan dan konseling dalam membina

disiplin belajar siswa sebagai berikut:

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa aspek kontribusi layanan

bimbingan dan konseling melalui nilai rentang rata-rata interval kontribusi

bimbingan dan konseling sebesar 69,4% yang berada dalam kategori baik,

dan nilai rentang rata-rata disiplin belajar siswa sebesar 78,8% yang

berada dalam kategori baik. Sehingga secara keseluruhan rata-rata aspek

penilaian mencapai 75,2% dan dapat disimpulkan bahwa kotribusi layanan

bimbingan dan konseling dalam membina disiplin belajar siswa di SMKN

59 Jakarta berada pada taraf kategori baik karena besaran rata-rata

aspeknya yaitu sebesar 75,2% berada pada taraf rentang interval 60-80%

dengan kategori baik.

Berdasarkan hasil wawancara, layanan bimbingan dan konseling di

SMKN 59 Jakarta sudah cukup baik dan dari segi fasilitas sudah

mencukupi untuk melakukan segala layanan yang dibutuhkan siswa. Dari

keempat aspek layanan bimbingan dan konseling yaitu aspek layanan

dasar bimbingan, layanan responsif, layanan perencanaan individual telah

terlaksana. Dalam layanan responsif,koordinasi dengan orangtua perlu

lebih ditingkatkan agar penanganan masalah siswa dapat lebih mudah

terselesaikan dan pelanggaran-pelanggaran dapat dicegah dan

diminimalisir.

Berdasarkan hasil wawancara, jumlah guru BK di sekolah

seharusnya 1:150, di SMKN 59 Jakarta hanya ada satu guru BK yang

harus melayani siswa yang jumlahnya 392. Hal ini menunjukan kurangnya

pemaksimalan layanan yang harus BK berikan, jumlah guru BK harus

lebih ditingkatkan sesuai jumlah siswa yang ada di sekolah agar layanan

bimbingan dan konseling untuk siswa bisa dapat dirasakan oleh seluruh

siswa dan dapat menciptakan situasi belajar yang lebih kondusif.

Dengan adanya layanan bimbingan dan konseling di sekolah,

diharapkan disiplin siswa lebih dapat terbentuk terutama disiplin dalam

Page 117: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

103

belajar. Dengan adanya layanan bimbingan juga memungkinkan siswa

untuk bertatap muka secara langsung dengan guru pembimbing dalam

rangka penyelesaian masalah terutama dalam hal masalah belajar

Page 118: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

104

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai kontribusi

bimbingan dan konseling dalam membina disiplin belajar siswa di SMKN 59

Jakarta, yaitu meliputi pelaksanaan layanan dasar, layanan responsif, layanan

perencanaan individual serta dukungan sistem secara umum telah dilaksanakan

secara baik dan telah menyesuaikan dengan standar program yang telah

ditentukan sekolah.

Berdasarkan hasil angket menunjukkan bahwa kontribusi bimbingan dan

konseling yang ada di SMKN 59 telah berjalan dengan baik. Hal ini dapat

diketahui melalui nilai rentang rata-rata interval kontribusi layanan bimbingan dan

konseling sebesar 69,4% yang berada dalam kategori baik, dan nilai rentang rata-

rata disiplin belajar siswa sebesar 78,8% yang berada dalam kategori baik. Jadi,

kontribusi bimbingan dan konseling dalam membina disiplin belajar siswa di

SMKN 59 Jakarta rata-rata sebesar 75,2% berada dalam rentang interval kategori

nilai baik.

Berdasarkan temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa kontribusi layanan

bimbingan dan konseling dalam membina disiplin belajar siswa di SMKN 59

Jakarta sudah cukup baik hanya saja masih ada beberapa kendala berupa

kerjasama antar pihak sekolah.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, ada beberapa saran yang perlu penulis

sampaikan sebagai bahan pertimbangan sekolah terkait dengan kontribusi

bimbingan dan konseling dalam membina disiplin belajar siswa di SMKN 59

Jakarta, yaitu:

Page 119: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

105

1. Bagi Kepala Sekolah,

a. Diharapkan dapat menambah jumlah guru BK agar pelayanan yang

dilakukan dapat lebih maksimal dan penyelesaian masalah dapat

dilakukan lebih efektif.

b. Hendaknya pihak sekolah lebih meningkatkan kerjasama dengan

guru BK agar kegiatan sekolah dan aktivitas BK dapat berjalan

sesuai dengan program yang telah ditetapkan sekolah.

c. Diharapkan dapat menerapkan nilai-nilai karakter dalam setiap

kegiatan belajar mengajar di sekolah agar perilaku disiplin di sekolah

akan terbentuk dalam diri masing-masing peserta didik.

2. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling,

a. Diharapkan dapat melaksanakan semua jenis kegiatan layanan dan

kegiatan pendukung bimbingan dan konseling agar siswa dapat lebih

disiplin dalam belajar.

b. Agar lebih meningkatkan kerjasama terutama kerjasama dengan

kepala sekolah, wali kelas, guru mata pelajaran, guru piket, wakil

kepala sekolah bidang kesiswaan dan seluruh stakeholder sekolah

agar masalah siswa lebih cepat tertangani dan suasana di sekolah

lebih kondusif.

3. Bagi Siswa

a. Diharapkan dapat memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling

yang ada di sekolah berupa layanan konsultasi agar permasalahan

yang ada pada siswa terutama masalah belajar dapat diatasi dan

siswa memperoleh hasil belajar yang maksimal.

Page 120: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

DAFTAR PUSTAKA

Agung, Anak Ngurah Adhiputra. Bimbingan dan Konseling, Yogyakarta: Graha

Ilmu, 2013.

Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005.

Badrujaman, Aip. Teori dan Aplikasi Evaluasi Program Bimbingan Konseling,

Jakarta: PT.Indeks, 2011.

Bakar, Abu Baraja. Psikologi Konseling, Jakarta: Studia Press, 2007.

Dirjend Pendidikan Dasar dan Menengah , Undang-undang RI No 20 Tahun 2003,

Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Jakarta: tnp, 2003).

Durkheim, Emile. Pendidikan Moral: Suatu Studi Teori dan Aplikasi Sosiologi

Pendidikan. Jakarta: Erlangga, 1990.

Hallen. Bimbingan dan Konseling, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005.

Juntika, Nurihsan & Akur Sudianto, Manajemen Bimbingan dan Konseling di

SMP, Jakarta: PT. Grasindo, 2005.

Ketut, Dewa Sukardi. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan

Konseling di Sekolah, Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2008.

Prayitno. Pelayanan Bimbingan dan Konseling, Jakarta: PT. Ikrar Mandiriabadi,

2000.

Prayitno & Erman Amti. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta:

PT.Rineka Cipta, 2008.

Sabri, Alisuf H.M. Pengantar Ilmu Pendidikan. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005.

Sabri, H.M. Alisuf. Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional,

Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007.

Sahertian, Piet. Dimensi-dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah. Surabaya:

Usaha Nasional, 1994.

Salahudin, Anas. Bimbingan & Konseling. Bandung: CV Pustaka Setia, 2010.

Sayuti, Wahdi & Zurinal. Ilmu Pendidikan: Pengantar & Dasar-Dasar

Pelaksanaan Pendidikan. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006.

Page 121: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

Semiawan, Conny.R. Penerapan Pembelajaran Pada Anak. Jakarta: PT. Index,

2008.

Sudjono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2003.

Suryabrata, Sumadi. Psikologi pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2010.

Sutisna, Oteng. Administrasi Pendidikan (dasar teoritis untuk praktik

profesional). Bandung: Angkasa, 1993.

Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011.

Syamsuddin, Abin Makmun. Psikologi Pendidikan Perangkat Sistem Pengajaran

Modul, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009.

Tohirin. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, Jakarta:

RajaGrafindo Persada, 2007.

Tu’u, Tulus. Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta:

PT.Gramedia Widiasarana Indonesia, 2004.

Uno, B. Hamzah. Teori motivasi & Pengukurannya, Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Walgito, Bimo. Bimbingan & Konseling, Yogyakarta: Andi Offset, 2010.

Yusuf, Syamsu & Juntika Nurihsan. Landasan Bimbingan dan Konseling,

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006.

.

Page 122: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

No Responden

Nomor Item Soal

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 2 3 3 4 3 1 4 4 4 4 3 2 1 4 4 2 3 2 1 4 54

2 3 1 2 2 2 1 4 4 4 3 1 1 1 4 3 2 2 2 2 4 44

3 2 2 3 4 3 1 1 2 4 4 3 1 1 3 4 2 3 1 2 3 46

4 2 2 2 3 3 4 4 3 4 3 3 2 1 4 4 2 2 1 2 4 51

5 3 2 2 4 3 4 4 2 4 3 3 3 1 4 4 4 4 2 2 4 58

6 3 1 2 2 3 1 4 4 4 2 1 1 2 2 2 2 2 1 1 4 40

7 3 1 2 2 2 1 4 4 4 1 1 1 2 3 2 1 2 1 1 4 38

8 2 1 2 2 2 1 4 2 4 1 3 1 1 3 2 2 2 2 1 4 38

9 3 4 4 4 4 4 4 3 2 4 3 3 3 4 3 4 3 2 4 4 65

10 3 4 3 4 4 4 4 1 1 4 4 2 2 3 1 3 3 3 4 4 57

11 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 4 2 3 4 1 4 4 2 4 4 63

12 3 4 4 4 4 4 4 3 1 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 4 67

13 3 4 4 2 3 4 4 2 1 4 3 4 4 4 1 4 4 4 4 2 63

14 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 3 3 4 1 4 4 2 4 4 66

15 3 4 3 4 4 4 4 2 4 4 3 3 3 4 2 3 3 2 3 4 62

16 3 4 3 2 4 4 3 3 2 3 4 2 2 3 4 2 3 2 4 4 57

17 3 1 4 2 3 1 4 3 4 3 3 1 1 4 2 1 2 2 1 4 45

18 3 1 4 2 3 1 4 3 3 3 3 1 1 4 2 2 2 2 1 4 45

19 2 2 2 2 3 1 4 1 4 3 3 1 2 3 3 3 3 2 1 4 45

20 4 3 4 2 1 4 4 1 2 1 1 2 1 3 3 2 2 1 2 4 43

21 2 4 4 2 4 3 4 2 2 4 4 2 2 3 4 4 4 2 1 4 57

22 2 2 4 2 3 1 4 1 4 3 2 2 2 4 2 3 3 2 2 4 48

23 2 1 3 2 3 3 4 2 4 3 3 1 1 2 3 2 2 1 3 4 45

24 2 1 3 1 3 3 4 1 2 3 3 1 1 3 1 3 3 1 3 4 42

25 3 4 3 2 3 4 4 2 1 4 3 3 2 4 3 4 2 2 2 3 55

26 4 2 4 2 3 4 4 2 4 4 3 2 1 4 4 4 4 3 2 4 60

27 2 4 4 2 3 4 4 2 1 4 3 4 2 4 1 4 4 1 4 4 57

28 2 4 3 2 3 4 4 2 4 4 3 2 4 3 1 3 4 2 2 4 56

29 2 1 4 2 2 3 4 4 2 2 3 1 1 2 1 2 2 2 1 4 41

30 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 2 2 4 3 4 4 2 2 3 62

31 3 2 4 4 4 4 4 2 1 4 4 1 2 4 2 3 4 4 1 4 57

32 3 4 4 2 4 3 4 2 4 4 4 1 1 4 3 4 4 4 4 4 63

JUMLAH 1690

Lampiran 1

Page 123: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

No Responden

Nomor Item Soal

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

1 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 74

2 3 4 4 4 4 1 3 4 4 2 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 69

3 3 4 4 4 4 1 4 4 3 2 1 2 2 4 3 3 3 3 4 3 61

4 4 4 4 3 3 1 4 3 3 3 2 2 2 2 4 4 2 3 4 4 61

5 4 4 3 3 4 2 4 4 4 2 2 2 2 2 4 1 3 1 3 3 57

6 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 78

7 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 73

8 2 4 2 4 3 2 4 4 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 56

9 4 3 4 2 4 2 4 4 4 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 61

10 4 4 4 2 4 1 4 4 2 2 2 2 2 3 4 3 4 4 4 4 63

11 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 3 3 2 3 4 4 3 4 4 71

12 4 2 4 3 3 2 4 4 4 3 2 3 2 2 4 4 4 3 2 2 61

13 2 4 2 2 4 3 4 4 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 55

14 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 2 4 2 4 3 3 3 68

15 4 3 4 2 4 2 2 4 3 2 4 2 2 3 4 3 4 4 3 4 63

16 4 4 2 4 4 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 54

17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 4 2 4 2 4 64

18 4 3 4 4 4 1 2 4 3 2 3 2 2 3 4 4 2 4 4 3 62

19 2 4 2 3 3 2 3 3 2 2 1 2 1 2 3 4 3 3 3 1 49

20 4 4 3 2 4 1 4 4 2 2 4 4 4 4 4 1 4 2 1 1 59

21 2 4 3 4 4 2 2 2 4 2 2 1 2 2 3 3 2 3 3 3 53

22 3 3 3 4 4 3 4 4 3 2 3 2 2 2 3 4 4 4 3 3 63

23 2 4 4 2 4 4 3 2 4 2 2 2 2 2 4 2 4 4 4 4 61

24 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 74

25 2 4 3 4 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 56

26 2 3 4 4 4 1 4 2 4 2 2 2 2 2 2 4 2 4 2 2 54

27 4 3 2 3 4 2 2 2 4 2 1 2 2 4 4 4 2 3 3 3 56

28 4 3 3 3 3 2 4 4 4 2 2 2 2 2 2 4 4 3 3 3 59

29 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 1 4 4 4 4 4 4 74

30 4 4 3 4 4 3 3 3 4 2 2 2 2 2 3 3 3 3 4 3 61

31 4 3 2 2 4 3 2 4 4 2 2 2 2 4 2 4 2 3 3 3 57

32 4 4 3 4 4 1 4 4 3 3 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 70

JUMLAH 1997

Page 124: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

PEDOMAN WAWANCARA

Guru Bimbingan dan Konseling SMKN 59 Jakarta

INDIKATOR RESPONDEN

Nama : Sudik Prayitno, S.Pd

Jabatan : Guru BP/BK

Pendidikan Terakhir : S1

Hari/Tanggal : Senin, 24 November 2014

Tempat : Meja Piket

1. Apakah para siswa telah memanfaatkan layanan BK?

Kalau secara umum sih untuk tahun ajaran ini ya hampir 50% sudah

dimanfaatkan, karena jumlah 390an siswa yang melayani BK nya cuma

satu, saya sendiri kewalahan. Tapi dari keseluruhan sejumlah 200 orang

sudah memanfaatkan konseling individu. Untuk layanan bimbingan karir

hampir semua kelas sudah diberikan. Secara pengajaran di kurikulum 2013

BK tidak masuk, pemafaatannya sih sudah.

2. Apakah ruangan BK dikunjungi oleh para siswa setiap harinya?

Iya, setiap harinya rata-rata 5-10 orang, mayoritas konsultasi biasa saja.

3. Apakah dalam pelaksanaan pelayanan, BK mengalami hambatan?

Ya kalau hambatan pasti ada, pertama kurang koordinasi baik itu dengan

orangtua dalam penyelesaian dengan wali kelas. Wali kelas juga tidak

semua guru tetap itu juga jadi kendala itu yang menjadi masalah ya

komunikasi. Ada aspek tertentu masalah peminatan ada yang

mengundurkan diri itu dari faktor luar, dari lingkungan, tidak cocok

dengan yang dia minati.

4. Apakah setiap siswa memiliki buku pribadi atau buku penghubung?

Lampiran 2

Page 125: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

Ada buku penghubung, tapi sifatnya itu hanya pendataan saja, untuk data

diri.

5. Dengan siapa saja pihak BK bekerjasama dalam mengembangkan kualitas

layanannya?

Ya semua, dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru-guru teman

sejawat, terus juga dengan pihak orangtua ada masukan-masukan.

6. Menurut Bapak, apakah pelayanan di SMKN 59 ini sudah dilakukan

dengan maksimal?

Sepertinya belum, karena jumlah guru tidak memadai. Kadang-kadang

waktu yang terbatas harus melayani sekian orang, kendala tekhnis.

Orangtua tidak koordinatif juga sekolah hanya dianggap seperti penitipan

anak, anak tidak dipantau perkembangan belajarnya oleh orangtua.

7. Berapa banyak guru BK di sekolah ini? Apa saja latar belakang

pendidikannya?

Guru BK disini hanya saya saja, melayani 390an orang. Padahal yang

ideal guru BK melayani 1:150 siswa.

8. Apa bentuk peran BK dalam membentuk disiplin belajar pada siswa?

Misalkan salah satunya ya memberikan penyadaran, kalau BK

memberikan penyadaran pada dasarnya dengan pembinaan melalui

pendidikan. Itu harus dilaksanakan secara tepat dan transparan artinya

pendidikan itu dari belajar tentang disiplin berupa mengelola waktu.

9. Apakah jumlah guru BK sudah sesuai dengan banyaknya siswa di

sekolah?

Belum sesuai, karena komposisi yang ideal 150, sedangkan disini

jumlahnya 1:390.

10. Dengan siapa saja pihak BK bekerjasama dalam mengembangkan kualitas

layanannya?

Ya dengan mengikuti kegiatan MGMP, mengikuti kegiatan pelatihan

melalui divisi MGBK (Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling),

Ikatan Petugas Guru Bimbingan sekolah, melalui Asosiasi Bimbingan

Konseling Indonesia.

Page 126: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

11. Apa masalah yang sering muncul terkait dengan disiplin belajar siswa?

Masih adanya siswa yang terlambat, jarang masuk, tidak mengerjakan

tugas.

12. Apa sajakah peran warga sekolah dalam meningkatkan disiplin siswa?

Ya warga sekolah ikut menegur siswa yang tidak sesuai seragam, di luar

kelas saat jam pelajaran, rambut yang tidak rapih, knalpot yang berisik.

13. Apakah ada kerjasama dari guru mata pelajaran dan guru BK terkait

masalah disiplin belajar?

Ada, bentuknya misalkan pelajaran produktif pemasaran ada siswa yang

masuk tapi tidak masuk jam pelajaran tersebut. Di selesaikan dengan home

visit oleh guru BK atas rekomendasi wali kelas dan guru mata pelajaran,

orangtua dipanggil ke sekolah.

14. Bagaimana dengan fasilitas pendukung yang disediakan sekolah guna

meningkatkan disiplin belajar siswa?

Ada fasilitas dengan selalu koordinasi agar selalu guru-guru peduli

terhadap anak melalui piket.

15. Apakah pelaksanaan BK di sekolah telah memenuhi standar?

Harus memenuhi standar, kalau sasaran harus tercapai standar tetapi kita

kadang-kadang juga ada kelemahan.

16. Apakah sarana dan prasarana di sekolah mendukung terjadinya kegiatan

bimbingan dan konseling?

Sudah memenuhi, sudah lengkap. Kalau di sekolah negeri rata-rata sudah

lengkap.

17. Bagaimana bentuk evaluasi yang dilakukan guru bk dalam melayani

kebutuhan siswa?

Evaluasinya yaitu kita pakai layanan segera, dengan menanyakan bahwa

konseling ini bermanfaat atau tidak untuk siswa. Untuk jangka panjangnya

kita mempunyai ukuran-ukuran maksudnya adakah pemanfaatan dan

apakah ada perubahan bermanfaat saat kelulusan. Harus terukur, kita ada

laporan kegiatannya juga dengan pemanggilan dan tanda tangan.

18. Apakah dalam kasus pelanggaran disiplin dilakukan kunjungan rumah?

Page 127: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

Tidak harus semua masalah dilakukan kunjungan rumah, kalau BK hanya

memantau, untuk yang menyelesaikan bagian kesiswaan dan wali kelas.

BK mengetahui, disitu ada unsur BK, kaitannya dengan pelanggaran,

bagian kesiswaan yang terutama mengetahui.

19. Masalah belajar seperti apa yang sering dialami oleh siswa?

Kalau masalah belajar sebetulnya siswa tidur di kelas, sampah berserakan

karena tidak piket karena guru juga jarang hadir di kelas. Sering tidak

masuk sekolah, tidak hadir ke sekolah, keterlambatan dan sering tidak

mengerjakan tugas.

20. Faktor apa saja yang melatarbelakangi kurangnya disiplin belajar siswa

tersebut?

Karena kita inputnya sudah terbentuk, anak itu sudah terbentuk

karakternya dari SMP, jadi sudah bawaan dari SMP, sistem pembelajaran

di kami belum sangat efektif dari segi pengelolaan guru, banyak guru yang

tidak hadir.

21. Apakah ada upaya preventif dari pihak sekolah terhadap pelanggaran

disiplin yang dilakukan oleh siswa?

Preventifnya sosialisasi peraturan poin walupun banyak yang dilanggar.

Panggilan orangtua, penerapan hukuman. Kalau sudah melebihi poin ada

itu bisa di skors bisa dirumahkan. Preventifnya dengan ancaman, tetapi

satu ada dua orang tidak jera juga.

22. Apa saja upaya mengatasi apabila pelanggaran disiplin telah terjadi?

Mengatasinya ya koordinasi dengan wali kelas, itu penting banget. Dengan

orangtua, dengan wakasek kesiswaan sebagai pelaporan. Semua diberi

tahu ini poin-poinnya bagaimana menurut pendapat mereka apakah perlu

pembinaan atau diperlakukan sanksi.

23. Apa bentuk tindak lanjut guru BK terhadap siswa yang melakukan

pelanggaran disiplin?

Ya memantau surat perjanjian yang dilakukan oleh wakasek kesiswaan.

Apabila kasus sudah terkumpul dan orangtua sudah diberi tahu semua

hukumannya diputuskan oleh wakasek kesiswaan. Guru BK memantau

Page 128: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

siswa sejauh mana siswa melakukan perintah dari surat perjanjian.

Koordinasi dengan orangtua yang lebih utama.

24. Apakah ada konseling kelompok di sekolah?

Konseling kelompok ada, laporan-laporannya ada bentuknya ada

bimbingan kelompok, kalau konseling kelompok itu masalah keluarga ibu

bapaknya sering bertengkar. Itu ada rekamannya berupa file ya.

Jakarta, 24 November 2014

Interviewer Interviewee,

Sefti Aminah Sudik Prayitno, S.

Page 129: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

PEDOMAN WAWANCARA

Wali kelas XI SMKN 59 Jakarta

INDIKATOR RESPONDEN

Nama : Tomi Sukito, S.E

Jabatan : Kepala Lab. Pemasaran & Wali Kelas

Pendidikan Terakhir : S1

Hari/Tanggal : Jumat, 28 November 2014

Tempat : Ruang Guru

1. Apa saja bentuk pelanggaran siswa ketika belajar di dalam kelas?

Pelanggaran sih jarang, tapi yang biasanya suka ngobrol kalau guru lagi

menerangkan, kadang ada sesuatu yang tidak perlu di bikin-bikin misalnya

bercanda, ngobrol, berisik, itu aja sih.

2. Apa saja hal yang melatarbelakangi ketidakdisiplinan siswa?

Kalau siang itu biasanya siang kan sudah capek, ngantuk, laper jam

terakhir jadi berisik, jadi pengen pulang deh anak-anak. Kalau pagi relatif

aman, kalau siang berisik.

3. Bagaimana upaya mengatasi siswa yang kurang disiplin dalam belajar?

Biasanya kalau saya lagi ngajar terus anak saat siang itu kita kasih opsi

ajak belajar yang menarik biar tidak bosan, caranya ya misalkan kita kasih

berupa materi-materi yang tidak membosankan. Kan kalau materi ada RPP

kita buat semenarik mungkin artinya bagian materinya tidak menyimpang

dari RPP, misalkan topiknya negosiasi ya kita belajar komunikasi yang

baik siswa kita ajak dialog saja.

4. Kegiatan seperti apa yang anda lakukan agar siswa lebih disiplin dalam

belajar?

Page 130: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

Biasanya yang paling sering saya suka bilang, kalau kamu mau belajar

berarti kita harus mulai dari sekarang, kalau kamu tidak mau belajar ya

sudah. Jadi kalau belajar dengan kondisi seperti ini tidak memungkinkan,

motivasi belajar berupa nasehat.

5. Adakah kerjasama dengan guru BK dalam mengatasi permasalahan siswa

dalam belajar?

Kita panggil siswa yang bermasalah alasannya apa, kita mencari solusinya

dengan BK mau diapakan. Kan dia mau kesini tujuannya juga mau belajar

tidak mungkin kita marahi. Anaknya kita biacarakan terlebih dahulu baru

kita bawa ke guru BK, lalu kita diskusikan sama-sama.

6. Adakah hambatan yang dialami oleh Anda dan guru BK dalam mengatasi

permasalahan siswa?

Tidak ada hambatan, lancar-lancar aja selama ini dengan Bpk. Sudik.

7. Apa bentuk tindak lanjut yang anda lakukan apabila pelanggaran tersebut

sudah terjadi?

Kita beri tugas yang bersifat mendidik, artinya tugas itu yang

memungkinkan dia menambah motivasinya contohnya ketika saat

pelajaran yang lain diberi soal latihan 5, siswa tersebut diberi soal 7/8.

Kalau yang lain ada yang tidak presentasi, yang melanggar itu kita suruh

merangkum powerpoint kemudian kita suruh presentasikan apa yang

sudah dia rangkum. Sanksi itu tetap ada, kita kasih sanksi yang bisa

membuat dia berubah lebih baik. Tetap ada monitoring untuk siswa yang

melanggar.

Jakarta, 28 November 2014

Interviewer Interviewee,

Sefti Aminah Tomi Sukito, S.E

Page 131: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

PEDOMAN WAWANCARA

Kepala Sekolah SMKN 59 Jakarta

INDIKATOR RESPONDEN

Nama : Drs. H. Ramli, M.Pd

Jabatan : Kepala Sekolah

Pendidikan Terakhir : S2

Hari/Tanggal : Senin, 24 November 2014

Tempat : Ruang Kepala Sekolah

1. Ada berapa guru bk yang ada di sekolah ini?

BK disini hanya satu, jadi kan harusnya normal itu 150 siswa per satu guru

BK, sementara kita menangani 390an siswa per satu guru BK.

2. Menurut Bapak, apakah jumlah guru BK di sekolah ini cukup untuk

memfasilitasi program bimbingan dan konseling untuk siswa?

Saya kira kalau sempurna belum ya, namun sudah cukup lah

memfasilitasi. Kalau kesempurnaan saya kira masih ada kekurangan

karena kurangnya guru BK, untuk fasilitasi kami sudah memfasilitasi.

3. Fasilitas apa saja yang anda berikan guna mendukung program kerja BK?

Jelas fasilitas itu sendiri misalnya fasilitas konsultasi, jadi silahkan jam

berapapun dia bisa konsultasi, kemudian BK juga mendampingi untuk

mengatasi berbagai masalah.

4. Apa bentuk kerjasama anda dengan guru BK, terutama dalam hal

membina disiplin belajar siswa?

Ya, saya kerjasamanya saya katakan bahwa kepada guru BK tolong

diterapkan tata tertibnya kemudian juga reward dan punishment. Ada

reward (penghargaan) kepada anak-anak yang berprestasi dan juga untuk

anak-anak yang baik.

Page 132: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

5. Adakah biaya operasional yang diberikan sekolah dalam mengembangkan

program BK?

Ada ya untuk guru BK, jadi misalnya untuk kunjungan ke rumah siswa

memang dari sekolah mengadakan, BK berapa kali kemana-mana sudah

kita biayai.

6. Hubungan kerjasama apa saja yang BK di sekolah ini dengan lembaga di

luar sekolah?

Bk secara formal mempunyai hubungan dengan pihak luar berupa tes IQ

setiap tahun ada, Bk juga membantu anak-anak untuk magang. Jadi BK ini

membantu anak-anak agar proses magang disana mempunyai psikologis

yang baik, kejiwaan yang baik.

7. Bagaimana bentuk pengawasan anda terhadap kegiatan BK?

Schedule ya, kita pengawasannya biasanya hampir satu bulan sekali. Guru

Bknya apakah ada masalah-masalah yang krusial atau anaknya harus

dikembalikan ke orangtuanya, karena masalah tidak boleh sampai

berbulan-bulan dalam menangani masalah anak.

8. Adakah evaluasi yang anda lakukan terhadap program BK?

Ya, misalnya evaluasinya itu kalau nanti guru Bknya sejauh mana guru

BK melaksanakan program itu, biasanya evaluasi itu selama 3 bulan dari

program itu. Jadi satu semester 2 kali evaluasi.

Jakarta, 24 November 2014

Interviewer Interviewee,

PEDOMAN WAWANCARA

Page 133: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

Guru Piket SMKN 59 Jakarta

INDIKATOR RESPONDEN

Nama : Wiwik Wijayanti, S.Pd

Jabatan : Pembina OSIS

Pendidikan Terakhir : S1

Hari/Tanggal : Jumat, 28 November 2014

Tempat : Meja Piket

1. Apa saja bentuk ketidakdisiplinan siswa selama jam pelajaran

berlangsung?

Sering ijin, karena mereka mencari tempat-tempat PKL, akhirnya mereka

ijin pada saat KBM, karena dari pihak perusahaan juga meminta jam

sekian datang. Paling sering yang saya alami kalau PKL bisa pergi 5-6

orang paling sering saat KBM.

2. Apa saja poin pelanggaran yang kebanyakan siswa lakukan di sekolah?

Merokok, merokok itu saya pernah mengeluarkan siswa selain itu ya

berantem resikonya keluar. Kalau keluar sudah pelanggaran paling berat.

Kalau terlambat disuruh jalan jongkok.

3. Apa bentuk kerjasama guru piket dengan guru BK di sekolah?

Ada, penanganan siswa. Tindak lanjut 3x berturut-turut melakukan

pelanggaran dilakukan penanganan berupa pemanggilan orangtua

4. Adakah hambatan selama melakukan piket di sekolah?

Hambatannya banyak sekali, kurang SDM. Contohnya begini ya saya

piket, saya kan harus keliling ke kelas-kelas, kalau saya keliling anak tidak

tertangani. Saya tidak mungkin berada di dua tempat sedangkan sekolah

ada 4 lantai. Anak tertangani tetapi kelas-kelas tidak tertangani begitu

sebaliknya.

Page 134: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

5. Bagaimana cara mengatasi siswa yang tidak disiplin selama belajar?

Misalnya masalah keterlambatan, saya kumpulkan di pos dan saya suruh

jalan jongkok sekalian berolahraga biasanya 50 jadi 30 orang yang

terlambat, berkurang lah istilahnya itu yang keterlambatan 15 menit.

Biasanya yang datang lebih lama lagi saya suruh membantu

membersihkan musholla apalagi di hari jumat. Tapi kalau terlambat sudah

berkali-kali dipanggil orang tua dan hasilnya dilaporkan ke wali kelas, dan

ditindak lanjuti oleh wali kelasnya.

6. Upaya antisipasi seperti apa yang guru piket lakukan selama jam pelajaran

berlangsung agar tidak terjadi pelanggaran?

Ya, kalau terlambat lagi penanganannya maka kita datangkan orangtua

kami mohon bantuan kepada orang tua untuk keberangkatan pagi tolong di

ingatkan oleh orang tua anak ini dibangunkan pagi dengan sholat shubuh

supaya tepat datang ke sekolahan, apabila masih terlambat orangtua akan

diberi pengarahan.

7. Bentuk tindak lanjut seperti apakah yang anda lakukan terhadap siswa

yang telah melanggar?

Kalau tidak ada perubahan yang dikeluarkan, tapi kalau ada perubahan kita

pertahankan. Seperti yang merokok, 3x peringatan tidak ada perubahan

dan orangtua sudah datang dan masih tidak ada perubahan, maka

dikeluarkan. Kita ada pantauan, siswa yang melanggar sekarang berubah

baik menjadi rajin sekarang sudah bagus. Ada komunikasi dengan

orangtua dengan pantauan dari pihak kita jadi anak berubah menjadi lebih

baik.

Jakarta, 28 November 2014

Interviewer Interviewee,

Page 135: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

PEDOMAN WAWANCARA

Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan SMKN 59 Jakarta

Page 136: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

INDIKATOR RESPONDEN

Nama : Drs. Sukarno, M.M

Jabatan : Wakil Kepala Sekolah

Pendidikan Terakhir : S2

Hari/Tanggal : Jumat, 28 November 2014

Tempat : Ruang Wakil Kepala Sekolah

1. Apa saja bentuk tidak disiplinnya siswa selama belajar?

Ya siswa keluar-keluar kelas, siswa tidak memperhatikan guru selama

belajar dan sikapnya tidak memperdulikan.

2. Apa saja penanganan kasus siswa yang kurang disiplin?

Tergantung kasusnya, misalkan pelanggaran berat langsung

dikeluarkan misalnya minum-minuman keras, narkoba itu ya saya

langsung keluarkan, tawuran langsung dikeluarkan. Siswa yang keluar

kelas itu diperingatkan, kan pertama kali guru yang bersangkutan dulu

menangani kalau tidak bisa diserahkan ke wali kelas, kalau wali kelas

tidak bisa yang menangani BP. Kalau BP gagal menangani baru saya

sebagai kesiswaan yang menangani kasusnya.

3. Adakah kasus tidak disiplin siswa selama belajar sampai ke

pemanggilan orangtua? Kasus seperti apakah itu?

Kasusnya itu misalnya terlambat sampai 3x beruturut-turut, kemudian

tidak masuk 3x berturut-turut itu dipanggil orang tua. Di sini maksimal

tidak masuk itu 12x, kalau tidak masuk 12x sudah dikeluarkan oleh

sekolah. Setiap 3x tidak masuk dipanggil orang tua, kalau sampai 12x

dikeluarkan.

4. Apa saja hambatan yang dialami dalam membina siswa agar lebih

disiplin dalam belajar?

Page 137: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

Hambatannya dari pihak orang tua, orangtua selama sekolah gratis,

tidak memperhatikan anak sama sekali. Jadi orangtua tidak pernah

kontrol, dipanggil juga susah kadang-kadang. Karena sekolah gratis,

orangtua kurang perhatian kepada anak dan kepada sekolah. Jadi

seolah-olah semua persoalan ditangani sekolah, padahal itu persoalan

anaknya sendiri, pihak orang tua lepas tangan.

5. Apa upaya preventif yang bapak lakukan agar siswa lebih disiplin

dalam belajar?

Kalau upaya pencegahannya banyak ya, artinya setiap siswa itu diberi

jadwal untuk diberikan pengarahan. Ada jadwal setiap siswa itu

mungkin kalau jumlah siswanya sampai 400 itu mungkin jadwal

pengarahannya secara pribadi itu satu bulan satu kali.

6. Apa saja hukuman yang diberikan kepada siswa yang melanggar?

Mungkin hukumannya dikeluarkan dari sekolah kalau pelanggaran

yang berat, skorsing ada.

7. Apa hal yang melatarbelakangi siswa melakukan pelanggaran

tersebut?

Semuanya tergantung dari pikiran masing-masing, dia ini mau maju

atau tidak, mau jadi orang baik atau tidak, tergantung individu masing-

masing. Jadi, bapak dan ibu guru tidak bisa menentukan kamu harus

pandai, kamu harus pintarnya sekian, semuanya bergantung pada

siswanya sendiri kalau siswanya mau berhasil dengan baik otomatis

disiplin diri dengan kesadaran yang tinggi akan terbentuk.

8. Bentuk kerjasama seperti apa yang anda lakukan dengan pihak lain?

Ya, saya kerjasama dengan semua pihak terutama guru BP, Pembina

Osis, guru piket dan juga ketua kelas kemudian satpam, ya itu

semuanya berkaitan. Jadi saya bagian kesiswaan tidak bisa

mengerjakan sendiri.

9. Apa bentuk evaluasi dan pengawasan yang bapak lakukan agar siswa

lebih disiplin dalam belajar?

Page 138: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

Ya sebenarnya ada evaluasi. Misalnya begini, ada siswa yang

melanggar tata tertib, apabila hukumannya masih dianggap masih

kurang dapat menjerakan siswa ya tentunya kami evaluasi bagaimana

supaya siswa itu jera tidak melakukan pelanggaran lagi. Sebenarnya

kalau pengawasan itu relatif, pengawasan yang efektif itu pengawasan

terhadap diri sendiri. Dengan kesadaran yang tinggi itu, kalau kita

kerja dan belajar selalu diawasi kapan kita mandiri. Kalau dulu ada

WASKAT (Pengawasan Melekat), kalau orang yang tidak diawasi

tidak akan bekerja itu orang yang tidak mandiri.

` Jakarta, 28 November 2014

Interviewer Interviewee,

Sefti Aminah Drs. Sukarno, M.

PEDOMAN WAWANCARA

Guru SMKN 59 Jakarta

Page 139: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

INDIKATOR RESPONDEN

Nama : Firman Firdaus, S.Sos.I.

Jabatan : Guru mata pelajaran kewirausahaan

Pendidikan Terakhir : S1

Hari/Tanggal : Jumat, 23 Januari 2015

Tempat : Ruang perpustakaan

1. Bagaimana upaya anda dalam menumbuhkan sikap dan perilaku religius

peserta didik di sekolah?

Ya misalkan untuk membentuk sikap dan perilaku religius, setiap hari

jumat anak perempuan selalu mengikuti keputrian saat siswa laki-laki

shalat jumat, setiap pagi sebelum KBM juga ada kegiatan baca Al-Quran

bersama.

2. Bagaimana cara menanamkan sikap jujur dalam bertindak dan berucap di

sekolah?

Saat saya memberikan tugas mata pelajaran kewirausahaan yaitu tugas

product selling dalam pembuatan proposal dan pengajuan proposal harus

ada rincian anggaran yang sesuai, siswa dituntut untuk jujur dalam hal

tersebut.

3. Apa upaya yang anda lakukan agar siswa dapat saling menghargai satu

sama lain?

Ya biar siswa jujur biasanya saat mata pelajaran saya terkait dengan tugas

product selling siswa secara berkelompok saling berdiskusi membicarakan

product yang akan mereka jual di sekolah. Dalam diskusi itu kan siswa

saling mengutarakan pendapat mereka dan mereka harus menghargai

pendapat satu sama lain.

4. Apa saja kontribusi anda agar siswa lebih disiplin mematuhi tata tertib dan

peraturan di sekolah?

Biasanya biar siswa lebih disiplin itu saya mengadakan razia saat jam

belajar. Saya menerapkan sanksi poin kepada siswa yang melanggar

Page 140: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

seperti makan saat jam belajar atau pulang sebelum bel sekolah berbunyi

ya maka siswa tersebut akan saya kenakan sanksi poin pelanggaran.

5. Bagaimana cara untuk memotivasi siswa agar lebih bekerja keras terutama

dalam hal belajar?

Motivasi itu biasanya datang dalam diri sendiri ya, biasanya saya berusaha

untuk memotivasi siswa dengan memberikan video dan games-games

edukatif dalam belajar terutama video yang memotivasi sehingga siswa

lebih tertarik untuk belajar.

6. Apa saja hal-hal kreatif terbaru yang siswa hasilkan di sekolah?

Di sekolah siswa biasanya secara mandiri membuat tugas berupa membuat

pin, gelas, miniatur rumah betawi, miniatur ondel-ondel bahkan membuat

web design hingga menjadi perwakilan juara antar sekolah.

7. Bagaimana cara menanamkan sikap mandiri kepada siswa di sekolah?

Ya, menanamkan sikap mandiri yaitu dengan saat kerja kelompok dan

mengerjakan tugas, pasti di dalam kelompok itu tiap-tiap individu

mempunyai tanggung jawab masing-masing. Tanggung jawab setiap

individu dalam kerja kelompok akan menimbulkan sikap mandiri dalam

diri siswa tersebut untuk mengerjakan tugas yang memang sudah di bagi-

bagi per individu dalam kelompok tersebut.

8. Apa upaya agar siswa lebih demokratis pada saat belajar?

Agar siswa lebih demokratis, biasanya saat belajar setiap ada presentasi

setiap siswa bebas untuk mengungkapkan pendapatnya mengenai hal yang

berhubungan dengan materi pelajaran.

9. Bagaimana cara anda menanamkan sikap rasa ingin tahu kepada siswa

terutama pada saat belajar?

Ya dalam belajar setiap siswa saya bebaskan mencari sumber belajar

melalui media mana saja, jadi siswa tidak berfokus pada guru saja. Ya

sekarang kita memakai kurikulum 2013 jadi siswa dituntut lebih mandiri

dalam mencari sumber belajar jadi sikap rasa ingin tahu siswa terutama

saat belajar juga muncul.

Page 141: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

10. Apa saja upaya dalam mengembangkan wawasan kebangsaan pada diri

siswa?

Pengembangan wawasan kebangsaan ya sudah ada dalam mata pelajaran

kewarganegaraan. Siswa jadi tau apa saja yang berhubungan dengan

pengetahuan kenegaraan.

11. Bagaimana upaya anda untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air kepada

siswa?

Ya menumbuhkannya dengan pelaksanaan upacara setiap hari senin dan

setiap hari-hari nasional. Saat ini terdapat kegiatan pramuka juga agar

siswa lebih mengetahui secara mendalam kegiatan terkait dengan rasa

cinta tanah air tersebut.

12. Apa saja hal yang dilakukan agar siswa lebih berprestasi?

Agar siswa lebih berprestasi tentunya harus ada motivasi dari dalam

dirinya, apabila motivasi hanya dari guru maka akan percuma. Harus ada

keinginan untuk maju terutama dalam hal belajar.

13. Apa saja kerjasama dan komunikasi siswa dengan siswa lain dalam hal

belajar?

Kerjasama antar siswa lebih kepada diskusi kelompok, terutama dalam

menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Kerjasama juga bisa

terlihat saat upacara sekolah yaitu setiap siswa saling membagi tugas

untuk menjadi petugas upacara.

14. Bagaimana cara Anda menanamkan cinta damai kepada para siswa?

Mengajarkan cinta damai yaitu dengan mengadakan lomba baik itu dalam

hal akademik maupun non akademik

15. Apa saja upaya sosialisasi kepada siswa agar lebih menyediakan waktunya

untuk membaca?

Ya misalkan dengan memberikan tugas kepada siswa untuk mencari

referensi di perpustakaan agar dia mau membaca.

16. Bagaimana cara mengembangkan sikap peduli lingkungan kepada siswa?

Page 142: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

Sikap peduli lingkungan ya dengan mengadakan piket kelas setiap harinya,

kemudian setiap hari jumat selalu mengadakan “jumat bersih” sehingga

siswa lebih peduli terhadap kebersihan lingkungannya.

17. Apakah sekolah telah mengembangkan sikap peduli sosial dengan

pemberian bantuan kepada orang yang membutuhkan?

Sekolah mengembangkan sikap peduli sosial kepada siswa misalkan setiap

memperingati hari anak yatim, sekolah biasanya memberikan santunan

kepada siswa yang yatim/piatu.

18. Apakah setiap siswa telah melaksanakan tugas dan kewajiban terutama

dalam hal belajar?

Belum sepenuhnya, karena masih ada sebagian siswa yang telat dan

bahkan tidak menyerahkan tugas.

19. Bagaimana upaya mengembangkan sikap menghadapi masalah dalam diri

siswa?

Misalkan ada perselisihan baik antara siswa dengan siswa ataupun guru

dengan siswa maka menghadapi masalahnya dengan penyelesaian oleh

pihak BK. Dari hal tersebut siswa juga harus bisa menghadapi masalah

yang sedang dihadapi.

20. Apa saja hal yang anda lakukan agar siswa lebih kritis dalam hal belajar?

Ya, agar lebih kritis siswa pada saat diskusi di kelas saya tuntut untuk

harus lebih mengeluarkan pendapat apabila ada hal yang ingin

disampaikan.

Jakarta, 23 Januari 2015

Interviewer Interviewee,

Sefti Aminah Firman Firdaus, S.

Page 143: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

ANGKET PENELITIAN UNTUK SISWA

“Kontribusi Bimbingan dan Konseling dalam Membina Disiplin Belajar

Siswa di SMKN 59 Jakarta”

IDENTITAS RESPONDEN

Nama :

Jenis Kelamin :

Kelas :

PETUNJUK PENGISIAN ANGKET

1. Sebelum Anda menjawab daftar pertanyaan yang telah disiapkan, terlebih

dahulu isi daftar identitas yang telah disediakan.

2. Bacalah dengan baik setiap pertanyaan, kemudian beri tanda silang (X)

dengan cara memilih salah satu jawaban yang paling sesuai menurut Anda.

3. Pengisian angket ini tidak akan mempengaruhi nilai Anda dan dijamin

kerahasiaannya.

4. Terimakasih atas bantuan dan kesediaan Anda dalam mengisi angket

penelitian ini.

A. Kontribusi Bimbingan dan Konseling

1. Adakah kegiatan bimbingan dan konseling di sekolahmu?

a. Ada, dalam mata pelajaran bimbingan dan konseling

b. Ada, di luar jam pelajaran.

c. Ada, hanya waktu tertentu saja

d. Tidak ada

2. Apakah pada tahun ajaran baru terdapat layanan orientasi sekolah dari

guru BK?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

Lampiran 3

Page 144: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

3. Apakah guru BK menjelaskan pentingnya tata tertib dan peraturan di

sekolah?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

4. Bagaimana sistem penyampaian materi BK di sekolahmu?

a. Guru BK menyampaikan materi lengkap secara sistematis dan

runtut

b. Guru BK menyampaikan materi lengkap secara acak

c. Guru BK menyampaikan materi sesuai kebutuhan

d. Guru BK menyampaikan materi secara insidental

5. Bagaimana pelayanan BK di sekolahmu?

a. Sangat memuaskan

b. Cukup memuaskan

c. Kurang memuaskan

d. Tidak memuaskan

6. Siapa saja yang terlibat dalam pelayanan BK di sekolahmu?

a. Seluruh warga sekolah

b. Wali kelas, Guru BK dan Guru Mapel

c. Wali kelas dan Guru BK

d. Hanya guru BK

7. Berapa kali guru BK memberikan layanan bimbingan kepada Anda?

a. Setiap ada masalah

b. Seminggu sekali

c. Dua minggu sekali

d. Sebulan sekali

8. Apakah Anda memerlukan lebih banyak guru pembimbing?

a. Ya, (3-4 orang)

b. Ya, (2-3 orang)

c. Ya, (1-2 orang)

Page 145: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

d. Cukup guru BK saat ini saja

9. Layanan BK berlaku untuk siapa saja

a. Seluruh warga sekolah

b. Guru dan siswa

c. Siswa saja

d. Siswa yang bermasalah

10. Apakah dengan layanan BK membantu permasalahan Anda?

a. Sangat membantu

b. Cukup membantu

c. Kurang membantu

d. Tidak membantu

11. Apakah dengan adanya layanan BK membantu Anda dalam kemajuan

belajar?

a. Sangat membantu

b. Cukup membantu

c. Kurang membantu

d. Tidak membantu

12. Apakah guru BK mengembangkan kelompok belajar kepada siswa?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

13. Apakah guru BK mengadakan konseling kelompok kepada siswa?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

14. Apakah guru BK mengadakan konferensi kasus terhadap siswa yang

melanggar tata tertib?

a. Selalu

b. Sering

Page 146: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

15. Bagaimana pelaksanaan kegiatan layanan penempatan dan penyaluran

yang ada di sekolahmu?

a. Setiap ada penyampaian materi BK dalam kelas

b. Sesuai kebutuhan dilaksanakan pada saat jam pelajaran BK dalam

kelas

c. Sesuai kebutuhan dilaksanakan diluar jam pelajaran BK

d. Layanan penempatan dan penyaluran hanya dilakukan di ruang BK

saja.

16. Apakah guru BK memberikan informasi yang bermanfaat saat belajar?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

17. Apakah guru BK memberikan penjelasan bagaimana cara

memanfaatkan waktu dalam belajar dengan baik?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

18. Apakah guru BK mengadakan tes IQ kepada Anda?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

19. Apakah guru BK memfasilitasi Anda terutama kerjasama dengan pihak

lain dalam praktek kerja lapangan?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

Page 147: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

d. Tidak pernah

B. Disiplin Belajar

20. Saya selalu berpakaian rapi sesuai tata tertib sekolah

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

21. Saya memberikan surat keterangan ketika berhalangan hadir di sekolah

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

22. Saya membawa sesuatu yang tidak diperbolehkan oleh sekolah (rokok,

minuman keras, majalah, dll)

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

23. Saya makan di saat jam pelajaran berlangsung

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

24. Saya sering keluar sekolah tanpa ijin petugas piket

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

25. Saya melaksanakan segala peraturan yang diberikan oleh guru di kelas.

a. Selalu

Page 148: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

26. Saya tidak pernah keluar kelas saat jam pelajaran sekolah berlangsung

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

27. Saya selalu datang tepat waktu ke sekolah

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

28. Saya selalu hadir di kelas sebelum kegiatan belajar dimulai

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

29. Saya memperhatikan guru saat menjelaskan materi pelajaran

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

30. Saya aktif bertanya kepada guru apabila ada materi yang tidak

dimengerti

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

31. Saya mengunjungi perpustakaan sekolah untuk membaca buku

a. Selalu

Page 149: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

32. Saya tetap belajar meski guru berhalangan hadir

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

33. Saya memanfaatkan waktu kosong untuk membaca buku

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

34. Saya memanfaatkan waktu luang dengan belajar bersama dengan

teman

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

35. Saya mengerjakan tugas yang diberikan guru di kelas

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

36. Saya mengikuti remedial mata pelajaran yang nilainya kurang

memenuhi standar

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

Page 150: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

37. Saya mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

38. Saya berbuat usil dalam kelas

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

39. Saya memainkan hp saat jam pelajaran berlangsung

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

40. Saya mengobrol ketika guru menjelaskan

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

Page 151: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

Lampiran 4

Kerangka Program Bimbingan dan Konseling daiarnI m plementasi Ku rlkr,ri u m ZAL3

Tugas GuruBK

Membantu proses pengenalan diri oleh peserta didik beserta peluing dantantangan yang ditemukannya dalam !:::gkungan, iehingga peserta didikmandiri mengambil keputusan pentin6 *erjaranan hidupnya (betajar,pribadi, sosial dan karir) dalam rangka n:ewujudkan kehidupan yangproduktif, sejahtera, dan bahagia serta peduli kepada kemaslahatanumum, melalui pedidikan

Fokus

tayapan,BK

Programlayanan BK

Jenis LayananBK

,i]:i:ii.].]:;:i:::jil:1.iii;il::l.li,i,]i:].::.:].:::...''.-

:*ianu o.umtlemoan[rin,komnetensi,ygmr;aiti:an pEi.iii,did-ilGb-TE-t-T. ,'' ... , ,,,.:,:,.:1,.:',.:'t'i.-. :. .',

*?

Disusun berdasarkan hasit anatisis need.s ,r;;;;n kebutuhan danperkembangan peserta didik serta potensi iingkungan yang mendukungpelaksanaan program bimbingan dan konseling.Kontribusi program bimbingan dan konseling dalam satuan pendidikantidak diukur dengan rasio guru bimbingan dan konseling, namun diukurmelalui kadar proporsi layanan bimbingan Can konseling belajar, pribadi,sosial, dan karir

, individual, kelompok, dan klasikal clengan menggunakaninstrument dan media yang releva

layanan dasaq layanan responsif, layanan perencanaan individual,dukungan sistem dan kolaboratif

72

Page 152: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

Lampiran 5

Fungsi BK dalam Peminatan peserta Didik

*:

Page 153: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

Lampiran 6

REKAPAN DAFTAR PENERTIBAN SISW A5,1/1KN 59 JAKARTA

TAHUN AJARAN ?013/2OT4

(RAZTA)

Mengetohui,Bimbingon dqn konseling SMKN 59 Jokqrto

LANJUT

seluruA €t

- Fai't a tlAOWl.{uU; tL)(

kdti Xt rr4\

Page 154: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

Lampiran 7

DATTiIR HJIDIR PEMAIIIGqILft"N OBANG TUA

Nur llttlaraN A{aurtrah

'*L t 1l126r

I q,7,t1 ,1 .)u Sif r"r'--v*--7--'-vrrr of / 2

3-Jci!

ta:s/ tG lv/htst 2J/t/ rA3

r**s,o y:'t41scv47-

'Mengetahui,

Kepala SMKN 59 Jakarta llK SMKN 59 Jakqrta

--v*fu*Drs. H. A. Svamsiar Evi Fitriyanti, S.Pd

Page 155: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

:

LAPORAN KUNJUNGAN RUMAHSMK Negeri 59 JAKARTA

TAHUN 2013lt2014

'' 6 uN TutZ B ,+C>

Saht +q,qa dt

ah4h

MengetahuiKepala Sekolah

Dra. Ani Kristiani. M.pdNip. 1 96905 231994122001

Jakarta, 14 Februari 20,Guru Bimbingan dan Konsr

Sudik Pravitno. S.'pdN lP.1 9701 2202010081001

..*b

Page 156: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

Lampiran 9

ANGI$.ffiEDI.pErANccARAN DAN pOrNT PENGHARGMN STSWASMK NEGERI 59 JAKARTA

' TAHUN PEIA.IARAN 2O13/2A14

Nama : ALF)(/.NDER GOSAT

NIS :7708

terlunbaec.mbat

tert..mtq t

JUMLAH

Page 157: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

i{-+/"au

t 1o, f eo$

)a

xtr

ovtf,,f {

MMI Getsi Kqtitcr Hof+Yo

B{ itrcr.i", Sw*lr,

f<rj

tlvet.icl l

,,r ;;.1" mlo-^l

s/orneJ F

bt,zn A'4*

K6L

2ey

B{-A (FLL/\Q, Lr]t-D tV L DV

(:t,,"1 ldly* _C )*r)391._"lte!l \9::! !_.B

( dqn tango3o )

r$*.t*t' fil*rcrr l,'r,it;qrtciuir- F;iJti;;,.' --,vAlen

Ntns'u'1i-'.ti SrvlPTM

iv\Larhi"u?

r,),Le-i-?o 6.a-L4-:. # Zr>Z< ,\f,q *-a-a/a4

il.,t<-z<-<-4-z-<z-z f-r-A-4*-t-na 1*V?

^*9r-",4

,------:'

r5t

C)

Page 158: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

' Lampiran ll

Hubungan Kolaboratif Guru BK dan Guru Mata pelajaran

4T

Page 159: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

Lampiran 12

NomorLampiranPsihal

: Istimewa Jakarta, 3Januari 2014: SatuberkasProposal: Bimbingan Skripsi

Kepda Yth.Ka. Subbag Akademft &KemahasiswaanFakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruandiTempt

Asssl omu' al a ikum w r. w b.

Yanghnanda tangan di bawah ini

Hryna : Sefti AminahNIM :IIIU0I82UUU38Jurusan/Prodi : Manajemen PendidikanSemester : VII (Tujuh) A

krgarr ini mergajukan permohonan surat bimbiugan stripsu sebagai salahsatu syaiat meRyelesaihan pro$am S- t (Strata 1 ) UII\[ Syarif FfidayatullahJakarta. Adapun judul skripsi yang diajukan adalah:Kontribusi Bimbingan Konseling dalam membina disiplin belajar siswa diSMKN J9 Jakarta

*usen Peffibimbing Skipsi yang rliusulkan:Pembimbing I : Salman Tumanggor, M.Pd.

Sfbapl bahan pertimbangan saya lampirkan propoeal,D€n*kicn p€scncherrsn ini seya wmpeiken, e&s per{mtiarar5n dirreapkanterirna kasih.

*Vsssslswu' als ikttm wn *s b.

Mengetahui,Ketua Jurusan

h3'.Dr. Has,l\\ As,,,'ori, ['1 PdNIP. 19661009 199303 I 004

Tembusan:1. Eoscn Peirasehat Akademik

KEMENTERIAN AGAMA

\ UIN JAKARTAI FITKj a. r. Ft a.aaaailogs6ifrrritririthaedlr

FORM (FR)

No. Dokumen : FITK-FR-AKD085Tgl. Terbit : 1 Maret 2010No. Revisi: : 01

l.lal _.-/_-

PERI'OHONAN SURAT BftIBIHGAH SKRIPSI

l l 10018200038

Page 160: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

Lampiran 13

Nomor : Un.0'l/F.1 /KM.O1 3.ln?1201 4

Lamp. :-Hat : Permohonan lzin Penelitian

Tembusan:1. Dekan FITK2. Pembantu Dekan Bidang Akademik

3. Mahasiswa Yang bersangkutan

Jakarta, 5 Agustus 2014

Kepada Yth.

Kepala SMKN 59 JakartadiTempat

Assal amu' al aikum wr.wb.

Dengan hormat kami sampaikan bahwa,

Nama : SeftiAminah

NIM : 1110018200038

Jurusan : Manajemen Pendidikan

Semester : lX (Sembilan)

Judul Skripsi :"Kontribusi Bimbingan dan Konseling Terhadap Disiplin Belajar

Siswa di SMKN 59 Jakarta'

adalah benar mahasiswa/i Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang

sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di

instanii/sekolah/madrasah yang Saudara pimpin.

Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut

melaksanakan penelitian dimaksud'

Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Wassal am u' al ai ku m wr.wb.

Pendidikan

Asy'ari, M.Pd

No. Dokumen : FITK-FR-AKD-082

FORM (FR)KEMENTERIAN AGAMAUIN JAKARTAFITKJl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 lndonesh

Tgl. Terbit : 1 Maret 2010

SUNNT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN

9661009 199303 I 004

Page 161: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

"5JAt!.*

Larnpkan 14

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

DINAS PENDIDIKAN

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)NEGERI 59 JAKARTABIDANG KEAHLIAN : BISNIS DAN MANAJEMAN & TEKNIK INFORMA DAN

KOMUNIKASIJl. Ciputat Raya- Pd. Pinang - Keb. Lama- Jakarta Selatan - Telp. 7513729

SURAT KETERANGANNomor : 486./1.85L.72

Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Negeri 59 Jakarta :

Nama

NIP/NRK

Pangkat/Gol./Ruang

Jabatan

Menerangkan bahwa )

Nama

Tempat, tgl. Lahir

NIM

Fakultas/lurusanSemester

Drs. H. Ramli, M.Pd

19650503 199703 1002

Pembina, IV/a

Kepala Sekolah

Sefti Aminah

Jakarta, 19 Maret 1993

i 1 10018200038

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan / Manajemen Pendidikan

IX (Sembilan)

Nama tersebut di atas telah mengadakan penelitian pada Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) Negeri 59 Jakarta, sejak bukan Oktober s.d. Desember 2014.

Dalam rangka pembuatan Skripsi yang berjudul:

KONTRIBUSI BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MEMBINA DISIPLIN BEIA]AR

SISWA DI SMKN 59 JAKARTA.

Demikian surat keterangan ini diberikan, agar dapat dipergunakan sebagaimana

mestinya.Jakarta, 16 Desember 20L4

Page 162: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

UJI REFERENSI

Seluruh ref,erensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul

"Kontribusi Layanan Bimtringan dan Konseling dalam Membina Disiplin

Belajar Siswa di SMKN 59 Jakarta'yang dilakukan oleh Sefti Aminah,l[[M

1110018200038, Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jaliarta, telah diuji

kebenarannya oleh Dosen Pembimbing Skripsi I pada tanggal 5 Januari 2015.

Jakart4 5 Januari 2015

Dosen Pembimbing,

Dr. Salman Tumanggor. M.Pd

MP. 195707L0 197903 I 002

Page 163: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

Lampiran 15

LEMBAR fUI REFEREi\SI

No.No.

FootnoteBu ku Referensi/Ruj u kan

IlalamanSkrinsi

HalamanReferensi

ParafPembimbins

BAB II 1

Prayitno & Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan danKonselins- (lakarta: PT. Rineka Ciota- 2008)- h.25. 1 25 1

2. 2.Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah danMadrasah. ( Iakarta: Raiawali Pers. 2009)^ h.2

2 2 l--

3.

http://news. detik. com/r ead/20 I 4 102/28 I 13 4858125 I 13

3 0 I I 0 I tawuran-pelaj ar-di-bo gor-po li s i -keluarkan-tembakan-peringatan

2 1

4. 4.H.M. Alisuf Sabri, Pengantar llmu Pendidikan,(Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h. 54. 3 54

5. 5.

Dirjend Pendidikan Dasar dan Menengah , Undang-undang RI No 20 Tahun 200i, Tentang SistemPendidikan Nasional (Jakarta: tno. 2003).

3 1

BAB II

1 1

Tulus Tu'u, Peran Disiplin Pada Perilaku danPrestasi Siswa, (Jakarta: PT.Gramedia WidiasaranaIndonesia, 2004), h.30-3 1.

8 30-31

2. 2.

H.M. Alisuf Sabri, Pengantar llmu Pendidikan,(Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005).h. 54. 8 54

). J.Piet Sahertian, Dimensi-Dirnensi AdministrasiPendidikan di Sekolah" (Surabava: Usaha Nasional"

9 123-r24 J

Page 164: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

1994). h. 123-124.

4. 4.

Conny R. Semiawan, Penerapan Pembelaiaran PadaAnak,(Jakarta: PT. Index, 2008), h.93. I 93 1

5. 5.

Tulus Tu'u, Peran Disiplin Pada Perilaku dan

Prestasi Siswa, (Jakarta: PT.Gramedia WidiasaranaIndonesia, 2004). h.38-43

11 38-43 (

6. 6.

Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan (dasar

teoritis untuk praktik profesional), (Bandung:

Anskasa. 1993). h.111.l1 111 -illlry

7. 7.

Emile Durkheim, Pendidikan Moral: Suatu StudiTeori dan Aplikasi Sosiologi Pendidikan, (Jakarta:

Erlangga, 1990), h. 106.

1,2 106\

8. 8.

Zurinal & Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan: Pengantar& Dasar-Dasar Pelal$onaan Pendidikan, (Jakarta:

UIN Jakarta Press, 2006), h. 117.t2 t17

9. 9.Hamzah B. Uno, Teori motivasi & Pengukurannya,(Jakarta: PT. Bumi Aksara), h. 11.

t2 11

10. 10.

M, Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan BerdasarkanKurikulum Nasional, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya,

2007)" h. 56.

l3 56

11 11

Sumadi Suryabrata, Psikologi pendidikan, (Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada, 2010). h.232. l3 232

12. t2.Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi PendidikanPerangkat Sistem Pengajaran Modul, (Bandung:

Remaia Rosdakarva. 2009), h. 159-160

t4 159-160

Page 165: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

t3. 13.Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT.Remaia Rosdakarya, 2011), h, 1,29.

14 t29 \

14, 14.H.M. Alisuf Sabri, Pengantar llmu Pendidikan,(Jakarta: UIN Jakarta Press. 2005). h. 59-60

l5 s9-60 II

15 15.

Piet Sahertian, Dimensi-Dimensi AdministrasiPendidikan di Sekolah, (Surabaya: Usaha Nasional,t994).h. 128-129.

t7 128-t29\

16. 16.Anas Salahudin, Bimbingan & Konseling, (Bandung:CV Pustaka Setia.2010), h. 13.

t7 13

17. t7.Syamsu Yugyf & Juntika Nurihsan, LandasanBimbingan dan Konseling, (Bandung: PT. RemajaRosdakary a, 2006\, h.6.

L7 6

18. 18.

Abu Bakar Baraja, Psikologi Konseling, (Jakarta:

Studia Press, 2007), h. 11. i 18 1l w:t9. 19.

Dewa Ketut Sukardi, Pengantar PelaksanaanProgram Bimbingan dan K.onseling di Sekolah,(Jakarta: PT.Rineka Cipta. 2008). h.37.

18 37\

20. 20.Prayitno & Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan danKonselins. Jakarta: PT.Rineka Cipta" 2008)" h.94. 18 94

2t. 2t. Bimo Walgito, Bimbingan & Konseling, (Yogyakarta:Andi Offset.2010). h. 7.

18 7

22. 22.Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah danMadr as ah, (I akarta: Raj aGrafindo Persada, 2007 ), h.

2t-22.19 21,-22

23.Bimo Walgito, Bimbingan & Konseling, (Yogyakarta:Andi Offset.2010). h. 8.

t9 8 I.A 24. Syamsu Yusuf & Juntika Nurihsan, , Landasan t9 7

Page 166: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

tsimbingan dan Konseling, (Bandung: PT. RemajaRosdakarva.2006). h,7,

25. 25.Dewa Ketut Sukardi, Pengantar PelalrsanaanProgram Birnbingan dan Konseling di Sekolah,(Jakarta: PT.Rineka Cipta. 2008). h.38.

20 38

26. 26.Anas Salahudin, Bimbingan & Konseling, (Bandung:

CV Pustaka Setia.2010). h. 18.20 18 \

27. 27.

Aip Badrujaman, Teori dan Aplikasi EvaluasiProgram Bimbingan Konseling, (Jakarta: PT.Indeks,

2011).h.28.20 28

\V%*,28. 28.

Dirjend Pendidikan Dasar dan Menengah , Undang-undang N No 20 Tahun 2003, Tentang Sistem

Pendidikan Nasional (Jakarta: tnp, 2003).2l 1

_c-qf(/

<+

29. 29.Prayitno & Erman Amti, (Dasar-dasar Bimbingandan Konseling), Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2008, h.

rt4.2l 114

30. 30.Anas Salahtdin, Bimbingan & Konseling, (Bandung:

CV Pustaka Setia, 2010), h.22-23.22 22-23

31. 31.

Anak Agung Ngurah Adhiputra, Bimbingan dan

Konseling, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013). h.13'14' )) t3-14

32.Anas Salahudrn, Bimbingan & Konseling, (Bandung:

CV Pustaka Setia, 2010), h.24. '

23 24

33. JJ.Prayitno, Pelayanart Bimbingan dan Konseling,(Jakarta: PT. Ikrar Mandiriabadi, 2000), h. 25. z) 25

34. 34. Dewa Ketut Sukardi. Penpantar Pelaksanaan 24 43

Page 167: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah,(Jakarta: PT.Rineka Ciota. 200B). h.43. 1

35. 35.Hallen, Bimbingan dun Konseling, (Jakarta: PT.

Rineka Ciota. 2005). h.57-58.25 57-58

36. 36.Hallen, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT.

Rineka Cipta" 2005). h, 63.26 63

37. 37.

Prayitno & Ennan Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan

Konseling, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2008), h. 114-

t20.26 rt4-120

38. 38.Prayitno, Pelayanan Bimbingan dan Konseling,0 akarta'. PT. Mandiriabadi" 2000). h. 3 1 -32.

27 3t-32

39. 39.Hallen, Bimbingan dan Konseling, (Jaftarta: PT.

Rineka Ciota. 2005). h.64-6527 64-65 tl

40 44.Dewa Ketut Sukardi, Pengantar PelaksanaanProgram Bimbingan dan Konseling di Sekolah,(Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2008). h.49.

28 49 ru41. 4t. Hallen, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT.

Rineka Cipta. 2005). h.66.28 66

42. 42.

Prayitno & Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan danKonseling, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008), h. 114-r20.

28 tt4-120

43. 43.Anas Salahudin, bimbingan dan konsellng, (Bandung:Pustaka setia, 2010). h. 42. 29 42

44. 44.Prayitno & Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan danKonseling, (Jakar&a: PT.Rineka Cipta, 2008),, h. 114-

120.

29 tL4-120

4s. 45. WKonseling, 33 30-36

Page 168: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

Andi Offset,2010), h. 30-36. \

46. 46.Prayitno, Peloyanan Bimbingan dan Konseling,(Jakarta: PT. Ikrar Mandiriabadi, 2000), h.35. JJ 35 1

47. 47.Dewa Ketut Sukardi, Pengantar PelalrsanaanProgram Bimbingan dan Konseling di Sekolah,(Jakarta: PT.Rineka Cipta. 2008). h.60.

33 60

I

48. 48.Dewa Ketut Sukardi, Pengantar PelalaanaanProgram Bimbingan dan K.onseling di Sekolah,(Jakarta: PT,Rineka Cipta. 2008). h.62.

34 62

49. 49.Achmad Juntika Nurihsan dan Akur , Sudianto,Manajemen Bimbingan dan Konseling di SMP,Oakarta: PT. Grasindo.2005). h. l8-19.

36 t8-19

50. 50.Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah danMadras ah, (Jakarta: PT. Raj aGrafindo Persa da, 2A07),h.272-273

36 272-273

51. 51

Prayitno, Pelayanbn Bimbtngan dan Konseling padaSekolah Menengah Kejuruan, (Jakarta: PT. IkrarMandiriabadi. 2000). h. 35-39.

39 3s-39

Yzrt^BAB III /'4V

1 1Anas Sudjono, Pengantar Statisttk Pendidikan,(Jakarta: Raia Grafindo Persada,2003), h. 43

52 43

2. 2.Suharsimi Arikunto, Manaj emen P e.nel it ian, (J akarla'.PT. Rineka Ciota.2005). h.44.

53 44

BAB TV

1 IHasil rvawancara dengan Bapak Sudik Prayitno (GuruBP/BK), SMKN 59 Jakarta, 24 November 2014. 63

Page 169: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

) 2.Hasil wawancara dengan Bapak Ramli (I(epalaSekolah), SMKN 59 Jakarta,24 November2014. 63 1

J. J.Hasil wawancara dengan Bapak Ramli (KepalaSekolah), SMKN 59 Jakarta, 24 November 2A14. 64

4. 4.

Hasil wawancara dengan Bapak Sukarno (WakilKepala Sekolah) SMKN 59 Jakarta, 28 November2014. 64

5, 5.Hasil wawancara dengan Bapak Sudik Prayitno (GuruBK) SMKN 59 Jakarta, 24 November 2014. 65

6. 6.

Hasil wawarLcara dengan Ibu Wiwik Wijayanti (GuruPiket) SMKN 59 Jakarta,24 November 2014. 65

7, 7.

Hasil wawancara dengan Bapak Ramli (KepalaSekolah) SMKN 59 Jakarta,24 November2014. 66

8. 8.

Hasil wawancara dengan Bapak Sudik Prayitno (GuruBK) SMKN 59 Jakarta, 24 lrlovember 2014. 67

9. 9.

Hasil wawancara dengan Bapak Sukarno (WakilKepala Sekolah) SMKN 59 Jakarta, 24 November2014. 67

10. t0.Hasil wawancara dengan Ibu Wiwik Wijayanti (GuruPiket) SMKN 59 Jakarta,2S November 2014. 68

Page 170: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

11 11

Hasil wawancara dengan Bapak Sudik Prayitno (Guru

BPiBK) StrrffN 59 Jakarta,24 November2014 68 at2, 12.

Hasil wawanoara dengan Bapak Tomi Sukito (KetuaLab.Pemasarar. & Wali kelas), 28 November 20t4. 69

13. 13.

Hasil wawancara dengan Bapak Slrkarno (WakilKepala Sekolah), SMKN 59 Jakarta, 28 November2014.

69

\

14. 14.Hasil wawancara dengan Bapak Sudik (Guru BP/BK)SMKN 59 Iakrta,24 Novernber2014. 70

15. 15.

Hasil wawancara dengan Bapak Sukarno (WakilKepala Sekolah bidang Kesiswaan) SMKN 59 lakarta,28 November 2014.

7o

t6. 16.Hasil wawancara dengan Ibu Wiwik Wijayanti (GuruPike| SMKN 59 Jakarta, 28 November 2014. 70

17. t7.Hasil wawancara dengan Bapak Ramli (KepalaSekolah) SMKN 59 Jakarta, 24 November 2014. 7t

18. 18.

Hasil wawancara dengan Bapak Sudik Prayitno (GuruBP/BK) SMKN 59 Jakarta,24 November2}l{. 72

19. 19.Hasil wawancara dengan Bapak Sudik Prayitno (GuruBPIBK) SMKN 59 Jakarta, 24 Novernber 20t4.

72

Page 171: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

24. 20.Hasil wawanoara dengan Bapak Ramli (Kepala

Sekolah) SMKN 59 Jakarta,24 November2014. 72

2t. 2t.Hasil wawarrcara dengan Bapak Sudik Prayitno (Guru

BP/BK) SMKN 59 Jakarta,24 November2}l4. 73

22. 22.Hasil wawarrcara dengan Bapak Sudik Prayitno (GuruBP/BK) SMKN 59 lakarta,24 Novemb er 2014. 74

23.Hasil wawancara dengan Bapak Ramli (Kepala

Sekolah) SMKN 59 Jakarta, 24 November 2014. 74

24. 24.Hasil Dokumentasi Layanan BK dalam implementasikurikulum 2013 di SMKN 59 Jakarta. 75

25. 25.Hasil wawancara dengan Bapak Sudik Pralritno (GuruBPIBK) SMKN 59 Jakarta, 24 November 2014. 75

\,

26 26Hasil wawancara dengan Bapak Sudik Prayitno (Guru

BPIBK) SMKN 59 Jakarfa,24 Novernber2014. 76

27 27

Hasil wawancara dengan Bapak Sukarno (WakilKepala Sekolah bidang Kesiswaan) SMKN 59 lakarta,28 November 2014.

76

28 28HasKes

I wawancara dengan Bapak Firman Firdaus (Stafswaan) SMKN 59 Jakarta, 19 Januari 2015

Page 172: KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM …

Untuk memenuhi validasi skripsi yang berjudul Kontribusi Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Membina Disiplin

Belajar Siswa di SMKN 59 Jakarta, maka perlu pengujian daftar referensi untuk mengetahui sumber data yang diperoleh.

Jakarta,6 Januari 2015

Dosen Pembimbing

-{'zz2*

Dr. Salman Tumanggor, M.Pd. /

(

NrP. 19s70710 197903 1 002