kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

119
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONTRIBUSI INDUSTRI KECIL KERAJINAN GITAR DALAM UPAYA PENYERAPAN TENAGA KERJA (Studi kasus pada masyarakat Desa Ngrombo, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo) Skripsi Oleh: Titin Lestari K8406045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 KONTRIBUSI INDUSTRI KECIL KERAJINAN GITAR DALAM UPAYA PENYERAPAN TENAGA KERJA (Studi kasus pada masyarakat Desa Ngrombo, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo)

Transcript of kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

Page 1: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KONTRIBUSI INDUSTRI KECIL KERAJINAN GITAR

DALAM UPAYA PENYERAPAN TENAGA KERJA(Studi kasus pada masyarakat Desa Ngrombo, Kecamatan Baki,

Kabupaten Sukoharjo)

Skripsi

Oleh:

Titin Lestari

K8406045

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

KONTRIBUSI INDUSTRI KECIL KERAJINAN GITAR

DALAM UPAYA PENYERAPAN TENAGA KERJA(Studi kasus pada masyarakat Desa Ngrombo, Kecamatan Baki,

Kabupaten Sukoharjo)

Page 2: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Oleh:

Titin Lestari

K8406045

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi syarat Mendapatkan Gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

PERSETUJUAN

Skripsi ini Telah Disetujui untuk Dipertahankan di Hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

ii

Page 3: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Surakarta, September 2010

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I

Drs. Basuki Haryono, M.Pd NIP. 19500 215 197501 1 002

Pembimbing II

Siany Indria L.,S.Ant.,M.Hum NIP. 19800 905 200501 2 002

iii

Page 4: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi:

Nama Terang Tanda tangan

Ketua : Drs. H. MH. Sukarno, M.Pd ........................

Sekretaris : Dra. Hj. Siti Rochani CH, M.Pd .......................

Anggota I : Drs. H. Basuki Haryono, M.Pd. ………………

Anggota II : Siany Indria Liestyasari S.Ant, M.Hum ………………

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd

NIP. 19600727 198702 1 001

iv

Page 5: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

Titin Lestari, K8406045. KONTRIBUSI INDUSTRI KECIL KERAJINAN GITAR DALAM UPAYA PENYERAPAN TENAGA KERJA (Studi Kasus Pada Masyarakat Desa Ngrombo, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo). Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2010.

Penelitian ini bertujuan: (1) untuk mengetahui alasan masyarakat Desa Ngrombo mengembangkan industri kecil kerajinan gitar. (2) untuk mengetahui kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam menyerap tenaga kerja. (3) untuk mengetahui cara mengatasi masalah yang menghambat jalannya industri kecil kerajinan gitar di Desa Ngrombo, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif eksploratif dengan studi kasus terpancang tunggal. Teknik cuplikan menggunakan purposive sampling dengan cara snowball. Sedangkan dalam pengumpulan data menggunakan observasi langsung, wawancara dan dokumentasi. Trianggulasi sumber dan trianggulasi metode digunakan dalam teknik validitas data. Untuk teknik analisis data mengggunakan model analisis interaktif yang meliputi empat komponen yaitu pengumpulan data, reduksi data (reduction), sajian data (display) dan penarikan kesimpulan serta verifikasinya.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa (1) alasan masyarakat Desa Ngrombo mengembangkan industri kecil kerajinan gitar yaitu untuk memanfaatkan waktu luang yang di miliki petani selain bekerja disektor pertanian. Industri kecil kerajinan gitar yang berada di Desa Ngrombo merupakan akternatif mata pencaharian penduduk. Tindakan masyarakat pedesaan melakukan kegiatan industri yaitu untuk mecari jalan keluar dalam menghadapi terbatasnya lapangan kerja di sektor pertanian. (2) Keberadaan industri kecil kerajinan gitar yang ada di Desa Ngrombo, merupakan bagian dari sektor informal. industri kecil kerajinan gitar di Desa Ngrombo memberikan kontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja dengan membuka lapangan kerja baru di sektor tersebut. Dari monografi Desa pada tahun 2009 tercatat 1180 orang atau 46 % dari total jumlah penduduk Desa Ngrombo bisa masuk ke dalam sektor industri kerajinan gitar di Desa Ngrombo. (3) Usaha yang dilakukan para pengrajin dalam mengatasi harga bahan baku yang bergejolak yaitu dengan menekan jumlah produksi gitar. Sedangkan untuk pemasarannya yaitu dengan melakukan pemasaran secara langsung yaitu dimana pembeli datang secara lansung ke lokasi industri kerajinan gitar di Desa Ngrombo. Strategi pemasaran yang lain yaitu dengan menjalin hubungan kerjasama dengan distributor. Untuk menambah wawasan kewirausahaan para pengrajin maka Pemerintah Desa setempat memberikan pembinaan-pembinaan tentang kewirausahaan bagi mereka.

v

Page 6: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAC

Titin Lestari, K8406045. Contribution Of Small Industry of Guitar Craft To Absorb Of Manpower (A Case Study of Society in Ngrombo Village, District of Baki, Regency of Sukoharjo ). Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Surakarta Sebelas Maret University, 2010.

The objective of research is: (1) to know the reason of Ngrombo Village society to development small industry of guitar craft. (2) to know contribution of small industri of guitar craft to absorb of man power. (3) to know method of problem solving which hamper way of small industry of guitar craft in Ngrombo Village, District of Baki, Regency of Sukoharjo.

This research used a descriptive qualitative explorative method. technique of display use sampling purposive with use snowball. Techniques of collecting data nature use direct observation, documentation and interview. Triangulation data is used of data validity in this research. For technique analyze data which used in this research model analyze interactive covering four component that is data collecting, data discount ( reduction), presentation data (display) and withdrawal of conclusion and also its verification.

Based on the result of research, can be concluded that: (1) the reason of Ngrombo Village society to development small industry of guitar craft are to use of farmer society leisure in agriculture sector. Small industri of guitar craft in Ngrombo Village is a alternatif labour. The Action of Village society in industry activity is to get way out side in to stand of limited field work in agriculture sector. (2) small industry of guitar craft in Ngrombo Village are part of informal sector. Small industry of guitar craft in Ngrombo Village give a contribution towards absorption man power with to open a new field work in this sector. From the Ngrombo Village monographic 2009 notes 1180 man power or 46 % from totally Ngrombo Village society can enter in small industry of guitar craft in Ngrombo Village. (3) the effort was doing the guitar craftman to brave cost of raw material whic violently are with press the total guitar production. Even though for the marketing the guitar production are by direct wich buyer coming on industry of guitar craft location in Ngrombo Village. The other of marketing strategy marketing by connected with distributor. To add of knowledge about bussines for Guitar craftmans so the goverment give a direction about bussines to him.

vi

Page 7: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO

Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka

merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri

( Q.S. Ar Rad :11 )

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan

(Q.S. Alam Nasyrah : 6)

vii

Page 8: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada :

Bapak dan Ibu tercinta atas doa restu

dan pengorbanannya selama ini.

Keluargaku untuk semangatnya

dalam memahami hidup

Teman teman Sos-Ant’06 ( Pamrih,

Lia, Maria, dan Retno)

Almamaterku

viii

Page 9: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, atas

segala limpahan rahmat dan karunia-Nya dan kemudahan dalam penyelesain

skripsi ini untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar sarjana

pendidikan.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidaklah berjalan

dengan mudah, akan tetapi banyak hambatan yang menyertainya. Oleh karena itu

sudah sepantasnya peneliti menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang

peneliti hormati:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd, selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta;

2. Drs. H. Saiful Bachri, M. Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret

Surakarta;

3. Drs. H. MH Sukarno, M. Pd selaku Ketua Program Studi Sosiologi-

Antropologi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas

Sebelas Maret Surakarta;

4. Drs. H. Basuki Haryono, M.Pd, selaku Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan dan berbagai masukan demi kelancaran skripsi ini.

5. Siany Indria Liestyasari, S.Ant M.hum, selaku Pembimbing II yang telah

memberikan waktu, tenaga dan pikirannya untuk membimbing penulisan

skripsi ini hingga selesai.

6. Atik Catur Budiati, S. Sos, M. A selaku Pembimbing Akademik yang telah

memberikan bimbingan dan masukan yang berhubungan dengan kegiatan

studi selama peneliti menempuh studi di Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta;

7. Segenap Bapak / Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Sosiologi

Antropologi yang telah memberikan ilmu kepada peneliti selama di

bangku kuliah ;

ix

Page 10: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8. Bapak Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

Sukoharjo, beserta

9. Berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Peneliti menyadari akan adanya kekurangan dalam penyusunan skripsi

ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan

dan pembaca semuanya.

Peneliti

x

Page 11: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ................................................................................................... i

PENGAJUAN ....................................................................................... ii

PERSETUJUAN ................................................................................... iii

PENGESAHAN..................................................................................... iv

ABSTRAK ............................................................................................. v

ABSTRACT.......................................................................................... vi

MOTTO.................................................................................................. vii

PERSEMBAHAN.................................................................................. viii

KATA PENGANTAR........................................................................... ix

DAFTAR ISI.......................................................................................... xi

DAFTAR TABEL.................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR............................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN......................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah........................................................ 1

B. Perumusan Masalah............................................................... 6

C. Tujuan Penelitian................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian................................................................. 7

BAB II LANDASAN TEORI................................................................ 8

A. Tinjauan Pustaka................................................................... 8

a. Konsep Industri................................................................

8

b. Klasifikasi Industri...............................………………….

10

c. Manfaat Industri...……………………………………….

13

xi

Page 12: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

d. Konsep Industri Kecil......……………………………….

14

e. Industri Kecil Pedesaan Sebagai Sektor Informal…….…

19

f. Industri Kecil Pedesaan Sebagai Subtitusi Sektor Pertanian

26

g. Tenaga Kerja.....................................................................

30

h. Tenaga Kerja Di Pedesaan................................................

34

i. Kaitan Sektor Industri Kecil dan Sektor Informal Rumah

Tangga dalam Penyerapan Tenaga Kerja......................... 36

B. Penelitian Yang Relevan....................................................... 40

B. Kerangka Berfikir.................................................................. 42

BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................ 44

A. Tempat dan Waktu Penelitian............................................... 44

B. Bentuk dan Strategi Penelitian.............................................. 46

C. Sumber Data.......................................................................... 48

D. Teknik Cuplikan.................................................................... 50

E. Teknik Pengumpulan Data.................................................... 51

F. Validitas Data........................................................................ 53

G. Analisis Data......................................................................... 55

H. Prosedur Penelitian................................................................ 58

BAB IV SAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA PENELITIAN .. 59

A. Deskripsi Lokasi Penelitian................................................... 59

B. Sajian Data............................................................................ 64

C. Analisis Data......................................................................... 85

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN....................... 99

xii

Page 13: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

A. Simpulan................................................................................ 99

B. Implikasi................................................................................ 101

C. Saran...................................................................................... 102

DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 103

LAMPIRAN...... ..................................................................................... 105

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1: Waktu dan kegiatan

penelitian…………………………………. 45

2. Tabel 2 : Jumlah Penduduk Pelaku Industri Kecil Kerajinan Gitar......... 77

xiii

Page 14: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

Page 15: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1 . Rumah Sebagai Lokasi Industri Kecil Kerajinan Gitar............ 69

xv

Page 16: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

1. Interview Guide 105

2. Field Note 109

3. Surat Rekomendasi Research dari Bappeda Sukoharjo...................... 153

4. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian 154..............

5. Surat Permohonan Ijin Menyusun Research Kepada Rektor UNS..... 155

6. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi Kepada PD I..................... 156

7. Curriculum Vitae 157..............

xvi

Page 17: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Populasi penduduk Indonesia saat ini cukup besar. Pada tahun 2009

tercatat jumlah penduduk Indonesia mencapai angka 230 juta jiwa dengan tingkat

pertumbuhan 1,33 % per tahunnya. Perlu untuk diketahui bahwa penduduk

merupakan sumber angkatan kerja. Setiap tahunnya pertumbuhan penduduk

Indonesia yang selalu meningkat tentunya juga akan diikuti peningkatan pada

jumlah angkatan kerja. Dari total jumlah penduduk Indonesia tersebut, yang

merupakan angkatan kerja jumlahnya cukup besar yaitu sejumlah 113,74 juta jiwa

atau 49, 45 % dari jumlah penduduk Indonesia. Oleh karena itu negara Indonesia

mempunyai sumber daya manusia yang begitu melimpah.

(http://www.antaranews.com/view/?i=1244043378&c=EKB&s=MAK)

Salah satu wilayah di kepulauan Indonesia yang mempunyai kepadatan

penduduk tinggi berada di pulau Jawa. Jawa Tengah merupakan salah satu

provinsi yang mempunyai penduduk cukup besar. Jumlah penduduk Provinsi

Jawa Tengah adalah 32,63 juta jiwa atau 14% dari total jumlah penduduk

Indonesia. Dari jumlah penduduk tersebut 16,69 juta jiwa atau 51,14% di

antaranya merupakan angkatan kerja (BPS : Jawa Tengah Dalam Angka 2009).

Tentunya jumlah angkatan kerja yang cukup besar tersebar ke dalam berbagai

wilayah Kota dan Kabupaten di Jawa Tengah.

Kabupaten Sukoharjo sebagai salah satu wilayah Kabupaten di Jawa

Tengah nampaknya tidak luput pula perhatiannya dalam masalah angkatan kerja.

Penduduk Sukoharjo yang berjumlah 826 ribu jiwa, 569 ribu jiwa atau 68% di

antaranya berada pada usia kerja dan sebagian besar terkonsentrasi di wilayah

pedesaan (Sukoharjo dalam Angka 2009). Desa Ngrombo, Kecamatan Baki,

Kabupaten Sukoharjo yang berpenduduk 2545 jiwa dengan jumlah angkatan kerja

sebesar 1657 jiwa atau 65,1% dari total jumlah penduduk (Monografi Desa

Ngrombo, Data Ketenagakerjaan 2009), termasuk dalam salah satu wilayah

Page 18: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pedesaan di Kabupaten Sukoharjo dapat dikatakan mempunyai potensi sumber

daya manusia yang melimpah.

Desa Ngrombo yang merupakan wilayah pedesaan tidak lepas dari

karakteristik desa pada umumnya. Kehidupan di pedesaan erat hubungannya

dengan alam, mata pencaharian tergantung pada alam serta terikat pada alam.

Umumnya sebagian besar angkatan kerja di pedesaan mengambil bagian dalam

kegiatan bertani. Dari jumlah total angkatan kerja tersebut yang bekerja di sektor

pertanian tercatat ada 460 jiwa atau 27,7%. Pegawai sektor formal (PNS, TNI,

POLRI, Guru, Dokter) sebesar 73 jiwa atau 4,4%. Tercatat yang paling tinggi

adalah angka pada pekerja tidak tetap (pekerja yang menggunakan sebagian jam

kerja pada sektor pertanian dan sektor non pertanian) mencapai 746 jiwa atau

45,2% dan sedang mencari pekerjaan 75 jiwa atau 4,5%. Sedangkan untuk yang

lain bekerja pada sektor informal (Pengusaha, Karyawan perusahaan swasta,

usaha mandiri, penata laksana rumah tangga (PRT)) sebesar 303 jiwa atau 18,28%

(Monografi Desa Ngrombo, Data Ketenagakerjaan 2009).

Dari data tersebut dapat terlihat bahwa sebagian masyarakat yang

termasuk angkatan kerja cukup besar tingkatnya pada pekerja tidak tetapnya.

Melihat karakteristik Desa Ngrombo, diasumsikan bahwa pekerja tidak tetap

merupakan pekerja yang menggunakan sebagian jam kerjanya pada waktu-waktu

tertentu pada sektor pertanian dan di waktu lain mereka bekerja diluar sektor

tersebut.

Berbicara tentang angkatan kerja di pedesaan, tentunya juga tidak bisa

terlepas dari karakter umum angkatan kerja di daerah pedesaan. Pada umumnya

angkatan kerja di daerah pedesaan mempunyai kualitas kerja yang rendah. Hal ini

senada dengan yang diungkapkan oleh Bambang Tri Cahyono(1986:8), “angkatan

kerja yang sebagian besar berada di pedesaan pada umumnya mempunyai ciri-ciri

tingkat pendidikan rendah, ketrampilan rendah dan mobilitas antar sektor dan

regional juga rendah”. Adanya ciri-ciri angkatan kerja di pedesaan demikian ini

maka kesempatan kerja yang terbuka di luar sektor pertanian akan sangat terbatas.

Sektor pertanian merupakan daya serap tenaga kerja yang cukup tinggi.

Namun secara relatif sektor ini semakin menurun daya serapnya di Desa

Page 19: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Ngrombo. Ada beberapa hal yang menjadi faktor berkurangnya daya serap sektor

pertanian terhadap angkatan kerja di pedesaan, antara lain sebagai berikut:

1. adanya sistem mekanisasi dalam pertanian, yaitu penggunaan dari setiap

bantuan yang bersifat mekanis untuk melangsungkan operasi pertanian yang

dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, produktifitas, kualitas

hasil, dan mengurangi beban kerja petani, sehingga mengurangi jumlah tenaga

manusia yang digunakan dalam pengolahan di bidang pertanian.

2. menyempitnya lahan pertanian di pedesaan, dikarenakan lahan pertanian

sudah banyak yang beralih fungsi menjadi lahan bangunan dan rumah

penduduk.

3. banyak generasi muda yang mulai tidak tertarik untuk meneruskan usaha

orang tuanya pada sektor pertanian.

4. kurangnya pembangunan ekonomi yang dilakukan di wilayah pedesaan,

sehingga penduduk desa lebih memilih mencari peruntungan di kota daripada

melakukan usaha di pedesaan.

Dari beberapa faktor di atas menyebabkan banyak angkatan kerja yang

tidak terserap pada sektor pertanian. Lapangan kerja dalam sektor pertanian di

pedesaan menjadi terbatas. Di sisi lain, secara absolut pertumbuhan penduduk dan

angkatan kerja semakin meningkat dengan pesat dan kenaikan ini tidak sebanding

dengan meningkatnya penyerapan tenaga kerja pada sektor lain, sehingga

terjadilah kelebihan tenaga kerja di Desa Ngrombo.

Kelebihan tenaga kerja yang tidak segera ditanggulangi dengan

pembukaan lapangan kerja baru akan menyebabkan adanya pengangguran. Untuk

desa Ngrombo yang memiliki jumlah penduduk 2545 jiwa, 1657 jiwa atau

48,36% diantaranya merupakan angkatan kerja, namun angkatan kerja yang cukup

besar tersebut, seperti terlihat dari data monografi penduduk desa Ngrombo tahun

2009 bahwa hanya 460 jiwa atau 27,5% yang dapat terserap secara maksimal

dalam sektor pertanian (Monografi Desa Ngrombo, Data Ketenagakerjaan 2009).

Sedangkan yang merupakan tenaga kerja tidak tetap dalam sektor pertanian

mencapai 746 jiwa atau 45,2% dari jumlah total angkatan kerja. Dari data tersebut

dapat dipastikan banyak tenaga kerja yang menganggur di waktu waktu - tertentu

3

Page 20: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

jika tidak ada pembukaan lapangan kerja baru di luar sektor pertanian yang bisa

memberikan kesempatan untuk bekerja lebih maksimal. Mereka yang tidak

bekerja dan tidak terserap dalam lapangan kerja ini dimungkinkan tidak dapat

memenuhi kebutuhan hidupnya secara manusiawi.

Untuk mempertahankan kehidupan, manusia senantiasa melakukan

berbagai usaha dan upaya. Kembali pada permasalahan terbatasnya lapangan

pekerjaan di Desa Ngrombo, penduduk Desa Ngrombo mulai berusaha

mengembangkan kegiatan-kegiatan ekonomi baru di luar sektor pertanian.

Pengembangan kesempatan kerja yang dipandang mampu menyerap banyak

tenaga kerja dan memberi tambahan pendapatan keluarga sehingga dapat

mencukupi kebutuhan hidup menjadi suatu prioritas yang utama. Salah satu upaya

masyarakat Desa Ngrombo dalam pengembangan kesempatan kerja yaitu

membuka usaha pada sektor industri.

Bentuk industri yang paling sesuai untuk daerah pedesaan adalah bentuk

industri kecil ataupun industri rumah tangga dan kerajinan. Hal yang mendasari

hal tersebut yaitu industri kecil ataupun industri rumah tangga dan kerajinan di

pedesaan merupakan sutau kegiatan “marjinal” yang berpangkal tolak dari “kultur

tani” (Irsan Azhary Saleh,1986:55). Artinya pola subsistem ini hampir dipastikan

merupakan tautologi dari sifat sambilan atau musiman yang umumnnya melekat

pada masyarakat petani, mengingat masih terdapat pula masyarakat yang

melakukan kegiatan dalam sektor pertanian di Desa Ngrombo. Seperti yang telah

diketahui bahwa kegiatan dalam sektor pertanian tidak dilakukan secara intens.

Saat musim panen mungkin akan banyak tenaga kerja yang terserap dalam sektor

ini. Namun di waktu lain saat kegiatannya tidak begitu produktif hampir bisa

dipastikan bahwa sektor ini tidak begitu maksimal dalam menyerap tenaga kerja

di Desa Ngrombo. Sifat musiman dalam sektor pertanian kadang memaksa

masyarakat untuk melakukan kegiatan ekonomi di luar itu, dan salah satunya yaitu

bekerja pada sektor industri.

Pengembangan kesempatan kerja pada sektor industri di pedesaan ini

juga harus disesuaikan dengan kondisi dan situasi serta daya dukung wilayah yang

ada. Sebagaimana disadari, tenaga kerja di pedesaan pada umumnya tidak

Page 21: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

memiliki keterampilan teknis dan manajerial yang tinggi di luar sektor pertanian.

Selain keterampilan yang masih rendah, tingkat investasi di pedesaan tergolong

masih rendah pula. Mengingat karakteristik di pedesaan tersebut tidak

memungkinkan pengembangan industri berskala besar maka alternatif terbaik dari

pengembangan industri di pedesaan adalah pengembangan industri kecil.

Masyarakat Desa Ngrombo mulai mencoba mengembangkan Industri

kecil kerajinan gitar. Industri kecil kerajinan gitar tersebut selanjutnya mulai

dikembangkan oleh masyarakat Desa Ngrombo dan menjadi alternatif pekerjaan

utama. Saat ini di Desa Ngrombo merata pada setiap rukun tetangganya terdapat

usaha industri kecil kerajinan gitar. Melihat potensi tenaga kerja yang begitu besar

di desa itu yaitu 746 jiwa atau 45,2% dari total angkatan kerja di desa itu yang

tidak bisa terserap secara maksimal dalam sektor pertanian, maka diharapkan

keberadaan industri kecil kerajinan gitar dapat memberikan kontribusinya dalam

mengatasi permasalahan tenaga kerja yang berlebih di desa tersebut. Bekerja pada

sektor industri kecil kerajinan gitar, masyarakat Desa Ngrombo berharap untuk

bisa mencukupi kebutuhan hidup serta industri tersebut mampu menjadi lapangan

kerja baru.

Industri kecil kerajinan gitar di desa ngrombo pada mulanya berproduksi

dalam skala kecil atas permintaan dari masyarakat lokal saja. Namun lama-

kelamaan, industri ini mulai meningkatkan produksinya karena banyak

permintaan dari masyarkat lokal maupun pada masyarakat di luar daerah bahkan

sampai pada luar negeri. Pada saat industri ini mulai berkembang dan memperluas

pasar distribusinya, kebutuhan akan tenaga kerja dalam proses produksinyapun

akan meningkat. Maka secara tidak langsung industri ini telah membuka lapangan

kerja baru bagi masyarakat di wilayah tersebut. Melihat kesempatan yang begitu

bagus, maka masyarakat mulai serius menekuni kerajinan gitar tersebut. Dalam

pertumbuhannya usaha ini mengalami berbagai masalah, mulai dari masalah

faktor produksi sampai pada masalah pemasaran. Namun sejak adanya usaha

pembinaan dari pemerintah usaha ini secara perlahan–lahan mampu menjadi

alternatif pekerjaan yang cukup menjanjikan.

Berpijak pada latar belakang tersebut timbul pemikiran untuk mengkaji

5

Page 22: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lebih dalam dengan melakukan penelitian dengan judul Kontribusi Industri kecil

Kerajinan Gitar dalam Upaya Penyerapan Tenaga Kerja (studi kasus pada

masyarakat Desa Ngrombo, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo).

B. Rumusan Masalah

Setelah mempelajari latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut :

1. Mengapa Masyarakat Desa Ngrombo mengembangkan Industri kecil

kerajinan gitar?

2. Bagaimana Kontribusi Industri kecil kerajinan gitar dalam menyerap tenaga

kerja yang ada di Desa Ngrombo Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo ?

3. Bagaimana cara mengatasi masalah yang menghambat jalannya Industri kecil

kerajinan gitar di Desa Ngrombo, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Untuk mengetahui alasan Masyarakat Desa Ngrombo mengembangkan

Industri kecil kerajinan gitar.

2. Untuk mengetahui kontribusi Industri kecil kerajinan gitar dalam menyerap

tenaga kerja yang ada di Desa Ngrombo, Kecamatan Baki, Kabupaten

Sukoharjo.

3. Untuk mengetahui cara mengatasi masalah yang menghambat jalannya

Industri kecil di Desa Ngrombo, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dan menambah

wawasan, pengalaman, referensi dan pengetahuan bagi pengembangan ilmu

ilmu sosial, khususnya dalam bidang kewirausahaan.

Page 23: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Mampu mendorong adanya penelitian sejenis serta bisa digunakan sebagai

acuan dalam pelaksanaan pengabdian masyarakat.

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini diharapkan bisa memberi acuan kepada pemerintah dalam

mengadakan pelatihan kerja kepada industri kecil kerajinan gitar Desa

Ngrombo sebagai upaya mengatasi permasalahan yang terjadi dalam

pengembangan industri kecil kerajinan gitar di Desa Ngrombo Kecamatanm

Baki, Kabupaten Sukoharjo.

b. Dapat memberikan gambaran tentang pengembangan industri kecil kerajinan

gitar sehingga dapat digunakan sebagi acuan perencanaan sosial yang

mencakup manfaat usaha dan pengembangan sumber daya manusia terkait

dengan industri kecil kerajinan gitar .

7

Page 24: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Konsep Industri

Indonesia merupakan salah satu negara agraris yang mempunyai

penduduk dengan jumlah yang cukup besar. Sebagian masyarakatnya bekerja

pada sektor pertanian. Seiring perkembangan zaman kegiatan utama penduduk

pada sektor pertanian mengalami kemajuan yang pesat karena terjadinya

mekanisasi pertanian, akan tetapi dari mekanisasi pertanian tersebut membawa

dampak yang kurang menguntungkan terhadap lapangan kerja di sektor pertanian

yaitu makin menyempitnya lapangan kerja ,di samping itu juga dipicu dengan

penyempitan lahan pertanian yang disebabkan oleh alih fungsi lahan pertanian ke

industri maupun perumahan penduduk. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Soediono (1998:301) :

”..pertambahan luas untuk tanaman pangan tidak dapat diharapkan secara terus menerus, lebih-lebih di Jawa kejenuhan/ambang batas untuk pertanian pangan sudah sangat didekati. Bahkan ada perkiraan bahwa luasan itu berkurang dengan 10.000 ha pertahun, karena tanah berubah penggunaanya untuk pemukiman/ perluasan kota, aneka prasarana, rekreasi dan sebagainya...”

Kondisi ini mendorong masyarakat melakukan kegiatan di luar sektor

pertanian, dan salah satunya yaitu mengembangkan usaha dalam sektor industri.

Bentuk industri yang berkembang di masyarakat mulai dari home industri dan

atau industri kecil sampai pada industri raksasa yang bermodalkan besar.

Soerjono Soekanto (1987:2) mengungkapkan bahwa “manusia secara

hakiki bersifat industrial” lebih lanjut lagi dijelaskan bahwa manusia senantiasa

menggunakan alat-alat untuk mendapatkan makanan dan memenuhi

kebutuhannya. Industri yang maju mempergunakan alat-alat dan mesin-mesin

yang lebih rumit dan canggih daripada cangkul, panah dan busur yang

dipergunakan warga masyarakat terdahulu untuk memenuhi kebutuhannya.

Manusia tidak hanya merupakan makhluk yang mempergunakan alat-alat, tetapi

Page 25: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

juga membuatnya (homo faber). Hal ini disebabkan karena manusia mempunyai

taraf kecerdasan tertentu dan dapat menyerasikan dengan tujuan untuk memenuhi

kebutuhannya. Dengan demikian, manusia sebenarnya adalah makhluk yang

cerdas (homo sapiens) dan juga makhluk industrial (homo industrialis).

Sebenarnya kata industri berasal dari bahasa latin industria yang berarti

ketrampilan dan penuh sumber daya; dengan demikian manusia industrial

merupakan makhluk yang terampil dan penuh sumber daya. Oleh karena itu, dapat

dikatakan bahwa secara etimologis industri senantiasa dilakukan manusia untuk

mempertahankan hidupnya dengan bantuan alat-alat tertentu. Dalam

perkembangannya industri diartikan sebagai kegiatan produksi untuk

menghasilkan barang atau jasa.

Istilah industri itu sendiri memiliki beberapa pengertian. Industri menurut

Soerjono Soekanto (1987:1) adalah “penerapan cara-cara yang kompleks dan

canggih terhadap produksi itu, yang secara emplisit berarti penggunaan mesin-

mesin, dipergunakan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi”.

Pengertian yang lain tentang industri dikemukakan oleh Dumairy (1996:227)

“industri mempunyai dua arti, pertama industri dapat berarti himpunan perusahaan

sejenis”. Dalam konteks ini bisa diartikan misalnya industri kosmetika, berarti

himpunan perusahaan penghasil produk-produk kosmetik, industri tekstil

mempunyai maksud himpunan pabrik atau perusahaan tekstil. Lebih lanjut lagi

Dumairy mengartikan industri sebagai “sektor ekonomi yang di dalamnya terdapat

kegiatan produktif yang mengolah bahan mentah menjadi barang jadi atau barang

setengah jadi” dalam hal ini industri bertujuan menambah nilai guna suatu barang

menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat.

Direktorat Jendral Industri Kecil (1984:4) memberikan pengertian

tersendiri tentang industri, “industri merupakan usaha untuk memproduksi barang

jadi dari bahan baku atau bahan mentah melalui proses penggarapan dalam jumlah

besar sehingga barang tersebut dapat diperoleh dengan harga satuan serendah

mungkin dengan mutu setinggi mungkin”. Sedangkan menurut UU RI No 5 tahun

1984 tentang perindustrian menyebutkan bahwa “industri merupakan kegiatan

eknomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, bahan setengah jadi menjadi

Page 26: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

barang yang lebih tinggi penggunaannya termasuk kegiatan usaha rancang bangun

dan rekayasa industri”. Kedua pengertian tersebut menunjukkan bahwa industri

merupakan unit usaha produksi dengan tujuan untuk mengubah nilai guna suatu

barang dan meningkatkan manfaat barang tersebut. Dapat disimpulkan bahwa

yang dimaksud dengan industri adalah suatu unit usaha yang melakukan kegiatan

produktif atau kegiatan untuk menghasilkan barang yang lebih tinggi nilainya.

Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang

setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan

keuntungan.

Untuk mengetahui secara lebih jelas tentang konsep industri, maka

diperlukan juga penjelasan mengenai klasifikasi industri terutama yang berada di

Indonesia.

2. Klasifikasi Industri

Berbagai macam industri terdapat dalam kehidupan masyarakat, untuk

itulah diperlukan penggolongan dan pengklasifikasian industri tersebut, yaitu

sebagai berikut.

Dumairy (1996:232) mengelompokkan jenis industri berdasarkan sebagai

berikut :

1) pengelompokkan berdasarkan keperluan perencanaan anggaran negara dan analisis pembangunan pemerintah membagi sektor industri pengolahan menjadi tiga sub sektor yaitu :

a) Sub sektor industri pengolahan non migas, b) Sub sektor pengilangan minyak bumi, c) Sub sektor pengolahan gas alam cair

2) untuk keperluan pengembangan sektor industri sendiri serta berkaitan dengan administrasi Departemen Perindustrian dan Perdagangan , Industri Indonesia digolongkan berdasarkan arus produknya menjadi :

a) industri hulu, 1) Industri kimia dasar, 2) Industri mesin logam dasar dan elektronika,

b) Industri Hilir , 1) Aneka industri , 2) Industri Kecil .

Penjelasan mengenai penggolongan industri di atas dapat diuraikan sebagai

berikut, sub sektor industri pengolahan non migas yaitu kegiatan industri yang

10

Page 27: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

merubah bentuk baik secara mekanis maupun kimiawi dari bahan organik atau

anorganik menjadi produk baru yang lebih tinggi mutunya. Proses tersebut dapat

dilakukan dengan mesin atau dengan tangan, baik dibuat di pabrik atau pada

rumah tangga, termasuk perakitan bagian-bagian suku cadang barang-barang

industri di pabrik seperti perakitan mobil dan alat elektronik. Sedangkan untuk

sub sektor pengilangan minyak bumi yaitu dimana komoditi minyak bumi yang

dicakup di sini adalah semua hasil pengilangan minyak yang dihasilkan oleh

perusahaan pengilangan.

Untuk keperluan pengembangan sektor industri sendiri serta berkaitan

dengan administrasi, Departemen Perindustrian dan Perdagangan membagi

industri menjadi industri hulu dan industri hilir. Industri hulu, yaitu industri yang

hanya mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi. Industri ini sifatnya

hanya menyediakan bahan baku untuk kegiatan industri yang lain. Misalnya:

industri kayu lapis, industri alumunium, industri pemintalan, dan industri baja.

Industri hulu terbagi menjadi dua yaitu; 1) Industri Kimia Dasar merupakan

industri yang memerlukan: modal yang besar, keahlian yang tinggi, dan

menerapkan teknologi maju, 2) Industri mesin logam dasar dan elektronika,

Industri ini merupakan industri yang mengolah bahan mentah logam menjadi

mesin-mesin berat atau rekayasa mesin dan perakitan. Untuk Industri hilir, yaitu

industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi sehingga barang

yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau dinikmati oleh konsumen. Misalnya:

industri pesawat terbang, industri konveksi, industri otomotif, dan industri

meubeler. Industri ini dapat dibedakan menjadi : 1) Aneka industri dimana

Industri ini merupakan industri yang tujuannya menghasilkan bermacam-macam

barang kebutuhan hidup sehari-hari, 2) Industri Kecil Industri, industri ini

merupakan industri yang bergerak dengan jumlah pekerja sedikit, dan teknologi

sederhana. Biasanya dinamakan industri rumah tangga, misalnya: industri

kerajinan, industri alat-alat rumah tangga, dan perabotan dari tanah (gerabah).

Selain itu Burger dalam Dawam Raharjo (1986 : 169) membedakan tiga

jenis industri :

1) Industri rumah tangga pedesaan yang umumnya hanya

Page 28: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pekerjaan sambilan2) Industri kecil yang sudah memakai sistem kerja upahan

tetapi umumnya belum memakai mesin dengan tenaga kerja kurang dari 50 orang

3) Industri pabrik yang sudah memakai mesin dengan tenaga kerja lebih dari 50 orang.

Ketiga jenis industri di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: Industri rumah

tangga, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja kurang dari empat orang.

Ciri industri ini memiliki modal yang sangat terbatas, tenaga kerja berasal dari

anggota keluarga, dan pemilik atau pengelola industri biasanya kepala rumah

tangga itu sendiri atau anggota keluarganya. Misalnya: industri anyaman, industri

kerajinan, industri tempe/ tahu, dan industri makanan ringan. Untuk industri kecil

dapat dijelaskan sebagai industri yang memiliki ciri-ciri: modal relatif kecil,

teknologi sederhana, pekerjanya kurang dari 10 orang biasanya dari kalangan

keluarga, produknya masih sederhana, dan lokasi pemasarannya masih terbatas

(berskala lokal). Misalnya: industri kerajinan dan industri makanan ringan.

Sedangkan Industri pabrik yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari

100 orang. Ciri industri besar adalah memiliki modal besar yang dihimpun secara

kolektif dalam bentuk pemilikan saham, tenaga kerja harus memiliki keterampilan

khusus, dan pimpinan perusahaan dipilih melalui uji kemapuan dan kelayakan (fit

and profer test). Misalnya: industri tekstil, industri mobil, industri besi baja, dan

industri pesawat terbang.

Pengelompokan tentang jenis industri yang ada di Indonesia yaitu

pembagian jenis industri yang biasa dipergunakan dalam sensus industri adalah

pembagian berdasar jumlah tenaga kerjanya. Klasifikasi industri menurut BPS

(2005:228) berdasarkan skala penggunaan tenaga kerjanya dan tanpa melihat

modal usahanya dibagi menjadi 4 yaitu :

1) Industri besar : pekerja 100 orang lebih

2) Industri sedang : pekerja 20 – 90 orang

3) Industri kecil : pekerja 5 – 19 orang

4) Industri Rumah tangga : pekerja kurang dari 5 orang

Source : BPS (2005:228)

Dari beberapa pengklasifikasian jenis industri di atas, penulis

12

Page 29: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menggunakan pengelompokkan tentang jenis industri yang di dasarkan pada skala

penggunaan tenaga kerja sebagai acuannya. Sehingga terdapat empat jenis industri

yang terdiri dari industri besar, industri sedang, industri kecil, dan industri rumah

tangga.

Berbagai jenis dan pengelompokan industri di atas tentunya akan

membawa pengaruh pada sendi-sendi kehidupan penduduk. Tidak kalah

pentingnya perlu dijelaskan juga mengenai menfaat yang didapat dari adanya

pengembangan sektor industri dalam pertumbuhan ekonomi masyarakat.

3. Manfaat Industri Pedesaan

Kehadiran industri di tengah-tengah kehidupan masyarakat pedesaan telah

membawa perubahan–perubahan sosial yang cukup berarti. Pola mata pencaharian

penduduk pun mengalami perubahan yang cukup signifikan. Berkurangnya

kegiatan penduduk dalam sektor pertanian menunjukkan bahwa golongan generasi

muda cenderung meninggalkan kegiatan dalam bidang pertanian. Selain hilangnya

kesempatan untuk bekerja sebagai petani karena tanah garapan sudah berkurang

juga adanya kesempatan bekerja di luar sektor pertanian. Ini berarti peluang kerja

pada ekonomi bebas meningkat sejalan dengan adanya industri. Jadi dapat

dikatakan bahwa kawasan industri telah membuka lapangan kerja baru bagi

penduduk setempat meskipun usaha tergolong kecil. Peluang-peluang ekonomi

yang terbuka bersamaan dengan perkembangan industri tentu menjadi keuntungan

tersendiri bagi masyarakat sekitar industri pedesaan.

Dengan adanya pengembangan industri banyak manfaat yang didapatkan.

Menurut Irsan Azhary (1986:5) manfaat industri adalah sebagai berikut :

a) terpenuhinya kebutuhan masyarakat, baik itu sandang, pangan dan papan, b) terciptanya lapangan kerja baru, semakin banyak jumlah industri yang

dibangun maka banyak pula tenaga kerja yang diserap terutama pada industri padat karya.

c) meningkatkan devisa negara, d) dapat meningkatkan pendapatan perkapita, e) dapat ikut serta mendukung pembangunan nasional di bidang ekonomi

terutama sektor industri . Dari berbagai manfaat dari industri dapat dijelaskan kembali bahwa, walaupun

relatif kecil namun keberadaan industri cukup memberikan andil dalam

Page 30: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

peningkatan devisa negara. Dengan berkembangnnya industri, masyarakat

semakin meningkat pendapatan perkapitanya, hal ini dapat terjadi karena

masyarakat yang tadinya tidak bekerja terserap dalam sektor industri tersebut. Ini

menunjukkan bahwa dengan adanya industri masyarakat mempunyai peluang

yang besar untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Pada akhirnya

penciptaan lapangan kerja merupakan jawaban dari masalah keterbatasan

lapangan pekerjaan yang ada dewasa ini khusunya di daerah pedesaan yang

berkurang kegiatannya di sektor pertanian.

Cukup jelas nampaknya uraian mengenai konsep industri yang berkaitan

mengenai pengertian, dan manfaat serta berbagai macam klasifikasi industri yang

tumbuh dan berkembang di Indonesia. Salah satu bentuk industri yang

berkembang di Indonesia adalah industri kecil pedesaan. Berkaitan dengan hal itu

dalam penelitian ini akan lebih difokuskan pada sektor industri kecil yang tumbuh

di wilayah pedesaan.

4. Konsep Industri Kecil

Industri kecil merupakan bagian dari struktur perekonomian Indonesia.

Selain industri besar dan sedang, eksistensi industri kecil juga mempunyai

pengaruh yang berarti dalam struktur perekonomian. Keberadaan industri kecil

dalam perekonomian Indonesia terutama dalam kaitan penyerapan tenaga kerja

atau pengangguran bisa dikatakan mempunyai pengaruh yang cukup berarti.

Sebelum lebih jauh membahas mengenai industri kecil terlebih dahulu

dapat dikemukakan beberapa pengertian dari industri kecil itu sendiri. Industri

kecil didefinisikan sebagai unit usaha yang mempekerjakan antara 5 sampai

dengan 19 orang tenaga kerja (Irsan Azhary ,1986:4). Definisi tersebut didasarkan

pada banyaknya tenaga kerja yang digunakan dalam melakukan kegiatan usaha.

Menurut Undang-Undang No 9 tahun 1995 tentang usaha kecil adalah “kegiatan

ekonomi rakyat yang memiliki hasil penjualan tahunan maksimal Rp. 1 Milyar

dan memiliki kekayaan bersih tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha

paling banyak Rp.200 juta”(Mudrajad Kuncoro,2007:365). Pengertian itu

didasarkan pada nilai ekonomis dari kegiatan industri kecil tersebut. Selanjutnya

Dawam Rahardjo (1986:144) mengemukakan pengertian industri kecil sebagai

14

Page 31: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

“satuan-satuan industri kecil dengan tenaga kerja 5-19 orang atau kegiatan rumah

tangga yang telah memiliki arti ekonomis”. Dari pengertian-pengertian tersebut

dapat disimpulkan bahwa industri kecil merupakan unit usaha yang merupakan

kegiatan ekonomi dengan jumlah tenaga kerja antara 5-19 orang.

Karakteristik industri kecil adalah bahwa industri kecil membutuhkan

modal yang relatif kecil juga, tenaga kerja yang mengerjakan cukup anggota

keluarga sendiri, dilakukan di rumah sendiri, peralatan yang digunakan masih

sederhana. Haryadi dalam Cristiana Winarsih (2001:30) mengatakan”karakteristik dari usaha kecil yaitu usaha yang berbasis dirumah dengan kegiatan produksi menyatu dengan rumah tempat tinggal, disamping itu usaha kecil dalam sistemnya juga

masih sangat sederhana”. Karakteristik industri kecil tersebut karena sesuai

dengan fungsinya yaitu sebagai pengganti kegiatan di sektor pertanian dan hanya

untuk mengisi waktu luang atau kosong sebagai upaya untuk menambah

penghasilan. Maka pada umumnya persebaran industri kecil ini biasanya terdapat

di daerah pedesaan.

”..ada gejala bahwa kegiatan industri-lokal ini pada galibnya lebih merupakan aktivitas sambilan atau musiman dengan berpangkal tolak dari kultur tani yang secara tradisional memang berpengaruh terhadap berbagai faset kegiatan perekonomian Indonesia pada umumnya. Di beberapa tempat kegiatan industri lokal ini bahkan kurang memiliki arti ekonomis, dalam arti lebih merupakan manifestasi dari tradisi setempat dalam bentuk usaha kerajinan tangan yang semata-mata membantu kegiatan utama yaitu kegiatan pertanian. Namun sebaliknya dapat dikemukakan pula kenyataan empiris yang justru menampakkan prospek tumbuh dari industri lokal ini, yaitu dengan mengambil contoh petani-petani Klaten, Jawa Tengah. Dewasa ini mereka memperoleh pendapatan dari dua sumber utama, yakni pertanian dan usaha kerajinan. Petani-petani Klaten itu sejak beberapa tahun belakangan ini kian menempatkan usaha pertanian dan kerajinan rumah tangga sebagai dua sumber pendapatan yang sama pentingnya. Padahal, pada mulanya, usaha kerajinan para petani Klaten itu hanyalah kegiatan sampingan yang dihidupi dengan menginvestasikan surplus produksi dari bidang-bidang kegiatan pertanian mereka, dan kemudia , secara gradual usaha kerajinan itu semakin mampu menciptakan retainability (kekuatan bertahan secara permanen) dalam proses perkembangan selanjutnya” (Irsan Azhary,, 1986:52)

Page 32: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lebih lanjut lagi identitas dan ciri-ciri industri kecil dan rumah tangga

dijelaskan oleh Irsan Azhary (1986:21) sebagai berikut :

a) dilakukan dirumahb) umumnya merupakan tambahan mata pencaharian disamping usaha

agrariac) memerlukan banyak tenaga tangand) menggunakan alat-alat dan tenaga sederahanae) pengetahuan yang sangat terbatasf) upah sedikitg) membuat barang untuk keperluan sehari-hari.

Namun saat ini telah berkembang industri kecil pedesaan yang menjadi

matapencaharian pokok. Seiring dengan menurunnya penyerapan tenaga kerja

pada sektor pertanian karena menyempitnya lahan pertanian, industri kecil mulai

melebarkan usaha untuk mengembangkan usahanya.

Kemunculan industri kecil tidak terlepas dari sejarah perindustrian di

negara Indonesia. Pada awalnya industrialisasi di Indonesia sudah dimulai pada

masa penjajahan Belanda, tepatnya setelah pemerintah kolonial Belanda

mengintrodusir sistem tanam paksa (cultivation system) pada 1830-an. Pada

periode ini sejumlah industri seperti industri makanan dan minuman, tekstil dan

rokok kretek telah ditemukan. Pada masa Orde Baru arah pembangunan politik

menuju pada industrialisasi. Jadi secara sengaja pemerintah bermaksud merombak

struktur ekonomi Indonesia, dari yang berbasis pertanian ke yang berbasis

industri. Menurut Dawam Rahardjo (1986:228)

“industrialisasi sendiri dalam implementasinya didasarkan pada 4 argumentasi yaitu, argumentasi keunggulan komparatif, argumentasi keterkaitan industrial, argumentasi penciptaan lapangan kerja dan argumentasi loncatan teknologi. Negara yang industrialisasinya didasarkan pada penciptaan kesempatan (emploiment creation) niscaya akan lebih memprioritaskan pengembangan industri-industri yang paling banyak menyerap tenaga kerja. Jenis industri yang dimajukannnya bertumpu pada industri-industri yang padat karya dan industri-industri kecil”.

Indonesia sendiri bentuk industri yang berkembang kebanyakan adalah kelompok

industri kecil.

Sebagian besar kelompok-kelompok itu muncul secara spontan, yang

dirangsang oleh banyaknya bahan baku dan tenaga kerja terampil. Melihat

16

Page 33: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

banyaknya industri-industri yang berkembang terutama industri-industri kecil

dengan sistem kluster atau kelompok dalam satu lokasi yang sama, pemerintah

Indonesia berusaha melakukan pembinaan. Melalui lokasi yang sama ini,

perusahaan-perusahaan yang ada di dalam kluster secara mudah bisa memperoleh

tenaga kerja yang dibutuhkan. Lokasi yang sama juga akan memudahkan

perusahaan-perusahaan itu berhubungan dengan para suppliers dan buyers. Relasi

antar perusahaan yang ada di dalam kluster akan bersifat dinamis manakala

perusahaan-perusahaan yang ada di dalamnya mengadakan aksi bersama (joint

action). Di dalam aksi bersama itu bukan berarti bahwa semua perusahaan yang

ada di dalam kluster serentak melakukan hal yang sama. Aksi bersama itu bisa

dilakukan oleh sekelompok kecil perusahaan. Di dalam proses produksi, misalnya,

ada perusahaan yang melakukan penggarapan sampai setengah jadi, sedangkan

proses penyelesaiannya (finishing) bisa dilakukan oleh perusahaan yang lain.

Dengan demikian, antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain

terdapat relasi yang saling menguntungkan.

Page 34: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

( http://www.ekonomirakyat.org/edisi_10/artikel_3.htmhttp://www.ekonomirakyat

.org/edisi_10/artikel_3.htm ).

Dasar pemikiran yang lebih luas di balik ketetapan politik pemerintah

untuk memberi kesempatan, melindungi, mendorong, bahkan membina dengan

penyediaan berbagai fasilitas khusus atau tersendiri kepada sektor industri kecil,

bahwa industri kecil tidak membutuhkan modal yang begitu banyak, bisa

memanfaatkan sumber-sumber yang dapat diperoleh dengan mudah, hanya

menggunakan teknologi yang dapat dikuasai dengan ketrampilan tangan serta

dapat dikelola dengan management yang sederhana, maka faktor-faktor ini semua

lebih mudah penciptaan dan pengembangan lapangan kerja. Di sini kemampuan

sektor industri untuk menyerap tenaga kerja antara lain tidak diukur dengan besar

kecilnya modal yang dibutuhkan orang atau perusahaan.

“pembinaan pengusaha kecil jelas merupakan usaha yang perlu terus-menerus dilakukan oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya golongan ekonomi lemah. Pembinaan itu semestinya dimulai dari apa yang dimiliki pengrajin itu sendiri untuk mengembangkan potensi yang ada. kunci pembinaan usaha kecil dewasa ini terletak di bidang pemasaran yang bertujuan agar hasil produksi industri kecil dapat terjual. (Hadi Prayitno,1987:70) ”

Tidak kurang pentingnya bahwa industri kecil juga memberi manfaat

sosial (social benefits) yang sangat berarti bagi struktur perekenomian Indonesia.

Selanjutnya oleh Mubyarto (1985:216), industri kecil yang sebagian berada di

pedesaan memegang peranan penting yaitu:

i) industri kecil dan rumah tangga mampu mendirikan lapangan pekerjaan yang pada umumnya tidak bekerja secara utuh,

ii) industri kecil dan rumah tangga memberi tambahan pendapatan bagi pekerja/ kepala keluarga dan juga anggota keluarga lainnya,

iii) industri kecil dan industri rumah tangga mampu memproduksi barang-barang keperluan penduduk setempat dan daerah sekitarnya secara efisien dan murah.

Dari peranan industri kecil yang telah diuraikan di atas dapat disimpulkan

sementara bahwa keberadaan industri kecil begitu penting dalam menjawab

Page 35: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

masalah pengangguran yang merupakan kerawanan sosial secara struktural yang

akhir-akhir ini terjadi di Indonesia.

Seperti diketahui bahwa setiap usaha tidak akan lepas dari kendala-

kendala. dalam perkembangannya usaha kecil pun juga mengahadapi berbagai

kendala. Kendala yang sering dihadapi oleh pengusaha kecil menurut Irsan

Azhary (1986:32):

a) pemasaran yang kurang lancar diakibatkan karena persaingan dari barang atau bahan pengganti sejenis yang harganya lebih murah

b)model barang yang dihasilkan relatif kurang bervariasic) bahan baku untuk jenis-jenis barang tertentu sangat sulit untuk diperoleh

karena masih tergantung dengan negara lain.

Lebih lanjut lagi (Maryatmo dan Sri Susilo (1996:3) menjelaskan bahwa

kendala dalam industri kecil yaitu kendala yang bersifat baik internal maupun

secara eksternal.

”Kendala internal terutama berkaitan dengan kualitas sumber daya manusia. Karena keterbatasan sumber daya tersebut maka mereka kurang mampu memanfaatkan peluang yang ada, baik akses pasar, akses terhadap sumber pembiayaan dan akses terhadap teknologi. Lebih lanjut lagi kendala eksternal adalah berkaitan dengan iklim usaha yang kurang kondusif terhadap perkembangan usaha kecil. Selama ini terkesan bahwa berbagai kebijaksanaan lebih banyak berpihak kepada sektor usaha besar, sehingga berbagai fasilitas yang disediakan pemerintah lebih banyak dinikmati oleh usaha besar ”

Di Indonesia yang termasuk sebagai negara berkembang, begitu

mengedepankan pertumbuhan industri dalam negeri. Hal ini dikarenakan bahwa

sebagai tolak ukur kemajuan suatu bangsa, banyak penilaian yang mendasarkan

pada perkembangan industri di negara tersebut. Menyadari begitu pentingnya

perkembangan industri dalam negeri pemerintahpun mulai melakukan

kebijaksanaan dan langkah pembinaan terhadap kegiatan usaha industri kecil.

Sesungguhnya alasan untuk tetap mengembangkan keberadaan industri kecil tidak

semata- mata untuk menunjukan kemajuan suatu bangsa, namun lebih jauh dari

hal itu perlu dipahami bahwa industri kecil memberi akses untuk bergerak pada

dimensi pengembangan usaha yang ditopang sumber-sumber bahan pertanian dan

bahan lokal lainnya, dengan target pemasaran yang umumnya berada di

9

Page 36: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lingkungan domestik yang terbatas. Atas dasar ini modal yang diperlukan tidak

seberapa, sehingga akan memberikan peluang kepada pengusaha kecil. Selain

karena beberapa alasan tersebut industri kecil merupakan sektor baru di luar

sektor formal yaitu sektor informal yang mempunyai andil berarti dalam

menjawab masalah kesempatan kerja yang terjadi akhir-akhir ini.

5. Industri Kecil Pedesaan Sebagai Sektor Informal

Keberadaan sektor informal tidak dapat dilepaskan dari proses

pembangunan. Kehadiran sektor informal dipandang sebagai gejala transisi dalam

proses pembangunan di negara berkembang. Sektor informal dinilai harus dilalui

dalam menuju tahapan modern. Selain itu juga adanya sektor informal merupakan

gejala adanya ketidakseimbangan kebijaksanaan pembangunan. Kehadiran sektor

informal dipandang sebagai akibat kebijaksanaan pembangunan yang dalam

banyak hal lebih berat pada sektor modern (perkotaan) atau industri besar

daripada sektor tradisional atau pertanian. Sektor informal akan terus hadir dalam

proses pembangunan selama sektor tradisional tidak mengalami perkembangan

atau dalam hal ini justru mengalami kemunduran. Perkembangan sektor informal

tergantung pada sifat kebijaksanaan pembangunan. Selama kebijaksanaan

pembangunan cenderung menguntungkan sektor modern dan sektor tradisional

hanya dipandang sebagai penyedia bahan baku bagi sektor modern maka sektor

informal akan ada dan cenderung bertambah (Tajdudin Noer Effendi,1995:73).

Konsep sektor informal muncul dalam konsep keterlibatan pakar-pakar

internasional dalam perencanaan pembangunan dunia ke-3. gejala ini muncul

setelah kelahiran negara maju dan setelah berakhirnya perang dunia ke- II. Pada

waktu itu muncullah gagasan di tingkat internasional maupun nasional untuk

mendapatkan laju pertumbuhan ekonomi pada negara-negara yang dimaksud.

Jean Breman (1979) dalam Manning dan Effendi (1996:138) menyatakan

istilah sektor informal pertama kali dikemukakan oleh Hart pada tahun 1971

dengan menggambarkan sektor informal sebagai bagian angkatan kerja yang tidak

terorganisir. Keith Hart seorang Antropolog Inggris adalah orang pertama kali

yang melontarkan gagasan sektor informal.

Kendati telah berlangsung selama lebih dari 50 tahun sejak dilontarkan

Page 37: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

konsep sektor informal pada dasawarsa 1970-an hingga saat ini, perdebatan sektor

informal masih juga belum mencapai kesepakatan sektor informal sebagai berikut

“cara bekerja yang mempunyai ciri-ciri tertentu”. Ciri–ciri yang dimaksud adalah :

i) mudah dimasuki, ii) pemakaian sumber-sumber daya lokal, iii) pemilikan oleh

keluarga, iv) berskala lecil, v) padat karya dan pemakaian teknologi sederhana, vi)

ketrampilan yang dimiliki di luar sistem pendidikan formal, vii) bergerak di pasar

kompetitif dan tidak berada di badan pengaturan resmi. Kegiatan- kegiatan yang

bercirikan tersebut yang kemudian dinobatkan sebagai sebuah sektor informal.

Sthurman dalam Manning dan Effendi (1996:90) mengemukakan istilah sektor

informal biasanya digunakan untuk mengajukan sejumlah kegiatan ekonomi yang

berskala kecil karena ,

a. umumnya mereka berasal dari kalangan miskin,b. sebagai suatu manifestasi dari suatu pertumbuhan kesempatan kerja di

negara berkembang,c. bertujuan untuk mencari kesempatan kerja dan pendapatan untuk

memperoleh keuntungan,d. umumnya mereka berpendidikan sangat rendah,e. mempunyai ketrampilan rendah,f. umumnya dilakukan oleh para migran

dari ciri-ciri tersebut dapat digambarkan bahwa usaha itu berupaya menciptakan

kesempatan kerja dan memperoleh pendapatan untuk dirinya sendiri. Menurut

Setrhurman sendiri bahwa konseptualisasi sektor informal yang tersebut di atas

walaupan bermanfaat tapi belum dapat memecahkan masalah definisi. Hal itu

karena masih diperlukannya beberapa definisi untuk menentukan batasan sektor

ini dari sudut pandang operasional maupun penelitian.

Jean Breman dalam Manning dan Effendi (1996:139), tanpa memberikan

batasan istilah yang jelas tetapi membedakan sektor formal dan informal yang

menunjuk pada suatu sektor ekonomi masing-masing dengan konsistensi dan

dinamika strukturnya sendiri. Sektor formal digunakan dalam pengertian

pekerjaan yang permanen meliputi :

a. sejumlah pekerjaan yang saling berhubungan yang merupakan bagian dari suatu struktur pekerjaan yang terjalin dan amat terorganisir,

b. pekerjaan secara resmi terdaftar dalam statistik perekonomian,c. syarat-syarat bekerja dilindungi oleh hukum,

11

Page 38: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kegiatan- kegiatan perekonomian yang memenuhi kriteria itu kemudian

dimasukkan dalam istilah sektor informal yaitu suatu istilah yang mencakup

pengertian berbagai kegiatan yang seringkali tercakup dalam istilah umum “usaha

mandiri”.

Tajdudin Noer Effendi (1995:74) memberikan pengertian tentang sektor

informal yaitu sektor informal diartikan sebagai “pekerja yang berusaha sendiri

tanpa buruh, berusaha sendiri dengan buruh tak tetap, atau dibantu tenaga kerja

keluarga yang tidak dibayar”. Ini menekankan bahwa keberadaan sektor informal

tampak dalam perannya sebagai penyerap tenaga kerja. Adapun ciri-ciri yang

dikemukakan mengenai sektor informal adalah sebagai berikut :

a. kegiatan usaha tidak terorganisasi secara baik , karena timbulnya unit usaha tidak mempergunakan fasilitas atau kelembagaan yang tersedia di sektor formal.

b. pada umumnya unit usaha tidak mempunyai izin usaha .c. pola kegiatan berusaha tidak beraturan baik dalam arti lokasi maupun jam

kerja.d. pada umumnya kebijaksanaan pemerintah untuk membantu golongan

ekonomi lemah tidak sampai ke sektor ini.e. unit usaha mudah keluar masuk dari subsektor ke lain subsektor.f. teknologi yang digunakan bersifat tradisional.g. modal dan perputaran usaha relatif kecil, sehingga skala operasi juga relatif

kecil.h. untuk menjalankan usaha tidak diperlukan pendidikan formal karena

pendidikan yang diperlukan diperoleh dari pengalaman sambil bekerja .i. pada umumnya unit usaha termasuk golongan yang mengerjakan sendiri

usahanya dan kalau mengerjakan, buruh berasal dari keluarga.j. sumber dana modal usaha pada umumnya dari tabungan sendiri atau dari

lembaga keungan yang tidak resmi.k. hasil produski atau jasa terutama dikonsumsikan oleh golongan kota atau desa

yang berpenghasilan rendah tetapi kadang-kadang juga yang berpenghasilkan menengah.

Berdasarkan berbagai pendapat dapat disampaikan bahwa sektor informal

lebih difokuskan pada aspek-aspek ekonomi, aspek sosial, dan budaya. Aspek

ekonomi diantaranya mengenai penggunaan modal yang rendah, pendapatan yang

rendah, dan skala usaha relatif kecil. Aspek sosial diantaranya meliputi tingkat

pendidikan ekonomi rendah berasal dari kalangan ekonomi lemah. Sedangkan dari

aspek budaya diantaranya kecenderungan untuk beroperasi di luar sistem regulasi,

Page 39: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

penggunaan tekhnologi sederhana, tidak terikat waktu kerja. Dengan demikian

cara pandang tersebut tentunya sektor informal lebih menitikberatkan kepada

suatu proses memperoleh penghasilan yang dinamis dan bersifat kompleks. Di

samping aspek-aspek di atas, sektor informal dapat dilihat dari dampak dari

berkembangnya sektor tersebut yaitu diantaranya mampu menciptakan lapangan

kerja sendiri, kemampuan menyerap angkatan kerja yang sekaligus menjadi katup

pengaman terhadap pengangguran dan kerawanan sosial, membantu menambah

penghasilan keluarga sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga.

Berdasarkan berbagai pendapat seperti telah diuraikan di atas maka ciri-

ciri kegiatan sektor informal dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. manajemennya sederhana,

b. tidak memerlukan ijin usaha,

c. padat karya,

d. tingkat produktifitas rendah,

e. tingkat pendidikan formal relatif rendah,

f. penggunaan teknologi sederhana,

g. sebagian besar pekerja adalah keluarga dan pemilik usaha oleh keluarga,

h. mudahnya keluar masuk usaha,

i. sedikitnya dukungan dari pemerintah.

Sektor formal yang menjadi harapan masyarakat pada umumnya bisa

menyerap angkatan kerja nampaknya tidak dapat melaksanakan hal itu. Ini dapat

disebabkan karena bekerja pada sektor formal membutuhkan keahlian khusus dan

hal ini tidak banyak dimiliki oleh tenaga kerja di pedesaan. Keterbatasan sektor

industri besar dalam menyerap tenaga kerja bisa dikarenakan pengembangan

industri tersebut lebih bersifat padat modal, teknologi tinggi, dan hemat tenaga

kerja. Pekerjaan tersebut menuntut keahlian dan ketrampilan khusus atau tinggi,

sedangkan pendidikan para tenaga pedesaan kerja lebih banyak berpendidikan

rendah. Berbeda pada sektor informal yang tidak banyak membutuhkan keahlian

dan ketrampilan, sehingga peluang untuk bekerja pada sektor informal akan

semakin besar. Selain itu juga dikarenakan, jika pendidikan tenaga kerja tersebut

tinggi, namun belum dapat memenuhi sepenuhnya tuntutan dan permintaan pasar

13

Page 40: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kerja. Sehingga melahirkan pengangguran terdidik. Tidak menutup kemungkinan

karena alasan tersebut memaksa mereka untuk masuk dalam sektor informal

Dari berbagai uraian konsep sektor informal tersebut di atas maka

keberadaan industri kecil di pedesaan dapat digolongkan sebagai sektor informal.

Usaha kecil merupakan bagian integral dunia usaha nasional yang mempunyai

kedudukan, potensi dan peranan yang sangat strategis dan penting dalam

mewujudkan tujuan pembangunan ekonomi pada khususnya. Mengingat bahwa

industri kecil pedesaan modal usahanya dari tabungan sendiri, tidak membutuhkan

tenaga kerja yang berpendidikan tinggi, namun lebih pada belajar dari pengalaman

atau ketrampilan, teknologi yang digunakan lebih banyak menggunakan tenaga

manusia dan alat-alat yang tradisional serta tenaga kerja yang digunakan

merupakan tenaga kerja yang berasal dari keluarga sendiri atau kerabat dekat.

Maka ciri dari industri kecil tersebut nampaknya mempunyai persamaan dengan

ciri dari kegiatan dalam sektor informal. Sektor informal lebih fleksibel,

kelenturan ini dapat dilihat pula pada produk yang dihasilkan oleh kelompok

sektor informal ini.

Terpenuhinya syarat–syarat industri kecil sebagai sebuah bagian sektor

informal dikarenakan bahwa industri kecil mempunyai ciri- ciri sebagai berikut :

a. dilakukan di rumah sendiri,

b. tidak memerlukan ijin usaha,

c. umumnya merupakan tambahan mata pencaharian disamping usaha pada

sektor pertanian,

d. teknologi yang digunakan relatif sederhana,

e. tenaga kerja berasal dari lingkungan keluarga dan kerabat,

f. pendidikan formal tenaga kerja yang relatif rendah,

dari berbagai karakteristik dari industri kecil yang memenuhi syarat sebagai

sebuah usaha sektor informal, maka keterkaitan industri kecil dan sektor informal

begitu kental. Sehingga dari hal itu dapat dikatakan bahwa keberadaan industri

kecil kerajinan gitar yang ada di Desa Ngrombo, Kecamatan Baki, Kabupaten

Sukoharjo merupakan bagian dari usaha sektor informal.

Timbulnya sektor informal sebagai sumber baru dalam penciptaan

Page 41: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lapangan kerja dan peluang berusaha merupakan manifestasi dari tidak

sebandingnya pertumbuhan angkatan kerja dengan kesempatan kerja yang ada,

serta keterbatasan sektor formal untuk menampung kelebihan tenaga kerja.

perpindahan ke sektor informal merupakan solusi di tengah sempitnya kesempatan

kerja di sektor formal. Untuk itu diperlukan penanganan yang intensif mengenai

perkembangan sektor informal dewasa ini. Dengan demikian sektor ini dapat lebih

berfungsi sebagai peluang untuk berusaha dan menciptakan kesempatan kerja bagi

penganggur.

Bukan hal baru bila dikatakan sektor informal memegang peran penting

dalam menyerap tenaga kerja, bahkan lebih penting dibanding sektor formal.

Karena itu, keberhasilan penyerapan tenaga kerja yang kerap kali digembor-

gemborkan pemerintah sebetulnya lebih banyak disumbang sektor informal.

Ironisnya, pemerintah sering kali lalai perhatiannya terhadap sektor tersebut

karena dianggap kurang penting peranannya terhadap pertumbuhan ekonomi.

Bekerja di sektor informal relatif lebih mudah. Pendirian usaha di sektor

tersebut tidak memerlukan banyak persyaratan administrasi, relatif sedikit modal,

serta keuntungan yang menjanjikan. Di sisi lain, pemerintah tidak boleh berdiam

diri. Kiranya perlu memberikan insentif atau bantuan pada pekerja sektor

informal, terutama mengenai akses ke permodalan, pemasaran, bimbingan

manajerial, dan peningkatan keterampilan, sehingga pekerjaan di sektor informal

bisa menjanjikan bagi golongan masyarakat yang tidak terserap di sektor formal,

serta pekerja yang terdepak di sektor formal.

Meski kurang diperhatikan pemerintah, kenyataannya sektor informal

berperan besar dalam menyerap tenaga kerja, khususnya yang tidak terserap

ataupun yang terdepak dari sektor formal. Memang sedikit bermasalah bila terjadi

perpindahan tenaga kerja dari sektor formal ke informal secara besar-besaran

karena makin banyak tenaga kerja yang menghadapi ketidakpastian pendapatan.

Namun bukan berarti kesempatan kerja di sektor informal itu berperan negatif

bagi perekonomian bangsa. Justru dapat menjadi penyelamat di tengah kondisi

perekonomian yang memburuk. Lagi pula, tidak mungkin angkatan kerja di negeri

15

Page 42: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bisa diserap semua di sektor formal. Hanya saja, bila tenaga kerja yang diserap di

sektor formal lebih sedikit dibanding sektor informal, maka pemerintah perlu

waspada dan mengambil langkah-langkah untuk mengeremnya.

Keberadaan industri kecil pedesaan yang merupakan bagian dari sektor

informal tidak bisa terlepaskan dari tindakan mayarakat pedesaan. Masyarakat

pedesaan yang pekerjaan utamanya dalam sektor pertanian mempunyai inisiatif

untuk mengisi waktu luang atau senggang antara musim tanam sampai musim

panen dengan melakukan kegiatan di luar sektor pertanian, dan salah satunya

yaitu bekerja pada sektor industri kecil. Industri kecil di sini dapat dilihat sebagai

pengganti (subtituen) mata pencaharian pokok penduduk dalam waktu senggang

di sektor pertanian. Hal ini dilakukan dalam rangka untuk mendapatkan

penghasilan tambahan guna meningkatkan kesejahteraan keluarga. Selain hal

tersebut juga dikarenakan untuk mengatasi kondisi kelebihan tenaga kerja dalam

waktu-waktu tertentu.

6. Industri Kecil Pedesaan Sebagai Subtitusi Sektor Pertanian

Di daerah pedesaan Indonesia, sektor pertanian masih memegang peranan

penting dalam penyerapan tenaga kerja terutama di daerah luar pulau Jawa. Tetapi

proses pembangunan telah mengakibatkan terjadinya pergeseran tenaga kerja

yang cukup berarti dari sektor pertanian ke sektor lainnya. Pergeseran kesempatan

kerja ini akibat pengaruh tekanan penduduk (terutama di Jawa) dan pola

penyerapan tenaga kerja sektor pertanian yang begitu bervariasi, baik menurut

jenis komoditi maupun menurut waktu (musim). Ini menandakan bahwa

pergeseran tenaga kerja ke luar sektor pertanian terutama disebabkan faktor push

(dorongan) dari sektor tersebut.

Salvatore dalam Zaenab Bakir dan Chris manning (1984:189)

mengungkapkan bahwa “mengingat salah satu ciri umum negara berkembang

adalah populasi penduduk sebagian besar berada di pedesaan”. Penduduk

pedesaan mempunyai kaitan yang erat dengan sektor pertanian. Namun tidak

semua penduduk mempunyai lahan pertanian sendiri. Umumnya petani

mempunyai lahan yang sempit dan kadang–kadang bukan miliknya sendiri.

Page 43: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Teknik produksi mereka masih dualistis, yaitu adanya teknologi baru pada skala

terbatas di samping adanya proses produksi tradisional yang tidak tersentuh oleh

perubahan. Sebelum mengenal teknologi modern dalam mengolah lahan

pertanian, masih banyak digunakan tenaga manusia dalam pengolahan lahan

pertanian. Sehingga sistem produksinya bersifat padat karya pada waktu itu.

Sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam pembangunan

ekonomi Indonesia. Terutama pada perannya dalam penyerapan tenaga kerja.

Sektor pertanian juga memiliki surplus tenaga kerja yang penting bagi

pengembangan industrialisasi. Salah satu cara yang dimungkinkan dapat berjalan

tanpa menganggu produktivitas dalam sektor pertanian, yaitu dengan

memanfaatkan waktu luang tenaga kerja dalam sektor pertanian tersebut melalui

pengembangan usaha dalam bidang industri.

Sektor industri merupakan salah satu kegiatan ekonomi di luar sektor

pertanian. Pada umumnya kegiatan ekonomi ditujukan untuk mendapatkan

penghasilan. Begitu juga dengan industri kecil yang berkembang di masyarakat

pedesaan dilakukan untuk memperoleh tambahan penghasilan masyarakat petani

karena kegiatannya dalam sektor pertanian tidak memberikan penghasilan yang

tetap dan kurang bisa memenuhi kebutuhan keluarga. Hal ini dikarenakan petani

tidak mempunyai kegiatan di luar sektor pertanian pada waktu-waktu senggang

mereka dalam kelangsungan kegiatan produksi di sektor pertanian. Hal ini

memaksa petani pedesaan untuk melakukan kegiatan ekonomi di luar sektor

pertanian untuk menambah penghasilan mereka. Salah satunya yaitu bekerja pada

sektor industri.

Industri yang berkembang di masyarakat pedesaan pada umumnya

merupakan bentuk industri kerajinan rumah tangga maupun industri kecil.

Awalnya kegiatan industri kecil ini merupakan pekerjaan sambilan atau musiman

yang kurang memiliki arti ekonomis. Pada umumnya kegiatan ini hanya berupa

tradisi pedesaan untuk menggunkan waktu senggang mereka dengan tujuan untuk

menambah penghasilan mereka di luar sektor pertanian. Barang produksi yang

dihasilkan umumnya tidak dimaksudkan sebagai pekerjaan pokok namun hanya

17

Page 44: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sebagai penghasilan tambahan semata. Masyarakat pada mulanya juga

menganggap bahwa bekerja pada sektor industri kecil dan kerajinan hanya sebagai

pekerjaan sampingan yang mungkin terpaksa mereka lakukan karena adanya

beberapa faktor penyebab misalnya, gagal panen, selain itu juga karena faktor

banyaknya waktu luang yang tersisa dalam proses pengolahan dalam pertanian.

Karena hal tersebut maka masyarakat petani pedesaan mempunyai alternatif untuk

melakukan kegiatan ekonomi di luar sektor pertanian yaitu di sektor industri kecil.

Dari berbagai uraian di atas dapat di simpulakan sementara bahwa keberadaan

industri kecil pedesaan juga dapat dikatakan sebagai kegiatan subtituen

(pengganti) kegiatan sektor pertanian

Tindakan dalam mengembangkan industri kecil kerajinan gitar merupakan

keputusan yang diambil dari hasil pemikiran sendiri dengan cara dan jalan yang

mereka pilih. Ini menekankan bahwa apa yang mereka lakukan mempunyai tujuan

yang jelas sesuai dengan interpretasi mereka masing-masing. Sejalan dengan

pernyataan tersebut Pip Jones menjelaskan bahwa :

“hampir semua tindakan manusia adalah produk dari suatu keputusan untuk bertindak, sebagai hasil dari pikiran. Hampir semua yang kita lakukan adalah hasil dari memilih tindakan dengan suatu cara tertentu bukan cara lain. Ini adalah pilhan purposif atau berorientasi pada tujuan. Kita memilih diantara banyak pilihan karena kita manusia, kita mampu mengarah pada tujuan atau hasil dan mengambil tindakan untuk mencapainya. Oleh karena itu hampir semua tindakan manusia adalah tindakan yang di sengaja: kita mengambil tindakan tertentu dalam rangka mencapai tujuan yang dikehendaki” (Pip Jones, 2009:25)

Dilihat dari segi sasarannya dimana yang menjadi sasaran tindakan sosial

si aktor dapat berupa individu atau sekumpulan orang, hal ini dikarenakan

tindakan mereka dilakukan untuk menambah penghasilan sehingga dapat

berpengaruh kepada kesejahteraan individu yang kemudian secara tidak langsung

akan berpengaruh juga kepada orang lain yaitu anggota keluarga khususnya dan

masyarakat pada umumnya.

Tindakan masyarakat pedesaan untuk melakukan kegiatan ekonomi sektor

industri bisa dilihat sebagai sebuah tindakan sosial. Tindakan sosial merupakan

sebuah paradigma sosial yang dikemukakan oleh Weber. Ritzer (2004:38)

Page 45: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mengungkapkan “secara definitif Weber merumuskan sosiologi sebagai ilmu yang

berusaha menafsirkan dan memahami (interpretatif understanding) tindakan

sosial serta hubungan sosial untuk sampai kepada penjelasan kausal”. Dalam

definisi ini terkandung dua konsep dasarnya. Pertama konsep tindakan sosial.

Kedua konsep tentang penafsiran dan pemahaman. Konsep yang terakhir ini

menyangkut metode untuk menerangkan yang pertama”. Tindakan sosial yang

dimaksud Weber dapat berupa tindakan yang nyata-nyata di arahkan kepada orang

lain, juga dapat berupa tindakan yang bersifat “membatin” atau bersifat

“subyektif” yang mungkin terjadi karena pengaruh positif dari situasi tertentu,

atau merupakan tindakan perulangan dengan sengaja sebagai akibat dari pengaruh

situasi yang serupa, ataupun berupa persetujuan secara pasif dari situasi tertentu.

Selanjutnya oleh Weber, Dalam tindakan ini aktor tidak hanya sekedar menilai

cara yang baik untuk mencapai tujuannya tapi juga menentukan nilai dari tujuan

itu sendiri. Sejalan dengan hal tersebut Weber menyatakan sebagai berikut :

“tindakan-tindakan yang tercakup dalam sifat kelaziman rasional ia nilai secara khas sebagai tipe yang paling bisa dipahami, dan perbuatan manusia ekonomis adalah contoh utamanya. Tindakan-tindakan yang kurang rasional oleh Weber digolonglan, kaitannya dengan pencarian “tujuan-tujuan absolut sebagai berasal dari sentimen berpengaruh (affectuall sentiment), atau sebagai tradisional. Karena tujuan absolut dipandang oleh sosiologi sebagai data yang terberi (given), maka sebuah tindakan bisa menjadi rasional dengan mengacu pada sarana yang digunakan” (Max Weber , 2009:66)

Tindakan sosial dapat pula dibedakan dari sudut pandang waktu sehingga

ada tindakan yang diarahkan pada waktu sekarang, waktu lalu atau waktu yang

akan datang. Dilihat dari segi sasarannya maka yang menjadi sasaran tindakan

sosial si aktor dapat berupa individu atau sekumpulan orang. Berkaitan dengan

ciri tindakan sosial tersebut maka tindakan masyarakat untuk melakukan kegiatan

industri kecil dan kerajinan termasuk dalam ciri tindakan sosial yang dilihat dari

segi sasarannya dimana yang menjadi sasaran tindakan sosial si aktor dapat

berupa individu atau sekumpulan orang, hal ini dikarenakan tindakan mereka

dilakukan untuk menambah penghasilan sehingga dapat berpengaruh kepada

kesejahteraan individu yang kemudian secara tidak langsung akan berpengaruh

19

Page 46: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

juga kepada orang lain yaitu anggota keluarga khususnya dan masyarakat pada

umumnya.

Dalam memahami motif dari tindakan sosial yang dilakukan oleh si aktor

terdapat dua cara yang disarankan oleh Weber yaitu 1) dengan melalui

kesungguhan, 2) dengan coba mengenangkan dan menyelami pengalaman si

aktor. Pemahaman ini menempatkan Weber terpisah dari penganut paradigma

lainnya. Metode pemahaman yang diajukan Weber ini bukan hanya bersifat

pemberian penjelasan kausal belaka terhadap tindakan sosial manusia seperti

penjelasan dalam ilmu alam. Atas dasar rasionalitas tindakan sosial, Weber

membedakannya dalam empat tipe. Semakin rasional tindakan itu semakin mudah

dipahami, ke empat tipe tersebut yaitu :

a) Zwerk Rational. Yakni tindakan sosial murni. Dalam tindakan ini aktor tidak hanya sekedar

menilai cara yang baik untuk mencapai tujuannya tapi juga menentukan nilai dari tujuan itu sendiri.

b) Werkrational Action Dalam tindakan tipe ini aktor tidak dapat menilai apakah cara-cara yang

dipilihnya ini merupakan yang paling tepat ataukah lebih tepat untuk mencapai tujuan lain.

c) Affectual Action Tindakan yang dibuat-buat. Dipengaruhi oleh perasaan emosi dan kepura-

puraan si aktor. Tindakan ini sukar dipahami. Kurang atau tidak rasional.d) Traditional Action

Tindakan yang didasarkan pada atas kebiasaan-kebiasaan dalam mengerjakan sesuatu di masa lalu saja (Ritzer, 2004: 40-41).

Dari ke empat tipe tindakan sosial di atas, maka dapat diambil kesimpulan

sementara bahwa tindakan sosial yang dilakukan oleh masyarakat pelaku kegiatan

industri kecil di pedesaan termasuk dalam tindakan Zwerk Rational di mana dalam

tindakan ini aktor tidak hanya sekedar menilai cara yang baik untuk mencapai

tujuannya tapi juga menentukan nilai dari tujuan itu sendiri. Tindakan masyarakat

pedesaan dalam melakukan kegiatan industri didasarkan pada keadaan untuk

mecari jalan keluar dalam menghadapi terbatasnya lapangan kerja di sektor

pertanian, selain itu juga motivasi dari mereka untuk mendapatkan tambahan

penghasilan guna mencukupi kebutuhan keluarga serta meningkatkan

kesejahteraan hidup.

Page 47: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7. Tenaga Kerja

Indonesia mempunyai potensi sumber daya manusia yang begitu

melimpah. Oleh karena itu faktor penduduk sebagai pencerminan manusia

Indonesia merupakan salah satu modal dasar pembangunan nasional yang dimiliki

oleh Rakyat dan bangsa Indonesia.

Sebagian besar angkatan kerja di Indonesia , seperti halnya dengan negara

berkembang lainnya masih berat pada sektor sektor pertanian dan umumnya

struktur ekonomi ditandai oleh adanya dualisme antara sektor modern dan

tradisional. Namun di sini terjadi perubahan, penyerapan angkatan kerja pada

sektor pertanian menjadi menurun. Sebaliknya presentase angkatan kerja di

sektor-sektor non pertanian meningkat terutama di sektor industri, jasa dan

perdagangan, (Wirosuhardjo,1986:307). Karena proses yang lambat dalam

pertumbuhannya, mengakibatkan berkembang pesatnya sektor non pertanian,

salah satunya sektor Industri. Untuk daerah pedesaan sendiri yang kental pada

sektor pertanian inipun mulai mengembangkan sektor industri. Sektor indusri

pedesaan ini umumnya adalah industri kecil dan rumah tangga. Dan sektor

industri kecil dan rumah tangga disini mampu menjadi penyedia dalam

menampung angkatan kerja yang sudah tidak bisa lagi tertampung pada sektor

pertanian.

Membahas masalah ketenagakerjaan tidak dapat melepaskan diri dari

pendekatan atau konsep yang dipergunakan dalam perumusan dan pengukuran

mengenai apa yang disebut bekerja. Menurut SAKERNAS , mereka yang disebut

bekerja ialah mereka yang melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh

penghasilan atau keuntungan dan lamanya bekerja paling sedikit 1 jam sehari

(termasuk pekerja keluarga tanpa upah, yang membantu suatu usaha),

(Wirosuhardjo, 1986 : 203).

Bekerja diartikan sebagai melakukan kegiatan untuk menghasilkan atau

membantu menghasilkan barang atau jasa dengan maksud untuk memperoleh

penghasilan berupa uang atau barang, dalam kurun waktu (time reference) tertentu

(Bagoes Mantra, 2000:299). Jadi dapatlah diambil suatu kesimpulan bahwa

bekerja merupakan suatu kegiatan yang secara sengaja dilakukan untuk

21

Page 48: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menghasilkan barang atau jasa dengan tujuan untuk memperoleh penghasilan.

Selanjutnya dari sini muncul definisi tenaga kerja. Secara umum orang

yang melakukan kegiatan bekerja dapatlah dikatakan sebagai tenaga kerja. Namun

pengertian tenaga kerja lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut. Undang-

Undang Nomor. 14 Tahun 1969 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok mengenai

Tenaga Kerja menjelaskan bahwa “Tenaga kerja adalah tiap orang mampu

melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna

menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.”

Dari definisi tersebut dapat dijelaskan kembali bahwa tenaga kerja di sini

diartikan sebagai tenaga kerja yang bekerja di luar maupun didalam hubungan

kerja dengan alat produksi adalah tenaganya sendiri, baik fisik maupun pikiran.

Ciri khas dari hubungan kerja diatas adalah ia bekerja atas perintah orang lain

dengan menerima imbalan atau upah .

Wirosuhardjo (1986:193) mengartikan tenaga kerja sebagai berikut,

“tenaga kerja merupakan jumlah seluruh penduduk yang dapat memproduksi

barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga mereka , dan jika mereka

mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut. Sedangkan definisi tenaga kerja

menurut BPS adalah Tenaga kerja (manpower) adalah seluruh penduduk dalam

usia kerja (berusia 15 tahun atau lebih) yang potensial dapat memproduksi barang

dan jasa”. Dari definisi itu dapat dijelaskan bahwa tenaga kerja itu terdiri dari

orang yang akan melakukan pekerjaan atau orang yang masih atau akan mencari

pekerjaan.

Lebih jauh lagi, tenaga kerja menurut BPS dapat dibedakan menjadi dua

yaitu sebagai berikut :

1) Skilled Labour

Yaitu tenaga kerja yang melalui proses pendidikan yang dibuktikan

dengan adanya sertifikat .

2) Unskilled Labour

Yaitu tenaga kerja yag tidak melalui proses pendidikan tetapi dari

pengalaman- pengalaman termasuk di dalam Unskilled Labour yang

bekerja tidak pada bidangnya.

Page 49: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tenaga kerja yang dipakai dalam industri rumah tangga kerajinan gitar

adalah tenaga kerja yang merupakan Unskilled Labour yaitu tenaga kerja yang

bermodalkan ketrampilan dan pengalaman. Hal ini merupakan pemenuhan dari

syarat sektor informal. Dimana untuk masuk kedalam sektor informal tenaga kerja

tidak di tuntut untuk mempunyai pendidikan formal yang tinggi, namun keahlian

ketrampilan dari hasil pengalaman-pengalaman cukup untuk memenuhi

persyaratan masuk dalam sektor informal di mana di sini sektor informal yang

dimaksud adalah industri kecil kerajian gitar di Desa Ngrombo, Kecamatan Baki,

Kabupaten Sukoharjo.

Berkaitan dengan karakteristik tenaga kerja pada sektor indstri kecil

pedesaan dapat dijelaskan bahwa industri kecil pedesaan merekrut tenaga kerja

yang merupakan anggota keluarganya sendiri atau kerabat dekat. Hal ini

merupakan syarat terpenuhinya industri kecil pedesaan sebagai sektor informal.

Seperi yang telah diuraikan sebelumnya dalam sektor informal tenaga kerja

berasal dari lingkungan anggota keluarga dan kerabat. Untuk industri kecil

pedesaan keluarga petani merupakan unit produksi dari kegiatan di sektor industri

kecil tersebut.

Berbicara mengenai tenaga kerja maka tidak akan terlepas dari konsep

angkatan kerja. Karena tenaga kerja merupakan bagian penting untuk membentuk

suatu angkatan kerja. Angkatan kerja adalah bagian dari tenaga kerja yang

sesungguhnya terlibat, dalam kegiatan produktif yaitu memproduksi barang dan

jasa (Wirosuhardjo,1986:194). Sedangkan bukan angkatan kerja adalah bagian

dari tenaga kerja (manpower) yang tidak bekerja maupun mencari pekerjaan. Jadi

mereka ini adalah bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya tidak terlibat, atau

tidak berusaha untuk terlibat, dalam kegiatan prosuktif, yaitu memproduksi barang

dan jasa. Mereka yang termasuk dalam angkatan kerja bisa dikatakan sebagai

seorang yang menganggur atau pengangguran. Konsep ini sering dikatakan

sebagai keadaan pengangguran terbuka. Masalah yang lebih sering kita hadapi

adalah masalah setengah menganggur atau pengangguran tidak kentara yaitu

pengertiannya sebagai berikut :

a) Setengah menganggur (Underemployment)

23

Page 50: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

terletak antara ‘full employment’ dan sama sekali menganggur.Pengertian yang dipakai ILO adalah :Underemployment adalah perbedaan antara jumlah pekerjaan yang betul dikerjakan seseorang dalam pekerjaannya dengan jumlah pekerjaan yang secara normal mampu dan ingin dikerjakan.Konsep ini bisa dibagi dalam :- setengah menganggur yang kentara (visible Underemployment) :

adalah jika seseorang bekerja tidak tetap (part time ) diluar keinginannya sendiri, atau bekerja dalam kurun waktu yang lebih pendek daripada biasanya.

- setengah menganggur yang tidak kentara (invisible Underemployment) adalah jika seseorang bekerja secara penuh (full time) tetapi

pekerjaannya itu dianggap tidak mencukupi, karena pendaptan yang terlalu rendah atau pekerjaan tersebut tidak memungkinkan ia untuk mengembangkan seluruh kemampuannya.

b). Pengangguran tidak kentara (disguised unemployment)dalam angkatan kerja mereka dimasukkan dalam kegiatan bekerja , tetapi sebetulnya mereka adalah penganggur jika dilihat dari segi produktivitasnya. Jadi di sini mereka sebenarnya tidak memiliki produktivitas dalam pekerjaannya.

c). Pengangguran friksional :Adalah pengangguran yang terjadi akibat pindahnya seseorang dari suatu pekerjaan ke pekerjaan yang lain, dan akibatnya harus mempunyai tenggang waktu dan berstatus sebagai penganggur sebelum mendapatkan pekerjaan yang lain tersebut. (Wirosuhardjo,1986:209).

Dari uraian tentang jenis pengangguran di atas, maka jika dikaitkan dengan

kondisi angkatan kerja di pedesaan dapat dijelaskan bahwa angkatan kerja

pedesaan yang sebagian besar bekerja di dalam sektor pertanian termasuk dalam

keadaan pengangguran friksional dimana dalam angkatan kerja mereka

dimasukkan dalam kegiatan bekerja, tetapi sebetulnya mereka adalah penganggur

jika dilihat dari segi produktivitasnya. Hal ini didasarkan pada waktu kerja yang

mereka gunakan dalam kegiatan produksi tersebut. Dimungkinkan akan banyak

waktu yang tersisa atau waktu yang senggang yang di mana mereka tidak

menggunakan waktu mereka untuk bekerja secara optimal yaitu waktu diantara

musim tanam dan musim panen. Pada waktu musim panen dan musim tanam

mereka menggunakan waktu mereka secara optimal di sektor pertanian, namun

waktu di musim lain mereka dipastikan tidak melakukan kegiatan ekonomi. Jadi

di sini mereka sebenarnya tidak memiliki produktivitas dalam pekerjaannya.

8. Tenaga Kerja di Pedesaan

Page 51: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Angkatan kerja Indonesia sebagian besar berada di daerah pedesaan.

Lapangan kerja di pedesaan yang dapat menampung tenaga kerja sebagian besar

bergantung pada sektor pertanian. Namun sektor pertanian semakin hari semakin

menunjukan keterbatasannya dalam penyerapan tenaga kerja. Hal ini dikarenakan

lahan yang dapat dioleh untuk pertanian semakin terbatas. Para petani kaya yang

selama ini bisa memperkerjakan banyak buruh tani mulai bersikap komersial,

mereka berusaha memperoleh keuntungan maksimal dengan cara mengurangi

biaya panen atau biaya lainnya.

Pelaksanakan berbagai program pemerintah dalam upaya memajukan

daerah pedesaan dengan menggalakkan penggunaan teknologi baru, baik sistem

produksi maupun organisasi, lambat laun cenderung menggeser kedudukan

teknologi dan pranata sosial tradisional yang selama ini menjadi tonggak

kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat pedesaan (Tadjudin Noer effendi

1995 : 175). Hal ini lebih banyak menguntungkan para petani kaya dan lebih

banyak sisi buruknya bagi petani kecil dan buruh tani. Hal ini pun menyebabkan

adanya hubungan yang mulai renggang antara petani kaya dan petani kecil.

Menurut Coller dkk, 1974 dalam Tadjudin Noer Effendi,(1995:9175) perubahan

itu dimungkinkan karena berubahnya dari sistem bawon ke tebasan. Berubahnya

penggilingan padi dari tumbuk ke huller. Berubahnya sistem garapan yang

dulunya menerapkan sistem maro beralih ke sistem kedokan (ceblokan)1.

Perubahan–perubahan itu telah memperkecil kemungkinan buruh tani untuk

melibatkan diri dalam kegiatan pertanian.

Penanggulangan masalah di atas rasionalnya adalah membuka kesempatan

kerja yang bersifat padat karya. Pengembangan industri kecil pedesaan dan

industri rumah tangga nampaknya perlu mendapatkan perhatian khusus. Hal ini

juga harus diimbangi dengan antusiasme warga masyarakat dalam berusaha

menciptakan kesempatan kerja sendiri dengan jalam menjual jasa ataupun mereka

bekerja untuk menjadi buruh di kota. Gejala ini begitu nampak dengan besarnya

arus urbanisasi dari desa ke kota. Mengkaji permasalahan tersebut maka terjadi

suatu pergeseran pekerja dari sektor pertanian menuju sektor yang lain di 1 Suatu bentuk hubungan kerja dimana buruh panen mengerjakan pekerjaan tambahan di sawah pemilik lahan tanpa mendapat upah, dengan harapan bila panen tiba ia berhak menuai padi.

25

Page 52: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pedesaan.

Di daerah pedesaan sektor primer atau pertanian yang memegang peranan

penting mulai berkurang perannya dalam menampung tenaga kerja namun

dibarengi dengan kenaikan proporsi pada pekerja di sektor tersier dan sekunder.

Keadaan ini lebih disebabkan karena adanya tekanan-tekanan di sektor primer

sendiri. Dengan adanya penggunaan teknologi baru dan mekanisasi di bidang

pertanian memaksa sektor ini lebih menekan penggunaan tenaga kerja. Dan

sebaliknya sektor tersier dan sekunder mulai berkembang dan salah satunya yaitu

sektor informal.

Industri yang mulai berkembang sebagai salah satu sektor di luar sektor

pertanian, pada awalnya masih merupakan bentuk industri yang padat modal

sehingga masih belum dapat diandalkan untuk menampung kelebihan tenaga kerja

akibat menurunnya penyerapan tenaga kerja pada sektor primer sebelumnya.

Begitu juga dengan bentuk industri yang berkembang di perkotaan juga masih

merupakan jenis industri padat modal. Hal ini tidak membawa keberuntungan bagi

warga migran dari desa ke kota. Industri jenis industri ini kebanyakan

membutuhkan tenaga kerja yang berpendidikan dan berkeahlian tinggi. Selain itu

juga menggunakan teknologi yang maju dan menuntut ketrampilan khusus untuk

mengoperasikannya. Tetapi kenyataan berbicara bahwa pekerja migran dari desa

ke kota kebanyakan merupakan pekerja yang mempunai tingkat pendidikan

rendah dan kualias kerja yang rendah. Karena kondisi ini membawa masalah baru

bagi kehidupan di kota maupun bagi kehidupan migran tersebut.

Faktor lain yang berpengaruh terhadap menurunnya proporsi pekerja di

sektor primer atau pertanian adalah berkaitan dengan perubahan aspirasi generasi

muda pedesaan, terutama yang berpendidikan. Kecenderungan enggan bagi

mereka untuk bekerja di sektor pertanian, karena menganggap bahwa bekerja di

sektor pertanian mempunyai status yang rendah, dan lebih memilih untuk bekerja

pada sektor sekunder ataupun tersier.

9. Kaitan Industri Kecil dan Sektor informal Rumah Tangga dalam

Penyerapan Tenaga Kerja.

Timbulnya sektor informal di desa tidak terlepas dari latar belakang

Page 53: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sejarah perekonomian tradisional yaitu perekonomian pedesaan yang sebagian

besar didasarkan pada struktur pertanian dan pola bercocok tanam sederhana.

Karena rendahnya upah tenaga kerja di sektor pertanian dan semakin

menyempitnya lahan pertanian di pedesaan maka banyak tenaga kerja yang

memiliki alternatif untuk urbanisasi dan bekerja di sektor non pertanian.

Sepertinya dari tahun ke tahun penyediaan kesempatan kerja pada sektor pertanian

mengalami kemunduran, sedangkan pada sektor non pertanian menunjukkan

kenaikan. Dalam hubungan ini ternyata sebagian besar angkatan kerja terserap

pada sektor informal.

Angkatan kerja yang merupakan bagian dari tenaga kerja dimana tenaga

kerja itu sendiri mencakup penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang

sedang mencari pekerjaan dan yang melakukan kegiatan lain seperti bersekolah

dan mengurus rumah tangga Simanjutak (1985:2). Dengan demikian tidak semua

penduduk digolongkan sebagai tenaga kerja, sebab diantara penduduk tersebut ada

yang kurang mampu memproduksi barang atau jasa misalnya anak-anak di bawah

usia kerja, orang yang lanjut usia atau jompo.

Secara praktis pengertian tenaga kerja hanya dilihat dari segi umur dan

melihat batas umur. Maka secara praktis pula dapat ditentukan golongan tenaga

kerja dan bukan golongan tenaga kerja. Di setiap negara batas umur tenaga kerja

ini tidak sama. Di Indonesia dipilih batas umur 15 tahun tanpa batas umur

maksimum. Dengan memperhatikan hal tersebut maka kesekuruhan penduduk bila

dilihat dari struktur ketenagakerjaan secara garis besar dapat dibagi menjadi dua

yaitu : penduduk usia kerja (working age population) dan penduduk di luar usia

kerja (non working age population). Namun dari pengertian itu tidak semua

tenaga kerja berpartisipasi aktif dalam pekerjaan atau kegiatan produktif. Hanya

sebagian dari mereka yang sesungguhnya terlibat. Mereka yang tidak terlibat

dalam kegiatan produktif disebut bukan angkatan kerja (non in the labour force).

Sedangkan mereka yang terlibat dalam pekerjaan atau usaha produktif disebut

angkatan kerja (labour force)

Angkatan kerja terdiri dari golongan yang bekerja dan golongan yang

sedang mencari pekerjaan atau menganggur. Golongan yang bekerja yaitu orang-

27

Page 54: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

orang yang sudah aktif dalam kegiatannya dalam proses produksi guna

menghasilkan barang atau jasa. Jumlah orang yang terserap dalam suatu pekerjaan

tergantung dari besarnya permintaan (demand) dalam masyarakat. Sedangkan

besar kecilnya permintaan tenaga kerja dipengaruhi antara lain oleh aktvitas

ekonomi maupun tingkat upah. Permintaan tenaga kerja ini dapat datang dari

sektor formal maupun informal.

Sektor informal yang umumnya dipandang sebagai pekerjaan yang

inferior, ternyata mempunyai banyak bidang usaha satu diantaranya adalah bidang

usaha industri dan salah satunya pelaku di bidang usaha industri adalah industri

kecil kerajinan. Industri kecil kerajinan dalam usahanya mempunyai beberapa

karakteristik dasar diantaranya yaitu : tidak memiliki izin usaha, modal dari

keluarga sendiri, tenaga kerja kebanyakan dari keluarga sendiri, waktu yang

digunakan tidak pernah teratur. Beberapa karakteristik ini dapat mempengaruhi

permintaan maupun penawaran angkatan kerja untuk memasuki kerja yang

terserap oleh sektor informal. Oleh karenanya kaitan antara sektor informal dan

penyerapan angkatan kerja dapat dikemukakan sebagai berikut :

a. persyaratan masuk. Angkatan kerja mudah terserap pada sektor informal,

alasan ini karena sektor informal memberi kebebasan masuk maupun

keluar kerja kepada angkatan kerja tanpa adanya persyaratan. Persyaratan

seperti yang diberlakukan pada sektor informal. Akibatnya bagi angkatan

kerja yang berminat atau tertarik untuk memasuki kerja di sektor informal

langsung dapat terserap sesuai dengan jenis yang diminati.

b. Waktu kerja. Dari segi waktu kerja sektor ini memberikan kebebasan

waktu kepada angkatan kerja. Dengan adanya kebebasan waktu kerja ini

angkatan kerja akan lebih fleksibel untuk menjalankan usahanya sehingga

bagi siapapun yang memasuki sektor ini dapat memilih waktu yang

diinginkan.

c. Umur kerja. Secara relatif bekerja pada sektor informal tidak ada batas

umur yang mengikat seperti yang diberlakukan pada sektor formal.

Siapapun yang berminat memasuki sektor ini dalam usia berapapun dapat

membuka dan menjalankan usahanya.

Page 55: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

d. Jenjang pendidikan. Bagi angkatan kerja yang mempunyai pendidikan

formal terbatas (rendah), tentunya akan sulit memasuki kerja di sektor

formal. Oleh karena itu sektor informal menawarkan kesempatan kerja

kepada angkatan kerja yang berminat memasukinya.

Dari berbagai kelebihan-kelebihan sektor informal di atas maka

keberadaan sektor informal mempunyai pengaruh yaitu :

1) mempunyai kemampuan untuk menyerap tenaga kerja atau

angkatan kerja. Hal ini mengingat bahwa sektor formal sangat

terbatas dalam penyerapan tenaga kerja.

2) Mampu menciptakan lapangan kerja baru.

Dari berbagai uraian tentang sektor informal maka dapat disimpulkan

bahwa sektor ini memberi andil dan ikut berperan dalam menjawab pertanyaan –

pertanyaan dasar mengenai proses pembangunan ekonomi dan perubahan sosial.

Dalam rangka mengemban misi pemerataan pembangunan di era otonomi daerah,

maka sudah selayaknya bila kebijakan ekonomi mengarah pada pemerataan

kesempatan berusaha di sektor industri kecil pedesaan dan sektor informal.

29

Page 56: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Penelitian yang Relevan

Menurut Luciana Intan S.N, (2003). Penelitian tentang Industri Kecil dan

Peranannya dalam Memberikan kesempatan kerja bagi Masyarakat (Studi kasus di

Kecamatan Jebres Kota Surakarta).

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dikemukakan bahwa

terdapat sebanyak 86 industri kecil yang ada di kecamatan Jebres. Industri kecil

ini bergerak dalam berbagai bidang, seperti makanan, konveksi, kayu, dan

kerajinan tangan. Perkembangan industri kecil yang dapat dilihat dari tahun 1997

hingga tahun 2003 dari aspek permodalan menunjukan bahwa sebagian industri

kecil yaitusebanyak 48 industri kecil (55,81%) mengalami peningkatan modal.

Dilihat dari jenis teknologi yang digunakan dalam proses produksi sebagian besar

industri kecil masih menggunakan teknologi manual yaitu sebanyak 45 industri

kecil (52,32%). Dilihat dari orientasi pasar, sebagian besar industri kecil memiliki

pasar lokal (Solo dan Sekitarnya) yaitu sebanyak 43 industri kecil (50%). Dilihat

dari produksinya sebagian besar industri kecil mengalami peningkatan yaitu

sebanyak 57 industri kecil (66,28%). Dilihat dari jumlah tenaga kerja sebagian

besar industri kecil mengalami peningkatan yaitu sebanyak 44 industri kecil

(51,16%) dengan demikian secara keseluruhan, sebagian besar industri kecil di

Kecamatan Jebres mengalami perkembangan dalam usaha. Dari 86 industri kecil

yang ada di kecamatan Jebres tersebut selama ini telah mampu menyerap jumlah

tenaga kerja sebanyak 1.107 orang. Dari jumlah tersebut sebanyak 1.010

merupakan tenaga kerja yang berasal dari kecamatan Jebres sendiri, sementara itu

sisanya 97 orang karyawan berasal dari luar kecamatan Jebres. Berarti sebanyak

1,03% dari total 98.451 angkatan kerja telah tertampung pada sektor industri kecil

ini.

Penelitian Ika Setyowati (2009). Penelitian tentang industri kecil dalam

menyerap tenaga kerja (studi kasus industri kecil genteng pres Di Desa Grogol

Page 57: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo) hasil penelitian menunjukan bahwa

industri kecil Genteng Pres memiliki kemampuan dalam menyerap tenaga kerja

bagi mereka yang memiliki ketrampilan dan ketekunan. Keberadaan industri ini

mampu meningkatkan kehidupan ekonomi desa Grogol dan tercukupinya

kebutuhan hidup.

Penelitian Ester Jawanti (2003). Penelitian tentang industri kecil

penyulingan minyak cengkeh terhadap penyerapan tenaga kerja di Kecamatan

Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar. Hasil penelitian menunjukkan industri

kecil penyulingan minyak cengkeh memiliki peranan terhadap penyerapan tenaga

kerja khususnya tenaga kerja yang berpendidikan rendah dan memiliki

ketrampilan terbatas. Keberadaan industri penyulingan minyak cengkeh telah

menyediakan lapangan pekerjaan bagi penduduk setempat sehingga menjadi salah

satu solusi dalam mengatasi masalah kesempatan kerja di pedesaan.

Fitriah, Idatul. (2008). Peranan industri rumah tangga bordir dalam menyerap

tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan di Desa Pacul kecamatan Talang

kabupaten Tegal. Simpulan yang diperoleh industri rumah tangga bordir yang

berada di Desa Pacul Kecamatan Talang Kabupaten Tegal turut berperan dalam

yang menyerap tenaga kerja dengan persentase 70,00%. Industri rumah tangga

bordir yang berada di Desa Pacul Kecamatan Talang turut berperan dalam

meningkatkan pendapatan pengrajin border.

31

Page 58: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

C. KERANGKA BERPIKIR

Jumlah penduduk Indonesia seperti yang telah diketahui begitu besar.

Penduduk merupakan sumber angkatan kerja. Angkatan kerja merupakan

penduduk yang terlibat dalam kegiatan produksi barang. Dari besarnya jumlah

penduduk dipastikan akan melahirkan besaran angkatan kerja yang cukup tinggi

jumlahnya.

Pada umumnya penduduk pedesaan bermatapencaharian sebagai petani.

Hal serupa juga terjadi di Desa Ngrombo. Pada mulanya mata pencaharian

penduduk Desa Ngrombo adalah di sektor pertanian. Namun seiring berjalannya

waktu kegiatan penduduk dalam sektor pertanian semakin berkurang karena

berbagai hal. Penyempitan lahan pertanian karena digunakan untuk pemukiman

penduduk serta mekanisasi pertanian menjadikan banyak angkatan kerja di Desa

Ngrombo tidak tertampung dalam sektor pertanian. Banyak waktu luang yang

dimiliki oleh masyarakat Desa Ngrombo. Oleh karena itu keadaan tersebut

menimbulkan pengangguran jika tidak ada pembukaan lapangan kerja baru di

Desa Ngrombo.

Untuk mempertahankan hidup manusia senantiasa melakukan usaha.

Selanjutnya penduduk Desa Ngrombo mulai mengembangkan kegiatan ekonomi

di luar sektor pertanian, salah satunya yaitu di sektor industri kecil kerajinan gitar.

Langkah masyarakat untuk bekerja di sektor industri kecil kerajinan gitar

merupakan sebuah tindakan sosial rasional yang didasarkan untuk memanfaatkan

waktu luang dan menambah penghasilan mereka disamping bekerja disektor

pertanian. Sektor industri diharapkan dapat menjadi kesempatan baru untuk

mengembangkan usaha dan membuka lapangan kerja baru dalam menyerap

tenaga kerja atau pengangguran.

Secara lebih rinci demikian bagan kerangka berpikir :

Page 59: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Se k to r pe rta n ia n se m a k in m e n urun d a ya se ra p te n a g a k e rjaOv e r pro d uc tiv e po pula tio nTe rb a ta sn ya la pa n g a n pe k e rja a nPe n g a n g g ura n

Tin d a k a n so sia l m a sya ra k a t De sa Ng ro m b oPe n g e m b a n g a n se k to r in d ustri in d ustri k e c il k e ra jin a n g ita r

Me n ye ra p te n a g a k e rja d a n m e n g ura n g i pe n g a n g g ura n

La pa n g a n k e rja b a ru33

Page 60: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam setiap penelitian diperlukan adanya metodologi penelitian yang

digunakan dalam rangka pengumpulan data sebagai dasar untuk menjawab

persoalan penelitian yang diajukan. Penelitian merupakan sebuah aktifitas yang

seksama dalam mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menyajikan data

yang tersistematis dan tentunya bersifat obyektif yang dapat

dipertanggungjawabkan dalam memecahkan suatu permasalahan. Robert Bogdan

dan Steven J.Tailor (1993:25) mengungkapkan bahwa “ metodologi berarti

proses, prinsip dan prosedur yang kita pakai dalam mendekati persoalan-persoalan

dan usaha mencari jawabannya”. pengertian metodologi penelitian menurut

Ulber Silalahi (2009: 14), “Metodologi secara epitimologis berasal dari kata

methodos= metode dan logos= ilmu, metodologi penelitian merupakan ilmu yang

mempelajari cara yang digunakan untuk menyelidiki masalah yang memerlukan

jawaban”. Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar (2003:42) mengartikan

“metodologi penelitian adalah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-

peraturan yang terdapat dalam penelitian”. Dari uraian di atas dapat disimpulkan

bahwa metodologi penelitian merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang

mempelajari bagaimana prosedur kerja mencari kebenaran. Metodologi penelitian

merupakan cara dan upaya yang ditempuh oleh seorang peneliti untuk mencapai

tujuan penelitiannya.

A. Tempat Dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian yang mengambil judul “Kontribusi Industri Kecil Kerajinan

Gitar Dalam Upaya Penyerapan Tenaga Kerja” dilakukan di Desa Ngrombo,

Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo. Lokasi tersebut dipilih karena Desa

Ngrombo merupakan daerah sentra industri kecil kerajinan gitar di Kabupaten

Sukoharjo. Berdasarkan data dari monografi Desa Ngrombo tahun 2009

tercatat terdapat 56 unit industri kecil kerajinan gitar. Berkembangnya industri

44

Page 61: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kecil kerajinan gitar di Desa Ngrombo pada nantinya akan berpebengaruh

terhadap penyerapan tenaga kerja di desa tersebut. Oleh karena itu Desa

Ngrombo termasuk dalam kriteria desa yang tepat untuk dapat ditemukan

informan yang akan dijadikan sebagai sumber penelitian. Informan dalam

penelitian ini yaitu perangkat desa, pengrajin gitar dan tenaga kerja industri

kerajinan gitar di Desa Ngrombo.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah konsultasi pengajuan judul disetujui oleh

Dosen Pembimbing skripsi dan telah mendapatkan ijin dari berbagai pihak

yang berwenang baik dari dalam kampus maupun lembaga/instansi-instansi

yang terkait. Penelitian ini akan dilaksanakan terhitung sejak penyusunan

proposal sampai penyusunan laporan yakni dari bulan Januari 2010 sampai

bulan Juli 2010. Namun tidak menutup kemungkinan adanya perubahan waktu

yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang diperlukan dalam penelitian.

Tabel 2. Waktu Dan Kegiatan Penelitian

NO KEGIATAN

TAHUN 2010Jan’10 Feb’10 Mar’10 Apr’10 Mei’10 Jun’10 Juli’10

1 Penyusunan

proposal 2 Perijinan 3 Pengumpulan

data 4 Analisis data 5. Penyusunan

laporan

B. Bentuk Dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Berdasarkan masalah yang diajukan dalam penelitian maka peneliti

memilih penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (1993:30),

“metodologi kualitatif menunjuk kepada prosedur-prosedur riset yang

menghasilkan data deskriptif berupa ungkapan atau catatan orang itu sendiri

atau tingkah laku mereka yang terobservasi”. Pendekatan ini, mengarah

45

Page 62: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kepada keadaan-keadaan individu secara holistik (utuh)”. Lexy Moleong

(2007:3) mengutip pendapat Denzin dan Lincoln menyatakan bahwa

“penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah,

dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan

jalan melakukan berbagai metode yang ada”. H.B Sutopo, (2002:49)

mengatakan “penelitian kualitatif menekankan pada makna, lebih

memfokuskan pada data kualitas dengan analisis kualitatifnya”. Dapat diambil

kesimpulan, metode penelitian kualitatif adalah penelitian yang menekankan

makna dari obyek yang menjadi pengamatan dan lebih memusatkan pada

kualitas data tersebut.

Dari penjelasan tersebut, maka dalam penelitian ini dipilih jenis

penelitian kualitatif karena dalam penelitian kualitatif proses untuk

memperoleh makna digali lebih luas, sehingga diperoleh makna yang dalam.

Sesuai dengan sifatnya, penelitian kualitatif ini bersifat holistic, jadi

memandang suatu masalah sebagai sebuah kesatuan dari proses sosial. Dalam

masalah alasan masyarakat Desa Ngrombo bekerja di sektor industri kecil

kerajinan gitar dan kontribusi sektor industri kecil kerajinan gitar dalam

penyerapan tenaga kerja, serta strategi masyarakat desa Ngrombo dalam

mengatasi masalah yang menghambat jalannya industri kecil kerajinan gitar

tersebut, teknik kualitatif akan lebih mudah digunakan. Di dalam teknik

kualitatif terdapat berbagai proses interpretative secara lebih dalam, yang

berusaha untuk menjawab hakekat dari realitas yang terbentuk secara sosial

(Cassirer, 1985 ; Berger & Luckmann, 1991: 21). Dari berbagai proses

tersebut, maka dapat diungkap informasi kualitatif dengan mendeskripsikan

secara cermat dan penuh makna berharga. Dari hasil penelitian ini dianalisis

secara diskriptif dan diinterpretasikan, sehingga akan terjaring jawaban sesuai

dengan pertanyaan dan tujuan penelitian.

2. Strategi Penelitian

46

Page 63: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Strategi merupakan bagian dari desain penelitian yang dapat

menjelaskan bagaimana tujuan penelitian akan dicapai dan bagaimana

masalah yang dihadapi di dalam penelitian akan dikaji dan dipecahkan untuk

dipahami. Menurut H.B Sutopo (2002:123) “strategi adalah metode yang

digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data”

Strategi penelitian ini adalah studi kasus terpancang tunggal. Studi kasus

menurut Schramm dalam Yin (1981:56) adalah “suatu pendekatan untuk

mempelajari, menerangkan atau menginterpretasikan suatu kasus (case) dalam

konteksnya secara natural, tanpa adanya intervensi dari pihak luar”. Mulyana

(2003:201), studi kasus adalah “uraian dan penjelasan komprehensif mengenai

berbagi aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi

(komunitas), suatu program, atau suatu situasi sosial”. Terpancang artinya

terfokus, maksudnya dalam penelitian ini memfokuskan pada suatu masalah

yang sudah ditetapkan sebelum peneliti terjun ke tempat penelitian. Dalam

penelitian ini fokus penelitian yaitu tentang penyerapan tenaga kerja oleh

sektor industri kecil kerajinan gitar di Desa Ngrombo. Disebut tunggal karena

penelitian ini merupakan penataan secara rinci aspek-aspek tunggal.

H.B Sutopo ( 2002:112-113) mengungkapkan “aspek tunggal bisa dilakukan

pada sasaran satu orang atau lebih, satu desa, kecamatan, kabupaten, propinsi,

negara, bangsa atau lebih, tergantung adanya kesamaan karakteristiknya atau

adanya keseragaman”. Jadi dalam studi kasus yang terpenting adalah

bagaimana menyajikan pandangan subjektif dari peneliti. Hal ini dapat

dilakukan atau dapat dicapai dengan menggunakan metode wawancara,

pengamatan, telaah dokumen atau arsip.

Studi kasus digunakan karena untuk memperoleh kebenaran dalam

penelitian yaitu tentang kasus penyerapan tenaga kerja oleh industri kecil

kerajinan gitar di Desa Ngrombo. Informan dipilih mulai dari perangkat Desa ,

perajin dan tenaga kerja industri kecil kerajinan gitar untuk mewakili dan

mengungkapkan jawaban tentang alasan masyarakat Desa Ngrombo

mengembangkan industri kecil kerajinan gitar dalam mengatasi kelebihan

tenaga kerja, kontribusi industri tersebut dalam mengatasi kelebihan tenaga

47

Page 64: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kerja dan upaya masyarakat dalam mengatasi masalah yang menghambat

jalannya industri tersebut. Dengan studi kasus ini dapat mempelajari

semaksimal mungkin seorang individu yang menjadi informan, yang dapat

memberikan pandangan yang lengkap mengenai masalah yang diteliti, yang

dalam hal ini adalah masalah penyerapan tenaga kerja. Ini akan membawa

dampak pada data yang diperoleh lebih nyata dan dalam, sehingga dari data

tersebut dapat dimaknai secara lebih luas, dan menghasilkan gambaran

permasalahan yang tampak lebih jelas.

C. Sumber Data

Dalam penelitian, sumber data memiliki peranan penting bagi peneliti

untuk menentukan ketepatan dan kebenaran tujuan penelitian dari informasi

yang diperoleh. Menurut Lofland dan Lofland yang dikutip Moleong

(2007:112) mengatakan “sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah

kata-kata, dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan

lain-lain”. Sumber data dalam penelitian ini diantaranya sebagai berikut:

1. Informan (narasumber)

Menurut H.B. Sutopo (2002:50) “dalam penelitian kualitatif posisi

sumber data manusia (narasumber) sangat penting perannya sebagai individu

yang memiliki informasinya”. Informan dalam penelitian ini adalah para

perajin dan tenaga kerja serta perangkat Desa Ngrombo Kecamatan Baki,

Kabupaten Sukoharjo. Dasar pemilihan informan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

a. Pengrajin .

Pengrajin yaitu orang yang mempunyai ketrampilan khusus dan sudah

ahli serta menguasai teknik produksi dalam sektor industri kecil kerajinan

gitar. Pengrajin biasanya adalah orang yang juga menjadi pemilik industri

kecil kerajinan gitar di Desa Ngrombo.

b. Perangkat Desa Ngrombo.

Perangkat Desa yaitu orang-orang yang bertugas dalam lingkup

pemerintahan desa dan kegiatan administrasi desa. Perangkat Desa

meliputi Kepala Desa dan Petugas kelurahan. Ini dikarenakan perangkat

48

Page 65: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

desa mengetahui karakteristik masyarakat Desa Ngrombo sebagai desa

industri kecil kerajinan gitar dan untuk mengetahui usaha-usaha apa saja

yang telah dilakukan dalam mengembangkan industri kerajinan gitar di

Desa Ngrombo yang nantinya akan berpengaruh terhadap penyerapan

tenaga kerja di desa tersebut.

c. Tenaga kerja industri kerajinan gitar.

Tenaga kerja merupakan orang yang bekerja di sektor industri kecil

kerajinan gitar. pemilihan tenaga kerja sebagai informan karena

disesuaikan dengan fokus penelitian yaitu tentang penyerapan tenaga kerja

oleh sektor industri kecil kerajinan gitar.

2. Peristiwa dan Aktivitas

Dalam hal penelitian bukan hanya melalui informasi yang diberikan

seseorang atau dari catatan yang tertulis saja, namun juga dilakukan kajian

terhadap aktivitas yang dilakukan meskipun tidak harus secara langsung

diamati. Peristiwa atau aktivitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

kegiatan dalam kehidupan sehari–hari penduduk desa yang meliputi pekerjaan

yang mereka lakukan. Hal ini dapat dilihat melalui aktivitas yang mereka

lakukan di sektor industri di samping aktivitas pada sektor pertanian sebagai

upaya mereka menggunakan waktu senggang.

3. Dokumen dan Arsip

Dokumen dan arsip merupakan sumber data yang tidak kalah pentingnya

dalam penelitian kualitatif. Data yang diperoleh selain berasal dari informan,

juga diperoleh dari dokumen atau arsip. Menurut Sugiyono (2005:82)

“dokumen merupakan cacatan peristiwa yang sudah berlalu”. Lebih lanjut HB

Sutopo (2002 : 54) menjelaskan bahwa “dokumen dan arsip merupakan bahan

tertulis yang bergayutan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu”.

Dokumen ini bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental

dari seseorang. Dokumen yang diperlukan dalam penelitian ini adalah arsip

serta data mengenai besarnya jumlah tenaga kerja yang dapat terserap oleh

industri kecil kerajinan gitar di Desa Ngrombo saat ini. Dokumen dan arsip ini

dapat diperoleh dari monografi Desa Ngrombo, data ketenagakerjaan 2009.

49

Page 66: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pengumpulan data melalui monografi Desa Ngrombo ini dipilih untuk

memudahkan dan mengetahui data penduduk yang meliputi jumlah penduduk,

tingkat pendidikan, dan data ketenagakerjaan Desa Ngrombo. Pada data

monografi dan data ketenagakerjaan telah disediakan data yang tertulis secara

jelas, angka dan jumlah penduduk, tingkat pendidikan, angkatan kerja di Desa

Ngrombo. Jadi dengan demikian diperoleh data yang yang riil untuk nanti

digali dan ditangkap makna yang tersirat dari dokumen tersebut.

D. Teknik Cuplikan

Di dalam penelitian kualitatif yang digunakan untuk menarik sampel

sangat selektif. Sampel yang dimaksud mempunyai fungsi yang sangat

bermakna sebagai sumber informasi. Kualitatif tidak memandang dari segi

kuantitasnya melainkan segi kualitas dari penelitian sehingga jumlah sampel

tidak begitu diperhitungkan dan bukan mewakili populasi namun untuk

menggali informasi sebanyak-banyaknya dan sedalam-dalamnya.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik purposive dengan

snowball. Menurut Patton yang dikutip H.B. Sutopo (2002:185), ”purposive

adalah peneliti akan memilih informan yang dipandang paling tahu, sehingga

kemungkinan pilihan informan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan

dan kemantapan peneliti dalam memperoleh data”. Dalam teknik purposive,

peneliti tidak menjadikan semua orang sebagai informan dimana teknik

pengambilan informan dengan cara tidak memberikan kesempatan kepada

informan, tetapi peneliti memilih informan yang dipandang tahu dan cukup

memahami tentang keadaan industri kecil kerajinan gitar dan gambaran

masyarakat Desa Ngrombo.

Snowball sampling menurut Yin ”digunakan bilamana peneliti ingin

mengumpulkan data, yang berupa informasi dari informan dalam salah satu

lokasi, tetapi peneliti tidak tahu siapa yang paling tepat untuk dipilih, karena

tidak mengetahui kondisi dan struktur warga masyarakat dalam lokasi

tersebut” (HB. Sutopo,2002:57). Dalam penelitian ini cara peneliti melakukan

snowball yaitu menemukan informan dengan cara bertanya pada orang

pertama misalnya kepala Desa Ngrombo untuk selanjutnya bergulir ke orang

50

Page 67: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kedua misalnya perajin gitar, kemudian orang ketiga misalnya perajin gitar

yang lain dan seterusnya sehingga diperoleh data yang lengkap, akurat dan

mendalam. Dalam metode ini beberapa obyek penelitian dipilih misalnya

alasan penduduk bekerja dalam sektor industri, kemudian dari yang dipilih

tersebut dijadikan sebagai sumber data yang akan membantu dalam

mengungkap permasalahan yang telah dirumuskan. Snowball digunakan

peneliti untuk mencari informan kunci (key informan) yaitu peneliti

mengambil orang-orang kunci untuk dijadikan sebagai sumber data yang

dapat dipercaya sehingga menghasilkan informasi yang jelas. Informan yang

digunakan dalam penelitian ini adalah pengrajin gitar, tenaga kerja dan juga

perangkat Desa Ngrombo.

E. Teknik Pengumpulan Data

Kegiatan pengumpulan data merupakan bagian yang penting dalam

setiap penelitian. (HB Sutopo,2002: 47) “dalam penelitian kualitatif, data

penelitian bukan sebagai alat dasar pembuktian tetapi sebagai modal dasar

bagi pemahaman, sehingga proses pengumpulan data akan lebih lentur dan

dinamis”. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan

adalah wawancara, observasi langsung dan dokumentasi:

1) Wawancara ,

Wawancara yaitu cara yang dipakai untuk memperoleh informasi melalui

kegiatan interaksi sosial antara peneliti dan yang diteliti, melalui kegiatan

tanya jawab (Slamet, 2006:101). Sedangkan Mulyana (2003:180) menjelaskan

bahwa wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan

seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu.

Dalam penelitian ini wawancara dilakukan dengan perangkat Desa

Ngrombo, pengrajin gitar dan tenaga kerja dalam industri kecil kerajinan gitar.

Wawancara dipilih karena untuk memperoleh informasi sesuai fokus

penelitian yaitu alasan penduduk bekerja di sektor industri di samping bekerja

di sektor pertanian dan upaya-upaya yang mereka lakukan dalam

51

Page 68: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mengembangkan industri kecil kerajinan gitar. Wawancara dilakukan

langsung kepada informan, melalui proses komunikasi lewat tanya jawab.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik wawancara tidak

terstruktur atau wawancara mendalam. Di sini peneliti tidak tahu apa yang

belum diketahuinya. Wawancara dilakukan dengan bebas dengan suasana

informal dan pertanyaan tidak terstruktur namun tetap mengarah pada fokus

masalah penelitian. Informan yang dipilih adalah informan yang dianggap

tahu tentang topik permasalahan yang bersangkutan. Peneliti mencatat

informasi yang diberikan oleh informan dan mendiskusikan yang belum jelas

tanpa memberikan pengaruh terhadap informan mengenai jawaban yang

diberikan. Peneliti menggunakan instrumen penelitian dengan panduan.

2. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang bersifat non verbal,

biasanya berupa studi lapangan di mana peneliti berperan sebagai pengamat.

(Sutopo HB, 2002 : 64) “teknik observasi digunakan untuk menggali data dari

suatu sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi dan benda serta

rekaman gambar”. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik

observasi berperan pasif dimana peneliti terlibat secara langsung dalam

kegiatan yang dilakukan oleh obyek penelitian namun peneliti hanya sebagai

pengamat saja.

Hal yang diobservasi dalam penelitian ini yaitu meliputi aktivitas sehari-

hari penduduk yang bekerja di sektor industri di samping bekerja di sektor

pertanian. Observasi ini dilakukan guna mendapatkan gambaran aktivitas

kehidupan sehari-hari penduduk untuk menjawab persoalan alasan penduduk

melakukan kegiatan di sektor industri kecil kerajinan gitar.

3. Dokumentasi

Pengumpulan data memalui dokumentasi yang dilakukan yaitu menelaah

dokumen, arsip yang berhubungan dengan peristiwa atau masalah. Umumnya

berupa catatan yang berharga bagi pemahaman suatu peristiwa. Mencatat

dokumen menurut Yin bukan hanya sekedar mencatat isi penting yang tersurat

52

Page 69: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dalam dokumen atau arsip, tetapi juga tentang maknanya yang tersirat

( Sutopo, 2002 : 69-70).

Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah data arsip yang

diperoleh dari data monografi Desa Ngrombo dan data ketenagakerjaan desa

Ngrombo yang relevan dan mendukung penelitian. Hal ini dilakukan untuk

mendukung pengumpulan data mengenai kontribusi Industri kecil kerajinan

gitar dalam penyerapan tenaga kerja di Desa Ngrombo. Dokumentasi juga

dilakukan dengan rekaman wawancara dan hasil foto dari aktivitas perajin dan

tenaga kerja pada industri rumah tangga kerajinan gitar.

F. Validitas Data

Setelah dilakukan penelitian, data dan informasi yang berhasil

dikumpulkan perlu diuji kebenarannya. Oleh karena itu setelah data terkumpul

dilakukan pemeriksaan keabsahannya atau validitas data. Validitas data

merupakan pengujian data dalam penelitian agar dapat

dipertanggungjawabkan kebenarannya atau tidak. Untuk meningkatkan

kesahihan data, peneliti menggunakan teknik trianggulasi .

Trianggulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat

menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang

telah ada. Moleong (2007:178) menyatakan,“trianggulasi adalah teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar

data itu untuk keperluan pengecekan/sebagai pembanding terhadap data itu”.

Maksudnya adalah, data yang diperoleh akan diuji keabsahannya dengan cara

mengecek kepada sumber lain sehingga dihasilkan suatu kebenaran.

Menurut Sutopo, H.B (2002:78-83) dengan mengutip Patton, teknik

trianggulasi ada empat macam, yaitu:

1. Trianggulasi data (trianggulasi sumber)

Yaitu peneliti menggunakan beberapa sumber data untuk mengumpulkan

data yang sama.

2. Trianggulasi metode

Yaitu penelitian yang dilakukan dengan menggunakan teknik atau metode

pengumpulan data yang berbeda.

53

Page 70: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Trianggulasi peneliti

Yaitu hasil penelitian baik data maupun simpulan mengenai bagian

tertentu atau keseluruhannya bisa diuji validitasnya dari beberapa peneliti.

4. Trianggulasi teori

Yaitu trianggulasi yang dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan

perspektif lebih dari satu teori dalam membahas permasalahan yang dikaji.

Dari uraian tentang trianggulasi di atas, penulis menggunakan

pendekatan trianggulasi data (sumber) yaitu pengumpulan data dengan

menggunakan berbagai sumber untuk mengumpulkan data yang sama. Artinya

data yang sama atau sejenis akan lebih mantab kebenarannya bila digali dari

beberapa sumber informan yang berbeda. Informasi yang diperoleh dari satu

informan selalu dibandingkan dan diuji dengan data/informasi yang diperoleh

dari informan lain untuk mengecek kepercayaan suatu informasi yang

diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda. Dengan demikian apa yang

diperoleh dari sumber yang satu, bisa lebih teruji kebenarannya bilamana

dibandingkan dengan data sejenis yang diperoleh dari sumber lain yang

berbeda baik kelompok sumber sejenis maupun sumber yang berbeda

jenisnya. Selain itu, penulis juga menggunakan trianggulasi metode yaitu

pengumpulan data dengan teknik pengumpulan data yang berbeda. Cara-cara

yang ditempuh dalam melaksanakan trianggulasi pada penelitian ini yaitu

sebagai berikut :

1. Membandingkan apa yang dikatakan informan satu dengan informan yang

lain tentang alasan mereka bekerja di sektor industri kecil kerajinan gitar

di samping bekerja di sektor pertanian.

2. Membandingkan data hasil observasi terhadap aktivitas sehari-hari

penduduk desa dengan data hasil wawancara.

3. Membandingkan hasil wawancara dengan dokumen-dokumen yang

diperoleh dari monografi desa dan data ketenagakerjaan Desa Ngrombo

yang relevan atau berkaitan.

Dengan prosedur ini diharapkan data benar-benar valid dan kesimpulan

yang diperoleh memiliki validitas yang tinggi.

54

Page 71: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

G. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan bersamaan saat

pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan dalam

periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis

terhadap jawaban dari informan. Bila jawaban dari informan setelah dianalisis

terasa belum lengkap dan mendalam, maka peneliti akan melanjutkan

interview lagi, sampai data benar-benar lengkap dan mendalam. Miles dan

Huberman (1992:20) mengemukakan “aktivitas dalam analisis data kualitatif

dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai

tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.

Penelitian ini menggunakan analisa model interaktif, dimulai dari

pengumpulan data, reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan.

Keterkaitan empat komponen dilakukan secara interaktif dengan proses

pengumpulan data yang dilakukan secara kontinyu sehingga proses analisis

merupakan rangkaian interaktif yang bersifat siklus.

Gambar 2. Analisis Data Kualitatif Menurut Milles Dan Huberman (1992:20)

1. Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dari berbagai

sumber antara lain buku-buku yang relevan, informasi, dan peristiwa di

55

Pengumpulan data Sajian

data

Penarikan kesimpulan

Reduksi data

Page 72: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lapangan. Sedangkan pengumpulan data melalui teknik observasi, wawancara

dan dokumentasi.

2. Reduksi Data

Tahap ini merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan dan

abstraksi data yang telah terkumpul. Dengan reduksi data, data kualitatif dapat

disederhanakan dan ditransformasikan dalam berbagai cara, seperti melalui

seleksi yang ketat, melalui ringkasan/uraian singkat, menggolongkan dalam

klasifikasi yang telah ditentukan. Proses ini berlangsung terus sepanjang

pelaksanaan penelitian baik sebelum atau sesudah pengumpulan data.

Reduksi data berlangsung sejak peneliti mengambil keputusan tentang

kerangka kerja konseptual, pemilihan kasus, menyusun pertanyaan penelitian

sampai pada proses verifikasi data. Pada saat reduksi data, peneliti

menentukan beberapa informan untuk mendiskripsikan alasan masyarakat

desa Ngrombo bekerja di sektor industri kecil kerajinan gitar,mendiskripsikan

kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam penyerapannya pada tenaga

kerja di Desa Ngrombo. Di dalamnya dibahas tentang kendala-kendala yang

dihadapi para pengusaha kecil dan rumah tangga serta para tenaga kerja, cara

yang dilakukan untuk keluar dari kendala tersebut, usaha para pengrajin dalam

meningkatkan dan mengembangkan usaha hingga akhirnya dapat menyerap

tenaga kerja. Selain itu peneliti juga mendapat data dari buku-buku yang

relevan dengan masalah penelitian.

3. Sajian Data

Sajian data dilakukan merangkai data atau informasi yang telah

direduksi dalam bentuk narasi kalimat, gambar/ skema, maupun tabel yang

memungkinkan kesimpulan penelitian dapat dilakukan. Sajian data ini

merupakan rangkaian kalimat yang disusun secara logis dan sistematis

sehingga bila dibaca akan mudah dipahami mengenai berbagai hal yang terjadi

dalam penelitian, yang memungkinkan peneliti untuk melakukan sesuatu pada

analisis/ tindakan lain berdasarkan pemahaman tersebut.

Pada awal pengumpulan data hingga penyajian data, peneliti melakukan

pencatatan dan membuat pertanyaan untuk membuat kesimpulan. Penyajian

56

Page 73: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

data dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi langsung dan wawancara

mendalam. Adapun penyajian data untuk mendiskripsikan alasan masyarakat

Desa Ngrombo bekerja pada sektor industri kecil kerajinan gitar,

mendeskripsikan penyerapan tenaga kerja pada sektor industri kecil kerajinan

gitar di Desa Ngrombo, mengidentifikasikan jalannya industri kecil kerajinan

gitar di Desa Ngrombo. Di dalamnya dibahas tentang kendala-kendala yang

dihadapi para pengusaha kecil dan rumah tangga serta para tenaga kerja, cara

yang dilakukan untuk keluar dari kendala tersebut, dan usaha para pengrajin

dalam meningkatkan dan mengembangkan usaha hingga akhirnya dapat

menyerap tenaga kerja.

4. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan rangkaian pengolahan data yang

berupa gejala kasus yang terdapat di lapangan. Kesimpulan akhir tidak akan

terjadi sampai waktu proses pengumpulan data berakhir. Kesimpulan harus

diverifikasi agar cukup mantap dan benar-benar bisa dipertanggungjawabkan.

Untuk itu peneliti melakukan aktivitas pengulangan untuk tujuan pemantapan,

penelusuran data kembali, melihat lagi field note sehingga kesimpulan

penelitian menjadi kokoh dan lebih bisa dipercaya.

H. Prosedur Penelitian

Menurut Sutopo, H.B (2002:187-190) prosedur penelitian adalah

rangkaian tahap demi tahap kegiatan dari awal sampai akhir penelitian. Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan prosedur atau langkah-langkah dari

persiapan, pengumpulan data, analisis data, dan penyusunan laporan

penelitian.

1. Persiapan

a. Mengajukan judul penelitian kepada pembimbing.

b. Mengumpulkan bahan/ sumber materi penelitian.

c. Menyusun proposal penelitian.

d. Mengurus perijinan penelitian.

e. Menyiapkan instrument penelitian/ alat observasi.

57

Page 74: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Pengumpulan data

a. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan

dokumentasi.

b. Membuat field note.

c. Memilah dan mengatur data sesuai kebutuhan.

3. Analisis data

a. Menentukan teknik analisis data yang tepat sesuai proposal penelitian.

b. Mengembangkan sajian data dengan analisis lanjut kemudian

direcheckkan dengan temuan lapangan.

c. Melakukan verifikasi dan pengayakan dengan pembimbing.

d. Membuat simpulan akhir sebagai temuan penelitian.

4. Penyusunan laporan penelitian

a. Penyusunan laporan awal.

b. Review laporan yaitu mendiskusikan laporan yang telah disusun

dengan orang yang cukup memahami penelitian.

c. Melakukan perbaikan laporan sesuai hasil diskusi.

d. Penyusunan laporan akhir.

58

Page 75: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

SAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Deskripsi daerah penelitian ini meliputi : keadaan geografis, keadaan

demografi, dan kondisi sosial budaya masyarakat Desa Ngrombo. Data-data

tersebut berdasarkan dari Data Monografi Desa Ngrombo pada tahun 2009.

1. Keadaan Geografis

Desa Ngrombo merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan

Baki, Kabupaten Sukoharjo, Propinsi Jawa Tengah. Kabupaten ini berjarak 10 km

dari kota Surakarta. Kabupaten Sukoharjo diapit oleh 6 Kabupaten yaitu sebelah

utara berbatasan dengan Kota Surakarta dan Kabupaten Karanganyar, sebelah

timur berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar, sebelah selatan berbatasan

dengan Kabupaten Gunung Kidul (Provinsi DIY) dan Kabupaten Wonogiri, serta

sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten. Hal

inilah yang menjadikan Kabupaten Sukoharjo mempunyai posisi yang cukup

strategis sebagai jalur perhubungan antar wilayah kabupaten.

Kabupaten Sukoharjo terdiri dari beberapa kota Kecamatan. Salah satu

Kecamatan yang berada di Kabupaten Sukoharjo adalah Kecamatan Baki yaitu

sebuah kecamatan yang terkenal dengan hasil kerajinan gitarnya. Salah satu Desa

di Kecamatan Baki yang terkenal dengan kerajinan gitarnya adalah Desa

Ngrombo. Berdasarkan data dari monografi Desa Ngrombo tahun 2009, Desa

Ngrombo terdiri dari 12 Dukuh, dengan dengan 4 RW dan 15 RT. Jarak Desa

Ngrombo dengan Kecamatan Baki 4,5 km. Jarak Desa Ngrombo dengan

Kabupaten Sukoharjo 15 km. Adapun batas-batas Desa Ngrombo adalah sebagai

berikut : Sebelah utara dan timur berbatasan dengan Desa Mancasan. Desa

Mancasan adalah desa yang sebagian besar penduduknya juga merupakan

pengrajin gitar. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Bener yaitu sebuah desa

yang telah masuk sebagai wilayah Kabupaten Klaten dan sebelah barat berbatasan

dengan Desa Parangjoro yaitu Desa yang masuk dalam wilayah Kecamatan

Grogol, Kabupaten Sukoharjo.

59

Page 76: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Letak Desa berada jauh dari jalur utama Kecamatan Baki dan Kabupaten

Sukoharjo. Untuk menemukan lokasi Desa Ngrombo maka harus menyusuri jalan

penghubung antara jalan raya Sukoharjo-Baki dengan Desa Ngrombo. Jalan

penghubung yang beraspal dan telah sedikit rusak itu menjadi satu-satunya jalan

yang sangat diandalkan oleh warga setempat. Transportasi utama berupa sepeda

motor dan jenis kendaraan pribadi yang lainnya. Hampir tidak ada sarana

transportasi umum yang melewati Desa Ngrombo. Sarana komunikasi sebagian

besar mengandalkan telepon genggam dan beberapa Wartel yang terletak di

wilayah Desa. Sarana hiburan didominasi oleh televisi milik pribadi.

Desa Ngrombo terletak pada ketinggian 110 m di atas permukaan laut

dengan suhu rata-rata 32 ̊ C. Dengan ketinggian tersebut maka sebagian besar

wilayah Desa Ngrombo berupa dataran rendah dengan bentang wilayah yang

datar. Luas wilayah Desa Ngrombo adalah 126 Ha yang terbagi menjadi beberapa

bagian. Berikut ini pemanfaatan tanah yang ada di Desa Ngrombo yaitu : 71 Ha

atau 56,3 % dari luas wilayah Desa Ngrombo untuk sawah, 39 Ha atau 30,9%

untuk pemukiman dan tanah kering, dan 16 Ha atau 12,8% dari luas wilayah Desa

Ngrombo digunakan untuk fasilitas umum misalnya kantor pemerintahan,

lapangan dan lain-lain. Terdapat 789 Jumlah kepala keluarga yang menghuni

Desa Ngrombo dan tingkat kepadatan penduduk mencapai 4, 95/ km.

Dukuh yang digunakan dalam penelitian ini meliputi semua Dukuh yang

terdapat di Desa Ngrombo. Hal ini dikarenakan keberadaan industri kecil

kerajinan gitar di Desa Ngrombo dapat ditemukan dengan mudah di setiap Dukuh

yang tersebar di Desa Ngrombo.

2. Keadaan Demografi

a. Penduduk Menurut Umur

Berdasarkan data monografi Desa Ngrombo tahun 2009 tercatat jumlah

penduduk Desa Ngrombo berjumlah 2.545 jiwa, yang terdiri dari 1.311 atau

51,5% dari total jumlah penduduk adalah berjenis kelamin perempuan dan 1.234

atau 48,5% adalah berjenis kelamin laki-laki. Jika ditinjau dari jenis kelaminnya

jumlah penduduk perempuan lebih banyak daripada jumlah penduduk laki-laki.

Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur digambarkan sebagai berikut :

60

Page 77: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

usia 0-14 tahun berjumlah 674 jiwa atau 26,48% dari total jumlah penduduk, usia

15-58 tahun berjumlah 1657 jiwa atau 65,1% dan usia 58 ke atas berjumlah 214

jiwa atau 9.02% dari total jumlah penduduk.

Di Desa Ngrombo terdapat 789 jumlah kepala keluarga. Dari gambaran

jumlah penduduk di Desa Ngrombo yang telah disebutkan maka dapat

disimpulkan bahwa mayoritas penduduk berada pada usia produktif yaitu antara

umur 15-48 tahun sehingga angkatan kerja di Desa Ngrombo cukup tinggi

jumlahnya.

b. Penduduk Menurut Pekerjaan

Sebagian besar penduduk Desa Ngrombo bekerja sebagai buruh tani.

Selain itu terdapat penduduk yang bermata pencaharian sebagai petani, pedagang,

pengrajin, pegawai swasta, pegawai negeri, dan lain-lain. Jumlah penduduk Desa

Ngrombo berdasarkan mata pencahariannya adalah sebagai berikut : yang bekerja

di sektor pertanian tercatat ada 460 jiwa atau 27,7%. Pegawai sektor formal (PNS,

TNI, POLRI, Guru, Dokter) sebesar 73 jiwa atau 4,4%. Tercatat yang paling

tinggi adalah angka pada pekerja tidak tetap (pekerja yang menggunakan sebagian

jam kerja pada sektor pertanian dan sektor non pertanian) mencapai 746 jiwa atau

45,2% dan sedang mencari pekerjaan 75 jiwa atau 4,5%. Sedangkan untuk yang

lain bekerja pada sektor informal (Pengusaha, Karyawan perusahaan swasta,

usaha mandiri, penata laksana rumah tangga (PRT)) sebesar 303 jiwa atau 18,28%

(Monografi Desa Ngrombo, Data Ketenagakerjaan 2009).

Dari data di atas maka dapat diketahui bahwa angka tertinggi diduduki

oleh pekerja tidak tetap (pekerja yang menggunakan sebagian jam kerja pada

sektor pertanian dan sektor non pertanian) dan kemudian angka tertinggi kedua

ditempati oleh penduduk yang mempunyai mata pencaharian penduduk pada

sektor pertanian yaitu sebagai buruh tani dan petani. Untuk penduduk yang tidak

terserap ke dalam sektor pertanian mereka pada umumnya bekerja sebagai buruh

industri dan berusaha di sektor yang lainnya. keterbatasan lahan pertanian

menjadikan petani tidak maksimal dalam menggunakan jam kerja mereka karena

tenaga kerja yang dibutuhkanpun semakin berkurang. Oleh karena itu penduduk

yang bekerja di sektor pertanian relatif mempunyai waktu luang di waktu-waktu

61

Page 78: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tertentu misalnya antara musim tanam dan musim panen atau masa paceklik. Dari

hal tersebut maka mereka mulai mencari alternatif pekerjaan lain untuk mengisi

waktu luang mereka dan menambah penghasilan sehingga dapat mencukupi

kebutuhan hidup keluarganya. Salah satu alternatif yang dikembangkan oleh

masyarakat Desa Ngrombo adalah bekerja di sektor industri kecil kerajinan gitar.

Dengan adanya industri kecil kerajinan gitar di Desa Ngrombo maka penduduk

dapat bekerja menjadi buruh industri untuk mencukupi kebutuhan mereka.

Terlebih lagi ada yang menjadikan pekerjaan membuat gitar sebagai pekerjaan

utama mereka dan merekalah yang disebut sebagai pengrajin. Membuat kerajinan

gitar pada umumnya dilakukan di rumah-rumah penduduk. Dari bekerjanya di

sektor industri kecil kerajinan gitar maka pendapatan mereka bertambah dan bisa

untuk mencukupi kebutuhan hidup.

3. Keadaan Sosial Budaya

a. Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Dalam indeks pembangunan manusia, pendidikan menjadi salah satu

indikator yang menentukan taraf kesejahteraan masyarakat. Dengan pendidikan

masyarakat dapat mecapai kesejahteraan yang lebih baik. Untuk masyarakat

pedesaan kesadaran untuk menyekolahkan anaknya terkadang relatif rendah,

tetapi seiring dengan kemajuan zaman dan mudahnya sarana komunikasi

transportasi dan fasilitas pendidikan mempengaruhi kesadaran orangtua untuk

meningkatkan pendidikan anak mereka. Berikut ini data mengenai tingkat

pendidikan masyarakat Desa Ngrombo yang diambil dari Monografi Desa

Ngrombo Tahun 2009: usia < 1 tahun -6 tahun belum sekolah sebanyak 252 jiwa,

penduduk buta huruf 19 orang atau 0,74%, tidak tamat SD 37 orang atau 1,45%,

tamatan SD terdapat 39 atau 1,53%, usia 7-15 masih sekolah berjumlah 147

orang atau 5,77%, usia 15- 58 tahun yang tidak sekolah sebanyak 1628 jiwa, usia

7-15 tidak sekolah 3 orang atau 0,11%, tamat SLTP/sederajat terdapat 153 orang

atau 6,01%, SLTA/sederajat ada 158 orang atau 6,2%, tamat Akademi/Diploma

berjumlah 21 orang atau 0,82%, sedangkan Sarjana ke atas berjumlah 38 jiwa atau

1,49%.

62

Page 79: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dapat diambil kesimpulan bahwa penduduk Desa Ngrombo sudah banyak

yang mengenyam pendidikan. Selain itu juga, untuk lebih meningkatkan mutu

pendidikan masyarakat Desa Ngrombo maka di Desa Ngrombo dibangun sarana

pendukung pendidikan berupa sekolah. Sarana pendukung pendidikan tersebut

antara lain adalah 2 Sekolah SDN 1 Ngrombo dan SDN 2 Ngrombo, 2

TK/Playgroup serta 3 TPA (Taman Pendidikan Al-Quran).

b. Penduduk Menurut Agama Yang Dianut

Keyakinan beragama dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa

yang dapat menumbuhkembangkan ketaatan merupakan modal yang penting bagi

pembangunan terutama pembangunan yang bersifat moral bagi masyarakat.

Sebagian besar masyarakat Desa Ngrombo adalah pemeluk agama Islam.

Komposisi penduduk menurut agama yang dianut di Desa Ngrombo meliputi :

agama Islam berjumlah 2.497 orang atau 98,11%, agama katholik 12 orang atau

0,39%. Agama kristen 36 orang atau 1,29%, agama Hindu dan Budha tidak ada

yang memeluk di Desa Ngrombo. Jumlah penduduk yang meyoritas beraga islam

maka di Desa Ngrombo banyak didirikan sarana peribadatan yang berupa masjid.

Terjadap 8 masjid yang menjadi sarana peribadatan masyarakat di Desa Ngrombo.

Untuk pemeluk agama lain biasanya mereka beribadah di tempat peribadatan

mereka masing-masing yang letaknya agak jauh dari Desa Ngrombo.

B. Sajian Data

Pembahasan dari hasil penelitian ini merupakan gambaran yang

didasarkan pada temuan data yang dikaitkan dengan pertanyaan penelitian yakni

latar belakang masyarakat Desa Ngrombo bekerja di sektor industri kecil

kerajinan gitar, kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam menyerap tenaga

kerja di Desa Ngrombo, dan cara mengatasi masalah yang menghambat jalannya

Industri kecil kerajinan gitar di Desa Ngrombo. Terdapat 12 informan yang

bersedia diwawancarai untuk memberikan gambaran yaitu perangkat desa

meliputi Bp.Setiyadi dan Bp.Mulyana, pengrajin yang meliputi Bp.Marno,

Bp.Sadiman, Bp.Ipang, Bp.Antono, dan Bp.Marmo selain itu juga tenaga kerja

yang melipui Mas Sarwedi, Mas Andi, Mas Eko, Mas Ari, dan Mas Sudadi. Dari

63

Page 80: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

jawaban para informan ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang

persoalan yang diajukan dalam penelitian ini.

Saat ini daya serap tenaga kerja sektor pertanian secara relatif ini semakin

menurun di pedesaan. Hal ini dipengaruhi dengan adanya sistem mekanisasi

pertanian dan menyempitnya lahan pertanian di pedesaan karena banyak yang

beralih fungsi menjadi lahan bangunan dan rumah penduduk. Di sisi lain, secara

absolut pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja semakin meningkat. Lapangan

kerja dalam sektor pertanian di pedesaan menjadi terbatas. Banyak angkatan kerja

yang tidak terserap pada sektor pertanian. Kelebihan tenaga kerja yang tidak

segera direspon dengan pembukaan lapangan kerja baru akan menyebabkan

adanya pengangguran. Mereka yang tidak bekerja dan tidak terserap dalam

lapangan kerja dimungkinkan tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya secara

manusiawi.

Untuk mempertahankan kehidupan, manusia senantiasa melakukan

berbagai usaha dan upaya. Kembali pada permasalahan terbatasnya lapangan

pekerjaan di Desa Ngrombo, penduduk Desa Ngrombo mulai berusaha

mengembangkan kegiatan-kegiatan ekonomi baru di luar sektor pertanian. Salah

satu upaya masyarakat Desa Ngrombo dalam pengembangan kesempatan kerja

yaitu membuka usaha pada sektor industri tepatnya industri skala kecil.

Masyarakat Desa Ngrombo mulai mencoba mengembangkan Industri kecil

kerajinan gitar. Industri kecil kerajinan gitar tersebut selanjutnya mulai

dikembangkan oleh masyarakat Desa Ngrombo dan menjadi alternatif pekerjaan

lain di luar sektor pertanian.

Industri kecil kerajinan gitar di desa ngrombo pada mulanya berproduksi

dalam skala kecil atas permintaan dari masyarakat lokal sekitar seperti Surakarta,

Klaten, dan Yogyakarta. Namun lambat laun industri ini mulai meningkatkan

produksinya karena banyak permintaan dari masyarkat lokal maupun luar daerah

seperti Jakarta, kalimantan, Sumatera hingga Papua. Melihat kesempatan yang

begitu bagus masyarakat mulai serius menekuni kerajinan gitar tersebut. Dalam

pertumbuhannya usaha ini mengalami berbagai masalah, mulai dari masalah

faktor produksi sampai pada masalah pemasaran. Namun sejak adanya upaya

64

Page 81: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pembinaan dari pemerintah usaha ini secara perlahan–lahan mampu menjadi

alternatif pekerjaan yang cukup menjanjikan bagi masyarakat setempat.

1. Latar Belakang Pengembangan Industri Kecil Kerajinan Gitar

a. Gambaran Umum Industri Kecil Kerajinan Gitar di Desa Ngrombo

Industri kerajinan gitar merupakan bentuk industri kecil yang terdapat di

Desa Ngrombo. Kegiatan industri ini adalah memproduksi gitar yang berbahan

dasar kayu. Pada mulanya kegiatan industri membuat kerajinan gitar ini hanyalah

sebagai usaha sampingan masyarakat Desa Ngrombo. Waktu luang yang mereka

miliki di sektor pertanian karena kegiatan di sektor pertanian tidak banyak

menyita waktu dimanfaatkan oleh masyarakat dengan membuat kerajinan gitar

untuk mencari tambahan penghasilan.

Pada awalnya mayoritas masyarakat Desa Ngrombo bekerja sebagai

petani. Sektor pertanian telah dianggap menjadi mata pencaharian pokok selama

bertahun-tahun. Namun seiring dengan perkembangan zaman kegiatan masyarakat

di sektor pertanian mulai berkurang karena banyaknya lahan sawah yang mulai

beralih fungsi dari lahan pertanian menjadi lahan pemukiman penduduk. Seperti

yang diungkapkan oleh Bp.Setiyadi sebagai berikut, “waktu dulu orang belum

sebanyak ini mbak, masih banyak sawah di Desa Ngrombo ini tapi semakin lama

sawah-sawah itu mulai berubah menjadi rumah penduduk, jadi kegiatan pertanian

berkurang..” (W/Setiyadi/2/07/2010)

Lambat laun lahan pertanian mulai beralih fungsi. Penduduk pemilik lahan

mulai menjual tanahnya. Oleh karena itu masyarakat mulai mencari alternatif

untuk bekerja di luar sektor pertanian. Ketrampilan membuat kerajinan gitar yang

telah lama dimiliki oleh masyarakat Desa Ngrombo mulai dimanfaatkan untuk

memulai usaha kerajinan gitar. Bermula dari hal tersebut usaha kerajinan gitar di

Desa Ngrombo dimulai dan terus menerus di kembangkan. Usaha kerajinan gitar

itu menjadi alternatif pekerjaan di samping bekerja di sektor pertanian. Kebutuhan

sehari-hari yang semakin meningkat memaksa masyarakat Desa Ngrombo untuk

mencari penghasilan lain di luar sektor pertanian. Hal ini senada dengan apa yang

diungkapkan Bp.Setiyadi ,“kerajinan gitar ini dapat dikatakan sebagai sebuah

65

Page 82: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

alternatif bagi masyarakat untuk bekerja selain bekerja di sektor pertanian...” (W/

Setiyadi/2/07/2010)

Jawaban yang sama juga diperoleh dari Bp.Mulyana yang saat ini berumur

47 tahun mengungkapkan bahwa keberadaan industri kerajinan gitar telah ada

sejak beliau lahir. Sampai saat ini belum diketahui entah darimana ketrampilan

membuat gitar itu diperoleh oleh masyarakat Desa Ngrombo. Diakui oleh Bapak

Mulyana bahwa ketrampilan membuat kerajinan gitar itu diperoleh secara turun

temurun dari generasi ke generasi. Berikut pernyataan dari Bp.Mulyana :

“.... kerajinan gitar di Desa Ngrombo ini ada ya karena warisan dari generasi ke generasi, ketrampilan diperoleh dari bapaknya ke anaknya, kemudian ke anaknya lagi atau cucunya terus ke buyutnya dan seterusnya terus lama-lama jadi berkembang industri kerajinan gitar ini di Desa Ngrombo mbak...” (W/Mulyana/7/07/2010).

Untuk meresmikan keberadaan industri kecil kerajinan gitar di Desa

Ngrombo maka pada tahun 1960 Desa Ngrombo Kecamatan Baki Kabupaten

Sukoharjo diresmikan sebagai kawasan sentra industri kecil kerajinan gitar

(Monografi Desa Ngrombo, 2009, Sejarah Singkat Industri Kecil Kerajinan

Gitar). Dari sinilah usaha industri kerajinan gitar di Desa Ngrombo mulai

berkembang dan menjadi alternatif pekerjaan baru untuk menambah pendapatan

bagi masyarakat Desa Ngrombo. Seiring dengan berjalannya waktu lambat laun

perkembangan industri kerajinan gitar di Desa Ngrombo mengalami peningkatan.

Jumlah pemilik industri dan pengrajin mulai bertambah. Dikatakan oleh

Bp.Mulyana bahwa “pengrajin yang mulanya hanya berkisar satu dua orang

hingga sekarang telah berkembang menjadi kurang lebih 100 pengrajin yang

terdiri dari beberapa kriteria” (W/Mulyana/7/07/2010). Kriteria yang dimaksud

dalam hal ini adalah pengrajin besar dan pengrajin kecil-kecilan. Diakui oleh

Bp.Mulyana kerajinan gitar di Desa Ngrombo membawa kemajuan bagi para

pengrajin, beberapa dari mereka telah ada yang berhasil dan sukses sampai saat

ini.

Kerajinan gitar di Desa Ngrombo yang semakin meningkat

perkembangannya memaksa pengrajin gitar lebih banyak memproduksi gitar

mereka untuk dipasarkan. Bahan baku yang mulanya berasal dari kayu Sengon

66

Page 83: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

waru) sejenis kayu jati dan mahoni untuk saat ini mulai sulit mendapatkannya

sehingga sekarang ini lebih banyak diganti dengan kayu lapis (triplek) dan hanya

sedikit menggunakan bahan dari kayu biasa. Hal ini dikarenakan pesanan gitar

dari berbagai daerah mulai meningkat. Kayu lapis (triplek) dapat diperoleh

dengan mudah karena banyak toko bahan baku yang menjualnya. Berbicara

mengenai kualitas gitar yang dihasilkan maka sudah pasti gitar yang bahan

bakunya berasal dari kayu biasa mempunyai kualitas yang lebih bagus jika

dibandingkan dengan gitar yang bahan bakunya berasal dari kayu lapis atau

triplek. Namun saat ini demi pengembangan usaha kerajinan gitar dan semakin

banyaknya order pesanan dari luar daerah, banyak pengrajin yang mulai memilih

bahan kayu lapis untuk memproduksi gitar-gitar tersebut. Harga yang dipatok

untuk gitar kayu dan gitar kayu lapis pun mempunyai perbedaan. Gitar kayu

mempunyai nilai harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan gitar kayu lapis

(W/Setiyadi/2/07/2010).

Berpijak dari pernyataan di atas maka hal serupa juga dialami oleh industri

kecil kerajinan gitar di Desa Ngrombo. Alat yang digunakan untuk memproduksi

gitar-gitar di Desa Ngrombo masih tergolong tradisional misalnya gergaji, pasah

dan tatah serta alat mengecat yang masih tradisional yang semuanya

mengandalkan lebih banyak tangan dan tenaga manusia. Hal ini dikarenakan alat

yang canggih atau modern mempunyai harga yang pastinya lebih mahal juga.

Selain itu peralatan modern pun (gergaji modern dan alat serut modern serta alat

pengecat yang lebih canggih) membutuhkan pengetahuan yang cukup untuk dapat

mengoperasikannya. Menurut Bp.Setiyadi yang saat ini menjabat menjadi Kepala

Desa Ngrombo mengungkapkan bahwa untuk dapat mengoperasikan alat-alat

modern nampaknya masyarakat Desa Ngrombo belum mampu atau siap untuk itu.

Dilihat dari latar belakang sosial pendidikan masyarakat desa yang tergolong

masih rendah. Seperti yang diungkapkannya sebagai berikut “pengrajin saat ini

memang masih menggunakan alat tradisional, untuk membeli alat modern itu

mahal dan belum tentu bisa untuk mengoperasikannya karena perlu pengetahuan

juga untuk itu…”(W/Setiyadi/2/07/2010). Hal senada juga dikatakan oleh

Bp.Mulyana mengenai peralatan yang digunakan dalam pembuatan gitar di Desa

67

Page 84: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Ngrombo memang diakui jika “masyarakat Desa Ngrombo kebanyakan masih

menggunakan peralatan yang masih bersifat tradisional. Mesin mesin yang mulai

ada saat ini pun masih sangat bergantung pada tenaga listrik..”

(W/Mulyana/7/07/2010).

Pada umumnya masyarakat desa Ngrombo menggunakan rumah mereka

masing-masing sebagai lokasi untuk memproduksi kerajinan gitar. Seperti

Bp.Sadiman, lokasi industri kerajinan gitar yang dimiliki oleh Bp.Sadiman saat ini

adalah rumahnya sendiri. Lokasi ini memang dari dulu telah digunakan olehnya

pada saat baru memulai usaha kerajinan gitarnya.

Gambar 1. Rumah sebagai lokasi kegiatan produksi kerajinan gitar

Lahan di rumah sudah cukup untuk dijadikan tempat usaha kerajinan

gitar, selain karena alasan praktis namun juga ekonomis dan menghemat modal

lahan mengingat juga karena banyaknya lahan yang mulai berkurang di wilayah

Desa Ngrombo yang mulai beralih fungsi menjadi pemukiman penduduk.

Begitupun dengan Bp.Marno dan Bp.Ipang yang menggunakan rumah mereka

sebagai lokasi industri kerajinan gitar. Dari pernyataan di atas maka keberadaan

industri kerajinan gitar di Desa Ngrombo terpenuhi sebagai bentuk industri kecil

pedesaan.

Gitar produksi pengrajin Desa Ngrombo mempunyai klasifikasi harga

yang bervariatif. Hal ini ditentukan oleh kualitas gitar itu sendiri. Sudah pasti gitar

yang kualitasnya bagus mempunyai harga yang lebih tinggi dari gitar yang biasa

saja. “Pada umumnya gitar buatan Desa Ngrombo mempunyai klasifikasi harga

antara Rp. 35.000- Rp.150.000 / unit” (W/Mulyana/7/07/2010).

b. Alasan Pengembangan Industri Kecil Kerajinan Gitar

Industri kecil kerajinan gitar merupakan sebuah alternatif pekerjaan baru

bagi masyarakat di Desa Ngrombo. Bukan tanpa alasan masyarakat Desa

68

Page 85: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Ngrombo terjun ke sektor industri kerajinan gitar. Berikut ini beberapa pernyataan

dari pengrajin gitar yang berada di Desa Ngrombo meliputi Bp.Marno,

Bp.Sadiman, Bp.Ipang dan Bp.Antono yang mengemukakan alasan mereka

bekerja membuat kerajinan gitar. Berikut ini beberapa alasan mereka menekuni

usaha industri kecil kerajinan gitar di Desa Ngrombo.

Bp.Marno mengaku kalau usaha kerajinan gitarnya ini berdiri berkat

ketrampilan membuat kerajinan gitar yang diperoleh dari orangtuanya. Beruntung

mendapat ketrampilan membuat kerajinan gitar menjadikannya tidak kesulitan

menjalani usaha kerajinan gitar. Untuk lebih memanfaatkan ketrampilan yang

dimilikinya mulailah Bp.Marno menekuni usaha kerajinan gitar. Menurutnya

bekerja di industri kerajinan gitar ini lebih menjanjikan daripada bekerja di sektor

pertanian. Sektor pertanian yang semakin menurun daya serap tenaga kerjanya

dapat dipastikan penghasilan yang diperoleh juga semakin berkurang. Hal tersebut

semakin mendorong keinginan Bp.Marno untuk mengembangkan usaha kerajinan

gitarnya. Selain bekerja di sektor pertanian dalam kesehariannya Bp.Marno juga

bekerja membuat kerajinan gitar. Jadi industri kerajinan gitar merupakan usaha

sampingan baginya untuk memanfaatkan waktu luangnya. Lebih lanjut dia

menjelaskan :

“Kalau untuk saat ini bekerja di sektor pertanian saja belum tentu bisa mencukupi kebutuhan keluarga mbak. Sudah harga sembako semakin mahal, padahal tidak setiap hari bekerja di sektor pertanian memberikan penghasilan. Belum lagi nanti jika gagal panen karena serangan hama dan mahalnya harga pupuk, bisa-bisa bangkrut mbak …” (W/Marno/1/06/2010)

Bp.Sadiman mempunyai sejarah yang lain dari Bp.Marno Diakuinya

bahwa sejak kecil Bp.Sadiman berprofesi sebagai pengrajin gitar. Setelah pulang

sekolah Bp.Sadiman bermain ke rumah tetangga untuk melihat-lihat cara

membuat gitar. Hal itu dilakukan karena orang tua Bp.Sadiman tidak bisa

membuat kerajinan gitar. Orang tua Bp.Sadiman yang merupakan buruh tani lebih

banyak menggunakan waktunya di sektor pertanian. Lama melihat cara membuat

gitar di rumah tetangganya itu, akhirnya tetangganya melatih cara-cara dan

langkah membuat gitar. Lama belajar dari tetangganya itu membuat ketrampilan

69

Page 86: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

membuat gitar yang dimiliki Bp.Sadiman semakin bertambah. Merasa sudah bisa

membuat gitar Bp.Sadiman pada awalnya ikut membuat gitar di rumah

tetangganya dengan diberikan imbalan upah kerja. Hal itu dilakukan setelah

pulang dari sekolah di SD N 1 Ngrombo. Setelah lulus SD Bp.Sadiman mulai

berani untuk membuat gitar di rumahnya sendiri dengan membawa bahan baku

yang diperoleh dari tetangganya tadi. Semakin lama menekuni usaha kerajinan

gitar membuat Bp.Sadiman bertekad untuk membuat gitar dengan modal sendiri

walaupun modal terbilang masih minim. Hal ini seperti yang pernah diungkapkan

sebagai berikut :

“..dulu belajar buat gitar dari tetanggaku, setelah pulang sekolah belajar lama-lama terus bisa buat gitar. Lulus SD mencoba membuat gitar dirumah sendiri mbak, modalnya ya sedikit tapi saya bertekad saja mbak” (W/Sadiman/1/06/2010)

Mengenai alasan Bp.Sadiman terjun ke usaha kerajinan gitar diakuinya

bahwa dirasa sudah cukup mempunyai keterampilan yang menjadi modal dasar

menjalani usaha gitarnya itu. Alasan lain yang mendorongnya untuk bekerja

sebagai pengrajin gitar yaitu bahwa jika hanya bekerja di sektor pertanian saja

nantinya akan sulit mencukupi kebutuhan hidup keluarga. Kadang kala

Bp.Sadiman bekerja di sektor pertanian dan untuk memanfaatkan waktu luang

saat tidak bekerja di sektor pertanian serta memanfaatkan ketrampilan membuat

gitar maka Bp.Sadiman bekerja membuat kerajinan gitar. Jadi Bp.Sadiman

mendapatkan penghasilan yang lebih untuk dapat mencukupi kebutuhannya

sehari-hari.

Bekerja sebagai seorang pengrajin merupakan pekerjaan yang digeluti oleh

Bp.Ipang setiap harinya. Menjadi seorang pengrajin telah dijalaninya sejak

Bp.Ipang belum menikah. Ketrampilannya membuat gitar diperoleh dari orang

tuanya. Setelah lulus SMP tahun 1983 Bp.Ipang menekuni usaha kerajinan gitar di

rumah orangtuanya. Hingga saat ini Bp.Ipang masih bertahan dan menekuni usaha

kerajinan gitar di rumahnya sendiri. Dengan dibantu oleh tenaga kerjanya

Bp.Ipang melangsungkan kegiatan di sektor industri kecil kerajinan gitar sehari-

hari. Alasan yang mendasari beliau tetap menekuni industri kerajinan gitar adalah

untuk memanfaatkan keterampilan dan waktu luang yang dimilikinya selain

70

Page 87: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bekerja di sektor pertanian. Dengan usaha sampingan tersebut dapat menambah

penghasilan Bp.Ipang sehari-harinya. Kondisi pangsa pasar yang potensinya

semakin bagus juga mendorong kemajuan usaha industri kecil kerajinan gitar

milik Bp.Ipang.

Berkaitan dengan alasan Bp. Antono bekerja di sektor kerajinan gitar

Bp.Antono mengungkapkan bahwa beliau tidak begitu tertarik untuk bekerja di

sektor pertanian. Menurutnya jika hanya bekerja di sektor pertanian tidak efektif

untuk mendapatkan uang. Memang diakui oleh Bp.Antono bahwa orangtuanya

mempunyai sawah garapan di Desa Ngrombo. Namun bekerja di sawah tidak

dilakukannya setiap hari. Untuk memanfaatkan waktu luang Bp. Antono mencoba

memanfaatkan ketrampilan yang dimilikinya dengan bekerja membuat kerajinan

gitar. Menurutnya bekerja di industri kerajinan gitar bisa menjadi alternatif

pekerjaan selain bekerja di sektor pertanian. Sehingga masyarakat punya

kesibukan lain saat tidak menjalankan kegiatan di sektor pertaian. Hal ini secara

tidak langsung bisa mengurangi tingkat pengangguran di Desa Ngrombo. Dari

industri kerajinan gitar inilah Bp.Antono mendapatkan tambahan penghasilan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa industri kecil kerajinan gitar

yang berada di Desa Ngrombo merupakan bentuk alternative mata pencaharian

penduduk Desa Ngrombo di samping bekerja di sektor pertanian. Ketrampilan

membuat kerajinan gitar yang dimiliki beberapa orang di Desa Ngrombo mulai

dimanfaatkan oleh penduduk setempat. Perkembangan kerajinan gitar di Desa

Ngrombo semakin hari semakin meningkat maka tak urung masyarakat mulai

serius menjalani usaha industri kerajinan gitar tersebut. Secara turun temurun dari

generasi ke generasi ketrampilan membuat kerajinan gitar di tularkan dari orang

tua kepada anak-anak mereka sehingga menjadikan usaha kerajinan gitar di Desa

Ngrombo berkembang sampai saat ini.

Berkaitan dengan alasan pengrajin yang bertahan sampai saat ini di usaha

industri kerajinan gitar di Desa Ngrombo mereka mempunyai berbagai

argumentasi tersendiri yang melatarbelakanginya. Sebagian pengrajin menjadikan

usaha industri kerajinan gitar sebagai pekerjaan sampingan mereka disamping

bekerja di sektor pertanian untuk memperoleh penghasilan yang lebih dan

71

Page 88: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

memanfaatkan waktu luang yang dimiliki. Selain beberapa alasan tersebut,

besarnya potensi lapangan kerja di sektor industri kerajinan gitar menjadikan

pengrajin lebih serius menekuni usaha kerajinannya.

2. Kontribusi Industri Kecil Kerajinan Gitar Dalam Upaya Menyerap

Tenaga Kerja

Keberadaan industri kecil kerajinan gitar di Desa Ngrombo memberikan

pengaruh yang cukup berarti bagi kehidupan masyarakat setempat, khususnya

dalam bidang sosial ketenagakerjaan yaitu terbukanya lapangan kerja baru dalam

sektor industri kecil kerajinan gitar dan sehingga dapat memberikan kesempatan

kerja bagi masyarakat untuk bekerja di sektor tersebut. Sektor pertanian yang

sudah tidak mampu lagi menyerap banyak tenaga kerja di pedesaan menjadikan

banyak penduduk yang mulai mencari alternatif pekerjaan lain. Salah satu sektor

yang mulai digeluti oleh penduduk Desa Ngrombo adalah bekerja di sektor

industri kerajinan gitar. Industri ini memiliki kontribusi yang cukup penting bagi

masyarakat sekitar, kontribusi tersebut berupa :

a. Tersedianya Lapangan Kerja di Sektor Non Pertanian

Lapangan kerja menurut Sensus Penduduk 2000, adalah bidang kegiatan

dari usaha atau perusahaan atau instansi di mana seseorang bekerja atau pernah

bekerja. Keberadaan industri kerajinan gitar di Desa Ngrombo saat ini dianggap

oleh masyarakat setempat telah mampu memberikan lapangan kerja baru.

Kesempatan kerja dalam industri kerajinan gitar ini berupa menjadi tenaga kerja

dalam industri kerajinan gitar, selain itu menjadi pengusaha maupun pengrajin

gitar. Tidak dapat dipungkiri keberadan industri ini mampu memberikan

kesempatan bekerja baik sebagai pekerjaan pokok maupun sebagai pekerjaan

sampingan di samping bekerja di sektor pertanian. Dengan adanya industri

kerajinan gitar di Desa Ngrombo ini diharapkan dapat menyerap tenaga kerja

yang ada di Desa tersebut.

Keberadaan industri kerajinan gitar di Desa Ngrombo sejak dulu hingga

saat ini mempunyai pengaruh yang tidak kecil bagi masyarakat Desa Ngrombo.

Dikatakan oleh Bp.Setiyadi pengaruh yang berarti yang dirasakan sampai saat

72

Page 89: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ini adalah besarnya jumlah tenaga kerja yang dapat terserap di sektor industri

kerajinan gitar di Desa Ngrombo. Seperti yang diungkapkannya sebagai berikut:

“hampir sebagian masyarakat Desa Ngrombo saat ini menekuni kerajinan gitar, memang sekarang ada 1 atau beberapa orang yang sudah mempunyai pendidikan tinggi, namun kebanyakan anak-anak yang lulus SMP dan SMA itu mulai belajar untuk membuat kerajinan gitar ini, asal mau bekerja bisa dipastikan tidak ada pengangguran di Ngrombo ini karena peluang bekerja begitu luas…” (W/Setiyadi/2/07/2010)

Demikian pernyataan Bp.Setiyadi berkaitan dengan kontribusi industri

kecil kerajinan gitar di Desa Ngrombo terhadap penyerapan tenaga kerja.

Masyarakat desa Ngrombo hampir 65,1%atau 1.657 dari 2.545 jiwa merupakan

angkatan kerja (Monografi Desa Ngrombo, 2009). Dengan adanya industri

kerajinan gitar di Desa ngrombo, menjadikan banyak angkatan kerja yang masih

dalam usia sangat produktif bisa masuk ke sektor tersebut. Jadi, dapat dikatakan

bahwa tingkat pengangguran bisa lebih ditekan.

Pernyataaan serupa juga diungkapkan oleh Bp.Mulyana saat disinggung

mengenai tenaga kerja yang digunakan dalam usaha industri kerajinan gitar di

Desa Ngrombo, Bp.Mulyana memberikan pernyataan bahwa “90% tenaga kerja

melibatkan warga masyarakat Desa Ngrombo dan sisanya pendatang…”

(W/Mulyana/7/07/2010). Peran anggota keluarga menjadi sangat penting di sini

bagi kelangsungan usaha kerajinan gitar ini. Ketrampilan membuat kerajinan

gitar itu diturunkan dari orangtua kepada anak-anak mereka. Jadi 90 % tenaga

kerja yang dimaksud di sini adalah tenaga kerja yang terdiri dari anggota

keluarga dari rumah tangga keluarga di Desa Ngrombo

Pernyataan di atas semakin didukung dengan pendapat Bp.Sadiman.

Bp.Sadiman mempunyai pemikiran bahwa dengan adanya industri kerajinan

gitar di Desa Ngrombo tingkat pengangguran di desa Ngrombo menjadi sedikit.

Bp.Sadiman percaya bahwa jika mau bekerja sebenarnya di Desa Ngrombo ini

terbuka kesempatan luas terutama menjadi tenaga kerja industri kerajinan gitar.

Seperti yang diungkapkan sebagai berikut : “.. di Desa Ngrombo ini sebagian

besar pada bekerja di kerajinan gitar, asal mau bekerja pasti tidak mungkin

73

Page 90: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menganggur mbak, lawong yang luar daerah sini saja pada datang kesini untuk

bisa bekerja di kerajinan gitar ini kok mbak.”(W/Sadiman/1/06/2010)

Banyak anak-anak muda di Desa Ngrombo sekarang yang memanfaatkan

keberadaan indusri kerajinan gitar sebagai lapangan kerja bahkan industri

kerajinan gitar itu sudah dianggap sebagai alternatif pekerjaan utama mereka.

Jadi dapat dikatakan juga bahwa adanya kerajinan gitar ini telah membantu

masyarakat untuk menekan antusias warga masyarakat Desa untuk pergi ke luar

daerah atau merantau ke kota besar untuk mencari pekerjaan. Hal ini

dikarenakan di Desa Ngrombo telah ada lapangan kerja yang terbuka sangat

lebar.

Hal senada juga diungkapkan oleh seorang pengrajin di Desa Ngrombo

yaitu Bp.Ipang yang merasa dengan adanya industri kerajinan gitar di Desa

Ngrombo bisa menekan tingkat pengangguran yang ada. Bp.Ip merasa senang

bisa membantu tetangganya dengan memberikan lapangan pekerjaan baru bagi

mereka. Seperti yang dijelaskan sebagai berikut :

“..ya lumayan mbak, walaupun kecil-kecilan tapi sudah cukup seneng bisa ngasih pekerjaan pada mereka, sekarang kan cari kerja juga susah, dan hampir kerajinan gitar di sini itu yang mengerjakan juga orang sini kok mbak… bahkan ada juga yang datang dari luar daerah, misalnya wonogiri…” (W/Ipang/30/06/2010)

Pandangan pengrajin tentang keberadaan industri kecil kerajinan gitar di

Desa Ngrombo dalam memberikan kontribusinya terhadap penyerapan tenaga

kerja juga mendapat persetujuan dari beberapa informan yang berstatus sebagai

tenaga kerja di sektor industri kerajinan gitar di Desa tersebut. Mas Sarwedi,

Mas Sudadi, Mas Andi, Mas Eko, dan Mas Ari memberikan pandangan yang

hampir serupa sebagai berikut :

Saat ditanya mengapa tetap bertahan menekuni kerajinan gitar, mas Ari

mengungkapkan bahwa “kesempatan bekerja sudah di depan mata, jadi ya

pinter-pinter kita memanfaatkan kesempatan itu mbak…”(W/Ari/04/07/2010)

Menurutnya industri kerajinan gitar yang ada di Desa Ngrombo telah menjadi

pekerjaan alternatif /pilihan. Dengan adanya industri ini dapat memberikan

74

Page 91: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pekerjaan bagi masyarakat desa Ngrombo. Mas Ari sudah merasa senang bisa

bekerja walaupun uang yang diperoleh masih pas-pasan.

Perasaan Mas Ari sedikit banyak dirasakan juga oleh Mas Sudadi yang

merasa cukup senang dengan adanya industri kerajinan gitar di Desa Ngrombo

menjadikan kesempatan kerja semakin luas. Menurutnya asal mau bekerja di

Desa Ngrombo itu banyak membuka peluang kerja sebagai tenaga kerja di

industri kerajinan gitar. Harapannya kedepan adalah jika mampu dan

mempunyai modal yang cukup maka Mas Sudadi ingin menirikan usaha

kerajinan gitar sendiri di rumahnya. Beliau ingin agar kerajinan gitar di Desa

Ngrombo semakin maju dan rame dengan pesanan dari luar kota maupun luar

negeri.

Alasannya bekerja di sektor kerajinan gitar baginya adalah, bekerja di

indutsri kerajinan gitar itu menjadi alternatif pekerjaan baru selain bekerja di

sektor pertanian, saat ini sektor pertanian dinilai sudah menurun dalam

memberikan masukan terhadap pendapatannya. Menurutnya ladang sawah

baginya adalah industri kerajinan gitar itu sendiri. Jadi keluarganya bisa makan

juga hasil darinya membuat kerajinan gitar tersebut. Selain itu juga untuk

memanfaatkan ketrampilan yanng dimilikinya Mas Sudadi semakin serius

menekuni pembuatan kerajinan gitar.

Hal serupa juga menjadi argumentasi Mas Eko dalam menyikapi

keberadaan industri kerajinan gitar di Desa Ngrombo. Mas Eko ingin

memanfaatkan keberadaan industri kerajinan gitar yang ada di Desa Ngrombo

ini karena merasa sudah cukup mempunyai ketrampilan membuat gitar serta

peluang kerja yang lebih luas di Desa Ngrombo menjadikannya termotivasi

untuk menekuni kerajinan gitar milik orangtuanya. Bekerja membuat kerajinan

gitar, membuatnya merasa lebih baik dan bersyukur dengan pendapatannya saat

ini. harapannya kedepan yaitu jika beliau sudah mempunyai rumah sendiri dan

mempunyai modal yang cukup nantinya akan mendirikan usaha sendiri lebih-

lebih bisa menciptakan peluang kerja bagi masyarakat sekitar.

Bekerja merupakan sebuah keberuntungan. Keberuntungan itu dirasakan

juga oleh Mas Andi yang bekerja di usaha industri kerajinan gitar milik

75

Page 92: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pamannya itu. Dari jam setengah 8 pagi sampai jam 5 sore Mas Andi bekerja

membuat kerajinan gitar di rumah Bp.Marno. kadangkala juga dia lembur jika

ada pesanan gitar yanng banyak. Mas Andi merasa beruntung bisa bekerja di

usaha kerajinan gitar milik pamannya tersebut. Baginya dengan adanya industri

kerajinan gitar ini bisa menarik anak-anak yang tidak bisa melanjutkan sekolah

untuk bekerja di situ. Diakuinya dia yang hanya lulusan SMP sempat merasa

minder. Namun setelah jauh menekuni kerajinan gitar dia semakin cinta dengan

pekerjaannya tersebut.

Cerita yang lebih menarik di dapatkan dari Mas Sarwedi. Setelah lulus dari

sekolah tingkat SMA tahun 2005, mulailah Mas Sarwedi lebih serius menekuni

kerajinan gitar. Lokasi yang dijadikan tempatnya bekerja merupakan lokasi

yang juga digunakan oleh orangtuanya membuka usaha kerajinan gitar. Jadi

sampai saat ini Mas Sarwedi masih ikut membantu usaha kerajinan gitar milik

orangtuanya. Selayaknya pekerja lainnya, Mas Sarwedi bekerja dari jam

setengah 8 pagi hingga jam 5 sore, kecuali jika ada order yang lebih jam kerja

bisa bertambah lebih lama. Menurutnya adanya industri kerajinan gitar di Desa

Ngrombo ini bisa memberikan pengaruh positif bagi teman-teman sebayanya.

Peluang kerja terbuka lebar di Desa Ngrombo sehingga bisa menekan motivasi

generasi muda untuk bekerja di daerah lain serta motivasi urbanisasi dari desa

ke kota.

Data Monografi Desa Ngrombo yang dapat memberikan gambaran tentang

jumlah tenaga kerja Industri kerajinan gitar di Desa tersebut bisa terlihat

sebagai berikut :

Tabel 2 : Jumlah Penduduk Pelaku Industri Kecil Kerajinan Gitar

Keterangan JumlahJumlah rumah tangga industri 55 rumah tanggaJumlah total anggota rumah tangga industri 135 orangJumlah rumah tangga buruh industri 325 rumah tanggaJumlah anggota rumah tangga buruh industri 675 orangSource : Daftar Isian Potensi Desa , Monografi Desa Ngrombo 2009

Data di atas memberikan gambaran bahwa jumlah penduduk yang terlibat

dalam kegiatan industri kecil kerajinan gitar tahun 2009 terdapat 810 orang.

76

Page 93: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Data terdahulu yang dapat dijadikan sebagai pembanding jumlah penduduk

yang terlibat dalam kegiatan di sektor industri kecil kerajinan gitar yaitu data

tahun 2008 dan 2007. Pada tahun 2007 sektor industri kerajinan gitar di Desa

Ngrombo telah melibatkan 765 orang dan di tahun 2008 sebanyak 684

orang(Monografi Desa Ngrombo tahun 2007-2009). Dilihat dari perbandingan

tiga tahun ke belakang tersebut disimpulkan bahwa jumlah terbanyak terdapat di

tahun 2009. menurut Bp. Setiyadi, penurunan jumlah penduduk yang bekerja di

sektor industri kecil kerajinan gitar pada tahun 2008 dipengaruhi keadaan pasar

yang lesu pada saat itu.

Dari berbagai uraian data di atas maka dapat disimpulkan bahwa

keberadaan industri kecil kerajinan gitar di Desa Ngrombo memberikan

kontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja dengan membuka lapangan kerja

baru di sektor tersebut. Dari monografi Desa pada tahun 2009 tercatat 1180

orang atau 46 % dari total jumlah penduduk Desa Ngrombo bisa masuk ke

dalam sektor industri kerajinan gitar di Desa Ngrombo. Dari situ maka bisa

dipastikan tingkat pengangguran dapat ditekan di Desa Ngrombo.

b. Memberikan Pendapatan

Keberadaan industri kerajinan gitar di Desa Ngrombo telah membantu

pemerintah dalam menanggulangi masalah pengangguran dan memberikan

tambahan pendapatan bagi masyarakat baik sebagai pendapatan pokok maupun

pendapatan tambahan. Pendapatan itu dapat diperoleh dari hasil sebagai buruh

industri mupun sebagai pengusaha industri atau yang lebih dikenal sebagai

seorang pengrajin. Besarnya pendapatan yang diperoleh oleh setiap tenaga kerja

maupun pengrajin berbeda-beda tergantung dari banyak pesanan order gitar dan

kualitas gitar yang dihasilkan mereka. Mereka yang menghasilkan kualitas gitar

baik maka akan memperoleh penghasilan yang lebih besar pula. Namun bagi

mereka yang kualitas gitar yang dihasilkannya hanya sedang-sedang saja maka

penghasilannya pun juga sedang-sedang saja. Maka dari sinilah pendapatan tiap

individu berbeda-beda.

Untuk Bp. Marno setiap minggunya memperoleh penghasilan rata-rata

mencapai 300-450 ribu. Dari penghasilan tersebut digunakan oleh Bp.Mr untuk

77

Page 94: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mencukupi kebutuhan dapur dan kebutuhan yang lainnya. Seperti yang

diungkapkanya yaitu sebagai berikut : “… Alhamdulillah mbak walaupun pas-

pasan tapi uang yang di dapat dari membuat gitar bisa membuat asap dapur

mengepul dan bisa untuk mencukupi kebutuhan walaupun masih sederhana..”

(W/Marno/1/06/2010). Industri kerajinan gitar yang ada di desanya saat ini

mempunyai pengaruh yang begitu besar bagi kelangsungan hidup masyarakat

desa Ngrombo. Hal ini dikarenakan bahwa kerajinan gitar saat ini telah

memberikan tambahan pendapatan yang berarti bagi masyarakat pengrajin gitar

di Desa Ngrombo. Menurutnya kalau hanya mengandalkan dari sektor pertanian

saja, bisa dipastikan kebutuhan sehari-harinya sulit untuk terpenuhi secara

layak. Bahkan untuk makan saja diakuinya susah kalau hanya mengandalkan

dari hasil pertanian.

Untuk Bp.Sadiman yang berstatus sebagai pengrajin dari usaha kerajinan

gitarnya saat ini, lelaki yang telah memiliki 3 cucu ini bisa mencukupi

kebutuhan sehari-harinya. Penghasilan yang diperolehnya setiap minggu

berkisar 250-350 ribu rupiah. Penghasilan itu sudah bersih dikurangi dengan

biaya pembelian bahan untuk membuat gitar. Begitu bersyukur Bp.Sadiman

mendapatkan penghasilan yang bisa digunakan untuk mencukupi kebutuhan

dapur sehari-hari. Hal ini senada dengan apa yang diungkapkannya yaitu :

“..seminggu dapat duit 200-350ribu ya di syukuri sudah bisa untuk mengisi

perut keluarga. Kalau berbicara sudah cukup atau belum pasti manusia selalu

merasa kurang , jadi saya sudah merasa senang dengan penghasilan itu dan bisa

digunakan untuk kebutuhan sehari-hari…”(W/Sadiman /1/06/2010).Apabila

order ramai maka penghasilan yang diperoleh bisa lebih tinggi dari rata-rata

yang diperoleh per minggunya.

Besarnya penghasilan yang diperoleh Bp.Sadiman juga hampir sama

Penghasilan yang diperoleh Bp.Ipang. Dalam seminggu rata-rata 4 lusin gitar

dihasilkan oleh perusahaanya. Dengan kisaran harga Rp.75.000-85.000 per unit

gitarnya. Pendapatan yang diperoleh oleh Bp.Ipang selama seminggu bisa

mencapai Rp 6.000.000,-. tetapi dari penghasilannya tersebut masih harus

dikurangi dengan biaya bahan baku dan perlengkapan yang digunakan selama

78

Page 95: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

produksi gitar dan juga upah tenaga kerja. Jika dihitung-hitung menurut

perhitungan Bp.Ipang dalam seminggu bisa menghasilkan bersih Rp. 350.000-

400.000/ minggunya. Dengan penghasilan sebesar itu Bp. Ipang dapat membeli

kebutuhan hidup sehari-hari untuk dia serta anak dan istrinya, dikarenakan

jumlah anggota keluarga yang masih kecil maka dengan perolehan penghasilan

tersebut Bp.Ipang dapat menyisihkan sedikut uangnya tersebut untuk keperluan

yang tak terduga. Seperti yang dikemukakan sebagai berikut : ”lumayan tiap

minggu walau ga pasti tapi hampir 350-400 ribu di dapatkan, duitnya bisa buat

mencukupi kebutuhan sehari-hari dan jaga-jaga kalau ada keperluan nantinya

kan juga anak mau sekolah.. jadi uangnya disihkan dikit-dikit mbak..” (W/

Ipang /30/06/2010)

Penghasilan yang diperoleh tenaga kerja yang digunakan dalam industri

kerajinan gitar di Desa Ngrombo disesuaikan dengan ketrampilan yang mereka

miliki. Rata-rata tenaga kerja itu dibayar dengan sistem mingguan di mana

setiap minggunya mereka memperoleh penghasilan berkisar 130-150 ribu /

minggunya.

Data yang dikemukakan di atas memberikan suatu pengertian bahwa

dengan berdirinya industri kecil kerajinan gitar di Desa Ngrombo dapat

memberikan dan meningkatkan pendapatan masyarakat yang bekerja di sektor

tersebut. Dari data di atas dapat disimpulkan besarnya pendapatan khususnya

bagi tenaga kerja di Industri kerajinan gitar di Desa Ngrombo tidak ditentukan

oleh UMR yang berlaku di Kabupaten Sukoharjo, tetapi ditentukan oleh pemilik

industri. Penghasilan tersebut bisa merupakan penghasilan tambahan bagi

mereka selain dari penghasilan yang diperoleh dari sektor pertanian. Namun ada

juga yang menjadikan industri kerajinan gitar itu sebagai pekerjaan pokok

mereka. Diharapkan dari hal terebut dapat meningkatkan kesejahteraan

masyarakat Desa.

3. Persoalan dan Upaya yang Dilakukan Dalam Industri Kerajinan Gitar

79

Page 96: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Selayaknya usaha pada umumnya, usaha industri kerajinan gitar yang

berdiri di Desa Ngrombo juga mengalami beberapa kendala yang menghambat

jalannya industri kerajinan gitar. Masalah yang biasanya menjadi kendala

pengrajin dalam mengembangkan industri kerajinan gitarnya meliputi masalah

semakin tingginya atau tidak stabilnya harga bahan baku dan sulitnya

pemasaran sendiri gitar-gitar mereka selain itu juga kurangnya wawasan para

pengrajin di Desa Ngrombo. Untuk tetap menjadikan industri kerajinan gitar itu

berlangsung maka pengrajin dan pemerintah setempat melakukan beberapa

upaya untuk mengatasinya.

a. Permasalahan Bahan Baku

Dari berbagai kendala dalam berusaha yang dihadapinya selama menjalani

usaha kerajinan gitar itu oleh Bp.Marno selalu berusaha diatasi secara

maksimal. Berhubungan dengan semakin naiknya harga bahan baku pembuatan

gitar, Bp.Marno mempunyai trik untuk menyiasati kendala tersebut. Agar tidak

merugi terlalu besar maka Bp.Marno berusaha untuk menekan jumlah produski

gitarnya. Bp.Marno tetap melakukan produksi gitar dengan bahan baku yang

berkualitas namun hanya saja jumlah gitar yang diproduksinya diturunkan.

Sehingga kualitas gitar yang dihasilkan oleh Bp.Marno tetap bagus dan kerugian

yang ditanggung oleh Bp.Marno bisa dihindari. berikut penjelasan yang

diberikan oleh Bp.Marno tentang kendala apa yang dirasakannya selama

menekuni usaha gitarnya tersebut :

“..kalau waktu dulu bahan masih murah bikin gitar ya enak mbak, sekarang bahan sudah banyak yang harganya naik semakin membuat bingung saja mbak, kalau memakai bahan yang kualitas rendah nantinya hasilnya juga pasti jelek, sudah harga bahan mahal ditambah peluang pasar yang tidak stabil. Jadi ya memang harus hati-hati mengambil keputusan dalam memproduksi gitar ini mbak…”(W/Marno/1/06/2010)

Hal senada juga dilakukan oleh Bp.Sadiman. Usaha-usaha selalu

dilakukan oleh Bp. Sadiman untuk mengatasi kendala yang menghambat

jalannya industri kerajinan gitarnya. Untuk permasalahan harga bahan baku

yang bergejolak Bp. Sadiman mengatasinya dengan menekan jumlah produksi

80

Page 97: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

gitar dan juga dengan menghutang dahulu bahan baku dari penjual baru nanti

saat gitarnya terjual dibayarnya utang tersebut.

Perilaku yang sama juga dilakukan pula oleh pengrajin yang bernama

Bp.Ipang. Untuk mengatasi permasalahan bergejolaknya harga bahan baku

pembuatan kerajinan gitar usaha yang dilakukannya yaitu dengan menekan

jumlah produksi gitarnya, selain itu juga mencoba mencari pinjaman modal

untuk menutupi kekurangan yang ada. Setelah gitarnya terjual maka menjadi

kewajibannya untuk mengembalikan pinjaman uang yang telah digunakan

sebelumnya. Hal ini dilakukan semata-mata untuk tetap bisa mempertahankan

usaha kerajinan gitarnya tersebut. Selama menjalani usaha kerajinan gitar

Bp.Ipang mengaku sudah bisa mencukupi kebutuhan pokok keluarga saat ini.

Dapat diambil kesimpulan bahwa dalam mengatasi harga bahan baku yang

tidak stabil para pengrajin mengatasinya dengan cara menekan jumlah produksi

mereka. Hal ini dilakukan agar pengrajin tidak mengalami kerugian yang terlalu

besar.

b. Pemasaran

Kegiatan pemasaran merupakan usaha yang sangat penting untuk

mendorong proses produksi. Semakin lancar pemasaran suatu barang maka akan

semakin meningkatkan produksi barang tersebut, sebab jumlah permintaan akan

terus meningkat. Salah satu penghambat perkembangan industri kerajinan gitar

ini adalah sistem pemasarannya. Daerah yang dijadikan sasaran pemasaran

produksi kerajinan gitar Ngrombo antara lain, Sumatra, kalimantan, Sulawesi,

Bali, dan Nusa Tenggara Barat. Gitar-gitar produksi Desa Ngrombo ternyata

juga sudah masuk pasar export namun masih melalui Agen distributor secara

grosir, itupun harga ditentukan oleh distributor serta label atau merk yang

menentukan pihak dari Agennya. Hal ini dijelaskan oleh Bp.Mulyana

dikarenakan terbatasnya modal para Pengrajin untuk bisa memasarkan sendiri

hasil kerajinan gitarnya ke daerah luar kota atau luar negeri. Hal ini juga

didukung oleh pernyataan Bp.Marno (W/Marno/1/06/2010) untuk mengatasi

masalah pemasaran gitar yang diproduksinya selama ini Bp.Marno berusaha

mencari rekan kerja yang bisa diajak kerja untuk mempromosikan gitar yang

81

Page 98: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

diproduksinya. Rekan kerja yang dimaksud di sini adalah distributor yang

berasal dari dalam daerah maupun luar kota. Selain mencari rekan kerja

Bp.Marno juga berusaha sendiri untuk menjual gitar buatannya itu ke toko-toko

alat musik di wilayah terdekat.Pada umumnya untuk mengatasi masalah

pemasaran hasil gitar, para pengrajin bekerja sama dengan distributor untuk

memasarkan hasil kerajinan gitarnya. Diakui memang masyarakat Desa

Ngrombo merupakan pengrajin-pengrajin yang hebat dalam membuat gitar,

namun pengrajin itu hanya mampu membuat dan sulit untuk mencari jaringan

pasar untuk mempromosikannya. Lebih lanjut Bp.Setiyadi menjelaskan :“diakui

memang pengrajin Desa Ngrombo bisa membuat gitar dengan kualitas yang

bagus namun mereka hanya bisa membuat dan terkadang masih kesulitan untuk

memasarkan…”(W/Setiyadi/1/07/2010)

Lebih lanjut lagi Bp.Ipang juga mengungkapkan bahwa masih merasa

kesulitan dalam memasarkan hasil kerajinan gitarnya. Sulitnya memasarkan

produksi gitarnya tersebut juga menjadi permasalahan yang serius. Saat ini

Bp.Ipang sangat bergantung kepada distributor dan belum bisa memasarkan

sendiri gitar-gitar produksinya. Sehingga Bp.Ipang pun harus mengikuti harga

yang dipatok oleh distributor tersebut. Dimungkinkan jika bisa memasarkan

sendiri maka Bp.Ipang akan memperoleh harga yang lebih tinggi dari harga

yang dipatok oleh distributor.

Permasalahan tersebut juga dialami oleh Bp.Marno. Bp.Sadiman dan

Bp.Marmo sulitnya memasarkan gitar-gitar produksi mereka menjadi kendala

yang cukup berarti bagi mereka. Tengkulak kadang juga mengalami kesulitan

untuk mendistribusikan gitar-gitar itu. Hal ini dikarenakan gitar bukanlah

barang kebutuhan pokok yang setiap hari diperlukan oleh setiap orang.

Untuk mengatasi kendala dalam hal sulitnya memasarkan hasil kerajinan

gitar di Desa Ngrombo, berbagai strategi selalu diupayakan oleh para pengrajin

dan dibantu oleh pemerintah setempat. Beberapa strategi itu antara lain yaitu :

1) strategi pemasaran secara langsung, dimana pembeli atau konsumen

datang sendiri ke lokasi industri kerajinan gitar dan pembeli dapat memilih

sendiri gitar-gitar sesuai keinginan mereka. Pembelian dapat dilakukan

82

Page 99: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dalam jumlah partai besar maupun kecil. Pembeli juga dapat memesan

gitar sesuai keinginan mereka kepada pengrajin dengan ketentuan harga

yang sudah disepakati. Pemasaran secara langsung dapat juga dilakukan

dengan jalan menyetorkan hasil kerajinan gitar mereka ke toko-toko

musik, toko-toko besar maupun kecil yang mau menerima dan

menjualnya.

2) Strategi pemasaran secara tindak langsung ialah melalui program

kemitraan atau rekan kerja dari masing-masing pengrajin. Rakan kerja

yang dimaksud di sini ialah distributor dan agen yang mampu memasarkan

hasil kerajinan gitar mereka ke berbagai daerah di Indonesia. Bentuk dari

program kemitraan dengan rekan kerja tersebut yaitu dengan memberikan

kepercayaan kepada distributor membawa gitar-gitar pengrajin di Desa

Ngrombo untuk dipasarkan ke berbagai daerah. Sebagai jaminan atas

kepercayaan tersebut pengrajin diberikan separuh modal awal dari

pembuatan gitar untuk digunakan sebagai modal produksi selanjutnya.

Harga yang dipatok untuk gitar-gitar mereka tergantung oleh pihak

distributor. Ketentuan ini dapat berjalan dengan kesepakatan bahwa tidak

ada pihak yang merasa dirugikan dengan harga yang telah ditetapkan oleh

distributor. Dengan jalan seperti itu diharapkan hasil kerajinan gitar

mereka lebih di kenal secara luas bahkan hingga menembus pasar luar

negeri seperti beberapa negara di Benua Eropa.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa usaha yang dilakukan para

pengrajin dalam mengatasi kendala sistem pemasaran yaitu dengan melakukan

pemasaran secara langsung yaitu dimana pembeli datang secara langsung ke

lokasi industri kerajinan gitar milik pengrajin di Desa Ngrombo. Selain

pemasaran secara langsung strategi lain yaitu dengan menjalin hubungan

kerjasama dengan distributor agar gitar mereka lebih dikenal ke berbagai daerah

di Indonesia.

c. Wawasan Pengrajin Tentang Kewirausahaan

Untuk menambah wawasan kewirausahaan para pengrajin gitar di Desa

Ngrombo Pemerintah Desa setempat senantiasa melakukan upaya. Upaya yang

83

Page 100: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

selama ini dilakukan yaitu dengan memberikan pembinaan-pembinaan tentang

kewirausahaan bagi mereka. Pembinaan yang selama ini diberikan yaitu

pembinaan yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan dan

Koperasi. Selain itu juga dari pihak pengrajin sendiri saat ini mulai sadar untuk

berkelompok. Kelompok pengrajin beserta perangkat Desa setempat melakukan

pertemuan setiap malam Jum’at Kliwon untuk membahas masalah dalam

pengembangan industri kerajinan gitar di Desa Ngrombo. Waktu pertemuan pun

tidak ditentukan setiap malam Jum’at Kliwon, hal ini disesuaikan dengan

kondisi dan situasi dari setiap anggota sehingga pertemuan ini bisa berubah

waktunya dan fleksibel. Diharapkan dengan adanya pembinaan serta kesadaran

berkelompok dari pengrajin maka industri kerajinan gitar di Desa Ngrombo

semakin berkembang dan lebih maju.

C. Analisis Data

Dari sajian data yang dipaparkan di atas maka dapat dijelaskan bahwa :

1. Pengembangan Industri Kecil Kerajinan Gitar Sebagai Tindakan Sosial

Industri kerajinan gitar merupakan bentuk industri kecil yang terdapat di

Desa Ngrombo. Kegiatan industri ini ialah memproduksi kerajinan gitar yang

berbahan dasar kayu. Industri kecil kerajinan gitar yang berada di Desa

Ngrombo merupakan bentuk alternatif mata pencaharian penduduk. Pada

mulanya penduduk Desa Ngrombo mempunyai mata pencaharian sebagai petani

dan buruh tani penggarap sawah yang lokasinya berada tidak jauh dari Desa

tersebut. Bekerja di sektor pertanian tidak banyak menyita waktu mereka secara

optimal. Ada waktu senggang di antara waktu tanam dan waktu panen yang

biasa disebut sebagai masa paceklik. Waktu senggang yang mereka miliki di

sektor pertanian dimanfaatkan oleh masyarakat dengan membuat kerajinan gitar

untuk mencari tambahan penghasilan. Untuk memanfaatkan waktu luang

tersebut masyarakat berinisiatif untuk mengembangkan usaha industri kerajinan

gitar. Sejalan dengan pernyataan tersebut Irsan Azhary memberikan pernyataan

bahwa :

84

Page 101: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

“Karakteristik industri kecil adalah bahwa industri kecil membutuhkan modal yang relatif kecil juga, tenaga kerja yang mengerjakan cukup anggota keluarga sendiri, dilakukan di rumah sendiri, peralatan yang digunakan masih sederhana. Karakteristik industri kecil tersebut karena sesuai dengan fungsinya yaitu sebagai pengganti kegiatan di sektor pertanian dan hanya untuk mengisi waktu luang atau kosong sebagai upaya untuk menambah penghasilan Oleh karena itu Maka dapat dipastikan bahwa pada umumnya persebaran industri kecil ini biasanya terdapat di daerah pedesaan.” (Irsan Azhary,1986:20).

Pada mulanya kegiatan industri membuat kerajinan gitar ini hanyalah

sebagai usaha sampingan masyarakat Desa Ngrombo, namun kegiatan industri

ini mengalami perkembangan dan mampu bertahan hingga saat ini. Ketrampilan

membuat kerajinan gitar itu diperoleh secara turun temurun dari generasi ke

generasi. Hal menarik yang dapat dikemukakan dari industri kecil ini adalah

bahwa sebagian besar diantaranya merupakan usaha kerajinan yang dikerjakan

oleh anggota keluarga. Telaah dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya

menyatakan bahwa :

”..ada gejala bahwa kegiatan industri-lokal ini pada galibnya lebih merupakan aktivitas sambilan atau musiman dengan berpangkal tolak dari kultur tani yang secara tradisional memang berpengaruh terhadap berbagai faset kegiatan perekonomian Indonesia pada umumnya. Di beberapa tempat kegiatan industri lokal ini bahkan kurang memiliki arti ekonomis, dalam arti lebih merupakan manifestasi dari tradisi setempat dalam bentuk usaha kerajinan tangan yang semata-mata membantu kegiatan utama yaitu kegiatan pertanian. Namun sebaliknya dapat dikemukakan pula kenyataan empiris yang justru menampakkan prospek tumbuh dari industri lokal ini, yaitu dengan mengambil contoh petani-petani Klaten, Jawa Tengah. Dewasa ini mereka memperoleh pendapatan dari dua sumber utama, yakni pertanian dan usaha kerajinan. Petani-petani Klaten itu sejak beberapa tahun belakangan ini kian menempatkan usaha pertanian dan kerajinan rumah tangga sebagai dua sumber pendapatan yang sama pentingnya. Padahal, pada mulanya, usaha kerajinan para petani Klaten itu hanyalah kegiatan sampingan yang dihidupi dengan menginvestasikan surplus produksi dari bidang-bidang kegiatan pertanian mereka, dan kemudia , secara gradual usaha kerajinan itu semakin mampu menciptakan retainability (kekuatan bertahan secara permanen) dalam proses perkembangan selanjutnya” (Irsan Azhary,, 1986:52)

Keadaan yang demikian terjadi di Desa Ngrombo yang merupakan sentra

industri kecil kerajinan gitar. Kegiatan sampingan masyarakat Desa Ngrombo

85

Page 102: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

merupakan sebuah fenomena perubahan yang muncul. Tindakan masyarakat

Desa Ngrombo bukan tanpa alasan dan tujuan. Kesadaran pada diri mereka

sendiri untuk mencari jalan keluar terhadap keterbatasan lapangan kerja di Desa

Ngrombo direalisasikan dengan aksi yang mereka lakukan yaitu membuka

lapangan kerja baru di sektor industri kecil kerajinan gitar. Masyarakat Desa

Ngrombo mempunyai inisiatif untuk memanfaatkan waktu luang mereka dengan

bekerja di sektor industri tersebut. Inisiatif yang mereka lakukan merupakan

sebuah bentuk kreatifitas dari pikiran mereka sendiri. Pada dasarnya setiap

manusia adalah aktor yang bersifat aktif dan kreatif dari sebuah realitas

sosialnya dimana keputusan berada diri mereka. Manusia bebas menentukan

tindakan yang mereka lakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Sejalan dengan

hal itu Hinkle dalam Ritzer menjelaskan bahwa :

”manusia adalah aktor yang kreatif dari realitas sosialnya. Manusia adalah aktif dan kreatif. Tindakan manusia muncul dari kesadarannya sendiri sebagai subyek dan dari situasi eksternal dalam posisinya sebagai obyek. Sebagai subyek manusia bertindak atau berperilaku untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Jadi tindakan manusia bukan tanpa tujuan. Dalam bertindak manusia menggunakan cara, teknik, prosedur, metode serta perangkat yang diperkirakan cocok untuk mencapai tujuan tersebut. Manusia memilih, menilai dan megevaluasi terhadap tindakan yang akan, sedang dan yang telah dilakukannya .” (Ritzer, 2004 : 43-46)

Tindakan masyarakat petani di Desa Ngrombo untuk memanfaatkan waktu

luang dengan bekerja di sektor industri kerajinan gitar mempunyai tujuan untuk

mencari alternatif pekerjaan sampingan sehingga mampu memberikan

pendapatan bagi mereka dan mencukupi kebutuhan hidup bagi keluarganya.

Adapun nilai dari tujuan tersebut pada dasarnya adalah untuk memperoleh suatu

kualitas hidup yang lebih layak bagi keluarganya. Nampaknya cukup beralasan

tentang apa yang mereka lakukan dalam kelangsungan hidup mereka. Alasan

yang cukup rasional bagi setiap manusia untuk melakukan sebuah tindakan

demi mencapai tujuan tertentu. Berubahnya petani di Desa Ngrombo dengan

bekerja sampingan merupakan sebuah tindakan sosial. Alasan mereka bekerja di

sektor industri kecil kerajinan gitar yaitu untuk memanfaatkan waktu luang

sehingga mereka memperoleh pendapatan. Pendapatan yang mereka peroleh

86

Page 103: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari keluarga.

Tindakan tersebut merupakan keputusan yang diambil dari hasil pemikiran

mereka sendiri dengan cara dan jalan yang mereka pilih. Ini menekankan bahwa

apa yang mereka lakukan mempunyai tujuan yang jelas sesuai dengan

interpretasi mereka masing-masing. Sejalan dengan pernyataan tersebut Pip

Jones menjelaskan bahwa :

“hampir semua tindakan manusia adalah produk dari suatu keputusan untuk bertindak, sebagai hasil dari pikiran. Hampir semua yang kita lakukan adalah hasil dari memilih tindakan dengan suatu cara tertentu bukan cara lain. Ini adalah pilhan purposif atau berorientasi pada tujuan. Kita memilih diantara banyak pilihan karena kita manusia, kita mampu mengarah pada tujuan atau hasil dan mengambil tindakan untuk mencapainya. Oleh karena itu hampir semua tindakan manusia adalah tindakan yang di sengaja: kita mengambil tindakan tertentu dalam rangka mencapai tujuan yang dikehendaki” (Pip Jones, 2009:25)

Dilihat dari segi sasarannya dimana yang menjadi sasaran tindakan sosial

si aktor dapat berupa individu atau sekumpulan orang, hal ini dikarenakan

tindakan mereka dilakukan untuk menambah penghasilan sehingga dapat

berpengaruh kepada kesejahteraan individu yang kemudian secara tidak

langsung akan berpengaruh juga kepada orang lain yaitu anggota keluarga

khususnya dan masyarakat pada umumnya.

Konsep lain yang terkandung dalam tindakan sosial adalah adanya hubungan

sosial (social relationship). Dalam hubungan sosial tersebut terdapat saling

penyesuaian (mutual orientation) antara orang satu dengan orang yang lain.

Penyesuaian ini disesuaikan dengan kemampuan mereka dalam melakukan

tindakan dalam arti menetapkan cara atau alat dari sejumlah alternatif yang

tersedia dalam rangka mencapai tujuannya. Di dalam tindakan sosial aktor

mengejar tujuan dalam situasi di mana norma – norma mengarahkannya dalam

memilih alternatif cara dan alat untuk mencapai tujuan tersebut.

Tindakan masyarakat pedesaan dalam melakukan kegiatan industri

didasarkan pada keadaan untuk mecari jalan keluar dalam menghadapi

terbatasnya lapangan kerja di sektor pertanian. dapat diambil kesimpulan

sementara bahwa tindakan yang dilakukan oleh masyarakat pelaku kegiatan

87

Page 104: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

industri kecil di pedesaan termasuk dalam tindakan yang didasarkan pada

rasionalitas. Dalam tindakan ini aktor tidak hanya sekedar menilai cara yang

baik untuk mencapai tujuannya tapi juga menentukan nilai dari tujuan itu

sendiri. Sejalan dengan hal tersebut Weber menyatakan sebagai berikut :

“tindakan-tindakan yang tercakup dalam sifat kelaziman rasional ia nilai secara khas sebagai tipe yang paling bisa dipahami, dan perbuatan manusia ekonomis adalah contoh utamanya. Tindakan-tindakan yang kurang rasional oleh Weber digolonglan, kaitannya dengan pencarian “tujuan-tujuan absolut sebagai berasal dari sentimen berpengaruh (affectuall sentiment), atau sebagai tradisional. Karena tujuan absolut dipandang oleh sosiologi sebagai data yang terberi (given), maka sebuah tindakan bisa menjadi rasional dengan mengacu pada sarana yang digunakan” (Max Weber , 2009:66)

Rasionalitas yang mendorong petani mengembangkan alternatif pekerjaan

di sektor industri kerajinan gitar di Desa Ngrombo yaitu: Pertama , Lahan

pertanian yang semakin menyempit. Peduduk desa yang dulunya masih relatif

sedikit menjadikan sektor pertanian begitu penting dalam menjamin kehidupan

ekonomi masyarakat desa. Seiring dengan berjalannya waktu kepadatan

penduduk di Desa Ngrombo mengalami peningkatan. Lahan pertanian di Desa

Ngrombo banyak yang beralih fungsi menjadi pemukiman penduduk.

Berkurangnya lahan pertanian mengakibatkan berkurangnya kegiatan penduduk

dalam sektor pertanian. Di sisi lain penduduk yang jumlahnya besar merupakan

sumber dari angkatan kerja yang besar pula. padahal lapangan kerja di sektor

pertanian yang menjadi andalan masyarakat Desa Ngrombo semakin terbatas.

Dari faktor ini, dapat disimpulkan bahwa petani di Desa Ngrombo mengalami

pengurangan jumlah yaitu dengan jumlah lahan sawah yang berkurang juga. Hal

ini sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Soediono (1998:301)

”pertambahan luas untuk tanaman pangan tidak dapat diharapkan secara terus menerus, lebih-lebih di Jawa kejenuhan/ambang batas untuk pertanian pangan sudah sangat didekati. Bahkan ada perkiraan bahwa luasan itu berkurang dengan 10.000 ha pertahun, karena tanah berubah penggunaanya untuk pemukiman/perluasan kota, aneka prasarana, rekreasi dan sebagainya...”

Selain itu juga dikarenakan semakin pesatnya perkembangan sektor

non pertanian dalam hal ini industri kerajinan gitar yang hampir di setiap rumah

88

Page 105: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

penduduk memilikinya, sehingga banyak rumah tangga baru bahkan yang lama

terserap di sektor ini. Kegiatan industri kerajinan gitar di Desa Ngrombo pada

umumnya berlokasi di rumah-rumah penduduk. Terkait dengan dengan

kenyataan bahwa semakin menyempitnya lahan maka cukup berlogika jika

kegiatan industri kerajinan gitar dilakukan di rumah masing-masing pengrajin.

Nampaknya faktor ekonomis pun juga ikut berpengaruh terhadap pemilihan

lokasi industri kerajinan gitar yaitu selain fleksibel namun juga dapat

menghemat modal lahan produksi. Sejalan dengan hal tersebut Haryadi dalam

Cristiana Winarsih (2001:30) mengatakan”karakteristik dari usaha kecil yaitu

usaha yang berbasis dirumah dengan kegiatan produksi menyatu dengan rumah

tempat tinggal, disamping itu usaha kecil dalam sistemnya juga masih sangat

sederhana”. Kedua, desakan kekuatan pemilik modal terhadap petani kecil.

Terjadinya monopoli perusahaan multinasional dalam teknologi bibit yang

menyebabkan petani miskin tidak lagi dapat melakukan pengadaan sendiri.

Berbeda dengan petani kaya yang dapat bertahan dengan hal tersebut. Lebih

lanjut harga bibit akan menjadi mahal, petani miskin tergantung terhadap bibit

tersebut, dan kemungkinan besar akan menyebabkan tergusurnya petani miskin

pergi ke perkotaan (urbanisasi) atau pindah pekerjaan lain, karena pekerjaan

sebagai petani telah berubah menjadi mahal biaya produksinya. Hal ini sejalan

dengan Thesis yang ditulis oleh R.W. Franke (1972) berjudul ”the green

Revolution in a Javanese Village” bahwa :

“…ialah bahwa petani kaya lebih mampu memperbaiki nasibnya berdasarkan asset tanah dan modal yang dimilikinya, dibandingkan dengan petani kecil. Selain daripada itu resiko kegagalan panen karena faktor-faktor yang tidak disukai oleh petani, juga lebih dapat ditanggung okeh petani kaya dari pada oleh petani miskin atau sedang… lapisan bawah , apabila sudah tidak dapat bercocok tanam sebagai buruh tani di desanya, senderung keluar dari masyarakat pedesaan untuk mencari pekerjaan di sektor informal a.l. jasa dan perdagangan kecil”

Di Desa Ngrombo, petani banyak yang pindah pekerjaan yaitu sebagai

pengrajin Gitar. Tetapi tidak semua petani di Desa Ngrombo pindah sebagai

pengrajin gitar, masih ada yang bermata pencaharian murni sebagai petani dan

ada pula yang kedua-duanya dijalaninya. Biasanya petani ini adalah petani yang

89

Page 106: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kaya yang mampu bersaing. Ketiga, meningkatnya jumlah penduduk di Desa

Ngrombo. Makin berkurangnya lahan pertanian akan menghasilkan penurunan

luas tanah pertanian milik setiap keluarga. Pada gilirannya hal tersebut akan

mengakibatkan kemiskinan di kalangan petani dikarenakan lahan olahan mereka

menjadi semakin sempit. Lapangan kerja menjadi terbatas pula dengan jumlah

penduduk yang semakin meningkat. Nampaknya kondisi ini sejalan dengan

pernyataan dari Jhingan M.L (2007:407) sebagai berikut :

”...di negara berkembang kebanyakan rakyat tinggal di wilayah pedesaan. Pertanian merupakan mata pencaharian utama. Maka dari itu pertambahan penduduk akan mempengaruhi rasio lahan manusia. Tekanan penduduk lahan tidak elastis. Hal ini semakin memperlambat pembangunan pertanian. Penduduk yang meningkat akan menjerumuskan perekonomian ke pengangguran dan kekurangan lapangan kerja karena penduduk meningkat proporsi pekerja menjadi naik.”

Keempat, dapat meningkatkan kenaikan sosial dalam masyarakat.

Dengan berkembang pesatnya kerajinan gitar di Desa Ngrombo, masyarakat

dapat meningkatkan kehidupan sosial dan ekonominya dengan cepat bila

dibandingkan ketika kerajinan gitar belum berkembang pesat. Sistem lapisan

masyarakat yang lebih terbuka layaknya masyarakat Desa Ngrombo

memungkinkan adanya perpindahan status sosial di Masyarakat. Masyarakat

Desa Ngrombo dulu hanya mengandalkan hasil pertanian untuk memenuhi

semua kebutuhan hidupnya, tetapi dengan berkembangnya kerajinan gitar

mereka mempunyai dua pekerjaan sekaligus yaitu sebagai petani dan sebagai

pengrajin gitar, seperti keluarga Bapak Antono. Dengan dua pekerjaan sekaligus

beliau dapat meningkatkan kehidupan ekonomi dan sosial keluarganya. Dengan

penghasilan yang lumayan besar mereka bisa menyekolahkan anak-anaknya

hingga jenjang perguruan tinggi yang akan merubah kehidupan keluarganya

menuju ke arah yang lebih baik. Hal ini sependapat dengan pemikiran yang

dikemukakan oleh Retno Widi (2008:38) sebagai berikut :

”sistem lapisan sosial yang terbuka memungkinkan adanya perpindahan status sosial secara lebih leluasa berdasarkan kemampuan masing-masing individu. Pada setiap masyarakat pasti ada sesuatu yang dihargai. Di sini masyarakat akan berusaha mencapaii status sosial yang tertinggi dalam

90

Page 107: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

masyarakat tersebut. Stratifikasi yang terbuka memberikan peluang bagi masyarakat setempat untuk berpindah status”

kelima, sedikit atau banyaknya terpaan informasi. Sedikit atau banyaknya

terpaan informasi, baik melalui media massa, kontak pribadi dengan para

pemuka pendapat dan atau penyuluh dalam komunikasi tentang industrialisasi

pedesaan (khususnya tentang industri kecil) akan ikut mempengaruhi perubahan

perilaku masyarakat di pedesaan tentang industri kecil pedesaan tersebut

khususnya di sini industri gitar dan menyumbangkan pengaruh pada terjadinya

transformasi pekerjaan mereka di bidang pertanian ke industri tali tambang.

Menurut masyarakat Desa Ngrombo, industri gitar sering diliput oleh wartawan

dari media massa dan kadangkala ditinjau oleh Dinas Perindustrian dari

Kabupaten Sukoharjo.

Keenam, pertanian tergantung sekali pada musim, sedangkan industri

kerajinan gitar tidak. Pertanian di Desa Ngrombo sangat tergantung sekali pada

musim hujan. Pada musim kemarau biasanya sawah tidak ditanami. Hal ini

dikarenakan jika tidak hujan 3 bulan saja, air sungai tidak mengalir dan petani

tidak dapat mengairi sawahnya. Sedangkan sawah di Desa Ngrombo tidak

difasilitasi dengan sumur bor (sumur artetis). Jadi dapat disimpulkan bahwa

sawah hanya bisa ditanami pada musim penghujan saja. Sedangkan untuk

pembuatan kerajinan gitar tidak bergantung sekali pada musim. Kegiatan

membuat kerajinan gitar tetap berjalan jika hujan deras, hanya saja pengeringan

pada gitar yang telah di cat tidak dilakukan sedangkan jika hujan dirasa tidak

terlalu deras (gerimis kecil) mereka akan tetap bekerja.

Ketujuh, meneruskan usaha orang tua Mereka yang termasuk klasifikasi

ini pada umumnya bukan berlatar belakang sebagai petani. Orang tua mereka

sudah terlebih dahulu bekerja sebagai pengrajin gitar, kemudian ada tuntutan

untuk meneruskan usaha orang tua atau bahkan mengembangkannya. Sebagai

contoh yaitu Bapak Ipang. Beliau mewarisi kerajinan gitar dari orang tuanya.

Menurut masyarakat sekitar, keluarga Bapak Ipang sudah turun temurun

berkecimpung dalam usaha industri kecil kerajinan gitar. Sebagian yang lain di

antara mereka ada yang berlatar belakang petani, tetapi sekaligus bekerja

91

Page 108: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sambilan sebagai pengrajin atau buruh pengrajin gitar. Umumnya orang tua

mereka sebelumnya juga bekerja sebagai pengrajin sekaligus sebagai petani,

seperti yang dialami oleh Mas Eko. Dengan adanya faktor-faktor pendorong

yang telah dijelaskan di atas, masyarakat Desa Ngrombo banyak yang mencari

alternatif pekerjaan lain salah satunya dari petani dan menjadi pengrajin gitar.

Mereka tidak berpindah sepenuhnya karena mereka juga masih bekerja di

bidang pertanian.

2. Penyerapan Tenaga Kerja Dalam Industri Kecil Kerajinan Gitar

a. Terbukanya Lapangan Kerja

Berdasarkan data yang dikemukakan di atas industri kerajinan gitar di

Desa Ngrombo telah memberi lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar.

Masyarakat dapat bekerja sebagai pengrajin dan menjadi tenaga kerja. Industri

kecil kerajinan gitar di Desa Ngrombo mempunyai karakteristik yaitu alat

yang digunakan untuk memproduksi gitar-gitar di Desa Ngrombo masih

tergolong tradisional. Pada umumnya masyarakat desa Ngrombo

menggunakan rumah mereka masing-masing sebagai lokasi untuk

memproduksi kerajinan gitar. Tenaga kerja yang digunakan dalam proses

produksi gitar kebanyakan adalah tenaga kerja yang merupakan anggota dari

keluarga sendiri. Jadi peran anggota keluarga sangat penting dalam

kelangsungan industri kerajinan gitar ini. Lapangan kerja yang tercipta dapat

terisi oleh anggota rumah tangga pelaku industri sendiri.

Melihat karakterisitik industri kecil kerajinan gitar di Desa Ngrombo

maka keberadaan industri tersebut dapat digolongkan sebagai bagian dari

sektor informal. Tajdudin Noer Effendi (1995:74) memberikan pengertian

tentang sektor informal yaitu sektor informal diartikan sebagai “pekerja yang

berusaha sendiri tanpa buruh, berusaha sendiri dengan buruh tak tetap, atau

dibantu tenaga kerja keluarga yang tidak dibayar”. Ini menekankan bahwa

keberadaan sektor informal tampak dalam perannya sebagai penyerap tenaga

kerja. Adapun ciri-ciri yang dikemukakan mengenai sektor informal adalah

sebagai berikut:

a. pada umumnya unit usaha tidak mempunyai izin usaha .

92

Page 109: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. pola kegiatan berusaha tidak beraturan baik dalam arti lokasi maupun jam kerja

c. teknologi yang digunakan bersifat tradisional.d. modal dan perputaran usaha relatif kecil, sehingga skala operasi juga

relatif kecil.e. untuk menjalankan usaha tidak diperlukan pendidikan formal karena

pendidikan yang diperlukan diperoleh dari pengalaman sambil bekerja .f. pada umumnya unit usaha termasuk golongan yang mengerjakan sendiri

usahanya dan kalau mengerjakan, buruh berasal dari keluarga.g. sumber dana modal usaha pada umumnya dari tabungan sendiri atau dari

lembaga keungan yang tidak resmi.

Terpenuhinya syarat–syarat industri kecil sebagai bagian sektor informal

dikarenakan bahwa industri kecil kerajinan gitar di Desa Ngrombo

mempunyai ciri- ciri sebagai berikut :

a. dilakukan di rumah sendiri,

b. umumnya merupakan tambahan mata pencaharian disamping usaha pada

sektor pertanian,

c. teknologi yang digunakan relatif sederhana, dan tradisional

d. tenaga kerja berasal dari lingkungan keluarga dan kerabat,

e. pendidikan formal tenaga kerja yang relatif rendah,

dari berbagai karakteristik industri kecil kerajinan gitar yang memenuhi

syarat sebagai sebuah usaha sektor informal, maka keterkaitan industri kecil

dan sektor informal begitu kental. Sehingga dari hal itu dapat dikatakan bahwa

keberadaan industri kecil kerajinan gitar yang ada di Desa Ngrombo,

Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo merupakan bagian dari usaha sektor

informal.

Industri kecil sebagai sektor informal terlihat manfaatnya sebagai

penyerap tenaga kerja karena terbukanya lapangan kerja baru. Industri

kerajinan gitar di Desa Ngrombo telah mampu membuka lapangan pekerjaan

baru untuk masyarakat setempat. Pembukaan lapangan kerja baru tersebut

berdampak pada penekanan pengangguran di Desa Ngrombo.. Untuk itu

cukup jelas bahwa dengan berdirinya industri kerajinan gitar ini telah mampu

memberikan lapangan kerja baru dan sehingga menyerap tenaga kerja dapat

mengurangi motivasi masyarakat desa untuk pergi mencari pekerjaan ke kota.

93

Page 110: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sejalan dengan hal tersebut Irsan Azhary mengemukakan : ”dengan adanya

pengembangan industri ada beberapa manfaat yang didapatkan antara lain

yaitu terciptanya lapangan kerja baru , semakin banyak jumlah industri yang

dibangun maka banyak pula tenaga kerja yang diserap terutama pada industru

padar karya ”.(Irsan Azhary, 1986:5)

Timbulnya sektor informal sebagai sumber baru dalam penciptaan

lapangan kerja dan peluang berusaha merupakan manifestasi dari tidak

sebandingnya pertumbuhan angkatan kerja dengan kesempatan kerja yang

ada, serta keterbatasan sektor formal untuk menampung kelebihan tenaga

kerja. perpindahan ke sektor informal merupakan solusi di tengah sempitnya

kesempatan kerja di sektor formal. Untuk itu diperlukan penanganan yang

intensif mengenai perkembangan sektor informal dewasa ini. Dengan

demikian sektor ini dapat lebih berfungsi sebagai peluang untuk berusaha dan

menciptakan kesempatan kerja bagi penganggur.

b. Memberikan Pendapatan

Adanya industri kerajinan gitar yang berada di Desa Ngrombo telah

memberi peningkatan pendapatan bagi masyarakat pelaku industri. pendapatan

diperoleh ketika masyarakat masuk dalam sektor ini menjadi pengrajin maupun

sebagai tenaga kerja Ingin mencari bayaran atau tambahan pendapatan. Hal

tersebut sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Mubyarto (1985:216),

“industri kecil dan rumah tangga memberi tambahan pendapatan bagi pekerja/

kepala keluarga dan juga anggota keluarga lainnya”.

Masyarakat Desa Ngrombo lebih menyukai bekerja sebagai pengrajin

gitar daripada sebagai petani. Hal ini dikarenakan upah yang diperoleh sebagai

pengrajin gitar lebih besar dari pada bekerja sebagai petani ataupun buruh tani.

Selain itu, buruh industri kerajinan gitar maupun sebagai pengrajin gitar sifatnya

tetap dan tidak musiman seperti dalam pertanian. Jadi tidak ada musim paceklik

karena setiap hari memperoleh uang terus. Selain itu tenaga kerja dalam bidang

industri bersifat tetap, artinya menetap pada satu majikan. Untuk tenaga kerja

rata-rata setiap minggunya mendapatkan upah rata-rata mencapai Rp.130-

150ribu. Bahkan jika lembur upah itu dapat lebih besar dari nilai itu. Pendapatan

94

Page 111: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang lebih besar tentunya diperoleh oleh pemilik industri kerajinan gitar.

Pendapatan pemilik industri setiap minggunya rata-rata Rp.300-400ribu. Selain

itu peningkatan pendapatan juga diperoleh oleh penduduk yang memiliki

pekerjaan sampingan sebagai pengrajin tanpa meninggalkan profesi mereka

sebelumnya yaitu sebagai petani atau buruh tani. Dari pendapatan yang

diperoleh mereka di sektor industri kecil kerajinan gitar dapat mencukupi

kebutuhan hidup sehari-hari keluarga mereka.

3. Persoalan dan upaya yang dilakukan dalam industri kerajinan kecil gitar

Permasalahan yang dihadapi oleh pengrajin gitar di Desa Ngrombo yaitu

tidak stabilnya harga bahan baku, sulitnya memasarkan hasil produksi gitar

mereka dan kurangnya wawasan kewirausahaan dari para pengrajin sendiri. Hal

tersebut sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Irsan Azhary

(1986:32):

a) pemasaran yang kurang lancar diakibatkan karena persaingan dari barang atau bahan pengganti sejenis yang harganya lebih murah

b)model barang yang dihasilkan relatif kurang bervariasic) bahan baku untuk jenis-jenis barang tertentu sangat sulit untuk diperoleh

karena masih tergantung dengan negara lain.

Dalam mengatasi harga bahan baku yang tidak stabil para pengrajin

mengatasinya dengan cara menekan jumlah produksi mereka. Hal ini dilakukan

agar pengrajin tidak mengalami kerugian yang terlalu besar. Permasalahan

harga bahan baku terkait erat dengan iklim usaha dan kondisi ekonomi suatu

negara. Pangusaha kecil pada umumnya sangat rentan terhadap iklim usaha

yang kadang tidak menguntungkan bagi mereka. Pihak swasta yang mampu

memberikan pinjaman modal nampaknya membebankan bunga pinjaman yang

begitu memberatkan para pelaku industri kecil kerajinan gitar. Hal ini

nampaknya sesuai dengan pernyataan Irsan Azhary bahwa :

”...beberapa studi memberikan gambaran bahwa pemberi pinjaman non-institusional pada umumnya membebankan tingkat bunga di atas 2,5% perbulan, sehingga memberatkan pengusaha kecil. Belum lagi jika diperhitungkan beban implisit yang harus ditanggung oleh pengusaha yakni, harga bahan baku produksi yang diterima dari pedagang perantara relatif sangat tinggi , sedangkan di pihak lain harga hasil produksi yang

95

Page 112: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dijual kepada pedagang perantara relatif sangat rendah jika dibandingkan dengan harga yang berlaku di pasar ”(Irsan Azhary, 1986:7)

Selain usaha dalam mengatasi bergejolaknya harga bahan baku, usaha

juga dilakukan para pengrajin dalam mengatasi kendala sistem pemasaran yaitu

dengan melakukan pemasaran secara langsung yaitu dimana pembeli datang

secara lansung ke lokasi industri kerajinan gitar milik pengrajin di Desa

Ngrombo. Selain pemasaran secara langsung strategi yang lain yaitu dengan

menjalin hubungan kerjasama dengan distributor supaya gitar mereka lebih

dikenal di berbagai daerah di Indonesia. Hubungan kerjasama dilakukan dengan

distributor atau tengkulak dengan ketentuan harga barang ditentukan oleh

Distributor. Jadi, pengrajin sangat bergantung oleh pihak distributor atau

tengkulak dalam hubungan kerjasama ini, hal ini sejalan dengan Hadi Prayitno

yang mengungkapkan bahwa:

“rantai terlemah dari industri kecil pada umumnya terletak dibidang pemasaran. Kebanyakan dari para pengrajin kia misalnya pengrajin kulit dan penenun kecil, lebih tepat disebut “buruh”” borongan dari tengkulak yang bertindak sebagai suplpier bahan baku, pemberi modal, dan penyalur hasil-hasilnya. Dalam masalah harga para pengusaha kecil atau pengrajin tersebut adalah “price taker” atau hanya menerima upah.kontinuitas usaha mereka tergantung pada hubungan baik mereka dengan para tengkulak tersebut. Keadaan yang sudah berlangsung turun-temurun seperti ini menimbulkan ketergantungan dari pengusaha kecil kita kepada para tengkulak. (Hadi Prayitno, 1987:67)

Sistem kerja yang digunakan dalam pembuatan kerajinan gitar di Desa

Ngrombo yaitu menggunakan sistem kerja yang terpola-pola menjadi beberapa

unsur bagian, namun dalam sistem kelompok tersebut antara satu pengrajin

dengan pengrajin lainnya saling ketergantungan dan saling membutuhkan. Ada

kelompok pengrajin yang saat ini hanya membuat bagian stang gitar, ada

pengrajin yang menggarap bodi gitar saja dan beberapa kelompok pengrajin

mengerjakan bagian penyelesaian atau pengecatan. Kerjasama menjadi unsur

penting dalam kelangsungan industri kerajinan gitar di Desa Ngrombo.

Kesadaran untuk berkelompok mulai tumbuh di masyarakat tersebut. Kerjasama

yang terbangun dalam kegiatan industri kecil kerajinan gitar di Desa Ngrombo

terbina mulai dari lingkungan keluarga hingga sampai pada lingkungan

96

Page 113: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

masyarakat. Peran anggota keluarga menjadi sangat pening bagi kelangsungan

industri kecil kerajinan gitar. Anggota keluarga yang terdiri dari suami, istri dan

anak memberikan kontribusi yang cukup berarti. Pada umumnya kegiatan di

industri kecil kerajinan gitar sebagian besar di dominasi oleh kalangan laki-laki.

Namun peran perempuan dalam kegiatan industri tersebut juga tidak kalah

pentingnya. Biasanya perempuan- perempuan membangtu para suami mereka

dalam proses penyelesaian. Proses penyelesaian tersebut meliputi pengecatan

serta pengeringan. Begitu juga dengan anak perempuan di Desa tersebut. Dari

sini dapat di katakan bahwa solidaritas kelompok mulai terbangun dari

lingkungan keluarga hingga akhirnya solidaritas yang telah ada tersebut

terbangun dalam lingkungan yang lebih luas yaitu pada masyarakat Desa

Ngrombo. Kesadaran berkelompok tersebut di lihat sebagai kemauan untuk

bekerja sama dalam mengambangkan industri kerajinan gitar. Hal tersebut

sejalan dengan pernyataan sebagai berikut :

”Relasi antar perusahaan yang ada di dalam kluster akan bersifat dinamis manakala perusahaan-perusahaan yang ada di dalamnya mengadakan aksi bersama (joint action). Di dalam aksi bersama itu bukan berarti bahwa semua perusahaan yang ada di dalam kluster serentak melakukan hal yang sama. Aksi bersama itu bisa dilakukan oleh sekelompok kecil perusahaan. Di dalam proses produksi, misalnya, ada perusahaan yang melakukan penggarapan sampai setengah jadi, sedangkan proses penyelesaiannya (finishing) bisa dilakukan oleh perusahaan yang lain. (http:://www.ekonomirakyat.org/edisi_10/artikel_3.htm )

Sulitnya pemasaran hasil kerajinan gitar mereka karena para pengrajin

masih mempunyai wawasan wirausaha yang sedikit. Untuk menambah wawasan

kewirausahaan para pengrajin maka Pemerintah setempat senantiasa melakukan

upaya. Upaya yang selama ini dilakukan yaitu dengan memberikan pembinaan-

pembinaan tentang kewirausahaan bagi mereka. Pembinaan yang selama ini

diberikan yaitu pembinaan yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian,

perdagangan dan Koperasi. Sejalan dengan hal tersebut di atas Hadi Prayitno

menyatakan :

“pembinaan pengusaha kecil jelas merupakan usaha yang perlu terus-menerus dilakukan oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya golongan ekonomi lemah.

97

Page 114: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pembinaan itu semestinya dimulai dari apa yang dimiliki pengrajin itu sendiri untuk mengembangkan potensi yang ada. kunci pembinaan usaha kecil dewasa ini terletak di bidang pemasaran yang bertujuan agar hasil produksi industri kecil dapat terjual. (Hadi Prayitno,1987:70) ”

Berbagai strategi yang dilakukan oleh pengrajin dan pihak-pihak yang

berkepentingan dalam industri kecil kerajinan gitar tidak lain merupakan upaya

dalam rangka menjaga agar keberadaan industri kecil kerajinan gitar di Desa

Ngrombo tetap bisa berlangsung dan mampu bertahan. Dari hal tersebut

diharapkan keberadaan industri kerajinan gitar di Desa Ngrombo mampu

memberikan kontribusi yang bernilai positif bagi masyarakat Desa Ngrombo

khususnya dan masyarakat luas

98

Page 115: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan sajian data dan analisis data yang diperoleh mengenai

Kontribusi Industri Kecil Kerajinan Gitar Dalam Upaya Penyerapan Tenaga Kerja

(Studi Kasus Pada Masyarakat Desa Ngrombo, Kecamatan Baki, Kabupaten

Sukoharjo) maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Alasan masyarakat Desa Ngrombo mengembangkan industri kerajinan gitar

yaitu mereka mempunyai ingin menjadikan industri kerajinan gitar sebagai

pekerjaan sampingan disamping pekerjaan utama mereka di sektor pertanian,

selain itu mereka mempunyai alasan untuk menambah penghasilan dan

memanfaatkan waktu luang. Industri kecil kerajinan gitar yang berada di Desa

Ngrombo merupakan subtitusi mata pencaharian penduduk Desa Ngrombo.

Penyempitan lahan, adanya mekanisasi pertanian dan biaya pengolahan lahan

pertanian yang semakin mahal menjadikan bekerja di sektor pertanian tidak

bisa lagi diandalkan guna mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.

Berkurangnya lahan pertanian mengakibatkan berkurangnya kegiatan

penduduk dalam sektor pertanian. banyak waktu luang yang dimiliki oleh

masyarakat yang bermatapencaharian sebagai petani. Di sisi lain penduduk

yang jumlahnya besar merupakan sumber dari angkatan kerja yang besar pula.

Lapangan kerja di sektor pertanian yang menjadi andalan masyarakat Desa

Ngrombo semakin terbatas. Hal tersebut menyebabkan tingkat pengangguran

di Desa Ngrombo semakin meningkat. Masyarakat Desa Ngrombo mulai

mencari alternatif pekerjaan lain di luar sektor pertanian. Salah satunya yaitu

bekerja di sektor industri Kerajinan gitar. Besarnya potensi lapangan kerja di

sektor industri kerajinan gitar menjadikan pengrajin lebih serius menekuni

usahanya. Tindakan masyarakat pedesaan untuk melakukan kegiatan ekonomi

di bidang sektor industri kerajinan gitar bisa dilihat sebagai sebuah tindakan

sosial. Tindakan masyarakat pedesaan dalam melakukan kegiatan industri

didasarkan pada keadaan untuk mecari jalan keluar dalam menghadapi

99

Page 116: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

terbatasnya lapangan kerja di sektor pertanian. Hal ini dilakukan guna

menekan tingkat pengangguran dari keadaan angkatan kerja yang berlebih di

Desa Ngrombo. Selain itu juga motivasi dari mereka untuk mendapatkan

tambahan penghasilan guna mencukupi kebutuhan keluarga serta

meningkatkan kesejahteraan hidup.

2. Kontribusi Industri Kecil Kerajinan Gitar dalam mengatasi pengangguran Di

Desa Ngrombo.

Berdasarkan data yang dikemukakan bahwa industri kerajinan gitar di Desa

Ngrombo memberikan lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar.

Keberadaan industri kecil kerajinan gitar di Desa Ngrombo memberikan

kontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja dengan membuka lapangan kerja

baru di sektor tersebut. Dari monografi Desa pada tahun 2009 tercatat 810

orang (31,87%) dari total jumlah penduduk Desa Ngrombo bisa masuk ke

dalam sektor industri kerajinan gitar di Desa Ngrombo. Data terdahulu yang

dapat dijadikan sebagai pembanding jumlah penduduk yang terlibat dalam

kegiatan di sektor industri kecil kerajinan gitar yaitu data tahun 2008 dan

2007. Pada tahun 2007 sektor industri kerajinan gitar di Desa Ngrombo telah

melibatkan 765 orang dan di tahun 2008 sebanyak 684 orang (Monografi Desa

Ngrombo tahun 2007-2009). Dilihat dari perbandingan tiga tahun ke belakang

tersebut dapat disimpulkan bahwa jumlah terbanyak terdapat berada pada

tahun 2009. Jadi keberadaan industri kecil kerajinan gitar mengurangi tingkat

pengangguran di Desa Ngrombo.

Keberadaan industri kecil kerajinan gitar yang ada di Desa Ngrombo,

Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo termasuk sektor informal yang

mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: dilakukan di rumah sendiri, pekerjaan

sampingan, teknologi yang digunakan relatif sederhana, dan tradisional,

tenaga kerja berasal dari lingkungan keluarga dan kerabat, pendidikan formal

tenaga kerja yang relatif rendah.

Kontribusi yang lain terkait dengan berdirinya industri kerajinan gitar

yaitu memberikan pendapatan masyarakat yang bekerja di sektor tersebut.

100

Page 117: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Penghasilan tersebut bisa merupakan penghasilan tambahan bagi mereka

selain dari penghasilan yang diperoleh dari sektor pertanian.

3. Persoalan dan Upaya Dalam Industri Kecil Kerajinan Gitar

Kendala yang menghambat jalannya industri kecil kerajinan gitar yaitu

semakin bergejolaknya harga bahan baku dan sulitnya sistem pemasaran hasil

gitar. Usaha yang dilakukan para pengrajin dalam mengatasi kendala yang

menghambat jalannya industri kecil kerajinan gitar yaitu dengan menekan

jumlah produksi gitar sehingga pengrajin tidak menderita kerugian yang

terlalu besar. Sedangkan untuk pemasarannya yaitu dengan melakukan

pemasaran secara langsung yaitu dimana pembeli datang secara lansung ke

lokasi industri kerajinan gitar milik pengrajin di Desa Ngrombo. Selain

pemasaran secara langsung strategi yang lain yaitu dengan menjalin hubungan

kerjasama dengan distributor supaya gitar mereka lebih dikenal di berbagai

daerah di Indonesia. Untuk menambah wawasan kewirausahaan para

pengrajin maka Pemerintah Desa setempat senantiasa melakukan upaya

dengan memberikan pembinaan-pembinaan tentang kewirausahaan yang

dilakukan oleh Dinas Perindustrian, perdagangan dan Koperasi. Selain itu juga

dari pihak pengrajin sendiri saat ini mulai sadar untuk berkelompok.

B. Implikasi

1. Implikasi Secara Teoritis

a. Menambah pengetahuan yang lebih mendalam tentang kewirausahaan.

Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa industri kecil kerajinan gitar

merupakan kegiatan ekonomi masyarakat pengrajin di Desa Ngrombo.

Industri kecil kerajinan gitar dalam pengembangannya mengalami berbagai

kendala. Dari kendala tersebut terdapat upaya-upaya yang dilakukan guna

mempertahankan kelangsungan industri kecil kerajinan gitar di Desa

Ngrombo.

b. Dapat digunakan sebagai acuan bagi peneliti lain tentang berbagai hal yang

terkait dengan kemasyarakatan, ketenagakerjaan serta perkembangan sektor

industri desawa ini.

101

Page 118: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Implikasi Secara Praktis

a. Menambah referensi bagi pemerintah setempat dalam pengembangan

industri kecil kerajinan gitar di Desa Ngrombo. Seperti yang sudah

dijelaskan dari uraian di atas bahwa keberadaan indusri kecil kerajinan gitar

di Desa Ngrombo mempunyai kontribusi yang positif bagi masyarakat

setempat khususnya dan masyarakat luas pada umunya. Kontribusi yang

berarti yaitu terbukanya lapangan kerja baru sehingga turut membantu

pemerintah dalam mengatasi tingkat pengangguran di Desa Ngrombo.

b. Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang pengembangan

industri kecil kerajinan gitar sehingga dapat digunakan sebagi acuan

perencanaan sosial yang mencakup manfaat usaha dan pengembangan

sumber daya manusia terkait dengan industri kecil kerajinan gitar .

C. Saran

Berdasarkan hasil dari penelitian ini maka peneliti memberikan saran

sebagai berikut :

1. Pemerintah hendaknya memberikan dukungan kepada keberadaan industri

kecil kerajinan gitar dalam wujud memberikan pelatihan, pembinaan dan

bantuan modal serta peralatan.

2. Pemerintah setempat hendaknya mendirikan koperasi yang dapat

menyediakan bahan baku harganya terjangkau serta mampu menampung

dan memasarkan hasil kerajinan gitar sehingga pengrajin tidak lagi

tergantung kepada tengkulak.

3. Pemerintah setempat hendaknya memberikan pelatihan wawasan

kewirausahaan kepada pengrajin.

4. Masyarakat pengrajin hendaknya berusaha untuk dapat meningkatkan

wawasan kewirausahaan serta wawasan jaringan pasar dan pengetahuan

tentang potensi pasar.

5. Masyarakat setempat hendaknya meningkatkan rasa kebersamaan dalam

mendukung proses perkembangan industri kecil kerajinan gitar di Desa

Ngrombo.

102

Page 119: kontribusi industri kecil kerajinan gitar dalam upaya penyerapan ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6. Pemilik industri hendaknya mengusahakan hak paten atas gitar produksi

mereka dikarenakan gitar-gitar tersebut mempunyai kualitas yang tidak

kalah dibanding dengan kualitas ekspor.

103