Kontra Memori Kasasi Ahmad
-
Upload
syahrul-mustofashmh -
Category
Documents
-
view
2.301 -
download
18
Transcript of Kontra Memori Kasasi Ahmad
Alamat : Jl. Ade Irma Nasution,
RT 05/01 Kelurahan Dalam,
Kecamatan Taliwang-KSB Kode
Pos 84355 Email :
Telp : (0372)-81848
Fax : (0372)-81848
KANTOR ADVOKAT/PENGACARA
SYAHRUL
Kepada Yth,
Bapak Ketua Mahkamah Agung RI
Jl.Merdeka Utara No.9
Di Jakarta.
Melalui :
Yang Terhormat
Ketua Pengadilan Negeri
Jl. Dr.Cipto
Di Sumbawa Sumbawa besar
Perihal
Dengan Hormat,
Yang bertandatangan dibawah ini adalah :
Advokat/Penasehat Hukum
AHMAD, S.Ag berkantor di
Ade Irma Nasution, No.55 Kelurahan Dalam, Kecamatan Taliwang, Kabupaten
Sumbawa Barat, NTB 84355, telefax (0372)
dengan ini mengajukan Kontra Memori
penuntut umum pada kejaksaan negeri
dalam perkara pidana nomor
atas nama Terdakwa
Kontra memori kasasi ini
diajukan oleh jaksa penuntut umum karena alasan formal undang
telah dengan tegas melarang diajukan kasasi atas putusan BEBAS.
KANTOR ADVOKAT/PENGACARA
& KONSULTAN HUKUM
(LAW OFFICE )
SYAHRUL MUSTOFA,S.H., M.H & ASSOCIATES
Sumbawa, 18 Nopember 2011
Bapak Ketua Mahkamah Agung RI
Jl.Merdeka Utara No.9-13, Jakarta Pusat
Ketua Pengadilan Negeri Sumbawa Besar
Sumbawa besar
Perihal : KONTRA MEMORI KASASI
Yang bertandatangan dibawah ini adalah : SYAHRUL MUSTOFA, S.H.,M.H
/Penasehat Hukum, bertindak untuk dan atas nama serta mewakili
berkantor di Kantor Syahrul Mustofa, SH.MH & Associates, Jl.
Ade Irma Nasution, No.55 Kelurahan Dalam, Kecamatan Taliwang, Kabupaten
Sumbawa Barat, NTB 84355, telefax (0372)-81848, email
:[email protected], untuk selanjutnya disebut TERMOHON KASASI,
dengan ini mengajukan Kontra Memori Kasasi terhadap memori kasasi jaksa
penuntut umum pada kejaksaan negeri Sumbawa tertanggal 31
dalam perkara pidana nomor 147/Pid.B/2011/PN.SBB; tertanggal
Terdakwa AHMAD, S.Ag.
A. KEBERATAN FORMAL
Kontra memori kasasi ini kami sampaikan sebagai keberatan atas kasasi yang
diajukan oleh jaksa penuntut umum karena alasan formal undang
telah dengan tegas melarang diajukan kasasi atas putusan BEBAS.
1
KANTOR ADVOKAT/PENGACARA
MUSTOFA,S.H., M.H & ASSOCIATES
Sumbawa, 18 Nopember 2011
SYAHRUL MUSTOFA, S.H.,M.H,
, bertindak untuk dan atas nama serta mewakili
SH.MH & Associates, Jl.
Ade Irma Nasution, No.55 Kelurahan Dalam, Kecamatan Taliwang, Kabupaten
81848, email
TERMOHON KASASI,
Kasasi terhadap memori kasasi jaksa
tertanggal 31 Oktober 2011
; tertanggal 5 Juli 2011
kami sampaikan sebagai keberatan atas kasasi yang
diajukan oleh jaksa penuntut umum karena alasan formal undang-undang yang
telah dengan tegas melarang diajukan kasasi atas putusan BEBAS.
2
A.1 ALASAN UNDANG-UNDANG
A.1.1. Majelis Hakim Pengadilan Negeri Sumbawa Besar Pemeriksa Perkara
Pidana Nomor 147/Pid.B/2011/PN.SBB atas nama terdakwa AHMAD,
S.AG dengan jelas dan terang telah menjatuhkan putusan : “Menyatakan
bahwa Terdakwa AHMAD, S.Ag tidak terbukti secara sah dan
menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana yang
didakwakan atas dirinya”. Dan kemudian menyatakan “Membebaskan
Terdakwa oleh karena itu dari seluruh dakwaan (vrijspraak)”.
A.1.2. Bahwa menurut Pasal 244 KUHAPidana disebutkan “Terhadap putusan
perkara pidana yang diberikan pada tingkat terakhir oleh Pengadilan lain
selain daripada Mahkamah Agung, terdakwa atau penuntut umum dapat
mengajukan permintaan pemeriksaan kasasi kepada Mahkamah Agung
kecuali terhadap putusan bebas”. Didalam penjelasannya tidak ada
penjelasan lebih lanjut karena tertulis cukup jelas.
A.1.3. Dengan demikian, menurut ketentuan Pasal 244 KUHAP, Jaksa Penuntut
umum tidak memenuhi syaraf formal untuk dapat mengajukan
permintaan pemeriksaan kasasi kepada Mahkamah Agung atas perkara a
quo karena dalam perkara tersebut terdakwa AHMAD, S.Ag telah diputus
BEBAS oleh Pengadilan Negeri Sumbawa Besar.
A.1.4. Bahwa menurut KUHAP hanya ada satu jenis putusan “bebas” yaitu
sebagaimana ditentukan dalam Pasal 191 (1), berbunyi “jika pengadilan
berpendapat bahwa dari hasil pemeriksaan disidang, kesalahan
terdakwa atas perbuatan yang didakwakan kepadanya tidak terbukti
secara sah dan menyakinkan, maka terdakwa diputus bebas”.
A.1.5. Bahwa putusan majelishakim yang membebaskan Terdakwa AHMAD,
S.Ag didasarkan atas pertimbangan majelis hakim yang secara tegas
menyatakan “tidak terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah
melakukan tindak pidana sebagaimana yang didakwakan kepadanya”.
Sehingga pengertian “bebas” sebagaimana yang dimaksud dalam
putusan majelis haki a quo tidak bias ditafsirkan lain selain pengertian
“bebas” sebagaimana dimaksud oleh Pasal 191 ayat 1 KUHAP.
A.1.6. Bahwa menurut KUHAP Khususnya Pasal 191 Ayat (1) KUHAP tidak
terdapat istilah “bebas murni” atau “bebas tidak murni”, sehingga kata
“bebas” sebagaimana yang dimaksud oleh Pasal 244 adalah sama
dengan kata “bebas” sebagaimana yang dimaksud oleh Pasal 191 Ayat
(1) KUHAP. Sehingga kami, TERMOHON KASASI dengan ini keberatan
3
jika jaksa penuntut umum, sebagai PEMOHON KASASI mengajukan
permohonan kasasi yang jelas-jelas dilarang oleh undang-undang.
A.2. ALASAN YURISPRUDENSI
A.2.1. Bahwa jaksa penuntut umum sebagai PEMOHON KASASI dalam rangka
untuk bias menyimpangi dari ketentuan Pasal 244 KUHAP menggunakan
dasar Keputusan Menteri Kehakiman RI No.M.14-PW.07.03 Tahun 1983
tertanggal 10 Desember 1983 tentang Tambahan Pedoman Pelaksanaan
KUHAP, khususnya butir 19 mengenai putusan bebas dalam
hubungannya dengan banding dan kasasi (selanjutnya Keputusan
Menteri Kehakiman No.14-PW).
A.2.2. Bahwa kami TERMOHON KASASI, berpendapat permohonan dari
PEMOHON KASASI adalah permohonan yang bertentangan dengan tata
urutan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
Karena menurut pendapat kami sebagai TERMOHON KASASI, berarti
Jaksa penuntut umum telah memohonkan untuk memenangkan (prevail)
peraturan yang lebih rendah yaitu Keputusan Mentri Kehakiman
No.M.14-PW atas peraturan yang lebih tingi, yaitu KUHAP. Karena
KUHAP adalah undang-undang sedangkan Keputusan Menteri
Kehakiman No.M.14-PW adalah peraturan dibawah undang-undang.
A.3. ALASAN KOMPETENSI
A.3.1. Bahwa permohonan kasasinya Jaksa Penuntut Umum yang memohon
kepada Mahkamah Agung untuk memeriksa kembali (review) putusan
“bebas” Pengadilan Negeri Sumbawa Besar, pada hakekatnya adalah
merupakan permohonan untuk melakukan peninjauan agar ketentuan
undang-undang (KUHAP) yang semula melarang dilakukan kasasi atas
putusan bebas, menjadi supaya dibolehkan untuk kasasi.
A.3.2. Bahwa keputusan Menteri Kehakiman No.M.14-PW adalah suatu
pedoman beracara pidana yang ada sebelum lahirnya Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah
Konstitusi. Bahwa Undang-Undang No.24 Tahun 2003 tentang
Mahkamah Konstitusi adalah Undang-undang yang merupakan amanat
dari UUD 1945, Khususnya Pasal 24c (Ayat 1) UUD 1945 yang berbunyi :
“Mahkamah Konstitusi mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang
putusannya bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap
Undang-Undang Dasar.....................”.
4
A.3.5. Bahwa permohonan kasasi oleh Jaksa Penuntut umum atas putusan
bebas pada hakikatnya adalah merupakan permohonan untuk menguji
ketentuan undang-undang, khususnya Pasal 191 ayat 1 junto Pasal
244 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang hukum acara
pidana.
A.3.6 Bahwa sebagai TERMOHON KASASI berkeberatan karena alasan bahwa
Mahkamah Agung tidak mempunyai kompetensi untuk menguji
peraturan setingkat undang-undang.
Bahwa atas dasar alasan-alasan / argumentasi hukum tersebut diatas, maka
Jaksa penuntut umum sebagai PEMOHON KASASI tidak memenuhi persyaratan
formal untuk bisa mengajukan kasasi kepada Mahkamah Agung, oleh karenanya
TERMOHON KASASI mohon kepada Mahkamah Agung Republik Indonesia c.q
Majelis Hakim Tingkat Kasasi Pemeriksa Perkara ini berkenan untuk
memutuskan “Menyatakan Permohonan Kasasi Jaksa Penuntut Umum
Tidak Dapat Diterima”.
B.TANGGAPAN ATAS MEMORI KASASI
Apabila Mahkamah Agung Republik Indonesia c.q Majelis Hakim Tingkat Kasasi
Pemeriksa Perkara ini berpendapat lain, maka kami akan mengajukan
tanggapan atas materi Memori Kasasi Jaksa Penuntut Umum sebagai berikut :
B.1. Bahwa pada prinsipnya, TERMOHON KASASI secara tegas menyatakan
tidak sependapat, keberatan, dan menolak seluruh Memori Kasasi Jaksa
penuntut Umum.
B.2 Bahwa Majelis Hakim Judex Factie yang telah memeriksa perkara di tingkat
pengadilan pertama dengan Nomor 147/Pid.B/2011/PN.SBB; tertanggal 5
Juli 2011 berserta seluruh pertimbangan hukumnya (selanjutnya mohon
disebut Majelis Hakim PN) yang telah memberikan putusan bebas kepada
Terdakwa AHMAD S.Ag ditinjau dari segi yuridis adalah putusan yang
dinilai oleh Majelis Hakim PN yang bersangkutan :
B.2.1 Tidak memenuhi Asas pembuktian menurut Undang-Undang
secara negatif. Artinya pembuktian yang diperoleh di persidangan,
tidak cukup membuktikan kesalahan Terdakwa dan hal-hal yang
terbukti diyakini oleh Majelis HakimPN sebagai bukan kesalahan
pidana.
B.2.2 Tidak memenuhi Asas batas minimun pembuktian, Artinya
kesalahan yang didakwakan kepada Terdakwa sama sekali tidak
terbukti, karena semua alat bukti yang diajukan di persidangan baik
5
berupa keterangan saksi, keterangan ahli, surat dan petunjuk
maupun keterangan terdakwa, tidak dapat membuktikan kesalahan
yang didakwakannya. Berarti perbuatan yang didakwakan tidak
terbukti secara sah dan menyakinkan karena menurut penilaian
Majelis Hakim PN semua alat bukti yang diajukan tidak memadahi
sebagai BUKTI atas kesalahan terdakwa.
B.3 Bahwa dalam memori kasasi-nya pada hal.1 s.d. 3 Jaksa Penuntut Umum
sebagai PEMOHON KASASI berpendapat bahwa Majelis Hakim Pengadilan
Negeri Sumbawa Besar telah salah menerapkan hukum atau menerapkan
hukum tidak sebagaimana mestinya.
Bahwa kami, sebagai TERMOHON KASASI sangat keberatan dengan
pendapat dan alasan PEMOHON KASASI ; pertama bahwa dalam judic
factie para saksi (de charge) dalam pengadilan judic factie secara terang
dan jelas telah menerangkan bahwa mereka adalah anggota partai
demokrat dan pendukung terdakwa pada pemilu legislatif 2009
(konstituen), setiap 3 bulan sekali menerima uang reses dari terdakwa,
bahkan diluar jadwal reses pun para saksi terkadang menerima uang dari
terdakwa, uang dari terdakwa kepada para saksi adalah sebagai bentuk
tanggungjawab sekaligus komitmen terdakwa dengan pemilih (kosntituen)
karena pada pemilu 2009 Terdakwa berjanji akan menyisihkan sebagian
pendapatannya untuk konstituen. Para saksi menerangkan bahwa mereka
adalah anggota partai demokrat hingga sekarang, dan dalam pemilukada
2010 mereka tidak mentaati atau bersebrangan dengan keputusan partai
demokrat, yang dipimpin oleh Terdakwa. Pemberian uang itu sendiri
adalah sebagai tanda komitmen dan penghargaan terdakwa terhadap
konsetituen, para saksi maupun terdakwa secara terang dan jelas dalam
persidangan judic faktie menerangkan bahwa tidak ada kaitannya atau
maksud terdakwa untuk memberian uang Rp.20.000 dengan Pemilukada
2010 atau mempengaruhi/membujuk pilihan calon bupati dan wakil
bupati, para saksi juga mengaku tidak pernah dipaksa, ditekan dan atau
dibujuk untuk memilih pasangan calon tertentu. Para saksi menerangkan
pemberian uang dari Terdakwa sangat membantu menolong mereka dan
mengharapkan agar terdakwa untuk terus membantu para saksi
(memberikan uang).
Sayangnya memang pelaksanaan reses tanggal 17 april 2010 tersebut
bertepatan dengan Pemilukada 2010, dan dalam agenda reses Terdakwa
dan keterangan saksi Dedi Damhudi selaku moderator acara reses dan
saksi Dei ismalil (saksi ade cahrge) telah menegaskan pada acara
pertemuan reses, agar pemberian uang Rp.20.000/peserta reses untuk
tidak dihubungkan dengan pemilukada 2010, karena uang tersebut adalah
uang konsumsi dan transportasi peserta reses (uang saku/rokok).
6
Terdakwa tidak pernah memiliki maksud maupun tujuan untuk mengajak
golput, atau memilih pasangan calon tertentu sehingga suara para saksi
menjadi tidak sah sebagaimana PEMOHON KASASI tuduhkan melanggar
pasal 117 ayat 2 UU No.32 tahun 2004. Melainkan adalah semata-mata,
dimaksudkan untuk menjalankan undang-undang, karena berdasarkan
undang-undang uang reses tersebut harus diberikan kepada peserta
reses.
TERMOHON KASASI berpendapat tidak ada yang salah dalam
pertimbangan majelis Hakim PN, dalam menerapkan pasal 117 ayat (2)
UU.No.32 Tahun 2004 karena dalam pertimbangannya Majelis Hakim PN
dari uraian fakta keterangan saksi-saksi dalam persidangan judic factie,
tidak melihat adanya keterkaitan antara pemberian uang reses oleh
Terdakwa selaku anggota DPRD kepada para saksi sebagai konstituen
dengan maksud agar para saksi tidak menggunakan hak pilihnya (golput)
atau agar para saksi memilih calon tertentu yang dikehendaki terdakwa.
Karena tidak ada keterangan para saksi yang menerangkan terdakwa
memberi arahan kepada para saksi agar dengan pemberian uang tersebut
para saksi memilih salah satu pasangan calon dalam Pilkada KSB yang
didukung oleh partai terdakwa yaitu paket LANJUTKAN. Dan dalam judic
factie Saksi Nanang Kosim tidak pernah dihadirkan PEMOHON KASASI
dalam persidangan.
Bahwa sehubungan dengan itu Majelis Hakim PN dalam pertimbangannya
(halaman 23) mengatakan bahwa Penuntut Umum tidak/belum dapat
membuktikan adanya keterkaitan antara kesengajaan terdakwa dalam
membagi-bagikan uang kepada para saksi dengan maksud (akibat) agar
para saksi tidak menggunakan hak pilihnya, atau supaya para saksi
memilih pasangan calon tertentu atau menggunakan hak pilihnya dengan
cara tertentu sehingga surat suaranya menjadi tidak sah.Bahwa apa yang
dipertimbangkan Majelis Hakim PN SBB tersebut, ternyata tidak memenuhi
harapan PEMOHON KASASI, sebab Majelis Hakim PN menilai bahwa unsur
tersebut tidak terbukti.
TERMOHON KASASI sangat keberatan dengan Memori Kasasi Jaksa
Penuntut Umum, karena alasan Memori kasasi tersebut sama sekali
BUKAN termasuk alasan permohonan kasasi yang dibenarkan menurut
Pasal 253 Ayat (1) KUHAP. Segala uraian PEMOHON KASASI untuk
mendukung alasannya, seperti tersebut di halaman 1 hingga 3 memori
kasasi, adalah uraian tentang bagaimana seharusnya Majelis Hakim PN
menilai suatu fakta, jadi bukan tentang “penerapan hukum”.
Bahwa judex factie tidak berkewajiban untuk menguraikan satu persatu
unsur delik, sebab satu unsur saja tidak terbukti maka gugurlah
7
dakwaannya Jaksa Penuntut Umum. Bahwa sehubungan dengan itu
Majelis Hakim PN dalam pertimbangannya (halaman 23) mengatakan
bahwa Penuntut Umum tidak/belum dapat membuktikan. Oleh karena
salah satu unsur dakwaan tidak terpenuhi maka terdakwa dalam
pertimbangan Majelis Hakim PN SBB mengatakan bahwa terdakwa harus
dinyatakan tidak terbukti bersalah secara sah dan menyakinkan
melakukan tindak pidana sebagaimana didakwakan kepadanya. Bahwa
dengan demikian tidak terdapat kesalahan Majelis Hakim PN SBB dalam
menerapkan hukum, karena yang dijalankan oleh Majelis Hakim PN SBB
adalah melakukan kewajibang hukum acara pidana, yaitu melakukan
penilaian atas unsur-unsur delik, yang kemudian diakhiri dengan
pendapatnya dimana pendapatnya mengatakan bahwa salah satu unsur
adalah “tidak terbukti”.
Kedua, alasan PEMOHON KASASI mengatakan bahwa Majelis Hakim
PN.SBB telah salah menerapkan hukum, “.....karena pasal 117 ayat (2) UU
No.32 tahun 2004 hanya memuat unsur yang mensyaratkan, cukup jika
semua unsur pasal tersebut dipenuhi tidak melihat hasil akhir atau akibat
yang ditimbulkan dari ajakan atau suruhan terdakwa...”. TERMOHON
KASASI menilai bahwa alasan tersebut tidaklah tepat, karena unsur-unsur
dalam pasal 117 ayat (2) adalah bersifat komulatif, atau dengan kata lain
seluruh unsurnya harus terpenuhi. Tidak cukup hanya dengan satu syarat
atau satu unsur yang hanya terpenuhi. Dan oleh karena, hanya unsur
“setiap orang” yang terbukti dalam judic factie, sedangkan unsur lainnya
tidak terbukti, maka pertimbangan Majelis hakim PN dalam putusannya
Nomor 147/Pid.B/2011/PN.SBB Tanggal 12 Oktober 2011 pada halaman
22 s.d. 25 adalah sudah tepat atau tidak ada kesalahan Majelis hakim PN
SBB dalam menerapkan/menetapkan peraturan hukum atas putusannya.
Dan oleh karena uang reses tersebut, telah diberikan Pemerintah Daerah
kepada Terdakwa, dan Terdakwa diberikan hak untuk memanfaatkannya
atau menggunakannya untuk kepentingan reses, maka uang tersebut
harus dikembalikan kepada Terdakwa untuk diberikan kepada konstituen
(para saksi ) adalah sudah tepat dan benar pertimbangan Majelis Hakim
PN SBB.
Ketiga, Bahwa TERMOHON KASASI sangat keberatan dengan MEMORI
KASASI Jaksa penuntut umum, karena alasan Memori kasasi sama sekali
BUKAN termasuk alasan permohonan kasasi yang dibenarkan menurut
Pasal 253 Ayat (1) KUHAP. Sebagaimana diketahui bahwa alasan-alasan
permohonan kasasi yang dibenarkan menurut Pasal 253 Ayat (1) KUHAP
adalah sebagai berikut :
8
a. Apakah benar suatu peraturan hukum tidak diterapkan atau
diterapkan tidak sebagaimana mestinya;
b. Apakah benar cara mengadili tidak dilaksanakan menurut
ketentuan undang-undang;
c. Apakah benar pengadilan telah melampaui batas
wewenangnya.
Sedangkan alasan memori kasasi jaksa penuntut umum tersebut di atas
berada diluat ke-3 (tiga) alasan permohonan kasasi sebagaimana tersebut
dalam Pasal 253 Ayat (1) KUHAP, karena hanya mempermasalahkan
perihal penilaian pembuktian yang bersifat penghargaan tentang
suatu kenyatan oleh karenanya kami mohon agar permohonan kasasi
Jaksa penuntut umum dikesampingkan seluruhnya.
Maka, berdasarkan alasan-alasan/argumentasi hukum tersebut diatas,
TERMOHON KASASI mohon agar Majelis Hakim Tingkat Kasasi Pemeriksa
Perkara ini berkenaan untuk memutuskan “Menolak Permohonan
Kasasi Jaksa Penuntut Umum”.
Demikian kontra memori kasasi ini kami sampaikan, atas perhatian Yang
Terhormat Bapak Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia c.q Majelis
Hakim Tingkat Kasasi Pemeriksa Perkara ini kami hanturkan terimakasih.
Sumbawa Barat, 18 Nopember 2011
Hormat Kami,
Kuasa Hukum Ahamad, S.Ag
SYAHRUL MUSTOFA, S.H.,M.H