Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

121
1 Airmadidi, 01 November 2012 Kepada Yth : Ketua Pengadilan Tinggi Sulawesi Utara Di - Manado Melalui : Yang Terhormat : Kepaniteraan Pengadilan Negeri Airmadidi d/a : Kompleks Perkantoran Kabupaten Minahasa Utara Di – Airmadidi Perihal : Kontra Memori Banding Dengan Hormat, Kami yang bertanda tangan dibawah ini : 1. Novry Marthinus Dotulong, ST, Warga Negara Indonesia, lahir di Warukapas, tanggal 25 November 1978, bertempat tinggal di Desa Warukapas Jaga XI Kecamatan Dimembe Kabupaten Minahasa Utara, Pekerjaan Swasta, dengan Jabatan Direktur CV. SONVINO, Untuk selanjutnya mohon disebut sebagai……………………TERBANDING I semula PENGGUGAT I 2. Marchel Heronimus Dotulong, Warga Negara Indonesia, lahir di Tatelu, tanggal 13 Maret 1982, bertempat tinggal di Desa Warukapas Jaga XI Kecamatan Dimembe Kabupaten Minahasa Utara, Pekerjaan Wiraswasta, dengan Jabatan Direktur CV. ARCHITECNO, Untuk selanjutnya mohon disebut sebagai…………………..TERBANDING II semula PENGGUGAT II Selanjutnya, keseluruhan TERBANDING (TERBANDING I dan II semula PENGGUGAT I dan II) secara bersama - sama mohon disebut sebagai……………...PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT dengan ini bermaksud menyampaikan Kontra Memori Banding terhadap Memori Banding yang diajukan oleh : 1. Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara c.q Bupati Minahasa Utara, Drs. Sompie Singal, MBA, dengan menunjuk Kuasa Hukumnya Jefferson Obed Katuuk, SH, beralamat Perum Mutiara Sagrat Blok B 37 Kel. Sagrat Weru I Kec. Matuari Kota Bitung, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 24 Agustus 2012, Untuk selanjutnya mohon disebut sebagai…………………........PEMBANDING II semula TERGUGAT I 2. a. Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Minahasa Utara c.q Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Minahasa Utara cq Pengguna Anggaran, Ir. Patrice Tamengkel;………………………………………………………………………….semula TERGUGAT II b. Pejabat Pembuat Komitmen Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Minahasa Utara, Revindo Plangiten, SST, S.Pd, S.Mn, ST;…………………………………………………semula TERGUGAT III c Panitia Pengadaan Barang / Jasa Tahun Anggaran 2011 Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Minahasa Utara, Markus Pangkerego, SST; Mario Moniaga, ST; Gerson Pongajow, SST, MT; Rudy Rarun, ST; Stenly Polandos, ST;…………………………………………semula TERGUGAT V

Transcript of Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

Page 1: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

1

Airmadidi, 01 November 2012

Kepada Yth :

Ketua Pengadilan Tinggi Sulawesi Utara

Di -

Manado

Melalui :

Yang Terhormat :

Kepaniteraan Pengadilan Negeri Airmadidi

d/a : Kompleks Perkantoran Kabupaten Minahasa Utara

Di –

Airmadidi

Perihal : Kontra Memori Banding

Dengan Hormat,

Kami yang bertanda tangan dibawah ini :

1. Novry Marthinus Dotulong, ST, Warga Negara Indonesia, lahir di Warukapas, tanggal 25

November 1978, bertempat tinggal di Desa Warukapas Jaga XI Kecamatan Dimembe Kabupaten

Minahasa Utara, Pekerjaan Swasta, dengan Jabatan Direktur CV. SONVINO,

Untuk selanjutnya mohon disebut sebagai……………………TERBANDING I semula PENGGUGAT I

2. Marchel Heronimus Dotulong, Warga Negara Indonesia, lahir di Tatelu, tanggal 13 Maret 1982,

bertempat tinggal di Desa Warukapas Jaga XI Kecamatan Dimembe Kabupaten Minahasa Utara,

Pekerjaan Wiraswasta, dengan Jabatan Direktur CV. ARCHITECNO,

Untuk selanjutnya mohon disebut sebagai…………………..TERBANDING II semula PENGGUGAT II

Selanjutnya, keseluruhan TERBANDING (TERBANDING I dan II semula PENGGUGAT I dan II) secara

bersama - sama mohon disebut sebagai……………...PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT

PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT dengan ini bermaksud menyampaikan Kontra

Memori Banding terhadap Memori Banding yang diajukan oleh :

1. Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara c.q Bupati Minahasa Utara, Drs. Sompie Singal, MBA,

dengan menunjuk Kuasa Hukumnya Jefferson Obed Katuuk, SH, beralamat Perum Mutiara Sagrat

Blok B 37 Kel. Sagrat Weru I Kec. Matuari Kota Bitung, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 24

Agustus 2012,

Untuk selanjutnya mohon disebut sebagai…………………........PEMBANDING II semula TERGUGAT I

2. a. Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Minahasa Utara c.q

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Minahasa Utara cq Pengguna Anggaran, Ir. Patrice

Tamengkel;………………………………………………………………………….semula TERGUGAT II

b. Pejabat Pembuat Komitmen Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Minahasa Utara, Revindo

Plangiten, SST, S.Pd, S.Mn, ST;…………………………………………………semula TERGUGAT III

c Panitia Pengadaan Barang / Jasa Tahun Anggaran 2011 Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten

Minahasa Utara, Markus Pangkerego, SST; Mario Moniaga, ST; Gerson Pongajow, SST, MT;

Rudy Rarun, ST; Stenly Polandos, ST;…………………………………………semula TERGUGAT V

Page 2: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

2

Dengan menunjuk Kuasa Hukumnya Christiano Weenas, SH, dan Mario Legoh, SH, beralamat

Hotel Gran Puri, floor 3th, Jl. Sam Ratulangi No. 458 Manado, berdasarkan Surat Kuasa Khusus

tertanggal 01 Agustus 2012 dan tertanggal 02 Agustus 2012;

Untuk selanjutnya mohon disebut sebagai…………….PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V

Selanjutnya, keseluruhan PEMBANDING (PEMBANDING I dan PEMBANDING II) secara bersama -

sama mohon disebut sebagai…………………………PARA PEMBANDING semula TERGUGAT I, II, III, V

Sebelumnya, kami ingin menyampaikan bahwa PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT telah

menerima “ Relaas Pemberitahuan Pernyataan Banding “ yang diajukan oleh PARA PEMBANDING

semula TERGUGAT I, II, III, V pada tanggal 05 September 2012, dan “ Relaas Pemberitahuan

Penyerahan Memori Banding“ pada tanggal 10 Oktober 2012 yang diajukan oleh PEMBANDING II

semula TERGUGAT I serta “ Relaas Pemberitahuan Penyerahan Memori Banding“ pada tanggal 19

Oktober 2012 yang diajukan oleh PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V.

Adapun pernyataan banding atas Putusan Pengadilan Negeri Airmadidi tertanggal 26 Juli 2012 dalam

Perkara Perdata No : 06/PDT.G/2012/PN.AMD telah diajukan melalui Kepaniteraan Pengadilan Negeri

Airmadidi pada tanggal 23 Agusutus 2012 oleh PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V serta

pada tanggal 28 Agustus 2012 oleh PEMBANDING II semula TERGUGAT I, sedangkan TERGUGAT IV

tidak menyatakan banding.

Sebelum PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT, mengajukan tanggapan atas alasan-

alasan keberatan atau penolakan terhadap Putusan Hakim Tingkat Pertama yaitu mengenai

pertimbangan hukum dan amar putusan Pengadilan Negeri Airmadidi No : 06/PDT.G/2012/PN.AMD,

terlebih dahulu PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT mengajukan hal – hal sebagai

berikut :

1. Bahwa PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT sangat keberatan dan menolak dengan

tegas atas adanya upaya rekayasa terhadap amar Putusan Pengadilan Negeri Airmadidi dalam

Perkara 06/PDT.G/2011/PN.AMD tanggal 26 Juli 2012. yang dilakukan PEMBANDING I semula

TERGUGAT II, III, V melalui kuasa hukumnya sebagaimana termuat pada hal 2. Memori

Bandingnya, dengan menyatakan sebagai berikut :

MENGADILI :

DALAM KONVENSI

DALAM EKSEPSI :

- Menyatakan eksepsi dari TERGUGAT I, TERGUGAT II, TERGUGAT III dan TERGUGAT IV

tidak dapat diterima;

DALAM POKOK PERKARA :

1. Mengabulkan gugatan Pengugat sebagian

2. Menyatakan TERGUGAT – TERGUGAT telah melakukan perbuatan melawan hukum;

3. Menghukum TERGUGAT – TERGUGAT secara tanggung renteng untuk membayar ganti

kerugian materiil kepada PENGGUGAT I sebesar Rp. 115.980.200,- ( seratus lima belas juta

sembilan ratus delapan puluh ribu dua ratus rupiah ) dan kepada PENGGUGAT II sebesar Rp.

91.688.125,- (sembilan puluh satu juta enam ratus delapan puluh delapan seratus dua puluh lima

rupiah);

Page 3: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

3

4. Menghukum TERGUGAT – TERGUGAT secara tanggung renteng untuk membayar ganti rugi

imateriil kepada PENGGUGAT I sebesar Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) dan kepada

PENGGUGAT II sebesar Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah);

5. Menolak gugatan PENGGUGAT – PENGGUGAT untuk selebihnya;

DALAM REKONVENSI:

- Menolak gugatan PENGGUGAT Rekonvensi untuk seluruhnya;

-

DALAM KONVENSI DAN REKONVENSI:

- Menghukum TERGUGAT – TERGUGAT untuk membayar biaya perkara sebesar Rp. 446.000,-

(empat ratus empat puluh enam ribu )

Dimana seharusnya amar putusan tersebut menyatakan sebagai berikut

MENGADILI :

DALAM KONVENSI

DALAM EKSEPSI :

- Menyatakan eksepsi dari TERGUGAT I, TERGUGAT II, TERGUGAT III dan TERGUGAT V tidak

dapat diterima;

DALAM POKOK PERKARA :

1. Mengabulkan gugatan Pengugat untuk sebagian

2. Menyatakan TERGUGAT – TERGUGAT telah melakukan perbuatan melawan hukum;

3. Menghukum TERGUGAT – TERGUGAT secara tanggung renteng untuk membayar ganti

kerugian materiil kepada PENGGUGAT I sebesar Rp. 115.980.200,- ( seratus lima belas juta

sembilan ratus delapan puluh ribu dua ratus rupiah ) dan kepada PENGGUGAT II sebesar Rp.

91.688.125,- (sembilan puluh satu juta enam ratus delapan puluh delapan ribu seratus dua puluh

lima rupiah);

4. Menghukum TERGUGAT – TERGUGAT secara tanggung renteng untuk membayar ganti rugi

imateriil kepada PENGGUGAT I sebesar Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) dan kepada

PENGGUGAT II sebesar Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah);

5. Menolak gugatan PENGGUGAT – PENGGUGAT untuk selebihnya;

DALAM REKONVENSI:

- Menolak gugatan PENGGUGAT Rekonvensi untuk seluruhnya;

DALAM KONVENSI DAN REKONVENSI:

- Menghukum TERGUGAT – TERGUGAT KONVENSI / PENGGUGAT REKONVENSI untuk

membayar biaya perkara sebesar Rp. 446.000,- (empat ratus empat puluh enam ribu rupiah);

Page 4: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

4

2. Bahwa PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT sangat keberatan dan menolak dengan

menolak tegas Memori Banding PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V yang menyatakan

bahwa Majelis Hakim Tingkat Pertama tidak mempertimbangkan fakta – fakta yang terungkap

dipersidangan secara lengkap, tidak mempertimbangkan persesuaian saksi-saksi dan bukti-bukti

surat, tidak menerapkan hukum pembuktian sebagaimana mestinya, tidak menjalankan undang-

undang sebagaimana mestinya, sehingga putusan aquo dinilai kurang lengkap karena tidak cukup

pertimbangannya serta tidak mempertimbangkan sungguh-sungguh hal-hal yang telah dikemukakan

pembanding, karena menurut PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT Majelis Hakim

Tingkat Pertama sudah memberikan pertimbangan tentang fakta-fakta hukum yang terungkap

dipersidangan namun karena memang tidak ada fakta-fakta hukum yang diajukan oleh PARA

PEMBANDING semula TERGUGAT I, II, III, V yang dapat atau layak dipertimbangkan sehingga

bagaimana mungkin Majelis Hakim Tingkat Pertama memberikan pertimbangan hukum yang

cukup berkaitan dengan fakta-fakta hukum yang diajukan oleh PARA TERBANDING semula

PARA PENGGUGAT, bukankah semua bukti yang diajukan oleh oleh PARA TERBANDING

semula PARA PENGGUGAT adalah juga diajukan oleh PARA PEMBANDING (semula

TERGUGAT I, II, III, V) serta TERGUGAT IV ? ataukah Majelis Hakim Tingkat Pertama harus

menuruti kemauan PARA PEMBANDING semula TERGUGAT I, II, III, V untuk mempertimbangkan

Bukti – Buktinya yang telah dibantah oleh Bukti - Bukti serta “ pengakuan “ pihak TERGUGAT IV ?

ataukah Majelis Hakim Tingkat Pertama harus menuruti kemauan PARA PEMBANDING semula

TERGUGAT I, II, III, V untuk mempertimbangkan keterangan Saksi atas nama Bernadus Frans

Kambey yang sebagaimana dibuktikan oleh PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT

melalui Bukti P-47 dan P-48, Saksi tersebut telah memberikan kesaksian palsu dibawah

sumpah di muka persidangan Tingkat Pertama ? Jadi Bukti dan Saksi mana yang tidak

dipertimbangkan oleh Majelis Hakim Tingkat Pertama ? Terlebih lagi RASA KEADILAN, justru

PARA PEMBANDING semula TERGUGAT I, II, III, V yang TIDAK BERITIKAD BAIK, dengan terus

berusaha mencoba mencari celah untuk menghindari tanggung jawab serta kewajiban hukumnya

terhadap PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT selaku masyarakatnya. Padahal,

seharusnya sebagai otoritas yang mendapatkan amanat untuk melindungi masyarakatnya, PARA

PEMBANDING semula TERGUGAT I, II, III, V harusnya berdiri paling depan untuk membela

masyarakatnya, dan bukan sebaliknya menjerumuskan masyarakatnya ke dalam jurang kesusahan;

3. Bahwa PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT sangat keberatan dan menolak dengan

tegas mengenai duduk perkara yang diajukan oleh PARA PEMBANDING semula TERGUGAT I, II,

III, V, karena itu semua adalah pandangan atau pendapat pribadi dari PARA PEMBANDING semula

TERGUGAT I, II, III, V, untuk mendapatkan kronologi yang sebenarnya dapat dilihat pada berkas

perkara dan berita acara persidangan yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Negeri Airmadidi

khususnya Majelis Hakim yang menangani perkara aquo;

Bahwa dalam Memori Bandingnya masing – masing, PEMBANDING II semula TERGUGAT I serta

PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V telah menyampaikan dan menyatakan tidak sependapat,

keberatan dan memberikan bantahannya serta alasannya terhadap Putusan Pengadilan Negeri Airmadidi

No : 06/PDT.G/2012/PN.AMD terkait 10 (sepuluh) Point. Oleh karena itu selanjutnya dalam Kontra

Memori Banding ini, kami akan memaparkan tanggapan kami terhadap masing - masing Point tersebut,

yang dimulai dengan tanggapan Angka Romawi I s/d Angka Romawi IV atas Memori Banding dari

PEMBANDING II semula TERGUGAT I yang terlebih dahulu diajukan, kemudian dilanjutkan dengan

tanggapan Angka Romawi V s/d Angka Romawi X atas Memori Banding dari PEMBANDING I semula

TERGUGAT II, III, V, yakni sebagai berikut :

Page 5: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

5

I. ADANYA PERUBAHAN GUGATAN OLEH PARA TERBANDING DIPERKENANKAN DAN

SESUAI DENGAN DOKTRIN HUKUM, YURISPRUDENSI SERTA HUKUM ACARA

PERDATA.

Dalam Memori Bandingnya pada Angka Romawi I, PEMBANDING II semula TERGUGAT I menyatakan

bahwa Majelis Hakim Tingkat Pertama pada Eksepsi tidak secara saksama mengkonstantir Eksepsi

Tergugat dimana Tergugat telah menyatakan bahwa Penggugat secara tidak cermat dan tidak pasti dan

hal ini dibuktikan bahwa Penggugat telah beberapa kali mengadakan perubahan baik dalam Pokok

Perkara maupun dalam Petitum Gugatannya, sama sekali tidak dibenarkan oleh Hukum jika dalam

perubahannya, Penggugat merubah Petitum gugatannya. (Memori Banding PEMBANDING II semula

TERGUGAT I hal. 1).

Selanjutnya dalam bantahannnya tersebut, PEMBANDING II semula TERGUGAT I beralasan bahwa

dalam hukum acara perdata, Perubahan Gugatan dapat dibenarkan akan tetapi tidak merubah Posita

maupun Petitum Gugatan dalam Putusan MA No. 1034/SIP/1971 ” Jurisprudensi mengizinkan perubahan

gugatan atau tambahan asal hal itu tidak mengakibatkan perubahan Posita dan Pihak Tergugat tidak

dirugikan haknya untuk membela diri, jo Putusan MA No. 943K/Pdt/1985 yang menegaskan bahwa “

sesuai yurisprudensi perubahan gugatan selama persidangan diperbolehkan asal tidak menyimpang dari

Posita dan tidak menghambat perubahan disidang”.

Terhadap dalil tersebut, maka PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT berkepentingan

memberikan tanggapan sebagai berikut :

1. Bahwa PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT tidak sependapat dan menolak dengan

tegas alasan keberatan yang disampaikan oleh PEMBANDING II semula TERGUGAT I tersebut

karena alasan tersebut terlalu dipaksakan dan mengada – ada;

2. Bahwa melalui memori bandingnya, PEMBANDING II semula TERGUGAT I sendiri secara implisit

telah mengakui bahwa ketentuan dan yusiprudensi secara jelas telah menegaskan dan

memperbolehkan adanya perubahan / perbaikan gugatan oleh PARA TERBANDING semula

PARA PENGGUGAT;

3. Bahwa dalam tahapan pembuktian pada persidangan perkara aquo, PARA PEMBANDING semula

TERGUGAT I, II, III, V tidak pernah dapat membuktikan bahwa PARA TERBANDING semula

PARA PENGGUGAT telah melakukan perubahan “ petitum gugatan “nya; sehingga adalah fitnah

serta memutarbalikan fakta apabila dinyatakan bahwa perubahan gugatan yang dilakukan oleh

PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT telah merubah petitum gugatan, karena pada

kenyataannya perubahan gugatan yang dilakukan tidak pernah sekalipun merubah petitum gugatan;

4. Bahwa berdasarkan fakta persidangan, perubahan gugatan yang dilakukan PARA TERBANDING

semula PARA PENGGUGAT dilakukan sebelum adanya pembacaan gugatan di muka

persidangan, sebelum adanya jawaban dan tangkisan dari pihak TERGUGAT, dilakukan melalui

persetujuan hakim serta tanpa adanya sekalipun keberatan dari Pihak TERGUGAT di muka

persidangan, serta adanya perubahan gugatan tersebut tidak pernah sekalipun disertai dengan

adanya perubahan “petitum gugatan “;

5. Bahwa fakta hukumnya, pada tanggal 26 Maret 2012 saat pertama kalinya dimulainya persidangan

setelah pada minggu – minggu sebelumnya mediasi gagal ditempuh oleh PARA TERBANDING

semula PARA PENGGUGAT dengan PARA PEMBANDING semula TERGUGAT I, II, III, V serta

TERGUGAT IV ketika akan dimulainya persidangan untuk pembacaan gugatan, maka PARA

Page 6: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

6

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT bermohon kepada majelis hakim untuk melakukan

perubahan gugatan dan kemudian berdasarkan persetujuan dari Ketua Majelis Hakim maka pada

saat itu juga segera dilakukan perubahan gugatan dan langsung dilaksanakan pembacaan gugatan

di muka persidangan, dimana saat itu Tim Kuasa Hukum dari PARA PEMBANDING semula

TERGUGAT I, II, III, V tidak pernah membantah dan menyatakan keberatan kepada Majelis Hakim

Tingkat Pertama atas adanya perubahan/perbaikan gugatan;

6. Bahwa perubahan gugatan yang dilakukan oleh PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT, tidak pernah merugikan hak – hak PARA PEMBANDING semula TERGUGAT I, II,

III, V maupun TERGUGAT IV dikarenakan adanya perubahan gugatan dilakukan pada tanggal 26

Maret 2012 sebelum pembacaan gugatan dan tanpa ada permintaan penundaan waktu persidangan

untuk melakukan perubahan gugatan;

7. Bahwa selanjutnya TERGUGAT IV nanti mengajukan jawabannya tertanggal 09 April 2012.

(Putusan Hal. 98 baris ke-10 s/d baris ke-11), dan selanjutnya PARA PEMBANDING semula

TERGUGAT I, II, III, V melalui Kuasa/Penasihat Hukumnya nanti mengajukan jawaban tertanggal

23 April 2012 (Putusan Hal. 86 alinea kedua);

8. Bahwa diperkenankannya perubahan gugatan juga telah diakui dalam praktek pengadilan yang

menjadi yurisprudensi, antara lain :

• Putusan MA-RI No.546.K/Sip/1970, tanggal 14 Oktober 1970, yang menyatakan bahwa: “

Perubahan gugatan itu tidak diterima apabila perubahan itu dilakukan pada taraf pemeriksaan

perkara sudah hampir selesai, pada saat dalil-dalil, tangkisan-tangkisan, pembelaan-

pembelaan, sudah habis dikemukakan dan kedua pihak sebelumnya telah mohon putusan;

• Putusan MA-RI No.1425.K/Pdt/1985, tanggal 24 Juni 1991, yang menyatakan bahwa : “

Perubahan surat / gugatan perdata dapat diterima/dibenarkan bila perubahan itu dilakukan

sebelum Hakim membacakan surat Gugatan di dalam persidangan dan kepada Tergugat

masih diperintahkan untuk menjawab surat gugatan tersebut;

• Putusan MA RI Nomor 943 K/Sip /1987 tanggal 19 September 1985 yang menyatakan bahwa

“ Perubahan gugatan dibolehkan selama proses persidangan sebab perubahan gugatan

adalah hak dari pada Penggugat dan Tergugat ;

9. Bahwa menurut M. Yahya Harapan dalam Bukunya “Hukum Acara Perdata”, menyatakan bahwa “

dibenarkan atau tidaknya perubahan gugatan adalah sepenuhnya wewenang Majelis Hakim ”;

10. Bahwa sesuai Hukum Acara Perdata, pengaturan tentang perubahan gugatan memang tidak diatur

dalam Herziene Indonesich Reglement (HIR) maupun Rechtsreglement Buitengewesten (RBg),

namun perubahan gugatan tersebut telah diatur dalam Pasal 127 Reglement op de Rechtsvordering

(Rv);

11. Bahwa berdasarkan fakta – fakta hukum diatas, maka PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT sependapat dengan Pertimbangan Majelis Hakim Tingkat Pertama PN. Airmadidi

yang menyatakan bahwa menurut Hukum Acara Perdata (Pasal 127 Rv) perubahan gugatan

diperkenankan sepanjang tidak mengubah pokok tuntutan dan pemeriksaan perkara belum pada

tahap jawaban oleh TERGUGAT (Putusan Hal. 109 Alinea ke-2);

Page 7: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

7

12. Bahwa oleh karenanya maka alasan keberatan dan penolakan yang diajukan oleh PEMBANDING II

semula TERGUGAT I, sepatutnya dan sewajarnya apabila ditolak atau setidak tidaknya dinyatakan

tidak diterima oleh Majelis Hakim Tingkat Banding yang memeriksa perkara aquo;

II. SANGGAHAN BANDING ADALAH SEBUAH RANGKAIAN, MEKANISME SERTA

TAHAPAN YANG TIDAK TERPISAHKAN DALAM PROSES PELELANGAN, DAN

PEMBANDING II SELAKU BUPATI KEPALA DAERAH MEMILIKI KEWAJIBAN DAN

TANGGUNG JAWAB HUKUM UNTUK MENJAWAB SANGGAHAN BANDING DARI PARA

TERBANDING

Dalam Memori Bandingnya pada Angka Romawi II, PEMBANDING II semula TERGUGAT I tidak

sependapat dan keberatan dengan Pertimbangan Hukum Putusan Majelis Hakim Tingkat Pertama yang

dimuat pada halaman 108 alinea pertama. (Memori Banding PEMBANDING II semula TERGUGAT I hal.

2). Selanjutnya PEMBANDING II semula TERGUGAT I berpendapat sebagai berikut :

- Bahwa Sanggahan Banding bukanlah tolok ukur dalam proses tender atau lelang Pengadaan

Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010

tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah akan tetapi Proses Tender/lelang adalah suatu

rangkaian atau mekanisme yang menjadi tuntunan dalam pengadaan barang/jasa sehingga bila

dikaitkan dengan pertimbangan hukum Majelis Hakim yang menyatakan bahwa Pembanding II

sebagai pihak yang bertanggung jawab adalah keliru dan tidak sesuai dengan aturan yang ada

sebab mekanisme pelelangan telah diserahkan kepada Instansi terkait dalam hal ini Dinas

Pekerjaan Umum Pemkab. Minut dan yang lebih jauh lagi adalah Pihak Panitia (Tergugat IV) yang

secara teknis melaksanakan proses pelelangan tersebut.

- Bahwa saran banding yang diberikan oleh Terbanding kepada Pembanding II seharusnya dijawab

oleh Pembanding II akan tetapi saran banding tersebut dijawab oleh Tergugat IV yang notabenenya

telah melakukan hal-hal yang melanggar etika pengadaan yang diatur dalam Pasal 6 Peraturan

Presiden Nomor 54 Tahun tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

- Bahwa Pembanding II sekalipun Jabatan Bupati melekat dalam diri pribadi akan tetapi secara

struktural jabatan kedinasan dalam pemerintahan tidak dapat secara langsung ditangani oleh

Pembanding II tetapi secara langsung Instansi terkait dan Pihak Panitia sehingga apabila Majelis

Hakim Tingkat Pertama dalam memeriksa dan mengadili Perkara aquo jeli atas Eksepsi

Pembanding II sangatlah Relevan apabila diterima karena dalam perbuatan melawan hukum

tidaklah secara sporadis menyamaratakan semua perbuatan melawan hukum adalah perbuatan

melawan hukum.

Terhadap dalil tersebut, maka PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT akan menanggapinya

sebagai berikut :

1. Bahwa PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT tidak sependapat dan menolak dengan

tegas alasan – alasan PEMBANDING II semula TERGUGAT I tersebut itu semua hanyalah

pandangan pribadi dari PEMBANDING II semula TERGUGAT I, tidak mendasar serta bertolak

belakang dengan fakta fakta hukum yang ada;

2. Bahwa PEMBANDING II semula TERGUGAT I berpendapat bahwa Sanggahan Banding bukanlah

tolok ukur dalam proses tender atau lelang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana

diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa

Pemerintah. Akan tetapi ironisnya pada alasan bantahan tersebut tidak pernah disebutkan

Page 8: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

8

ketentuan Pasal berapa ataupun ketentuan yang mana pada Perpres No. 54 Tahun 2010, yang

mendukung bantahan dan alasan dari PEMBANDING II semula TERGUGAT I tersebut;

3. Bahwa berdasarkan ketentuan Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa

Pemerintah, Sanggahan Banding merupakan bagian dari suatu rangkaian / mekanisme serta

tahapan yang tidak bisa dipisahkan dengan tahapan lainnya pada setiap Pelaksanaan Pengadaan

Barang/ Jasa Pemerintah. Hal tersebut sebagaimana tergambar pada Bagian Kelima tentang

Penyusunan Jadwal Pemilihan Penyedia Barang/Jasa, Paragraf Pertama tentang Tahapan

Pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya, pada Pasal 57 Ayat (1) Huruf

a, b, dan c serta Ayat (2); Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa

Pemerintah;

4. Bahwa selain itu juga sebagaimana ketentuan Pasal 59 Ayat (1) dan (2) Perpres No. 54 Tahun

2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah, telah secara jelas menyatakan yang mana

sanggahan banding merupakan salah satu tahapan serta mekanisme hukum yang tidak bisa

diabaikan karena telah menjadi sebuah tuntunan dan keharusan untuk dijadwalkan pada setiap

pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Adapun ketentuan tersebut menyatakan

sebagai berikut :

Pasal 59

Ayat (1) : ” ULP/Pejabat Pengadaan menyusun dan menetapkan jadwal pelaksanaan

Pengadaan Barang/Jasa ”; Ayat (2) : ” Penyusunan jadwal pelaksanaan Pengadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

harus memberikan alokasi waktu yang cukup untuk semua tahapan proses

Pengadaan, termasuk waktu untuk :

a. pengumuman Pelelangan/Seleksi; b. pendaftaran dan pengambilan Dokumen Kualifikasi atau Dokumen Pengadaan; c. pemberian penjelasan; d. pemasukan Dokumen Penawaran; e. evaluasi penawaran; f. penetapan pemenang; dan g. sanggahan dan sanggahan banding;

5. Bahwa memang yang melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa tersebut adalah Instansi terkait

dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum Kab. Minahasa Utara melalui Pihak Panitia Pengadaan

(TERGUGAT IV), akan tetapi adanya pengajuan Sanggahan Banding kepada PEMBANDING II

semula TERGUGAT I merupakan sebuah hak yang diberikan oleh Perpres No. 54 Tahun 2010

kepada PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT selaku Penyedia Barang/Jasa yang

mengikuti pelelangan umum tersebut, apabila merasa tidak puas dengan Jawaban Sanggahan dari

TERGUGAT IV selaku Panitia Pengadaan. Hal tersebut sebagaimana .tercantum pada Pasal 82

Ayat (1) Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah, yang

menyatakan sebagai berikut : ” Penyedia Barang/Jasa yang tidak puas dengan jawaban

sanggahan dari ULP dapat mengajukan sanggahan banding kepada Menteri/Pimpinan

Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah

diterimanya jawaban sanggahan.”;

6. Bahwa berdasarkan ketentuan perundangan-undangan, untuk Pengadaan Barang/Jasa yang

menggunakan anggaran yang tercantum dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dari

Kementerian dengan bersumber dari dana APBN maka sanggahan banding harus ditujukan kepada

Menteri yang terkait, begitu juga untuk Pengadaan Barang/Jasa yang menggunakan anggaran yang

tercantum dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dari Lembaga Negara yang bersumber

Page 9: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

9

dari dana APBN maka sanggahan banding harus ditujukan kepada Kepala Lembaga Negara yang

terkait. hal itu dikarenakan Menteri dan Kepala Lembaga adalah pejabat yang bertanggung jawab

atas pengelolaan keuangan kementerian Negara/lembaga yang bersangkutan sebagaimana

ketentuan Pasal 1 Angka 19 UU. No 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara.

7. Bahwa oleh karena Pengadaan barang/jasa untuk Paket – Paket Pekerjaan Konstruksi di Dinas

Pekerjaan Umum Kabupaten Minahasa Utara yang dilelangkan oleh TERGUGAT IV tersebut

bersumber dari dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Minahasa Utara

T.A. 2011, maka berdasarkan Perpres No. 54 Tahun 2010 sanggahan banding harus ditujukan

kepada PEMBANDING II semula TERGUGAT I selaku Bupati Minahasa Utara sebagai kepala

pemerintahan daerah di kabupaten Minahasa Utara yang telah diserahkan kekuasaan oleh Presiden

selaku kepala pemerintahan yang memegang kekuasaan pengelolaan keuangan negara sebagai

bagian dari kekuasaan pemerintahan, untuk mengelola keuangan daerah dan mewakili pemerintah

daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan berdasarkan ketentuan Pasal 6 Ayat

(1) dan (2) huruf c UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara, dan PEMBANDING II

semula TERGUGAT I selaku Kepala Daerah mempunyai kewajiban hukum untuk melaksanakan

dan mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan daerah berdasarkan ketentuan Pasal 27

Ayat (1) Huruf i UU. No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah;

8. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 82 Ayat (4) Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan

Barang / Jasa Pemerintah, yang menyatakan sebagai berikut: ” Sanggahan Banding

menghentikan proses Pelelangan/Seleksi ”; maka atas pengajuan sanggahan banding dari

PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT, maka proses Pelelangan umum untuk 3 (tiga)

Paket Pekerjaan Konstruksi di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Minahasa Utara tersebut dengan

sumber dana APBD Kabupaten Minahasa Utara T.A. 2011 yang dilaksanakan oleh TERGUGAT IV

tersebut harus di hentikan;

9. Bahwa dengan diberhentikannya proses pelelangan tersebut, maka selanjutnya PEMBANDING II

semula TERGUGAT I mempunyai kewajiban dan tanggung jawab hukum untuk menjawab

Sanggahan Banding yang diajukan oleh PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT paling

lambat 15 (lima belas) hari setelah surat sanggahan banding diterima. Hal tersebut sebagaimana

ketentuan Pasal 82 Ayat (6) serta Lampiran III Bagian B Point 1 Huruf m Angka 2) Perpres No.

54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah, yang menyatakan sebagai

berikut :

Pasal 82 Ayat (6) :

“ Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi memberikan jawaban atas

semua sanggahan banding kepada penyanggah banding paling lambat 15 (lima belas) hari

kerja setelah surat sanggahan banding diterima “; Lampiran III Bagian B Point Huruf m Angka 2) :

“ Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi wajib memberikan jawaban

secara tertulis atas semua sanggahan banding paling lambat 15 (lima belas) hari kerja

setelah surat sanggahan banding diterima.”;

9. Bahwa terkait dengan sanggahan banding yang diajukan oleh PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT, maka PEMBANDING II semula TERGUGAT I dengan mengacu pada ketentuan

dapat menjawab dengan menyatakan benar dan/atau menyatakan salah atas sanggahan banding

tersebut. Hal itu sebagaimana ketentuan Pasal 82 Ayat (7) dan (8) Perpres No. 54 Tahun 2010

tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, yang menyatakan sebagai berikut :

Pasal 82

Page 10: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

10

Ayat (7) : ”Dalam hal sanggahan banding dinyatakan benar, Menteri/Pimpinan

Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi memerintahkan ULP/Pejabat

Pengadaan melakukan evaluasi ulang atau Pengadaan Barang/Jasa ulang;

Ayat (8) : ”Dalam hal sanggahan banding dinyatakan salah, Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi memerintahkan agar ULP melanjutkan proses Pengadaan Barang/Jasa ulang ”;

10. Bahwa berdasarkan ketentuan tersebut diatas, apabila sanggahan banding diterima maka harus

dilakukannya evaluasi ulang dan/atau di lakukannya pengadaan barang/jasa ulang sehingga hal

tersebut bisa berimbas pada terjadinya perubahan/pergantian hasil (pemenang) pelelangan;

11. Bahwa oleh karena itu, merupakan sebuah kekeliruan dan tidak mendasar apabila PEMBANDING II

semula TERGUGAT I menyatakan yang mana sanggahan banding bukanlah tolok ukur dalam

proses tender atau lelang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana diatur dalam

Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

12. Bahwa sebagaimana ketentuan Pasal 25 Huruf g UU. No 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan

Daerah, PEMBANDING II semula TERGUGAT I selaku Kepala Daerah mempunyai tugas dan

wewenang untuk melaksanakan tugas dan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundang –

undangan, dan selanjutnya sebagaimana ketentuan pada Pasal 27 Ayat (1) Huruf i UU. No. 32

Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya

selaku Kepala Daerah, PEMBANDING II semula TERGUGAT I mempunyai kewajiban untuk

melaksanakan dan mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan daerah.

13. Bahwa sebagaimana juga ketentuan Pasal 28 I Ayat (4) dan Ayat (5) UUD 1945, serta Pasal 8,

Pasal 69 Ayat (2), Pasal 71, dan Pasal 72 UU. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia,

maka PEMBANDING II semula TERGUGAT I sebagai Kepala pemerintahan di Kabupaten

Minahasa Utara yang di sebut Bupati Minahasa Utara menurut Pasal 24 Ayat (1) dan (2) UU No. 32

Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mempunyai kewajiban dan tanggung jawab hukum

untuk menghormati dan melindungi menegakkan Hak Konstitusi dan Hak asasi Manusia termasuk

juga Hak – hak dari PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT;

14. Bahwa PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT mempunyai Hak – hak konstitusi dan

Hak – hak asasi yang dijamin oleh UUD 1945 dan UU. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi

Manusia, antara lain hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak, hak atas jaminan,

perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum, hak

untuk memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan, hak untuk bebas atas perlakuan

yang bersifat diskriminatif, serta hak – hak yang lain sebagainya, seperti yang diamanatkan oleh

ketentuan Pasal 27 Ayat (2), Pasal 28D Ayat (1) dan Ayat (3), Pasal 28F, Pasal 28G Ayat (1),

Pasal 28I Ayat (2), Pasal 28J Ayat (1) UUD 1945; serta Pasal 3 Ayat (2) dan (3), Pasal 9 Ayat (1)

dan (2), Pasal 14 Ayat (1) dan (2), Pasal 23 Ayat (1), Pasal 29 Ayat (1), Pasal 35, Pasal 38 Ayat

(1) UU No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia;

15. Bahwa dalam menjalankan dan kewajiban hukumnya untuk menjawab sanggahan banding yang

diajukan oleh PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT sebagaimana amanat Pasal 82

Ayat (6) serta Lampiran III Bagian B Point 1 Huruf m Angka 2) Perpres No. 54 Tahun 2010

Tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah, maka sesuai ketentuan PEMBANDING II

semula TERGUGAT I bisa saja mendelegasikan kewenangan hukumnya kepada pejabat Eselon II

di lingkungan Pemkab Minahasa Utara;

Page 11: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

11

16. Bahwa hal tersebut pernah dilakukan oleh PEMBANDING II semula TERGUGAT I ketika

mendelegasikan kewenangan hukumnya kepada Sekretaris Daerah Kabupaten Minahasa Utara,

Drs Johanes Rumambi untuk menjawab sanggahan banding yang diajukan oleh Direktur CV.

SMART EDUKATAMA melalui Surat Jawaban Sangggahan Banding Nomor : 283

/SEKRE/VI/2011 tertanggal 16 Juni 2011 terkait pengumuman pemenang pelelangan untuk 2 (dua)

paket pekerjaan di Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Minahasa Utara, dimana isi surat

tersebut pada pokoknya Sekretaris Daerah Kabupaten Minahasa Utara atas nama PEMBANDING II

semula TERGUGAT I memutuskan untuk menerima sanggahan banding tersebut dan

memerintahkan kepada Panitia Barang/jasa dari Instansi yang bersangkutan untuk mengadakan

evaluasi ulang (Posita butir 40 Putusan hal. 19; Bukti P- 20);

17. Bahwa fakta hukumnya, Sanggahan banding dari PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT tidak pernah dijawab oleh PEMBANDING II semula TERGUGAT I maupun pejabat

di lingkungan Pemkab Minahasa Utara yang menerima pendelegasian kewenangan dari

PEMBANDING II semula TERGUGAT I untuk menjawab sanggahan banding tersebut;

18. Bahwa dengan tidak dijawabnya sanggahan banding yang diajukan oleh PARA TERBANDING

semula PARA PENGGUGAT, maka telah terbukti secara hukum PEMBANDING II semula

TERGUGAT I telah melanggar kewajiban hukumnya menurut ketentuan Pasal 82 Ayat (6) serta

Lampiran III Bagian B Point 1 Huruf m Angka 2) Perpres No. 54 Tahun 2010 Tentang

Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah;

19. Bahwa selain itu, dengan tidak dijawabnya sanggahan banding dari sanggahan banding yang

diajukan oleh PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT, tapi di pihak lain sanggahan

banding dari penyedia jasa lain bisa dijawab oleh PEMBANDING II semula TERGUGAT I melalui

Sekretaris Daerah Kabupaten Minahasa Utara maka hal itu jelas merupakan suatu perlakuan yang

bersifat diskriminatif dan perlakuan yang tidak sama dihadapan hukum, yang melanggar hak – hak

konstitusi dan hak asasi PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT sebagaimana diatur

melalui UUD 1945 dan UU. No 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia;

20. Bahwa selain itu juga, PEMBANDING II semula TERGUGAT I sebagai Kepala pemerintahan di

Kabupaten Minahasa Utara telah lalai dalam menjalankan kewajiban dan tanggung jawab hukum

untuk menghormati dan melindungi menegakkan Hak Konstitusi dan Hak asasi Manusia termasuk

juga Hak – hak dari PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT, sebagaimana ketentuan

Pasal 28 I Ayat (4) dan Ayat (5) UUD 1945, serta Pasal 8, Pasal 69 Ayat (2), Pasal 71, dan Pasal

72 UU. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia;

21. Bahwa dikarenakan sumber dana dari paket – paket pekerjaan Konstruksi di Dinas Pekerjaan

Umum Kabupaten Minahasa Utara yang dilelangan oleh TERGUGAT IV tersebut adalah sumber

dana yang berasal dari APBD Kabupaten Minahasa Utara, maka PEMBANDING II semula

TERGUGAT I selaku Kepala Daerah yang mempunyai kewajiban untuk melaksanakan dan

mempertanggung jawabkan pengelolaan keuangan daerah sebagaimana ketentuan Pasal 27 Ayat

(1) Huruf i UU. No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, sudah sepatutnya dan

selayaknya harus pula bertanggung jawab atas pengelolaan dana APBD tersebut;

22. Bahwa alasan PEMBANDING II semula TERGUGAT I yang menyatakan saran banding yang

diberikan oleh PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT seharusnya dijawab oleh

PEMBANDING II semula TERGUGAT I akan tetapi saran banding tersebut dijawab oleh

TERGUGAT IV yang notabenenya telah melakukan hal-hal yang melanggar etika pengadaan yang

Page 12: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

12

diatur dalam Pasal 6 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun tentang Pengadaan Barang/Jasa

Pemerintah, adalah alasan yang mengada – ada dan tidak sesuai dengan fakta – fakta hukum yang

ada, karena PEMBANDING II semula TERGUGAT I lah sebaliknya yang terbukti secara hukum

telah melanggar Prinsip Prinsip Pengadaan dan Etika Pengadaan sebagaimana tercantum pada

Pasal 5 dan Pasal 6 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun tentang Pengadaan Barang/Jasa

Pemerintah;

23. Bahwa ketentuan Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah,

tidak pernah mengatur tentang adanya istilah “ SARAN BANDING “ seperti yang dinyatakan oleh

PEMBANDING II semula TERGUGAT I pada bantahannya tersebut;

24. Bahwa kalaupun yang dimaksudkan oleh PEMBANDING II bahwa SARAN BANDING tersebut

adalah SANGGAHAN BANDING maka hal tersebut telah membuktikan bahwa PEMBANDING II

semula TERGUGAT I telah melakukan rekayasa terhadap fakta – fakta hukum pada persidangan di

PN. Airmadidi, dikarenakan berdasarkan fakta – fakta persidangan di Pengadilan Tingkat Pertama,

tidak pernah terdapat sama sekali adanya pengakuan ataupun bukti yang diajukan oleh para pihak

yang menunjukan bahwa sanggahan banding dari PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT telah dijawab oleh TERGUGAT IV;

25. Bahwa yang dijawab oleh TERGUGAT IV adalah sanggahan yang diajukan oleh PARA

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT, dan bukan sanggahan banding. hal itu berdasarkan

ketentuan Pasal 81 Ayat (3) Perpres No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang / Jasa

Pemerintah, yang menyatakan sebagai berikut : “ ULP wajib memberikan jawaban tertulis atas

semua sanggahan paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah surat sanggahan diterima.” (Bukti

P-13, P-14, P- 29, dan P-30);

26. Bahwa oleh karena itu, alasan dari PEMBANDING II semula TERGUGAT I yang pada intinya

menyatakan Sanggahan Banding dari PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT telah

dijawab oleh TERGUGAT IV maka hal tersebut telah membuktikan bahwa PEMBANDING II semula

TERGUGAT I telah melakukan sebuah rekayasa terhadap fakta – fakta hukum pada persidangan

Tingkat Pertama;

27. Bahwa selain itu, dengan PEMBANDING II semula TERGUGAT I mendalilkan yang mana

TERGUGAT IV telah melakukan hal-hal yang melanggar etika pengadaan yang diatur dalam Pasal

6 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, maka hal itu

secara jelas – jelas telah membuktikan secara hukum bahwa PEMBANDING II semula

TERGUGAT I selaku Kepala Daerah selain harus bertanggung jawab atas perbuatan melawan

hukum yang dilakukannya sendiri, juga mempunyai tanggung gugat (aanprakelijkheid) terhadap

kerugian yang disebabkan oleh perbuatan melawan hukum TERGUGAT IV selaku bawahannya

menurut ketentuan Pasal 1365 dan Pasal 1367 KUHPerdata;

28. Bahwa alasan PEMBANDING II semula TERGUGAT I yang menyatakan sekalipun Jabatan Bupati

melekat dalam diri pribadi akan tetapi secara struktural jabatan kedinasan dalam pemerintahan tidak

dapat secara langsung ditangani oleh Pembanding II tetapi secara langsung Instansi terkait dan

Pihak Panitia sehingga apabila Majelis Hakim Tingkat Pertama dalam memeriksa dan mengadili

Perkara aquo jeli atas Eksepsi Pembanding II sangatlah Relevan apabila diterima karena dalam

perbuatan melawan hukum tidaklah secara sporadis menyamaratakan semua perbuatan melawan

hukum adalah perbuatan melawan hukum, adalah merupakan bukti ketidakpahaman

PEMBANDING II semula TERGUGAT I bersama kuasa hukumnya atas definisi perbuatan melawan

hukum menurut Pasal 1365 dan 1367 KUHPerdata;

Page 13: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

13

29. Bahwa sebagaimana termuat pada Posita Gugatan Butir 121, menyatakan sebagai berikut : “

Bahwa atas penjelasan dari fakta – fakta hukum diatas, sifat melawan hukum dari perbuatan

PARA TERGUGAT serta kerugian yang timbul karena perbuatannya masuk pada kualifikasi

Perbuatan Melawan Hukum sebagaimana diatur dalam Pasal 1365 jo. Kitab Undang – undang

Hukum Perdata “ (Putusan Hal 51. Baris ke-9 dari bawah);

30. Bahwa ketentuan Pasal 1365 jo. 1367 KUHPerdata, menyatakan antara lain sebagai berikut :

Pasal 1365 KUHPerdata :

“Tiap perbuatan yang melanggar hukum dan membawa kerugian kepada orang lain,

mewajibkan orang yang menimbulkan kerugian itu karena kesalahannya untuk mengganti

kerugian tersebut.” Pasal 1367 KUHPerdata :

“ Seseorang tidak hanya bertanggungjawab atas kerugian yang disebabkan perbuatannya sendiri, melainkan juga atas kerugian yang disebabkan perbuatan orang-orang yang menjadi tanggungannya, atau disebabkan barang barang yang berada di bawah pengawasannya.” “ Majikan dan orang yang mengangkat orang lain untuk mewakili urusan urusan mereka, bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh pelayan atau bawahan mereka dalam melakukan pekerjaan yang ditugaskan kepada orang orang itu ”;

31. Bahwa selanjutnya, sebagaimana termuat pada Posita Butir 122 s/d 123 (Putusan Hal. 51 s/d 52),

menyatakan sebagai berikut :

“ 122. Bahwa yang dimaksud dengan Perbuatan Melawan Hukum menurut M.A Moegini

Djodjodirjo di dalam bukunya yang berjudul “ Perbuatan Melawan Hukum “ pada

halaman 35 yaitu “ bahwa suatu perbuatan dapat dianggap sebagai perbuatan

melawan hukum, kalau : bertentangan dengan hak orang lain atau bertentangan

dengan kewajiban hukumnya sendiri atau bertentangan dengan kesusilaan baik atau

bertentangan dengan keharusan yang harus diindahkan dalam pergaulan masyarakat

mengenai orang lain atau benda;

“ 123. Bahwa dalam buku yang sama M.A. Moegini Djodjodirdjo memaparkan yang

dimaksud bertentangan dengan hak orang lain adalah bertentangan dengan

kewenangan yang berasal dari suatu kaidah hukum, dimana yang diakui dalam

yurisprudensi, diakui adalah hak-hak pribadi seperti hak atas kebebasan, hak atas

kehormatan dan hak atas kekayaan. Bertentangan dengan kewajiban sipelaku adalah

berbuat atau melalaikan dengan peraturan perundang- undangan. Sedangkan yang

dimakud melanggar kesusilaan baik adalah perbuatan atau melalaikan sesuatu yang

bertentangan dengan norma-norma kesusilaan, sepanjang norma tersebut oleh

pergaulan hidup diterima sebagai peraturan – peraturan hukum yang tidak tertulis.

Bertentangan dengan peraturan yang diindahkan adalah bertentangan dengan

sesuatu, yang menurut hukum tidak tertulis harus diindahkan dalam lalu lintas

masyarakat;

32. Bahwa sebagaimana termuat pada posita butir 124 s/d 125 gugatan perkara aquo, menyatakan

sebagai berikut :

“ 124. Bahwa perbuatan TERGUGAT I yang lalai dalam menjawab secara tertulis

sanggahan banding yang diajukan oleh PARA PENGGUGAT, telah bertentangan

dengan kewajiban hukum dari TERGUGAT I. Hal itu didasarkan atas ketentuan dalam

Pasal 82 Ayat (6) serta Lampiran III Bagian B Point 1 Huruf m Angka 2) Peraturan

Page 14: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

14

Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah, yang

menentukan :

Pasal 82 Ayat (6) :

” Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi memberikan jawaban

atas semua sanggahan banding kepada penyanggah banding paling lambat 15 (lima

belas) hari kerja setelah surat sanggahan banding diterima ”;

Lampiran III Bagian B Point Huruf m Angka 2) :

“ Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi wajib memberikan

jawaban secara tertulis atas semua sanggahan banding paling lambat 15 (lima belas)

hari kerja setelah surat sanggahan banding diterima”;

“ 125. Bahwa perbuatan TERGUGAT I yang memberikan perlakuan diskriminatif dalam hal

menjawab secara tertulis sanggahan banding dari penyedia jasa lain yaitu CV.

SMART EDUKATAMA serta tidak menjawab sanggahan banding dari perusahaan

PARA PENGUGAT adalah hal yang tidak dapat dibenarkan karena tindakan tersebut

telah bertentangan dengan kewajiban hukum dari TERGUGAT I;

33. Bahwa menurut Prof. Rosa Agustina dalam bukunya yang berjudul “ Perbuatan melawan hukum

“ hal 119, menerangkan bahwa : “ dalam hal Pelaku dapat dipersalahkan maka akan timbul

tuntutan pada dua orang yakni terhadap si pelaku berdasarkan Pasal 1365 KUPerdata dan

terhadap orang yang melakukan pengawasan atas si pelaku berdasarkan Pasal 1367

KUHPerdata”;

34. Bahwa dalam buku yang sama, Prof. Rosa Agustina memberikan contoh kasus Lim Chian Soen vs

N.V Bintang dan Soegono Atmodirejo ( Putusan MARI No : 558 K/Sip/1971 tanggal 4 Juni 1973);

35. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 1365 KUHPerdata, maka PEMBANDING II semula

TERGUGAT I harus bertanggung jawab atas perbuatan melawan hukum yang disebabkan oleh

kelalaiannya dalam menjalankan kewajibannya hukumnya berdasarkan ketentuan Pasal 82 Ayat (6)

serta Lampiran III Bagian B Point 1 Huruf m Angka 2) Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun

2010 Tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah sehingga menimbulkan kerugian bagi PARA

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT;

36. Bahwa selain itu, berdasarkan ketentuan Pasal 1367 KUHPerdata, PEMBANDING II semula

TERGUGAT I mempunyai tanggung gugat (aanprakelijkheid) atas perbuatan melawan hukum yang

dilakukan oleh bawahan bawahannya yaitu TERGUGAT II, TERGUGAT III, TERGUGAT IV dan

TERGUGAT V, sehingga menimbulkan kerugian bagi PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT;

37. Bahwa berdasarkan fakta – fakta hukum diatas, maka PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT sependapat dengan Pertimbangan Majelis Hakim Tingkat Pertama PN. Airmadidi

yang menyatakan bahwa : “ Setelah Majelis Hakim mencermati ternyata PENGGUGAT menggugat

kepada Bupati adalah karena adanya Sanggahan Banding yang ditujukan kepada Bupati, dan

karena permasalahan proyek yang ditenderkan dengan menggunakan anggaran pendapatan dan

belanja daerah yang dalam hal ini Bupati sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam

pemanfaatannya dan mengenai hubungan hukum dengan PENGGUGAT ternyata pula telah

diuraikan PENGGUGAT dalam dalil gugatannya PENGGUGAT dalam Poin 124 dan 125 oleh

karena itu penentuan TERGUGAT I untuk digugat oleh PENGGUGAT telah cukup alasan sehingga

Page 15: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

15

dengan demikian eksepsi dengan alasan ini haruslah dinyatakan tidak dapat diterima”. (dalam

halaman 108 alinea pertama).

38. Bahwa oleh karenanya maka alasan keberatan dan penolakan PEMBANDING II semula

TERGUGAT I tersebut, sudah sepatutnya dan sewajarnya apabila ditolak atau setidak tidaknya

dinyatakan tidak dapat diterima oleh Majelis Hakim Tingkat Banding yang memeriksa perkara aquo;

III. HUBUNGAN HUKUM PARA TERBANDING DENGAN PEMBANDING II SANGAT JELAS;

PEMBANDING II HARUS BERTANGGUNG JAWAB ATAS KERUGIAN PARA

TERBANDING BERDASARKAN KETENTUAN PASAL 1365 DAN 1367 KUHPERDATA.

Dalam Memori Bandingnya pada Angka Romawi III, PEMBANDING II semula TERGUGAT I tidak

sependapat dan keberatan dengan Pertimbangan Hukum Putusan Majelis Hakim Tingkat Pertama yang

dimuat pada halaman 111 alinea 4 s/d halaman 112 alinea 1. (Memori Banding PEMBANDING II semula

TERGUGAT I hal. 2 s/d hal 3).Selanjutnya PEMBANDING II semula TERGUGAT I berpendapat sebagai

berikut :

- Bahwa Pembanding II sebagaimana Pasal 83 (ayat 4) Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010

tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah, menyatakan : PA/KPA/PPK/ULP dilarang

memberikan ganti rugi kepada peserta pelelangan/Seleksi/Pemilihan Langsung bila penawarannya

ditolak atau pelelangan/ seleksi/pemilihan langsung dinyatakan gagal; - Bahwa sekalipun Bupati mempunyai tanggung jawab dalam hal Pengelolaan Keuangan Daerah akan

tetapi dalam hal mengganti kerugian hanya oleh karena suatu gugatan yang tidak mempunyai alasan

Hukum yang kuat dan tidak mendasar dalam pengertian bahwa tidak mempunyai hubungan hukum

satu dengan yang lain maka sangatlah bertentangan aturan perundang-undangan yang menjadi dasar

pelaksanaan Proses pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.

Terhadap alasan PEMBANDING II semula TERGUGAT I tersebut, maka PARA TERBANDING semula

PARA PENGGUGAT akan memberikan tanggapan dan bantahan sebagai berikut :

1. Bahwa dalil bantahan dari PEMBANDING II semula TERGUGAT I yang mengutip ketentuan Pasal

83 Ayat (4) Perpres No. 54 Tahun 2010, merupakan sebuah dalil yang terlalu dipaksakan dan sangat

menyesatkan;

2. Bahwa apabila PEMBANDING II semula TERGUGAT I mengkaji secara komprehensif ketentuan

Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah tersebut, maka

ketentuan Pasal 83 Ayat (4) Perpres No. 54 Tahun 2010 hanya diperlakukan untuk pelelangan

dinyatakan gagal yang disebabkan peserta lelang yang memasukan penawaran kurang dari 3 (tiga)

peserta atau memang benar – benar sesuai fakta hukumnya dokumen penawaran dari seluruh

peserta lelang tidak memenuhi syarat (TMS) dan/atau DIPA/DPA yang batal disahkan karena sesuai

ketentuan pelaksanaan pelelangan bisa dilakukan mendahului Tahun Anggaran, dan lain - lain

sebagainya

3. Bahwa ketentuan Pasal 83 Ayat (4) Perpres No. 54 Tahun 2010 tersebut tidak bisa diberlakukan

untuk pelelangan gagal yang hanya disebabkan oleh alasan - alasan yang tidak masuk akal dan tidak

bisa dipertanggung jawabkan secara hukum antara lain dengan alasan TERGUGAT IV telah diganti

dengan TERGUGAT V sebelum pengumuman pemenang lelang, yang mana pelelangan gagal

tersebut hanya dilakukan untuk paket - pekerjaan Pekerjaan yang dimenangkan oleh PARA

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT, sedangkan untuk pekerjaan – pekerjaan lain yang

Page 16: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

16

merupakan produk pelelangan dari TERGUGAT IV sementara berproses dalam tahapan pelelangan

dan ironisnya tidak pernah dibatalkan dan tetap diterbitkan SPPBJnya oleh TERGUGAT III. Selain itu

apabila sebuah pelelangan dinyatakan gagal maka hal itu harus diumumkan dan dijelaskan tentang

alasan alasan yang bisa di pertanggung jawabkan secara hukum serta bisa diterima oleh akal sehat

sehingga tidak mengakibatkan sengketa hukum;

4. Bahwa Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) yang dibentuk berdasarkan

Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 melalui Deputi Bidang Hukum dan Penyelesaian

Sanggah LKPP telah membuat Portal Konsultasi Pengadaan Barang/Jasa di

http://www.konsultasi.lkpp.go.id, Dimana pada portal tersebut LKPP telah memuat seluruh informasi

kumpulan permasalahan, konsultasi serta peraturan terkait Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Hal

tersebut berdasarkan Pasal 1 Ayat 42 Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang /

Jasa Pemerintah, menyatakan sebagai berikut : ” Portal Pengadaan Nasional adalah pintu

gerbang sistem informasi elektronik yang terkait dengan informasi Pengadaan Barang/Jasa

secara nasional yang dikelola oleh LKPP ”.

5. Bahwa sebagaimana Bukti P-42 yang diajukan oleh PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT, berdasarkan hasil konsultasi antara TERBANDING I semula PENGGUGAT I dengan

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) melalui Portal Konsultasi

Pengadaan Barang/Jasa di http://www.konsultasi.lkpp.go.id, terkait persoalan adanya pergantian ULP/

Panitia Pengadaan oleh Pengguna Anggaran (PA) setelah adanya penetapan pemenang oleh Panitia

sebelumnya, dimana kemudian pada pokoknya LKPP menyatakan sebagai berikut :

” 1. PA/KPA memiliki kewenangan untuk menetapkan atau mengganti Pokja ULP. Namun

demikian apa yang sudah ditetapkan tidak boleh dibatalkan dengan alasan pergantian tersebut

“ 2. Pelelangan gagal harus diumumkan dan dijelaskan kepada peserta lelang mengenai

mengapa pelelangan tersebut dinyatakan gagal. PA/KPA atau Pojka ULP tidak dapat

menyatakan lelang gagal tanpa dasar ketentuan peraturan atau perundangundangan. ”;

6. Bahwa dikarenakan terjadi kesalahan pencantuman Bukti P- 42 pada putusan hal 104. Baris ke-3

dengan termuat Bukti P-42 berupa Asli Print Out Pengumuman dari Harian Manado Post, tanggal 7

April 2011, padahal Bukti P-42 yang diajukan oleh PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT tersebut di muka persidangan adalah Print Out hal. 4

http://www.konsultasi.lkpp.go.id/index.php?mod=pertanyaan) Hasil Konsultasi antara TERBANDING I

semula PENGGUGAT I dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah (LKPP)

pada tanggal 08 Maret 2012 melalui Portal Konsultasi Pengadaan Barang/Jasa LKPP di

http://www.konsultasi.lkpp.go.id, Maka oleh karena itu kami bermohon kepada Majelis Hakim Tingkat

Banding untuk memeriksa Akta Bukti P-42 yang diajukan oleh PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT tersebut;

7. Bahwa selanjutnya, apabila pelelangan dinyatakan gagal oleh karena sebuah hasil rekayasa,

kecurangan, penyimpangan dan penyalagunaan wewenang oleh Panitia Pengadaan serta pejabat

pengadaan serta tidak sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku, maka PARA

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT mempunyai hak untuk menuntut ganti rugi sesuai

ketentuan perundang - undangan. Hal tersebut sebagaimana diatur dalam ketentuan – ketentuan

pada Perpres No. 54 Tahun 2010, sebagai berikut:

• Pasal 118 ayat (7) huruf b Perpres No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang / Jasa

Pemerintah, yang menentukan : ”Apabila terjadi pelanggaran dan/atau kecurangan dalam

proses Pengadaan Barang/Jasa, maka ULP:

Page 17: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

17

a. dikenakan sanksi administrasi;

b. dituntut ganti rugi; dan/atau

c. dilaporkan secara pidana;

• Pasal 123 Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah, yang

menentukan: ” Dalam hal terjadi kecurangan dalam pengumuman Pengadaan, sanksi

diberikan kepada anggota ULP/Pejabat Pengadaan sesuai peraturan perundang-

undangan.”

• Lampiran III Bagian B Point 1 huruf a angka 5) Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang

Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah, yang menentukan: ” Apabila terjadi kecurangan dalam

pengumuman, maka kepada : ULP dikenakan sanksi administrasi, ganti rugi dan/atau

pidana sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan ” .

• Lampiran III Bagian B Point 6 huruf b tindak lanjut pelelangan gagal, angka 3) huruf i butir

(2) Perpres No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah, yang

menentukan : “ ULP menindaklanjuti pelelangan/pemilihan langsung gagal dengan

ketentuan sebagai berikut: “ apabila pelelangan/pemilihan langsung gagal karena

pengaduan masyarakat atas terjadinya pelanggaran prosedur ternyata benar, maka

dilakukan penggantian pejabat dan/atau anggota ULP yang terlibat, kemudian:

(2) : “ PA, KPA, PPK dan/atau anggota ULP yang terlibat, dikenakan sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

8. Bahwa selain itu berdasarkan Pasal 12 Ayat (2) Huruf e dan Pasal 17 Ayat (1) Huruf g Perpres No.

54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah serta Peraturan Kepala LKPP No

02 Tanggal 2011 tanggal 25 April 2011. jo. Peraturan Kepala LKPP No. 06 tahun 2010 tanggal 28

Desember 2010 tentang Standar Dokumen Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah (Standard

Bidding Document), maka TERGUGAT III selaku PPK, serta TERGUGAT IV dan TERGUGAT V

selaku Panitia Pengadaan wajib menandatangani “Pakta Integritas” yang menyatakan antara lain

sebagai berikut : “ …..[……]……4. Apabila melanggar hal – hal yang dinyatakan dalam Pakta

integritas ini, bersedia menerima sanksi pencantuman dalam daftar Hitam, digugat secara

perdata dan/atau dilaporkan secara pidana ”;

9. Bahwa berdasarkan asas hukum “ Lex superiori derogat lege priori “ yang berarti Peraturan yang

lebih tinggi mengesampingkan peraturan yang lebih rendah, dan sebagaimana juga ketentuan Pasal

7 Ayat (1) dan Ayat (5) UU No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang

Undangan, yang menentukan :

Ayat (1) :

Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan adalah sebagai berikut :

a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

b. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;

c. Peraturan Pemerintah;

d. Peraturan Presiden;

e. Peraturan Daerah.

Ayat (5) :

” Kekuatan hukum Peraturan Perundang-undangan adalah sesuai dengan hierarki

sebagaimana dimaksud pada ayat (1).”

Page 18: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

18

10. Bahwa sebagaimana termuat pada Posita Butir 2 gugatan perkara aquo, menyatakan sebagai berikut

: “ Bahwa Pelelangan Umum Pekerjaan Konstruksi di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Minahasa

Utara Tahun 2011 adalah Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah yang tunduk dan wajib mengikuti

Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah serta

Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah

Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi; (Putusan hal. 5 baris ke-3 dari

atas)

11. Bahwa ketentuan Perpres No. 54 tahun 2010, tentang Pengadaan Barang / Jasa, hanya mengatur

tentang pengadaan barang / jasa pemerintah secara umum yaitu Pekerjaan Konstruksi, Pengadaan

Barang; Jasa Konsultansi, Jasa Lainnya, Swakelola dan lain – lain. Tapi khusus untuk pelaksanaan

Pekerjaan Konstruksi, selain mengacu pada ketentuan Perpres No. 54 tahun 2010, tentang

Pengadaan Barang / Jasa tersebut, wajib pula mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 59

Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang

Penyelenggaraan Jasa Konstruksi, hal itu tercermin pada konsideran Perpres No. 54 tahun 2010,

yang antara lain menyatakan sebagai berikut :

Mengingat : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa

Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 64, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3956)“;

12. Bahwa atas dibatalkannya pelelangan tersebut tanpa disertai dengan alasan yang bisa dipertanggung

jawabkan secara hukum, maka Pengguna Jasa berkewajiban mengganti biaya yang dikeluarkan

untuk penyiapan mengikuti pelelangan tersebut dari PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT berhak. Hal itu sebagaimana tercantum pada Pasal 15 huruf k Peraturan Pemerintah

Nomor 59 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000

tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi, yang menyatakan sebagai berikut : ” Pengguna jasa

berkewajiban untuk :

k. mengganti biaya yang dikeluarkan oleh penyedia jasa untuk penyiapan pelelangan apabila

pengguna jasa membatalkan pemilihan penyedia jasa tanpa alasan yang dapat

dipertanggungjawabkan ”;

13. Bahwa selain itu pula, sebagaimana tercermin pada konsideran dari Peraturan Pemerintah Nomor

59 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang

Penyelenggaraan Jasa Konstruksi, dimana Peraturan Pemerintah tersebut diterbitkan untuk

melaksanakan UU No.18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;

14. Bahwa ketentuan UU No. 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi telah mengatur hak - hak PARA

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT sebagai penyedia jasa Konstruksi dan adalah bagian

dari masyarakat jasa konstruksi, untuk dapat menuntut ganti kerugian kepada pihak yang telah

menimbulkan kerugian terkait dengan pengadaan dan pelaksanaan Jasa Konstruksi. Hal tersebut

sebagaimana tercantum pada ketentuan – ketentuan sebagai berikut :

• Pasal 19 UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, yang menyatakan sebagai berikut: “

Jika pengguna jasa mengubah atau membatalkan penetapan tertulis, atau penyedia jasa

mengundurkan diri setelah diterbitkannya penetapan tertulis sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 18 ayat (1) huruf b, dan hal tersebut terbukti menimbulkan kerugian bagi salah satu

pihak, maka pihak yang mengubah atau membatalkan penetapan, atau mengundurkan diri

wajib dikenakan ganti rugi atau bisa dituntut secara hukum; • Pasal 38 Ayat (1) dan (2) serta Pasal 39 UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi,

menyatakan sebagai berikut :

Page 19: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

19

Pasal 38

Ayat (1) :

“ Masyarakat yang dirugikan akibat penyelenggaraan pekerjaan konstruksi berhak mengajukan gugatan ke pengadilan secara:

a. orang perseorangan; b. kelompok orang dengan pemberian kuasa; c. kelompok orang tidak dengan kuasa melalu gugatan perwakilan; Ayat (2) :

“ Jika diketahui bahwa masyarakat menderita sebagai akibat penyelenggaraan pekerjaan konstruksi sedemikian rupa sehingga mempengaruhi peri kehidupan pokok masyarakat, Pemerintah wajib berpihak pada dan dapat bertindak untuk kepentingan masyarakat. ”

Pasal 39 :

“ Gugatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat (1) adalah tuntutan untuk

melakukan tindakan tertentu dan/atau tuntutan berupa biaya atau pengeluaran nyata

dengan tidak menutup kemungkinan tuntutan lain sesuai ketentuan perundang-

undangan yang berlaku ”;

15. Bahwa menurut asas hukum “ Lex superiori derogat lege priori “ yang berarti Peraturan yang lebih

tinggi mengesampingkan peraturan yang lebih rendah, dan sebagaimana juga ketentuan Pasal 7

Ayat (1) dan Ayat (5) UU No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang

Undangan, yang menyatakan sebagai berikut :

Ayat (1) :

Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan adalah sebagai berikut :

a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

b. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;

c. Peraturan Pemerintah;

d. Peraturan Presiden;

e. Peraturan Daerah.

Ayat (5) :

” Kekuatan hukum Peraturan Perundang-undangan adalah sesuai dengan hierarki

sebagaimana dimaksud pada ayat (1).”

16. Bahwa oleh karena ketentuan Pasal 15 huruf k Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2010

tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan

Jasa Konstruksi, serta Pasal 19, Pasal 38 Ayat (1) dan (2) dan Pasal 39 UU No. 18 Tahun 1999

tentang Jasa Konstruksi, yang didalilkan oleh PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT

mempunyai kekuatan hukum yang lebih tinggi dibandingkan dengan ketentuan Pasal 83 Ayat (4)

Perpres No. 54 Tahun 2010 yang didalilkan oleh PEMBANDING II semula TERGUGAT I;

17. Bahwa oleh karena itu, maka sudah sepatut dan selayaknya dalil bantahan PEMBANDING II semula

TERGUGAT I tersebut dapat dikesampingkan oleh Majelis Hakim di Tingkat Banding yang

memeriksa perkara aquo;

18. Bahwa tidaklah benar dalil bantahan dari PEMBANDING II semula TERGUGAT I yang menyatakan

bahwa sekalipun Bupati mempunyai tanggung jawab dalam hal Pengelolaan Keuangan Daerah akan

tetapi dalam hal mengganti kerugian hanya oleh karena suatu gugatan yang tidak mempunyai alasan

Hukum yang kuat dan tidak mendasar dalam pengertian bahwa tidak mempunyai hubungan hukum

satu dengan yang lain maka sangatlah bertentangan aturan perundang-undangan yang menjadi dasar

pelaksanaan Proses pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah, karena dalam perkara aquo sangat

Page 20: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

20

jelas PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT memiliki hubungan hukum dengan

PEMBANDING II semula TERGUGAT I berdasarkan ketentuan;

19. Bahwa secara nyata telah diketahui oleh umum (notoire feiten), PEMBANDING II semula

TERGUGAT I adalah Kepala Pemerintahan daerah di Kabupaten Minahasa Utara yang terpilih

secara demokratis, yang disebut Bupati Minahasa Utara. hal itu berdasarkan ketentuan - ketentuan

sebagai berikut :

• Pasal 18 Ayat (4) UUD 1945

• Pasal 24 Ayat (1) dan (2) UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah,

20. Bahwa PEMBANDING II semula TERGUGAT I adalah Bupati selaku kepala pemerintahan daerah

yang diserahkan kekuasaan oleh Presiden selaku kepala pemerintahan yang memegang kekuasaan

pengelolaan keuangan negara sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan, untuk mengelola

keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang

dipisahkan. Hal tersebut berdasarkan ketentuan Pasal 6 Ayat (1) dan (2) huruf c UU No. 17 Tahun

Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara;

21. Bahwa selanjutnya PEMBANDING II semula TERGUGAT I bertindak selaku pemegang kekuasaan

pengelolaan keuangan daerah di Kabupaten Minahasa Utara, dimana dalam pelaksanaanya

dilaksanakan oleh TERGUGAT II selaku pejabat pengguna anggaran / barang daerah di Dinas

Pekerjaan Umum Kabupaten Minahasa Utara. Hal tersebut berdasarkan ketentuan Pasal 10 Ayat (2)

huruf b UU No. 17 Tahun Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

22. Bahwa selanjutnya, berdasarkan ketentuan - ketentuan sebagai berikut :

• TERGUGAT II merupakan Kepala satuan kerja perangkat daerah yang adalah Pengguna

Anggaran / Pengguna Barang bagi satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya. Hal

tersebut berdasarkan Pasal 6 Ayat (1) UU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan

Negara.

• TERGUGAT II sebagai Pengguna Anggaran adalah pejabat pemegang kewenangan

penggunaan anggaran untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi SKPD yang dipimpinnya. Hal

tersebut berdasarkan Pasal 1 Angka 17 PP No. 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah.

• TERGUGAT II sebagai Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah Pejabat

pemegang kewenangan penggunaan anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah. Hal tersebut

berdasarkan Pasal 1 Angka 5 Perpres No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang / Jasa

Pemerintah;

23. Bahwa untuk melaksanakan pengadaan barang / jasa di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten

Minahasa Utara dengan Sumber Dana APBD, TERGUGAT II telah menetapkan TERGUGAT III

selaku PPK serta TERGUGAT IV dan TERGUGAT V selaku Panitia Pengadaan. Hal itu berdasarkan

ketentuan ketentuan sebagai berikut:

• Pasal 12 Ayat (1) Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa

Pemerintah;

• Pasal 130 Ayat (1), (2) dan (3) Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa

Pemerintah;

24. Bahwa sebagaimana Bukti P-1, TERBANDING I semula PENGGUGAT I adalah Direktur dari

Perseroan Komanditer dengan nama CV. SONVINO yang didirikan pada tahun 2006 berdasarkan

Page 21: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

21

Akta Pendirian dari Notaris MAYA M. SOMPIE, SH Nomor 2 Tanggal 9 Februari 2006 serta Akta

Perubahan dari Notaris GRACE S.J SARENDATU, SH Nomor 43 Tanggal 9 Mei 2008, dimana

berdasarkan ketentuan – ketentuan pada Akta Pendirian dan Perubahan dari CV. SONVINO tersebut,

pada pokoknya menyatakan sebagai berikut :

• Pasal 2 huruf a :

“ Maksud dan tujuan perseroan ini ialah :

a. Berusaha dalam bidang kontraktor pembangunan termasuk pemborongan bangunan –

bangunan, jembatan, jalan, irigasi / pengairan, real estate,……[…]…. “;

• Pasal 5 Angka 1 :

” Perseroan ini dipimpin, diusahakan dan diwakili oleh dan atas kebijaksanaan persero

pengurus, dimana persero pengurus Tuan NOVRY MARTHINUS DOTULONG, Sarjana

Teknik tersebut dengan jabatan “ Direktur ” dan ……..[....]……..,baik sendiri - sendiri

maupun bersama - sama bertanggungjawab sepenuhnya atas semua hal baik perbuatan

kepengurusan (daden van beheer), dan mewakili perseroan didalam dan diluar Pengadilan,

dan ia berhak menandatangani segala macam surat-surat dan atas nama perseroan,

menghubungkan Perseroan dengan pihak lain dan pihak lain dengan

perseroan,……..…..[…]……..”;

25. Bahwa selanjutnya sebagaimana juga Bukti P-2, TERBANDING II semula PENGGUGAT II adalah

Direktur Perseroan Komanditer dengan nama CV. ARCHITECNO yang didirikan pada tahun 2008

berdasarkan Akta Pendirian dari Notaris GRACE S.J SARENDATU, SH Nomor 1 Tanggal 04 Januari

2008 serta Akta Perubahan dari Notaris GRACE S.J SARENDATU, SH Nomor 16 Tanggal 3 Maret

2011, dimana berdasarkan ketentuan – ketentuan pada Akta Pendirian dan Perubahan dari CV.

ARCHITECNO tersebut, pada pokoknya menyatakan sebagai berikut :

• Pasal 2 huruf a :

” maksud dan tujuan perseroan ini adalah mengadakan usaha di bidang :

a. Pelaksanaan Pembangunan (Kontraktor) antara lain : bertindak sebagai pengembang;

Pemborongan pada umumnya (General Contractor); …….[…]……….”;

• Pasal 5 :

” Para Persero adalah persero-persero pengurus yang bertanggung jawab penuh yang

mana persero Tuan MARCHEL HERONIMUS DOTULONG tersebut sebagai Persero

Pengurus dengan sebutan Direktur;

” Direktur berhak untuk mewakili perseroan didalam dan luar pengadilan, berhak menanda-

tangani untuk dan atas nama perseroan, mengikat perseroan dengan orang lain atau badan

lain, sebaliknya mengikat orang lain atau badan lain dengan perseroan

ini,……………..[…]…..”;

26. Bahwa PARA PENGGUGAT mempunyai Hak – hak konstitusi dan Hak – hak asasi yang dijamin

oleh UUD 1945 dan UU. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, antara lain hak atas pekerjaan

dan penghidupan yang layak, hak atas jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta

perlakuan yang sama dihadapan hukum, hak untuk memperoleh kesempatan yang sama dalam

pemerintahan, hak untuk bebas atas perlakuan yang bersifat diskriminatif, serta hak – hak lainnya

sebagainya, seperti yang diamanatkan oleh ketentuan Pasal 27 Ayat (2), Pasal 28D Ayat (1) dan

Ayat (3), Pasal 28F, Pasal 28G Ayat (1), Pasal 28I Ayat (2), Pasal 28J Ayat (1) UUD 1945; serta

Pasal 3 Ayat (2) dan (3), Pasal 9 Ayat (1) dan (2), Pasal 14 Ayat (1) dan (2), Pasal 23 Ayat (1),

Pasal 29 Ayat (1), Pasal 35, Pasal 38 Ayat (1) UU No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi

Manusia.

Page 22: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

22

27. Bahwa perusahaan PARA PENGGUGAT adalah penyedia jasa yang memenuhi syarat untuk

mengikuti pengadaan barang/Jasa Pemerintah sebagaiman ketentuan Pasal 19 Perpres No. 54

Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah,

28. Bawa sebagaimana dibuktikan dengan Bukti P-3 s/d P-5, perusahaan PARA TERBANDING semula

PARA PENGGUGAT telah mengikuti Pelelangan Umum Pekerjaan Konstruksi dengan

Pascakualifikasi sumber Dana APBD di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Minahasa Utara sejak

tanggal 30 Maret 2011 yang dilaksanakan oleh TERGUGAT IV, masing - masing untuk Pekerjaan

Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow dan Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Makansar; serta

Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Matungkas

29. Bahwa pada pelelangan umum yang penuh kecurangan, rekayasa dan penyimpangan tersebut,

perusahaan PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT dinyatakannya tidak memenuhi

syarat serta digugurkannya dalam dalam tahapan evaluasi pada proses pelelangan tersebut untuk

pekerjaan – pekerjaan yang ikutinya (Bukti P-6)

30. Bahwa sebagaimana dibuktikan dengan Bukti P-9 s/d P-10, maka perusahaan PARA TERBANDING

semula PARA PENGGUGAT melakukan sanggahan kepada TERGUGAT IV, dan kemudian

sebagaimana dibuktikan dengan Bukti P-13 s/d P-14, kemudian TERGUGAT IV menjawab

sanggahan yang diajukan oleh PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT;

31. Bahwa sebagaimana di buktikan dengan Bukti P-15 s/d P-18, PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT telah mengajukan sanggahan banding kepada kepada PEMBANDING II semula

TERGUGAT I dengan memberikan jaminan sanggahan banding. Hal tersebut sebagaimana ketentuan

Pasal 82 Ayat (1), (2) dan (3) serta Lampiran III Bagian B Point 1 Huruf m Angka 3) Perpres No.

54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah;

32. Bahwa terkait pengadaan barang/Jasa tersebut di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Minahasa

Utara yang bersumber dari dana APBD tersebut, berdasarkan amanat Perpres No. 54 Tahun 2010

PEMBANDING II semula TERGUGAT I sebagai Bupati Kepala Daerah Kabupaten Minahasa Utara

mempunyai kewajiban hukum untuk menjawab sanggahan banding dari PARA TERBANDING

semula PARA PENGGUGAT. Hal itu berdasarkan ketentuan Pasal 82 Ayat (6) serta Lampiran III

Bagian B Point 1 Huruf m Angka 2) Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang

Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah;

33. Bahwa dalam menjalankan dan kewajiban hukumnya untuk menjawab sanggahan banding yang

diajukan oleh PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT sebagaimana amanat Pasal 82

Ayat (6) serta Lampiran III Bagian B Point 1 Huruf m Angka 2) Peraturan Presiden Nomor 54

Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah, maka PEMBANDING II semula

TERGUGAT I bisa saja mendelegasikan kewenangan hukumnya kepada pejabat Eselon II di

lingkungan Pemkab Minahasa Utara, seperti yang dilakukan oleh PEMBANDING II semula

TERGUGAT I ketika mendelegasikan kewenangan hukumnya kepada Sekretaris Daerah Kabupaten

Minahasa Utara untuk menjawab sanggahan banding yang diajukan oleh Direktur CV. SMART

EDUKATAMA melalui Surat Jawaban Sangggahan Banding Nomor : 283 /SEKRE/VI/2011

tertanggal 16 Juni 2011 terkait pengumuman pemenang pelelangan untuk 2 (dua) paket pekerjaan

Sumber dana APBD di Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Minahasa Utara, dimana isi surat

tersebut pada pokoknya Sekretaris Daerah Kabupaten Minahasa Utara atas nama PEMBANDING II

semula TERGUGAT I memutuskan untuk menerima sanggahan banding tersebut dan

memerintahkan kepada Panitia Barang/jasa dari Instansi yang bersangkutan untuk mengadakan

evaluasi ulang (Posita butir 40 Putusan hal. 19; Bukti P- 20);

Page 23: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

23

34. Bahwa akan tetapi pada kenyataanya Sanggahan banding yang diajukan oleh PARA TERBANDING

semula PARA PENGGUGAT tidak pernah dijawab oleh PEMBANDING II semula TERGUGAT I

maupun pejabat di lingkungan Pemkab Minahasa Utara yang telah mendapatkan pendelegasian

kewenangan dari PEMBANDING II semula TERGUGAT I untuk menjawab sanggahan banding

tersebut;

35. Bahwa saksi yang diajukan PARA PEMBANDING semula TERGUGAT I, II, III, V yaitu atas nama

Felep Wuisan dalam persidangan telah menyatakan antara lain : …..bahwa mengenai sanggahan

banding harus ditujukan kepada Bupati sedangkan jawaban boleh diwakilkan kepada Sekda

atau Kabag Pembangunan…..”. (Putusan hal. 106 baris ke-10 dari atas). sehingga berdasarkan

keterangan Saksi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa dengan ditujukannya sanggahan banding

kepada PEMBANDING II semula TERGUGAT I walaupun nantinya untuk menjawab sanggahan

banding tersebut PEMBANDING II semula TERGUGAT I bisa saja mewakilkan mendelegasikan

kewajiban hukumnya kepada pejabat bawahannya, maka hal itu sudah secara jelas - jelas

membuktikan adanya hubungan hukum antara PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT

dengan PEMBANDING II semula TERGUGAT I;

36. Bahwa selanjutnya, sebagaimana ketentuan Pasal 25 Huruf a, e dan g UU. No. 32 Tahun 2004

Tentang Pemerintahan Daerah, PEMBANDING II semula TERGUGAT I selaku Kepala Daerah

mempunyai tugas dan wewenang antara lain : memimpin penyelenggaraan pemerintahan daerah

berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD, mengupayakan terlaksananya kewajiban

daerah dan melaksanakan tugas dan wewenang lain sesuai perundang-undangan;

37. Bahwa sebagaimana ketentuan Pasal 27 UU. Huruf e, f, h dan i UU. No. 32 Tahun 2004 Tentang

Pemerintahan Daerah, dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, PEMBANDING II semula

TERGUGAT I selaku Kepala Daerah mempunyai kewajiban antara lain : menaati dan menegakan

seluruh peraturan perundangan undangan, menjaga etika dan norma dalam penyelenggaraan

pemerintahan daerah, melaksanakan prinsip tata pemerintahan yang baik serta melaksanakan dan

mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan daerah;

38. Bahwa selain itu juga, PEMBANDING II semula TERGUGAT I sebagai Kepala Pemerintahan di

Kabupaten Minahasa Utara, yang disebut Bupati Minahasa Utara mempunyai kewajiban serta

tanggung jawab hukum untuk menghormati, melindungi dan menegakan hak asasi manusia, termasuk

juga hak asasi dari PARA PENGGUGAT sebagai Warga negara Indonesia. Hal itu berdasarkan

ketentuan Pasal 28 I Ayat (4) dan Ayat (5) UUD 1945, serta Pasal 8, Pasal 69 Ayat (2), Pasal 71,

dan Pasal 72 UU. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia;

39. Bahwa sehingga dengan tidak dijawabnya sanggahan banding yang diajukan oleh PARA

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT terkait Pelaksanaan Pengadaan Pekerjaan Pekerjaan

Konstruksi Sumber dana APBD di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Minahasa Utara, maka

PEMBANDING II semula TERGUGAT I selaku Bupati Kepala Daerah Kabupaten Minahasa Utara

telah lalai menjalankan tugas, wewenang dan kewajibannya hukumnya sesuai amanat Pasal 25

Huruf e dan g serta Pasal 27 Huruf e, f, h dan i UU. No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan

Daerah;

40. Bahwa selain itu, dengan tidak dijawabnya sanggahan banding dari perusahaan PARA

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT, tapi dilain pihak PEMBANDING II semula TERGUGAT

I bisa menjawab sanggahan banding dari penyedia jasa lain yaitu CV. SMART EDUKATAMA, maka

secara otomatis PEMBANDING II semula TERGUGAT I telah melanggar hak – hak konstitusi serta

Page 24: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

24

hak asasi PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT serta melalaikan tanggung jawab dan

kewajiban hukumnya, sebagaimana yang diamanatkan oleh UUD 1945 dan UU. No 39 Tahun 1999

Tentang Hak Asasi Manusia;

41. Bahwa oleh karena itu atas kelalaian PEMBANDING II semula TERGUGAT I dalam menjalankan

tugas, wewenang, tanggung tanggung dan kewajiban hukumnya tersebut sehingga melanggar hak –

hak konstitusi dan hak asasi PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT, maka sesuai

ketentuan PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT berhak mengajukan gugatan kepada

PEMBANDING II semula TERGUGAT I;

42. Bahwa disisi lain, karena pada akhirnya perusahaan PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT yang setelah ditetapkan sebagai pemenang pelelangan oleh TERGUGAT IV, masing –

masing untuk Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow serta Pekerjaan Peningkatan Jaringan

Irigasi Matungkas. tapi kemudian pada akhirnya hak – hak perusahaan PARA TERBANDING semula

PARA PENGGUGAT untuk mendapatkan pekerjaan – pekerjaan tersebut menjadi hilang disebabkan

TERGUGAT III selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) tidak mau menerbitkan SPPBJ karena

TERGUGAT II selaku Pengguna Anggaran menggagalkan hasil pelelangan secara sepihak dan

pelelangan dilakukan kembali oleh TERGUGAT V tanpa berdasarkan ketentuan yang berlaku;

43. Bahwa sebagaimana yang tercantum pada posita Point 121 dan 156 gugatan perkara aquo, PARA

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT mengajukan gugatan berdasarkan ketentuan Pasal

1365 jo. 1367 KUHPerdata;

44. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 1365 KUHPerdata, PEMBANDING II semula TERGUGAT I

harus bertanggung jawab atas perbuatan melawan hukum yang disebabkan oleh kelalaiannya dalam

menjalankan kewajibannya hukumnya berdasarkan ketentuan Pasal 82 Ayat (6) serta Lampiran III

Bagian B Point 1 Huruf m Angka 2) Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang

Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah sehingga menimbulkan kerugian bagi PARA TERBANDING

semula PARA PENGGUGAT.

45. Bahwa selain itu, berdasarkan ketentuan Pasal 1367 KUHPerdata, PEMBANDING II semula

TERGUGAT I mempunyai tanggung gugat (aanprakelijkheid) atas perbuatan melawan hukum yang

dilakukan oleh bawahan bawahannya yaitu TERGUGAT II, TERGUGAT III, TERGUGAT IV dan

TERGUGAT V yang telah menimbulkan kerugian bagi PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT;

Hubungan Hukum dan Sengketa Hukumnya Cukup Jelas

46. Bahwa hubungan hukum adalah hubungan yang didalamnya melekat hak pada salah satu pihak dan

melekat juga kewajiban dan tanggung jawab pada pihak lainnya. Perikatan adalah sebuah hubungan

hukum yang artinya hubungan hukum yang diatur dan diakui oleh hukum. Pengingkaran terhadap

hubungan – hubungan tersebut menimbulkan akibat hukum;

47. Bahwa pada Bagian 1 dari Buku Ketiga KUHPerdata menyebutkan tentang terjadinya perikatan

perikatan dan mengemukakan bahwa perikatan timbul dari persetujuan atau Undang Undang. Hal itu

tergambar pada Pasal 1233 KUHPerdata, menyatakan sebagai berikut : ” Perikatan, lahir karena

suatu persetujuan atau karena undang-undang ”.

48. Bahwa perikatan yang berasal dari Undang – Undang dibagi lagi menjadi undang-undang saja dan

undang – undang dan perbuatan manusia, hal tersebut tergambar dalam Pasal 1352 KUHPerdata,

Page 25: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

25

yang menyatakan sebagai berikut : ” Perikatan yang lahir karena undang-undang, timbul dari

undang-undang sebagai undang-undang (uit de wet allen) atau dari undang-undang sebagai

akibat perbuatan orang (uit wet ten gevolge van’s mensen toedoen).

49. Bahwa berdasarkan penjelasan diatas, maka menjadi jelas adanya hubungan hukum ataupun

perikatan antara PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT dengan PEMBANDING II

semula TERGUGAT I yaitu hubungan hukum atau perikatan yang terjadi atau dilahirkan dari undang-

undang sebagai akibat perbuatan orang;

50. Bahwa dengan tidak dilaksanakan suatu perintah undang – undang oleh PEMBANDING II semula

TERGUGAT I, PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V serta TERGUGAT IV maka itu artinya

telah terjadi pengingkaran terhadap hubungan – hubungan tersebut sehingga menimbulkan akibat

hukum atau sengketa hukum;

51. Bahwa dalil bantahan dari PEMBANDING II semula TERGUGAT I pada Memori Bandinya hal 3

yang menyatakan :… Bahwa sekalipun Bupati mempunyai tanggung jawab dalam hal Pengelolaan

Keuangan Daerah akan tetapi dalam hal mengganti kerugian hanya oleh karena suatu gugatan yang

tidak mempunyai alasan Hukum yang kuat dan tidak mendasar dalam pengertian bahwa tidak

mempunyai hubungan hukum satu dengan yang lain maka sangatlah bertentangan aturan perundang-

undangan yang menjadi dasar pelaksanaan Proses pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah….”.

sangat bertolak belakang dengan dalil bantahan pada bagian sebelumnya dalam Memori Banding

PEMBANDING II semula TERGUGAT I;

52. Bahwa dalil bantahan PEMBANDING II semula TERGUGAT I tersebut, memberi pengertian yang

mana gugatan PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT tidak mempunyai alasan hukum

dan tidak mendasar karena tidak adanya hubungan hukum dengan PEMBANDING II semula

TERGUGAT I selaku Bupati. Tapi ironisnya, pada dalil bantahan sebelumnya di hal. 2 angka Romawi

II dalam Memori Banding, PEMBANDING II semula TERGUGAT I menyatakan antara lain sebagai

berikut :…….Bahwa saran banding yang diberikan oleh TERBANDING kepada PEMBANDING II

seharusnya dijawab oleh PEMBANDING II ……..” dimana pada dalil bantahan tersebut, secara

eksplisit PEMBANDING II semula TERGUGAT I sendiri telah mengakui adanya hubungan hukum

antara PEMBANDING II semula TERGUGAT I;

53. Bahwa selain itu, adanya hubungan hukum antara PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT dengan PEMBANDING II semula TERGUGAT I telah termuat pada Posita Butir 38

perkara aquo yang menyatakan antara lain sebagai berikut : ” 38. Bahwa atas sanggahan banding

yang diajukan oleh PARA PENGGUGAT, maka TERGUGAT I wajib memberikan jawaban atas

sanggahan banding kepada PARA PENGGUGAT paling lambat 15 (lima belas hari kerja setelah

surat sanggahan banding diterima…………….”. (vide Putusan Hal. 18 baris ke-10 dari atas);

54. Bahwa adanya hubungan hukum tersebut telah diakui melalui jawabannya di muka persidangan

oleh PARA PEMBANDING semula TERGUGAT I, II, III, V. hal tersebut sebagaimana tercantum pada

Butir 18. Jawaban tentang Pokok Perkara dari PARA PEMBANDING semula TERGUGAT I, II, III, V,

menyatakan sebagai berikut : “ Bahwa menanggapi dalil gugatan bagian II Point 38 akan

ditanggapi sebagai berikut : bahwa sesuai dengan ketentuan yang berlaku. ( vide Putusan

Hal.89 baris ke-9 dari atas);

55. Bahwa sehingga sangatlah ironis apabila kemudian melalui Memori Bandingnya, PEMBANDING II

semula TERGUGAT I berusaha mengingkari adanya hubungan hukum dengan PARA

Page 26: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

26

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT. hal itu membuktikan PEMBANDING II semula

TERGUGAT I tidak fokus dalam menghadapi gugatan perkara aquo;

56. Bahwa PEMBANDING II semula TERGUGAT I mencoba berkelit dan berusaha mengingkari adanya

hubungan hukumnya dengan PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT, akan tetapi fakta –

fakta serta bukti hukum diatas sudah secara jelas dan terang benderang telah menyampaikan tentang

adanya hubungan hukum antara PEMBANDING II semula TERGUGAT I dengan PARA

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT pada perkara aquo;

57. Bahwa berdasarkan fakta – fakta hukum tersebut diatas, maka PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT sependapat dengan Pertimbangan Hukum Majelis Hakim Tingkat Pertama, yang

menyatakan bahwa ”…menimbang, selanjutnya mengenai tanggung jawab Pihak TERGUGAT I yaitu

Bupati Minahasa Utara sebagaimana disinggung dalam Eksepsi diatas, Majelis Hakim berpendapat

bahwa Bupati akan bertanggung jawab jika nanti ganti rugi sebagaimana pokok persoalan kedua

dikabulkan mengingat pengelolaan keuangan APBD secara umum ada ditangan Bupati termasuk

Posting – posting Mata Anggaran bersama DPRD karena itu Bupati Kabupaten Minahasa Utara

sebagai TERGUGAT I juga harus ikut bersama – sama TERGUGAT- TERGUGAT lainnya dibebani

mengganti kerugian yang diderita PENGGUGAT-PENGGUGAT (vide Putusan halaman 111 alinea 4

s.d halaman 112 alinea 1);

58. Bahwa oleh karena itu dalil bantahan PEMBANDING II semula TERGUGAT I tentang tidak adanya

hubungan hukum dengan PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT, adalah dalil yang

tidak beralasan hukum dan mengada-ada sehingga sepatutnya dalil bantahan tersebut ditolak atau

setidak tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima oleh Majelis Hakim di Tingkat Banding;

IV. PENGANULIRAN PARA TERBANDING SEBAGAI PEMENANG PELELANGAN ADALAH

PELANGGARAN TERHADAP HAK - HAK PARA TERBANDING, SEHINGGA JELAS

TELAH MENIMBULKAN KERUGIAN YANG TIDAK TERHINGGA.

Dalam Memori Bandingnya pada Angka Romawi IV , PEMBANDING II semula TERGUGAT I tidak

sependapat dan keberatan dengan Pertimbangan Hukum Putusan Majelis Hakim Tingkat Pertama yang

dimuat pada halaman 112 alinea 2. (Memori Banding PEMBANDING II semula TERGUGAT I hal. 3).

Selanjutnya PEMBANDING II semula TERGUGAT I berpendapat sebagai berikut :

- Bahwa dalam proses pelelangan tidak dikenal adanya pencabutan hak – hak sebagai Pemenang

Lelang sebab dalam proses pelelangan hanya dikenal Pemenang Lelang melalui mekanisme Hukum

yang berlaku sebagaimana yang terdapat dalam Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.

- Bahwa Terbanding belum menandatangani Kontrak sehingga apabila dinyatakan Hak - Haknya

dicabut adalah keliru dan tidak beralasan hukum serta patut dikesampingkan sebab secara

keseluruhan Perusahaan – Perusahaan yang melakukan Penawaran Pekerjaan Barang/Jasa

Pemerintah diperlakukan sama tidak dibeda-bedakan dan harus sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku, sehingga pertimbangan Hukum Majelis Hakim Tingkat Pertama yang

menyatakan adanya kerugian pada Pihak Terbanding tidak dapat dibuktikan baik secara Materiil

maupun imtareil.

Terhadap dalil PEMBANDING II semula TERGUGAT I tersebut, maka PARA TERBANDING semula

PARA PENGGUGAT akan menanggapinya sebagai berikut :

Page 27: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

27

1. Bahwa PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT tidak sependapat dan menolak dengan

tegas alasan – alasan dari PEMBANDING II semula TERGUGAT I dikarenakan alasan – alasan,

tersebut sangat menyesatkan dan tidak sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku;

2. Bahwa PEMBANDING II semula TERGUGAT I selalu berdalih telah melalui mekanisme hukum yang

berlaku sebagaimana yang terdapat dalam Perpres Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan

Barang dan Jasa Pemerintah, tapi ironisnya fakta hukum telah membuktikan yang mana

PEMBANDING II semula TERGUGAT I telah melakukan perbuatan melawan hukum yang

bertentangan dengan tanggung jawab serta kewajiban hukumnya untuk menjawab sanggahan

banding yang diajukan oleh PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT sehingga melanggar

ketentuan Pasal 82 Ayat (6) serta Lampiran III Bagian B Point 1 Huruf m Angka 2) Peraturan

Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah;.

3. Bahwa menurut Sudikno Martokusumo dalam Bukunya “ Mengenai Hukum : Suatu Pengantar”,

menerangkan bahwa : dalam pengertian Hukum, hak adalah kepentingan hukum yang dilindungi

oleh hukum. Kepentingan sendiri berarti tuntutan yang diharapkan untuk dipenuhi, sehingga

dapat dikatakan bahwa hak adalah suatu tuntutan yang pemenuhannya dilindungi oleh Hukum;

4. Bahwa pelaksanaan pelelangan Umum Pekerjaan Pekerjaan Konstruksi di Dinas Pekerjaan Umum

Kabupaten Minahasa Utara tersebut tidak hanya harus mengacu pada Perpres No. 54 Tahun 2010,

tapi juga harus mengacu pada ketentuan perundangan – undangan lainnya yang terkait. hal tersebut

sebagaimana tercermin pada ketentuan Pasal 5 Huruf g Perpres No. 54 Tahun 2010, tentangan

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, menyatakan sebagai berikut : Pengadaan Barang /Jasa

menerapkan prinsip prinsip sebagai berikut :

g. akuntabel.

Dimana pada Penjelasan Pasal 5 Perpres No. 54 Tahun 2010, dijelaskan sebagai berikut : ”Dengan

menerapkan prinsip-prinsip efisien, efektif, transparan, keterbukaan, bersaing, adil/tidak

diskriminatif dan akuntabel akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap proses

Pengadaan Barang/Jasa, karena hasilnya dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat

dari segi administrasi, teknis dan keuangan.

g. Akuntabel, berarti harus sesuai dengan aturan dan ketentuan yang terkait dengan

Pengadaan Barang/Jasa sehingga dapat dipertanggungjawabkan.”;

5. Bahwa hal tersebut juga tercermin pada konsideran Perpres No. 54 tahun 2010, yang menyatakan

sebagai berikut :

“Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945;

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa

Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 64,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3956)“;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik

Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609) sebagaimana

telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 (Lembaran

Page 28: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

28

Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 78, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4855)”;

6. Bahwa atas dibatalkannya serta dianulirnya PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT

sebagai pemenang pelelangan tanpa disertai dengan alasan yang bisa dipertanggung jawabkan

secara hukum, maka Pengguna Jasa berkewajiban mengganti biaya yang dikeluarkan oleh PARA

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT untuk penyiapan pelelangan tersebut. Hal itu

sebagaimana tercantum pada ketentuan Pasal 15 huruf k Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun

2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang

Penyelenggaraan Jasa Konstruksi, yang menyatakan sebagai berikut : ” Pengguna jasa

berkewajiban untuk :

k. mengganti biaya yang dikeluarkan oleh penyedia jasa untuk penyiapan pelelangan apabila

pengguna jasa membatalkan pemilihan penyedia jasa tanpa alasan yang dapat

dipertanggungjawabkan ”;

7. Bahwa Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan

Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi, diterbitkan untuk

melaksanakan UU No.18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, hal tersebut sebagaimana

tercermin pada konsideran Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas

Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;

8. Bahwa selain itu juga kesetaraan kedudukan antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam hal hak

dan kewajiban, telah termuat dalam Abstrak Angka Romawi IV. UU No. 18 Tahun 1999 Tentang

Jasa Konstruksi, menyatakan antara lain sebagai berikut :”…..Diharapkan dengan adanya

Undang-Undang Jasa konstruksi ini dapat:

2. Mewujudkan penyelenggaraan pekerjaan konstruksi yang menjamin : a. kesetaraan kedudukan antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam hal hak dan

kewajiban b. dipenuhinya ketentuan yang berlaku;……”;

9. Bahwa ketentuan UU No. 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi telah mengatur hak - hak PARA

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT sebagai penyedia jasa Konstruksi dan merupakan

bagian dari masyarakat jasa konstruksi, untuk dapat menuntut ganti kerugian kepada pihak yang telah

menimbulkan kerugian terkait dengan pengadaan dan pelaksanaan Jasa Konstruksi. Hal tersebut

sebagaimana tercantum pada ketentuan – ketentuan sebagai berikut :

• Pasal 19 UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, yang menyatakan sebagai berikut: “

Jika pengguna jasa mengubah atau membatalkan penetapan tertulis, atau penyedia jasa

mengundurkan diri setelah diterbitkannya penetapan tertulis sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 18 ayat (1) huruf b, dan hal tersebut terbukti menimbulkan kerugian bagi salah satu

pihak, maka pihak yang mengubah atau membatalkan penetapan, atau mengundurkan diri

wajib dikenakan ganti rugi atau bisa dituntut secara hukum;

• Pasal 38 Ayat (1) dan (2) serta Pasal 39 UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi,

menyatakan sebagai berikut :

Pasal 38

Ayat (1) :

“ Masyarakat yang dirugikan akibat penyelenggaraan pekerjaan konstruksi berhak mengajukan gugatan ke pengadilan secara:

a. orang perseorangan; b. kelompok orang dengan pemberian kuasa; c. kelompok orang tidak dengan kuasa melalu gugatan perwakilan;

Page 29: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

29

Ayat (2) :

“ Jika diketahui bahwa masyarakat menderita sebagai akibat penyelenggaraan pekerjaan konstruksi sedemikian rupa sehingga mempengaruhi peri kehidupan pokok masyarakat, Pemerintah wajib berpihak pada dan dapat bertindak untuk kepentingan masyarakat. ” Pasal 39 :

“ Gugatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat (1) adalah tuntutan untuk

melakukan tindakan tertentu dan/atau tuntutan berupa biaya atau pengeluaran nyata

dengan tidak menutup kemungkinan tuntutan lain sesuai ketentuan perundang-undangan

yang berlaku ”;

10. Bahwa Hak konstitusi serta Hak asasi PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT telah

dijamin dan dilindungi oleh UUD 1945 dan UU. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, antara

lain hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak, hak atas jaminan, perlindungan dan kepastian

hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum, hak untuk memperoleh kesempatan

yang sama dalam pemerintahan, hak untuk bebas atas perlakuan yang bersifat diskriminatif, serta hak

– hak lain sebagainya, seperti yang diamanatkan oleh ketentuan antara lain : Pasal 27 Ayat (2),

Pasal 28D Ayat (1) dan Ayat (3), Pasal 28F, Pasal 28G Ayat (1), Pasal 28I Ayat (2), Pasal 28J

Ayat (1) UUD 1945; serta Pasal 3 Ayat (2) dan (3), Pasal 9 Ayat (1) dan (2), Pasal 14 Ayat (1) dan

(2), Pasal 23 Ayat (1), Pasal 29 Ayat (1), Pasal 35, Pasal 38 Ayat (1) UU No. 39 Tahun 1999

Tentang Hak Asasi Manusia;

11. Bahwa sebagaimana ketentuan Pasal 28 I Ayat (4) dan Ayat (5) UUD 1945, serta Pasal 8, Pasal 69

Ayat (2), Pasal 71, dan Pasal 72 UU. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, PEMBANDING

II semula TERGUGAT I sebagai Kepala Pemerintahan di Kabupaten Minahasa Utara, yang disebut

Bupati Minahasa Utara mempunyai kewajiban serta tanggung jawab hukum untuk menghormati,

melindungi dan menegakan hak asasi manusia, termasuk juga hak asasi dari PARA TERBANDING

semula PARA PENGGUGAT sebagai Warga negara Indonesia.

12. Bahwa disamping itu, oleh karena PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V, adalah bagian dari

pemerintahan, maka merupakan kewajiban serta tanggung jawab hukumnya juga untuk menghormati

melindungi dan memenuhi Hak Asasi Manusia (HAM) dari PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT;

13. Bahwa fakta persidangan, PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT telah mengajukan

Bukti P-31 yaitu Pengumuman Pemenang Pelelangan Hasil Evaluasi Ulang Nomor : 01/PPP-

EU/DPU-MINUT/IX/2011 tanggal 22 September 2011 untuk pekerjaan Peningkatan Jaringan

Irigasi Kinidow serta Pengumuman Pemenang Pelelangan Hasil Evaluasi Ulang Nomor :

02/PPP-EU/DPU-MINUT/IX/2011 tanggal 22 September 2011 untuk Pekerjaan Peningkatan

Jaringan Irigasi Matungkas, yang menunjukan bahwa PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT telah diumumkan sebagai pemenang pelelangan oleh TERGUGAT IV;

14. Bahwa selain itu, PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT juga telah mengajukan Bukti P-

32 yaitu Surat Penetapan Pemenang Nomor : 01/SPPP-EU/DPU-MINUT/IX/2011 tertanggal 08

September 2011 dan Berita Acara Hasil Evaluasi Ulang Nomor : 01/BAHEU/DPU-MINUT/IX/2011

tertanggal 05 September 2011 untuk Paket Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow,

serta Surat Penetapan Pemenang Nomor : 02/SPPP-EU/DPU-MINUT/IX/2011 tertanggal 08

September 2011 dan Berita Acara Hasil Evaluasi Ulang Nomor : 02/BAHEU/DPU-MINUT/IX/2011

tertanggal 05 September 2011, untuk Paket Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Matungkas,

yang menunjukan bahwa PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT telah ditetapkan

Page 30: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

30

sebagai pemenang pelelangan oleh TERGUGAT IV, sebelum dilakukannya pengumuman pemenang

pelelangan pada tanggal 22 September 2011;

15. Bahwa TERGUGAT IV selaku Panitia Pengadaan Jasa Pekerjaan Konstruksi Dinas Pekerjaan Umum

Kabupaten Minahasa Utara yang melelangkan pekerjaan tersebut, telah memberikan pengakuan

melalui Surat Jawaban serta Surat Dupiliknya yang menyatakan bahwa PARA TERBANDING

semula PARA PENGGUGAT adalah pemenang yang sah atas pelelangan umum untuk

pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow dan Peningkatan Jaringan Irigasi Matungkas;

16. Bahwa pengakuan tersebut telah ditunjang dengan Bukti T.IV-1 s/d TIV-6 yang diajukan oleh

TERGUGAT IV di muka persidangan yaitu bukti yang sama dengan Bukti P-31 dan P-32 yang

diajukan oleh PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT, dimana bukti – bukti tersebut telah

menunjukan dan menyatakan yang mana PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT telah

ditetapkan dan diumumkan sebagai pemenang pelelangan oleh TERGUGAT IV;

17. Bahwa apabila kemudian penetapan dan pengumuman perusahaan PARA TERBANDING semula

PARA PENGGUGAT sebagai pemenang pelelangan tersebut pada akhirnya tidak diakui dan

dinyatakan tidak sah atas permufakatan jahat antara TERGUGAT II selaku Pengguna Anggaran,

serta TERGUGAT III selaku Pejabat Pembuat Komitmen, dengan alasan bahwa TERGUGAT IV telah

diganti melalui Surat Keputusan No. 255/DPU/600/700/IX/2011 tentang Pembentukan TERGUGAT

V selaku Panitia Pengadaan Barang/Jasa di lingkungan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Minahasa

Utara Tahun Anggaran 2011 tertanggal 21 September 2011 yang dibuat mundur (back dated)

sebagaimana dibuktikan melalui Bukti T.IV-8 yang diajukan oleh TERGUGAT IV dan kemudian paket

pekerjaan peningkatan jaringan irigasi Kinidow dan Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi

Matungkas dilelangkan kembali oleh TERGUGAT V dengan menyimpang dari Ketentuan Perpres No.

54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

18. Bahwa sebagaimana dibuktikan oleh PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT melalui

Bukti P-23, P-25, P-26, P-28, P-33, di sisi lain paket paket pekerjaan lainnya yang dilelangkan oleh

TERGUGAT IV dan sementara berproses pada tahapan sanggahan yaitu Pekerjaan Peningkatan

Jaringan Irigasi Makansar yang masa sanggah bandingnya nanti berakhir pada tanggal 27

September 2011, Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Apela Wogis dan Pekerjaan

Pembangunan Drainase Desa Watudambo, yang masa sanggah bandingnya nanti berakhir pada

tanggal 27 September 2011, Pekerjaan Pembangunan Jalan Desa Talawaan Atas Kec. Wori yang

sanggahannnya nanti dijawab pada tanggal 22 September 2011 dan berakhir masa sanggah

bandingnya pada tanggal 29 September 2011, dimana pekerjaan – pekerjaan tersebut tidak dianulir

dan dibatalkan oleh TERGUGAT II selaku Pengguna Anggaran dan bisa diterbitkan SPPBJnya dan

kemudian Kontrak Kerjanya oleh TERGUGAT III selaku Pejabat Pembuat Komitmen, padahal apabila

menurut TERGUGAT II dan TERGUGAT III bahwa TERGUGAT IV telah diganti dengan TERGUGAT

V pada tanggal 21 September 2011 walapun tanpa ada tembusan SKnya kepada TERGUGAT IV,

maka pekerjaan – pekerjaan tersebut seharusnya dianulir dan dibatalkan demi hukum karena cacat

hukum.

19. Bahwa apakah tindakan – tindakan TERGUGAT II dan TERGUGAT III tersebut tidak melanggar dan

menghilangkan hak – hak konstitusi dan hak asasi dari PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT untuk mendapatkan pekerjaan yang layak serta bebas atas perlakuan diskriminasi

sebagaimana yang diamanatkan oleh UUD 1945 dan UU No. 39 tahun 1999 Tentang Hak Asasi

Manusia.? Apakah hal tersebut tidak menimbulkan kerugian bagi PARA TERBANDING semula

PARA PENGGUGAT? Dimana kewajiban dan tanggung jawab hukum dari PEMBANDING II semula

Page 31: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

31

TERGUGAT I sebagai Kepala Pemerintahan di Kabupaten Minahasa Utara untuk menghormati,

melindungi dan menegakan hak asasi PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT,

sebagaimana yang diamanatkan oleh Pasal 28 I Ayat (4) dan Ayat (5) UUD 1945, serta Pasal 8,

Pasal 69 Ayat (2), Pasal 71, dan Pasal 72 UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia ?

20. Bahwa selanjutnya, terkait dengan adanya pelanggaran, penganuliran dan penghilangan hak – hak

PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT sebagai pemenang pelelangan yang dijamin dan

dilindungi oleh ketentuan perundangan undangan tersebut, jika kemudian oleh Majelis Hakim

Pengadilan Tingkat Pertama, pelanggaran dan penganuliran tersebut secara terminologi dinyatakan

sebagai “ pencabutan hak hak sebagai pemenang lelang tersebut telah menimbulkan kerugian

bagi Penggugat - Penggugat“, maka PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT sangat

sependapat dengan pernyataan dari Majelis Hakim Pengadilan Tingkat Pertama dalam

pertimbangannya pada putusan tersebut;

21. Bahwa tidaklah benar dalil bantahan PEMBANDING II semula TERGUGAT I yang menyatakan

secara keseluruhan Perusahaan – Perusahaan yang melakukan Penawaran Pekerjaan Barang/Jasa

Pemerintah diperlakukan sama tidak dibeda-bedakan dan harus sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku, karena hal itu bertolak belakang dengan fakta – fakta hukum yang ada;

22. Bahwa mengenai alasan PEMBANDING II semula TERGUGAT I yang menyatakan “ bahwa

TERBANDING belum menandatangani Kontrak sehingga apabila dinyatakan Hak - Haknya dicabut

adalah keliru dan tidak beralasan hukum serta patut dikesampingkan………” adalah sebuah dalil

yang sangat dipaksakan, mengada – ada serta tidak mendasar;

23. Bahwa menurut Sudikno Martokusumo dalam Bukunya “ Mengenai Hukum : Suatu Pengantar”,

menerangkan bahwa : dalam pengertian Hukum, hak adalah kepentingan hukum yang dilindungi

oleh hukum. Kepentingan sendiri berarti tuntutan yang diharapkan untuk dipenuhi, sehingga

dapat dikatakan bahwa hak adalah suatu tuntutan yang pemenuhannya dilindungi oleh Hukum;

24. Bahwa PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT memiliki hak hak subjektif yang dilindungi

dan dijamin oleh hukum, sehingga apabila PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT telah

ditetapkan oleh TERGUGAT IV sebagai pemenang pelelangan untuk Peningkatan Jaringan Irigasi

Kinidow dan Peningkatan Jaringan Irigasi Matungkas, kemudian PARA TERBANDING semula

PARA PENGGUGAT dibatalkannya sebagai pemenang pelelang tersebut secara sepihak dan dan

tidak diberikan kontrak kerja tanpa bisa dipertangung jawabkan secara hukum maka hal itu

merupakan “pencabutan” terhadap hak hak PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT;

25. Bahwa PEMBANDING II semula TERGUGAT I tidak mengerti dengan esensi dari gugatan perkara

aquo, dikarenakan gugatan perkara aquo adalah gugatan perbuatan melawan hukum berdasarkan

ketentuan Pasal 1365 jo. 1367, yang mana gugatan perbuatan melawan hukum tersebut lahir dari

pelanggaran terhadap perikatan yang lahir dari undang – undang sebagai akibat dari perbuatan

manusia, dan bukan gugatan wanprestasi yang lahir dari pelanggaran terhadap persetujuan perjanjian

(kontrak);

26. Bahwa oleh karenanya maka alasan keberatan dan penolakan PEMBANDING II semula TERGUGAT

I tersebut, sudah sepatutnya dan sewajarnya apabila ditolak atau setidak tidaknya dinyatakan tidak

dapat diterima oleh Majelis Hakim Tingkat Banding yang memeriksa perkara aquo;

Page 32: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

32

V. MAJELIS HAKIM TINGKAT PERTAMA SUDAH BENAR MENGADILI EKSEPSI OBSCUUR

LIBEL DALAM KEBERATAN PREMATURNYA GUGATAN

Dalam Memori Bandingnya pada Angka Romawi I, Tentang Kekeliruan Mengadili Eksepsi Obscuur Libel

Dalam Keberatan Mengenai Prematurnya Gugatan, PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V tidak

sependapat dan sangat keberatan dengan Pertimbangan Hukum Putusan Majelis Hakim Tingkat Pertama

yang dimuat pada halaman 108 alinea 2. (Memori Banding PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V

hal 4. s/d 7). Selanjutnya PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V berpendapat sebagai berikut :

- Bahwa dalam peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

dalam pelelangan umum pekerjaan Konstruksi adanya sanggah dan sanggah banding bagi peserta

yang tidak menang dalam pelelangan adalah hal yang wajar dan diatur dalam Pasal 81 dan Pasal 82

sehingga menjadi tidak wajar apabila setelah dilakukan evaluasi ulang oleh Panitia Pengadaan

Barang/Jasa dan telah ditentukan pemenang pelelangan masih dilakukan sanggahan oleh Terbanding

sebab hal tersebut tidak diatur dalam peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010, dan hal yang keliru jika

pengumuman lelang gagal masih dilakukan sanggahan oleh penyedia jasa sebagaimana termuat

dalam peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 Pasal 84 akan tetapi hal tersebut menjadi

pertimbangan Majelis Hakim Tingkat Pertama;

- Bahwa Majelis Hakim Tingkat Pertama hanya mempertimbangkan bukti dari Pembanding, dimana

bukti TI,II,III,V-3 dan TI,II,III,V-4 yang pada intinya menyatakan bahwa pelelangan gagal tertanggal 19

September 2011 serta Bukti TI,II,III,V-1 dan TI,II,III,V-2 ini tidak menjadi dasar pertimbangan;

- Bahwa Majelis Hakim Tingkat Pertama sudah secara sepihak menyimpulkan bahwa pemenang untuk

paket pekerjaan untuk paket pekerjaan Peningkatan Jaringan irigasi kinidow adalah CV Sonvino dan

Paket pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Matungkas adalah CV. Architecno, hal ini membuktikan

bahwa Majelis Hakim Tingkat Pertama telah mengambil peran Panitia yang menyatakan pemenang

pelelangan adalah Para Penggugat, sebab berdasarkan aturan perundang-undangan dalam

Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2011……...dst.;

Terhadap dalil PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V tersebut, maka PARA TERBANDING

semula PARA PENGGUGAT berkepentingan untuk memberikan tanggapan dan bantahan sebagai

berikut :

1. Bahwa PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT tidak sependapat dan menolak dengan

tegas, alasan – alasan dari PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V tersebut, karena hal itu

hanyalah pandangan pribadi, tidak mendasar serta bertolak belakang dengan fakta fakta hukum yang

ada;

2. Bahwa sebelumnya, melalui Replik yang diajukan pada tanggal 30 April 2012, PARA TERBANDING

semula PARA PENGGUGAT telah menanggapi Eksepsi gugatan tidak jelas (Obscuur Libel) dalam

prematurnya gugatan yang didalilkan pada Angka Romawi II Butir 1 hal. 2 dalam Jawaban

TERGUGAT I, II, III, V (sekarang PARA PEMBANDING) pada tanggal 23 April 2012 di persidangan

Tingkat Pertama, (vide Replik PARA PENGGUGAT hal 6 s/d hal. 8 butir 27 s/d butir 43), dimana

melalui Replik tersebut PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT telah memberikan

bantahan- bantahannya, antara lain sebagai berikut :

• Bahwa PARA PENGGUGAT menolak secara tegas dalil – dalil dalam eksepsi obscuur libel

yang dikemukakan oleh TERGUGAT I, II, III dan V;

• Bahwa TERGUGAT I, II, III dan V tidak dapat membedakan klasifikasi Eksepsi gugatan tidak

jelas / kabur (obscuur libel) serta Eksepsi Gugatan Prematur, sehingga mencampuradukannya

dalam eksepsi obscuur libel yang didalilkan TERGUGAT I, II, III dan V;

Page 33: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

33

• Bahwa Eksepsi gugatan tidak jelas / kabur (obscuur libel) yang didalilkan oleh TERGUGAT I,

II, III dan V adalah salah satu jenis dari Eksepsi Prosesual di Luar Eksepsi Kompetensi,

sedangkan Eksepsi Gugatan Prematur yang didalilkannya bersama sama dalam bagian

eksepsi obscuur libel adalah termasuk bagian Eksepsi Dilatoir yang merupakan jenis dari

Eksepsi Materiil;

• Bahwa terkait dengan Eksepsi gugatan tidak jelas / kabur (obscuur libel) yang didalilkan oleh

TERGUGAT I, II, III dan V terkesan mengada – ada, karena Pada Hukum Acara Perdata yang

berlaku di Indonesia saat ini yaitu HIR ataupun RBg tidak mengatur mengenai bentuk - bentuk

eksepsi yang dikualifikasikan sebagai Eksepsi Gugatan Kabur;

• Bahwa Eksepsi gugatan kabur sebenarnya merupakan eksepsi karena formulasi gugatan

yang tidak jelas. Menurut teori hukum acara perdata dalam buku M. Yahya Harahap hal. 448 –

453, dimana disebutkan dalam prakteknya dikenal beberapa bentuk eksepsi yang dapat

dikualifikasikan sebagai Eksepsi Gugatan Kabur (obscuur libel) antara lain :

- Posita atau fundamentum petendi tidak menjelaskan dasar hukum dalil gugatan dan

kejadian yang mendasari gugatan atau sebaliknya.

- Tidak jelasnya obyek sengketa

- Petitum gugatan tidak jelas atau ada kontradiksi antar posita dengan petitum sehingga

gugatan menjadi kabur. Antara posita dengan petitum harus saling mendukung dan tidak

boleh bertentangan. Hal-hal yang dapat dituntut dalam petitum harus mengenai

penyelesaian sengketa yang didalilkan dalam posita.

- Penggabungan masalah posita wanprestasi dan perbuatan melawan hukum dalam satu

gugatan. Misalnya dalam posita, gugatan didasarkan atas perjanjian, namun dalam

petitum dituntut agar tergugat dinyatakan melakukan perbuatan melawan hukum.

• Bahwa menurut yurisprudensi Mahkamah Agung RI, suatu gugatan dapat

dikategorikan/diklasifikasikan sebagai gugatan kabur dan tidak jelas (obscuur libel) apabila

posita gugatan tersebut tidak relevan dengan petitum gugatan dan/atau tidak mendukung

petitum. Hal itu berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung, sebagaimana Putusan

Mahkamah Agung RI tanggal 8 Desember No. 1075 K/Sip/1982.

• Bahwa selain itu juga menurut yurisprudensi Mahkamah Agung RI, perumusan kejadian

material secara singkat telah memenuhi syarat dan gugatan tidak kabur (obscuur libel),

sebagaimana Putusan Mahkamah Agung RI No. 547/K/Sip/1971 tanggal 15 Maret1972;

• Bahwa dalam gugatan perkara aquo, PARA PENGGUGAT telah memuat identitas para pihak,

pada Posita (fundamen petendi) sudah sangat jelas dasar hukum dari dalil gugatannya serta

kejadian yang mendasari gugatannya kepada PARA TERGUGAT, sangat jelas objek

sengketanya, sangat jelas petitumnya dimana petitum tersebut telah dirinci serta dalil dalil

pada posita dan petitum sangat relevan dan saling mendukung;

• Bahwa apa yang didalilkan TERGUGAT I, II, III, dan V tersebut terkait eksepsi obscuur libel

tersebut, sangat mengada - ada dan tidak beralasan hukum, dengan demikian maka sudah

sewajarnya dalil pada eksepsi TERGUGAT I, II, III, dan V itu ditolak atau setidak-tidaknya

dinyatakan tidak dapat diterima;

Page 34: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

34

• Bahwa terkait dengan Eksepsi gugatan prematur yang didalilkan oleh TERGUGAT I, II, III dan

V, terkesan juga sangatlah mengada – ada dan tidak sesuai fakta hukum, karena menurut M

Yahya Harahap dalam Buku “Hukum Acara Perdata” hal. 457, Eksepsi mengenai gugatan

premature apabila gugatan terlampau dini untuk diperiksa sengketanya dipengadilan, antara

lain :

- Misalnya oleh karena penggugat telah memberikan penundaan pembayaran. Sifat atau

keadaan prematur melekat pada batas waktu untuk menggugat sesuai dengan jangka

waktu yang disepakati dalam perjanjian belum sampai atau batas waktu untuk menggugat

belum sampai karena telah dibuat penundaan pembayaran oleh kreditur atau berdasarkan

kesepakatan antara kreditur dan debitur.

- Tertundanya pengajuan gugatan disebabkan adanya faktor yang menangguhkan,

sehingga permasalahan yang hendak digugat belum terbuka waktunya. Misalnya, ahli

waris yang menggugat pembagian harta warisan, padahal pewaris masih hidup. Gugatan

itu prematur. Selama pewaris masih hidup, tuntutan pembagian warisan masih tertunda.

• Bahwa fakta – fakta hukumnya sudah jelas, bahwa hak – hak – hak PARA PENGGUGAT

sebagai pemenang pelelangan dan mendapatkan pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi

Kinidow dan Peningkatan Jaringan Irigasi Matungkas sesuai penetapan dari TERGUGAT IV

tidak akan mungkin dapat kembali lagi;

• Bahwa segala mekanisme hukum seusai ketentuan telah diikuti oleh perusahaan PARA

PENGGUGAT, baik melakukan sanggahan kepada TERGUGAT IV, kemudian melakukan

sanggahan banding kepada TERGUGAT I, tapi kemudian tidak dijawab oleh TERGUGAT I

dan malah telah melakukan sanggahan ulang kepada TERGUGAT IV;

• Bahwa selanjutnya setelah ditetapkan sebagai pemenang pelelangan oleh TERGUGAT IV,

TERGUGAT II secara sepihak telah membatalkan penetapan pemenang lelang tersebut dan

SPPBJ tidak mau dikeluarkan oleh TERGUGAT III dan kemudian paket pekerjaan tersebut

telah dilelangkan kembali oleh TERGUGAT V tanpa melanjutkan tahapan yang dilaksanakan

sebelumnya oleh TERGUGAT IV;

• Bahwa kemudian TERGUGAT V telah menetapkan pemenang pelelangan pada pekerjaan -

pekerjaan tersebut kepada CV. BOPS dan CV. TIANG API ANUGERAH dimana fakta

hukumnya telah kami sampaikan pada Posita Butir 111 dalam gugatan perkara aquo;

• Bahwa selanjutnya kontraknya kerjanya telah diterbitkan oleh TERGUGAT III serta pekerjaan

tersebut telah dikerjakan berkasnya pencairan dananya untuk paket pekerjan - tersebut telah

ditandatangani oleh TERGUGAT II dan TERGUGAT III dan dicairkan sebelum 31 Desember

2011. karena secara nyata telah diketahui oleh umum (notoire feiten) bahwa batas pencairan

sumber dana APBD. TA 2011 adalah sampai dengan tanggal 31 Desember 2011. Dan

gugatan PARA PENGGUGAT nanti dimasukan di Pengadilan Negeri Airmadidi pada tanggal

24 Januari 2012;

• Bahwa oleh karena itu penggunaan dalil eksepsi prematur oleh TERGUGAT I, II, III dan V,

sangat tidak sesuai fakta fakta hukum, mengada- ada dan tidak beralasan hukum. dengan

demikian sudah sewajarnya dalil dalil dalam eksepsi TERGUGAT I, II, III, dan V itu ditolak

atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima;

Page 35: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

35

3. Bahwa selanjutnya terkait alasan PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V pada Memori

bandingnya yang menyatakan bahwa “…….menjadi tidak wajar apabila setelah dilakukan evaluasi

ulang oleh Panitia Pengadaan Barang/Jasa dan telah ditentukan pemenang pelelangan masih

dilakukan sanggahan oleh Terbanding sebab hal tersebut tidak diatur dalam peraturan Presiden No.

54 Tahun 2010, dan hal yang keliru jika pengumuman lelang gagal masih dilakukan sanggahan oleh

penyedia jasa sebagaimana termuat dalam peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 Pasal 84 akan

tetapi hal tersebut menjadi pertimbangan Majelis Hakim Tingkat Pertama “ adalah alasan yang

membuktikan yang mana PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V tidak paham tentang

substansi “ sanggahan “ menurut ketentuan Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan

Barang/Jasa Pemerintah.

4. Bahwa berdasarkan Perpres No. 54 Tahun 2010, pengajuan Sanggahan adalah Hak yang diberikan

kepada Peserta lelang “ yang merasa dirugikan” apabila menemukan adanya penyimpangan

terhadap ketentuan dan prosedur, adanya rekayasa, serta penyalahgunaan wewenang oleh ULP dan

/atau pejabat pengadaan. Hal tersebut sebagaimana tercantum pada Pasal 81 Ayat (1) Perpres

Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah, yang menyatakan sebagai

berikut :

Ayat (1) : Peserta pemilihan Penyedia Barang/Jasa yang merasa dirugikan, baik secara sendiri

maupun bersama-sama dengan peserta lainnya dapat mengajukan sanggahan

secara tertulis apabila menemukan: ”

a. penyimpangan terhadap ketentuan dan prosedur yang diatur dalam Peraturan

Presiden ini dan yang telah ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan Barang/Jasa;

b. adanya rekayasa yang mengakibatkan terjadinya persaingan yang tidak sehat;

dan/atau”

c. adanya penyalahgunaan wewenang oleh ULP dan/atau Pejabat yang berwenang

lainnya “

Dimana melalui Penjelasan pasal 81 Ayat (1) Perpres Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah, dijelaskan sebagai berikut :

Huruf a :

Yang dimaksud dengan penyimpangan terhadap ketentuan dan prosedur adalah:

a. tidak memenuhi persyaratan; dan

b. tidak mengikuti prosedur tata urut proses.

Huruf b :

Yang dimaksud rekayasa tertentu adalah upaya yang dilakukan sehingga dapat

mengakibatkan persaingan tidak sehat, misalkan:

a. penyusunan spesifikasi yang mengarah kepada produk tertentu, kecuali untuk suku

cadang;

b. kriteria penilaian evaluasi yang tidak rinci (detail) sehingga dapat mengakibatkan

penilaian yang tidak adil dan transparan; dan

c. penambahan persyaratan lainnya yang diluar ketentuan yang diatur dalam Peraturan

Presiden.

Huruf c :

Yang dimaksud dengan adanya penyalahgunaan wewenang adalah tindakan yang

sengaja dilakukan diluar kewenangan terkait proses pengadaan. Yang dimaksud

dengan pejabat berwenang lainnya adalah PA/KPA, Kepala Daerah, PPK, Tim

Pendukung, dan Tim Teknis.

Page 36: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

36

5. Bahwa berdasarkan ketentuan tersebut diatas, sehingga apabila pengumuman hasil evaluasi ulang

pada tertanggal 09 September 2011 yang dilaksanakan pada tanggal 12 September 2011 oleh

TERGUGAT IV yang mana perusahaan TERBANDING I semula PENGGUGAT I dinyatakan tidak

memenuhi syarat dan digugurkan pada paket Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow,

paket paket Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Makansar, serta perusahaan TERBANDING II

semula PENGGUGAT I dinyatakan tidak memenuhi syarat dan digugurkan pada Paket Pekerjaan

Peningkatan Jaringan Irigasi Matungkas, sedangkan pemenang lelang seharusnya tidak memenuhi

syarat dan harus digugurkan pada tahapan evaluasi karena diketahui teraffiliasi dan melanggar Pasal

6 Huruf e Perpres No. 54 Tahun 2010, maka merupakan hak – hak dari PARA TERBANDING

semula PARA PENGGUGAT “ yang merasa dirugikan “ untuk melakukan sanggahan ulang. apakah

perusahaan PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT “ yang merasa dirugikan” atas

terjadinya penyimpangan, rekayasa dan penyalahgunaan wewenang dalam penetapan hasil

pelelangan tersebut tidak boleh mengunakan hak – haknya untuk melakukan sanggahan ?

padahal sebelumnya – sebelumnya baik melalui sanggahan ataupun sanggahan banding, dokumen

penawaran PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT tidak bisa dibuktikan sehingga layak

digugurkan dalam tahapan evaluasi;

6. Bahwa dengan tidak diperbolehkan PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT untuk

mengajukan sanggahan atas penetapan hasil evaluasi ulang oleh PEMBANDING I semula

TERGUGAT II, III, V maka hal tersebut adalah bentuk ketidakadilan sehingga bisa menimbulkan

terjadinya ketidakpastian hukum ;

7. Bahwa Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) yang dibentuk berdasarkan

amanat Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007, melalui Deputi Bidang Hukum dan

Penyelesaian Sanggah LKPP telah membuat Portal Konsultasi Pengadaan Barang/Jasa di

http://www.konsultasi.lkpp.go.id, dimana melalui Portal Konsultasi Pengadaan Barang/Jasa, LKPP

telah memuat seluruh informasi kumpulan permasalahan, konsultasi dan peraturan terkait Pengadaan

Barang/Jasa Pemerintah. Hal tersebut berdasarkan Pasal 1 Ayat 42 Perpres No. 54 Tahun 2010

tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah, menyatakan sebagai berikut : ” Portal Pengadaan

Nasional adalah pintu gerbang sistem informasi elektronik yang terkait dengan informasi

Pengadaan Barang/Jasa secara nasional yang dikelola oleh LKPP ”;

8. Bahwa melalui Bukti P-46 yang diajukan di muka persidangan oleh PARA TERBANDING semula

PARA PENGGUGAT yaitu Print Out Jawaban Hasil Konsultasi antara TERBANDING I semula

PENGGUGAT I dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) melalui

Portal Konsultasi Pengadaan Barang/Jasa di http://www.konsultasi.lkpp.go.id, terkait Sanggahan

Ulang Atas Penetapan Pemenang Hasil Evaluasi Ulang setelah melewati Sanggahan Banding “

dimana LKPP pada pokoknya menyatakan sebagai berikut : “ Setelah dilakukan evaluasi ulang

maka tahapan prosedur sesuai ketntuan diantaranya ada pengumuman pemenang dan tahapan

sanggah, sanggah banding“.

9. Bahwa oleh karena itu terbukti yang mana sanggahan (ulang) yang dilakukan oleh perusahaan

TERBANDING I semula PENGGUGAT I terkait Penetapan dan Pengumuman Pemenang

Pelelangan Hasil Evaluasi Ulang oleh TERGUGAT IV untuk Pekerjaan Peningkatan Jaringan

Irigasi Kinidow dan Peningkatan Jaringan irigasi Makansar serta sanggahan (ulang) yang

dilakukan oleh perusahaan TERBANDING II semula PENGGUGAT II terkait Penetapan dan

Pengumuman Pemenang Pelelangan Hasil Evaluasi Ulang untuk Pekerjaan Peningkatan

Jaringan Irigasi Matungkas dengan telah sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku;

Page 37: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

37

10. Bahwa mengenai dalil PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V yang menyatakan : “….dan hal

yang lebih keliru jika pengumuman lelang gagal masih dilakukan sanggahan oleh penyedia

jasa sebagaimana termuat dalam Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 Pasal 84 akan tetapi

hal tersebut menjadi dasar pertimbangan Majelis Hakim Tingkat Pertama “, adalah dalil yang

tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan sangat bertolak belakang dengan fakta –fakta hukum

yang ada;

11. Bahwa apabila produk penetapan pelelangan gagal merupakan hasil penyimpangan, rekayasa, serta

penyalahgunaan wewenang, dan PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT merasa bahwa

dokumen penawaran yang telah dimasukan pada pelelangan tersebut telah memenuhi syarat, apakah

PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT“ yang merasa dirugikan” atas terjadinya

penyimpangan, rekayasa dan penyalahgunaan wewenang dalam penetapan hasil pelelangan

gagal tersebut tidak boleh melakukan sanggahan ? apakah hal tersebut tidak melanggar hak

hak PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT sebagai penyedia Jasa yang merasa

dirugikan ?

12. Bahwa apabila PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT selaku penyedia jasa yang

mengikuti pelelangan tersebut tidak diperkenankan dan dianggap keliru karena melakukan sanggahan

untuk penetapan hasil pelelangan gagal karena adanya penyimpangan rekayasa dan

penyalahgunaan wewenang maka hal tersebut telah membuktikan bahwa PEMBANDING I semula

TERGUGAT II, III, V telah melanggar “ Prinsip – Prinsip Pengadaan “ sebagaimana tercantum

pada Pasal 5 Perpres Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah;

13. Bahwa selain itu, maka PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V telah mengingkari adanya

kesetaraan kedudukan antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam hal hak - hak dan kewajiban

dalam penyelenggaraan jasa konstruksi, sebagaimana termuat dalam Abstrak Angka Romawi IV.

UU No. 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi, menyatakan antara lain sebagai berikut

:”…..Diharapkan dengan adanya Undang-Undang Jasa konstruksi ini dapat:

2. Mewujudkan penyelenggaraan pekerjaan konstruksi yang menjamin : a. kesetaraan kedudukan antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam hal hak dan

kewajiban b. dipenuhinya ketentuan yang berlaku;……”;

14. Bahwa selain itu yang sangat memiriskan, alasan PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V

tersebut sangat bertolak belakang dengan fakta fakta hukum yang ada dimana sebelumnya

TERGUGAT II melalui TERGUGAT III pernah membuat pernyataan melalui media yang diketahui

publik yang mempersilahkan PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT untuk melakukan

sanggahan sampai sanggahan banding karena sesuai aturan yang berlaku apabila keberatan atas

pengumuman pelelangan gagal yang dilaksanakan oleh TERGUGAT IV untuk 3 (tiga) paket

Pekerjaan. Hal itu dibuktikan dengan Bukti P-41 yang diajukan oleh PARA TERBANDING semula

PARA PENGGUGAT yaitu pernyataan TERGUGAT II melalui TERGUGAT III di harian Manado Post

pada tanggal 07 Mei 2011 atau 9 (sembilan) hari sesudah pelaksanaan pengumuman hasil

pelelangan gagal pada tanggal 28 April 2011 oleh TERGUGAT IV, yang mana antara lain menyatakan

sebagai berikut : “ Tiga proyek irigasi di Minut akan ditender ulang karena semua peserta yang

mendaftar belum memenuhi syarat. Ini dikatakan Kadis PU Minut Ir Patrice Tamengkel melalui

Kabid Bina Marga Ir Revindo Plangiten. Katanya, kalaupun ada yang keberatan terhadap

proses tender ulang ini, silahkan saja menyanggah sesuai aturan yang berlaku. Tahapan

sanggahan bisa dilakukan sampai sanggah banding, jika keberatan dan belum memuaskan

bagi peserta tender. Intinya proses tender di Dinas PU dijalankan panitia mengacu pada aturan

yang ada. Syarat dan ketentuan bagi peserta tender itu harus dipenuhi untuk ditetapkan

Page 38: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

38

sebagai pemenang, kata Plangiten, kemarin (6/5). Sementara itu, salah satu peserta tender

Novry Dotulong menyatakan, semua syarat untuk mengikuti proses tender sudah mereka

berikan namun kenapa Dinas PU belum mengumumkan pemenangnya. Atas keputusan

tersebut, mereka akan melakukan proses sanggah…..[…]….” ?

15. Bahwa hal tersebut semakin membuktikan yang mana PEMBANDING I semula TERGUGAT I, II, V

berupaya merekayasa segala ketentuan yang berlaku maupun fakta – fakta hukum yang ada demi

memuluskan adanya permufakatan jahatnya untuk menganulir hak hak perusahaan PARA

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT sebagai pemenang pelelangan untuk pekerjaan

Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow dan Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Matungkas;

16. Bahwa PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT sangat sependapat dengan Majelis

Hakim Tingkat Pertama yang tidak mempertimbangkan dan mengkesampingkan Bukti I,II,III,V-(1) s/d

Bukti I,II,III,V-(4) yang diajukan oleh PARA PEMBANDING semula TERGUGAT I,II,III, V karena bukti

- bukti yang disampaikan tersebut memang tidak patut dan tidak layak untuk dipertimbangkan oleh

Majelis Hakim Tingkat Pertama dikarenakan bukti bukti tersebut merupakan hasil rekayasa dan

cacat hukum serta tidak bisa mematahkan dalil dan bukti yang disampaikan oleh PARA

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT;

17. Bahwa Bukti T I,II,III,V (1) yang diajukan oleh PARA PEMBANDING semula TERGUGAT I,II,III, V,

bukanlah bukti yang melemahkan melainkan sebuah bukti yang semakin menguatkan dalil – dalil

gugatan PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT, karena Bukti TI,II,III,V (1) yaitu

Fotocopy Berita Acara Serah Terima Dokumen No. 01.BASTD/EU/DPU/MINUT/IX/2011

tertanggal 19 September 2011 yang diserahkan TERGUGAT IV kepada TERGUGAT III, yang mana

menyebutkan TERGUGAT IV sebagai Mantan Panitia Pengadaan Jasa Pekerjaan Konstruksi adalah

Fotocopy Berita Acara Serah Terima Pekerjaan yang diperuntukkan bagi PEKERJAAN

PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI MAKANSAR dan bukan diperuntukan bagi Pekerjaan

Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow ataupun Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi

Matungkas;

18. Bahwa selain itu pada Bukti T I,II,III,V (1) tersebut, TERGUGAT III sendiri tidak mau

menandatangani Berita Acara Serah Terima Dokumen tersebut yang mencantumkan TERGUGAT IV

sebagai mantan Panitia, hal itu disebabkan karena Berita Acara tersebut merupakan hasil rekayasa

dan cacat hukum, sehingga apabila memang benar TERGUGAT IV pada tanggal 19 September 2011

telah menjadi mantan Panitia Pengadaan, maka paket Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi

Makansar yang dimenangkan oleh CV. Jaya Klabat Mandiri yang telah ditetapkan oleh TERGUGAT

IV harus dibatalkan demi hukum karena cacat hukum;

19. Bahwa hal tersebut disebabkan karena Surat Jawaban Sanggahan Nomor : 03/Srt.J-

S/DPU/MINUT/IX/2011 tertanggal 19 September 2011 terkait sanggahan Pekerjaan Peningkatan

Jaringan Irigasi Makansar, nanti diserahkan oleh TERGUGAT IV kepada perusahaan TERBANDING I

semula PENGGUGAT I pada tanggal 20 September 2011. Selain itu tenggang waktu masa

pengajuan sanggahan banding nanti berakhir 5 (lima) hari kerja atau nanti berakhir pada tanggal 27

September 2011 sebagaimana ketentuan Pasal 82 Ayat (1) Perpres No. 54 Tahun 2010,. sehingga

seandainya pada tanggal 19 September 2011 TERGUGAT IV telah menjadi mantan Panitia

Pengadaan maka Paket Pekerjaan tersebut harusnya juga dibatalkan oleh TERGUGAT II dan tidak

boleh diterbitkan SPPBJnya oleh TERGUGAT III serta harus dilelangkan kembali oleh TERGUGAT V

karena cacat hukum. Tapi ironisnya yang hanya dibatalkan adalah Paket pekerjaan yang

dimenangkan PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT yaitu Pekerjaan Peningkatan

Page 39: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

39

Jaringan Irigasi Kinidow dan Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Matungkas, sedangkan

Paket Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Makansar tersebut tidak dibatalkan oleh

TERGUGAT II dan selanjutnya TERGUGAT III telah mengeluarkan dan menerbitkan Surat

Penunjukan Penyedia Barang / Jasa (SPPBJ) serta menandatangani Surat Perjanjian (Kontrak)

dengan CV. Jaya Klabat Mandiri tersebut. Apakah tindakan TERGUGAT II dan TERGUGAT III,

tersebut tidak termasuk yang disebut memberikan perlakuan yang bersifat diskriminatif dan

perlakuan yang tidak sama dihadapan hukum?

20. Bahwa Bukti T I,II,III,V (3) yang diajukan oleh PARA PEMBANDING semula TERGUGAT I, II, III dan

V yaitu berupa Pengumuman Pelelangan gagal No. 01/PPG/DPU-MINUT/IX/2011 tanggal 19

September 2011 oleh TERGUGAT IV yang pada pokoknya menyatakan antara lain sebagai berikut :

“ Sehubungan dengan diterimanya Sanggahan Atas Hasil Evaluasi Ulang Paket Pekerjaan

Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow dengan Harga Perkiraan Sendiri sebesar Rp.392.516.000,-,

maka Panitia Pengadaan Jasa Pekerjaan Konstruksi Dinas Pekerjaan Umum Kab. Minahasa

Utara dengan ini menyatakan bahwa pelelangan Paket Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi

Makansar, dinyatakan gagal dan akan diadakan evaluasi ulang “.

21. Bahwa selanjutnya, Bukti T I,II,III,V (4) yang diajukan oleh TERGUGAT I, II, III dan V yaitu berupa

Pengumuman Pelelangan gagal No. 02/PPG/DPU-MINUT/IX/2011 tanggal 19 September 2011

oleh TERGUGAT IV, yang pada pokoknya menyatakan antara lain sebagai berikut : “ Sehubungan

dengan diterimanya Sanggahan Atas Hasil Evaluasi Ulang Paket Pekerjaan Peningkatan Jaringan

Irigasi Matungkas dengan Harga Perkiraan Sendiri sebesar Rp.294.578.000,-, maka Panitia

Pengadaan Jasa Pekerjaan Konstruksi Dinas Pekerjaan Umum Kab. Minahasa Utara dengan ini

menyatakan bahwa pelelangan Paket Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Makansar,

dinyatakan gagal dan akan diadakan evaluasi ulang “;

22. Bahwa apabila PARA PEMBANDING semula TERGUGAT I,II,III, V cermat dan jeli memeriksa Bukti

TI,II,III,V (3) dan Bukti T I,II,III,V (4), maka bukti tersebut adalah bukti yang sangat menguntungkan

kepada PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT dan sebaliknya sangat melemahkan dan

mematahkan dalil PARA PEMBANDING semula TERGUGAT I, II, III, V. Hal itu dikarenakan fakta

hukum pada Bukti T I,II,III,V (3) dan Bukti T I,II,III,V (4) semakin menunjukan adanya perbuatan

melawan hukum oleh TERGUGAT II dan TERGUGAT III karena sebagaimana substansi yang

tercantum pada bukti – bukti tersebut yaitu diterimanya sanggahan Atas Hasil Evaluasi Ulang Paket

Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow dan Paket Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi

Matungkas, tapi yang dinyatakan gagal dan akan dievaluasi ulang oleh TERGUGAT IV adalah

Paket Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Makansar, yang notabenenya pekerjaan tersebut

tidak pernah dianulir/dibatalkan oleh TERGUGAT II dan malah telah diterbitkan SPPBJnya serta

kontrak kerjanya oleh TERGUGAT III;

23. Bahwa sebagaimana dibuktikan melalui bukti P-26 yang diajukan PARA TERBANDING semula

PARA PENGGUGAT, Paket Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Makansar yang dimenangkan

oleh CV. Klabat Jaya Mandiri tersebut adalah salah satu pekerjaan yang disanggah oleh

TERBANDING I semula PENGGUGAT I. sehingga dengan Paket Pekerjaan Peningkatan Jaringan

Irigasi Makansar yang dimenangkan oleh CV. Jaya Klabat Mandiri dinyatakannya pelelangan

gagal dan akan diadakan evaluasi ulang, sebagaimana Bukti T I,II,III,V (3) dan Bukti T I,II,III,V

(4) yang diajukan oleh PARA PEMBANDING semula TERGUGAT I, II, III, V. dan fakta hukumnya,

Paket Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Makansar tersebut tidak pernah dibatalkan oleh

TERGUGAT II. Selain itu TERGUGAT III telah mengeluarkan dan menerbitkan Surat Penunjukan

Penyedia Barang / Jasa (SPPBJ) serta menandatangani Surat Perjanjian (Kontrak) dengan CV. Jaya

Page 40: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

40

Klabat Mandiri terkait pekerjaan tersebut dan TERGUGAT V tidak pernah melelangkan kembali

pekerjaan tersebut;

24. Bahwa sebagaimana dibuktikan juga melalui Bukti P-35 dan P-36, TERGUGAT V telah melelangkan

kembali Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow dan Pekerjaan Peningkatan Jaringan

Irigasi Matungkas. Tapi untuk Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Makansar tidak pernah

dilelangkan kembali oleh TERGUGAT V padahal Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi

Makansar tersebut telah dinyatakan gagal lelang oleh TERGUGAT IV pada tanggal 19 September

2011 sebagaimana Bukti T I,II,III,V (3) dan Bukti T I,II,III,V (4) yang diajukan oleh PEMBANDING I

semula TERGUGAT II, III, V;

25. Bahwa fakta hukum tersebut semakin membuktikan adanya perbuatan melawan hukum yang

dilakukan oleh PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V atas adanya perlakuan yang bersifat

diskriminatif dan perlakuan yang tidak sama di depan hukum terhadap PARA TERBANDING semula

PARA PENGGUGAT sehingga bertentangan dengan hak – hak konstitusi dan hak asasi PARA

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT sebagaimana dijamin oleh UUD 1945 dan UU No, 39

Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia;

26. Bahwa mengenai Bukti T I,II,III,V (2) yang diajukan oleh PARA PEMBANDING semula TERGUGAT

I, II, III, V, yang mana bukti tersebut telah dibantah melalui Bukti T.IV-8 yang diajukan oleh

TERGUGAT IV di muka persidangan yaitu berupa Foto Penambahan/Penyisipan/Penggantian Nomor

Surat Keputusan Penggantian Panitia Lama (TERGUGAT IV) dan Penggangkatan Panitia

Pengangkatan Panitia Baru (TERGUGAT V) Pengadaan Barang dan Jasa Dinas Pekerjaan Umum

Kabupaten Minahasa Utara, setelah pemberitahuan lisan oleh Kepala Dinas PU (TERGUGAT II)

tanggal 23 September 2011 Pukul.09.30 Wita. Sumber : Buku Surat keluar - Surat Masuk Tahun 2011

Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Minahasa Utara : Dimana melalui Bukti Print Out tersebut

TERGUGAT IV telah memperlihatkan adanya 2 (dua) buah surat yang di hapus dengan

menggunakan tipe-ex, untuk disisipkan dan digantikan dengan dua buah surat keputusan yang di buat

mundur (back dated) yaitu Surat Keputusan Nomor : 255/DPU/600/700/IX/2011 tentang

Pembentukan Panitia Pengadaan Barang/Jasa Dinas PU Minahasa Utara tertanggal 21

September 2011 (Bukti T I,II,III,V (2)), dan yang satunya lagi adalah Surat Keputusan Nomor :

254/DPU/600/700/IX/2011 tentang Pembentukan Panitia Pengadaan Barang/Jasa (Sumber Dana

DPPID) Dinas PU Minahasa Utara tertanggal 07 September 2011.

27. Bahwa sebagaimana tergambar pada Bukti T I,II,III,V (2) tersebut, apakah merupakan sebuah hal

yang wajar dan lumrah, apabila Surat bernomor 254 dan tertanggal 07 September 2011 lebih dahulu

dibuat dari Surat Bernomor : 251 (tertanggal 16 September 2011); Surat Bernomor : 252 (tertanggal

20 September 2011), serta Surat Bernomor : 253 (tertanggal 22 September 2011) ? Apakah juga

merupakan hal yang wajar dan lumrah apabila Surat Bernomor 255 dan tertanggal 21 September

2011 atau Bukti T I,II,III,V (2), lebih dahulu dibuat dari Surat Bernomor 253 (nama nama petugas

piket) yang bertanggal 22 September 2011 ?

28. Bahwa fakta persidangan maupun bukti para pihak tidak ada satupun menyaksikan bahwa Surat

Keputusan Nomor : 255/DPU/600/700/IX/2011 tentang Pembentukan Panitia Pengadaan

Barang/Jasa Dinas PU Minahasa Utara (TERGUGAT V) tertanggal 21 September 2011 telah

diberikan dan ditembuskan kepada TERGUGAT IV selaku Panitia Pengadaan sebagai pihak yang

terkait pada SK tersebut, padahal TERGUGAT IV selaku Panitia Pengadaan adalah merupakan

Pejabat Pengadaan sebagaimana yang di maksud pada BAB III Bagian Kelima Perpres No. 54

Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, sehingga merupakan hal yang tidak

Page 41: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

41

wajar dan menyimpang dari etika pemerintahan apabila Surat Keputusan (SK) tentang adanya

pergantian pejabat tapi SK tersebut tidak diberikan kepada yang bersangkutan;

29. Bahwa fakta hukumnya sebagaimana “pengakuan” TERGUGAT IV melalui Bukti T.IV-8 tersebut,

adapun pemberitahuan oleh TERGUGAT II kepada TERGUGAT IV, nanti dilakukan pada tanggal 23

September 2011 Pukul.09.30 atau satu hari sesudah pelaksanaan pengumuman pemenang

pelelangan pada tanggal 22 September 2011 oleh TERGUGAT IV, itupun adanya pemberitahuan

tersebut dilakukan secara lisan bukan secara tertulis dalam bentuk Surat Keputusan (SK) ( vide Bukti

T.IV-8 );

30. Bahwa selain itu sebagaimana Bukti T.IV-7 yang diajukan oleh TERGUGAT IV, yaitu berupa Print

Out Download Data Base Konsultasi dari Lembaga kebijakan Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah

(LKPP) melalui Portal Konsultasi Konsultasi Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah di

http:www.konsultasi.lkpp.go.id, dimana pada pokoknya LKPP menerangkan sebagai berikut : “

Kewenangan menggangkat dan memberhentikan anggota Panitia Pengadaan Barang/Jasa

Pemerintah sepenuhnya berada ditangan Pengguna Anggaran/Kuasa. Proses pergantian

hendaknya disampaikan kepada Panitia Pengadaan lama. Proses Pengangkatan dan

pemberhentian dituangkan dalam bentuk Surat Keputusan (SK)…….[…]….” Bukti T.IV-7

semakin melemahkan Bukti T I,II,III,V (2) yang diajukan oleh PARA PEMBANDING semula

TERGUGAT I, II, III dan V, karena berdasarkan penjelasan LKPP seharusnya proses pergantian

hendaknya disampaikan TERGUGAT II selaku Pengguna Anggaran kepada TERGUGAT IV, dan

proses pengangkatan serta pemberhentian dituangkan dalam bentuk Surat Keputusan (SK) dan fakta

hukumnya pemberitahuan lisan nanti dilakukan oleh TERGUGAT II sesudah pengumuman pemenang

pada tanggal 22 September 2011 dan tidak pernah ada SK pemberhentian yang disampaikan kepada

TERGUGAT IV;

31. Bahwa sehingga berdasarkan fakta fakta hukum tersebut, maka sudah selayaknya dan sepatutnya

apabila Majelis Hakim Tingkat Pertama mengkesampingkan Bukti T I,II,III,V (1) s/d Bukti T I,II,III,V

(4) yang diajukan oleh PARA PEMBANDING semula TERGUGAT I, II, III, V, sehingga sangatlah

benar pertimbangan Majelis Hakim Tingkat Pertama yang menyatakan pemenang untuk paket

pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow adalah CV. Sonvino (perusahaan TERBANDING I

semula PENGGUGAT I), serta pemenang untuk paket pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi

Matungkas adalah CV. Architecno (perusahaan TERBANDING II semula PENGGUGAT II) adalah

berdasarkan fakta fakta persidangan yang mana dibuktikan melalui bukti P-31 dan P-32 yang diajukan

oleh PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT, serta adanya pengakuan dari TERGUGAT

IV melalui jawaban dan dupliknya yang ditunjang dengan Bukti T.IV-1 s/d T.IV -6 yang diajukan oleh

TERGUGAT IV dimuka persidangan Tingkat Pertama;

32. Bahwa selain itu, PARA PEMBANDING semula TERGUGAT I, II, III, V telah mengajukan bukti –

bukti lainnya yaitu Bukti Bukti T I,II,III,V (5) s/d Bukti T I,II,III,V (8), serta keterangan 2 (dua) orang

saksi, yang memang sesuai hukum pembuktian tidak patut dan layak untuk dipertimbangkan oleh

Majelis Hakim Tingkat Pertama dan malahan bukti -bukti dan keterangan saksi tersebut semakin

menguatkan dalil dalil gugatan PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT;

33. Bahwa selanjutnya mengenai Bukti T I,II,III,V (5) yang diajukan oleh PARA PEMBANDING semula

TERGUGAT I, II, III, V yang mana Bukti T I,II,III,V (5) tersebut yaitu fotocopy dari Bukti P-13 yang

diajukan oleh PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT di muka persidangan yaitu Surat

Jawaban Sanggahan Nomor : 03/Srt.J-S/DPU/MINUT/V/2011 tertanggal 09 Mei 2011 dari

TERGUGAT IV kepada TERBANDING I semula PENGGUGAT I, sehingga bukti tersebut bukan

Page 42: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

42

melemahkan dalil gugatan justru sebaliknya semakin menguatkan dalil gugatan PARA TERBANDING

semula PARA PENGGUGAT;

34. Bahwa Bukti T I,II,III,V (6) serta Bukti T I,II,III,V (7) yang diajukan oleh PARA PEMBANDING

semula TERGUGAT I, II, III, V yaitu Lembar Pendaftaran Jasa Konstruksi tertanggal 19 Oktober 2011

untuk pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Matungkas dan Pekerjaan Peningkatan Jaringan

Irigasi Kinidow, telah terbantahkan dengan Bukti P-45 yang diajukan oleh PARA TERBANDING

semula PARA PENGGUGAT, yaitu Print Out hasil Konsultasi antara PENGGUGAT I dengan LKPP

melalui Portal Konsultasi Pengadaan Barang/Jasa di http://www.konsultasi.lkpp.go.id, yang mana

LKPP menyatakan bahwa : “ Selama tidak memasukkan penawaran maka bukan peserta

pelelangan/seleksi“; serta ditunjang dengan Bukti P-36, yaitu pengumuman pemenang pelelangan

umum yang dilaksanakan oleh TERGUGAT V melalui Pengumuman Pemenang pelelangan dengan

Nomor : 002/PPPU/PPBJ-TA2011/DPU-MINUT/2010 untuk Pekerjaan Peningkatan Jaringan

Irigasi Kinidow, serta pengumuman pemenang pelelangan umum Nomor : 001/PPPU/PPBJ-

TA2011/DPU-MINUT/2010 untuk Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Matungkas yang

dilaksanakan oleh TERGUGAT V tanggal 07 November 2011, yang mana telah menunjukan bahwa

TERBANDING I semula PENGGUGAT I tidak tercantum sebagai “ peserta lelang” pada pekerjaan

pekerjaan tersebut, sehingga membuktikan yang mana dalil melalui jawaban PARA PEMBANDING

semula TERGUGAT I, II, III, V tertanggal 23 April 2012, mengada – ada dan tidak beralasan

hukum, dan justru sebaliknya telah membuktikan secara hukum yang mana TERGUGAT V memang

telah melelangkan kembali 2 (dua) Paket pekerjaan tersebut ;

35. Bahwa Bukti T I,II,III,V (8) yang diajukan oleh PARA PEMBANDING semula TERGUGAT I, II, III, V

yaitu fotocopy beberapa bagian pada Perpres No. 54 Tahun 2010 adalah bukti yang tidak bernilai

karena berdasarkan doktrin curia novit jus atau jus curia novit, yakni pengadilan atau Hakim

dianggap mengetahui hukum positif, bahkan bukan hanya hukum positif tetapi meliputi semua hukum.

Oleh karena itu hukum positif tidak perlu dibuktikan, terkecuali TERGUGAT I,II, III,dan V bisa

membuktikan di pengadilan Tingkat Pertama bahwa kutipan kutipan bunyi ketentuan Perpres No. 54

Tahun 2010 pada dalil – dalil gugatan perkara aquo maupun Replik PARA PENGGUGAT telah di

rekayasa dan di manipulasi tapi hal itu tidak dapat dibuktikan oleh PARA PEMBANDING semula

TERGUGAT I, II, III, V. justru sebaliknya melalui Bukti T I,II,III, V (8) tersebut telah terbukti

dipersidangan bahwa tidak ada ketentuan Perpres No. 54 Tahun 2010 Lampiran III.6.b huruf n

sebagaimana dalil pada Butir 57 Jawaban dalam Pokok Perkara dari TERGUGAT I, II, III, dan V

(PARA PEMBANDING) yang diajukan pada tanggal 23 April 2012. dikarenakan ketentuan pada

Lampiran III Perpres No. 54 Tahun 2010 tersebut hanya terdiri dari Lampiran III bagian A, Lampiran

III bagian B dan Lampiran III Bagian C, dan tidak ada yang namanya Lampiran III.6.b;

36. Bahwa selain itu, seluruh keterangan saksi yang diajukan PARA PEMBANDING semula TERGUGAT

I, II, III, V yaitu atas nama Bernadus Frans Kambey memang tidak layak untuk dipertimbangkan oleh

Majelis Hakim Tingkat Pertama, karena sebagian besar keterangan keterangan saksi tersebut di

muka persidangan adalah merupakan hasil rekayasa untuk memenuhi keinginan dan hasrat dari

atasan atasannya dalam hal ini TERGUGAT I, TERGUGAT II serta TERGUGAT III, karena melalui

Bukti P-47 dan P-48, PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT telah membuktikan di

muka persidangan bahwa Saksi atas nama Bernadus Frans Kambey tersebut telah memberikan

keterangan palsu di bawah sumpah terkait keterangannya yang menyatakan bahwa yang

bersangkutan pernah menjadi Panitia Pengadaan sampai tahun tahun 2008 semenjak Tahun 2009

sudah tidak lagi menjadi Panitia Pengadaan di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Minahasa Utara.

Padahal fakta hukumnya adalah Saksi atas nama Bernadus Frans Kambey tersebut masih menjadi

Panitia Pengadaan di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Minahasa Utara.sampai tahun 2010;

Page 43: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

43

37. Bahwa berkenaan dengan keterangan Saksi Felleps Wuisan sama sekali tidak bisa mendukung dalil

– dalil bantahan PARA PEMBANDING semula TERGUGAT I, II, III, V dan mematahkan dalil dail

gugatan PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT karena memberikan keterangan yang

saling bertentangan antara keterangan yang satu dengan keterangan yang lain untuk mengikuti

kemauan TERGUGAT I, II, III dan V;

38. Bahwa terkait keterangan saksi atas nama Fellep Wuisan di muka persidangan, yang mana ketika

ditanyakan oleh kuasa hukum PARA PEMBANDING semula TERGUGAT I, II, III, V pada saat itu,

tentang ada tidaknya TERGUGAT IV mengumumkan Pengumuman Pemenang Pelelangan Hasil

evaluasi ulang Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow dan Pekerjaan Peningkatan Jaringan

Irigasi Matungkas melalui web site resmi pemkab. Minut yaitu www.pemkab-minahasautara.co.cc

Saksi Felleps Wuisan menyatakan bahwa yang bersangkutan tidak pernah menerima berkas

Pengumuman Pemenang Pelelangan Hasil evaluasi ulang Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi

Kinidow dan Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Matungkas dari TERGUGAT IV untuk

ditayangkan dan diumumkan di website resmi dari Pemkab Minahasa Utara melalui www.pemkab-

minahasautara.co.cc. Hal itu diketahuinya karena salah satu tugas pokok dan fungsi (tupoksi)

kerjanya adalah untuk melaksanakan serta menayangkan pengumuman pelelangan dan

pengumuman pemenangan pelelangan ataupun tahapan pengumuman lainnya terkait Pengadaan

Barang/Jasa Pemerintah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara melalui web site milik

Pemkab Minahasa Utara di www.pemkab-minahasautara.co.cc;

39. Bahwa di sisi lain, ketika ditanyakan oleh PARA PENGGUGAT (sekarang PARA TERBANDING)

tentang ada tidaknya TERGUGAT IV melakukan pengumuman pemenang untuk pekerjaan

Peningkatan Jaringan Irigasi Makansar serta pengumuman pemilihan langsung untuk 12 (dua

belas) paket pekerjaan Konstruksi di web site resmi pemkab. Minut yaitu www.pemkab-

minahasautara.co.cc., Saksi Felleps Wuisan menyatakan yang bersangkutan tidak mengetahui

pengumuman pemilihan langsung tersebut, padahal sebelumnya menurut pengakuannya hal itu

merupakan tupoksi kerjanya ?

40. Bahwa sebagaimana dibuktikan dengan Bukti P-23, pada tanggal 03 Agustus 2011, TERGUGAT IV

telah melaksanakan pengumuman pemilihan langsung untuk 12 (dua belas) paket pekerjaan

Konstruksi termasuk Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Apela Wogis, Pembangunan

Drainase Desa Watudambo dan Pembangunan Jalan Desa Talawaan Kec. Wori melalui website

www.pemkab-minahasautara.co.cc. Sehingga apabila pengumuman tersebut tidak diketahui oleh

Saksi Felleps Wuisan padahal menurut pengakuan sebelumnya hal itu merupakan tupoksinya, maka

hal itu membuktikan bahwa keterangan saksi tersebut memang tidak patut dipercaya serta tidak layak

untuk dipertimbangkan oleh Majelis Hakim Tingkat Pertama;

41. Bahwa selain itu, keterangan saksi atas nama Felep Wuisan tersebut tanpa ditunjang lagi dengan

keterangan saksi lain atau alat bukti lain yang layak, maka keterangan saksi tersebut tidak dapat

dianggap sebagai bukti yang cukup, menurut asas hukum “Unus testis nullus testis” yang mana

secara harfiah istilah tersebut artinya satu saksi bukan saksi;

42. Bahwa TERGUGAT IV telah melaksanakan pengumuman pemenang pelelangan melalui papan

pengumuman masyarakat di DInas Pekerjaan Umum Kabupaten Minahasa Utara pada tanggal 22

September 2011 pada Pukul 22.30 Wita sebagaimana dibuktikan melalui Bukti T.IV-1 dan Bukti

T.IV.- 4 serta Bukti P-31 yang telah diajukan dimuka persidangan. Kalaupun pengumuman tersebut

telah lenyap pada papan pengumuman masyarakat di Kantor Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten

Minahasa Utara pada keesokan harinya maka yang seharusnya dimintakan pertanggungjawabannya

Page 44: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

44

atas kelalainya adalah TERGUGAT II selaku Kepada SKPD yang bertanggung jawab atas Kantor

SKPD tersebut;

43. Bahwa secara logis, tidak dilaksanakannya pengumuman pemenang pelelangan oleh TERGUGAT IV

tersebut di website pemkab Minahasa utara adalah merupakan faktor kesengajaan dari TERGUGAT

II, karena yang hanya mengetahui password website tersebut adalah operatornya / staf bagian

Administrasi Pembangunan Setda Pemkab. Minahasa Utara dan pengumuman pada papan

pengumuman masyarakat dilakukan oleh TERGUGAT IV pada tanggal 22 September 2011 jam

22.30 Wita atau sesudah jam kantor; sehingga pengumuman di website tersebut nanti bisa dilakukan

oleh TERGUGAT IV dengan menyerahkan berkas pengumuman tersebut kepada operator website

tersebut pada tanggal 23 September 2011. Oleh karena TERGUGAT II telah mendapatkan informasi

yang mana TERGUGAT IV telah melaksanakan pengumuman pemenang pelelangan hasil evaluasi

ulang pada malam hari tanggal 22 September 2011 sehingga pada pagi hari tanggal 23 September

2011 jam 09. 30 Wita, TERGUGAT II segera memberitahukan secara lisan kepada TERGUGAT IV, (

vide pengakuan TERGUGAT IV pada Bukti T.IV-8) tanpa pernah memberikan Surat Keputusan

pemberhentian kepada TERGUGAT IV. Jadi bagaimana mungkin TERGUGAT IV akan melakukan

pengumuman pemenang pelelangan di website pemkab Minut tersebut sedangkan TERGUGAT II

telah menganti /menonaktifkan TERGUGAT IV.sejak pukul 09.30 Wita tanggal 23 September 2011?

44. Bahwa fakta hukumnya, selain pengumuman pemenang pelelangan untuk pekerjaan Peningkatan

Jaringan Irigasi Kinidow dan pekerjaan peningkatan jaringan Irigasi Matungkas, pengumuman

pemenang pelelangan untuk Pekerjaan Peningkatan jaringan Irigasi Makansar yang dimenangkan

oleh CV. Jaya Klabat Mandiri serta pengumuman pemenangan pelelangan untuk 12 (dua belas)

paket pekerjaan pemilihan langsung ( termasuk Pekerjaan peningkatan jaringan irigasi Apel

Wogis, Pembangunan Drainase Desa Watudambo, Pembangunan Jalan Desa Talawaan Atas

Kec. Wori ) yang dilaksanakan oleh TERGUGAT IV sejak tanggal 03 Agustus (vide Bukti P-23, P-25,

P-33) , sesuai fakta hukumnya tidak pernah dilakukan pengumuman pemenang pelelangan melalui

website Pemkab Minahasa Utara, tapi mengapa sebaliknya untuk Paket Pekerjaan Peningkatan

Jaringan Irigasi Makansar dan 12 (dua belas) paket pekerjaan lainnya tersebut tidak pernah

dibatalkan oleh TERGUGAT II dan tetap diterbitkan SPPBJ serta kontrak oleh TERGUGAT III, serta

tidak dilelang kembali oleh TERGUGAT V ? Padahal menurut PEMBANDING I semula TERGUGAT

II, III, V dengan tidak diumumkannya diwebsite K/L/D/I maka hal itu melanggar ketentuan Pasal

73 ayat (4) Perpres No 54 Tahun 2010, Maka hal tersebut telah membuktikan TERGUGAT II dan

TERGUGAT III telah memberikan perlakuan diskriminatif serta perlakuan yang tidak sama di hadapan

hukum sehingga melanggar hak konstitusi dan hak - hak asasi PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT;

45. Bahwa selain itu, sebagaimana termuat pada Replik hal 16 s/d hal 17 yang diajukan PARA

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT pada tanggal 30 April 2012 dimuka persidangan Tingkat

Pertama, yang mana PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT mempertanyakan tentang

tidak diumumkannya Rencana Umum Pengadaan (RUP) paling kurang di web site K/L/D/I oleh

Pengguna Anggaran. dimana Rencana Umum Pengadaan tersebut harus dilakukan sebelum

pelaksanaaan pengumuman pelelangan oleh TERGUGAT IV. Hal tersebut sebagaimana ketentuan

Pasal 8 ayat (1) huruf a dan b; serta Pasal 25 Ayat (1), (2) dan (3) Perpres No. 54 Tahun 2010,

tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah, yang menyatakan sebagai berikut :

Pasal 8 ayat (1) :

“ PA memiliki tugas dan kewenangan sebagai berikut:

a. menetapkan Rencana Umum Pengadaan; ”

b. mengumumkan secara luas Rencana Umum Pengadaan paling kurang di website K/L/D/I;

Page 45: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

45

Pasal 25 ayat (1), (2) dan (3) :

Ayat (1) : “ PA mengumumkan Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa di masing-masing

K/L/D/I secara terbuka kepada masyarakat luas setelah rencana kerja dan anggaran

K/L/D/I disetujui oleh DPR/DPRD.”

Ayat (2) : “ Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (1), paling kurang berisi: a. nama

dan alamat Pengguna Anggaran; b. paket pekerjaan yang akan dilaksanakan; c.

lokasi pekerjaan; dan d. perkiraan besaran biaya.”

Ayat (3) : “ Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilakukan dalam website

K/L/D/I masing-masing dan papan pengumuman resmi untuk masyarakat serta

Portal Pengadaan Nasional melalu LPSE. “

46. Bahwa fakta hukumnya, Rencana Umum Pengadaan untuk 20 (dua puluh) Paket Pekerjaan

Konstruksi ( termasuk diantaranya pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow, pekerjaan

Peningkatan jaringan Irigasi Matungkas, Pekerjaan Peningkatan jaringan Irigasi Makansar yang

dilelangkan oleh TERGUGAT IV sejak tanggal 30 maret 2011 (vide Bukti P-3) serta 12 (dua belas)

Paket pekerjaan Konstruksi ( termasuk diantaranya Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Apela

Wogis, Pekerjaan Pembangunan Drainase Desa Watudambo, serta Pekerjaan Pembangunan

Jalan Desa Talawaan Atas Kec. Wori ) yang dilelangkan oleh TERGUGAT IV sejak tanggal 03

Agustus 2011 (vide Bukti P-23, nyatanya tidak pernah diumumkan oleh Pengguna Jasa dalam hal

ini TERGUGAT II;

47. Bahwa sehingga apabila PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V mempermasalahkan tidak

dilaksanakannya pengumuman pemenang pelelangan di website untuk 2 (dua) paket pekerjaan

tersebut oleh TERGUGAT IV, maka hal tersebut juga harus diperlakukan sama dihadapan hukum

dengan membatalkan serta tidak menerbitkan SPPBJ dan Kontrak untuk 30 (tiga puluh) paket

pekerjaan yang lain tersebut karena cacat hukum. Tapi fakta hukumnya, penyimpangan tersebut

hanya diabaikan oleh TERGUGAT II dan TERGUGAT III, hal itu telah membuktikan bahwa

TERGUGAT II dan TERGUGAT III telah memberikan perlakuan diskriminatif serta perlakuan

yang tidak sama di hadapan secara sistematis dan terstruktur, sehingga menimbulkan

ketidakpastian hukum dan bertentangan dengan hak konstitusi dan hak - hak asasi PARA

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT;

48. Bahwa sebagaimana termuat pada posita butir 153 gugatan perkara aquo ( vide putusan hal 71 s/d

72), maka sudah dan sepatut dan selayaknya perbuatan TERGUGAT II dan TERGUGAT III tersebut

dikategorikan sebagai “ Pelanggaran Hak Asasi Manusia yang berat ” sebagaimana Penjelasan

Pasal 104 Ayat (1) Undang – Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, yang

menyatakan sebagai berikut “ Yang dimaksud dengan “pelanggaran hak asasi manusia yang

berat” adalah pembunuhan massal (genocide), pembunuhan sewenang-wenang atau di luar

putusan pengadilan (arbitrary/extra judicial killing), penyiksaan, penghilangan orang secara

paksa, perbudakan, atau diskriminasi yang dilakukan secara sistematis (systematic

diserimination)”;

49. Bahwa berdasarkan fakta – fakta hukum, diatas, maka alasan dari PEMBANDING I semula

TERGUGAT III, III, V tersebut sudah selayaknya dan sepatutnya untuk ditolak atau setidak –tidaknya

dinyatakan tidak dapat diterima oleh Majelis Hakim Tingkat Banding yang memeriksa Perkara aquo.

50. Bahwa sehingga oleh karenanya maka PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT

sependapat dengan Pertimbangan Majelis Hakim Tingkat Pertama PN. Airmadidi pada Putusan hal.

108 (seratus delapan) alinea ke-2 (dua) tersebut;

Page 46: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

46

VI. PUTUSAN MAJELIS HAKIM TINGKAT PERTAMA TIDAK MELAMPAUI BATAS

KEWENANGAN

Dalam Memori Bandingnya pada Angka Romawi II Tentang Putusan Majelis Hakim Tingkat Pertama

Yang Melampaui Batas Kewenangan, PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V tidak sependapat

dan sangat keberatan dengan Pertimbangan Hukum Putusan Majelis Hakim Tingkat Pertama yang

dimuat pada halaman 111 alinea ke-2. (Memori Banding PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V

hal 7. s/d 8).

Selanjutnya PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V memberikan pendapat serta alasanya

sebagai berikut :

- Bahwa pertimbangan hukum Majelis Hakim Tingkat Pertama tersebut diatas, adalah merupakan

pertimbangan yang mengambil alih kekuasaan absolute mengadili dari Peradilan Tata Usaha Negara

yang dalam salah satu kewenangannya adalah mengadili suatu Keputusan Tata Usaha Negara

(KTUN) yang dalam hal ini berbentuk suatu Surat Keputusan Pemberhentian maupun suatu Surat

Keputusan Pengangkatan Pegawai Negeri (Pasal 50 dan Pasal 51 Undang Undang Nomor Tahun

1986 sebagaimana yang telah diubah dan ditambah dengan Undang –Undang Nomor 9 Tahun 2004);

- Bahwa dengan diambil alihnya kewenangan dari Pengadilan Tata Usaha Negara oleh Majelis Hakim

Tingkat Pertama tersebut yang kemudian dijadikan dasar pertimbangan dari padanya, maka secara

hukum acara perdata Majelis Hakim telah melakukan pelampauan terhadap kewenangan yang

dimilikinya dan oleh karenanya dasar pengambilan putusan berdasarkan pertimbangan hukumnya hal

111 harus dibatalkan dan dari itu Majelis Hakim Banding dapat mengadili sendiri perkara in casu.

Terhadap dalil PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V tersebut, maka PARA TERBANDING

semula PARA PENGGUGAT berkepentingan untuk memberikan tanggapan dan bantahan sebagai

berikut :

1. Bahwa PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT tidak sependapat dan menolak dengan

tegas alasan – alasan dari PEMBANDING I semula TERGUGAT II,III,V karena alasan – alasan

tersebut sangat menyesatkan serta tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

2. Bahwa tidaklah benar dalil PEMBANDING I semula TERGUGAT II,III,V yang menyatakan ; “

pertimbangan hukum Majelis Hakim Tingkat Pertama tersebut diatas, adalah merupakan

pertimbangan yang mengambil alih kekuasaan absolute mengadili dari Peradilan Tata Usaha Negara

yang dalam salah satu kewenangannya adalah mengadili suatu Keputusan Tata Usaha Negara

(KTUN) yang dalam hal ini berbentuk suatu Surat Keputusan Pemberhentian maupun suatu Surat

Keputusan Pengangkatan Pegawai Negeri (Pasal 50 dan Pasal 51 Undang Undang Nomor Tahun

1986 sebagaimana yang telah diubah dan ditambah dengan Undang –Undang Nomor 9 Tahun 2004;

3. Bahwa berdasarkan ketentuan, tidak semua pegawai negeri dapat diangkat untuk menjadi ULP/

Panitia Pengadaan, tapi untuk ditetapkan menjadi ULP/ Panitia Pengadaan harus memenuhi syarat –

syarat yakni antara lain sebagai berikut : mempunyai Sertifikat Keahlian pengadaan Barang/Jasa yg

dalam hal ini harus dikeluarkan oleh LKPP, memiliki integritas disiplin dan tanggung jawab dalam

melaksanakan tugas; memahami isi dokumen, metode dan prosedur pengadaan, menandatangani

Pakta Integritas, dan lain lain sebagainya, sebagaimana yang diamanatkan pada Pasal 17 Ayat (1)

Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah

4. Bahwa selain itu, untuk dapat diangkat menjadi ULP/Panitia Pengadaan tidak mutlak juga harus

berasal dari Pegawai Negeri, karena apabila tidak ada yang memenuhi syarat sesuai Pasal 17 Ayat

(1) Perpres No. 54 Tahun 2010 tersebut, maka ULP/Panitia Pengadaan dapat berasal dari bukan

Page 47: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

47

Pegawai Negeri, hal tersebut sebagaimana tercantum pada Pasal 17 Ayat (5) Perpres No. 54

Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah.

5. Bahwa gugatan PARA PENGGUGAT kepada PARA TERGUGAT adalah gugatan perbuatan

melawan hukum atas hilangnya hak - hak dari perusahaan PARA PENGGUGAT sebagai pemenang

pelelangan untuk pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow dan Peningkatan Jaringan

Irigasi Matungkas serta tidak terpenuhinya kewajiban dan tanggung jawab hukum dari PARA

TERGUGAT, dimana gugatan perkara aquo didasarkan pada ketentuan Pasal 1365 jo. 1367

KUHPerdata;

6. Bahwa sebagaimana Bukti P-31 dan Bukti P-32 juga serta berdasarkan “ pengakuan” melalui

Jawaban dan Duplik dari TERGUGAT IV selaku Panitia Pengadaan dan ditunjang dengan Bukti T.IV-

1 s/d T.IV-6 yang diajukan oleh TERGUGAT IV, PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT

adalah pemenang yang sah untuk pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow dan

Peningkatan Jaringan Irigasi Matungkas;

7. Bahwa oleh karena itu, apabila TERGUGAT II mengeluarkan sebuah Surat Keputusan pembentukan

panitia yang baru seolah olah bahwa TERGUGAT IV telah diganti sebelum pengumuman pemenang

pelelangan pada tanggal 22 September 2011 dan hal itu telah dibuktikan oleh TERGUGAT IV melalui

Bukti T.IV-8 yang mana nomor SK tersebut sengaja disisipkan dan bertanggal mundur (back dated)

sedangkan menurut pengakuan TERGUGAT IV bahwa TERGUGAT II nanti memberitahukan secara

lisan tentang adanya pergantian TERGUGAT IV dengan TERGUGAT V pada tanggal 23 September

2011 Pukul 09.30 Wita, sehingga dengan dikeluarkannya Surat Keputusan pembentukan Panitia yang

baru (TERGUGAT V) oleh TERGUGAT II tersebut untuk menganulir penetapan Pemenang

pelelangan yang dilaksanakan oleh TERGUGAT IV melalui Berita Acara Evaluasi ulang tertanggal 05

September 2011, Surat Penetapan Pemenang bertanggal 08 September 2011 serta Pengumuman

Pemenang Hasil Evaluasi Ulang tertanggal 22 September 2011 terkait penetapan PARA

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT sebagai pemenang pelelangan untuk pekerjaan

Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow dan Peningkatan Jaringan Irigasi Matungkas, yang

bertentangan dengan prinsip – prinsip kepatutan, kepantasan dan kewajaran, serta melanggar hak

hak - hak PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT, maka Keputusan Tata Usaha Negara

(KTUN) dari TERGUGAT II tersebut adalah merupakan perbuatan melawan hukum / perbuatan

hukum perdata.

8. Bahwa Keputusan Tata Usaha Negara (KTUN) yang merupakan perbuatan hukum perdata.

adalah masih merupakan kewenangan dari Majelis Hakim Tingkat Pertama Pengadilan Negeri

Airmadidi karena tidak termasuk kewenangan dari Pengadilan Tata Usaha Negara. Hal itu

berdasarkan ketentuan Pasal 2 Angka 1 UU No 9 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas UU. No. 5

Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara, yang menyatakan sebagai berikut : “ Tidak

termasuk dalam pengertian Keputusan Tata Usaha Negara menurut Undang-Undang ini:

1. Keputusan Tata Usaha Negara yang merupakan perbuatan hukum perdata;

9. Bahwa berdasarkan ketentuan tersebut diatas maka terbukti yang mana alasan keberatan dari

PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V yang menyatakan Pertimbangan Majelis Hakim Tingkat

Pertama pada Putusan hal 111 alinea ke -2 tersebut telah melampaui batas kewenangannya dan

mengambil alih kewenangan Pengadilan Tata Usaha Negara, adalah alasan yang tidak benar dan

mengada-ada;

Page 48: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

48

10. Bahwa sehingga oleh karenanya maka alasan keberatan yang diajukan oleh PEMBANDING I semula

TERGUGAT II, III, V yang menyatakan Putusan Majelis Hakim Tingkat Pertama telah melampaui

kewenangan adalah sangat mengada – ada dan tidak sesuai dengan ketentuan, sehingga alasan

tersebut sudah sepatutnya dan sewajarnya ditolak atau setidak tidaknya dinyatakan tidak dapat

diterima oleh Majelis Hakim Tingkat Banding yang memeriksa perkara aquo;

VII. MAJELIS HAKIM TINGKAT PERTAMA SUDAH MENJALANKAN UNDANG-UNDANG

SEBAGAIMANA MESTINYA.

Dalam Memori Bandingnya pada Angka Romawi III.Tentang Majelis Hakim Tidak Menjalankan Undang –

Undang Sebagaimana Mestinya, PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V tidak sependapat dan

sangat keberatan dengan Pertimbangan Hukum Putusan Majelis Hakim Tingkat Pertama dalam pokok

perkara yang dimuat pada halaman 109 alinea ke-4 dengan menyatakan Majelis Hakim Tingkat Pertama

tidak menjalankan Undang – undang sebagaimana mestinya, sebab tidak melihat aturan secara

menyeluruh melainkan hanya melihat gugatan dari pada Penggugat saja. (Memori Banding

PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V hal 8. s/d 11). Selanjutnya PEMBANDING I semula

TERGUGAT II, III, V memberikan beberapa alasan alasannya;.

Terhadap alasan - alasan tersebut, maka PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT akan

menanggapinya sebagai berikut :

a. TERGUGAT IV melakukan Evaluasi Ulang atas perintah dari PEMBANDING II semula

TERGUGAT I melalui Surat Nomor : 30/AS-II/VII/2011 Perihal : Evaluasi Ulang tertanggal 28 Juli

2012; dan pelaksanaan Evaluasi Ulang oleh TERGUGAT IV sudah sesuai dengan ketentuan

Pasal 84 Ayat (1) Huruf a Pepres No. 54 Tahun 2010;

1. Bahwa PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT tidak sependapat dan menolak

dengan tegas dalil PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V tersebut karena tidak

mendasar, tidak sesuai ketentuan dan bertolak belakang fakta hukum yang ada;

2. Bahwa ketentuan Perpres No. 54 Tahun 2010 Lampiran III Bagian B angka 6 Huruf b angka 3

e tentang Pelelangan gagal dan Tindak Lanjut Pelelangan/Pemilihan Langsung gagal,

sebagaimana yang dimaksudkan oleh PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V, apabila

terjadi untuk pelelangan gagal yang disebabkan hanya terdapat kurang dari 3 (tiga) penyedia

jasa yang memasukan penawaran pelelangan dinyatakan gagal dan langsung dilanjutkan dengan

pengumuman pelelangan ulang, sehingga tidak perlu ada masa sanggah karena sesuai

ketentuan keabsahan sebuah pelelangan adalah minimal 3 (tiga) peserta lelang;

3. Bahwa ketentuan Perpres No. 54 Tahun 2010, telah memperkenankan TERGUGAT IV untuk

melakukan evaluasi ulang apabila pelelangan dinyatakan gagal. Hal tersebut sebagaimana

ketentuan yang tercantum pada Pasal 84 Ayat (1) huruf a Perpres No 54 Tahun 2010, yang

menyatakan sebagai berikut : “ Dalam hal Pelelangan/Seleksi/Pemilihan Langsung

dinyatakan gagal, maka ULP segera melakukan:

a. evaluasi ulang;

4. Bahwa dengan dalil tersebut PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V, seolah - olah telah

menghakimi secara sepihak bahwa dokumen penawaran dari PARA TERBANDING semula

PARA PENGGUGAT memang benar benar tidak memenuhi syarat dan layak untuk digugurkan.

Page 49: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

49

Tapi pada kenyataaanya selama proses persidangan Tingkat Pertama, PARA PEMBANDING

semula TERGUGAT I, II, III, V serta TERGUGAT IV tidak dapat membuktikan bahwasanya

dokumen penawaran dari PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT untuk Pekerjaan

Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow dan Peningkatan Jaringan Irigasi Matungkas, tidak

memenuhi syarat (TMS) sehingga dan layak digugurkan dalam tahapan evaluasi;

5. Bahwa melalui Pengumuman Hasil Pelelangan No. 11/PPP/DPU-MINUT/IV/2011 untuk

Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow, Pengumuman Hasil Pelelangan No.

13/PPP/DPU-MINUT/IV/2011 untuk Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Makansar, dan

Pengumuman Hasil Pelelangan No. 12/PPP/DPU-MINUT/IV/2011 untuk Pekerjaan

Peningkatan Jaringan Irigasi Matungkas, TERGUGAT IV telah mengumumkan bahwa

pelelangan 3 (tiga) paket pekerjaan tersebut dinyatakan gagal dengan alasan tidak ada dokumen

penawaran yang lulus evaluasi termasuk juga dokumen penawaran PARA TERBANDING

semula PARA PENGGUGAT (vide posita angka 16, Bukti P-16);

6. Bahwa akan tetapi, hal tersebut bukannya berarti penetapan dan pengumuman TERGUGAT IV

tersebut sudah bersifat final dan tidak bisa rubah, dikarenakan dengan dinyatakannya bahwa

dokumen penawaran semua peserta lelang tidak ada yang lulus evaluasi, maka PARA

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT “ yang merasa dirugikan” atas pengumuman

hasil pelelangan tersebut mempunyai hak untuk melakukan sanggahan kepada TERGUGAT IV;

7. Bahwa sekali lagi kami hendak menegaskan, sebagaimana ketentuan Perpres No. 54 Tahun

2010, pengajuan Sanggahan adalah Hak yang diberikan kepada Peserta lelang “ yang merasa

dirugikan” apabila menemukan adanya penyimpangan terhadap ketentuan dan prosedur,

adanya rekayasa, serta penyalahgunaan wewenang oleh ULP dan/atau pejabat pengadaan. Hal

tersebut sebagaimana tercantum pada Pasal 81 Ayat (1) Perpres Nomor 54 Tahun 2010

tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah, yang menyatakan sebagai berikut :

Ayat (1) : Peserta pemilihan Penyedia Barang/Jasa yang merasa dirugikan, baik secara

sendiri maupun bersama-sama dengan peserta lainnya dapat mengajukan

sanggahan secara tertulis apabila menemukan: ”

a. penyimpangan terhadap ketentuan dan prosedur yang diatur dalam

Peraturan Presiden ini dan yang telah ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan

Barang/Jasa;

b. adanya rekayasa yang mengakibatkan terjadinya persaingan yang tidak sehat;

dan/atau”

c. adanya penyalahgunaan wewenang oleh ULP dan/atau Pejabat yang

berwenang lainnya “

8. Bahwa sehingga karena adanya hak sanggah yang diberikan sesuai amanat Pasal 81 Ayat (1)

Perpres Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah tersebut,

maka PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT telah mengajukan sanggahan kepada

TERGUGAT IV melalui Surat Sanggahan Nomor : 37/S/ CV-S/V-2011 tanggal 3 Mei 2011

dan Surat Sanggahan Nomor : 29/CV-ARCH/V-2011 tanggal 03 Mei 2011. (vide Posita butir 25

dan 26, Bukti P-9 dan P-10);

9. Bahwa dalam memori bandingnya pada bagian ini, PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V

memberikan alasan-alasannya dengan menyatakan antara lain sebagai berikut :

“…[….]……..Kami Pembanding meihat bahwa Tergugat IV sejak awal telah menyalahi

aturan hukum maupun prosedur yang berlaku, dimana sejak sudah dilakukan

Page 50: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

50

Pengumuman pelelangan oleh Tergugat IV pada tanggal 28 April 2011 melalui

Pengumuman Hasil Pelelangan Nomor 11/PPP/DPU-MINUT/IV/2011, Pengumuman Lelang

Nomor 13/PPP/DPU-MINUT/IV/2011 dan kemudian Pengumuman lelang nomor

12/PPP/DPU-MINUT/IV/2011, yang dalam hal mana ketiga pengumuman lelang gagal

dengan memakai alasan bahwa pengumuman lelang gagal ini akibat tidak ada penawaran

yang lulus evaluasi (vide posita angka 16, Bukti P-6), maka dengan demikian sesuai

dengan Perpres Nomor 54 Tahun 2010 Lampiran III bagian B angka 6 huruf b angka 3e

tentang Pelelangan Gagal dan Tindak Lanjut Pelelangan/pemilihan Lansung gagal, tindak

lanjut terhadap pengumuman hasil pelelangan gagal akibat tidak ada penawaran yang

lulus evaluasi harusnya pengumuman untuk dilakukan pelelangan ulang bukan

pengumuman evaluasi ulang.” Dan alasan tersebut ironisnya BERTOLAK BELAKANG

dengan alasan PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V dalam Memori Bandingnya pada

Angka Romawi I tentang Kekeliruan Mengadili Eksepsi Obscuur Libel dalam Keberatan

Mengenai Prematurnya Gugatan. Point 1 hal. 5, yang mana PEMBANDING I semula

TERGUGAT II, III, V, menyatakan antara lain sebagai berikut : “.Bahwa dalam peraturan

Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dalam

pelelangan umum pekerjaan Konstruksi adanya sanggah dan sanggah banding bagi

peserta yang tidak menang dalam pelelangan adalah hal yang wajar dan diatur dalam

Pasal 81 dan Pasal 82 sehingga menjadi tidak wajar apabila setelah dilakukan evaluasi

ulang..…..[…]” ?

10. Bahwa selain itu alasan PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V tersebut sangat bertolak

belakang dengan fakta fakta hukum yang dinyatakan oleh TERGUGAT II melalui TERGUGAT III

pada saat itu. Hal tersebut sebagaimana dibuktikan melalui Bukti P-41 yang diajukan oleh PARA

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT di muka persidangan yaitu pernyataan

TERGUGAT II melalui TERGUGAT III di harian Manado Post pada tanggal 07 Mei 2011 atau 9

(sembilan) hari sesudah pelaksanaan pengumuman hasil pelelangan gagal pada tanggal 28 April

2011 oleh TERGUGAT IV, yang antara lain menyatakan sebagai berikut : “ Tiga proyek irigasi

di Minut akan ditender ulang karena semua peserta yang mendaftar belum memenuhi

syarat. Ini dikatakan Kadis PU Minut Ir Patrice Tamengkel melalui Kabid Bina Marga Ir

Revindo Plangiten. Katanya, kalaupun ada yang keberatan terhadap proses tender ulang

ini, silahkan saja menyanggah sesuai aturan yang berlaku. Tahapan sanggahan bisa

dilakukan sampai sanggah banding, jika keberatan dan belum memuaskan bagi peserta

tender. Intinya proses tender di Dinas PU dijalankan panitia mengacu pada aturan yang

ada. Syarat dan ketentuan bagi peserta tender itu harus dipenuhi untuk ditetapkan sebagai

pemenang, kata Plangiten, kemarin (6/5). Sementara itu, salah satu peserta tender Novry

Dotulong menyatakan, semua syarat untuk mengikuti proses tender sudah mereka berikan

namun kenapa Dinas PU belum mengumumkan pemenangnya. Atas keputusan tersebut,

mereka akan melakukan proses sanggah…..[…]….” ?

11. Bahwa lebih ironis lagi, alasan PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V yang pada intinya

menyatakan pengumuman lelang gagal yang dilaksanakan oleh TERGUGAT IV pada tanggal 28

April 2011 harusnya dilanjutkan dengan pengumuman untuk dilakukan pelelangan ulang bukan

pengumuman evaluasi ulang sesuai dengan Perpres No. 54 Tahun 2010 Lampiran III Bagian B

Angka 6 Huruf b angka 3 e, TELAH MENGINGKARI Jawaban tentang Pokok Perkara Point

18 yang diajukan oleh PARA PEMBANDING semula TERGUGAT I, II, III, V pada tanggal 23

April 2012 di muka persidangan Tingkat Pertama, yang menyatakan sebagai berikut : : “ Bahwa

menanggapi dalil gugatan bagian II Point 38 akan ditanggapi sebagai berikut : bahwa

sesuai dengan ketentuan yang berlaku. (vide Putusan hal. 89 baris ke-9 dari atas);

Page 51: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

51

12. Bahwa adanya fakta – fakta hukum tersebut diatas, telah semakin membuktikan bahwa alasan -

alasan tersebut hanyalah akal-akalan dari PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V

bersama Kuasa Hukumnya untuk mengaburkan fakta-fakta hukum yang ada dengan terus

menyalahkan TERGUGAT IV dengan menyatakan yang mana TERGUGAT IV seharusnya

melakukan pelelangan ulang dan bukan evaluasi ulang, tapi pada kenyataan TERGUGAT II

melalui TERGUGAT III pada saat itu mempersilahkan kepada PARA TERBANDING semula

PARA PENGGUGAT untuk melakukan sanggahan dan sanggahan banding karena sesuai

aturan/ ketentuan yang berlaku serta menyatakan proses tender yang dijalankan TERGUGAT IV

telah mengacu pada aturan yang ada;

13. Bahwa selanjutnya atas pengajuan sanggahan dari PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT tersebut maka TERGUGAT IV memberikan jawaban Sanggahan melalui Surat

Nomor : 03/Srt.J-S/DPU/MINUT/V/2011 tanggal 09 Mei 2011 dan Surat Nomor : 02/Srt.J-

S/DPU/MINUT/V/2011 tanggal 09 Mei 2011 (vide Posita butir 29 dan 30, Bukti P-13 dan P-14);

14. Bahwa kewajiban untuk menjawab sanggahan dari PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT tersebut oleh TERGUGAT IV merupakan amanat Pasal 81 Ayat (3) dan

Lampiran III Bagian B Point 1 Huruf l Angka 3) Perpres Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah, yang menyatakan sebagai berikut :

Pasal 81 Ayat 3 :

“ ULP wajib memberikan jawaban tertulis atas semua sanggahan paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah surat sanggahan diterima.”

Lampiran III Bagian B Point 1 Huruf l Angka 3) :

” ULP wajib memberikan jawaban tertulis atas semua sanggahan paling lambat 5 (lima)

hari kerja setelah menerima surat sanggahan.”

15. Bahwa apabila sanggahan dari PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT ternyata

benar maka TERGUGAT IV harus menyatakan pelelangan tersebut gagal, hal tersebut

sebagaimana ketentuan Pasal 83 Ayat (1) Huruf h dan Lampiran III Bagian B Angka 6 Huruf a

angka 1) h) Perpres Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah,

yang menyatakan sebagai berikut :

Pasal 83 Ayat (1) Huruf h ;

” ULP menyatakan Pelelangan/Pemilihan Langsung gagal apabila :

h. sanggahan hasil Pelelangan dari peserta ternyata benar; “ Lampiran III Bagian B Angka 6 Huruf a angka 1) h) :

” ULP menyatakan Pelelangan/Pemilihan Langsung gagal, apabila : h) sanggahan dari peserta atas pelaksanaan pelelangan/pemilihan langsung yang tidak

sesuai dengan ketentuan Perpres ini dan Dokumen Pengadaan ternyata benar;

16. Bahwa kemudian apabila pelelangan tersebut dinyatakan gagal maka TERGUGAT IV dapat

segera melakukan evaluasi ulang, hal tersebut sebagaimana tercantum pada Pasal 84 Ayat (1)

Huruf a dan Lampiran III Bagian B Angka 6 Huruf a angka 6) a) Perpres Nomor 54 Tahun

2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah, yang menyatakan sebagai berikut :

Pasal 84 Ayat (1) Huruf a ;

” Dalam hal Pelelangan/Seleksi/Pemilihan Langsung dinyatakan gagal, maka ULP segera

melakukan

a. evaluasi ulang”;

Page 52: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

52

Lampiran III Bagian B Angka 6 Huruf a angka 6) a) :

” Setelah pemberitahuan adanya pelelangan/pemilihan langsung gagal, maka ULP meneliti dan menganalisis penyebab terjadinya pelelangan/pemilihan langsung gagal, untuk menentukan langkah selanjutnya, yaitu melakukan: a) evaluasi ulang;

17. Bahwa melalui Surat Nomor : 03/Srt.J-S/DPU/MINUT/V/2011 tanggal 09 Mei 2011 dan Surat

Nomor : 02/Srt.J-S/DPU/MINUT/V/2011 tanggal 09 Mei 2011 tersebut., TERGUGAT IV pada

intinya menolak sanggahan yang diajukan oleh PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT;

18. Bahwa oleh karena PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT merasa jawaban

TERGUGAT IV tersebut tidak mendasar, mengada-ada, penuh rekayasa dan tidak relevan

dengan substansi Surat Sanggahan yang diajukan PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT kemudian mengajukan sanggahan banding melalui Surat Sanggahan Banding

Nomor : 42/S/ CV-S/V-2011 tanggal 18 Mei 2011 dan Surat Sanggahan Banding Nomor :

35/CV-ARCH/V-2011 tanggal 18 Mei 2011 kepada PEMBANDING II semula TERGUGAT I dan

Surat sanggahan banding tersebut diberikan juga kepada TERGUGAT III dan TERGUGAT IV (

vide Bukti P-15 s/d P18). hal tersebut sebagaimana ketentuan Pasal 82 Ayat (1), (2) dan (3),

Lampiran III Bagian B.Point 1 Huruf m Angka 3);

19. Bahwa selain itu telah diserahkan juga Jaminan Sanggahan Banding oleh PARA TERBANDING

semula PARA PENGGUGAT kepada TERGUGAT IV, hal tersebut berdasarkan Peraturan

Kepala LKPP No. 06 tahun 2010 tanggal 28 Desember 2010 jo. Peraturan Kepala LKPP No

02 Tanggal 2011 tanggal 25 April 2011. tentang Standar Dokumen Pengadaan Barang/ Jasa

Pemerintah (Standard Bidding Document), pada BAB III tentang Instruksi Kepada Peserta

pda Point 33.4 yang menyatakan sebagai berikut : “ Penerima Jaminan Sanggahan Banding

adalah Pokja ULP.”;

20. Bahwa fakta hukumnya, PEMBANDING II semula TERGUGAT I tidak pernah menjawab

sanggahan banding yang diajukan oleh PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT

sampai sesudah 15 (lima belas) hari kerja sejak diterimanya pengajuan surat sanggahan

banding tersebut, sebagaimana kewajiban PEMBANDING II semula TERGUGAT I menurut

Pasal 82 Ayat (6) dan Lampiran III Bagian B Point 1 Huruf m Angka 2) Perpres No. 54

Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah;

21. Bahwa dengan adanya pengajuan sanggahan banding dari PARA TERBANDING semula

PARA PENGGUGAT, maka proses Pelelangan umum 3 (tiga) Paket Pekerjaan Konstruksi

tersebut harus di hentikan. Hal tersebut sebagaimana ketentuan Pasal 82 Ayat (4) Perpres No.

54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah, yang menyatakan sebagai

berikut: ” Sanggahan Banding menghentikan proses Pelelangan/Seleksi ”;

22. Bahwa kemudian pada tanggal 03 Agustus 2011 dilaksanakan Pengumuman Evaluasi Ulang

Nomor : 01/PEU/DPU/MINUT/VIII/2011 untuk Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi

Kinidow, Pengumuman Evaluasi Ulang Nomor : 02/PEU/DPU/MINUT/VIII/2011 untuk

Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Makansar dan Pengumuman Evaluasi Ulangan

Nomor : 03/PEU/DPU/MINUT/VIII/2011 untuk Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi

Matungkas oleh TERGUGAT IV dan disampaikan juga Surat Pemberitahuan Evaluasi Ulang

tersebut kepada kepada PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT mengunakan

Jasa Pos melalui TIKI dan diterima dua hari sesudahnya. Dimana melalui Pengumuman dan

Page 53: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

53

Pemberitahuan tersebut dinyatakan bahwa dilaksanakannya Evaluasi Ulang tersebut

berdasarkan Surat Nomor : 30/AS-II/VII/2011 Perihal : Evaluasi Ulang tertanggal 28 Juli 2012

dari PEMBANDING II semula TERGUGAT I kepada TERGUGAT IV (Vide Bukti P-21 dan P-22);

23. Bahwa dengan dikeluarkannya Surat Nomor : 30/AS-II/VII/2011 Perihal : Evaluasi Ulang

tertanggal 28 Juli 2012 oleh PEMBANDING II semula TERGUGAT I kepada TERGUGAT IV

untuk mengadakan evaluasi ulang untuk 3 (tiga) paket pekerjaan yang disanggah banding

tersebut, maka dengan sendirinya sanggahan banding dari PARA TERBANDING semula

PARA PENGGUGAT telah dinyatakan benar oleh PEMBANDING II semula TERGUGAT I, hal

tersebut sebagaimana ketentuan Pasal 82 Ayat (8) Perpres No. 54 Tahun 2010 Tentang

Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah, yang menyatakan sebagai berikut : ” Dalam hal

sanggahan banding dinyatakan salah, Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala

Daerah/Pimpinan Institusi memerintahkan agar ULP melanjutkan proses Pengadaan

Barang/Jasa ulang.”

24. Bahwa adanya Surat Nomor : 30/AS-II/VII/2011 Perihal : Evaluasi Ulang tertanggal 28 Juli

2012 oleh PEMBANDING II semula TERGUGAT I kepada TERGUGAT IV, telah diungkapkan

juga oleh PARA PEMBANDING semula TERGUGAT I, II, III, V. Hal tersebut sebagaimana

termuat pada Jawaban PARA PEMBANDING semula TERGUGAT I, II, III, V. pada Point 24. (

Putusan hal 89 s/d hal. 90 ).

25. Bahwa apabila TERGUGAT IV telah dipandang melanggar aturan, kenapa pada saat itu

TERGUGAT IV tidak diganti ? Dan fakta hukumnya adalah TERGUGAT IV masih dipercayakan

untuk melakukan evaluasi ulang oleh PEMBANDING II semula TERGUGAT I selaku Kepala

Daerah, hal tersebut berdasarkan Surat Nomor : 30/AS-II/VII/2011 Perihal : Evaluasi Ulang

tertanggal 28 Juli 2012 oleh PEMBANDING II semula TERGUGAT I kepada TERGUGAT IV;

26. Bahwa selain itu apabila TERGUGAT IV telah dipandang melanggar aturan, mengapa

TERGUGAT II selaku Pengguna Anggaran masih mempercayakan TERGUGAT IV untuk

melaksanakan Pemilihan langsung untuk 12 (dua belas) paket pekerjaan konstruksi pada tanggal

03 Agustus 2011 ? (vide Bukti P-23);

27. Bahwa berdasarkan fakta hukum diatas, maka hal tersebut membuktikan bahwa dalil

PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V yang terus menyalahkan TERGUGAT IV

ternyata sangat bertolak belakang dengan fakta hukum yang ada;

28. Bahwa tidaklah benar alasan PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V yang menyatakan

sesuai dengan Perpres No. 54 Tahun 2010 Lampiran III Bagian B angka 6 Huruf b angka 3 e

tentang Pelelangan gagal dan Tindak Lanjut Pelelangan/Pemilihan Langsung gagal, tindak

lanjut terhadap pelelangan gagal akibat tidak adanya penawaran yang lulus evaluasi harusnya

adalah pengumuman untuk dilakukannya pelelangan ulang bukan pengumuman untuk evaluasi

ulang;

29. Bahwa PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V tidak cermat mengkaji ketentuan Perpres

No. 54 Tahun 2010 secara menyeluruh, karena ketentuan Perpres No. 54 Tahun 2010

Lampiran III Bagian B angka 6 Huruf b angka 3 e yang diungkapkan oleh PEMBANDING I

semula TERGUGAT II, III, V tersebut dapat berlaku apabila pelelangan gagal yang disebabkan

oleh karena hanya terdapat kurang dari 3 (tiga) penyedia jasa yang memasukan penawaran

pelelangan dinyatakan gagal dan langsung dilanjutkan dengan pengumuman pelelangan ulang,

sehingga tidak perlu ada masa sanggah karena sesuai ketentuan keabsahan suatu pelelangan/

Page 54: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

54

tender apabila penyedia jasa yang memasukan penawaran adalah 3 (tiga) peserta lelang atau

lebih;

30. Bahwa fakta hukumnya, penyedia jasa yang memasukan penawaran untuk Pekerjaan

Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow adalah 12 (dua belas) peserta lelang, untuk Pekerjaan

Peningkatan Jaringan Irigasi Makansar adalah 7 (tujuh) peserta lelang, sedangkan untuk

Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Matungkas adalah 5 (lima) peserta lelang (vide bukti

P-4 dan P-5);

31. Bahwa selain itu, apabila PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V menyatakan

seharusnya TERGUGAT IV dalam melaksanakan tindak lanjut terhadap pelelangan gagal akibat

tidak ada penawaran yang lulus evaluasi harusnya adalah pengumuman untuk dilakukannya

pelelangan ulang bukan pengumuman untuk evaluasi ulang, maka hal tersebut sama dengan

menjerumuskan TERGUGAT IV untuk melanggar hak hak PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT untuk mengajukan sanggahan sebagaimana ketentuan Pasal 81 Ayat (1)

Perpres Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah, dan

menyimpang dari “Prinsip Prinsip pengadaan” serta “ Etika Pengadaan “ sebagaimana yang

diamanatkan pada Pasal 5 dan Pasal 6 Perpres Nomor 54 Tahun 2010;

32. Bahwa sangatlah ironis kemudian apabila PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V

menyatakan fakta yuridis dimulainya dari pengumuman evaluasi ulang hingga pengumuman

pemenang oleh TERGUGAT IV (Bukti P-21, Bukti P-22, Bukti P-24, Bukti P-31, Bukti P-32,

Bukti P-35, Bukti T.IV 1 s/d T.IV 6) merupakan produk – produk keputusan TERGUGAT IV yang

tidak mempunyai dasar hukum, padahal pengumuman evaluasi ulang hingga pengumuman

pemenang tersebut tersebut dilaksanakan oleh TERGUGAT IV atas perintah dari PEMBANDING

II semula TERGUGAT I sebagai kepala daerah melalui Surat Nomor : 30/AS-II/VII/2011

Perihal : Evaluasi Ulang tertanggal 28 Juli 2012;

33. Bahwa merupakan fakta hukum yang bertolak belakang, apabila kemudian untuk Pengumuman

Pemenang Pelelangan Hasil Evaluasi Ulang Nomor : 03/PPP-EU/DPU-MINUT/IX/2011 tertanggal

09 September 2011 untuk Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Pekerjaan Makansar yang

dimenangkan oleh CV. Jaya Klabat Mandiri (vide Bukti P-24) dinyatakan PEMBANDING I

semula TERGUGAT II, III, V merupakan produk – produk keputusan TERGUGAT IV yang tidak

mempunyai dasar hukum dan bertolak belakang dengan Pengumuman Hasil Pelelangan No.

13/PPP/DPU-MINUT/IV/2011 untuk Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Makansar oleh

TERGUGAT IV pada tanggal 28 April 2012, Tapi pada akhirnya paket pekerjaan tersebut tidak

pernah dibatalkan oleh TERGUGAT II dan telah diterbitkan SPPBJ dan Kontrak oleh

TERGUGAT III serta tidak dilelangkan kembali oleh TERGUGAT V, sedangkan Paket Pekerjaan

Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow dan Peningkatan Jaringan Matungkas yang

dimenangkan oleh PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT, telah dibatalkan oleh

oleh TERGUGAT II dan tidak diterbitkan SPPBJ dan Kontrak oleh TERGUGAT III serta telah

dilelangkan kembali oleh TERGUGAT V. Apakah tindakan TERGUGAT II dan TERGUGAT III

dan V tersebut tidak termasuk tindakan yang memberikan perlakuan yang bersifat

diskriminatif ? Apakah tindakan TERGUGAT II,III dan V tersebut telah memberikan

kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum ? Dan Apakah

tindakan TERGUGAT II,III dan V tersebut tidak melanggar hak – hak konstitusi dan hak

asasi PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT ?

Page 55: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

55

34. Bahwa berdasarkan uraian diatas, maka dengan adanya alasan PEMBANDING I semula

TERGUGAT II, III, V yang saling bertolak belakang alasan PEMBANDING I semula TERGUGAT

II, III, V, tidak mendasar dan tidak sesuai dengan fakta fakta hukum yang ada, maka sudah

sepatut dan selayaknya alasan – alasan tersebut PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V

ditolak atau setidak tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima oleh Majelis Hakim Tingkat Banding;

b. TERGUGAT II dan TERGUGAT III tidak melaksanakan Undang Undang yang berlaku (in casu

Perpres No 54 Tahun 2010)

1. Bahwa PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT menolak dengan tegas alasan -

alasan yang disampaikan oleh PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V yang menyatakan

bahwa TERGUGAT II dan TERGUGAT III telah melaksanakan Undang Undang yang berlaku (in

casu Perpres No 54 Tahun 2010) dan tidak melakukan intervensi apapun juga karena sifat dari

TERGUGAT IV yang independent dalam melakukan proses pelelangan, dikarenakan alasan

alasan PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V tersebut sangat bertolak belakang dengan

fakta – fakta hukum yang ada;

2. Bahwa terdapat fakta hukum yang mana TERGUGAT II tidak mengumumkan Rencana Umum

Pengadaan (RUP) paling kurang melalui website K/L/D/I, untuk total 32 (tiga puluh) paket

pekerjaan konstruksi yang dilelangkan oleh TERGUGAT IV tersebut, maka hal itu telah

bertentangan dengan Pasal 8 ayat (1) huruf a dan b; serta Pasal 25 Ayat (1), (2) dan (3)

Perpres No. 54 Tahun 2010, tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah, sehingga

dengan adanya fakta hukum tersebut dengan sendirinya telah mematahkan dalil dari

PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V tersebut;

3. Bahwa selain itu, terdapat fakta hukum yang bisa membuktikan bahwa TERGUGAT II dan

TERGUGAT III telah melakukan tindakan – tindakan yang yang bukan merupakan tugas pokok

dan kewenangan dari TERGUGAT II selaku Pengguna Anggaran dan TERGUGAT III selaku

PPK menurut ketentuan Pasal 8 dan Pasal 11 Perpres No. 54 Tahun 2010, tentang

Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah, tapi tindakan tindakan tersebut telah melampaui dan

mengambil alih tugas pokok dan kewenangan TERGUGAT IV selaku Panitia Pengadaan;

4. Bahwa sebagaimana dibuktikan melalui Bukti P-39 yang diajukan PARA TERBANDING semula

PARA PENGGUGAT dipersidangan yaitu pernyataan TERGUGAT II melalui TERGUGAT III di

Koran Manado Post pada tanggal 20 April 2011 yang telah mengambil alih peran dari

TERGUGAT IV selaku Panitia Pengadaan yang melakukan evaluasi;

5. Bahwa sebagaimana dibuktikan melalui Bukti P-41 yang diajukan PARA TERBANDING semula

PARA PENGGUGAT dipersidangan, yaitu pernyataan TERGUGAT II melalui TERGUGAT III di

Koran Manado Post pada tanggal 07 Mei 2011 atau 9 (sembilan) hari sesudah pelaksanaan

pengumuman hasil pelelangan gagal pada tanggal 28 April 2011 oleh TERGUGAT IV. hal itu

membuktikan yang mana TERGUGAT II dan TERGUGAT III turut juga melakukan evaluasi

pelelangan bersama TERGUGAT IV sehingga mengumumkan ke publik akan segera di tender

ulang karena semua peserta yang mendaftar tidak memenuhi syarat ? selain itu hal itu

membuktikan bahwa memang sudah ada niat TERGUGAT II dan TERGUGAT III dari awalnya

untuk melakukan pelelangan ulang pada pekerjaan – pekerjaan tersebut;

6. Bahwa sebagaimana dalil dalil gugatan dalam surat gugatan PARA TERBANDING semula

PARA PENGGUGAT, terdapat fakta – fakta hukum yang mana adanya pengakuan TERGUGAT

Page 56: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

56

IV kepada kepada PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT maupun kepada penyidik

Polres Minahasa Utara yang menyatakan selama tahapan proses evaluasi maupun evaluasi

ulang TERGUGAT IV telah mendapatkan intimidasi dan intervensi untuk menjegal perusahaan

PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT, dan dalil – dalil gugatan tersebut tidak

pernah disangkal serta dibantah oleh TERGUGAT IV selama proses Persidangan di Tingkat

Pertama; (vide Posita butir 41 s/d 47, 59 s/d 64, 95 s/d 96 Putusan hal 19 s/d 23, hal 27 s/d 30,

hal. 41 s/d 42; serta Jawaban serta Duplik TERGUGAT IV);

7. Bahwa hal tersebut dapat mengartikan bahwa TERGUGAT IV telah mengakuinya secara diam

diam atas dalil gugatan PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT tersebut,

sebagaimana doktrin hukum Prof. Eman Suparman melalui makalah yang berjudul “ Alat Bukti

Pengakuan Dalam Hukum Acara Perdata “ hal. 20 di http://resouces.unpad.ac.id, menerangkan

sebagai berikut “ apabila Tergugat didalam jawabannya tidak menyangkal kebenaran

gugatan Penggugat atau bagian tertentu dari gugatan Penggugat tidak dijawab oleh

Tergugat, maka gugatan Penggugat dianggap diakui oleh tergugat secara diam – diam “ (

Putusan PN. Denpasar No. 159/Pdt/1966 tanggal 30 Januari 1967);

8. Bahwa selain itu, berdasarkan yurisprudensi Mahkamah Agung RI, menyatakan bahwa “ hal–hal

yang diajukan oleh Penggugat yang tidak disangkal oleh Tergugat dapat dianggap sebagai

alat bukti. “ (Putusan MARI No. 803K/Sip/1970 tanggal 8 Mei 1971);

9. Bahwa selain itu, terdapat fakta hukum yang mana TERGUGAT II tidak mengumumkan Rencana

Umum Pengadaan paling kurang melalui website K/L/D/I, untuk total 32 (tiga puluh dua) paket

pekerjaan konstruksi yang dilelangkan oleh TERGUGAT IV, sehingga bertentangan dengan

Pasal 8 ayat (1) huruf a dan b; serta Pasal 25 Ayat (1), (2) dan (3) Perpres No. 54 Tahun

2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah, sehingga adanya fakta hukum tersebut

dengan sendirinya telah mematahkan dalil serta alasan dari PEMBANDING I semula

TERGUGAT II, III, V tersebut;

10. Bahwa dengan adanya dalil PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V yang bertolak

belakang dengan fakta – fakta hukum yang ada serta tidak sesuai ketentuan hukum berlaku,

maka sudah sepatut dan selayaknya alasan – alasan tersebut ditolak atau setidak – tidaknya

dinyatakan tidak dapat diterima oleh Majelis Hakim Tingkat Banding;

VIII. MAJELIS HAKIM TINGKAT PERTAMA SUDAH BENAR DALAM MEMBERIKAN

PENILAIAN DAN PENERAPAN TERHADAP KEKUATAN BUKTI-BUKTI

Dalam Memori Bandingnya pada Angka Romawi IV.Tentang Kekeliruan Memberikan Penilaian Dan

Penerapan Bukti - Bukti, PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V tidak sependapat dan sangat

keberatan dengan Pertimbangan Hukum Putusan Majelis Hakim Tingkat Pertama yang dimuat pada

halaman 110 paragraf ke-4 dan ke- 5. Selanjutnya PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V telah

memberikan alasan – alasannya.

Oleh karena itu, maka PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT berkepentingan untuk

memberikan tanggapan dan bantahan sebagai berikut :

a. - Bahwa PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT, tetap pada prinsipnya untuk menolak

dengan tegas alasan – alasan dari PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V tersebut karena

Page 57: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

57

alasan – alasan tersebut sangat tidak mendasar, menyesatkan serta bertolak belakang dengan

fakta hukum yang ada;

- Bahwa tidaklah benar alasan – alasan PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V yang pada

intinya menyatakan produk produk keputusan (hukum) yang dikeluarkan TERGUGAT IV telah

menyalahi aturan hukum yang ada, namun dijadikan bukti dipersidangan ini sehingga tidak dapat

digunakan sebagai bukti yang bersifat menentu dalam perkara ini. Hal itu dikarenakan alasan

PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V tersebut sangat bertolak belakang dengan fakta

hukum yang ada;

- Bahwa di satu sisi PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V tidak mengakui keabsahan

produk produk keputusan hukum yang dikeluarkan oleh TERGUGAT IV untuk hasil pelelangan

Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow dan Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi

Matungkas yang dimenangkan oleh PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT, tapi

disisi lain ironisnya produk - produk keputusan hukum yang dikeluarkan oleh TERGUGAT IV untuk

pekerjaan lain yang dilelangkan oleh TERGUGAT IV secara bersamaan yaitu Pekerjaan

Peningkatan Jaringan Irigasi Makansar dengan pemenang oleh CV. Jaya Klabat Mandiri,

tidak dinyatakan menyalahi aturan dan diakui keabsahannya oleh PEMBANDING I semula

TERGUGAT II, III, V. Hal tersebut dibuktikan dengan tidak dibatalkannya paket pekerjaan

Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Makansar oleh TERGUGAT II, dan TERGUGAT III

telah dikeluarkan SPPBJ dan kontrak kerja serta TERGUGAT V tidak melelangkan kembali

tersebut;

- Bahwa sesuai fakta hukumnya, Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Makansar, bersama –

sama dengan Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow dan Pekerjaan Jaringan

Irigasi Matungkas adalah 3 (tiga) paket Pekerjaan dari yang diumumkan gagal lelang oleh

TERGUGAT IV pada tanggal 28 April 2011 dengan alasan tidak ada dokumen peserta lelang

yang lulus evaluasi penawaran; (vide Bukti P-6);

- Bahwa selanjutnya Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Makansar tersebut, bersama sama

dengan Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow telah disanggah dan kemudian

disanggah banding oleh TERBANDING I semula PENGGUGAT I dengan menyerahkan Jaminan

sanggahan Banding (vide Bukti P-9, Bukti P-15 dan Bukti P-17 ),

- Bahwa untuk Pekerjaan Jaringan Irigasi Matungkas telah disanggah dan disanggah banding

oleh TERBANDING II semula PENGGUGAT II dengan menyerahkan Jaminan sanggahan

Banding (vide Bukti P-10, Bukti P-16 dan Bukti P-18),

- Bahwa selanjutnya pada tanggal 12 September 2011 TERGUGAT IV melalui pengumuman

pemenang hasil evaluasi ulang Nomor : 03/PPP-EU/DPU-MINUT/IX/2011 tertanggal 09

September 2011, CV. Jaya Klabat Mandiri ditetapkan sebagai pemenang Pekerjaan

Peningkatan Jaringan Irigasi Makansar, dimana perusahaan tersebut notabene merupakan

peserta lelang yang pada pengumuman hasil pelelangan sebelumnya pada tanggal 28 April 2011

telah digugurkan oleh TERGUGAT IV dengan alasan tidak lulus evaluasi penawaran. Selain itu

pada tanggal 12 September 2011 tersebut melalui pengumuman pemenang hasil evaluasi ulang

Nomor : 01/PPP-EU/DPU-MINUT/IX/2011 tertanggal 09 September 2011 serta Nomor : 02/PPP-

EU/DPU-MINUT/IX/2011 tertanggal 09 September 2011. CV. Veronica ditetapkan sebagai

pemenang Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow dan Pekerjaan Peningkatan

Jarigan Irigasi Matungkas;

Page 58: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

58

- Bahwa fakta hukumnya, CV. Jaya Klabat Mandiri yang sebelumnya telah digugurkan pada

pengumuman hasil pelelangan untuk Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Makansar pada

tanggal 28 April 2011 oleh TERGUGAT IV, tidak pernah mengajukan sanggahan kepada

TERGUGAT IV maupun sanggahan banding kepada PEMBANDING II semula TERGUGAT I.

- Bahwa hal yang sama juga terjadi pada Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow dan

Pekerjaan Peningkatan Jaringan Matungkas dimana CV. Veronica yang sebelumnya telah

digugurkan tanggal 28 April 2011 oleh TERGUGAT IV tidak pernah mengajukan sanggahan

kepada TERGUGAT IV maupun sanggahan banding kepada PEMBANDING II semula

TERGUGAT I.

- Bahwa atas pengumuman pemenang hasil evaluasi ulang yang dilaksanakan oleh TERGUGAT IV

pada tanggal 12 September 2011 tersebut, maka TERBANDING I semula PENGGUGAT I telah

mengajukan sanggahan ulang atas evaluasi ulang untuk Pekerjaan Peningkatan Jaringan

Irigasi Makansar, bersama sama dengan Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow

(Vide Bukti P-26);

- Bahwa TERBANDING II semula PENGGUGAT II juga telah mengajukan sanggahan ulang atas

evaluasi ulang untuk Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Matungkas (Vide Bukti P-27);

- Bahwa melalui Pengumuman Pelelangan Gagal No. 01/PPG/DPU-MINUT/IX/2011 tanggal 19

September 2011, serta Pengumuman Pelelangan Gagal No. 02/PPG/DPU-MINUT/IX/2011

tanggal 19 September 2011, pada pokoknya menyatakan bahwa sanggahan atas evaluasi ulang

untuk Pekerjaan Peningkatan jaringan Irigasi Kinidow dan Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi

Matungkas diterima oleh TERGUGAT IV, tapi yang dinyatakan gagal dan akan di evaluasi ulang

adalah Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Makansar. Hal tersebut sebagaimana

dibuktikan melalui Bukti T I,II,III,V (3) dan Bukti T I,II,III,V (4) yang diajukan oleh yang diajukan

oleh PARA PEMBANDING semula TERGUGAT I, II, III, V dimuka persidangan;

- Bahwa fakta hukumnya yang dibatalkan secara sepihak oleh TERGUGAT II dan tidak diterbitkan

SPPBJ serta Kontrak Kerja oleh TERGUGAT III adalah hanya untuk Pekerjaan Peningkatan

Jaringan Irigasi Kinidow dan Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Matungkas yang

dimenangkan oleh PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT, sedangkan Pekerjaan

Peningkatan Jaringan Irigasi Makansar yang dimenangkan oleh CV. Jaya Klabat Mandiri

tersebut, tidak dibatalkan oleh TERGUGAT II dan selanjutnya telah diterbitkan SPPBJ dan

Kontrak Kerja oleh TERGUGAT III;

- Bahwa sebagaimana juga dibuktikan dengan Bukti P-35 dan Bukti P-36, yang hanya dilakukan

pelelangan ulang oleh TERGUGAT V adalah Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow

dan Peningkatan Jaringan Irigasi Makansar oleh TERGUGAT V. sedangkan Pekerjaan

Peningkatan Jaringan Irigasi Makansar yang dimenangkan oleh CV. Jaya Klabat Mandiri

tidak pernah dilelangkan kembali oleh TERGUGAT V;

- Bahwa selain itu, terdapat fakta hukum yang mana produk produk keputusan hukum lainnya yang

dikeluarkan oleh TERGUGAT IV terkait penetapan pemenang pelelangan hasil pemilihan

langsung (vide Bukti P-23) lebih khususnya untuk Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi

Apela Wogis dan Pekerjaan Pembangunan Drainase Desa Watudambo yang disanggah oleh

TERBANDING I semula PENGGUGAT I (vide Bukti P-28) serta Pekerjaan Pembangunan Jalan

Desa Talawaan Atas Kec. Wori yang disanggah oleh CV. Juliet Omega Echo dan CV Terbit

Page 59: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

59

Terang (vide Bukti P-33), dan TERGUGAT IV nanti menjawab sanggahan tersebut pada tanggal

20 September melalui Surat Nomor 04/Srt.J-S/DPU/MINUT/IX/2011 tertanggal 19 September

2011 (vide P-30) sehingga tenggang masa sanggah sampai dengan sanggahan banding nanti

berakhir pada tanggal 27 September 2011. Dan TERGUGAT IV juga nanti menjawab sanggahan

dari CV. Juliet Omega Echo dan CV Terbit Terang pada tanggal 22 September melalui Surat

Nomor 05/Srt.J-S/DPU/MINUT/IX/2011 tertanggal 22 September 2011 serta Surat Nomor

06/Srt.J-S/DPU/MINUT/IX/2011 tertanggal 22 September 2011 (vide Bukti P-33) sehingga

tenggang masa sanggah sampai dengan sanggahan banding nanti berakhir pada tanggal 29

September 2011, sebagaimana tercermin pada ketentuan Pasal 82 Ayat (1); dan Lampiran III

Bagian B Point 1 Huruf m Angka 1), Perpres No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan

Barang/Jasa Pemerintah,

- Bahwa apabila tenggang waktu masa sanggah sampai masa sanggah banding telah berakhir

maka TERGUGAT IV baru bisa menyampaikan Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP) untuk

Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Apela Wogis dan Pekerjaan Pembangunan Drainase

Desa Watudambo sesudah tanggal 27 September 2011 serta untuk Pekerjaan Pembangunan

Jalan Desa Talawaan Atas Kec. Wori sesudah tanggal 29 September 2011, sebagai dasar

TERGUGAT III selaku PPK untuk menerbitkan SPPBJ terkait pekerjaan – pekerjaan tersebut

sebagaimana ketentuan Lampiran III Bagian B Point 1 Huruf n Angka 1), Perpres No. 54

Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

- Bahwa jika menurut PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V bahwa TERGUGAT IV selaku

Panitia Pengadaan telah diganti dengan TERGUGAT V oleh TERGUGAT II selaku Pengguna

Anggaran pada tanggal 21 September 2011 sedangkan masa sanggah/sanggah banding terkait

pekerjaan – pekerjaan tersebut belum berakhir sesuai ketentuan, maka BAHP yang dikeluarkan

oleh TERGUGAT IV sesudah tanggal 22 September 2011 (setelah pergantian TERGUGAT IV)

jelas jelas cacat hukum dan harus dibatalkan juga demi hukum disebabkan PPK nanti dapat

menerbitkan SPPBJ (Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa) dengan ketentuan masa sanggah

dan/atau masa sanggah berakhir sebagaimana ketentuan Lampiran III Bagian B Point 1 Huruf n

Angka 2) c), Perpres No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; (vide

Bukti P-30 dan P-33)

- Bahwa hal tersebut juga bisa membuktikan yang mana TERGUGAT II dan TERGUGAT III telah

melakukan perbuatan melawan hukum dengan cara menghilangkan masa sanggah sehingga

bertentangan dengan ketentuan Pasal 82 Ayat (1); dan Lampiran III Bagian B Point 1 Huruf m

Angka 1), Perpres No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

- Bahwa fakta hukumnya, produk produk keputusan hukum yang dikeluarkan oleh TERGUGAT IV

tersebut terkait hasil pelelangan / pemilihan langsung untuk Pekerjaan Peningkatan Jaringan

Irigasi Apela Wogis dan Pekerjaan Pembangunan Drainase Desa Watudambo serta

Pekerjaan Pembangunan Jalan Desa Talawaan Atas Kec. Wori yang merupakan produk

penetapan dari TERGUGAT IV yang terbukti cacat hukum dan harus batal demi hukum

tersebut, pada kenyataaannya telah diakui keabsahaannya oleh TERGUGAT II dan TERGUGAT

III dengan tidak pernah dibatalkannya pekerjaan pekerjaan tersebut oleh TERGUGAT II dan

selanjutnya malah telah diterbitkan SPPBJ dan kontrak Kerja oleh TERGUGAT II, apakah hal

tersebut bukan termasuk perlakuan yang bersifat diskriminatif dan perlakuan yang tidak sama

dihadapan hukum ? apakah tindakan TERGUGAT II dan TERGUGAT III tersebut tidak

menimbulkan terjadinya ketidakpastian hukum ?

Page 60: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

60

b. - Bahwa PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT menolak dengan tegas alasan dari

PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V yang telah memutarbalikan fakta hukum dengan

menyatakan adanya pengakuan TERGUGAT IV tersebut disebabkan balas dendam akibat

diberhentikan oleh TERGUGAT II karena fakta hukum yang sebenarnya adalah TERGUGAT IV

diganti secara sepihak dan terus dipojokkan oleh TERGUGAT II disebabkan TERGUGAT IV tidak

menuruti kemauan TERGUGAT II untuk menggugurkan dokumen penawaran perusahaan PARA

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT pada pelelangan di Dinas Pekerjaan Umum

Kabupaten Minahasa Utara tersebut akibat balas dendam karena TERBANDING I semula

PENGGUGAT I dipandang tidak mendukung pencalonan PEMBANDING II semula TERGUGAT I

pada Pilkada Minahasa Utara tahun 2010 yang lalu. Adapun TERBANDING II semula

PENGGUGAT II turut terkena imbasnya hanya karena TERBANDING II semula PENGGUGAT II

adalah adik kandung dari TERBANDING I semula PENGGUGAT I, sebagaimana pengakuan

TERGUGAT IV kepada PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT yang termuat dalil

gugatan pada posita gugatan perkara aquo;

- Bahwa sebagaimana juga dibuktikan dengan Bukti P-37 dan P-43 di muka persidangan, maka

terdapat fakta – fakta hukum yang mana penetapan pemenang pelelangan di Kabupaten

Minahasa Utara turut di tentukan oleh pilihan politik pada waktu pilkada 2010 yang lalu, dan

seleksi proyek hanyalah formalitas dan slogan saja;

- Bahwa PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT tetap pada prinsipnya menyatakan

bahwa pengakuan TERGUGAT IV selaku Panitia pengadaan yang menyatakan telah menetapkan

PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT sebagai pemenang pelelangan untuk

Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow dan Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi

Matungkas melalui Jawaban dan Duplik serta ditunjang dengan Bukti T.IV-1 s/d Bukti T.IV-6

yang diajukan dimuka persidangan merupakan bukti yang sempurna / lengkap berdasarkan

doktrin hukum, hukum acara perdata maupun yurisprudensi;

- Bahwa menurut Retnowulan Sutantio dalam bukunya yang berjudul “ Hukum Acara Perdata

dalam Teori dan Praktek “ Hal. 81, menerangkan bahwa : “ Apabila pengakuan secara

tulisan yang diajukan di muka sidang itu tidak dibantah oleh pihak lawan, maka pengakuan

tersebut dapat diterima sebagai alat bukti yang sempurna. Sedangkan pengakuan yang

ditulis dalam surat jawaban tergugat, kekuatan pembuktiannya disamakan sebagai

pengakuan secara lisan di depan sidang;

- Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 311 RBg, menyatakan bahwa : ” Pengakuan yang

dilakukan di depan hakim merupakan bukti lengkap, baik terhadap yang

mengemukakannya secara pribadi, maupun lewat seorang kuasa khusus ”;

- Bahwa berdasarkan yurisprudensi Mahkamah Agung RI, menyatakan bahwa “ dengan adanya

pengakuan Tergugat, maka dianggap gugatan Penggugat telah terbukti ( Putusan MARI No.

496 K/Sip/1971 tanggal 1 September 1971);

- Bahwa selain, berdasarkan yurisprudensi Mahkamah Agung RI, menyatakan bahwa “

Pengakuan Tergugat yang dikuatkan dengan bukti harus dianggap cukup untuk

membenarkan keadaan yang diakui Tergugat. ( Putusan MARI No. 665 K/Sip/1973 tanggal 28

November 1973);

Page 61: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

61

c. - Bahwa alasan PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V yang menyatakan Majelis Hakim

Tingkat Pertama telah memberikan penilaian terhadap Bukti T.IV-8 yang hanya berupa foto

kemudian menilainya sebagai bukti yang bersifat menentu sehingga membuat pertimbangan

hukumnya sebagaimana termuat pada Putusan hal 111, adalah alasan yang keliru dan tidak

mendasar;

- Bahwa adanya alasan PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V tersebut membuktikan justru

PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V bersama Kuasa Hukumnya yang tidak cermat

ataupun mungkin tidak pernah melihat dan memeriksa Bukti T.IV-8 yang diajukan oleh

TERGUGAT IV tersebut;

- Bahwa oleh karena itu, Majelis Hakim Tingkat Pertama telah secara cermat dan benar

memberikan penilaian terhadap Bukti T.IV-8 yang diajukan oleh TERGUGAT IV tersebut,

dikarenakan Bukti T.IV-8 tersebut selain berupa Print Out tentang foto tentang penambahan /

penyisipan /penggantian Nomor Surat Keputusan Pengantian Panitia Lama (TERGUGAT IV) dan

Pengangkatan Panitia baru (TERGUGAT V) yaitu Surat Keputusan Nomor :

255/DPU/600/700/IX/2011 tentang Pembentukan Panitia Pengadaan Barang/Jasa Dinas PU

Minahasa Utara tertanggal 21 September 2011, pada Bukti T.IV-8 tersebut terdapat juga

“pengakuan” TERGUGAT IV yang dicantumkan di bawah foto tersebut yang mana TERGUGAT II

nanti memberitahukan secara lisan kepada TERGUGAT IV tentang adanya pergantian dari

TERGUGAT IV dengan TERGUGAT V pada tanggal 23 September 2011 Pukul.09.30 Wita atau 1

(satu) hari sesudah TERGUGAT IV melaksanakan Pengumuman Pemenang Pelelangan Hasil

Evaluasi Ulang Nomor : 01/PPP-EU/DPU-MINUT/IX/2011 tertanggal 22 September 2011 untuk

pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow serta Pengumuman Pemenang Pelelangan

Hasil Evaluasi Ulang Nomor : 02/PPP-EU/DPU-MINUT/IX/2011 tertanggal 22 September 2011

untuk Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Matungkas di papan pengumuman masyarakat

pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Minahasa Utara sebagaimana Bukti P-31 yang diajukan

oleh PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT serta Bukti T.IV-1 dan Bukti T.IV.4 yang

diajukan TERGUGAT IV di muka persidangan.

Bahwa berdasarkan fakta – fakta hukum yang diuraikan tersebut diatas telah membuktikan alasan –

alasan yang disampaikan oleh PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V tersebut sangat tidak

mendasar, menyesatkan serta bertolak belakang dengan fakta hukum yang ada, sehingga sudah sepatut

dan selayaknya alasan – alasan tersebut ditolak atau setidak – tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima

oleh Majelis Hakim Tingkat Banding;

IX. TERPENUHINYA PERBUATAN MELAWAN HUKUM DARI PARA PEMBANDING (semula

TERGUGAT I, II, III, V) dan TERGUGAT V MENURUT PASAL 1365 DAN 1367

KUHPERDATA, JELAS DAN TERBUKTI SECARA SAH BERDASARKAN HUKUM;

Majelis Hakim Yang Terhomat,

Bahwa PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT tetap pada prinsipnya untuk menolak dengan

tegas alasan - alasan yang dikemukakan oleh PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V pada

Memori Bandingnya Angka Romawi V Tentang Tentang Kekeliruan Dalam Menerapkan Pasal 1365

KUHPerdata hal 13 s/d hal 20, karena alasan – alasan tersebut hanyalah merupakan pandangan atau

pendapat pribadi dari PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V, tidak mendasar, serta sangat

bertolak belakang dengan fakta – fakta hukum yang ada;

Page 62: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

62

Bahwa adanya argumentasi PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V yang menyatakan bahwa

perbuatan Pembanding dengan tidak menetapkan Terbanding sebagai Pemenang untuk paket

Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow adalah CV. Sonvino dan Paket Pekerjaan

Peningkatan Jaringan Irigasi Matungkas adalah CV. Architecno adalah bukan merupakan Perbuatan

Melawan Hukum dengan alasan alasannya, justru sebaliknya semakin membuktikan secara terang

benderang adanya perbuatan melawan hukum oleh TERGUGAT II dan TERGUGAT III karena tindakan

TERGUGAT II dan TERGUGAT III tersebut telah melampaui tugas dan kewenangannya serta

mengambil alih tugas dan kewenangan TERGUGAT IV selaku Panitia Pengadaan;

Bahwa kami hendak menegaskan kembali yang mana TERGUGAT IV sebagai Panitia Pengadaan lah

yang paling berhak sesuai tugas dan kewenangan hukum berdasarkan ketentuan Perpres No. 54 Tahun

2010 untuk menetapkan PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT sebagai pemenang

pelelangan untuk paket Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow dan pekerjaan Peningkatan

Jaringan Irigasi Matungkas, dan TERGUGAT II dan TERGUGAT III tidak mempunyai tugas dan

kewenangan hukum untuk menetapkan PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT sebagai

pemenang pelelangan pekerjaan – pekerjaan berdasarkan ketentuan Perpres No. 54 Tahun 2010;

Bahwa dalam ketentuan Pasal 11 Perpres No, 54 Tahun 2010 Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang

Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah, TERGUGAT III selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) tidak

mempunyai tugas pokok dan kewenangan untuk menetapkan pemenang pelelangan;

Bahwa selain itu, TERGUGAT II selaku Pengguna Anggaran hanya bisa menetapkan pemenang lelang

untuk pekerjaan yang bernilai diatas Rp. 100.000.000.000,- (seratus milyar). Hal tersebut berdasarkan

ketentuan Pasal 8 Ayat (1) huruf f angka 1) Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang /

Jasa Pemerintah, menyatakan sebagai berikut : ” PA memiliki tugas dan kewenangan sebagai

berikut: f. menetapkan :

1) Pemenang pada Pelelangan atau penyedia pada Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan

Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dengan nilai diatas Rp100.000.000.000,00 (seratus

miliar rupiah)

Bahwa sehingga untuk Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow yang hanya bernilai HPS

sebesar Rp. 392.516.000,- (Tiga Ratus Sembilan Puluh Dua Juta Lima Ratus Enam Belas Ribu

Rupiah), serta Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Matungkas yang hanya bernilai HPS sebesar

Rp. 294.578.000,- (Dua Ratus Sembilan Puluh Empat Juta Lima Ratus Tujuh Puluh Delapan Ribu

Rupiah), atau dengan nilai dibawah dari Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah), maka

penetapan pemenang lelang untuk paket pekerjaan tersebut, bukanlah merupakan tugas dan

kewenangan dari TERGUGAT II selaku Pengguna Anggaran;

Bahwa penetapan pemenang lelang untuk paket pekerjaan pekerjaan tersebut, adalah merupakan tugas

dan kewenangan dari TERGUGAT IV selaku Panitia Pengadaan berdasarkan ketentuan Pasal 17 Ayat

(2) Huruf g angka 2) Perpres No, 54 Tahun 2010 Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan

Barang / Jasa Pemerintah, yang menyatakan sebagai berikut : ” Tugas pokok dan kewenangan

ULP/Pejabat Pengadaan meliputi : g. khusus untuk ULP:

2) menetapkan Penyedia Barang/Jasa untuk: a) Pelelangan atau Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan Barang/Pekerjaan

Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai paling tinggi Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah);

Page 63: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

63

Bahwa tugas dan kewenangan TERGUGAT IV untuk menetapkan pemenang pelelangan untuk Pekerjaan

Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow dan Peningkatan Jaringan Irigasi Matungkas, telah dilakukan oleh

TERGUGAT IV dengan menetapkan PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT sebagai

pemenang pelelangan melalui Berita Acara Hasil Evaluasi Ulang Nomor : 01/BAHEU/DPU-

MINUT/IX/2011 tertanggal 05 September 2011 dan Berita dan Berita Acara Hasil Evaluasi Ulang

Nomor : 02/BAHEU/DPU-MINUT/IX/2011 tertanggal 05 September 2011, serta Surat Penetapan

Pemenang Nomor : 01/SPPP-EU/DPUMINUT/IX/2011 tertanggal 08 September 2011 dan Surat

Penetapan Pemenang Nomor : 02/SPPPEU/ DPU-MINUT/IX/2011 tertanggal 08 September 2011.(

vide Bukti P-32 dan Bukti T.IV-2, T.IV-3, T.IV-5, T.IV-6);

Bahwa adalah merupakan sebuah tindakan yang sangat menyesatkan dan tidak bisa ditolerir,

apabila dalam memori bandingnya, PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V berusaha mengelabui

dan menyesatkan Majelis Hakim Tingkat Banding dengan memberikan alasan alasan yang direkayasa

seolah olah mendasarkan pada ketentuan Perpres No. 54 Tahun 2010, dengan siasat tanpa menyertakan

kutipan - kutipan isi ketentuan Perpres No. 54 Tahun 2010 tersebut, sehingga akan mengelabui dan

menyesatkan apabila isi ketentuan tersebut tidak dibuka dan dengan benar. hal itu akan kami buktikan

seperti berikut ini :

- PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V beralasan : “ Bahwa untuk Perbuatan Tergugat V

yang tidak mengumumkan Para Penggugat sebagai pemenang adalah sebuah tindakan yang

benar, dimana setelah pelelangan dinyatakan batal maka Panitia atau Tergugat V harus

melakukan Pelelangan atau Pemilihan Langsung ulang sebagaimana yang termuat dalam Pasal

84 Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 “ (vide Memori Banding Angka Romawi V hal 14 baris ke-

6 dari bawah). Padahal seharusnya sesuai ketentuan Pasal 84 Perpres No 54 Tahun 2010 tersebut,

apabila pelelangan/pemilihan langsung dinyatakan gagal maka TERGUGAT V selaku Panitia

Pengadaan diperkenankan melakukan evaluasi ulang. Hal tersebut sebagaimana bunyi ketentuan

Pasal 84 Ayat (1) huruf a Perpres No 54 Tahun 2010, yang menyatakan sebagai berikut: “ Dalam

hal Pelelangan/Seleksi/Pemilihan Langsung dinyatakan gagal, maka ULP segera melakukan:

a. evaluasi ulang;

Bahwa alasan PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V yang menyatakan perbuatan TERGUGAT II

dan TERGUGAT III baru ada setelah pengumuman pemenang pelelangan dari TERGUGAT IV

sebagaimana diatur pada Pasal 85 dan Pasal 86 Perpres No. 54 Tahun 2010, adalah alasan yang

sangat keliru, tidak mendasar, sangat menyesatkan, disebabkan karena tugas dan kewenangan

TERGUGAT III selaku PPK bukan hanya mengurus SPPBJ dan/atau Kontrak sebagaimana disebutkan

pada Pasal 85 dan Pasal 86 Perpres No. 54 Tahun 2010, tapi masih banyak tugas dan kewenangan

lainnya yang harus dilakukan oleh TERGUGAT III selaku PPK dalam setiap pelaksanaan pengadaan

barang/jasa berdasarkan ketentuan Pasal 11 Perpres No, 54 Tahun 2010. Dan mengapa PARA

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT kembali menyatakan alasan PEMBANDING I semula

TERGUGAT II, III, V tersebut menyesatkan ? karena sebagaimana alasan PEMBANDING I semula

TERGUGAT II, III, V tersebut, pada Pasal 85 dan 86 Perpres No. 54 Tahun 2010 yang disebutkan tidak

pernah menyebut atau menyinggung kata “Pengguna Anggaran” (TERGUGAT II);

Bahwa sebagaimana yang telah dibuktikan, oleh karena itu maka PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT memohon kepada Majelis Hakim Tingkat Banding untuk sudi kiranya bisa memeriksa dan

mencocokan kembali semua ketentuan peraturan perundang – undangan yang disebutkan oleh

PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V dalam Memori Bandingnya karena ketentuan – ketentuan

yang dilampirkan tersebut seringkali tidak relevan dan sangat kontradiktif dengan alasan – alasan

bantahan yang disebutkan oleh PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V;

Page 64: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

64

Bahwa selanjutnya, berdasarkan ketentuan Pasal 7 Ayat (1) Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang

Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah, TERGUGAT II selaku Pengguna Anggaran dan TERGUGAT II

selaku PPK serta TERGUGAT IV selaku Panitia Pengadaan, adalah bagian organisasi Pengadaan

Barang/Jasa untuk Pengadaan melalui penyedia jasa.

Bahwa tahapan pelaksanaan pengadaan Pekerjaan pekerjaan Konstruksi sumber dana APBD T. A 2011

di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Minahasa Utara bukan baru nanti dimulai pada saat TERGUGAT

IV mengumumkan Pelelangan tersebut pada tanggal 30 Maret 2011;

Bahwa sesuai ketentuan, sebelum TERGUGAT IV melaksanakan pengumuman pelelangan tersebut,

TERGUGAT II selaku Pengguna Anggaran memiliki kewajiban untuk menetapkan Rencana Umum

Pengadaan serta mengumumkan secara luas Rencana Umum Pengadaaan tersebut paling kurang di

website K/L/D/I. hal tersebut sebagaimana ketentuan Pasal 8 ayat (1) huruf a dan b; serta Pasal 25

Ayat (1), (2) dan (3) Perpres No. 54 Tahun 2010, tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah. dan

sesuai fakta hukumnya, pengumuman Rencana Umum Pengadaan tersebut tidak pernah dilaksanakan

oleh TERGUGAT II selaku penguna Anggaran (vide Replik PARA PENGGUGAT hal. 16 s/d 17). Hal itu

telah membuktikan yang mana TERGUGAT II memang telah melakukan perbuatan melawan hukum;

Bahwa selanjutnya sesuai ketentuan Pasal 8 Ayat (1) Huruf c dan d Perpres No. 54 Tahun 2010

tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah, TERGUGAT II selaku Pengguna Anggaran

menetapkan TERGUGAT II sebagai PPK serta TERGUGAT IV sebagai Panitia Pengadaan;

Bahwa TERGUGAT III selaku PPK adalah pejabat yang ditetapkan oleh TERGUGAT II selaku Pengguna

Anggaran untuk melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa, bukan hanya menerbitkan SPPBJ ataupun

menandatangani kontrak. Hal tersebut berdasarkan ketentuan Pasal 12 Ayat (1) Perpres No. 54 Tahun

2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah, yang menyatakan sebagai berikut : ” PPK

merupakan Pejabat yang ditetapkan oleh PA/KPA untuk melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa.”

Bahwa sehingga sesuai ketentuan Lampiran III Bagian A. tentang Persiapan Pemilihan Pengadaan,

Pada Point 1 Huruf a, b, dan c Perpres No. 54 Tahun 2010, tentang Pengadaan Barang / Jasa

Pemerintah, TERGUGAT II selaku Pengguna Anggaran menyerahkan Rencana Umum Pengadaan

kepada TERGUGAT II selaku PPK dan TERGUGAT V selaku Panitia Pengadaan, yang terdiri dari :

a. Kebijakan umum pengadaan yang meliputi, pemaketan pekerjaan, cara pengadaan, pengorganisasian

pengadaan;

b. Rencana Pengganggaran Biaya Pengadaan

c. Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang meliputi uraian kegiatan yang akan dilaksanakan, waktu

pelaksanaan yang diperlukan, termasuk kapan pekerjaan Konstruksi tersebut harus tersedia pada

lokasi kegiatan/sub kegiatan terkait, dengan memperhatikan batas akhir tahun anggaran/batas akhir

efektif tahun anggaran, spesifikasi teknis pekerjaan yang diadakan dan besarnya total biaya

pekerjaan;

Bahwa selanjutnya TERGUGAT II selaku PPK mengundang TERGUGAT IV dan tim teknis untuk

membahas Rencana Umum Pengadaan dan PPK kemudian menyusun Rencana Pelaksanaan

Pengadaan sesuai dengan hasil kajian RUP meliputi Spesifikasi Teknis dan gambar, Harga Perkiraan

Sendiri (HPS) hingga diakhiri dengan TERGUGAT II menyerahkan Rencana Pelaksanaan Pengadaan

kepada TERGUGAT IV sebagai bahan untuk menyusun Dokumen Pengadaan. Hal tersebut

sebagaimana tercantum pada Lampiran III Bagian A Point 2 s/d Point 3 Perpres No. 54 Tahun 2010

tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah. Dan setelah penyusunan Dokumen Pengadaan telah

selesai maka barulah TERGUGAT IV bisa melaksanakan pengumuman pelelangan ;

Page 65: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

65

Bahwa untuk membantu tugas TERGUGAT IV selaku Panitia Pengadan dalam proses pelelangan

tersebut, maka TERGUGAT III menetapkan tim atau tenaga ahli pemberi penjelasan teknis (aanwijzer).

Hal tersebut sebagaimana ketentuan Pasal 11 Ayat (2) huruf c Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang

Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah;

Bahwa kami hendak meluruskan, yang mana sesuai ketentuan tahapan pelelangan yang tidak boleh

dipengaruhi dan di intervensi oleh TERGUGAT II dan TERGUGAT III hanyalah selama proses evaluasi.

Hal tersebut sebagaimana ketentuan Lampiran III Bagian B Poin 1 huruf f angka 7 huruf f) Perpres

No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah, yang menyatakan sebagai berikut :

“ Para Pihak dilarang mempengaruhi atau melakukan intervensi kepada ULP selama proses

evaluasi “. Tapi diluar tahapan evaluasi tersebut, maka sesuai ketentuan Pasal 8 ayat (1) huruf g

Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah, TERGUGAT II selaku

Pengguna Anggaran mempunyai tugas dan kewenangan untuk mengawasi pelaksanaan anggaran APBD

Kab. Minahasa Utara tersebut; termasuk juga pelaksanaan pelelangan yang dilakukan oleh TERGUGAT

IV yang mengunakan anggaran APBD Kab. Minahasa Utara tersebut;

Bahwa selain itu, TERGUGAT III selaku PPK adalah pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan

Pengadaan Barang/jasa; hal tersebut berdasarkan ketentuan Pasal 1 Angka 7 Perpres No. 54 Tahun

2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah

Bahwa sebagaimana termuat pada Point 7 Posita gugatan perkara aquo, untuk ditetapkan sebagai PPK

maka berdasarkan ketentuan Pasal 12 Ayat (2) huruf g Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang

Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah, TERGUGAT III wajib memenuhi persyaratan antara lain antara

lain menantangani Pakta Integritas. Dan hal tersebut telah diakui oleh PARA PEMBANDING semula

TERGUGAT I, II, III, V sebagaimana termuat pada Point 12 Jawaban dari TERGUGAT I, II, III, V yang

menyatakan sebagai berikut : ” bahwa dalil gugatan bagian II point 7 akan ditanggapi sebagai

berikut : bahwa sesuai ketentuan yang berlaku “ (vide putusan hal. 88 baris ke-10 dari bawah);

Bahwa dalam pakta integritas yang ditandatangani oleh TERGUGAT III tersebut pada pokoknya

menyatakan sebagai berikut : “ Saya yang bertanda tangan dibawah ini….[...]….dengan ini

menyatakan sebagai berikut :

1. Tidak akan melakukan praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN);

2. Akan melaporkan kepada APIP Kabupaten Minahasa Utara dan/atau LKPP apabila mengetahui

ada indikasi KKN dalam pengadaan ini;

3. Akan mengikuti proses pengadaan secara bersih, transparan, dan profesionalitas untuk

memberikan hasil kerja terbaik sesuai ketentuan peraturan perundang – undangan;

4. Apabila melanggar hal – hal yang dinyatakan dalam Pakta integritas ini, bersedia menerima

sanksi pencantuman dalam daftar Hitam, digugat secara perdata dan/atau dilaporkan secara

pidana;

Bahwa selanjutnya atas adanya pengumuman oleh TERGUGAT IV pada tanggal 28 April 2011 melalui

Pengumuman Hasil Pelelangan No. 11/PPP/DPU-MINUT/IV/2011 untuk Pekerjaan Peningkatan

Jaringan Irigasi Kinidow, Pengumuman Hasil Pelelangan No. 13/PPP/DPU-MINUT/IV/2011 untuk

Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Makansar, dan Pengumuman Hasil Pelelangan No.

12/PPP/DPU-MINUT/IV/2011 untuk Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Matungkas, yang mana

mengumumkan bahwa pelelangan 3 (tiga) paket pekerjaan tersebut dinyatakan gagal dengan alasan

tidak ada dokumen penawaran yang lulus evaluasi, PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT

telah mengajukan sanggahan kepada TERGUGAT IV melalui Surat Nomor. 37/S/CV-S/V-2011

Page 66: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

66

tertanggal 3 Mei 2011 dan Surat Nomor : 29/CV-ARCH/V-2011 tertanggal 3 Mei 2011, yang mana 2

(dua) surat sangahan tersebut telah disampaikan juga kepada TERGUGAT III selaku PPK. (vide Tanda

Terima pada Bukti P-9 dan P-10)

Bahwa kemudian TERGUGAT III selaku PPK harus menindaklanjuti 2 (dua) buah surat sanggahan yang

disampaikan oleh PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT tersebut sebagai “ pengaduan”.hal

tersebut berdasarkan Ketentuan Lampiran III Bagian B Point 1. Huruf n. Angka 5) Perpres No. 54

Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, yang menyatakan sebagai berikut : “

Sanggahan yang disampaikan bukan kepada ULP atau disampaikan diluar masa sanggah,

dianggap sebagai pengaduan dan tetap harus ditindaklanjuti.”.Tapi fakta hukumnya, pada saat itu

sampai diajukannya sanggahan banding kepada PEMBANDING II semula TERGUGAT I terus berproses

sampai diadakan evaluasi ulang pada tanggal 03 Agustus 2011, TERGUGAT III tidak pernah

menindaklanjuti “pengaduan” dari PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT tersebut;

Bahwa selain itu, sesuai dengan “ Pakta Integritas “ yang ditandatanganinya, maka TERGUGAT III

berkewajiban untuk melaporkan kepada APIP Kabupaten Minahasa Utara dan/atau LKPP apabila

pelaksanaan pelelangan yang dilakukan oleh TERGUGAT IV dipandang TERGUGAT III telah

menyimpang pelaksanaan pelelangan, tapi fakta hukumnya TERGUGAT III selaku PPK tidak pernah

melaporkan adanya penyimpangan tersebut sehingga hal tersebut bertentangan dengan “ Pakta Integritas

“ yang telah ditandatangani oleh TERGUGAT III sendiri. Sehingga hal tersebut semakin membuktikan

adanya perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh TERGUGAT III;

Bahwa mengenai alasan bantahan dari PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V yang menyatakan :

“ mengenai dalil PENGGUGAT yang menyatakan bahwa ada intervensi dari TERGUGAT II kepada

TERGUGAT IV, selama dalam persidangan hal ini tidak dapat dibuktian oleh PARA PENGGUGAT “,

adalah alasan yang sangat bertolak belakang dengan fakta – fakta hukum yang ada, dikarenakan

dengan dibantahnya Bukti -T I, II, III, V (2) yaitu berupa Surat Keputusan dari TERGUGAT II tentang

pembentukan TERGUGAT V oleh pihak TERGUGAT sendiri yaitu TERGUGAT IV melalui Bukti T.IV-8

yang diajukan di muka persidangan yang mana Bukti T.IV-8 tersebut menunjukan bahwa SK

TERGUGAT II tersebut bertanggal mundur (back dated) dan fakta hukumnya TERGUGAT II nanti

memberitahukan secara lisan tentang pemberhentian TERGUGAT IV nanti tanggal 23 September 2011

pukul 09.30 Wita, maka hal itu telah membuktikan secara hukum di muka persidangan bahwa

memang benar TERGUGAT II telah melakukan “intervensi” kepada TERGUGAT IV;

Bahwa sebagaimana dibuktikan melalui Bukti P-39 s/d P-41 yang diajukan oleh PARA TERBANDING

semula PARA PENGGUGAT di muka persidangan, fakta – fakta hukum tersebut telah membuktikan

yang mana TERGUGAT II serta TERGUGAT III melampaui tugas kewenangannya sesuai ketentuan,

serta sudah mengambil alih “peran “ dari TERGUGAT IV maka hal itu sudah bisa membuktikan adanya “

intervensi “ kepada TERGUGAT IV;

Bahwa selain itu, sebagaimana dalil gugatan PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT dalam

surat gugatan tentang adanya “ intervensi” dari TERGUGAT II kepada TERGUGAT IV adalah fakta

hukum ada “ pengakuan “ dari TERGUGAT IV sendiri kepada PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT serta penyidik polres Minahasa Utara, dan fakta hukum tersebut selama persidangan

Tingkat Pertama tidak pernah disangkal / dibantah oleh TERGUGAT IV sebagai pihak yang

memberikan “pengakuan” tersebut. (vide Posita butir 41 s/d 47, 59 s/d 64, 95 s/d 96 Putusan hal 19 s/d

23, hal 27 s/d 30, hal. 41 s/d 42; dan vide Jawaban serta Duplik TERGUGAT IV);

Page 67: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

67

Bahwa hal tersebut dapat mengartikan bahwa TERGUGAT IV telah “ mengakuinya secara diam diam

“ atas dalil gugatan PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT tersebut;

Bahwa hal tersebut menurut Prof. Eman Suparman melalui makalahnya yang berjudul “ Alat Bukti

Pengakuan Dalam Hukum Acara Perdata “ hal. 20 di http://resouces.unpad.ac.id, menerangkan bahwa

“ apabila Tergugat didalam jawabannya tidak menyangkal kebenaran gugatan Penggugat atau

bagian tertentu dari gugatan Penggugat tidak dijawab oleh Tergugat, maka gugatan Penggugat

dianggap diakui oleh tergugat secara diam – diam “ ( Putusan PN. Denpasar No. 159/Pdt/1966

tanggal 30 Januari 1967);

Bahwa selain itu, menurut yurisprudensi Mahkamah Agung Ri, menyatakan : “ hal–hal yang diajukan

oleh Penggugat yang tidak disangkal oleh Tergugat dapat dianggap sebagai alat bukti. “ (Putusan

MARI No. 803K/Sip/1970 tanggal 8 Mei 1971);

Bahwa selanjutnya, alasan PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V yang menyatakan bahwa untuk

Perbuatan Tergugat V yang tidak mengumumkan Para Penggugat sebagai pemenang adalah suatu

tindakan yang benar, dimana setelah pelelangan dinyatakan batal maka Panitia atau Tergugat V harus

melakukan pelelangan atau pemilihan langsung ulang sebagaimana yang termuat dalam Pasal 84

Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010, adalah alasan keliru dan tidak mendasar;

Bahwa berdasarkan fakta persidangan, sebagaimana Bukti T I,II,III,V (3) dan Bukti T I,II,III,V (4) yang

diajukan oleh PARA PEMBANDING semula TERGUGAT I, II, III, V dimuka persidangan tingkat pertama,

tidak bisa membuktikan secara hukum yang mana TERGUGAT IV telah mengumumkan pelelangan gagal

untuk Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow dan Peningkatan Jaringan Irigasi Matungkas

sebagaimana alasannya bantahannya, sebab seperti termuat pada Bukti T I,II,III,V (3) tersebut yaitu

Pengumuman Pelelangan Gagal No. 01/PPG/DPU-MINUT/IX/2011 tanggal 19 September 2011, dan

Bukti T I,II,III,V (4) yaitu Pengumuman Pelelangan Gagal No. 02/PPG/DPU-MINUT/IX/2011 tanggal 19

September 2011, yang menyatakan TERGUGAT IV telah menerima sanggahan atas evaluasi ulang

untuk Pekerjaan Pekerjaan peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow dan Pekerjaan Peningkatan

Jaringan Irigasi Matungkas, tapi selanjutnya yang dinyatakan gagal dan akan dievaluasi ulang adalah

Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Makansar. Sehingga fakta hukum tersebut telah menunjukan

bahwa yang dibatalkan oleh TERGUGAT IV adalah Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Makansar,

dan bukanlah Pekerjaan Pekerjaan peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow dan Pekerjaan

Peningkatan Jaringan Irigasi Matungkas;

Bahwa fakta hukumnya lainya, seperti tercantum pada Bukti P-35 dan P-36 yang diajukan oleh PARA

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT, dimana yang dilelangkan kembali oleh TERGUGAT V

adalah Pekerjaan Pekerjaan peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow dan Pekerjaan Peningkatan

Jaringan Irigasi Matungkas, sedangkan Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Makansar yang

dinyatakan gagal lelang dan akan dievaluasi ulang berdasarkan Bukti T I,II,III,V (3) dan T I,II,III,V (4)

yang diajukan oleh PARA PEMBANDING semula TERGUGAT I, II, III, V ironisnya tidak pernah

dievaluasi ulang ataupun dilelangkan kembali oleh TERGUGAT V;

Bahwa kalaupun menurut pendapat PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V yang tidak mendasar

tersebut, TERGUGAT IV yang mana telah melakukan pengumuman gagal untuk untuk Pekerjaan

Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow dan Peningkatan Jaringan Irigasi Matungkas, maka sesuai

ketentuan selanjutnya TERGUGAT V harus memberitahukan kepada peserta lelang termasuk PARA

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT dan kemudian TERGUGAT V dapat melakukan evaluasi

Page 68: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

68

ulang, dan bukan secara mutlak untuk melakukan pelelangan atau pemilihan langsung ulang. Hal

tersebut berdasarkan ketentuan ketentuan sebagai berikut :

• Lampiran III Bagian B Point 6 huruf a angka 5) Perpres Nomor 54 Tahun 2010 Tentang

Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah, yang menyatakan sebagai berikut: ” Setelah pelelangan /

pemilihan langsung dinyatakan gagal, maka ULP memberitahukan kepada seluruh peserta”;

• Pasal 84 Ayat (1) huruf a Perpres No 54 Tahun 2010, yang menyatakan sebagai berikut: “ Dalam

hal Pelelangan/Seleksi/Pemilihan Langsung dinyatakan gagal, maka ULP segera melakukan:

a. evaluasi ulang;

Bahwa selain itu, dengan telah ditetapkannya PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT

sebagai pemenang pelelangan untuk Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow dan

Peningkatan Jaringan Irigasi Matungkas oleh TERGUGAT IV sebagaimana Bukti P-31 dan P-32 serta

Bukti T.IV-1 s/d Bukti T.IV-6, dan kemudian TERGUGAT V melelangkan kembali pekerjaan tersebut

maka tindakan TERGUGAT V tersebut telah bertentangan dengan prinsip prinsip kepatutan serta

bertentangan dengan hak – hak PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT;

Bahwa dalam Kitab Undang Undang Hukum Perdata tentang Perbuatan melawan hukum, seperti juga

di Negara – Negara dalam sistem hukum Eropa Kontinental, maka model tanggung jawab hukum di

Indonesia yakni sebagai berikut :

1. Tanggung Jawab dengan unsur kesalahan (kesengajaan dan kelalaian) seperti terdapat dalam

Pasal 1365 KUHperdata

2. Tanggung Jawab dengan unsur kesalahan, khususnya unsur kelalaian seperti terdapat dalam

Pasal 1366 KUHPerdata

3. Tanggung Jawab mutlak (tanpa kesalahan) dalam arti yang sangat terbatas seperti dalam Pasal

1367 KUHPerdata

Bahwa sebagaimana termuat pada Surat Gugatan perkara aquo, Gugatan PARA TERBANDING semula

PARA PENGGUGAT terhadap PARA PEMBANDING (semula TERGUGAT I, II, III, V) serta TERGUGAT

IV adalah Gugatan Perbuatan Melawan hukum ( onrechtmatigedaad ), yang mana pada posita Point 121

dan 156 gugatan perkara aquo, PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT mengajukan

gugatan perkara aquo berdasarkan ketentuan Pasal 1365 jo. 1367 KUHPerdata;

Bahwa ketentuan Pasal 1365 KUHPerdata menyebutkan bahwa,

“Tiap perbuatan yang melanggar hukum dan membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan

orang yang menimbulkan kerugian itu karena kesalahannya untuk mengganti kerugian tersebut.”

Bahwa selanjutnya, dalam ketentuan Pasal 1367 KUHPerdata, antara lain menyebutkan bahwa,

“ Seseorang tidak hanya bertanggungjawab atas kerugian yang disebabkan perbuatannya sendiri, melainkan juga atas kerugian yang disebabkan perbuatan orang-orang yang menjadi tanggungannya, atau disebabkan barang barang yang berada di bawah pengawasannya.”

“ Majikan dan orang yang mengangkat orang lain untuk mewakili urusan urusan mereka, bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh pelayan atau bawahan mereka dalam melakukan pekerjaan yang ditugaskan kepada orang orang itu ”;

Bahwa menurut Prof. Rosa Agustina dalam bukunya yang berjudul “ Perbuatan melawan hukum “ hal

119, menerangkan bahwa : “ dalam hal Pelaku dapat dipersalahkan maka akan timbul tuntutan pada

dua orang yakni terhadap si pelaku berdasarkan Pasal 1365 KUPerdata dan terhadap orang yang

melakukan pengawasan atas si pelaku berdasarkan Pasal 1367 KUHPerdata”

Page 69: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

69

Bahwa dalam buku yang sama, Prof. Rosa Agustina memberikan contoh penerapan pertanggung

jawaban menurut Pasal 1367 KUHPerdata tersebut pada kasus Lim Chian Soen vs N.V Bintang dan

Soegono Atmodirejo ( Putusan MARI No : 558 K/Sip/1971 tanggal 4 Juni 1973);

Bahwa sehingga berdasarkan ketentuan Pasal 1365 dan Pasal 1367 KUHPerdata tersebut, maka

PEMBANDING II semula TERGUGAT I selaku Kepala Daerah selain harus bertanggung jawab atas

perbuatan melawan hukum yang dilakukannya sendiri, juga mempunyai tanggung gugat

(aanprakelijkheid) terhadap kerugian yang disebabkan oleh perbuatan melawan hukum dari

PEMBANDING I semula TERGUGAT I, II, V. serta TERGUGAT IV;

Bahwa begitu juga dengan TERGUGAT II selaku kepala SKPD dan Penguna Anggaran selain harus

harus bertanggung jawab atas perbuatan melawan hukum yang dilakukannya sendiri, juga mempunyai

tanggung gugat (aanprakelijkheid) terhadap kerugian yang disebabkan oleh perbuatan melawan hukum

dari TERGUGAT III, TERGUGAT IV. dan TERGUGAT V.

Bahwa selain itu, TERGUGAT III selaku PPK yang adalah Pejabat yang bertanggung jawab atas

pelaksanaan Pengadaan Barang/jasa menurut ketentuan Pasal 1 Angka 7 Perpres No. 54 Tahun

2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah, maka TERGUGAT III selaku PPK selain harus

bertanggung jawab atas perbuatan melawan hukum yang dilakukannya sendiri, juga mempunyai

tanggung gugat (aanprakelijkheid) terhadap kerugian yang disebabkan oleh perbuatan melawan hukum

dari TERGUGAT IV dan TERGUGAT V sebagai pelaksana pengadaan barang/jasa yang menjadi

tanggung jawab dari TERGUGAT III tersebut;

Bahwa sebagaimana termuat pada Posita Butir 122 s/d 123 gugatan perkara aquo (Putusan Hal. 51 s/d

52), menyatakan sebagai berikut : “ Bahwa yang dimaksud dengan Perbuatan Melawan Hukum menurut

M.A Moegni Djodjodirjo di dalam bukunya yang berjudul “ Perbuatan Melawan Hukum “ pada halaman

35 yaitu “ bahwa suatu perbuatan dapat dianggap sebagai perbuatan melawan hukum, kalau :

bertentangan dengan hak orang lain atau bertentangan dengan kewajiban hukumnya sendiri atau

bertentangan dengan kesusilaan baik atau bertentangan dengan keharusan yang harus diindahkan dalam

pergaulan masyarakat mengenai orang lain atau benda;

Bahwa dalam buku yang sama M.A. Moegni Djodjodirdjo memaparkan yang dimaksud bertentangan

dengan hak orang lain adalah bertentangan dengan kewenangan yang berasal dari suatu kaidah hukum,

dimana yang diakui dalam yurisprudensi, diakui adalah hak-hak pribadi seperti hak atas kebebasan, hak

atas kehormatan dan hak atas kekayaan. Bertentangan dengan kewajiban sipelaku adalah berbuat atau

melalaikan dengan peraturan perundang- undangan. Sedangkan yang dimakud melanggar kesusilaan

baik adalah perbuatan atau melalaikan sesuatu yang bertentangan dengan norma-norma kesusilaan,

sepanjang norma tersebut oleh pergaulan hidup diterima sebagai peraturan – peraturan hukum yang tidak

tertulis. Bertentangan dengan peraturan yang diindahkan adalah bertentangan dengan sesuatu, yang

menurut hukum tidak tertulis harus diindahkan dalam lalu lintas masyarakat;

Bahwa berdasarkan dalil - dalil dalam surat gugatan PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT

serta Replik PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT yang diajukan di muka persidangan

pada tanggal 30 April 2012 dan dibuktikan melalui Bukti P-1 s/d P-48, serta didasarkan juga atas “

pengakuan” TERGUGAT IV melalui jawabannya pada tanggal 09 April 2012 serta Dupliknya pada

tanggal 04 Mei 2012 yang diajukan dimuka persidangan, serta ditunjang dengan Bukti T. IV 1 s/d T.IV 8,

maka fakta – fakta hukum adanya perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh PARA PEMBANDING

( semula TERGUGAT I, II, III, V ) serta TERGUGAT IV kepada PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT, maka dapat ditarik kesimpulan seperti yang dapat diuraikan sebagai berikut :

Page 70: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

70

Bahwa menurut ketentuan Pasal 1365 KUHPerdata tersebut, maka suatu perbuatan perbuatan melawan

hukum dapat dituntut ganti kerugian apabila memenuhi unsur-unsur sebagai berikut :

1. Adanya Suatu Perbuatan

2. Perbuatan tersebut melawan hukum

3. Adanya kesalahan dari pihak pelaku;

4. Adanya Kerugian bagi korban;

5. Adanya hubungan kausal antara perbuatan dengan kerugian;

Ad. 1. Adanya Suatu Perbuatan

Bahwa menurut Munir Fuady dalam bukunya yang berjudul “Perbuatan Melawan Hukum” hal 5,

menerangkan bahwa : “ secara klasik yang dimaksud dengan “ perbuatan” dalam istilah Perbuatan

Melawan Hukum adalah;

a. Nonfeasance, yakni merupakan tidak berbuat sesuatu yang diwajibkan oleh hukum

b. Misfeasance, yakni merupakan perbuatan yang dilakukan secara salah. Perbuatan mana

merupakan kewajibannya atau merupakan perbuatan yang dia mempunyai hak untuk melakukannya

c. Malfeasance, yakni merupakan perbuatan yang dilakukan padahal pelakunya tidak berhak untuk

melakukannya;

Bahwa sesuai penjelasan diatas, maka yang dimaksud dengan “ adanya perbuatan “ dari PARA

PEMBANDING (semula TERGUGAT I, II, III, V) serta TERGUGAT IV dalam perkara aquo, antara lain

sebagai berikut :

1. Bahwa adanya perbuatan dari PEMBANDING II semula TERGUGAT I yang tidak menjawab secara

tertulis sanggahan banding yang diajukan oleh PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT,

padahal PEMBANDING II semula TERGUGAT I mempunyai kewajiban hukum untuk menjawab

sanggahan banding tersebut secara tertulis berdasarkan ketentuan Pasal 82 Ayat (6) serta Lampiran

Bagian B Point 1 huruf m Angka 2) Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang /

Jasa Pemerinta.; (vide Bukti P-15 s/d P-18);

2. Bahwa adanya perbuatan dari PEMBANDING II semula TERGUGAT I yang memberikan perlakuan

diskriminatif dan perlakuan yang tidak sama di depan hukum dengan cara tidak menjawab secara

tertulis sanggahan banding yang diajukan oleh PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT,

tapi disisi lain telah menjawab secara tertulis sanggahan banding dari penyedia jasa lain yaitu CV.

SMART EDUKATAMA sehingga bertentangan dengan hak – hak subjektif PARA TERBANDING

semula PARA PENGGUGAT. Padahal PEMBANDING II semula TERGUGAT selaku Kepala

pemerintahan mempunyai kewajiban hukum berdasarkan ketentuan UUD 1945 dan UU. No. 39

Tahun 1999 Tentang Hak asasi Manusia, untuk menegakkan dan menghormati hak hak PARA

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT.(vide Bukti P-15 s/d P-18, Bukti P-20);

3. Bahwa adanya perbuatan dari TERGUGAT II yang memberikan “stigma” kepada PARA

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT hanya karena disebabkan TERBANDING I semula

PENGGUGAT I dipandang tidak mendukung pencalonan PEMBANDING II semula TERGUGAT I

pada pemilihan kepala daerah tahun 2010 yang lalu, sehingga mengakibatkan PARA TERBANDING

semula PARA PENGGUGAT yang adalah kakak - beradik mengalami penjegalan dan tidak

diperkenankan untuk mendapatkan pekerjaan di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Minahasa Utara.

Padahal TERGUGAT II tidak berhak untuk melakukan perbuatan tersebut; (vide Posita Point 45

Putusan hal 22 baris ke-3 dari atas)

Page 71: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

71

4. Bahwa adanya perbuatan TERGUGAT II dan TERGUGAT III yang mengintervensi tugas dan

wewenang TERGUGAT IV selaku Panitia Pengadaan dalam melaksanakan evaluasi pelelangan

sehingga merugikan hak hak PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT. padahal

perbuatan TERGUGAT II dan TERGUGAT III dilarang oleh ketentuan Lampiran III Bagian B Poin 1

huruf f angka 7 huruf f) Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 (vide Bukti P-39 s/d 41, Bukti P-5

s/d P-6, Bukti P-9 s/d P-10, Bukti P-24, Bukti T. IV-8, Posita Point 58 putusan hal. 27, Posita Point 61

putusan hal. Posita Point 120 Hal. 51 28, Bukti P-39 s/d 41);

5. Bahwa adanya perbuatan TERGUGAT II yang membatalkan PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT sebagai pemenang pelelangan untuk Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi

Kinidow dan Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Matungkas sesuai penetapan dari

TERGUGAT IV selaku Panitia Pengadaan dan beralasan telah mengganti TERGUGAT IV melalui

Surat Keputusan No. 255/DPU/600/700/IX/2011 tertanggal 21 September 2011 tentang

Pembentukan TERGUGAT V yang bertanggal mundur (back dated). padahal perbuatan TERGUGAT

II tersebut adalah perbuatan yang salah karena bertentangan dengan prinsip kepantasan dan

kewajaran, serta bertentangan dengan hak-hak subjektif PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT untuk mendapatkan pekerjaan pekerjaan tersebut; (vide Bukti T.IV-1 s/d T.IV-6, Bukti

P-31 s/d P-32, Bukti P-42, Bukti Bukti T IV.7 s/d T.IV-8, Jawaban TERGUGAT IV pada Putusan hal 98

baris ke -11 dari bawah s/d hal 100 baris ke-3 dari atas, Duplik TERGUGAT IV)

6. Bahwa adanya perbuatan TERGUGAT II yang memberikan perlakuan diskriminatif serta perlakuan

yang tidak sama didepan hukum dengan cara membatalkan secara sepihak PARA TERBANDING

semula PARA PENGGUGAT sebagai pemenang pelelangan untuk pekerjaan Peningkatan Jaringan

Irigasi Kinidow dan pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Matungkas yang ditetapkan oleh

TERGUGAT IV, sedangkan disisi lain secara bersamaan TERGUGAT II tidak membatalkan

pemenang pelelangan untuk pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Makansar, Pekerjaan

Peningkatan Jaringan Irigasi Apela Wogis, pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Apela Wogis,

pekerjaan Pembangunan Drainase Desa Watudambo dan Pekerjaan Pembangunan Jalan Desa

Talawaan Kec. Wori yang ditetapkan oleh TERGUGAT IV dan masih berproses pada masa sanggah

pada saat TERGUGAT IV diganti, sehingga bertentangan dengan hak – hak subjektif PARA

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT. Padahal TERGUGAT II selaku bagian dari

pemerintahan mempunyai kewajiban hukum berdasarkan ketentuan UUD 1945 dan UU. No. 39

Tahun 1999 Tentang Hak asasi Manusia, untuk menegakkan dan menghormati hak hak PARA

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT.(vide Bukti P-29 s/d P-30, Bukti P-33);

7. Bahwa adanya perbuatan TERGUGAT II yang tidak menyediakan informasi kepada Publik baik

melalui pengumuman di website www.pemkab-minahasauatara.co.cc, Portal Pengadaan melalui

LPSE terdekat serta Papan Pengumuman Masyarakat di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten

Minahasa Utara terkait dengan pembatalan dan pertimbangannya untuk pekerjaan Peningkatan

Jaringan Irigasi Kinidow dan pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Matungkas yang

dimenangkan oleh PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT berdasarkan penetapan

TERGUGAT IV. Padahal TERGUGAT II wajib menyediakan informasi publik atas keputusan

pembatalaan pekerjaaan pekerjaan tersbut dan pertimbangannya berdasarkan ketentuan Pasal

11 Ayat (1) Huruf b Undang Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi

Publik;

8. Bahwa adanya perbuatan TERGUGAT II yang tidak pernah mengembalikan jaminan penawaran dari

perusahaan TERBANDING I semula PENGGUGAT I terkait pelelangan paket Pekerjaan

Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow, Peningkatan Jarigan Irigasi Makansar, Peningkatan

Page 72: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

72

Jaringan Irigasi Apela Wogis dan Pembangunan Drainase Desa Watudambo, serta tidak

mengembalikan jaminan penawaran dari TERBANDING I semula PENGGUGAT II terkait pelelangan

paket Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Matungkas, padahal TERGUGAT II mempunyai

kewajiban hukum untuk mengembalikan jaminan penawaran dari masing – masing pekerjaan

tersebut berdasarkanketentuan Pasal 15 huruf h Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2010

tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan

Jasa Konstruksi;

9. Bahwa adanya perbuatan TERGUGAT II yang tidak mengganti semua biaya yang dikeluarkan oleh

PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT dalam rangka penyiapan mengikuti pelelangan

pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow dan pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi

Matungkas, atas dibatalkannya pekerjaan pekerjaan tersebut secara sepihak dan tanpa alasan yang

dapat dipertanggung jawabkan. Padahal TERGUGAT II mempunyai kewajiban hukum untuk menganti

biaya yang dikeluarkan oleh PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT tersebut

berdasarkan ketentuan Pasal 15 huruf k Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2010 tentang

Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa

Konstruksi;

10. Bahwa adanya perbuatan TERGUGAT III yang tidak menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia

Barang/Jasa (SPPBJ) kepada PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT sebagai

pemenang pelelangan pada pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow dan pekerjaan

Peningkatan Jaringan Irigasi Matungkas sesuai penetapan TERGUGAT IV padahal masa

sanggah telah berakhir dan tidak ada sanggahan dari peserta lain, padahal TERGUGAT III

mempunyai kewajiban hukum untuk menerbitkan SPPBJ pada pekerjaan – pekerjaan yang

dimenangkan oleh PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT tersebut berdasarkan

ketentuan Lampiran III Bagian B Point 1 Huruf n Angka 2) Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun

2010 Tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah; (vide Bukti T.IV-1 s/d T.IV-6, Bukti P-31 s/d

P-32, Jawaban TERGUGAT IV pada Putusan hal 98 baris ke -11 dari bawah s/d hal 100 baris ke-3

dari atas, Duplik TERGUGAT IV);

11. Bahwa adanya perbuatan TERGUGAT III yang memberikan perlakuan diskriminatif serta perlakuan

yang tidak sama didepan hukum dengan cara tidak menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia

Barang/Jasa (SPPBJ) kepada perusahaan PARA PENGGUGAT sebagai pemenang pelelangan

untuk pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow dan pekerjaan Peningkatan Jaringan

Irigasi Matungkas yang ditetapkan oleh TERGUGAT IV, sedangkan disisi lain secara bersamaan

TERGUGAT III telah menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) kepada

pemenang pelelangan untuk pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Makansar, Pekerjaan

Peningkatan Jaringan Irigasi Apela Wogis, pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Apela Wogis,

pekerjaan Pembangunan Drainase Desa Watudambo dan Pekerjaan Pembangunan Jalan Desa

Talawaan Kec. Wori yang ditetapkan oleh TERGUGAT I V dan masih berproses pada masa

sanggah pada saat TERGUGAT IV diganti, sehingga bertentangan dengan hak – hak subjektif PARA

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT. Padahal TERGUGAT II selaku bagian dari

pemerintahan mempunyai kewajiban hukum berdasarkan ketentuan UUD 1945 dan UU. No. 39

Tahun 1999 Tentang Hak asasi Manusia, untuk menegakkan dan menghormati hak hak PARA

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT (vide Bukti P-29 s/d P-30, Bukti P-33);

12. Bahwa adanya perbuatan TERGUGAT IV yang menggugurkan dokumen penawaran dari PARA

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT pada tahapan evaluasi tanpa dilakukan klarifikasi

terlebih dahulu, padahal TERGUGAT IV mempunyai kewajiban hukum untuk melakukan klarifikasi

Page 73: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

73

terhadap dokumen penawaran PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT berdasarkan

ketentuan Lampiran III Bagian B Point 1 Huruf f angka 8) c, dan huruf f angka 9) Perpres No. 54

Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah; (vide Bukti P-4 s/d P-5):

13. Bahwa adanya perbuatan TERGUGAT IV yang melakukan merekayasa pengumuman hasil

pelelangan pada tanggal 28 April 2011 dan tanggal 12 September 2011 sehingga PARA

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT diumumkan dan dinyatakan Tidak Memenuhi Syarat

dengan alasan dokumen penawaran tidak lulus evaluasi padahal seharusnya dokumen penawaran

PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT memenuhi syarat dan ditetapkan sebagai

pemenang pelelangan, sehingga bertentangan dengan prinsip-prinsip kepantasan dan kewajaran

serta bertentangan dengan hak – hak subjektif PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT.(Bukti P-6 dan Bukti P-24);

14. Bahwa adanya perbuatan TERGUGAT IV yang mengulur – ngulur waktu pengumuman hasil evaluasi

ulang sebagaimana yang dijadwalkan oleh TERGUGAT IV sendiri yaitu pada tanggal 16 Agustus

2011.merupakan suatu perbuatan melawan hukum karena bertentangan dengan kewajiban

hukumnya, bertentangan dengan hak hak PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT dan

juga bertentangan dengan prinsip kepantasan dan kewajaran.( vide Bukti P-21 s/d P-22, dan P-24);.

15. Bahwa adanya perbuatan TERGUGAT V yang melelangkan ulang Pekerjaan Peningkatan Jaringan

Irigasi Kinidow dan Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Matungkas melalui pengumuman

Nomor : 001/PPUDP/PPBJ-TA2011/DPU-MINUT/2011, padahal pekerjaan – pekerjaan tersebut telah

dimenangkan oleh PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT berdasarkan penetapan

TERGUGAT IV, sehingga bertentangan dengan prinsip kepatutan, selain itu telah bertentangan

dengan hak –hak PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT. Padahal perbuatan

TERGUGAT V tersebut adalah perbuatan yang salah karena pekerjaan pekerjaan tersebut telah

dimenangkan oleh PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT. (vide Bukti P-35 dan P-36);

16. Bahwa adanya perbuatan TERGUGAT V yang tidak menjelaskan dalam pengumuman Nomor :

001/PPUDP/PPBJ-TA2011/DPU-MINUT/2011 melalui website www.pemkab-minahasauatara.co.cc

serta Portal Pengadaan melalui LPSE Gorontalo, yang mana 2 (dua) paket pekerjaan yang

dilelangkan yaitu Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow dan Pekerjaan Peningkatan Jaringan

Irigasi Matungkas tersebut merupakan pelelangan umum ulang serta tidak tidak mencantumkan

sebab – sebab yang mengakibatkan 2 (dua) paket pekerjaan tersebut dilelangkan ulang. Padahal

perbuatan TERGUGAT V adalah perbuatan yang salah dan melawan hukum menurut ketentuan

Pasal 32 Ayat (1) Undang – Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi

Elektronik, dan serta bertentangan dengan prinsip kepatutan, bertentangan dengan hak –hak PARA

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT, selain itu bertentangan dengan ketentuan Pasal 7

Ayat (2) Undang Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik, yang

menentukan : ” Badan Publik wajib menyediakan informasi Publik yang akurat, benar dan tidak

menyesatkan ”; (vide Bukti P-35);

17. Bahwa adanya perbuatan TERGUGAT V yang melelangkan ulang Pekerjaan Peningkatan Jaringan

Irigasi Kinidow dan Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Matungkas tanpa dilakukan

pemberitahuan kepada PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT sebagai peserta lelang,

serta tanpa dilakukan evaluasi ulang sehingga bertentangan hak hak subjektif PARA TERBANDING

semula PARA PENGGUGAT. Padahal TERGUGAT V mempunyai kewajiban hukum untuk

memberitahukan pelelangan gagal tersebut kepada PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT sebagai peserta lelang sebelumnya berdasarkan ketentuan Lampiran III Bagian B

Page 74: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

74

Point 6 huruf a angka 5) Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang

/ Jasa Pemerintah, dan TERGUGAT V mempunyai kewajiban hukum untuk melakukan evaluasi

ulang atas pekerjaan pekerjaan tersebut berdasarkan ketentuan Pasal 84 Ayat (1) huruf a Perpres

No 54 Tahun 2010; (vide Bukti P-35);

18. Bahwa adanya perbuatan TERGUGAT III, TERGUGAT IV dan TERGUGAT V yang bertentangan

dengan “pakta integritas” yang ditandatanganinya terkait Pelaksanaan Pengadaan barang/Jasa di

DInas Pekerjaan Umum Kabupaten Minahasa Utara Sumber Dana APBD. T.A 2011 sebagaimana

ketentuan Pasal 12 Ayat (2) huruf e dan Pasal 17 Ayat (1) huruf g Perpres No. 54 Tahun 2010

tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Padahal TERGUGAT III, TERGUGAT IV dan

TERGUGAT V mempunyai kewajiban hukum untuk mematuhi “Pakta Integritas “ tersebut;

19. Bahwa adanya perbuatan PEMBANDING I (semula TERGUGAT II, III, V) serta TERGUGAT IV yang

bertentangan dengan kewajiban serta larangan bagi seorang PNS berdasarkan ketentuan Pasal 3

Ayat 3, 4, 5, 6, 7, 9, 14 dan 17; serta Pasal 4 Ayat 1, 6 dan 10 Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun

2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil;

20. Bahwa adanya adanya perbuatan TERGUGAT II yang bertindak sewenang wenang kepada

TERGUGAT IV dengan mengganti secara sepihak TERGUGAT IV selaku Panitia Pengadaan

sehingga merugikan hak – hak PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT sehingga

bertentangan dengan ketentuan Pasal 4 Ayat 9 Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010

tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil;

21. Bahwa adanya perbuatan PARA PEMBANDING ( semula TERGUGAT I, II, III, V ) serta TERGUGAT

IV yang bertentangan dengan etika pengadaan berdasarkan ketentuan Pasal 6 huruf a, b, c, d, e, f,

dan g Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

22. Bahwa adanya perbuatan PARA PEMBANDING ( semula TERGUGAT I, II, III, V ) serta TERGUGAT

IV yang bertentangan dengan “prinsip prinsip pengadaan “ berdasarkan ketentuan Pasal 5 Perpres

No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

23. Bahwa adanya perbuatan PARA PEMBANDING ( semula TERGUGAT I, II, III, V ) serta

TERGUGAT IV yang bertentangan dengan Asas Umum Penyelenggaraan Negara yaitu Asas

Kepastian Hukum, Asas Tertib Penyelengggaraan Negaram Asas Kepentingan Umum, Asas

Keterbukaan, Asas Proporsional, Asas Profesionialitas dan Asas Akuntabilitas berdasarkan ketentuan

Pasal 3 UU. No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Dari

Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;

24. Bahwa adanya perbuatan PARA PEMBANDING ( semula TERGUGAT I, II, III, V ) serta

TERGUGAT IV yang bertentangan dengan Prinsip Kepatutan yaitu Prinsip Kepastian Hukum,

Prinsip Kejujuran dan Keterbukaan (Fair Play), Prinsip Kepantasan dan Kewajaran;

25. Bahwa adanya perbuatan PEMBANDING II semula TERGUGAT I yang melakukan “pembiaran “ atas

stigmatisasi politik yang dilakukan oleh TERGUGAT II kepada PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT, yang bertentangan dengan asas kepatutan;

26. Bahwa adanya perbuatan PARA PEMBANDING ( semula TERGUGAT I, II, III, V ) serta TERGUGAT

IV yang bertentangan dengan hak – hak konstitusi dan hak Asasi PARA TERBANDING semula

PARA PENGGUGAT berdasarkan ketentuan UUD 1945 dan UU. No. 39 Tahun 1999 tentang Hak

asasi Manusia;

Page 75: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

75

27. Bahwa adanya perbuatan PARA PEMBANDING ( semula TERGUGAT I, II, III, V ) serta TERGUGAT

IV, yang bertentangan dengan kewajiban dan tanggung jawab hukumnya untuk menghormati,

melindungi, menegakkan hak asasi PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT

berdasarkan ketentuan UUD 1945 dan UU. No. 39 Tahun 1999 tentang Hak asasi Manusia;

28. Bahwa adanya perbuatan PARA PEMBANDING ( semula TERGUGAT I, II, III, V ) serta TERGUGAT

IV yang memberikan perlakuan diskriminatif secara terstruktur dan tersistematis secara berjenjang

baik dari bawahan sampai dengan atasan selama tahapan pelelangan umum di Dinas Pekerjaan

Umum Kabupaten Minahasa Utara tahun 2011 kepada PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT, sehingga perbuatan PARA PEMBANDING ( semula TERGUGAT I, II, III, V ) serta

TERGUGAT IV tersebut sudah sepatutnya dan selayaknya dikategorikan sebagai sebuah

”pelanggaran Hak Asasi Manusia yang berat” berdasarkan Penjelasan Pasal 104 Ayat (1)

Undang – Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia;

Bahwa berdasarkan uraian-uraian diatas, dengan demikian unsur adanya perbuatan atas perbuatan

melawan hukum yang dilakukan oleh PARA PEMBANDING ( semula TERGUGAT I, II, III, V ) serta

TERGUGAT IV terhadap PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT telah terpenuhi;

Ad. 2. Perbuatan Tersebut Melawan Hukum;

Bahwa sejak Putusan Hoge Raad 31 Januari 1919 dalam perkara Lindenbaum-Cohen, di Negeri Belanda

dan demikian juga di Indonesia, unsur melawan hukum telah diartikan dalam arti yang seluas luasnya,

Sejak itu terdapat 4 (empat) kriteria perbuatan melawan hukum, yaitu

1. Bertentangan dengan kewajiban hukum si pelaku;

2. Melanggar hak subyektif orang lain

3. Melanggar kaidah tata susila

4. Bertentangan dengan asas kepatutan, ketelitian serta sikap hati-hati yang seharusnya dimiliki

seseorang dalam pergaulan dengan sesama warga masyarakat atau terhadap harta orang lain;

Bahwa yang mana kriteria Pertama dan kedua berhubungan dengan hukum tertulis sedangkan kriteria

ketiga dan keempat berhubungan dengan hukum tidak tertulis;

Bahwa seperti telah diuraikan secara panjang lebar diatas, dan secara mutatis mutandis dianggap

termuat dalam Uraian Ad.2.ini

Bahwa selanjutnya adapun unsur perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh PARA PEMBANDING

(semula TERGUGAT I, II, III, V) serta TERGUGAT IV, yakni antara lain sebagai berikut :

1. Bahwa perbuatan PEMBANDING II semula TERGUGAT I yang tidak menjawab secara tertulis

sanggahan banding yang diajukan oleh PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT,

adalah suatu perbuatan melawan hukum karena bertentangan dengan ketentuan Pasal 82 Ayat (6)

serta Lampiran Bagian B Point 1 huruf m Angka 2) Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang

Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah;

Pasal 82 Ayat (6) :

” Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi memberikan jawaban atas

semua sanggahan banding kepada penyanggah banding paling lambat 15 (lima belas) hari

kerja setelah surat sanggahan banding diterima ”;

Page 76: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

76

Lampiran III Bagian B Point Huruf m Angka 2) :

“ Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi wajib memberikan jawaban

secara tertulis atas semua sanggahan banding paling lambat 15 (lima belas) hari kerja

setelah surat sanggahan banding diterima”; (vide Bukti P-15 s/d P-18)

2. Bahwa perbuatan PEMBANDING II semula TERGUGAT I yang memberikan perlakuan diskriminatif

dan perlakuan yang tidak sama di depan hukum dengan cara tidak menjawab secara tertulis

sanggahan banding yang diajukan oleh PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT, tapi

disisi lain telah menjawab secara tertulis sanggahan banding dari penyedia jasa lain yaitu CV.

SMART EDUKATAMA, adalah suatu perbuatan melawan hukum karena bertentangan dengan

prinsip kepatutan, bertentangan dengan kewajiban dan tanggung jawab hukum PEMBANDING II

semula TERGUGAT I serta bertentangan dengan hak – hak subjektif PARA TERBANDING

semula PARA PENGGUGAT. (vide Bukti P-15 s/d P-18, Bukti P-20);

3. Bahwa perbuatan TERGUGAT II yang memberikan “stigma” kepada PARA TERBANDING semula

PARA PENGGUGAT hanya karena disebabkan TERBANDING I semula PENGGUGAT I

dipandang tidak mendukung pencalonan PEMBANDING II semula TERGUGAT I pada pemilihan

kepala daerah tahun 2010 yang lalu, sehingga mengakibatkan PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT yang adalah kakak - beradik mengalami penjegalan dan tidak diperkenankan untuk

mendapatkan pekerjaan di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Minahasa Utara, adalah sebuah

perbuatan melawan hukum karena bertentangan dengan prinsip – prinsip kepatutan serta

bertentangan dengan hak hak subjektif PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT. (vide

Posita Point 45 Putusan hal 22 baris ke-3 dari atas);

4. Bahwa perbuatan TERGUGAT II dan TERGUGAT III yang telah mengintervensi tugas dan

wewenang TERGUGAT IV selaku Panitia Pengadaan melaksanakan evaluasi, adalah suatu

perbuatan melawan hukum karena bertentangan dengan prinsip – prinsip kepatutan, bertentanagn

dengan hak – hak subjektif PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT serta bertentangan

dengan ketentuan Lampiran III Bagian B Poin 1 huruf f angka 7 huruf f) Peraturan Presiden

No. 54 Tahun 2010, yang menyatakan sebagai berikut : “ Ketentuan umum dalam melakukan

evaluasi sebagai berikut: f) para pihak dilarang mempengaruhi atau melakukan intervensi

kepada ULP selama proses evaluasi ”.(vide Bukti P-39 s/d 41, Bukti P-5 s/d P-6, Bukti P-9 s/d P-

10, Bukti P-24, Bukti T. IV-8, Posita Point 58 putusan hal. 27, Posita Point 61 putusan hal. Posita

Point 120 Hal. 51 28, Bukti P-39 s/d 41);

5. Bahwa perbuatan TERGUGAT II yang membatalkan PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT sebagai pemenang pelelangan untuk Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi

Kinidow dan Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Matungkas sesuai penetapan dari

TERGUGAT IV selaku Panitia Pengadaan dan beralasan telah mengganti TERGUGAT IV melalui

Surat Keputusan No. 255/DPU/600/700/IX/2011 tertanggal 21 September 2011 tentang

Pembentukan TERGUGAT V yang bertanggal mundur (back dated), adalah suatu perbuatan

melawan hukum karena bertentangan dengan prinsip kepantasan dan kewajaran serta

bertentangan dengan hak-hak subjektif PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT untuk

mendapatkan pekerjaan pekerjaan tersebut; (vide Bukti T.IV-1 s/d T.IV-6, Bukti P-31 s/d P-32, Bukti

P-42, Bukti Bukti T IV.7 s/d T.IV-8, Jawaban TERGUGAT IV pada Putusan hal 98 baris ke -11 dari

bawah s/d hal 100 baris ke-3 dari atas, Duplik TERGUGAT IV);

Page 77: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

77

6. Bahwa perbuatan TERGUGAT II yang memberikan perlakuan diskriminatif serta perlakuan yang

tidak sama didepan hukum dengan cara membatalkan secara sepihak PARA TERBANDING

semula PARA PENGGUGAT sebagai pemenang pelelangan untuk pekerjaan Peningkatan

Jaringan Irigasi Kinidow dan pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Matungkas yang

ditetapkan oleh TERGUGAT IV, sedangkan disisi lain secara bersamaan TERGUGAT II tidak

membatalkan pemenang pelelangan untuk pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Makansar,

Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Apela Wogis, pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi

Apela Wogis, pekerjaan Pembangunan Drainase Desa Watudambo dan Pekerjaan

Pembangunan Jalan Desa Talawaan Kec. Wori yang ditetapkan oleh TERGUGAT IV dan masih

berproses pada masa sanggah pada saat TERGUGAT IV diganti, adalah suatu perbuatan melawan

hukum karena bertentangan dengan hak – hak subjektif PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT..(vide Bukti P-29 s/d P-30, Bukti P-33);

7. Bahwa perbuatan TERGUGAT II yang tidak menyediakan informasi kepada Publik baik melalui

pengumuman di website www.pemkab-minahasauatara.co.cc, Portal Pengadaan melalui LPSE

terdekat serta Papan Pengumuman Masyarakat di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Minahasa

Utara terkait dengan pembatalan dan pertimbangannya untuk pekerjaan Peningkatan Jaringan

Irigasi Kinidow dan pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Matungkas yang dimenangkan oleh

PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT berdasarkan penetapan TERGUGAT IV,

adalah perbuatan melawan hukum karena bertentangan dengan ketentuan Pasal 11 Ayat (1) Huruf

b Undang Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik, yang

menentukan : ” Badan Publik wajib menyediakan Informasi Publik setiap saat

Huruf b : hasil keputusan Badan Publik dan pertimbangannya ”;

8. Bahwa perbuatan TERGUGAT II yang tidak pernah mengembalikan jaminan penawaran dari

perusahaan TERBANDING I semula PENGGUGAT I terkait pelelangan paket Pekerjaan

Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow, Peningkatan Jarigan Irigasi Makansar, Peningkatan

Jaringan Irigasi Apela Wogis dan Pembangunan Drainase Desa Watudambo, serta tidak

mengembalikan jaminan penawaran dari TERBANDING I semula PENGGUGAT II terkait

pelelangan paket Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Matungkas, adalah perbuatan melawan

hukum karena bertentangan dengan ketentuan Pasal 15 huruf h Peraturan Pemerintah Nomor 59

Tahun 2010 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang

Penyelenggaraan Jasa Konstruksi, yang menentukan : “ Pengguna jasa berkewajiban untuk :

h. mengembalikan jaminan penawaran bagi penyedia jasa yang kalah, sedangkan bagi

penyedia jasa yang menang mengikuti ketentuan yang diatur dalam dokumen

pelelangan”;

9. Bahwa perbuatan TERGUGAT II tidak pernah mengganti semua biaya yang dikeluarkan oleh PARA

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT dalam rangka penyiapan mengikuti pelelangan

pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow dan pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi

Matungkas, padahal pekerjaan pekerjaan tersebut telah dibatalkannya secara sepihak dan tanpa

alasan yang dapat dipertanggung jawabkan, adalah suatu perbuatan melawan hukum karena

bertentangan dengan ketentuan Pasal 15 huruf k Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2010

tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan

Jasa Konstruksi, yang menentukan : ” Pengguna jasa berkewajiban untuk :

k. mengganti biaya yang dikeluarkan oleh penyedia jasa untuk penyiapan pelelangan apabila

pengguna jasa membatalkan pemilihan penyedia jasa tanpa alasan yang dapat

dipertanggungjawabkan ”;

Page 78: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

78

10. Bahwa perbuatan TERGUGAT III yang tidak menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa

(SPPBJ) kepada perusahaan PARA PENGGUGAT sebagai pemenang pelelangan pada pekerjaan

Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow dan pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Matungkas

seseuai penetapan TERGUGAT IV padahal masa sanggah telah berakhir dan tidak ada sanggahan

dari peserta lain, adalah perbuatan melawan hukum karena bertentangan dengan ketentuan

Lampiran III Bagian B Point 1 Huruf n Angka 2) Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010

Tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah, yang menentukan : “ PPK menerbitkan SPPBJ

dengan ketentuan:

a) tidak ada sanggahan dari peserta;

b) sanggahan dan/atau sanggahan banding terbukti tidak benar; atau

c) masa sanggah dan/atau masa sanggah banding berakhir.”;(vide Bukti T.IV-1 s/d T.IV-6, Bukti

P-31 s/d P-32, Jawaban TERGUGAT IV pada Putusan hal 98 baris ke -11 dari bawah s/d hal 100

baris ke-3 dari atas, Duplik TERGUGAT IV);

11. Bahwa perbuatan TERGUGAT III yang memberikan perlakuan diskriminatif serta perlakuan yang

tidak sama didepan hukum dengan cara tidak menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia

Barang/Jasa (SPPBJ) kepada perusahaan PARA PENGGUGAT sebagai pemenang pelelangan

untuk pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow dan pekerjaan Peningkatan Jaringan

Irigasi Matungkas yang ditetapkan oleh TERGUGAT IV, sedangkan disisi lain secara bersamaan

TERGUGAT III telah menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) kepada

pemenang pelelangan untuk pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Makansar, Pekerjaan

Peningkatan Jaringan Irigasi Apela Wogis, pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Apela

Wogis, pekerjaan Pembangunan Drainase Desa Watudambo dan Pekerjaan Pembangunan

Jalan Desa Talawaan Kec. Wori yang ditetapkan oleh TERGUGAT IV, adalah suatu perbuatan

melawan hukum karena bertentangan dengan hak hak subjektif PARA TERBANDING semula

PARA PENGGUGAT(vide Bukti P-29 s/d P-30, Bukti P-33);

12. Bahwa perbuatan TERGUGAT IV yang menggugurkan dokumen penawaran dari PARA

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT pada tahapan evaluasi tanpa dilakukan klarifikasi

terlebih dahulu adalah merupakan suatu perbuatan melawan hukum karena telah bertentangan

dengan ketentuan Lampiran III Bagian B Point 1 Huruf f angka 8) c, dan huruf f angka 9)

Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah, yang menyatakan

sebagai berikut :

Lampiran III Bagian B Point 1 Huruf f angka 8) c :

“ ULP dapat melakukan klarifikasi terhadap hal – hal yang kurang jelas dan meragukan”;

Lampiran III Bagian B Point 1 huruf f angka 9) :

“Apabila dalam evaluasi teknis terdapat hal-hal yang kurang jelas atau meragukan, ULP

melakukan klarifikasi dengan peserta. Hasil klarifikasi dapat menggugurkan penawaran”;

(vide Bukti P-4 s/dP-6): 13. Bahwa perbuatan TERGUGAT IV yang melakukan merekayasa pengumuman hasil pelelangan

pada tanggal 28 April 2011 dan tanggal 12 September 2011 sehingga PARA TERBANDING

semula PARA PENGGUGAT diumumkan dan dinyatakan Tidak Memenuhi Syarat dengan alasan

dokumen penawaran tidak lulus evaluasi padahal seharusnya dokumen penawaran PARA

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT memenuhi syarat dan ditetapkan sebagai pemenang

pelelangan, merupakan suatu perbuatan melawan hukum karena bertentangan dengan prinsip-

prinsip kepantasan dan kewajaran. (Bukti P-6 dan Bukti P-24);

Page 79: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

79

14. Bahwa perbuatan TERGUGAT IV yang mengulur – ngulur waktu pengumuman hasil evaluasi ulang

sebagaimana yang dijadwalkan oleh TERGUGAT IV sendiri yaitu pada tanggal 16 Agustus

2011.merupakan suatu perbuatan melawan hukum karena bertentangan dengan kewajiban

hukumnya, bertentangan dengan hak hak PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT dan

juga bertentangan dengan prinsip kepantasan dan kewajaran.( vide Bukti P-21 s/d P-22, dan P-24);.

15. Bahwa perbuatan TERGUGAT V yang melelangkan ulang Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi

Kinidow dan Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Matungkas melalui pengumuman Nomor :

001/PPUDP/PPBJ-TA2011/DPU-MINUT/2011,padahal pekerjaan – pekerjaan tersebut telah

dimenangkan oleh PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT berdasarkan Berita Acara

Hasil Evaluasi Ulang tertanggal 05 September 2011, Surat Penetapan Pemenang tertanggal

08 September 2011 dan Pengumuman Pemenang Pelelangan Hasil Evaluasi Ulang tertanggal

22 September 2011 yang dilaksanakan oleh TERGUGAT IV, adalah suatu perbuatan melawan

hukum karena bertentangan dengan prinsip kepatutan, selain itu telah bertentangan dengan hak –

hak PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT;(vide Bukti P-35 dan P-36)

16. Bahwa perbuatan TERGUGAT V yang tidak menjelaskan dalam pengumuman Nomor :

001/PPUDP/PPBJ-TA2011/DPU-MINUT/2011 melalui website www.pemkab-minahasauatara.co.cc

serta Portal Pengadaan melalui LPSE Gorontalo, yang mana 2 (dua) paket pekerjaan yang

dilelangkan yaitu Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow dan Pekerjaan Peningkatan Jaringan

Irigasi Matungkas tersebut merupakan pelelangan umum ulang serta tidak tidak mencantumkan

sebab – sebab yang mengakibatkan 2 (dua) paket pekerjaan tersebut dilelangkan ulang, adalah

suatu perbuatan melawan hukum berdasarkan ketentuan Pasal 32 Ayat (1) Undang – Undang

Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, yang menentukan : “ Setiap

Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum dengan cara apa pun mengubah,

menambah, mengurangi, melakukan transmisi, merusak, menghilangkan, memindahkan,

menyembunyikan suatu Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik milik Orang lain

atau milik publik ”; selain itu bertentangan dengan prinsip kepatutan, bertentangan dengan hak –

hak PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT, selain itu bertentangan dengan ketentuan

Pasal 7 Ayat (2) Undang Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi

Publik, yang menentukan : ” Badan Publik wajib menyediakan informasi Publik yang akurat,

benar dan tidak menyesatkan ”. (vide Bukti P-35);

17. Bahwa perbuatan TERGUGAT V yang melelangkan ulang Pekerjaan Peningkatan Jaringan

Irigasi Kinidow dan Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Matungkas yang telah

dimenangkan oleh PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT sebelumnya, melalui

Pengumuman Pelelangan Umum Nomor : 001/PPUDP/PPBJ-TA2011/DPU-MINUT/2011

tertanggal 18 Oktober 2011 dan Nomor : 002/PPUDP/PPBJ-TA2011/DPU-MINUT/2011

tertanggal 18 Oktober 2011 serta dilanjutkan dengan Pengumuman Pemenang Pelelangan Umum

Nomor : 001/PPPU/PPBJ-TA2011/DPU-MINUT/2011 tertanggal 07 November 2011 dan Nomor :

002 /PPPU/PPBJ-TA2011/DPU-MINUT/2011 tertanggal 07 November 2011, tanpa dilakukan

pemberitahuan kepada PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT sebagai peserta lelang,

serta tanpa dilakukan evaluasi ulang, adalah suatu perbuatan melawan hukum karena telah

bertentangan hak hak subjektif PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT, bertentangan

dengan ketentuan Lampiran III Bagian B Point 6 huruf a angka 5) Peraturan Presiden Nomor 54

Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah, yang menyatakan sebagai berikut :

” Setelah pelelangan / pemilihan langsung dinyatakan gagal, maka ULP memberitahukan

kepada seluruh peserta ”, serta bertentangan dengan ketentuan Pasal 84 Ayat (1) huruf a

Page 80: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

80

Perpres No 54 Tahun 2010, yang menyatakan sebagai berikut: “ Dalam hal

Pelelangan/Seleksi/Pemilihan Langsung dinyatakan gagal, maka ULP segera melakukan:

a. evaluasi ulang. (vide Bukti P-35);

18. Bahwa perbuatan TERGUGAT III, TERGUGAT IV dan TERGUGAT V tersebut, adalah suatu

perbuatan melawan hukum karena telah bertentangan dengan “pakta integritas” yang

ditandatanganinya terkait Pelaksanaan Pengadaan barang/Jasa di DInas Pekerjaan Umum

Kabupaten Minahasa Utara Sumber Dana APBD. T.A 2011 sebagaimana ketentuan Pasal 12 Ayat

(2) huruf e dan Pasal 17 Ayat (1) huruf g Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan

Barang/Jasa Pemerintah, yang mana “ Pakta Integritas “ tersebut menyatakan antara lain sebagai

berikut : “ Saya yang bertanda tangan dibawah ini….[...]….dengan ini menyatakan sebagai

berikut :

1. Tidak akan melakukan praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN);

2. Akan melaporkan kepada APIP Kabupaten Minahasa Utara dan/atau LKPP apabila

mengetahui ada indikasi KKN dalam pengadaan ini;

3. Akan mengikuti proses pengadaan secara bersih, transparan, dan profesionalitas untuk

memberikan hasil kerja terbaik sesuai ketentuan peraturan perundang – undangan;

4. Apabila melanggar hal – hal yang dinyatakan dalam Pakta integritas ini, bersedia

menerima sanksi pencantuman dalam daftar Hitam, digugat secara perdata dan/atau

dilaporkan secara pidana;

19. Bahwa perbuatan PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V serta TERGUGAT IV tersebut

adalah suatu perbuatan melawan hukum karena bertentangan dengan kewajiban serta larangan

bagi seorang PNS berdasarkan ketentuan Pasal 3 Ayat 3, 4, 5, 6, 7, 9, 14 dan 17; serta Pasal 4

Ayat 1, 6 dan 10 Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri

Sipil;

20. Bahwa perbuatan TERGUGAT II yang bertindak sewenang wenang kepada TERGUGAT IV dengan

mengganti secara sepihak TERGUGAT IV selaku Panitia Pengadaan sehingga merugikan hak –

hak PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT adalah suatu perbuatan melawan hukum

karena bertentangan dengan ketentuan Pasal 4 Ayat 9 Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun

2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, yang menentukan : “ Setiap PNS dilarang : “

bertindak sewenang wenang terhadap bawahannya”;

21. Bahwa perbuatan PARA PEMBANDING ( semula TERGUGAT I, II, III, V ) serta TERGUGAT IV

tersebut, adalah suatu perbuatan melawan hukum karena bertentangan dengan etika pengadaan

berdasarkan ketentuan Pasal 6 huruf a, b, c, d, e, f, dan g Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

22. Bahwa perbuatan PARA PEMBANDING ( semula TERGUGAT I, II, III, V ) serta TERGUGAT IV

tersebut, adalah suatu perbuatan melawan hukum karena bertentangan dengan “prinsip prinsip

pengadaan “ berdasarkan ketentuan Pasal 5 Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan

Barang/Jasa Pemerintah;

23. Bahwa perbuatan PARA PEMBANDING ( semula TERGUGAT I, II, III, V ) serta TERGUGAT IV

tersebut, adalah suatu perbuatan melawan hukum karena telah bertentangan dengan Asas Umum

Penyelenggaraan Negara yaitu Asas Kepastian Hukum, Asas Tertib Penyelengggaraan Negaram

Asas Kepentingan Umum, Asas Keterbukaan, Asas Proporsional, Asas Profesionialitas dan Asas

Akuntabilitas berdasarkan ketentuan Pasal 3 UU. No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan

Negara Yang Bersih dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;

Page 81: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

81

24. Bahwa perbuatan PARA PEMBANDING ( semula TERGUGAT I, II, III, V ) serta TERGUGAT IV

tersebut, adalah suatu perbuatan melawan hukum karena telah bertentangan dengan Prinsip

Kepatutan yaitu Prinsip Kepastian Hukum, Prinsip Kejujuran dan Keterbukaan (Fair Play),

Prinsip Kepantasan dan Kewajaran;

25. Bahwa perbuatan pembiaran oleh PEMBANDING II semula TERGUGAT I yang melakukan

“pembiaran “ atas stigmatisasi politik yang dilakukan oleh TERGUGAT II kepada PARA

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT, adalah suatu perbuatan melawan hukum karena

bertentangan dengan asas kepatutan;

26. Bahwa perbuatan PARA PEMBANDING ( semula TERGUGAT I, II, III, V ) serta TERGUGAT IV

tersebut, adalah suatu perbuatan melawan hukum karena bertentangan dengan hak – hak konstitusi

dan hak Asasi PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT berdasarkan ketentuan UUD

1945 dan UU. No. 39 Tahun 1999 tentang Hak asasi Manusia, yakni sebagai berikut :

a. Pasal 27 Ayat (2) UUD 1945, yang menentukan: ” Tiap – tiap warga negara berhak atas

pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusian ”;

b. Pasal 28D Ayat (1) dan Ayat (3) UUD)1945, yang menentukan :

Ayat (1) :

” Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum

yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum ”;

Ayat (3) :

” Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan

”;

c. Pasal 28F UUD 1945, yang menentukan : ” Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan

memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta

berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan

menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia”;

d. Pasal 28G Ayat (1) UUD 1945, yang menentukan : ” Setiap orang berhak atas perlindungan

diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda yang di bawah

kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan

untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.”;

e. Pasal 28I Ayat (2) UUD 1945, yang menentukan: ” Setiap orang berhak bebas atas

perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apa pun dan berhak mendapatkan

perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu”;

f. Pasal 28J Ayat (1) UUD 1945, yang menentukan: ” Setiap orang wajib menghormati hak

asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara”;

g. Pasal 3 Ayat (2) dan Ayat (3) Undang Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi

Manusia, yang menentukan:

Ayat (2) :

” Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan perlakuan hukum

yang adil serta mendapat kepastian hukum dan perlakuan yang sama di depan hukum”;

Ayat (3) :

” Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan dasar

manusia, tanpa diskriminasi ”;

h. Pasal 9 Ayat (1) dan Ayat (2) Undang Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi

Manusia, yang menentukan:

Ayat (1) :

Page 82: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

82

” Setiap orang berhak untuk hidup, mempertahankan hidup dan meningkatkan taraf

kehidupannya ”;

Ayat (2) :

” Setiap orang berhak hidup tenteram, aman, damai, bahagia, sejahtera lahir dan batin”;

i. Pasal 14 Ayat (1) dan Ayat (2) Undang Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi

Manusia, yang menentukan:

Ayat (1) :

” Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi yang diperlukan

untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya”;

Ayat (2) :

” Setiap orang berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan

menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis sarana yang tersedia”;

j. Pasal 23 Ayat (1) Undang Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia,

yang menentukan: ” Setiap orang bebas untuk memilih dan mempunyai keyakinan

politiknya ”;

k. Pasal 29 Ayat (1) Undang Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia,

yang menentukan: ” Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga,

kehormatan, martabat, dan hak miliknya.”;

l. Pasal 35 Undang Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, yang

menentukan: ” Setiap orang berhak hidup di dalam tatanan masyarakat dan kenegaraan

yang damai, aman, dan tenteram, yang menghormati, melindungi, dan melaksanakan

sepenuhnya hak asasi manusia dan kewajiban dasar manusia sebagaimana diatur dalam

Undang-undang ini;

m. Pasal 38 Ayat (1) Undang Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia,

yang menentukan: ” Setiap warga negara, sesuai dengan bakat, kecakapan, dan

kemampuan, berhak atas pekerjaan yang layak ”;

27. Bahwa perbuatan PEMBANDING II semula TERGUGAT I selaku Kepala Pemerintahan di

Kabupaten Minahasa Utara beserta juga PEMBANDING I (semula TERGUGAT II, III, V) serta

TERGUGAT IV yang merupakan bagian dari pemerintahan tersebut, adalah suatu perbuatan

melawan hukum karena bertentangan kewajiban konstitusi dan tanggung jawab hukumnya untuk

menghormati, melindungi, menegakkan hak asasi PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT berdasarkan ketentuan UUD 1945 dan UU. No. 39 Tahun 1999 tentang Hak asasi

Manusia, yakni sebagai berikut :

a. Pasal 28 I Ayat (4) dan Ayat (5) UUD 1945, yang menentukan :

Ayat (4) :

“ Perlindungan, kemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah

tanggung jawab negara, terutama pemerintah ”

Ayat (5) :

“ Untuk menegakan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan prinsip negara

hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin, diatur, dan

dituangkan dalam peraturan perundang - undangan ”;

b. Pasal 8 Undang Undang Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia yang

menentukan : ” Perlindungan, kemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia

adalah tanggung jawab negara, terutama pemerintah ”;

c. Pasal 69 Ayat (2) Undang Undang Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia yang

menentukan : ” Setiap hak asasi manusia seseorang menimbulkan kewajiban dasar dan

tanggung jawab untuk menghormati hak asasi orang lain serta menjadi tugas

Pemerintah untuk menghormati, melindungi, menegakkan, dan memajukannya ”;

Page 83: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

83

d. Pasal 71 Undang Undang Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, yang

menentukan : ” Pemerintah wajib dan bertanggung jawab menghormati, melindungi,

menegakan, dan memajukan hak asasi manusia yang diatur dalam Undang-undang ini,

peraturan perundang-undangan lain, dan hukum internasional tentang hak asasi

manusia yang diterima oleh negara Republik Indonesia ”;

e. Pasal 72 Undang Undang Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, yang

menentukan : ” Kewajiban dan tanggungjawab pemerintah sebagaimana dimaksud dalam

pasal 71, meliputi langkah implementasi yang efektif dalam bidang hukum, politik,

ekonomi, sosial, budaya, pertahanan keamanan negara, dan bidang lain ”;

28. Bahwa perbuatan PARA PEMBANDING ( semula TERGUGAT I, II, III, V,) serta TERGUGAT IV

yang memberikan perlakuan diskriminatif secara terstruktur dan tersistematis secara berjenjang baik

dari bawahan sampai dengan atasan selama tahapan pelelangan umum di Dinas Pekerjaan Umum

Kabupaten Minahasa Utara tahun 2011 sehingga perusahaan PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT kehilangan hak – haknya sebagai pemenang pelelangan dan mendapatkan

pekerjaan yang layak berdasarkan ketentuan, adalah perbuatan melawan hukum yang sudah

sepatutnya dan selayaknya dikategorikan sebagai sebuah ”pelanggaran Hak Asasi Manusia yang

berat” sebagaimana Penjelasan Pasal 104 Ayat (1) Undang – Undang Nomor 39 Tahun 1999

tentang Hak Asasi Manusia, yang menyebutkan sebagai berikut “ Yang dimaksud dengan

“pelanggaran hak asasi manusia yang berat” adalah pembunuhan massal (genocide),

pembunuhan sewenang-wenang atau di luar putusan pengadilan (arbitrary/extra judicial

killing), penyiksaan, penghilangan orang secara paksa, perbudakan, atau diskriminasi yang

dilakukan secara sistematis (systematic diserimination)”;

Bahwa berdasarkan uraian-uraian diatas, dengan demikian unsur melawan hukum atas perbuatan

melawan hukum yang dilakukan oleh PARA PEMBANDING (semula TERGUGAT I, II, III, V) serta

TERGUGAT terhadap PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT telah terpenuhi;

Ad. 3. Adanya Kesalahan dari Pihak Pelaku;

Bahwa suatu perbuatan dapat dianggap oleh hukum mengandung unsur kesalahan sehingga dapat

dimintakan tanggung jawabnya secara hukum jika memenuhi unsur-unsur sebagai berikut :

a. Ada unsur kesengajaan, atau

b. Ada unsur kelalaian (negligence, culpa), dan

c. Tidak ada alasan pembenar atau alasan pemaaf (rechtvaardigingsgrond), seperti .membela diri,

tidak waras, dan lain lain

Bahwa seperti telah diuraikan secara panjang lebar diatas, dan secara mutatis mutandis dianggap

termuat dalam Uraian Ad.3.ini

1. Bahwa PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT telah mengajukan sanggahan banding

melalui Surat Sanggahan Banding Nomor : 42/S/CV-S/V-2011 tertanggal 18 Mei 2011 dan Surat

sanggahan Banding Nomor : 35/SCV-ARCH/V-2011 tertanggal 18 Mei 2011 dan selanjutnya

PEMBANDING II semula TERGUGAT I mempunyai kewajiban hukum untuk menjawab secara

tertulis sanggahan banding tersebut paling lambat 15 (lima) belas hari kerja setelah sanggahan

banding tersebut diterima atau paling lambat tanggal 10 Juni 2011 menurut ketentuan Pasal 82 Ayat

(6) serta Lampiran Bagian B Point 1 huruf m Angka 2) Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang

Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah. (Seharusnya PEMBANDING II semula TERGUGAT I

Page 84: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

84

wajib menjawab sanggah banding dari PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT tersebut

tapi hal itu diabaikan oleh PEMBANDING II semula TERGUGAT I. (vide Bukti P-15 s/d P-18);

Bahwa hal tersebut membuktikan, PEMBANDING II semula TERGUGAT I telah lalai melaksanakan

kewajiban hukumnya sehingga melakukan suatu perbuatan melawan hukum kepada PARA

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT;

2. Bahwa PEMBANDING II semula TERGUGAT I selaku Kepala Pemerintahan di Kabupaten

Minahasa Utara memiliki kewajiban dan tanggung jawab hukum untuk menghormati, melindungi,

menegakkan Hak Asasi Manusia termasuk juga Hak asasi PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT sebagaimana yang diamanatkan menurut Pasal 28 I Ayat (4) dan Ayat (5) UUD

1945, serta Pasal 8, Pasal 69 Ayat (2), Pasal 71 dan Pasal 72 UU. No 39 Tahun 1999 Tentang

Hak Asasi Manusia. Selain itu juga PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT memiliki

hak konstitusi dan hak asasi untuk bebas dari perlakuan diskriminatif dan berhak mendapatkan

perlindungan terhadap perlakuan yang diskriminatif, serta berhak atas perlakuan yang sama didepan

hukum sebagaimana yang diamanatkan menurut Pasal 28D Ayat (1), Pasal 28I Ayat (2) UUD 1945,

serta Pasal 3 Ayat (2) dan (3) UU. No 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia;

Bahwa dengan dijawabnya secara tertulis sanggahan banding dari penyedia jasa lain yaitu CV.

SMART EDUKATAMA oleh PEMBANDING II semula TERGUGAT I melalui Surat Jawaban

Sanggahan Banding Nomor : 283/SEKRE/VI/2011 tertanggal 16 Juni 2011 oleh Sekretaris Daerah

Kab. Minahasa Utara atas nama PEMBANDING II semula TERGUGAT I tapi di sisi lain

PEMBANDING II semula TERGUGAT I tidak menjawab secara tertulis sanggahan banding yang

diajukan oleh PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT oleh PEMBANDING II semula

TERGUGAT I paling lambat 15 (lima) belas hari kerja setelah sanggahan banding tersebut diterima

atau paling lambat tanggal 10 Juni 2011. maka telah terjadi perlakuan yang bersifat diskriminatif

serta perlakuan yang sama di depan hukum sehingga bertentangan dengan kewajiban dan tanggung

jawab hukum dari PEMBANDING II semula TERGUGAT I serta bertentangan dengan hak hak

PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT.(vide Bukti P-15 s/d P-18, Bukti P-20);

Bahwa seharusnya agar tidak menimbulkan perlakuan yang bersifat diskriminatif dan perlakuan yang

tidak sama didepan hukum PEMBANDING II semula TERGUGAT I harus menjawab juga secara

tertulis sanggahan banding yang diajukan oleh PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT

tersebut, tapi PEMBANDING II semula TERGUGAT I berbuat lain dari apa yang seharusnya

dilakukannya

Bahwa hal tersebut membuktikan, PEMBANDING II semula TERGUGAT I telah sengaja melakukan

suatu perbuatan melawan hukum kepada PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT;

3. Bahwa PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT adalah penyedia jasa yang memenuhi

persyaratan sesuai ketentuan telah mengikuti pelelangan umum yang diumumkan dan dilaksanakan

oleh TERGUGAT IV sejak tanggal 30 Maret 2011 dan memiliki hak –hak untuk mendapatkan

pekerjaan yang layak sesuai bakat kecakapan dan kemampuan. yang dijamin oleh Pasal 27 Ayat (2)

UUD 1945 dan Pasal 38 Ayat (1) UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Selain itu

PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT memilki Hak untuk bebas memilih dan

mempunyai keyakinan politik sebagaimana ketentuan Pasal 23 Ayat (1) UU No. 39 Tahun 1999

tentang Hak Asasi Manusia, serta memiliki hak atas perlindungan diri, pribadi, keluarga,

kehormatan, martabat dan harta benda dan TERGUGAT II sebagai bagian dari pemerintahan di

Kabupaten Minahasa Utara memiliki kewajiban dan tanggung jawab hukum untuk menghormati,

Page 85: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

85

melindungi, menegakkan Hak Asasi Manusia termasuk juga Hak asasi PARA TERBANDING

semula PARA PENGGUGAT sebagaimana yang diamanatkan menurut Pasal 28 I Ayat (4) dan

Ayat (5) UUD 1945, serta Pasal 8, Pasal 69 Ayat (2), Pasal 71 dan Pasal 72 UU. No 39 Tahun

1999 Tentang Hak Asasi Manusia;

Bahwa seharusnya TERGUGAT II sebagai bagian dari pemerintahan di Kabupaten Minahasa Utara

memiliki kewajiban dan tanggung jawab hukum untuk menghormati, melindungi, menegakkan Hak

Asasi PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT tersebut, tapi malah sebaliknya

TERGUGAT II berbuat lain dari apa yang seharusnya dilakukannya dengan memberikan

memberikan “stigma” kepada PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT hanya karena

disebabkan PENGGUGAT I dipandang tidak mendukung pencalonan PEMBANDING II semula

TERGUGAT I pada pemilihan kepala daerah tahun 2010 yang lalu, sehingga berakibat PARA

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT yang adalah kakak - beradik mengalami penjegalan

dan tidak diperkenankan untuk mendapatkan pekerjaan di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten

Minahasa Utara, sehingga bertentangan dengan kewajiban dan tanggung jawab hukum nya dan

bertentangan juga dengan hak – hak PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT. (vide

Posita Point 45 Putusan hal 22 baris ke-3 dari atas);

Bahwa hal tersebut membuktikan, TERGUGAT II telah sengaja melakukan suatu perbuatan

melawan hukum kepada PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT;

4. Bahwa PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT adalah penyedia jasa yang memenuhi

persyaratan sesuai ketentuan telah mengikuti pelelangan umum yang diumumkan dan dilaksanakan

oleh TERGUGAT IV sejak tanggal 30 Maret 2011 yang PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT telah memasukan dokumen penawaran sesuai dengan batas waktu yang ditentukan

dan saat pembukaan penawaran dinyatakan memenuhi syarat kelengkapan berkas dokumen

penawaran oleh TERGUGAT IV untuk untuk Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow dan

Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Makansar dan Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi

Matungkas (vide Bukti P-3 s/d P-5);

Bahwa seharusnya TERGUGAT II selaku Pengguna Anggaran dan TERGUGAT III selaku PPK yang

tidak mempunyai tugas dan kewenangan untuk melakukan evaluasi penawaran dilarang

mempengaruhi dan mengintervensi TERGUGAT IV selama proses evaluasi berdasarkan ketentuan

Lampiran III Bagian B Poin 1 huruf f angka 7 huruf f) Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010,

yang menyatakan sebagai berikut : “ Ketentuan umum dalam melakukan evaluasi sebagai

berikut: f) para pihak dilarang mempengaruhi atau melakukan intervensi kepada ULP selama

proses evaluasi ”. Tapi malah sebaliknya TERGUGAT II dan TERGUGAT III berbuat lain dari apa

yang seharusnya dilakukannya karena pada saat TERGUGAT IV sementara melakukan evaluasi,

TERGUGAT II dan TERGUGAT III membuat penyataan – pernyataan di depan umum pada tanggal

20 April 2011,serta tanggal 26 April 2011 yang sudah melampaui tugas dan kewenangannya dengan

mengumumkan yang mana evaluasi yang dilakukan oleh TERGUGAT IV sudah mengacu pada

aturan yang berlaku, sampai sesudah pelaksanaan pengumuman pemenang hasil pelelangan gagal

pada tanggal 28 April 2011, TERGUGAT II selaku Pengguna Anggaran dan TERGUGAT III selaku

PPK yang tidak mempunyai tugas dan kewenangan untuk melakukan evaluasi terhadap

dokumen penawaran dari PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT, kembali membuat

penyataan pada tanggal 07 Mei 2011 yang melegitimasi hasil evaluasi serta penetapan dan

pengumuman pelelangan gagal yang dilaksanakan oleh TERGUGAT IV sehingga TERGUGAT II dan

TERGUGAT III telah “menvonis” dengan menyatakan tidak ada peserta lelang yang memenuhi

syarat sehingga pelelangan 3 (tiga) paket pekerjaan irigasi tersebut akan dilelang ulang.(vide Bukti

Page 86: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

86

P-39 s/d P-41) padahal pada saat itu hasil pengumuman pelelangan yang dilaksanakan oleh

TERGUGAT IV tersebut telah disanggah oleh PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT (

vide Bukti P-9 dan P-10). Dan pada kenyataannya melalui hasil evaluasi dan penetapan dan

pengumuman pemenang TERGUGAT IV tersebut sesudah PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT terbanding melakukan sanggahan dan sanggahan banding dan sanggahan ulang

tidak layak untuk digugurkan dan hal tersebut dibuktikan pada akhirnya PARA TERBANDING

semula PARA PENGGUGAT ditetapkan oleh TERGUGAT IV sebagai pemenang pelelangan untuk

Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow dan Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi

Matungkas (vide Bukti P-31 dan P-32 serta Bukti T.IV-1 s/d T.IV-6) tapi kemudian dibatalkan secara

sepihak oleh TERGUGAT II dan TERGUGAT III tidak menerbitkan SPPBJ. Sehingga tindakan -

tindakan TERGUGAT II dan TERGUGAT III tersebut bertentangan dengan ketentuan Lampiran III

Bagian B Poin 1 huruf f angka 7 huruf f) Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010, dan

bertentangan dengan prinsip – prinsip kepantasan dan kewajaran, serta bertentangan dengan hak –

hak subjektif PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT;

Bahwa hal tersebut telah membuktikan, TERGUGAT II dan TERGUGAT III telah sengaja

melakukan suatu perbuatan melawan hukum kepada PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT;

5. Bahwa PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT telah ditetapkan sebagai pemenang

pelelangan untuk Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow dan Pekerjaan Peningkatan

Jaringan Irigasi Matungkas oleh TERGUGAT IV melalui Berita Acara Evaluasi tertanggal 05

September 2011, Surat Penetapan Pemenang tertanggal 08 September 2011 dan Pengumuman

Pemenang Hasil Evaluasi Ulang tertanggal 22 September 2011 melalui papan Masyarakat di Dinas

Pekerjaan Umum Kabupaten Minahasa Utara. (vide Bukti P-31 s/d P-32 dan Bukti T.IV-1 s/d T.IV-6,

Jawaban TERGUGAT IV pada Putusan hal 98 baris ke -11 dari bawah s/d hal 100 baris ke-3 dari

atas, Duplik TERGUGAT IV);

Bahwa TERGUGAT II kemudian mengeluarkan Surat Keputusan No. 255/DPU/600/700/IX/2011

tertanggal 21 September 2011 tentang Pembentukan TERGUGAT V untuk mengganti TERGUGAT

IV, yang mana berdasarkan berdasarkan pengakuan TERGUGAT IV melalui Bukti T.IV-8, Nomor SK

tersebut sengaja disisipkan dan dibuat bertanggal mundur (back dated) dan melalui Bukti tersebut

TERGUGAT IV membuat “pengakuan” yang mana TERGUGAT II nanti memberitahukan secara

lisan kepada TERGUGAT IV pada tanggal 23 September 2011 Pukul 09. 30 Wita. Sehingga

kemudian SK. bertanggal mundur (back dated) tersebut dijadikan alasan pembenar oleh

TERGUGAT II untuk membatalkan penetapan PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT

sebagai pemenang pelelangan untuk Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow dan

Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Matungkas karena TERGUGAT IV telah digantikan

dengan TERGUGAT V pada tanggal 21 September 2011.

Bahwa seharusnya sesuai prinsip kepantasan dan kewajaran TERGUGAT II tidak mengeluarkan

Surat Keputusan No. 255/DPU/600/700/IX/2011 bertanggal mundur tersebut sebagai alasan untuk

membatalkan hasil penetapan pemenang pelelangan yang dilaksanakan oleh TERGUGAT IV

tersebut karena PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT melalui Berita Acara Evaluasi

tertanggal 05 September 2011 dan Surat Penetapan Pemenang tertanggal 08 September 2011

telah ditetapkan sebagai pemenang pelelangan untuk Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi

Kinidow dan Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Matungkas oleh TERGUGAT IV, tapi

kemudian TERGUGAT II berbuat lain dari apa yang seharusnya dilakukannya (Bukti P-42. Bukti T

IV.7)

Page 87: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

87

Bahwa hal tersebut telah membuktikan, TERGUGAT II telah sengaja melakukan suatu perbuatan

melawan hukum kepada PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT;

6. Bahwa TERGUGAT II telah membatalkan secara sepihak penetapan pemenang pelelangan untuk

Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow dan Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi

Matungkas yang dimenangkan oleh PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT yang

dilaksanakan oleh TERGUGAT IV dengan alasan TERGUGAT IV telah diganti oleh TERGUGAT II

melalui Surat Keputusan No. 255/DPU/600/700/IX/2011 tertanggal 21 September 2011 yang

bertanggal mundur (back dated). Tapi untuk pekerjaan pekerjaan lainnya yaitu Peningkatan

Jaringan Irigasi Makansar, Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Apela Wogis, pekerjaan

Peningkatan Jaringan Irigasi Apela Wogis, pekerjaan Pembangunan Drainase Desa

Watudambo dan Pekerjaan Pembangunan Jalan Desa Talawaan Kec. Wori yang mana

merupakan produk hasil pelelangan yang dilaksanakan oleh TERGUGAT IV dan masih berproses

dalam tahapan sanggahan dimana tenggang masa sanggah sampai dengan masa sanggah banding

nanti berakhir pada tanggal 27 dan 29 September 2011 tidak pernah dibatalkan oleh TERGUGAT II.

Terlebih khusus untuk Pekerjaan Pembangunan Jalan Desa Talawaan Kec. Wori, sanggahan dari

CV. Julieth Omega Echo dan CV. Terbit Terang nanti dijawab oleh TERGUGAT IV pada tanggal

22 September 2011 atau 1 (satu) hari sesudah diterbitkannya SK No. 255/DPU/600/700/IX/2011

tertanggal 21 September 2011 tentang Pembentukan TERGUGAT V yang bertanggal mundur (back

dated) tersebut. Tindakan TERGUGAT II tersebut telah bertentangan dengan prinsip kepastian

hukum serta telah memberikan perlakukan yang bersifat diskriminatif dan perlakukan yang tidak

sama didepan hukum sehingga bertentangan dengan hak –hak subjektif PARA TERBANDING

semula PARA PENGGUGAT. Seharusnya apabila memang benar benar TERGUGAT II

membatalkan PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT sebagai pemenang pelelangan

yang dilaksanakan oleh TERGUGAT IV dengan alasan TERGUGAT IV telah diganti pada tanggal 21

September 2011, maka untuk pekerjaan – pekerjaan lainnya yang ditetapkan oleh TERGUGAT IV

yang mana proses pelelangannya atau masa sangahnya masih berlangsung harus dibatalkan juga

oleh TERGUGAT II karena cacat hukum. Tapi TERGUGAT II berbuat lain dari apa yang seharusnya

dilakukannya; .(vide Bukti P-29 s/d P-30, Bukti P-33);

Bahwa hal tersebut telah membuktikan, TERGUGAT II telah sengaja melakukan suatu perbuatan

melawan hukum kepada PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT;

7. Bahwa TERGUGAT II selaku kepala SKPD mempunyai kewajiban hukum untuk menyediakan

informasi publik setiap saat dalam bentuk pengumuman di website Portal Pengadaan melalui LPSE

terdekat serta Papan Pengumuman Masyarakat di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Minahasa

Utara atas hasil keputusan dan pertimbangannya sebagai Pengguna Anggaran untuk membatalkan

penetapan pemenang pelelangan yang dilaksanakan oleh TERGUGAT IV untuk Pekerjaan

Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow dan Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Matungkas

yang dimenangkan oleh PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT. Hal itu berdasarkan

ketentuan Pasal 11 Ayat (1) Huruf b Undang Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang

Keterbukaan Informasi Publik, yang menyatakan sebagai berikut : ” Badan Publik wajib

menyediakan Informasi Publik setiap saat :

b. hasil keputusan Badan Publik dan pertimbangannya ”;

Seharusnya TERGUGAT II melaksanakan kewajiban hukumnya tersebut tapi hal itu tidak dilakukan

oleh TERGUGAT II selaku Kepala SKPD sehingga bertentangan dengan kewajiban hukum

TERGUGAT II dan melanggar Hak hak PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT untuk

Page 88: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

88

mendapatkan informasi atas hasil keputusannnya dan pertimbangan dari TERGUGAT II tersebut

sehingga membatalkan hasil pelelangan tersebut;

Bahwa hal itu membuktikan, TERGUGAT II telah lalai sehingga melakukan suatu perbuatan

melawan hukum kepada PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT;

8. Bahwa untuk mengikuti persyaratan pelelangan Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow,

Pekerjaan Peningkatan Jarigan Irigasi Makansar, Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Apela

Wogis dan Pekerjaan Pembangunan Drainase Desa Watudambo, TERBANDING I semula

PENGGUGAT I telah memasukan Jaminan Penawaran dari masing masing pekerjaan tersebut, dan

TERBANDING II semula PENGGUGAT II juga telah memasukan Jaminan Penawaran Pekerjaan

Peningkatan Jaringan Irigasi Matungkas sebagaimana persyaratan yang dimintakan oleh

TERGUGAT IV selaku Panitia Pengadaan. selanjutnya TERGUGAT II selaku Pengguna Jasa

mempunyai kewajiban hukum untuk mengembalikan jaminan penawaran milik dari PARA

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT berdasarkan ketentuan Pasal 15 huruf h Peraturan

Pemerintah Nomor 59 Tahun 2010 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun

2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi, yang menyatakan sebagai berikut : “

Pengguna jasa berkewajiban untuk : h. mengembalikan jaminan penawaran bagi

penyedia jasa yang kalah, sedangkan bagi penyedia jasa yang menang mengikuti ketentuan

yang diatur dalam dokumen pelelangan”. Seharusnya TERGUGAT IV melaksanakan kewajiban

hukumnya tersebut tapi hal itu tidak pernah dilakukan oleh TERGUGAT II untuk mengembalikan

jaminan penawaran dari pekerjaan – pekerjaan tersebut sehingga bertentangan dengan hak – hak

subjektif PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT;

Bahwa hal itu membuktikan, TERGUGAT II telah lalai sehingga melakukan suatu perbuatan

melawan hukum kepada PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT;

9. Bahwa TERGUGAT II telah membatalkan secara sepihak atas penetapan pemenang pelelangan

untuk pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow dan pekerjaan Peningkatan Jaringan

Irigasi Matungkas tanpa alasan – alasan yang dapat dipertanggung jawabkan, maka TERGUGAT

II sebagai Penguna Jasa berkewajiban untuk mengganti semua biaya yang dikeluarkan oleh PARA

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT dalam rangka penyiapan mengikuti pelelangan untuk

pekerjaan pekerjaan tersebut berdasarkan ketentuan Pasal 15 huruf k Peraturan Pemerintah

Nomor 59 Tahun 2010 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000

tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi, yang menyatakan sebagai berikut : ” Pengguna jasa

berkewajiban untuk : k. mengganti biaya yang dikeluarkan oleh penyedia jasa untuk

penyiapan pelelangan apabila pengguna jasa membatalkan pemilihan penyedia jasa tanpa

alasan yang dapat dipertanggungjawabkan ”. seharusnya TERGUGAT II melaksanakan

kewajiban hukumnya tersebut untuk mengganti biaya yang dikeluarkan oleh PARA TERBANDING

semula PARA PENGGUGAT, tapi hal itu tidak pernah dilakukan oleh TERGUGAT II sehingga

bertentangan dengan kewajiban hukum dari TERGUGAT II serta melanggar hak – hak dari PARA

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT;

Bahwa hal itu membuktikan, TERGUGAT II telah lalai sehingga melakukan suatu perbuatan

melawan hukum kepada PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT;

10. Bahwa PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT telah ditetapkan sebagai pemenang

pelelangan untuk Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow dan Pekerjaan Peningkatan

Jaringan Irigasi Matungkas oleh TERGUGAT IV melalui Berita Acara Evaluasi tertanggal 05

Page 89: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

89

September 2011, Surat Penetapan Pemenang tertanggal 08 September 2011 dan Pengumuman

Pemenang Hasil Evaluasi Ulang tertanggal 22 September 2011 melalui papan Masyarakat di Dinas

Pekerjaan Umum Kabupaten Minahasa Utara (vide Bukti P-31 s/d P-32 dan Bukti T.IV-1 s/d T.IV-6,

Jawaban TERGUGAT IV pada Putusan hal 98 baris ke -11 dari bawah s/d hal 100 baris ke-3 dari

atas, Duplik TERGUGAT IV);

Bahwa TERGUGAT III selaku PPK mempunyai tugas pokok dan kewenangan serta kewajiban

hukum untuk menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa dari PARA TERBANDING

semula PARA PENGGUGAT sebagai pemenang pelelangan berdasarkan ketentuan Pasal 11 Ayat

(1) huruf Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah, dan Pasal

85 Ayat (1) huruf c, serta Lampiran III bagian B Point 1 Huruf n Angka 2) c) Perpres No. 54

Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah, maka PARA TERBANDING semula

PARA PENGGUGAT sudah pernah beberapa kali menemui TERGUGAT III untuk meminta

penerbitan Surat Penunjukan Penyedia Barang / Jasa (SPPBJ) untuk Pekerjaan Peningkatan

Jaringan Irigasi Kinidow dan Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Matungkas yang

dimenangkan PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT berdasarkan penetapan dan

pengumuman pemenang pelelangan oleh TERGUGAT IV yang masa sanggahnya telah berakhir..

seharusnya TERGUGAT III menerbitkan SPPBJ untuk 2 (dua) paket pekerjaan tersebut, Tapi malah

sebaliknya TERGUGAT III berbuat lain dari apa yang seharusnya dilakukannya, sehingga

bertentangan tugas pokok dan kewenangan serta kewajiban hukum dari TERGUGAT III serta

bertentangan dengan hak hak PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT untuk

mendapatkan pekerjaan tersebut;

Bahwa hal tersebut telah membuktikan, TERGUGAT III telah sengaja melakukan suatu perbuatan

melawan hukum kepada PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT;

11. Bahwa TERGUGAT III tidak mau menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang / Jasa (SPPBJ)

untuk Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow dan Pekerjaan Peningkatan Jaringan

Irigasi Matungkas yang dimenangkan oleh PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT

yang dilaksanakan oleh TERGUGAT IV dengan alasan TERGUGAT IV telah diganti oleh

TERGUGAT II melalui Surat Keputusan No. 255/DPU/600/700/IX/2011 tertanggal 21 September

2011 yang bertanggal mundur (back dated). Tapi TERGUGAT III tetap menerbitkan Surat

Penunjukan Penyedia Barang / Jasa (SPPBJ) untuk pekerjaan pekerjaan lainnya yaitu Peningkatan

Jaringan Irigasi Makansar, Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Apela Wogis, pekerjaan

Peningkatan Jaringan Irigasi Apela Wogis, pekerjaan Pembangunan Drainase Desa

Watudambo dan Pekerjaan Pembangunan Jalan Desa Talawaan Kec. Wori yang mana

merupakan produk hasil pelelangan yang dilaksanakan oleh TERGUGAT IV dan masih berproses

dalam tahapan sanggahan dimana tenggang masa sanggah sampai dengan masa sanggah banding

nanti berakhir pada tanggal 27 dan 29 September 2011 Terlebih khusus untuk Pekerjaan

Pembangunan Jalan Desa Talawaan Kec. Wori, sanggahan dari CV. Julieth Omega Echo dan

CV. Terbit Terang nanti dijawab oleh TERGUGAT IV pada tanggal 22 September 2011 atau 1

(satu) hari sesudah diterbitkannya SK No. 255/DPU/600/700/IX/2011 tertanggal 21 September 2011

tentang Pembentukan TERGUGAT V yang bertanggal mundur (back dated) tersebut (vide Bukti P-

30 dan Bukti P-33). tindakan TERGUGAT III tersebut telah bertentangan dengan prinsip kepastian

hukum serta telah memberikan perlakukan yang bersifat diskriminatif dan perlakukan yang tidak

sama didepan hukum sehingga bertentangan dengan hak –hak subjektif PARA TERBANDING

semula PARA PENGGUGAT. Seharusnya apabila memang benar benar TERGUGAT II

membatalkan PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT sebagai pemenang pelelangan

yang dilaksanakan oleh TERGUGAT IV dengan alasan TERGUGAT IV telah diganti pada tanggal 21

Page 90: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

90

September 2011, maka untuk pekerjaan – pekerjaan lainnya yang ditetapkan oleh TERGUGAT IV

yang mana proses pelelangannya atau masa sanggahnya masih berlangsung harus dibatalkan juga

oleh TERGUGAT II karena cacat hukum. Tapi malah sebaliknya TERGUGAT III berbuat lain dari apa

yang seharusnya dilakukannya; (vide Bukti P-29 s/d P-30, Bukti P-33);

Bahwa hal tersebut telah membuktikan, TERGUGAT II telah sengaja melakukan suatu perbuatan

melawan hukum kepada PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT;

12. Bahwa TERGUGAT IV tanpa pernah melakukan klarifikasi terhadap dokumen penawaran PARA

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT kemudian TERGUGAT IV telah melaksanakan

Pengumuman Hasil Pelelangan tertanggal 28 April 2011 untuk 3 (tiga) paket Pekerjaan yang di

ikuti oleh PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT dengan menyatakan pelelangan gagal

dengan alasan tidak ada peserta yang lulus dokumen penawaran, termasuk juga dokumen

penawaran TERBANDING I semula PENGGUGAT I yang mengikuti pelelangan untuk 2 (dua) paket

pekerjaan yaitu Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow sebagai peringkat ke-2 (dua)

dari 12 (dua belas) peserta lelang, dan Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Makansar

sebagai peringkat ke-1 (satu) dari 7 (tujuh) peserta lelang, serta dokumen penawaran

TERBANDING II semula PENGGUGAT II yang mengikuti pelelangan untuk (satu) paket pekerjaan

yaitu Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Matungkas sebagai peringkat ke-2 (satu) dari 5

(lima) peserta lelang, padahal PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT telah

memasukan dokumen penawaran yang memenuhi syarat pada pelelangan tersebut. sehingga

perbuatan TERGUGAT IV tersebut bertentangan dengan kewajiban hukumnya berdasarkan

ketentuan Lampiran III Bagian B Point 1 Huruf f angka 8) c, dan huruf f angka 9) Perpres No. 54

Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah. seharusnya apabila TERGUGAT IV

mengikuti ketentuan tersebut maka dokumen penawaran PARA TERBANDING I semula PARA

PENGGUGAT tidak layak digugurkan karena sangat memenuhi syarat, tapi hal itu tidak dilakukan

oleh TERGUGAT IV. (vide Bukti P- 4 s/d P-6);

Bahwa hal itu membuktikan, TERGUGAT IV telah lalai sehingga melakukan suatu perbuatan

melawan hukum kepada PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT;

13. Bahwa TERGUGAT IV telah melaksanakan Pengumuman Hasil Pelelangan tertanggal 28 April 2011

yang direkayasa untuk 3 (tiga) paket Pekerjaan yang di ikuti oleh PARA TERBANDING semula

PARA PENGGUGAT yaitu Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow, Pekerjaan

Peningkatan Jaringan Irigasi Makansar dan Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Matungkas

dengan menyatakan pelelangan gagal dengan alasan tidak ada peserta yang lulus dokumen

penawaran termasuk dokumen penawaran dari PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT.(vide Bukti P-6);

Bahwa kemudian PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT sudah mengingatkan kepada

TERGUGAT IV melalui Surat sanggahan Nomor : 37/S/CV-S/V-2011 tertanggal 3 Mei 2011 dan

Surat sanggahan Nomor : 29/SCV-ARCH/V-2011 tertanggal 3 Mei 2011 mengenai adanya

perbuatan melawan hukum sehubungan dengan digugurkannya dokumen penawaran PARA

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT karena dianggap tidak lulus evaluasi tanpa dilakukan

klarifikasi terlebih dahulu dan seharusnya TERGUGAT IV melalui jawaban sanggahannya

TERGUGAT IV menerima sanggahan dari PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT. Tapi

hal tersebut diabaikannya TERGUGAT IV dengan menolak sanggahan dari PARA TERBANDING

semula PARA PENGGUGAT tersebut melalui Surat Jawaban Sanggahan No. 03/Srt.J-

S/DPU/MINUT/V/2011 tertanggal 09 Mei 2011 dan Surat Jawaban Sanggahan No. 02/Srt.J-

Page 91: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

91

S/DPU/MINUT/V/2011 tertanggal 09 Mei 2011 dan kemudian pada tanggal 12 September 2011

melalui Pengumuman Pemenang Hasil Evaluasi Ulang Nomor : 01/PPP-EU/DPU-MINUT/IX/2011,

dan Nomor : 02/PPP-EU/DPU-MINUT/IX/2011, serta Nomor : 02/PPP-EU/DPU-MINUT/IX/2011

tertanggal 09 September 2011, TERGUGAT IV kembali melakukan kecurangan dengan

mengugurkan dan melaksanakan pengumuman pemenang yang direkayasa dengan menyatakan

dokumen penawaran yang dimasukan PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT tidak

memenuhi syarat (TMS). ( vide Bukti P-9 s/d P-10, P-13 s/d P-14 dan P-24).

Bahwa hal itu membuktikan, TERGUGAT IV telah sengaja melakukan suatu perbuatan melawan

hukum kepada PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT;

14. Bahwa TERGUGAT IV melalui Pengumuman Evaluasi Ulang tertanggal 03 Agustus 2011 serta Surat

Pemberitahuan Evaluasi Ulang tertanggal 01 Agustus 2011 kepada PARA TERBANDING semula

PARA PENGGUGAT, telah menjadwalkan pengumuman pemenang hasil evaluasi ulang untuk

Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow dan Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi

Matungkas serta Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Makansar yaitu pada tanggal 16

Agustus 2011 sehingga seharusnya TERGUGAT IV mengumumkan pemenang hasil evaluasi ulang

untuk pekerjaan – pekerjaan tersebut pada tanggal 16 Agustus 2011 tersebut. Tapi hal itu tidak

dilakukan karena TERGUGAT IV mengulur – ngulur waktu pengumuman pemenang hasil evaluasi

ulang dan nanti dilaksanakan pada tanggal 12 September 2011. Hal tersebut bertentangan dengan

prinsip – prinsip kepantasan dan kewajaran, serta merugikan hak – hak PARA TERBANDING

semula PARA PENGGUGAT untuk mendapatkan pekerjaan – pekerjaan tersebut. ( vide Bukti P-21

s/d P-22, dan P-24);

Bahwa hal itu membuktikan, TERGUGAT IV telah lalai melakukan suatu perbuatan melawan hukum

kepada PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT;

15. Bahwa PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT telah ditetapkan sebagai pemenang

pelelangan untuk Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow dan Pekerjaan Peningkatan

Jaringan Irigasi Matungkas oleh TERGUGAT IV melalui Berita Acara Evaluasi tertanggal 05

September 2011, Surat Penetapan Pemenang tertanggal 08 September 2011 dan Pengumuman

Pemenang Hasil Evaluasi Ulang tertanggal 22 September 2011 melalui papan Masyarakat di Dinas

Pekerjaan Umum Kabupaten Minahasa Utara. (vide Bukti P-31 s/d P-32 dan Bukti T.IV-1 s/d T.IV-6,

Jawaban TERGUGAT IV pada Putusan hal 98 baris ke -11 dari bawah s/d hal 100 baris ke-3 dari

atas, Duplik TERGUGAT IV);

Bahwa TERGUGAT V kemudian telah melelangkan kembali pekerjaan – pekerjaan tersebut melalui

Pengumuman Pelelangan Umum Nomor : 001/PPUDP/PPBJ-TA2011/DPU-MINUT/2011 tertanggal

18 Oktober 2011 dan Nomor : 002/PPUDP/PPBJ-TA2011/DPU-MINUT/2011 tertanggal 18

Oktober 2011 serta dilanjutkan dengan Pengumuman Pemenang Pelelangan Umum Nomor :

001/PPPU/PPBJ-TA2011/DPU-MINUT/2011 tertanggal 07 November 2011 dan Nomor : 002

/PPPU/PPBJ-TA2011/DPU-MINUT/2011 tertanggal 07 November 2011. Seharusnya TERGUGAT

V dapat menolak untuk melakukan pengumuman pelelangan pekerjaan – pekerjaan tersebut terlebih

TERGUGAT V telah mengetahui yang mana tidak pernah diumumkan oleh TERGUGAT II selaku

Pengguna Anggaran bahwa pelelangan umum tersebut dinyatakan gagal dan TERGUGAT IV telah

mengumumkan pemenang pelelangan yaitu PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT,

sehingga sepatutnya diketahui oleh TERGUGAT V akan maksud dari diadakannya pengumuman

pelelangan tersebut. Tapi malah sebaliknya TERGUGAT IV berbuat lain dari apa yang seharusnya

dilakukannya, sehingga bertentangan dengan dengan prinsip kepatutan, serta bertentangan dengan

Page 92: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

92

hak – hak PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT sebagai pemenang pelelangan

pekerjaan – pekerjaan tersebut.(vide Bukti P-35 dan P-36)

Bahwa hal itu membuktikan, TERGUGAT V telah sengaja melakukan suatu perbuatan melawan

hukum kepada PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT;

16. Bahwa PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT telah ditetapkan sebagai pemenang

pelelangan untuk Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow dan Pekerjaan Peningkatan

Jaringan Irigasi Matungkas oleh TERGUGAT IV melalui Berita Acara Evaluasi tertanggal 05

September 2011, Surat Penetapan Pemenang tertanggal 08 September 2011 dan Pengumuman

Pemenang Hasil Evaluasi Ulang tertanggal 22 September 2011 melalui papan Masyarakat di Dinas

Pekerjaan Umum Kabupaten Minahasa Utara (vide Bukti P-31 s/d P-32 dan Bukti T.IV-1 s/d T.IV-6);

Bahwa TERGUGAT V telah melaksanakan pengumuman pelelangan umum untuk Pekerjaan

Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow dan Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Matungkas

tersebut melalui Pengumuman Pelelangan Umum Nomor : 001/PPUDP/PPBJ-TA2011/DPU-

MINUT/2011 tertanggal 18 Oktober 2011 dan Nomor : 002/PPUDP/PPBJ-TA2011/DPU-

MINUT/2011 tertanggal 18 Oktober 2011 pada website www.pemkab-minahasauatara.co.cc serta

Portal Pengadaan melalui LPSE Gorontalo tersebut. dalam pengumuman yang dilaksanakan oleh

TERGUGAT V tersebut tidak dijelaskan yang mana 2 (dua) paket pekerjaan yang dilelangkan adalah

merupakan pelelangan umum ulang, selain itu tidak pernah dicantumkan sebab – sebab yang

mengakibatkan 2 (dua) paket pekerjaan tersebut dilelangkan ulang, sehingga tindakan TERGUGAT

V tersebut sudah termasuk pada definisi perbuatan melawan hukum berdasarkan ketentuan Pasal

32 Ayat (1) Undang – Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi

Elektronik, serta bertentangan dengan prinsip kepatutan, bertentangan dengan hak –hak PARA

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT, selain itu bertentangan dengan ketentuan Pasal 7

Ayat (2) Undang Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik.

Seharusnya pada pengumuman tersebut, TERGUGAT V menjelaskan yang mana 2 (dua) paket

pekerjaan tersebut adalah pelelangan umum ulang serta mencantumkan sebab-sebab yang

mengakibatkan 2 (dua) paket pekerjaan tersebut dilelangkan ulang. Tapi malah sebaliknya

TERGUGAT V berbuat lain dari apa yang seharusnya dilakukannya;

Bahwa hal itu membuktikan, TERGUGAT V telah sengaja melakukan suatu perbuatan melawan

hukum kepada PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT;

17. Bahwa PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT telah ditetapkan sebagai pemenang

pelelangan untuk Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow dan Pekerjaan Peningkatan

Jaringan Irigasi Matungkas oleh TERGUGAT IV melalui Berita Acara Evaluasi tertanggal 05

September 2011, Surat Penetapan Pemenang tertanggal 08 September 2011 dan Pengumuman

Pemenang Hasil Evaluasi Ulang tertanggal 22 September 2011 melalui papan Masyarakat di Dinas

Pekerjaan Umum Kabupaten Minahasa Utara (vide Bukti P-31 s/d P-32 dan Bukti T.IV-1 s/d T.IV-6);

Bahwa TERGUGAT V kemudian melelangkan ulang Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi

Kinidow dan Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Matungkas tanpa dilakukan pemberitahuan

kepada PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT sebagai peserta lelang, serta tanpa

dilakukan evaluasi ulang sehingga bertentangan dengan hak hak subjektif PARA TERBANDING

semula PARA PENGGUGAT, bertentangan dengan ketentuan Lampiran III Bagian B Point 6

huruf a angka 5) dan Pasal 84 Ayat (1) huruf a Perpres No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan

Barang / Jasa Pemerintah. Seharusnya apabila seandainya pelelangan tersebut memang benar –

Page 93: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

93

benar telah dinyatakan gagal oleh TERGUGAT II dengan alasan TERGUGAT IV telah diganti

dengan TERGUGAT V, maka TERGUGAT V mempunyai kewajiban hukum untuk memberitahukan

kepada peserta lelang sebelumnya termasuk kepada PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT sebagai peserta lelang sebelumnya dan kemuidan diadakan melakukan evaluasi

ulang.Tapi malah sebaliknya TERGUGAT V berbuat lain dari apa yang seharusnya dilakukannya;

Bahwa hal itu membuktikan, TERGUGAT V telah sengaja melakukan suatu perbuatan melawan

hukum kepada PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT;

18. Bahwa TERGUGAT III, TERGUGAT IV dan TERGUGAT V telah menandatangani “ Pakta Integritas

“ yang mana menyatakan antara lain sebagai berikut : “ Saya yang bertanda tangan dibawah

ini….[...]….dengan ini menyatakan sebagai berikut :

1. Tidak akan melakukan praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN);

2. Akan melaporkan kepada APIP Kabupaten Minahasa Utara dan/atau LKPP apabila

mengetahui ada indikasi KKN dalam pengadaan ini;

3. Akan mengikuti proses pengadaan secara bersih, transparan, dan profesionalitas untuk

memberikan hasil kerja terbaik sesuai ketentuan peraturan perundang – undangan;

4. Apabila melanggar hal – hal yang dinyatakan dalam Pakta integritas ini, bersedia menerima

sanksi pencantuman dalam daftar Hitam, digugat secara perdata dan/atau dilaporkan

secara pidana.

Seharusnya TERGUGAT III, TERGUGAT IV dan TERGUGAT V tunduk dan patuh untuk

mengikuti “pakta Integritas yang telah ditandatanganinya tersebut, tapi sebaliknya TERGUGAT III,

TERGUGAT IV dan TERGUGAT V malah melakukan hal – hal yang bertentangan dengan pakta

integritas tersebut dan bertentangan dengan hak – hak PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT;

Bahwa hal itu membuktikan, TERGUGAT III, TERGUGAT IV dan TERGUGAT V telah sengaja

melakukan suatu perbuatan melawan hukum kepada PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT;

Bahwa memang TERGUGAT IV pada akhirnya telah menetapkan perusahaan PARA TERBANDING

semula PARA PENGGUGAT sebagai pemenang pelelangan tapi hal tersebut tidak

mengkesampingkan perbuatan melawan hukum dari TERGUGAT IV sebelumnya karena akibat

pengumuman pemenang yang diulur – ulur dan tidak sesuai dengan jadwal pelaksanaan pelelangan

tersebut maka pada akhirnya perusahaan PARA PENGGUGAT tidak mendapatkan pekerjaan

Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow dan pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Matungkas

karena TERGUGAT III selaku PPK tidak mau menerbitkan SPBBJ perusahaan PARA PENGGUGAT

dengan alasan TERGUGAT IV telah dikeluarkan SK pergantian oleh TERGUGAT II sebelum

pengumuman pemenang pelelangan;

Bahwa sehingga dengan tetap hilangnya hak – hak PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT untuk mendapatkan pekerjaan pekerjaan tersebut, maka tidak ada alasan pembenar

atau pemaaf atas perbuatan melawan hukum yang dilakukan TERGUGAT IV kepada PARA

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT;

Bahwa berdasarkan uraian-uraian diatas, dengan demikian unsur adanya kesalahan atas perbuatan

melawan hukum yang dilakukan oleh PARA PEMBANDING ( semula TERGUGAT I, II, III, V ) serta

TERGUGAT IV terhadap PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT telah terpenuhi;

Page 94: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

94

Bahwa oleh karena dari Point 1 s/d 18 pada Uraian Ad.3 tentang unsur adanya kesalahan sudah cukup

terpenuhinya unsur adanya kesalahan atas perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh PARA

PEMBANDING ( semula TERGUGAT I, II, III, V ) serta TERGUGAT IV terhadap PARA TERBANDING

semula PARA PENGGUGAT sudah terpenuhi, maka selanjutnya Point 19 s/d Poin 28 dari Uraian Ad.1

tentang Adanya Perbuatan, serta Point 19 s/d Point 28 dari Uraian Ad. 2. Unsur Melawan hukum, tidak

perlu lagi diuraikan oleh PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT pada Uraian Ad.3 ini dan

pada uraian uraian selanjutnya;

Ad. 4. Adanya Kerugian Bagi Korban;

Bahwa akibat perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh PARA PEMBANDING ( semula

TERGUGAT I, II , III, V ) serta TERGUGAT IV sangat jelas telah menimbulkan kerugian bagi PARA

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT baik materiil maupun immateriil;

Bahwa sebagaimana termuat juga pada Posita Butir 157 dan 158 Posita gugatan perkara aquo,

menyatakan sebagai berikut :

“ 157. Bahwa menurut Prof. Rosa Agustina dalam bukunya yang berjudul ” Perbuatan Melawan

Hukum” menerangkan bahwa kerugian dalam Perbuatan Melawan Hukum menurut

KUHPerdata, pemohon dapat meminta kepada pelaku untuk mengganti kerugian yang nyata

telah dideritanya (Materiil) maupun keuntungan yang akan diperoleh dikemudian hari

(Immateriil);”

”158. Bahwa akibat perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh PARA TERGUGAT

sebagaimana dikemukan diatas, baik yang dilakukan dengan sengaja ataupun kelalaiannya,

telah menimbulkan berbagai kerugian bagi PARA PENGGUGAT baik secara materiil

maupun immateriil (moril); (putusan hal.72 baris ke-5 dari bawah);

Bahwa selanjutnya adanya kerugian materiil dan immateriil dari PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT yang diakibatkan oleh perbuatan melawan hukum dari PARA PEMBANDING semula

TERGUGAT I, II, III, V serta TERGUGAT IV telah diuraikan oleh dari PARA TERBANDING semula

PARA PENGGUGAT pada Posita Butir 160 s/d Butir 170 gugatan perkara aquo, dan mengenai besaran

kerugian PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT baik materiil maupun immateriil juga telah

hitung dan dirinci dalam tabel.( vide putusan hal. 73 s/d hal. 82);

Bahwa oleh karena itu, maka PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT menolak dengan tegas

argumentasi dari PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V yang menyatakan dengan tidak

ditetapkannya Terbanding sebagai Pemenang menimbulkan kerugian bagi para penggugat sangat tidak

berdasarkan hukum, mengingat tidak jelasnya akibat kerugian yang ditimbulkan, karena argumentasi

tersebut tidak logis dan mengada-ada;

Bahwa alasan PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V mencoba berdalih menyebutkan ketentuan

Pasal 83 Ayat (4) Perpres No 54 Tahun 2010, adalah merupakan alasan yang terlalu dipaksakan dan

sangat menyesatkan dikarenakan apabila ketentuan Pasal 83 Ayat (4) Perpres No 54 Tahun 2010

diterapkan untuk semua jenis pelelangan gagal termasuk pelelangan yang disebabkan oleh hasil

rekayasa, kecurangan dan penyimpangan maka akan menimbulkan kesewenang-wenangan sehingga

melanggar hak - hak penyedia jasa termasuk hak hak PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT yang dijamin oleh perundangan undangan yang berlaku karena mengakibatkan terjadinya

ketidak pastian hukum;

Page 95: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

95

Bahwa mengenai alasan bantahan PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V yang menyebutkan

ketentuan Pasal 83 Ayat (4) Perpres No 54 Tahun 2010, telah kami tanggapi sebelumnya dalam Kontra

Memori Banding kami ini pada Angka Romawi III Tentang untuk menangapi alasan bantahan yang

disampaikan sebelumnya oleh PEMBANDING II semula TERGUGAT I;

Bahwa dengan adanya alasan tersebut, hal itu membuktikan akan minimnya pengetahuan

PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V di bidang pengadaan barang/jasa khususnya jasa

konstruksi dikarenakan apabila PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V mengkaji secara

komprehensif ketentuan Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah

tersebut, maka ketentuan Pasal 83 Ayat (4) Perpres No. 54 Tahun 2010 dapat diperlakukan untuk

pelelangan dinyatakan gagal yang fakta hukumnya disebabkan peserta lelang yang memasukan

penawaran kurang dari 3 (tiga) peserta atau memang benar – benar tidak ada kecurangan dan rekayasa

sehingga dokumen penawaran dari seluruh peserta lelang dinyatakan tidak memenuhi syarat (TMS)

dan/atau DIPA/DPA yang batal disebabkan pelaksanaan pelelangan bisa dilakukan mendahului Tahun

Anggaran berdasarkan ketentuan, dan lain - lain sebagainya;

Bahwa ketentuan Pasal 83 Ayat (4) Perpres No. 54 Tahun 2010 tersebut tidak bisa diberlakukan untuk

pelelangan gagal yang hanya disebabkan oleh alasan - alasan yang tidak masuk akal dan bisa

dipertanggung jawabkan secara hukum antara lain dengan alasan TERGUGAT IV telah diganti dengan

TERGUGAT V sebelum pengumuman pemenang lelang, yang mana pelelangan gagal tersebut hanya

dilakukan untuk paket - pekerjaan Pekerjaan yang dimenangkan oleh PARA TERBANDING semula

PARA PENGGUGAT, sedangkan untuk pekerjaan – pekerjaan lain yang merupakan produk pelelangan

dari TERGUGAT IV sementara berproses dalam tahapan pelelangan dan ironisnya tidak pernah

dibatalkan dan tetap diterbitkan SPPBJnya oleh TERGUGAT III. Selain itu apabila sebuah pelelangan

dinyatakan gagal maka hal itu harus diumumkan dan dijelaskan tentang alasan alasan yang bisa di

pertanggung jawabkan secara hukum serta bisa diterima oleh akal sehat sehingga tidak menimbulkan

sengketa hukum;

Bahwa Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) yang dibentuk berdasarkan

Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 melalui Deputi Bidang Hukum dan Penyelesaian Sanggah

LKPP telah membuat Portal Konsultasi Pengadaan Barang/Jasa di http://www.konsultasi.lkpp.go.id,

Dimana pada portal tersebut LKPP telah memuat seluruh informasi kumpulan permasalahan, konsultasi

serta peraturan terkait Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Hal tersebut berdasarkan Pasal 1 Ayat 42

Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah, menyatakan sebagai

berikut : ” Portal Pengadaan Nasional adalah pintu gerbang sistem informasi elektronik yang

terkait dengan informasi Pengadaan Barang/Jasa secara nasional yang dikelola oleh LKPP ”.

Bahwa sebagaimana Bukti P-42 yang diajukan oleh PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT,

berdasarkan hasil konsultasi antara TERBANDING I semula PENGGUGAT I dengan Lembaga Kebijakan

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) melalui Portal Konsultasi Pengadaan Barang/Jasa di

http://www.konsultasi.lkpp.go.id, terkait persoalan adanya pergantian ULP/ Panitia Pengadaan oleh

Pengguna Anggaran (PA) setelah adanya penetapan pemenang oleh Panitia sebelumnya, dimana

kemudian pada pokoknya LKPP menyatakan sebagai berikut :

” 1. PA/KPA memiliki kewenangan untuk menetapkan atau mengganti Pokja ULP. Namun demikian

apa yang sudah ditetapkan tidak boleh dibatalkan dengan alasan pergantian tersebut“

“ 2. Pelelangan gagal harus diumumkan dan dijelaskan kepada peserta lelang mengenai mengapa

pelelangan tersebut dinyatakan gagal. PA/KPA atau Pojka ULP tidak dapat menyatakan lelang

gagal tanpa dasar ketentuan peraturan atau perundangundangan. ”;

Page 96: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

96

Bahwa dikarenakan terjadi kesalahan pencantuman Bukti P- 42 pada putusan hal 104. Baris ke-3 dengan

termuat Bukti P-42 berupa Asli Print Out Pengumuman dari Harian Manado Post, tanggal 7 April 2011,

padahal Bukti P-42 yang diajukan oleh PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT tersebut di

muka persidangan adalah Print Out hal. 4 http://www.konsultasi.lkpp.go.id/index.php?mod=pertanyaan)

Hasil Konsultasi antara TERBANDING I semula PENGGUGAT I dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan

Barang /Jasa Pemerintah (LKPP) pada tanggal 08 Maret 2012 melalui Portal Konsultasi Pengadaan

Barang/Jasa LKPP di http://www.konsultasi.lkpp.go.id, Maka oleh karena itu kami bermohon kepada

Majelis Hakim Tingkat Banding untuk memeriksa Akta Bukti P-42 yang diajukan oleh PARA

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT tersebut;

Bahwa selanjutnya, apabila pelelangan dinyatakan gagal yang disebabkan oleh sebuah hasil rekayasa,

kecurangan, penyimpangan dan penyalahgunaan wewenang oleh Panitia Pengadaan serta pejabat

pengadaan serta bertentangan dengan prosedur dan ketentuan pengadan barang/jasa yang berlaku,

maka PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT mempunyai hak untuk menuntut ganti rugi

sesuai ketentuan perundang - undangan. Hal tersebut sebagaimana diatur dalam ketentuan – ketentuan

pada Perpres No. 54 Tahun 2010, sebagai berikut:

• Pasal 118 ayat (7) huruf b Perpres No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang / Jasa

Pemerintah, yang menentukan : ”Apabila terjadi pelanggaran dan/atau kecurangan dalam

proses Pengadaan Barang/Jasa, maka ULP:

a. dikenakan sanksi administrasi;

b. dituntut ganti rugi; dan/atau

c. dilaporkan secara pidana;

• Pasal 123 Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah, yang

menentukan: ” Dalam hal terjadi kecurangan dalam pengumuman Pengadaan, sanksi diberikan

kepada anggota ULP/Pejabat Pengadaan sesuai peraturan perundang-undangan.”

• Lampiran III Bagian B Point 1 huruf a angka 5) Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan

Barang / Jasa Pemerintah, yang menentukan: ” Apabila terjadi kecurangan dalam pengumuman,

maka kepada : ULP dikenakan sanksi administrasi, ganti rugi dan/atau pidana sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan ” .

• Lampiran III Bagian B Point 6 huruf b tindak lanjut pelelangan gagal, angka 3) huruf i butir (2)

Perpres No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah, yang menentukan : “

ULP menindaklanjuti pelelangan/pemilihan langsung gagal dengan ketentuan sebagai berikut:

“ apabila pelelangan/pemilihan langsung gagal karena pengaduan masyarakat atas terjadinya

pelanggaran prosedur ternyata benar, maka dilakukan penggantian pejabat dan/atau anggota

ULP yang terlibat, kemudian:

(2) : “ PA, KPA, PPK dan/atau anggota ULP yang terlibat, dikenakan sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

Bahwa selain itu berdasarkan Pasal 12 Ayat (2) Huruf e dan Pasal 17 Ayat (1) Huruf g Perpres No. 54

Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah serta Peraturan Kepala LKPP No 02

Tanggal 2011 tanggal 25 April 2011. jo. Peraturan Kepala LKPP No. 06 tahun 2010 tanggal 28

Desember 2010 tentang Standar Dokumen Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah (Standard Bidding

Document), maka TERGUGAT III selaku PPK serta TERGUGAT IV dan TERGUGAT V selaku Panitia

Pengadaan wajib menandatangani “Pakta Integritas” yang menyatakan antara lain sebagai berikut : “

…..[……]……4. Apabila melanggar hal – hal yang dinyatakan dalam Pakta integritas ini, bersedia

menerima sanksi pencantuman dalam daftar Hitam, digugat secara perdata dan/atau dilaporkan

secara pidana ”;

Page 97: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

97

Bahwa berdasarkan asas hukum “ Lex superiori derogat lege priori “ yang berarti Peraturan yang lebih

tinggi mengesampingkan peraturan yang lebih rendah, dan sebagaimana juga ketentuan Pasal 7 Ayat (1)

dan Ayat (5) UU No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang Undangan, yang

menentukan :

Ayat (1) :

Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan adalah sebagai berikut :

a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

b. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;

c. Peraturan Pemerintah;

d. Peraturan Presiden;

e. Peraturan Daerah.

Ayat (5) :

” Kekuatan hukum Peraturan Perundang-undangan adalah sesuai dengan hierarki sebagaimana

dimaksud pada ayat (1).”

Bahwa sebagaimana termuat pada Posita Butir 2 gugatan perkara aquo, menyatakan sebagai berikut : “

Bahwa Pelelangan Umum Pekerjaan Konstruksi di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Minahasa Utara

Tahun 2011 adalah Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah yang tunduk dan wajib mengikuti Peraturan

Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah serta Peraturan

Pemerintah Nomor 59 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun

2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi; (Putusan hal. 5 baris ke-3 dari atas);

Bahwa ketentuan Perpres No. 54 tahun 2010, tentang Pengadaan Barang / Jasa, hanya mengatur

tentang pengadaan barang / jasa pemerintah secara umum yaitu Pekerjaan Konstruksi, Pengadaan

Barang; Jasa Konsultansi, Jasa Lainnya, Swakelola dan lain – lain. Tapi khusus untuk pelaksanaan

Pekerjaan Konstruksi, selain mengacu pada ketentuan Perpres No. 54 tahun 2010, tentang Pengadaan

Barang / Jasa tersebut, wajib pula mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2010

tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan

Jasa Konstruksi, hal itu tercermin pada konsideran Perpres No. 54 tahun 2010, yang antara lain

menyatakan sebagai berikut :

Mengingat : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa

Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 64,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3956)“;

Bahwa atas dibatalkannya hasil pelelangan tersebut tanpa disertai dengan alasan yang bisa

dipertanggung jawabkan secara hukum, maka Pengguna Jasa berkewajiban mengganti biaya yang

dikeluarkan oleh PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT untuk penyiapan mengikuti

pelelangan tersebut. Hal itu berdasarkan ketentuan Pasal 15 huruf k Peraturan Pemerintah Nomor 59

Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang

Penyelenggaraan Jasa Konstruksi, yang menyatakan sebagai berikut : ” Pengguna jasa

berkewajiban untuk : k. mengganti biaya yang dikeluarkan oleh penyedia jasa untuk penyiapan

pelelangan apabila pengguna jasa membatalkan pemilihan penyedia jasa tanpa alasan yang dapat

dipertanggungjawabkan ”;

Bahwa sebagaimana tercermin pada konsideran dari Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2010

tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan

Jasa Konstruksi, dimana Peraturan Pemerintah tersebut diterbitkan untuk melaksanakan UU No.18

Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;

Page 98: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

98

Bahwa ketentuan UU No. 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi telah mengatur hak - hak PARA

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT sebagai penyedia jasa Konstruksi dan adalah bagian dari

masyarakat jasa konstruksi, untuk dapat menuntut ganti kerugian kepada pihak yang telah menimbulkan

kerugian terkait dengan pengadaan dan pelaksanaan Jasa Konstruksi sesuai ketentuan perundangan

undangan yang berlaku. Hal tersebut sebagaimana tercantum pada ketentuan – ketentuan sebagai

berikut :

• Pasal 19 UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, yang menyatakan sebagai berikut: “

Jika pengguna jasa mengubah atau membatalkan penetapan tertulis, atau penyedia jasa

mengundurkan diri setelah diterbitkannya penetapan tertulis sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 18 ayat (1) huruf b, dan hal tersebut terbukti menimbulkan kerugian bagi salah satu

pihak, maka pihak yang mengubah atau membatalkan penetapan, atau mengundurkan diri

wajib dikenakan ganti rugi atau bisa dituntut secara hukum; • Pasal 38 Ayat (1) dan (2) serta Pasal 39 UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi,

menyatakan sebagai berikut :

Pasal 38

Ayat (1) :

“ Masyarakat yang dirugikan akibat penyelenggaraan pekerjaan konstruksi berhak mengajukan gugatan ke pengadilan secara: a. orang perseorangan; b. kelompok orang dengan pemberian kuasa; c. kelompok orang tidak dengan kuasa melalu gugatan perwakilan; Ayat (2) :

“ Jika diketahui bahwa masyarakat menderita sebagai akibat penyelenggaraan pekerjaan konstruksi sedemikian rupa sehingga mempengaruhi peri kehidupan pokok masyarakat, Pemerintah wajib berpihak pada dan dapat bertindak untuk kepentingan masyarakat. ” Pasal 39 :

“ Gugatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat (1) adalah tuntutan untuk melakukan

tindakan tertentu dan/atau tuntutan berupa biaya atau pengeluaran nyata dengan tidak

menutup kemungkinan tuntutan lain sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku ”;

Bahwa berdasarkan uraian-uraian diatas, dengan demikian unsur adanya kerugian atas perbuatan

melawan hukum yang dilakukan oleh PARA PEMBANDING (semula TERGUGAT I, II, III, V) serta

TERGUGAT IV terhadap PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT telah terpenuhi;

Bahwa sehingga alasan bantahan PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V tersebut, sudah

sepatutnya dan selayaknya dikesampingkan oleh Majelis Hakim di Tingkat Banding yang memeriksa

perkara aquo;

Ad. 5. Adanya hubungan kausal (sebab akibat) antara perbuatan dan kerugian;

Bahwa seperti telah diuraikan secara panjang lebar diatas, dan secara mutatis mutandis dianggap

termuat dalam Uraian Ad.5.ini

Bahwa menurut Munir Fuady dalam Bukunya “ Perbuatan Melawan Hukum “ menegaskan untuk

menentukan hubungan kausal antara perbuatan dan kerugian terdapat 2 (dua) macam teori yaitu Teori

hubungan faktual (Sine Qua Non) dan Teori penyebab kira –kira (Proximate Cause);

Page 99: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

99

Bahwa adanya hubungan kausal (sebab akibat) antara perbuatan PARA PEMBANDING semula

TERGUGAT I, II, III, V serta TERGUGAT V dengan kerugian PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT, baik hubungan sebab akibat yang faktual (Sine Qua Non) maupun sebab akibat kira –kira

(Proximate Cause), akan diuraikan oleh PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT sebagai

berikut :

1. Bahwa PEMBANDING II semula TERGUGAT I telah melakukan perbuatan melawan hukum dengan

tidak menjawab secara tertulis sanggahan banding yang diajukan oleh PARA TERBANDING semula

PARA PENGGUGAT paling lambat 15 (lima) belas hari kerja setelah sanggahan banding tersebut

diterima atau paling lambat tanggal 10 Juni 2011 sehingga bertentangan dengan kewajiban

hukumnya berdasarkan ketentuan Pasal 82 Ayat (6) serta Lampiran Bagian B Point 1 huruf m

Angka 2) Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah, padahal

sebelumnya PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT telah mengajukan sanggahan

banding kepada PEMBANDING II semula TERGUGAT I melalui Surat Sanggahan Banding Nomor :

42/S/CV-S/V-2011 tertanggal 18 Mei 2011 dan Surat sanggahan Banding Nomor : 35/SCV-

ARCH/V-2011 tertanggal 18 Mei 2011 serta telah menyerahkan jaminan sanggah banding kepada

TERGUGAT IV sesuai Peraturan Kepala LKPP No. 06 tahun 2010 tanggal 28 Desember 2010 jo.

Peraturan Kepala LKPP No 02 Tanggal 2011 tanggal 25 April 2011. tentang Standar Dokumen

Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah (Standard Bidding Document), pada BAB III tentang

Instruksi Kepada Peserta pda Point 33.4 yang menyatakan sebagai berikut : “ Penerima Jaminan

Sanggahan Banding adalah Pokja ULP.” selanjutnya proses pelelangan untuk 3 (tiga) paket

pekerjaan yang disanggah tersebut harus dihentikan oleh TERGUGAT IV sebagaimana ketentuan

Pasal 82 Ayat (4) Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah,

yang menyatakan sebagai berikut: ” Sanggahan Banding menghentikan proses

Pelelangan/Seleksi.

Bahwa oleh karena tidak dijawabnya sanggahan banding tersebut oleh PEMBANDING I semula

TERGUGAT I maka untuk mendapatkan kepastian hukum PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT akhirnya harus menunggu dalam jangka waktu yang lama sampai dilaksanakannya

pengumuman evaluasi ulang pada tanggal 03 Agustus 2011 oleh TERGUGAT IV atas perintah dari

PEMBANDING II semula TERGUGAT I melalui Surat No : 30/AS-II/VII/2011 Perihal Evaluasi Ulang

tertanggal 28 Juli 2011. Akibat perbuatan melawan hukum PEMBANDING II semula TERGUGAT I

tersebut telah mengakibatkan PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT telah mengalami

kerugian materiil yaitu biaya pengeluaran administrasi untuk pembuatan jaminan sanggah banding,

pembuatan biaya perpanjangan jaminan penawaran (endorcement) yang telah habis masa

berlakunya, biaya transportasi serta kerugian atas kehilangan banyak waktu produktif untuk

mendapatkan pekerjaan yang lain yang bisa memberikan keuntungan maksimal. Seharusnya apabila

PEMBANDING II semula TERGUGAT I bisa menjawab sanggahan banding tersebut sesuai waktu

yang ditentukan maka pada akhir bulan Juni 2011 sudah dilaksanakan pengumuman pemenang hasil

evaluasi ulang sehingga PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT tidak perlu lagi untuk

mengeluarkan biaya untuk pembuatan perpanjangan jaminan penawaran (endorcement) serta PARA

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT telah ditetapkan sebagai pemenang pelelangan

sehingga dengan didapatkannya pekerjaan – pekerjaan tersebut maka PARA TERBANDING semula

PARA PENGGUGAT tidak mengeluarkan biaya lagi mengikuti paket – paket pekerjaan pemilihan

lansung yang dilelangkan oleh TERGUGAT IV pada tanggal 03 Agustus 2011 karena sudah

mendapatkan pekerjaan. Selain itu adanya “pembiaran” dari PEMBANDING II semula TERGUGAT I

tersebut turut berperan sehingga mengakibatkan hak - hak PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT sebagai peserta lelang yang memenuhi syarat dan layak menjadi pemenang

pelelangan serta mendapatkan keuntungan dari pekerjaan tersebut menjadi hilang oleh karena

TERGUGAT IV kemudian mengulur – ngulur waktu pengumuman pemenang hasil evaluasi ulang

Page 100: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

100

sehingga menimbulkan celah bagi TERGUGAT II untuk membatalkan hasil penetapan pemenang

evaluasi ulang pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow dan Pekerjaan Peningkatan

Jaringan Irigasi Matungkas, serta TERGUGAT III tidak mau menerbitkan SPPBJ untuk pekerjaan –

pekerjaan tersebut, sehingga mengakibatkan PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT

kembali mengalami kerugian materiil dan immaterial;

2. Bahwa PEMBANDING II semula TERGUGAT I selaku Kepala Pemerintahan di Kabupaten

Minahasa Utara telah melakukan perbuatan melawan hukum dengan sengaja memberikan perlakuan

yang bersifat diskriminatif dan perlakuan yang tidak sama dihadapan hukum dengan cara menjawab

sanggahan banding dari penyedia jasa lain yaitu CV. SMART EDUKATAMA, tapi untuk sanggahan

banding yang diajukan oleh PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT tidak dijawab oleh

PEMBANDING II semula TERGUGAT I. sehingga bertentangan dengan kewajiban dan tanggung

jawab hukumnya untuk menghormati, melindungi, menegakkan Hak Asasi PARA TERBANDING

semula PARA PENGGUGAT menurut UUD 1945 dan UU. No 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi

Manusia, serta bertentangan dengan hak – hak subjektif PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT. Akibat perbuatan melawan hukum PEMBANDING II semula TERGUGAT I tersebut

telah menimbulkan kerugian materiil maupun immateriil bagi PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT dan perbuatan melawan hukum PEMBANDING II semula TERGUGAT I tersebut turut

berperan sehingga akhirnya oleh bawahan bawahannya yaitu TERGUGAT II dan TERGUGAT III

memberikan perlakuan yang bersifat diskriminatif dan perlakuan yang tidak sama didepan hukum

terhadap PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT sehingga mengakibatkan PARA

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT kembali mengalami kerugian materiil dan immateriil;

Bahwa berdasarkan hal tersebut diatas telah membuktian adanya hubungan kausal (sebab akibat )

antara perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh PEMBANDING II semula TERGUGAT I

dengan kerugian yang dialami oleh PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT;

3. Bahwa TERGUGAT II telah melakukan perbuatan melawan hukum dengan cara memberikan

“stigma” kepada PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT hanya karena disebabkan

TERBANDING I semula PENGGUGAT I dipandang tidak mendukung pencalonan PEMBANDING II

semula TERGUGAT I pada pemilihan kepala daerah tahun 2010 yang lalu, sehingga mengakibatkan

PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT yang adalah kakak - beradik mengalami

penjegalan dan tidak diperkenankan untuk mendapatkan pekerjaan di Dinas Pekerjaan Umum

Kabupaten Minahasa Utara, adalah sebuah perbuatan melawan hukum karena bertentangan dengan

prinsip – prinsip kepatutan, dan bertentangan dengan kewajiban dan tanggung jawab hukum

TERGUGAT II, serta bertentangan dengan hak hak subjektif PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT. Akibat perbuatan melawan hukum dari TERGUGAT II tersebut turut berperan

sehingga menyebabkan PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT menjadi bulan bulan

oleh tindakan tidak manusiawi PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V, serta TERGUGAT V

dalam pelaksanaan pelelangan umum pekerjaan konstruksi di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten

Minahasa Utara sejak dimulainya pelaksanaan pelelangan pada tanggal 30 Maret 2011 oleh

TERGUGAT IV sampai dengan tanggal 07 November 2011 diumumkannya pemenang pelelangan

ulang yang dilaksanakan oleh TERGUGAT V, selama jangka waktu tersebut PARA TERBANDING

semula PARA PENGGUGAT. berusaha dijegal terus menerus dari pengumuman pemenang

pelelangan pada tanggal 28 April 2011 yang menyatakan dokumen penawaran PARA TERBANDING

semula PARA PENGGUGAT tidak memenuhi syarat dan digugurkan pada tahapan evaluasi oleh

TERGUGAT IV tanpa dilakukan klarifikasi, jawaban sanggahan ditolak oleh TERGUGAT IV,

sanggahan banding tidak dijawab oleh PEMBANDING II semula TERGUGAT I, pengumuman

pemenang hasil evaluasi ulang pada tanggal 12 September 2011 oleh TERGUGAT IV kembali

Page 101: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

101

dinyatakan dokumen penawaran tidak memenuhi syarat dan digugurkan, kemudian disanggah

kembali dan setelah diumumkan sebagai pemenang pelelangan oleh TERGUGAT IV pada tanggal

22 September 2011, pada akhirnya TERGUGAT II membatalkan penetapan pemenang tersebut

dengan alasan TERGUGAT IV telah diganti pada tanggal 21 September 2011 dengan mengeluarkan

SK pembentukan TERGUGAT V yang bertanggal mundur (back dated), SPPBJ tidak mau diterbitkan

oleh TERGUGAT III dan TERGUGAT V melelangkan kembali pekerjaan –pekerjaan yang

dimenangkan oleh PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT dengan menyimpang dari

ketentuan. Akibat perbuatan melawan hukum tersebut telah mengakibatkan kerugian materiil yakni

kehilangan biaya keuntungan yang mungkin didapatkan dalam mengerjakan pekerjaan pekerjaan

tersebut, serta biaya-biaya pengeluaran untuk mengikuti pelelangan –pelelangan yang di Dinas

Pekerjaan Umum Kabupaten Minahasa Utara termasuk biaya transportasi, konsumsi dan akomodasi,

dan pada akhirnya untuk memperjuangan hak haknya yang telah dilanggar PARA TERBANDING

semula PARA PENGGUGAT kembali mengeluarkan biaya lagi untuk melakukan konsultasi hukum,

pencarian literatur serta pembuatan gugatan perkara quo, selain mengalami kerugian materiil, PARA

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT mengalami kerugian immateriil yang tidak terkira

berupa perasaan malu, hancurnya reputasi, kondikte dan nama baik, serta mengalami stres,

insomnia (susah tidur), tidak konsentrasi, trauma dan kehilangan kesenangan hidup, serta terancam

kehilangan potensi keuntungan dimasa depan selama masa jabatan 5 (lima) tahun dari

PEMBANDING II semula TERGUGAT I;

4. Bahwa perbuatan TERGUGAT II dan TERGUGAT III yang telah mengintervensi tugas dan

wewenang TERGUGAT IV selaku Panitia Pengadaan melaksanakan evaluasi, adalah suatu

perbuatan melawan hukum karena bertentangan dengan prinsip – prinsip kepatutan serta

bertentangan dengan ketentuan Lampiran III Bagian B Poin 1 huruf f angka 7 huruf f) Peraturan

Presiden No. 54 Tahun 2010, yang menyatakan sebagai berikut : “ Ketentuan umum dalam

melakukan evaluasi sebagai berikut: f) para pihak dilarang mempengaruhi atau melakukan

intervensi kepada ULP selama proses evaluasi ”.Akibat perbuatan melawan hukum TERGUGAT

II dan TERGUGAT III telah menyebabkan PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT

mengalami kerugian materiil yakni kehilangan biaya keuntungan yang mungkin didapatkan dalam

mengerjakan pekerjaan pekerjaan yang dimenangkan tersebut, serta biaya-biaya pengeluaran untuk

mengikuti pelelangan – pelelangan yang di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Minahasa Utara

termasuk biaya transportasi, konsumsi dan akomodasi, dan pada akhirnya untuk memperjuangan

hak haknya yang telah dilanggar PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT kembali

mengeluarkan biaya lagi untuk melakukan konsultasi hukum, pencarian literatur serta pembuatan

gugatan perkara quo, selain mengalami kerugian materiil, PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT mengalami kerugian immateriil yang tidak terkira berupa perasaan malu, hancurnya

reputasi, kondikte dan nama baik, serta mengalami stres, insomnia (susah tidur), tidak konsentrasi,

trauma dan kehilangan kesenangan hidup;

5. Bahwa TERGUGAT II telah melakukan perbuatan melawan hukum dengan sengaja mengeluarkan

Surat Keputusan No. 255/DPU/600/700/IX/2011 tertanggal 21 September 2011 tentang

Pembentukan TERGUGAT V yang bertanggal mundur (back dated) dan dijadikan sebagai alasan

untuk membatalkan PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT sebagai pemenang

pelelangan untuk Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow dan Pekerjaan Peningkatan

Jaringan Irigasi Matungkas sesuai penetapan dari TERGUGAT IV selaku Panitia Pengadaan,

sehingga bertentangan dengan prinsip prinsip kepantasan dan kewajaran serta bertentangan dengan

hak hak PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT untuk mendapatkan pekerjaan –

pekerjaan tersebut. Akibat perbuatan melawan hukum TERGUGAT II tersebut, telah menyebabkan

PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT mengalami kerugian materiil yakni kehilangan

Page 102: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

102

biaya keuntungan yang mungkin didapatkan dalam mengerjakan pekerjaan pekerjaan tersebut, serta

biaya-biaya pengeluaran untuk mengikuti pelelangan –pelelangan yang di Dinas Pekerjaan Umum

Kabupaten Minahasa Utara termasuk biaya transportasi, konsumsi dan akomodasi, dan pada

akhirnya untuk memperjuangan hak haknya yang telah dilanggar PARA TERBANDING semula

PARA PENGGUGAT kembali mengeluarkan biaya lagi untuk melakukan konsultasi hukum,

pencarian literatur serta pembuatan gugatan perkara quo, selain mengalami kerugian materiil, PARA

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT mengalami kerugian immateriil yang tidak terkira

berupa perasaan malu, hancurnya reputasi, kondikte dan nama baik, serta mengalami stres,

insomnia (susah tidur), tidak konsentrasi, trauma dan kehilangan kesenangan hidup;

6. Bahwa TERGUGAT II telah melakukan perbuatan melawan hukum dengan sengaja memberikan

perlakuan yang bersifat diskriminatif dan perlakuan yang tidak sama dihadapan hukum dengan cara

membatalkan secara sepihak penetapan pemenang pelelangan untuk Pekerjaan Peningkatan

Jaringan Irigasi Kinidow dan Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Matungkas yang

dimenangkan oleh PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT yang dilaksanakan oleh

TERGUGAT IV dengan alasan TERGUGAT IV telah diganti oleh TERGUGAT II melalui Surat

Keputusan No. 255/DPU/600/700/IX/2011 tertanggal 21 September 2011 yang bertanggal mundur

(back dated). Tapi disisi lain secara bersamaan TERGUGAT II tidak membatalkan penetapan

pemenang pelelangan untuk pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Makansar, Pekerjaan

Peningkatan Jaringan Irigasi Apela Wogis, pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Apela

Wogis, pekerjaan Pembangunan Drainase Desa Watudambo dan Pekerjaan Pembangunan Jalan

Desa Talawaan Kec. Wori yang ditetapkan oleh TERGUGAT IV, yang mana merupakan produk

hasil pelelangan yang dilaksanakan oleh TERGUGAT IV dan masih berproses dalam tahapan

sanggahan sesudah tanggal 21 September 2011. Perbuatan melawan hukum TERGUGAT II

tersebut, telah bertentangan dengan prinsip kepastian hukum serta bertentangan dengan hak–hak

subjektif PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT sehingga telah mengakibatkan PARA

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT mengalami kerugian materiil yaitu kehilangan biaya

keuntungan yang mungkin didapatkan dalam mengerjakan pekerjaan pekerjaan tersebut, serta biaya-

biaya pengeluaran untuk mengikuti pelelangan –pelelangan yang di Dinas Pekerjaan Umum

Kabupaten Minahasa Utara termasuk biaya transportasi, konsumsi dan akomodasi, dan untuk

memperjuangan hak haknya yang telah dilanggar PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT kembali mengeluarkan biaya lagi untuk melakukan konsultasi hukum, pencarian

literatur serta pembuatan gugatan perkara quo, selain mengalami kerugian materiil, PARA

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT mengalami kerugian immateriil yang tidak terkira

berupa perasaan malu, hancurnya reputasi, kondikte dan nama baik, serta mengalami stres,

insomnia (susah tidur), tidak konsentrasi, trauma dan kehilangan kesenangan hidup karena hak

haknya telah dihilangkan;

7. Bahwa TERGUGAT II telah melakukan perbuatan melawan hukum dengan tidak menyediakan

informasi publik setiap saat dalam bentuk pengumuman di website Portal Pengadaan melalui LPSE

terdekat serta Papan Pengumuman Masyarakat di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Minahasa

Utara atas hasil keputusan dan pertimbangannya sehingga membatalkan penetapan pemenang

pelelangan yang dilaksanakan oleh TERGUGAT IV untuk Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi

Kinidow dan Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Matungkas yang dimenangkan oleh PARA

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT, sehingga bertentangan dengan ketentuan Pasal 11

Ayat (1) Huruf b Undang Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik.

Akibat perbuatan melawan hukum TERGUGAT II tersebut, telah mengakibatkan PARA

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT mengalami kerugian materiil yakni pengeluaran biaya

transportasi dan lainnya untuk mencari informasi sehubungan dengan alasan dibatalkannya

Page 103: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

103

penetapan pelelangan tersebut, selain itu PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT

mengalami kerugian immateriil yaitu perasaan malu, mengalami stres, insomnia (susah tidur), tidak

konsentrasi, trauma dan kehilangan kesenangan hidup;

8. Bahwa TERGUGAT II telah melakukan perbuatan melawan hukum dengan cara tidak

mengembalikan jaminan penawaran dari perusahaan TERBANDING I semula PENGGUGAT I

terkait pelelangan paket Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow, Peningkatan Jarigan

Irigasi Makansar, Peningkatan Jaringan Irigasi Apela Wogis dan Pembangunan Drainase Desa

Watudambo, serta tidak mengembalikan jaminan penawaran dari TERBANDING I semula

PENGGUGAT II terkait pelelangan paket Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Matungkas,

sehingga bertentangan dengan ketentuan Pasal 15 huruf h Peraturan Pemerintah Nomor 59

Tahun 2010 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang

Penyelenggaraan Jasa Konstruksi. Akibat perbuatan melawan hukum TERGUGAT II tersebut

telah mengakibatkan PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT mengalami kerugian

materiil yakni kehilangan hak milik / inventaris perusahaan serta kerugian immateriil yaitu perasaan

tidak menyenangkan, stress, tidak konsentrasi dan kehilangan kesenangan hidup;

9. Bahwa TERGUGAT II telah melakukan perbuatan melawan hukum dengan cara tidak mengganti

semua biaya yang dikeluarkan oleh PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT dalam

rangka penyiapan mengikuti pelelangan pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow dan

pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Matungkas yang telah dibatalkan secara sepihak tanpa

ada alasan – alasan yang dapat dipertanggung jawabkanpadahal PARA TERBANDING semula

PARA PENGGUGAT sudah ditetapkan oleh TERGUGAT IV sebagai pemenang pelelangan untuk

pekerjaan pekerjaan tersebut, sehingga perbuatan melawan hukum TERGUGAT II tersebut telah

bertentangan dengan ketentuan Pasal 15 huruf k Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2010

tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan

Jasa Konstruksi, dan mengakibatkan PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT

mengalami kerugian materiil atas biaya-biaya pengeluaran untuk mengikuti pelelangan di Dinas

Pekerjaan Umum Kabupaten Minahasa Utara termasuk biaya pengeluaran untuk sanggah dan

sanggah banding, sanggah ulang, biaya transportasi, konsumsi dan akomodasi dan lain lain. selain

itu PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT mengalami kerugian immateriil yaitu serta

mengalami perasaan malu, stres, insomnia (susah tidur), tidak konsentrasi, trauma dan kehilangan

kesenangan hidup;

10. Bahwa TERGUGAT III telah melakukan perbuatan melawan hukum dengan sengaja tidak

menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) kepada perusahaan PARA

PENGGUGAT sebagai pemenang pelelangan pada pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi

Kinidow dan pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Matungkas sesuai penetapan TERGUGAT

IV padahal masa sanggah telah berakhir dan tidak ada sanggahan dari peserta lain, karena

bertentangan dengan ketentuan Lampiran III Bagian B Point 1 Huruf n Angka 2) Peraturan

Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah, serta

bertentangan dengan hak hak PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT untuk

mendapatkan pekerjaan – pekerjaan tersebut. Hal itu telah mengakibatkan PARA TERBANDING

semula PARA PENGGUGAT mengalami kerugian materiil yakni kehilangan biaya keuntungan yang

mungkin didapatkan dalam mengerjakan pekerjaan pekerjaan tersebut, serta biaya-biaya

pengeluaran untuk mengikuti pelelangan–pelelangan yang di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten

Minahasa Utara termasuk biaya transportasi, konsumsi dan akomodasi, dan pada akhirnya untuk

memperjuangkan hak haknya maka PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT

mengeluarkan biaya untuk melakukan konsultasi hukum, pencarian literatur serta pembuatan

Page 104: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

104

gugatan perkara quo, selain itu PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT mengalami

kerugian immateriil yang tidak terkira yaitu perasaan malu, hancurnya reputasi, kondikte dan nama

baik PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT, serta mengalami stres, insomnia (susah

tidur), tidak konsentrasi, trauma dan kehilangan kesenangan hidup karena hak haknya telah

dihilangkan;

11. Bahwa TERGUGAT III telah melakukan perbuatan melawan hukum dengan sengaja memberikan

perlakuan yang bersifat diskriminatif dan perlakuan yang tidak sama dihadapan hukum dengan cara

tidak menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) untuk Pekerjaan Peningkatan

Jaringan Irigasi Kinidow dan Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Matungkas yang

dimenangkan oleh PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT yang dilaksanakan oleh

TERGUGAT IV dengan alasan TERGUGAT IV telah diganti oleh TERGUGAT II melalui Surat

Keputusan No. 255/DPU/600/700/IX/2011 tertanggal 21 September 2011 yang bertanggal mundur

(back dated). Tapi disisi lain secara bersamaan TERGUGAT III menerbitkan Surat Penunjukan

Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) untuk pemenang pelalngan pekerjaan Peningkatan Jaringan

Irigasi Makansar, Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Apela Wogis, pekerjaan Peningkatan

Jaringan Irigasi Apela Wogis, pekerjaan Pembangunan Drainase Desa Watudambo dan

Pekerjaan Pembangunan Jalan Desa Talawaan Kec. Wori yang ditetapkan oleh TERGUGAT IV,

yang mana merupakan produk hasil pelelangan yang dilaksanakan oleh TERGUGAT IV dan masih

berproses dalam tahapan sanggahan sesudah tanggal 21 September 2011, sehingga bertentangan

dengan prinsip kepastian hukum serta bertentangan dengan hak–hak subjektif PARA TERBANDING

semula PARA PENGGUGAT. hal itu mengakibatkan PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT mengalami kerugian materiil yakni kehilangan biaya keuntungan yang mungkin

didapatkan dalam mengerjakan pekerjaan pekerjaan tersebut, serta biaya-biaya pengeluaran untuk

mengikuti pelelangan –pelelangan yang di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Minahasa Utara

termasuk biaya transportasi, konsumsi dan akomodasi, dan pada akhirnya untuk memperjuangkan

hak haknya maka PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT telah mengeluarkan biaya

untuk melakukan konsultasi hukum, pencarian dan pembelian literatur serta pembuatan gugatan

perkara quo, selain itu PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT mengalami kerugian

immateriil yang tidak terkira yaitu perasaan malu, hancurnya reputasi, kondikte dan nama baik

PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT, serta mengalami stres, insomnia (susah tidur),

tidak konsentrasi, trauma dan kehilangan kesenangan hidup karena hak haknya telah dihilangkan;

Bahwa berdasarkan hal tersebut diatas telah membuktian adanya hubungan kausal (sebab akibat )

antara perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh TERGUGAT II dan TERGUGAT III dengan

kerugian yang dialami oleh PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT;

12. Bahwa TERGUGAT IV selaku Panitia Pengadaan telah melakukan perbuatan melawan hukum

dengan cara tidak melakukan klarifikasi terhadap hal – hal yang kurang jelas dan meragukan pada

dokumen penawaran PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT sehingga bertentangan

dengan kewajiban hukumnya berdasarkan ketentuan Lampiran III Bagian B Point 1 Huruf f angka

8) c. dan huruf f angka 9) Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa

Pemerintah serta bertentangan dengan hak hak subjektif PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT. Seharusnya apabila TERGUGAT IV mengikuti ketentuan tersebut maka dokumen

penawaran dari PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT tidak layak untuk digugurkan

sehingga telah ditetapkan sebagai pemenang pelelangan pada tanggal 28 April 2011 karena

memenuhi syarat berdasarkan ketentuan. Tapi oleh karena perbuatan melawan hukum TERGUGAT

IV tersebut sehingga akhirnya pada pengumuman hasil pelelangan pada tanggal 28 April 2011

dinyatakan pelelangan gagal dengan alasan tidak ada peserta lelang yang lulus evaluasi telah

Page 105: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

105

menyebabkan PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT mengalami kerugian materiil dan

immateriil. Kerugian Materiil yang dialami PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT antara

lain yakni biaya pengeluaran pembuatan dan pengadaan dokumen penawaran, biaya pembuatan

jaminan penawaran dan dukungan bank untuk kelengkapan dokumen penawaran, biaya transportasi,

konsumsi dan akomodasi selama mempersiapan dokumen penawaran untuk 3 (tiga) paket pekerjaan

yang diikuti tersebut, selain itu PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT juga harus

mengeluarkan biaya pembuatan, pengadaan & penjilidan, pengemasan dan pengiriman surat

sanggahan pada tanggal 03 Mei 2011 serta biaya transportasi dan konsumsi selama bolak balik

menjalani pemeriksaan di Polres Minahasa Utara sejak tanggal 03 Mei 2011. Adapun Kerugian

Immateriil yang dialami atas pengumuman hasil pelelangan oleh TERGUGAT IV tersebut adalah

rusaknya reputasi, kondikte dan nama baik perusahaan PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT.

13. Bahwa TERGUGAT IV telah melakukan perbuatan melawan hukum dengan cara melakukan

kecurangan secara berulang – ulang terkait penetapan dan pengumuman pemenang yang

direkayasa merekayasa pengumuman hasil pelelangan pada tanggal 28 April 2011 serta tanggal 12

September 2011 sehingga PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT diumumkan dan

dinyatakan tidak memenuhi syarat dengan alasan dokumen penawaran tidak lulus evaluasi padahal

seharusnya dokumen penawaran PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT memenuhi

syarat dan ditetapkan sebagai pemenang pelelangan, sehingga bertentangan dengan prinsip

kepatutan dan bertentangan dengan tanggung jawab dan kewajiban hukum TERGUGAT IV serta

bertentangan dengan hak hak subjektif PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT. Akibat

perbuatan melawan hukum TERGUGAT IV tersebut telah mengakibatkan PARA TERBANDING

semula PARA PENGGUGAT mengalami kerugian materiil dan immateriil materiil dan immateriil.

Kerugian Materiil yang dialami PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT antara lain yakni

biaya pengeluaran pembuatan dan pengadaan dokumen penawaran, biaya pembuatan jaminan

penawaran dan dukungan bank untuk kelengkapan dokumen penawaran, biaya transportasi,

konsumsi dan akomodasi selama mempersiapan dokumen penawaran untuk 3 (tiga) paket pekerjaan

yang diikuti tersebut, selain itu PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT juga harus

mengeluarkan biaya pembuatan, pengadaan & penjilidan, pengemasan dan pengiriman surat

sanggahan pada tanggal 03 Mei 2011, pembuatan sanggahan banding dan jaminan sanggahan

banding, pembuatan sanggahan ulang pada tanggal 15 September 2011 serta biaya transportasi dan

konsumsi selama bolak balik menjalani pemeriksaan di Polres Minahasa Utara sejak tanggal 03 Mei

2011. Adapun Kerugian Immateriil yang dialami atas pengumuman hasil pelelangan oleh

TERGUGAT IV tersebut adalah perasaan malu, rusaknya reputasi, kondikte dan nama baik

perusahaan PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT.

14. Bahwa TERGUGAT IV selaku Panitia Pengadaan telah melakukan perbuatan melawan hukum

dengan cara mengulur – ulur pelaksanaan pengumuman pemenang Hasil evaluasi ulang

sebagaimana yang dijadwalkan pada pengumuman evaluasi Ulang pada tanggal 03 Agustus 2011

yang mana telah dijadwalkan akan dilaksanakan pada tanggal 16 Agustus 2011, hal tersebut

bertentangan dengan prinsip – prinsip kepantasan dan kewajaran. Seharusnya apabila TERGUGAT

IV mengikuti ketentuan yang dijadwalkan tersebut, PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT bisa mendapatkan pekerjaan Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow dan

Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Matungkas, dikarenakan tidak ada celah bagi

TERGUGAT II dan TERGUGAT III untuk membatalkan serta tidak menerbitkan SPPBJ karena pada

saat itu TERGUGAT IV sedang melaksanakan pemilihan langsung untuk 12 (dua belas) paket

pekerjaan sejak tanggal 03 Agustus 2011 sehingga tidak ada alasan lagi bagi TERGUGAT II untuk

membatalkan pelelangan, serta tidak ada alasan bagi TERGUGAT III untuk tidak menerbitkan

Page 106: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

106

SPPBJ bagi PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT. Tapi oleh karena kelalaian

TERGUGAT IV tersebut, maka pada akhirnya PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT

mengalami kerugian materiil yaitu biaya keuntungan yang mungkin didapatkan pada pekerjaan

Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow serta Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi

Matungkas, biaya pengeluaran untuk sanggahan ulang, biaya transportasi dan konsumsi, serta

kerugian immateriil yaitu stres, insomnia (susah tidur), tidak konsentrasi, trauma dan kehilangan

kesenangan hidup;

Bahwa memang TERGUGAT IV pada akhirnya telah menetapkan perusahaan PARA TERBANDING

semula PARA PENGGUGAT sebagai pemenang pelelangan tapi hal tersebut tidak bisa

mengkesampingkan perbuatan melawan hukum dari TERGUGAT IV sebelumnya karena akibat

pengumuman pemenang yang diulur – ulur dan tidak sesuai dengan jadwal pelaksanaan pelelangan

tersebut maka pada akhirnya PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT tidak

mendapatkan pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow dan pekerjaan Peningkatan

Jaringan Irigasi Matungkas karena TERGUGAT III selaku PPK tidak mau menerbitkan SPBBJ

PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT dengan alasan TERGUGAT IV telah

dikeluarkan SK pergantian oleh TERGUGAT II sebelum pengumuman pemenang pelelangan,

sehingga PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT tetap mengalami kerugian materiil

yaitu biaya keuntungan yang mungkin didapatkan pada pekerjaan Pekerjaan Peningkatan Jaringan

Irigasi Kinidow dan Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Matungkas, biaya pengeluaran untuk

mengikuti pelelangan paket paket pekerjaan yang dilaksanakan oleh TERGUGAT IV serta tetap

mengalami kerugian immateriil yaitu stres, insomnia (susah tidur), tidak konsentrasi, trauma dan

kehilangan kesenangan hidup;

Bahwa berdasarkan hal tersebut diatas telah membuktian adanya hubungan kausal (sebab akibat )

antara perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh TERGUGAT IV dengan kerugian yang

dialami oleh PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT;

15. Bahwa TERGUGAT V telah melakukan perbuatan melawan hukum dengan cara melelangkan ulang

Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow dan Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi

Matungkas melalui pengumuman Nomor : 001/PPUDP/PPBJ-TA2011/DPU-MINUT/2011, padahal

pekerjaan – pekerjaan tersebut telah dimenangkan oleh PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT berdasarkan Berita Acara Hasil Evaluasi Ulang tertanggal 05 September 2011,

Surat Penetapan Pemenang tertanggal 08 September 2011 dan Pengumuman Pemenang

Pelelangan Hasil Evaluasi Ulang tertanggal 22 September 2011 yang dilaksanakan oleh

TERGUGAT IV (vide Bukti P-35 dan P-36), sehingga bertentangan dengan prinsip kepatutan serta

bertentangan dengan hak –hak PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT untuk

mendapatkan pekerjaan tersebut.. hal itu mengakibatkan PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT mengalami kerugian materiil yakni kehilangan biaya keuntungan yang mungkin

didapatkan dalam mengerjakan pekerjaan pekerjaan tersebut, serta biaya-biaya pengeluaran untuk

mengikuti pelelangan –pelelangan yang di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Minahasa Utara

termasuk biaya transportasi, konsumsi dan akomodasi, dan pada akhirnya untuk memperjuangkan

hak haknya maka PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT telah mengeluarkan biaya

untuk melakukan konsultasi hukum, pencarian dan pembelian literatur serta pembuatan gugatan

perkara quo, selain itu PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT mengalami kerugian

immateriil yang tidak terkira yaitu perasaan malu, hancurnya reputasi, kondikte dan nama baik PARA

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT, serta mengalami stres, insomnia (susah tidur), tidak

konsentrasi, trauma dan kehilangan kesenangan hidup karena hak haknya telah dihilangkan;

Page 107: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

107

16. Bahwa TERGUGAT V telah melakukan perbuatan melawan hukum dengan cara yang tidak

menjelaskan dalam pengumuman pelelangan Nomor : 001/PPUDP/PPBJ-TA2011/DPU-

MINUT/2011 melalui website www.pemkab-minahasauatara.co.cc serta Portal Pengadaan melalui

LPSE Gorontalo tersebut, yang mana 2 (dua) paket pekerjaan yang dilelangkan yaitu Peningkatan

Jaringan Irigasi Kinidow dan Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Matungkas tersebut

merupakan pelelangan umum ulang serta tidak tidak mencantumkan sebab – sebab yang

mengakibatkan 2 (dua) paket pekerjaan tersebut dilelangkan ulang. Tindakan TERGUGAT V tersebut

termasuk dalam definisi perbuatan melawan hukum berdasarkan ketentuan Pasal 32 Ayat (1)

Undang – Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, yang

menentukan : “ Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum dengan cara

apa pun mengubah, menambah, mengurangi, melakukan transmisi, merusak, menghilangkan,

memindahkan, menyembunyikan suatu Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik

milik Orang lain atau milik publik ”; selain itu tindakan TERGUGAT V tersebut bertentangan

dengan prinsip kepatutan, bertentangan dengan hak –hak PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT, serta bertentangan dengan ketentuan Pasal 7 Ayat (2) Undang Undang Nomor 14

Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik, yang menentukan : ” Badan Publik wajib

menyediakan informasi Publik yang akurat, benar dan tidak menyesatkan ”.Akibat perbuatan

melawan hukum TERGUGAT V tersebut, telah mengakibatkan PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT mengalami kerugian materiil yakni pengeluaran biaya transportasi dan lainnya untuk

mencari informasi dari TERGUGAT V atas dilakukanya pengumuman tersebut, kehilangan biaya

keuntungan yang mungkin didapatkan dalam mengerjakan pekerjaan pekerjaan tersebut, dan pada

akhirnya untuk memperjuangkan hak haknya maka PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT telah mengeluarkan biaya untuk melakukan konsultasi hukum, pencarian dan

pembelian literatur serta pembuatan gugatan perkara quo, selain itu PARA TERBANDING semula

PARA PENGGUGAT mengalami kerugian immateriil yang tidak terkira yaitu perasaan malu,

hancurnya reputasi, kondikte dan nama baik PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT,

serta mengalami stres, insomnia (susah tidur), tidak konsentrasi, trauma dan kehilangan kesenangan

hidup karena hak haknya telah dihilangkan;

17. Bahwa TERGUGAT V telah melakukan perbuatan melawan hukum dengan cara melelangkan ulang

Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow dan Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi

Matungkas yang telah dimenangkan oleh PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT

sebelumnya, melalui Pengumuman Pelelangan Umum Nomor : 001/PPUDP/PPBJ-TA2011/DPU-

MINUT/2011 tertanggal 18 Oktober 2011 dan Nomor : 002/PPUDP/PPBJ-TA2011/DPU-

MINUT/2011 tertanggal 18 Oktober 2011 serta dilanjutkan dengan Pengumuman Pemenang

Pelelangan Umum Nomor : 001/PPPU/PPBJ-TA2011/DPU-MINUT/2011 tertanggal 07 November

2011 dan Nomor : 002 /PPPU/PPBJ-TA2011/DPU-MINUT/2011 tertanggal 07 November 2011,

tanpa dilakukan pemberitahuan kepada PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT sebagai

peserta lelang, serta tanpa dilakukan evaluasi ulang oleh TERGUGAT V, sehingga bertentangan hak

hak subjektif PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT, bertentangan dengan ketentuan

Lampiran III Bagian B Point 6 huruf a angka 5) Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010

Tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah, yang menyatakan sebagai berikut : ” Setelah

pelelangan / pemilihan langsung dinyatakan gagal, maka ULP memberitahukan kepada

seluruh peserta ”, serta bertentangan dengan ketentuan Pasal 84 Ayat (1) huruf a Perpres No 54

Tahun 2010, yang menyatakan sebagai berikut: “ Dalam hal Pelelangan/Seleksi/Pemilihan

Langsung dinyatakan gagal, maka ULP segera melakukan: a. evaluasi ulang. Akibat perbuatan

melawan hukum TERGUGAT V tersebut, telah menyebabkan PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT mengalami kerugian materiil yakni kehilangan biaya keuntungan yang mungkin

didapatkan dalam mengerjakan pekerjaan pekerjaan tersebut, serta biaya-biaya pengeluaran untuk

Page 108: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

108

mengikuti pelelangan –pelelangan yang di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Minahasa Utara

termasuk biaya transportasi, konsumsi dan akomodasi, dan pada akhirnya untuk memperjuangkan

hak haknya maka PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT telah mengeluarkan biaya

untuk melakukan konsultasi hukum, pencarian dan pembelian literatur serta pembuatan gugatan

perkara quo, selain itu PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT mengalami kerugian

immateriil yang tidak terkira yaitu perasaan malu, hancurnya reputasi, kondikte dan nama baik PARA

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT, serta mengalami stres, insomnia (susah tidur), tidak

konsentrasi, trauma dan kehilangan kesenangan hidup karena hak haknya telah dihilangkan;

Bahwa berdasarkan hal tersebut diatas telah membuktian adanya hubungan kausal (sebab akibat )

antara perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh TERGUGAT V dengan kerugian yang dialami

oleh PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT;

18. Bahwa TERGUGAT III, TERGUGAT IV dan TERGUGAT V telah melakukan perbuatan melawan

hukum dengan cara tidak mematuhi “pakta integritas” yang ditandatanganinya terkait Pelaksanaan

Pengadaan barang/Jasa di DInas Pekerjaan Umum Kabupaten Minahasa Utara Sumber Dana

APBD. T.A 2011 sebagaimana ketentuan Pasal 12 Ayat (2) huruf e dan Pasal 17 Ayat (1) huruf g

Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, yang mana “ Pakta

Integritas “ tersebut menyatakan antara lain sebagai berikut : “ Saya yang bertanda tangan

dibawah ini….[...]….dengan ini menyatakan sebagai berikut :

5. Tidak akan melakukan praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN);

6. Akan melaporkan kepada APIP Kabupaten Minahasa Utara dan/atau LKPP apabila

mengetahui ada indikasi KKN dalam pengadaan ini;

7. Akan mengikuti proses pengadaan secara bersih, transparan, dan profesionalitas untuk

memberikan hasil kerja terbaik sesuai ketentuan peraturan perundang – undangan;

8. Apabila melanggar hal – hal yang dinyatakan dalam Pakta integritas ini, bersedia

menerima sanksi pencantuman dalam daftar Hitam, digugat secara perdata dan/atau

dilaporkan secara pidana;

Oleh karena TERGUGAT III, TERGUGAT IV dan TERGUGAT V tidak mematuhi pakta integritas

yang telah ditandatanganinya terkait Pelaksanaan Pengadaan barang/Jasa di DInas Pekerjaan

Umum Kabupaten Minahasa Utara Sumber Dana APBD. T.A 2011 sehingga PARA TERBANDING

semula PARA PENGGUGAT pada akhirnya kehilangan hak-haknya sebagai peserta lelang yang

layak untuk mendapatkan pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow dan Pekerjaan

Peningkatan Jaringan Irigasi Matungkas, sehingga mengakibatkan PARA TERBANDING

semula PARA PENGGUGAT mengalami kerugian materiil yakni kehilangan biaya keuntungan yang

mungkin didapatkan dalam mengerjakan pekerjaan pekerjaan tersebut, serta biaya-biaya

pengeluaran untuk mengikuti pelelangan –pelelangan yang di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten

Minahasa Utara termasuk biaya transportasi, konsumsi dan akomodasi, dan pada akhirnya untuk

memperjuangkan hak haknya maka PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT telah

mengeluarkan biaya untuk melakukan konsultasi hukum, pencarian dan pembelian literatur serta

pembuatan gugatan perkara quo, selain itu PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT

mengalami kerugian immateriil yang tidak terkira yaitu perasaan malu, hancurnya reputasi, kondikte

dan nama baik PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT, serta mengalami stres,

insomnia (susah tidur), tidak konsentrasi, trauma dan kehilangan kesenangan hidup karena hak

haknya telah dihilangkan;

Page 109: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

109

Bahwa berdasarkan hal tersebut diatas telah membuktian adanya hubungan kausal (sebab akibat )

antara perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh TERGUGAT II, TERGUGAT III dan

TERGUGAT IV dengan kerugian yang dialami oleh PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT;

Bahwa berdasarkan uraian-uraian diatas, dengan demikian unsur adanya hubungan kausal (sebab

akibat) antara perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh PARA PEMBANDING ( semula

TERGUGAT I, II, III, V ) serta TERGUGAT IV dengan kerugian yang dialami oleh PARA TERBANDING

semula PARA PENGGUGAT telah terpenuhi;

Bahwa selanjutnya, atas alasan keberatan dari PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V terhadap

pertimbangan Majelis Hakim Tingkat Pertama pada putusan halaman 111 (seratus sebelas) alinea ke-2

(dua), maka PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT tetap pada prinsipnya tidak sependapat

dan menolak dengan tegas alasan dari PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V tersebut, karena itu

semua hanyalah pandangan atau pendapat pribadi, tidak mendasar serta bertolak belakang dengan fakta

– fakta hukum yang ada, dan selanjutnya PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT akan

menangapinya sebagai berikut :

1. Bahwa PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT berpendapat Majelis Hakim Tingkat

Pertama telah secara cermat dan benar memberikan penilaian terhadap Bukti T.IV-8 yang diajukan

oleh TERGUGAT IV tersebut sebagai Bukti Print Out dan justru sebaliknya PEMBANDING I semula

TERGUGAT II, III, V bersama Kuasa Hukumnya yang tidak cermat ataupun mungkin tidak pernah

melihat dan memeriksa Bukti T.IV-8 tersebut,

Bahwa menurut kamus istilah TI Inggris - Indonesia di http://www.masinosinaga.com, pengertian dari

Print Out adalah Cetakan, sehingga sangat tepatlah Bukti T.IV-8 disebut Print Out oleh Majelis

Hakim Tingkat Pertama, dikarenakan Bukti T.IV-8 tersebut selain terdapat Cetakan Foto yang

menunjukkan adanya penambahan / penyisipan / penggantian Nomor Surat Keputusan Pengantian

Panitia Lama (TERGUGAT IV) dan Pengangkatan Panitia baru (TERGUGAT V) yaitu Surat

Keputusan Nomor : 255/DPU/600/700/IX/2011 tentang Pembentukan Panitia Pengadaan

Barang/Jasa Dinas PU Minahasa Utara tertanggal 21 September 2011, melalui Bukti T.IV-8

tersebut terdapat juga kalimat “pengakuan” dari TERGUGAT IV tercantum dibawah cetakan foto yang

mana TERGUGAT II nanti memberitahukan secara lisan kepada TERGUGAT IV tentang adanya

pergantian dari TERGUGAT IV dengan TERGUGAT V pada tanggal 23 September 2011 Pukul.09.30

Wita atau 1 (satu) hari sesudah TERGUGAT IV melaksanakan Pengumuman Pemenang

Pelelangan Hasil Evaluasi Ulang Nomor : 01/PPP-EU/DPU-MINUT/IX/2011 tertanggal 22

September 2011 untuk pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow serta Pengumuman

Pemenang Pelelangan Hasil Evaluasi Ulang Nomor : 02/PPP-EU/DPU-MINUT/IX/2011 tertanggal

22 September 2011 untuk Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Matungkas di papan

pengumuman masyarakat pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Minahasa Utara sebagaimana

Bukti P-31 yang diajukan oleh PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT di muka

persidangan serta Bukti T.IV-1 dan Bukti T.IV.4 yang diajukan TERGUGAT IV di muka persidangan;

Bahwa Bukti T.IV-8 tersebut adalah Bukti yang diajukan oleh TERGUGAT IV di muka persidangan

untuk membantah Bukti TI,II,III,V (2) yaitu SK Nomor : 254/DPU/600/700/IX/2011 tentang

Pembentukan Panitia Pengadaan Barang/Jasa Dinas PU Minahasa Utara (TERGUGAT V)

tertanggal 21 September 2011 yang diajukan oleh PARA PEMBANDING semula TERGUGAT I, II,

III, V, sehingga sangatlah tidak mendasar, mengada – ada serta tidak logis apabila dalam

keberatannya PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V menyatakan “…Majelis hakim Tingkat

Pertama seakan buta dalam menilai bukti ini sehingga Majelis Hakim Tingkat Pertama seakan

Page 110: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

110

akan mengikuti keinginan dari Penggugat….” (vide Memori Banding PEMBANDING I semula

TERGUGAT II, III, V Hal 19. Point 1), dikarenakan yang mengajukan bukti Bukti T.IV-8 tersebut

adalah pihak TERGUGAT dan bukan diajukan oleh pihak PENGGUGAT, karena mungkin

TERGUGAT IV sudah sangat muak dengan segala kebohongan dan rekayasa yang dipertontonkan

oleh PARA PEMBANDING semula TERGUGAT I, II, III, V di muka persidangan Tingkat Pertama

karena fakta persidangan maupun bukti para pihak tidak ada satupun yang menyatakan atau

menyaksikan TERGUGAT II pernah menyerahkan Surat Keputusan pemberhentian kepada

TERGUGAT IV selaku Panitia Pengadaan;

Bahwa apabila PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V menyatakan yang mana Bukti T.IV-8

tersebut merupakan foto yang telah direkayasa oleh TERGUGAT IV dan meragukan kebenaran

materil dari Bukti tersebut, seharusnya PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V melaporkan

TERGUGAT IV ke Kepolisian RI dengan dugaan pemalsuan agar supaya Bukti T.IV-8 dan juga

sekalian dengan Bukti TI,II,III,V (2) agar bisa dilakukan pengujian di laboratorium forensik;

2. Bahwa alasan PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V yang menyatakan bahwa apa yang

dilakukan oleh TERGUGAT II dengan mengganti TERGUGAT IV adalah hal yang wajar sebab

TERGUGAT IV telah melakukan hal – hal yang bertentangan dengan peraturan perundang –

undangan, adalah alasan yang mengada – ada, tidak mendasar dan bertolak belakang dengan fakta

fakta hukum yang ada;

Bahwa sebagaimana dibuktikan melalui Bukti P-40 dan P-41 yang diajukan oleh PARA

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT di muka persidangan, TERGUGAT II dan TERGUGAT

III melalui media yang diketahui publik, berulang kali memuji dan melegitimasi kinerja TERGUGAT IV

sebagai tenaga – tenaga yang sudah bersertifikasi dan mengetahui pelaksanaan tender dan proses

yang dijalankan oleh TERGUGAT IV telah mengacu pada aturan yang ada, sehingga sangat

bertolak belakang dengan fakta hukum yang ada apabila PEMBANDING I semula TERGUGAT II,

III, V menyatakan bahwa apa yang dilakukan oleh TERGUGAT II dengan mengganti TERGUGAT IV

adalah hal yang wajar sebab telah melakukan hal – hal yang bertentangan dengan peraturan

perundang-undangan. justru dengan bukti P-40 dan P-41 tersebut serta ditambah dengan Bukti P-

39, bisa membuktikan TERGUGAT II selaku Pengguna Anggaran dan TERGUGAT III selaku PPK

telah melampaui kewenanganya dan mengambil alih peran TERGUGAT IV selaku Panitia Pengadaan

sehingga melanggar prinsip – prinsip kepatutan dan kepantasan serta peraturan perundangan

undangan yang berlaku;

Bahwa seharusnya apabila memang benar TERGUGAT IV harus diganti maka saat yang tepat dan

pantas adalah pada saat dimulainya Evaluasi Ulang setelah Sanggahan Banding PARA

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT tidak dijawab oleh PEMBANDING II semula

TERGUGAT I. Tapi fakta hukumnya TERGUGAT IV masih dipercayakan oleh PEMBANDING II

semula TERGUGAT I selaku Kepala Daerah untuk melaksanakan evaluasi ulang berdasarkan Surat

Nomor : 30/AS-II/VII/2011 tertanggal 28 Juli 2011 Perihal Evaluasi Ulang kepada TERGUGAT IV.

(vide bukti P-21 dan P-22);

Bahwa selain itu, fakta hukumnya adalah TERGUGAT II masih mempercayakan TERGUGAT IV

untuk melaksanakan pelelangan/ pemilihan langsung untuk 12 (dua belas) paket pekerjaan konstruksi

di Dinas Pekerjaan Umum Kab. Minahasa Utara sejak tanggal 03 Agustus 2011 (vide Bukti P-23).

Selainn itu, untuk melaksanakan Pemilihan Langsung 12 (dua belas) paket pekerjaan konstruksi

tersebut TERGUGAT III selaku PPK harus menyerahkan Rencana Pelaksanaan Pengadaan kepada

TERGUGAT IV sebagai bahan untuk menyusun Dokumen Pengadaan menurut ketentuan Lampiran

Page 111: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

111

III Bagian Point 3 huruf b angka) Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa

Pemerintah, dan selanjutnya setelah Dokumen Pengadaan telah selesai dibuat, barulah TERGUGAT

IV bisa melaksanakan pengumuman pelelangan;

Bahwa sehingga adalah melanggar prinsip –prinsip kepantasan dan kewajaran, apabila TERGUGAT

IV nanti diganti sesudah pelaksanaan Pengumuman Pemenang Pelelangan Hasil Evaluasi Ulang

pada tanggal 22 September 2011, sehingga kemudian TERGUGAT II dan TERGUGAT III secara

mufakat membuat SK yang bertanggal mundur (back dated) dan seolah olah SK tersebut telah

diterbitkan sebelum TERGUGAT IV melaksanakan pengumuman pemenang pelelangan tersebut.

Selain itu dalam SK No : 255/DPU/600/700/IX/2011 tertanggal 21 September 2011, sama sekali

tidak pernah mencantumkan alasan - alasan adanya pelanggaran peraturan perundang undangan

oleh TERGUGAT IV sehingga menyebabkan TERGUGAT II memberhentikan TERGUGAT IV. hal

tersebut membuktikan alasan PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V tersebut tidak mendasar

dan mengada-ada; (vide Bukti T I, II, III, V (2) dan Bukti T.IV-8);

Bahwa hal itu membuktikan TERGUGAT II telah bertindak sewenang wenang kepada TERGUGAT

IV sehingga tindakan TERGUGAT II tersebut bertentangan dengan ketentuan Pasal 4 Ayat 9

Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, yang

menyatakan sebagai berikut : “ Setiap PNS dilarang : “ bertindak sewenang wenang terhadap

bawahannya”;

Bahwa alasan PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V yang mempermasalahkan TERGUGAT

IV beberapa kali menemui PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT sebagai hal yang

bertentangan dengan Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010, adalah alasan yang menyesatkan,

tidak mendasar serta memutarbalikan fakta hukum hukum yang ada;

Bahwa adapun TERGUGAT IV menemui PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT untuk

mengikuti petunjuk dan saran dari penyidik Polres Minahasa Utara agar dilakukan langkah mediasi

terkait pengaduan PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT terhadap TERGUGAT IV ke

Polres Minahasa Utara Utara berdasarkan Surat Pengaduan Nomor : 38/S/CV-S/V-2011 tertanggal

3 Mei 2011 dan Surat Pengaduan Nomor : 31/CV-ARCH/V-2011 tertanggal 3 Mei 2011, serta pada

saat pemeriksaan pihak Polda Sulut atas diambil alihnya pengaduan PARA TERBANDING semula

PARA PENGGUGAT tersebut dari Polres Minahasa Utara ( vide Bukti P-11, P-12, P-19, P-38)

Bahwa adanya upaya mediasi tersebut juga pernah dilakukan oleh oleh Pihak Pemkab Minahasa

Utara sendiri melalui Plh. Sekretaris Daerah Kabupaten Minahasa Utara serta Kabag Pembangunan

(posita Butir 48 Putusan Hal. 23 s/d 24) dan fakta hukum tersebut tidak pernah disangkal oleh PARA

PEMBANDING semula TERGUGAT I, II, III, V melalui Jawaban TERGUGAT I, II, III, V tertanggal 23

April 2011 yang diajukan dimuka persidangan. (vide Butir 23 Jawaban TERGUGAT I, II, III, V,

Putusan Hal. 89 baris ke-5 dari bawah);

Bahwa selain itu, ketentuan Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa

Pemerintah, tidak pernah melarang TERGUGAT IV bertemu dengan peserta lelang termasuk PARA

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT walaupun pelelangan sementara masih dalam tahapan

evaluasi, hal itu dibuktikan berdasarkan ketentuan – ketentuan Lampiran III Bagian B Point 1 Huruf

f angka 8) c, dan huruf f angka 9), Huruf h angka 1) dan angka 2) Perpres No. 54 Tahun 2010

tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah, yang menyatakan sebagai berikut :

Lampiran III Bagian B Point 1 Huruf f angka 8) c :

“ ULP dapat melakukan klarifikasi terhadap hal – hal yang kurang jelas dan meragukan”;

Page 112: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

112

Lampiran III Bagian B Point 1 huruf f angka 9) :

“Apabila dalam evaluasi teknis terdapat hal-hal yang kurang jelas atau meragukan, ULP

melakukan klarifikasi dengan peserta. Hasil klarifikasi dapat menggugurkan penawaran”; Lampiran III Bagian B Point 1 Huruf h angka 1) dan angka 2) :

1) “ Pembuktian kualifikasi terhadap peserta yang memenuhi persyaratan kualifikasi dilakukan setelah evaluasi kualifikasi “

2) Pembuktian kualifikasi dilakukan dengan cara melihat keaslian dokumen dan meminta salinannya.”

Bahwa ketentuan Perpres No. 54 Tahun 2010, tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah tidak

pernah melarang PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT menemui TERGUGAT IV

untuk memberikan surat sanggahan atau TERGUGAT IV menemui PARA TERBANDING semula

PARA PENGGUGAT untuk memberikan Surat Jawaban sanggahan. Jadi ketentuan dalam Peraturan

Presiden No. 54 Tahun 2010 yang mana yang dimaksudkan oleh PEMBANDING I semula

TERGUGAT II, III, V ?

Bahwa yang dilarang oleh Perpres No. 54 Tahun 2010 adalah tindakan yang mempengaruhi atau

melakukan intervensi kepada TERGUGAT IV selaku Panitia Pengadaan selama proses evaluasi

sebagaimana ketentuan Lampiran III Bagian B Poin 1 huruf f angka 7 huruf f) Peraturan Presiden

No. 54 Tahun 2010.

Bahwa PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT tidak punya kapasitas untuk

mempengaruhi dan mengintervensi karena TERGUGAT IV bukanlah bawahan dari PARA

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT, sebaliknya berdasarkan pengakuan TERGUGAT IV

kepada PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT seperti yang termuat pada dalil gugatan,

justru TERGUGAT II lah yang mengintervensi dan mengintimidasi TERGUGAT IV selaku

bawahannya. dan dalil - dalil gugatan PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT tersebut

tidak pernah dibantah oleh TERGUGAT IV melalui jawaban serta dupliknya pada persidangan Tingkat

Pertama dapat mengartikan TERGUGAT IV telah mengakuinya “secara diam diam “.

Bahwa hal tersebut berdasarkan doktrin hukum Prof. Eman Suparman melalui makalah yang

berjudul “ Alat Bukti Pengakuan Dalam Hukum Acara Perdata “ di http://resouces.unpad.ac.id,

yang menerangkan sebagai berikut “ apabila Tergugat didalam jawabannya tidak menyangkal

kebenaran gugatan Penggugat atau bagian tertentu dari gugatan Penggugat tidak dijawab oleh

Tergugat, maka gugatan Penggugat dianggap diakui oleh tergugat secara diam – diam “ (

Putusan PN. Denpasar No. 159/Pdt/1966 tanggal 30 Januari 1967);

Bahwa selain itu, berdasarkan yurisprudensi Mahkamah Agung RI, menyatakan bahwa “ hal–hal

yang diajukan oleh Penggugat yang tidak disangkal oleh Tergugat dapat dianggap sebagai alat

bukti. “ (Putusan MARI No. 803K/Sip/1970 tanggal 8 Mei 1971);

Bahwa PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V selalu mendalilkan semua kesalahan kepada

TERGUGAT IV, tapi hal justru semakin membuktikan secara hukum bahwa TERGUGAT II dan

TERGUGAT III harus pula bertanggung jawab atas kerugian PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT yang disebabkan oleh perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh TERGUGAT I;

Bahwa berdasarkan Pasal 1365 dan Pasal 1367 KUHPerdata, TERGUGAT II selaku kepala SKPD

serta Penguna Anggaran, selain harus harus bertanggung jawab atas perbuatan melawan hukum

yang dilakukannya sendiri, juga mempunyai tanggung gugat (aanprakelijkheid) terhadap kerugian

Page 113: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

113

yang disebabkan oleh perbuatan melawan hukum dari TERGUGAT III, TERGUGAT IV. dan

TERGUGAT V.

Bahwa selain itu, TERGUGAT III selaku PPK yang adalah Pejabat yang bertanggung jawab atas

pelaksanaan Pengadaan Barang/jasa menurut ketentuan Pasal 1 Angka 7 Perpres No. 54 Tahun

2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah, maka TERGUGAT III selaku PPK selain

harus bertanggung jawab atas perbuatan melawan hukum yang dilakukannya sendiri, juga

mempunyai tanggung gugat (aanprakelijkheid) terhadap kerugian yang disebabkan oleh perbuatan

melawan hukum dari TERGUGAT IV dan TERGUGAT V sebagai pelaksana pengadaan barang/jasa

yang menjadi tanggung jawab dari TERGUGAT III tersebut;

3. Bahwa alasan PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V yang pada intinya menyatakan bahwa

Majelis Hakim Tingkat Pertama tidak mempunyai kewenangan untuk mempertimbangkan

pembentukan Panitia Lelang yang baru oleh TERGUGAT II dan hanya Pengadilan Tata Usaha

Negara yang dapat menyatakan bahwa Surat Keputusan tersebut tidak berdasarkan, adalah

merupakan alasan yang keliru dan tidak mendasar;

Bahwa sebagaimana Bukti P-31 dan Bukti P-32 serta berdasarkan “ pengakuan” melalui Jawaban dan

Duplik dari TERGUGAT IV selaku Panitia Pengadaan dan ditunjang dengan Bukti T.IV-1 s/d T.IV-6

yang diajukan oleh TERGUGAT IV, PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT adalah

pemenang yang sah untuk pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow dan Peningkatan

Jaringan Irigasi Matungkas;

Bahwa oleh karena itu, apabila TERGUGAT II mengeluarkan sebuah Surat Keputusan pembentukan

panitia yang baru seolah olah bahwa TERGUGAT IV telah diganti sebelum pengumuman pemenang

pelelangan pada tanggal 22 September 2011 dan hal itu telah dibuktikan oleh TERGUGAT IV melalui

Bukti T.IV-8 yang mana nomor SK tersebut sengaja disisipkan dan bertanggal mundur (back dated)

sedangkan menurut pengakuan TERGUGAT IV bahwa TERGUGAT II nanti memberitahukan secara

lisan tentang adanya pergantian TERGUGAT IV dengan TERGUGAT V pada tangga 23 September

2011 Pukul 09.30 Wita, sehingga dengan dikeluarkannya Surat Keputusan pembentukan Panitia yang

baru (TERGUGAT V) oleh TERGUGAT II tersebut untuk menganulir penetapan Pemenang

pelelangan yang dilaksanakan oleh TERGUGAT IV melalui Berita Acara Evaluasi ulang tertanggal 05

September 2011, Surat Penetapan Pemenang bertanggal 08 September 2011 serta Pengumuman

Pemenang Hasil Evaluasi Ulang tertanggal 22 September 2011 terkait penetapan PARA

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT sebagai pemenang pelelangan untuk pekerjaan

Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow dan Peningkatan Jaringan Irigasi Matungkas, yang

bertentangan dengan prinsip – prinsip kepatutan, kepantasan dan kewajaran, serta melanggar hak

hak - hak PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT, maka Keputusan Tata Usaha Negara

(KTUN) oleh TERGUGAT II tersebut adalah merupakan suatu perbuatan melawan hukum / Suatu

perbuatan hukum perdata. Dan dan hal itu merupakan kewenangan dari Majelis Hakim Tingkat

Pertama Pengadilan Negeri Airmadidi dan tidak termasuk kewenangan Pengadilan Tata Usaha

Negara, berdasarkan ketentuan Pasal 2 Angka 1 UU No 9 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas

UU. No. 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara, yang menyatakan sebagai berikut : “

Tidak termasuk dalam pengertian Keputusan Tata Usaha Negara menurut Undang-Undang ini:

1. Keputusan Tata Usaha Negara yang merupakan perbuatan hukum perdata;

Page 114: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

114

Bahwa berdasarkan uraian uraian diatas, maka PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT

sependapat dengan Pertimbangan Majelis Hakim Tingkat Pertama PN. Airmadidi pada putusan halaman

111 (seratus sebelas) alinea ke-2 (dua);

Bahwa pada Point ini juga PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT sepakat dengan alur

Pertimbangan Majelis Hakim Tingkat Pertama PN. Airmadidi yang dikemukakan pada Putusan halaman

111 (seratus sebelas) alinea ke -3 (tiga) sampai dengan Putusan halaman 112 baris ke-4 dari atas;

Bahwa oleh karenanya maka alasan keberatan dan penolakan yang diajukan oleh PEMBANDING I

semula TERGUGAT II, III, V, sepatutnya dan sewajarnya apabila ditolak atau setidak tidaknya dinyatakan

tidak diterima oleh Majelis Hakim Tingkat Banding yang memeriksa perkara aquo;

X. MAJELIS HAKIM TINGKAT PERTAMA SUDAH BENAR DALAM MENERAPKAN KONSEP

GANTI RUGI MENURUT KUHPERDATA

Majelis Hakim Yang Terhomat,

Alasan – alasan dari PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V pada Angka Romawi VI Tentang

Kekeliruan Dalam Menerapkan Konsep Ganti Rugi Pada Pasal 1365 KUH Perdata pada hal 20 s/d hal 21

dalam memori Bandingnya, hanyalah merupakan pendapat atau pandangan pribadi dari PEMBANDING I

semula TERGUGAT II, III, V dan tidak mendasar;

Bahwa oleh karena itu PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT sangat keberatan dan tetap

pada prinsipnya untuk menolak dengan tegas alasan –alasan yang disampaikan oleh PEMBANDING I

semula TERGUGAT II, III, V tersebut. Selanjutnya terhadap alasan – alasan tersebut, maka PARA

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT berkepentingan memberikan tanggapan sebagai berikut :

Bahwa konsep dasar mengenai ganti rugi perdata sudah lama dikenal pada sejarah hukum, hal tersebut

dapat dilihat di zaman romawi dalam Lex Aquilia pada chapter pertamanya;

Bahwa selanjutnya, menurut Munir Fuady dalam bukunya yang berjudul “Perbuatan Melawan Hukum “

menerangkan bahwa : “ Dari segi kacamata yuridis, konsep ganti rugi dalam hukum dikenal dalam 2 (dua)

bidang hukum, yaitu sebagai berikut :

a. Konsep Ganti Rugi karena wanprestasi kontrak;

b. Konsep Ganti Rugi karena perikatan berdasarkan undang-undang termasuk ganti rugi karena

perbuatan melawan hukum;

Bahwa dalam buku yang sama, Munir Fuady kembali memaparkan bahwa bentuk ganti rugi terhadap

perbuatan melawan hukum yang dikenal oleh hukum adalah sebagai berikut:

1. Ganti Rugi Nominal

Jika adanya perbuatan melawan hukum yang serius, seperti perbuatan yang mengandung unsur

kesengajaan, tetapi tidak menimbulkan kerugian yang nyata bagi korban, maka kepada korban dapat

diberikan sejumlah uang tertentu sesuai dengan rasa keadilan tanpa menghitung berapa sebenarnya

kerugian tersebut. Inilah yang disebut ganti rugi nominal.

2. Ganti Rugi Kompensasi

Ganti Rugi Kompensasi merupakan ganti rugi yang meru pakan pembayaran kepada korban atas

dan sebesar kerugian yang benar benar telah dialami oleh pihak korban dari suatu perbuatan

melawan hukum. Karena itu, ganti rugi seperti ini disebut juga ganti rugi aktual. Misalnya, ganti rugi

Page 115: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

115

atas biaya yang dikeluarkan oleh korban, kehilangan keuntungan/gaji, sakit dan penderitaan

termasuk penderitaan seperti stress, malu, jatuh nama baik dan lain – lain

3. Ganti Rugi Penghukuman

Ganti Rugi Penghukuman (punitive damage) merupakan suatu ganti rugi dalam jumlah besar yang

melebihi dari jumlah kerugian yang sebenarnya. Sebagaimana diketahui bahwa dalam hubungan

dengan wanprestasi kontrak,maka ganti rugi penghukuman kurang tepat untuk diterapkan. Akan

tetapi, dalam hubungan dengan perbuatan melawan hukum, baik untuk kasus kelalaian berat,

apalagi untuk kasus kesengajaan, ganti rugi penghukuman merupakan hal yang wajar-wajar saja

untuk diterapkan. Yang dimaksud dengan ganti rugi penghukuman adalah ganti rugi yang

dibebankan kepada pelaku perbuatan melawan hukum yang bertujuan memberikan hukuman

kepadanya. Misalnya membayar ganti rugi dengan jumlahnya jauh melebihi besarnya kerugian yang

sebenarnya diderita oleh korban

4. Ganti Rugi Aktual

Merupakan ganti rugi terhadap kerugian yang benar-benar telah dialami secara nyata.Misalnya,

biaya rumah sakit dan dokter karena harus berobat. Ganti rugi aktual merupakan ganti rugi yang

paling umum dan gampang diterima oleh hukum, baik dalam hal perbuatan melawan hukum maupun

dalam wanprestasi. Ganti rugi aktual dapat diterima terhadap kerugian – kerugian sebagai berikut :

- Kerugian finansial seperti biaya berobat, hilang mata pencaharian dan lain lain.

- Penderitaan fisik seperti luka, patah tangan dan lain lain.

- Penderitaan Mental seperti rasa malu, stres dan lain lain.

5. Ganti Rugi Yang Berhubungan Dengan Tekanan Mental

Ganti rugi yang berhubungan dengan tekanan mental (mental disturbance) merupakan ganti rugi

yang biasanya berupa pemberian sejumlah uang, yang diberikan kepada korban dari perbuatan

melawan hukum disebabkan korban dari perbuatan melawan hukum disebabkan korban telah

menderita tekanan mental. Ganti rugi seperti ini dalam praktek sering disebut dengan istilah ganti

rugi “immateril” sebagai lawan dari ganti rugi biasa yang disebut dengan ganti rugi “materil”. Ganti

immateril ini merupakan pemberian sejumlah uang yang jumlahnya tidak dapat diperhitungkan

secara matematis, tetapi lebih merupakan kebijaksanaan hakim, tetapi juga dengan syarat bahwa

jumlah ganti rugi tersebut haruslah “wajar” . Kewajaran dari jumlah ganti rugi tersebut bergantung

kepada banyak hal, antara lain sebagai berikut :

- Beratnya beban mental yang dipikul oleh korban

- Status dan kondisi di mana perbuatan melawan hukum terjadi

- Situasi dan kondisi mental dari korban

- Situasi dan kondisi mental dari pelaku

- Latar belakang dilakukannya perbuatan melawan hukum

- Jenis perbuatan melawan hukum, yakni apakah kesengajaan, kelalaian atau tanggung jawab

mutlak.

Disamping itu, ganti rugi immateril ini Hanya dapat dibebankan terhadap kerugian karena

perbuatan melawan hukum dan tidak layak diterapkan atas kerugian yang disebebkan oleh

wanprestasi kontrak.

6. Ganti Rugi Untuk Kerugian Yang Akan Datang

Ganti rugi untuk kerugian yang akan datang (future lost) juga mungkin diterapkan. Ganti rugi seperti

ini lebih sering diterapkan kepada perbuatan melawan hukum ketimbang terhadap wanprestasi

kontrak.Ini disebabkan suatu fakta bahwa dalam suatu wanprestasi kontrak, pihak korban dengan

sengaja masuk ke sebuah kontrak, tentu dengan kesiapan menanggung segala konsekuensinya.

Akan tetapi, dalam suatu perbuatan melawan hukum, pihak korban tidak pernah ada kesengajaan

untuk menerima memberikan persetujuan atas perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh

orang lain tersebut.

Page 116: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

116

Bila ganti rugi karena perbuatan melawan hukum berlakunya lebih keras sedangkan ganti rugi karena

kontrak lebih lembut itu adalah salah satu ciri dari hukum dijaman modern. Sebab, di dalam dunia yang

telah berperadapan tinggi, maka seseorang harus selalu bersikap waspada untuk tidak menimbulkan

kerugian bagi orang lain. Karena itu bagi pelaku perbuatan melawan hukum sehingga menimbulkan

kerugian pada orang lain, haruslah mendapatkan hukuman yang setimpal dalam bentuk ganti rugi.

Bahwa selain itu, menurut Wirjono Prodjodikoro dalam bukunya yang berjudul “ Perbuatan Melanggar

Hukum ” menerangkan bahwa : dalam KUHPerdata, pengaturan tentang kerugian dan ganti rugi

dirumuskan dalam 2 (dua) pendekatan sebagai berikut :

a. Ganti Rugi Umum

Yakni ganti rugi yang berlaku untuk semua kasus, baik untuk kasus –kasus wanprestasi kontrak,

maupun kasus-kasus yang berkenaan dengan perikatan lainnya termasuk didalamnya perbuatan

melawan hukum.Ketentuan tentang ganti rugi umum ini dalam KUHPerdata diatur dalam bagian

keempat dalam buku ketiga, mulai dari Pasal 1243 sampai Pasal 1252. Dalam hal ini untuk ganti rugi

tersebut, KUHPerdata secara konsisten untuk ganti rugi digunakan istilah :

• Biaya

Yang dimaksud dengan biaya adalah setiap cost atau uang, atau apapun yang dapat dinilai

dengan uang yang telah dikeluarkan secara nyata oleh pihak yang dirugikan, sebagai akibat dari

wanprestasi dari kontrak atau sebagai akibat dari tidak dilaksanakannya perikatan karena adanya

perbuatan melawan hukum, misalnya biaya perjalanan, konsumsi, biaya akta notaris, dan lain –

lain; • Rugi

Dalam arti sempit, yang dimaksud dengan rugi atau kerugian adalah keadaan berkurangnya atau

merosotnya nilai kekayaan kreditur sebagai akibat dari adanya wanprestasi dari kontrak atau

sebagai akibat dari tidak dilaksanakannya perikatan lainnya, termasuk perikatan karena adanya

perbuatan melawan hukum; • Bunga

Merupakan suatu keuntungan yang seharusnya diperoleh, tetapi tidak jadi diperoleh oleh pihak

kreditur karena adanya wanprestasi dari kontrak atau sebagai akibat tidak dilaksanakannya

perikatan lainnya, termasuk perikatan karena adanya perbuatan melawan hukum.. Pengertian

bunga ini lebih luas dari pengertian bunga sehari –hari, yang hanya berarti “bunga uang”

(interest), yang hanya dihitung dari persentase dari hutang pokoknya;

b. Ganti Rugi Khusus

Yakni ganti rugi khusus terhadap kerugian yang timbul karena perikatan –perikatan tertentu. Dalam

hubungan dengan ganti rugi yang terbit dari suatu perbuatan melawan hukum. Selain dari ganti rugi

dari bentuk yang umum, KUHPerdata juga menyebutkan pemberian ganti rugi terhadap hal hal

berikut:

a) Ganti rugi untuk semua perbuatan melawan hukum (Pasal 1365)

b) Ganti rugi terhadap perbuatan yang dilakukan orang lain (Pasal 1366 dan Pasal 1367)

c) Ganti rugi untuk pemilik binatang (Pasal 1368)

d) Ganti rugi untuk pemilik gedung yang ambruk (Pasal 1369)

e) Ganti rugi untuk keluarga yang ditinggalkan oleh orang yang dibunuh (Pasal 1370)

f) Ganti rugi karena telah cacat anggota badan (Pasal 1371)

g) Ganti Rugi karena tindakan penghinaan (Pasal 1380)

Page 117: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

117

Bahwa selain itu, “Code Civil (dalam bahasa Perancis) “ memperinci ganti rugi itu dalam dua unsur, yaitu

dommages et interests. Dommages meliputi apa yang kita namakan biaya dan rugi, sedangkan

interest adalah sama dengan bunga dalam arti kehilangan keuntungan;

Bahwa adapun bentuk – bentuk ganti rugi yaitu ganti rugi nominal, ganti rugi kompensasi, ganti rugi

penghukuman, ganti rugi aktual, ganti rugi yang berhubungan dengan tekanan mental serta ganti

rugi yang akan datang, menurut doktrin hukum Munir Fuady tersebut, memang sudah sepantasnya dan

selayaknya dituntut oleh PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT kepada PEMBANDING

(semula TERGUGAT I, II, III, V) serta TERGUGAT IV, dikarenakan perbuatan melawan hukum yang

dilakukannya terhadap PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT bukan hanya disebabkan

oleh adanya unsur kelalaian, tapi sebagian besar disebabkan oleh adanya unsur kesengajaan dari

PARA PEMBANDING (semula TERGUGAT I, II, III, V) dan TERGUGAT IV;

Bahwa walaupun pada akhirnya TERGUGAT IV telah menyadari kekeliruannya dan menggembalikan hak

– hak perusahaan PARA PENGGUGAT sebagai pemenang pelelangan pada pekerjaan Peningkatan

Jaringan Irigasi Kinidow dan pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Matungkas, tapi pada akhirnya

hak - hak perusahaan PARA PENGGUGAT tersebut kemudian menjadi hilang karena dirampas secara

melawan hukum oleh PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V dan hanya dibiarkan oleh

PEMBANDING II semula TERGUGAT I sehingga menimbulkan kerugian materiil dan kerugian

immateriil yang tidak terkira, padahal peraturan perundangan - undangan yang terkait dengan

penyelenggaraan Pengadaan Barang / Jasa khususnya Jasa Konstruksi, sudah secara jelas

mengamanatkan dan memberikan kewajiban hukum kepada PEMBANDING II semula TERGUGAT I

sebagai Kepala Pemerintahan di Kabupaten Minahasa Utara, serta PEMBANDING I semula TERGUGAT

II, III, V sebagai bagian dari pemerintahan, untuk dapat berpihak pada dan bertindak untuk kepentingan

masyarakatnya termasuk PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT apabila masyarakatnya

telah menderita akibat penyelenggaraan pekerjaan konstruksi sedemikian rupa sehingga mempengaruhi

peri kehidupan pokok masyarakatnya. Hal dapat dilihat pada ketentuan Pasal 38 Ayat (2) UU No. 18

Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, yang menyatakan sebagai berikut : “ Jika diketahui bahwa

masyarakat menderita sebagai akibat penyelenggaraan pekerjaan konstruksi sedemikian rupa

sehingga mempengaruhi peri kehidupan pokok masyarakat, Pemerintah wajib berpihak pada dan

dapat bertindak untuk kepentingan masyarakat. ”.

Bahwa pada kenyataanya, kewajiban hukum berdasarkan ketentuan Pasal 38 Ayat (2) UU No. 18 Tahun

1999 tentang Jasa Konstruksi tersebut, justru telah dilanggar PARA PEMBANDING semula

TERGUGAT I, II, III, V dan malah berbuat sebaliknya dengan berusaha mencari alasan untuk

menyengsarakan PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT selaku masyarakatnya;

Bahwa sesuai fakta - fakta persidangan tingkat pertama, PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT telah membuktikan yang mana memang benar ada perlakuan diskriminasi secara

terstruktur dan tersistematis terhadap PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT, selama

tahapan pelelangan umum di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Minahasa Utara Tahun Anggaran 2011

tersebut, yang bukan saja hanya mengakibatkan PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT

kehilangan hak – haknya sebagai pemenang pelelangan sehingga tidak mendapatkan pekerjaan yang

layak berdasarkan ketentuan, tapi juga PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT telah

mendapatkan perlakuan secara tidak manusiawi terhadap hak haknya yang lain sehingga

mengakibatkan timbulnya kerugian materiil maupun kerugian immateriil yang tidak terkira,

dikarenakan dengan adanya perlakuan diskriminasi secara terstruktur dan tersistematis tersebut,

maka PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT telah mengalami sebuah “ pelanggaran hak

Page 118: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

118

asasi manusia yang berat “ sebagaimana Penjelasan Pasal 104 Ayat (1) Undang – Undang Nomor

39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia;

Bahwa sebagaimana termuat pada Posita Butir 157 gugatan perkara aquo, menyatakan sebagai berikut :

“ Bahwa menurut Prof. Rosa Agustina dalam bukunya yang berjudul ” Perbuatan Melawan Hukum”

menerangkan bahwa kerugian dalam Perbuatan Melawan Hukum menurut KUHPerdata, pemohon

dapat meminta kepada pelaku untuk mengganti kerugian yang nyata telah dideritanya (Materiil)

maupun keuntungan yang akan diperoleh dikemudian hari (Immateriil) “.’ (putusan Hal.72 baris ke-5

dari bawah )

Bahwa adanya kerugian materiil dan immateriil dari PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT

yang diakibatkan oleh perbuatan melawan hukum dari PARA PEMBANDING semula TERGUGAT I, II,

III, V serta TERGUGAT IV, secara lengkap telah diuraikan pada Posita Butir 158 s/d Butir 170 gugatan

perkara aquo; mengenai besaran kerugian materiil yaitu berupa biaya dan rugi, maupun bunga

(kehilangan keuntungan) telah dirinci oleh PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT yang

mendasarkan pada peraturan perundang undangan serta estimasi secara layak dan wajar, dan mengenai

besaran kerugian immateriil yang tidak terkira dan sulit dihitung tersebut namun demi memberikan

kepastian hukum untuk pengajuan perkara aquo maka telah juga telah dirinci oleh PARA TERBANDING

semula PARA PENGGUGAT dengan mengacu pada peraturan perundang- undangan (Putusan hal. 73

s/d hal. 82);

Bahwa menurut Suharnoko dalam bukunya yang berjudul : “ Hukum Perjanjian dan Analisa Kasus “,

menerangkan bahwa : “ dengan berlakunya teori analogi terhadap ganti kerugian karena perbuatan

melawan hukum, maka pada umumnya dianut pendapat ganti rugi yang ditimbulkan juga harus

membayar ganti rugi akibat keuntungan dapat diharapkan diterima (winstderving)”;

Bahwa sehingga dengan dianulirnya hak - hak PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT

sebagai pemenang pelelangan untuk Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Kinidow dan Pekerjaan

Peningkatan Jaringan Irigasi Matungkas tersebut secara tidak sah, maka hal tersebut secara otomatis

telah membuktikan yang mana perbuatan melawan hukum tersebut telah menimbulkan kerugian secara

secara aktual jelas dan nyata bagi PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT baik secara

materiil maupun immateriil, yaitu antara lain kehilangan keuntungan yang diharapkan untuk pekerjaan

pekerjaan tersebut dengan mengacu pada keuntungan yang wajar untuk pekerjaan konstruksi adalah

maksimal 15 % (lima belas perseratus) dari Nilai Pekerjaan tersebut sebagaimana Penjelasan Pasal 66

Ayat (8) Perpres Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah dan telah

dikurangi dengan nilai PPN dan PPh sesuai ketentuan perpajakan yang berlaku;

Bahwa selain itu, kerugian materiil lainnya yang dialami oleh PARA TERBANDING semula PARA

PENGGUGAT yaitu biaya - biaya pengeluaran untuk penyiapan pelelangan untuk pembuatan Dokumen

Penawaran yang terdiri dari Dokumen Isian Kualifikasi (SIUJK, Sertifikasi Badan Usaha, SITU/HO, TDP,

Laporan pajak tahunan dan 3 Bulan terakhir, SKT, dukungan bank dll), Dokumen Administrasi (Surat

Penawaran dan Jaminan Penawaran) serta Dokumen Teknis ( Rencana Anggaran Biaya (RAB), Analisa

Harga Satuan Pekerjaan, Daftar Harga Satuan Upah Bahan Peralatan, Metode Pelaksanaan, Jadwal

Waktu Pelaksanaan / Kurva S, Spesifikasi Teknis, Skema Tenaga Bahan dan Alat, daftar personil serta

peralatan, dll) sebagaimana persyaratan sesuai ketentuan Pasal 19 Ayat (1) serta Lampiran III Bagian B

huruf f sampai dengan huruf h Perpres Nomor 54 Tahun 2010 terkait keikutsertaan PARA

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT pada pelelangan umum Pekerjaan Peningkatan Jaringan

Irigasi Kinidow dan Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Matungkas dan pekerjaan pekerjaan

lainnya yang dilaksanakan oleh TERGUGAT IV, yang mana Dokumen Penawaran PARA TERBANDING

Page 119: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

119

semula PARA PENGGUGAT tersebut terlebih khusus Dokumen Teknis harus yang dibuat oleh n personil

tenaga ahli yang berlatar belakang pendidikan teknik dan nilai kerugian biaya pembuatan dokumen

penawaran dan pengandaan dan lain sebaginya sebagaiman tercantum pada gugatan perkara aquo,

tmasih sangat layak dan wajar. Seperti contoh, TERBANDING I semula PENGUGAT I selaku tenaga

ahli teknik yang berlatar belakang pendidikan S-1 dan mempunyai pengalaman 8 tahun pada saat

pelelangan tersebut dilaksanakan (vide Bukti P-8), seharusnya apabila yang jadi rujukan adalah

Pedoman Biaya Personil untuk penyusunan RAB / HPS sebagaimana Surat Edaran Menteri PU

Nomor 22/SE/M/2007 tanggal 12 Desember 2007, maka sesuai ketentuan tersebut, TERBANDING I

semula PENGUGAT I sebagai tenaga ahli dengan pengalaman 8 tahun layak diberikan digaji sebesar

Rp. 13.700.000,00 (tiga belas juta tujuh ratus ribu rupiah) per bulan. sedangkan pelelangan tersebut

berlangsung selama 221 (dua ratus dua puluh satu ) hari atau sekitar 7 (delapan) bulan 11 (sebelas)

hari dan biaya pengeluaran untuk pembuatan dan penggandaan dokumen penawaran tersebut yang

dituntut hanya sebesar Rp. 3.500.000,00 (tiga juta lima ratus ribu rupiah) per paket pekerjaan. Hal

tersebut membuktikan yang mana kerugian biaya pengeluaran pembuatan dan penggandaan dokumen

penawaran yang dimintakan oleh PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT masih layak dan

wajar karena jauh dibawah harga standar sesuai ketentuan. Selanjutnya kerugian materiil lainnya adalah

biaya biaya pengeluaran untuk keperluan sanggahan, sanggah banding dan jaminan sanggahan banding

(vide Bukti P-10 dan P-11, P-15 s/d P-18, P-26 s/d P-28) serta pengeluaran biaya transportasi, konsumsi,

akomodasi selama proses tahapan pelelangan yang menyita waktu selama 221 (dua ratus dua puluh

satu ) hari, dan kerugian materiil semakin bertambah dengan adanya pengeluaran biaya - biaya lain

sehubungan dengan adanya gugatan perkara aquo yaitu biaya konsultasi hukum serta biaya literatur

untuk pembuatan gugatan perkara aquo oleh PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT yang

tidak berlatar belakang pendidikan hukum yang selama persidangan tingkat pertama memilih untuk

beracara secara langsung di pengadilan;

Bahwa selain mengalami kerugian materiil, atas perbuatan melawan hukum PARA PEMBANDING

(semula TERGUGAT I, II, III, V ) serta TERGUGAT IV tersebut tentunya telah mengakibatkan PARA

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT mengalami kerugian immateriil yang tidak terkira, yaitu

kehilangan waktu kerja yang seharusnya dapat dimanfaatkan untuk melaksanakan pekerjaan pekerjaan

lain yang lebiih produktif dan bisa menghasilkan keuntungan maksimal akan tetapi waktu potensial

tersebut hanya terbuang percuma secara sia-sia karena persoalan hukum yang tiada akhir ini telah

menguras banyak waktu, tenaga serta pikiran, dan selaku pemilik perusahan, tentunya PARA

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT telah mengalami perasaan malu, hancurnya reputasi,

kondikte dan nama baik, dan telah berdampak secara psikologis sehingga mengalami stres, insomnia

(susah tidur), tidak konsentrasi, trauma dan kehilangan kesenangan hidup dan lain lain. Selain itu

perbuatan melawan hukum PARA PEMBANDING (semula TERGUGAT I, II, III, V) serta TERGUGAT IV

tersebut bisa “membunuh” eksistensi perusahaan PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT

selama jangka waktu lima tahun kedepan hingga berakhirnya jabatan PEMBANDING II semula

TERGUGAT I sebagai Kepala Daerah;

Bahwa sehingga adalah alasan yang keliru dan tidak mendasar apabila PEMBANDING I semula

TERGUGAT II, III, V menyatakan bahwa apa yang diuraikan dalam gugatan maupun dalam repliknya,

jelas bahwa yang dimaksud akan ganti rugi yang diharapkan oleh Penggugat adalah ganti rugi

konpensasi (compensatoty damages) yang merupakan ganti kerugian yang benar benar dialami oleh

pihak korban atas suatu perbuatan hukum, karena sebagaimana yang termuat dalam gugatan maupun

replik PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT secara jelas jelas yang diharapkan akan

diterima adalah ganti rugi nominal, ganti rugi kompensasi, ganti rugi penghukuman, ganti rugi

aktual, ganti rugi yang berhubungan dengan tekanan mental serta ganti rugi yang akan datang;

Page 120: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

120

Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 1371 ayat (2) KUHPerdata, menyatakan sebagai berikut “ juga

penggantian kerugian ini dinilai menurut kedudukan dan kemampuan kedua belah pihak, dan

menurut keadaan”.

Bahwa selanjutnya sebagaimana juga ketentuan Pasal 1372 Ayat (2) KUHPerdata menyatakan sebagai

berikut : “ Dalam menilai satu dan lain, Hakim harus memperhatikan berat ringannya penghinaan,

begitu pula pangkat, kedudukan dan kemampuan kedua belah pihak, dan pada keadaan “

Bahwa telah menjadi yuriprudensi tetap dari Mahkamah Agung RI bahwa Hakim dalam menentukan

besarnya ganti kerugian akan menetapkan berdasarkan keadilan sosial (social jucitice) dan keadilan

moral (moral justice), dan dalam hal ganti kerugian karena perbuatan melawan hukum, Hakim mempunyai

kebebasan untuk menetapkan besarnya ganti rugi materiil dan immateriil sesuai dengan asas kepatutan,

sejauh hal tersebut telah dimintakan oleh pihak Penggugat;

Bahwa berdasarkan yurisprudensi Mahkamah Agung RI , sebagai berikut :

• Putusan MARI RI No : 610 K/Sip/1968 tanggal 23 Mei 1970, yang menyatakan bahwa :“ hakim

berwenang menetapkan ganti rugi yang sepantasnya harus dibayar, sekalipun penggugat

menuntut ganti kerugian yang dalam jumlah yang tak pantas “;

• Putusan MARI No. 196 K/Sip/1974 tanggal 7 Oktober 1976, yang menyatakan bahwa : “ Besarnya

jumlah ganti rugi perbuatan melawan hukum, diperpegangi prinsip Pasal 1372 KUHPerdata

yakni didasarkan pada penilaian kedudukan sosial ekonomi kedua belah pihak ”;

• Putusan MARI No. 1226 K/Sip/1977 tanggal 13 April 1978, yang menyatakan bahwa “ Soal

besarnya ganti rugi pada hakekatnya lebih merupakan soal kelayakan dan kepatutan yang

tidak dapat didekati dengan suatu ukuran ”;

Bahwa sebagai otoritas yang mendapatkan amanat untuk melindungi masyarakatnya, PARA

PEMBANDING (semula TERGUGAT I, II, III, V ) serta TERGUGAT IV seharusnya berdiri paling depan

untuk membela masyarakatnya dan bukan sebaliknya menjerumuskan PARA TERBANDING semula

PARA PENGGUGAT selaku masyarakatnya ke dalam jurang kesusahan, sehingga sangatlah tepat dan

benar apabila Majelis Hakim Pengadilan Negeri Airmadidi berdasarkan keadilan sosial (social jucitice)

dan keadilan moral (moral justice) telah memberikan pertimbangannya dengan menetapkan ganti rugi

materiil dan immateriil yang sepatutnya dan sepantasnya atas perbuatan melawan hukum yang dilakukan

PARA PEMBANDING (semula TERGUGAT I, II, III, V ) serta TERGUGAT IV terhadap PARA

TERBANDING semula PARA PENGGUGAT;

Bahwa oleh karena itu, maka pada point ini, PARA TERBANDING semula PARA PENGGUGAT

sependapat dan sepakat dengan pertimbangan Majelis Hakim Tingkat Pertama pada Putusan hal. 112

paragraf ke-6 (enam) sampai dengan hal. 113 paragraf ke-1 (satu);

Bahwa berdasarkan uraian – uraian tersebut diatas, maka hal itu telah membuktikan yang mana alasan –

alasan keberatan dari PEMBANDING I semula TERGUGAT II, III, V, adalah sebuah alasan yang tidak

mendasar serta tidak sesuai dengan fakta hukum yang ada;

Bahwa sehingga alasan keberatan dan penolakan yang diajukan oleh PEMBANDING I semula

TERGUGAT II, III, V, pada point ini sudah sepatutnya dan sewajarnya apabila ditolak atau setidak

tidaknya dinyatakan tidak diterima oleh Majelis Hakim Tingkat Banding yang memeriksa perkara aquo;

Page 121: Kontra Memori Banding Para Terbanding Semula Para Penggugat

121

Bahwa berdasarkan tanggapan - tanggapan atas alasan – alasan keberatan dan penolakan PARA

PEMBANDING semula TERGUGAT I, II, III, V tersebut diatas, maka PARA TERBANDING semula

PARA PENGGUGAT memohon kepada Ketua Pengadilan Tinggi Sulawesi Utara melalui Majelis Hakim

Tingkat Banding yang memeriksa dan mengadili sendiri perkara yang dimohonkan Banding ini dengan

putusan sebagai berikut :

MENGADILI SENDIRI

DALAM KONVENSI

Dalam Eksepsi :

Menolak Eksepsi dari PARA PEMBANDING semula TERGUGAT I, II, III, V untuk seluruhnya atau

setidak – tidaknya tidak dapat diterima (niet ontvantkelijkverklaard);

Dalam Pokok Perkara

1. Menolak permohonan banding dari PARA PEMBANDING semula TERGUGAT I, II, III, V untuk

seluruhnya atau setidak – tidaknya tidak dapat diterima (niet ontvantkelijkverklaard);

2. Menguatkan Putusan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Airmadidi pada Perkara No :

06/PDT.G/2012/PN.AMD tanggal 26 Juli 2012;

3. Menghukum PARA PEMBANDING semula TERGUGAT I, II, III, V untuk membayar biaya perkara;

DALAM REKONVENSI

1. Menolak gugatan PARA PEMBANDING / PARA PENGGUGAT Rekonvensi untuk seluruhnya atau

setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima (niet ontvantkelijkverklaard);

2. Menyatakan PARA TERBANDING / PARA TERGUGAT Rekonvensi tidak terbukti melakukan

perbuatan melawan hukum;

3. Menghukum PARA PEMBANDING / PARA PENGGUGAT Rekonvensi untuk membayar biaya

perkara;

Subsider :

Apabila Yang Mulia Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil – adilnya

(ex aequo et bono).

Demikian Kontra Memori Banding ini kami sampaikan sebagai bahan pertimbangan bagi Majelis Hakim

Tingkat Banding, dalam memeriksa perkara ini secara lebih jernih.

Hormat Kami,

TERBANDING I semula PENGGUGAT I TERBANDING II semula PENGGUGAT II

NOVRY M. DOTULONG, ST MARCHEL H. DOTULONG