KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN...

202
KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN SINAR HINDIA TAHUN 1917-1918 Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Humaniora (S. Hum) Oleh: Irvan Hidayat NIM: 1113022000054 PROGRAM STUDI SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/ 2020 M

Transcript of KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN...

Page 1: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR

DJAWA DAN SINAR HINDIA TAHUN 1917-1918

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi persyaratan memenuhi persyaratan

memperoleh gelar

Sarjana Humaniora (S. Hum)

Oleh:

Irvan Hidayat

NIM: 1113022000054

PROGRAM STUDI SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

1440 H/ 2020 M

Page 2: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel
Page 3: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel
Page 4: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel
Page 5: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

i

ABSTRAK

Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel dalam

koran terbitan Sarekat Islam Semarang. Koran itu bernama

Sinar Djawa yang kemudian berganti nama menjadi Sinar

Hindia pada 1 Mei 1918. Dalam penelitian ini ada tujuh jenis

konten artikel yang dimuat di antaranya: pendidikan, politik,

ekonomi, tradisi, agama, ajaran sosialisme, dan kesehatan.

Penelitian ini menggunakan metode historis dengan

penulisan deskriptif-analisis. Hasil penemuan dalam skripsi ini

bersifat eksplorasi dengan data-data yang diperoleh dari

berbagai sumber. baik yang bersifat primer maupun sekunder.

Untuk menganalisa konten artikel tersebut penulis

menggunakan teori hegemoni Antonio Gramsci yang berfungsi

untuk menganalisis kolonialisme tersembunyi (hidden

colonialism) yang dikembangkan pemerintah lewat

kebijakannya.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa artikel-

artikel yang berkembang adalah bentuk upaya kontra hegemoni

yang dilakukan oleh para penulis, jurnalis, dan tokoh

pergerakan terhadap pemerintah Belanda yang bersekutu

dengan para pemilik modal (kapitalis). Kontra hegemoni

dilakukan untuk mewujudkan keadilan bagi Bumiputera.

Kata kunci: Sinar Djawa, Sinar Hindia, kolonialisme

tersembunyi, dan kontra hegemoni.

Page 6: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

ii

KATA PENGANTAR

Seraya puja dan puji syukur penulis panjatkan kepada

Tuhan semesta alam yang Maha segala-Nya dan tidak ada lagi

Maha setelahnya. Berkat kuasanyalah penulis bisa

menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam akan selalu

teriring kepada manusia paling sempurna, pada tokoh

revolusiner peradaban manusia yaitu Kanjeng Nabi

Muhammad SAW.

Dalam misi memenuhi dan menyelesaikan syarat studi

strata satu (S1) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, maka dengan itu penulis telah menulis karya ilmiah

berbentuk skripsi dengan judul, “Konten artikel-artikel

Dalam Koran Sinar Djawa dan Sinar Hindia Tahun 1917-

1918”.

Skripsi ini adalah penelitian sejarah dalam bidang pers

yang sampai saat ini di Indonesia umumnya dan di lingkungan

UIN Syarif Hidayatullah masih sangat minim. Padahal

perkembangan pers pada awal abad ke-20 ini sangatlah penting

untuk dipahami, sebab melalui perslah rasa kebangsaan itu

terbentuk sebagaimana dinyatakan oleh Benedict Anderson

dalam karyanya Imagined Communities. Selain itu pemahaman

akan pers di masa lalu sangat penting untuk membentuk

karakter dan jati diri pers pada masa kini.

Dalam proses pengkajian dan penelusuran jejak-jejak

pers di masa lalu, penulis banyak menemui tantangan dan

kesulitan. Akan tetapi, berkat dorongan semangat dan do’a

Page 7: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

iii

dari berbagai pihak,tantangan dan kesulitan. Akan tetapi,

berkat dorongan semangat dan do’a dari berbagai pihak,

penulis mampu menyelesaikan karya tulis ini dengan baik.

Oleh karena itu, izinkan penulis menghaturkan ucapan

terimakasih sebagai bentuk apresiasi kepada beberapa pihak

yang telah membantu penulis dalam menyusun skripsi ini, baik

bantuan dari segi moril maupun materil

1. Kepada (Alm) ayahanda Syamsuri dan ibunda Anasih

tercinta, yang tak henti-hentinya mencurahkan kasih

sayang, kerja kerasnya, serta membimbing penulis

sedari kecil sampai saat ini. Semoga dengan selesainya

karya tulis ini, bisa menjadi kebanggan bagi mereka.

Serta adik tecinta (Ari Al Farizi, Anisa Yuliani, dan

Rahma Indah Purnama Sari) dan semua anggota

keluarga.

2. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Lubis, Lc, MA,

selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta periode

2019-2023.

3. Saiful Umam, P.hD, selaku Dekan Fakultas Adab dan

Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. H. Nurhasan, MA, selaku Ketua Jurusan Sejarah dan

Peradaban Islam beserta Shalikatus Sa’diyah selaku

Sekretaris Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam (SPI),

UIN Syarif Hidayatullah.

5. Dosen pembimbing akademik, Dr. H. M. Muslih

Idris M.A, selaku dosen pembimbing akademik penulis,

Page 8: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

iv

yang telah mengarahkan perkuliahan penulis dari

semester awal hingga kini.

6. Dosen pembimbing skripsi yang pertama Dr. Fuad

Jabali yang selalu memberi arahan, namun harus

digantikan karena kesibukan beliau. Dosen pembimbing

skripsi yang kedua, Prof. Budi Sulistiono yang sudah

memberikan arahan dan mengajarkan bagaimana cara

menulis yang baik.

7. Kepada seluruh civitas akademik Fakultas Adab dan

Humaniora, khususnya dosen-dosen SPI yang telah

memberikan ilmu dan pengalamannya kepada penulis

semenjak penulis memasuki bangku perkuliahan.

8. Kepada teman-teman SPI 2013 semuanya,

merasa beruntung bisa berteman dengan tiga kelas yang

berbeda- beda.

9. Kepada semua pengurus HMS SPI 2015 dan SEMA

FAH 2016.

10. Kepada keluarga LKISSAH (Lingkar Kajian Ilmu

Sosial dan Sejarah), terutama para pendiri yang sangat

luar biasa kerennya dan assabiqunal awwalun, Dede

Mulyana, Fikri Dikriansyah, Rian Wahyudin, Faisal

Bagaskara, Syafiq Noval, Triraharjo, Ubaidillah,

Abdurrahman Heriza, Diki Prasetya, Ahmad Fachri

Husein, Andhika Ripwan, Ika Wahyuni, Rika Kamila,

dan yang lainnya.

11. Kepada keluarga Himpunan Mahasiswa Islam

Komisariat Fakultas Adab dan Humaniora, di sinilah

Page 9: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

v

kampus kedua penulis di mana, gagasan, cinta, dan

persahabatan terjalin dengan sangat harmonis.

12. Kepada Keluarga Gerakan Nusantara Terdidik

terutama Ikin Sodikin sebagai pendiri yang telah

memberikan inspirasi bagi penulis.

13. Kepada Akhmad Yusuf, S,Hum yang telah

melibatkan penulis dalam beberapa penelitian sehingga

terbiasa dengan tumpukan sumber yang harus

dikerjakan.

14. Kepada semua orang yang secara sengaja atau

tidak membantu penulis menyelesaikan skripsi ini, atau

hanya sebatas mendoakan, karena berkat doa-doa

merekalah skripsi ini bisa terselesaikan.

Penulis sadar sepenuhnya bahwa skripsi ini masih

banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu,

penulis memohon maaf apabila ada kesalahan dalam seluruh

tahapan penulisan atau pengerjaan skripsi ini. Penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk

perkembangan historiografi penulisan sejarah pers di masa

yang akan datang. Semoga skripsi ini mampu bermanfaat dan

bernilai positif bagi akademisi dan pihak-pihak yang

membutuhkan.

Ciputat, 2 Juli 2019

Penulis

Page 10: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

vi

DAFTAR ISTILAH

Binnenlands bestuur Dewan domestik

Boschwezen Dewan kehutanan

Bumiputera Penduduk asli Hindia

Committe Komite

Cultuurstelsel Tanam paksa

Eerste Klasse School Sekolah kelas satu untuk

golongan priyai

Gemeenteraad Dewan kota

Grondwetsherziening Revisi Undang-undang

Dasar

Hoofdredacteur Pemimpin redaksi

Hogere kweekschool Sekolah guru lanjutan

Hulpstadsverband Asosiasi perkotaan bantu

Indie weerbaar Milisi Bumiputera

Kota Praja Daerah dan pemerintahan

kota yang setingkat dengan

kabupaten

Kromo Orang kecil

Landrente Sistem bunga pajak tanah

yang dibuat oleh Stamdford

Raffles

Lid Anggota

Londo Orang Belanda

Persdelict Kasus pers atau pelanggaran

pers.

Politik etis Politik balas budi yang

Page 11: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

vii

diterapkan pemerintah

Belanda

Priyayi Golongan bangsawan

Selfgovernment Pemerintahan sendiri

Setan Oeang Pemilik modal

Stadtverband Perkotaan

Plantloon Uang pembayaran tanaman

Tweede Klasse School Sekolah Bumiputera Kelas

Dua

Volksraad Dewan Rakyat

Voortgezet onderwijs Sekolah lanjutan perempuan

Voorzitter Ketua

Woning verbetering Perbaikan rumah

Page 12: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

viii

DAFTAR SINGKATAN

BO Boedi Oetomo

CSI Central Sarekat Islam

CV Cooperatieve Vereniging

HBS Horgere Burger School

HCS Hollandsch Chineesche School

IB Indische Bond

IP Indische Partij

ISDV Indische Sociaal Democratische Vereeniging

NIOG Nederlandsch-Indisch Onderwijzers

Genootschap

NIS Nederlandsch Indische Spoorweg

Maatschappij

NU Nahdlatul Ulama

OSVIA Opleiding Schol Voor Inlandsche

Ambtenaren

PGHB Persatoean Goeroe Hindia Belanda

PKBT Persatoean Kaoem Boeroeh Tani

SDAP Sociale Democratische Arbeiders Partik

SDI Sarekat Dagang Islam

SI Sarekat Islam

SS Staatsspoorwegen

STOVIA School Tot Opleiding van Inlandsche Arsten

VOC Vereenigde Oost Indische Compagnie

VSTP Vereeniging voor Spoor-en Tramwegpersoneel

Page 13: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

ix

DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................ i

KATA PENGANTAR ...................................................... ii

DAFTAR ISTILAH ........................................................ vi

DAFTAR SINGKATAN ...............................................viii

DAFTAR ISI .................................................................... ix

DAFTAR TABEL .......................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .....................................................xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................. 10

C. Batasan Masalah................................................... 11

D. Rumusan Masalah ................................................ 12

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................ 12

F. Metode Penelitian................................................. 12

G. Sistematika Penulisan .......................................... 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori ..................................................... 16

B. Tinjauan Pustaka .................................................. 16

C. Kerangka Berpikir ................................................ 20

D. Skema Kerangka Berpikir .................................... 23

BAB III LATAR BELAKANG SOSIAL MASYARAKAT

SEMARANG DAN KEMUNCULAN INDUSTRI

PERCETAKAN

A. Letak Geografis .................................................... 25

B. Kondisi sosial, politik, ekonomi, dan budaya ...... 27

C. Sarekat Islam Semarang ....................................... 45

Page 14: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

x

D. Kemunculan Industri Percetakan di Semarang .... 49

BAB IV SINAR DJAWA SEBAGAI PELOPOR SURAT

KABAR PRIBUMI DI SEMARANG

A. Sinar Djawa Beralih Ke tangan SI Semarang ...... 53

B. Redaktur-redaktur berpengaruh ........................... 60

BAB V ARTIKEL-ARTIKEL DALAM SINAR DJAWA DAN

SINAR HINDIA

A. Artikel-artikel Dalam Sinar Djawa (Agustus-Desember

1917) .................................................................... 64

1. Artikel Pendidikan ................................... 65

2. Artikel Politik ........................................... 84

3. Artikel Ekonomi ..................................... 116

4. Artikel Tradisi ........................................ 124

5. Artikel Agama ........................................ 126

6. Artikel Sosialisme dan Sosial-Demokratik

................................................................ 127

B. Artikel-artikel Dalam Sinar Hindia

(Mei-Agustus 1918) ........................................... 129

1. Artikel Politik ......................................... 150

2. Artikel Pendidikan ................................. 151

3. Artikel Ekonomi ..................................... 154

4. Artikel Kesehatan ................................... 157

C. Respon Sinar Jawa dan Saat Menjadi

Sinar Hindia ............................................................. 159

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................ 170

Page 15: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

xi

B. Saran ................................................................... 172

DAFTAR PUSTAKA ................................................... 175

LAMPIRAN .................................................................. 180

Page 16: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pelapisan sosial di Semarang ........................... 36

Tabel 3.2 Sistem pemerintahan Kota Praja Semarang ..... 40

Tabel 3.3 Pertumbuhan penduduk Semarang................... 41

Tabel 3.4 Angka kematian penduduk Semarang

tahun 1917 ....................................................................... 44

Tabel 4.1 Struktur redaksi Sinar Djawa dan

Sinar Hindia ..................................................................... 58

Tabel 5.1 Pendapatan fancylair ........................................ 67

Tabel 5.2 Tipe sekolah di sekolah perempuan lanjutan ... 71

Tabel 5.3 Ilustrasi surat suara........................................... 90

Page 17: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Logo Sinar Djawa dan Sinar Hindia ........... 55

Gambar 5.1 Pamflet pemberitahuan

penggalangan dana ........................................................... 66

Gambar 5.2 Mosi Tionghoa Ing Giap Hwee .................... 98

Gambar 5.3 Sosiologis Bumiputera ............................... 105

Gambar 5.4 Surat Keputusan Wabah Pes ...................... 111

Page 18: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mesin cetak sudah masuk di Hindia Belanda sejak abad ke-17

yang dibawa oleh Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC),

digunakan untuk keperluan administrasi. Pada masa Gubernur

Jendral Van Imhoff, yaitu tahun 1744 barulah mesin cetak

digunakan untuk kepentingan menerbitkan surat kabar yang

bernama Bataviasche Nouvelles terbit sepanjang tahun 1744-1746

setelah itu mati, dan kemudian muncul Het Vendue Nieuws terbit

pada tahun 1776-1809.1

Sejak dimulainya penerbitan surat kabar oleh pemerintah

Hindia Belanda, kemudian bermunculan surat kabar lainnya yang

sebagian besar membawa kepentingan-kepentingan pemerintah.

Surat kabar itu di antaranya, Java Government Gazette, Het

Bataviasch Advertentie Blad, Java Bode, De Locomotief,

Soerabajaasch Handelsblad, Vorstenlanden, Tjeremai dan lain

sebagainya.

Mulai tahun 1897 muncul surat kabar oposisi pemerintah

yaitu Bondsblad dengan membawa suara dari kaum Indo-Belanda

yang menuntut perlakuan sama dalam bidang politik. Ada juga

Java Post, Jong Indie, Nieuws van den Dag voor Nederlandsche-

Indie, dan Bataviaasch Nieuwsblad semuanya adalah surat kabar

1 A.B. Lapian dan Abdurrachman Surjomihardjo, Beberapa Segi

Perkembangan Sejarah Pers Di Indonesia (Jakarta: Penerbit Buku Kompas,

2002), 106.

Page 19: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

2

yang kerap kali mengkritik kebijakan pemerintah Hindia Belanda

yang tidak adil atau menjadi surat kabar oposisi.2

Berkembangnya penggunaan mesin cetak di Hindia Belanda

telah membuka era baru media massa, terbitnya surat kabar

Belanda atau Pers Belanda menandakan perubahan zaman itu.

Pers dalam arti sempit yaitu media cetak seperti surat kabar,

majalah, tabloid, dan dalam arti luas adalah kegiatan yang

berhubungan dengan massa.3 Selain pers Belanda yang

berkembang pesat, sejak awal abad ke-20 juga berkembang pers

Bumiputera. Pers Bumiputera yang pertama adalah Soenda Berita

didirikan oleh R.M Tirtoadisuryo pada 1903 dengan bantuan dari

bupati Cianjur R.A.A Prawiradiredja. Kemudian pada 1907

Tirtoadisuryo mendirikan Medan Prijai yang terbit seminggu

sekali.4

Berdasarkan penerbitan dan kepemilikannya, pers masa

kolonial dibagi menjadi tiga: (1) surat kabar Hindia Belanda,

yang umumnya berbahasa Belanda diterbitkan dan dikelola oleh

orang-orang Belanda, (2) surat Kabar Tionghoa, berbahasa Cina-

Mandarin atau Melayu-Tionghoa yang dikelola oleh orang

Tionghoa baik Peranakan maupun totok, dan (3) surat kabar

2 A.B. Lapian dan Abdurrachman Surjomihardjo, Beberapa Segi

Perkembangan Sejarah Pers Di Indonesia, 26-33. 3 Junedi Kurniawan, Ensiklopedia Pers Indonesia, (Jakarta: Kompas

Gramedia, 1991), 206. 4 Takashi Shiraishi dan Hilmar Farid, Zaman Bergerak: Radikalisme

Rakyat Di Jawa 1912-1926 (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1997), 44.

Page 20: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

3

Bumiputera, termasuk surat kabar daerah, yang berbahasa

Melayu, Arab, Daerah, dan belakangan bahasa Indonesia.5

Pers Islam sebagai bagian dari pers Bumiputera hadir

mewakili suara umat Islam dalam merespon kondisi sosial pada

saat itu. Dalam ensiklopedia pers Indonesia, yang dimaksud

dengan pers Islam adalah penerbitan yang bernafaskan atau

melakukan syiar Islam dan orang-orang Islam yang terjun dalam

bidang pers serta memperjuangkan cita-cita Islam agar dapat

dilaksanakan.6

Pers Islam yang pertama kali berdiri di wilayah Hindia

Belanda ketika itu adalah majalah al-Munir yang didirikan oleh

Haji Abdullah Ahmad pada tahun 1911 di Padang Panjang

Sumatera Barat. Majalah ini merupakan majalah kaum muda

reformis Islam yang mempunyai dua tujuan. Pertama, untuk

memimpin dan membawa Muslim Melayu di Sumatera kepada

kepercayaan dan praktik agama yang benar. Kedua, untuk

memelihara kedamaian dan keharmonisan sesama manusia dan

menerangi umat Islam dengan pengetahuan dan kebijaksanaan.7

Majalah al-Munir lahir karena terpengaruh oleh majalah al-

Imam yang didirikan oleh Thaher Djalaludin di Singapura pada

tahun 1906 dan berhenti terbit pada 1908. Abdullah Ahmad

sendiri adalah perwakilan al-Imam di Padang Panjang. Majalah

5 Ahmad Kosasih, ―Pers Tionghoa Dan Dinamika Pergerakan Nasional

Di Indonesia, 1900–1942,‖ Susurgalur 1, no. 1 (2016), 41. 6 Junedi Kurniawan, Ensiklopedia Pers Indonesia, 251.

7 Azyumardi Azra dan Jajat Burhanudin, Sejarah Kebudayaan Islam

Indonesia: Institusi Dan Gerakan, (Jakarta: Kemendikbud, 2016), 255.

Page 21: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

4

al-Imam lahir karena pengaruh majalah al-Manar di Mesir yang

didirikan oleh Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha8

Al-Munir sebagai pers Islam pertama, menjadi stimulus bagi

munculnya pers Islam yang lain, seperti dalam organisasi

Muhammadiyah menerbitkan juga sejumlah majalah antara lain,

Bintang Islam (1923), Bendera Islam (1924), Al-Kirom (1928),

Adil (1932), Pantjaran Amal (1936), Soegoenting

Muhammadiyah (1927-1929), dan Swara Islam (1931-1933).

Begitu pula dengan Persatuan Islam (Persis) yang menerbitkan

majalah Pembela Islam (1929), Sual-Djawab (1930-an) dan al-

Fatwa (1931). Demikian juga dengan Sarekat Islam yang

menerbitkan juga Majalah yaitu, Hindia Serikat (1913), dan surat

kabar harian seperti Oetoesan Hindia, Pantjaran Warta, Sinar

Djawa (1914), Neratja (1916), Sinar Hindia (1918), dan Hindia

Baru (1924).

Pada umumnya surat kabar dan majalah Islam berfungsi

sebagai media penyiaran Islam, menjawab persoalan sosial

keagamaan, menjadi corong politik organisasi dan menyiarkan

berita-berita dalam dan luar negeri.

Sejak diperkenalkannya mesin cetak di wilayah Hindia

Belanda penggunaannya dilakukan dengan masif, baik oleh

pemerintah atau pun masyarakat sipil. Sebelum diperkenalkannya

teknologi mesin cetak, informasi hanya berada di tangan otoritas

tertentu sehingga ada jarak dengan pihak yang lain, misalkan

kebijakan dan seluk-beluk pemerintah hanya dapat diketahui oleh

8 Azra dan Burhanudin, Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia: Institusi

Dan Gerakan, 256.

Page 22: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

5

mereka yang di pemerintahan dan golongan elit lainnya, serta

sangat sulit diketahui oleh masyarakat luas sehingga terjadi

dominasi yang berlebihan atau misalkan di kalangan umat Islam

otoritas keagamaan berada di tangan para guru atau ulama yang

mempuni keilmuwannya, sehingga segala sesuatunya harus

terlebih dahulu di konfirmasi sebelum mengambil tindakan.

Otoritas pemerintahan dan keagamaan terkikis dengan

sendirinya secara perlahan, surat kabar, majalah dan buku-buku

yang dicetak dalam jumlah banyak membuat sosok ulama

misalnya tidak terlalu sentral lagi. Masyarakat tidak harus

langsung bertatap muka dengan seorang guru jika menemui

masalah keagamaan, karena bisa langsung mengakses melalui

buku-buku, koran ataupun majalah yang memuat konten-konten

keagamaan.9

Koran, majalah dan buku-buku yang dicetak oleh kebanyakan

kalangan umat Islam pada awal abad ke-20 berbahasa Melayu

dan sebagiannya berbahasa daerah dengan tulisan latin (rumi),

beberapa masih menggunakan tulisan Arab (Pegon dan Jawi),

sehingga membuka peluang besar untuk bisa dibaca oleh semua

kalangan. Penggunaan bahasa Melayu juga menandai satu zaman

baru, yaitu munculnya kesadaran nasional sebagai identitas

bersama untuk melawan penjajahan. Di samping itu, koran

majalah dan buku-buku juga telah membuka peluang lebar bagi

umat muslim terlibat dalam merumuskan Islam pada konteks

9 Jajat Burhanuddin, Islam Dalam Arus Sejarah Indonesia (Jakarta:

Kencana, 2017), 478.

Page 23: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

6

Indonesia, perbedaan pendapat pun melahirkan diskusi dan

perdebatan yang berdampak baik bagi kalangan umat muslim.

Kesadaran umat Islam akan pentingnya kemerdekaan

membangkitkan perlawanan terhadap dominasi Belanda. Sistem

politik etis yang diterapkan pemerintah Hindia Belanda sejak

1901, tidak berjalan sesuai janji yang ditawarkan. Kemajuan yang

digadang-gadang tidak terealisasi dengan merata, ketimpangan

masih terjadi di mana-mana. Politik etis pada dasarnya dibuat dan

diperuntukan kepada golongan pedagang menengah dan priyai

Bumiputera. Bumiputera yang tidak masuk kedua golongan

tersebut tidak merasakan dampak besar dari kemajuan yang

dijanjikan oleh politik etis, mereka tetap pada posisi

ketertinggalan. Jika sebelum politik etis mereka adalah seorang

buruh tani atau pedagang kecil, maka kondisinya tidak berubah

jauh saat politik etis, dalam menerima pendidikan misalnya,

mereka masih menempuh pendidikan dengan sistem tradisional.

Penerapan politik etis oleh pemerintah Hindia Belanda yang

tidak sesuai janji dan ekspektasi Bumiputera, menimbulkan

respon beragam. Respon terhadap Politik etis tumbuh merebak

dan termanifestasikan dalam bentuk organisasi, sebagaimana

Sarekat Islam yang kemudian menjadi Partai Sarekat Islam

Indonesia pada tahun 1930, Muhammadiyah, Persatuan Muslimin

Indonesia, Persatuan Islam, Nahdlatul Ulama, Nahdlatul Wathan,

dan Majelis Syuro Muslimin Indonesia. Organisasi-organisasi

tersebut sebagiannya memiliki media cetak sebagaimana telah

disebutkan sebelumnya, media cetak dalam bentuk koran atau

majalah berkala itulah yang menjadi alat dalam merespon

Page 24: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

7

kebijakan Politik etis yang dilakukan oleh Belanda.10

Sartono

Kartodirdjo, mengatakan organisasi dengan surat kabar bagaikan

dua sisi mata uang yang saling mendukung eksistensinya.11

Sarekat Islam khususnya adalah organisasi yang pada

masanya (1912-1942) banyak memberikan kontribusi terhadap

umat Islam dan Bangsa. Pada awalnya Sarekat Islam (SI)

bernama Sarekat Dagang Islam (SDI) yang di dirikan oleh Haji

Samanhudi atas usulan Raden Tirtoadisuryo pada 16 Oktober

1905, adalah organisasi yang bertujuan untuk memajukan

ekonomi umat Islam dalam menghadapi persaingan bisnis dengan

pedagang-pedagang Tionghoa. SDI juga melindungi para

anggotanya dari tekanan kaum bangsawan yang tidak memenuhi

hak-hak rakyat dan sering melakukan tindakan diskriminasi.12

Baru lah pada 11 November 1912 SDI mengubah namanya

menjadi Sarekat Islam (SI), ada dua sebab didirikannya SI.

Pertama kompetisi yang meningkat dalam bidang perdagangan

batik terutama dengan para pedagang Tionghoa dan sikap

superioritas mereka terhadap orang-orang Bumiputera,

sehubungan dengan berhasilnya revolusi Tiongkok tahun 1911.

Kedua adanya tekanan oleh masyarakat di Solo dari para

bangsawan, maka SI dimaksudkan menjadi benteng bagi orang-

orang Bumiputera yang umumnya terdiri dari pedagang-pedagang

10

Merle Calvin Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern 1200-2004

(Jakarta: Serambi, 2005), 341. 11

Sartono Kartodirjo, Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah

Pergerakan Nasional (Yogyakarta: Ombak, 2011),135. 12

Azra and Burhanudin, Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia: Institusi

Dan Gerakan, 290.

Page 25: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

8

batik di Solo terhadap orang-orang Tionghoa dan para

bagsawan.13

Deliar Noer membagi empat periode perkembangan Sarekat

Islam, pertama dari 1911-1916 yang memberi corak dan bentuk

partai tersebut, kedua dari 1916-1921 yang dapat dikatakan

sebagai periode puncak, ketiga dari 1921-1927 ini adalah periode

konsolidasi karena harus bersaing dengan golongan komunis dan

terjadi banyak tekanan dari pemerintah Hindia Belanda, keempat

dari 1927-1942 periode yang memperlihatkan usaha partai untuk

tetap eksis di ranah politik Indonesia.14

Dari empat periodisasi yang dibuat oleh Deliar Noer tersebut,

SI banyak menerbitkan majalah dan surat kabar berkala yang

berfungsi sebagai corong politik organisasi dan salah satu sumber

penghasilan organisasi. Hasan Ali Soerati, Direktur Setija Oesaha

sekaligus penerbit Otoesan Hindia mengatakan bahwa

pentingnya suatu organisasi memiliki media cetak sebagaimana

kelompok Sosial Demokrat yang menerbitkan Het Volk dan

Indische Partij yang mengeluarkan de Expres, keuntungan dari

mengeluarkan media cetak digunakan untuk menambah kas SI

dan sebagai corong organisasi.15

Media cetak yang dikeluarkan oleh SI diantaranya Kaoem

Moeda, (1913), Oetoesan Hindia, Pantjaran Warta, Sinar Djawa

13

Deliar Noer, Gerakan Moderen Islam Di Indonesia, 1900-1942

(Jakarta: LP3ES, 1982), 115-116. 14

Deliar Noer, Gerakan Moderen Islam, 114. 15

Tim Museum Kebangkitan Nasional, H.O.S. Tjokroaminoto

Penyemai Pergerakan Kebangsaan Dan Kemerdekaan (Jakarta: Museum

Kebangkitan Nasional Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementeriaan

Pendidikan dan Kebudayaan, 2015), 12.

Page 26: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

9

(1914), Neratja (1916), Sinar Hindia (1918), Hindia Baru (1924),

Bendera Islam (1924-1927), Fajar Asia (1927-1930), Sarotomo

(1911) Laskar (1930-1932), dan Suara PSII (1937-1941). Secara

umum media cetak yang dikeluarkan oleh SI berisikan konten-

konten yang mengangkat harga diri bangsa untuk mencapai

kemerdekaan, baik yang bersifat kooperatif dan atau yang non-

kooperatif.

Media cetak yang dikeluarkan oleh Sarekat Islam terhitung

sejak tahun 1911-1942 berjumlah sekitar 12 buah.16

Seiring

dengan pergantian nama mulai dari Sarekat Islam (SI), Partai

Sarekat Islam (PSI), sampai Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII)

media yang mereka terbitkan muncul di berbagai daerah yang

terdapat cabang organisasi. Media-media itu terbit tidak dalam

waktu yang bersamaan, munculnya dalam waktu yang berbeda-

beda dan di tempat yang berbeda pula.

Jumlah media cetak yang cukup banyak dengan rentan waktu

yang panjang, akan menyulitkan dilakukan penelitian dalam

skripsi ini, karena ruang pembahasan yang terlalu luas. Oleh

karena itu penulis hanya memilih dua dari dua belas media cetak

yang dikeluarkan oleh SI yang terdapat dalam katalog

Perpustakaan Nasional Indonesia. Media yang akan penulis ambil

untuk dijadikan penelitian dalam skripsi ini adalah surat kabar

Sinar Djawa dan Sinar Hindia.

Sinar Djawa dan Sinar Hindia merupakan organ yang

digunakan oleh SI Semarang sebagai media propaganda selain

rapat umum (vergadering) terbuka yang sering dilakukannya.

16

Katalog Koran SI-PSII Perpustakaan Nasional Indonesia

Page 27: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

10

Sinar Djawa termasuk media Islam, merujuk pada organisasi

yang menerbitkannya yaitu Sarekat Islam yang menjadikan Islam

sebagai ideologi organisasi. Sebagai media Islam, Sinar Djawa

aktif dalam merespon kebijakan-kebijakan Belanda termasuk

ebijakan Politik etis. Sinar Djawa merespon Politik etis melalui

pemberitaan dan artikel-artikel kiriman pembaca atau yang ditulis

oleh dewan redaksi sendiri.

Oleh karenanya penulis memutuskan hal ini sebagai objek

penelitian sejarah dengan melakukan peninjauan melalui data-

data yang diperoleh dari berbagai macam sumber tertulis ataupun

lisan baik yang bersifat sekunder dan primer dengan judul

“Konten Artikel-artikel Dalam Koran Sinar Djawa dan Sinar

Hindia Semarang 1917-1918”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas yang akan diteliti oleh

penulis adalah sejarah sosial dan politik, dengan beberapa

masalah pokok mengenai bagaimana Sarekat Islam merespon

politik etis melalui media cetaknya, yaitu Sinar Djawa yang

kemudian berubah nama menjadi Sinar Hindia. Di samping itu,

penulis juga akan menjelaskan dinamika kemasyarakatan di

Semarang pada masa politik etis, sebagai konteks sosial yang

membentuk narasi pemberitaan dan artikel-artikel dalam Sinar

Djawa dan Sinar Hindia.

Menjadi salah satu pusat perdagangan pada masa politik etis

di Jawa, membuat Semarang juga menjadi salah satu kota

terpadat dengan penduduk yang sangat heterogen. Heterogenitas

Page 28: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

11

penduduk menjadi faktor penting bertemunya berbagai macam

kelompok atau serikat dengan ideologi yang berbeda-beda.

Kondisi yang demikian itulah yang memunculkan banyak

benturan antara masyarakat dan pemerintah atau masyarakat

dengan masyarakat yang berbeda ideologi.

Benturan-benturan itulah yang kemudian menjadi narasi

yang setiap hari muncul dalam rubrik-rubrik Sinar Djawa dan

Sinar Hindia dengan penulis-penulis dari kelompok yang bereda-

beda atau tidak hanya dari kalangan Sarekat Islam saja.

C. Batasan Masalah

Agar kajian dalam skripsi ini tidak melebar dan terfokus

pada satu pembatasan masalah, terkait judul penelitian “Konten

Artikel-artikel Dalam Koran Sinar Djawa dan Sinar Hindia

Semarang 1917-1918”. Penulis membatasi kepada tiga hal

pokok. Pertama, batasan spasial, yaitu batasan ruang yang hanya

meliputi wilayah pers yang diterbitkan oleh Sarekat Islam

Semarang yaitu Sinar Djawa dan Sinar Hindia. Kedua, batasan

temporal, yaitu batasan waktu yang dimulai tahun 1917 sampai

akhir tahun 1918. Kurun waktu 1917-1918 menjadi kurun waktu

yang penting dimana Sarekat Islam telah menjadi organisasi yang

besar dengan propaganda yang dikembangkannya lewat media

cetak dan memasuki tahun 1918 infiltrasi paham Marxisme

mampu mempengaruhi arah gerak Sinar Djawa sehingga berubah

menjadi Sinar Hindia. Ketiga, batasan tema yang menjadi

masalah utama yaitu dinamika perjalanan atau Pers Sarekat Islam

yaitu Sinar Djawa dan Sinar Hindia.

Page 29: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

12

D. Rumusan Masalah

Adapun masalah utama skripsi ini dapat diuraikan dalam

bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Apa saja konten artikel-artikel yang ada dalam Sinar

Djawa dan Sinar Hindia?

2. Bagaimana Sinar Djawa dan Sinar Hindia merespon

politik etis di Semarang?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian skripsi ini bertujuan untuk mengetahui konten-

konten artikel yang berkembang dan dialektika dalam Sinar

Djawa danjuga saat berubah nama menjadi Sinar Hindia. Adapun

manfaat penelitian skripsi ini sebagai berikut:

1. Memberikan Wawasan tentang kecenderungan penulisan

artikel koran pada awal abad ke-20 di Jawa.

2. Dapat memberikan wawasan tentang perkembangan pers

Islam khususnya yang diterbitkan oleh Sarekat Islam.

3. Menambah historiografi sejarah intelektual dan pers Islam

Indonesia.

F. Metode Penelitian

Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah

metode sejarah dengan pendekatan sosial, politik, dan

komunikasi. Metode sejarah adalah proses menguji dan

menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau

Page 30: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

13

(historis).17

Adapun penelitian ini bersifat analitical history18

,

dengan menggunakan penelitian sejarah yang mencakup heuristik

(pengumpulan sumber), kritik sumber (internal dan eksteral),

interpretasi atau penafsiran, dan historiografi atau penulisan

sejarah.19

Tahapan pertama adalah pemilihan topik, dalam hal ini

kajiannya adalah sejarah pers. Tahapan selanjutnya adalah

heuristik atau pegumpulan sumber yang berhubungan dengan

objek penelitian.

Penelitian proses heuristik, penulis menggunakan metode

kepustakaan (library research), yaitu penelitian yang mengacu

pada sumber tertulis. Penulis menghimpun sumber-sumber yang

bersifat primer dan sekunder. Untuk sumber primer penulis

menggunakan surat kabar Sinar Djawa dan Sinar Hindia.

Sedangkan sumber sekunder menggunakan data-data yang

diperoleh dari artikel-artikel dalam jurnal, tesis, disertasi, dan

buku.

Dalam studi kepustakaan ini penulis mengunjungi berbagai

tempat di antaranya, Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora, Arsip

Nasional Republik Indonesia, dan Perpustakaan Nasional

Republik Indonesia.

17

Louis Gottschalk and Nugroho Notosusanto, Mengerti Sejarah:

Pengantar Metode Sejarah (Jakarta: Yayasan Penerbit Universitas Indonesia,

1975), 32. 18

Analitical History diartikan jenis penelitian sejarah yang

memanfaatkan teori dan metodologi. Lihat, M. Dien Madjid dan Johan

Wahyudi, Ilmu Sejarah Sebuah Pengantar, (Jakarta: Kencana, 2014), 218. 19

Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, (Yogyakarta: Tiara Wacana,

2013), 69.

Page 31: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

14

Sumber primer penulis dapatkan di Perpustakaan Nasional

Republik Indonesia yaitu Sinar Djawa dan Sinar Hindia, baik

yang berbentuk microfilm ataupun yang masih berwujud asli

dengan keadaan yang sudah sangat rapuh.

Tahap selanjutnya adalah verifikasi atau kritik sumber

dengan melakukan pengujian terhadap keaslian sumber yang

dilakukan dengan cara kritik eksternal dan internal.20

Dalam

kritik ekstern, penulis mengkritisi secara fisik mengenai sumber

primer yang telah didapat baik dari segi kertas, ataupun tinta yang

digunakan. Sedangkan kritik intern adalah pegujian terhadap

sumber yang dilihat dari relevansi isinya.

Selanjutnya interpretasi sejarah dengan menguraikan sebab

akibat dari sebuah peristiwa. Interpretasi dilakukan setelah

penulis mengumpulkan dan mengolah data. Terakhir,

historiografi yaitu proses penyusunan fakta-fakta sejarah dalam

sebuah tulisan dengan memeperhatikan struktur dan gaya

bahasa.21

G. Sistematika Penulisan

Untuk menyajikan laporan dan penulisan penelitian,

sekaligus memberikan gambaran yang jelas dan sistematis

tentang materi yang terkandung dalam skripsi ini, penulis

menyusun sistematika penulisan ke dalam 5 bab beserta

bibliografi dengan urutan sebagai berikut.

20

Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah. 77. 21

Sulasman, Metodologi Penelitian Sejarah: Teori, Metode, dan

Contoh Aplkasi, (Bandung: Pustaka Setia, 2014). 107.

Page 32: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

15

BAB I Berisikan pendahuluan yang terdiri dari,

penjabaran singkat latar belakang penulisan, identifikasi masalah,

batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat penelitian,

metode penelitian, dan sistematika.

BAB II Berisikan penjabaran landasan teori yang dipakai

dalam penelitian ini, tinjauan pustaka dan kerangka berpikir.

BAB III Membahas secara singkat latar belakang sosial

masyarakat Semarang dan kemunculan industri percetakan di

Semarang.

BAB IV Membahas perkembangan Sinar Djawa Sebagai

Pelopor Surat Kabar Bumiputra di Semarang dan beberapa nama

redaktur berpengaruh di dalamnya.

BAB V Membahas konten artikel-artikel yang a d a dalam

Sinar Djawa dan Sinar Hindia.

BAB VI Kesimpulan dari penelitian skripsi ini, dan saran

untuk penelitian lanjutan.

Page 33: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel
Page 34: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

16

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

Sinar Djawa adalah organ atau media cetak yang dikeluarkan

oleh Sarekat Islam Semarang pada 4 Januari 1914 dan berubah

nama menjadi Sinar Hindia pada 1 Mei 1918. Surat kabar ini

berperan sebagai corong organisasi.

Maka dari itu dalam penelitian skripsi ini digunakanlah teori

hegemoni untuk menganalisis artikel-artikel dalam Sinar Djawa

dan Sinar Hindia, teori ini dikemukakan oleh Antonio Gramsci.

Analisis terhadap artikel-artikel menjadi penting karena media

memberikan pengaruh terhadap realitas sosial, diantaranya

mengonstruksi identitas sosial, relasi sosial, dan mengonstruksi

sistem pengetahuan dan sistem kepercayaan.22

Teori ini akan

diaplikasikan pada bab 5 skripsi.

Teori dalam penulisan sejarah sebagaimana diejawantahkan

oleh Sartono Kartodirjo bertujuan untuk mengkaji faktor-faktor

kausal, kondisi, konteks, serta, serta unsur-unsur yang merupakan

komponen dan eksponen dari sejarah yang dikaji.23

B. Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian skripsi ini yang menjadi inspirasi adalah

buku yang berjudul Beberapa Segi Perkembangan Sejarah Pers

22

Aris Badara, Analisis Artikel: Teori, Metode, Dan Penerapannya

Pada Artikel Media (Jakarta: Kencana, 2014), 26. 23

Sartono Kartodirdjo and Sarwono Pusposaputro, Pendekatan Ilmu

Sosial Dalam Metodologi Sejarah (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992),

2.

Page 35: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

17

di Indonesia, buku ini ditulis oleh tim peneliti Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan diterbitkan oleh penerbit buku

Kompas pada tahun 2002. Buku ini mendeskripsikan secara

umum sejarah pers di Indonesia yang diklasifikasikan menjadi

tiga jenis, yaitu Pers Belanda, Pers Melayu-Tionghoa dan Pers

Indonesia serta beberapa peristiwa pemberedelan pers oleh

pemerintah.

Buku kedua yang turut menyumbang ide dalam penelitian

skripsi ini adalah buku karya Ahmat adam yang berjudul Sejarah

Awal Pers dan Kebangkitan Kesadaran KeIndonesiaan 1855-

1913. Buku karya Ahmat Adam ini memberikan penjelasan

sejarah pers di Indonesia secara komprehensif, dimulai pada saat

pers hanya dikuasai oleh orang-orang Eropa, Tionghoa, hingga

sampai kepada Bumiputera Indonesia. Buku ini juga menjelaskan

perkembangan pers dari segi kebahasaan, artikel yang dipilih

hingga jumlah produksi dan konsumsi yang terjadi selama kurun

waktu tersebut. Adam juga menjelaskan melalui pers lah

kesadaraan kebangsaan lahir, dan berhasil membentuk rasa

persaudaraan yang sama.24

Selanjutnya buku karya Basilius Triharyanto, bukunya

berjudul Pers Perlawanan Politik Artikel Antikolonialisme Pertja

Selatan diterbitkan oleh Lkis Yogyakarta pada tahun 2009. Buku

tersebut mengeksplorasi sejarah surat kabar Pertja Selatan yang

terbit sejak 1926-1941 di Palembang Sumatera Selatan. Buku ini

membahas tentang sepak terjang Pertja Selatan sebagai surat

24

Ahmat B Ahmat Adam et al., Sejarah Awal Pers Dan Kebangkitan

Kesadaran Keindonesiaan, 1855-1913 (Jakarta: Hasta Mitra, 2003), 209.

Page 36: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

18

kabar harian yang menolak kolonialisme Belanda, artikel-artikel

yang dikeluarkan oleh koran ini hampir semuanya bernada

nonkooperatif. Orang-orang yang menulis di koran ini berasal

dari berbagai golongan baik itu yang nasionalis maupun komunis.

Dengan sikapnya yang seperti itu tak jarang para dewan redaksi

sering ditangkap oleh pemerintah Hindia Belanda dan sering kali

pula perusahaan surat kabar ini diberi peringatan berupa teguran

ataupun pemberentian terbit sementara.25

Seabad Pers Kebangsaan: Bahasa Bangsa, Tanah Air Bahasa,

menjadi buku selanjutnya yang masuk dalam tinjaun pustaka ini.

Buku ini merupakan buku yang disusun oleh sekelompok peneliti

dengan tujuan untuk memperingati satu abad pers yang digeluti

oleh Bumiputera atau pers anak bangsa. Berangkat dari tesisnya

yang mengatakan bahwa bangunan kebangsaan didirikan dari

tradisi pers, jika melihat fakta sejarah bahwa nyaris seluruh tokoh

kunci pergerakan kebangsaan dan nasionalisme adalah tokoh

pers. Buku ini memuat sejarah singkat berbagai macam pers, baik

itu cetak ataupun elektronik sejak awal abad ke-20 sampai tahun

2007. Ada 300 buah lebih pers yang diteliti dalam buku ini.26

Selanjutnya terdapat tesis Pasca Sarjana Universitas Indonesia

yang berjudul, Pers Bumiputera Dalam Era Kolonial Belanda

Sinar Djawa-Sinar Hindia: Cermin Pergerakan Sarekat Islam

Semarang (1914-1924), tesis ini ditulis oleh Dewi Yuliati pada

tahun 1993. Tesis ini ini mengeksplorasi perkembangan Sinar

25

Basilius Triharyanto, Pers Perlawanan, Politik Artikel

Antikolonialisme Pertja Selatan (Yogyakarta: Lkis, 2009), 27. 26

Tim Periset Seabad Pers Kebangsaan, Seabad Pers Kebangsaan,

(Yogyakarta: I: BOEKOE, 2008), 15.

Page 37: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

19

Djawa dan Sinar Hindia sejak dibeli oleh SI Semarang dari

perusahaan milik orang Tioghoa pada 1914. Setelah dibeli, Sinar

Djawa menjadi corong organisasi SI Semarang berperan sebagai

media yang merepresentasikan gerakan SI Semarang. Sinar

Djawa bertahan selama empat tahun, yaitu sepanjang kurun

waktu 1914-1918, kemudian berganti nama menjadi Sinar

Hindia. Pergantian nama ini menandai perubahan yang sangat

radikal, paham komunis yang telah terinfiltrasi ke dalam tubuh SI

Semarang sejak 1914 pun mempengaruhi Sinar Hindia.27

Redaktur Sinar Hindia yang punya andil besar terhadap

perubahan yang sangat radikal adalah, Semaun, Marco, dan

Darsono. Ketiga tokoh itu adalah tokoh yang dikenal sebagai

tokoh SI Merah yang kemudian berubah menjadi Partai Komunis

Indonesia setelah diterapkannya disiplin partai oleh Sarekat

Islam. Sinar Djawa dan Sinar Hindia oleh Dewi Yuliati dijadikan

objek penelitian sebagai cerminan dari SI Semarang dan di bab

akhir sebelum kesimpulan penulis menyoroti respon pemerintah

Hindia Belanda yang sangat keras dalam menerapkan hukuman

terhadap jurnalis yang melanggar aturan tentang pers yang telah

ditentukan. Akan tetapi penekanan lebih dilakukan terhadap Sinar

Hindia, karena pada saat itu lah gejolak dunia pers terjadi dan

seperti yang dikatakan Mc Vey bahwa Sinar Hindia adalah surat

kabar yang sangat berani dan radikal. Pada saat namanya masih

Sinar Djawa Dewi Yuliati tidak melakukan ekplorasi dengan

mendalam.

27

Dewi Yuliati, ―Pers Bumiputera Dalam Era Kolonial Belanda Sinar

Djawa-Sinar Hindia: Cermin Pergerakan Sarekat Islam Semarang 1914-1924.‖

Page 38: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

20

Namun dari kelima tulisan terdahulu tersebut, belum ada yang

secara eksplisit menyoroti bagian artikel-artikel di dalam pers

merespon kolonialisme tersembunyi pada masa Politik etis yang

diterapkan oleh pemerintah Hindia Belanda, terutama oleh media

cetak atau organ yang dimiliki Sarekat Islam sebagai organisasi

terbesar dan berpengaruh pada saat itu. Meskipun begitu kelima

karya tulis tersebut menjadi tinjauan pustaka untuk penelitian

skripsi ini yang memberikan banyak informasi yang dibutuhkan

oleh penulis.

C. Kerangka Berpikir

Awal abad ke-20 adalah penggalan waktu yang sangat penting

bagi sejarah Indonesia. Pada abad inilah pijakan awal kesadaran

kebangsaan lahir, ada banyak sekali faktor yang

melatarbelakanginya. Sebagian sejarawan ahli Indonesia

meletakan politik etis pemerintah Hindia Belanda sebagai titik

tolak lahirnya kebangsaan itu, diantaranya M.C. Ricklefs,

Takashi Shiraishi, Jhon Ingelson, Sartono Kartodirjo dan Taufiq

Abdullah.

Politik etis adalah program yang dibuat pemerintah Hindia

Belanda dalam rangka memperbaiki kerusakan alam dan

masyarakat akibat politik liberal yang diterapkan sejak 1870.

Atas perintah Ratu Wilhelmina politik etis diterapkan di wilayah

jajahan sejak 1901, ada tiga poin penting dalam program Politik

etis ini yaitu, emigrasi (imigrasi), irigasi, dan edukasi.

Dari penerapan Politik etis ini maka lahirlah kelas

intelegensia, kelas inilah yang berperan sebagai lokomotif

Page 39: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

21

penggerak kekuatan Bumiputera. Kelas intelegensia inilah

membentuk perkumpulan atau organisasi sebagai menifestasi dari

kesadaran akan persatuan dan kemerdekaan. Organisasi-

organisasi itu bergerak dalam berbagai bidang, politik, ekonomi,

sosial dan budaya misalnya.

Dalam penelitian skripsi ini Sarekat Islam (SI) yang didirikan

oleh H.Samanhudi pada 1912 menjadi objek penelitian, namun

bukan pada organisasi Sarekat Islamnya yang akan diteliti,

melainkan pada organ atau media cetak yang diterbitkan oleh

Sarekat Semarang, yaitu Sinar Djawa dan Sinar Hindia

Sinar Djawa dan Sinar Hindia, adalah media cetak yang dibeli

SI Semarang dari perusahaan Tionghoa pada 1913 dan mulai

diterbitkan oleh SI Semarang pada 1914-1918. Korelasinya

dengan politik etis adalah, penelitian ini akan melihat bagaimana

Sinar Djawa merespon dan merepresentasikan politik etis dengan

melihat artikel-artikel yang dikembangkan, begitupun saat

bertransformasi menjadi Sinar Hindia. Sederhananya penelitian

ini ingin melihat era politik etis lewat media cetak. Hal yang

semacam ini masih sangat langka dalam kajian sejarah Indonesia.

Oleh karena itulah peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

ini.

Untuk menyiasati hal itu, peneliti menggunakan teori

hegemoni Gramsci untuk menganalisis artikel-artikel yang ada di

Sinar Djawa dan Sinar Hindia. Dengan menggunakan hegemoni

Gramsci maka akan diketahui latar belakang kemunculan teks-

teks dalam kolom-kolom Sinar Djawa, diantaranya latar ideologi,

kekuasaan, dan faktor lain yang menyebabkan produksi teks.

Page 40: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

22

Saat faktor produksi yang melatar belakangi munculnya teks-

teks tersebut bisa diketahui maka akan dapat diketahui juga

bagaimana Sinar Djawa dan Sinar Hindia merespon politik etis.

Kurang lebih skemanya sebagai berikut:

Page 41: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

23

Skema Kerangka Berpikir

Artikel d

an T

ransfo

rmasi

Ideo

logi S

inar D

jaw

a d

an

Sin

ar H

india

1917-1

918

Masalah

Literature

review

Bagaimana artikel-artikel dalam

Sinar Djawa dan Sinar Hindia

merespon politik etis di Semarang.

Buku, Pers Perlawanan

Politik Artikel

Antikolonialisme Pertja

Selatan,karya Basilius

Triharyanto.

Tesis, Pers Bumiputera

Dalam Era Kolonial Belanda

Sinar Djawa-Sinar Hindia:

Cermin Pergerakan Sarekat

Islam Semarang (1914-

1924), Dewi Yuliati.

Sumber

primer

Koran Sinar Djawa dan Sinar

Hindia 1917-1918

Metode Historis Heuristik,

kritik,

interpretasi,

historiografi

pendekatan multidisiplin Melihat

artikel yang

berkembang

Teori Hegemoni Gramsci

Temuan

Para penulis dan jurnalis melakukan

kontra hegemoni terhadap

kolonialisme tersembunyi

pemerintah.

Page 42: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

24

BAB III

Latar Belakang Sosial Masyarakat Semarang dan

Kemunculan Industri Percetakan di Semarang

A. Letak Geografis

Pada masa pemerintahan Hindia Belanda atau dalam hal ini

dimulai sejak tahun 1901 terdapat tiga pengertian dalam mengkaji

tata lingkungan Semarang, yaitu Semarang sebagai karesidenan,

Semarang sebagai kota, dan Semarang sebagai kabupaten.

Pertama, Semarang sebagai wilayah karesidenan (Karesidenan

Semarang) ditetapkan berdasarkan Ind. Staadblad. Nomor 331, 1

Januari 1901 dengan menambahkan Jepara sebagai bagian

karesidenan.28

Secara administratif ada tujuh wilayah (afdeling)

yang termasuk kedalam Karesidenan Semarang yaitu, Semarang,

Kendal, Grobogan, Pati, Kudus, Demak, dan Jepara, kemudian

dibagi menjadi 15 afdeling kontroler, 35 distrik (kecamatan),

3433 desa pemerintah, dan 227 desa partikulir. 29

Letak Karesidenan emarang jika ditinjau dari garis

astronomis terletak pada posisi 11 45 -11 Bujur imur dan

6 45 -6 35 Lintang elatan. Luas wila ah Karesidenan

Semarang kurang lebih 8144 Km2, di sebelah Timur dibatasi oleh

sebagian sungai Randugunting, di sebelah Barat berbatasan

dengan sungai Kalu Kuta, di Selatan ada Gunung Merbabu,

Gunung Telemoyo, Gunung Unggaran dan Gunung Prau.

Sedangkan di sebelah Timur dibatasi oleh beberapa tanjung,

28

Hartono Kasmadi dan Wiyono, Sejarah Sosial Kota Semarang:

1900-1950, (Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat

Sejarah Dan Nilai Tradisional, 1985), 5.

29

Kasmadi, Sejarah Sosial Kota Semarang, 8.

Page 43: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

25

diantaranya Tanjung Bugel, Tanjung Batu,Tanjung Mrican,

Tanjung Jati, Tanjung Piring, Tanjung Kudiran, dan Tanjung

Morowelang, serta ada dua gunung, yaitu Gunung Muria dan

Gunung Celering.30

Sungai-sungai yang berada di Karesidenan

Semarang semuanya bermuara di Laut Jawa sehingga membuat

wilayah ini menjadi pelabuhan terpenting di Jawa Tengah pada

masa kolonial Belanda.31

Semarang sebagai kabupaten secara astronomi terletak pada,

1100

14 54

sampai 110

0 39

3

Bujur Timur dan 70

31

57

sampai

30

54

Lintang Selatan.32

Di sebelah Utara berbatasan dengan

Laut Jawa, di Timur dengan afdeling Demak, Selatan dengan

afdeling Salatiga, dan di Barat dengan afdeling Kendal dengan

luas wilayah 391 Km2. Kabupaten Semarang terbagi menjadi tiga

distrik, diantarnya, Semarang, Pedurungan, dan Singen Lor.

Daerah yang menjadi pengawasannya (kontroleur) adalah,

Salatiga, Ambarawa, dan Sekitar Semarang.33

Sedangkan Semarang sebagai kota terletak pada garis

astronomis 1100

23 57

79

sampai 110

0 27

70

Bujur Timur dan

60

55

6

sampai 60

58 18

Lintang Selatan.

34 Semarang sebagai

kota juga berfungsi sebagai ibukota kabupaten, kabupaten

karesidenan, dan juga merupakan kotapraja. Secara administratif

luas kota Semarang adalah 346,55 Km2.35

30

Kasmadi, Sejarah Sosial Kota Semarang, 6.

31

Kasmadi, 8.

32

Dinas Pariwisata, Sejarah Kabupaten Semarang (Semarang: Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Semarang, 2007), 9.

33

Kasmadi, Sejarah Sosial Kota Semarang, 9.

34

Pemerintah Daerah Kota Madya Dati II Semarang, 9.

35

Kasmadi, Sejarah Sosial Kota Semarang. 10.

Page 44: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

26

B. Kondisi Sosial, Politik, dan Ekonomi

Amen Budiman dengan menggunakan sumber tradisional

yaitu, Serat Kandhaning Ringgit Purwa naskah KBG No. 7

berpendapat bahwa Semarang didirikan oleh Ki Pandan Arang

anak dari Pangeran Sabrang Lor, sultan kedua Demak. Ki Pandan

Arang bersama anakn a Pangeran Kasepuhan datang ke ―Pulo

irang‖ untuk men ebarkan Islam kepada ―Ajar‖36

Hindu dan

Budha serta membuat pesantren di sana. Perkembangan

Semarang pada masa awal beriringan dengan islamisasi dan

politik ekspansi dari Kesultanan Demak.37

Penamaan Semarang sendiri ada beberapa versi, diantaranya

masih menurut Serat Kandhaning Ringgit Purwa penamaan

Semarang diberikan oleh Syeh Wali Lanang karena tempat yang

didiami oleh Ki Pandan Arang I belum diberi nama. Versi kedua

menurut C. Kejjerkeker dan D. van Hintoopen Leberton, nama

― emarang‖ berasal dari kata ―asem-arang‖, oleh karena daerah

itu banyak terdapat pohon asam yang ditanam jarang-jarang yang

dalam bahasa Jawa arang-arang ang menjadi ― emarang‖.

Versi lainnya adalah seperti yang dikatakan oleh Raden Mas

Ngabehi Tjokrohadiwikromo, dia mengatakan bahwa nama

― emarang‖ berasal dari kata Semaran atau Kasemaran nama

tempat kediaman resmi Kiai Ageng Kasemaran atau Ki Ageng

Pandan Arang I, yang mungkin disebabkan karena Ki Pandan

Arang menikah dengan Endang Kasmaran atau Endang

36

Pengajar atau guru 37

Dewi Yuliati, ― trengthening Indonesian National Identit through

Histor emarang as a Maritime Cit : A Medium of Unit in Diversit ,‖

Global Journal of Human-Social Science Research, 2014.

Page 45: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

27

Sejanila.38

Meskipun Ki Pandan Arang dianggap sebagai peletak

batu dasar pendirian Semarang, akan tetapi hari lahirnya secara

resmi ditetapkan pada masa anaknya Ki Pandan Arang II pada 12

Rabiulawal 950 H atau 2 Mei 1547 M.

Sejak abad ke-15 Semarang sudah menjadi daerah yang

banyak dikunjungi oleh bangsa-bangsa lain di luar Nusantara.

Catatan Tahunan Melayu Semarang memberikan informasi

bahwa pada abad ke-15 telah terjalin hubungan dengan para

pedagang Cina dan di sana sudah ada perkampungan muslim

Cina. Selain itu pada 1413 armada laut China dari Dinasti Ming

yang dipimpin oleh Haj Sam Po Bo (Cheng Ho) juga mendarat di

Semarang. Pada masa ini Sultan Trenggono, sultan ketiga Demak

tahun 1541-1546 telah mengirim 1000 kapal. Tome Pires juga

melaporkan bahwa pada abad ke-16 telah terdapat banyak

nelayan dan pedagang di Semarang.39

Seorang sarjana Inggris, E.A.J. Johnson bependapat bahwa

Semarang merupakan A Dendritic Market System yaitu kota yang

terbentuk dari hubungan perdagangan yang didasarkan kepada

tiga unsur, yakni: pertama, kota pelabuhan sebagai pusat ekspor

dan impor. Kedua, sebagai kota strategis yang berhubungan

dengan kota-kota pelabuhan lain distributor ekspor-impor dan

penyalur ke pasar-pasar kecil. Ketiga, pasar-pasar kecil yang

tersebar di perkampungan bergantung pada distribusi dari kota-

38

Kasmadi, Sejarah Sosial Kota Semarang, 28. 39

Yuliati, ― trengthening Indonesian National Identit through Histor

emarang as a Maritime Cit : A Medium of Unit in Diversit .‖

Page 46: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

28

kota strategis.40

Pendapat lain mengatakan Semarang adalah pusat

transaksi antar daerah pedalaman (hinterland) dan daerah sebrang

(foreland) Jawa, tidak hanya itu Semarang juga menjadi salah

satu simpul penting jaringan perdagangan laut di Nusantara

maupun perdagangan internasional.41

Dengan begitu Kerajaan-

kerajaan sepanjang pantai utara sangat bergantung pada

perdagangan lewat jalur laut.

Memasuki paruh kedua abad ke-16 kerajaan-kerajaan

tersebut mengalami kerugian besar akibat dari kericuhan politik

dalam negeri dan juga serangan dari Kerajaan Mataram. Mataram

mengirim pasukan untuk menaklukan kota-kota di wilayah

pesisir, adapun beberapa kota-kota di antaranya yang berhasil

ditaklukan adalah Semarang, Jepara, dan Pati, sehingga pada

abad berikutnya kawasan pantai utara Jawa dikuasi oleh Kerajaan

Mataram.42

Pada akhir abad ke-17 Semarang menjadi tujuan para

imigran Cina selain Surabaya dan Batavia, para imigran itu

berasal dari, Amoy, Kanton, dan Macau. Penduduk Semarang

bertambah banyak saat orang-orang Melayu, Arab, dan India juga

datang untuk berdagang.

Selain bangsa-bangsa dari Asia, koloni Belanda pun datang

diakhir abad ke-16 ini. Pada Oktober 1678 Amangkurat II raja

dari Kerajaan Mataram menyerahkan Semarang kepada kongsi

40

ogi Effendi, ― arekat Islam emarang Dan Pendidikan ( ekolah

Sarekat Islam Semarang 1921-1924)‖ (Depok: Universitas Indonesia, 1990),

23. 41

Pariwisata, Sejarah Kabupaten Semarang, 56. 42

Pariwisata, 57.

Page 47: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

29

dagang Belanda VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie), hal

ini dilakukan karena VOC telah membantu Amangkurat II

melawan Trunojoyo. Penyerahan Semarang kepada VOC diiringi

dengan pemindahan loji dari Jepara ke Semarang dan

membangun benteng De Vijfhoek (bersudut lima). Sebelum

kedatang VOC, orang-orang Cina mendapat kepercayaan menjadi

syahbandar dari bupati Semarang mereka juga memonopoli

perdagangan garam dan beras. Setelah VOC menduduki

Semarang, orang-orang Cina hanya diberi peran dalam

perdagangan impor dan expor.43

Sejak saat itu VOC mendapat

pemasukan dari pelabuhan-pelabuhan di Semarang, memonopoli

perdagangan gula, beras, tekstil, opium, dan mengambil pajak.44

Awal abad ke-18 di Mataram terjadi perselisihan antara

Amangkurat III dengan Pangeran Puger (setelah menjadi raja

bergelar Sunan Paku Buwana I). Perselisihan tersebut dicampuri

tangan VOC yang berpihak pada keluarga Paku Buwana I.

Kemudian pada 1705 atas jasanya membantu menyelesaikan

perselisihan antara Amangkurat III dengan Paku Buwana I,

daerah Semarang, Losari, Cirebon, dan Madura Timur diserahkan

ke VOC. Selain peristiwa itu, pada tahun 1740-1743 VOC

memberi bantuan kepada Mataram untuk memadamkan

pemberontakan orang-orang Cina dengan menyetujui kontrak

untuk menyerahkan daerah di pesisir utara Jawa pada 1

43

Pariwisata, 61. 44

Kasmadi, Sejarah Sosial Kota Semarang, 80.

Page 48: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

30

November 1743 dan 18 Mei 1746, sejak saat itu Mataram tidak

lagi berkuasa atas daerah pesisir utara Jawa.45

VOC mengalami kemunduran menjelang akhir abad ke-18

akibat praktik korupsi, skandal, dan salah urus yang marak

dilakukan oleh para pengurusnya. Praktik korupsi ini menjadi

faktor utama menurunnya kesejahteraan para pengurusnya, VOC

pun meminta bantuan keuangan kepada pemerintah Hindia

Belanda, dengan kondisi seperti ini maka pada 31 Desember 1799

VOC dibubarkan. Setelah VOC bubar kekuasaan atas wilayah-

wilayah di Hindia Belanda beralih ke tangan pemerintah kolonial

Belanda pada 1 Januari 1800. Walaupun kekuasaan beralih ke

tangan pemerintah Hindia Belanda tidak ada perubahan besar

yang terjadi, karena pemegang jabatan masih tetap orang-orang

lama dan dengan cara-cara lama.46

Periode sejarah selanjutnya yang sangat berkaitan dengan

Semarang, adalah periode tanam paksa (culturstelsel) yang

dimulai saat kepemimpinan Gubernur Johannes Van den Bosch

tahun 1830-1833. Bosch mendapat tugas untuk meningkatkan

produksi komoditas ekspor yang tidak dapat dicapai pemerintah

sebelumnya. Tugas yang diberikan itu guna memenuhi kebutuhan

uang negara Belanda yang sedang krisis akibat hutang negara.

Untuk memecahkan masalah itu dia melaksanakan sistem tanam

paksa (culturstelsel).47

45

Pariwisata, Sejarah Kabupaten Semarang, 62. 46

Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern, 1200-2004, 243. 47

Hendra Kurniawan, ―Dampak istem anam Paksa erhadap

Dinamika Perekonomian Petani Jawa 1830-187 ,‖ SOCIA: Jurnal Ilmu-Ilmu

Sosial 11, no. 2 (2014), 165.

Page 49: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

31

Sistem tanam paksa yang dijalankan oleh Bosch adalah,

sistem yang mewajibkan masyarakat untuk menanam tanaman

sesuai kebutuhan ekspor yang diantaranya adalah, kopi, tebu,

indigo, tembakau, lada, teh, dan kayu manis. Tanaman-tanaman

tersebut ditanam di atas seperlima luas tanah milik penduduk

yang dilakukan secara paksa, yang di kemudian hari luas itu terus

bertambah. Pelaksanaan tanam paksa ini sebagian besar

dilakukan di Jawa terkecuali di wilayah Vorstenlanden yaitu

Yogyakarta dan Surakarta, di wilayah ini yang berlaku adalah

sistem sewa tanah. Dalam memobilisasi masyarakat, pemerintah

Hindia Belanda mengandalkan sistem tradisional yang feodalistik

dengan melalui perantara struktur kekuasaan lama. Pemerintah

melibatkan pejabat-pejabat pribumi dan Eropa. Pejabat pribumi

mulai dari bupati sampai kepala desa, pejabat Eropa meliputi,

Residen, Asisten Residen, Kontrolir, dan Direktur Tanaman.48

Dalam masa tanam paksa ini pemerintah memberlakukan

pajak in natura, yaitu pembayaran pajak dengan menggunakan

hasil panen yang didapatkan. Menurut Sartono Kartodirdjo dan

Djoko Suryo ada tiga kewajiban yang harus dilakukan semasa

tanam paksa ini, yaitu (1) kerja wajib umum (heerendiensten),

mencakup pelayanan kerja untuk umum, seperti pembuatan atau

perbaikan jalan, pembuatan gedung perkantoran, penjaga tawanan

dan sebagainya, (2) kerja wajib pancen (pancendiesten),

menyangkut tugas pelayanan pertanian di tanah milik pemuka-

pemuka pribumi, (3) kerja wajib garap (cultuurdiensten),

menyangkut pengerahan kerja untuk membuka lahan perkebunan,

48

Kurniawan, Dampak Sistem Tanam Paksa, 166.

Page 50: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

32

membuat atau memperbaiki irigasi, kegiatan penanaman,

pengangkutan hasil panen, dan kerja lain di perkebunan

pemerintah. Setiap penduduk dibebani 66 hari kerja dalam satu

tahun sesuai dengan perturan yang dibuat.49

Pemerintah Hindia Belanda akan memberikan bonus yang

dinamakan cultuurprocenten (prosenan tanaman) kepada para

pegawai Belanda maupun para bupati, dan kepala desa yang

dapat menunaikan tugasnya dengan baik, yaitu dengan

melampaui target produksi yang telah ditentukan pada setiap

desa, hal ini menjadi stimulus tersendiri bagi para pegawai.

Sementara penduduk memperoleh uang pembayaran tanaman

(plantloon) komoditi ekspor.

Pembayaran plantloon dimaksudkan agar penduduk mampu

membayar pajak dan memiliki daya beli untuk barang-barang

yang tersedia di pasar, terutama barang-barang impor dari

Belanda. Pembayaran plantloon telah meyebabkan perluasan

ekonomi uang kelingkungan rumah tangga petani desa. Sistem

tanam paksa telah menciptakan lalu lintas uang yang

mempercepat timbulnya ekonomi uang desa.50

Pusat perdagangan

Kota Semarang pada saat itu adalah di Kota Lama (Kota

Benteng) atau berada di Benteng VOC de Vijfhoek (Ujung Lima)

di dekat Sleko, di sana pulalah pemukiman orag Belanda berada.

Laju ekonomi yang semakin cepat dan membesar di

Semarang, menuntut perangkat pendukung yang memadai. Untuk

memenuhi kebutuhan itu pada tahun 1864 untuk pertama kalinya

49

Kurniawan, Dampak Sistem Tanam Paksa, 167. 50

Kurniawan, 168.

Page 51: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

33

jalur kereta api dibuat, yang menghubungkan Semarang dengan

Surakarta dan Yogyakarta. Artikel pembuatan jalur kereta api di

Jawa sebenarnya sudah dimulai pada tahun 1840, akan tetapi

pemerintah enggan membangun rel kereta api karena tidak ingin

perusahaan swasta meraup keuntungan lebih banyak. Hal itu

berubah saat Van Twist menjadi menteri jajahan pada 1850,

pandangan liberal lebih diterima dan menuntut masuknya modal

swasta. Sehingga pada masa Van Der Putte menjadi menteri

jajahan pada 1860 banyak modal swasta yang masuk dan pada

masa ini dibentuk maskapai kereta api swasta pertama yaitu,

Nederlandsch Indische Spoorweg Mastchappij (NIS).

Pembangunan jalan-jalan kerera api tersebut menyebabkan

semakin besarnya minat para pengusaha perkebunan swasta

untuk menanamkan modalnya di Semarang.51

Penanaman modal

swasta semakin meluas saat tanam paksa berakhir dan dimulainya

politik dan ekonomi liberal yang secara formal diatur dalam

Undang-undang Agraria 1870.52

Sistem ekonomi liberal yang

diterapkan oleh pemerintah Hindia Belanda berhasil

meningkatkan industrialisasi di Semarang. Industri yang paling

penting adalah pembukaan pabrik gula oleh para pengusaha,

terutama di daerah, Cepiring, Gemuk, dan Kaliwungu.53

Dampak dari penerapan sistem tanam paksa dan ekonomi

politik liberal oleh pemerintah telah menghancurkan desa-desa di

51

Kasmadi, Sejarah Sosial Kota Semarang, 59. 52

Shiraishi dan Farid, Zaman Bergerak: Radikalisme Rakyat Di Jawa

1912-1926,10. 53

Mutiah Amini, ―Industrialisasi Dan Perubahan Ga a Hidup:

emarang Pada Awal Abad Keduapuluh,‖ Industri Dan Kerajinan Tradisional,

2009, 621, 622.

Page 52: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

34

Jawa. Perluasan lahan pertanian dengan komiditi ekspor sebagai

prioritas utamanya, lalu penduduk diwajibkan menyerahkan

seperlima bahkan lebih tanahnya untuk ditanami komoditas

utama, dan penanaman modal swasta yang berlaku sejak akhir

masa tanam paksa telah merusak hak-hak perorangan yang

sebelumnya pernah ada dan merubah struktur kemasyarakatan di

Jawa. Clifford Geertz dalam teori involusi pertaniannya

mengatakan bahwa dampak dari tanam paksa adalah munculnya

homogenisasi sosial di desa-desa Jawa yang mengakibatkan

kemiskinan bersama.54

Geertz juga berpendapat bahwa sawah-

sawah di Jawa adalah hasil proses historis dari perkembangan

kebudayaan, bagi orang Jawa sawah erat kaitannya dengan

organisasi kerja, bentuk struktur desa, dan proses pelapisan

masyarakat. Bagi orang Jawa berpisah dengan tanah berarti

berpisah dengan rakyat, karena kehilangan jasa yang diberikan

oleh rakyat yang tinggal pada tanah itu.

Memang setelah VOC bubar dan kekuasaan berpindah

tangan ketangan pemerintah sistem kemasyarakatan tradisional

Jawa berubah dengan pelan-pelan digantikan oleh sistem Barat.

Meskipun pemerintah tidak menghilangkan strukur kekuasaan

tradisional secara total, tapi merubahnya dengan perlahan sesuai

dengan kepentingan pemerintah.55

Sistem kemasyarakatan yang telah dicampuri oleh sistem

barat meyebabkan pola pelapisan masyarakat di Semarang terbagi

54

Kurniawan, Dampak Sistem Tanam Paksa, 170. 55

Rachmat usat o, ―Penguasaan anah Dan Ketenagakerjaan Di

Karesidenan emarang Pada Masa Kolonial,‖ Abstrak, 2006, 42.

Page 53: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

35

menjadi tiga tipologi yaitu berdasarkan, ekonomi, sistem feodal,

dan berdasarkan ras.

Tabel 3.1. Pelapisan Sosial di Semarang

Pelapisan sosial

ekonomi

Pelapisan sistem

feodal

Berdasarkan

Ras

Masyarakat

petani:

Pemilik

tanah

Penyewa

tanah

Buruh

tani

Masyarakat

nelayan:

Nelayan

tetap

Nelayan

musiman

Masyarakat

industri:

Pemilik

modal

Buruh

pabrik

1) Pejabat

Belanda

2) Pengrehpraja

tinggi

3) Belanda

sipil/militer

4) Pegawai

menengah

5) Pegawai

rendahan

1) Eropa

2) Cina

3) Timur

asing

4) Bumiputera

Page 54: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

36

Pembedaan pelapisan atau stratifikasi sosial yang dilakukan

oleh pemerintah kolonial juga terjadi di wilayah pendidikan.

Pemerintah kolonial membangun pendidikan dengan

mengklasifikasikannya sesuai dengan ras, kedudukan, dan

kemampuan ekonomi. Sebelumnya di Hindia Belanda hanya ada

model pendidikan tradisional seperti pesantren yang bisa

dinikmati oleh semua kalangan dan biasanya menjadi alternatif

bagi kaum kromo (orang kecil). Sistem pendidikan Barat mulai

dikenal saat golongan kapitalis-liberal mendesak pemerintah

kolonial untuk memperkenalkannya kepada masyarakat di Hindia

Belanda. Desakan yang dilakukan oleh golongan kapitalis-liberal

adalah dampak dari dirubahnya haluan Undang-undang Dasar

(Grondwetsherziening) Belanda dari konservatisme menuju

liberalisme.

Dengan Undang-undang Dasar 1848 ini, Belanda berubah

menjadi sebuah negara monarki konstitusional yang sebelumnya

adalah monarki absolut dan Sang Ratu menjadi bertanggung

jawab kepada parlemen. Dalam bidang pendidikan, Undang-

undang Dasar 1848 menjamin pendidikan secara bebas bagi

setiap warga di Belanda dan berdampak pada lahirnya sebuah

sikap baru terhadap pendidikan di Hindia Belanda.56

Pemerintah kolonial mulai mendirikan sekolah-sekolah,

tahun 1877, di Semarang didirikan sekolah menengah yang

dikenal dengan Horgere Burger School (HBS), setelah itu

56

Yudi Latif, Inteligensia Muslim Dan Kuasa: Genealogi Inteligensia

Muslim Indonesia Abad Ke-20 (Bandung: Mizan Pustaka, 2006),

88.

Page 55: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

37

mendirikan Sekolah Dasar Bumiputra pada 1893 dengan

membaginya menjadi dua golongan, yaitu Sekolah Bumiputra

Kelas Satu (Eerste Klasse School) untuk golongan priyai, dan

Sekolah Bumiputra Kelas Dua (Tweede Klasse School) untuk

golongan orang biasa. Di Sekolah Bumiputra Kelas Satu bahasa

Belanda digunakan sebagai bahasa pengantar pelajaran tahun

terakhir.57

Pendirian sekolah-sekolah ini pun memiliki tujuan

yang bermuara pemenuhan tenaga administrasi untuk menopang

roda perekonomian wilayah jajahan dan negara Belanda.

Memasuki awal abad ke-20 kondisi sosial politik Hindia

Belanda mengalami perubahan yang sangat berarti. Sejak 1901

pemerintah Belanda melalui maklumat tahunan yang dikeluarkan

oleh Ratu Wilhelmina memerintahkan untuk menerapkan Politik

etis di wilayah jajahan Hindia Belanda. Politik etis adalah politik

balas budi terhadap wilayah jajahan Hindia Belanda, akibat

eksploitasi kekayaan alam dan sumber daya manusianya. Ada

tiga hal yang menjadi prioritas dari kebijakan Politik etis ini,

diantaranya educatie (pendidikan), irrigatie (irigasi) dan

ëmigratie (transmigrasi).58

Politik etis ini pun lahir bukan hanya

karena eksploitasi terhadap Hindia Belanda, melainkan ada faktor

internal pemerintah Belanda yang akhirnya melahirkan kebijakan

ini. Pada 1901 partai Sayap Kanan (Partai Kristen) memenangkan

pemilihan umum, mereka berhasil meraih kekuasaan karena

posisinya sebagai pembela tanggung jawab moral. Merekalah

yang pertama kali mendeklarasikan sebuah kebijakan kolonial

57

Kasmadi, Sejarah Sosial Kota Semarang: 1900-1950, 107. 58

Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern, 1200-2004, 319.

Page 56: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

38

baru yang menegaskan bahwa eksploitasi yang dilakukan oleh

negara maupun oleh perusahaan swasta, haruslah didasarkan pada

sebuah kebijakan yang bertanggung jawab secara moral.59

Kebijakan yang mereka telurkan merupakan jawaban

terhadap beragam malapetaka di Hindia Belanda, seperti stagnasi

ekonomi, gagal panen, penyakit ternak, kelaparan, dan kondisi-

kondisi kesehatan yang memprihatinkan. Beragam malapetaka itu

merupakan konsekuensi dari ekonomi liberal yang diterapkan

oleh pemerintah Belanda sejak akhir abad ke-19. Liberalisme

ekonomi di Hindia Belanda terjadi sejak 1870, investasi modal

asing swasta masuk dalam industri perkebunan. Industri padat

modal yang didukung alat produksi modern meneguhkan

kapitalisme di negeri Hindia Belanda, kaum buruh Bumiputera

semakin tertindas.

Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1903 mengeluarkan

Undang-undang Desentralisasi (Decentralisatie Wet). Tujuan

pemberlakuan undang-undang tersebut adalah agar terbentuk

daerah-daerah otonom di seluruh Hindia Belanda. Hal ini

dilakukan karena sistem sentralisasi yang digunakan oleh

pemerintah pusat tidak mampu lagi mengakomodasi pekerjaan-

pekerjaan yang bersifat lokal. Dengan sistem desentralisasi,

pemerintah pusat mulai menyerahkan urusan dan kepentingan

lokal pemerintah setempat.

Semarang berubah statusnya menjadi Kota Praja pada tahun

1906 berdasarkan staatblad tahun 1906 No. 120.

59

Latif, Inteligensia Muslim Dan Kuasa: Genealogi Inteligensia

Muslim Indonesia Abad Ke-20, 90.

Page 57: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

39

Konsenkuensinya adalah pemerintah kota harus membangun

berbagai infrasruktur penunjang bagi kehidupan para warga kota.

Kota Semarang dengan demikian menjadi tempat tinggal bupati,

residen, dan juga walikota. Bersamaan dengan itu dibentuk pula

dewan kota yang berjumlah 23 orang, yang ditunjuk oleh asisten

residen dan juga diketuai oleh asisten residen dan juga diketuai

oleh asisten residen. Mulai tahun 1909 anggota dewan kota tidak

lagi ditunjuk oleh pemerintah melainkan dipilih. Dari ke-23 orang

itu, 15 orang Belanda, 5 orang bumiputera, dan 3 orang Timur

Asing.60

Tabel 3.2 Sistem pemerintahan Kota Praja Semarang

Pembangunan ekonomi dan infrastruktur di Semarang

mempengaruhi juga angka pertumbuhan penduduk. Semakin

banyak penduduk yang datang ke Semarang untuk bekerja,

60

Pariwisata, Sejarah Kabupaten Semarang, 76.

Pemerintah pusat

Bupati

Pemerintah

pribumi

Lurah

Asisten Wedana

Wedana

Pemerintah Kota

Walikota

Penasehat

1. Eropa

2. Pribumi

3. Timur

Asing

Dewan Kota

1. Eropa

2. Pribumi

3. Timur

Asing

Page 58: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

40

kebanyakan dari mereka bekerja sebagai buruh. Lahan

persawahan di desa yang semakin sedikit karena digunakan untuk

penanaman komoditas ekspor pesanan pemerintah adalah

penyebabnya.

Tabel 3.3 Pertumbuhan Penduduk Semarang 1850-1941.

Penduduk 1850 1890 1920 1930 1941

Pribumi 20.000 53.974 126.628 175.457 221.000

China 4.000 12.104 19.720 27.423 40.000

Timur

Asing

1.850 1.543 1.530 2.329 2.500

Eropa 1.550 3.565 10.151 12.587 16.500

Jumlah 29.000 71.786 158.036 217.796 280.000

Sumber: Syadah Akla: Perkembangan Pers Dalam Kaitannya

dengan Perkembangan Politik di Semarang Tahun 1912-1930,

h.23.

Pertumbuhan penduduk pulau Jawa yang terus meningkat

menyebabkan kemerosotan kesejahteraan, sebuah komisi Belanda

pada tahun 1900 melaporkan kehidupan rakyat Jawa dari hari ke

hari semakin susah. Untuk mengatasi masalah tersebut

pemerintah Hindia Belanda membentuk Departemen Van

Lanboub, Nijverbeid en Handal (Departemen pertanian,

perindustrian dan perdagangan) pada tahun 1904. Departemen ini

berperan dalam menggalakan industri, pada bulan September

1915 Gubernur Jenderal Idenburg menyetujui dibentuknya komisi

Page 59: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

41

perdagangan industri yang bertugas untuk memajukan industri di

Hindia Belanda.61

Industrialisasi yang dibangun oleh pemerintah Hindia

Belanda ternyata tidak membuat kondisi lebih baik, sepanjang

tahun 1913-1923 kondisi malah semakin memburuk. Bila

produksi gula di tahun 1900 berjumlah 744.257 ton, maka di

tahun 1915 adalah 1.319.087, tahun 1916 1.822.188, dan tahun

1917 1.822.188. Perluasan lahan tebu yang terjadi pada tahun

1916 hingga 1920 membuat lahan sawah semakin sempit

sehingga produksi padi berkurang. Berkurangnya produksi padi

menyebabkan harga beras mahal, kondisi diperparah oleh Perang

Dunia I sehingga pasokan beras dari negara-negara penghasil

beras di Asia Tenggara berkurang.62

Selain bahan pangan yang membuat prihatin keadaan

Semarang pada awal abad ke-20 adalah kondisi kesehatan

masyarakatnya. Wilayah ini menjadi salah satu wilayah terpadat

di Jawa, menjadikan Semarang sebagai kota yang sangat kumuh.

H.F. Tillema Seorang apoteker dan anggota gemeenraad (dewan

kota) Semarang, mengadakan penelitian terhadap kondisi

kesehatan fisik kampung-kampung di Kota Semarang. Dari hasil

penelitiannya, Tillema mengungkapkan; ―jika orang mengamati

kondisi itu, dan jika orang ingin memperbaiki kondisi hampir

10.000 jiwa itu. orang harus berharap akan datangnya Hercules

61

a dah Akla, ―Perkembangan Pers Dalam Kaitann a Dengan

Perkembangan Politik Di Semarang Tahun 1912-193 .‖ ( emarang:

Universitas Negeri Semarang, 2007), 28. 62

Soe Hok Gie, Di Bawah Lentera Merah (Yogyakarta: Yayasan

Bentang Budaya, 1999), 9.

Page 60: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

42

kedua untuk dapat membersihkan dan memperbaiki augiastal

ini‖.

Penduduk kampung meminum air sumur yang terletak dekat

saluran-saluran pembuangan kotoran, kepadatan penduduk

mencapai 400 sampai 1.000 orang per hektar.63

Mereka tinggal di

dalam gang-gang yang berjejal, sempit, dan becek. Kondisi

perkampungan yang tidak layak seperti itu meyebabkan wabah

pes, wabah pes ini meningkatkan angka kematian di Semarang.

63

Dewi Yuliati, Buruh Dan Ketidakadilan: Lahan Subur Bagi

Perluasan Marxisme Suatu Kajian Historis Tentang Buruh Di Semarang Pada

Awal Abad Ke-20 (Semarang: Universitas Diponegoro), 8.

Page 61: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

43

Tabel.3.4 Angka Kematian Penduduk Semarang per 100 Jiwa

pada tahun 1917.

No Daerah Triwulan

pertama

Triwulan

kedua

1 Semarang Kulon 48 67

2 Semarang Kidul 32 57

3 Semarang Wetan 59 72

4 Semarang Tengah 45 49

5 Genuk 24 64

6 Pendurungan 26 90

7 Srondol 13 23

8 Maranggen 26 151

9 Karangun 24 115

10 Kebon Batu 20 98

Rata-rata 31,2 78,6

Sumber: Soe Hok Gie, Di Bawah Lentera Merah (Yogyakarta:

Bentang Budaya, 1999), 12.

Kesengsaraan yang semakin meluas menimpa rakyat

Bumiputera akibat dari penerapan tanam paksa (cultuur stelsell),

ekonomi politik liberal dan politik etis melahirkan respon yang

beraneka ragam, diantaranya membuat rapat-rapat (vergedering),

membuat organisasi sosial atau politik, surat kabar, demonstrasi,

dan teatrikal. Takashi Shiraisi menyebut awal abad ke-20 sebagai

zaman bergerak. Organisasi-organisasi yang muncul di kota

Semarang pada awal abad 20, Indische Social Democratische

Van Spooreer Tramweg Personeel (1908), Indische Partij (1912),

Page 62: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

44

Sarekat Islam (1912), Partai Komunis Indonesia (1920), Partai

Nasional Indonesia (1927), dan Partai Bangsa Indonesia.

beberapa organisasi itu menerbitkan surat kabar, jurnal, atau

majalah sebagai media untuk menyuarakan kepentingannya.64

C. Sarekat Islam Semarang

Sarekat Islam (SI) Semarang berdiri pada akhir tahun 1912

yang semula merupakan cabang dari SI Surakarta.65

Dari sumber

yang didapat hanya ada nama Presiden atau Ketua yang

mengepalai SI Semarang pada tahun itu, yaitu Moestahal. Di

tahun selanjutnya 13 April 1913 SI Semarang mengadakan

pemilihan pengurus baru, berikut nama-nama pengurus baru itu :

Presiden : Mas Soedjono

Wakil Presiden : Raden Mohammad Joesof

Sekretaris 1 dan Sekretaris 2 : Mas Poespo Hadikoesomo dan

Raden Soemodirdjo

Bendahara 1 dan Bendahara 2 : Mas Artosoedarmo dan Hadji

Achwan

Komisaris : Raden Prawito Koesoemo, Raden Soepardi, Raden

Soefaham, Raden Tjokrokoesoemo, Raden Prawirosastro,

Soerodibroto, Mas Resoetmodjo, Mas Darmawinata, Mas

Kartowijoyo, Hadji Ridwan, Hadji Abdullah, Sajid Hoesin bin

hasan Moessawa, Hadji Oemar, dan Hadji Saleh.

64

Akla, dkk., ―Perkembangan Pers Dalam Kaitann a Dengan

Perkembangan Politik Di Semarang Tahun 1912-193 .‖, 32. 65

Shiraishi and Farid, Zaman Bergerak: Radikalisme Rakyat Di Jawa

1912-1926, 49-50.

Page 63: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

45

Terselenggaranya pemilihan baru ini dilatarbelakangi oleh

desakan pemerintah setempat untuk mengurusi kerusuhan yang

terjadi, yaitu perkelahian di Kampung Brondongan, Semarang

pada bulan Maret 1913. Kerusuhan tersebut terjadi akibat

provokasi seorang Tionghoa bernama Liem Mo Sing terhadap

orang-orang SI di Kampung Brondongan. Liem merasa terancam

dengan dibukanya koperasi SI di kampung tersebut, para

pelanggannya yang kebanyakan adalah kaum buruh bergabung

menjadi anggota SI Semarang dan tidak lagi menjadi langganan

warungnya.66

Anggota pegurus SI Semarang yang baru ini adalah anggota

perkumpulan Mangoenhardjo yang merupakan perkumpulan

pegawai negeri Bumiputera, dengan begitu mudahlah pemerintah

mengendalikan gerak dari SI Semarang. Meski kepengurusan

sudah terbentuk sejak Maret 1913, pemerintah baru mengakuinya

secara sah pada 25 Juni 1914. Setelah disahkan, para pengurus

giat melaksanakan rapat umum dan propaganda di berbagai

daerah. Dengan dilancarkannya propaganda-propaganda, maka

bertambahlah jumlah anggota dengan pesat, pada April 1913

jumlah anggota tercatat ada 12.216 orang dan dua tahun

kemudian April 1915 meningkat menjadi 21.823.

Meskipun jumlah anggota SI Semarang sudah begitu besar,

namun tidak menampakan gerakan politik yang dianggap

membahayakan pemerintah, sebagaimana diungkapkan oleh

penasihat urusan Bumiputera di Hindia Belanda, D.A. Ringkes,

66

Dewi Yuliati, ―Pers Bumiputera Dalam Era Kolonial Belanda Sinar

Djawa-Sinar Hindia: Cermin Pergerakan Sarekat Islam Semarang 1914-

1924.‖, 25.

Page 64: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

46

bahwa surat kabar Sinar Djawa milik SI Semarang tidak penting

karena ungkapan-ungkapannya yang tidak tajam.

Naiknya harga kebutuhan hidup sejak meletusnya Perang

Dunia I, Revolusi Rusia pada 1917, membawa perubahan dalam

dunia pergerakan di Hindia Belanda. Perubahan iklim polititk

dunia pergerakan di Hindia Belanda berpangkal pada dua hal,

yaitu pertama, kebijakan dari pemerintah yang waktu itu

dipimpin oleh Gubernur Jenderal van Limburg Stirum yang

merupakan seorang pemikir liberal, ia menginginkan agar tanah

Hindia menjadi wilayah otonomi dan mengarahkan pergerakan

secara evolusioner dengan membentuk volksraad sebagai

prasyarat menjadi pemerintah sendiri (self government). Kedua di

tahun yang sama, van Limburg Stirum juga berkeinginan

membentuk milisi Bumiputera (Indie Weerbaar) untuk

mempertahankan Hindia Belanda dari musuh-musuh luar menjadi

bahan perdebatan yang sangat sengit.67

Naiknya harga kebutuhan

pokok akibat Perang Dunia I, hilangnya lahan persawahan akibat

dijadikan pabrik gula oleh para kapitalis, dan kebijakan Gubernur

Jenderal yang tidak menguntungkan Bumiputera, memantik api

kemarahan kaum Bumiputera yang lebih didominasi oleh parah

buruh dan petani.

Haluan dari SI Semarang mulai berubah dari yang tadinya

dianggap lembek atau tidak membahayakan pemerintah berubah

menjadi revolusioner saat tokoh muda bernama Semaoen masuk

ke dalam tubuh SI Semarang. Semaoen lahir 1899 di Mojokerto,

seorang putera dari pegawai kereta api atau bukan keturunanan

67

Gie, Di Bawah Lentera Merah, 11.

Page 65: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

47

priyai. Setelah lulus sekolah Bumiputera klas satu, ia bekerja di

Staatspoor (SS) sebagai juru tulis tahun 1912. Pada 1914 ia

menjadi sekretaris SI Surabaya, di awal 1915 Semaoen bertemu

dengan tokoh sosialis Belanda Henk Sneevliet. Sneevliet pernah

menjadi ketua Sociale Democratische Arbeiders Partij (SDAP) di

Belanda, ia datang ke Hindia Belanda pada bulan Februari 1913

bekerja sebagai editor Soerabajaasch Handelsblad. Bulan Mei

1913 ia pindah ke Semarang menggantikan D.M.G. Koeh sebagai

sekretaris Semarang Handelsvereniging. Bersama dengan J.A.

Bransteder, H.W. Dekker, dan P. Bergsma, Sneevliet

bekerjasama mendirikan kelompok debat di kalangan orang-

orang sosialist Belanda, yaitu Indische Sociaal Democratische

Vereeniging (ISDV) pada Mei 1914. Di samping itu ia juga

menjadi editor De Volharding surat kabar dari Vereeniging voor

Spoor en Tramwegpersoneel (VSTP). VSTP adalah sarekat kerja

tertua di Hindia Belanda yang didirikan pada 1908 oleh tokoh

sosialis Belanda, yaitu C.J. Hulshoff dan H.w. Dekker,

anggotanya adalah orang-orang Eropa dan Indo, baru pada 1913

menerima anggota dari kalangan Bumiputera.68

Pada awal tahun 1900-1920-an umumnya seseorang bisa

memiliki keanggotaan rangkap dalam organisasi, dari sinilah

infiltrasi sosialisme masuk ke dalam tubuh SI Semarang, di mana

Sneevliet berhasil mempengaruhi banyak golongan muda dengan

paham sosialis yang dibawanya, salah satu dan yang paling

berpengaruh adalah Semaoen. Saat usianya mamsih 18 tahun , ia

68

Dewi Yuliati, ―Pers Bumiputera Dalam Era Kolonial Belanda Sinar

Djawa-Sinar Hindia: Cermin Pergerakan Sarekat Islam Semarang 1914-

1924.‖, 31-34.

Page 66: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

48

berhasil menjadi pemimpin SI Semarang pada tahun 6 Mei 1917,

dengan strutur organisasi sebagai berikut:

Presiden : Semaoen

Wakil Presiden : Noorsalam

Sekretaris : Kadarisman

Komisaris : Soepardi, Aloei, Jahja al-Joefri, H. Boesro,

Amathadi, Martodidjojo, dan Kasrin.

Pergantian pengurus berpengaruh pada basis pendukung SI

Semarang, jika awalnya diisi oleh banyak pegawai negeri

Bumiputera yang mudah dikontrol oleh pemerintah Hindia

Belanda, setelah diganti oleh Semaoen dan kawan-kawan, para

pendukung SI Semarang lebih banyak berasal dari kalangan

buruh dan rakyat kecil lainnya. Perubahan pengurus ini

merupakan wujud pertama gerakan radikal SI Semarang.

Gerakan-gerakan yang dilancarkan oleh Semaoen adalah gerakan

nonkooperatif atau menolak bersekutu dengan pemerintah. Demi

maksimalkan aspirasi dan gerakan SI Semarang pada 19

November 1917 Semaoen masuk jajaran redaksi Sinar Djawa.69

D. Kemunculan Industri Percetakan di Semarang

Sebagai kota paling penting di Jawa Tengah, Semarang telah

menjadi pusat industri surat kabar sejak paruh kedua abad ke-19

bersama dengan Surabaya dan Batavia. Pembangunan sarana

komunikasi modern seperti pos, telegraf, dan telepon turut

memperkuat industrialisasi media komunikasi di Semarang.

Pertengahan abad ke-19 tepatnya pada 1848 di Semarang muncul

69

Dewi Yuliati, Pers Bumiputera Dalam Era Kolonial Belanda, 35.

Page 67: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

49

penerbit surat kabar ―Oliphant & Co.‖ dengan izin Gubernur

Jenderal J.J. Rochussen untuk menerbitkan Semarangsche

Advertentieblad. Penerbit ini juga menerbitkan Semarang

Courant, di tahun 1852 P.J. de Groot menerbitkan Semarangsch

Nieuws en Advertentieblad. Saat maskapai kereta api swasta

pertama yaitu, Nederlandsch Indische Spoorweg Mastchappij

(NIS) berusia tiga tahun yaitu pada 1863 nama Semarangsch

Nieuws en Advertentieblad menjadi De Locomotif.70

De Locomotif ini awalnya hanya terbit dua kali dalam

seminggu, dalam waktu yang cukup singkat surat kabar ini terbit

setiap hari. Selain surat kabar Belanda muncul juga surat kabar

Tionghoa dan Melayu diantaranya, Selompret Melajoe yang terbit

pada 3 Februari 1860 diterbitkan oleh G.C.T. Van Dorp. Pembaca

surat kabar ini kebanyakan berasal dari kalangan orang Melayu

dan Tionghoa dan merupakan surat kabar melayu pertama di

Semarang. Konten dari surat kabar ini adalah tentang maklumat

pemerintah, berita luar negeri, berita kota, dan iklan. Dalam salah

satu halamannya ada yang berbahasa Jawa agar jangkaun

pembacanya tidak terbatas pada orang yang bisa berbahasa

melayu.71

Dua tahun kemudian firma Gebruders Janz Bros menerbitkan

juga surat kabar melayu yang bernama Tambor Melayu pada 30

Januari 1888. Surat kabar ini dipimpin oleh Tuan Sie Hian Ling

terbit setiap hari Selasa, Kamis, dan Sabtu. Sayangnya surat kabar

ini tidak bertahan lama hanya bertahan empat tahun, kematian

70

Dewi Yuliati, 49. 71

Akla, dkk, ―Perkembangan Pers Dalam Kaitann a Dengan

Perkembangan Politik Di Semarang Tahun 1912-193 .‖, 38.

Page 68: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

50

Abraham Janz pemilik perusahaan adalah yang menyebabkan

surat kabar ini berhenti terbit.

Hoang Thaij & Co pada tahun 1899 menerbitkan Sinar

Djawa, dipimpin oleh Sie Hian Ling yang berkantor di Karang

Sari. Surat kabar ini dibeli oleh Sarekat Islam Semarang lima

belas tahun kemudian (1913), di 1 Mei 1918 Sinar Djawa

mengubah namanya menjadi Sinar Hindia. Surat kabar ini

merupakan surat kabar pribumi pertama di Semarang, dan dapat

bertahan sampai tahun 1924.72

J.A. Retel Helmrich, Direktur administrasi dari

Semarangsche Courant menerbitkan edisi melayu dengan nama

Pemberita Semarang kemudian dalam tahun 1900 berubah nama

menjadi Bintang Semarang, surat kabar ini bertahan sampai 1906.

Pada tahun 1909 kongsi dagang yang didirikan oleh Tuan Be

Kwat yaitu, N.V. Java Ien Boe menerbitkan dua surat kabar, Jawa

Kong Po yang berbahasa Cina dan Jawa Tengah yang berbahasa

melayu. Jawa Kong Po di bawah pimpinan Be Nay Tong dan

Souw Kam Ting pada tahun pertamanya mengalami kerugian

lebih dari f.10.000. kerugian disebabkan karena sedikitnya orang

Tionghoa yang suka membaca. N.V. Java Ien Boe pada 1930

berganti nama menjadi Handel Maatschappijeen Drukkerij

Djawa Tengah.73

Daja Oepaja di bawah pimpinan Syamsoedin Makmoer

dianggap sebagai surat kabar berpengaruh di Semarang, surat

kabar ini terbit semingu dua kali dan kemudian menjadi surat

72

Akla, dkk, 39. 73

Akla, dkk, 40.

Page 69: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

51

kabar harian. Surat kabar ini terbit sampai 1938 harus mengakhiri

penerbitannya karena kekurangan iklan dan langganan.74

Demikianlah jejak awal industri surat kabar di Semarang

beberapa diantara surat kabar itu menjadi media pergerakan

organisasi sosial dan politik yang mampu membuat perubahan

sosial. Dari tahun 1900-1930 tercatat ada kurang lebih 15 surat

kabar yang terbit di Semarang.

74

Akla, dkk.,, h.42.

Page 70: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

52

BAB IV

Sinar Djawa Sebagai Pelopor Surat Kabar Pribumi di

Semarang

A. Sinar Djawa Beralih Ketangan SI Semarang

Akhir tahun 1913 Sarekat Islam (SI) Semarang membeli

perusahaan percetakan milik orang Tionghoa, yaitu Hoang Thai

and Co, perusahaan inilah yang menerbitkan Sinar Djawa. Hoang

Thai and Co, berdiri pada 1899 di bawah pimpinan Sie Hien

Liang yang berkantor di Karang Sari.75

Setelah dibeli, Sinar

Djawa jadi milik SI Semarang, nama tersebut tetap digunakan

sampai 1 Mei 1918 saat berganti nama menjadi Sinar Hindia.

Dari tahun 1914-1916 koran ini memiliki slogan “Orgaan bagi

Boemipoetra dan segala bangsa‖. Nama percetakannya adalah

N.V. Handel Matschappij dan Drukkerij Sarekat Dagang Islam

merk ―Sinar Djawa‖. Ignatius Haryanto dalam pengantar buku

Sejarah Awal Pers dan Kebangkitan Kesadaran Keindonesiaan,

mengatakan sejak akhir abad ke-19 banyak koran tumbuh dengan

menggunakan nama, ― erang‖, ― uara , dan ―Gerak‖. iga kata

kunci ini mewakili semangat zamannya, bahwa pers adalah alat

untuk memberikan penerangan (informasi, sesuatu yang

mencerahakan dari kegelapan), termasuk juga kata ― inar‖,

75

Akla, dkk., ―Perkembangan Pers Dalam Kaitann a Dengan

Perkembangan Politik Di Semarang Tahun 1912-193 .‖ h.40.

Page 71: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

53

dalam nama Sinar Djawa.76

Pemimpin redaksi ditahun

pertamanya adalah, P.H. Koesomo.77

Pemimpin Redaksi: P. H. Koesomo

Administrasi: Mohamad Joesoef

Asisten Administrasi: S. Soerodibroto

Redaktur: Mohamad Joesoef dan Saleh Handojomo

Kantor: Kauman telepon 905

Di tangan SI Semarang, Sinar Djawa pertama kali terbit pada

4 Januari 1914. Sinar Djawa terbit setiap hari kecuali hari

Minggu dan hari raya. Terbit dengan jumlah halaman sebanyak

empat halaman, namun diwaktu yang tidak menentu juga terbit

lima halaman. Sistem pembayaran surat kabar ini terbagi menjadi

tiga, pertama membayar f. 3/ 3 bulan, f. 6/ 6 bulan, dan f. 12/ 1

tahun utuk di wilayah Hindia. Untuk di luar Hindia harga berbeda

f. 3,75/ 3 bulan, f. 7,50/ 6 bulan, dan f. 15/ 1 tahun. Harga

mengalami kenaikan pada 1 Januari 1915 sebesar f. 0,25 per tiga

bulannya. ―Lantaran di dalam peperangan ini semoewa harga

kertas, tinta, dan lain-lain keperloean bagi Sinar Djawa ada naik

keras, maka kita telah ambil poetoesan, moelai tanggal 1

JANUARI 1915 harga abonnement Sinar Djawa jang satoe

kwartaal ditambah f. 0,25. Kita harep dan pertjaja jang toewan-

toewan lengganan akan moefakat atas hal ini.‖78

76

Adam et al., Sejarah Awal Pers Dan Kebangkitan Kesadaran

Keindonesiaan, 1855-1913, XVI. 77

Dewi Yuliati, ―Pers Bumiputera Dalam Era Kolonial Belanda Sinar

Djawa-Sinar Hindia: Cermin Pergerakan Sarekat Islam Semarang 1914-

1924.‖, 52. 78

Sinar Djawa, Senin 21 Desember 1914.

Page 72: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

54

Orang pun bisa memasang advertentie (iklan) dengan harga

25 sen/ 5 kata dengan iklan paling sedikit seharga f. 1, dimuat

sebanyak 2 kali.79

Perubahan terjadi pada logo Sinar Djawa dan

Sinar Hindia seperti berikut:

Gambar 4.1

Logo 4 Januari-14 Juli 1914

Logo 15 Juli-23 Juli 1914

Logo 24 Juli 1914-Maret 1918

Logo Maret 1918-April 1918 kembali seperti Januari 1914

79

Sinar Djawa, Sabtu 17 Januari 1914.

Page 73: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

55

Logo 1 Mei 1918 atau sejak berubah jadi Sinar Hindia

Konten atau isi dari Sinar Djawa di antaranya, Opini, Cerita

Sambung, Kabar Hindia, Kabar Kota Semarang, berita kawat, dan

iklan. Iklan yang dipasang oleh para pengusaha merupakan

sumber dana untuk menghidupi surat kabar, sumber dana juga

berasal dari bayaran para pelanggan, dan menjual saham N.V.

Handel Matschappij dan Drukkerij Sarekat Dagang Islam merk

―Sinar Djawa‖, sebagaimana diwartakan oleh Sinar Djawa

tertanggal 23 Januari-20 Juli 1914.

―Soedara-soedara kaoem Moeslimin, teroetama lid dari

― arekat Islam‖ diharap soedilah pertoeloengan pada

peroesahaan kita dengan membeli aandeel dari maatschapij

tersebut soepaja peroesahaan kita Boemipoetra bisa koeat

dan madjoe. Oendjoekkanlah soedara-soedara ampoenja

keroekoenan, soepaja djangan amat terhina oleh bangsa lain,

satoe aandeel hara f. 5‖.80

Penjualan saham ini juga diumumkan ketika diadakan rapat

umum Sarekat Islam di Semarang.81

Pada bulan Desember Sinar

Djawa memberi peringatan kepada para pelanggan untuk

membayar tagihan yang masih tertunggak selama sembilan bulan.

Maklumat ini sering dimuat di dalam surat kabar, untuk

80

Sinar Djawa, 23 Januari 1914. 81

Sinar Djawa, 16 Maret 1914.

Page 74: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

56

pelanggan yang tidak membayar maka akan diserahkan ke

pengadilan.82

Dalam kolom opini banyak orang mengirim tulisan yang

berisi tentang argumentasi atau respon terhadap kondisi sosial

yang sedang terjadi. Kebanyakan dari para penulis menggunakan

nama samaran, seperti yang tertera pada kolom opini tertanggal

17 Januari 1914 yang berjudul Beloem Kehilangan Pengharapan

penulisn a men amarkan nama dengan nama ― i Bebal‖, ada

juga yang menyingkat namanya. Penyamaran nama itu dilakukan

demi keamanan penulis. Menariknya Sinar Djawa menjadi media

untuk berdialektika bagi orang-orang yang ingin beragumentasi

tentang kondisi kekiniannya, baik itu kebijakan pemerintah, atau

pun hal-hal di luar itu.83

Dalam hal struktur Sinar Djawa dan Sinar Hindia sering

berganti-ganti pengurus dan pergantian itu bisa terjadi tiba-tiba

tanpa ada pemberitahuan. Berikut perubahan yang terjadi jika

melihat dari kepala Sinar Djawa dan Hindia;

82

Dewi Yuliati, Pers Bumiputera Dalam Era Kolonial Belanda Sinar

Djawa-Sinar Hindia: Cermin Pergerakan Sarekat Islam Semarang 1914-1924,

55. 83

Sinar Djawa 17 Januari 1914.

Page 75: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

57

Tabel 4.1 struktur redaksi Sinar Djawa dan Sinar Hindia.

Waktu

Perubahan

Perubahan Struktur

Januari 1914 Hoofdredacteur: P.H. Koesoemo

Redacteur: Mohamad Joesoef dan Saleh

Handojomo

Administratie: Mohamad Joesoef

Asisten Administratie: S. Soerodibroto

11 April 1914 Hoofdredacteur: P. H. Koesoemo

Redacteur: Mohamad Joesoef dan Saleh

Handojomo

Administratie: Mohamad Joesoef

Asisten Administratie: Tjokromidjojo

14 April 1914 Hoofdredacteur: P.H. Koesoemo

Redacteur: Saleh Handojomo dan

Hadiasmoro

Administratie: Mohamad Joesoef

Asisten Administratie menjadi:

Tjokromidjojo

Januari 1915 Hoofdredacteur: P. H. Koesoemo

September 1915 Hoofdredacteur: P. H. Koesoemo

Administratie: Tjokromidjojo

Januari 1916 Hoofdredacteur: P. H. Koesoemo

Desember 1916 Hoofdredacteur: P. H. Koesoemo

Administratie: Tjokromidjojo

Januari 1917 Hoofdredactuer: Tjokromidjojo

Page 76: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

58

Administratie: Tjokoromidjojo

19 November 1917 Administratie: Tjokroamidjojo

Comite Redactie:

Politik: Semaoen

Kabar Hindia dan Semarang: Mohamad

Joesoef

Telegram: Kadarisman

Ekonomi: Noto Widjojo

Vergadering: Aloewi

Berita Betawi: Alimin

Maret 1918 Administratie: Tjokoromidjojo

Radctie: Semaoen, Marco, Darsono.

Notowidjojo

Mei 1918 Directeur Redacteur: Semaoen

Redacteur: Marco. Darsono, Mohamad

Joesoef

Reizend Redacteur: Noto widjojo,

Administratie: Tjokroamidjojo

Sumber: Sinar Djawa dan Sinar Hindia.

Keberhasilan pengelolaan Sinar Djawa dirasakan pada 1916,

pada tahun ini SI Semarang merasakan pengelolaan surat kabar

ini sudah cukup bagus.

Woejoed keroekoenan Sarekat Islam Semarang jang masih

ada jaitoe drukkerij Sinar Djawa. Pengoeroesnya bekerja

sangat hati-hati, rela menerima gaji rendah dengan soeatoe

toejoean oentoek mendjoenjoeng derajat boemipoetra.84

84

Sinar Djawa 9 Mei 1916.

Page 77: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

59

Nama Sinar Djawa bertahan sampai 1 Mei 1918, perubahan

nama ini bertujuan untuk merubah haluan redaksi yaitu untuk

mencapai kemerdekaan Hindia di bidang politik ekonomi dengan

memerintah negerinya sendiri.85

―Telah dipoetoeskan di Aandeelhouder vergadering Sinar

Djawa kemarin, ini boelan jaitoe atas permintaan saudara

Semaoen maka nama soerat kabar kita Sinar Djawa diganti

Sinar Hindia. Memang kita meofakat sekali tentang

gantinya itoe nama. Moelai besok tanggal 1 Mei di moeka

ini Sinar Djawa memakai namanja baroe Sinar Hindia.

Hoebaja-hoebaja lantaran perubahan ini nama Sinar Hindia

orgaanja Sarekat Islam Semarang jang ini waktoe bergerak

keras bisa pandajang oesianja. Djadi sekarang N.V. Handel

Matschappij dan Drukkerij Sarekat Dagang Islam Semarang

merk Sinar Djawa menerbitkan soerat kabar jang bernama

Sinar Hindia. Hidoepalah Sarekat Hindia dan Sarekat

Islam‖.86

Pada awal bulan Mei di halaman muka koran terdapat sedikit

tambahan di bagian bawah dan samping. Tambahan itu berupa

kalimat slogan yang bernada provokatif, seperti kalimat berikut,

―Hindia berdarah, Hindia berapi. Gasaklah ang salah dengan

berani sampai mati!‖87

B. Redaktur-redaktur Berpengaruh

Dari sekian banyak redaktur yang ada dalam Sinar Djawa

dan Sinar Hindia, beberapa di antaranya adalah redakur yang

sanga berpengaruh dalam menentukan konten arikel dalam kedua

85

Sinar Djawa 1 Mei 1918. 86

Sinar Djawa, 30 April 1918. 87

Sinar Djawa, 2 Mei 1918

Page 78: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

60

surat kabar ini. Redaktur tersebut di antaranya, Mohammad

Joesoef, Semaoen, Marco Karodikromo, dan Darsono.

Muhammad Joesoef bekerja sebagai juru tulis (klerk) di

perusahaan Semarang Joana Tramwegmaatschappij. Ia juga

pernah menjabat sebagai Wakil Presiden SI Semarang saat

presidennya R. Soedjono dan pernah menjadi Sekretaris Pengurus

Pusat SI periode 1913-1916. Sama seperti Semaoen, ia juga

anggota aktif dari ISDV. Selama menjadi bagian dari tim redaksi

Sinar Djawa, Mohammad Joesoef memilih jalan untuk bersikap

kooperatif dengan pemerintah yang berdampak pada pergumulan

konen arikel dalam Sinar Djawa. Hal tersebut menurut Rinkes

sehubungan dengan keterikatan dengan pekerjaannya.88

Redaktur selanjutnya adalah Semaoen, setelah diangkat

menjadi Presiden SI Semarang pada 8 Mei 1917 enam bulan

kemudian 19 November 1917 ia masuk jajaran redaksi Sinar

Djawa sebagai redaktur politik. Semaoen adalah redaktur yang

memberi warna berbeda pada Sinar Djawa dan Sinar Hindia.

Sejak masuknya Semaoen penulisan dalam Sinar Djawa berubah

menjadi lebih radikal atau nonkooperatif dengan pemerintah. Hal

ini terjadi karena kondisi sosial semakin merugikan Bumiputera

ditambah ideologi Marxisme-komunisme yang dianut oleh

Semaoen.

Marco Kartodikromo atau yang akrab disapa Mas Marco

adalah redaktur berpengaruh sekaligus penulis paling produkti

dalam Sinar Hindia. Marco lahir tahun 1890 di Cepu, Jawa

88

Dewi Yuliati. ―Pers Bumiputera Dalam Era Kolonial Belanda inar

Djawa-Sinar Hindia: Cermin Pergerakan Sarekat Islam Semarang 1914-

1924.‖, 59.

Page 79: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

61

Tengah. Ia bukan berasal dari priyai dan juga bukan pejaba

Belanda, sehingga Marco hanya sebentar mengenyam pendidikan

formal dan harus mengambil kursus priva Belanda. Pendidikan

jurnalistik pertamanya dari Tirto Adi Soerjo, pendiri surat kabar

Medan Priyai di Bandung. Dari sanalah Marco mulai akti di

dunia jurnalis, setelah Medan Prijai tidak terbit lagi, ia pindah ke

Surakarta dan bergabung dengan Sarotomo pada akhir 1912. Dua

tahun setelah itu (1914) Indlansche Journalisten Bond (IJB)

Bersama Cipto Mangoenkoesoemo dan Darnakoesoema di

Surakarta, ia juga menerbitkan Doenia Bergerak sebagai organ

IJB.89

Marco masuk menjadi redakur Sinar Djawa pada 18 Maret

1918 dia menjadi redakur yang juga radikal seperi Semaoen.

Artikel-arikel yang ditulisnya juga memberikan karakter khas

dalam Sinar Hindia dan selain arikel ada juga cerita pendek

bersambung (cerbung) seperti Student Hidjo dan Matahariah,

pada 15 November 1918 Marco keluar dari Sinar Djawa.90

Redakur paling berpengaruh yang terakhir adalah Darsono, ia

lahir pada 15 November 1897 di Pati. Setelah lulus dari sekolah

dasar kelas 2, dia meneruskan sekolahnya di sekolah pertanian

Sukabumi berkat beasiswa dari pemerintah. Setelah lulus dia

bekerja pada Departemen van Landbouw, Nijverheid en Handel.

89

Henri Chambert-Loir, Sastra dan Sejarah Indonesia: Tiga Belas

Karangan (Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2018), 2-3. 90

Dewi Yuliati. ―Pers Bumiputera Dalam Era Kolonial Belanda inar

Djawa-Sinar Hindia: Cermin Pergerakan Sarekat Islam Semarang 1914-

1924.‖, 6.

Page 80: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

62

Darsono kemudian bertemu dengan Semaoen pada bulan

November saat persidangan Sneevliet sehubungan dengan kasus

tulisannya dalam surat kabar De Indier. Berkat pertemuannya

dengan Semaoen, Darsono terjun ke dunia pergerakan dengan

menjadi propagandis Central Sarekat Islam (CSI). Darsono

masuk jajaran redaksi Sinar Djawa pada 1 Februari 1918 di

bagian Kabar Kawat. Setelah menjadi tim redaksi, ia aktif juga

menulis dan mengulas secara tajam kritik terhadap pemerintah.91

91

Henri Chambert-Loir, Sastra dan Sejarah Indonesia: Tiga Belas

Karangan, 65.

Page 81: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel
Page 82: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

63

BAB V

Artikel-artikel dalam Sinar Djawa dan Sinar Hindia 1917-

1918

A. Artikel Dalam Sinar Djawa (Agustus-Desember 1917)

Semarang pada awal abad ke-20 M menjadi salah satu

wilayah terpadat di Jawa dengan kepadatan penduduk mencapai

400-1000 orang per hektar, hal tersebut disebabkan karena

wilayah ini menjadi salah satu tempat pengembangan industri

terbesar setelah Surabaya dan Batavia. Industri terpenting di

Semarang adalah industri gula yang ada di Cepiring, Gemuk, dan

Kaliwungu. Sejak Semarang berubah statusnya menjadi Kota

Praja pada tahun 1906 berdasarkan staatblad tahun 1906 No. 120,

pemerintah kota membangun berbagai infrasruktur penunjang

bagi kehidupan para warga kota, diantaranya pembangunan

sarana komunikasi modern seperti, pos, telegraf, dan telepon

yang turut memperkuat industrialisasi media komunikasi di

Semarang, salah satunya industri surat kabar yang muncul sejak

paruh kedua abad ke-19 M.92

Sinar Djawa sebagaimana telah disebutkan di muka, adalah

surat kabar miliki SI Semarang yang pada masa ini berperan

penting dalam merekam peristiwa-peristiwa yang terjadi di

wilayah Semarang khususnya, dan Hindia Belanda pada

umumya. Sebelumnya perlu diketahui bahwa pers mampu

menciptakan sistem komunikasi yang terbuka, membantu

tumbuhnya massa kritikal di masyarakat, berperan sebagai juru

bicara, menjadi pendidikan politik bagi Bumiputera, dan sering

92

Pariwisata, Sejarah Kabupaten Semarang, 76.

Page 83: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

64

menjadi ancaman bagi penguasa kolonial. Hal yang menyertai

pertumbuhan pers adalah meluasnya cakrawala perhatian atau

empati terhadap dunia luar, batas-batas kekerabatan, kesukuan,

subkultur, dan tempat tinggal. Pertumbuhan pers juga beriringan

dengan pertumbuhannya pergerakan nasional yang diibaratkan

sebagai kembar siam.93

Sepertinya yang terjadi pada Sarekat

Islam Semarang dengan Sinar Djawa dan Sinar Hindia sebagai

persnya.

1) Artikel Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu program yang dicanangkan

oleh pemerintah Belanda pada masa Politik etis dengan

triloginya, yaitu emigrasi, irigasi, dan edukasi (pendidikan).

Menjadi salah satu program prioritas, pendidikan mendapat

banyak perhatian dari kalangan Bumiputera, hal ini dikarenakan

mereka meyakini bahwa melalui pendidikanlah derajat rakyat

Bumiputera bisa terangkat dan bisa memajukan bangsa. Secara

sepintas semangat dan harapan itu bisa kita temukan dalam

slogan-slogan yang ada dalam artikel-artikel Sinar Djawa

diantaranya, pendidikan oentoek kemadjoean bangsa,

menjoengjoeng dradjat, djaman kemadjoean, memandjoekan

kepandaian, memandjoekan rakjat, dan zaman perubahan.

Sinar Djawa merekam dinamika pertumbuhan pendidikan

untuk rakyat Bumiputera yang diterapkan oleh pemerintah

Belanda, beserta respon yang dilakukan oleh Bumiputera.

Pertama, ada artikel berjudul Fancylair Goenanja van

93

Sartono Kartodidjo, Pengantar Sejarah II.

Page 84: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

65

Deventerschool artikel ini membahas tentang pengumpulan dana

untuk mendirikan sekolah perempuan Bumiputera yang akan

diberi nama Sekolah van Deventer. Hal tersebut dilakukan untuk

memajukan bangsa sekaligus menghargai jasa-jasanya yang telah

memperjuangkan pendidikan untuk perempuan Bumiputera.

―Mr. Van Deventer itoelah jang pertama membangoenkan kegiatan

Boemipoetra akan menoedjoe kemadjoean bangsanja perempoean

seperti yang telah diriwayatkan oleh marhum R. A. Kartini dalam

boekoe karangannja‖.94

Untuk mendirikan sekolah ini orang-orang di negeri Belanda

juga mengumpulkan uang ribuan Gulden, dan di Semarang pun

diadakan penggalangan dana di pasar derma dengan mengadakan

pameran yang dimulai pada malam Minggu sampai malam Senin.

Gambar 5.1 Pamflet pemberitahuan penggalangan dana

94

Sinar Djawa 6 Agustus 1917

Page 85: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

66

Tabel. 5.1 pendapatan Fancylair

Waktu Jumlah Orang Jumlah Uang

Malam Minggu 12490 f. 2320

Hari Minggu 2093 f. 274,50

Malam Senin 7077 f. 1103,50

Total 21660 f. 3707,-

Sumber: Sinar Djawa 6 Agustus 1917

Sekolah van Deventer adalah bagian dari Yayasan Kartini

dan merupakan sekolah guru (Kweekschool) yang diprioritaskan

bagi siswa lulusan Sekolah Kartini. Penggalangan dana dilakukan

karena uang yang tersedia tidak cukup, kebutuhan untuk

membangun sekolah ini sebesar f. 80.000, sedangkan dana yang

tersedia hanya f.14.000. Selain menggalang dana untuk menutupi

kekurangan tersebut, sekolah ini juga mendapat bantuan dari

Sekolah Kartini.

Secara resmi Sekolah Van Deventer Semarang berdiri pada

tahun 1917, tetapi belum mempunyai ruang kelas sendiri. Ruang

belajarnya masih meminjam salah satu kelas di Sekolah Kartini,

jabatan Kepala Sekolah Van Deventer pun dirangkap oleh

Nyonya F.A. Vokers Schippers, yang juga merancang kurikulum

sekolah tersebut. Sekolah tersebut juga dibuka di Bandung,

Malang, dan Solo dengan lama pendidikan selama empat tahun.95

Pada tahun pertama jumlah siswa Sekolah Van Deventer

Semarang hanya ada sembilan orang, sedikitnya jumlah siswa

95

Retnaningtyas Dwi Hapsari (Alumnus Pascasarjana Jurusan Ilmu

ejarah Universitas Diponegoro, ― ekolah Kartini Dan Van Deventer: Pelopor

Sekolah Perempuan Di Semarang Pada Masa Kolonial,‖.

Page 86: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

67

dan masalah finansial membuat sekolah hanya berdiri satu tahun,

karena dewan sekolah memutuskan untuk menutupnya

sementara waktu.

Sekolah ini kemudian dibuka kembali pada 4 Juni 1921

dengan lokasi yang berbeda. Sekolah Van Deventer menempati

gedung baru dan memiliki asrama bagi siswa yang bertempat

tinggal jauh. Pendirian Sekolah Van Deventer ini nampaknya

telah membantu memberikan peluang bagi perempuan untuk

dapat bekerja.96

Selanjutnya Sinar Djawa menyajikan artikel dengan judul

Minta Sekolah! Minta Sekolah! Di Ambarawa artikel ini tulis

oleh Djoeroe Martini. Intisari dari artikel itu adalah permohonan

pendirian sekolah di Ambarawa Semarang kepada pemerintah

untuk kemajuan pendidikan, karena sekolah-sekolah lama penuh,

sehingga warga Bumiputera sulit mendapatkan pendidikan.

―Pada tiap-tiap tahoen permole an sekolahan terboeka

masoek lagi jaitoe penghabisan vacantie boelan poeasa,

sehari datang kesehari terdengarlah ratap dan keloehnya

orang-orang kampoeng jang anak-anaknya tidak bisa

termasoek ke roemah sekolah, maoepoen ke H.I.S.

maoepoen ke sekolah klas II. Menoeroet kata orang

disebabkan karena tiap-tiap roemah sekolah soedah sama

penoeh dan menerimanja anak moerid baroe soedah

ditentoekan banjaknja jang sepadan tjoekoepnja kamar.

Sedang jang memasoekkan anak-anaknja ke sekolah

beberapa orangnja‖.97

96

Retnaningtyas Dwi Hapsari (Alumnus Pascasarjana Jurusan Ilmu

Sejarah Universitas Diponegoro. 97

Sinar Djawa 17 Agustus 1917

Page 87: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

68

Tidak semua orang optimis dengan saran yang diajukan

kepemerintah ada sebagaian dari mereka yang pesimis, ―Maka

setengah orang poeala mengatakan, bahwa anak-anaknya tida

oesah dimasoekan ke sekolah sebab meskipeon ada niat jang

sedemikian, toch tida laloe kaboel, apa jang dikehendakinja‖.98

Upaya pendirian sekolah tidak hanya terjadi di Semarang

atau di Jawa saja, pendirian sekolah juga diakukan di Sungailiat,

Pulau Bangka. Di daerah ini telah diadakan mufakat agar dapat

berdiri sekolah perempuan Bumiputera (Indandsch meijsschool).

Kegiatan itu direkam dalam artikel dengan judul Soengeiliat

Vooruit, ditulis oleh Si Bodo bin Djidjoloho. Demi keseriusan

dan menjunjung tinggi derajat Bumiputera, kemudian

didirikanlah perhimpunan yang bernama Boedi Setia dengan

Presidennya Kalman dan Sekretaris Abdul Hamid Nasution.

Sinar Djawa 20 Agustus 1917

Didirikannya Indandsch meijsschool adalah untuk

memperbaiki wawasan keilmuan orang-orang di Bangka yang

jauh tertinggal dari orang di Jawa baik untuk laki-laki atau

perempuan. Pada hari Kamis 2 Agustus 1917 Indandsch

98

Sinar Djawa 17 Agutus 1917.

Page 88: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

69

meijsschool di Soengeiliat dibuka, dengan jumlah murid

pertamanya 27 anak perempuan.99

Masih membahas sekolah untuk perempuan terbit artikel

berjudul Kartini School Pekalongan, ditulis oleh Semar, berisikan

tentang upaya memajukan perempuan Bumiputra dengan

mendirikan sekolah Kartini di Pekalongan. Dengan menaruh

harapan kepada pemerintah untuk membantu dalam pembiayaan

dan agar di sekolah ini juga diajarakan bahasa Belanda. Pada

paragraf terakhir artikel ini tertulis kalimat seperti ini;

―Kemoedian kami mengharap akan kemoerahan hati dari

pada pembesar- pembesar negeri bangsa toean-toean

Belanda dan bangsa toean-toean particulier di Pekalongan,

toenjoekanlah ketjintaannja sebagai bangsa toean-toean di

Tegal atau Semarang kepada kita Boemipoetra di

Pekalongan‖.100

Pembahasan sekolah perempuan kemudian berlanjut di

bulan September, terbit artikel berjudul Mr. C. Th. van Deventer

Stictiting ditulis oleh Kepala Redaktur (Hoofdredacteur).

Pendirian sekolah perempuan lanjutan (voortgezet onderwijs)

untuk Bumiputera sebagai media mempersiapkan perempuan

yang cakap saat menjadi ibu untuk anaknya dan lebih jauh lagi

menjadi guru untuk Bumiputera lainnya. Selain itu orang yang

sekolah pun akan mudah mendapat pekerjaan karena ditopang

oleh keterampilan bahasa Belanda. Rencana ini dimotori oleh

Kartinifonds di Belanda. Hambatan kelak ditemukan saat para

orang tua tidak mengizinkan anak perempuannya bersekolah

karena yang menjadi guru lebih banyak laki-laki, dalam tradisi

99

Sinar Djawa 20 Agustus 1917. 100

Sinar Djawa 11 September 1917

Page 89: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

70

masyarakat pada saat itu adalah hal yang tabu ketika anak

perempuan digurui oleh laki-laki.

Ada dua golongan anak perempuan yang dapat memasuki

voortgezet onderwijs, pertama anak-anak perempuan yang sudah

tamat sekolahan Belanda, seperti Indlandsche Scholen atau

sekolahan lain yang setara termasuk juga sekolah Kartini. Kedua

anak-anak perempuan yang tamat sekolahan Jawa kelas 2 atau

dari sekolahan yang sepadan, itupun jikalau dianggap harus

mendapat pengajaran yang lebih tinggi. Dua golongan itu juga

dibagi menjadi dua tipe sekolahan yang akan diterapkan, tipe A

dibuat seperti sekolahan Mulo dengan lama belajar 3 tahun, di

dua tahun pertama diajarkan pengetahuan umum dan di tahun

terakhir diajarkan pengetahuan tentang keguruan bagi yang ingin

jadi guru. Sekolah tipe B masa pendidikannya juga sama selama

3 tahun yang membedakan hanya mata pelajaran dan target

lulusan yang keluar, berikut ini mata pelajaran:101

Tabel 5.2 tipe sekolah di sekolah perempuan lanjutan

(voortgezet onderwijs)

No Sekolah Tipe A Sekolah Tipe B

1 Bahasa Belanda Bahasa Belanda

2 Bahasa Melayu, dan Jawa, Sunda,

atau Madura

Bahasa Melayu, dan

Jawa, Sunda, atau

Madura

3 Matematika Huishoudelijk rekenen

101

Sinar Djawa 11 September 1917

Page 90: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

71

4 Ilmu Alam Ilmu tanaman dan

hewan di Hindia

5 Babad (pen. Sejarah) Ilmu bumi Hindia

Belanda dan ditambah

tentang Nederland

6 Ilmu bumi Pengantar ilmu

kesehatan

7 Ilmu rumah tangga Ilmu rumah tangga

8 Pengantar ilmu kesehatan Kerajinan tangan

9 Kerajinan tangan Menyanyi

10 Menyanyi dan music Menggambar

11 Menggambar Gimnastik/olahraga

12 Gimnastik/olahraga

Sumber: Sinar Djawa 11 September 1917.

Murid-murid pun diwajibkan untuk tinggal di asrama yang

telah disediakan, namun terbatas hanya untuk 120 orang. Rencana

mendirikan voorgezet onderwijs urung dilakukan karena

biayainya yang tidak mencukupi, untuk itu maka didirikanlah

sekolah guru (kweekschool) di Semarang. Hal tersebut

disampaikan oleh Kepala Redaktur Sinar Djawa, P. H. Koesoemo

dalam artikelnya berjudul Kweekschool Boeat Gadis

Boemipoetra.

―Setelah memperingati segala keterangan dan nasehat dari

kaoem deskundingen dalam hal onderwijs, dan dari orang

lain-lainnja jang mempoenjai kepentingan, menimbang

boeat sekarang ada keberatan akan mengadakan voorgezet

onderwijs bagi anak-anak perempoean Boemipoetra di

Hindia Ollanda dengan mengadakan sekolahan sendiri

Page 91: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

72

sebagai kweekschool. Keberatan itoe pertama-tama terbit

dari kekoerangannja ongkost, karena boeat mengadakan

sekolahan jang sematjam itoe tiadalah sedikit bijajanja.

Maka oleh karena itoe, Raad van Beheer dari Kartinifonds

telah mengoenjoekkan soerat permohonan pada pemerintah

di Hindia, soepaja pemerentah sendiri jang mengadakan

sekolah jang sematjam itoe‖.102

Masih di hari yang sama Sinar Djawa memuat artikel

Pimpinlah Bangsa Kita, ditulis oleh M. H. M. De Hope. Artikel

ini paling tidak berhubungan dengan artikel-artikel sebelumnya

tentang sekolah perempuan Bumiputera yang bertujuan agar

lulusan sekolah perempuan itu menjadi orang tua yang baik.

Artikel ini ingin menyampaikan bahwa pemimpin yang baik itu

terlahir dari orang tua yang berpendidikan dengan memiiki ciri-

ciri terpelajar, wawasan yang luas, setia, dan harus berani karena

benar. Artikel tentang pendidikan terakhir di bulan ini berjudul

Nasib Goeroe Bantoe, ditulis oleh Gebes. Di suatu sekolah di

kota Semarang ada kepala sekolah baru yang tidak memahami

aturan P.K.T. Adj. Inspecteur, hal itu membuat guru bantu sulit

mengikuti kemauann a kepala sekolah, ―akan tetapi sajang,

sajang kepala sekolah baroe itoe beloem begitoe gemblengan, dan

belum mendengar nasehat P.K. . Adj. Inspecteur‖.103

Untuk Sinar Djawa edisi bulan Oktober 1917 yang tersedia

di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, kondisi fisiknya

sudah rusak dan belum tersedia versi alih medianya (microfilm),

oleh karena itu penulis tidak dapat mengakses artikel-artikelnya.

Penulis langsung lompat ke edisi bulan November 1917. Artikel

102

Sinar Djawa 12 September 1917 103

Sinar Djawa 14 September 1917

Page 92: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

73

tentang pendidikan bulan ini ada pada 29 dan 30 November, yang

pertama berjudul Toeroet Tjampoer Memboeat Pandangan

Pemogokan moerid di Osvia Probolinggo, artikel ini ditulis oleh

Oud Osviaan. Gagasan dari artikel itu adalah tentang mogoknya

murid Osvia kelas III karena guru-gurunya tidak memberikan

kebebasan (kemerdekaan) untuk para muridnya. Di usia mereka

yang sudah 16 tahun masih ada makian, pukulan, dan penghinaan

dari guru-guru mereka. Pihak sekolah malah mewajarakan hal itu

sebagai bentuk perlakuan kesatria, namun para murid menentang

keras perlakuan itu.

"Sepandjang saja poenja pengetahoean maka moerid jang

telah berdoedoek di kelas III vak afdeeling itoe tentoe

soedah akil balig, jadi kalau moerid sebesar itoe mendapat

maki-maki, poekoelan, dan penghinaan dari goeroenja

tentoelah merasa maloe"104

Para murid Osvia memilih untuk mogok bersekolah sebagai

sikap tegas kepada para gurunya. Melihat perlakuan yang seperti

itu menandakan bahwa para guru Belanda menganggap murid

Bumiputera adalah sekumpulan orang yang harus diperlakukan

keras, karena derajat kemanusiaannya yang lebih rendah dari

warga Eropa atau Indo.

Perang Dunia I tidak hanya menyebabkan kenaikan harga

kebutuhan pokok, hal lain yang terjadi adalah kelangkaan

peralatan sekolah, sebagaimana diceritakan oleh artikel berjudul

Merintangi Kemadjoean, ditulis oleh Karjadipa. Kelangkaan ini

terjadi pada sekolah-sekolah yang baru dibangun tahun 1916-

1917, mulai dari buku-buku pengajaran, batu tulis, kapur, dan

104

Sinar Djawa 29 November 1997.

Page 93: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

74

tinta. Menanggapi persoalan ini kepala sekolah telah mengajukan

permohonan pengadaan barang kepada pemerintah, akan tetapi

setelah 6 bulan pihak pemerintah belum juga memenuhi

permintaan itu. Padahal tidak ada cara lain agar sekolah-sekolah

tetap berjalan selain memenuhi kebutuhan itu.

Anak-anak sekolah yang notabene adalah orang-orang

kromo (rakyat kecil) merasakan sekali kenaikan harga akibat

kelangkaan peralatan sekolah itu, misalnya saja harga anak batu

tulis (pen. Kapur/pensil) yang dulu harganya hanya f.0.005

menjadi f.0.045, sebuah buku seharga f.0.06 menjadi f.0.125.

Kenaikan harga yang berlipat ganda tersebut sangat memberatkan

kaum kromo yang ingin maju pendidikannya. Karjadipa

menempatkan gagasan utama artikelnya di paragraf pertama,

seperti ini:

"Telah beroelang-oelang kita bergerakan keboetoehan kita

tentang pengadjaran teroetama bagi kaoem jang biasanja

diseboet orang kromo; baroe kita bergirang hati karena

sebahagian ketjil telah terkaboel, kini datanglah rintangannja

jang barangkali terbawa pengaroehnja perang doenia jang amat

moerkanja itoe, jaitoe KEKOERANGAN ALAT

PENGADJARAN".105

Pertentangan dalam dunia pendidikan Bumiputera muncul

saat N.I.O.G. (Nederlands-Indiesche Onderwijzersgenootschap)

menyarankan agar sekolah-sekolah Bumiputera menggunakan

bahasannya sendiri, dengan dalih untuk mempertinggi derajat

bahasa Bumiputera. Namun Bumiputera yang mulai mengerti

permainan dari para kaum kapitalis maupun penguasa yang ingin

bangsa Bumiputera tertinggal menolak keras usulan itu, karena

105

Sinar Djawa 29 November 1917

Page 94: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

75

mereka sadar kalau segala hal yang berkaitan dengan keilmuan

banyak tersedia dalam bahasa Belanda. Sehingga untuk menjadi

bangsa yang maju harus menguasai bahasa Belanda.

"O, bangsakoe, awaslah!...Masih banjak poela daja

oepajanja si-anti kemadjoean Bp., Jang disertai perkataan

manis, jang membikin gembira pada telinga Bp. dalam

sekdjap Mata. Tetapi....jang terdapat dalam hatinja, hanja

doeri belaka, jaitoe soeatoe djalan jang merintangi gerakan

kita, atau satoe fondament goena menindas BP."106

Pernyataan itu termaktub dalam artikel berjudul N.I.O.G dengan

ini onderwijs.

Pada bulan Desember Sinar Djawa kesulitan yang terjadi

dalam dunia pendidikan, dijelaskan dalam Kesoesahan Goeroe

Pada Sekolah Klas II Jang Pendoedoeknja Masih Achteruit,

ditulis oleh P. H. Djono. Artikel ini menunjukan kesulitan

megembangkan sekolah-sekolah yang sudah dibangun oleh

Gouvernement di wilayah yang masih tertinggal (achteruit).

Kesulitan mendirikan sekolah di daerah yang tertinggal, karena

penduduknya belum sadar akan pentingnya pendidikan. Jumlah

anak yang tidak masuk sekolah saja bisa mencapai 30% sehingga

guru-guru sering dipersalahkan oleh pemerintah berbeda dengan

dengan daerah yang sudah sadar akan pendidikan, dari 200 orang

murid hanya 15% saja yang tidak masuk sekolah. Dalam keadaan

seperti ini guru sering menjadi sasaran pemerintah. Untuk

menangani hal itu, penulis menyarankan hal-hal berikut ini:

106

Sinar Djawa 30 November 1917

Page 95: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

76

a. Wakil K. Pemerintah, ialah B. B. (Binnelands

Bestuur) soeka mengamat-amati dengan betoel-betoel

pada djalannja onderwijs.

b. Kaoem werkgever (pen. majikan) haroes menghargai

betoel pada orang-orang jang soedah menelan

onderwijs, teroetama di ondernemingen (pen.

perusahaan).

c. K. P. hendaklah menimboelkan lagi persen dan

mainan anak-anak sekolah jang pendoedoeknja masih

terhitoeng achteruit (pen. tertinggal) (hal ini haroes

mendengarkan timbangan Goeroe dan B. B)

d. Loerah dan djoeadjang krawat, itoe haroes memilih

candidaat jang sedikit-dikitnja bercertificaat dari

sekolah klas II, begitoepoen opas-opas, mandoor-

mandoor djalan, pengoeroes pasar-pasar, mandoor-

mandoor kebon ondernemingen enz enz:

e. Semua sikap (gogol) jang mempoenjai anak

perempoean atau laki-laki kalau soedah beroemoer

tjoekoep haroes menjekolahkan anaknja seorang

kalau tida, haroes dipetjat dari sikapnja (diambil

bengkoknja sawah).

Penulis berpendapat bahwa orang-orang akan berbondong-

bondong masuk sekolahan jika 5 persyaratan itu dipenuhi.107

Perang Dunia I tidak hanya membuat kelangkaan pada

peralatan sekolah, perang itu juga berdampak pada nasibnya

107

Sinar Djawa 4 Desember 1917

Page 96: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

77

guru-guru bantu di sekolah klas II (Tweede School). Guru-guru

bantu mengalami kesulitan membagi penghasilan untuk

menghidupi rumahtangganya karena semua kebutuhan naik. Hal

itu dirasa berat karena mereka tidak mendapatkan uang belanja

(duurte-toeslag) dari pemerintah. Berbeda dengan sekolah dan

guru-guru yang Ada di HIS mereka menerima bantuan uang

sementara untuk membeli peralatan sekolah, padahal para

muridnya pun bukan dari kaum kromo yang jika dimintai

uangpun tidak keberatan.

R. M. Dihardjo sebagai penulis artikel ini yang berjudul

Nasib Goeroe-goeroe Jang Kedoea, menyeru kepada

Perhimpunan Guru Hindia Belanda (PGHB) untuk memikirkan

masalah ini juga. Pasalnya pemerintah sedang asik memajukan

rakyatnya dengan membangun sekolah di sana-sini tetapi tidak

dipelihara dengan baik, kekurangan peralatan saja tidak bisa

mengantisipasi. Di samping kualitas guru seharusnya diperbaiki

kemampuan mengajarnya.108

Pembahasan tentang upaya yang harus dilakukan PGHB

berlanjut di artikel berjudul Pengadjaran Boemipoetra ada

Dalam Bahaja ditulis oleh SM. Artikel ini memotret kesulitan

guru-guru di kelas II yang mereka harus berhutang untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya, banyak juga dari mereka yang

mencari pekerjaan lain untuk menutupi kekurangan gaji yang ia

terima dari sekolah. Hal tersebut membuat para guru tidak fokus

untuk mengajar anak-anak muridnya, sehingga khawatir kualitas

pengajarannya menurun.

108

Sinar Djawa 7 Desember 1917

Page 97: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

78

Untuk menanggulangi masalah tersebut maka PGHB harus

menuntut pemerintah untuk menaikan uang belanja (duurte-

toeslag). Namun dalam hal ini Hoofdbestuur (Ketua) PGHB tidak

setuju karena, kalau uang belanjanya guru dinaikan maka kasihan

rakyat yang bayar pajak, pembangunan sekolah-sekolah akan

kekurangan uang dan menghambat jumlah pertumbuhan sekolah,

dan PGHB hanya berusaha untuk memperbaiki pengajaran.

pernyataan itu dibantah oleh 3 hal ini:109

a) Padjegnja ra jat mesti nommer satoe diperboeat

goena pengadjaran ra jat, tidak boet Werbaar. Boeat

Werbaar dalam tahoen 1917 dan 1918 sadja akan

dikeloearkan TAMBAH kira-kira 10 milijoen,

sedang boet onderwijs Boemipoetra dalam ini tempo

banjak-banjak ada tambah 2 a 3 milijoen. Goeroenja

soedah mengempeskan peroetnja dan kehilangan

sebagian dari ichtiarnja mempertinggikan

pengadjaran dengan tjepat. Dus…kita ra jat roegi

djoega.

b) Halnja tambahan sekolahan gampang didapat kalau

banjak sekali Boemipoetra jang ingin djadi goeroe,

hal jang mana bisa kedjadian dengan tjoekoepnja

belandja. Adapoen hal tambahnja sekolahan itoe

haroes diperloekan dan bolehlah ongkos Werbaar

dikoerangkan.

c) Kalau statuen P.G.H.B tida bisa meloeloeskan

gerakan minta tambahan belandja boeat dapatnja a

109

Sinar Djawa 8 Desember 1917

Page 98: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

79

dan b, itoe aneh sekali. Kalau difikir a dan b ini

soenggoehlah gerakan tambahan belandja akan

menimboelkan ichtiar keras boeat: berichtiar

memperbaiki pengadjaran.

Dengan sikap hoofdbestuur PGHB yang seperti itu penulis

menghimbau para anggotanya tidak menerima begitu saja,

mereka harus menimbang pro dan kontranya. Diakhir artikel ini

penulis berseru seperti ini, ―boeat keperloeannja perabaikan dan

pertinggian pengadjaran kita soepaja djangan dapat bahaja, maka

kita berseroe: pegawai onderwijs! Bangoenlah!.

Pembangunan sekolah untuk Bumiputera perempuan terus

menjadi pembahasan dalam artikel-artikel Sinar Djawa, kali ini

artikelnya berjudul S.M.P. Koedoes, ditulis oleh Toerhorder.

Penulis ini menyampaikan bahwa President S.M.P., IR

Soemodirdjo berpendapat bahwa di zaman yang berubah ini

perempoen harus pula mendapatkan pendidikan sama dengan

laki-laki, namun dengan syarat mendapat pendidikan sebagai

seorang istri dan ibu yang tidak melupakan adat Jawa yang baik,

agar anak-anaknya kelak tetap mencintai budaya Jawa.

Soemodirdjo berkata seperti itu karena banyak orang-orang yang

sudah menjadi terpelajar lantas ia lupa dengan budaya Jawa dan

berubah menjadi seperti Londo110

. Ia pun mengajak orang-orang

untuk mendirikan sekolah perempuan di Kudus yang

mengajarkan keahlian menyulam, menjahit, membatik, dan

memasak.

110

Sebutan orang Jawa untuk orang Belanda

Page 99: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

80

Di pihak yang lain H. M. Djajengwijoto, seorang guru HIS

menyumbangkan pendapatnya bahwa pada masa itu ada tiga cara

mendidik perempuan, pertama dipingit yaitu belajar di rumahnya

sendiri atau tidak boleh keluar, cara ini adalah cara klasik Jawa.

Kedua anak-anak perempuan disekolahkan supaya bisa melayani

suami dan anaknya dengan baik, ketiga anak perempuan dididik

seperti laki-laki agar nanti bisa mendapatkan pekerjaan dan hidup

mandiri. Ketiga cara itu seperti yang dikatakan pepatah kuno;

tetes, titis, dan tatas, ketiga cara itu baik dan buruknya atau salah

benarnya tergantung pada orang pada orang yang

menjalankannya. Dari tiga cara itu, pengurus S.M.P. menyetujui

cara yang kedua.

R. Wignjodisastro, seorang guru sekolah kelas II dalam

artikel ini juga mengemukakan pendapatnya. Baginya untuk

mendirikan sekolah khusus perempuan banyak menemukan

kesulitan, terutama dalam pembiayaan pembangunan sekolah.

Cara lainnya adalah dengan menggabungkan sekolah perempuan

dengan sekolah laki-laki, akan tetapi ada mata pelajaran yang

tidak bisa diikuti oleh keduanya secara bersamaan, yaitu soal

ilmu pengetahuan alam manusia (pen. biologi). Meskipun

mendapat tanggapan yang beragam President S.M.P. tetap akan

mengadakan sekolah perempuan dengan harus mengeluarkan

uang (schoolmaterialen) kira-kira f. 125, yang diminta jadi guru

pada sat itu adalah isteri R. Soekardi. Untuk gajihnya setiap bulan

adalah, jika jumlah muridnya 1-15 orang maka gajihnya f. 25, 16-

25 orang f. 30, 26-35 orang f. 35 dan ditambah ongkos perjalan f.

10. Setiap bulannya seorang murid harus membayar 2% dari

Page 100: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

81

penghasilan orang tuanya, paling kecil f. 1 dan paling esar f. 7,50.

Waktu sekolahnya 3 kali dalam seminggu, mulai pukul 2 siang

sampai jam 4 sore.111

Onderwijs Boemipoetra dengan Kemadjoen Boemipoetra

adalah artikel yang terbit pada 15 Desember 1917, penulisnya

han a menulis nama samarann a aitu ―X‖. Dalam pembukaan

artikelnya penulis mengutip perkataan A. W. Adiwardojo dari

Jepara, ia berkata ―ja ni, bahwa Bahasa Ollandalah ada mendjadi

sendjata Boemipoetra goena menempoeh dan mentjapai

kemadjoean dari tanah Europa dan alat goena mentjahari belandja

jang besar‖.112

Pernyataan itu untuk menyikapi NIOG yang

memerintahkan Boemipoetra agar menggunakan bahasa

Bomipoetra sendiri, agar terangkat derajatnya bahasa. Hal itu

adalah siasat agar Boemipoetra tidak merasakan kemajuan

zamannya, karena umumnya sumber pengetahuan banyak

tersedia dalam bahasa Eropa, salah satunya bahasa Belanda.

Selanjutnya artikel ini mengajak Boemipoetra agar sadar

sebagai bangsa, apalagi setelah mendapat pendidikan Belanda.

Jangan sampai lupa asal-usul dan budaya Boemipoetra, karena

harus disadari mereka yang sudah lulus sekolah hanya akan

menjadi buruh atau budak dari kaum kapitalis. Gagasan penting

lainnya dalam artikel ini adalah tentang para pemimpin Sarekat

Islam yang kebanyakan berasal dari kalangan menengah yang

hidupnya belum merdeka (kaum buruh) sehingga masih sering

mengikuti perkataan para kaum kapitalis. Padahal sebagai

111

Sinar Djawa 14 Desember 1917.

112

Sinar Djawa 15 Desember 1917.

Page 101: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

82

organisasi terbesar di Hindia, SI harus benar-benar mewujudkan

tujuannya yang lima ini:

1. SI menolong kesengsaraan dan penindasan

2. SI berupaya memajukan sekolahan Boemipoetra

3. SI berupaya memajukan perdagangan

4. SI berupaya memajukan pertanian

5. SI berupaya untuk menegakan agama Islam

Untuk mewujudkan kelimanya maka, SI harus mempunyai

pemimpin yang setia dan mengetahui kewajibannya, mengetahui

kebutuhan Bumiputera serta tidak menjadi perkakasnya kapitalis.

Artikel terakhir tentang pendidikan di tahun 1917 ditulis oleh

Achmad Basar, berjudul Pendidikan dan Pengajaran, intisari dari

artikel ini adalah bahwa pendidikan atau sekolahan-sekolahan

yang dibangun di Hindia hanya mengejar kemampuan otak saja

dengan mengenyampingkan budaya dan agama yang sudah ada

sejak lama. Berbeda dengan negara maju seperti Jepang, alhasil

lulusannya tidak lagi meghargai budaya nenek moyangnya.

―kemoedian berseroelah saja: djanganlah menghina bangsa dan

agamamoe, hal bangsa kita! Insjaflah!‖.113

2) Artikel Politik

Artikel selanjutnya yang dibicarakan dalam Sinar Djawa

adalah artikel politik, artikel ini termasuk yang paling banyak

ditulis. Seperti telah disinggung di bab sebelumnya bahwa dua

dekade awal abad ke-20 adalah zaman bergerak seperti apa yang

113

Sinar Djawa 21 Desember 1917.

Page 102: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

83

dikatakan oleh Takashi Shiraishi. Pada masa inilah imperealisme

Belanda mendapatkan perlawanan yang sangat sengit, baik

dengan cara yang kooperatif ataupun nonkooperatif. Bangkitnya

Nasionalisme Bumiputera adalah faktor terkuat yang

menyebabkan hal itu. Sartono Kartodirdjo berpendapat bahwa

manifesto politik Perhimpunan Indonesia (Indiseche Vereeniging)

1908 di Belanda-lah yang menjadi cikal bakal meluasnya

Nasionalisme Bumiputera di Hindia Belanda, tiga poin penting

dari manifesto politik itu adalah, kebebasan (kemerdekaan),

kesatuan, dan persamaan. Masih menurut Sartono, pengaruh

nasionalisme berasal dari; kemenangan Jepang atas Rusia 1905,

Revolusi Cina 1907, gerakan Turki Muda, gerakan nasional di

India dan Filipina. 114

Perlawanan Bumiputera terhadap kolonial Belanda sangat

terbantu dengan adanya media cetak seperti Sinar Djawa ini. Para

penulis dari berbagai latar belakang menyuarakan aspirasinya,

meski kadang cara yang dilakukannya berbeda. Secara sepintas

arah tulisan itu bisa diketahui dari perkataan yang selalu diulang-

ulang dalam berbagai artikel, seperti ini: Persatoean, pergerakan

rakyat, Hindia boeat orang Hindia, revolutie, evolutie, sama rata

sama rasa, kemadjoean Boemipoetra, menjoengjoeng rakyat,

rechtpersoon (hak individu), berani karena benar, zelfbestuur

(pemerintahan sendiri), kemerdekaan dunia,dan persamaan

nasib. Jadi apa yang dikatakan oleh Sartono tentang manifesto

politik Perhimpunan Indonesia (Indische Vereeniging) dalam hal

ini sangat terwakili. Untuk mendapat gambaran yang utuh tentang

114

Sartono Kartodirdjo, Pengantar Sejarah Indonesia Baru II

Page 103: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

84

artikel politik yang berkembang di Sinar Djawa selanjutnya akan

diuraikan.

Pertama terbit artikel berjudul Voorstel (proposal), ditulis M.

O. Bok Soerjo. Dalam tulisannya penulis menyampaikan

keinginannya untuk membuat 5 patung (Standbeeld) dari pendiri

3 organisasi yang berbeda, karena dianggap sebagai motor

gerakan awal organisasi Bumiputera yang memberikan pengaruh

besar. Orang-orangnya adalah, Dr. Raden Seotomo sebagai

pendiri Boedi Oetomo (BO) di Batavia, Raden Tohar, Mas

Soerohamiprodjo, dan Atmodirono pendiri Mangoenhardjo di

Semarang, dan Haji Samanhoedi sebagai pendiri Sarekat Islam di

Solo. Dalam artikel ini penulis menyarankan membuat panitia

untuk mengumpulkan uang agar bisa membuat patung-patung

kelima orang tersebut. Patung-patung itu akan ditempatkan di

Batavia, Semarang, dan Surabaya.115

Selanjutnya seorang pegawai penggadaian di Poncol,

bernama Soegeng, mengirimkan tulisan yang berisi kronologi

kejadian dipermasalahkannya penggunaan bahasa Melayu oleh

atasanya yaitu, Tuan Ch. A. van Reedem Adm. Bermula saat

Soegeng masuk kerja pada 25 Juli 1917, ia baru saja selesai cuti.

Judul artikelnya adalah, Peperiksa’an dari Mas Soegeng

Hoofdkassier Pandhuis Depok jang Telah Dioesir Lantaran

Memakai Bahasa Melajoe.116

Begini dialog yang ditampilkan

Sinar Djawa:

Van Reedem: ono opo kowe?

115

Sinar Djawa 1 Agustus 1917 116

Sinar Djawa 3 Agustus 1917

Page 104: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

85

Soegeng: akan mengatoerkan hamba poenja dienstboek

Van Reedem: akoe hora gelem brobah pengantoerankoe, dadi

misti anggo temboeng Djowo, lan akoe hora gelem tompo

Soegeng: habis bagaimana hamba peonja dienstboek? Dan

hamba moesti kembali di pandhuis Depok apa poelang?

Van Redem: Sepatah poen tiada mendjawab dan pergi kelihatan

tiada senangnja ketemoe pada saja poenja moeka. Sekoenjong-

koenjoeng satu beambte bilang pada saja begini: Pandjenengan

dawoehidoen bendoro toean poerih wangsoel kemawon sebab

bendoro toean boten poeroen nampi!

Soegeng: hinggih!.

Setelah kejadian itu Soegeng dipanggil oleh Inspektur ke

rumahnya Kontrolir di Jalan Bojong, Semarang, pada hari Sabtu

28 Juli 1917, pukul 09.30. Soegeng membawa istri dan anaknya

yang berusia 3 tahun dalam pemeriksaan ini. Inspektur

melontarkan beberapa pertanyaan yang menjurus pada pertanyaan

―kenapa anda menggunakan bahasa Mela u saat bertemu dengan

Tuan Ch. A. van Reedem Adm, padahal seharusnya

menggunakan bahasa Jawa kromo? Soegeng pun mengajukan

beberapa alasan diantaranya, dia baru pertama kali bertemu

dengan tuan van Redeem jadi belum tahu aturan yang harus

ditaatinnya, lalu menurutnya akan lebih baik jika para petinggi-

petinggi mengutip dan mengumumkan kepada kepala bagian

(chef) tentang peraturan no. 2014 yang menjelaskan tidak ada

bangsa selain, indies, Eropa, dan China di Hindia. Sehingga tidak

ada lagi kesalahan sama yang akan terulang.

Page 105: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

86

Soegeng juga memohon pada inspektur untuk mengambil

keputusan yang adil sesuai dengan aturan yang berlaku.

―Hamba djoega akan hoendjoek periksa, dan hamba moehoen

djoega kangdjeng toean sampai mempihak pada T. Adm. Dan

djangan sampai mempihak pada hamba melainkan hamba

moehoen jang djatoeh adil, hamba poenja atoeran moehon

diperiksa djoega‖.117

Pemeriksaan berakhir pada pukul 10 lebih, inspektur itu

nampaknya memperlakukan Soegeng dengan baik, saat hendak

pulang dipanggillah pedati untuk menghantarkan Soegeng, istri,

dan anaknya pulang.

Belanjut pada artikel berjudul Toean-toean Besar dan

Deputie Indie Weerbaar Sama Angkat Bitjara. Artikel yang

ditulis sendiri oleh Hoofdredacteur ini gagasan utamanya adalah,

ajakan kepada Bumiputera yang berakal untuk mengumpulkan

kekuatan atau bekerjasama dengan pemerintah Belanda untuk

mendirikan pemerintah sendiri (zelfbestuur) dengan mengatur

anggaran belanjanya sendiri. Begini bunyinya salah satu paragraf

yang terkesan memberikan satu mandat untuk mendirikan

zelfbestuur;

―Lantaran adan a evolutie Pemerintah Agoeng pertjaja, akan

memberi hak kepada Boemipoetra, soeatoe hak akan toeroet

memikirkan dan merasakan, bagaimana baiknja tanah Hindia

Belanda diperintah dan diatoer; telah lamalah di tanah

Djawa soedah ada pemerintah sendiri (zelfbestuur) ja ni di

desa; bersama-sama itoe maka hal pemerintahan sendiri

(zelfbestuur) pada pihak Bumiputera lainnja (jang lebih

tinggi dari pada desa) akan dibangoenkan‖.118

117

Sinar Djawa 4 Agustuts 1917 118

Sinar Djawa 4 Agustuts 1917

Page 106: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

87

Bestuur decentralisatie (pemerintah desentralisasi) sesuai

dengan aturannya desentralisasi keuangan (financieele

decentralisatie) akan memberikan izin untuk menggunakan nama

sendiri dan berhutang atas namanya sendiri. Untuk mewujudkan

tujuan itu perlu kerjasama yang baik antara Bumiputera dengan

orang Belanda dan nantinya harus dipimpin oleh orang-orang

yang berpendidikan.

Masih berhubungan dengan rancana untuk membuat sistem

pemerintahan sendiri (zelfbestuur), Diwan Ra’iat (Volksraad).

Artikel ini dikutip oleh Sinar Djawa dari surat kabar Neratja,

berisikan tentang prosedur pemilihan anggota (lid-lid) volksraad.

Jumlah anggota disesuaikan oleh aturan yang berlaku (pasal-pasal

baru R.R.). Jumlah anggota volksraad sedikitnya ada 39 anggota.

Sesuai dengan aturan itu 19 orang diangkat Gubernur Jenderal, 5

orang Bumiputera dan 14 bangsa Eropa dan Timur Asing. Namun

apabila mengikuti pasal 68 b R.R. (Locale Raden) alinea 2 maka

anggota Dewan Rakyat itu adalah, 10 orang Bumiputera dan 9

orang bangsa Eropa dan Timur Asing.

Pemilihan atas bangsa Eropa dan Timur Asing dilaksanakan

terpisah. Pemilihan pertama dilaksanakan pada hari selasa di

minggu ketiga bulan November 1917. Petugas pelaksana

pemilihan ini adalah 5 orang anggota dengan 3 wakilnya yang

diangkat oleh Gubernur Jenderal dengan masa jabatan selama 3

tahun, mereka ditempatkan di kantor pemungutan suara

(Stemkantoor) di Batavia.

Di masing-masing karesidenan sudah ada dewan-dewan yang

ditetapkan juga sebagai pelaksana di daerah dengan kantor yang

Page 107: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

88

dibuka dari pukul 8 pagi sampai 4 sore. Dewan-dewan di daerah

ini bertugas membuka pendaftaran dan memungut suara. Adapun

persyaratan untuk menjadi kandidat dewan rakyat adalah, dalam

formulir pendaftaran itu haru diisi biodata diri dan ditandangi

oleh sedikitnya 10 orang pendukung. Untuk memasukan formulir

atau surat suara itu ke dalam kotak suara dilakukan oleh satu

orang yang menandatangani atau bisa lebih dari satu orang dan

boleh juga kandidat tersebut ikut. Setelah masa pengumpulan

suara selesai maka kotak suara disegel, bagian luarnya diberi

tanda tangan dan diberi keterangan jumlah surat suara yang ada

di dalamnya. setelah itu dikirim ke kantor pemungutan suara

(stemkantoor) di Batavia, dan tentang pengiriman itupun harus

disertai telegram ke Ketua stemkantoor di Batavia. Sesampainya

di Batavia, ketua mengumumkannya dalam koran Javasche

Courant.

Surat suara yang sudah masuk ke stemkantoor akan

diverifikasi, jika dalam surat tersebut tidak ditandatangani oleh

paling sedikit 10 orang pendukung maka dinyatakan tidak lolos.

Berkas yang lolos nama-namanya akan disusun secara alfabetis.

Tujuh hari sebelum pemilihan para pendukung yang ada daerah

dipanggil untuk ke Batavia untuk memilih kepala dewan rakyat

lokal.

Kemudian para wakil daerah tersebut memilih para calon atau

kandidat dengan surat suara yang sudah tersedia, berikut ilustrasi

surat suaranya:

Page 108: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

89

Tabel 5.3 Ilustrasi surat suara

No Nama Dewan Pilihan diurutkan sesuai pilihan

prioritas

1 Soegeng Atmodjo

Soegeng 2 Atmodjo

Setelah selesai pemungutan suara, maka pada hari selanjutnya

stemkantoor melakukan persidangan dan penetapan hasil

pemilihan. Adapun surat suara yang tidak sah, dijelaskan sebagai

berikut;

Dan lagi jang terpandang sebagai soerat pilihan (Stembriven)

jang tidak berharga ialah:119

a. Jang tiada ada satoe soera (pilihan) poen, pada salah staoe

candidaat-candidaat jang terseboet di dalamnja.

b. Jang berisi pertoendjoekan apa-apa hingga ketahoean

nama kiezer itoe.

c. Jang tiada pakai tjap.

Satu surat suara hanya berlaku untuk satu kandidat, setelah

ada hasilnya, petugas langsung membuat pemberitahuan pada

pihak terkait. Tiga hari setelah menerima pemberitahuan itu,

pihak terkait yang terpilih harus memberikan pemberitahuan

balasan. Mereka yang menerima surat pemberitahuan atas

keterpilihannya sebagai dewan rakyat, diberi waktu 4 minggu

untuk memantapkan diri, atau dengan kata lain menerima atau

menolak keputusan tersebut. Jika ada orang yang menolak hasil

keputusan itu, Ketua Stemkantoor menunjuk orang lain yang

119

Sinar Djawa 10 Agustus 1917

Page 109: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

90

terpilih untuk mengisi tempat tersebut. Orang-orang yang terpilih

harus membuat surat keterangan, sebagai berikut120

:

a. Djika dia seoarang bangsa Eropa: satoe toeroenan register

kelahiran atau djka ini tida ada satoe acie van bekendheid

(kebenaran), jang diberi oleh Hoofd van plaatselijk

Bestuur, jang menjatakan hari dan tempat kelahirannja.

b. Djika ia seorang bangsa Boemipoetra atau Timoer Asing:

Satoe keterangan dari Hoofd van Plaatselijk Bestuur, jang

menjatakan seolah-olah djadi kesaksian, bahwa orang

jang dipilih itoe sampai pada hari pilih itoe sampai pada

hari pilihan itoe, soedah tjoekoep ber oemoer 25 tahoen.

c. Djika ia boekan orang pegawai negeri: Satoe keterangan

dari Hoofd Gewestelijk Bestuur, jang seolah-olah djadi

kesaksian, bahwa pada hari waktoe dipilih itoe, betoel

djadi pendoedoek di Hindia Belanda.

d. Djika ia boekan seorang bangsa Belanda: Satoe

keterangan dari Hoofd van gewestelijk Bestuur, jang

seolah-olah djadi kesaksian, bahwa pada hari waktoe ia

dipilih, itoe masih djadi ra iat Nederland.

Dalam persidangan pertama dewan rakyat dan setelah

terpilihnya para anggota-anggota dewan yang baru, voorzitter lalu

mengangkat panitia dari anggota dewan yang lama untuk

memeriksa surat pernyataan dari anggota-anggota dewan yang

baru. Adapun kewajiban dari voorzitter adalah memimpin dan

mengatur pekerjaan dari anggota dewan, menjaga ketertiban

dalam hal bermusyawarah, menjaga berlakunya peraturan,

120

Sinar Djawa 11 Agustus 1917

Page 110: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

91

memberi kesempatan pada anggota dewan untuk berbicara, dan

menjalankan aturan yang telah disepakati.

Etika dalam persidangan, seorang voorzitter hanya boleh

memberhentikan persidangan apabila dirasa perlu untuk

memberikan pengetahuan pokok tentang suatu hukum. Ketika

menyampaikannya pun seorang voorzitter harus meninggalkan

kursinya terlebih dahulu. Apabila voorzitter tidak bisa hadir

dalam sebuah persidangan, maka ia diwakili oleh salah satu

wakilnya, jika tidak bisa juga maka akan diwakili oleh salah

seorang anggota dewan dari bangsa Eropa yang paling tua.

Dalam persidangan, peserta sidang diperbolehkan bicara

apabila voorzitter memberikan izin bicara. Jika ada peserta yang

menyimpang pembicaraannya dari masalah yang sedang

dipersidangan voorzitter berhak mengarahkan kembali

pembicaraan ke pokok pembicaraan. Selain itu jika ada peserta

yang berlaku tidak baik maka voorzitter berhak untuk tidak

memberikannya kesempatan bicara. Voorzitter juga berhak

memberhentikan sementara sidang jika kondisi persidangan

sudah tidak kondusif, hal ini dilakukan untuk menjaga keamanan.

Dewan rakyat (Volksraad) juga bertugas mengatur undang-

undang anggaran belanja. Dalam tahapan pembuatan undang-

undang anggaran belanja yang harus dibicarakan terlebih dahulu

adalah hal-hal pokok atau maksud yang ingin dicapai oleh

undang-undang tersebut. Setelah itu baru membicarakan pasal-

pasal yang bersangkutan. Lain halnya jika ingin melakukan

amandemen undang-undang. Amandemen undang-undang bisa

dilakukan jika tiga anggota dewan mengajukan permohonan

Page 111: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

92

voorzitter, setelah itu dicetak dan dibagikan kepada semua

anggota dewan untuk dibicarakan dalam persidangan.

Dalam persidangan itu Gubernur Jenderal dan yang diutusnya

juga turut serta mengawasi. Para anggota dewan hanya boleh

memberikan keputusan ―i a‖ atau ―tidak‖ terhadap rancangan

undang-undang itu, tidak boleh ditambahi apapun. Voorzitter

kemudian mengangkat satu kepanitian dari kemudian

mengangkat satu kepanitian terdiri dari tiga orang anggota dewan

yang bertugas untuk memeriksa surat pernyataan persetujuan atau

penolakan terhadap undang-undang yang akan diamandemen.

Sederhananya saat melakukan amandemen dalam volksraad

dilakukan pemungutan suara.121

Namun kelompok gerakan kiri

menolak volksraad karena yang berhak memilih adalah orang-

orang yang berpenghasilan f 50/bln dan yang bisa berbahasa

Belanda yang jumlah semuanya cuma ada 1% dari jumlah

Bumiputera. Volksraad dianggap sebagai comidie yang tidak

berpihak pada Bumiputera, maka diharapkan Bumiputera

bergerak untuk mengubah aturannya.

Rencana pembetukan volksraad nampaknya tidak sejalan

dengan realita di lapangan, di mana ketimpangan dan ketidak

adilan masih terjadi di Hindia. Di Jambi pemberontakan

Bumiputera terhadap pemerintah terjadi karena kesewenang-

wenangan dan penindasan. Mereka yang dianggap memberontak

kemudian dijatuhkan hukuman oleh pemerintah. Permohonan

grasi pun diajukan agar hukumannya dikurangi, peristiwa ini

121

Sinar Djawa 13 Agustus 1917

Page 112: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

93

dicatat dalam artikel berjudul Permohonan Grasi Boeat Orang-

orang Djambi.122

Selanjutnya artikel berjudul Sarekat Islam dan S.D.A.P.

ditulis oleh Kepala Redaktur sendiri. Gagasan utama dari tulisan

ini adalah mengenai pendirian atau sikap dari Abdoel Moeis yang

ingin Indiewerbaar (milisi Bumiputera) tetap diterapkan di Hindia

agar kemajuan pendidikan, ekonomi, dan keamanan terjamin.

"Djikalau mengingat hal ini maka Indiewerbaar

sesoengoehnja djadi kepentingan kita. Soedah tentoe sahadja

tida memandang halnja kapitalisme. Djikalau Hindia jang

masih haroes mempoenjai penoentoen, diserang oleh

keradjaan lain, soedah barang tentoe anak Hindia haroes

melindoengi Hindia itoe, sebab mereka haroes melindoengi

tanah airnja sendiri".123

Dengan kata lain Abdoel Moeis sedang melakukan politik

kooperatif, ia tidak menyukai propaganda Sneevliet yang terlalu

keras di Hindia. Baginya kondisi politik di Belanda sangat

berbeda dengan yang ada di Hindia, menurutnya bangsa Belanda

adalah bangsa yang mampu menjalankan pemerintahannya

sendiri, sedangkan orang-orang di Hindia belumlah mengerti apa-

apa tentang politik. Jadi apabila Hindia melepaskan diri dari

Belanda saat datang bangsa lain yang lebih besar dan tangguh

maka rakyat Hindia belum bisa menghadapinya. Bagi Abdoel

Moeis Indie Werbaar adalah cara untuk mempertahankan diri dari

ancaman bangsa-bangsa lain. Selain itu Moeis sebagai anggota

Sarekat Islam tidak segan-segan melawan SDAP jika memang

merintangi jalannya untuk mewujudkan Indiewerbaar di Hindia.

122

Sinar Djawa 17 Agustus 1917 123

Sinar Djawa 23 Agustus 1917

Page 113: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

94

Sebelumnya pada 31 Mei 1917, telah diadakan suatu rapat

Sebelumnya oleh SDAP di Amsterdam dengan mendatangkan 2

orang anggota dari Indiewerbaar, Soewardi Soerianingrat, dan

seorang anggota dari majelis Tweede-Kamer sekaligus kelompok

Sosial demokrat, yaitu Tuan Mr. Mendels. Wakil Ketua (Vice

Voorzitter) Bern van Praag membuka rapat, dalam pembukaanya

ia mengatakan bahwa pergerakan rakyat di Hindia banyak

menarik pikiran rakyat dan pers di Belanda. Karena hal itulah

SDAP mengundang pemimpin pergerakan yang ada di Belanda

untuk menjelaskan pokok haluan pergerakan rakyat di Hindia.

Di hari berikutnya terbit artikel dengan judul yang sama

berisikan tentang sanggahan terhadap pernyataan dan sikapnya

Abdoel Moeis. Sanggahan itu dilayangkan oleh Mr. Mendels

tokoh sosial demokrat Belanda. Mendels berpendapat bahwa

Indiewerbaar adalah politik yang akan menjerat Bumiputera

dengan alasan pekerjaannya Bumiputera sudah berat ditambah

berat lagi.

"Ini politiek menjerot pada kita ke dalam oelekan haloean

imperialisme dari imperialisme lain, pada politiek mana kita

akan terjeroemoes, bila kita bisa memperlindoengi kita pada

penjerangan keradja'an Jang mengantjam pada Hindia. Maka

oleh karena itoe di dalam madjelis Tweede-Kamer Kamer

orangpoen tida moefakat pada halnja memboeat tegoeh

tanah Hindia, sebab kita tida mengharap, bahwa rakyat

Boemipoetra jang senantiasa mendapat godaan padjek

boemi, dan tindasan, di soeroeh bekerdja berat lagi goenanja

imperialisme".124

Kemudian dibantah lagi oleh Moeis, tidak 99% Sarekat Islam

menolak Indiewerbaar, dari 120 afdeling (cabang) di Jawa hanya

124

Sinar Djawa 24 Agustus 1917

Page 114: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

95

3 afdeling yang menolak, karena keputusannya baru akan diambil

pada 30 Agustus.

Artikel bernada perlawanan Bumiputera terhadap pemerintah

terbit yang ditulis oleh R. Moeljadi, dengan judul Barang Siapa

Tertindas Timboellah Keberaniannya. Si penulis ingin

menyampaikan bahwa untuk memajukan rakyat terutama kaum

buruh dari perlakuan pemerintah yang tidak adil dan kaum

kapitalis yang menindas maka perlu ada kerja sama rata, sama

rasa. Rakyat bukan benci kepada pemerintah, tapi kepada

kelakuannya yang jahat, rakyat akan berubah sikapnya jika

pemerintah berlaku adil dan benar-benar menjalankan

pemerintahan dengan demokratis. Penulis berpendapat juga

bahwa di dunia ini tidak ada kelakuan curang atau jahat yang di

lakukan oleh pihak rakyat, kejahatan atau kecurangan datangnya

dari pemerintah. Sehingga muncul sikap perlawanan dari rakyat

kepada pemerintah sebagai bentuk perlindungan diri. Mereka

yang melakukan perlawananpun adalah orang-orang terpelajar

yang sadar pada hak-haknya sebagai sebuah bangsa. Kesadaran

itu kemudian tersalurkan dalam berbagai bentuk persekutuan,

perkumpulan, atau organisasi.

Perlawanan juga dilakukan oleh sekumpulan orang Tionghoa

yang tergabung dalam organisasi bernama Tionghoa Ing Grap

Hwe. Organisasi ini melakukan rapat terbuka (openbare

vergadering) di Semarang untuk menuntut kesewenang-

wenangan yang dilakukan oleh polisi pengawas (politie opziener)

Page 115: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

96

terhadap Toean Kian Seng di Surabaya.125

Rapat terbuka ini

dipimpin oleh Presiden Tionghoa Ing Grap Hwe, Tan Koel Kok.

Ia menyampaikan pidato dalam acara ini, berikut kutipan

pidatonya:

― aja kepalakan ini vergadering perloenja kasih tahoe

kepada sekalian toen-toean dari perkara toean The Kian

Seng di Soerabaja, satoe orang jang terhormat dan jang

banjak bikin kebaikan boeat kita orang Tionghoa di

Soerabaja, toean-toean semoea soedah tahoe terang jang

baroe-baroe ini , ia soedah dibikin maloe oleh satoe politie

opziener jang tidak sopan, dengan zonder salah apa-apa, ia

soedah diborgol tangannja dan ia soedah dapat lain-lain

kekasaran‖.

Dalam rapat terbuka tersebut, siapa saja dipersilahkan

berbicara asalkan tidak melanggar sopan santun. Toean Hjo Joe

Tek dari Solo angkat bicara, ia menyampaikan bahwa orang

Tioghoa adalah bangsa Asia yang tidak harus mengikuti tradisi

Eropa,

―saja perloe akan boeka sedikit pikiran jang ada pada

saja bangsa Tionghoa, setjara bangsa Azia, sebetoelnja

jangan terlaloe terboeroe akan tiroe adat Europa. Kalau

bangsa Tionghoa pada masa ini soedah bisa tiroe

djoega, itoe saja tida moefakat, sebetoelnja adatnja

bangsa kita sendiri masih bagoes dari pada bangsa jang

diboeroe itoe…..‖

Pernyataan dari Toean Hjo Joe, kemudian diklarifikasi oleh

Toean Tan Kok Tjing salah satu pengurus dari Tionghoa Ing Giap

Hwe.

―Baroesan apa jang toean Njo Joe Tek soedah bitjara itoe,

sebetoelnja djoega itoe omongan jang sekali-kali memang

boekan jang dimaksoedakan dalam ini vergadering, apa

125

Sinar Djawa 28 Agustus 1917

Page 116: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

97

poela ia mengatakan kalau adat bangsa Eropa itoe tida sopan

dan koerang tjotjok boeat bangsa Tionghoa akan tiroe, itoe

perkara adat dan lain perkata an jang toean Njo telah kata

itoe, tidak masoek dalam ini maksoed vergadering, hanja apa

yang mau kita bitjarakan ini, lain tida dari perkaranja toean

he Kian eng di oerabaja…..‖.

Liem Kheim Siang menyampaikan pula pendapatnya pada rapat

ini, ia hanya mengingatkan kembali bahwa tujuan dari rapat ini

adalah memohon kebaikan kepad Gubernur Jenderal untuk

memperlakukan bangsa Tionghoa dengan adil. Dalam rapat ini

dibuat mosi untuk dikirim ke Surabaya dan dibacakan oleh

Sekretaris Tionghoa Ing Giap Hwee, Goh Siang Aan.

Gambar 5.2 Mosi Tionghoa Ing Giap Hwee (sumber: Sinar

Djawa 28 Agustus 1917)

Artikel selanjutnya berjudul Neraka dan Soerga, ditulis oleh

Achmad Basar tertanggal 30 Agustus 1917. Dalam artikel ini

penulis ingin menyampaikan bahwa Bumiputera yang bekerja di

perusahaan sering mendapat perlakuan yang tidak adil oleh

atasannya. Atasan yang notabene orang kulit putih (Eropa)

menurutnya adalah orang yang gila hormat, memperlakukan

bawahannya seperti binatang, misalnya menyuruh sembah

jongkok seperti kodok, penulis mengumpamakan perlakuan itu

seperti neraka.

Page 117: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

98

Tidak hanya itu, priyai yang bekerja di Pekalongan Barat

merasakan perlakuan yang sama yang diibaratkan neraka. Penulis

menyeru kepada pemuda-pemuda yang punya rasa cinta kepada

bangsanya untuk mengajak banyak orang menjadi manusia yang

tercerahkan, dan di paragraf terakhir menyeru kepada semuanya

seperti ini;

―Wahai, saudara-saudara kita! Djanganlah kamoe takoet

akan sesoeatoe manoesia jang hendak mengindjak-indjak

kita. Tampakanlah keberanianmoe! Berani itoe sifat jang

djangan sampai terlepas dari dirimoe! Tetapi djanganlah

berani terlepas dari ada sopan! Meskipoen hingga sampai ke

tiang penggantoengan, djangan kamoe getarkan! Berani

dengan adat sopan, ertinja dengan benarnja, masakan orang

akan berboeat djelek pada siapa jang melakoekan‖.126

Dunia pergerakan Hindia yang semakin masif, menarik

perhatian tokoh-tokoh pergerakan di Belanda, hal itu terlihat dari

artikel berjudul Soeara dari Tanah Belanda, ditulis oleh N.

pijkman. Begini bun i paragraph pertaman a ―Moelai dari

sekarang hendak kami rentjanakan dalam soerat kabar ini

bertoeroet-toeoret kabar-kabar jang besar-besar dari negeri

Belanda tentang tanah Hindia dan keada an Boemipoetra‖.127

Kemudian artikel ini mendeskripsikan 2 kelompok besar

pergerakan yang ada di Belanda, yaitu kelompok kiri dan

kelompok kanan. Awal mula nama kelompok itu berasal dari

kursi yang mereka duduki saat sidang di parlemen. Kelompok kiri

duduk di sebelah kiri Voorzitter parlemen, dan kelompok kanan

di sebelah kanannya.

126

Sinar Djawa 30 Agustus 1917 127

Sinar Djawa 15 September 1917

Page 118: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

99

Kelompok yang termasuk kelompok kiri, di antaranya SDAP

(Sociaal Demokratisch Arbeiders Partij), Vrijzinnig Democraat,

Vrijzinnig Liberaal, dan Liberale Unie. Sedangkan kelompok

kanan, yaitu Antirevolutionnair, Nationaal atau Christelijk

Historie dan kaum Roemsch Katholiek. Ideologi sekaligus arah

gerakan dari SADP adalah menginginkan modal dan alat

produksi tidak dipegang hanya oleh segelintir orang melainkan

menjadi milik bersama, kelompok ini sangat membela golongan

buruh. Kelompok Vrijzinnig Democraat menghendaki kekuasaan

ada di tangan rakyat, setiap orang memiliki kebebasan dalam hal

politik dan ekonomi yang tidak boleh dicampuri oleh

pemerintahan.

Kelompok ini memperjuangkan persamaan ha antar semua

bangsa. Selanjutnya kelompok Liberale Unie, mereka

menginginkan kemajuan dengan cara perlahan (evolusi), mereka

bersepakat jika undang-undang yang dibuat pemerintah bisa

memajukan rakyat, namun dalam hal ekonomi pemerintah tidak

boleh campur tangan terlalu banyak.

Berbeda halnya dengan kelompok kiri yang menginginkan

kehidupan rakyat harus lebih baik dan kekuasaan ada di tangan

rakyat. Kelompok kanan tidak menghendaki itu, misalkan

kelompok Antirevolutionnair berpendapat bawa kekuasaan wajib

ada di tangan raja karena raja adalah perantara kekuasaan Tuhan,

bagi mereka raja memerintah atas nama Tuhan. Kelompok

Roomsch-Katholiek berpendapat bahwa pemerintahan harus

berdasarkan pada ajaran Nasrani, mereka tidak mengakui bahwa

antara pemodal dan buruh bertentangan. Tapi mereka juga

Page 119: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

100

membenarkan kalau rakyat miskin harus dilindungi. Mengenai

negeri jajahan, kedua kelompok ini berpendapat bahwa di negeri

jajahan harus juga dikembangkan agama Nasrani dan dilindungi

oleh pemerintah.

Dalam artikel ini, ketua dari Indische Commisie, Faubel

mengatakan bahwa perkumpulan indo (Indische Bond) di Hindia

seperti, Insulinde dan Indische Partij memberikan dampak besar

terhadap gerakan politik Bumiputera di Hindia. Perkumpulan di

Hindia kebanyak menghendaki kekuasaan ada di tangan rakyat.

Secara garis besar perkumpulan di Hindia itu terbagi menjadi tiga

kelompok besar, yakni kelompok agama, sosialis, dan demokrat.

Organisasi Bumiputera yang ada di Hindia misalnya, Sarekat

Islam yang didirkan menurut artikel ini bertujuan untuk

membangun ekonomi yang mampu memperbaiki kehidupan

rakyat kecil, adapun yang mengikat anggota-anggotanya adalah

agama Islam. Selain itu ada juga Boedi Oetmo yang didirikan

oleh Dr. Sutomo. Adapun gerakan-gerakan politik yang ada di

Hindia harus ditunjang oleh pendidikan yang baik dan pemerintah

seharusnya mendukung semua pergerakan yang ditujukan untuk

rakyat kecil.

Politik pergerakan Bumiputera juga merambah ke sektor

pekerja swasta, Sinar Djawa menerbitkan artikel yang

membicarakan kondisi organisasi pegawai swasta yang tidak bisa

tegak dan bergerak bebas karena masih dikendalikan oleh

matschappij atau perusahaan dan belum bersatu karena masing-

masing punya organisasi. Pegawai swasta harusnya bersatu agar

bisa tegak dan bergerak leluasa. Penulis mengajukan saran agar

Page 120: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

101

membuat permohonan kepada pemerintah agar bisa mendirikan

organisasi pegawai swasta dengan nama Particuliere Bond Van

Nederlandsch. Atikel ini berjudul Sedikit Pertimbangan, ditulis

oleh R.M. dan Co Tjepoer.128

Karena harus diketahui pemerintah

baru pada tahun 1919 mengizinkan kegiatan politik

penggorganisasian massa, itupun masih dalam pengawasan yang

ketat agar tidak mengganggu ―ketentraman dan ketertiban‖ (rust

en orde).129

Sinar Djawa 18-20 September 1917 di halaman muka

mewartkan dinamika rapat umum anggota (algemeen

ledenvergadering) Sarekat Islam Semarang yang mengajukan

berbagai tuntutan seperti pendidikan, politik, ekonomi, dan

pekerjaan kepada Pengurus Pusat (Centraal Bestuur) agar

menyampaikan tuntutan itu kepada pemerintah. Dalam bidang

pendidikan tuntutannya pemerintah harus membolehkan orang-

orang kampung untuk masuk HIS (Hollandsch-Inlandsche

School) tanpa pandang asal, pangkat, atau kekayaan orang

tuanya. Selain itu pemerintah juga harus menambah beberapa

Sekolah Guru (Kweekschool) dan Sekolah Guru Lanjutan

(Hoogere Kweekschool) untuk perempuan Bumiputera untuk

memenuhi kekurangan guru di Hindia.

Tuntutan dalam bidang politik adalah Central Sarekat Islam

(CSI) harus bekerjasama dengan Komite Pergerakan (Comitte

voor bewegingsvrijheld) di Semarang agar peraturan-peraturan

yang melarang perkumpulan itu dihapuskan. Di samping itu

128

Sinar Djawa 17 September 1917 129

John Ingleson, Buruh, Serikat, Dan Politik: Indonesia Pada 1920-

1930an (Tangerang Selatan: Marjin Kiri, 2015), 28.

Page 121: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

102

pembentukan Indie Weerbar harus diputuskan oleh Wakil Hindia

dan merekapun yang harus membuat undang-undang terkait Indie

Weerbar untuk menjaga negeri.

Selanjutnya CSI harus meminta kepada pemerintah untuk

merobah peraturan tentang pemerintahan desa, dengan bunyi

sebagai berikut:

a. Soeatoe bestuur dessa boeat saban 5 tahoen ganti jang

terdiri atas sedikitnja 5 orang, semoenja terpilih oleh

pendoedoek dessa sendiri. Salah satoe jang dipilih itoe

haroes djadi voorzitternja (tjarik) dalm vergadering itoe

bestuur serta satoe djadi djoeroetoelis. Vergadering haroes

terboeka boeat semoea pendoedoek dessa (openbaar).

Adapoen itoe bestuur haroes mengoeroes dan mengatoer

boeat kebaikannja dessa dan berdaja oepaja boeat

menambahi penghidoepannja rajat dessa dengan stem jang

terbanjak. Sekolahn dessa dan lain-lain perkara dessa

haroeslah ada dalam pengaroehnja ini bestuur.

b. Soeatoe ambtenaar atau beambte Gouvernement tida

boleh dipilih djadi lid bestuur dessa dengan pembantoenja

kalau perloe jang wadjib menariki padjag Gouvernement,

mendjalankan perkara politie dan poenja kekoeasaan

mendjalankan wet-wet negeri serta perdjanjian-

perdjanjian dessa atau atoeran dessa jang diadakan oleh

bestuur dessa, ini ambtenaar atau beambte ada di

bawahnja bestuur dessa dan tida boleh toeroet

berpengaroeh dalam oeroesan dessa, seperti bikin djalan

Page 122: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

103

dessa, membagi sawah gogol geblakan, menjewakan

tanah dsb.

Peraturan tersebut harus diterapkan karena banyak kasus

kepala desa yang bertingkah seperti raja berlaku sewenang-

wenang terhadap penduduk desa. Contoh dari kesewenang-

wenangan mereka di antaranya, menyewakan tanah miliki

penduduk pada pengusaha swasta, memberikan pekerjaan yang

berat kepada penduduk untuk kepentingan kepala desa, dan

memfitnah penduduk. Atas dasar itulah kekuasaan kepala desa

harus dikurangi dan dibatasi.

Rapat umum anggota ini juga mengajukan tuntutan kepad CSI

agar membuat satu komisi yang merancang program awal (begin

selprogram) dan pokok pergerakan (strijdprogram) dan aturan

pokok untuk mengurus umat (Gemente program) dan setelah itu

harus disebarkan ke semua SI lokal. Kemudian CSI harus

berupaya agar surat kabar Oetoesan Hindia menjadi organ (media

cetak) CSI yang sah. CSI juga harus membuat propaganda agar

semua SI lokal mendapatkan hak memilih Dewan Kotapraja

(Gemeenteraad), Dewan Daerah (Gewestelijk raad), dan Dewan

Rakyat (Volksraad).

Dalam setiap rapat umum pemerintah juga harus

menggunakan bahasa Melaju karena; memudahkan dan

membebaskan Bumiputera untuk menyampaikan pikirannya,

dengan menggunakan bahasa Melayu akan lebih banyak

Bumiputera yang mengerti isi dari sebuah rapat sehingga

memudahkan jalan menuju kemajuan. Rapat umum ini juga harus

memutuskan perubahan dalam tubuh SI yaitu dengan membuat

Page 123: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

104

kelompok-kelompok dalam cabang-cabang SI yang disesuaikan

dengan kebutuhan, misalkan buruh membuat kelompok buruh,

pegawai penggadaian membuat kelompoknya sendiri. Pengurus

kelompok-kelompok tersebut harus berhubungan satu sama lain.

Dalam karangan ini juga Presiden SI Semarang, Semaun

menyerukan kepada kaum buruh untuk bersatu memajukan

perdagangannya Bumiputera, menurutnya setelah industri pabrik

miliki kapitalis berkembang, barang dagangan buatan Bumiputera

tidak selaku dahulu.

Gambar 5.3 Sosiologis Bumiputera (sumber: Sinar Djawa 20

September 1917)

Berlanjut Sinar Djawa menerbitkan artikel berjudul Islam dan

Moesoeh, ditulis oleh P. Wardojo. Sang penulis ingin

menyampaikan tentang Sarekat Islam yang sudah berdiri sejak

empat tahun lalu dan sudah mendapatkan izin berdiri dari

pemerintah masih memiliki musuh di luar. Pendirian SI semata-

mata untuk memimpin bangsa yang rendah, lemah, dan bodoh,

supaya harga diri bangsa Bumiputera sederajat dengan bangsa

Eropa. Wardjo mengakhiri tulisannya dengan membuat pendapat

Page 124: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

105

bahwa orang-orang yang membenci kebenaran maka akan masuk

neraka jahanam.

Pada bulan selanjutnya, bulan November ada satu artikel

khusus yang membahasa tentang delikpers (persdelict) Henk

Sneevliet, tertanggal 21-24 November 1917. Artikel ini menyoal

jalannya proses pengadilan Sneevliet yang disebabkan oleh

karangannya yang terbit pada 17 Maret 1917 di koran de indier

milik insulinde. Artikel itu berisi informasi revolusi sosial di

Rusia beserta kritik pergerakan politik di Hindia. Ia berpendapat

bahwa di Hindia rakyat hidup miskin, lemah, dan bodoh, mereka

dimanfaatkan tenaganya oleh kam kapitalis untuk mengeruk hasil

alam. Di sinilah pergerakan politik rakyat dilarang, surat kabar

diancam hukuman yang berat sebelah, dan oleh karena itu jalan

menuju kemerdekaan terasa sangat berat. Menurut Sneevliet,

tidak ada lagi pergerakan rakyat di Jawa yang sehebat dilakukan

oleh Diponegoro, Bumiputera hidup di bawah kungkungan

pemerintah yang bekerjasama dengan kaum kapitalis. Oleh

karena isi artikelnya itu Sneevliet harus diadili oleh dewan

hukum (pengadilan), pada 20 November 1917. Berikut susunan

petugas di pengadilan:

President: Mr. I.G.I. Oetgens van Waveren Pancras Clifford

Anggota: Mr. A. H. Walkate, Mr. I. C. Heyning, Griffer

Buitengewoon dan Mr. Lange.

Jaksa: Mr. van Meerten.

Mr. van Meerten sebagai jaksa mengajukan 4 perihal yang

dakwaan Snevlieet yaitu:

Page 125: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

106

1) Sneevliet didakwa menuduh pemerintah Belanda berbuat

sewenang-wenang yang membiarkan kebodahan dan

pemerasaan terus terjadi.

2) Sneevliet didakwa menuduh pemerintah Belanda

menindas rakyat.

3) Sneevliet didakwa menuduh pemerintah membuat

pengadilan yang berat sebelah.

4) Sneevliet didakwa menuduh pemerintah telah berbuat

sewenang-wenang kepad gerakan-gerakan politik.

Dalam pengadilan dihadirkan beberapa saksi di antaranya,

Westerveld, Viewel, Hartogh, dan V. Weezel. Mereka

menyampaikan beberapa hal, sebagai berikut:

1) Karangannja Sneevliet dalam de indier menoeroet

perasaan saja tidak lain tjoema karangan ini ditoelis hanja

oentoek membangkitkan bangsa Djawa, soepaja ia tidak

terima sadja.

2) Sneevliet tida mufakat kalau Boemipoetra bergerak dngan

sendjata.

3) Koran Belanda bikin miring apa sadja jang dibitjarakan

oleh Sneevliet.

4) Yang ditoelis neevliet tentang ra jat miskin, koerang

pengetahoean, soeka menoeroet sadja itoe semoea benar.

5) Sneevliet ditoedoeh sebagai tokoh social anarki.

Akibat perbuatannya itu Sneevliet dijatuhi hukuman 9 bulan

penjara oleh pengadilan.

Pertanyaan tentang volksraad sebagai salah satu instrument

yang harus dipenuhi untuk menjadi pemerintah sendiri

Page 126: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

107

(zelfbestuur) kembali dipertanyakan. Kali ini penulis yang hanya

mencantumkan inisialn a saja aitu ―G‖ menulis artikel berjudul

Pendapat Tentang Volksraad. Gagasan utama dari artikel ini

adalah mempertanyakan soal volksraad ke Dwidjo Soewojo di

Jogja yang pernah menulis tentang volksraad di koran Neratja

pada 20 November 1917. Dalam tulisannya di koran Neratja, ia

mengatakan bahwa volksraad adalah sekolah politik untuk

Bumiputera karena volksraad berfungsi sebagai jembatan antara

wilayah jajahan dan zelbestuur. Penulis memberikan 4 pertanyaan

kepada Dwidjo Sewojo;

1) Volksraad dalam bahasa Melayu artinya wakil rakyat,

tapi kenapa orang-orang kromo (orang kecil) tidak

mengetahui itu?

2) Anggota volksraad kebanyakan dari gubernemen

sendiri?

3) Kenapa anggota volksraad dipilih dari orang-orang

yang pandai berbahasa Belanda saja?

4) Apa benar orang yang bisa bahasa Belanda akan

merasa sayang bangsanya?

Sinar Djawa megutip lagi artikel dari Neratja, kali ini artikel

berjudul Congres Jang Amat Penting dimuat dari tanggal 28-30

November 1917. Artikel ini berisi penjabaran hasil rapat dari

Vereeniging voor de studie van Koloniaal Maatschappelijke

Waagstukken. Ada dua hal penting yang dibicarakan dalam rapat

ini, yaitu tentang pembangunan pabrik-pabrik di Hindia dan

pemulangan tanah-tanah partikulir menjadi tanah milik negara

Page 127: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

108

(staatsdomein). Bangsa Belanda berupaya menandingi bangsa-

bangsa lain di Eropa dan Amerika dalam hal industri yag sudah

lebih maju. Di Hindia bangsa Bumiputera yang umumnya belum

memiliki kemampuan yang setara seperti hanya menumpang di

rumahnya sendiri, karena hanya dipekerjakan sebagai buruh kasar

dengan gaji yang sangat kecil.130

Pemerintah Belanda berdalih pembangunan pabrik-pabrik itu

untuk menyejahterakan Bumiputera seperti yang sudah dilakukan

oleh Eropa. Tapi usulan itu ditolak oleh Cock Buning, Koperberg,

dan Conan Stuart, menurut mereka pendirian pabrik hanya

menguntungkan kaum uang (kapitalis). Mereka memberikan

saran agar pemerintah mendirikan pabrik dengan modal sendiri

dengan tidak membuka modal untuk perusahaan swasta, selain itu

pemerintah harus memberikan pendidikan yang baik agar

Bumiputera bisa mengelola pabrik 25 tahun ke depan.131

Meski

begitu rapat berjalan sangat alot karena terjadi perdebatan antara

beberpa pihak yang medirikan pabrik dan di pihak lain tidak

setuju, karena akan menjadikan Bumiputera budak yang

disamakan dengan perkakas. 132

Kekhawatiran akan Bumiputera yang hanya menjadi

perkakasnya kaum uang terjadi di Wonogiri, artikel berjudul

Perhijasa’an tulisannya Si Rendah menggambarkan hal itu.

pembangunan bendungan, jembatan, perumahan, dan jalan di

Wonogiri dengan menggunakan tenaga rakyat banyak dari

mereka yang tidak dibayar sepeserpun. Hal itu membuat mereka

130

Sinar Djawa 28 November 1917 131

Sinar Djawa 29 November 1917 132

Sinar Djawa 30 November 1917

Page 128: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

109

tidak bisa makan dengan layak, mereka hanya bisa memakan

bonggol pisang dan dedaunan. Dalam hal ini mereka berharap

pemerintah tidak hanya melakukan pembangunan infrastruktur

tapi harus mementingkan rakyat kecil agar bisa makan dengan

layak.133

Perlakuan terhadap buruh yang semakin semena-mena tidak

begitu saja didiamkan, PKBT (Perhimpoenan Kaoem Boeroeh

dan Tani) Surabaya melakukan rapat umum (openbare

vergadering) di Pare, Kediri pada 11 November 1917. Rapat

umum ini memutuskan 3 perihal yang dianggap penting, yaitu

meminta kenaikan gajih (duurte-toeslag), meminta aturan belanja

(salarissenregeling), dan gratifikasi. Tiga keputusan hasil rapat

ini pun disebar ke seluruh PKBT yang ada di Jawa Barat dan

Jawa Tengah agar mereka mendapat penghasilan yang sama

pula.134

Kelakuan pemerintah Belanda yang otoriter semakin kentara

saat melarang Mas Marco membaca koran di dalam penjara di

Batavia. Petugas penjara melarang Marco membaca koran apapun

mulai 1 Januari 1918, sikap tersebut diambil karena

dikhawatirkan tulisan-tulisan Marco akan terus menyasar

pemerintah dan dibaca oleh banyak orang, sehingga mereka

terhasut untuk melakukan gerakan melawan pemerintah. Padahal

sebelumnya ia diizinkan untuk membaca koran, diantaranya, De

Indier, De Locomotief, Pantjaran Warta, Het Vrije Woord, dan

lain-lain. Koran-koran itu biasanya dikirim oleh redaksi

133

Sinar Djawa 28 November 1917 134

Sinar Djawa 3 Desember 1917

Page 129: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

110

Pantjaran Warta lewat pos. Perihal ini terekam dalam tulisnnya

Alimin yang berjudul Marco di dalam pendjara.135

Nampaknya pemerintah Belanda tidak hanya memperlakukan

Bumiputera sebagai perkakas di pabrik, kehidupan sehari-harinya

pun terintimidasi. Di Semarang pada saat terjadinya wabah pes,

pemerintah Belanda dengan sembarangan mengeluarkan surat

keputusan sebagai berikut ini:

Gambar 5.4 Surat Keputusan Wabah Pes

Dalam tempo waktu 8 hari, warga harus membongkar

rumahnya yang teridentifikasi wabah pes, dan dilarang menolak

keputusan itu. Surat ini dikeluarkan oleh pengurus pencegah

wabah pes di bawah Wali Kota Semarang dengan nomor 330.

Atas kebijakan itu Semaoen menulis sebuah artikel berjudul

Gemente bestuur Semarang mendjadi revoltuonair. Menurutnya

keputusan itu bertentangan dengan 63-65 a dan b, selain itu surat

itu dianggap tidak manusiawi karena memaksa warga pindah

rumah tapi tidak diberikan penggantinya, karena dalam surat itu

135

Sinar Djawa 7 Desember 1917

Page 130: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

111

tidak dicantumkan penggantian rumah. Warga yang harus

meninggalkan rumahnya ini bukanlah orang kaya yang

diperkirakan ada 150 orang. Sekalipun tidak diberi pengganti

rumah, menurut Semaoen seharusnya diberikan pemondokan

sementara yang biayainya ditanggung oleh pemerintah.

Kelakuan pemerintah yang seperti itu adalah akibat dari kaum

kapitalis yang memegang kendali atas pemerintahan dengan

mejadikan Hindia sebagai sapi perah untuk Eropa. Di akhir

artikel ini Semaoen mengajak semua Bumiputera untuk meniru

perbuatannya nabi untuk mewujudkan kemanusiaan.

―Ra jat Boemipoetra! Bangoenlah! iroelah perboeatannja

nabi-nabi pada djaman doeloe dan achirnja kemanoesia an

kita akan dapat kemenangan di atas djeleknja sjetan.

Tiroelah dengan tetap hati, dengan korbankan djiwamoe,

dengan keberanian, KEBERANIAN jang tida boleh dibeli

dengan oeang atau pangkat dalam djabatannya ambtenaar,

pemerintahaan boekan ra jat‖.136

Keresahan rakyat Bumiputera bertambah lagi saat para priyai

terutama priyai BB masih banyak yang mewarisi watak priyai

terdahulu. Mereka tidak bisa melihat semangat zaman yang

sedang terjadi, di mana pergerakan tumbuh di mana-mana. Di

semangat zaman yang seperti ini para priyai tidak senang jika ada

orang-orang yang melakukan protes menuntut haknya. Ada dua

jenis golongan yang termasuk orang-orang yang tidak

mengenakan hati;

1) Orang-orang jang soeka korek-korek perboetannya politie

atau prijai itoe tentoe orang jang seodah tiada bisa dapat

tempat pekerdjaab negeri.

136

Sinar Djawa 8 Desember 1917

Page 131: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

112

2) Orang-orang jang soeka menoelis dalam soerat kabar itoe

tentoe orang jang soedah tiada bisa tjari makan dengan

djalan biasa. Lantaran ia tiada bisa tjari makan lantas tjari

akal soepaja orang itoe dapat boeroehan dari karangannja

dan dia soepaja dipandangannja seperti orang jang pintar

dan berani.

3) Kita orang prijai tiada perloe perdoelikan tereakan dalam

soerat kabar asal kita orang soedah mendjalankan

kewadjiban.

Tiga hal itu dimuat dalam artikel berjudul Pikiran jang

Njasar oleh Handojomo. Penulis juga menambahkan, dengan

banyaknya priyai yang berpikiran kolot dengan menggap renadah

Bumiputera hal itu merupakan tindakan gelap pikir. Seharusnya

para prijai mulai berpikiran berbeda di tengah perubahan zaman

ini.137

Meski gerakan buruh atau pegawai terus mendapat tekanan

dari otoritarinisme pemerintah yang bersekutu dengan kaum

kapitalis, gerakan-gerakan itu tidak akan bisa terbendung.

Buktinya pegawai penggadaian yang sudah terkena hukuman pun

masih bergerak menantang ketidakadilan. Para pegawai ini

meyakini kalau nasibnya kaum uang ada di tangan kaum kromo,

karena penghasilan mereka bergantung pada tenaganya kromo.

Begitu penulis yang hanya mencantumkan namanya dengan

inisial ―N‖ menulis artikel berjudul Ketegoehan Hati.138

Kemudian di hari yang sama juga terbit artikel berjudul Iseng-

137

Sinar Djawa 12 Desember 1917 138

Sinar Djawa 13 Desember 1917

Page 132: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

113

iseng kedaster, dalam artikel ini secara ringkas penulis

menunjukan bahwa banyak bermunculan organisasi Bumiputera

dan di salah satunya adalah Kadaster Bond.139

Semaoen dan SI Semarang kembali menyasar pemerintah

dan pemiliki tanah partikulir, kali ini Sinar Djawa memuat artikel

berjudul SI Semarang Bergerak Keras.140

Dalam artikel ini

dijelaskan bahwa perlakuan pemilik tanah partikulir sangat tidak

manusiawi. Penduduk yang tinggal di tanah partikulir dipaksa

menanam padi di sawah dengan bayaran hanya f.0.5/setengah

hari, setelah musim panen dimulai mereka diharuskan bekerja

menjaga lumbung padi kalau rusak maka mereka harus

bertanggung jawab, dan saat irigasi air tersumbat para pemilik

tanah membiarkan begitu saja. Masalah ini ada hubungannya juga

dengan wabah pest di Semarang yang sempat disinggung oleh

Semaoen dalam tulisannya berjudul Gemente bestuur Semarang

mendjadi revoltuonair. Menurutnya jika semua tanah partikulir

dibeli oleh negara maka bisa dimanfaatkan untuk tempat tinggal

warga yang rapih dan bersih sehingga wabah pest bisa dilawan.

Kemudian Semaoen mengingatkan pihak pemerintah bahwa

anggaran belanja (begrooting) 1918 harus digunakan untuk

membeli tanah partikulir, bukan digunakan untuk membeli

meriam atau peralatan perang lainnya. Untuk menyelesaikan

masalah ini Semaoen membuat forum debat dengan menantang

para pemilik tanah, sa angn a mereka tidak hadir. ―Laloe

diperkenakan debat. Wakil-wakil toean tanah tiada ada jang

139

Sinar Djawa 13 Desember 1917 140

Sinar Djawa 28 Desember 1917

Page 133: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

114

debat, djadi boleh dibilang jang mereka berasa berdosa, ujar

Semaoen. Adapun yang menghadiri debat ini adalah perwakilan

dari SI Semarang, ISDV, Boedi Oetoemo, dan Insulinde.

Sneevliet dari perwakilan ISDV menyampaikan bahwa ia

senang melihat gerakannya SI Semarang yang begitu kuat

menuntut hak-hak rakyat kecil (pedagang, buruh, dan petani) dan

terus melawan kaum kapitalis sampai hancur. Mohamad Joesoef

perwakilan Boedi Oteomo, ia sepakat dengan gerakannya SI

Semarang, ia menyampaikan saat menjadi Presiden SI Semarang

di tahun 1916 sudah disampaikan permohonan agar tanah-tanah

partikulir dibeli oleh negara, namun permohonan itu belum

ditanggapi. Perwakilan Insulinde, Teeuwen pun bersepakat

dengan apa yang dilakukan oleh SI Semarang. Semuanya

bersepakat kalau SI Semarang harus melancarkan propagandanya

dengan cara yang keras.

Dengan kekuasaannya dan ketakutannya terhadap serangan

kritik dari tokoh-tokoh pergerakan, untuk kesekian kalinya

menjatuhkan delik pers. Delik pers itu kali ini jatuh kepada

Goenawan, pimpinan redaksi (hoofdredacteur) Pantjaran Warta.

Goenawan dijatuhkan hukuman 30 hari penjara dengan denda

f.200 karena menghina rapat umum para pejabat (openbare

ambtenaar). Berita ini dimuat dalam artikel berjudul Kiriman

yang ditulis oleh Patriot.141

Salah satu strategi yang digunakan pemerintah Belanda

untuk memecah pergerakannya Bumiputera adalah dengan

membuat polarisasi antara pegawai Belanda dan Bumiputera

141

Sinar Djawa 29 Desember 1917

Page 134: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

115

untuk menyerang gerakannya. Hal yang demikian diinformasikan

lewat artikel Bertambah Kontra tulisannya SM. Pegawai

pegadaian Bumiputera membuat organisasiya sendiri yaitu PPPB

(Perkumpulan Pegawai Pegadaian Bumiputera) untuk melawan

serikat pegawai Belanda.142

Di akhir tahun 1917 gerakan rakyat Bumiputera semakin

menunjukan tajinya, semakin ditekan semakin jadi. Djojopranoto

menulis artikel Perkelahian Hidoep Soedah Moelai Datang, iya

memperingatkan kepada semua pembaca bahwa akibat kerjasama

antara pemerintah Belanda dengan kaum kapitalis membuat

revolusi Bumiputera semakin cepat datang. Industri yang

menyiksa, memperbanyak Bumiputera yang berwarna merah

(sosialis) yang siap memberikan perlawanan terhadap

pemerintah.

3) Artikel Ekonomi

Setelah artikel pendidikan dan politik pergerakan banyak

didiskusikan dalam Sinar Djawa, ada artikel lain yang cukup

dominan dan berkaitan erat dengan dua artikel sebelumnya,

artikel tersebut adalah tentang ekonomi. Artikel ekonomi yang

akan diperbincangkan di sini adalah aspek mata pencaharian

Bumiputera.

Artikel pertama yang akan dibahas berjudul Apakah Orang

Djawa itoe bangsa orang pemalas? Oleh R. Sasrodipoero.

Penulis ingin melakukan kontra isu yang disebarkan oleh Mr. van

Haastert dan jurnalis kulit putih lainnya yang membenci

142

Sinar Djawa 31 Desember 1917

Page 135: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

116

Bumiputera. Para jurnalis kulit putih mengembangkan isu

bahwasannya orang Jawa itu pemalas dan tidak bisa apa-apa.

Penulis menjelaskan bahwa orang Jawa bukanlah pemalas,

buktinya mereka bekerja sebagai polisi, petani, buruh bangunan,

dan pedagang di kesehariannya. Bahkan bangsa Jawa sudah

menjunjung kemajuan zaman.143

Dari sini kita bisa mengetahui

perang isu antara jurnalis kulit putih (Eropa) dengan jurnalis

Bumiputera. Jurnalis kulit putih menyebarkan isu kerendahan

derajat Bumiputera, sebaliknya jurnalis Bumiputera menulis

artikel-artikel yang meninggikan derajat mereka seiring dengan

kemajuan zaman.

Kemajuan zaman tidak hanya soal persamaan derajat, tapi

juga soal kebutuhan hidup yang semakin mahal karena

kelangkaan barang akibat Perang Dunia I. Oleh karena itu gajih

f.40/bulan untuk seorang juru tulis (klerk) tidaklah cukup, hal

yang demikian terjadi di Sumatera. Seperti yang diungkapkan

dalam artikel berjudul Nasibnja Personeel Arbeidsinspectie

Doskust van Sumatra, oleh Anak-Lantjang. Penulis menyarankan

agar gaji seorang juru tulis dinaikan agar mereka tetap setia pada

pekerjaannya.144

Kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup di masa krisis

seperti yang terjadi selama Perang Dunia I, memaksa Bumiputera

yang tidak berpendidikan dan tidak mempunyai keahlian menjadi

pengemis. Peristiwa itu terjadi di Kota Tegal sebagaimana

dituturkan oleh P.Hj dalam artikelnya Boeah Pengharapan. Di

143

Sinar Djawa 8 Agustus 1917 144

Sinar Djawa 9 Agustus 1917

Page 136: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

117

dalam Kota Tegal ia menyaksikan banyak pengemis (bedelaars)

berkeliaran, bahkan sebagian dari mereka buta dan borok

kakinya.

―Ada koerang lebih 20 orang lelaki dan perempoean,

toeboeh badanja boleh dibilang hampir roesak, begitoe

koeroes dan mesoem. Di antaranja mereka itoe adalah jang

boeta matanja dan barangkali ada djoega jang masih bisa

diobati, hingga berdjalan mereka didoekoengnja oleh kanak

jang masih ketjil‖.145

Penulis menyinggung pemerintah Bumiputera agar

menyelesaikan persoalan ini, karena jika tidak ada hukum atau

rehabilitasi maka saat kaum uang membangun perumahan di

daerah ini dan banyak bangsa Eropa yang menempati, tudingan

mereka tentang Bumiputera yang pemalas dan kekurangan

makanan akan dibenarkan.

1 September 1917, terbit artikel berjudl Peroesahaan Batoe

Merah dan Gendeng di Keboemen dan Karanganjar. Artikel ini

menanggapi berita miring yang beredar bahwa perusahan itu

untuk mementingkan kebutuhan kaum uang. Perusahaan ini

bertujuan untuk kepentingan Bumiputera.146

Dalam masa krisis semua pekerja yang gajinya tidak

mencukupi untuk biaya hidup meminta kenaikan gaji, seperti

yang diceritrakan oleh artikel Keloeh Kesah Seorang Hamba

Gouvernement. Artikel yang ditulis oleh Indier ini menyampaikan

pesan tentang seorang pegawai Gubernemen (Gouvernement)

yang menuntut kenaikan gaji karena tidak mencukupi kebutuhan

hidupnya. Seorang pegawai Gubernemen menerima gaji setiap

145

Sinar Djawa 16 Agustus 1917 146

Sinar Djawa 1 September 1917

Page 137: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

118

bulannya sebesar 1500 sen, itu sudah termasuk ongkos untuk

kunjungan ke 2 unit kontrol dalam 1 distrik, kejadian berlangsung

selama 6 tahun. Setelah itu gaji dinaikan menjadi 3750 sen, tapi

sudah termasuk sewa penginapan selama 16 malam, karena hal

inilah uang gaji hanya habis untuk biaya hidup selama bekerja.

Adapun serikat Bumiputera seperti Perserikatan Guru Hindia

Belanda (PGHB), BOWNI dan O.R. Bond hanya mementingkan

kepentingan kelompoknya, atau dengan kata lain mereka

mengenyampingkan kepentingan masyarakat secara umum.

Pada tahun 1917 masih ada petani yang belum memiliki

wawasan pertanian yang mempuni, karena terdesak oleh

kebutuhan hidup yang semakin mahal, mereka menjual hasil

pertaniannya di waktu yang tidak tepat sehingga membuat harga

menjadi sangat murah.

― entoe toean-toean telah ma loem bahwa bangsa kita B.p

kaoem tani apabila mendjoeal apa-apa kebanjakan dengan

harga moerah. Akan tetapi kalau kita beli apa-apa

bagaimanakah? Ja, tentoe sadja sebeloem tanamannja toea,

adalah di antaranja paman-paman tani itoe jang soeka

mendjoeal tanamannja; soedah tentoe sadja harganja rendah

sekali‖.

Untuk menangani permasalahan Gubernurmen membuat CV

(Cooperatieve Vereniging) di Pare, Kediri. Petani yang menjadi

anggota CV harus menjual hasil pertaniannya ke CV, nanti saat

sampai waktunya oleh CV akan dijual ke pasar dan untungnya

akan diberikan pada petani. Para anggota CV juga akan diberi

pinjaman sebsar f.25.000 untuk modal bertani. Persoalan ini

dimuat dalam artikel berjudul Haroes Ditiroe ditulis oleh M.H.

MP.147

147

Sinar Djawa 7 September 1917

Page 138: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

119

Selain soal pertanian, pada masa ini moda transportasi umum

juga belum dikelola dengan baik, artikel berjudul Pendapatan di

dalam perjalanan, oleh Jong Indier merekam persoalan itu. Sang

penulis memuat cerita tentang perjalanannya dari Semarang

menuju Bagelen148

. Untuk ke Bagelan, ia menggunakan kereta

NIS tujuan stasiun Tugu Jogjakarta baru kemudian disambung ke

Maos149

.

Penulis menyaksikan kondisi loket karcis di stasiun Tugu

yang ricuh atau tidak tertib, penyebabnya adalah loket karcis

yang baru dibuka 10 menit sebelum kereta datang. Para

penumpang saling berdesakan supaya mendapat karcis, situasi ini

dimanfaatkan oleh para calo yang menjual karcis dengan harga

yang lebih mahal. Alhasil bagi para penumpang yang tidak ingin

berdesak-desakan mereka lebih memilih membeli tiket dari calo.

Penulis berpesan agar loket karcis dibuka 1 jam sebelum kereta

datang agar antrian tidak berdesakan dan mengurangi praktik

pencaloan.150

Selanjutnya, Sinar Djawa memuat artikel yang ditulis oleh

penulis yang hanya mencantumkan inisialny yaitu, K.S. Judul

tulisannya Iseng-iseng Kadaster, penulis menyampaikan tentang

keharusan pensiun untuk Kepala Menteri yang sudah selesai

tugasnya. Para menteri yang harus pensiun adalah mereka yang

sudah bekerja selama 30 tahun, diperkirakan saat mereka berusia

148

Bagelen sekarang ini adalah kecamatan di Kabupaten Purwerejo,

Provinsi Jawa Tengah. 149

Maos sekarang ini adalah Kecamatan di kabupaten Cilacap, Provinsi

Jawa Tengah. 150

Sinar Djawa 14 September 1917

Page 139: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

120

50 tahunan. Saat mereka pensiun maka para menteri kelas 1 bisa

menggantikan kedudukan kepala menteri, namun sayangnya dari

para kepala menteri itu enggan pensiun dengan alasan masih

membutuhkan gajihnya untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

Sikap mereka yang demikian dianggap menghalangi menteri

kelas 1 untuk naik pangkat dan gajih.151

Perkembangan industri kapitalis dan akibat Perang Dunia I

lagi-lagi membuat perdagangan Bumiputera mengalami kerugian

besar. Dalam artikel Hindia Kedjepit, Z. Mohammad

mengutarakan keresahan pengusaha tekstil Bumiputera yang

kalah bersaing dengan industri tekstil besar miliki kapitalis.

Selama ini rapat-rapat (vergadering) belum ada yang bisa

mendorong pemerintah untuk memberikan modal dan bimbingan

keahlian untuk para pengusaha tekstil Bumiputera.

Selain soal tekstil, rakyat juga mengalami hidup yang

semakin terhimpit saat industri gula semakin merebak besar,

karena lahan persawahan berkurang dan impor beras dari negara

tetangga seperti Vietnam dan Thailand pun tidak dilakukan,

alhasil harga beras di pasaran menjadi mahal dan sulit bagi

Bumiputera membelinya. Akibat itulah banyak dari Bumiputera

yang kelaparan dan tak jarang hanya bisa memakan bonggol

pisang dan dedaunan.152

Di Kudus sebuah bank bernama Koedoesche Hulp Bank

sudah melakukan praktik meminjamkan uang kepada Bumiputera

dengan bunga yang rendah yaitu 18% dari uang yang dipinjam.

151

Sinar Djawa 21 September 1917 152

Sinar Djawa 19 November 1917

Page 140: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

121

Rakyat Bumiputera pun dikerjakan sebagai agen-agen yang

berkeliling kampung untuk menawarkan pinjaman dengan

pertimbangan terlebih dahulu, dengan persyaratan yang sudah

ditentukan, sayangnya dalam artikel yang berjudul Afdeeling

Bank tidak disebutkan. Uang yang dipinjam bisa mencapai

f.350.000, tujuan dari peminjaman uang ini supaya memudahkan

kehidupan Bumiputera terutama untuk mereka yang mempunyai

usaha.153

Pada Februari 1918 pemerintah Belanda mengeluarkan surat

perintah agar semua pengendara (committer) di Grobogan yang

tidak mempunyai sertifikat atau ijazah dari sekolah akan dipecat

dari jabatannya. Hal ini menjadi masalah bagi mereka yang tidak

berijazah, apabila mereka dipecat maka keluarganya tidak ada

yang menfkahi. Gandul mencatat itu dalam artikelnya berjudul

Apakah Soedah Oentoengja Badan?.154

Persoalan tentang pekerja atau buruh tidak hanya berhenti di

permasalahan kurangnya gajih yang diterima dari sebuah

perusahaan atau institusi pemerintahan. Kebodohan juga menjadi

masalah yang menyebabkan tenaga pekerja Bumiputera kurang

dihargai sehingga diperlakukan sekehendak hati oleh tuannya.

Artikel Mohon diperhatikan Oleh Regering, oleh Koesmobroto

mencoba membuktikan praktik kebohongan yang dilakukan oleh

welver gelap atau mandor-mandor yang suka mengajak warga

kampung bekerja keluar Jawa, dalam hal ini di perkebunan di

Deli. Koesmobroto membongkar kebohongan yang sering dimuat

153

Sinar Djawa 4 Desember 1917 154

Sinar Djawa 5 Desember 1917

Page 141: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

122

dalam koran De Locomotif dan beberapa koran Belanda-Melayu.

Kebohongan-kebohongan itu di antaranya, buruh yang bekerja

per harinya digaji f.1, padahal kenyataannya f.0,35 itupun

diberikan kepada orang-orang yang kerjanya benar atau dalam

kondisi yang sehat, sehingga kuat menggarap sekian luas lahan

yang sudah ditargetkan.

Kebohongan berlanjut saat koran-koran tersebut

memberitakan bahwa para buruh mendapat pelayanan kesehatan

yang baik dari rumah sakit. Padahal pelayanan yang baik hanya

diberikan kepada administratur dan asistennya. Dalam hal

makananpun pemberitaan koran-koran itu mengatakan kalau

buruh kontrak di sana mendapat makanan yang cukup, padahal

selama 15 tahun penulis menyaksikan di kebun-kebun buruh

tidak dapat makanan kalau tidak beli.

Penulis berpendapat bahwa masalah ini tidak akan

terselesaikan jika pemerintah tidak ikut campur menyelesaikan.

Pertama pemerintah harus memerintahkan para dokter untuk

memperketat pemeriksaan kesehatan calon buruh kontrak, hal ini

dilakukan agar setibanya di perkebunan tidak merugikan dirinya

karena tidak digaji atau malah terkena hukuman. Selanjutnya

sistem kontrak hanya diperbolehkan selama satu tahun bukan tiga

tahun, dan pemerintah harus memberikan sangsi kepada para

mandor yang merekrut buruh dari desa tapi hanya untuk

dimanfaatkan tenaganya, tanpa mendapat perlakuan yang

pantas.155

155

Sinar Djawa 12 Desember 1917

Page 142: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

123

4) Artikel Tradisi

Gerakan perlawanan terhadap hegemoni Belanda juga

dilakukan dalam ranah penggunaan bahasa dengan membentuk

organisasi bernama Djawa Dwipa. Organisasi ini ingin melawan

dominasi bahasa Belanda dan Jawa Kromo dengan menggunakan

bahasa Jawa Ngoko atau bahasa yang biasa digunakan oleh

rakyat sehari-hari pada siapapun. Namun artikel itu menjadi

perdebatan di kalangan elit, karena menggangu kemapanan

berbahasa yang sudah ada. Di sinilah Z Mohamad menulis artikel

Djawa Dwipa dengan mengetengahkan isu lain yang lebih

penting.

Z Mohamad memandang bahwa persoalan bahasa tidak

terlalu penting untuk diperdebatkan. Baginya tradisi sembah

jongkok kaum kromo kepada orang asing dan pejabat lebih

penting untuk dihapuskan. Tradisi ini merendahkan derajat

Bumiputera sebagai penduduk Hindia; sedang orang asing yang

datang hanya menguras kekayaan alam.156

Di tengah-tengah hegemoni budaya Belanda yang terus

diinfiltrasi satu artikel terbit dengan judul Java dan Japan, oleh

Achmad Basar. Penulis mencoba membangkitkan semangat

hidup sesuai dengan tradisi yang sudah warisi turun temurun

yaitu bertani. Penulis membandingkannya dengan bangsa Asia

lainnya yaitu Jepang, menurutnya orang-orang Jepang bisa maju

karena watak mereka yang pekerja keras dan pemberani.

Berbanding terbalik dengan watak Bumiputera yang pemalas dan

156

Sinar Djawa 22 Agustus 1917

Page 143: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

124

penakut, karena sedari kecil sudah ditanamkan rasa takut kepada

orang asing (barangkali Gubernemen).

Munculnya banyak perhimpunan pun tujuannya adalah untuk

merukunkan bangsa dan menguatkannya agar menjadi bangsa

yang maju. Di akhir artikel penulis berpesan agar diperbanyak

sekolah-sekolah pertanian agar Bumiputera menjadi petani yang

cerdas atau tidak melupakan adat kebiasaan lamanya sebagai

petani.157

Masih penulis yang sama, kali ini iya menulis artikel Rendah

dan Tinggi, gagasan utamanya adalah masih seputar tentang

kesetaraan derajat Bumiputera dengan bangsa lain. Baginya

bangsa Bumiputera bisa jadi bangsa yang terhormat dengan cara

menghormati bangsa lain dengan sewajarnya saja, tidak perlu lagi

ada sembah jongkok, menjadi penjilat, dan memuja-muja bangsa

asing.158

Achmad Basar masih melanjutkan pembahasannya tentang

harga diri Bumiputera, kali ini berjudul Haroem dan Boeseok. Ia

mengingatkan kepada semua pembaca agar pandai menjaga nama

baik yang ia sebut dengan nama harum, dengan berperlaku baik.

Siapapun yang bisa menjaga nama baik maka hidupnya juga akan

baik-baik saja.159

Penulis dengan nama Wongtjlik menyinggung kebiasaan

buruk Bumiputera dalam artikelnya Tentang Kesanggoepan dan

Perjanjian. Kebiasaan buruk itu adalah ingkar janji dan tidak

tepat waktu, ―bangsa kita masih banjak jang tidak menepati

157

Sinar Djawa 7 September 1917 158

Sinar Djawa 13 September 1917 159

Sinar Djawa 21 September 1917

Page 144: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

125

perjanjian atau kesanggoepan seandainja soedah sanggoep datang

djam toejoeh pagi, tiba-tiba baroelah poekoel djam delapan lebih

datang‖.160

Tentang perilaku tidak hanya ditujukan kepada Bumiputera,

seorang penulis bernama Gato Lotjo dalam artikel Boeah Pikir

mengkritik pemerintah yang berbudi rendah, dengan sering

berkata kasar. Baginya pemerintah juga harus memperbaiki budi

pekertin a agar rak at hormat dan cinta. ―Pengharepan saja

hendaklah kepala negeri dan ambtenaar-ambtenaar ketjil lainnja

terboeka fikiranja, menoendjoekan kesoetjian hatinja mempelajari

rakjat pada kebenaran‖.161

Kemudian seorang penulis bernama Handojomo mencoba

mendedah tradisi demokrasi yang sudah ada lama dalam tradisi

lama Jawa. Baginya demokratisme bangsa Jawa sudah ada sejak

dulu terlihat dari penggunaan bahasa yang bukan bahasa asli

melainkan serapan dari bangsa lain.162

5) Artikel agama

Sayangnya meskipun di bawah SI Semarang, Sinar Djawa

tidak banyak memuat artikel tentang pembahasan Islam secara

eksplisit yang di letakan di halaman paling depan. Adapun

penulis hanya menemukan 2 artikel yaitu, Berbahagialah Orang

Jang Takoet Kepada Allah, oleh D.P. Karjadipa. Artikel ini

menghimbau kepada kaum Bumiputera untuk menjaga kesehatan

jasmaninya dengan sering berolahraga, hal itu sebagai wujud dari

160

Sinar Djawa 28 November 1917 161

Sinar Djawa 3 Desember 1917 162

Sinar Djawa 4 Desember 1917

Page 145: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

126

taqwan a seorang muslim kepada Allah ubhanahu wata ala.163

Artikel kedua berjudul Igama Islam yang ditulis Sosrosoedirdjo,

yang ingin disampaikan penulis adalah mengambil api semangat

perjuangan para nabi yang harus ditiru oleh kaum Bumiputera

yang sedang memerdekakan diri.164

6) Artikel Sosialisme dan Sosial-Demokratik

Sinar Djawa menampilkan artikel yang tidak biasa, ia

mengutip surat kabar D.K. yang membahasa buku berjudul De

Groote denkers de eeuwen bagian Karl Marx en Zijne

Voorgangers, karangan Jos Loopuit. Penulis artikel ini adalah

Karjadipa yang mencoba untuk memperkenalkan ajaran Karl

Marx kepada Bumiputera. Bagian pertama yang ia bahas adalah

tentang Sosialisme dan Sosial-demokratik, ia menganggap bahwa

pengetahuan itu sangat penting untuk Bumiputera.

Ia berusaha menjelaskan isi buku itu dengan mudah kepada

para pembaca. Dimulai dari sebuah pertanyaan apa itu

Sosialisme? Sosialisme artinya memperbaiki kehidupan orang

yang bekerja di perusahaan (maatschappij) dan Sosial-

demokratik adalah memperbaiki peraturan perihal perusahaan

menurut hukum-hukum yang sudah ditentukan bersama.

keduanya adalah orang yang mengindahkan ajaran-ajarannya

Karl Marx. Sosialis adalah sebutan untuk mereka yang

menjalankannya dan sepakat dengan kesama rataan dan kesama

rasaan.165

163

Sinar Djawa 18 Agustus 1917 164

Sinar Djawa 5 September 1917 165

Sinar Djawa 22 Desember 1917

Page 146: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

127

Karjadipa melanjutkan pembahasannja tentang komunisme

di masa lalu. Ia menceriterakan bahwa zaman dahulu sudah ada

komunisme, yaitu orang-orang yang menganut agama Nasrani

dalam hal makanan mereka memilikinya bersama, sama rata.

Orang Amerika laut dan orang Jerman pun sudah menjalani nilai-

nilai komunisme sejak dahulu. Ia pun menjelaskan tentang akar-

akarnya Sosial-demokratik, ada dua akarnya. Pertama yang

disebut dengan Kumunisme-utopis yang dibangun oleh golongan

bangsawan tinggi, menurut mereka hanya komunisme lah yang

mampu menghilangkan Kapitalisme dari muka bumi, namun bagi

mereka waktunya belum datang. Akar yang kedua berasal dari

pengusaha rendah yang berpendapat bahwa harus ada kesetaran

dalam Komunisme (gelijkheidcommunisme).

Penulis mencatat sejarah Komunisme modern di Inggris yang

terjadi pada 1652 sebuah pergerakan yang bernama Livellrs atau

gelijkmakers. Kelompok ini membuat buku berjudul Syarat dan

Hukum Kemerdekaan Beserta Programnya (De wet der vrijheid,

als program uiteengezet). Dalam buku ini dijelaskan tentang

sistem pemerintahan dan sistem pemerintahan republic. Buku ini

berguna untuk orang-orang Inggris yang bersepakat meskipun

mereka dari golongan yang berbeda. Di dalamnya juga di atur

tentang Komunisme, mislakan tentang jual beli, atau tentang

pekerjaan yang tidak boleh menyewakan pekerjaan dan menjual

tanah. Siapapun yang menjual tanah maka akan dihukum mati

Page 147: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

128

dan diharamkan untuk membuat emas dan perak jadi uang atau

hanya boleh dijadikan periasan.166

B. Artikel-artikel dalam Sinar Hindia (Mei-Agustus 1918)

1) Artikel politik

Seperti yang terjadi pada Sinar Djawa, saat namanya

berganti menjadi Sinar Hindia artikel seputar politik lebih banyak

dimuat. Namun tidak jarang artikel-artikel lain juga dimuat

sebagai kelanjutan dari Sinar Djawa. Penelitian ini dimulai pada

edisi bulan Mei 1918 disebabkan untuk edisi bulan Januari-April

1918 versi microfilmnya tidak ada dan versi aslinya sudah rusak,

dan tidak boleh diakses oleh Perpustakaan Nasional Indonesia di

Salemba, Jakarta.

Artikel pertama dengan artikel politik berjudul Boeah

Fikiran, oleh Gato Lotjo. Gagasan utama dari artikel ini berupa

kritik terhadap setan uang (kapitalis) dan pemerintah yang selalu

membuat rakyat menderita dengan mengembangkan industri di

tanah Hindia sedang Bumiputera dipekerjakan seperti perkakas

yang bernyawa. Kerja berat dengan waktu yang lama namun

dengan gaji yang tidak mencukupi kehidupannya.

Kemelaratan itu ditambah lagi oleh pemerintah yang

membuat aturan (wet) yang tidak berimbang atau lebih berpihak

pada kapitalis. Sang penulis menghimbau kepada para pembaca;

―marilah bergerak madjoe! Lawanlah Si setan oeang jang

berlakoe sewenang-wenang hendaklah kita bersatoe hati sampai

mati, djangan kita kasih berhenti sebeloem ia tobat toejoeh

166

Sinar Djawa 31 Desember 1917

Page 148: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

129

toeroenan‖. Waktunya sudah habis untuk selalu mengalah dan

tunduk pada hawa nafsunya kapitalis dan baginya tidak ada yang

bisa melawan kekuasaann a rak at. ― iadalah di dalam doenia

ini jang berkoeasa daripada ra jat karena bilamana ra jat soedah

bersatoe hati sampai mati djangankan Si setan oeang sedang raja

jang besarpoen dapat djoega dibinasakan oleh ra jat‖.167

Pemerintahan pun dibahas dalam artikel Perihal Zelf

Gouvernement. Sejak kekalahannya Rusia oleh Jepang (1905)

bangsa-bangsa di Asia semakin bersemangat untuk

memerdekakan diri. Hal itu ditandai dengan munculnya banyak

pergerakan Bumiputera di tanah Hindia. Gerakan-gerakan itu

muncul sebagai respon terhadap tuduhan bangsa Eropa terhadap

Bumiputera yang dianggap sebagai manusia rendahan.168

Masih

dalam edisi yang sama ada artikel yang menyinggung sedikit

tentang sikapnya Abdoel Moeis yang kooperatif dengan

pemerintah yang ingin membuat milisi Bumiputera (Indie

werbaar). Sikapnya yang ingin bekerjasama dengan pemerintah

itu ditentang oleh golongan sosialis di Hindia, menurut mereka

Abdoel Moeis adalah ―djago-djago setan, alias pendjoeal ra jat‖.

Tekanan berupa kesewenang-wenangan dan perendahan

harga diri yang dilakukan pemerintah yang bersekutu dengan

kapitalis membuat geram kaum kromo dalam hal ini buruh.

Hingga terbit sebuah artikel berjudul Kaoem Boeroeh

Haroesroekoen, oleh S. Partoatmodjo, artikel ini menyampaikan

sebuah pesan kepada seluruh buruh di Hindia agar hidup rukun

167

Sinar Hindia 2 Mei 1918 168

Sinar Hindia 7 Mei 1918

Page 149: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

130

satu sama lain untuk melawan setan uang (kapitalis). ―kini soedah

masanja kita sekalijan kaoem boeroeh haroes mangada

kekoeatan, jaitoe roekoen! Sebab kalau tiada demikian barang

soedah tentoe tiada akan kesampaian maksoed kita!.169

Indie Werbaar yang akan dibuat oleh pemerintah Belanda

terus mendapati penolakan dan artikel itupun terus dimuat dalam

Sinar Hindia. Darsono adalah salah satu tokoh pergerkan

sekaligus redaktur Sinar Hindia yang menolak keras Indie

Werbaar. Ia menulis artikel berjudul Giftige Waarheidspijlen

(Panah Pengadilan Beracun), baginya Indie Werbaar sama saja

menjual bangsanya pada setan uang (kapitalis), seharusnya setan

uang itu dilawan bukan dibantu. Dia juga menyinggung sikap

Abdoel Moeis yang setuju dengan didirikannya Indie Werbaar,

bahkan Moeis bersama Dwijosewojo pergi ke Belanda untuk

melakukan konsolidasi dan propaganda. Darsono melaporkan

dalam tulisannya bahwa semua perkumpulan di Hindia sudah

setuju dengan Indie Werbaar tapi ada organisasi besar yang tidak

setuju, yaitu, ISDV (Indische Social Democratische Vereneging),

Sarekat Islam Semarang, dan perkumpulan bangsa Tionghoa.

Persoalan tentang kerukunan buruh yang sempat ditulis oleh

S. Partoatmodjo pada 8 Mei 1918, kemudian disinggung kembali

oleh penulis yang mengatasnamakan Kaum Buruh. Ia menulis

artikel berjudul ITOE BAGOES (Menjamboeng oerainnja toean

S. Partoatmodjo SH no 100 jang berkepala Kaoem Boeroeh

Haroes Roekoen). Pada dasarnya sama saja dengan sampaikan

Partoatmodjo, namun ia menambahkan untuk melawan kapitalis

169

Sinar Hindia 8 Mei 1918

Page 150: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

131

harus dibuat sebuah perkumpulan buruh, perkumpulan itu

diibaratkan sebagai sapu lidi yang kuat, karena lidi yang tunggal

itu lemah maka setalah bersatu maka akan kuat. ― elama kita

beloem terikat mendjadi satoe lebih terang lagi sekalian bangsa

kita kaoem boeroeh beloem mempoenjai kekoeatan goena

melabrak kaum setan oeang‖.170

Darsono kembali melanjutkan tulisannya yang berjudul

Giftige Waarheidspijlen, kali ini ia mempertanyakan keadilan

peraturan-peraturan yang dijalankan oleh pemerintah,

diantaranya: (1) pemerintahan, (2) sekolah, (3) perusahaan tanah

dan hewan, (4) kesehatan rakyat, (5) pajak, (6) lumbung dan

bank, (7) perdagangan, (8) pegadaian, (9) candu, (10) militer, dan

(11) transportasi. Darsono menjelaskan bahwa sejak kedatangan

Belanda ke Hindia, mereka menganggap rendah Bumiputera,

bahkan sejak 1831 Bumiputera dianggap pemalas maka oleh

mereka orang Belanda dipaksa untuk bekerja. Menurutnya

kedatangan bangsa Belanda ke Hindia hanya mencarin

keuntungan semata, adapun peraturan-peraturan yang pemrintah

Belanda buat, bagi Darsono hanya berdasarkan pada keuntungan

yang dihasilkan, karena selalu memberatkan pihak Bumiputera.171

Kritik dalam Sinar Hindia terhadap pemerintah tidak melulu

negatif, adakalnya saat pemerintahan di suatu daerah itu memang

baik maka berita ataupun artikel yang terbit pun akan mengatakan

kebaikan itu. Sebagaimana yang terjadi di afdeling Majalengka,

atas nama Wong Goenoeng sang penulis menulis artikel berjudul

170

Sinar Hindia 11 Mei 1918 171

Sinar Hindia 13 Mei 1918

Page 151: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

132

Pemandangan dalam Afdeeling Madjalengka. Artikel ini

mendeskripsikan tentang afdeling Majalengka sebagai afdeling

terkecil di Karesidenan Cirebon, namun berhasil menjadi afdeling

yang sadar akan kemajuan rakyat. Kesadaran itu tercipta karena

para pembesarnya sangat memperdulikan rakyatnya, selain itu

keamanan di wilayah ini pun sangat terjamin. Sayangnya warga

afdeling ini masih sangat rendah dalam minat baca, terutama

membaca koran sehingga tertinggal dalam hal perkembangan

zaman.

―Hanja sajang dalam afdeeling ini ra jatnja koerang gemar

batja soerat kabar terboekti di mana pertemoean kalau salah

satoe tjerita adanja kemajoean-kemajoean atau anaeh-aneh

di lain tempat, kebanjakan mereka itoe lantas

menggojangkan kepala‖.172

Dalam Sinar Hindia nampaknya Marco sebagai salah satu

redaktur mendapat ruang yang cukup luas dalam menulis dan

mengkritik pemerintahan dan kaum kapitalis. Kali ini ia menulis

artikel berjudul Sama Rata Sama Rasa, isinya adalah kritik

kepada para raja-raja Jawa yang memanggil para pejabat Belanda

dengan nama yang sangat berlebihan, misalkan Susuhanan Solo

men ebut nama Gubernur Jenderal ―E ang‖ dan kepada residen

atau bupati ―Papah‖. Menurut Marco panggilan ang berlebihan

itu sama saja dengan merendahkan diri sendiri dan ia menduga

bahwa hal itu dilakukan oleh para raja Jawa hanya untuk

dipandang oleh kaum kapitalis. Bagi Marco ―sebagai socialist

kita mesti bisa memberanikan kaum kromo orang boeroeh,

dengan cara meninggikan derajat dan minta toeroen prestige

172

Sinar Hindia 25 Mei 1918

Page 152: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

133

Belanda jang keliwet, sebab prestige inilah jang bisa

mengoeatkan peperasan kaoem oeang‖.173

Bagi Marco harusnya

mereka sadar kalau kaum kapitalis sering mengucapkan kata-kata

kasar kepada Bumiputera misalkan ―orang Djawa bangsat, orang

Djawa koerang adjar, orang Djawa binatang!.

Jika pemanggilan nama yang berlebihan kepada para pejabat

itu tidak dihilangkan, maka akan menjadi racun kemanusiaan dan

stratifikasi sosial akan sangat terlihat hal itulah yang mereka

harapkan. Bagi Marco hidup seharusnya sama rata-sama rasa.174

Nampaknya para pejabat pemerintahan tidah hanya berat

sebelah dalam memutuskan sebuah perkara hukum, beberapa dari

mereka pun ada yang menggelapkan pajak, seperti yang

diceriterakan dalam artikel Ini dan Itoe dari Controle Afdeeling

Pare (Kediri), oleh Embah Boedha. Keadaan afdeling Pare

selama kepemimpinan kontrolir Kusarteno dan Belhbeter terjadi

banyak penindasan, umumnya pengambilan lahan sawah untuk

pabrik gula Kenceng, selain itu terjadi juga praktik pemalsuan

pajak dan penggelapan pajak bunga tanag (landrente). Dalam

artikel ini penulis mengutip perkataann a nevliet dan oeha ija

yang mengatakan bahwa kebanyak kontrolir adalah budak-

budaknya pabrik gula. Si penulis menegaskan,

―Sekarang teranglah soedah bahwa penindasan-penindasan

kepada ra jat di desa-desa itoe sebagian ada dilakoekan oleh

ambtenar-ambtenarnja regeering dan capitalist tiada bisa

bikin apa-apa djika tiada dibantoe oleh ambtenaar-

ambtenaarnja regering‖.175

173

Sinar Hindia 28 Mei 1918 174

Sinar Hindia 29 Mei 1918 175

Sinar Hindia 30 Mei 1918

Page 153: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

134

Z. Mohamad sebagai salah satu penulis produktif di Sinar

Djawa, juga masih aktif menulis saat berubah nama menjadi

Sinar Hindia. Kali ini ia menulis artikel Pengadilan di Rusland,

isinya adalah sedikit kisah perjuangan kaum buruh di Rusland

yang menuntut keadilan hukum kepada pemerintah. Tuntutan

mereka itu tidak digubris, bahkan pemimpin-pemimpin mereka

banyak yang gantung dan dibuang karena dianggap mengancam

hubungannya dengan para pemodal atau kaum kapitalis.

Hal yang demikian juga terjadi di tanah Hindia, kaum buruh

yang sudah melek atau sadar akan penindasan yang dilakukan

pemerintah Belanda dan setan uang melakukan perlawanan.

Mereka membuat gerakan buruh yang masif, namun gerakan itu

segera ditumpas oleh pemerintah dengan tangan besi.

―Boektinja di waktoe kita baroe sedari tidoer, pemerintah

telah mengoelangkann tangan besinja goena melempar

keloear dari Hindia tiga orang pemimpin kita dengan adanja

itoe poetoesan jang didjatoehkan tiga pemimpin, mata kita

djadi terboeka lebar membikin napsoe kita mengedjar hak

kita…..‖.

Persekutuan antara pemerintah dan kapitalis melahirkan

pemerintahan yang represif.176

Kalau kita pahami mengapa pergerakan Bumiputera begitu

masif, mereka berusaha menagih janji pemerintah yang akan

mengangkat derajat Bumiputera. Awal abad 20 menjadi titik

tolak dari politik etis di mana janji itu dimulai, tapi kenyataannya

janji itu tak urang ditepati. Ada satu artikel yang membahas ini

yaitu, Doeloe dan Sekarang, oleh Soepeno. Penulis melakukan

176

Sinar Hindia 3 Juni 1918

Page 154: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

135

perbandingan perlakuannya pemerintah terhadap Bumiputera

sejak era tanam paksa (cultuurstelsel) sampai tahun 1918.

Baginya tida ada perubahan semuanya tetap sama, tidak

menguntungkan Bumiputera yang berbeda hanya caranya saja.

―Mengenai apa jang terseboet di atas maka saja berani bilang

bahwa haloesnja pemerintah jang doeloe dan sekarang tida ada

bedanja melainkan djalannja sadja ada sedikit berlainan‖.177

Saat pergerakan Bumiputera bangkit di mana-mana

pemerintah malah menganggapnya sebagai suatu bahaya, maka

mereka mengekangnya dengan peraturan (wet). Masih dengan

Soepeno sebagai penulis, ia menulis artikel Kemerdika’an

Pergerakan, gagasan utamanya menghapus semua peraturan yang

melarang berdirinya sebuah perkumpulan.

Kali ini ia menuntut untuk dihapuskan pasal 111 R.R, 63,

66A dan B, pasal-pasal ini lah yang megahalangi pergerakannya

Bumiputera.

―Mesti linjap dari wetboek artikel 111 R.R, artikel mana

jang mengalang-ngalangi kita orang boeat mendirikan

perhimpoenan-perhimpoenan dan mengadakan vergadering-

vergadering. Bagaimana artikel itoe berbahaya boeat

pergerakannja ra jat Hindia. Djoega artikel 63 dan 66 a dan

b dilinjapkan sebab artikel-artikel itoe berbahaja sangat boet

journalist-journalist di Hindia teroetama bangsa

Boemipoetra‖.178

Dengan pasal-pasal ini pemerintah bisa dengan seenaknya

mengasingkan siapa saja yang ia pandang berbahaya.

Masih di hari yang sama Z. Mohamad menulis artikel

Pemandangan dalam Vergadering Insulinde, ia mengikuti rapat

177 Sinar Hindia 5 Juni 1918

178 Sinar Hindia 8 Juni 1918

Page 155: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

136

umum yang dilaksanakan oleh perkumpulan Insulinde pada 26

Mei 1918 di alun-alun Semarang. Sampai ia menyimpulkan

bahwa Insulinde berdusta, ia mengatakan kepada publik kalau ia

akan membela kepentingannya kromo, karena tenyata Insulinde

bersekutu dengan setan uang (kapitalis).

Pembahasan tentang ketidak adilan dalam Sinar Hindia terus

bergulir kali ini ada artikel berjudul Raad Wit en Blauw (Merah

Poetih dan Biru), oleh M.A. Penulis sengaja menggunakan judul

itu untuk menggambarkan benderanya Kerjaan Belanda yang

sudah ratusan tahun berkibar di seluruh Hindia. Baginya

keberadaan Belanda yang sudah ratusan tahun di Hindia tidak

membawa maslahat untuk Bumiputera karena tidak berlaku adil,

misalnya hukum dan pengadilan berat sebelah, bahkan bisa

dibayar oleh orang-orang yang beruang. Bangsa kromo

Bumiputera adalah pihak yang paling menerima beban berat dari

peraturan-peraturan yang dibuat. Di samping itu mereka juga

startifikasi sosial untuk membedakan derajat Bumiputera,

―Penduduk Hindia dibaginjalah mendjadi 3 pangkat: (1) bangsa

Eropa dan jang disamakan kepadanja, (2) bangsa Hindia

bangsawan, dan (3) bangsa Hindia logoe dan jang disamakan

kepadanja. Jelas kromo menempati derajat terendah.

Untuk mendapatkan keadilan yang sejati bangsa kromo harus

bersatu melawan mereka dan filosofi tiga warna itu pun bisa

digunakan sebagaimana merah itu berapi-api dan berani, putih

kesucian dan kebenaran, dan biru artinya langgeng.179

179

Sinar Hindia 12 Juni 1918

Page 156: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

137

Dampak yang paling dirasakan oleh rakyat Bumiputera dari

industri yang terus digalakan oleh kapitalis adalah kekurangan

bahan pangan terutama beras. Lahan yang seharusnya digunakan

untuk sawah malah dijadikan lahan tebu untuk pabrik gula. Selain

itu kelangkaan juga disebabkan harga-harga naik akibat perang di

Eropa. Kondisi yang seperti ini bisa menyebabkan kelaparan di

Hindia, oleh karena itu pemerintah mengambil kebijakan agar

tidak menjual barang-barang ke luar Hindia dan membuat

bebrapa lumbung padi.

Pemerintah membeli padi dari petani kromo, kemudian

disimpan dan akan dijual saat paceklik datang dengan harga yang

lebih mahal sebagai tambahan biaya operasional. Dengan

kebijakan itu masyarakat awam akan menilai usaha pemerintah

amatlah baik, tapi bagi penulis artikel Pemandangan Tentang

Loemboeng Toeloengan yaitu, Anti Schijn Pencinta Kromo,

usaha itu tidak lebih dari memperdaya kromo saja.180

Kelicikan pemeritah Belanda tidak berhenti pada soal

lumbung padi saja, seperti yang sudah diungkap sebelumnya, hal

yang sering dilanggar adalah peraturan yang telah mereka buat

sendiri. Misalkan dalam artikel berjudul Tidak Adil tulisan RTD

Atmodjo. Pemerintah padahal sudah membuat aturan pada hari

pertama bulan puasa, semua pabrik diliburkan, tapi kenyataannya

masih ada pabrik yang buka dan masih ada kromo yang bekerja.

Dalam situasi seperti ini kromo menghadapi dilemma, pasalnya

jika ia libur maka akan dianggap sedang memberontak tuannya.

Saat kejadian seperti ini pemerintah pun tidak bisa mengambil

180

Sinar Hindia 13 Juni 1918

Page 157: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

138

keputusan yang adil, mereka malah membela tuan pabrik yang

jelas salah.

Tak habis-habis pemerintah Belanda mendapat kecaman dari

Bumiputera, kali ini lagi-lagi Z. Mohamad yang melakukannya.

Ia menulis artikel Pendjagaan Tebda, menurutnya kedatangan

para pedagang dari Belanda ke Hindia telah membawa

kesengsaraan yang amat panjang. Penyebab kesengsaraan yang

paling utama menurutnya adalah saat Jenderal Daendels datang

dan membuka jalan besar. Daendels mempekerjakan paksa kromo

hingga tidak sedikit dari mereka yang mati, ia pun berdalih

pembukaan jalan itu untuk memenuhi kebutuhan hidup

masyarakat Hindia agar tidak kelaparan.

Namun sayangnya infrastruktur jalan yang dibangun

Daendels itu diperuntukan untuk kelancaran usaha para

pengusaha swasta. Para pengusaha swasta yang disebut dengan

setan uang itu pun malah membawa kesengsaraan bagi

Bumiputera, karena mempekerjakannya bagai perkakas atau

mesin saja.181

Marco kembali menohok pemrintah dan kaum kapitalis, tapi

kali ini ia menerbitkan sajak berjudul Penoentoen yang pesannya

tidak mudah menjadi pemimpinnya kaum kromo, harus berani

dan tulus; berikut penggalan sajaknya:

Penoentoen

Tidak gampang mendjadi penoentoen

Kromo tertindas bertahoen-tahoen

Dia bertereakan minta ampoen

181

Sinar Hindia 18 Juni 1918

Page 158: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

139

Seperti orang memakan ratjoen

Manoesia jang mendengarkannja

Soearanja jang seperti disiksa

oenggoeh ta bisa tahan hatinja

Mengepel tangan dengan berkata:

Hai! penghisap darahnja Kromo

Dengarkanlah soearanja kang Kromo

Kamoe mengisap seperti boeto

Boetoe sabrangan jang amat moerko

Begitoe kala Leider jang berani

Tidak menghitoeng apa jang djadi

Jang mengenai diri sendiri

Asal soedah berkata berani

Bagaimanakah akalnja Leider?

Menoloeng kang Kromo yang dipoeter?

Insulinde kembali mendapat kritik dari seorang penulis

bernama Soepeno dalam artikelnya Giftge Zoetigheid. Sikap

kooperatifnya Insulinde lagi-lagi ditolak oleh penulis baginya

sikap insulinde yang seperti itu membahayakan Bumiputera.182

Marco tidak kehabisan bahan untuk mengkritik pemerintah,

ia adalah orang yang terus menyosialisasikan slogan ―sama rata

sama rasa‖, judul artikelnya kali ini adalah Kita Orang poen

Manoesia!. Dalam artikel ini ia menuntut hak memilih (klesrecht)

dewan rakyat di Hindia, karena baginya Bumiputera juga adalah

182

Sinar Hindia 24 Juni 1918

Page 159: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

140

manusia yang mempunyai hak memilih. Dengan hak memilih

Bumiputera lebih leluasa untuk melakukan apa saja.183

Tidak habis-habisnya para pejabat pemerintahan

memanfaatkan kaum kromo yang sebagian besar masih buta

huruf dan minim pengetahuan. Seperti yang dilakukan oleh

seorang wedana di Kutoarjo yang dipublikasikan dalam artikel

Apakah Ratjoen. Wedana Kutoarjo itu memungut uang sebesar

f.1 kepada setiap buruh atau petani sehingga terkumpul sebesar

f.13.000. Wedana itu berencana menggunakan uangnya untuk

membeli kelapa kemudian dijual kembali, keuntungan dari hasil

penjualan itu akan dibagikan kembali kepada buruh dan petani.

Namun penulis mempertanyakan transparansi keuangan yang

dicuragai akan dicurangi oleh wedana. Artikel ini terbit di hari

yang sama dengan tulisannya Marco.

Sinar Hindia kembali menerbitkan soal kebijakan pemerintah

yang dianggap tidak tepat sasaran, sang penulis S. Dipanagara

menulis tentang Hal Wadoek (talih) dan Woning

Woningvwerbetering, isinya adalah tentang penolakan terhadap

pembangunan waduk dan penggusuran rumah (woning

verbetering). Penolakan ini dilakukan karena akan menggusur

sekiat 88 desa di dekat Rawa Pening dengan jumlah penduduk

150.000 orang. Walaupun rencana pembangunan itu masuk

anggaran belanja 1918-1920.184

Sinar Hindia edisi 29 Juli

1918 menerbitkan berita tentang Openbare Vergadering SI

Betawi atau rapat umum SI Betawi. Rapat umum ini dilakukan

183

Sinar Hindia 28 Juni 1918 184

Sinar Hindia 30 Juni 1918

Page 160: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

141

pada 21 Juli 1918 di Deca Park Betawi. Rapat ini dihadiri oleh

lebih dari 5000 muslim, rapat dibuka pada pukul 8.30 ditandai

dengan sambutan ketua SI Betawi Notoatmodjo. Rapat ini juga

hadiri oleh tamu dari berbagai daerah dan pers. Masalah yang

dibahas dalam rapat ini di antaranya, soal pelayanan kesehatan

terhadap bangsa kromo. Jika bangsa kromo sakit maka pelayanan

dilakukan dengan tidak maksimal misalkan dalam narasi berikut

ini,

―Toean Moh. Saleh jang beroemah di Salemba. Di dalam

roemahnja Moh. Saleh ada jang terserang penjakit tjatjar.

Toean tersebut hanja disoentik sadja di

Gezondheidadienstburesu tiada dibawa ke

Hulpstadsverband‖.

Persoalan lain yang dibahas di antaranya: (a) soal

kebebasannya orang-orang yang di tahan di asosiasiperkotaan

bantu (hulpstadsverband) terbatasi karena dilarang berbicara lagi

saat sudah jam 6 sore, (b) soal kebersihan dan kesehatan di

hulpstadsverband, (c) minimnya tempat ibadah.185

Pentingnya pendidikan politik untuk membangun kesadaran

bagi Bumiputerapun dibahas, kali ini ada artikel berjudul

Pendidikan Politik. Gagasan utamanya adalah tentang pencalonan

anggota SI Semarang dan ISDV dalam pemilihan dewan rakyat

(gementeraad) yang dianggap juga sebagai pendidikan politik

untuk Bumiputera. Seperti yang telah disingung oleh Marco

sebelumnya tentang hak pilih Bumiputera yang harus diberikan

untuk memilih dewan rakyat yang mereka kehendaki. Namun

dalam pencalonan dan pemilihan itu dibayang-bayangi

185

Sinar Hindia 29 Juli 1918

Page 161: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

142

kecurangan yang akan dilakukan oleh perkumpulan

Semarangschekies Vereniging dan Insulinde yang terindikasi

bekerjasama dengan kaum kapitalis.

Semarangschekies Vereniging itu sendiri dipimpin oleh

bangsa Belanda yang mengusung kepentingan keturunan

Belanda. SI Semarang dan ISDV menghadapi sebuah kesulitan

karena tidak akan mungkin para kapitalis akan memilih calon-

calon dari mereka karena jelas akan merugikan mereka

kedepannya.186

Artikel tersebut kemudian mendapat tanggapan dari anggota

SI bernama Heroetjokro yang menulis artikel Pilihan lid

Gementeraad Bumiputera Semarang. Ia mempunyai saran agar

janganlah SI Semarang dan ISDV menjatuhkan nama Insulinde

karena pada dasarnya tujuan ia sama-sama meninggikan derajat

Bumiputera dalam dewan rakyat. Apalagi Insulinde memiliki

ratusan hak pilih, jika dibandingkan SI dan ISDV yang hanya

memiliki 40 hak pilih. Oleh karena itu seharusnya organisasi-

organisasi seperti ISDV, VSTP, SI, dan Insulinde saling

bekerjasma bukang salin serang.187

Indie Werbaar seperti tidak pernah seutuhnya disetujui oleh

Bumiputera, hal itu digambarkan oleh artikel Indie Werbaar

dengan……Lapar, oleh Pro-countant. Penulis sangat tidak

sepakat dengan Indie Werbaar yang akan disidangkan dalam

volksraad di bulan Oktober, karena orang Jawa dipaksa jadi

serdadu untuk melindungi harta kekayaannya setan uang, selain

186

Sinar Hindia 31 Juli1918 187

Sinar Hindia 1 Agustus 1918

Page 162: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

143

itu pajak untuk Bumiputera pun dinaikan. Seperti apa yang

dikatakan artikel ini,

― ambahan lagi, padjaknja diberatkan boeat bajar onkostnja

Werbaar (Militie). Jang djadi soldadoe (militia) orang

Djawa, jang bajar (padjak) ongkostnja orang Djawa, jang

djadi pemboeneoh orang Djawa, jang melarat sahingga

orang Djawa, jang di rangkat orang Djawa, jang diboeneoh

orang Djawa, jang ngrampok orang Djawa, jang anoe-anoe

orang Djawa‖.188

Sang Marco terus mewarnai halaman depan Sinar Hindia,

kali ini ia mengambil semangatnya bangsa Jepang sebagai bangsa

Asia yang dihormati, ia menulis artikel berjudul Azia boeat

Orang Azia. Ia menghadirkan fakta bahwa bangsa Jepang adalah

bangsanya asia yang derajatnya sama dengan orang Eropa, karena

Jepang dibekali oleh senjata yang mempuni sehingga musuhpun

takut. Marco menbyarankan agar sesama bangsa Asia bersatu

terutama dengan Jepang agar bisa melawan penjajah bangsa

eropa.189

Adil dan Dzalim oleh S. Prawirosoemarto, menjabarkan

penyebab ketidakadilan itu lahir dari orang-orang yang memiliki

jabatan, diantaranya karena pengaruh uang, pengaruh orang lain,

dan ingin menampakan kegagahan dirinya.190

Saat situasi politik tidak stabil karena guncangan terus

dilakukan oleh para penggerak dari berbagai perhimpunan, cara

paling efektif yang dilakukan oleh pemerintah Belanda adalah

dengan membuat undang-undang yang mematikan gerak mereka.

Seperti halnya yang dilakukan pada para jurnalis yang berhaluan

non kooperatif yang kerap mengkritik pemerintah. Pembatasan

188

Sinar Hindia 2 Agustus 1918 189

Sinar Hindia 7 Agustus 1918 190

Sinar Hindia 8 Agustus 1918

Page 163: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

144

gerak jurnalis disampaikan oleh artikel berjudul Awas Kaoem

Journalist, sesuai staadblad tahun 1914 nomor 205 yang

bunyinya,

―Siapa jang dengan perkataan atau tanda-tanda dengan

pertoendjoekan atau dengan lain roepa djalan goena

menimboelkan atau memadjoekan perasa an perseteroen

bentji atau pertjela an di antara berbagi-bagai golongan

ra jat Nederland atau pendoedoek Hindia Belanda bakal

dihoekoem: enam hari hingga 5 tahoen‖.

Pasal ini dianggap pasal karet yang bisa menjerat siapapun yang

dikehendaki oleh pemerintah.

Selain itu hukum delik pres (presdelict) tidak lagi ditangani

oleh pengadilan (raad van justitie), tapi langsung ke pengadilan

negeri (landraad).

―Menilik keada an djaman sekarang Ini seolah-olah

pemerentah dengan betoel beteol memberangoes moeloet

pers, soepaja pers tidak berani berkata sebetoelnja.sebab

semakin lama wet semangkin sempit memberi kemerdekaan

pers. Regeering kita sekarang seolah-olah menoetoep

moeloetja kaoem journalist‖.

Di akhir artikel ini penulis menghimbau agar semua jurnalis di

Hindia, baik itu bangsa Belanda, Tionghoa, dan Bumiputera

untuk membuat perhimpunan jurnalis (jurnalisten bond) agar

terbebas dari penindasannya pemerintah.191

Setelah lama menghilang pembicaraan tentang Douwes

Dekker (DD) yang diasingkan oleh pemerintah Belanda, namanya

kembali muncul saat Marco membicarakan sikapnya terhadap

penindasan di Hindia setelah lama diasingkan. Dalam artikel

Douwes Dekker Tidak Beroebah Haloeanja, awalnya Marco

191

Sinar Hindia 11 Agustus 1918

Page 164: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

145

menduga bahwa sikap DD berubah atau tidak bisa bersatu dengan

sikapnya Marco yan merupakan pihak SI dan ISDV dengan DD

dari Insulinde. Dugaan itu ternyata tidak terbukti, DD masih

sangat peduli dengan kondisi di Hindia, cita-citanya masih sama

untuk memerdekaan rakyat Hindia.

Untuk meyakinkan itu Marco mengutip pernyataan sikapnya

marco terhadap organisasi-organisasi di Hindia dari koran Djawa

Tengah. Berikut penuis kutip pernyataannya DD: Sikapnja pada

orang Tionghoa: ia bilang bahwa Tiong Hoa Hwee Koamshool

vereniging tiada mempoenjai dasar politiek, tapi iakasih tahoe,

bahwa orang Tionghoa tiada bertjidra pada Indissche Partij.

Maksosednja persama an dari keperloeannja pekerdjaan tjoega.

Spreker tahoe betoel bahwa orang Tionghoa bisa ditarik ka

perhimpoenan insulinde dan marilah kita moesti adjak marika,

meskipoen kita ditoedoeh, bahwa kita tjoemah pemboeroe

oeangnja orang Tionghoa sadja, tapi keperloeannja tiada

diperhatikan. Sikapnja pada NIV: ini perhimpoenan Nederland

Indie Verenigng tjoema boeat orang-orang Europa di Hindia

Sadja, tapi haloeannja toch hampir sama sadja dan itoe

perhimpoenan djoega soeka bersama-sama kedja dengan Insulide,

ternjata dalam pilihan boeat gemeenteraad jang telah laloe.

Djoega sekarang ini soedah soeka ambil lid lain. Sikapnja pada

SDAP: kalau kita, Insulinde tiada boeta maka di lain partij ada

timboel maksoed roepanja sadja seperti dalam fihak moesoeh

kita. Sikapnja pada ISDV: D.D. anggap pemimpin-pemimpin

dari perhimpoenan ISDV ada orang-orang jang lakoekan

toedjoeannja Marx. Diantaranja ada jang doega bahwa kaoem

Page 165: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

146

Insulinde berboeat tida socialistish, tapi toch tida boleh

diloepakan bahw kaoem ISDV membenarkan toedjoean

Insulinde. Dengan begitu DD pun sepakat dengan pembrontakan

kepada kapitalis sebagai cara terakhir.192

Masih dengan Marco, ia meneruskan pembahasannya tenang

Sama rata Sama rasa, kali ini Marco menulis artikel sebuah

perckapan antara dia dan temannya, dimulai dengan pertanyaan,

tinggi manakah deradjatnja bangsa Hindia dengan sapi perasan?

Marco jelas menjawab bangsa Hindia, namun temannya

membantah. Bagi temannya itu lebih tinggi derajat sapi peras,

karena ia diberi makan cukup dan dirawat dengan baik. Sekalipun

saat tenaganya habis sapi tau kerbau bisa dipotong dan

dagingnyabisa dimakan. Sedangkan bangsa Hidia untuk makan

saja susah apalagi untuk hidup dengan baik, hanya tenaganya

yang diambil sampai mati. Begitu rendah derajat Bumiputera

bahkan lebih rendah dari seekor sapi.193

Masih di hari yang sama, menyambung artikel tentang

peraturan pers yang semakin dibatasi oleh pemerintah, respon

yang dilakukan oleh para jurnalis bukanlah diam atau

menghilang, mereka malah menampakan diri dengan berani.

Seperti kasus di Solo saat surat kabar milik SI Solo yaitu

Sarotomo tidak lagi terbit, maka terbitlah surat kabar dengan

nama Pasopati. Pasopati sendiri adalah nama yang diambil dari

cerita perang Baratayudha sebagai senjataya Raden Harjo

Danoedjojo. Perbedaanya Pasopati adalah pers yang kan bersuara

192

Sinar Hindia 14 Agustus 1918. 193

Sinar Hindia 17 Agustus 1918

Page 166: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

147

keras mengkritik pemerintah karena zaman penindasan semakin

menjadi. Pasopati menjadi pers yang akan bersuara lantang

seperti yang dinyatakan oleh Marco sebagai penulis artikel

berjudul Pasopati ini.

―Mendjadi misiti sama dengan ARO-TOMO tjoemah sadja

soera kita terpaksa tidak bisa haloes bagi telinga Regering

sebab zamannja soedah amat soeka sekali, sedang adanja

tindasan malahan bertambah banjak dan beratnja‖.

Marco seakan tidak lelah menulis, terbit lagi artikel berjudul

Kita orang poen manoesia! (Hal Gemeenteraad), pesannya

adalah hak pilih untuk memilih dewan kota praja (gemeenteraad)

meluas. Kali ini bukan hanya orang dengan penghasian tiggi dan

kemampuan berbahasa Belanda saja yang bisa memilih, semua

orang yang membayar pajak berhak memilih. Namun sayangnya

dewan-dewan dari Bumiputera lebih sedikit daripada dewan

Belanda, misalkan keadaan Gemeenteraad Semarang sekarang

jumlah dewan bangsa Belanda lebih banyak yaitu, 15 orang, 8

orang Bumiputera, dan 4 orang timur asing (Tionghoa dan Arab).

Oleh karenanya Marco menyarankan untuk dibalik, 15

Bumiputera, 8 Timur Asing, dan 4 Belanda. Selain itu ia sudah

membuat saran yang diterbitkan di koran Doenia Bergerak agar

pemerintah mau membuat petugas yang mengumpulkan laporan-

lapoan dari kampung-kampung, petugas itu dipilih oleh

Bumiputera yang nanti akan digunakan sebagai rekomendasi

kepda pemerintah. Hal tersebut lebih mengirit biaya daripada

volksraad. Anggota volksraad pun pada dasarnya tidak

mempunyai suara langsung dari rakyat, suara mereka hampir

sama dengan sering disuarakan oleh surat kabar. Terakhir,

Page 167: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

148

penulismenarankan dalam dewan kotapraja digunkaan bahasa

Jawa atau Melayu saja agar semua angota bisa saling

berkomunikasi dengan baik.194

Selain Marco sebagai salah satu redaktur Sinar Hindia,

Semaoen sebagi direktur redaktur pun turut aktif menulis. Ia

melakukan kritik terhadap volksraad dalam artikel Kita Orang

Mesti Segadja. Bagi Semaoen Volksraad adalah tempat komedi

yang dibuat pemerintah, dewan rakyat di volksraad pegerakannya

dibuat lembek dan lambat. Selain itu pemerintah telah membuat

hukum-hukum baru (lihat atas) yang kan menjerat siapun yang

menebar kebencian kepada pemerintah. Hukum itu dibuat

berhubungan dengan presdelictnya Sneevliet yang mampu

menunjukan kelemahannya aturan itu. Para jurnalispun sekarang

harus melalui hukuman di pengadilan negeri. Pemerintah adalah

alatnya kapitalis apalagi saat politik opendeur dibuka, dengan

politik itu para pengusaha swasta bisa masuk dengan bebas.

Untuk menghilangkan penindasan ini maka Bumiputera harus

melawannya.195

Tidak selamanya orang sepakat dengan perlawanan yang

terus dilakukan oleh Marco, ada saja orang yang menganggap

bahwa ia bukanlah orang terpelajar dan ia hanya bisa membuat

keresahan di masyarakat. Pernyataan itu langsung dibantah oleh

Marco dalam artikel Dorongan oentoek si Pendjilat. Di sini

Marco mencoba menggambarkan dua sosok Belanda yang

dipecat dari pekerjaannya karena membela kemanusiaannya

194

Sinar Hindia 20 Agustus 1918 195

Sinar Hindia 21 Agustus 1918

Page 168: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

149

Bumiputera. Selain itu dia menyinggung para penjilat yang ingin

mendapatkan atau sekedar mencicipi hasil dari kapitalisme. Ia

pun mebantah tuduhan bahwa dia adalah orang tidak terpelajar, ia

mengakui memang dia bukan seorang lulusan sekolah tinggi tapi

dia membuktikan pada semua orang karena turun ke medan

kemajuan untuk membela bagsa Bumiputera196

.

Dua hari setelah artikel ini terbit Marco yang dikenal sebagai

jurnalis berhaluan sosialis mencoba memberitahukan bahwa

dirinya menganggap saudara dengan semua orang yang tertindas

baik serdadu, materus, maupun orang preman dan ternyata benih

sosialisme telah meraja dihatinya balatentara daratan dan

lautan.197

2) Artikel pendidikan

Setelah artikel politik yang mendominasi halaman depan

Sinar Hindia, para penulis masih mempersoalkan pendidikan di

Hindia meski tak sebanyak seperti Sinar Djawa. Artikel pertama

ditulis oleh salah satu redaktur Sinar Hindia yaitu Darsono, ia

menulis Giftige waarheidspijlen (Panah Pengadilan beratjoen).

Darsono kecewa dengan sistem pendidikan yang diterapkan

pemerintah Belanda, menurutnya sekolah-sekolah itu diadakan

hanya untuk memperbesar keuntungan setan uang (kapitalis) saja

dengan mendirikan sekolah-sekolah kejuruan,

―Sekolah machinist boeat pabrik-pabrik atau spoor dan tram

kepoenjaanja setan oeang asing. Sekolah opalchter begitoe

djoega sekolahan dagang idem, opleiding school boeat

196

Sinar Hindia 23 Agustus 1918 197

Sinar Hindia 25 Agustus 1918

Page 169: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

150

ambtenaar idem, HBS idem, cultuurschool di Soekaboemi

idem, sekolah dokter setali tiga oeang dan begitoe

sebagainja .198

Darsono juga menyinggung soal gaji guru, ia meminta

kenaikan gaji jika tidak maka ia akan membat protes. Buruknya

sistem pendidikan di Hindia amat disayangkan oleh Darsono,

padahal sudah 300 tahun Belanda berdiam di Hindia tapi masih

banyak orang yang bodoh. Dengan keadaan seperti maka yang

sangat dirugikan adalah bangsa kromo.

Permasalahan gaji guru kembali disinggung oleh penulis

bernama Jono Patier dengan artikelnya Chabar jang

menjedihkan. Ia mendapat kabar dari PGHB (Persatuan Guru

Hindia Belanda) cabang Bandung tentang gaji guru Bumiputera

yang akan segera diperbaiki, tapi itu hanya berlaku untuk guru

lulusan Kweekschool saja. Jono Patier meresponnya dengan

kecewa, baginya keputusan itu tidak adil karena masih berat

sebelah. Guru-guru bantu pun harus menerima kenaikan gaji

untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, protes sudah dilakukan

berulang kali lewat tulisan-tulisan, ia juga mengajak kepada

kromo untuk bergerak bersama-sama meminta kenaikan gaji.

Sistem pendidikan yang diterapkan di Hindia selain untuk

kepenting kapitalis penerapannya pun dianggap berat sebelah,

dalam hal ini lebih mementingkan orang dari bangsa Belanda,

buktinya adalah pemerintah hanya main-main memberikan

pengajaran kepada Bumiputera, lambat dalam menangani

keperluannya sekolah Bumiputera, tidak mau membayar guru,

dan jika sekolah Belanda rusak langsung diperbaiki, tapi sekolah

198

Sinar Hindia 2 Mei 1918

Page 170: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

151

Bumiputera tidak. Keterangan ini ditulis oleh Gato Lotjo dalam

tulisannya Boeah Fikiran.199

Pentingnya sebuah pendidikan untuk Bumiputera tertuang

dalam artikel Kita dan Onderwijs, sekolah adalah tempat untuk

mengembangkan kemampuan, mengentas kebodohan, dan untuk

menjunjung tinggi derajat. Sekolah juga bisa dijadikan senjata

untuk melawan penindasan dan menuntut keadilan.200

Marco tidak hanya aktif mengisi kolom-kolom Sinar Hindia

dengan artikel politik, dalam artikel pendidikan pun ia

menuliskan kritiknya yang tajam pada pemerintah ataupun

kapitalis. Ia menulis Orang Asia di Asia (Hal onderwijs), Marco

mencoba mendedah persoalan kebutuhan sekolah di Hindia yang

belum terpenuhi oleh pemerintah. Dengan jumlah penduduk

sekitar 60 juta orang di Hindia baru 10% yang sekolah, itupun

dengan sekolahan yang diberi seadanya yang tidak bisa dinikmati

oleh semua golongan. Yang bisa menimati sekolah itu hanyalah

orang-orang berpangkat dan beruang, berbanding terbalik jika

melihat negeri Belanda sebagai negeri induk, di mana siapapun

bisa sekolah asal ada kemauan.

Buruknya sistem pendidikan terlihat dari sekolah-sekolah di

desa untuk Bumiputera misalnya, di sekolah desa ini anak-anak

diajari oleh anak yang lebih tua kisaran usia 14-15 tahun, jumlah

sekolah yang masih sangat kurang menyebabkan ratusan anak

tidak bisa sekolah setiap tahunnya, adapun sekolah-sekolah

199

Sinar Hindia 23 Juni 1918 200

Sinar Hindia 5 Agustus 1918

Page 171: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

152

lainnya hanya bisa dinikmati oleh prijai, hartawan, dan bangsa

Belanda,

―Masoek sekolah Belanda dilarang (bapaknja boekan

djaksa), masoek sekolah HI poen ta boleh bapaknja

ta beroeang.‖. Marco membandingkan keadaan ini dengan

negeri Belanda sebagai negeri induk ―Di tanahnja sendiri

diadakan ini, itoe, onderwijs jang mentjoekoepi, di negeri

Belanda sekalian anak jang berkepandaian dan jang ada

kemaoean (anaknja siapa djoega) dapat melandjoetkan

peladjaran…‖.

Di Hindia selain bangsa Belanda yang bisa menikmati

pendidikan dengan baik, bangsa Tionghoa adalah salah satunya.

Bangsa Tionghoa sudah sadar dengan pendidikan lebih dahulu,

tanpa bantuan pemerintah mereka bisa membangun sekolah-

sekolah untuk bangsanya sendiri dengan dibekali bahasa Inggris.

Pemerintah Belanda melihat itu sebagai suatu ancaman, oleh

karenanya dibuatlah sekolah Hollandshe Chineesche School

(HCS) untuk bangsa Tionghoa, dalam sekolah ini kemampuan

bahasa ditambah dengan bahasa Belanda. Keberhasilan bangsa

Tionghoa membangun pendidikannya adalah karena ditopang

uang yang cukup. Marco menyarankan pemerintah untuk

mengubah aturan tentang sekolah agar bisa dinikmati oleh semua

golongan dan memperbanyak sekolah guru (Kweekschool dan

Normaalschool) agar tidak kekurangan guru lagi.201

Terakhir, masih menyoal kurangnya sekolah di Hindia, S.

Joenoes menulis Hindia Kekoerangan Onderwijs. Ia

menyampaikan bahwa Hindia sudah 300 tahun diperintah oleh

Belanda tapi rakyatnya masih banyak yang bodoh, karena jumlah

201

Sinar Hndia 16 Agustus 1918

Page 172: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

153

sekolah yang masih sangat kurang untuk Bumiputera jika

dibandingkan dengan Nederland yang banyak sekali sekolah

tingginya. Padahal perbandingan penduduk Hindia 10 kali lebih

banyak. Di Hindia hanya ada sebuah sekolah guru lanjutan

(Hoogere Kweekschool) dan kira-kira ada 7 Kweekschool dan

Noormaalscholen dan hanya ada berapa buah sekolahan

menengah (Middelbare scholen) tetapi yang bisa duduk di

bangkoe sekolahan tersebut hanya anaknya priyai dan anaknya

orang-orang hartawan.202

3) Artikel ekonomi

Masih bertalian dengan dua artikel sebelumya, selanjutnya

yang amat penting adalah artikel ekonomi dan berhubungan

dengan pekerjaannya Bumiputera. Pertama Abdoel Moeim

menulis artikel berjudul Hal koeli Kontrak (Kalau di sesoeatoe

onderneming ada kedjadian jang sangat boeroek oentoek koeli

kontrak bangsa kromo). Pesannya adalah meskipun sudah

menjadi kuli kontrak, baik laki-laki atau perempuan jangan

sampai lalai dan menjatuhkan derajat bangsa Bumiputera. ―o!

kromo!! Bangsakoe!! Miski sekarang ini telah mendjadi koeli

kontrak sekalipoen, baik laki-laki maopoen perempoean sadarlah

ja saudarakoe….‖.203

Lagi-lagi soal pembagian gaji oleh para pemilik perusahaan

tidak bertindak adil. Satoe Poor Allen menulisnya dalam Moeloet

Manis!!. Ia menyampaikan tentang pembagian gajih yang tidak

202

Sinar Hindia 22 Agustus 1918 203

Sinar Hindia 22 Mei 1918

Page 173: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

154

adil atau tidak merata oleh kaum setan uang kepada kaum buruh,

contohnya terjadi pada buruh Bumiputera yang sudah bekerja 11

tahun tapi gajinya hanya sebesar f.40/bulan. Dengan begitu parah

buruh meminta kenaikan gaji sebar 50 f/bulan. Selain itu penulis

mengajak kaum buruh agar tidak perca a pada ―mulut manis‖

nya kaum uang yang sering menyengsarakan rakyat. Ia pun

mengajak agar kaum buruh bersatu untuk mengalahkan kaum

uang yang adalah musuh lahir batinnya.

―Apa itoe!!! Awas!! O saudara! Djangan sampai kena

pengaroehnja moeloet manis, sebab ini berbahaja soenggoeh

bagi kita kaoem boeoroeh jang nasibnja masih djelek. Ajo

saudara kaoem boeroeh, koempoelkanlah kekoeatanmoe

masih soeka berboeat sewenang-sewenang….‖.204

Jika saat membahas artikel di Sinar Djawa kita menemukan

kasus pengelolan tiket di stasiun Tugu Jogjakarta yang

semarawut, di Sinar Hindia kita temukan kenaikan harga tiket

yang terlampau mahal. Tiket yang terlampau mahal itu dianggap

tidak adil untuk Bumiputera Djawa kromo, karena kenaikan

harga tiket itu akan lebih menguntungkan pemilik perusahaan

kereta. Pernyataan ini dimuat dalam artikel berjudul Tidak Adil!!!

Ditulis oleh Satoe poor Allen.205

Z. Mohamad kembali muncul dengan tulisan Pemandangan-

nya, kali ini ia menggambarkan kejahatannya pemerintah dan

kapitalis yang bekerjasama membuat bank di afdeling-afdeling.

Siasat awalnya adalah meminjamkan uang kepada kromo dengan

alasan membantu, namun saat kromo tidak mampu membayar

atau menunggak maka tanahnya akan disita, bahkan tak jarang

204

Sinar Hindia 27 Mei 1918 205

Sinar Hindia 1 Juni 1918

Page 174: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

155

menyeretnya ke pengadilan. Kasus itu pernah terjadi di afdeling

Kudus pada pertengahan tahun 1917, rumahnya disita karena

menunggak pinjaman kepada Koedoesche Hulpbank dan ratusan

orang dibawa ke pengadilan negeri.206

Di Sinar Djawa kita telah temukan banyak artikel yang

memuat tentang pendidikan perempuan, namun menariknya di

Sinar Hindia kita menemukan hal lain yang berhubungan dengan

perempuan. Hal lain itu adalah pekerjaan perempuan Bumiputera

sebagai seorang gundik atau Nyai-nya orang-orang Belanda.

Mereka menjadi Nyai-nya para militer laki-laki Belanda karena

tergoda oleh uang. Kasus ini banyak terjadi di daerah pabrik-

pabrik gula,

―Kemadjoean kaoem perempoean Bumiputera koerang

sekali diperhatikan oleh pihak lelaki, tandanja kalau

sajadatang di Legerkorpa soenggoeh boekan main banjaknja

perempoean bangsa kita jang mendjadi njai militairen‖.

Berita ini dimuat dalam artikel berjudul Ratjoen bagi

Perempoean Boemipoetra, oleh Seoamdi.207

Selanjutnya terbit artikel Djoeroetoelis B.B. tiada berharga

yang mempersoalkan tentang pembagian kerja yang

diperdebatkan oleh priyai dewan domestik dan dewan kehutanan

(Binlendens Bestuur dan Boschwezen), jika saling ambil

pekerjaan maka akan saling merugikan.

―Dengan pendek kita seboetkan, hal penggerakan prijai

boschwezen (kehutanan) jang ingin masoek bekerdja

kepada B.B. tentoe sadaj bakal meroegikan kepada kaoem

djoeroetoelis B.B. jang berkenag-kenang siang dan malam

boeat pengharapannja, sebaliknja penggerakan prijai B.B.

206

Sinar Hindia 30 Juni 1918 207

Sinar Hindia 31 Juli 1918

Page 175: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

156

jang ingin masoek bekerdja kepada boschwezen tentoe

sadja bakal meroegikan toean-toean mantra politie

boschwezeb atao boshwachter‖.208

4) Artikel kesehatan

Sinar Hindia sedikit menyinggung soal kesehatan

Bumiputera dan perlakuan pemerintah terhadapnya. Seperti

dalam artikel Siapakah jang soeka roegi? oleh Soemardi.

Dijelaskan bahwa kapitalis Belanda menjual makanan afkir

seperti susu dan biskuit di toko-tokonya, sungguh tindakn itu

sangat merugikan bagi siapapun yang memakanya karena akan

mendatang penyakit. Sayangnya pemerintah seolah mendukung

tidakan itu dengan rencana akan menjual kue buatan pabrik roti

yang sudah afkir juga. Tindakan yang sangat apalagi saat wabah

kolera datang bangsa Bumiputera pun sering kena imbasnya

karena dilarang berdagang buah-buahan. Penulis juga berpesan

jangan sampai barnag itu jatuh ketangan orang-orang Tionghoa

larena pasti akan ia jual di toko mereka seprti yang ditemuka di

Glodok Betawi. Tindakan itni sebelumnya sudah pernah ditegur

oleh Het nieuws van den dag no. 302 dd 22 December 1917 jang

boeninja ―siapakah jang soeka beli makanan jang berbahoe dan

keloear tjajingnja, sedang soengggoehnja boeat makanan babi

sadja tidak patoet‖. Diakhir penulis memeohon kepada

pemerintah agar dilenyapkan para kapitalis itu dari mukabumi.209

Selain artikel itu terbit artikel berjudul, Orang Djawa di sia-

sia! Orang mendatang pada senang! Oleh S. Partoatmodjo,

208

Sinar Hindia 12 Agustus 1918 209

Sinar Hindia 10 Agustus 1918

Page 176: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

157

isinya lanjutan dari sikap pemerintah terhadap wabah pest dan

kolera yang sempat disinggung Semaoen dalam Sinar Djawa

tempo lalu. Kali ini artikel menyinggung soal penanganan wabah

pest dan kolera dari pemerintah yang tidak manusiawi, orang

yang sakit akan dibawa ke Stadsverband, dan keluarganya akan

dibawa ke barak. Di barak kondisi perwatannya sangat tidak

sempurna. Saat anggota kelurga wafat baik itu di perkotaan

(Stadsverband) atau di barak, keluarganya tidak diperbolehkan

mengambil mayat karena mayat akan diurus. Sayangnya sedikit

dari mereka yang paham cara mengubur dalam Islam.

―Hatta maka sedjak timboelnja matjam-matjam penjakit di

Hindia, maka orang-orang Djawa kromo djoga pendoedoek

Semarang mendjadi kalang kaboet, jaitoe lantaran kekerasan

atau pendjagaan keselamatan oemoem.‖.210

C. Respon Sinar Djawa dan saat menjadi Sinar Hindia

Kembali mengutip pernyataannya Sartono Kartodirdjo,

baginya pers mampu menciptakan sistem komunikasi yang

terbuka, membantu tumbuhnya massa kritikal di masyarakat,

berperan sebagai juru bicara, menjadi pendidikan politik bagi

Bumiputera, dan menjadi ancaman bagi penguasa kolonial.

Sejak Sinar Djawa dibeli oleh SI Semarang pada akhir 1913

dan mulai terbit pada 4 Januari 1914, koran ini memiliki moto

―Orgaan bagi Boemipoetra dan segala bangsa‖, artin a sasaran

pembaca koran ini tidak terbatas pada orang-orang Jawa saja

melainkan seluruh masyarakat yang ada di Hindia bahkan di luar

Hindia, hal ini bisa dilihat dari harga jual koran yang berbeda

210

Sinar Hindia 18 Agustus 1918

Page 177: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

158

antara di Hindia dan luar Hindia. Memilih bahasa melayu atau

bukan bahasa Jawa dalam koran juga adalah strategi yang

digunakan agar sekup pembaca lebih luas. Tidak hanya pembaca

yang lebih luas tapi para kontributor atau penulis pun tidak

terbatas hanya pada kalangan SI Semarang saja. Ruang yang

lebih luas memberi dampak dinamis tersendiri, di dalamnya

terjadi dialektika antar berbagai penulis yang tertuang dalam

berbagai artikel dan beberapa di antaranya berbentuk sajak.

Tentang haluan atau karakter koran ini Dewi Yuliati dalam

tesisnya mengutip pernyataan penasihat urusan Bumiputera di

Hindia Belanda, D.A. Ringkes, bahwa surat kabar Sinar Djawa

milik SI Semarang tidak penting karena ungkapan-ungkapannya

yang tidak tajam. Hemat penulis kondisi itu tidak konstan, karena

sifatnya sangat dinamis, terutama dalam penelitian ini. Penelitian

ini mengambil edisi 4 bulan terakhir Sinar Djawa dan 4 bulan

awal Sinar Hindia untuk mengetahui respon dari keduanya.

Empat bulan terakhir Sinar Djawa, artikel yang berkembang

menunjukan semangat Bumiputera terhadap sebuah perubahan

kehidupan yang lebih maju, dengan mengedepankan keadilan,

persamaan derajat dan kemajuan dalam pendidikan. Hal tersebut

bisa diketahui dari kata-kata yang sering muncul dalam setiap

edisinya dan menjadi sebuah misi tersendiri, misalnya;

Persatoean, pergerakan rakyat, Hindia boeat orang Hindia,

revolutie, evolutie, sama rata sama rasa, kemadjoean

Boemipoetra, menjoengjoeng rakyat, rechtpersoon (hak

individu), berani karena benar, zelfbestuur (pemerintahan

sendiri), kemerdekaan dunia, pendidikan oentoek kemadjoean

Page 178: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

159

bangsa, menjoengjoeng dradjat, djaman kemadjoean,

memandjoekan kepandaian, memandjoekan rakjat, dan zaman

perubahan. Pernyataan itu diperkuat oleh misi emansipasi yang

di sepakati oleh Sarekat Islam yaitu, (1) persamaan derajat, (2)

penghargaan terhadap identitas diri, (3) penentu nasib sendiri

dalam politik, dan (4) antikapitalisme.211

Masuknya Semaoen sebagai Presiden SI Semarang juga

memberi pengaruh dari mengerasnya suara Sinar Djawa,

dibandingkan saat presidennya masih Mas Soedjono. Pengaruh

itu tidak terlalu signifikan sampai Semaoen masuk dalam jajaran

redaksi Sinar Djawa pada 19 November 1917 sebagai redaktur

bagian politik dan secara terang benderang ditandai dengan

terbitnya artikel SI Semarang Bergerak Keras yang terbit pada 28

Desember 1917. Pengaruh sosialisme juga semakin menguat saat

terbit artikel berjudul De Groote denkers de eeuwen bagian Karl

Marx en Zijne Voorgangers, karangan Jos Loopuit. Penulis

artikel ini adalah Karjadipa yang terbit pada 22 Desember 1917

dan terbit secara berkala guna memperkenalkna gagasan

sosialismenya Karl Marx.

Sinar Djawa meneguhkan sikapnya sebagai surat kabar yang

keras terhadap pemerintah dan kapitalis saat berubah namanya

menjadi Sinar Hindia 1 Mei 1918, ― elah dipoetoeskan di

Aandeelhouder vergadering Sinar Djawa kemarin, ini boelan

jaitoe atas permintaan saudara Semaoen maka nama soerat kabar

kita Sinar Djawa diganti Sinar Hindia. Memang kita meofakat

211

A.P.E. Korver, Sarekat Islam Gerakan Ratu Adil? (Jakarta: Grafiti

Pers, 1985), 27.

Page 179: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

160

sekali tentang gantinya itoe nama. Moelai besok tanggal 1 Mei di

moeka ini Sinar Djawa memakai namanja baroe Sinar Hindia.

Hoebaja-hoebaja lantaran perubahan ini nama Sinar Hindia

orgaanja Sarekat Islam Semarang jang ini waktoe bergerak keras

bisa pandajang oesianja. Djadi sekarang N.V. Handel

Matschappij dan Drukkerij Sarekat Dagang Islam Semarang merk

Sinar Djawa menerbitkan soerat kabar jang bernama Sinar

Hindia. Hidoepalah arekat Hindia dan arekat Islam‖.212

Pada awal bulan Mei di halaman muka koran terdapat sedikit

tambahan di bagian bawah dan samping. Tambahan itu berupa

kalimat slogan yang bernada provokatif, seperti kalimat berikut

―Hindia berdarah, Hindia berapi. Gasaklah ang salah

dengan berani sampai mati!‖213

Semenjak kemunculan tokoh-

tokoh muda yang berhaluan marxis seperti Semaun, Darsono, dan

Marco orientasi surat kabar ini lebih keras atau non koperatif

terhadap pemerintah dan pihak swasta yang menghisap tenaga

kaum buruh dengan upah yang sangat minim. Saat berubah

menjadi Sinar Hindia isi dari artikel-artikel yang terbit lebih

berani terlihat dari pilihan kata yang digunakan misalnya untuk

kata kaoem oeang yang berarti kapitalis berubah menjadi setan

oeang, dan penyebutan langsung nama orang di pemerintahan

yang menjadi sasaran kritiknya, mislanya Daendels yang dikritik

karena pembangunan jalan yang dilakukannya hanya membuka

keran keuntunga untuk kapitalis dan menjadikan Bumiputera

hanya sebagai pekerja yang diibaratkan sebagai perkakas.

212

Sinar Djawa, 30 April 1918. 213

Sinar Djawa, 2 Mei 1918

Page 180: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

161

Semangat ini lahir karena tekanan dari pemerintah yang

didukung oleh para kapitalis, sudah dijelaskan sebelumnya

semenjak Semarang berubah status menjadi Kota Praja

pembangunan infrastruktur terjadi sangat massif, guna

mendukung industrialisasi yang dikembangkan oleh para kapitalis

tersebut, terutama industri gula. Menjadi salah satu pusat industri

terbesar membuat mobilitas kota ini lebih tinggi dan lebih terbuka

dari kota-kota lainnya di Jawa. Selain itu di kota ini pula lah

permasalahan sosial muncul lebih banyak dari yang lainnya,

sehingga muncul banyak kritik.

Di mulai dari persoalan pendidikan yang menjadi sebuah

artikel besar karena sering sekali dibahas, dalam jangka waktu 4

bulan saja Sinar Djawa menerbitkan 18 artikel tentang

pendidikan. Pembangunan sekolah, perlakuan guru yang semena-

mena terhadap siswa, kelangkaan alat pengajaran akibat Perang

Dunia I, gaji guru yang kecil, siasat untuk tidak menggunakan

bahasa Belanda, dan peringatan terhadap dampak negatif

pendidikan model Barat yang melupakan tradisi lama, adalah

artikel yang berkembang selam 4 bulan di Sinar Djawa. Secara

umum artikel pendidikan yang berkembang adalah tentang

pendidikan yang layak untuk semua golongan tidak terkecuali

Bumiputera Laki-laki dan perempuan.

Dalam Sinar Hindia artikel tentang pendidikan tidak

sebanyak seperti Sinar Djawa, terhitung hanya ada 5 artikel yang

menyinggung soal pendidikan. Dalam Sinar Hindia yang disasar

oleh para penulis adalah sistem pendidikannya yang semerawut,

sekolah-sekolah kejuruan itu diadakan hanya untuk memperbesar

Page 181: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

162

keuntungan setan uang (kapitalis). Permasalahan lama yang

sudah di singgung oleh Sinar Djawa tidak bisa diselesaikan oleh

pemerintah, guru bantu masih menerima gajih yang sangat kecil,

anak-anak kromo di desa hanya bisa menikmati pendidikan yang

gurunya anak berusia 14-15 tahun dan sekolah yang masih sangat

sedikit. Bangsa Belanda yang sudah menduduki Hindia selama

300 tahun tidak berhasil membuat masyarakatnya lebih cerdas

berbeda dengan di negeri Belanda, semua orang bisa sekolah.

Dalam Sinar Hindia artikel politik lebih banyak muncul dari pada

artikel pendidikan menandai konsentrasi gerakan pada saat itu

lebih pada aspek politik.

Pada dasarnya, tujuan pendidikan yang diselenggarakan oleh

pemerintah kolonial Belanda adalah sebuah strategi kolonialisme

tersembunyi (hidden colonialism). Dengan kata lain terdapat

politisasi dalam praktik pendidikan kolonial Belanda. Ada dua

tujuan besar yang terkandung dari praktik pendidikan kolonial

Belanda tersebut. Pertama, menciptakan tenaga kerja terampil

yang akan dipekerjakan oleh pemerintah Hindia Belanda dalam

mengeksploitasi sumber daya alam dengan upah yang rendah,

juga dipekerjakan di perusahan-perusahan milik kaum kapitalis.

Kedua, sosialisasi dan internalisasi kebudayaan Barat pada

penduduk Bumiputera. Dengan pendidikan model Barat ini,

diharapkan akan tercipta kaum Bumiputera yang berbudaya Barat

sehingga mengacuhkan budayanya sendiri.214

214

Syaifudin, Tan Malaka: Merajut Masyarakat Dan Pendidikan

Indonesia Yang Sosialistis (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), 27.

Page 182: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

163

Dalam teori hegemoni Antonio Gramsci, model pendidikan

yang diterapkan oleh pemerintah Hindia Belanda adalah salah

satu cara untuk mendominasi, sehingga kaum Bumiputera harus

menerima posisinya sebagai kelompok subordinat dan menerima

budaya yang dimiliki oleh kelompok yang mendominasi, dalam

hal ini budaya Belanda. Di mata Gramsci, agar yang dikuasai

mematuhi penguasa, yang mematuhi tidak hanya harus merasa

mempunyai dan menginternalisasi nilai-nilai norma penguasa,

lebih dari itu mereka juga harus memberi persetujuan atas

subordinasi mereka. Inilah yang dimaksud Gramsci dengan

hegemoni atau menguasai dengan kepemimpinan moral dan

intelektual secara konsensual.215

Atau seperti yang paparkan oleh

James Lull; ―hegemoni adalah kekuatan dominasi ang dimiliki

satu kelompok sosial atas ang lain, ini merujuk pada ―saling

ketergantungan asimetris‖ antar kelas sosial dalam satu negara.

Hegemoni adalah dominasi dan subordinasi yang disusun oleh

kekuasaan‖.216

Melalui pendidikan, pemerintah Belanda mencoba untuk

menghegemoni Bumiputera dengan internalisasi budaya.

Internalisasi budaya adalah cara halus untuk meneguhkan

kekuasaan. Kondisi itu segera disadari oleh Bumiputera yang

sudah mengenyam pendidikan modern, baik di tanah Hindia

maupun di Belanda, Yudi Latif menyebutnya sebagai

intelegensia. Kaum intelegensia ini kemudian melakukan apa

215

Muhadi Sugiono, Kritik Antonio Gramsci Terhadap Pembangunan

Dunia Ketiga (Jogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), 31.

216

James Lull, ―Hegemon ,‖ in A Cultural Studies Approach To

Media: Theory (Columbia: Columbia University Press, 1995), 33.

Page 183: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

164

yang dinamakan dengan kontra hegemoni, yaitu memunculkan

ide dan gerakan tandingan untuk melawan hegemoninya

pemerintah dan kapitalis.

Untuk bisa menghegomoni, menurut Gramsci ada tiga fase

yang harus dilalui, pertama lahirnya kesadaran tentang

kesetaraan, kedua berkembang menjadi kesadaran akan

kepentingan bersama untuk memperoleh persamaan politik dan

hukum dengan pihak yang berkuasa, dan ketiga fase di mana

ideologi-ideologi yang sebelumnya terpecah bersaing sampai

salah satunya, atau gabungan dari ideologi-ideologi itu menang

sehingga bisa menyatukan tujuan-tujuan ekonomi, politik,

intelektual, dan moral.217

Sampai saat tahap hegemoni, maka akan

lahir kepercayaan dominan yang akan mengontrol keseluruhan

proses sosial di dalam masyarakat.218

Setelah artikel-artikel pendidikan mengarah pada

kolonialisme tersembunyi (hidden colonialism) golongan

intelegensia atau apa yang disebut Gramsci sebagai intelektual

organik melakukan kontra hegemoni politik dalam hal ini artikel

politik yang berkembang di Sinar Djawa dan Sinar Hindia.

Dalam Sinar Djawa setidaknya masih terbit artikel yang

bersepakat dengan kebijakannya pemerintah, yaitu untuk

membuat pemerintahan sendiri (zelfbestuur) dengan membuat

Dewan Rakyat (volksraad), dan milisi Bumiputera (indie

werbaar). Tokoh yang sepakat dengan itu adalah Abdoel Moeis,

217

Roger Simon, Gagasan-Gagasan Politik Gramsci (Yogyakarta: Insist

bekerjasama dengan Pustaka Pelajar, 2004), 34. 218

Yasraf Amir Piliang and Jejen Jaelani, Teori Budaya Kontemporer:

Penjelajahan Tanda Dan Makna, 98.

Page 184: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

165

karena menurutnya dengan begitu Hindia akan mengalami

kemajuan pendidikan, ekonomi, dan keamanan yang terjamin.

Artikel politik yang bersepakat dengan pemerintah hanya ada tiga

artikel, jumlahnya sangat sedikit jika dibandingkan dengan yang

kontra yang berjumlah 20 lebih artikel. Jika melihat jumlahnya

maka artikel penolakan terhadap kebijakan pemerintah lebih

mendominasi.

Fokus kritik dalam Sinar Djawa adalah, persamaan hak,

penolakan terhadap volskraad dan indie werbaar, pengembalian

tanah partikulir, industri kapitalis yang mencekik kaum kromo,

delik pers Sneevliet dan Marco, serta gerakan yang dilakukan

oleh berbagai perkumpulan Bumiputera, Tionghoa, dan keturunan

Belanda. Notabene yang menolak atau mengkritik kebijakan

pemerintah adalah kelompok-kelompok gerakan berhaluan kiri

(marxis dan sosialis). Kelompok-kelompok kiri yang sering

muncul adalah ISDV, SDAP, dan SI Semarang setelah

pengaruhnya Sneevliet menguat. Kelompok itu menilai kebijakan

pemerintah kolonial hanya berpihak pada kapitalis, misalnya

volksraad yang berhak memilih adalah orang-orang dengan

penghasilan f. 50/bulan dan yang bisa berbahasa Belanda yang

jumlah semuanya hanya ada 1% dari jumlah Bumiputera.

Volksraad dianggap sebagai comidie yang tidak berpihak pada

Bumiputera.

`Rata-rata artikel politik yang berkembang adalah suara

perlawaan yang harus didukung dengan bersatunya para buruh

atau kaum kromo yang hidupnya tidak sejahtera di bawah

pemerintah Belanda yang bersekutu dengan kapitalis.

Page 185: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

166

Artikel politik yang ada dalam Sinar Hindia tidak jauh

berbeda karena hanya kelanjutan dari terbitan sebelumya dalam

Sinar Djawa. Ada pun yang sedikit membedaknnya adalah, para

penulis menuntut keadilan hukum atau persamaan di mata

hukum, di antaranya diantaranya: (1) pemerintahan, (2) sekolah,

(3) perusahaan tanah dan hewan, (4) kesehatan rakyat, (5) pajak,

(6) lumbung dan bank, (7) perdagangan, (8) pegadaian, (9) candu,

(10) militer, dan (11) transportasi.

Bergerak dalam bidang politik saja tidak cukup, karena

bidang ekonomi pun harus diperjuangkan. Gramsci mengatakan

sebuah kelas yang sedang bergerak maju kearah hegemoni harus

berusaha mencapai kepemimpinan dalam bidang produksi.219

Dalam Sinar Djawa dan Sinar Hindia, penulis menemukan

artikel-artikel yang mengarah kesana yang selanjutnya disebut

dengan artikel ekonomi. Secara garis besar artikel ekonomi dalam

Sinar Djawa membahas persoalan tentang gaji pegawai

Bumiputera yang sangat kecil, sebagai dampak dari minimnya

kemampuan mereka dalam bekerja. Secara eksplisit para penulis

artikel menyebutnya dengan kebodohan Bumiputera adalah

penyebab kurang dihargainya pikiran dan tenaga mereka.

Kondisi itu diperparah dengan barang kebutuhan pokok yang

mahal karena kelangkaan yang diakibatkan Perang Dunia I.

Beberapa Bumiputera yang tidak memiliki keahlian pun rela

menjadi pengemis untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, seperti

yang terjadi di Tegal sebagaimana dituturkan oleh P.Hj dalam

artikelnya Boeah Pengharapan. Selain itu dalam masa krisis

219

Yasraf Amir Piliang dan Jejen Jaelani, 117.

Page 186: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

167

akibat Perang Dunia I para pengusaha Bumiputera tidak mampu

bersaing dengan perusahaan besar milik orang Eropa dan

Tionghoa.

Dalam Sinar Hindia kembali ditegaskan akibat kebodohan

dan minimnya kemampuan Bumiputera, mereka terjebak dalam

siasatnya pemerintah Belanda. Siasat itu berupa peminjaman

uang dari bank,awalnya adalah meminjamkan uang kepada

kromo dengan alasan membantu, namun saat kromo tidak mampu

membayar atau menunggak maka tanahnya akan disita, bahkan

tak jarang menyeretnya ke pengadilan. Jika dalam Sinar Djawa

ditemukan kasus Bumiputera menjadi pengemis, dalam Sinar

Hindia ada kasus perempuan Bumiputera menjadi seorang gundik

atau Nyai-nya orang-orang Belanda, kasus ini banyak terjadi di

daerah pabrik-pabrik gula. Iklim kapitalisme yang sedang tumbuh

pesat di Hindia membuat Bumiputera semakin terpuruk.

Membaca artikel pendidikan, politik, dan ekonomi dalam

Sinar Djawa dan Sinar Hindia melalui kacamata hegemoni

Gramsci dengan tiga fase yang harus dilewati, artikel-artikel yang

berkembang selama 8 bulan terbit hanya sampai pada fase kedua.

Fase pertama yaitu bangkitnya kesadaran akan kesetaran telah

terlewati dengan lahirnya berbagai perkumpulan Bumiputera.

Fase kedua yaitu, timbulnya berbagai kritik terhadap pemerintah

dan tuntutan terhadap persamaan hak pendidikan, politik, dan

ekonomi. Fase yang terakhir belum mampu terlewati yaitu

menyatukan tujuan-tujuan ekonomi, politik, intelektual, dan

moral di antara ideologi-ideologi yang berbeda, karena sebelum

Page 187: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

168

sampai tahap ini kelas yang terhegemoni harus mampu meguasai

kepemimpinan dalam bidang produksi.

Lalu artikel-artikel lainnya seperti artikel kesehatan, tradisi,

dan agama tidak banyak yang diterbitkan, jumlahnya tidak lebih

dari lima artikel. Ketiga artikel itu pun lahir akibat dampak

langsung dari tiga artikel utama terdahulu, yaitu pendidikan,

politik, dan ekonomi.

Page 188: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

169

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dari bab-bab dalam skripsi ini, dapat

disimpulkan bahwa, Sinar Djawa dan Sinar Hindia hidup di

tengah-tengah situasi politik yang tidak stabil. Hegemoni

persekutuan pemerintah dan kapitalis mendapat perlawanan

sengit dalam bentuk artikel dan beberapanya berbentuk sajak.

Sinar Djawa tidak bisa dikatakan sebagai surat kabar yang tidak

kritis karena sejak masuknya Semaoen dalam tubuh Sarekat Islam

Semarang secara tidak langsung menajamkan daya kritis Sinar

Djawa. Apalagi saat ia masuk jajaran redaksi sebagai redaktur

dalam bidang politik. Artikel-artikel yang dikembangkan

menyentuh semua aspek kehidupan yang penting pada saat itu,

terutama pendidikan, politik, dan ekonomi.

Dalam pendidikan sistem yang dikembangkan adalah sistem

klasifikasi berdasarkan rasial, jabatan, dan penghasilan orang tua.

Sistem itu jelas sangat merugikan kromo karena mereka tidak

bisa bersekolah. Belum lagi persoalan bangunan sekolah yang

masih sangat kurang sehingga setiap tahunnya ada ribuan anak

Bumiputera yang tidak bisa langsung mengenyam pelajaran di

sekolah. Selain itu gaji guru bantu masih sangat kecil sehingga

tidak bisa mencukupi kebutuhan hidup mereka, apa lagi kondisi

krisis yang terjadi akibat Perang Dunia I menambah berat beban

mereka.

Page 189: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

170

Dalam bidang politik, bangsa Bumiputera masih berada

dalam posisi subordinat dari golongan Eropa terkecuali mereka

yang ikut mengkritik dengan keras pemerintah. Keadilan hukum

tidak jauh berbeda keberpihakannya hanya kepada setan oeang.

Bahkan karena ketakutannya pemerintah, mereka membuat

undang-undang pers yang represif untuk mematikan suara para

penulis maupun jurnalis.

Bidang ekonomi sangat jelas keberpihakan pemerintah pada

para kapitalis, Bumiputera hanya dijadikan perkakas yang

bernyawa atau sapi perah saja. Keuntungan yang yang sangat

besar dari eksploitasi sumber daya alam dan sumber daya

manusia tidak membuat sejahtera bangsa Bumiputera.

Perubahan nama menjadi Sinar Hindia hanya sebagai

pertanda meneguhkan haluannya sebagai surat kabar non

kooperatif yang ada di Semarang. Artikel-artikel yang

dikembangkan pun tidak jauh berbeda dengan Sinar Djawa,

hanya saja piliha kata-kata yang digunakan lebih berani dan to

the point.

Transformasi ideologi tidak terlalu terlihat kentara jika

ditinjau dari 8 bulan terbitan Sinar Djawa dan Sinar Hindia, yang

terlihat jelas adalah pengaruh tokoh-tokoh muda Sarekat Islam

Semarang, di antaranya Semaoen, Marco, Darsono, Mohamad

Joesoef, dan Noto widjojo. Tokoh-tokoh muda itu sedikit-banyak

telah terpapar idelogi marxisme yang diinternalisasi oleh

Sneevliet lewat ISDV, hal tersebut lumrah terjadi pada waktu itu,

karena seseorang bisa memiliki keanggotaan rangkap dalam

organisasi yang berbeda.

Page 190: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

171

Perlawanan atau kontra hegemoni yang dilakukan oleh Sinar

Djawa dan Sinar Hindia melalui para penulis dan jurnalis hanya

mampu masuk pada fase kedua dari tiga fase yang telah

ditentukan oleh Gramsci, Fase pertama yaitu bangkitnya

kesadaran akan kesetaran telah terlewati dengan lahirnya

berbagai perkumpulan Bumiputera. Fase kedua yaitu, timbulnya

berbagai kritik terhadap pemerintah dan tuntutan terhadap

persamaan hak pendidikan, politik, dan ekonomi. Fase yang

terakhir belum mampu terlewati yaitu menyatukan tujuan-tujuan

ekonomi, politik, intelektual, dan moral di antara ideologi-

ideologi yang berbeda, karena sebelum sampai tahap ini kelas

yang terhegemoni harus mampu meguasai kepemimpinan dalam

bidang produksi.

B. Saran

Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai

bahan untuk memahami identitas dan jati diri dunia pers di

Indonesia, di mana porsi keberpihakan kepada rakyat lebih besar

dari pada keberpihakan kepada pasar. Jika kita mengamati dunia

pers sekarang ini, pers dalam berbagai jenisnya memantapkan diri

sebagai mesin pencetak uang para pemilik modal dan alat politik

bagi segelintir orang saja.

Selain itu penelitian ini juga menambah penulisan sejarah

pers yang masih sangat sedikit, terutama di lingkungan Fakultas

Adab dan Humaniora. Namun penulis sadar masih banyak

kekurangan dalam penelitian ini dari berbagai segi misalnya

sumber primer, sumber sekunder, metodologi, dan bahasa

Page 191: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

172

penulisan. Meskipun begitu, penulis berharap kajian ini mampu

memantik para peneliti atau penggiat pers untuk melakukan

penelitian selanjutnya yang lebih baik dan menarik.

Page 192: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

173

Daftar Pustaka

Buku

A.P.E. Korver. Sarekat Islam Gerakan Ratu Adil? Jakarta: Grafiti

Pers, 1985.

Aris Badara. Analisis Artikel: Teori, Metode, Dan Penerapannya

Pada Artikel Media. Jakarta: Kencana, 2014.

Azra, Azyumardi, dan Jajat Burhanudin. Sejarah Kebudayaan

Islam Indonesia: Institusi Dan Gerakan. Jakarta:

Kemendikbud, 2016.

Chambert-Loir, Sastra dan Sejarah Indonesia: Tiga Belas

Karangan. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2018.

Eriyanto. Analisis Artikel: Pengantar Analisis Teks Media.

Yogyakarta: LKiS, 2001.

Gie, Soe Hok. Di Bawah Lentera Merah. Yogyakarta: Yayasan

Bentang Budaya, 1999.

Gottschalk, Louis, dan Nugroho Notosusanto. Mengerti Sejarah:

Pengantar Metode Sejarah. Jakarta: Yayasan Penerbit

Universitas Indonesia, 1975.

John Ingleson. Buruh, Serikat, Dan Politik: Indonesia Pada

1920-1930an. Tangerang Selatan: Marjin Kiri, 2015.

Kartodirdjo, Sartono, dan Sarwono Pusposaputro. Pendekatan

Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama, 1992.

Kasmadi, Hartono dan Wiyono, Sejarah Sosial Kota Semarang:

1900-1950.Jakarta: Departemen Pendidikan Dan

Page 193: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

174

Kebudayaan Direktorat Sejarah Dan Nilai Tradisional,

1985.

Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta: Tiara

Wacana, 2013.

Kurniawan, Junedi. Ensiklopedia Pers Indonesia.

Jakarta:Kompas Gramedia, 1991.

Latif, Yudi. Inteligensia Muslim Dan Kuasa: Genealogi

Inteligensia Muslim Indonesia Abad Ke-20. Bandung:

Mizan Pustaka, 2006.

Madjid, M. Dien dan Johan Wahyudi, Ilmu Sejarah Sebuah

Pengantar, Jakarta: Kencana, 2014.

Noer, Deliar. Gerakan Moderen Islam Di Indonesia, 1900-1942.

Jakarta: LP3ES, 1982.

Pariwisata, Dinas. Sejarah Kabupaten Semarang. Semarang:

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Semarang,

2007.

Ricklefs, Merle Calvin. Sejarah Indonesia Modern, 1200-2004.

Jakarta: Penerbit Serambi, 2005.

Roger Simon. Gagasan-Gagasan Politik Gramsci. Yogyakarta:

Insist bekerjasama dengan Pustaka Pelajar, 2004.

Sartono Kartodirjo. Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah

Pergerakan Nasional. Yogyakarta: Ombak, 2011.

Shiraishi, Takashi, dan Hilmar Farid. Zaman Bergerak:

Radikalisme Rakyat Di Jawa 1912-1926. Jakarta: Pustaka

Utama Grafiti, 1997.

Page 194: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

181

Sugiono, Muhadi. Kritik Antonio Gramsci Terhadap

Pembangunan Dunia Ketiga. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2006.

Surjomihardjo, Abdurrachman. Beberapa Segi Perkembanagn

Sejarah Pers Di Indonesia.. Proyek Penelitian

Pengembangan Penerangan, Departemen Penerangan RI,

1980.

Syaifudin. Tan Malaka: Merajut Masyarakat Dan Pendidikan

Indonesia Yang Sosialistis. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,

2012.

Tim Museum Kebangkitan Nasional. H.O.S. Tjokroaminoto

Penyemai Pergerakan Kebangsaan Dan Kemerdekaan.

Jakarta: Museum Kebangkitan Nasional Direktorat

Jenderal Kebudayaan Kementeriaan Pendidikan dan

Kebudayaan, 2015.

Tim Periset Seabad Pers. Seabad Pers Kebangsaan. Yogyakarta:

I: BOEKOE, 2008.

Triharyanto, Basilius. Pers Perlawanan, Politik Artikel

Antikolonialisme Pertja Selatan. Yogyakarta: LKIS, 2009.

Yasraf Amir Piliang, dan Jejen Jaelani. Teori Budaya

Kontemporer: Penjelajahan Tanda Dan Makna.

Yogyakarta: Aurora, 2018.

Koran

Sinar Djawa edisi Agustus, September, November,dan Desember

1917.

Sinar Hindia edisi Mei, Juni, Juli, dan Agustus 1918.

Page 195: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

176

Skripsi, Tesis dan Disertasi

Akla, a dah, and others. ―Perkembangan Pers Dalam Kaitann a

Dengan Perkembangan Politik Di Semarang Tahun 1912-

193 .‖ Disertasi, Universitas Negeri Semarang, 2007.

Dewi Yuliati. ―Pers Bumiputera Dalam Era Kolonial Belanda

Sinar Djawa-Sinar Hindia: Cermin Pergerakan Sarekat

Islam Semarang 1914-1924.‖ Pasca arjana Universitas

Indonesia, 1993.

ogi Effendi. ―Sarekat Islam Semarang Dan Pendidikan (Sekolah

Sarekat Islam Semarang 1921-1924).‖ Universitas

Indonesia, 1990.

Artikel dalam jurnal

Akla, a dah. ―Perkembangan Pers Dalam Kaitann a Dengan

Perkembangan Politik di Semarang Tahun 1912-1913‖

Amini, Mutiah. ―Industrialisasi Dan Perubahan Gaya Hidup:

emarang Pada Awal Abad Keduapuluh.‖ Industri Dan

Kerajinan Tradisional, 2009, 621.

Kosasih, Ahmad. ―Pers ionghoa Dan Dinamika Pergerakan

Nasional Di Indonesia, 1900–1942.‖ SUSURGALUR 1,

no. 1 (2016).

Kurniawan, Hendra. ―Dampak istem anam Paksa erhadap

Dinamika Perekonomian Petani Jawa 1830-187 .‖

SOCIA: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial 11, no. 2 (2014).

Retnaningtyas Dwi Hapsari (Alumnus Pascasarjana Jurusan Ilmu

ejarah Universitas Diponegoro. ― ekolah Kartini Dan

Page 196: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

181

Van Deventer: Pelopor Sekolah Perempuan Di Semarang

Pada Masa Kolonial.‖ Www.Sejarahdk.Com, n.d.

usat o, Rachmat. ―Penguasaan anah Dan Ketenagakerjaan Di

Karesidenan emarang Pada Masa Kolonial.‖ Abstrak,

2006.

Yuliati, Dewi. Buruh dan Ketidakadilan: Lahan Subur Bagi

Perluasan Marxisme Suatu Kajian Historis Tentang Buruh

di Semarang Pada Awal Abad ke-20. Semarang:

Universitas Diponegoro, n.d.

———. ― trengthening Indonesian National Identit through

History Semarang as a Maritime City: A Medium of

Unity in Diversit .‖ Global Journal of Human-Social

Science Research, 2014.

Page 197: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel
Page 198: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

178

Lampiran

Sinar Djawa

Sumber: Katalog Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Salemba

Page 199: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

179

Sinar Hindia

Sumber: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Medan

Merdeka, Jakarta Pusat.

Page 200: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

180

Semaoen

Sumber: https://id.m.wikipedia.org/wiki/Semaun

Page 201: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

181

Marco Kartodikromo

Sumber:

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Marco_Kartodikromo

Page 202: KONTEN ARTIKEL-ARTIKEL DALAM KORAN SINAR DJAWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51288/... · 2020. 7. 7. · i ABSTRAK Skripsi ini berupaya menganalisa artikel-artikel

182

Gedung Kantor Sarekat Islam Semarang

Sumber:

https://yunantyoadi.wordpress.com/2015/01/02/penguasaan-

gedung-sarekat-islam-semarang-dari-masa-ke-masa/