Konsumsi Energi Pada Bioskop XYZ Di Jakarta

21
Kunci penghematan energi pada gedung-gedung tinggi adalah dengan penggunaan listrik untuk AC dan penerangan dapat ditekan serendah mungkin, karena penggunaaan energi di gedung bisa mencapai 90 % untuk AC dan penerangan . Upaya untuk penghematan energi pada sistem pendingin adalah dengan beberapa cara : memperbaiki efisiensi kompresor, memvariasikan putaran kompresor dan fan, mencari refrigeran alternatif, memvariasikan putaran fan, sistem kontrol refrigeran, dan lain- lain. Batasan Masalah Untuk lebih terarahnya penelitian ini dan memberikan hasil yang sesuai dengan tujuan penulisan, maka dilakukan pembatasan masalah. Tujuan Penulisan Tujuan penelitian yang dilakukan adalah : Menganalisis Jumlah Peralatan yang digunakan, menganalisis System Kerja AHU, menganalisis Waktu yang tepat untuk menghidupkan AHU dan menganalisis Konsumsi energy yang digunakan. Air Conditioner Air Conditioning adalah “Proses penanganan udara; untuk mengontrol secara serempak terhadap temperatur, kelembaban, kebersihan dan distribusi untuk mencapai kondisi yang diinginkan”. Dengan melakukan pengkondisian udara tersebut setiap orang dapat mengatur suhu, kelembaban udara sesuai dengan yang diinginkan sehingga dapat menghasilkan pengkondisian udara nyaman (comfort air conditioning). Di masyarakat, alat pengkondisian udara ini biasa dikenal dengan sebutan AC (Air Conditioning), yang mana salah satunya adalah AC jenis Water Chiller. Definisi dari Penyegaran Udara Penyegaran udara adalah suatu proses mendinginkan udara sehingga dapat mencapai temperature dan kelembaban yang sesuai dengan persyaratan kondisi udara dari sauatu ruangan tertentu yang dapat mengatur aliran udara dan kebersihannya. Sistem penyegaran udara pada umumnya di bedakan menjadi 2 ( dua ) jenis golongan , yaitu : A. Penyegaran udara untuk kenyamanan Yaitu penyegaran yang fungsi utamanya mengatur suhu dalam ruangan yang memberikan kenyamanan bagi penghuni atau pemakainya dalam melakukan aktifitas tertentu. B. Penyegaran Udara untuk Industri Yaitu penyegaran udara dari ruangan yang di fungsikan untuk mengontrol suhu suatu perangkat yang ada di dalamnya. Biasanya peralatan – peralatan tersebut tidak kuat akan suhu yang terlalu tinggi. Bagian – bagian System Air Conditioner Pada sistem refrigrasi mekanik kompresi uap terdapat rangkaian dari empat komponen utama, yaitu: evaporator, kompresor, kondenser, dan alat pengontrol aliran refrigeran. Masing-masing komponen mempunyai ciri dan fungsi sendiri-sendiri yang berbeda, tetapi secara terintegrasi dan dioperasikan bersama-sama akan dapat memindahkan energi termal. Dampak dari pengoperasian sebuah sistem refrigerasi pada sebuah obyek adalah, bila terambil sebagian energi yang terkandung di dalamnya, suhu obyek tersebut akan menurun. Sebaliknya, karena operasi sistem refrigerasi itu kemudian sejumlah energi termal terpindahkan ke lingkungan, maka lingkungan tersebut dapat menjadi lebih hangat. Konsumsi Energi Pada Bioskop XYZ Di Jakarta

Transcript of Konsumsi Energi Pada Bioskop XYZ Di Jakarta

Page 1: Konsumsi Energi Pada Bioskop XYZ Di Jakarta

Kunci penghematan energi pada gedung-gedung tinggi adalah dengan penggunaan listrik untuk AC dan penerangan dapat ditekan serendah mungkin, karena penggunaaan energi di gedung bisa mencapai 90 % untuk AC dan penerangan . Upaya untuk penghematan energi pada sistem pendingin adalah dengan beberapa cara : memperbaiki efisiensi kompresor, memvariasikan putaran kompresor dan fan, mencari refrigeran alternatif, memvariasikan putaran fan, sistem kontrol refrigeran, dan lain-lain.

Batasan Masalah

Untuk lebih terarahnya penelitian ini dan memberikan hasil yang sesuai dengan tujuan penulisan, maka dilakukan pembatasan masalah.

Tujuan Penulisan

Tujuan penelitian yang dilakukan adalah :

Menganalisis Jumlah Peralatan yang digunakan, menganalisis System Kerja AHU, menganalisis Waktu yang tepat untuk menghidupkan AHU dan menganalisis Konsumsi energy yang digunakan.

Air Conditioner

Air Conditioning adalah “Proses penanganan udara; untuk mengontrol secara serempak terhadap temperatur, kelembaban, kebersihan dan distribusi untuk mencapai kondisi yang diinginkan”. Dengan melakukan pengkondisian udara tersebut setiap orang dapat mengatur suhu, kelembaban udara sesuai dengan yang diinginkan sehingga dapat menghasilkan pengkondisian udara nyaman (comfort air conditioning). Di masyarakat, alat pengkondisian udara ini biasa dikenal dengan sebutan AC (Air Conditioning), yang mana salah satunya adalah AC jenis Water Chiller.

Definisi dari Penyegaran Udara

Penyegaran udara adalah suatu proses mendinginkan udara sehingga dapat mencapai temperature dan kelembaban yang sesuai dengan persyaratan kondisi udara dari sauatu ruangan tertentu yang dapat mengatur aliran udara dan kebersihannya.

Sistem penyegaran udara pada umumnya di bedakan menjadi 2 ( dua ) jenis golongan , yaitu :

A. Penyegaran udara untuk kenyamanan

Yaitu penyegaran yang fungsi utamanya mengatur suhu dalam ruangan yang memberikan kenyamanan bagi penghuni atau pemakainya dalam melakukan aktifitas tertentu.

B. Penyegaran Udara untuk Industri

Yaitu penyegaran udara dari ruangan yang di fungsikan untuk mengontrol suhu suatu perangkat yang ada di dalamnya. Biasanya peralatan – peralatan tersebut tidak kuat akan suhu yang terlalu tinggi.

Bagian – bagian System Air Conditioner

Pada sistem refrigrasi mekanik kompresi uap terdapat rangkaian dari empat komponen utama, yaitu: evaporator, kompresor, kondenser, dan alat pengontrol aliran refrigeran. Masing-masing komponen mempunyai ciri dan fungsi sendiri-sendiri yang berbeda, tetapi secara terintegrasi dan dioperasikan bersama-sama akan dapat memindahkan energi termal. Dampak dari pengoperasian sebuah sistem refrigerasi pada sebuah obyek adalah, bila terambil sebagian energi yang terkandung di dalamnya, suhu obyek tersebut akan menurun. Sebaliknya, karena operasi sistem refrigerasi itu kemudian sejumlah energi termal terpindahkan ke lingkungan, maka lingkungan tersebut dapat menjadi lebih hangat.

Konsumsi Energi Pada Bioskop XYZ Di Jakarta 

Page 2: Konsumsi Energi Pada Bioskop XYZ Di Jakarta

GAMBAR SISTEM REFRIGERASI

1.Kondenser Kondenser adalah komponen di mana terjadi proses perubahan fasa refrigeran, dari fasa uap menjadi fasa cair. Dari proses kondensasi (pengembunan) yang terjadi di dalamnya itulah maka komponen ini mendapatkan namanya. Proses kondensasi akan berlangsung apabila refrigeran dapat melepaskan kalor yang dikandungnya. Kalor tersebut dilepaskan dan dibuang ke lingkungan. Agar kalor dapat lepas ke lingkungan, maka suhu kondensasi (Tkd) harus lebih tinggi dari suhu lingkungan (Tling). Karena refrigeran adalah zat yang sangat mudah menguap, maka agar dapat dia dikondensasikan haruslah dibuat bertekanan tinggi. Maka, kondenser adalah bagian di mana refrigeran bertekanan tinggi (Pkd = high pressure–HP).

2. Piranti ekspansi (expansiondevice–EXD)

Piranti ini berfungsi seperti sebuah gerbang yang mengatur banyaknya refrigeran cair yang boleh mengalir dari kondenser ke evaporator. Oleh sebab itu piranti ini sering juga dinamakan refrigerant flow controller. Dalam berbagai buku teks Termodinamika, proses yang berlangsung dalam piranti ini biasanya disebut throttling process. Besarnya laju aliran refrigeran merupakan salah satu faktor yang menentukan besarnya kapasitas refrigerasi. Untuk sistem refrigerasi yang kecil, maka laju aliran refrigeran yang diperlukan juga kecil saja. Sebaliknya unit atau sistem refrigerasi yang besar akan mempunyai laju aliran refrigeran yang besar pula. Terdapat beberapa jenis piranti ekspansi. Di bawah ini diterakan beberapa di antaranya.

a. Pipa kapiler (capillary tube – CT).

Berupa pipa kecil dari tembaga dengan lubang berdiameter sekitar 1 mm, dengan panjang yang disesuaikan dengan keperluannya

hingga beberapa meter. Pada berbagai unit refrigerasi yang menggunakannya pipa ini biasanya diuntai agar terlindung dari kerusakan dan ringkas penempatannya. Lubang saluran yang sempit dan panjangnya pipa kapiler ini merupakan hambatan bagi aliran refrigeran yang melintasinya; hambatan itulah yang membatasi besarnya aliran itu. Pipa kapiler ini menghasilkan aliran yang konstan.

b. Katup ekspansi tangan (hand/manual expansion valve – HEV).

Adalah pengatur aliran yang berupa katup atau keran biasa, yang dioperasikan untuk mengatur bukaannya secara manual.

c. Katup ekspansi termostatik (Thermostatic expansion valve – TEV).

Pada piranti ini terdapat bagian yang dapat bekerja secara termostatik, yaitu mempunyai sensor suhu yang dilekatkan pada bagian keluaran evaporator. Perubahan suhu yang terjadi pada keluaran evaporator itu menjadi indikator besar-kecilnya beban refrigerasi. Variasi suhu itu dimanfaatkan untuk mengatur bukaan TEV, sehingga besarnya laju aliran melintasinya juga menjadi terkontrol.

d. Katup pelampung (float valve – FV).

Piranti ekspansi jenis ini biasanya dirangkaikan dengan evaporator jenis ‘genangan’ (flooded evaporator, wet evaporator). Ketinggian muka (level) cairan dalam tandon (reservoir) cairan evaporator menjadi pendorong pelampung yang menjadi pengatur besarnya bukaan katup.

3. Evaporator (evaporator – EV)

Evaporator adalah komponen di mana cairan refrigeran yang masuk ke dalamnya akan menguap. Proses penguapan (evaporation) itu terjadi karena cairan refrigeran menyerap kalor, yaitu yang merupakan beban refrigerasi sistem. Terdapat dua jenis Evaporator yaitu:

a. Evaporator ekspansi langsung (direct/dry expansion type - DX).

Page 3: Konsumsi Energi Pada Bioskop XYZ Di Jakarta

Pada evaporator ini terdapat bagian, yaitu di bagian keluarannya, yang dirancang selalu terjaga ‘kering’, artinya di bagian itu refrigeran yang berfasa cair telah habis menguap sebelum terhisap keluar ke saluran masuk kompresor.

b. Evaporator genangan (flooded/wet expansion type).

Pada evaporator jenis ini seluruh permukaan bagian dalam evaporator selalu dibanjiri, atau bersentuhan, dengan refrigeran yang berbentuk cair. Terdapat sebuah tandon (reservoir, low pressure receiver), di mana cairan refrigeran terkumpul, dan dari bagian atas tandon tersebut uap refrigeran yang terbentuk dalam evaporator tersebut dihisap masuk ke kompresor.

4. Kompresor (compressor – CP)

Kompresor adalah komponen yang merupakan jantung dari sistem refrigerasi. Kompresor bekerja menghisap uap refrigeran dari evaporator dan mendorongnya dengan cara kompresi agar mengalir masuk ke kondenser. Karena kompresor mengalirkan refrigeran sementara piranti ekspansi membatasi alirannya, maka di antara kedua komponen itu terbangkitkan perbedaan tekanan, yaitu: di kondenser tekanan refrigeran menjadi tinggi (high pressure – HP), sedangkan di evaporator tekanan refrigeran menjadi rendah (low pressure – LP).

Bagian-Bagian System Central Air Conditioner

AC System Central merupakan alat pengkondisian udara yang dapat mengkondisikan udara lebih dari satu ruangan untuk satu perangkat AC, karena sistem AC water chlller terdiri dari dua siklus yaitu siklus primer dan siklus sekunder. Pada siklus primer yang bertindak sebagai fluida kerja adalah refrigerant berada didalam chiller itu sendiri dan pada siklus sekunder yang bertindak sebagai fluida kerja adalah air yang difungsikan keluar dari siklus chiller.

GAMBAR

System Central Air Conditioner

1. Paket Chiller

Perangkat yang berfungsi sebagai satu kesatuan bagian-bagian yang mendukung kerja system kerja Air Conditioner system sentral. Meliputi:

- Kompresor - Kondenser - Katup ekspansi - Evaporator - Display setting - Dan lain sebagainya

Gambar Chiller

2. Cooling Tower Salah satu komponen utama pada AC sentral selain chiller, AHU, dan ducting adalah cooling tower atau menara pendingin. Fungsi utamanya adalah sebagai alat untuk mendinginkan air panas dari kondensor dengan cara dikontakkan langsung dengan udara secara konveksi paksa menggunakan fan/kipas. Konstruksi cooling tower terdiri dari system pemipaan dengan banyak nozzle, fan/blower, bak penampung, casing, dsb.

Page 4: Konsumsi Energi Pada Bioskop XYZ Di Jakarta

Gambar Cooling Tower

3. Motor Pump Pada system chiller, motor pump berfungsi untuk menghantarkan fluida yang dibutuhkan untuk melengkapi kerja dari system chiller itu sendiri. Seperti :

a. Sebagai penghantar fluida pendingin condenser (yaitu air dari Cooling Tower)

b. Sebagai penghantar fluida dingin (chilled water) ke setiap system diluar proses chiller. Seperti:

- FCU - AHU

Gambar Motor Pump

4. Pemipaan Pemipaan berfungsi sebagai penghantar air sesuai dengan fungsi dan kegunaanya. Dalam system Chiller pemipaan difungsikan sebagai :

a. penghantar air pendingin condenser dan mensirkulasikan lagi ke cooling tower

b. penghantar chilled water ke setiap system AC yang membutuhkan nya.

c. Sebagai tempat berbagai pendukung kerja chiller seperti; sensor, valve, damper, balancing, dan lain sebagainya.

Gambar

System Pemipaan AC Central

AHU dan kelengkapannya.

a. Fan Blower Digunakan untuk : - Fan Udara kembali (air return) - Fan Udara Masuk (air supply)

Gambar

Fan Blower AHU

c. Ducting

Sistem Ducting adalah sistem penghawaan ruangan pada suatu bangunan dengan menggunakan lorong-lorong plat maupun fleksible yang difungsikan sebagai penghantar udara.

Page 5: Konsumsi Energi Pada Bioskop XYZ Di Jakarta

Gambar

Ducting Pada System AHU Sistem AC Central merupakan sistem AC yang terpusat, dalam arti AC dialihkan dari satu mesin yang disebut AHU dan dialirkan ke Cooling Tower yang berada di lantai atas bangunan dan kemudian dialirkan melalui pipa ducting ke seluruh ruang bangunan. Sistem ini secara global mempengaruhi struktur bangunan di bentang bangunan. Yang mana artinya perletakan mesin ducting itu sendiri harus diperhitungkan jumlah dan letaknya. Dikarenakan udara yang disalurkan oleh pipa ducting memiliki intensitas yang berbeda di pipa dekat mesin dengan ujung paling jauh pipa dari mesin. Beban dari pipa ducting tersebut juga cukup membebani struktur. Selain itu mesin AHU yang menghasilkan suara berisik harus mendapatkan ruang khusus dengan peredam suara dan struktur yang kokoh demi mendukung beratnya mesin AHU dan Cooling Tower.

Gambar 2.9 Line Ducting[10]

d. Coil (Evaporator)

Pada system AHU, Konsep kerja Coil sangat sederhana; air dingin (chilled water) dari chiller dihantarkan melalui pipa menuju evaporator pada AHU dan di alirkan kembali ke Chiller.Udara di alirkan dan bersinggungan melewati Evaporator untuk mendinginkan udara hingga suhu mendekati suhu yang diinginkan. Udara dingin dapat digunakan untuk refrigerasi

kenyamanan atau proses. Suhu juga dapat dikontrol dengan pengontrolan aliran laju sirkulasi air.

e. Damper Disini Damper difungsikan sebagai pengatur laju udara yang disirkulasikan, baik udara untuk supply mau pun udara kembali dari ruangan. Dengan adanya damper suhu dalam ruangan dapat diatur sesuai dengan yang diinginkan.

f. Filter udara

Udara dalam ruangan tidak selalu bersih, adakalanya Udara terkontaminasi dengan zat-zat yang merugikan proses dari system itu sendir.Untuk memberikan hasil udara yang bersih, AHU dilengkapi dengan Filter Udara, Filter diletakkan tepat di belakan coil (evaporator). Filter dituntut selalu bersih sehingga harus dilakukan pembersihan secara berkala. System Control

Gambar 2.10 Skema System Control[4]

System Control difungsikan sebagai Control otomatis yang dapat diatur pada satu buah computer (server pusat) Oleh seorang operator teknik. Yang dapat mempermudahan dalam pengontrolan. Selain itu dengan system control dapat memaksimalisasi efisiensi yang ada. Sebagai contoh, system konvensional pengkondisian udara (AC) dengan AHU banyak menggunakan system aliran udara secara maksimal sehingga suhu pada ruangan kurang terkontrol. Pada saat temperature sudah tercapai control mematikan dan

Page 6: Konsumsi Energi Pada Bioskop XYZ Di Jakarta

menghidupkan mesin. Pada sistem konvensional, motor hanya mengenal dua kondisi berdasarkan referensi temperature on dan off. Apabila temperatur yang diinginkan lebih besar dari temperatur referensi maka motor akan beroperasi (On) dan sebaliknya akan Off, jika temperature yang diinginkan lebih kecil dari temperatur referensi. Aliran udara bekerja secara maksimal, penjagaan suhu dalam ruangan dicontrol dengan menghidupkan dan mematikan motor. Dengan meggunakan system ini aliran udara diatur dengan menutup dan membuka damper pada AHU, aliran udara diatur sedimikian rupa agar suhu pada ruangan tetap terjaga. Diasumsikan motor akan lebih tahan lama jika tidak sering terjadi on/off secara terus menerus. Penggunaan sistem Control cukup mudah, dapat melakukan control jarak jauh,kesalahan (failure) cepat terdeteksi sehingga, Hemat Energi baik untuk manusianya maupun energynya,harga yang mahal dapat sebanding jika dilihat dari sisi investasinya yang besar untuk jangka waktu yang lama. Untuk lebih lengkapnya akan di jelaskan pada pokok pembahasan.

BAS (Building Automatic System) Pada system BAS digunakan untuk mengontrol system AHU, FCU, Exhaust Fan. BAS adalah control otomatis yang dapat mengontrol system untuk menghidupkan dan mematikan alat sesuai waktu yang ditentukan, serta melakukan control secara otomatis, yang dipusatkan dalam satu Computer server dengan menggunakan beberapa Hadware Module sebagai perintah. Berikut jumlah perangkat kerasnya (hardware) yang digunakan.: • 1 unit computer (PC) • Perangkat system bas yang ditempatkan pada

masing- masing alat: o SMS ; System Management Server; yang

berfungsi untuk menerima perintah dari PC dan mengirimkan ke SCS

o DSS ; Data Storage Server ; untuk menyimpan data perintah dan melaporkan setiap kejadian.

SCS ; System Core Server; berfungsi untuk menerima perintah dari SMS untuk dikirimkan ke MVD, MV, Temperature Control, dan lain sebagainya.

Gambar

System schedule pada BAS

AHU

Gambar AHU (Air Handling Unit)

Pada Bioskop XYZ AHU berfungsi untuk mendingin ruang Auditorium, yang digunakan untuk Pertunjukan Film dan berbagai event lainnya.

Tabel Spesifikasi AHU Pada System Pendingin

Nama Capasitas

(kW) Air flow

(l/s) CHWS/R (l/s); dia

Dia Pipa Chiller ; l/s

Ahu 1 64,1 2830 2.787 ;50 100 / 15.137

Ahu 2 64,1 2830 2.787 ; 50 100 / 14.187

Ahu 3 24,8 1115 1.08 ; 32 100 / 12,35

Ahu 4 60 1550 2.6 ; 50 65 / 4.3

Ahu 5 39,1 1550 1.7 ; 50 50 / 1.7

Ahu 6 39,1 1550 1.7 ; 50 50 / 1.7

Ahu 7 60 1550 2.6 ; 50 80 / 8.67

Ahu 8 24,8 1115 1.08 ; 32 100 / 11.687

Page 7: Konsumsi Energi Pada Bioskop XYZ Di Jakarta

AHU terdiri dari beberapa system control otomatis, sensor temperature, damper udara, valve motorizer dan lain-lain, berikut data jumlah alat-alat tersebut: Tabel Data System Control pada AHU

Nama MVD Motorizer Valve

Sensor temperature

AHU 1 5 1 2 AHU 2 5 1 2 AHU 3 5 1 2 AHU 4 5 1 2 AHU 5 5 1 2 AHU 6 5 1 2 AHU 7 5 1 2 AHU 8 5 1 2 VRV VRV (Variable refrigerant volume)yaitu suatu sistem pengontrolan kapasitas mesin AC dengan cara langsung mengatur laju aliran refrigerantnya, di dalam indkWr unit, electronic expansion valve yang dikendalikan oleh komputer akan mengubah laju aliran refrigerant secara terus menerus sebagai reaksi atas terjadinya perubahan beban. Komponen dari VRV sama dengan AC split, hanya pengendaliannya saja yang berbeda sehingga VRV lebih presisi dan efisien. Ada tiga hal utama yang membuat sistem VRV hemat energi ; - Energi penyerapan panas yang lebih rendah - Mencegah kapasitas yang berlebihan - Efiensi tinggi pada beban sebagian. Kelebihan VRV dibanding AC yang Lain yaitu: - Hemat energi - Kontrol kapasitas yang linear dan presisi - Perencanaan/pemasangan/perawatan mudah dan hemat - Kontrol individu dan atau terpusat - Hemat energi - Hemat biaya operasional - Kontrol temperatur presisi Data meter Panel. A. Spesifikasi kWH meter MSB 1: Terpasang kWH meter merk SWADEN 230/400 V 5A/CT 50 Hz 1600 imp/kWH 3 Phase 4 Wire

MCCB 252 – 630 A 3P Trafo arus terpasang CT 800/5A Penggunaan MSB 1(Panel Room): - Semua Equipment di Lt 6 - Lighting Lt 7 - Projektor dan Equipmentnya - FCU Lt 7 dan 6 - Exhaust Fan Lt 7 dan 6 B. Spesifikasi kWH meter MSB 2: 230/400 V 5A/CT 50 Hz 1600 imp/kWH 3 Phase 4 Wire MCCB 252 – 630 A 3P Trafo arus terpasang CT 800/5A Penggunaan MSB 2 (Chiller) : - Chiller, - CHWP (Chiller Water Pump) - CWP (CkWling Water Pump) - CkWling tower - AHU FA - AHU 12345678, 9a dan, 9b

Pada dasarnya, besarnya energi yang telah dipakai oleh pelanggan ditunjukkan dengan angka-angka (register) yang tertera pada alat ukur kWH meter. Jumlah pemakaian yang sebenarnya dihitung berdasarkan angka-angka yang tertera pada register sebelumnya (awal) yang dikurangkan terhadap angka-angka yang tertera pada register terakhir (akhir) atau dapat dinyatakan dengan rumus

kWH = (selisih pembacaan meter kWH) x Faktor Meter. Selisih pembacaan meter kWH = Penunjukan meter bulan ini - Penunjukan meter bulan lalu Faktor Meter = Rasio CT x Rasio PT x Faktor Register Auditorium Fungsi Auditorium

Auditorium di fungsikan untuk pertunjukan perfilman (bioskop), pada saat-saat tertentu Auditorium juga difungsikan untuk berbagai kegiatan lainnya, seperti; seminar, pertunjukan theater, fashion show, launching product dan lain sebagainya. Ini merupakan situasi-situasi di luar kendali, dikarenakan pada saat event-event tertentu tidak jarang menggunakan alat-alat melebihi kapasitas, sound system, spot light, panggung, dan lain sebagainya, ini menuntut sang

Page 8: Konsumsi Energi Pada Bioskop XYZ Di Jakarta

engineering untuk melakukan langkah-langkah diluar schedule biasanya, Di karenakan Auditorium pada Bioskop ini di design hanya untuk kegiatan perfilman saja, maka tidak jarang AC digunakan secara maksimal, tanpa batasan tertentu (Manual) efek dari alat-alat yang digunakan sangat besar pengaruhnya terhadap kondisi udara di dalam ruangan. Dalam Penulisan ini, fungsi-fungsi tersebut dia abaikan, fungsi utama (Pertunjukan film) digunakan sebagai patokan pada penulisan ini. Sudah tentu bertujuaan demi kenyamanan costumer pada saat menonton film. Tabel Kapasitas Kursi & luas ruangan Auditorim

Dimensi LUAS AUDI Panjang Lebar Tinggi Kapasitas

AUDI 1 21 13 8 203AUDI 2 21 13 8 203AUDI 3 11 7 6 60AUDI 4 20 14 7 177AUDI 5 16 11 7 128AUDI 6 16 11 7 128AUDI 7 20 14 7 177AUDI 8 11 7 6 60

Konsumsi Energy Normal Pada Gedung Bioskop XYZ

Tabel Total penggunaan daya peralatan 1 hari

Penggunaan kW/hari

Peralatan Lt6 1516,848

Peralatan Lt7 75,45

Ex & supply fan 317,85

Projection 1077,5

2987,648 kWh

Maka Daya Peralatan pada setiap

bulannya(30hari) sebesar : 89.629,44 kWh

Total Konsumsi Energy (daya) pada Bioskop XYZ adalah: Kapasitas 415,80 kVA dg faktor meter 800/5A TOTAL PEMAKAIAN LISTRIK =

AC

105.668

Lighting

12.306,15

Peralatan

89.629,44 `+

Total `=

207.604 kW/bulan Jadi Total Energy yang digunakan adalah: Total `= 207.603,69 kWh

Air Conditioner,

105667

Lampu, 12306.15

Peralatan, 89629.44

0

20000

40000

60000

80000

100000

120000

Grafik Penggunaan Energy

Dilihat pada Grafik diatas Penggunaan

energy pada bioskop BMP mempunyai nilai

tertinggi yaitu 105.667 Kwh/bulan. Dengan

hasil tersebut diatas ada perlunya sebagai

seorang Teknik untuk mencari peluang

efisiensi sebanyak-banyaknya pada semua

system.

Page 9: Konsumsi Energi Pada Bioskop XYZ Di Jakarta

Efisiensi Pada System AC (Air Conditioner)

1. Waktu Penyalaan System AC (air

conditioner) Central.

Dibawah ini adalah tabel prosedur penyalaan

system, untuk mengetahui waktu-waktu yang

tepat untuk menyalakan mesin-mesin yang ada

sehingga mengecilkan pemborosan listrik

terhadap waktu yang digunakan.

Tabel 4.8 Jadwal menghidupkan mesin sebelum

dilakukan riset.

Waktu

NAMA Hidup (on) Mati (off) Ket

CHWP

15 menit sebelum chiller dinyalakan

Dimatikan sampai semua AHU mati

untuk mensirkulasikan air yang ada di coil kepada AHU area yang hidup lebih dulu dari chiller

CWP

Start berbarengan dengan cooling Tower, 15 menit sebelum chiller hidup

15 menit setelah Chiller mati

untuk memaksimal suhu pendinginan pada condenser

Chiller

1jam sebelum pemutaran film pertama

berbarengan dengan AHU mati

AHU Area A 9:00 ; 12:00

adalah jam operasional kerja

AHU Area B 9:00 ; 12:00

adalah jam operasional kerja

AHU 1

Sesuai Awal pemutaran film

Setelah show terakhir selesai

Tabel 4.8 Jadwal menghidupkan mesin

sebelum dilakukan riset. (Lanjutan)

Waktu

NAMA Hidup (on) Mati (off) Ket

AHU 2

Sesuai Awal pemutaran film

Setelah show terakhir selesai

AHU 3

Sesuai Awal pemutaran film

Setelah show terakhir selesai

AHU 4

Sesuai Awal pemutaran film

Setelah show terakhir selesai

AHU 5

Sesuai Awal pemutaran film

Setelah show terakhir selesai

AHU 6

Sesuai Awal pemutaran film

Setelah show terakhir selesai

AHU 7

Sesuai Awal pemutaran film

Setelah show terakhir selesai

AHU 8

Sesuai Awal pemutaran film

Setelah show terakhir selesai

Exhaust FAN 8:30 0:00

untuk membuang udara kotor dan me sirkulasi udara di Area.

FCU Projector 9:00 0:00

adalah jam operasional kerja

FCU Coridor 9:00 0:00

adalah jam operasional kerja

FCU OFFICE 9:00 0:00

adalah jam operasional kerja

Seperti dilihat pada table diatas bahwa proses

tersebut merupakan jadwal dihidupkan dan

Page 10: Konsumsi Energi Pada Bioskop XYZ Di Jakarta

dimatikannya sebuah system AC central, dengan

berpatokan pada jam operasional kerja kantor.

Dengan proses tersebut dapat dilihat beberapa

kerugian yang terjadi pada beberapa system.

Gambar

Grafik kerugian gesek Water Chiller

Dilihat pada table diatas adalah kerugian gesek

water chiller yang diakibatkan dari proses kerja

mesin AHU dan FCU dengan bantuan pompa

CHWP tanpa menghidupkan Chiller.

Yang mengakibatkan begitu cepatnya kenaikan

suhu Water chilled didalam pipa. Terlihat pada

table diatas, waktu untuk mendingin sebuah

chiller untuk mencapai suhu mendekati 60C

adalah +48menit .

Dengan melihat grafik diatas kita dapat

melakukan beberapa Efisiensi lagi di beberapa

proses system pendinginan sehingga

mendapatkan proses kerja yang maksimal

dengan menggunakan energi se minimal

mungkin.

Pada praktiknya System kerja AHU yang dipakai

memanfaatkan MVD (Motorizer Volume

Damper) sebagai pengatur jumlah masuk udara

dingin dan sekaligus penentu temperature

ruangan yang di inginkan. Blower (fan) yang

digunakan berputar secara maksimal secara

continue selama mesin AHU di hidupkan.

Dengan memanfaatkan Chilled water pada

coil dari Chiller untuk dimanfaatkan sebagai

penghasil dingin. Dari proses tersebut diatas

ada beberapa proses yang bisa kita

maksimalkan kegunaannya. Seperti

mengurangi perputaran MVD (sebagai

pengatur jumlah Udara yang masuk ke

auditorium) agar kerja yang di lakukan

Blower (fan) yang secara continue itu bisa

bekerja secara maksimal serta memanfaatkan

Chilled water yang telah dihasilkan oleh

chiller, dapat di gunakan semaksimal

mungkin.

Gambar

AHU (Air Handling Unit)

Kerja blower (fan) pada AHU ini

cukup memboroskan listrik, namun tidak

banyak yang dapat dilakukan perusahaan

untuk hal ini, walaupun banyak cara untuk

Page 11: Konsumsi Energi Pada Bioskop XYZ Di Jakarta

menghemat listrik, penambahan dana merupakan

factor utama penghalang untuk mencapai target

efisiensi yang tinggi, walaupun perusahaan akan

mendapatkan investasi yang besar dikemudian

hari. Dengan adanya beberapa masalah yang

timbul tersebut, dengan memaksimalkan kerja

mesin-mesin yang ada dan mengefisiensikan

energi yang ada, itu sudah merupakan salah satu

wujud peduli terhadap krisis energi yang ada dan

sebagai investasi yang bagus untuk perusahaan.

2. System Refrigerasi pada AHU

Pada Gedung Bioskop ini AHU difungsikan

sebagai Pendingin udara untuk Auditorium

(ruang pertunjukan) kapasitas pada setiap ahu

berbeda-beda. Pada gedung ini dibagi menjadi

dua area;

Gambar

AHU (Air Handling Unit) dan

kelengkapannya

Fungsi:

a. MVD 1; berfungsi untuk mengatur

jumlah volume udara dari AHU fresh air

yang masuk ke AHU

b. MVD 2; berfungsi untuk mengatur

jumlah volume udara yang di buang

melalui exhaust fan dari udara return

auditorium.

c. MVD 3; berfungsi untuk mengatur

jumlah volume udara yang di bypass

(melewati) Evaporator (coil) menuju

Auditorium.

d. MVD 4; berfungsi untuk mengatur

jumlah volume udara yang melewati

evaporator (coil) menuju auditorium.

e. MVD 5; berfungsi untuk mengatur

jumlah volume udara yang dibagi

antara Udara exhaust dan yang

kembali ke AHU.

f. RF (Return Fresh); fan yang berfungsi

untuk menghisap udara dari

auditorium menuju ke AHU.

g. RA Temp; Point temperature udara

yang sensor temperature yang masuk

ke system AHU, dalam artian sama

dengan udara yang berada di

auditorium.

h. Set Point RA temp, nilai yang di

berikan untuk menentukan

temperature udara yang diinginkan.

Pada saat kita menghidupkan ahu pada

pertama kali, perintah pertama diberikan pada

fan untuk mulai berputar, selanjutnya MV

berangsur-angsur membuka untuk

mengalirkan air ke coil, pada saat yang

bersamaan MVD juga berangsur-angsur

membuka untuk mengatur volume udara

sesuai fungsinya. Pada awal menyalakan

Page 12: Konsumsi Energi Pada Bioskop XYZ Di Jakarta

AHU, Udara dari ruangan dihisap oleh Fan RF

semua udara menuju ke AHU melewati MVD 5

terus ke MVD 4 dengan persentase pembukaan

100% melewati filter dan coil lalu dihembuskan

keluar AHU menuju Auditorium. Begitu pula

selanjutnya, udara di sirkulasi secara berkala,

kemudian berangsur-angsur persentasi dari MVD

akan berubah.

Perubahan tersebut di pengaruhi dari beberapa

factor yaitu:

- temperature ruangan

- jumlah penonton

- temperature coil

Temperature coil dipengaruhi oleh chiller

yaitu mensuplay water chilled kepada coil,

semakin dingin chiller memproduksi air dingin,

semakin cepat pula coil mencapai suhu yang

diinginkan. Coil berfungsi untuk menurunkan

temperature udara yang melewatinya, gesekan

udara dengan coil akan menyebabkan naiknya

temperature pada coil, oleh sebab itu coil harus

dapat mempertahankan suhunya sesuai yang

diinginkan. Kita dapat melihat perubahan

temperature coil pada grafik di bawah ini.

Grafik Temperature vs Waktu pada COIL

Jumlah penonton juga sangat berpengaruh

waktu untuk mendinginkan ruangan, sesuai

survey yang telah dilakukan, AHU

Auditorium dihidupkan sebelum penonton

memasuki ruangan. Sehingga ruangan akan

lebih cepat dingin dikarenakan tidak adanya

beban kalor manusia dari ruangan. Ini

dipengaruhi besar oleh jumlah udara penyegar

yang disupply dan di kembalikan ke system

penyegar.

Dapat juga kita buktikan dengan grafik

dibawah ini.

Grafik Penurunan Temperature Ruangan

saat Start

Temperature ruangan yang semakin dingin

akan mempengaruhi jumlah udara yang

melewati MVD. Semakin turun temperature

ruangan menuju set yang telah ditentukan

maka semakin besar pula pembukaan MVD 3

(Bypass) dan berbanding terbalik dengan

MVD 4 (Face). Apabila temperature udara

ruangan sudah sesuai dengan set point yang

diberikan maka udara akan di bypass oleh

MVD 3 (100%) melewati Coil dan MVD 4

(face) akan menutup penuh (0%). Semakin

besar ruangan maka semakin besar pula

Kapasitas AHU yang dibutuhkan, dengan

Page 13: Konsumsi Energi Pada Bioskop XYZ Di Jakarta

menentukan beban kalor ruangan dan kapasitas

AHU maka kita dapat menentukan berapa lama

waktu AHU mencapai suhu yang ditentukan.

Perhitungan Beban Kalor Pada Auditorium.

AUDI 1

KALOR SENSIBEL

SENSIBEL PERIMETER

1. sensibel infiltrasi

QSv= [(vr x Nn) - N] x spesifikvolume24,0 x Δt

= 61,21 kCal/jam

2. Dinding

Qd = A x K x (Δ t)

dimana,

A= luas dinding ((21 x 8 x 2) + (13 x 8 x 2) =

544m2)

K= koefisien transmisi kalor dari dinding (

kCal/m2 jam 0C)

Δt= selisih Suhu udara di dalam dan luar ruangan

(0C)

Beton = 75mm

rockwool = 15 mm

besarnya tahanan R adalah

RT = Rsi + R1 + R2 + Rso + Ra

dapat diketahui bahwa

Rso = 0,05, dan Rsi = 0,125 (m3

jam 0C / kCal)

tahanan perpindahan kalor dari ruangan udara

adalah, Ra = 0,145 m2 jam 0C/ kCal

tahanan dari dinding beton adalah Rbeton = 0,714,

maka,

Rbeton = 0,714 x 0,75

= 0,5355 m2 jam 0C / kCal

Dan r rockwool = 18,4 m2 jam 0C / kCal,

maka :

Radukan semen = 18,4 x 0,15

= 2,76 m2 jam 0C / kCal

Maka besarnya tahanan total (RT ) adalah

RT = 0,05 + 0,125 + 0,145 +

0,5355 +2,76

= 3,62 m2 jam 0C / kCal

Dan besarnya koefisien perpindahan kalor

dari dinding adalah :

K = 1 / 3,62

= 0,24 kCal / m2 jam 0C

Qd = 544 x 0,24 x (22 – 21,7)

= 39,17 kCal / jam

Page 14: Konsumsi Energi Pada Bioskop XYZ Di Jakarta

3. atap

Qa = A x K x (Δ t)

dimana,

A = luas atap (21 x 13 = 273m2)

K = koefisien transmisi kalor dari dinding (

kCal/m2 jam 0C)

Δt = selisih Suhu udara di dalam dan luar

ruangan (0C)

besarnya tahanan R adalah

RT = Rsi + R1 + R2 + Rso + Ra

dapat diketahui bahwa

Rso = 0,05, dan Rsi = 0,125 (m3

jam 0C / kCal)

tahanan perpindahan kalor dari ruangan udara

adalah, Ra = 0,145 m2 jam 0C / kCal

tahanan dari papan asbes adalah Rasbes = 0,0055,

maka,

Rasbes = 0,0055 x 0,06

= 0,00033 m2 jam 0C / kCal

Maka besarnya tahanan total (RT ) adalah

RT = 0,05 + 0,125 + 0,145 + 0,00033

= 0,32033 m2 jam 0C / kCal

Dan besarnya koefisien perpindahan kalor dari

dinding adalah :

K = 1 / 0,32033

= 3,12 kCal / m2 jam 0C

Qa = 273 x 3,12 x (22 – 21,7)

= 255,53 kCal / jam

4. tersimpan

Qtersimpan = (Q1 + Q2 + Q3) x 15%

Qtersimpan = (61,21 + 39,17 + 255,53) x

15 %

= 53,39 kCal/jam

SENSIBEL INTERIOR

1. LANGIT-LANGIT

QL = A x K x (Δ t)

dimana,

A= luas langit-langit (21 x 13 = 273m2)

K= koefisien transmisi kalor dari langit-

langit( kCal/m2 jam 0C)

Δt= selisih Suhu udara di dalam dan luar

ruangan (0C)

besarnya tahanan R adalah

RT = Rsi + R1 + R2 + Rso + Ra

dapat diketahui bahwa

Rso = 0,05, dan Rsi = 0,125

(m3 jam 0C / kCal)

tahanan perpindahan kalor dari ruangan udara

adalah, Ra = 0,145 m2 jam 0C / kCal

tahanan dari adukan beton adalah Rbeton =

1,45, maka,

Rbeton = 1,45 x 0,2

= 0,29 m2 jam 0C / kCal

Maka besarnya tahanan total (RT ) adalah

RT = 0,05 + 0,125 + 0,145 + 0,29

= 0,61 m2 jam 0C / kCal

Page 15: Konsumsi Energi Pada Bioskop XYZ Di Jakarta

Dan besarnya koefisien perpindahan kalor dari

dinding adalah :

K = 1 / 0,61

= 1,64 kCal / m2 jam 0C

Ql = 273 x 1,64 x (22 – 21,7)

= 134,32 kCal / jam

2. Interior

Qi = n x Qsm x f

dimana,

n = jumlah orang dalam ruangan

Qsm = kalor sensibel manusia (kCal/kg)

f = koreksi faktor kelompok

Qi = 203 x 53 x 0,897

= 9650,82 kCal/jam

3. Peralatan listrik

Ql = Pm x 0,860 x f (kCal/jam)

dimana,

Pm = daya mesin yang digunakan 2 kW

0,860 = besarnya kalor sensibel dari peralatan

listrik

f = faktor penggunaan peralatan =1

Ql = 2 x 0,860 x 1

= 1,72 kCal/jam

SENSIBEL MESIN

1. VENTILASI

QSu = N x (0,24/Vs) x Δ t

dimana,

N = jumlah udara luar yang masuk = 203 x

18 = 3654 m3 / jam

0,24 = kalor spesifik dari 1 kg udara kering

(kCal/kg’)

Vs = 0,8399 m3/kg’

Δ t = selisih suhu udara luar dan dalam =

0,3 0C

QSu = 3654 x (0,24/0,8399) x 0,3

= 313,24 kCal/jam

2. MESIN

QSm = P x 0,860 x η

dimana,

P = daya dari mesin = 2 kW

0,860 = besarnya kalor sensibel dari motor

kipas udara (kCal/kW)

η = Efisiensi kipas udara = 0,8

QSm = 2 x 0,860 x 0,8

= 1,376 kCal/jam

KALOR LATEN

Laten perimeter

1. infiltrasi

QLi = vr x Nn x 597,3 x Δ x

dimana,

vr = Volume ruangan = 21x 13x 8 =

2184m3

Nn = jumlah ventilasi alamiah = 2

597,3 = kalor laten penguapan (kCal/kg)

Δx = selisih perbandingan kelembaban di

dalam dan di luar ruangan kg/kg'

Page 16: Konsumsi Energi Pada Bioskop XYZ Di Jakarta

xranc = 0,020 – 0,0116

= 0,0084 kg / kg'

Jadi besarnya beban kalor laten karena adanya

infiltrasi adalah

QLi = 2184 x 2 x 597,3 x 0,0084

= 21915,65 kCal / jam

2. interior

QLo = n x Qlm x f

dimana,

n = jumlah orang yang ada dalam ruangan

= 203 orang

Qlm = kalor laten manusia = 25 kCal/kg

f = koreksi faktor kelompok = 0,897

QLo = 203 x 25 x 0,897

= 4552,275 kCal / jam

3. ventilasi

QLm = N /Vs x Δx (kCal/jam)

dimana,

N = jumlah udara yang masuk ruangan

(m3/jam)

Vs = volume spesifik udara luar (m3/kg')

Δx = selisih perbandingan kelembaban udara

di dalam dan luar ruangan (kg/kg')

N = 18 m3 / jam per orang

= 18 x 203

= 3654 m3 / jam

Vs = 0,8399 m3 / kg

Δx = 0,020 – 0,0116 = 0,0084

Maka besarnya beban kalor laten oleh udara luar

yang masuk adalah :

QLu = 3654 x 0,8399 x 0,0084

= 25,78 kCal / jam

Tabel Hasil Peritungan Beban Kalor Audi 1 AUDI 1

NO NAMA SENSIBEL LATEN 1. Perimeter a. infiltrasi 61,21 21915,65 b. dinding 39,17 - c. atap 255,53 - d. tersimpan 53,39 - 2. Interior a. langit-

langit 134,32 -

b. interior 9650,82 4552,275 c. peralatan

listrik 1,72 -

3. Mesin a. Ventilasi 313,24 25,78 b. mesin 1,376 - Jumlah total 10510,78 26493,71

Tabel Hasil Peritungan Beban Kalor Audi 2

AUDI 2 NO NAMA SENSIBEL LATEN 1. Perimeter a. infiltrasi 61,21 21915,65 b. dinding 39,17 - c. atap 255,53 - d. tersimpan 53,39 - 2. Interior a. langit-

langit 134,32 -

b. interior 9650,82 4552,275 c. peralatan

listrik 1,72 -

3. Mesin a. Ventilasi 313,24 25,78 b. mesin 1,376 - Jumlah total 10510,78 26493,71

Page 17: Konsumsi Energi Pada Bioskop XYZ Di Jakarta

Tabel Hasil Peritungan Beban Kalor Audi 3

AUDI 3 NO NAMA SENSIBEL LATEN 1. Perimeter a. infiltrasi 7,72 14901,44 b. dinding 31,32 - c. atap 59,4 - d. tersimpan 14,77 - 2. Interior a. langit-

langit 59,4 -

b. interior 7606,56 3588 c. peralatan

listrik 1,72 -

3. Mesin a. Ventilasi 246,89 20,31 b. mesin 1,376 - Jumlah total 8029,16 18509,75

Tabel Hasil Peritungan Beban Kalor Audi 4

AUDI 4 NO NAMA SENSIBEL LATEN 1. Perimeter a. infiltrasi 91,73 21353,71 b. dinding 38,02 - c. atap 248,98 - d. tersimpan 56,81 - 2. Interior a. langit-

langit 130,87 -

b. interior 8414,76 3969,23 c. peralatan

listrik 1,72 -

3. Mesin a. Ventilasi 273,12 22,48 b. mesin 1,376 - Jumlah total 9257,39 25345,42

Tabel Hasil Peritungan Beban Kalor Audi 5

AUDI 5 NO NAMA SENSIBEL LATEN 1. Perimeter a. infiltrasi 28,8 13245,73 b. dinding 29,16 - c. atap 164,74 - d. tersimpan 33,41 - 2. Interior a. langit-

langit 86,59 -

b. interior 6085,25 2870,4 c. peralatan

listrik 1,72 -

3. Mesin a. Ventilasi 197,51 16,26 b. mesin 1,376 - Jumlah total 6628,56 16132,39

Tabel Hasil Peritungan Beban Kalor Audi 6

AUDI 6 NO NAMA SENSIBEL LATEN 1. Perimeter a. infiltrasi 28,8 13245,73 b. dinding 29,16 - c. atap 164,74 - d. tersimpan 33,41 - 2. Interior a. langit-

langit 86,59 -

b. interior 6085,25 2870,4 c. peralatan

listrik 1,72 -

3. Mesin a. Ventilasi 197,51 16,26 b. mesin 1,376 - Jumlah total 6628,56 16132,39

Page 18: Konsumsi Energi Pada Bioskop XYZ Di Jakarta

Tabel Hasil Peritungan Beban Kalor Audi 7 AUDI 7

NO NAMA SENSIBEL LATEN 1. Perimeter a. infiltrasi 91,73 21353,71 b. dinding 38,02 - c. atap 248,98 - d. tersimpan 56,81 - 2. Interior a. langit-

langit 130,87 -

b. interior 8414,76 3969,23 c. peralatan

listrik 1,72 -

3. Mesin a. Ventilasi 273,12 22,48 b. mesin 1,376 - Jumlah total 9257,39 25345,42

Tabel Hasil Peritungan Beban Kalor Audi 8

AUDI 8 NO NAMA SENSIBEL LATEN 1. Perimeter a. infiltrasi 7,72 14901,44 b. dinding 31,32 - c. atap 59,4 - d. tersimpan 14,77 - 2. Interior a. langit-

langit 59,4 -

b. interior 7606,56 3588 c. peralatan

listrik 1,72 -

3. Mesin a. Ventilasi 246,89 20,31 b. mesin 1,376 - Jumlah total 8029,16 18509,75

Perhitungan Waktu Menghidupkan dan Mematikan AHU A. AHU 1 & 2 Waktu untuk mencapai suhu yang diinginkan pada auditorium 1 (tanpa factor manusia): Data di dapat langsung pada lapangan. ∆i = G (i1 – i7 ) (kCal/jam) Dimana:

Sesi masuk koil pendingin; - Temp bola kering 260C - Temp bola basah 210C Sesi keluar koil pendingin; - Temp bola kering 230C - Temp bola basah 15.40C Jumlah aliran udara yang masuk ; 10188 m3/jam Volume spesifik udara

= 0.849 Maka: ` i1 (enthalpy) udara masuk

= 60 Kj/kg = 14.3 kCal ` i7 (enthalpy) udara keluar

= 39 Kj/kg = 8.5 kCal Maka jumlah kalor yang diserap oleh koil adalah Kapasitas kerja koil (∆i) = G (i1 – i7) G = Jumlah aliran udara m3/jam Volume spesifik udara keluar ∆i = 10188 (14.3 – 8.5) = 69192.5 0,854 Dapat diperoleh waktu untuk penyerapan kalor dalam auditorium adalah: Beban kalor ruangan = 37004.49 Kapasitas kerja koil 69192.5 Maka diperoleh waktu penyerapan kalor oleh coil pendingin sebesar 0.53 jam Untuk mencapai suhu ruangan dari suhu ruangan normal (+ 26) menjadi 230C kita membutuhkan waktu selama 0.53 jam (31.8 menit), maka dapat ditentu penyalaan AHU pada awal show yaitu 31.8 menit sebelum show dimulai, disaat itulah penonton akan masuk ke Auditorium, dan selanjutnya suhu akan berangsur-angsur berubah sesuai dengan set point (rata-rata 210C) yang telah ditentukan sesuai procedure System BAS. Selanjutnya untuk schedule mematikan AHU dengan perhitungan sebagai berikut, Diketahui: Temperature ruang = 210C Kalor total orang dewasa = 87 kCal/jam Beban kalor total orang dalam gedung = 87 kCal/jam x 203 orang = 17661 kCal/jam 17661 KCal/jam x 0,897 (factor kelompok)

= 15841,917 Beban kalor ruangan = 37004.49 kCal/jam

Page 19: Konsumsi Energi Pada Bioskop XYZ Di Jakarta

Jika dalam 1 jam ruangan mendapatkan

kalor sebesar 37004.49 dari beban kalor total. Maka dalam 1 jam tanpa AHU, ruangan akan mendapatkan beban kalor sebesar 17661 KCal dari manusia sebanyak 203. pada praktiknya perubahan temperature pada ruangan dapat dilihat pada Gambar Berikut

Grafik perubahan Temperature AHU 1 Dengan demikian perubahan temperature tersebut dipakai sebagai acuan, bahwa waktu untuk mematikan AHU pada Auditorium 1 yaitu 30 menit sebelum show selesai. Mengacu pada schedule penayangan film bahwa jeda waktu antara show adalah 30 menit, telah disepakati bahwa penentuan temperature Auditorium pada saat masuknya penonton adalah 230C, maka waktu untuk menyalakan ahu pada show berikutnya bersamaan dengan waktu saat memasukkan waktu penayangan show berikutnya. Dengan demikian, jika pada satu hari terdapat 5 sessi kita dapat menghemat penggunaan listrik pada auditorium 1 pada system pendingin AHU sebesar: Perhitungan waktu tanpa mematikan AHU dari awal pertunjukan sampai selesai: ~ Durasi film = 100 menit . ~ Total penayangan = 5 sessi. ~ Jeda waktu = 30 menit ~ Start awal AHU = 60 menit Total pemakaian selama = 30 + (100x5) + (30x4) = 650 menit Perhitungan waktu dengan mematikan AHU menurut perhitungan: ~ Durasi film = 100 menit . ~ Total penayangan = 5 sessi.

~ Start awal AHU = 31,8 menit ~ lama waktu jeda = dimatikan 60 menit

sebelum penayangan selesai Total pemakaian AHU = 31,8 menit + [(100 menit – 30 menit )x 5sessi] = 381,8 menit Maka penghematan Waktu penggunaan AHU 1 sebesar = Total pemakaian awal – Total pemakaian dengan Efisiensi

650 – 381,8 = 268,2 menit = 4,47 jam

Total Efisiensi dari system refrigerasi AHU

sebesar:

I. Total Daya hidup yang digunakan (15 jam, 24 jam) = 2.888.220 Watt

Waktu

Hidup (jam)

AREA Nama

Barang Kapasitas

(Watt) QTY Total 13 AHU 1 3000 1 3000 39000 RF-1 2200 1 2200 28600 AHU 3 1500 1 1500 19500 RF-3 1100 1 1100 14300 AHU 4 4000 1 4000 52000 RF-4 2200 1 2200 28600 AHU 5 2200 1 2200 28600

Ruang Ahu 1 RF-5 1100 1 1100 14300

AHU 2 3000 1 3000 39000 RF-2 2200 1 2200 28600 AHU 6 2200 1 2200 28600 RF-6 1100 1 1100 14300 AHU 7 3000 1 3000 39000 RF-7 2200 1 2200 28600 AHU 8 1500 1 1500 19500

Ruang Ahu 2 RF-8 1100 1 1100 14300

33.600 436.800

II. Total Daya Hidup yang digunakan (13 jam

+ 15 Jam) = 436.800 Watt

Tabel Efisiensi Konsumsi Energy MSB 1

pada AHU

Page 20: Konsumsi Energi Pada Bioskop XYZ Di Jakarta

Efisiensi Energy AHU

Nama Barang

Kapasitas (watt) QTY Total

Waktu Hidup (Jam)

Pemakaian (Watt)

AHU 1 3000 1 3000 6,36 19080 RF-1 2200 1 2200 6,36 13992 AHU 3 1500 1 1500 6,36 9540 RF-3 1100 1 1100 6,36 6996 AHU 4 4000 1 4000 6,73 26920 RF-4 2200 1 2200 6,73 14806 AHU 5 2200 1 2200 6,52 14344 RF-5 1100 1 1100 6,52 7172 AHU 2 3000 1 3000 6,36 19080 RF-2 2200 1 2200 6,36 13992 AHU 6 2200 1 2200 6,52 14344 RF-6 1100 1 1100 6,52 7172 AHU 7 3000 1 3000 6,73 20190 RF-7 2200 1 2200 6,73 14806 AHU 8 1500 1 1500 6,36 9540 RF-8 1100 1 1100 6,36 6996

Total (Watt)

33.600 218.970

Total Daya Hidup yang digunakan (13 jam +

15 Jam) = 218.970 Watt

Total Pemakaian / hari (watt) (I + III)

3.107.190 Watt

kWh / hari 3.107,19 kWh

kWh/ bulan Efisiensi 93.215,70 kWh Didapat selisih Konsumsi Daya Pada MSB 1sebesar :

Total kWh Normal (I + II) - Total kWh Efisiensi (I +

III)

99.750,60 kWh/bulan - 93.215,70 kWh/bulan = 6.535

kWh/bulan (6.55%)

MSB 1

No Bulan / Tahun kWh Total

Pemakaian kWh

Dikali CT (800/5A)

1 Des-07 1514 2 Jan-08 2076,67 700,29 112046,43 Feb-08 2776,96 689,09 110254,44 Mar-08 3466,05 650,83 104132,85 Apr-08 4116,88 600,64 96102,46 Mei-08 4717,52 598,77 95803,27 Jun-08 5316,29 620,19 99230,48 Jul-08 5936,48 605,06 96809,69 Agust-08 6541,54 618,22 98915,2

10 Sep-08 7159,76 628,26 100521,611 Okt-08 7788,02 607,77 97243,212 Nop-08 8395,79 620,09 99214,413 Des-08 9015,88 620,12 99219,2

Rata-rata 47,60 100791.07

Page 21: Konsumsi Energi Pada Bioskop XYZ Di Jakarta

4.3. Pencatatan meter.

Perubahan total daya efisiensi ini dapat di

buktikan dengan pencatatan meter pada tiap

bulan yang ditagihkan kepada pihak tenant.

Tabel 4.20. Catatan Meter Tiap Bulan

4.4 Total Efisiensi Energy Total

Dari hasil perhitungan yang ada di ketahui nilai

Total Penggunaan setelah Efisiensi Energy Total

Yaitu sebesar:

Dari Total Sebelum Efisiensi sebesar:

AC 105.668 Lighting 12.306,15 Peralatan 89.629,44

Total `= 207.604

kWh

Dilihat dari hasil diatas, Maka didapat nilai

selisih konsumsi energy Total sebesar:

207.604 kWh/Bulan - 201.069 kWh/Bulan =

6.535 kWh/Bulan ( 3.15 %/Bulan)

Kesimpulan

1. Pada sistem AHU, kita dapat

menghidupkan nya beberapa saat

sebelum show pada Auditorium di

mulai. Yaitu pada saat belum ada

penonton yang masuk, sehingga untuk

pencapaian suhu yang diinginkan akan

lebih mudah.

2. Dengan memberi batasan set point

pada AHU target efisiensi akan lebih

baik, dikarenakan AHU tidak akan

bekerja melebihi batas yang telah

ditentukan, dan target pencapaian suhu

akan lebih cepat tercapai.

3. Penurunan penggunaan listrik

(Efisiensi) dari 207.604 kWh/Bulan

menjadi 201.069 kWh/Bulan maka

telah didapat sebuah efisiensi sebesar

6.535 kWh/Bulan ( 3.15 %/Bulan).

MSB 1

No Bulan / Tahun

kWh Total

Pemakaian kWh

Dikali CT (800/5A)

1 Des-07 1514 2 Jan-08 2076,67 700,29 112046,43 Feb-08 2776,96 689,09 110254,44 Mar-08 3466,05 650,83 104132,85 Apr-08 4116,88 600,64 96102,46 Mei-08 4717,52 598,77 95803,27 Jun-08 5316,29 620,19 99230,48 Jul-08 5936,48 605,06 96809,69 Agust-08 6541,54 618,22 98915,2

10 Sep-08 7159,76 628,26 100521,611 Okt-08 7788,02 607,77 97243,212 Nop-08 8395,79 620,09 99214,413 Des-08 9015,88 620,12 99219,2

Rata-rata 47,60 100791.07

AC 99.133 Lighting 12.306,15 Peralatan 89.629,44

Total `= 201.069

kWh