konsumsi air

16
TUGAS PERENCANAAN SISTEM TRANSMISI DAN DISTRIBUSI AIR BERSIH FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI AIR DARI HUTAN LINDUNG UNTUK RUMAH TANGGA (STUDI KASUS DI HULU DAS PALU - SULAWESI TENGAH) Oleh:

description

faktor-faktor

Transcript of konsumsi air

TUGAS

PERENCANAAN SISTEM TRANSMISI DAN DISTRIBUSI AIR BERSIH

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI

AIR DARI HUTAN LINDUNG UNTUK RUMAH TANGGA

(STUDI KASUS DI HULU DAS PALU - SULAWESI TENGAH)

Oleh:

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dengan bertambahnya penduduk di sekitar kawasan hutan lindung akan semakin besar ancaman perambahan dan akan semakin sulit untuk melestarikan hutan lindung (BPPTPDASIBT, 2003). Dan sumber daya yang ada di hutan terutama sumber air akan semakin menurun kualitas maupun kauntitasnya apabila tidak dijaga kelestarian dan keseimbangannya.

Banyak dari kegiatan penduduk yang memanfaatkan air, setiap orang memiliki kebetuhan air yang berbeda sesuai dengan keperluan dan perilaku sehari-harinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kebutuhan air di wilayah hulu DAS Palu Sulawesi Tengah inilah yang melatarbelakangi penulisan makalah ini.

Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat kebutuhan air di wilayah hulu DAS Palu Sulawesi Tengah.

Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Perencanaan Sistem Transmisi Dan Distribusi Air Bersih pada semester lima (5), dan guna mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat kebutuhan air di wilayah hulu DAS Palu Sulawesi Tengah.

Manfaat Penulisan

Penulisan makalah ini diharapkan dapat bergunaa untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca dan penulis sendiri.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi Air Bersih

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan

akan menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasannya,

air bersih adalah air yang memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan air

minum.

Studi Kebutuhan Air Bersih

Untuk sebuah sistem penyediaan air minum, perlu diketahui

besarnya kebutuhan dan pemakaian air.

Kebutuhan air bersih berbeda antara kota yang satu dengan kota

yang lainnya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan air bersih

menurut Linsey and Franzini (1986) adalah :

1. Iklim

2. Ciri-ciri Penduduk

3. Masalah Lingkungan Hidup

4. Keberadaan Industri dan Perdagangan

5. Iuran Air dan Meteran

6. Ukuran Kota

Menurut Model Penyiapan Program Pembangunan Prasarana dan

Sarana Dasar Perkotaan Tahun 1994, pemenuhan kebutuhan air bersih suatu

daerah perkotaan dapat dianalisis berdasarkan:

1. Faktor penduduk.

2. Tingkat pelayanan.

3. Jenis pelayanan dan satuan kebutuhan air yang meliputi:

Rumah tangga, baik sambungan langsung maupun kran umum,

Fasilitas sosial,

Fasilitas perdagangan/niaga,

Industri,

Kebutuhan khusus

(http://eprints.undip.ac.id.2007)

Penggunaan air bersih perkotaan juga dipengaruhi oleh faktor-faktor

sebagai berikut (Mc. Ghee, Terence J, 1991, 24-73 dan 112-157 dalam

http://eprints.undip.ac.id. 2007):

1. Besaran kota: membawa pengaruh tidak langsung misalnya komunitas

yang lebih kecil cenderung membatasi pemakaian air,

2. Karakteristik penduduk: terutama tingkat sosial ekonomi, semakin tinggi

tingkat pendapatan suatu penduduk maka akan semakin banyak pula air

bersih yang digunakan,

3. Bermacam-macam faktor seperti iklim dan kualitas air.

Apabila usia seseorang bertambah tingkat pengetahuannya juga

bertambah. Dari pengalaman yang dilihat setiap hari atau dikerjakan dapat

meningkatkan pengetahuan. Faktor usia dan faktor pendidikan berhubungan

apabila seseorang berpendidikan rendah akan berpengaruh terhadap tingkat

pengetahuan seseorang dalam menggunakan air sungai sebagai kebutuhan

sehari-hari. (Jurnal Gizi dan Pangan dalam http://repository.ipb.ac.id. 2008)

BAB III

DATA ANALISIS

Lokasi Kajian

Lokasi kajian di Desa Mantikole dan desa Dolo di Kecamatan Dolo, desa

Wera di kecamatan Sigi Biromaru yang merupakan daerah hulu dari

Daerah Aliran Sungai (DAS) Palu dan terletak di sekitar hutan lindung.

Obyek kajian ini adalah masyarakat pengguna air yang berasal dari hutan

lindung.

Jumlah responden 60 orang,

pengumpulan data menggunakan teknik wawancara terstruktur dengan

kuesioner.

Data yg dikumpulkan meliputi keadaan keluarga responden (umur,

pendidikan, jumlah anggota keluarga, pengalaman kerja, pendapatan

rumah tangga) dan biaya untuk pengadaan air rumah tangga. Metode

analisis data menggunakan regresi. Waktu penelitian bulan Agustus

sampai dengan Desember 2006.

Analisis Data

Dalam menduga nilai jasa air hutan lindung untuk konsumsi rumah tangga,

objek penelitian adalah rumah tangga di sekitar hutan lindung yang

memanfaatkan air secara khusus yang berasal dari hutan lindung.

Beberapa batasan yang digunakan dalam penentuan nilai jasa hutan

lindung ini adalah (1) permintaan air merupakan jumlah air yang digunakan

oleh satu rumah tangga untuk kebutuhan sehari-hari misalnya mencuci,

masak dan mandi dalam waktu satu tahun, (2) biaya pengadaan

merupakan segala biaya yang digunakan dalam waktu tertentu untuk

mendapatkan atau memanfaatkan air, (3) sumber air yang dimaksud

adalah air permukaan (sungai, mata air dari hutan lindung dll) serta sumur

dangkal, tidak termasuk sumber air hujan.

Nilai jasa air hutan lindung untuk rumah tangga merupakan nilai kebutuhan

total air bagi rumah tangga yang didekati melalui persamaan regresi

menggunakan software MINITAB versi 13.0.

Alur Pikir

Gambar 1. Alur pikir

Hasil Data Analisis

Masyarakat di DAS Palu dan masyarakat sekitar hutan lindung,

dalam memenuhi kebutuhan air dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu

melalui Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan secara langsung dari

alam. Pemanfaatan air secara langsung dari alam berupa air sungai, mata air

dan sumur.

Masyarakat yang memanfaatkan air langsung dari alam di DAS Palu

secara keseluruhan adalah 51.841 rumah tangga atau 90,6% dari total rumah

tangga yang ada di DAS Palu. Sebagian besar masyarakat (33.059 rumah

tangga atau 60,2%), memanfaatkan sumur, baik sumur terlindung maupun

tidak terlindung, sebagai sumber air dalam pemenuhan kebutuhannya. Jumlah

rumah tangga yang memanfaatkan air sungai sebagai sumber airnya mencapai

2,94% dari total rumah tangga yang ada di DAS Palu.

Berdasarkan data yang diperoleh dan dianalisis dengan menggunakan

software MINITAB versi 13.0 maka diperoleh persamaan regresi sebagai

berikut:

Y = 21.5 - 0.00483 X1 + 0.220 X2 - 0.772 X3 - 0.0032 X4

dengan nilai R2 = 0,935

Dengan nilai koefisien determinasi (R2) 0.935 berarti bahwa variabel

bebas (dependen variable) yang diamati memberikan pengaruh

sebesar 93,5% terhadap variabel tidak bebas (independen variabel)

dengan tingkat kepercayaan tinggi (93,5%).

Tabel Koefisien Regresi Dari Masing- Masing Variable

Model persamaan regresi linier yang diprediksikan dapat digunakan untuk

menganalisis perlakuan-perlakuan yang diamati, sebagai berikut:

1. Tingkat pendapatan rumah tangga (Rp/tahun)

Tingkat pendapatan rumah tangga menunjukkan angka negatif. Hal ini

menunjukkan bahwa apabila faktor pendapatan rumah tangga ditambah,

maka akan semakin berkurang penggunaan air untuk keperluan rumah

tangganya.

2. Biaya pengadaan air (Rp/m )

Biaya pengadaan air menunjukkan angka positif. Hal ini menunjukkan

bahwa apabila faktor biaya pengadaan air ditambah, maka konsumsi air

untuk anggota rumah tangga juga akan bertambah.

3. Tingkat pendidikan formal yang dimiliki.

Tingkat pendidikan formal yang dimiliki oleh penduduk/responden

menunjukkan angka negatif. Hal ini menunjukkan bahwa, apabila tingkat

pendidikan formal yang dimiliki penduduk/ responden ditambah atau

semakin pandai, maka akan semakin berkurang penggunaan air untuk

keperluan rumah tangganya atau semakin bijak dalam menggunakan air.

4. Umur responden (tahun)

Umur responden atau penduduk menunjukkan negatif. Hal ini menunjukkan

bahwa, apabila umur responden atau penduduk bertambah, maka akan

semakin berkurang penggunaan air untuk keperluan rumah tangganya.

PEMBAHASAN

o Tingkat Pendapatan Rumah Tangga

Dari data analisis yang meneliti di daerah pedesaan dengan faktor

yang mempengaruhi penggunaan air bersih pada perkotaan menurut Linsey

dan Franzini (1986) dari aspek ciri-ciri penduduk, ditemukan perbedaan yang

dimana tingkat pendapatan rumah tangga atau status ekonomi memiliki

pengaruh yang berbeda di kota dan di desa.

o Biaya Pengadaan air (Rp/ m3)

Untuk faktor biaya pengadaan air di daerah perkotaan dan desa,

juga memiliki perbedaan. Dimana menurut Linsey dan Franzini (1986) pada

daerah perkotaan, untuk biaya pengadaan air seperti harga air, berbanding

terbalik dengan pemakaian air, bila harga air mahal maka orang akan menahan

diri dalam pemakaian air. Sedangkan fenomena yang terjadi di lokasi kajian

menunjukkan hal yang sebaliknya, dimana konsumsi air untuk rumah tangga

akan bertambah bila faktor biaya pengadaan air ditambah. Adanya pralonisasi

atau pipanisasi atau selangisasi dari sumber air sampai di rumah penduduk

sehingga air tersedia setiap saat dalam jumlah relatif cukup melimpah, dan

juga karena tidak adanya kran penutup.

o Tingkat Pendidikan Formal dan Umur Responden (Tahun)

Faktor usia dan faktor pendidikan (menurut jurnal gizi dan pangan)

berhubungan pada penggunaan air, dimana tingkat pengetahuan akan

bertambah seiring dengan bertambahnya usia seseorang. Pengetahuan

seseorang dalam menggunakan air sungai sebagai kebutuhan sehari-hari juga

dipengaruhi oleh pendidikan seseorang. Semakin rendah pendidikan

seseorang maka semakin sedikit pula pengetahuannya dalam menggunakan

air secara efisien dan efektif. Hal ini berkesesuaian dengan faktor pendidikan

dan faktor usia yang telah dianalisis.

PENUTUP

Simpulan • Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kebutuhan air

untuk wilayah Hulu Das Palu - Sulawesi Tengah adalah

tingak pendapatan rumah tangga (Rp/tahun), biaya

pengadaan air (Rp/ m3), tingkat pendidikan formal yang

dimiliki, umur responden (tahun).

• Faktor tingkat pendapatan rumah tangga (Rp/ tahun), biaya

pengadaan air (Rp/ m3) yang ada di daerah perkotaan dan

daerah pedesaan dalam menentukan kebutuhan air

berbeda.

• Semakin tinggi pendidikan formal dan semakin tambah usia

seseorang maka penggunaan air akan semakin kurang dan

semakin bijaksana.

Sekian dan Terima Kasih