Konsultasi 3 (Repaired)
-
Upload
wati-kasma -
Category
Documents
-
view
84 -
download
7
Transcript of Konsultasi 3 (Repaired)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran berbahasa Indonesia merupakan pembelajaran universal
dikalangan pendidikan baik sekolah SD, SMP, SMA sederajat, dan Mahasiswa.
Dalam pendidikan, siswa memerlukan pembelajaran berbahasa sebagai alat
komunikasi, berbahasa dapat menghubungkan bahasa tulis maupun bahasa lisan.
Keberadaan berbahasa yang tidak terpisahkan dengan manusia, sangat penting
dipahami karena berbahasa hadir jika manusia hidup dengan orang lain sebagai
alat komunikasi, sama halnya dalam proses belajar-mengajar di sekolah
pembelajaran berbahasa Indonesia akan tercapai jika siswa mempunyai
keterampilan berbahasa.
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia ada beberapa aspek keterampilan
yaitu keterampilan membaca, menyimak, berbicara, dan menulis. Dari keempat
aspek keterampilan tersebut, keterampilan menulis yang sangat kurang diminati
oleh sebagian besar para siswa, disebabkan kurangnya pengetahuan dasar yaitu
latihan menulis, sehingga dalam penulisan siswa sering kali terhambat dan
kebingungan melanjutkan tulisannya. Hambatan yang dialami siswa adalah
mencurahkan ide berupa penulisan kata pertama untuk mengawali tulisan .
Kadang kala dalam menulis selalu muncul pertanyaan: apa yang akan ditulis,
bagaimana menuliskannya, dan pantaskah disebut sebagai suatu tulisan.
Meskipun sebenarnya ide itu bisa didapatkan dimana saja misalnya; dari
pengalaman siswa itu sendiri, dari cerita orang lain, peristiwa alam, ataupun dari
khayalan siswa , akan tetapi menulis tetap dianggap tidak mudah dikalangan
siswa. Keterampilan menulis adalah kegiatan mengungkapkan pikiran gagasan
dan perasaan seseorang yang dituangkan dalam bahasa tulis, kegiatan menulis
untuk menyatakan pikiran, gagasan dan perasaan dalam bentuk tulisan yang
diharapkan dapat dipahami penulis dan pembaca, serta berfungsi sebagai alat
komunikasi secara tidak langsung.
Pembelajaran menulis membutuhkan motivasi atau semangat bahkan
dorongan dari guru. Sehingga, siswa tidak mudah jenuh, malas, serta tidak
mengikuti pembelajaran. Jika sebagaian besar siswa mengalami hal yang sama,
maka tidak akan ada jalan keluar untuk membuat siswa menjadi lebih baik dalam
menulis. Tugas guru adalah membuat siswa berminat dalam menulis dengan cara
memberikan materi dan metode yang mampu meningkatkan pembelajaran yang
menyenangkan.
Melalui penelitian ini, kerampilan menulis sangat penting diteliti
dikalangan siswa, karena realita yang ada, rendahnya minat siswa dalam
keterampilan menulis argumentasi. Maka atas dasar inilah guru merasa perihatin
dan melakukan penelitian tindakan kelas agar kegiatan proses pembelajaran
menulis argumentasi menjadi pembelajaran yang inovatif, kreatif, aktif, efektif
dan menyenangkan bagi siswa. Hal ini adalah suatu masalah yang harus
dipecahkan guru untuk perbaikan terhadap pembelajaran menulis argumentasi
agar siswa dapat menuangkan gagasan, keinginan, kritik, dan harapan kedalam
suatu bentuk tulisan yang sebenarnya. Walaupun banyak kesulitan yang dihadapi
siswa dalam proses penulisan argumnetasi.
Kesulitan siswa dalam menulis argumnetasi itu sangat wajar , karena
menulis merupakan sebuah proses yang rumit. Kerumitan siswa untuk
menghasilkan tulisan yang baik memerlukan cara lebih meyenangkan. untuk itu,
guru perlu memilih metode atau media pembelajaran yang diyakini bisa
memotivasi siswa dalam pembelajaran menulis. Metode yang dipandang mampu
mengatasi permasalahan lemahnya kemampuan menulis argumrntasi adalah
dengan menggunakan metode mind mapping, dan pemilihan metode ini telah
diyakini dapat mendorong motivasi siswa dalam kegiatan menulis. Metode mind
mapping menjadi alat untuk menuangkan semua gagasan dalam pikiran.
Melalui uraian di atas mafaat menulis argumentasi sangat penting bagi
siswa, karena di dalam menulis argumentasi mampu membimbing siswa
menumbuhkan cara berpikir yang logis,mengungkapkan fakta yang dapat diuji
kebenarannya, mengajak dan mempengaruhi orang lain. Sehingga melalui metode
mind mapping yang digunakan sebagai salah satu metode yang mampu
menumbuhkan cara belajar yang lebih efektif dan manyenangkan dalam proses
belajar mengajar. Oleh karena itu, guru tidak kesulitan membuat siswa dalam
keterampilan menulis argumentasi karena metode mind mapping dapat
meningkatkan siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
Buzan (2008) berpendapat bahwa mind mapping adalah cara mudah
menggali informasi dari dalam dan dari luar otak. Dalam peta pikiran, sistem
bekerja otak diatur secara alami. Otomatis kerjanyapun sesuai dengan kealamian
cara berpikir manusia. Mind mapping membuat otak manusia ter-eksplor dengan
baik, dan bekerja sesuai fungsinya. Seperti telah ketahui, otak manusia terdiri dari
otak kanan dan otak kiri. Dalam peta pikiran, kedua sistem otak diaktifkan sesuai
porsinya masing-masing. Kemampuan otak akan pengenalan visual untuk
mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya (Buzan, 2008). Dengan kombinasi
warna, gambar, dan cabang-cabang melengkung, akan merangsang secara visual.
Sehingga infomasi dari mind mapping mudah untuk diingat.
Mind mapping adalah metode mempelajari konsep yang ditemukan oleh
Tony Buzan. Konsep ini didasarkan pada cara kerja otak manusia menyimpan
informasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, otak manusia tidak menyimpan
informasi dalam kotak-kotak sel saraf yang terjejer rapi melainkan dikumpulkan
pada sel-sel saraf yang berbercabang-cabang yang apabila dilihat sekilas akan
tampak seperti cabang-cabang pohon.
Dalam prinsipnya, mind mapping sangat sederhana, cukup menuliskan
dengan mengikuti kemana otak manusia berfikir, apa yang terlintas, apa yang
teringat dalam bentuk coretan yang berkait-kaitan. Coretan berkaitan, dimulai dari
tengah sebagai pusat, kemudian mengembangkan kearah tepi. Metode mind
mapping ini juga dapat membuat otak lebih fresh karena banyak masalah yang
terlintas di kepala, atau ide serta gagasan yang sulit untuk direkam yang
membebani otak bawah sadar.
Kualitas metode mind mapping akan sangat terlihat pada siswa dalam
peningkatan pembelajaran menulis di kelas, bila dikaitkan dengan jenis Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas didefiniskan sebagai penelitian
yang akar permasalahannya muncul dikelas, sehingga di rasakan langsung oleh
guru yang bersankutan. Sulit dibenarkan bahwa, permasalahan dari penelitian
tindakan kelas diperoleh dari presepsi atau lamunan dari seseorang guru. Oleh
karena itu, didalam penelitian ini diawali dengan perencanaan
tindakan,pelaksanaa, evaluasi dan refleksi, Sehingga penelitian ini benar-benar
tercapai.
Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 2 Jeneponto karena di sekolah
tersebut penggunaan bahasa Indonesia masih sangat kurang khususnya kelas XI
Teknik Komunikasi Jaringan (TKJ) otomatis dalam menulispun akan merasa
kesulitan. Ole karena itu, dari hasil observasi pembelajaran di kelas siswa dan
hasil yang diperoleh dalam keterampilan menulis argumentasi, belum sesuai
dengan harapan guru, karena dari 33 siswa kelas XI Teknik Komunikasi Jaringan
(TKJ) hanya 3 siswa yang mendapatkan nilai diatas 7,5 padahal kriteria
ketuntasan minimalnya adalah 7,5 ini berarti siswa belum tuntas dalam kopetensi
dasar menulis, berdasarkan hasil observasi dialami oleh guru terhadap siswa
disebabkan beberapa faktor, siswa tidak terlatih dalam menuangkan gagasannya
kedalam bentuk tulisan, kesulitan dalam meningkatkan minat belajar, metode
yang tepat dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi belum oftimal. Oleh
kerenan itu, guru memilih kelas XI Teknik Komunikasi Jaringan sebagai tempat
penelitian, supaya guru mampu mengetahui peningkatan masing-masing siswa
dalam menulis.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka masalah penelitian
yang muncul aadalah: Bagaimana meningkatkan keketerampilan menulis
argumentasi melalaui metode mind mapping siswa kelas XI Teknik Komunikasi
Jaringan SMK Negeri 2 Kabupaten Jeneponto;
1. Bagaimanakah perencanaan keterampilan menulis argumentasi siswa kelas
XI Teknik Komunikasi Jaringan SMK Negeri 2 Kabupaten Jeneponto?
2. Bagaimanakah pelaksanaan kegiatan keterampilan menulis argumentasi
siswa kelas XI Teknik Komunikasi Jaringan SMK Negeri 2 Kabupaten
Jeneponto?
3. Bagaimanakah penilaian peningkatan keterampilan menulis argumentasi
siswa kelas XI Teknik Komunikasi Jaringan SMK Negeri 2 Kabupaten
Jeneponto?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut adapun tujuan dalam penelitan
sebgai berikit;
1. untuk mendiskripsikan dan menjelaskan perencanaan keterampilan menulis
argumentasi siswa kelas XI Teknik Komunikasi Jaringan SMK Negeri 2
Kabupaten Jeneponto?
2. untuk mendiskripsikan dan menjelaskan pelaksanaan keterampilan menulis
argumentasi siswa kelas XI Teknik Komunikasi Jaringan SMK Negeri 2
Kabupaten Jeneponto?
3. untuk mendiskripsikan dan menjelaskan penilaian keterampilan menulis
argumentasi siswa kelas XI Teknik Komunikasi Jaringan SMK Negeri 2
Kabupaten Jeneponto?
D. Manfaat Penelitian
Hasil yang diperoleh melalui penelitian ini diharapkan dapat memberi
manfaat teoritis da paraktis sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
a. memberikan sumbangan teoritis berupa inovasi proses belajar mengajar
menulis argumentasi melalui metode mind mapping
b. acuan secara teoritis dalam proses belajar mengajar keterampilan menulis
2. Secara praktis
a. Bagi guru yang meneliti
1) Memperoleh wawasan dan pengalaman pembelajaran menulis
2) Mendapatkan fakta bahwa dengan metode mind mapping dapat
meningkatkan keterampilan menulis
3) Memberikan sumbangan perbaikan pembelajaran keterampilan menulis
argumentasi.
b. Bagi observer/guru
1) Dapat digunakan sebagai metode dalam mengajarkan penulisan
2) Dapat menjadi bahan kajian untuk mengatasi sebagian masalah dalam
mengajarkan penulisan argumentasi kepada siswa
3) Dapat menjadi masukan tentang cara yang tepat agar siswa tertarik dalam
mengikuti pembelajaran
4) Dapat menambah wawasan guru mengenai metode yang digunakan
5) Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran baik proses maupun praktis.
c. Bagi siswa
1) Dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam menulis
2) Dapat meningkatakan kemampuan menulis
3) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kreatifitas
berfikir, meningkatkan daya simak, dan menigkatkan semangat siswa
dalam proses belajar mengajar.
E. Sistematika Penulisan
1. Bagian pembuka
a. Halaman judul
b. Lembar pengesahan
c. Kata pengantar
d. Daftar isi
e. Daftar lampiran
2. Bagian isi
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar belakang
b. Rumusan maslah
c. Tujuan penelitian
d. Manfaat penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
a. Pembehahasan teori
b. Kerangka pikir
BAB III METODE PENELITIAN
1. Desain penelitian dan tahap alur
2. Defenisi operasional
3. Data dan sumber data
4. Lokasi penelitian
5. Teknik pengumpulan data dan istrumen penelitian
6. Pengecekan dan keabsahan data
7. Analisis data
8. Rambu-rambu analisis data
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Tinjauan Pustaka
Sehubungan dengan masalah yang akan diteliti, teori-teori yang digunakan
sebagai landasan teoretis ini mencakup tentang (1) pembelajaran menulis
argumnetasi, (2) langkah-langkah menulis argumentasi, (3) ciri-ciri menulis
argumentasi, (4) teknik penilaian menulis argumentasi, (5) jenis-jenis menulis, (6)
metode mind mapping (7) jenis-jenis metode pembelajaran, (8) dan kerangkaf
pikir.Berikut ini akan .
1. Pembelajaran Menulis Argumentasi
a. Pengertian Menulis
Menulis merupakan kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan
tulisan sebagai medianya. Pesan yang dimaksud adalah berupa isi atau muatan
yang terkandung dalam suatu tulisan. Ada berbagai pendapat tentang menulis
yang dikemukakan oleh para ahli. Nurdin (2003: 2) menyatakan bahwa menulis
adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang dalam rangka mengungkapkan
gagasan dan menyampikannya melalui bahasa tulis kepada orang lain agar
mudah dipahami. Hal ini mengungkapkan bahwa menulis yang baik adalah
menulis yang bisa dipahami orang lain.
Tarigan (2008: 22) menjelaskan pula bahwa menulis adalah menurunkan
atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa
yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-
lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambar grafik itu.
Tulisan dugunakan oleh orang-orang terpelajar untuk
merekam ,meyakinkan,serta melaporkan , serta mempengaruhi orang lain dan
maksud srata tujuan tersebut hanya bisa tercapai dengan baik oleh orang (para
penulis ) yang dapat menyusun pikirannya serta mengutarakan dengan jelas
(mudah dipahami); kejelasan tersebut bergantung pada
pikiran,asumsi/organisasi,penggunaan kata-kata dan struktur kalimat yang cerah,
Salam (dalam Morsey, 1976: 132)
Menulis merupakan salah satu cara komunikasi tidak langsung yang
tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia, karena manusia melakukan
kegiatan berbahasa dalam kehidupannya melalui bahasa lisan dan tulisan.
Pembelajaran menulis termasuk salah satu aspek keterampilan berbahasa yakni,
membaca,menyimak,berbicara dan menulis. Dari keempat aspek yang telah
dipaparkan sebelumnya, keterampilan menulis harus dikuasai oleh siswa dalam
pemebelajaran Bahasa Indonesia mulai tingkat SD hingga kejenjang menengah
atas atau sederajat SMA.
Selanjutnya (Wiyanto, 2004: 1) mengemukakan pula pendapatnya bahwa
menulis mempunyai dua arti. Pertama, menulis berarti mengubah bunyi yang
dapat didengar menjadi tanda-tanda yang dapat dilihat. Bunyi-buyi yang diubah
itu bunyi bahasa, yaitu bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia
(mulut dan perangkat-perangkatnya: bibir, lidah, gigi, dan langit-langit). Bunyi
bahasa itu sebenarnya menjadi lambang atau wakil sesuatu yang lain. Yang
diwakili bisa berupa benda, perbuatan, sifat, dan lain-lain. Kedua, kata menulis
mempunyai arti kegiatan mengungkapkan gagasan secara tertulis. Orang yang
melakukan kegiatan ini dinamakan penulis dan hasil kegiatannya berupa tulisan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 1497) dijelaskan pula bahwa
menulis adalah membuat huruf (angka dsb.) dengan pena (pensil dsb.),
melahirkan pikiran dan perasaan (spt. mengarang, membuat surat) dengan
tulisan. Dalam hal ini, menulis berarti mengorganisasikan pikiran dan perasaan
melalui media (bahasa) secara sistematis serta mengungkapkannya secara
tertulis.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis adalah
suatu bentuk komunikasi untuk menyampaikan ide-ide, gagasan atau pendapat
kepada orang lain (penulis pada pembaca) dengan menggunakan media bahasa
dengan maksud dan tujuan tertetu. Oleh karena itu, hasil menulis berupa tulisan
harus dapat dipahami oleh lain (pembaca).
b. Tujuan Menulis
Setiap penulis akan memproyeksikan sesuatu mengenai dirinya ke dalam
bentuk tulisan. Bahkan dalam tulisan yang objektif sekalipun dalam penulis
masih tetap tercermin, karena gaya tulisannya senantiasa dipengaruhi oleh nada
yang sesuai dengan keinginan penulis yang bersangkutan. Ada berbagai macam
tujuan yang ingin dicapai setiap jenis tulisan, namun menurut D’Angelo (dalam
Salam, 1980:25) tujuan penulisan itu dapat dibagi menjadi empat tujuan yaitu:
1) Tulisan yang bertujuan memberitahukan atau mengajar disebut
wacana informatif (informative discourse);
2) Tulisan yang bertujuan meyakinkan atau mendesak disebut wacana
persuasip (persuasive discourse);
3) Tulisan yang bertujuan menghibur/menyenangkan atau yang
mengandung tujuan estetik disebut tulisan literer atau wacana
kesastraan (lterari discourse);
4) Tulisan yang bertujuan mengepresikan perasaan dan emosi disebut
wacana ekspresif (expresive discourse).
D’Angge (dalam Salam 1980: 37) mengatakan tujuan tersebut sering
muncul bersamaan,bahkan sering ada jenis ,tujuan tulisan yang tidak termasuk
tujuan tersebut yang telah diuraikan atas . Hal ini disebebabkan karena cara
pandang yang berbeda. Hugo Hartig (dalam tarigan, 1986) mengklasifikasikan
tujuan penulisan menjadi tujuh bagian, yaitu:
1) Tujuan penugasan (assigment purpose) adalah dasar tulisan yang
pada dasarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali;
2) Tujuan atruistik (attruistic purpose) adalah tulisan yang berusaha
utunk meyenangkan para pembaca ;
3) Tujuan persuasif (persuasive purpose) adalah tulisan yang berusaha
meyakinkan para pembaca tentang kebenaran yang diutarakan
dalam tulisan penulis;
4) Tulisan informasi (informational purpose) adalah tulisan yang
berusaha memberikan keterangan atau informasi kepada para
pembaca;
5) Tujuan pernyataan diri (self-expressive) adalah tulisan yang berusaha
memperkenalkan dan menyatakan diri penulis kepada pembaca
melalui tulisannya;
6) Tujuan kreatif (creative purpose) adalah jenis tulisan erat kaitannya
dengan tujuan pernyataan diri, karena penulis melibatkan diri untuk
mencapai norma artistik atau seni yang ideal;
7) Tujuan pemecahan masalah (problem-solving purpose) adalah jenis
tulisan dimana penulis berusaha memecahkan masalah yang dihadapi
dengan menyalurkan ide-idenya dalam bentuk tulisan. Penulis ingin
menjelaskan,menjemihkan, serta meneliti secara cermat pikiran atau
gagasan-gagasan agar dapat dimengerti dan diterima oleh pembaca.
c. Ciri-ciri menulis
Agar maksud dan tujuan menulis tercapai, yaitu agar pembaca
membarikan responsi yang diingikan oleh penilis terhadap tulisanya, mau
tidak mau harus menyajika tulisn yang baik. Ciri-ciri tulisan yang baik itu
antara lain:
a) Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis
mempergunakan nada yang serasi;
b) Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis menyusun
bahan-bahan yang tersedia menjai suatu keseluruhan yang utuh;
c) Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan menulis untuk
menulis dengan jelas dan tidak samar-samar: memanfaatkan struktur
kalimat,bahasa,dan contoh-contoh sehingga maknanya sesuai dengan
yang kita inginkan oleh penulis. Dengan demikain makna yang
tesurat dan tersirat;
d) Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan menulis untuk
menulis secara meyakinkan, menarik minat para pembaca serta
mendemonstrasikan suatu pengertian yang masuk akal dan cermat-
teliti mengenai hal itu, penggunaan kata-kata dan penggunaan fase-
fase yang tidak perlu. Setiap kata haruslah menunjang pengertian
yang serasi sesuai yang diinginkan oleh penulis;
e) Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis untuk
mengkritik naskah tulisan yang pertama serta memperbaiki dan
merivisi naskah pertama merupakan kunci bagi penulisan tepat guna
atau penulisan efektif;
f) Tulisan yang baik mencerminkan kebanggaan penulis dalam naskah
kesesuan mengunakan ejaan dan tanda-tanda secara saksama dan
hubungan ketatabahasaan dalam kalimat-kalimat sebelum
menyajikannya kepada pembaca.
d. Prinsip-prinsip Pembelajaran Menulis
Berkaitan dengan prinsip-prinsip pembelajaran menulis, Natia (1994: 38)
menjelaskan bahwa terdapat lima prinsip pembelajaran menulis yang perlu
diperhatikan sebelum melaksanakan proses menulis, yaitu sebagai berikut.
1) Dalam kegiatan menulis siswa harus berdasar pada topik yang
bermakna. Prinsip ini mengisyaratkan bahwa topik yang dipilih
merupakan topik dipahami dan digemari oleh siswa. Dengan
demikian, mereka akan lancar dan termotivasi untuk menyelesaikan
tulisannya dengan baik.
2) Sebelum menulis hendaknya didahului percakapan.Hal ini
mengisyaratkan agar kegiatan menulis didahului kegiatan berbicara
tentang pengalaman, pengetahuan, dan kegemaran siswa, kaitannya
dengan topik. Taraf kesulitan menulis lebih tinggi dibanding dengan
keterampilan lainnya yang bersifat ekspresif-peroduktif. Oleh karena
itu, sebelum menulis perlu diberi serangkaian pembahasan secara
lisan tentang topik yang akan dikembangkan.
3) Menulis bukanlah kegiatan yang mudah. Prinsip ini mengisyaratkan
agar keterampilan menulis diajarkan dalam konteks yang
menyenangkan, khusus bagi pelajar pemula, mereka perlu
mendapatkan pengenalan terbimbing tentang kompoisisi sederhana
agar mereka bergairah menulis.
4) Menghindari pengoreksian kesalahan mekanik. Kesalahan tata
bahasa, penyusunan frasa, dan tanda baca/ejaan sebagai akibat
keterbatasan mereka hendaknya disikapi sebagai sesuatu yang wajar.
Mengenai kesalahan mekanik dan kebahasaan dipertimbangkan
diberikan setelah siswa lancar menulis.
5) Antara tugas menulis dan tugas membaca atau keterampilan lainnya
hendaknya ada hubungan yang jelas. Pembelajaran menulis
hendaknya mempunyai keterkaitan dengan cerita yang telah dibaca
atau didengar. Dalam pengembangan materi tulisan, siswa diberi
tugas membaca buku tambahan yang relevan untuk memperkaya
ungkapan dan memperluas tulisan siswa.
e. Fungsi Menulis
Pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi
yang tidak langsung. Kegiatan menulis sangat penting dalam pendidikan karena
dapat membantu siswa berlatih berpikir, mengungkapkan gagasan, dan
memecahkan masalah. Menulis adalah suatu bentuk berpikir, yang juga
merupakan alat untuk membuat orang lain (pembaca) berpikir (Tarigan, 2008:
22). Dengan menulis, seseorang siswa mampu mengkonstruk berbagai ilmu atau
pengetahuan yang dimiliki dalam sebuah tulisan, baik dalam bentuk esai, artikel,
laporan ilmiah, cerpen, puisi, dan sebagainya. Berdasarkan hal itu, Enre (1994:
1) merincikan enam fungsi menulis sebagai berikut.
1) Menulis dapat merangsang sesuatu yang pernah duketahui, menulis
mengenai suatu topik merangsang kita mengenal topik,
membangkitkan pengetahuan dan pengalaman yang tersimpan dalam
dasar;
2) Menulis membantu pengorganisasian pikiran kita, dan
menempatkannya dalam suatu bentuk yang berdiri sendiri. Ada
kalanya kita dapat menjernihkan konsep yang kabur atau kurang
jelas untuk diri kita sendiri, hanya karena mengenal hal itu;
3) Menulis menjadikan pikiran kita siap untuk dievaluasi. Kita dapat
membuat jarak dengan ide kita sendiri dan melihatnya lebih objektif
pada waktu kita menulisnya;
4) Menulis membantu kita menyerap dan menguasai informasi baru.
Kita akan memahami banyak materi dengan lebih baik dan
menyimpannya lebih lama jika kita menulis hal itu;
5) Menulis menghasilkan ide-ide baru. Tindakan menulis merangsang
pikiran kita untuk mengadakan hubungan, mencari perhatian dan
menarik persamaan (analogi) yang tidak akan pernah terjadi
seandainya kita tidak menulis;
6) Menulis membantu kita memecahkan masalah dengan jalan
memperjelas unsur-unsurnya dan menempatkan dalam suatu konteks
visual, sehingga dapat diuji.
f. Manfaat menulis
Kemampuan seseorang dalam hal mengingat sesuatu ternyata terbatas.
Keterbatasan ini ada yang berjangka waktu singkat dan ada yang berjangka waktu
lama. Hal ini disebabkan oleh berbagai keadaan atau situasi seperti kesehatan,usia,
daya ingatan, dan sebagainya.
Sesuatu hal biasa dilupakan karena berbagai hal lain yang sesuatu diingat
ataukah sesuatu pekerjaan yang mendesak untuk diselesaikan. Tentu saja ada cara
yang tepat dilakukan untuk mengatasi hal seperti ini.
Pejabat atau pemimpin yang sibukan oleh berbagai pekerjaan, baik rutin
maupun teporer seperti menghindari rapat atau pertemuan di sana-sini, supaya
tidak ada yang terbengkalai atau terlupakan biasanya tergolong oleh white board
tempat menulis jenis kegiatan yang akan dilakukan,misalnya:
WHITE BOARD
JENIS KEGIATAN HARI/TGL PUKUL/JAM TEMPAT
White Board ini digantung pada tempat yang mudah dilihat seperti pada dinding
ruan kerja
Menulis adalah salah satu kebutuhan pokok manusia. Oleh karean itu
Allah SWT. Menfirmankan-Nya dalam AL-Qur’an Al-Karim sebagai berikut.
(282) Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara
tunai utnuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskan dan hendaklah
seseorang peulis di antara kamu menuliskan denagn benar. Dan janganlah penulis
enggan menuliskan sebagaiman Allah mengajarkannya maka hendaklah ia
menulis, dan hendaklah orang berutang itu mengimlakan (apa yang akan ditulis
itu), dan hendaklah ia bertaqwa kepala Allah Tuhannya, dan janganlah ia
mengurangi sedikitpun dari utangnya. Jika yang berutang itu orang yang lemah
akalnya atau lemah (keadaanya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakan,
maka hendaklah walinya mengimlakan dengan jujur. Dan persaksikan dengan dua
orang saksi dan orang-orang lelaki (di antaramu), jika hendak ada dua orang
lelaki, maka boleh seseirang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang
kamu ridhai,supaya jika seseorang lupa maka seseorang lagi mengingatkannya .
janganlah sakis-sasksi itu enggan (memberikan keterangan) apabila mereka
dipanggil ; dan janganlah kamu jemu menulis untang itu, baik kecil maupun besar
sampai batas waktu membayarnya. Yang demikaian itu lebih adil disisi allah dan
lebih dapat menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak
(menilmbulakan) keraguanmu. (tulislah muamalahmu itu), kecuali dengan
muamalah itu perdangagan tunai yang kamu jalankan diantara kamun, maka tidak
ada dosa bagi kamu, jika kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah jika kamu
berjaul beli, dan janganlah penulis dan saksi saling sulit-menyulitkan. Jika kamu
lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah sesuatu kefasihan
pada dirimu. Dan ertaqwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah
mengetahui segala sesuatu, (Surah Al Baqarah, 2:37).
Semi (2009:72-73) menyatakan bahwa argumentasi adalah suatu tulisan yang
bertujuan meyakinkan atau membujuk pembaca mengenai kebenaran pendapat
atau pernyataan penulis. Melalui tulisan argumentasi, pembaca diyakinkan dengan
memberikan pembuktian, alasan, atau ulasan secara objektif dan meyakinkan.
Dalam menulis argumentasi, data dan fakta yang dimiliki dirangkaikan dan
dihubungkan sebagai bukti untuk mempertahankan pendapat atau menyanggah
pendapat orang lain.
Menurut Keraf (2010:3), argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang
berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu
percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis
atau pembicara. Melalui argumentasi penulis berusaha merangkaikan fakta-fakta
sedemikian rupa, sehingga ia mampu menunjukkan apakah suatu pendapat atau
suatu hal tertentu benar atau tidak. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat
disimpulkan bahwa argumentasi adalah suatu tulisan yang bertujuan untuk
mempengaruhi pembaca yang didukung oleh fakta, sehingga dengan adanya fakta
pendukung dari pendapat atau pernyataan tersebut pembaca percaya dan akhirya
bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan penulis. Argumentasi adalah tulisan
yang bertujuan menyakinkan atau membujuk pembaca tentang pendapat atau
penyataan penulis (Semi, 2003:47).
Dari uraian menurut para ahli, menulis dapat disimpulkan, bawa cara
berkomunikasi secara tindak lansung dengan mengunakan lamabang-lamabang
bunyi bahasa. Sedangkan argumnetasi adalah berfikir secara logis dan diserti
dengan bukiti sehingga, pembaca bisa percaya atas tulisn yang diperoleh. Jadi
pembelajan menulis argumnetasi adalah cara berkomunikasi secara tidak
langsung sehingga ampu berfikir secara logis.
2. Langkah-langkah Menulis Argumentasi
Menurut Semi (2009:77-78), langkah-langkah dalam penulisan argumentasi
sebaiknya memperhatikan petunjuk berikut ini.
1. Kumpulkan data, fakta, dan contoh-contoh. Pelajari pokok masalah
dengan baik. Apabila yang hendak Anda tulis adalah sesuatu yang
memang pernah Anda alami atau saksikan sendiri maka kemukakanlah
fakta-fakta sebanyak mungkin. Kemukakan pula (bila ada) buku-buku atau
pendapat yang menunjang pendapat Anda tersebut.
2. Tentukan sikap dan posisi Anda. Apabila berada di pihak pro dan kontra,
untuk itu penulis harus bersedia mempertimbangkan pandangan atau
pendapat lawan, tidak berarti menyerah kepada lawan, tetapi untuk melihat
fakta yang diajukan lawan yang dapat dijadikan tempat berpijak untuk
memperlemah pendapat lawan tersebut.
3. nyatakanlah pada bagian awal atau pengantar tentang sikap Anda dengan
paragraf yang singkat namun jelas, agar tulisan atau pendapat lebih mudah
dipelajari dan dipahami oleh pembaca.
4. Kembangkan penalaran Anda dengan urutan dan kaitan yang jelas.
Kemudian fakta-fakta harus disusun secara rapi sehingga mencapai
kejelasan untuk menuju suatu kesimpulan yang dapat diterima.
5. Uji argumen Anda dengan jalan mencoba mengandaikan diri Anda
berada pada posisi kontras. Dengan demikian masih dapat melihat segi-
segi yang masih lemah dan mudah ditantang oleh orang lain.
6. Hindarilah sikap benci menggunakan istilah yang terlalu umum atau
istilah yang dapat menimbulkan prasangka atau melemahkan argumentasi
Anda.
7. Penulis harus meletakkan atau menetapkan secara tetap titik
ketidaksepakatan yang akan diargumentasikan.
Berdasarkan ciri-ciri tulisan argumentasi yang telah dikemukakan tersebut
dapat ditarik kesimpulan mengenai indikator yang digunakan untuk menilai
tulisan argumentasi siswa. Pertama, merupakan hasil pemikiran kritis dan logis.
Pemikiran kritis dan logis dalam tulisan dapat dilihat dari cara siswa
mengungkapkan dan mengembangkan ide, pendapat, serta gagasannya dengan
menggunakan kalimat efektif, agar apa yang disampaikan dapat dimengerti oleh
orang lain. Hal ini sesuai dengan salah satu ciri kalimat efektif yaitu kelogisan.
Kedua, menampilkan fakta sebagai bahan pembuktian. Maksudnya di dalam
tulisan terdapat fakta-fakta sebagai bahan pendukung. Ketiga, tujuan penulisan
meyakinkan pembaca. Maksudnya di dalam tulisan penulis mencantumkan
alasannya mengemukakan suatu pendapat agar pembaca yakin dengan hal
tersebut, sehingga tulisan itu diakui kebenarannya. Keempat, tulisan dapat diuji
kebenarannya. Maksudnya di dalam tulisan dicantumkan contoh-contoh sehingga
tulisan tersebut teruji kebenarannya
3. Ciri-ciri Menulis Argumnetasi
mArgumentasi adalah jenis paragraf yang mengungkapkan ide, gagasan, atau
pendapat penulis dengan disertai bukti dan fakta (benar-benarterjadi).Tujuannya
adalah agar pembaca yakin bahwa ide, gagasan, atau pendapat tersebut adalah
benar dan terbukti. Keraf, (2000)
Ciri-ciri menulis argumentasi:
1. Menjelaskan pendapat agar pembaca yakin
2. Memerlukan fakta untuk pembuktian berupa gambar/grafik
3. Menggali sumber ide dari pengamatan, pengalaman, dan penelitian
4. Penutup berisi kesimpulan.
Menulis argumentasi adalah jenis paragraf yang mengungkapkan ide, gagasan,
atau pendapat penulis dengan disertai bukti dan fakta (benar-benar terjadi).
Tujuannya adalah agar pembaca yakin bahwa ide, gagasan, atau pendapat tersebut
adalah benar dan terbukti.
4. Teknik penilaian argumnetasi
Topik yang diangkat menjadi karangan argumentasi karena memiliki dua
hal yaitu, bernilai dan tidak bernilai. Untuk membuat keyakinan pembaca pasti
dan kokoh, sangat ditentukan oleh argumen atau alasan-alasan yang bukan hanya
sesuai nalar dan mendukung, tetapi juga diterima akal (logis). Membangun
keyakinan kuat bagi pembaca memerlukan prinsip-prinsip yang standar atau baku
yaitu dengan menjawab pertanyaan berikut:
Apakah pernyataan dapat diyakini kebenarannya oleh pembaca?
Apakah alasan menghadirkan bukti-bukti yang bersifat khusus yang
diperlukan untuk mendukung pernyataan..
Apakah penarikan kesimpulan yang diambilnya sudah melalui proses nalar
yang benar? Yang dimaksud adalah ungkapan bahasa (penanda linguistik yang
digunakan). Seperti: (1) penanda kepastian seperti di antaranya penggunaan
kata/frase perlu, pasti, dan tentu saja. Sedangkan (2) penanda kemungkinan.
antara lain agaknya, kiranya, rupanya, kemungkinannya, sejauh bukti yang ada,
sangat mungkin, mungkin sekali, dan masuk akal. Untuk karangan persuasi aspek
yang dinilai adalah semua aspek yang ada pada argumentasi. Akhadiah Sabarti
(2001)
Aspek penilaian pada penulisan argumnetasi. Tabel 1.1
Aspek yang dinilai Skor
1. Kesesuaian topik penulisan mind mapping
2. Kerincian pengembangan gagasan dengan
unsur krateria paragraf
4
3
3. Ketepatan pengorganisasian gagasan dengan
unsur krateria paragraf yang baik
4. Ketepatan penggunaan argumen
(paragraf/claim, data/ground,
pembenaran/warrant)
5. Ketepatan penggunaan unsur kebahasaan
(tanda baca,ejaan,dan diksi) dalam tulisan
6. Keterampilan penggunaan unsur kebahasaan
2
3
2
1
Penghitung Nilai akhir berikut.
P : R
- 100%
N
Keterangan;
P : hasil persentase
R : Skor perolehan
N : Skor maksimal
5. Jenis-jenis Menulis
Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut pandang
yang berbeda. Sudut pandang tersebut adalah kegiatan atau aktivitas dalam
melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.
Klasifikasi keterampilan menulis berdasarkan sudut pandang kedua
menghasilkan pembagian produk menulis atau empat kategori, yaitu; karangan
narasi, eksposisi, deskripsi, dan argumentasi. Di berikut ini akan dijelaskan satu
persatu.
a. Eksposisi
Eksposisi biasa juga disebut pemaparan, yakni salah satu bentuk karangan
yang berusaha menerangkan, menguraikan atau menganalisis suatu pokok
pikiran yang dapat memperluas pengetahuan dan pandangan seseorang.
Penulis berusaha memaparkan kejadian atau masalah secara analisis dan
terperinci memberikan interpretasi terhadap fakta yang dikemukakan. Dalam
tulisan eksposisi, teramat dipentingkan informasi yang akurat dan lengkap.
Eksposisi merupakan tulisan yang sering digunakan untuk menyampaikan
uraian ilmiah, seperti makalah, skripsi, tesis, desertasi, atau artikel pada surat
kabar atau majalah. Jika hendak menulis bagaimana peraturan bermain sepak
bola, cara kerja pesawat, bagaimana membuat tempe, misalnya, maka jenis
tulisan eksposisi sangat tepat untuk digunakan. Ekposisi berusaha menjelaskan
atau menerangkan.
Parera (1993 : 5) mengemukakan bahwa “Seorang pengarang eksposisi akan
mengatakan, Saya akan menceritakan kepada kalian semua kejadian dan
peristiwa ini dan menjelaskan agar Anda dapat memahaminya.”
Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa untuk menulis karangan eksposisi
maka, penulis harus memiliki pengetahuan memadai tentang objek yang akan
digarapnya. Untuk itu, maka seorang penulis harus memperluas pengetahuan
dengan berbagai cara seperti membaca referensi yang berkaitan dengan
masalah yang dikaji melakukan penelitian, misalnya wawancara, merekam
pembicaraan orang, mengedarkan angket, melakukan pengamatan terhadap
objek dan sebagainya.
Untuk menghasilkan tulisan ekposisi yang baik pikiran utama dan pikiran
penjelas harus diorganisir dalam bentuk kerangka karangan yang pada
umumnya dibagi dalam tiga bagian yaitu, bagian pembuka (pendahuluan)
bagian pengembangan (isi), dan bagian penutup yang merupakan penegasan
ide. Untuk karangan yang bersifat kompleks, harus diuraikan dalam bentuk sub-
bagian yang lebih rinci. Dalam karangan seperti itu dapat disusun dalam bentuk
bab dan diperinci lagi menjadi sub-sub bab.
Contoh eksposisi :
Masa remaja adalah saat yang penuh kesenangan dan kegembiraan. Namun,
masa itu juga merupakan saat mulai timbulnya jerawat. Suatu pertanda bahwa
Anda telah memasuki masa dewasa, namun merupakan suatu hal yang Anda
harapkan tidak begitu tampak. Cobalah Clearasil krem pengobatan jerawat.
Pembelajaran Menulis – KKG
8
Clearasil memiliki tiga daya ampuh yang khas untuk membantu mempercepat
proses penyembuhan jerawat serta membantu menghindari timbulnya jerawat
baru. Jadikanlah dirimu salah satu dari berjuta-juta pemakai Clearasil di dunia
dan tampilkan wajah Anda dengan banggga !
b. Deskripsi
Deskrisi adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata suatu
benda, tempat, suasana atau keadaan. Seorang penulis deskripsi
mengharapkan pembacanya, melalui tulisannya, dapat ‘melihat’ apa yang
dilihatnya, dapat ‘mendengar’ apa yang didengarnya, ‘merasakan’ apa yang
dirasakanya, serta sampai kepada ‘kesimpulan’ yang sama dengannnya. Dari
sini dapat disimpulkan bahwa deskripsi merupakan hasil dari obesrvasi melalui
panca indera, yang disampaikan dengan kata-kata (Marahimin. 1993.46)
Contoh deskripsi:
Pasar Blaura merupakan pasar perbelanjaan yang sempurna. Semua barang
ada di sana. Di bagian terdepan berderet toko sepatu dalam dan luar negeri. Di
lantai satu terdapat toko pakaian yang lengkap berderet-deret. Di sampaing
kanan pasar terdapat stan-stan kecil penjual perkakas dapur. Di samping kiri
ada pula jenis buah-buahan. Pada bagian belakang kita dapat menemukan
berpuluh-puluh pedagang kecil yang berjualan makanan dan minuman. Belum
lagi kalau kita melihat lantai di atasnya ( Adisampurno. 2003. 11)
c. Narasi (kisahan)
Narasi atau kisahan merupakan corak tulisan yang bertujuan menceritakan
rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan perkembangan dari
waktu ke waktu. Paragraf narasi itu dimaksudkan untuk memberi tahu pembaca
atau pendengar tentang apa yang telah diketahui atau apa yang dialami oleh
penulisnya. Narasi lebih menekankan pada dimensi waktu dan adanya konflik
(Pusat Bahasa. 2003.46).
Contoh Narasi:
Sore itu kami pergi ke rumah Puspa. Sopir kusuruh memakirkan
mobil.Kemudian, kami memasuki gang kecil. Beberapa waktu
kemudian, kami sampai disebuah rumah yangh sederhana seperti
rumah-rumah di sekitarnya. Rumah-rumah itu tanpak tidak semewah
rumah-rumah gedung yang terletak di pinggir jalan. Pintu rumah yang
sederhana itu terbuka pelan. Seorang gadis berlari danmemelukku.
Gadis itu tiba-tiba pinsan dan terkulai lemas dalam pelukanku. Pusat
Bahasa, (2003. 47).
d. Argumentasi
Argumentasi merupakan corak tulisan yang bertujuan membuktikan
pendapat penulis meyakinkan atau mempengaruhi pembaca agar amenerima
pendapanya. Argumentasi berusaha meyakinkan pembaca. Cara menyakinkan
pembaca itu dapat dilakukan dengan jalan menyajikan data, bukti, atau hasil-hasil
penalaran (Pusat Bahasa. 2001. 45).
Contoh Argumentasi
Kedisiplinan lalu lintas masayarakat di Jakarta cenderung menurun.
Hal initerbukti pada bertambahnaya jumlah pelanggarannya yang
tercatat dikepolisian.Selain itu, jumlah korban yang meninggal akibat
kecelakaan pun jugasemakin meningkat. Oleh karena itu, kesadaran
mesyarakat tentangkedisplinan berlalu lintas perlu ditingkatkan (Pusat
Bahasa. 2003. 45).
e. Persuasi
Persuasi adalah karangan yang berisi paparan berdaya-ajuk, ataupun
berdaya himbau yang dapat membangkitkan ketergiuran pembaca untuk meyakini
dan menuruti himbauan implisit maupun eksplisit yang dilontarkan oleh
penulis.Dengan kata lain, persuasi berurusan dengan masalah mempengaruhi
oranglain lewat bahasa.
Contoh Persuasi:
Bahasa adalah alat komunikasi. Sebagai alat, bahas saangat luwes
dalam menjalankan fungsinya, bahasabdapat dipakai oleh
pemakaiannya untuk kepentingan apa saja selama dalam batas-batas
fungsinya sebagai alat komunikasi. Anda tenttunya dapat mengatakan
pikiran ini dengan kenyataan kehidupan sehari-hari. Karena
pemakaian bahasa yang luwes ini kita dapat menemukan akibatnya
dalam masyarakat: terjadi penipuan, kesuksesan, kedengkian,
percekcokan, dan sejenisnya. Kita bisa mengaitkan masalah ini
misalnya dengan kemampuan seorang ”penjual obat” Obat atau jamu
yang dibawanya biasanya disangsikan orang ketinggian mutunya.
Tetapi mengapa dia bisa berhasil memperdayakan orang lain untuk
membeli obat atau jamunya? Salah satu faktor yang tidak bisa
diingkari adalah karena bahasa yang dipakainya. Dia berhasil
memanfaatkan bahasa sebagai alat untukmempengaruhi orang lain.
6. Metode Mind mapping
Wiranatakusuma (2006:2) menyatakan bahwa mencatat ide, dan inspirasi
hendaknya menggunakan merode mind mapping. Cara ini akan membuat kita
mampu melihat seluruh gambaran secara selintas dan menciptakan hubungan
mental yang membantu kita memahami dan mengingat. Peta pikir menggunakan
pengingat visual dan sensorik dalam suatu pola dan ide-ide yang berkaitan, dapat
membangkitkan ide-ide orisinal dan memicu ingatan yang mudah. Cara ini
menyenangkan dan menyenangkan serta kreatif.
Manusia dalam hidupnya selalu berpikir. Dengan berpikir, manusia
berusaha memunculkan sesuatu melalui pikirannya. Sesuatu yang muncul dari
pikiran itu dapat berupa konsep, gagasan, maupun sesuatu yang berupa kreativitas.
Oleh sebab itu, di dalam pikiran manusia, terdapat proses pengolahan pesan atau
memori, yang mampu menghasilkan berbagai konsep maupun gagasan cemerlang.
Di dalam pikiran manusia, tersimpan segala sesuatu yang dilihat, didengar,
dan dirasakan. Namun, pikiran manusia memiliki kelemahan, yaitu kurang
mampu mengingat secara detail dalam waktu lama. Ketika datang informasi baru,
biasanya informasi lama cenderung terlupakan. Oleh sebab itu, tanpa mengulang-
ulang untuk mengingatnya, manusia hanya mampu mengingat sebagian kecil saja
informasi yang diterimanya tersebut. Dengan demikian, mencatat dapat
meningkatkan daya ingat.
Mencatat secara konversional, yaitu mencatat kata perkata, baris demi
baris, dalam bentuk kalimat dan paragraf belum tentu mampu meningkatkan cara
kerja otak. Dengan kata lain, cara otak tidak seperti itu. Dryden dan Vos (2001)
mengemukakan bahwa informasi tidak disampaikan dalam otak dalam kumpulan
baris, melainkan dalam denrit-denrit yang tampak seperti pohon. Ini berarti bahwa
otak tidak bekerja secara linear, tetapi nonlinear. Otak berpikir secara radial
(memancar) dan ekspolosif (meledak-ledak). Oleh sebab itu, Dryden dan Vos
(2001) menyatakan bahwa janganlah mencatat tetapi lakukan mind mapping.
Buatlah dalam bentuk pohon, gambar, warna, pola, dan asosiasi.
Sedangkan menurut Wycoff (2004 : 3) mengemukakan bahwa dengan
menambahkan gambar pada mind mapping akan membantu kita menyampaikan
pesan secara visual ke dalam benak. Gambar tersebut disertai dengan warna,
sebab warna dapat menggiatkan kerja otak. Berbagai penelitian membuktikan
bahwa warna dapat menggairahkan dan menenangkan pikiran. Warna itu sifatnya
alami. Warna dapat membuat peta pikiran tampak lebih cerah dan hidup,
meningkatkan kekuatan dahsyat bagi cara berpikir dan ini juga merupakan hal
yang menyenangkan.
Menurut Buzan 2004 bahwa mind mapping adalah alat paling hebat yang
membantu otak berpikir secara teratur. Mind mapping merupakan cara paling
mudah untuk memasukkan informasi ke dalam otak dan untuk mengambil
informasi dari otak. Cara ini adalah cara yang kreatif dalam membuat catatan.
Lebih lanjut dikemukakan bahwa mind mapping adalah (1) cara mudah menggali
informasi dari dalam dan dari luar otak, (2) cara baru untuk berlatih dan belajar
yang tepat dan ampuh, (3) cara terbaik untuk mendapatkan ide baru dan
merencanakan (Buzan, 2007:4).
Mind mapping merupakan sistem akses dan pengambilan kembali data
yang sungguh hebat bagi perpustakaan raksasa yang ada di otak yang
menabjukkan. Mind mapping dapat membantu dalam belajar, mengatur, dan
menyimpan sebanyak mungkin informasi yang diinginkan, serta menggolongkan
informasi tersebut secara wajar sehingga memungkinkan mendapat akses seketika
(daya ingat yang sempurna) atas segala hal yang diinginkan. Singkatnya, mind
mapping adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan
memetakan pikiran-pikiran.
Mind mapping merupakan peta perjalanan yang hebat bagi ingatan dengan
memberikan kepada kita dalam mengatur segala fakta dan hasil pemikiran dengan
cara sedemikian rupa sehingga cara kerja alami otak kita dilibatkan dari awal. Hal
ini bahwa untuk mengingat (remembering) dan menarik kembali (recalling)
informasi informasi dikemudian hari akan lebih mudah, serta lebih dapat
diandalkan daripada menggunakan cara pencatatan tradisional (Buzan, 2004).
Mind mapping selalu menggunakan warna. Ia berupa radial yang
memancar ke luar dari gambar sentral. Mind mapping menggunakan garis,
lambang, kata-kata, serta gambar, berdasarkan seperangkat aturan yang sederhana,
mendasar, alami, dan akrab bagi otak. Dengan menggunakan mind mapping,
daftar informasi yang panjang menjemukan bisa diubah bentuknya menjadi
diagram berwarna-warni, mudah diingat dan sangat beraturan serta sejalan dengan
cara kerja alami otak.
Mind mapping tidak ubahnya seperti peta kota. Bagian tengahnya tak
bedanya dengan pusat kota dan mewakili gagasan terpenting, jalan-jalan protokol
yang memencar keluar dari pusat kota merupakan pikiran-pikiran utama yang
dalam proses berpikir; jalan-jalan atau cabang-cabang sekunder merupakan
pikiran-pikiran sekunder. Gambar-gambar atau bentuk-bentuk istimewa bisa
diibaratkan landmark kota atau ide-ide yang menarik.
Menurut Wycoff, (2004) menulis catatan dengan cara memetakan pikiran
membutuhkan keterlibatan dengan bahan pelajaran, yang tentu saja menghasilkan
pola ingatan yang kuat. Mind mapping menghasilkan gambar, memungkinkan kita
menata bahan pelajaran begitu diterima, membuat sejumlah asosiasi dan
menghubungkannya dengan bahan-bahan dan sumber lain.
Mind mapping secara aktif menggiatkan kedua belahan otak kita, karena
memberikan peluang berinteraksi bebas dengan informasi serta menambahkan
warna, lambang, dan penataan begitu kita mendapatkan informasi. Mind mapping
menolong kita mengembangkan seluruh potensi pikiran kita. Kita
mengembangkan ingatan yang lebih baik, kemampuan membuat organisasi secara
lebih kuat, dan kreativitas yang lebih tinggi.
a. Kaidah mind mapping
Agar mind mapping yang dibuat memiliki daya tarik kepekatan informasi
(tidak sekedar bercabang), perlu mengikuti kaidah-kaidah mind mapping. Buzan
(2003) merumuskan kaidah mind mapping sebagai berikut:
1. Mulailah dengan gambar dibagian tengah. Sebuah gambar seringkali
bernilai seribu kata dan mendorong pemikiran kreatif sekaligus secara
signifikan meningkatkan ingatan.
2. Gambarlah seluruh peta pikir anda. Seperti nomor (1), untuk merangsang
proses yang berkaitan dengan otak.
3. Kata-kata harus ditulis. Untuk tujuan membaca kembali, sebuah peta
yang tercetak memberikan umpan balik yang lebih fotografis, lebih cepat,
dan lebih mudah dipahami. Sedikit waktu ekstra yang digunakan untuk
mencatat akan memperpendek waktu pada saat membaca kembali.
4. Kata-kata yang ditulis harus berada di atas garis, dan setiap garisnya
harus dihubungkan dengan garis-garis lainnya. Ini untuk menjamin
bahwa peta pikiran memiliki struktur dasar.
5. Kata-kata harus berada dalam unit-unit, yakni satu kata per garis. Ini
menjadikan setiap katanya memiliki kaitan yang lebih bebas dan
membuat penulisan catatan lebih bebas dan fleksibel.
6. Gunakan warna diseluruh peta pikiran karena warna-warna mempertinggi
ingatan, menyejukkan mata, dan meransang proses otak sebelah kanan.
7. Dalam usaha-usaha kreatif seperti ini, pikiran harus dibiarkan sebebas-
bebasnya. Perlu diingat, setiap pemikiran tentang ke mana segala
sesuatunya harus mengarah, atau apakah segala sesuatu itu harus
dimaksudkan hanya akan memperlambat proses-proses tersebut.
b. Langkah-lankah penerapan mind mapping
Selain itu, Dryden dan Vos (2001) merumuskan beberapa kaidah (yang
dalam bukunya disebut prinsip) dalam pembuatan mind mapping. Prinsip-prinsip
itu adalah sebagai berikut.
1. Bayangkan sel-sel otak Anda seperti pohon, tiap-tiap sel menyimpan
informasi yang berhubungan dengan cabang-cabangnya.
2. Cobalah susun kembali poin-poin kunci dari topik manapun di atas
selembar kertas putih dengan format pohon yang sama.
3. Mulailah dengan gagasan inti, biasanya dengan satu simbol ditengah
halaman, lalu gambarlah cabang-cabangnya menyebar disekelilingnya.
4. Catat hanya satu kata atau simbol untuk setiap poin yang ingin Anda
ingat, satu tema utama untuk setiap cabang.
5. Letakkan poin-poin yang berhubungan pada cabang utama yang sama,
masing-masing membentuk sub cabang.
6. Gunakan pensil atau spidol berwarna untuk topik-topik yang
berhubungan.
7. Lukislah sebanyak mungki gambar atau simbol.
8. Ketika melengkapi setiap cabang , lingkari dengan garis batas
berwarna.
9. Kembangkan terus setiap peta secara teratur.
Dari dua kaidah atau prinsip mind mapping tersebut, dapat disimpulkan
bahwa secara umum memiliki kesamaan subtansi, yaitu gagasan utama yang harus
ditulis ditengah kertas. Setelah itu, dilanjutkan dengan menambahkan cabang-
cabang dari gagasan utama, penggunaan kata kunci, dan yang paling menonjol
persamaannya adalah semuanya menekankan penggunaan “warna” dan gambar
adalah ciri pokok yang membedakan mind mapping dari pencatatan non linear
lainnya.
7. Jenis-jenis Metode Pembelajaran
Jenis-jenis metode penyampaian materi di antaranya adalah metode
diskusi, ceramah, independent study, tanya jawab, dan demonstrasi. Adapun
pembahasan secara lebih mendalam, akan dikupas dalam pembahasan berikut ini:
a) Metode mind mapping
Buzan (2008: 4) mengungkapkan bahwa mind mapping adalah cara
mencatat yang kreatif, efektif, dan secara hafiah yang akan “memetakan”
pikiran
Kaelebihan :
a. Cara ini cepat
b. Teknik dapat digunakan untuk mengorganisasikan ide-ide yang
muncul dikepala dan
c. Proses mengganbar diagram bisa memunculkan ide-ide yang lain.
d. Diagram yang sudah terbentuk bisa menjadi panduan untuk menulis.
Kekurangan :
a. Hanya siswa yang aktif yang terlibat
b. Tidak sepenuhnya murid yang belajar
c. Jumlah detail informasi tidak dapat dimasukkan
b) Metode Diskusi
Metode ini bertujuan untuk tukar menukar gagasan, pemikiran,
informasi/pengalaman diantara pesertasi, sehingga dicapai kesepakatan pokok-
pokok pikiran (gagasan, kesimpulan). Untuk mencapai kesepakatan tersebut, para
peserta dapat saling beradu argumentasi untuk meyakinkan peserta lainnya.
Kesepakatan pikiran inilah yang kemudian ditulis sebagai hasil diskusi. Diskusi
biasanya digunakan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari penerapan berbagai
metode lainnya, seperti: penjelasan (ceramah), curah pendapat, diskusi
kelompok,permainan, dan lain-lain:
Kelebihan
Berikut ini adalah kelebihan yang dimiliki metode diskusi:
a) Mendidik siswa untuk belajar mengemukakan pikiran atau pendapat;
b) Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh penjelasan-
penjelasan dari berbagai sumber data;
c) Memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati pembaharuan
suatu problem bersama-sama;
d) Melatih siswa untuk berdiskusi di bawah asuhan guru;
e) Merangsang siswa untuk ikut mengemukakan pendapat sendiri,
menyetujui atau menentang pendapat teman-temannya;
1) Membina suatu perasaan tanggung jawab mengenai suatu pendapat,
kesimpulan, atau keputusan yang akan atau telah diambil;
2) Mengembangkan rasa solidaritas/toleransi;
3) Menuntut kemampuan berbicara secara sistematis dan logis;
4) Dengan mendengarkan semua keterangan yang dikemukakan oleh
pembicara, pengetahuan dan pandangan siswa mengenai suatu
problem akan bertambah luas.
Kelemahan metode diskusi
Berikut ini adalah kelemahan yang dimiliki metode diskusi:
a) Tidak semua topik dapat dijadikan metode diskusi hanya hal-hal
yang bersifat problematis saja yang dapat didiskusikan;
b) Diskusi yang mendalam memerlukan banyak waktu;
c) Sulit untuk menentukan batas luas atau kedalaman suatu uraian
diskusi;
d) Biasanya tidak semua siswa berani menyatakan pendapat sehingga
waktu akan terbuang karena menunggu siswa mengemukakan
pendapat;
e) Pembicaraan dalam diskusi mungkin didominasi oleh siswa yang
berani dan telah biasa berbicara. Siswa pemalu dan pendiam tidak
akan menggunakan kesempatan untuk berbicara;
f) Memungkinkan timbulnya rasa permusuhan antarkelompok atau
menganggap kelompoknya sendiri lebih pandai dan serba tahu
daripada kelompok lain atau menganggap kelompok lain sebagai
saingan, lebih rendah, remeh atau lebih bodoh;
Aplikasi dalam Pembelajaran
Metode diskusi adalah cara pembelajaran dengan memunculkan masalah.
Dalam diskusi terjadi tukar menukar gagasan atau pendapat untuk memperoleh
kesamaan pendapat. Dengan metode diskusi keberanian dan kreativitas siswa
dalam mengemukakan gagasan menjadi terangsang, siswa terbiasa bertukar
pikiran dengan teman, menghargai dan menerima pendapat orang lain, dan yang
lebih penting melalui diskusi mereka akan belajar bertanggung jawab terhadap
hasil pemikiran bersama.
c) Metode Ceramah
Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan
informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada
umumnya mengikuti secara pasif. Metode ceramah dipandang monoton, karena
penyampai informasi seperti ini tidak mengundang umpan balik.
Langkah-langkah di bawah ini dapat dipakai sebagai petunjuk untuk
mempertinggi hasil metode ceramah:
1) Tujuan pembicaraan (ceramah) harus dirumuskan dengan jelas;
2) Setelah menetapkan tujuan, harus diteliti sesuaikah metode ini dengan
tujuan;
Sering terjadi setelah melihat tujuan dan metode ternyata untuk keperluan
ini lebih tepat digunakan metode lain. Menyusun ceramah dengan memperhatikan
hal-hal sebagai berikut;
1) Bahan ceramah dapat dimengerti dengan jelas, maksudnya setiap
pengertian dapat menghubungkan pembicaraan dengan pendengar
dengan tepat;
2) Dapat menangkap perhatian siswa;
3) Memperlihatkan kepada pendengar bahwa bahan yang mereka
peroleh berguna bagi kehidupan mereka;
a. Menanamkan pengertian yang jelas. Hal ini dapat dilaksanakan
dengan berbagai jalan. Salah satu diantaranya adalah guru memulai
pembicaraan dengan suatu ikhtisar/ringkasan tentang pokok-pokok
yang akan diuraikan.;
b. Menyusul bagian dari pokok bahasan yang merupakan inti, dan
akhimya disimpulkan kembali pokok-pokok yang penting dari
pembicaraan itu. Jalan lain yang dapat ditempuh misalnya, untuk
setiap ungkapan sulit, terlebih dahulu dikemukakan contoh-contoh.
Guru terlebih dahulu mengemukakan suatu cerita singkat bersifat
ilustratif, sehingga dapat menggambarkan dengan jelas apa yang dimaksud.
Menangkap perhatian siswa dengan menunjukkan penggunaannya. Siswa akan
tertarik bila mereka melihat bahwa apa yang di pelajari berguna bagi kehidupan.
Sebuah teknik yang sering dapat menguasai perhatian siswa pada awal ceramah
sampai selesai adalah dengan menghadapkan siswa pada pertanyaan. Dengan
pertanyaan itu mereka diajak berpikir dan seterusnya mengikuti pembicaraan
guru.
Kelebihan metode ceramah
Berikut ini adalah kelebihan dari metode ceramah:
1) Guru mudah menguasai kelas;
2) Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar;
3) Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar;
4) Mudah dilaksanakan.
Kelemahan metode ceramah:
Berikut ini adalah kelemahan yang dimiliki metode ceramah:
1) Membuat siswa pasif;
2) Mengandung unsur paksaan kepada siswa;
3) Mengurung daya kritis siswa;
4) Anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi dan
anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar
menerimanya;
5) Sukar mengontrol sejauh mana pemerolehan belajar anak didik;
6) Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata);
7) Bila terlalu lama membosankan;
8) Terkadang penafsiran murid dengan apa yang dijelaskan guru
berbeda.
Aplikasi dalam pembelajaran
Jika guru akan menyampaikan pengajaran kepada sejumlah siswa yang
besar (misalnya sekitar 40 orang atau lebih), maka metode ceramah lebih efisien
dari pada metode lain seperti diskusi, demonstrasi atau eksperimen. Sebab dengan
diskusi, guru harus mengatur siswa berkelompok dengan mengubah susunan
kursi, sudah tentu dibutuhkan kelas yang besar. Juga guru akan mengalami
kesulitan dalam mengawasi kelompok-kelompok yang berjumlah besar. Demikian
pula untuk penyelenggaraan demonstrasi atau eksperimen untuk jumlah besar,
selain alat-alat yang tidak mencukupi, pengelolaan pengajaran juga mengalami
kesulitan.
Guru akan menyimpulkan pokok-pokok penting yang telah diajarkan,
sehingga memungkinkan siswa untuk melihat lebih jelas hubungan antara pokok
yang satu dengan lainnya. Misalnya, setelah guru selesai mengajarkan sejarah
perjuangan bangsa, kepada para siswa ia memberi tugas untuk menjawab
beberapa pertanyaan yang dikerjakan dirumah. Kemudian pada pelajaran
berikutnya, guru membicarakan bersama tugas yang telah dikerjakan siswa, dan
guru menyimpulkan garis besar sejarah tersebut.
c. Independent Study
Independent Study, Istilah ini diperkenalkan oleh Charles Wedemeyer
dari Universitas Wiscounsin sebagai istilah umum untuk jenis-jenis pendidikan
yang di Amerika Serikat biasa disebut sebagai “belajar melalui korespondensi,
pendidikan terbuka, pengajaran melalui radio dan TV, atau belajar mandiri.”
Sedangkan di Eropa jenis-jenis yang disebutkan tadi digolongkan ke dalam
Belajar Terbuka atau Jarak Jauh.
Istilah Independent Study ini seringkali dipakai sebagai ganti istilah
Belajar Terbuka atau Jarak Jauh di Amerika Serikat. Kelemahan istilah ini
kadang-kadang ditafsirkan sebagai ketidakterikatan pada lembaga pendidikan,
Padahal Belajar Terbuka/Jarak Jauh itu selalu terikat dan dikelola oleh suatu
lembaga pendidikan. Di Amerika Serikat sendiri orang seringkali ragu-ragu untuk
menggunakan istilah ini sebab istilah tersebut sudah sering dipakai sebagai
pengganti istilah belajar secara individual. Memang proses belajar dalam sistem
Belajar Terbuka atau Jarak Jauh di Amerika Serikat seringkali dilakukan secara
individual, tetapi tidak semua belajar secara individual adalah pendidikan jarak
jauh. Pada sistem belajar konvensional kadang kala siswa diminta belajar secara
individual. Tujuan dan hasil yang ingin dicapai ditentukan melalui kontrak yang
disepakati oleh guru dan siswa secara individual:
Kelebihan
1) Memberikan kesempatan bagi pembelajar untuk memegang kendali
atas kesuksesan belajar masing-masing;
2) Banyak biaya yang bisa dihemat dari cara pembelajaran dengan e-
learning;
3) Siswa atau peserta didik mempunyai keleluasaan dalam memilih
tempat belajar;
4) Siswa atau peserta didik dapat menentukan sendiri waktu belajarnya,
sesuai dengan kemauan dan waktu yang dimilikinya;
5) Siswa atau peserta didik dapat menentukan sendiri cara belajar yang
sesuai untuk dirinya;
6) Siswa atau peserta didik mempunyai keleluasaan dalam menentukan
kecepatan belajarnya. Lama waktu untuk mempelajari sesuatu
penggalan isi pelajaran (learning chunk) ditentukan oleh siswa sendiri.
Kelemahan
1) Kontrol dari guru kurang sehingga siswa belajar sesuai kehendaknya
sendiri;
2) Jika siswa mengalami kesulitan, tidak bisa secara langsung
berkonsultasi dengan guru ataupun teman;
3) Kualitas ilmu yang didapatkan kurang maksimal, karena siswa belajar
dengan kontrol dirinya sendiri.
d. Metode Demonstrasi
Demonstrasi adalah metode yang digunakan pada pengajaran manipulatif
dan keterampilan, pengembangan pengertian, untuk menunjukkan bagaimana
melakukan praktik-praktik baru dan memperbaiki cara melakukan sesuatu.
Jenis Demonstrasi (Nursidik, 2002)
Kelebihan
a) Demonstrasi menarik dan menahan perhatian;
b) Demonstrasi menghadirkan subjek dengan cara mudah dipahami;
c) Demonstrasi menyajikan hal-hal yang meragukan apakah dapat atau
tidak dapat dikerjakan;
d) Metode demonstrasi adalah objektif dan nyata;
e) Metode demonstrasi menunjukkan pelaksanaan ilmu pengetahuan
dengan contoh;
f) Demonstrasi mempercepat penyerapan langsung dari sumbernya;
g) Dapat membantu mengembangkan kepemimpinan lokal;
h) Dapat memberikan bukti bagi praktik yang dianjurkan;
i) Melihat sebelum melakukan. Manfaat bagi siswa dengan melihat
Sesuatu yang dilakukan sebelum mereka harus melakukannya sendiri.
Kelemahan
a) Demonstrasi yang baik tidak mudah dilaksanakan. Keterampilan yang
memadai diperlukan untuk melaksanakan demonstrasi yang baik;
b) Metode demonstrasi terbatas hanya untuk jenis pengajaran tertentu;
c) Demonstrasi hasil memerlukan waktu yang banyak dan agak mahal;
d) Memerlukan banyak persiapan awal;
e) Dapat dipengaruhi oleh cuaca;
f) Dapat mengurangi kepercayaan jika tidak berhasil;
g) Tidak mengalami langsung. Sebuah demonstrasi bukan merupakan
pengalaman langsung bagi siswa kecuali mereka mengikuti dari awal,
sebagai guru adalah menunjukkan langkah atau keterampilan.
Aplikasi dalam Pembelajaran
Sebagai seorang guru sebaiknya menggunakan teknologi dan media untuk
membantu demonstrasi di kelas. Misalnya, menyiapkan video untuk merekam
dari demonstrasi di depan kelas, menunjukkan ke seluruh kelas dan berbicara
dengan siswa tentang apa yang mereka lihat. Hal ini berguna untuk melakukan
demonstrasi sehingga guru tidak perlu melakukan demonstrasi dan panduan
pengamatan mereka pada waktu yang sama. Hal ini sangat efektif dengan
prosedur yang kompleks. Juga, guru dapat menggunakan objek aktual untuk
demonstrasi; hanya memastikan bahwa setiap orang akan memiliki pandangan
yang benar mengenai apa yang ditayangkan.
Demonstrasi dapat digunakan pada seluruh kelas, kelompok kecil, atau
individu yang membutuhkan sedikit tambahan penjelasan tentang bagaimana
melakukan suatu tugas.
Siswa dapat memberikan demonstrasi kepada kelas mereka pada
keterampilan atau prosedur baru yang telah mereka pelajari. Sebagai contoh,
seorang siswa yang sudah tahu cara untuk memindahkan foto dari kamera digital
ke komputer dapat meminta untuk menunjukkan teman-temannya atau kepada
seluruh kelas.
e. Metode Eksperimen (Percobaan)
Metode eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada anak
didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau
percobaan. Metode eksperimen merupakan suatu metode mengajar yang
menggunakan alat dan tempat tertentu dan dilakukan lebih dari satu
kali.Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan
menemukan sendiri berbagai jawaban atau persoalan-persoalan yang dihadapinya
dengan mengadakan percobaan sendiri. Juga siswa dapat terlatih dalam cara
berfikir yang ilmiah.
Sama halnya dengan metode-metode lainnya, metode ini juga memiliki
kelemahan dan kelebihan masing-masing. Kelebihan dan kelemahan tersebut
menurut Martiningsih (2007) dalam blognya yakni sebagai berikut.
Kelebihan
a) Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran
atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya
menerima kata guru atau buku;
b) Memotivasi peserta didik untuk mengeksplorasi (menjelajahi) tentang
ilmu dan teknologi;
c) Dapat membina manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan
baru dengan penemuan sebagai hasil percobaan.
Kelemahan
a) Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik
berkesempatan mengadakan ekperimen;
b) Memerlukan jangka waktu yang lama;
c) Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu sains
dan teknologi;
Aplikasi dalam Pembelajaran
Prosedur eksperimen menurut Roestiyah (2001:81) dalam kutipan blog
Martiningsih (2007) adalah :
a) Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksprimen,mereka
harus memahami masalah yang akan dibuktikan melalui eksprimen;
b) Memberi penjelasan kepada siswa tentang alat-alat serta bahan-
bahan yang akan dipergunakan dalam eksperimen, hal-hal yang
harus dikontrol dengan ketat, urutan eksperimen, hal-hal yang perlu
dicatat;
c) Selama eksperimen berlangsung guru harus mengawasi pekerjaan
siswa. Bila perlu memberi saran atau pertanyaan yang menunjang
kesempurnaan jalannya eksperimen;
d) Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil
penelitian siswa, mendiskusikan di kelas, dan mengevaluasi dengan
tes atau tanya jawab.
Dalam metode eksperimen, guru dapat mengembangkan keterlibatan fisik
dan mental, serta emosional siswa. Siswa mendapat kesempatan untuk melatih
ketrampilan proses agar memperoleh hasil belajar yang maksimal. Pengalaman
yang dialami secara langsung dapat tertanam dalam ingatannya. Keterlibatan fisik
dan mental serta emosional siswa diharapkan dapat diperkenalkan pada suatu cara
atau kondisi pembelajaran yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan juga
perilaku yan inovatif dan kreatif.
f. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab terkadang susah dibedakan dengan metode diskusi.
Akan tetapi jika dilhat dari tujuannya, maka tanya jawab lebih bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa mengenai fakta-fakta yang telah
disampaikan guru. Untuk mengukur sejauh mana pengetahuan itu, maka guru
memberikan pertanyaan kepada siswa, kemudian muncul respon jawaban dari
siswa.
Kelebihan
a) Kelas lebih aktif karena siswa tidak hanya mendengarkan saja.
b) Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya sehingga guru
mengetahui hal-hal yang belum diketahui siswa;
c) Guru dapat mengetahui sejauh mana penangkapan siswa terhadap
sesuatu yang diterangkan;
Kelemahan
a) Dengan tanya-jawab kadang-kadang pembicaraan menyimpang dari
pokok persoalan bila dalam mengajukan pertanyaan, siswa
menyinggung hal-hal lain walaupun masih ada hubungannya dengan
pokok yang dibicarakan. Dalam hal ini sering tidak terkendalikan
sehingga membuat persoalan baru;
b) Membutuhkan waktu lebih banyak. (Sofa, 2008)
Aplikasi dalam pembelajaran
Praktek metode tanya jawab, guru memberikan pertanyaan kepada siswa
setelah selesai menyamaikan pelajaran. Materi yang ditanyakan tidak lepas dari
pelajaran yang telah disampaikan.
8. Kerangka Fikir
Kurikulum Tingkat satuan pendidikan (KTSP) dalam pembelajaran bahasa
Indonesia terdiri dari beberapa aspek keterampilan, yaitu; keterampilan membaca,
berbicara menyimak, dan menulis. Dari beberapa aspek pembelajaran bahasa
Indonesia keterampilan menulis yang kurang diminati oleh siswa. Sehingga, di
dalam menulis terbagi item yaitu; menulis nasi, eksposisi,deskrifsi,persuasi dan
argumentasi. Dari beberapa keterampilan menulis, keterampilan menulis
argumentasi yang sangat sulit dilakukan oleh siswa karena di dalam menulis
argumentasi membutuhkan berfikir secara logis,mengungkapkan fakta yang dapat
diuji kebenarannya, mengajak, dan mempengaruhi orang lain. Namun dari
kesulitan itu, guru menerapkan metode mind mapping untuk membuat siswa lebih
menyenangkan dalam prosese belajar mengajar.
Pembelajaran keterampilan menulis argumentasi melalui metode mind
mapping akan terlihat penigkatannya dalam pelaksanaan pembelajaran jika
dianalisis melalui perencanaan,pelaksanaan,evaluasi dan refleksi dari siklus
I,siklus II sampai siklus berikutnya demi mendapatkan temuan, bahwa benar -
benar metode mind mapping sanga berpengaruh terharap peningkatan
keterampilan menulis argumentasi.
Paling sulit siswa untuk lakukan. Oleh karena itu, keterampilan menulis
terbagi atas beberpa item, yaitu; menulis narasi,eksposisi,deskripsi,persuasi dan
argumentasi.
Pengajaran Bahasa Indonesia
Aspek-aspek
Menyimak BerbicaraMembaca Menulis
PelaksanaanPerencanaan
Menulis persuasi
Menulis eksposisi
Menulis deskrifsi
Menulis narasi
Menulis agumentasi
Evaluasi
Temuan
Analisis
Refleksi
Metode mind mapping mapping
KTSP 2006
DAFTAR PUSTAKA
Semi, M. Atar. 2009. Menulis Efektif. Padang:UNP Press.
Keraf, Gorys. 2010. Argumentasi dan Narasi (Komposisi Lannjutan III). Jakarta:
Gramedia.
Buzan, Toni. 2004. Buku Pintar Mind Map. (Penerjemah: Susi Purwoko). Jakarta:
Gramedia.
Buzan, Toni. 2004. Buku Pintar Mind Map. (Penerjemah: Susi Purwoko). Jakarta:
Gramedia.
Semi, M. Atar. 2003. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya.
Finoza, Lamuddin. 2004. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Insan Mulia.
Widyamartaya, A. 1992. Seni Menuangkan Gagasan. Cetakan Kedua.
Yogyakarta: Karnisius.
Salam, 2009. Pendidikan penulisan kreatif. Makassar. Badan Penerbit Universitas
Negeri Makassar
Nurdin.2003. Dasar-Dasar Penulisan. Malang: Cespur.
Tarigan, Hendry Guntur. 2008. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Penerbit Angkasa.
Sampurno, Adi.2004. Menulis. Modul Pelatihan Terintegrasi Berbasis
Kompetensi.Jakarta: Direktorat SLTP.
Nurgiyantoro, Burhan.Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia.Yogyakarta: BPFE.
Widyamartaya,1994. A. Seni Menuangkan Gagan.Yogyakarta: Kanisius. 1
Sampurno, Adi.2004. Menulis. Modul Pelatihan Terintegrasi Berbasis
Kompetensi.Jakarta: Direktorat SLTP.
Semi, Atar.Menulis Efektif.Padang: Angkasa. 1998.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian dan Tahap Alur
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Clasroom Action).
Penelitian tinddakan kelas ini memecahkan masalah-masalah yagn bersumber dari
proses pembelajaran menulis yang yang dilaksanakan dari kelas yang terteliti.
Penelitian ini dilakukan di kelas XI SMK Negeri 2 Kabupaten Jeneponto. Sekolah
SMK Negeri 2 Kabupaten Jeneponto dipilih sebagai tempat pebnelitian karena (1)
kemmpuan menulis karangan argumnetasi masih rendah, (2) SMK Negeri 2 masih
terbuka dan menerima pembaharuan dan proses belajar mengajar, (3) kepala
sekolah dan guru bidang studi bersedia untuk berkalaborasi dalam penelitian
sehingga menunjang hasil penelitian, dan (4) usaha peneliti untuk memperkuat
PTK serta memperbaiki pembelajaran keterampilan menulis argumentasi di
SMK Negeri 2 Kabupaten Jeneponto.
Prosedur dalam penelitian ini terdiri dari beberapa tahap yaitu, (1)
perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi, (4) refleksi. Tahap-tahap pelaksanaan
tindakan ini dilasanaakan dalam alur siklus.
Kegiatan pelaksanaan ini dimulai dari studi pendahuluan tentang kondisi
objektif dilapangan. Langkah ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang
kesulitan yang dialami oleh guru dan siswa, setelah itu dicarikan pemecahan
masalahnya kemudian dilakukan kegitn peran, tindakan,observasi analisis, dan
refleksi. Kegiatan pada setiap siklus dimungkinkan diikuti dengan perencanaan
ulang, pengamatan ulang, dan refleksi. Namun, bila hasil yang diperoleh
mengalami perubahan frekuensi presntasenya meningkat dibandingkan siklus
sebelumnya, maka pelaksanaan pada siklus berikutnya tidak perlu dilanjutkan.
Keempat kegiatan tersebut berlangsung secara berdaur ulang dalam bentuk
alur siklus seperti pada gambar yang akan diuraikan di bawah ini;
Perencanaan
B. Definisi operasional
Untuk memudahkan pemahaman tentang penelitian yang dilakukan, perlu
dikemukakan definisi operasional penelitian sebagai berikut ini.
1. Kemampuan adalah kesanggupan seseorang untuk memadukan
pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang dapat direfleksikan
SIKLUS I
Pengamatan
SIKLUS II
Refleksi Pelaksanaan
Refleksi Pelaksanaan
Perencanaan
Pengamatan
?
dalam berfikir dan bertindak untuk mencapai suatu tujuan yang telah
ditentukan.
2. Pembelajaran menulis adalah proses, cara, dan perbuatan untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam mengungkapkan ide gagasan,
pendapat, pikiran, dan perasaan dalam bentuk tulisan.
3. Keterampilan menulis argumnetasi adalah merupakan suatu proses
bernalar yang didalam bernalar itu serangkaian dihubungkan dengan
pendapat atau pertimbangan yang keduanya disusun secara koheren
untu menghasilkan suatu simpulan.
4. Metode mind mapping adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan
secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran.
5. Keterampilan menulis argumnetasi adalah merupakan suatu proses
bernalar yang didalam bernalar itu serangkaian dihubungkan dengan
pendapat atau pertimbangan yang keduanya disusun secara koheren
untu menghasilkan suatu simpulan.
C. Data dan Sumber Data
Data penelitian ini berupa hasil pengamatan berdasarkan temuan-temuan
di lapangan, hasil observasi , catatan , dokumentasi, dan tes siswa sebagai hasil
pembelajaran dalam proses menulis dengan menggunakan metode mind mapping.
data tersebut meliputi data perencanaan , data pelaksanaan, data evaluasi dan
refleksi Keterampilan menulis argumnetasi.
Data perencanaan berupa rancangan pembelajaran Keterampilan menulis
argumnetasi metode mind mapping dalam bentk rencana pelaksanaan
pembelajaran yang dirancang oleh guru, RRP tersebut mencakup standar
kompetensi, kompetensi dasar , indikator, alokasi waktu, materi, metode, langkah-
langkah, sumber, dan penilaian.
Data pelaksanaan adalah data tentang pelaksanaan pembelajaran dalam
keterampilan menulis argumnetasi yaitu tes hasil kemampuan siswa selama
proses kegiatan menulis karangan argummentasi dan hasil menulis siswa setelah
melaksanakan pembelajaran menuis dengan metode mind mapping.
Data eveluasi kemampuan menulis siswa dalam keterampilan menulis dan
hasil menulis siswa setelah melaksanakan pemebelajaran dengan metode mind
mapping.
Sumber data penelitian ini disesuaikan dengan permaslahan penelitian
yaitu kemampuan siswa keterampilan menulis melalui melalui metode mind
mapping pada siswa SMK Negeri 2 jeneponto Kabupaten Jeneponto dengan
jumlah siswa 33 orang yang diklasifikasikan berdasarkan tahap perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi menulis, dan refleksi.
1. Sumber data untuk perencanaan keterampilan menulis argumentasi
adalah guru dalam merencanakan RPP yang terdiri dari dari: tujuan
pembelajaran, penetapan materi,kegiatan mengajar, media, dan sumber
yang dugunakan serta evaluaasi yang direkam dalam format observasi
dan cacatatn lapangan.
2. Sumber data untuk peaksanaan keterampilan menulis argumentasi
yaitu interaksi dan perilaku guru dan siswa yang direkam dalam
format observasi dan cacatatan lapangan berupa tes hasil keterampilan
menulis argumentasi siswa dalam bentuk proses dan produknya yang
didokumentasikan untuk keperluan tindakan penelitian
D. Lokasi penelitian
Penelitian lokasi penelitian dilakukan dengan pertimbangan: (1) efektifitas
penelitian karena SMK Negeri 2 Kabupaten Jeneponto merupakan sekolah asal
peneliti mengajar sehingga untuk memajukan pendidikan yang ada disekolah
tersebut peneliti menganggap perlu menjadikannya sebagai tempat penelitian dan
(2) SMK Negeri 2 Kabupaten Jeneponto sebagai sekolah yang memiliki guru
dengan wawasan terbuka untuk menerima inonasi pembelajaran.
E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
Pada saat perencanaan keterampilan menulis argumentasi, teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah melalui perencanaan menulis karangan
argumentasi dalam bentuk RPP yang berisi: (1) Standar Kompetensi, (2)
Kompetensi Dasar, (3) Indikator, (4) Alokasi Waktu, (5) Materi, (6) Metode, (7)
Langkah-langkah pembelajaran, (8) sumber belajar dan penilaian. Untuk
mengarang argumentasi perencanaan dalam bentuk RPP penulis menggunakan
format observasi dan cacatatan lapangan, RPP tersebut dijadikan dokumnetsi
untuk bahan pertimbangan dalam merencanakan rencana pelaksanaan dalam
setiap siklus (I,II, dan III).
Untuk menumpulkan data yag diperlukan ,peneliti enggunakan instrumen
kunci dan instrumen penunjang. Instrumen kunci penelitian ini adalah peneliti
sendiri (Bagdon dan Biglen: 1982) peneliti harus berfungsi sebagai instrumen
utama dilengkapi dengan pedoman pengamatan dan catatan lapangan. Hal ini
peneliti berfungsi sebagai instrumen kunci karena merupakan orang yang paling
mengetahui seluruh data. Instrumen penunjang adalah (1) format observasi, (2)
cacatatan lapangan, (3) dokumentasi, (4) tes.
Pada tahap pelaksanaan keterampilan menulis argumentasi teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah observasi yang terdiri dari
pengembangan gagasan, kologisa, kecepatan, pilihan kata, ejaan dan tanda baca.
Hasil tulisan siswa dijadikan dokumentasi untuk mengetahui perkembangan siswa
dalam menulis karangan argumentasi tiap siklus.
F. Pengecekan Keabsahan Data
Untuk mencapai derajat kepercayaan dari data yang diperoleh dalam
penelitian ini maka dilakukan uji keabsahan data. Ada empat kriteria keabsahan
data yang dilakukan , yaitu derajat kepercayaan (krediblity), ketermihan
(transperability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability)
(Moleong, 200:173). Sesuai dengan jenis data yang diperoleh, maka teknik uji
keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini hanya kriteria kridibilytas,
yaitu dengan teknik (1) ketekunan pengamatanan , (3) trianggulasi, (4) pegecekan
teman sejawat.
Ketekunan pengamatan dilakukan dengan cara memeriksa secara teliti dan
terus menerus, data yang dikumpul selama proses penelitian berlangsung.
Pengamat secara teliti dan terus menerus dilakukan dengan maksud untuk
memperoleh yang dapat dipercaya sebagai dasar dalam melakukan tindakan.
Trianggulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu diluar data itu untuk keperluan pengecekan sebagai
perbandingan terhadap data resebut. Dalam penelitian ini trianggulasi yang
dilakukan adalah trianggulasi metode, yang dilakukan dengan hasil wawancara
atau rekaman.
Penegecekan teman sejawat dilakukan dengan cara mendiskusikan proses
dan hasil penelitian bersama teman sejawat. Teman sejawat yang dipilih adalah
guru SMK Negeri 2 Jeneponto yang telah melakukan penelitian tindakan dan
guru yang terlibat langsung dalam pengunaan metode mind mapping karangan
argumentasi. Hal ini dilakukan dengan harapan untukmendapatkan masukan
yang dapat menguatkan hasil temuan.
G. Analisi Data
Analisis data dilaksanakan berdasrkan model megalir seperti yang
dipaparkan oleh Miles dan Huberman (1992) yakni analisis data dimulai dengan
menelaah seluruh data yang terkumpul. Data tersebut berdasarkan maslah yang
diteliti dan selanjutnya disiplin dalam satuan-satuan yang telah
dikategorikan .proses pengumpulan data mengacu pada prinsip on going analisis,
yaitu sejak awal penelitian digunakan pada tahap pengumpulan data tersebut.
Data yang dikumpulkan dianalisis melalui proses reduksi data, penyajian data,
dan penarikan simpulan atau pemaknaan.
Secara garis besar tahap analisis data diuraikansebagai berikut:
1. Menelaah data, yaitu menelaah data yang telah dikumpul berdasarkan ,
hasil observasi, cacatan lapangan, dan dokumentasi. Kegiatan melaah data
dengan melakukan proses transkripsi hasil observasi, catatan lapangan dan
dokumentasi (RPP dan hasil menulis karangan argumentasi). Data yang
ditranskiripkan dan dikelompokkan dengan masalah penelitian. Kegiatan
menulis data misalnya, meneliti data perencanaan menulis siklus I dan
menadai data dan aspek tarap keberhasilan kurang 75% untuk dijadikan
bahan pertimbangan tindakan dalam perencanaan RPP pada siklus
berukutnya.
2. Mereduksi data yaitu kegiatan mengenal secara koherensip data yang
berkaitan dengan menulis karangan dengan metode mind mapping pada
tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Data dikelompokkan
kemudian diseleksi. data yang relevan dengan fokus penelitian dijadikan
dasar untuk melakukan tindakan. Data yang sudah menunjukkan taraf
keberhasilan lebih dari 75%, dari aspek pada setiap jenis tahapan .Dalam
perencanaan,pelaksanaan, dan evaluasi pada siklus I tidak dijadikn dasar
untuk tindakan siklus beriukutnya atau sikllus II dan III. Misalnya hasil
penelaah data pada siklus I pada tahap evaluasi penulisan karangan
argumentasi, keberhasilan rata-rata untuk aspek pengunaan EYD kurang
dari 75%. Data yang menunukkan kekurangberhasilan dalam penggunaan
EYD dicapai rata-rata masih kurang dari 75%. Dengan demikian tindakan
selanjutnya disiklus II, jika masih mendapat nilai rata-rata masih dari 75%
maka akan dilanjutkan pada siklus berikutnya atau siklus III,
penekanannnya masih mengunakan data yang berkaitan dengan aspek
penggunaan EYD, dan berlaku untuk semua aspek.
3. Mengajukan data yaitu kegiatan menulis data yang telah direduksi dalam
satuan peristiwa dan makna masalah yang berkaitan dengan maslah
penelitian. Penyajian data yaitu upaya meningkatkan kemampuan siswa
menulis karangna argumentasi dengan metode mind mapping dengan
tahap perncanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Data disajikan ddalam
kalimat sederhana agar penyajiannya mudah dipahami. Misalnya
menarifkansekumpulan informasi dari pelaksanaan, perencanan, dan
evaluasi karangan argumentasi berdasarkan siklus I,II,III.
4. Menarik kesimpulan atau penekanaran berdasarkan kegiatan pengumpulan
akhir hasil dati data yang disajikan . kesimpulan akhir yaitu tindakan
dengan metode mind mapping dalam upaya meningkatkan menulis
karangan argumentasi. Pengumpulan data hasil penelitian menggunakan
teknik pemeriksaan keabsahan data, daintaranya menulis teknik ketekunan
penagamatan dan pengecekan tean sejawat. Penarikan simpulan dilakukan
dengan pengecekan keabsahan data dan penapsiran melalui (1) meninjau
ulang cacatan lapangan hasil, observasi, dan dokumentasi, (2) berdiskusi
dengan teman sejawat dan guru, (3) memeriksakan dan mengkonsultasikan
hasil simpulan kepada pembimbing.
H. Rambu-rambu analisis data
Untuk mengadakan analisis data peneliti menyusun (1) rambu-rambu
analisis proses, (2) rambu-rambu analisis peningkatan keterampilan menulis
karangan argumentasi dengan metode mind mapping.
1) Rambu-rambu analisis proses
Prosedur analis proses antara lain, (1) menyusun rencana pelaksanaan
menulis karangan argumentasi pada pertemuan disetiap siklus, (2)
melaksanakan proses pembelajaran untuuk membentuk keterampilan
menulis karangan argumentasi siswa dengan menggunakan metode
mind mapping, dan (menentukan kualifikasi proses . setiap tahapan
proses pembelajaran menulis karangan argumentasi yang difokuskan
kemampun menulis siswa dapat dinilai dengan kualifikasi sebagai
berikut, sangat baik (SB) jika 4 diskriftor yang muncul maka nilai
yang diperoleh 10 atau 100%, baik (B) jika 3 diskriftor yang muncul 9
atau 90%, (C) jika 2 deskriftor yang muncul maka nilai yang
diperoleh 8 atau 80%, kurang (K) jika 1 deskriftor yang muncul maka
nilai yang diperoleh 7 atau 70%, dan sangat kurang (SK) jika 0
deskifsi yang muncul maka nilai yang diperoleh 6 atau 60%.
2) Rambu-rambu analisis hasil
Penyusunan analisis hasil untuk meningkatkan keterampilanmenulis
karangan argumentasi siswa kelas XI SMK Negeri 2 Jeneponto
ditentukan menetapkan kriteria,indikator, dan kualitas hasil. Kriteria
yang dijadikan indikator peningkatan menulis siswa adalah (1)
pengembangan gagasan ,(2) kelincahan gagasan. (3) kelogisan, (4)
ketepatan pilhan kata, ejaan, dan tanda baca. Penetapan kualifikasi
hasil terbentuknya kemapuan menulis karangan argumentasi
didasarkan pada ciri deskriptor. Kualifikasi sangat baik (SB) jika 4
deskriftor yang muncul, (B) jika 3 deskriftor yang muncul, (C) jika 2
deskriftor yang muncul, kurang (K) jika 1 deskriptor yang muncul dan
sangat kurang (SK) jika 0 deskriptor yang muncul.