Konsultasi 3 (Repaired)

106
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran berbahasa Indonesia merupakan pembelajaran universal dikalangan pendidikan baik sekolah SD, SMP, SMA sederajat, dan Mahasiswa. Dalam pendidikan, siswa memerlukan pembelajaran berbahasa sebagai alat komunikasi, berbahasa dapat menghubungkan bahasa tulis maupun bahasa lisan. Keberadaan berbahasa yang tidak terpisahkan dengan manusia, sangat penting dipahami karena berbahasa hadir jika manusia hidup dengan orang lain sebagai alat komunikasi, sama halnya dalam proses belajar-mengajar di sekolah pembelajaran berbahasa Indonesia akan tercapai jika siswa mempunyai keterampilan berbahasa. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia ada beberapa aspek keterampilan yaitu keterampilan membaca, menyimak, berbicara, dan menulis. Dari keempat aspek keterampilan tersebut, keterampilan menulis yang sangat

Transcript of Konsultasi 3 (Repaired)

Page 1: Konsultasi 3 (Repaired)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran berbahasa Indonesia merupakan pembelajaran universal

dikalangan pendidikan baik sekolah SD, SMP, SMA sederajat, dan Mahasiswa.

Dalam pendidikan, siswa memerlukan pembelajaran berbahasa sebagai alat

komunikasi, berbahasa dapat menghubungkan bahasa tulis maupun bahasa lisan.

Keberadaan berbahasa yang tidak terpisahkan dengan manusia, sangat penting

dipahami karena berbahasa hadir jika manusia hidup dengan orang lain sebagai

alat komunikasi, sama halnya dalam proses belajar-mengajar di sekolah

pembelajaran berbahasa Indonesia akan tercapai jika siswa mempunyai

keterampilan berbahasa.

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia ada beberapa aspek keterampilan

yaitu keterampilan membaca, menyimak, berbicara, dan menulis. Dari keempat

aspek keterampilan tersebut, keterampilan menulis yang sangat kurang diminati

oleh sebagian besar para siswa, disebabkan kurangnya pengetahuan dasar yaitu

latihan menulis, sehingga dalam penulisan siswa sering kali terhambat dan

kebingungan melanjutkan tulisannya. Hambatan yang dialami siswa adalah

mencurahkan ide berupa penulisan kata pertama untuk mengawali tulisan .

Kadang kala dalam menulis selalu muncul pertanyaan: apa yang akan ditulis,

bagaimana menuliskannya, dan pantaskah disebut sebagai suatu tulisan.

Meskipun sebenarnya ide itu bisa didapatkan dimana saja misalnya; dari

Page 2: Konsultasi 3 (Repaired)

pengalaman siswa itu sendiri, dari cerita orang lain, peristiwa alam, ataupun dari

khayalan siswa , akan tetapi menulis tetap dianggap tidak mudah dikalangan

siswa. Keterampilan menulis adalah kegiatan mengungkapkan pikiran gagasan

dan perasaan seseorang yang dituangkan dalam bahasa tulis, kegiatan menulis

untuk menyatakan pikiran, gagasan dan perasaan dalam bentuk tulisan yang

diharapkan dapat dipahami penulis dan pembaca, serta berfungsi sebagai alat

komunikasi secara tidak langsung.

Pembelajaran menulis membutuhkan motivasi atau semangat bahkan

dorongan dari guru. Sehingga, siswa tidak mudah jenuh, malas, serta tidak

mengikuti pembelajaran. Jika sebagaian besar siswa mengalami hal yang sama,

maka tidak akan ada jalan keluar untuk membuat siswa menjadi lebih baik dalam

menulis. Tugas guru adalah membuat siswa berminat dalam menulis dengan cara

memberikan materi dan metode yang mampu meningkatkan pembelajaran yang

menyenangkan.

Melalui penelitian ini, kerampilan menulis sangat penting diteliti

dikalangan siswa, karena realita yang ada, rendahnya minat siswa dalam

keterampilan menulis argumentasi. Maka atas dasar inilah guru merasa perihatin

dan melakukan penelitian tindakan kelas agar kegiatan proses pembelajaran

menulis argumentasi menjadi pembelajaran yang inovatif, kreatif, aktif, efektif

dan menyenangkan bagi siswa. Hal ini adalah suatu masalah yang harus

dipecahkan guru untuk perbaikan terhadap pembelajaran menulis argumentasi

agar siswa dapat menuangkan gagasan, keinginan, kritik, dan harapan kedalam

Page 3: Konsultasi 3 (Repaired)

suatu bentuk tulisan yang sebenarnya. Walaupun banyak kesulitan yang dihadapi

siswa dalam proses penulisan argumnetasi.

Kesulitan siswa dalam menulis argumnetasi itu sangat wajar , karena

menulis merupakan sebuah proses yang rumit. Kerumitan siswa untuk

menghasilkan tulisan yang baik memerlukan cara lebih meyenangkan. untuk itu,

guru perlu memilih metode atau media pembelajaran yang diyakini bisa

memotivasi siswa dalam pembelajaran menulis. Metode yang dipandang mampu

mengatasi permasalahan lemahnya kemampuan menulis argumrntasi adalah

dengan menggunakan metode mind mapping, dan pemilihan metode ini telah

diyakini dapat mendorong motivasi siswa dalam kegiatan menulis. Metode mind

mapping menjadi alat untuk menuangkan semua gagasan dalam pikiran.

Melalui uraian di atas mafaat menulis argumentasi sangat penting bagi

siswa, karena di dalam menulis argumentasi mampu membimbing siswa

menumbuhkan cara berpikir yang logis,mengungkapkan fakta yang dapat diuji

kebenarannya, mengajak dan mempengaruhi orang lain. Sehingga melalui metode

mind mapping yang digunakan sebagai salah satu metode yang mampu

menumbuhkan cara belajar yang lebih efektif dan manyenangkan dalam proses

belajar mengajar. Oleh karena itu, guru tidak kesulitan membuat siswa dalam

keterampilan menulis argumentasi karena metode mind mapping dapat

meningkatkan siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Buzan (2008) berpendapat bahwa mind mapping adalah cara mudah

menggali informasi dari dalam dan dari luar otak. Dalam peta pikiran, sistem

bekerja otak diatur secara alami. Otomatis kerjanyapun sesuai dengan kealamian

Page 4: Konsultasi 3 (Repaired)

cara berpikir manusia. Mind mapping membuat otak manusia ter-eksplor dengan

baik, dan bekerja sesuai fungsinya. Seperti telah ketahui, otak manusia terdiri dari

otak kanan dan otak kiri. Dalam peta pikiran, kedua sistem otak diaktifkan sesuai

porsinya masing-masing. Kemampuan otak akan pengenalan visual untuk

mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya (Buzan, 2008). Dengan kombinasi

warna, gambar, dan cabang-cabang melengkung, akan merangsang secara visual.

Sehingga infomasi dari mind mapping mudah untuk diingat.

Mind mapping adalah metode mempelajari konsep yang ditemukan oleh

Tony Buzan. Konsep ini didasarkan pada cara kerja otak manusia menyimpan

informasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, otak manusia tidak menyimpan

informasi dalam kotak-kotak sel saraf yang terjejer rapi melainkan dikumpulkan

pada sel-sel saraf yang berbercabang-cabang yang apabila dilihat sekilas akan

tampak seperti cabang-cabang pohon.

Dalam prinsipnya, mind mapping sangat sederhana, cukup menuliskan

dengan mengikuti kemana otak manusia berfikir, apa yang terlintas, apa yang

teringat dalam bentuk coretan yang berkait-kaitan. Coretan berkaitan, dimulai dari

tengah sebagai pusat, kemudian mengembangkan kearah tepi. Metode mind

mapping ini juga dapat membuat otak lebih fresh karena banyak masalah yang

terlintas di kepala, atau ide serta gagasan yang sulit untuk direkam yang

membebani otak bawah sadar.

Kualitas metode mind mapping akan sangat terlihat pada siswa dalam

peningkatan pembelajaran menulis di kelas, bila dikaitkan dengan jenis Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas didefiniskan sebagai penelitian

Page 5: Konsultasi 3 (Repaired)

yang akar permasalahannya muncul dikelas, sehingga di rasakan langsung oleh

guru yang bersankutan. Sulit dibenarkan bahwa, permasalahan dari penelitian

tindakan kelas diperoleh dari presepsi atau lamunan dari seseorang guru. Oleh

karena itu, didalam penelitian ini diawali dengan perencanaan

tindakan,pelaksanaa, evaluasi dan refleksi, Sehingga penelitian ini benar-benar

tercapai.

Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 2 Jeneponto karena di sekolah

tersebut penggunaan bahasa Indonesia masih sangat kurang khususnya kelas XI

Teknik Komunikasi Jaringan (TKJ) otomatis dalam menulispun akan merasa

kesulitan. Ole karena itu, dari hasil observasi pembelajaran di kelas siswa dan

hasil yang diperoleh dalam keterampilan menulis argumentasi, belum sesuai

dengan harapan guru, karena dari 33 siswa kelas XI Teknik Komunikasi Jaringan

(TKJ) hanya 3 siswa yang mendapatkan nilai diatas 7,5 padahal kriteria

ketuntasan minimalnya adalah 7,5 ini berarti siswa belum tuntas dalam kopetensi

dasar menulis, berdasarkan hasil observasi dialami oleh guru terhadap siswa

disebabkan beberapa faktor, siswa tidak terlatih dalam menuangkan gagasannya

kedalam bentuk tulisan, kesulitan dalam meningkatkan minat belajar, metode

yang tepat dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi belum oftimal. Oleh

kerenan itu, guru memilih kelas XI Teknik Komunikasi Jaringan sebagai tempat

penelitian, supaya guru mampu mengetahui peningkatan masing-masing siswa

dalam menulis.

Page 6: Konsultasi 3 (Repaired)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka masalah penelitian

yang muncul aadalah: Bagaimana meningkatkan keketerampilan menulis

argumentasi melalaui metode mind mapping siswa kelas XI Teknik Komunikasi

Jaringan SMK Negeri 2 Kabupaten Jeneponto;

1. Bagaimanakah perencanaan keterampilan menulis argumentasi siswa kelas

XI Teknik Komunikasi Jaringan SMK Negeri 2 Kabupaten Jeneponto?

2. Bagaimanakah pelaksanaan kegiatan keterampilan menulis argumentasi

siswa kelas XI Teknik Komunikasi Jaringan SMK Negeri 2 Kabupaten

Jeneponto?

3. Bagaimanakah penilaian peningkatan keterampilan menulis argumentasi

siswa kelas XI Teknik Komunikasi Jaringan SMK Negeri 2 Kabupaten

Jeneponto?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut adapun tujuan dalam penelitan

sebgai berikit;

1. untuk mendiskripsikan dan menjelaskan perencanaan keterampilan menulis

argumentasi siswa kelas XI Teknik Komunikasi Jaringan SMK Negeri 2

Kabupaten Jeneponto?

2. untuk mendiskripsikan dan menjelaskan pelaksanaan keterampilan menulis

argumentasi siswa kelas XI Teknik Komunikasi Jaringan SMK Negeri 2

Kabupaten Jeneponto?

Page 7: Konsultasi 3 (Repaired)

3. untuk mendiskripsikan dan menjelaskan penilaian keterampilan menulis

argumentasi siswa kelas XI Teknik Komunikasi Jaringan SMK Negeri 2

Kabupaten Jeneponto?

D. Manfaat Penelitian

Hasil yang diperoleh melalui penelitian ini diharapkan dapat memberi

manfaat teoritis da paraktis sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

a. memberikan sumbangan teoritis berupa inovasi proses belajar mengajar

menulis argumentasi melalui metode mind mapping

b. acuan secara teoritis dalam proses belajar mengajar keterampilan menulis

2. Secara praktis

a. Bagi guru yang meneliti

1) Memperoleh wawasan dan pengalaman pembelajaran menulis

2) Mendapatkan fakta bahwa dengan metode mind mapping dapat

meningkatkan keterampilan menulis

3) Memberikan sumbangan perbaikan pembelajaran keterampilan menulis

argumentasi.

b. Bagi observer/guru

1) Dapat digunakan sebagai metode dalam mengajarkan penulisan

2) Dapat menjadi bahan kajian untuk mengatasi sebagian masalah dalam

mengajarkan penulisan argumentasi kepada siswa

3) Dapat menjadi masukan tentang cara yang tepat agar siswa tertarik dalam

mengikuti pembelajaran

Page 8: Konsultasi 3 (Repaired)

4) Dapat menambah wawasan guru mengenai metode yang digunakan

5) Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran baik proses maupun praktis.

c. Bagi siswa

1) Dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam menulis

2) Dapat meningkatakan kemampuan menulis

3) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kreatifitas

berfikir, meningkatkan daya simak, dan menigkatkan semangat siswa

dalam proses belajar mengajar.

E. Sistematika Penulisan

1. Bagian pembuka

a. Halaman judul

b. Lembar pengesahan

c. Kata pengantar

d. Daftar isi

e. Daftar lampiran

2. Bagian isi

BAB I PENDAHULUAN

a. Latar belakang

b. Rumusan maslah

c. Tujuan penelitian

d. Manfaat penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

a. Pembehahasan teori

Page 9: Konsultasi 3 (Repaired)

b. Kerangka pikir

BAB III METODE PENELITIAN

1. Desain penelitian dan tahap alur

2. Defenisi operasional

3. Data dan sumber data

4. Lokasi penelitian

5. Teknik pengumpulan data dan istrumen penelitian

6. Pengecekan dan keabsahan data

7. Analisis data

8. Rambu-rambu analisis data

Page 10: Konsultasi 3 (Repaired)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

Sehubungan dengan masalah yang akan diteliti, teori-teori yang digunakan

sebagai landasan teoretis ini mencakup tentang (1) pembelajaran menulis

argumnetasi, (2) langkah-langkah menulis argumentasi, (3) ciri-ciri menulis

argumentasi, (4) teknik penilaian menulis argumentasi, (5) jenis-jenis menulis, (6)

metode mind mapping (7) jenis-jenis metode pembelajaran, (8) dan kerangkaf

pikir.Berikut ini akan .

1. Pembelajaran Menulis Argumentasi

a. Pengertian Menulis

Menulis merupakan kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan

tulisan sebagai medianya. Pesan yang dimaksud adalah berupa isi atau muatan

yang terkandung dalam suatu tulisan. Ada berbagai pendapat tentang menulis

yang dikemukakan oleh para ahli. Nurdin (2003: 2) menyatakan bahwa menulis

adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang dalam rangka mengungkapkan

gagasan dan menyampikannya melalui bahasa tulis kepada orang lain agar

mudah dipahami. Hal ini mengungkapkan bahwa menulis yang baik adalah

menulis yang bisa dipahami orang lain.

Tarigan (2008: 22) menjelaskan pula bahwa menulis adalah menurunkan

atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa

Page 11: Konsultasi 3 (Repaired)

yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-

lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambar grafik itu.

Tulisan dugunakan oleh orang-orang terpelajar untuk

merekam ,meyakinkan,serta melaporkan , serta mempengaruhi orang lain dan

maksud srata tujuan tersebut hanya bisa tercapai dengan baik oleh orang (para

penulis ) yang dapat menyusun pikirannya serta mengutarakan dengan jelas

(mudah dipahami); kejelasan tersebut bergantung pada

pikiran,asumsi/organisasi,penggunaan kata-kata dan struktur kalimat yang cerah,

Salam (dalam Morsey, 1976: 132)

Menulis merupakan salah satu cara komunikasi tidak langsung yang

tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia, karena manusia melakukan

kegiatan berbahasa dalam kehidupannya melalui bahasa lisan dan tulisan.

Pembelajaran menulis termasuk salah satu aspek keterampilan berbahasa yakni,

membaca,menyimak,berbicara dan menulis. Dari keempat aspek yang telah

dipaparkan sebelumnya, keterampilan menulis harus dikuasai oleh siswa dalam

pemebelajaran Bahasa Indonesia mulai tingkat SD hingga kejenjang menengah

atas atau sederajat SMA.

Selanjutnya (Wiyanto, 2004: 1) mengemukakan pula pendapatnya bahwa

menulis mempunyai dua arti. Pertama, menulis berarti mengubah bunyi yang

dapat didengar menjadi tanda-tanda yang dapat dilihat. Bunyi-buyi yang diubah

itu bunyi bahasa, yaitu bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia

(mulut dan perangkat-perangkatnya: bibir, lidah, gigi, dan langit-langit). Bunyi

bahasa itu sebenarnya menjadi lambang atau wakil sesuatu yang lain. Yang

Page 12: Konsultasi 3 (Repaired)

diwakili bisa berupa benda, perbuatan, sifat, dan lain-lain. Kedua, kata menulis

mempunyai arti kegiatan mengungkapkan gagasan secara tertulis. Orang yang

melakukan kegiatan ini dinamakan penulis dan hasil kegiatannya berupa tulisan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 1497) dijelaskan pula bahwa

menulis adalah membuat huruf (angka dsb.) dengan pena (pensil dsb.),

melahirkan pikiran dan perasaan (spt. mengarang, membuat surat) dengan

tulisan. Dalam hal ini, menulis berarti mengorganisasikan pikiran dan perasaan

melalui media (bahasa) secara sistematis serta mengungkapkannya secara

tertulis.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis adalah

suatu bentuk komunikasi untuk menyampaikan ide-ide, gagasan atau pendapat

kepada orang lain (penulis pada pembaca) dengan menggunakan media bahasa

dengan maksud dan tujuan tertetu. Oleh karena itu, hasil menulis berupa tulisan

harus dapat dipahami oleh lain (pembaca).

b. Tujuan Menulis

Setiap penulis akan memproyeksikan sesuatu mengenai dirinya ke dalam

bentuk tulisan. Bahkan dalam tulisan yang objektif sekalipun dalam penulis

masih tetap tercermin, karena gaya tulisannya senantiasa dipengaruhi oleh nada

yang sesuai dengan keinginan penulis yang bersangkutan. Ada berbagai macam

tujuan yang ingin dicapai setiap jenis tulisan, namun menurut D’Angelo (dalam

Salam, 1980:25) tujuan penulisan itu dapat dibagi menjadi empat tujuan yaitu:

1) Tulisan yang bertujuan memberitahukan atau mengajar disebut

wacana informatif (informative discourse);

Page 13: Konsultasi 3 (Repaired)

2) Tulisan yang bertujuan meyakinkan atau mendesak disebut wacana

persuasip (persuasive discourse);

3) Tulisan yang bertujuan menghibur/menyenangkan atau yang

mengandung tujuan estetik disebut tulisan literer atau wacana

kesastraan (lterari discourse);

4) Tulisan yang bertujuan mengepresikan perasaan dan emosi disebut

wacana ekspresif (expresive discourse).

D’Angge (dalam Salam 1980: 37) mengatakan tujuan tersebut sering

muncul bersamaan,bahkan sering ada jenis ,tujuan tulisan yang tidak termasuk

tujuan tersebut yang telah diuraikan atas . Hal ini disebebabkan karena cara

pandang yang berbeda. Hugo Hartig (dalam tarigan, 1986) mengklasifikasikan

tujuan penulisan menjadi tujuh bagian, yaitu:

1) Tujuan penugasan (assigment purpose) adalah dasar tulisan yang

pada dasarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali;

2) Tujuan atruistik (attruistic purpose) adalah tulisan yang berusaha

utunk meyenangkan para pembaca ;

3) Tujuan persuasif (persuasive purpose) adalah tulisan yang berusaha

meyakinkan para pembaca tentang kebenaran yang diutarakan

dalam tulisan penulis;

4) Tulisan informasi (informational purpose) adalah tulisan yang

berusaha memberikan keterangan atau informasi kepada para

pembaca;

Page 14: Konsultasi 3 (Repaired)

5) Tujuan pernyataan diri (self-expressive) adalah tulisan yang berusaha

memperkenalkan dan menyatakan diri penulis kepada pembaca

melalui tulisannya;

6) Tujuan kreatif (creative purpose) adalah jenis tulisan erat kaitannya

dengan tujuan pernyataan diri, karena penulis melibatkan diri untuk

mencapai norma artistik atau seni yang ideal;

7) Tujuan pemecahan masalah (problem-solving purpose) adalah jenis

tulisan dimana penulis berusaha memecahkan masalah yang dihadapi

dengan menyalurkan ide-idenya dalam bentuk tulisan. Penulis ingin

menjelaskan,menjemihkan, serta meneliti secara cermat pikiran atau

gagasan-gagasan agar dapat dimengerti dan diterima oleh pembaca.

c. Ciri-ciri menulis

Agar maksud dan tujuan menulis tercapai, yaitu agar pembaca

membarikan responsi yang diingikan oleh penilis terhadap tulisanya, mau

tidak mau harus menyajika tulisn yang baik. Ciri-ciri tulisan yang baik itu

antara lain:

a) Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis

mempergunakan nada yang serasi;

b) Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis menyusun

bahan-bahan yang tersedia menjai suatu keseluruhan yang utuh;

c) Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan menulis untuk

menulis dengan jelas dan tidak samar-samar: memanfaatkan struktur

kalimat,bahasa,dan contoh-contoh sehingga maknanya sesuai dengan

Page 15: Konsultasi 3 (Repaired)

yang kita inginkan oleh penulis. Dengan demikain makna yang

tesurat dan tersirat;

d) Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan menulis untuk

menulis secara meyakinkan, menarik minat para pembaca serta

mendemonstrasikan suatu pengertian yang masuk akal dan cermat-

teliti mengenai hal itu, penggunaan kata-kata dan penggunaan fase-

fase yang tidak perlu. Setiap kata haruslah menunjang pengertian

yang serasi sesuai yang diinginkan oleh penulis;

e) Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis untuk

mengkritik naskah tulisan yang pertama serta memperbaiki dan

merivisi naskah pertama merupakan kunci bagi penulisan tepat guna

atau penulisan efektif;

f) Tulisan yang baik mencerminkan kebanggaan penulis dalam naskah

kesesuan mengunakan ejaan dan tanda-tanda secara saksama dan

hubungan ketatabahasaan dalam kalimat-kalimat sebelum

menyajikannya kepada pembaca.

d. Prinsip-prinsip Pembelajaran Menulis

Berkaitan dengan prinsip-prinsip pembelajaran menulis, Natia (1994: 38)

menjelaskan bahwa terdapat lima prinsip pembelajaran menulis yang perlu

diperhatikan sebelum melaksanakan proses menulis, yaitu sebagai berikut.

1) Dalam kegiatan menulis siswa harus berdasar pada topik yang

bermakna. Prinsip ini mengisyaratkan bahwa topik yang dipilih

merupakan topik dipahami dan digemari oleh siswa. Dengan

Page 16: Konsultasi 3 (Repaired)

demikian, mereka akan lancar dan termotivasi untuk menyelesaikan

tulisannya dengan baik.

2) Sebelum menulis hendaknya didahului percakapan.Hal ini

mengisyaratkan agar kegiatan menulis didahului kegiatan berbicara

tentang pengalaman, pengetahuan, dan kegemaran siswa, kaitannya

dengan topik. Taraf kesulitan menulis lebih tinggi dibanding dengan

keterampilan lainnya yang bersifat ekspresif-peroduktif. Oleh karena

itu, sebelum menulis perlu diberi serangkaian pembahasan secara

lisan tentang topik yang akan dikembangkan.

3) Menulis bukanlah kegiatan yang mudah. Prinsip ini mengisyaratkan

agar keterampilan menulis diajarkan dalam konteks yang

menyenangkan, khusus bagi pelajar pemula, mereka perlu

mendapatkan pengenalan terbimbing tentang kompoisisi sederhana

agar mereka bergairah menulis.

4) Menghindari pengoreksian kesalahan mekanik. Kesalahan tata

bahasa, penyusunan frasa, dan tanda baca/ejaan sebagai akibat

keterbatasan mereka hendaknya disikapi sebagai sesuatu yang wajar.

Mengenai kesalahan mekanik dan kebahasaan dipertimbangkan

diberikan setelah siswa lancar menulis.

5) Antara tugas menulis dan tugas membaca atau keterampilan lainnya

hendaknya ada hubungan yang jelas. Pembelajaran menulis

hendaknya mempunyai keterkaitan dengan cerita yang telah dibaca

atau didengar. Dalam pengembangan materi tulisan, siswa diberi

Page 17: Konsultasi 3 (Repaired)

tugas membaca buku tambahan yang relevan untuk memperkaya

ungkapan dan memperluas tulisan siswa.

e. Fungsi Menulis

Pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi

yang tidak langsung. Kegiatan menulis sangat penting dalam pendidikan karena

dapat membantu siswa berlatih berpikir, mengungkapkan gagasan, dan

memecahkan masalah. Menulis adalah suatu bentuk berpikir, yang juga

merupakan alat untuk membuat orang lain (pembaca) berpikir (Tarigan, 2008:

22). Dengan menulis, seseorang siswa mampu mengkonstruk berbagai ilmu atau

pengetahuan yang dimiliki dalam sebuah tulisan, baik dalam bentuk esai, artikel,

laporan ilmiah, cerpen, puisi, dan sebagainya. Berdasarkan hal itu, Enre (1994:

1) merincikan enam fungsi menulis sebagai berikut.

1) Menulis dapat merangsang sesuatu yang pernah duketahui, menulis

mengenai suatu topik merangsang kita mengenal topik,

membangkitkan pengetahuan dan pengalaman yang tersimpan dalam

dasar;

2) Menulis membantu pengorganisasian pikiran kita, dan

menempatkannya dalam suatu bentuk yang berdiri sendiri. Ada

kalanya kita dapat menjernihkan konsep yang kabur atau kurang

jelas untuk diri kita sendiri, hanya karena mengenal hal itu;

3) Menulis menjadikan pikiran kita siap untuk dievaluasi. Kita dapat

membuat jarak dengan ide kita sendiri dan melihatnya lebih objektif

pada waktu kita menulisnya;

Page 18: Konsultasi 3 (Repaired)

4) Menulis membantu kita menyerap dan menguasai informasi baru.

Kita akan memahami banyak materi dengan lebih baik dan

menyimpannya lebih lama jika kita menulis hal itu;

5) Menulis menghasilkan ide-ide baru. Tindakan menulis merangsang

pikiran kita untuk mengadakan hubungan, mencari perhatian dan

menarik persamaan (analogi) yang tidak akan pernah terjadi

seandainya kita tidak menulis;

6) Menulis membantu kita memecahkan masalah dengan jalan

memperjelas unsur-unsurnya dan menempatkan dalam suatu konteks

visual, sehingga dapat diuji.

f. Manfaat menulis

Kemampuan seseorang dalam hal mengingat sesuatu ternyata terbatas.

Keterbatasan ini ada yang berjangka waktu singkat dan ada yang berjangka waktu

lama. Hal ini disebabkan oleh berbagai keadaan atau situasi seperti kesehatan,usia,

daya ingatan, dan sebagainya.

Sesuatu hal biasa dilupakan karena berbagai hal lain yang sesuatu diingat

ataukah sesuatu pekerjaan yang mendesak untuk diselesaikan. Tentu saja ada cara

yang tepat dilakukan untuk mengatasi hal seperti ini.

Pejabat atau pemimpin yang sibukan oleh berbagai pekerjaan, baik rutin

maupun teporer seperti menghindari rapat atau pertemuan di sana-sini, supaya

tidak ada yang terbengkalai atau terlupakan biasanya tergolong oleh white board

tempat menulis jenis kegiatan yang akan dilakukan,misalnya:

WHITE BOARD

Page 19: Konsultasi 3 (Repaired)

JENIS KEGIATAN HARI/TGL PUKUL/JAM TEMPAT

White Board ini digantung pada tempat yang mudah dilihat seperti pada dinding

ruan kerja

Menulis adalah salah satu kebutuhan pokok manusia. Oleh karean itu

Allah SWT. Menfirmankan-Nya dalam AL-Qur’an Al-Karim sebagai berikut.

(282) Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara

tunai utnuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskan dan hendaklah

seseorang peulis di antara kamu menuliskan denagn benar. Dan janganlah penulis

enggan menuliskan sebagaiman Allah mengajarkannya maka hendaklah ia

menulis, dan hendaklah orang berutang itu mengimlakan (apa yang akan ditulis

itu), dan hendaklah ia bertaqwa kepala Allah Tuhannya, dan janganlah ia

mengurangi sedikitpun dari utangnya. Jika yang berutang itu orang yang lemah

akalnya atau lemah (keadaanya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakan,

maka hendaklah walinya mengimlakan dengan jujur. Dan persaksikan dengan dua

orang saksi dan orang-orang lelaki (di antaramu), jika hendak ada dua orang

lelaki, maka boleh seseirang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang

kamu ridhai,supaya jika seseorang lupa maka seseorang lagi mengingatkannya .

janganlah sakis-sasksi itu enggan (memberikan keterangan) apabila mereka

dipanggil ; dan janganlah kamu jemu menulis untang itu, baik kecil maupun besar

sampai batas waktu membayarnya. Yang demikaian itu lebih adil disisi allah dan

lebih dapat menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak

Page 20: Konsultasi 3 (Repaired)

(menilmbulakan) keraguanmu. (tulislah muamalahmu itu), kecuali dengan

muamalah itu perdangagan tunai yang kamu jalankan diantara kamun, maka tidak

ada dosa bagi kamu, jika kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah jika kamu

berjaul beli, dan janganlah penulis dan saksi saling sulit-menyulitkan. Jika kamu

lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah sesuatu kefasihan

pada dirimu. Dan ertaqwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah

mengetahui segala sesuatu, (Surah Al Baqarah, 2:37).

Semi (2009:72-73) menyatakan bahwa argumentasi adalah suatu tulisan yang

bertujuan meyakinkan atau membujuk pembaca mengenai kebenaran pendapat

atau pernyataan penulis. Melalui tulisan argumentasi, pembaca diyakinkan dengan

memberikan pembuktian, alasan, atau ulasan secara objektif dan meyakinkan.

Dalam menulis argumentasi, data dan fakta yang dimiliki dirangkaikan dan

dihubungkan sebagai bukti untuk mempertahankan pendapat atau menyanggah

pendapat orang lain.

Menurut Keraf (2010:3), argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang

berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu

percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis

atau pembicara. Melalui argumentasi penulis berusaha merangkaikan fakta-fakta

sedemikian rupa, sehingga ia mampu menunjukkan apakah suatu pendapat atau

suatu hal tertentu benar atau tidak. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat

disimpulkan bahwa argumentasi adalah suatu tulisan yang bertujuan untuk

mempengaruhi pembaca yang didukung oleh fakta, sehingga dengan adanya fakta

pendukung dari pendapat atau pernyataan tersebut pembaca percaya dan akhirya

Page 21: Konsultasi 3 (Repaired)

bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan penulis. Argumentasi adalah tulisan

yang bertujuan menyakinkan atau membujuk pembaca tentang pendapat atau

penyataan penulis (Semi, 2003:47).

Dari uraian menurut para ahli, menulis dapat disimpulkan, bawa cara

berkomunikasi secara tindak lansung dengan mengunakan lamabang-lamabang

bunyi bahasa. Sedangkan argumnetasi adalah berfikir secara logis dan diserti

dengan bukiti sehingga, pembaca bisa percaya atas tulisn yang diperoleh. Jadi

pembelajan menulis argumnetasi adalah cara berkomunikasi secara tidak

langsung sehingga ampu berfikir secara logis.

2. Langkah-langkah Menulis Argumentasi

Menurut Semi (2009:77-78), langkah-langkah dalam penulisan argumentasi

sebaiknya memperhatikan petunjuk berikut ini.

1. Kumpulkan data, fakta, dan contoh-contoh. Pelajari pokok masalah

dengan baik. Apabila yang hendak Anda tulis adalah sesuatu yang

memang pernah Anda alami atau saksikan sendiri maka kemukakanlah

fakta-fakta sebanyak mungkin. Kemukakan pula (bila ada) buku-buku atau

pendapat yang menunjang pendapat Anda tersebut.

2. Tentukan sikap dan posisi Anda. Apabila berada di pihak pro dan kontra,

untuk itu penulis harus bersedia mempertimbangkan pandangan atau

pendapat lawan, tidak berarti menyerah kepada lawan, tetapi untuk melihat

fakta yang diajukan lawan yang dapat dijadikan tempat berpijak untuk

memperlemah pendapat lawan tersebut.

Page 22: Konsultasi 3 (Repaired)

3. nyatakanlah pada bagian awal atau pengantar tentang sikap Anda dengan

paragraf yang singkat namun jelas, agar tulisan atau pendapat lebih mudah

dipelajari dan dipahami oleh pembaca.

4. Kembangkan penalaran Anda dengan urutan dan kaitan yang jelas.

Kemudian fakta-fakta harus disusun secara rapi sehingga mencapai

kejelasan untuk menuju suatu kesimpulan yang dapat diterima.

5. Uji argumen Anda dengan jalan mencoba mengandaikan diri Anda

berada pada posisi kontras. Dengan demikian masih dapat melihat segi-

segi yang masih lemah dan mudah ditantang oleh orang lain.

6. Hindarilah sikap benci menggunakan istilah yang terlalu umum atau

istilah yang dapat menimbulkan prasangka atau melemahkan argumentasi

Anda.

7. Penulis harus meletakkan atau menetapkan secara tetap titik

ketidaksepakatan yang akan diargumentasikan.

Berdasarkan ciri-ciri tulisan argumentasi yang telah dikemukakan tersebut

dapat ditarik kesimpulan mengenai indikator yang digunakan untuk menilai

tulisan argumentasi siswa. Pertama, merupakan hasil pemikiran kritis dan logis.

Pemikiran kritis dan logis dalam tulisan dapat dilihat dari cara siswa

mengungkapkan dan mengembangkan ide, pendapat, serta gagasannya dengan

menggunakan kalimat efektif, agar apa yang disampaikan dapat dimengerti oleh

orang lain. Hal ini sesuai dengan salah satu ciri kalimat efektif yaitu kelogisan.

Kedua, menampilkan fakta sebagai bahan pembuktian. Maksudnya di dalam

tulisan terdapat fakta-fakta sebagai bahan pendukung. Ketiga, tujuan penulisan

Page 23: Konsultasi 3 (Repaired)

meyakinkan pembaca. Maksudnya di dalam tulisan penulis mencantumkan

alasannya mengemukakan suatu pendapat agar pembaca yakin dengan hal

tersebut, sehingga tulisan itu diakui kebenarannya. Keempat, tulisan dapat diuji

kebenarannya. Maksudnya di dalam tulisan dicantumkan contoh-contoh sehingga

tulisan tersebut teruji kebenarannya

3. Ciri-ciri Menulis Argumnetasi

mArgumentasi adalah jenis paragraf yang mengungkapkan ide, gagasan, atau

pendapat penulis dengan disertai bukti dan fakta (benar-benarterjadi).Tujuannya

adalah agar pembaca yakin bahwa ide, gagasan, atau pendapat tersebut adalah

benar dan terbukti. Keraf, (2000)

Ciri-ciri menulis argumentasi:

1. Menjelaskan pendapat agar pembaca yakin

2. Memerlukan fakta untuk pembuktian berupa gambar/grafik

3. Menggali sumber ide dari pengamatan, pengalaman, dan penelitian

4. Penutup berisi kesimpulan.

Menulis argumentasi adalah jenis paragraf yang mengungkapkan ide, gagasan,

atau pendapat penulis dengan disertai bukti dan fakta (benar-benar terjadi).

Tujuannya adalah agar pembaca yakin bahwa ide, gagasan, atau pendapat tersebut

adalah benar dan terbukti.

Page 24: Konsultasi 3 (Repaired)

4. Teknik penilaian argumnetasi

Topik yang diangkat menjadi karangan argumentasi karena memiliki dua

hal yaitu, bernilai dan tidak bernilai. Untuk membuat keyakinan pembaca pasti

dan kokoh, sangat ditentukan oleh argumen atau alasan-alasan yang bukan hanya

sesuai nalar dan mendukung, tetapi juga diterima akal (logis). Membangun

keyakinan kuat bagi pembaca memerlukan prinsip-prinsip yang standar atau baku

yaitu dengan menjawab pertanyaan berikut:

Apakah pernyataan dapat diyakini kebenarannya oleh pembaca?

Apakah alasan menghadirkan bukti-bukti yang bersifat khusus yang

diperlukan untuk mendukung pernyataan..

Apakah penarikan kesimpulan yang diambilnya sudah melalui proses nalar

yang benar? Yang dimaksud adalah ungkapan bahasa (penanda linguistik yang

digunakan). Seperti: (1) penanda kepastian seperti di antaranya penggunaan

kata/frase perlu, pasti, dan tentu saja. Sedangkan (2) penanda kemungkinan.

antara lain agaknya, kiranya, rupanya, kemungkinannya, sejauh bukti yang ada,

sangat mungkin, mungkin sekali, dan masuk akal. Untuk karangan persuasi aspek

yang dinilai adalah semua aspek yang ada pada argumentasi. Akhadiah Sabarti

(2001)

Aspek penilaian pada penulisan argumnetasi. Tabel 1.1

Aspek yang dinilai Skor

1. Kesesuaian topik penulisan mind mapping

2. Kerincian pengembangan gagasan dengan

unsur krateria paragraf

4

3

Page 25: Konsultasi 3 (Repaired)

3. Ketepatan pengorganisasian gagasan dengan

unsur krateria paragraf yang baik

4. Ketepatan penggunaan argumen

(paragraf/claim, data/ground,

pembenaran/warrant)

5. Ketepatan penggunaan unsur kebahasaan

(tanda baca,ejaan,dan diksi) dalam tulisan

6. Keterampilan penggunaan unsur kebahasaan

2

3

2

1

Penghitung Nilai akhir berikut.

P : R

- 100%

N

Keterangan;

P : hasil persentase

R : Skor perolehan

N : Skor maksimal

5. Jenis-jenis Menulis

Page 26: Konsultasi 3 (Repaired)

Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut pandang

yang berbeda. Sudut pandang tersebut adalah kegiatan atau aktivitas dalam

melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.

Klasifikasi keterampilan menulis berdasarkan sudut pandang kedua

menghasilkan pembagian produk menulis atau empat kategori, yaitu; karangan

narasi, eksposisi, deskripsi, dan argumentasi. Di berikut ini akan dijelaskan satu

persatu.

a. Eksposisi

Eksposisi biasa juga disebut pemaparan, yakni salah satu bentuk karangan

yang berusaha menerangkan, menguraikan atau menganalisis suatu pokok

pikiran yang dapat memperluas pengetahuan dan pandangan seseorang.

Penulis berusaha memaparkan kejadian atau masalah secara analisis dan

terperinci memberikan interpretasi terhadap fakta yang dikemukakan. Dalam

tulisan eksposisi, teramat dipentingkan informasi yang akurat dan lengkap.

Eksposisi merupakan tulisan yang sering digunakan untuk menyampaikan

uraian ilmiah, seperti makalah, skripsi, tesis, desertasi, atau artikel pada surat

kabar atau majalah. Jika hendak menulis bagaimana peraturan bermain sepak

Page 27: Konsultasi 3 (Repaired)

bola, cara kerja pesawat, bagaimana membuat tempe, misalnya, maka jenis

tulisan eksposisi sangat tepat untuk digunakan. Ekposisi berusaha menjelaskan

atau menerangkan.

Parera (1993 : 5) mengemukakan bahwa “Seorang pengarang eksposisi akan

mengatakan, Saya akan menceritakan kepada kalian semua kejadian dan

peristiwa ini dan menjelaskan agar Anda dapat memahaminya.”

Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa untuk menulis karangan eksposisi

maka, penulis harus memiliki pengetahuan memadai tentang objek yang akan

digarapnya. Untuk itu, maka seorang penulis harus memperluas pengetahuan

dengan berbagai cara seperti membaca referensi yang berkaitan dengan

masalah yang dikaji melakukan penelitian, misalnya wawancara, merekam

pembicaraan orang, mengedarkan angket, melakukan pengamatan terhadap

objek dan sebagainya.

Untuk menghasilkan tulisan ekposisi yang baik pikiran utama dan pikiran

penjelas harus diorganisir dalam bentuk kerangka karangan yang pada

umumnya dibagi dalam tiga bagian yaitu, bagian pembuka (pendahuluan)

bagian pengembangan (isi), dan bagian penutup yang merupakan penegasan

Page 28: Konsultasi 3 (Repaired)

ide. Untuk karangan yang bersifat kompleks, harus diuraikan dalam bentuk sub-

bagian yang lebih rinci. Dalam karangan seperti itu dapat disusun dalam bentuk

bab dan diperinci lagi menjadi sub-sub bab.

Contoh eksposisi :

Masa remaja adalah saat yang penuh kesenangan dan kegembiraan. Namun,

masa itu juga merupakan saat mulai timbulnya jerawat. Suatu pertanda bahwa

Anda telah memasuki masa dewasa, namun merupakan suatu hal yang Anda

harapkan tidak begitu tampak. Cobalah Clearasil krem pengobatan jerawat.

Pembelajaran Menulis – KKG

8

Clearasil memiliki tiga daya ampuh yang khas untuk membantu mempercepat

proses penyembuhan jerawat serta membantu menghindari timbulnya jerawat

baru. Jadikanlah dirimu salah satu dari berjuta-juta pemakai Clearasil di dunia

dan tampilkan wajah Anda dengan banggga !

b. Deskripsi

Deskrisi adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata suatu

Page 29: Konsultasi 3 (Repaired)

benda, tempat, suasana atau keadaan. Seorang penulis deskripsi

mengharapkan pembacanya, melalui tulisannya, dapat ‘melihat’ apa yang

dilihatnya, dapat ‘mendengar’ apa yang didengarnya, ‘merasakan’ apa yang

dirasakanya, serta sampai kepada ‘kesimpulan’ yang sama dengannnya. Dari

sini dapat disimpulkan bahwa deskripsi merupakan hasil dari obesrvasi melalui

panca indera, yang disampaikan dengan kata-kata (Marahimin. 1993.46)

Contoh deskripsi:

Pasar Blaura merupakan pasar perbelanjaan yang sempurna. Semua barang

ada di sana. Di bagian terdepan berderet toko sepatu dalam dan luar negeri. Di

lantai satu terdapat toko pakaian yang lengkap berderet-deret. Di sampaing

kanan pasar terdapat stan-stan kecil penjual perkakas dapur. Di samping kiri

ada pula jenis buah-buahan. Pada bagian belakang kita dapat menemukan

berpuluh-puluh pedagang kecil yang berjualan makanan dan minuman. Belum

lagi kalau kita melihat lantai di atasnya ( Adisampurno. 2003. 11)

c. Narasi (kisahan)

Narasi atau kisahan merupakan corak tulisan yang bertujuan menceritakan

rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan perkembangan dari

Page 30: Konsultasi 3 (Repaired)

waktu ke waktu. Paragraf narasi itu dimaksudkan untuk memberi tahu pembaca

atau pendengar tentang apa yang telah diketahui atau apa yang dialami oleh

penulisnya. Narasi lebih menekankan pada dimensi waktu dan adanya konflik

(Pusat Bahasa. 2003.46).

Contoh Narasi:

Sore itu kami pergi ke rumah Puspa. Sopir kusuruh memakirkan

mobil.Kemudian, kami memasuki gang kecil. Beberapa waktu

kemudian, kami sampai disebuah rumah yangh sederhana seperti

rumah-rumah di sekitarnya. Rumah-rumah itu tanpak tidak semewah

rumah-rumah gedung yang terletak di pinggir jalan. Pintu rumah yang

sederhana itu terbuka pelan. Seorang gadis berlari danmemelukku.

Gadis itu tiba-tiba pinsan dan terkulai lemas dalam pelukanku. Pusat

Bahasa, (2003. 47).

d. Argumentasi

Argumentasi merupakan corak tulisan yang bertujuan membuktikan

pendapat penulis meyakinkan atau mempengaruhi pembaca agar amenerima

pendapanya. Argumentasi berusaha meyakinkan pembaca. Cara menyakinkan

pembaca itu dapat dilakukan dengan jalan menyajikan data, bukti, atau hasil-hasil

penalaran (Pusat Bahasa. 2001. 45).

Contoh Argumentasi

Kedisiplinan lalu lintas masayarakat di Jakarta cenderung menurun.

Hal initerbukti pada bertambahnaya jumlah pelanggarannya yang

tercatat dikepolisian.Selain itu, jumlah korban yang meninggal akibat

Page 31: Konsultasi 3 (Repaired)

kecelakaan pun jugasemakin meningkat. Oleh karena itu, kesadaran

mesyarakat tentangkedisplinan berlalu lintas perlu ditingkatkan (Pusat

Bahasa. 2003. 45).

e. Persuasi

Persuasi adalah karangan yang berisi paparan berdaya-ajuk, ataupun

berdaya himbau yang dapat membangkitkan ketergiuran pembaca untuk meyakini

dan menuruti himbauan implisit maupun eksplisit yang dilontarkan oleh

penulis.Dengan kata lain, persuasi berurusan dengan masalah mempengaruhi

oranglain lewat bahasa.

Contoh Persuasi:

Bahasa adalah alat komunikasi. Sebagai alat, bahas saangat luwes

dalam menjalankan fungsinya, bahasabdapat dipakai oleh

pemakaiannya untuk kepentingan apa saja selama dalam batas-batas

fungsinya sebagai alat komunikasi. Anda tenttunya dapat mengatakan

pikiran ini dengan kenyataan kehidupan sehari-hari. Karena

pemakaian bahasa yang luwes ini kita dapat menemukan akibatnya

dalam masyarakat: terjadi penipuan, kesuksesan, kedengkian,

percekcokan, dan sejenisnya. Kita bisa mengaitkan masalah ini

misalnya dengan kemampuan seorang ”penjual obat” Obat atau jamu

yang dibawanya biasanya disangsikan orang ketinggian mutunya.

Tetapi mengapa dia bisa berhasil memperdayakan orang lain untuk

membeli obat atau jamunya? Salah satu faktor yang tidak bisa

diingkari adalah karena bahasa yang dipakainya. Dia berhasil

memanfaatkan bahasa sebagai alat untukmempengaruhi orang lain.

6. Metode Mind mapping

Wiranatakusuma (2006:2) menyatakan bahwa mencatat ide, dan inspirasi

hendaknya menggunakan merode mind mapping. Cara ini akan membuat kita

Page 32: Konsultasi 3 (Repaired)

mampu melihat seluruh gambaran secara selintas dan menciptakan hubungan

mental yang membantu kita memahami dan mengingat. Peta pikir menggunakan

pengingat visual dan sensorik dalam suatu pola dan ide-ide yang berkaitan, dapat

membangkitkan ide-ide orisinal dan memicu ingatan yang mudah. Cara ini

menyenangkan dan menyenangkan serta kreatif.

Manusia dalam hidupnya selalu berpikir. Dengan berpikir, manusia

berusaha memunculkan sesuatu melalui pikirannya. Sesuatu yang muncul dari

pikiran itu dapat berupa konsep, gagasan, maupun sesuatu yang berupa kreativitas.

Oleh sebab itu, di dalam pikiran manusia, terdapat proses pengolahan pesan atau

memori, yang mampu menghasilkan berbagai konsep maupun gagasan cemerlang.

Di dalam pikiran manusia, tersimpan segala sesuatu yang dilihat, didengar,

dan dirasakan. Namun, pikiran manusia memiliki kelemahan, yaitu kurang

mampu mengingat secara detail dalam waktu lama. Ketika datang informasi baru,

biasanya informasi lama cenderung terlupakan. Oleh sebab itu, tanpa mengulang-

ulang untuk mengingatnya, manusia hanya mampu mengingat sebagian kecil saja

informasi yang diterimanya tersebut. Dengan demikian, mencatat dapat

meningkatkan daya ingat.

Mencatat secara konversional, yaitu mencatat kata perkata, baris demi

baris, dalam bentuk kalimat dan paragraf belum tentu mampu meningkatkan cara

kerja otak. Dengan kata lain, cara otak tidak seperti itu. Dryden dan Vos (2001)

mengemukakan bahwa informasi tidak disampaikan dalam otak dalam kumpulan

baris, melainkan dalam denrit-denrit yang tampak seperti pohon. Ini berarti bahwa

otak tidak bekerja secara linear, tetapi nonlinear. Otak berpikir secara radial

Page 33: Konsultasi 3 (Repaired)

(memancar) dan ekspolosif (meledak-ledak). Oleh sebab itu, Dryden dan Vos

(2001) menyatakan bahwa janganlah mencatat tetapi lakukan mind mapping.

Buatlah dalam bentuk pohon, gambar, warna, pola, dan asosiasi.

Sedangkan menurut Wycoff (2004 : 3) mengemukakan bahwa dengan

menambahkan gambar pada mind mapping akan membantu kita menyampaikan

pesan secara visual ke dalam benak. Gambar tersebut disertai dengan warna,

sebab warna dapat menggiatkan kerja otak. Berbagai penelitian membuktikan

bahwa warna dapat menggairahkan dan menenangkan pikiran. Warna itu sifatnya

alami. Warna dapat membuat peta pikiran tampak lebih cerah dan hidup,

meningkatkan kekuatan dahsyat bagi cara berpikir dan ini juga merupakan hal

yang menyenangkan.

Menurut Buzan 2004 bahwa mind mapping adalah alat paling hebat yang

membantu otak berpikir secara teratur. Mind mapping merupakan cara paling

mudah untuk memasukkan informasi ke dalam otak dan untuk mengambil

informasi dari otak. Cara ini adalah cara yang kreatif dalam membuat catatan.

Lebih lanjut dikemukakan bahwa mind mapping adalah (1) cara mudah menggali

informasi dari dalam dan dari luar otak, (2) cara baru untuk berlatih dan belajar

yang tepat dan ampuh, (3) cara terbaik untuk mendapatkan ide baru dan

merencanakan (Buzan, 2007:4).

Mind mapping merupakan sistem akses dan pengambilan kembali data

yang sungguh hebat bagi perpustakaan raksasa yang ada di otak yang

menabjukkan. Mind mapping dapat membantu dalam belajar, mengatur, dan

menyimpan sebanyak mungkin informasi yang diinginkan, serta menggolongkan

Page 34: Konsultasi 3 (Repaired)

informasi tersebut secara wajar sehingga memungkinkan mendapat akses seketika

(daya ingat yang sempurna) atas segala hal yang diinginkan. Singkatnya, mind

mapping adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan

memetakan pikiran-pikiran.

Mind mapping merupakan peta perjalanan yang hebat bagi ingatan dengan

memberikan kepada kita dalam mengatur segala fakta dan hasil pemikiran dengan

cara sedemikian rupa sehingga cara kerja alami otak kita dilibatkan dari awal. Hal

ini bahwa untuk mengingat (remembering) dan menarik kembali (recalling)

informasi informasi dikemudian hari akan lebih mudah, serta lebih dapat

diandalkan daripada menggunakan cara pencatatan tradisional (Buzan, 2004).

Mind mapping selalu menggunakan warna. Ia berupa radial yang

memancar ke luar dari gambar sentral. Mind mapping menggunakan garis,

lambang, kata-kata, serta gambar, berdasarkan seperangkat aturan yang sederhana,

mendasar, alami, dan akrab bagi otak. Dengan menggunakan mind mapping,

daftar informasi yang panjang menjemukan bisa diubah bentuknya menjadi

diagram berwarna-warni, mudah diingat dan sangat beraturan serta sejalan dengan

cara kerja alami otak.

Mind mapping tidak ubahnya seperti peta kota. Bagian tengahnya tak

bedanya dengan pusat kota dan mewakili gagasan terpenting, jalan-jalan protokol

yang memencar keluar dari pusat kota merupakan pikiran-pikiran utama yang

dalam proses berpikir; jalan-jalan atau cabang-cabang sekunder merupakan

pikiran-pikiran sekunder. Gambar-gambar atau bentuk-bentuk istimewa bisa

diibaratkan landmark kota atau ide-ide yang menarik.

Page 35: Konsultasi 3 (Repaired)

Menurut Wycoff, (2004) menulis catatan dengan cara memetakan pikiran

membutuhkan keterlibatan dengan bahan pelajaran, yang tentu saja menghasilkan

pola ingatan yang kuat. Mind mapping menghasilkan gambar, memungkinkan kita

menata bahan pelajaran begitu diterima, membuat sejumlah asosiasi dan

menghubungkannya dengan bahan-bahan dan sumber lain.

Mind mapping secara aktif menggiatkan kedua belahan otak kita, karena

memberikan peluang berinteraksi bebas dengan informasi serta menambahkan

warna, lambang, dan penataan begitu kita mendapatkan informasi. Mind mapping

menolong kita mengembangkan seluruh potensi pikiran kita. Kita

mengembangkan ingatan yang lebih baik, kemampuan membuat organisasi secara

lebih kuat, dan kreativitas yang lebih tinggi.

a. Kaidah mind mapping

Agar mind mapping yang dibuat memiliki daya tarik kepekatan informasi

(tidak sekedar bercabang), perlu mengikuti kaidah-kaidah mind mapping. Buzan

(2003) merumuskan kaidah mind mapping sebagai berikut:

1. Mulailah dengan gambar dibagian tengah. Sebuah gambar seringkali

bernilai seribu kata dan mendorong pemikiran kreatif sekaligus secara

signifikan meningkatkan ingatan.

2. Gambarlah seluruh peta pikir anda. Seperti nomor (1), untuk merangsang

proses yang berkaitan dengan otak.

3. Kata-kata harus ditulis. Untuk tujuan membaca kembali, sebuah peta

yang tercetak memberikan umpan balik yang lebih fotografis, lebih cepat,

Page 36: Konsultasi 3 (Repaired)

dan lebih mudah dipahami. Sedikit waktu ekstra yang digunakan untuk

mencatat akan memperpendek waktu pada saat membaca kembali.

4. Kata-kata yang ditulis harus berada di atas garis, dan setiap garisnya

harus dihubungkan dengan garis-garis lainnya. Ini untuk menjamin

bahwa peta pikiran memiliki struktur dasar.

5. Kata-kata harus berada dalam unit-unit, yakni satu kata per garis. Ini

menjadikan setiap katanya memiliki kaitan yang lebih bebas dan

membuat penulisan catatan lebih bebas dan fleksibel.

6. Gunakan warna diseluruh peta pikiran karena warna-warna mempertinggi

ingatan, menyejukkan mata, dan meransang proses otak sebelah kanan.

7. Dalam usaha-usaha kreatif seperti ini, pikiran harus dibiarkan sebebas-

bebasnya. Perlu diingat, setiap pemikiran tentang ke mana segala

sesuatunya harus mengarah, atau apakah segala sesuatu itu harus

dimaksudkan hanya akan memperlambat proses-proses tersebut.

b. Langkah-lankah penerapan mind mapping

Selain itu, Dryden dan Vos (2001) merumuskan beberapa kaidah (yang

dalam bukunya disebut prinsip) dalam pembuatan mind mapping. Prinsip-prinsip

itu adalah sebagai berikut.

1. Bayangkan sel-sel otak Anda seperti pohon, tiap-tiap sel menyimpan

informasi yang berhubungan dengan cabang-cabangnya.

2. Cobalah susun kembali poin-poin kunci dari topik manapun di atas

selembar kertas putih dengan format pohon yang sama.

Page 37: Konsultasi 3 (Repaired)

3. Mulailah dengan gagasan inti, biasanya dengan satu simbol ditengah

halaman, lalu gambarlah cabang-cabangnya menyebar disekelilingnya.

4. Catat hanya satu kata atau simbol untuk setiap poin yang ingin Anda

ingat, satu tema utama untuk setiap cabang.

5. Letakkan poin-poin yang berhubungan pada cabang utama yang sama,

masing-masing membentuk sub cabang.

6. Gunakan pensil atau spidol berwarna untuk topik-topik yang

berhubungan.

7. Lukislah sebanyak mungki gambar atau simbol.

8. Ketika melengkapi setiap cabang , lingkari dengan garis batas

berwarna.

9. Kembangkan terus setiap peta secara teratur.

Dari dua kaidah atau prinsip mind mapping tersebut, dapat disimpulkan

bahwa secara umum memiliki kesamaan subtansi, yaitu gagasan utama yang harus

ditulis ditengah kertas. Setelah itu, dilanjutkan dengan menambahkan cabang-

cabang dari gagasan utama, penggunaan kata kunci, dan yang paling menonjol

persamaannya adalah semuanya menekankan penggunaan “warna” dan gambar

adalah ciri pokok yang membedakan mind mapping dari pencatatan non linear

lainnya.

7. Jenis-jenis Metode Pembelajaran

Page 38: Konsultasi 3 (Repaired)

Jenis-jenis metode penyampaian materi di antaranya adalah metode

diskusi, ceramah, independent study, tanya jawab, dan demonstrasi. Adapun

pembahasan secara lebih mendalam, akan dikupas dalam pembahasan berikut ini:

a) Metode mind mapping

Buzan (2008: 4) mengungkapkan bahwa mind mapping adalah cara

mencatat yang kreatif, efektif, dan secara hafiah yang akan “memetakan”

pikiran

Kaelebihan :

a. Cara ini cepat

b. Teknik dapat digunakan untuk mengorganisasikan ide-ide yang

muncul dikepala dan

c. Proses mengganbar diagram bisa memunculkan ide-ide yang lain.

d. Diagram yang sudah terbentuk bisa menjadi panduan untuk menulis.

Kekurangan :

a. Hanya siswa yang aktif yang terlibat

b. Tidak sepenuhnya murid yang belajar

c. Jumlah detail informasi tidak dapat dimasukkan

b) Metode Diskusi

Metode ini bertujuan untuk tukar menukar gagasan, pemikiran,

informasi/pengalaman diantara pesertasi, sehingga dicapai kesepakatan pokok-

pokok pikiran (gagasan, kesimpulan). Untuk mencapai kesepakatan tersebut, para

peserta dapat saling beradu argumentasi untuk meyakinkan peserta lainnya.

Kesepakatan pikiran inilah yang kemudian ditulis sebagai hasil diskusi. Diskusi

Page 39: Konsultasi 3 (Repaired)

biasanya digunakan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari penerapan berbagai

metode lainnya, seperti: penjelasan (ceramah), curah pendapat, diskusi

kelompok,permainan, dan lain-lain:

Kelebihan

Berikut ini adalah kelebihan yang dimiliki metode diskusi:

a) Mendidik siswa untuk belajar mengemukakan pikiran atau pendapat;

b) Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh penjelasan-

penjelasan dari berbagai sumber data;

c) Memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati pembaharuan

suatu problem bersama-sama;

d) Melatih siswa untuk berdiskusi di bawah asuhan guru;

e) Merangsang siswa untuk ikut mengemukakan pendapat sendiri,

menyetujui atau menentang pendapat teman-temannya;

1) Membina suatu perasaan tanggung jawab mengenai suatu pendapat,

kesimpulan, atau keputusan yang akan atau telah diambil;

2) Mengembangkan rasa solidaritas/toleransi;

3) Menuntut kemampuan berbicara secara sistematis dan logis;

4) Dengan mendengarkan semua keterangan yang dikemukakan oleh

pembicara, pengetahuan dan pandangan siswa mengenai suatu

problem akan bertambah luas.

Kelemahan metode diskusi

Page 40: Konsultasi 3 (Repaired)

Berikut ini adalah kelemahan yang dimiliki metode diskusi:

a) Tidak semua topik dapat dijadikan metode diskusi hanya hal-hal

yang bersifat problematis saja yang dapat didiskusikan;

b) Diskusi yang mendalam memerlukan banyak waktu;

c) Sulit untuk menentukan batas luas atau kedalaman suatu uraian

diskusi;

d) Biasanya tidak semua siswa berani menyatakan pendapat sehingga

waktu akan terbuang karena menunggu siswa mengemukakan

pendapat;

e) Pembicaraan dalam diskusi mungkin didominasi oleh siswa yang

berani dan telah biasa berbicara. Siswa pemalu dan pendiam tidak

akan menggunakan kesempatan untuk berbicara;

f) Memungkinkan timbulnya rasa permusuhan antarkelompok atau

menganggap kelompoknya sendiri lebih pandai dan serba tahu

daripada kelompok lain atau menganggap kelompok lain sebagai

saingan, lebih rendah, remeh atau lebih bodoh;

Aplikasi dalam Pembelajaran

Metode diskusi adalah cara pembelajaran dengan memunculkan masalah.

Dalam diskusi terjadi tukar menukar gagasan atau pendapat untuk memperoleh

kesamaan pendapat. Dengan metode diskusi keberanian dan kreativitas siswa

dalam mengemukakan gagasan menjadi terangsang, siswa terbiasa bertukar

pikiran dengan teman, menghargai dan menerima pendapat orang lain, dan yang

Page 41: Konsultasi 3 (Repaired)

lebih penting melalui diskusi mereka akan belajar bertanggung jawab terhadap

hasil pemikiran bersama.

c) Metode Ceramah

Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan

informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada

umumnya mengikuti secara pasif. Metode ceramah dipandang monoton, karena

penyampai informasi seperti ini tidak mengundang umpan balik.

Langkah-langkah di bawah ini dapat dipakai sebagai petunjuk untuk

mempertinggi hasil metode ceramah:

1) Tujuan pembicaraan (ceramah) harus dirumuskan dengan jelas;

2) Setelah menetapkan tujuan, harus diteliti sesuaikah metode ini dengan

tujuan;

Sering terjadi setelah melihat tujuan dan metode ternyata untuk keperluan

ini lebih tepat digunakan metode lain. Menyusun ceramah dengan memperhatikan

hal-hal sebagai berikut;

1) Bahan ceramah dapat dimengerti dengan jelas, maksudnya setiap

pengertian dapat menghubungkan pembicaraan dengan pendengar

dengan tepat;

2) Dapat menangkap perhatian siswa;

3) Memperlihatkan kepada pendengar bahwa bahan yang mereka

peroleh berguna bagi kehidupan mereka;

a. Menanamkan pengertian yang jelas. Hal ini dapat dilaksanakan

dengan berbagai jalan. Salah satu diantaranya adalah guru memulai

Page 42: Konsultasi 3 (Repaired)

pembicaraan dengan suatu ikhtisar/ringkasan tentang pokok-pokok

yang akan diuraikan.;

b. Menyusul bagian dari pokok bahasan yang merupakan inti, dan

akhimya disimpulkan kembali pokok-pokok yang penting dari

pembicaraan itu. Jalan lain yang dapat ditempuh misalnya, untuk

setiap ungkapan sulit, terlebih dahulu dikemukakan contoh-contoh.

Guru terlebih dahulu mengemukakan suatu cerita singkat bersifat

ilustratif, sehingga dapat menggambarkan dengan jelas apa yang dimaksud.

Menangkap perhatian siswa dengan menunjukkan penggunaannya. Siswa akan

tertarik bila mereka melihat bahwa apa yang di pelajari berguna bagi kehidupan.

Sebuah teknik yang sering dapat menguasai perhatian siswa pada awal ceramah

sampai selesai adalah dengan menghadapkan siswa pada pertanyaan. Dengan

pertanyaan itu mereka diajak berpikir dan seterusnya mengikuti pembicaraan

guru.

Kelebihan metode ceramah

Berikut ini adalah kelebihan dari metode ceramah:

1) Guru mudah menguasai kelas;

2) Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar;

3) Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar;

4) Mudah dilaksanakan.

Kelemahan metode ceramah:

Berikut ini adalah kelemahan yang dimiliki metode ceramah:

Page 43: Konsultasi 3 (Repaired)

1) Membuat siswa pasif;

2) Mengandung unsur paksaan kepada siswa;

3) Mengurung daya kritis siswa;

4) Anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi dan

anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar

menerimanya;

5) Sukar mengontrol sejauh mana pemerolehan belajar anak didik;

6) Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata);

7) Bila terlalu lama membosankan;

8) Terkadang penafsiran murid dengan apa yang dijelaskan guru

berbeda.

Aplikasi dalam pembelajaran

Jika guru akan menyampaikan pengajaran kepada sejumlah siswa yang

besar (misalnya sekitar 40 orang atau lebih), maka metode ceramah lebih efisien

dari pada metode lain seperti diskusi, demonstrasi atau eksperimen. Sebab dengan

diskusi, guru harus mengatur siswa berkelompok dengan mengubah susunan

kursi, sudah tentu dibutuhkan kelas yang besar. Juga guru akan mengalami

kesulitan dalam mengawasi kelompok-kelompok yang berjumlah besar. Demikian

pula untuk penyelenggaraan demonstrasi atau eksperimen untuk jumlah besar,

selain alat-alat yang tidak mencukupi, pengelolaan pengajaran juga mengalami

kesulitan.

Guru akan menyimpulkan pokok-pokok penting yang telah diajarkan,

sehingga memungkinkan siswa untuk melihat lebih jelas hubungan antara pokok

Page 44: Konsultasi 3 (Repaired)

yang satu dengan lainnya. Misalnya, setelah guru selesai mengajarkan sejarah

perjuangan bangsa, kepada para siswa ia memberi tugas untuk menjawab

beberapa pertanyaan yang dikerjakan dirumah. Kemudian pada pelajaran

berikutnya, guru membicarakan bersama tugas yang telah dikerjakan siswa, dan

guru menyimpulkan garis besar sejarah tersebut.

c. Independent Study

Independent Study, Istilah ini diperkenalkan oleh Charles Wedemeyer

dari Universitas Wiscounsin sebagai istilah umum untuk jenis-jenis pendidikan

yang di Amerika Serikat biasa disebut sebagai “belajar melalui korespondensi,

pendidikan terbuka, pengajaran melalui radio dan TV, atau belajar mandiri.”

Sedangkan di Eropa jenis-jenis yang disebutkan tadi digolongkan ke dalam

Belajar Terbuka atau Jarak Jauh.

Istilah Independent Study ini seringkali dipakai sebagai ganti istilah

Belajar Terbuka atau Jarak Jauh di Amerika Serikat. Kelemahan istilah ini

kadang-kadang ditafsirkan sebagai ketidakterikatan pada lembaga pendidikan,

Padahal Belajar Terbuka/Jarak Jauh itu selalu terikat dan dikelola oleh suatu

lembaga pendidikan. Di Amerika Serikat sendiri orang seringkali ragu-ragu untuk

menggunakan istilah ini sebab istilah tersebut sudah sering dipakai sebagai

pengganti istilah belajar secara individual. Memang proses belajar dalam sistem

Belajar Terbuka atau Jarak Jauh di Amerika Serikat seringkali dilakukan secara

individual, tetapi tidak semua belajar secara individual adalah pendidikan jarak

jauh. Pada sistem belajar konvensional kadang kala siswa diminta belajar secara

Page 45: Konsultasi 3 (Repaired)

individual. Tujuan dan hasil yang ingin dicapai ditentukan melalui kontrak yang

disepakati oleh guru dan siswa secara individual:

Kelebihan

1) Memberikan kesempatan bagi pembelajar untuk memegang kendali

atas kesuksesan belajar masing-masing;

2) Banyak biaya yang bisa dihemat dari cara pembelajaran dengan e-

learning;

3) Siswa atau peserta didik mempunyai keleluasaan dalam memilih

tempat belajar;

4) Siswa atau peserta didik dapat menentukan sendiri waktu belajarnya,

sesuai dengan kemauan dan waktu yang dimilikinya;

5) Siswa atau peserta didik dapat menentukan sendiri cara belajar yang

sesuai untuk dirinya;

6) Siswa atau peserta didik mempunyai keleluasaan dalam menentukan

kecepatan belajarnya. Lama waktu untuk mempelajari sesuatu

penggalan isi pelajaran (learning chunk) ditentukan oleh siswa sendiri.

Kelemahan

1) Kontrol dari guru kurang sehingga siswa belajar sesuai kehendaknya

sendiri;

2) Jika siswa mengalami kesulitan, tidak bisa secara langsung

berkonsultasi dengan guru ataupun teman;

3) Kualitas ilmu yang didapatkan kurang maksimal, karena siswa belajar

dengan kontrol dirinya sendiri.

Page 46: Konsultasi 3 (Repaired)

d. Metode Demonstrasi

Demonstrasi adalah metode yang digunakan pada pengajaran manipulatif

dan keterampilan, pengembangan pengertian, untuk menunjukkan bagaimana

melakukan praktik-praktik baru dan memperbaiki cara melakukan sesuatu.

Jenis Demonstrasi (Nursidik, 2002)

Kelebihan

a) Demonstrasi menarik dan menahan perhatian;

b) Demonstrasi menghadirkan subjek dengan cara mudah dipahami;

c) Demonstrasi menyajikan hal-hal yang meragukan apakah dapat atau

tidak dapat dikerjakan;

d) Metode demonstrasi adalah objektif dan nyata;

e) Metode demonstrasi menunjukkan pelaksanaan ilmu pengetahuan

dengan contoh;

f) Demonstrasi mempercepat penyerapan langsung dari sumbernya;

g) Dapat membantu mengembangkan kepemimpinan lokal;

h) Dapat memberikan bukti bagi praktik yang dianjurkan;

i) Melihat sebelum melakukan. Manfaat bagi siswa dengan melihat

Sesuatu yang dilakukan sebelum mereka harus melakukannya sendiri.

Kelemahan

a) Demonstrasi yang baik tidak mudah dilaksanakan. Keterampilan yang

memadai diperlukan untuk melaksanakan demonstrasi yang baik;

b) Metode demonstrasi terbatas hanya untuk jenis pengajaran tertentu;

c) Demonstrasi hasil memerlukan waktu yang banyak dan agak mahal;

Page 47: Konsultasi 3 (Repaired)

d) Memerlukan banyak persiapan awal;

e) Dapat dipengaruhi oleh cuaca;

f) Dapat mengurangi kepercayaan jika tidak berhasil;

g) Tidak mengalami langsung. Sebuah demonstrasi bukan merupakan

pengalaman langsung bagi siswa kecuali mereka mengikuti dari awal,

sebagai guru adalah menunjukkan langkah atau keterampilan.

Aplikasi dalam Pembelajaran

Sebagai seorang guru sebaiknya menggunakan teknologi dan media untuk

membantu demonstrasi di kelas. Misalnya, menyiapkan video untuk merekam

dari demonstrasi di depan kelas, menunjukkan ke seluruh kelas dan berbicara

dengan siswa tentang apa yang mereka lihat. Hal ini berguna untuk melakukan

demonstrasi sehingga guru tidak perlu melakukan demonstrasi dan panduan

pengamatan mereka pada waktu yang sama. Hal ini sangat efektif dengan

prosedur yang kompleks. Juga, guru dapat menggunakan objek aktual untuk

demonstrasi; hanya memastikan bahwa setiap orang akan memiliki pandangan

yang benar mengenai apa yang ditayangkan.

Demonstrasi dapat digunakan pada seluruh kelas, kelompok kecil, atau

individu yang membutuhkan sedikit tambahan penjelasan tentang bagaimana

melakukan suatu tugas.

Siswa dapat memberikan demonstrasi kepada kelas mereka pada

keterampilan atau prosedur baru yang telah mereka pelajari. Sebagai contoh,

seorang siswa yang sudah tahu cara untuk memindahkan foto dari kamera digital

Page 48: Konsultasi 3 (Repaired)

ke komputer dapat meminta untuk menunjukkan teman-temannya atau kepada

seluruh kelas.

e. Metode Eksperimen (Percobaan)

Metode eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada anak

didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau

percobaan. Metode eksperimen merupakan suatu metode mengajar yang

menggunakan alat dan tempat tertentu dan dilakukan lebih dari satu

kali.Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan

menemukan sendiri berbagai jawaban atau persoalan-persoalan yang dihadapinya

dengan mengadakan percobaan sendiri. Juga siswa dapat terlatih dalam cara

berfikir yang ilmiah.

Sama halnya dengan metode-metode lainnya, metode ini juga memiliki

kelemahan dan kelebihan masing-masing. Kelebihan dan kelemahan tersebut

menurut Martiningsih (2007) dalam blognya yakni sebagai berikut.

Kelebihan

a) Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran

atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya

menerima kata guru atau buku;

b) Memotivasi peserta didik untuk mengeksplorasi (menjelajahi) tentang

ilmu dan teknologi;

c) Dapat membina manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan

baru dengan penemuan sebagai hasil percobaan.

Page 49: Konsultasi 3 (Repaired)

Kelemahan

a) Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik

berkesempatan mengadakan ekperimen;

b) Memerlukan jangka waktu yang lama;

c) Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu sains

dan teknologi;

Aplikasi dalam Pembelajaran

Prosedur eksperimen menurut Roestiyah (2001:81) dalam kutipan blog

Martiningsih (2007) adalah :

a) Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksprimen,mereka

harus memahami masalah yang akan dibuktikan melalui eksprimen;

b) Memberi penjelasan kepada siswa tentang alat-alat serta bahan-

bahan yang akan dipergunakan dalam eksperimen, hal-hal yang

harus dikontrol dengan ketat, urutan eksperimen, hal-hal yang perlu

dicatat;

c) Selama eksperimen berlangsung guru harus mengawasi pekerjaan

siswa. Bila perlu memberi saran atau pertanyaan yang menunjang

kesempurnaan jalannya eksperimen;

d) Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil

penelitian siswa, mendiskusikan di kelas, dan mengevaluasi dengan

tes atau tanya jawab.

Dalam metode eksperimen, guru dapat mengembangkan keterlibatan fisik

dan mental, serta emosional siswa. Siswa mendapat kesempatan untuk melatih

Page 50: Konsultasi 3 (Repaired)

ketrampilan proses agar memperoleh hasil belajar yang maksimal. Pengalaman

yang dialami secara langsung dapat tertanam dalam ingatannya. Keterlibatan fisik

dan mental serta emosional siswa diharapkan dapat diperkenalkan pada suatu cara

atau kondisi pembelajaran yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan juga

perilaku yan inovatif dan kreatif.

f. Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab terkadang susah dibedakan dengan metode diskusi.

Akan tetapi jika dilhat dari tujuannya, maka tanya jawab lebih bertujuan untuk

mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa mengenai fakta-fakta yang telah

disampaikan guru. Untuk mengukur sejauh mana pengetahuan itu, maka guru

memberikan pertanyaan kepada siswa, kemudian muncul respon jawaban dari

siswa.

Kelebihan

a) Kelas lebih aktif karena siswa tidak hanya mendengarkan saja.

b) Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya sehingga guru

mengetahui hal-hal yang belum diketahui siswa;

c) Guru dapat mengetahui sejauh mana penangkapan siswa terhadap

sesuatu yang diterangkan;

Kelemahan

a) Dengan tanya-jawab kadang-kadang pembicaraan menyimpang dari

pokok persoalan bila dalam mengajukan pertanyaan, siswa

menyinggung hal-hal lain walaupun masih ada hubungannya dengan

Page 51: Konsultasi 3 (Repaired)

pokok yang dibicarakan. Dalam hal ini sering tidak terkendalikan

sehingga membuat persoalan baru;

b) Membutuhkan waktu lebih banyak. (Sofa, 2008)

Aplikasi dalam pembelajaran

Praktek metode tanya jawab, guru memberikan pertanyaan kepada siswa

setelah selesai menyamaikan pelajaran. Materi yang ditanyakan tidak lepas dari

pelajaran yang telah disampaikan.

8. Kerangka Fikir

Kurikulum Tingkat satuan pendidikan (KTSP) dalam pembelajaran bahasa

Indonesia terdiri dari beberapa aspek keterampilan, yaitu; keterampilan membaca,

berbicara menyimak, dan menulis. Dari beberapa aspek pembelajaran bahasa

Indonesia keterampilan menulis yang kurang diminati oleh siswa. Sehingga, di

dalam menulis terbagi item yaitu; menulis nasi, eksposisi,deskrifsi,persuasi dan

argumentasi. Dari beberapa keterampilan menulis, keterampilan menulis

argumentasi yang sangat sulit dilakukan oleh siswa karena di dalam menulis

argumentasi membutuhkan berfikir secara logis,mengungkapkan fakta yang dapat

diuji kebenarannya, mengajak, dan mempengaruhi orang lain. Namun dari

kesulitan itu, guru menerapkan metode mind mapping untuk membuat siswa lebih

menyenangkan dalam prosese belajar mengajar.

Pembelajaran keterampilan menulis argumentasi melalui metode mind

mapping akan terlihat penigkatannya dalam pelaksanaan pembelajaran jika

dianalisis melalui perencanaan,pelaksanaan,evaluasi dan refleksi dari siklus

I,siklus II sampai siklus berikutnya demi mendapatkan temuan, bahwa benar -

Page 52: Konsultasi 3 (Repaired)

benar metode mind mapping sanga berpengaruh terharap peningkatan

keterampilan menulis argumentasi.

Paling sulit siswa untuk lakukan. Oleh karena itu, keterampilan menulis

terbagi atas beberpa item, yaitu; menulis narasi,eksposisi,deskripsi,persuasi dan

argumentasi.

Page 53: Konsultasi 3 (Repaired)

Pengajaran Bahasa Indonesia

Aspek-aspek

Menyimak BerbicaraMembaca Menulis

PelaksanaanPerencanaan

Menulis persuasi

Menulis eksposisi

Menulis deskrifsi

Menulis narasi

Menulis agumentasi

Evaluasi

Temuan

Analisis

Refleksi

Metode mind mapping mapping

KTSP 2006

Page 54: Konsultasi 3 (Repaired)

DAFTAR PUSTAKA

Semi, M. Atar. 2009. Menulis Efektif. Padang:UNP Press.

Keraf, Gorys. 2010. Argumentasi dan Narasi (Komposisi Lannjutan III). Jakarta:

Gramedia.

Page 55: Konsultasi 3 (Repaired)

Buzan, Toni. 2004. Buku Pintar Mind Map. (Penerjemah: Susi Purwoko). Jakarta:

Gramedia.

Buzan, Toni. 2004. Buku Pintar Mind Map. (Penerjemah: Susi Purwoko). Jakarta:

Gramedia.

Semi, M. Atar. 2003. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya.

Finoza, Lamuddin. 2004. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Insan Mulia.

Widyamartaya, A. 1992. Seni Menuangkan Gagasan. Cetakan Kedua.

Yogyakarta: Karnisius.

Salam, 2009. Pendidikan penulisan kreatif. Makassar. Badan Penerbit Universitas

Negeri Makassar

Nurdin.2003. Dasar-Dasar Penulisan. Malang: Cespur.

Tarigan, Hendry Guntur. 2008. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Penerbit Angkasa.

Sampurno, Adi.2004. Menulis. Modul Pelatihan Terintegrasi Berbasis

Kompetensi.Jakarta: Direktorat SLTP.

Nurgiyantoro, Burhan.Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia.Yogyakarta: BPFE.

Widyamartaya,1994. A. Seni Menuangkan Gagan.Yogyakarta: Kanisius. 1

Sampurno, Adi.2004. Menulis. Modul Pelatihan Terintegrasi Berbasis

Kompetensi.Jakarta: Direktorat SLTP.

Semi, Atar.Menulis Efektif.Padang: Angkasa. 1998.

Page 56: Konsultasi 3 (Repaired)
Page 57: Konsultasi 3 (Repaired)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian dan Tahap Alur

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Clasroom Action).

Penelitian tinddakan kelas ini memecahkan masalah-masalah yagn bersumber dari

Page 58: Konsultasi 3 (Repaired)

proses pembelajaran menulis yang yang dilaksanakan dari kelas yang terteliti.

Penelitian ini dilakukan di kelas XI SMK Negeri 2 Kabupaten Jeneponto. Sekolah

SMK Negeri 2 Kabupaten Jeneponto dipilih sebagai tempat pebnelitian karena (1)

kemmpuan menulis karangan argumnetasi masih rendah, (2) SMK Negeri 2 masih

terbuka dan menerima pembaharuan dan proses belajar mengajar, (3) kepala

sekolah dan guru bidang studi bersedia untuk berkalaborasi dalam penelitian

sehingga menunjang hasil penelitian, dan (4) usaha peneliti untuk memperkuat

PTK serta memperbaiki pembelajaran keterampilan menulis argumentasi di

SMK Negeri 2 Kabupaten Jeneponto.

Prosedur dalam penelitian ini terdiri dari beberapa tahap yaitu, (1)

perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi, (4) refleksi. Tahap-tahap pelaksanaan

tindakan ini dilasanaakan dalam alur siklus.

Kegiatan pelaksanaan ini dimulai dari studi pendahuluan tentang kondisi

objektif dilapangan. Langkah ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang

kesulitan yang dialami oleh guru dan siswa, setelah itu dicarikan pemecahan

masalahnya kemudian dilakukan kegitn peran, tindakan,observasi analisis, dan

refleksi. Kegiatan pada setiap siklus dimungkinkan diikuti dengan perencanaan

ulang, pengamatan ulang, dan refleksi. Namun, bila hasil yang diperoleh

mengalami perubahan frekuensi presntasenya meningkat dibandingkan siklus

sebelumnya, maka pelaksanaan pada siklus berikutnya tidak perlu dilanjutkan.

Keempat kegiatan tersebut berlangsung secara berdaur ulang dalam bentuk

alur siklus seperti pada gambar yang akan diuraikan di bawah ini;

Perencanaan

Page 59: Konsultasi 3 (Repaired)

B. Definisi operasional

Untuk memudahkan pemahaman tentang penelitian yang dilakukan, perlu

dikemukakan definisi operasional penelitian sebagai berikut ini.

1. Kemampuan adalah kesanggupan seseorang untuk memadukan

pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang dapat direfleksikan

SIKLUS I

Pengamatan

SIKLUS II

Refleksi Pelaksanaan

Refleksi Pelaksanaan

Perencanaan

Pengamatan

?

Page 60: Konsultasi 3 (Repaired)

dalam berfikir dan bertindak untuk mencapai suatu tujuan yang telah

ditentukan.

2. Pembelajaran menulis adalah proses, cara, dan perbuatan untuk

meningkatkan kemampuan siswa dalam mengungkapkan ide gagasan,

pendapat, pikiran, dan perasaan dalam bentuk tulisan.

3. Keterampilan menulis argumnetasi adalah merupakan suatu proses

bernalar yang didalam bernalar itu serangkaian dihubungkan dengan

pendapat atau pertimbangan yang keduanya disusun secara koheren

untu menghasilkan suatu simpulan.

4. Metode mind mapping adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan

secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran.

5. Keterampilan menulis argumnetasi adalah merupakan suatu proses

bernalar yang didalam bernalar itu serangkaian dihubungkan dengan

pendapat atau pertimbangan yang keduanya disusun secara koheren

untu menghasilkan suatu simpulan.

C. Data dan Sumber Data

Data penelitian ini berupa hasil pengamatan berdasarkan temuan-temuan

di lapangan, hasil observasi , catatan , dokumentasi, dan tes siswa sebagai hasil

pembelajaran dalam proses menulis dengan menggunakan metode mind mapping.

Page 61: Konsultasi 3 (Repaired)

data tersebut meliputi data perencanaan , data pelaksanaan, data evaluasi dan

refleksi Keterampilan menulis argumnetasi.

Data perencanaan berupa rancangan pembelajaran Keterampilan menulis

argumnetasi metode mind mapping dalam bentk rencana pelaksanaan

pembelajaran yang dirancang oleh guru, RRP tersebut mencakup standar

kompetensi, kompetensi dasar , indikator, alokasi waktu, materi, metode, langkah-

langkah, sumber, dan penilaian.

Data pelaksanaan adalah data tentang pelaksanaan pembelajaran dalam

keterampilan menulis argumnetasi yaitu tes hasil kemampuan siswa selama

proses kegiatan menulis karangan argummentasi dan hasil menulis siswa setelah

melaksanakan pembelajaran menuis dengan metode mind mapping.

Data eveluasi kemampuan menulis siswa dalam keterampilan menulis dan

hasil menulis siswa setelah melaksanakan pemebelajaran dengan metode mind

mapping.

Sumber data penelitian ini disesuaikan dengan permaslahan penelitian

yaitu kemampuan siswa keterampilan menulis melalui melalui metode mind

mapping pada siswa SMK Negeri 2 jeneponto Kabupaten Jeneponto dengan

jumlah siswa 33 orang yang diklasifikasikan berdasarkan tahap perencanaan,

pelaksanaan, evaluasi menulis, dan refleksi.

1. Sumber data untuk perencanaan keterampilan menulis argumentasi

adalah guru dalam merencanakan RPP yang terdiri dari dari: tujuan

pembelajaran, penetapan materi,kegiatan mengajar, media, dan sumber

Page 62: Konsultasi 3 (Repaired)

yang dugunakan serta evaluaasi yang direkam dalam format observasi

dan cacatatn lapangan.

2. Sumber data untuk peaksanaan keterampilan menulis argumentasi

yaitu interaksi dan perilaku guru dan siswa yang direkam dalam

format observasi dan cacatatan lapangan berupa tes hasil keterampilan

menulis argumentasi siswa dalam bentuk proses dan produknya yang

didokumentasikan untuk keperluan tindakan penelitian

D. Lokasi penelitian

Penelitian lokasi penelitian dilakukan dengan pertimbangan: (1) efektifitas

penelitian karena SMK Negeri 2 Kabupaten Jeneponto merupakan sekolah asal

peneliti mengajar sehingga untuk memajukan pendidikan yang ada disekolah

tersebut peneliti menganggap perlu menjadikannya sebagai tempat penelitian dan

(2) SMK Negeri 2 Kabupaten Jeneponto sebagai sekolah yang memiliki guru

dengan wawasan terbuka untuk menerima inonasi pembelajaran.

E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

Pada saat perencanaan keterampilan menulis argumentasi, teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah melalui perencanaan menulis karangan

argumentasi dalam bentuk RPP yang berisi: (1) Standar Kompetensi, (2)

Kompetensi Dasar, (3) Indikator, (4) Alokasi Waktu, (5) Materi, (6) Metode, (7)

Langkah-langkah pembelajaran, (8) sumber belajar dan penilaian. Untuk

mengarang argumentasi perencanaan dalam bentuk RPP penulis menggunakan

format observasi dan cacatatan lapangan, RPP tersebut dijadikan dokumnetsi

Page 63: Konsultasi 3 (Repaired)

untuk bahan pertimbangan dalam merencanakan rencana pelaksanaan dalam

setiap siklus (I,II, dan III).

Untuk menumpulkan data yag diperlukan ,peneliti enggunakan instrumen

kunci dan instrumen penunjang. Instrumen kunci penelitian ini adalah peneliti

sendiri (Bagdon dan Biglen: 1982) peneliti harus berfungsi sebagai instrumen

utama dilengkapi dengan pedoman pengamatan dan catatan lapangan. Hal ini

peneliti berfungsi sebagai instrumen kunci karena merupakan orang yang paling

mengetahui seluruh data. Instrumen penunjang adalah (1) format observasi, (2)

cacatatan lapangan, (3) dokumentasi, (4) tes.

Pada tahap pelaksanaan keterampilan menulis argumentasi teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah observasi yang terdiri dari

pengembangan gagasan, kologisa, kecepatan, pilihan kata, ejaan dan tanda baca.

Hasil tulisan siswa dijadikan dokumentasi untuk mengetahui perkembangan siswa

dalam menulis karangan argumentasi tiap siklus.

F. Pengecekan Keabsahan Data

Untuk mencapai derajat kepercayaan dari data yang diperoleh dalam

penelitian ini maka dilakukan uji keabsahan data. Ada empat kriteria keabsahan

data yang dilakukan , yaitu derajat kepercayaan (krediblity), ketermihan

(transperability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability)

(Moleong, 200:173). Sesuai dengan jenis data yang diperoleh, maka teknik uji

keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini hanya kriteria kridibilytas,

yaitu dengan teknik (1) ketekunan pengamatanan , (3) trianggulasi, (4) pegecekan

teman sejawat.

Page 64: Konsultasi 3 (Repaired)

Ketekunan pengamatan dilakukan dengan cara memeriksa secara teliti dan

terus menerus, data yang dikumpul selama proses penelitian berlangsung.

Pengamat secara teliti dan terus menerus dilakukan dengan maksud untuk

memperoleh yang dapat dipercaya sebagai dasar dalam melakukan tindakan.

Trianggulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu diluar data itu untuk keperluan pengecekan sebagai

perbandingan terhadap data resebut. Dalam penelitian ini trianggulasi yang

dilakukan adalah trianggulasi metode, yang dilakukan dengan hasil wawancara

atau rekaman.

Penegecekan teman sejawat dilakukan dengan cara mendiskusikan proses

dan hasil penelitian bersama teman sejawat. Teman sejawat yang dipilih adalah

guru SMK Negeri 2 Jeneponto yang telah melakukan penelitian tindakan dan

guru yang terlibat langsung dalam pengunaan metode mind mapping karangan

argumentasi. Hal ini dilakukan dengan harapan untukmendapatkan masukan

yang dapat menguatkan hasil temuan.

G. Analisi Data

Analisis data dilaksanakan berdasrkan model megalir seperti yang

dipaparkan oleh Miles dan Huberman (1992) yakni analisis data dimulai dengan

menelaah seluruh data yang terkumpul. Data tersebut berdasarkan maslah yang

diteliti dan selanjutnya disiplin dalam satuan-satuan yang telah

dikategorikan .proses pengumpulan data mengacu pada prinsip on going analisis,

yaitu sejak awal penelitian digunakan pada tahap pengumpulan data tersebut.

Page 65: Konsultasi 3 (Repaired)

Data yang dikumpulkan dianalisis melalui proses reduksi data, penyajian data,

dan penarikan simpulan atau pemaknaan.

Secara garis besar tahap analisis data diuraikansebagai berikut:

1. Menelaah data, yaitu menelaah data yang telah dikumpul berdasarkan ,

hasil observasi, cacatan lapangan, dan dokumentasi. Kegiatan melaah data

dengan melakukan proses transkripsi hasil observasi, catatan lapangan dan

dokumentasi (RPP dan hasil menulis karangan argumentasi). Data yang

ditranskiripkan dan dikelompokkan dengan masalah penelitian. Kegiatan

menulis data misalnya, meneliti data perencanaan menulis siklus I dan

menadai data dan aspek tarap keberhasilan kurang 75% untuk dijadikan

bahan pertimbangan tindakan dalam perencanaan RPP pada siklus

berukutnya.

2. Mereduksi data yaitu kegiatan mengenal secara koherensip data yang

berkaitan dengan menulis karangan dengan metode mind mapping pada

tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Data dikelompokkan

kemudian diseleksi. data yang relevan dengan fokus penelitian dijadikan

dasar untuk melakukan tindakan. Data yang sudah menunjukkan taraf

keberhasilan lebih dari 75%, dari aspek pada setiap jenis tahapan .Dalam

perencanaan,pelaksanaan, dan evaluasi pada siklus I tidak dijadikn dasar

untuk tindakan siklus beriukutnya atau sikllus II dan III. Misalnya hasil

penelaah data pada siklus I pada tahap evaluasi penulisan karangan

argumentasi, keberhasilan rata-rata untuk aspek pengunaan EYD kurang

dari 75%. Data yang menunukkan kekurangberhasilan dalam penggunaan

Page 66: Konsultasi 3 (Repaired)

EYD dicapai rata-rata masih kurang dari 75%. Dengan demikian tindakan

selanjutnya disiklus II, jika masih mendapat nilai rata-rata masih dari 75%

maka akan dilanjutkan pada siklus berikutnya atau siklus III,

penekanannnya masih mengunakan data yang berkaitan dengan aspek

penggunaan EYD, dan berlaku untuk semua aspek.

3. Mengajukan data yaitu kegiatan menulis data yang telah direduksi dalam

satuan peristiwa dan makna masalah yang berkaitan dengan maslah

penelitian. Penyajian data yaitu upaya meningkatkan kemampuan siswa

menulis karangna argumentasi dengan metode mind mapping dengan

tahap perncanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Data disajikan ddalam

kalimat sederhana agar penyajiannya mudah dipahami. Misalnya

menarifkansekumpulan informasi dari pelaksanaan, perencanan, dan

evaluasi karangan argumentasi berdasarkan siklus I,II,III.

4. Menarik kesimpulan atau penekanaran berdasarkan kegiatan pengumpulan

akhir hasil dati data yang disajikan . kesimpulan akhir yaitu tindakan

dengan metode mind mapping dalam upaya meningkatkan menulis

karangan argumentasi. Pengumpulan data hasil penelitian menggunakan

teknik pemeriksaan keabsahan data, daintaranya menulis teknik ketekunan

penagamatan dan pengecekan tean sejawat. Penarikan simpulan dilakukan

dengan pengecekan keabsahan data dan penapsiran melalui (1) meninjau

ulang cacatan lapangan hasil, observasi, dan dokumentasi, (2) berdiskusi

dengan teman sejawat dan guru, (3) memeriksakan dan mengkonsultasikan

hasil simpulan kepada pembimbing.

Page 67: Konsultasi 3 (Repaired)

H. Rambu-rambu analisis data

Untuk mengadakan analisis data peneliti menyusun (1) rambu-rambu

analisis proses, (2) rambu-rambu analisis peningkatan keterampilan menulis

karangan argumentasi dengan metode mind mapping.

1) Rambu-rambu analisis proses

Prosedur analis proses antara lain, (1) menyusun rencana pelaksanaan

menulis karangan argumentasi pada pertemuan disetiap siklus, (2)

melaksanakan proses pembelajaran untuuk membentuk keterampilan

menulis karangan argumentasi siswa dengan menggunakan metode

mind mapping, dan (menentukan kualifikasi proses . setiap tahapan

proses pembelajaran menulis karangan argumentasi yang difokuskan

kemampun menulis siswa dapat dinilai dengan kualifikasi sebagai

berikut, sangat baik (SB) jika 4 diskriftor yang muncul maka nilai

yang diperoleh 10 atau 100%, baik (B) jika 3 diskriftor yang muncul 9

atau 90%, (C) jika 2 deskriftor yang muncul maka nilai yang

diperoleh 8 atau 80%, kurang (K) jika 1 deskriftor yang muncul maka

nilai yang diperoleh 7 atau 70%, dan sangat kurang (SK) jika 0

deskifsi yang muncul maka nilai yang diperoleh 6 atau 60%.

2) Rambu-rambu analisis hasil

Penyusunan analisis hasil untuk meningkatkan keterampilanmenulis

karangan argumentasi siswa kelas XI SMK Negeri 2 Jeneponto

ditentukan menetapkan kriteria,indikator, dan kualitas hasil. Kriteria

yang dijadikan indikator peningkatan menulis siswa adalah (1)

Page 68: Konsultasi 3 (Repaired)

pengembangan gagasan ,(2) kelincahan gagasan. (3) kelogisan, (4)

ketepatan pilhan kata, ejaan, dan tanda baca. Penetapan kualifikasi

hasil terbentuknya kemapuan menulis karangan argumentasi

didasarkan pada ciri deskriptor. Kualifikasi sangat baik (SB) jika 4

deskriftor yang muncul, (B) jika 3 deskriftor yang muncul, (C) jika 2

deskriftor yang muncul, kurang (K) jika 1 deskriptor yang muncul dan

sangat kurang (SK) jika 0 deskriptor yang muncul.