KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”,...

205

Transcript of KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”,...

Page 1: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari
Page 2: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

i

KONSTRUKSI PERDARAMAH INVESTASI

Dr. Isharyanto, S.H., M.Hum.Nur Sulistiyaningsih, S.H., M.H.

Page 3: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

ii

Page 4: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

iii

KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI

Dr. Isharyanto, S.H., M.Hum.Nur Sulistiyaningsih, S.H., M.H

Editor: Catur S.Desain Isi dan Cover: Tim Halaman Moeka

Cetakan Pertama, Desemnber 2017ISBN: 978-602-269-237-9

Page 5: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

iv

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi WabarakatuhSegala puji syukur bagi Allah, tiada Tuhan selain Engkau,

Dzat yang Maha Kuasa, Pencipta ilmu pengetahuan. Dengan mengharap penuh keridhoan-Nya, akhirnya Penulis dapat menyelesaikan buku yang berjudul “KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI” dengan baik dan lancar.

Buku ini mengulas mengenai peraturan daerah yang berkaitan dengan perizinan untuk menemukan model peraturan daerah yang ramah investasi. Mencermati pemerintah sangat concern terhadap investasi melalui pembatalan ribuan peraturan daerah yang menghambat investasi.

Dalam kesempatan ini, Penulis ingin menghaturkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada segenap pihak yang membantu kelancaran penyusunan buku ini, utamanya kepada Saudara Dila Eka Juli Prasetya, S.H., M.H. yang telah menyempurnakan kembali tulisan Penulis, hingga berbentuk buku yang dapat hadir di tangan pembaca sekalian.

Semoga penulisan buku ini bermanfaat bagi siapapun serta menjadi amal baik bagi Penulis, Ayah Ibu Penulis, dan amal baik setiap orang yang membantu penyusunan buku ini. Aamiin.

Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Surakarta, November 2017Dr. Isharyanto, S.H., M.Hum.

Page 6: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

v

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR_______ivDAFTAR ISI_______v

BAB I PENDAHULUAN_______1BAB II PIJAKAN AKADEMIS_______12A. Pijakan tentang Produk Daerah yang Responsif_____12

1. Pembentukan Peraturan Daerah_______132. Peraturan Daerah yang Responsif_______18

B. Pijakan tentang Perizinan, Investasi, dan Pembangunan Berkelanjutan_______28

1. Perizinan_______282. Investasi_______363. Pembangunan Berwawasan Lingkungan_______40

BAB III PERATURAN DAERAH DI KOTA SURAKARTA YANG RAMAH INVESTASI_______55

BAB IV KONSTRUKSI IDEAL MODEL PERATURAN DAERAH TENTANG PERIZINAN YANG RAMAH INVESTASI_______118A. Keterbukaan untuk Akses dan Pengujian_______121B. Peraturan Daerah Terkait dengan Prioritas Perencanaan Pembangunan Daerah_______124C. Peraturan Daerah Mampu Mendorong Aktivitas Ekonomi_______131D. Menggunakan Pendekatan Integratif dan Memiliki Perspektif Jangka Panjang_______131

Page 7: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

vi

BAB V PENUTUP_______139

DAFTAR PUSTAKA_______141PROFIL PENULIS_______151

Page 8: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

1

Kepastian hukum dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah semakin penting jika dihadapkan pada pembangunan di bidang ekonomi yang sangat

mempengaruhi iklim investasi, karena hal tersebut adalah modal pembangunan daerah. Krisis ekonomi dan krisis politik sejak tahun 19971, yang sampai saat ini masih belum pulih kembali telah memunculkan agenda baru bagi Indonesia, yaitu pemulihan ekonomi melalui peningkatan investasi serta tuntutan demokratisasi di berbagai bidang.2 Dalam hal ini, ketidaksinkronan kebijakan daerah dengan pusat dinilai sebagai hambatan dalam optimalisasi kinerja investasi di daerah. Hal itu tercermin dari terjadinya over regulasi di daerah melalui banyaknya peraturan hukum di daerah yang tumpang tindih dan bertentangan karena belum adanya tertib

1 Sebagaimana dikutip dari Erman Rajagukguk, Nyanyi Sunyi Kemerdekaan-Menuju Indonesia Negara Hukum Demokratis, Cet.I, Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia Lembaga Studi Hukum dan Eko-nomi, 2006, hlm. 9.

2 Aloysius Uwiyono, “Implikasi Undang-Undang Ketenagaker-jaan No. 13 Tahun 2003 terhadap Iklim Investasi”, Jurnal Hukum Bisnis, Volume 22 No.5 Tahun 2003, hlm. 9.

BaB I

PENDAHULUAN

Page 9: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

2

peraturan perundang-undangan di daerah.3 Secara makro, diskusi mengenai hal itu acapkali menunjuk kepada pertikaian kebijakan dan politik yang sering mewarnai penyelenggaraan hubungan pusat dan daerah di republik ini.4

Investasi dalam kegiatan pembangunan di suatu daerah, sangatlah diperlukan guna menunjang pembangunan daerah tersebut.5 Hal ini diperlukan karena terkadang

3 Disharmonisasi peraturan perundang-undangan memiliki mak-na adanya ketidakpastian hukum dalam pelaksanaannya. Hal ini tentu bertentangan dengan prinsip-prinsip negara hukum baik secara materiel maupun formil. Secara materiel terkait dengan adanya ketidaktertiban suatu masyarakat akibat adanya peraturan perundang-undanganan yang tidak menjamin ketidakpastian hukum, hal ini telah diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 D ayat (1) yang berbunyi: “ setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum .” Lihat: Wasis Susetio, “Disharmoni Peraturan Perundang-Undangan Di Bidang Agraria”, Lex Jurnalica Vol. 10 No. 3, Desember 2013, hlm. 136.

4 Pada umumnya isu-isu yang dipertikaikan sehingga terjadi tarik-menarik antara pusat dan daerah ini mencakup tiga hal pokok. Pertama, wewenang dan tugas daerah (expenditure assignment). Kedua, wewenang daerah untuk memungut pajak (tax assignment). Ketiga, sistem transfer an-tar pemerintahan (intergovernmental fiscal transfer). Berbagai literatur keuan-gan negara memang menyebutkan ketiga hal tersebut sebagai masalah-masalah yang krusial dalam sistem pemerintahan bertingkat (multi-level government), sebagai hasil interaksi antara pusat dengan daerah (sub-na-tion). Diskusi menarik soal ini, lihat: Robert A. Simanjuntak, “Kebijakan Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2.

5 Pembangunan Daerah dan Investasi merupakan dua kata yang memiliki arti berbeda dan sekilas jika dihubungkan sama sekali tidak berhubungan. Akan tetapi dalam kajian Pembangunan Daerah dan Investasi akan dijelaskan bagaimana eratnya kaitan Otonomi Daerah itu dengan Investasi. Lihat: Isa Ismail, “Kendala Investasi Di Era Oto-nomi Daerah (Studi Kasus Pembangunan Proyek PLTU di Kabupaten Batang)”, Politika, Vol. 5, No. 1, Oktober 2014, hlm. 45.

Page 10: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

3

suatu daerah tidak mempunyai anggaran yang cukup untuk melaksanakan pembangunan daerahnya.6 Kemandirian daerah menggambarkan kemampuan pemerintah daerah dalam meningkatkan PAD seperti pajak dan retribusi daerah dan lain-lain dan pembanguan daerah bisa diwujudkan hanya apabila disertai kemandirian fiskal yang efektif. Ini berarti bahwa pemerintah daerah secara finansial harus bersifat independen terhadap pemerintah pusat dengan jalan sebanyak mungkin menggali sumber-sumber PAD seperti pajak, retribusi dan sebagainya.7

6 Persoalan ini amat erat kaitannya dengan isu kemandirian keuangan daerah. Kemandirian keuangan daerah berpengaruh positif se-cara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi sedangkan rasio Dana Perimbangan berpengaruh negatif secara signifikan terhadap pertumbu-han ekonomi. Pada model kemiskinan, kemandirian keuangan daerah berpengaruh positif secara signifikan terhadap peningkatan persen-tase penduduk miskin, sedangkan rasio Dana Perimbangan berpengaruh negatif secara signifikan terhadap persentase penduduk miskin, indeks ketimpangan pendapatan dan tingkat pengangguran terbuka berpenga-ruh positif secara signifikan terhadap persentase penduduk miskin. Lihat selengkapnya Stannia Cahaya Suci, 2013, Pengaruh Kemandirian Keuangan Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan Kabupaten/Kota Provinsi Banten, Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi Dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

7 Menurut Halim, ciri utama suatu daerah mampu melaksanakan otonomi desentralisasi fiskal) adalah (1) kemampuan keuangan daerah, yang berarti daerah tersebut memiliki kemampuan dan kewenangan un-tuk menggali sumber-sumber keuangan, mengelola dan menggunakan keuangannya sendiri untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan; (2) Ketergantungan kepada bantuan pusat harus seminimal mungkin, oleh karena itu, PAD harus menjadi sumber keuangan terbesar yang didukung oleh kebijakan perimbangan keuangan pusat dan daerah. Se-makin tinggi rasio PAD terhadap total pendapatan daerah mencerminkan kemandirian keuangan daerah yang semakin baik. Semakin tinggi ra-sio PAD terhadap total pendapatan daerah mencerminkan kemandirian keuangan daerah yang semakin baik, diduga akan meningkatkan sehingga

Page 11: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

4

Perlunya pelibatan peran swasta8 ataupun investor ini dapat digambarkan dalam suatu skala dunia, World Development Report dimana menyebutkan bahwa 90% lapangan kerja di dunia diciptakan oleh pelaku usaha swasta9. Untuk menarik investor agar menginvestasikan modalnya di daerah, diperlukan peraturan perundang-undangan yang ramah dengan investasi dan tentunya berwawasan lingkungan. Oleh karena itu, antara menjaga stabilitas ekonomi dan ekosistem lingkungan dilakukan dengan seimbang.

Kondisi yang terjadi pada saat ini terdapat kecenderungan pemben-tukan peraturan perundang-undangan di daerah (peraturan daerah dan peraturan bupati/walikota) secara berlebihan tanpa melihat dan disesuaikan dengan arah prioritas pembangunan nasional dan kebutuhan konkret masyarakat. Hal ini mengakibatkan jumlah peraturan daerah menjadi semakin banyak (hyper regulations). Gejala hyper regulations ini masih ditambah dengan rendahnya kualitas sebagian besar peraturan daerah yang ditunjukkan antara mendukung pembangunan daerah sehingga akan meningkatkan pertum-buhan ekonomi. Lihat: A. Halim, 2001, Manajemen Keuangan Daerah, Yog-yakarta: UPP YKPN.

8 Dalam sektor infrastruktur misalnya, sektor swasta telah ter-bukti banyak membantu pemerintah terutama dalam penyediaan infra-struktur di negara-negara yang sedang berkembang. Sisi lain dari aspek peran serta sektor swasta dalam penyediaan infrastruktur adalah prinsip kepentingan swasta dalam menjalankan usaha, dimana modal besar yang diinvestasikan tentu harus ada jaminan kepastian pengembalian den-gan keuntungan yang memadai. Lihat: Hilwati Hindersah, “Prospek Kemitraan Pemerintah Swasta dalam Penyelenggaraan Pelayanan Infrastruktur”, Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol. 3, No. 3, hlm. 12.

9 Winardi, “Melihat Ulang Arah Politik Hukum di Daerah Pasca Otonomi dan Desentralisasi”, Jurnal Media Kampus (ISSN 0853-6937) Ed-isi Juli-Desember 2008, hlm. 8.

Page 12: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

5

lain melalui ketidaksesuaian antara pilihan jenis peraturan perundang-undangan dengan materi muatan yang diaturnya, tumpang tindih, inkonsisten, pertentangan dan multitafsir antar peraturan perundang-undangan baik yang sejenis/setingkat maupun dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi tingkatannya.

Euforia otonomi daerah yang dimaknai dengan kemandirian dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di daerah, diikuti dengan upaya untuk memperoleh pendapatan sebesar-besarnya dari sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD).10 Pemerintah Daerah membentuk peraturan daerah yang mengatur berbagai macam pungutan (pajak daerah dan retribusi daerah) untuk meningkatkan pendapatan daerah yang sebesar-besarnya. Demikian juga kesalah pemahaman terhadap berbagai peraturan yang dibuat oleh kementerian sektoral, direspon oleh pemerintah daerah dengan membuat berbagai kebijakan yang tertuang dalam banyak peraturan daerah, terutama di bidang perizinan.11

Munculnya banyak pungutan di daerah dan panjangnya rantai birokrasi dalam penyelenggaraan perizinan di daerah telah mengakibatkan praktik ekonomi dan menimbulkan biaya tinggi. Hal tersebut membebani kegiatan usaha ekonomi

10 Made Warka, “Pembangunan Hukum Investasi dalam Pening-katan Penanaman Modal di Indonesia”, Jurnal Ilmu Hukum, Volume 11 No. 21, Februari 2015, UNTAG: Surabaya, hlm. 26.

11 Cornella O. Rumbay, “Kajian Yuridis Jaminan Kepastian Hu-kum Mengenai Perlakuan dan Fasilitas Menurut Undang-Undang No 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, Lex Administratum”, Vol. II/ No.3/ Jul-Okt/ 2014 diunduh di https://ejournal.unsrat. ac.id/index.php/administratum/ article/viewFile/6146/5661.

Page 13: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

6

masyarakat di daerah, yang tentunya bertentangan dengan pelaksanaan dan mempercepat pencapaian target Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2016, Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2016, dan Nawa Cita.

Gejala over regulation yang ditunjukkan melalui pembentukan peraturan daerah yang berlebihan telah menciptakan peraturan daerah yang justru mengakibatkan penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang ekonomi khususnya investasi menjadi tidak efisien dan efektif.12 Hal itu mengakibatkan tidak adanya kepastian bagi pemerintah daerah selaku pelaksana penyelenggaraan pemerintahan serta bagi masyarakat dan pelaku usaha dalam pelaksanaan kegiatan ekonomi dan investasi di daerah. Kondisi demikian berakibat pada menghambat iklim investasi dan pembangunan pertumbuhan ekonomi yang diprogramkan oleh pemerintah. Dalam penulisan ini mengkaji permasalahan tersebut dan menawarkan model Peraturan Daerah yang berkaitan dengan perizinan yang ramah investasi di Kota Surakarta.

Evaluasi yang dilakukan Kementerian Dalam Negeri, telah menerbitkan Instruksi Mendagri Nomor: 582/476/SJ tentang Pencabutan/ Perubahan Peraturan Kepala Daerah, Peraturan Kepala Daerah Dan Keputusan Yang Menghambat Birokrasi Dan Perizinan Investasi. Instruksi ini ditetapkan pada 16 Februari 2016. Pemerintah melalui Kementerian Dalam Negeri membatalkan 3.143 peraturan daerah bermasalah yang dinilai menghambat pertumbuhan ekonomi daerah dan memperpanjang jalur birokrasi, menghambat proses perizinan dan investasi, menghambat kemudahan berusaha,

12 Made Warka. loc. cit.

Page 14: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

7

dan bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.13 Sebelumnya, Laporan dari Kemendagri, sejak awal desentralisasi (2002) hingga akhir 2009, tercatat bahwa ada 1878 perda yang dibatalkan. Perda yang dibatalkan ini sebagian besar berasal dari perda pungutan (pajak dan retribusi daerah), dan sisanya adalah perda terkait penjualan minuman beralkohol, sumbangan pihak ke tiga dan perda lainnya. Sementara itu, KPPOD, menemukan bahwa dari 1.500 perda yang dianalisis, 81% perda yang dikaji memiliki permasalahan terkait aspek yuridis, 39% memiliki masalah pada aspek substansi, dan 23% bermasalah pada aspek prinsip. Permasalahan pada aspek prinsip inilah yang merupakan permasalahan paling signifikan dalam suatu perda karena pelanggaran ini akan merugikan masyarakat. Dari 23% perda yang bermasalah pada aspek prinsip, 17% perda bermasalah pada indikator dampak ekonomi negatif.14

Di sisi lain, pembatalan peraturan daerah kabupaten/kota di bidang perizinan menimbulkan masalah baru di daerah. Dengan adanya pembatalan tersebut, berpotensi menimbulkan terjadinya kekosongan hukum dalam penyelenggaraan perizinan. Selain itu, pembatalan peraturan daerah kabupaten/kota di bidang perizinan dinilai terlalu membatasi kewenangan daerah untuk meningkatkan Penghasilan Asli Daerah (PAD). Pembatasan tersebut

13 https://news.detik.com/berita/3238417/mendagri-publikasi-kan-3143-perda-yang-dicabut-atau-direvisi-pemerintah diakses pada 25 Januari 2017 pukul 21.10.

14 Boedi Rheza, et.al., Evaluasi Perda Pungutan di Era UU No.28 Tahun 2009, Jakarta, Komite Pemantauan Otonomi Daerah, 2014, hlm. xv.

Page 15: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

8

bertentangan dengan semangat otonomi daerah, dimana daerah diberi kewenangan dan kemandirian untuk mengurus daerahnya, termasuk dalam rangka meningkatkan PAD. Setiap daerah, khususnya kabupaten/kota memiliki ciri khas dan kondisi yang berbeda, sehingga setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota telah disesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing. Termasuk didalamnya adalah pengaturan tentang perizinan. Selain itu, dalam praktiknya, prosedur pembatalan peraturan daerah kabupaten/kota masih belum sesuai dengan ketentuan yang ada.15

Selanjutnya, berbeda dengan tahun lalu, di tahun 2017 kewenangan pembatalan peraturan daerah kabupaten/kota tidak lagi dibatalkan oleh Gubernur atau Kemendagri. Hal itu dikarenakan terbitnya Putusan MK Nomor 137/PUU-XIII/2015 yang telah membatalkan berlakunya aturan terkait kewenangan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) dalam membatalkan Peraturan Daerah. Putusan tersebut disampaikan Majelis Hakim MK dalam Sidang Perkara No. 137/ PUU-XIII/2015 tentang Pengujian Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada Rabu, 4 April 2017. Dampak dari putusan MK tersebut, kewenangan membatalkan peraturan daerah kabupaten/kota dilakukan oleh Mahkamah Agung.16

15 Dita Dwi Arisandi, Pengawasan Pemerintah Pusat Terhadap Per-aturan Daerah Kabupaten/ Kota Di Bidang Perizinan, Universitas Airlangga: Surabaya, 2017, hlm. 6.

16 http://www. hukumonline .com/ berita/baca/ lt-58e5f4f15b574/catat-kini-pembatalan- perda- kabupaten- kota-we-wenang-ma, diakses pada 23 Januari 2017, pukul 23.10.

Page 16: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

9

Namun, putusan ini tidak serta merta membatalkan Instruksi Mendagri Nomor: 582/476/SJ.

Tahun 2016, ada 7 peraturan daerah di Kota Surakarta yang waktu itu diusulkan untuk dihapus, dimana 3 diantaranya adalah usulan dari Pemkot Surakarta dan yang lainnya adalah hasil instruksi dari pemerintah pusat:

1. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 5 Tahun 2003 tentang Tanda Daftar Perusahaan (Pusat);

2. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 9 Tahun 2003 tentang Izin Usaha Industri, Izin Usaha Perdagangan, dan Tanda Daftar Gudang (Pusat);

3. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah (Pemkot);

4. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 4 Tahun 2010 tentang Pendidikan (Pusat);

5. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 3 Tahun 2012 tentang Penataan dan Pembangunan Menara Telekomunikasi (Pusat);

6. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2014 tentang Izin Gangguan (Pemkot); dan

7. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 2 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Air Tanah. (Pemkot).17

Saat ini, 3 Peraturan Daerah Kota Surakarta yang berkaitan dengan perizinan yang menjadi fokus evaluasi adalah peraturan daerah pengelolaan menara telekomunikasi,

17 http://solo. tribunnews.com/2016/06/18/tujuh- perda-kota-solo-ini-a kan-dihapus-karena-dianggap-hambat-investasi diakses pada 25 Januari 2017 pukul 21.10.

Page 17: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

10

pengelolan air tanah dan tentang izin gangguan (HO).18 Langkah konkrit yang diambil Pemerintah Kota Surakarta dalam menanggapi Keputusan Meteri Dalam Negeri tesebut adalah dengan menginventarisasi Peraturan Daerah Surakarta dan mengevaluasinya, terutama yang diindikasikan menghambat iklim investasi.

Untuk mendorong kinerja pembangunan nasional maupun daerah yang lebih baik dibutuhkan langkah-langkah deregulasi19 dengan mengevaluasi regulasi di daerah untuk mengatasi permasalahan yang terkait dengan tiadanya tertib regulasi yang koheren dengan kebijakan pembangunan ekonomi nasional.20 Dalam rangka mewujudkan tertib peraturan di daerah diperlukan evaluasi regulasi yang

18 http://solo.tribunnews.com/2016/ 04/25/ tiga-perda-di- so-lo-ini-bisa-jadi- penghambat-investasi diakses pada 25 Januari 2017, pukul 22.40.

19 Istilah deregulasi pada mulanya mempunyai arti menghapus atau mengurangi peraturan. Dalam perkembangannya, deregulasi men-gandung pengertian yang lebih luas, mencakup (i) Menghapuskan per-aturan; (ii) Mengurangi sejumlah peraturan; (iii) Merubah dan memper-baiki peraturan; dan (iv) Menguji isi rancangan suatu peraturan. Dalam optik ekonomi, deregulasi dimaksudkan untuk mengurangi beban eko-nomi yang ditimbulkan oleh suatu peraturan di dalam penerapannya, dan sebagai konsekuensinya adalah campur tangan pemerintah dalam segala hal menjadi berkurang. Lihat: Tri Hayati, “Paket Deregulasi Pasar Modal Tahun 1988: Suatu Tinjauan Terhadap Peran dan Penyempurnaan-nya”, Hukum dan Pembangunan No. 4 Tahun XXIII, 1993, hlm. 342.

20 Dilihat dari aspek yuridis formal, setiap kebijakan publik memiliki kekuatan hukum untuk diimplementasikan, karena rakyat pu-nya kewajiban yang tidak dapat ditawar-tawar untuk mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku. Namun demikian, dalam kenyataan-nya ditemukan faktor-faktor pendorong dan faktor-faktor penghambat bagi masyarakat dalam melaksanakan suatu kebijakan. Baca selengkap-nya dalam Irvan H. Islamy, dalam Kebijakan Publik, Universitas Terbuka, Depdikbud, Jakarta, hlm. 50-51.

Page 18: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

11

didefinisikan sebagai suatu upaya dalam rangka meningkatkan kualitas dan efektivitas peraturan perundang-undangan di daerah agar terwujud tertib peraturan perundang-undangan dan kepastian hukum bagi masyarakat.21

21 Perda yang baik tidak hanya memiliki kesesuaian muatan den-gan kriteria-kriteria tersebut, namun juga melalui proses pembuatan yang baik. Menurut Pasal 5 UU No. 12 Tahun 2011: Asas Pembentukan Per-aturan Perundang-undangan yang baik meliputi: (i) Kejelasan tujuan, (ii) Kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat, (iii) Kesesuaian antara jenis dan materi muatan, (iv) Dapat dilaksanakan, (v) Kedayagunaan dan kehasilgunaan, (vi) kejelasan rumusan, dan (vii) Keterbukaan. Keterbu-kaan dalam pembuatan suatu kebijakan juga dijamin melalui Pasal 96 UU No.12 Tahun 2011 yang mengatur tentang Partisipasi Masyarakat dalam pembentukan peraturan perundang-undangan. Sehingga pada proses pembuatan suatu peraturan perundang-undangan, baik di tingkat pusat maupun daerah, harus ada keterlibatan dari seluruh unsur masyarakat, termasuk pelaku usaha.

Page 19: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

12

A. Pijakan tentang Produk Daerah yang ResponsifPeraturan daerah merupakan produk hukum daerah yang

ditetapkan oleh kepala daerah setelah mendapat persetujuan bersama DPRD. Dibentuknya peraturan daerah merupakan salah satu rangka penyelenggaraan otonomi daerah provinsi/kabupaten/kota dan tugas pembantuan merupakan penjabaran lebih lanjut dari peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.22 Peraturan daerah yang dibuat oleh satu daerah, tidak boleh bertentangan dengan kepentingan umum dan/atau peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, dan baru mempunyai kekuatan mengikat setelah diundangkan dengan dimuat dalam lembaran daerah.23

Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan Daerah adalah peraturan perundang-undangan yang dibentuk bersama antara DPRD dengan Kepala Daerah baik di Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Sedangkan di dalam Undang-Undang

22 B.N. Marbun, Otonomi Daerah 1945-2010 Proses dan Realita, Cet-2, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2010, hlm. 156.

23 Abdullah Rozali, Pelaksanaan Otonomi Luas Dengan Pemilihan Ke-pala Daerah Secara Langsung, Cet-1, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005, hlm. 131

BaB II

PIJAKAN AKADEMIS

Page 20: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

13

Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan terdapat dua pengertian tentang peraturan daerah, yakni peraturan daerah provinsi dan peraturan daerah kabupaten/kota. Peraturan Daerah Provinsi adalah peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh DPRD provinsi dengan persetujuan bersama Gubernur. Sedang Peraturan Daerah Kabupaten/Kota adalah peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh DPRD kabupaten/kota dengan persetujuan bersama Bupati/Walikota.

Selanjutnya, materi muatan peraturan daerah mencakup semua urusan rumah tangga daerah baik dalam rangka otonomi maupun atas dasar pembantuan, baik yang bersifat wajib maupun pilihan. Materi muatan peraturan daerah itu sangat banyak dan setiap saat dapat berkembang seiring dengan perkembangan zaman.24

1. Pembentukan Peraturan DaerahSebagai salah satu jenis peraturan perundang-

undangan di Indosesia, Peraturan Daerah dalam pembentukannya tunduk pada asas maupun teknik dalam penyusunan perundang-undangan yang telah ditentukan. Hal yang sangat penting dalam pembentukan peraturan perundang-undangan diantaranya adalah menyangkut tentang landasannya. Landasan yang dimaksud disini adalah pijakan, alasan atau latar belakang mengapa perundangan-undangan itu harus dibuat. Menurut Bagir Manan ada 4 Landasan yang digunakan dalam menyusun perundang-undangan agar menghasilkan perundang-24 Nomensen Sinamo, Hukum Pemerintahan Daerah di Indonesia,

Cet-1, Jakarta: PT Pustaka Mandiri, 2010, hlm. 103.

Page 21: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

14

undangan yang tangguh dan berkualitas.25

a. Landasan FilosofisYaitu dasar filsafat atau pandangan atau ide yang

menjadi dasar suatu rencana atau draft peraturan negara. Suatu rumusan perundang-undangan harus mendapat pembenaran (recthvaardiging) yang dapat diterima dan dikaji secara filosofis. Pembenaran itu harus sesuai dengan cita-cita dan pandangan hidup maysarakat yaitu cita-cita kebenaran (idée der waarheid), cita-cita keadilan (idée der grerecthsigheid) dan cita-cita kesusilaan (idée dereedelijkheid).26

Setiap negara selalu ditentukan adanya nilai-nilai dasar atau nilai-nilai filosofis tertinggi yang diyakini sebagai sumber dari segala sumber nilai dalam kehidupan kenegaraan. Menurut Sooly Lubis, landasan filosofis dalam pembentukan peraturan perundang-undangan, yaitu dasar filsafat atau pandangan, atau ide yang menjadi dasar cita-cita sewaktu menuangkan hasrat dan kebijaksanaan (pemerintah) ke dalam suatu rancangan atau draft peraturan negara.27

Peraturan hukum (peraturan perundang-undangan) merupakan pembadanan dari norma hukum dan merupakan sarana yang paling lengkap untuk mengutarakan yang dikehendaki oleh norma 25 W. Riawan Tjandra dan Kresno Budi Harsono, Legal Drafting

Teori dan Teknik Pembuatan Peraturan Daerah, Yogyakarta: Universitas At-majaya Press, 2009. hlm. 13.

26 Budiman N.P.D, Ilmu Pengetahuan Perundang-undangan, Cet-1, Yo-gyakarta: UII Press, 2005, hlm. 33.

27 M. Sooly Lubis, Landasan dan Teknik Perundang-undangan, Cet-1, Bandung: Mandar Maju, 1989. hlm. 7.

Page 22: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

15

hukum. Peraturan hukum menggunakan sarana untuk menampilkan norma hukum sehingga dapat ditangkap oleh masyarakat, dengan menggunakan konsep- konsep/pengertian-pengertian untuk menyampaikan kehendaknya.28

Dengan demikian Peraturan Daerah yang merupakan bagian dari perundang-undangan dikatakan mempunyai landasan filosofis (filosofis grondflag) apabila rumusannya mendapat pembenaran yang dikaji secara filosofis. Dalam konteks negara Indonesia yang menjadi induk dari landasan filosofis ini adalah Pancasila sebagai suatu sistem nilai nasional bagi sistem kehidupan bernegara.

b. Landasan SosiologisYakni satu peraturan perundang-undangan yang

dibuat harus dapat dipahami oleh masyarakat sesuai dengan kenyataan hidup. Ini berarti bahwa hukum yang dibentuk harus sesuai dengan hukum yang hidup (the living law) dalam masyaraka.29 Landasan sosiologis merupakan landasan yang terdiri atas fakta-fakta yang merupakan tuntutan kebutuhan masyarakat yang mendorong perlunya pembuatan perundang-undangan dalam hal ini adalah Peraturan Daerah, yaitu bahwa ada sesuatu yang pada dasarnya dibutuhkan oleh masyarakat sehingga perlu pengaturan.

28 Hamzah Halim dan Kemal Redindo Syahrul Putera, Cara Prak-tis Menyusun dan Merancang Peraturan Daerah, Cet-1, Jakarta: Kencana, 2010, hlm. 17.

29 Rosyidi Ranggawidjaja, Pembentukan Peraturan Negara Di Indone-sia, Jakarta: Raja Grafindo, 2010. hlm. 21.

Page 23: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

16

Sebagai contoh di bidang perikanan, salah satu instrument pengaturan adalah perizinan perikanan. Dalam hubungan ini dibuatlah Peraturan Daerah untuk menghindari terjadinya penangkapan ikan yang melebihi penangkapan semestinya, demikian pula penggunaan alat tangkap ikan yang tidak sesuai dapat merusak sumber daya perikanan, sedangkan hal ini tidak dikehendaki oleh masyarakat. Karenanya perlu dihindari dengan membuat Peraturan Daerah tentang izin usaha perikanan.

Peraturan Daerah tersebut mengatur berbagai hal agar sumber daya perikanan tetap dapat berfungsi sebagaimana yang diharapkan, dan bahkan melalui pengaturan tersebut diharapkan dapat lebih menguntungkan masyarakat dan negara melalui usaha perikanan yang dalam ketentuannya juga mengatur mengenai pungutan retribusi izin usaha perikanan. Dalam kondisi demikian inilah maka Peraturan Daerah tidak mungkin lepas dari gejala-gejala sosial yang ada di masyarakat. Dengan melihat kondisi sosial yang terjadi dalam masyarakat dalam rangka penyusunan suatu Peraturan Daerah maka tidak begitu banyak lagi pengarahan institusi kekuasaan dalam melaksanakannya.

c. Landasan YuridisLandasan yuridis atau landasan hukum yang menjadi

landasan dalam pembuatan peraturan perundang-undangan, adalah peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dan menjadi dasar kewenangan. Dari sini akan diketahui, apakah seorang pejabat atau badan mempunyai kewenangan membentuk peraturan itu

Page 24: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

17

atau apakah urusan yang diatur itu berada dibawah kewenangan mengatur badan itu, serta apakah materi muatan yang akan diatur menjadi kompetensi mengatur dari jenis peraturan yang akan dirancang.30

Landasan yuridis merupakan ketentuan hukum yang menjadi sumber hukum/dasar hukum untuk pembentukan suatu perundang-undangan. Landasan yuridis pada pembentukan Peraturan Daerah yakni mengacu pada pasal 18 UUD 1945 yang memberikan wewenang kepada pemerintah daerah untuk menetapkan Peraturan Daerah dan peraturan-peraturan lainnya demi menjalankan otonomi dan tugas pembatuan.

d. Landasan PolitisLandasan politis adalah garis kebijakan politik

yang menjadi dasar selanjutnya bagi sebuah kebijakan dan pengarahan ketatalaksanaan pemerintahan negara.31

Landasan merupakan “ruh” yang mengarahkan kebijakan untuk memberi proteksi struktural dan kemasyarakatan guna mencegah kemungkinan kekacauan sistem pada kebijakan publik dan kegelisahan dalam masyarakat, baik dalam lingkup daerah maupun dalm lingkup nasional.32

Hukum sebagai produk politik merupakan anggapan yang benar. Norma peraturan perundang-undangan harus

30 Supardan Modoeng, Teknik Perundang-undangan di Indonesia, Ja-karta: Perca, 2005, hlm. 64.

31 Jimly Asshiddiqie & M Ali Safaat, Teori Hans Kelsen Tentang Hu-kum, Jakarta: Sekretariat Jederal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI, 2012, hlm. 172.

32 Supardan Modoeng, op.cit, hlm. 69-70.

Page 25: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

18

berlandaskan pada haluan politik pemerintahan yang termuat dalam Garis-garis Besar Haluan Negara. Hal ini dapat diungkapkan pada garis politik seperti pada saat ini tertuang pada Program Legislasi Nasional (Prolegnas) maupun Program Legislasi Daerah (Prolegda), dan juga kebijakan Program Pembangunan Nasioal (Propenas) sebagai arah kebijakan pemerintah yang akan di laksanakan selama pemerintahannya ke depan. Ini berarti memberi pengarahan dalam pembuatan peraturan perundang-undangan yang akan dibuat oleh badan atau pejabat yang berwenang.

Selanjutnya, berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan, jenis dan hierarkinya adalah sebagai berikut:1) UUD NRI 1945;2) Ketetapan MPR;3) UU/Perpu;4) Peraturan Pemerintah;5) Peraturan Presiden;6) Peraturan Daerah Provinsi; dan7) Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.

2. Peraturan Daerah yang ResponsifIstilah hukum yang responsif dipopularkan oleh

Philippe Nonet dan Philip Selznick di dalam karya mereka yang berjudul “Law and Society in Transition towards Responsive Law”. Istilah tersebut digunakan mereka berdua sebagai kritik terhadap teori hukum yang lebih

Page 26: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

19

mengedepankan sisi formalitas dan mengesampingkan realitas. Dalam pandangan Nonet dan Selznick—sebagaimana dikemukakan oleh Robert A.Kagan di dalam pengantar edisi terbaru karya Nonet dan Selznick tersebut—hukum seringkali tampil membatasi dan sangat rigid (constricting and rigid).33

Sifat hukum yang demikian itu disebabkan selama ini teori-teori hukum dibangun secara khas, di atas teori-teori tentang otoritas yang bersifat implisit. Ide kedaulatan hukum, dalam amatan Nonet dan Selznick, merupakan contoh dari teori-teori otoritas tersebut. Menurut catatan keduanya, perhatian dan kontroversi sering muncul di dalam kajian hukum yang mengiringi krisis otoritas yang mengguncang institusi-institusi publik.34

Sebagaimana dicatat oleh Nonet dan Selznick35, untuk menjadi responsif, sistem itu perlu terbuka dalam banyak hal dan perlu mendorong partisipasi. Menurut perspektif ini, pembangkangan politik perlu dihadapi dengan sikap toleran dan dengan kesediaan untuk merundingkan landasan baru bagi otoritas. Dengan sikap keterbukaan tersebut, garis pemisah antara politik dan hukum tidaklah tegas. Setidaknya akan terjadi persentuhan antara advokasi dan keputusan hukum dengan kebijakan publik yang kontradiktif. Nonet dan Selznick mengkualifikasi perspektif itu sebagai

33 Robert.A.Kagan, Introduction to Transaction Edition, dalam Philippe Nonet dan Philip Selznick, Law and Society in Transition Towards Responsive Law, (New Jersey:Transcation Publishers,2001), hlm. viii.

34 Ibid.35 Ibid.

Page 27: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

20

pandangan berisiko tinggi tentang hukum dan ketertiban. Sebagai jalan keluar mengatasi carut marut hukum

yang demikian, Nonet dan Selznick mengajukan sebuah tawaran yang mengintegrasikan pemahaman hukum dengan perspektif sosial untuk:36 (1) mempertegas pentingnya hukum dan (2) mencari alternatif lain selain dari pemaksaan dan penindasan. Dalam hal ini, Penulis menggunakan perspektif Nonet Selznick untuk menawarkan model peraturan daerah yang responsif terkait perizinan yang ramah investasi dan berwawasan lingkungan.

Perubahan sosial dan keadilan sosial membutuhkan tatanan hukum yang responsif, tidak terkecuali di tingkat daerah. Kebutuhan ini sesungguhnya telah menjadi tema utama dari semua ahli yang sepaham dengan semangat fungsional, pragmatis, dan semangat purposif (berorientasikan tujuan), seperti halnya Roscoe pound, para penganut paham realisme hukum, dan kritikus-kritikus kontemporer. The model of rules yang diajukan oleh Dworkin, tidak bisa lagi diandalkan menangani dinamika kebutuhan-kebutuhan sosial di tengah perubahan yang tiada bertepi dewasa ini.37

Tujuan hukum dan apa yang harus dilayani oleh aturan hukum tidak selalu tampak, mungkin tersembunyi dan implisit sifatnya. Pokok yang penting adalah bahwa dalam pembentukan arti dari aturan-aturan, pertanyaan yang harus diajukan adalah: maksud-maksud apa yang 36 Ibid.37 Bernard L. Tanya, et.al.Teori Hukum, Strategi Tertib Manusia Lin-

tas Ruang dan Generasi. Yogyakarta: Genta Publishing, 2010, hlm. 205.

Page 28: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

21

dilayani, nilai-nilai apa dan kepentingan-kepentingan apa yang harus dipertaruhkan.38

Nonet dan Selznick menggambarkan pendekatan ini dengan contoh mengenai proses hukum yang tepat. Di bawah suatu rezim hukum otonom, konsep ini mungkin berarti tidak lebih dari pada keteraturan prosedural dari pembuatan keputusan dari aturan hukum yang sudah dibentuk. Akan tetapi, tipe hukum responsif yang dicita-citakan menuntut suatu penafsiran yang lebih luwes yang melihat aturan hukum sebagai terikat kepada problem dan konteks khusus.

Sebagai penggagas teori hukum responsif, Nonet dan Selznick memberikan sebuah konsepsi yang cukup mendalam tentang hukum responsif. Menurut keduanya hukum yang baik seharusnya memberikan sesuatu yang lebih daripada sekedar prosedur hukum. Hukum tersebut harus berkompeten dan juga adil, dan seharusnya mampu mengenali keinginan publik dan punya komitmen terhadap tercapainya keadilan substantif39. Disampaikan juga bahwa hukum responsif merupakan tradisi kaum realis (legal realism) dan sosiologis (sociological jurisprudence) yang memiliki satu tema utama yaitu membuka sekat-sekat dari pengetahuan hukum. Seharusnya ada penghargaan yang tinggi kepada semua hal yang mempengaruhi hukum dan yang menjadi

38 A. Mukthie Fadjar. Teori-Teori Hukum Kontemporer. Malang: Se-tara Press, 2013, hlm. 54.

39 Nonet, Philippe and Philip Selznick. Law and Society in Transition: Toward Responsif Law (edisi terjemahan oleh Huma). Jakarta: Huma. 2003. hlm. 60.

Page 29: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

22

persyaratan bagi efektifitasnya.Menurutnya pencarian hukum responsif merupakan

upaya terus-menerus yang dilakukan oleh teori hukum modern. Hukum responsif berusaha mengatasi dilema antara integritas dan keterbukaan, suatu institusi responsif mempertahankan secara kuat hal-hal yang esensial bagi integritasnya sembari tetap memperhatikan atau memperhitungkan keberadaan kekuatan-kekuatan baru di dalam lingkungannya. Untuk melakukan ini, hukum responsif memperkuat cara-cara dimana keterbukaan dan integritas dapat saling menopang walaupun terdapat benturan diantara keduanya.40

Hukum responsif menganggap tekanan-tekanan sosial sebagai sumber pengetahuan dan kesempatan untuk mengoreksi diri. Oleh karena itu diperlukan panduan berupa tujuan. Tujuan-tujuan ini menetapkan standar untuk mengkritisi tindakan yang mapan dan karenanya membuka untuk terjadinya perubahan. Pada saat yang bersamaan, jika benar-benar dijadikan pedoman tujuan dapat mengontrol diskresi administratif, sehingga dapat mengurangi risiko terjadinya penyerahan institusional. Sebaliknya ketiadaan tujuan berakar pada kekakuan serta oportunisme. Hukum responsif beranggapan bahwa tujuan dapat dibuat cukup obyektif dan cukup berkuasa untuk mengontrol pembuatan peraturan yang adaptif.41

Ciri khas hukum responsif adalah mencari nilai-nilai tersirat yang terdapat dalam peraturan dan kebijakan. 40 Ibid.41 Ibid.

Page 30: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

23

Suatu contoh yang lazim untuk hal ini adalah doktrin “due process”. Sebagai doktrin kontitusional “due process” hanya dipahami sebagai nama untuk serangkaian peraturan, yang dipaparkan secara historis, yang melindungi hak-hak atas atas pemberitahuan (right of notice), untuk didengar dalam persidangan, peradilan dengan sistem juri, dan hal lain semacam itu. Secara lebih spesifik hukum responsif mendorong dan mengembangkan kesopanan dalam dua cara pokok yaitu:42

a. Mengatasi kondisi sempitnya pandangan dalam moralitas komunal. Otoritas tujuan yang tumbuh cenderung mengurangi preskripsi dan simbolisme. Hukum responsif menuntut bahwa kebiasaan dan moralitas, sejauh moralitas dan kebiasaan ini mengklaim otoritas hukum, harus dijustifikasi oleh suatu penilaian rasional mengenai pengorbanan dan manfaat. Salah satu akibatnya adalah tekanan untuk mendeskriminilisasi pelanggaran-pelanggaran terhadap nilai-nilai moral yang berlaku. Tatanan hukum lalu lebih beradab, atau tepatnya bahwa tatanan tersebut menjadi lebih santun, lebih menerima keragaman budaya, tidak terlalu mudah menjadi kejam terhadap hal- hal yang menyimpang dan eksentrik. Hal ini tidak lantas berarti bahwa hukum melepaskan diri dari konsensus moral masyarakat. Ia hanya lebih menemukan konsensus di dalam aspirasi-aspirasi yang umum daripada di dalam norma perilaku yang spesifik, ia berusaha

42 Ibid.

Page 31: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

24

mengklarifikasi nilai-nilai yang dipertaruhkan dalam tatanan moral, sehingga akan membebaskan budaya dan tafsiran-tafsiran sempitnya.

b. Mendorong suatu pendekatan baru terhadap krisis-krisis ketertiban umum yaitu suatu pendekatan yang berpusat pada masalah (problem centered) dan yang integratif secara sosial. Menurut hukum responsif rekontruksi hubungan sosial dianggap sebagai sumber utama untuk mencapai ketertiban umum. Dengan kata lain, hukum responsif dapat lebih siap mengadopsi “paradigma politik” dalam mengintrepetasikan ketidakpatuhan dan ketidaktertiban. Paradigma tersebut menggunakan suatu model pluralistik dari struktur kelompok di dalam masyarakat, dan karenanya menekankan realitas dan meneguhkan legitimasi konflik sosial. Ketidakpatuhan mungkin dapat dilihat sebagai perbedaan pendapat, dan penyimpangan sebagai munculnya suatu gaya hidup baru, kerusuhan tidak dianggap sebagai aksi massa yang tidak masuk akal atau sekedar merusak namun dipuji karena relevansinya sebagai proses sosial. Dengan jalan ini, seni negosiasi, diskusi, dan kompromi secara politis dan juga sopan ikut dilibatkan.

Aliran hukum ini juga mengatakan bahwa “ideal pokok” hukum resposif adalah legalitas. Bahwa kontinuitas dipertahankan, namun ideal mengenai legalitas seharusnya tidak dikacaukan dengan pernak-pernik “legalisasi”, pengembangan peraturan

Page 32: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

25

dan formalitas prosedural. Pola-pola birokratis yang diterima sebagai due process (dipahami sebagai “bidang rintangan”) atau sebagai akuntabilitas (dipahami sebagai dipenuhinya peraturan-peraturan jabatan) merupakan hal yang asing bagi hukum responsif. Ideal mengenai legalitas perlu dipahami secara lebih umum dan dibebaskan dari formalisme. Berikut bagan tiga tipe hukum menurut Nonet dan Selznick:43

Kriteria Hukum Represif

Hukum Otonom Hukum Respon-sif

Tujuan Hu-kum

Ketertiban Legitimasi Kompetensi

Legitimasi Ketahanan sosial dan tujuan negara

Keadilan prosedural Keadilan subtantif

Peraturan Keras dan rinci namun berlaku lemah terhadap pembuat hukum

Luas dan rinci; mengikat penguasa maupun yang di-kuasai

Subordinat dari prinsip dan kebi-jakan

Pertimban-gan

Ad hoc; memu-dahkan pencapa-ian tujuan dan bersifat parti-kular

Sangat mele-kat pada otoritas legal; rentan terha-dap formalism dan legalisme

Purposif (bero-rientasikan tujuan);perluasan kompetensi kognitif

Diskresi Sangat luas;oportunistik

Dibatasi oleh peraturan;delegasi yang sempit

Luas tetapi sesuai dengan tujuan

43 Ibid.

Page 33: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

26

Paksaan Ekstensif;dibatasi secara lemah

Dikontrol oleh batasan-batasan hukum

Pencarian positif bagi ber-bagai alternative, seperti insentif, system kewajiban yang mampu bertahan sendiri

Moralitas Moralitas komu-nal; moralisme hukum; moralitas pembatasan

Moralitas kelem-bagaan yakni dipenuhi dengan integritas proses hukum

Moralitas sipil; moralitas kerjasama

Politik Hukum subor-dinat terhadap politik kekuasaan

Hukum independen dari politik; pemisa-han kekuasaan

Terintegras-inya aspirasi hukum dan politik, keberpad-uan kekuasaan

Harapan akan ket-aatan

Tanpa syarat; ketidak-taatan dihukum sebagai pem-bangkangan

Penyimpangan peraturan yang dibenarkan, misalnya, untuk menguji validitasundang-undang atau perintah

Pembangkangan dilihat dari aspek bahaya subtantif; dipandang sebagai gugatan terhadap legitimasi

Partisipasi Pasif; kritik dilihat sebagai ketidaksetiaan

Akses dibatasi oleh prosedur baku;muncul kritik atas hukum

Aspek diperbesar dengan integrasi advokasi hukum dan sosial

Berdasarkan tabel di atas, Menurut Raison d’etre, tipikal hukum responsif adalah bagaimana hukum mampu merespon kebutuhan-kebutuhan sosial. Hukum responsif, sebagaimana dikutip oleh Nonet dan Selznick, mengenai kepentingan-kepentingan sosial merupakan sebuah usaha yang lebih eksplisit untuk mengembangkan suatu model

Page 34: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

27

hukum yang responsif.44

Lebih lanjut, Nonet dan Selznick mengemukakan bahwa lembaga responsif menganggap tekanan-tekanan sosial sebagai sumber pengetahuan dan kesempatan untuk memperbaiki diri.45 Untuk bisa memperoleh sosok seperti itu, sebuah institusi memerlukan sebuah panduan ke arah tujuan. Tujuan tersebut menetapkan standar untuk mengkritisi praktik yang sudah mapan dan oleh sebab itu dapat membuka jalan untuk melakukan perubahan.

Di Indonesia, sebagaimana dicatat oleh L.M. Gandhi di dalam pidato pengukuhannya sebagai guru besar ilmu hukum Universitas Indonesia, gagasan untuk mengembangkan hukum responsif muncul sebagai kesimpulan seminar yang diadakan dalam rangka 50 tahun Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN) pada tahun 1995.46

Ide pengembangan hukum yang responsif itu dimaksudkan untuk mengatasi kesenjangan sosial ekonomi yang terjadi di masyarakat. Dengan merujuk kepada pendapat Nonet dan Selznick. Gandhi berpendapat bahwa agar hukum menjadi responsif, sistem hukum dalam banyak hal hendaknya terbuka terhadap tantangan, mendorong partisipasi, dan

44 Ibid.45 Ibid.46 Gandhi, L.M. Harmonisasi Hukum Menuju Hukum Responsif, Pi-

dato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap pada Fakultas Hukum Uni-versitas Indonesia 14 Oktober 1995, http://www.digilib.ui.ac.id, diakses pada 8 April 2017, pukul 20.00.

Page 35: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

28

selalu sigap menghadapi masalah-masalah yang timbul karena munculnya kepentingan-kepentingan baru di dalam masyarakat.

Dalam hal ini, hukum responsif diperlukan untuk memperoleh model Peraturan Daerah yang ideal berkaitan dengan perizinan yang ramah investasi dan berwawasan lingkungan. Dimana Peneliti menganalisis kesesuaian antara arah kebijakan yang dimuat dalam Peraturan Daerah dengan kebutuhan masyarakat.

B. Pijakan tentang Perizinan, Investasi, dan Pembangunan Berkelanjutan

1. PerizinanIzin merupakan suatu persetujuan dari penguasa

berdasarkan undang-undang atau peraturan pemerintah dalam keadaan tertentu menyimpang dari ketentuan larangan perundang-undangan (izin dalam arti sempit). Menurut Permendagri No.20 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perizinan Terpadu di Daerah, izin diartikan sebagai dokumen yang dikeluarkan oleh pemda berdasarkan Peraturan Daerah atau peraturan lain yang merupakan bukti legalitas, menyatakan sah atau diperbolehkannya seseorang atau badan hukum untuk melakukan usaha atau kegiatan tertentu.47

Selanjutnya, pengertian perizinan adalah pemberian legalitas kepada seseorang atau pelaku usaha/kegiatan tertentu, baik dalam bentuk izin maupun tanda daftar usaha.

47 Titien Eka Agustin, dkk. Penyederhanaan Perizinan Usaha di Daerah. Jakarta: KPPOD, 2016, hlm. 5

Page 36: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

29

Izin ialah salah satu instrumen yang paling banyak digunakan dalam hukum administrasi, untuk mengemudikan tingkah laku para warga.48 Selain itu, izin juga dapat diartikan sebagai dispensasi atau pelepasan/pembebasan dari suatu larangan. Terdapat juga pengertian izin dalam arti sempit maupun luas:49

a. Izin dalam arti luas yaitu semua yang menimbulkan akibat kurang lebih sama, yakni bahwa dalam bentuk tertentu diberi perkenaan untuk melakukan sesuatu yang mesti dilarang.

b. Izin dalam arti sempit yaitu suatu tindakan dilarang, terkecuali diperkenankan, dengan tujuan agar ketentuan-ketentuan yang disangkutkan dengan perkenaan dapat dengan teliti diberikan batas-batas tertentu bagi tiap kasus.

Menurut N. M. Spelt dan J. B. J. M. ten Berge, izin adalah suatu persetujuan dari penguasa berdasarkan undang-undang atau peraturan pemerintah untuk dalam keadaan tertentu menyimpang dari ketentuan larangan perundang-undangan (dalam arti luas), sedangkan izin (dalam arti sempit) adalah pengikatan-pengikatan pada suatu peraturan izin yang pada umumnya didasarkan pada keinginan pembuat undang-undang untuk mencapai tujuan tertentuatau menghalangi keadaan buruk.50

48 Philipus M. Hadjon, Pengantar Hukum Perizinan, Surabaya: Yuri-dika, 1993, hlm. 2.

49 Ibid.50 Adrian Sutedi, Hukum Perizinan Dalam Sektor Pelayanan Publik,

Jakarta: Sinar Grafika, 2011, hlm. 200.

Page 37: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

30

Pendapat tersebut berbeda dengan pendapat Van der Pot. Menurut Van der Pot, “izin adalah suatu keputusan yang memperkenankan melakukan perbuatan yang pada prinsipnya tidak dilarang oleh pembuat peraturan”. Selanjutnya Prajudi Atmosudirdjo mengemukakan bahwa izin adalah suatu ketetapan yang merupakan dispensasi dari larangan oleh undang-undang, yang kemudian larangan itu diikuti oleh syarat-syarat yang harus dipenuhi agar memperoleh dispensasi dari larangan tersebut.

a. Jenis dan Bentuk PerizinanPada umumnya sistem izin terdiri dari:51

1) Larangan.2) Persetujuan yang merupakan dasar kekecualian (izin).3) Ketentuan-ketentuan yang berhubungan dengan

izin.Terdapat istilah lain yang memiliki kesejajaran dengan

izin yaitu:52

1) Dispensasi ialah keputusan administrasi Negara yang membebaskan suatu perbuatan dari kekuasaan peraturan yang menolak perbuatan tersebut, sehingga suatu peraturan undang-undang menjadi tidak berlaku bagi sesuatu yang istimewa (relaxation legis).

2) Lisensi adalah suatu suatu izin yang meberikan hak untuk menyelenggarakan suatu perusahaan. Lisensi digunakan untuk menyatakan suatu izin yang

51 Sri Pudyatmoko, Perizinan Problem dan Upaya Pembenahan, Jakar-ta: Grasindo, 2009, hlm. 17-18.

52 Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, Jakarta: PT Raja-Grafindo Persada, 2006, hlm. 196.

Page 38: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

31

meperkenankan seseorang untuk menjalankan suatu perusahaan denngan izin khusus atau istimewa.

3) Konsesi merupakan suatu izin berhubungan dengan pekerjaan yang besar di mana kepentingan umum terlibat erat sekali sehingga sebenarnya pekerjaan itu menjadi tugas pemerintah, tetapi pemerintah diberikan hak penyelenggaraannya kepada konsesionaris (pemegang izin) yang bukan pejabat pemerintah. Bentuknya bisa berupa kontraktual atau kombinasi antara lisensi dengan pemberian status tertentu dengan hak dan kewajiban serta syarat-syarat tertentu.

Perizinan merupakan keputusan yang dikeluarkan pemerintah, sebagaimana telah dijabarkan Peneliti sebelumnya. Jenis dan jumlah perizinan pun banyak dan tersebar. Pada umumnya, izin dibuat dengan proses dalam jangka waktu tertentu. Untuk dapat diterbitkannya suatu izin diawali dari pengajuan permohonan oleh pihak yang memiliki kepentingan, disertai dengan pemenuhan syarat-syarat yang ditetapkan dan kemudian diproses dengan mempertimbangkan syarat-syarat tersebut hingga kemudian terbitlah izin yang dimohonkan. Izin merupakan sesuatu yang penting untuk dimiliki karena akan mempermudah dalam melakukan hubungan hukum, baik dengan pemerintah maupun dengan pihak lain. Jenis-jenis izin tersusun secara berbeda-beda dan memiliki fungsi yang berbeda-beda.

Berikut ini sedikit gambaran mengenai sejumlah izin yang dikeluarkan pemerintah kabupaten/kota:53 (1) Izin

53 Sri Pudyatmoko, Op.Cit., hlm. 8

Page 39: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

32

Lokasi; (2) Izin Pemanfaatan Tanah; (3) Izin Mendirikan Bangunan atau Izin Mendirikan Bangun-Bangunan; (4) Izin Mendirikan Bangunan Rumah Ibadat; (5) Izin Gangguan HO (Hinder Ordonantie); (6) Tanda Daftar Industri; (7) Izin Usaha Industri; (8) Surat Izin Usaha Peraturan Daerahgangan; (9) Tanda Daftar Perusahaan; (10) Izin Peruntukan Lahan; (11) Izin Usaha Perkebunan; (12) Izin Usaha Restoran, Rumah Makan, dan Tempat Makan; (13) Izin Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum; (14) Izin Usaha Biro Perjalanan Wisata dan Izin Usaha Agen Perjalanan Wisata; (15) Izin Usaha Hotel Bintang; (16) Izin Usaha Hotel Melati; (17) Izin Usaha Penginapan; (18) Izin Usaha Pondok Wisata; (19) Izin Usaha Penginapan Remaja; (20) Izin Usaha Taman Rekreasi; (21) Izin Usaha Fasilitas Wisata Tirta dan Rekreasi Air; (22) Izin Usaha Jasa Biro Perjalanan Wisata; (23) Izin Usaha Objek dan Daya Tarik Wisata Alam; (24) Izin Pemasangan Reklame Papan/billboard.

b. Urgensi dan Tujuan PerizinanIzin memiliki arti penting bagi pemegangnya (pelaku

kegiatan) dalam melakukan hubungan hukum, baik dengan pemerintah maupun dengan pihak lain. Beberapa urgensi dari izin sebagai berikut:54

1) Sebagai landasan hukum (legal base) Izin dikatakan sebagai landasan hukum dapat

diartikan bahwa kegiatan tertentu memang tidak dapat dilakukan oleh warga masyarakat tanpa adanya izin dari organisasi pemerintah yang berwenang.

54 Ibid. ,hlm. 80

Page 40: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

33

2) Sebagai instrument untuk menjamin kepastian hukum

Izin pada umumnya dibuat berbagai hal, baik yang bersifat subyektif maupun obyektif. Misalnya: dalam izin terdapat identitas pemilik izin yang diberikan hak untuk melakukan kegiatan dengan menyebutkan kegiatan apa yang diizinkan, batasannya apa,

3) Sebagai instrument untuk melindungi kepentingan Izin sebagai instrument sebuah keputusan dapat

digunakan untuk menjadi instrument perlindungan kepentingan, baik itu kepentingan lain.

4) Sebagai alat bukti dalam hal klaim Izin dapat digunakan sebagai alat bukti bahwa

yang bersangkutan telah mendapatkan perbolehan dari pemerintah. Ketika terjadi sengketa, izin yang ada akan dapat digunakan sebagai alat bukti untuk penyelesaian sengketa.

Secara umum tujuan dan fungsi dari perizinan adalah untuk pengendalian dari aktivitas aktivitas pemerintah terkait ketentuan-ketentuan yang berisi pedoman yang harus dilaksanakan baik oleh yang berkepentingan ataupun oleh pejabat yang diberi kewenangan.

Tujuan dari perizinan dapat dilihat dari dua sisi yaitu:55

1) Dari sisi pemerintah. Melalui sisi pemerintah tujuan pemberian izin adalah:a) Untuk melaksanakan peraturan. Apakah

ketentuan-ketentuan yang termuat dalam 55 Adrian Sutedi, op.cit., hlm. 200.

Page 41: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

34

peraturan tersebut sesuai dengan kenyataan dalam praktiknya atau tidak dan sekalipun untuk mengatur ketertiban.

b) Sebagai sumber pendapatan daerah. Dengan adanya permintaan permohonan izin, maka secara langsung pendapatan pemerintah akan bertambah karena setiap izin yang dikeluarkan pemohon harus membayar retribusi dahulu. Semakin banyak pula pendapatan di bidang retribusi tujuan akhirnya yaitu untuk membiayai pembangunan.

2) Dari sisi masyarakat. Adapun dari sisi masyarakat tujuan pemberian izin itu adalah sebagai berikut.a) Untuk adanya kepastian hukum.b) Untuk adanya kepastian hak.c) Untuk mendapatkan fasilitas setelah bangunan

yang didirkan mempunyai izin.

Adapun motif-motif untuk menggunakan sistem izin dapat berupa:56

1) Mengendalikan perilaku warga.2) Mencegah bahaya bagi lingkungan hidup.3) Melindungi objek-objek tertentu.4) Membagi sumber daya yang terbatas.5) Mengarahkan aktivitas.Perizinan dapat berbentuk tertulis maupun tidak tertulis,

dimana di dalamnya harus termuat unsur-unsur antara lain:57

56 Philipus M. Hadjon, op.cit., hlm. 4.57 Adrian Sutedi, op.cit., hlm. 201-202.

Page 42: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

35

1) Instrumen yuridisIzin merupakan instrumen yuridis dalam

bentuk ketetapan yang bersifat konstitutif dan yang digunakan oleh pemerintah untuk menghadapi atau mentapkan peristiwa konkret, sebagai ketetapan izin itu dibuat dengan ketentuan dan persyaratan yang berlaku pada ketetapan pada umumnya.

2) Peraturan perundang-undanganPembuatan dan penerbitan ketetapan izin

merupakan tindakan hukum permerintahan,sebagai tindakan hukum maka harus ada wewenang yang diberikan oleh peraturan perundang-undangan atau harus berdasarkan pada asas legalitas, tanpa dasar wewenang, tindakan hukum itu menjadi tidak sah,oleh karena itu dalam hal membuat dan menerbitkan izin haruslah didasarkan pada wewenang yang diberikan oleh peraturan peraturan perundang-undangan yang berlaku, karena tanpa adanya dasar wewenang tersebut ketetapan izin tersebut menjadi tidak sah.

3) Organ pemerintahOrgan pemerintah adalah organ yang

menjalankan urusan pemerintah baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah.Menurut Sjahran Basah, dari badan tertinggi sampai dengan badan terendah berwenang memberikan izin.

4) Peristiwa konkretIzin merupakan instrument yuridis yang

berbentuk ketetapan yang digunakan oleh

Page 43: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

36

pemerintah dalam menghadapi peristiwa kongkret dan individual, peristiwa kongkret artinya peristiwa yang terjadi pada waktu tertentu, orang tertentu, tempat tertentu dan fakta hukum tertentu.

5) Prosedur dan persyaratanPada umumnya permohonan izin harus

menempuh prosedur tertentu yang ditentukan oleh pemerintah, selaku pemberi izin. Selain itu pemohon juga harus memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu yang ditentukan secara sepihak oleh pemerintah atatu pemberi izin.prosedur dan persyaratan perizinan itu berbeda-beda tergantung jenis izin, tujuan izin, dan instansi pemberi izin. Menurut Soehino, syarat-syarat dalam izin itu bersifat konstitutif dan kondisional,konstitutif,karena ditentukan suatu perbuatan atau tingkah laku tertentu yang harus (terlebih dahulu) dipenuhi,kondisional, karena penilaian tersebut baru ada dan dapat dilihat serta dapat dinilai setelah perbuatan atau tingkah laku yang disyaratkan itu terjadi.

2. InvestasiIndonesia merupakan negara yang sedang berkembang,

dimana dalam perkembangannya memerlukan modal atau investasi yang sangat besar untuk menjadikannya negara yang maju. Kegiatan investasi di Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1967. Pada saat itu dikeluarkan Undang-Undang No. 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing dan Undang-Undang No. 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal

Page 44: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

37

Dalam Negeri. Aturan-aturan mengenai investasi asing dan investasi dalam negeri pada saat itu diatur terpisah, tapi pada saat ini pengaturan antara investasi asing dan investasi dalam negeri diatur dalam satu kesatuan yaitu diatur dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Hal ini didasari pemikiran bahwa prinsip kebersamaan dan asas non diskriminasi dalam setiap kegiatan penanaman modal perlu untuk lebih dikembangkan.

Ada beberapa pendapat dari berbagai pihak mengenai pengertian investasi. Investasi secara etimologis berasal dari bahasa Latin, yaitu Investire (memakai), sedangkan dalam bahasa Inggris yaitu Investment. Investasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan baik oleh orang pribadi (natural person) maupun badan hukum (juridical person) dalam upaya untuk meningkatkan dan/atau mempertahankan nilai modalnya, baik yang berbentuk uang tunai (cash money), peralatan (equipment), aset tidak bergerak, hak atas kekayaan intelektual, maupun keahlian58. Fitzgeral mengartikan investasi adalah:59

“Aktivitas yang berkaitan dengan usaha penarikan sumber-sumber (dana) yang dipakai untuk mengadakan barang modal pada saat sekarang, dan dengan barang modal akan dihasilkan aliran produk baru di masa yang akan datang”.

58 Ana Rokhmatussa’dyah dan Suratman, Hukum Investasi dan Pasar Modal, Jakarta: Sinar Grafik, 2011, hlm. 3.

59 H. Salim HS dan Budi Sutrisno, Hukum Investasi di Indonesia, Jakarta: Rajawali Press, 2008, hlm. 31.

Page 45: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

38

Dj. A Simarmata dalam bukunya mendefinisikan investasi yang lebih luas dan dikaitkan dengan perkembangan pasar modal sekarang, yaitu60:”Investasi adalah setiap kegiatan yang hendak menanamkan uang dengan aman”. Dalam Ensiklopedia Indonesia, investasi diartikan sebagai:61

“Penanaman uang atau modal dalam proses produksi (dengan pembelian gedung-gedung, permesinan, bahan cadangan, penyelenggaraan uang kas serta perkembangannya). Dengan demikian, cadangan modal barang diperbesar sejauh tidak ada modal barang yang harus diganti.”

Hakikat investasi pada definisi ini semata-mata hanya untuk proses produksi saja, padahal dalam investasi tidak hanya kegiatan produksi tetapi juga kegiatan untuk membangun berbagai sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan investasi. Komaruddin memberikan pengertian investasi sebagai:62

a. Suatu tindakan untuk membeli saham, obligasi, atau suatu penyertaan lainnya.

b. Suatu tindakan membeli barang modal.c. Pemanfaatan dana yang tersedia untuk produksi,

60 IF Daulay, 2010, Pengertian Investasi, diunduh di: http://reposi-tory.usu.ac.id/ bitstream/123456789/ 16380/4/Chapter%20II.pdf, diak-ses pada 20 Maret 2017.

61 H. Salim, HS., Perkembangan Teori dalam Ilmu Hukum, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2010, hlm. 108.

62 Jonker Sihombing, Hukum Penanaman Modal di Indonesia, Band-ung: PT. Alumni. 2009, hlm. 15-16. Lihat juga komentar Komaruddin mengenai definisi investasi di Pandji Anoraga, Perusahaan Multinasional dan Penanaman Modal Asing. Jakarta: Pustaka Jaya, 1994, hlm. 47.

Page 46: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

39

dengan pendapatan di masa yang akan datang.Menurut Ida Bagus Rahmadi Supancana, investasi dapat

diartikan sebagai:63

“Suatu kegiatan yang dilakukan baik oleh orang pribadi (natural person) maupun badan hukum (juridical person), dalam upaya untuk meningkatkan dan atau mempertahankan nilai modalnya, baik yang berbentuk uang tunai (cash money), peralatan (equipment), asset tak bergerak, hak atas kekayaan intelektual, maupun keahlian.”

Sedangkan menurut Undang-Undang Penanaman Modal64, yang dimaksud dengan investasi adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh investor dalam negeri maupun investor asing untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik. Undang-Undang Penanaman Modal hanya memberikan batasan pada investasi langsung dan tidak termasuk investasi tidak langsung, maka Undang-Undang Penanaman modal tidak mengenal definisi berdasarkan asset (asset based definition), yang memungkinkan perlindungan dalam status penanaman modal asing diberikan kepada setiap kegiatan usaha yang didalamnya terkandung asset asing. Pengertian berdasarkan asset atau transaksi bisa mengarah kepada perlindungan terhadap semua transaksi modal yang dilakukan orang asing, tidak terkecuali apakah transaksi

63 Ida Bagus Rahmadi Supancana. Kerangka Hukum dan Kebi-jakan Investasi langsung di Indonesia, , Ciawi-Bogor: Ghalia Indonesia, 2006, hlm. 2.

64 Lihat Pasal 1 Angka 1 Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.

Page 47: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

40

tersebut bersifat jangka pendek atau spekulatif.65

Konstruksi ideal peraturan daerah yang ramah investasi dapat dilihat melalui 3 indikator di bawah ini:

1. Adanya keterbukaan untuk akses dan pengujian.2. Peraturan Daerah terkait prioritas perencanaan

pembangunan daerah.3. Peraturan Daerah mampu mendorong insentif

aktifitas ekonomi.

3. Pembangunan Berwawasan Lingkungan Pada dasarnya, terdapat tiga domain dalam sebuah

proses pembangunan, yaitu domain ekonomi, domain sosial, dan domain ekologi. Himpunan bagian yang saling beririsan di antara ketiga domain tersebut menghasilkan paradigma pembangunan yang kemudian dikenal sebagai paradigma pembangunan berkelanjutan (sustainable development), yaitu:

a. Pembangunan sosial (social development); b. Pembangunan berwawasan lingkungan (environmental

development); c. Pembangunan yang berpusatkan pada rakyat (people

centered development).66

Kelemahan utama pembangunan berkelanjutan di Indonesia ialah tidak adanya tolok ukur pada ketiga domain tersebut. Tolok ukur tersebut harus mencerminkan berbagai

65 Mahmul Siregar, Peraturan Daerahgangan Internasional dan Penana-man Modal, Universitas Sumatera Utara, 2005, Medan, 2005, hlm. 386-387.

66 Mohammad Mulyadi, Pembangunan Berkelanjutan: Dimensi Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan, Jakarta: Azza Grafika, 2015, hlm. 14.

Page 48: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

41

isu penting dan aspirasi pemerintah serta aspirasi masyarakat Indonesia, sehingga pembangunan berkelanjutan dapat merespon berbagai isu-isu penting.

Apabila pengembangan hukum yang mengintegrasikan pertimbangan lingkungan dan pembangunan sosial dan ekonomi dianggap sebagai bagian dari konsep pembangunan tahun 70-an, maka teori hukum sebagai sarana pembaharuan masyarakat merupakan bagian dari pembahasan hukum pembangunan berkelanjutan.67 Pembahasan konsep pembangunan berdasarkan “social change mode”, juga dianggap sebagai koreksi terhadap kelemahan model pembangunan yang didasarkan pada model pertumbuhan ekonomi (economic growth model) yang dianut dalam konsep pembangunan Eropa setelah Perang Dunia Kedua

4. Oleh karena itu,

pembahasan hukum berdasarkan konsep pembangunan berkelanjutan dalam pengelolaan sumberdaya alam yang berbasis pembangunan sosial dan ekonomi harus dibahas sebagai bagian dari konsep-konsep pembangunan, khusus di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.68

Sampai dengan dekade 1980an perencanaan dan strategi pembangunan masih berorientasi pada pertumbuhan ekonomi (economic growth), baik pada negara-negara sosialis yang menerapkan perencanaan yang terpusat maupun pada negara-negara kapitalis yang menerapkan perencanaan yang

67 Daud Silalahi, Perkembangan Hukum Lingkungan Indonesia: Tantan-gan dan Peluang. UNPAD: Bandung, 2000, hlm. 77.

68 Teori ini dikenal sebagai pelaksanaan dari Marshall Plan bagi pembangunan Eropa setelah PD II. Hal ini juga disampaikan oleh Daud Silalahi dalam Seminar Pembangunan Hukum Nasional, tanggal 14-18 Juli 2003, di Bali dengan tema Penegakan Hukum dalam Era Pembangu-nan Berkelanjutan, hlm. 1.

Page 49: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

42

liberal. Filosofi pertumbuhan ekonomi dilatarbelakangi oleh Teori Neo-Klasik dimana pertumbuhan merupakan fungsi dari modal dan teknologi sedangkan sumberdaya alam tidak diperhitungkan karena dianggap pemberian alam yang melimpah. Filosofi tersebut telah melahirkan berbagai ekses terhadap lingkungan, sosial, budaya, maupun hak asasi manusia. Dampak dari penerapan filosofi tersebut telah menimbulkan kemiskinan yang merajalela, rusaknya ekosistem, pencemaran, bahkan ancaman terhadap eksistensi manusia dan kemanusiaan.69

Konferensi PBB tentang Pembangunan dan Lingkungan (UN conference on environment and development) yang diadakan di Rio de Janeiro pada tahun 1992 merupakan kritik terhadap konsep pembangunan yang berwawasan lingkungan (ecodevelopment) yang dianggap gagal karena tidak membawa perubahan signifikan. Perkembangan ilmu dan teknologi baru misalnya, dianggap tidak membawa keadilan bagi negara berkembang, sebab sekitar 70% penduduk dunia yang berada di negara berkembang hanya memperoleh 30% dari pendapat dunia yang akan menimbulkan ketidakadilan yang berkelanjutan. Berkat dari pekerjaan yang serius dari Komisi Dunia Pembangunan dan Lingkungan atau dikenal sebagai The World Commission on Environment and Development, dikenal pula sebagai The Brundtland Commission dalam laporannya yang berjudul Our Common Future mengembangkan konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development).

69 Pearce and Warford, World Without End, Economics, Environment and Sustainable Development. Oxford University Press. 1993. Lihat ulasannya artikel ilmiah Julissar An-Naf,”Pembangunan Berkelanjuta dan Relevansinya di Indonesia”. Jurnal Madani Edisi II, Nopember 2005.

Page 50: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

43

Pengaruh dari perkembangan baru ini dengan segera pula mempengaruhi kebijakan dan hukum lingkungan di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Konsep pembangunan berkelanjutan dapat dilihat sebagai bagian dari konsep pembangunan secara umum yang berkembang sejak tahun 1970-an. Teori hukum sebagai sarana pembangunan dan pembaharuan masyarakat dapat dianggap sebagai gagasan awal perkembangan pembangunan berkelanjutan.70Ketika konsep pembangunan di evaluasi sebagai sarana pembaharuan di negara berkembang, masalah lingkungan menjadi isu pembangunan. Artinya, selain pembangunan ekonomi dan pembangunan sosial, isu lingkungan dengan segera menjadi perdebatan dan sekaligus menjadi dimensi baru dari konsep pembangunan.

Pembangunan inilah yang disebut sebagai pembangunan yang berwawasan lingkungan (ecodevelopment) dan prinsip-prinsipnya menjadi deklarasi Stockolhm 1972. Konsep pembangunan yang berwawasan lingkungan berdasarkan prinsip-prinsip di atas untuk pertama kali dianut dalam GBHN Indonesia tahun 1973. dari prinsip-prinsip yang dianut, tanggung jawab negara (State Responsibility) merupakan salah satu prinsip penting Deklarasi Stockholm, yaitu prinsip 21 yang berbunyi sebagai berikut:

“State have, in accordance with the charter of the

70 Mochtar Kusumaatmadja yang membahas peranan hukum se-bagai alat atau sarana pembaharuan/ pembangunan masyarakat, band-ingkan dengan teori hukum R. Pound yang membahas law as tool of social engineering. Juga dengan tulisan Daud Silalahi, yang berjudul, Perkembangan hukum Lingkungan Indonesia: Tantangan dan Peluangnya, UNPAD, 2000.

Page 51: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

44

United Nation and the principles of International law, the sovereign rights to exploit their own resources pursuant to their own environmental policies, and the responsibility to ensure that activities within their juridiction or control do not cause damage to the environment of other state or of areas beyond the limits of national jurisdiction”.

Dari prinsip 21 diatas, terdapat dua hal mendasar dari perkembangan hukum baru yang perlu dicermati, yaitu pertama perkembangan hukum bertalian dengan hak berdaulat (sovereign right) terhadap sumberdaya alam yang menimbulkan masalah hukum yang bersifat lintas batas negara (hukum internasional), kedua, keterkaitan eksploitasi sumberdaya (sebagai bagian dari kegiatan pembangunan) dengan kebijakan pengelolaan lingkungan sebagai tanggung jawab negara (state responsibility).

Pada tahap perkembangan hukumnya secara operasional di negara berkembang sangat berbeda dengan negara industri. Di negara industri, misalnya, meskipun negara memegang tanggungjawab utama pengelolaan lingkungan pada pemanfaatan sumberdaya alam, swasta telah ikut memainkan peranan penting untuk menerjemahkan isu lingkungan ke dalam kegiatan-kegiatan ekonomi. Mekanisme

secara lebih terukur sehingga dapat lebih cermat di internalisasikan kedalam biaya produksi melalui mekanisme pasar (cost-effectiveness).71

71 Philipe Sands, Principles of international environmental law 1, 1995, p.13, 275. Hal ini juga disampaikan dalam Makalah Daud Si-lalahi dalam seminar Hal ini juga disampaikan oleh Daud Silalahi dalam Seminar Pembangunan Hukum Nasional, tanggal 14-18 Juli 2003, di Bali

Page 52: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

45

Pembangunan berkelanjutan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi manusia. Pembangunan yang berkelanjutan pada hekekatnya ditujukan untuk mencari pemerataan pembangunan antar generasi pada masa kini maupun masa mendatang. Menurut Emil Salim, pembangunan (yang pada dasarnya lebih berorientasi ekonomi) dapat diukur keberlanjutannya berdasarkan tiga kriteria yaitu72 :

a. Tidak ada pemborosan penggunaan sumber daya alam atau depletion of natural resources;

b. Tidak ada polusi dan dampak lingkungan lainnya; dan

c. Kegiatannya harus dapat meningkatkan useable resources ataupun replaceable resource.

Senada dengan konsep diatas, Sutamihardja73 menyatakan sasaran pembangunan berkelanjutan mencakup pada upaya untuk mewujudkan terjadinya:

a. Pemerataan manfaat hasil-hasil pembangunan antar generasi (intergeneration equity) yang berarti bahwa pemanfaatan sumberdaya alam untuk kepentingan pertumbuhan perlu memperhatikan batas-batas yang wajar dalam kendali ekosistem atau sistem lingkungan serta diarahkan pada sumberdaya alam yang replaceable dan menekankan serendah mungkin eksploitasi sumber daya alam yang unreplaceable.

dengan tema Penegakan Hukum dalam Era Pembangunan Berkelanjutan.72 Sutamihardja, Perubahan Lingkungan Global; Program Studi Pen-

gelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Sekolah Pascasarjana: IPB, 2004. hlm. 40.

73 Ibid.

Page 53: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

46

b. Safeguarding atau pengamanan terhadap kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup yang ada dan pencegahan terjadi gangguan ekosistem dalam rangka menjamin kualitas kehidupan yang tetap baik bagi generasi yang akan datang.

c. Pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam semata untuk kepentingan mengejar pertumbuhan ekonomi demi kepentingan pemerataan pemanfaatan sumberdaya alam yang berkelanjutan antar generasi.

d. Mempertahankan kesejahteraan rakyat (masyarakat) yang berkelanjutan baik masa kini maupun masa yang mendatang (inter temporal).

e. Mempertahankan manfaat pembangunan ataupun pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan yang mempunyai dampak manfaat jangka panjang ataupun lestari antar generasi.

f. Menjaga mutu ataupun kualitas kehidupan manusia antar generasi sesuai dengan habitatnya.

Dari berbagai konsep yang ada maka dapat dirumuskan prinsip dasar dari setiap elemen pembangunan berkelanjutan. Dalam hal ini ada empat komponen yang perlu diperhatikan yaitu pemerataan, partisipasi, keanekaragaman, integrasi, dan perspektif jangka panjang74:a. Pembangunan yang menjamin pemerataan dan keadilan

sosial

74 Askar, Konsep Pembangunan Berkelanjutan. Tugas Individu Pen-gantar Falsafah Sains Semester Ganjil 2004, Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, hlm. 3.

Page 54: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

47

Pembangunan yang berorientasi pemerataan dan keadilan sosial harus dilandasi hal-hal seperti: meratanya distribusi sumber lahan dan faktor produksi, meratanya peran dan kesempatan perempuan, meratanya ekonomi yang dicapai dengan keseimbangan distribusi kesejahteraan. Namun pemerataan bukanlah hal yang secara langsung dapat dicapai. Pemerataan adalah konsep yang relatif dan tidak secara langsung dapat diukur. Dimensi etika pembangunan berkelanjutan adalah hal yang menyeluruh, kesenjangan pendapatan negara kaya dan miskin semakin melebar, walaupun pemerataan dibanyak negara sudah meningkat. Aspek etika lainnya yang perlu menjadi perhatian pembangunan berkelanjutan adalah prospek generasi masa datang yang tidak dapat dikompromikan dengan aktivitas generasi masa kini. Ini berarti pembangunan generasi masa kini perlu mempertimbangkan generasi masa datang dalam memenuhi kebutuhannya.

b. Pembangunan yang menghargai keanekaragamanPemeliharaan keanekaragaman hayati adalah

prasyarat untuk memastikan bahwa sumber daya alam selalu tersedia secara berkelanjutan untuk masa kini dan masa datang. Keanekaragaman hayati juga merupakan dasar bagi keseimbangan ekosistem.. Pemeliharaan keanekaragaman budaya akan mendorong perlakuan yang merata terhadap setiap orang dan membuat pengetahuan terhadap tradisi berbagai masyarakat dapat lebih dimengerti.

c. Pembangunan yang menggunakan pendekatan integratif

Page 55: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

48

Pembangunan berkelanjutan mengutamakan keterkaitan antara manusia dengan alam. Manusia mempengaruhi alam dengan cara yang bermanfaat atau merusak. Hanya dengan memanfaatkan pengertian tentang konpleknya keterkaitan antara sistem alam dan sistem sosial. Dengan menggunakan pengertian ini maka pelaksanaan pembangunan yang lebih integratif merupakan konsep pelaksanaan pembangunan yang dapat dimungkinkan. Hal ini merupakan tantangan utama dalam kelembagaan.

d. Pembangunan yang memiliki perspektif jangka panjangMasyarakat cenderung menilai masa kini lebih

dari masa depan. Implikasi pembangunan berkelanjutan merupakan tantangan yang melandasi penilaian ini. Pembangunan berkelanjutan mensyaratkan dilaksanakan penilaian yang berbeda dengan asumsi normal dalam prosedur discounting. Persepsi jangka panjang adalah perspektif pembangunan yang berkelanjutan. Hingga saat ini kerangka jangka pendek mendominasi pemikiran para pengambil keputusan ekonomi, oleh karena itu perlu dipertimbangkan.

Page 56: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

49

Salah satu ukuran kinerja fungsi legislasi Pemerintah Kota Surakarta dapat dilihat dari produktifitas pemerintah daerah (bersama dengan DPRD) dalam menetapkan

Peraturan Daerah. Bukan hanya sekedar berapa banyak atau jumlah peraturan daerah yang dihasilkan/ditetapkan, tetapi jumlah tersebut juga harus diikuti dengan kualitas materi peraturan daerah maupun ketentuan formil yang harus dipenuhi dalam pembentukan perauran daerah.

Dalam kurun waktu dari tahun 1951 hingga tahun 2017, Pemerintah Kota Surakarta bersama dengan DPRD telah menetapkan 485 buah Peraturan Daerah. Dari sejumlah Peraturan Daerah tersebut, sebagian besar sudah dicabut atau dinyatakan tidak berlaku, baik oleh Peraturan Daerah penggantinya ataupun oleh penetapan peraturan yang lebih tinggi kedudukannya. Sebagian Peraturan Daerah yang lain karena normanya bersifat penetapan (daya mengikatnya bersifat einmahlig), menjadi otomatis tidak berlaku ketika batas waktu yang ditetapkan terlampaui.

BaB III

PERATURAN DAERAHDI KOTA SURAKARTA

YANG RAMAH INVESTASI

Page 57: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

50

Contoh yang terakhir adalah peraturan daerah yang materi muatannya berupa penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, dimana Pemerintah Daerah setiap tahun menetapkan Peraturan Daerah tersebut yang berlaku untuk masa 1 (satu) tahun. Jika berganti tahun, selanjutnya dtetapkan Peraturan Daerah tentang APBD yang baru, dan secara otomatis dengan selesainya tahun anggaran berjalan maka Peraturan Daerah tentang APBD tersebut tidak berlaku karena materinya sudah selesai dilaksanakan. Hal yang sama juga dilakukan kepada peraturan daerah yang materi muatannya berupa perubahan APBD dan peraturan aderah pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.

Tabel 1: Jumlah Perda Kota Surakarta yang Ditetapkan oleh Pemerintah Daerah

Ta-hun

Jum-lah

Per-da

Perda Masih Ber-laku

PerdaPeneta-

pan

Perda Regu-

lasi

Keterangan

2017 7 7 6 12016 13 13 4 92015 12 12 5 72014 12 12 3 92013 10 10 5 5 Penyelenggaraan pari-

wisata telah dicabut2012 11 11 5 62011 13 13 3 102010 11 11 4 7

Page 58: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

51

2009 6 4 1 5 a. 2 dicabut b. Perda tentang retribusi Penyelengga-raan Perizinan di Bidang Lalu Lintas dan Angku-tan Jalan telah dicabut dengan Perda Retribusi Daerah.

2008 9 6 - 3 3 dicabut 2007 9 6 3 3 3 dicabut2006 7 7 2 52005 6 6 3 32004 9 6 3 32003 16 9 4 52002 13 8 2 62001 8 5 3 22000 5 3 3 21999 16 6 1 3 a. 10 Perda di-

cabutb. 2 Perda retribu-si tempat khusus parkir & Perda retribusi pasar telah dicabut dengan Perda Retribusi Daerah.

1998 15 3 3 12 12 Perda pengaturan telah dicabut/dinya-takan tidak berlaku

1997 1 - dicabut1996 7 - Sudah dicabut/ dinyata-

kan tidak berlaku 1995 7 - Sudah dicabut/ dinyata-

kan tidak berlaku1994 12 3 9 Perda telah dicabut/

dinyatakan tidak berlaku1993 9 - Sudah dicabut/ dinyata-

kan tidak berlaku

Page 59: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

52

1992 4 - Sudah dicabut/ dinyata-kan tidak berlaku

1991 12 3 a. Perubahan IV Perda Stasiun Otobs dan Tempat Pemberhentian Kendraan Bermotor dan Angkutan Umum Lain-nyab. URHUc. Usaha Rumah makan

1990 7 -1989 1 -1988 1 -1987 5 1 Perubahan Perda Keber-

sihan Sampah1986 13 1 Perubahan Nama Jalan1985 13 - Perda Pajak dan Perda

Insentif Pemungutan PAD sudah tidak berlaku

1984 6 1 1 5 Perda sudah dicabut/ dinyatakan tidak berlaku

1983 9 - Dicabut/ dinyatakan tidak berlaku

1982 7 - Dicabut/ dinyatakan tidak berlaku

Page 60: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

53

1981 34 8 a. 26 Perda dinya-takan tidak berlaku.b. Perda Peru-bahan IV atas Perda No. 12/1955 tentang Pemakaian Mobil Jena-sah sudah tidak sesuai dengan perkembangan jaman. Retribusinya su-dah diatur dalam Perda Retribusi Daerah.c. Perda Peruba-han II atas Perda No. 6/1971 tentang Balai Peristirahatan “Mali-awan” di Tawangmangu sudah tidak sesuai den-gan perkembangan ja-man Retribusinya sudah diatur dalam Perda Retri-busi Daerah.d. Perda No. 20/1981 seharusnya su-dah tidak berlaku karena diatur dalam Perda ten-tang Retribusi atau BLUD Rumah Sakit.e. Perda No. 22/1981 seharusnya su-dah tidak berlaku karena diatur dalam Perda ten-tang Retribusi.

1980 5 - Perda pemungutan ob-sen atas pajak rumah tangga mestinya dinyata-kan tidak berlaku dengan berlakunya Perda Pajak Daerah

Page 61: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

54

1979 5 - D i c a b u t / d i n ya t a k a n tidak berlaku

1978 4 - Dicabut/ dinyatakan tidak berlaku

1977 29 1 1 Perda yang masih ber-laku : Perda Pendirian PDAM sekarang sedang disusun Perda yang baru (dalam proses)

1976 3 - Dicabut/ dinyatakan tidak berlaku

1975 5 - Dicabut/ dinyatakan tidak berlaku

1974 3 - Dicabut/ dinyatakan tidak berlaku

1973 2 - Dicabut/ dinyatakan tidak berlaku

1972 4 - Dicabut/ dinyatakan tidak berlaku

1971 8 - Dicabut/ dinyatakan tidak berlaku

1960 8 - Dicabut/ dinyatakan tidak berlaku

1959 6 - Dicabut/ dinyatakan tidak berlaku

1957 2 - Dicabut/ dinyatakan tidak berlaku

1956 4 - Dicabut/ dinyatakan tidak berlaku

1955 13 2 11 Perda telah dicabut/ dinyatakan tidak berlaku

1954 9 - Dicabut/ dinyatakan tidak berlaku

1953 12 - Dicabut/ dinyatakan tidak berlaku

Page 62: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

55

1952 3 - Dicabut/ dinyatakan tidak berlaku

1951 4 - Dicabut/ dinyatakan tidak berlaku

Jum-lah

485 184 64 128

Sumber: JDIH Pemerintah Kota Surakarta dan diolah oleh penulis

Dari data di atas, dokumentasi produk hukum Peraturan Daerah Kota Surakarta yang dapat diidentifikasi sejak tahun 1951 hingga tahun 2017 adalah sebanyak 485 buah Peraturan Daerah. Antara tahun 1961 hingga tahun 1970 tidak ada peraturan daerah yang ditetapkan oleh pemerintah daerah, hal ini mengingat situasi politik baik nasional maupun daerah, khususnya Kota Surakarta pada waktu itu sedang mengalamai instabilitas yang sangat parah. Situasi politik yang membuat penyelenggaraan pemerintahan daerah menjadi terhenti dan praktek legislasi daerahpun turut terhenti.

Namun yang menarik adalah tahun 1977 dan tahun 1981, yaitu dimana produktifitas legislasi pemerintah daerah begitu sangat tinggi, hingga pada tahun 1977 ditetapkan 29 peraturan daerah dan tahun 1981 ditetapkan 34 Peraturan Daerah. Tidak diperoleh data pendukung yang cukup jelas terkait dengan lonjakan produkifitas pembentukan peraturan daerah pada waktu itu, sementara pada tahun-tahun terdekat (sebelum atau sesudahnya) justru produktifitas pembentukan peraturan daerahnya sangat kurang.

Hasil penelusuran terhadap peraturan daerah yang ada di dalam Jaringan Data Informasi Hukum ( JDIH) Pemerintah

Page 63: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

56

Kota Surakarta tersebut di atas (tabel : 1), dari 485 Peraturan Daerah yang pernah ditetapkan oleh pemerintah daerah Kota Surakarta, sejumlah 184 buah Peraturan Daerah yang dinyatakan masih berlaku. Lebih lanjut setelah dilakukan verifikasi dan klasifikasi secara lebih mendalam terhadap 184 buah Peraturan Daerah tersebut, berdasarkan pertimbangan daya berlakunya norma hukum. Norma hukum dari segi daya berlakunya dapat dibedakan antara norma hukum yang berlaku sekali selesai (einmahlig) dan norma hukum yang berlaku terus menerus (dauerhaftig).75 Norma hukum yang bersifat einmahlig adalah norma hukum yang berlakunya hanya satu kali saja dan setelah itu selesai, jadi sifatnya hanya menetapkan saja, sehingga dengan adanya penetapan ini norma hukum tersebut selesai. Sedangkan norma hukum yang berlaku terus menerus (dauerhaftig) adalah norma hukum yang berlakunya tidak dibatasi oleh waktu, jadi dapat berlaku kapan saja secara terus menerus, sampai peraturan perundang-undangan itu dicabut atau diganti dengan yang lain.

Norma hukum dalam Peraturan Daerah Kota Surakarta yang tergolong norma hukum einmahlig adalah:

a. Peraturan Daerah yang materi muatannya tentang APBD;

b. Peraturan Daerah yang materi muatannya tentang Perubahan APBD;

c. Peraturan Daerah yang materi muatannya tentang program pembangunan daerah;

d. Peraturan Daerah yang materi muatannya tentang 75 Dasril Radjab, “Politik Hukum di Indonesia”, Jurnal Konstitusi,

Vol. II, No. 1, Juni 2009. P3KP-FH Universitas Jambi, hlm. 56

Page 64: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

57

penyertaan modal Pemerintah Daerah kepada BUMD; dan

e. Peraturan Daerah tentang pertanggungjawaban kepala daerah.

Peraturan Daerah yang tergolong norma hukum einmahlig tersebut untuk selanjutnya dikesampingkan sebagai subyek penelitian karena sifat normanya beschikking, yaitu norma hukum yang bersifat individual, konkrit dan sekali selesai.

Peraturan daerah yang dianalisis adalah peraturan daerah yang secara formil dibentuk sebagai peraturan daerah menurut peraturan perundang-undangan. Muatan norma hukum daerah adalah aturan-aturan atau cara-cara bersikap yang disertai pembebanan suatu sanksi serta diberlakukan oleh suatu otoritas pengendalian, berkenaan dengan pelanggarannya yang berlaku di dalam suatu kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Page 65: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

58

Peraturan daerah yang masih berlaku secara efektif dan bersifat dauerhaftig adalah sebagai sebagai berikut:

No. No & Tahun Regulasi

Nama Regulasi Keterangan Berlaku

1 5 2017 Penyelenggaraan Usaha Pari-wisata

Mencabut Perda lama

2 2 2016 Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Terhadap Peruma-han Kumuh dan Permukiman Kumuh

3 3 2016 Tata Cara Tuntutan Ganti Kerugian Daerah

4 4 2016 Penyelenggaraan Warung Internet

5 5 2016 Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 9 Tahun 2011 tentang Retri-busi Daerah

Perda Peruba-han

6 7 2016 Pengelolaan Barang Milik Daerah

Mencabut Perda lama

7 8 2016 Bangunan Gedung Mencabut Perda lama

8 10 2016 Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Sura-karta

Mencabut Perda lama

Page 66: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

59

9 13 2016 Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Tahun 2016 – 2026

Perda peneta-pan

10 14 2016 Perkoperasian

11 1 2015 Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Surakarta No-mor 10 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Admnistrasi Kependudukan

Perda peruba-han

Dicabut Pemerintah

12 2 2015 Tanggungjawab Sosial Peru-sahaan

13 4 2015 Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 3 Tahun 2011 tentang Perusa-haan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Bank Solo.

Perda peruba-han

14 5 2015 Jasa Konstruksi Mencabut Perda lama

15 6 2015 Penyidik Pegawai Negeri Sipil Mencabut Perda lama

16 9 2015 Kesehatan Hewan, Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Kesejahteraan Hewan

Mencabut Perda lama

17 10 2015 Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Page 67: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

60

18 1 2014 Izin Gangguan Mencabut Perda lama

19 2 2014 Pengelolaan Air Tanah

20 3 2014 Penyelenggaraan Ketenagak-erjaan

21 5 2014 Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

22 7 2014 Pencegahan dan Penanganan Perdagangan Orang

23 9 2014 Penyelenggaraan Usaha Pe-mondokan

24 10 2014 Perubahan Kedua Atas Peratu-ran Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta Nomor 4 Tahun 1984 tentang Penetapan Lokasi Dan Pengelolaan Pusat Pergudangan Kota di Kentin-gan

Perda peruba-han

25 11 2014 Penanggulangan Kemiskinan

26 12 2014 Pencegahan dan Penanggulan-gan Human Immunodeficiency Virus dan Acquired Immune Deficiency Syndrome

Page 68: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

61

27 1 2013 Penyelenggaraan Perhubungan Mencabut Perda lama

28 2 2013 Perubahan Atas Perda Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2010 tentang Pendirian Peru-sahaan Daerah Taman Satwa Taru Jurug Surakarta

29 5 2013 Perubahan Kedua Atas Perda Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta

30 7 2013 Penyelenggaraan Penanggulan-gan Bencana

31 10 2013 Pelestarian Cagar Budaya

32 11 2013 Keterbuakaan Informasi Publik Kota Surakarta

33 3 2012 Penataan dan Pembangunan Menara Telekomunikasi

34 4 2012 Perlindungan Anak

35 5 2012 Penyelenggaraan Reklame

36 8 2012 Penanaman Modal

37 12 2012 Pelayanan Publik

Page 69: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

62

38 3 2011 Perusahaan Daerah Bank Per-krediatan Rakyat Bank Solo

39 4 2011 Pajak Daerah

40 5 2011 Penataan dan Pembinaan Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern

41 7 2011 Rumah Susun

42 8 2011 Pengembalian Pinjaman Dae-rah Dalam Rangka Investasi Pemerintah

43 9 2011 Retribusi Daerah

44 10 2011 Pemakaman

45 11 2011 Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan

46 13 2011 Pajak Bumi Bangunan Perd-esaan dan Perkotaan

47 14 2011 Perubahan Atas Perda Sura-karta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta

48 1 2010 Pengelolaan dan Perlindungan Pasar Tradisional

49 3 2010 Pengelolaan Sampah

Page 70: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

63

50 4 2010 Pendidikan

51 5 2010 Pendirian Perusahaan Dae-rah Taman Satwa Taru Jurug Surakarta

52 6 2010 Pokok-Pokok Keuangan Daerah

53 10 2010 Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan

Sudah dicabut

54 13 2010 Bea Perolehan Hak Atas tanah dan Bangunan

55 3 2009 Pendirian Perusahaan Daerah Pusat Pergudangan “Pedarin-gan” Surakarta

56 2 2008 Kesetaraan Difabel

57 3 2008 Pengelolaan Pedagang Kali Lima

58 6 2008 Organisasi dan Tata Kerja Per-angkat Daerah Kota Surakarta

Sedang diganti dengan Perda ... yang efektif berlaku tahun

201759 3 2007 Perizinan Sarana dan Tenaga

Bidang Kesehatan

60 5 2007 Perubahan Kedua Atas Pera-turan Daerah Kota Surakarta Nomor 9 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Ang-gota DPRD.

Page 71: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

64

61 6 2007 Perubahan Atas Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta Nomor 4 Tahun 1984 tentang Penetapan Lokasi dan Pengelolaan Pusat Pergudangan Kota di Kentin-gan

Perda peneta-pan

62 3 2006 Penanggulangan Eksploitasi Seksual Komersial

63 4 2006 Perubahan Atas Peratu-ran Daerah Kota Surakarta Nomor 9 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Ang-gota DPRD

64 7 2006 Bantuan Keuangan Pada Partai Politik

65 3 2005 Penyelenggaraan Usaha Pari-wisata

66 1 2004 Perubahan Atas Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta Nomor 3 Tahun 1977 tentang Pendirian Perusahaan daerah Air Minum Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta.

67 5 2003 Pendaftaran Perusahaan

68 9 2003 Izin Usaha Industri, Izin Usaha Perdagangan, dan Tanda Daf-tar Gudang

69 14 2003 Pengendalian Peredaran Garam

Page 72: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

65

70 5 2002 Pembentukan Rukun tetangga dan Rukun Warga

71 7 2002 Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan

72 8 2002 Kemitraan Daerah

73 2 2002 Kedudukan Keuangan Pimpi-nan dan Anggota DPRD Kota Surakarta

74 5 1995 Terminal Bus

75 15 1991 Penginapan Remaja

76 14 1991 Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum

77 4 1987 Perubahan Kedua Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta Nomor 25 Tahun 1981 tentang Keber-sihan Sampah

78 7 1986 Perubaha Kedua Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta Nomor 6 Tahun 1979 tentang Pem-berian Nama Jalan, Nomor Rumah, dan Pemasangan Papan Nama

79 12 1985 Peberian Uang Perangsang Atas Pemungutan Pendapatan Asli Daerah

Page 73: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

66

80 4 1984 Penatapan Lokasi dan Pen-gelolaan Pusat Pergudangan Kota di Kentingan

81 13 1981 Penambangan

82 32 1981 Tata Cara Pengambilan Sumpah/Janji dan Pelantikan Kepala Kelurahan

83 31 1981 Pembentukan Lingkungan dalam Kelurahan di Kotama-dya Daerah Tingkat II Sura-karta

84 29 1981 Kebersihan dan Keindahan Kota

85 22 1981 Perubahan Untuk Kedua Kali Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta Nomor 7 Tahun 1971 tentang Taman Sriwedari / Balekam-bang

86 12 1981 Perubahan Untuk Kedua Kali Peraturan Daerah Kotamadya Surakarta Nomor 6 Tahun 1971 tentang Balai Peristira-hatan “Maliawan” di Tawang-mangu

87 6 1979 Pemberian Nama Jalan, Nomor Rumah, dan Pemasangan Papan Nama

88 3 1977 Pendirian Perusahaan Daerah Air Minum Kotamadya Dae-rah Tingkat II Surakarta

89 6 1971 Balai Peristirahatan “Mali-awan” di Tawangmangu.

Page 74: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

67

90 7 1971 Taman Sriwedari / Balekam-bang

91 2 1955 Lambang Kota Besar Sura-karta

3 1955 Pemakaian Lambang Kota Besar Surakarta

Tabel 2: Peraturan Daerah Kota Surakarta yang bersifat dauerhaftig

Dari data di atas, dapat diidentifikasi bahwa terdapat 16 buah peraturan daerah yang materi muatannya mengandung materi perizinan, yaitu sebagaimana dimuat dalam tabel sebagai berikut :No. Nomor dan Tahun

PerdaNama Perda

1 5 Tahun 2017 Penyelenggaraan Pariwisata2 4 Tahun 2016 Penyelenggaraan Warung Internet3 8 tahun 2016 Bangunan Gedung4 14 tahun 2016 Perkoperasian5 5 Tahun 2015 Jasa Konstruksi6 1 Tahun 2014 Izin Gangguan7 2 Tahun 2014 Pengelolaan Air Tanah8 3 Tahun 2014 Penyelenggaraan Ketenagakerjaan9 9 Tahun 2014 Penyelenggaraan Pemondokan10 1 Tahun 2013 Penyelenggaraan Perhubungan11 3 Tahun 2012 Penataan dan Pembangunan Menara

Telekomunikasi12 5 Tahun 2012 Penyelenggaraan Reklame13 8 Tahun 2012 Penanaman Modal14 7 Tahun 2011 Rumah Susun15 10 Tahun 2011 Pemakaman

Page 75: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

68

16 9 Tahun 2003 Izin Usaha Industri, Izin Usaha Per-dagangan dan Tanda Daftar Gudang

17 10 Tahun 2003 Perizinan Bidang KesehatanTabel 3: Daftar Peraturan Daerah Kota Surakarta yang mengatur perizinan

Sedangkan peraturan daerah Kota Surakarta yang materi muatannya mengatur tentang pungutan adalah sebagaimana disajikan dalam tabel sebagai berikut:

No Tahun Tentang

1 5 Tahun 2016 Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 9 Tahun 2011 tentang Retribusi Daerah

2 4 Tahun 2011 Pajak Daerah

3 13 Tahun 2011 Pajak Bumi dan Bangunan Perd-esaan dan Perkotaan

Tabel 4: Peraturan Daerah Kota Surakarta yang mengatur pungutan

Pemerintah memiliki fungsi utama secara umum yaitu fungsi pemberdayaan, fungsi pengaturan dan fungsi pelayanan kepada masyarakat. Melalui pemberian pelayanan kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh pemerintah maka pemerintah akan dapat mewujudkan tujuan negara yaitu menciptakan kesejahteraan masyarakat.76 Dalam hal ini, Pemerintah Kota dituntut membuat regulasi yang

76 Hanif Nurcholis, Teori dan Pemerintahan dan Otonomi Daerah, PT Gramedia Media Sarana Indonesia, Jakarta, 2005, hlm. 175.

Page 76: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

69

ramah investasi demi kesejahteraan masyarakat, namun secara bersamaan juga tidak boleh mengesampingkan aspek lingkungannya. Oleh karena itu, dalam penelitian ini, agar analisis penulis lebih fokus dan mendalam, maka dari peraturan daerah yang berkaitan yang sudah diklasifikasikan, Penulis mengkaji peraturan daerah yang memiliki dampak yang signifikan terhadap investasi dan aspek lingkungannya. Adapun peraturan daerah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 5 Tahun 2017 Penyelenggaraan Pariwisata

Usaha Pariwisata di Kota Surakarta akan dapat terselenggara dengan baik apabila ditunjang dengan regulasi yang baik pula. Pengaturan penyelenggaraan usaha pariwisata saat ini didasarkan pada Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 4 Tahun 2002 tentang Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum dan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 3 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Usaha Pariwisata (Lembaran Daerah Kota Surakarta Tahun 2005 Nomor 4 Seri C Nomor 1). Keberadaan kedua peraturan daerah tersebut saat ini sudah tidak sesuai peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dan tuntutan kebutuhan serta dinamika masyarakat, sehingga perlu disesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan.

Peraturan Daerah ini merupakan peraturan daerah ini merujuk pada usaha yang menyelenggarakan jasa pariwisata dengan menyediakan atau mengusahakan obyek dan daya tarik wisata usaha sarana pariwisata dan

Page 77: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

70

usaha yang berkaitan dengan bidang tersebut. Jasa-jasa yang berkaitan dengan pariwisata merupakan salah satu sumber investasi di kota Solo. Mulai dari cabang biro perjalanan, agen perjalanan wisata, pemandu wisata, jasa impresariat, jasa informasi pariwisata, hotel dan rumah makan.

Dalam Pasal 32 diatur ketentuan mengenai permohonan pendaftaran usaha pariwisata. Berdasarkan analisis penulis, peraturan daerah ini ramah investasi karena berpotensi mendorong perekonomian dengan mengoptimalkan obyek wisata yang ada dan menyediakan sarana dan prasarana untuk usaha pariwisata tersebut.

Selain itu, adanya ketentuan untuk pemenuhan izin gangguan, AMDAL, UKL dan UPL, menjadi salah satu upaya Pemerintah Kota Surakarta untuk menjaga kelestarian lingkungan demi mewujudkan pembangunan berwawasan lingkungan. Menurut penulis, peraturan daerah ini, disamping memenuhi target ekonomi daerah, aspek pengelolaan lingkungan hidup tidak diabaikan.

2. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 4 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Warung Internet

Pemanfaatan Teknologi Informasi, media, dan komunikasi telah mengubah baik perilaku masyarakat maupun peradaban manusia secara global. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah pula menyebabkan hubungan dunia menjadi tanpa batas (borderless) dan menyebabkan perubahan sosial, ekonomi, dan budaya secara signifikan berlangsung demikian

Page 78: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

71

cepat. Teknologi Informasi saat ini menjadi pedang bermata dua, karena selain memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan, kemajuan, dan peradaban manusia, sekaligus menjadi sarana efektif perbuatan melawan hukum. Dalam penyelenggaraan Pemerintahan, Pemerintah Daerah mempunyai kewenangan untuk membuat kebijakan daerah berupa penyelenggaraan Warnet sebagai pedoman pembinaan dan pengawasan warung internet agar lebih berkualitas, berdaya guna dan berdampak positif bagi masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan Warnet.

Peraturan daerah ini mengatur tentang warung internet yang merupakan investasi dalam bidang usaha yang dikelola oleh perseorangan atau badan hukum yang memberikan pelayanan dalam bentuk sarana dan prasarana serta jasa akses internet terhadap penggunanya dengan dikenakan biaya tertentu.

Izin mendirikan warung internet dikeluarkan oleh Walikota dengan memberikan hak kepada pemiliknya untuk mendirikan bangunan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Permohonan izin mendirikan warung internet diatur dalam Pasal 10 dan kelengkapan dokumennya diatur dalam Pasal 12. Dalam ketentuan Pasalnya, dokumen yang harus dipenuhi oleh perseorangan/badan hukum ditulis dengan jelas dan memuat pemenuhan izin gangguan. Adanya izin gangguan tersebut merupakan bentuk pengawasan dan pengendalian kegiatan usaha secara terus-menerus untuk

Page 79: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

72

mencegah terjadinya gangguan ketertiban, keselamatan, atau kesehatan umum, memelihara ketertiban lingkungan, dan memenuhi norma keselamatan dan kesehatan kerja.

Berdasarkan analisis penulis, Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 4 Tahun 2016 ramah investasi dan berwawasan lingkungan karena selain mengatur mengenai usaha warnet yang dapat memacu pertumbuhan ekonomi, di sisi lain peraturan tersebut tidak mengesampingkan aspek pengelolaan lingkungannya.

3. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 8 Tahun 2016 tentang Bangunan Gedung

Izin Mendirikan Bangunan (IMB) merupakan hal penting sebagai syarat untuk berdirinya sebuah bangunan. Pemerintah dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung di Indonesia diwajibkan untuk memiliki IMB. Untuk bangunan dengan fungsi khusus, IMB dikeluarkan oleh pemerintah pusat sedangkan untuk bangunan dengan fungsi lain IMB dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota. Dasar utama penerbitan IMB adalah Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 tentang bangunan gedung. Agar dalam pelaksanaan pembangunan tidak menimbulkan masalah atau hambatan perlu adanya sarana perangkat perizinan mendirikan bangunan dan rencana tata ruang yang mantap.

Rencana tata ruang yang mantap merupakan sarana pengendali perkembangan fisik di dalam pelaksanaan pembangunan, yang berarti bahwa rencana tersebut

Page 80: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

73

sudah diberikan landasan hukum pelaksanaannya berupa Peraturan Daerah. Sebagai syarat untuk menjamin berfungsinya rencana tata ruang wilayah tersebut maka di dalam peroses penyiapan, penyusunan, dan pelaksanaannya perlu dukungan dan intansi-intansi vertikal atau dinas-dinas pemerintahan kota Surakarta maupun partisipasi masyarakat di dalam penanganannya.

Undang-Undang penataan ruang secara tegas menyatakan bahwa rencana tata ruang merupakan payung utama dalam penyelenggaraan pembangunan perkotaan. Berbagai kebijakan ditetapkan sebagai upaya menjadikan tata ruang terwujud sebagaimana yang telah direncanakan. Salah satunya melalui mekanisme Izin Mendirikan Bangunan, karena jika bangunan sebagai bagian terkecil dari terbentuknya kota dapat dikendalikan, niscaya penataan kota seper ti yang telah direncanakan dapat terwujud. Sebagai sebuah sistem kontrol, keputusan perizinan mendirikan bangunan harus mengacu pada peraturan yang telah ditetapkan. Salah satunya Kota Surakarta telah membuat Peraturan Daerah ini yang mengatur tentang Bangunan.

Penataan kota tidak dapat dipisahkan dengan penataan bangunan-bangunan yang ada di wilayahnya. Perkembangan kota yang pesat salah satu indikasinya ditandai dengan munculnya bangunan-bangunan dengan fungsi beragam. Bangunanbangunan yang tumbuh dan berkembang itu diharapkan selaras dan serasi dengan perkembangan kota yang senantiasa terjadi setiap saat. Peraturan tentang Bangunan di Kota

Page 81: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

74

Surakarta merupakan produk hukum Tahun 1988 yaitu Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 8 Tahun 1988 tentang Bangunan. Selain Perda tersebut juga terdapat aturan lain mengenai bangunan yaitu Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 tahun 1991 tentang Bangunan Bertingkat dan Perda Nomor 9 tahun 1999 tentang Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta.

Perkembangan pembangunan yang tumbuh pesat menjadi salah satu dorongan untuk mewujudkan Peraturan Daerah tentang Bangunan yang baru yang mampu menjawab perkembangan-perkembangan yang ada. Selain itu juga menyesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, dan menyesuaikan dengan Peraturan Daerah tentang RTRW Kota Surakarta yang baru dalam proses pengesahan. Peraturan yang baru tersebut juga diharapkan dapat mengkodifikasikan beberapa peraturan yang berkait dengan bangunan. Dengan demikian masyarakat mudah memahami. Peraturan Daerah ini diharapkan dapat menjadi pedoman membangun beragam bangunan sesuai dengan fungsinya baik bagi masyarakat maupun bagi instansi yang tugasnya berkaitan dengan bangunan. Dengan demikian terwujud iklim pembangunan yang

Page 82: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

75

memberikan kepastian dan perlindungan hukum pada masyarakat.

Iklim pembangunan yang sehat, diharapkan terwujud dalam upaya mencapai tertib bangunan untuk menciptakan kota yang tertib, teratur dan indah. Tertib bangunan merupakan bagian dari tertib lingkungan, bangunan merupakan unsur penting dalam pembentukan karakter fisik lingkungan. Dalam tertib bangunan terdapat aspek tertib lingkungan dan tertib perkotaan. Peraturan daerah ini diharapkan juga dapat menjadi alat kendali bagi laju pertumbuhan fisik kota, pencegahan terhadap bahaya kerusakan dan pencemaran lingkungan, pengurangan nilai estetika, kenyamanan dan keamanan bangunan. Selain itu juga untuk melindungi bangunan yang memiliki nilai cagar budaya, Peraturan Daerah ini juga memberi akses yang cukup bagi difable.

Menurut penulis, Peraturan Daerah ini memerhatikan aspek lingkungan. Dalam proses penerbitan IMB, ada beberapa dokumen yang harus dilampirkan termasuk UKL-UPL dan Amdal. Perizinan bangunan gedung diatur dalam Bab VII. Bagian kesatu diatur mengenai izin pemanfaatan ruang dan tata cara pengajuannya. Pasal 98 dengan jelas mengatur persyaratan izin mendirikan bangunan dan dokumen yang dibutuhkan untuk mendapatkan SK IMB tersebut.

Selain Peraturan Daerah ini, Pemerintah Kota Surakarta juga menjabarkan alur permohonan IMB dalam sebuah bagan yang mudah dimengerti oleh Pemohon. Alur tersebut merupakan pengejawantahan

Page 83: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

76

dari ketentuan yang tertulis dalam Peraturan Daerah ini77. Pemohon bisa mencatat dokumen yang dibutuhkan sebelum mengurus IMB sehingga tidak memakan waktu yang lama.

Adanya alur permohonan yang jelas tersebut di atas memudahkan para pemohon, khususnya para investor dalam pengurusan IMB. Penulis menyimpulkan bahwa peraturan daerah ini ramah investasi.

4. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 5 Tahun 2015 tentang Jasa Konstruksi

Jenis usaha jasa konstruksi yang diatur dalam peraturan daerah adalah jasa perencanaan dan pengawasan konstruksi, dan pelaksanaan konstruksi. Animo masyarakat menggeluti usaha di bidang jasa konstruksi, dari tahun ke tahun semakin meningkat. Sebaliknya peningkatan jumlah bisnis di bidang jasa

77 http:// dtrk. surakarta.go.id/ content/imb-izin- mendiri-kan-bangunan, diakses pada 25 April 2017, pukul 21.10

Page 84: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

77

konstruksi belum diikuti dengan peningkatan kualifikasi dan kinerja para penyelenggara jasa konstruksi.78 Menurut penulis, peraturan daerah ini sangat urgen untuk menjawab kebutuhan tersebut.

Sebelum Peraturan Daerah ini diundangkan, kinerja penyedia jasa konstruksi bisa dikatakan belum memuaskan sebagaimana diharapkan pemerintah. Ketepatan penyelesaian pekerjaan bidang jasa konstruksi sesuai perjanjian kontrak kerja acapkali diabaikan. Jadi, adanya peraturan daerah yang mengatur tentang jasa konstruksi sangat urgen karena memberikan kepastian hukum baik kepada para pelaku jasa konstruksi maupun pengguna jasa tersebut.

Dalam Pasal 17 diatur mengenai standar keteknikan, ketenagakerjaan dan tata lingkungan yang mewajibkan penyelenggara konstruksi memenuhi beberapa hal yang ditetapkan dalam peraturan daerah ini. Salah satunya adalah bahwa usaha jasa konstruksi tersebut tidak merusak tata lingkungan setempat dan pengelolaan lingkungan hidupnya harus sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 39 diatur mengenai syarat pengurusan izin usaha jasa konstruksi dan ruang lingkup dari ketentuan dalam peraturan daerah ini fokus ke penyelenggaraan pelatihan tenaga terampil konstruksi, penyelenggaraan sistem informasi jasa konstruksi, penerbitan izin usaha jasa konstruksi nasional untuk skala nonkecil dan kecil, pengawasan tertib usaha, tertib penyelenggaraan dan

78 http://dprd.surakarta.go.id/perda-jasa-konstruksi/ diak-ses pada19 Maret 2017, pukul 18.10.

Page 85: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

78

tertib pemanfaatan jasa konstruksi dan pembinaan jasa konstruksi di daerah.

Berdasarkan analisis penulis, peraturan daerah ini ramah investasi karena mendorong kemampuan insentif ekonomi Kota Surakarta. Namun demikian, belum ada klausul yang jelas mengenai perizinan yang mengarah ke pengelolaan lingkungan sebagai langkah preventif adanya usaha jasa konstruksi bilamana disetujui oleh pemerintah kota.

5. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2014 tentang Izin Gangguan

Peraturan daerah ini disusun dengan maksud melakukan pengaturan, pembinaan pengawasan dan pengendalian atas usaha dan/atau kegiatan yang akan dilakukan untuk menciptakan iklim yang kondusif. Izin yang diberikan bertujuan untuk memberikan legalitas terhadap suatu tempat usaha atas gangguan yang kemungkinan ditimbulkan.

Persyaratan izinnya dapat dilihat pada Pasal 5 yang memuat dokumen-dokumen yang harus dipenuhi oleh pemohon untuk mendapatkan izin tersebut. Jadi, Peraturan Daerah ini seperti salah satu upaya untuk pelestarian fungsi lingkungan hidup di tengah gencarnya investasi di kota Surakarta.

Dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2009 tentang Pedoman Penetapan Izin Gangguan di Daerah maka dalam rangka penertiban bagi setiap orang yang mendirikan,

Page 86: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

79

mengubah, menambah dan atau memperluas tempat kegiatan dan atau usaha yang penyelenggaraannya dapat menimbulkan bahaya, kerugian dan gangguan bagi masyarakat dan atau lingkungan diwajibkan memiliki izin gangguan dari Walikota. Untuk memberikan kepastian hukum serta memberikan keseimbangan dan keadilan, pemkot mengambil kebijakan untuk mengatur izin gangguan dalam suatu Peraturan Daerah.79

Perkembangan terbaru, dengan pertimbangan guna menjamin iklim usaha yang kondusif, kepastian berusaha dan melindungi kepentingan umum serta perlunya disesuaikan dengan perkembangan, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI, Tjahjo Kumolo pada 28 April 2016 menandatangani Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Permendagri Nomor 27 Tahun 2009 tentang Pedoman Penetapan Izin Gangguan (Hinder Ordonantie/HO) di Daerah.80

Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2016 itu, Menteri Dalam Negeri menghapus ketentuan mengenai masalah lingkungan dari kririteria gangguan dalam penetapan izin di daerah, yang semula masuk dalam Pasal 3 ayat 1 huruf a Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2009. Kini bunyi ayat tersebut menjadi, kriteria gangguan dalam penetapan 79 http://www.solopos.com/2014/03/05/ solo-tetapkan-

perda- baru -izin-gangguan- 494064, diakses pada 20 Maret 2017, pukul 18.10.

80 http://www. radarlombok.co.id/ izin-ho-kriteria- ling-kungan -dihapus-kppt-bingung.html, diakses pada 20 Maret 2017, pukul 19.00.

Page 87: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

80

izin terdiri dari: b. Sosial kemasyarakatan, dan c. ekonomi. Kemudian Menteri Dalam Negeri juga menghapuskan ketentuan pada Pasal 3 ayat (2) Permendagri Nomor 27 Tahun 2009, yang semula berbunyi: “Gangguan terhadap lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf a meliputi gangguan terhadap fungsi tanah, air tanah, sungai, laut, udara dan gangguan yang bersumber dari getaran dan/atau kebisingan”.

Perubahan tersebut tentunya berdampak pada eksistensi Peraturan Daerah Surakarta Nomor 14 Tahun 2014 yang masih mengacu pada Permendagri Nomor 27 Tahun 2009. Hingga saat ini belum ada sosialisasi mengenai perubahan tersebut sehingga Pemerintah Kota Surakarta masih menggunakan peraturan yang lama.

AMDAL dan UKL-UPL diperlukan bagi permohonan izin bangunan dengan luas lebih dari 10.000 meter persegi (1 hektar) atau luasan lahan lebih dari 5 hektar. Dengan adanya kebingungan ini kata Erwin, saat ini pihaknya masih melayani izin gangguan dengan kriteria harus ada Amdal, UKL-UPL, khususnya terhadap pihak yang mengajukan izin sebelum Permendagri Nomor 22 Tahun 2016 tersebut diundangkan pada 2 Mei 2016. Menurut Erwin, dokumen AMDAL dan UKL-UPL sendiri memang terbilang prosesnya memakan waktu yang lama, dua bulan sampai tiga bulan. Belum lagi biaya yang dikeluarkan berkisar Rp 300 juta sampai Rp 400 juta. Hal ini tentunya cukup berat dilakukan oleh investor.81

81 Ibid.

Page 88: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

81

Seperti yang telah diberitakan di media pada tahun 2016, bahwa peraturan daerah ini merupakan salah satu yangyang menjadi fokus evaluasi Pemerintah Kota Surakarta karena dianggap menghambat investasi. Oleh karena itu, meskipun peraturan daerah ini memerhatikan aspek lingkungan, sebaiknya beberapa ketentuannya diubah agar tidak menghambat laju investasi di Surakarta.

Selain itu, mencermati yang menjadi pertimbangan dalam peraturan daerah ini adalah peraturan perundang-undangan lama, yaitu: Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2009 dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sehingga sudah tidak relevan lagi. Beberapa klausul yang harus diperhatikan antara lain: mempertegas dan menyempurnakan jenis-jenis perusahaan apa yang harus memiliki izin gangguan dan jenis-jenis perusahaan apa yang dibebaskan dari izin gangguan, mempertegas dan menyempurnakan jenis-jenis gangguan apa yang perlu dan tidak perlu ditangani; dan mempertegas bahwa pemerintah daerah harus membuat keputusan tentang penerbitan Izin gangguan dan ketentuan-ketentuan yang melekat pada izin tersebut berdasarkan penilaian masyarakat secara luas.

6. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 2 Tahun 2014 Pengelolaan Air Tanah

Peraturan Pemerintahan Nomor 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah, salah satunya mengatur pengalihan kewenangan pengelolaan air tanah dari pemerintah

Page 89: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

82

provinsi ke Kabupaten/Kota.82 adanya peraturan daerah ini adalah untuk menjawab kebutuhan tersebut. Di samping itu, Kota Surakarta dipastikan merugi jika tidak memiliki peraturan daerah yang mengatur tentang pengelolaan air tanah. Karena selain tidak dapat maksimal dalam mengendalikan dampak bagi kerusakan lingkungan, Pemerintah Kota Surakarta juga beresiko kehilangan potensi pendapatan dari sektor pajak dan retribusi pemakaian air tanah.83

Sedikitnya ada tiga hal penting yang membuat penyusunan peraturan daerah tentang air tanah menjadi sangat urgen. Pertama, untuk melaksanakan pengalihan kewenangan pengelolaan air tanah dari provinsi ke Pemerintah Kota Surakarta. Kedua, untuk pengendalian dan perlindungan dari kerusakan lingkungan, serta ketiga, banyaknya permohonan izin baru maupun perpanjangan penggalian sumur dalam. Jumlah permohonan terus meningkat seiring makin banyaknya pembangunan hotel baru, rumah susun.84

Peraturan daerah ini memerhatikan pembangunan berwawasan lingkungan. Hal tersebut dapat disimak pada ketentuan Pasal 47 yang mengatur pengendalian daya rusak air tanah. Selanjutnya, di BAB X diatur tentang prosedur dan tata cara memperoleh perizinan untuk mengelola air tanah. Dalam Pasal 51 disebutkan

82 http://www. solopos.com/2012/03/ 13/pengelolaan-air-belum-punya-perda-air-tanah-solo- rugi-170074, diakses pada 19 Maret 2017, pukul 20.10.

83 Ibid.84 Ibid.

Page 90: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

83

bahwa untuk memperoleh izin pemakaian air tanah atau pengusahaan air tanah, pemohon wajib mengajukan permohonan secara tertulis kepada walikota dengan tembusan kepada gubernur. Permohonan tersebut melampirkan beberapa dokumen salah satunya UKL-UPL atau AMDAL.

Namun demikian, untuk tujuan investasi, Pemerintah Kota Surakarta beranggapan bahwa peraturan daerah ini terindikasi menghambat investasi sehingga tahun 2016 pernah diusulkan untuk dihapuskan. Kepala Bagian Hukum dan HAM Sekretariat Daerah Kota Surakarta, Kinkin Sultanul Hakim mengatakan bahwa ada 3 Peraturan Daerah yang diusulkan untuk dihapuskan dan diganti dengan yang baru, antara lain: Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah, Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2014 tentang Izin Gangguan dan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Air Tanah.85

Mencermati regulasi tentang pengelolaan air tanah, pada bulan Februari 2015, Mahkamah Konstitusi melalui keputusannya No. 85/PUU-XI/2013 tentang Pembatalan Undang-undang No. 7/2004 Tentang Sumber Daya Air, secara langsung telah menghapus berbagai regulasi tentang sumber daya di Indonesia. Dengan kata lain, Indonesia saat ini sedang tidak memiliki regulasi tentang sumber daya air. Air tanah adalah komponen air yang mendapat perhatian paling rendah, dengan dukungan 85 http://solo.tribunnews.com/ 2016/06/18/ tujuh-perda-

kota- solo-ini-akan-dihapus-karena-dianggap-hambat-investasi, diakses pada 21 Maret 2017 pukul 22.00.

Page 91: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

84

regulasi yang minimum. Berbeda dengan air permukaan yang sejak tahun 1970 an telah memiliki set regulasi yang terstruktur, sehingga begitu UU No. 7 tahun 2004 dihapus, maka aturan lama yang telah lengkap relatif dapat menggantikannya secara langsung. Bahkan bila dilihat pada UU No. 11/1974 tentang Pengairan, air tanah hanya mendapatkan porsi satu pasal, yakni pada pasal 5 ayat 2, yang menerangkan bahwa “Pengurusan administratip atas sumber air bawah tanah dan mata air panas sebagai sumber mineral dan tenaga adalah diluar wewenang dan tanggung-jawab Menteri yang disebut dalam ayat (1) Pasal ini”.86

Era Pasca pembatalan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air dan Implementasi Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah ada warna baru dalam kondisi pemerintahan yang sebelumnya telah menganut konsep desentralisasi. Konsep tersebut banyak dinilai memberikan kewenangan yang tidak terbatas kepada kabupaten/kota untuk mengelola sumber daya alam yang dimilikinya. Untuk itu pemerintah mencoba mendefinisikan kembali kewenangan tersebut dengan menerbitkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014. Dalam Undang-Undang tersebut, kewenangan pengelolaan air tanah sebagian besar ditarik kembali ke tingkat provinsi. Komponen 86 Dasapta Erwin Irawan, dkk, “Beban Ganda Pengelolaan Air

Tanah Di Kabupaten/Kota Pasca Pembatalan Uu No 4/2007 Tentang Sumber Daya Air: Ilustrasi Dari Kota Bandung”, Jurnal Ilmu Sosial & Hu-maniora, Vol. 6 No. 1 Tahun 2017, Universitas Pendidikan Ganesha Diun-duh di http://ejournal. undiksha.ac.id/ index.php/JISH/ article/view/ 9720/0, diakses pada 20 Maret 2017, pukul 18.10.

Page 92: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

85

perizinan dan pengawasan menjadi bagian kuat yang kewenangannya diambil alih oleh Pemerintah Provinsi sebagai kepanjangan tangan pemerintah pusat, karena kedua komponen ini dinilai sebagai komponen paling strategis dalam konservasi air tanah: (1) komponen perizinan sangat menentukan apakah pihak pengusul diberi izin untuk melakukan pemboran air tanah atau tidak berdasarkan kriteria yang ketat, dan (2) komponen pengawasan juga sangat menentukan karena dipandang sebagai instrumen indikator pemberian sanksi.87

Pemerintah kabupaten/kota sering melihat kehadiran Undang-Undang ini secara instan. Mereka lebih banyak yang merasa kewenangannya dipindahkan seluruhnya ke Pemerintah Provinsi. Di sisi lain, Pemerintah Provinsi sendiri secara alamiah sangat memerlukan dukungan pemerintah kabupaten/kota untuk dapat melaksanakan amanat Undang-Undang dengan baik. Basis data sistem hidrogeologi atau cekungan air tanah akan lebih lengkap bila pemkab/pemkot turut ambil peran merinci data dengan skala pemetaan yang lebih detil. Hal yang senada juga disampaikan oleh Rachman88, dengan demikian terbitnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, kewenangan Pemkab/Pemkot memang banyak yang diambil alih provinsi, namun hal tersebut tidak serta merta membuat pemkab/pemkot tidak boleh melaksanakan kegiatan konservasi. Sesuai

87 Ibid.88 I.R. Rachman, 2015. “Implikasi Hukum Putusan mahkamah

Konstitusi tentang Pengujian Konstitusional UU Sumber Daya Air”, Jur-nal Kajian Vol. 20 No. 2 Juni 2015, hlm. 109 – 128.

Page 93: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

86

dengan tingkat kewenangannya, pemkab/pemkot tetap dapat melaksanakan kegiatan pemantauan, pembinaan, penyediaan basis data dan sistem informasi, dalam lingkup mendukung provinsi.

Mencermati pertimbangan hukum pembentukan Peraturan Daerah ini yang masih menggunakan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, maka seyogyanya Pemerintah Kota Surakarta segera menghapus dan mengganti dengan peraturan daerah yang baru terkait pengaturan pengelolaan air tanah. Mengingat Undang-Undang Pemerintahan Daerah yang baru mengamanatkan tentang kewenangan perizinan yang dilimpahkan kembali ke Pemerintah Provinsi.

7. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 3 Tahun 2012 Penyelenggaraan Perhubungan

Dalam rangka menunjang perkembangan pembangunan dan pertumbuhan perekonomian di Kota Surakarta, diperlukan sistem lalu lintas dan angkutan jalan yang handal, selamat, lancar, tertib, aman nyaman, berdaya guna dan berhasil guna. Peranan dan penyelenggaraan di sektor Lalu Lintas dan Angkutan Jalan mempunyai peran strategis dalam mendukung pembangunan daerah sebagai bagian dari upaya memajukan kesejahteraan masyarakat dan penyelenggaraan pemerintahan untuk memantapkan otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggungjawab.89 89 Penjelasan umum Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2012

tentang Penyelenggaraan Perhubungan.

Page 94: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

87

Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sebagai bagian dari sistem transportasi harus dikembangkan potensi dan perannya untuk mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran berlalu lintas dan Angkutan Jalan dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi dan pengembangan dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, kemandirian daerah berdasarkan prinsip demokrasi, pemerataan dan keadilan, peran serta masyarakat, dan akuntabilitas dengan memperhatikan potensi daerah.

Sistem lalu lintas dan angkutan jalan perlu diselenggarakan dengan mengintegrasikan semua komponen lalu lintas dan angkutan jalan kedalam satu kesatuan yang mencakup seluruh kebijaksanaan Pemerintah Kota Surakarta, berdasarkan kewenangan yang ada sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku. Untuk mewujudkan hal tersebut diatas, perlu adanya koordinasi baik antara stakeholders, instansi terkait di lingkungan Pemerintah Kota Surakarta, maupun antara Pemerintah, Pemerintah Daerah, Kepolisian dan Pihak terkait, sehingga tercapai keseimbangan antara pembangunan fisik kota dengan pembangunan sector transportasi yang bermanfaat bagi masyarakat.

Dengan demikian penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan akan dapat terselenggara dengan seksama, baik secara sarana, pembangunan dan sector perhubungan maupun keseimbangan antara pihak pemerintah, pihak swasta dan masyarakat pada umumnya. Ketentuan daerah terkait lalu lintas dan angkutan jalan sebagaimana

Page 95: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

88

diatur dalam Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 7 Tahun 2001 tentang Retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum sebagaimana diubah dengan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2004, Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 2 Tahun 2002 tentang Terminal Penumpang, Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 13 Tahun 2002 tentang Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor, Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 7 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Tempat Khusus Parkir, dan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2005 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Di Kota Surakarta saat ini sudah tidak sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat, serta perlu disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan.

Pengaturan operasional lalu lintas dan angkutan jalan di Kota Surakarta yang selama ini kurang menunjukkan efektifitas dan efisiensi kinerja sehingga perlu diadakan penyesuaian, dengan mengunifikasikan keseluruhan peraturan daerah tentang lalu lintas dan angkutan jalan ke dalam satu peraturan derah tentang penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan. Peraturan daerah ini merupakan perwujudan satu kesatuan dari keseluruhan pengaturan permasalahan terkait dengan urusan di bidang perhubungan.

Pengaturan perizinan dan sertifikasi diatur dalam Pasal 63, dimana Pasal tersebut mengatur tentang perizinan penyelenggaraan umum bengkel motor. Selanjutnya, di Pasal 90 juga diatur mengenai perizinan menjalankan usaha, yaitu penggunaan kantin dan loket

Page 96: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

89

penjualan karcis. Setiap orang dan/atau Badan yang akan menjalankan usaha di Terminal harus mendapatkan Surat Izin Penempatan dari Walikota atau Pejabat yang ditunjuk.

Pasal 93 diatur mengenai pengelolaan kegiatan usaha penunjang, “Pengelolaan fasilitas penunjang dapat dilakukan oleh orang atau Badan setelah mendapat izin dari Walikota atau Pejabat yang ditunjuk”. Ketentuan lebih lanjut mengenai perizinan dan proses pengurusannya diatur dalam Peraturan Walikota.

Untuk menjaga ketertiban dan keindahan lingkungan, ada Pasal yang mengatur tentang hal tersebut. Dalam Pasal 94 diatur mengenai penyelenggaraan kebersihan dan keindahan. Pemerintah Daerah bertanggungjawab atas penyelenggaraan kebersihan dan keindahan Terminal serta menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan. Setiap pengguna jasa fasilitas Terminal wajib menjaga kebersihan dan keindahan serta menjaga sarana dan prasarana yang tersedia.

Dalam peraturan daerah ini hanya mengatur perhubungan secara konvensional, tetapi belum mengakomodir transportasi online yang telah beroperasi di Surakarta. Sementara itu, Kementerian Perhubungan telah menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 26 Tahun 2017 pada 1 April 2017 sebagai revisi Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 32 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang Dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek. Peraturan Menteri tersebut berlaku sejak ditetapkan atau

Page 97: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

90

1 April 2017 namun ada beberapa substansi materi yang memerlukan masa transisi dalam penerapannya.

Dari 11 poin revisi aturan tersebut, 4 poin diberlakukan secara langsung pada 1 April 2017 yaitu diantaranya: (1) penetapan angkutan online sebagai angkutan sewa khusus, (2) persyaratan kapasitas silinder mesin kendaraan minimal 1.000 CC, (3) persyaratan keharusan memiliki tempat penyimpanan kendaraan, dan (4) kepemilikan atau kerjasama dengan bengkel yang merawat kendaraan. Hingga saat ini, Pemerintah Kota Surakarta masih mengkaji mengenai acuan hukum dan pertimbangan hukumnya untuk membuat kebijakan terkait dengan transportasi online tersebut, terutama ojek online yang telah banyak beroperasi.

Pemerintah Surakarta masih mengkaji tentang regulasi mengenai transportasi online, karena ketentuan yang mengatur operasional transportasi penumpang saat ini, masih berpedoman pada Undang-UndangNo. 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan. Dalam Undang-Undang tersebut tidak mengatur transportasi online. Selanjutnya, Walikota Surakarta menegaskan bahwa dalam Undang-Undang disebutkan kendaraan roda dua bukan sebagai alat transportasi umum sedangkan dalam Peraturan Menteri Nomor 32 Tahun 2016 yang mengatur izin operasi ojek online disebutkan bahwa motor termasuk alat trasnportasi umum.

Page 98: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

91

8. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 3 Tahun 2012 tentang Penataan dan Pembangunan Menara Telekomunikasi

Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 188.34-5306 Tahun 2016 yang ditetapkan pada tanggal 17 Juni 2016 mewajibkan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 3 Tahun 2012 tentang Penataan dan Pembangunan Menara Telekomunikasi dibatalkan di beberapa ketentuan yang terkandung didalamnya.90

a. Pasal 17 dan Pasal 18 peraturan daerah yang dimaksud bertentangan dengan Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Komunikasi dan Informatika dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 18 Tahun 2009, 07/PRT/M/2009, 19/PER/M.KOMINFO/03/2009, 3/P/2009 tentang Pedoman Pembangunan dan Penggunaan Bersama Menara Telekomunikasi yang tidak mengatur pembangunan Menara Telekomunikasi Kamuflase sehingga harus dihapus.

b. Pasal 29 ayat (1) huruf a bertentangan dengan Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 11 ayat (2) huruf h Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Komunikasi dan Informatika dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 18 Tahun 2009, Nomor 07/PRT/M/2009, Nomor 19/PER/M.KOMINFO/03/2009 dan Nomor 3/P/2009 Tentang Pedoman Pembangunan dan Penggunaan

90 http://jdih. surakarta. go.id/ detail_ berita.php? berita_id=466&zaza=Berita , diakses pada 23 Maret 2017, pukul 10.00.

Page 99: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

92

Bersama Menara Telekomunikasi yang menyatakan bahwa “pembangunan menara wajib memiliki Izin Mendirikan Bangunan dan dalam hal menggunakan genset sebagai satu daya dipersyaratkan izin gangguan dan izin genset”.

Dengan adanya Kemendagri tersebut, Pemerintah Kota Surakarta wajib menghentikan pelaksanaan beberapa ketentuan dimaksud dan bersama DPRD mencabut ketentuan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 3 Tahun 2012 tentang Penataan dan Pembangunan Menara Telekomunikasi yang dibatalkan tersebut.

Pada bulan Februari tahun 2017, ada sekitar 20 menara telekomunikasi yang menyalahi izin di kota Solo. Diantaranya yang ada di Karangasem yang izinnya habis pada 2009 lalu. Sedangkan di wilayah Nusukan menara telekomunikasi yang ada izinnya pun habis pada 2011 lalu. Masih ada lagi di wilayah Semanggi, menara telekomunikasi sudah berdiri namun izinnya belum diproses.91 Pelanggaran semacam ini seharusnya mendapat tindakan yang tegas dari Pemerintah Kota Surakarta, khususnya dinas terkait.  Terutama Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang memang ditugaskan untuk menegakkan perda. Disamping itu seharusnya dinas yang mengeluarkan izin seperti Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu dapat memberikan peringatan pada pihak

91 http://radarsolo.jawapos.com/read/2017/02/03/6056/dprd-surakarta-tindak-tegas-tower-ilegal, diakses pada 25 Maret 2017, pukul 20.00.

Page 100: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

93

ketiga sebagai investor pemilik modal.Selama ini dinas terkait hanya menindak jika

ada laporan dari warga. Namun yang disayangkan selama ini warga yang melaporkan adanya menara telekomunikasi ilegal justru bukan warga yang terdampak langsung. Karena itu daripada dimanfaatkan pihak lain, lebih baik pemkot berani menindak tegas menara telekomunikasi yang ilegal.92

Menurut penulis, Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 3 Tahun 2012 tidak ramah investasi karena beberapa ketentuan Pasalnya multitafsir dan bertentangan dengan peraturan perundang-undangan di atasnya sehingga hal itu menimbulkan ketidakpastian hukum. Sehingga, Pemerintah Kota Surakarta wajib untuk merevisi Pasal tersebut agar para investor memiliki payung hukum yang kuat.

Selanjutnya, peraturan daerah ini telah mempertimbangkan aspek lingkungan mengingat dalam pembentukannya telah berpijak pada Undang-Undang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Peraturan Daerah tentang Pengendalian Lingkungan Hidup. Selain itu, pembuat kebijakan telah berinisiatif membuat pengaturan hukum terkait menara telekomunikasi kamuflase yang desain dan bentuknya diselaraskan dengan lingkungan sekitar.

Selain itu, dalam Pasal 13 juga diatur mengenai pembangunan Menara Telekomunikasi Bersama yang harus sesuai dengan SNI dan standar baku

92 Ibid.

Page 101: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

94

tertentu untuk menjamin keamanan lingkungan dengan memperhitungkan faktor-faktor yang menentukan kekuatan dan kestabilan konstruksi menara telekomunikasi. Pasal 31 ayat 2 (b) juga mewajibkan penyedia menara yang telah memiliki Izin melaksanakan ketentuan teknis, keamanan dan keselamatan serta kelestarian fungsi lingkungan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Sehingga secara teoritis, peraturan daerah ini telah memerhatikan konsep pembangunan berwawasan lingkungan. Namun, dalam pelaksanaannya, masih banyak pelanggaran mengenai pembangunan menara telekomunikasi belum ditindak tegas sehingga mengancam lingkungan sekitar.

9. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 5 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Reklame

Selama tahun 2012 kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor reklame itu senilai Rp. 4,6 miliar.93 Hal tersebut membuktikan bahwa keberadaan media iklan luar (out door) maupun dalam ruang (in door) memiliki posisi yang penting dan strategis khususnya dalam fungsi edukasi maupun sebagai media komunikasi suatu produk kepada publik yang memerlukan pengelolaan dengan mengedepankan prinsip-prinsip kemanfaatan, keindahan, keamanan, kenyamanan, keselamatan dan kepastian hukum. 93 http://www.solopos.com/2013/01/03/ asppro-solo- ke-

luhkan- perizinan-reklame- 364313, diakses pada 20 Maret 2017, pukul 19.00.

Page 102: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

95

Selain itu upaya untuk meningkatkan kapasitas kelembagaaan pengelolaan media iklan diperlukan pengaturan penyelenggaraan media iklan guna mendapatkan obyektivitas dan optimal sehingga tercapai keseimbangan antara aspek etika, aspek estetika kota, aspek sosial budaya, aspek kepastian hukum, aspek kemanfaaatan, dan aspek pendapatan untuk penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan Kota Surakarta yang semakin lama semakin berkembang terutama di sektor perekonomian, bisnis, komunikasi, informasi dan pemasaran.

Bahwa salah satu upaya untuk menciptakan keindahan, kerapian dan kenyamanan Kota Surakarta sebagai kota jasa dan perdagangan khususnya, maka perlu adanya penyelenggaraan dan penataan reklame yang sesuai dengan estetika, perkembangan kota, sesuai dengan Rencana Tata Ruang Kota dan menghindari dampak terganggunya lingkungan oleh penyebaran reklame yang tidak beraturan maka diperlukan pengaturan penyelenggaraan reklame yang baik sesuai dengan norma dan peraturan perundang-undangan.

Untuk mewujudkan hal tersebut diatas, perlu adanya koordinasi baik antara pemerintah daerah sebagai pemegang kewenangan penyelenggaraan reklame dengan para stakeholders sehingga tercapai keseimbangan antara pembangunan fisik kota dengan pembangunan ekonomi yang bermanfaat bagi masyarakat. Kewenangan tersebut meliputi penyelenggaraan, perencanaan, perizinan, pengawasan dan pengendalian di bidang reklame. Dengan

Page 103: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

96

penyelenggaraan akan dapat terselenggara dengan baik yang pada akhirnya mendukung pembangunan sektor ekonomi dan perdagangan Kota Surakarta.

Terkait dengan perizinan penyelenggaraan reklame, dalam Peraturan Daerah ini diatur dalam Bab VII. Bagian kesatu mengatur tentang persyaratan perizinan. Mencermati Pasal 22 bahwa “Setiap pemasangan reklame dan/atau pemanfaatan titik reklame pada atau di luar sarana dan prasarana kota wajib mendapatkan izin dari Walikota atau pejabat yang ditunjuk”.

Dilihat dari aspek lingkungan, melalui ketentuan Pasal peraturan daerah ini mengimbau agar penyelenggaraan reklame tidak mengganggu kelestarian lingkungan. Pasal 23 ayat 2 (b) disebutkan bahwa izin reklame dapat dicabut apabila materi reklame tidak sesuai dengan norma keagamaan, ke-bhinnekaan tunggal ika, keindahan, kesopanan, ketertiban umum, kesehatan, keamanan, kenyamanan, keselamatan dan lingkungan. Selanjutnya, di Pasal 31 ayat 1 juga diatur penataan reklame dilaksanakan berdasarkan aspek tata ruang kota, lingkungan hidup, estetika kota, keselamatan dan keamanan, serta kelayakan konstruksi.

Melihat dari segi peluang investasi, Peraturan Daerah ini dikeluhkan oleh pegiat bisnis karena mengganggu investasi mereka dalam bidang reklame. Ketua Asosiasi Perusahaan dan Praktisi Periklanan (Asspro) Surakarta, MH Qoyim, mengeluhkan lamanya proses perizinan reklame di Surakarta dibandingkan

Page 104: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

97

dengan kota lain seperti Sukoharjo, Boyolali dan Klaten.94 Sejumlah pelaku bisnis periklanan media luar ruang juga meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta untuk melonggarkan rekomendasi perizinan. Menurut mereka, jangan sampai rekomendasi Pemkot justru menghambat bisnis periklanan media luar ruang yang pada gilirannya menghambat pula realisasi Pendapatan Asli Pajak (PAD) di sektor pajak reklame.95

Bambang Nugroho, pemilik “Gage Desain” mengatakan bahwa Pemkot perlu menata ulang reklame media luar ruang. Pertama terkait soal perizinan yang masih rumit yang prosesnya pun harus melalui di beberapa dinas. Kedua terkait pembagian wilayah dan harga atau nilai pajak/retribusi titik reklame.96 Dengan penataan yang baik, pendapatan pemerintah kota dari sektor reklame media luar ruang diharapkan dapat lebih optimal.

Kepala Dinas Pendapatan dan Pengelola Keuangan Aset Daerah (DPPKAD) Yosca Herman Sudrajad yang juga hadir dalam acara buka bersama dengan Asspro awal Juni lalu itu mengaku berterima kasih atas masukan para pelaku dan praktisi periklanan. Untuk menata reklame pemerintah tidak dapat melakukan sendirian. Pihaknya mengakui, perizinan reklame media media luar ruang atau outdoor sejak dulu sampai kini belum banyak berubah, masih njlimet karena harus melalui beberapa

94 Ibid.95 http://berita.suaramerdeka.com/ perizinan-jangan-

hambat-bisnis-reklame/ , diakses pada 21 April 2017, pukul 18.10.96 Ibid.

Page 105: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

98

SKPD. Titik-titik reklamenya juga perlu ditata ulang. Karena itu, kata dia, DPPKAD akan menyusun “master plant” untuk menata, mulai dari regulasi, perizinan, titik-titik reklame, dan sebagainya.97

Menganalisis Pasal per Pasal peraturan daerah ini, belum diatur mengenai lamanya proses pembuatan perizinan penyelenggaraan reklame sehingga implementasinya pun tidak jelas. Selain itu, pengaturan titik reklame belum diatur dengan jelas sehingga ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Daerah ini dapat dikategorikan tidak ramah investasi dan tidak berwawasan lingkungan.

10. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 8 Tahun 2012 tentang Penanaman Modal

Penanaman modal atau investasi merupakan motor penggerak roda pembangunan. Penanaman modal secara langsung di sektor riil memiliki peran yang dominan dalam pembangunan perekonomian daerah.98 Selain kegiatan ini memberikan efek pengganda (multiplier effect) pada pertumbuhan pendapatan daerah, penanaman modal dapat mendorong peningkatan daya beli masyarakat di lokalitas dimana investasi tersebut ditanam. Penanaman modal yang memiliki “multiplier effect” dan keterkaitan dengan sektor lain yaitu dapat menghasilkan peningkatan lapangan kerja dan perkembangan industri baik hilir atau industri pasokan, meningkatkan pembangunan yang 97 Ibid.98 Penjelasan umum atas Peraturan Daerah Kota Surakarta

Nomor 8 Tahun 2012.

Page 106: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

99

berkelanjutan, meningkatkan kapasitas dan kemajuan teknologi, mendukung pembangunan ekonomi kerakyatan serta dalam rangka mewujudkan masyarakat yang semakin sejahtera.

Tanpa dukungan investasi yang memadai, pembangunan di daerah tidak akan berjalan dengan baik. Bagi daerah, investasi atau penanaman modal dibutuhkan terutama untuk mendongkrak kinerja ekonomi, sehingga perlu diciptakan iklim investasi yang dapat menjadi daya tarik para investor untuk menanamkan modalnya. Menyangkut faktor administratif kebijakan yang terkait dengan proses perizinan di bidang investasi dan regulasi, penataan pada aspek administratif dari investasi di daerah perlu segera dibenahi, karena kinerja pelayanan investasi di daerah akan mempengaruhi kinerja investasi nasional secara keseluruhan. Tujuan penyelenggaraan penanaman modal di daerah dapat tercapai apabila faktor-faktor yang menghambat iklim penanaman modal dapat diatasi, antara lain melalui reformasi regulasi peraturan perundangundangan di bidang penanaman modal dan reformasi birokrasi pusat maupun daerah.

Mendorong birokrasi yang efisien dan efektif, kepastian hukum di bidang penanaman modal, biaya ekonomi yang berdaya saing, serta penciptaan iklim berusaha yang kondusif. Dengan perbaikan diberbagai faktor penunjang tersebut diharapkan tingkat realisasi penanaman modal akan membaik secara signifikan. Pemerintah Daerah bersama-sama dengan pemangku kepentingan, baik swasta maupun pemerintah harus

Page 107: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

100

lebih fokus dalam pengembangan peluang potensi daerah, maupun dalam koordinasi promosi dan pelayanan penanaman modal, terutama dalam melaksanakan urusan penanaman modal (urusan wajib) berdasarkan asas otonomi daerah dan pembantuan atau dekonsentrasi.99

Oleh karena peningkatan birokrasi dan administrasi di bidang penanaman modal dapat diukur dari kecepatan dan ketepatan dalam pemberian pelayanan di bidang penanaman modal terutama pelayanan di bidang perizinan. Berkaitan dengan dibidang pelayanan penanaman modal, agar Kota Surakarta menjadi daerah tujuan penanaman modal baik asing maupun dalam negeri perlu ditingkatkan daya saing daerah dan iklim usaha yang lebih kondusif melalui penerapan pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dan Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi secara Elektronik (SPIPISE). Dalam rangka memberikan kepastian hukum dan peningkatan daya saing daerah serta memberikan keseimbangan dan keadilan dalam pelayanan berusaha diharapkan dapat meningkatkan realisasi penanaman modal. Oleh karenanya pemerintah daerah mengambil kebijakan untuk mengatur Penanaman Modal di Kota Surakarta dalam suatu peraturan daerah. Peraturan daerah ini diharapkan akan menjadi payung hukum bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam mewujudkan penyelenggaraan penanaman modal di daerah.

Dalam Bab VI diatur mengenai perizinan dan

99 Ibid.

Page 108: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

101

pelayanan perizinan. Pasal 14 disebutkan bahwa Setiap penanam modal yang menanamkan modalnya di daerah wajib memiliki Izin penanaman modal dari Walikota. Selanjutnya, Pasal 15 menjelaskan bahwa izin tersebut diproses dan diterbitkan berdasarkan permohonan.

Pasal 2 menyebutkan bahwa asas peraturan daerah ini salah satunya ada berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Tidak hanya itu, di Pasal 3 juga tercantum tujuan pembuatan peraturan daerah ini yaitu meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Jadi, tidak hanya ramah investasi tetapi diharapkan adanya penanaman modal juga melestarikan lingkungan hidup.

Namun, dasar pertimbangan hukum peraturan daerah ini masih menggunakan Undang-Undang Pemerintahan Daerah yang lama, sehingga diharapkan Pemerintah Kota Solo segera merevisi peraturan daerah sebagai upaya mewujudkan kepastian hukum.

11. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 9 Tahun 2003 tentang Izin Usaha Industri, Izin Usaha Perdagangan dan Tanda Daftar Gudang

Setelah dilakukan penelitian maka telah ditemukan bahwa terjadi ketidaksinkronan antara Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 9 Tahun 2003 dengan beberapa peraturan perundang-undangan tentang investasi yaitu sebagai berikut.100 100 Agus Rusmanto, Harmonisasi Peraturan Perundang-Un-

dangan Mengenai Perizinan dalam Rangka Mendorong Investasi di Kota Surakarta, Universitas Sebelas Maret: Surakarta, 2010, hlm.

Page 109: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

102

a. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Menyatakan bahwa perizinan perusahaan penanaman modal yang akan melakukan kegiatan usaha wajib memperoleh izin melalui pelayanan terpadu satu pintu dimana pelayanan terpadu satu pintu bertujuan untuk membantu penanaman modal dalam memperoleh kemudahan pelayanan, fasilitas fiskal dan informasi mengenai penanaman modal.

b. Surat Keputusan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor: 57/SK/2004 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman Modal yang didirikan dalam rangka Penanaman Modal Dalam Negeri dan Penanaman Modal Asing. Menentukan bahwa dalam aturan mengenai pelaksanaan penanaman modal wajib mengajukan permohonan kepada kepala badan koordinasi penanaman modal, kedudukan badan koordinasi penanaman modal dalam kaitannya dengan proses penanaman modal di daerah yaitu proses penanaman modal asing melalui badan koordinasi penanaman modal pusat.

c. Keputusan Presiden Nomor 29 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Penanaman Modal Dalam Rangka Penanaman Modal Dalam Negeri Melalui Sistem Pelayanan Satu Atap. Menentukan bahwa pelayanan persetujuan, perizinan dan fasilitas penanaman modal dalam rangka PMA dan PMDN

88.

Page 110: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

103

dilaksanakan melalui pelayanan satu atap. Gubernur sesuai dengan kewenangannya dapat melimpahkan kewenangan pelayanan persetujuan, perizinan dan fasilitas penanaman modal. Kepala badan koordinasi penanaman modal dalam melaksanakan sistem pelayanan satu atap berkoordinasi dengan instansi yang membina bidang usaha penanaman modal.

Sedangkan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 9 Tahun 2003 sebagai salah satu syarat aturan untuk masuknya penanaman modal asing dan penanaman modal dalam negeri menentukan lain bahwa untuk perizinan harus melewati kepala dinas atau melewati pegawai dinas padahal faktanya yang terjadi di Kota Surakarta untuk izin penanaman modal adalah melalui unit satu atap bukan lagi melalui dinas maka berdasarkan asas Lex Superior derogat legi inferior menentukan hukum yang lebih tinggi mengalahkan hukum yang lebih rendah sehingga dengan ketentuan ini maka dapat dikatakan bahwa Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Izin Usaha Industri, Izin Usaha Perdagangan dan Tanda Daftar Gudang perlu dilakukan revisi karena sudah tidak relevan dengan penyelenggaraan pemerintah di bidang penanaman modal di Kota Surakarta.

Setelah ditemukan bahwa terjadi ketidaksinkronan antara Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 9 Tahun 2003 dengan peraturan perundang-undangan tentang investasi di atasnya maka menurut asas lex superior derogat legi inferior maka peraturan daerah perlu

Page 111: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

104

adanya revisi karena sudah ada revisi Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Jika suatu peraturan daerah tidak sinkron dengan peraturan diatasnya dan masih diberlakukan maka akan terjadi kesewenang-wenangan birokrat dalam menerbitkan izin karena tidak ada ukuran baku dari peraturan daerah sehingga terjadi tumpang tindih aturan, terlebih dalam peraturan daerah tidak ada penjelasan maka tidak bisa dihindarkan adanya multi interpretasi. Secara mekanisme bahwa peraturan daerah yang disimpulkan bermasalah oleh pemerintah, maka peraturan daerah tersebut dapat dibatalkan. Setelah dilakukan pembatalan oleh pemerintah dalam hal ini adalah pemerintah pusat, maka Peraturan Daerah yang dimaksud harus dicabut oleh daerah yang bersangkutan.

Mencermati dari aspek lingkungan, peraturan daerah ini menyinggungnya di Pasal 49 yang mengatur tentang sanksi administrasi jika pemohon melanggar ketentuan. Sanksi pembekuan IUI, IUP atau TDG dilakukan oleh walikota dalam hal Tidak atau belum melaksanakan kewajiban dalam hal lingkungan hidup dan/atau menimbulkan kerusakan atau pencemaran lingkungan. Selanjutnya di Pasal 51 diatur bahwa Sanksi Penutupan Usaha dilakukan oleh Walikota dalam hal merusak lingkungan hidup. Hal itu merupakan hal yang bersifat represif, tetapi preventif untuk menjaga dan melestarikan lingkungan tidak diatur dalam Peraturan Daerah ini.

Secara keseluruhan, penulis sependapat dengan

Page 112: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

105

Pemerintah Kota Surakarta yang memasukkan peraturan daerah ini sebagai salah satu peraturan daerah yang hendak dihapus dan akan diganti dengan peraturan daerah yang baru. Karena menurut hemat penulis, peraturan daerah ini, selain tidak ramah investasi juga tidak berorientasi terhadap pelestarian lingkungan hidu

Untuk memudahkan pembaca, maka penulis merangkum penjelasan kajian terhadap Peraturan Daerah yang dikaji dalam penelitian ini dalam tabel sebagai berikut:

No Nomor dan

Tahun Perda

Nama Perda Keterangan

1 5 Tahun 2017

Penyelengga-raan Pariwisata

Perizinan usaha pariwisata ter-cantum dalam Pasal 32 & ada ketentuan pemenuhan AMDAL, UKL-UP. Ramah investasi & berwawasan lingkungan

2 4 Tahun 2016

Penyelengga-raan Warung Internet

Perizinan penyelenggaran warung internet diatur dalam Pasal 10 & 12. Selain itu ada ketentuan untuk pengelolaan lingkungan.

Ramah investasi & berwawasan lingkungan

Page 113: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

106

3 8 tahun 2016

Bangunan Ge-dung

Mencabut Perda No. 8 Tahun 2009 Perizinan diatur dalam Pasal 98. Selain itu ada ketentuan untuk pemenuhan AMDAL, UKL-UPL.

Ramah investasi & berwawasan lingkungan

4 5 Tahun 2015

Jasa Konstruksi Pasal 39 diatur mengenai syarat pengurusan izin usaha jasa kon-struksi namun belum ada Pasal yang mengatur tentang pemenu-han AMDAL, UKL-UPL.

Ramah investasi & tidak berwa-wasan lingkungan

5 1 Tahun 2014

Izin Gangguan Peraturan Daerah Surakarta No-mor 14 Tahun 2014 bertentan-gan dengan Permendagri Nomor 22 Tahun 2016 yang menghapus beberapa ketentuan ketentuan mengenai masalah lingkungan dari kririteria gangguan dalam penetapan izin di daerah pada ke-tentuan Permendagri Nomor 27 Tahun 2009.

6 2 Tahun 2014

Pengelolaan Air Tanah

Terindikasi menghambat inves-tasi sehingga tahun 2016 pernah diusulkan untuk dihapuskan.

7 1 Tahun 2013

Penyelengga-raan Perhubun-gan

Mengatur tentang transportasi umum, tetapi belum mengatur tentang transportasi online yang beroperasi di Surakarta.

Page 114: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

107

8 3 Tahun 2012

Penataan dan Pembangunan Menara Teleko-munikasi

1. Pasal 17 dan Pasal 18 Peraturan Daerah yang dimaksud bertentangan dengan Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum, Men-teri Komunikasi dan Informatika dan Kepala Badan Koordinasi Pe-nanaman Modal Nomor 18 Ta-hun 2009, 07/PRT/M/2009, 19/PER/M.KOMINFO/03/2009, 3/P/2009 Tentang Pedoman Pembangunan dan Penggunaan Bersama Menara Telekomunikasi yang tidak mengatur pembangu-nan Menara Telekomunikasi Ka-muflase sehingga harus dihapus.c. Pasal 29 ayat (1) huruf a bertentangan dengan Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 11 ayat (2) hu-ruf h Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Komunikasi dan Informatika dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 18 Tahun 2009, Nomor 07/PRT/M/2009, Nomor 19/PER/M.KOMINFO/03/2009 dan Nomor 3/P/2009 Tentang Pedoman Pembangunan Dan Penggunaan Bersama Menara Telekomunikasi yang menyatakan bahwa “pembangunan menara wajib memiliki Izin Mendirikan Bangunan dan dalam hal meng-gunakan genset sebagai satu daya dipersyaratkan izin gangguan dan izin genset”.

Tidak ramah investasi dan tidak ramah lingkungan

Page 115: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

108

9 5 Tahun 2012

Penyelengga-raan Reklame

Belum diatur secara jelas alur dan lama proses perizinan reklame. Selain itu, pelanggaran pemasan-gan reklame masih berdasarkan delik aduan, sehingga masih ban-yak pemasangan reklame ilegal yang belum ditindak tegas.

10 8 Tahun 2012

P e n a n a m a n Modal

Dasar pertimbangannya masih menggunakan UU No. 32 Tahun 2004

11 9 Tahun 2003

Izin Usaha In-dustri, Izin Usa-ha Perdagangan dan Tanda Daf-tar Gudang

Tidak sinkron dengan peraturan perundang-undangan berikut:1. Undang-Undang No-mor 25 Tahun 2007 tentang Pe-nanaman Modal2. Surat Keputusan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor: 57/SK/2004 ten-tang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman Modal yang didirikan dalam rangka Pe-nanaman Modal Dalam Negeri dan Penanaman Modal Asing. 3. Keputusan Presiden No-mor 29 Tahun 2004 tentang Pe-nyelenggaraan Penanaman Modal Dalam Rangka Penanaman Mod-al Dalam Negeri Melalui Sistem Pelayanan Satu Atap.

Adanya beberapa pertentangan antara peraturan satu dengan yang lain, maka diperlukan adanya sinkronisasi dan harmonisasi hukum agar terwujud kepastian hukum, terutama di bidang perizinan di Kota Surakarta. Menurut Endang Sumiarni101, sinkronisasi

101 Elyakim Snekubun, Sinkronisasi dan Harmonisasi Peraturan Pe-

Page 116: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

109

yang dimaksud adalah dengan melihat kesesuaian atau keselarasan peraturan perundang-undangan secara vertikal berdasarkan sistematisasi hukum positif yaitu antara peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dengan peraturan perundang-undangan yang lebih rendah. Sinkronisasi peraturan perundang-undangan sering menimbulkan pertentangan mengenai peraturan perundang-undangan yang mana yang lebih tepat untuk digunakan untuk kasus tertentu. Oleh karena itu, para penegak hukum perlu memperhatikan asas-asas berlakunya peraturan perundang-undangan.

Selanjutnya, Menurut Peter Mahmud Marzuki102, terkait sinkronisasi peraturan perundang-undangan terdapat asas lex superiori derogat legi inferiori yang menjelaskan bahwa apabila terjadi pertentangan antara peraturan perundang-undangan yang secara hierarkis lebih rendah dengan yang lebih tinggi, maka peraturan perundang-undangan yang hierarkinya lebih rendah itu harus disisihkan. Dalam penelitian ini pengertian sinkronisasi peraturan perundang-undangan diartikan sebagai suatu upaya atau suatu kegiatan untuk menyelaraskan (membuat selaras), dan menyesuaikan (membuat sesuai) antara suatu peraturan perundang-

rundang-Undangan Terhadap Peran Serta Masyarakat Dalam Pemberian Ganti Kerugian Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum. Program Magister Ilmu Hukum Universitas Atma Jaya: Yogyakarta. 2014. Hal. 23. Teori ini di-ambil pada bahan ajar Endang Sumiarni dalam bukunya yang berjudul Metodologi Penelitian Hukum dan Statistik tahun 2013.

102 Teori tersebut dapat dibaca juga di bukunya Peter Mahmud Marzuki. Pengantar Ilmu Hukum. Kencana Prenada Media Group: Jakarta, 2011, hlm. 99.

Page 117: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

110

undangan dengan peraturan perundang-undangan yang lain secara hirarkis vertikal. Sinkronisasi yang akan dikaji adalah antara Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan peraturan perundang-undangan di bawahnya yang terkait dengan perizinan yang fokus dikaji oleh penulis dalam penelitian tesis ini.

Selanjutnya, terkait harmonisasi, Penulis mencermatin Pasal 46 ayat (2) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan menentukan bahwa pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi Rancangan Undang-Undang yang berasal dari DPR dikoordinasikan oleh alat kelengkapan DPR yang khusus menangani bidang legislasi.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata harmonis diartikan sebagai sesuatu yang bersangkut paut dengan harmoni, atau seia sekata; sedangkan kata “harmonisasi” diartikan sebagai pengharmonisan, atau upaya mencari keselarasan. Dalam penelitian ini kata harmonisasi juga digunakan sebagai upaya untuk mencari kesesuaian antara peraturan perundang-undangan. Harmonisasi juga berhubungan dengan pendekatan peraturan perundang-undangan dengan perlu juga dipahami asas lex specialis derogat legi generali. Asas ini merujuk pada dua peraturan perundang-undangan yang secara hierarkis mempunyai kedudukan yang sama, tetapi ruang lingkup materi muatan antara peraturan perundang-undangan itu tidak sama, yaitu yang satu

Page 118: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

111

merupakan pengaturan secara khusus dari yang lain. Perbedaan kata harmonisasi dengan kata

sinkronisasi adalah pada peraturan perundang-undangan yang dikaji. Kata harmonisasi digunakan untuk mengkaji kesesuaian antara peraturan perundang-undangan secara horisontal atau yang sederajat dalam sistematisasi hukum positif. Dalam hal ini yang akan dikaji adalah peraturan perundang-undangan sederajat yang mengatur mengenai perizinan yang ramah investasi dan berwawasan lingkungan. Selain itu, penulis juga melakukan kajian terhadap kesesuaian antara pasal-pasal dalam peraturan-peraturan tersebut.

Page 119: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

112

Pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) dengan melihat berbagai aspek kehidupan menjadi pertimbangan penyusunan rancangan peraturan perundang-

undangan, khususnya penyusunan peraturan daerah yang sesuai dengan pokok kajian dalam penelitian ini. Mencermati kembali bunyi Pasal 33 ayat 3 UUD 1945, “Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. Ketentuan UUD 1945 sebagai konstitusi Negara Republik Indonesia memiliki banyak wajah. UUD 1945 tidak saja dapat dilihat sebagai konstitusi politik (political constitutional) yang mengatur pembagian kekuasaan di dalam negara, melainkan dapat pula dilihat sebagai konstitusi ekonomi (economic constitution) dan konstitusi sosial (social constitution).103 Dalam persidangan PPKI pada

103 Jimly Asshiddiqie, Gagasan Kedaulatan Rakyat dalam Konstitusi dan Pelaksanaannya di Indonesia, Ichtiar Baru-van Hoeve, Jakarta, 1994.

BaB IV

KONSTRUKSI IDEAL MODEL PERATURAN DAERAH TENTANG

PERIZINAN YANG RAMAH INVESTASI

Page 120: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

113

18 Agustus 1945 tidak nampak ada perdebatan panjang berkaitan dengan perubahan kata “pemerintah” menjadi “negara” tersebut. Abrar Saleng menyebutkan bahwa hal itu karena panitia perancang UUD 1945 menyadari kelemahan apabila menggunakan kata pemerintah sebab pemerintah bisa berganti, sedangkan negara adalah tetap negara.104 Selain itu, bila kata “pemerintah” dipertahankan pada ayat (2), maka menjadi tidak imbang dengan ketentuan pada ayat (3) yang menyebutkan bahwa bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara (bukan oleh pemerintah) dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Digantinya kata Pemerintah menjadi Negara dalam Pasal 33 ayat (2) UUD 1945 secara tersirat juga memiliki makna agar kelak bila penguasaan itu diberikan kepada Pemerintah, maka Pemerintah bisa vis a vis dengan rakyatnya. Tetapi bila yang dipergunakan adalah kata Negara, maka Pemerintah harus sadar diri bahwa terhadap penguasaan cabang-cabang produksi yang penting terdapat pula kepentingan rakyat di dalamnya.

Berkaitan dengan permasalahan itu maka perlu merujuk kepada pemikiran Mohammad Hatta. Mohammad Hatta merumuskan pengertian dikuasai oleh negara di dalam Pasal 33 UUD 1945 tidak berarti bahwa negara sendiri menjadi pemilik sekaligus sebagai pengusaha, usahawan atau ordernemer. Lebih tepat dikatakan bahwa kekuasaan negara terdapat pada membuat peraturan guna kelancaran jalan ekonomi, peraturan yang melarang pula penghisapan

104 Abrar Saleng, 2004, Hukum Pertambangan, Yogyakarta: UII Press, hlm. 28.

Page 121: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

114

orang yang lemah oleh orang yang bermodal.105 Senafas dengan itu, Panitia Keuangan dan Perekonomian bentukan BPUPKI yang diketuai oleh Mohammad Hatta merumuskan pengertian dikuasai oleh negara sebagai berikut:

1. Pemerintah harus menjadi pengawas dan pengatur dengan berpedoman keselamatan rakyat;

2. Semakin besarnya perusahaan dan semakin banyaknya jumlah orang yang menggantungkan dasar hidupnya karena semakin besar mestinya persertaan pemerintah;

3. Tanah haruslah di bawah kekuasaan negara; dan4. Perusahaan tambang yang besar dijalankan sebagai

usaha negara.

Bandingkan dengan pendapat Muhammad Yamin dan Bagir Manan. Muhammad Yamin merumuskan pengertian dikuasai oleh negara termasuk mengatur dan/atau menyelenggarakan terutama untuk memperbaiki dan mempertinggi produksi dengan mengutamakan koperasi. Kemudian Bagir Manan merumuskan cakupan pengertian dikuasai oleh negara atau hak penguasaan negara, sebagai berikut: (1) Penguasaan semacam pemilikan oleh negara, artinya negara melalui Pemerintah adalah satu-satunya pemegang wewenang untuk menentukan hak wewenang atasnya, termasuk di sini bumi, air, dan kekayaan yang terkandung di dalamnya, (2) Mengatur dan mengawasi penggunaan dan pemanfaatan, (3) Penyertaan modal dan dalam bentuk perusahaan negara untuk usaha-usaha

105 Mohammad Hatta, 1977, Penjabaran Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945, Jakarta: Mutiara, hlm. 28.

Page 122: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

115

tertentu.106 Berdasarkan bunyi Pasal tersebut, Pemerintah Kota

Surakarta berhak mengelola dan menguasai bumi, air dan kekayaan alamnya untuk diolah dengan tujuan demi kemakmuran masyarakatnya, salah satunya dengan investasi melalui sektor perekonomian. Namun demikian, rencana dan kegiatan investasi tersebut diharapkan tidak mengesampingkan aspek pengelolaan dan pelestarian lingkungan sebagaimana amanat negara yang tercantum pada Pasal 33 ayat 4 bahwa perekonomian yang diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.

Di tahun 2016, Presiden melalui Kemendagri membatalkan 3.143 peraturan daerah bermasalah yang dinilai menghambat pertumbuhan ekonomi daerah dan memperpanjang jalur birokrasi, menghambat proses perizinan dan investasi, menghambat kemudahan berusaha, dan bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. Hukum responsif hadir menyajikan konstruksi ideal suatu peraturan daerah yang dapat mengakomodir kepentingan investasi memiliki indikator sebagai berikut:

A. Keterbukaan untuk Akses dan PengujianModel peraturan daerah yang mengatur perizinan

diharapkan ada keterbukaan untuk akses dan pengujiannya. Ada ketentuan mengenai syarat, alur dan 106 Bagir Manan, 1995, Pertumbuhan dan Perkembangan Konstitusi

Suatu Negara, Bandung: Mandar Maju, hlm. 12.

Page 123: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

116

dokumen yang dibutuhkan, selain itu mekanisme adanya komplain yang juga diatur dalam peraturan tersebut. Sehingga informasi tersebut dapat memudahkan pemohon yang hendak investasi di Surakarta. Hal ini juga berlaku untuk keterbukaan mengenai persyaratan UKL-UPL dan AMDAL yang berkaitan dengan tindakan preventif untuk pembangunan berkelanjutan.

Dilihat dari pengertiannya keterbukaan merupakan data/informasi bagi masyarakat yang dapat di akses sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Keterbukaan dapat juga menunjuk pada ketersediaan informasi dan kejelasan bagi masyarakat umum untuk mengetahui proses penyusunan, pelaksanaan, serta hasil yang telah dicapai melalui sebuah kebijakan publik.

Berikut analisis penulis yang mengkaji mengenai keterbukaan dalam dalam beberapa peraturan daerah yang mengatur perizinan di Surakarta untuk mewujudkan ramah investasi dan berwawasan lingkungan:a. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 5 Tahun

2017 Penyelenggaraan PariwisataRuang lingkup yang diatur dalam peraturan

daerah ini meliputi: maksud, tujuan, prinsip dan fungsi penyelenggaraan usaha pariwisata, usaha pariwisata, pendaftaran usaha pariwisata, hak, kewajiban dan larangan, peran serta masyarakat, kerjasama, pendanaan, pembinaan, pengawasan dan penghargaan, serta ketentuan sanksi.

Keterbukaan akses dapat ditemukan dalam Pasal 32 yang mengatur mengenai pendaftaran

Page 124: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

117

permohonan usaha pariwisata. Ada beberapa penjelasan mengenai dokumen apa saja yang harus dilengkapi untuk mendapatkan perizinan tersebut. Selanjutnya, pengajuan permohonannya pun dapat dilakukan secara online sebagaimana tercantum dalam Pasal 26. Dengan permohonan online tersebut maka para pemohon, khususnya investor dapat mengurus perizinannya secara mobile.

Pada Pasal 33 disebutkan bahwa (1) Untuk usaha mikro dan kecil, dokumen persyaratan sebagaimana dimaksud Pasal 32 ayat (2) meliputi: a. fotokopi Kartu Tanda Penduduk atau akte pendirian badan usaha dan perubahannya (apabila terjadi perubahan); b. fotokopi NPWP; c. Izin Mendirikan Bangunan (IMB); dan d. Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan (SPPL). Ketentuan ini mengakomodir kepentingan pembangunan berwawasan lingkungan.

Sehingga, indikator keterbukaan dalam peraturan daerah ini terpenuhi karena terdapat klausul yang jelas mengenai syarat yang harus dipenuhi, alur dan waktu penyelesaian izin. Selain itu terdapat hak dan kewajiban serta larangan yang dicantumkan dalam ketentuan ini.

b. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 4 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Warung Internet

Dalam Pasal 10 diatur mengenai permohonan izin untuk penyelenggaraan internet. Dalam peraturan daerah ini juga terdapat syarat serta waktu pengurusan

Page 125: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

118

izin tersebut sehingga dapat memudahkan pemohon dalam pengajuan penyelenggaraan internet. selain itu, ada klausul yang mensyaratkan dokumen IMB dan izin gangguan sebagai upaya pengelolaan lingkungan jangka panjang. Sehingga, indikator keterbukaan dalam peraturan daerah ini terpenuhi karena terdapat ketentuan yang jelas mengenai syarat yang harus dipenuhi.

c. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 8 Tahun 2016 tentang Bangunan Gedung

Menurut penulis, peraturan daerah ini memerhatikan aspek lingkungan. Dalam proses penerbitan IMB, ada beberapa dokumen yang harus dilampirkan termasuk UKL-UPL dan Amdal. Perizinan bangunan diatur dalam Bab VII. Bagian kesatu diatur mengenai izin pemanfaatan ruang dan tata cara pengajuannya. Pasal 98 dengan jelas mengatur persyaratan izin mendirikan bangunan dan dokumen yang dibutuhkan untuk mendapatkan SK IMB tersebut.

Selain peraturan daerah ini, Pemerintah Kota Surakarta juga menjabarkan alur permohonan IMB dalam sebuah bagan yang mudah dimengerti oleh Pemohon. Alur tersebut merupakan pengejawantahan dari ketentuan yang tertulis dalam Peraturan Daerah ini107. Pemohon bisa mencatat dokumen yang dibutuhkan sebelum mengurus IMB sehingga

107 http://dtrk.surakarta.go.id/content/imb-izin-mendiri-kan-bangunan, diakses pada 25 April 2017, pukul 21.10.

Page 126: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

119

tidak memakan waktu yang lama. Jadi, menurut penulis, peraturan daerah telah memenuhi indikator keterbukaan akses untuk para pemohon, khususnya investor.

d. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 5 Tahun 2015 Jasa Konstruksi

Dalam Pasal 39 diatur mengenai persyaratan permohonan izin untuk jasa konstruksi. Dalam peraturan daerah ini juga diatur pula mengenai masa berlaku perizinan tersebut dan hak serta kewajiban pemegang izin. Penyelesaian sengketa juga diatur di Pasal 65, sehingga pemohon dapat memahami jika ada sengketa dalam perizinan tersebut. Dicermati dari segi ekonomi, peraturan daerah ini memenuhi indikator keterbukaan karena terdapat ketentuan yang jelas mengenai syarat yang harus dipenuhi. Namun, penulis tidak menemukan syarat-syarat pemenuhan sebagai langkah preventif menjaga kelestarian lingkungan. Mengingat, jasa konstruksi berkaitan erat dengan aspek pelestarian lingkungan.

e. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2014 tentang Izin Gangguan

Mencermati pembentukan peraturan daerah ini menggunakan dasar pertimbangan peraturan perundang-undangan lama, yaitu: Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2009 dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sehingga sudah tidak relevan lagi digunakan. Beberapa klausul yang harus diperhatikan antara

Page 127: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

120

lain: mempertegas dan menyempurnakan jenis-jenis perusahaan apa yang harus memiliki izin gangguan dan jenis-jenis perusahaan apa yang dibebaskan dari izin gangguan, mempertegas dan menyempurnakan jenis-jenis gangguan apa yang perlu dan tidak perlu ditangani; dan mempertegas bahwa pemerintah daerah harus membuat keputusan tentang penerbitan Izin gangguan dan ketentuan-ketentuan yang melekat pada izin tersebut berdasarkan penilaian masyarakat secara luas.

Dalam Pasal 5 sebenarnya diatur mengenai persyaratan izin yang harus dipenuhi pemohon untuk mendapatkan surat izin gangguan tersebut, baik dalam segi dokumen maupun ketentuan pemberian izin tersebut. Namun, sampai sekarang belum diterbitkan Peraturan Daerah yang baru sesuai dengan perintah peraturan undang-undang yang baru sehingga menyebabkan kekosongan hukum. Sehingga Peraturan Daerah ini belum memenuhi keterbukaan karena belum ada kejelasan untuk Pemohon mengenai syarat mengenai izin gangguan.

f. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 2 Tahun 2014 Pengelolaan Air Tanah

Peraturan Daerah ini juga masih menggunakan pertimbangan dasar hukum peraturan perundangan yang lama, yaitu Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Aspek keterbukaan dalam Peraturan Daerah ini dapat dicermati dalam Pasal 51 mengenai persyaratan

Page 128: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

121

perizinan dan proses pembuatan izin mengenai pengelolaan air. Diharapkan segera dibuat Peraturan Daerah yang baru agar ada kepastian hukum untuk para investor yang ingin melakukan usaha pengelolaan air tanah.

g. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 3 Tahun 2012 Penyelenggaraan Perhubungan

Pengaturan perizinan dan sertifikasi diatur dalam Pasal 63, dimana Pasal tersebut mengatur tentang perizinan penyelenggaraan umum bengkel motor. Selanjutnya, di Pasal 90 juga diatur mengenai perizinan menjalankan usaha, yaitu penggunaan kantin dan loket penjualan karcis. Setiap orang dan/atau Badan yang akan menjalankan usaha di Terminal harus mendapatkan Surat Izin Penempatan dari Walikota atau Pejabat yang ditunjuk. Mengenai syarat perizinan diatur dalam peraturan walikota. Pertimbangan dasar hukum dalam Peraturan Daerah ini juga masih menggunakan peraturan perundangan yang lama, yaitu Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

h. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 3 Tahun 2012 tentang Penataan dan Pembangunan Menara Telekomunikasi

Menurut penulis, Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 3 Tahun 2012 tidak memenuhi keterbukaan akses bagi para pemohon perizinan, karena beberapa ketentuan Pasalnya multitafsir dan bertentangan dengan peraturan perundang-

Page 129: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

122

undangan di atasnya sehingga hal itu menimbulkan ketidakpastian hukum. Menurut Penulis, Pemerintah Kota Surakarta wajib untuk merevisi Pasal tersebut agar para investor memiliki payung hukum yang kuat.

Dasar pertimbangan hukumnya masih memakai Undang-Undang Pemerintahan Daerah yang lama, sehingga Pemkot Solo harus membuat Peraturan Daerah yang baru sebagai upaya sinkronisasi dengan Undang-Undang tersebut. Diharapkan di peraturan daerah yang baru nanti memuat persyaratan dan mekanisme perizinan pendirian menara untuk memudahkan para pengusaha yang ingin berinvestasi di bidang pembangunan menara telekomunikasi.

i. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 5 Tahun 2012 Penyelenggaraan Reklame

Menganalisis Pasal per Pasal Peraturan Daerah ini, belum diatur mengenai lamanya proses pembuatan perizinan penyelenggaraan reklame sehingga implementasinya pun tidak jelas. Selain itu, pengaturan titik reklame belum diatur dengan jelas sehingga Peraturan Daerah belum memenuhi indikator keterbukaan.

j. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 8 Tahun 2012 Penanaman Modal

Dalam Bab VI diatur mengenai perizinan dan pelayanan perizinan. Pasal 14 disebutkan bahwa Setiap penanam modal yang menanamkan modalnya di Daerah wajib memiliki Izin penanaman modal dari Walikota. Selanjutnya, Pasal 15 menjelaskan bahwa

Page 130: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

123

izin tersebut diproses dan diterbitkan berdasarkan permohonan.

Pasal 2 menyebutkan bahwa asas peraturan daerah ini salah satunya ada berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Tidak hanya itu, di Pasal 3 juga tercantum tujuan pembuatan peraturan daerah ini yaitu meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Adanya mekanisme dan proses permohonan pengajuan perizinan tersebut memudahkan para pemohon dalam pengajuan penanaman modal di Surakarta. Penulis menyimpulkan, Peraturan Daerah ini telah memenuhi kriteria keterbukaan akses untuk pemohon.

Selanjutnya, yang menjadi catatan untuk Pemerintah Kota Surakarta, bahwa dasar pertimbangan peraturan daerah ini masih menggunakan Undang-Undang pemerintahan daerah yang lama, sehingga diharapkan untuk melakukan revisi sebagai upaya sinkronisasi demi kepastian hukum.

k. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 9 Tahun 2003 Izin Usaha Industri, Izin Usaha Perdagangan dan Tanda Daftar Gudang

Adanya ketidaksinkronan antara Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2003 dengan peraturan perundang-undangan di atasnya, yaitu Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Menurut asas lex superior derogat legi inferior, maka peraturan daerah perlu direvisi. Jika suatu Peraturan Daerah tidak sinkron dengan peraturan

Page 131: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

124

diatasnya dan masih diberlakukan maka akan terjadi kesewenang-wenangan birokrat dalam menerbitkan izin karena tidak ada ukuran baku dari peraturan daerah sehingga terjadi tumpang tindih aturan, terlebih dalam peraturan daerah tidak ada penjelasan maka tidak dapat dihindarkan adanya multi interpretasi. Secara mekanisme bahwa peraturan daerah yang disimpulkan bermasalah oleh pemerintah, maka peraturan daerah tersebut dapat dibatalkan. Setelah dilakukan pembatalan oleh pemerintah dalam hal ini adalah pemerintah pusat, maka peraturan daerah yang dimaksud harus dicabut oleh daerah yang bersangkutan.

Hal tersebut menyebabkan ketidakpastian hukum bagi para investor yang ingin menanamkan modalnya di Surakarta. Menurut penulis, peraturan daerah ini tidak memenuhi indikator keterbukaan akses karena persyaratan dan mekanisme perizinan tidak dijelaskan di dalam peraturan daerah.

B. Peraturan Daerah Terkait dengan Prioritas Perencanaan Pembangunan Daerah

Pada hakikatnya perencanaan pembangunan daerah merupakan bagian integral yang tidak terpisahkan dari sistem perencanaan pembangunan nasional dengan arah, tujuan, kebijakan, sasaran dan prioritasnya sebagaimana ditetapkan dalam RPJPN. Kebijakan tersebut selanjutnya dituangkan dalam RPJMN dengan tujuan untuk memberikan gambaran mengenai wujud masa

Page 132: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

125

depan yang diinginkan dalam kurun waktu lima tahun. RPJMN sebagai rencana jangka menengah selanjutnya diterjemahkan secara kongkrit, spesifik dan operasional menjadi rencana operasional tahunan.

Selain untuk mencapai sasaran pembangunan nasional, pembangunan daerah juga bertujuan untuk meningkatkan hasilhasil pembangunan daerah bagi masyarakat secara adil dan merata agar masyarakat lebih sejahtera.

Penulis menggunakan visi misi yang ada dalam RPJMD sebagai tolok ukur apakah suatu Peraturan Daerah merupakan prioritas perecanaan pembangunan daerah atau tidak. Visi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih menggambarkan arah pembangunan atau kondisi masa depan daerah yang ingin dicapai (desired future) dalam masa jabatan selama 5 (lima) tahun.108

Adapun visi Walikota Surakarta periode 2016-2021 adalah “Terwujudnya Surakarta Sebagai Kota Budaya, Mandiri, Maju, dan Sejahtera”.109 Untuk mencapai visi tersebut, misi-misi yang mendukungnya adalah sebagai berikut:

108 Berdasar pada visi dalam Rencana Pembangunan Jangka Pan-jang Daerah Kota Surakarta Tahun 2005 – 2025; visi pembangunan dae-rah dalam RPJM Daerah Kota Surakarta Tahun 2010-2015 pada dasarnya merupakan Visi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih yang disampaikan pada waktu Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada).

109 Visi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih yang disampaikan pada waktu Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) periode tahun 2016-2021.

Page 133: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

126

a. Waras. Mewujudkan masyarakat yang sehat jasmani dan rohani dalam lingkungan hidup yang sehat.

b. Wasis. Mewujudkan masyarakat yang cerdas, berkualitas, berdaya saing, mandiri, dan berkarakter menjunjung tinggi nilai–nilai luhur dan melestarikan warisan budaya daerah.

c. Wareg. Mewujudkan masyarakat yang produktif, mandiri, dan berkeadilan mampu memenuhi kebutuhan dasar jasmani dan rohani.

d. Mapan. Mewujudkan masyarakat yang tertib, aman, damai, berkeadilan, berkarakter, dan berdaya saing melalui pembangunan daerah yang akuntabel (sektoral, kewilayahan, dan kependudukan) dan tata kelola pemerintahan yang efektif, efisien, bersih, responsif dan melayani.

e. Papan. Mewujudkan Surakarta nyaman melalui pemenuhan kebutuhan perumahan dan permukiman, tempat untuk berusaha dan berkreasi, pembangunan infrastruktur dan fasilitas umum perkotaan yang berkeadilan, serta berwawasan kependudukan, lingkungan, dan budaya.

Mencermati Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Surakarta tahun 2016-2021, maka Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2017 Penyelenggaraan Pariwisata termasuk prioritas perencanaan pembangunan daerah. Dengan pengaturan penyelenggaraan pariwisata maka visi Kota Surakarta untuk mewujudkan kota budaya yang mandiri dapat

Page 134: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

127

dicapai dengan mengopytimalisasi potensi lokal, budaya dan pariwisatanya.

Selanjutnya, Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Warung Internet juga merupakan merupakan prioritas pembangunan daerah karena Peraturan Daerah tersebut sebagai respon permasalahan infrastruktur jaringan yang belum merata di Surakarta. Teknologi informasi menjadi tantangan menjembatani pemerintah dan pihak luar dalam peningkatan pencitraan kota dan penarikan capital inflow ke Kota Surakarta serta menuju keterbukaan informasi publik berbasis teknologi informasi. Oleh karena itu, dengan adanya Peraturan Daerah ini, selain menjadi peluang investasi juga dapat mengatasi permasalahan infrastruktur di bidang teknologi informasi.

Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2016 tentang Bangunan Gedung juga menjadi prioritas karena infrastruktur di Surakarta meningkat pesat dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Dibutuhkan Peraturan Daerah yang bersifat responsif menjawab kebutuhan tersebut. Selain itu, Peraturan Daerah yang lama sudah tidak relevan lagi karena tidak sinkron dengan Undang-Undang Pemerintah Daerah yang baru.

Selanjutnya, mencermati visi Walikota dan Wakil selama kurun waktu 2010-2015 Adalah “Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memajukan kota dilandasi spirit Solo sebagai Kota Budaya”. Dan untuk mewujudkan visi tersebut, misi yang dijabarkan adalah sebagi berikut:

Page 135: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

128

a. Mengembangkan dan meningkatkan ekonomi kerakyatan melalui pengembangan sektor riil, pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK) dengan fasilitasi kredit, menuntaskan penataan PKL, melanjutkan program revitalisasi pasar tradisional, meningkatkan kemampuan manajemen pedagang pasar serta mempromosikan keberadaan pasar dan pedagang.

b. Pengembangan budi pekerti, tata krama dan tata nilai budaya Jawa melalui ranah pendidikan, keteladanan, penyelengaraan event-event dan program-program pendukung lainnya.

c. Memperkuat karakter kota dengan aksentuasi Jawa dan melestarikan aset-aset budaya, baik yang tangible (bendawi) maupun intangible (tak bendawi).

d. Meningkatkan pelayanan dan perluasan akses masyarakat di bidang pendidikan, antara lain dengan program sekolah gratis, sekolah plus, bantuan pendidikan masyarakat, pengembangan sarana dan prasarana pendidikan, meningkatkan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan.

e. Meningkatkan pelayanan dan perluasan akses masyarakat di bidang kesehatan, di antaranya melalui program Pelayanan Kesehatan Masyarakat Surakarta (PKMS), meningkatkan kualitas kesehatan bersertifikasi ISO, makin memberdayakan Posyandu Balita dan Lansia, perbaikan gizi masyarakat serta menekan angka kematian ibu dan bayi.

f. Meningkatkan akses ke lapangan kerja dengan titik

Page 136: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

129

berat pada menciptakan wirausahawan-wirausahawan baru melalui pelatihan, bantuan permodalan dan membangun jejaring pemasaran produk.

g. Membuka lapangan kerja baru dengan menciptakan iklim investasi yang makin kondusif (Kota Ramah Investasi) dan suasana kota yang aman dan damai.

h. Meningkatkan sarana dan prasarana kota antara lain jalan dan jembatan, transportasi, air bersih, sanitasi dan drainase, penuntasan pemugaran Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), penertiban hunian tak berizin, pengembangan ruang terbuka hijau dan pengelolaan persampahan.

i. Pengembangan brand image kota dengan melakukan penataan kawasan wisata, budaya dan perdagangan serta meningkatkan event-event bertaraf nasional dan internasional.

Berdasarkan visi misi walikota dan walikota tahun 2010-2015, maka Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 5 Tahun 2015 tentang Jasa Konstruksi, Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 8 Tahun 2012 tentang Penanaman Modal, Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 5 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Reklame termasuk peraturan daerah yang menjadi prioritas rencana pembangunan karena peraturan daerah tersebut diharapkan menciptakan iklim investasi yang ramah di Surakarta sebagaimana pokok kajian penelitian ini. Sebagai implikasi dari banyaknya usaha yang ramah investasi tersebut, Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2014 tentang Izin Gangguan

Page 137: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

130

menjadi prioritas pembangunan untuk pengawasan dan perlindungan terhadap lingkungan terhadap lingkungan sekitar.

Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 2 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Air Tanah dan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 3 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Perhubungan juga termasuk prioritas rencana pembangunan karena salah satu misi walikota adalah sarana dan prasarana kota antara lain jalan dan jembatan, transportasi, air bersih, sanitasi dan drainase.

Selanjutnya, Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 3 Tahun 2012 tentang Penataan dan Pembangunan Menara Telekomunikasi tidak termasuk dalam program prioritas pembangunan yang tertuang dalam visi dan misi Walikota Surakarta periode 2010-2015. Selanjutnya, meskipun Peraturan Daerah Nomor Kota Surakarta 9 Tahun 2003 tentang Izin Usaha Industri, Izin Usaha Perdagangan dan Tanda Daftar Gudang terdapat beberapa Pasal yang tidak sinkron dengan peraturan perundang-undangan diatasnya, tetapi Peraturan Daerah menjadi prioritas pada Program Pembangunan Daerah (Propeda) Surakarta tahun 2003-2008.

Pembangunan perekonomian di Kota Surakarta akan sangat terdukung dengan berkembangnya sektor perdagangan, industri dan pergudangan yang merupakan bidang-bidang usaha yang saling berhubungan. Untuk menumbuhkan iklim yang kondusif untuk berusaha sekaligus memberikan ketenangan, ketertiban dan

Page 138: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

131

kepastian hukum sebagai wadah membangun ekonomi Kota Surakarta, maka adalah merupakan wewenang Pemerintah Kota Surakarta untuk menyelenggarakan pengaturan pembinaan dan pengawasan bidang perdagangan, industri dan pergudangan, salah satunya dengan mengesahkan Peraturan Daerah ini.

C. Peraturan Daerah Mampu Mendorong Aktifitas Ekonomi

Indikator ini berkaitan dengan pembahasan yang dilakukan penulis terhadap rumusan masalah yang pertama. Hal ini berkaitan dengan Peraturan Daerah yang ramah investasi. Adapun Peraturan Daerah tentang perizinan yang ramah investasi dan mendorong aktifitas ekonomi adalah: Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 5 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Pariwisata, Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 4 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Warung Internet, Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 8 Tahun 2016 tentang Bangunan Gedung, Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 5 Tahun 2015 tentang Jasa Konstruksi, Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 3 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Perhubungan, Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 8 Tahun 2012 tentang Penanaman Modal.

D. Menggunakan Pendekatan Integratif dan Memiliki Perspektif Jangka Panjang

Indikator ini berkaitan dengan konsep peraturan daerah yang berwawasan lingkungan. Berdasarkan

Page 139: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

132

analisis yang telah dilakukan penulis, Peraturan Daerah Surakarta terkait perizinan yang menggunakan pendekatan integratif dan memiliki perspektif jangka panjang adalah: Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 5 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Pariwisata, Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 4 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Warung Internet, Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2014 tentang Izin Gangguan, Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 2 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Air Tanah, Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 3 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Perhubungan, Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 3 Tahun 2012 tentang Penataan dan Pembangunan Menara Telekomunikasi, Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 8 Tahun 2012 tentang Penanaman Modal dan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 8 Tahun 2016 tentang Bangunan Gedung.

Berdasarkan analisis tersebut diatas, maka Peraturan Daerah Kota Surakarta terkait perizinan yang ramah investasi dan berwawasan lingkungan adalah: Peraturan Daerah Kota Surakarta 5 Tahun 2017 Penyelenggaraan Pariwisata, Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 4 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Warung Internet, Peraturan Daerah Nomor Kota Surakarta 3 Tahun 2012 Penyelenggaraan Perhubungan, Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 8 Tahun 2012 tentang Penanaman Modal dan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 8 Tahun 2016 tentang Bangunan Gedung.

Page 140: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

133

Setidaknya terdapat 11 peraturan daerah di Kota Surakarta yang menjadi kajian dalam buku ini berkaitan perizinan yang ramah investasi. Dari hasil

pembahasan, terdapat beberapa peraturan daerah yang tidak mencerminkan ramah investasi. Konstruksi ideal model peraturan daerah tentang perizinan yang ramah investasi di Kota Surakarta harus memenuhi 4 aspek sebagai berikut: (i) keterbukaan untuk akses dan pengujian; (ii) peraturan daerah terkait dengan prioritas perencanaan pembangunan daerah; (iii) peraturan daerah mampu mendorong aktifitas ekonomi; dan (iv) menggunakan pendekatan integratif dan memiliki perspektif jangka panjang.

Selain itu, dari sisi teknis peraturan perundang-undangan harus dilakukan sinkronisasi hukum di level peraturan perundang-undangan yang lebih rendah agar menyesuaikan peraturan perundang-undangan, terutama mengenai wewenang perizinan yang berkaitan dengan dengan investasi. Juga, perlu harmonisasi hukum antar peraturan perundangan yang relevan, terutama terkait dengan perizinan di Pemerintah Kota Surakarta agar dapat mendorong masuknya investasi yang signifikan. Sehingga harus dilakukan

BaB V

PENUTUP

Page 141: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

134

revisi terhadap beberapa peraturan daerah terkait perizinan yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lain.

Page 142: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

135

DAFTAR PUSTAKA

BukuAbdullah Rozali. 2005. Pelaksanaan Otonomi Luas Dengan

Pemilihan Kepala Daerah Secara Langsung. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Abrar Saleng. 2004. Hukum Pertambangan. Yogyakarta: UII Press.

Adrian Sutedi. 2011. Hukum Perizinan Dalam Sektor Pelayanan Publik, Jakarta: Sinar Grafika.

Agus Rusmanto. 2010. Harmonisasi Peraturan Perundang-Undangan Mengenai Perizinan dalam Rangka Mendorong Investasi di Kota Surakarta, Universitas Sebelas Maret: Surakarta.

A. Halim. 2001. Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: UPP YKPN.

A. Mukthie Fadjar.  2013. Teori-Teori Hukum Kontemporer. Malang: Setara Press.

Ana Rokhmatussa’dyah dan Suratman. 2011. Hukum Investasi dan Pasar Modal, Jakarta: Sinar Grafik.

Bagir Manan. 1995. Pertumbuhan dan Perkembangan Konstitusi Suatu Negara. Bandung: Mandar Maj.

B.N. Marbun. 2010. Otonomi Daerah 1945-2010 Proses dan Realita. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Bernard L. Tanya, et.al. 2010. Teori Hukum, Strategi Tertib Manusia Lintas Ruang dan Generasi. Yogyakarta: Genta Publishing.

Page 143: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

136

Boedi Rheza, et.al., 2014. Evaluasi Perda Pungutan di Era UU No.28 Tahun 2009. Jakarta: Komite Pemantauan Otonomi Daerah.

Budiman N.P.D. 2005. Ilmu Pengetahuan Perundang-undangan. Yogyakarta: UII Press.

Burhan Ashshofa. 2007. Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Rineka Cipta.

Erman Rajagukguk. 2006. Nyanyi Sunyi Kemerdekaan-Menuju Indonesia Negara.

Hukum Demokratis. Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia Lembaga Studi Hukum dan Ekonomi.

Daud Silalahi. 2000. Perkembangan Hukum Lingkungan Indonesia: Tantangan dan Peluang. UNPAD: Bandung.

Hamzah Halim dan Kemal Redindo Syahrul Putera. 2010. Cara Praktis Menyusun dan Merancang Peraturan Daerah. Jakarta: Kencana.

H. Salim HS dan Budi Sutrisno. 2008. Hukum Investasi di Indonesia. Jakarta: Rajawali Press.

__________., 2010. Perkembangan Teori dalam Ilmu Hukum. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.Ida Bagus Rahmadi Supancana. 2006. Kerangka Hukum

dan Kebijakan Investasi langsung di Indonesia. Ciawi-Bogor: Ghalia Indonesia.

Irvan H. Islamy, dalam Kebijakan Publik, Universitas Terbuka, Jakarta: Depdikbud.

Jhonny Ibrahim. 2005. Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif. edisi revisi. Malang: Bayumedia Publishing.

Page 144: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

137

Jimly Asshiddiqie & M Ali Safaat. 2012. Teori Hans Kelsen Tentang Hukum. Jakarta: Sekretariat Jederal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI.

Jimly Asshiddiqie. 1994 Gagasan Kedaulatan Rakyat dalam Konstitusi dan Pelaksanaannya di Indonesia. Jakarta: Ichtiar Baru-van Hoeve.

Jonker Sihombing. 2009. Hukum Penanaman Modal di Indonesia. Bandung: PT. Alumni.

Mahmul Siregar. 2005. Perdagangan Internasional dan Penanaman Modal. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Mohammad Mulyadi. 2015. Pembangunan Berkelanjutan: Dimensi Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan. Jakarta: Azza Grafika.

Mohammad Hatta. 1977. Penjabaran Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945. Jakarta: Mutiara.

M. Sooly Lubis. 1989. Landasan dan Teknik Perundang-undangan. Bandung: Mandar Maju.

Mukti Fajar ND dan Yulianto Achmad. 2010. Dualisme Penelitian Hukum; Normatif dan Empiris. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Nomensen Sinamo. 2010. Hukum Pemerintahan Daerah di Indonesia. Jakarta: PT Pustaka Mandiri.

Nonet, Philippe and Philip Selznick. 2003. Law and Society in Transition: Toward Responsif Law (edisi terjemahan oleh Huma). Jakarta: Huma.

Pandji Anoraga. 1994. Perusahaan Multinasional dan Penanaman Modal Asing. Jakarta: Pustaka Jaya.

Page 145: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

138

Pearce and Warford. 1993. World Without End, Economics, Environment and Sustainable Development. Oxford University Press.

Peter Mahmud Marzuki. 2014, Penelitian Hukum. Jakarta: Penerbit Prenadamedia Group.

_______________________. 2011. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Philipus M. Hadjon. 1993. Pengantar Hukum Perizinan. Surabaya: Yuridika.

Philipe Sands. 1995. Principles of international environmental law 1.

Ridwan HR. 2006. Hukum Administrasi Negara. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Robert.A.Kagan. 2001. Introduction to Transaction Edition, dalam Philippe Nonet dan Philip Selznick, Law and Society in Transition Towards Responsive Law. New Jersey:Transcation Publishers.

Rosyidi Ranggawidjaja. 2010. Pembentukan Peraturan Negara Di Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo.

Sri Pudyatmoko. 2009. Perizinan Problem dan Upaya Pembenahan. Jakarta: Grasindo.

Stannia Cahaya Suci. 2013. Pengaruh Kemandirian Keuangan Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan Kabupaten/Kota Provinsi Banten, Institut Pertanian Bogor: Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi Dan Manajemen.

Supardan Modoeng. 2005. Teknik Perundang-undangan di Indonesia. Jakarta: Perca.

Sutamihardja. 2004. Perubahan Lingkungan Global;

Page 146: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

139

Program Studi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Sekolah Pascasarjana: IPB.

Titien Eka Agustin,dkk. 2016. Penyederhanaan Perizinan Usaha di Daerah. Jakarta: KPPOD.

W. Riawan Tjandra dan Kresno Budi Harsono. 2009. Legal Drafting Teori dan Teknik Pembuatan Peraturan Daerah. Yogyakarta: Universitas Atmajaya Press.

Jurnal & TesisAloysius Uwiyono. 2003. “Implikasi Undang-Undang

Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 terhadap Iklim Investasi”, Jurnal Hukum Bisnis, Volume 22 No.5

Cornella O. Rumbay, “Kajian Yuridis Jaminan Kepastian Hukum Mengenai Perlakuan dan Fasilitas Menurut Undang-Undang No 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, Lex Administratum”, Vol. II/No.3/Jul-Okt/2014 diunduh di https://ejournal. unsrat.ac.id/index.php/ administratum/ article/ viewFile/6146/5661.

Dasril Radjab, “Politik Hukum di Indonesia”, Jurnal Konstitusi, Vol. II, No. 1, Juni 2009. P3KP-FH Universitas Jambi.

Dasapta Erwin Irawan, dkk, “Beban Ganda Pengelolaan Air Tanah Di Kabupaten/Kota Pasca Pembatalan Uu No 4/2007 Tentang Sumber Daya Air: Ilustrasi Dari Kota Bandung”, Jurnal Ilmu Sosial & Humaniora, Vol. 6 No. 1 Tahun 2017, Universitas Pendidikan Ganesha Diunduh di http://ejournal. undiksha.ac.id/index. php/JISH/article/ view/9720/0.

Page 147: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

140

Dita Dwi Arisandi. 2017. Pengawasan Pemerintah Pusat Terhadap Peraturan Daerah Kabupaten/ Kota Di Bidang Perizinan. Tesis. Surabaya: Universitas Airlangga.

Elyakim Snekubun, 2014. Sinkronisasi dan Harmonisasi Peraturan Perundang-Undangan Terhadap Peran Serta Masyarakat Dalam Pemberian Ganti Kerugian Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum. Yogyakarta: Program Magister Ilmu Hukum Universitas Atma Jaya.

Hilwati Hindersah, “Prospek Kemitraan Pemerintah Swasta dalam Penyelenggaraan Pelayanan Infrastruktur”, Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol. 3, No. 3.

Isrok, “Korelasi Antara Peraturan Daerah (Perda) Bermasalah Dengan Tingkat Investasi Ke Daerah”. Jurnal Hukum No. 4 Vol. 16 Oktober 2009.

I.R. Rachman, 2015. “Implikasi Hukum Putusan mahkamah Konstitusi tentang Pengujian Konstitusional UU Sumber Daya Air”, Jurnal Kajian Vol. 20 No. 2 Juni 2015.

Isa Ismail. “Kendala Investasi Di Era Otonomi Daerah (Studi Kasus Pembangunan Proyek PLTU di Kabupaten Batang)”, Politika, Vol. 5, No. 1, Oktober 2014.

Jazim Hamidi. “Paradigma Baru Pembentukan dan Analisis Peraturan Daerah (Studi Atas Perda Pelayanan Publik dan Perda Keterbukaan Informasi Publik)”, Jurnal Hukum. Vol. 18 No.3. Tahun 2011.

Julissar An-Naf,”Pembangunan Berkelanjuta dan Relevansinya di Indonesia”. Jurnal Madani Edisi II, Nopember 2005.

Page 148: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

141

Made Warka, 2015. “Pembangunan Hukum Investasi dalam Peningkatan Penanaman Modal di Indonesia”, Jurnal Ilmu Hukum, Volume 11 No. 21, UNTAG: Surabaya

Sulastry Masnita. 2010 Korelasi Antara Peraturan Daerah Bermasalah dengan Tingkat Investasi ke Daerah. Tesis. Depok: Pascasarjana Fakultas Imu Hukum Universitas Indonesia.

Tri Hayati, “Paket Deregulasi Pasar Modal Tahun 1988: Suatu Tinjauan Terhadap Peran dan Penyempurnaannya”, Hukum dan Pembangunan No. 4 Tahun XXIII, 1993.

Wasis Susetio. “Disharmoni Peraturan Perundang-Undangan Di Bidang Agraria”, Lex Jurnalica Vol. 10 No. 3, Desember 2013.

Winardi. “Melihat Ulang Arah Politik Hukum di Daerah Pasca Otonomi dan Desentralisasi”, Jurnal Media Kampus (ISSN 0853-6937) Edisi Juli-Desember 2008.

MakalahAskar, 2004. Konsep Pembangunan Berkelanjutan. Tugas

Individu Pengantar Falsafah Sains Semester Ganjil 2004. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Endang Sumiarni, 2013, Bahan Ajar Metodologi Penelitian Hukum Dan Statistik, Yogyakarta.

Daud Silalahi dalam Seminar Pembangunan Hukum Nasional, tanggal 14-18 Juli 2003, di Bali dengan tema Penegakan Hukum dalam Era Pembangunan Berkelanjutan.

Page 149: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

142

Robert A. Simanjuntak, 2003. “Kebijakan Pungutan Daerah Di Era Otonomi”. Working Paper No.6/2003 LEM UI.

Perundang-Undangan1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945.2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang

Bangunan Gedung.3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan.5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah.6. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2008 tentang

Air Tanah.7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2016

Jo. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2009 tentang Pedoman Penetapan Izin Gangguan di Daerah.

8. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 9 Tahun 2003 Izin Usaha Industri, Izin Usaha Perdagangan dan Tanda Daftar Gudang.

9. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 3 Tahun 2012 Penataan dan Pembangunan Menara Telekomunikasi.

10. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 5 Tahun 2012 Usaha Penyelenggaraan Reklame.

Page 150: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

143

11. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 8 Tahun 2012 Penanaman Modal.

12. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2013 Penyelenggaraan Perhubungan.

13. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2014 tentang Izin Gangguan.

14. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 2 Tahun 2014 Pengelolaan Air Tanah.

15. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 5 Tahun 2015 Jasa Konstruksi.

16. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 8 Tahun 2016 Bangunan Gedung.

17. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 5 Tahun 2017 Penyelenggaraan Pariwisata.

Internet1. Gandhi, L.M. Harmonisasi Hukum Menuju Hukum

Responsif, Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap pada Fakultas Hukum Universitas Indonesia 14 Oktober 1995, http://www.digilib.ui.ac.id, diakses pada 8 April 2017, pukul 20.00.

2. https://news.detik.com/berita/3238417/ mendagri- publikasikan-3143-perda-yang- dicabut-atau-direvisi- pemerintah, diakses pada 25 Januari 2017, pukul 21.10.

3. http://www.hukumonline. com/berita/ baca/l t58e5f4f15b574/catat-kini-pembata lanperda-kabupaten-kota-wewenang-ma, diakses pada 23 Januari 2017, pukul 23.10.

Page 151: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

144

4. http://solo.tribunnews.com/ 2016/06/18/ tujuh-perda-kota-solo-ini-akan-dihapus-karena- dianggap-hambat-investasi, diakses pada 25 Januari 2017, pukul 21.10.

5. http://solo.tribunnews. com/ 2016/04/25/tiga-perda- di-solo-ini-bisa-jadi-penghambat-investasi , diakses pada 25 Januari 2017, pukul 22.40.

6. http://dtrk.surakarta. go.id/ content/imb-izin-mendirikan-bangunan, diakses pada 25 April 2017, pukul 21.10.

7. http://berita. suara merdeka.com/ perizinan- jangan- hambat-bisnis-reklame/, diakses pada 21 April 2017, pukul 18.10.

8. http://www.solopos.com/ 2013/01/03/ asppro-solo- keluhkan- perizinan-reklame-364313, diakses pada 26 Maret 2017, pukul 17.10.

9. http://radarsolo. jawapos. com/read/2017/02/ 03/6056/dprd-surakarta-tindak-tegas-tower-ilegal, diakses pada 25 Maret 2017, pukul 20.00.

10. http://jdih.surakarta. go.id/detail_berita.php? berita_id=466&zaza=Berita, diakses pada 23 Maret 2017, pukul 10.00.

11. IFDaulay, 2010, Pengertian Investasi, diunduh di: http://repository. usu.ac.id/ bitstream/ 123456789/ 16380/4/ Chapter%20II.pdf , diakses pada 20 Maret 2017, pukul 06.00.

Page 152: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

145

PROFIL PENULIS

Dr. Isharyanto, S.H., M.Hum. Lahir di Gunungkidul, 1 Mei 1978. Merupakan dosen hukum tata negara Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret sejak 2004. Menyelesaikan pendidikan sarjana pada Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (2001), Magister Hukum Universitas Gadjah Mada (2003), dan Doktor

Ilmu Hukum Universitas Sebelas Maret (2014). Pernah menempuh Sandwich Like Program di School of Economics, Law, and Governemnt Utrecht University, Netherland (2012) untuk memperdalam riset hukum dan penulisan jurnal internasional. Pernah menjabat sebagai Sekretaris Badan Mediasi dan Bantuan Hukum Universitas Sebelas Maret (2004-2011), Kepala Pusat Penelitian Konstitusi dan Hak Asasi Manusia LPPM Universitas Sebelas Maret (2010-2012), dan Koordinator Tenaga Ahli Rektor Bidang Hukum (2015-sekarang). Aktif melakukan penelitian antara lain Hibah Kajian Wanita (2005), Hibah Strategi Nasional Dirjen Dikti (2012 dan 2013), Hibah Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi (2015), dan Hibah Prioritas Nasional MP3EI Dirjen Dikti (2016), serta penelitian yang dibiayai oleh PNBP Universitas Sebelas Maret (2013 dan 2015). Ia juga aktif menulis di media nasional dan lokal untuk isu-isu hukum dan politik serta berpengalaman melakukan advokasi kebijakan publik dan menjadi mentor dalam bimbingan teknis pengembangan fungsi lembaga-lembaga pemerintahan.

Page 153: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

146

Nur Sulistiyaningsih, S.H., M.H. Lahir di Klaten, 15 Agustus 1989. Lulus dari Universitas Sebelas Maret Surakarta, Jurusan Ilmu Hukum tahun 2011 dan menyelesaikan studi Magister di Program Pascasarjana Ilmu Hukum Universitas Sebelas Maret tahun 2017. Merupakan Mahasiswa Berprestasi

FH UNS Tahun 2010 dan salah satu peserta Sampoerna Best Student Visit (SBSV) Tahun 2010. Karya ilmiah yang pernah ditulis oleh penulis, antara lain: Urgensi Reformasi Sistem Hukum Ketenagalistrikan sebagai Upaya Mengatasi Krisis Energi Listrik Nasional ( Juara I Artikel Nasional FMIPA UNS Tahun 2008); Otokritik Pendidikan Hukum Konvensional dalam Optimalisasi Peran Mahasiswa Berbasis Pengalaman (Sebuah Tawaran Model Pendidikan Progresif dalam Pembelajaran Ilmu Hukum) ( Juara 2 LKTM Nasional). Penulis juga aktif dalam menulis blog di: www.cahayatheprinces.com.

Page 154: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

147

Page 155: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

148

Page 156: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

149

Page 157: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

150

Page 158: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

151

Page 159: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

152

Page 160: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

153

Page 161: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

154

Page 162: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

155

Page 163: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

156

Page 164: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

157

Page 165: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

158

Page 166: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

159

Page 167: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

160

Page 168: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

161

Page 169: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

162

Page 170: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

163

Page 171: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

164

Page 172: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

165

Page 173: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

166

Page 174: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

167

Page 175: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

168

Page 176: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

169

Page 177: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

170

Page 178: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

171

Page 179: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

172

Page 180: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

173

Page 181: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

174

Page 182: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

175

Page 183: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

176

Page 184: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

177

Page 185: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

178

Page 186: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

179

Page 187: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

180

Page 188: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

181

Page 189: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

182

Page 190: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

183

Page 191: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

184

Page 192: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

185

Page 193: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

186

Page 194: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

187

Page 195: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

188

Page 196: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

189

Page 197: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

190

Page 198: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

191

Page 199: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

192

Page 200: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

193

Page 201: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

194

Page 202: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

195

Page 203: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

196

Page 204: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

197

Page 205: KONSTRUKSI PERDA RAMAH INVESTASI file/Buku ISHARYANTO/1… · Pungutan Daerah Di Era Otonomi”, Working Paper No.6/2003 LEM UI, 2003, hlm. 2. ... ini sebagian besar berasal dari

198