Konsti Pas i
-
Upload
sinta-sintaa -
Category
Documents
-
view
50 -
download
2
Transcript of Konsti Pas i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATARBELAKANG
Cacing merupakan salah satu yang menyebabkan penyakit khas daerah tropis yang
penularan paling parahnya terjadi saat musim hujan. Dengan sanitasi lingkungan yang
masih buruk atau disebabkan oleh banjir, meluapnya sungai dan selokan, akhirnya
larva - larva cacing menyebar ke berbagai tempat yang sangat mungkin bersentuhan
dengan manusia.
Larva cacing masuk ke tubuh manusia melalui kontak langsung, seperti anak-anak
yang bermain tanpa menggunakan alas kaki di daerah-daerah bekas aliran banjir atau
pun saluran air yang meluap. Selain itu penularan penyakit cacingan juga bisa melalui
makanan yang terkontaminasi oleh larva cacing.
Larva cacing biasanya tidak akan menetas selama tidak masuk ke tubuh manusia.
Larva ini dapat hidup selama berminggu-minggu dimana saja meski belum
menemukan inangnya. Baru setelah larva tersebut masuk ke tubuh manusia, ia akan
menetas di usus dan memakan makanan yang dicerna oleh manusia. Sehingga usus
tidak bisa menyerap makanan tersebut karena sudah ”dibajak” lebih dulu oleh cacing.
Hal inilah yang mengakibatkan tubuh manusia menjadi lemah, kurus, dan menurunkan
daya tahan tubuh sehingga penyakit-penyakit lain mulai menyerang. Selain itu, jika
seseorang dibiarkan terlalu lama terjangkit penyakit cacingan, hal tersebut
dikhawatirkan dapat mengalami kelemahan fisik dan intelektualitas. Selain itu,
cacingan juga dapat menyebabkan gangguan gizi serta anemia.
1
1.2. TUJUAN INSTRUKSIONAL
Tujuan Pembelajaran
Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan tentang
mekanisme terjadinya konstipasi,pembagian penyebab,pemeriksaan yang dibutuhkan
untuk diagnostic,penatalaksanaan bedah dan non bedah,serta epidemiologi dan
pencegahannya.
Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
Setelah mempelajari modul ini mahasiswa diharapkan dapat :
1. Menjelaskan definisi konstipasi
2. Menjelaskan proses pasase normal dalam saluran cerna
o Anatomi dan histology saluran cerna makanan dalam saluran cerna
o Fisiologi pasaseBakteri : klasifikasi, morfologi, daur hidup, dan
distribusinya
o Biokimia zat-zat makanan dalam saluran cerna
3. Menjelaskan hal-hal yang dapat menyebabkan konstipasi
o Gangguan fungsional
o Gangguan karena obat-obatan
o Gangguan obstruktif
o Gangguan neuromuscular
o Gangguan endokrin metabolik
o Gangguan psikiatrik
o Gangguan karena infeksi / infeeksi parasit
4. Menjelaskan keadaan patologis yang mungkin timbul pada konstipasi
5. Menjelaskan cara diagnosis pada konstipasi
o Hal-hal yang perlu digali pada anamnesiskeluhan dan riwayat penderita
o Dianostik fisik yang diperlukan pada konstipasi
2
o Pemeriksaan laboratorium yang diperlukan pada konstipasi
Pemeriksaan radiologis yang diperlukan pada konstipasi
6. Menjelaskan penatalaksanaan konstipasi
o Penetalaksanaan medikamentosa
o Penatalaksanaan bedah
o Pendekatan nutrisional pada konstipasi
7. Menjelaskan epidemiologi danpencegahan terjadinya konstipasi
o Epidemiologi penyakit-penyakit dengan konstipasi
o Pencegahan keadaan yang dapat mengakibatkan konstipasi
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SKENARIO
Seorang anak laki-laki 5 tahun,diantar orang tuanya ke klinik dengan keluhan utama sudah
3 hari tidak buang air besardan muntah beberapa kali. Beberapa hari terakhir anak tersebut
juga selalu merasa mual,tidak ada nafsu makan,dan demam yang terutama diraskan pada
malam hari. Seminngu sebelumnya anak tersebut pernah BAB dan terdapat cacing pada
kotorannya. Anak tersebut kurus,terlihat lemas dan agak pucat.
2.2 KATA SULIT
-
2.3 KATA KUNCI
1. Anak laki-laki 5 tahun
2. Sudah 3 hari tidak BAB dan muntah
3. Anak selalu meras mual
4. Tidak nafsu makan
5.Demam terutam adirasakan pada malam hari.
6. seminggu sebelumnya anak tersebut BAB dan terdapat cacing pada kotorannya
7.Anak tersebut kurus,terlihat lemas dan agak pucat.
2.4 PERTANYAAN
1. Jelaskan Bagaimana Anatomi dan Histologi dari saluran cerna ?
2. Jelaskan Bagaimana dan Fisiologisaluran cerna ?
3. 3.Jelaskan bagaimana biokomia zat-zat makanan dalam saluran cerna ?
4. Jelaskan definisi dan penyebab konstipasi ?
5. Jelaskan bagaimana patomekanisme konstipasi ?
6. Sebutkan dan jelaskan secara singkat penyakit-penyakit dengan gejala konstipasi
pada anak?
4
7. Jelaskan hubungan RPD dan RPS dan jelaskan mekanisme mual,muntah, dan tidak
nafsu makan pada skenario?
8. Jelaskan mengapa demam dirasakan terutama pada malam hari ?
9. Jelaskan mengapa anak tersebut kurus dan terlihat lemas dan pucat
10. Jelaskan langkah-langkah pemeriksaan untuk mendiagnosis penyakit dengan
keluhan konstipasi ?
11. Jelaskan pencegahn dan penatalaksanaan dari kostipasi ?
12. Jelaskan komplikasi yang mungkin terjadi dari keluhan konstipasi ?
13. Bagaimana Asuhan Gizi yang diberikan pada anak dengan gejala konstipasi ?
14. Diferential Diagnosis dari Skenario ?
5
2.5 PEMBAHASAN
1. Jelaskan Bagaimana Anatomi dan Histologi dari saluran cerna ?
Sistem pencernaan terdiri atas saluran cerna:
rongga mulut,
mulut,
esofagus,
lambung,
usus kecil,
usus besar,
Diagram sistem pencernaan
1. Kelenjar ludah2. Parotis3. Submandibularis (bawah rahang)4. Sublingualis (bawah lidah)5. Rongga mulut6. Esofagus7. Pankreas8. Lambung9. Saluran pankreas10. Hati11. Kantung empedu12. duodenum13. Saluran empedu14. Kolon15. Kolon transversum16. Kolon ascenden17. Kolon descenden18. Ileum19. Sekum20. Appendiks21. Rektum22. Anus
6
rektum dan
anus.
Serta kelenjar-kelenjar yang terkait: kelenjar liur, hati dan pankreas.
Fungsinya untuk mendapatkan metabolit-metabolit dari makanan yang diperlukan
untuk pertumbuhan dan untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh. Molekul-molekul
makanan yang besar seperti protein, lemak, karbohidrat dan asam nukleat diuraikan
menjadi molekul-molekul kecil yang mudah diserap melalui dinding saluran cerna.
Air, vitamin dan mineral juga diserap dari makanan hasil pencernaan. Lapisan
dalam dari saluran cerna merupakan suatu batas pertahanan antara isi lumen saluran
cerna dengan lingkungan internal (internal milieu) tubuh.
Namun demikian pokok bahasan dalam kedokteran gigi akan lebih terfokus pada
organ mulut dan esofagus. Proses pencernan pertama terjadi didalam mulut, tempat
dimana makanan dibasahi oleh liur dan dilumatkan oleh gigi menjadi bagian-bagian
kecil, liur juga mengawali pencernaan karbohidrat. Pencernaan berlanjut dalam
lambung dan usus kecil dimana makanan ditransformasi menjadi komponen-
komponen dasarnya (asam amino, monosakarida, asam lemak bebas, monogliserida
dll) diserap. Penyerapan air terjadi dalam usus besar, dan akibatnya isi yang tidak
dicerna akan menjadi setengah padat.
Struktur Umum Saluran Cerna
Saluran cerna adalah tabung berongga terdiri atas lumen dengan garis tengah
bervariasi, yang dikelilimgi oleh dinding dengan empat lapisan utama: mokosa,
submukosa, muskularis eksterna dan serosa.
Mukosa terdiri atas epitel pelapis, lamina propria yang merupakan jaringan ikat
longgar dengan banyak pembuluh darah, pembuluh limfe dan serat otot polos,
kadang-kadang mengandung kelenjar dan jaringan limfoid dan muskularis mukosa
umumnya terdiri atas lapisan sirkular dalam yang tipis dan lapis longotudinal luar
serat otot polos yang memisahkan lapisan mukosa dari submukosa. Mukosa sering
disebut membran mukosa.
Submukosa terdiri atas jaringan ikat longgar dengan banyak pembuluh darah,
7
pembuluh limfe dan pleksus saraf submukosa(pleksus meissner). Mungkin juga
mengandung kelenjar dan jaringan limfoid.
Muskularis mengandung sel-sel otot polos yang berorientasi secara spiral dan
terbagi dalam dua lapisan menurut arah utama perjalanan sel otot. Pada lapisan
dalam (dekat ke lumen), arah jalannya sirkular, pada lapisan luar, kebanyakan
arahnya memanjang. Lapisan muskularis juga mengandung pleksus saraf
mienterikus (pleksus Aauerbach), yang terletak diantara kedua lapisan otot tadi dan
pembuluh darah serta pembuluh limfe terdapat dalam jaringan ikat diantara kedua
lapisan.
Serosa adalah suatu lapisan tipis terdiri atas jaringan ikat longgar yang kaya
pembuluh darah dan pembuluh limfe serta jaringan lemak dan epitel selapis gepeng
sebagai pelapis (mesotel).
Fungsi utama epitel pelapis saluran cerna adalah sebagai sawar permeabel selektif
antara isi saluran cerna dan jaringan tubuh, memudahkan transfor dan pencernaan
makanan, memperbaiki penyerapan produk hasil pencernaan dan menghasilkan
hormon yang mempengaruhi aktifitas sistem pencernaan. Sel-sel pada lapisan ini
menghasilkan mukus (lendir) atau terlibat dalam pencernaan atau penyerapan
makanan. Banyaknya limfonoduli dalam lamina propria dan lapis submukosa
melindungi organisme (bersama epitel) dari invasi bakteri.
Seluruh saluran cerna dilapisi oleh epitel selapis tipis yang mudah diserang. Lamina
propria tepat berada dibawah epitel, adalah sebuah zona yang kaya akan makrofag
dan limfosit, beberapa diantaranya secara aktif menghasilkan antibodi. Antibodi ini
terutama adalah imunoglobulin A (IgA) dan terikat pada sebuah protein sekresi
yang dihasilkan oloh sel-sel epitel pelapis usus dan disekresi ke dalam lumen usus.
Kompleks ini mempunyai aktifitas protektif terhadap invasi virus dan bakteri.
IgA dalam saluran pernapasan, pencernaan dan saluran kemih resisten terhadap
aktifitas enzim proteolitik, menghasilkan antibodi yang bersamaan dengan protease
ditemukan dalam lumen usus.
Muskularis mukosa membantu gerakan mukosa, tidak bergantung pada gerakan lain
8
dari saluran cerna, meningkatkan kontak dengan bahan makanan. Kontraksi
muskularis eksterna mendorong dan mencampur makanan dalam saluran cerna.
Pleksus saraf membangkitkan dan mengkordinasi kontraksi otot. Terutama terdiri
atas kumpulan sel saraf yang membentuk ganglia parasimpatis kecil.
Rongga Mulut
Seluruh cavum oris dibatasi oleh membrana mucosa dengan epitel gepeng berlapis.
Pada waktu embrio epitel tersebut membentuk gigi dan kelejar ludah.
Cavum oris disebeleh depa dibatasi oleh suatu celah yang disebut: rima oris dengan
labium superior et inferior sebagai dindingnya. Sebelah lateral cavum oris dibatasi
oleh pipi dan sebelah bawah terdapat dasar mulut dengan lidahnya dan sebagi
atapnya adalah palatum. Sedangkan disebelah dorsal terdapat hubungan dengan
pharynx yang merupakan lubang yang disebuat faucia.
Labium oris
Rongga mulut dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapis tanduk. Sel-sel
permukaannya mempunyai inti dengan sedikit granul keratin di dalamnya. Pada
bagian bibir dapat diamati peralihan antara epitel tanpa lapisan tanduk menjadi
epitel berlapis tanduk. Lamina propria berpapil serupa pada dermis kulit dan
menyatu dengan submukosa yang mengandung kelenjar-kelenjar liur kecil secara
difus.
Atap rongga mulut terdiri atas palatum durum dan platum mole, yang dilapisi oleh
epitel berlapis gepeng sejenis. Pada palatum durum membran mukosa melekat pada
jaringan tulang. Bagian pusat palatum mole adalah otot rangka dengan banyak
kelenjar mukosa dalam submukosa.
Uvula palatina adalah sebuah tonjolan berbentuk kerucut kecil yang menjulur ke
bawah dari bagian tengah batas bawah palatum mole. Bagian pusatnya adalah otot
dan jaringan ikat areolar yang ditutupi oleh mukosa mulut biasa.
Baik labium oris superior maupun labium oris inferior mempunyai daerah
permukaan yang berbeda struktur histologisnya
Facies externa
9
Daerah permukaan bibir ini merupakan lanjutan kulit disekitar mulut. Maka
gambaran hstologisnya sebagai kulit pula. Paling luar dilapisi oleh epidermis yang
merupakan epitel gepeng berlapis berkeratin.
Dibawah epidermis terdapat jaringan pengikat yang disebut corium yang
membentuk tonjolan-tonjolan ke arah epidermis yang disebut sebagai papila corii.
Sel-sel basal epidermis mengandung butir-butir pigmen. Seperti juga pada struktur
kulit lainnya pada permukaan kulit ini dilengkapi oleh alat-alat tambahan kulit
seperti glandula sudorifera, glandula sebacea dan folikel rambut.
Rubrum labii
Merupakan daerah peralihan antara facies externa dan facies interna. Epitelnya
merupakan lanjutan dari epidermis yang mengalami perubahan pada stratum
corneumnya yang makin menipis sampai menghilang. Tetapi epitelnya semakin
menebal.
1. Lidah
Lidah adalah massa otot rangka yang ditutupi membran mukosa yang strukturnya
bervariasi menurut daerah yang diamati. Serat-serat otot saling menyilang dalam 3
bidang, yang bergabung dalam berkas-berkas, biasanya dipisahkan oleh jaringan
ikat. Membran mukosa melekat dengan erat pada otot, karena jaringan ikat dari
lamina propria menyusup ke dalam celah-celah diantara berkas-berkas otot.
Pada permukaan bawah lidah mukosanya licin. Permukaan dorsal lidah tidak
teratur, dianterior ditutupi banyak tonjolan kecil yang disebut papila. Sepertiga
bagian posterior permukaan dorsal lidah dipisahkan dari dua per tiga bagian
anteriornya oleh batas berbentuk V. Di belakang batas ini permukaan lidah
berkelompok limfosit kecil: kelompok kecil limfonoduli dan tonsila lingualis,
dengan limfonoduli berkumpul mengelilingi invaginasi (kriptus) dari membran
mukosa.
Papila
Papila adalah penonjolan epitel mulut serta lamina propria yang mengambil bentuk-
10
bentuk dan fungsi berlainan.
Ada 4 jenisnya:
A. Papila filiformis berbentuk kerucut menanjang, jumlahnya banyak dan tersebar
diseluruh permukaan lidah. Epitel yang tidak mengandung kuncup kecap, sebagian
berlapis tanduk.
B. Papila fungiformis mirip jamur karena memiliki tangkai sempit dan bagian atas
melebar dengan permukaannya yang licin. Papila yang mengandung kuncup kecap
pada permukaan atasnya tersebar secara tidak teratur di antara papila filiformis.
C. Papila foliata kurang berkembang pada manusia, terdiri atas dua atau lebih
rabung (ridge) dan alur (furrow) paralel pada permukaan dorsolateral lidah. Duktus
dari kelenjar serosa bermuara pada dasar alur.
D. Papila sirkumvalata adalah papila sirkular yang sangat besar, dengan permukaan
datarnya menonjol di atas papila lain. Papila sirkumvalata tersebar sepanjang daerah
V pada bagian posterior lidah. Kelenjar serosa mensekresi lipase, untuk mencegah
terbentuknya lapisan hidrofobik diatas kuncup kecap yang dapat menghambat
fungsinya. Aliran sekret ini penting untuk menghanyutkan parti kel makanan dari
kuncup kecap agar dapat menerima dan mengolah rangsangan baru.
Selain kelenjar serosa terdapat kelenjar mukosa dan serosa kecil tersebar pada
pelapis rongga mulut dengan fungsi sama yaitu menyiapkan kuncup-kuncup kecap
di bagian lain dari rongga mulut: epiglotis, faring, palatum untuk berespon terhadap
rangsangan pengecap.
2. Faring
Faring merupakan rongga peralihan antara rongga mulut, sistem pernapasan dan
sistem pencernaan, membentuk hubungan antara bagian nasal dan faring. Faring
dilapisi oleh epitel berlapis gepeng jenis mukosa, kecuali pada daerah bagian
respirasi yang tidak mengalami gesekan. Daerah terakhir ini dilapisi oleh epitel
11
bertingkat silindris bersilia bersel goblet. Faring mengandung tonsila, mukosa
faring memiliki banyak kelenjar mukosa kacil dalam lapisan jaringan ikat padat.
Muskular konstriktor dan longitudinalis faring terletak di luar lapisan ini.
3. Gigi Dan Struktur Terkait
Pada oramg dewasa normal terdapat 32 gigi tetap (permanen), tersebar dalam 2
lengkung simetris bilateral dalam tulang maksila dan mandibula, dengan 8 gigi pada
pada setiap kuadrannya: 2 insisivus, 1 kaninus, 2 premolar dan 3 molar. Gigi tetap
didahului oleh 20 gigi susu (desidua). Ke 12 gigi molar tetap tidak memiliki
pendahulu gigi desiduanya.
Setiap gigi terdiri atas bagian yang menonjol di atas gingiva (gusi), bagian mahkota
(korona), satu atau lebih radiks di bawah gingiva yang menahan gigi dalam soket
tulang yang disebut alveolus. Korona ditutupi oleh email yang sangat keras,
sedangkan radiks oleh sementum. Kedua pelapis ini bertemu pada bagian leher
(serviks gigi). Bagian dalam gigi mengandung materi lain yang disebut dentin, yang
mengelilingi rongga berisi jaringan yang dikenal sebagai rongga pulpa. Rongga
pulpa meluas ke apeks radiks (saluran radiks), tempat sebuah muara (foramen
apikal) memungkinkan masuk dan keluarnya pembuluh darah, pembuluh limfe dan
saraf dari rongga pulpa. Ligamen (membran periodontal) adalah struktur fibrosa
berkolagen yang tertanam dalam sementum yang berfungsi menahan gigi dengan
erat pada soket tulangnya (alveolus).
Dentin
Dentin adalah jaringan yang mengapur mirip tulang tetapi lebih keras karena
kandungan garam kalsiumnya lebih tinggi (70% dari berat kering). Terutama terdiri
atas serat kolagen tipe 1, glikosaminoglikan dan garam kalsium dalam bentuk
kristal hidroksiapatit. Matriks organik dentin dihasilkan oleh odontoblas, sel yang
melapisi permukaan dalam gigi, memisahkan dari rongga pulpa.
Odontoblas adalah sel langsing terpolarisasi yang hanya menghasilkan matriks
organik pada permukaan dentin. Sel-sel inti memiliki struktur sel penghasil sekret
12
terpolarisasi dengan gradul sekresi yang mengandung prokolagen, sitoplasma sel ini
mengandung sebuah inti pada basisnya. Odontoblas mempunyai cabang sitoplasma
halus yang menerobos secara tagak lurus terhadap lebar dentin yaitu juluran
odontoblas. Juluran-juluran halus ini secara berangsur memanjang seiring dengan
menebalnya dentin, berjalan dalam saluran halus disebut tubul dentin yang
bercabang dekat batas dentin dan email. Juluran odontoblas berangsur menipis ke
arah ujung distalnya. Matriks yang dihasilkan odontoblas belum mengandung
mineral dan disebut predentin. Mineralisasi dari dentin yang berkembang dimulai
bila vesikel bermembran (vesikel matriks) mulai muncul, mengandung kristal
hidroksiapatit halus yang tumbuh dan berfungsi sebagai tempat nukleasi bagi
pengendapan mineral selanjutnya pada serabut kolagen sekitarnya.
Berbeda dengan tulang, dentin menetap sebagai jaringan bermineral untuk waktu
yang lama setelah musnahnya odontoblas. Karena dimungkinkan untuk
mempertahankan gigi yang pulpa serta odontoblasnya telah dirusak oleh infeksi.
Pada gigi orang dewasa, pengrusakan email penutup oleh erosi akibat pemakaian
atau karies dentis (lubang gigi) biasanya memicu reaksi dalam dentin yang
menyebabkan membuat komponen-komponennya.
Email adalah unsur paling keras pada tubuh manusia dan paling banyak
mengandung kalsium. Ia terdiri atas lebih berkurang 95% garam kalsium (terutama
hidroksiapatit), 0,5% materi organik dan sisanya adalah air. Email dibentuk oleh
sel-sel ektodermal, kebanyakan struktur lain dari gigi berkembang dari mesodermal
atau sel kristal neural. Matriks organik email tidak terdiri atas serabut-serabut
kolagen tetapi terdiri atas sekurang-kurangnya 2 golongan protein heterogen yang
disebut amelogenin dan enamelin. Peran protein ini dalam mengatur unsur mineral
dari email sedang. Email terdiri atas batang atau kolom kristal hidroksiapatit
memanjang, batang (prisma) email digabung menjadi satu oleh email antar-batang.
Email antar-batang dan batang email dibentuk oleh kristal hidroksiapatit, hanya
berbeda dalam orientasi kristalnya. Setiap batang terbentang pada keseluruhan tebal
lapisan email.
13
Matriks email dihasilkan oleh sel-sel yang disebut ameloblas. Sel silindris tinggi ini
mempunyai banyak mitokondria di daerah di bawah inti. Retikulum endoplasma
kasar dan kompleks golgi yang berkembang baik, terdapat di atas inti. Setiap
ameloblas memiliki juluran apikal dikenal sebagai prosesus tomes, mengandung
banyak granul sekresi. Granul ini mengandung protein yang menyusun matriks
email.
Pulpa
Pulpa gigi terdiri atas jaringan ikat longgar. Unsur utamanya ialah odontoblas,
fibroblas, serabut kolagen halus dan substansi dasar dengan glikosaminoglikans.
Pulpa adalah jaringan dengan banyak saraf dan pembuluh darah. Pembuluh darah
dan serat saraf bermielin memasuki foramen apikal dan bercabang banyak.
Beberapa serat saraf hilang selubung mielinnya dan menyusup untuk jarak tertentu
ke dalam tubul dentin. Serabut-serabut ini peka terhadap nyeri, satu-satunya sensasi
pada gigi.
Stuktur Terkait
Struktur yang berfungsi mempertahankan gigi dalam tulang dan maksila dan
mandibula terdiri atas sementum, ligamen periodontal, tulang alveolus dan gingiva.
A. Sementum
Jaringan ini menutupi dentin radiks dan komposisinya serupa tulang, meskipun
tidak ada sistem Havers dan pembuluh darah. Pada bagian apikal radiks lebih tebal,
terdapal sel-sel yang mirip osteosit, yaitu sementosit. Seperti osteosit, mereka
terkurung dalam lakuna yang saling berhubungan melalui kanalikuli. Seperti
jaringan tulang, sementum adalah labil dan bereaksi dengan resorpsi atau produksi
jaringan baru sesuai dengan stres yang dialaminya. Bila ligamen periodontal
dihancurkan, sementum akan mengalami nekrosis dan mungkin diserap. Produksi
sementum mengatur pertumbuhan normal gigi dan memelihara kontak erat antara
radiks gigi dan soketnya.
B. Ligamen Periodontal
14
Ligamen periodontal terdiri atas jaringan ikat padat, yamg serat-seratnya masuk ke
dalam sementum gigi dan menambatnya pada dinding tulang sakunya. Berfungsi
sebagai periosteum bagi tulang alveolus. Serat-serat disusun sedemikian rupa agar
dapat menahan tekanan sewaktu mengunyah, hal ini mencegah pemindahan tekanan
langsung pada tulang, suatu proses yang akan menimbulkan resorpsi setempat.
Kolagen dari ligamen periodontal memiliki kecepatan pergantian protein yang
tinggi dan banyak mengandung kolagen yang larut. Celah-celah diantara serat-
seratnya terisi dengan glikosaminoglikans. Kecepatan pembaruan kolagen yang
tinggi dalam ligamen periodontal memberi peluang bagi proses-proses yang
mempengaruhi pembuatan kolagen atau protein, misalnya defisiensi protein atau
vitamin C mengakibatkan atrofi pada ligamen ini.
C. Tulang Alveolus
Bagian tulang ini berkontak langsung dengan ligamen periodontal. Tulang dari jenis
belum dewasa ini (tulang primer) dengan serat-serat kolagen yang tidak disusun
menurut pola berlamel khas pada tulang dewasa. Tulang yamg paling dekat pada
akar gigi membentuk soket gigi. Pembuluh dan saraf melintasi tulang alveolus ini
menuju foramen apikal dan radiks untuk memasuki pulpa.
D. Gingiva
Gingiva adalah membran mukosa yang secara erat melekat pada periosteum tulang
maksila atau mandibula. Ia terdiri atas epitel berlapis gepeng dan banyak papil
jaringan ikat. Epitel ini melekat pada email gigi oleh kutikula yang menyerupai
lamina basal tebal dan membentuk perlekatan epitel Gottlieb.
Sel-sel epitel melekat pada kutikula oleh hemidesmosom. Diantara email dan epitel
terdapat celah gingiva, lekukan sempit di sekeliling korona.
Esofagus
Merupakan sebuah tabung lurus yang ada pada orang dewasa panjangnya sekitar 25
cm, berfungsi memindahkan makanan dari mulut ke dalam lambung. Sebagian
besar terdapat dalam mediastinum, setelah melalui diaphragma masuk dalam cavum
abdominalis untuk bermuara dalam gaster. Ia dilapisi oleh epitel berlapis gepeng
15
tanpa lapisan tanduk. Dalam submukosa terdapat kelompokan kelenjar penghasil
mukus kecil, yaitu kelenjar esofageal. Pada lamina propria dekat lambung terdapat
kelompokan kelenjar yang disebut kelenjar kardia esofagus yang juga menghasilkan
mukus. Pada ujung distal esofagus, lapisan ototnya terdiri atas serat otot polos, pada
bagian tengah terdapat campuran serat otot bergaris (rangka) dan serat otot polos,
pada ujung proksimal terdapat serat otot rangka. Hanya bagian esofagus dalam
rongga peritoneum yang ditutupi oleh serosa. Sisanya ditutupi lapisan jaringan ikat
longgar yang disebut adventisia.
A.Tunicamucosa
Karena kontraksi otot-otot stratum circulare tunica muskular maka tunica mukosa
membentuk lipatan-lipatan memanjang.
1. Epitil, tebalnya mencapai 300 mikron dan berbentuk epitel gepeng berlapis tanpa
keratinasi dengan kira-kira 25 lapis sel.
2. Lamina propria, merupakan jaringan pengikat longgar yang tidak banyak
mengandung sel-sel. Bentuk tubuler dan saluran keluarnya melalui puncak papila
untuk bermuara dalam lumen. Bentuknya mirip glandula cardiaca maka disebut
sebagai glandula oesophagea cardiaca.
3. Lamina muskularis mucosa, merupakan lapisan otot polos yang tebal. Hanya
memiliki lapisan serabut-serabut yang tersusun longitudinal.
B. Tunica submukosa
Lapisan sangat longgar hubungannya dengan lapisan dibawahnya hingga dapat
membentuk lipatan-lipatan memanjang. Tebalnya sekitar 300-700 mikron. Di dalam
tunica submukosa terdapat kelenjar yang berbentuk tubulo alveolar kompleks dan
menghasilkan mukus. Saluran keluarnya menembus muscularis mukosa kemudian
melalui diantara papila untuk bermuara ke dalam lumen. Kelenjar ini dinamakan
glandula oesophagea propria.
C. Tunica muskularis
Terdiri atas dua lapisan masing-masing sebagai:
16
Stratum circulare : disebelah dalam
Stratum longitudinale : disebelah luar
Di bagian atas stratum circular menebal membentuk m. Sphincter oesophageus
superior. Pada ¼ bagian sebelah oral, seluruhnya terdiri atas otot bercorak. Pada ¼
bagian tengah terdiri atas campuran otot bercorak dan otot polos. Pada ½ bagian
anal terdiri seluruhnya stas otot polos. Pada perbatasan dengan ventrikulus terdapat
m. Sphincter oesophageus inferior.
D. Tunica adventitia
Pada bagian terluar dari lapisan ini merupakan jaringan pengikat longgar. 2-3 cm
sebelum ventrikulus terdapat banyak serabut-serabut elastis yang melekat pada
diaphragma. Fungsi oesophagus terutama untuk menyalurkan makanan dari
pharynx ke ventrikulus.
GASTER
Gaster merupakan pembesaran tractus digestivus yang berbentuk sebagai kantong.
Dalam keadaan kosong ruang di dalamnya tidak jauh lebih besar daripada ruang
usus. Makanan dan minuman dari eosophagus akan bermuara dalam cardia.
Disebelah kiri cardia, dinding ventriculus sedikit lebih membesar, dimana terdapat
fundus ventriculi. Sisi yang melengkung di sebelah kanan dan kiri masing-masing
disebut sebagai curvatura minor dan curvatura mayor. Kedua sisi ini membatasi
permukaan facies anterior dan fascies pesterior. Bagian terbesar yaitu corpus
ventriculi yang melanjutkan diri dengan menyempit disebut pylorus ventriculi.
Selanjutnya pylorus akan bermuara dalam duodenum.
A.Tunica mucosa
Pada keadaan hidup biasanya terlihat merah muda kecuali pada daerah
cardia dan pylorus agak pucat. Tampak pada permukaan lipatan-lipatan
yang disebut rugae karena longgarnya tunica submucosa di bawahnya.
Terdapat gambaran yang lebih menetap yaitu tonjolan-tonjolan yang
17
membentuk bulat dipisahkan oleh alur-alur disekitarnya yang dinamakan
areola gastrica. Sebagian besar tunica mucosa terisi oleh kelenjar lambung
yaitu : glandula cardiaca, glandula fundica, dan glandula pylorica.
Epitel
Dilapisi oleh epitel silindris selapis. Didaerah cardia terdapat peralihan dari
epitel oesophagus. Semua sel epitel merupakan sel yang menghasilkan
mucus. Sel-sel epitel tersebut dijumpai adanya terminal bars. Dengan
mikroskop elektron tampak microvili pada permukaan dengan lapisan
karbohidrat pada membran plasma. Pada sitoplasma terdapat butir musigen,
bentuk bintang dengan warna gelap dan homogen. Dalam keadaan normal
sel-sel epitel ini selalu diperbarui setiap 3 hari. Tanda-tanda regenerasi
tampak pada bagian dasar foveola gastrica. Sel-sel yang terbentuk baru akan
mendorong ke atas utuk menggantikan sel-sel yang dilepaskan.
Lamina propria
Jaringan pengikat pada lamina propria ini sangat sedikit karena terdesak
oleh kelenjar-kelenjar yang begitu rapat, yaitu jaringan ikat kolagen dan
retikuler. Infiltrasi limfosit tersebar secara difusi dan kadang-kadang
ditemukan lymphanodulus solitarius.
Ventriculi terdapat 3 macam kelenjar :
Glandula cardiaca
Kelenjar ini terdapat disekitar muara oesophagus di dalam gaster. Glandula
cardiaca merupakan kelenjar tubuler kompleks yang bermuara pada dasar
foveola gastrica. Pada kelenjar ini hanya ditemukan satu jenis sel yaitu sel
mukosa yang mirip dengan sel mukosa pada glandula pylorica atau sel
mukosa leher dari glandula fundica.
Glandula fundica/glandula gastrica propria
Merupakan kelenjar utama pada dinding ventriculus yang menghasilkan
getah lambung. Bentuk masing-masing kelenjar ialah tubuler simplex
bercabang, bermuara pada dasar foveola. Ujung-ujungnya sedikit membesar
dan bercabang menjadi 2—3 buah. Ujung-ujung kelenjar mencapai lamina
muscularis mucosa. Dalam sebuah lambung terdapat sekitar 15 juta kelenjar.
18
Dalam kelenjar ini dibedakan 4 macam sel :
1) Sel principal = sel zimogen atau sel utama (chief cell)
Bentuk sel : silindris pendek atau kuboid, tersusun selapis pada ½ atau 1/3
bagian distal dari kelenjar
Mudah rusak, tapi jika tidak ada asam lambung kerusakan dapat dihambat
Menghasilkan pepsinogen yang akan berubah menjadi enzim pepsin
Dengan mikroskop elektron terlihat :
- Pada permukaan terdapat microvili yang tidak teratur
- Kompleks golgi yang berkembang menghasilkan protein
- Granular reticulum endoplasmic lebih banyak
- Ribosom bebas atau menempel lebih banyak, merupakan penyebab warna
basofil
2) Sel parietal
Terdapat tersebar diantara sel utama sepanjang dinding kelenjar
Bentuk sel seperti pyramid atau agak bulat pada dasarnya yang terdesak ke
basal oleh sel utama
Inti bulat, sitoplasma tampak asidofil serta adanya canaliculi secretori yang
tampak sebagai bangunan intraseluler
Diduga menghasilkan asam HCl dalam getah lambung
Dengan mikroskop elektron terlihat :
- Permukaan sel yang mengadakan invaginasi membentuk canalikuli
- Microvili panjang
- Hubungan dengan sel utama diperkuat oleh zenula occluden dan
desmosom
- Mitokondria tampak asidofil
- Kompleks golgi terdapat antara inti dan basal
3) Sel mukosa leher sedikit dan terletak antara sel-sel parietal di daerah
leher kelenjar Pada pewarnaan biasa mirip sel utama, tapi inti di basal agak
pipih
19
Untuk membedakan dengan sel parietal, diwarnai dengan past/mucicarmine
Dengan mikroskop elektron terlihat :
- Microvili pendek pada permukaan sel
- Dengan sel di dekatnya dihubungkan dengan desmosom interdigitasi
- Kompleks golgi diatas inti sel
- Mitokondria tersebar diseluruh sitoplasma
- Granular reticulum endoplasma lebih sedikit
4) Sel argentafin (sel enterokromatin)
Sel-sel kecil yang bergranula, tersebar diantara dasar sel utama merupakan
tempat sintesa dan penimbunan serotonin menghasilkan gastrin, serotonin,
dan enteroglukogen
Glandula pylorica
Kelenjar ini terdapat di dalam lamina propria daerah pylorus. Glandula
pylorica berbentuk tubuler bercabang simpleks, ujungnya bercilia hingga
pada sediaan tampak terpotong melintang.
Sifat-sifat lain : Lumen besar, Terdapat satu macam sel saja,Sel-selnya
berbentuk silindris dengan sitoplasma pucat yang mengandung butir-butir
tidak jelas, inti terdesak ke basal sel, Tampak kapiler sekretori di antara sel-
sel kelenjar,Dengan pewrnaan HE tampak sebagai sel zymogen atau sel
mucosa leher lamina muskularis mucosa gaster terdiri atas serabut-serabut
otot polos sirkuler sebelah dalam dan longitudinal sebelah luar. Kadang
kadang terdapat lagi serabut sirkuler di luar.
B. Tunika submucosa
Merupakan jaringan ikat padat yang mengandung sel-sel lemak, mast cells,
sel limfoid
C. Tunika muscularis
Terdiri dari 3 lapisan berturut-turut dari dalam keluar, yaitu:
a. Stratum oblique
Terutama pada facies ventralis dan dorsalis di daerah fundus dan corpus
20
ventriculi.
b. Stratum circulare
Merupakan lapisan yang paling merata di seluruh bagian ventriculus, di
pylorus membentuk muskulus sphincter pylori.
c. Stratum longitudinal
Banyak pada daerah curvatura minor dan curvatura major.
D. Tunika serosa
Merupakan jaringan pengikat biasa yang sebelah luar dilapisi oleh mesotil
sebagai lanjutan dari peritoneum viscerale yang meneruskan sebagai
omentum majus. Pada perlekatan sepanjang curvatura minor dan major tidak
dilapisi oleh mesotil.
Fungsi Gaster
Tempat penimbunan sementara makanan dan minuman, dan tempat
mengadakan pencernaan yang dilaksanakan secara kimia dan mekanik
Menghasilkan getah lambung yang mengandung mucus air, electrolit,
pepsin, rennin Sel parietal diduga menghasilkan gastric intrinsic factor
untuk absorbsi vit B12
Di dalam pilorus lambung segera sebelum peralihannya menjadi duodenum
disebut sfingter pilorus, dibentuk terutama oleh penebalan hebat dari lapisan
sirkuler muskularis eksterna.
Ketika pilorus mendekati duodenum, pematang-pematang mukosa yang
mengelilingi sumur-sumur lambung menjadi lebih luas dan tidak beraturan
batasnya. Kelenjar-kelenjar tubuler berkelok-kelok pilorus masih terdapat di
dalam lamina propria yang sebenarnya, dan bermuara ke dalam sumu-sumur
lambung. Nodulus limfatikus sering terlihat pada daerah peralihan.
Di dalam duodenum evaginasi mukosa vili mulai terlihat. Setiap vilus
berbentuk daun dengan ujung agak membulat. Di antara vili ada ruang
intervili, lanjutan dari lumen intestinum. Epitel sekresi mukus lambung
membentuk peralihan mendadak menjadi epitel intestin, yang terdiri dari sel
goblet dan sel silindris dengan batas berstrip-strip (mikrovili) yang terus-
21
menerus terlihat sepanjang intestin.
Kelenjar tubuler pendek tidak bercabang yang disebut kelenjar intestinal
kriptus Liberkhun. Di dalam lamina propria yang sebenarnya menggantikan
kelenjar pilorus. Kriptus ini terutama dibatasi oleh sel goblet dan sel dengan
permukaan bersrip meneruskan diri dengan epitel permukaan. Satu atau
lebih kelenjar intestinal bermuara ke dalam ruang intervilus. Kelenjar
duodenal (kelenjar Brunner) memenuhi hampir seluruh bagian atas
duodenum dan sering meluas melewati muskularis mukosa. Muskularis
mukosa terputus dan berkas muskularis mungkin tersebar diantara tubulus
kelenjar mukosa. Bersama dengan kelenjar (submukosa) oesofagus, kelenjar
duodenum adalah satu-satunya kelenjar submukosa yang sebenarnya di
dalam saluran pencernaan.
INTESTINUM TENUE
Intestinum tenue merupakan bagian tractus digestivus di antara ventriculus
dan intestinum crassum, seluruhnya ada sekitar 6 meter panjangnya.
Intestinum tenue atau usus halus ini dibedakan dalam 3 segmen berturut-
turut yaitu :
· Duodenum
Panjang sekitar 30cm, letak retroperitoneal yang tertutup oleh peritoneum
parietale di sebelah ventralnya.
· Jejunum
· Ileum
Jejunum dan ileum dibungkus seluruhnya oleh peritoneus viscerale.
Dindingnya :
A. Tunika mucosa
Untuk memenuhi fungsi utama yaitu absorbsi makanan, maka perlu
perluasan dari permukaan tunika mucosa. Perluasan tersebut dilaksanakan
dalam beberapa tingkat :
· Lipatan-lipatan tunika mucosa sampai tunika submucosa, yang melingkar-
lingkar yang disebut plica circularis atau valvula kerckingi (mirip lipatan).
22
Lipatan ini merupakan bangunan yang tetap yang tidak berubah karena
pembesaran usus. Lipatan tersebut dimulai 5cm distal dari pylorus yang
makin membesar dan paling besar pada akhir duodenum dan awal jejunum
dan makin merendah sampai pada pertengahan ileum menghilang.
· Vili intestinalis
Merupakan penonjolan tunika mukosa dengan panjang 0,5 – 1,5 mm. Yang
meliputi seluruh permukaan tunica mucosa. Di daerah ileum agak jarang,
tersusun sebagai jari-jari, pada dasar vili terdapat muara kelenjar usus yang
disebut glandula intestinalis liberkuhn atau crypta lieberkuhn.
· Microvili
Dengan adanya microvili, maka luas permukaan diperbesar sekitar 30x.
Pada permukaan sel-sel epitel gambaran bergaris-garis yang disebut striated
border, yang merupakan tonjolan sitoplasmatis diliputi membrane sel.
Epitel
Bentuk epitel silindris selapis
Oleh vili intestinalis dan glandula dibagi 4 sel, yaitu :
a) Sel absorbtif
- Berbentuk silindris dengan tinggi 20 – 26 μ
- Bentuk inti ovoid pada basal sel
- Pada permukaan bebas terdapat microvili
- Enzim pencernaan amylase dan protease diserap oleh selubung
glukoprotein hingga pencernaan dapat terjadi dalam lumen usus dan
permukaan microvili
- Dalam microvili terdapat filamen-filamen halus yang penting dan sintesa
trigliseride untuk proses absorbsi lemak.
b) Sel piala/goblet sel
- Merupakan sel uniseluler yang menghasilkan mucin.
- Sitoplasma merupakan lapisan yang tipis untuk melindungi lapisan secret
tersebut sebagai plica.
- Ruangan yang dibatasi oleh plica tersebut berisi tetes-tetes mucigen.
23
c) Sel argentafis
- Sangat umum ditemukan dalam epitel duodenum
- Sangat banyak pada epitel appendix
d) Sel paneth
- Berkelompok dalam jumlah kecil di dasar crypta lieberkuhn
- Bentuk sel seperti pyramid, inti bulat pada dasarnya.
- Sitoplasma terlihat basofil, granular reticulum endoplasma lebih banyak.
- Menghasilkan peptidase, losozim
Lamina propria
- Merupakan jaringan pengikat yang mengisi celah-celah di antara crypta
lieberkuhn
- Mengandung serabut reticuler dan elastis
- Terdapat sel makrofag, limfosit, plasmosit, dan leukosit
- Nodus limfaticus lebih banyak, sebesar 0,6 – 3 mm sepanjang usus.
- Pada ileum sebagai nodus limfaticus paling besar plaques peyeri.
Lamina muscularis
Terdiri atas 2 lapisan, yaitu :
- Stratum circulare di sebelah dalam
- Stratum longitudinal di sebelah luar
B. Tunika submucosa
Merupakan jaringan ikat padat yang banyak mengandung serabut elastis. Di
dalamnya terdapat pula kelompok-kelompok sel lemak. Terdapat anyaman saraf
sebagai plexus nervosus, submucosa meisseri.
Gambaran khusus tunika submucosa ada 2, yaitu:
24
a. Plica circularis
- Merupakan lipatan yang diikuti oleh lapisan dinding usus sampai tunika
submucosa untuk memperluas permukaan usus.
- Terdapat 800 lipatan melingkar sabagai cincin yang tidak sempurna di sepanjang
intestinum.
b. Glandula duodenalis bruneri
- Pars terminalis berbentuk tubuler yang bercabang dan bergelung.
- Ductus excretorius akan menembus lamina muscularis dan bermuara pada crypta
lieberkuhn.
- Pada 2/3 distal duodenum kelenjar tersebut akan berkurang kemudian menghilang.
C. Tunika muscularis
Terdiri atas 2 lapisan serabut otot polos :
· Stratum circulare di sebelah dalam
· Stratum longitudinal di sebelah luar
Diantara kedua lapisan tersebut terdapat plexus myentericus aurbach
D. Tunika serosa
Merupakan jaringan pengikat longgar sebagai lanjutan peritoneum viscerale
INTESTINUM CRASUM
Saluran usus ini mempunyai panjang sekitar 1,5 m, diameternya dua kali lipat
intestinum tenue. Tidak ada plica circularis dan juga vili intestinalis, sehingga
permukaan dalamnya tampak lebih halus. Glandula intestinal lebih panjang dan
rapat. Epitel yang melapisi tunika mucosanya pada umumnya sejenis.
Berdasarkan letak dan struktrunya, dibedakan dalam beberapa segmen, yaitu:
i. Colon, yang meliputi :
· caecum dan appendix vermiformis
· colon ascendes
· colon tranversum
· colon descendens
· colon sigmoideum
ii. Rectum, yang meliputi :
25
· pars empularis recti
· pars analis recti
· anus
1. Colon
Kecuali appendix, seluruh colon dan caecum mempunyai struktur yang sama. Dari
luar colon tampak segmen yang melintang menggelembung yang disebut haustra.
Disamping itu tampak adanya tiga jalur sebagai pita yang memanjang mengikuti
sumbu panjang colon yang disebut taenia coli.
Di antara colon, yang terletak intraperitoneal ialah caecum dengan appendia, colon
transversum dan colon sigmoideum. Sedang yang terletak retro peritoneal ialah
conon ascendens dan colon descendens.
Appendix vermicularis
Bangunan ini merupakan tonjolan sebagai jari atau cacing, yang berpangkal pada
caecum. Dindingnya relatif tebal dibandingkan lumennya. Adanya lipatan tunica
mucosa kedalam dinding menyebabkan bentuk lumen yang tidak teratur. Pada
orang dewasa lumen agak membulat. Kadang-kadang lumennya berisi sisa-sisa sel
sampai tersumbat. Appendix ini berakhir buntu.
Dindingnya berstruktur sebagai berikut :
A. Tunica mucosa
Tidak mempunyai villi intestinalis.
1. Epitel, berbentuk silindris selpais dengan sel piala. Banyak ditemukan sel
argentafin dan kadang-kadang sel paneth.
2. Lamina propria, hampir seluruhnya terisi oleh jaringan limfoid dengan adanya
pula nodulus Lymmphaticus yang tersusun berderet-deret sekeliling lumen.
Diantaranya terdapat crypta lieberkuhn
3. Lamina muscularis mucosa, sangat tipis dan terdesak oleh jaringan limfoid dan
kadang-kadang terputus-putus
B. Tunica submucosa
26
Tebal, biasanya mengandung sel-sel lemak dan infiltrasi limfosit yang merata. Di
dalam jariangan tunica submucosa terdapat anyaman pembuluh darah dan saraf.
C. Tunic muscularis
Walaupun tipis, tapi masih dapat dibedakan adanya lapisan dua lapisan.
D. Tunica serosa
Tunica serosanya mempunyai struktur yang tidak berbeda dengan yang terdapat
pada intestinum tenue. Kadang-kadang pada potongan melintang dapat diikuti pula
mesoappendix yang merupakan alat penggantung sebagai lanjutan peritoneum
viscerale.
Valvula Ilecoececalis
Merupakan lipatan tunica mucosa dan tunica mucosa yang terdapat pada muara
ileum dalam caecum. Dalam lipatan ini terdapat serabut otot polos memperkuat
struktur tersebut. Serabut-serabut tersebut berasal dari stratum circulare tunica
muscularis. Tapi bebas lipatan tersebut membatasi suatu celah tempat muara ileum.
Caecum
Struktur histologisnya tidak berbeda dengan colon yang lain. Colon Ascendens,
Colon Tranversum, Colon Descendens dan Colon Sigmoideum
A. Tunica mucosa
Tidak membentuk lipatan, plica atau villa sehingga permukaan dalamnya halus.
Adanya lekukan ke dalam oleh incisura di luar menyebabkan di dalam terdapat
bangunan sebagai lipatan yang diikuti seluruh lapisan dinding, yang disebut plica
semilunaris.
1. Epitil
Epitil permukaan berbentuk silindris selapis dengan striated border yang tipis.
Diantara sel-sel epitel ini terdapat sel piala. Kelenjar-kelenjarnya lebih panjang dari
yang terdapat di usus halus, maka tunica mucosa lebih tebal. Kelenjar-kelenjar
tersebut tersusun teratur dan sangat rapat. Hampir seluruhnya sel-sel kelenjar terdiri
27
atas sel piala. Kadang-kadang terdapat sel argentafin. Sedang sel paneth sangat
jarang.
2. Lamina propria
Susunan jaringan pengikat seperti pada intestinum tenue. Lebih banyak pula
nodulus lymphaticus soliterius yang kadang-kadang meluas ke tunica submucosa.
3. Lamina muscularis mucosae
Jelas adanya dua lapisan
B. Tunica submucosa : Tidak ada keistimewaan
C. Tunica muscularis
D. Tunica serosa
Seperti juga pada intestinum tenue maka colon yang terdapat intraperitoneal akan
dibungkus seluruhnya oleh tunica serosa dengan mesotil. Pada beberapa tempat
terdapat bangunan sebagai kantung kecil yang berisi lerik yang disebut appendix
epiepitionea
2. Rektum
Dibedakan 2 bagian :
Pars ampullaris recti
Sebagian besar tidak banyak berbeda strukturnya dengan colon. Glandula
intestinalis merupakan yang terpanajang diantara kelenjar usus. Kemudian makin
jarang, memendek dan menghilang pars analis recti. Jaringan limfoid lebih sedikit
daripada digeolony. Tunica muscularisnya terdiri dari dua lapisan tetapi tidak
terdapat taenia lagi. Tunica serosa diganti oleh tunica adventitia, hingga tidak
dilapisi oleh mesotil.
Pars analis recti
Tunica mucosa membentuk lipatan longitudinal, sebanyak sekitar 8 buah. Lipatan
longitudinale ini disebut Columna rectalis Norgagni.
Ujung lipatan-lipatan tersebut bersatu membatasi lubang anus. Maka terbentuk
sebagai katup valvula analis dan ruang yang disebut sinus analis. Pada apeks katup
anus, epitel silindris rektum digantikan langsung oleh epitel gepeng berlapis tanpa
28
kornifikasi dari saluran anus. Kelenjar intestinal berakhir di sini, lamina propria
rektum digantikan oleh jaringan ikat padat ireguler dalam lamina propria saluran
anus. Submukosa rektum bersatu dengan lamina propria saluran anus.
Lamina propria dan submukosa keduanya amat vaskular pada daerah ini. Plexus
haemoroidalis interna yang terdiri dari vena terletak di dalam mukosa saluran anus
dan pembuluh darah meluas dari sini ke dalam submukosa rektum. Hemoroid
interna adalah hasil dilatasi patologik dari pembuluh-pembuluh ini. Hemoroid
eksterna berkembang dari pembuluh-pembuluh plexus venosum eksterna pada bibir
anus.
Stratum circulare tunica musculoaris pada akhirnya akan menebal membentuk
m.spincter ani internum. Sedangkan diluarnya terdapat bekas-bekas otot yang
bergerak melingkar membentuk m.spincter ani externus.
Pada akhir pars analis recti terdapat perubahan epitil, dari epitil silindris selapis
menjadi epitil gepeng berlapis tanpa keratinisasi. Daerah perubahan tersebut
melingkar, disebut liner anorectale.
Lebih lanjut epitil gepeng terlapis tadi akan mengalami keratinisasi dan batasnya
yang membentuk lingkaran disebut liniaanucutanea.
Di daerah ini mulai muncul folikel-folikel rambut dengan glandula sebacea.
Galndula suderifera bersifat apokrin seperti di axilla, disebut glndula circum-anale
yang berbentuk tubuler.Histofisiologi Intestinum Crasum adalah Adanya sel piala
yang makin banyak menghasilkan mukus yang berguna untuk melicinkan.
Disamping itu mucus akan mengikat air sehingga isi colon makin memesat.Terjadi
pula absorbsi air dan vitamin. Didalam colon terdapat banyak sekali bakteri
pembusuk sehingga dapat menghancurkan selulosa yang tadinya belum tercerna.
2. Jelaskan Bagaimana dan Fisiologisaluran cerna ?
Saluran pencernaan dan kelenjar-kelenjar pencernaan dalam tubuh akan membentuk
suatu sistem yang disebut sistem pencernaan. Molekul-molekul zat makanan yang
berukuran besar akan diubah menjadi molekul-molekul yang lebih kecil agar dapat
diserap oleh dinding usus. Proses perubahan tersebut disebut sebagai pencernaan.
29
Alat Pencernaan Makanan
Alat-alat pencernaan makanan berfungsi mencernakan makanan sehingga dapat
diserap oleh usus halus. Saluran pencernaan makanan meliputi mulut,
kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan anus.
Mulut
Di dalam mulut terjadi pencernaan secara mekanik dan kimia. Di
dalam mulut terdapat gigi, lidah, kelenjar ludah.
Lidah
Berfungsi sebagai alat pengecap, membantu mendorong makanan
dalam proses penelanan, membantu membersihkan mulut dan
membantu bersuara.
Kelenjar ludah
Berfungsi untuk melarutkan makanan, memudahkan penelanan, dan
melindungi selaput mulut terhadap panas, dingin, asam, dan basa.
Kelenjar ludah ada 3 bagian, yaitu:
1) Glandula parotis, menghasilkan ludah yang berbentuk air.
2) Glandula submaksilaris, menghasilkan getah yang mengandung
air
dan lendir.
3) Glandula sublingualis, menghasilkan getah yang mengandung
airdan
lendir.
Gigi
Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah
oleh gigi belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil
yang lebih mudah dicerna. Proses menelan dimulai secara sadar dan
berlanjut secara otomatis
Kerongkongan (Esofagus)
Di dalam kerongkongan terjadi gerakan peristaltik, gerakan inilah yang
membantu mendorong makanan dari rongga mulut ke lambung lebih kurang
selama 6 detik.
30
Lambung (Ventrikel)
Lambung tersusun atas 3 bagian, yaitu:
a. Kardiak, terdapat otot sfinkter kardiak yang akan membuka jika ada makanan
masuk.
b. Fundus, merupakan bagian tengah lambung dengan bentuk membulat.
c. Pilorus, bagian bawah lambung yang berdekatan dengan usus halus, di dekat
pylorus terdapat sfinkter pilorus yang dapat bergerak secara peristaltik sama
dengan gerak pada esofagus. Dinding lambung menghasilkan hormon gastrin
dan getah lambung yang berfungsi merangsang dinding lambung agar
mensekresikan getah lambung.Makanan masuk ke dalam lambung dari
kerongkongan melalui otot berbentuk cincin (sfinter), yang bisa membuka dan
menutup. Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi masuknya kembali isi
lambung ke dalam kerongkongan.Lambung berfungsi sebagai gudang makanan,
yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-
enzim.
Di dalam getah lambung terkandung asam klorida (HCl), enzim pepsin,
lipase, dan renin.
a. Asam klorida (HCl) berfungsi membunuh kuman yang ikut bersama
makanan, mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin, merangsang
membuka dan menutupnya sfinkter pilorus, dan merangsang sekresi
getah usus.
b. Pepsin berfungsi memecah protein menjadi pepton.
c. Lipase berfungsi mencerna lemak.
d. Renin berfungsi menggumpalkan kasein yang terdapat dalam susu.
Usus Halus (Intestinum)
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak
di antara lambung dan usus besar.Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang
mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus
melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu
melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga
31
melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak.
Usus halus terbagi atas 3 bagian, yaitu:
Duodenum (usus 12 jari)
karena panjangnya sekitar 12 jari orang dewasa yang disejajarkan.
Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari
(duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan
masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang
bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan
sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.
Jejenum (usus kosong)
karena pada orang yang telah meninggal bagian usus tersebut kosong.
Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat
jonjot usus (vili), yang memperluas permukaan dari usus.
Ileum (usus penyerapan) karena pada bagian inilah zat-zat makanan
diserap oleh tubuh. berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam
empedu. Pencernaan di dalam intestinum juga dibantu oleh pankreas.
Organ ini dapat berperan sebagai kelenjar endokrin dengan
menghasilkan hormone insulin dan sebagai kelenjar eksokrin dengan
menghasilkan getah pencernaan berupa tripsin, amilase, dan lipase.
Usus besar
Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna
beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi.Di dalam usus besar sisa
makanan akan dibusukkan oleh bakteriEscherichia coli menjadi feses. Agar sisa
makanan yang masuk ke dalam kolon tidak kembali ke intestinum, di
perbatasan kedua usus tersebut terdapat klep yang bernama klep ileosekum. Di
dalam kolon juga terjadi penyerapan air yang masih tersisa pada makanan
sehingga feses menjadi padat. Feses tersebut melalui gerak peristaltik, kolon
akan terdorong sedikit demi sedikit sehingga mendekati poros usus (rectum)
Rektum
32
Rektum (Bahasa Latin: regere, "meluruskan, mengatur") adalah sebuah ruangan
yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di
anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses.
Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi,
yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke
dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB).
Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam rektum
akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan
defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke
usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan.
Anus
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah
keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan
sebagian lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot
sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar -
BAB), yang merupakan fungsi utama anus.
3. Jelaskan bagaimana biokomia zat-zat makanan dalam saluran cerna ?
Rongga mulut
1. Amylase saliva
Memecah amilum menjadi maltosa ( disakarida )
2. Buccal lipase
Memecah trigliserida rantai pendek menjadi gliserol asam
lemak.
Enzim ini tidak efisien karna makanan terlalu singkat dlm
rongga mulut.
Lambung
Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting :
33
1. Lipase lambung
Menghidrolisis trigliserida rantai pendek yg tidak sempat di
hidrolisis dalam rongga mulut.
2. Asam klorida (HCl) lambung
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang
diperlukan oleh pepsin guna memecah protein. Keasaman
lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang
terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.
3. Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)
4. Renin
Pada bayi fungsinya menggumpalkan kasein susu agar susu
bertahan lebih lama dalam lambung
Duedonum
bemuara saluran :
1. pankreas
Pankreas dibentuk dari 2 sel dasar yg mempunyai fungsi
berbeda:
Sel asini kelompok sel eksokrin, menghasilkan getah
pankreas: Tripsin, kimotripsin, karboksipetidase, lipase
pankreas, amilase pankres.
Pulau langerhans sel endokrin, menghasilkan sekresi
endokrinn: insulin dan glukagon.
2. kantung empedu
berisi pigmen empedu, garam empedu, kolesterol.fosfolipid,
Na+¿¿,K+¿ ¿,HCO 3−¿ ¿
Usus Halus
1. Maltase
2. Sukrase
3. Laktase
4. Aminopeptidase
5. Dipeptidase
34
Biokimia Zat Makanan dalam saluran cerna
Hewan maupun manusia memperoleh zat makanan yang berasal dari tumbuhan dan
hewan lain. Zat makanan adalah unsur-unsur yang terkandung dalam makanan atau
bahan rnakanan. Sedangkan bahan
makanan adalah segala sesuatu yang diolah menjadi makanan. Satu macam bahan
makanan saja tidak dapat memenuhi semua kebutuhantubuh terhadap berbagai zat
makanan, karena masing-masing bahan makanan mengandung zat makanan vang
berbeda-beda baik macamnya maupun jumlahnya.
Pada dasarnya, tidak ada satu bahan makanan yang mengandung semua zat
makanan secara lengkap dan dalam jumlah yang mencukupi kebutuhan tubuh.
Olehr karena itu, manusia memerlukan berbagai macam bahan makanan untuk
menjamin semua zat makanan vang diperlukan tubuhnva terpenuhi sehingga dapat
melangsungkan
proses-proses biokimia di dalam tubuh.
Makanan yang kita makan memiliki fungsi yang penting di dalam tubuh,
adapun fungsi makanan di dalam tubuh kita, antara lain:
1) sebagai sumber enegi
2) sebagai sumber pembangun tubuh (untuk pertumbuhan dan perkembangan).
3) mengganti sel-sel atau jaringan yang rusak,
4) menjaga keseimbangan cairan tubuh,
5) menjaga sistem kekebaian tubuh dari serangan penyakit.
6) memelihara keberlangsungan terjadinya reaksi-reaksi biokimia dalam tubuh
(mempertahankan homeostasis).
Unsur makanan vang diperlukan oleh tubuh manusia tidak kurang dari 40 macam.
Dari bermacam-macam unsur makanan tersebut dapat dibedakan rnenjadi enam
unsur dasar, yaitu karbohidrat, protein, lemak, garam mineral , vitamin dan air.
a. Karbohidrat
Karbohidrat atau hidrat arang merupakan senyawa yang mengandung C, H, dan O
dengan perbandingan H dan O = 2 : 1 dan dinyatakan dengan rumus umum
Cn(H2O)n. Secara kimiawi, karbohidrat dapat didefinisikan sebagai turunan
aldehida (polihidroksi aldehid) atau turunan keton (polihidroksi keton) dari alkohol,
35
atau juga karbohidrat berarti senyawa yang dapat dihidrolisis (bereaksi dengan air)
menghasilkan aldehida atau keton.
Berdasar panjang rantai karbon, karbohidrat dibagi 3, yaitu:
1) Monosakarida
Merupakan karbohidrat yang tidak bisa dihidrolisis menjadi bentuk yang lebih
sederhana dibagi menjadi triosa, tetrosa, pentosa, heksosa, heptosa. Heksosa dalam
tubuh antara lain glukosa, galaktosa, fruktosa
dan manosa.
2) Oligosakarida
Menghasilkan 2 - 6 monosakarida melalui hidrolisis. Oligosakarida yang penting
dalam tubuh adalah disakarida yang menghasilkan 2 jika dihidrolisis, contoh
disakarida antara lain: sukrosa (gula pasir), laktosa (gula susu), dan maltosa (gula
gandum).Hidrolisis sukrosa menghasilkan glukosa dan fruktosa.
Hidrolisis laktosa menghasilkan galaktosa dan glukosa. Hidrolisis maltosa
menghasilkan dua molekul glukosa
3) Polisakarida
Menghasilkan lebih dari 6 monosakarida melalui hidrolisis. Contoh: pati, glikogen,
insulin, selulosa, dekstrin.
Sumber Karbohidrat
Sumber karbohidrat yaitu: padi-padian (beras, gandum, jagung), umbiumbian
(singkong, ubi, kentang), tepung, sagu.
Fungsi Karbohidrat:
1) Sebagai sumber energi utama.
2) Berperan penting dalam metabolisme.
3) Menjaga keseimbangan asam dan basa.
4) Pembentukan struktur sel, jaringan, dan organ tubuh.
5) Membantu proses pencernaan makanan dalam saluran pencernaan, misalnya
selulosa.
6) Membantu penyerapan kalsium, misalnya laktosa.
7) Bahan pembentuk senyawa kimia lain, seperti lemak dan protein.
36
8) Karbohidrat beratom C lima buah, yaitu ribosa adalah komponen DNA dan
RNA.
b. Lemak
Persenyawaan antara asam lemak dan gliserol disebut "lemak", tersusun atas unsur
C, H, dan O, serta terkadang P dan N. Lemak tidak larut dalam air, tetapi larut
dalam pelarut organik, seperti eter, kloroform, dan minyak tanah.
Lemak dibedakan menjadi 3, yaitu:
1) Lemak sederhana Yang termasuk lemak sederhana, yaitu lemak dan minyak.
Tersusun dari trigliserida (satu gliserol dan tiga asam lemak).
2) Lemak campuran Yang termasuk lemak campuran, yaitu fosfolipid, fosfatid, dan
lipoprotein. Fosfolipid merupakan komponen pembentuk struktur dinding sel,
berfungsi untuk mencegah terjadinya penguapan air yang berlebihan. Fosfatid,
dibentuk oleh tubuh sendiri dari asam lemak, gliserin, kolin,
dan fosfat, berfungsi untuk mengatur timbunan lemak di dalam tubuh. Banyak
terdapat dalam kuning telur, otak, dan urat saraf. Lipoprotein merupakan lemak
yang mengandung unsur N, berfungsi
untuk mengangkut beberapa jenis zat makanan dari saluran pencernaan ke seluruh
sel atau jaringan tubuh yang membutuhkan.
3) Lemak asli
Yang termasuk lemak asli antara lain asam lemak, sterol, kolesterol, dan pelarut
vitamin D.
Sumber Lemak
Bahan makanan sumber lemak ada 2 jenis, yaitu:
1) Lemak nabati (asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh) Lemak nabati
umumnya mengandung asam lemak tidak jenuh, kecuali minyak kelapa. Contoh
lemak nabati, yaitu: minyak kelapa sawit, minyak kelapa, minyak zaitun, minyak
jagung, minyak bunga matahari, margarin dan kacang-kacangan.
2) Lemak hewani (asam lemak jenuh) Lemak hewani mengandung asam lemak
jenuh, kecuali ikan dan
kerang.
37
Fungsi lemak antara lain:
1) Sumber energi.
2) Pelarut vitamin A, D, E, dan K.
3) Sumber asam lemak esensial.
4) Pelindung organ tubuh.
5) Penyebab lamanya pengosongan lambung sehingga memberi rasa
kenyang lebih lama.
c. Protein
Protein didefinisikan sebagai senyawa majemuk yang terdiri atas unsur-unsur C, H,
O, N, dan kadang-kadang mengandung pula unsur P dan S. Protein terdiri atas
senyawa-senyawa sederhana yang disebut
asam amino. Jenis asam amino amat banyak, namun secara sederhana dapat
dibedakan menjadi asam amino esensial dan asam amino non esensial
Sumber Protein
Protein dapat diperoleh dari:
1) Protein hewani (dari hewan): daging, telur, susu, dan ikan.
2) Protein nabati (dari tumbuhan): kacang-kacangan terutama kedelai.
Fungsi Protein
Fungsi protein antara lain:
1) Sintesis zat-zat penting tubuh, seperti hormon, enzim, dan antibodi.
2) Pertumbuhan, perbaikan, dan pemeliharaan jaringan tubuh.
3) Pelaksanaan metabolisme tubuh.
4) Penyeimbangan asam dan basa cairan tubuh karena berperan sebagai
buffer.
5) Pemeliharaan tekanan cairan dalam sekat rongga tubuh.
6) Penyediaan sumber energi, di mana 1 gramnya terkandung 4,1 kalori.
7) Penetralan (detoksifikasi) racun di dalam tubuh.
d. Air
Fungsi Air
1) Pelarut senyawa-senyawa lainnya.
2) Mengangkut zat lain dari sel ke sel atau dari jaringan ke jaringan lainnya.
38
3) Menjaga stabilitas suhu tubuh. Pengaturan air di dalam tubuh dikendalikan oleh
berbagai kelenjar buntu, seperti hipofisis, tiroid, anak ginjal, dan alat pengeluaran
seperti kulit melalui kelenjar keringat.
e. Mineral
Mineral-mineral yang dibutuhkan oleh tubuh dikelompokkan menjadi makroelemen
dan mikroelemen.
Mikroelemen Mikroelemen merupakan unsur-unsur yang diperlukan tubuh dalam
jumlah yang sangat sedikit namun berperan vital bagi proses metabolisme,
f. Vitamin
Senyawa organik yang terdapat dalam makanan dan dibutuhkan untuk pertumbuhan
yang normal dinamakan vitamin. Menurut kelarutannya vitamin dibedakan menjadi
2 golongan, yaitu:
1) Vitamin yang larut dalam air: vitamin B dan C.
2) Vitamin yang larut dalam lemak: vitamin A, D, E, dan K.
4. Jelaskan definisi dan penyebab konstipasi ?
Definisi :
Konstipasi merupakan gejala, bukan penyakit yaitu menurunnya frekuensi
BAB disertai dengan pengeluaran feses yang sulit, keras, dan mengejan.
BAB yang keras dapat menyebabkan nyeri rektum. Kondisi ini terjadi
karena feses berada di intestinal lebih lama, sehingga banyak air diserap
suatu keluhan yang muncul akibat kelainan fungsi dari kolon dan anorektal.
Konstipasi atau sembelit adalah terhambatnya defekasi dari kebiasaan
normal. Pengertian ini dapat diartikan sebagai defekasi yang jarang, jumlah
feses yang kurang, konsistensinya keras dan kering
Penyebab :
Konstipasi sekunder
Pola hidup: Diet rendah serat, kurang minum, kebiasaan buang air besar
yang buruk, kurang olahraga.
Kelainan anatomi (struktur) : fissura ani, hemoroid, striktur, dan tumor,
abses perineum, megakolon.
39
Kelainan endokrin dan metaolik : hiperkalsemia, hipokalemia,
hipotiroid, DM, dan kehamilan
.Kelainan syaraf : stroke, penyakit Hirschprung, Parkinson, sclerosis
multiple, lesi sumsum tulang belakang, penyakit Chagas, disotonomia
familier.
Kelainan jaringan ikat : skleroderma, amiloidosis, “mixed connective-
tissue disease”.
Obat : antidepresan (antidepresan siklik, inhibitor MAO), logam (besi,
bismuth), anti kholinergik, opioid (kodein, morfin), antasida
(aluminium, senyawa kalsium), “calcium channel blockers” (verapamil),
OAINS (ibuprofen, diclofenac),simpatomimetik (pseudoephidrine),
cholestyramine dan laksan stimulans jangka panjang.
Gangguan psikologi (depresi).
Konstipasi fungsional
Konstipasi biasa : akibat menahan keinginan defekasi.
Irritabel bowel syndrome”
Konstipasi dengan dilatasi kolon : “idiopathic megacolon or
megarektum”
Konstipasi tanpa dilatasi kolon : “idiopathic slow transit
constipation”
Obstruksi intestinal kronik.
“Rectal outlet obstruction” : anismus, tukak rectal soliter,
intusesepsi.
Daerah pelvis yang lemah : “descending perineum”, rectocele
Mengejan yang kurang efektif (“ineffective straining”)
Penyebab lain
Diabetes mellitus
Hiperparatiroid
Hipotiroid
Keracunan timah (“lead poisoning”)
40
Neuropati
Penyakit Parkinson
Transit kolon yang lambat, pseudo-obstruksi kronik.
5. Jelaskan bagaimana patomekanisme konstipasi ?
Kebiasaan buang air besar yang normal frekuensinya adalah 3 kali sehari sampai 3
hari sekali. Seseorang dikatakan mengalami konstipasi bila buang air besarnya
kurang dari 3 kali perminggu atau lebih dari 3 hari tidak buang air besar atau dalam
buang air besar harus mengejan secara berlebihan.
Kolon mempunyai fungsi menerima bahan buangan dari ileum, kemudian
mencampur, melakukan fermentasi, dan memilah karbohidrat yang tidak diserap,
serta memadatkannya menjadi tinja. Fungsi ini dilaksanakan dengan berbagai
mekanisme gerakan yang sangat kompleks. Pada keadaan normal secara teratur
kolon harus dikosongkan sekali dalam 24 jam. Diduga pergerakan tinja dari bagian
proksimal kolon sampai ke daerah rektosigmoid terjadi beberapa kali sehari, lewat
gelombang khusus yang mempunyai amplitudo tinggi dan tekanan yang
berlangsung lama. Gerakan ini diduga dikontrol oleh pusat yang berada di batang
otak, dan telah dilatih sejak masa anak-anak.
Proses sekresi di saluran cerna mungkin dapat mengalami gangguan, yaitu kesulitan
atau hambatan pasase bolus di kolon atau rektum, sehingga timbul kesulitan
defekasi. Gangguan pasase bolus dapat diakibatkan oleh suatu penyakit atau karena
kelainan psikoneurosis. Yang termasuk gangguan pasase bolus oleh suatu penyakit
yaitu disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, parasit, virus), kelainan organ,
misalnya tumor baik jinak maupun ganas, pasca bedah di salah satu bagian saluran
cerna ( gastrektomi, kolesistektomi).
Untuk mengetahui bagaimana terjadinya konstipasi, perlu diingat kembali
bagaimana mekanisme kerja kolon. Begitu makanan masuk ke dalam kolon, kolon
akan menyerap air dan membentuk bahan buangan sisa makanan, atau tinja.
Kontraksi otot kolon akan mendorong tinja ini ke arah rektum. Begitu mencapai
41
rektum, tinja akan berbentuk padat karena sebagian besar airnya telah diserap. Tinja
yang keras dan kering pada konstipasi terjadi akibat kolon menyerap terlalu banyak
air. Hal ini terjadi karena kontraksi otot kolon terlalu perlahan-lahan, sehingga
menyebabkan tinja bergerak ke arah kolon terlalu lama.
Konstipasi umumnya terjadi karena kelainan pada transit dalam kolon atau pada
fungsi anorektal sebagai akibat dari gangguan motilitas primer, penggunaan obat-
obat tertentu atau berkaitan dengan sejumlah besar penyakit sistemik yang
mempengaruhi traktus gastrointestinal.
Konstipasi dapat timbul dari adanya defek pengisian maupun pengosongan rektum.
Pengisian rektum yang tidak sempurna terjadi bila peristaltik kolon tidak efektif
(misalnya, pada kasus hipotiroidisme atau pemakaian opium, dan bila ada obstruksi
usus besar yang disebabkan oleh kelainan struktur atau karena penyakit
hirschprung). Statis tinja di kolon menyebabkan proses pengeringan tinja yang
berlebihan dan kegagalan untuk memulai reflek dari rektum yang normalnya akan
memicu evakuasi. Pengosongan rektum melalui evakuasi spontan tergantung pada
reflek defekasi yang dicetuskan oleh reseptor tekanan pada otot-otot rektum,
serabut-serabut aferen dan eferen dari tulang belakang bagian sakrum atau otot-otot
perut dan dasar panggul. Kelainan pada relaksasi sfingter ani juga bisa
menyebabkan retensi tinja.
Konstipasi cenderung menetap dengan sendirinya, apapun penyebabnya. Tinja yang
besar dan keras di dalam rektum menjadi sulit dan bahkan sakit bila dikeluarkan,
jadi lebih sering terjadi retensi. Distensi rektum dan kolon mengurangi sensitifitas
refleks defekasi dan efektivitas peristaltik. Akhirnya, cairan dari kolon proksimal
dapat merembes disekitar tinja yang keras dan keluar dari rektum tanpa terasa.
Gerakan usus yang tidak disengaja (encopresis) mungkin keliru dengan diare.
6. Sebutkan dan jelaskan secara singkat penyakit-penyakit dengan gejala
konstipasi pada anak?
Askariasis
42
Askariasis adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh cacing gelang Ascaris
lumbricoides. Askariasis adalah penyakit kedua terbesar yang disebabkan oleh
makhluk parasit.
Manifestasi Klinis :
< nafsu makan
mual
konstipasi/diare
muntah
demam
nyeri perut
kembung
Demam Typoid
Etiologi
Salmonella typhii
Salmonella paratyphii
Manifestasi klinis
Demam pada sore-mlm
Nyeri kepala
Pusing
Anorexia
Mual
Muntah
Konstipasi
Bradikardi relatif
Lidah yang berselaput
Hepatomegali
Splenomegali
Stupor
Koma
Trikuriasis
43
Disebabkan oleh cacing Trichiuris trichiura.Cacing ini bersifat kosmopolit:
terutama ditemukan di daerah panas dan lembab, seperti di indonesia. Di indonesia
frekuensinya 30-90%.
Gejala klinis
Diare
Konstipasi
Sindrom disentri
Anemia
Berat badan turun
Prolapsus rektum
Hirschprung
Penyakit Hirschsprung (Megakolon Kongenital) adalah suatu penyumbatan
pada usus besar yang terjadi akibat pergerakan usus yang tidak adekuat karena
sebagian dari usus besar tidak memiliki saraf yang mengendalikan kontraksi
ototnya.
Gejala-gejala yang mungkin terjadi:
- konstipasi
- perut menggembung
- muntah
- diare encer (pada bayi baru lahir)
- berat badan tidak bertambah
- malabsorbsi.
7. Jelaskan hubungan RPD dan RPS dan jelaskan mekanisme mual,muntah, dan
tidak nafsu makan pada scenario?
Mual dan muntah
Mual adalah perasaan tidak enak dibelakang tenggorokan dan epigastrium. Terdapat
berbagai perubahan aktivitas saluran cerna yang berkaitan dengan mual seperti
meningkatnya salivasi, menurunnya tonus lambung dan peristaltik. Peningkatan
tonus duodenum dan jejenum menyebabkan terjadinya refluks isi duodenum ke
44
lambung. Gejala dan tanda mual yaiu pucat, meningkatnya salivasi, hendak muntah,
hendak pingsan, berkeringat dan takikardi.
Retching adalah suatu usaha involunter untuk muntah seringkali menyertai mual
dan terjadi sebelum muntah, terdiri atas gerakan pernapasan spasmodik melawan
glotis dan gerakan inspirasi dinding dada dan diafragma. Kontraksi otot abdomen
saat ekspirasi mengendalikan gerakan inspirasi. Pilorus dan antrum distal
berkontraksi saat fundus berelaksasi.
Muntah yaitu suatu refleks yang menyebabkan dorongan ekspulsi isi lambung atau
usus atau keduanya ke mulut. Pusat muntah menerima masukan dari korteks
serebral, organ vestibular, daerah pemacu kemoreseptor ( CTZ ) dan serabut aferen
termasuk dari sistem gastrointestinal. Muntah diawali oleh inspirasi dalam dan
penutupan glotis. Diafragma yang berkontraksi turun menekan lambung sementara
kontraksi otot-otot abdomen secara simultan menekan rongga abdomen sehingga
tekanan intra-abdomen meningkat dan isi abdomen terdorong ke atas. Karena
lambung yang lunak itu tertekan antara diafragma dari atas dan tekanan rongga
abdomen dari bawah, isi lambung terdorong ke dalam esofagus dan keluar melalui
mulut. Glotis tertutup sehingga muntahan tidak masuk ke saluran pernapasan.
Uvula juga terangkat untuk menutup rongga hidung.
Muntah ini terjadi akibat rangsangan pada pusat muntah yang terletak didaerah
postrema medulla oblongata didasar ventrikel keempat. Muntah dapat dirangsang
melalui jalur saraf afferen oleh rangsangan nervus vagus dan simpatis atau oleh
rangsangan emetik yang menimbulkan muntah dengan aktivasi CTZ. Jalur aferen
menerima sinyal yang menyebabkan terjadinya gerakan ekspulsif otot abdomen,
gastrointestinal dan pernapasan yang terkoordinasi dengan epifenomena emetik
yang menyertainya. Pusat muntah secara anatomis berada di dekat pusat salivasi
dan pernapasan sehingga pada saat muntah sering terjadi hipersalivasi dan gerakan
pernapasan.
Muntah juga dapat menyebabkan timbulnya penyakit penyulit yang mengancam
jiwa karena berhubungan dengan sistem saraf simpatis dan otonom.
Konstipasi
45
Apabila defekasi tertunda terlalu lama maka dapat terjadi konstipasi. Jika isi kolon
tertahan dalam waktu yang lebih lama dari normal, jumlah H2O yang diserap akan
melebihi normal sehingga fese menjadi kering dan keras. Variasi normal defekasi
dari tiap individu adalah dari setiap kali makan sampai sekali seminggu. Apabila
frekuensi tertunda melebihi waktu itu maka dapat terjadi konstipasi dengan gejala –
gejala penyertanya yaitu rasa tidak aman diperut, anoreksia, mual dan kadang
disertai depresi mental.
Etiologi konstipasi yaitu :
1. Mengabaikan keinginan buang air besar
2. Penurunan motilitas kolon yang terjadi pada lansia, gangguan emosi dan diet
rendah serat
3. Obstuksi gerakan feses diluar usus besar akibat tumor lokal atau sapsme kolon\
4. Gangguan refleks defekasi seperti karena cidera saraf yang terlibat
Pada skenario, konstipasi dapat timbul karena hiperinfeksi cacing. Telur cacing
akan menetas di dalam intestinum yang akan membentuk sebuah bolus yang akan
mengobstruksi lumen usus besar yang menyebabkan konstipasi.
8. Jelaskan mengapa demam dirasakan terutama pada malam hari ?
Mekanisme Demam
Proses perubahan suhu yang terjadi saat tubuh dalam keadaan sakit lebih
dikarenakan oleh zat toksin yang masuk kedalam tubuh. Umumnya, keadaan sakit
terjadi karena adanya proses peradangan (inflamasi) di dalam tubuh. Proses
peradangan itu sendiri sebenarnya merupakan mekanisme pertahanan dasar tubuh
terhadap adanya serangan yang mengancam keadaan fisiologis tubuh. Proses
peradangan diawali dengan masuknya zat toksin (mikroorganisme) kedalam tubuh
kita.
Mikroorganisme (MO) yang masuk kedalam tubuh umumnya memiliki suatu zat
toksin tertentu yang dikenal sebagai pirogen eksogen. Dengan masuknya MO
46
tersebut, tubuh akan berusaha melawan dan mencegahnya dengan memerintahkan
tentara pertahanan tubuh antara lain berupa leukosit, makrofag, dan limfosit untuk
memakannya (fagositosit). Dengan adanya proses fagositosit ini, tentara-tentara
tubuh itu akan mengeluarkan senjata, berupa zat kimia yang dikenal sebagai
pirogen endogen (khususnya IL-1) yang berfungsi sebagai anti infeksi. Pirogen
endogen yang keluar, selanjutnya akan merangsang sel-sel endotel hipotalamus
untuk mengeluarkan suatu substansi yakni asam arakhidonat. Asam arakhidonat
dapat keluar dengan adanya bantuan enzim fosfolipase A2. Asam arakhidonat yang
dikeluarkan oleh hipotalamus akan pemacu pengeluaran prostaglandin (PGE2).
Pengeluaran prostaglandin dibantu oleh enzim siklooksigenase (COX). Pengeluaran
prostaglandin akan mempengaruhi kerja dari termostat hipotalamus. Sebagai
kompensasinya, hipotalamus akan meningkatkan titik patokan suhu tubuh (di atas
suhu normal). Adanya peningkatan titik patokan ini dikarenakan termostat tubuh
(hipotalamus) merasa bahwa suhu tubuh sekarang dibawah batas normal. Akibatnya
terjadilah respon dingin/ menggigil. Adanya proses mengigil ( pergerakan otot
rangka) ini ditujukan untuk menghasilkan panas tubuh yang lebih banyak.Dan
terjadilah demam. (Fisiologi Sheerwood).
9. Jelaskan mengapa anak tersebut kurus dan terlihat lemas dan pucat
Pada scenario ditemukan keterangan bahwa ditemukan cacing saat bab, keluhan
yang timbul hampir sama dengan gejala-gejala khas dari penyakit nematode. Gejala
yang dialami akan bergantung kepada banyaknya jumlah cacing dalam tubuh.
Gejala klinis yang nyata biasanya berupa nyeri perut , berupa nyeri tiba-tiba di
daerah pusat, perut buncit, rasa mual dan kadang-kadang muntah, cengeng, hilang
nafsu makan, susah tidur dan diare. Apabila cacing terdapat dalam jumlah yang
banyak dapat menyebabkan diare yang berat, akibatnya penderita askariasis ini
umumnya mempunyai keadaan gizi yang jelek.Pada cacing dewasa Ascaris
lumbricoides kadang-kadang penderita mengalami gejala gangguan usus seperti
mual,nafsu makan berkurang diare atau konstipasi. Pada infeksi berat, terutama
pada anak dapat terjadi malabsorsi sehingga menyebabkan malnustrisi. Efek yang
47
serius terjadi apabila cacing-cacing ini menggumpal dalam usus sehingga terjadi
obstruksi usus.
10. Jelaskan langkah-langkah pemeriksaan untuk mendiagnosis penyakit dengan
keluhan konstipasi ?
Anamnesis
Anamnesis yang seksama dan hati-hati merupakan salah satu cara yang sangat
penting untuk mencari penyebab konstipasi. Dengan menanyakan tipe dan derajat
gangguan konstipasi dapat diperkirakan etiologi dari keluhan tersebut. Termasuk
dalam gangguan ini antara lain : lamanya usaha untuk melakukan defekasi, jumlah
defekasi per minggunya, dan ada tidaknya keluhan mengejan dan atau tinja yang
keras.
Anamnesis yang akurat untuk mendeteksi adanya penurunan berat badan,
perdarahan saluran cerna, riwayat keluarga kanker, pola buang air besar
sebelumnya.
Sebagian besar penderita dengan konstipasi kronik pada umumnya tidak
menunjukkan penyebab yang spesifik pada saat pemeriksaan pertama. Anamnesis
yang teliti harus dapat mendeteksi penyebab terbanyak dari konstipasi
yaitu ,konstipasi pasca bedah, tirah baring yang terlalu lama, sisa barium setelah
pemeriksaan barium enema, atau obat-obat yang dapat menimbulkan konstipasi
(misalnya : opioid, antikholinergik).
Uraian yang tepat tentang gejala dan lama terjadinya harus didapat. Konstipasi yang
ditemukan sejak lahir atau sejak awal usia kanak-kanak cenderung bersifat
kongenital, sementara awitan yang terjadi kemudian menunjukkan penyakit yang di
dapat. Penjelasan mengenai frekuensi dan sifat defekasi harus dinyatakan, termasuk
keluhan mengejan yang berlebihan saat defekasi, adanya skibala yang keras, atau
perasaan pengeluaran kotoran yang tidak tuntas. Pasien harus ditanya mengenai
nyeri abdomen dan kembung yang terkait dan gejala-gejala saluran kemih atau
48
saluran makanan bagian atas. Pertanyaan ini penting untuk mendapatkan riwayat
pemakaian laksatif dan lamanya.
Pemeriksaanfisik
Pemeriksaan fisik sering kurang bermanfaat untuk menetapkan penyebab serta
pengobatan konstipasi. Pemeriksaan fisik untuk menilai keadaan sistemik dan local,
terutama tanda adanya masa intra abdomen, peristaltik usus dan colok dubur.
Pemeriksaan fisik harus ditujukan pada deteksi penyakit-penyakit
nongastrointestinal yang dapat turut menjadi penyebab timbulnya konstipasi.
Perhatian khusus harus diberikan pada pemeriksaan neurologis, termasuk penilaian
terhadap fungsi autonom. Abdomen harus diperiksa untuk mencari tanda-tanda
pembedahan sebelumnya, distensi usus atau feses yang tertahan.
Pemeriksaan perineum dan anorektal harus dilakukan untuk menemukan bukti
adanya deformitas, atrofi otot gluteus, prolapsus rekti, stenosis ani, fissura ani, masa
rektum atau fecal impaction. Pasien dapat diminta untuk mengejan agar bukti yang
menunjukan adanya rektokel, atau prolapsus rekti dapat terlihat. Jumlah dan
konsistensi tinja : pada “pelvis outlet dysfunction”, akan ditemukan tinja lebih
banyak di daerah “rectal vault” dari pada pada “colonic inertia” atau “irritable
bowel syndrome”, di mana di antara defekasi biasanya hanya ditemukan sisa tinja
dalam jumlah yang lebih sedikit atau tidak ada sama sekali. “Pelvis floor
dysfunction” (disfungsi dasar panggul) dapat memberi gejala khas berupa
kegagalan memberi tekanan pada jari pada saat mengejan pada waktu dilakukan
pemeriksaan colok dubur.
Anus kaku atau spastik, yang menunjukkan adanya lesi anus.
Lumen dari rektumbiasanya membesar dan biasanya teraba “ faecal mass”. Jadi bila
dijumpai dilatasi dari rektum dengan proktostasis dan adanya gangguan
pengosongan rektum ialah tanda patognomonis dan dyschezia
Pemeriksaanlaboratorium
Perlu diperhatikan warna, bentuk, besarnya dan konsistensi dari masa fekal.
49
Pemeriksaan kimia darah dapat dipakai untuk menyingkirkan kelainan metabolik
sebagai penyebab konstipasi, seperti : hipokalemia dan hiperkalsemia. Pemeriksaan
darah lengkap dapat menunjukkan adanya anemia akibat perdarahan per anum
(“gross” atau “occult”). Tes fungsi tiroid dapat digunakan untuk mendiagnosis
adanya hipotiroid.
Pemeriksaanradiology
Foto polos abdomen (berdiri dan berbaring) : dapat menunjukkan jumlah tinja
dalam kolon penderita. Dengan demikian diagnosis banding antara : “fecal
impaction”, obstruksi usus, dan “fecalith” dapat dibuat. Diagnosis adanya “fecalith”
penting untuk dipastikan karena kemungkinan terjadinya komplikasi “stercoral
ulcers”, yang dapat menimbulkan perforasi kolon dapat terjadi setiap saat.
Gastropati diabetik, seperti halnya “fecal impaction”, dapat timbul pada penderita
neuropati diabetic
11. Jelaskan pencegahan dan penatalaksanaan dari kostipasi ?
Pencegahan
Jika harus menggunakan toilet di sekolah. Jika orang tua mencurigai adanya
masalah tersebut, orang tua hendaknya membicarakan masalah tersebut dengan
anak maupun pihak sekolah. Makanan tinggi serat Serat membuat BAB lebih lunak
karena menahan lebih banyak air dan lebih mudah untuk dikeluarkan.
Memperbanyak jumlah serat dalam makanan anak dapat mencegah konstipasi
Penatalaksanaan
Penanganan Gangguan Buang Air Besar (Konstipasi) Pada Anak karena alergi dan
hipersensitifitas makanan pada anak haruslah dilakukan secara benar, paripurna dan
berkesinambungan. Pemberian obat terus menerus bukanlah jalan terbaik dalam
penanganan gangguan tersebut tetapi yang paling ideal adalah menghindari
penyebab yang bisa menimbulkan keluhan alergi tersebut.
Penghindaran makanan penyebab alergi pada anak harus dicermati secara benar,
karena beresiko untuk terjadi gangguan gizi. Sehingga orang tua penderita harus
50
diberitahu tentang makanan pengganti yang tak kalah kandungan gizinya
dibandingklan dengan makanan penyebab alergi. Penghindaran terhadap susu sapi
dapat diganti dengan susu soya, formula hidrolisat kasein atau hidrolisat whey.,
meskipun anak alergi terhadap susu sapi 30% diantaranya alergi terhadap susu soya.
Sayur dapat dipakai sebagai pengganti buah. Tahu, tempe, daging sapi atau daging
kambing dapat dipakai sebagai pengganti telur, ayam atau ikan. Pemberian
makanan jadi atau di rumah makan harus dibiasakan mengetahui kandungan isi
makanan atau membaca label makanan.
Obat-obatan simtomatis seperti pencahar, anti histamine (AH1 dan AH2), ketotifen,
ketotofen, kortikosteroid, serta inhibitor sintesaseprostaglandin hanya dapat
mengurangi gejala sementara bahkan dlamkeadaan tertentu seringkali tidak
bermanfaat, umumnya mempunyai efisiensi rendah. Sedangkan penggunaan
imunoterapi dan natrium kromogilat peroral masih menjadi kontroversi hingga
sekarang.
Obat
Pengobatan Gangguan Buang Air Besar (Konstipasi) Pada Anakkarena alergi dan
hipersensitifitas makanan yang baik adalah dengan menanggulangi penyebabnya.
Bila gangguan sulit makan yang dialami disebabkan karena gangguan alergi dan
hipersensitifitas makanan, penanganan terbaik adalah menunda atau menghindari
makanan sebagai penyebab tersebut.
Konsumsi obat-obatan saluran cerna atau pencahar, pola makan serat, buah dan air
putih banyak, terapi tradisional ataupun beberapa cara dan strategi
untuk menangani Gangguan Buang Air Besar (Konstipasi) Pada Anak tidak akan
berhasil selama penyebab utama alergi dan hipersensitifitas makanan tidak
diperbaiki.
Beberapa cara untuk memenuhi kebutuhan serat anak adalah: Berikan minimal 2
sajian buah setiap hari. Buah yang dimakan beserta kulitnya, misalnya plum,
aprikot, dan peach, memiliki banyak kandungan serat. Berikan minimal 3 sajian
sayuran setiap hari. Berikan sereal yang tinggi serat sepert bran, wheat, whole grain,
51
dan oatmeal. Hindari sereal seperti corn flakes. Berikan roti gandum (wheat)
sebagai ganti roti putih. Banyak minum dapat mencegah konstipasi. Biasakan anak
untuk minum setiap kali makan, sekali di antara waktu makan, dan sebelum tidur.
Namun perlu diperhatikan bahwa terlalu banyak susu sapi atau produk susu lainnya
(keju, yogurt) justru dapat mengakibatkan konstipasi pada sebagian anak.
Laksatif
Laksatif mungkin dibutuhkan untuk menangani konstipasi. Jika laksatif tidak
bekerja atau harus diberikan berulang kali, anak harus dievaluasi oleh dokter.
Beberapa laksatif yang dapat diberikan adalah:
Jus prune: Jus prune adalah laksatif ringan yang efektif pada sebagian anak. Jus ini
mungkin akan terasa lebih enak jika dicampur dengan jus buah lain.
Psyllium husk (salah satu merknya adalah metamucil). Laksatif ini bekerja dengan
melunakkan feses sehingga lebih mudah dikeluarkan.
Senokot (senna). Laksatif ini bekerja dengan menstimulasi usus untuk
mengosongkan isinya. Laksatif ini berbentuk butiran yang dapat dicampur dengan
makanan seperti es krim.
Durolax (bisacodyl). Bentuk laksatif ini adalah tablet dan bekerja dengan cara yang
sama seperti senokot.
Coloxyl (docusate). Laksatif ini berupa tablet atau tetes, bekerja dengan
melunakkan feses.
Agarol (parafin cair dan fenoftalein). Laksatif ini berbentuk cairan, bekerja dengan
melunakkan dan melicinkan feses, serta menstimulasi usus untuk mengosongkan
isinya.
Parachoc (parafin cair dengan rasa coklat-vanila). Laksatif ini berbentuk cairan dan
bekerja dengan cara yang sama seperti agarol. Laksatif lain yang digunakan
misalnya lactulose, sorbitol, barley malt extract, magnesium hydroxyde, atau
magnesium citrate.4 Namun bayi di bawah usia satu tahun memiliki risiko lebih
besar untuk mengalami keracunan magnesium.Perlu diingat bahwa penggunaan
laksatif jangka panjang dapat berbahaya bagi anak. Karena itu, laksatif hanya boleh
digunakan dengan pengawasan dokter dan sesuai dosis yang diberikan.
52
Supositoria
Jika setelah 2-3 hari penggunaan laksatif konstipasi anak tidak membaik,
supositoria seperti glycerin atau durolax suppositories dapat digunakan.Supositoria
harus dilapisi dengan pelicin yang larut dalam air seperti KY jelly sebelum
dimasukkan ke rektum (bagian usus besar terdekat dengan anus). Jangan gunakan
vaselin karena vaselin tidak larut dalam air. BAB biasanya akan terjadi 30 menit
setelah pemberian supositoria.
Enema
Enema tidak boleh diberikan pada anak kecuali jika dokter memerintahkannya.2
Irigasi usus
Hal ini hanya diperlukan pada sebagian kecil anak yang mengalami konstipasi yang
sangat berat.2 Hal ini dilakukan di RS dengan memberikan cairan bernama
Golytely baik dengan cara diminum atau melalui selang lambung.
12. Jelaskan komplikasi yang mungkin terjadi dari keluhan konstipasi ?
Nyeri pada anus dan abdomen
Fisura ani
Enkopresis
ISK, obstruksi ureter
Prolaps rectum
Ulkus soliter
13. Bagaimana Asuhan Gizi yang diberikan pada anak dengan gejala konstipasi ?
- Pada pasien konstipasi berikan makanan tinggi serat. Serat makanan adalah
polisakarida nonpati yang dapat dicerna oleh enzim cerna tapi berpengaruh baik
untuk kesehatan. Serat terdiri atas dua golongan, yaitu serat larut air dan serat tidak
larut air. Serat tidak larut air adalah selulosa, hemiselulosa, dan lignin yang banyak
terdapat dalam dedek beras, gandum, sayuran, dan buah-buahan. Serat golongan ini
dapat melancarkan defekasi sehingga mencegah obstipasi, hemoroid, dan
divertikulosis. Serat larut dalam air yaitu pektin, gum, dan mukilase yang banyak
terdapat dalam havermout, kacang-kacangan. Serat golongan ini dapat mengikat
53
asam empedu sehingga dapat menurunkan absorpsi lemak dan kolesterol darah.
Makanan tinggi serat dapat merangsang peristaltik usus agar defekasi berjalan
normal. Serat membuat BAB lebih lunak karena menahan lebih banyak air dan lebih
mudah untuk dikeluarkan. Memperbanyak jumlah serat dalam makanan anak dapat
mencegah konstipasi.
- Berikan minimal 2 sajian buah setiap hari. Buah-buahan yang berserat tinggi, seperti
jeruk (dimakan dengan selaputnya), nanas, mangga, salak, pisang, pepaya, sirsak
serta buah yang dimakan beserta kulitnya, misalnya apel, anggur, belimbing, pir, dan
jambu biji.
- Berikan minimal 3 sajian sayuran setiap hari. Sayuran yang berserat tinggi, seperti
daun singkong, daun kacang panjang, daun pepaya, brokoli, jagung muda, oyong,
pare, kacang panjang, buncis, dan ketimun.
- Vitamin dan mineral, terutama vitamin B untuk memelihara kekuatan otot saluran
cerna.
- Cairan tinggi, yaitu 2-2,5 liter untuk membantu memperlancar defekasi. Pemberian
minum sebelum makan akan membantu merangsang peristaltik usus.
- Pada bayi diberikan ASI karena ASI itu ada zat laksantia yang berfungsi
mengencerkan feses dan punya hormon motilin (membantu pergerakan usus) dan
beberapa jenis bakteri di usus besar yang membantu mengurai protein susu yang
sulit dicerna.
Nilai Gizi
Energi : 2100 kkal Vitamin A : 34404
Protein : 79 g Tiamin : 1,5 mg
Karbohidrat : 329 g Vitamin C : 186 mg
Kalsium : 700 mg Serat : 41 g
Besi : 23 g
14. Diferential Diagnosis dari Skenario ?
Ascariasis lumbricoides
Trichiuris trichiura
54
Demam typoid
Ascariasis lumbricoides
Askariasis adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh cacing gelang Ascaris
lumbricoides. Askariasis adalah penyakit kedua terbesar yang disebabkan oleh
makhluk parasit.
Hospes dan distribusiHospes atau inang dari Askariasis adalah manusia. Di manusia, larva Ascaris akan
berkembang menjadi dewasa dan menagdakan kopulasi serta akhirnya Bertelur.
Penyakit ini sifatnya kosmopolit, terdapat hampir di seluruh dunia. Prevalensi
askariasis sekitar 70-80%.
Morfologi
Cacing jantan berukuran sekitar 10-30 cm, sedangkan betina sekitar 22-35 cm. Pada
cacing jantan ditemukan spikula atau bagian seperti untaian rambut di ujung
ekornya (posterior). Pada cacing betina, pada sepertiga depan terdapat bagian yang
disebut cincin atau gelang kopulasi. Cacing dewasa hidup pada usus manusia.
Seekor cacing betina dapat bertelur hingga sekitar 200.000 telur per harinya. Telur
yang telah dibuahi berukuran 60 x 45 mikron. Sedangkan telur yang tak dibuahi,
bentuknya lebih besar sekitar 90 x 40 mikron. Telur yang telah dibuahi inilah yang
dapat menginfeksi manusia.
Epidemiologi
Di indonesia prevalensi tinggi, terutama pada anak-anak, frekuensinya 60-90%.
Kurangnya pemakaian jamban keluarga menimbulkan pencemaran tanah dengan
tinja di sekitar halaman rumah, di bawah pohon, di tempat mencuci dan tempat
pembuangan sampah. tanah liat, kelembapan tinggi dan suhu 25-35 C merupakan
kondisi yang sangat baik untuk berkembangnya telur A.lumbricoides menjadi
bentuk infektif.
Siklus hidupPada tinja penderita askariasis yang membuang air tidak pada tempatnya dapat
mengandung telur askariasis yang telah dubuahi. Telur ini akan matang dalam
55
waktu 21 hari. bila terdapat orang lain yang memegang tanah yang telah tercemar
telur Ascaris dan tidak mencuci tangannya, kemudian tanpa sengaja makan dan
menelan telur Ascaris. Telur akan masuk ke saluran pencernaan dan telur akan
menjadi larva pada usus. Larva akan menembus usus dan masuk ke pembuluh
darah. Ia akan beredar mengikuti sistem peredaran, yakni hati, jantung dan
kemudian di paru-paru. Pada paru-paru, cacing akan merusak alveolus, masuk ke
bronkiolus, bronkus, trakea, kemudian di laring. Ia akan tertelan kembali masuk ke
saluran cerna. Setibanya di usus, larva akan menjadi cacing dewasa. Cacing akan
menetap di usus dan kemudian berkopulasi dan bertelur. Telur ini pada akhirnya
akan keluar kembali bersama tinja. Siklus pun akan terulang kembali bila penderita
baru ini membuang tinjanya tidak pada tempatnya.
Gejala Klinik• Nyeri perut dengan kolik daerah epigastrium
• Perut buncit
• Mual kadang muntah
• Penderita cengeng
• Anoreksia
• Susah tidur
56
• Diare
• Konstipasi
Penatalaksanaan
- Pirantel pamoat 10 mg/kgBB dosis tunggal
- Mebendazol 500 mg dosis tunggal (sekali saja) atau 100 mg 2 x sehari selama
tiga hari berturut-turut
- Albendazol 400 mg dosis tunggal (sekali saja)
Pencegahan
1. Pengobatan masal 6 bulan sekali di daerah endemik atau di daerah yang rawanaskariasis.
2. Penyuluhan kesehatan tentang sanitasi yang baik, hygiene keluarga dan hygienepribadi seperti:- Tidak menggunakan tinja sebagai pupuk tanaman.- Sebelum melakukan persiapan makanan dan hendak makan, tangan dicuciterlebih dahulu dengan menggunakan sabun.- Sayuran segar (mentah) yang akan dimakan sebagai lalapan, harus dicucibersih dan disiram lagi dengan air hangat karena telur cacing Ascaris dapathidup dalam tanah selama bertahun-tahun.- Buang air besar di jamban, tidak di kali atau di kebun.Bila pasien menderita beberapa spesies cacing, askariasis harus diterapi lebihdahulu dengan pirantel pamoat.
Prognosis
Pada umumnya askariasis mempunyai prognosis baik. Tanpa pengobatan, infeksi
cacing ini dapat sembuh dalam waktu 1,5tahun. Persentase kesembuhan pengobatan
70-99 %.
Trichuriasis
Cacing cambuk betina berukuran panjang 5 cm dengan ujung ekor membulat dan
cacing cambuk jantan memiliki panjang 4 cm dengan ujung ekor melingkar. Cacing
57
ini hidup di usus besar manusia bagian atas. Telur cacing cambuk berukuran 50-54
mikron. Seseorang akan terinfeksi trikuriasis apabila tertelan telurnya. Pada anak-
anak, cacing-cacing cambuk dapat ditemukan di seluruh permukaan usus besar dan
rectum. Cacing ini juga yang menyebabkan seseorang terkena disentri dan anemia.
Epidemiologi
Faktor penting untuk penyebaran penyakit adalah kontaminasi tanah dengan tinja.
Telur tumbuh di tanah liat, lembab, dan teduh dengan suhu optimum 30 C.
Frekuensi di Indonesia tinggi. Di beberapa daerah pedesaan di Indonesia
frekuensinya berkisar 30-90 C.
Daur Hidup
Cara infeksi langsung bila secara kebetulan hospes menelan telur matang→ larva
keluar melalui dinding telur dan masuk ke dalam usus halus→sesudah menjadi
dewasa cacing turun ke usus bagian distal dan masuk ke daerah kolon,terutama
sekum.
Cacing ini tidak mempunyai siklus paru. Masa pertumbuhan mulai dari telur
tertelan sampai cacing dewasa betina bertelur ± 30-90 hari.
Gejala klinis
• Nyeri di ulu hati
• Kehilangan napsu makan
• Diane
• Anemia
• berat badan turun dan
• kadang-kadang disertai prolapsus rekti
• Konstipasi
• Perut kembung
58
• Penatalaksanaan
- Mebendazol 100 mg 2 x sehari selama tiga hari berturut-turut atau dosis
tunggal 500 mg
- albendazol 400 mg 3 hari berturut-turut.
• Pencegahan
Pencegahan trikuriasis sama dengan askariasis yaitu buang air besar di
jamban,
mencuci dengan baik sayuran yang dimakan mentah (lalapan), pendidikan
tentang sanitasi dan kebersihan perorangan seperti mencuci tangan sebelum
makan.
Demam typoid
Merupakan penyakit infeksi akut saluran pencernaan (usus halus).
Penyebabnya adalah bakteri Salmonella
Nama lain dari penyakit ini adalah typhoid dan paratyphoid fever, enterik fever,
tifus, dan paratifus abdominalis. Demam paratyphoid hampir sama dengan
demam typhoid tetapi gejalanya lebih ringan.
Gejala
– Demam
- Nyeri kepala
- Pusing
- Nyeri otot
- Malas makan
- Tidak enak di perut
- Mual – muntah
- Diare
- Kadang susah BAB
59
– Lidah tifoid (kotor ditengah, ujung dan tepi merah, lidah bergetar)
Bila tidak segera diobati gejala akan lebih berat, seperti :
- Kehilangan kesadaran
- Pembesaran hati
- Pembesaran limpa
etiologi
Makanan dan minuman yang terinfeksi oleh kuman Salmonella.
Komplikasi
- Perdarahan saluran cerna
- Robekan saluran cerna
- Gangguan jantung dan pembuluh darah
- Gangguan pada darah, paru, hati, kandung empedu, ginjal, tulang
- Gangguan pada kejiwaan (kesadaran)
Penatalaksanaa
1. Pemberian antibiotik2. Perawatan à Penderita harus istirahat total3. Diet à Pemberian makanan yang halus, tidak mengandung sayuran dahulu
Pencegahan
- Menjaga kebersihan diri dan lingkungan
- Makanan dan minuman dimasak dengan baik
60
BAB III
PENUTUP
I.1 KESIMPULAN
Dari diskusi kelompok yang telah kami lakukan,kelompok kami sepakat mengambil
diagnosis Ascariasis lumbricoides dengan gejala klinik Nyeri perut dengan kolik
daerah epigastrium,Perut buncit,Mual kadang muntah,Penderita
cengeng,Anoreksia,Susah tidur,Diare,Konstipasi.
Pada tinja penderita askariasis yang membuang air tidak pada tempatnya dapat
mengandung telur askariasis yang telah dubuahi. Telur ini akan matang dalam
waktu 21 hari. bila terdapat orang lain yang memegang tanah yang telah tercemar
telur Ascaris dan tidak mencuci tangannya, kemudian tanpa sengaja makan dan
menelan telur Ascaris. Telur akan masuk ke saluran pencernaan dan telur akan
menjadi larva pada usus. Larva akan menembus usus dan masuk ke pembuluh
darah. Ia akan beredar mengikuti sistem peredaran.
I.2 SARAN
Agar anak-anak tidak cepat terjangkit penyakit yang di sebabkan oleh
cacing sebaiknya anak harus di perhatikan makanannya,kebersihannya,serta
harus di berikan obat cacing sekurang-kurangnya 6 bulan sekali atau 3 bulan
sekali.
Dalam membuat laporan mahasiswa di harapkan membaca jurnal atau buku-
buku kedokteran lainnya agar hasil yang di diskusikan benar-benar dari
sumber yang dapat dipertanggung jawabkan
61