Konservasi Energi
-
Upload
nizar-alfian -
Category
Documents
-
view
552 -
download
10
Transcript of Konservasi Energi
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 1
BAB I PENGERTIAN DAN DEFINISI
JUR USAN TE KNIK
KONVERSI ENERGI
1.1 Pendahuluan
Audit energi merupakan langkah awal dalam kegiatan konservasi energi.
Audit energi mengidentifikasi dimana saja energi dikonsumsi dan berapa
banyak energi yang dikonsumsi dalam sebuah fasilitas eksisting, gedung
dan bangunan.
Audit energi merupakan sebuah kegiatan penilaian dalam penggunaan
dan biaya energi yang dikonsumsi sebuah fasilitas. Hasil penilaian ini
dapat dijadikan sebagai masukan dalam membangun serangkaian
rekomendasi untuk menurunkan penggunaan dan biaya energi dengan
mengimplementasikan berbagai perubahan, baik dalam hal peralatan
maupun operasionalnya.
Informasi yang dikumpulkan dari kegiatan audit energi dapat digunakan
untuk memperkenalkan ukuran konservasi energi (energy conservation
measures/ECM) atau teknologi-teknologi penghematan energi, seperti
sistem pengendalian elektronik, dalam bentuk retrofit.
Melalui kegiatan audit energi dapat diidentifikasi peluang-peluang
penghematan yang disesuaikan secara ekonomi sehingga dapat
menghasilkan penurunan biaya listrik, gas, kukus (steam) dan dalam
sistem pembuangan.
POLBAN
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 2
1.2 Konservasi Energi
Apa itu konservasi energi? Konservasi energi merupakan kegiatan yang
bertujuan untuk melindungi peralatan dan pendukung operasional suatu
proses produksi, dengan cara mengawetkan penggunaan energi, melalui
perlakuan yang layak. Dalam Gambar 1.1 dapat diamati hal-hal terkait
konservasi energi.
Gambar 1.1 Definisi Konservasi Energi
Konservasi energi dapat diterapkan di berbagai aspek pendukung proses
produksi. Di area hulu yang berupa bahan baku, dapat dilakukan
kegiatan penghematan, penyimpanan sedemikian rupa sehingga
mencegah penurunan kualitas bahan baku, dan substitusi bahan baku
dengan bahan yang kurang lebih memiliki kualitas serupa atau lebih baik
sehingga memberikan hasil yang baik dalam kinerja proses produksi.
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 3
Dalam sistem pendukung proses produksi, dapat dilakukan dari dua sisi,
yaitu manajemen energi dan efisiensi energi. Kegiatan manajemen energi
dapat berupa house keeping (maintenance & repair /MR), retrofitting dan
substitusi dengan peralatan yang lebih hemat energi. Kegiatan efisiensi
energi dapat dilakukan dengan menerapkan teknologi-teknologi baru
yang lebih hemat energi, dan dengan penggantian sumber energi yang
memberikan kinerja yang lebih baik dengan biaya energi yang lebih hemat.
Untuk mengefektifkan kinerja proses produksi, dapat pula dilakukan
dengan memodifikasi proses dengan menambah proses daur ulang
(recycling) produk yang dihasilkan, apabila dalam produk masih tersisa
bahan baku yang belum bereaksi dalam jumlah yang cukup signifikan.
Proses recycling mampu menghasilkan produk dengan perolehan dan
kemurnian lebih tinggi.
Di sisi pengolahan limbah dapat juga dilakukan efisiensi. Dalam limbah
yang berasal dari proses produksi, mungkin saja masih terdapat bahan
baku yang masih bisa diambil kembali (recovery). Proses pengolahan
limbah bukan hanya mampu menyesuaikan kondisi limbah dengan
ketentuan ambang batas, tapi mampu mengambil kembali bahan-bahan
yang masih berguna untuk digunakan dalam proses produksi.
1.3 Pentingnya Efisiensi dan Konservasi Energi
Mengapa perlu dilakukan efisiensi dan konservasi energi? Pelaksanaan
kegiatan konservasi energi dapat memberikan manfaat yang baik dalam
pelaksanaan proses produksi.
Pelaksanaan efisiensi energi mengarah pada beberapa sasaran,
diantaranya :
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 4
1. Menghemat energi. Penggunaan energi yang efisien akan mampu
menekan konsumsi energi.
2. Mengurangi biaya. Konsumsi energi yang rendah akan menurunkan
alokasi biaya untuk energi.
3. Memelihara lingkungan. Rendahnya konsumsi energi akan berdampak
pada rendahnya emisi gas buang yang mengandung gas-gas rumah
kaca, sehingga dapat membantu memelihara lingkungan dari bahaya
pemanasan global.
4. Menciptakan keberlanjutan. Pelaksanaan efisiensi energi dapat pula
berupa pengalihan pada pemanfaatan sumber energi lain yang lebih
ramah lingkungan seperti sumber energi terbarukan yang dapat
dengan cepat dibudidayakan.
Pelaksanaan efisiensi energi dengan sasaran seperti diatas mampu
memberikan manfaat seperti :
menurunkan biaya energi
menurunkan biaya produksi
menurunkan konsumsi energi
menurunkan emisi gas rumah kaca
menurunkan emisi gas lain ( SOx , NOx )
meningkatkan kualitas produk
memperbaiki fungsi lingkungan secara keseluruhan
meningkatkan reputasi/pengakuan
meningkatkan kesehatan & keselamatan kerja ( K 3)
meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan/ISO 14001
mempersiapkan Protokol Kyoto/Cleean Development Mechanism (CDM)
Manfaat lain pelaksanaan efisiensi melalui proses produksi bersih adalah
mampu meningkatkan keuntungan dan menurunkan risiko, seperti risiko
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 5
rusaknya lingkungan dan risiko ketidaktersediaan energi akibat lebih
cepatnya penurunan cadangan energi karena perilaku konsumsi yang
tidak efisien.
1.4 Cara-cara Pelaksanaan Konservasi Energi
Pelaksanaan konservasi energi dapat ditempuh dengan beberapa strategi
sebagaimana ditampilkan pada Gambar 1.2.
Gambar 1.2 Strategi Efisiensi Energi
Strategi efisiensi energi sebagaimana gambar 1.2 dapat ditempuh dengan
cara :
1. Peak Clipping. Hal ini dilakukan dengan menurunkan permintaan
untuk tenaga listrik dari peralatan listrik, biasanya dengan
pengendalian langsung beban konsumen dengan menggunakan sinyal
yang diarahkan pada peralatan konsumen.
2. Konservasi. Pengefektifan konsumsi energi sesuai dengan kebutuhan,
sehingga konsumsinya menurun.
3. Load Building. Penambahan beban dimasa non-beban puncak, sehingga
tidak akan membebani di waktu beban puncak.
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 6
4. Valley Filling. Merupakan proses produksi energi dan sistem
pengiriman yang lebih efisien dengan mendorong penambahan
penggunaan energi selama periode permintaan sistem yang paling
rendah. Program ini biasanya disertai program pergeseran beban,
seringkali dengan tujuan penggunaan pergeseran permintaan puncak
ke periode permintaan rendah, tapi persyaratannya bisa mengacu
pada program atau strategi apapun yang ditujukan untuk mengisi
lembah.
5. Flexible Load Shape.
6. Load Shifting. Pengalihan beban dengan menyebarkan beban yang
tinggi.
Strategi diatas dapat diaplikasikan dengan jeli melihat peluang
penghematan energi antara 15% - 30%, dengan cara :
1. Penataan (house keeping) : adalah mengontrol pemakaian energi dan
mencari peluang mana yang dapat dihemat, kemudian memperbaiki
pemakaian energi tanpa menambah peralatan hemat energi (low cost).
2. Modifikasi dengan investasi sedang (retrofitting) : adalah mengganti
peralatan boros energi dengan peralatan yang relatif hemat energi,
misalnya inverter motor, combustion control pada boiler (middle cost).
3. Penggantian proses : adalah modifikasi rancang bangun proses
produksi energi yang termasuk dalam utilitas penunjang, seperti
penggunaan Heat Recovery Boiler (high cost).
1.5 Data Evaluasi dan Analisis
Data evaluasi dan analisis yang harus dikompilasi sebelum pelaksanaan
konservasi energi adalah :
1. Identifikasi profil bangunan gedung.
2. Identifikasi profil energi.
3. Penghitungan Indeks Konsumsi Energi (IKE).
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 7
4. Penentuan faktor beban.
5. Penentuan beban dasar dan beban musiman.
6. Penghitungan kinerja energi (Efisiensi, COP, dll).
7. Penghitungan biaya energi.
Efisiensi energi dapat diterapkan ke dalam dua kategori peralatan, yaitu :
1. Peralatan energi listrik, yang meliputi :
a. Motor listrik
b. Fan dan blower
c. Pompa dan sistem pemompaan
d. Menara pendingin
e. AC dan alat pendingin
f. Kompressor dan sistem udara tekan
2. Peralatan energi termal
a. Bahan bakar dan pembakaran
b. Boiler dan pemanas fluida thermis
c. Distribusi steam, penggunaan dan isolasi
d. Pemanfaatan limbah panas
e. Kogenerasi
f. Alat penukar panas
1.6 Analisis Ekonomi
Untuk projek-projek keenergian beberapa metode analisis ekonomi dapat
digunakan, yaitu :
1. Simple Payback (SPB). Metode ini merupakan metode paling sederhana.
SPB mengukur berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk
mengembalikan investasi awal dalam ukuran penghematan biaya.
Misalnya, investasi $1,000 yang mampu menghemat $200 per tahun.
SPB dapat dihitung dengan cara $1,000/($200/tahun) = 5 tahun.
Walaupun banyak digunakan untuk mendukung keputusan, SPB tidak
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 8
mampu mempertimbangkan nilai waktu dari uang dan tidak mampu
mempertimbangkan dengan tepat dampak pada laju kas (cash flows).
2. Discounted Payback (DPB). Masalah nilai waktu dari uang dapat diatasi
dengan cara discounting laju kas masa depan terhadap nilai saat ini
(present value) dengan mempertimbangkan periode DPB, atau
panjangnya waktu yang dibutuhkan untuk cumulative present value dari
penghematan untuk membayar biaya investasi.
3. Return on Investment (ROI). Terkadang dinamakan simple rate of return
atau investors rate of return. ROI merupakan is the resiprok dari SPB
yang dinyatakan dalam bentuk persentase. ROI menyatakan
persentase biaya investasi yang akan dikembalikan setiap tahun
dengan penghematan. Sehingga, mengacu pada contoh sebelumnya,
ROI = $200/$1,000 = 0.2 = 20%.
4. Internal Rate of Return (IRR). Metode ini menghitung discount rate yang
membuat present value dari biaya sama dengan present value dari
pendapatan (atau tabungan). Sebuah projek bernilai berdasarkan
pengukuran ini jika IRR lebih besar disbanding laju bunga bila uang
dipinjam untuk mendanai projek, atau lebih besar dari laju bunga yang
dapat diperoleh dari peluang investasi alternatif, dimana kedua laju
lebih besar.
5. Net Present Value (NPV). Metode ini juga menggunakan discounting.
NPV diperoleh dengan discounting biaya dan pendapatan (atau
tabungan) pada laju bunga tertentu, lalu dikurangi dengan present
value dari aliran biaya dari present value aliran pendapatan (atau
tabungan). Sebuah projek bernilai berdasarkan perhitungan ini jika
NPV positif.
6. Life-Cycle Cost Analysis (LCCA). Sebuah metode ekonomi untuk
evaluasi projek dimana seluruh biaya projek dianggap penting. Life-
cycle cost (LCC) merupakan biaya total kepemilikan, operasi,
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 9
perawatan, dan akhirnya penutupan projek dalam periode tertentu,
dengan semua biaya disesuaikan atau discounted untuk merefleksikan
nilai waktu dari uang. LCCA cocok untuk mempertimbangkan
alternatif konstruksi baru, alternative renovasi atau alternatif retrofit
dari projek. Diskusi yang lebih mendalam mengenai LCCA, mengacu
pada National Institute of Standards and Technology (NIST) Handbook 135
(1995 edition), Life-Cycle Costing Manual for the Federal Energy
Management Program.
7. Savings-to-Investment Ratio (SIR). Metode ini menghitung keuntungan
terhadap rasio biaya present value tabungan selama periode studi
(mengacu pada umur projek) terhadap present value biaya terkait
investasi. SIR sangat berguna dan merupakan cara yang handal untuk
menentukan peringkat projek independen untuk tujuan pengalokasian
modal investasi yang terbatas. Ketika dihadapkan dengan banyak
projek penghematan biaya/energi, dipilih yang mana yang paling cost-
effective. Tapi bila memiliki dana terbatas, penentuan peringkat dengan
SIR tertinggi hingga terendah akan memastikan pengembalian modal
investasi terbaik.
1.7 Contoh Penerapan di Sektor Industri
Penerapan kebijakan konservasi energi di sektor industri dapat ditempuh
melalui beberapa cara, diantaranya :
Menerapkan teknologi hemat energi melalui litbang energi dan
industri;
Meningkatkan kesadaran pemanfaatan potensi penghematan energi di
industri;
Meningkatkan pengetahuan terkini teknologi dan cara-cara konservasi
energi melalui pelatihan, diseminasi, workshop dengan instansi terkait,
maupun kerjasama luar negeri;
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 10
Menerapkan prinsip-prinsip hemat energi mulai dari perencanaan,
pengoperasian dan pengawasan;
Memanfaatkan teknologi bahan bakar fosil yang lebih bersih seperti
gas bumi dan sebagainya;
Menjadikan efisiensi pemakaian energi sebagai tolok ukur dari
produktivitas industri;
Membuat pedoman pelaksanaan konservasi energi disektor industri
untuk industri yang padat energi;
Mengembangkan inisiatif konservasi energi untuk meningkatkan
efisiensi produk manufaktur, antara lain membuat benchmark intensitas
pemakaian energi, menentukan top runner dan menetapkan standar
efisiensi energi minimum;
Memberikan insentif bagi industri yang melakukan konservasi energi;
Mengembangkan dan menggunakan energi alternatif;
Membangun dan mengaplikasikan Energy Manager System;
Pelaksanaan konservasi energi di sektor industri dapat dimulai dengan
tahap identifikasi. Gambar 1.3 menunjukkan hasil pengecekan dengan
menggunakan foto infra merah.
Gambar 1.3 Hasil Pengecekan dengan Infra Merah
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 11
Implementasi konservasi energi di sektor industri dapat diterapkan dalam
beberapa aspek.
1. Aspek peralatan listrik dan produksi.
Gambar 1.4 Pemasangan Kapasitor pada Beban Electro Motor
Gambar 1.5 Mengganti Electro Motor dengan Daya yang Lebih Kecil
Gambar 1.6 Pemasangan Kapasitor pada Sub-Grup Beban Mesin
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 12
Gambar 1.7 Pemasangan Inverter pada Mesin-mesin Produksi
Gambar 1.8 Pemasangan Inverter pada Electric Motor Blower
Gambar 1.9 Penambahan Kapasitor pada Capacitor Bank Utama
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 13
Gambar 1.10 Penggantian Kapasitor yang Sudah Tidak Berfungsi
2. Aspek Pencahayaan
Gambar 1.11 Pengurangan Lampu pada Ruang Produksi dan Administrasi
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 14
Gambar 1.12 Mengganti Lampu Mercury dengan Lampu SL
Gambar 1.13 Pemasangan Timer 24 jam pada On/Off Lampu Ruangan
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 15
3. Aspek Pengkondisian Udara
Gambar 1.14 Penggantian AC Sentral Kantor menjadi AC Split
Gambar 1.15 Pemanfaatan Udara Luar pada Malam Hari di AC Station
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 16
BAB II
LISTRIK
JUR USAN TE KNIK
KONVERSI ENERGI
2.1 Latar Belakang
Saat ini, tarif listrik ditentukan oleh besarnya daya tersambung, biaya
beban dan biaya energi. Besarnya daya tersambung, akan menentukan
kategori pengguna listrik. Makin tinggi daya tersambung, makin besar
pula biaya dasar listrik yang dikenakan kepada pengguna. Biaya beban
tentu sesuai dengan pemakaian energi listrik. Bila penggunaan listrik
tinggi, biaya beban pun akan tinggi, dan memberi kontribusi pada
tingginya biaya energi yang harus dikeluarkan.
Biaya operasi listrik sangat bergantung pada efisiensi operasi dan
teknologi yang digunakan. Kurang efisiennya proses produksi bisa jadi
disebabkan oleh pemilihan teknologi yang tidak efisien. Penggunaan
teknologi yang tidak efisien akan memberi kontribusi kepada besarnya
konsumsi energi, sehingga memberi dampak pada membengkaknya biaya
operasi.
Menilik harga bahan bakar yang beredar di pasaran, pemilihan listrik PLN
sebagai sumber energi listrik utama masih menjadi pilihan yang paling
baik. Hal ini disebabkan harga listrik PLN jauh lebih terjangkau
dibandingkan memanfaatkan energi listrik yang dibangkitkan sendiri
dengan bahan bakar yang tidak murah.
POLBAN
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 17
Pemikiran ke arah pemanfaatan energi alternatif bisa saja menjadi pilihan.
Namun, infrastruktur sistem keenergian nasional yang ada saat ini masih
belum mampu mendukung ketersediaan dan distribusi sumber energi
alternatif.
2.2 Sistem Kelistrikan
Dalam terminologi ketenagalistrikan, terdapat dua hal penting yang perlu
diperhatikan, yaitu :
1. Efisiensi, merepresentasikan kemampuan perangkat listrik dalam
menanggulangi beban (kerja berguna dibagi dengan total komsumsi
energi listrik).
2. Faktor daya, merepresentasikan besaran kapasitas saluran
transmisi/distribusi yang dibutuhkan untuk memasok beban.
Gambar 2.1 Contoh Sistem Kelistrikan di Pabrik
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 18
Dalam sistem kelistrikan ditemukan peluang konservasi, yaitu dengan
cara :
Pengurangan konsumsi energi : tekanan ekonomi, dorongan pribadi
(life style), atau regulasi (teknologi atau harga energi). Harga energi
yang tinggi dan peraturan pemerintah dalam hal penggunaan
teknologi akan menggugah kesadaran untuk mengubah pola konsumsi
menjadi lebih cermat.
Peningkatan efisiensi: housekeeping (Operation & Maintenance), &
penerapan standard prosedur operasi.
Pengembangan sub-sistem yang ada atau dikenal dengan retrofitting
(modifikasi).
Pemanfaatan peralatan yang lebih efisien.
Gambar 2.2 Peluang Konversi Energi dalam Peralatan Listrik
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 19
Setelah mencermati peluang dan mengimplementasikan kegiatan
konservasi energi dalam sistem kelistrikan, akan diperoleh beberapa
manfaat, diantaranya :
Penurunan konsumsi energi listrik di proses industri.
Memperoleh penghematan yang signifikan dan realisasi keuntungan
yang meningkat.
Peralatan akan beroperasi lebih halus dan kinerjanya meningkat.
Dalam implementasi konservasi energi, beberapa hal perlu diperhatikan,
yaitu :
Apakah ruangan bisa diaplikasikan koreksi faktor daya?
Pastikan tarif optimum yang sedang digunakan.
Selidiki beban yang mana yang dapat dialihkan.
2.2.1 Faktor Daya
Nilai faktor daya bervariasi dari 0 hingga nilai ideal 1. Alat yang sangat
resistif seperti pemanas resistif atau lampu incandescent memiliki faktor
daya yang mendekati 1. Faktor daya dinyatakan dalam persamaan
berikut :
dimana P = daya listrik (Watt)
E = tegangan (Volt)
I = arus (Ampere)
atau
dimana adalah perbedaan fasa antara tegangan dan arus.
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 20
Gambar 2.3 Ilustrasi Faktor Daya
Daya reaktif disirkulasikan antara beban listrik dengan sistem pembangkit
atau trafo distribusi. Daya reaktif tidak dapat dikonversikan kedalam
daya poros motor listrik. Daya reaktif juga tidak ditera oleh kWh meter,
sehingga pelanggan tidak terbebani jika tidak terpasang meter khusus
penera daya reaktif. Utilitas umumnya tidak mengakomodasi energi
untuk membangkitkan daya reaktif.
Perbaikan Faktor Daya
Sebelum memperbaiki faktor daya, terlebih dahulu dihitung pinalti faktor
daya.
dimana Bp = biaya bulanan pinalti faktor daya rendah
Pm = beban maksimum
pf = faktor daya terukur
Rp/kW = biaya beban
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 21
Gambar 2.4 Ilustrasi Perbaikan Faktor Daya
2.2.2 Faktor Beban
Penghitungan faktor beban sebuah fasilitas biasanya sangat berguna.
Faktor beban didefinisikan sebagai :
Faktor beban dapat ditingkatkan dengan metode sebagai berikut :
Menggambar dan mempelajari kurva beban-harian.
Memperpanjang waktu operasi mesin.
Mengalihkan beban ke waktu non-beban puncak, seperti larut malam.
Melakukan perawatan instalasi yang sesuai.
Meningkatkan pekerjaan persiapan dan transportasi.
Memperkenalkan pengendali beban.
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 22
2.3 Manajemen Beban Listrik
Pelaksanaan penghematan energi di aspek kelistrikan dapat dilakukan
dengan menerapkan manajemen beban listrik. Manajemen beban listrik
dapat diaplikasikan dalam bentuk :
1. Mengoptimasi pengendalian, yaitu dengan mengendalikan penggerak
motor.
2. Mengoptimasi kapasitas.
3. Menurunkan beban.
4. Menggunakan proses yang lebih efisien, misalnya dengan penggunaan
gelombang mikro.
5. Menggunakan peralatan yang lebih efisien, misalnya dengan
menggunakan motor yang lebih efisien.
6. Menggunakan teknik khusus untuk menurunkan rugi-rugi, dengan
koreksi faktor daya.
7. Menurunkan konsumsi energi, dengan cara menurunkan rugi-rugi
dari pemanas.
8. Mengatur penggunaan energi dengan sistem cascade, misalnya dengan
menerapkan sistem cogeneration dalam pemakaian listrik.
9. Melakukan konversi energi, misalnya dengan mengganti sistem
pneumatik menjadi sistem elektrik.
10. Menyimpan energi, dengan menggeser beban ke waktu non-beban
puncak.
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 23
BAB III
PENCAHAYAAN
JUR USAN TE KNIK
KONVERSI ENERGI
3.1 Sistem Penerangan
Penggunaan sistem pencayahaan dipengaruhi faktor preferensi, fungsi,
dan lingkungan serta jenis kegiatan. Bila dalam ruangan besar hanya
digunakan sebagian kecil saja, maka tidak dibutuhkan pencahayaan yang
terlalu banyak.
Standar penerangan didasarkan pada teknologi lampu dan
penggunaannya. Teknologi sistem pencahayaan memberikan dampak
turunnya faktor daya bagi beban induktif (sistem yang menggunakan
ballast). Lampu hemat energi menurunkan kualitas daya listrik.
Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk sistem
pencahayaan yang mencukupi. Sistem pencahayaan yang baik memenuhi
faktor-faktor sebagai berikut :
Distribusi iluminasi dan luminansi yang tepat.
Bebas dari flickering dan glare.
Sifat cahaya yang memendarkan warna.
Sumber cahaya harus mencukupi.
Efisiensi yang baik.
Persamaan untuk pencahayaan umum dalam pabrik dan kantor dapat
digunakan untuk menghitung luminansi.
POLBAN
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 24
dimana E = luminansi (1x)
A = luas ruangan (m2)
N = jumlah lampu
F = fluksi luminous yang dipancarkan dari satu lampu (lm)
U = faktor utilisasi
M = faktor perawatan
3.1.1 Iluminasi Standar
Dalam Tabel 3.1 ditampilkan iluminasi standar untuk digunakan di
berbagai tempat. Makin presisi pengerjaan suatu produk, seperti bagian-
bagian alat elektronik, maka pencahayaan di tempat tersebut semakin
tinggi. Sebaliknya di luar area gedung yang tidak terlalu memerlukan
cahaya, iluminasi yang dibutuhkan semakin rendah.
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 25
Tabel 3.1 Iluminasi Standar
Untuk menentukan energi yang dibutuhkan untuk pencahayaan, dapat
dihitung dengan persamaan berikut :
dimana W.H = Watt-jam
= efisiensi lampu
t = waktu pencahayaan (jam)
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 26
Tabel 3.2 Karakteristik Stabiliser (lampu mercury 400 W)
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 27
Tabel 3.3 Fitur-fitur Lampu
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 28
Tabel 3.4 Pemilihan Lampu dari Aplikasi Standpoint hingga Aplikasi
Tipikal
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 29
Tabel 3.5 Contoh Faktor Utilisasi
Room Index (RI) dalam Tabel 3.5 dihitung dengan persamaan berikut :
dimana W = lebar ruangan (m)
L = kedalaman ruangan (m)
H = tinggi sumber cahaya dari area kerja (m)
3.1.2 Keterkaitan Efikasi dan Umur Lampu
Dalam Gambar 3.1 ditunjukkan keterkaitan antara efikasi dan umur
lampu. Makin tinggi lumens per watt yang digunakan, makin singkat
umur lampu. Sebaliknya umur lampu akan semakin panjang bila lumens
per watt yang diberikan semakin kecil.
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 30
Gambar 3.1 Hubungan Efikasi dan Umur Lampu
3.1.3 Peningkatan Perawatan
Perawatan terhadap peralatan pencahayaan terutama lampu perlu
dilakukan secara berkala. Perawatan berkala mampu memperlambat
penurunan lumen. Seperti ditampilkan Gambar 3.2, faktor perawatan
lumen berbagai jenis lampu berbeda-beda. Bila perawatan pada alat
pencahayaan tidak cukup bagus, maka lumen lampu akan berkurang
seiring dengan bertambahnya umur lampu. Hal ini ditunjukkan pada
Gambar 3.3, semakin banyak akumulasi debu pada lampu, maka fluksi
luminus peralatan akan semakin menurun. Jenis tempat pengguna lampu
juga perlu diperhatikan, misalnya ruang las dan foundry akan lebih cepat
mengalami penurunan fluksi luminus dibandingkan kantor, ruangan
kelas, dll.
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 31
Gambar 3.2 Karakteristik Perawatan Lumen Berbagai Lampu
Gambar 3.3 Lumen yang Menurun karena Akumulasi Debu
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 32
3.2 Konservasi Energi Sistem Pencahayaan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam sistem pencahayaan :
Apakah lampu dinyalakan saat ruangan tidak digunakan?
Apakah pasokan pencahayaan dalam level berlebih?
Dapatkah digunakan pencahayaan alami?
Apakah luminari yang cukup digunakan ketika memungkinkan?
Dapatkah faktor utilisasi dan perawatan ditingkatkan?
Peluang konservasi energi listrik pada sistem penerangan antara lain :
1. Perbaikan faktor daya, dengan pemasangan kapasitor, baik sistem
terpusat maupun terdistribusi.
2. Pemanfaatan ballast elektronik untuk mengurangi rugi-rugi.
3. Pemanfaatan lampu hemat energi dan pengaturan sistem pencahayaan.
4. Penggunaan jenis lampu intensitas tinggi (fl, mercury, sodium)
Konservasi energi untuk pencahayaan antara lain :
Mengurangi waktu pencahayaan. Hal ini dapat dilakukan dengan :
mematikan lampu saat tidak dibutuhkan, termasuk saat istirahat
siang;
lampu individual dengan posisidekat jendela dimatikan, karena
dapat digantikan oleh pencahayaan alamiah dari cahaya matahari;
lampu dimatikan di area yang tidak digunakan;
memasang saklar otomatis atau saklar yang menggunakan timer
untuk lampu-lampu luar, dll. Dalam kasus tertentu, hal ini sangat
bergantung pada kesadaran karyawan, sehingga diperlukan untuk
meningkatkan kepedulian.
Menurunkan rugi-rugi jalur distribusi
Menjaga luminansi yang tepat
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 33
Menggunakan luminari efisiensi tinggi
Meningkatkan faktor utilisasi
Meningkatkan faktor perawatan
Gambar 3.4 Pemanfaatan Pencahayaan Alami di Lobi dan Koridor
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 34
BAB IV
MOTOR LISTRIK, FAN, UDARA TEKAN, SISTEM REFRIGERASI,
CONVEYOR, POMPA
JUR USAN TE KNIK
KONVERSI ENERGI
MOTOR
Dapatkah motor dimatikan bila tanpa beban?
Apakah beban motor diminimalkan?
Dapatkah menggunakan motor efisiensi tinggi?
Jaga motor dalam perbaikanyang bagus.
Dapatkah ukuran motor diturunkan?
Dapatkag kecepatan diturunkan dengan memasang variable speed drives
dan multiple speed motors?
4.1.1 Kecepatan Motor
Kecepatan induksi motor dapat dihitung dengan persamaan :
POLBAN
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 35
Gambar 4.1 Hubungan Kecepatan Motor dengan Torka
Gambar 4.2 Komponen dalam Motor
Peluang konservasi energi listrik akibat beban induktif misalnya :
1. Pemilihan motor dengan efisiensi tinggi.
2. Perbaikan faktor daya dengan pemasangan kapasitor, baik sistem
terpusat maupun terdistribusi.
3. Peningkatan kualitas saluran, dengan peningkatan keseimbangan
beban pada setiap fasa.
4. Penggunaan motor listrik 3 fasa daripada 1 fasa, demikian pula motor
delta daripada star.
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 36
4.1.2 Karakteristik Pembebanan Motor
Gambar 4.3 Hubungan I/In terhadap P/Pn pada Motor
Gambar 4.4 Hubungan antara % Beban dengan Arus, Faktor Daya, dan Efisiensi Motor
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 37
Cos & fungsi beban motor listrik
Kinerja motor fungsi tegangan dan frekuensi
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 38
Karakteristik beban terhadap rugi-rugi
Gambar 4.5 Rugi-rugi sebagai Fungsi % Beban
Variasi efisiensi dengan beban untuk motor induksi 7,5 kW.
Gambar 4.6 Efisiensi sebagai Fungsi % Beban
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 39
Typical rating plate details
Batas Rekomendasi pada Starting Frekuensi
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 40
4.1.3 Motor Sizing
Motor modern umumnya dirancang untuk maksimum efisiensi 75%
beban dan antara 50% - 100% hanya variasi minimal.
Gambar 4.7 Jenis Ukuran Motor Listrik
Utilisasi motor listrik
Motor listrik dimanfaatkan untuk fan, lift, eskalator, blower, transportasi,
pompa, dan sistem proses. Penggunaannya merupakan beban induktif
yang menurunkan faktor daya (cos ).
Efisiensi motor bergantung pada kapasitas, beban dan jenis motor.
Kapasitas 10 s/d 20 kW merupakan ukuran optimal untuk konservasi
energi dari ESCO.
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 41
4.1.4 Menurunkan Rugi-rugi
Tidak ada tenaga beban dan rugi-rugi besi dari tipikal motor induksi 4
kutub (pole).
Gambar 4.8 Penghematan energi dari koneksi star pada motor 7.5 kW.
Pada Gambar 4.8 ditampilkan penghematan energi akibat penggantian
motor delta dengan motor star. Rugi-rugi dapat ditekan lebih rendah pada
pemanfaatan tenaga output yang kecil.
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 42
4.1.5 Perawatan Motor
Gambar 4.9 Beban Torka Konstan
Gambar 4.10 Beban Tenaga Konstan
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 43
4.1.6 Variable Speed Drives (VSDS)
4.2 SISTEM FAN
Penghematan energi dalam penggunaan fan antara lain :
Memilih fan yang efisien untuk instalasi.
Menjaga filter bersih untuk meminimalkan hilang tekan.
Memberihkan blade secara rutin.
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 44
Menghindari hilang tekan yang tidak perlu di ducting.
Memasang dampers untuk menyegel sistem ekstrak dari permesinan
yang tidak digunakan.
Memasang pengendali untuk menghidupkan fan hanya bila
dibutuhkan.
Menggunakan sistem eksisting untuk menurunkan kecepatan fan
dengan mengubah ukuran pulley.
Dimana kumpulan fan (bank of fans) berada, pasang switch unit on/off
untuk menyesuaikan dengan kebutuhan.
4.3 SISTEM UDARA TEKAN
Pembentukan udara tekan memerlukan biaya yang tidak murah, sehingga
penggunaannya perlu dihemat. Penghematan energi dalam operasi sistem
udara tekan antara lain :
Mempertimbangkan alternatif untuk udara tekan, seperti
menggunakan listrik dibandingkan peralatan udara.
Memadankan ukuran kompresor dengan kebutuhan. Jika dibutuhkan
beberapa kompresor, gunakan pengendali / sequencer.
Mempertimbangkan pemasangan kompresor kecil untuk penggunaan
selama periode permintaan rendah.
Memelihara peralatan secara rutin, dan menghindari penggunaan
suku cadang berkualitas rendah.
Mengoperasikan pada tekanan terendah yang diperbolehkan.
Menggunakan panas buangan dari kompresor untuk pemanasan air
atau ruangan.
Mengecek kebocoran secara rutin dan melakukan perbaiki segera.
Menggunakan penzonaan dan isolasi sistem perpipaan yang tidak
digunakan.
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 45
Memindahkan atau tutup permanen perpipaan yang tidak digunakan.
Menggunakan valve solenoid untuk mengisolasi permesinan.
Mengecek hilang tekan sepanjang filter dan menggantinya ketika
hilang tekan terlalu berlebihan.
Tidak memperlakukan seluruh sistem dengan standar tinggi bila tidak
diperlukan.
Mengacu pada buku : How to save energy and money in compressed air
system.
4.4 SISTEM REFRIGERASI
Penghematan energi pada sistem refrigerasi dapat ditempuh dengan :
Memastikan temperatur ruangan yang didinginkan tidak lebih rendah
daripada yang diperlukan. Peningkatan temperatur penyimpanan 1 oC
memberikan 2 4% penghematan energi.
Memastikan beban sedingin mungkin ketika memasuki ruang
refrigerasi. Jika memungkinkan, selidiki pre-cooling beban
menggunakan udara atau air ambien.
Meminimalkan periode bila pintu penyimpan dingin terbuka.
Memperbaiki kerusakan pintu, segel dan/atau insulasi.
Menurunkan input panas dari auxiliaries dengan relokasi pencahayaan,
fan, pompa, dll secara eksternal atau menggunakan model efisiensi
yang lebih tinggi.
Mempertimbangkan pemasangan kompresor yang lebih efisien
dengan pengendali kapasitas.
Mengendalikan fan untuk memenuhi kebutuhan pendinginan.
Mengecek kebocoran dan menutupnya segera. Gelembung dalam
cairan yang terlihat melalui kaca mengindikasikan kemungkinan
kebocoran.
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 46
Memastikan udara bebas dapat bersirkulasi di sekitar kondensor.
Hindarkan dari dinding dan cahaya matahari langsung.
Mengacu pada buku How to save energy and money in Refrigeration.
4.5 CONVEYOR
Penghematan energi di unit conveyor dapat ditempuh dengan :
Menggunakan sensor seperti interruptible light beam atau sensor arus
motor, untuk mendeteksi kapan conveyor tidak bermuatan dan matikan.
Mempetimbangkan penzonaan conveyor sehingga bila bagian tersebut
tidak digunakan, dapat dimatikan.
Ketika muatan telah diperiksa untuk memastikan digunakan secara
efektif, perhatian harus diberikan kepada sistem transmisi.
Tabel 4.1 Perbandingan antara Perbaikan dan Penggantian Motor 30 kW
Motor
Standar
Setelah
Rewind
Motor
Efisiensi
Tinggi
Perbedaan2
Efisiensi (%) 90.5 90 92.5 3
Tenaga input (kW) 3.15 33.33 32.43 0.9
Biaya
pembelian/perbaikan R850 R1100 R250
Kasus I : 8000 hrs pa pada 100% muatan
Penggunaan Energi
Tahunan 265.1 MWh 266.6 MWh 259.5 MWh 7200 kWh
Biaya1 Energi Tahunan
[R] 13260 13332 12973 359
Kasus I : 4000 hrs pa pada 75% muatan
Biaya Energi Tahunan [R] 4970 4999 4865 134
1Asumsi biaya energi 5 c/kWh
2Antara motor standar rewound dan HEM baru
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 47
4.6 POMPA
Dapatkah lajur alir diturunkan?
Pastikan hambatan pipa minimal.
Apakah pengendalian laju alir ber fungsi?
Apakah pompa atau impeller perlu diganti?
4.6.1 Peluang Penghematan Energi dalam Pemompaan
Beberapa peluang penghematan energi ditemukan dalam pengoperasian
pompa, antara lain :
Pilih pompa yang efisien dan operasikan mendekati aliran dan head
perancangan.
Jika terus menerus bebannya terlalu kecil (under-load), pasang impeller
yang lebih kecil atau rampingkan impeller eksisting.
Beri perhatian seksama pada pompa ketika akan menambahkan
pompa lain secara paralel, karena akan membuat keseluruhan sistem
kurang efisien secara progresif.
Minimalkan jumlah belokan tajam di perpipaan.
Pertimbangkan meningkatkan efisiensi pompa dengan menggunakan
pelapis friksi rendah.
Selalu menggunakan pipa baru berfriksi rendah dan pertimbangkan
untuk memperbaharui (refurbish) pipa lama.
Pastikan tekanan masuk pompa memenuhi harapan.
Rawat pompa. Tanpa perawatan, efisiensi pompa bisa turun hingga
10% dari nilainya saat baru dipasang.
Untuk pompa yang besar, buat program monitoring untuk menghitung
waktu optimum hingga saat pembaharuan (refurbishment).
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 48
4.6.2 Jenis Pompa
Beberapa jenis pompa dapat dilihat dalam Gambar 4.11. Untuk
menghasilkan kecepatan spesifik terbesar dibutuhkan pompa aliran aksial,
sedangkan untuk yang kecil cukup dengan pompa sentrifugal.
Gambar 4.11 Jenis-jenis Pompa
4.6.3 Kecepatan Spesifik Ns
Kecepatan spesifik pompa (Ns) ditentukan dengan menggunakan
formula :
dengan
N = revolusi per menit
Q = Keluaran pada titik efisiensi maksimum (m3/menit) (Gunakan 0,5 Q,
untuk double suction).
H = Total head pada titik efisienski maksimum (m) (Gunakan, total head
tiap tahap untuk pompa multitahap).
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 49
4.6.4 Karakteristik Pompa
Gambar karakteristik pompa sentrifugal dan pompa aksial dapat dilihat
dalam Gambar . Walaupun efisiensi keduanya meningkat dengan
meningkatnya laju alir, namun profil peningkatan dan penurunannya
berbeda. Pada pompa aksial terjadi pennurunan drastis setelah mencapai
persen laju alir tertinggi, sedangkan pada pompa sentrifugal memiliki
kemiringan yang tidak terlalu curam. Perbedaan juga terjadi pada tenaga
aksial. Pada pompa sentrifugal tenaga aksial meningkat dengan
peningkatan persen laju alir, namun pada pompa aksial tenaga aksial
menurun dengan peningkatan persen laju alir. Pada pompa sentrifugal
penurunan head dengan peningkatan persen laju alir memiliki bentuk
kurva cukup landai, sedangkan pada pompa aksial bentuknya curam
hampir mirip asimptotik.
Gambar 4.12 Karakteristik Pompa Sentrifugal
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 50
Gambar 4.13 Karakteristik Pompa Aliran Aksial
Gambar 4.14 Karakteristik Pompa Sentrifugal dan Pompa Aksial
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 51
Tabel 4.2 Karakteristik Awal Pompa
Gambar 4.15 Perubahan Kinerja dengan Menggunakan Diameter Impeller yang
Berbeda
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 52
Gambar 4.16 Perubahan Karakteristik karena Perubahan Kecepatan Putar
Untuk melakukan penghematan energi pada pompa diperlukan beberapa
langkah. Gambar menampilkan diagram alir penghematan energi pada
pompa.
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 53
Menentukan fasilitas objektif
Survey lapangan
Mengkaji pengukuran yang memungkinkan
Mendaftar fasilitas pompa
Menentukan prosedur
(Umumnya memilih pompa yang memiliki kapasitas
lebih besar)
1. Kemungkinan memvariasikan laju alir masuk
2. Derajat bukaan valve
(Apakah laju alir dan tekanan kerja terlalu rendah
untuk spesifikasi pompa)
Pengumpulan data spesifik
Laju alir dan tekanan yang diperlukan
Pola laju alir yang diperlukan
Perbandingan sistem yang mungkin (biaya
investasi, biaya operasional, kondisi batas), dan
menentukan pengukuran
Eksekusi pengukuran
Verifikasi efek
Gambar 4.17 Diagram Alir Penghematan Energi pada Pompa
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 54
BAB V
PEMANAS LISTRIK
JUR USAN TE KNIK
KONVERSI ENERGI
Sistem Pemanas Listrik
Apakah digunakan sumber panas terbaik?
Apakah terdapat pasokan kapasitas berlebihan?
Apakah insulasi panas cukup?
Sistem pemanas mampu memanaskan temparatur hingga 2000 oC atau
lebih dengan pemanasan tungku dan dengan arus konduksi langsung
melalui objek yang dipanaskan.
Bergantung kebutuhan jenis sistem pemanas listrik dibedakan menjadi :
Efisiensi pemanasan tinggi. Efisiensi pemanasan tinggi disebabkan
pembentukan panas tidak disertai adanya gas buang. Tetapi, penting
untuk membuat penilaian umum dengan mempertimbangkan efisiensi
pembangkitan tenaga yang lebih rendah.
Pemanasan cepat. Memungkinkan untuk mengubah tenaga
pemanasan listrik dengan bahan bakar fosil dalam sebuah objek dan
melakukan pemanasan cepat dengan meningkatkan densitas tenaga
listrik.
Pengendalian temperatur yang mudah. Karena pengendalian
otomatis dan pengendalian jarak jauh mudah dibuat, maka
memungkinkan untuk mengendalikan temperatur dengan akurat.
POLBAN
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 55
Jenis pemanas listrik dan aplikasinya ditampilkan dalam Tabel 5.1.
Ditunjukkan berbagai metode pemanasan seperti penggunaan panas Joule
dan panas tungku, induksi elektromagnetik , medan listrik frekuensi
tinggi, impak aliran ion dan elektronik, gelombang elektromagnetik dan
tenaga mekanik listrik.
Tabel 5.1 Jenis dan Aplikasi Utama Sistem Pemanas Listrik
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 56
5.1 Koreksi Kapasitas Peralatan
Dalam sistem pamanas listrik, lebih disukai sebuah operasi kontinyu
dengan beban konstan. Operasi intermittent akan mengulangi pemanasan
dan pendinginan, menghasilkan pembuangan tenaga, sehingga perbedaan
dalam efisiensi panas antara operasi kontinyu dan intermittent menjadi
besar.
5.2 Insulasi Panas yang Diperkuat
Sistem pemanas listrik menghasilkan berbagai rugi-rugi panas,
sebagaimana dibandingkan dengan motor dan transformer. Sehingga
perbedaan dalam efisiensi panas bergantung pada property penyerapan
panas.
Untuk meningkatkan efisiensi panas diperlukan pengukuran rugi-rugi
panas dengan sensor temperatur dan heat flow meter yang dipasang di
berbagai bagian peralatan dan memperkuat insulasi panas di bagian-
bagian yang signifikan rugi-rugi panas.
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 57
BAB VI
HVAC
JUR USAN TE KNIK
KONVERSI ENERGI
6.1 Manajemen Sistem HVAC
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen sistem HVAC,
yaitu :
1. Mengoptimasi pengendalian
2. Mengoptimasi kapasitas
3. Menurunkan beban
4. Memanaskan dan mendinginkan manusia, bukan bangunan
5. Menggunakan proses yang efisien gunakan HC jangan CFC
6. Menggunakan peralatan yang efisien
7. Mengoperasikan peralatan secara efisien
8. Menggunakan konsep pasif lebih banyak menggunakan iklim
9. Memanfaatkan pengambilan kembali panas
10. Menyediakan kapabilitas penyimpan energi pelevelan beban
6.2 Latar Belakang
Konservasi energi dalam aspek pengkondisian udara dilatarbelakangi
oleh ketersediaan energi yang semakin terbatas dan harga energi yang
cenderung semakin mahal.
Tindakan apakah yang harus dilakukan?
1. Pencarian energi alternatif
2. Penggunaan energi yang bijaksana, produktif dan efektif
POLBAN
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 58
6.3 Proses Audit Energi
Gambar Proses Audit Energi
Dalam proses audit energi perlu dilakukan empat hal penting, yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengecekan, dan evaluasi. Keempat tahapan
tersebut dilakukan berulang-ulang untuk mendapatkan hasil yang
maksimal.
Perencanaan. Sebelum memulai sebuah kegiatan audit energi,
perencanaan yang baik mutlak dilakukan untuk memastikan lancarnya
proses audit.
Pelaksanaan. Pelaksanaan audit energi dilakukan mengacu pada rencana-
rencana yang telah ditetapkan di awal kegiatan.
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 59
Pengecekan. Dalam tahap pengecekan, dilakukan pemeriksaan terhadap
objek-objek pengguna energi, sehingga ditemukan bagian-bagian yang
krusial dan signifikan menghabiskan energi yang banyak. Sebenarnya
tahap pengecekan juga merupakan bagian dari pelaksanaan.
Evaluasi. Dalam tahap evaluasi dicermati kembali dan ditinjau ulang
pelaksanaan kegiatan audit energi mulai dari perencanaan hingga
pengecekan. Bila ditemukan peluang-peluang baru dalam upaya
penghematan energi, perlu dilakukan perencanaan ulang untuk memulai
proses audit energi lanjutan. Demikian seterusnya hingga diperoleh
konsumsi energi yang optimal dan pemakaian yang efisien.
6.4 Sumber Panas Sistem AC
Gambar Sumber Panas Sistem AC
Sesuai dengan fungsinya, alat pengkondisi udara atau AC berfungsi
untuk mengimbangi panas yang terserap dalam bangunan sehingga
pengguna mendapatkan kenyamanan yang cukup untuk berktivitas.
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 60
Sumber panas yang terserap dalam bangunan dapat dilihat dalam
Gambar. Matahari sebagai sumber panas utama kehidupan di bumi
menjadi pemasok panas yang cukup dominan. Radiasi panas matahari
mampu mencapai ruang dalam bangunan dengan berbagai cara, yaitu
radiasi difus, konduksi dari atap, konduksi melalui kaca, konduksi
melalui tembok, konduksi dari partisi, konduksi dari lantai, dan infiltrasi
udara. Lampu sebagai sumber penerangan dalam ruangan juga
berkontribusi dalam memberikan panas pada ruangan, karena energi
listrik yang dipasok tidak seluruhnya dikonversi menjadi energi cahaya,
tapi sebagian dikonversi menjadi panas. Peralatan elektronik yang kini
umum digunakan untuk menunjang aktivitas manusia, seperti komputer
juga memberi kontribusi panas.
6.5 Infiltriasi udara
Infiltrasi udara terbagi menjadi infiltrasi udara sensibel dan infoltrasi
udara laten. Keduanya dapat dihitung dengan formula :
Sensibel
Laten
dengan
CFM = laju aliran udara [ft3/menit]
T1 = temperatur udara pasokan [oF]
T2 = temperatur udara desain [oF]
W = rasio kelembaban, massa uap air per satuan massa udara
kering
W1 = rasio kelembaban udara masuk
W2 = rasio kelembaban udara desain
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 61
6.6 Sistem AC
Gambar Sistem AC
Dalam sistem AC terdapat dua aliran yang bersirkulasi, yaitu :
Distribusi udara. Dalam Gambar ditunjukkan dengan aliran berwarna
biru yang bersirkulasi antara bangunan sebagai sumber panas dan
water chiller sebagai alat penukar panas. Aliran ini disirkulasikan
dengan sebuah pompa (pump 2).
Distribusi air. Dalam Gambar ditunjukkan dengan aliran berwarna
merah yang bersirkulasi antara cooling tower sebagai pengambil panas
dan water chiller sebagai alat penukar panas. Aliran ini disirkulasikan
dengan pompa (pump 1).
Dalam penggunaannya, AC terpasang dengan :
Gabungan. Pemasangan ini sering disebut AC sentral, karena sumber
pendinginan atau penukaran panas digabungkan di satu tempat.
Kemudian aliran udara dingin disebarkan ke berbagai ruangan.
WATER
CHILLER
PUMP 1 PUMP 2
LTTS
Lm
AHU/FCU
Cooling Tower
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 62
Paket (window, split, kabinet, dll). AC jenis ini biasa digunakan secara
terpisah di masing-masing ruangan. Kapasitasnya cukup kecil karena
hanya memasok udara dingin ke wilayah yang terbatas.
6.7 Sistem Refrigerasi Kompresi Uap Sederhana
Gambar Skematik Sistem Refrigerasi Kompresi Uap Sederhana
Gambar Siklus Regrigerasi Kompresi Uap Sederhana
h
(kJ/kg)
4
12
3
1 2
Evaporator
Qe
Compressor
W
P
(bar)
34 Condenser
Qc
Throttling Device
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 63
Dalam Gambar ditampilkan skematik sistem refrigerasi kompresi uap
sederhana. Proses yang terjadi digambarkan dalam siklus pada Gambar.
Dari posisi 1 ke posisi 2 terjadi proses evaporasi zat pendingin (refrigerant)
pada tekanan tetap. Panas diserap dari aliran udara dengan alat bisa
berupa air cooled coil, shell and tube heat exchanger (liquid chiller), dll.
Selanjutnya zat pendingin mengalami kompresi dari posisi 2 ke posisi 3
dengan menerima kerja melalui alat motor, turbin gas, atau turbin kukus.
Dari posisi 3 ke posisi 4 terjadi kondensasi pada tekanan tetap. Pada
proses ini panas yang tadi dibawa zat pendingin dipertukarkan dengan
pendingin lain berupa udara dingin atau air dingin. Proses terakhir adalah
ekspansi dari posisi 3 ke posisi 4 dengan alat berupa capillary tube, orifice,
dll.
Tabel Taksiran Masukan Daya (kW/TR) Sistem AC
Sistem Kompresor
(kW/TR)
Alat Tambahan
(kW/TR)
Total
(kW/TR)
Unit Jendela
(window) 1,46 0,32 1,78
Unit Paket
(air cooled) 1,49 0,14 1,63
Sentral
(Air Cooled)
3 TR -25 TR 1,20 0,21 1,40
25 TR -100 TR 1,18 0,20 1,39
Sentral
(Water Cooled)
25 TR -100 TR 0,94 0,17 1,11
di atas 100 TR 0,70 0,20 0,90
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 64
Taksiran masukan daya sistem AC ditunjukkan dalam Tabel. Dari sisi
kompresi masukan daya terkecil adalah untuk sistem AC sentral dengan
pendingin air. Sedangkan untuk alat tambahan masukan daya terkecil
adalah sistem AC unit paket dengan pendingin udara. Dan secara
keseluruhan sistem AC terhemat adalah AC sentral dengan pendingin air.
6.8 Prestasi Sistem Refrigerasi
Efek Refrigerasi
Kapasitas Refrigerasi
Kerja Kompresi
Pembuangan Panas Kondensor
Koefisien Performansi (COP)
6.9 Peluang Konservasi Energi
Peluang konservasi dalam sistem pengkondisian udara dapat dibagi
menjadi bagian :
Selubung Gedung (Building envelope)
o Peneduh jendela/pintu Kaca
o Pelapisan jendela/pintu dengan film memantulkan panas
o Penyekatan cuaca dan Pendempulan
o Isolasi dan warna lebih terang untuk atap dan dinding
o Plafon atap berventilasi
Air Handling Unit
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 65
o Konversi dari volume konstan ke volume udara variabel
o Isolasi pekerjaan saluran udara
o Koreksi kebocoran saluran udara
o Penciutan laju aliran udara yang berlebihan
o Penciutan laju aliran udara segar pengganti atau udara buang
o Kucilkan daerah yang bembutuhkan AC khusus
Mesin Pendingin
o Penyetelan temperatur air pendingin
o Penyimpanan termal
o Penggantian menara pendingin
o Sistem pemompaan primer dan sekunder
o Pemompaan putaran variabel/ pemasangan pompa kecil paralel
o Pemanfaatan panas kondensor
o Pergantian chiller
Kontrol
o Penjadwalan Start/Stop sistem
6.10 Konservasi Energi di Selubung Bangunan
6.10.1 BE 1 : Peneduh dari Panas Surya
Peneduh panas yang biasa digunakan adalah External Shading (lebih baik
dari tirai).
Prosedur pemasangan peneduh dari panas surya adalah :
1. Tentukan posisi gedung (pada garis lintang)
2. Tentukan bukaan jendela.
3. Tentukan jam pendinginan ruangan.
4. Jumlahkan hourly solar heat gain setiap bulan.
5. Hitung rata-rata bulanan dan tahunan solar heat gain.
6. Pilih faktor peneduh
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 66
7. Masukan rumus diatas.
8. Ulangi langkah 1-7 dengan shading factor yang tepat.
6.10.2 BE 2 : Pelapisan Jendela/Pintu dengan Film
Penggunaan pelapis jendela/pintu dalah untuk meningkatkan faktor
reflektivitas dari kaca jendela/pintu.
Prosedur pemasangan pelapis jendela/pintu adalah :
1. Tentukan posisi gedung (pada garis lintang).
2. Tentukan bukaan jendela.
3. Tentukan jam pendinginan ruangan.
4. Jumlahkan hourly solar heat gain setiap bulan.
5. Hitung rata-rata bulanan dan tahunan solar heat gain.
6. Pilih faktor peneduh.
7. Masukan rumus diatas.
8. Ulangi langkah 1-7 dengan shading factor yang tepat.
6.10.3 BE 3 : Penyekat dari Infiltrasi Udara
Beban infiltrasi udara bergantung besar udara bocor dan perbedaan
kondisi udara dalam-luar.
Prosedur pemasangan penyekat dari infiltrasi udara adalah :
1. Tentukan besarnya bocoran.
2. Tentukan (Tdb dan Twb) udara di luar dan di dalam.
3. Plot pada diagram psikrometri.
4. Tentukan besarnya beban infiltrasi.
5. Hitung rata-rata bulanan dan tahunan beban infiltrasi.
6. Ulangi langkah 1-5 sesuai dengan penyekatan.
7. Selisihnya adalah besar penghematan yang didapat.
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 67
Contoh Perhitungan :
Pengukuran sebuah celah udara, menghasilkan laju aliran udara 4 m3/jam.
Kondisi udara dalam ruangan (Tdb) 25 oC dan (Twb) 18 oC. Kondisi udara
luar rata-rata (TdB) 30 oC dan RH 70%. Setelah
perbaikan/pendempulan/penyekatan, didapatkan laju aliran udara rata-
rata 1 m3/jam. Sistem pendingin bekerja dari jam 08.00 s/d 19.00.
Perkirakan pengiritan yang diperoleh!
Perhitungan :
Laju aliran udara = 4 m3/jam = 0,0011 m3/s.
Entalpi udara luar ruangan hud,out = 79 kJ/kg
Entalpi udara dalam ruangan hud,in = 51 kJ/kg
Rapat massa udara rata-rata r = 1,15 kg/m3
Qinf = 0,0011 x 1,15 x (79 - 51) = 0,035 kW
Setelah penyekatan, laju aliran udara = 1 m3/jam = 0,00028 m3/s.
Qinf = 0,00028 x 1,15 x (79 - 51) = 0,009 kW
Pengiritan diperoleh = 0,026 kW = 0,286 kWh/hari =1,716 kWh/mg =
6,864 kWh/bulan = 89,232 kWh/tahun
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 68
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 69
6.11 Konservasi Energi di Mesin Pendingin
6.11.1 CP 1 : Penyetelan Temperatur Air Pendingin
Unjuk kerja sistem AC, untuk sistem water chiller :
Apabila terdapat data performansi chiller :
1. Dari data tentukan tonase dan kW mesin, yang berlaku pada
temperatur air pendingin keluar saat kini.
2. Dari data tentukan tonase dan kW mesin, yang berlaku pada
temperatur air pendingin keluar setelah dilakukan penyetelan.\
3. Hitung perbaikan kW/TR mesin.
4. Jika data kW tidak ada, hitung berdasarkan persamaan berikut :
Catatan : muncul untuk listrik 3
Apabila tidak terdapat data performansi chiller, perhitungan dilakukan
dengan menggunakan diagram P-H untuk refrigeran yang digunakan.
1. Catat tekanan dan temperatur pada suction dan discharge. Petakan
pada diagram P-H.
2. Gambarkan garis yang menyatakan temperatur air pendingin keluar
saat kini pada diagram P-H.
3. Apabila chiller bekerja pada temperatur air pendingin yang rendah,
chiller dapat disetel lagi agar bekerja pada temperatur lebih tinggi.
4. Lakukan analisis efek peningkatan setelan temperatur tersebut.
5. Catat besarnya perubahan entalpi pada suction dan discharge
kompresor, dan hitung penurunan dari kebutuhan daya.
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 70
6.11.2 CP 2 : Penyimpanan Termal (Thermal Storage)
Akan berguna jika terdapat beda tarif pada waktu tertentu.
Jenis : Penyimpan termal bentuk Laten dan Sensibel.
6.11.3 CP 3 : Penggantian Menara Pendingin (Cooling Tower)
Kinerja Cooling Tower ditentukan oleh :
Range = Tw,out - Tw,in
Approach = Tw,in - Twb
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 71
Prosedur pengiritan :
1. Amati tekanan discharge dan suction, bandingkan dengan data
sebelumnya.
2. Apakah tekanan discharge semakin naik ?
3. Periksa apakah ada udara dalam saluran air, laju aliran air mencukupi,
saringan dan CT bersih.
4. Lakukan langkah langkah CP1, untuk penghematan.
6.11.4 CP 4 : Sistem Pemompaan Primer/Sekunder
Keterangan :
GPM = laju aliran air pendingin, gallon/menit
TDH = total gynamic head, ft H2O
Eff = efisiensi pompa
Prosedur pengiritan :
1. Hitung kebutuhan daya pemompaan air untuk AHU terjauh.
Bandingkan dengan kebutuhan daya pemompaan AHU terdekat.
2. Amati dan catat lamanya mesin AC bekerja.
3. Hitung kWh single loop dan kWH primary-secondary pumping system,
Analisa bagaimana pompa-pompa dapat digabung untuk memenuhi
kebutuhan pendinginan.
4. Amati perbedaannya.
CHILLER
BEBAN
CHILLER
BEBAN
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 72
6.11.5 CP 5 : Pemompaan Putaran Variabel, Pemasangan Pompa Paralel
Pengaturan debit aliran air :
1. Pengaturan putaran pompa.
2. Pasang pompa kecil secara paralel.
Prosedur evaluasi pengiritan sama dengan CP 4.
6.11.6 CP 6 : Pemanfaatan Panas Kondensor
Pemanfaatan panas kondensor dapat dilakukan untuk kebutuhan
pemanasan yang rendah. Pemasangan sebaiknya dilakukan pada pipa
dekat discharge kompresor. Analisis biaya perlu dilakukan karena harga
penukar kalor cukup mahal.
Dari Kompresor
Air Panas
Kondensor-2
wm
Tw,out
Tw,in
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 73
Energi panas yang didapat :
6.11.7 CP 7 : Penggantian Chiller
Penggantian dilakukan jika chiller tidak efisien, dan biaya operasi menjadi
tinggi.
Prosedur penggantian chiller adalah :
1. Hitung kapasitas chiller dan daya chiller, untuk menentukan kW/TR.
2. Bandingkan dengan chiller yang jenis efisiensi tinggi, dan hitung
pengiritan yang didapat.
3. Hitung pengiritan tahunan, dan BEP.
Catatan :
Pengukuran aliran chilled water dapat dilakukan dengan :
1. Flowmeter,
2. Mengukur tekanan air masuk/keluar chiller, kemudian melihat
spesifikasi chiller,
3. Mengukur tekanan suction dan discharge pompa, dan melihat
spesifikasi pompa.
6.12 Air Handling Unit
6.13.1 AH 1 : Konversi Volume Konstan ke VAV
Pada distribusi udara volume konstan, blower bekerja pada kapasitas
penuh. Pada VAV, udara didistribusikan sesuai dengan beban
pendinginan. Modulasi blower dapat dilakukan dengan mengubah sudu
masukan (inlet vanes) atau dengan penggerak putaran variabel (variable
speed).
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 74
[m3/s] satuan Internasional
[CFM] satuan British
6.13.2 AH 2 : Isolasi Saluran udara
Isolasi saluran udara, berpengaruh tehadap performansi mesin AC. Rugi-
rugi termal dapat diperkecil dengan isolasi saluran udara yang baik.
Prosedur pemasangan isolasi udara :
1. Ukur besar aliran melalui saluran udara.
2. Amati penurunan Tdb dan Twb pada udara keluaran AHU dan grille
suplay. Jika beda temperatur lebih dari 2 oF, perbaiki isolasi/saluran.
3. Petakan pada diagram psikrometri, dan hitung pengiritan yang
diperoleh.
6.13.3 AH 3 : Koreksi Kebocoran Saluran Udara
Deteksi kebocoran udara dapat dilakukan dengan membandingkan
besaran pasokan udara dari blower dengan pasokan udara di grille suplai
ke ruangan, hingga udara balik ke AHU. Kebocoran udara, berpengaruh
tehadap performansi mesin AC.
Kandungan energi Q1
Kandungan energi Q1
AHU Tdb1 Twb1 Tdb2 Twb2
AHU CFM1 CFM2
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 75
Rugi-rugi energi
Jika h2=h1, maka
atau
6.13.4 AH 4 : Penciutan Aliran Udara
Mengatasi kekurangan kapasitas pendinginan dapat dilakukan dengan
menambah jumlah udara yang dihembuskan. Hembusan udara tidak
harus sama, tetapi harus disesuaikan dengan beban pendinginan.
Hembusan udara yang deras/berlebihan merupakan kerugian. Sehingga
hembusan udara harus disesuaikan dengan standar yang ditentukan.
Prosedur : (sama dengan langkah AH 2 dan AH 3).
6.13.5 AH 5 : Penciutan Udara Segar/Buang
Udara segar pengganti sebagai ventilasi untuk orang. Udara segar
merupakan beban pendinginan terbesar dalam AC.
Ruangan dengan sumber pencemaran, harus dipisah sistem pembuangan
udaranya. Setiap orang rata-rata membutuhkan 7,5 CFM udara segar.
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 76
6.13.6 AH 6 : Pengucilan Daerah yang Memerlukan AC Khusus
Meneliti daerah yang membutuhkan AC khusus dapat dideteksi dengan
melihat temperatur, kelembaban, dan kebersihan udara. Dengan meneliti
bagaimana sistem AC yang digunakan saat kini, maka akan bisa diketahui
peluang pengiritan.
Alternatif pemecahan untuk daerah yang membutuhkan AC khusus
adalah :
Unit AC dipisah
Gunakan booster dari unit yang ada. (misal dengan 2 evaporator)
Peluang yang ada ditentukan dengan membandingkan kebutuhan
pendinginan, serta kW/TR-nya.
6.13 Konservasi Energi dengan Pengendalian
6.13.1 C 1 : Penjadwalan Sistem Saat Start/Stop
Pengendalian dengan penjadwalan sistem start/stop dilakukan dengan
meneliti kapan sistem harus dijalankan dan dimatikan. Perubahan start
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 77
dan stop jangan sampai menggangu pelayanan pendinginan. Perubahan
start dan stop sistem dapat memperpendek jam kerja sistem.
6.13.2 C 2 : Setelan Kontrol Termostat
Kontrol termostat dapat dilakukan untuk sistem dengan kapasitas yang
memadai. Ditandai dengan sistem mati karena setting termostat telah
tercapai. Penyetelan termostat, dapat berakibat :
Menurunkan beban pendinginan, dan jam kerja sistem saat hidup
lebih pendek.
Performansi sistem pendingin lebih baik.
Penurunan temperatur kondensor atau kenaikan temperaur
evaporator akan meningkatkan COP.
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 78
6.14 Perubahan Tkondensor & COP
Gambar Peningkatan Performansi Akibat Penurunan Temperatur Kondensasi
Dalam Gambar Siklus 1 merupakan siklus awal. Setelah temperatur
kondensasi diturunkan seperti pada Siklus 2, maka performansi
refrigerasi meningkat (COP2 > COP1).
Siklus 1
Siklus 2
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 79
6.15 Perubahan Tevaporator & COP
Gambar Peningkatan Performansi Akibat Peningkatan Temperatur Evaporasi
Dalam Gambar Siklus 1 merupakan siklus awal. Setelah temperatur
evaporasi dinaikkan seperti pada Siklus 3, maka performansi refrigerasi
meningkat (COP3 > COP1).
Siklus 3
Siklus 1
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 80
6.16 Efek Temperatur Kondensasi dan temperatur Air Pendingin
Keluar Chiller
6.17 Infiltrasi melalui Jendela
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 81
6.18 Infiltrasi melalui Pintu
Contoh :
Pintu berdaun tunggal dengan pemakaian 750 x per jam.
Infiltrasi udara diperoleh : 1250 CFM
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 82
6.19 Efek Penebalan Isolasi terhadap Nilai U
Contoh 1.
U awal 0,4 Setelah penambahan isolasi dengan ketebalan :
1 diperoleh U = 0.15
2 diperoleh U = 0,11
3 diperoleh U = 0,075
Tebal
penambahan Isolasi
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 83
Contoh 2.
U awal 0,6 dan diinginkan U menjadi 0,1 maka harus ditambahkan
ketebalan isolasi : sebesar + 21/4 (perpotongan garis bantu 1 dan 2).
6.20 Konsumsi Faya Fan Sentrifugal*)
Contoh :
Fan dengan 1000 CFM dan tekanan statik 5 inchH2O beroperasi selama
8760 jam per tahun, maka daya fan dikonsumsi sebesar :
280.000.000.000 Btu pertahun 81900 kWH.
*) Jenis fan sentrifugal bersudu lengkung ke belakang, Backward
Curved Blades.
6.21 Kerugian Akibat Tebal Isolasi Saluran Udara
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 84
Untuk Saluran udara dengan tebal isolasi 1/2, akan mempunyai
kerugian panas sebesar 9 BTU/h.ft2 pada beda temperatur 20 oF. Dan
berharga 14,5 BTU/h.ft2 pada beda temperatur 30 oF.
Perhitungan didasarkan pada isolasi kaku dengan nilai k 0,27 BTU/h.ft.
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 85
6.22 Kerugian Panas Pipa Air
Gambar didasarkan pada harga k = 0,3 BTU.in/h.ft2.oF dan Ta = 68 oF.
Keterangan :
q = laju rugi panas pipa, BTU/h.ft2
Ts = Temperatur permukaan pipa, oF
Ta = Temperatur lingkungan, oF
d1 = diameter luar pipa, inci
d1
d2
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 86
d2 = diameter luar isolasi, inci
k = konduktivitas bahanisolasi, BTU.in/h.ft2.oF
f = koefisien permukaan, BTU/h.ft2.oF
6.23 Kerugian Panas Pipa Air (200-350 oF)
Gambar didasarkan pada harga k = 0,3 BTU.in/h.ft2.oF dan Ta = 68 oF.
Contoh :
Air dari boiler mengalir di dalam pipa 1-1/2 tanpa isolasi. Temperatur
air 350 oF., maka diperoleh rugi panas sebesar 3750 BTU/jam per 10 ft
panjang pipa.
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 87
6.24 Beban Panas Pipa Air Dingin 45 oF
Gambar didasarkan pada harga k = 0,3 BTU.in/h.ft2.oF dan Ta = 68 oF.
Contoh :
Water chiller mengalir di dalam pipa 1-1/2 tanpa isolasi. Berdasarkan
tabel diperoleh beban panas sebesar 298 BTU/jam per 10 ft panjang pipa.
Untuk pipa diisolasi setebal 1, beban panas sebesar 42 BTU/jam per 10 ft
panjang pipa.
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 88
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 89
BAB VII
PEMANA DAN BOILER
JUR USAN TE KNIK
KONVERSI ENERGI
7.1 Zona Efisiensi Pembakaran Maksimum
Gambar 7.1 Zona Efisiensi Pembakaran Maksimum
Dalam Gambar 7.1 ditampilkan pembagian zona pembakaran. Zona
kerugian bahan bakar yang tidak terbakar terjadi jika pasokan udara lebih
sedikit dibandingkan dengan yang dibutuhkan, sehingga udara hanya
dapat bereaksi dengan sebagian kecil bahan bakar. Zona efisiensi
pembakaran maksimum terjadi jika jumlah udara yang dipasok
mencukupi perbandingan secara stoikiometrik dengan bahan bakar yang
dipasok. Dan zona kerugian udara berlebih terjadi jika jumlah udara yang
dipasok jauh melebihi jumlah pasokan bahan bakar. Sebenarnya pasokan
udara berlebih diperlukan untuk memastikan seluruh bahan bakar
POLBAN
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 90
bereaksi denagn udara, namun apabila kelebihannya terlalu besar tentu
akan menimbulkan kerugian.
7.2 Persyaratan Udara Pembakaran
Tabel 7.1 Syarat Udara Pembakaran
Bahan bakar
Udara
Stoikiometrik
kg/GJ
Udara Berlebih
Tipikal (minimum
dalam %)
Total
udara
kg/GJ
Gas Alam 318 5 334
Minyak Bahan Bakar
#2 323 10 355
Minyak Bahan Bakar
#6 327 10 360
Gas oven-kokas I 295 15 340
Gas Kilang 2 312 10 343
Propana 314 5 330
Dalam Tabel 7.1 ditampilkan syarat udara pembakaran untuk berbagai
bahan bakar. Udara berlebih tipikal yang diperlukan untuk pembakaran
berkisar antara 5% hingga 10%. Perhitungan untuk menghitung total
udara adalah :
Contoh :
Kebutuhan udara pembakaran untuk tungku adalah 700 L/jam minyak
bahan bakar nomor 6, dengan udara berlebih sebesar 15%. Dari tabel 1,
udara pembakaran teoretik adalah 327 kg/GJ. Heating value minyak
bahan bakar dengan 2,5% sulfur adalah sekitar 42,3 MJ/L (kandungan
sulfur biasanya dapat diperoleh dari pemasok bahan bakar).
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 91
Kebutuhan pembakaran adalah :
7.3 Analisis Udara Berlebih vs Gas Buang
Gambar 7.2 Gas Buang sebagai Fungsi Udara Berlebih
Dalam Gambar 7.2 ditunjukkan bahwa semakin tinggi udara berlebih
yang dipasok maka kemungkinan jumlah gas buang yang terbentuk
semakin kecil.
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 92
7.4 Rugi-rugi Gas Buang untuk Minyak Bahan Bakar
Gambar 7.3 Rugi-rugi Gas Buang sebagai Fungsi Temparatur
Untuk tiap udara berlebih yang diaplikasikan, semakin tinggi temperatur
gas buang, maka semakin tinggi pula rugi-ruginya. Tingginya temperatur
menunjukkan energi yang terkandung dalam gas buang masih besar.
7.5 Kelebihan dan Kekurangan Berbagai Bahan Bakar
Setiap jenis bahan bakar memiliki karakteristik masing-masing. Kelebihan
dan kekurangan berbagai jenis bahan bakar ditunjukkan dalam Tabel 7.2
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 93
Tabel 7.2 Kelebihan dan Kekurangan Berbagai Jenis Bahan Bakar
7.6 Jenis Bahan Bakar dengan Rekomendasi Pembakar dan Pengendali
Minyak bahan bakar dalam Gambar 7.4 terbagi menjadi dua jenis, minyak
gas dan minyak abahn bakar berart. Untuk minyak gas, pengendalian
disesuaikan dengan kapasitas pembakaran. Untuk di bawah 300 kW
pengendali yang biasa digunakan adalah pengendali on/off dan pressure jet
burner. Untuk di atas 3500 kW digunakan pengendali modulasi dan
pressure jet burner atau air blast atomizing atau rotary cup burner. Sedangkan
untuk minyak bahan bakar berat lebih disukai rotary cup burner, kemudian
air blast atomizing dan yang terakhir adalah pressure jet burner.
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 94
Jenis Minyak Bahan Bakar
Minyak Gas Minyak Bahan Bakar Berat
Boiler RatingBoiler Rating
Di bawah 300
kW300 1200 kW
1200 3500 kW
Di atas 3500
kW
Pengendali
ON/OFF
Pressure Jet
Burner
Pengendali
TINGGI/
RENDAH/OFF
Pressure Jet
Burner
Pengendali
TINGGI/
RENDAH/OFF
atau
Pengendali
MODULASI
Pressure Jet
Burner
atau
Air Blast
Atomising
atau
Rotary Cup
Burner
Pengendali
MODULASI
Pressure Jet
Burner
atau
Air Blast
Atomising
atau
Rotary Cup
Burner
Di atas 3000 kW
Pengendali
MODULASI
Urutan Preferensi :
A. Rotary Cup Burner
B. Air Blast Atomising
C. Pressure Jet Burner
Gambar 7.4 Jenis Minyak Bahan Bakar
Gambar 7.5 Tempering Air Heat Exchanger
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 95
7.7 Energi yang hilang dari Dinding Tungku atau Dinding Boiler
Gambar 7.6 Energi yang Hilang sebagai Fungsi Temperatur Dinding
Semakin tinggi temperatur dinding luar semakin tinggi rugi-rugi energi.
Energi hilang karena terbawa panas yang melewati dinding boiler.
Jenis boiler juga mempengaruhi efisiensi boiler. Boiler gas kondensasi
memiliki efisiensi tertinggi dengan 88-92% dan water tube dengan
economizer memiliki efisiensi terendah dengan 75-78%. Efisiensi boiler
ditunjukkan dalam Tabel 7.3.
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 96
Tabel 7.3 Efisiensi Boiler Berdasarkan Jenisnya
Jenis Boiler Efisiensi (%)
Gas Kondensasi 88-92
Modular Efisiensi Tinggi 80-82
Shell Boiler - Air Panas 78-80
Shell Boiler - Kukus 75-77
Reverse Flame 72-75
Cast Iron Sectional 68-71
Pembangkit Kukus 75-78
Water Tube dengan Economiser 75-78
Dalam water tube boiler panas pembakaran batubara dengan udara
digunakan untuk membangkitkan kukus dari air yang dipasok dalam
kumpulan tube.
Gambar 7.7 Water Tube Boiler dengan Konveksi Alamiah
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 97
Gambar 7.8 Boiler Pembangkit Kukus
Gambar 7.9 Boiler Kondensasi
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 98
Gambar 7.10 Grafik Efisiensi Boiler Kondensasi
7.8 Skematik Sistem Boiler Modular
Gambar 7.11 Skematik Sistem Boiler Modular
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 99
Dalam Gambar 7.11 menunjukkan skematik sistem boiler modular. Air
umpan boiler dari satu sumber dipisah dengan splitter menjadi beberapa
aliran. Tiap aliran masuk kedalam satu boiler. Uap keluaran tiap boiler
dialirkan dan digabung kedalam satu aliran untuk digunakan sesuai
dengan kebutuhan.
7.9 Pemilihan Boiler Kukus
Gambar 7.12 Diagram Alir Pemilihan Boiler Kukus
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 100
Dalam memilih boiler perlu diperhatikan hal-hal tertentu. Langkah-
langkah pemilihan boiler untuk boiler kukus ditunjukkan dalam diagram
alir di Gambar 7.12.
7.10 Input Boiler dan Rugi-ruginya
Gambar 7.13 Input Boiler dan Rugi-ruginya
Proses pembentukan uap dalam boiler tidak seluruh energi dalam bahan
bakar dikonversi untuk membangkitkan uap. Seperti ditunjukkan dalam
Gambar 7.13 dari 100% bahan bakar yang masuk, kukus yang
dibangkitkan hanya 75%, disertai 18% gas buang, dan 8% blowdown.
7.11 Neraca Energi Boiler
Dalam gambar 7.14 ditampilkan neraca energi yang terlibat di boiler.
Umpan yang masuk ke boiler berupa air umpan, bahan bakar dan udara
pembakaran. Energi utama yang keluar berupa kukus, disertai dengan
rugi-rugi energi melalui radiasi, blowdown, abu, dan gas buang. Gas buang
yang biasanya masih mengandung zat-zat berbahaya dialirkan ke stack
untuk dibakar.
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 101
Gambar 7.14 Neraca Energi Boiler
7.12 Rekomendasi Level Udara berlebih untuk Boiler
Untuk memperoleh hasil pembakaran optimum Tabel 7.4 menampilkan
rentang level udara berlebih untuk pembakaran. Level udara berlebih
yang tepat menghasilkan sisa oksigen minimum dalam gas buang.
Tabel 7.4 Udara Berlebih untuk Boiler
Bahan Bakar
Udara Berlebih
(%)
O2 dalam Gas Buang
(%)
Min Maks Min Maks
Gas Alam 10 15 2 2,7
Minyak Bahan bakar :
Ringan 12,5 20 2,3 3,5
Berat 20 25 3,3 4,2
Batubara 30 50 4,9 7
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 102
7.13 Skematik Sebuah Economiser
Gambar 7.15 Skematik Economiser
Dalam Gambar 7.15 ditunjukkan skematik economiser. Gas buang yang
masih memiliki energi panas yang besara dimanfaatkan untuk
membangkitkan kukus. Untuk mendapatkan hasil yang optimum, kedua
aliran dipasang berlawanan arah (counter current).
7.14 Temperatur Air Umpan dan Efisiensi Boiler
Gambar 7.16 Efisiensi Boiler sebagai Fungsi Temperatur Air Umpan
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 103
Dalam Gambar 7.16 ditunjukkan bahwa peningkatan efisiensi boiler
merupakan fungsi dari temperatur air umpan secara linier dengan
kemiringan tertentu.
7.15 Skematik Flue Shut-off Damper dan Interlock
Gambar 7.17 Skematik Flue Shut-off Damper dan Interlock
Boiler yang dilengkapi perangkat shut-off damper dan interlock merupakan
jenis boiler yang menyesuaikandengan kebutuhan. Firing control panel
merupakan pengendali yang dilengkapi sensor temperatur. Bila panas
yang dipasok ke dalam boiler terlalu tinggi, maka pengendali akan
memberikan perintah untuk membuka damper sehingga sebagian gas
buang akan menuju chimney untuk dibakar. Dengan demikian, kondisi
dalam boiler akan terjaga dalam keadaan proses yang optimal.
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 104
BAB VIII
KONSERVASI ENERGI SEKTOR PUBLIK
JUR USAN TE KNIK
KONVERSI ENERGI
8.1 Konservasi Energi
Konservasi energi adalah kegiatan untuk menurunkan kuantitas
penggunaan energi. Salah satu aspek penting dalam konservasi energi
adalah kelengkapan manajemen energi.
Manajemen energi adalah pendekatan sistematis dan terpadu untuk
melaksanakan pemanfaatan sumberdaya energi secara efektif, efisien dan
rasional, tanpa mengurangi kuantitas maupun kualitas produksi,
kenyamanan kerja, estetika, kesehatan, dan standar keselamatan
pengguna.
8.2 Sistem Peralatan
Secara umum sistem peralatan yang dimiliki bangunan publik meliputi :
Sistem tata cahaya,
Peralatan kantor, dan
Sistem tata udara.
8.3 Pola Penggunaan Energi
Penggunaan energi di bangunan publik secara umum adalah energi listrik
dan bahan bakar. Waktu penggunaan energi sebagian besar dilakukan
pada siang hari sesuai dengan jam kerja, mulai 7.00 8.00 dan berakhir
15.00 17.00. Bahkan, di beberapa kantor tercatat seringkali melakukan
kerja lembur.
POLBAN
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 105
Bangunan publik umumnya memiliki fasilitas ruang pertemuan atau
ruang serbaguna yang tidak selalu digunakan, sehinngga penggunaan
energi pada ruang-ruang tersebut tidak terus menerus.
8.4 Peluang Penghematan Energi
Peluang penghematan energi di sektor publik terbagi menjadi :
Sistem kelistrikan :
o Pemasangan capasitor bank dan sub-metering;
o Penurunan kapasitas data listrik (kVA) terpasang; dan
o Penjadwalan operasi lift, pompa, dan peralatan lain.
Sistem pencahayaan :
o Penggantian lampu TL dengan lampu berefikasi lebih tinggi,
ballast konvensional dengan ballast elektronik;
o Penjadwalan penggunaan lampu dan cahaya alami;
o Pemeliharaan dan pembersihan lampu secara regular;
o Pemasangan high efficiency reflector dan saklar otomatis lampu-
lampu outdoor.
Sistem pengkondisian udara :
o Penggunaan AC hanya saat diperlukan;
o Set temperatur pada 25 oC; dan
o Penggunaan timer pada AC.
8.5 Intensitas Konsumsi Energi
Benchmarking telah disusun oleh Direktorat Jenderal Listrik dan
Pemanfaatan Energi (Ditjen. LPE) DESDM. Kategorisasi criteria efisiensi
energi dapat dilihat dalam Tabel 8.1.
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 106
Tabel 8.1 Kriteria Efisiensi Energi di Sektor Publik
Tabel 8.2 Keterangan Kriteria Efisiensi Energi
50 - 95 20 - 38
95 - 145 38 - 58
145 - 175 58 - 70
175 - 230 70 - 92
230 - 285 92 - 114
285 - 450 114 - 180
Sumber: Ditjen LPE - DESDM
Boros
Sangat Boros
Sangat Efisien
Efisien
Cukup Efisien
Agak Boros
Kriteria
Intensitas Konsumsi
Energi *
Adaptasi untuk
Gedung non-AC
kWh/m2/tahun kWh/m2/tahun
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 107
8.6 Hambatan Implementasi Manajemen Energi
Dalam implementasi manajemen energi ditemui beberapa hambatan yang
menghambat proses konservasi energi. Sebagian orang masih
mengasumsikan energi sebagai pengeluaran inelastis yang harus diterima
apa adanya. Intervensi terhadap penggunaan energi umumnya dihindari
karena dianggap akan mengacaukan kegiatan utama atau alur produksi.
Terlebih lagi, energi tidak menarik minat manajemen puncak dan hanya
diperhatikan manajemen eksekutif menengah. Bahkan, hanya beberapa
perusahaan yang merasa perlu manajer energi yang kompeten. Aktivitas
diseminasi informasi serta komunikasi tentang isu energi untuk
menggugah kesadaran akan penghematan energi jarang dilakukan.
Hambatan-hambatan tersebut umumnya baru dapat diatasi jika ada
kesadaran dan kehendak dari jajaran pimpinan puncak yang merupakan
kunci dari sejauh mana konservasi energi dapat dilaksanakan di
perusahaan/instansi tersebut. Oleh karena itu, diperlukan sebuah metode
efisiensi energi.
8.7 Metodologi Efisiensi Energi
Metodologi efisiensi energi diawali dengan perkenalan terhadap
metodologi. Selanjutnya ditentukan langkah-langkah metodologi serta
tujuan, output dan tugas-tugas. Lembar kerja disusun untuk
memudahkan imlementasi penghematan energi. Dengan demikian fokus
energi akan lebih jelas terlihat.
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 108
8.7.1 Perkenalan Metodologi
Metodologi Efisiensi Energi telah dikembangkan perusahaan-
perusahaan industri di Asia dan telah membantu meningkatkan efisiensi
energi melalui Produksi Bersih. Metode ini dirancang agar perusahaan-
perusahaan industri yang energy-intensive memberi kontribusi dalam
membangun negara-negara di Asia.
Metodologi berdasarkan pada strategi produksi bersih seperti pencegahan
produksi limbah, pendekatan sistematik, proses terintegrasi, ditujukan
untuk peningkatan secara kontinyu. Selain itu didasarkan pada produksi
bersih dan metodologi audit energi serta pengalaman praktek nyata di
lebih dari 40 perusahaan di Asia.
8.7.2 Manfaat Efisiensi Energi
Pelaksanaan efisiensi memberikan manfaat berupa :
Penurunan biaya melalui penggunaan energi yang efisien
Menurunkan ketergantungan terhadap pasokan dan harga energi yang
berfluktuasi serta tidak tersedianya energi
Meningkatkan produkivitas dan kualitas
Meningkatkan reputasi di mata klien dan masyarakat melalui
perlindungan lingkungan
Meningkatkan motivasi, kesehatan dan keselamatan kerja
Menaati peraturan yang berlaku
8.7.3 Enam Langkah Pendekatan Produksi Bersih
Untuk menunjang metode efisiensi energi dilakukan enam pendekatan
produksi bersih seperti ditampilkan dalam Gambar 8.1.
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 109
Gambar 8.1 Langkah Pendekatan Produksi Bersih
Informasi dalam tiap langkah meliputi tugas minimum harus dilakukan
dan lembar kerja untuk membantu menyelesaikan tugas. Namun, perlu
diingat bahwa metodologi ini perlu diaplikasikan secara fleksibel selama
efisiensi energi dapat ditingkatkan, karena tiap instansi memiliki
karakteristik yang berbeda.
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 110
1. Langkah I : Perencanaan dan Organisasi
Langkah perencanaan dan organisasi memelukan waktu 3-6 hari.
Tujuan perencanaan dan organisasi adalah untuk :
Memperoleh komitmen manajemen.
Merencanakan dan mengorganisir penilaian energi.
Dan output yang diharapkan dari langkah ini adalah berupa :
Proposal tertulis berisi langkah-langkah yang dipilih dan tugas-
tugas untuk meningkatkan efisiensi energi.
Disetujui oleh manajemen puncak.
Adapun tugas dalam perencanaan dan organisasi meliputi :
Tugas 1a : Mengadakan pertemuan dengan manajemen puncak (1-2
jam)
Tugas 1b : Membentuk tim dan menginformasikan para staf (0,5-1
hari)
Tugas 1c : Pra-penilaian untuk mengumpulkan informasi umum (1-
3 hari)
Tugas 1d : Memilih area fokus (0,5-1 hari)
Tugas 1e : Mempersiapkan proposal penilaian untuk disetujui
manajemen (2-3 hari)
Tugas 1a : Pertemuan dengan Manajemen Puncak
Tujuan pertemuan pertama :
Manajemen puncak :
o Memperoleh persetujuan manajemen puncak untuk pra-
penilaian
o Menulis proposal untuk penilaian energi detail
Manajer menengah atau fasilitator eksternal :
o Memperoleh komitmen dari manajer menengah, staff dan/atau
fasilitator eksternal untuk melaksanakan pra-penilaian
o Menulis proposal untuk penilaian energi detail
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 111
Dalam diskusi pada 1-2 jam pertemuan pertama dibahas tentang :
Mengapa manajemen puncak tertarik pada efisiensi energi
Area energi yang menjadi pusat perhatian
Dimana posisi perusahaan saat ini
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi penilaian
Waktu yang dibutuhkan untuk pra-penilaian dan penulisan
proposal untuk pilihan yang layak
Komposisi tim dan perwakilan manajemen
Bagaimana menginformasikan kepada staf untuk memastikan
kerjasama yang baik
Tabel 8.3 Lembar Kerja 1 Alasan-alasan untuk Efisiensi Energi
Tabel 8.4 Lembar Kerja 2 : Matriks Manajemen Energi
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 112
Tabel 8.5 Lembar Kerja 3 : Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Pendekatan Penilaian Energi
Tugas 1b : Membentuk Tim dan Menginformasikan Staf (0.5 1 hari)
Tim harus terdiri atas:
Seseorang yang mengetahui penggunaan energi utama dan
dampak lingkungan
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 113
Seseorang yang mengetahui proses produksi yang intensif energi
Seseorang yang memiliki akses terhadap informasi perusahaan
secara umum dan data biaya energi
Seseorang dari bidang pelatihan dan komunikasi
Perwakilan manajemen puncak
Tabel 8.6 Lembar Kerja 4 : Anggota Tim dan Peranannya
Tugas 1c : Pra-penilaian untuk mengumpulkan informasi umum (1
3 hari)
Informasi yang dikumpulkan harus meliputi:
Detail instansi secara umum
Struktur Organisasi
Diagram alir produksi secara umum
Data produksi 3 tahun ke belakang
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 114
Data dan biaya energi, konsumsi sumber daya selama 3 tahun ke
belakang
Inventori peralatan utama
Tinjauan terhadap informasi yang dikumpulkan untuk tiap
langkah proses/departemen
Emisi gas rumah kaca yang dihasilkan
Data produksi dan sumberdaya meliputi :
Laju konsumsi bahan bakar dan biayanya
Konsumsi listrik dan biayanya
Sebaran bahan bakar
Tagihan listrik untuk utilitas
Tabel 8.7 Lembar Kerja 7 : Data Produksi dan Sumberdaya
Tabel 8.8 Lembar Kerja 8 : Inventori Peralatan Utama
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 115
Tugas 1d : Memilih Area Fokus (0.5 1 hari)
Area fokus dapat merupakan seluruh instansi, sebuah departemen
atau peralatan (energi) atau sumber daya spesifik. Area fokus yang
berbeda dapat dipilih ketika energi diperhitungkan.
Proses untuk memilih area fokus meliputi :
Mengidentifikasi area fokus yang memungkinkan
Menentukan kriteria pemilihan
Mengkategorikan tiap area fokus kedalam kriteria Tinggi,
Menengah, Rendah.
Tabel 8.9 Lembar Kerja 10 : Pemilihan Area Fokus
-
Buku bahan ajar audit energi 2010 116