KONSEP TAUHID DALAM PADANGAN HAJI ABDUL MALIK KARIM ...

42
KONSEP TAUHID DALAM PADANGAN HAJI ABDUL MALIK KARIM AMRULLAH (BUYA HAMKA) SKIRPSI Diajukan kepada Jurusan Filsafat Agama Fakultas Usuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Filsafat Islam Disusun oleh: IDRIS SAPUTRA NIM. 07510010 Pembimbing Dr. H. Zuhri, S.Ag., M.Ag NIP. 19700711 200112 1 001 JURUSAN FILSAFAT AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM UIN SUNAN KALIJAGA YOGYKARTA 2014

Transcript of KONSEP TAUHID DALAM PADANGAN HAJI ABDUL MALIK KARIM ...

Page 1: KONSEP TAUHID DALAM PADANGAN HAJI ABDUL MALIK KARIM ...

KONSEP TAUHID DALAM PADANGAN HAJI ABDUL MALIK KARIM

AMRULLAH (BUYA HAMKA)

SKIRPSI

Diajukan kepada Jurusan Filsafat Agama Fakultas Usuluddin dan Pemikiran

Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk untuk memenuhi persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Filsafat Islam

Disusun oleh:

IDRIS SAPUTRA

NIM. 07510010

Pembimbing

Dr. H. Zuhri, S.Ag., M.Ag

NIP. 19700711 200112 1 001

JURUSAN FILSAFAT AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM

UIN SUNAN KALIJAGA YOGYKARTA

2014

Page 2: KONSEP TAUHID DALAM PADANGAN HAJI ABDUL MALIK KARIM ...
Page 3: KONSEP TAUHID DALAM PADANGAN HAJI ABDUL MALIK KARIM ...
Page 4: KONSEP TAUHID DALAM PADANGAN HAJI ABDUL MALIK KARIM ...
Page 5: KONSEP TAUHID DALAM PADANGAN HAJI ABDUL MALIK KARIM ...

v

MOTTO

‘‘satu hati lebih mahal dari pada

senyuman, satu jiwa lebih mahal dari pada

sebentuk cincin”

Di Bawah Lindungan Ka’bah (Buya Hamka)

Page 6: KONSEP TAUHID DALAM PADANGAN HAJI ABDUL MALIK KARIM ...

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Page 7: KONSEP TAUHID DALAM PADANGAN HAJI ABDUL MALIK KARIM ...

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah yang telah memberikan hidayah,

taufiq dan inayah-Nya, sehingga kami masih bisa bersyukur atas segala karunia

dan rahmatnya. Tidak lupa shalawat serta salam tetap tercurah kepada junjungan

Nabi Agung Nabi Muhammad Saw., keluarga, serta para sahabatnya yang telah

menunjukkan umat manusia kepada jalan yang terang dan lurus untuk mencapai

kebahagiaan dunia dan akhirat.

Penulis menyadari kekurangan yang dimiliki, bahkan jauh dari yang

sempurna, untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis membuka kritik dan

saran agar menjadikan skripsi ini lebih baik. Tidak lupa, penulis mengucapkan

rasa terima kasih dan penulisan ini takkan pernah terwujud tanpa adanya bantuan,

inspirasi, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis

ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Syaifan Nur, M.A, sebagai Dekan Fakultas Ushuluddin UIN

Sunan Kalijaga Yogyakarta.

2. Bapak Dr. H. Zuhri, S.Ag, M.Ag, sebagai Ketua Jurusan AF, Pembimbing

Akademik dan Pembimbing Skripsi, yang memberikan inspirasi dan

dorongannya.

3. Bapak Dr. Robby Habiba Abror, M.Hum, sebagai Sekretaris Jurusan dan

sekaligus Penguji Munaqasyah.

4. Bapak Dr. Sudin, M.Hum, selaku Penguji Munaqasyah (Penguji tiga)

Page 8: KONSEP TAUHID DALAM PADANGAN HAJI ABDUL MALIK KARIM ...

viii

5. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta, terima kasih atas pelayanan yang kalian berikan.

6. Untuk kedua orang tercinta, sembah sujudnya yang sedalam-dalamnya

kepada ayahanda (Umar) dan Ibunda (Sabariyah) yang telah membesarkan

penulis dengan penuh kasih sayang.

7. Semua saudara terkasih, kakak Salamah, abang Ismail, kakak Maimunah,

keponakanku Sadah dan keponakanku lainya, yang selalu berbagi canda

dan tawa kehidupan.

8. Untuk adikku Sofwah yang telah member semangat selama dalam proses

pembuatan skirpsi.

9. Untuk teman-temanku Nur Colis dan Nufal Badri yang telah menemani,

motivasi, kritik sarannya.

10. Untuk teman-temanku Fosat 07 dan semua pihak yang berjasa dalam

penyusunan skripsi ini yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu.

Akhirnya , semoga skripsi ini memberikan mamfaat bagi penulis khusunya

dan segenap pembaca pada umumnya, amin.

Page 9: KONSEP TAUHID DALAM PADANGAN HAJI ABDUL MALIK KARIM ...

ix

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Transliterasi huruf Arab ke dalam huruf Latin yang dipakai dalam

penyusunan skripsi ini berpedoman kepada Surat Keputusan Bersama Menteri

Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor :

158/1987 dan 0543b/U/1987.

I. K

onsonan Tunggal

Huruf

Arab

Nama

Huruf Latin

Nama

ا

alif

Tidak dilambangkan

Tidak dilambangkan

ب

ba’

B

Be

ت

ta’

T

Te

ث

sa’

es(dengan titik di atas)

ج

jim

J

Je

ح

ha’ Ḥ

ha(dengan titik di bawah)

خ

kha’

kh

Ka dan ha

د

dal

D

De

ذ

zal

Ż

ze(dengan titik di atas)

ر

ra’

R

Er

ز

zai

Z

Zet

س

sin

S

Es

ش

syin

Sy

esdan ye

ص

sad Ṣ

es (dengan titik di bawah)

ض

dad

de(dengan titik di bawah)

ط

ta’

te(dengan titik di bawah)

Page 10: KONSEP TAUHID DALAM PADANGAN HAJI ABDUL MALIK KARIM ...

x

ظ

za’

zet(dengan titik di bawah)

ع

‘ain

Koma terbalik di atas

غ

gain

G

Ge

ف

fa’

F

Ef

ق

qaf

Q

Qi

ك

kaf

K

Ka

ل

lam

L

‘el

م

mim

M

‘em

ن

nun

N

‘en

و

waw

W

W

ه

ha’

H

Ha

ء

hamzah

Apostrof

ي

ya’

Y

Ye

II. Konsonan Rangkap karena Syaddah Ditulis Rangkap

ةنسditulis Sunnah

ةلعditulis ‘illah

III. T

a’ Marbūtah di Akhir Kata

a. B

ila dimatikan ditulis dengan h

المائةد ditulis al-Mā’idah

ةيمالساditulis Islāmiyyah

(Ketentuan ini tidak diperlukan kata-kata arab yang sudah terserap ke dalam

Page 11: KONSEP TAUHID DALAM PADANGAN HAJI ABDUL MALIK KARIM ...

xi

bahasa Indonesia, seperti zakat, salat dan sebagainya, kecuali bila

dikehendaki lafal aslinya).

b. Bila diikuti dengan kata sandang “al” serta bacaan kedua itu terpisah,

maka ditulis dengan h.

المذاهب ditulis Muqāranahal-mazāhib ةنراقم

IV. V

okal Pendek

1. -------- Fathah ditulis a

2. -------- Kasrah ditulis i

3. -------- Dammah ditulis u

V. Vokal Panjang

1. Fathah+alif

ناسحتسإ

ditulis

ditulis

ā

Istihsān

2. Fathah+ya’ mati

ىثنأ

ditulis ditulis

ā

UnṠā

ā 3.

Kasrah+yā’ mati

اولعلاين

ditulis ditulis

ī

al-‘Ālwānī

4. Dammah+wāwu mati

مولع

ditulis ditulis

ū

‘Ulūm

VI. Vokal Rangkap

1. Fathah+ya’ mati

غيرهم

ditulis ditulis

ai Gairihim

2. Fathah+wawu mati

لوق

ditulis ditulis

au Qaul

VII. Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata Dipisahkan dengan

Apostrof

Page 12: KONSEP TAUHID DALAM PADANGAN HAJI ABDUL MALIK KARIM ...

xii

متنأأditulis a’antum

تدعأditulis u‘iddat

نئلكشـرمت ditulis la’insyakartum

VIII. Kata Sandang Alif +Lam

a. Bila diikuti huruf al-Qamariyyah

نأرقلاditulis al-Qur’an

سايقلاditulis al-Qiyas>

b. Bila diikuti huruf Syamsiyyah ditulis dengan menggunakan huruf

Syamsiyyah yang mengikutinya, serta menghilangkan huruf l (el)nya.

ةلاسرلاditulis ar-Risālah

ءاسنلاditulis an-Nisā’

IX. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat

Ditulis menurut bunyi atau pengucapannya

لهأيأرلا ditulis Ahlal-Ra’yi

لهأةنسلا ditulis Ahlas-Sunnah

Page 13: KONSEP TAUHID DALAM PADANGAN HAJI ABDUL MALIK KARIM ...

xiii

ABSRTAK

Kondisi masalah yang terpenting dalam membahas pemikiran Islam

adalah pemurnian tauhid, karena nilai dari keislaman seseorang itu

adalah pengesaan terhadap Allah SWT yang terangkum dalam syahadat.

Dalam artian masyarkat harusnya memperbarui keimanannya, sehingga arus

globalisasi tidak mempengaruhi keimanan seseorang. Dalam sejarahnya, manusia

tidak bisa lepas sang penciptanya, bagi seorang muslim, akidah adalah segala-

galanya. Tatkala umat Islam mengabaikan akidah mereka yang benar, mulailah

kelemahan masuk ke dalam keyakinan umat muslimin. Kelemahan akidah inilah

berakibat pada amal dan produktivitas mereka Kelemahan akidah inilah yang

menjadi kegelisahan Buya Hamka untuk memberi pemahaman tauhid kepada

masyarakat melalui karya-karyanya. Buya Hamka yang secara pribadi lebih

banyak mengedepankan rasio dalam berpikir terutama menjelaskan teks-teks

agama. Tauhid selain sebagai pandangan hidup (way of life) bagi Buya Hamka

juga merupakan landasan dalam hidup bermasyarakat.

Tujuan penelitian ini adalah mengkaji tentang biografi dan pemikiran

Buya Hamka tentang pandangan-pandangan konsep Tauhid yang digagas oleh

Buya Hamka. Jenis penilitian ini adalah penelitian pustaka, dengan metode

deskriptik analisis. Adapun pendekatan pada penelitian ini, menggunakan

pendekatan historis sosiologis, yaitu pendekatan yang berusaha memahami

gagasan konsep tahid buya Hamka dari latar belakang sosial, politik, dan budaya

dalam masyarakat indonesia.

Berdasarkan metode yang digunakan dapat disimpulkan bahwa pemikiran

Buya Hamka tentang Tauhid adalah menyatukan kepercayaan tidak tepecah-

terpecah ke pada yang lain. Alam seluruhnya ini diatur oleh satu pengatur,

menurut satu aturan. Segala yang yang ada ini takluk ke pada hukum-hukum yang

satu. Konsep tauhid merupakan satu konsep utama yang menjadi asas dalam

semua sudut pandangan dan seluruh aspek kehidupan Muslim. Tauhid

merupakan satu asas keimanan yang ditekankan dalam Islam. Tauhid yang

berasal dari kalimat Arab tawhid merupakan satu konsep yang melambangkan

kepercayaan monoteisme dalam Islam yang mempercayai bahawa Tuhan itu

hanya satu. Dzat yang menciptakan, menguasai, dan mengatur alam semesta ini

adalah Allah subhanahu wa ta`ala. Inilah yang disebut dengan rububiyyah Allah.

Tauhid rububiyyah adalah sebuah keyakinan yang diakui bahkan oleh kaum

musyrikin. Tauhid sebagai jalan hidup manusia yang tercermin setiap tindakan

manusia inilah yang menjadi tujuan pemikiran tauhid Buya Hamka.

Page 14: KONSEP TAUHID DALAM PADANGAN HAJI ABDUL MALIK KARIM ...

xiv

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

HALAMAN NOTA DINAS .............................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN… ........................................................................ iii

HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................... iv

HALAMAN MOTTO ........................................................................................ v

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vi

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii

HALAMAN TRANSLITERASI ....................................................................... viii

ABSTRAK ......................................................................................................... xii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xiii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah. ......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 8

D. Tinjauan Pustaka ..................................................................................... 8

Page 15: KONSEP TAUHID DALAM PADANGAN HAJI ABDUL MALIK KARIM ...

xv

E. Kerangka Teori ........................................................................................ 10

F. Metode Penilitian ..................................................................................... 11

G. Sistematika Penulisan ............................................................................. 13

BAB II : SEJARAH HIDUP BUYA HAMKA

A. Biografi Buya Hamka ............................................................................. 14

B. Riwayat Pendidikan Buya Hamka ........................................................... 15

C. Buya Hamka Sebagai Pemimpin Ummat ............................................... 16

D. Karya Buya Hamka ................................................................................. 21

E. Akhir Masa Hidup Buya Hamka ............................................................. 27

BAB III : KONSEP TAUHID DALAM ISLAM

A. Rukun Iman ............................................................................................. 29

B. Aliran-aliran Teologis ............................................................................ 33

C. Teologi Hasan Hanafi ............................................................................. 38

BAB IV : KONSEP TAUHID BUYA HAMKA

A. Tauhid Pada Tuhan ................................................................................. 52

B. Manusia dengan Akalnya ....................................................................... 64

C. Alam sebagai Sunnatullah ....................................................................... 69

Page 16: KONSEP TAUHID DALAM PADANGAN HAJI ABDUL MALIK KARIM ...

xvi

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................. 72

B. Saran ........................................................................................................ 74

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 75

Page 17: KONSEP TAUHID DALAM PADANGAN HAJI ABDUL MALIK KARIM ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di tengah gejolaknya globalisasi dan ekonomi pasar, keseharian yang

banal telah menjadi kelaziman, kerumunan nomad pemuja tubuh, petarung kapital

dah bahkan kiblat terhadap sains ataupun produk dari hasil sains sendiri telah

mengubur kecemasan eksistensi mereka, itu adalah manusia, ya manusia. Orang

mulai berbondong mencari sesuatu yang lepas yang tak tertekan oleh manusia

seperti burung terlepas dari sarangnya. Karena berfikir itu adalah ciri khas

manusia dan karena berpikir manusia memanusiakan manusia. Efeknya, terjadi

ketidak seimbangan terhadap kehidupan dikarenakan pemujaan terhadap sesuatu

yang semu. Banyak sekali kejadian pemuja-pemuja, lebih dalam lagi dianggap

kiblat pemuja-pemuja yang diagungkan.

Dalam sejarahnya, manusia tidak bisa lepas sang penciptanya, Bagi

seorang muslim, akidah adalah segala-galanya. Tatkala umat Islam mengabaikan

akidah mereka yang benar, yang harus mereka pelajari melalui ilmu tauhid yang

didasari oleh bukti-bukti dan dalil yang kuat, mulailah kelemahan masuk ke

dalam keyakinan sebagian besar kaum muslimin. Kelemahan akidah akan

berakibat pada amal dan produktivitas mereka. Dengan semakin luasnya

kerusakan itu, maka orang-orang yang memusuhi Islam akan mudah mengalahkan

mereka. Menjajah negeri mereka dan menghinakan mereka di negeri mereka

Page 18: KONSEP TAUHID DALAM PADANGAN HAJI ABDUL MALIK KARIM ...

2

sendiri. Islamisasi merupakan sebuah karakter dan identitas Islam sebagai

pandangan hidup (worldview)1 yang di dalamnya terdapat pandangan integral

terhadap konsep ilmu (epistemology) dan konsep Tuhan (theology). Bahkan

bukan hanya itu, Islam adalah agama yang memiliki pandangan yang fundamental

tentang Tuhan, kehidupan, manusia, alam semesta, dan lain sebagainya. Oleh

sebab itu, Islam adalah agama sekaligus peradaban.2

Konsep dasar Islamisasi Ilmu Pengetahuan Ali Alatas bisa dibaca misalnya

dalam bukunya Islam & Secularism. Bagi Alatas misalnya, Islamisasi Ilmu

Pengetahuan mengacu kepada upaya mengeliminir unsur-unsur serta konsep-

konsep pokok yang membentuk kebudayaan dan peradaban Barat, khususnya

dalam ilmu-ilmu kemanusiaan. Tercakup dalam unsur-unsur dan konsep ini

adalah cara pandang terhadap realitas yang dualistik, doktrin humanisme, serta

tekanan kepada drama dan tragedi dalam kehidupan rohani sekaligus penguasaan

terhadapnya. Setelah proses ini dilalui, langkah berikutnya adalah menanamkan

unsur-unsur dan konsep pokok keislaman. Sehingga dengan demikian akan

terbentuk ilmu pengetahuan yang benar; ilmu pengetahuan yang selaras dengan

1 Definisi lengkap tentang pandangan hidup Islam (Islamic worldview) dapat dilihat dalam

tulisan Hamid Fahmy Zarkasyi, Worldview Sebagai Asas Epistemologi Islam dalam Islamia, majalah

pemikiran dan peradaban Islam Thn II No 5, April-Juni 2005.

2 Wan Mohd Nor Wan Daud, The Educational Philosophy and Practice of Syed M. Naquib

Al-Attas (Malaysia: ISTAC, 1998), p. 298

Page 19: KONSEP TAUHID DALAM PADANGAN HAJI ABDUL MALIK KARIM ...

3

sebagai upaya pembebasan ilmu pengetahuan dari pemahaman berasaskan

ideologi, makna serta ungkapan sekuler.3

Secara historis zaman terus berkembang melalui hirarkis perkembangan

yang terus dibarengi pula dengan perubahan-perubahan sosial. Keberadaan

manusia yang dasar pertamanya bebas, menjadi hal yang problematik, ketika ia

hidup dalam komunitas sosial. Kemerdekaan dirinya mengalami benturan dengan

kemerdekaan individu-individu lain atau bahkan dengan makhluk yang lain.

Sehingga ia terus terikat dengan kompensasi kosmik (hukum alam), bahwa

bagaimana ia harus berhubungan dengan orang lain, dengan alam, dengan dirinya

sendiri maupun dengan Tuhannya. Dalam hal ini keterikan manusia dengan tuhan

salah satunya adalah ajaran ketauhidan. Merasa bebas akan tetapi terikat, yakni

bahwa bagaimanapun manusia merasa bebas dalam waacana tetap saja ada kotak-

kotak yang harus dipahami yakni aturan-aturan yang sudah berlaku dalam

praktiknya.4

Sesungguhnya pembahasan utama al-Qur’an adalah tauhid. Pembaca tidak

akan menemukan satu halaman pun yang tidak mengandung ajakan untuk

beriman kepada Allah, Rasul-nya, hari akhir, malaikat, dan kitab-kitab yang

diturunkan Allah, atau taqdir yang diberlakukan bagi alam semesta ini. Bahkan

dapat dikatakan bahwa hampir seluruh ayat al-Qur’an yang diturunkan sebelum

3 Syed Farid Alatas (1994), “Agama dan Ilmu-ilmu Sosial”, Jurnal Ilmu dan Kebudayaan

Ulumul Qur’an No. 2 Vol. 5 Tahun 1994. 4 Syed Muhammad al-Naquib al-Attas, Islam dan Sekularisme, terj. Karsidjo Djojosuwarno

(Bandung: Pustaka, 1981).

Page 20: KONSEP TAUHID DALAM PADANGAN HAJI ABDUL MALIK KARIM ...

4

hijriah (ayat-ayat Makkiyyah) berisi tauhid dan yang terkait dengan tauhid.

Tauhid tidak hanya dipandang sebagai ungkapan lisan bahkan lebih dari itu,

tauhid dikaitkan dengan seluruh aspek kehidupan manusia, baik itu segi

politik, sosial, dan budaya. Dari inilah kita dapat melihat titik tolak pemikiran Al-

Faruqi yang berimplikasi pada pemikirannya dalam bidang-bidang lain.

Masalah yang terpenting dalam membahas pemikiran Islam adalah

Pemurnian tauhid, karena nilai dari keislaman seseorang itu adalah

pengesahan terhadap Allah SWT yang terangkum dalam syahadat.

Upaya pemurnian tauhid inipun telah banyak dilakukan oleh para ulama

terdahulu, diantaranya kita mengenal adanya gerakan Wahabiyah yang

dipimpin oleh Muhammad Bin Abdul Wahab. Menurutnya kalimat

"tauhid" tersebut mengandung dua arti yang pertama "nafi" (negatif) dan

kedua: itsbat (positif) laa ilaaha (tiada Tuhan yang berhak diibadahi) berarti

tidak ada apapun; illaahi (melainkan Allah) berarti yang benar dan berhak

diibadahi hanyalah Allah Yang Maha Esa yang tidak ada sekutu bagi-Nya

dan secara gamblang di dalam bukunya Kitab At-tauhid beliau menyebutkan

setiap takhayul. Setiap bentuk sihir, melibatkan pelaku atau pemanfaatannya

dalam syirik adalah pelanggaran tauhid.

Tetapi tauhid bukan sekedar diakui dengan lidah dan ikrar akan keesaan

Allah serta kenabian Muhammad SAW. Walaupun ikrar dan syahadat oleh

seorang muslim mengkonsekuensikan sejumlah aturan hukum di dunia

ini, namun tauhid yang merupakan sumber kebahagiaan abadi manusia dan

Page 21: KONSEP TAUHID DALAM PADANGAN HAJI ABDUL MALIK KARIM ...

5

kesempurnaanya, tidak berhenti pada kata-kata dan lisan. Lebih dari itu

tauhid juga harus merupakan suatu realitas batin dan keimanan yang

berkembang di dalam hati.5 Tauhid juga merupakan prinsip mendasar dari

seluruh aspek hidup manusia sebagaimana yang dikemukakan bahwa

pernyataan tentang kebenaran universal tentang pencipta dan pelindung

alam semesta. Tauhid sebagai pelengkap bagi manusia dengan

pandangan baru tentang kosmos, kemanusiaan, pengetahuan dan moral serta

askatologi memberikan dimensi dan arti baru dalam kehidupan manusia

tujuannya obyektif dan mengatur manusia sampai kepada hak spesifik

untuk mencapai perdamaian global, keadilan, persamaan dan kebebasan.6

Buya Hamka yang secara pribadi lebih banyak mengedepankan rasio

dalam berpikir terutama menjelaskan teks-teks agama. Tauhid selain sebagai

pandangan hidup (way of life) bagi Buya Hamka juga merupakan landasan dalam

hidup bermasyarakat. Namun, ketauhidan yang didengung-dengungkan, menilik

keadaan bangsa dewasa ini, justru melahirkan pandangan pesimis bagi anak

bangsa. Seseorang yang memang memiliki ketauhidan yang baik, seharusnya

melahirkan iklim kehidupan yang egaliter, menjunjung kedamaian, tidak

menindas, menolak perbudakan, hidup saling menguatkan persaudaraan, apalagi

5 Muhammad Taqi, Misbah,.,Monoteisme Tauhid sebagai sistem Nilai dan Akidah

Islam. Terjemahan oleh M.Hashem dari At Tauhid or Monotheisme: asin the ideological

and the value Systems of Islam. Jakarta: Lenterabastitama, 1996, hlm.34. 6 Ahmad Anis, Reorientasi of Islamic History: some methodological essues In Islam;

Sorce and Porposeog Knowledge IIIT. Herndon: The International Institut of Islamic

Thought.

Page 22: KONSEP TAUHID DALAM PADANGAN HAJI ABDUL MALIK KARIM ...

6

kesombongan karena turunan. Menurut Buya Hamka, manusia dengan akalnya

mampu mengetahui dan melakukan perbuatan yang baik karena dalam pandangan

Buya Hamka manusia mempunyai kemampuan kekuatan yang dominan dalam

menentukan perbuatannya. Dengan demikian, Buya Hamka melihat perbuatan

seseorang muslim dalam melakukan perbuatannya, baik perbuatan baik maupun

perbuatan buruk, adalah pilihan bebasnya dan harus bertanggung jawab

terhadapnya.

Menurut Nurcholish Madjid, berkat kemampuan membacanya yang luas

menyebabkan Hamka mempunyai banyak akses keilmuwan.7 Dibanding pemikir

Islam modernis lain di Indonesia, Hamka mempunyai kelebihan menyatakan

pikiran dalam ungkapan-ungkapan modern dan kontemporer. Oleh karena itu,

Hamka berhasil menjalin komunikasi intelektual dengan kalangan terpelajar tanpa

canggung dan tanpa hambatan. Pikiran-pikirannya diterima di kalangan luas,

khususnya kalangan umat Islam Indonesia yang sering diidentifikasi sebagai

“kaum modernis” atau “kaum pembaharu.”8

Karena itu tak heran masalah tauhid menjadi perhatian kaum muslimin

sejak dulu, sebagaimana masalah ini menjadi perhatian Al-Quran. Bahkan, tema

tauhid adalah tema utama dakwah mereka. Umat Islam sejak dahulu berdakwah

7 Nurcholish Madjid, Dialog Keterbukaan: Artikulasi Nilai Islam Dalam Wacana Sosial

Politik Kontemporer (Jakarta: Paramadina, 1998), h. 320.

8 Nurcholish Madjid, Tradisi Islam: Peran dan Fungsinya Dalam Pembangunan di Indonesia

(Jakarta: Paramadina, 1997), h.123-124.

Page 23: KONSEP TAUHID DALAM PADANGAN HAJI ABDUL MALIK KARIM ...

7

mengajak orang kepada agama Allah dengan hikmah dan pelajaran yang baik.

Mereka mendakwahkan bukti-bukti kebenaran akidah Islam agar manusia mau

beriman kepada akidah yang lurus ini. Bagi seorang muslim, akidah adalah

segala-galanya. Tatkala umat Islam mengabaikan akidah mereka yang benar yang

harus mereka pelajari melalui ilmu tauhid yang didasari oleh bukti-bukti dan dalil

yang kuat mulailah kelemahan masuk ke dalam keyakinan sebagian besar kaum

muslimin. Kelemahan akidah akan berakibat pada amal dan produktivitas mereka.

Dengan semakin luasnya kerusakan itu, maka orang-orang yang memusuhi Islam

akan mudah mengalahkan mereka. Menjajah negeri mereka dan menghinakan

mereka di negeri mereka sendiri.

Sejarah membuktikan bahwa umat Islam generasi awal sangat

memperhatikan tauhid sehingga mereka mulia dan memimpin dunia. Sejarah juga

mengajarkan kepada kita, ketika umat Islam mengabaikannya akidah, mereka

menjadi lemah. Kelemahan perilaku dan amal umat Islam telah memberi

kesempatan orang-orang kafir untuk menjajah negeri dan tanah air umat Islam.

B. Rumusan Masalah

Dari melihat pemaparan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa

tauhid sendiri adalah suatu yang universal, oleh karena itu penulisan memiliki

tujuan menghasilkan suatu hasil akhir relatif mudah dipahami, maka dirumuskan

beberapa maslah pokok tauhid dalam pandangan Buya Hamka:

Page 24: KONSEP TAUHID DALAM PADANGAN HAJI ABDUL MALIK KARIM ...

8

1. Apa konsep Tauhid yang digagas oleh Buya Hamka?

2. Bagaimana rumusan Tauhid yang dibangun Buya Hamka?

C. Tujuan dan kegunaan penilitian.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulisan ini memilki tujuan, yakni:

mengkaji tentang biografi dan pemikiran Buya Hamka tentang pandangan-

pandangan konsep Tauhid yang digagas oleh Buya Hamka dan bagaimana

prosesnya ketika buya hamka membangun tentang kosnep tauhid dan tentu saja

buah dari hasil dari konsep tauhid itu dalam artian kontribusi dalam

pemikirannya.

D. Tinjauan Pustaka

Dalam penulisan ini sebagai acuan utama penulis mengambil dari

beberapa karya tentang Buya Hamka, di antaranya Etika Buya Hamka dalam

Kontruksi Etika Berbasis Rasional Religius oleh Abd. Haris. Dalam karyanya ini

etika islam mencoba menjelaskan tentang kontruksi etika Hamka di bangun atas

pondasi Tauhid dan Filsafat. Menurutnya, motivasi perbuatan moral seorang

muslim itu bersifat transedental, yakni mencari ridla Allah SWT., untuk

Page 25: KONSEP TAUHID DALAM PADANGAN HAJI ABDUL MALIK KARIM ...

9

kebahagian dunia dan akhirat. Perbuatan moral seorang muslim hendaknya

didasari pandangan tauhid yang melampui kepentingan pragmatis.

Selain itu penulis juga mengambil buku Sebuah Telaah Atas Karya

Hamka Corak Pemikiran Kalam Tafsir Al-Azhar oleh M. Yunan Yusuf. Yang

mana dalam padangan M. Yunan Yusuf: tafsirannya ayat Al-Qura’an terkesan

sebagai pemikir kalam Rasional, namun di samping itu tidak pula mengatakan

Buya Hamka cenderung ke pada Mu’tazilah.

Dari beberapa skripsi yang penulis ketahui, Telah banyak orang yang

mengkaji pemikiran Buya Hamka di antaranya adalah “Hamka dan Pemikiran

Tentang Politik, Kajian Interprestasi Hamka Terhadap Ayat-Ayat Yang Berkaitan

Dengan Politik dalam Tafsir Al-Azhar” yang di tulis oleh Agus Saifuddin. Dalam

skripsi menjelaskan bahwa sebuah konsep syurat alqur’an merupakan dasar

pemerintahan dalam membangun masyarakat dan Negara Islam, walaupun dalam

pemikiran Hamka tidak menginginkan penyebutan Negara Islam.

Sedang skripsi yang membahas tentang pemikiran Buya Hamka di

antaranya adalah skripsi yang berjudul “ konsep pendidikan integral dalam surat

Al-alaq ayat 1-5 “Studi Terhadap Tafsir Al-Azhar karya Hamka” ditulis oleh

Muallifah. Konsep Fitrah Manusia Dalam Al-Qura’an Dan Implikasinya

Terhadap Pendidikan Islam ( Study Tafsir Al-Azhar karya Hamka Surat Ar-rum

ayat 30) ditulis oleh Anto Dinoto. Skripsi ini mencoba menjelaskan bahwa pada

Page 26: KONSEP TAUHID DALAM PADANGAN HAJI ABDUL MALIK KARIM ...

10

dasar nya manusia mempunyai fitrah. Tetapi pada masa perkembangannya,

manusia di berikan pilihan (free will), dalam memilih dalam kehidupan.

E. Kerangka Teori

Konsep merupakan kata atau istilah serta simbol untuk menunjuk

pengertian dari pada barang sesuatu baik konkret maupun sesuatu hal yang

bersifat abstrak.9 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia. konsep berarti sebagai

rancangan ide, gambaran, atau pengertian dari peristiwa nyata atau konkret

kepada yang abstrak dari sebuah obyek maupun proses.10

Sedangkan konsep

dalam penulisan ini ialah sejumlah rancangan, ide, gagasan, gambaran atau

pengertian yang bersifat konkret maupun abstrak tentang materi dan metode

ketauhidan.

Konsep tauhid merupakan satu konsep utama yang menjadi asas

dalam semua sudut pandangan dan seluruh aspek kehidupan Muslim. Tauhid

merupakan satu asas keimanan yang ditekankan dalam Islam. Tauhid yang

9 Abdul Munir Mulkhan, Paradigma Intelektual Muslim Pengantar Filsafat Pendidikan

Islam dan Dakwah (Yogyakarta: SI press, 1993), hlm. 40. 10

Dinas P & K, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2003), hlm. 959.

Page 27: KONSEP TAUHID DALAM PADANGAN HAJI ABDUL MALIK KARIM ...

11

berasal dari kalimah Arab tawhid )توحيد) merupakan satu konsep yang

melambangkan kepercayaan monoteisme dalam Islam yang mempercayai

bahawa Tuhan itu hanya satu. Dalam bahasa Arab, tauhid bermaksud

penyatuan dan di dalam agama Islam ia dikhususkan kepada penyatuan dengan

Allah. Kata lawan bagi konsep tauhid ini ialah penyekutuan atau dalam arti

kata lain boleh difahami sebagai penduaan, kesyirikan atau secara khususnya

penyembahan selain Allah. Syirik seketika anak lahir ialah salah satu gejala saja

daripada syirik umum. Kemusyrikam telah berakar dalam diri mereka, sehingga

bukan saja ketika anak lahir bahkan ketika kematian, ketika meminta diberi

keberuntungan berniaga, ketika kawin, dan ketika apa saja, mereka telah

mempersekutukan yang lain dengan Allah.

F. Metodelogi Penilitian

Penelitian merupakan suatu syarat dalam pengembangan ilmu dan

pengetahuan. Kegiatan penelitian merupakan upaya untuk merumuskan masalah,

mengajukan dan mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan, dengan jalan

menemukan fakta-fakta yang memberikan penafsiran yang benar. Metode

penelitian adalah suatu cara bertindak menurut sistem aturan atau tatanan yang

bertujuan agar kegiatan praktis terlaksana secara rasional dan terarah. Sehingga

dapat mencapai hasil yang maksimal dan optimal. Penilitian ini sepenuhnya

Page 28: KONSEP TAUHID DALAM PADANGAN HAJI ABDUL MALIK KARIM ...

12

merupakan penilitian kepustakaan (library reseach), dalam artian bahwa data

yang digunakan berasal dari bahan tertulis yang berkaitan dengan permasalahan

yang di teliti.11

Sumber data tersebut di antaranya adalah sebagai data primer

yaitu karya-karya Hamka seperti; Filsafat Ketuhanan, Tafsir al- Azhar, dan

Falasafah Islam. Sumber data sekunder adalah buku-buku yang berkaitan

dengan pemikiran Buya Hamka seperti aEtika Buya Hamka Kontruksi Etika

Berbasis Rasional Religius.,

Analisis yang dipakai dalam penilitian ini adalah analisis isi yang

mencakup prosedur-prosedur khusus untuk pemrosesan data ilmiah. Analisis isi

bertujuan memberikan pengetahuan, membuka wawasan baru, menyajikan fakta

dan panduan praktis pelaksanaannya. Secara intuitif, analisis isi dapat

dikarakterisasikan sebagai metode penilitian makna pesan-pesan simbolik.12

Sehingga dengan teknik analisis ini, penulis mencoba menemukan pesan-pesan

yang terkandung dalam konsep Tauhid Buya Hamka dan proses penemuan yang

di gagas Buya hamka.

11

Anton Bakker, Metode-Metode Filsafat (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1986), hlm. 6.

12 M. Alfatih Suryadilaga, dkk., metodelogi ilmu tafsir, ( Yogyakarta: Teras, 2005 ), hlm. 76-

77.

Page 29: KONSEP TAUHID DALAM PADANGAN HAJI ABDUL MALIK KARIM ...

13

G. Sistematika Pembahasan

Guna memperoleh gambaran yang menyeluruh dalam permasalahan yang

akan dibahas maka diperlukan uraian yang sistematis. Perlu juga kiranya penulis

memaparkan gambaran umum terlebih dahulu tentang tahapan-tahapan penelitian

karena pembahasan ini pada dasarnya terbagi menjadi beberapa bab dan beberapa

sub-bab dengan sistematika sebagai berikut:

Bab pertama dalam bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan dan kegunaan penilitian, telaaah pustaka, metode penilitian dan

sisitematika pembahasan.

Bab kedua, dalam bab ini, penulis lebih menekankan pada pembahasan

mengenai biografi dan pemikiran Buya Hamka.

Bab ketiga, dalam bab ini, penulis akan mengkaji dan memaparkan konsep

tauhid dalam Islam

Bab keempat, dalam bab ini, penulis akan mengkaji dan memaparkan

lebih mendalam gagasan-gagasan pokok tentang tauhid yang di gagas oleh Buya

Hamka.

Bab kelima, berisi tentang penutup yang meliputi kesimpulan dan saran-

saran.

Page 30: KONSEP TAUHID DALAM PADANGAN HAJI ABDUL MALIK KARIM ...

72

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Secara historis zaman terus berkembang melalui hirarkis perkembangan yang

terus dibarengi pula dengan perubahan-perubahan sosial. Keberadaan manusia yang

dasar pertamanya bebas, menjadi hal yang problematis ketika ia hidup dalam

komunitas sosial. Kemerdekaan dirinya mengalami benturan dengan kemerdekaan

individu-individu lain atau bahakan dengan mahluk yang lain. Sehingga ia terus

terikat dengan konfensasi kosmik, bahwa bagaimana ia harus berhubungan dengan

orang lain, dengan alam, dengan dirinya sendiri maupun dengan Tuhannya. Dalam

hal ini keterikan manusia dengan tuhan salah satu nya adalah ajaran ketauhidan.

Merasa bebas akan tetapi terikat, yakni bahwa bagaimanapun manusia merasa bebas

dalam waacana tetap saja ada kotak kotak yang harus di pahami yakni aturan-aturan

yang sudah berlaku dalam praktik nya.

Berdasarkan uraian pada bab-bab terdahulu dan setelah dianalisa secara

mendalam, maka dapat di ambil kesimpulan, diantaranya:

1. Tauhid adalah menyatukan kepercayaan tidak tepecah-terpecah ke pada yang

lain. Alam seluruhnya penciptanya adalah satu dan diatur oleh satu pengatur

(Tauhid Rubbubiyyah). Segala yang yang ada ini takluk ke pada hukum-

hukum yang satu dan menurut satu aturan (Tauhid Mulkiyyah). Manusia

Page 31: KONSEP TAUHID DALAM PADANGAN HAJI ABDUL MALIK KARIM ...

73

sebagai khlaifah yang di utus dalam pratek nya (Tauhid Uluhiyyah). Umat

manusia ini pun satu adanya. Sama-sama makhluk berikan oleh Allah akal

dan pikiran. Tauhid merupakan satu asas keimanan yang ditekankan dalam

Islam. Tauhid yang berasal dari kalimah Arab tawhid merupakan satu

konsep yang melambangkan kepercayaan monoteisme dalam Islam yang

mempercayai bahawa Tuhan itu hanya satu. Kata lawan bagi konsep

tauhid ini ialah penyekutuan atau dalam arti kata lain boleh difahami

sebagai penduaan, kesyirikan atau secara khususnya penyembahan selain

Allah. Syirik seketika anak lahir ialah salah satu gejala saja daripada syirik

umum. Kemusyrikam telah berakar dalam diri mereka, sehingga bukan saja

ketika anak lahir bahkan ketika kematian, ketika meminta diberi

keberuntungan berniaga, ketika kawin, dan ketika apasja, mereke telah

mempersekutukan yang lain dengan Allah. Dzat yang menciptakan,

menguasai, dan mengatur alam semesta ini adalah Allah subhanahu wa ta`ala.

Inilah yang disebut dengan rububiyyah Allah.

2. Bangunan Tauhid Buya Hamka adalah Keesaan Tuhan yang tidak dipecah-

pecah oleh kepentingan apa pun. Kepentingan-kepentingan inilah yang selalu

membayangi manusia untuk menyekutukan Allah dengan berbagai masalah

dunia yang dihadapan manusia. Tauhid adalah Jalan Hidup manusia, sehingga

setiap pikiran dan langkah manusia merupkan cerminan tauhid. Tampa

keraguan akan keesaan Allah dalam berfikir dan tindakan yang selalu taat

Page 32: KONSEP TAUHID DALAM PADANGAN HAJI ABDUL MALIK KARIM ...

74

kepada Perintahnya dan selalu menjauhi laranganya adalah bangunan Tauhid

meneurut Buya Hamka.

B. Saran-saran

Berangkat dari kesimpulan di atas maka penulis mencoba memberikan

beberapa saran atau masukan yang berkaitan dengan konsep tauhid.

1. Untuk para guru mapun dosen, hendaknya bias menysisipkan ajaran-ajaran

Tauhid dalam melaksanakan proses belajar mengajar.

2. Untuk jurusan Aqidah dan Filsafat, kajian tentang tauhid selalu digalakn guna

mengantisipasi era globalisasi yang bias mnegikis keimanan mansuia.

3. Untuk para generasi muslim senantiasa memperdalam ilmu tauhid untuk

menambah keimanan kita kepada Allah SWT.

Penulis sadar bahwa penulisan ini masih jauh apa yang diharapkan. Akan

tetapi, hiasil ini merupakan penelusuran panjang dari pembacaan penulid.

Oleh karena itu, kritik, saran dan sumbangsih pemikiran dalam upaya

memberi warna terhadap ajaran tauhid dalam konteks perkembangan zaman.

Page 33: KONSEP TAUHID DALAM PADANGAN HAJI ABDUL MALIK KARIM ...

75

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Amin. Filsafat Kalam Di Era Postmodernisme. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 1995.

Abdurrahman, M. Bersujud Di Baitullah .Jakarta : Penerbit Buku Kompas, 2009.

Afif. Buya Hamka. Jakarta; Uhamka Press, 2008.

Airlangga, Pribadi. Yudhie R. Haryono. Post Islam Liberal, Membangun Dentuman

Mentradisikan Eksperimentasi . Jakarta: PT. Pasarindo Bungamas Nagari,

2002.

al_Naquib al_Attas, Syed Muhammad. Islam dan Sekularisme, terj. Karsidjo

Djojosuwarno .Bandung: Pustaka, 198.

Azhar, Muhammad. (dkk). Studi Islam dalam Percakapan Epistemologis.

Yogyakarta: Sipres, 1998.

Bakker, Anton. Metode-Metode Filsafat. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1986.

C. Verhak dan R, Haryono Imam, Filsafat Ilmu Pengetahuan; Telaah Atas Cara

Kerja Ilmu-Ilmu . Jakarta; Gramedia Pustaka Utama,1997.

Djam’annuri. Pencarian Paradigma Baru Pemikiran Ilmu Kalam, dalam Essensia,

Jurnal Ilmu Ushuluddin Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Kalijaga, Vol.3 No.2

Juli 2002.

Hamka. Hubungan antara Agama dengan Negara menurut Islam, Jakarta: Pustaka

Panjimas, 1970.

-------. Iman dan Amal Shaleh, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1984.

Page 34: KONSEP TAUHID DALAM PADANGAN HAJI ABDUL MALIK KARIM ...

76

-------. Islam, Alim Ulama dan Pembangunan, Jakarta: Pusat dakwah Islam Indonesia,

1971

-------, Filsafat Ketuhanan, Karunia. Surabya:Karunia, 1985.

-------. Kenang-Kenangan Hidup .Kuala Lumpur: Pustaka Antara, 1966.

-------. Pandangan Hidup Muslim, Jakarta: Bulan Bintang, 1962.

-------. Renungan Tasawuf, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1985.

-------. Tafsir Al-Azhar, Juz IV. Jakarta:Panji Mas,1985.

-------. Tafsir Al-Azhar, Juz 1X. Jakarta:Panji Mas,1985.

------- Tafsir Al-Azhar, Juz XI . Jakarta:Panji Mas,1965.

Hanafi, Hassan. Agama Ideologi dan Pembangunan, terj. Sonhaji Shaleh.

Jakarta:P3M 1991.

-------. Islam Wahyu Sekuler, Gagasan Kritis Hassan Hanafi. Terj. M. Zaki Husein,

M. Nur Khaerani. Jakarta: Instad,2000.

-------. Min al-Aqidah ila al-Tsawrah. Kairo: Maktabah Madbuli,1988.

Ilyas, Yunahar. Kuliah Aqidah Islam. Yogyakarta:LPPI, 2004.

Madjid, Nurcholis. ” Aktualisasi Ajaran aswaja”, dalam Islam Menatap Masa Depan.

Jakarta; P3M,1989.

-------. Dalam Islam Doktrin Dan Peradaban,Jakảta; Pẩmadina, 2005.

-------. Dialog Keterbukaan: Artikulasi Nilai Islam Dalam Wacana Sosial Politik

Kontemporer. Jakarta: Paramadina, 1998.

-------. Tradisi Islam: Peran dan Fungsinya Dalam Pembangunan di Indonesia.

Jakarta: Paramadina, 1997.

Page 35: KONSEP TAUHID DALAM PADANGAN HAJI ABDUL MALIK KARIM ...

77

Muhammad, Mansur. Kritik Hassan Hanafi atas Pemikiran Kalam Klasik, Dalam

Esensia Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin, Vol.1,No.II,Juli 2000.

Mohammad, Herry. Tokoh-Tokoh Islam Yang Berpengaruh Abad 20. Jakarta :Gema

Insani 2006.

Nasution, Harun. Akal dan Wahyu. Jakarta: Penerbitan Universitas Indonesia, 1982.

-------. Teologi Islam. Jakarta: Penerbitan Universitas Indonesia, 1986.

Pandoe dan Pour, J. Jernih Melihat Cermat Mencatat: Antologi Karya Jurnalistik

Wartawan Senior Kompas. Jakarta; Kompas, 2010.

Ridwan. Reformasi Intelektual Islam, Pemikiran Hassan Hanafi Tentang

Reaktualisasi Tradisi keilmuan Islam .Yogyakarta: Ittaqa Press, 1998.

Rumadi. Masyarakat Post Teologi, Wajah Baru Agama dan Demokrasi Indonesia.

Bekasi: Gugus Press,2002.

Shimogaki, Kazuo. Kiri Islam. Yogyakarta: Lkis, 2007.

Shobahussurur. Mengenang 100 Tahun Haji Abdul Malik Karim Amrullah Hamka.

Jakarta;. Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar, 2008.

Suryadilaga, M. Alfatih. (dkk). metodelogi ilmu tafsir. Yogyakarta: Teras, 2005.

Syamsuddin, Din. “Reaktualisasi Jihad Masa Kini” dalam Kata Pengantar buku

Muhammad Chirzin, Kontroversi Jihad Di Indonesia. Yogyakarta: Pilar

Media, 2006.

Wan Mohd Nor Wan Daud. The Educational Philosophy and Practice of Syed M.

Naquib Al-Attas. Malaysia: ISTAC, 1998.

Zaini, Syahminan. Kuliah Akidah Islam. Surabaya :Al Ikhlas, 1983.

Page 36: KONSEP TAUHID DALAM PADANGAN HAJI ABDUL MALIK KARIM ...

CURRICULUM VITAE

Data diri

Nama : Idris Saputra

Tanggal Lahir : 12 Februari

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat Asal : Koto Tengah, Danau Kerinci, Kerinci,

Jambi

No. HP : 085328122133

Email : [email protected]

Status : Belum menikah

Pendidikan Formal

1994-2000 SDN 32 Pasar Sore

2000-2003 MNTS Dar Al-Tauhid Batang Hari

2003-2006 MA Nusantara Arjawinangun

2007-2014 Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Fakultas Ushuluddin Jurusan

Aqidah dan Filsafat Program Studi S1

Pengalaman Organisasi

2004-2005 OSIS Arjawinangun

2009 Bem J AF

Page 37: KONSEP TAUHID DALAM PADANGAN HAJI ABDUL MALIK KARIM ...
Page 38: KONSEP TAUHID DALAM PADANGAN HAJI ABDUL MALIK KARIM ...
Page 39: KONSEP TAUHID DALAM PADANGAN HAJI ABDUL MALIK KARIM ...
Page 40: KONSEP TAUHID DALAM PADANGAN HAJI ABDUL MALIK KARIM ...
Page 41: KONSEP TAUHID DALAM PADANGAN HAJI ABDUL MALIK KARIM ...
Page 42: KONSEP TAUHID DALAM PADANGAN HAJI ABDUL MALIK KARIM ...