Konsep Sehat Sakit Menurut Who

73
KONSEP SEHAT SAKIT MENURUT WHO Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1947). Definisi WHO tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yang dapat meningkatkan konsep sehat yang positif (Edelman dan Mandle. 1994) : 1. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh. 2. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal. 3. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup. SEHAT MENURUT DEPKES RI UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa : Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari

Transcript of Konsep Sehat Sakit Menurut Who

Page 1: Konsep Sehat Sakit Menurut Who

KONSEP SEHAT SAKIT MENURUT WHO

Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu

keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya

bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1947).

Definisi WHO tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yang dapat

meningkatkan konsep sehat yang positif (Edelman dan Mandle. 1994) :

1. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.

2. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan

eksternal.

3. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.

SEHAT MENURUT DEPKES RI

UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa :

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang

memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini

maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur –

unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian

integral kesehatan

Dalam pengertian yang paling luas sehat merupakan suatu keadaan yang

dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan

lingkungan internal (psikologis, intelektua, spiritual dan penyakit) dan eksternal

(lingkungan fisik, social, dan ekonomi) dalam mempertahankan kesehatannya.

. Definisi sakit: seseorang dikatakan sakit apabila ia menderita penyakit

menahun (kronis), atau gangguan kesehatan lain yang menyebabkan aktivitas

kerja/kegiatannya terganggu. Walaupun seseorang sakit (istilah sehari -hari)

Page 2: Konsep Sehat Sakit Menurut Who

seperti masuk angin, pilek, tetapi bila ia tidak terganggu untuk melaksanakan

kegiatannya, maka ia di anggap tidak sakit(2).

Pengertian sakit menurut etiologi naturalistik dapat dijelaskan dari segi

impersonal dan sistematik, yaitu bahwa sakit merupakan satu keadaan atau satu

hal yang disebabkan oleh gangguan terhadap sistem tubuh manusia

CIRI-CIRI SEHATKesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan

mengeluh sakit atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan.

Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yakni pikiran, emosional, dan spiritual.

1. Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran.2. Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk

mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan sebagainya.

3. Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana ini, yakni Tuhan Yang Maha Kuasa (Allah SWT dalam agama Islam). Misalnya sehat spiritual dapat dilihat dari praktik keagamaan seseorang.

4. Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku, agama atau kepercayan, status sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya, serta saling toleran dan menghargai.

5. Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat bila seseorang (dewasa) produktif, dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat menyokong terhadap hidupnya sendiri atau keluarganya secara finansial. Bagi mereka yang belum dewasa (siswa atau mahasiswa) dan usia lanjut (pensiunan), dengan sendirinya batasan ini tidak berlaku. Oleh sebab itu, bagi kelompok tersebut, yang berlaku adalah produktif secara sosial, yakni mempunyai kegiatan yang berguna bagi kehidupan mereka nanti, misalnya berprestasi bagi siswa atau mahasiswa, dan kegiatan sosial, keagamaan, atau pelayanan kemasyarakatan lainnya bagi usia lanjut.

Paradigma sehat

paradigma sehat adalah cara pandang atau pola pikir pembangunan

kesehatan yang bersifat holistik, proaktif antisipatif, dengan melihat masalah

kesehatan sebagai masalah yang dipengaruhi oleh banyak faktor secara dinamis

Page 3: Konsep Sehat Sakit Menurut Who

dan lintas sektoral, dalam suatu wilayah yang berorientasi kepada peningkatan

pemeliharaan dan per - lindungan terhadap penduduk agar tetap sehat dan bukan

hanya penyembuhan penduduk yang sakit.

Pada intinya paradigma sehat memberikan perhatian utama terhadap

kebijakan yang bersifat pencegahan dan promosi kesehatan, memberikan

dukungan dan alokasi sumber daya untuk menjaga agar yang sehat tetap sehat

namun teta p mengupayakan yang sakit segera sehat. Pada prinsipnya kebijakan

tersebut menekankan pada masyarakat untuk mengutamakan kegiatan kesehatan

daripada mengobati penyakit. Telah dikembangkan pengertian tentang penyakit

yang mempunyai konotasi biomedik dan sosio kultural.

Aspek-aspek pendukung kesehatanBanyak orang berpikir bahwa sehat adalah tidak sakit, maksudnya apabila

tidak ada gejala penyakit yg terasa berarti tubuh kita sehat. Padahal pendapat itu kurang tepat. Ada kalanya penyakit baru terasa setelah cukup parah, seperti kanker yg baru diketahui setelah stadium 4. Apakah berarti sebelumnya penyakit kanker itu tidak ada? Tentu saja ada, tetapi tidak terasa. Berarti tidak adanya gejala penyakit bukan berarti sehat.

Sesungguhnya sehat adalah suatu kondisi keseimbangan, di mana seluruh sistem organ di tubuh kita bekerja dengan selaras. Faktor-faktor yg mempengaruhi keselarasan tersebut berlangsung seterusnya adalah:

1. Nutrisi yang lengkap dan seimbang2. Istirahat yang cukup3. Olah Raga yang teratur4. Kondisi mental, sosial dan rohani yang seimbang5. Lingkungan yang bersih

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEYAKINAN DAN

TINDAKAN KESEHATAN

1. Faktor Internal

a. Tahap Perkembangan

Artinya status kesehatan dapat ditentukan oleh faktor usia dalam hal

ini adalah pertumbuhan dan perkembangan, dengan demikian setiap

rentang usia (bayi-lansia) memiliki pemahaman dan respon terhadap

perubahan kesehatan yang berbeda-beda.

Page 4: Konsep Sehat Sakit Menurut Who

Untuk itulah seorang tenaga kesehatan (perawat) harus

mempertimbangkan tingkat pertumbuhan dan perkembangan klien

pada saat melakukan perncanaan tindakan. Contohnya: secara umum

seorang anak belum mampu untuk mengenal keseriusan penyakit

sehingga perlu dimotivasi untuk mendapatkan penanganan atau

mengembangkan perilaku pencegahan penyakit..

b. Pendidikan atau Tingkat Pengetahuan

Keyakinan seseorang terhadap kesehatan terbentuk oleh variabel

intelektual yang terdiri dari pengetahuan tentang berbagai fungsi tubuh

dan penyakit , latar belakang pendidikan, dan pengalaman masa lalu.

Kemampuan kognitif akan membentuk cara berfikir seseorang

termasuk kemampuan untuk memehami faktor-faktor yang

berhubungan dengan penyakit dan menggunakan pengetahuan tentang

kesehatan untuk menjaga kesehatan sendirinya.

c. Persepsi tentang fungsi

Cara seseorang merasakan fungsi fisiknya akan berakibat pada

keyakinan terhadap kesehatan dan cara melaksanakannya. Contoh,

seseorang dengan kondisi jantung yang kronik merasa bahwa tingkat

kesehatan mereka berbeda dengan orang yang tidak pernah

mempunyai masalah kesehatan yang berarti. Akibatnya, keyakinan

terhadap kesehatan dan cara melaksanakan kesehatan pada masing-

masing orang cenderung berbeda-beda. Selain itu, individu yang sudah

berhasil sembuh dari penyakit akut yang parah mungkin akan

mengubah keyakinan mereka terhadap kesehatan dan cara mereka

melaksanakannya.

Untuk itulah perawat mengkaji tingkat kesehatan klien, baik data

subjektif yiatu tentang cara klien merasakan fungsi fisiknya (tingkat

keletihan, sesak napas, atau nyeri), juga data objektif yang aktual

(seperti, tekanan darah, tinggi badan, dan bunyi paru). Informasi ini

memungkinkan perawat merencanakan dan mengimplementasikan

perawatan klien secara lebih berhasil.

d. Faktor Emosi

Page 5: Konsep Sehat Sakit Menurut Who

Faktor emosional juga mempengaruhi keyakinan terhadap kesehatan

dan cara melaksanakannya.

Seseorang yang mengalami respons stres dalam setiap perubahan

hidupnya cenderung berespons terhadap berbagai tanda sakit, mungkin

dilakukan dengan cara mengkhawatirkan bahwa penyakit tersebut

dapat mengancam kehidupannya.

Seseorang yang secara umum terlihat sangat tenang mungkin

mempunyai respons emosional yang kecil selama ia sakit.

Seorang individu yang tidak mampu melakukan koping secara

emosional terhadap ancaman penyakit mungkin akan menyangkal

adanya gejala penyakit pada dirinya dan tidak mau menjalani

pengobatan. Contoh: seseorang dengan napas yang terengah-engah

dan sering batuk mungkin akan menyalahkan cuaca dingin jika ia

secara emosional tidak dapat menerima kemungkinan menderita

penyakit saluran pernapasan. Banyak orang yang memiliki reaksi

emosional yang berlebihan, yang berlawanan dengan kenyataan yang

ada, sampai-sampai mereka berpikir tentang risiko menderita kanker

dan akan menyangkal adanya gejala dan menolak untuk mencari

pengobatan. Ada beberapa penyakit lain yang dapat lebih diterima

secara emosional, sehingga mereka akan mengakui gejala penyakit

yang dialaminya dan mau mencari pengobatan yang tepat.

e. Spiritual

Aspek spiritual dapat terlihat dari bagaimana seseorang menjalani

kehidupannya, mencakup nilai dan keyakinan yang dilaksanakan,

hubungan dengan keluarga atau teman, dan kemampuan mencari

harapan dan arti dalam hidup.

Spiritual bertindak sebagai suatu tema yang terintegrasi dalam

kehidupan seseorang. Spiritual seseorang akan mempengaruhi cara

pandangnya terhadap kesehatan dilihat dari perspektif yang luas.

Fryback (1992) menemukan hubungan kesehatan dengan keyakinan

terhadap kekuatan yang lebih besar, yang telah memberikan seseorang

keyakinan dan kemampuan untuk mencintai. Kesehatan dipandang

Page 6: Konsep Sehat Sakit Menurut Who

oleh beberapa orang sebagai suatu kemampuan untuk menjalani

kehidupan secara utuh. Pelaksanaan perintah agama merupakan suatu

cara seseorang berlatih secara spiritual.

Ada beberapa agama yang melarang penggunaan bentuk tindakan

pengobatan tertentu, sehingga perawat hams memahami dimensi

spiritual klien sehingga mereka dapat dilibatkan secara efektif dalam

pelaksanaan asuhan keperawatan.

2. Faktor Eksternal

a. Praktik di Keluarga

Cara bagaimana keluarga menggunakan pelayanan kesehatan

biasanya mempengaruhi cara klien dalam melaksanakan

kesehatannya.

Misalnya:

o Jika seorang anak bersikap bahwa setiap virus dan penyakit

dapat berpotensi mejadi penyakit berat dan mereka segera

mencari pengobatan, maka bisasnya anak tersebut akan

malakukan hal yang sama ketika mereka dewasa.

o Klien juga kemungkinan besar akan melakukan tindakan

pencegahan jika keluarganya melakukan hal yang sama.

Misal: anak yang selalu diajak orang tuanya untuk

melakukan pemeriksaan kesehatan rutin, maka ketika

punya anak dia akan melakukan hal yang sama.

b. Faktor Sosioekonomi

Faktor sosial dan psikososial dapat meningkatkan risiko terjadinya

penyakit dan mempengaruhi cara seseorang mendefinisikan dan

bereaksi terhadap penyakitnya.

Variabel psikososial mencakup: stabilitas perkawinan, gaya hidup,

dan lingkungan kerja.

Sesorang biasanya akan mencari dukungan dan persetujuan dari

kelompok sosialnya, hal ini akan mempengaruhi keyakinan

kesehatan dan cara pelaksanaannya.

c. Latar Belakang Budaya

Page 7: Konsep Sehat Sakit Menurut Who

Latar belakang budaya mempengaruhi keyakinan, nilai dan

kebiasaan individu, termasuk sistem pelayanan kesehatan dan cara

pelaksanaan kesehatan pribadi.

Untuk perawat belum menyadari pola budaya yang berhubungan

dengan perilaku dan bahasa yang digunakan.

Rentang sehat –sakit Suatu skala ukur secara relative dalam mengukur keadaan sehat/kesehatan

seseorang. Kedudukannya pada tingkat skala ukur : dinamis dan bersifat individual. Jarak dalam skala ukur : keadaan sehat secara optimal pada satu titik dan

kematian pada titik yang lain.

tahapan sakit menurut Suchman1. terbagi menjadi 5 tahap yaitu Tahap mengalami gejala

Tahap transisi : individu percaya bahwa ada kelainan dalam tubuhnya ; merasa dirinya tidak sehat/merasa timbulnya berbagai gejala/merasa ada bahaya.

Mempunyai 3 aspek : Secara fisik : nyeri, panas tinggi Kognitif : interprestasi terhadap gejala Respon emosi terhadap ketakutan/kecemasan

Konsultasin dengan orang terdekat : gejala + perasaan, kadang-kadangh mencoba pengobatan di rumah.

2. tahap asumsi terhadap peran sakit (sick Role) Penerimaan terhadap sakit Individu mencari kepastian sakitnya keluarga atau teman :

menghasilkan peran sakit. Mencari pertolongan dari profesi kesehatan, yang lain mengobati

sendiri, mengikuti nasehat teman/keluarga. Akhir dari tahap ini dapat ditemukan bahwa gejala telah berubah

dan merasa lebih baik. Invidu masih mencari penegasan dari keluarga tentang sakitnya. Rencana pengobatan dipenuhi/dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman selanjutnya.

3. Tahap kontak dengan pelayanan kesehatan. Individu yang sakit : meminta nasehat dari profesi kesehatan atas

inisiatif sendiri. 3 tipe informasi

validasi keadaan sakit Penjelasan tentang gejala yang tidak dimengerti Keyakinan bahwa mereka akan baik

Jika tidak ada gejala : individu mempersepsikan dirinya sembuh jika ada gejala kembali pada profesi kesehatan.

Tahap ketergantungan

Page 8: Konsep Sehat Sakit Menurut Who

Jika profesi kesehatan memvalidasi (memantapkan) bahwa seseorang sakuit : menjadi pasien yang tergantung untuk memperoleh bantuan.

Setiap orang mempunyai tingkat ketergantungan yang berbeda sesuai dengan kebutuhan.

4. Tahap penyembuhan Pasien belajar untuk melepaskan peran sakit dan kembali pada

peran sakit dan fungi sebelum sakit. Kesiapan untuk fungsi social.

Perawat – Membantu pasien untuk berfungsi dengan meningkatkan kemandirian

- Memberi harapan dan support.

D. SAKIT DAN PERILAKU SAKIT

Sakit adalah keadaan dimana fisik, emosional, intelektual, sosial,

perkembangan, atau seseorang berkurang atau terganggu, bukan hanya

keadaan terjadinya proses penyakit.

Oleh karena itu sakit tidak sama dengan penyakit. Sebagai contoh

klien dengan Leukemia yang sedang menjalani pengobatan mungkin akan

mampu berfungsi seperti biasanya, sedangkan klien lain dengan kanker

payudara yang sedang mempersiapkan diri untuk menjalanaio operasi

mungkin akan merasakan akibatnya pada dimensi lain, selain dimensi fisik.

Perilaku sakit merupakan perilaku orang sakit yang meliputi: cara

seseorang memantau tubuhnya; mendefinisikan dan menginterpretasikan

gejala yang dialami; melakukan upaya penyembuhan; dan penggunaan sistem

pelayanan kesehatan.

Seorang individu yang merasa dirinya sedang sakit perilaku sakit bisa

berfungsi sebagai mekanisme koping.

Bauman (1965)Seseorang menggunakan tiga criteria untuk menentukan apakah mereka sakit :

1. Adanya gejala : naiknya temperature, nyeri2.Persepsi tentang bagaimana mereka merasakan : baik, buruk, sakit

3.Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari : bekerja, sekolah.

CIRI-CIRI SAKIT

Page 9: Konsep Sehat Sakit Menurut Who

1. Individu percaya bahwa ada kelainan dalam tubuh ; merasa dirinya tidak sehat / merasa timbulnya berbagai gejala merasa adanya bahaya.Mempunyai 3 aspek :- secara fisik : nyeri, panas tinggi.- Kognitif : interprestasi terhadap gejala.- Respons emosi terhadap ketakutan / kecamasan.

2. Asumsi terhadap peran sakit (sick Rok).Penerimaan terhadap sakit.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Sakit

1. Faktor Internal

a. Persepsi individu terhadap gejala dan sifat sakit yang dialami

Klien akan segera mencari pertolongan jika gejala tersebut

dapat mengganggu rutinitas kegiatan sehari-hari.

Misal: Tukang Kayu yang menderitas sakit punggung, jika ia

merasa hal tersebut bisa membahayakan dan mengancam

kehidupannya maka ia akan segera mencari bantuan.

Akan tetapi persepsi seperti itu dapat pula mempunyai akibat

yang sebaliknya. Bisa saja orang yang takut mengalami sakit yang

serius, akan bereaksi dengan cara menyangkalnya dan tidak mau

mencari bantuan.

b. Asal atau Jenis penyakit

Pada penyakit akut dimana gejala relatif singkat dan berat

serta mungkin mengganggu fungsi pada seluruh dimensi yang ada,

Maka klien bisanya akan segera mencari pertolongan dan

mematuhi program terapi yang diberikan.

Sedangkan pada penyakit kronik biasany berlangsung lama

(>6 bulan) sehingga jelas dapat mengganggu fungsi diseluruh

dimensi yang ada. Jika penyakit kronik itu tidak dapat

disembuhkan dan terapi yang diberikan hanya menghilangkan

sebagian gejala yang ada, maka klien mungkin tidak akan

termotivasi untuk memenuhi rencana terapi yang ada.

2. Faktor Eksternal

a. Gejala yang Dapat Dilihat

Page 10: Konsep Sehat Sakit Menurut Who

Gajala yang terlihat dari suatu penyakit dapat mempengaruhi

Citra Tubuh dan Perilaku Sakit.

Misalnya: orang yang mengalami bibir kering dan pecah-pecah

mungkin akan lebih cepat mencari pertolongan dari pada orang dengan

serak tenggorokan, karena mungkin komentar orang lain terhadap

gejala bibir pecah-pecah yang dialaminya.

b. Kelompok Sosial

Kelompok sosial klien akan membantu mengenali ancaman

penyakit, atau justru meyangkal potensi terjadinya suatu penyakit.

Misalnya: Ada 2 orang wanita, sebut saja Ny. A dan Ny.B

berusia 35 tahun yang berasal dari dua kelompok sosial yang berbeda

telah menemukan adanya benjolan pada Payudaranya saat melakukan

SADARI. Kemudian mereka mendisukusikannya dengan temannya

masing-masing. Teman Ny. A mungkin akan mendorong mencari

pengobatan untuk menentukan apakah perlu dibiopsi atau tidak;

sedangkan teman Ny. B mungkin akan mengatakan itu hanyalah

benjolan biasa dan tidak perlu diperiksakan ke dokter.

c. Latar Belakang Budaya

Latar belakang budaya dan etik mengajarkan sesorang

bagaimana menjadi sehat, mengenal penyakit, dan menjadi sakit.

Dengan demikian perawat perlu memahami latar belakang budaya

yang dimiliki klien.

d. Ekonomi

Semakin tinggi tingkat ekonomi seseorang biasanya ia akan

lebih cepat tanggap terhadap gejala penyakit yang ia rasakan. Sehingga

ia akan segera mencari pertolongan ketika merasa ada gangguan pada

kesehatannya.

e. Kemudahan Akses Terhadap Sistem Pelayanan

Dekatnya jarak klien dengan RS, klinik atau tempat pelayanan

medis lain sering mempengaruhi kecepatan mereka dalam memasuki

sistem pelayanan kesehatan.

Page 11: Konsep Sehat Sakit Menurut Who

Demikian pula beberapa klien enggan mencari pelayanan yang

kompleks dan besar dan mereka lebih suka untuk mengunjungi

Puskesmas yang tidak membutuhkan prosedur yang rumit.

f. Dukungan Sosial

Dukungan sosial disini meliputi beberapa institusi atau

perkumpulan yang bersifat peningkatan kesehatan. Di institusi tersebut

dapat dilakukan berbagai kegiatan, seperti seminar kesehatan,

pendidikan dan pelatihan kesehatan, latihan (aerobik, senam POCO-

POCO dll).

Juga menyediakan fasilitas olehraga seperti, kolam renang,

lapangan Bola Basket, Lapangan Sepak Bola, dll.

Tahap-tahap Perilaku Sakit

1. Tahap I (Mengalami Gejala)

o Pada tahap ini pasien menyadari bahwa ”ada sesuatu yang salah ”

o Mereka mengenali sensasi atau keterbatasan fungsi fisik tetapi belum

menduga adanya diagnosa tertentu.

o Persepsi individu terhadap suatu gejala meliputi: (a) kesadaran

terhadap perubahan fisik (nyeri, benjolan, dll); (b) evaluasi terhadap

perubahan yang terjadi dan memutuskan apakah hal tersebut

merupakan suatu gejala penyakit; (c) respon emosional.

o Jika gejala itu dianggap merupakan suatu gejal penyakit dan dapat

mengancam kehidupannya maka ia akan segera mencari pertolongan.

2. Tahap II (Asumsi Tentang Peran Sakit)

o Terjadi jika gejala menetap atau semakin berat

o Orang yang sakit akan melakukan konfirmasi kepada keluarga, orang

terdekat atau kelompok sosialnya bahwa ia benar-benar sakit sehingga

harus diistirahatkan dari kewajiban normalnya dan dari harapan

terhadap perannya.

o Menimbulkan perubahan emosional spt : menarik diri/depresi, dan

juga perubahan fisik. Perubahan emosional yang terjadi bisa kompleks

atau sederhana tergantung beratnya penyakit, tingkat

Page 12: Konsep Sehat Sakit Menurut Who

ketidakmampuan, dan perkiraan lama sakit.

o Seseorang awalnya menyangkal pentingnya intervensi dari pelayanan

kesehatan, sehingga ia menunda kontak dengan sistem pelayanan

kesehatan akan tetapi jika gejala itu menetap dan semakin

memberat maka ia akan segera melakukan kontak dengan sistem

pelayanan kesehatan dan berubah menjadi seorang klien.

3. Tahap III (Kontak dengan Pelayanan Kesehatan)

o Pada tahap ini klien mencari kepastian penyakit dan pengobatan dari

seorang ahli, mencari penjelasan mengenai gejala yang dirasakan,

penyebab penyakit, dan implikasi penyakit terhadap kesehatan dimasa

yang akan datang

o Profesi kesehatan mungkin akan menentukan bahwa mereka tidak

menderita suatu penyakit atau justru menyatakan jika mereka

menderita penyakit yang bisa mengancam kehidupannya. klien bisa

menerima atau menyangkal diagnosa tersebut.

o Bila klien menerima diagnosa mereka akan mematuhi rencan

pengobatan yang telah ditentukan, akan tetapi jika menyangkal mereka

mungkin akan mencari sistem pelayanan kesehatan lain, atau

berkonsultasi dengan beberapa pemberi pelayanan kesehatan lain

sampai mereka menemukan orang yang membuat diagnosa sesuai

dengan keinginannya atau sampai mereka menerima diagnosa awal

yang telah ditetapkan.

o Klien yang merasa sakit, tapi dinyatakan sehat oleh profesi kesehatan,

mungkin ia akan mengunjungi profesi kesehatan lain sampai ia

memperoleh diagnosa yang diinginkan

o Klien yang sejak awal didiagnosa penyakit tertentu, terutama yang

mengancam kelangsungan hidup, ia akan mencari profesi kesehatan

lain untuk meyakinkan bahwa kesehatan atau kehidupan mereka tidak

terancam. Misalnya: klien yang didiagnosa mengidap kanker, maka ia

akan mengunjungi beberapa dokter sebagai usaha klien menghindari

diagnosa yang sebenarnya.

Page 13: Konsep Sehat Sakit Menurut Who

4. Tahap IV (Peran Klien Dependen)

o Pada tahap ini klien menerima keadaan sakitnya, sehingga klien

bergantung pada pada pemberi pelayanan kesehatan untuk

menghilangkan gejala yang ada.

o Klien menerima perawatan, simpati, atau perlindungan dari berbagai

tuntutan dan stress hidupnya.

o Secara sosial klien diperbolehkan untuk bebas dari kewajiban dan

tugas normalnya semakin parah sakitnya, semakin bebas.

o Pada tahap ini klien juga harus menyesuaikanny dengan perubahan

jadwal sehari-hari. Perubahan ini jelas akan mempengaruhi peran klien

di tempat ia bekerja, rumah maupun masyarakat.

5. Tahap V (Pemulihan dan Rehabilitasi)

o Merupakan tahap akhir dari perilaku sakit, dan dapat terjadi secara

tiba-tiba, misalnya penurunan demam.

o Penyembuhan yang tidak cepat, menyebabkan seorang klien butuh

perawatan lebih lama sebelum kembali ke fungsi optimal, misalnya

pada penyakit kronis.

Tidak semua klien melewati tahapan yang ada, dan tidak setiap klien

melewatinya dengan kecepatan atau dengan sikap yang sama. Pemahaman

terhadap tahapan perilaku sakit akan membantu perawat dalam

mengidentifikasi perubahan-perubahan perilaku sakit klien dan bersama-

sama klien membuat rencana perawatan yang efektif

E. DAMPAK SAKIT

1. Terhadap Perilaku dan Emosi Klien

Setiap orang memiliki reaksi yang berbeda-beda tergantung pada asal

penyakit, reaksi orang lain terhadap penyakit yang dideritanya, dan lain-

lain.

Penyakit dengan jangka waktu yang singkat dan tidak mengancam

kehidupannya akan menimbulkan sedikit perubahan perilaku dalam fungsi

Page 14: Konsep Sehat Sakit Menurut Who

klien dan keluarga. Misalnya seorang Ayah yang mengalami demam,

mungkin akan mengalami penurunan tenaga atau kesabaran untuk

menghabiskan waktunya dalam kegiatan keluarga dan mungkin akan

menjadi mudah marah, dan lebih memilih menyendiri.

Sedangkan penyakit berat, apalagi jika mengancam

kehidupannya.dapat menimbulkan perubahan emosi dan perilaku yang

lebih luas, seperti ansietas, syok, penolakan, marah, dan menarikd diri.

Perawat berperan dalam mengembangkan koping klien dan keluarga

terhadap stress, karena stressor sendiri tidak bisa dihilangkan.

2. Terhadap Peran Keluarga

Setiap orang memiliki peran dalam kehidupannya, seperti pencari

nafkah, pengambil keputusan, seorang profesional, atau sebagai orang tua.

Saat mengalami penyakit, peran-peran klien tersebut dapat mengalami

perubahan.

Perubahan tersebut mungkin tidak terlihat dan berlangsung singkat

atau terlihat secara drastis dan berlangsung lama. Individu / keluarga lebih

mudah beradaftasi dengan perubahan yang berlangsung singkat dan tidak

terlihat.

Perubahan jangka pendek klien tidak mengalami tahap penyesuaian

yang berkepanjangan. Akan tetapi pada perubahan jangka penjang klien

memerlukan proses penyesuaian yang sama dengan ’Tahap Berduka’.

Peran perawat adalah melibatkan keluarga dalam pembuatan rencana

keperawatan.

3. Terhadap Citra Tubuh

Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang terhadap

penampilan fisiknya. Beberapa penyakit dapat menimbulkan perubahan

dalam penampilan fisiknya, dan klien/keluarga akan bereaksi dengan cara

yang berbeda-beda terhadap perubahan tersebut.

Reaksi klien/keluarga etrhadap perubahan gambaran tubuh itu

tergantung pada:

o Jenis Perubahan (mis: kehilangan tangan, alat indera tertentu, atau

organ tertentu)

Page 15: Konsep Sehat Sakit Menurut Who

o Kapasitas adaptasi

o Kecepatan perubahan

o Dukungan yang tersedia.

4. Terhadap Konsep Diri

Konsep Diri adalah citra mental seseorang terhadap dirinya sendiri,

mencakup bagaimana mereka melihat kekuatan dan kelemahannya pada

seluruh aspek kepribadiannya.

Konsep diri tidak hanya bergantung pada gambaran tubuh dan peran

yang dimilikinya tetapi juga bergantung pada aspek psikologis dan

spiritual diri.

Perubahan konsep diri akibat sakit mungkin bersifat kompleks dan

kurang bisa terobservasi dibandingkan perubahan peran.

Konsep diri berperan penting dalam hubungan seseorang dengan

anggota keluarganya yang lain. Klien yang mengalami perubahan konsep

diri karena sakitnya mungkin tidak mampu lagi memenuhi harapan

keluarganya, yang akhirnya menimbulkan ketegangan dan konflik.

Akibatnya anggiota keluarga akan merubah interaksi mereka dengan klien.

Misal: Klien tidak lagi terlibat dalam proses pengambilan keputusan

dikeluarga atau tidak akan merasa mampu memberi dukungan emosi pada

anggota keluarganya yang lain atau kepada teman-temannya klien akan

merasa kehilangan fungsi sosialnya.

Perawat seharusnya mampu mengobservasi perubahan konsep diri

klien, dengan mengembangkan rencana perawatan yann membantu mereka

menyesuaikan diri dengan akibat dan kondisi yang dialami klien.

5. Terhadap Dinamika Keluarga

Dinamika Keluarga meruapakan proses dimana keluarga melakukan

fungsi, mengambil keputusan, memberi dukungan kepada anggota

keluarganya, dan melakukan koping terhadap perubahan dan tantangan

hidup sehari-hari.

Misal: jika salah satu orang tua sakit maka kegiatan dan pengambilan

keputusan akan tertunda sampai mereka sembuh.

Page 16: Konsep Sehat Sakit Menurut Who

Jika penyakitnya berkepanjangan, seringkali keluarga harus membuat

pola fungsi yang baru sehingga bisa menimbulkan stress emosional.

Misal: anak kecil akan mengalami rasa kehilangan yang besar jika

salah satu orang tuanya tidak mampu memberikan kasih sayang dan rasa

aman pada mereka. Atau jika anaknya sudah dewasa maka seringkali ia

harus menggantikan peran mereka sebagai mereka termasuk kalau perlu

sebagai pencari nafkah.

F. PENINGKATAN KESEHATAN DAN PENCEGAHAN PENYAKIT

Peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit merupakan dua konsep

yang berhubungan erat dan pada pelaksanaannya ada beberapa hal yang

menjadi saling tumpang tindih satu sama lain.

Peningkatan kesehatan merupakan upaya memelihara atau memperbaiki

tingkat kesehatan klien saat ini. Sedangkan Pencegahan Penyakit merupakan

upaya yang bertujuan untuk melindungi klien dari ancaman kesehatan yang

bersifat aktual maupun potensial.

Kegiatan Peningkatan Kesehatan dapat bersifat Aktif maupun Pasif

a. Peningkatan Kesehatan Pasif

Merupakan strategi peningkatan kesehatan dimana individu akan

memperoleh manfaat dari kegiatan yang dilakukan oleh orang lain

tanpa harus melakukannya sendiri.

Misal: Pemberian florida pada pusat suplai Air Minum (PAM);

Portifikasi pada susu dengan vitamin D.

b. Peningkatan Kesehatan Aktif

PersamaannyaKeduanya berorientasi pada masa depan.

PerbedaanTerletak pada Motivasi dan Tujuan

Peningkatan Kesehatan memberikan motivasi kepada masyarakat untuk bertindak secara positif , untuk mencapai tujuan berupa tingkat kesehatan yang

stabil

Pencegahan Penyakit memberi motivasi kepada masyarakat untuk menghindari penurunan tingkat kesehatan atau fungsi

Page 17: Konsep Sehat Sakit Menurut Who

Pada strategi ini, setiap individu diberikan motivasi untuk melakukan

program kesehatan tertentu.

Misal: Program Penurunan BB, dan Program pemberantasan rokok,

menuntut keikutsertaan klien secara aktif.

Sedangkan Pencegahan Penyakit terdiri dari beberapa tingkatan all:

a. Pencegahan Primer

o Merupakan pencegahan yang dilakukan sebelum terjadi penyakit

dan gangguan fungsi, dan diberikan kepada klien yang sehat secara

fisik dan mental.

o Tidak bersifat terapeutik, tidak menggunakan tindakan yang

terapeutik, dan tidak menggunakan identifikasi gejala penyakit

o Terdiri dari :

i. Peningkatan Kesehatan: pendidikan kesehatan, standarisasi

nutrisi, perhatian terhadap perkembangan kepribadian,

penyediaan perumahan sehat, skrining genetik dll

ii. Perlindungan Khusus: imunisasi, kebersihan pribadi (PHBS),

sanitasi lingkungan, perlindungan tempat kerja, perlindungan

kecelakaan, perlindungan karsinoge dan alergen.

b. Pencegahan Sekunder

o Merupakan tindakan pencegahan yang berfokus pada individu

yang mengalami masalah kesehatan atau penyakit, dan individu

yang berisiko mengalami komplikasi atau kondisi yang lebih

buruk.

o Pencegahan sekunder dilakukan melalui pembuatan diagnosa

dan pemberian intervensi yang tepat sehingga akan mengurangi

keparahan kondisi dan memungkinkan klien kembali pada

kondisi kesehatan yang normal sedini mungkin.

o Pencegahan komplikasi sebagian besar dilakukan di RS atau

tempat pelayanan kesehatan lain yang memiliki fasilitas

memadai.

o Pencegahan skunder terdiri dari teknik skrining dan pengobatan

Page 18: Konsep Sehat Sakit Menurut Who

penyakit pada tahap dini untuk membatasi kecacatan dengan

cara menghindarkan atau menunda akibat yang ditimbulkan

dari perkembangan penyakit.

c.Pencegahan Tersier

Pencegahan ini dilakukan ketika terjadi kecacatan atau

ketidakmampuan yang permanen dan atau tidak dapat

disembuhkan.

Pencegahan ini terdiri dari cara meminimalkan akibat penyakit

atau ketidakmampuan melalui intervensi yang bertujuan untuk

mencegah komplikasi dan penurunan kesehatan

Kegiatannya lebih ditujukan untuk melaksanakan rehabilitasi,

dari pada pembuatan diagnosa dan tindakan penyakit.

Perawatan pada tingkat ini ditujukan untuk membantu klien

mencapai tingkat fungsi setinggi mungkin, sesuai dengan

keterbatasan yang ada akibat penyakit atau kecacatan.

Tingkat perawatan ini bisa disebut juga perawatan preventive,

karena didalamnya terdapat tindak pencegahan terhadap

kerusakan atau penurunan fungsi lebih jauh. Misal: dalam

merawat orang yang Buta, disamping memaksimalkan

kemampuan klien dalam aktivitas sehari-hari, juga mencegah

terjadinya kecelakaan pada klien.

Dokter keluarga adalah dokter praktek umum yang menyelenggarakan pelayanan primer yang komprehensif, kontinyu, menutamakan pencegahan, koordinatif, mempertimbangkan keluarga, komunitas dan lingkungannya dilandasi keterampilan dan keilmuan yang mapan. Pelayanan Dokter Keluarga melibatkan Dokter Keluarga (DK) sebagai penyaring di tingkat primer, dokter Spesialis (DSp) di tingkat pelayanan sekunder, rumah sakit rujukan, dan pihak pendana yang kesemuanya bekerja sama dibawah naungan peraturan dan perundangan. Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa memandang jenis kelamin, usia ataupun jenis penyakitnya.

7 area kompetensi dokter yaitu:1.Komunikasi efektif2.Keterampilan Klinis

Page 19: Konsep Sehat Sakit Menurut Who

3.Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran4.Pengelolaan Masalah Kesehatan5.Pengelolaan Informasi6.Mawas Diri dan Pengembangan Diri7.Etika, Moral, Medikolegal dan Profesionalisme serta Keselamatan Pasien

Tugas Dokter Keluarga:1) Menyelenggarakan pelayanan primer secara paripurna menyuruh, dan bermutu guna penapisan untuk pelayanan spesialistik yang diperlukan, 2) Mendiagnosis secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat, 3) Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat sehat dan sakit, 4) Memberikan pelayanan kedokteran kepada individu dan keluarganya, 5) Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan taraf kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan rehabilitasi, 6) Menangani penyakit akut dan kronik, 7) Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke RS, 8) Tetap bertanggung-jawab atas pasien yang dirujukan ke Dokter Spesialis atau dirawat di RS, 9) Memantau pasien yang telah dirujuk atau di konsultasikan, 10) Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya, 11) Mengkordinasikan pelayanan yang diperlukan untuk kepentingan pasien, 12) Menyelenggarakan rekam Medis yang memenuhi standar, 13) Melakukan penelitian untuk mengembang ilmu kedokteran secara umum dan ilmu kedokteran keluarga secara khusus.

Wewenang Dokter Keluarga:1) Menyelenggarakan Rekam Medis yang memenuhi standar, 2) Melaksanakan pendidikan kesehatan bagi masyarakat, 3) Melaksanakan tindak pencegahan penyakit, 4) Mengobati penyakit akut dan kronik di tingkat primer, 5) Mengatasi keadaan gawat darurat pada tingkat awal, 6) Melakukan tindak prabedah, beda minor, rawat pascabedah di unit pelayanan primer, 7) Melakukan perawatan sementara, 8) Menerbitkan surat keterangan medis, 9) Memberikan masukan untuk keperluan pasien rawat inap, 10) Memberikan perawatan dirumah untuk keadaan khusus.

Kompetensi Dokter Keluarga:

Dokter keluarga harus mempunyai kompetensi khusus yang lebih dari pada seorang lulusan fakultas kedokteran pada umumnya. Kompetensi khusus inilah yang perlu dilatihkan melalui program perlatihan ini. Yang dicantumkan disini hanyalah kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap Dokter Keluarga secara garis besar. Rincian memgenai kompetensi ini, yang dijabarkan dalam bentuk tujuan pelatihan, akan tercantum dibawah judul setiap modul pelatihan yang terpisah dalam berkas tersendiri karena akan lebih sering disesuaikan dengan perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran.

a) Menguasai dan mampu menerapkan konsep operasional kedokteran keluarga, b) Menguasai pengetahuan dan mampu menerapkan ketrampilan klinik dalam pelayanan kedokteran keluarga, c) Menguasai ketrampilan berkomunikasi,

Page 20: Konsep Sehat Sakit Menurut Who

menyelenggarakan hubungan profesional dokter- pasien untuk :

(a) Secara efektif berkomunikasi dengan pasien dan semua anggota keluarga dengan perhatian khusus terhadap peran dan risiko kesehatan keluarga, (b) Secara efektif memanfaatkan kemampuan keluarga untuk berkerjasana menyelesaikan masalah kesehatan, peningkatan kesehatan, pencegahan dan penyembuhan penyakit, serta pengawasan dan pemantauan risiko kesehatan keluarga, (c) Dapat bekerjasama secara profesional secara harmonis dalam satu tim pada penyelenggaraan pelayanan kedokteran/kesehatan.

A. Memiliki keterampilan manajemen pelayanan kliniks.

a) Dapat memanfaatkan sumber pelayanan primer dengan memperhitungkan potensi yang dimiliki pengguna jasa pelayanan untuk menyelesaikan. masalahnya, b) Menyelenggarakan pelayan kedokteran keluarga yang bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan.

B. Memberikan pelayanan kedokteran berdasarkan etika moral dan spritual.

C. Memiliki pengetahuan dan ketrampilan di bidang pengelolaan pelayanan kesehatan termasuk sistem pembiayaan (Asuransi Kesehatan/JPKM).

Tindakan medis• adalah suatu tindakan yang hanya bolehdilakukan oleh tenaga medik, karena ditujukanterutama bagi pasien yang mengalamigangguan kesehatan• dr. atau drg yang telah mempunyai STRyang berhak melakukan tindakan medisUntuk itu seorang dokter haruslah :• Seorang Dokter harus selalu mengikutiperkembangan ilmu pengetahuan sesuaidengan bidang keahliannya .• Seorang Dokter dituntut untuk selalumembuat rekam medis yang lengkap sesuaidengan ketentuan yang berlakuKODEKI– Kewajiban Umum ( Pasal 1 – 9)– Kewajiban Dokter terhadap teman pasien( pasal 10 – 13 )– Kewajiban Dokter terhadap teman sejawat (Pasal 14 – 15 )– Kewajiban Dokter terhadap diri sendiri( Pasal 16 – 17 )

KEWAJIBAN – KEWAJIBAN DOKTER• “AEGROTI SALUS LOX SUPREME ” keselamatan pasien

Page 21: Konsep Sehat Sakit Menurut Who

adalah hukum yang tertinggi ( utama ) .Menurut Leenen :1. Kewajiban yang timbul dari sifat perawatan medis dimanadokter harus bertindak sesuai dengan standar profesimedis atau menjalankan praktek kedokterannya secara legeartis2. Kewajiban untuk menghormati hak – hak pasien yangbersumber dari hak - hak asasi dalam bidang kesehatan3. Kewajiban yang berhubungan dengan fungsi sosialpemeliharaan kesehatan

MENURUT Uu No.29 Th 2004pasal 511. memberikan pelayanan medis sesuai dengan denganstandar profesi profesi standar prosedur operasionalserta kebutuhan medis pasien;2. merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yangmempunyai keahlian atau kemampuan lebih baik,apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan ataupengobatan ;3. merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentangpasien, bahkan juga setelah pasien meninggal dunia;4. melakukan pertolongan darurat atas dasarperikemanusiaan,kecuali bila ia yakin ada orang lain yangbertugas dan mampu melakukannya; dan ;5. menambah ilmu pengetahuan dan mengikutiperkembangan ilmu kedokteran atau kedokteran gigi.– Kewajiban dokter untuk memiliki pengetahuandan ketrampilan profesinya.– Harus mempergunakan ilmu pengetahuan danketrampilannya dengan hati – hati,proporsional dan teliti .– Dokter harus mempunyai pertimbangan yangterbaik (to exercise the best judgment),walapun sebagai manusia biasa tak pernahlepas dari kesalahan , asalkan tidak tergolongkesalahan yang kasar (gross negligence ) .11

Sebuah evaluasi medis yang lengkap terdiri dari sebuah riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, hasil laboratorium atau citra medis, analisa data, dan penentuan diagnosis, dan perencanaan perawatan atau pengobatan.[2]

Hal-hal yang termasuk dalam riwayat kesehatan:

Keluhan utama (KU): alasan pasien datang kepada dokter. Hal ini disebut tanda atau gejala. Dituliskan sesuai dengan yang diungkapkan oleh pasien dan sejak kapan hal tersebut di keluhkan pasien.

Page 22: Konsep Sehat Sakit Menurut Who

Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)(HPI: History of present illness): urutan kronologis dari tanda-tanda dan klasifikasi dari setiap tanda.

Aktivitas kini: hal-hal yang berkaitan aktivitas pasien sekarang seperti pekerjaan, hobi, dan lainnya.

Riwayat Pengobatan: obat apa yang digunakan pasien sebelum menemui dokter, termasuk alergi.

Riwayat Penyakit Dahulu/RPD(PMH: Past medical history): perawatan yang pernah dijalani pasien sebelumnya, cedera, penyakit infeksi yang pernah diderita, vaksinasi, alergi yang pernah diderita.

Riwayat Sistemik (ROS: Review of systems): menanyakan pasien mengenai kondisi sistem organ utamanya seperti jantung, paru-paru, sistem pencernaan (traktus digestivus), dan lainnya.

Riwayat sosial Ekonomi(SH: Social history): tempat lahir, tempat tinggal, status perkawinan, status sosial ekonomi, kebiasaan (termasuk diet), penggunaan obat, tembakau, dan alkohol.

Riwayat keluarga (FH: Family history): membuat daftar penyakit apa saja yang pernah diderita oleh keluarga pasien yang dapat diturunkan (penyakit genetik). Biasanya dibuat dalam silsilah keluarga atau pohon keluarga.

Dalam pemeriksaan fisik, dokter berusaha mencari tanda yang dapat mendukung proses pembuatan diagnosisnya. Dokter menggunakan indera penglihatan, pendengaran, sentuhan, dan kadang-kadang juga dengan penciuman. Empat metode utama untuk pemeriksaan fisik: melihat (inspeksi), merasakan/menyentuh (palpasi), mengetuk untuk membedakan karakteristik resonansi (perkusi), mendengar (auskultasi); mencium kadang-kadang diperlukan seperti untuk membaui urea pada penyakit uremia.

Pemeriksaan fisik mencakup:

Tanda vital termasuk tinggi, berat badan, suhu tubuh, tekanan darah, denyut, kecepatan bernapas, tingkat hemoglobin darah,

Tampakan umum pasien dan penunjuk spesifik dari penyakit. Kulit , kepala, mata, telinga, hidung, tenggorok, dan kerongkongan. Kardiovaskular jantung dan pembuluh darah Saluran pernapasan (termasuk paru-paru) Tubuh (abdomen) dan rektum Organ genitalia (kelamin) Otot rangka (anggota gerak tubuh) Kondisi persarafan (kesadaran, orak, saraf kranial, saraf perifer) Psikiatrik atau kejiwaan (orientasi, mental)

Hasil laboratorium dan pencitraan medis dapat digunakan bila diperlukan.

Pemeriksaan ini dapat berlangsung hanya dalam beberapa menit bila masalahnya sederhana maupun hingga berminggu-minggu bila pasien mengalami masalah pada beberapa sistem tubuhnya sehingga diperlukan rujukan ke beberapa dokter spesialis.

Page 23: Konsep Sehat Sakit Menurut Who

HAK PASIENUU No. 23 Th 1992 ttg Kesehatan psl 53 (2)1. Hak atas informasi2. Hak memberikan persetujuan3. Hak atas rahasia kedokteran4. Hak atas pendapat ke 2 ( second opinion)12/30/200812HAK PASIENUU Pradoks psl 521. Mendapat penjelasan secara lengkap ttgtindakan medis2. Meminta pendapat dr/drg lain3. Mendapat pelayanan sesuai dng kebutuhanmedis4. Mendapat isi rekam medisFred Ameln• Hak pasien1. Menerima pengobatan dan perawatan2. Menghentikan p’obatan & p’rawatan3. Menolak p’obatan &p’rawatan4. Memilih dr & sarana pelayanan kes…5. Mendapat informasi ttg penyakitnya6. Atas rahasia kedokteran12/30/20087. Hak bantuan medis8. Mendapat perawatan terbaik & berlanjut9. Menerima pelayanan/perhatian atas suatupengobatan

Di dalam UURI no.23, 1992, Bab V pasal 11, tertulis bahwa upaya

kesehatan dilaksanakan melalui 15 kegiatan sebagai berikut:

a. Kesehatan Keluarga

b. Perbaikan gizi

c. Pengamanan makanan dan minuman

d. Kesehatan Lingkungan

e. Kesehatan kerja

f. Kesehatan jiwa

Page 24: Konsep Sehat Sakit Menurut Who

g. Pemberantasan penyakit

h. Penyebuhan penyakit dan pemulihan kesehatan

i. Penyuluhan kesehatan masyarakat

j. Pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan

k. Pengamanan zat aditif

l. Kesehatan sekolah

m. Kesehatan olahraga

n. Pengobatan tradisional dan

o. Kesehatan matra

Dalam pada itu pelaksanaan pembangunan di bidang kese-hatan dalam Repelita I dilakukan dengan pola prioritas sebagai berikut :

1. Peningkatan pembangunan kesehatan yang menunjang pelaksanaan program keluarga berencana.

2. Peningkatan pendidikan kesehatan masyarakat, terutama untuk mendorong turut sertanya masyarakat secara aktif dalam usaha pembangunan di bidang kesehatan.

3. Pencegahan dan penanggulangan wabah serta penyakit rakyat lainnya.

4. Peningkatan jumlah dan mutu tenaga kesehatan.5. Rehabilitasi/pembangunan sarana kesehatan (termasuk obat-obatan dan alat-alat

kesehatan).

6. Peningkatan penelitian dan survey (kesehatan).

Tugas dokter puskesmas

Berikut ini kami paparkan peran utama sesuai fungsi profesi dari masing-masing petugas puskesmas.A. PETUGAS MEDIS :

1. Dokter Umum : melakukan pelayanan medis di poli umum, puskel, pustu, posyandu

2. Dokter Gigi : melaksanakan pelayanan medis di poli gigi, puskel, pustu3. Dokter Spesialis : khusus untuk puskesmas rawat inap bagus juga ada

kunjungan dokter spesialis sebagai dokter konsultan, misalnya : dokter ahli anak, kandungan dan penyakit dalam

B. PETUGAS PARA MEDIS :

Page 25: Konsep Sehat Sakit Menurut Who

1. Bidan : pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA), pelaksana asuhan kebidanan

2. Perawat Umum : pendamping tugas dokter umum, pelaksana asuhan keperawatan umum

3. Perawat Gigi : pendamping tugas dokter gigi, pelaksana asuhan keperawatan gigi

4. Perawat Gizi : pelayanan penimbangan dan pelacakan masalah gizi masyarakat

5. Sanitarian : pelayanan kesehatan lingkungan pemukiman dan institusi lainnya

6. Sarjana Farmasi : pelayanan kesehatan obat dan perlengkapan kesehatan

7. Sarjana Kesehatan Masyrakat : pelayanan administrasi, penyuluhan, pencegahan dan pelacakan masalah kesehatan masyarakat

C. PETUGAS NON MEDIS :

1. Administrasi : pelayanan administrasi pencatatan dan pelaporan kegiatan puskesmas

2. Petugas Dapur : menyiapkan menu masakan dan makanan pasien puskesmas perawatan

3. Petugas Kebersihan : melakukan kegiatan kebersihan ruangan dan lingkungan puskesmas

4. Petugas Keamanan : menjaga keamanan pelayanan khususnya ruangan rawat inap

5. Sopir : mengantar, membantu seluruh kegiatan pelayanan puskel di luar gedung puskesmas

Konsep Promosi Kesehatan

• Proses untuk meningkatkan kemampuan orang dalam mengendalikan dan

meningkatkan kesehatannya. Untuk mencapai keadaan sehat, seseorang atau

kelompok harus mampu mengidentifikasi dan menyadari aspirasi, mampu

memenuhi kebutuhan dan merubah atau mengendalikan lingkungan (Piagam

Ottawwa, 1986)

• Promosi Kesehatan merupakan program yang dirancang untuk memberikan

perubahan terhadap manusia, organisasi, masyarakat dan lingkungan.

Adapun visi dari promosi kesehatan adalah sebagai berikut :

1. Meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan

derajat kesehatan, baik fisik, mental, dan sosialnya sehingga produktif secara

ekonomi maupun sosial.

Page 26: Konsep Sehat Sakit Menurut Who

2. Pendidikan kesehatan disemua program kesehatan, baik pemberantasan

penyakit menular, sanitasi lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatan,

maupun program kesehatan lainnya dan bermuara pada kemampuan pemeliharaan

dan peningkatan kesehatan individu, kelompok, maupun masyarakat.

Dalam mencapai visi dari promosi kesehatan diperlukan adanya suatu upaya yang

harus dilakukan dan lebih dikenal dengan istilah “ Misi ”. Misi promosi kesehatan

merupakan upaya yang harus dilakukan dan mempunyai keterkaitan dalam

pencapaian suatu visi.

Misi Promosi Kesehatan

• Advokat (advocate)

Ditujukan kepada para pengambil keputusan atau pembuat kebijakan. Advokasi

merupakan perangkat kegiatan yang terencana yang ditujukan kepada para

penentu kebijakan dalam rangka mendukung suatu isyu kebijakan yang spesifik.

Dalam hal ini kegiatan advokasi merupakan suatu upaya untuk mempengaruhi

para pembuat keputusan (decission maker) agar dapat mempercayai dan meyakini

bahwa program kesehatan yang ditawarkan perlu mendapat dukungan melalui

kebijakan atau keputusan-keputusan.

• Menjembatani (mediate)

Menjalin kemitraan dengan berbagai program dan sektor yang terkait dengan

kesehatan. Kegiatan pelaksanaan program-program kesehatan perlu adanya suatu

kerjasama dengan program lain di lingkungan kesehatan, maupun lintas sektor

yang terkait. Untuk itu perlu adanya suatu jembatan dan menjalin suatu kemitraan

(partnership) dengan berbagai program dan sektor-sektor yang memiliki kaitannya

dengan kesehatan. Karenanya masalah kesehatan tidak hanya dapat diatasi oleh

sektor kesehatan sendiri, melainkan semua pihak juga perlu peduli terhadap

masalah kesehatan tersebut. Oleh karena itu promosi kesehatan memiliki peran

yang penting dalam mewujudkan kerjasama atau kemitraan ini.

Page 27: Konsep Sehat Sakit Menurut Who

• Memampukan (enable)

Agar masyarakat mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan secara

mandiri. Masyarakat diberikan suatu keterampilan agar mereka mampu dan

memelihara serta meningkatkan kesehatannya secara mandiri. Adapun tujuan dari

pemberian keterampilan kepada masyarakat adalah dalam rangka meningkatkan

pendapatan keluarga sehingga diharapkan dengan peningkatan ekonomi keluarga,

maka kemapuan dalam pemeliharaan dan peningkatan kesehatan keluarga akan

meningkat.

PENDIDIKAN KESEHATAN

A. Prinsip pendidikan kesehatan

1. Pendidikan kesehatan bukan hanya pelajaran di kelas, tetapi merupakan

kumpulan pengalaman dimana saja dan kapan saja sepanjang dapat

mempengaruhi pengetahuan sikap dan kebiasaan sasaran pendidikan.

2. Pendidikan kesehatan tidak dapat secara mudah diberikan oleh seseorang

kepada orang lain, karena pada akhirnya sasaran pendidikan itu sendiri

yang dapat mengubah kebiasaan dan tingkah lakunya sendiri.

3. Bahwa yang harus dilakukan oleh pendidik adalah menciptakan sasaran

agar individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dapat mengubah

sikap dan tingkah lakunya sendiri.

4. Pendidikan kesehatan dikatakan berhasil bila sasaran pendidikan

(individu, keluarga, kelompok dan masyarakat) sudah mengubah sikap

dan tingkah lakunya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

B. Ruang lingkup pendidikan kesehatan masyarakat

Ruang lingkup pendidikan kesehatan masyarakat dapat dilihat dari 3 dimensi :

1. Dimensi sasaran

a. Pendidikan kesehatan individu dengan sasaran individu

Page 28: Konsep Sehat Sakit Menurut Who

b. Pendidikan kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok masyarakat

tertentu.

c. Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran masyarakat luas.

2. Dimensi tempat pelaksanaan

a. Pendidikan kesehatan di rumah sakit dengan sasaran pasien dan

keluarga

b. Pendidikan kesehatan di sekolah dengan sasaran pelajar.

c. Pendidikan kesehatan di masyarakat atau tempat kerja dengan sasaran

masyarakat atau pekerja.

3. Dimensi tingkat pelayanan kesehatan

a. Pendidikan kesehatan promosi kesehatan (Health Promotion), misal :

peningkatan gizi, perbaikan sanitasi lingkungan, gaya hidup dan

sebagainya.

b. Pendidikan kesehatan untuk perlindungan khusus (Specific Protection)

misal : imunisasi

c. Pendidikan kesehatan untuk diagnosis dini dan pengobatan tepat (Early

diagnostic and prompt treatment) misal : dengan pengobatan layak dan

sempurna dapat menghindari dari resiko kecacatan.

d. Pendidikan kesehatan untuk rehabilitasi (Rehabilitation) misal : dengan

memulihkan kondisi cacat melalui latihan-latihan tertentu.

C. Metode pendidikan kesehatan

1. Metode pendidikan Individual (perorangan)

Bentuk dari metode individual ada 2 (dua) bentuk :

Page 29: Konsep Sehat Sakit Menurut Who

a. Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counseling), yaitu ;

1) Kontak antara klien dengan petugas lebih intensif

2) Setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikorek dan dibantu

penyelesaiannya.

3) Akhirnya klien tersebut akan dengan sukarela dan berdasarkan

kesadaran, penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut

(mengubah perilaku)

b. Interview (wawancara)

1) Merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan

2) Menggali informasi mengapa ia tidak atau belum menerima

perubahan, untuk mengetahui apakah perilaku yang sudah atau

yang akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran

yang kuat, apabila belum maka perlu penyuluhan yang lebih

mendalam lagi.

2. Metode pendidikan Kelompok

Metode pendidikan Kelompok harus memperhatikan apakah kelompok itu

besar atau kecil, karena metodenya akan lain. Efektifitas metodenya pun

akan tergantung pada besarnya sasaran pendidikan.

a. Kelompok besar

1) Ceramah ; metode yang cocok untuk sasaran yang berpendidikan

tinggi maupun rendah.

2) Seminar ; hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan

pendidikan menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian

(presentasi) dari satu ahli atau beberapa ahli tentang suatu topik

Page 30: Konsep Sehat Sakit Menurut Who

yang dianggap penting dan biasanya dianggap hangat di

masyarakat.

b. Kelompok kecil

1) Diskusi kelompok ;

Dibuat sedemikian rupa sehingga saling berhadapan, pimpinan

diskusi/penyuluh duduk diantara peserta agar tidak ada kesan lebih

tinggi, tiap kelompok punya kebebasan mengeluarkan pendapat,

pimpinan diskusi memberikan pancingan, mengarahkan, dan

mengatur sehingga diskusi berjalan hidup dan tak ada dominasi

dari salah satu peserta.

2) Curah pendapat (Brain Storming) ;

Merupakan modifikasi diskusi kelompok, dimulai dengan

memberikan satu masalah, kemudian peserta memberikan

jawaban/tanggapan, tanggapan/jawaban tersebut ditampung dan

ditulis dalam flipchart/papan tulis, sebelum semuanya

mencurahkan pendapat tidak boleh ada komentar dari siapa pun,

baru setelah semuanya mengemukaan pendapat, tiap anggota

mengomentari, dan akhirnya terjadi diskusi.

3) Bola salju (Snow Balling)

Tiap orang dibagi menjadi pasangan-pasangan (1 pasang 2 orang).

Kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah, setelah lebih

kurang 5 menit tiap 2 pasang bergabung menjadi satu. Mereka

tetap mendiskusikan masalah tersebut, dan mencari

kesimpulannya. Kemudian tiap 2 pasang yang sudah

beranggotakan 4 orang ini bergabung lagi dengan pasangan lainnya

dan demikian seterusnya akhirnya terjadi diskusi seluruh kelas.

4) Kelompok kecil-kecil (Buzz group)

Page 31: Konsep Sehat Sakit Menurut Who

Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok kecil-kecil,

kemudian dilontarkan suatu permasalahan sama/tidak sama dengan

kelompok lain, dan masing-masing kelompok mendiskusikan

masalah tersebut. Selanjutnya kesimpulan dari tiap kelompok

tersebut dan dicari kesimpulannya.

5) Memainkan peranan (Role Play)

Beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peranan

tertentu untuk memainkan peranan tertentu, misalnya sebagai

dokter puskesmas, sebagai perawat atau bidan, dll, sedangkan

anggota lainnya sebagai pasien/anggota masyarakat. Mereka

memperagakan bagaimana interaksi/komunikasi sehari-hari dalam

melaksanakan tugas.

6) Permainan simulasi (Simulation Game)

Merupakan gambaran role play dan diskusi kelompok. Pesan-pesan

disajikan dalam bentuk permainan seperti permainan monopoli.

Cara memainkannya persis seperti bermain monopoli dengan

menggunakan dadu, gaco (penunjuk arah), dan papan main.

Beberapa orang menjadi pemain, dan sebagian lagi berperan

sebagai nara sumber.

3. Metode pendidikan Massa

Pada umumnya bentuk pendekatan (cara) ini adalah tidak langsung.

Biasanya menggunakan atau melalui media massa. Contoh :

a. Ceramah umum (public speaking)

Dilakukan pada acara tertentu, misalnya Hari Kesehatan Nasional,

misalnya oleh menteri atau pejabat kesehatan lain.

Page 32: Konsep Sehat Sakit Menurut Who

b. Pidato-pidato diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik baik

TV maupun radio, pada hakikatnya adalah merupakan bentuk

pendidikan kesehatan massa.

c. Simulasi, dialog antar pasien dengan dokter atau petugas kesehatan

lainnya tentang suatu penyakit atau masalah kesehatan melalui TV atau

radio adalah juga merupakan pendidikan kesehatan massa. Contoh :

”Praktek Dokter Herman Susilo” di Televisi.

d. Sinetron ”Dokter Sartika” di dalam acara TV juga merupakan bentuk

pendekatan kesehatan massa. Sinetron Jejak sang elang di Indosiar hari

Sabtu siang (th 2006)

e. Tulisan-tulisan di majalah/koran, baik dalam bentuk artikel maupun

tanya jawab /konsultasi tentang kesehatan antara penyakit juga

merupakan bentuk pendidikan kesehatan massa.

f. Bill Board, yang dipasang di pinggir jalan, spanduk poster dan

sebagainya adalah juga bentuk pendidikan kesehatan massa. Contoh :

Billboard ”Ayo ke Posyandu”. Andalah yang dapat mencegahnya

(Pemberantasan Sarang Nyamuk).

TINGKAT PELAYANAN PK, BERDASARKAN FIVE LEVELS OF

PREVENTION (LEAVEL & CLARK):

Health Promotion

PK dlm hal gizi, kebiasaan, sanitasi, hygiene perorangan

Specific Protection

Imunisasi, pemberian obat prophylaxis

Early Diagnosis and Prompt Treatment

PK utk berobat sedini mgk, deteksi dini penyakit

Disability Limitation

PK agar jangan tjd komplikasi penyakit

Page 33: Konsep Sehat Sakit Menurut Who

Rehabilitation

PK utk pemulihan kecacatan

Sub Bidang keilmuan pendidikan kesehatan

Komunikasi

Dinamika kelompok

Pengembangan dan Pengorganisasian Masy.

Pengembangan Kesehatan Masy. Desa

Pemasaran Sosial

Pengembangan Organisasi

pendidikan dan Pelatihan

Pengembangan Media

Perencanaan dan Evaluasi PK

Antropologi Kesehatan

Sosiologi Kesehatn

Psikologi Sosial

Batasan

PENDIDIKAN:

Segala upaya yang direncakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu,

kelompok atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh

pelaku pendidikan.

INPUT : sasaran pendidikan (individu, kelompok, masyarakat), pendidik.

PROSES : upaya yang direncakan untuk mempengaruhi orang lain

OUT PUT : melakukan apa yang diharapkan/perilaku

PENDIDIKAN KESEHATAN:

merupakan bagian dari keseluruhan upaya kesehatan (promotif, preventif,

kuratif dan rehabilitatif) yang menitikberatkan pada upaya untuk

meningkatkan perilaku hidup sehat.

INPUT PROSES OUT PUT

Page 34: Konsep Sehat Sakit Menurut Who

Adalah upaya agar masyarakat berperilaku atau mengadopsikan perilaku

kesehatan dengan cara persuasi, bujukan, himbauan, ajakan, memberi

informasi, memberi kesadaran dan sebagainya.

Upaya agara perilaku individu, kelompok dan masyarakat mempunyai

pengaruh positif terhadap pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.

Secara konsep: penkes merupakan upaya mempengaruhi/mengajak orang lain

(individu, keompok, masyarakat) agar berperilaku hidup sehat.

Secara operasional: penkes adalah semua kegiatan untuk memberikan/

meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktek masyarakat dalam memelihara

dan meingkatkan kesehatannya.

(Blum, 1974) mengatakan bahwa status kesehatan dipengaruhi oleh 4 faktor,

berdasarkan hirarkinya adalah sebagai berikut:

Derajat kesehatan masyarakat yang disebut sebagai psycho socio somatic

health well being , merupakan resultante dari 4 faktor(3)yaitu:

1. Environment atau lingkungan.

2. Behaviour atau perilaku, Antara yang pertama dan kedua d ihubungkan

dengan ecological balance.

3. Heredity atau keturunan yang dipengaruhi oleh populasi, distribusi

penduduk, dan sebagainya.

4. Health care service berupa program kesehatan yang

5. bersifat preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif.

Dari empat faktor tersebut di atas, lingkungan dan perilaku merupakan faktor

yang paling besar pengaruhnya (dominan) terhadap tinggi rendahnya derajat

kesehatan masyarakat

Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan:

1. Pendidikan kesehatan pada aspek promotif

2. Pendidikan kesehatan pada aspek preventif

Page 35: Konsep Sehat Sakit Menurut Who

3. Pendidikan kesehatan pada aspek kuratif

4. Pendidikan kesehatan pada aspek rehabilitatif.

Tempat Pelaksanaan :

1. Pendidikan kesehatan pada keluarga

2. Pendidikan kesehatan pada sekolah

3. Pendidikan kesehatan pada tempat kerja

4. Pendidikan kesehatan pada tempat umum

5. Pendidikan kesehatan pada instansi pelayanan kesehatan.

Tujuan pendidikan kesehatan ialah untuk mengubah perilaku

masyarakat yang tidak sehat menjadi sehat. Tujuan tersebut dapat dicapai

dengan anggapan:

a. Bahwa manusia selalu dapat belajar atau berubah, karena manusia

selama hidupnya selalu berubah untuk menyusuaikan diri terhadap

perubahan lingkungan, dan

b. Bahwa perubahan dapat diinduksikan

Kesadaran atau realisasi inilah yang kemudian menimbulkan

keinginan ataupun dorongan untuk berubah, yakni mengubah keadaannya

yang jelek menjadi baik; keadaan inilah yang menunjukkan motif pada

diri seseorang telah terbentuk. Atas dasar motif inilah akan terjadi

perubahan perilaku. Pendidikan kesehatan ini sangat penting dan

diperlukan oleh semua kegiatan dasar kesehatan masyarakat, termasuk

kesehatan lingkungan. Misalnya, tidak cukup kiranya kalau hanya

dibangun penyediaan air bersih, tetapinya harus yakin bahwa dengan

demikian masyarakat akan terlindung dari penyakit bawaan air. Hal ini

tidak terjadi secara otomatis, masyarakat harus berubah sesuai dengan

teknologi yang kita perkenalkan pada masyarakat. Misalnya, apabila

Page 36: Konsep Sehat Sakit Menurut Who

tadinya masyarakat mengambil air dari sungai, maka setelah ada

Penyediaan Air Minum (PAM), diharapkan bahwa mereka akan

menggunakan air PAM. Hal ini hanya dapat terjadi apabila dilakukan

penyuluhan tentang kegunaan dan manfaat air bersih. Selain itu penyakit

bawaan air hanya dapat menurun jumlahnya, apabila masyarakat mau

hidup lebih hiegenis. Inipun perlu dipelajari dengan demikian usaha

kesehatan lingkunganpun perlu didukung oleh usaha pendidikan

kesehatan.

Metode Pendidikan Kesehatan

1. individual

a. bimbingan dan konseling

b. wawancara

2. kelompok

a. kelompok besar: kegiatan cermah dan seminar

b. kelompok kecil: diskusi kelompok, curah pendapat, bola salju,

kelompok2 kecil, bermain peran (role play), simulasi, dsb.

3. massa

a. ceramah umum

b. pidato

c. media (elektronik, cetak dan out door)

Media

Media pendidikan adalah alat (saluran) yang digunakan untuk penyampaian

pesan. Manusia menggunakan indra untuk berinteraksi dengan lingkungannya

sehingga untuk mempengaruhi interaksi tersebut digunakanlah berbagai media.

Semakin banyak indra yang digunakan untuk menerima suatu pesan maka akan

semakin mudah pesan itu diterima/dipahami.

Page 37: Konsep Sehat Sakit Menurut Who

Elgar Dale, membagi media dalam 11 macam sesuai dengan tingkatan

intensitasnya masing-masing.

Dari kerucut tersebut dapat dilihat bahwa lapisan paling bawah adalah benda asli

dan yang palinga atas adalah kata-kata. Hal ini berarti dalamproses pendidikan,

benda asli memiliki intensitas yang paling kuat/besar untuk mempersepsikan

pesan yang disampaikan.

Jenis media yang sering digunakan:

a. media cetak

booklet, leaftlet, flyer (selebaran), flip chart (lembar balik), rubrik, poster,

foto, spanduk, umbul-umbul.

b. media elektronik

TV, radio, video, slide, film strip, dll

c. media papan (billboard)

poster, pamplet, baleho, dll

d. media peraga

alat tiruan seperti pantom, boneka, dami, dan instrumen lainnya. Atau benda

asli.

faktor2 yang mempengaruhi perilaku kes.

Lawrence Green (1980), perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor:

1. faktor pendukung (predisposing factors), mencakup:

pengetahuan, sikap, tradisi, kepercayaan/keyakinan, sistem nilai,

pendidikan, sosial ekonomi, dsb.

2. faktor pemungkin(enambling factors), mencakup:

Kata-kataTulisan

Rekaman radioFilmTelevisi

PameranFiel tripDemonstrasiSandiwaraBenda tiruanBenda Asli

Page 38: Konsep Sehat Sakit Menurut Who

fasilitas kesehatan, mis: spal, air bersih, pembuangan sampah, mck,

makanan bergizi, dsb. Termasuk juga tempat pelayanan kesehatan seperti

RS, poliklinik, puskesmas, rs, posyandu, polindes, bides, dokter, perawat

dsb.

3. faktor penguat (reinforcing factors), mencakup:

sikap dan perilaku: toma, toga, petugas kes. Kebijakan/peraturan/UU,

LSM.

Informasi tersebut dapat diperoleh melalui kegiatan :

1. Observasi

2. Wawancara

3. Angket/quesioner

4. Dokumentasi

. Gastritis

A. PENGERTIAN

1. Gastritis adalah inflamasi dari dinding lambung terutama pada mukosa

gaster. (Hadi, 1995)

2. Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat

akut, kronik, difus atau lokal. (Price & Wilson, 1992)

3. Gastritis adalah peradangan lokal atau menyebar pada mukosa lambung,

yang berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan

bakteri atau bahan iritan lain. (Charlene J, Reeves, 2001)

B. ETIOLOGI

Beberapa hal yang dapat menyebabkan kerusakan lapisan pelindung

lambung (http://www.medicastore.com).

1) Gastritis Bakterialis

Page 39: Konsep Sehat Sakit Menurut Who

a. Infeksi bakteri Helicobacter Pylori yang hidup didalam lapisan

mukosa yang melapisi dinding lambung. Diperkirakan ditularkan

melalui jalur oral atau akibat memakan atau minuman ynag

terkontaminasi oleh bakteri ini. Infeksi ini sering terjadi pada masa

kanak-kanan dan dapat bertahan seumur hidup jika tidak dilakukan

perawatan.

b. Infeksi bakteri Campylobacter Pyloroides.

2) Gastritis Karena Stres Akut

a. Penyakit berat atau trauma ( cedera ) yang terjadi tiba – tiba.

b. Pembedahan

c. Infeksi berat

d. Cederanya sendiri mungkin tidak mengenai lambung seperti terjadi

pada luka bakar yang luas atau cedera yang menyebabkan

perdarahan hebat.

3) Gastritis Erosif Kronis

a. Pemakaian obat penghilang rasa nyeri secara terus – menerus. Obat

analgesik anti inflamasi nonsteroid (AINS) seperti Aspirin, Ibu

Profen dan Naproxen dapat menyebabkan perdarahan pada

lambung dengan cara menurunkan Prostaglandin yang bertugas

melindungi dinding lambung.

b. Penyakit Crohn, gejalanya sakit perut dan diare dalam bentuk

cairan. Bisa menyebabkan peradangan kronis pada dinding saluran

cerna namun, kadang – kadang dapat juga menyebabkan

peradangan pada dinding lambung.

c. Penggunaan Alkohol secara berlebihan , alkohol dapat mengiritasi

dan mengikis mucosa pada dinding lambung dan membuat dinding

Page 40: Konsep Sehat Sakit Menurut Who

lambung lebih rentan terhadap asam lambung walaupun dalam

kondisi normal.

4) Gastritis Eosinofilik

Terjadi sebagai akibat dari reaksi alergi terhadap infeksi cacing gelang

Eosinofil (sel darah putih) terkumpul pada dinding lambung.

5) Gastritis Hipotropi dan Atropi

Terjadi karena kelainan Autoimmune, Autoimmune Atropic Gastritis

terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel – sel yang sehat

yang berada dalam dinding lambung. Hal ini mengakibatkan

peradangan dan secara bertahap menipiskan dinding lambung,

menghancurkan kelenjar –kelenjar penghasil asam lambung dan

mengganggu produksi faktor intrinsik (yaitu sebuah zat yang

membantu tubuh mengabsorbsi vitamin B12) kekurangan vitamin B12

akhirnya, dapat mengakibatkan Pernicious Anemia, sebuah kondisi

yang serius bila tidak segera dirawat dapat mempengaruhi seluruh

sistem dalam tubuh. Autoimmune Atropic Gastritis terutama terjadi

pada orang tua.

6) Penyakit Meiner

Dinding lambung menjadi tebal, lipatannya melebar, kelenjarnya

membesar dan memiliki kista yang terisi cairan. Sekitar 10 %

penderita ini menderita kanker lambung.

7) Gastritis Sel Plasma

Sel plasma ( salah satu jenis sel darah putih ) terkumpul dalam dinding

lambung dan organ lainnya.

8) Penyakit Bile Refluk

Page 41: Konsep Sehat Sakit Menurut Who

Bile ( empedu ) adalah cairan yang membantu mencerna lemak –

lemak dalam tubuh. Cairan ini diproduksi oleh hati. Ketika dilepaskan,

empedu akan melewati serangkaian saluran kecil dan menuju keusus

kecil. Dalam kondisi normal, sebuah otot Sphincter yang berbentuk

seperti cincin (Pyloric Valve) akan mencegah empedu mengalir balik

kedalam lambung. Tetapi jika katub ini tidak bekerja dengan benar,

maka empedu akan masuk kedalam lambung dan mengakibatkan

peradangan dan Gastritis.

9) Radiasi dan Kemoterapi

Perawatan terhadap kanker seperti kemoterapi dan radiasi dapat

mengakibatkan peradangan pada dinding lambung dan selanjutnya

dapat berkembang menjadi Gastritis dan Peptic Ulcer. Ketika tubuh

terkena sejumlah kecil radiasi, kerusakan yang terjadi biasanya

sementara, tapi dalam dosis besar akan mengakibatkan kerusakan

tersebut menjadi permanen dan dapat mengikis dinding lambung serta

merusak kelenjar – kelenjar penghasil asam lambung.

10) Faktor-faktor lain

Gastritis sering juga dikaitkan dengan kondisi kesehatan lainnya

seperti HIV / AIDS, infeksi oleh parasit, dan gagal hati atau ginjal.

C. PATOFISIOLOGI

Lambung adalah sebuah kantong otot yang kosong, terletak

dibagian kiri atas perut tepat dibawah tulang iga. Lambung orang dewasa

memiliki panjang berkisar antara 10 inci dan dapat mengembang untuk

menampung makanan atau minuman sebanyak 1 gallon. Bila lambung

dalam keadaan kosong, maka ia akan melipat, mirip seperti sebuah

akordion. Ketika lambung mulai terisi dan mengembang, lipatan – lipatan

tersebut secara bertahap membuka.

Page 42: Konsep Sehat Sakit Menurut Who

Lambung memproses dan menyimpan makanan dan secara

bertahap melepaskannya kedalam usus kecil. Ketika makanan masuk

kedalam esofagus, sebuah cincin otot yang berada pada sambungan antara

esofagus dan lambung ( Esophangeal Sphincer ) akan membuka dan

membiarkan makanan masuk lewat lambung. Setelah masuk kelambung

cincin ini menutup. Dinding lambung terdiri dari lapisan otot yang kuat.

Ketika makanan berada dilambung, dinding lambung akan mulai

menghancurkan makanan tersebut. Pada saat yang sama, kelenjar –

kelenjar yang berada dimucosa pada dinding lambung mulai

mengeluarkan cairan lambung ( termasuk enzim – enzim dan asam

lambung ) untuk lebih menghancurkan makanan tersebut.

Suatu komponen cairan lambung adalah Asam Hidroklorida.

Asam ini sangat korosif sehingga paku besipun dapat larut dalam cairan

ini. Dinding lambung dilindungi oleh mucosa – mucosa bicarbonate

(sebuah lapisan penyangga yang mengeluarkan ion bicarbonate secara

reguler sehingga menyeimbangkan keasaman dalam lambung ) sehingga

terhindar dari sifat korosif hidroklorida. Fungsi dari lapisan pelindung

lambung ini adalah agar cairan asam dalam lambung tidak merusak

dinding lambung. Kerusakan pada lapisan pelindung menyebabkan cairan

lambung yang sangat asam bersentuhan langsung dengan dinding lambung

dan menyebabkan peradangan atau inflamasi.Gastritis biasanya terjadi

ketika mekanisme pelindung ini kewalahan dan mengakibatkan rusak dan

meradangnya dinding lambung.(http://google.com//Gastritis).

D. MANIFESTASI KLINIS

Gejalanya bermacam – macam, tergantung kepada penyebab Gastritisnya.

Biasanya penderita Gastritis mengalami gangguan pencernaan ( Indigesti )

dan rasa tidak nyaman diperut sebelah atas.(http://www.medicastore.com)

1) Gastritis Bakterialis

Dapat ditandai dengan adanya demam, sakit kepala dan kejang otot.

Page 43: Konsep Sehat Sakit Menurut Who

2) Gastritis Karena Stres Akut

Penyebabnya (misalnya penyakit berat, luka bakar atau cedera)

biasanya menutupi gejala – gejala lambung : tetapi perut sebelah atas

terasa tidak enak. Segera setelah cedera, timbul memar kecil dalam

lapisan lambung, dalam beberapa jam memar ini bisa berubah menjadi

ulkus. Ulkus dan Gastritis bisa menghilang bila penderita sembuh

dengan cepat dari cederanya. Bila penderita tetap sakit, ulkus bisa

membesar dan mulai mengalami pendarahan, biasanya dalam waktu 2 –

5 hari setelah terjadinya cedera. Perdarahan menyebabkan tinja

berwarna kehitaman seperti aspal, cairan lambung menjadi kemerahan

dan jika sangat berat, tekanan darah bisa turun. Perdarahan bisa meluas

dan berakibat fatal.

3) Gastritis Erosif Kronis

Gejalanya berupa mual ringan dan nyeri diperut sebelah atas. Tetapi

banyak penderita ( misalnya pemakai Aspirin jangka panjang ) tidak

merasakan nyeri. Penderita lainnya merasakan gejala yang mirip ulkus,

yaitu nyeri ketika perut kosong. Jika gastritis menyebabkan perdarahan

dari ulkus lambung, gejalanya berupa tinja berwarna kehitaman seperti

aspal ( Melena ), muntah darah ( Hematemesis ) atau makanan yang

sudah dicerna yang menyerupai endapan kopi.

4) Gastritis Eosinofilik

Gejalanya berupa nyeri perut dan muntah bisa disebabkan penyempitan

atau penyumbatan ujung saluran lambung yang menuju keusus dua

belas jari.

5) Penyakit Meniere

Gejala yang paling sering ditemukan adalah nyeri lambung. Hilangnya

nafsu makan, mual, muntah dan penurunan berat badan, lebih jarang

terjadi. Tidak pernah terjadi perdarahan lambung. Penimbunan cairan

Page 44: Konsep Sehat Sakit Menurut Who

dan pembengkakan jaringan (edema) bisa disebabkan karena hilangnya

protein dari lapisan lambung yang meradang. Protein yang hilang ini

bercampur dengan isi lambung dan dibuang dari tubuh.

6) Gastitis Sel Plasma

Gejalanya berupa nyeri perut dan muntah bisa terjadi bersamaan

dengan timbulnya ruam dikulit dan diare.

7) Gastritis Akibat Terapi Penyinaran

Menyebabkan nyeri, mual dan Heartburn (rasa hangat atau rasa

terbakar dibelakang tulang dada), yang terjadi karena adanya

peradangan dan kadang karena adanya tukak dilambung. Tukak bisa

menembus dinding lambung sehingga isi lambung tumpah kedalam

rongga perut, menyebabkan peritonitis (peradangan lapisan perut) dan

nyeri yang luar biasa. Perut kaku dan keadaan ini memerlukan tindakan

pembedahan darurat. Kadang setelah terapi penyinaran, terbentuk

jaringan parut yang menyebabkan menyempitnya saluran lambung

yang menuju keusus duabelas jari, sehingga terjadi nyeri perut dan

muntah. Penyinaran bisa merusak lapisan pelindung lambung, sehingga

bakteri dapat masuk kedalam dinding lambung dan menyebabkan nyeri

hebat yang muncul secara tiba – tiba.

Gejala Gastritis secara umum (http://www.google.com//Gastritis)

a. Hilangnya nafsu makan.

b. Sering disertai rasa pedih atau kembung di ulu hati, mual dan

muntah.

c. Perih atau sakit seperti rasa terbakar pada perut bagian atas yang

dapat menjadi lebih baik atau lebih buruk ketika makan.

d. Perut terasa penuh pada perut bagian atas setelah makan.

Page 45: Konsep Sehat Sakit Menurut Who

e. Kehilangan berat badan.

E. KLASIFIKASI

Gastritis dibagi menjadi 2 jenis (Charlene.J.Reeves, 2001) yaitu:

1) Gastritis Akut

Gastritis akut adalah proses peradangan jangka pendek dengan

konsumsi agen kimia atau makanan yang mengganggu dan merusak

mucosa gastrik. Agen semacam itu mencakup bumbu, rempah-rempah,

alkohol, obat-obatan, radiasi, chemoterapi dan mikroorganisme

infektif.

2) Gastritis Kronis

Gastritis kronis dibagi dalam tipe A dan B. Gastritis tipe A mampu

menghasilkan imun sendiri, tipe ini dikaitkan dengan atropi dari

kelenjar lambung dan penurunan mucosa. Penurunan pada sekresi

gastrik mempengaruhi produksi antibodi. Anemia Pernisiosa

berkembang dengan proses ini. Sedangkan Gastritis tipe B lebih lazim,

tipe ini dikaitkan dengan infeksi bakteri Helicobacter Pylori, yang

menimbulkan ulkus pada dinding lambung.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Bila pasien didiagnosis terkena Gastritis, biasanya dilanjutkan dengan

pemeriksaan penunjang untuk mengetahui secara jelas penyebabnya.

(http://www.google.com//Gastritis)

Pemeriksaan ini meliputi :

1) Pemeriksaan Darah

Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya antibodi H. Pylori dalam

darah. Hasil test yang positif menunjukan bahwa pasien pernah kontak

Page 46: Konsep Sehat Sakit Menurut Who

dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya, tapi itu tidak

menunjukan bahwa pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah dapat

juga dilakukan untuk memeriksa Anemia, yang terjadi akibat

pendarahan lambung akibat Gastritis.

2) Pemeriksaan Pernafasan

Tes ini dapat menentukan apakah pasien terinfeksi oleh bakteri H.

Pylori atau tidak.

3) Pemeriksaan Feses

Tes ini memeriksa apakah terdapat H. Pylori dalam feses atau tidak.

Hasil yang positif mengindikasikan terjadi infeksi. Pemeriksaan juga

dilakukan terhadap adanya darah dalam feses. Hal ini menunjukan

adanya perdarahan pada lambung.

4) Endoskopi Saluran Cerna Bagian Atas

Dengan test ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran

cerna bagian atas yang mungkin tidak terlihat dengan sinar-X. Test ini

dilakukan dengan cara memesukan sebuah selang kecil yang fleksibel

(endoskop) melalui mulut dan masuk kedalam Esopagus, lambung dan

bagian atas usus kecil. Tenggorokan akan terlebih dahulu dimati-

rasakan (anestesi) sebelum endoskop dimasukan untuk memastikan

pasien merasa nyaman menjalani test ini. Jika ada jaringan dalam

saluran cerna yang terlihat mencurigakan, dokter akan mengambil

sedikit sampel (biopsi) dari jaringan tersebut. Sampel itu kemudian

akan dibawa kelaboratorium untuk diperiksa. Test ini memakan waktu

kurang lebih 20 sampai 30 menit. Pasien biasanya tidak langsung

disuruh pulang ketika selesai test ini, tetapi harus menunggu sampai

efek dari anestesi menghilang, kurang lebih satu atau dua jam. Hampir

tidak ada resiko akibat test ini. Komplikasi yang sering terjadi adalah

rasa tidak nyaman pada tenggorokan akibat menelan endoskop.

Page 47: Konsep Sehat Sakit Menurut Who

5) Ronsen Saluran Cerna Bagian Atas

Test ini akan melihat adanya tanda-tanda Gastritis atau penyakit

pencernaan lainnya. Biasanya pasien akan diminta menelan cairan

Barium terlebih dahulu sebelum dilakukan Ronsen. Cairan ini akan

melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika dironsen.

G. PENCEGAHAN

Walaupun infeksi H.Pylori tidak dapat selalu dicegah, berikut beberapa

saran untuk dapat mengurangi resiko terkena Gastritis.

(http://www.Google.com//Gastritis)

1) Makan secara benar

Hindari makanan yang dapat mengiritasi terutama makanan yang

pedas, asam, gorengan, atau berlemak. Yang sama pentingnya dengan

pemilihan jenis makanan yang tepat bagi kesehatan adalah bagaimana

cara memakannya. Makanlah dengan jumlah yang cukup, pada

waktunya dan lakukan dengan santai.

2) Hindari Alkohol

Penggunaan Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis lapaisan mucosa

lambung dan dapat mengakibatkan peradangan dan perdarahan.

3) Jangan merokok

Merokok mengganggu kerja lapisan lambung, membuat lambung

lebih rentan terhadap Gastritis dan borok. Merokok juga

meningkatkan asam lambung, sehingga menunda penyembuhan

lambung dan merupakan penyebab utama terjadinya kanker lambung.

4) Lakukan olah raga secara teratur

Page 48: Konsep Sehat Sakit Menurut Who

Aerobik dapat meningkatkan kecepatan pernafasan dan jantung, juga

dapat menstimulasi aktivitas otot usus sehingga membantu

mengeluarkan limbah makanan dari usus secara lebih cepat.

5) Kendalikan stres

Stres meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke, menurunkan

sistem kekebalan tubuh dan dapat memicu terjadinya permasalahan

kulit. Stres juga dapat meningkatkan produksi asam lambung dan

memperlambat kecepatan pencernaan. Karena stres bagi sebagian

orang tidak dapat dihindari, maka kuncinya adalah dengan

mengendalikannya secara efektif dengan cara diet yang bernutrisi,

istirahat yang cukup, olah raga teratur dan relaksasi yang cukup.

6) Ganti obat penghilang nyeri

Jika memungkinkan ahindari penggunaan AINS, obat-obat golongan

ini akan menyebabkan terjadinya peradangan dan akan membuat

peradangan yang sudah ada menjadi lebih parah. Ganti dengan

penghilang nyeri yang mengandung Acetaminophen.

7) Ikuti rekomendasi dokter

H. PENATALAKSANAAN

Terapi Gastritis sangat bergantung pada penyebab spesifiknya dan

mungkin memerlukan perubahan dalam gaya hidup, pengobatan atau

dalam kasus yang jarang pembedahan untuk mengobatinya.

(http://www.google.com)

1) Jika penyebabnya adalah infeksi oleh Helicobacter Pylori, maka

diberikan Bismuth, Antibiotik (misalnya Amoxicillin &Claritromycin)

dan obat anti-tukak (misalnya Omeprazole).

Page 49: Konsep Sehat Sakit Menurut Who

2) Penderita Gastritis karena stres akut banyak mengalami penyembuhan

(penyakit berat, cedera atau perdarahan) berhasil diatasi. Tetapi sekitar

2 % penderita Gastritis karena stres akut mengalami perdarahan yang

sering berakibat fatal. Karena itu dilakukan pencegahan dengan

memberikan Antasid (untuk menetralkan asam lambung) dan obat

anti-ulkus yang kuat (untuk mengurangi atau menghentikan

pembentukan asam lambung). Perdarahan hebat karena Gastritis

akibat stres akut bisa diatasi dengan menutup sumber perdarahan

dengan tindakan Endoskopi. Jika perdarahan masih berlanjut mungkin

seluruh lambung harus diangkat.

3) Penderita Gastritis Erosif Kronis bisa diobati dengan Antasid. Penderita

sebaikanya menghindari obat tertentu (misalnya Aspirin atau obat anti

peradangan non-steroid lainnya) dan makanan yang menyebabkan

iritasi lambung. Misoprostol mungkin bisa mengurangi resiko

terbentuknya Ulkus karena obat anti peradangan non-steroid.

4) Untuk meringankan penyumbatan disaluran keluar lambung pada

Gastritis Eosinofilik, bisa diberikan Kortikosteroid atau dilakukan

pembedahan.

5) Gastritis Atrofik tidak dapat disembuhkan, sebagian besar penderita

harus mendapatkan suntikan tambahan vitamin B12.

6) Penyakit Meiner bisa disembuhkan dengan mengangkat sebagian atau

seluruh lambung.

7) Gastritis sel plasma bisa diobati dengan obat anti Ulkus yang

menghalangi pelepasan asam lambung.

8) Pengaturan diet yaitu pemberian makanan lunak dengan jumlah sedikit

tapi sering.

9) Makanan yang perlu dihindari adalah yang merangsang dan berlemak

seperti sambal, bumbu dapur dan gorengan.

Page 50: Konsep Sehat Sakit Menurut Who

10) Kedisiplinan dalam pemenuhan jam-jam makan juga sangat

membantu pasien dengan gastritis.