Konsep psikofarmaka

25
KONSEP PSIKOFARMAKA BY: QUROTUL A’YUN,S.KEP.,NS

description

Konsep psikofarmaka

Transcript of Konsep psikofarmaka

Page 1: Konsep psikofarmaka

KONSEP PSIKOFARMAKA

BY:QUROTUL A’YUN,S.KEP.,NS

Page 2: Konsep psikofarmaka

PENGERTIAN

Psikofarmaka adalah obat-obatan yang digunakan untuk klien dengan gangguan mental. Psikofarmaka termasuk obat-obatan psikotropik yang bersifat neuroleptika (bekerja pada sistem saraf). Pengobatan pada gangguan mental bersifat komprehensif, yang meliputi:

1. Teori biologis (somatik), mencakup: pemberian obat psikofarmaka, lobektomi dan electro convulsi therapy (ECT)

2. Psikoterapeutik 3. Terapi modalitas

Page 3: Konsep psikofarmaka

Menurut Rusdi Maslim yang termasuk obat- obat psikofarmaka adalah

golongan:

1. Anti psikotik, pemberiannya sering disertai pemberian anti parkinson

2. Anti depresi

3. Anti maniak

4. Anti cemas (anti ansietas)

5. Anti insomnia

6. Anti obsesif-kompulsif

7. Anti panik

Page 4: Konsep psikofarmaka

YANG PALING SERING DIGUNAKAN OLEH KLIEN JIWA

Anti Psikotik

• Anti psikotik termasuk golongan mayor trasquilizer atau psikotropik: neuroleptika.

• Mekanisme kerja: menahan kerja reseptor dopamin dalam otak (di ganglia dan substansia nigra) pada sistem limbik dan sistem ekstrapiramidal.

• Efek farmakologi: sebagai penenang, menurunkan aktivitas motorik, mengurangi insomnia, sangat efektif untuk mengatasi: delusi, halusinasi, ilusi dan gangguan proses berpikir.

• Indikasi pemberian: Pada semua jenis psikosa, Kadang untuk gangguan maniak dan paranoid

Page 5: Konsep psikofarmaka

EFEK SAMPING ANTIPSIKOTIKa. Efek samping pada sistem saraf (extrapyramidal side efect/EPSE)

1). ParkinsonismeEfek samping ini muncul setelah 1 - 3 minggu pemberian obat. Terdapat trias gejala

parkonsonisme:Tremor: paling jelas pada saat istirahatBradikinesia: muka seperti topeng, berkurang gerakan reiprokal pada saat berjalanRigiditas: gangguan tonus otot (kaku)

2). Reaksi distonia: kontraksi otot singkat atau bisa juga lamaTanda-tanda: muka menyeringai, gerakan tubuh dan anggota tubuh tidak terkontrol

3). AkathisiaDitandai oleh perasaan subyektif dan obyektif dari kegelisahan, seperti adanya perasaan cemas,

tidak mampu santai, gugup, langkah bolak-balik dan gerakan mengguncang pada saat duduk.Ketiga efek samping di atas bersifat akur dan bersifat reversible (bisa ilang/kembali normal).

4). Tardive dyskinesiaMerupakan efek samping yang timbulnya lambat, terjadi setelah pengobatan jangka panjang

bersifat irreversible (susah hilang/menetap), berupa gerakan involunter yang berulang pada lidah, wajah,mulut/rahang, anggota gerak seperti jari dan ibu jari, dan gerakan tersebut hilang pada

waktu tidur.

Page 6: Konsep psikofarmaka

Parkinson

Page 7: Konsep psikofarmaka

DISTONIA

Page 8: Konsep psikofarmaka

Tardive dyskinesia

Page 9: Konsep psikofarmaka

b. Efek samping pada sistem saraf perifer atau anti cholinergic side efect Terjadi karena penghambatan pada reseptor asetilkolin. Yang termasuk efek samping anti kolinergik adalah:• Mulut kering• Konstipasi• Pandangan kabur: akibat midriasis pupil dan sikloplegia (pariese otot-otot siliaris) menyebabkan

presbiopia• Hipotensi orthostatik, akibat penghambatan reseptor adrenergik• Kongesti/sumbatan nasal

Page 10: Konsep psikofarmaka

Jenis obat anti psikotik yang sering digunakan:

• Chlorpromazine (thorazin) disingkat (CPZ)

• Halloperidol disingkat Haldol

• Serenase

Page 11: Konsep psikofarmaka

CPZ

Page 12: Konsep psikofarmaka

HALOPERIDOL

Page 13: Konsep psikofarmaka

SERENASE

Page 14: Konsep psikofarmaka

Anti Parkinson• Mekanisme kerja: meningkatkan reseptor

dopamin, untuk mengatasi gejala parkinsonisme akibat penggunaan obat antipsikotik.

• Efek samping: sakit kepala, mual, muntah dan hipotensi.

• Jenis obat yang sering digunakan: levodova, tryhexifenidil (THF).

Page 15: Konsep psikofarmaka

Antiparkinson

Page 16: Konsep psikofarmaka

C. Anti DepresanHipotesis: syndroma depresi disebabkan oleh defisiensi salah satu/beberapa aminergic neurotransmitter (seperti: noradrenalin, serotonin, dopamin) pada sinaps neuron di SSP, khususnya pada sistem limbik.

Page 17: Konsep psikofarmaka

Mekanisme kerja obat:• Meningkatkan sensitivitas terhadap aminergik neurotransmiter• Menghambat re-uptake aminergik neurotransmitter • Menghambat penghancuran oleh enzim MAO (Mono Amine Oxidase) sehingga terjadi peningkatan jumlah aminergik neurotransmitter pada neuron di SSP.

Efek farmakologi:

• Mengurangi gejala depresi

• Penenang

• Indikasi: syndroma depresi

• Jenis obat yang sering digunakan: trisiklik (generik), MAO inhibitor, amitriptyline (nama dagang).

• Efek samping: yaitu efek samping kolonergik (efek samping terhadap sistem saraf perifer) yang meliputi mulut kering, penglihatan kabur, konstipasi, hipotensi orthostatik.

Page 18: Konsep psikofarmaka

D. Obat Anti Mania/Lithium Carbonate

• Mekanisme kerja: menghambat pelepasan serotonin dan mengurangi sensitivitas reseptor dopamin.

• Hipotesis: pada mania terjadi peluapan aksi reseptor amine.

Efek farmakologi:• Mengurangi agresivitas• Tidak menimbulkan efek sedatif• Mengoreksi/mengontrol pola tidur, iritabel dan

adanya flight of idea

Page 19: Konsep psikofarmaka

Indikasi: Mania dan hipomania, lebih efektif pada kondisi ringan. Pada mania dengan kondisi berat pemberian obat anti mania dikombinasi dengan obat antipsikotik.

Efek samping: efek neurologik ringan: fatigue, lethargi, tremor di tangan terjadi pada awal terapi dapat juga terjadi nausea, diare.

Efek toksik: pada ginjal (poliuria, edema), pada SSP (tremor, kurang koordinasi, nistagmus dan disorientasi; pada ginjal (meningkatkan jumlah lithium, sehingga menambah keadaan oedema.

Page 20: Konsep psikofarmaka

E. Anti Ansietas (Anti Cemas) Ansxiolytic agent, termasuk minor tranquilizer. Jenis obat antara lain: diazepam

F. Obat Anti Insomnia: phenobarbitalG.Obat Anti Obsesif Kompulsif: clomipramineH. Obat Anti Panik: imipramine

ordiazepoxide).

Page 21: Konsep psikofarmaka

Diazepam

Page 22: Konsep psikofarmaka

phenobarbital

Page 23: Konsep psikofarmaka
Page 24: Konsep psikofarmaka

IMPRAMINE

Page 25: Konsep psikofarmaka

TERIMAKASIH