Konsep profesi keguruan. aminudin

23
Konsep profesi keguruan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru adalah salah satu unsur manusia dalam proses pendidikan di sekolah sekaligus memegang tugas dan fungsi ganda, yaitu sebagai pengajar dan sebagai pendidik. Sebagai pengajar guru hendaknya mampu menuangkan sejumlah bahan pelajaran ke dalam otak anak didik, sedangkan sebagai pendidik guru diharapkan dapat membimbing dan membina anak didik agar menjadi manusia susila yang cakap, aktif, kreatif, dan mandiri (Deden, 2011). Setiap profesi memiliki kode etik masing-masing, begitu pula dengan guru. Kode etik suatu profesi adalah norma- norma yang harus diindahkan oleh setiap anggota profesi dalam melaksanakan tugas profesinya dan dalam hidupnya di masyarakat. Norma-norma tersebut berisi petunjuk- petunjuk bagi anggota profesi tentang bagaimana mereka melaksanakn profesinya dan larangan-larangan, yaitu ketentuan-ketentuan tentang yang tidak boleh diperbuat atau dilaksanakan oleh mereka tidak hanay dalam melaksanakan tugas profesi mereka melainkan juga

description

konsep profesi keguruan. aminudin

Transcript of Konsep profesi keguruan. aminudin

Page 1: Konsep profesi keguruan. aminudin

Konsep profesi keguruan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Guru adalah salah satu unsur manusia dalam proses pendidikan di sekolah

sekaligus memegang tugas dan fungsi ganda, yaitu sebagai pengajar dan sebagai

pendidik. Sebagai pengajar guru hendaknya mampu menuangkan sejumlah bahan

pelajaran ke dalam otak anak didik, sedangkan sebagai pendidik guru diharapkan

dapat membimbing dan membina anak didik agar menjadi manusia susila yang

cakap, aktif, kreatif, dan mandiri (Deden, 2011).

Setiap profesi memiliki kode etik masing-masing, begitu pula dengan guru. Kode

etik suatu profesi adalah norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap anggota

profesi dalam melaksanakan tugas profesinya dan dalam hidupnya di masyarakat.

Norma-norma tersebut berisi petunjuk-petunjuk bagi anggota profesi tentang

bagaimana mereka melaksanakn profesinya dan larangan-larangan, yaitu

ketentuan-ketentuan tentang yang tidak boleh diperbuat atau dilaksanakan oleh

mereka tidak hanay dalam melaksanakan tugas profesi mereka melainkan juga

menyangkut tingkah laku anggota profesi pada umumnya dalam pergaulannya

sehari-hari didalam masyarakat.

Selain itu agar dapat memberikan layanan yang optimal, diperlukan persyaratan-

persyaratan dan ketentuan-ketentuan mengenai bagaimana layanan itu diberikan

(kewajiban) kepada peserta didik. Sikap profesionalisme guru juga patut

diperhatikan guna meningkatkan kinerja guru. Sikap yang baik tercermin dari

pribadi yang baik pula, hal tersebut erat kaitannya dengan kompetensi guru yaitu

kompetensi kepribadian. Empat kompetensii guru (kepribadian, pedagogik, sosial,

Page 2: Konsep profesi keguruan. aminudin

dan profesional) menjadi salah satu syarat seorang guru dapat dikatakan

profesional.

Berdasarkan pemaparan tersebut, kami akan membahas  makalah tentang

pengertian profesi, profesi keguruan dan syarat-syarat profesi keguruan, serta

kode etik dan organisasi profesional keguruan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan beberapa masalah

sebagai berikut:

1. Apa pengertian profesi dan profesi keguruan?

2. Apa saja syarat-syarat dan kode etik profesi keguruan?

3. Apa saja fungsi dan tujuan organisasi profesi keguruan (PGRI)?

 

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat dirumuskan beberapa tujuan

penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian profesi dan profesi keguruan.

2. Untuk mengetahui apa saja syarat-syarat dan kode etik profesi keguruan.

3. Untuk mengetahui apa saja fungsi dan tujuan organisasi profesi keguruan

(PGRI).

1.4  Manfaat Penulisan

Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

a.Bagi mahasiswa

Page 3: Konsep profesi keguruan. aminudin

(1) Mahasiswa sebagai calon guru mendapat pengalaman dalam membuat

makalah serta menambah wawasan terkait profesi keguruan, syarat-syarat dan

kode etik profesi keguruan.

(2) Mahasiswa dapat menyiapkan diri sebagai calon guru dalam mengetahui

syarat dan kode etik profesi keguruan.

(3)  Mahasiswa dapat mengetahui fungsi dan tujuan Organisasi Profesional

Keguruan.

b.Bagi guru

(1) Guru dapat lebih mengetahui syarat-syarat dan kode etik profesi keguruan.

Sehingga tercipta sikap dan kinerja profesional yang hendaknya diterapkan di

sekolah.

(2)   Guru dapat menerapkan sikap dan kenerja guru yang profesional sesuai

profesinya.

(3) Guru dapat menciptakan hubungan yang harmonis serta dapat meningkatkan

kualitas profesinya.

c.Bagi penulis lain

Makalah ini diharapkan dapat menjadi informasi berharga bagi para penulis guna

menciptakan tulisan yang lebih bermanfaat khususnya untuk bidang pendidikan.

BAB II

PEMBAHASAN

1. A.   KONSEP DAN SYARAT-SYARAT PROFESI

1. Pengertian Profesi dan Syarat-Syarat Profesi

Page 4: Konsep profesi keguruan. aminudin

Secara estimologi, istilah profesi berasal dari bahasa Inggris yaitu profession atau

bahasa latin, profecus, yang artinya mengakui, adanya pengakuan, menyatakan

mampu, atau ahli dalam melakukan suatu pekerjaan. Sedangkan secara

terminologi, profesi berarti suatu pekerjaan yang mempersyaratkan pendidikan

tinggi bagi pelakunya yang ditekankan pada pekerjaan mental; yaitu adanya

persyaratan pengetahuan teoritis sebagai instrumen untuk melakukan perbuatan

praktis, bukan pekerjaan manual (Danin, 2002). Jadi suatu profesi harus memiliki

tiga pilar pokok, yaitu pengetahuan, keahlian, dan persiapan akademik.

Profesi adalah suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan tugasnya memerlukan

atau menuntut keahlian (expertise), menggunakan teknik-teknik ilmiah, serta

dedikasi yang tinggi. Keahlian diperoleh dari lembaga pendidikan yang khusus

diperuntukkan untuk itu dengan kurikulum yang dapat dipertanggung jawabkan.

Menurut Webstar (1989), Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang ingin

ditekuni oleh seseorang. Profesi juga diartikan sebagai suatu pekerjaan tertentu

yang mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan khusus yang didapat dari

pendidikan akademis yang intensif. Dari pengertian tersebut dapat ditarik

kesimpulan bahwa profesi merupakan pekerjaan yang tidak sembarang orang bisa

melakukannya dan dari pengertian tersebut dapat dilihat syarat-syarat suatu

pekerjaan dapat dikatakan profesi, yakni :

1. Adanya ilmu pengetahuan yang mendasari teknik dan prosedur kerja yang

diperoleh melalui pendidikan dan latihan khusus.

2. Adanya kode etik profesi.

3. Adanya pengakuan Formal Legalistik dari masyarakat dan pemerintah.

4. Adanya organisasi yang memayungi pelaku profesi serta melindungi

masyarakat dari layanan yang tidak semestinya.

Ciri-ciri utama suatu profesi menurut Sanusi,dkk (1991) adalah sebagai berikut:

Page 5: Konsep profesi keguruan. aminudin

Suatu jabatan yang memiliki fungsi dan signifikansi sosial yang

menentukan (crusial).

Jabatan yang menuntut keterampilan  atau keahlian tertentu.

Keterampilan atau keahlian yang dituntut jabatan itu didapat melalui

pemecahan masalah dengan menggunakan teori dan metode ilmiah.

Jabatan itu berdasarkan pada batang tubuh disiplin ilmu yang jelas,

sistematik, eksplisit yang bukan hanya sekedar pendapat khalayak umum.

Jabatan itu memerlukan pendidikan tingkat perguruan tinggi dengan waktu

yang cukup lama.

Proses pendidikan untuk jabatan itu juga merupakan aplikasi dan

sosialisasi nilai-nilai profesional itu sendiri.

Dalam memberikan layanan kepada masyarakat, anggota profesi itu

berpegang teguh pada kode etik yang dikontrol oleh organisasi profesi.

Tiap anggota profesi mempunyai kebebasan dalam memberikan judgement

terhadap permasalahan profesi yang dihadapinya.

Dalam prakteknya melayani masyarakat, anggota profesi otonom dan

bebas dari campur tangan orang luar.

Jabatan ini mempunyai prestise yang tingi dalam masyarakat dan oleh

karenanya memperoleh imbalan yang tinggi pula.

1. Profesi Keguruan dan Perkembangan Profesi Keguruan di Indonesia

v  Profesi keguruan

PGRI telah merealisasikan pengertian profesi keguruan untuk pendidikan di

Indonesia sebagai berikut:

1. Profesi keguruan adalah suatu bidang pengabdian atau dedikasi kepada

kepentingan anak didik dalam perkembangannya menuju kesempurnaan

manusiawi

2. Para anggota profesi keguruan, terikat oleh pola sikapdan perilaku guru

yang dirumuskan dalam kode etik guru Indonesia.

Page 6: Konsep profesi keguruan. aminudin

3. Para anggota profesi keguruan, dituntut untuk menyelesaikan suatu proses

pendidikan persiapan jabatan yang relatif panjang.

4. Para anggota profesi keguruan terpanggil untuk senantiasa menyegarkan

sertamenambah pengetahuan (dalam arti khusus dan dalam arti kedalaman

ilmu

pengetahuan umum dan pengetahuan khusus profesi keguruan).

1. Untuk dapat melaksanakan profesi keguruan dengan baik, para anggota

harus memiliki kecakapan atau keterampilan teknis yang mampu

menyentuh nilai-nilai kemanusiaan yang mendasar.

2. Para anggota profesi keguruan perlu memiliki sikap bahwa jaminan

tentang hak-hak profesional harus seimbang dan merupakan imbalan dari

profesi profesionalnya.

3. Para anggota profesi keguruan sepantasnya berserikat secara profesional

(Maman Achdiat).

Khusus untuk jabatan guru, sebenarnya juga sudah ada yang mencoba menyusun

kriterianya. Misalkan, National Education Association (NEA 1989) menyarankan

kriteria berikut:

1. Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual.

2. Jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.

3. Memerlukan persiapan profesional yang lama.

4. Memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan.

5. Menjanjikan karier hidup dan keanggotaan yang permanen.

6. Menetukan standarnya sendiri.

7. Lebih mementingkan layanan diatas keuntungan sendiri.

8. Mempunyai organisasi yang kuat dan terjalin erat.

v  Perkembangan profesi keguruan di Indonesia

Page 7: Konsep profesi keguruan. aminudin

dalam buku Sejarah Pendidikan Indonesia (1987) secara jelas melukiskan sejarah

pendidikan terutama dalam zaman kolonial Belanda, termasuk profesi keguruan.

Guru-guru yang pada mulanya di angkat dari orang yang tidak dididiksecara

khusus menjadi guru yang berangsur-angsur dilengkapi dan ditambah dengan

guru-guru lulusan dari sekolah guru (kweekschool) yang pertama yang didirikan

pertama kalidi Solo tahun 1852. Karena kebutuhan guru yang mendesak

pemerintah Hindia Belanda mengangkat lima macam guru, yakni sebagai berikut:

1. Guru lulusan sekolah yaitu guru yang di anggap sebagai guru yang

berwenang penuh.

2. Guru yang bukan lulusan sekolah guru, tetapi lulus ujian yang diadakan

untuk menjadi guru.

3. Guru bantu, yakni yang lulus ujian guru bantu.

4. Guru yang dimagangkan kepada seorang guru senior, yang merupakan

calon guru.

5. Guru yang diangkat karena keadaan yang amat mendesak yang berasal

dari warga yang pernah mengecap pendidikan.

  Keadaan seperti itu berlangsung sampai akhir perang kemerdekaan. Seiring

berjalannya waktu sekolah guru makin meningkatkan mutunya, sehinnga hanya

ada satu Lembaga Pendidikan Tinggi Kependidikan(LPTK) dan saat ini di

Indonesia telah ada organisasi Persatuan Guru Republik Indonesia. Dalam

sejarahnya guru pernah mempunyai staus yang tinggi d masyarakat. Namun saat

ini telah mulai memudar pudar seiring kepedulian yang tinggi terhadap imbalan

balas jasa. Selain itu kalah gengsi dari jabatan lain yang pendapatannya lebih baik.

B.   KODE ETIK PROFESI KEGURUAN

Pengertian Kode Etik

Menurut Undang-undang nomor 8 Tahun 1974 tentang pokok-pokok

kepegawaian. Pasal 28 undang-undang ini menyimpulkan bahwa kode etik

Page 8: Konsep profesi keguruan. aminudin

merupakan pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan tugas

dan dalam hidup sehari-hari.

1. Berdasar pidato ketua umum PGRI kongres pendidikan XIII, disimpulkan

bahwa kode etik guru Indonesia terdiri dari 2 unsur pokok yaitu sebagai

pedoman moral dan sebagai pedoman tingkah laku.

1. Tujuan Kode etik

Pada dasarnya tujuan merumuskan kode etik dalam suatu profesi adalah untuk

kepentingan anggota dan kepentingan organisasi profesi itu sendiri. Secara umum

tujuan mengadakan kode etik sebagai berikut (R. Hermawan S,1979):

1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi

Dalam hal ini kode etik dapat menjaga pandangan dan kesan dari pihak luar atau

masyarakat, agar mereka jangan sampai memandang rendah atau remes terhadap

profesi akan melarang. Oleh karenya, setiap kode etik suatu profesi akan melarang

6

berbagai bentuk tindak-tanduk atauk kelakuan anggota profesi yang dapat

mencemarkan nama baik profesi terhadap dunia luar. Dari segin ini, kode etik

juga sering kali disebut kode kehormatan.

1. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan anggotanya

Yang dimaksud kesejahteraan di sini meliputi baik kesejahteraan lahir (atau

material) maupun kesejahteraan batin (spiritual atau mental).Dalam hal

kesejahteraan lahir para anggota profesi, kode etik umumnya memuat larangan-

larangan kepada para anggotanya untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang

merupakan kesejahteraan para anggotanya. Misalnya dengan menetapkan tarif-

tarif minimum bagi honorium anggota profesi dalam melaksanakan tugasnya,

sehingga siapa-siapa yang mengadakan tarif di bawah minimum akan dianggap

Page 9: Konsep profesi keguruan. aminudin

tercela dan merugikan rekan-rekan seprofesi. Dalam hal kesejahteraan batin para

anggota profesi, kode etik umumnya memberi petunjuk-petunjuk para anggotanya

untuk melaksanakan profesinya.

Kode etik juga sering mengandung peraturan-peraturan yang bertujuan membatasi

tingkah laku yang tidak pantas atau tidak jujur bagi para anggota profesi dalam

berinteraksi dengan sesama rekan anggota profesi.

1. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi

Tujuan lain kode etik dapat juga berkaitan dengan peningkatan kegiatan

pengabian profesi, sehingga bagi anggota profesi daapat dengan mudah

megnetahui tugas dan tanggung jawab pengabdian dalam melaksanakan tugasnya.

Oleh karena itu, kode etik merumuskan ketentuan-ketentuan yang perlu dilakukan

para anggota profesi dalam menjalankan tugasnya.

1. Untuk meningkatkan mutu profesi

Untuk meningkatkan mutu profesi kode etik juga memuat norma-norma dan

anjuran agar para anggota profesi selalu berusaha untuk meningkatkan mutu

pengabdian para anggotanya.

1. Untuk meningkatkan mutu organisasi

Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi, maka diwajibkan kepada setiap

anggota untuk secara aktif berpartispasi dalam membina organisasi profesi dan

kegiatan-kegiatan yang dirancang organisasi. Dari uraian tersebut dapat ditarik

kesimpulan bahwa tujuan suatu profesi menyusun kode etik adalah untuk

menjunjung tinggi martabat profesi, menjaga dan memelihara kesejateraan para

anggota, meningkatkan pengabdian anggota profesi, dan meningkatkan mutu

profesi dan mutu organisasi profesi.

1. Penetapan kode etik

Page 10: Konsep profesi keguruan. aminudin

Kode etik hanya dapat ditetapkan oleh suatu organisasi profesi yang berlaku dan

mengikat para naggotanya.Penetapan kode etik lazim dilakukan pada suatu

kongres organisasi profesi. Dengan demikian, penetapan kode etik tidak boleh

dilakukan oleh orang secara perorangan, melainkan harus dilakukan oleh orang-

orang yang diutus untuk dan atas nama anggota-anggota yang bukan atau tidak

menjadi anggota profesi tersebut. Kode etik suatu profesi hanya akan mempunyai

pengaruh yang kuat dalam menegakkan disiplin di kalangan profesi tersebut, jika

semua orang yang menjalankan profesi tersebut tergabung (menjadi anggota)

dalam organisasi profesi yang bersangkutan.

Apabila setiap orang yang menjalankan suatu profesi secara otomatis tergabung di

dalam suatu organisasi atau ikatan profesional, maka barulah ada jaminan bahwa

profesi tersebut dapat dijalankan seccara murini dan baik, karena setiap anggota

profesi yang melakukan pelanggaran yang serius terhadap kode etik dapat

dikenakan sanksi.

1. Sanksi pelanggaran kode etik

Sering ktia jumpai, bahwa ada kalanya negara mencampuri urusan profesi,

seingga hal-hal yang semula hanya merupakan kode etik dari suatu profesi

tertentu dapat meningkat menjadi peraturan hukum atau undang-undang.

Apabila hanya demikian, maka aturan yang mulanya sebagai landasan moral dan

pedoman tingkah laku meningkat menjadi aturan yang memberikan sanksi-sanksi

hukum yang sifatnya memaksa, baik berupa sanksi perdata maupun sanksi pidana.

Sebagai contoh dalam hal ini. Jika seseorang anggota profesi bersaing secara tidak

jujur atau curang dengan sesama anggota profesinya, dan jika

dianggpakecurangan itu serius ia dapat dituntut di muka pengadilan.

Pada umumnya, karena kode etik adalah landasan moral dan merupakan pedoman

sikap, tingkah laku, dan perbuatan maka sanksi terhadap pelanggaran kode

Page 11: Konsep profesi keguruan. aminudin

etik akan mendapat celaan dari rekan-rekannya,sedangkan sanksi yang dianggap

terberat adalah si pelanggar dikeluarkan dari organisasi profesi tertentu,

menandakan bahwa organisasi profesi itu telah mantap.

1. Kode etik guru Indonesia

Kode Etik Guru Indonesia dapat dirumuskan sebagai himpunan nilai-nilai dan

norma-norma profesi guru yang tersusun dengan baik dan sistematik dalam suatu

sistem yang utuh dan bulat. Fungsi Kode Etik Guru Indonesia adalah sebagai

landasan moral dan pedoman tingkah laku setiap guru warga PGRI dalam

menuunaikan tugas pengabdiannya sebagai guru, baik di dalam maupun di luar

sekolah serta dalam kehidupan sehari-hari di masyarkat. Dengan demikian, maka

Kode Etik Guru Indonesia merupakan alat yang amat penting untuk pembentukan

sikap profesional para anggota profesi keguruan.

Sebagaimana halnya dengan profesi lainnya, Kode Etik Guru Indonesia

ditetapkandalam suatu konges yang dihadiri oleh seluruh utusan Cabang dan

Pengurus Daerah PGRI dari seluruh tanah air, pertama dalam Kongres PGRI XVI

tahun 1973, dan kemudian disempurnakan dalam Kongres PGRI XVI tahun 1989

juga di Jakarta. Adapun teks Kode Etik Guru Indonesia yang telah disempurnakan

tersebut adalah:

KODE ETIK GURU INDONESIA

Guru Indonesia menyadari, bahwa pendidikan adalah bidang pengabdian terhdapa

Tuhan Yang Maha Esa, bangsa dan negara, serta kemanusiaan pada umumnya.

Guru Indonesia yang berjiwa Pancasila dan setia pada Undang-undang Dasar

1945, turut bertanggung jawab atas terwujudnya cita-cita Proklamasi Kemerdian

Republik Indonesia terpanggil untuk menunaikan karyanya dengan memedomani

dasar-dasar sebagai berikut:

1. Guru berbakti membimbing peserta didik untukmembentuk manusia

Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila.

Page 12: Konsep profesi keguruan. aminudin

2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional.

1. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan

melakukan bimbingan dan pembinaan.

2. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yangmenunjang

berhasilnya proses belajar-mengajar.

3. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat

sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama

terhdap pendidikan.

4. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengambangkan dan

meningkatkan mutu dan martabat profesinya.

5. Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan

kesetiakawanan sosial.

6. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi

PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.

7. Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang

pendidikan

1. C.  ORGANISASI PROFESI KEGURUAN

Seperti yang telah disebutkan salah satu kriteria jabatan profesional, jabatan

profesi harus mempunyai wadah untuk meyatukan gerak langkah dan

mengendalikan keseluruhan profesi, yakni organisasi profesi. Bagi guru-guru di

negara kita, wadah ini telah ada yakni Persatuan Guru Republik Indonesia yang

lebih dikenal dengan singkatan PGRI. PGRI didirikan di Surakarta pada tanggal

25 November 1945, sebagai perwujudan aspirasi guru Indonesia dalam

mewujudkan cita-cita perjuangan bangsa.

Salah satu tujuan PGRI adalah mempertinggi kesadaran, sikap, mutu, dan

kegiatan profesi guru serta meningkatkan kesejahteraan mereka (Basuni, 1986).

Selanjutnya, Basuni menguraikan empat misi utama PGRI, yaitu:

1. Misi politis atau ideologi.

Page 13: Konsep profesi keguruan. aminudin

2. Misi persatuan organisatoris.

3. Misi profesi.

4.  Misi kesejahteraan.

Kelihatannya, dari praktek pelaksanaan keempat misi tersebut dua misi pertama-

misi politis/ideologis, dan misi perasatuan/oranisasi lebih menonjol realisasinya

dalam program PGRI. Ini dapat dibuktikan dengan telah adanya wakil-wakil

PGRI dalam badan legislatif seperti DPR dan MPR. Peranan yang lebih menonjol

ini dapat kita pahami sesuai dengan tahap perkembangan bangsa dalam era orde

baru ini. Dalam pelaksanaan misi lainnya, misi kesejateraan, kelihatannya masih

perlu ditingkatkan. Sementara misi ketiga, misi profesi, belum tampak kiprah

nyatanya dan belum terlalu melembaga.

Dalam kaitannya dengan perkembangan profesional guru, PGRI sampai saat ini

masih mengandalkan pihak pemerintah, misalnya dalam merencanakan dan

melakukan program-program penataran guru serta program peningkatan mutu

lainnya. PGRI belum banyak merencanakan dan melakukan program kualifikasi

guru, atau melakukan penelitian ilmiah tentang masalah-masalah profesional yang

dihadapi oleh para guru dewasa ini. Kebanyak kegiatan yang berkaitan dengan

peningkatan mutu profesi biasanya dilakukan bersamaan dengan kegiatan-

kegiatan ulangtahun atau kongres, baik di pusat maupun di daerah. Oleh sebab itu,

peranan organisasi ini dalam peningkatan mutu profesional keguruan belum

begitu menonjo. Di samping PGRI sebagai satu-satunya organisasi guru-guru

sekolah yang diakui pemerintah sampai saat ini, ada organisasi guru yang disebut

Musyawarah Guru Mata pelajaran (MGMP) sejenis yang didirikan atas anjuran

pejabat-pejabat Departemen Pendidikan Nasional. Organisasi ini bertujuan untuk

meningkatkan mutu dan profesional dari gur dalam kelompoknya masing-masing.

Kegiatan-kegiatan dalam kelompok ini diatur dengan jadwal yang cukup baik.

Sayangnya, belum ada keterkaitan dan hubungan formal antara kelompok guru-

guru dalam MGMP ini dengan PGRI. Selain PGRI, ada lagi organisasi profesional

di bidnagn pendidikan yang harus kita ketahui juga yakni Ikatan Sarjana

Pendidikan Indonesia (ISPI), yang saat ini mempunya divisi-divisi antara lain:

Page 14: Konsep profesi keguruan. aminudin

Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI), Himpunan Sarjana Administrasi

Pendidikan Indonesia (HISAPIN), Himpunan Sarjana Pendidikan Bahasa

Indonesia )HSPBI), dan lain-lain. Hubungan formal antara organisasi-organisasi

ini dengan PGRI masih belum tampak secara nyata, sehingga belum didapatkan

kerja sama yang saling menunjang dan menguntungkan dalam peningkatan mutu

anggotanya. Sebagian anggota PGRI yang sarjana mungkin juga menjadi anggota

salah satu divisi dari ISPI, tetapi tidak banyak anggota ISPI staf pengajar di LPTK

yang juga menjadi anggota PGRI.

BAB III

PENUTUP

 A.    KESIMPULAN

Profesi adalah suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan tugasnya memerlukan

atau menuntut keahlian (expertise), menggunakan teknik-teknik ilmiah, serta

dedikasi yang tinggi. Keahlian diperoleh dari lembaga pendidikan yang khusus

diperuntukkan untuk itu dengan kurikulum yang dapat dipertanggung jawabkan.

Suatu pekerjaan dapat dikatakan profesi jika memiliki beberapa syarat-syarat

tertentu.

Setiap profesi memiliki kode etik masing-masing, kode etik adalah pedoman

sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan tugas dan dalam hidup

sehari-hari (Undang-undang nomor 8 Tahun 1974). Pada dasarnya tujuan

merumuskan kode etik dalam suatu profesi adalah untuk kepentingan anggota dan

kepentingan organisasi profesi itu sendiri.

Seperti yang telah disebutkan salah satu kriteria jabatan profesional, jabatan

profesi harus mempunyai wadah untuk meyatukan gerak langkah dan

mengendalikan keseluruhan profesi, yakni organisasi profesi. Bagi guru-guru di

negara kita, wadah ini telah ada yakni Persatuan Guru Republik Indonesia yang

lebih dikenal dengan singkatan PGRI. Salah satu tujuan PGRI adalah

Page 15: Konsep profesi keguruan. aminudin

mempertinggi kesadaran, sikap, mutu, dan kegiatan profesi guru serta

meningkatkan kesejahteraan mereka (Basuni, 1986).

B.     SARAN

Penulis menyadari makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan

kritik yang membangun sangatlah penulis harapkan demi perbaikan makalah ini.

Dan semoga makalah ini dapat menjadi khazanah pengetahuan khususnya bagi

penulis dan juga kita semua.

Sumber referensi dari buku:

Djumiran,dkk. 2010. Profesi Keguruan 2 SKS. Jakarta : Departemen Pendidikan

Nasional

Soetjipto dan Raflis Kosasi. 2000. Profesi Keguruan. Jakarta : PT Rineka Cipta

Sumber referensi dari internet:

http://edukasi.kompasiana.com/2012/05/08/makalah-profesi-keguruan/

http://www.sarjanaku.com/2010/11/kode-etik-profesi-keguruan.html

http://sucipto.guru.fkip.uns.ac.id/2010/01/06/kode-etik-profesi-keguruan/

http://fidanurlaeli.wordpress.com/2010/11/28/kode-etik-profesi-keguruan-profesi-

kependidikan/

Beri peringkat: