Konsep Pengelolaan DAS Dan Kelembagaan

16
2.3 Konsep Pengelolaan DAS Keberlanjutan pemanfaatan dan pencagaran sumber daya alam merupakan suatu proses perubahan di mana terdapat kesinambungan pemanfaatan dan pencagaran sumber daya alam, arah investasi pemanfaatan sumber daya alam dan perubahan kelembagaan yang berkaitan dengan pemanfaatan dan perlindungan sumber daya alam konsisten dengan sasaran saat ini dan di masa datang (Asdak, 2007). Pengelolaan Daerah aliran Sungai (DAS) diharapkan dapat memberikan kerangka kerja kearah tercapainya pembangunan yang berkelanjutan. Pengelolaan DAS merupakan merupakan sumber daya yang dapat diperbaharui yaitu tumbuhan, tanah dan air agar dapat memberikan manfaat maksimal dan berkesinambungan. Pengelolaan DAS merupakan upaya manusia dalam mengendalikan hubungan timbale balik antara sumber daya alam dan manusia dengan segala aktifitasnya di dalam DAS. Tujuan pengelolaan DAS adalah untuk membina kelestarian dan keserasian ekosistem serta meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam bagi manusia secara berkelanjutan. Untuk tercapainya pembangunan DAS yang berkelanjutan, maka harus tercipta keselarasan antara kegiatan pembangunan ekonomi dan perlindungan lingkungan. Dalam hal ini membutuhkan penyatuan kedua sisi pandang tersebut secara realistis melalui penyesuaian kegiatan pengelolaan DAS dan konservasi

description

Daerah Aliran Sungai

Transcript of Konsep Pengelolaan DAS Dan Kelembagaan

Page 1: Konsep Pengelolaan DAS Dan Kelembagaan

2.3 Konsep Pengelolaan DAS

Keberlanjutan pemanfaatan dan pencagaran sumber daya alam merupakan 

suatu proses perubahan di mana terdapat kesinambungan pemanfaatan dan

pencagaran sumber daya alam, arah investasi pemanfaatan sumber daya alam dan

perubahan kelembagaan yang berkaitan dengan pemanfaatan dan perlindungan

sumber daya alam konsisten dengan sasaran saat ini dan di masa datang (Asdak,

2007).

Pengelolaan Daerah aliran Sungai (DAS) diharapkan dapat memberikan

kerangka kerja kearah tercapainya pembangunan yang berkelanjutan. Pengelolaan

DAS merupakan merupakan sumber daya yang dapat diperbaharui yaitu

tumbuhan, tanah dan air agar dapat memberikan manfaat maksimal dan

berkesinambungan. Pengelolaan DAS merupakan upaya manusia dalam

mengendalikan hubungan timbale balik antara sumber daya alam dan manusia

dengan segala aktifitasnya di dalam DAS. Tujuan pengelolaan DAS adalah untuk

membina kelestarian dan keserasian ekosistem serta meningkatkan pemanfaatan

sumber daya alam bagi manusia secara berkelanjutan.

Untuk tercapainya pembangunan DAS yang berkelanjutan, maka harus

tercipta keselarasan antara kegiatan pembangunan ekonomi dan perlindungan

lingkungan. Dalam hal ini membutuhkan penyatuan kedua sisi pandang tersebut

secara realistis melalui penyesuaian kegiatan pengelolaan DAS dan konservasi

daerah hulu ke dalam bidang ekonomi dan social. Apabila tujuan pembangunan

yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan ingin di wujudkan, maka

formulasi kebijakan tersebut harus dituntaskan.

2.3.1 Tujuan Pengelolaan DAS

Pengelolaan daerah aliran sungai dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :

1. Meningkatkan stabilitas tata air

2. Meningkatkan stabilitas tanah

3. Meningkatkan pendapatan petani

4. Meningkatkan perilaku masyarakat kea rah kegiatan konservasi

Untuk dapat mencapai tujuan pengelolaan DAS tersebut, maka ruang

lingkup DAS harus meliputi :

Page 2: Konsep Pengelolaan DAS Dan Kelembagaan

1. Pengelolaan lahan melalui usaha konservasi tanah dalam arti luas

2. Pengelolaan air melalui pengembangan sumber daya air

3. Pengelolaan vegetasi khususnya pengelolaan hutan yang memiliki fungsi

perlindungan terhadap tanah dan air

4. Pembinaan kesadaran dan kemampuan manusia dalam penggunaan sumber

daya alam secara bijaksana, sehingga berperan serta pada upaya

pengelolaan DAS

Dengan pengelolaan DAS yang benar diharapkan tercapainya kondisi

hidrologi yang optimal, meningkatkan produktifitas lahan yang diikuti oleh

perbaikan kesejahteraan masyarakat, terbentuknya kelembagaan masyarakat yang

tangguh dan muncul dari bawah sesuai dengan kondisi social budaya setempat

serta terwujudnya pembangunan yang berkelanjutan, berwawasan lingkungan dan

berkeadilan.

2.3.2 Prinsip Dasar dan Sasaran

Menurut Sukardi (2011), dalam pengelolaan DAS terdapat beberapa

prinsip yang harus dijalankan, yaitu :

1) Pengelolaan DAS meliputi pemanfaatan, pemberdayaan, pengembangan,

perlindungan dan pengendalian sumber daya DAS.

2) Pengelolaan DAS berlandaskan pada aasa keterpaduan, kelestarian

pemanfaatan, keadilan, kemandirian serta akuntabilitas

3) Pengelolaan DAS diselenggarakan secara terpadu, menyeluruh, berkelanjutan

dan berwawasan lingkungan.

4) Pengelolaan DAS dilakukan melalui pendekatan ekosistem berdasarkan

prinsip satu sungai, satu perencanaan, satu pengelolaan dengan

memperhatikan system pemerintahan yang desentralistik sesuai dengan jiwa

otonomi yang luas, nyata dan bertanggung jawab.

Prinsip dasar pengelolaan DAS tersebut di atas kemudian

diimplementasikan dalam pengelolaan yang:

1. Dilaksanakan secara holistic, terencana dan berkelanjutan

2. Dilaksanakan secara desentralisasi dengan pendekatan DAS sebagai unit

pengelolaan

Page 3: Konsep Pengelolaan DAS Dan Kelembagaan

3. Dilaksanakan berdasarkan prinsip partisipasi dan konsultasi masyarakat untuk

memperoleh komitmen bersama

4. Mendorong partisipasi masyarakat guna secara bertahap mengurangi beban

pemerintah dalam pengelolaan DAS.

Berdasarkan ruang lingkup dan prinsip dasar tersebut diatas, maka secara

umum terdapat tiga sasaran yang ingin dicapai dalam pengelolaan DAS.  Adapun

sasaran yang dimaksud adalah :

1. Rehabilitasi lahan terlantar atau lahan yang masih produktif tetapi di digarap

dengan cara yang tidak mengindahkan prinsip-prinsip konservasi tanah dan

air.

2. Perlindungan terhadap lahan-lahan yang umumnya sensitif terhadap terjadinya

erosi dan atau tanah longsor atau lahan-lahan yang diperkirakan memerlukan

tindakan rehabilitasi dikemudian hari.

3. Peningkatan atau pengembangan sumber daya air. Hal yang terakhir ini

dicapai dengan cara pengaturan satu atau lebih komponen penyususn

ekosistem DAS yang diharapkan mempunyai pengaruh  terhadap proses-

proses hidrolgi atau kualitas air.

2.3.3 Pedoman Kerja prinsip DAS

Perencanaan Pengelolaan DAS yang baik dilakukan dengan cara

pendekatan secara menyeluruh. Pendekatan tersebut dilakukan sebagai bahan

pertimbangan terhadap terganggunya salah satu komponen pada sistem alam yang

dapat berpengaruh pada komponen lain dari sistem tersebut. Pendekatan

menyeluruh ini pada hakekatnya suatu kajian terpadu terhadap semua aspek

sumber daya dalam suatu DAS dengan mempertimbangkan faktor-faktor

lingkungan, social, politik dan ekonomi.  Ekosistem DAS dapat dimanfaatkan

dalam melakukan suatu perencanaan dan pengendalian pengelolaan DAS  sebagai

suatu unit perencanaan dan evaluasi yang sistematis, logis dan rasional, sehingga

para stakeholder bisa memanfaatkannya secara multiguna.

Prinsip yang berlaku secara umum mensyaratkan bahwa perencanaan yang

disiapkan secara sistematis, logis dan rasional seharusnya mengarah pada bentuk

pengelolaan yang bijaksana dan implementasi yang efektif. Pengalaman empiris

Page 4: Konsep Pengelolaan DAS Dan Kelembagaan

menunjukkan bahwa proses perencanaan dan implementasi program akan

berlangsung dengan efektif apabila disertai pedoman kerja yang berisi prinsip-

prinsip perencanaan sebagai berikut:

1. Tujuan atau sasaran utama pengelolaan DAS secara menyeluruh harus

dirumuskan secara jelas dengan disertai mekanisme system monitoring dan

evaluasi yang dilakukan secara periodic. Dengan demikian, apabila ditemukan

adanya dampak lingkungan yang cukup serius dapat segera ditangani. Seluruh

usulan kegiatan dan hasil yang diperoleh harus berorientasi pada kepentingan

jangka panjang dan capaian kesejahteraan yang berkelanjutan.

2. Perlu disiapkan mekanisme administrasi yang efisien dengan focus perhatian

pada aspek-aspek social-ekonomi-politik dan kerjasama yang harmonis di

antara lembaga-lembaga (pemerintah dan non pemerintah) yang terlibat dalam

pengelolaan DAS

3. Pengelolaan menyeluruh DAS diarahkan pada penyelesaian konflik yang

muncul di antara stakeholders dalam melaksanakan pembangunan. Pada kasus

ketika terjadi konflik harus dihormati dan dilaksnakan dengan konsisten.

Selain masalah penyelesaian konflik, pendekatan menyeluruh pengelolaan

DAS juga mempertimbangkan prinsip-prinsip upaya pengendalian dan proses

umpan balik yang mengarah pada proses pengambilan keputusan optimal.

Dalam merencanakan suatu pengelolaan DAS harus tetap memperhatikan

karakteristik dari DAS bersangkutan. Hal ini disebabkan setiap DAS mempunyai

karakteristik masing-masing yang mempengaruhi proses pengaliran air

didalamnya sampai keluar di muara dan masuk ke laut atau danau. Karakteristik

DAS ini ditentukan oleh factor lahan (topografi, tanah, geologi, geomorphologi)

dan faktor vegetasi, tata guna lahan dan factor social masyarakat sekitarnya . Tiap

daerah memiliki karakteristik DAS yang berbeda sehingga suatu kebijakan  dalam

suatu wilayah pengelolaan DAS bisa berbeda dengan wilayah pengelolaan DAS

lainnya. Dan tidak kalah pentingnya masukan dan informasi masyarakat pada

tingkat local dalam proses penyusunan rencana sangat diharapkan bagi lahirnya

kebijakan pengelolaan DAS

Kebijakan-kebijakan pengelolaan sumber daya alam dan manusia yang

dibuat dan dilaksanakan dalam skala DAS seringkali mengalami kemacetan atau

Page 5: Konsep Pengelolaan DAS Dan Kelembagaan

terlaksana dengan hasil yang tidak optimal serta tidak sesuai dengan yang telah

direncanakan. Hal ini seringkali berkaitan dengan kurangnya pemahaman pada

perencana pengelola DAS terhadap mekanisme dan proses-proses yang

berlangsung dalam ekosistem termasuk elemen manusia dengan segala

kecenderungannya.

Pengelolaan DAS tidak dapat hanya didasarkan pada keterkaitan fisik

semata. Sebab rencana pengelolaan DAS yang benar mengharuskan adanya

keterkaitan antar unsur social/ekonomi/budaya dengan unsur-unsur yang berkaitan

dengan ekosistem dan teknologi lainnya yang telibat dalam pengelolaan. Maka

perencanaan pengelolaan DAS dikerjakan oleh suatu tim yang terdiri atas

berbagai bidang ilmu yang ada kaitannya dengan aspek sumber daya termasuk

sumber daya manusia.

Pada dasarnya pengelolaan DAS adalah rasionalisasi alokasi sumber daya

alam dan manusia termasuk pencagaran sumber daya yang dikelola sehingga

selain dapat diperoleh manfaat yang optimal juga dapat dijamin keberlanjutannya.

Oleh karena itu, para perencana pengelolaan DAS diharapkan mempunyai

pemahaman yang cukup tentang mekanisme dan proses-proses keterkaitan bio

fisik dan kelembagaan yang berlangsung di daerah-daerah hulu, tengah dan hilir

suatu DAS. Dengan kata lain, pengelolaan DAS perlu mempertimbangkan aspek-

aspek social,ekonomi,kelembagaan dan sumber daya yang beroperasi di dalam

dan diluar daerah aliran sungai bersangkutan. Keberhasilan pengelolaan DAS erat

kaitannya dengan terpenuhinya persyaratan-persyaratan yang diperlukan dalam

perencanaan pengelolaan DAS.

2.4 Kelembagaan

Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang dibatasi oleh

pembatas topografi, yang merupakan satu kesatuan sungai dan anak-anak

sungainya yang berfungsi menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang

berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami.

Pada dekade terakhir ini, kondisi DAS Citarum-Ciliwung dan sekitarnya

semakin menurun yang ditandai dengan terjadinya bencana banjir dan longsor di

musim hujan dan kekeringan di musim kemarau. Penyebab terjadinya bencana

Page 6: Konsep Pengelolaan DAS Dan Kelembagaan

alam tersebut selain oleh faktor alamiah berupa iklim dan cuaca yang ekstrim

serta kondisi geomorfologi (geologi, tanah dan topografi) juga disebabkan oleh

ulah manusia yang melakukan pengrusakan terhadap hutan dan lahan.

Untuk mendukung optimalisasi upaya-upaya perbaikan kondisi DAS tersebut,

Departemen Kehutanan melalui Peraturan Menteri Kehutanan (Permenhut)

Nomor P.15/Menhut-II/2007 tanggal 4 Mei 2007 menetapkan organisasi dan tata

kerja unit pelaksana teknis pengelolaan Daerah Aliran Sungai dengan tugas dan

fungsinya.

Dengan dikeluarkannya Permenhut tersebut membawa konsekwensi pada

pengembangan tugas pokok serta fungsi yang lebih luas bagi BPDAS dalam

penyusunan rencana pengelolaan DAS, pengembangan kelembagaan DAS dan

Evaluasi Pengelolaan DAS.

Untuk mewujudkan tugas pokok dan fungsi tersebut dan dalam rangka

optimalisasi pengelolaan DAS Citarum-Ciliwung yang sudah sangat mendesak,

Balai Pengelolaan DAS Citarum-Ciliwung perlu menyusun Rancana Strategis

(renstra) untuk periode 2008-2012.

Renstra BPDAS Citarum-Ciliwung disusun dengan maksud sebagai

perangkat untuk mencapai harmonisasi perencanaan pembangunan Kehutanan

yang berkaitan dengan pengelolaan DAS dan RHL yang menyeluruh, terintegrasi,

dan sinergi dengan sektor lain dalam mencapai tujuan pembangunan Kehutanan.

Adapun tujuannya adalah sebagai arahan kebijakan dan strategi pembangunan

Kehutanan yang berkaitan dengan pengelolaan DAS dan RHL dalam menyusun

program dan kegiatan tahun 2008-2012.

Renstra BPDAS Citarum-Ciliwung Tahun 2008-2012 ini memuat :

Visi dan Misi BPDAS Citarum-Ciliwung

1. Kondisi DAS dan pengelolaannya saat ini

2. Kondisi yang diinginkan

3. Identifikasi masalah, analisa dan asumsi

4. Kebijakan, program dan kegiatan pokok BPDAS Citarum-Ciliwung tahun 2008-

2012

Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan (Permenhut) Nomor P.15/Menhut-

II/2007 tanggal 4 Mei 2007, Balai Pengelolaan DAS Citarum-Ciliwung

Page 7: Konsep Pengelolaan DAS Dan Kelembagaan

mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana, pengembangan

kelembagaan dan evaluasi pengelolaan Daerah Aliran Sungai.

Dalam melaksanakan tugasnya BPDAS menyelenggarakan fungsi :

1. Penyusunan rencana pengelolaan DAS

2. Penyusunan dan penyajian informasi DAS

3. Pengembangan model pengelolaan DAS

4. Pengembangan kelembagaan dan kemitraan pengelolaan DAS

5. Pemantauan dan evaluasi pengelolaan DAS

6. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai

Kondisi yang diharapkan

1. Good Governance. Hal ini dapat dicapai melalui :

a. Tidak ada kebocoran anggaran

b. Disiplin pegawai meningkat

2. Pemberdayaan Masyarakat. Hal ini dapat dicapai melalui :

a. Terbentuknya masyarakat yang mengetahui, memahami dan turut serta

aktif dalam pengelolaan DAS yang baik

b. Terbentuknya kelompok tani kehutanan yang mandiri dan berwawasan

lingkungan

3. DAS yang Sehat. Hal ini dapat dicapai melalui :

a. Perencanaan pengelolaan yang baik

b. Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan

c. Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan DAS

4. Data Dan Informasi DAS Yang Lengkap, Akurat, Mutakhir dan Mudah

Diakses. Hal ini dapat dicapai melalui :

a. Terbangunnya SIMDAS

b. Terbangunnya SSOP

c. Website

5. Kelembagaan DAS yang Kuat. Hal ini dapat dicapai melalui :

a. Terjalinnya keharmonisan dan sinergi antar institusi yang terkait dalam

pengelolaan DAS

b. Sinkronisasi kegiatan

Page 8: Konsep Pengelolaan DAS Dan Kelembagaan

c. Peranserta NGO

Berdasarkan gambaran kondisi saat ini dan kondisi yang diinginkan

diidentifikasi beberapa permasalahan DAS dan pengelolaannya. Hasil identifikasi

masalah ini akan digunakan untuk mendukung justifikasi penetapan tujuan,

sasaran, kebijakan dan program sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan.

Hasil analisa permasalahan pada saat ini di wilayah kerja Balai Pengelolaan

DAS Citarum-Ciliwung dimana sebagaian besar DAS yang ada dalam kondisi

rusak dengan ditandai seringnya terjadi bencana alam banjir, longsor dan

kekeringan sebagai konsekwensi dari penurunan kualitas lingkungan sehingga

menyebabkan kerugian yang sangat luas bagi kepentingan hidup manusia baik

yang hidup di daerah hulu maupun hilir DAS. Hasil analisa permasalahan adalah

sebagai berikut;

a. Masalah Sosial :

1. Laju pertambahan penduduk yang tinggi

2. Konflik pemanfaatan sumber daya alam

3. Disiplin dan budaya masyarakat

4. Partisifasi dan kesadaran masyarakat dalam pelestarian lingkungan

5. Kelembagaan masyarakat masih lemah

6. Tingkat pendidikan masyarakat masih rendah

b. Masalah Ekonomi

1. Tingkat kesejahteraan masyarakat masih rendah

2. Lapangan kerja masih sempit

3. Pemilikan lahan terbatas

4. Produktifitas lahan rendah

c. Masalah Kelembagaan

1. Pertentangan kepentingan dan tumpang tindih kewenangan antar

instansi pemerintah

2. Peran Pemerintah Daerah kurang

3. Lemahnya aturan dan penegakan hukum

Page 9: Konsep Pengelolaan DAS Dan Kelembagaan

Analisa dan Asumsi

Identifikasi Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Tantangan. Dalam

melakukan analisa untuk menentukan strategi, sasaran dan program selama lima

tahun ke depan, Renstra-KL ini menggunakan telaahan SWOT. Telaahan ini

menganalisis faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan. Beberapa

faktor kekuatan yang bisa digunakan, antara lain :

1. Adanya perundang-undangan yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan

program dan kegiatan.

2. Tersedianya sumberdaya manusia BPDAS Citarum-Ciliwung yang cukup

banyak.

3. Tersedianya gedung kantor dan fasilitas kerja yang memadai.

4. Organisasi BPDAS yang cukup lengkap untuk mendukung pelaksanaan

program dan kegiatan.

5. Tersedianya sarana prasarana peralatan monitoring kondisi tata air berupa

Stasiun Pengamat Aliran Sungai (SPAS).

6. Sudah dibangun Sistem Informasi Manajemen DAS dan tersedia website

BPDAS Citarum-Ciliwung

Beberapa faktor kendala/kelemahan yang perlu diperhatikan, antara lain :

1. Ketersediaan anggaran untuk mendukung pelaksanaan tupoksi masih

kurang.

2. Lemahnya ketersediaan data yang akurat dan mutakhir.

3. Gaji tidak memadai untuk kebutuhan minimal standar hidup pegawai.

4. Kualitas SDM rendah.

5. Penguasaan teknologi rendah.

6. Setandar Operasional dan Prosedur belum mantap

Beberapa faktor peluang yang dapat dimanfaatkan antara lain :

1. Terdapat program nasional berupa Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan

dan Lahan (Gerhan).

2. Adanya political will dari pusat untuk memperaiki kualitas DAS.

3. Terdapat setidaknya 25 DAS yang perlu ditangani.

Page 10: Konsep Pengelolaan DAS Dan Kelembagaan

4. Adanya kelompok tani.

5. Terdapat LSM yang peduli lingkungan.

6. Adanya program bantuan luar negeri untuk kelestarian lingkungan.

7. Adanya program Dept Swap dari negara kaya untuk konversi hutang

menjadi kegiatan pelestarian lingkungan.

8. Global warming dan climate shange isue.

9. Meningkatnya animo masyarakat untuk menanam

Beberapa faktor ancaman/tantangan yang perlu diantisipasi, antara lain :

1. Koordinasi lintas sektoral masih lemah.

2. Luasnya lahan kritis dan tidak produktif.

3. Meningkatnya kejadian banjir/longsor dan kekeringan.

4. Tingginya tekanan penduduk sekitar hutan terhadap hutan.

5. Terdapat status lahan tidak jelas seperti tanah guntai dan HGU terlantar.

6. Kepemilikan lahan sempit.

7. Kualitas SDM masyarakat desa hutan rendah.

Page 11: Konsep Pengelolaan DAS Dan Kelembagaan