KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI...

183
KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. MUHAMMAD SHOLEH DARAT AL SAMARANI SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Oleh : ANDRI WINARCO 111-12-003 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2016

Transcript of KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI...

Page 1: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. MUHAMMAD SHOLEH DARAT

AL SAMARANI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh :

ANDRI WINARCO

111-12-003

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2016

Page 2: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

ii

Page 3: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

iii

Page 4: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

iv

Page 5: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

v

Page 6: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

MOTTO

هللا صلى هللا علیھ وسلم:عن ابي ھریرة رضي هللا عنھ قال: قال رسول

ناأحسنھم خلقاااكمل المؤمنین إیم

(رواه الترمذى).

“Dari Abu Hurairoh radhiyallahu’anhu berkata, bahwa Rasulullah SAW

bersabda: Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang paling baik

akhlaknya.” (H.R. Tirmidzi).

vi

Page 7: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

PERSEMBAHAN

Karya tulis ini, kupersembahkan untuk:

1. Ayah dan Ibu, yang tidak pernah berhenti mendoakanku.

2. Para Kiai dan Guruku, ilmu yang disampaikan tidak akan terbalas dengan

materi apapun.

3. Seluruh keluarga besarku, yang telah memberikan dukungan dalam

menimba ilmu.

4. Dra. Supartinah, Sp. THt., yang telah memotivasiku untuk menimba ilmu.

5. Keluarga Besar Bidikmisi IAIN Salatiga, yang telah memberikan sarana

penunjang dalam memperjuangkan kelancaran studi ini.

6. Keluarga PP. Al Islah, Cengek, Tingkir dan PP. Edi Mancoro,

Gedangan, Tuntang, yang membersamai langkah-langkahku dalam

menggapai asa.

7. Keluarga Besar Jam’iyyatul Qurra’ wal Huffadz, yang telah menghiasi

perjalananku selama ini.

8. Yaa Bismillaah, keluarga kedua yang peluk hangatnya selalu mampu kurasa.

9. Sahabat-sahabatku, Muhammad Hasanuddin, Lc dan Taufiqurrahman,

S.Pd., yang senantiasa menjadi sahabat terbaikku dalam menuntut ilmu.

10. Akrom Musabbihin, S.Pd. dan Muhammad Sulkhan, yang telah

meluangkan waktunya untuk membantuku dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Dan teruntuk semuanya, terimakasih.

vii

Page 8: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW,

keluarga, sahabat dan para pengikut setianya.

Skripsi ini dibuat untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

gelar kesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah di Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

(FTIK).

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam,

yang berkenan mengoreksi dan mengarahkan judul skripsi di tengah padatnya

tugas.

4. Bapak Drs. A. Bahrudin, M.Ag. selaku dosen pembimbing akademik, beserta

bapak dan ibu dosen yang telah berkenan membimbing penulis selama masa

studi.

5. Bapak Achmad Maimun, M.Ag., selaku dosen pembimbing yang telah

berkenan meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk memberikan

bimbingan, arahan serta ide cemerlangnya dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Orangtuaku tercinta, yang selalu memberikan inspirasi, motivasi, aspirasi dan

gemblengan bagi penulis.

7. Semua pihak yang telah mendukung penulis selama ini, yang tak dapat

penulis sebutkan satu persatu. Jazakumullahu khair al-jaza’.

Kepada mereka semua, penulis berharap semoga Allah SWT senantiasa

melimpahkan rahmat-Nya kepada mereka serta membalas semua amal baik yang

telah diberikan kepada penulis. Akhirnya, dari karya tulis ini penulis berharap

kemanfaatan bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya.

Penulis

viii

Page 9: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

ABSTRAK

Winarco, Andri, 2017, Konsep Pendidikan Akhlak Perspektif K.H. Muhammad Sholeh Darat Al Samarani. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Achmad Maimun, M.Ag.

Kata Kunci: Konsep, Pendidikan, Akhlak, Sholeh Darat.

Akhlak menempati posisi yang sangat penting dalam Islam, sehingga setiap aspek dari ajaran agama ini selalu berorientasi pada pembentukan dan pembinaan akhlak yang mulia, yang disebut akhlaqul karimah. Salah satu dari sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di atas ilmu ialah tokoh dari Semarang yang lebih dikenal dengan nama KH. Muhammad Sholeh Darat. Rumusan masalah dalam penelitian ini: 1) Bagaimana konsep pemikiran Muhammad Sholeh Darat Al Samarani tentang pendidikan akhlak? 2) Bagaimana relevansi pemikiran Muhammad Sholeh Darat Al Samarani tentang pendidikan akhlak dengan pendidikan saat ini? Jenis penelitian ini adalah Library Research, yaitu penelitian yang dilakukan dengan menggunakan sumber-sumber literatur perpustakaan. Adapun sumber data terbagi menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diambil dari karya-karya Muhammad Sholeh Darat Al Samarani yang berkaitan dengan judul penelitian. Data sekunder diambil dari literatur dan buku-buku yang bersangkutan dengan obyek pembahasan penulis. Sementara itu, metode pengumpulan data dalam karya tulis ini menggunakan metode dokumentasi dan wawancara. Adapun teknis analisa data menggunakan metode deduktif, induktif, dan historis. Temuan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemikiran Kiai Sholeh Darat tentang pendidikan akhlak terbagi menjadi eksistensi akhlak, sumber akhlak, klasifikasi akhlak, metode pendidikan akhlak, dan urgensi akhlak. Konsep pendidikan akhlak beliau adalah konsep pendidikan akhlak yang lebih menekankan pada pembiasaan-pembiasaan dalam melakukan ritual ibadah, seperti dalam berwudhu, mendirikan solat, menjalankan puasa, menunaikan zakat, dan pergi ke tanah suci untuk melaksanakan rukun Islam yang kelima. Di sisi lain, Kiai Sholeh Darat juga menganjurkan kepada manusia untuk selalu berhati-hati dalam bertingkah laku dan beribadah, karena hadirnya nafsu syahwat. Selain itu, Kiai Sholeh Darat juga menganjurkan kepada manusia untuk menghilangkan sifat-sifat tercela dan mengisinya dengan sifat-sifat yang terpuji atau dapat dikatakan sebagai proses tazkiyatun nafs. Adapun relevansi pendidikan akhlak Kiai Sholeh Darat dengan pendidikan saat ini berujung pada kesimpulan bahwa konsep yang diusung Kiai Sholeh Darat sangat relevan, mengingat era pendidikan saat ini lebih mengutamakan segi kognitif daripada afektif. Hasilnya pun juga baik, terpelajar, namun, apabila mereka terjun ke dalam dunia masyarakat mereka tidak akan mampu menggantikan dari segi afektif, yang terdidik dalam bidang akhlaknya.

ix

Page 10: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................. i

HALAMAN BERLOGO............................................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.................................................. v

MOTTO...................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN...................................................................................... vii

KATA PENGANTAR................................................................................ viii

ABSTRAK................................................................................................. ix

DAFTAR ISI.............................................................................................. x

DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah........................................................................

B. Rumusan Masalah..................................................................................

C. Tujuan Penelitian...................................................................................

D. Manfaat Penelitian.................................................................................

E. Metode Penelitian..................................................................................

F. Penegasan Istilah...................................................................................

G. Sistematika Penulisan............................................................................

1

4

5

5

6

10

13

BAB II BIOGRAFI TOKOH

A. Konteks Internal....................................................................................

1. Riwayat keluarga Muhammad Sholeh Darat Al Samarani................

2. Riwayat Pendidikan Muhammad Sholeh Darat Al Samarani...........

3. Mengajar di Pesantren.......................................................................

4. Langkah Gerakan Muhammad Sholeh Darat Al Samarani...............

5. Karya-karya Muhammad Sholeh Darat Al Samarani........................

6. Napak Tilas Muhammad Sholeh Darat Al Samarani........................

B. Konteks Eksternal..................................................................................

1. Aspek Keagamaan.............................................................................

16

16

19

27

33

39

44

47

47

x

Page 11: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

2. Aspek Sosial Politik..........................................................................

3. Aspek Sosial Budaya.........................................................................

C. Corak Pemikiran Muhammad Sholeh Darat Al Samarani.....................

1. Bidang Teologi..................................................................................

2.Bidang Tasawuf.................................................................................

3.Bidang Akhlak...................................................................................

4.Bidang Fiqih.......................................................................................

5. Bidang Pendidikan.............................................................................

D. Pendapat Para Ulama dan Para Cendekiawan.......................................

1. Prof. Dr. KH. Said Aqil Siraj, MA. (Ketua Pengurus Besar

Nahdlotul ‘Ulama’/PBNU)...............................................................

2. Peter Carey (Sejarawan University of Oxford).................................

3. K.H. Ahmad Wafi MZ. (Pengasuh PP. Al Anwar, Sarang,

Rembang)..........................................................................................

4. Prof. Dr. M. Abdul Karim, M.A., M.A. (Guru Besar Sejarah Islam

UIN Sunan Kalijaga)........................................................................

5. Dr. Abdullah Salim (Dosen Unissula Semarang juga Peneliti

Pertama Naskah K.H. Sholeh Darat)................................................

6. Dr. Nur Cholis Majid (Cendekiawan Muslim Indonesia).................

7. K.H. Ahmad Hadlor Ihsan (Pengasuh PP. Al Islah Mangkang,

Tugu, Semarang juga Mantan Rois Syuriyah PCNU Kota

Semarang).........................................................................................

50

54

57

57

60

62

63

67

70

70

71

72

72

73

74

74

BAB III KAJIAN TEORI

A. Pendidikan Akhlak................................................................................

1. Pengertin Pendidikan........................................................................

2. Akhlak, Moral, Etika, dan Budi Pekerti............................................

3. Pendidikan Akhlak............................................................................

B. Sumber Pendidikan Akhlak..................................................................

1. Al Qur’an..........................................................................................

2. Hadits................................................................................................

3. Ijtihad................................................................................................

75

75

78

83

85

85

87

89

xi

Page 12: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

4. Adat Istiadat.......................................................................................

C. Konsep dan Tujuan Pendidikan Akhlak................................................

D. Unsur-Unsur Pendidikan Akhlak..........................................................

1. Pendidik............................................................................................

2. Peserta Didik.....................................................................................

3. Metode Pendidikan Akhlak...............................................................

4. Materi Pendidikan Akhlak.................................................................

5. Lingkungan Pendidikan Akhlak........................................................

E. Hubungan Akhlak dengan Ilmu.............................................................

91

92

95

95

96

97

101

102

104

BAB IV PEMIKIRAN TOKOH

A. Analisis Konsep Pendidikan Akhlak Muhammad Sholeh Darat Al

Samarani................................................................................................

1. Eksistensi Akhlak..............................................................................

2. Sumber Akhlak..................................................................................

3. Klasifikasi Akhlak.............................................................................

4. Unsur-unsur Pendidikan Akhlak.......................................................

5. Hubungan Akhlak dengan Ilmu.........................................................

B. Relevansi Pendidikan Akhlak Muhammad Sholeh Darat Al Samarani

dengan Pendidikan Saat ini...................................................................

108

108

109

113

125

137

138

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................................

B. Saran.................................................................................................

144

145

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xii

Page 13: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Tugas Pembimbing Skripsi

Lampiran 2 : Lembar Konsultasi

Lampiran 3 : Daftar Riwayat Hidup Peneliti

Lampiran 4 : Ringkasan Skripsi dalam Bentuk Power Point

Lampiran 5 : Pernyataan Melakukan Wawancara

Lampiran 6 : Foto-foto Penelitian

Lampiran 7 : Lembar SKK

xiii

Page 14: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Akhlak menempati posisi yang sangat penting dalam Islam, sehingga

setiap aspek dari ajaran agama ini selalu berorientasi pada pembentukan dan

pembinaan akhlak yang mulia, yang disebut akhlaqul karimah. Namun,

pendidikan akhlak akhir-akhir ini hampir terlupakan oleh banyak kalangan

masyarakat bahkan kalangan terpelajar sekalipun. Karena, masa kini adalah

masa peradaban modern, di mana dalam dunia pendidikan sering kali kita

melihat pendidikan hanya berorientasikan pada nilai-nilai akademik semata.

Hal ini menyebabkan semua kalangan krisis akan keteladanan, yang mana

krisis keteladanan ini merupakan krisis terbesar melebihi krisis energi,

kesehatan, pangan dan air (Masyhuri, 2013:131).

Fakta masa kini yaitu lebih banyak seseorang yang pergi mencari ilmu

atau menuntut ilmu bukan untuk mengejar arti yang sebenarnya dari ilmu atau

hakikat ilmu, tetapi mayoritas memburu nilai, apakah baik atau buruk nilai

yang didapatkan. Dalam hubungannya dengan ini, mayoritas dari mereka lupa

akan hakikat dari ilmu itu sendiri sehingga yang dihasilkan tidak sesuai

dengan apa yang telah dipelajari selama di dalam lembaga pendidikan.

Sebagai contoh, ketika anak pulang dari sekolah atau belajar, hal yang

ditanyakan oleh orang tua bukan “Bagaimana tadi pembelajarannya di

sekolah?” melainkan “Berapa nilai yang kamu dapatkan?” Pernyataan

demikian membuktikan bahwasanya anak terdukung untuk mencari nilai

1

Page 15: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

akademik dibanding untuk mendalami apa hakikat ilmu tersebut. Maka

hakikat ilmu yang terkandung didalamnya tersisihkan hingga orang lebih

cenderung fokus pada aspek intelligensi.

Sebagai contoh yang lain, banyak kalangan terpelajar yang masih

tergiur akan manisnya dunia. Seperti halnya melakukan korupsi, meminum-

minuman keras, pergaulan bebas, memakai narkoba dan lain sebagainya.

Dalam sistem pendidikan atau dalam hal keilmuan hal ini sudah terbukti

merugikan diri sendiri bahkan menjalar kepada lingkungan sekitar. Tetapi

karena ilmu yang mereka dapat tidak diaplikasikan dan kurangnya kesadaran

dalam diri mereka, akhirnya mereka terjerumus dalam berbagai pelanggaran

norma.

Tidak ada di dunia ini yang sempurna, orang yang sudah mengerti

agamapun sering terjerumus di dalam masalah keduniaan. Dan itu memang

menjadi ujian bagi seorang ulama untuk mendapatkan derajat yang lebih

tinggi lagi. Masalah keduniaan bisa juga disebut dengan cinta kepada dunia.

Tidak ada di dunia ini yang lebih dicintai daripada dunia. Bahkan dunia

mengalahkan segala-galanya entah itu anak, tetangga, istri dan bahkan orang

tua pun menjadi tak terhiraukan akibat dari cintanya seseorang terhadap

dunia.

Orang yang cinta dunia maka hal yang paling diutamakan dari segala-

galanya adalah dunia. K.H. Muhammad Sholeh Darat Al Samarani

menyebutkan dalam kitab beliau yaitu Kitab Munjiyat, bahwa orang yang

cinta akan dunia di dalam hatinya akan ditetapkan oleh Allah SWT empat

2

Page 16: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

perkara yaitu susah yang tidak putus selesainya, segala urusan yang tidak

pernah selesai, keinginan yang tidak pernah selalu sampai pada ujungnya dan

angan-angan yang tidak pernah sampai kepada ujung. Maka dapat dikatakan

orang yang cinta akan dunia, akan terus memburu dunianya sampai kapanpun

dan tidak akan pernah merasa puas apalagi bersyukur terhadap Sang Pencipta

atas nikmat-Nya (Darat, Tanpa tahun:27).

Seseorang yang mampu mengerti akan hakikat dari ilmu tersebut akan

mampu memilah-milah mana yang harus dilakukan dan mana yang harus

dihindari, hal ini akan sesuai dengan apa yang menjadi tujuan dari

pendidikan. Karena melihat sebegitu pentingnya tentang peranan ilmu, maka

diwajibkan menuntut dan mengamalkannya. Dengan mengamalkan ilmu

engkau akan memperoleh kesuksesan dunia dan akhirat (Al Haddad,

2007:83).

Menurut para ulama’, ilmu yang bermanfaat ialah ilmu yang senantiasa

diliputi oleh rasa Khasyah (takut) kepada Allah SWT. Sebagaimana firman-

Nya.

عزیز غفور إنما یخ من عباده العلماء إن هللا شى هللا

Artinya: “Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya hanyalah orang-orang yang berilmu. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (Q.S. Fathir:28) (Al Qur’an, t.th:438).

Rasulullah SAW dengan tegas mengatakan, bahwa tanda manfaat ilmu

seseorang itu selalu didampingi petunjuk dan amal nyata. Artinya bila ilmu

itu hanya sekedar ungkapan, teori dan basa-basi, itu bukan ilmu yang

bermanfaat (Masyhuri, 2013:127).

3

Page 17: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

Bahkan pahlawan nasional Indonesia yang menjadi emansipasi wanita

di Indonesia bahkan sampai ke ranah Internasional yaitu R.A. Kartini. Dalam

buku Kartini Nyantri (Ulum, 2016:159), R.A. Kartini menjelaskan tentang

pentingnya pengamalan ilmu dalam suratnya kepada R.M. Abendanon Madri

pada 21 Januari 1901 yang tertulis:

“Seorang pendidik harus juga memelihara pembentukan budi pekerti, walaupun tidak ada hukum secara pasti mewajibkannya melakukan tugas itu. Secara moril ia wajib berbuat demikian. Dan saya menjalankan tugas itu? Saya yang masih perlu juga lagi dididik ini? Kerap kali saya mendengar orang mengatakan bahwa dari yang satu dengan sendirinya budi itu menjadi halus, luhur. Tetapi dari pengamatan saya, sayang saya berpendapat, bahwa hal itu sama sekali tidak selamanya demikian. Peradaban, kecerdasan fikiran, belumlah merupakan jaminan bagi kesusilaan. Dan orang tidak boleh terlalu menyalahkan mereka yang budi pekertinya tetap jelek meskipun pikirannya cerdas benar. Sebab dalam kebanyakan hal, kesalahan tidak terletak pada mereka sendiri melainkan pada pendidikan mereka. Memang telah banyak, aduh bahkan begitu sangat banyaknya mereka yang mengusahakan kecerdasan fikiran. Tetapi apa yang telah diperbuatnya untuk pembentukan budi pekerti mereka? Sesuatupun tidak ada.”

Maka dari itu, berdasarkan permasalahan yang tersebut diatas, melalui

penelitian yang berjudul Konsep Pendidikan Akhlak Perspektif K.H.

Muhammad Sholeh Darat Al Samarani ini, penulis berusaha membahas

lebih dalam tentang pendidikan akhlak menurut Muhammad Sholeh Darat Al

Samarani.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,

maka permasalahan dari penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

4

Page 18: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

1. Bagaimana konsep Muhammad Sholeh Darat Al Samarani tentang

pendidikan akhlak?

2. Bagaimana relevansi Muhammad Sholeh Darat Al Samarani tentang

pendidikan akhlak dengan pendidikan saat ini?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka peneliti merumuskan

tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Mengetahui konsep Muhammad Sholeh Darat Al Samarani tentang

pendidikan akhlak.

2. Mengetahui relevansi Muhammad Sholeh Darat Al Samarani tentang

pendidikan akhlak dengan pendidikan saat ini.

D. Manfaat Penelitian

Adapun penelitian atau pembahasan terhadap masalah di atas

mempunyai manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

a. Sebagai salah satu sumbangan pemikiran bagi khasanah keilmuan

pendidikan di Indonesia secara umum dan pendidikan Islam dalam

bidang akhlak pada khususnya.

b. Sebagai salah satu sumbangan dari pokok-pokok pemikiran

Muhammad Sholeh Darat Al Samarani tentang pendidikan akhlak pada

masa mendatang.

5

Page 19: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

2. Manfaat praktis

a. Bagi masyarakat, penelitian ini dapat dijadikan panduan bahwa

pendidikan akhlak memiliki peranan yang sangat penting dalam

meningkatkan moralitas di dalam kemasyarakatan dan lingkungan

sekitarnya.

b. Bagi orang tua, penelitian ini dapat dijadikan panduan dalam mendidik

anak agar memiliki khasanah moralitas yang luhur.

c. Bagi remaja, dengan penelitian ini diharapkan nantinya dapat

menambah pengetahuan dalam bidang akhlak untuk diaplikasikan

dalam kehidupan sehari-hari dan dapat mencapai keselamatan dan

kedamaian serta kebahagiaan di dunia yang fana ini sampai di akhirat

kelak.

E. Metode Penelitian

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah Library Research, yaitu penelitian yang

dilakukan dengan menggunakan sumber-sumber literatur perpustakaan.

Obyek penelitian digali lewat beragam informasi kepustakaan berupa

buku, ensiklopedi, jurnal ilmiah, koran, majalah dan dokumen (Zed, 2004:

89).

2. Sumber data

Adalah subyek penelitian dimana data menempel

(https://achmadsuhaidi.wordpress.com/2014/02/26/pengertian-sumber-

6

Page 20: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

data-jenis-jenis-data-dan-metode-pengumpulan-data/, diakses pada 03

Januari 2017, 02.38 WIB). Sebelum peneliti mengumpulkan data, peneliti

memperhatikan kualifikasi sumber data yang relevan dengan penelitian

yang dilakukan. Sumber data dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu:

a. Data primer

Adalah buku-buku yang secara langsung berkaitan dengan objek

material penelitian (Kaelan, 2010:143). Data primer diambil dari

karya-karya Muhammad Sholeh Darat Al Samarani yang berkaitan

dengan judul penelitian. Yaitu diantaranya Kitab Munjiyat, Kitab

Minhajul Atqiya’, Kitab Matnu Al Hikam, Kitab Syarah Barzanji,

Kitab Fasholatan, Kitab Munasiku Al Hajj Wa Al ‘Umroh Wa Adabu

Ziyarotu Li Sayyidi Al Mursalin Sholla Allahu ‘Alaihi Wa Sallam

Wajibun ‘Ala Al Hajj An Yu’arrifuha Li Al ‘Abidi Adz-Dzalil, Kitab Al

Mahabbah Wa Al Mawaddah Fi Tarjamati Qouli Al Burdah Fi Al

Mahabbah Wa Al Madhi ‘Ala Sayyidi Al Mursalin Li Al Imam Al

‘Allamah Al Bushoiri, Kitab Lathoifi Ath-Thoharoti Wa Asrori Ash

Sholati, Kitab Majmu’ati Asy Syari’ati Al Kafiyati Li Al’awami, Kitab

Al Mursyidu Al Wajiz Fi ‘Ilmu Al Qurani Al ‘Aziz, Kitab Faidh Al

Rahman, Kitab Sabilu Al ‘Abid, dan Kitab Hadits Al Mi’raj.

b. Data sekunder

Adalah sumber data yang berupa buku-buku serta kepustakaan

yang berkaitan dengan objek material, akan tetapi tidak secara

langsung merupakan karya tokoh agama atau filsuf agama tertentu

7

Page 21: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

yang menjadi objek (Kaelan, 2010:144). Data sekunder diambil dari

literatur dan buku-buku yang bersangkutan dengan obyek pembahasan

penulis. Diantaranya yaitu Buku Bekal Hidup Bahagia Dunia Akhirat

terjemah Kitab Risalatul Mu’awanah, dan buku-buku yang lain yang

bersangkutan dengan penelitian.

3. Metode pengumpulan data

Metode yang digunakan penulis untuk mengumpulkan berbagai

sumber data dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi dan metode

wawancara. Metode dokumentasi yaitu metode yang digunakan untuk

mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkip,

buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, legger, agenda dan

sebagainya (Arikunto, 2006:231). Metode dokumentasi ini, data mengenai

penelitian yang diperoleh dengan cara menghimpun data dari berbagai

literatur, baik artikel, jurnal, majalah, maupun buku-buku yang berkaitan

dengan pembahasan penelitian ini guna menjadi data penguat pembahasan

dalam penyusunan skripsi ini.

Metode wawancara yang dimaksud disini adalah teknik

mengumpulkan data adalah teknik untuk mengumpulkan data yang akurat

untuk keperluan proses pemecahan masalah tertentu, yang sesuai dengan

data. Pencarian data dengan teknik ini dilakukan dengan cara tanya jawab

secara lisan dan bertatap muka langsung antara seorang atau beberapa

orang yang diwawancarai (Muhamad, 2008:151).

8

Page 22: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

4. Teknik analisis data

Yaitu proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,

dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke

dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih

mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan

sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono,

2014:335). Beberapa Macam-macam metode yang digunakan dalam

menganalisis masalah adalah sebagai berikut:

a. Historis

Metode ini berkaitan dengan latar belakang historis tokoh/filsuf

tersebut, serta latar belakang agama, sosial, budaya, filsafat

paham/aliran, pendidikan, keluarga serta pengalaman hidupnya

(Kaelan, 2010:176). Dalam hal ini, penulis mengungkap tentang latar

belakang historisnya Muhammad Sholeh Darat Al Samarani.

b. Deduktif

Adalah cara analisis dari kesimpulan umum atau generalisasi

yang diuraikan menjadi contoh-contoh kongkrit atau fakta-fakta untuk

menjelaskan kesimpulan atau generalisasi tersebut (http://makalah-

update.blogspot.co.id/2012/12/pengertian-metode-induktif-dan-

metode.html, diakses pada 03 Januari 2017, 02.54 WIB). Metode ini

digunakan penulis untuk menganalisa data tentang pendidikan akhlak

yang ada di sekitar dalam kehidupan sehari-hari.

9

Page 23: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

c. Induktif

Adalah diilustrasikan dengan usaha peneliti dalam mengolah

data secara berulang-ulang tema-tema dan database penelitian hingga

peneliti berhasil membangun serangkaian tema yang utuh (Creswell,

2010:261). Metode ini digunakan penulis dalam menganalisa

pemikiran-pemikiran yang terdapat dalam karya-karya Muhammad

Sholeh Darat Al Samarani tentang pendidikan akhlak, guna ditarik

kesimpulan dan dicari relevansinya dengan pendidikan akhlak pada

saat ini.

F. Penegasan Istilah

Sebelum penulis membahas lebih lanjut yang menjadi inti permasalahan

dan untuk menghindari kesalahan penafsiran, maka perlu penulis jelaskan

istilah-istilah yang berkaitan dengan judul di atas yaitu antara lain:

1. Konsep

Konsep adalah sejumlah pengertian atau ciri yang berkaitan dengan

berbagai peristiwa, objek, kondisi, situasi, dan hal lain yang sejenis

(Muhamad, 2008:65-66). Maka, konsep merupakan dasar dari segala

pemikiran dan komunikasi.

2. Pendidikan akhlak

Dalam konteks Islam pendidikan dimaknai dengan beberapa istilah

yaitu tarbiyah yang berakar dari kata rabba, ta’dib yang berakar dari kata

addaba dan ta’lim yang berakar dari kata ‘allama. Secara definitif, Omar

10

Page 24: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

Mohammad al-Toumy al-Syaebani menyebutkan bahwa pendidikan

adalah usaha mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan

pribadinya atau kehidupan masyarakatnya dan kehidupan dalam alam

sekitarnya (Muhmidayeli, 2011:65-66).

Selanjutnya, bapak pendidikan nasional, Ki Hajar Dewantoro,

mengatakan bahwa pendidikan berarti daya upaya untuk memajukan

pertumbuhan budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek) dan

tubuh anak yang antara satu dan lainnya saling berhubungan agar dapat

memajukan kesempurnaan hidup, yakni kehidupan dan penghidupan

anak-anak yang kita didik selaras dengan dunianya (Nata, 2010:338).

Menurut Ibnu Kholdun, pendidikan tidak hanya dibatasi oleh ruang

dan waktu, tetapi pendidikan adalah suatu proses, dimana manusia secara

sadar menangkap, menyerap dan menghayati peristiwa-peristiwa alam

sepanjang zaman (Iqbal, 2015:528). Dalam UU RI No. 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Ketentuan Umum pasal 1

menyebutkan bahwa, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa

dan negara (Dirjen Pendidikan Islam Depag RI, 2006:5).

Secara bahasa akhlak berasal dari kosakata bahasa arab. Terdapat

dua pendapat dalam hal ini, yaitu pendapat pertama, kata akhlak

11

Page 25: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

merupakan isimmasdar dari kata akhlaqa-yukhliqu-akhlaqan yang berarti

althabi’ah (tabiat), al ‘adat (kebiasaan), almaru’ah (peradaban baik).

Pendapat kedua menyatakan bahwa kata akhlak bukan isimmasdar tetapi

isimjamid atau ghairmustaq yakni kata yang tidak memiliki akar kata

karena bentuknya memang telah ada sedemikian. Menurut istilah, Al

Ghozali menyatakan dalam kitab Ihya’ ‘Ulum al-Din bahwa akhlak

adalah suatu keadaan dalam jiwa yang tetap yang memunculkan suatu

perbuatan secara mudah dan ringan tanpa perlu pertimbangan pikiran dan

analisa (Jamil, 2013:2-3).

Maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan akhlak adalah

pendidikan tentang prinsip dasar moral dan keutamaan sikap serta watak

(tabiat) yang harus dimiliki dan dijadikan kebiasaan oleh anak sejak masa

pemula hingga ia menjadi seorang mukallaf, yakni siap mengarungi

lautan kehidupan (Ulwan, 1995:177).

3. Perspektif

Perspektif juga bisa berarti sudut pandang atau pandangan

seseorang terkait dengan suatu hal atau masalah tertentu

(http://karyatulis.singkatpadat.com/pengertian-perspektif.htm, diakses

pada 29 Desember 2016, 12.06).Jadi, perspektif yang dimaksud disini

adalah pandangan ataupun sudut pandang seorang ulama besar yang

dimaksud yaitu K.H. Muhammad Sholeh Darat Al Samarani.

12

Page 26: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

4. Muhammad Soleh Darat Al Samarani

Adalah dikenal sebagai syaikhul masyayikh (maha guru) yang

menelurkan banyak alim ulama di Nusantara, khususnya di Jawa (Ulum,

2016:35). Menurut Abdul Karim (Ulum, 2016:xiii) mengatakan bahwa

beliau juga dapat dikatakan sebagai ulama yang produktif dalam

menghasilkan sebuah karya tulis yang mana mayoritas karyanya tertulis

dengan bahasa arab pegon.

G. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran yang jelas dan menyeluruh sehingga

pembaca nantinya dapat memahami isi dari skripsi ini dengan mudah, maka

penulis memberikan sistematika penulisan dengan penjelasan secara garis

besar. Yaitu skripsi ini terdiri dari lima bab yang masing-masing saling

berhubungan, sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Dalam bab ini akan dipaparkan mengenai beberapa poin

diantaranya latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian,

penegasan istilah dan sistematika penulisan.

BAB II Biografi Muhammad Sholeh Darat Al Samarani

Dalam bab ini penulis menjabarkan tentang konteks

internal yang terdiri dari: riwayat keluarga, riwayat

pendidikan, langkah gerakan, mengajar di pesantren,

13

Page 27: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

napak tilas, dan karya-karya Muhammad Sholeh Darat Al

Samarani. Selain itu, dibahas juga mengenai konteks

eksternal yang meliputi: aspek keagamaan, aspek sosial

politik dan aspek budaya. Selanjutnya dalam bab ini

dipaparkan pula mengenai beberapa pokok pemikiran

Muhammad Sholeh Darat Al Samarani dalam beberapa

konteks, yaitu: bidang teologi, bidang tasawuf, bidang

akhlak, bidang fiqih, dan bidang pendidikan. Selanjutnya,

dalam bab ini diakhiri dengan penjelasan tentang pendapat

beberapa ulama dan cendekiawan terkait dengan

Muhammad Sholeh Darat Al Samarani secara umum.

BAB III Kajian Teori Pendidikan Akhlak

Dalam bab ini penulis menjabarkan tentang kajian teori

pendidikan akhlak secara umum yang meliputi beberapa

pembahasan diantaranya: pengertian pendidikan akhlak,

sumber-sumber pendidikan akhlak, konsep dan tujuan

pendidikan akhlak, hubungan akhlak terhadap ilmu.

BAB IV Pemikiran Pendidikan Akhlak Muhammad Sholeh Darat

Al Samarani

Dalam bab ini penulis akan menjawab dari rumusan

masalah yaitu konsep pendidikan akhlak perspektif

Muhammad Sholeh Darat Al Samarani yang terdiri dari:

eksistensi akhlak, sumber akhlak, klasifikasi akhlak,

14

Page 28: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

metode pendidikan akhlak, dan hubungan akhlak terhadap

ilmu. Serta membahas tentang relevansinya konsep

pendidikan akhlak perpektif Muhammad Sholeh Darat Al

Samarani pada masa kini.

BAB V Penutup

Pada bab ini penulis menyimpulkan dari pemaparan-

pemaparan dari beberapa bab diatas yang meliputi pokok

bahasan kesimpulan dan saran.

15

Page 29: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

BAB II

BIOGRAFI MUHAMMAD SHOLEH DARAT AL SAMARANI

A. Konteks Internal

1. Riwayat keluarga Muhammad Sholeh Darat Al Samarani

Nama lengkapnya adalah Muhammad Sholeh bin Umar bin Tasmin

Al Samarani, atau lebih dikenal dengan sebutan Kiai Sholeh Darat. Ada

dua alasan kenapa dipanggil “Kiai Sholeh Darat”. Pertama, sesuai dengan

akhir surat yang ia tujukan kepada Penghulu Tafsir Anom, penghulu

Keraton Surakarta, yaitu: “Al-Haqir Muhammad Salih Darat” dan juga

menulis nama “Muhammad Salih ibn ‘Umar Darat Semarang” ketika

menyebut nama-nama gurunya dalam kitab Mursyidal Wajiz (Munir,

2008:26). Kedua, sebutan “Darat” di belakang namanya, karena ia tinggal

di suatu kawasan bernama “Darat”, yaitu suatu kawasan dekat pantai

Utara Kota Semarang tempat mendarat orang-orang yang datang dari luar

Jawa (Salim, 1995:15). Adanya laqab (penambahan) ini, memang sudah

menjadi tradisi atau ciri khas dari orang-orang yang terkenal di

masyarakatnya pada masa itu. Kini, di kawasan Darat, Semarang Utara,

didirikan Masjid Sholeh Darat yang merupakan cikal bakal pesantren Kiai

Sholeh Darat (Darat, Terj. Miftahul Ulum dan Agustin Mufarohah,

2016:xxv).

Kiai Sholeh Darat dilahirkan pada 1820 M/ 1235 H di Desa

Kedung Jumbleng, Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.

16

Page 30: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

Tahun kelahirannya ini bertepatan dengan tahun kelahirannya ulama

kharismatik yang mempunyai banyak karomah dan menjadi gurunya para

kiai di Jawa-Madura, yaitu Syaikhona Kholil Bangkalan (1820 M/1235

H). Kedua tokoh ini sama-sama menjadi rujukan penting dan tempat

berlabuh ulama Nusantara sebelum melanjutkan pendidikannya ke

Haramain. Sebagian pendapat menuturkan bahwa Kiai Sholeh Darat

dilahirkan di Semarang. Hal ini sebagaimana yang disebut dalam

muqaddimah tafsir kitab faidhu Al Rahman Fi Tarjamati Tafsiri Maliki

al-Dayyan, “Qala syaikhuna al alim al-allamah bahru al-fahhamah Abu

Ibrahim Muhammad Shaleh ibn Umar al-Samarani baladan maulidan al-

Syafi’i madzhaban.” Yang artinya, “Telah berkata guru kita yang alim dan

sangat alimnya, yang wawasan keilmuannya luas, yaitu ayah Ibrahim,

Muhammad Shaleh, putra Umar dari Semarang, yang dilahirkan di

Semarang pula, dan mengikuti madzhab Syafi’i” (Ulum, 2016:36-37).

Semasa kecil ia dipanggil dengan nama Sholeh. Sholeh lahir dan

dibesarkan dalam keluarga yang alim dan cinta tanah air. Ayahnya adalah

Kiai Umar bin Tasmin, salah satu tokoh ulama’ yang cukup terpandang

dan disegani di kawasan pantai Utara Jawa. Kiai Umar juga merupakan

salah satu pejuang perang Jawa (1825-1830), sekaligus sebagai orang

kepercayaan dari Pangeran Diponegoro (Hakim, 2016:34). Kiai Umar

beserta kawan, kolega dan santri-santrinya berjuang dengan gigih untuk

mempertahankan kehormatan tanah air dari para penjajah (Darat, Terj.

Miftahul Ulum dan Agustin Mufarohah, 2016:xxvi).

17

Page 31: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

Menurut sebuah sumber, sebagaimana yang diceritakan oleh Agus

Tiyanto yang mendapatkan keterangan ini dari Habib Lutfi Pekalongan

bahwa ibunda Kiai Sholeh Darat masih keturunan dari Sunan Kudus,

yaitu Nyai Umar binti Kiai Singapadon (Pangeran Khatib) ibn Pangeran

Qodin Ibn Pangeran Palembang ibn Sunan Kudus atau Syaikh Ja’far

Shodiq (3/7/2016). Data ini didukung dengan keakraban status guru-

murid antara Kiai Sholeh Darat dengan Raden Kiai Muhammad Sholeh

Kudus yang masih keturunan dari Sunan Kudus dan Syaikh Mutamakkin

Al Hajjini (Kajen, Pati) (Ulum, 2016:37).

Dalam sejarahnya, Kiai Sholeh Darat pernah menikah sebanyak

tiga kali. Perkawinan yang pertama adalah ketika Kiai Sholeh Darat masih

berada di Makkah. Belum diketahui secara pasti siapa nama dari istri

beliau. Dari perkawinan yang pertama ini, Kiai Sholeh Darat dikaruniai

seorang anak yang diberi nama Ibrahim. Tatkala Kiai Sholeh Darat pulang

ke Jawa, istrinya telah meninggal dunia dan Ibrahim tidak ikut serta ke

Jawa. Untuk mengenang anaknya (Ibrahim) yang pertama ini, Kiai Sholeh

Darat menggunakan nama “Abu Ibrahim” dalam halaman sampul kitab

tafsirnya, Faidh Al-Rahman (Darat, Terj. Miftahul Ulum dan Agustin

Mufarohah, 2016:xxx).

Perkawinannya yang kedua dengan Sofiyah, puteri Kyai Murtadho

teman karib bapaknya terjadi di Semarang. Dari perkawinan ini, mereka

dikaruniai dua orang putera, Yahya dan Kholil. Dari kedua puteranya ini,

telah melahirkan beberapa anak dan keturunan yang bisa dijumpai hingga

18

Page 32: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

kini (Hakim, 2016:83). Kemudian, Kiai Sholeh Darat menikah dengan

Raden Ayu Aminah, puteri Bupati Bulus, Purworejo yang juga seorang

syarifah (keturunan Nabi Muhammad SAW). Dari perkawinannya ini,

mereka dikaruniai seorang putri bernama RA Siti Zahroh. Siti Zahroh

dijodohkan dengan Kiai Dahlan, santri Kiai Sholeh Darat dari Termas,

Pacitan. Dari Perkawinan ini melahirkan dua orang anak, masing-masing

Rahmad dan Aisyah. Kyai Dahlan meninggal di Makkah, kemudian Siti

Zahroh dipasrahkan kepada Kyai Mahfudz, kakak kandung Kyai Dahlan.

Oleh Syaikh Mahfudz, Zahroh dijodohkan dengan Kyai Amir, juga santri

K.H. Sholeh Darat sendiri asal Pekalongan. Perkawinan kedua Siti Zahroh

tidak melahirkan keturunan (Dzahir, 2012:6).

2. Riwayat Pendidikan Muhammad Sholeh Darat Al Samarani

a. Pendidikan di Jawa

Ketika perang Jawa sudah mulai redam (1830), usia beliau

menginjak 10 tahun. Sebagaimana anak seorang Kiai, masa kecil dan

masa remaja Kiai Sholeh Darat sudah diwarnai dengan ajaran-ajaran

Islam yaitu belajar Al Quran dan Ilmu Agama. Dari usia inilah beliau

mendapatkan gemblengan ajaran agama Islam secara intensif dari

ayahnya, Kiai Umar. Setelah Kiai Umar sudah tidak disibukkan lagi

dengan peperangan. Sebelum tahun 1830, Kiai Sholeh Darat sudah

diberikan sendi-sendi aqidah dan syari’at Islam, namun belum

maksimal sebab kondisi perang yang sedang berkecamuk (Ulum,

2016:39).

19

Page 33: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

Kiai Sholeh Darat selain belajar dengan ayahnya, beliau juga

mencari ilmu di beberapa kiai ternama pada masa itu. Di antaranya

guru-guru beliau yang ditimba ilmunya adalah sebagai berikut.

1) K.H. M. Syahid Pati

Seorang ulama yang mempunyai pesantren di daerah

Waturoyo, Margoyoso, Pati. Pesantren ini, hingga kini

keberadaannya masih ada. Kiai M. Syahid adalah cucu dari Kiai

Mutamakkin yang mana Kiai Mutamakkin adalah ulama

Nusantara pada masa Paku Buwono II (1727 M-1749 M). Dari

sinilah Kiai Sholeh Darat memulai pengembaraan ilmunya di

Jawa. Kiai Sholeh Darat belajar beberapa kitab kepada Kiai M.

Syahid yaitu Fath Al Qorib, Fath Al Mu’in, Minhaj Al Qowwim,

Syarah Al Khatib, Fath Al Wahhab dan yang lainnya (Dzahir,

2012:6).

2) Kiai Raden H. Muhammad Sholeh bin Asnawi Kudus

Kepadanya Kiai Sholeh Darat mendalami kitab Tafsir Al

Jalalain karya dari Syaikh Jalaluddin As Suyuthi.

3) Kiai Ishak Damaran Semarang

Kepada beliau, Kiai Sholeh Darat belajar Nahwu dan

Shorof untuk memahami kaidah bahasa Arab.

4) K. Abu Abdullah Muhammad bin Hadi Baquni

Beliau merupakan salah satu mufti dari Semarang dan

kepadanya Kiai Sholeh darat belajar Ilmu Falak.

20

Page 34: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

5) Sayyid Ahmad Bafaqih Ba’alawi Semarang

Kepadanya Kiai Sholeh Darat belajar Jauhar Al Tauhid

karya Syaikh Ibrahim Laqqani dan Minhaj Al ‘Abidin karya Imam

Al Ghozali.

6) Syeikh Abdul Ghani Bima

Seorang mufti Mekah dari Nusa Tenggara Barat yang

berkunjung ke Semarang. Kepadanya Kiai Sholeh Darat mengkaji

kitab Masail Al Sittin karya Abu Abbas Ahmad Al Mishri.

7) Mbah Ahmad (Muhammad) Alim Purworejo

Seorang ulama yang berasal dari Bulus, Gebang, Purworejo.

Kepada beliau Kiai Sholeh Darat belajar Ilmu Tasawuf dan Tafsir

Al-Qur’an.

Kiai Sholeh Darat juga belajar agama kepada sahabat-sahabat

dari Kiai Umar, ayahandanya, seperti: Kiai Murtadlo, Kiai Darda’,

Kiai Syada’, dan Kiai Bulkin. Dari sekian banyak guru-guru Kiai

Sholeh Darat yang ada di Jawa menunjukkan bahwa Kiai Sholeh

Darat yang di kala itu masih dalam usia tergolong belia

mencerminkan akan kealimannya dan kecerdasannya. Melihat potensi

yang ada di diri Kiai Sholeh Darat, ayahandanya yaitu Kiai Umar,

berencana akan membawanya ke Tanah Suci yaitu Haramain (Dzahir,

2012:7). Selain untuk menunaikan haji, Kiai Umar juga bermaksud

untuk memberikan pendalaman terhadap pendidikan Islam kepada

Kiai Sholeh Darat (Ulum, 2016:40). Perencanaan akan hijrah ke

21

Page 35: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

Tanah Suci atau Haramain juga dilandasi dengan adanya

kekhawatiran akan keamanan di Jawa pasca penangkapan Pangeran

Diponegoro.

b. Pendidikan di Haramain

Setelah Kiai Sholeh Darat belajar agama di beberapa daerah di

Nusantara, Kiai Sholeh Darat diajak ayahandanya ke Haramain untuk

beribadah haji. Sebelum mereka melakukan perjalanannya ke

Haramain, Kiai Umar dan putranya yaitu Kiai Sholeh Darat, singgah

terlebih dahulu di Singapura selama berbulan-bulan. Hal ini karena

menanti izin resmi untuk perjalanannya ke Haramain dengan

menggunakan kapal dari Belanda (Darat, Terj. Miftahul Ulum dan

Agustin Mufarohah, 2016:xxviii).

Dalam penantiannya, Kiai Umar dan Kiai Sholeh Darat juga

sempat mengajar agama di Singapura. Seiring waktu santrinya

bertambah banyak yang berada di kalangan etnis Melayu dan Jawa. Di

Singapura juga terdapat kerabat beliau yaitu Kiai Umar karena

menikahi salah satu perempuan yang di sana, yang mana kemudian

menurunkan anak perempuan yang diperistri oleh Kiai Muhammad

Hadi Giri Kusumo dari Demak (Ulum, 2016:43). Bahkan di Singapura

juga terdapat perkampungan yang diberi nama Kiai Sholeh.

Kemudian, berangkatlah Kiai Umar dan Kiai Sholeh Darat yang

diperkirakan pada tahun 1835 yang dihubungkan dengan

keberangkatan Syaikh Nawawi Al Bantani pada 1828 yang mana

22

Page 36: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

Syaikh Nawawi Al Bantani dengan Kiai Sholeh Darat terpaut tujuh

tahun lebih tua Syaikh Nawawi Al Bantani (Dzahir, 2012:8).

Perjalanannya ke Haramain juga diwarnai berbagai rintangan,

sebelum Kiai Sholeh Darat dan ayahandanya sampai di Haramain.

Hal ini dikarenakan C. Snock Hurgronje telah membuat kebijakan

pembatasan haji atau mempersulit orang Islam dari Nusantara yang

ingin menunaikan ibadah haji. Hal ini juga disebabkan visi dan misi

dari Belanda untuk menjajah perekonomian dan akidah, yang mana

penentang di barisan utama adalah para ulama. Kiai atau ulama

dengan gelar haji bagi mereka yang sepulang dari Haramain diartikan

bahwa mereka sudah menguasai ilmu syari’at. Kemudian, apabila

mereka menyebarkannya ke dalam masyarakat yang pada saat itu

masih belum mengerti akan syari’at, akan terjadi gejolak perang lagi

seperti pasca perang Diponegoro yang mana sangat merugikan bagi

Belanda (Ulum, 2015:215-217).

Bahkan ada sebagian ulama yang nekad pergi ke Haramain

untuk menunaikan ibadah haji bersama dengan keluarganya. Ia tidak

menggunakan kapal yang telah disediakan oleh Belanda, tetapi

menggunakan kapal layar. Beliau adalah Kiai Ghozali bin Lanah,

keponakan dari Kiai Saman, teman seperjuangan Kiai Umar di barisan

pasukan Pangeran Diponegoro. Dengan demikian, Haramain menjadi

sebuah tempat berlabuh bagi orang Nusantara karena hal tersebut.

Dalam buku Al Rihlah Al Hijaziyah yang dikarang oleh Syaikh

23

Page 37: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

Muhammad Labib Al Batanuni yaitu ketika beliau sedang

mengadakan perjalanan ke Hijaz pada 1327 H menyatakan, bahwa

mayoritas yang mendatangi majlisnya adalah masyarakat Jawa yang

meninggalkan bumi pertiwinya sebab adanya kedzaliman pemerintah

terhadap umat Islam di negerinya. Jumlah asli yang terdapat di Hijaz

dapat dikatakan hanya 5 % dari yang mendatangi majlis tersebut. Oleh

karena itu, terbentuklah kampung Jawa, yang mayoritas mereka

bertempat tinggal di Syamiah, Syi’ib Ali dan Al Falaq, Jabal Qubais,

dan Syaqul Lail (tempat tinggal Kiai Sholeh Darat ketika di Makkah)

(Ulum, 2016:40-43).

Kemudian sampailah Kiai Sholeh Darat di Haramain.

Sesampainya disana dan selepas menunaikan ibadah haji, Kiai Umar,

ayahanda Kiai Sholeh Darat meninggal dunia dan dimakamkan di

sana (Darat, Terj. Miftahul Ulum dan Agustin Mufarohah,

2016:xxviii). Hal ini menjadi ujian yang berat bagi Kiai Sholeh Darat

selama perjuangannya dalam mendalami agama di Haramain, tetapi

dengan semangat untuk mendalami ilmu agama dan mengingat tujuan

mengapa ke Haramain, beliau pantang menyerah dan putus asa untuk

bangkit dan menuntaskan apa yang menjadi hajat beliau. Dengan

semangatnya, Kiai Sholeh Darat menetap selama beberapa tahun di

Haramain untuk memperdalam ilmunya di bidang agama.

24

Page 38: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

Selama di Haramain Kiai Sholeh Darat belajar ke beberapa

kitab dan bidang ilmu kepada beberapa ulama yang alim. Beberapa

ulama’ tersebut yaitu:

1) Syaikh Muhammad Al Maqri Al Mishri Al Makki

Kepada beliau Kiai Sholeh Darat belajar kitab Ummul

Barahin karya Imam Al Sanusi dan kitab Hasyiyah Al Baijuri

karya Ibrahim Al Baijuri.

2) Syaikh Muhammad bin Sulaiman Hasballah

Salah seorang ulama’ yang mengajar di Masjid Al Haram

Masjid Nabawi. Kepadanya Kiai Sholeh Darat belajar fiqh dengan

kitab Fathul Wahhab dan Syarah Al Khotib, dan belajar bahasa

Arab dengan menggunakan kitab Alfiyah Ibnu Malik beserta

syarahnya.

3) Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan

Salah seorang mufti di Mekah dan pembaharu pada abad ke

13 H sekaligus menjadi seorang mufti dari madzhab Syafi’i.

Kepadanya Kiai Sholeh Darat belajar kitab Ihya’ ‘Ulumuddin

karya Imam Al Ghozali.

4) Sayyid Muhammad Shalih Al Zawawi Al Makki

Beliau merupakan salah seorang pengajar di Masjid

Nabawi. Kepadanya Kiai Sholeh Darat belajar kitab Ihya’

‘Ulumuddin karya Imam Al Ghozali juz I dan II serta belajar

Shorof.

25

Page 39: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

5) Syaikh Ahmad Al Nahrawi Al Mishri Al Makki

Beliau merupakan salah satu pengajar di Masjid Al Haram.

Kepadanya Kiai Sholeh Darat belajar kitab Al Hikam karya Ibnu

‘Athoillah.

6) Kiai Zahid

Kepadanya Kiai Sholeh Darat belajar kitab Fathul Wahhab.

7) Syaikh Umar Al Syami

Kepadanya Kiai Sholeh Darat mengkaji kitab Fathul

Wahhab.

8) Syaikh Yusuf Al Sanbalawi Al Mishri

Kepadanya Kiai Sholeh Darat belajar kitab Al Tahrir karya

Syaikh Zakariya Al Anshori.

9) Syaikh Jamal Al Hanafi

Beliau merupakan salah satu mufti dari madzhab Hanafi di

Mekah. Kepadanya Kiai Sholeh Darat belajar Tafsir Alquran.

Dengan semangat yang tumbuh dalam diri Kiai Sholeh Darat

dan intelektual yang dimilikinya, menjadikan beliau disegani oleh

beberapa kalangan ulama dan beberapa sahabat beliau di Haramain

hingga penguasa Hijaz. Reputasi yang dimiliki Kiai Sholeh Darat

dalam bidang agama memuncak hingga mendapatkan pengakuan dari

penguasa Mekah pada saat Kiai Sholeh Darat menetap di Mekah. Oleh

karena itu, Kiai Sholeh Darat pada akhirnya diangkat sebagai salah

26

Page 40: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

satu pengajar di Haramain oleh penguasa Mekah (Dzahir, 2012:11-

12).

3. Mengajar di Pesantren

Kiai Sholeh Darat dipandang memiliki berbagai keahlian di bidang

ilmu agama yang mana telah terbukti melalui karya-karya beliau yang

sangat fenomenal. Bukan hanya itu, bahkan penguasa dari Mekah

mempercayakan beliau sebagai salah satu pengajar di sana, karena

kealiman dan keilmuan beliau di dalam hal agama. Di Mekah, Kiai

Sholeh Darat mengadakan halaqah yang memiliki banyak pengikut.

Halaqah tersebut dihadiri banyak kalangan, khususnya mayoritas etnis

Melayu dan Jawa yang ada di Asia Tenggara. Kiai Sholeh Darat

mengadakan halaqah ini, bersama-sama dengan para ulama yang berasal

dari Nusantara, di antaranya yaitu Syaikh Ahmad Khatib, Syaikh

Mahfudz Al Tarmasi, Syaikh Nawawi Al Bantani, Syaikh Ahmad Al

Fathani, dan Syaikh Kholil Al Bangkalani (Darat, Terj. Miftahul Ulum

dan Agustin Mufarohah, 2016:xxxi).

Kabar kemasyhuran Kiai Sholeh Darat dalam ilmu agama dan

naiknya reputasi Kiai Sholeh Darat di Haramain terdengar sampai

Nusantara. Kiai Hadi Giri Kusumo yang merupakan kakak ipar Kiai

Sholeh Darat juga sedang belajar di Haramain, mengajaknya pulang Kiai

Sholeh Darat untuk mengentaskan masyarakat di Nusantara dari

kebodohan (Ulum, 2016:48). Pada mulanya Kiai Sholeh Darat menolak

ajakan tersebut, karena beliau sudah diikat oleh penguasa Mekah sebagai

27

Page 41: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

salah satu pengajar di Mekah. Hal ini tidak membuat Kiai Hadi Giri

Kusumo menyerah untuk mengajak beliau pulang ke Nusantara, karena

kehadiran Kiai Sholeh Darat di Nusantara dibutuhkan untuk membantu

mengentaskan pribumi dari ketidaktahuan mereka dalam hal agama yang

disebabkan oleh ulah Belanda, sehingga nantinya kehadiran Kiai Sholeh

Darat mampu membawa kemajuan Islam di Nusantara. Kemudian, Kiai

Sholeh Darat terpaksa pulang ke Nusantara, karena bersikerasnya Kiai

Hadi Giri Kusumo dan undangan dakwah dari Syaikh Kholil Al

Bangkalani (Hakim, 2016:71).

Selanjutnya, Kiai Hadi Giri Kusumo merencanakan untuk

menculik Kiai Sholeh Darat untuk dibawa ke Nusantara. Kemudian,

diculiklah Kiai Sholeh Darat dan dimasukkan di dalam peti bersama

dengan barang-barang Kiai Hadi Giri Kusumo. Namun, rencana ini tidak

berjalan dengan mulus, karena kejadian ini telah diketahui oleh sebagian

orang dan terdengar sampai ke petugas ketika di dalam kapal, maka

diperiksalah barang-barang Kiai Hadi Giri Kusumo dan ditemukanlah

Kiai Sholeh Darat di dalam peti (Dzahir, 2012:12).

Dengan didapatinya Kiai Sholeh Darat di dalam sebuah peti, Kiai

Hadi Giri Kusumo dianggap telah menculik salah satu syaikh yang ada di

Mekah, maka beliau ditahan oleh petugas ketika kapal sudah berlabuh di

Singapura. Berita ini sampai kepada murid-murid Kiai Hadi Giri Kusumo

yang ada di Singapura. Kemudian, mereka membantu Kiai Hadi Giri

Kusumo agar bisa bebas dari tahanan petugas. Kiai Hadi Giri Kusumo

28

Page 42: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

dapat terbebas dari tahanan dengan syarat harus membayar denda yang

diberikan, maka seketika itu murid-murid Kiai Hadi Giri Kusumo

mengumpulkan dana untuk membantu kiainya agar bebas dari tahanan.

Dengan begitu, terbebaslah Kiai Hadi Giri Kusumo karena bantuan dari

para muridnya tersebut dan kemudian mengajak Kiai Sholeh Darat pulang

ke Nusantara tanpa unsur paksaan (Ulum, 2016:49). Adapun waktu

kepulangan dari Kiai Sholeh Darat ke Nusantara diperkirakan pada tahun

1870 atau 1880 (Hakim, 2016:72).

Sesampainya Kiai Sholeh Darat di Jawa, beliau tidak langsung

mendirikan pesantren, tetapi Kiai Sholeh Darat mengajar di salah satu

pesantren yang ada di desa Maron, Kecamatan Loana, Purworejo.

Pesantren tersebut bernama pesantren Salatiyang yang didirikan pada

abad ke 18 M dan dipelopori oleh tiga orang kiai sufi yaitu Kiai Achmad

Alim, Kiai Muhammad Alim dan Kiai Zain Al Alim. Kemudian,

pesantren ini diteruskan oleh Kiai Zain Al Alim. Sementara itu, Kiai

Achmad Alim mendirikan pesantren di desa Bulus, Kecamatan Gebang,

Kabupaten Purworejo. Adapun Kiai Muhammad Alim (Putra dari Kiai

Achmad Alim) mengembangkan pesantrennya yang telah didirikan di

Desa Maron juga yang diberi nama Pesantren Al Anwar (Darat, Terj.

Miftahul Ulum dan Agustin Mufarohah, 2016:xxxiv).

Di Pesantren Salatiyang lebih memfokuskan pada bidang

menghafal Al Quran disamping juga mengkaji kitab-kitab kuning.

Kemungkinan besar Kiai Sholeh Darat di pesantren ini lebih membantu

29

Page 43: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

pada pendalaman kitab kuning seperti pelajaran fiqh, nahwu, shorof dan

tafsir kepada para santri yang sedang menghafal Al Quran. Sebenarnya,

kedatangan Kiai Sholeh Darat di pesantren Salatiyang adalah untuk

menimba ilmu lagi dengan Kiai Zain bukan untuk mengajar di pesantren

tersebut. Kemudian, dalam sebuah riwayat dikatakan bahwasanya Kiai

Sholeh Darat mengajar di pesantren Salatiyang sampai pada sekitar 1870-

an. Di antaranya santri yang lulusan dari pesantren ini adalah Kiai Baihaqi

(Magelang), Kiai Ma’aif (Wonosobo), Kiai Muttaqin (Lampung Tengah),

Kiai Hidayat (Ciamis), Kiai Haji Fathullah (Indramayu) dan lainnya

(Dzahir, 2012:16).

Sepulangnya dari Purworejo yaitu pesantren Salatiyang, Kiai

Sholeh Darat mendirikan sebuah pesantren yang menjadi tempat halaqah

para santri beliau di Darat, Semarang, sehingga berdirilah pesantren

Darat. Namun, menurut keterangan dari Agus Tiyanto, pesantren Darat

didirikan oleh mertua Kiai Sholeh Darat yaitu Kiai Murtadlo (Hakim,

2016:79), sementara Kiai Sholeh Darat hanya melanjutkan dan

membesarkan pesantren tersebut yang awalnya hanya sebuah langgar atau

masjid untuk mengaji menjadi tempat yang bisa untuk santrinya

bermukim (Dzahir, 2012:17).

Pondok pesantren Darat terletak di Melayu Darat, Kecamatan

Semarang Utara dekat dengan daerah pantai. Sekarang berganti nama

menjadi Desa Dadapsari. Arsitektur pesantren ini menggunakan bahan

kayu jati yang terdiri dari rumah Kiai, mushola dan asrama santri. Jadi,

30

Page 44: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

pesantren ini tidak jauh beda dengan pesantren-pesantren pada umumnya.

Sekarang, bekas dari pesantren ini sudah berubah menjadi beberapa

rumah kampung pedesaan yang tersisa hanyalah masjid tempat untuk

beribadah sehari-hari dan itu pun sudah direnovasi.Selanjutnya, perlu

diketahui bahwasanya pesantren yang dipimpin oleh Kiai Sholeh Darat

merupakan pesantren yang termasuk ke dalam pesantren pascasarjana

bukan pesantren tingkat dasar. Hal ini dikarenakan banyaknya santri yang

sudah pernah menimba ilmu sebelumnya, baik dari pesantren di wilayah

Nusantara maupun yang sudah belajar dari Haramain. Artinya, para santri

yang berguru kepada Kiai Sholeh Darat sudah mempunyai bekal atau

santri senior, bukan santri junior yang masih belum mempunyai modal

dalam keagamaan (Hakim, 2016:79-80).

Pesantren ini kemudian melahirkan banyak ulama yang berada di

Nusantara dan sekaligus menjadi pejuang kemerdekaan RI. Di antaranya

yang menjadi murid Kiai Sholeh Darat ketika Kiai Sholeh Darat masih di

Mekkah adalah K.H. Dalhar (Watu Congol, Muntilan, Magelang), K.H.

Dimyati (Termas, Pacitan), K.H. Dahlan (Termas, Pacitan), K.H. Kholil

Harun (Kasingan, Rembang), K.H. Raden Asnawi (Kudus), Syaikh

Mahfudz Al Tarmasi (Termas, Pacitan).

Adapun murid-murid Kiai Sholeh Darat ketika sudah kembali ke

Nusantara di antaranya adalah K.H. Hasyim Asy’ari (Pendiri Nahdlotul

Ulama’ dari Jombang), K.H. Ahmad Dahlan (Pendiri Muhammadiyah),

R.A. Kartini (Tokoh Emansipasi Wanita dari Jepara), Kiai Abdul Syakur

31

Page 45: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

ibn Muhsin, K.H. Idris (Solo, yang menghidupan kembali Pesantren

Jamsaren), K.H. Sya’ban (Ahli Falak dari Semarang), Kiai Amir

(Pekalongan, menantu Kiai Sholeh Darat), K.H. Siroj (Payaman,

Magelang), K.H. Munawwir (Cucu Kiai Hasan Besari dan pendiri PP. Al

Munawir Krapyak, Yogyakarta), K.H. Abdul Wahhab Chasbullah

(Tambak Beras, Jombang), K.H. Abas Djamil (Buntet, Cirebon), K.H.

Bisri Syansuri (Denanyar, Jombang), Kiai Yasin (Rembang), Kiai Abdul

Shamad (Surakarta), Kiai Yaser Areng (Rembang), K.H. Subakir

(Demak), K.H. Abdul Hamid (Kendal), K.H. Yasin (Bareng, Kudus),

K.H. Ridwan Ibnu Mujahid (Semarang), K.H. Syahli (Kauman,

Semarang), K.H. Thohir (Putra dari Kiai Bulkin Mangkang, Semarang),

K.H. Sya’ban (Ahli Falak dari Semarang yang menulis artikel Qabul Al

‘Athoya ‘an Jawabi ma Shodaro li Syaikh Abi Yahya untuk mengoreksi

kitab Majmu’at Asy Syari’ah karya Kiai Sholeh Darat), K.H. Anwar

Mujahid (Semarang), K.H. Abdullah Sajad (Sendangguwo, Semarang),

Mbah Dawud (Semarang), K.H. Ali Barkan (Semarang), K.H. Ihsan

(Jampes, pengarang kitab Siroju At Tolibin syarah dari kitab Minhaj Al

‘Abidin dan kitab tentang kopi dan rokok Irsyadu Al Ikhwan syarah kitab

Tadzkiratu Al Ikhwan karya K.H Dahlan gurunya), K.H. Umar (Pendiri

PP. Al Muayyad Solo), K.H. Ridwan (Semarang), K.H. Mudzakir

(Sayung, Demak) (Dzahir, 2012:13).

Pesantren Darat, selain difungsikan sebagai kaderisasi ulama’ juga

menjadi tempat penggemblengan para pejuang kemerdekaan RI. Oleh

32

Page 46: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

karena itu, tempat ini menjadi salah satu tempat yang diawasi oleh

Belanda. Setelah Kiai Sholeh Darat wafat pada tahun 1903, pesantren

Darat diteruskan oleh menantunya K.H. Dahlan (Adik K.H. Mahfudz Al

Tarmasi dan kakak K.H. Dimyati Al Tarmasi) yang dinikahkan dengan

Siti Zahroh putri Kiai Sholeh Darat. Kemudian setelah wafatnya K.H.

Dahlan, Siti Zahroh menikah dengan Kiai Amir Pekalongan dan sekaligus

pimpinan Pesantren Darat diambil alih oleh Kiai Amir. Tidak lama

kemudian, Siti Zahroh meninggal dan Kiai Amir memutuskan untuk

kembali ke daerah asalnya yaitu Pekalongan. Setelah Kiai Amir,

pesantren Darat diambil alih Kiai Idris. Kiai Idris memboyong sejumlah

santrinya ke Solo untuk menghidupkan lagi pesantren yang ada di

Jamsaren Solo (Hakim, 2016:82).

4. Langkah Gerakan Muhammad Sholeh Darat Al Samarani

a. Gerakan Intelektualisme

Muhammad Sholeh Darat bin Umar Al Samarani atau biasanya

beliau dipanggil dengan Kiai Sholeh Darat. Sebagai putra seorang kiai

yang sekaligus putra dari salah satu seorang pejuang, yaitu Kiai Umar,

Kiai Sholeh Darat berkesempatan untuk berkenalan dan berguru

kepada sahabat-sahabat dari Kiai Umar yang juga merupakan para

ulama yang terpandang. Maka dari itu, bukanlah suatu kesempatan

yang sia-sia bagi Kiai Sholeh Darat untuk membuat jaringan dengan

para ulama senior di masanya. Di antaranya adalah Kiai Hasan

33

Page 47: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

Bashori, Kiai Syada’, Kiai Darda’, Kiai Murtadlo, Kiai Jamsari

Surakarta dan lainnya (Dzahir, 2012:10).

Tidak hanya itu, ketika Kiai Sholeh Darat belajar di Haramain,

Kiai Sholeh Darat banyak bersentuhan dengan beberapa ulama’

Nusantara yang kala itu sama-sama sedang menimba ilmu di

Haramain, di antaranya adalah Syaikh Nawawi Al Bantani, Syaikh

Ahmad Khatib Al Minangkabawi, Syaikh Mahfudz Al Tarmasi,

Syaikh Kholil Al Bangkalani, dan lainnya (Darat, terj. Ulum dan

Agustin Mufarohah, 2016:xxxi).

Ketika di Haramain, Kiai Sholeh Darat memang tergolong

mempunyai kealiman dan keahlian di dalam bidang agama. Melalui

itu, Kiai Sholeh Darat terkenal di kalangan ulama’ Haramain hingga

penguasa Mekkah pun mengikat Kiai Sholeh Darat untuk menjadi

salah satu mufti di Mekah. Melalui itu juga, banyak pendatang yang

berdatangan di halaqah yang didirikan semasa di sana. Beberapa

ulama’ juga yang bersentuhan dengan Kiai Sholeh Darat, di antaranya

yaitu Syaikh Ahmad Zaini Dahlan (Seorang mufti dan Rais Al Ulama

juga Syaikhu Al Khuthaba Al Syafi’i), Syaikh Abu Bakar Syatha

(Pengarang kitab Syarah Fath Al Mu’in yaitu I’anatu Ath Tholibin),

Syaikh Ahmad Al Marzuki (Seorang Mujaddid dan pengarang kitab

Aqidatu Al Awwam), dan yang lainnya (Ulum, 2016:68).

Saat Kiai Sholeh Darat tiba di Nusantara khususnya di Jawa,

seketika itu Jawa sudah dalam kekuasaan kolonial Belanda yang

34

Page 48: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

sudah secara formal terbentuk di dalam pemerintahan. Dengan

keadaan seperti itu, serangan dengan fisik sudah tidak bisa di lakukan,

karena mengingat revolusi yang pernah terjadi sebelumnya yaitu

ketika Pangeran Diponegoro bersama dengan para ulama’ bersatu

untuk berusaha mengusir penjajahan dari Nusantara. Setelah adanya

revolusi dari Pangeran Diponegoro tidak ada lagi bentuk revolusi

sampai adanya revolusi tahun 1945. Maka dari itu, langkah yang

diambil oleh Kiai Sholeh Darat adalah dengan membumikan Islam

melalui pencerahan pemikiran kepada rakyat pribumi yang mayoritas

belum tertata agama Islamnya dalam beragama (Hakim, 2016:101).

Langkah ini diambil oleh kebanyakan para ulama Nusantara yang

salah satunya adalah Kiai Sholeh Darat sendiri. Seperti yang

dijelaskan di awal bahwasanya langkah ini diambil oleh kebanyakan

ulama’ dikarenakan untuk melancarkan serangan fisik sudah tidak

mampu.

Keadaan Islam pada saat itu jauh dari makna hakikat dari Islam,

hal ini bukan karena tidak ada yang mampu memberikan keterangan

dalam beragama, namun karena Kolonial Belanda melarang adanya

pendidikan tentang keagamaan dalam bentuk apapun. Bahkan, mereka

tidak segan-segan untuk membakar terjemahan dari Alquran, baik

yang tertulis dengan bahasa latin maupun aksara Jawa (Darat, Terj.

Miftahul Ulum dan Agustin Mufarohah, 2016:xxxix). Dengan

keadaan seperti itu, tentu masyarakat pribumi tidak akan tuntas

35

Page 49: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

memahami Islam, jika hal itu terus dilanjutkan, dan agama pun akan

dirasakan dari luar, tidak dapat dirasakan manisnya. Maka dari itu,

usaha Kiai Sholeh Darat mencerdaskan masyarakat, beliau

menjadikan pesantren milik mertuanya untuk mengembangkan dan

menggembleng intelektual masyarakat dalam agama.

Dalam memberikan pencerahan keilmuan, Kiai Sholeh Darat

lebih cenderung menggunakan pendekatan tasawuf. Menurut Kiai

Sholeh Darat, dengan menggunakan pendekatan ini akan lebih sesuai

untuk pemikiran dan mencerahkan rohani, karena yang disiapkan oleh

Kiai Sholeh Darat adalah pencerahan jiwa, mental, pemikiran dan

spriritual. Dengan demikian, bagi Kiai Sholeh Darat pendekatan

tasawuf menjadi pintu strategi untuk mendidik dan membina

masyarakat. Melalui pendekatan tasawufnya, Kiai Sholeh Darat

menegaskan ingin memerdekakan jiwa spiritual masyarakat sebelum

mendapatkan kemerdekaan yang nyata secara fisik (Hakim, 2016:102-

103).

b. Gerakan Nasionalisme

Gerakan nasionalis Kiai Sholeh Darat tidak secara gamblang

terlihat, karena Kiai Sholeh Darat sendiri mendapatkan pengawasan

oleh Belanda karena pengaruhnya terhadap perkembangan Islam.

Gerakan Kiai Sholeh Darat melalui pendidikan merupakan politik dari

Kiai Sholeh Darat untuk menanamkan nilai-nilai nasionalisme kepada

masyarakat. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwasanya Kiai

36

Page 50: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

Sholeh Darat menggunakan pendekatan tasawuf dan karenanya

banyak karya-karya dari beliau yang bernafaskan sufistik.

Apabila menengok ke belakang lagi, bahwasanya Kiai Sholeh

Darat dalam semangat membangun nasionalisme sudah tumbuh ketika

Kiai Sholeh Darat masih kanak-kanak atau bisa dikatakan pada usia

yang sangat muda sekitar kurang lebih 5 tahun. Ketika itu, terjadi

perlawanan Pangeran Diponegoro bersama para ulama’ yang salah

satunya adalah ayahandanya yaitu Kiai Umar, terhadap penjajahan

yang ada di Jawa pada tahun 1825-1830. Pengalaman di masa kanak-

kanaknya ini mempengaruhi terhadap strategi dan pola pemikiran dari

Kiai Sholeh Darat. Pengalaman ini, merupakan harta yang tak ternilai

untuk bekal gerakan nasionalismenya untuk mengembangkannya

bersama masyarakat di sekitar, terlebih khusus daerah Semarang Jawa

Tengah. Maka dari itu, ketika membaca atau mengkaji tentang karya-

karya beliau apabila tidak didasari dengan adanya flashback akan

menimbulkan kerancuan dan kejanggalan bahkan bisa jadi tidak

sinkron dengan apa yang dimaksud dalam karya-karya beliau (Hakim,

2016:103).

Terdapat beberapa ajaran yang disematkan Kiai Sholeh Darat

dalam karya-karyanya terkait dengan semangat nasionalisme dan

mengukuhkan budaya yang ada di Nusantara, Kiai Sholeh Darat

mengatakan dalam karyanya kitab Majmu’at Asy Syari’at,

37

Page 51: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

“Lan Sayukjo ingatase wong Islam arep anduweni toto keromo maring sakpadane Islam lan meluho opo ‘adate negoro sekiro-kiro ora nulayani syari’at” (Darat, 1374 H:34)

Pernyataan Kiai Sholeh Darat diatas menunjukkan bahwa secara

implisit menegaskan semangat oposisi berupa taat kepada pemerintah

sepanjang aturan pemerintah tidak keluar dari ajaran syari’at. Di

dalam perkataan Kiai Sholeh Darat yang lain masih dalam kitab

Majmu’at Asy Syari’at,

“Lan haram ingatase wong Islam nyerupani penganggone wong liyane agama Islam senadiyan atine ora demen, angendiko setengahe poro ngulama’ muhaqqiqin sopo wonge nganggo penganggone liyane ahli Islam koyo klambi, jas utowo topi utowo dasi mongko dadi murtad rusak Islame senadyan atine ora demen” (Darat, 1374 H:24-25).

Kiai Sholeh Darat menjelaskan adanya akulturasi budaya yang

telah merusak Islam, baik dalam berpakaian maupun pergaulan bebas

yang dibawa oleh Belanda ke Nusantara. Maka dari itu, Kiai Sholeh

Darat bermaksud untuk mencegah berkembangnya budaya yang tidak

sesuai dengan Islam. Dengan salah satu caranya yaitu mencegah

masyarakat untuk tidak mengikuti pola tata cara dalam berpakaian dan

pergaulan. Sebagai misal dalam pergaulan Kiai Sholeh Darat

menyebutkannya dalam kitab Majmu’at Asy Syari’at tentang cara

penghormatan,

“Lan wajib ingatase wong Islam hurmat kelawan ngagungaken maring ratune lan ‘adate kahurmatane negoro kono koyo ‘adate wong ngarob hurmate kelawan aweh salam lan wong Turki kahurmate kelawan ngangkat tangane maring sirahe lan ‘adate wong jowo kahurmatane kelawan nangkepaken tangan lorone

38

Page 52: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

den temoaken maring irunge mengkono iku den namani hurmat” (Darat, 1374 H:34-35).

Begitulah sekiranya Kiai Sholeh Darat dalam menggambarkan tentang

menjaga tradisi lokal terkhusus yang ada di Jawa. Jika, tidak

dibentengi, maka simbol kenegaraan di Nusantara ini akan berganti

dengan budaya asing yang dibawa oleh Belanda.

5. Karya-karya Muhammad Sholeh Darat Al Samarani

Salah satu ulama yang sangat produktif dengan menghasilkan

karya-karya yang fenomenal yaitu Kiai Sholeh Darat. Beliau mengemas

karya-karyanya dengan bahasa yang mudah untuk dipahami karena

memang tujuan Kiai Sholeh Darat menulis adalah agar mempermudah

masyarakat dalam memahami agama khususnya bagi kalangan awam.

Selain itu, karya-karya Kiai Sholeh Darat juga menggunakan lafadz Arab

pegon. Pernyataan Kiai Sholeh Darat ini dapat dilihat dalam kitab

Majmu’ah Asy-Syari’ah Al Kafiyah Li Al’awami yang tertuliskan:

“Iki kitab terjemah ingsun majmu’ah al kafiyah lil ‘awam al jawiyah, istinbath saking syarah minhaj li syaikh al Islam lan syarah Al Khotib Syarbain lan Duroru Al Bahiyyah li As Sayyid Bakri ing dalem masalah ushuludin lan saking ihya’ ‘ulumuddin ing dalem bab nikah lan asroru an nikah lan asroru ash sholah lan asroru al hajj kerono arah supoyo fahamo wong-wong amtsal ingsun ‘awam kang ora ngerti basa ngarab mugo-mugo dadi manfaah biso ngelakoni kabeh kang sinebut ing jerone iki terjemah” (Darat, 1374 H:278).

Kemasyhuran dan kealiman Kiai Sholeh Darat telah bisa dilihat

dari sejarahnya pada saat mengembara ilmu di Nusantara maupun di

Mekah dan bahkan telah diakui di ranah Internasional terkhusus di Asia

39

Page 53: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

Tenggara. Hal ini ditemukan di dalam buku Perkembangan Ilmu Fiqih

dan tokoh-tokoh di Asia Tenggara karya H. Wan Mohd. Shoghir

Abdullah, menyatakan bahwa kemasyhuran Kiai Sholeh Darat diakui oleh

Syeikh Abdul Malik bin Abdullah Trengganu, Malaysia. Diceritakan juga

bahwa Kiai Sholeh Darat menjalin hubungan dengan ulama’-ulama’

(Hakim, 2016:148).

Menurut Lukman Hakim Saktiawan atau yang akrab dipanggil

dengan Gus Lukman, salah satu cicit Kiai Sholeh Darat, menyatakan

bahwa karya-karya Kiai Sholeh Darat sangat banyak dan sampai sekarang

baru ada 13 kitab yang berhasil dikumpulkan, hal ini dikarenakan

pengawasan dari pihak Belanda dan Kiai Sholeh Darat sendiri ketika

selesai menulis kitabnya langsung diberikan kepada murid-muridnya.

Dengan demikian, kitab-kitab yang telah dihasilkan oleh Kiai Sholeh

Darat kemungkinan besar disimpan oleh para santrinya yang diberi kitab

oleh Kiai Sholeh Darat.

Berkaitan dengan intisari dari karya-karya Kiai Sholeh Darat, Kiai

Sholeh Darat mengintegrasikan antara tasawuf dengan fiqih. Hal ini

menjadikan hasil pemikiran yang harmonis dan komprehensif ketika

dalam memahami syari’at. Metode ini seperti yang dilakukan oleh Imam

Al Ghozali, sehingga banyak yang beranggapan bahwasanya Kiai Sholeh

Darat adalah Al Ghozalinya Tanah Jawa (Hakim, 2016:134). Adapun

karya-karya Kiai Sholeh Darat yang sampai saat ini berhasil ditemukan

dan masih terus diperbanyak, sekitar 13 karya, di antaranya yaitu:

40

Page 54: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

a. Majmu’ah Asy Syari’ah Al Kafiyah Lil ‘Awam

Kitab ini ditulis oleh Kiai Sholeh Darat tidak lain adalah agar

masyarakat lebih mudah memahami hukum Islam. Di dalam kitab ini

dipaparkan beberapa fasal diantaranya ushuluddin, mu’amalah,

zakat, puasa, haji dan memerdekakan budak. Kitab ini ditulis dengan

mengistinbatkan dari Syarah Minhaj karya dari Syaikhul Islam,

Syarah Khotib Syarbini, Kitab Duroru Al Bahiyyah karya Sayyid

Bakri, dan Kitab Ihya’ ‘Ulum Al Din karya dari Al Imam Al Ghozali.

b. Kitab Fasholatan

Kitab ini berisikan tentang tata cara dalam sholat lima waktu

yang dijelaskan secara rinci mengenai makna dalam bacaan sholat,

amaliah setelah dan sebelum melaksanakan sholat. Kitab ini

diterbitkan di Bombay Miri yang kantornya ada di Idarah Imran bin

Sulaiman Surabaya Jawa Timur.

c. Matnu Al Hikam

Kitab ini ditulis oleh Kiai Sholeh Darat mengenai thoriqot dan

tasawuf walaupun baru sepertiga dari kitab aslinya yang Kiai Sholeh

Darat terjemahkan. Menurut Gus Lukman, sebelum para pembaca

atau penelaah kitab ini harus membaca kitab Majmu’ Syari’ah dulu

kemudian kitab Lathoif Al Thoharoh, karena menurut Kiai Sholeh

Darat seseorang harus bisa menguasai syari’at terlebih dulu sebelum

menginjak ke dalam ranah tasawuf dan thoriqat. Kitab ini dicetak di

Singapura dan tersebar di mana-mana, termasuk di perpustakaan

41

Page 55: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

Mushtofa Bab El-Halabi Kairo, sebuah percetakaan di kawasan

Madinah El Buuts yang konon juga termasuk paling tua di Kairo

(Dzahir, 2012:20).

d. Lathoifu Ath Thoharoh

Kitab ini berisi tentang hakikat dan rahasia sholat, puasa dan

keutamaan bulan Muharram, Rajab dan Sya’ban.

e. Al Mursyidul Wajiz

Kitab ini menerangkan tentang hukum-hukum bacaan dalam

Al Qur’an dan adab dalam membaca Al Qur’an serta kisah tentang

turunnya Al Qur’an.

f. Manasik Al Hajj wa Al ‘Umroh wa Adabu Az Ziarotu Li Sayyidi Al

Mursalina Salla Allahu ‘Alaihi wa Sallam

Seperti arti dari judul kitab ini, yaitu menerangkan tentang hal

ihwal ketika melaksanakan perintah rukun Islam yang kelima yaitu

melaksanakan Haji. Selain itu kitab ini juga menerangkan tentang

hal-hal penting secara lahir dan batin dalam melaksanakan ibadah

haji.

g. Hadits Al Ghoiti lan Syarah Barzanji tuwin Nazhatul Majalis

Kitab ini ditulis oleh Kiai Sholeh Darat yang diterbitkan oleh

Haji Muhammad Amin dari Singapura. Yang mana kitab ini ditulis

ulang oleh Raden Atma Suwangsa dan Haji Muhammad Nur Darat

pada 1315 H. Kitab ini menceritakan tentang perjalanan Nabi yang

42

Page 56: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

mana Kiai Sholeh Darat merujuk kepada kitab Al Barzanji karya

Syaikh Ja’far Al Barzanji (Ulum, 2016:147).

h. Minhaju Al Atqiya’ fi Syarhi Ma’rifatu Al Adzkiya’ ila Toriqi Al

Auliya’

Kitab ini menerangkan tentang tuntunan bagi orang-orang

yang bertaqwa dan cara-cara dalam mendekatkan diri kepada Allah

SWT. Lebih luasnya lagi, kitab ini menerangkan tentang dunia

tasawuf dan tahapan-tahapan dalam tasawuf. Kitab ini juga

merupakan ulasan atau komentar dari kitab Hidayatul Adziya’ ila

Thoriqul Auliya’ karangan Syaikh Zainuddin ibn Ali Al Malibari.

i. Munjiyat

Sebuah kitab karangan Kiai Sholeh Darat yang mengambil dari

kitab karangan Imam Al Ghozali yaitu Kitab Ihya’ ‘Ulumu Al Din

juz III dan IV. Di dalamnya menerangkan tentang pelajaran etika dan

tuntunan dalam mengendalikan hawa nafsu atau syahwat.

j. Faidh Ar Rahman fi Tarjamah Tafsir Kalam Al Malik Al Dayyan

Kitab ini merupakan kitab tafsir berbahasa jawa pertama kali

di Nusantara yang ditulis oleh Kiai Sholeh Darat pada 5 Rajab 1309

H/ 1891 M. Kitab ini terdiri dari 13 juz yang dimulai dari surat Al

Fatihah sampai surat Ibrahim. Kitab ini diterbitkan pertama kali di

Singapura pada 1894 dengan dua jilid berukuran folio. Kitab tafsir

ini belum selesai ditulis karena didahului dengan meninggalnya Kiai

Sholeh Darat pada 28 Ramadhan 1321 H/ 18 Desember 1903 M.

43

Page 57: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

k. Al Mahabbah wa Al Mawaddah fi Tarjamah Qouli Al Burdah fi Al

Mahabbah wa Al Madhi ‘Ala Sayyidi Al Mursalina li Al Imam Al

‘Alamah Al Bushoiri

Kitab ini diselesaikan oleh Kiai Sholeh Darat pada hari Jum’at

bulan Dzulhijjah dan diterbitkan oleh percetakan Syaikh Ismail ibn

Badal Bombay di Singapura pada Rabi’ Al Tsani 1321 H. Di dalam

kitab ini Kiai Sholeh Darat menjelaskan tentang keagungan Nabi

Muhammad SAW, kemukjizatan Rasul dan keagungan Alquran.

l. Sabilu Al ‘abid ‘Ala Jauhara Al Tauhid

Kitab ini merupakan terjemahan dari kitab Jauhara Al Tauhid

karya Syaikh Ibrahim Laqqani. Di dalam kitab ini Kiai Sholeh Darat

menjelaskan tentang tauhid atau ushuluddin yang dirumuskan oleh

akidah ahlus sunnah wal jama’ah yang diajarkan oleh teologi

Asy’ariyah dan Maturidiyah. Diterangkan pula di dalamnya

mengenai keimanan dan akhlak.

m. Hadits Al Mi’roj

Kitab ini menjelaskan tentang perjalanan isra’ mi’raj Nabi

yang mendapatkan amanah sembahyang lima kali sehari semalam.

6. Napak Tilas Muhammad Sholeh Darat Al Samarani

Hingga sekarang ini, untuk mengenang jasa Kiai Sholeh Darat

yang sangat berpengaruh di Nusantara dalam perkembangan Islam dan

semangat nasionalisme, setiap pada tanggal 10 Syawal diadakan haul

(Hakim, 2016:200). Kegiatan ini selain untuk mengenang akan jasa Kiai

44

Page 58: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

Sholeh Darat juga sebagai teladan bagi masyarakat untuk meneladani dan

mengamalkan apa yang telah diajarkan Kiai Sholeh Darat. Seperti dalam

syair dijelaskan oleh Syaikh Murghinan dalam kitabyaitu Kitab Ta’limu

Al Muta’allim (Az Zarnuji, Terj. Abdul Kodir Al Jufri, 2009:49-50),

“Orang bodoh hakikatnya mati sebelum mati, dan orang yang berilmu

tetap hidup sekalipun sudah mati”. Dikatakan pula oleh Syaikhul Islam

Burhanuddin,

“Orang bodoh itu mati sebelum ia mati. Tubuhnya ibarat kuburan bagi jiwanya. Sedangkan orang yang berilmu itu selamanya hidup, sekalipun tulangnya hancur dikalang tanah. Orang-orang bodoh itu mati, sekalipun ia berjalan-jalan di muka bumi ini. Keberadaan mereka sama dengan tidak ada atau tidak diperhitungkan”.

Acara haul ini biasanya dijadikan oleh para keturunan Kiai Sholeh

Darat untuk berkumpul. Acara tersebut terletak di Masjid Kiai Sholeh

Darat Jl. Kakap/Darat Tirto, Kelurahan Dadapsari, Semarang Utara.

Dalam pertemuan silturrahmi ini, mereka mengumpulkan karya-karya

Kiai Sholeh Darat yang telah berhasil ditemukan, dan bermusyawah untuk

menemukan beberapa kitab yang masih belum ditemukan keberadaannya

hingga kini (Darat, terj. Ulum dan Agustin Mufarohah, 2016:xlv-xlvi).

Hal ini dilakukan sebagai upaya agar tidak berhenti apa yang telah

diajarkan Kiai Sholeh Darat. Dengan begitu akan terjaga sumbangan

pemikiran oleh Kiai Sholeh Darat dalam khasanah keilmuan Islam.

Selanjutnya, dalam acara haul tersebut Dinas Pariwisata Kota

Semarang menyelenggarakan perhelatan budaya yang bertemakan

45

Page 59: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

“Peringatan Labuhan Kiai Sholeh Darat Semarang”. Di dalamnya

terdapat berbagai acara yaitu Pasar Labuhan Semarang dan prosesi

penyambutan Kiai Sholeh Darat. Pasar labuhan Semarang yaitu semacam

bazar yang menyediakan berbagai kebutuhan sehari-hari. Sedangkan

prosesi penyambutan Kiai Sholeh Darat Semarang dimulai pukul 08.00

WIB di depan Pasar Boom Lama. Dalam kegiatan ini berisi tentang

penyambutan kedatangan Kiai Sholeh Darat yang pulang dari Mekah ke

Nusantara. Prosesi penyambutan Kiai Sholeh Darat Semarang tersebut

dimainkan oleh beberapa aktor. Tokoh Kiai Sholeh Darat disambut oleh

para ulama, santri, umara serta masyarakat sekitar. Kemudian, Kanjeng

Bupati Semarang diperankan oleh Pemerintah Kota Semarang. Dari

pelabuhan Semarang, Ia diiring menuju Masjid Kiai Sholeh Darat

Semarang. Iring-iringan tersebut terdiri dari prajurit Kabupaten Semarang

yang bersenjata tombak, pasukan membawa kembang manggar, pasukan

berpakaian adat Semarang-an, pendekar silat, para santri dan musik

terbangan (Dzahir, 2012:27-28).

Setelah sampai di Masjid Kiai Sholeh Darat, maka dilanjutkan

dengan ditabuhnya kentongan oleh pemeran sebagai Kiai Sholeh Darat

yang manandakan bahwasanya dimulainya kampong Darat sebagai pusat

studi Islam di Tanah Jawa. Selanjutnya, diadakan pembacaan Asmaul

Husna yang disertai dengan halaqah keilmuan tentang perjalanan

perjuangan sejarah Kiai Sholeh Darat dan pembahasan tentang karya-

46

Page 60: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

karya Kiai Sholeh Darat. Acara ini kemudian ditutup dengan mauidzatu al

hasanah oleh salah satu ulama’ (Ulum, 2016:59).

B. Konteks Eksternal

1. Aspek Keagamaan

Dalam dimensi bernegara dan bermasyarakat, aspek keagamaan

mempunyai peran yang tidak kalah sama pentingnya dengan aspek

kehidupan yang lain. Hal ini dikarenakan, salah satu fungsi dari agama

adalah sebagai kontrol sosial dan motivator pembangunan berdimensi

kemanusiaan. Bahkan dengan agama akan merekatkan sebuah instrumen

dalam menjaga keutuhan bangsa. Maka dari itu, aspek keagamaan sangat

diperlukan dalam mempertahankan keberadaan bermasyarakat dan

bernegara. Jika agama yang seharusnya membawa kedamaian telah

kehilangan dari unsur independensinya, maka akan sulit bagi agama untuk

memberikan pencerahan pikiran. Agama memiliki dua kekuatan utama

yaitu sebagai faktor daya pemersatu dan faktor pemecah belah (Umar,

2014:77-81). Hal ini sudah terbukti dengan adanya bersatunya ulama dan

para kiai pada Perang Jawa yang dipimpin oleh Pangeran Diponegoro

(1825-1830) dan pada saat era Bung Tomo yang membangkitkan

semangat juang bangsa Indonesia di Surabaya dan beberapa tokoh lain.

Kehadiran Belanda pada awal abad 17 sampai pertengahan abad ke

20 tidak hanya melancarkan penjajahan di Nusantara, namun juga atas

tujuan untuk memperluas jaringan Kristenisasi di Nusantara. Maka dari

47

Page 61: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

itu, banyak dari kalangan ulama dan pribumi yang beragama Islam

melakukan penolakan terhadap penjajahan. Bahkan mereka menjelajah ke

Nusantara juga untuk mengeksploitasi kekayaan alam yang ada. Mereka

juga melakukan penekanan terhadap sistem politik dan kehidupan

keagamaan masyarakat di Nusantara. Berbagai langkah Belanda telah

diterapkan melalui bermacam bentuk pola dan strategi. Semacam

penekanan terhadap segala aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan

agama Islam (Kodir, 2015:173).

Pergolakan politik di Nusantara yang dibangun oleh Belanda yang

dilancarkan oleh C. Snock Hurgronje sangat mempengaruhi pola

perkembangan pemikiran dari kalangan masyarakat. Dengan adanya

berbagai batasan-batasan yang menjadi kebijakan Belanda itulah

membuat pengaruh pemahaman agama Islam di Nusantara. Seperti

halnya, batasan-batasan yang diberikan kepada kaum perempuan dan

adanya batasan jumlah untuk berangkat ke tanah Haramain. Kebijakan

semacam ini membuat pemahaman agama mereka menjadi sempit tentang

Islam, karena memang tujuan dilancarkannya berbagai kebijakan oleh

Belanda adalah agar masyarakat di Nusantara buta akan Islam. Apabila

masyarakat ini memiliki Islam di dalam kesadaran mereka, maka

masyarakat akan sulit untuk ditaklukkan oleh Belanda. Hal ini senada

dengan kutipan bahwasanya agama merupakan kekuatan dari dalam dan

negara adalah kekuatan dari luar (Kuntowijoyo, 1997:192).

48

Page 62: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

Menengok keadaan keagamaan di masyarakat pada saat itu, sekitar

abad 19 M, memang seperti halnya melihat makanan tetapi belum

menikmati rasa dari makanan tersebut. Hal ini karena memang keadaan

pendidikan agama pada saat itu jauh dari makna. Mereka hanya

mengetahui yang dasar-dasar saja dan bahkan mereka hanya bisa

membaca arabnya saja tanpa mengetahui maknanya (Suhandjati,

2013:21). Seperti dijelaskan sebelumnya, ini merupakan hasil dari salah

satu kebijakan Belanda pada saat itu pada tahun 1882 yang melancarkan

pembentukan suatu badan khusus untuk mengawasi berbagai bentuk

pendidikan Islam dan beragama yang mereka sebut dengan Resterraden

(Kodir, 2015:180).

Pada saat itu metode pengajaran agama cenderung verbalistik,

karena pengajaran yang difokuskan adalah aspek ibadah, sedangkan aspek

sosial dan moral kurang mendapatkan perhatian khusus. Oleh karena itu,

banyak dari mereka yang menjalankan syariat tetapi dalam akhlak dan

muamalah mereka dinilai kurang atau tidak sesuai karena belum

mengetahuinya. Keadaan seperti ini juga disebabkan karena tradisi

pemahaman agama yang tradisional dan turun temurun (Suhandjati,

2013:42-43). Salah satu di antaranya adalah belajar membaca Al Quran

dengan tanpa memberitahukan makna dan kandungan dari ayat tersebut,

seperti halnya pengakuan dari R.A. Kartini ketika belajar Al Quran yang

akhirnya berkeluh kesah kepada Kiai Sholeh Darat untuk

memberitahukan isi kandungan makna Al Quran.

49

Page 63: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

2. Aspek Sosial Politik

Kesombongan dan kerakusan Belanda telah meresahkan

masyarakat Nusantara. Berbagai bentuk ketidakadilan, kesewenang-

wenangan, kerakusan dan kedzaliman terjadi di berbagai tempat di

Nusantara. Seperti yang telah disinggung di atas, bahwa mereka tidak

hanya berangkat dengan mengeksploitasi wilayah Nusantara saja

melainkan semua yang ada telah direnggut oleh penjajah. Salah satu di

antaranya, dengan melihat sudah mapannya sebuah kelembagaan dalam

suatu tatanan kepemerintahan, juga dengan melihat beralih tangannya

suatu kepemerintahan di Nusantara, maka akan merubah segala kebijakan

yang ada, khususnya dalam bidang pengembangan pola pikir masyarakat.

Selanjutnya, salah satu sistem yang diperkenalkan oleh Belanda

kala itu ialah, dengan mendorong orang-orang melalui kepala desa atau

para pemimpin mereka dengan menanam kopi, gula dan produk-produk

berharga lainnya. Besarnya upah yang diberikan kepada pribumi juga

tidak seberapa jika dibandingkan dengan hasil kerja kerasnya. Hasil dari

perkebunan dijualkan kepada pemerintah juga dengan harga yang jauh

dari keuntungan bersih (Wallace, terj. Ahmad Asnawi, dkk., 2015:158).

Hal ini membuat rakyat menjauh dari perekonomian yang diharapkan.

Namun, dengan sistem tersebut membantu Belanda dalam memenuhi

segala kebutuhan yang diperlukan oleh Belanda. Hal ini memberikan

kenyataan bahwasanya Belanda menguasai pemerintahan dengan

membawa kesombongan dan kerakusan.

50

Page 64: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

Kebijakan yang dibangun dengan keegoisan atau atas

kepentingannya sendiri, tidak akan menjadikan masyarakat menghormati

dan melaksanakannya sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh

pembuatnya. Bila isi kebijakan itu hilang dari jalan menuju kebenaran dan

jiwanya telah dikuasai akan permusuhan, kedengkian dan sikap

mementingkan dirinya sendiri, maka dapat dipastikan kebijakan tersebut

hanya berbentuk tanpa makna (Asy Syarqawy, 1994:85). Jikapun

kebijakan ini dilaksanakan, bukan berarti mereka merasa tenteram dengan

kebijakan tersebut, melainkan karena adanya unsur keterpaksaan dari

dalam maupun luar.

Kepolitikan Kolonialisme sudah melekat lama di dalam

pemerintahan Nusantara sejak abad ke-17 M dengan didirikannya VOC.

Daendels dan Raffles sama-sama merupakan tokoh penting di Nusantara

sebagai pencetus adanya revolusi penjajahan. Sebuah kebijakan baru yang

menuntut kepada kedaulatan dan kekuasaan administrasi Eropa di seluruh

Jawa dan yang bertujuan untuk memanfaatkan, memperbaharui dan

menghancurkan lembaga-lembaga asli dengan seenaknya (Ricklefs,

2008:251). Belanda melakukan politik kolonialisme ini dengan memungut

upeti. Kebijakan politik ini dilaksanakan atas usulan dari Van Den Bosch,

agar ekonomi di Indonesia semakin memburuk, maka dilakukanlah politik

cultuur stelsel (tanam paksa) yang berlangsung antara tahun 1830-1870 M

(Ratna, 2008:10-11).

51

Page 65: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

Berbagai penaklukan yang dilakukan oleh kolonialis Belanda

membuahkan hasil dengan hancurnya politik yang telah dibangun dengan

rapi selama ratusan tahun. Salah satunya, Politik adiluhung yang

menempatkan pemimpin sebagai pelayan masyarakat (khodimul ummah)

yang mengkerangkai kebijakan publik dengan masholihul ummah, yang

menempatkan kiai dan ulama sebagai penasehat tertinggi dalam sebuah

kerajaan, hancur berkeping-keping. Hancurnya politik adiluhung ini

memberikan dampak yang sangat besar, yaitu dengan adanya perpecahan

antara pemerintah yang memberi mandat dengan masyarakat yang

memberi mandat, berbagai kebijakan publik sudah tidak lagi berbasis

masholihul ummah (Tim Penulis JNM, 2015:102-103).

Kemudian, politik imperialisme yang menjadikan beberapa kasta

atau kelas dalam masyarakat telah membuat masyarakat resah. Kelas

pertama adalah warga Eropa, kelas kedua adalah warga Asia Timur

(China), dan kelas tiga, paling bawah adalah warga pribumi. Dengan

adanya penjenjangan di kalangan masyarakat mengakibatkan perlakuan

yang sewenang-wenang terhadap warga pribumi. Tidak hanya bicara

kasar dan perlakuan kasar, bahkan mereka harus menunduk-nunduk dan

menyembah-nyembah ketika berbicara dengan mereka. Perlakuan ini,

karena masyarakat Eropa telah menganggap dirinya sebagai tuan yang

berarti terdidik dan beradab, sedangkan warga pribumi dianggap sebagai

bangsa yang bodoh seperti binatang (Hakim, 2016:111-112).

52

Page 66: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

Kepolitikan Belanda tidak berhenti begitu saja di lingkup

pemerintahan kemasyarakatan, namun juga terjadi di lingkup keagamaan.

Para kiai diiming-iming dengan berbagai kemewahan yang menggiurkan.

Belanda melakukan ini, agar para kiai bersedia mendukung adanya politik

yang akan dilancarkannya. Apabila mereka tidak menuruti keinginan dari

Belanda, maka yang akan terjadi adalah berbagai penangkapan,

penyiksaan, pengasingan dan bahkan memenjarakannya. Hal ini

dikarenakan sosok kiai pada saat itu, merupakan motivator bagi

masyarakat untuk membentuk gerakan-gerakan yang dapat

mengakibatkan kerugian di pihak Belanda (Mardimin, 2016:301).

Kiai Sholeh Darat termasuk bagian dari salah satu ulama’ yang

membahayakan posisi Belanda di Nusantara, karena Kiai Sholeh Darat

dapat menghubungkan sosial budaya ke dalam pemikirannya yang

tercantum di dalam beberapa karyanya. Seperti yang tersebut dalam kitab

Majmu’ Syari’at (Darat, 1374 M:34-35) tentang penjagaan budaya yang

ada, dalam kitab Munjiyat (Darat, t.th:36-49) tentang diharuskannya

untuk menjauhi orang-orang yang takabur, serta dalam kitab LathaifAth

Thoharoh (Darat, t.th:12-13) yang menjelaskan tentang menjaga nilai

kebaikan melalui dunia material dan spiritual sebagai langkah dalam

memadukan antara yang dzahir dengan batin, syari’ah dengan haqiqat.

Kiai Sholeh Darat dalam membangun politik memang tidak dijelaskan

secara terang-terangan. Pemikiran politik tersebut dibangun melalui

beberapa karya dan halaqah yang berbentuk simbolik-simbolik untuk

53

Page 67: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

membangun kesadaran anti penjajahan dan bentuk perlawanan terhadap

penjajah. Oleh karena itu, Belanda memberikan pengawasan terhadap

halaqah keagamaan yang bersifat membangun Nasionalisme dan bernada

politik. Jika Belanda mengetahui sebuah halaqah yang beriramakan

politik atau tidak murni keagamaan, maka akan dibungkam oleh mereka

(Hakim, 2016:104-111).

3. Aspek Sosial Budaya

Budaya merupakan akar dari sebuah peradaban di dalam suatu

negara. Serupa dengan perkataan dari M. Hatta (Munthoha, 1998:9),

bahwa kebudayaan adalah ciptaan hidup suatu bangsa. Maka dari itu,

ketika Islam dikenalkan di Nusantara, Islam tidak serta merta

menghilangkan suatu kebudayaan yang ada. Hal ini karena, ajaran Islam

yang disebarkan oleh para wali diproses dengan sublimasi dan

penyempurnaan terhadap budaya dengan sentuhan-sentuhan Islami, yang

tidak memandang dari berbagai aspek, sehingga dengan mudah dapat

diterima di masyarakat.

Dalam rangka mengenalkan Islam pun tidak serta merta dengan

paksaan dan kekerasan, melainkan dengan kemuliaan akhlak dan

tingginya ilmu yang dimiliki para ulamanya (Tim Penulis JNM,

2015:233). Zuhairi dkk. (Kodir, 2015:34) menegaskan bahwasanya ajaran

Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw, berfungsi meluruskan

perkembangan budaya umat manusia pada zaman tersebut dan

54

Page 68: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

meletakkan unsur-unsur baru yang menjadi dasar untuk memacu

perkembangan budaya selanjutnya.

Selanjutnya, dengan adanya eksploitasi Belanda, membawa

dampak krisis ekonomi baik di kalangan pribumi dan pejabat. Keadaan ini

dikarenakan, banyaknya tanah yang telah diberikan kepada Belanda

sebagai kompensasi jabatan yang disandingnya. Oleh sebab itu, dengan

berkurangnya tanah yang dimiliki rakyat, maka mereka menyewakan

tanahnya dan penduduknya kepada bangsa asing seperti Cina dan

Belanda. Dengan demikian, melalui proses tersebut, terjadilah akulturasi

budaya asing ke Nusantara yang secara tidak sadar telah menggeser nilai-

nilai budaya aslinya. Pada saat itu, proses akulturasi berada di wilayah

kraton dengan berbagai ragam budaya yang dipraktekkan. Kemudian,

dimulai dengan adanya persamaan derajat antara bangsa Eropa dengan

pihak kraton dalam sebuah acara protokoler yang ada di kraton. Bahkan

daerah Solo dan Yogya, dianggap telah meningkatkan interpretasi budaya

Eropa ke dalam kraton. Akulturasi budaya barat yang muncul tersebut,

seperti: pelecehan seksual, meminum minuman keras dan menghisap

candu, budaya demikian semakin mengakibatkan kebencian dikalangan

ulama’, sehingga terjadilah perang Jawa paska Pangeran Diponegoro

(1825-1830) (Suhandjati, 2013:53-55).

Kemudian saat itu, juga terdapat sebuah budaya yang dinamakan

budaya katuranggan. Budaya yang menonjolkan sisi jasmaniah dan

kemampuan seksualnya dalam memiilih jodoh (Suhandjati, 2013:5).

55

Page 69: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

Maka dari itu, muncullah sebuah anggapan bahwasanya pada kalangan

perempuan tidak ada akses untuk mendapatkan pendidikan. Kalangan

perempuan yang mendapatkan pendidikan hanyalah perempuan yang

berasal dari keluarga kraton atau istana. Seperti R.A. Kartini yang

menjadi produktif berkat tulis menulis surat dengan sahabat penanya yang

ada di negeri Belanda (1879-1904) (Suhandjati, 2013:11).

Kemudian terdapat juga anggapa tentang penempatan perempuan

sebagai makhluk kedua atau budaya patriarki. Budaya ini selain

mengakibatkan kejahatan seksual, juga mengakibatkan terhalangnya

pendidikan pendalaman agama terhadap perempuan. Maka dari itu,

muncullah pandangan yang mendeskripsikan bahwasanya kaum laki-laki

lebih diutamakan dalam pendidikan, karena digunakan untuk menafkahi

keluarga. Sedangkan kaum perempuan, dipandang hanya sebagai ibu

rumah tangga yang tidak membutuhkan pendidikan baca dan tulis.

Kemudian, oleh Kartini pandangan ini diluruskan dengan adanya

pendidikan formal dan non formal (Suhandjati, 2013:46).

Pada masa itu, terdapat pula budaya pingitan di kalangan

masyarakat Jawa. Artinya, bahwa kaum perempuan tidak boleh keluar

sebelum datang masa balighnya atau berumur 12 tahun sampai datang

jodohnya. Selain itu, juga dikarenakan kekhawatiran orang tua terhadap

kejahatan seksual yang telah merajalela serta kejahatan lainnya terhadap

kaum perempuan. Maka dari itu, masyarakat beranggapan bahwa di

rumah akan lebih aman dan bisa mengawasinya (Suhandjati, 2013:73-74).

56

Page 70: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

Kiai Sholeh Darat juga terkenal dalam hal pengkajian sosial

budaya sehingga ketika ada sesuatu yang sekiranya tidak sesuai dengan

ajaran Islam, Kiai Sholeh Darat dapat menyimpulkannya dengan

pendekatan sufistik. Dengan pendekatan sufistik ini, Kiai Sholeh Darat

berusaha untuk memahamkan dan menyelaraskannya dengan pandangan

masyarakat. Melalui pendekatan ini pula, Kiai Sholeh Darat menanamkan

nilai-nilai Nasionalisme baik secara politik, sosial dan budaya. Hal ini

membuktikan bahwa Kiai Sholeh Darat layak digolongkan ke dalam

kalangan ulama’, karena ulama’ harus memperhatikan warisan-warisan

masa lalu dan pada saat yang sama pula harus melihat ke masa depan baru

dalam dunia baru (Azra, 2005:377).

C. Corak Pemikiran Muhammad Sholeh Darat Al Samarani

1. Bidang Teologi

Kiai Sholeh Darat dalam membahas tentang keimanan, mempunyai

pendapat yang sama dengan Asy’ariyah dan Maturidiyah Bukhara.

Keimanan dalam perspektif Kiai Sholeh Darat adalah al tashdiq bil qalb,

al iqrar bil lisan dan al ‘amal bil arkan. Ketiga unsur tersebut sangat

ditekankan oleh Kiai Sholeh Darat dalam memiliki iman. Iman seseorang

dapat dilihat akan kualitasnya dari segi realisasi amal perbuatan seseorang

tersebut. Dalam kitab Al Ibanah salah satu karya Al Asy’ari mengatakan

pada halaman ketujuh,

“Kami tegaskan bahwa Islam merupakan suatu konsep yang lebih luas dari iman. Tidak semua Islam adalah iman (sementara semua

57

Page 71: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

iman adalah Islam), dan bahwa iman adalah mengatakan dan melakukan dan dapat naik dan turun”.

Pernyataan Al Asy’ari di atas menunjukkan bahwa iman itu

mengatakan dan melakukan (al iman qawl wa ‘amal). Memang unsur

yang pertama yaitu al tasdiq tidak disinggung oleh Al Asy’ari dan ini

tidak membuktikan bahwa al tasdiq menurut Al Asy’ari tidak penting.

Namun sebaliknya al tasdiq merupakan unsur yang sangat penting dan

esensial sehingga tidak perlu untuk dikatakan secara eksplisit, karena

dalam membenarkan sudah memberikan persaksian syarat berlakunya

hukum (Munir, 2006:307). Al Asy’ari berkata:

“Iman secara esensial adalah al tasdiq dengan hati, sementara mengatakan dengan lisan dan melakukan kewajiban yang utama (arkan) sekadar merupakan cabang-cabangnya.” (Izutsu, terj. Agus Fahri Husein, 1994:160-161).

Kiai Sholeh Darat dalam membahas tentang perbuatan manusia

juga memiliki pandangan yang sama dengan Asy’ariyah dan Maturidiyah

Bukhara. Yang memiliki pandangan bahwasanya perbuatan itu diciptakan

oleh Tuhan. Maksud dari perbuatan diciptakan oleh Tuhan adalah Tuhan

yang menciptakan al kasb atau perbuatan yang mengambil tempat dalam

diri manusia. Dalam al kasb terdapat dua unsur yaitu pembuat (Tuhan)

dan yang memperoleh perbuatan (manusia) (Nasution, 2013:109). Kiai

Sholeh Darat menyatakan dalam kitab Matnu Al Hikam:

“Lan setuhune peparinge Allah maring siro iku kelawan fadhole Allah beloko ora kelawan sawiji-wiji saking ‘amal. Kapan mengkono mongko ora patut siro lamun nyuwun maring Allah ing

58

Page 72: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

ganjaran ‘amal iro, kerono siro ora ahli gawe ‘amal, balik Allah ingkang paring ‘amal maring siro” (Darat, 1422 H:5).

Pernyataan Kiai Sholeh Darat diatas memberikan kesimpulan bahwa pada

hakikatnya manusia tidak memiliki amal, tetapi Allah-lah yang

memberikan amal. Dalam pernyataan yang lain:

“Lan nuli paring Allah ing kepinteran lan nuli paring Allah ing ‘aqal kelawan kiro-kirone Allah dewe lan iman lan ‘ilmu atawa liyane anata mengkono kabeh iku mergo ikhtiyar iro atawa mergo panjaluk iro ing Allah atawa mergo kiro-kiro niro iku ora, balik kelawan kersane Allah dewe, lan kelawan kiro-kirone Allah dewe lan welas kasihe Allah dewe. Kapan-kapan mengkono mongko opo toh gawene siro melu angen-angen lan mikir-mikir lan ngiro-ngiro, kerono wongkang melu mikir-mikir dudu penggawene iku ora ono faidahe” (Darat, 1422:10).

Pernyataan Kiai Sholeh Darat di atas menarik kesimpulan bahwasanya

Tuhan memberikan akal, iman dan ilmu merupakan kehendak Allah SWT

bukan kehendak atau rekayasa dari manusia (In’amuzzahidin, 2011:64).

Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwasanya Kiai Sholeh

Darat membawa ajaran teologi dari Asy’ariyah dan Maturidiyah Bukhara

dalam mengambil dasar untuk beribadah dan beramal.

Namun, pandangan Kiai Sholeh Darat tentang manusia tidak

mempunyai amal, tidak serta merta menghilangkan akan pentingnya

dalam berikhtiar. Sebab, jika hanya dengan doa tanpa adanya usaha

adalah bentuk kesia-siaan dan begitu juga sebaliknya usaha yang tanpa

dilandasi dengan doa, maka dianggap meniadakan adanya Tuhan yang

menciptakan perbuatan atau bisa disebut dengan kesombongan. Sigmund

Freud menjelaskan tentang substansinya jiwa terhadap perbuatan manusia

59

Page 73: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

bahwa terdapat suatu kekuatan yang mendorong manusia dalam

melakukan sesuatu (Kattsof, 2004:298-299).

Selanjutnya, berkaitan dengan amal perbuatan, Kiai Sholeh Darat

menuntut seseorang untuk mencari ilmu sebagai bahan dasar dalam

beramal. Dengan seseorang mempunyai dasar dalam beramal atau ikhtiyar

atau kasab, akan memelihara keutuhan dari iman dan Islam. Dua unsur

tersebut akan dapat hilang hanya karena harta. Maka dari itu, Kiai Sholeh

Darat sangat mementingkan amal dan ilmu sebagai satu kesatuan yang

utuh. Proses untuk mengaitkan antara keberadaan materi dan makna ini

merupakan inti dari aspek keyakinan agama Islam. Pernyataan syahadat

(kesaksian iman) dituntut untuk menghubungkan kehidupan dunia secara

vertikal dengan kebahagiaan yang aman (Sachedina, 2000:138).

2. Bidang Tasawuf

Tasawuf merupakan ilmu tentang rahasia-rahasia hati, yang

fokusnya tidak lagi dalam bentuk jasmani atau anggota tubuh melainkan

tindakan-tindakan hati (Dahlan, 2006:438). Tasawuf juga dapat

diibaratkan dengan magnet. Dia tidak menampakkan dirinya namun

memiliki daya yang luar biasa untuk menarik (Abdullah, 2011:158).

Sebagaimana Imam Al Ghozali mengutip dari Abu Bakar Al Kattani

dalam kitab Ihya’ ‘Ulumuddin yang pada intinya, tasawuf berkonsentrasi

pada permasalahan akhlak terpuji sebelum menuju ke tasawuf. Dengan

demikian, tasawuf adalah dimana di dalamnya mengandung beberapa

aspek pembahasan yang menitikberatkan pada kehidupan keruhanian,

60

Page 74: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

kebersihan jiwa, cara-cara membersihkannya dari penyakit hati, godaan

hawa nafsu, kehidupan duniawi, cara mendekatkan diri kepada Allah

SWT sehingga sampai pada pengenalan hati yang dalam kepada Allah

SWT (Jamil, 2013:33-36). Kiai Sholeh Darat mendefinisikan tasawuf

dalam kitab Minhajul Atqiya’ sebagai berikut:

“Artine ngelmu tasawuf iku ngelmu ingkang ngaweruhi tingkah polahe ati rohani lan sifate ati rohani sangking sifat mahmudah lan madzmumah”, artinya ilmu tasawuf yaitu ilmu yang memperlihatkan gerakan hati dan sifat hati dari sifat mahmudah dan madzmumah (Darat, t.th:9).

Tasawuf yang diajarkan oleh Kiai Sholeh Darat dalam kitab

Matnu Al Hikam dan Majmu’at Syari’at Al Kaifiyah Lil ‘Awam lebih

cenderung ke dalam tasawuf akhlaqi atau tasawuf sunni ‘amali

(In’amuzzahidin, 2011:80). Tasawuf yang identik dengan menyandarkan

dalam berpijak yaitu Al Quran dan Hadits. Orientasi dari tasawuf akhlaqi

adalah pembentukan akhlak yang mulia dalam mencari hakikat kebenaran

dan mewujudkan manusia yang mengenal dan dekat kepada Allah SWT.

melalui pendekatan-pendekatan teori yang mudah difahami dan sederhana

tanpa adanya unsur filsafat di dalamnya (Jamil, 2013:104).

Selanjutnya, ajaran tasawuf yang diajarkan oleh Kiai Sholeh

Darat salah satu diantaranya tercantum dalam kitab Lathoifu Al Thoharoh

wa Asroru Al Sholah:

“Mongko masuhono siro kabeh ing rahi niro ingkang wus kelawan pot madep marang dunyo lan keluput kelawan ginawe ningali aghyar tegese pahesan dunyo wasuhono kelawan banyu tubat lan istighfar lan malih masuhono siro kabeh ing tangan iro karo saking labete oleh iro gendolan makhluq lan labete oleh iro gumantung kelawan makhluq iyo wasuhono kelawan banyu tubat

61

Page 75: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

lan istighfar. Lan malih nuli ngusapo siro kabeh ing sirah iro kelawan banyu tawadlu’ limaulah tegese angasoraken awak iro marang nyandaro niro. Lan nuli masuhono siro ing suku niro karo sartone wanglu niro, sangking layate watak iro bongso tin, tegese wateke endut wasuhono kelawan kelakuan kang mahmudah” (Darat, t.th:6-7).

Perkataan dari Kiai Sholeh Darat di atas menunjukkan bahwa di

samping ketika seseorang berwudlu untuk membersihkan dhohiriyahnya,

maka seketika itu juga seseorang itu berniat untuk membersihkan

batiniyahnya, karena yang dibasuh ketika wudlu mengandung berbagai

maksiat yang harus disucikan kembali. Maka dari itu, dengan

kemasyhurannya Kiai Sholeh Darat dalam bidang tasawuf sangat tepat

ketika diterapkan di dalam masyarakat pada masa itu. Hal ini bertujuan

untuk membangkitkan semangat mengembangkan pola pemikiran dan

penyegaran rohani (Hakim, 2016:102).

3. Bidang Akhlak

Akhlak mempunyai eksistensi sebagai teladan yang melekat pada

jiwa manusia, yang berbuat dengan mudah dan tanpa melalui proses

pemikiran atau pertimbangan karena sudah menjadi kebiasaannya (Al

Ghazali, 1987:58). Selain itu, akhlak juga merupakan fungsionalisasi

agama, maksudnya seseorang menjadi tidak berarti apabila

keberagamaannya tidak disertai dengan akhlak. Lebih luas lagi akhlak

mempunyai arti hidup untuk menjadi rahmat bagi alam (rahmatan lil

‘alamin) (Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP UPI, 2007:21-29).

62

Page 76: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

Menurut Moh. Muhsin Jamil, akhlak yang dikembangkan oleh Kiai

Sholeh Darat adalah dengan mengharmonisasikan antara ilmu dan amal

menjadi sebuah satu kesatuan yang utuh. Hal ini bisa dilihat ketika Kiai

Sholeh Darat menjelaskan tentang keharusan dalam mencari ilmu di

dalam kitab Majmu’at Al Syari’ah Lil ‘Awam yaitu “Ngulati ngelmune

saben-saben ngamal kang den lakoni iku ferdlu ‘ain kerono ora sah

ngamal yen ora kelawan ngelmu” (Darat, 1374 H:2).

Akhlak yang diajarkan Kiai Sholeh Darat salah satunya tercantum

dalam karangan beliau yaitu Kitab Munjiyat:

“Mongko utawi maknane sabar iku angempet nafsune saking betahaken ing barang kang ora den demeni dene nafsu, koyo loro lan faqir lan liyane. Mongko wajib sabar saking ngelakoni perintah lan ngedohi cegah mongko sakwuse biso sabar mongko wajib arep syukur maring Allah” (Darat, t.th:78).

Sabar yang dimaknai oleh Kiai Sholeh Darat adalah dengan

menahan hawa nafsu dari hal-hal yang tidak disukai oleh nafsu seperti

sakit dan kurangnya harta. Sabar tidak hanya dengan tahan banting

terhadap segala ujian dan terpaan cobaan dari-Nya. Namun, setelah

seseorang melakukan dan mencegah yang tidak disukai oleh nafsu dan

bisa bersikap sabar, maka seseorang tidak boleh membanggakan dirinya

karena bisa bersikap demikian melainkan dengan sikap bersyukur kepada-

Nya.

4. Bidang Fiqih

Pengaruh metodologi dalam berperan untuk menentukan arah,

kesimpulan dan produk-produk pemikiran sangatlah penting. Dalam hal

63

Page 77: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

ini disebut juga dengan ilmu ushul fiqh, yang digunakan untuk

mengeksplorasikan prinsip-prinsip hukum yang ada di dalam Al Quran

dan Hadits. Metodologi adalah bagian epistemologi yang membahas

tentang urut-urutan langkah yang harus ditempuh dengan harapan

memperoleh pengetahuan yang ilmiah. Dalam hal fiqh, metodologi tidak

hanya dapat dipandang dari segi langkah yang metodis, namun juga

segala bentuk asumsi yang melatarbelakangi munculnya sebuah metode

(Abdullah, 2011:3-4).

Fiqh merupakan bagian yang sangat penting di dalam

keberagamaan masyarakat, karena fiqh menurut Jamal Al Banna dalam

pengantar bukunya Manifesto Fiqh Baru 1 adalah merupakan ilmu yang

hampir secara keseluruhan berhubungan erat dengan berbagai aspek

kehidupan, baik dari segi ritual (ibadah) maupun berbentuk sosial

(mu’amalah). Perkataan Jamal Al Banna ini didukung dengan pendapat

dari Ibnu Kholdun yang menyatakan bahwa fiqh merupakan ilmu yang

menyingkap tentang hukum-hukum Allah baik dari bentuk hukum wajib,

haram, sunah, makruh dan mubah yang bersumber dari Al Qur’an dan

Sunah (Al Banna, terj. Hasibullah Satrawi dan Zuhairi Misrowi, 2008:20).

Fiqh merupakan suatu kumpulan ilmu yang sangat luas

pembahasannya, yang mengumpulkan berbagai ragam jenis hukum Islam

dan bermacam, rupa aturan hidup, untuk keperluan seseorang, golongan

dan masyarakat dan umum manusia (Ash Shiddieqy, 2001:9). Bila

melihat lebih mendalam, maka fiqh sangat berkaitan erat dengan syari’at

64

Page 78: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

dan bahkan syari’at bisa dikatakan sebagai induknya fiqh (Syarifuddin,

2005:2). Fiqh mempunyai arti mengetahui, memahami, dan mendalami

ajaran-ajaran agama secara keseluruhan. Dengan demikian, fiqh

mempunyai arti yang sangat luas sama dengan arti syari’at dalam arti

yang luas (Djazuli, 2006:4).

Imam Ghozali menyebutkan, fiqh itu bermakna faham dan ilmu.

Akan tetapi menurut uruf ulama’ telah menjadi suatu ilmu yang

menerangkan hukum-hukum syara’ yang tertentu bagi perbuatan-

perbuatan para mukallaf, seperti wajib, haram, mubah, sunat, makruh,

shahih, fasid, bathil, qadla’, ada’ dan sepertinya. Selanjutnya, Asy

Syathibi dalam kitabnya Al Muwafaqat menerangkan bahwa syari’at

adalah ketentuan-ketentuan yang membuat batasan-batasan bagi para

mukallaf baik mengenai perbuatan, perkataan, dan i’tikad mereka. Para

ulama’ mengistilahkan syari’at digunakan untuk nama bagi segala

perintah, segala larangan, dan segala petunjuk yang ditujukan kepada

hamba-hamba-Nya agar mereka menjadi orang yang beramal sholih, baik

secara aqidah, akhlak, dan perbuatan (Ash Shiddieqy, 2001:13-19).

Dalam fiqh terkenal dengan istilah madzhab atau aliran pemikiran

pada bidang fiqh. Menurut Muslim Ibrahim dalam bukunya Pengantar

Fiqh Muqaaran yang dijelaskan dalam buku Ushul Fiqh Perbandingan

menerangkan bahwa, Madzhab adalah faham atau aliran pikiran yang

merupakan hasil ijtihad dari seorang mujtahid tentang hukum Islam digali

melalui Al Qur’an dan Hadits yang dapat diijtihadkan (Supriadi,

65

Page 79: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

2014:17). Dengan demikian, seseorang yang belum memiliki pengetahuan

mendalam tentang hukum Islam diharuskan untuk mengikuti salah satu

madzhab yang sahih. Dalam kitab Ahkamul Fuqaha menjelaskan dalam

kitab Al Mizan Al Sya’rani Fatawi Kubra dan Nihayatussul menerangkan

tentang keharusan seseorang dalam mengikuti suatu madzhab selama

seseorang itu belum mengetahui inti dari agama karena dikhawatirkan

akan terjatuh ke dalam kesesatan (Kep. Muktamar NU, Munas dan

Konbes NU, 2007:2-3).

Pernyataan Kiai Sholeh Darat tentang pelarangan iman yang taqlid

tercantum dalam kitab Majmu’at As Syari’at Lil ‘Awam:

“Mongko nadhoroto ing wujude awak iro lan wujude ruhaniyah iro lan obah musik iro, mongko dadi weruh siro maring Allah subhanahu wata’ala paningali atiniro mongko fahamoto siro lan ojo taqlid siro kerono iman wongkang taqlid iku ora sah ing dalem pangendikane poro ngulama’ muhaqqiqin” (Darat, 1374 H:19).

Ajaran fiqh Kiai Sholeh Darat yaitu dengan mengkolaborasikannya

dengan tasawuf sehingga hukum yang dihasilkan sesuai dengan pola

perkembangan masyarakat pada saat itu. Maka dari itu, Kiai Sholeh Darat

dalam hal ini bertujuan untuk memfiqihkan tasawuf dan mentasawufkan

fiqh. Artinya, dunia jasmani dan dunia rohani harus dipelihara supaya

tidak mengalami kepincangan (Hakim, 2016:102). Dengan demikian, fiqh

yang diberikan oleh Kiai Sholeh Darat tidak hanya menekankan praktek

yang tanpa didasari rasa sadar dalam hati, namun bentuk kesadaran hati

yang mengiringi praktek tersebut.

66

Page 80: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

Selain itu, fiqh yang dikembangkan oleh Kiai Sholeh Darat juga

tidak lepas dari tokoh besar Islam yaitu Imam Al Ghozali, yang dari

karya-karya Kiai Sholeh Darat banyak menyandarkan karyanya terhadap

Imam Al Ghozali. Bisa jadi dengan pemikirannya Imam Al Ghozali ini,

Kiai Sholeh Darat berusaha untuk mengungkapkan arti fiqh yang sesuai

dengan harapan mampu menegakkan teguhnya hukum-hukum syari’at

yang berlaku dengan dibasahi oleh kelembutan tasawuf.

5. Bidang Pendidikan

Pendidikan merupakan proses membimbing manusia dari

kegelapan menuju ke pencerahan pengetahuan. Hakikat dan tujuan dari

pendidikan memiliki keterkaitan yang erat hubungannya dengan

tanggapan hidup dan melingkupi cara-cara pendidikan dalam bentuk

praktek (Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP UPI, 2007:20).

Pendidikan merupakan unsur yang sangat diperhatikan di dalam ajaran

Islam. Tidak hanya itu, menurut Moh. Muhsin Jamil, pendidikan

seharusnya bisa membangun kecakapan dalam berfikir dan sikap yang

baik.

Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantoro, menyebutkan

pendidikan merupakan daya upaya untuk memajukan pertumbuhan budi

pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelect) dan tubuh anak yang

antara satu dan lainnya saling berhubungan agar dapat memajukan

kesempurnaan hidup, yakni kehidupan dan penghidupan anak-anak yang

dididik selaras dengan dunianya (Nata, 2013:338). Dengan demikian,

67

Page 81: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

alasan kenapa pendidikan itu diharuskan telah diketahui yaitu untuk

menjadikan manusia yang mandiri, bertanggung jawab, kreatif, berilmu,

sehat dan berakhlak (berkarakter) mulia.

Kiai Sholeh Darat sangat menekankan tentang kewajiban menuntut

ilmu, karena bagi Kiai Sholeh Darat ilmu itu mendasari berbagai amalan

dan ucapan. Maksudnya dengan menuntut ilmu akan membuat manusia

mempunyai akhlaqul karimah dan intelektual. Kiai Sholeh Darat

menyebutkan tentang kewajiban seseorang untuk menuntut ilmu yaitu

tercantum dalam karangan Kiai Sholeh Darat dalam kitab Majmu’at Asy

Syari’at,

“Mongko weruho siro he wongkang mukallaf, setuhune ngulati ngelmu iku ferdlu ‘ain atas saben-saben wong mukmin lanang lan wong mukmin wadon, wus angendiko kanjeng Rosulullah SAW, utawi luru ngelmu iku fardlu atas saben-saben wong Islam lanang lan wong Islam wadon tegese ngulati ngelmune saben-saben ngamal kang den lakoni iku fardlu ‘ain kerono ora sah ngamal yen ora kelawan ngelmu” (Darat, 1374 H:2).

Kiai Sholeh Darat dalam memahamkan masyarakat tentang Islam

tidak tertuju pada pemurnian ajaran atau tidak melalui pendekatan

teologis normatif yang menganggap bahwa ajaran yang tidak sefaham

dianggap salah, namun ketika melihat bentuk pola pendekatan yang

dilakukan Kiai Sholeh Darat dalam mencerdaskan masyarakat, dapat

dilihat bahwa Kiai Sholeh Darat memakai berbagai pendekatan yang tidak

menimbulkan kesalahfahaman dan berakibat fatal. Salah satu metode Kiai

Sholeh Darat dalam memahamkan Islam adalah dengan pendekatan studi

tasawuf. Ketidakhadirannya hati dalam suatu perbuatan mengakibatkan

68

Page 82: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

kotornya jiwa. Maka dari itu, dengan pendekatan ini mengakrabkan

masyarakat dalam menyempurnakan aqidah dan ibadahnya, kemudian

dengan ini Kiai Sholeh Darat mengistilahkan tiga perkara pokok

pemahaman dalam Islam yaitu syari’ah, thoriqoh dan hakikat.

Menurut Kiai Sholeh Darat, tiga perkara dalam pokok pemahaman

Islam tidak dapat hanya dilakukan secara terpisah atau hanya sebagian

saja, dengan tidak adanya salah satu diantara tiga tersebut akan

mengakibatkan kesalahfahaman dalam mempelajari Islam. Kiai Sholeh

Darat mengibaratkan tiga perkara tersebut dalam kitab Majmu’at Asy

Syari’at:

“Utawi mitsale ngelmu syari’at iku minongko kapal mongko wajib gawe bagus kapale lan gawe bagus bekakase kapal kabeh, mongko mitsale ngelmu toriqot iku minongko segoro mongko mesti wongkang melebu segoro kelawan nunggang kapal kang bagus semono ugo wajib wongkang arep mlebu ngelmu thoriqot arep bagusaken syari’ate, mongko mitsale ngelmu haqiqot iku minongko inten kang ono ing jerone segoro mongko wajib nalikane jegur segoro arep ngalap inten aninggal kapale lan ninggal bekakase kapal kabeh lan nalikane jegur segoro ojo nejo segoro balik nejoho inten ingkang ono ing jerone segoro” (Darat, 1374 H:28).

Sebelum itu Kiai Sholeh Darat berupaya untuk mencerahkan

pemikiran masyarakat dan menanam nilai kebaikan dengan cara

memadukan antara yang dzahir dengan yang batin atau bisa disebut

dengan pemaduan antara yang jasmani dengan rohani. Ketika kedua pilar

tersebut dapat dipadukan dengan benar, maka apa yang menjadi tujuan

pendidikan dan upaya menanam nilai kebaikan akan tercapai. Upaya Kiai

Sholeh Darat ini dipaparkan di dalam kitabnya yaitu Lathoif At Toharoh

69

Page 83: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

wa Asroru As Solah, “...ono sucine ing dalem dzohiril badan iku nglabeti

ing dalem sucine qolbu lan nglabeti ing dalem padange qolbu...” (Darat,

t.th:13).

D. Pendapat Para Ulama dan Para Cendekiawan

1. Prof. Dr. KH. Said Aqil Siraj, MA. (Ketua Pengurus Besar Nahdlotul

‘Ulama’ (PBNU) )

Mbah Sholeh merupakan ulama’ pada tahun 1820 M-1903 M yang

disebut sebagai ulama pertama kali yang menulis syarah kitab dari karya

Ibnu ‘Athoillah yaitu kitab Al Hikam. Mbah Sholeh dalam mensyarahi

kitab Al Hikam dengan menggunakan aksara pegon atau aksara arab yang

berbahasa Jawa. Mbah Sholeh mempunyai karakteristik tersendiri yaitu

billisanil jawi al-mirikiyah, artinya bahasa yang sehari-hari dipakai dan

mudah difahami oleh masyarakatnya disekitar yaitu di pesisir utara pulau

Jawa (Darat, terj. Miftahul Ulum dan Agustin Mufarohah, 2016:xxi).

Mbah Sholeh juga merupakan salah satu ulama’ yang memiliki

bekal keilmuan yang diakui dan reputasinya sangat dikagumi pada masa

itu. Salah satu ulama’ yang berasal dari Jepara dan merantau ke Semarang

untuk memperdalam keilmuan bidang agama serta kemudian berangkat ke

tanah Haramain untuk meneguhkan keilmuannya. Mbah Sholeh Darat

mewarisi darah pejuang dari ayahnya yaitu Kiai Umar, dengan memilih

kembali ke Nusantara untuk mengentaskan maraknya kebodohan dan

penderitaan umat pada masa Belanda. Bahkan, Mbah Sholeh secara tegas

70

Page 84: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

melancarkan resolusi jihad dengan memberikan fatwa tentang

penyerupaan terhadap kaum penjajah baik dalam berperilaku dan bekerja

sama dianggap telah kufur. Yang kemudian bentuk resolusi jihad ini

dikembangkan oleh salah satu murid beliau yaitu KH. Hasyim Asy’ari

(Darat, terj. Miftahul Ulum dan Agustin Mufarohah, 2016:xxii).

2. Peter Carey (Sejarawan University of Oxford)

Nilai-nilai ajaran Islam yang bernada tradisi dan dipelopori oleh

Pangeran Diponegoro yang pada saat itu diangkat sebagai Sultan Abdul

Hamid Erucokro (Ratu Adil) pada awal perang Jawa, sudah tidak

bergaung lagi di hati masyarakat Jawa. Namun, Kiai Sholeh Darat yang

keturunan dari pendukung Pangeran Diponegoro merupakan ulama salah

satu yang membangkitkan sebuah historiografi baru untuk abad ke-19

(Hakim, 2016:v).

Satu langkah penting yang diambil Kiai Sholeh Darat untuk

menghadapi rezim Belanda adalah dengan melakukan pencerahan

pemikiran kepada masyarakat. Langkah ini merupakan langkah yang

visioner, strategis dan jangka panjang untuk melawan rezim Belanda.

Gerakan pencerahan pemikiran ini juga dimaksudkan untuk menanamkan

jiwa nasionalisme ke dalam hati masyarakat walaupun dalam karya-karya

Kiai Sholeh Darat tidak disebutkan secara terang-terangan (Hakim,

2016:xi).

71

Page 85: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

3. K.H. Ahmad Wafi MZ. (Pengasuh PP. Al Anwar, Sarang, Rembang)

Kiai Sholeh Darat merupakan salah satu ulama’ yang dikenal

sebagai ulama’ yang mempunyai kecerdasan dalam berbagai disiplin

ilmu, terutama dalam bidang ilmu tasawuf. Bahkan, karena dalamnya

ilmu tasawuf yang dimiliki, Kiai Sholeh Darat disebut-sebut sebagai

Imam Al Ghozali Al Shoghir atau Imam Al Ghozali kecil. Bentuk

pemikiran yang dinyatakan oleh Kiai Sholeh Darat mayoritas lebih

cenderung ke dalam sufistik, terlebih dalam kitab Matnu Al Hikam dan

Munjiyat ) (Ulum, 2016:v).

Kemasyhuran dalam bidang tasawuf yang beliau miliki membuat

para pecinta ilmu untuk menimba ilmu kepada Kiai Sholeh Darat.

Kemasyhurannya dibuktikan dengan sikap tawadhu’nya ketika diminta

Kartini untuk menuliskan terjemah Al Quran ke dalam bahasa Jawa.

Berangkat dari kemasyhurannya, murid-murid Kiai Sholeh Darat banyak

yang telah menjadi tokoh besar seperti: KH. Hasyim Asy’ari (Pendiri

Nahdlutul Ulama’), KH. Ahmad Dahlan (Pendiri Muhammadiyah), KH.

Abdus Syakur Al Sawedani (Ayah Kiai Fadhol Senori) dan Kiai Dahlan

Al Sarani (Kakek KH. Maemun Zubair) (Ulum, 2016:vi).

4. Prof. Dr. M. Abdul Karim, M.A., M.A. (Guru Besar Sejarah Islam

UIN Sunan Kalijaga)

Kiai Sholeh Darat merupakan salah satu ulama’ yang berani

menerjemahkan Al Qur’an ke dalam bahasa Jawa pegon. Penerjemahan

ini dilakukan karena melihat jauhnya masyarakat dari nasehat Al Qur’an,

72

Page 86: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

maka, dengan meminta perlindungan dari Allah SWT, Kiai Sholeh Darat

mengarang kitab penerjemahan Al Qur’an ke dalam bahasa Jawa. Kiai

Sholeh Darat juga dikatakan sebagai ulama’ yang sangat produktif dalam

mengarang kitab yang kebanyakan memakai bahasa Arab pegon.

Penulisan Kiai Sholeh Darat cenderung lebih menitik beratkan pada latar

belakang masyarakatnya, yang pada saat itu masih kurangnya

pengetahuan tentang bahasa Arab. Dari berbagai penguasaan keilmuan

yang dimiliki Kiai Sholeh Darat, ilmu tasawuflah yang paling menonjol

dalam diri beliau.Selain dikenal sebagai ahli tasawuf, alim dan ahli dalam

kajian kitab kuning, Kiai Sholeh Darat juga dikenal mempunyai banyak

karomah (Ulum, 2016:xii).

Sumbangsih yang Kiai Sholeh Darat berikan kepada Indonesia ini

merupakan sebuah keberkahan tersendiri bagi Nusantara. Dari

kemunculan Kiai Sholeh Darat, banyak bermunculan ulama’-ulama’ yang

masyhur dalam bidang agama dan pejuang Islam yang bersama bersatu

untuk perjuangan kemerdekaan Indonesia. Ulama’-ulama’ dari Nusantara

banyak yang menganggap bahwa Kiai Sholeh Darat menjadi rujukan yang

penting di Nusantara khususnya di Jawa (Ulum, 2016:xv).

5. Dr. Abdullah Salim (Dosen Unissula Semarang juga Peneliti Pertama

Naskah K.H. Sholeh Darat)

Kiai Sholeh Darat adalah pejuang kemerdekaan dan berasal dari

keluarga pejuang. Tidak hanya dalam keluarganya saja, namun mertuanya

yaitu Kiai Murtadlo juga merupakan pejuang bersama Pangeran

73

Page 87: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

Diponegoro. Bahkan guru Kiai Sholeh Darat juga salah satu pejuang

kepercayaan Pangeran Diponegoro yaitu Kiai Darda’ Semarang. Pejuang

yang dikala itu menggempur pertahanan Belanda di Jawa yang disebut

dengan Perang Jawa. Maka dari itu, Kiai Sholeh Darat pantas

mendapatkan gelar pahlawan nasional (Dzahir, 2012:sinopsis penulis).

6. Dr. Nur Cholis Majid (Cendekiawan Muslim Indonesia)

Kiai Sholeh Darat merupakan ulama’ yang sangat menjunjung

tinggi teologi Asy’ariyah dan Maturidiyah. Hal ini jelas dibawakannya

dalam kitab terjemah Sabilul ‘Abid ‘Ala Jauharu Al Tauhid. Yakni

dengan penafsirannya terhadap sabda Nabi SAW tentang perpecahan

umat Islam yang menjadi 73 golongan dan hanya satu golongan yang

selamat, yaitu golongan yang melaksanakan aqaid atau pokok-pokok ahlu

al sunnah wa al jama’ah, yakni mereka yang bertingkah laku sama seperti

yang dilakukan oleh Nabi SAW (Dzahir, 2012:sinopsis penulis).

7. K.H. Ahmad Hadlor Ihsan (Pengasuh PP. Al Islah Mangkang, Tugu,

Semarang juga Mantan Rois Syuriyah PCNU Kota Semarang)

Kiai Sholeh Darat merupakan embahnya para ulama di tanah Jawa

ini, karena Kiai Sholeh Darat adalah gurunya para ulama’ yang ada

hingga sanadnya tersambung sampai sekarang (Dzahir, 2012:sinopsis

penulis).

74

Page 88: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

BAB III

KAJIAN TEORI PENDIDIKAN AKHLAK

A. Pendidikan Akhlak

1. Pengertian Pendidikan

Dalam konteks Islam, pendidikan dimaknai dengan beberapa

istilah yaitu tarbiyah yang berasal dari kata rabba, ta’dib yang berakar

dari kata addaba dan ta’lim yang berakar dari kata ‘allama. Secara

definitif, Omar Mohammad al-Toumy al-Syaebani menyebutkan bahwa

pendidikan adalah usaha mengubah tingkah laku individu dalam

kehidupan pribadinya atau kehidupan masyarakatnya dan kehidupan

alam sekitarnya (Muhmidayeli, 2011:65-66).

Pendidikan dipadankan dengan tarbiyah, secara bahasa,

Abdurrahman An Nahlawi mengatakan, jika merujuk pada kamus bahasa

Arab yang memuat arti dari tarbiyah, maka akan ditemukan beberapa akar

kata dari tarbiyah, yaitu rabba-yarbu (bertambah dan berkembang),

rabiya-yarba yang dibandingkan dengan khofiya-yakhfa (tumbuh dan

berkembang), dan rabba-yarubbu yang dibandingkan dengan madda-

yamuddu (memperbaiki, mengurusi kepentingan, mengatur, menjaga, dan

memperhatikan) (Nata, 2013:337). Oleh Al Raghib Al Ashfahany

tarbiyah yaitu mengembangkan atau menumbuhkan sesuatu setahap demi

setahap sampai pada batas yang sempurna. Kata tarbiyah dalam

pendidikan mempunyai makna yang sangat luas, yaitu dengan

pemeliharaan baik yang fisik maupun non fisik terhadap seluruh makhluk

75

Page 89: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

Tuhan (Nata, 1997:6). Selain itu, kata tarbiyah juga mengandung arti

adanya kaitan proses pendidikan dengan design Tuhan (Muhaimin,

2003:109).

Pendidikan diartikan sebagai ta’lim, Al Raghib Al Ashfahany

mengatakan, kata ta’lim lebih khusus untuk menunjukkan sesuatu yang

dapat diulang dan dapat diperbanyak sehingga menghasilkan bekas atau

pengaruh pada diri seseorang (Nata, 1997:6-7). Al Tabatabai menafsirkan

pendidikan sebagai bentuk menunjukkan proses pengajaran dan

pendidikan, maksud pendidikan dalam hal ini adalah pendidikan dalam

arti memberikan informasi kepada manusia. Namun, potensi akal manusia

yang digunakan untuk menerima informasi tersebut juga harus

dimaksudkan untuk memberdayakan potensi akalnya sebagai kholifah fil

ardl. Sehingga dapat dikatakan hasil dari ta’lim tersebut tidak boleh

bertentangan dengan tatanan moral kemanusiaan, artinya letak dari

pendidikan itu harus didampingi dengan akhlak atau adab (Rahman,

2001:60-61).

Pendidikan diartikan sebagai ta’dib lebih mengarah kepada

kebaikan tingkah laku atau perangai seseorang. Syed M. Naquib Al Attas

memberikan pengertian ta’dib yaitu sebagai suatu usaha peresapan

(instilling) dan penanaman (inculcation) adab pada diri manusia dalam

pendidikan. Maka dari itu, pendapat Al Attas dapat dikatakan pendidikan

dalam arti ta’dib mempunyai kandungan yang harus ditanamkan dalam

proses pendidikan (Iqbal, 2015:296).

76

Page 90: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

Dari beberapa pengertian di atas, istilah yang digunakan dalam

mengartikan pendidikan yaitu tarbiyah, ta’lim, dan ta’dib, terdapat

beberapa tokoh yang mempunyai perbedaan pendapat. Seperti,

Abdurrahman An Nahlawi mengartikan pendidikan cenderung pada

pemaknaan tarbiyah, Abdul Fatah mengartikan pendidikan cenderung

pada kata ta’lim. Syed M. Naquib Al Attas mengartikan pendidikan

cenderung pada konsep ta’dib. Namun, perbedaan pendapat dari

beberapa tokoh tersebut, sebenarnya arti dari pendidikan (tarbiyah, ta’lim

dan ta’dib) mempunyai kesinambungan terhadap satu sama lain. Seperti

istilah ta’lim mengesankan proses kognitif, kemudian tarbiyah

mengesankan pembinaan dan pembentukan kepribadian serta sikap

mental, dan sedangkan ta’dib mengesankan proses pembinaan terhadap

moral dalam peningkatan martabat manusia (Nata, 1997:8).

Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantoro, mengatakan

bahwa pendidikan berarti daya upaya untuk memajukan pertumbuhan

budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelect) dan tubuh

individu yang saling berhubungan antara satu dengan lainnya agar dapat

memajukan kesempurnaan hidup, yakni kehidupan dan penghidupan

anak-anak yang kita didik selaras dengan dunianya (Nata, 2010:338).

Sedangkan menurut Ibnu Kholdun, pendidikan tidak hanya dibatasi oleh

ruang dan waktu, tetapi pendidikan adalah suatu proses, dimana manusia

secara sadar menangkap, menyerap dan menghayati peristiwa-peristiwa

alam sepanjang zaman (Iqbal, 2015:528).

77

Page 91: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

Dalam UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional Bab I Ketentuan Umum pasal 1 menyebutkan bahwa pendidikan

adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara

(Dirjen Pendidikan Islam Depag RI, 2006:5).

Dengan demikian, dari beberapa penjelasan yang dipaparkan oleh

para tokoh, pendidikan mempunyai arti yang luas yang tidak terbatas oleh

ruang dan waktu. Secara jelas dapat dikatakan, pendidikan adalah suatu

usaha untuk memberikan pencerahan pemikiran yang mengarah pada

pengembangan potensi diri manusia, pembentukan kepribadian, dan

pengendalian diri. Pendidikan juga tidak boleh secara kontekstual terpaku

pada bidang kognitif, namun juga disertai dengan bentuk pengamalan

ilmu.

2. Akhlak, Moral, Etika dan Budi Pekerti

a. Akhlak

Secara bahasa, akhlak berasal dari kosakata bahasa Arab.

Terdapat beberapa pendapat dalam hal ini, kata akhlak adalah isim

jamid atau ghair mustaq yakni kata yang tidak memiliki akar kata,

karena bentuknya memang telah ada sedemikian (Jamil, 2013:2).

Pendapat lain mengatakan bahwa akhlak berasal dari kosakata bahasa

78

Page 92: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

Arab yang berbentuk jama’ yaitu اخالق yang berasal dari isim mufrad

khuluqun, dalam kamus Munjid berarti budi pekerti atau perangai atau

tingkah laku (Tono, M. Sularno, dkk, 1998:85).

Dari segi terminologis, akhlak merupakan hubungan erat

antara khaliq dengan makhluk dan makhluk dengan makhluk (Saebani

dan Abdul Hamid, 2012:14). Secara istilah, Al Ghozali menyatakan

dalam kitab Ihya’ ‘Ulum al-Din bahwa, akhlak adalah suatu keadaan

dalam jiwa yang tetap yang memunculkan suatu perbuatan secara

mudah dan ringan tanpa perlu pertimbangan pikiran dan analisa (Al

Ghazali, 1987:58). Selanjutnya, Ibnu Miskawaih menuturkan dalam

kitab Tahdzib Al Akhlak bahwa akhlak adalah keadaan gerak jiwa

yang mendorong ke arah melakukan perbuatan dengan tidak

menghajatkan pemikiran (Tono, M. Sularno, dkk, 1998:85-86).

b. Moral

Moral berasal dari bahasa Latin yaitu mores, bentuk jama’ dari

mos yang berarti adat kebiasaan (Tono, M. Sularno, dkk., 1998:89).

Secara terminologi, moral adalah sebuah ukuran baik dan buruk yang

diakui oleh masyarakat atau kelompok tertentu yang menyepakatinya

baik didasarkan pada agama atau tidak (Jamil, 2013:9). Moral dapat

dikatakan perbuatan baik dan buruk yang disepakati oleh masyarakat.

Moral merupakan suatu istilah tentang tingkah laku manusia yang

ditetapkan dan diterapkan kepada manusia baik sebagai individu

maupun sosial.

79

Page 93: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

Menurut K. Bertens, moral merupakan nilai-nilai dan norma-

norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau kelompok dalam

mengatur tingkah laku (Amril, 2002:17). Sidi Gazalba (Nurdin, dkk.,

2009:5.5), mengartikan moral sebagai kesesuaian dengan ide-ide yang

umum diterima oleh lingkungan sekitar tentang tindakan manusia

mana yang baik dan mana yang wajar. Dengan demikian, batasan

yang terdapat dalam moral adalah norma-norma yang tumbuh dan

berkembang di dalam masyarakat, serta pembahasan dalam moral

lebih mengenai tentang baik dan buruknya manusia sebagai manusia.

c. Etika

Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu etos yang artinya

kebiasaan. Etika secara etimologi, berarti watak kesusilaan atau adat.

Secara terminologi, etika adalah ilmu yang membicarakan tingkah

laku manusia. Menurut beberapa ahli, etika merupakan teori tentang

laku perbuatan manusia yang dipandang dari segi nilai baik dan

buruknya menurut penentuan akal pikiran manusia (Nurdin, dkk.,

2013:5.9). Etika merupakan filsafat nilai, pengetahuan nilai-nilai, dan

kesusilaan tentang baik dan buruk. Dalam ensiklopedia Winkler Prins,

dikatakan bahwa etika merupakan bagian dari filsafat yang

mengembangkan teori-teori tentang tindakan dan alasan-alasan

diwujudkannya suatu tindakan dengan tujuan yang telah

dirasionalisasi (Saebani dan Abdul Hamid, 2012:27).

80

Page 94: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

Carter V Good dalam Dictionary of Education mengatakan

bahwa etika adalah,

“The sciense of human conduct, concerned with judgment of obligation (rightness or wrongness oughtness) and judgment of value (goodness and badness)”.

Artinya, etika adalah ilmu tentang tingkah laku manusia yang

berkenaan dengan ketentuan tentang kewajiban yang menyangkut

masalah kebenaran, kesalahan, atau kepatutan, serta ketentuan tentang

nilai yang menyangkut kebaikan dan keburukan (Tono, M. Sularno,

dkk., 1998:88).

Menurut Franz Magnis Suseno, etika adalah pemikiran kritis

dan mendasar tentang ajaran-ajaran, norma-norma, nilai-nilai dan

kebiasaan-kebiasaan serta pandangan moral secara kritis (Amril,

2002:18). Etika memberikan prinsip yang menentukan perbuatan

sebagai benar, baik dan layak. Adapun etika berurusan dengan

bagaimana orang yang bermoral harus berbuat atau bertindak. Nilai

berkaitan dengan etika apabila bersangkutan dengan apa yang diyakini

benar atau salah. Apabila nilai dipaksakan kepada seseorang, maka

akan menimbulkan imperialisme moral, pemaksaan suatu nilai yang

bersifat khusus kepada seseorang yang berlain faham (Musa,

2014:246).

Dengan demikian, etika bersumber dari pemikiran yang

mendalam dan renungan filosofis yang pada intinya bersumber pada

akal pikiran. Etika juga bersifat temporer, mempunyai ketergantungan

81

Page 95: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

pada aliran filosofis bagi orang yang menganutnya (Anwar, 2010:20).

Maka dari itu, etika berupaya memahami tindakan manusia dari sudut

nilai baik dan buruknya, benar dan salahnya, dan layak dan tidak

layaknya sesuai dengan kemampuan akal pikiran manusia (Nurdin,

dkk., 2013:5.10).

d. Budi Pekerti

Budi pekerti merupakan kata majemuk dari kata budi dan

pekerti. Kata budi berasal dari bahasa sanskerta yang berarti sadar,

dan pekerti sendiri berasal dari bahasa Indonesia yang memiliki arti

kelakuan. Secara istilah, budi berarti yang terdapat pada manusia yang

berkaitan dengan kesadaran yang didorong oleh akal. Sementara,

pekerti secara istilah, adalah apa yang terlihat pada manusia karena

dorongan dari perasaan (Nurdin, dkk., 2013:5.7).

Secara terminologi, budi pekerti adalah perilaku manusia yang

didasari dengan kesadaran untuk berbuat baik dengan dorongan

keinginan hati dan sesuai dengan pertimbangan akal (Tono, M.

Sularno, dkk., 1998:85-86). Pendidikan budi pekerti diartikan sebagai

proses pendidikan yang ditujukan untuk mengembangkan nilai, sikap

dan perilaku seseorang yang memancarkan akhlak mulia/budi pekerti

luhur (Daulay, 2007:220). Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa

budi pekerti merupakan perpaduan dari hasil akal dan rasa yang

berwujud pada karsa dan tingkah laku manusia (Nurdin, dkk.,

2013:5.7).

82

Page 96: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

Dengan demikian, dari penjelasan tentang akhlak, moral, etika, dan

budi pekerti, dapat disimpulkan perbedaan dan hubungan erat dalam

keempat istilah diatas. Perbedaan tersebut adalah akhlak lebih merujuk

pada sumber agama Islam (Al Qur’an dan Hadits), moral menitik beratkan

pada norma yang hidup dalam sebuah masyarakat atau kelompok tertentu,

etika lebih menitikberatkan pada penilaian yang bersumber pada akal, dan

budi pekerti lebih menitikberatkan pada perpaduan antara akal dan rasa

dalam menentukan sopan dan tidak sopannya serta adab dan tidak

beradabnya seseorang.

Meskipun terdapat perbedaan dari keempat istilah tersebut, namun

terdapat juga hubungan yang erat dalam istilah tersebut. Yaitu, saling

melengkapi dalam menentukan kebaikan dan kesesuaian dalam mencapai

akhlaqul karimahnya seseorang dalam bersosialisasi maupun beragama.

Hal ini karena ayat-ayat Al Qur’an dan Hadits Nabi SAW membutuhkan

perenungan serta kehidupan manusia yang bersifat berkembang. Oleh

karena itu, tidak setiap apa yang ditemukan dalam masyarakat selalu ada

di dalam Al Qur’an dan Hadits. Maka dari itu, dengan adanya perbedaan

tolok ukur yang digunakan dalam keempat istilah tersebut, membuat

keharmonisasian terhadap pembentukan kepribadian individu yang

berakhlaqul karimah.

3. Pendidikan Akhlak

Pendidikan akhlak merupakan pendidikan mengenai dasar-dasar

moral dan keutamaan budi pekerti sekiranya dapat membiasakan

83

Page 97: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

seseorang untuk bersikap baik dan mulia. Pendidikan akhlak juga

merupakan pendidikan untuk mendidik seseorang agar menjadi individu

yang berpikir dan berakhlaqul karimah

(http://pengertiankomplit.blogspot.co.id/2015/08/pengertian-pendidikan-

akhlak.html, diakses pada 20 Februari 2017, jam 15.51 WIB). Di sisi lain,

pendidikan akhlak juga merupakan pendidikan tentang prinsip dasar

moral dan keutamaan sikap serta watak (tabiat) yang harus dimiliki dan

dijadikan kebiasaan oleh seseorang sejak masa pemula hingga ia menjadi

seorang mukallaf, yakni siap mengarungi lautan kehidupan (Ulwan,

1995:177).

Makna pendidikan akhlak merupakan perpaduan antara pengertian

pendidikan dan akhlak. Jadi, yang dimaksud dengan pendidikan akhlak

adalah bimbingan, asuhan dan pertolongan dari orang dewasa untuk

membawa anak didik ke tingkat kedewasaan yang mampu membiasakan

diri dengan sifat-sifat yang terpuji dan menghindari sifat-sifat yang tercela

(http://naimsoekarno81.blogspot.co.id/2012/03/pendidikan-akhlak.html,

diakses pada 20 Februari 2017, jam 15.38 WIB). Penulis menyimpulkan

bahwa pendidikan akhlak adalah proses dimana manusia memahami

tingkah laku yang sesuai, baik menurut agama, filsafat dan ilmu serta

dalam perspektif budaya yang berkembang.

84

Page 98: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

B. Sumber-sumber Pendidikan Akhlak

Al-Quran menempati posisi sentral dalam tradisi tekstual Islam, namun

bukan merupakan satu-satunya sumber, sebab ada sumber lain yang tidak

kalah pentingnya yaitu Hadits. Hadits dianggap sebagai sumber yang penting

dikarenakan Al-Quran hanya sedikit menjelaskan instruksi secara eksplisit.

Dalam sejumlah ajaran, etika Al-Quran telah diungkapkan dengan istilah

yang umum, dan dipraktikkan oleh kaum muslim karena telah mendapatkan

instruksi dari Nabi SAW (Saeed, terj. Shulkhah dan Sahiron Syamsuddin,

2016:80-81).

Selain ittu, dengan melihat berbagai kebutuhan manusia dan berbagai

macam adat menjadikan Al Qur’an dan Hadits tidak cukup untuk dijadikan

sebagai sumber akhlak. Oleh karena itu, ijtihad sangat diperlukan dalam

menentukan arah yang tidak disebutkan dalam Al Qur’an dan Hadits. Ijtihad

tidak dilakukan oleh sembarang orang, karena seseorang yang berijtihad

harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Ketika syarat-syarat tersebut

terpenuhi, maka jika terdapat sesuatu yang tidak ada di dalam Al Qur’an dan

Hadits, mereka diharuskan untuk melakukan ijtihad untuk menentukan suatu

hukum tertentu, bahkan dalam perihal akhlak sekalipun. Berikut beberapa

sumber dalam pendidikan akhlak:

1. Al Qur’an

Al-Qur’an merupakan sumber pertama dan yang paling utama

dalam pendidikan Islam, dan pendidikan Islam mempunyai tujuan yang

utama yaitu membentuk kepribadian yang baik atau pendidikan akhlak.

85

Page 99: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

Al Qur’an juga merupakan kitab suci umat Islam yang keberadaannya

menjadi petunjuk bagi umat Islam khususnya dan seluruh umat manusia

pada umumnya. Sebagai petunjuk, Al Qur’an memuat berbagai aturan

dalam dimensi kehidupan. Menurut Abdul Wahab Khallaf, isi kandungan

dalam Al Qur’an dibagi dalam dua pokok pembahasan yaitu masalah

akidah dan masalah amaliah yang mencakup ibadah dan muamalah

(Hakim dan Jaih Mubarok, 2012:77).

Dalam Al-Qur’an terdapat tujuan pendidikan yaitu membina

manusia guna mampu menjalankan fungsinya sebagai hamba Allah dan

Kholifah-Nya. Manusia dalam hal ini dipastikan memiliki unsur-unsur

material (jasmani) dan immaterial (akal dan jiwa). Beberapa unsur

tersebut memiliki daya potensi masing-masing, daya potensi yang

dimiliki oleh akal akan menghasilkan ilmu, jiwa akan menghasilkan

kesucian dan etika, dan jasmaninya akan menghasilkan keterampilan.

Dari ketiga unsur tersebut, apabila dapat dibina dengan baik, akan

menghasilkan makhluk yang mempunyai keseimbangan dalam dunia dan

akhirat, ilmu dan iman. Maka dari itu, muncullah dalam pendidikan Islam

dengan istilah adab al din dan adab al dunya (Shihab, 1992:173).

Firman Allah tentang pendidikan dalam Al Qur`an Surat Al ‘Alaq

ayat 1-5 yang artinya:

)٢) خلق اإلنسان من علق (١ربك الذي خلق (اقـرأ باسم )٥ما لم يـعلم( )علم اإلنسان ٤بالقلم ( )الذي علم ٣األكرم ( اقـرأ وربك

86

Page 100: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya” (Q.S. Al-‘Alaq: 1-5) (Al Qur’an, t.th:537).

Dari ayat-ayat tersebut, memberikan kesimpulan bahwa seolah-

olah Tuhan berkata hendaklah manusia meyakini akan adanya Tuhan

Pencipta manusia (dari segumpal darah). Dari ayat tersebut pula, Allah

memperkenalkan kepada manusia tentang istilah yang berkaitan dengan

pendidikan yaitu iqra’ (bacalah), ‘allama (pengajaran), dan al qalam

(pena atau alat tulis). Ketiga istilah tersebut mempunyai kaitan yang erat

dengan pendidikan (Nata, 1997:12). Oleh karena itu, Al Qur’an dijadikan

sebagai sumber pendidikan akhlak, baik dari segi dasar dalam

menetapkan sesuatu maupun kisah-kisah yang dijadikan teladan

berakhlaqul karimah.

2. Hadits

Secara bahasa hadits memiliki arti al jadid (baru), al khabar

(berita), dan al qorib (dekat). Secara terminologi, para ulama’ berbeda

pendapat dalam mengartikan hadits. Menurut ahli hadits, hadits adalah

sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW, baik berupa perkataan,

perbuatan, ketetapan maupun sifat atau kebenaran Nabi SAW (Hassan,

1994:17). Sedangkan menurut jumhur ulama’, hadits adalah segala

sesuatu yang dinukilkan dari Rasulullah SAW., sahabat atau tabi’in dalam

bentuk ucapan, perbuatan, maupun ketetapan, baik semuanya itu

dilakukan sewaktu-waktu saja, maupun lebih sering dan banyak diikuti

87

Page 101: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

oleh para sahabat (Nata, 2013:237). Berbeda lagi menurut ulama’ ushul

fiqh, menurutnya pengertian hadits hanya dibataskan pada ucapan-ucapan

Nabi SAW yang berkaitan dengan hukum dan apabila mencakup perihal

tingkah laku dan ketetapan beliau, maka menurutnya adalah Sunah bukan

Hadits (Shihab, 1992:121).

Hadits menjadi sumber ajaran yang kedua, memberikan perhatian

yang amat besar terhadap pendidikan. Nabi SAW telah mencanangkan

program pendidikan seumur hidup (long life education), yang dibuktikan

dengan perkataan Nabi SAW tuntutlah ilmu dari ayunan sampai ke liang

lahat (uthlubul ‘ilma min al mahdi ila allahdi). Selanjutnya, didukung

oleh para ulama’ dengan memberitahukan untuk menuntut ilmu sampai ke

negeri Cina (uthlubul ‘ilma walau bishshin). Lebih dalam lagi, Nabi SAW

menegaskan tentang kewajibannya dalam menuntut ilmu (tholabul ‘ilmi

faridhotun ‘ala kulli muslimin wa muslimatin) (Nata, 1997:12).

Diutusnya Nabi Muhammad SAW ke dunia ini adalah salah

satunya mempunyai tujuan untuk memperbaiki moral atau akhlak

manusia, sebagaimana hadits dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah SAW

bersabda:

إنما بعثت التمم مرمكا األخالق

Artinya: “Sesungguhnya aku diutus tiada lain adalah untuk menyempurnakan akhlak”. (HR. Muslim) (Faruq, 2005: 121).

Makna hadist ini sudah jelas, tujuannya sudah dapat dimengerti

oleh umat muslim, yaitu menyempurnakan akhlak. Rasulullah SAW juga

88

Page 102: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

seorang pendidik, yang telah berhasil membentuk masyarakat rabbaniy,

masyarakat yang terdidik secara Islami. Bahkan Robert L. Gullick, Jr.

dalam bukunya Muhammad The Educator mengakui akan keberhasilan

Nabi Muhammad dalam melaksanakan pendidikan (http://mahadir-

aziz.blogspot.co.id/2012/05/sumber-dan-dasar-pendidikan-islam.html,

diakses pada 20 Februari 2017, jam 16.33 WIB). Bahkan, dalam suatu

riwayat dikatakan:

“Sebaik-baik kamu adalah (yang hidup) generasiku, kemudian (generasi yang datang) sesudah mereka, lalu generasi yang datang sesudah mereka” (HR. Bukhori dan Muslim melalui Imran Ibn Al Husein) (Shihab, 2013:365).

Hadits ini yang dimaksud dengan baik adalah karena pada zaman

tersebut Nabi SAW masih hidup bersama mereka, dan karena mereka

adalah para pejuang yang menegakkan fondasi Islam, serta menyaksikan

turunnya wahyu, dan memiliki akhlak yang sangat luhur. Dengan

demikian, hadits mempunyai eksistensi yang penting sebagai sumber

dalam pendidikan akhlak.

3. Ijtihad

Secara bahasa, ijtihad berasal dari kata al jahdu dan al juhd yang

berarti bertenaga, kuasa, dan daya. Sedangkan ijtihad, berarti

menumpahkan segala kesempatan dan tenaga. Makna lainnya, berasal

dari kata jahada, yaitu mencurahkan segala kemampuan dan menanggung

beban. Secara istilah, ijtihad adalah mencurahkan segenap kemampuan

dalam mencari hukum-hukum syar’i yang bersifat dzanni, dalam batas

sampai dirinya merasa tidak mampu melebihi usahanya (Khoiriyah,

89

Page 103: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

2013:77). Secara terminologi, para ulama’ berbeda pendapat dalam

mengartikan ijtihad. Menurut Al Allamah Al Khudlori, ijtihad yaitu

memberikan kesanggupan untuk mengistinbathkan hukum syar’i dari

yang telah dipandang dalil oleh syara’, yaitu kitabullah dan sunnatur

Rasul (Mardani, 2015:142).

Menurut ulama’ ushul fiqh, ijtihad adalah pengerahan segenap

kesanggupan oleh seorang ahli fiqh atau mujtahid untuk memperoleh

pengertian pada tingkat zhan mengenai hukum syara’. Sedangkan, Hasan

Nasution dalam menerangkan ijtihad tidak membatasi hanya pada bidang

fiqh saja, namun ijtihad merupakan pengerahan segala kemampuan untuk

memikirkan apa saja yang tidak mendatangkan celaan. Pendapat ini

seperti halnya dengan Adz Dzarwi, Fakhruddin Ar Razy, Ibnu Taimiyah,

dan Muhammad Ar Ruwaih (Anwar, dkk., 2011:193).

Ijtihad dalam hal ini meliputi seluruh aspek kehidupan termasuk

aspek pendidikan, tetapi tetap berpedoman pada Al-Qur’an dan Sunnah.

Ijtihad dalam pendidikan harus tetap bersumber dari Al-Qur’an dan

Sunnah yang di olah oleh akal yang sehat dan para ahli pendidikan Islam

(ulama’). Ulama’ memahami Al Qur’an sejauh mana pengetahuan dan

pengamalan ilmiah mereka yang kemudian mereka paparkan

kesimpulannya kepada masyarakat. M. Quraish Shihab memaparkan

tentang ulama’ terkait dengan ungkapan “Para ulama’ adalah pewaris

nabi” bahwa para ulama’ melalui pemahaman, pemaparan, dan

pengamalan kitab suci mempunyai tugas untuk memberikan petunjuk dan

90

Page 104: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

bimbingan kepada masyarakat guna mengatasi perselisihan-perselisihan

pendapat, dan problem-problem sosial yang berkembang dalam

masyarakat (Shihab, 1992:374-375).

4. Adat Istiadat

Adat menjadi sumber akhlak, karena keberadaannya merupakan

identitas suatu masyarakat atau bangsa. Dalam kaidah ushul fiqh adat

dapat dijadikan sebagai sumber akhlak,

العادة محكمة Artinya: “Adat kebiasaan dapat dijadikan hukum” (As Saqaf, 2015:331).

Yang dimaksud dengan kaidah ini bahwa di suatu keadaan, adat

bisa dijadikan pijakan untuk mencetuskan hukum ketika tidak ada dalil

dari syari’at. Adat merupakan suatu gambaran sikap dan perilaku manusia

yang telah berproses dalam waktu lama dan dilakukan secara turun-

temurun dimulai dari nenek moyang. Tradisi yang telah membudaya akan

menjadi sumber dalam berakhlak dan berbudi pekerti seseorang.

ة یجب العمل بھا استع مال الناس حج

Artinya: “Apa yang biasa diperbuat orang banyak adalah hujjah (alasan/argument/dalil) yang wajib diamalkan” (Djazuli, 2006:84).

Di samping itu, manusia dalam berperilaku selalu

mengidentifikasikan dirinya dengan orang lain. Dalam proses ini,

keluarga dan lingkungan tempat tinggal merupakan hal yang terdekat.

Oleh karena itu, gambaran kehidupan yang berlangsung lama secara

91

Page 105: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

turun-temurun dari nenek moyangnya yang telah menjadi tradisi

diidentifikasikan sebagai perilaku dirinya. Ahmad Amin mengatakan

bahwa tiap-tiap bangsa mempunyai adat istiadat tertentu dan menganggap

baik bila mengikutinya, sehingga apabila seseorang menyalahi adat

istiadat itu sangat dicela dan dianggap keluar dari golongan bangsanya

(Nata, 2008:87).

C. Konsep dan Tujuan Pendidikan Akhlak

Manusia mempunyai tugas yang utama di muka bumi Allah SWT ini

yaitu sebagai khalifah Allah SWT. Tugas seorang khalifah utamanya adalah

mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Potensi yang dimaksud

adalah potensi tertinggi yang membedakan manusia dengan makhluk yang

lain, yaitu daya akal (Bakhtiar, 2015:247). Konsep akhlak Islami merupakan

akhlak yang menggunakan konsep dasar ketentuan Allah SWT., yaitu konsep

akhlak Islami yang diberikan atau dijelaskan oleh mayoritas ulama’

(http://santrisuwung.blogspot.co.id/2013/10/sumber-sumber-akhlak.html

diakses pada 28 Januari 2017, 01.04 WIB).

Di dalam Al Qur’an, dapat diketahui bahwasanya konsep pendidikan

yang dijelaskan adalah bentuk pembinaan terhadap manusia menuju

penyucian jiwa (Shihab, 1992:172-173). Tentunya, term pembinaan dan

penyucian jiwa ini, termasuk dalam konteks penyempurnaan akhlak.

Bagaimana tidak? Rosulullah SAW., sang pembawa dan perantara wahyu

yang turun dari Allah kepada umat-Nya melalui malaikat Jibril as., memiliki

92

Page 106: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

misi khusus yaitu untuk memperbaiki akhlak atau menyempurnakan akhlak.

Adapun bentuk penyempurnaan akhlak ini tetap tidak dipandang secara

kontekstual, seseorang akan memiliki akhlak yang sempurna, karena hanya

Nabi Muhammad SAW yang memiliki akhlak sempurna. Bahkan, ada sebuah

pendapat yang mengatakan, Nabi SAW. adalah Al Qur’an yang berjalan.

Maksudnya, apa yang dicerminkan oleh Nabi SAW., adalah cerminan dari

ajaran yang terdapat di dalam Al Qur’an.

Pada dasarnya, tujuan pokok adanya pendidikan akhlak adalah

membentuk muslim berbudi pekerti, berperangai atau beradat-istiadat,

bertingkah laku sesuai dengan ajaran Islam. Apabila ditilik, maka akan

didapati bahwa pendidikan akhlak akan menjadi tolok ukur dalam beribadah,

karena tujuan adanya ibadah adalah untuk menyempurnakan akhlak, dan

apabila ibadah itu tidak membentuk akhlak yang baik, maka bisa jadi ibadah

hanya berbentuk gerakan saja. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa

tujuan dari pendidikan akhlak adalah menyatukan antara ibadah dan akhlak

(Anwar, 2010:25-27). Dengan demikian, salah satu kesimpulan dari semua

ajaran-ajaran Islam adalah bentuk untuk menyucikan jiwa (Al Ashee,

2004:5).

Selanjutnya, hakikat dari pendidikan adalah pembentukan kepribadian

manusia, memanusiakan manusia dalam arti yang sesungguhnya. Karena itu

pendidikan harus menyangkut seluruh potensi manusia, baik jasmani maupun

rohani (Daulay, 2007:221-222). Manusia memiliki berbagai kebutuhan yang

dituntut oleh adanya perkebangan zaman, dan pada saat itulah manusia

93

Page 107: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

membutuhkan pendidikan fisik untuk menjaga kesehatannya. Manusia juga

membutuhkan pendidikan etika untuk menjaga cara berperilaku yang sesuai.

Manusia membutuhkan pendidikan dalam hal akal, untuk mencegah

kebebasan dalam berfikir yang tidak sesuai dengan norma. Manusia juga

membutuhkan pendidikan berbagai bidang ilmu untuk mengenal alam.

Manusia pun juga membutuhkan pendidikan sosial agar dapat menempatkan

dirinya sebagai makhluk yang sosial. Kebutuhan manusia yang sangat penting

lainnya adalah pendidikan agama untuk membimbing rohnya menuju Allah

SWT, serta manusia mempunyai kebutuhan dalam pendidikan akhlak agar

perilakunya seirama dengan akhlak mulia (Anwar, 2010:42-43).

Ibnu Miskawaih menerangkan tentang tujuan dari akhlak, yaitu agar

seorang individu mendapatkan moralitas (khuluq) yang membuat seluruh

perbuatan tersebut terpuji, sehingga menjadikan seorang individu tersebut

memperoleh pribadi yang mudah, tanpa beban dan dibebani dalam segala

kesulitan (Hajjaj, 2013:224). Maksud dari Ibnu Miskawaih adalah agar

seseorang menjalankan akhlak mulia tanpa adanya unsur paksaan baik dari

faktor dalam maupun luar, karena yang demikian sudah tertata dengan kokoh

yang menjadi karakter di dalam dirinya.

Menurut Hassan Langgulung, tujuan dari pendidikan agama (akhlak)

harus mengakomodasikan dalam tiga fungsi utama dari agama, yaitu, fungsi

spiritual yang berkaitan erat dengan akidah dan iman, fungsi psikologis yang

berkaitan dengan tingkah laku individual termasuk nilai-nilai akhlak yang

membawa derajat manusia ke derajat yang sempurna, dan fungsi sosial yang

94

Page 108: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

berkaitan dengan aturan-aturan yang menghubungkan individu yang satu

dengan yang lainnya atau dalam masyarakat tertentu, dimana masing-masing

mempunyai hak-hak dan tanggung jawabnya untuk menyusun sebuah

masyarakat yang harmonis dan seimbang (Nata, 1997:46). Dengan begitu,

maka akan diperoleh sebuah akhlak yang sesuai dengan tujuan adanya

pendidikan akhlak, dimana dalam merumuskannya tidak sekehendak

individual, namun diletakkan pada nilai-nilai yang berlaku.

D. Unsur-unsur Pendidikan Akhlak

1. Pendidik

Dalam pandangan Islam, hakikat ilmu berasal dari Allah SWT,

sedangkan proses dalam memperolehnya adalah dari belajar kepada guru

(Nata, 1997:80). Adanya pendidik dalam proses belajar sangatlah penting,

maka secara umum, pendidik adalah orang yang memikul

pertanggungjawaban mendidik supaya peserta didik tunduk dan patuh

kepada hukum-hukum Allah guna memperoleh keselamatan dunia dan

akhirat (Ramayulis dan Nizar Samsul, 2009:157). Tidak hanya itu,

pendidik juga merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap

perkembangan peserta didik dengan mengupayakan perkembangan

seluruh potensi peserta didik, baik afektif, kognitif, maupun psikomotorik

(Iqbal, 2015:622). Dengan demikian pendidik selain mentransfer ilmu

pengetahuan dan teknologi, juga mentransfer nilai dan pembentukan

kepribadian dengan segala aspeknya (Widagdho, dkk., 2001:252).

95

Page 109: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

2. Peserta Didik

Dalam pendidikan Islam peserta didik adalah individu yang sedang

tumbuh dan berkembang baik secara fisik psikologis sosial dan relegius

dalam mengarungi kehidupan di dunia dan di akhirat. Dalam pendidikan

Islam, terdapat beberapa istilah bahasa Arab tentang peserta didik, seperti:

Murid, yang berarti orang yang menginginkan atau membutuhkan

sesuatu, tilmidz yang berarti murid, dan thalab ‘ilmi yang menuntut ilmu,

pelajar atau mahasiswa. Beberapa istilah di atas, secara keseluruhan

membahas tentang seseorang yang sedang menempuh pendidikan (Nata,

1997:79-80). Maka dari itu, dilihat dari segi kedudukannya, peserta didik

adalah makhluk yang sedang berada dalam proses perkembangan dan

pertumbuhan menurut fitrahnya masing-masing. Mereka memerlukan

bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju arah titik optimal

kemampuan fitrahnya (Arifin, 2008:144).

Menurut Asma Fahmi, sebagaimana yang dikutip oleh Samsul

Nizar (Nizar, 2002:50-51), bahwa tugas dan kewajiban peserta didik

adalah:

a. Peserta didik hendaknya senantiasa membersihkan hatinya sebelum

menuntut ilmu.

b. Tujuan belajar hendaknya ditujukan untuk menghiasi ruh dengan

berbagai sifat keutamaan.

c. Memiliki kemauan yang kuat untuk mencari dan menuntut ilmu di

berbagai tempat.

96

Page 110: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

d. Setiap peserta didik wajib menghormati pendidiknya.

e. Peserta didik hendaknya belajar secara sungguh-sungguh dan tabah

dalam belajar.

Dari beberapa karakteristik di atas, penulis dapat menyimpulkan

bahwa peserta didik merupakan salah satu obyek sekaligus subyek

pendidikan yang harus memperhatikan tugas dan kewajiban-

kewajibannya sehingga ilmu yang didapatkannya bermanfaat baik di

dunia maupun di akhirat.

3. Metode Pendidikan Akhlak

Menurut Ibnu Kholdun, metode yang bermanfaat dalam

mengajarkan ilmu adalah apabila dilakukan secara berangsur-angsur atau

sedikit demi sedikit. Dalam mengajar, pertama yang diberikan yaitu

menjelaskan cabang-cabang pembahasan yang dipelajari, kemudian

keterangan yang digunakan juga harus secara umum dengan tolok ukur

daya tampung dan daya pikir dari calon penerima ilmu. Apabila

pembahasan pokok telah dikuasai, maka calon penerima ilmu harus

memahami asal usul dari pembahasan pokok. Jika dalam pembahasan

pokok belum dikuasai, maka harus diulangi sampai tingkat penguasaan.

Lebih lanjutnya, Ibnu Kholdun menerangkan, apabila ada calon penerima

ilmu yang mempunyai kesulitan di dalam memahami, maka bisa

dikatakan metode yang dipakai dalam menyampaikan ilmu kurang sesuai

dan tidak memiliki penguasaan terhadap ilmu jiwa (Nata, 1997:177).

97

Page 111: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

Metode pendidikan yang dimaksud di sini adalah dalam upaya

untuk menanamkan akhak kepada individu. Berikut beberapa metode

yang digunakan dalam mendidik akhlak:

a. Metode Keteladanan dan Pembiasaan

Pendidikan akhlak dengan teladan berarti pendidikan dengan

memberi contoh, baik berupa tingkah laku, sifat, cara berfikir dan

sebagainya. Keteladanan merupakan metode yang paling baik dalam

rangka bimbingan orang tua kepada anaknya. Ibnu Sina mengakui

adanya pengaruh mengikuti atau meniru atau contoh teladan yang baik

dalam proses pendidikan dikalangan anak pada usia dini terhadap

kehidupan mereka, karena secara thabi’iyah anak mempunyai

kecenderungan dalam mengikuti dan meniru (mencontoh) segala yang

dilihat, dirasakan, maupun yang didengarnya (Iqbal, 2015:12). Setiap

anak yang akan menjalani proses kehidupannya, mereka memerlukan

keteladanan yang memiliki akhlaqul karimah.

Keteladanan dapat diperoleh dari orang tuanya. Apabila anak

dibesarkan dengan bimbingan akhlak yang baik dari orang tua serta

lingkungan muslim yang baik, maka ia akan mendapatkan banyak

contoh atau keteladanan yang baik untuk perkembangan jiwanya.

Kedudukan orang tua merupakan sentral figur bagi anak-anaknya.

Apabila orang tua memberi contoh yang kurang baik dalam

perilakunya, maka seorang anak akan sulit berbuat yang baik.

Keteladanan sangat terkait dengan nilai-nilai moralitas dan integritas

98

Page 112: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

(Gojali, 2013:242). Seseorang memiliki kebutuhan psikologis untuk

mengikuti dan mencontoh kepada orang yang lebih tinggi atau lebih

tua, lebih dicintai, dan lebih dihargai. Sehingga akan menumbuhkan

kebiasaan yang menempel kemudian membentuk kepribadian

seseorang tersebut.

b. Metode Kisah

Metode pendidikan akhlak yang masyhur dan terbaik salah

satunya adalah dengan bentuk kisah atau cerita. Seperti yang

diungkapkan oleh M. Qurais Shihab, bahwasanya salah satu metode

yang digunakan dalam mengarahkan seeorang adalah dengan adanya

kisah-kisah yang terdapat di dalam Al Qur’an (Shihab, 1992:175).

Peranan kisah dalam pembentukan akhlak itu sudah dikenal sejak

dahulu, dan Al Qur’an datang dengan kisah-kisah pendidikan yang

sangat penting artinya dalam kehidupan manusia dalam sisi akhlak

dan jiwa. Kisah itu mampu menyentuh jiwa jika didasari oleh

ketulusan hati yang mendalam. Dengan kisah itu juga mampu

mempengaruhi seseorang yang membacanya atau mendengarnya,

dengan demikian, seseorang akan tergerak hatinya untuk melakukan

kebaikan dan meninggalkan kejelekan.

Metode kisah ini, menurut Muhammad Qutb, bahwa cerita

memiliki bimbingan yang komplit, yaitu untuk pendidikan akal,

mental dan jasmani melalui teladan dan nasihat yang ada di dalam

kisah tersebut. Muhammad Qutb juga membagi kisah ke dalam

99

Page 113: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

beberapa kategori yaitu cerita yang menonjolkan tempat, orang, dan

peristiwa, cerita yang menampilkan suatu contoh kehidupan sebagai

teladan dan ditiru, dan cerita yang melukiskan fakta yang sebenarnya.

Selanjutnya, Muhammad Qutb menggambarkan tujuan dari adanya

cerita yang dirumuskan, yaitu sebagai tujuan keagamaan, pendidikan,

dan hiburan (Iqbal, 2015:119).

c. Metode Targhib dan Tarhib

Metode targhib dan tarhib dalam pendidikan modern ini dikenal

dengan istilah reward and punishment yang mempunyai arti

penghargaan dan hukuman. Ibnu Sina menerangkan, bahwa

penghargaan adalah sebagai bentuk motivasi yang baik bagi peserta

didik, namun dalam keadaan yang tidak memungkinkan lagi, metode

tarhib diperlukan dengan cara diberi peringatan dan ancaman lebih

dulu agar kembali kepada perbuatan yang baik. Selanjutnya, apabila

sudah tidak bisa, maka cukup diberi pukulan sekali saja, tahap ini

dilakukan setelah adanya peringatan keras yang tidak bisa

memulihkan keadaan dan tahap ini dijadikannya sebagai alat penolong

untuk menimbulkan pengaruh yang positif terhadap peserta didik

(Iqbal, 2015:13).

Abdullah Nasikh Ulwan memberikan kesimpulannya tentang

pemakaian metode hukuman (tarhib), bahwa dengan metode ini, anak

akan jera, dan berhenti untuk melakukan penyimpangan. Anak akan

mempunyai perasaan dan kepekaan yang menolak untuk mengikuti

100

Page 114: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

hawa nafsunya untuk melakukan berbagai hal yang menyimpang.

Tanpa adanya peringatan, maka anak akan terus-menerus melakukan

berbagai penyimpangan (Ulwan, 1995:182).

Penggunaan metode berdasarkan kepentingan masing-masing,

sesuai dengan pertimbangan bahan yang akan diberikan serta kebaikan

dan keburukannya masing-masing. Pemilihan dan penggunaan metode

dalam pendidikan agama Islam harus sesuai dengan prinsip-prinsip yang

mendasarinya. Ibnu Sina menyebutkan karakteristik metode yang akan

diberikan yaitu, pertama, pemilihan dan penerapan metode harus sesuai

dengan karakteristik materi, kedua, metode harus disesuaikan dengan

perkembangan psikologis, bakat, dan minat peserta didik, ketiga, metode

yang diberikan tidak bersifat kaku, akan tetapi dapat berubah sesuai

dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik, keempat, kesesuaian dalam

memilih metode akan berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran

yang berlangsung (Iqbal, 2015:13).

4. Materi Pendidikan Akhlak

Dalam siklus kehidupan manusia, masa kanak-kanak merupakan

sebuah periode yang paling penting, namun sekaligus juga merupakan

suatu periode yang sangat berbahaya dalam artian sangat memerlukan

perhatian dalam kesungguhan dari pihak-pihak yang bertanggungjawab

mengenai kehidupan anak-anak. Sebab, seorang anak pada hakekatnya

telah tercipta dengan kemampuan untuk menerima kebaikan maupun

keburukan kedua orang tuanya yang membuatnya cenderung ke arah salah

101

Page 115: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

satu dari keduanya. Oleh karena itu, penanaman pendidikan pada masa

anak sangatlah penting agar anak memiliki bekal dalam hidup

selanjutnya. Pendidikan yang relevan ditanamkan pada masa ini adalah

pendidikan akhlak. Pendidikan akhlak harus dilakukan sejak dini,

sebelum kerangka watak dan kepribadian seorang anak yang masih suci

diwarnai oleh pengaruh lingkungan yang belum tertentu paralel dengan

tuntunan agama (Nasar, 1991:44).

Abdullah Nasikh Ulwan menyebutkan beberapa materi pendidikan

akhlak terhadap individu, yaitu pendidikan keimanan (agar peserta didik

memiliki dasar agama yang kuat), pendidikan akhlak (untuk membimbing

nafsu), pendidikan jasmani (agar memiliki keterampilan), pendidikan

rasio (agar terlatih dalam memecahkan masalah), pendidikan kejiwaan

(untuk menjaga hati supaya sehat hatinya/jiwanya), pendidikan sosial

kemasyarakatan (untuk mengatur cara dalam bermasyarakat), serta

pendidikan seksual (untuk melatih mental peserta didik) (Muchtar,

2005:15-18).

5. Lingkungan Pendidikan Akhlak

Setiap individu sudah pasti memiliki kemampuan yang dapat

dikembangkan melalui pengalamannya. Pengalaman itu terjadi karena

adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya. Maka dari itu,

lingkungan memberikan pengaruh yang besar terhadap perkembangan

peserta didik. Dengan kata lain, lingkungan merupakan latar tempat

102

Page 116: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

berlangsungnya pendidikan. Berikut beberapa lingkungan dalam

pembentukan akhlak:

a. Lingkungan Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan pertama yang akan dihadapi

oleh peserta didik. Dari sudut pandang paedagogis, keluarga diartikan

sebagai lembaga pertama dan utama dengan dialami seseorang dimana

proses belajar yang terjadi tidak berstruktur dan pelaksanaanya tidak

terikat oleh waktu (Joesoef, 1992:64). Hal ini, memberikan tuntutan

kepada seluruh keluarga atau kerabat, lebih khususnya orang tua,

supaya memberikan teladan yang baik bagi anaknya.

Al-Ghazali menerangkan, anak adalah amanah orangtuanya, hati

bersihnya adalah permata murni, yang kosong dari setiap tulisan dan

gambar (Rabbi & Muhammad Jauhari, 2006:106). Oleh karena itu,

anak yang mempunyai keahlian dalam meniru jejak orang tuanya

harus memberikan teladan yang baik kepada anak turunnya, agar

setiap tulisan yang digambarkan mencerminkan akhlak yang mulia.

b. Lingkungan Sekolah

Lingkungan sekolah merupakan tempat bagi seorang individu

dalam memperoleh ilmu. Dalam hal ini, yang dituntut untuk

memberikan pendidikan yang baik adalah guru, karena guru dalam

lingkungan sekolah mempunyai kedudukan sebagai orang tua kedua.

103

Page 117: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

c. Lingkungan Masyarakat

Lingkungan ini sangatlah luas, sehingga individu sangat

membutuhkan pengawasan dan pengontrolan terhadap perkembangan

individu tersebut. Di samping itu, dengan adanya pengawasan dan

pengontrolan agar lingkungan masyarakat menjadi lingkungan yang

tepat untuk pembentukan kepribadiannya.

E. Hubungan Akhlak terhadap Ilmu

Apabila menengok dari segi kedudukan akhlak, maka akan tampak

bahwa akhlak adalah jiwa peradaban atau kesusilaan yang ditanamkan Allah

SWT dalam diri manusia sebagai faktor untuk mengukur tinggi rendahnya

atau dalam dangkalnya manusia. Berbeda dengan zaman dahulu yang masih

menganut sistem rimba atau siapa saja yang memiliki kekuatan besar

dianggap paling berkuasa dan mengabaikan nilai moralitas. Namun, ketika

manusia mendapatkan ilmu, maka mulailah ilmu itu dipakai sebagai ukuran

tinggi rendahnya derajat manusia, dan ketika ilmu telah merata, maka ukuran

yang tepat dipakai untuk menentukan keutamaan dan kekurangan adalah

akhlak (Al Ashee, 2004:10-11).

Akhlak memberikan peranan penting dalam segi fondasi kehidupan,

baik yang bersifat individual maupun yang bersifat kolektif. Maka dari itu, di

dalam Al Qur’an dan Hadits banyak memberikan penekanan terhadap akhlak

(Anwar, 2010:23). Ibnu Miskawaih menerangkan, kedudukan dari akhlak

mengungguli semuanya, karena berkaitan erat dengan manusia yang

104

Page 118: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

merupakan entitas termulia berikut perilaku mulia yang seharusnya ada

padanya (Hajjaj, 2013:224). Namun, kajian akhlak yang selama ini ada,

apabila tidak diimplementasikan dengan cara melatih dirinya, maka tidak

akan bermanfaat bagi dirinya.

Al Quran sangat menaruh perhatian yang besar terhadap ilmu dan

amal (akhlak). Fazlur Rahman mengatakan dalam karyanya bahwa, ‘ilm

mempunyai arti pengetahuan melalui belajar, berfikir, pengalaman dan yang

lainnya (Rahman, 1995:198-199). Dari pendapat Fazlur Rahman ini, ilmu

memiliki arti sebuah pekerjaan yang bersifat komprehensif tapi juga value-

oriented dan berarti pengetahuan terhadap makhluk Allah SWT maupun Sang

Pencipta. Ilmu menekankan orientasi praktis dengan memberikan penekanan

yang sama terhadap amal. Amal yang didasarkan pada pengetahuan dan

keyakinan akan menciptakan sebuah masyarakat yang baik. Ilmu tanpa

dibarengi dengan amal dianggap tidak memiliki faedah kemanusiaan.

Pengetahuan yang benar dan perbuatan yang baik merupakan sintesa yang

paling ditekankan. Masyarakat kapitalis sering kali mengeksploitasi

pengetahuan untuk kepentingan pribadi mereka. Pengetahuan yang dijadikan

sebagai ladang industri merupakan penyelewengan dari nilai-nilai

kemanusiaan (Engineer, Terj. Tim FORSTUDIA, 2004:66-69).

Kebenaran dalam beragama adalah dengan pembuktian praktik

keagamaan, namun dalam praktik keagamaan telah membuktikan kebenaran

empiris dari pengalaman empiris sehingga kesadaran ilmiah dan kesadaran

agama mempunyai titik temu (Bakhtiar, 2015:250). Dalam hal ini, kesadaran

105

Page 119: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

agama berkaitan erat dengan akhlak dan kesadaran ilmiah berkaitan erat

dengan ilmu. Jadi, dapat disimpulkan akhlak dan ilmu mempunyai peranan

yang sama pentingnya. Dalam perkataan yang lain yaitu dari Imam Maliki,

bahwa muslim yang melupakan tasawuf dalam belajar syari’ah dianggap

munafik, muslim yang mendalami tasawuf dan melupakan syari’ah dianggap

sebagai kafir zindiq sedangkan muslim yang mempelajari dan mengamalkan

keduanya akan mendapatkan kesempurnaan dalam berislam (Dhofier,

2011:227).

Akal merupakan penghubung antara immateri dan materi. Semakin

tinggi nilai dan kedudukan akal, akan semakin immateri, dan sebaliknya,

semakin rendah nilai dan kedudukan akal, maka semakin bersifat material (Al

Makin, 2016:193). Maka dari itu, jika ada seseorang yang mempunyai nilai

tinggi dan kedudukan akal yang tinggi, akan semakin menjauh dari segala

bentuk materi (hawa nafsu), dan jika ada seseorang yang memiliki rendahnya

nilai dan kedudukan akal, akan semakin mendekat pada bentuk materi. Materi

dalam hal ini, adalah hawa nafsu, seperti: kekuasaan, harta, dan sebagainya.

Namun, jika ada seseorang yang memiliki tingginya kedudukan akal, tetapi

masih dekat dengan materi, dapat disipulkan seseorang itu tidak mempunyai

ketinggian dalam hal nilai ilmu. Nilai mengandung arti pemaknaan dalam

memahami sesuatu yang kemudian dibuktikan dengan bentuk amalan. Islam

mempertautkan akhlak dengan aqaid dengan menghendaki amalan yang

nyata (Al Ashee, 2004:13).

106

Page 120: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

Dalam konteks modern ini, akhlak memiliki urgensi yang sangat

penting. Mengingat kehidupan modern ini, cenderung dapat menyebabkan

dehumanisasi (hilangnya nilai-nilai kemanusiaan) dan aliensi (terasingkan).

Oleh sebab itu, akhlak menjadi sebuah keharusan untuk dimiliki bagi setiap

individu. Namun, fenomena ini tidak bisa dinafikan dari kenyataan, karena

fenomena ini dapat terjadi apabila minimnya pemahaman masyarakat tentang

hakikat hidup yang sebenarnya. Pemahaman terhadap kehidupan yang sempit

akan mengakibatkan halalnya berbagai cara untuk memenuhi kebutuhannya.

Apabila ini dimiliki oleh seorang pejabat, maka kemungkinan besar akan

muncul pemimpin yang hanya mementingkan pribadinya sendiri (Jamil,

2013:26). Seseorang yang dapat mengimbangi antara ilmu dan akhlak sebagai

satu kesatuan yang utuh, maka tidak bisa diragukan lagi akan akhlaqul

karimahnya.

107

Page 121: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

BAB IV

PEMIKIRAN PENDIDIKAN AKHLAK

MUHAMMAD SHOLEH DARAT AL SAMARANI

A. Analisis Konsep Pendidikan Akhlak Muhammad Sholeh Darat Al

Samarani

Pendidikan merupakan proses untuk memanusiakan manusia, atau

pendidikan bisa dikatakan sebagai proses humanisasi dalam menghargai

segala potensi yang dimiliki oleh manusia. Maka dari itu, proses

humanisasi dalam pendidikan dimaksudkan sebagai upaya

mengembangkan manusia sebagai makhluk yang tumbuh dan berkembang

dengan segala potensi (fitrah) yang dimilikinya. Penanaman yang

demikian ini sangatlah penting, mengingat untuk belajar menempati posisi

yang cukup vital ini sering kali mendapatkan berbagai kesulitan.

Hal ini dalam penjelasan Kiai Sholeh Darat dapat disimpulkan,

manusia sering kali mendapatkan ujian ketika berurusan dengan

kesenangan dunia yang timbul karena nafsu dalam diri seseorang (Darat,

1317 H:141). Sedangkan proses belajar dalam Islam, menghendaki

terciptanya belajar yang tertanam secara kuat dalam kepribadian seseorang

yang kemudian tercermin dalam perbuatan yang nyata.

1. Eksistensi Akhlak

Kiai Sholeh Darat dalam membahas tentang akhlak lebih

cenderung ke dalam pengungkapan makna tersirat yang terkandung di

dalamnya atau bisa disebut dengan tasawuf. Seperti dalam beberapa

108

Page 122: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

karya-karya tentang akhlak, Kiai Sholeh Darat selalu memberikan

penjelasan mengenai sesuatu yang tersirat di dalamnya. Dalam kitab

Minhajul Atqiya’, Kiai Sholeh Darat menerangkan, “Ngelmu ingkang

ngaweruhi tingkah polahe ati ruhani lan sifate ati ruhani sangking

sifat mahmudah lan madzmumah” (Darat, 1325 H:9). Akhlak yang

diterapkan oleh Kiai Sholeh Darat, yaitu dengan menghadirkan hati di

dalam beramal. Kehadiran hati ini sangat ditekankan oleh Kiai Sholeh

Darat, karena ketika gerakan jasmaniyahnya melakukan sesuatu, maka

gerakan ruhaniyahnya mengiringi aktivitas jasmaniyahnya tersebut.

Kiai Sholeh Darat dalam upayanya untuk menghadirkan hati

ketika beraktivitas maupun beribadah, agar dapat membersihkan hati

dari sifat-sifat madzmumah dan menggantinya dengan sifat yang

mahmudah. Kiai Sholeh Darat menjelaskan, “Kerono arah

ngothongaken qolbu arruhani sangking aghyar lan den enggon-

enggoni kelawan sifat mahmudah” (Darat, 1325 H:9). Inilah yang

menjadi tujuan dari Kiai Sholeh Darat dengan ditanamkannya akhlak

ke dalam berbagai aktifitas maupun beribadah, agar mampu

menimbang nilai-nilai yang terkandung dalam berbagai aktivitas dan

ibadah yang dilakukan.

2. Sumber Akhlak

Melihat dari sudut pandang Kiai Sholeh Darat, maka sumber

yang menjadi ukuran dalam menentukan akhlak itu baik atau buruk

adalah bersumber dari hati. Hati dalam pembahasan Kiai Sholeh Darat

109

Page 123: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

sangat rentan untuk berbuat yang tidak sesuai, karena adanya nafsu

syahwat yang menjadikan hati untuk berbelok. Pada hakikatnya hati

itu adalah awal mula adanya agama dan tempat bersandar dalam

mengarungi jalan (haqiqate ati iku asal agama lan pendemene

toriqote wong kang podo salikin kabeh) (Darat, 1422 H:2).

Kiai Sholeh Darat menerangkan, hati itu mempunyai empat

sifat yaitu pertama, menempati sifat amarah ketika marah (enggon-

enggoni sifate satugalak nalikane muring-muring), kedua, menempati

sifat kehewanan ketika menuruti nafsu syahwat (enggon-enggoni

sifate kebo sapi nalikane nuruti syahwat), ketiga, menempati sifat

syaithon ketika menuruti keinginan syaithon (enggon-enggoni sifate

syaithon nalikane nuruti karepe syaithon), keempat, menempati sifat

ketuhanan (enggon-enggoni sifate pengeran nalikane demen luhur lan

sengit ino lan demen ngelmu sengit bodo) (Darat, 1422 H:3).

Maka dari itu, dalam pembahasan Kiai Sholeh Darat terdapat

beberapa sumber yang dijadikan sebagai tolok ukur dalam menilai

akhlak. Di samping untuk menilai akhlak mahmudah atau akhlak

madzmumah, juga dijadikan sebagai penyempurna dalam beraktifitas

maupun beribadah. Sumber yang dikemukakan oleh Kiai Sholeh Darat

yaitu,

a. Syari’at

Syari’at merupakan hukum yang berasal dari Allah SWT

dan Rasulullah SAW. atau bisa dikatakan syari’at adalah Al

110

Page 124: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

Qur’an dan Al Hadits. Kiai Sholeh Darat memberikan uraian

tentang syari’at, “Mongko artine ngelmu syari’at iku olehe

ngelakoni mukmin lan olehe manut kelawan agamane Allah

Subhanahu wa Ta’ala” (Darat, 1325 H:46). Syari’at dilakukan

oleh anggota dzahir manusia, yang kemudian menjadi bentuk

aktifitas dan ibadah. Syari’at dilakukan itu agar seseorang bisa

menghilangkan maksiat dari hatinya seseorang tersebut, Kiai

Sholeh Darat melanjutkan penjelasannya, “Ngelmu syari’at iku

supoyo ilango saking atine salik petenge maksiat” (Darat, 1325

H:59).

Dengan pemaknaan tersebut, maka syari’at meliputi segala

lini aspek kehidupan. Syari’at bukan hanya tentang shalat, zakat,

puasa dan haji semata. Namun lebih dari itu, syari’at merupakan

aturan dalam kehidupan yang mengantarkan manusia menuju

realitas sejati. Syari’at merupakan titik tolak keberangkatan dalam

perjalanan ruhani manusia. Seseorang harus mengokohkan

amaliah syari’atnya dengan hakikat, karena hakikat adalah hasil

dari bentuk amaliah dari syari’at. Kiai Sholeh Darat menjelaskan,

“Ngelmu haqiqat iku barang kang wus hasil saking ta’rif

sangking berkate syari’at” (Darat, 1325 H:46).

Maka dari itu, ketika seseorang bersuci, menurut Kiai

Sholeh Darat, jasmani dan rohani itu harus disucikan, karena di

111

Page 125: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

antara keduanya mempunyai keterkaitan yang erat. Lanjutnya

Kiai Sholeh Darat mengumpakan,

“Mongko badan dzahir iku ‘ibarote ‘alamus syahadah, tegese ‘alam ketingal koyo bumi, lan qalbur ruhani iku ‘ibarote ‘alamul malakut, tegese ngalam kang ora ketingal, koyo luhure langit” (Darat, t.th:13).

b. Adat Istiadat

Kiai Sholeh Darat dalam menarik kesimpulan tentang

adanya baik dan buruk tidak hanya menyandarkannya dengan

syari’at, namun juga dengan melihat kebiasaan yang sudah

melekat di dalam masyarakat. Kiai Sholeh Darat mengatakan,

“Lan meluho ‘adate negoro sekirane ora nulayani syari’at”

(Darat, 1374 H:34). Kalimat itu Kiai Sholeh Darat sampaikan,

karena masuknya budaya barat dalam kehidupan sehari-hari

mempengaruhi nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat. Jadi,

tradisi di Nusantara ini harus dijaga demi mengukuhkan nilai

budaya yang terdapat di masyarakat saat itu.

Seperti contoh dalam menjaga tradisi, Kiai Sholeh Darat

melarang masyarakat untuk menyerupai apa yang dilakukan

penjajah dan dalam hal berpakaian seperti kaum penjajah pada

saat itu. Hal ini dijelaskan dalam kitab Majmu’at Asy Syari’at

(Darat, 1374 H:24-25),

“Lan haram ingatase wong Islam nyerupani penganggone wong liyo agama Islam senadyan atine ora demen” (Darat, t.th:24-25).

112

Page 126: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

Model berpakaian yang dimaksudkan oleh Kiai Sholeh

Darat adalah seperti jas, topi, dan dasi. Selain model berpakaian,

budaya minuman keras juga memberikan pengaruh yang besar,

karena di samping merupakan minuman yang haram untuk

dikonsumsi bagi umat Islam juga dapat menghilangkan akal sehat

mereka. Kiai Sholeh Darat mengatakan,

“Utawi artine ngrekso ‘akale iku mongko arep ngedohi barang kang ngilangaken akal koyo arak lan endi-endi barang kang mendemi” (Darat, 1374 H:34). Semakin meluasnya pengaruh kehidupan Barat

dalam lingkungan kehidupan tradisional, membawa tata

kehidupan Barat seperti cara bergaul, gaya hidup, cara

berpakaian dan pendidikan menjadi hal biasa di dalam

masyarakat. Maka dari itu, selain masyarakat pemerintah juga

harus berperan dalam hal ini untuk membantu membina dan

mengembangkan nilai nilai adat kebudayaan nasional.

3. Klasifikasi Akhlak

a. Akhlak Mahmudah

Sifat mahmudah adalah sifat terpuji yang sesuai dengan

syara’ atau hukum Allah SWT dan Rasul-Nya yang dianjurkan

kepada manusia. Kiai Sholeh Darat dalam Munjiyat menjelaskan,

“Sifat mahmudah tegese kang pinuji lan kang wajib ngelakoni

ingatase mukmin” (Darat, 1422 H:65). Kiai Sholeh Darat

mengemukakan sepuluh sifat mahmudah yaitu:

113

Page 127: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

1) Taubat

Adalah upaya untuk kembali kepada Allah SWT dan

Rasul-Nya dari perbuatan maksiat. Menurut Kiai Sholeh

Darat taubat harus berunsur meninggalkan, menyesal, dan

tidak mengulangi perbuatan itu lagi.

“Tegese arep aninggal ing sekabehane doso lan serto getun ingatase barang kang wus kelakon saking doso kang wus den lakoni lan sertane nejo ing dalem atine ora pisan-pisan baleni maring kelakuan maksiat kang wus kelakon” (Darat, 1422:66).

2) Sabar

Sabar menurut Kiai Sholeh Darat adalah menahan diri

dari sesuatu yang tidak disukai oleh nafsu syahwat ketika

dibutuhkan (angempet nafsune saking betahaken ing barang

kang ora den demeni dene nafsu). Kiai Sholeh Darat

berpendapat, bahwa sabar merupakan buah dari taqwa,

karena sabar merupakan pangkalnya dari iman (sabar iku

ratune iman, kerono utamane sabar iku taqwa, lan hasile

taqwa iku kelawan sabar) (Darat, 1422 H:77-78). Lebih

lanjutnya Kiai Sholeh Darat menjelaskan, ketika seseorang

berhasil dari melakukan sabar, maka harus diiringi dengan

syukur kepada Allah SWT.

3) Al Khouf wa Al Raja’

Kiai Sholeh Darat mengartikan al khouf wa al raja’

yaitu takut dan harapan. Maksudnya, takut terhadap

114

Page 128: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

hilangnya iman dan Islam dan mengharap untuk diberikan

ketetapan taufiq dan hidayah-Nya sampai Allah SWT

mencabut nyawa kita. Kiai Sholeh Darat menyebutkan,

“Wedi saking kecabute iman lan Islame lan ngarep-ngareo tetepe peparinge taufiq lan hidayah tumeko mati” (Darat, 1422 H:82).

4) Al Faqir wa Al Zuhd

Dalam pandangan Kiai Sholeh Darat, faqir adalah

keadaan seseorang yang tidak mempunyai barang yang

dibutuhkan dan diinginkan (Ora duwe barang kang mesthi

den karepaken lan den hajataken), dan Zuhud adalah keadaan

seseorang ketika datang suatu nikmat kepadanya, maka benci

dan susah (sengit lan susah) menghampirinya, karena takut

akan cela dan fitnah (olone arto lan fitnahe arto) yang datang

darinya (Darat, 1422 H:94).

5) Al Tauhid wa Al Tawakal

Adalah menyucikan diri kepada Allah SWT (nyuceaken

ing Allah) dan memasrahkan diri kepada Allah SWT, karena

sifat keagungan yang dimiliki-Nya (Amasrahaken awake

maring liyane kang ngluwihi maring deweke). Lebih jelasnya

Kiai Sholeh Darat menjelaskan, bahwa tawakal mempunyai

tiga tingkatan, yaitu tawakal terhadap Allah SWT dalam

segala perkara, tawakal terhadap Allah SWT seperti layaknya

anak kecil yang diasuh oleh ibunya, dan tawakal terhadap

115

Page 129: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

Allah SWT seperti layaknya mayit atau jenazah ketika

diurusi (Darat, 1422 H:113-114).

6) Al Mahabbah wa Al Syauq wa Al Ridlo

Adalah mencintai, merindukan, dan ridlo dengan

hukum Allah SWT. Sifat demikian ini, pada intinya adalah

cinta kepada Allah, karena ketika seseorang rindu dan ridlo,

maka hal yang mendasarinya adalah sifat cintanya kepada

Allah SWT. Kecintaan terhadap Allah SWT menurut Kiai

Sholeh Darat, “Lan setuhune demen ing Allah iku dadi

syarate iman” (Darat, 1422 H:118).

7) Al Niat wa Al Ikhlas wa Al Sidqu

Menurut Kiai Sholeh Darat, “Niat lan ikhlas lan sidiq

tegese niat lan ikhlas niate lan sidiq atine” (Darat, 1422

H:126). Maksudnya, Kiai Sholeh Darat menekankan agar niat

yang lepas mengandung keikhlasan dan hatinya

membenarkan apa yang akan dilakukan, karena menurut Kiai

Sholeh Darat setiap niat yang tidak diiringi dengan hal

tersebut akan menimbulkan riya’, “Utawi niat ora kelawan

ikhlas iku riya’ arane” (Darat, 1422 H:127).

8) Al Muhasabah wa Al Muroqobah

Kiai Sholeh Darat menjelaskan Al Muhasabah wa Al

Muroqobah yaitu, “Arep angiro-ngiro ing awake sedurunge

ono hisab” (Darat, 1422 H:138). Kiai Sholeh Darat

116

Page 130: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

menegaskan bahwasanya sifat demikian ini, harus dilakukan

dengan sungguh-sungguh dan hati-hati dalam mengelola

nafsu dan tingkah laku. Allah SWT telah memberikan bekal

kepada kita berupa ruh dan dilengkapi dengan adanya akal

dan pikiran. Maka dari itu, seseorang harus bisa

mengintegrasikannya agar mampu melawan nafsu

syahwatnya, dan mengubahnya menjadi nafsu yang baik.

9) Al Tafakkur

Al tafakkur adalah mengangan-angan dan memikirkan

kembali asal muasal dari sesuatu yang terjadi, “Al tafakur

tegese angen-angen lan mikir-mikir kedadeane sewiji-wiji”

(Darat, 1422 H:147). Kiai Sholeh Darat menyimpulkan dari

beberapa firman Allah SWT dan Hadits Rasulullah SAW

dalam hal keutamaan bertafakur menjadi empat perkara

(Darat, 1422 H:149-151), yaitu:

a) Bertafakur terhadap anggota tubuh.

b) Bertafakur terhadap ketaatan kepada Allah SWT.

c) Bertafakur apakah sifat tercela masih ada dalam

kesehariannya.

d) Bertafakur apakah sifat terpuji telah terbentuk dalam diri

kita.

117

Page 131: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

10) Dzikrul Maut wa Ma Ba’daha

Adalah mengingat-ingat kematian yang akan

menjemput dan apa yang terjadi setelah datangnya kematian.

Menurut Kiai Sholeh Darat, dengan mengingat kematian,

akan menjadikan manusia termotivasi untuk semakin

bertambah baik (ziyadatul khoir). Kiai Sholeh Darat

menegaskan,

“Ora manfa’at ngeleng-ngeleng pati selagine ono ing dalem atine demen nuruti syahwat lan nafsu lan demen dunyo, balik manfa’ate ngeleng-ngeleng pati iku arep kothong atine saking kebak dunyo, mongko dadi nglabeti ing dalem ilinge pati kelawan sregep taubat lan sregep ‘ibadah lan ora pisan-pisan atine demen dunyo kerono eleng yen bakal mlebu kubur” (Darat, 1422 H:158).

b. Akhlak Madzmumah

Di samping Kiai Sholeh Darat menjelaskan tentang akhlak

mahmudah, Kiai Sholeh Darat juga menjelaskan tentang sifat

madzmumah sebagai sifat yang harus diketahui dan ditinggalkan

oleh seseorang. Dalam kitab Munjiyat dijelaskan, “Sifat

madzmumah arane wajib ingatase mukallaf ngaweruhi lan

tinggal” (Darat, 1422 H:65). Beberapa sifat madzmumah yang

dikemukakan oleh Kiai Sholeh Darat diantaranya adalah:

1) Mudkhola Asy Syaithon

Adalah manjinge syaithon di dalam hati manusia.

Syaithon berusaha untuk mengelabuhi hati manusia yang

murni, karena hati merupakan inti dari timbulnya suatu

118

Page 132: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

perbuatan. Menurut Kiai Sholeh Darat, terdapat beberapa

kondisi yang menyebabkan masuknya syaithon ke dalam hati

manusia, yaitu ketika ghodhob dan syahwat (amarah dan

berkuasanya nafsu), hasud dan haros (iri dan serakah),

syab’un (penuh dengan makanan), hubbut tayazzun

(menyukai keindahan dunia), al ‘ujlah (terburu-buru dalam

sesuatu), darahim (menyukai uang), tama’ (serakah di dalam

haq orang lain), al bukhlu wa khouful faqir (pelit dan takut

miskin), mempermudah dalam bermadzhab, membiarkan

orang awam mengatasi permasalahan agama, dan syu’udz

dzan (berprasangka buruk) (Darat, 1422 H:4-7).

2) An Nafsu wa Suul Khuluq

Kiai Sholeh Darat menegaskan, “Mongko wajib siro

arep bagusaken nafsu niro kelawan nganggo pekerti ingkang

bagus” (Darat, 1422 H:8). Dapat dikatakan, nafsu itu adalah

sumbernya dan yang membuat sumber itu menjadi bagus

adalah yang menghiasi sumber tersebut dengan akhlak yang

mulia. Dalam kitab Majmua’t Asy Syari’at Kiai Sholeh Darat

menegaskan, “Setuhune nafsu iku gesit lan bosenan lan abot

maring haq” (Darat, 1374 H:182).

3) Asy Syahwatain

Seperti yang telah diungkapkan di atas bahwa, nafsu

syahwat adalah musuh terbesar dalam melakukan aktifitas

119

Page 133: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

dan ibadah. Kiai Sholeh Darat menjelaskan, “Agung-agunge

kerusakan iku wong kang nuruti syahwate wetenge” (Darat,

1422 H:9). Alasan Kiai Sholeh Darat, karena ketika manusia

menuruti kebutuhan perut, maka nafsu terhadap lawan jenis

menariknya, setelah itu akan menarik kepada cinta akan uang

dan seterusnya hingga menuju lacut. Lanjutnya, Kiai Sholeh

Darat menjelaskan tentang upaya untuk mengatasi atau

melawan nafsu syahwat adalah dengan berpuasa, “Lan lamun

ngajar siro ing nafsu niro kelawan luwe mongko yekti ora

kasi mengkono” (Darat, 1422 H:10). Hal ini dikarenakan,

ketika manusia mengajar hawa nafsunya dengan berpuasa,

maka akan mengurangi cintanya terhadap dunia, “Faedahe

luwe iku dadi marisi nyithiaken belonjo” (Darat, 1422 H:12).

4) Afatul Lisan

Lisan menurut Kiai Sholeh Darat adalah “Agung-

agunge nikmat Allah maring siro iku lisan niro” (Darat, 1422

H:15). Hal ini karena lisan merupakan alat yang digunakan

untuk berbagai kemaksiatan. Oleh karena itu, maksiat yang

paling banyak ditimbulkan terdapat pada lisan seseorang.

5) Al Ghodhobu wal Huqdu wal Hasdu

Kiai Sholeh Darat mengartikan Al Ghodhobu adalah,

“Wateke menungso kang wus andadeaken Allah ing ghodhob saking geni kang wus den ewor kelawan endhute anak adam”

120

Page 134: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

wal huqdu adalah “Ngunek-unek asale saking

ghodhob” wal hasdu adalah “Sengit onone nikmat ono ing

liyane niro lan demen iku ngekiku nikmat” (Darat, 1422

H:24-25).

6) Hubbu Ad Dunya

Dunia merupakan kenikmatan yang sering kali disadari

oleh manusia, karena dunia bagi mereka sesuatu yang sangat

penting untu dicari. Kiai Sholeh Darat mendefinisikan dunia

sebagai pencegah manusia dalam beribadah kepada Allah

SWT, “Dunyo iku dadi nyegah ing wong kang lumaku

maring Allah” (Darat, 1422 H:26). Menurut Kiai Sholeh

Darat, orang yang mencintai dunia telah ditetapkan dalam

hatinya empat perkara, yaitu:

a) Merasa susah yang tidak bisa putus-putus (Susah kang

ora putus-putus selawase).

b) Pekerjaan yang tidak pernah terselesaikan (Penggawean

kang ora rampung-rampung selawase).

c) Tidak pernah merasa cukup (Karep kang ora tutuk-tutuk

kecukupane selawase).

d) Keinginan yang tidak pernah habis (Angen-angen kang

ora ono pungkasane selawase).

Dapat disimpulkan bahwasanya ketika manusia

bergelimangan mencari kenikmatan dunia dan mencintai

121

Page 135: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

dunianya, maka seseorang tersebut tidak akan pernah

merasakan syukur kepada Allah SWT, karena apa yang dicari

dan diinginkan tidak pernah bisa membuatnya berhenti ketika

mendapatkan yang lebih.

7) Al Bukhlu wa Hubbul Maal

Adalah kikir dan cinta terhadap uang. Kiai Sholeh

Darat menjelaskan,

“Mongko sopo wonge milih ing artone lan anake tinggal ing barang kang amarekaken ing Allah saking piro-piro to’at mongko temen-temen tuno kelawan tuno kang agung” (Darat, 1422 H:28). Dikatakan oleh Kiai Sholeh Darat, orang yang lebih

memilih anak dan uangnya daripada mengerjakan sesuatu

yang dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT, maka akan

mendapatkan kerugian.

8) Al Jahu wa Ar Riya’

Adalah singgih dan sombong. Menurut Kiai Sholeh

Darat, awal mula terbentuknya sifat tersebut dikarenakan tiga

hal yaitu senang ketika dipuji, benci ketika diolok-olok, dan

serakah terhadap apa yang bukan menjadi haknya. Kiai

Sholeh Darat mengelompokkan sombong ke dalam lima

perkara (Darat, 1422 H:34-36) yaitu:

a) Riya’ kelawan badane, seperti: memperlihatkan

puasanya.

122

Page 136: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

b) Riya’ ing dalem tingkahe lan penganggone, seperti:

menundukkan kepala ketika berjalan, memperlihatkan

bekas sujudnya, dan lain-lain.

c) Riya’ ing dalem pengucap, seperti: memperlihatkan

bencinya terhadap hal yang munkar ketika berceramah.

d) Riya’ kelawan ngamal, seperti: memanjangkan sujudnya

ketika solat.

e) Riya’ ing dalem kekancan, seperti: senang berziarah ke

tempat orang alim agar diketahui kecintaannya terhadap

orang alim.

9) At Takabbur wa Al ‘Ujbu

Takabur menurut Kiai Sholeh Darat ada dua (Darat,

1422 H:39) yaitu,

a) Takabur dzahir, seperti: ketika berbicara tidak mau kalah,

ketika menasehati orang lain dengan keras tanpa belas

kasihan.

b) Takabur batin, seperti: merasa tidak ada yang

mengungguli dalam sifat kesempurnaannya.

Takabur menurut Kiai Sholeh Darat, terbentuk karena

dua hal yaitu karena sempurnanya dalam hal agama (Ilmu

dan agama) dan sempurnanya dalam hal dunianya (Baik

nasabnya, bagus raut wajahnya, kuat badannya, mempunyai

123

Page 137: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

banyak uang, dan mempunyai banyak teman dan keluarga)

(Darat, 1422 H:40).

10) Al Ghurur

Kiai Sholeh Darat mendefinisikan sebagai,

“Wong kang ketipu kelawan ngelmune utowo ngibadahe utowo kelakuane kang bagus utowo artone” (Darat, 1422 H:51).

Dapat disimpulkan, orang tersebut masih dalam pengaruh

kecintaanya terhadap dunia, karena orang yang demikian

tidak pernah merasa puas terhadap dirinya.

Dari beberapa bentuk akhlak di atas, maka untuk meraih

kesempurnaan, seseorang harus mempunyai keseimbangan dalam

berbuat, tidak mementingkan salah satu dari keduanya. Kiai Sholeh

Darat menjelaskan, “Ojo lali-lali siro saking hal akhiroh, ojo

ketungkul amrih dunya ora amikir akhirote” (Darat, 1374 H:163).

Dalam keterangan yang lain, Kiai Sholeh Darat menerangkan,

“Lan nyambuto gawe kelawan kasab ing dalem rinone sak qodare, ojo kasi ngino-ngino awak kasi tinggal faraidhillah lan kasi ngelakoni larangane Allah Subhanahu Wa Ta’ala”.

Keterangan ini menunjukkan keharusan dalam menyeimbangkan

antara urusan duniawi dengan ukhrowi. Kemudian, Kiai Sholeh Darat

menegaskan, “Ojo kasi tinggal agamane kelawan sebab amrih

dunyane iku ojo” (Darat, 1325 H:28).

124

Page 138: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

4. Unsur-unsur Pendidikan Akhlak

a. Pendidik

Salah satu yang terkandung dalam pendidikan adalah

adanya pendidik. Kiai Sholeh Darat dalam mengistilahkan

pendidik terdapat beberapa istilah. Istilah tersebut adalah

masyayikh, mursyid, ulama’, mu’allim, dan guru. Dari beberapa

istilah ini Kiai Sholeh Darat tidak menjelaskan secara terperinci,

namun istilah-istilah tersebut mempunyai kesamaan dalam hal

kewajiban untuk menyampaikan ilmunya. Masyayikh menurut

Kiai Sholeh Darat adalah orang yang sudah memiliki jalan

thoriqoh. Lebih lanjutnya Kiai Sholeh Darat menjelaskan bahwa

syaikh adalah orang yang berada di tengah-tengah kelompok

manusia dalam rangka mengajarkan tentang perkara ibadah dan

husnul khuluq (Darat, 1325 H:60). Dengan menggunakan kata

ulama’, Kiai Sholeh Darat mengatakan,

“Ulama’ den janjeni supoyo mertelaaken siro ulama’ ing ngelmu mareng menungso kabeh lan ojo ono podo ngumpetaken siro kabeh ing sewiji-wiji sangking ngelmu” (Darat, 1325 H:254). Sebagai seorang guru atau mu’allim, tidak hanya memiliki

tanggung jawab berupa pemberian ilmu, namun juga bertanggung

jawab untuk memberikan nasehat kepada peserta didik apabila

melenceng dari syari’at yang ditentukan. Kiai Sholeh Darat dalam

hal ini mengatakan, “Kerono guru wajib nuturi” (Darat, 1325

H:285).

125

Page 139: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

b. Peserta Didik

Peserta didik dapat dikatakan sebagai obyek pendidikan

atau subyek pendidikan, karena dalam hal ini peserta didik adalah

peserta dalam mencari ilmu. Kiai Sholeh Darat mengistilahkan

peserta didik dengan berbagai istilah, yaitu santri, murid, salik,

dan tholabul ‘ilmi. Dengan menggunakan kata salik, Kiai Sholeh

Darat mengatakan, “Ono dene wong kang wus ngambah dalan

utowo liwat ing dalem dedalan kerono arah arep ngaji ngelmu

nafi’” (Darat, 1325 H:263). Maka dari itu, salik adalah orang yang

sedang menempuh jalan untuk mencari ilmu.

Seorang murid atau salik dalam mencari ilmu harus diiringi

dengan berbagai kegiatan yang menunjang demi kemanfaatan ilmu

yang didapatnya. Misalnya seperti yang dijelaskan oleh Kiai

Sholeh Darat bahwa seorang salik harus selalu melakukan taubat

untuk menghiasi laku seorang salik. Kiai Sholeh Darat berkata,

“Amriho siro ya salik ing taubat” (Darat, 1325 H:66). Lebih

lanjutnya Kiai Sholeh Darat menerangkan, “Wong kang ora

taubat iyo ora biso nandur to’at utowo ngamal solih” (Darat,

1325 H:76).

Dalam proses mencari ilmu, peserta didik pasti akan

berhadapan dengan guru atau pendidik. Berangkat dari sini, murid

atau peserta didik sudah dipastikan mempunyai kelemahan-

126

Page 140: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

kelemahan, hal ini merupakan tugas seorang guru untuk

membawakan materi yang sesuai dengan potensi murid. Begitu

juga sebagai murid, maka harus menerima apa yang telah

diusahakan oleh seorang guru untuk memberikan asupan

pengetahuan. Ketika tidak sesuai dengan apa yang diharapkan,

Kiai Sholeh Darat mengatakan, “Ojo syu’udzzon maring poro

guru-guru” (Darat, 1325 H:117).

c. Interaksi Edukatif

Interaksi merupakan bentuk keaktifan dari murid atau salik

untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Terlebih lagi dalam hal

mencari ilmu, merupakan kegiatan yang mempunyai level tingkat

atas dalam Islam. Kiai Sholeh Darat mengatakan, “Kelakuan

ingkang utomo iyo iku ketungkul kelawan ngelmu” (Darat, 1325

H:253). Oleh karena itu, menuntut ilmu sangat diperhatikan oleh

Kiai Sholeh Darat dengan melihat akan keutamaan-keutamaan

yang terdapat di dalamnya.

Interaksi antara peserta didik dan pendidik dalam

pandangan Kiai Sholeh Darat, lebih ke dalam bentuk sikap ta’dzim

kepada guru. Sifat keta’dziman kepada guru harus ditanamkan

dalam jiwa sebagai bentuk penghormatan dan ngalap berkah dari

seorang mu’allim atau guru. Bahkan, untuk mencari ridho dari

seorang guru sangat diperlukan menurut beliau, karena akan

mempengaruhi kemanfaatan terhadap ilmu yang telah dimiliki

127

Page 141: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

oleh seorang salik atau murid. Sikap Kiai Sholeh Darat yang

demikian ditunjukkan ketika Kiai Sholeh Darat diberikan perintah

oleh gurunya untuk menuliskan terjemah secara Jawa kitab tajwid

Al Qur’an,

“Mongko den perintahi ingsun dene guru ingsun kapurih gawe terjemah coro Jowo ing dalem ngelmune tajwid Al Qur’an Al ‘Adzim, mongko dadi miturut ingsun lan ora kuwoso ingsun lamuno nulayani” (Darat, t.th:2).

Selain itu, sikap yang harus dilakukan oleh peserta didik

ketika bertemu dengan gurunya adalah menyucup tangan gurunya

(Darat, 1374 H:203). Guru atau mu’allim dalam pandangan Kiai

Sholeh Darat merupakan orang yang berjasa dalam membawa

seseorang dari alam dunia menuju alam akhirat. Demikian

besarnya tanggung jawab seorang guru atau mu’allim memberikan

suatu keharusan peserta didik dalam memberikan rasa hormat

terhadap guru.

Ketika dalam suasana belajar mengajar, Kiai Sholeh Darat

mengatakan, “Arep moco guru ing Qur’an lan murid ngrungokake

sangking wacane gurune” (Darat, t.th:30). Perkataan Kiai Sholeh

Darat ini menunjukkan bahwa seorang murid harus benar-benar

memperhatikan apa yang dijelaskan oleh guru, supaya apa yang

telah diajarkan oleh guru dapat dipahaminya dengan baik. Setelah

seorang murid mampu memahami ilmu atau pengetahuan, untuk

mencapai kemuliaan akhlak, maka apa yang sudah didapatkan

haruslah diamalkan sesuai dengan ilmu tersebut. Kiai Sholeh

128

Page 142: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

Darat mengatakan, “Mongko lamun wus weruh mongko nuli

lakonono”. Kiai Sholeh Darat melanjutkan, “Ora manfa’at

ngelmu yen ora ngamal ngelmune” (Darat, 1325 H:102-104).

Di samping itu, seorang murid yang sedang mencari ilmu

harus memiliki sarana untuk menunjang proses pendidikan, salah

satunya adalah dengan mempersiapkan alat tulis. Hal ini

ditegaskan oleh Kiai Sholeh Darat, “Lamuno ora ono qalam ono

ing tangane ‘ulama’ lan tangane tolabatul ‘ilmi mongko yekti

ilang ngelmu din” (Darat, 1325 H:256). Perkataan ini menegaskan

bahwa ilmu itu akan hilang dengan sendirinya ketika tidak diikat

dengan catatan.

d. Materi Pendidikan Akhlak

Dalam memberikan asupan nilai kepada peserta didik,

harus memperhatikan seberapa pentingnya ilmu yang akan

diberikan kepada peserta didik berpengaruh dalam pembentukan

kepribadiannya. Menurut Kiai Sholeh Darat, hal yang paling

utama harus diberikan kepada peserta didik adalah pendidikan

tentang agama atau syari’at, karena dengan tertanamnya syari’at

dalam diri peserta didik akan mampu membentuk karakter dalam

dirinya, Kiai Sholeh Darat mengatakan, “Yen ora nglakoni syari’at

mongko ora biso cukul akhlaqul mahmudah” (Darat, 1325 H:59).

Menurut Kiai Sholeh Darat, belajar ilmu itu yang baik

adalah ilmu tentang syari’at (Ngesahaken ing ngibadah), ilmu

129

Page 143: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

tentang tauhid (Ngesahaken i’tiqod), dan ilmu tentang akhlak

(Mbagusaken ing qalbu arruhani) (Darat, 1325 H:101).

e. Metode Pendidikan Akhlak

Kiai Sholeh Darat dalam usahanya untuk menanamkan

akhlak diawali dengan mencerahkan pemikiran atau dengan

mengembangkan daya akal masyarakat pada waktu itu. Kiai

Sholeh Darat menerangkan, “Setuhune ngulati ngelmu iku ferdhu

‘ain atas saben-saben wong mukmin lanang lan wong mukmin

wadon”. Keterangan ini, menunjukkan bahwa Kiai Sholeh Darat

sangat memperhatikan akan pendidikan yang harus diketahui oleh

masyarakat pada saat itu. Berkaitan dengan akhlak, Kiai Sholeh

Darat melanjutkan keterangan diatas,

“Tegese, ngulati ngelmune saben-saben ngamal kang den lakoni iku ferdhu ‘ain kerono ora sah ngamal yen ora kelawan ngelmu” (Darat, 1374 H:2).

Dapat dikatakan pula, Kiai Sholeh Darat tidak

menyinggung ilmu apa yang harus dipelajari, namun ilmu yang

dimaksudkan Kiai Sholeh Darat adalah ilmu yang bisa menuntun

ke dalam kebaikan serta menjadikan manfaat bagi penuntut ilmu

tersebut. Kiai Sholeh Darat menerangkan hal ini dengan

menukilkan salah satu perkataan dari ulama’ madzhab yang

terkenal yaitu Imam Syafi’i, “Utawi ketungkul kelawan ngaji

ngelmu nafi’ iku luweh utomo”. Setelah itu, Kiai Sholeh Darat

130

Page 144: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

menerangkan tentang keutamaan dalam menuntut ilmu dengan

mengutip hadits dari Rasulullah SAW (Darat, 1374 H:2),

“Sopo wonge liwat ing dedalan kerono amrih ngelmu mongko anggampangaken Allah Subhanahu Wa Ta’ala ing wong iku dedalane maring suwargo”. Oleh karena itu, Kiai Sholeh Darat sangat memperhatikan

ilmu, agar seseorang mempunyai ilmu untuk dijadikan pijakan

dalam beramal. Kiai Sholeh Darat menjelaskan dalam kitab

Majmu’at Asy Syari’at (Darat, 1374 H:153), “Setuhune wong

bodo-bodo nuruti syaithon lan nuruti howo nafsune”.

1) Pembiasaan melalui ritual ibadah

Kiai Sholeh Darat dalam keberhasilannya

mengeksplorasikan daya akal yang dimiliki oleh masyarakat,

kemudian dilanjutkannya dengan mengenalkan dasar-dasar

Islam. Seperti dalam hal bersuci, melaksanakan rukun Islam

dan rukun iman, serta ritual ibadah yang lainnya. Kemudian

berbagai bentuk ritual ibadah tersebut dijadikan Kiai Sholeh

Darat sebagai sarana dalam menanamkan akhlak yaitu melaui

bentuk pembiasaan-pembiasaan dalam beribadah.

Menurut Kiai Sholeh Darat, terdapat keterkaitan yang

cukup erat antara ibadah dengan akhlak. Akhlak menjadi

bentuk implementasi dari ritual ibadah, disamping itu ibadah

juga sebagai batasan dalam berakhlak agar tidak menyimpang,

karena dengan ibadah akan mencegah dari hal yang munkar.

131

Page 145: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

Ibadah yang dijelaskan oleh Kiai Sholeh Darat lebih condong

ke dalam makna yang terkandung dalam ibadah tersebut.

Dengan mengetahui makna ibadah yang dilakukan, akan

menjadikan seseorang untuk selalu berakhlaqul karimah. Oleh

karena itu, Kiai Sholeh Darat sangat menekankan kepada

masyarakat untuk suci dalam dan luarnya (dzahiriyah dan

batiniyah). Kiai Sholeh Darat, menjelaskan seseoramg dalam

bersuci tidak hanya berniat untuk mensucikan secara

jasmaniyahnya, namun agar mendapatkan nilai dalam bersuci,

maka dalam setiap gerakan ketika bersuci diiringi dengan niat

dalam hati untuk mensucikan batiniyahnya (Darat, 1374

H:127).

Ibadah menggambarkan kebutuhan makhluk kepada

yang menciptakan makhluk, bukan sebaliknya. Namun,

implementasi ibadah masih belum sepenuhnya dapat

terealisasi. Menurut Kiai Sholeh Darat, hal demikian

dikarenakan manusia masih tergoda dengan kesenangan-

kesenangan yang bersifat keduniawian (Darat, 1325 H:37).

Sedangkan yang dimaksud dengan penghayatan ibadah, adalah

melakukan apresiasi dan ekspresi ibadah itu dengan diiringi

perbuatan-perbuatan yang bersifat aplikatif yang sejalan

dengan hakikat dan hikmah ibadah. Kiai Sholeh Darat

melanjutkan,

132

Page 146: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

“Lan ngelmune rukun Islam kabeh mongko dadi persifatan muslim, lan wajib malih ngaweruhi arkanul iman wal ihsan mongko dadi persifatan mukminin” (Darat, 1325 H:3). Oleh karena itu, seharusnya ibadah merupakan latihan

spiritual juga latihan untuk membentuk kepribadian seseorang.

Lebih lanjutnya, Kiai Sholeh Darat selalu menekankan pada

aspek ilmu sebagai dasar dalam berakhlak dan beribadah. Kiai

Sholeh Darat menjelaskan dalam kitab Majmu’at Asy Syari’at,

“Endi-endi ngamal kang ora weruh ngilmune lakune mongko

iyo ora sah” (Darat, 1374 H:119). Ilmu yang dimaksud disini

sudah pasti ilmu yang berhubungan, sehingga dapat

mengombinasikan dan menggambarkan kesempurnaan

implementasi akhlak dan ibadah.

2) Tazkiyatun nafs

Selanjutnya, Kiai Sholeh Darat dalam upaya untuk

menanamkan akhlaqul karimah, melalui konsep tazkiyatun

nafs atau penyucian jiwa. Konsep tazkiyatun nafs ini adalah

berusaha menghilangkan sifat-sifat penyakit hati yang

madzmumah dan mengisinya dengan sifat-sifat yang

mahmudah. Sepengetahuan penulis, Kiai Sholeh Darat tidak

menyebutkan hal ini secara eksplisit, namun kandungan yang

ada dalam berbagai karyanya terutama dalam kitab Munjiyat,

Kiai Sholeh Darat menjelaskan (Darat, 1422 H:65), “Mongko

sakwuse wus buwang kelakuan ingkang madzmumah mongko

133

Page 147: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

nuli nglakoni sifat mahmudah”. Hal ini mengingatkan bahwa

apabila hati baik, maka akan baiklah seluruh anggota

badannya, begitu juga sebaliknya. Kiai Sholeh Darat dalam

keterangan yang lain menjelaskan,

“Mongko nuli madep siro marang qiblat sartane wus bersih penganggone lan wus bersih atine sangking piro-piro najis dzahir kelawan madep qiblat dzahire dadane lan batine atine” (Darat, t.th:2). Seseorang dalam usahanya untuk menyucikan jiwa,

harus melalui introspeksi diri sendiri terlebih dahulu. Kiai

Sholeh Darat memberikan tata cara dalam melakukan proses

ini. Hal ini tercantum dalam karyanya yaitu kitab Munjiyat

(Darat, 1422 H:9), antara lain:

• Bercengkerama dengan guru yang mengetahui tingkah

laku kita (Arep lelungguhan siro ing guru niro ingkang

wus weruh jalane awak iro).

• Mencari teman yang baik tingkah lakunya untuk

memberitahukan kejelekan diri kita (Arep amrih konco

siro ingkang bener lakune supoyo ameruhaken olone ing

awak iro).

• Mengajak bicara kepada teman kita yang membenci kita,

karena teman yang demikian akan membuka segala

keburukan kita (Arep ngalap siro saking pangucape sateru

niro).

134

Page 148: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

• Berbaur dengan orang lain dan merasakan apakah pantas

ketika berada di dalamnya (Arep campur siro marang

manungso).

Dengan demikian, adanya introspeksi terhadap diri sendiri akan

menyadarkan seseorang dan mengetahui tingkat kebersihan hati

orang tersebut. Oleh karena itu, introspeksi diri akan membawa

seseorang tersebut ke dalam tingkat penyucian jiwa.

Semua ini terdapat ketentuan yang berupa seseorang harus

mampu mengetahui syari’at yang benar. Namun, seiring dengan

keadaan saat itu masyarakat kurang mendapatkan perhatiannya

dalam mengkaji Islam. Dari hasil memahami situasi kondisi

masyarakatnya, Kiai Sholeh Darat menggunakan beberapa cara

untuk mengembalikan posisi mereka, yang saat itu dianggap

sebagai kaum pribumi yang buta akan ilmu atau bisa dikatakan

tidak berpendidikan. Kemudian, Kiai Sholeh Darat menggunakan

aksara pegon untuk memberikan wawasan tentang Islam. Kiai

Sholeh Darat lebih memilih aksara pegon atau aksara Arab yang

berbahasa Jawa dan hanya itu yang dapat dilakukan, karena

adanya berbagai pengawasan yang dilakukan oleh Belanda.

Upaya Kiai Sholeh Darat ini sangat menguntungkan bagi

masyarakat yang kurang dalam memahami bahasa Arab, selain itu

juga bentuk strategi dalam melawan penjajah Belanda kala itu

yang membatasi kegiatan-kegiatan Islam. Kiai Sholeh Darat

135

Page 149: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

menerangkan dalam muqaddimah Matnu Al Hikam (Darat, 1422

H: 2),

“Supoyo gampangke ingatase wong ngawam misal ingsun kelawan sun terjemah kelawan coro jowo supoyo enggal faham wong kang podo ngaji”.

Keterangan Kiai Sholeh Darat ini, mengisyaratkan bahwa

pendidikan yang seharusnya diberikan kepada masyarakat adalah

menggunakan bahasa yang dapat dimengerti oleh masyarakat,

sehingga masyarakat benar-benar faham apa yang dipelajarinya.

f. Lingkungan Pendidikan Akhlak

Lingkungan merupakan salah satu faktor utama dalam

mempengaruhi perkembangan karakter atau akhlak para peserta

didik, karena lingkungan merupakan ladang dalam menerapkan

ilmu yang sudah di dapat. Dalam lingkungan keluarga misalnya,

dimulai dengan hal yang paling dasar, Kiai Sholeh Darat

menjelaskan,

“Wajib amisah antarane anak lanang lan biyunge ojo awor ing dalem paturune ing dalem bocah ngumur sepuluh tahun utowo kurang. Lan wajib amisah antarane bocah wadon lan dulure lanang kang wus podo ngumur songo utowo kurang” (Darat, 1374 H:201-202).

Dengan demikian, dapat disimpulkan pendidikan gender

terhadap anak sangatlah penting untuk melatih atau mengontrol

hawa nafsu pada diri anak. Namun, tidak hanya itu, di dalam

lingkungan keluarga, ayah dimana menempati posisi sebagai

kepala keluarga mempunyai kewajiban terhadap anak untuk

136

Page 150: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

memberikan pengetahuan tentang agama, seperti dalam membaca

Al Qur’an, memberikan teladan tentang adab yang baik, dan

memberitahukan ilmu yang harus dipelajari (Darat, t.th:40).

5. Hubungan Akhlak terhadap Ilmu

Akhlak dan ilmu adalah satu kesatuan yang tidak bisa

dipisahkan, karena ilmu dan akhlak mempunyai keterkaitan yang

menjadikannya sempurna dalam beramal. Seperti yang dikatakan oleh

Kiai Sholeh Darat,

“Tegese, ngulati ngelmune saben-saben ngamal kang den lakoni iku ferdhu ‘ain kerono ora sah ngamal yen ora kelawan ngelmu” (Darat, 1374 H:2).

Maka dari itu, akhlak dan ilmu harus berjalan berdampingan, tidak

mengunggulkan salah satu diantaranya.

Manusia yang berilmu bisa menjadi takabur, karena ketinggian

atau banyaknya ilmu yang dimilikinya. Sehingga melihat orang lain

lebih rendah daripadanya dan merasa paling pantas untuk dihormati

(Darat, 1422 H:41). Namun, hal itu bisa saja tidak terjadi apabila

manusia itu mengetahui sejatinya dari ilmu, karena ilmu bagi Kiai

Sholeh Darat terdiri dari dua bagian yaitu ilmu dzahir dan ilmu batin.

Hal ini disampaikan oleh Kiai Sholeh Darat dalam buah karyanya

yaitu “Kadi dene wajib ngaji ngelmu dzahir, mongko iyo wajib ngaji

ngelmu batin” (Darat, 1325 H:10).

Berakhlak dalam perspektif Kiai Sholeh Darat tidak hanya

berada di dalam kedzahirannya saja, namun hati juga harus mampu

137

Page 151: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

berakhlak. Kiai Sholeh Darat menjelaskan, “Lan toto keromoho siro

ing dalem ati siro” (Darat, 1374 H:115). Ketika keduanya dapat

dijalankan seiringan, maka apa yang diperbuat akan selalu berorientasi

kepada ibadah, karena akhlak merupakan buah dari ibadah.

B. Relevansi Pendidikan Akhlak Muhammad Sholeh Darat Al Samarani

dengan Pendidikan Saat ini

Perlu diakui bahwa pendidikan yang tengah diterapkan saat ini

masih saja berpaku pada hal yang bersifat materi. Hal ini dapat kita lihat di

berbagai lembaga pendidikan yang semakin gencar menyuarakan bahwa

hasil cetakan dari suatu lembaga akan mendapat pekerjaan, bahkan

sebelum anak didiknya lulus dari lembaga tersebut telah diiming-imingi

dengan pekerjaan. Pandangan yang demikian menjadikan buram

pentingnya pendidikan, sehingga tidak salah jika kita sering menemukan

fenomena bahwa seseorang akan rela melakukan apa saja untuk mendapat

pekerjaan, entah itu melakukan tindakan suap-menyuap, ataupun

melakukan hal yang non manusiawi pada lawan kompetisinya yang sama-

sama mengincar posisi pekerjaan tersebut. Terlenanya kita dengan iming-

iming menjadikan pencapaian target pekerjaan yang diharapkan justru

cenderung mengabaikan aspek akhlak.

Setiap pendidik seharusnya mengubah pola pengajaran dari sekedar

mentransfer ilmu menuju penanaman nilai-nilai spiritual dan akhlak

sebagai way of life bagi peserta didik. Buktinya, ilmu yang disampaikan

138

Page 152: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

hanya sebatas teori tanpa adanya bentuk implementasi sehingga hanya

terbungkus dengan pengetahuan (Ilahi, 2014:25). Belakangan ini terjadi

berbagai kejadian yang dilakukan oleh manusia yang berilmu. Sebagai

contoh adanya suap menyuap dikalangan penjabat tinggi, ini membuktikan

bahwa pendidikan yang ia terima tidak mampu membawa praktek yang

nyata dengan apa yang ia dapatkan. Tidak hanya di dalam kalangan

pejabat saja, namun di kalangan pelajar juga terjadi beberapa kemerosotan

nilai, seperti beberapa kasus tentang seks dibawah umur, maraknya

tawuran pelajar antar sekolah, dan lain-lain. Kejadian ini membuktikan

kurangnya pengawasan dan penanaman nilai terhadap individu, sehingga

menimbulkan krisis keteladanan dan krisis moral.

Pendidikan saat ini sudah harus beranjak menuju pemaduan antara

teori dan praktik yang diimbangi dengan aspek spiritualitas. Tantangan

globalisasi bukan hanya menjadikan runtuhnya nilai-nilai pendidikan,

namun juga menghambat regenerasi kepemimpinan yang mempunyai

kesadaran pendidikan dan berakhlaqul karimah. Dengan berbagai

kemewahan dan kemegahan yang ditawarkan oleh arus globalisasi ini

membuat lunturnya akhlak. Pengaruh globalisasi yang lahir dari kemajuan

dalam ilmu pengetahuan dan teknologi harus disikapi dengan netralitas,

agar mampu menyeimbangkan antara pendidikan dan mengikuti arah

zaman ini. Dengan demikian, akan mampu membawa pendidikan ke dalam

tahap aplikatif bukan hanya terbungkus teori.

139

Page 153: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

Pendidikan saat ini, bisa dikatakan mempunyai kesesuaian dengan

apa yang telah dilihat oleh C. Snouck Hurgronje. Dengan meningkatnya

pembelajaran yang ada di pesantren pada tahun 1890, sedangkan 20 tahun

kemudian sekolah-sekolah sistem Belanda akan menarik peminat lebih

banyak dengan diperkenalkannya sistem pendidikan tersebut. Dia

menganggap para lulusan menengah dan universitas merupakan hasil yang

ideal bagi golongan terdidik Indonesia, yang pada saatnya akan

menggantikan kedudukan Kiai dan pewaris pemimpin pemerintahan

sebagai kelompok intelect. Namun, kelompok ini tidak mampu

menggantikan pemimpin agama dan masyarakat yang berdimensikan

akhlak (Dhofier, 2015:70-71).

Pernyataan di atas dapat dikatakan, lemahnya kesadaran dalam

memaknai pendidikan mengakibatkan nilai yang terkandung di dalamnya

menjadi buram. Untuk itu, seperti yang telah diuraikan sebelumnya

mengenai konsep pendidikan akhlak menurut Kiai Sholeh Darat, penulis

memberikan kesimpulan bahwa konsep pendidikan akhlak yang diterapkan

oleh Kiai Sholeh Darat akan mengatasi dampak dari degradasi konsep

pendidikan akhlak yang berkembang saat ini. Dengan alasan, konsep

pendidikan akhlak yang ditawarkan oleh Kiai Sholeh Darat yaitu melalui

pembiasaan-pembiasaan ritual ibadah yang mampu memaknai ibadah dari

segi dzahir dan batinnya.

Kiai Sholeh Darat lebih menonjolkan pembiasaan melalui ritual

ibadah ini, karena terdapat keterkaitan yang cukup erat antara keduanya.

140

Page 154: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

Jadi, setiap ibadah yang dijalankan oleh umat muslim bukan hanya

menjadi aktivitas rutin, namun mengandung pendidikan akhlak yang

secara tidak langsung akan tertanam dalam diri masing-masing individu.

Dalam ibadah Shalat misalnya, Shalat menjadi salah satu bentuk ibadah

yang memiliki peran edukatif yang tinggi dan luas, karena memiliki daya

penunjang dalam pembentukan akhlak manusia. Ini sesuai dengan firman

Allah Q.S. Al-‘Ankabut ayat 45:

هى عن اتل ما أوحي إليك من الكتاب وأقم الصالة إن الصالة تـنـ◌ الله أكبـر والله يـعلم ما تصنـعون ولذكر الفحشاء والمنكر

Artinya: “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Al Qur’an, t.th:402).

Selain shalat, puasa yang diwajibkan untuk umat manusia juga

merupakan sarana mendidik untuk berempati, senantiasa jujur, berbuat

baik, tidak berdusta, dan lain-lain. Ritual zakat, tujuannya yaitu untuk

menyucikan harta benda, makna menyucikan adalah mendidik dengan

akhlak yang baik. Orang yang berzakat akan belajar mengasihi sesama dan

bermurah hati. Demikianlah, ibadah mengalir menuju pendidikan akhlak.

Dalam ibadah haji pun demikian, terdapat faidah dalam bidang akhlak

dengan diberlakukannya larangan membunuh binatang yaitu pemahaman

141

Page 155: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

persamaan hak, saling menghargai, anjuran berkata-kata baik, dan lain-

lain.

Uraian bahwa pendidikan akhlak mampu ditempuh melalui jalur

ibadah, tidak hanya ditemukan dalam satu pembahasan khusus di kitab

karangan Kiai Sholeh Darat, sebab nyatanya, di setiap kitab-kitab yang

ditulis, selalu mengandung penanaman akhlak meski secara tersirat. Dalam

Kitab Lathoifut Thoharoh misalnya, meskipun kitab tersebut termasuk

kategori kitab yang membahas tentang fiqh, namun di dalamnya

disandingkan dengan pendidikan akhlak. Dalam bab yang membahas

wudhu saja, Kiai Sholeh Darat tidak hanya merangkai kalimat tentang

bagaimana tata cara wudhu yang baik, namun mencantumkan mengapa

seseorang harus membasuh wajah, mengusap tangan sampai siku,

mengusap sebagian kepala dan membasuh kedua kaki. Seperti yang

diungkapkan dalam paragraf berikut:

“Mongko masuhono siro kabeh ing rahi niro ingkang wus kelawan pot madep marang dunyo lan keluput kelawan ginawe ningali aghyar tegese pahesan dunyo wasuhono kelawan banyu tubat lan istighfar lan malih masuhono siro kabeh ing tangan iro karo saking labete oleh iro gendolan makhluq lan labete oleh iro gumantung kelawan makhluq iyo wasuhono kelawan banyu tubat lan istighfar. Lan malih nuli ngusapo siro kabeh ing sirah iro kelawan banyu tawadlu’ limaulah tegese angasoraken awak iro marang nyandaro niro. Lan nuli masuhono siro ing suku niro karo sartone wanglu niro, sangking layate watak iro bongso tin, tegese wateke endut wasuhono kelawan kelakuan kang mahmudah” (Darat, t.th:6-7).

Pembiasaan berawal dari peniruan, yang ada di bawah bimbingan

orangtua dan guru. Al-Ghazali menerangkan, anak adalah amanah

orangtuanya, hati bersihnya adalah permata murni, yang kosong dari setiap

142

Page 156: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

tulisan dan gambar. Hal itu siap menerima tulisan dan cenderung pada

setiap yang ia inginkan. Oleh karena itu, jika dibiasakan mengerjakan yang

baik, lalu tumbuh di atas kebaikan itu maka bahagialah ia di dunia dan

akhirat, orang tuanyapun mendapat pahala bersama (Rabbi & Muhammad

Jauhari, 2006:106).

Dengan demikian, beberapa pendidikan akhlak yang diusung oleh

Kiai Sholeh Darat sangat relevan apabila memang benar-benar

teraplikasikan dengan baik. seperti yang disimpulkan oleh In’amuzzahidin

bahwa pendidikan di Indonesia masih kering akan siraman spiritual

(In’amuzzahidin, 2011:82). Maka dari itu, dengan pendidikan akhlak yang

diusung oleh Kiai Sholeh Darat akan mampu membawa pendidikan di era

sekarang ini menuju pendidikan yang berorientasi pada aspek afektif dan

tidak meninggalkan aspek kognitif serta mendampinginya dengan aspek

spiritualitas.

143

Page 157: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil pemaparan yang meneliti tentang “Konsep

Pendidikan Akhlak Perspektif KH Muhammad Sholeh Darat Al Samarani”,

penulis berusaha menyimpulkan apa yang telah dijelaskan oleh Kiai Sholeh

Darat dalam beberapa karyanya. Penulis menyimpulkan dengan berdasarkan

pada rumusan masalah yang terdapat di dalam penelitian ini, yaitu:

1. Konsep pendidikan akhlak Muhammad Sholeh Darat Al Samarani adalah

Konsep pendidikan akhlak yang lebih menekankan pada pembiasaan-

pembiasaan dalam melakukan ritual ibadah, seperti dalam berwudhu,

mendirikan solat, menjalankan puasa, menunaikan zakat, dan pergi ke

tanah suci untuk melaksanakan rukun Islam yang kelima. Namun, Kiai

Sholeh Darat juga mengutamakan kepada manusia untuk selalu berhati-

hati dalam bertingkah laku dan beribadah, karena hadirnya nafsu syahwat

yang menggoda manusia. Maka dari itu, Kiai Sholeh Darat menganjurkan

kepada manusia untuk selalu merasakan ibadahnya. Selain itu, Kiai

Sholeh Darat juga menganjurkan untuk menghilangkan sifat-sifat tercela

dan mengisinya dengan sifat-sifat yang terpuji atau dapat dikatakan

sebagai proses tazkiyatun nafs.

2. Adapun relevansi pendidikan akhlak Muhammad Sholeh Darat Al

Samarani dengan pendidikan saat ini berujung pada kesimpulan bahwa

konsep yang diusung Kiai Sholeh Darat sangat relevan, mengingat era

144

Page 158: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

pendidikan saat ini lebih mengutamakan segi kognitif daripada afektif.

Hasilnya pun juga baik, terpelajar, namun, apabila mereka terjun ke dalam

dunia masyarakat mereka tidak akan mampu menggantikan dari segi

afektif, yang terdidik dalam bidang akhlaknya.

B. Saran

Dengan selesainya penelitian ini, terdapat beberapa saran yang harus

diperhatikan yaitu:

1. Pendidikan saat ini hendaknya lebih mengutamakan dari segi pematangan

aplikasi pendidikan, agar mampu membawa pendidikan pada tempat

tujuan adanya pendidikan.

2. Pendidikan saat ini juga hendaknya harus menekankan pada akhlak dan

tidak sekedar menekankan pada pencapaian nilai yang didapatkan oleh

para peserta didik.

3. Pendidikan dari segi kognitif memang tidak bisa ditinggalkan, tetapi

apabila aspek afektif mengiringinya akan membuat lebih baik, serta jika

spiritualitas menjadi dasar dari keduanya, maka akan jauh lebih baik.

4. Orang tua hendaknya menggunakan metode pembiasaan-pembiasaan,

dimulai dengan aktifitas yang sederhana, sebab akhlaqul karimah akan

diperoleh, apabila orang tua, lembaga pendidikan, dan lingkungan saling

mendukung terbentuknya akhlaqul karimah.

145

Page 159: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

5. Bagi para pendidik, jika ingin anak didiknya berakhlaqul karimah, maka

pendidik harus benar-benar mampu menjadi teladan yang baik saat di

depan anak maupun di belakang anak.

146

Page 160: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku: Abdullah, Amin. 2011. Studi Agama Normativitas atau Historisitas? Cetakan Ke-

5. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Abdullah, Mudhofir. 2011. Masail Al Fiqhiyah: Isu-isu Fiqh Kontemporer

Cetakan Ke-1. Yogyakarta: Teras. Al Ashee, Ibnu Husein. 2004. Pribadi Muslim Ideal Cetakan Ke-1. Semarang:

Pustaka Nuun. Al Banna, Jamal. Terj. Hasibullah Satrawi dan Zuhairi Misrawi. 2008. Manifesto

Fiqh Baru 1 (Memahami Diskursus Al Quran). Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama Kerja Sama dengan Dar Al Fikr Al Islamy Kairo.

Al Ghozali, Al Imam Abi Hamid Muhammad bin Muhammad. Tanpa Tahun. Al Ihya’ ‘Ulumuddin. Al Andalusia: Dar Ar Royyan.

Al Haddad, Al Habib Abdullah bin Alawi. 2007. Bekal Hidup Bahagia Dunia Akhirat Terjemah Risalatul Mu’awanah. Surabaya: Mutiara Ilmu.

Al Makin. 2016. Keragaman dan Perbedaan (Budaya dan Agama dalam Lintas Sejarah Manusia). Yogyakarta: SUKA-Press UIN Sunan Kalijaga.

Al Qur’anul Karim. T.th. Surakarta: CV. Al Waah. Amril. 2002. Etika Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Anwar, Rosihan. 2010. Akhlak Tasawuf. Bandung: CV Pustaka Setia. Anwar, Rosihan. dkk. 2011. Pengantar Study Islam Cetakan Ke-2. Bandung: CV

Pustaka Setia. Arifin. 2008. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: PT. Rineka Cipta. Ash Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi. 2001. Fiqh. Jakarta : Pustaka Rizki

Putra. As Saqaf, ‘Abdurrahman bin Abdillah bin ‘Abdil Qadir. 2015. Durusul Qawa’idul

Fiqhiyyah. Jami’ah Al Ahqaf Hadramaut. Asy Syarqawi, Hasan. Manhaj Ilmiah Islami. Jakarta: Gema Insani Press. Asy’arie, Musa. 1999. Filsafat Islam (Sunnah Nabi dalam Berfikir). Yogyakarta:

LESFI. Azra, Azyumardi. 2005. Jaringan Ulama’ Timur Tengah dan Kepulauan

Nusantara Abad XVII & XVIII Cetakan Ke-2 Edisi Refisi. Jakarta: Prenada Media.

Az Zarnuji, Syaikh. Terj. Abdul Kodir Al Jufri. 2009. Terjemah Ta’lim Muta’allim. Surabaya: Mutiara Ilmu.

Bakhtiar, Amsal. 2015. Filsafat Agama (Wisata Pemikiran dan Kepercayaan Manusia). Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Creswell, Jhon W. Terj. Achmad Fawaid. 2010. Research Design (Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dahlan, Abdul Choliq. 2006. Spiritualitas Islam dalam Sastra Sufi Melayu. Jurnal Ilmu-ilmu Ushuluddin Teologia Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang Volume 17 Nomor 1, Juli 2006.

1

Page 161: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

Daulay, Haidar Putra. 2007. Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia Cetakan Ke-2. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Darat, KH. Sholeh. Terj. Miftahul Ulum dan Agustin Mufarohah. 2016. KH. Sholeh Darat Maha Guru Para Ulama Besar Nusantara (1820-1903 M) Syarah Al-Hikam. Depok: Penerbit Sahifa.

________________. 1422 H. Matnu Al Hikam. Semarang: Toha Putra. ________________. Tanpa Tahun. Fasholatan. Surabaya: Bombai Miri. ________________. 1374 H. Majmu’at Asy Syari’at Al Kafiyah lil Awam.

Semarang: Toha Putra. ________________. 1422 H. Kitab Munjiyat. Semarang: Toha Putra. ________________. 1325 H. Minhajul Atqiya’. Bombay: Matba’ Muhammad. ________________. Tanpa Tahun. Lathoifut Thaharah wa Asrorush Sholah.

Semarang: Toha Putra. Dhofier, Zamakhsyari. 2015.Tradisi Pesantren: Studi Pandangan Hidup Kyai dan

Visinya Mengenai Masa Depan Indonesia Cetakan Ke-5. Jakarta: LP3ES, Anggota IKAPI.

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI. 2006. Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI. Jakarta.

Dzahir, Abu Malikus Salih. 2012. Sejarah dan Perjuangan Kyai Sholeh Darat Semarang (Syeikh Haji Muhammad Saleh bin Umar As Samarany). Semarang: Panitia Haul Kyai Sholeh Darat.

Djazuli. 2006. Ilmu Fiqh: Penggalian, Perkembangan, dan Penerapan Hukum Islam Cetakan Ke-6 Edisi Revisi. Jakarta: Prenada Media Group.

Djazuli, Ahmad. 2006. Kaidah-kaidah Fiqh. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Engineer, Asghar Ali. Terj. Tim FORSTUDIA. 2004. Islam Masa Kini. Yogyakarta: Kerjasama Pustaka Belajar dengan FORSTUDIA.

Esha, Muhammad In’am. 2010. Falsafah Kalam Sosial. Malang: UIN-Maliki Press (Anggota IKAPI).

Faruq dkk., Umar. 2005. Pidato 3 Bahasa. Surabaya: Pustaka Media. Gojali, Nanang. 2013. Tafsir dan Hadits Tentang Pendidikan Cetakan Ke-1.

Bandung: CV Pustaka Setia. Hajjaj, Muhammad Fauqi. 2013. Terj. Kamran As’at Irsyady dan Fakhri Ghozali.

Tasawuf Islam dan Akhlak Cetakan Ke-2. Jakarta: Amzah. Hakim, Taufiq. 2016. Kiai Sholeh Darat dan Dinamika Politik di Nusantara Abad

XIX-XX M. Yogyakarta: Institute of Nation Development Studies (INDeS).

Hakim, Atang Abdul dan Jaih Mubarok. 2012. Metodologi Studi Islam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Hardiman, F. Budi. 2011. Pemikiran-pemikiran yang Membentuk Dunia Modern. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.

Hassan, A. Qadir. 1994. Ilmu Mushthalah Hadits Cetakan Ke-6. Bandung: Diponegoro.

Ilahi, Mohammad Takdir. 2013. Gagalnya Pendidikan Karakter: Analisis & Solusi Pengendalian Karakter Emas Anak Didik. Yogyakarta: Ar Ruzz Media.

2

Page 162: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

In’amuzzahidin, M. 2011. Pemikiran Sufistik Muhammad Shalih Al Samarani dalam Kitab Matn Al Hikam dan Majmu’at Al Asy’ariah Al Kafiyah Li Al Awam. Jurnal Penelitian Walisongo Vol. XIX, No. 2, Nopember 2011.

Iqbal, Abu Muhammad. 2015. Pemikiran Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Izutsu, Toshihiko. Terj. Agus Fahri Husein, Misbah Zulfa Elisabeth, dkk. 1994. Konsep Kepercayaan dalam Teologi Islam (Analisis Semantik Iman dan Islam). Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya Anggota IKAPI.

Jamil, H.M. 2013. Akhlak Tasawuf. Ciputat: Referensi. Kaelan. 2010. Metode Penelitian Agama Kualitatif Interdisipliner. Yogyakarta:

Paradigma. Kattsoff, Louis O. Terj. Soejono Soemargono. 2004. Pengantar Filsafat Cetakan

Ke-9. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya. Keputusan Muktamar NU, Munas dan Konbes Nahdlotul Ulama’. Terj.

Djamaluddin Miri. 2007. Ahkamul Fuqaha (Solusi Problematika Aktual Hukum Islam, Keputusan Muktamar, Munas dan Konbes Nahdlotul Ulama’ (1926-2004 M.)). Surabaya: Lajnah Ta’lif Wan Nasyr (LTN) NU Jawa Timur bekerja sama dengan Khalista.

Khoiriyah. 2013. Memahami Metodologi Studi Islam Cetakan Ke-1. Yogyakarta: Penerbit Teras.

Kodir, Abdul. 2015. Sejarah Pendidikan Islam dari Masa Rasulullah hingga Reformasi di Indonesia. Bandung: CV Pustaka Setia.

Kuntowijoyo. 1997. Identitas Politik Umat Islam. Bandung: Penerbit Mizan. Mardani. 2015. Hukum Islam (Pengantar Hukum Islam di Indonesia) Cetakan Ke-

2. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Mardimin, J. 2016. Perlawanan Politik Santri (Kajian Tentang Pudarnya

Kewibawaan dan Pengaruh Kiai, Perlawanan Politik Santri, serta Dampaknya Bagi Perkembangan Partai-partai Politik Islam di Pekalongan). Salatiga: Satya Wacana University Press.

Masyhuri, Agoes Ali. 2013. Belajarlah Kepada Lebah dan Lalat Menuju Kokoh Spiritual, Mapan Intelektual. Surabaya: Khalista Surabaya.

Muchtar, Heri Jauhari. 2005. Fiqih Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Muhaimin. 2003. Wacana Pengembangan Pendidikan Islam Cetakan Ke-1. Surabaya: Pusat Studi Agama, Politik, dan Masyarakat (PSAPM) bekerja sama dengan Pustaka Pelajar Yogyakarta.

Muhamad. 2008. Metodologi Penelitian Ekonomi Islam Pendekatan Kuantitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo.

Muhmidayeli. 2011. Filsafat Pendidikan. Bandung: PT. Refika Aditama. Munir, Ghazali. 2008. Warisan Intelektual Islam Jawa dalam Pemikiran Kalam

Muhammad Shalih Al Samarani. Semarang: Walisongo Press. Munthoha, Wijayanto, dkk. 1998. Pemikiran dan Peradaban Islam. Yogyakarta:

UII Press.

3

Page 163: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

Musa, Ali Masykur. 2014. Membumikan Islam Nusantara: Respons Islam terhadap Isu-isu Aktual Cetakan Ke-1. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta Anggota IKAPI.

Nasution, Harun. 2013. Teologi Islam: Aliran-aliran, Sejarah Analisa dan Perbandingan Cetakan Ke-5. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

Nata, Abuddin. 2013. Metodologi Studi Islam Cetakan Ke-20. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

_____________. 1997. Filsafat Pendidikan Islam Cetakan Ke-1. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

_____________. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana. _____________. 2008. Akhlak Tasawuf. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Nizar, Samsul. 2002. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Pers. Nurdin, Ali, Syaiful Mikdar, dkk. 2009. Materi Pokok Pendidikan Agama Islam

Cetakan Ke-7. Jakarta: Universitas Terbuka. Rabbi, Muhammad dan Muhammad Jauhari. Terj. Dadang Sobar Ali. 2006.

Akhlaquna. Bandung: Pustaka Setia. Rahman, Fazlur. Terj. Anas Mahyuddin. 1995. Membuka Pintu Ijtihad Cetakan

Ke-3. Bandung: Penerbit Pustaka. Rahman, Mustofa, dkk. 2001. Paradigma Pendidikan Islam. Semarang: Fakultas

Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. Ratna, Nyoman Kutho. 2008. Postkolonialisme Indonesia Relevansi Sastra.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Ricklefs, M.C. Terj. Tim Penerjemah Serambi. 2008. Sejarah Indonesia Modern

1200-2008. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta. Sachedina, Abdulazis, Fazlur Rahman, dkk. Terj. Ali Noer Zaman. Agama Untuk

Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar (Anggota IKAPI). Saebani, Ahmad dan Abdul Hamid. 2012. Ilmu Akhlak Cetakan Ke-2. Bandung:

CV PUSTAKA SETIA. Saeed, Abdullah. Terj. Shulkhah dan Sahiron Syamsuddin. 2016. Pengantar Study

Al Quran. Yogyakarta: Baitul Hikmah Press. Salim, Abdullah. 1995. Majmu’at Al Syari’at Al Kafiyat li Al Awami Karya Kiai

Saleh Darat (Suatu Kajian Terhadap Kitab Fikih Berbahasa Jawa Akhir Abad 19). Semarang: Unissula Press.

Shihab, M. Quraish. 1992. Membumikan Al Quran Fungsi dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan Masyarakat. Bandung: Penerbit Mizan Anggota IKAPI.

_________________. 2013. Kaidah Tafsir: Syarat, Ketentuan, dan Aturan yang Patut Anda Ketahui dalam Memahami Al Qur’an Cetakan Ke-1. Tangerang: Penerbit Lentera Hati Anggota IKAPI.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Suhandjati, Sri. 2013. Mitos Perempuan Kurang Akal dan Agamanya dalam Kitab Fiqh Berbahasa Jawa. Semarang: RaSAIL Media Group.

Supriadi, Dedi. 2014. Ushul Fiqh Perbandingan Cetakan Ke-1. Bandung: CV Pustaka Setia.

4

Page 164: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

Syarifuddin, Amir. 2005. Garis-garis Besar Fiqh Cetakan Ke-2. Jakarta: Prenada Media.

Syarqawi, Hasan Muhammad. Ter. A.M. Basamalah. 1994. Manhaj Ilmiah Islami. Jakarta: Gema Insani Press.

Syukur, Amin.2011. Sufi Healing (Terapi dalam Literatur Tasawuf). Jurnal Penelitian Walisongo Vol. XIX, No. 2, Nopember 2011.

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP UPI. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan (Bagian Ke-3 Pendidikan Disiplin Ilmu) Cetakan Ke-2. PT IMTIMA (Imperial Bhakti Utama).

Tim Penulis JNM. 2015. Gerakan Kultural Islam Nusantara. Yogyakarta: Jamaah Nahdliyin Mataram (JNM) Bekerja Sama dengan Panitia Muktamar NU Ke-23.

Tono, Sidiq, M. Sularno, dkk. 1998. Ibadah dan Akhlak dalam Islam. Yogyakarta: UII Press Indonesia.

Ulum, Amirul. 2016. K.H. Muhammad Sholeh Darat Al Samarani Maha Guru Ulama Nusantara. Yogyakarta: Global Press.

___________. 2016. Kartini Nyantri. Yogyakarta: Pustaka Ulama. Ulwan, Abdullah Nashih. 1995. Tarbiyatul Aulad Fi Al Islam (Pendidikan Anak

dalam Islam Juz 1). Jakarta: Pustaka Amani. _____________________. 1995. Tarbiyatul Aulad Fi Al Islam (Pendidikan Anak

dalam Islam Juz 2). Jakarta: Pustaka Amani. Umar, Nasaruddin. 2014. Islam Fungsional (Revitalisasi dan Reaktualisasi Nilai-

nilai Keislaman). Jakarta: PT Elex Media Komputindo Kompas-Gramedia.

Wallace, Alfred Russel. Terj. Ahmad Asnawi, dkk. 2015. Sejarah Nusantara (Terjemah The Malay Archipelago) Cetakan Ke-1. Yogyakarta: Penerbit Indoliterasi.

Widagdho, Djoko, dkk. 2001. Paradigma Pendidikan Islam. Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

Zed, Mestika. 2004. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Sumber Online:

https://achmadsuhaidi.wordpress.com/2014/02/26/pengertian-sumber-data-jenis-jenis-data-dan-metode-pengumpulan-data/, diakses pada 3 Januari 2017. Jam 02.38 WIB.

http://karyatulis.singkatpadat.com/pengertian-perspektif.htm, diakses pada 29 Desember 2016. Jam 12.06 WIB.

http://makalah-update.blogspot.co.id/2012/12/pengertian-metode-induktif-dan-metode.html, diakses pada 03 Januari 2017. Jam 02.54 WIB.

http://santrisuwung.blogspot.co.id/2013/10/sumber-sumber-akhlak.htmldiakses pada 28 Januari 2017. Jam 01.04 WIB.

http://pengertiankomplit.blogspot.co.id/2015/08/pengertian-pendidikan-akhlak.html, diakses pada 20 Februari 2017, jam 15.51 WIB.

5

Page 165: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

http://naimsoekarno81.blogspot.co.id/2012/03/pendidikan-akhlak.html, diakses pada 20 Februari 2017. Jam 15.38 WIB

http://mahadir-aziz.blogspot.co.id/2012/05/sumber-dan-dasar-pendidikan-islam.html, diakses pada 20 Februari 2017. Jam 16.33 WIB

Sumber Wawancara: Wawancara dengan Lukman Hakim Saktiawan atau yang akrab dipanggil dengan

nama Gus Lukman, salah satu cicit K.H. Muhammad Sholeh Darat, pada 5 Desember 2016 di rumahnya, Jl. Kakap Darat Tirto 212 Kel. Dadapsari, Kec. Semarang Utara, Kab. Semarang, Jawa Tengah.

Wawancara dengan M. Muhsin Jamil selaku Dekan Ushuludin UIN Walisongo Semarang, beliau merupakan salah satu anggota dari KOPISODA (Komunitas Pecinta Sholeh Darat). Wawancara berlangsung pada 26 Januari 2017 di ruang Dekan Fakultas Ushuludin UIN Walisongo Semarang.

Wawancara dengan Moh. Ichwan DS selaku Sekretaris dari KOPISODA dan pegiat kajian kitab K.H. Muhammad Sholeh Darat Al Samarani serta seorang jurnalistik. Wawancara berlangsung pada 26 Januari 2017 di kediaman beliau Jl. Kelapa Gading no VI Plamongan Indah Pedurungan Semarang.

6

Page 166: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

Lampiran 1

7

Page 167: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

Lampiran 2

8

Page 168: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

Lampiran 3

Daftar Riwayat Hidup Peneliti

Nama : Andri Winarco

Tempat, Tanggal Lahir : Kab. Boyolali, 10 September 1994

Agama : Islam

Alamat : Nobo Wetan Rt. 01/Rw. 05, Kel. Noborejo, Kec.

Argomulyo, Kota Salatiga

Riwayat Pendidikan : TK Dharma Wanita (1998-2000)

SD N Kedung Pilang 01 (2000-2004)

SD N Karang Duren 02 (2004-2006)

SMP N 2 Tengaran (2006-2009)

MAN Salatiga (2009-2012)

E-mail : [email protected]

9

Page 169: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

Lampiran 4

Slide 1

KONSEP PENDIDIKAN AKHLAKPERSPEKTIF

K.H. MUHAMMAD SHOLEH DARAT AL SAMARANI

oleh:ANDRI WINARCO

111-12-003

Slide 2

LATAR BELAKANG

Setiap aspek dari ajaran agama Islam selalu berorientasi padapembentukan dan pembinaan akhlak yang mulia, yang disebutakhlaqul karimah. Namun, pendidikan akhlak akhir-akhir ini hampirterlupakan, di mana dalam dunia pendidikan sering kali hanyamelihat pendidikan hanya berorientasikan pada nilai-nilai akademiksemata.Penulis menemukan seorang tokoh Islam dari Semarang yangmemosisikan akhlak sebagai pondasi agama. Beliau adalah KH.Muhammad Sholeh Darat Al-Samarani. Maka dari itulah, di sinipenulis mencoba menjabarkan tentang konsep pendidikan akhlak dariperspektif beliau.

10

Page 170: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

Slide 3

RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana konsep pendidikan akhlak Muhammad Sholeh DaratAl Samarani?

2. Bagaimana relevansi pendidikan akhlak Muhammad SholehDarat Al Samarani dengan pendidikan saat ini?

TUJUAN PENELITIAN

1. Mengetahui konsep pendidikan akhlak Muhammad SholehDarat Al Samarani.

2. Mengetahui relevansi pendidikan akhlak Muhammad SholehDarat Al Samarani dengan pendidikan saat ini.

Slide 4

METODE PENELITIANJenis penelitian ini adalah Library Research.Sumber data dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu: Sumber data

primer (buku-buku yang secara langsung berkaitan dengan objekmaterial penelitian (Kaelan, 2010:143)) dan sumber data sekunder(sumber data yang berupa buku-buku serta kepustakaan yangberkaitan dengan objek material, akan tetapi tidak secara langsungmerupakan karya tokoh agama atau filsuf agama tertentu yangmenjadi objek (Kaelan, 2010:144)).

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakanmetode dokumentasi dan metode wawancara.

Data yang telah terkumpul dianalisis menggunakan gabungan daridari teknik historis, deduktif, dan induktif.

11

Page 171: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

Slide 5 PENEGASAN ISTILAH

• Konsep adalah sejumlah pengertian atau ciri yangberkaitan dengan berbagai peristiwa, objek, kondisi,situasi, dan hal lain yang sejenis (Muhamad, 2008:65-66).Maka dari itu, konsep merupakan dasar dari segalapemikiran dan komunikasi.

• Pendidikan akhlak adalah pendidikan tentang prinsipdasar moral dan keutamaan sikap serta watak (tabiat)yang harus dimiliki dan dijadikan kebiasaan oleh anaksejak masa pemula hingga ia menjadi seorang mukallaf,yakni siap mengarungi lautan kehidupan (Ulwan,1995:177).

• Perspektif berarti sudut pandang atau pandanganseseorang terkait dengan suatu hal atau masalah tertentu.

• KH. Muhammad Sholeh Darat dikenal sebagai syaikhulmasyayikh (maha guru) yang menelurkan banyak alimulama di Nusantara, khususnya di Jawa (Ulum, 2016:35).

Slide 6

SISTEMATIKA PENULISAN Bab I, pendahuluan: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, penegasan istilah dansistematika penulisan.

Bab II, biografi tokoh: konteks internal, konteks eksternal, pokok pemikiranMuhammad Sholeh Darat Al Samarani dalam beberapa bidang, dan pendapatbeberapa ulama dan cendekiawan terkait dengan Muhammad Sholeh Darat AlSamarani secara umum.

Bab III, kajian teori secara umum: pengertian pendidikan akhlak, sumber-sumber pendidikan akhlak, konsep dan tujuan pendidikan akhlak, urgensiakhlak terhadap ilmu.

Bab IV, konsep pendidikan akhlak perspektif Muhammad Sholeh Darat AlSamarani dan relevansi konsep pendidikan akhlak perpektif Muhammad SholehDarat Al Samarani pada masa kini.

Bab V, penutup: kesimpulan dan saran-saran.

12

Page 172: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

Slide 7

BIOGRAFI TOKOHMuhammad Sholeh Darat Al Samarani

• Konteks internal: Riwayat keluarga, Riwayat Pendidikan,Mengajar, Langkah Gerakan, Karya-karya, Napak Tilas.

• Konteks eksternal: Aspek Keagamaan, Aspek Sosial Politik, Aspek Sosial Budaya.

• Pokok pemikiran dalam beberapa bidang: Bidang Teologi, Bidang Tasawuf, Bidang Akhlak, Bidang Fiqih, Bidang Pendidikan.

• Pendapat beberapa ulama dan cendekiawan secara umum: Prof. Dr. KH. Said Aqil Siraj, MA. (Ketua Pengurus Besar Nahdlotul ‘Ulama’/PBNU): Mbah Sholeh merupakan ulama’ pada tahun 1820 M-1903 M yang disebut sebagai ulama pertama kali yang menulis syarah kitab dari karya Ibnu ‘Athoillah yaitu kitab Al Hikam.

Slide 8 KAJIAN TEORI

• Pendidikan Akhlak– Pengertian Pendidikan: pendidikan adalah suatu usaha untuk memberikan

pencerahan pemikiran yang mengarah pada pengembangan potensi dirimanusia, pembentukan kepribadian, dan pengendalian diri. Pendidikan jugatidak boleh secara kontekstual terpaku pada bidang kognitif namun jugadisertai dengan bentuk pengamalan ilmu.

– Akhlak, Moral, Etika dan Budi Pekerti: Perbedaan yang terdapat dalamkeempat istilah tersebut adalah akhlak lebih merujuk pada sumber agamaIslam (Al Qur’an dan Hadits), moral menitik beratkan pada norma yanghidup dalam sebuah masyarakat atau kelompok tertentu, etika lebihmenitikberatkan pada penilaian yang bersumber pada akal, dan budi pekertilebih menitikberatkan pada perpaduan antara akal dan rasa dalammenentukan sopan dan tidak sopannya serta adab dan tidak beradabnyaseseorang.

– Pendidikan Akhlak: pendidikan akhlak adalah proses dimana manusiamemahami tingkah laku yang sesuai, baik menurut agama, filsafat dan ilmuserta dalam perspektif budaya yang berkembang.

13

Page 173: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

Slide 9 • Sumber-sumber Pendidikan Akhlak: Al-Qur’an, hadits, Ijtihad, Adat Itiadat.• Konsep dan Tujuan Pendidikan Akhlak

- Konsep pendidikan yang dijelaskan dalam Al Qur’an adalah bentuk pembinaanterhadap manusia menuju penyucian jiwa (Shihab, 1992:172-173).

- Tujuan pokok adanya pendidikan akhlak adalah membentuk muslim berbudipekerti, berperangai atau beradat-istiadat, bertingkah laku sesuai dengan ajaranIslam.

• Metode Pendidikan Akhlak- Metode Keteladanan dan Pembiasaan- Metode Kisah- Metode Targhib dan Tarhib

• Urgensi Akhlak terhadap Ilmu- Zaman dahulu saat masih menganut sistem rimba, siapa saja yang memiliki

kekuatan besar dianggap paling berkuasa dan mengabaikan nilai moralitas.Namun, ketika manusia mendapatkan ilmu, maka mulailah ilmu itu dipakaisebagai ukuran tinggi rendahnya derajat manusia, dan ketika ilmu telah merata,maka ukuran yang tepat dipakai untuk menentukan keutamaan dan kekuranganadalah akhlak (Al Ashee, 2004:10-11).

- Ilmu menjadi pondasi akhlak, dan kedudukan akhlak lebih utama atau di atasilmu

Slide 10 PEMIKIRAN TOKOH

1. Eksistensi Akhlak: Akhlak yang diterapkan oleh Kiai Sholeh Darat, yaitu denganmenghadirkan hati di dalam beramal. Kehadiran hati ini sangat ditekankan oleh KiaiSholeh Darat, karena ketika gerakan jasmaniyahnya melakukan sesuatu, maka gerakanruhaniyahnya mengiringi aktivitas jasmaniyahnya tersebut.

2. Sumber Akhlak: Melihat dari sudut pandang Kiai Sholeh Darat, maka sumber yangmenjadi ukuran dalam menentukan akhlak itu baik atau buruk adalah bersumber darihati. Hati dalam pembahasan Kiai Sholeh Darat sangat rentan untuk berbuat yang tidaksesuai, karena adanya nafsu syahwat yang menjadikan hati untuk berbelok. Kiai SholehDarat menunjuk syari’at dan adat istiadat sebagai bahan untuk mengukur baik buruknyaperilaku atau akhlak.

3. Klasifikasi Akhlak: akhlak menurut Kiai Sholeh Darat ada dua yaitu akhlak mahmudah(Sifat mahmudah tegese kang pinuji lan kang wajib ngelakoni ingatase mukmin (Darat,1422 H:65)) dan akhlak madzmumah (Sifat madzmumah arane wajib ingatase mukallafngaweruhi lan tinggal (Darat, 1422 H:65)).

4. Metode Pendidikan Akhlak: Metode yang Kiai Sholeh Darat gunakan adalah metodepembiasaan melalui ritual ibadah (seperti: wudhu, solat, puasa, dan lain-lain) dantazkiyatun nafs (berusaha menghilangkan sifat-sifat penyakit hati yang madzmumah danmengisinya dengan sifat-sifat yang mahmudah).

5. Hubungan Akhlak dengan Ilmu: Akhlak dan ilmu adalah satu kesatuan yang tidak bisadipisahkan, karena ilmu dan amal mempunyai keterkaitan yang menjadikannyasempurna dalam berakhlak ((Tegese, ngulati ngelmune saben-saben ngamal kang denlakoni iku ferdhu ‘ain kerono ora sah ngamal yen ora kelawan ngelmu (Darat, 1374H:2)).

14

Page 174: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

Slide 11 KESIMPULAN

• Konsep pemikiran Muhammad Sholeh Darat Al Samarani tentang pendidikanakhlak adalah Konsep pendidikan akhlak yang lebih menekankan padapembiasaan-pembiasaan dalam melakukan ritual ibadah, seperti dalamberwudhu, mendirikan solat, menjalankan puasa, menunaikan zakat, dan pergike tanah suci untuk melaksanakan rukun Islam yang kelima. Di sisi lain, KiaiSholeh Darat juga mengutamakan kepada manusia untuk selalu berhati-hatidalam bertingkah laku dan beribadah, karena hadirnya nafsu syahwat yangmenggoda manusia. Maka dari itu, Kiai Sholeh Darat menganjurkan kepadamanusia untuk selalu merasakan ibadahnya. Selain itu, Kiai Sholeh Darat jugamenganjurkan untuk menghilangkan sifat-sifat tercela dan mengisinya dengansifat-sifat yang terpuji atau dapat dikatakan sebagai proses tazkiyatun nafs.

• Adapun relevansi pendidikan akhlak Muhammad Sholeh Darat Al Samaranidengan pendidikan saat ini berujung pada kesimpulan bahwa konsep yangdiusung Kiai Sholeh Darat sangat relevan, mengingat era pendidikan saat inilebih mengutamakan segi kognitif daripada afektif. Hasilnya pun juga baik,terpelajar, namun, apabila mereka terjun ke dalam dunia masyarakat merekatidak akan mampu menggantikan dari segi afektif, yang terdidik dalam bidangakhlaknya.

15

Page 175: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

Lampiran 5

16

Page 176: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

17

Page 177: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

Lampiran 6

Potret KH. Muhammad Sholeh Darat

Kawasan makam KH. Muhammad Sholeh Darat

18

Page 178: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

Wawancara:

Moch. Ichwan DS., selaku sekretaris KOPISODA (Komunitas Pecinta Sholeh Darat) Plamongan Indah, Pedurungan, Semarang.

Moh. Muhsin Jamil., selaku Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Walisongo Semarang

19

Page 179: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

Suasana Pengajian Bulanan KOPISODA (Komunitas Pecinta Sholeh Darat) Semarang

Bulan Januari

20

Page 180: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

Lampiran 7

21

Page 181: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

22

Page 182: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

23

Page 183: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK PERSPEKTIF K.H. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1597/1/ANDRI WINARCO.pdf · sekian banyak tokoh Islam di Indonesia yang mengedepankan akhlak di

24