KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM...

71
KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM MENURUT MUHAMMAD IQBAL Skripsi Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam Pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Oleh Ratika Elsa NIM: 107011001214 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1433 H/2012 M

Transcript of KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM...

Page 1: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM

MENURUT MUHAMMAD IQBAL

Skripsi

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam

Pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Oleh

Ratika Elsa

NIM: 107011001214

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1433 H/2012 M

Page 2: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,
Page 3: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

SURAT PERNYATAAN PENULIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ratika Elsa

NIM : 1070110001214

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar strata satu (SI) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan

hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi berdasarkan

Undang-undang yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta, Mei 2012

Penulis

Ratika Elsa

(NIM: 107011001214)

Page 4: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,
Page 5: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

i

ABSTRAKSI

Ratika Elsa, NIM: 107011001214, Konsep Pembinaan Kepribadian Muslim

Menurut Muhammad Iqbal

Kepribadian itu berkembang secara dinamis, dalam arti bahwa setiap

orang mempergunakan segenap kemampuannya secara aktif untuk menyesuaikan

diri, mengatasi, mengubah, dan menguasai lingkungan sekitar dan dirinya

sendiri. Bagi Iqbal, kepribadian itu merupakan suatu perbuatan. Yang mana

perbuatan tersebut diatur oleh tujuan yang terpimpin.

Sesuai dengan karakteristik masalah yang diangkat dalam skripsi ini

maka dalam penulisannya, penulis menggunakan Metode Riset Kualitatif, yaitu

menekankan analisanya pada data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan

dari orang-orang prilaku yang diamati. Pendekatan kualitatif penulis gunakan

untuk menganalisis pemikiran Muhammad Iqbal tentang konsep pembinaan

kepribadian muslim. Maka dengan sendirinya penganalisaan data ini lebih di

fokuskan pada Penelitian Kepustakaan (Library Research), yakni dengan

membaca, menelaah dan mengkaji buku-buku dan sumber tulisan yang erat

kaitannya dengan masalah yang dibahas.

Adapun dalam pembahasannya penulis menggunakan metode deskriptif

karena data yang dikumpulkan berupa kata-kata dan bukan angka-angka.

Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu tetapi

hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu variable, gejala dan keadaan.

Selain itu semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa

yang diteliti. Dengan demikian laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan

data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut berasal

dari naskan atau dokumen lainnya.

Hasil penelitian yang penulis temukan terkait dengan konsep pembinaan

kepribadian muslim menurut Muhammad Iqbal yang mengutip hadits yaitu:

“Thakhallaqu biakhlaqillah”, Iqbal mengklasifikasikannya kepada dua cara yaitu

pertama dengan menanamkan dan mempertahankan sifat-sifat yang dapat

memperkuat pribadi seseorang dan kedua dengan menjauhkan atau

menyingkirkan sejauh mungkin sifat-sifat yang dapat melemahkan pribadi

seseorang.

Page 6: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan taufik, inayah serta hidayah-Nya yang tiada ternilai dan tak

tertandingi kepada hamba-hamba-Nya. Shalawat serta salam semoga selalu

tercurahkan kepada junjungan kita baginda Nabi besar Muhammad SAW yang

telah membimbing dan memberikan petunjuk kepada umatnya untuk mencapai

kebahagiaan dunia maupun akhirat.

Sebuah nikmat yang sangat besar yang dicurahkan Allah SWT kepada

penulis sehingga dapat menyelesaikan penggarapan penulisan skripsi ini dengan

judul:”Konsep Pembinaan Kepribadian Muslim menurut Muhammad

Iqbal”.

Secara khusus skripsi ini penulis persembahan kepada ayahanda dan

ibunda tercinta Bapak H. Jamhuri dan ibu Sukaesih, yang dengan penuh kasih

sayang, ketulusan dan kesabaran serta perhatiannya telah memberikan semangat

yang terbaik dan tiada terhingga bagi penulis.

Dan dalam penyusunan skripsi ini penulis telah banyak dibantu oleh

beberapa pihak, baik berupa sumbangan pikiran, tenaga, moril maupun materil.

Maka dengan penuh ketulusan dalam kesempatan ini penulis menyampaikan

banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Rifat Syauqi Nawawi MA , selaku Dekan Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Bapak Bahrissalim, MA, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam dan

Bapak Drs. Safiudin Shidiq, MA selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan

Agama Islam.

3. Bapak Dr. Anshori, MA, selaku dosen pembimbing akademik.

4. Bapak Dr. Abdul Fattah Wibisono, MA, selaku dosen pembimbing skripsi

ini yang telah membimbing dan meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya

Page 7: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

iii

di sela-sela kesibukannya memberikan bimbingan kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

5. Pemimpin dan karyawan perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan

banyak referensi.

6. Kepada kakak-kakakku (Marisa, Yuli, Muhidin, Maulana Yusuf) adik-

adikku (Lidia, Ardi dan Satibi) dan keponakanku yang selalu penulis

sayangi (Haifa, Jeisya dan Zaidan) serta seseorang yang selama ini telah

banyak memberikan supportnya (Yusuf Gunawan) dan telah banyak

memberikan kasih sayang serta perhatian dari segi moril maupun materil

dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Kepada sahabat-sahabatku (Eva, Zulfa, Mia, Mimi, Intan, Nurfitria

Salimusadri dan Uswatun Hasanah) yang selalu memberikan support, saran

dan kritik dalam menyelesaikan skripsi ini. Juga kepada teman-teman che

lascar serta kepada teman-teman jurusan Pendidikan Agama Islam angkatan

2007 yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang membalas

segala budi baik mereka semua dengan ganjaran yang setimpal dan berlipat ganda.

Amin

Akhirnya penulis menyadari bahwa “Tak ada gading yang tak retak”

penyusunan skripsi ini jauh dari sempurna, oleh karenanya kritik serta saran yang

konstruktif sangat penulis harapkan.

Penulis

Page 8: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................................................... ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .............................................................................................. 5

C. Pembatasan Masalah ............................................................................................. 5

D. Perumusan Masalah .............................................................................................. 5

E. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 5

F. Manfaat penelitian ................................................................................................ 6

G. Metodologi Penelitian ........................................................................................... 6

H. Fokus Penelitian .................................................................................................... 7

I. Sumber Data ......................................................................................................... 8

J. Prosedur Penelitian ............................................................................................... 9

BAB II KAJIAN TEORITIK ................................................................................. 10

A. Pembinaan Kepribadian Muslim .................................................................... 10

1. Pengertian Pembinaan .................................................................................. 10

2. Upaya-upaya dalam Pembinaan Kepribadian Muslim ................................. 11

B. Kepribadian Muslim ......................................................................................... 13

1. Pengertian Kepribadian Muslim ................................................................... 13

2. Pola-pola Kepribadian Muslim ..................................................................... 16

3. Unsur-unsur Pembentuk Kepribadian Muslim ............................................. 17

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepribadian Muslim ............................. 21

a. Heredity ................................................................................................. 22

b. Pengalaman ............................................................................................ 23

c. Kebudayaan ........................................................................................... 25

BAB III BIOGRAFI MUUHAMMAD IQBAL .................................................... 28

A. Kehidupan Iqbal ................................................................................................ 29

B. Pendidikan dan Karir Iqbal ............................................................................... 31

C. Karya-karya Iqbal .............................................................................................. 33

D. Tokoh-tokoh yang mempengaruhi Pemikiran Iqbal .......................................... 35

Page 9: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

v

BAB IV KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM MENURUT

MUHAMMAD IQBAL ........................................................................................... 40

A. Kepribadian Muslim ........................................................................................... 40

B. Pembinaan Kepribadian Muslim ......................................................................... 46

1. Hal-hal yang dapat memperkuat kepribadian ............................................... 49

a. „Isysq Muhabbat .................................................................................... 49

b. Faqr ........................................................................................................ 51

c. Keberanian ............................................................................................. 51

d. Toleransi ................................................................................................ 52

e. Kasb I Halal ........................................................................................... 52

f. Kreatif .................................................................................................... 53

2. Hal-hal yang dapat melemahkan kepribadian .............................................. 53

a. Takut ...................................................................................................... 53

b. Meminta-minta (su‟aal) ......................................................................... 54

c. Perbudakan ............................................................................................. 55

d. Sombong ................................................................................................ 55

BAB V KESIMPULAN ........................................................................................... 58

A. Kesimpulan ......................................................................................................... 58

B. Saran ................................................................................................................... 60

DAFTAR PUSTAKA

Lampiran

Page 10: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kepribadian bukanlah sesuatu yang dapat dikenakan ataupun ditanggalkan

sebagaimana orang mengenakan pakaian ataupun mengikuti gaya mode tertentu.

Kepribadian adalah tentang diri pribadi secara keseluruhan. Kepribadian juga

merupakan sesuatu yang unik pada setiap masing-masing individu.

Thomae seorang pelopor bigrafik psikologis berpendapat bahwa dalam teori

kepribadian ditekankan bahwa setiap pribadi mempunyai ciri-cirinya yang khas.

Tidak ada seorangpun yang mempunyai ciri seratus persen sama dengan orang

lain. Setiap orang memiliki pribadi yang khusus, selain itu juga ada suatu

stabilitas dalam kepribadian seseorang hingga dapat dikatakan ada suatu identitas

pribadi.1

Menurut Gordon Allport seorang psikolog pakar kepribadian asal Jerman

yang dikutip oleh Inge Hutagalung, memberikan definisi kepribadian dengan:

“Organisasi dinamis dalam individu sebagai sistem psikofisik yang menentukan

caranya yang khas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan.” Personality is

1Rafi Sapuri, Psikologi Islam:Tuntunan Jiwa Manusia Modern, (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2009), h.109

Page 11: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

2

the dynamic organization within the individual of those psychophysical systems

that determine his unique adjustment to his environment.2

Lebih lanjut, Muhammad Ismail memaparkan dalam bukunya yang berjudul

Bunga Rampai Pemikiran Islam, yaitu:

Kepribadian adalah diri setiap orang yang terdiri dari pola pikir (aqliyah)

dan pola sikap (nafsiyah). Tidak ada hubungan dengan wajah, bentuk tubuh,

kerapian berbusana atau hal-hal lainnya. Sebab semua itu hanyalah merupakan

asesoris semata. Adalah suatu kedangkalan berfikir, bila seseorang menyangka

bahwa asesoris semacam ini sebagai salah satu faktor kepribadian. Sebab manusia

dapat dibedakan melalui akal dan tingkah lakunya dan inilah yang akan

menunjukkan tinggi rendahnya derajat seseorang.3

Pernyataan organisasi dinamis menunjukkan adanya kenyataan bahwa

kepribadian itu selalu berkembang dan berubah. Walaupun pada saat yang sama

ada organisasi system yang mengikat dan menghubungkan berbagai

komponen/sifat dari kepribadian itu. Organisasi kepribadian meliputi kerja jiwa

dan juga fisik yang tidak terpisah dalam kesatuan yang utuh. Ia juga mengandung

kecenderungan-kecenderungan determinasi yang memainkan peranan aktif dalam

tingkah laku individu. Oleh karena itu, kepribadian adalah sesuatu yang

mendorong dan mendominasi dilakukannya sesuatu.4

Dari penjelasan di atas dapat diambil sebuah gambaran bahwa kepribadian

itu sesuatu yang mencirikan identitas seseorang yang khas dan unik yang

ditentukan oleh pola sikap dan pola fikir tertentu dari individu yang menentukan

caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Kepribadian

setiap masing-masing individu tentu berbeda dan hal itu menjadikan manusia

menjadi unik.

Kepribadian muslim dari kepribadian orang perorang (Individu) dan

kepribadian dalam kelompok masyarakat (Ummah). Kepribadian individu

2Inge Hutagalung, Pengembangan Kepribadian Tinjauan Praktis Menuju Pribadi Positif,

(Jakarta: PT. Indeks, 2007), h. 1

3Muhammad Ismail, Bunga Rampai Pemikiran Islam, (Jakarta: Gema Insani Press, 1999),

h.20.

4Rifat Syauqi Nawawi, Kepribadian Qur’ani, ( Tangerang: WNI press, 2009), cet. Ke-1, h. 20.

Page 12: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

3

meliputi ciri khas seseorang dalam sikap dan tingkah laku, serta kemampuan

intelektual yang dimilikinya. Karena adanya unsur kepribadian yang secara

individu, seorang muslim akan memiliki ciri khas masing-masing. Demikian akan

ada kepribadian antara seorang muslim dengan muslim lainnya walaupun sebagai

individu, masing-masing pribadi itu berbeda. Tapi dalam pembentukan

kepribadian muslim sebagai ummah perbedaan itu dipadukan.5

Kepribadian manusia merupakan suatu misteri yang penuh dengan

dinamika. Setiap manusia memiliki suatu keunikan tersendiri yang berbeda

dengan yang lain, hal tersebut tergantung pada diri masing-masing bagaimana

pengaruh-pengaruh yang muncul baik dari dalam diri maupun dari luar dirinya

diolah dan diproses.

Namun sering kali kepribadian dipersepsikan secara kurang tepat oleh

sebagian banyak orang. Seperti pendapat Muhammad Ismail di atas bahwa

kepribadian seseorang sering dinilai dari wajahnya, bentuk tubuh, kerapihan

berbusana dan hal-hal lainnya yang terlihat secara kasat mata. Anggapan seperti

ini tidak sepenuhnya salah, namun bila wajah, bentuk tubuh, kerapihan berbusana

dan hal-hal lain sebagainya dianggap sebagai salah satu faktor penentu

kepribadian atau berpengaruh terhadap kepribadian, maka akan didapatkan suatu

pengertian yang tidak mencakup dan menggambarkan hakikat kepribadian.

Berkaitan dengan masalah kepribadian muslim, penulis tertarik dengan salah

satu filsuf yang memiliki konsep khudi atau pribadi yaitu Muhammad Iqbal. Di

mana Iqbal menjelaskan tentang pribadi muslim dalam bukunya Asrar I Khudi,

yang membahas sejarah, tentang bagaimana memperkuat pribadi, menyusun

ummat dan juga pesan-pesan guru-guru purba untuk zaman sekarang, sifat-sifat

muslim, sifat-sifat buruk yang harus dihindari, peringatan supaya berhati-hati

terhadap mistik yang dapat melemahkan roh dan sebagainya yang semuanya itu

dituangkan oleh Iqbal dalam bentuk syair yang panjang.6

5Jalaludin, Teologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003) Cet ke-3,h. 197.

6Muhammad Iqbal, Asrar I Khudi, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976), h.15

Page 13: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

4

Dalam buku Asrar I Khudi sebenarnya melukiskan kehidupan individual

dari seorang Islam yang hendak dikesani Iqbal supaya sadar tentang tugasnya di

dunia, tapi lambat laun dalam seluruh untaian syair yang amat panjang ini,

digambarkannya segala segi wujud manusia sebagai makhluk yang termulia di

tengah-tengah alam semesta.7

Muhammad Iqbal sebagai seorang pemikir muslim modern dengan

disemangati sikap mengembangkan ide yang relevan, membangkitkan usaha

gerakan. Iqbal mencoba menterjemahkan pikirannya dalam bentuk kegiatan

(gerakan). Pemikiran Iqbal tumbuh dari pemikiran para pemikir yang

mendahuluinya. Ia mengumpulkan seluruh buah filsafat dan seni dari Timur dan

Barat. Tetapi hal ini tidak berarti bahwa ia meninggalkan pemikiran para

pendahulunya, tempat ia menemukan semuanya itu. Yang ia kumpulkan dari

sumber lain, dipakainya sebagai landasan tempat ia membangun bangunan besar

sistemnya sendiri. Seperti halnya pemikir-pemikir besar lainnya, dalam dirinya

“semua pemikiran yang mendahuluinya dibentuk kembali dibawah cahaya

kejeniusannya.”8

Iqbal amat dalam tinjaunnya tentang filsafat dan sejarah Islam serta

telaahnya tentang filsafat barat. Menurutnya bahwa Intelektualisme Hindi dan

Pantheisme Islam membinasakan kemauan dan kesanggupan orang Islam akan

mengadakan suatu aksi untuk menentukan kejayaannya kembali menjadi zaman

keemasan Islam. Maka dibinalah semacam filsafat yang berasal dari hadits Nabi

Muhammad SAW: “Tumbuhkanlah dalam dirimu sifat-sifat Tuhan”, yang

dipekatkannya dalam bahasa Farsi yakni “Khudi” yang berarti pribadi. Lafaz

Khudi ini memang menurut tata bahasa Farsi dan Urdu ialah bentuk kecil dari kata

khuda yang berarti Tuhan.9

Dari pemaparan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengkaji lebih

dalam tentang konsep pembinaan kepribadian muslim yang dikemukakan oleh

7Muhammad Iqbal, Asrar I Khudi, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976), h.28.

8M.M. Syarif, Iqbal tentang Tuhan dan Keindahan, Terj. Yusuf Jamil, (Bandung: Mizan,

1993), h.80.

9Muhammad Iqbal, Asrar I Khudi, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976), h.18.

Page 14: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

5

salah satu ilmuwan muslim yang menggagas konsep tentang khudi atau

kepribadian yakni Muhammad Iqbal (1873-1938), sehingga skripsi ini penulis beri

judul: “KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM MENURUT

MUHAMMAD IQBAL”. Skripsi ini diberi judul seperti itu karena pembinaan

kepribadian muslim sangat penting bagi para generasi muslim agar tidak

terjerumus kepada hal-hal yang bersifat duniawi.

B. Identifikasi Masalah

1. Pandangan Muhammad Iqbal tentang Tuhan

2. Gagasan Muhammad Iqbal tentang Insan Kamil

3. Konsep Khudi menurut Muhammad Iqbal

C. Pembatasan Masalah

Untuk memfokuskan penulis mengenai konsep khudi atau kepribadian

yang digagas oleh Muhammad Iqbal, penulis membatasi permasalahannya

yaitu:

1. Pandangan Muhammad Iqbal tentang kepribadian muslim

2. Konsep pembinaan kepribadian muslim menurut Muhammad Iqbal

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka untuk mempermudah

penulis, masalah di atas dirumuskan sebagai berikut:

1. Apa pandangan Muhammad Iqbal mengenai Kepribadian Muslim?

2. Bagaimana konsep pembinaan kepribadian muslim menurut Muhammad

Iqbal?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian dan pengkajian serta penyusunan skripsi ini adalah

untuk mengetahui konsep pembinaan kepribadian muslim menurut Muhammad

Iqbal.

Page 15: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

6

F. Manfaat Penelitian

Kegunaan pengkajian dan penelitian yang dilakukan dalam penyusunan

skripsi ini:

a. Untuk memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam tentang

kepribadian muslim.

b. Untuk mengetahui konsep pemikiran pembinaan kepribadian muslim

menurut Muhammad Iqbal.

c. Untuk mengembangkan wawasan mengenai khazanah konsep

kepribadian Muslim dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

d. Untuk memberi gambaran bagi para pembaca, para orang tua, dan

masyarakat pada umumnya mengenai konsep kepribadian muslim.

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat Kualitatif. Riset kualitatis memproses pencarian

gambaran data dari konteks kejadian secara langsung sebagai upaya melukiskan

peristiwa sepersis kenyataannya, yang berarti membuat pelabgai kejadiannya

seperti merekat dan melibatkan perspektif yang partisipatif di dalam pelbagai

kejadian, serta menggunakan penginduksian dalam menjelaskan gambaran

fenomena yang diamatinya.10

Dengan demikian, pendekatan kualitatif

menekankan analisanya pada data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan

dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Pendekatan kualitatif penulis

gunakan untuk menganalisis pemikiran Muhammad Iqbal tentang konsep

pembinaan kepribadian muslim. Maka dengan sendirinya penganalisaan data ini

lebih difokuskan pada penelitian Kepustakaan (Library Research), yakni dengan

membaca, menelaah dan mengkaji sumber tulisan yang erat kaitannya dengan

masalah yang dibahas.

10Septiawan Sntana K, Menulis Ilmiah; Metode Penelitian Kualitatif, ( Jakarta: Yayasan

Obor Indonesia, 2001), ed. 1, h.29-30.

Page 16: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

7

2. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif karena data yang dikumpulkan

berupa kata-kata dan bukan angka-angka. Penelitian deskriptif tidak

dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu tetapi hanya menggambarkan apa

adanya tentang suatu variabel, gejala atau keadaan.11

3. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Studi dokumentar, yaitu studi yang dilakukan dengan mempelajari

sumber-sumber informasi milik onjek yang ditulis secara langsung tanpa

perantara.

b. Studi kepustakaan, yaitu studi yang dilakukan dengan mempelajari

literature yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti dengan

mengumpulkan data-data melalui bahwna bacaan seperti teks book, Jurnal

ataupun artikel yang memiliki relevansi dengan penelitian ini guna

mendapatkan landasan teoritis.

4. Teknik analisis data

Teknik analisa data yang digunakan adalah analisis deskriptif yang berttujuan

untuk mendapatkan pemahaman yang tepat mengenai obyek penelitian dengan

tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis.12

Analisis data dilakukan dengan

cara mendeskripsikan data-data secara sistimatis dan diformulasikan sedemikian

rupa hingga diperoleh kesimpulan yang komprehensif.

H. Fokus Penelitian

Subjek penelitian ini adalah pandangan Muhammad Iqbal mengenai konsep

kepribadian muslim, sedangkan objek penelitiannya yaitu pembinaan kepribadian

muslim menurut pandangan Muhammad Iqbal.

Cara penyajiannya bersifat deskriptif analitik. Penyajian deskriptif adalah

menjelaskan tentang pengertian, maksud dan tujuan dari pembinaan kepribadian

11Suharsimi Arikunto, Manajemen Peneltian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h. 234.

12

Suharsimi Arikunto, Manajemen Peneltian,h. 234

Page 17: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

8

muslim. Analisisnya adalah menganalisa pemikiran Muhammad Iqbal dengan

berbagai dalil-dalil yang memiliki keterkaitan, baik dalil al-Qurán maupun al-

Hadits dan beberapa disiplin ilmu pengetahuan.

I. Sumber Data

Dalam mengumpulkan data, penulis sepenuhnya menggunakan metode

penelitian kepustakaan. Untuk mendapatkan data-data penelitian, penulis

mengumpulkan bahan kepustakaan terutama yang berkaitan dengan kepribadian

remaja muslim. Sumber data dalam penelitian ini ada dua, yaitu sumber data

primer dan sumber data sekunder.

a. Sumber data Primer adalah sumber data utama yang akan menjadi

rujukan dalam kajian ini. Diantaranya adalah :

Muhammad Iqbal, Asrar-I Khudi Rahasia-rahasia Pribadi, Jakarta:

Bulan Bintang, 1976.

b. Sumber data Sekunder adalah sumber data pendukung yang melengkapi

sumber data primer. Diantaranya adalah :

Alisuf Sabri, Pengantar Umum dan Psikologi Perkembangan,

Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, cet ke-1, 1993

Donny Ghahral Adian, M.Iqbal: Seri Tokoh filsafat, Jakarta: Teraju,

2003.

Hasyimsyah Nasution, Filsafat Islam, Jakarta: Gaya Media Pratama,

cet ke-3, 2002.

Inge Hutagalung, Pengembangan Kepribadian tinjauan Praktis

Menuju Pribadi Positif, Jakarta: PT. Indeks, 2007.

Jalaludin, Teologi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

Cet ke-3, 2003.

M. M Syarif, Iqbal Tentang Tuhan dan Keindahan, Terj. Yusuf

Jamil, Bandung: mizan, 1993

Rafi Sapuri, Psikologi Islam: tuntunan Jiwa Manusia Modern,

Jakarta: PT raja Grafindo Persada, 2009.

Rifat Syauqi Nawawi, Kepribadian Qur’ani, Tangerang: WNI Press,

2009.

Page 18: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

9

J. Prosedur Penelitian

a. Tahap Persiapan

Pada tahapan ini penulis mengadakan kunjungan kepustakaan dalam

rangka mengumpulkan data.

b. Tahap Pelaksanaan

Tahapan ini pelulis mengumpulkan data dari buku-buku sumber yang

diperoleh dari kepustakaan untuk penelitian.

c. Tahap Penyelesaian

Dalam tahap ini penulis menyimpulkan hasil observasi dan kemudian

menafsirkan serta menyusun data dalam bentuk hasil penelitian

(laporan).

Teknik penulisan ini berpedoman pada buku “Pedoman Penulisan Skrispsi

yang diterbitkan oleh fakultas Ilmu tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam

Negeri Syarif hidayatullah Jakarta, 2007”.

Page 19: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

10

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Pembinaan Kepribadian Muslim

1. Pengertian Pembinaan

Pembinaan diartikan sebagai proses, perbuatan, usaha, tindakan dan

kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna untuk memperoleh hasil yang

baik.1

Pengertian pembinaan menurut psikologi dapat diartikan sebagai upaya

memelihara dan membawa suatu keadaan yang seharusnya terjadi atau menjaga

keadaan sebagaimana seharusnya. Dalam manajemen pendidikan luar sekolah,

pembinaan dilakukan dengan maksud agar kegiatan atau program yang sedang

dilaksanakan selalu sesuai dengan rencana atau tidak menyimpang dari hal

yang telah direncanakan.2

Secara umum pembinaan disebut sebagai sebuah perbaikan terhadap pola

kehidupan yang direncanakan. Setiap manusia memiliki tujuan hidup tertentu

dan ia memiliki keinginan untuk mewujudkan tujuan tersebut. Apabila tujuan

1Tim Penyusun kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Kamus Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999), Cet. ke-10, h. 134.

2Kang Abied (online ) Pembinaan: www.masbied.com/pengertian-pembinaan-menurut-

psikologi, 09 April 2012, 15.29 WIB.

Page 20: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

11

hidup tersebut tidak tercapai maka manusia akan berusaha untuk menata ulang

pola kehidupannya.3

Berdasarkan pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa

pembinaan dapat ditinjau dari dua sudut pandang, yaitu berasal dari sudut

pembaharuan dan berasal dari sudut pengawasan. Pembinaan yang berasal dari

sudut pembaharuan yaitu mengubah sesuatu menjadi yang baru dan memiliki

nilai-nilai lebih baik bagi kehidupan masa yang akan datang. Sedangkan

pembinaan yang berasal dari sudut pengawasan yaitu usaha untuk membuat

sesuatu lebih sesuai dengan kebutuhan yang telah direncanakan.

2. Upaya-upaya dalam Pembinaan

Untuk mendekatkan remaja pada suatu pemecahan yang tepat, maka

hendaknya ditinjau terlebih dahulu dari subjeknya, yaitu dengan mengetahui

keadaan remaja dan sifat-sifatnya serta beberapa faktor dan penyebab timbulnya

problem remaja, maka seterusnya perlu diadakan pengulangan, pemecahan

masalah remaja/ jalan keluarnya.

Untuk menghindari membengkaknya problem yang dihadapi oleh remaja

maka perlu sekali diadakan pencegahan yang terarah diantaranya:

a. Tindakan Preventif

Yaitu segala tindakan yang bertujuan mencegah timbulnya kenakalan-

kenakalan, dapat dilakukan dengan pendekatan informal (keluarga), pendekatan

formal (sekolah) atau juga melalui pendekatan nonformal (masyarakat).4

1. Pembinaan pendidikan keluarga dilakukan dengan cara :

a. Menghindari keretakan rumah tangga

b. Menanamkan pendidikan agama yang sesuai dengan tingkat

perkembangannya misalnya keimnan, akhlak dan ibadah.

c. Pemeliharaan hubungan kasih sayang yang adil dan merata, atara

sesama anggota keluarga.

3kang Abied, www.masbied.com/pengertian-pembinaan-menurut-psikologi.

4kang Abied, www.masbied.com/pengertian-pembinaan-menurut-psikologi.

Page 21: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

12

d. Pengawasan yang intensif terhadap gejala aktivitas yang dilakukan oleh

anak-anak dengan menekankan kemungkinan berprilaku negatif.

e. Pemberian kesibukan yang bermanfaat dan tanggung jawab.

f. Pembagian peranan dan tanggung jawab di antara para anggota

keluarga.5

2. Pembinaan Pendidikan formal dilakukan dengan cara :

a. Mengintensifkan pelajaran pendidikan agama.

b. Mengadakan pembenahan dan pemenuhan sarana dan prasarana

pendidikan.

c. Penerapan metodologi belajar mengajar yang efektif.

d. Dalam pelaksanaan kurikulum hendaknya memperhatikan

keseimbangan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang memadai.

e. Mengadakan identifikasi dan bimbingan mengenai bakat, minat,

kemampuan dan penyalurannya.

f. Melatih dan membiasakan anak untuk bekerja sama dan berorganisasi

seperti OSIS dan yang lainnya.6

3. Pembinaan Pendidikan non formal (Masyarakat)

Masyarakat adalah tempat pendidikan yang ketiga sesudah rumah

tangga dan sekolah. Pembinaan masyarakat dimaksudkan untuk mengisi

waktu senggang dengan kegiatan yang bermanfaat misalnya meningkatkan

pendidikan kepramukaan, penyuluhan mental agama, pendidikan

keterampilan, pembinaan olah raga, perluasan perpustakaan, Palang Merah

remaja, Karang Taruna, Remaja Mesjid dan usaha-usaha lainnya.

b. Tindakan Represif

Tindakan untuk menindas dan menahan kenakalan remaja sesering

mungkin atau menghalangi timbulnya peristiwa kenakalan yang lebih hebat,

ruang lingkup tindakan represif meliputi :

1. Razia terhadap tempat-tempat atau barang-barang yang dapat dijadikan

tempat atau alat berbuat nakal oleh remaja.

5Kang Abied, www.masbied.com/pengertian-pembinaan-menurut-psikologi.

6Kang Abied, www.masbied.com/pengertian-pembinaan-menurut-psikologi.

Page 22: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

13

2. Penyidikan atau pengusutan dan pemeriksaan terhadap remaja yang

berbuat nakal.

3. Penahanan sementara untuk kepentingan pemeriksaan dna perlindungan

bagi remaja.

4. Penuntutan dan peradilan terhadap perkara yang melanggar hukum.7

c. Tindakan Kuratif

Selanjutnya ialah usaha atau tindakan secara kuratif dan rehabilitasi,

yaitu setelah usaha dan tindakan yang lain dilaksanakan. Tindakan ini

merupakan pembinaan khusus untuk memecahkan dan menanggulangi

problem kenakalan remaja. Pembinaan khusus untuk memberikan kesan

yang baik, bahwa seorang remaja itu diperbaiki dan diberikan dorongan,

kesempatan dan fasilitas menjadi baik kembali sesudah melakukan sesuatu

yang dianggap tidak wajar atau tercela.

B. Kepribadian Muslim

1. Pengertian Kepribadian Muslim

Rifat Syauqi mengutip dari Sartain yang menyatakan bahwa kata

“kepribadian” berbeda dengan kata “pribadi”. Pribadi artinya “person”

(individu, diri). Sedangkan kepribadian yaitu terjemahan dari bahasa Inggris

“personality” yang pada mulanya berasal dari bahasa Latin “per” dan “sonare”

yang kemudian berkembang menjadi kata “persona” yang berarti topeng. Pada

zaman romawi kuno, seorang aktor menggunakan topeng itu untuk

menyembunyikan identitas dirinya agar memungkinkannya untuk bisa

memerankan karakter tertentu sesuai dengan tuntutan skenario permainan

dalam sebuah drama.8

Dalam pengertian yang lebih rinci, William Stern mengemukakan

kepribadian adalah suatu kesatuan banyak (unita multi complex) yang

diarahkan kepada tujuan-tujuan tertentu dan mengandung sifat-sifat khusus

seseorang yang bebas menentukan dirrinya sendiri. Menurutnya, ada tiga hal

yang menjadi ciri khas kepribadian, yaitu: pertama, kesatuan banyak terdiri dari

7Kang Abied, www.masbied.com/pengertian-pembinaan-menurut-psikologi.

8Rifat Syauqi Nawawi, Kepribadian Qur’ani, (Tangerang: WNI Press, 2009), h. 19.

Page 23: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

14

unsur-unsur yang banyak dan tersusun secara berjenjang dari unsur yang

berfungsi tinggi ke unsur yang terendah. Kedua, bertujuan untuk

mempertahankan diri dan mengembangkan diri. Ketiga, individualitas yaitu

merdeka untuk menentukan diri sendiri secara luar sadar.9

Kepribadian muslim dapat dilihat secara perorangan (individu) dan juga

secara perkelompok (ummah). Kepribadian individu meliputi ciri khas

seseorang dalam sikap dan tingkah laku serta kemampuan intelektual yang

dimilikinya. Karena adanya unsur kepribadian yang dimiliki masing-masing,

maka sebagai individu seorang muslim akan menampilkan ciri khasnya

masing-masing. Dengan demikian akan ada perbedaan kepribadian antara

seorang muslim dengan muslim lainnya.10

Manusia tercipta dan terlahir sebagai pribadi yang khas, unik dan

sempurna. Inge Hutagalung memaparkan tentang hal ini dalam bukunya yang

berjudul Pengembangan Kepribadian dengan kata-kata :

Tidak ada dua orang yang benar-benar sama dalam menyesuaikan

dirinya terhadap lingkungan. Jadi, dengan demikian bahwa tidak ada dua orang

yang mempunyai kepribadian yang sama. Contoh : manusia adalah makhluk

yang unik dan ciptaan Tuhan yang paling sempurna di dunia. Keunikan pada

manusia meskipun dilahirkan sebagai dua anak kembar, tetapi tetap merupakan

dua pribadi yang berbeda. Secara fisik memang ada kemiripan, terutama yang

dilahirkan dengan jenis kelamin sama, namun secara kejiwaan mereka tidak

sama.11

Dari kutipan di atas menjelaskan bahwa tidak ada orang yang sama dalam

caranya menyesuaikan diri terhadap lingkungan, inilah salah satu penampakan

yang mencirikan suatu kepribadian.

Selanjutnya Jalaludin mengutip pendapat Whaterington yang

menyimpulkan bahwa kepribadian memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

9Jalaludin, Teologi pendidikan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2003), cet. 3, h. 192.

10

Jalaludin, Teologi pendidikan,… h. 196.

11

Inge Hutagalung, Pengembangan Kepribadian tinjauan Praktis Menuju Pribadi positif,

(Jakarta: PT. Indeks, 2007), h. 2.

Page 24: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

15

1. Manusia karena keturunannya mula-mula hanya merupakan individu dan

barulah menjadi suatu pribadi setelah mendapat (menerima) pengaruh

dari lingkungan sosialnya dengan cara belajar.

2. Kepribadian adalah istilah untuk menanamkan tingkah laku seseorang

yang secara terintegrasi merupakan kesatuan.

3. Kepribadian untuk menyatakan pengertian tertentu yang ada pada pikiran

orang lain, dan pikiran tersebut ditentukan oleh nilai dari perangsang

sosial seseorang.

4. Kepribadian tidak menyatakan sesuatu yang bersifat seperti bentuk badan,

ras, akan tetapi merupakan gabungan dari keseluruhan dan kesatuan

tingkah laku seseorang.

5. Kepribadian tidak berkembang secara pasif, tetapi setiap pribadi

menggunakan kapasitasnya secara aktif untuk menyesuaikan diri kepada

lingkungan sosialnya.12

Dari pernyataan di atas, dapat dipahami bahwa kepribadian dapat

didefinisikan sebagai individuality jika dikaitkan dengan ciri khas yang

ditampilkan seseorang, sehingga secara individu seseorang dapat dibedakan

dari orang lain. Sebaliknya disebut personality jika dikaitkan dengan tingkah

laku seseorang secara lahiriah maupun batiniah, jika dihubungkan dengan sikap

dan tingkah laku seseorang yang berhubungan dengan kemampuan intelektual

maka disebut mentality. Selanjutnya jika dihubungkan dengan sifat kedirian

seseorang sebagai suatu kesatuan dari ciri khas yang dimiliki serta usaha untuk

mempertahankan jati diri tersebut dari unsure pengaruh luar disbut identify.13

Secara individu kepribadian muslim mencerminkan cirri khas yang

berbeda. Ciri khas tersebut diperoleh berdasarkan potensi bawaan. Dengan

demikian secara potensi (pembawaan/heredity) akan dijumpai adanya

perbedaan kepribadian antara seorang muslim dengan muslim lainnya.

Perbedaan itu terbatas pada seluruh potensi yang mereka miliki berdasarkan

faktor bawaan masing-masing yaitu meliputi aspek jasmani dan aspek rohani.

12Jalaludin, Teologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), cet. Ke-3, h.

193.

13

Jalaludin, Teologi Pendidikan,…,h. 195.

Page 25: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

16

Pada aspek jasmani seperti perbedaan bentuk fisik, warna kulit, dan ciri-ciri

fisik lainnya. Sedangkan pada aspek rohaniah seperti sikap, mental, tingkat

kecerdasan maupun sikap emosi.

2. Pola-pola Kepribadian Muslim

Pola kepribadian yang dimaksud di sini ialah gambaran tentang garis-

garis bentuk kepribadian manusia pada umunya. Menurut ahli psikologi bahwa

pola kepribadian ini terdiri dari 2 bagian, yaitu:

a. The concept of self yang merupakan pusat bentuk kepribadian

b. Trait yang merupakan kemudi atau roda dar kepribadian itu. Trait ini

berhubungan erat dan sangat dipengaruhi oleh bagian pusat atau self

concept.

Manusia adalah makhluk yang berkeyakinan yaitu mmeyakini adanya

benar dan salah. Ia bekali beberapa sifat untuk mendekati kekuatan yang paling

sempurna ditandai dengan adanya rasa takut, cinta dan tunduk. Ketiganya biasa

disebut perangai dan mungkin merupakan perangai paling awal yang

ditanamkan dalam jiwa manusia.

Al-Quran mengemukakan sebuah contoh tentang rasa rindu manusia

kepada kesempurnaan sebagaimana yang dialami Nabi Ibrahim a.s. Pada kasus

Nabi Ibrahim a.s. kita dapat melihat gambaran tentang pencarian dan

ketundukan manusia terhadap kekuatan supranatural kendatipun sebenarnya

nisbi. Kemudian lahirlah fenomena-fenomena alam, matahari dan bulan.14

Allah SWT berfirman:

14 Rifat Syauqi Nawawi, Kepribadian Qur’ani, (Tangerang: WNI Press, 2009), h. 37.

Page 26: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

17

Artinya : “Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya, Aazar,

"Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan?

Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang

nyata.. dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda

keagungan (kami yang terdapat) di langit dan bumi dan (kami

memperlihatkannya) agar Dia Termasuk orang yang yakin. ketika

malam telah gelap, Dia melihat sebuah bintang (lalu) Dia berkata:

"Inilah Tuhanku", tetapi tatkala bintang itu tenggelam Dia berkata:

"Saya tidak suka kepada yang tenggelam." Kemudian tatkala Dia

melihat bulan terbit Dia berkata: "Inilah Tuhanku". tetapi setelah bulan

itu terbenam, Dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi

petunjuk kepadaKu, pastilah aku Termasuk orang yang sesat."

Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, Dia berkata: "Inilah

Tuhanku, ini yang lebih besar". Maka tatkala matahari itu terbenam,

Dia berkata: "Hai kaumku, Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa

yang kamu persekutukan. Sesungguhnya aku menghadapkan diriku

kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung

kepada agama yang benar, dan aku bukanlah Termasuk orang-orang

yang mempersekutukan Tuhan.15

3. Unsur-unsur Pembentuk Kepribadian Muslim

Menurut Mujib yang dikutip oleh Rafi Sapuri menyatakan bahwa

pengembangan kepribadian Islam adalah usaha secara sadar yang dilakukan

15 Bachtiar Surin, Terjemah dan Tafsir al-Quran 30 Juz Huruf Arab dan Latin, (Bandung:

Fa, Sumatra,1978), h. 253

Page 27: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

18

oleh individu untuk memaksimalkan daya-daya insaninya agar ia mampu

realisasi dan aktualisasi diri lebih baik sehingga memperoleh kualitas hidup di

dunia maupun di akhirat. Manusia yang baik tidak dapat dilihat dari kadar

(ukuran) fisik dan potensi diri berupa bakat dan kekuatan atau sesuatu yang lain

berupa kekhasannya. Namun, perjalanan arah hidup yang difokuskan kea rah

kebaikan (as-shirat al-mustaqim ila al-haqq) itulah manusia yang baik.16

Dengan demikian pengembangan kepribadian Islam adalah setiap usaha

individu dengan kekhasan daya insaninya yang menempuh perjalanan hidup

secara fisik dan psikis ke arah kebenaran (al-haqq). Statement ini mengandung

tiga unsur sebagai suatu keterkaitan terpadu (centered relationship), yaitu

kehasan daya insane, perjalanan hidup dan kebenaran.

Seseorang disebut memiliki kepribadian muslim manakala dalam

mempersepsi sesuatu, dalam bersikap terhadap sesuatu dan dalam melakukan

sesuatu dikendalikan oleh pandangan hidup muslim. Karakter seorang muslim

terbentuk melalui pendidikan dan pengalaman hidup. Kepribadian seseorang di

samping bermodal kapasitas fitrah bawaan sejak lahir dari warisan genetika

orangtuanya, ia terbentuk melalui proses panjang riwayat hidupnya, proses

internalisasi nilai pengetahuan dan pengalaman dalam dirinya. Dalam

perspektif ini, agama yang diterima dari pengetahuan maupun yang dihayati

dari pengalaman rohaniah, masuk ke dalam struktur kepribadian seseorang.

Orang yang menguasai ilmu agama atau ilmu akhlak (sebagai ilmu) tidak

otomatis memiliki kepribadian yang tinggi, karena kepribadian bukan hanya

aspek pengetahuan.17

Pada umumnya, penentuan unsur-unsur pembentuk kepribadian oleh para

ahli berbeda-beda. Perbedaan ini terlihat dari sudut pandang mereka yang

digunakan dalam memahami kepribadian itu sendiri. Ada yang memahami

kepribadian itu sendiri. Ada yang memahami unsur pembentuk kepribadian

dengan terlebih dahulu berangkat dari pembahasan tentang substansi manusia.

16Rafi Sapuri, Psikologi Islam: Tuntunan Jiwa Manusia Modern, (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2009), h.109.

17

Achmad Mubarok, Psikologi Keluarga Dari Keluarga Sakinah Hingga Keluarga

Bangsa, (Jakarta: PT. Bina Rena Pariwara, 2005), cet. 1, h. 46.

Page 28: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

19

Ada yang memahami dari bagaimana manusia berfikir dan mengatur tingkah

lakunya dan lain sebagainya.

Menurut Eysenck seperti yang dikutif oleh Ramayulis, yaitu sebagai

berikut:

Kepribadian tersusun atas tindakan-tindakan dan disposisi-disposisi yang

terorganisasi dalam susunan hirarkis, berdasarkan atas keumuman dan

kepentingannya, diurut dari yang paling bawah ke yang paling tinggi yaitu:

1. Specific response, yaitu tindakan atau respons yang terjadi pada suatu

keadaan atau kejadian tertentu.

2. Habitual response memiliki corak yang lebih umum daripada specific

response, yaitu respons yang berulang-ulang terjadi jika individu

menghadapi kondisi atau situasi sejenis.

3. Trait, yaitu habitual response yang saling berhubungan satu sama lain

yang cenderung ada pada individu tertentu.

4. Type yaitu organisasi yang lebih umum dan lebih mencakup lagi.18

Kepribadian secara utuh hanya mungkin dibentuk melalui pengaruh

lingkungan, khususnya pendidikan. Adapun sasaran yang dituju dalam

pembentukan kepribadian ini adalah kepribadian yang memiliki akhlak yang

mulia. Tingkat kemuliaan akhlak erat kaitannya dengan tingkat keimnan. Sebab

Nabi mengemukakan “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah

orang mukmin yang paling baik akhlaknya”. Pencapaian tingkat akhlak yang

mulia merupakan tujuan pembentukan kepribadian muslim.19

Pembentukan kepribadian muslim pada dasarnya merupakan upaya untuk

mengubah sikap ke arah kecenderungan kepada nilai-nilai keislaman.

Perubahan sikap, tentunya tidak terjadi secara spontan. Semuanya berjalan

dalam suatu proses yang panjang dan berkesinambungan. Di antara proses

tersebut digambarkan oleh adanya hubungan dengan obyek, wawasan,

18Ramayulis, Psikologi Agama, (Jakarta: Kalam Mullia, 2002), h. 106-107

19

Jalaludin, Teologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), cet. Ke-3,

h.198.

Page 29: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

20

peristiwa atau ide (attitude have referent) dan perubahan sikap harus dipelajari

(attitude are learned).20

Dengan demikian pembentukan kepribadian muslim pada dasarnya

merupakan suatu pembentukan kebiasaan yang baik dan serasi dengan nilai-

nilai akhlaq al-karimah. Untuk itu setiap muslim dianjurkan untuk belajar

seumur hidup, sejak lahir (dibesarkan dengan yang baik) hingga di akhir hayat

(tetap dalam kebaikan). Pembentukan kepribadian melalui pendidikan tanpa

henti (life long education), sebagai suatu rangkaian upaya menurut ilmu dan

nilanilai keislaman, sejak dari buaian hingga ke liang lahat.

Pembentukan kepribadian muslim secara menyeluruh adalah

pembentukan yang meliputi berbagai aspek, yaitu:

1. Aspek idiil (dasar), dari landasan pemikiran yang bersumber dari dari

ajaran wahyu.21

2. Aspek materiil (bahan), berupa pedoman dan materi ajaran terangkum

dalam materi bagi pembentukan akhlaq al-karimah.22

3. Aspek sosial, menitik beratkan pada hubungan yang baik antara sesama

makhluk, khususnya sesama manusia.23

4. Aspek teologi, pembentukan kepribadian muslim ditujukan pada

pembentukan nilai-nilai tauhid sebagai upaya untuk menjadikan

kemampuan diri sebagai pengabdi Allah yang setia.24

5. Aspek teleologis (tujuan), pembentukan kepribadian muslim mempunyai

tujuan yang jelas.25

6. Aspek duratif (waktu), pembentukan kepribadian muslim dilakukan sejak

lahir hingga meninggal dunia.

7. Aspek dimensional, pembentukan kepribadian muslim dilakukan atas

penghargaan terhadap faktor-faktor bawaan yang berbeda (perbedaan

individu).26

20Jalaludin, Teologi Pendidikan, …, h. 200

21

Jalaludin, Teologi Pendidikan, …,h. 203.

22

Jalaludin, Teologi Pendidikan, …,h. 203.

23

Jalaludin, Teologi Pendidikan, …,h. 204.

24

Jalaludin, Teologi Pendidikan, …,h. 204.

25

Jalaludin, Teologi Pendidikan, …,h. 204.

Page 30: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

21

8. Aspek fitrah manusia, yaitu pembentukan kepribadian muslim meliputi

bimbingan terhadap peningkatan dan pengembangan kemampuan jasmani,

rohani dan ruh.27

Pembentukan kepribadian muslim merupakan pembentukan kepribadian

yang utuh, menyeluruh terarah dan berimbang. Konsep ini cenderung dijadikan

alasan untuk member peluang bagi tuduhan bahwa filsafat pendidikan Islam

bersifat apologis (memihak dan membenarkan diri). Penyebabnya antara lain

adalah ruang lingkupnya yang terlalu luas, kemudian tujuan yang akan

dicapainyapun terlampau jauh sehingga dinilai sulit untuk diterapkan dalam

suatu sistem pendidikan.

Pembentukan kepribadian muslim sebagai individu, keluarga, masyarakat

maupun ummah pada hakikatnya berjalan seiring dan menuju kepada tujuan

yang sama. Tujuan utamanya yaitu guna merealisasikan diri, baik secara

pribadi (individu) maupun secara komunitas (ummah) untuk menjadi pengabdi

Allah SWT yang setia. Tunduk dan patuh terhadap ketentuan-ketentuan yang

diberika Allah SWT.28

Dalam teori-teori kepribadian, kepribadian terdiri dari trait dan tipe

(type). Trait sendiri dijelaskan sebagai konstruk teoritis yang menggambarkan

konsistensi respon individu dalam situasi yang berbeda-beda. Sedangkan tipe

adalah pengelompokkan bermacam-macam trait. Dibandingkan dengan konsep

trait, tipe memiliki tingkat regularity dan generality yang lebih besar daripada

trait.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepribadian Muslim

Dalam mempelajari kepribadian, maka diperlukan pengetahuan tentang

bagaimana sifat-sifat/ciri kepribadian itu terbentuk dan bagaimana proses

perkembangannya. Alisuf Sabri menuliskan dalam bukunya Pengantar

Psikologi Umum dan Perkembangan, bahwa totalitas kepribadian individu

terbentuk melalui interaksi ketiga faktor, yaitu:

26Jalaludin, Teologi Pendidikan, …,h. 204.

27

Jalaludin, Teologi Pendidikan, …,h. 204.

28

Jalaludin, Teologi Pendidikan, …,h. 214.

Page 31: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

22

1. Heredity (pembawaan/genetik)

Kepribadian bukanlah semata-mata faktor bawaan sejak lahir, akan

tetapi juga merupakan hasil pembelajaran hidup. Kepribadian senantiasa

dapat dikembangkan ke arah yang lebih baik melalui proses belajar.

Seorang yang memiliki kepribadian yang menarik adalah individu yang

mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dan memiliki kestabilan

emosi yang mantap.29

Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh heredity terhadap

perkembangan kepribadian, kita dapat memperolehnya dari beberapa hasil

penelitian yang dilakukan para ahli psikologi. Misalnya dengan cara

membandingnkan antara dua orang yang hereditasnya sama namun hidup

dalam lingkungan yang berbeda. Dalam hal ini, apabila heredity memang

merupakan faktor yang lebih besar pengaruhnya bagi pembentukan

kepribadian, maka lingkungan yang berbeda tidak akan berpengaruh

terhadap kepribadian si anak kembar tersebut.

Sekalipun dalam kenyataannya si kembar banyak dipengaruhi oleh

kerjasama lingkungan, pada umumnya para orang tua cenderung

memperlakukan anak kembar secara kembar segala-galanya (nama, baju,

mainan dan sebagainya), hal ini berarti kepribadian dapat diperngaruhi

oleh lingkungan (tanpa faktor heredity/pembawaan).

Tetapi adapun hasil penelitian yang dilakukan para ahli psikologi

yang membuktikan bahwa kesamaan kepribadian tidak cukup dipengaruhi

oleh lingkungan tersebut. Bagi anak kembar identik yang dipisahkan

hidupnya akan tetapi terbukti kepribadian mereka tetap sama, dan

kesamaannya tersebut tidak dapat diterangkan oleh faktor lingkungan.

Dengan demikian berarti bahwa faktor herediti lebih berpengaruh daripada

faktor lingkungan.30

29Inge Hutagalung, Pengembangan Kepribadian tinjauan Praktis Menuju Pribadi

positif, (Jakarta: PT. Indeks, 2007), h.12.

30

Alisuf sabri,Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu

Jaya, 2001), h. 104.

Page 32: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

23

Dalam hal ini Islam mengajarkan bahwa faktor genetika/heredity ikut

berfungsi dalam pembentukan kepribadian muslim. Oleh karena itu,

filsafat pendidikan Islam memberikan pedoman dalam pendidikan pre-

natal (sebelum lahir). Pemilihan calon suami atau istri, sebaiknya

memperhatikan latar belakang keturunan masing-masing.

Namun Usman berpendapat lain, ia menyatakan bahwa Kepribadian

bukanlah semata-mata faktor bawaan sejak lahir, tetapi juga merupakan

hasil pembelajaran hidup. Setidaknya ada dua faktor utama yang dapat

mempengaruhi kepribadian seseorang. Pertama, faktor internal individu

dan kedua, faktor eksternal individu. Usman Najati menjelaskan tentang

hal ini dengan kata-kata:

Para ahli ilmu jiwa modern pernah meneliti batasan setiap pengaruh

keturunan (hereditas) dan lingkungan terhadap perbedaan individual. Hasil

penelitian tersebut menegaskan adanya faktor keturunan yang signifikan di

satu sisi dan faktor lingkungan yang sulit terelakan di sisi lain. Namun,

dari semua hasil penelitian itu para psikologi sepakat bahwa kedua faktor

antara keturunan dan lingkungan tersebut saling terkait dan memiliki

pengaruh satu sama lainnya terhadap karakteristik manusia yang

membentuk perbedaan individualnya. Dengan kata lain, masing-masing

kedua pengaruh tersebut sulit untuk dipisahkan.31

2. Pengalaman

Meskipun setiap unsure heredity anak mudah mereaksi terhadap

pengalaman-pengalaman baru (menurut tingkat kematangan atau

kecenderungan temperamennya), akan tetapi reaksi-reaksinya itu akan

berubah oleh interaksinya dengan orang tua, teman main, sanak keluarga

dan sebagainya. Pentingnya interaksi emosi pada awal kehidupan si anak,

dirasakan perlunya semenjak dilakukan studi terhadap anak-anak di rumah

yatim piatu yang hidupnya sengsara/tidak bahagia.32

31Muhammad Utsman Najati, Psikologi Dalam Perspektif Hadits (Al-Hadits wa ‘Ulumun

Nafs, (Jakarta: PT. Pustaka al-Husna Baru, 2004), h. 276.

32

Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu

Jaya, 2001), h. 104

Page 33: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

24

Para ahli psikologi yakin bahwa para ibu memiliki kesempatan yang

baik untuk mempengaruhhi tingkah laku dan kepribadian anaknya kelak di

kemudian hari karena ia sepanjang hari bersama anak-anaknya. Meskipun

pada umumnya semua ibu-ibu menyetujui benar cara-cara yang membuat

anak-anaknya menjadi seorang anak yang baik namun pada umumnya

mereka mengeluh, merasa direpotkan oleh cara-cara yang dapat

membangkitkan hal-hal yang baik pada anak-anaknya tersebut.33

Meskipun sudah mengetahui sejumlah pengalalman anak yang akan

mempengaruhi pembentukan kepribadiannya namun belum tentu kita

dapat menjamin akan terbentuknya perkembangan anak yang sehat atau

well adjusted. Ada beberapa cara mengasuh anak yang dilakukan orang

tua, yaitu ada orang tua yang menggunakan cara yang keras, ada yang

melakukannya dengan cara yang lunak. Tetapi ada juga orang tua yang

merasa kebingungan melihat tetangganya menggunakan cara yang sama

tetapi hasil akibatnya pada anak-anak berbeda, ada yang anaknya menjadi

baik dan adapula yang tidak baik (anaknya mengalami gangguan). Oleh

karena itu sebenarnta tidak ada satupun teori cara mengasuh anak yang

terbukti mampu menjamin berhadil untuk semua anak.

Menurut kenyataan yang bisa menghasilkan/membentuk pribadi yang

”well adjusted “ itu bukan dengan masalah cara tetapi masalah situasi,

pengalaman yang dialami anak di lingkungan keluarga itu sendiri yaitu

apabila setiap lingkungan keluarga mampu memelihara rasa aman dan

perasaan menghargai satu sam lain yang selaras/ mengimbangi situasi

yang ada di luar rumah maka anak-anak akan berkembang menjadi orang

yang “well adjusted”.34

Tetapi meskipun demikian, perlu diketahui bahwa seperti kegiatan-

kegiatan lainnya, maka kegiatan pemeliharaan anak juga mengalami ragam

perubahan. Suatu anak bisa menegur atau mengingatkan orang tuanya

yang perlakuannya tidak menentu agar lebih tegas dan terus terang di

33Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, …. h. 105.

34

Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, …. h. 107.

Page 34: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

25

dalam menetapkan aturan-atura bertingkah laku bagi anak-anaknya. Dalam

hal ini para ahli psikologi menilai bahwa perbuatan menegur semacam itu

dapat menjadi didikan yang baik bagi dirinya, sehingga ia menjadi anka

yang sabar dan tidak agresif dan menjadi anak yang selaras karea

melakukan perbuatan semacam itu berarti ia belajar menahan reaksi dan

takut dianggap sebagai anak yang kurang ajar dan sebagainya.35

Di samping itu sekarang ini banyak anak-anak yang pandai

mengendaki agar orang tuanya bersikap permisif atau longgar sehingga hal

itu memungkinakan setiap angora keluarganya diikut sertakan dalam

menentukan keputusan-keputusan keluarga sesuai dengan umur dan

tingkat kematangannya. Anak yang dibesarkan di dalam keluarga yang

permisif ini cenderung menjadi selalu ingin tahu, penuh ketakutan, bergaul

agresif dan umumnya tidak bisa selaras atau menjadi orang yang sulit

menyesuaikan diri.36

Selain itu suasana dalam keluarga akan terjadi kemelut jika orangutan

yang permisif di atas merasa menyesal kepada cara didikan yang ia

lakukan karena semua kebijaksanaan yang dilakukannya tidak berfaedah

bagi dirinya maupun pada anaknya. Keadaan semacam ini akan

menjadikan anak-anaknya bersikap ambiquous atau mencurigai orang

tuanya dan penguasa –penguasa lain selain orang tuanya.

3. Kebudayaan (culture)

Tingkah laku dapat diwariskan dari orang tua kepada anak karena

anak mempunyai kecenderungan meniru tingkah laku yang dilakukan

orang tuanya dan orang-orang lain yang dekat dengan si anak. Dalam hal

ini penurian mereka tidak memandang apakah itu perbuatan yang baik atau

buruk karena memang mereka belum tahu apa-apa. Bagi anak-anak

peniruan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan bagi perkembangan

35Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, …. h. 106.

36

Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, …. h. 108.

Page 35: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

26

pribadinya. Melalui peniruan inilah anak menyerap sifat-sifat kepribadian

yang dimiliki oleh orang-orang yang menjadi figur baginya.37

Mengenai kepribadian secara jenis kelamin, meskipun kepribadian ini

belum muncul sebelum dewasa namun anak telah belajar peranan sesuai

dengan jenis kelaminnya dari sejak masih kecil. Mereka dipersiapkan

untuk menjadi pria atau wanita dewasa melalui proses “sex typing”. Anak

perempuan diajarkan main dengan boneka-boneka, menjahit, membantu

pekerjaan di rumah, menyapu, mencuci dan sebagainya. Sedangkan anak

laki-laki diajarkan main permainan yang agresif, menghargai dan member

respon yang positif bagi anak-anak yang melalkukan sikap perbuatan

seperti ayahnya dan membantu memberikan semangat agar anak laki-

lakinya bersifat jantan.

Faktor lingkungan yang dapat membentuk kepribadian itu sangat

berkaitan erat dengan aspek-aspek/standar budaya yang ditunjukan oleh

pribadi-pribadi orang yang dijadikan model peniruan si anak. Setiap

kebudayaan masyarakat mempunyai masing-masing standar tingkah

lakunya sendiri-sendiri sebagai model tingkah laku yang diakui

masyarakat dan merupakan sifat-sifat yang harus dimiliki oleh warganya.38

Perkumpulan atau organisasi kemasyarakatan, keagamaan, pemuda

dan sebagainya merupakan contoh-contoh agen-agen lingkungan yang

mempunyai pengaruh cultural budaya pada diri individu. Pada umumnya

orang tua mendidik dan membesarkan anak-anak mereka selaras dengan

nilai-nilai budaya masyarakatnya dan kebudayaan dunia pada umumnya.

Kerna itu berbeda latar belakang kebudayaannya maka kepribadian

masing-masing individu cenderung berbeda-beda pula.39

Pengaruh kebudayaan berifat multidimensional dan berlangsung

seumur hidup. Dalam hal ini berarti bukan hanya satu kesan/pengalaman

budaya dari masa kanak-kanak yang akan membentuk suatu sifat

37Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, …. h. 109.

38

Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, …. h. 106.

39

Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, …. h. 110

Page 36: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

27

kepribadian tertentu bagi orang dewasa itu hanya mungkin terbentuk

melalui pengalaman masa kanak-kanak yang terdiri sebagai berikut:

a. Pengalaman budaya yang dialami anak harus berlangsung terus

menerus dalam jangka panjang, melalui serentetan peristiwa yang

diperkuat oleh lingkungan/orang tuanya.

b. Kebudayaan lingkungan akan menjadi pengalaman yang mengendap

membentuk kepribadian apabila pengalaman-pengalaman itu telah

dipelihara/dipertahankan dan terus menerus dialami kembali oleh si

anak.40

40Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, …. h. 110.

Page 37: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

28

BAB III

BIOGRAFI MUHAMMAD IQBAL

Dr. Sir Muhammad Iqbal adalah sosok yang fenomenal. Karirnya di

bidang politik dan filsafat mampu memberikan konstribusi yang cukup

besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Lebih dari siapapun, Iqbal

telah merekonstruksi sebuah bangunan filsafat Islam yang menjadi bekal

individu-individu Muslim dalam mengantisipasi peradaban barat yang

materialistik ataupun tradisi Timur yang fatalistik. Jika diterapkan maka

konsep-konsep filosofis Iqbal akan memiliki implikasi-implikasi

kemanusiaan dan sosial yang luas.1 Iqbal terkenal dengan julukannya

sebagai Mufakkir-e-Pakistan (The Thinker Of Pakistan), Shair-eMashriq

(The Poet of the East), dan Hakeem-ul-Ummat (The Sage of Ummah).2

1Donny Ghahral Adian, Muhammad Iqbal; Seri Tokoh Filsafat, (Jakarta: Penerbit

Teraju, 2003), h. 22-23

2Muhammad Iqbal (on line) tersedia: www.wikipedia.org/wiki/Muhammad _Iqbal, 13

April 2012, 13.40 WIB.

Page 38: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

29

Iqbal adalah seorang pemikir dan penyair. Sebenarnya tidak mudah

memilih apakah ia seorang penyair-pemikir atau pemikir-penyair, karena

lebih banyak tulisan-tulisannya yang puitis dari pada filosofis. Pada diri

Iqbal, filsafat dan puisi tidak dapat dipisahkan; hal yang demikian ini belum

pernah terjadi kepada pemikir-pemikir besar lainnya – bahkan seorang dante

sekalipun.3

A. Kehidupan

Anak sulung dari lima bersaudara dari keluarga Syaikh Kashmir,

Muhammad Iqbal lahir pada tanggal 9 November 1877 di Sialkot,

Punjab. Sialkot adalah sebuah kota peninggalan kerajaan dinasti

Mughal India yang telah lama pudar gemerlapnya. Terletak beberapa

mil dari Jammu dan Kashmir, kawasan yang hingga saat ini masih

menjadi sengketa antara India dan Pakistan.4

Leluhur Iqbal bila ditelusuri jejaknya berasal dari kalangan

brahmana, subkasta Sapru. Kakeknya sendiri yang bernama Syaikh

Rafiq, berasal dari Looehar berprofesi sebagai penjaja selendang.5

Awalnya menganut agama Hindu, bahkan Ia merupakan seorang

Pendeta dari Srinagar yang kemudian masuk Islam, Syaikh Muhammad

Rafiq adalah namanya setelah masuk Islam, sebelumnya ia bernama

Sahaj Ram Sapru. Ia pindah ke Sialkot setelah masuk agama Islam.6

Ayahnya bernama Syaikh Nur Muhammad, merupakan seorang

penjahit yang makmur, memiliki kedekatan dengan kalangan sufi.

Kawan-kawannya menyebutnya sebagai “Sang filosof tanpa guru” (un

parh falsafi) karena kecerdasan dan kesalehannya, dikenal memiliki

perasaan mistis yang dalam serta rasa keingintahuan ilmiah yang tinggi.

3M.M. Syarif, Iqbal Tentang Tuhan dan Keindahan, Terj. Yusuf Jamil,

(Bandung: Mizan, 1993),.h. 27.

4Donny Ghahral Adian, Muhammad Iqbal; Seri Tokoh Filsafat, (Jakarta: Penerbit

Teraju, 2003).h. 23

5Donny Ghahral Adian, Muhammad Iqbal; Seri Tokoh Filsafat,...h.24

6Muhammad Iqbal (on line) tersedia: http://en.wikipedia.org/wiki/Muhammad

_Iqbal, 13 April 2012, 1340 WIB.

Page 39: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

30

Ibunya sendiri, Imam Bibi, merupakan seorang wanita yang religious.

Dari Ibunya, dia mendapat pendidikan dasar dan disiplin keislaman

yang kuat, begitu juga dengan saudara laki-lakinya dan 3 saudara

perempuannya.7

Iqbal tumbuh dibawah bimbingan kedua orang tuanya yang taat,

dengan bekal pendidikan agama yang kuat, ia dididik untuk belajar dan

menghafal al-Qur‟an, baik oleh kedua orangtuanya ataupun oleh guru-

gurunya. Kelak di kemudian hari ia sering berkata bahwa pandangan

dunianya ia warisi dari kedua orangtuanya, bukan dibangun melalui

spekulasi filosofis.

Iqbal menghabiskan masa kanak-kanaknya di kota kelahirannya.

Sebelum kuliah, ia dinikahkan dengan Karim Bibi, tepatnya pada bulan

April 1893, yang merupakan putri dari seorang dokter kaya dari

Gujarat.8 Darinya, Iqbal memiliki tiga orang anak, akan tetapi kedua

anaknya meninggal yaitu Mi‟raj Begum yang meninggal di usia muda

dan salah satunya meninggal ketika dilahirkan, tinggal Aftab Iqbal yang

mengikuti jejak ayahnya belajar filsafat. Iqbal akhirnya bercerai dengan

Karim Bibi pada tahun 1916.9

Kemudian ketika ia berada di Eropa, Iqbal pernah menjalin

hubungan yang cukup dekat dengan seorang wanita Muslim garda

depan bernama Atiya Begum Faizee, karena perbedaan latar belakang

keluarga, Iqbal hanya memendam perasaan cintanya. Sekitar tahun

1909 Iqbal menikah dengan Sardar Begum, seoarang wanita yang

cantik akan tetapi lemah fisiknya. Pernikahan ini tidak begitu sempurna,

karena kemudian mereka berpisah untuk beberapa waktu. Namun Iqbal

menikah untuk kedua kalinya dengan Sardar Begum pada Tahun 1913,

kemudian dikarunia seoarang putra, Javid Iqbal, dan seorang putri,

7 Donny Ghahral Adian, Muhammad Iqbal; Seri Tokoh Filsafat, (Jakarta: Penerbit

Teraju, 2003) h. 23

8Alam Iqbal (online) iqbal in Years:.www.allamaiqbal.co/person/years/years/htm,

14 April, 15.30 WIB.

9Muhammad Iqbal, {on line} tersedia: http://en.wikipedia.org/wiki/Muhammad

_Iqbal, 13 April 2012, 13.40 WIB.

Page 40: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

31

Munirah. Namun sayang Sardar Begum meninggal di usia yang muda

(37 tahun). Iqbal sendiri meninggal pada usia kurang lebih 61 tahun

yaitu tanggal 21 April 1938 di Lahore.

B. Pendidikan dan Karir

Iqbal merupakan seoarang anak yang cerdas. Sejak kecil ia sudah

dididik dengan dasar agama yang kuat oleh kedua orang tuanya, begitu

pula dengan guru-gurunya di Maktab (madrasah). Berkat prestasinya

yang cemerlang, selepas dari sekolah menengah (1893), Iqbal mendapat

beasiswa ke perguruan tinggi. Atas bujukan Mir Hasan, sahabat karib

ayahnya dan juga seorang Profesor Sastra Timur di Scotch Mission

College, Iqbal diizinkan untuk melanjutkan studinya di sekolah tinggi

modern di wilayah tersebut. Dari mir Hasan sendiri, Iqbal mendapat

pengetahuan khusus mengenai kesusasteraan Arab, Urdu dan Persia. Di

sekolah inilah semangat keilmuan Iqbal tumbuh.

Dalam waktu dua tahun, Iqbal menyelesaikan kuliahnya di bidang

ilmu-ilmu humaniora. Selepas itu, para dosen dan orang tuanya

membujuknya untuk melanjutkan kuliah di Government College,

Lahore, salah satu lembaga pendidikan terbaik di India. Di sana ia

belajar filsafat, Sastra Ingris dan Arab, memperoleh gelar BA dengan

nilai cum laude.10

Kemudian, melalui beasiswa yang ia peroleh, ia melanjutkan gelar

masternya di bidang filsafat. Pada masa-masa studi masternya ini, Iqbal

bersahabat dengan Sir Thomas Arnold yang merupakan guru besar di

bidang filsafat, persahabatan antara guru dan murid. Sir Arnold lah

yang telah menjembatani ide-ide Iqbal tentang pemikiran Timur dan

Barat. Dan Sir Arnold juga yang telah memotivasinya untuk

melanjutkan studinya ke Eropa.11

10Muhammad Iqbal, {on line} tersedia: http://en.wikipedia.org/wiki/Muhammad

_Iqbal

11

Donny Ghahral Adian, Muhammad Iqbal; Seri Tokoh Filsafat, (Jakarta:

Penerbit Teraju, 2003), h. 26.

Page 41: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

32

Pada tahun 1898, Iqbal mengikuti ujian awal ilmu hukum untuk

menjadi pengacara, akan tetapi ia mengalami kegagalan. Kemudian

pada tahun 1899, berkat kejeniusan yang dimilikinya, ia mendapat

penghargaan medali emas karena satu-satunya yang lulus ujian

komprehensif akhir. Beberapa bulan kemudian setelah ia menyelesaikan

gelar masternya, ia mendapat tawaran untuk menjadi asisten dosen.12

Iqbal menjalani karir pertamanya sebagai asisten pengajar Bahasa

Arab di Macleod-Punjab Reader Of Arabic, Universitas Oriental

College (1889-1890). Selain itu, ia juga mengajar mata kuliah sejarah

dan ekonomi. Kemudian Iqbal mengundurkan diri dari pekerjaannya

untuk menjadi asisten tidak tetap professor bahasa Inggris di Islamic

dan Government College selama tiga tahun.13

Pada tahun 1901, ia

mengikuti seleksi sebuah posisi bergengsi sebagai Komisi Asisten

Tambahan (Extra Assistant Commisiner). Akan tetapi ia gagal dengan

alasan tidak lulus uji kesehatan. Akan tetapi kegagalannya ini

membawa berkah tersendiri baginya. Pada saat itu karirnya sebagai

penyair semakin memuncak. Hal ini mendorongnya untuk berangkat

studi ke Eropa pada tahun 1905. Ia terlebih dahulu memperdalam

pengetahuan fiilsafatnya di Uneversitas Cambridge, sambil menyiapkan

desertasi doktoralnya dalam bidang filsafat. Iqbal menyelesaikan

studinya dalam bidang filsafat moral (1907) di bawah bimbingan Dr.

John Mc. Taggart dan Jawes Ward. Selain itu, ia juga mengambil

kesempatan menimba ilmu dari dua orientalis terkemuka saat itu, E.G.

Brown dan Reynold A. Nicholson.14

Kemudian ia meneruskan belajarnya di bidang bahasa dan filsafat

di Universitas Heidelberg dari Fraulein Wagnast dan Fraulein Senecal.

Berkat kecerdasannya, ia bisa menguasai bahasa Jerman dalam waktu

tiga bulan. Di Universitas Munich, ia mengajukan disertasinya kepada

Prof. F. Homel dengan judul “The Development of Metaphysics In

12Donny Ghahral Adian, Muhammad Iqbal; Seri Tokoh Filsafat,...h. 27

13

Donny Ghahral Adian, Muhammad Iqbal; Seri Tokoh Filsafat,...h.28

14

Donny Ghahral Adian, Muhammad Iqbal; Seri Tokoh Filsafat,...h.28

Page 42: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

33

Persian: A Contribution to the History of Islamic Philosophy”.

Kemudian ia mendapat gelar dictoris philosophiae gradum pada tahun

1907.15

Tak puas dalam menuntut ilmu, Iqbal kembali ke London dan

belajar di Lincoln‟s Inn untuk gelar pengacara dan berhasil lulus pada

tahun 1908. Iqbal juga sempat masuk ke School of Political Sciences

selama beberapa waktu dan menggantikan Sir Thomas Arnorld selama

sekitar tiga bulan.16

Pada tahun yang sama Iqbal kembali ke India dan

menjalankan profesinya sebagai pengacara dalam urusan naik banding.

Selain itu, dia juga kembali mengajar di Government College dalam

bidang sastra arab dan inggris juga dalam bidang filsafat. Akan tetapi

kemudian ia mengundurkan diri dan lebih fokus pada profesinya

sebagai pengacara. Meskipun begitu, ia tetap aktif di perguruan tinggi

tersebut pada lembaga dan badan yang ada di dalamnya. Bahkan ia

sempat menjabat sebagai Dekan Fakultas kajian-Kajian Ketimuran dan

Kepala Jurusan Kajian-kajian Filsafat. Iqbal menjalani profesinya

sebagai pengacara hingga tahun 1934, empat tahun sebelum wafatnya.

C. Karya

Iqbal banyak sekali menghasilkan karya, terutama karyanya yang

berbentuk puisi, di samping itu Iqbal juga memiliki karya dalam bidang

filsafat. Berikut ini adalah sebagian dari karya-karya Iqbal :

1. Ilm al-Iqtisad, (1903)

2. Development of Metaphysics in Persia: A Constribution to the

History of Muslim Philosopy, (1908).

3. Islam as a Moral and Political Ideal (1909).17

4. Asrar-i-Khudi, merupakan kumpulan puisi yang menerangkan

tentang rahasia diri, diterbitkan pada tahun 1915, dan ini

15Donny Ghahral Adian, Muhammad Iqbal; Seri Tokoh Filsafat,...h.29

16

Donny Ghahral Adian, Muhammad Iqbal; Seri Tokoh Filsafat,...h. 29

17

Hasyimsyah Nasution, Filsafat Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2002),

Cet. Ke-3, h. 185.

Page 43: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

34

merupakan karyanya di bidang puisi yang diterbitkan pertama

kali.18

5. Rumuz-i-Bekhudi, terbit pada tahun 1917, melengkapi karyanya

terdahulu yaitu Asrar-e-Khudi. Dua karya tersebut sering kali

dimasukkan dalam volume yang sama dengan judul Asrar-e-

Rumuz.

6. Bang-i-Dara (The Call of the Marching Bell) dipublikasikan pada

tahun 1924. Puisinya ini ditulis dalam tiga tahapan.

7. Tarana-e-Hind, merupakan sebuah lagu yang sangat patriotik,

pertama kali dipublikasikan pada tahun 1905.

8. The Development of Metaphysics in Persia, adalah desertasinya

yang terbit pada tahun 1908 di London. Desertasi ini menjelaskan

tentang perkembangan pemikiran keagamaan di Persia sejak masa

Zoroaster hingga Mulla Hadi dari Sabzawar.

9. The Science of Economics, merupakan karyanya yang pertama

dipublikasikan dalam bahasa Urdu, karya ini dipublikasikan pada

tahun 1903.

10. Payam-e-Mashriq (pesan dari Timur), terbit pada tahun 1923

dengan menggunakan bahasa Persia di Lahore.

11. Zabur-e-Ajam (Persian Psalms), dipublikasikan pada tahun 1927,

di dalamnya termasuk puisi Gulshan-e-Raz-e-Jadeed (Garden of

New Secrets).

12. The Reconstruction of Relegious Thought in Islam. Merupakan

karyanya yang amat sangat terkenal di bidang filsafat, karya ini

berbentuk prosa, pertama kali diterbitkan di London pada tahun

1934.

13. Bal-i-Jibril (Wings of Gabriel) terbit pada Tahun 1935.

14. Zarb-i-Kalim dipublikasikan tahun 1936.

15. Tulu'i Islam (Dawn of Islam).

18Rafi Sapuri, Tuntunan jiwa Manusia Modern, (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2009), h.344.

Page 44: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

35

16. Khizr-e-Rah (Guide of the Path).

17. Armughan-e-Hijaz (The Gift of Hijaz) yang dipublikasikan pada

tahun 1938 ini merupakan karyanya yang terakhir. Bagian

pertama berisi quatrains dalam bahasa Persia, dan selanjutnya

berisi beberapa puisi dan epigram dalam bahasa Urdu.

D. Tokoh yang Mempengaruhi Pemikiran Iqbal

Sebagai seorang filosof Muslim, pemikiran Iqbal tak lepas dari

pengaruh dari beberapa tokoh-tokoh filosof dan sufisme. Tokoh-tokoh

yang mempengaruhi corak pemikiran Iqbal di antaranya adalah Thomas

Aquinas, Bergson, Nietzsche, Hegel dan beberapa yang lainnya. Dan

tokoh yang paling memberikan pengaruh bagi Iqbal, menurut Donny

Ghahral, adalah Nietzsche dan Bergson.19

Dua filosof barat di atas memberi pengaruh yang besar terhadap

Iqbal, terutama konsepnya tentang hidup kreatif yang terus bergerak

menuju realitas.20

Selain itu pengaruh Rumi juga sangat besar dalam

perkembangan pemikiran Iqbal.

1. Friedrich Nietzsche

Filsafat Nietzsche (1844-1900) adalah filsafat kehendak untuk

penguasaan, konsep ini sangat berkaitan erat dengan konsep leben

philoshopie tentang hidup. Tradisi lebenphiloshopie memandang

hidup bukan sebagai proses biologis, melainkan sebagai sesuatu

yang mengalir, meretas, dan tidak tunduk pada apa pun yang

mematikan gerak hidup.21

Berdasarkan konsepnya mengenai hidup sebagai kehendak

bebas, dia secara revolusioner telah mendekonstruksi tiga pondasi

dasar peradaban Barat yang merupakan warisan klasik : filsafat,

moralitas, dan agama (Yudeo-Kristiani) yang dinilainya tidak

mewadahi kehendak untuk penguasaan. Nietzsche mengkritik

tradisi filsafat barat yang sejak zaman Heraklitos selalu disibukkan

19Donny Ghahral Adian, Muhammad Iqbal; Seri Tokoh Filsafat,...h.34.

20

Donny Ghahral Adian, Muhammad Iqbal; Seri Tokoh Filsafat,...h.34.

21

Donny Ghahral Adian, Muhammad Iqbal; Seri Tokoh Filsafat,...h. 36.

Page 45: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

36

dengan mencari logos (prinsip utama yang mengatur semesta).

Baginya, semua itu hanya omong kosong belaka. Kritik keduanya

ditujukan pada moralitas. Baginya moralitas hanyalah nilai-nilai

yang melemahkan dan bertentangan dengan hidup yang selalu

ingin bergerak. Dengan kata lain moralitas menjadi penghambat

bagi hidup yang berkehendak terhadap penguasaan.

Kritiknya yang paling keras adalah kritiknya terhadap agama,

terutama agama Kristen. Baginya, seorang Yesus, yang dianggap

sebagai penyelamat oleh umat Kristen, hanyalah seorang nabi

dengan moralitas budak. Moralitas budak sendiri merupakan

sebuah term yang dipertentangkan dengan moralitas tuan. Kedua

term ini merupakan ciptaan Nitzsche, yang mana moralitas tuan

mengedepankan kompetisi, kekuasaan, kebebasan, kebanggaan,

spontanitas, dan sensualitas. Sedangkan moralitas budak sendiri

merupakan moralitas yang tumbuh dari rasa takut, kebencian dan

kecemburuan terhadap sang tuan.

Karya Nitzsche dalam terjemahan bahasa Inggris lah yang

banyak membuka peluang terhadap perkembangan pemikiran

Iqbal, meskipun dia lancar berbahasa Jerman dan membaca buku-

buku bahasa Jerman. Sebagai mana kalangan terpelajar lainnya

pada masa itu, Iqbal pun terpengaruh dengan konsep Nietzsche

tentang kehendak untuk penguasaan.

Bagi Iqbal, Nietzsche dilukiskan sebagai satu sosok jenius

yang kesepian, bahkan nyaris putus asa. Ia merindukan seseorang

yang bisa ia patuhi dan membimbingnya. Kritik Iqbal terhadap

Nietzsche berkaitan erat dengan keterjebakan Nietzsche terhadap

doktrin perulangan abadi (eternal rescue), padahal ia sendiri

menolak kepercayaan bahwa manusia tak dapat dipertandingkan

dalam ide evolusi.

Inspirasi Nietzsche bagi Iqbal banyak terlihat dalam

karyakaryanya, terutama dalam puisi-puisinya, terutama dalam

Page 46: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

37

puisinya Payami-Masyriq. Seperti puisi dibawah ini tentang

Nietzsche:22

Jika kau nada lembut, jangan datang padanya

Gemuruh topannya adalah musik yang ditiup seruling

penanya

Ia celupkan pisau bedah ke lubuk hati barat

Tangannya berlumuran darah setelah membersihkan salib

Kristus

Pada pembangunan Ka’bah, ia mendirikan rumah berhala

sendiri

Hatinya adalah seorang mukmin, namun otaknya kafir

Pergilah dan bakar dirimu di api unggun raja Namrudz ini;

Agar taman Ibrahim berbunga dari api azar

2. Henry Bergson

Pengaruh Bergson terhadap Iqbal sangat besar, terutama

tentang intuisi dan elan vital. Intuisi, menurutnya, merupakan

semacam rasio simpati yang mana subjek peneliti menempatkan

dirinya dalam objeknya untuk menemukan apa yang unik di

dalamnya dan oleh karenanya tidak dapat diekspresikan. Berpikir

secara intuitif adalah berpikir dalam durasi, yaitu waktu dalam

gerak berkelanjutan, bukan waktu yang terspesialisasi oleh rasio

menjadi momen-momen atau titik-titik dalam garis.

Elan vital sendiri bagi Bergson, merupakan suatu kesadaran

dari mana tumbuh kehidupan dan semua kemungkinan kreatifnya.

Evolusi bersifat kreatif dan tidak deterministik seperti yang

diungkapkan Darwin atau Marx karena masa depan bersifat

terbuka. Berdasarkan argument elan vitalnya, dia menolak tujuan

final yang ditetapkan di depan. Pada akhirnya, Bergson mengklaim

bahwa elan vital sebagai kualitas realitas ultimo (Tuhan) kalau

bukannya Tuhan itu sendiri.23

22Donny Ghahral Adian, Muhammad Iqbal; Seri Tokoh Filsafat,...h. 42-43.

23

Donny Ghahral Adian, Muhammad Iqbal; Seri Tokoh Filsafat,..., h. 48-49.

Page 47: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

38

3. Maulana Jalaluddin Rumi

Besar dalam lingkungan religius Islam India membuat Iqbal

sangat dekat dengan pemikiran filsuf Islam Persia, Maulana Rumi.

Dalam budaya Urdu India, kental bermain pengaruh Persia seperti

dalam bahasa pengadilan atau sufisme Parsi. Filosofi ajaran Rumi

pada dasarnya kembali pada prinsip kesatuan dalam akar dimana ia

berasal. Pengaruh filosofi ini selanjutnya tidak hanya nampak

dalam karya-karya Islamis Iqbal namun juga dalam kerangka

Pakistan yang ia cita-citakan.24

Iqbal mengangkat Jalaludin Rumi sebagai guru spiritualnya.

Jelas ini lebih ke imaginer, karena Rumi sudah meninggal ratusan

tahun yang lalu. Di prosa lirik „Javid Nama‟, yang sengaja ia tulis

dalam bahasa persia, untuk mengenang Rumi, Iqbal

menggambarkan seluruh perjalanan spiritualnya dengan Rumi.

Sebuah puisi Iqbal dalam antologinya Pas Chih Bayad Kard Ay

Aqwam-i Sharq (Apa Yang Harus Dilakukan Bangsa-bangsa

Timur) berjudul ”Kepada Matahari Yang Menerangi Dunia”

khusus ditujukan kepada Rumi. Iqbal menyebut Rumi sebagai

Raushan Damir, yaitu orang yang memiliki penglihatan ruhani

yang tajam sehingga mampu membaca rahasia hati dunia dan

peristiwa-peristiwa kemanusiaan yang tersembunyi.25

Dari Rumi kita dapat memetik banyak pelajaran bagaimana

membenahi jiwa umat yang sedang kusut dan morat marit. Pikiran-

pikiran Rumi yang profetik (mengandung pesan kenabian)

memiliki tenaga pembebasan dan pencerahan, terutama bagi

mereka yang bersedia meresapi ajaran Rumi secara mendalam.

Menurut Iqbal, Rumi mengajarkan bahwa masyarakat tidak

dapat didorong menjadi aktif tanpa apa yang disebut sukr dan

junon, yaitu keadaan jiwa dan pikiran (state of mind) yang diliputi

24

Donny Ghahral Adian, Muhammad Iqbal; Seri Tokoh Filsafat,...h. 50.

25

Donny Ghahral Adian, Muhammad Iqbal; Seri Tokoh Filsafat,... h.51.

Page 48: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

39

rasa mabuk kepayang dan anthusiasme ketuhanan. Sebagai

keadaan jiwa dan pikiran yang menguasai diri seseorang, keduanya

timbul dari dorongan Cinta yang kuat sehingga seseorang menjadi

berani menggapai sebuah cita-cita walaupun harus menempuh

berbagai kesukaran serta menuntut pengorbanan diri.

Page 49: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

40

BAB IV

KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM

MENURUT MUHAMMAD IQBAL

A. Kepribadian Muslim

Konsep tentang hakikat khudi atau kepribadian atau individualitas

merupakan konsep dasar dari filsafat Iqbal, dan menjadi alas penopang

keseluruhan struktur pemikirannya. Masalah ini dibahas dalam karyanya yang

ditulis dalam bahasa Persia dengan bentuk matsnawi berjudul Asrar-i Khudi,

yang kemudian dikembangkan dalam berbagai puisi dan dalam kumpulan

ceramah yang kemudian dibukukan dengan judul The Reconstruction of

Relegious Thought in Islam.

Menurut Iqbal, khudi arti harfiahnya pribadi atau self atau individualitas,

merupakan suatu kesatuan yang real atau nyata, adalah pusat dan landasan

dari semua kehidupan, merupakan suatu iradah kreatif yang terarah secara

rasional. Arti terarah secara rasional, menjelaskan bahwa hidup bukanlah

suatu arus tak terbentuk, melainkan suatu prinsip kesatuan yang bersifat

mengatur, suatu kegiatan sintesis yang melingkupi serta memusatkan

kecenderungan-kecenderungan yang bercerai-berai dari organisme yang hidup

ke arah suatu tujuan konstruktif. Iqbal menerangkan bahwa khudi merupakan

Page 50: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

41

pusat dan landasan dari keseluruhan kehidupan. Hal ini tercantum pada

beberapa matsnawinya dalam Asrar-i Khudi:

Bentuk kejadian ialah akibat dari khudi

Apa saja yang kaulihat ialah rahasia khudi

Dijelmakannya alam cita dan pikian murni

Apa guna wujudmu melainkan untuk mengembangkan dayamu?

Kalau kau perkuat dirimu dengan khudi

Kau akan pecahkan dunia sesuka khudimu;

Jika kau hendak hidup, isilah dirimu dengan khudi

Apakah mati sebenarnya? Melepaskan semua khudi

Kenapa berkhayal itulah terpisahnya roh dari tubuh

Bermukimlah dalam khudi, penaka Yusuf

Majulah dari rebutan yang satu ke rebutan yang lain

Pikirkanlah khudimu dan jadilah beraksi

Jadilah manusia-Tuhan, kandunglah rahasia dalammu1.

Ego bagi Iqbal adalah kausalitas pribadi yang bebas. Ia mengambil bagian

dalam kehidupan dan kebebasan Ego mutlak. Sementara itu, aliran kausalitas

dari alam mengalir ke dalam ego dan dari ego ke alam. Karena itu, ego

dihidupkan oleh ketegangan interaktif dengan lingkungan. Dalam keadaan

inilah Ego Mutlak membiarkan munculnya ego relatif yang sanggup

berprakarsa sendiri dan membatasi kebebasan ini atas kemauan bebasnya

sendiri. Menurut Iqbal, nasib sesuatu tidak ditentukan oleh sesuatu yang

bekerja di luar. Takdir adalah pencapaian batin oleh sesuatu, yaitu

kemungkinan-kemungkinan yang dapat direalisasikan yang terletak pada

kedalaman sifatnya.

Khudi berasal dari bahasa urdu yang berasal dari perkataan khud yang

memiliki arti diri atau pribadi, ego atau self. Hal ini bukanlah suatu pengertian

yang sempit dan tidak menunjuk pada nafsu. Hal ini dilatar belakangi kondisi

sosial pada saat itu, di mana umat Islam memperlihatkan kemundurannya yang

1 Muhammad Iqbal, Asrar I khudi Rahasia-rahasia Pribadi, (Jakarta: Bulan Bintang,

1976), cet.ke-3, h. 8.

Page 51: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

42

disebabkan oleh dominasi para mullah dan ulama, sehingga terjadi kejumudan

di kalangan kaum elit dan intelektual.2

Menurut Abdul Qadir, kata “khudi” secara harfiah berarti kedirian

(selfhood) yang biasa diterjemahkan sebagai ego, pribadi atau individualitas.

Khudi merupakan kesatuan yang nyata secara mantap merupakan landasan

dari kesleuruhan organisasi kehidupan manusia, ungkapan di atas merupakan

ulasan dari sajak Iqbal:3

Segala penuh luapan untuk menyatakan diri

Tiap dazrah merupakan tunas keagungan

Hidup tanpa gejolak menuju kematian

Dengan menyempurnakan diri

Insan mengarah pandang kepada Tuhan

Kekuatan khudi mengubah biji sawi setinggi gunung

Kelemahannya mengubah gunung menjadi biji sawi

Engkau Cuma realitas di alam semesta

Selain kau maya belaka

Dalam buku Asrar I khudi karya Iqbal, disebutkan bahwa pribadi muslim:

“Khudi yakni pribadi yang hendak menangkap pribadi yang besar

(Khuda=Tuhan) oleh kian membulatnya dirinya sendiri. Pribadi bukanlah lagi

ada dalam waktu tetapi waktu sendiri sudah menjadi dinamisme pribadi.

Pribadi atau khudi itu ialah action ialah hidup dan hidup ialah pribadi.”4

Kepribadian itu berkembang secara dinamis, dalam arti bahwa setiap

orang mempergunakan segenap kemampuannya secara aktif untuk

menyesuaikan diri, mengatasi, mengubah, dan menguasai lingkungan sekitar

dan dirinya sendiri. Bagi Iqbal, kepribadian itu merupakan suatu perbuatan.

Yang mana perbuatan tersebut diatur oleh tujuan yang terpimpin. Iqbal

menyebut pribadi sebagai sesuatu yang kekal, akan tetapi kekekalannya

2Rafi Sapuri, Psikologi Islam: Tuntunan Jiwa Manusia Modern,(Jakarta:PT.raja Grafindo

Persada,2009),h.340.

3Rafi Sapuri, Psikologi Islam: Tuntunan Jiwa Manusia Modern…..h.340.

4Muhammad Iqbal, Asrar I khudi Rahasia-rahasia Pribadi, (Jakarta: Bulan Bintang,

1976), cet.ke-3, h. 22-23.

Page 52: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

43

merupakan sebuah proses bukan keadaan. Di sini kita bisa melihat bahwa

khudi/pribadi bagi Iqbal, yang bersifat dinamis, merupakan suatu yang

kompleks dalam diri manusia yang bukan hanya sebagai ilusi semata.

Konsep pribadi (khudi) yang dianggap Iqbal sebagai pusat dinamis dari

hasrat, upaya, aspirasi, usaha, keputusan, kekuatan dan aksi. Pribadi tidak

maujud (eksis) dalam waktu, melainkan waktulah yang merupakan dinamisme

pribadi. Pribadi adalah aksi yang seperti pedang, merambah jalannya dengan

menaklukan kesulitan, halangan dan rintangan. Waktu sebagai aksi adalah

hidup, dan hidup adalah pribadi.

Ruang dan waktu serial disebut sebagai dunia luar dengan segala macam

kekayaannya yang menggairahkan. Dan apa yang disebut sebagai dunia

perasaan, ide-ide dan ideal-ideal, keduanya adalah ciptaan pribadi. Mengikuti

Ficthe dan Ward, Iqbal menyatakan kepada kita bahwa pribadi menuntut dari

dirinya sendiri sesuatu yang bukan pribadi demi kesempurnaannya sendiri.

Dunia yang terindera adalaah ciptaan pribadi. Karena itu segala keindahan

alam merupakan bentukkan hasrat-hasrat kita sendiri. Hasrat menciptakan

mereka, dan bukannya mereka yang mempunyai hasrat.5

Allport berpendapat sama dengan Iqbal mengenai kepribadian, di mana

kepribadian/personality didefinisikan sebagai: ”the dynamis organization

within the individual’s unique adjustments to the environment”. Kepribadian

pada hakikatnya adalah organisasi/susunan yang dinamis daripada sistem

prikopisik dalam diri individual yang menentukan penyesuaian dirinya yang

unik (khas) terhadap lingkungannya.6

Dari definisi di atas, istilah dinamis menunjukkan bahwa pada hakikatnya

kepribadian itu berubah, maksudnya berubah dalam kualitas tingkah lakunya.

Sedangkan kata organisasi berarti bahwa kepribadian itu terbentuk dari

sejumlah sifat-sifat yang berbeda-beda, tetapi bukan semata-mata sifat yang

5M.M Sharif, Iqbal Tentang Tuhan dan Keindahan, (Bandung: Mizan, 1984), h.34.

6Alisuf Sabri, pengantar psikologi umum dan Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu

Jaya, 2001), h. 91.

Page 53: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

44

satu ditambahkanpada sifat lainnya, akan tetapi sifat-sifat itu saling berkaitan

erat satu sama lain (interrelated). “Sistem psikopisik” tersebut dapat berupa

kebiasaan-kebiasaan sikap, nilai, keyakinan, kondisi emosi, sentiment dan

sebagainya. Sistim ini bukan semata-mata merupakan produk

heredity/pembawaan, namun juga hasil perkembangan melalui belajar dan

berbagai pengalaman yang dialami individu. Sistim psikopisik ini merupakan

“motivating force” yang akan menentukan seperti apa penyesuaian diri yang

akan dilakukan seseorang individu. Oleh karena itu, setiap orang memiliki

latar belakang pengalaman dan belajar yang berbeda-beda, maka bentuk

penyesuaian diri yang dilakukan seseorang menjadi sangat unik atau khas

(berbeda dengan orang lain). Inilah yang menjadikan kepribadian setiap orang

berbeda-beda.

Tuhan menjelmakan sifat-sifatnya bukanlah di alam ini dengan sempurna

tetapi pada para pribadi, sehingga mendekati Tuhan berarti: menumbuhkan

sifat-sifatNya dalam diri, yang sebenarnya sesuai dengan hadits Rasulullah

SAW: Takhallaqu bi-akhlaqi‟llah, Tumbuhkanlah dalam dirimu sifat-sifat

Allah. Jadi mencari Tuhan bukanlah dengan jalan merendahkan diri atau

meminta-minta, tetapi dengan himmah tenaga yang berkobar-kobar

menjelmakan sifat-sifat uluhiyyah (ketuhanan) dalam diri kita dan kepada

masyarakat. Tegasnya mendekati Tuhan ialah menyempurnakan diri pribadi

insan, memperkuat iradah atau kemauannya.

Menurut Iqbal sifat dan fikiran pribadi atau khudi ialah:

a. Tidak terikat oleh ruang sebagaimana halnya dengan tubuh.

Peristiwa-peristiwa mental dan fisik sekaligus ada dalam waktu.

Namun, secara fundamental jarak waktu ego berbeda dengan jarak

waktu fisik.7

b. Kepribadian pada asasnya tersendiri dan unik. Manusia adalah

makhluk yang unik karena hanya manusialah yang mampu

mempersoalkan keberadaan dirinya. Namun keunikan manusia

7Rafi Sapuri, Psikologi Islam: Tuntunan Jiwa Manusia Modern…..h.343

Page 54: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

45

berbeda dengan keunikan Tuhan. Bedanya terletak pada fakta bahwa

jika Tuhan unik sebagai Pencipta, sedangkan manusia unik jika

dibandingkan dengan makhluk hidup lainnya. Salah satu keunikan

manusia terletak pada otonomi. Hal itu mengandaikan kemandirian

atau kebebasan subjek.8 Sebagaimana hal tersebut tercantum dalam

matsnawinya asrar I khudi:

Bentuk kejadian ialah akibat khudi

Apa saja yang kau lihat ialah rahasia khudi

Bila khudi bangkit kepada kesadaran nyata

Dijelmakannya alam cita dan fikiran murni

Ratusan alam terlingkung dalam intisarinya

Menjelmakan dirimu melahirkan naïf khudimu

Oleh khudi tersemailah di luasan dunia bibit kemauan nyata9

c. Hanya lanjutan masa mengenai kepribadian. Ego menyatakan dirinya

sebagai satu kesatuan yang kita sebut keadaan mental. Keadaan

mental ini tidak berdiri sendiri dan terisolasi antara satu dengan yang

lainnya. Mereka berada sebagai fase keseluruhan yang rumit yang

dinamakan fikiran. Ide-ide pokok pemikirannya tentang realitas

olehnya atas dasar rasionalitas untuk menjelaskan pemikiran

filsufinya. Iqbal meletakkan akal sebagai sarana reinterpretasi

terhadap al-quran dan hadits Nabi.10

Kepribadian muslim dapat diartikan sebagai identitas yang dimiliki

seseorang sebagai ciri khas dari keseluruhan tingkah laku sebagai muslim,

baik yang ditampilkan dalam tingkah laku secara lahiriah maupun sikap

batinnya. Tingkah laku lahiriah seperti cara berkata-kata, berjalan, makan,

minum, berhadapan dengan teman, orang tua, guru, teman sejawat, sanak

family dan lain sebagainya. Sedangkan sifat batin seperti sabar, tekun,

8 Rafi Sapuri, Psikologi Islam: Tuntunan Jiwa Manusia Modern, (Jakarta:PT.raja

Grafindo Persada,2009),h.343

9Muhammad Iqbal, Asrar I khudi Rahasia-rahasia Pribadi, .., h. 25.

10

Rafi Sapuri, Psikologi Islam: Tuntunan Jiwa Manusia Modern, (Jakarta:PT.raja

Grafindo Persada,2009),h.343.

Page 55: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

46

disiplin, jujur, amanat, ikhlas, toleran dan berbagai sikap terpuji laiinya

sebagai cerminan dari akhlaq al-karimah. Semua sikap dan sifat itu timbul dari

dorongan batin. Semuanya itu merupakan tampilan dari sikap dan prilaku

seroang hamba yang bertakwa.11

Kemudian ciri khas dari tingkah laku tersebut dapat dipertahankan

sebagai kebiasaan yang menyatu dalam dirinya. Dengan demikian sifat dan

sikap tersebut sudah menjadi jati dirinya sehingga tidak mungkin dapat

dipengaruhi oleh sikap/tingkah laku orang lain yang bertentangan dengan apa

yang ia miliki. Ciri khas tersebut hanya mungkin dapat dipertahankan jika

sudah terbentuk sebagai kebiasaan dalam waktu yang lama.

Selain itu, sebagai individu (perorangan) setiap muslim memiliki latar

belakang pembawaan yang berbeda. Secara individu setiap orang memiliki

perbedaan. Namun di satu pihak, muslim sebagai umat diharapkan dapat

membentuk kepribadian bersama. Maka dalam hal yang demikian itu

perbedaan individu ini diharapkan tidak akan mempengaruhi keutuhan, hingga

akan menjadi kendala dalam pembentukan kebiasaan dari ciri khas yang sama

secara umum.

B. Pembinaan Kepribadian Muslim

Iqbal mengutip hadits yang berbunyi: “Takhallaqu bi akhlaqillah!”

yaitu tumbuhkanlah dalam dirimu sifat-sifat Tuhan. Maksudnya yaitu para

remaja muslim agar menjelmakan sifat-sifat Uluhiyah (ketuhanan) dalam diri

mereka dan juga kepada masyarakat ramai. Tegasnya, mendekati Tuhan ialah

dengan cara menyempurnakan diri pribadi insan dan memperkuat

iradah/kemauan.12

Iqbal menjelaskan bahwa fisik dan spiritual manusia ialah pusat yang

berdiri sendiri tetapi belumlah ia menjadi pribadi yang sempurna. Kian jauh

jaraknya dari Tuhan maka kian berkuranglah kepribadiannya. Dia yang datang

11Jalaludin, teologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), h. 194

12

Muhammad Iqbal, Asrar I Khudi, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976), h. 23.

Page 56: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

47

paling dekat kepada Tuhan maka dialah orang yang paling sempurna. Pribadi

sejati bukan hanya menguasai alam benda tetapi juga dilingkupi Tuhan ke

dalam khudinya sendiri.

Kepribadian ialah keadaan yang menegang yang jika dia dipelihara, dapat

terus menerus bersifat begitu. Namun jika tidak dapat dipertahankan maka

akan datanglah kekendoran. Oleh karena itu keadaan tegang itulah yang dinilai

paling tinggi bagi usaha manusia. Jadi janganlah sampai khudinya kendor/

berkurang. Karena apa yang menjadikan kita terus menerus tegang maka

itulah yang akan menjuruskan kita kepada keabadian.13

Bagi Iqbal, peran kepribadian sangatlah penting di muka bumi ini yang

dikalsifikasikan menjadi 3, yaitu:

1. Manusia harus berjuang dan menaklukan daerah lingkungannya. Maka ia

akan memperoleh kemerdekaan dan menghampiri Tuhan, itulah pribadi

yang paling merdeka.

2. Pribadi haruslah terus menerus mempertahankan keadaan tegangnya dan

oleh usaha ini maka ia akan menjadi abadi setiap pribadi haruslah

membantu umat manusia agar bisa membentuk insan yang mulia “insanul

kamil” atau manusia utama yang menjadi tujuan seluruh kehidupan.

3. Inilah intisari filsafat iqbal tentang pribadi atau pribadi atau khudi yaitu

iman yang kuat dalam perkembangan ketiga jurusan: kemerdekaan

seseorang, keabadian seseorang dan menghasilkan orang-orang utama/

insanul kamil.14

Kesimpulannya yaitu bahwa peran kepribadian yaitu pribadi harus

berjuang dan menguasai daerah lingkungannya sehingga ia memperoleh

kemerdekaan dan mendekat pada Tuhan, juga harus mempertahankan rasa

tegang dalam dirinya, sehingga ia akan menjadi abadi. Dengan demikian ia

13 Muhammad Iqbal, Asrar I Khudi, …h. 24.

14

Muhammad Iqbal, asrar I khudi,…, h. 26

Page 57: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

48

akan menguasai ruang dan waktu dan harus menjaga relasi dengan pribadi-

pribadi yang lain dalam rangka membentuk insane yang mulia

Untuk menuju ke dalam sosok yang berkepribadian sempurna, dalam hal

ini Insan Kamil, maka diperlukan latihan-latihan. Bagi Iqbal, seseorang tidak

bisa menjadi insan kamil dengan sendirinya, akan tetapi hal itu melalui proses-

proses latihan-latihan dan beberapa tahapan yang harus dilalui. Semua tahapan

yang dikemukakan Iqbal merupakan tahapan-tahapan seseorang dalam

hakikatnya sebagai makhluk Tuhan yang termanifestasikan dalam bentuk

pribadi yang berkembang dan tujuan yang akan dicapai merupakan tujuan

yang sifatnya spiritual. Tahapan-tahapan yang harus dilalui oleh seseorang,

untuk mencapai kesempurnaan adalah dengan bentuk; pertama, patuh dan

sabar terhadap segala bentuk kodrat dan hukum-hukum Ilahiyah; kedua,

mengendalikan dirinya dengan cinta dan takut pada Tuhan dan tidak tunduk

terhadap godaan-godaan dunia; ketiga, menyelesaikan perkembangan dirinya

dan mencapai kesempurnaan spiritual. Kesempurnaan pribadi yang akan

dicapai di sini adalah kesempurnaan pribadi secara spiritual. Dengan mencapai

kesempurnaan pribadi, maka seseorang akan mampu mencapai insan kamil.

Dalam pemikiran Iqbal juga dijelaskan mengenai maju-mundurnya

pribadi itu sendiri. Yang mana bahwa kekuatan pribadi akan muncul dengan

adanya intuisi dan ketertarikan. Dan juga pribadi akan menjadi lemah dengan

ketergantungan terhadap sesuatu. Dari sini, bisa disimpulkan bahwa kekuatan

dan kelemahan pribadi merupakan sesuatu yang bisa dibentuk. Dan hal itu

dipengaruhi oleh intuisi, ketertarikan dan ketergantungan. Hal itu bisa

dianalogikan seperti seseorang yang sedang jatuh cinta, maka dengan cintanya

orang itu akan merasa lebih kuat. Lain halnya orang yang selalu tergantung

pada orang lain, dia akan menjadi lemah jika orang tersebut meninggalkannya.

Begitu pula halnya dengan pribadinya. Karena pribadi merupakan pusat dari

manusia. Kesatuan kesadaran manusia yang menjadi kontrol terhadap semua

tingkah laku dari manusia itu sendiri.

Page 58: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

49

Berkaitan dengan pembinaan kepribadian muslim, untuk bisa menjadi

memiliki kepribadian muslim maka mereka harus bisa menjelmakan sifat-sifat

ketuhanan dalam diri mereka dengan cara mempertahankan sifat-sifat yang

dapat memperkuat pribadinya dan mereka harus bisa menyingkirkan sejauh

mungkin sifat-sifat yang dapat melemahkan pribadinya.

Jika seseorang individu mau dikatakan mempunyai kepribadian yang

bagus maka ia harus menampilkan tindakan-tindakan yang bagus sebagai

manifestasi dari sifat-sifat (traits) kepribadiannya yang positif. Sebaliknya,

prilaku dan perbuatan individu yang buruk maka akan menunjukkan struktur

kepribadian yang buruk pula.

Ciri-ciri khusus dari tingkah laku individu disebut sifat-sifat kepribadian

(personalaity traits). Suatu sifat kepribadian didefinisikan sebagai suatu

kualitas tingkah laku seseorang yang telah menjadi karakteristik atau sifat

yang khas (unik) dalam seluruh kegiatan individu. Dan sifat tersebut bersifat

menetap.

1. Hal-hal yang Memperkuat Pribadi

a. ‘isyqa Muhabbat yakni cinta kasih

Dalam buku asrar I khudi, Iqbal melukiskan hubungan „isyq dan

pribadi dalam syairnya, yaitu:

Titik berpancar kemilau yang namanya pribadi

Ialah nyala hidup di bawah abu kita

Oleh ‘isyq pribadi kian abadi

Lebih hidup lebih menyala dan lebih kemilau

Dari ‘isyq menjelmalah pancaran qujudnya

Dan perkembangan kemungkinan tak diketahui semula

Fitratnya mengumpul api dari cinta

‘isyq mengajarnya menerangi dunia semesta

‘isyq tak takut kepada pedang dan pisau

‘isyq menjadikan perang da damai di dunia

Page 59: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

50

Sumber hidup ialah kilau pedang cinta

Tebing yang paling keras gemetar oleh tinjauan cinta

Cinta Ilahi akhirnya mewujudkan Tuhan

Belajarlah bercinta supaya kau dicintai15

Dari syair di atas, maksud ‘‘isyqa muhabat atau cinta kasih ialah

taat yang semesra-mesranya bagi Tuhan Ilahi Rabbi sehingga manusia

membayangkan sifat-sifat Tuhan dalam dirinya dan masyarakat. Tidak

ada kekasih yang paling luhur melainkan Tuhan.

Dengan demikian ada sesuatu yang masuk ke dalam hati, memenuhi

relung hati. Sesuatu itu berupa rasa senang, asa suka bahkan ada rasa

ingin memiliki serta ingin bersatu. Dalam kejadian cinta, ada objeknya

yaitu sesuatu di luar diri individu yang memiliki kebaikan-kebaikan,

kelebihan-kelebihan atau keistimewaan-keistimewaan tertentu yang

menjadi daya tariktersendiri bagi individu.

Besar keuntungan yang akan diperoleh dari filsafat cinta yang

mengutamakan cinta Allah. Paling tidak, jika suatu saat nanti ketika jatuh

cinta kepada yang dicintai dalam hidupnya (cowok atau cewek), maka

kondisi cintanya kepada Allah akan menjadi tuntunan hidupnya.

Demikian pula cinta terhadap hal-hal lain seperti cinta kepada hartanya,

pasangannya maka rasa cintanya akan dikelola sesuai tuntunan Allah

SWT.

Thomas a Kempis (Thomas dari Kempis), yang masyhur di dunia

Barat oleh karangannya Imitatione Christi, melukiskan konsepsi cinta

yaitu: Cinta tidak mengenal beban, tak mau meikirkan kesulitan dan arah

melintang bahkan tidak mau memikirkan sesuatu yang tak mungkin.

Cinta menciptakan yang sanggup bagi dirinya saja dan menyempurnakan

berbagai macam hal, sedangkan jika ia tidak memperoleh cinta, maka ia

akan menjadi lemah tiada berdaya dan letak terhampar.16

15Muhammad Iqbal, Asrar I Khudi, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976), h.28.

16

Muhammad Iqbal, asrar I khudi,…, h. 30.

Page 60: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

51

b. Faqr yakni sikap tak perduli terhadap apa yang disediakan oleh dunia

Faqr di sini berarti roh akan meninggalkan segala yang dimilikinya

secara aktif, agar dapat dicapai milik-milik yang lebih agung lagi. Faqr

sebenarnya mengakui niali-nilai batin dari benda-benda duniawi tetapi

karena semua benda-benda tersebut tidak dapat bergandengan dalam satu

keselarasan maka faqr lah yang menentukan penaklukan beberapa nilai

kebendaan itu kepada nilai rohani yang lain. Faktor pengingkaran dalam

faqr sebenarnya karena daha yang tak terpuaskan oleh semua benda-

benda duniawi ini.17

Jadi insan yang berkhudi atau berpribadi bagi Iqbal ialah orang yang

mempunyai faqr dan juga ber‟‟isyqa muhabbat. ‘isyq dan faqr lah yang

bergantian menjayakan kepribadian setiap insan.

c. Keberanian

Sifat berani adalah sifat atau karakter yang melekat pada jiwa bukan

yang lain. Jika seseorang memiliki sifat berani, itu bukan berarti karena

kekuatan fisik atau ketegapan jasmaninya. Melainkan karena kekuatan

jiwanya. Jiwa tersebut tidak terbelenggu rasa takut ataupun cemas.18

Hanyalah dengan sifat dan sikap berani secara jasmani dan moril,

seseorang dapat mewujudkan sesuatu yang penting di dunia ini. Setiap

kemajjuan berarti berani menghadapi setiap macam halangan dan

kesulitan yang datang menghambat usaha dan gerak langkah setiap

insan.19

Keberanian bukan saja berarti mengahdapi bahaya dengan sikap

jantan, akan tetapi orang yang tidak mau kehilangan iman dan

keyakinannya tentang ukurannya sendiri akan nilai dan mata kehidupan,

sekalipun keadaan dunia kusut dan orang-orang menertawakannya serta

mencomophkannya.

17 Muhammad Iqbal, asrar I khudi,…, h. 33

18

Rifat Syauqi Nawawi, Kepribadian Qur’ani, (Jakarta: WNI Press, 2009), h. 105.

19

Muhammad Iqbal, Asrar I Khudi, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976), h.37

Page 61: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

52

Namun lebih berani lagi jika seseorang mampu menghadapi dengan

tenang segala macam salah dan tuduhan dari kawan dan lawan

kepadanya.

d. Sikap toleransi (tenggang rasa)

Sikap toleransi menurut Iqbal yaitu toleransi seorang yang

berkeyakinan teguh pada nilai-nilai agama Islam yang dianutnya, yang

melingkupi juga sikap menghormati paham demi paham agama yang

lainnya karena menurutnya tidak ada paksaan dalam urusan agama. Oleh

karena itu pribadi seorang muslim yang kuat tidak akan mengganggu

orang lain yang berbeda agama terutama dalam segi ibadah.20

Ungkapan

tersebut seperti sajak dalam bukunya Asrar I khudi yaitu:

Amatlah salah menyatakan kata yang buruk

Kafir dan Mu’min sama-sama ciptaan Tuhan

Kemanusiaan berarti menghormat manusia

Maka tumbuhkanlah dalam dirimu kejayaan insane

Hamba yang berisyq mencari taufik dari Tuhan

Dia ramah kepada orang yang kafir dan yang beriman21

e. Kasb-I Halal yakni hidup dengan usaha dan nafkah yang syah

Menurut istilah kaum jurist dan ahli fikih Islam kasb-I halal

melingkupi segala macam usaha yang akan memperoleh sesuatu dengan

jalan yang syah jadi bukan dengan mencuri atau menipu. Menurut Iqbal

kasb-I halal juga berarti memperoleh cita dan fikiran semata-mata oleh

usaha dan tenaga sendiri atau mengambil nilai fikiran dari sumber-sumber

kitab suci Ilahi dengan jalan ijtihad seluas-luasnya.22

Sikap hidup begini, dengan sendirinya menjadikan seseorang itu

terus-menerus menyempurnakan pribadi dan kesanggupannya ke berbagai

jalan amal perbuatan dan fikiran selaras dengan kehendak Tuhan. Iqbal

menyatakan bahwa setiap sesuatu yang diperoleh bukan hasil usaha

sendiri, maka hal itu akan melemahkan kepribadian seseorang.

20Muhammad Iqbal, Asrar I Khudi,…h. 38

21

Muhammad Iqbal, Asrar I Khudi, …. h. 38.

22

Muhammad Iqbal, Asrar I Khudi, …., h. 39.

Page 62: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

53

f. Mengerjakan Kerja Kreatif dan Asli

Dari cita kasb I halal itu, nyatalah bahwa setiap pribadi seharusnya

terus-menerus berusaha akan menyempurnakan khudinya. Kemudian

iabal menyempurnakan pikiran tentang kasb I halal ini dengan

mendasarkan bahwa semua kegiatan dan usaha manusia seharusnya

kreatif dan asli. Jiplakan dan tiruan tidak akan ada gunanya bagi

pertumbuhan pribadi.23

Jangan hinakan pribadimu dengan tiruan

Jagalah kepadanya seolah-olah khudimu intan tak ternilai24

Jika ingin memiliki pribadi yang kuat maka harus bisa menciptakan

sesuatu dengan hasil keringatnya sendiri/jerih payah/usahanya sendiri

sehingga mampu menghasilkan sesuatu ciptaan yang original (asli/bukan

imitasi). Kemampuan untuk menciptakan sesuatu pada tiap orang tidaklah

sama, namun sekalipun demikian manusia dapat memperoleh keinginan

untuk mewujudkan sesuatu. Sebab Tuhan telah mengesankan sifat

Khaliqnya kepada siapa saja yang berkeinginan.25

2. Hal-hal yang Melemahkan Pribadi

a. Takut

Orang yang terbelenggu sifat ini disebut penakut. Dalam psikologi,

orang terjangkiti sifat ini disebut paranoid. Individu yang takut secara

tidak wajar atau takut kepada orang yang sebetulnya tidak apa-

apa.mengidap paranoid. Orang yang penakut berarti ia belum betul-betul

beriman karena orang yang beriman tidak akan merasa takut dan tidak pula

merasa kuatir, sebagaimana ditegaskan dalam al-quran QS. Fushilat:30:

23Muhammad Iqbal, Asrar I Khudi, …., h.39.

24

Muhammad Iqbal, Asrar I Khudi, …., h.39.

25

Muhammad Iqbal, Asrar I Khudi, …., h. 40

Page 63: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

54

Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan Kami

ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka,

Maka Malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan:

"Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan

gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan

Allah kepadamu".26

Ayat tersebut menjelaskan bahwa berbahagialah kepada orang-

orang yang telah mampu menghilangkan jiwanya dari rasa takut. Karena

tidak mungkin seseorang mampu mengembangkan kepribadiannya jika

dalam jiwanya masih diliputi rasa takut karena rasa takut hanya akan

menjadi penghalang bagi seseorang untuk bersikap berani.

Menurut Iqbal kegagalan dalam berusaha menyempurnakan sifat

dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu, bukanlah menjadi masalah,

yang terpenting tetap memiliki kemauan dan iradah. Iradah di sini

maksudnya yaitu kumpulan cita dan amal perbuatan yang harus bisa

mewujudkan sesuatu. 27

b. Sual atau meminta-minta

Meminta-minta ialah semua hal dan hasil yang diperoleh bukanlah

hasil dari usaha dan keringatnya/kerja kerasnya sendiri. Istilah Sual atau

meminta-minta menurut Iqbal adalah segala usaha dan karunia yang

diperoleh tidak dengan usahanya sendiri, begitu juga orang yang suka

meminjam buah pikiran orang lain tanpa mengujinya terlebih dahulu dan

semua orang yang berfoya-foya atas hartanya yang berlimpah. Juga semua

sistem ekonomi yang tidak dengan usaha, bekerja dan membanting tulang

namun dapat mengalirkan uang dari segenap penjuru yang dimungkinkan

oleh sistem ekonomi Barat. Perbuatan tersebut bukan hanya menganiaya

tetapi juga menurut Iqbal hal tersebut termasuk sifat meminta-minta.28

26Bachtiar Surin, Terjemah dan Tafsir al-Quran 30 Juz Huruf Arab dan Latin,

(Bandung: Fa, Sumatra,1978), h.576

27

Muhammad Iqbal, Asrar I Khudi…., h.41.

28

Muhammad Iqbal, Asrar I Khudi…., h.43.

Page 64: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

55

c. Perbudakan

Perbudakan atau membudakan seseorang dari bangsa amat

bertentangan dengan Islam. Perbudakan melenyapkan semangat berusaha

dari orang atau bangsa yang dijajah. Perbudakan malah dapat merusak

watak dan tabiat seseorang. Perbudakan juga dapat meruntuhkan moral

seseorang kepada taraf yang sangat rendah. Intinya yaitu, perbudakan bisa

melemahkan pribadi setiap orang atau bangsa.29

Dalam perbudakan hati mampus dalam tubuh

Dalam perbudakan roh menjadi beban kepada tubuh

Dalam perbudakan masyarakat berpecah belah

Yang ini dan itu bertikai dan pangkai dengan itu dan ini30

d. Sombong atau Nasab Parasti

Menurut Iqbal, Nasab parasti artinya membangga-bangga atau

menyombongkan asal usul kebangsaan seseorang. Sikap yang tak sehat

inipun harus ditentang dan dibinasakan agar tidak menjadi pengahalang

antara manusia dengan manusia. Bangsa demi bangsa, Negara, kabilah,

golongan-golongan bahkan keluarga sering menepuk-nepuk dada dengan

mengemukakan bahwa merekalah yang paling unggul dalam segala

sesuatunya. Sebagaimana dalam QS. Al-Hujurat ayat 11:

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang

laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang

ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula

29Muhammad Iqbal, Asrar I Khudi…., h.44.

30

Muhammad Iqbal, Asrar I Khudi….. h.44

Page 65: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

56

sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh

Jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela

dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang

mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan)

yang buruk sesudah iman dan Barangsiapa yang tidak bertobat,

Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim.31

Dari ayat al-quran di atas, dapat dipahami bahwa hendaknya sebagai

seorang muslim untuk tidak saling mencemoohkan antara suatu bangsa

dengan bangsa lain karena bangsa yang dicemoohkan belum tentu tidak

lebih baik dari yang mencemoohkan. Begitu pula bagi seorang remaja

muslim tidak boleh saling mengejek temannya, karena pada dasarnya

setiap manusia memiliki kelebihan sendiri.

Pribadi seseorang akan kuat jika mampu menjaga hal-hal yang

menguatkan pribadinya dan menjauhkan dirinya dari hal-hal yang

melemahkan pribadinya. Sebagai seorang remaja muslim memanglah tidak

mudah untuk menyempurnakan pribadi, terlebih fase remaja merupakan

fase mencari identitas jati diri. Namun jika remaja terbiasa untuk

menanamkan sifat-sifat terpuji dalam dirinya maka kepribadian yang akan

muncul dari dirinyapun adalah pribadi yang baik.

Memang sukar sekali melingkupi hal-hal baik dan buruk yang

mempengaruhi perkembangan pribadi setiap manusia dalam bagian-bagian

tertentu, karena semua sifat-sifat tersebut bergonta-ganti mempengaruhi

manusia. Hanya dapat diterangkan bahwa seseorang yang bersikap kasb-i

halal sudah tentu tidak mengerjakan sifat meminta-minta.32

Maka dalam proses irtika atau evolusioner dari pribadi harus

melalui tiga tahap agar benar-benar pribadi menjadi khudi atau insan

penaka. Tuhan yaitu mard-I Khuda:

Taat kepada Allah dan menguasai diri sendiri memang sudah

dimiliki oleh seseorang yang dapat mempertahankan hal-hal yang dapat

31Bachtiar Surin, Terjemah dan Tafsir al-Quran 30 Juz Huruf Arab dan Latin,

(Bandung: Fa, Sumatra,1978), h. 792.

32

Muhammad Iqbal, Asrar I Khudi….. h.45.

Page 66: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

57

memperkuat pribadinya dan yang telah mampu menjauhkan dirinya dari

segala hal yang dapat melemahkan pribadinya.

Pada tahap yang ketiga, menurut Iqbal bahwa bertindak sebagai

khalifah Tuhan di bumi inil merupakan ego atau pribadi yang paling

lengkap, yang menjadi akhir tujuan ummat manusia, maksud dan puncak

kehidupan dalam pikiran dan jasmani pada manusia, begitu kepincangan

alam kehidupan rohani dan akal, kita menjadi keselarasan yang seimbang.

Kuasa yang setinggi-tingginya bersatu padanya dengan ilmu yang seluas-

luasnya dan seluhur-luhurnya

Page 67: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

58

BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian bab-bab sebelumnya, pada bab ini penulis akan

menguraikan kesimpulan sebagai jawaban atas permasalahan yang diangkat

dalam skripsi ini. Selanjutnya berdasarkan kesimpulan tersebut penulis juga akan

menguraikan saran yang sekiranya dapat penulis sumbangkan.

A. Kesimpulan

1. Iqbal menerjemahkan pribadi sebagi Khudi atau pribadi yang merupakan

bentuk kesatuan dan pusat (inti) dari kehidupan manusia, iradah kreatif

yang terarah terhadap tujuan tertentu. Yang mana pribadi itu kekal dan

kekekalan pribadi itu sendiri merupakan sebuah proses bukan suatu

keadaan. Pribadi bagi Iqbal merupakan sesuatu fakta mutlaq realitas

manusia, yang menjadi pusat kesadaran dan perilaku kognitif manusia.

2. Kepribadian tidak terikat oleh ruang sebagaimana halnya dengan tubuh.

Peristiwa-peristiwa mental dan fisik sekaligus ada dalam waktu. Namun,

secara fundamental jarak waktu ego berbeda dengan jarak waktu fisik.

3. Kepribadian pada asasnya tersendiri dan unik. Manusia adalah makhluk

yang unik karena hanya manusialah yang mampu mempersoalkan

Page 68: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

59

keberadaan dirinya. Namun keunikan manusia berbeda dengan keunikan

Tuhan. Bedanya terletak pada fakta bahwa jika Tuhan unik sebagai

Pencipta, sedangkan manusia unik jika dibandingkan dengan makhluk

hidup lainnya. Salah satu keunikan manusia terletak pada otonomi. Hal itu

mengandaikan kemandirian atau kebebasan subjek.

4. Hanya lanjutan masa mengenai kepribadian. Ego menyatakan dirinya

sebagai satu kesatuan yang kita sebut keadaan mental. Keadaan mental ini

tidak berdiri sendiri dan terisolasi antara satu dengan yang lainnya. Mereka

berada sebagai fase keseluruhan yang rumit yang dinamakan fikiran. Ide-

ide pokok pemikirannya tentang realitas olehnya atas dasar rasionalitas

untuk menjelaskan pemikiran filsufinya. Iqbal meletakkan akal sebagai

sarana reinterpretasi terhadap al-quran dan hadits Nabi.

5. Menurut Iqbal, khudi, arti harfiahnya ego atau self atau individualitas,

merupakan suatu kesatuan yang riil atau nyata, adalah pusat dan landasan

dari semua kehidupan, merupakan suatu iradah kreatif yang terarah secara

rasional. Arti terarah secara rasional, menjelaskan bahwa hidup bukanlah

suatu arus tak terbentuk, melainkan suatu prinsip kesatuan yang bersifat

mengatur, suatu kegiatan sintesis yang melingkupi serta memusatkan

kecenderungan-kecenderungan yang bercerai-berai dari organisme yang

hidup ke arah suatu tujuan konstruktif. Iqbal menerangkan bahwa khudi

merupakan pusat dan landasan dari keseluruhan kehidupan

6. Ego bagi Iqbal adalah kausalitas pribadi yang bebas. Ia mengambil bagian

dalam kehidupan dan kebebasan Ego mutlak. Sementara itu, aliran

kausalitas dari alam mengalir ke dalam ego dan dari ego ke alam. Karena

itu, ego dihidupkan oleh ketegangan interaktif dengan lingkungan. Dalam

keadaan inilah Ego Mutlak membiarkan munculnya ego relatif yang

sanggup berprakarsa sendiri dan membatasi kebebasan ini atas kemauan

bebasnya sendiri. Menurut Iqbal, nasib sesuatu tidak ditentukan oleh

sesuatu yang bekerja di luar. Takdir adalah pencapaian batin oleh sesuatu,

yaitu kemungkinan-kemungkinan yang dapat direalisasikan yang terletak

pada kedalaman sifatnya.

Page 69: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

60

7. Untuk memperkuat ego dibutuhkan cinta (intuisi) dan ketertarikan,

sedangkan yang memperlemahnya adalah ketergantungan pada yang lain.

Untuk mencapai kesempurnaan ego maka setiap individu mesti menjalani

tiga tahap. Pertama, setiap individu harus belajar mematuhi dan secara

sabar tunduk kepada kodrat makhluk dan hukum-hukum ilahiah. Kedua,

belajar berdisiplin dan diberi wewenang untuk mengendalikan dirinya

melalui rasa takut dan cinta kepada Tuhan seraya tidak bergantung pada

dunia. Ketiga, menyelesaikan perkembangan dirinya dan mencapai

kesempurnaan spiritual (Insan Kamil).

8. Untuk membina kepribadian muslim, maka haruslah mampu menjelmakan

sifat-sifat ketuhanan dengan cara mempertahankan sifat-sifat yang dapat

memperkuat pribadinya dan menjauhkan/menyingkirkan sifat-sifat yang

dapat melemahkan pribadinya.

9. Jika seseorang individu mau dikatakan mempunyai kepribadian yang

bagus maka ia harus menampilkan tindakan-tindakan yang bagus sebagai

manifestasi dari sifat-sifat (traits) kepribadiannya yang positif. Sebaliknya,

prilaku dan perbuatan individu yang buruk maka akan menunjukkan

struktur kepribadian yang buruk pula.

10. Ciri-ciri khusus dari tingkah laku individu disebut sifat-sifat kepribadian

(personalaity traits). Suatu sifat kepribadian didefinisikan sebagai suatu

kualitas tingkah laku seseorang yang telah menjadi karakteristik atau sifat

yang khas (unik) dalam seluruh kegiatan individu. Dan sifat tersebut

bersifat menetap.

B. Saran

1. Supaya penelitian terhadap filsafat manusia dikembangkan lebih lanjut,

sehingga terjadi perkembangan pengetahuan yang signifikan terhadap

perkembangan filsafat manusia.

2. Supaya para civitas akademika yang bergerak dalam bidang filsafat dan

psikologi lebih banyak lagi melakukan penelitian yang melibatkan kedua

bidang ilmu tersebut.

Page 70: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

61

DAFTAR PUSTAKA

Abied, Kang (online) Pembinaan: www.masbied.com/pengertian-pembinaan-

menurut-psikologi

Arikunto, Suharsimi, Manajemen Peneltian, Jakarta: Rineka Cipta, 2007.

Ghahral Adian, Donny, M. Iqbal: Seri tokoh Filsafat, Jakarta: Teraju, 2003.

Hutagalung ,Inge, Pengembangan Kepribadian tinjauan Praktis Menuju Pribadi

positif, Jakarta: PT. Indeks, 2007.

Iqbal, Moh, Asrar-i Khudi Rahasia-rahasia Pribadi, ter. Bahrum Rangkuti,

Jakarta: Bulan Bintang, 1976.

Ismail Muhammad, Bunga Rampai Pemikiran Islam, Jakarta: Gema Insani Press,

1999.

Jalaludin, Teologi pendidikan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2003,cet. 3.

Mubarok, Achmad, Psikologi Keluarga Dari Keluarga Sakinah Hingga Keluarga

Bangsa, Jakarta: PT. Bina Rena Pariwara, 2005, cet. 1

Najati, Muhammad Utsman, Psikologi Dalam Perspektif Hadits (Al-Hadits wa

‘Ulumun Nafs, Jakarta: PT. Pustaka al-Husna Baru, 2004.

Nasution, Hasyimsyah, Filsafat Islam, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2002,cet.3.

Nawawi, Rifat Syauqi, Kepribadian Qur’ani, Tangerang: WNI Press, 2009.

Padmonodewo, Soemiarti, Pendidikan Anak Usia Prasekolah, Jakarta : PT.

Rineka Cipta, 2003.

Pangabean, Hana, (On line), “Remaja”, http://www.rumahbelajarpsikologi.com,

Hotml 13 Januari 2008.

Papalia, Diane E dan Sally Wendkos Olds, A Child’s World, USA: McGraw-Hill

Book Company, 1975.

Sabri, Alisuf, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, Jakarta: Pedoman

Ilmu Jaya, cet. 1, 1993.

Santana K, Septiawan , Menulis Ilmiah; Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia, 2001, ed. 1

Sapuri, Rafy, Psikologi Islam : Tuntunan Jiwa manusia Modern, Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2009.

Page 71: KONSEP PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24752/3/RATIKA... · Untuk Memenuhi Gelar Pendidikan Islam ... baik berupa sumbangan pikiran,

62

Surin, Bachtiar, Terjemah dan Tafsir al-Quran 30 Juz Huruf Arab dan Latin,

Bandung: Fa, Sumatra,1978.

Syarief, M.M, Iqbal tentang tuhan dan Keindahan, terj. Yusuf Jamil, Bandung:

Mizan, 1993

Tim Penyusun kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Kamus Bahasa,

Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999), cetakan

ke-10.

Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Yusuf LN, Syamsu, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2001.

Zulkifli, Psikologi Perkembangan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002.