Konsep Medis

36
Konsep Medis 1. A. Pengertian Infeksi saluran kemih adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk mengatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy, Ardaya, Suwanto, 2001). Infeksi saluran kemih adalah berkembang biaknya mikroorganisme di dalam saluran kemih yang dalam keadaan normal tidak mengandung bakteri, virus atau mikroorganisme lain. Infeksi saluran kemih pada bagian tertentu dari saluran perkemihan yang disebabkan oleh bakteri terutama Escherichia coli ; resiko dan beratnya meningkat dengan kondisi seperti refluks vesikouretral, obstruksi saluran perkemihan, statis perkemihan, pemakaian instrumen uretral baru, septikemia. (Susan Martin Tucker, dkk, 1998). Infeksi traktus urinarius pada pria merupakan akibat dari menyebarnya infeksi yang berasal dari uretra seperti juga pada wanita. Namun demikian, panjang uretra dan jauhnya jarak antara uretra dari rektum pada pria dan adanya bakterisidal dalam cairan prostatik melindungi pria dari infeksi traktus urinarius. Akibatnya UTI pada pria jarang terjadi, namun ketika gangguan ini terjadi kali ini menunjukkan adanya abnormalitas fungsi dan struktur dari traktus urinarius. 1. B. Etiologi 1. Dapat berasal dari organisme pada faeces yang naik dari perineum uretra dan kandung kemih, serta menempel pada permukaan mucosa. 2. Pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap . 3. Gangguan status metabolis (diabetes). 4. Refluks uretrovesikel ® refluks (aliran balik) urine dari uretra ke dalam kandung kemih. 5. Refluks uretrovesikel ®dapat disebabkan o/ disfungsi leher kandung kemih uretra. Uretrovesikel atau refluks uretrovesikel ® aliran balik urin dari kandung kemih ke dlm kedua ureter.

Transcript of Konsep Medis

Page 1: Konsep Medis

Konsep Medis

1. A. Pengertian

Infeksi saluran kemih adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk mengatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy, Ardaya, Suwanto, 2001).

Infeksi saluran kemih adalah  berkembang   biaknya mikroorganisme di dalam saluran kemih yang dalam keadaan normal tidak mengandung bakteri, virus atau mikroorganisme lain.

Infeksi saluran kemih pada bagian tertentu dari saluran perkemihan yang disebabkan oleh bakteri terutama Escherichia coli ; resiko dan beratnya meningkat dengan kondisi seperti refluks vesikouretral, obstruksi saluran perkemihan, statis perkemihan, pemakaian instrumen uretral baru, septikemia. (Susan Martin Tucker, dkk, 1998).

Infeksi traktus urinarius pada pria merupakan akibat dari menyebarnya infeksi yang berasal dari uretra seperti juga pada wanita. Namun demikian, panjang uretra dan jauhnya jarak antara uretra dari rektum pada pria dan adanya bakterisidal dalam cairan prostatik melindungi pria dari infeksi traktus urinarius. Akibatnya UTI pada pria jarang terjadi, namun ketika gangguan ini terjadi kali ini menunjukkan adanya abnormalitas fungsi dan struktur dari traktus urinarius.

1. B. Etiologi 1. Dapat berasal dari organisme pada faeces yang naik dari perineum uretra dan

kandung kemih, serta menempel pada permukaan mucosa.2. Pengosongan kandung  kemih yang tidak lengkap .3. Gangguan status metabolis (diabetes).4. Refluks uretrovesikel ® refluks (aliran balik) urine dari uretra ke dalam kandung

kemih.5. Refluks uretrovesikel ®dapat disebabkan o/ disfungsi leher kandung kemih uretra.

Uretrovesikel atau refluks uretrovesikel ® aliran balik urin dari kandung kemih ke dlm kedua ureter.

6. Kontaminasi fekal.7. Hubungan seksual ® berperan masuknya organisme dari perineum ke dalam

kandung kemih.8. Pemasangan alat ke dalam traktus urinarius9. Statis urine

2. C. Patofisiologi

Infeksi tractus urinarius terutama berasal dari mikroorganisme pada faeces yang naik dari perineum ke uretra dan kandung kemih serta menempel pada permukaan mukosa. Agar infeksi dapat terjadi, bakteri harus mencapai kandung kemih, melekat pada dan mengkolonisasi epitelium traktus urinarius untuk menghindari pembilasan melalui berkemih, mekanisme pertahan penjamu dan cetusan inflamasi.

Inflamasi, abrasi mukosa uretral, pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap, gangguan status metabolisme (diabetes, kehamilan, gout) dan imunosupresi meningkatkan resiko infeksi

Page 2: Konsep Medis

saluran kemih dengan cara mengganggu mekanisme normal. Infeksi saluran kemih dapat dibagi menjadi sistisis dan pielonefritis.

Pielonefritis akut biasanya terjadi akibat infeksi kandung kemih asendens. Pielonefritis akut juga dapat terjadi melalui infeksi hematogen. Infeksi dapat terjadi di satu atau di kedua ginjal. Pielonefritis kronik dapat terjadi akibat infeksi berulang, dan biasanya dijumpai pada individu yang mengidap batu, obstruksi lain, atau refluks vesikoureter.

Sistitis (inflamasi kandung kemih) yang paling sering disebabkan oleh menyebarnya infeksi dari uretra. Hal ini dapat disebabkan oleh aliran balik urine dari uretra ke dalam kandung kemih (refluks urtrovesikal), kontaminasi fekal, pemakaian kateter atau sistoskop.

Uretritis suatu inflamasi biasanya adalah suatu infeksi yang menyebar naik yang digolongkan sebagai general atau mongonoreal. Uretritis gnoreal disebabkan oleh niesseria gonorhoeae dan ditularkan melalui kontak seksual. Uretritis nongonoreal ; uretritis yang tidak berhubungan dengan niesseria gonorhoeae biasanya disebabkan oleh klamidia frakomatik atau urea plasma urelytikum. Pielonefritis (infeksi traktus urinarius atas) merupakan infeksi bakteri piala ginjal, tobulus dan jaringan intertisial dari salah satu atau kedua ginjal. Bakteri mencapai kandung kmih melalui uretra dan naik ke ginjal meskipun ginjal 20 % sampai 25 % curah jantung; bakteri jarang mencapai ginjal melalui aliran darah ; kasus penyebaran secara hematogen kurang dari 3 %.

1. D. Macam-macam ISK : 1. Uretritis (uretra)2. Sistisis (kandung kemih)3. Pielonefritis (ginjal)

Gambaran Klinis :

Uretritis biasanya memperlihatkan gejala :

1. Mukosa memerah dan oedema2. Terdapat cairan eksudat yang purulent3. Ada ulserasi pada urethra4. Adanya rasa gatal yang menggelitik5. Good morning sign6. Adanya nanah awal miksi7. Nyeri pada saat miksi8. Kesulitan untuk memulai miksi9. Nyeri pada abdomen bagian bawah.

Sistitis biasanya memperlihatkan gejala :

1. Disuria (nyeri waktu berkemih)2. Peningkatan frekuensi berkemih3. Perasaan ingin berkemih

Page 3: Konsep Medis

4. Adanya sel-sel darah putih dalam urin5. Nyeri punggung bawah atau suprapubic6. Demam yang disertai adanya darah dalam urine pada kasus yang parah.

Pielonefritis akut biasanya memperihatkan gejala :

1. Demam2. Menggigil3. Nyeri pinggang4. Disuria

Pielonefritis kronik mungkin memperlihatkan gambaran mirip dengan pielonefritis akut, tetapi dapat juga menimbulkan hipertensi dan akhirnya dapat menyebabkan gagal ginjal.

1. E. Manifestasi Klinis 1. Bakteriuria2. Nyeri yang sering dan rasa panas ketika berkemih (sistisis)3. Hematuria4. Nyeri punggung5. Demam6. Menggigil, nyeri ketika berkemih7. Terdesak kencing (urgency), disuria

2. F. Komplikasi :

Pembentukan Abses ginjal atau perirenal. Gagal ginjal

1. G. Pemeriksaan diagnostik

v Urinalisis

Leukosuria atau piuria terdapat > 5 /lpb sedimen air kemih. § Hematuria 5 – 10 eritrosit/lpb sedimen air kemih.

v Bakteroilogis

Mikroskopis ; satu bakteri lapangan pandang minyak emersi.102 – 103 organisme koliform/mL urin plus piuria.

Biakan bakteri Tes kimiawi; tes reduksi griess nitrate berupa perubahan warna pada uji carik.

1. H. Pengobatan penyakit ISK 1. Terapi antibiotik untuk membunuh bakteri gram positif maupun gram negatif.

1. Amoxicillin 20-40 mg/kg/hari dalam 3 dosis.2. Co-trimoxazole atau trimethoprim 6-12 mg trimethoprim/kg/hari dalam 2

dosis.

Page 4: Konsep Medis

3. Cephalosporin seperti cefixime atau cephalexin.4. Co-amoxiclav digunakan pada ISK dengan bakteri yang resisten terhadap

cotrimoxazole.5. Obat-obatan seperti asam nalidiksat atau nitrofurantoin tidak digunakan

pada anak-anak  yang dikhawatirkan mengalami keterlibatan ginjal pada ISK.

6. Apabila pielonefritis kroniknya disebabkan oleh obstruksi atau refluks, maka diperlukan penatalaksanaan spesifik untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.

7. Dianjurkan untuk sering minum dan BAK sesuai kebutuhan untuk membilas microorganisme yang mungkin naik ke uretra, untuk wanita harus membilas dari depan ke belakang untuk menghindari kontaminasi lubang urethra oleh bakteri faeces.

 

BAB II

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1. A. Pengkajian 1. 1. Aktivitas / istirahat

· Gejala                : pekerjaan mononton, pekerjaan dimana pasien terpajan pada

lingkungan bersuhu tinggi. keterbatasan aktivitas atau imobilisasi sehubungan dengan kondisi sebelumnya.

1. 2. Sirkulasi

Tanda                       : peningkatan tekanan darah, nadi (nyeri, ansietas, gagal ginjal).

kulit hangat dan kemerahan, pucat.

1. 3. Eliminasi

· Gejala                  : adanya riwayat ISK kronis, obstruksi sebelumnya

(kalkulus). penurunan keluaran urine, kandung kemih penuh.

rasa terbakar, dorongan berkemih, diare.

· Tanda                  : poliguria, hematuria, piuria.

perubahan pola berkemih.

Page 5: Konsep Medis

1. 4. Makanan / Cairan

· Gejala                  :  mual dan muntah, nyeri tekan abdomen

diet tinggi purin, kalsium oksalat, dan fosfat

ketidakcukupan pemasukan cairan, tidak minum air dengan cukup

· Tanda                  : distensi abdominal,penurunan/ tak adanya bising usus

muntah

1. 5. Nyeri / kenyamanan

· Gejala                  :  episode akut, nyeri akut, nyeri kolik. lokasi tergantung pada

lokasi batu, contoh pada panggul di regio sudut kostavertebra, dapat menyebar ke punggung abdomen, (lipat paha atau genetelia) ngeri dangkal konstan menunjukkan kalkulus ada di pelvis atau kalkulus ginjal. nyeri dapat di gambarkan sebagai akut, hebat, tidak hilang dengan posisi atau tindakan lain.

· Tanda                  :  melindungi, perilaku distraksi

nyeri tekan pada area ginjal pada palpasi

1. 6. Keamanan

· Gejala                  : penggunaan alkohol

demam, menggigil.

1. B. Diagnosa Keperawatan. 1. Nyeri yang berhubungan dengan ISK.2. Penyebaran Infeksi yang berhubungan dengan adanya bakteri pada saluran kemih.3. Ansietas berhubungan dengan koping yang tidak efektif.4. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurangnya informasi tentang

proses penyakit, metode pencegahan, dan instruksi perawatan di rumah.2. C. Intervensi

1. Nyeri yang berhubungan dengan ISK

Kriteria Hasil :

-          Pasien mengatakan / tidak ada keluhan nyeri pada saat berkemih.

-          Kandung kemih tidak tegang

Page 6: Konsep Medis

-          Pasien nampak tenang

-          Ekspresi wajah tenang

Intervensi :

1. Kaji intensitas, lokasi, dan factor yang memperberat atau meringankan nyeri.

Rasional : Rasa sakit yang hebat menandakan adanya infeksi

1. Berikan waktu istirahat yang cukup dan tingkat aktivitas yang dapat di toleran.

Rasional : Klien dapat istirahat dengan tenang dan dapat merilekskan otot-otot

1. Anjurkan minum banyak 2-3 liter jika tidak ada kontra indikasi

Rasional : Untuk membantu klien dalam berkemih

1. Berikan obat analgetik sesuai dengan program terapi.

Rasional : Analgetik memblok lintasan nyeri

1. Penyebaran Infeksi yang berhubungan dengan adanya bakteri pada saluran kemih.

Kriteria Hasil :

-          Tanda vital dalam batas normal

-          Nilai kultur urine negatif

-          Urine berwarna bening dan tidak bau

Intervensi :

1. Kaji suhu tubuh pasien setiap 4 jam dan lapor jika suhu diatas 38,50 C.

Rasional : Tanda vital menandakan adanya perubahan di dalam tubuh

1. Catat karakteristik urine

Rasional : Untuk mengetahui/mengidentifikasi indikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang diharapkan.

1. Anjurkan pasien untuk mengosongkan kandung kemih secara komplit setiap kali kemih.

Rasional : Untuk mencegah adanya distensi kandung kemih.

Page 7: Konsep Medis

1. Berikan perawatan perineal, pertahankan agar tetap bersih dan kering.Rasional : Untuk menjaga kebersihan dan menghindari bakteri yang membuat infeksi uretra.

2. Ansietas berhubungan dengan koping yang tidak efektif.

Kriteria hasil :

-  Klien tidak gelisah

-  Klien tenang

Intervensi :

1. Kaji tingkat kecemasan

Rasional : Untuk mengetahui berat ringannya kecemasan klien

1. Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya

Rasional : Agar klien mempunyai semangat dan mau empati terhadap perawatan dan pengobatan

1. Beri dorongan spiritual

Rasional : Agar klien kembali menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan YME. Beri support pada klien

1. Beri penjelasan tentang penyakitnya

Rasional : Agar klien mengerti sepenuhnya tentang penyakit yang dialaminya.

1. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit, metode pencegahan, dan instruksi perawatan di rumah.

Kriteria hasil :

-          Menyatakan pemahaman proses penyakit dan pengobatan

Intervensi :

1. Berikan informasi tentang proses penyakit, program pengobatan, jadwal, dan kemungkinan efek samping.

Rasional : memberikan dasar pengetahuan pada pasien yang memungkinkan membuat pilihan berdasarkan informasi.

Page 8: Konsep Medis

1. Anjurkan melakukan  aktifitas biasanya secara bertahap sesuai toleransi, dan sediakan waktu untuk istrahat adekuat.

Rasional : menjaga kelemahan dan meningkatkan perasaan sehat.

D. Evaluasi

Pada tahap yang perlu dievaluasi pada klien dengan ISK adalah, mengacu pada tujuan yang hendak dicapai yakni apakah terdapat :

1. Nyeri yang menetap atau bertambah2. Perubahan warna urine3. Pola berkemih berubah, berkemih sering dan sedikit-sedikit, perasaan ingin kencing,

menetes setelah berkemih.

 

DAFTAR PUSTAKADoenges, Marilyn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan: pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Alih Bahasa: I Made Kariasa, Ni made Sumarwati. Edisi: 3. Jakrta: EGC.

Enggram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan Nugroho, Wahyudi. (2000). Keperawatan Gerontik. Edisi: 2. Jakarta: EGC.

Price, Sylvia Andrson. (1995). Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit: pathophysiologi clinical concept of disease processes. Alih Bahasa: Peter Anugrah. Edisi: 4. Jakarta: EGC

Smeltzer, Suzanne C. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddart. Alih Bhasa: Agung Waluyo. Edisi: 8. Jakarta: EGC.

Tessy Agus, Ardaya, Suwanto. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Infeksi Saluran Kemih. Edisi: 3. Jakarta: FKUI.

Makalah Askep ISK (Infeksi Saluran Kemih)

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangInfeksi Saluran Kemih (ISK) adalah istilah umum yang dipakai untuk menyatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. Prevalensi ISK di masyarakat makin meningkat seiring dengan meningkatnya usia. Pada usia 40 – 60 tahun mempunyai angka prevalensi 3,2 %. Sedangkan pada usia sama atau diatas 65 tahun kira-kira mempunyai angka prevalensi ISK sebesar 20%. Infeksi saluran kemih dapat mengenal baik laki-laki maupun wanita dari semua umur baik anak-anak, remaja, dewasa maupun lanjut usia. Akan tetapi dari kedua jenis kelamin,

Page 9: Konsep Medis

ternyata wanita lebih sering dari pria dengan angka populasi umum kurang lebih 5-15%.Untuk menyatakan adanya ISK harus ditemukan adanya bakteri dalam urin. Bakteriuria yang disertai dengan gejala saluran kemih disebut bakteriuria simptomatis. Sedangkan yang tanpa gejala disebut bakteriuria asimptomatis. Dikatakan bakteriuria positif pada pasien asimptomatisbila terdapat lebih dari 105 koloni bakteri dalam sampel urin midstream, sedangkan pada pasien simptomatis bisa terdapat jumlah koloni lebih rendah.Prevalensi ISK yang tinggi pada usia lanjut antara lain disebabkan karena sisa urin dalam kandung kemih meningkat akibat pengosonga kandung kemih kurang efektif , mobilitis menurun, pada usia lanjut nutrisi sering kurang baik, sistem imunitas menurun. Baik seluler maupu humoral, adanya hambatan pada aliran urin,hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat. Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan penyakit yang perlu mendapat perhatian serius. Di Amerika dilaporkan bahwa setidaknya 6 juta pasien datang kedokter setiap tahunnya dengan diagnosis ISK. Disuatu rumah sakit di Yogyakarta ISK merupakan penyakit infeksi yang menempati urutan ke-2 dan masuk dalam 10 besar penyakit (data bulan Juli – Desember). Infeksi saluran kemih terjadi adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. Untuk menegakkan diagnosis ISK harus ditemukan bakteri dalam urin melalui biakan atau kultur (Tessy, Ardaya, Suwanto, 2001) dengan jumlah signifikan (Prodjosudjadi, 2003). Tingkat signifikansi jumlah bakteri dalam urin lebih besar dari 100/ml urin. Agen penginfeksi yang paling sering adalah Eschericia coli, Proteus sp., Klebsiella sp., Serratia, Pseudomonas sp. Penyebab utama ISK (sekitar 85%) adalah Eschericia coli (Coyle & Prince, 2005). Penggunaan kateter terkait dengan kemungkinan lebih dari satu jenis bakteri penginfeksi.

B. Tujuan PenulisanAdapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut :1. Tujuan UmumDiperoleh pengalaman secara nyata dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan ISK 2. Tujuan Khususa. Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan ISK b. Mampu menentukan masalah keperawatan pada klien dengan ISK c. Mampu merencanakan tindakan keperawatan pada klien denan ISKd. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada klien denan ISKe. Mampu melaksanakan evaluasi keperawatan pada klien dengan ISKf. Mampu mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat antara teori dan kasus

B. Ruang Lingkup

Dalam penyusunan makalah ini penulis hanya membatasi masalah mengenai Asuhan Keperawatan pada klien Tn. S dengan infeksi saluran kemih diruangan Cemara II Rumah Sakit Kepolisian Pusat Raden Said Sukanto Jakarta.

C. Metode Penulisan

Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan tehnik pengumpulan data yaiti dengan wawancara langsung terhadap pasien dengan tehnik anamnesa baik pada pasien, kelurga, serta teman sejawat. Observasi dengan melakukan pengamatan kepada pasien, studi

Page 10: Konsep Medis

kepustakaandengan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan asuhan keperawatan pada pasien dengan Infeksi Saluran Kemih.

E. Sistematika Penulisan

Makalah ini terdiri dari lima bab yang disusun secara sistematika dengan urutan sebagai berikut : Bab I : Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan, ruang lingkup, metode Penulisan dan sistematika penulisan.Bab II : Tinjauan teori yang terdiri dari Pengertian. Etiologi, Patofisiologi, Pengkajian Keperawatan, Diagnosa Keperawatan, Perencanaan Keperawatan, Pelaksanaan Keperawatan, Evalusi KeperawatanBab III: Tinjauan kasus terdiri dari Pengkajian Keperawatan, Diagnosa Keperawatan, perencanaan Keperawatan, Pelaksanaan Keperawatan dan Evaluasi KeperawatanBab IV: Pembahasan terdiri dari Pengkajian Keperawatan, Diagnosa Keperawatan, Perencanaan Keperawatan, Pelaksanaan Keperawatan dan Evaluasi Keperawatan.Bab V : Kesimpulan dan saran

BAB IITINJAUAN TEORI

A. PengertianInfeksi Saluran Kemih atau urinarius Troctus infection adalah sutatu keadaan adanya infasi mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy, 2001)Infeksi Saluran Kemih adalah suatu keadaan adanya infeksi bakteri pada saluran kemih. (Enggram, Barbara, 1998)Infeksi saluran kemih pada bagian tertentu dari saluran perkemihan yang di sebabkan oleh bakteri terutama escherichia coli: resiko dan beratnya meningkat dengan kondisi seperti refluksvesikouretral, obstruksi saluran perkemihan, statis perkemihan, pemakaian instrumen baru,septikemia. (Susan Martin Tucker, dkk,1998)Infeksi saluran kemih adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk mengatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy, Ardaya, Suwanto, 2001)

B. Etiologi1. Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK, antara lain:- Pseudemonas, Proteus,klebsiella: penyebab ISK complicated

Page 11: Konsep Medis

- Escherichia coli:90% penyebab ISK uncomplicated- Enterobacter, Staphyloccoccus epidemidis, enterococci,dll.

2. Prevalensi penyebab ISK pada usia lanjut, antara lain:- Sisa urine dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan kandung kemih yang kurang efektif- Mobilitas menurun- Nutrisi yang kurang baik- Sistem imunitas menurun, baik seluler maupun humoral- Adanya hambatan pada aliran urin- Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat

C. Patofisiologi1. Proses PenyakitInfeksi saluran kemih disebabkan oleh adanya mikroorganisme patogenik dalam traktus urinarius. Mikroorganisme ini masuk melalui: kontak langsung dari tempat infeksi terdekat, hematogen, limfogen.Ada 2 jalur utama terjadi ISK yaitu asending dan hematogen1. Secara Asending yaitu :Masuknya mikroorganisme dalam kandung kemih, antara lain : faktor anatomi dimana pada wanita memiliki uretra yang lebih pendek dari pada laki- laki sehingga insiden terjadinya ISK lebih tinggi, faktor tekanan urin saat miksi,kontaminasi fekal, Pemasangan alat kedalam traktus urinarius (pemeriksaan sistoskopik, pemakaian kateter), adanya dekubitus yang terinfeksi2. Secara Hematogen, yaitu :Sering terjadi pada pasien yang sistem imunnya rendah sehingga mempermudah penyebaran infeksi secara Hematogen. Ada beberapa hal yang mempengaruhi struktur dan fungsi ginjal sehingga mempermudah penyebaran hematogen, yaitu adanya bendungan total urin yang yang mengakibatkan distensi kandung kemih, bendungan intrarenal akibat jaringan.Pada usia lanjut terjadinya ISK ini sering disebabkan karena adanya :Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan kandung kemih yang tidak lengkapMobilitas menurunNutrisi yang sering kurang baikSistem imunitas yang menurunAdanya hambatan pada saluran urinHilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat

Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat tersebut mengakibatkan distensi yang berlebihan sehingga menimbulkan nyeri, keadaan ini mengakibatkan penurunan resistensi terhadap invasi bakteri dan residu kemih menjadi media pertumbuhan bakteri yang selanjutnya akan mengakibatkan gangguan fungsi gunjal sendiri, kemudian keadaan ini secara hematogen menyebar keseluruh traktus urinarius. Selain itu beberapa hal yang menjadi predisposisi ISK, antara lain adanya obstruksi aliran kemih proksimal yang mengakibatkan penimbunan cairan bertekanan dalam pelvis ginjal dan ureter yang disebt sebagai hidronefroses. Penyebab umum obstruksi adalah jaringan perut ginjal, batu neoplasma dan hipertropi prostat yang sering

Page 12: Konsep Medis

ditemukan pada laki-laki diatas 60 tahun.KlasifikasiKlasifiksi infeksi saluran kemih sebagai berikut :1. Kandung kemih (sistitis)Sistitis (inflamasi kandung kemih) yang paling sering disebabkan oleh menyebarnya infeksi dari uretra. Hal ini dapat disebabkan oleh aliran balik irin dari utetra kedalam kandung kemih (refluks urtovesikal), kontaminasi fekal, pemakaian kateter atau sistoskop.2. Uretra (uretritis)Uretritis adalah suatu infeksi yang menyebar naik yang di golongkan sebagai gonoreal atau non gonoreal. Uretritis gonoreal disebabkan oleh niesseria gonorhoeae dan ditularkan melalui kontak seksual. Uretritis non gonoreal adalah uretritis yang tidak berhubungan dengan niesseria gonorhoeae biasanya disebabkan oleh klamidia frakomatik atau urea plasma urelytikum3. Ginjal (pielonefritis)Pielonefritis infeksi traktus urinarius atas merupakan infeksi bakteri piala ginjal, tubulus dan jaringan intertisial dari dalah satu atau kedua ginjal

Infeksi saluran kemih (ISK) pada usia lanjut dibedakan menjadi :1. ISK Uncomplicated (simple)ISK sederhana yang terjadi pada penderita dengan saluran kencing tak baik, anatomic maupun fungsional normal. ISK ini pada usia lanjut terutamamengenai penderita wanita dan infeksi hanya mengenai mukosa superficial kandung kemih.

2. ISK ComplicatedSering menimbulkan banyak masalah karena sering kali kuman penyebab sulit diberantas, kuman penyebab sering resisten terhadap beberapa macam antibiotika, sering terjadi bakterimia, sepsis, dan shock.ISK ini terjadi bila terdapat keadaan- keadaan sebagai berikut : Kelainan abnormal saluran kencing, misalnya batu, reflex vesiko uretral obstruksi, atoni kandung kemih, paraplegia, kateter kandung kencing menetap dan prostatitis. Kelainan faal ginjal :GGA maupun GGK Gangguan daya tahan tubuh Infeksi yang disebabkan karena organisme virulen seperti prosteus spp yang memproduksi urease.

2. Manifestasi klinisUretritis biasanya memperlihatkan gejala :1. Mukosa memerah dan edema 2. Terdapat cairan eksudat yang purulent3. Ada Ulserasi pada uretra4. Adanya rasa gatal yang menggelitik 5. Good morning sign6. Adanya nanah awal miksi7. Nyeri pada awal miksi 8. Kesulitan untuk memulai miksi9. Nyeri pada bagian abdomen

Page 13: Konsep Medis

Sistitis biasanya memperlihatkan gejala :1. Disuria (nyeri waktu berkemih)2. Peningkatan frekuensi berkemih3. Perasaan ingin berkemih 4. Adanya sel-sel darah putih dalam urin5. Nyeri punggung bawah atau suprapubic6. Demam yang disertai adanya darah dalam urin pada kasus yang parah.

Pielonefritis akut biasanya memperlihatkan gejala :1. Demam 2. Menggigil 3. Nyeri pinggang4. Disuria

3). Komplikasi1. Prostatitis2. Epididimis3. Striktura uretra4. Sumbatan pada vasoepididinal

4). Pemeriksaan Penunjang1. Urinalisis Leukosuria atau puria : merupakan salah satu bentuk adanya ISK. Leukosuria positif bila terdapat lebih dari 5 leukosit/ lapang pandang besar (LBP) sediment air kemih. Hematuria : Hematuria positif bila 5 – 10 eritrosit/ LBP sediment air kemih. Hematuria disebabkan oleh berbagai keadaan patologis baik berupa kerusakan glomerolus ataupun urolitiasis.

2. Bakteriologis Mikroskopis Biakan bakteri

3. Kultur urine untuk mengidentifikasi adanya organisme spesifik4. Hitung koloni : hitung koloni sekitar 100.000 koloni per milliliter urin dari urin tampung aliran tengah atau dari specimen dalam kateter dianggap sebagai criteria utama adanya infeksi.5. Metode tes Tes dipstick multistrip untuk WBC ( tes esterase leukosit ) dan nitrit (tes Griess untuk pengurangan nitrat). Tes esterase leukosit positif : maka pasien mengalami piuria. Tes pengurangan nitrat, Griess positif jika terdapat bakteri yang mengurangi nitrat urin normal menjadi nitrit. Tes Penyakit Menular Seksual (PMS) : Uretritia akut akibat organime menular secara seksual (misal, klamidia trakomatis, neisseria gonnorrhoeae, herpes simplek) . Tes - tes tambahan : Urogram Intravena (UIV), Pielografi (IVP), msistografi, dan ultrasonografi juga dapat dilakukan untk menentukan apakah infeksi akibat dari abnormalitas

Page 14: Konsep Medis

traktus urinarius, adanya batu, massa renal atau abses, hodronerosis atau hiperplasie prostat. Urogram IV atau evaluasi ultrasonic, sistoskopi dan prosedur urodinamik dapat dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab kambuhnya infeksi yang resisten.

D). Penatalaksanaan

Penanganan Infeksi Saluran Kemih ( ISK ) yang ideal adalah agens antibacterial yang secara efektif menghilangkan bakteri dari traktus urinarius dengan efek minimal terhadap flora fekal dan vagina.

Terapi Infeksi Saluran Kemih ( ISK ) pada usia lanjut dapat dibedakan atas :• Terapi antibodika dosis tunggal• Terapi antibiotika konvensional : 5-14 hari• Terapi antibiotika jangka lama : 4-6 minggu• Terapi dosis rendah untuk supresi

Pemakaian antimicrobial jangka panjang menurunkan resiko kekambuhan infeksi.penggunaan medikasi yang umum mencakup : sulfisoxazole (gastrisin),trimethoprim / sulfamethoxazole ( tpm / smz,bactrim,septra),kadang ampicillin atau amoksisilin digunakan,tetapi E.Coli telah resisten terhadap bakteri ini.pyridium,suatu analgesic urinarius juga dapat digunakan untuk mengurangi ketidak nyamanan akibat infeksi.Dan dianjurkan untuk sering minum dan BAK sesuai kebutuhan untuk membilas mikroorganisme yang mungkin naik ke uretra,untuk wanita harus membilas dari depan kebelakang untuk menghindari kontaminasi lubang uretra oleh bakteri feces.

E). Pengkajian Keperawatan

1. Data biologis meliputi :• Identitas Klien• Identitas Penanggung2. Riwayat Kesehatan• Riwayat Infeksi Saluran Kemih• Riwayat pernah menderita Batu Ginjal• Riwayat penyakit DM,Jantung3. Pengkajian Fisik• Palpasi Kandung Kemih• Inspeksi daerah meatus : a. kaji warna, jumlah, bau dan kejernihan urineb. kaji pada costovertebralis4. Riwayat Psikososial • Usia,Jenis Kelamin, Pekerjaan,Pendidikan• Persepsi terhadap kondisi penyakit• Mekanisme Koping dan sistem pendukung

5. Pengkajian Pengetahuan Klien dan keluarga• Pemahaman tentang penyebab / Perjalanan penyakit

Page 15: Konsep Medis

• Pemahaman tentang pencegahan,perawatan dan terapi medis.

F). Diagnosa Keperawatan

1. Penyebarluasan Infeksi berhubungan dengan adanya bakteri pada saluran kemih2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan Inflamasi,Kandung Kemih,dan struktur traktus urinarius lain3. Perubahan pola eliminasi urine (disuria,dorongan,frekuensi,dan atau noktuaria).berhubungan dengan obstruksi mekanik pada kandung kemih ataupun struktur traktus urinarius lain4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit,metode pencegahan,dan instruksi perawatan dirumah.

G). Perencanaan KeperawatanDx. 1 : Penyebarluasan Infeksi berhubungan dengan adanya bakteri pada saluran kemihTujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan Infeksi sembuh dan mencegah komplikasi.KH : 1. Tanda-Tanda Vital dalam batas normal2. Nilai Kultur Urine Negatif3. Urine berwarna bening dan tidak berbau

Intevensi :1. Kaji suhu tubuh pasien selama 4 jam dan lapor suhu diatas 38,5 0CRasional : Tanda – tanda vital menandakan adanya perubahan didalam tubuh.2. Catat karakteristik urineRasional : Untuk mengetahui /mengidentifikasi indikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang diharapkan.3. Anjurkan pasien untuk minum 2-3 liter jika ada kontra indikasiRasional : Untuk mencegah statis urine4. Monitor Pemeriksaan ulang urine kultur dan sensivitas untuk menentukan respon terapiRasional : Mengetahui seberapa jauh efek pengobatan terhadap keadaan penderita5. Anjurkan pasien untuk mengosongkan kandung kemih secara komplit setiap kali kemihRasional : Untuk mencegah adanya distensi kandung kemih6. Berikan keperawatan perineal,pertahankan agar tetap bersih dan keringRasional : Untuk menjaga kebersihan dan menghindari bakteri yang membuat infeksi uretra

Dx. 2 : Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan inflamasi dan infeksi uretra, kandung kemih, dan struktur traktus urinarius lainTujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan nyeri hilang atau berkurang saat dan sesudah berkemih

KH : 1. Pasien mengatakan / tidak ada keluhan nyeri pada saat berkemih2. Kandung Kemih tidak tegang3. Pasien tampak tenang4. Ekspresi wajah tenang

Page 16: Konsep Medis

Intervensi :1. Kaji Intensitas, lokasi, dan faktor yang memperberat atau meringankan nyeriRasional : Rasa sakit yang hebat menandakan adanya infeksi2. Berikan waktu istirahat yang cukup dan tingkat aktivitas yang dapat ditoleranRasional : Klien dapat istirahat dengan tenang dan dapat merilekskan otot 3. Anjurkan minum banyak 2 - 3 liter jika tidak ada kontra indikasiRasional : Untuk mmbantu klien dalam berkemih4. Pantau perubahan warna urine, pantau pola berkemih, masukan dan keluaran setiap 8 jam dan pantau hasil urinalisis ulangRasional : Untuk mengidentifikasi indikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang diharapkan.5. Berikan tindakan nyaman, seperti pijatanRasional : Meningkatkan relaksasi, menurunkan tegangan otot.6. Berikan perawatan perinealRasional : Untuk mencegah kontaminasi uretra7. Jika dipasang kateter, perawatan kateter 2 kali per hari Rasional : Kateter memberikan jalan bakteri untuk memasukikandung kemih dan naik saluran perkemihan8. Alihkan perhatian pada hal yang menyenangkanRasional : Relaksasi, menghindari terlalu merasakan nyeri 9. Berikan obat analgetik sesuai dengan program terapiRasional : Analgetik memblok lintasan nyeri

Dx. 3 : Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan obstruksi mekanik pada kandung kemih ataupun struktur traktus urinarius lain

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam klien dapat mempertahankan pola eliminasi secara adekuatKH : 1. Tidak terjadi tanda-tanda gangguan berkemih (urgensi,oliguri,disuria)2. Klien dapat berkemih setiap 3 jam3. Klien tidak kesulitan saat berkemih

Intervensi :1. Ukur dan catat urine setiap kali berkemihRasional : Untuk mengetahui adanya perubahan warna dan untk mengetahui input/ output2. Anjurkan untuk berkemih setiap 2 - 3 jamRasional : Untuk mencegah terjadinya penumpukan urine dalam vesika urinaria3. Palpasi kandung kemih setiap 4 jamRasional : Untuk mengetahui adanya distensi kandung kemih4. Awasi pemasukan dan pengeluaran karakteristik urineRasional : Memberikan informasi tentang fungsi ginjal dan adanya komplikasi5. Dorong,meningkatkan pemasukan cairanRasional : Peningkatan hidrasi membilas bakteri6. Kaji keluhan pada kandung kemihRasional : Retensi urine dapat terjadi dan menyebabkan distensi jaringan (kandung kemih/ginjal).

Page 17: Konsep Medis

7. Bantu klien ke kamar kecil, memekai pispot/urinalRasional : Untuk memudahkan klien dalam berkemih8. Bantu klien mendapatkan posisi berkemih yang nyamanRasional : Supaya klien tidak sukar berkemih 9. Observasi perubahan tingkat kesadaranRasional : Akumulasi sisa uremik dan ketidakseimbangan elektrolitdapat menjadi toksin pada susunan saraf pusat.8. Kolaborasi :• Awasi pemeriksaan laboratorium,elektrolit,bun,kreatinin• Lakukan tindakan untuk memelihara asam urine dan berikan obat-obatan untuk meningkatkan asam urineRasional : Asam urin menghalangi tumbuhnya kuman. Peningkatan masukan sari buah dapat berpengaruh dalam pengobatan infeksi saluran kemih.

Dx. 4 : Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit, metode pencegahan, dan instruksi perawatan dirumah

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pengetahuan klien bertambahKH : 1. Kien tidak gelisah2. Klien tenang3. Klien dapat mengatakan tentang proses penyakit,metode pencegahan dan instruksi perawatan di rumah

Intervensi :1. Kaji tingkat kecemasanRasional : Untuk mengetahui berat ringannya kecemasan klien2. Berikan kesampatan Klien untuk mengungkapkan perasaannyaRasional : Agar klien mempunyai semangat dan mau empati terhadap perawatan dan pengobatan

3. Beri Support pada klienRasional : Agar klien mempunyai semangat4. Berikan dorongan spiritualRasional : Agar klien kembali menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa.5. Berikan penkesRasional : Agar klien mengerti sepenuhnya tentang penyakit yang dialaminya6. Memberikan kepada pasien untuk menanyakan apa yang tidak diketahui tentang penyakitnya.Rasional : Mengetahui sejauh mana ketidaktahuan pasien tentang penyakitnya7. Kaji ulang proses penyakit dan harapan yang akan datangRasional : Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat menbuat pilihan berdasarkan informasi.8. Berikan informasi tentang : sumber infeksi, tindakan untuk mencegah penyebaran, jelaskan pemberian antibiotik, pemeriksaan diagnostik: tujuan, gambaran singkat, persiapan yang dibutuhkan sebelum pemeriksaan, perawatan sesudah pemeriksaan.Rasional : Pengetahuan apa yng diharapkan dapat mengurangi ansietas dan membantu

Page 18: Konsep Medis

mengembankan kepatuhan klien terhadap rencana terapeutik.9. Anjurkan pasien untuk menggunakan obat yang diberikan, minum sebanyak kurang lebih delapan gelas per hariRasional : Pasien sering menghentikan obat mereka, jika tanda-tanda penyakit mereda. Cairan menolong membilas ginjal.10. Berikan kesempatan kepada pasien untuk mengekspesikan perasaan dan masalah tentang rencana pengobatan.Rasional : Untuk mendeteksi isyarat indikatif kemungkinan ketidakpatuhuan dan membantu mengembangkan penerimaan rencana terapeutik

H). Pelaksanaan KeperawatanPada tahap ani untuk melaksanakan Intervensi dan aktivitas-aktivitas yang telah dicatat dalam rencana perawatan pasien.Agar Implementasi / pelaksanaan perencanaan ini dapat tepat waktu dan efektif maka perlu mengidentifikasi prioritas perawatan,memantau dan mencatat respon pasien terhadap setia Intervensi yang dilaksanakan serta mendokumentasikan pelaksanaan perawatan.(Doengoes E Marilyn.dkk.2000)

I). Evaluasi KeperawatanPada tahap yang perlu dievaluasi pada klien dengan ISK adalah,mengacun pada tujuan yang hendak dicapai yakni apakah terdapat :• Nyeri yang menetap atau bertambah• Perubahan warna urine• Pola berkemih berubah, berkemih sering dan sedikit-sedikit, perasaan ingin kencing, menetes setelah berkemih.

BAB IIITINJAUAN KASUS

Page 19: Konsep Medis

Ilustrasi Kasus Saya seorang pria berusia 29 tahun, saat ini belum menikah. Saya punya keluhan, bila buang air kecil terasa nyeri dan seperti kemrenyes dan panas, seperti terkena benda tajam pada lubang kencing, juga pada lubang kencing kadang keluar cairan putih kental terutama pagi hari. Saya memang pernah melakukan hubungan intim dengan teman wanita saya, saya sudah minum obat antibiotic 3 hari, tapi belum ada perbaikan.

A. Pengkajian Keperawatan

1. Data Biologis, meliputi :Identitas Klien : Klien bernama Tn. D, umur 29 th dan tinggal di jepara, status pasien belum menikah.

2. Riwayat kesehatan.• Riwayat infeksi saluran kemih.Klien tidak memiliki riwayat infeksi saluran kemih• Riwayat pernah menderita batu ginjalKlien tidak pernah memiliki riwayat batu ginjal• Riwayat penyakit DM dan jantung• Klien tidak pernah memiliki riwayat DM dan jantung.

3. Pengkajian fisik.Insfeksi meatus• Pada lubang kencing kadang keluar cairan putih kental.• Urine berwarna kuning jernih• Tidak terdapat bau.

4. Riwayat psikososialUsia klien 29 tahun, jenis kelamin laki-laki. Persepsi klien terhdap kondisi penyakit, yaitu klien merasa cemas terhadap penyakit dan gejala yang di derita.

5. Pengkajian pengetahuan klien dan keluarga.Klien tidak mengetahui penyebab dan berjalannya penyakit dan juga tidak mengetahui cara pencegahan dan terapi medis.

6. Data FokusData subyektif tanggal 24 Maret 2009, klien mengeluh ketika buang air kecil terasa nyeri dan seperti kemrenyes dan panas, seperti terkena benda tajam pada lubang kencing, juga pada lubang kencing kadang keluar cairan putih kental terutama pagi hari. Klien juga mengatakan pernah melakukan hubungan intim dengan teman wanitanya dan sudah minum obat antibiotic 3 hari, tapi belum ada perbaikan, klien bertanya tentang penyakitnya. Data Obyektifnya, keadaan umum klien sakit sedang, kesadaran composmentis, observasi tanda-tanda vital TD 120/90 mmHg, Sh : 36,5 0C, Nd : 80x/mnt, Rr : 18x/mnt. Ketika dilakukan pemeriksaan fisik tampak tampak adanya cairan putih kental tampak uretra kemerahan, tampak adanya cairan putih kental.

Page 20: Konsep Medis

7. Analisa DataNo Data Masalah Etiologi1. DS : - Klien mengatakan pada lubang kencing keluar cairan putih kental, terutama pagi hari.- Klien mengatakan pernah melakukan hubungan intim dengan teman wanitanyaDO : - Tampak adanya cairan putih kental - Tampak uretra kemerahanPenyebarluasan Infeksi Adanya bakteri pada saluran kemih

2. DS : - Klien mengatakan bila buang air kecil terasa nyeri seperti kemranyes.- Klien mengatakan bila buang air kecil terasa panas seperti terbakar dan rasanya seperti terkena benda tajam pada lubang kencing.DO : -Gangguan rasa nyaman nyeri Infeksi uretra3. DS : - Klien mengatakan tidak mengerti tentang penyakitnya- Klien mengatakan sudah minum obat antibiotic tapi belum ada perbaikanDO : - Klien tampak bertanya tentang penyakitnya Kurang pengetahuan Kurangnya informasi tentang proses penyakit, metode pencegahan dan instruksi perawatan di rumah

B. Diagnosa keperawatan

1. Penyebarluasan Infeksi berhubungan dengan adanya bakteri pada saluran kemih2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan infeksi uretra3. Kurang pengetahuan behubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit,metode pencegahan dan instruksi perawatan di rumah

C. Perencanaan KeperawatanDx.1 : Penyebarluasan Infeksi berhubungan dengan adanya bakteri pada saluran kemih ditandai dengan :DS : - Klien mengatakan pada lubang kencing keluar cairan putih kental, terutama pagi hari.- Klien mengatakan pernah melakukan hubungan intim dengan teman wanitanyaDO : - Tampak adanya cairan putih kental - Tampak uretra kemerahanTujuan : Seteleh dilakukan tindakan keperawatan di harapkan infeksi sembuh dan dapat mencegah komplikasiKH : - Tanda-tanda vital dalam batas normal - Nilai kultur urine negatife- Urine berwarna bening dantidak berbau

Intervensi:1. Kaji suhu tubuh pasien dan laporkan jika suhu di atas 38,50C2. Catat karakteristik urine3. Lakukan kultur urine4. Anjurkan pasien untuk mengosongkan kandung kemih secara komplit setiap kemih

Page 21: Konsep Medis

5. Berikan perawatan perineal pertahankan agar tetap bersih dan kering 6. Berikan antibiotik sesuai dengan progam terapi

Dx2 : Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan infeksi uretra ditandai dengan DS : - Klien mengatakan bila buang air kecil terasa nyeri seperti kemranyes- Klien mengatakan bila buang air kecil terasa panas seperti terbakar dan rasanya seperti terkena benda tajam pada lubang kencingDO : -

Tujuan : - Setelah dilakukan tindakan keperawatan di harapkan nyeri hilang atau berkurang saat dan sesudah berkemih.KH : - Pasien mengatakan/tidak ada keluhan nyeri pada saat berkemih- Kandung kemih tidak tegang- Pasien tampak tenang - Ekspresi wajah tenang

Intervensi:1. Kaji intensitas,lokasi dan factor yang memperberat atau meringankan nyeri2. Berikan waktu istirahat yang cukup dan tingkat aktivitas yang dapat di toleran3. Sith bath dalam air hangat4. Berikan obat analgetik sesuai dengan progam terapi

Dx. 3 : Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang proses penyakit, metode pencegahan, dan instruksi perawatan dirumah, ditandai dengan :DS : - Klien mengatakan tidak mengerti tentang penyakitnya- Klien mengatakan sudah minum obat antibiotic tapi belum ada perbaikanDO : Klien tampak bertanya tentang penyakitnya

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pengetahuan klien bertambah KH : - Klien tidak gelisah - Klien tenang - Klien dapat mengatakan mengerti tentang penyakitnya, metode pencegahan dan instruksi perawatan dirumah

Intervensi :1. Kaji tingkat kecemasan2. Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya3. Beri support pada klien 4. Beri dorongan spiritual5. Berikan penkes

D. Pelaksanaan Keperawatan Dx. 1 : 1. Mengkaji suhu tubuh pasien Hasil : Suhu tubuh pasien 36,50C

Page 22: Konsep Medis

2. Mencatat karakteristik urine Hasil : Urine berwarna kuning jernih dan tidak terdapat bau3. Lakukan kultur urine Hasil : Ditemukan bakteri pada urine 4. Menganjurkan pada pasien untuk mengosongkan kandung kemih secara komplit setiap kali kemih Hasil : Kandung kemih kosong secara komplit setiap kali kemih 5. Memberikan perawatan perineal, pertahankan agar tetap bersih dan keringHasil : Perineal tetap bersih dan kering 6. Berikan antibiotic sesuai dengan program terapi Hasil : Infeksi sembuh Dx. 2 : 1. Mengkaji intensitas, lokasi, dan fraktur yang memperberat atau meringankan nyeri.Hasil : - Intensitas - Lokasi nyeri terdapat pada uretra - Factor yang memperberat pada saat BAK- Factor yang meringankan adalah setelah diberikan analgetik 2. Memberikan waktu istirahat yang cukup dan tingkat aktivitas yang dapat ditoleran. Hasil : Klien tampak segar dan dapat beraktivitas sesuai kemampuannya 3. Menganjurkan minum banyak 2-3 literHasil : Klien dapat berkemih 5-6 kali/hari 4. Memberikan obat analgetik sesuai program therapyHasil : Nyeri berkurang Dx. 3 : 1. Mengkaji tingkat kecemasanHasil : Klien merasa cemas tentang penyakitnya2. Memberi kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya.Hasil : Klien merasa tenang.3. Memberi support kepada klien.Hasil : Motivasi klien bertambah.4. Memberi dorongan spiritual.Hasil : Klien apat menerima keadaannya.5. Memberikan penkes.Hasil : Klien dapat mengerti akan penyakitnya.

E. Evaluasi Keperawatan1. Pada pemeriksaan kultur urin sudah di dapat tidak adanya bakteri2. Klien mengatakan sudah tidak ada bakteri.3. Klien mengatakan mengerti tentang proses penyakitnya, metode pencegahan dan instruksi perawatan di rumah

BAB IV

Page 23: Konsep Medis

PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis akan membahas tentang “ Asuhan Keperawatan Pada Tn. D dengan Uretritis “. Pembahasan akan dimulai dari asuhan keperawatan yang diberikan pada Tn. D dikaitkan dengan asuhan keperawatan secara teori. Adapun lingkup pembahasan mencakup tahap – tahap dalam proses keperawatan antara lain :

A. Pengkajian Pada tahap pengkajian penulis mengumpulkan data dengan melihat dari ilustrasi kasus, wawancara, pemeriksaan fisik, tidak di lakukan karena penulis tidak mengkaji langsung pada klien, penulis hanya mendapatkan data - data yang menggri ilustrasi kasus yang di dapat. Data yang di dapat yaitu kasus pada lubang kencingkadang keluar cairan putih kental. Pada teori terdapat data adanya rasa gatal dan menggelitik dan adanya nanah dari awal miksi. Sedangkan kasus tidak di temukan karena klien hanya mengatakan bila buang air kecil terasa panas seperti terkena benda tajam. Juga pada awal miksi tidak keluar nanah hanya kadang keluar cairan putih kental. Dan setelah di lakukan pemeriksaan kultur urine terdapat bakteri dalam urine tersebut Dan ketika di lakukan urinalisis di dapatkan leukosuria atau piuria yang positif, klien sudah minum antibiotic selama 3 hari tetapi belum ada perubahan.Hambatan yang penulis temukan dalam membuat pengkajian adalah data yang penulis dapat tidak adanya riwayat kesehatan, dan penulispun tidak melakukan pemeriksaan fisik, hal ini di karenakanketerbatasan hal yang di peroleh, karena data yang di peroleh henya berdasarkan ilustrasi kasusdan tidak penulis peroleh kasus langsung dari klien. Pemecahan masalahnya adalah penulis tetap menggunakan data yang sudah di peroleh walaupun kurang lengkap.

B. Diagnosa Keperawatan Adapun diagnose yang ada pada teori tetapi tidak ada pada kasus adalah :Perubahan pola eliminasi urine ( disuria, dorongan, frekuensi, dan atau hokturia ) berhubungan dengan obstruksi mekanik pada kandung kemih ataupun struktur urinarius lain.diagnosa ini tidak ada pada kasus karena penulis ini tidak melakukan pengkajian secara langsung jaadi tidak mengetahui adanya perubahan pola eliminasi urine atau tidak,juga karena penulis juga tjdak mengetahui frekuensi BAK pada klien.

Adapun diagnose yang ada pada kasus dan yang ada pada teori adalah:1. infeksi berhubungan dengan adanya bakteri pada uretra diagnose ini muncul karena pada lubang kencing terjadi infeksi,hal ini terjadi karena saluran kemih sudah terinfeksi yang dimana pada orang normal cairan putih kental tersebut tidak akan keluar .dan cairan putih kental ini di dapat tidak lama setelah kliem melakukan hubungan intim dengan teman wanitanya.

2. gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan infeksi uretra.diagnosa ini muncul karena nyeri yang terasa pada saat kencing terjadi kareena daerah yang meradang bersentuhan dengan air kencing.

3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang proses penyakit, metode pencegahan dan instruksi perawatan rumah. Diagnose ini muncul karena klien tidak mengerti tentang uretritis, penyebab, juga proses penyakitnya. Dan juga mengerti tentan metode

Page 24: Konsep Medis

pencegahanya.

B. Perencanaan keperawatanAdapun pembahasan dari rencana tindakan keperawatan pada klien dengan uretritis adalah sebagai berikut :

1. Infeksi berhubungan dengn adanya bakteripada saluran kemih. Diagnose ini di prioritaskan pertama karena infeksi sudah terjadi dan komplikasi dari infeksi harus di cegah karena komplikasi infeksi dapat mennjalar atu prostat menimbulkan infeksi yang sulit dalam penyembuhannya, penjalaran infeksi ke testis dapat berakibat terganggunya produksi sperma, sehingga mutu sperma tidak baik, ssedangkan penyebaran infeksi pada saluran kemih dapat menyebabkan pancaran urine bercabang akibat dinding uretra mengecil sebagian, sehingga bentiknya tidak bulat lagi. Dengan begitu harapan setelah di lakukan tindakan keperawatan adalah infeksi sembuh dan komplikasi dapat di cegah. Tindakan keperawatan yang di lakukan adalah catat karakteristik urin untuk mengetahui atau mengidentifikasi indikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang di harrapkan.

2. Pada teori tindakan prioritaskan kedua karena menurut maslow rasa nyaman merupakan kebutuhan dasar yang kedua, masalah ini harus di tangani dengan harapan nyeri hilang dengan skala nyeri 0. Tindakan keperawatan yang di lakukan adalah lakukan sith bath dalam air hangat dan pemberian obat analgetik.

3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang proses penyakit, metode pencegahan, dan instruksi perawatan di rumah. Diagnose ini di prioritaskan ke tiga karena klien bertanya tentang penyakitnya dan juga klien merasa bingung karena alah sudah minum obat antibiotic selama 3 hari tetapi belum ada perbaikan. Tindakan keperawatan yang di lakukan adalah berikan pendidikan kesehatan tentang proses penyakit, metode pencegahan dan instruksi pencegahan di rumah.

C. Pelaksanaan KeperawatanDalam tahap ini penulis melakukan tindakan keperawatan berdasarkan rencana tindakan yang telah dibuat sesuai kondisi klien. Diagnose pertama pada kasus yaitu infeksi, pelaksanaan yang dilakukan adalah mengkaji suhu tubuh klien dan laporkan jika suhu diatas 38,50C, mencatat karakteristik urine, menganjurkan klien untuk minum 2-3 liter, menganjurkan pasien untuk mengosongkan kandung kemih secara komplit setiap kali kemih dan memberikan perawatan perineal, pertahankan agar tetap bersih dan kering. Pada teori tindakan keperawatan yang dilakukan sama dengan pada kasus. Diagnose kedua pada kasus yaitu gangguan rasa nyaman nyeri. Pelaksanaan yang dilakukan adalah mengkaji intensitas, lokasi dan factor yang memperberat atau meringankan nyeri, memberikan waktu istirahat yang cukup dan tingkat aktivitas yang dapat ditoleran, lakukan sith bath dalam air hangat, dan memberikan obat analgetik sesuai dengan program terapi. Pada teori pelaksanaannya adalah sama dengan pada kasus. Diagnose ketiga pada kasus yaitu kurang pengetahuan. Pelaksanaan yang dilakukan adalah memberikan pendidikan kesehatan tentang proses penyakit, metode pencegahan dan instruksi

Page 25: Konsep Medis

perawatan dirumah. Semua perencanaan pada kasus tidak semuanya penulis lakukan dikarenakan keterbatasan waktu dan perencanaan pada teori tidak penulis laksanakan pada kasus karena disesuaikan pada kondisi klien saat dilakukan asuhan keperawatan.

D. Evaluasi KeperawatanEvaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan, pada tahap ini penulis menilai sejauh mana tujuan keperawatan dapat dicapai yaitu :Pada diagnose pertama dikasus yaitu infeksi, data objektif yang dapat dievaluasi adalah tanda – tanda vital dalam batas normal, nilai kultur urine negative, urine berwarna bening dan tidak berbau, sehingga masalah keperawatan teratasi dan cairan putih kental tidak keluar lagi pada lubang kencing. Diagnose kedua yaitu gangguan rasa nyaman nyeri, data subjektif yang dapat dievaluasi adalah klien menyatakan nyeri berkurang, data objektifnya tampak klien tenang, skala nyeri 1, kandung kemih tidak tegang, tanda – tanda vital dalam batas normal. Masalah keperawatan teratasi karena nyeri hilang. Diagnose ketiga yaitu kurang pengetahuan tentang proses penyakit, metode pencegahan, data subjektif yang dapat dievaluasi adalah klien mengatakan paham tentang proses penyakit, metode pencegahan dan instruksi perawatan dirumah. Data objektifnya adalah tamppak klien dapat menyebutkan kembali materi yang diberikan. Masalah keperawatan teratasi, setelah dilakukan tindakan keperawatan klien tahu tentang proses penyakit, metode pencegahan, dan instruksi perawatan dirumah.

BAB VPENUTUP

A. Kesimpulan

Pada bab ini penulis dapat menyimpulkan antara lain :Pada pengkajian penulis menyimpulkan data melalui ilustrasi kasus, wawancara, pemeriksaan fisik, tidak dilakukan karena penulis tidak mengkaji langsung pada klien, penulis hanya

Page 26: Konsep Medis

mendapatkan data dari ilustrasi kasus yang didapat. Data yang didapat pada kasus yaitu pada lubang kencing kadang keluar cairan putih kental, juga ketika dilakukan pemeriksaan kultur urine didapatkan adanya bakteri pada urine. Dan juga data yang didapatkan adalah klien pernah berhbungan intim dengan teman wanitanya dan setelah itu klien menderita uretritis.Diagnose yang ada pada teori tetapi tidak ada pada kasus adalah perubahan pola eliminasi urine ( disuria, dorongan, frekuensi, dan atau hokturia ) berhubungan dengan obstruksi mekanik pada kandung kemih ataupun struktur urinarius lain, sedangkan diagnose yang ada pada teori dan pada kasus adalah infeksi, gangguan rasa nyaman nyeri dan kurang pengetahuan. Dalam membuat perencanaan keperawatan penulis menyesuaikan dengan kondisi klien saat dikaji dan membuat prioritas masalah sesuai kebutuhan dasar manusia menurut Maslow dan kebutuhan utama klien. Dalam pelaksanaan keperawatan penulis melakukan tindakan keperawatan berdasarkan rencana tindakan yang telah dibuat. Dalam evaluasi penulis dapat menyimpulkan bahwa semua diagnose dapat teratasi dan tujuan keperawatan tercapai. Namun kendalanya kami tidak dapat mendokumentasikan data dengan baik sehingga untuk membuat evaluasi mengalami kesulitan, hal ini dikarenakan penulis hanya mendapatkan data berdasarkan ilustrasi kasus. Infeksi saluran kemih terjadi adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. Untuk menegakkan diagnosis ISK harus ditemukan bakteri dalam urin melalui biakan atau kultur (Tessy, Ardaya, Suwanto, 2001) dengan jumlah signifikan (Prodjosudjadi, 2003). Tingkat signifikansi jumlah bakteri dalam urin lebih besar dari 100/ml urin. Agen penginfeksi yang paling sering adalah Eschericia coli, Proteus sp., Klebsiella sp., Serratia, Pseudomonas sp. Penyebab utama ISK (sekitar 85%) adalah Eschericia coli (Coyle & Prince, 2005). Penggunaan kateter terkait dengan kemungkinan lebih dari satu jenis bakteri penginfeksi. Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan penyakit yang perlu mendapat perhatian serius. Di Amerika dilaporkan bahwa setidaknya 6 juta pasien datang kedokter setiap tahunnya dengan diagnosis ISK. Disuatu rumah sakit di Yogyakarta ISK merupakan penyakit infeksi yang menempati urutan ke-2 dan masuk dalam 10 besar penyakit (data bulan Juli – Desember).