Konsep Ketuhanan Dalam Islam

download Konsep Ketuhanan Dalam Islam

of 25

Transcript of Konsep Ketuhanan Dalam Islam

BAB I

PENDAHULUANa. Latar Belakang Alam semesta tercipta begitu indah dan teratur. Berbagai macam keindahan terpancar dari alam ini termasuk keindahan penciptaan manusia yang sempurna baik dari segi fisik dan dari segi akal dibandingkan makhluk hidup lainnya. Semua ini tentu tidak terbentuk atau tercipta begitu saja. Ada tangan nan kokoh dan agung dibalik penciptaan alam semesta beserta seluruh isinya yang begitu sempurna. Pencipta alam semesta ini oleh manusia disebut Tuhan. Dalam ajaran agama Islam disebutkan bahwa pencipta yang Maha Agung itu adalah Allah swt.

Dalam rukun iman yang pertama umat islam diperintahkan untuk senantiasa beriman serta bertakwa kepada Allah swt. Rukun iman ini sekaligus menjelaskan serta menegaskan bahwa iman kepada Allah swt. adalah pokok atau sendi utama dalam ajaran islam. Untuk itulah manusia perlu lebih mengenal Tuhan yang telah menciptakan, memuliakan, menyempurnakan serta memelihara manusia. Penghayatan terhadap adanya Allah swt. akan membuat manusia lebih menghargai dan lebih bisa menjalankan ajaran islam secara utuh.

Perintah untuk mengakui adanya Tuhan tidak hanya ditegaskan dalam rukun iman, tetapi juga dalam rukun islam yang pertama yaitu membaca kalimat syahadat yang berisi pengakuan akan adanya Allah swt. sebagai tuhan yang esa lagi Maha berkuasa serta pengakuan bahwa nabi Muhammad saw adalah utusan Allah. Kedua kalimat syahadat tersebut menjadi syarat utama bagi seorang muallaf untuk masuk islam. Kedua kalimat syahadat tersebut juga setiap hari dalam 5 waktu dibaca oleh umat islam dalam setiap sholatnya. Hal tersebut telah menjelaskan bahwa pengakuan terhadap adanya tuhan di dunia ini adalah wajib serta menjadi pegangan awal untuk mengamalkan ajaran islam dengan baik dan benar.

Makalah ini berisi pembahasan tentang salah satu segi dari ajaran Islam yang harus mendapat perhatian dan pengkajian kembali. Kecintaan manusia kepada Allah, ikhlas beramal hanya karena-Nya, serta mengabdikan diri dan tawakal sepenuhnya kepada-Nya, merupakan nilai keutamaan yang perlu diperhatikan dan harus diutamakan dalam menyempurnakan cabang-cabang keimanan. Oleh karena itu, dalam makalah ini berisi sub-sub bab yang meliputi siapakah Tuhan itu. Disini kami akan memaparkan lebih rinci untuk bisa mengenal Tuhan, apa arti Tuhan, sehingga kita bisa mengenal tuhan kita lebih dekat seingga secara tidak langsung kita bisa meningkatkan iman kita

Selain itu kami membahas tentang sejarah pemikiran manusia tentang tuhan, dimana pemikiran manusia dahulu mempercayai adanya kekuatan yang menciptakan segala sesuatu. Pemikiran-pemikiran itu semakin berkembang, mulai dari dewa-dewa sampai hanya mengakui satu dewa yang disebutdengan Tuhan. Dan kami juga membahas sub bab ke tiga yaitu tuhan menurut agama-agama, dimana kita tahu definisi tuhan menurut masing-masing agama itu berbeda mulai dari ketentuan cara menyembah Tuhan dan menyebut Tuhan itu sendiri berbeda. Seperti hal nya di Indonesia sendiri terdapat bermacam-macam agama yang menyebut Tuhan dengan cara yang berbeda:

1. Islam menyebut nama Tuhan dengan Allah.

2. Kristen menyebutnya dengan Tri Tunggal, yaitu Allah Bapa, Allah Putra, dan Roh Kudus.

3. Hindu menyebut Tuhan dengan Indra, Mitra, Waruna, Agnu. Mereka menyebutnya dengan Dewa.

4. Budha. Budha sendiri adalah sebutan orang yang telah mencapai kesempurnaan.

Dan yang bab terakhir membahas tentang Pembuktian Wujud Tuhan, karena tantangan zaman sekarang terhadap agama terletak dalam masalah pembuktian wujud Tuhan sehingga terdapat berbagai macam pembuktian atau metode-metode yang ada untuk membuktikan wujud Tuhan serta lebih meyakini bahwa Tuhan itu ada.b. Tujuan Penulisan

Kita mampu menjelaskan tentang konsep ketuhanan dalam islam dan mampu melaksanakan ajaran islam secara utuh. Mampu lebih meyakini keberadaan Tuhan Mampu meningkat keimanan dan ketakwaanc. Manfaat Penulisan

-Kita dapat mengetahui konsep ketuhanan dalam islam dan dapat melaksanakan ajaran islam secara utuh- Meningkatkan keimanan kita

- meningkatkan motivasi untuk selalu memperbaikin tingkah laku BAB II

PEMBAHASAN

a. Siapakah Tuhan itu?

Perkataan ilah, yang diterjemahkan Tuhan, dalam Al-Quran dipakai untuk menyatakan berbagai obyek yang dibesarkan atau dipentingkan manusia, misalnya dalam QS 45 (Al-Jatsiiyah): 23, yaitu:

(23)Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu, dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? (QS al-Jatsiyah: 23)Dalam QS 28 (Al-Qashash):38, perkataan ilah dipakai oleh Firaun untuk dirinya sendiri: Dan Firaun berkata: Wahai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku.

Contoh ayat-ayat tersebut di atas menunjukkan bahwa perkataan ilah bisa mengandung arti berbagai benda, baik abstrak (nafsu atau keinginan pribadi maupun benda nyata (Firaun atau penguasa yang dipatuhi dan dipuja).Perkataan ilah dalam Al-Quran juga dipakai dalam bentuk tunggal (mufrad:ilaahun), ganda (mutsanna:ilaahaini), dan banyak (jama: aalihatun). Bertuhan nol atau atheisme tidak mungkin. Untuk dapat mengerti dengan definisi Tuhan atau Ilah yang tepat, berdasarkan logika Al-Quran sebagai berikut:Tuhan (ilah) ialah sesuatu yang dipentingkan (dianggap penting) oleh manusia sedemikian rupa, sehingga manusia merelakan dirinya dikuasai oleh-Nya.Perkataan dipentingkan hendaklah diartikan secara luas. Tercakup di dalamnya yang dipuja, dicintai, diagungkan, diharap-harapkan dapat memberikan kemaslahatan atau kegembiraan, dan termasuk pula sesuatu yang ditakuti akan mendatangkan bahaya atau kerugian.Ibnu Taimiyah memberikan definisi al-ilah sebagai berikut:Al-ilah adalah yang dipuja dengan penuh kecintaan hati, tunduk kepada-Nya,merendahkandiridi hadapannya, takut, dan mengharapkannya, kepadanya tempat berpasrah ketika berada dalam kesulitan, berdoa, dan bertawakal kepadanya untuk kemaslahatan diri, meminta perlindungan dari padanya, dan menimbulkan ketenangan di saat mengingatnya dan terpaut cinta kepadanya (M.Imaduddin, 1989:56). Atas dasar definisi ini, Tuhan itu bisa berbentuk apa saja, yang dipentingkan manusia. Yang pasti, manusia tidak mungkin ateis, tidakmungkin tidak ber-Tuhan. Berdasarkan logika Al-Quran, setiap manusia pasti ada sesuatu yang dipertuhankannya. Dengan begitu, orang-orang komunis pada hakikatnya ber-Tuhan juga. Adapun Tuhan mereka ialah ideologi atau angan-angan (utopia) mereka. Tuhan adalah dzat yang sangat berpengaruh dalam hidup kita. Dialah yang menciptakan alam semesta beserta isinya dan Maha kuasa untuk mengatur makhluk-makhluk ciptaannya. Kemampuan atau kekekuatan Tuhan sangat luas tanpa batas. Bahkan Tuhan adalah Jamius sifaat artinya kumpulan semua sifat-sifat dan Pemilik semua kekuatan dan kemampuan. Ilmu-Nya, Kekuatan-Nya dan Kemampuan-Nya demikian luasnya sehingga tidak mempunyai batas. Tidak ada pertanyaan bagaimana ruang-lingkup kekuasaan-Nya. Dalam ajaran Islam diajarkan kalimat la ilaaha illa Allah. Susunan kalimat tersebut dimulai dengan peniadaan, yaitu tidak ada Tuhan, kemudian baru diikuti dengan penegasan melainkan Allah. Hal itu berarti bahwa seorang muslim harus membersihkan diri dari segala macam Tuhan terlebih dahulu,sehingga yang ada dalam hatinya hanya ada satu Tuhan, yaitu Allah. Umat islam juga harus membersihkan diri dari syirik atau menyembah Tuhan selain Allah swt. Karena hal tersebut merupakan dosa besar yang tidak diampuni. b. Sejarah Pemikiran Manusia Tentang TuhanYang dimaksud konsep ketuhanan menurut pemikiran manusia adalah konsep yang didasarkan atas hasil pemikiran baik melalui pengalaman lahiriah maupun batiniah, baik yang bersifat penelitian rasional maupun pengalaman batin. Dalam literatur sejarah agama, dikenal teori Evolusionisme, yaitu teori yang menyatakan adanya proses dari kepercayaan yang amat sederhana, lama-kelamaan berkembang menjadi sempurna. Teori tersebut mula-mula dikemukakanoleh Max Muller, kemudian dikemukakan oleh EB Taylor, Robertson Smith,Lubbock dan Jevens. Proses perkembangan pemikiran tentang Tuhan menurut teori Evolusionisme adalah sebagai berikut :1. Dinamisme

Menurut paham ini, manusia sejak zaman primitive telah mengakui adanya kekuatan yang berpengaruh dalam kehidupan. Mula-mula sesuatu yang berpengaruh tersebut ditujukan pada benda. Setiap benda mempunyai pengaruh pada manusia, ada yang berpengaruh positif dan ada pula yang berpengaruh negatif. Kekuatan yang ada pada benda disebut dengan nama yang berbeda-beda, seperti mana (Melanesia), tuah(Melayu), syakti (India), dan kami dalam bahasa Jepang. Mana adalah kekuatan gaib yang tidak dapat dilihat atau diindera dengan pancaindera. Oleh karena itu dianggap sebagai sesuatu yang misterius. Meskipun mana itu tidak dapat diindera, tetapi ia dapat dirasakan pengaruhnya.2. AnimismeDi samping kepercayaan dinamisme, masyarakat primitive jugamempercayai adanya peran roh dalam hidupnya. Setiap benda yang dianggap benda baik mempunyai roh. Oleh masyarakat primitive, roh dipercayaisebagai sesuatu yang aktif sekalipun bendanya telah mati. Oleh karena itu, roh dianggap sebagai sesuatu yang selalu hidup, mempunyai rasa senang, rasatidak senang, serta mempunyai kebutuhan-kebutuhan. Roh akan senang apabilakebutuhannyadipenuhi. Menurut kepercayaan ini, agar manusia tidak terkena efek negative dari roh-roh tersebut, manusia harus berusaha memenuhi atau menyediakankebutuhan roh. Saji-sajian yang sesuai dengan nasehat dukun adalah salah satu usaha untuk memenuhi kebutuhan roh. Sajian ini biasanya diberikan saat upacara-upacara adat tertentu.3. Politeisme

Kepercayaan dinamisme dan kepercayaan animisme lama-lamatidak memberikan kepuasan, karena terlalu banyaknya yang menjadi sanjungan dan pujaan. Roh yang lebih dari yang lain kemudian disebut dewa. Dewa mempunyai tugas dan kekuasaan tertentu sesuai dengan bidangnya. Ada dewa yang bertanggungjawab terhadap cahaya, ada yang membidangi masalah air, ada yang membidangi angina dan lain sebagainyaSemula antara satu dewa dengan dewa yang lain mempunyai kedudukan yang sama atau sederajat. Lambat-laun dianggap hanya satudewa yang mempunyai kelebihan dari dewa yang lain, meskipun dewa-dewa yang ada di bawahnya tetap mempunyai pengaruh. Pada agama Hindumisalnya, ada tiga dewa yang dianggap tinggi yaitu : Brahmana, Syiwa, dan Wisnu. Kepercayaan terhadap tiga dewa senior tersebut dikenal dengan istilah Trimurti (Tiga sembahan). Di samping trimurti, dikenal pula konsep Tritunggal (trinitas). Pada agam Kristen yang diartikan Tuhan ialah Allah Bapak, Yesus Kristus, dan Roh Kudus.

4. Henoteisme

Politeisme tidak memberikan kepuasan terutama terhadap kaum cendekiawan. Oleh karena itu dari dewa-dewa yang diakui diadakan seleksi, karena tidak mungkin mempunyai kekuatan yang sama. Lama-kelamaan kepercayaan manusia meningkat menjadi lebih definitif (tertentu). Satubangsa hanya mengakui satu dewa yang disebutdengan Tuhan, namun manusia masih mengakui Tuhan (Allah) dari bangsa lain. Kepercayaan semacam ini yaitu satuTuhan untuk satu bangsa disebut denganhenoteisme (Tuhan tingkat Nasional).5. Monoteisme

Kepercayaan dalam bentuk henoteisme melangkah menjadi monoteisme. Dalam monoteisme hanya mengakui satu Tuhan untuk seluruhbangsa dan bersifat internasional. Bentuk monoteisme ditinjau dari filsafat ketuhanan terbagi dalamtiga paham yaitu : deisme, panteisme, danteisme.

a) DeismeYaitu suatu paham yang berpendapat bahwa Tuhan sebagai pencipta alam berada di luar alam. Tuhan menciptakan alam dengan sempurna dan karena telah sempurna, maka alam bergerak menurut hukum alam. Antara alam dengan Tuhan sebagai penciptanya tidak tidak lagi mempunyai kontak. AjaranTuhan yang dikenal dengan wahyu tidak lagi diperlukan manusia. Dengan akal manusia mampu menanggulangi kesulitan hidupnya.b) PanteismeBerpendapat bahwa Tuhan sebagai pencipta alam ada bersama alam. Di mana ada alam di situ ada Tuhan. Alam sebagai ciptaan Tuhan merupakan bagian daripada-Nya. Tuhan ada di mana-mana, bahkan setiap bagian dari alam adalah Tuhan.

c) Teisme (eklektisme)Berpendapat bahwa Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta alam berada di luar alam. Tuhan tidak bersama alam dan Tuhan tidak ada di alam. Namun Tuhan selaludekat dengan alam. Tuhan mempunyai peranan terhadap alam sebagai ciptaan-Nya. Tuhan adalah pengatur alam. Tak sedikit pun peredaran alam terlepas dari control-Nya. Alam tidak bergerak menurut hukum alam, tetapi gerak alam diatur oleh Tuhan. Evolusionisme dalam kepercayaan terhadap Tuhan sebagaimana dinyatakanoleh Max Muller dan EB. Taylor (1877), kemudian ditentang oleh Andrew Lang (1898) yang menekankan adanya monoteisme dalam masyarakat primitif. Dia mengemukakan bahwa orang-orang yang berbudaya rendah juga sama monoteismenya dengan orang-orang Kristen. Merekamempunyai kepercayaan pada ujud yang Agung dan sifat-sifat yang khas terhadap Tuhan mereka, yang tidak mereka berikan kepada wujud yang lain. Dengan lahirnya pendapat Andrew Lang, maka berangsur-angsur golongan evolusionisme menjadi reda dan sebaliknya sarjana-sarjana agama terutama di Eropa Barat, mulai menentang Evolusionisme dan memperkenalkan teori baru untuk memahami sejarah agama. Meraka menyatakan bahwa ide tentang Tuhan tidak datang secara evolusi, tetapi dengan relevasi atau wahyu. Kesimpulan tersebut diambil berdasarkan pada penyelidikan bermacam-macam kepercayaan yang dimiliki oleh kebanyakan masyarakat primitif. Dalam penyelidikan itu didapatkan bukti-bukti bahwa asal-usul kepercayaan masyarakat primitif adalah monoteisme dan monoteisme adalah berasal dari ajaran wahyu Tuhan.Wilhelm Schmidt mengungkapkan hasil penyelidikannya tidak mendasarkan, atau terpengaruh oleh fasal-fasal dalam Bible. Ia menulis dari segi Antropologi dan mendasarkan alasannya pada data yang dikumpulkan oleh berpuluh-puluh peneliti dan sarjana yang meng-alami hidup bersama-sama dengan masyarakat primitif. Penelitian itu dilakukan antara lain terhadap suku Negritos dari kepulauan Philipina, pelbagai suku dari Micronesia dan Polynesia,dan suku Papua dari Irian. Berdasarkan penelitian terhadap pelbagai masyarakat primitive tersebut, ia mengambil kesimpulan bahwa kepercayaan tentang Tuhan Yang Maha Agung dan Esa adalah bentuk tertua, yang ada sebelum kepercayaan lain seperti dinamisme, animisme, dan politeisme.c. Pemikiran Umat Islam

Pemikiran terhadap Tuhan yang melahirkan ilmu Tauhid, Ilmu Kalam, atau IlmuUshuluddin di kalangan umat Islam, timbul sejakwafatnya Nabi MuhammadSAW. Secara garis besar, ada aliran yang bersifat liberal, tradisional, dan adapula yang bersifat di antara keduanya. Ketiga corak pemikiran ini telah mewarnai sejarah pemikiran ilmu ketuhanan dalam Islam.Satu hal yang perlu diingat, bahwa masih-masing menggunakan akal pikiran atau logika dalam mempertahankan pendapat mereka. Hal ini perlu ditekankan,sebab satu hal pokok yang menyebabkan kemunduran umat Islam ialah kurangnya penggunaan kemampuan akal pikirannya dalam mengkaji nilai-nilai yang menurut pemikiran manusia atau nilai yang murni bersumber dari ajaran Islam yakni al-Quran dan Sunnah Rasul. Di antara aliran pemikiran tentangTuhan adalah :

1. Aliran MutazilahYang merupakan kaum rasionalis di kalangan muslim, serta menekankan pemakaian akal pikiran dalam memahami semua ajaran dan keimanan dalam Islam. Orang Islam yang berbuat dosa besar, tidak kafir dan tidak mukmin. Ia berada di antara posisi mukmin dan kafir (manzilah bainalmanzilatain).Dalam menganalisis ketuhanan, mereka memakai bantuan ilmu logika Yunani,satu sistem teologi untuk mempertahankan kedudukan keimanan. Hasil daripaham Mutazilah yang bercorak rasional ialah muncul abad kemajuan ilmu pengetahuan dalam Islam. Namun kemajuan ilmu pengetahuan akhirnya menurun dengan kalahnya mereka dalam perselisihan dengan kaum Islam ortodoks. Mutazilah lahir sebagai pecahan dari kelompok Qadariah, sedang Qadariah adalah pecahan dari Khawariji.

2. QadariahYang berpendapat bahwa manusia mempunyai kebebasan dalam berkehendak atau berbuat. Manusia sendiri yang menghendaki apakah ia akan kafir atau mukmin dan hal itu yang menyebabkan manusia harus bertanggungjawab atas perbuatannya. 3. JabariahYang merupakan pecahan dari Murjiah berteori bahwa manusia tidak mempunyai kemerdekaan dalam berkehendak dan berbuat. Semua tingkah laku manusia ditentukan dan dipaksa oleh Tuhan.4. Asyariyah danMaturidiniayahYang pendapatnya berada di antara Qadariah dan Jabariah. Semua kelompok itu mewarnai kehidupan pemikiran ketuhanan dalam kalangan umat Islam periode masa lalu. Menghadapi situasi dan perkembangan ilmu pengetahuan sekarang ini, tiada lain bagi kita untuk mengadakan koreksi yangberdasarkan Al-Quran dan Sunnag Rasul, tanpa dipengaruhi oleh kepentingan politik tertentu. Di antara aliran tersebut yang nampaknya lebih dapat menunjang perkembangan ilmu pengetahuan dan meningkatkan etos kerja adalah aliran Mutazilah dan Qadariah.D. Tuhan menurut agama-agamaDalam suatu agama, perlafalan nama Tuhan biasanya memiliki nama Tuhan biasanya memiliki nama yang sederajat dengan makna dan kedudukan sebagai Tuhan. Sebutan itu biasa dipergunakan manusia untuk memuja Tuhannya tanpa mengurangi kedudukan tingkat relegiusitasnya.Nama Tuhan tetap ada pada tatanan tertinggi kehidupan.Contohnya :

1. ISLAM

Islam menyebut nama Tuhan dengan sebutan Allah. Lafaz Allah dibaca dengan kaedah tertentu.Kata Allah tidak boleh diucapkan sembarangan tetapi harus sesuai dengan yang dicontohkan Rasulullah SAW. Dengan begitu kaum muslimin tidak menghadapi masalah dalam penyebutan nama Tuhan. Dan nama Tuhan yakni Allah juga bersifat otentik dan final. Umat islam tidak melakukan spekulasi untuk menyebutkan nama Tuhan karena itu sudah dikenalkan langsung oleh Allah SWT melalui Al-Quran dalam surat :

a. Al-Ikhlas ayat 1 dan 2

Artinya : Katakanlah: Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.

b. Al-Fatihah ayat 1

Artinya : Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Nama Allah banyak terdapat dalam Al-Quran, sehingga umat islam tidak memperdebatkannya dan kaum muslimin tidak menghadapi penyebutan nama Tuhan sepanjang sejarahnya. Dengan demikian menyebut nama Allah adalah final dengan nama-nama lain Allah (Al-Asmaul Husna) yang ada di Al-Quran.

2. KRISTEN DAN KHATOLIK

Ajaran Ketuhanan dalam Kristen termasuk gereja romawi Khatolik adalah sebagaimana tercantum dalam Kredi Iman Rasuli yaitu Tri Tunggal yang terdiri dari Allah Bapa, Allah Putra dan Roh Kudus.Ketiganya adalah pribadi Tuhan.

Terjemahan Bibel dalam bahasa Indonesia dinamakan Al Kitab, menggunakan kata Allah untuk Tuhan Bapa. Di lihat dari segi pengucapan, cara mengucapkan kata Allah berbeda dengan kaum muslimin yaitu umat kristen membacanya dengan sebutan Allah

3. HINDU

Ajaran ketuhanan sebagaimana yang tertuang dalam RP Weda 1.1164, mereka menyebut Tuhannya dengan Indra, Mitra, Waruna, Agni.Dalam istilah Tuhan Yang Maha Esa disebt Dewa.Dewa mengandung dua pengertian, yaitu Tuhan Yang Maha Esa dan Dewa yang diciptakan paling tinggi.

Agama Hindu berkembang pertama kali di lemabah suci Shindu di Bhratawarsa (India).Di lembah sungai suci Shindu inilah para maharsi menerima wahyu Brahma, Sang Hyang Widhi Wasa dan kemudian diabadikan dalam bentuk pustaka suci Wedhadu.Weda adalah kitab suci agama Hindu yang mengandung pengetahuan suci maha sempurna kekal abadi.

4. BUDHA

Budha adalah sebutan bagi orang yang mencapai kesempurnaan.Orang yang telah mencapai kesempurnaan adalah Sidharta Gautama.

Dalam agama Budha, Tuhan tidak bernama. Budha tidak menyebutkan nama Tuhan dengan sebutan tertentu. Dalam buku yang berjudul be Buddhist be happy, seorang Buddhist meyakini adanya Tuhan yang dikenal dengan sebutan Atthi Ajatam Abhutam Akatam Asamkam yang artinya sesuatu yang tidak dilahirkan, tidak dijelmakan, tidak diciptakan, yang mutlak. Tuhan Yang Maha esa di dalam agama Budha adalah Aratman (tanpa aku), suatu yang tidak berpribadi, suatu yang tidak digambarkan dalam bentuk apapun.D. Pembuktian wujud tuhan

Para agamawan dalam membuktikan keberadaan Tuhan tersebut memberikan berbagai macam argumen, dimana metode penggunaan dan penyampaian argumen tersebut sangat tergantung kepada disiplin ilmu masing-masing ilmu agamawan itu sendiri.Yaitu :

a. Metode yang dipakai oleh teologSelain berdasarkan argumen akal, metode ini juga bertumpu pada teks-teks agama dan fenomena keberagaman lain.b. Metode yang dipakai oleh para filsofPenggunaan argumen akal murni merupakan ciri khas metode ini.c. Metode yang dipakai oleh para ahli mistik (tasawuf).Metode ini lebih bertumpu pada pembuktian keberadaan Tuhan melalui penglihatan mata batin.

Walaupun metode mereka berbeda namun tujuan mereka satu, yaitu mengungkap teka-teki tentang Tuhan.Pembuktian wujud tuhan dapat dibuktikan dengan :

1. Keindahan alam semestaKeanekaragaman alam yang indah ada di dunia ini.Seperti saat kita melihat keindahan matahari baik waktu terbit maupun terbenam.Keanekaragaman tumbuhan dan bunga-bunga yang warna-warni, indah mempesona. Atau ketika melihat laut beserta isinya yang indah akan terumbukarang dan berbagai macam ikan yang indah. Keseluruhan itu diluar kuasa manusia untuk membuatnya. Manusia diarahkan kepada siapa pembuat keanekaragaman itu semua, mka manusia akan yakin akan adanya Tuhan. Tuhan yang membuat alam semesta.2. Pikiran, ilmu dan filsafatKetika manusia berfikir tentang terciptanya alam semesta ini maka ia akan heran betapa rapinya ciptaan yang ada di bumi ini. Seperti matahari yang selalu memancarkan sinarnya.Matahari, bulan dan bintan tidak pernah bertabrakan. Dari sini manusia akan bertanya pada dirinya, siapa pengatur yang sempurna ini. Maka manusia akan berucap tak lain dan tak bukan adalah Allah SWT.

Setiap ilmu berkembang itu pula manusia akan menemukan keajaiban. Betapa sempurna ukuran kimiawi pada manusia, binatang, tumbuhan, bebatuan, air, ikan dll.Manusia diarahkan pada pembuat formula yang hebat itu yaitu pada Allah SWT.

3. HidupManusia hidup dan terdiri dari berbagai unsur kimia.Unsur-unsur tersebut membuat hidup manusia. Lalu bagaimana jika unsur-unsur kimia itu tidak ada dalam tubuh manusia, apakah manusia akan tetap hidup? Demikian pula dengan orang sakit parah, apakah seorang dokter sudah pasti bisa menyembuhkan pasien walaupun dengan peralatan yang canggih sekalipun?Jika ada tanah yang kering dan tandus, apakah manusia mampu menyuburkannya?Dari sini manusia kembali diarahkan pada siapa yang menghidupkan ini semua.Dan yang bisa menghidupkan hanya Allah SWT.

4. Jalan TasawufPada pembuktian di atas mengarahkanmanusia keluar dari dirinya.Sedangkan tasawuf mengarahkan manusia ke dalam dirinya sendiri. Dengan memahami dirinya maka manusia akan mengenali Tuhannya.

Manusia dengan mengamati dirinya akan menemukan mesin yang hebat, hal ini mengarahkan pada pembuat mesin yang ada pada diri manusia. Pembuat mesin yang hebat itu adalah Allah SWT.

5. FitrahBukti fitrah tentang wujud Allah adalah bahwa iman kepada Sang Pencipta merupakan fitrah setiap makhluk hidup tanpa terlebih dahulu berpikir atau belajar. Tidak akan berpaling dari tuntuntutan fitrah ini, kecuali orang yang di dalam hatinya terdapat sesuatu yang memalingkannya.

Sabda Rasullulah dalam Hadist riwayat Bukhari ;

Semua bayi yang dilahirkan dalam keadaan fitrah. Ibu bapaknyalah yang menjadikan Yahudi, Kristiani atau Majusi

Manusia diciptakan dengan fitrah bertuhan sehingga kadang kalanya disadari atau tidak, disertai belajar atau tidak, naluri bertuhannya akan bangkit. Allah SWT berfirman :

Dan ingatlah ketika Tuhanmu menurunkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman). Bukankah aku ini Tuhanmu? Mereka menjawab betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi (Al-Araf 172)

Dari ayat dan hadist di atas menjelaskan fitrah manusia bertuhan.Ketuhanan ini bisa dipahami sebagai Ketuhanan Islam.Karena pengakuannya bahwa Allah SWT adalah Tuhan. Selain itu adanya pernyataan kedua orang tua yang menjadikan keturunannya Nasrani, yahudi, atau Majusi, tanpa menunjukkan kata menjadikan islam terkandung maksud bahwa menjadi islam adalah tuntutan fitrah. Dari sisni disimpulkan secara fitrah, tidak ada manusia yang menolak adanya Allah sebagai Tuhan yang hakiki, akan tetapi faktor luar yang bisa membelokkan dari Tuhan yang hakiki menjadi menyimpang ke Tuhan-tuhan yang lain.

Selain metode-metode di atas, pembuktian wujud Tuhan juga dikemukakan oleh para ahli.Pembuktian wujud Tuhan (Zakiah Darajat 1986:78-80) yaitu dengan cara sebagai berikut:

1. Dalil Nidham

Dalil nidham yaitu dalil yang mengarahkan manusia untuk mengamati ciptaan Allah yang sangat rapi, teratur dan tidak ada kekacauan.

2. Dalil Inayah

Dalil inayah yaitu dalil yang mengarahkan manusia untuk merasakan manfaat alam semesta.Terjadinya alam semesta ini untuk kebutuhan manusia.Dan siapa yang menyediakannya?Siapa lagi kalau bukan Allah SWT.

Allah SWT berfirman :

Tidaklah kamu memperhatikan bahwa Allah telah menundukan apa yang ada di langit dan di bumi untuk kepentinganmu dan menyempurnakan nikmat-Nya untukmu lahir dan batin. Tetapi di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu atau petunjuk dan tanpa kitab yang memberi penerangan. (Al-Luqman 20)

Juga terdapat dalam Qs. An-Naba 78:6-16, QS. Ali Imron 3:190-191.

3. Dalil Ikhtiro

Dalil ikhtiro yaitu dalil yang mengarahkan manusia untuk menghayati dan mengamati keserasian dan keharmonisan beraneka macam yang ada di alam semesta ini.

Allah SWT berfirman :

Maka tidaklah mereka memperhatikan unta, bagaimana diciptakan? Dan bagaimana langit ditinggikan ? Dan bagaimana gunung-gunung ditegakkan ?Dan bagaimana bumi dihamparkan?Maka berilah peringatan, karena Sesungguhnya engkau (Muhammad) hanyalah pemberi peringatan.Engkau bukanlah orang yang berkuasa atas mereka. (Al Ghasiyah 17-22)

Juga terdapat dalam QS. Al Hajj 73.

Pembuktian wujud Tuhan (Hamdan Mansoer,dkk 2004:9-12) yaitu dengancara sebagai berikut:

a. Metode Pembuktian Ilmiah

Tantangan zaman modern terhadap agama terletak dalam masalah metode pembuktian.Metode ini mengenal hakikat melalui percobaan dan pengamatan, sedang akidah agama berhubungan dengan alam di luar indera, yang tidak mungkin dilakukan percobaan (agama didasarkan pada analogi dan induksi).Hal inilah yang menyebabkan menurut metode ini agama batal, sebab agama tidak mempunyai landasan ilmiah.

Sebenarnya sebagian ilmu modern juga batal, sebab juga tidak mempunyai landasan ilmiah.Metode baru tidak mengingkari wujud sesuatu, walaupun belum diuji secara empiris.Di samping itu metode ini juga tidak menolak analogi antara sesuatu yang tidak terlihat dengan sesuatu yang telah diamati secara empiris. Hal ini disebut dengan analogi ilmiah dan dianggap sama dengan percobaan empiris.

Suatu percobaan dipandang sebagai kenyataan ilmiah, tidak hanya karena percobaan itu dapat diamati secara langsung.Demikian pula suatu analogi tidak dapat dianggap salah, hanya karena dia analogi. Kemungkinan benar dan salah dari keduanya berada pada tingkat yang sama.

Percobaan dan pengamatan bukanlah metode sains yang pasti, karena ilmu pengetahuan tidak terbatas pada persoalan yang dapat diamati dengan hanya penelitian secara empiris saja.Teori yang disimpulkan dari pengamatan merupakan hal-hal yang tidak punya jalan untuk mengobservasi.Orang yang mempelajari ilmu pengetahuan modern berpendapat bahwa kebanyakan pandangan pengetahuan modern, hanya merupakan interpretasi terhadap pengamatan dan pandangan tersebut belum dicoba secara empiris.Oleh karena itu banyak sarjana percaya padanya hakikat yang tidak dapat diindera secara langsung. Sarjana mana pun tidak mampu melangkah lebih jauh tanpa berpegang pada kata-kata seperti: Gaya (force), Energy, alam (nature), dan hukum alam. Padahal tidak ada seorang sarjana pun yang mengenal apa itu: Gaya, energi, alam, dan hukum alam. Sarjana tersebut tidak mampu memberikan penjelasan terhadap kata-kata tersebut secara sempurna, sama seperti ahli teologi yang tidak mampu memberikan penjelasan tentang sifat Tuhan. Keduanya percaya sesuai dengan bidangnya pada sebab-sebab yang tidak diketahui.

Dengan demikian tidak berarti bahwa agama adalah iman kepada yang ghaib dan ilmu pengetahuan adalah percaya kepada pengamatan ilmiah.Sebab, baik agama maupun ilmu pengetahuan kedua-duanya berlandaskan pada keimanan pada yang ghaib.Hanya saja ruang lingkup agama yang sebenarnya adalah ruang lingkup penentuan hakikat terakhir dan asli, sedang ruang lingkup ilmu pengetahuan terbatas pada pembahasan ciri-ciri luar saja.Kalau ilmu pengtahuan memasuki bidang penentuan hakikat, yang sebenarnya adalah bidang agama, berarti ilmu pengetahuan telah menempuh jalan iman kepada yang ghaib. Oleh sebab itu harus ditempuh bidang lain.

Para sarjana masih menganggap bahwa hipotesis yang menafsirkan pengamatan tidak kurang nilainya dari hakikat yang diamati. Mereka tidak dapat mengatakan: Kenyataan yang diamati adalah satu-satunya ilmu dan semua hal yang berada di luar kenyataan bukan ilmu, sebab tidak dapat diamati. Sebenarnya apa yang disebut dengan iman kepada yang ghaib oleh orang mukmin, adalah iman kepada hakikat yang tidak dapat diamati. Hal ini tidak berarti satu kepercayaan buta, tetapi justru merupakan interpretasi yang terbaik terhadap kenyataan yang tidak dapat diamati oleh para sarjana.

b. Keberadaan Alam Membuktikan Adanya Tuhan

Adanya alam serta organisasinya yang menakjubkan dan rahasianya yang pelik, tidak boleh tidak memberikan penjelasan bahwa ada sesuatu kekuatan yang telah menciptakannya, suatu Akal yang tidak ada batasnya.Setiap manusia normal percaya bahwa dirinya ada dan percaya pula bahwa alam ini ada.Dengan dasar itu dan dengan kepercayaan inilah dijalani setiap bentuk kegiatan ilmiah dan kehidupan.

Jika percaya tentang eksistensi alam, maka secara logika harus percaya tentang adanya Pencipta Alam. Pernyataan yang mengatakan: adalah suatu pernyataan yang tidak benar.Belum pernah diketahui adanya sesuatu yang berasal dari tidak ada tanpa diciptakan.Segala sesuatu bagaimanapun ukurannya, pasti ada penyebabnya. Oleh karena itu bagaimana akan percaya bahwa alam semesta yang demikian luasnya, ada dengan sendirinya tanpa pencipta?

c. Pembuktian Adanya Tuhan dengan Pendekatan FisikaSampai abad ke-19 pendapat yang mengatakan bahwa alam menciptakan dirinya sendiri (alam bersifat azali) masih banyak pengikutnya. Tetapi setelah ditemukan hukum kedua termodinamika (Second law of Thermodynamics), pernyataan ini telah kehilangan landasan berpijak.

Hukum tersebut yang dikenal dengan hukum keterbatasan energi atau teori pembatasan perubahan energi panas membuktikan bahwa adanya alam tidak mungkin bersifat azali.Hukum tersebut menerangkan bahwa energi panas selalu berpindah dari keadaan panas beralih menjadi tidak panas.Sedang kebalikannya tidak mungkin, yakni energi panas tidak mungkin berubah dari keadaan yang tidak panas menjadi panas.Perubahan energi panas dikendalikan oleh keseimbangan antara energi yang ada dengan energi yang tidak ada.

Bertitik tolak dari kenyataan bahwa proses kerja kimia dan fisika di alam terus berlangsung, serta kehidupan tetap berjalan. Hal itu membuktikan secara pasti bahwa alam bukan bersifat azali. Seandainya alam ini azali, maka sejak dulu alam sudah kehilangan energinya, sesuai dengan hukum tersebut dan tidak akan ada lagi kehidupan di alam ini. Oleh karena itu pasti ada yang menciptakan alam yaitu Tuhan.

Pembuktian Adanya Tuhan dengan Pendekatan Astronomi.Benda alam yang paling dekat dengan bumi adalah bulan, yang jaraknya dari bumi sekitar 240.000 mil, yang bergerak mengelilingi bumi dan menyelesaikan setiap edarannya selama dua puluh sembilan hari sekali. Demikian pula bumi yang terletak 93.000.000.000 mil dari matahari berputar pada porosnya dengan kecepatan seribu mil per jam dan menempuh garis edarnya sepanjang 190.000.000 mil setiap setahun sekali.Di samping bumi terdapat gugus sembilan planet tata surya, termasuk bumi, yang mengelilingi matahari dengan kecepatan luar biasa.

Matahari tidak berhenti pada suatu tempat tertentu, tetapi ia beredar bersama-sama dengan planet-planet dan asteroid mengelilingi garis edarnya dengan kecepatan 600.000 mil per jam. Di samping itu masih ada ribuan sistem selain sistem tata surya kita dan setiap sistem mempunyai kumpulan atau galaxy sendiri-sendiri.Galaxy-galaxy tersebut juga beredar pada garis edarnya.Galaxy dimana terletak sistem matahari kita, beredar pada sumbunya dan menyelesaikan edarannya sekali dalam 200.000.000 tahun cahaya.

Logika manusia dengan memperhatikan sistem yang luar biasa dan organisasi yang teliti, akan berkesimpulan bahwa mustahil semuanya ini terjadi dengan sendirinya, bahkan akan menyimpulkan bahwa di balik semuanya itu ada kekuatan maha besar yang membuat dan mengendalikan sistem yang luar biasa tersebut, kekuatan maha besar tersebut adalah Tuhan.

Metode pembuktian adanya Tuhan melalui pemahaman dan penghayatan keserasian alam tersebut oleh Ibnu Rusyd diberi istilah dalil ikhtira. Di samping itu Ibnu Rusyd juga menggunakan metode lain yaitu dalil inayah. Dalil inayah adalah metode pembuktian adanya Tuhan melalui pemahaman dan penghayatan manfaat alam bagi kehidupan manusia.BAB IIIPENUTUP

a. Kesimpulan

Melihat dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa konsep Ketuhanan dalam Islam meliputi empat sub bab yaitu: a. Siapakah Tuhan Itu ?Tuhan atau Ilah yang tepat, berdasarkan logika Al-Quran sebagai berikut:Tuhan (ilah) ialah sesuatu yang dipentingkan (dianggap penting) oleh manusia sedemikian rupa, sehingga manusia merelakan dirinya dikuasai oleh-Nya.Perkataan dipentingkan hendaklah diartikan secara luas. Tercakup di dalamnya yang dipuja, dicintai, diagungkan, diharap-harapkan dapat memberikan kemaslahatan atau kegembiraan, dan termasuk pula sesuatu yang ditakuti akan mendatangkan bahaya atau kerugian.

b. Sejarah Pemikiran Manusia Tentang TuhanProses perkembangan pemikiran tentang Tuhan menurut teori Evolusionisme adalah sebagai berikut :

a. Dinamisme

b. Animisme

c. Politeisme

d. Monoteisme

e. Henoteisme c. Tuhan Menurut Agama-Agamaa.Islam : Islam menyebut nama Tuhan dengan sebutan Allah. Lafaz Allahb . Kristen dan Khatolik: Ajaran Ketuhanan dalam Kristen termasuk gereja romawi Khatolik adalah sebagaimana tercantum dalam Kredi Iman Rasuli yaitu Tri Tunggal yang terdiri dari Allah Bapa, Allah Putra dan Roh Kudus.Ketiganya adalah pribadi Tuhanc Budha: Dalam agama Budha, Tuhan tidak bernama. Budha tidak menyebutkan nama Tuhan dengan sebutan tertentud Hindu: Ajaran ketuhanan sebagaimana yang tertuang dalam RP Weda 1.1164, mereka menyebut Tuhannya dengan Indra, Mitra, Waruna, Agni.Dalam istilah Tuhan Yang Maha Esa disebt Dewa.d. Pembuktian Wujud TuhanPembuktian wujud tuhan dapat dibuktikan dengan :1. Keindahan alam semesta2. Pikiran, ilmu dan filsafat3. Fitrah 4. Jalan Tasawuf5. Hidup b. Saran

Setelah belajar dan memahami tentang konsep ketuhanan dalam islam dan mampu melaksanakan ajaran islam secara utuh semoga kita dapat mengenal Tuhan kita lebih dekat sehingga memperkuat iman kita. DAFTAR PUSTAKAhttp://denagis.wordpress.com/2009/06/05/allah-tidak-membebani-siapapun-diluar-kemampuannya/www.dakwatuna.com/2009/03/2105/perang-keinginanwww.ahmadfaruq.blogdetik.com/ushuludin/id.shvoong.com/humanities/religion-studies/2074270-konsep-ketuhanan-keimanan-dan-ketakwaan/

Fanani, sunan.2010.lembar kerja pendidikan agama islam untuk perguruan tinggi.Surabaya: PT.Al-Maktabah

124