KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA

33
KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA DEFINISI KELUARGA 1. Duvall dan Logan ( 1986 ) : Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga. 2. Bailon dan Maglaya ( 1978 ) : Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya. 3. Departemen Kesehatan RI ( 1988 ) : Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. 1. Raisner : Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak dan nenek. 2. Logan’s : Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan kumpulan daribeberapa komponen yang saling berinteraksi satu dengan lainnya. 3. Gillis : Keluarga adalah sebagaimana sebuah kesatuan yang kompleks dengan atribut yang dimiliki tetapi terdiri dari beberapa komponen yang masing-masing mempunyai sebagaimana individu. 4. Duvall : Menguraikan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional serta sosial dari setiap anggota keluarga.

Transcript of KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA

KONSEP KEPERAWATAN KELUARGADEFINISI KELUARGA1. Duvall dan Logan ( 1986 ) :Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.2. Bailon dan Maglaya ( 1978 ) :Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.3. Departemen Kesehatan RI ( 1988 ) :Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.1. Raisner : Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebihyang masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu,adik, kakak dan nenek.2. Logans : Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan kumpulan daribeberapakomponen yang saling berinteraksi satu dengan lainnya.3. Gillis : Keluarga adalah sebagaimana sebuah kesatuan yang kompleks denganatribut yang dimiliki tetapi terdiri dari beberapa komponen yang masing-masingmempunyai sebagaimana individu.4. Duvall : Menguraikan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatanperkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosionalserta sosial dari setiap anggota keluarga.5. Bailon dan Maglaya : Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalamsatu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Merekasalaing berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing danmenciptakan serta mempertahankan suatu budaya.6. Johnsons : Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyaihubungan darah yang sama atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan yang terusmenerus, yang tinggal dalam satu atap, mempunyai ikatan emosional danmempunyai kewajiban antara satu orang dengan lainnya.7. Spradley dan Allender : Satu atau lebih individu yang tinggal bersama, sehinggamempunyai ikatan emosional dan mengembangkan dalam iterelasi sosial, peran dantugas.8. Menurut UU no. 10 tahun 1992 ttg perkembangan kependudukan dan pembangunankeluarga sejahtera, keluarga adalah : unit terkecil dari masyarakat yang terdiri darisuami-istri, atau suami-istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya atau ibu dananaknyaBerdasarkan pengertian-pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwaKELUARGA adalah : Unit terkecil masyarakat. Terdiri atas dua orang atau lebih. Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah. Hidup dalam satu rumah tangga. Dibawah asuhan seorang kepala rumah tangga. Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga. Mempunyai ikatan emosional Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing. Menciptakan dan mempertahankan suatu budaya tertentu.

Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah :1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial : suami, istri, anak, kakak dan adik4. Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.STRUKTUR KELUARGA1. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah2. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu3. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu4. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami5. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.CIRI-CIRI STRUKTUR KELUARGA1. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga2. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya masing-masing3. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.CIRI-CIRI KELUARGA INDONESIA 1. Suami sebagai pengambil keputusan2. Merupakan suatu kesatuan yang utuh3. Berbentuk monogram4. Bertanggung jawab5. Pengambil keputusan6. Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa7. Ikatan kekeluargaan sangat erat8. Mempunyai semangat gotong-royongMACAM-MACAM STRUKTUR / TIPE / BENTUK KELUARGA1. TRADISIONAL :a. The nuclear family (keluarga inti)Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.b. The dyad familyKeluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam satu rumahc. Keluarga usilaKeluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah memisahkan dirid. The childless familyKeluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat waktunya, yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada wanitae. The extended family (keluarga luas/besar)Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek), keponakan, dll)f. The single-parent family (keluarga duda/janda)Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan)g. Commuter familyKedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat akhir pekan (week-end)h. Multigenerational familyKeluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumahi. Kin-network familyBeberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar mandi, televisi, telpon, dll)j. Blended familyKeluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnyak. The single adult living alone / single-adult familyKeluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati2. NON-TRADISIONAL :a. The unmarried teenage motherKeluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikahb. The stepparent familyKeluarga dengan orangtua tiric. Commune familyBeberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara, yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok / membesarkan anak bersamad. The nonmarital heterosexual cohabiting familyKeluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahane. Gay and lesbian familiesSeseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana pasangan suami-istri (marital partners)f. Cohabitating coupleOrang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentug. Group-marriage familyBeberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk sexual dan membesarkan anaknyah. Group network familyKeluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan bertanggung jawab membesarkan anaknyai. Foster familyKeluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinyaj. Homeless familyKeluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mentalk. GangSebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.PERANAN KELUARGAPeranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :1. Peranan ayah :Ayah sebagai suami dari istri, berperanan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya2. Peranan ibu :Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.3. Peranan anak :Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual.FUNGSI KELUARGA1. Fungsi biologis :a. Meneruskan keturunanb. Memelihara dan membesarkan anakc. Memenuhi kebutuhan gizi keluargad. Memelihara dan merawat anggota keluarga2. Fungsi Psikologis :a. Memberikan kasih sayang dan rasa amanb. Memberikan perhatian di antara anggota keluargac. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluargad. Memberikan identitas keluarga3. Fungsi sosialisasi :a. Membina sosialisasi pada anakb. Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anakc. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga4. Fungsi ekonomi :a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluargab. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluargac. Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa yang akan datang (pendidikan, jaminan hari tua)5. Fungsi pendidikan :a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinyab. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasac. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.TAHAP-TAHAP KEHIDUPAN / PERKEMBANGAN KELUARGAMeskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama (Rodgers cit Friedman, 199 :1. Pasangan baru (keluarga baru)Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan (psikologis) keluarga masing-masing :a. Membina hubungan intim yang memuaskanb. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosialc. Mendiskusikan rencana memiliki anak2. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama)Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan samapi kelahiran anak pertama dan berlanjut damapi anak pertama berusia 30 bulan :a. Persiapan menjadi orang tuab. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual dan kegiatan keluargac. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan3. Keluarga dengan anak pra-sekolahTahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir saat anak berusia 5 tahun :a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa amanb. Membantu anak untuk bersosialisasic. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain juga harus terpenuhid. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar)e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang paling repot)f. Pembagian tanggung jawab anggota keluargag. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak4. Keluarga dengan anak sekolahTahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk :a. Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkunganb. Mempertahankan keintiman pasanganc. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga5. Keluarga dengan anak remajaDimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orangtuanya. Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa :a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, mengingat remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominyab. Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluargac. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua. Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhand. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga6. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua :a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besarb. Mempertahankan keintiman pasanganc. Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tuad. Membantu anak untuk mandiri di masyarakate. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga7. Keluarga usia pertengahanTahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal :a. Mempertahankan kesehatanb. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anakc. Meningkatkan keakraban pasangan8. Keluarga usia lanjutTahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal damapi keduanya meninggal :a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkanb. Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatanc. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawatd. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakate. Melakukan life review (merenungkan hidupnya).PERAWATAN KESEHATAN KELUARGAPerawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai saran/penyalur.Alasan Keluarga sebagai Unit Pelayanan :1. Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat2. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam kelompoknya3. Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan, dan apabila salah satu angota keluarga mempunyai masalah kesehatan akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya4. Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu (pasien), keluarga tetap berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara kesehatan para anggotanya5. Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai upaya kesehatan masyarakat.Tujuan Perawatan Kesehatan Keluarga1. Tujuan umum :Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan keluarga mereka, sehingga dapat meningkatkan status kesehatan keluarganya2. Tujuan khusus :a. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi oleh keluargab. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah-masalah kesehatan dasar dalam keluargac. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah kesehatan para anggotanyad. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap anggota keluarga yang sakit dan dalam mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganyae. Meningkatkan produktivitas keluarga dalam meningkatkan mutu hidupnyaTugas-tugas Keluarga dalam Bidang KesehatanUntuk dapat mencapai tujuan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, keluarga mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya dan saling memelihara. Freeman (1981) :1. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarga2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat3.Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit, dan yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usaianya yang terlalu muda4. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga-lembaga kesehatan, yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada.Peran Perawat Keluarga :1. PendidikPerawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar :a. Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan keluarga secara mandirib. Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga2. KoordinatorDiperlukan pada perawatan berkelanjutan agar pelayanan yang komprehensif dapat tercapai. Koordinasi juga sangat diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan3. PelaksanaPerawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik di rumah, klinik maupun di rumah sakit bertanggung jawab dalam memberikan perawatan langsung. Kontak pertama perawat kepada keluarga melalui anggota keluarga yang sakit. Perawat dapat mendemonstrasikan kepada keluarga asuhan keperawatan yang diberikan dengan harapan keluarga nanti dapat melakukan asuhan langsung kepada anggota keluarga yang sakit4. Pengawas kesehatanSebagai pengawas kesehatan, perawat harus melakukan home visite atau kunjungan rumah yang teratur untuk mengidentifikasi atau melakukan pengkajian tentang kesehatan keluarga5. KonsultanPerawat sebagai narasumber bagi keluarga di dalam mengatasi masalah kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat, maka hubungan perawat-keluarga harus dibina dengan baik, perawat harus bersikap terbuka dan dapat dipercaya6. KolaborasiPerawat komunitas juga harus bekerja dama dengan pelayanan rumah sakit atau anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap kesehatan keluarga yang optimal7. FasilitatorMembantu keluarga dalam menghadapi kendala untuk meningkatkan derajat kesehatannya. Agar dapat melaksanakan peran fasilitator dengan baik, maka perawat komunitas harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan (sistem rujukan, dana sehat, dll)8. Penemu kasusMengidentifikasi masalah kesehatan secara dini, sehingga tidak terjadi ledakan atau wabah9. Modifikasi lingkunganPerawat komunitas juga harus dapat mamodifikasi lingkungan, baik lingkungan rumah maupun lingkungan masyarakat, agar dapat tercipta lingkungan yang sehat.Prinsip-prinsip Perawatan Keluarga :1. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan 2. Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga, sehat sebagai tujuan utama 3. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai peningkatan kesehatan keluarga 4. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, perawat melibatkan peran serta keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya 5. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dan preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif 6. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin untuk kepentingan kesehatan keluarga 7. Sasaran asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara keseluruhan 8. Pendekatan yang digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga adalah pendekatan pemecahan masalah dengan menggunakan proses keperawatan 9. Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga adalah penyuluhan kesehatan dan asuhan perawatan kesehatan dasar/perawatan di rumah 10. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi.

Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakata: EGC.Long, B. C. (1995).Perawatan medikal bedah. (Essential of medical surgical nursing), Penerjemah R. karnaen, Syamsunir adam, maria ulfa, hotma rumahorbo, nurlina supartini, eva berty, eri suhaeri. Bandung: Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Padjajaran.

Carpenito, L. J. (1999). Buku saku diagnosa keperawatan. (Handbook of Nursing Diagnosis). Edisi 7, Alih Bahasa Monica Ester. Jakarta: EGC

Carpenito, L. J. (2001). Buku saku diagnosa keperawatan. (Handbook of Nursing Diagnosis). Edisi 8, Alih bahasa monica Ester. Jakarta: EGC

Friedman, M. M. (1998). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek.(Family nursing teori and practice). Edisi 3. Alih bahasa Ina debora R. L. Jakarta: EGC

Effendy. N (1998). Dasar- dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Edisi 2. Jakarta; EGC

Keluarga SejahteraKeluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhikebutuhan hidup spiritual dan material yang layak, bertakwa kepada TYME,memiliki hubungan serasi, selaras, dan seimbang antar anggota dan antarkeluarga dengan masyarakat dan lingkungan.Menurut Kantor Menteri Negara Kependudukan/BKKBN (1996), tahapankeluarga sejahtera terdiri dari:Prasejahtera3Keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal ataubelum seluruhnya terpenuhi seperti:spiritual, pangan, sandang, papan, kesehatandan KBSejahtera IKeluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, tetapibelum dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologisnya seperti kebutuhan akanpendidikan, KB, interaksi dalam keluarga, interaksi lingkungan tempat tinggal, dantransportasi.Sejahtera IIKeluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya dan kebutuhan sosialpsikologisnya tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan pengembangan, sepertikebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasiSejahtera IIIKeluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar, sosial psikologis danpengembangan, tetapi belum dapat memberikan sumbangan yang teratur bagimasyarakat atau kepedulian sosialnya belum terpenuhi seperti sumbangan materi,dan berperan aktif dalam kegiatan masyarakatSejahtera III plusKeluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar, sosial psikologis danpengembangan, dan telah dapat memberikan sumbangan yang teratur danberperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan atau memiliki kepedulian sosialyang tinggi.Teori Asuhan Keperawatan Keluarga

1.Pengkajian

Pengkajian adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh perawat untuk mengukur keadaan klien (keluarga) dengan menangani norma-norma kesehatan keluarga maupun sosial, yang merupakan system terintegrasi dan kesanggupan keluarga untuk mengatasinya. (Effendy, 1998)Pengumpulan data dalam pengkajian dilakukan dengan wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi. Pengkajian asuhan keperawatan keluarga menurut teori/model Family Centre Nursing Friedman (1988), meliputi 7 komponen pengkajian yaitu :

a.Data Umum1)Identitas kepala keluarga2)Komposisi anggota keluarga3)Genogram4)Tipe keluarga5)Suku bangsa6)Agama7)Status sosial ekonomi keluarga

b.Aktifitas rekreasi keluarga1)Riwayat dan tahap perkembangan keluarga2)Tahap perkembangan keluarga saat ini3)Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi4)Riwayat keluarga inti5)Riwayat keluarga sebelumnyac.Lingkungan1)Karakteristik rumah2)Karakteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal3)Mobilitas geografis keluarga4)Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat5)System pendukung keluarga

d.Struktur keluarga1)Pola komunikasi keluarga2)Struktur kekuatan keluarga3)Struktur peran (formal dan informal)4)Nilai dan norma keluarga

e.Fungsi keluarga1)Fungsi afektif2)Fungsi sosialisasi3)Fungsi perawatan kesehatan

f.Stress dan koping keluarga1)Stressor jangka panjang dan stressor jangka pendek serta kekuatan keluarga2)Respon keluarga terhadap stress3)Strategi koping yang digunakan4)Strategi adaptasi yang disfungsional

g.Pemeriksaan fisik1)Tanggal pemeriksaan fisik dilakukan2)Pemeriksaan kesehatan dilakukan pada seluruh anggota keluarga3)Aspek pemeriksaan fisik mulai dari vital sign, rambut, kepala, mata, mulut, THT, leher, thoraks, abdomen, ekstremitas atas dan bawah, system genetalia4)Kesimpulan dari hasil pemeriksaan fisik

h.Harapan keluarga1)Terhadap masalah kesehatan keluarga2)Terhadap petugas kesehatan yang ada

Ada beberapa tahap yang perlu dilakukan saat pengkajian menurut Supraji (2004) yaitu:

a.Membina hubungan baikDalam membina hubungan yang baik, hal yang perlu dilakukan antara lain, perawat memperkenalkan diri dengan sopan dan ramah tamah, menjelaskan tujuan kunjungan, meyakinkan keluarga bahwa kehadiran perawat adalah menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di keluarga, menjelaskan luas kesanggupan bantuan perawat yang dapat dilakukan, menjelaskan kepada keluarga siapa tim kesehatan lain yang ada di keluarga.

b.Pengkajian awalPengkajian ini terfokus sesuai data yang diperoleh dari unit pelayanan kesehatan yang dilakukan.

c.Pengkajian lanjutan (tahap kedua)Pengkajian lanjutan adalah tahap pengkajian untuk memperoleh data y6ang lebih lengkap sesuai masalah kesehatan keluarga yang berorientasi pada pengkajian awal. Disini perawat perlu mengungkapkan keadaan keluarga hingga penyebab dari masalah kesehatan yang penting dan paling dasar.

2Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggunakan dan menggambarkan respons manuasia. Dimana keadaan sehat atau perubahan polainteraksi potensial/actual dari individu atau kelompok dimana perawat dapat menyusun intervensi-intervensi definitive untuk mempertahankan status kesehatan atau untuk mencegah perubahan (Carpenito, 2000).

Untuk menegakkan diagnosa dilakukan 2 hal, yaitu:

a.Anallisa dataMengelompokkan data subjektif dan objektif, kemudian dibandingkan dengan standar normal sehingga didapatkan masalah keperawatan.

b.Perumusan diagnosa keperawatanKomponen rumusan diagnosa keperawatan meliputi:1)Masalah (problem) adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan dasarmanusia yang dialami oleh keluarga atau anggota keluarga.2)Penyebab (etiologi) adalah kumpulan data subjektif dan objektif.3)Tanda (sign) adalah sekumpulan data subjektif dan objektif yang diperoleh perawat dari keluarga secara langsung atau tidak langsung atau tidak yang emndukung masalah dan penyebab.

Dalam penyusunan masalah kesehatan dalam perawatan keluarga mengacu pada tipologi diagnosis keperawatan keluarga yang dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu:1)Diagnosasehat/Wellness/potensialYaitu keadaan sejahtera dari keluarga ketika telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya dan mempunyai sumber penunjang kesehatan yang memungkinkan dapat digunakan. Perumusan diagnosa potensial ini hanya terdiri dari komponen Problem (P) saja dan sign /symptom (S) tanpa etiologi (E).2)Diagnosa ancaman/risikoYaitu masalah keperawatan yang belum terjadi. Diagnosa ini dapat menjadi masalah actual bila tidak segera ditanggulangi. Perumusan diagnosa risiko ini terdiri dari komponen problem (P), etiologi (E), sign/symptom (S).3)Diagnosa nyata/actual/gangguanYaitu masalah keperawatan yang sedang dijalani oleh keluarga dan memerlukn bantuan dengan cepat. Perumusan diagnosa actual terdiri dari problem (P), etiologi (E), dan sign/symptom (S).Perumusan problem (P) merupakan respons terhadap gangguan pemenuhan kebutuhan dasar. Sedangkan etiologi mengacu pada 5 tugas keluarga.Dalam Friedman (!998)diagnosa-diagnosa keperawatan pilihan NANDA yang cocok untuk praktek keperawatan keluarga seperti tabel dibawah ini:

Kategori Diagnosa NANDADiagnosa Keperawatan

Persepsi kesehatan-pola manajemen kesehatanManajemen kesehatan yang dapat di ubahPerilaku mencari sehat

Kognitif-pola latihanKerusakan penatalaksanaan lingkungan rumah

Peran-pola persepsiKurang pengetahuanKonflik keputusan

Peran-pola hubunganBerduka antisipasiBerduka disfungsionalKonflik peran orang tua isolasi socialPerubahan dalam proses keluargaPerubahan penampilan peranRisiko perubahan dalam menjadi orang tuaPerubahan menjadi orang tuaRisiko terhadap kekerasan

Koping pola pola toleransi terhadap stressKoping keluarga potensial terhadap pertumbuhanKoping keluarga tidak efektif : menurunKoping keluarga tidak efektif : kecacatan

3.Perencanaan

Perencanaan adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan perawat untuk dilaporkan dalam memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah diidentifikasi (Efendy,1998).Penyusunan rencana perawatan dilakukan dalam 2 tahap yaitu pemenuhan skala prioritas dan rencana perawatan (Suprajitmo, 2004).a.Skala prioritasPrioritas didasarkan pada diagnosis keperawatan yang mempunyai skor tinggi dan disusun berurutan sampai yang mempunyai skor terendah. Dalam menyusun prioritas masalah kesehatan dan keperawatan keluarga harus didasarkan beberapa criteria sebagai berikut :1.Sifat masalah (actual, risiko, potensial)2.Kemungkinan masalah dapat diubah3.Potensi masalah untuk dicegah4.Menonjolnya masalah

Skoring dilakukan bila perawat merumuskan diagnosa keperawatan telah dari satu proses skoring menggunakan skala yang telah dirumuskan oleh Bailon dan Maglay (1978) dalam Effendy (1998).

KriteriaBobotSkor

Sifat masalah1Aktual= 3Risiko= 2Potensial= 1

Kemungkinan masalah untuk dipecahkan2Mudah= 2Sebagian= 1Tidak dapat = 0

Potensi masalah untuk dicegah1Tinggi= 3Cukup= 2Rendah= 1

Menonjolnya masalah1Segera diatasi = 2Tidak segera diatasi = 1Tidak dirasakan adanya masalah = 0

Proses scoring dilakukan untuk setiap diagnosa keperawatan :Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuat perawatSkor dibagi dengan angka tertinggi dan dikaitkan dengan bobotJumlahkan skor untuk semua criteriaSkor tertinggi berarti prioritas (skor tertinggi 5)

b.RencanaLangkah pertama yang dilakukan adalah merumuskan tujuan keperawatan. Tujuan dirumuskan untuk mengetahui atau mengatasi serta meminimalkan stressor dan intervensi dirancang berdasarkan tiga tingkat pencegahan. Pencegahan primer untuk memperkuat garis pertahanan fleksibel, pencegahan sekunder untuk memperkuat garis pertahanan sekunder, dan pencegahan tersier untuk memperkuat garis pertahanan tersier (Anderson & Fallune, 2000).Tujuan terdiri dari tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Tujuan jangka panjang mengacu pada bagaimana mengatasi problem/masalah (P) di keluarga. Sedangkan penetapan tujuan jangka pendek mengacu pada bagaimana mengatasi etiologi yang berorientasi pada lima tugas keluarga.Adapun bentuk tindakan yang akan dilakukan dalam intervensi nantinya adalah sebagai berikut :1.Menggali tingkat pengetahuan atau pemahaman keluarga mengenai masalah2.Mendiskusikan dengan keluarga mengenai hal-hal yang belum diketahui dan meluruskan mengenai intervensi/interpretasi yang salah.3.Memberikan penyuluhan atau menjelaskan dengan keluarga tentang faktor-faktor penyebab, tanda dan gejala, cara menangani, cara perawatan, cara mendapatkan pelayanan kesehatan dan pentingnya pengobatan secara teratur.4.Memotivasi keluarga untuk melakukan hal-hal positif untuk kesehatan.5.Memberikan pujian dan penguatan kepada keluarga atas apa yang telah diketahui dan apa yang telah dilaksanakan.

4.Pelaksanaan

Pelaksanaan dilaksanakan berdasarkan pada rencana yang telah disusun. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga yaitu :

a.Sumber daya keluargab.Tingkat pendidikan keluargac.Adat istiadat yang berlakud.Respon dan penerimaan keluargae.Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga.

5.Evaluasi

Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan antara hasil implementasi dengan criteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Kerangka kerja valuasi sudah terkandung dalam rencana perawatan jika secara jelas telah digambarkan tujuan perilaku yang spesifik maka hal ini dapat berfungsi sebagai criteria evaluasi bagi tingkat aktivitas yang telah dicapai (Friedman,1998)Evaluasi disusun mnggunakan SOAP dimana :S :ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subyektif oleh keluarga setelah diberikan implementasi keperawatan.O : keadaan obyektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan pengamatan yang obyektif.A : merupakan analisis perawat setelah mengetahui respon subyektif dan obyektif.P : perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis (Suprajitno,2004)

Salah satu ahli teori yang cukup terkenal dan teorinya banyak digunakan dalam tatanan pelayanan keperawatan adalah DorotheaOrem. Dalam teoriself care-nya ia menganggap bahwa perawatan diri merupakan suatu kegiatan membentuk kemandirian individu yang akan meningkatkan taraf kesehatannya. Sehingga bila mengalami defisit, ia membutuhkan bantuan dari perawat untuk memperoleh kemandiriannya kembali. Teori ini merupakan suatu pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk meningkatkan kemampuan klien dalam merawat dirinya sendiri dan bukan menempatkan klien pada posisi bergantung karena self care merupakan perilaku yang dapat dipelajari.

Teori KeperawatanKeluargaApril 17, 2012TEORI ILMU SOSIAL KELUARGA YANG DIGUNAKAN DALAMPRAKTEK KEPERAWATAN KELUARGA1.Teori Fungsi StrukturalFokusnya adalah pada keluarga sebagai sebuah institusi dan bagaimana mereka berfungsi untuk memelihara keluarga dan jaringansosial.1. Artinian (1994)2. Friedman, Bowden, &Jones(2003)3. Nye & Berado (1981)2.Teori Interaksi SimbolisFokusnya adalah pada interaksi dalam keluarga dan komunikasi simbolis.1. Hilland Hansen (1960)2. Rose(1962)3. Turner (1970)4. Nye (1976)3.Teori Perkembangan dan Teori Siklus Hidup KeluargaBerfokus pada siklus hidup keluarga dan mewakili tahap normatif perkembangan keluarga.1. Duvall(1977)2. Duvall &Miller(1985)3. Carter & McGoldrick (2005)4.Teori Sistem KeluargaBerfokus pada interaksi sirkuler antar anggota sistem keluarga, yang mana hasil dalam fungsional atau disfungsional outcomes.1. von Bertalanffy (1950, 1968)5.TeoriStressKeluargaBerfokus pada analisis bagaimana pengalaman keluarga dancaramengatasi (koping) keadaan yang menyebabkan stress.1. Hill (1949, 1965)2. McCubbin &Paterson(1983)3. McCubbin & McCubbin (1993)6.Teori PerubahanBerfokus pada bagaimana keluarga tetap stabil atau berubah ketika ada perubahan pada struktur keluarga atau dari pengaruh luar.1. Maturana (1978)2. Maturana & Varela (1992)3. Watzlawick, Weakland, &Fisch(1974)4. Wright& Watson (1988)5. Wright & Leahey (2005)7.Teori TransisiBerfokus pada pemahaman dan memperkirakan pengalaman keluarga transisi dengan mengkombinasikan Teori Peran, Teori Perkembangan Keluarga, dan Teori Alur Kehidupan.1. White & Klein (2002)2. White (2005)TEORI TERAPI KELUARGA YANG DIGUNAKAN DALAMPRAKTEK KEPERAWATAN KELUARGA1.Teori Terapi Keluarga StrukturalPendekatan sistem-orientasiinimelihat keluarga sebagai sebuah sistem sosio-kultural terbuka yang secara terus menerus behadapan dengan tuntutan perubahan, baik dari dalam maupun dari luar keluarga. Fokusnya adalah pada keseluruhan sistem keluarga, subsistemnya, batasan-batasan, dan persatuan, maupun pola transaksional keluarga dan peran tersembunyi.1. Minuchin (1974)2. Minuchin, Rosman, & Baker (1978)3. Minuchin &Fishman(1981)4. Nichols (2004)2.Teori Terapi Keluarga InternasionalPendekatan ini melihat keluarga sebagai sebuah sistem interaktif atau memper-satukan kebiasaan (prilaku) atau proses komunikasi. Perhatiannya adalah pada saat ini dan disini bukan pada masa lalu. Intervensi utama berfokus pada menetapkan kejelasan, komunikasi sejajar, menjelaskan dan merubah peran keluarga.1. Jackson(1965)2. Watzlawick, Beavin, & Jackson (1967)3. Satir (1982)3.Teori Terapi Sistem KeluargaPendekatan ini berfokus pada promosi perbedaan dirinya dari keluarga dan promosi perbedaan intelek dari emosi. Anggota keluarga didukung untuk menguji proses mereka untuk memperoleh wawasan dan pemahaman kedalam masa lalu dan masa yang akan datang. Terapi ini memerlukan komitmen jangka panjang.1. Toman (1961)2. Kerr & Bowen (1988)3. Freeman (1992)MODEL DAN TEORI KEPERAWATAN YANG DIGUNAKAN DALAMPRAKEK KEPERAWATAN KELUARGA1.Nightingale(1859)Keluarga dideskripsikan sebagai kepemilikan pengaruhpositifmaupun negatif pada hasil dari anggota keluarga. Keluarga dilihat sebagai sebuah institusi suportif dalam keseluruhan rentang kehidupan bagi individu anggota keluarganya.2.Teori Pencapaian Tujuan (King;1981, 1983, 1987)Keluarga dilihat sebagai sarana untuk membawa/menyampaikan nilai dan norma prilaku sepanjang kehidupan, yang mana termasuk peran seorang anggota keluarga yang sakit dan penyaluran fungsi pelayanan kesehatan keluarga. Kelurga dilihat sebagai sistem sosial dan intrapersonal. Komponen utamanya adalah interaksi antara perawat dan keluarga sebagai klien.3.Model Adaptasi (Roy, 1976; Roy & Roberts, 1981)Keluarga dilihat sebagai sistem adaptif yang memiliki input, kontrol internal, dan proses umpan-balik serta output. Kelebihan model ini adalah bagaimana keluarga menyesuaikan diri terhadap masalah kesehatan.4.Model Sistem (Neuman; 1983, 1995)Keluarga dilihat sebagai sebuah sistem. Tujuan utama keluarga adalah untuk men-jaga kestabilan keluarga dengan memelihara integritas struktur keluarga dengan cara membuka dan menutup batasan-batasan keluarga. Ini adalah suatu model air yang menggambarkan keluarga dalam gerakan dan bukan sebuah pandangan statis tentang keluarga dari satu perspektif.5.Teori Kurang Perawatan Diri/Self-Care DefisitKeluarga dilihat sebagai unit kondisi dasar dimana individu mempelajari kultur, peran, dan tanggung jawab. Secara spesifik, anggota keluraga belajar bagaimana bertindak ketika salah satu anggota keluarga sakit. Kebiasaan perawatan diri ke-luarga berkembang sampai hubungan intrapersonal, komunikasi, dan kultur yang unik untuk setiap keluarga.1. Orem (1983a, 1983b, 1985)2. Gray (1996)6.Teori Kesatuan ManusiaKeluarga dilihat sebagai sebuah medan energi dari sistem terbuka yang konstan, yang senantiasa berubah dalam interaksinya dengan lingkungan.1. Rodgers (1970, 1986, 1990)2. Casey (1996)7.Kerangka Sistem Organisasi (Friedemann, 1995)Keluarga dideskripsikan sebagai suatu sistem sosial yang memiliki tujuan jelas untuk menyalurkan kultur kepada anggota keluarganya. Pusat elemen dari teori ini adalah stabilitas keluarga, pertumbuhan keluarga, kontrol keluarga, dan spiritual keluarga.8.Model Sistem Kebiasaan untuk Keperawatan (Johnson, 1980)Keluarga dilihat sebagai suatu sistem kebiasaan terdiri dari satu set interdependen interaktif terorganisasi dan mengintegrasikan subsistem yang mengatur dan menyesuaikan dengan kekuatan internal dan eksternal untuk menjaga stabilitas.9.Teori Menjadi Manusia (Parse; 1992, 1998)Konsep keluarga dan yang membentuk keluarga dilihat sebagai pengembangan dan pembentukan yang terus menerus. Peran perawat adalah untuk menggunakan komunikasi terapeutik untuk mengajak anggota keluarga untuk menemukan arti dari pengalaman mereka, untuk mempelajari apa arti dari pengalaman untuk satu sama lain, dan untuk mendiskusikan arti dari pengalaman untuk semua anggota keluarga.10.Model Kesehatan Keluarga (Denham, 2003)Kesehatan Keluarga dilihat sebagai sebuah proses dari waktu ke waktu pada interaksi anggota keluarga dan kesehatan yang terkait kebiasaan. Kesehatan keluarga dideskripsikan dalam hubungan dengan kontekstual, fungsional, dan domain struktural. Rutinitas kesehatan keluarga yang dinamis adalah pola kebiasaan yang mencerminkan perawatan diri, keamanan dan pencegahan, kebiasaan kesehatan mental, kepedulian keluarga, kepedulian terhadap penyakit, dan pemberian perawatan keluarga.TEORI ILMU SOSIAL KELUARGA, TEORI TERAPI KELUARGA, TEORI/MODEL KEPERAWATAN

KRITERIATEORI ILMU SOSIAL KELUARGATEORI TERAPI KELUARGATEORI KEPERAWATAN

Tujuan TeoriDeskriptif dan penjelasan (model akademik); untuk menjelaskan dinamika dan fungsi keluargaDeskriptif dan perspektif (model praktik); untuk menjelaskan disfungsi keluarga dan memandu tindakan terapeutikDeskriptif dan perspektif (model praktik); untuk memandu pengkajian keperawatan dan intervensi

FokusAntar disiplin ilmu (meskipun utamanya sosiologi)Pernikahan dan terapi keluarga; kesehatan mental keluarga; fokus pendekatan baru pada kekuatan keluargaFokus keperawatan

Terget PopulasiTerutama keluarga normal (orientasi normal)Terutama keluarga bermasalah (orientasi patologi)Terutama keluarga dengan masalah kesehatan dan penyakit

Sumber: Jones, S. L., & Dimond, S. L. (1982).Family theory and family therapy models: Comparative review with implications for nursing practice.Journal of Psychiatric Nursing and Mental Health Services, 20(10), 1219

INTERVENSI ATASI STRESS

1. Dukung Klien dan keluargaUngkapan perasaan merupakan salah satu cara mengurangi stress.contoh : mengekspresikan perasaan, kekhawatiran dan masalahnya.2. Orientasi KlienMengorientasikan klien tentang Rumah Sakit, fasilitas dan peraturan yang brelaku.3. Pertahankan Identitas KlienPertahankan identitas klin dengan memanggil nama klien.4. Memberi Informasi yang Dibutuhkan KlienContoh : Prosedur pemeriksaan dan tindakan keperawatan.5. Ulangi informasi jika klien ukar mengingat6. Ciptakan lingkungan yang nyaman, tenang, dan mendukung kemendirian klien.7. Meningkatkan harga diri klienLibatkan klien dalam tindakan keperawatan8. Membantu manejemen stressLatihan nafas dalamLatihan relaksasi bertahanLatiahan liam fari9. Bantu dan laih klien berfikirSTSRATEGI KOPING KELURGA1.Strategi Koping keluarga internalStrategi koping keluarga internal memiliki tiga jenis strategi, yaitu strategi hubungan, kognitif dan komunikasi.a.1. Strategi hubungan1)Mengandalkan kelompok keluargaKleuarga tertentu saat mengalami tekanan mengatasi dengan menjadi lebih bergantung pada sumber mereka sendiri. Bersatu adalah satu dari proses penting dalam badai kehidupan keluarga. Keluarga berhasil melalui masalah dengan menciptakan struktur dan organisasi yang lebih besar dirumah dan keluarga. Ketika keluarga menetapkan struktur yang lebih besar, hal ini merupakan upaya untuk memiliki pengendalian yang lebih besar terhadap keluarga mereka. Upaya ini biasanya melibatkan penjadwalan waktu anggota yang lebih ketat, lebih banyak tugas per anggota keluarga, organisasi ikatan yang lebih ketat, dan rutinitas ynag lebih kuku dan terprogram. Bersamaan dengan lebih ketatnya batasan keluarga, menimbulkan kebutuhan pengaturan dan pengendalian anggota keluarga yang lebih besar, disertai harapan bahwa anggota lebih disiplin dan menyesuaikan diri. Jika berhasil, keluarga menerapkan pengendalian yang lebih besar dan mencapai integrasi dan kohesivitas yang lebih besar.2)Kebersamaan yang lebih besarSalah satu membuat keluarga semakin erat dan memelihara sreta mengelola tingkat stress dan moral yang dibutuhkan keluarga adalah dengan berbagi perasaan dan pemikiran serta terlibat dalam pengalaman aktivitas keluarga. Kebersamaan yang lebih besar menghasilkan kohesi keluarga yang lebih tinggi, atribut keluarga yang mendapatkan perhatian yang luas sebagai atribut keluarga inti (Olson, 1993). Hubungan yang paling penting membutuhkan kohesivitas dan saling berbagi dalam system keluarga.kohesivitas keluarga yang tinggi khususnya membantu saat keluarga pernah trauma, karena anggota sangat memerlukan dukungan. Aktivitas anggota keluarga diwaktu luang merupakan sumber koping yang sangat penting guna memperbaiki kohesi, moral, dan kepuasaan kelurga. Seperti yang banyak dikatakan orang, peribahas sebuah kelurga yang berperan bersama, tetap barsama mengandung banyak sekali kebenaran. Strategi koping ini akhirnya bertujuan membangun integrasi, kohesivitas, dan resilienceyang lebih besar dalam keluarga.3)Fleksibitas peranPerubahan yang cepat dan pervasif dalam masyarakat serta dalam keluarga, khususny pada pasangan, merupakantipe strategi keluarga yang sangat kuat. Olson (199) dan Walsh (1998) telah menekankan bahwa fleksibitas peran adalah satu dari dimensi utama adaptasi keluarga. Keluarga harus mampu beradaptasi terhadap perubahanperkembangan dan lingkungan. Ketika keluarga berhasil mengatasi, keluarga mampu memelihara suatu keseimbangan dinamik antara perubahan dan stabilitas. Fleksibitas peran memungkinkan kesimbangan ini berlanjut.

b.2. Strategi kognitif1)NormalisasiStrategi koping keluarga fungsional lainnya adalah kecenderunagan bagi keluarga untuk normalisasi suesuatu sebanyak mungkin saat mereka mengatasi stressor jangka panjang yang cenderung mengganggu kehidupan keluarga dan aktivitas rumah tangga. Normalisasi adalah proses terus menerus yang melibatkan pengakuan pentakit kronik tetapi menegaskan kehidupan keluarga sebagai kehidupan keluarga yang normal, menegaskan efek social memiliki anggota yang memiliki atau menderita penyakit kronik sebagi suatu yang minimal, dan terlibat dalam perilaku yang menunjukkan kepada orang lain bahwa keluarga tersebut adalah normal. Keluara menormalkan dengan memenuhi ritual dan rutinitas. Hal ini membantu keluarga mengatasi stress dan meningkatkan rasa keutuhan sepanjang waktu, sangat penting guna menormalisasi situasi keluarga (Fiase, 2000).2)Pengendalian makna masalah dengan membingkai ulang dan penilaian pasifKeluarga yang menggunakan strategi koping ini cenderung melihat aspek positif dari peristiwa hidup penuh stress dan membuat peristiwa penuh stress menjadi tidak terlalu penting dalam hierarki nilai keluarga. Hal ini ditandai dengan naggota keluarga yang memiliki rasa percaya dalam mengatasi kekganjilan denga mempertahankan pandangan optimistic terhadap peritiwa, terus memiliki harapan dan berfokus pada kekuatan dan potensi.Pembingkaian ulang adalah cara persepsi koping individu dan sering kali dipengaruhi oleh keyakinan keluarga. Keluarga memiliki persepsi bersama, dan proses pembingkaian ulang akan dipengaruhi oleh persepsi ini. Rolland menekankan bahwa keyakinan individu dan keluarga berfungsi sebagai peta kognitif yang membimbing tindakan dan keputusan keluarga. Keyakinan dapat sedemikian rupa, selaras dengan pandangan hidup, paradigm dan nilai keluarga.Cara kedua keluarga mengendalikan makna stressor adalah dengan penilaian pasif, kadang disebut sebagai penerimaan pasif. Pada cara kedua ini, keluarga menggunakan strategi koping kognitif kolektif dalam memandang stressor atau kebutuhan yang menimbulkan stres sebagai sesuatu yang akan selesai dengan sendirinya sepanjang waktu dan tentang hal tersebut tidak ada atau sedikit yang dapat dilakukan. Seperti yang ditekankan Boss (1988), penilaian pasif dapat menjadi strategi penurun stress yang efektif dalam jangka waktu pendek, khususnya dalam kasus saat tidak ada satu pun yang dapat dilakukan. Akan tetapai jika strategi ini digunakan secara konsisten dan sepnjang waktu, penggunaannya menghambat pemecahan masalah yang aktif da perubahan dalam keluarga serta dapat menggangu adaptasi keluarga.3)Pemecahan masalah bersamaPemecahan masalah bersama diantara anggota keluarga adalah styrategi konitif dan komunikasi keluarga yang telah diteliti secara ekstensif melalui metode penelitian laboratorium oleh kelompok peneliti keluarga (Klien, 1983; Reis, 1981; Strauss, 1968) dan dalam lingkungan alami ( Chesler & Barbari, 1987). Pemecahan masalah keluarga yang efektif meliputitujuh langkah spesifik :a)Mengidentifikasi masalahb)Mengkomunikasikan tentang masalahc)Menghasilkan solusi yang mungkind)Memutuskan satu dari solusie)Melakukan tindakanf)Memantau atau memastikan bahwa tindakan dilakukang)Mengevaluasi seluruh proses pemecahan masalahDengan memasukkan strategi pemecahan masalah ini dalam kehidupan keluarga, keluarga dipercaya dapat berfungsi secar efektif. Reiss menyebutkan keluarga yang menggunakan proses pemecahan masalah yang efektif sebagi keluarga yang peka terhadapa lingkungan. Tipe keluarga ini seperti melihat sifat masalah sebagi sesuatu dia luar sana dan tidak mencoba membuat masalah menjadi internal.4)Mendapatkan informasi dan pengetahuanKeluarga yang berbasis kognitif berespon terhadap stress dengan mencari pengetahuan informasi berkenaan dengan stressor dan kemungkinan stressor. Hal ini khususny terbukti dalam kasus masalah kesehatan berat atau yang mengancaam hidup. Dengan mendapatkan informasi yang bermamfaat, dapat meningkatkan perasaan memiliki beberapa pengendalan terhadap situasi dan mengurangi rasa takut keluarga terhadap sesuatu yang tidak diketahui dan juga mengurangi rasa takut keluarga terhadap sesuatu yang tidak diketahui serta membantu keluarega menilai stressor ( maknanya) lebih akurat dan mengambil tindakan yang diperlukan.

c.3. Strategi Komunikasi1)A.Terbuka dan jujurAnggota keluarga yang menunjukkan keterbukaan, kejujuran, pesan yang jelas dan perasaan serta afeksi yang lebih besar dibutuhkan pada masa ini. Satir mengamati bahwa komunikasi keluarga yang fungsional adalah langsung, terbuka,jujur dan jelas. Keterbukaan adalah komunikatif dalam berbagai ide dan perasaan. Pemecahan masalah kolaboratif, yang dibahas sebagai strategi koping kognitif, juga merupakan strategi koping kognitif, juga merupakan strategi komunikasi, yang memfasilitasi koping dan adaptasi keluarga.2)B. Menggunakan humor dan tawaStudi mengenai resilience menekankan bahwa humor tidak terhingga nilainya dalam mengatasi penderitaan (Walsh, 1998). Humor tidak hnya dapat menyokong semangat, humor juga dapat menyokong sistem imun seseorang dalam mendorong penyembuhan. Demikian juga bagi keluarga, rasa humor adalah sebuah aspek yang penting. Humor dapat dapat memperbaiki sikap keluarga terhadap masalah dan perawatan kesehatan serta mengurangi kecemasan dan ketegangan. Humor dan tawa dapat dipandang sebagai alat perawatan diri untuk mengatasi stress karena kemampuan tertawa dapat memberikan seseorang perasaan memiliki kekuatan terhadap situasi. Humor dan tawa dapat menyokang sikap positif dan harapan bukan perasaan tidak berdaya atau depresi dalam situasi penuh stress.

2.Strategi Koping Keluarga Eksternala.Strategi komunitasKategori ini merujuk pada upaya koping keluarga yang terus menerus, jangka panjang, dan umum bukan upaya seseorang menyesuaikan untuk mengurangi stressor khusus siapapun. Pada kasus ini, anggota keluarga ini adalah peserta aktif (sebagai anggota aktif atau posisi pimpinan) dalam klub, organisasi dan kelompok komunitas. Hubungan komunitas yang kreatif dapat dibuat untuk memnuhi kebutuhan anggota keluarga seperti meminta anggota keluarga lansia yang kurang memiliki kontak keluarga memberiakan bantuan disentra perawatan anak yang kekurangan staf (Walsh, 1998).b.Memamfaatkan sistem dukungan social1)Dukungan social keluargaDukungan social keluarga merujuk pada dukungan social yang dirasakan oleh anggota keluarga ada atau dapat diakses (dukungan social dapat atau tidak digunakan, tetapi anggota keluarga dapat menerima bahwa orang pendukung siap memberikan bantuan dan pertolongan jika jika dibutuhkan). Dukungan sosial keluarga dapat dating dari dalam dukungan social keluarga seperti dukungan pasangan atau dukungan subling atau dari luar dukungan social keluarga yaitu dukungan social berada diluar keluarga nuklir (dalam jaringan social keluarga).2)Sumber dukungan keluargaMenurut Caplan (1974) terdapat tiga sumber dukungan social umum. Sumber ini terdiri atas jaringan informalyang spontan. Dukungan terorganisasi yang tidak diarahkan oleh petugas kesehatan professional dan upaya terorganisasi oleh professional kesehatan. Dari semua ini jaringan informal (diidentifikasi diatas kelompok yang memberikan jumlah bantuan terbanyak selama masa yang dibutuhkan. Caplan (1976) menjelaskan bahwa keluarga memiliki fungsi pendukung meliputi:a)dukungan social (keluarga berfungsi sebagi pencari dan penyebar informasi mengenai dunia)b)dukungan penilaian (keluarga bertindaksebagai sistem pembimbingumpan balik, membimbing dan merantarai pemecahan masalahdan merupakan sumber sera validator identitas anggota)c)Dukungan tambahan (keluarga adalah sunber bantuan praktis dan konkret)d)Dukungan emosional (keluarga berfungsi sebagai pelabuhan istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan emosional)e)Meningkatkan moral keluargac.Dukungan spiritualBerbagai studi menunjukkan hubungan yang jelas antara kesejahteraan spiritual dan peningkatan kemampuan individu atau keluarga untuk mengatasi stress dan penyakit. Agama adalah dorongan yang kuat dan pervasif dalam membentuk keluarga (Miller, 2000). Cara koping yang berbasis spiritual bervariasi secara signifikan lintas budaya. Penelitian mengenai koping keluarga dan individu serta resilience secara konsisten menunjukkan bahwa dukungan spiritual adalah penting dalam mendukung kepercayaan keluarga sehingga mereka dapat mengatasi penderitaa